Buku Online Misi

Ajarilah Aku JalanMu Ya' Allah (Sumber : The Good Way)


  1. Pertanyaan
    1. Rasul Yohanes
    2. Rasul Petrus
    3. Rasul Paulus
  2. Pertanyaan
  3. Bahan Kajian


PERTANYAAN:

A.G. Marocco.

Dalam bukunya, "The spirit of the Islamic Religion", Afif Tabbara, seorang cendikiawan Islam menjelaskan asal mula kata Al-Islam dari kata "Salima" yang berarti:

  1. Dibebaskan dan dimerdekakan dari kesalahan-kesalahan yang terbuka atau terselubung.
  2. Perdamaian kembali dan keselamatan.
  3. Ketaatan dan penyerahan.

Pengertian rohaninya dia tidak membatasi diri kepada agama yang diproklamasikan Muhammad, anak Abdullah tetapi ia memasukkan setiap agama surgawi yang menegaskan tentang keesaan Allah.

Al-Qur'an sendiri menyaksikan kebenaran ini, dengan berkata: "Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik" (S.3 Ali Imran 67).

Seperti diketahui, Abraham hidup ribuan tahun sebelum masa Islam. Namun demikian Al-Qur'an menganggap dia sebagai seorang Muslim, karena dia percaya Allah itu esa.

Jalaleyan dalam exposisi Al-Imran 67 ini kami membaca: "Ibrahim meninggalkan diri dari semua agama lain untuk memeluk iman yang benar, percaya dalam keEsaan Allah karena ia bukan dari golongan musyrik".

Selain itu Al-Qur'an mengindikasikan bahwa kata "Islam" diterapkan juga kepada orang-orang Yahudi, pemilik Taurat, sebagai berikut: "Sesungguhnya, kami telah menurunkan Kitab Taurat berisi petunjuk dan cahaya. Dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah". (S.5 Al-Maa'idah 44).

Penafsiran Jalaleyan untuk kata "Aslamtuu" dalam hubungan ini berarti "menyerahkan diri" dalam pimpinan Allah. Hal ini berlaku juga bagi orang-orang Kristen seperti yang dikatakan Al-Qur'an: "Tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka berkatalah dia, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah. Kaum Hawariyin menjawab, "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri". (S.3 Ali Imran 52).

Para hawariyin disini adalah ke 12 murid Isa yang telah mengikuti dia sejak awal pelayanannya, hal itu terjadi sebelum masa Muhammad beberapa abad yang lampau. Walaupun demikian Al-Qur'an menyebut mereka Islam (penyerahan diri).

Allah telah menetapkan untuk kamu agama yang sama, seperti yang diwasiatkanNya kepada Nuh dan yang telah kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa: "Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya". (S.42 Asy Syuura 13).

Jadi menurut ayat ini Islam harus percaya kepada Musa dan Isa, sambil menegakkan Taurat dan Injil. Di halaman lain Al-Qur'an memerintahkan umatnya untuk mempercayai agama Ibrahim, Musa dan Isa yaitu agama Taurat dan Injil. Kami dapat membacanya dalam S.2 Al-Baqarah 136 "Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami. Kepada apa yang diturunkan pada Ibrahim, Ismail, Ishak dan Yakub dan anak cucunya. Kami beriman kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan apa yang diberikan kepada Nabi dari Tuhannya. Kami tidak beda-bedakan yang satu dari yang lain antara mereka dan kami menyerahkan diri kepada (Tuhan)". Dan S.6 Al-Anaam 89-90: "Itulah orang yang kami beri Alkitab, hikmat dan kenabian. Maka jika (keturunannya) mengingkarinya, Kami percayakan kepada kaum yang tiada mengingkarinya. Mereka itulah (nabi-nabi) yang menerima petunjuk Allah. Maka ambillah teladan akan petunjuk yang mereka terima".

"Maka berimanlah sebagian dari bani Israil dan sebagian lagi tiada beriman. Maka kami beri kekuatan kepada orang yang beriman untuk melawan musuh-musuhnya. Lalu mereka menjadi orang-orang yang menang". (S.61 Ash-Shaf 14c).

Tujuan utama dari ayat-ayat ini adalah Al-Qur'an mengakui orang-orang Yahudi sebagai pengikut Musa dan kemudian mereka yang mengikuti Al-Masih dengan menyebutnya sebagai "Muslim". Ayat-ayat ini memerintahkan Muhammad untuk dituntun oleh pengalaman mereka dan memerintahkan dia untuk memohon kepada mereka bagaimana caranya untuk meninggalkan keragu-raguan agama, seperti ada dalam (S.10 Yunus 94): "Maka jika kamu ragu tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah orang yang membaca kitab sebelum kamu. Kebenaran telah datang kepadamu dari Tuhanmu; Maka janganlah masuk golongan orang yang ragu-ragu".

Sahabatku, Anda telah mengatakan bahwa Al-Qur'an menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridohi Allah, tetapi kamu lupa bahwa Al-Qur'an sendiri menegakkan Injil dengan mengatakan dan "Hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik". (S.5 Al-Maidah 47).
"Wahai orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat". (S.4 An-Nisa 136)

Mungkin dua ayat terakhir akan mendesak anda utnuk mempertimbangkan posisi anda terhadap agama Allah dalam Injil. Sejak Al-Qur'an memerintahkan anda untuk mengikutinya, yang mana diutamakan percaya kepada Al-Masih yang bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku". (Yohanes 14:6).

"Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa yang percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati". (Yohanes 11;25).

"Dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, "Aku akan memberi kelegaan kepadamu". (Matius 11:27-28).

Sudah jelas tidak ada agama yang lebih mulia selain agama yang mengalir dari Injil yang dicintai Allah. Injil ini dikenal bukan sebagai sebuah surat yang diturunkan Allah ke bumi, tetapi melalui seseorang yang bersifat keallahan yang pada waktu yang tepat, berinkarnasi menjadi manusia untuk menyatakan kasih Allah dalam penebusan dan menyelamatkan dunia oleh anugerahNya.

Injil bersabda: "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya. Tetapi semua orang yang menerimaNya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru katanya: "Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Al-Masih. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi anak Tunggal Allah yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya". (Yohanes 1:1-18).

Rasul Paulus, seorang prajurit iman berkata:
"Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya maka Allah mengutus anakNya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak". (Galatia 4:3-5).

Agama Kristen adalah agama penebusan, tanpa penebusan itu seseorang tetap tak berdaya di bawah beban dosa, tanpa pengharapan di dunia dan dimasukkan ke api neraka.

Tetapi Allah yang maha penyayang merencanakan keselamatan manusia melalui korban kematian Al-Masih sebagai bukti dari KasihNya yang sangat luar biasa dan tidak terbatas itu.

Al-Masih mengungkapkan kasih ini dengan berkata: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". (Yohanes 3:16).

Agama Budha berkata: "Kebaikan dan keadilan/kebajikan merupakan jalan menuju Nirwana (surga) yang terbesar adalah kebaikan".

Agama Yahudi berkata: "Musa menuliskan kebenaran Hukum, barangsiapa memeliharanya akan hidup oleh hukum itu".

Agama Islam berkata: "Berat pada hari itu adalah kebenaran. Mereka yang beratnya lebih besar adalah yang sukses".

Semua ungkapan-ungkapan ini sungguh indah, tetapi semuanya mengharuskan manusia berbuat sesuatu tetapi manusia tidak sanggup melakukannya. Hal ini seperti menyuruh orang lumpuh berjalan atau orang mati untuk hidup.

Berkenan dengan kebenaran ini Raja Daud berkata dengan ilham Roh Kudus: "Tuhan memandang ke bawah dari surga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak". (Mazmur 14:2-3).

Untuk mentaati Hukum, perintah Allah yang pertama dan yang utama ialah memerintahkan manusia: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan perintah kedua ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". (Lukas 10:27).

Pengalaman mengajar kita bahwa tidak ada satu manusia pun yang sanggup memenuhi Hukum tersebut. Berdasarkan alasan inilah semua manusia yang berusaha melakukan Hukum tersebut jatuh di bawah kutukan seperti tertulis dalam Alkitab: "Karena semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat". (Galatia 3:10).

Mengenai amal kita, tentang timbangan, melalui hambanya Daud Allah bersabda: "Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin". (Mazmur 62:10).
Nabi Yesaya bersabda: "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin". (Yesaya 64:6).

Rasul Paulus berkata:
"Tidak seorangpun berakal budi, tidak seorangpun" mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak". (Roma 3:11-12).
Memang benar bahwa Hukum Taurat itu kudus dan perintahnya suci, adil dan benar, tetapi tidak dapat memberikan keselamatan total bagi manusia berdosa.
"Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" (Roma 8:3-4).

Hal inilah yang membedakan iman Kristen. Kepercayaan inilah merupakan agama penebusan yang tidak membiarkan manusia kehilangan keselamatannya. Karena Allah telah membuat perjanjian dengan manusia berdasarkan kasih karunia, apabila manusia menanggapi pengorbanan Al-Masih di kayu salib.

Karena Hukum Taurat tidak mampu membebaskan manusia dari kuasa dosa dan maut ataupun gagal untuk menyelamatkan dan menguduskan atau membuat manusia tetap dalam Kerajaan Allah. Maka Al-Masih dari surga berinkarnasi menjadi manusia untuk mempersembahkan dirinya sebagai korban penghapus dosa, menghancurkan dosa mematahkan kuasa dosa atas manusia dan menanggung hukuman ganti manusia. Dengan karya penebusan dan penggantian ini, Ia memenuhi semua tuntutan Hukum Taurat dan menggenapi nubuatan:
"Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian". (Yesaya 53: 4-6).

Mungkin anda sulit untuk menerima gagasan penebusan yang demikian karena gagasan ini berdasarkan pada kematian Al-Masih yang memalukan di kayu salib. Itulah yang menjadi persoalan sehingga sering ditolak dan diserang oleh Muslim. Tetapi bukti Al-Masih wafat oleh penyaliban itu banyak dan tidak terbantahkan. Saya sudah mengumpulkan semua fakta tentang penyaliban di dalam buku "Salib dalam Injil dan Al-Qur'an" yang bisa dipesan dari JALAN AL RAHMAT.

Di antara pengenalan akan iman dari Injil adalah ajaran-ajaran sosial yang luhur dan yang pantas bagi setiap generasi, umur, manusia, bahasa dan bangsa. Ajaran-ajaran didasarkan atas dasar "Hukum Emas" yang diletakkan oleh Al-Masih. Dia bersabda: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi". (Matius 7:12).

Ajaran ini melarang pementingan diri yang picik, kebencian, dendam, tipu daya, ketidakjujuran, penipuan dan membangun kesatuan umat manusia, kesatuan semua anggotanya dan menuntut bahwa setiap umat untuk saling memberi/mencari kesejahteraan bersama.

Ajaran singkat ini kalau dipelihara akan meniadakan dan mengakhiri perselisihan dan peperangan dan akan membuat dunia ini sebagai Firdaus kebahagiaan.

Karena ajaran-ajaran itu adalah penyulingan dari ajaran-ajaran hukum para Nabi, sebab tujuannya ialah membuat manusia saling mengasihi seperti dirinya sendiri.

Sebenarnya ajaran mulia ini, mengajarkan bagaimana kita memenuhi perintah Allah yang bersabda "Hendaklah kamu mengasihi musuhmu seperti dirimu sendiri". Rasul Paulus memberikan komentarnya: "Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat". (Roma 13: 8-10).

Dan agar supaya Al-Masih dapat menghapuskan dari jiwa-jiwa orang-orang pilihanNya segala pengaruh -pengaruh yang menghindari manusia untuk mencapai puncak kasih yang mulia ini, ia berkata kepada mereka: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudara saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna". (Matius 5: 44-48).

Kemudian prinsip-prinsip ini, di dalam transdensinya memiliki panjang, lebar, dan dalamnya mendemonstrasikan kelebihan mereka terhadap kasih dan kebajikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kasih diri sendiri yang slogannya adalah mengharapkan balas budi. Karena itu, Al-Masih mengajarkan mengasihi untuk kepentingan kasih itu sendiri dan menginginkan kesejahteraan orang lain dan berpegang teguh pada kebenaran dan kebaikan demi kebenaran dan kebaikan itu sendiri.

Murid-murid Al-Masih menjelaskan ajaran Gurunya tentang kasih dalam tafsiran yang indah sekali dan diilhami Roh Kudus, seperti:

1. Rasul Yohanes:

"Saudara-saudara yang kekasih bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barang siapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barang siapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barang siapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya". (1 Yoh 2: 7-11).

"Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan KasihNya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Al-Masih adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita.
Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam kasih inilah Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, Ia tidak sempurna di dalam kasih.

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata 'Aku mengasihi Allah' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: "Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya". (1 Yoh 4: 7-21).

2. Rasul Petrus:

"Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu". 1 Petrus 1: 22).

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab menutupi banyak sekali dosa". (1 Petrus 4: 7-8).

"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita". (2 Petrus 1:5-8)

"Dan di atas semuanya itu; kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3: 14).

3. Rasul Paulus:

"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak berdukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih itu tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. ( I Kor 13:1-8).

Inilah Kristen yang sejati. Inilah agama yang berdasarkan roh penebusan, mengampuni kesalahan 70x7 kali setiap hari.

Inilah agama Kristen, yang menonjol di antara agama-agama dunia. Karena kebaikan darah Al-Masih "Lebih berperan dibandingkan darah Habel". Darah Habel berbicara kepada Tuhan untuk balas dendam, tetapi darah Al-Masih berbicara untuk memohon pengampunan Allah atas orang-orang yang menyalibkanNya.
Kita telah membaca bahwa Al-Masih berseru di atas kayu salib "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". (Lukas 24: 34).


Pertanyaan:

Islam adalah wahyu terakhir dan adalah agama untuk semua umat manusia berlaku pada setiap waktu dan tempat, tidak seperti agama Kristen yang terbatas hanya pada kesalehan dan kehidupan biara.

Karena itu anda ditantang untuk berpikir, dan berusaha dan membandingkan antara Al-Qur'an dan apa yang anda sebut sebagai Injil.

Kami merasa bahwa Al-Qur'an itu adalah firman Allah, kiranya Dia ditinggikan, sedangkan Injil terdiri dari perkataan manusia, seperti tulisan Paulus dan Yohanes dll.

Akhirnya, saya ingin mengajak anda menuju jalan lurus karena untuk karangan kacau semacam itu (yang tak masuk akal) tak dapat lepas dari peringatan.

Anda telah berusaha berkali-kali dan untuk menarik orang-orang Muslim, tetapi anda gagal memenangkan seorangpun, sedangkan banyak orang Kristen masuk memeluk Islam.

A.A.A.
Arab Saudi

Dari ekspresi surat anda, cukup jelas bahwa anda seorang yang sangat bersemangat terhadap agama. Bagi seorang muda sangat baik sepanjang semangat ini tidak membawa dia melampaui batas-batas yang ditetapkan dalam berdialog antara seorang Muslim dan Kristen.

Apabila anda menantang kepercayaan "orang Ahli Alkitab". Dengan cara demikian anda melanggar amanat Al-Qur'an: "jangan berdebat dengan para ahli kitab melainkan dengan cara yang paling baik". (S.29 Al Ankabuut 46).

Tentu saja, semangat anda yang berlebihan telah menempatkan anda di suatu sudut di mana anda tidak dapat mengerti maksud Injil. Karena itu saya tidak terperanjat apabila anda memandang traktat-traktat yang kami kirim kepada anda sebagai sampah atau omong kosong belaka.

Saya tidak ingin masuk dalam suatu perdebatan tentang pernyataan anda bahwa Islam adalah wahyu Allah terakhir. Tetapi saya ingin menarik perhatian anda kepada masalah kebenaran yang sangat penting yaitu pernyataan anda yang menyatakan Islam telah menggantikan semua agama termasuk agama Kristen. Pernyataan anda itu bertentangan dengan Al-Qur'an yang menegaskan dan memperkuat adanya agama Taurat dan Injil.

Mungkin anda memperoleh pandangan ini dari buku yang berjudul "Guidance of Seekers, into the Origins of Religion" oleh Mawia Mohammad Takieddine Al Kashani, seorang Persia yang berkata bahwa Muhammad adalah nabi sebelum zaman ini dan agamanya telah membatalkan semua agama dan Nabi-nabi sebelumnya.

Menjawab pernyataan seperti ini, saya ingin katakan bahwa Al-Qur'an sendiri tidak menyatakan Al-Qur'an diturunkan untuk menggantikan Taurat dan Injil, juga Hadits Nabi tidak pernah berbicara dalam arah ini. Berarti pernyataan anda itu lucu dan lemah, tidak berdasar, sekedar gagasan untuk mencemooh dan membangkitkan fanatisme. Meskipun pernyataan ngawur ini tidak mengubah pengajaran Al-Qur'an tetapi paling tidak mengacaukan dan mengajarkan sesuatu yang tidak termuat di dalamnya.

Setiap orang tahu bahwa pembatalan (sesuatu menggantikan yang lain) secara khusus berlaku bagi Al-Qur'an dan terdapat dalam 2 tempat.

  1. S.2 Al Baqarah 106.
    "Ayat mana saja yang Kami nasakhkan atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya. Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ?".
  2. S.22 Al Hajj 52.
    "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi ..... melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syiatan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayatNya. Dan Allah Maha mengetahui, lagi Maha bijaksana".


Ayat-ayat itu tidak menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan untuk membatalkan Alkitab, tetapi ayat itu membatalkan ayat lain dalam Al-Qur'an itu sendiri.

Cendikiawan Al-Bardawi telah memberikan bahasan yang lengkap tentang pembatalan ini dari surat Al Haj dan menyebutkan bagaimana beberapa surat Al-Haj telah dibatalkan.

Cendikiawan yang lain juga telah memperlihatkan gejala ini seperti Yahya dan Jalal Ed Din. Mereka membahas kehidupan Nabi dari Ibnu Hisham, sampai Ibnu Ishaq. Penulis lainnya, Al-Tabari membahas masalah ini dalam penafsiran yang lebih luas.

Ibnu Hatem mendasari keterangan dari Ibnu Abbas yang menyatakan: "Tidak mungkin Ilham itu turun kepada nabi di waktu malam dan hari berikutnya dia lupa. Dan kemudian ayat itu diturunkan untuk membatalkan atau melupakan".

Begitu juga Al-Baidani, ia berkata ayat ini diturunkan ketika penyembah-penyembah berhala (kafir) atau Yahudi menuduh: "Tidakkah anda melihat bahwa Muhammad memerintahkan pengikut-pengikutnya kemudian ia berubah pikirannya dan memerintahkan kebalikannya". Jadi, kejadian dari ayat ini adalah jelas untuk menjawab keragu-raguan tentang tulisan dan keraguan orang-orang Muslim berhubungan dengan perubahan ayat dalam isi Al-Qur'an itu sendiri.

Lebih lanjut, Jalaleyn mengemukakan penafsirannya: "Nabi sedang membaca surat Al-Najm di hadapan sebuah sidang. Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al-Uzza dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian". (S.53 An Najm 19-20).

Setan telah memasukkan ucapannya pada titah nabi tanpa disadarinya. Semua makhluk surgawi tersebut kelihatan muda rupawan, kami berharap mereka akan memohon pengampunan bagi kami. Ini membuat mereka bahagia. Tetapi Jibril memberitahukan kepada Nabi bahwa Setan telah menggunakan lidahnya. Ia menyesal dan berusaha menghibur mereka dengan ayat-ayat. Tetapi Allah telah membatalkan apa yang telah setan buat dst. Menurut Al-Sayauti, pembatalan merupakan sesuatu yang khas bagi bangsa ini, yaitu Islam.
Kesimpulan yang kami tarik dari penjelasan-penjelasan yang dibuat oleh para ahli itu pernyataan Al-Qur'an menggantikan Injil atau Islam menggantikan agama lain tidak beralasan.

Dalam bukunya "Revealing the Truth" Al-Hajj Rahmat Allah Al-Hindi berkata, "Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat dibatalkan oleh adanya Zabur dan Zabur dibatalkan ketika Injil hadir dan Injil dibatalkan Al-Qur'an tidak memiliki alasan baik dalam Al-Qur'an maupun Hadits".

Sungguh benar ucapan ahli ini, Al-Qur'an itu bertentangan dengan penganjur "pembatalan" dan menolak klaim mereka. Al-Qur'an berkata: "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya". (S.42 Asy Syuura 13).
Dengan demikian anda melihat, sahabatku, bahwa anda sedang menyerang agama Islam sendiri dengan menyatakan agama surgawi sebelum Islam telah dibatalkan.
Disamping itu dapatkah anda menjelaskan kepada saya bagaimana menikmati apa yang kamu percaya pada isi Al-Qur'an, kemudian membuat suatu pernyataan yang tidak berdasarkan fakta kebenaran?

Apakah anda sudah lupa, bahwa Al-Qur'an memanggil anda bersama setiap orang Arab untuk berpedoman kepada ajaran-ajaran Ahli Alkitab, karena Al-Qur'an berkata: "Allah hendak menerangkan hukum, syariatNya kepadamu dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan hendak menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana". (S.4 An Nisaa 26).

Sebaliknya, anda seharusnya bertanya dapatkah agamaku menggantikan selama Al-Qura menyuruh Muhammad sendiri mengikuti petunjuk Alkitab, ketika Al-Qur'an berkata: "Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab, hikmat dan kenabian. Jika orang-orang itu mengingkarinya maka Kami akan serahkan kepada kaum yang tidak mengingkarinya.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuknya". (S.6 Al An'aam 89-90).

Sebaliknya anda seharusnya bertanya bagaimana mungkin agamaku digantikan agama lain selama Al-Qur'an menganjurkan Muhammad supaya ia meminta pertolongan orang-orang sebelumnya apabila ia ada dalam keragu-raguan, seperti Al-Qur'an berkata: "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu". (S.10 Yunus 94a).

Coba ceritakan bagaimana mungkin agama Islam menggantikan agama sebelumnya, sebab Al-Qur'an justru menyuruh kita untuk meneguhkan pemberitaan Injil. Al-Qur'an menulis: "Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang fasik". (S.5 Al Maaidah 47).

Salah satu keistimewaan yang dapat membedakan Alkitab adalah kenyataan ajaran pada surat-suratnya menunjukkan suatu harmoni dan bergerak menuju satu arah yaitu tentang pernyataan maksud Allah. Bagi manusia hal itu tidak ada dan tidak perlu adanya pembatalan ataupun suatu pemeriksaan pembatalan di antara ajaran-ajarannya.

Kitab Allah adalah Kitab untuk semua generasi dan segala zaman. Dan agama yang diabadikan merupakan agama Allah dari kekal sampai kekal dan di dalamnya ada pernyataan surgawi.
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu". (Matius 24: 35).
Dan bukankah Al-Qur'an sendiri berkata dalam S.6 Al An'aam 34b "Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah". Dan dalam S.10 Yunus 64 "Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah". Dan dalam S.15 Al Hijr 9 "Sesungguhnya kami yang menurunkan Alkitab dan kami pulalah yang memeliharanya". Dalam S.16 An Nahl 43 kita dapat juga membaca: "Bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui".
Ayat-ayat ini membuat kita bertanya: Seandainya sekelompok Muslim yang saleh dan yang setia menerapkan Al-Qur'an dan pergi kepada Ahli-ahli Alkitab untuk bertanya mengenai berbagai masalah rohani yang belum mereka ketahui.

Dalam perjalanan mereka bertemu dengan kelompok lain yang menuntut "pembatalan". Mereka bercerita "Kami akan pergi kepada ahli-ahli Alkitab untuk menanyakan perihal yang tidak kami ketahui".

Saya meragukan apakah kelompok lain, yang menantang berani membalas: "Jangan pergi, karena Alkitab mereka telah dibatalkan".

Dan seandainya meeka berani melarang, apa jadinya kedudukan mereka yang saleh itu? Apakah mereka akan mempercayai kelompok yang lain tersebut atau mempercayai Al-Qur'an yang berkata: "Tanyalah para ahli Alkitab apabila kamu ada dalam keragu-raguan".

Tentu saja, kalau mereka menerima tuntutan kelompok pembatalan tersebut akan menimbulkan suatu pengakuan kepada pihak mereka bahwa Allah telah gagal memelihara janjinya yang berkata: "kami menurunkan Alkitab dan kami akan menjaganya (memelihara)".

Saya tidak akan menyalahkan anda apabila anda menganggap bahwa kekristenan adalah agama penyembahan dan kepercayaan yang berkaitan dengan biara. Ungkapan ini menunjukkan pengetahuan anda tentang kekristenan masih terbatas.

Untuk kepercayaan yang berhubungan dengan biara ini bukanlah pokok yang penting dari Injil, tetapi tumbuh sebagai usaha manusia dan saya tidak dapat memberikan penjelasan karena keterbatasan ruangan ini.

Nah kalau begitu apa yang akan saudara katakan, jika saya mengambil usaha dari beberapa kelompok Islam Moderat yang tidak terlalu berpegang penuh kepada Al-Qur'an untuk menyerang dan mengkritik Islam sendiri?

Apakah wajar? silahkan jawab sendiri. Sebagaimana pernyataan yang anda kemukakan bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah sedangkan Injil terdiri dari perkataan-perkataan manusia seperti Paulus dan Yohanes. Ungkapan menunjukkan bahwa pengetahuan anda tentang kekristenan masih kurang.

Cobalah mengerti sahabatku bahwa inti ajaran Injil bukanlah perkataan yang ditulis Paulus atau Yohanes. Bukanlah pula perkataan yang diilhamkan langsung oleh malaikat Jibril dan kemudian ditulis oleh manusia.
Tetapi Injil adalah seorang pribadi Ilahi yang menjadi manusia seutuhnya dalam kegenapan waktu untuk menyatakan bahwa Allah itu kasih. Selanjutnya, perwujudan kasih inilah Dia mengerjakan penebusan untuk menyelamatkan dunia melalui kasih karunia.

Sambil menanti penerimaan isyarat yang ramah dari anda, kami mengucapkan kiranya kebaikan dan damai sejahtera Allah beserta anda. Kami berdoa khusus bagi anda kiranya kasih anda akan bertumbuh, mungkin kasih ini akan membuat anda untuk lebih menerima dan percaya kepada kami. Mungkin kasih ini akan membuat anda menyelidiki kebenaran secara lebih teliti dan cerdas. Kemudian anda akan menguji semuanya dan memegang kebenaran yang sempurna.


Bahan Kajian

  1. Apakah arti lain dari kata Islam?
  2. Mengapa Al-Qur'an menyebut Ibrahim seorang Muslim, meskipun Islam belum berdiri pada saat itu?
  3. Mengapa orang Yahudi dan Nasrani juga disebut orang-orang Muslim?
  4. Bagaimana pandangan Muhammad tentang wahyu Allah yang disampaikan kepada Musa dan Al-Masih?
  5. Ayat-ayat Al-Qur'an manakah yang menganjurkan seorang Muslim untuk menerima, membaca dan memperhatikan Taurat dan Injil?
  6. Tuliskan tiga buah ucapan Al-Masih yang anda rasakan paling penting bagi diri anda!
  7. Ayay-ayat Al-Qur'an manakah dalam Injil yang menyatakan bahwa Al-Masih adalah inkarnasi dari Firman Allah!
  8. Bagaimanakah Paulus menyaksikan inkarnasi Al-Masih itu?
  9. Apakah inti dan ajaran utama dari agama Kristen?
  10. Bagaimanakah pengertian anda tentang ayat Yohanes 3:16?
  11. Prinsip-prinsip apakah yang utama dari agama-agama dunia lainnya?
  12. Apa kata Alkitab tentang amal manusia?
  13. Apa dua perintah Allah yang terpenting dalam kitab Taurat?
  14. Bagaimanakah Hukum Taurat menghakimi manusia?
  15. Mengapa Hukum Taurat tidak dapat memberikan keselamatan kepada manusia?
  16. Bagaimanakah sikap Al-Masih terhadap Hukum Taurat dan bagaimana ia menggenapi Hukum Taurat di dalam hidupnya?
  17. Apakah artinya "anugerah" dalam hubungannya dengan Hukum Taurat yang terdapat dalam pengajaran Injil?
  18. Bagaimana pengertian anda tentang nubuatan "Anak Domba Allah" yang terdapat dalam kitab Yesaya?
  19. Tulislah kalimat "Hukum Emas" ("Golden Rule") dan jelaskan artinya!
  20. Apa artinya menggenapi hukum Taurat?
  21. Bagaimana Al-Masih menjelaskan tentang kasih seorang musuh kepada murid-murid-Nya?
  22. Tuliskanlah ayat-ayat yang paling berkesan bagi anda dari Rasul Yohanes?
  23. Nasehat apakah yang Rasul Paulus berikan kepada kita yang paling sesuai saat ini?
  24. Apa yang telah anda pelajari dari 1 Korintus 13:1-8 tentang hal Kasih?
  25. Apakah perbedaan antara jeritan darah Habil dan darah Al-Masih?
  26. Bagaimana pengertian anda tentang ayat Al-Qur'an "Janganlah berdebat dengan Ahli Alkitab"?
  27. Bagaimanakah bunyi pernyataan bahwa Islam telah membatalkan Hukum Kristen justru merupakan serangan terhadap diri sendiri?
  28. Apa sumber gagasan tentang pembatalan ini?
  29. Kedua kasus pembatalan apakah yang dapat diterapkan pada Al-Qur'an?
  30. Bagaimana ahli-ahli Islam menjelaskan dan mempertahankan pendapat tentang pembatalan dalam Al-Qur'an?
  31. Bagaimana Al-Qur'an memberikan bukti ketidakmungkinan pembatalan wahyu terdahulu dan menetapkan hukum-hukum sebelumnya.
  32. Apabila seorang Muslim ada dalam keragu-raguan terhadap sesuatu dalam Al-Qur'an, ayat manakah yang membimbing dia untuk bertanya kepada orang Nasrani untuk diajarkan dan diarahkan.
  33. Siapakah yang "fasik" menurut S.5 Al Maa-Idah 47?
  34. Apakah yang Al-Masih katakan tentang kekekalan ucapan-ucapannya meskipun bumi dan langit akan berlalu?

Alkitab Di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata

Pengantar Alkitab Di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata

Alkitab Di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata

PRAKATA

Alkitab ditulis atas ilham Tuhan Yang Maha Esa. Proses penulisan Firman Tuhan itu melintasi jangka waktu seribu tahun dalam sejarah dunia, yakni antara tiga ribu tahun dengan dua ribu tahun yang lalu. Bahasa-bahasa asli yang dipakai di dalam Alkitab adalah bahasa Ibrani, bahasa Arami, dan bahasa Yunani. Sebagian besar dari isinya mula-mula ditulis di daerah Palestina, di Timur Tengah.

Walau pada permulaannya Alkitab begitu dibatasi pada tempat, waktu, dan bahasa tertentu, namun pada zaman sekarang -- sesuai dengan judul seri buku ini sudah ada Alkitab di Seluruh Dunia.

Bagaimana sampai terjadi demikian?

Siapakah yang menyalin Alkitab dengan tulisan tangan, sehingga walau naskah-naskah aslinya sudah lama musnah menjadi debu, namun isi Kitab Suci itu masih utuh dan tetap dapat dibaca hingga kini?

Siapakah yang memperbanyak Alkitab, setelah seni cetak ditemukan, sehingga orang-orang biasa di mana-mana dapat mempunyai Firman Tuhan?

Siapakah yang mengedarkan Alkitab sampai ke setiap pelosok dunia ini, walau tugas itu amat sukar, bahkan kadang-kadang sangat berbahaya?

Siapakah yang menenjermahkan Alkitab dari bahasa-bahasa aslinya, sehingga pada masa kini kebanyakan umat manusia dapat membaca Firman Allah dalam kata-kata yang mudah dipahami?

Kisah-kisah nyata dalam seribu buku ini memberi berbagai macam jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sesuai dengan judulnya, dalam tiap jilid seri buku Alkitab di Seluruh Dunia ini terdapat 48 Kisah Nyata. Boleh dikatakan bahwa semua cerita ini memaparkan riwayat hidup Alkitab sendiri penyalinannya, pencetakannya, penerjemahannya, pengedarannya, pemberitaannya, serta pengaruhnya dalam kehidupan umat manusia.

Namun pada hakikatnya judul seri buku ini lebih merupakan harapan daripada kenyataan yang telah terwujud. Memang boleh dikatakan sudah ada Alkitab di Seluruh Dunia. Namun masih ada juga bangsa-bangsa tertentu yang belum dapat membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Misalnya, di Kalimantan dan di Irian Jaya, masih ada banyak suku yang belum mempunyai Firman Tuhan dalam bahasa ibu mereka.

Di samping itu, ada juga banyak orang di seluruh dunia yang belum pernah membaca Alkitab ataupun mendengar penjelasan isinya. Mengapa? Oleh karena belum pernah ada orang yang memberitakan Firman Allah itu kepada mereka. Atau belum pernah ada orang yang menjelaskan isinya dengan cara yang dapat mereka pahami dan terima.

Semoga para pencinta Firman Tuhan di mana-mana akan mendapat semangat baru setelah membaca seri buku ini. Semoga teladan orang- orang lain yang telah menjunjung tinggi Alkitab sepanjang abad itu akan mendorong umat Allah masa kini untuk lebih rajin lagi menerjemahkan, memperbanyak, mengedarkan, memberitakan, dan menerapkan Firman Allah. Semoga akan tiba waktunya bila benar-benar terwujud harapan yang terungkap dalam judul seri buku ini. Semoga kelak benar-benar ada Alkitab di Seluruh Dunia!

Penyadur



"Peganglah Ini T'rus!" (Amerika Serikat, abad ke-20)

Jimmy duduk di depan, di sisi ayahnya yang sedang menyetir mobil. "hati-hati, Jimmy," kata Ayah, "kau harus bantu Ayah lihat t'rus pada mobil Paman John yang di depan sana. Kita akan mengikuti jejaknya dari North Carolina sampai ke Indiana. Khususnya perhatikan kalau ada mobil lain yang menyelinap masuk, atau kalau mobil kita harus berhenti di stopan."

Si Jimmy senang dapat membantu ayahnya. Sudah berminggu-minggu lamanya ia mengharapkan saat keberangkatan mereka. Jimmy dengan kedua orang tuanya menaiki mobil yang satu, sedangkan Paman John dengan tiga anggota gereja menaiki mobil yang satunya lagi. Mereka akan menghadiri suatu pekan persekutuan gereja di negara bagian Indiana. Wah, betapa senangnya bepergian bersama-sama!

Tetapi pada hari pertama dalam perjalanan mereka, pada waktu sinar matahari terasa paling terik, kira-kira jam satu siang salah satu ban mobil Ayah bocor. Ayah membunyikan klakson dua kali panjang, sekali pendek, dan sekali lagi panjang. Itulah aba-aba yang telah disetujui, agar mereka di mobil yang di depan dapat segera mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan mobil yang dibelakang.

Mobil Paman John mundur pela-pelan sampai ke tempat di mana Ayah sibuk bekerja. Ia sudah mengeluarkan ban serep dan dongkrak.

"Wah, kurang mujur!" kata Paman John.

"Yah, tapi mujur juga. Terjadinya persis di sini, dibawah naungan pohon besar," balas Ayah.

Kedua bapak itu mulai bekerja sama, agar dapat lebih cepat selesai. Si Jimmy dan ibunya dan para penumpang lainnya itu menunggu di tempat yang teduh.

"Nah! Sekarang beres," kata Paman John. "Dan sekarang aku haus." Ia melihat sekeliling. Agak jauh dari jalan, kelihatan sebuah rumah kecil. Di serambi mukanya duduk seorang perempuan tua; kulitnya hitam legam dan rambutnya putih bersih. Ia duduk dengan memangku sebuah buku besar.

Paman John menunjuk ke arah perempuan tua itu. "Hei Jimmy, coba kau lari ke sana dan minta air minum," suruhnya.

Setelah si Jimmy sampai ke undak-undakan rumah, ia pun naik ke serambi. Perempuan tua itu berpaling ke arahnya tetapi tidak berkata sepatah kata pun. "Tolong, Ibu," kata Jimmy, "kami harus ganti ban yang bocor; kami semua haus. Boleh kami minta air minum di sini?"

Perempuan tua itu tersenyum. "Air minum? Wah, ada mata air yang airnya paling manis sana, di hutan, di belakang bukit kecil. Ini, Nak peganglah ini t'rus dan kau akan sampai ke sana!" Seraya menjelaskannya, perempuan tua itu meletakkan tangannya pada seutas tali kuat yang diikatkan pada tiang serambi muka. Kelihatannya tali itu terbentang di sepanjang halaman, lalu menghilang di belakang rumah.

Jimmy mengucapkan terima kasih. Lalu dengan sedikit ragu-ragu ia mulai memegang tali itu. Terus ia mengikutnya, . . . menyeberang halaman rumah, . . . masuk hutan, . . . terus mengikuti tali sampai di belakang sebuah bukit kecil. Di situ ia memang menemukan sebuah mata air. Dan benar juga, airnya manis sekali, lagi sangat dingin.

Setelah minum, Jimmy lalu kembali ke pinggir jalan dan menunjukkan tempatnya kepada orang lain. Mereka pun pergi ke sana dan minum sampai puas.

"Aku akan ke rumah ibu tua itu bersama kamu," kata Ayah kepada Jimmy. "Aku ingin menanyakan petunjuk jalan. Dan kita harus berterima kasih sekali lagi kepada ibu tua itu atas air minumnya."

Pelan-pelan mereka berdua berjalan melalui hutan kecil, lalu menyeberangi halaman rumah. "Sudah jelas orang yang tinggal di sini suka bunga," kata Ayah. "Belum pernah aku mencium sekian banyak bau wangi."

Pada saat mereka mendekati serambi muka, perempuan itu masih tetap duduk di sana. Tetapi ia tidak menoleh ke arah mereka. Rupa-rupanya matanya ditujukan ke depan, bukan arah buku besar yang sedang dipangkunya. Namun jari-jarinya bergerak dengan sangat cepat di atas halaman-halaman buku besar itu.

"Wah, dia orang buta!" Ayah berbisik kepada Jimmy. "itulah sebabnya ada tali: Untuk membimbing dia sampai ke mata air. Dan itulah sebabnya pula ia suka menanam bunga. ia tidak dapat melihatnya, namun ia dapat menikmati bau wanginya.

Rupanya pendengaran perempuan tua itu masih tajam, walau matanya buta. Ia mendengar suara bisikan itu, lalu ia berpaling ke arah Jimmy dan ayahnya. "Bagaimana Nak? Kau menemukan mata air itu? Segar rasanya pada hari yang panas terik seperti hari ini, ya?

"Memang segar, ibu, "jawab Jimmy dengan sopan. "Dan enak sekali!"

Lalu Ayah turut berbicara. "Kami berhutang budi kepada Ibu," katanya. Sejenak kemudian ia pun menambahkan: "Adakah apa-apa yang dapat kami kerjakan untuk Ibu, sebelum kami meneruskan perjalanan?"

Perempuan tua itu tersenyum. "O tidak, pak, terima kasih. Tidak usah. Kalian dapat melihat sendiri, mataku ini sudah rusak. Sejak kecil, malah. Tapi aku tidak perlu bantuan. Tidak usah!" Dan ia tertawa riang.

"Pasti ibu tidak tinggal sendirian di sini!" cetus Ayah.

"Sendirian! Dan aku suka tinggal di sini!" jawab perempuan tua itu sambil tertawa lagi. "Putraku, dia yang pasang tali-tali untukku. Tali ini, sampai ke mata air. Tali sana, sampai ke kandang ayam. Tali lain lagi, sampai ke pohon buah. Dan ada juga tali, sampai ke kebun sayur. Kalau di dalam rumah, tidak usah pakai tali segala, sebab aku dapat meraba-raba dan berjalan-jalan ke mana-mana."

Sekali lagi ia tersenyum ke arah Jimmy dan ayahnya, walau ia tidak dapat melihat mereka. "Aku hanya pegang tali-taliku t'rus," katanya lagi. Lalu ia pun mengangkat buku besar yang ada di pangkuannya itu. "Kalian tahu, ini apa?"

"Aku tahu itu sebuah buku Braille, yang dicetak dengan huruf-huruf timbul yang dapat diraba oleh jari-jari," jawab Ayah. "Dan kalau tidak salah, buku itu Alkitab."

"Betul! Betul!" kata perempuan berkulit hitam itu dengan nada suara yang gembira. "Nah, dengarlah, kalian, pada nasihat seorang yang sudah tua: Tadi kalian memegang taliku t'rus dan kalian sampai ke mata air. Nah, peganglah Alkitab ini t'rus, dan kalian akan sampai ke surga!"

"Benar, Ibu," kata Ayah.

Prempuan tua itu meletakkan tangannya yang berkeriput itu pada tali yang menuju mata air. "Peganglah ini t'rus mendapat air minum," katanya. Lalu ia menjamah tali yang menuju ke kebun. "Peganglah ini t'rus, mendapat makanan." Kemudian dengan penuh rasa kasih dan khidmat ia meletakkan tangannya pada Alkitabnya yang besar. "Peganglah ini t'rus, mendapat Tuhan Allah. Dan inilah taliku yang paling penting!"

"Benar," kata Ayah lagi. "Ibu, kalau aku, aku tidak usah memegang tali-tali seperti Ibu. Namun aku berusaha terus memegang ajaran-ajaran Alkitab. Sama halnya dengan anakku ini, juga sama dengan yang lainnya yang sedang bepergian bersama-sama dengan kami."

"Bagus! Bagus!" kata perempuan tua itu sambil tersenyum lebih lebar lagi.

Ayah Jimmy masih mengobrol sebentar lagi dengan perempuan tua itu. Lalu Paman John membunyikan klakson dari pinggir jalan, dan mereka harus pergi. Ternyata Ayah sama sekali lupa menanyakan petunjuk jalan.

Perempuan tua itu berdiri di serambi mukanya pada saat mereka berpamitan. Wajahnya dipalingkan ke arah bunyi derap kaki mereka. Ia menunggu sampai ia mendengar kedua mesin mobil itu dihidupkan kembali, lalu ia pun berseru lagi dengan suara keras: "Peganglah ini t'rus, hai kalian! Yah, selalu peganglah ini t'rus!" dan dengan kedua belah tangannya ia mengangkat Alkitabnya yang besar itu.

Si Jimmy menoleh kepada ayahnya; mukanya memeperlihatkan rasa heran. "Rupanya ia tidak sedih, Ayah walau matanya buta," kata Jimmy.

"Memang ia tidak sedih, Jimmy," Ayah menyetujui. "Ia sudah belajar sesuatu yang sering dilalaikan orang-orang lain yang punya mata tajam, Ibu tadi sudah tahu, kita harus berpegang terus pada apa yang paling penting."

Kedua mobil itu terus melaju naik bukit, turun ke lembah. Dan dengan irama ban-bannya yang berputar-putar terus, si Jimmy seolah-olah dapat mendengar lagi seruan perempuan tua yang berkulit hitam itu:

"Peganglah itu t'rus, hai kalian! Yah, selalu peganglah ini t'rus!"

TAMAT

Alkitab Bagi Raja Dan Rakyat (Inggris dan Wales, 1536 - 1804 M.)

Raja Henry VIII merasa pusing. Yang memusingkan pikiran sang raja Inggris ialah, pembicaraan penasihatnya yang terpercaya, Thomas Cromwell. Cromwell lagi-lagi berbicara mengenai keperluan adanya satu versi Alkitab bahasa Inggris yang pada umumnya diakui.

"Terlalu banyak perselisihan pendapat tentang Alkitab, hai Baginda yang mulia," kata Cromwell. "Sebagian orang ingin memakai terjemahan William Tyndale, yang dulu pernah dilarang. Sebagian lagi lebih suka versi Thomas Mattew. Yang lain lagi berpendapat bahwa terjemahan baru hasil karya Miles Coverdale adalah versi yang paling bagus. Sebaiknya Baginda sendiri yang memutuskan, edisi manakah harus dipakai. Lalu Baginda dapat bertitah supaya Alkitab versi itulah yang dicetak, agar dapat ditempatkan di dalam setiap gereja di seluruh Kerajaan Inggris."

Cukup panjang pembicaraan Thomas Cromwell itu! Lalu ia mohon diri, karena ia sadar bahwa sang raja sudah mulai pusing. Pada masa itu, empat setengah abad yang lalu, seorang penasihat raja tidak berani membangkitkan murka tuannya!

Selama beberapa minggu Raja Henry memikirkan nasihat Cromwell. Sambil mengusap-usap jenggotnya, ia bergumam: "Usul yang baik . . . aku akan melakukannya. Sekarang akulah kepala gereja di Inggris, dan bukan sri paus yang bertakhta di kota Roma. Jadi, akulah yang berhak memutuskan agar ada satu versi Alkitab bahasa Inggris yang diakui oleh umum.

Dengan suara keras sang raja berseru: "Panggil Thomas Cromwell!"

Ketika Cromwell masuk dan menghadap, Raja Henry memberi isyarat dengan tangannya. "Suruh orang mencetak Alkitab bahasa Inggris edisi baru!" katanya, seolah-olah dia sendiri yang menemukan gagasan baru itu.

"Baik, Baginda," kata Thomas Cromwell sambil tersenyum.

Tidak lama kemudian, Cromwell berunding dengan Miles Coverdale, orang yang mula-mula berhasil menerbitkan seluruh Alkitab dalam bahasa Inggris. Sebagian besar versi itu adalah hasil karya William Tyndale almarhum (lihat pasal 1 dalam buku ini); sisanya, hasil karya orang-orang lain, termasuk Coverdale sendiri.

"Maukah engkau menyiapkan versi baru itu?" tanya Thomas Cromwell kepada Miles Coverdale.

Coverdale rela saja melakukannya. Ia dapat memanfaatkan terjemahan gabungan yang sudah menjadi miliknya itu.

"Sebaiknya dicetak di Paris, ibu kota Perancis," Cromwell mengusulkan. "Di sana ada bengkel percetakan yang paling baik. Dan percayalah, Raja Henry tidak akan puas kecuali ada hasil yang paling baik!"

Maka Miles Coverdale mulai bekerja. Bila satu bagian naskahnya sudah siap, ia menyerahkannya kepada tukang-tukang cetak cetak di kota Paris. Dan bila naskah yang diserahkan itu sedang dicetak, bagian berikutnya sedang dizet. Rupanya tidak lama kemudian, seluruh Alkitab edisi baru pesanan sang raja itu akan selesai. Bahkan beberapa halamannya sudah dikirim ke negeri Inggris.

Tiba-tiba Thomas Cromwell menjadi gelisah. Di benua Eropa ada bahaya. Ada orang-orang tertentu yang tidak menginginkan rakyat jelata dapat membaca Alkitab. Jangan-jangan ada gerombolan musuh yang menyerbu bengkel percetakan di kota Paris! Boleh jadi mereka akan memusnahkan alat-alat percetakan, tumpukan-tumpukan kertas, beberapa halaman yang sudah jadi, dan naskah terjemahannya!

Memang sebagian dari halaman yang sudah jadi itu kemudian dirampas oleh musuh, dan dijual begitu saja kepada seorang tukang pembuat topi. Maka Thomas Cromwell memutuskan, sebaiknya seluruh proyek penerbitan sang raja itu dipindahkan ke negeri Inggris. " Di negeri sendiri kita tidak akan diganggu!" katanya.

Lalu Miles Coverdale disuruh memindahkan segala-galanya ke negeri Inggris: alat-alat percetakan kertas, bahkan tukang-tukang cetak juga. Dan pekerjaan itu pun diteruskan.

Akhirnya pada tahun 1539 seluruh Alkitab itu selesai dicetak. Ukuran halamannya sangat besar, sehingga versi itu segera diberi julukan: "Alkitab Agung."

"Nah, kalau sudah dicetak, pasti harus dibaca!" kata Raja Henry VIII. Ia mengeluarkan suatu titah supaya Alkitab Agung itu dibacakan di setiap gereja. Ia juga memerintahkan supaya di setiap gereja besar disediakan tiga atau empat buah meja khusus dengan sebuah Alkitab Agung di atasnya masing-masing, dan supaya meja-meja itu diletakkan di tempat yang berbeda-beda di dalam gereja. Jadi, siapa saja boleh masuk ke dalam gereja dan membaca sendiri isi Alkitab.

Titah sang raja pasti dilaksanakan dengan segera oleh rakyat. Tidak lama kemudian, di seluruh Kerajaan Inggris orang-orang saleh yang memasuki gereja atau katerdal mana saja, pasti menemukan di situ beberapa meja. Dan di atas setiap meja itu diletakkan sebuah eksemplar Alkitab Agung yang indah. Setiap Alkitab yang berukuran besar itu dirantaikan pada meja, sehingga tak mungkin dibawa pulang.

Empat setengah abad yang lalu, hanya sedikit saja orang yang mempunyai buku. Juga, hanya sedikit orang yang pandai membaca. Dan orang yang pandai membaca, biasanya suka membaca dengan bersuara.

Coba andaikan ada seorang saudagar yang berhenti di depan Alkitab Agung di sebuah gereja. Ia membolakbalikkan halaman demi halaman sampai ia menemukan sesuatu yang menarik. Lalu ia berdiri di situ sambil membaca dengan suara keras. Orang-orang lain yang berdiri di sekelilingnya mendengarkan dengan penuh perhatian, apalagi jika mereka sendiri kurang pandai membaca.

Beberapa waktu kemudian, saudagar itu pun pergi. Lalu ada seorang sarjana yang kemungkinan memasuki gereja. Ia juga membolakbalikkan halaman demi halaman yang besar itu, dan segera mulai membaca dengan bersuara.

Mungkin juga menyusul seorang mahasiswa, atau seorang anak bangsawan, ataupun seorang pegawai toko. Mereka masing-masing dengan senang hati membuka Alkitab dan membaca isinya. Mungkin di antara mereka itu ada yang membaca dengan suara yang lebih nyaring, dengan harapan akan dikagumi orang lain: "Ah! Orang itu sungguh pandai membaca!" Mungkin si pembaca Alkitab bahkan tidak menghiraukan waktu, bahwa saat itu kebaktian umum di gereja sudah dimulai.

Maka timbullah kekacauan besar di dalam gereja-gereja di seluruh Kerajaan Inggris. Orang-orang Inggris begitu asyik membaca Firman Allah, sehingga mereka tidak lagi memperhatikan apakah gereja itu sedang dipakai untuk beribadah atau tidak. Mungkin di tengah-tengah khotbah terdengar suara melengkung dari arah belakang ruang kebaktian, karena seseorang sedang membaca salah satu pasal Kitab Mazmur. Menyusullah suara kedua di sebelah kiri dengan sangat nyaring membaca Sepuluh Hukum Allah, sedangkan suara ketiga di sebelah kanan menyerukan Ucapan Bahagia Tuhan Yesus. Tentu saja bagi para anggota jemaat amat sulit mengikuti khotbah dalam keadaan seperti itu!

Maka sang raja harus mengeluarkan suatu peraturan baru: "Dilarang membaca bersuara keras jika ada upacara kebaktian yang sedang berlangsung." Tetapi di luar jam-jam ibadah itu, siapa saja boleh memasuki gereja dan membaca Alkitab Agung.

Pasti Raja Henry VIII senang atas keberhasilan tindakannya itu. Namun di Kerajaan Inggris masih banyak orang yang belum sempat mengetahui isi Alkitab. Di antara mereka itu ada yang kekurangan waktu, sehingga mereka tidak sempat membeli sebuah Alkitab untuk dibaca sendiri di rumah.

Rakyat biasa negeri Inggris harus menunggu dua setengah abad lagi, barulah mereka dapat membaca Alkitab dengan mudah sama seperti sang raja dan para bangsawan serta kaum cerdik pandai. Bahkan tindakan seorang raja yang memungkinkan mereka mempunyai Alkitab sendiri. Malah yang bertindak seorang anak perempuan dari rakyat biasa di Wales, salah satu daerah kecil dari Kerajaan Inggris Raya.

Menjelang permulaan tahun 1800an, Mary Jones baru berumur sepuluh tahun, namun ia sudah mempunyai dua cita-cita besar:

"Aku ingin belajar membaca!" kata si Mary. "Dan aku ingin punya sebuah Alkitab sendiri."

"Cuma orang kaya saja yang punya Alkitab," jawab ayahnya. "Dan kalau membaca, Ayah sendiri belum pernah belajar."

Ayah Mary Jones adalah seorang penenun kain. Walau ia tidak dapat membaca, namun ia seorang pembawa cerita yang pandai. Di gereja ia mendengarkan baik-baik waktu Firman Tuhan dibacakan dalam bahasanya sendiri, yaitu bahasa Wales. Lalu ia suka menceritakannya kembali kepada si Mary. Kisah nyata dari Alkitab itu adalah cerita kesayangan Mary Jones sejak kecil.

Pada waktu si Mary berumur sepuluh tahun, salah satu citanya itu mulai menjadi kenyataan. Sebuah sekolah dibuka, hanya tiga kilometer jauhnya dari tempat tinggalnya. Si Mary merasa tidak apa-apa setiap hari berjalan enam kilometer di lorong-lorong pegunungan, asal saja ia dapat belajar membaca.

Ada seorang tetangga keluarga Jones yang cukup kaya; ia mempunyai sebuah Alkitab. Istrinya mengajak si Mary main ke rumah mereka, agar ia dapat membaca Firman Tuhan. Semakin banyak ia membaca, semakin besar kerinduan hatinya untuk mempunyai sebuah Alkitab sendiri.

Untuk mewujudkan keinginannya, Mary Jones mulai memelihara ayam. Sedikit demi sedikit tabungannya menjadi berat. Namun ia harus menunggu selama enam tahun, baru uang simpanannya itu cukup untuk membeli sebuah Alkitab.

Di desa tempat tinggal Mary Jones tidak ada toko buku. Seseorang memberitahu dia, "Aku mendengar bahwa di desa Bala, Pdt. Charles suka menjual Alkitab. Tetapi jaraknya empat puluh kilometer dari sini. Apa lagi, jalannya menanjak!"

Tidak mengapa. Si Mary toh sudah bekerja dan sudah menabung selama enam tahun. Ia tidak akan melewatkan kesempatan ini, hanya oleh karena ia harus berjalan lagi empat puluh kilometer pulang ke rumahnya. Ia hanya memiliki sepasang sepatu saja, jadi sambil berjalan ia menjinjing sepatu itu agar tidak terlalu cepat menjadi usang.

Dengan kaki telanjang Mary Jones berjalan empat puluh kilometer di jalan yang menanjak. Di pinggir desa Bala, baru ia mengenakan lagi sepatunya: Tentu saja ia harus berpakaian rapi dan sopan pada saat menghadap sang pendeta untuk membeli sebuah Alkitab!

Tetapi pendeta itu memberi kabar yang sangat mengecewakan: "Alkitab berbahasa Wales itu hanya ada sisa tiga buah saja, dan ketiga-tiganya sudah dijanjikan kepada orang lain. Aku kurang tahu kapan akan ada lagi persediaan Alkitab."

Sampai saat itu Mary Jones sangat tabah. Tetapi ketika mendengar kabar yang demikian, ia langsung duduk dan menangis.

Pdt. Charles merasa prihatin, apalagi setelah si Mary dengan terbata-bata menceritakan pengalamannya. "Mungkin . . . mungkin salah seorang calon pembeli itu rela menunggu sampai ada kiriman lagi," usulnya.

Memang ia berhasil membujuk salah seorang calon pembeli itu untuk menunggu dengan sabar. Jadi, Alkitab yang semula dijanjikan kepada orang itu dapat dijual kepada Mary Jones. Pdt. Charles yang baik hati itu juga mengusahakan makanan, minuman, dan penginapan untuk si Mary. Gadis itu dapat beristirahat secukupnya sebelum menempuh perjalanan pulang kembali sejauh empat puluh kilometer.

Sesudah anak perempuan yang berumur enam belas tahun itu pulang, Pdt. Charles masih tetap mengenang dia. Mestinya ada cukup banyak Alkitab berbahasa Wales, katanya dalam hati. Pasti si Mary hanya salah satu di antara sekian banyak rakyat biasa yang ingin mempunyai sebuah Alkitab sendiri. Mestinya harga Alkitab lebih rendah, sehingga rakyat tidak harus menabung bertahun-tahun lamanya. Mestinya persediaan Alkitab lebih banyak, sehingga rakyat tidak harus berjalan kaki jauh-jauh di lorong pegunungan untuk menemukan hanya sebuah Alkitab saja.

Lalu Pdt. Charles mengadakan perjalanan jauh, dari desa Bala ke ibu kota London. Di sana ia berunding dengan pemimpin-pemimpin gereja. Kepada mereka ia menceritakan pengalamannya dengan si Mary Jones.

Melalui peristiwa itu, maka pada tahun 1804 didirikan Lembaga Alkitab Inggris Raya dan Luar Negeri. Itulah lembaga Alkitab yang pertama-tema didirikan di seluruh dunia. Kemudian di mana-mana menyusul lembaga-lembaga Alkitab yang lain, . . . termasuk Lembaga Alkitab Indonesia.

Pekerjaan setiap lembaga Alkitab itu ialah, menerjemahkan Firman Tuhan ke dalam bahasa sebanyak mungkin, menerbitkannya sehingga dapat dijual semurah mungkin, lalu mengedarkannya seluas mungkin. Itulah sebabnya pada masa sekarang ada ratusan juta orang di dunia ini yang sempat mempunyai Alkitab dalam bahasa mereka sendiri.

Jadi, belum cukup jika ada seorang raja yang menitahkan supaya Alkitab diterbitkan dan dibacakan. Juga diperlukan cita-cita yang besar dari seorang rakyat biasa, yaitu seorang putri penenun kain. Mary Jones rela bekerja keras sambil menabung selama enam tahun, lalu rela berjalan kaki sejauh empat puluh kilometer, oleh karena tekadnya serta tindakannya itu, sekarang ada Alkitab bukan hanya di Inggris Raya, melainkan juga di seluruh dunia.

TAMAT

Alkitab Di Dalam Hati Mereka (Polandia, abad ke-20)

Matahari sudah mulai terbenam pada saat seorang pria dengan susah payah berjalan kaki lewat lorong yang becek menuju Desa Gersang.

Wah, jelek sekali jalan-jalan di daerah Polandia Timur ini, katanya pada dirinya sendiri. Kalau aku tidak bertekad untuk membawa Alkitab kepada orang-orang yang belum mempunyainya, pasti aku tidak mau bepergian ke daerah yang terpencil seperti ini!

Memang pria itu sudah biasa berjalan di jalan-jalan desa yang jelek. Umumnya ia tidak mengomel. Tetapi sudah bekerja keras sepanjang hari, kadang-kadang ia merasa sedikit jengkel.

Tenaganya hampir terkuras habis ketika lampu-lampu nampak berkedip-kedip pada jendela-jendela di Desa Gersang. Pada saat pria itu berjalan semakin dekat, anjing-anjing menggonggongi dia. Tetapi pria itu sudah biasa menghadapi anjing-anjing penjaga; seandainya tidak, pasti sudah berkali-kali ia diserang.

Ia mengetuk pintu rumah pertama yang didatanginya. Seorang pria muncul dipintu; tiga orang anak mengintip dari belakang punggungnya.

"Selamat sore." sapa tuan rumah itu. "Silakan masuk; sudah mulai dingin di luar."

"Selamat sore." Tetapi pria yang mengetuk pintu itu tidak segera masuk. "Pak, aku mencari tempat menginap. Aku bersedia membayar, juga untuk makananku. Dan aku pun menjual sebuah Buku yang berisi cerita-cerita yang paling indah di seluruh dunia."

Dengan tenang ia menunggu keputusan tuan rumah; ia tidak mau memaksa orang itu menerimanya. Tetapi biasanya, begitu orang memandang wajahnya, saat itu juga mereka merasa bahwa ia seorang yang dapat dipercaya.

"Bagaimana, Marya?" tanya tuan rumah itu kepada istrinya.

Istrinya melangkah maju dan memperhatikan wajah pria yang masih berdiri di luar itu. "Nanti malam pasti dingin sekali," katanya. "Kami punya cukup makanan di sini dan cukup tempat tidur juga." Lalu ia kembali ke tungku perapian agar dapat mengurus masakannya.

Maka pintu itu dibukakan lebih lebar. "Silakan masuk!" kata tuan rumah. "Kenalkan, namaku Antoni Kowalski."

"Dan aku, Karl Olsen, penjual Alkitab," jawab tamu itu seraya berjabat tangan. "Di samping menjual, aku pun suka menyampaikan cerita di tempat aku menginap."

Ketiga anak itu berdiri di sekeliling Karl Olsen pada saat ia duduk di dekat tungku perapian. Si Marya Kecil adalah anak sulung; namanya sama dengan nama ibunya. Ia Tersenyum tersipu-sipu. "Cerita, Pak?" bujuknya.

Ayahnya tertawa. "Si Marya tidak puas-puasnya mendengar cerita. Biarkan tamu kita memanaskan tangannya dulu, Nak!"

Tidak lama kemudian Karl Olsen sudah merasa hangat dan nyaman. Maka dibukanya bungkusannya dan dikeluarkannya sebuah Alkitab. "Nah, ini dia, Buku yang paling berharga di seluruh dunia. Kalian mau aku bacakan sebuah cerita, ya? Bagaimana kalau cerita ini, yang pernah dibawakan oleh Tuhan Yesus sendiri?"

Karl membuka Alkitabnya pada perumpamaan orang Samaria yang murah hati. "Kalian bagaikan orang Samaria terhadap diriku," katanya. "Dengan murah hati kalian sudah menerima aku, sehingga aku tidak kedinginan, dan aku selamat dari bahaya binatang buas yang mengintai dalam kegelapan malam."

Tibalah waktu makan malam. Karl makan dengan lahapnya. Makanan itu sangat sederhana, tetapi disuguhkan dalam keadaan panas dan diberi bumbu menurut seleranya.

Sesudah makan, Karl Olsen mulai bercerita lagi. Pak Antoni dan Ibu Marya duduk sambil mendengarkan, bersama dengan si Marya Kecil dan si Yan dan si Zosia. Yang dibacakan ialah cerita-cerita tentang Yusuf, tentang Daud, tentang Raja Salomo yang membangun Bait Allah yang indah, tentang Nabi Daniel yang dijebloskan ke dalam gua singa.

Sebelum ia menyampaikan tiap cerita baru, Karl membuka Alkitab pada pasalnya yang tepat. Smbil bercerita ia pun menyisipkan di sana sini dengan susunan kata persis seperti yang tertera di halaman Alkitab.

Si Marya Kecil menarik napas panjang pada saat Karl Olsen menutub Alkitab. "Papa, beli Buku itu, ya? Supaya setiap malam Papa dapat membacakan isinya," bujuknya. "Papa satu-satunya orang di Desa Gersang yang dapat membaca," ia menjelaskan dengan bagga kepada tamu itu.

Ayahnya mengerutkan dahinya. "Kita ini orang miskin, Nak. Tidak mampu membeli buku," katanya.

Suara Karl Olsen lirih pada saat ia mengatakan: "Mereka yang tidak mempunyai Buku ini memang miskin. Tetapi bagi mereka yang mempunyainya, Buku ini lebih berharga daripada banyak harta."

"Papa! Papa! Beli, ya, Papa!" si Marya terus membujuk.

Akhirnya Antoni Kowalski membeli sebuah Alkitab, meski untuk orang seperti dia harganya terhitung cukup mahal. Ia meletakkan Buku itu di tempat yang terhormat di dalam rumahnya.

Selama dua hari Karl Olsen tetap menginap pada keluarga Kowakski. Ia berkenalan dengan penduduk lain di desa itu. Tetapi tidak ada seorang pun, di antara mereka yang mau membeli Alkitab. Kitab-kitab Perjanjian Baru, bahkan Kitab-Kitab Injil yang kecil-kecil tidak ada satu pun yang laku.

Karl kecewa. Tadinya ia berbesar hati karena pada malam yang pertama itu ia sudah menemui sebuah keluarga yang rela membeli Alkitab lengkap. Harapannya semula ialah, pasti ada juga orang-orang lain di Desa Gersang yang mau membeli.

Pada hari yang ketiga, Karl Olsen berangkat menuju desa-desa lain. Sambil berjalan kaki melewati lorong yang becek, ia terus berpikir: Ah! Biarlah cuma sebuah Alkitab saja yang laku di Desa Gersang. Tadinya tidak ada Firman Allah sama sekali di sini. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi?

Kemudian datanglah musim salju di Polandia Timur. Matahari terbenam agak awal; kawanan serigala melolong di dalam kegelapan malam. Semua orang harus tetap tinggal di rumah.

Pada malam-malam seperti itu Antoni Kowalski biasa membuka Alkitabnya serta membacakan cerita-cerita yang sudah diberi tanda oleh Karl Olsen. Ia pun membacakan ajaran-ajaran Tuhan Yesus, menurut daftar penunjuk ayat yang ditinggalkan oleh penjual Alkitab itu.

Selama saat-saat pembacaan itu, Ibu Marya dengan si Marya Kecil serta Yan dan Zosia suka duduk mendengarkan. Kemudian mereka memperbincangkan apa yang sudah mereka dengar.

Kadang-kadang ada juga tetangga yang turut mendengarkan. Seraya mengambil Alkitabnya, Pak Antoni suka mengatakan: "Coba dengarkan apa yang sudah kutemukan di dalam Buku ini. Dengarkan baik-baik, dan berilah tanggapan."

Lalu ia akan membacakan dengan suara keras, sedangkan tetangga-tetangannya duduk termenung. Kemudian mereka memberi tanggapan dan memperbincangkan arti ayat-ayat tadi. Percakapan itu selalu berkisar pada hal-hal yang patut mereka terapkan dalam hidup mereka.

"Mengapa aku harus mengampuni musuhku?" tanya seorang tetangga. "Apakah Buku ini bermaksud, aku harus membantu seseorang memotong kayu, padahal ia sudah mencuri sebagian dari panen gandumku? Wah, tidak masuk akal!"

Pak antoni menggelengkan kepalanya. "Siapa tahu? Memang ini ajaran yang aneh." Lalu ia pun membuka sebuah ayat yang lain lagi. "Nah, ini: `Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.'''

Si Marya Kecil dan Yan ikut mendengarkan ayah mereka bertukar pikiran dengan tetangga-tetanggnya. Mereka saling berpandangan. Memang mereka tidak selalu memperlakukan teman-teman sepermainan mereka seperti mereka kehendaki supaya teman-teman itu memperlakukan mereka!

Sulit mengatakan secara persis, kapan dan bagaimana perbuahan ajaib itu mulai terjadi. "Seumpama ragi yang diadukan ke dalam tepung sampai khamir seluruhnya", demikian kata-kata Tuhan Yesus tentang Firman Allah yang berkerja dengan tidak kentara dalam hati manusia.

Demikianlah halnya di Desa Gersang. Ajaran-ajaran Alkitab mulai mengubah cara hidup Antoni Kowalski serta keluarganya dan tetangga-tetangganya. Desa Gersang mulai bersemi secara rohani, dengan pikiran dan perbuatan yang bersifat murah hati.

Pada suatu hari Pak Antoni dan Ibu Marya mengaku percaya kepada Tuhan Yesus dengan terang-terangan. Tak ketinggalan juga si Marya Kecil dan Yan. Zosia, si bungsu, masih terlalu kecil untuk menjadi anggota gereja, namun ia pun mengasihi Tuhan Yesus sebagai Temannya yang terbaik.

Lambat laun orang-orang lain di desa itu juga memihak Tuhan Yesus dan menggabungkan diri dengan umat Kristen. Pada suatu hari Pak Antoni dan Ibu Marya mulai menghitung: "Seratus sembilan puluh delapan, . . . seratus sembilan puluh sembilan, . . . dua ratus. Sudah ada dua ratus orang Kristen!" kata mereka. "Alangkah baiknya jika Karl Olsen dapat diberitahu, betapa besarnya perubahan di desa ini sebagai hal dari Alkitab yang pernah dijualnya!"

Nah, justru fakta itu yang mulai mencemaskan hati kedua ratus orang Kristen baru di Desa Gersang: Alkitab yang mereka miliki itu hanya ada satu.

Mengapa kita juga tidak membelinya waktu Karl Olsen ada di sini dulu?" kata mereka dengan wajah sedih. "Bagaimana kalau Kitab Suci itu dicuri orang? Bagaimana kalau rumahmu kebakaran, Antoni?"

"Aku sudah tahu sebagian dari Alkitab di luar kepala," kata si Marya Kecil. "Aku sudah hafal cerita tentang Tuhan Yesus bersama kanak-kanak itu, dan juga Mazmur pasal 100."

"Dan aku pun sudah tahu di luar kepala cerita orang Samaria yang murah hati," kata si Yan dengan bangga. "Aku dapat menghafalkan seluruh cerita itu, tanpa kekeliruan sedikit pun."

Ibu Marya tidak mau ketinggalan. "Hatiku sarat dengan ayat-ayat yang pendek yang telah kauhafa," katanya. "Tetapi satu pasal semuanya? Wah, aku belum sanggup!"

Perkataan ibu Marya itu menimbulkan gagasan baru. "Kita harus menghafal selurh Alkitab!" demikianlah keputusan kedua ratus orang Kriten itu. "Tiap bagian yang indah, tiap bagian yang penting, harus dapat diucapkan di luar kepala."

Maka mereka membuat rencana bersama-sama. Mula-mula mereka mendaftarkan semua ayat dan pasal kesayangan mereka masing-masing, serta ajaran-ajaran Alkitab yang mereka anggap paling indah dan paling penting. Lalu setiap orang diberi tugas hafalan. Anak-anak kecil menghafal ayat-ayat pendek saja. Anak-anak yang lebih besar ditugasi menghafal cerita dan perumpamaan serta mazmur yang tidak terlalu sulit untuk diingat. Orang-orang dewasa ditunjuk untuk menghafal bagian-bagian Alkitab yang paling rumit. Dengan rajin dan tekun mereka mulai menunaikan tugas mereka masing-masing.

Kadang-kadang mereka berkumpul di rumah keluarga Kowalski. Seseorang akan mulai mengucapkan apa yang sudah dihafalkannya, misalnya dari Kitab Injil Lukas, pasal yang pertama. Orang tadi akan terus menghafal sejauh bagiannya. Lalu orang yang berikutnya akan berdiri dan meneruskan tugas hafalannya. Pak Antoni memegang Alkitab di tangannya, agar ia dapat memperhatikan tiap kata yang diucapkan itu persis dengan yang tertulis di dalam Firman Tuhan.

Setiap malam hari selama musim salju itu, tidak lagi terasa waktunya lewat dengan amat panjang. Setiap oramg Kristen di Desa Gersang memanfaatkan waktunya dengan menghafalkan Alkitab. Banyak sekali bagian Firman Allah yang sudah dapat diucapkan di luar kepala setelah musim salju itu lewat!

Selama musim semi dan musim panas dan musim rontok, mereka semua sibuk mengusahakan gandum dan memotong kayu dan mengerjakan tugas-tugas yang lain. Tetapi setiap musim salju selama tahun-tahun yang berikutnya, mereka terus menambah perbendaharaan ayat dan pasal hafalan mereka . . . .

Matahari sudah terbenam pada saat Karl Olsen dengan susah payah berjalan kaki lewat lorong yang becek menuju Desa Gersang lagi. Dulu aku pernah mampir di desa yang terpecil ini, demikianlah pikirnya. Waktu itu cuma sebuah Alkitab saja yang laku. Aku menjualnya kepada tuan rumah di sini . . . eh, siapa namanya?

Tenaganya hampir terkuras habis ketika lampu-lampu nampak berkedip-kedip pada jendela-jendela di Desa Gersang. Ia mengetuk pintu rumah pertama yang di datanginya. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah keluarga yang dulu itu masih tinggal di situ, dan apakah ketiga anak mereka masih sehat-sehat saja.

Seorang gadis remaja membukakan pintu. Ia tertegun sejenak, lalu berlari ke dalam sambil memanggil ibunya: "Mama! Mama! Pak Karl Olsen datang kembali! Pak Karl Olsen!"

Seluruh keluarga Kowalski keluar dan menyambut tamu mereka dengan penuh sukacita: Pak Antoni, Ibu Marya, Yan, Zosia, dan "si Marya Kecil", yang sekarang lebih tinggi daripada ibunya. Kabar kedatangan Karl Olsen itu dengan cepat-cepat disampaikan ke rumah-rumah tetangga, dan mereka pun menyambut dia dengan girang.

Karl haren sekali. Mengapa mereka semua menyongsong dia dengan seramah itu? Mengapa mereka masih mengingat namanya selama bertahun-tahun itu?

Sedikit demi sedikit ia mendengar ceritanya. Pak Antoni mengeluarkan Alkitabnya, yang sudah hampir usang karena sudah terlalu sering dibuka-buka. Ibu Marya bercerita tentang dua ratus penduduk Desa Gersang yang sudah menjadi pengikut Tuhan Yesus. Teman dan tetangga mereka sering memotong percakapannya dengan berita-berita yang lain, . . . tetapi tidak seorang pun yang bercerita tentang tugas hafalan mereka. Rupanya mereka merasa itu urusan mereka sendiri, yang mungkin tidak begitu menarik untuk diceritakan kepada orang lain.

Keesokan harinya, dengan senang hati penduduk Desa Gersang berkumpul untuk berbakti bersama-sama dengan Karl Olsen. Dalam kebaktian itu, Karl bertanya: Adakah seseorang di sini yang dapat mengucapkan ayat kesayangannya?"

Semua orang terdiam. Lalu Antoni Kowalski bertanya, "Ayat kesayangannya, Pak? Ataukah pasal kesayangannya?"

Karl Olsen kaget. "Pasal! Adakah di sini seseorang yang sudah menghafal kseluruhan dari satu pasal di dalam Alkitab?"

Lalu mereka bercerita kepadanya tentang kecemasan mereka dulu: Jangan-jangan Alkitab satu-satunya milik mereka itu hilang! Mereka menjelaskan bagaimana mereka membagi-bagi tugas hafalan. "Hampir seluruh Alkitab itu telah kami hafalkan," kata mereka dengan bangga. "Dan kami sedang berusaha menghafalkan sisanya."

Yan adalah orang pertama yang berdiri dan mulai mengucapkan ayat-ayat di luar kepala. Lalu Zosia, dan Marya, dan semua anak yang lain, ayat demi ayat, pasal demi pasal. Kaum dewasa pun mengucapkan beberapa ayat dan pasal kesayangan mereka.

Seminggu lamanya Karl Olsen menetap bersama-sama dengan orang-orang Kristen di Desa Gersang. Desa itu jauh sekali dari tempat tinggal orang-orang Kristen yang lain; banyak sekali pertanyaan mereka tentang saudara-saudara seiman mereka yang belum pernah mereka lihat! Dan mereka pun membeli Alkitab, Kitab Perjanjian Baru, dan Kitab-Kitab Injil sampai persediaan yang dibawa karl Olsen itu habis semuanya.

"Kami sudah mempunyai Alkitab di dalam hati kami," kata mereka. "Akan tetapi kami masing-masing hanya mempunyai sebagian saja. Padahal kami masing-masing memerlukan Firman Allah yang lengkap."

Semalam sebelum Karl Olsen hendak berangkat lagi dari Desa Gersang, ia berbaring di tempat tidurnya. Demikianlah renungan hatinya: Sungguh Firman Allah bekerja di dalam hati orang-orang di sini. Dari hanya satu Alkitab saja, . . . lihatlah hasilnya!

TAMAT

Alkitab Yang Dibeli Dengan Musik (Amerika Serikat, abad ke-20)

Pintu kantor lembaga Alkitab itu terkuak sedikit. Di depannya berdiri seorang pria berkulit hitam. Sudah tua bangka dia, bahkan begitu tua sehingga tubuhnya bungkuk sampai ke pinggangnya. Namun matanya masih cerah.

Pria muda yang duduk di belakang meja tulis di kantor itu juga seorang Negro, yakni seorang Amerika berkulit hitam. "Bagaimana, Oom?" tanyanya dengan nada sopan. "Oom perlu apa? Silakan masuk!"

Si Tua melangkah masuk dengan tertatih-tatih. Jelas terlihat, baju yang dipakainya itu adalah baju yang sudah dibuang orang lain. Sepatunya berlubang besar.

"Kalian jual Alkitab di sini, Nak?"

"Tentu saja, Oom."

"Kalian mau dengar ceritaku?"

"Ya, mau Oom." Petugas kantor yang masih muda itu memang ingin tahu, pengalaman apa gerangan yang hendak diceritakan oleh seorang kakek setua itu.

"Rasanya sulit mengingat waktu panjang yang sudah lewat dalam masa hidupku. Tapi aku masih bisa ingat tempo dulu, masa perbudakan manusia." Si Tua mendongakkan mukanya ke atas seolah-olah ingin melihat, apakah pemuda itu percaya akan ceritanya. "Memang aku lahir sebagai budak, Nak."

Pemuda itu mengangguk. Mengapa tidak percaya? Walau semua budak di seluruh Amerika Serikat sudah dimerdekakan berpuluh-puluh tahun yang lalu, namun kakek ini kelihatannya hampir sama tuanya seperti Metusalah yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian itu.

"Ya, aku lahir sebagai budak. Dan tuanku dulu, ia bilang tidak boleh ada seorang anak budak pun di perkebunannya yang belajar membaca dan menulis. Tapi aku ini, . . . yah, aku rindu belajar. Dan memang aku belajar! Sering juga aku dipukul dengan cambuk kalau kedapatan sedang memegang buku." Si Tua tertawa terkekeh-kekeh. "Tapi aku nekat terus belajar membaca!"

Beberapa detik kemudian, ia pun meneruskan ceritanya. "Nah, tuanku dulu itu, ia mau kasih budak-budak sama putrinya. Sebagai hadiah! Lalu ayahku sendiri dan aku sendiri jadi budak putrinya. Lain lagi sifat dia dari sifat ayahnya! Katanya, aku boleh saja belajar membaca dan menulis. Katanya, pasti tidak ada jeleknya kalau orang membaca Alkitab. Memang betul!"

Si Tua tersenyum sendiri sambil mengenang kembali masa lampau itu. "Aku belajar membaca Alkitab. Belajar mencintainya, juga."

Kakek itu mengangkat wajahnya. "Sayang, aku tidak punya Alkitab sekarang. Dan aku ingin sekali punya. Rasanya aku sudah terlalu tua sekarang untuk bisa bekerja. Tapi aku masih bisa membaca . . . kalau punya Alkitab."

Petugas kantor itu lebih tertarik lagi. Apakah Si Tua akan meminta supaya ia menghadiahkan sebuah Alkitab kepadanya? Seandainya demikian, memang ada di kantor sedikit persediaan Alkitab yang dapat diberikannya secara gratis, menurut kebijaksanaannya sendiri.

"Aku tidak punya uang, Nak," kata kakek itu melanjutkan. "Tapi aku ingin sekali punya Alkitab. Kalau bisa, aku mau kasih imbalan. Nih, lihat, . . . orang suka kasih uang kalau aku mainkan lagu tarian bagi mereka dengan sulingku."

Tiba-tiba raut muka si Tua menjadi agak cemas. Ia sudah memberanikan diri datang ke kantor Lembaga Alkitab, dengan harapan bahwa melalui permainan sulingnya ia dapat memperoleh apa yang sangat dirindukannya itu. Tetapi sekarang nampaknya ia ragu-ragu. Mungkin di kantor lembaga Alkitab yang serba modern ini tidak ada seorang pun yang ingin mendengar musik tarian. Rupanya semua orang di sini sedang bekerja, dan tidak mau diganggu dengan musik tarian.

"Oom dapat memainkan lagu apa saja?" tanya pemuda itu lirih.

"Lagu-lagu tarian dan lagu-lagu gereja, Nak," jawab Si Tua dengan penuh harapan.

"kalau begitu, mainkan lagu-lagu gereja, Oom."

Si Tua mengangkat sulingnya dan menempelkannya pada bibirnya. Ia menarik napas panjang. Lalu not-not tinggi mulai mengalun di ruang kantor lembaga Alkitab. Suara suling itu lembut dan merdu.

Selama petugas kantor itu mendengar beberapa lagu rohani, dalam benaknya seolah-olah terlintas bayangan seorang anak laki-laki kecil berkulit hitam legam, . . . dengan susah payah membaca Firman Tuhan, . . . takut kalau-kalau dihukum, dan memang sewaktu-waktu menerima ganjaran cambuk.

Dengan cepat ia melangkah ke lemari tempat penyimpanan Alkitab yang khusus boleh diberikan dengan cuma-cuma. Diambilnya sebuah Alkitab; ditaruhnya pada meja dekat Si Tua. "Ini Oom. Cukupkah ini?"

Alunan musik dari suling Si Tua segera berhenti. Ia pun segera lupa akan sulingnya, yang ditaruhnya dengan begitu saja di atas meja. Kedua belah tangannya yang hitam dan keriput itu dengan semangat baru menggenggam Alkitab tadi. "Boleh, Nak? Sungguh boleh? Tanpa mesti kasih uang?"

"Rasanya Oom sudah membayar setimpal dengan harganya," kata pemuda itu sambil tersenyum. "Sekalipun Oom tidak memainkan lagu-lagu rohani tadi, Oom sudah membayarnya waktu masih kecil waktu Oom berani dicambuki, asal saja dapat belajar membaca Alkitab."

Beberapa menit kemudian, pemuda itu berdiri di pintu kantor. Ia memperhatikan Si Tua, yang berjalan kaki di trotoar dengan pelan-pelan. Namun langkahnya tidak tertatih-tatih seperti tadi. Sekarang ia sengaja berjalan pelan-pelan, agar ia dapat membaca Alkitab yang terbuka dalam genggaman tangannya itu. Dan ia pun membaca dengan bersuara.

Petugas kantor yang masih muda itu kembali ke meja tulisnya. Ia merenung. Alangkah indahnya . . . . katanya pada dirinya sendiri. Alangkah indahnya jika semua orang di seluruh dunia sama rindunya seperti Si Tua tadi untuk memiliki Alkitab!

TAMAT

Alkitab Yang Tetap Bersih (Amerika Serikat, awal abad ke-20)

"Ya, boleh, Nak," kata seorang ibu rumah tangga kepada seorang anak laki-laki belasan tahun yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya. "Kamu boleh menyewa kamar di sini selama bersekolah. Tetapi ibu tidak sanggup membersihkan kamar itu. Kamulah yang harus membersihkannya, ya? Dengan demikian Ibu dapat memberi harga sewa yang lebih murah."

Nama anak remaja Amerika itu John. Ia seorang putra desa yang terpaksa harus tinggal di sebuah kota kecil kalau mau meneruskan pendidikannya pada tingkat SLTA.

Terus terang, si John tidak begitu senang mendengar bahwa ia harus membersihkan kamarnya sendiri. Tetapi ia merasa dapat berbuat demikian kalau terpaksa. Memang, ibu tidak menentukan berapa sering saya harus membersihkan kamar, begitulah pikirannya. Maka John setuju akan menyewa kamar itu.

Beberapa hari setelah John mulai memakai kamar itu, ketika ia pulang dari sekolah, ia menemukan sebuah Alkitab di atas mejanya. Alkitab itu bukan milik John; pasti orang lain telah meletakkannya di situ.

John mengangkat Alkitab itu. Di atasnya ada secarik kertas dengan tulisan: "Inilah Buku yang paling baik di seluruh dunia. Mudah-mudahan kamu akan membacanya setiap hari."

John tersenyum sinis. Peduli amat dengan Alkitab! katanya pada diri sendiri. Dulu, waktu ia masih kecil, kadang-kadang si John pergi ke gereja dengan neneknya. Tetapi sejak di gereja desa itu, ia tidak pernah lagi membuka-buka Alkitab.

"Saya tidak perlu membaca Alkitab," gumamnya. Lalu ia merebahkan diri di tempat tidurnya yang kumal dan mulai membaca sebuah cerita . . . .

Dua minggu sudah lewat. John belum berbuat apa-apa untuk membereskan kamarnya. Tempat tidurnya tetap kumal; lantai tidak disapu; di atas setiap benda di kamar sewaan itu ada lapisan debu.

Namun dengan lewatnya waktu, John memperhatikan sesuatu yang aneh. Betapa pun tebalnya lapisan debu di atas lemari, meja, dan lantai, Alkitab itu tetap bersih. Ibu rumah tangga itu sedang menunggu dengan sabar sampai si John memenuhi janjinya dengan mulai membersihkan kamarnya. Tetapi sementara itu, setiap hari sang ibu diam-diam masuk dan membersihkan Alkitab yang ia harapkan akan dibaca oleh John.

John mulai merasa terganggu oleh keadaan kamarnya yang begitu berantakan. Ia merindukan sebuah kamar yang bersih; namun ia tidak berbuat apa-apa untuk membersihkannya. Pada waktu yang sama, John juga mulai terasa terganggu karena ia mengalami banyak kesulitan di sekolah. Tidak ada lagi ayah atau ibu yang menyuruh dia mengerjakan PR-nya. Banyak waktu dihabiskannya dengan bermain dan membaca cerita. Rupa-rupanya ia belum tahu bagaimana mengurus cara hidupnya sendiri.

Pada suatu hari John pulang dari sekolah dan berdiri sejenak di ambang pintu kamarnya. Ia melongok dan melihat-lihat ke dalam. Alangkah kotornya! Namun heran, di tengah-tengah segala sesuatu yang kotor dan berserakan itu, ada sebuah Alkitab yang tetap bersih.

Selama beberapa menit John masih mematung sambil melihat ke arah Alkitab itu. Tiba-tiba ia duduk di kursi dekat mejanya dan menggapai Alkitab yang senantiasa dibersihkannya itu. Ia masih ingat letaknya beberapa ayat dan pasal yang dulu pernah dipelajarinya di Sekolah Minggu, sewaktu ia masih seorang anak kecil di desa. Mulailah dia membaca.

Sambil membaca Alkitab, John menjadi sadar akan pikiran-pikiran baru yang sedang muncul dibenaknya. Saya ini sangat malas, katanya pada diri sendiri. Saya belum memenuhi janji saya kepada ibu itu, tentang membersihkan kamar ini. Dan saya pun bermalas-malasan saja di sekolah.

Rasanya di dalam Alkitab ada sebuah ayat entah di mana letaknya yang berbunyi begini: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga." John tidak ingat lagi penunjuk ayat Pengkhotbah 9:10, namun ia yakin bahwa dulu ia pernah menghafalkan ayat itu.

Mungkin . . . mungkin jika saya membaca Alkitab, hal itu akan menolong diri saya, kata John dalam hati. Jika saya membaca tentang cara hidup Tuhan Yesus, mungkin saya dapat belajar bagaimana membagi waktu, bagaimana mengatur hidup saya sendiri.

John berdiri lagi. Ia melangkah ke lemari pakaiannya. Sang ibu telah menggantungkan sebuah bulu ayam di situ, dengan harapan si John akan memakainya. Bulu ayam itu kelihatannya masih baru, belum pernah digunakan. John menggapainya dan mulai membersihkan meja; baru kemudian ia meletakkan kembali Alkitab di atas meja itu . Lalu ia turun ke dapur untuk mencari ember dan kain pel. Dengan tekun ia bekerja terus, sampai kamarnya cukup bersih.

Entah apa sebabnya, . . . setelah itu setiap pelajaran di sekolah si John mulai berjalan lebih lancar. Rupa-rupanya John menjadi lebih pandai mengatur jadwal dan tugasnya. Memang kamar sewaan itu kadang-kadang berantakan lagi, tetapi tidak lama kemudian, pasti John membersihkannya kembali. Alkitab itu masih tetap diletakkan di atas meja, tetapi hampir setiap hari diambil dan dibuka-buka oleh si John: . . .

Bertahun-tahun sudah lewat. Pada suatu hari Minggu pagi, John berdiri di belakang mimbar di sebuah gereja kecil. Ia membuka Alkitab. Dengan suara jelas, dibacakannya kepada jemaat beberapa ayat. Lalu ia duduk kembali.

Sementara paduan suara menyampaikan lagu istimewa, pikiran John menerawang jauh . . . kembali kepada waktu ketika ia masih seorang siswa SLTA, dan pada suatu hari ia membuka Alkitab yang tetap bersih, di sebuah kamar sewaan yang pada waktu itu belum dibersihkan.

Semoga Tuhan memberkati ibu rumah tangga itu! kata John dalam hati. Pasti ia akan merasa heran, seandainya ia dapat melihat saya pada saat ini membacakan kata-kata yang indah dari Alkitab, sebagai persiapan untuk menyampaikan khotbah saya yang pertama-tama di gereja ini . . . yang saya sendiri menjadi gembala sidangnya!

TAMAT

Alkitab? Atau Permen Coklat? (Amerika Serikat, 1951 - 1957)

Laurens mempunyai sebuah Alkitab yang baru. Betapa senang rasanya. Ia baru duduk di kelas 3 SD dan sesungguhnya belum dapat membaca ayat-ayat dengan lancar, namun ia bangga mempunyai sebuah Alkitab yang baru. Sesuai dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat, pelajaran itu diadakan bukan di sekolah, melainkan di gereja, walau masih dalam jadwal belajar.

Pada suatu hari, ketika si Laurens sedang mengikuti pelajaran agama seperti biasanya, ada seorang murid SMP yang mengunjungi kelas 3 SD. Anak laki-laki itu kelihatannya cuku tinggi bila berdiri di depan Laurens dan kawan-kawannya.

"Anak-anak," kata Ibu Rusell, guru mereka, "David ingin mengumumkan sesuatu kepadamu. Ada pesan dari kakak-kakakmu di SMP. Mari kita dengarkan!"

David berdiri di depan. "Pasti kalian tahu bahwa negeri Jerman dan negeri Jepang kalah dalam perang beberapa tahun yang lalu," katanya.

Laurens menganggukkan kepalanya. Walau ia sendiri masih terlalu kecil untuk mengingat banyak hal dari masa perang itu, namun ia sudah pernah mendengar ceritanya dari orang tuannya. Ia tahu bahwa banyak kota di kedua negara asing itu rusak berat akibat pemboman. Banyak barang yang musnah; banyak orang yang tewas.

"Nah! Kami mendengar bahwa negeri Jerman dan Jepang kekurangan Alkitab," kata David meneruskan. "Tahukah kalian, ada banyak keluarga di sana yang tidak punya Alkitab satu pun tidak?"

Si Laurens mengacungkan tangannya. "Kenapa sih tidak beli saja? Kenapa orang tua dalam keluarga-keluarga itu tidak membeli Alkitab untuk anak-anak mereka?"

"Karena tidak ada Alkitab di toko buku di sana," David menjelaskan. "Dan seandainya ada, orang-orang di sana tidak punya cukup banyak uang untuk dapat membeli makanan bagi anak-anak mereka, apa lagi untuk membeli buku. Sebenarnya mereka tidak punya apa-apa. Tapi mereka sangat rindu punya Alkitab."

"Ya, memangnya kenapa?" tanya Laurens lagi. Anak laki-laki yang berambut merah itu sering mengajukan pertanyaan yang agak sulit dijawab.

"Nanti dulu, Dik," kata David dengan sabar. "Itulah sebabnya aku datang mengunjungi kelas 3 ini. Kelas kami akan menyediakan sebuah Tabungan Alkitab. Kami akan memasukkan uang kami, agar dapat mengirim Alkitab ke negeri Jerman dan negeri Jepang. Kami berharap dapat mengumpulkan dana sebanyak empat puluh dolar sebelum akhir tahun pelajaran ini. Dan kami pikir, mungkin kalian juga mau menyediakan Tabungan Alkitab."

"Tetapi . . . aku tidak punya uang tambahan," kata Laurens memprotes.

Murid SMP yang tinggi perawakannya itu memandang pada wajah Laurens sambil tersenyum nakal. "Lho! Kan kulihat kau kemarin sedang makan permen coklat?"

Muka si Laurens mulai memerah. "Tetapi itu . . . ya, itu . . . Huh! Masa aku tidak boleh makan permen cokelat?"

"Kami rela kehilangan permen cokelat," kata David menjelaskan. "Kami pun rela membagi-bagikan uang saku kami. Dan juga, kami akan mencari uang dengan cara-cara lain. Tetapi masing-masing menurut kerelaan hati sendiri. Tidak ada yang memaksa."

Laurens terdiam. Kepalanya yang merah itu terkulai, tetapi rahangnya mengeras. Ia tidak mau absen makan permen cokelatnya. Setiap hari sehabis sekolah ia suka jajan, dan permen coklat itulah makanan kesayangannya.

Setelah David pergi lagi, murid-murid kelas 3 itu memperbincangkan usulnya. Dengan bantuan ibu guru, mereka menyelidiki negeri-negeri jauh itu yang sangat kekurangan Alkitab. Hampir setiap anak dalam kelas 3 itu setuju untuk menyediakan Tabungan Alkitab. Hanya si Laurens saja yang tidak turut berunding. Ia duduk saja dengan muka yang masam.

Ketika pelajaran agama Kristen itu usai, ibu Russell menyuruh Laurens tinggal sejenak. "Laurens," katanya, "kawan-kawan sekelasmu telah setuju untuk menediakan tempat tabungan itu. Tetapi Ibu tidak mau engkau memasukkan uangmu ke dalamnya. Sesen pun kau tidak boleh!" katanya dengan tersenyum.

Laurens melongo. "Kenapa, Bu?"

"karena ini merupakan pemberian kasih, Nak. Yah, . . . pemberian dari anak-anak yang lebih senang orang lain mempunyai Alkitab daripada mendapat sesuatu untuk diri mereka sendiri. Seorang pun tidak boleh turut memberi kalau hatinya kurang senang. Lebih baik kau lupakan saja Tabungan Alkitab itu. Tidak seorang pun akan tahu siapa yang memasukkan uang dan siapa yang tidak." Ia tersenyum lagi dan mendorong Laurens ke arah pintu ruang kelas. "Pulang saja, Nak. jangan pikirkan hal itu lagi!"

Untuk sementara waktu si Laurens memang melupakan hal itu. Dengan senangnya ia jajan. "Hmm, . . ." kata si Henry seolah-olah menghitung-hitung dalam hati, "kalau aku tidak jajan satu hari dalam seminggu saja, . . . kira-kira berapa banyakkah yang dapat aku masukkan ke dalam Tabungan Alkitab itu?"

Hari demi hari ada murid-murid kelas 3 yang maju ke depan dan memasukkan sesuatu ke dalam tabungan itu kadang-kadang satu sen, atau lima sen, atau sepuluh sen. Tidak ada yang mencatat pemberian-pemberian mereka; tidak ada yang memperhatikan siapa yang memberi dan siapa yang tidak memberi.

Pada suatu pagi ketika Laurens sedang berjalan menuju sekalah, ia melihat di trotoar ada suatu benda yang mengkilap dalam sinar matahari. Lima puluh sen! Setengah dolar! Ia mulai menghitung-hitung dalam hati, berapa banyak permen coklat yang dapat dibelinya dengan uang sebanyak itu. Si Laurens sungguh doyan makan permen cokelat.

Lalu terlintas pikiran: Kalau uang ini aku masukkan ke dalam Tabungan Alkitab, aku tidak rugi apa-apa. Uang jajanku masih tetap utuh. Tetapi lebih baik uang ini kutukarkan dulu.

Maka Laurens membawa mata uang besar itu ke kios dan menukarkannya dengan sepuluh mata uang kecil. Di ruang kelas pelajaran agama Kristen, ia menunggu sampai semua kawannya sudah masuk. Lalu ia pun maju ke depan dan mulai menjatuhkan uangnya ke dalam tabungan itu. Satu persatu mata uang lima sen itu dijatuhkannya, sampai jumlahnya sepuluh biji. Semua anak memperhatikan perbuatannya. Lalu ia kembali ke tempat duduknya dengan raut muka yang sombong.

Tetapi beberapa jam kemudian, pada waktu si Laurens mampir ke kios sebelum pulang dari sekolah, hatinya mulai merasa tidak enak. Ia tidak segera melahap permen cokelatnya seperti biasa. Pada saat itu ia insaf. Tidak benar perbuatanku tadi . . . . Mereka semua mengira aku sudah mengorbankan sesuatu untuk menyumbang dana pembelian Alkitab, . . . padahal aku cuma memasukkan uang orang lain yang kebetulan jatuh di trotoar. Sama sekali bukan aku yang memberi, hanya orang yang kehilangan uang itu.

Bungkusan kecil permen cokelat yang tadinya hendak dibelinya itu ditaruhnya kembali. Tidak jadi Laurens membelinya. Sore itu ia menahan lapar sampai waktu ibunya menyajikan makanan di rumah. Dan esok harinya, uang sepuluh sen yang biasanya dibelikan permen coklat itu dimasukkannya ke dalam Tabungan Alkitab.

Sangat senang rasanya! Ia sudah turut serta dalam pemberian kasih. Ia sudah menolong orang-orang lain di negeri-negeri yang jauh, agar mereka pun dapat mempunyai Alkitab.

Minggu demi minggu murid-murid kelas 3 itu menyediakan Tabungan Alkitab. Menjelang akhir tahun sekolah, si David yang tinggi itu kembali lagi ke ruang kelas mereka. "Kami berhasil mengumpulkan dana empat puluh dolar!" katanya dengan mata yang berbinar-binar. "Rasanya mustahil uang sebanyak itu dikumpulkan murid-murid SMP, tetapi kami telah berhasil!"

Anak-anak kelas 3 itu berseru "Hore!" dan bertepuk tangan.

"Yang penting, uang itu sekarang akan dikirim ke negeri Jerman dan negeri Jepang, untuk dibelikan banyak Alkitab di sana," David melanjutkan "Nah, dengarkan, adik-adik: Kami akan memuat laporan di surat kabar tentang usaha semua kelas. Memang kamilah yang memulai proyek itu, tetapi alangkah baiknya kalau jumlah dana nanti jika digabung dapat mencapai delapan puluh dolar empat puluh dari kelas kami, dan empat puluh lagi dari kelas-kelas lainnya."

"Mustahil!" kata si Laurens. "Masakan anak-anak sekolah dapat menabung uang sebanyak itu."

Tetapi pada saat ayahnya membacakan laporan dari surat kabar itu, si Laurens hampir tidak percaya: ```semua kelas telah menggabungkan isi Tabungan Alkitab mereka masing-masing. Ternyata jumlahnya dua ratus enam puluh enam dolar, semuanya untuk membeli Alkitab bagi orang-orang Jerman dan orang-orang Jepang.'''

"Dua ratus enam puluh enam dolar wah!" cetus Laurens.

Beberapa minggu kemudian, mulailah tahun pelajaran yang baru. Kini Laurens duduk di kelas 4. Pada saat seorang murid bertanya kepada Ibu Rusell tentang Tabungan Alkitab, guru mereka itu tersenyum saja. "Tergantung kalian sendiri," katanya. "Kalau mau, boleh. Kalau tidak mau, jangan."

Laurens membuka pembicaraannya. "Menurut hematku, sebaiknya kita adakan lagi," katanya. "Hanya saja, kita semua sudah lebih besar sekarang. Mestinya kita dapat mengumpulkan lebih banyak uang. Misalnya, pamanku telah menjanjikan uang jasa kalau aku mau memelihara kudanya."

Susi juga memberi usul: "aku akan memasukkan uang persembahanku dari gereja."

Semua murid kerlas 4 itu menjadi diam.

"Wah, nanti banyak uang akan terkumpul kalau kita semua berbuat begitu," kata Henry.

"Lebih baik kalian pikir dulu," kata Ibu Rusell dengan tenang.

Setelah beberapa saat, si Laurens berbicara lagi. "Kupikir lebih baik jangan," katanya. "Gereja kita perlu menggunakan uang persembahan itu untuk banyak usaha yang baik. Kalau uang itu kita masukkan ke dalam Tabungan Alkitab itu harus kita ambil dari uang saku kita sendiri."

"Aku tidak diberi uang saku," kata Tom. "Tetapi aku dapat mencari uang dengan bekerja sambilan."

"Kalau aku, sering ada pemberian khusus dari ayahku yang boleh kupakai sesuka hatiku," kata Henry. "Aku dapat memasukkan sebagian dari uang itu."

Jadi, mereka memang membuat suatu peraturan: Semua uang yang dimasukkan ke dalam Tabungan Alkitab itu harus diambil dari uang saku, atau dari uang jasa, atau pun dari uang pemberian.

Kelas-kelas pelajaran agama Kristen yang lain juga menyukai peraturan itu bukan hanya di sekolah si Laurens, tetapi juga di sekolah-sekolah lain yang letaknya berdekatan. Mereka semua setuju dengan rencana itu. Maka mereka semua mulai menyediakan Tabungan Alkitab.

Menjelang akhir tahun pelajaran pada bulan Juni yang berikutnya, sudah ada dua ratus dolar lagi dalam tabungan-tabungan itu.

Di pertengahan tahun 1953, si Laurens dan teman-temannya sudah naik kelas; mereka duduk di kelas 5. "Mari kita membuat poster-poster," Laurens mengusulkan. "Kita dapat menempelkan poster-poster itu di mana-mana, agar murid-murid lain mau turut memberi." Dengan segera mereka berbuat demikian, dan bahkan murid-murid SMA mulai tertarik akan usaha pengumpulan dana itu.

Menjelang bulan juni lagi, jumlah pemberian mereka selama tiga tahun itu telah mencapai seribu dolar lebih!

"Mau diteruskn?" tanya Ibu Rusell pada waktu tahun pelajaran dimulai lagi.

"Mau!" Laurens dan teman-temannya sudah duduk di kelas 6. Dan proyek pengumpulan dana Alkitab itu dilanjutkan untuk satu tahun lagi.

"Aku akan menyusun daftar tentang semua cara yang kami pakai untuk mencari uang." kata Laurens. "Mungkin anak-anak di tempat lain akan tertarik juga mengetahuinya. Hai kawan-kawan, beritahu, kalau kalian punya cara baru untuk mendapatkan uang yang akan dimasukkan ke dalam Tabungan Alkitab kita."

Si Laurens lalu menyusun daftar itu. Sebagai judulnya ia menulis dengan huruf cetak: "CARA-CARA KITA MENGUMPULKAN UANG." Di bawah judul itu ada kalimat-kalimat sebagai berikut:

Aku sendiri memelihara kuda milik pamanku.

Susi tidak jadi membeli es krim.

Lolita membuat krans-krans Natal dan menjualnya.

Jack menabung untuk membeli sebuah pistol air,

tetapi uang itu kemudian dimasukkannya


ke dalam Tabungan Alkitab.

June mencari langganan baru untuk majalah.

Lorraine mencuci piring.

Marie menolong tetanggannya membereskan


tempat-tempat tidur.

Donald mengantar koran.

Makin lama makin panjang daftar itu! Orang-orang dewasa di seluruh daerah itu pun tertarik. Kalau ada tugas kecil yang perlu di kerjakan, mereka suka memanggil salah seorang murid sekolah. "Hei, kamu mau mendapat dua puluh lima sen untuk Tabungan Alkitabmu?" mereja suka menawarkan.

Laurens adalah murid yang paling bersemangat. Ketika tahun 1954 sudah tiba dan mereka sudah mengumpulkan dana sebesar tiga ribu dolar, ada beberapa anak yang diundang turut tampil pada siaran televisi. Tentu saja si Laurens termasuk rombongan acara itu.

Sekarang si Laurens sudah tinggi, sama seperti si David dulu. Sama seperti David pula, dialah orangnya yang suka pergi ke ruang-ruang kelas lain serta mendorong adik-adik kelasnya agar mereka turut memberi.

"Bukankah kau sudah bosan dengan proyek itu?" tanya seseorang. Sama sekali tidak!" jawab Laurens. "Tahun ini kami mencari uang untuk Alkitab dalam bahasa Hongaria, karena ada banyak pengungsi dari negeri itu. Semua harta mereka hampir ludes. Paling sedikit kami dapat menyediakan Alkitab untuk mereka."

Bulan Juni tahun 1957 sudah tiba. Laurens termasuk kelompok kecil murid-murid kelas 2 SMP yang bertugas menghitung jumlah uang yang telah ditabung selama masa enam tahun itu. "Lima ribu lima ratus dolar," Laurens menulis. "Wah! Dan coba bayangkan, . . . dulu aku seorang anak kecil yang bodoh, yang lebih senang membeli permen cokelat daripada untuk memberi Alkitab kepada orang-orang di seberang. Sungguh bodoh aku dulu!"

"Kamu bukan anak yang bodoh," kata Ibu Rusell,. "Sikapmu itu wajar saja. Waktu itu kau belum merasakan kesenangan memberi. Ingatkah kau perkataan Tuhan Yesus itu, yang dikutip dalam Kisah Para Rasul 20:35? `Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.'''

"Ya, Bu. Kami sudah membuktikan kebenaran ayat itu, kan?" kata Laurens. "Wah! Tahun depan, kira-kira kami dapat mengumpulkan berapa banyak uang ya?"

TAMAT

Bahasa Yang Belum Pernah Ditulis (Kepulauan Hawaii, 1820 - 1845)

Ciri-ciri kepulauan Hawaii ada banyak yang mirip dengan ciri-ciri kepulauan Indonesia. Pepohonan dan buah-buahan yang tumbuh di sana agak sama dengan pepohonan dan buah-buahan yang tumbuh di sini.

Orang Hawaii, sama seperti orang Indonesia, adalah keturunan bangsa pelaut. Berabad-abad yang lalu, nenek moyang mereka berdatangan dari jauh ke pulau-pulau yang indah itu, dengan berlayar dalam perahu-perahu besar. Bahasa mereka pun masih termasuk serumpun bahasa Melayu. Jalan di sana disebut: alan. Langit disana disebut: lani. Dan dalam bahasa Hawaii kuno malo adalah untuk cawat yang dipakai oleh kaum pria agar mereka tidak merasa malu.

Namun selama berabad-abad bahasa Hawaii itu belum pernah ditulis. Bahasa itu hanya dipakai secara lisan saja, . . . sampai ada sebuah kapal layar yang berlabuh di kepulauan Hawaii pada tanggal 14 April 1820.

Pdt. dan Ibu Hiram Bingham, dengan dua belas utusan Injil yang lain, berlayar ke sana dengan kapal itu selama hampir setengah tahun. Begitu lama mereka menghabiskan waktu untuk mengarungi laut dari Amerika Serikat ke kepulauan Hawaii. Konon, pada masa itu belum ada kapal terbang atau pun kapal bermotor, belum ada radio dan radar ataupun alat-alat modern lainnya yang menunjang kelancaran perjalanan antar pulau dan benua pada masa kini.

Pdt. Bingham dan rekan-rekan sepanggilannya itu berlabuh, lalu turun ke darat. Mereka menghadap Raja Liholiho dan minta izin menetap di kepulauan Hawaii. Permohonan mereka itu diterjemahkan oleh seorang pedagang yang berperan sebagai pengalih bahasa.

Raja Liholiho agak bingung. Rupa-rupanya ia sudah mendengar sedikit tentang ajaran-ajaran agama Kristen. "Jika aku menerima kalian," katanya, "dan jika ajaran-ajaran kalian mulai berlaku di sini, itu berarti aku harus menceraikan empat dari kelima istriku yang tercinta, dan selanjutnya aku hanya boleh beristri seorang saja."

Untuk membujuk sang raja, rombongan utusan Injil itu menghadiahkan kepadanya sebuah Alkitab bahasa Inggris yang bagus. Baginda sangat menyukai Buku besar itu. Namun ia tidak dapat membacanya. Pada hakikatnya ia tidak dapat membaca sepatah kata pun dalam bahasa apa saja, karena bahasanya sendiri, bahasa Hawaii, belum pernah ditulis.

"Memang di seluruh kepulauan ini," demikianlah Pdt. Bingham menulis dalam sepucuk surat kepada temannya di Amerika, "tidak ada buku, pena, attau pun potlot, untuk dipakai baik untuk kesenangan maupun untuk urusan, baik untuk mendapat ilmu maupun untuk menyampaikan pikiran."

Raja Liholiho bersikeras bahwa para utusan Injil itu harus segera mengajarkan bahasa Inggris kepadanya. Pdt. Bingham dengan senang hati melayaninya, dan tidak lama kemudian sang raja dapat berseru dengan sangat nyaring: "How do you do! Aloha!" (Aloha adalah kata salaman yang paling lazim di kepulauan Hawaii.)

Sang raja dengan seluruh pengiringnya diajak menikmati suatu perjamuan di atas kapal, yang masih tetap menjadi tempat tinggal sementara untuk para utusan Injil. Keesokan harinya, Raja Lihaliho hendak membalas budi dengan mengundang rombongan orang asing itu ke pesta makannya sendiri.

Namun mereka menolak undangan itu, karena harinya jatuh tepat pada hari Minggu. Sang raja sangat murka. Tetapi kemudian ia diberi pengertian bahwa hal berpesta pada hari Minggu itu dianggap kapu (tabu) oleh umat Kristen. Maka undangan itu diundurkan sehari. pada hari Senin seluruh rombongan utusan Injil turrun ke darat dan makan bersama-sama dengan sang raja dan kelima istrinya.

Akhirnya Raja Liloho mengambil keputusan bahwa para utusan Injil itu boleh menetap di mana saja di kepulauan Hawaii, serta boleh tinggal "selama satu tahun." Mula-mula Pdt. Bingham dan kawan-kawannya agak bingung tentang batas waktu yang sedemikian pendeknya. Namun "satu tahun" itu kemudian diperpanjang sampai berpuluh-puluh tahun.

Pdt. dan Ibu Bingham menetap di pulau Oahu, sedangkan kebanyakan rekan sepanggilan mereka menetap di pulau Kauai. Dalam sepucuk surat yang dikirimnya ke Amerika, Pdt. Bingham menggambarkan kesibukan mereka semua: "Kami bekerja keras untuk belajar bahasa Hawaii. Kami pun berusaha menyusun sitem tulisan untuk bahasa itu serta menyediakan buku-buku pelajaran, agar semua penduduk di sini dapat belajar membaca secepat mungkin."

Memang hanya satu bulan setelah keluarga Bingham mendarat di pulau Oahu, mereka berhasil membuka sebuah sekolah untuk anak-anak Hawaii. Karena belum ada jam atau lonceng di kepulauan itu, anak-anak disuruh berkumpul tiap hari pada saat matahari mencapai ketinggian tertentu.

Tidak lama kemudian, Raja Liholiho menjadi kurang senang atas berhasilnya sekolah itu dan mengancam akan menutupnya. "Nanti anak-anak itu akan lebih cepat mnjadi pandai daripada aku sendiri!" demikianlah omelannya. Tetapi utusan-utusan Injil dapat meredakan kegeramannya dengan menjelaskan bahwa baginda sedang belajar bahasa Inggris, yang jauh lebih sulit daripada bahasa Hawaii yang dipakai oleh anak-anak sekolah.

Sementara itu, ada seorang raja bawahan di pulau Kauai yang dengan senang hati menerima ajaran bahasa Inggris maupun ajaran Alkitab. Tujuannya belajar bahasa asing itu ialah, justru supaya ia dapat membaca Firman Tuhan. Maka ia menulis sepucuk surat kepada badan zending di Amerika Serikat yang telah mengirim rombongan utusan Injil kepadanya. Inilah saduran suratnya itu:

Kawan-kawan yang baik hati,

Biarlah kami menulis beberapa baris saja untuk


mengucapkan terima kasih atas Buku yang baik itu, yang


diberikan oleh Tuhan Allah supaya kami membacanya.

Mudah-mudahan seluruh rakyat kami dengan segera akan membaca


Buku ini.

Kami percaya bahwa semua patung berhala kami itu


kurang berguna, dan bahwa Tuhan Allah itulah satu-satunya


Allah yang benar, yang telah menciptakan segala sesuatu.

Patung-patung berhala itu telah kami buang; tiada


gunanya, kami merasa tertipu olehnya. Kami telah memberi


mereka kelapa, nanas, daging babi, dan banyak hal yang baik,

namun mereka menipu kami. Sekarang kami sudah membuang


semuanya.

Setelah kami belajar dari orang-orang yang baik yang


telah kalian kirim ke mari, maka kami akan mulai menyembah


Tuhan Allah yang disembah oleh kalian. Kami senang oleh


karena kalian telah mengutus orang-orang baik itu ke mari,

agar mereka dapat menolong kami. Kami mengucapkan terima


kasih karena mereka telah mengajar putra kami. Kami


mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang berada di


Amerika.

Terimalah ini dari sahabat kalian


Raja Kaumualii

Sementara itu, Pdt. Hiram Bingham dan seorang kawan sekerjanya sedang membanting tulang menyusun abjad untuk bahasa Hawaii. Mereka menemukan bahwa dua belas huruf saja sudah cukup untuk menulis semua bunyi yang biasa dilafalkan dalam bahasa itu: kelima huruf hidup, a, e, i, o, dan u, ditambah dengan tujuh huruf mati saja, yaitu h, k, l, m, n, p, dan w.

Namun mereka merasa sangat bingung pada waktu mereka mulai berusaha menerjemahkan Alkitab. Bagaimanakah nama Raja Daud itu dapat ditulis tanpa huruf D? Bagaimanakah nama Rut dapat ditulis tanpa huruf R maupun huruf t? Sama parahnya juga nama suami Rut, Boas, kalau harus ditulis tanpa huruf B maupun huruf s!

Maka mereka memutuskan untuk menambah sembilan huruf lagi pada abjad bahasa Hawaii, khusus agar dapat menulis nama-nama di dalam Alkitab. Namun kesembilan huruf itu tidak segera diajarkan kepada seseorang yang buta huruf. Biarlah dia belajar dulu kedua belas huruf yang cukup untuk melafalkan semua kata asli dalam bahasa ibunya. Kemudian ia baru akan diajarkan huruf-huruf tambahan.

Pada tanggal 7 Januari 1822, sebuah mesin cetak tiba di kepulauan Hawaii, sesuai dengan permintaan Pdt. Hiram Bingham. Raja Liholoho datang untuk melihat "alat ajaib" itu. Ketika satu halaman telah dizet dengan kata-kata dalam bahasa Hawaii, Pdt. Bingham membiarkan sang raja sendiri menekan pengukit mesin cetaknya. Baginda tersenyum lebar ketika ia melihat kertas putih itu yang diisi penuh dengan kata-kata yang dapat dibacanya sendiri.

Penggunaan seni cetak itu mengobarkan hidup baru dalam gereja-gereja dan sekolah-sekolah Kristen di kepulauan Hawaii. Beberapa minggu kemudian, sudah terdaftar lima ratus pelajar baru. Pada saat Raja Liholiho pergi melawat ke seluruh wilayah kerajaannya, hadiah-hadiah yang dibawa sertanya bukan lagi jubah-jubah kebesaran yang terbuat dari bulu burang yang berwarna-warni, melainkan buku-buku pelajaran mengeja.

Pdt. Bingham telah menerjemahkan beberapa lagu rohani ke dalam bahasa Hawaii. Orang-orang Hawaii sangat menyukainya, serta menyanyikannya dengan penuh semangat dalam gedung-gedung gereja mereka yang terbuat dari rumput kering.

Pada tanggal 4 Agustus 1828, Pdt. Bingham mencatat bahwa ia sudah tidak usah lagi menggunakan seorang pengalih bahasa pada saat berkhotbah. Hari Minggu yang berikutnya, Raja Lihaliho dan ibunya datang mendengar Pdt. Bingham berkhotbah. Mereka naik sebuah gerobak yang ditarik oleh manusia, karena belum ada kuda maupun lembu di seluruh kepulauan Hawaii. Setelah kebaktian biasa, Pdt. Bingham juga menikahkan pengabar Injil bangsa Hawaii yang pertama. Pengantinnya yang cantik itu adalah seorang lulusan sekolah putri. Sang permaisuri begitu terharu menyaksikan pernikahan Kristen itu sampai-sampai ia menangis dengan suara nyaring selama ia berada di gereja.

Beberapa hari kemudian, Raja Liholiho menulis sepucuk surat kepada Raja Mahina di kepulauan Tahiti. Sengaja ia memakai bahasa Inggris, agar saingannya itu dapat mengetahui kepandaiannya yang baru. Demikianlah bunyinya surat sang raja itu:

O Mahina,

Kami sedang menulis pesan ini kepadamu. Kami merasa


terharu oleh karena putramu sudah meninggal. Kami mengirim


salam kasih kepadamu dan kepada seluruh kaum bangsawan di


kepulauanmu.

Kami sedang mempelajari Palapala [Alkitab]. Kalau


kami sudah pandai, kami akan datang ke tempatmu untuk


mengunjungimu. Semoga engkau akan diselamatkan oleh Yesus


Kristus.

Liholiho

Ibunya Raja Liholiho baru minta dibaptiskan pada saat menjelang kematiannya. Sang permaisuri itu pun menyuruh putranya menghadap dia, lalu memesan kepadanya sebagai berikut: "Peliharalah baik-baik kepulauanmu itu dan bangsa ini. Lindungilah para utusan Injil. Ikutlah jalan yang lurus. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Sabat. Layanilah Tuhan Allah. Indahkanlah Firman Allah, agar engkau berhasil baik dan akan bertemu kembali dengan ibumu di surga kelak."

Kepada kaum bangsawan, permaisuri yang sedang menghadapi ajalnya itu berpesan: "Lindungilah guru-guru yang telah datang ke tempat orang-orang yang berhati gelap ini; indahkanlah ajaran-ajaran mereka. Sekali-kali jangan mengingkari perintah-perintah Tuhan. Dialah Allah yang baik. Dewa-dewa kita yang lama itu sia-sia belaka."

Pada bulan Nopember tahun 1828, sang raja dan para bangsawan menerbitkan undang-undang yang pertama untuk seluruh kepulauan Hawaii. Polanya? Sepuluh Hukum Tuhan. Pada minggu yang sama itu, halaman pertama dari Kitab Injil Lukas dalam bahasa Hawaii berhasil dicetak di kota Honolulu. Naskah-naskah terjemahan Kitab-Kitab Injil Matius, Markus, dan Yohanes sudah lebih dahulu dikirim ke Amerika untuk dicetak di sana.

Dalam tahun-tahun yang berikutnya, ada bagian-bagian dari Kitab Perjanjian Lama yang diterbitkan, dan terjemahan Kitab Perjanjian Baru itu pun mengalami beberapa perbaikan. Baru pada tahun 1839, setelah ia berkhotbah, belajar, dan mengajar di kepulauan Hawaii selama sembilan belas tahun, Pdt. Hiram Bingham dapat melaporkan: "Seluruh Alkitab sudah selesai!" Selesainya terjemahan lengkap dari Firman Allah itu benar-benar membawa pengaruh: Ribuan orang lagi berbondong-bondong memasuki gereja.

Sudah timbul suatu generasi baru di antara bangsa Hawaii, yang dibesarkan menurut ajaran-ajaran Alkitab. Mereka itu insaf bahwa masih banyak perubahan dan perbaikan yang perlu diadakan di tanah air mereka. Maka pada tahun 1839 sistem hukum mereka disempurnakan, dan pada tahun 1840 mereka menetapkan undang-undang dasar.

Ada raja baru yang masih muda, yaitu cucu Raja Liholiho. Ia menempuh suatu masa perjuangan yang panjang, bergumul dengan negara-negara asing agar daulat dan kemerdekaan kepulauan Hawii itu tetap dihormati. Dalam rangka usaha itu, pada tahun 1841 Pdt. Hiram Bingham pergi ke Washington, ibu kota Amerika Serikat. Kepada Konggres (DPR) di sana ia mempersembahkan sebuah salinan Alkitab lengkap dalam bahasa Hawaii. Dengan maksud tujuan yang sama, raja Hawaii yang masih muda itu pergi ke negeri Inggris dan bertemu dengan Ratu Victoria yang tersohor.

Pada tahun 1845, DPR Hawaii berkumpul di kota Honolulu untuk mendengar suatu pidato penting yang disampaikan oleh raja mereka. Inilah sebagian dari pidato baginda pada kesempatan itu:

Kemerdekaan negara kita telah diakui oleh Amerika


Serikat, Inggris Raya, Perancis, dan Belgia. Kami ingin tetap


memelihara hubungan perdamaian dan persahabatan dengan segala


bangsa.

Kami pun insaf betul bahwa Firman Tuhan merupakan


batu penjuru negara kita. Melalui pengaruhnya, bangsa kita


telah diperkenalkan ke dalam keluarga besar negara-negara


yang merdeka di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami akan


berusaha terus-menerus untuk menjalankan pemerintahan kami


dengan sikap takut akan Allah; untuk mengimbangi kebenaran


dengan belas kasihan dalam menghukum kejahatan; dan untuk


memberi imbalan yang sepatutnya kepada rakyat yang rajin


berbuat baik.

Demikianlah pengaruh Alkitab terhadap suatu bangsa yang hanya satu generasi sebelumnya belum mempunyai bahasa yang ditulis!

TAMAT

Bahasa Yang Tidak Dikenal (Kanada, 1855 - 1864)

John Wolsey menggigil. Dengan cepat ia keluar dari sungai yang sangat dingin airnya. Pantas saja John merasa kedinginan sampai kulitnya merinding, karena ia sedang telanjang. Dan sungai itu mengalir dari gunung yang tinggi, yang puncaknya berlapiskan salju.

Kedua orang suku Indian yang menemani dia dalam perjalanannya melalui hutan rimba di negeri Kanada itu juga hampir telanjang. Namun mereka sudah biasa dengan pakaian yang minim sekali, sedangkan John biasanya memakai baju panas, kemeja, dan celana yang hangat. Karena mereka harus mengarungi sungai, ia membuka pakaiannya, lalu membungkusnya dan menaruh di atas kepalanya agar tidak sampai basah.

Waktu menyeberang, John tetap memakai sepatunya. Ia khawatir kalau-kalau kakinya terkena batu runcing di dasar sungai. Setibanya di seberang, sepatu John sudah banyak menyerap air. Dengan tergesa-gesa ia mengenakan pakainya lagi. Kaus kakinya yang kering dan tebal itu segera mulai menghangatkan kakinya yang terasa seperti sudah beku. Tetapi kemudian ia harus memasukkan kakinya kembali ke dalam sepatunya yang basah kuyup itu.

Kedua orang suku Indian itu memandang John Wolsey dengan muka masam. Kaki mereka sudah biasa terkena batu runcing; kulit mereka pun sudah kebal terhadap angin dan air dingin. Namun mereka sudah berjanji akan menemani orang kulit putih dalam perjalanannya. Jadi, mereka menunggu denga sabar sampai ia selesai berpakaian lagi.

Dengan segera tubuh John menjadi hangat lagi, karena kedua pemandunya itu berjalan dengan cepat, dan terpaksa ia harus membuntuti mereka. Jika ia tidak salah mengerti keterangan mereka tadi, ia akan tiba di tempat perkemahan suku mereka sebelum matahari terbenam.

Hati John mulai deg-degan bila mengingat bahwa ia belum pernah menghadap kepala suku Indian mereka. Pada awal tiap kunjungannya ke suku yang baru, ia selalu ingat: Ada kemungkinan ia akan kehilangan nyawa. Memang, sampai sekarang setiap kepala suku yang ditemuinya itu berlaku cukup ramah terhadap dia. Tetapi seandainya ada hanya seorang kepala suku saja yang tidak suka terhadap John Wolsey, mungkin sekali rambutnya akan dijadikan hiasan kemah, sedangkan bangkainya akan dibuang ke dalam hutan.

Berjam-jam lamanya John mengikuti kedua orang Indian itu. Kadang-kadang kakinya tersandung batu, tetapi umumnya ia melangkah dengan mantap. Ia sudah banyak belajar bagaimana menelusuri jalan setapak di tengah hutan rimba.

Tiba-tiba kedua pemandu itu berhenti. Yang lebih muda menunjuk ke arah depan. Nampaklah asap yang mengepul ke atas.

"Itu tempat perkemahan sukuku!" kata pemuda itu. "Tunggu dulu di sini."

John rela saja menunggu. Ia tahu, pemuda itu akan memasuki perkemahan lebih dahulu agar dapat menghadap kepala suku. Ia akan menceritakan kedatangan soerang kulit putih, dan akan memohon supaya orang asing itu pun diperbolehkan menghadap.

Sementara orang Indian yang lebih muda itu pergi mendahului mereka, temannya yang lebih tua tetap mengawal John: Jangan-jangan ada suku Indian lain yang muncul di hutan ini dan langsung saja membunuh dia!

Satu jam kemudian, orang Indian yang lebih muda itu kembali. Ia melambaikan tangannya ke arah kumpulan asap tadi. Beritanya singkat saja: "Kepala suku rela menerimamu."

Ia tidak usah memberi keterangan lebih lanjut. Sejak John Wolsey tiba di daerah suku Cree beberapa bulan yang lalu, ia berusaha keras agar dapat mempelajari bahasa mereka. Namun hasilnya sedikit saja. Paling-paling ia dapat mengerti petunjuk-petunjuk sederhana dari kedua pemandunya itu. Tetapi ia tidak dapat mengikuti percakapan mereka. Ia pun tidak dapat mengatakan hal-hal yang sungguh penting kepada mereka.

Kepala suku dan para anggota pasukan perangnya itu bermuka masam pada saat John Wolsey dan kedua pemandunya memasuki perkemahan. Rupanya mereka kurang senang didatangi seorang kulit putih: apa lagi, ia seorang kulit putih yang tidak membawa serta bingkisan besar sebagai hadiah bagi mereka.

Namun dengan mantap John melangkah masuk ke dalam perkumpulan orang Indian itu. Ia menghadap kepala suku dan mengulurkan kedua belah tangannya sebagai tanda persahabatan. "Kawan-kawan!" ia berseru. Lalu ia memberi isyarat kepada pemandunya yang lebih tua itu. "Tolong beritahu mereka," pintanya.

Orang Indian itu mulai berbicara. Ia sudah biasa menemani John dalam perjalanan. Ia tahu apa yang biasa terjadi bila mereka baru pertama kali memasuki perkemahan suatu suku.

"Orang berkulit putih ini tidak membawa senjata, hai Tuanku," katanya dengan hormat kepada kepala suku itu. "Ia hanya membawa serta sebungkus benda-benda putih lebih tipis daripada kulit pohon, lebih keras daripada daunnya. Di atas benda-benda putih itu ada tanda-tanda, seolah-olah telah dicoreti dengan arang. Salah satu benda putih itu ada dipegang oleh orang berkulit putih ini, sedangkan matanya diarahkan kepadanya."

Kepala suku itu agak melongok ke depan agar ia dapat mendengar. Para anggota pasukan perangnya juga menarik napas panjang. Kira-kiranya apa yang dilakukan orang berkulit putih yang aneh ini, dengan semacam benda yang aneh pula?

Pemandu itu meneruskan ceritanya. "Setelah itu, hai Tuanku, dengan menggunakan semacam sihir yang belum kupahami, orang berkulit putih ini yang kurang mengerti bahasa kita namun dapat membuka mulutnya, dan yang keluar ialah . . . kata-kata dalam bahasa kita! Cerita-cerita yang belum pernah didengar oleh suku kita, itulah yang disampaikannya. Dan ajarannya itu mengenai Sang Roh Agung, bagaikan Bapak yang sangat mengasihi anak-anak-Nya."

"Sihir! Sihir!" Kata itu terdengar dibisikkan dari dalam kemah-kemah yang mengelilingi tempat John Wolsey dan pemandunya sedang menghadap kepala suku. Di belakang setiap pintu kemah yang terbuat dari kulit rusa itu, ibu-ibu dan anak-anak sedang asyik mendengarkan. "Orang berkulit putih ini pasti seorang tukang sihir yang besar!" mereka berbisik seorang kepada yang lain.

"Sihir?" kata kepala suku dengan nada bertanya. "Apakah ia memakai mantera dan guna-guna?"

"Tidak begitu, Tuanku," jawab pemandu itu. Rupanya ia sama saja seperti orang-orang berkulit putih lainnya. Namun . . . tidak sama juga. Walau ia sangat bodoh dan tidak dapat mengikuti jalan setapak tanpa bantuan seorang pemandu, namun ia berjalan terus dengan gigih. Ia tidak pernah marah atau mengomel, walaupun kadang-kadang usaha kami untuk memburu binatang gagal dan kami harus berjalan sepanjang hari tanpa makan."

"Dan . . . apa yang diinginkannya dari kami?" tanya kepala suku itu dengan was-was. "Ia sudah berjalan begitu jauh dari bangsanya sendiri."

"Ia cuma mau duduk-duduk bersama semua orang di sisi api unggun," pemandu itu melanjutkan. "Yah, pada malam hari, bila tugas sehari-hari selesai. Pada waktu itu ia mau membongkar bungkusannya dan mengeluarkan benda-benda putih yang seolah-olah dicoreti arang. Lalu ia mau membuka mulutnya dan menyampaikan kata-kata yang diberikan kepadanya oleh ilmu sihir itu. Hanya itu saja yang diinginkannya, hai Tuanku."

Kepala suku itu diam sebentar. Sesungguhnya ia kurang senang terhadap orang-orang berkulit putih. Mereka sering menipu sukunya, atau menjual minuman keras yang memabukkan kaum mudanya. Baru sebulan yang lalu, ada dua pemburu berkulit putih yang serta-merta masuk ke dalam perkemahan itu; rambut kepala mereka berdua telah menjadi hiasan kemah kepala suku. Tetapi orang berkulit putih yang ini . . . kelihatannya lain daripada yang lain. Di tengah-tengah mereka ia berdiri dengan sopan namun mantap. Tidak ada ciri-ciri ketakutan padanya hanya ciri-ciri persahabatan belaka.

"Biar dia tinggal di sini," kepala suku itu memutuskan. "Suruh ibu-ibu menyiapkan kemah bagi dia. Tetapi sebaliknya ia dijaga ketat; siapa tahu, mungkin ada siasat jahat."

Sebuah kemah kecil segera dipasang di tengah-tengah perkemahan, agar mudah dijaga. John Wolsey memasuki kemah itu untuk melepaskan lelah sejenak. Dari dalam bungkusannya ia mengeluarkan selimut dan pakaian cadangannya yang hanya satu stel itu. Lalu ia pun membongkar sebuah bungkusan kecil yang dilapisi kulit rusa putih halus. Ia melihat benda-benda putih yang sudah diceritakan oleh pemandunya itu.

Dengan pelan ia membolak-balikkan halaman demi halaman. Yang dicoreti di atasnya, bukanlah huruf-huruf biasa abjad biasa melainkan tanda-tanda yang mirip dengan gambar-gambar kecil. Dengan memeriksa nomor pasal dan ayat, John memilih bagian-bagian yang hendak dibacakannya kepada orang-orang Indian, yang sepanjang umur belum pernah mendengar sepatah kata pun dari Alkitab.

Lalu John tersenyum. Sungguh aneh: Di sana sini ia dapat mengerti hanya beberapa kata saja, dari, dari apa yang hendak dibacakannya itu. Namun ia tahu bahwa bunyi-bunyi yang dapat disampaikannya itu akan membawa arti yang dalam bagi setiap orang Indian yang mendengarnya.

John melamun sejenak. Ia teringat kembali akan seorang utusan Injil dahulu kala yang pernah diceritakan kepadanya; namanya, James Evans. Beberapa waktu yang lampau, James Evans pernah pergi kepada orang-orang suku Indian di daerah Danau Winnipeg, di Kanada. Mula-mula ia mempelajari bahasa lisan mereka. Lalu ia menentukan sebuah huruf berupa gambar kecil untuk setiap bunyi bahasa itu.

(Di antara bunyi-bunyi itu ada yang mirip dengan bunyi dalam bahasa Indonesia, namun artinya lain sekali. Misalnya saja, maka berarti "tetapi"; ayat berarti "ia telah.")

Dari kayu James Evans mengukir setiap gambar kecil tanda bunyi dalam bahasa suku Cree itu. Lalu ia melekatkan tanah liat pada setiap ukiran kayu itu, agar dapat dibuat cetakan. Setelah setiap cetakan yang tertuang itu kering, ia pun hendak menuangkan cairan timah ke dalamnya. Dengan demikian ia dapat membuat gambar-gambar kecil yang kemudian dapat diberi tinta, lalu dapat dikenakan pada kertas.

Tetapi pada waktu itu James Evans menghadapi suatu masalah besar. Di tengah-tengah hutan rimba di negeri Kanada, tidak ada timah untuk dicairkan; tidak ada kertas; juga tidak ada tinta untuk mencetak sesuatu di atas kertas itu.

Namun James Evans mendapat akal. Dos-dos tempat perbekalannya itu dilapisi logam, agar jangan dimakan rayap. Logam itu dibongkar dan dicairkannya untuk membuat gambar-gambar cetakan. Untuk membuat tinta, ia mencampur minyak ikan dengan jelaga lampu. Dan untuk kertasnya, ia memanfaatkan semacam kulit pohon yang tipis dan berwarna putih. Setelah ia berhasil mencetak beberapa helai kulit pohon itu, ibu-ibu suku Indian menjahitnya menjadi buku.

Ternyata gambar-gambar kecil itu mudah sekali dibaca, dengan mengucapkan bunyi-bunyi yang cocok. Pasti Tuhan Allah sendiri yang membimbing James Evans, kata John Wolsey pada dirinya sendiri di dalam kemah kecil itu. Sistem penulisan yang itu sangat sederhana. Bahkan aku sendiri, yang belum mengerti bahasa suku Cree, dapat membacakan Alkitab kepada mereka. Dan bunyi-bunyi aneh yang keluar dari mulutku itu membawa arti kepada semua orang yang mendengarkannya!

Lalu John berlutut di dalam kemah kecil itu. Ia memohon agar Firman Allah dapat meresap ke dalam hati orang-orang Indian. Ia berdoa agar mereka dapat mengerti dan menerima kasih Tuhan. Ia pun berdoa, semoga ia dapat tetap menyatakan kasihnya sendiri melalui persahabatan dan keberaniannya, sehingga orang-orang Indian itu rindu mengenal Sang Roh Agung yang disembahnya.

Senja telah tiba. Makan malam pun sudah selesai. Api unggun dinyalakan. Tubuh orang Indian itu membuat bayangan-bayangan besar pada lereng-lereng bukit batu yang melindungi lembah yang sunyi, tempat perkemahan mereka.

John Wolsey menunggu dengan tenang. Lalu kepala suku memberi isyarat, dan John maju ke depan. Ia berlutut dan memegang benda putih di tangannya, agar coretan di atasnya itu dapat dibaca dalam keremangan. Dengan pelan dan jelas ia membacakan isinya halaman demi halaman walau bunyinya membawa arti sedikit sekali bagi telinganya sendiri.

Kepala suku dan semua rakyatnya itu menarik napas panjang. Mereka tertegun mendengar kata-kata bahasa mereka sendiri keluar dari mulut orang asing berkulit putih itu.

"`Pada awal mulanya Sang Roh Agung membuat langit dan bumi, . . .'" demikianlah John membacakan. Setelah selesai menceritakan penciptaan itu, ia pun membalik beberapa halaman. "`Sang Roh Agung ini begitu mengasihi seisi dunia sehingga Ia mengirim Anak-Nya yang Kekasih . . .'"

Tidak ada suara kecuali keresek api unggun serta desau angin pohon-pohon cemara. Sekali lagi John membalik halaman dan mulai membacakan tentang Tuhan Yesus yang melayani orang banyak dengan menghajar dan menyembuhkan mereka.

Api unggun itu hampir padam, hanya tinggal baranya saja. Namun tidak ada seorang pun yang bergerak. Seorang bayi mulai merengek dalam pelukan ibunya; ibu itu dengan cepat menenangkannya, sambil tetap mendengarkan.

Lalu dengan terbata-bata John Wolsey mengucapkan beberapa kata dalam bahasa suku Cree yang telah dihafalkannya. Ia bersaksi bahwa Tuhan Allah, Sang Roh Agung, mengasihi semua orang Indian sama seperti Ia mengasihi anak-anak-Nya yang lain. Sang Roh Agung ingin supaya mereka pun mengasihi Dia sebagai anak-anak-Nya yang taat, dan supaya mereka mengikut Yesus Kristus.

Hening sejenak di sekitar api unggun itu . . . . Lalu kepala suku membuka suara. "Aneh sekali cerita itu," katanya. "Belum pernah kami mendengar cerita seperti itu. Masih adakah lagi?" tanyanya, sambil menuding ke arah benda-benda putih itu.

John Wolsey memberi isyarat kepada pemandunya yang lebih tua. Orang Indian itu mulai berbicara lagi:

"Berkali-kali orang kulit putih ini suka membuka mulutnya, sambil tetap memandang pada benda-benda putihnya selama dua malam, tiga malam, bahkan sampai empat malam berturut-turut. Setelah itu, ia pun akan meneruskan perjalanannya kecuali ada kepala suku yang mengundang dia untuk menetap lebih lama."

"Perjalanan? Mau ke mana dia?" tanya kepala suku.

Kali ini pemandu yang lebih muda yang menjawab. "Dari sini, hai Tuanku, ia mau pulang ke tempatnya sendiri. Sudah berminggu-minggu lamanya kami berjalan bersama dia. Sering kami berhenti di tempat-tempat perkemahan selama dua hari, tiga hari, bahkan sampai empat hari. Bila Tuanku ingin melepaskan dia, aku sudah berjanji akan menemani dia sampai ia kembali ke tempat bangsanya sendiri dengan selamat."

"Baik!" Kepala suku itu berdiri."Besok malam kami akan mendengarkan ceritanya lagi. Aneh . . . aneh sekali ceritanya itu!"

Para anggota pasukan perangnya ikut berdiri. Seseorang menimbun bara api unggun itu dengan abu. Hanya sinar rembulan saja yang menerangi mereka pada waktu mereka kembali ke kemahnya masing-masing.

Di dalam kemah kecil di tengah-tengah perkemahan suku itu, John Wolsey meringkuk di dalam selimutnya. Ia amat senang, sebab pada waktu ia membacakan Firman Allah tadi, ia telah memperhatikan wajah-wajah yang sungguh berminat.

Pada suatu hari, John berkata pada dirinya sendiri, akan datang utusan-utusan Injil yang dapat mengajar suku Cree, bagaimana cara membaca bahasa mereka sendiri. Para penginjil itu pun akan membawa serta seluruh Alkitab dalam bahasa suku Cree, . . . sedangkan aku ini hanya mempunyai beberapa halaman saja dari Firman Tuhan.

Sambil membayangkan masa depan yang bahagia itu, John Wolsey tertidur nyeyak . . . walau sebelumnya belum pernah ada seorang asing yang diperbolehkan menginap dengan aman di tengah-tengah perkemahan suku Cree.

TAMAT

Bantal Yang Berisi Buku (Myanmar, 1819 - 1840)

Sudah enam tahun lamanya Adoniram Judson mencoba mengabarkan Injil di negeri Birma (kini Myanmar). Dengan segala daya upaya ia membanting tulang, berusaha memberitahu orang-orang Birma tentang Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi, dan tentang Yesus Kristus, satu-satunya Juru Selamat manusia yang berdosa.

Utusan Injil muda dari Amerika Serikat itu sudah mencoba berbagai macam cara penginjilan. Dengan susah payah ia telah menerjemahkan Kitab Injil Matius ke dalam bahasa Birma; lalu ia menyuruh mencetak terjemahannya itu. Tetapi banyak orang Birma yang masih buta huruf. Dan mereka yang dapat membaca, sering mengejek hasil karya Adoniram Judson itu.

Pdt. Judson juga sudah berusaha meniru metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru-guru bangsa Birma sendiri. Ia menyuruh membangun sebuah pendopo untuk dia di pinggir jalan raya. Pendopo itu dikapur putih bersih, sehingga kelihatan lebih mencolok mata daripada pendopo-pendopo lainnya.

Sepanjang hari dengan sabar Adoniram Judson duduk di depan pendoponnya itu dan menyerukan kata-kata ajakan dari Kitab Nabi Yesaya, pasal 55:

Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air,

dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! . . .

Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku;

Dengarkankanlah, maka kamu akan hidup!"

Namun kebanyakan orang Birma yang lewat di depan pendopo Kristen itu masih terus berjalan. Hanya beberapa orang saja yang cukup berminat, sehingga mereka mampir untuk mendengarkan ajaran guru asing itu. Dan kebanyakan pengunjung pendopo itu pun tidak mau kembali lagi untuk yang kedua kalinya.

Ya, sudah jelas, bangsa Birma lebih suka mengikuti ajaran lain . . . ajaran yang sama sekali tidak memberi janji kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak mau mendengar Berita Kesukaan tentang Tuhan Yesus.

Anak Pdt Judson jatuh sakit dan meninggal; Judson sendiri dan istrinya sering dihinggapi penyakit. Namun ia pantang mundur. Dan akhirnya pada tahun 1819, ada tiga orang Birma yang percaya kepada Sang Juru Selamat.

Hanya tiga orang saja, setelah usaha pengabaran Injil selama enam tahun! Dan ketiga orang itu pun sangat takut terhadap pemerintah Birma; mereka minta dibaptiskan pada malam hari, di sebuah perairan yang sepi. Pada waktu itu ada raja baru yang bersemayam di Ava, ibu kota Birma; rupanya beliau lebih keras lagi melawan ajaran asing daripada raja yang memerintah sebelumnya.

Dengan sedih Pdt. Judson menutup pendoponya. Ia khawatir kalau-kalau penginjilan secara terbuka akan dibalas dengan tindakan kekerasan terhadap ketiga petobat baru itu. Pelanggar hukum di Kerajaan Birma pada masa itu bukan hanya dihukum mati saja: Boleh jadi ia dihukum mati dengan siksaan secara paling kejam.

Seorang pendeta pengantar Injil muda bernama James Colman datang dari Amerika untuk membantu keluarga Judson. Pada suatu hari dalam tahun 1819, Pdt. Colman mengusulkan, "Mengapa kita tidak pergi saja ke ibu kota dan menghadap raja baru itu? Mengapa kita tidak minta izin secara terang-terangan untuk menyebarkan ajaran Kristen di Kerajaan Birma.

Pdt. Judson bertanya, "Kalau ditolak?"

"Lebih baik kalau kita tahu," jawab rekannya yang masih muda itu. "kalau demikian halnya, mungkin lebih baik kita meninggalkan saja negeri Birma dan pergi ke tempat lain."

Meninggalkan Birma! Adoniram Judson tidak sampai hati memikirkan kemungkinan demikian. Bukankah ia telah menghabiskan masa enam tahun dengan usaha mempelajari bahasa Birma yang amat sulit itu? Bukankah ia baru mulai melihat hasil jerih payahnya itu, dengan pertobatan tiga orang Birma?

Namun Pdt. Judson setuju dengan usul Pdt. Colman. Mereka menyediakan sebuah perahu sungai yang panjang, dengan sepuluh orang pendayungnya. Perjalanan mereka ke ibu kota Ava itu memakan waktu 35 hari. Di pinggir sungai, di mana-mana mereka melihat patung-patung berhala yang menandakan bahwa penduduk setempat pasti belum mengenal Tuhan Yang Maha Esa.

Setiba di ibu kota Ava, mereka pergi ke pintu gerbang istana raja. Mereka menaiki sebuah tangga yang terbuat dari batu marmer. Mereka melalui sebuah ruang yang dilapisi kayu eban. Di depan mereka ada sebuah pintu yang berkilauan dengan batu permata. Lalu pintu itu dibukakan, dan mereka memasuki ruang takhta. Tiang-tiang dan langit-langit ruang agung itu berlapiskan emas.

Sementara menunggu kedatangan sang raja, Pdt. Judson berunding dengan salah seorang menteri kerajaan. Ia menyodorkan hadiah yang hendak dipersembahkan: sebuah Alkitab bahasa Inggris berukuran besar, dengan sampul keemasan. Ia juga memperlihatkan salah satu surat selebaran berbahasa Birma yang telah dikarangnya, serta sepucuk surat permohonan agar ia diperbolehkan mengajar orang-orang Birma tentang Tuhan Yesus.

Sang raja masuk dengan segala kebesarannya. Sang menteri dan para hadirin sujud sampai ke lantai, . . . kecuali kedua orang asing itu. Mereka hanya berlutut dengan sikap hormat.

Sang raja duduk di atas takhta. Lalu ia menuding seraya bertanya kepada menterinya, "Siapa kedua orang ini?"

Andoniram Judson yang menjawab: "Kami guru-guru agama, hai Baginda yang mulia."

"Wah! Kalian dapat berbicara bahasa Birma?" tanya sang raja, amat heran. Selama beberapa menit ia bercakap-cakap dengan Pdt. Judson, dan rupanya ia merasa senang.

Ketika sang raja bertanya tentang maksud kedatangan kedua orang asing itu, sang menteri maju dengan bertiarap sampai ia dapat meletakkan persembahan dan permohonan mereka di depan takhta.

Sang raja mulai membaca surat selebaran itu: "Tuhan yang Maha Esa hidup selama-lamanya, dan di samping Dia tidak ada allah lain." Dengan muka yang menunjukkan murka sang raja membiarkan surat selebaran itu jatuh ke lantai.

Sang menteri segera mengantarkan kedua orang asing itu keluar. Kemudian ia pun menjelaskan keputusan sang raja: "Tidak ada jawaban atas permohonanmu itu. Dan mengenai tulisan sucimu, sang raja tidak memerlukannya; bawalah pulang saja."

Dari ibu kota Ava, Adoniram Judson dan James Colman memang pulang ke kota pelabuhan Yangoon. Mereka telah gagal. Sebaiknya mereka sekeluarga bersiap-siap pindah ke tempat lain.

Namun . . . heran, ketiga orang Kristen Birma itu, yang pada mulanya takut dibaptiskan pada siang hari, justru menantang Pdt. Judson agar bersikap lebih berani. "Tetaplah tinggal dengan kami sampai ada sepuluh orang yang percaya, Pendeta," mereka membujuk. "Setelah itu, kalau terpaksa, pergilah, karena selanjutnya kepercayaan kami akan tersebar dengan sendirinya. Sekalipun sang raja mengancam, tak mungkin ia dapat mencegahnya!"

Memang ada yang percaya, . . . tetapi Adoniram Judson tetap tinggal. Dan dalam jangka waktu satu bulan saja, ada sembilan orang Birma lagi yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus!

Maka Judson pun memberanikan diri untuk berjuang terus, sambil menerjemahkan Firman Allah ke dalam bahasa Birma. Para anggota jemaat yang hanya beberapa orang itu berkata bahwa terjemahan Surat Efesus hasil karya gembala sidang mereka, jauh lebih mudah dipahami daripada terjemahan Injil Matius yang terdahulu. Pdt. Judson berbesar hati; ia pun mulai mengusahakan terjemahan Kisah Para Rasul.

Tugas terjemahan itu sulit sekali! Huruf-huruf bahasa Birma berbeda sama sekali dengan huruf-huruf yang dipakai dalam semua bahasa lainnya. Apa lagi, tidak ada tanda pemisah antara kata atau kalimat, misalnya huruf besar atau tanda baca. Tidak ada kamus; tidak ada buku pedoman tata bahasa. Di samping semua halangan ini, pada zaman itu tulisan bahasa Birma biasa digores pada daun lontar kering, sehingga amat sukar untuk dilihat, apa lagi untuk dibaca.

Berita mengenai keberhasilan Adoniran Judson dalam menguasai bahasa Birma itu sampai ke ibu kota. Sang raja pun berminat, karena untuk hubungan luar negeri ia sering memerlukan seorang pengalih bahasa. Maka keluarga Judson dipanggil untuk pindah ke Ava. Tetapi Pdt. Judson harus menunggu istrinya kembali dari Amerika; Ibu Judson terpaksa pulang untuk berobat. Sambil menunggu istrinya selama sepuluh bulan di Yangoon itu, Adoniram Judson berhasil menyelesaikan terjemahan seluruh Kitab Pernjanjian Baru ke dalam bahasa Birma.

Sesudah sembuh, Ibu Judson kembali, dan mereka segera pindah ke Ava. Salah seorang anggota jemaat di Yangoon itu ikut serta sebagai pembantu mereka.

Ternyata cuaca di ibu kota itu panas dan lembab; ini yang menyebabkan baik Pdt. Judson maupun istrinya sering sakit. Dan yang payah lagi berkobarlah perang antara Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Birma.

Adoniram Judson seorang Amerika; ia bukan orang Inggris. Namun semua orang asing yang berkulit putih itu digiring bersama-sama ke dalam sebuah penjara yang dikhususkan untuk menjalani siksaan dan hukuman mati. Kedua kaki mereka masing-masing dipasang rantai seberat enam kilo. Lalu mereka dijebloskan ke dalam ruang penjara yang paling kotor dan gelap.

Seandainya Ibu Judson tidak setia menolong suaminya, pasti ia meninggal pada waktu sengsara itu. Tiap hari Ibu Judson datang dengan membawa makanan segar serta air minum yang bersih. Berkali-kali ia memberi uang suap kepada para penjaga, agar suaminya mendapat tempat yang agak sehat, di bawah naungan semacam gubuk di halaman penjara.

Selama beberapa minggu Ibu Judson tidak sanggup datang sendiri; seorang pembantu menggantikan dia. Lalu ia muncul lagi, dengan membawa serta bayinya yang baru lahir.

Tentu Pdt. Judson senang melihat bayinya yang mungil itu, serta istrinya yang sudah sehat kembali. Namun ada hal lain yang sering menyusahkan pikirannya: Bagaimana dengan naskah tulisan tangannya itu? Bagaimana dengan satu-satunya salinan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Birma?

Di rumah naskah itu kurang aman, karena rumah keluarga Judson sudah dua kali digeledah tentara kerajaan. Maka Ibu Judson menjahit sebuah bantal yang sengaja dibuat keras dan kumal, agar penjaga penjara tidak mengirannya. Di dalam bantal itulah ia memasukkan naskah Kitab Perjanjian Baru berbahasa Birma.

Selama sebelas bulan Adoniram Judson tidur dengan kepala bersandarkan bantal yang berisi buku itu. Siang malam ia menderita; namun ia mengucap syukur kepada Tuhan, karena naskahnya yang berharga itu masih aman.

Tiba-tiba pada suatu hari semua tahanan disuruh berderet di halaman penjara. Rantai yang berat itu dilepaskan, lalu mereka diikat berdua-dua. Judson mohon dengan sangat agar ia boleh membawa serta bantalnya, sampai-sampai ia menangis dan orang-orang tahanan lainnya mengejek dia. Namun penjaga yang bengis menyobek bantal itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Judson dan para tahanan lainnya dipaksa berbaris sejauh enam belas kilometer di luar kota, di bawah terik matahari. Kaki mereka berdarah; mulut mereka kekeringan. Ada yang tidak tahan dalam perjalanan maut itu; ada yang meninggal sebelum tiba di tempat tujuan; ada juga yang jatuh pingsan di ujung jalan. Namun Pdt. Judson masih hidup. Dan ia masih tetap terkurung di dalam penjara di luar kota itu, selama tujuh bulan lagi.

Pada suatu hari ada berita dari sang raja; Ia memerlukan seorang pengalih bahasa yang pandai berbahasa Inggris dan bahasa Birma. Maka Adoniram Judson dibebaskan dari penjara, walau masih tetap dijaga dengan ketat.

Setibanya di ibu kota, yang pertama-tama dipertanyakan Judson ialah mengenai istri dan anaknya. Para penjaga memberitahu bahwa kedua orang itu masih selamat. Pertanyaan Judson yang kedua adalah mengenai bantalnya. Para penjaga tidak tahu, dan tidak ambil pusing tentang benda yang mereka anggap kurang berharga itu.

Ternyata Kerajaan Birma tidak kuat menghadapi pasukan perang Kerajaan Inggris. Tentara Birma dipukul kalah. Dalam perundingan perdamaian, jasa Adoniram Judson sebagai pengalih bahasa itu sangat diperlukan.

Akhirnya semua tugas yang dituntut sang raja itu selesai. Pdt. Judson dengan keluarganya boleh kembali ke Yangoon, kota pelabuhan dan tempat tinggal mereka semula. Di sana mereka kembali menjumpai orang-orang Kristen Birma, yang selama masa perang itu masih setia mengikut Tuhan Yesus.

Salah seorang di antara ketiga petobat yang pertama-tama itu, rupanya sangat senang bertemu kembali dengan gurunya. "Wah, kami kira Pendeta sudah meninggal! Lagi pula tiada kubur tempat tinggal kami dapat pergi berrkabung. Namun aku masih tetap memelihara bantal itu, tempat kepala Pendeta pernah bersandar."

"Bantal?" tanya Adoniram Judson, hampir tidak percaya. "Bantal apa itu?"

"Ya, bantal kecil itu yang dipakai Pendeta waktu di penjara. Untung aku sempat menyelamatkannya dari tempat sampah sebagai kenang-kenangan, pada hari itu ketika Pendeta digiring keluar halaman penjara dalam perjalanan maut."

Dengan tangan gemetar Pdt. Judson menerima kembali bantal yang kotor dan tersobek itu. Ia sengaja menyobek tutupnya lagi sehingga rusak sama sekali, dan . . . ternyata naskahnya masih utuh!

Maka dengan semangat baru Adoniram Judson mulai mengabarkan "isi bantal" itu kepada orang-orang Birma. Tidak lama kemudian, istri dan anaknya yang tercinta itu meninggal; namun ia berjuang terus. Dan ia pun meneruskan tugas terjemahan Firman Tuhan itu. Perkataan Raja Daud dalam Kitab Mazmur yang tengah dialihkannya itu sering menghibur hatinya yang sedang sedih.

Bertahun-tahun kemudian, pengabar Injil yang setia itu dikarunia sebuah keluarga baru. Istri keduanya itu melahirkan beberapa anak; di antara mereka, di kemudian hari ada yang menjadi hamba Tuhan sama seperti ayahnya.

Baru pada tahun 1835 seluruh Alkitab itu selesai diterjemahkannya ke dalam bahasa Birma. Namun Judson masih belum puas. Selama lima tahun ia mendalami lagi tulisan sastra bahasa Birma, baik prosa maupun puisi. Sering ia meminta pendapat para rekannya, baik utusan Injil maupun orang Kristen Birma. Akhirnya pada tahun 1840 ia merasa puas. Terjemahan Alkitab hasil karyanya yang diterbitkan pada tahun itu, hingga kini masih tetap dibaca di gereja-gereja di negeri Myanmar.

Selama tahun-tahun Adoniram Judson berjuang mati-matian demi tugas penginjilan dan penerjemahannya itu, suatu gerakan Kristen besar mulai nampak di negeri Birma. Bahkan pada masa hidup Judson, sudah ada ribuan orang Birma yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dan sekarang, lebih dari satu setengah abad kemudian, ada ratusan ribu orang Kristen di negeri Myanmar.

Siapa tahu, mungkin semuanya itu tidak akan terjadi, . . . seandainya tidak ada seorang ibu Amerika yang pandai menjahit, serta seorang bapak bangsa Birma yang setia menyimpan bantal yang berisi buku, sampai saat ia menyerahkan kembali kepada pemiliknya!

TAMAT

Bintang Pelajar Sekota

Pada tahun 1939 itu, gempar sekali umat Kristen di kota Ujung pandang!


Ada penginjil tersohor yang datang dari benua Tiongkok; namanya, Dr. John Sung. Kata orang, ia sudah berkhotbah di mana-mana di Asia Tenggara, di Taiwan, di Philipina, di Malaysia, di Singapura, di MuangThai. Dan di mana pun juga ada banyak sekali orang yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus.

Pada tahun 1939, untuk pertama kalinya penginjil ternama itu datang ke Indonesia. Ada kampanye penginjilan raksasa di Jakarta, di Bandung, di Madiun, di Solo, di Surabaya, . . . dan di Ujungpandang.


Pada tahun 1939 itu juga, di kota Ujungpandang tinggallah seorang gadis kecil yang biasa dipanggil "Mia. Nama lengkapnya ialah, Maria Josephien Jacob. Tetapi nama itu rasanya terlalu panjang untuk seorang anak perempuan yang begitu kecil.


Si Mia adalah salah satu di antara delapan anak dari seorang janda. Ibu Jacob harus bekerja keras untuk memenuhi keperluan keluarganya yang banyak itu. Pagi-pagi ia menggoreng pisang, lalu kakak-kakak Mia menjajakannya waktu mereka pergi ke sekolah. Siangnya ibu itu mencuci pakaian orang lain. Setelah dikanji, lalu diseterika, pakaian uang sudah bersih itu diantarkan sore hari. Malam pun Ibu Jacob masih tetap bekerja; ia menjahitkan pakaian orang Belanda, kaum penjajah pada masa itu.


Walau ia begitu sibuk, Ibu Jacob sangat setia kepada Tuhan. Setiap jam lima pagi, ia membagunkan seisi rumah untuk berdoa bersama-sama (si Mia biasanya duduk di pangkuan Mama). Setiap malam, ibadah keluarga itu diulang lagi. Setiap hari Minggu, seluruh keluarga Jacob pergi ke gereja. Dan setiap bulan, masing-masing anak disediakan amplop persepuluhan untuk dipersembahkan kepada Tuhan.


Waktu ibunya pergi berkunjung, si Mia sering diajak. Mereka suka membawa sup dan bubur untuk tetangga yang sedang sakit. Mereka juga pergi ke sebuah rumah yang dipakai untuk perjudian dan pelacuran, untuk menginjili penghuninya. Alhasil, seorang wanita yang tinggal di situ percaya kepada Tuhan Yesus. Ia keluar dari rumah itu, dan kemudian ia menikah dengan seorang pemuda dari gereja.


Tentu saja seluruh keluarga Jacob ikut gempar pada waktu mereka mendengar bahwa Dr. John Sung dari benua Tiongkok akan datang di kota Ujungpandang untuk mengabarkan Injil. Setiap kali ada kebaktian kebangunan rohani, mereka selalu hadir, Ibu Jacob juga selalu turut memberi persembahan khusus untuk membiayai KKR itu.


Si Mia duduk terpaku selama Dr. John Sung berkhotbah. Kata-katanya sederhana saja; dengan sangat jelas ia memaparkan dosa manusia serta keselamatan yang tersedia dalam Yesus Kristus.


Sepulangnya dari kebaktian khusus itu, si Mia tidak dapat melupakan penjelasan tentang dosa dan keselamatan yang disampaikan tadi. Dengan menangis ia menemui ibunya di kamar.


"Mama," katanya dengan terisak-isak, "semua uang yang hilang itu, Mia yang ambil. Minta ampun, Mama, Mia sering berbohong, Mia sering melawan Mama . . . ."


Ibu Jacob merangkul dan memeluk anaknya yang masih kecil itu. Lalu ia berdoa sambil menumpangkan tangannya di atas kepala Mia. Dan si Mia dalam hatinya merasa pasti: Baik ibunya maupun Tuhan Yesus Sang Juru Selamat sudah mengampuni dosanya. . . . .


Pada tahun 1942 itu, kembali gempar penduduk kota Ujungpandang!


Tentara Jepang telah mengepung seluruh Nusantara. Si Mia terpaksa putus sekolah, karena keluarga Jacob dari kota mengungsi ke desa Wiliwili.


Pada masa perang itu, banyak anak yang pendidikannya telantar. Melihat keadaan yang menyedihkan itu, ibu dan kakak si Mia membuka sebuah sekolah darurat. Paling sedikit di desa itu anak-anak dapat diajar membaca dan menulis. Ada seorang pejabat pemerintahan Jepang yang menyumbangkan buku-buku tulis untuk usaha pendidikan itu. Tetapi ibu dan kakak si Mia hanya sanggup menyekolahkan anak-anak itu sampai tingkat SD kelas 3 saja. Pendidikan Mia sendiri masih tetap terlantar.


Menjelang masa berakhirnya Perang Dunia II, keluarga Jacob sempat kembali ke kota Ujungpandang. Mia rajin belajar, karena hendak mengejar waktu yang terhilang itu. Tamatlah dia dari SD; lalu ia masuk SLTP.


Pada masa perjuangan fisik itu, kota Ujungpandang masih dikuasai Belanda. Bahasa pengantar di SLTP tempat Mia belajar itu, bahasa Belanda; bahasa Indonesia hanya diajarkan sebagai pelengkap saja. Sebagai akibatnya, Mia sangat pandai bahasa Belanda, sedangkan bahasa Indonesianya agak kurang. Mia tahu, ia tidak akan naik kelas kecuali pelajaran bahasa Belanda mendapat angka tinggi.


Namun kepala sekolah SLTP itu memberi Mia nasihat yang bijaksana: "Mia, tekunilah bahasa Indonesia," katanya. "Kelak Indonesia akan merdeka. Bahasa Indonesia akan sangat dibutuhkan di kemudian hari."


Pada tahun 1949, Mia Jacob tamat SLTP. Setiap pelajaran yang angka rata-ratanya cukup tinggi itu dipanggil satu per satu ke kantor kepala sekolah. Teman-teman yang masuk ranking itu seorang demi seorang dipanggil . . . tetapi nama Mia Jacob belum disebut-sebut.


Ternyata si Mia adalah pelajar yang paling akhir dipanggil untuk menghadap. Pada saat itu, barulah ia mengerti mengapa ia diharuskan sengaja menunggu sekian lama: Dialah bintang pelajar, bukan hanya di sekolahnya saja, tetapi di semua SLTP di seluruh kota Ujungpandang! Dan bukan hanya itu saja: Kepala sekolah menawarkan beasiswa, jika Mia rela pergi ke Belanda dan belajar menjadi seorang juru rawat.


Begitu ia keluar dari kantor kepala sekolah, Mia dikerumuni oleh teman-temannya. Mereka semua ingin merayakan prestasi mereka.


"Nanti di rumah saya ada pesta," kata salah seorang pelajar wanita itu. "Tentu kalian diundang!"


"Wah, saya akan mentraktir kalian ke rumah makan!" kata seorang gadis lain lagi dengan penuh semangat.


"Papa saya punya bioskop," kata anak perempuan yang ketiga dengan pongah. "Kalian boleh nonton gratis!"


Mia ikut saling menyalami teman-temannya. Namun dalam hatinya ia tidak begitu menghiraukan hiruk-pikuk mereka. Mengapa saya mendapat angka yang tertinggi? tanyanya pada diri sendiri. Saya bukan yang terpandai. Ada seorang teman sekelas yang lebih pandai. Namun . . . sayalah yang menjadi bintang pelajar sekota. Pasti ini karunia Tuhan, bukan karena kemampuan saya. Ini kebaikan Tuhan kepada saya!


Kepada teman-temannya yang sedang bersuka ria itu, Mia mohon diri. Tetapi ia tidak segera pulang: Ia mampir dulu ke gereja. Tentu Mia tahu, Tuhan ada di mana-mana. Namun Miia merasakan Tuhan lebih dekat bila ia memasuki gedung ibadah.


Hari itu hari kerja, dan tidak ada acara apa-apa; gedung gereja pun tertutup. Mia mencari penjaganya dan minta agar gereja dibuka. Untung, penjaga itu sudah mengenal si Mia dan keluarganya dengan baik; ia tidak curiga, walau Mia tidak menjelaskan maksudnya.


Mia memasuki aula kebaktian yang besar itu. Selangkah demi selangkah ia maju ke depan. Ia berlutut di hadapan mimbar. Di situ ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku tidak layak menerima pemberian-Mu yang terlalu baik ini. Terima kasih, Tuhan! Aku serahkan seluruh hidupku kepada-Mu yan terlalu baik ini. Terima kasih, Tuhan! Aku serahkan seluruh hidupku kepada-Mu. Pakailah sesuka-Mu!"


Barulah sesudah itu Mia keluar dari gereja, pulang ke rumah, dan memberitahu ibu dan kakak-kakaknya bahwa ia telah mendapat kehormatan khusus sebagai bintang pelajar sekota Ujungpandang. . . .


Pada tahun 1951 itu, gempar lagi penduduk kota Ujungpandang!


Pemberontakan Andi Aziz telah berkobar di pulau Sulawesi. Sebagai akibatnya, untuk yang kedua kalinya Mia Jacob terpaksa putus sekolah.


Ternyata Mia tidak jadi pergi ke Belanda untuk menerima beasiswa yang ditawarkan itu. Ia tetap memasuki SLTA di kota Ujungpandang. Tetapi baru kelas 2, sekolahnya pun terhenti.


Ketika pemberontakan itu aman dan sekolah-sekolah dibuka kembali, keadaan sudah berubah. Bahasa Belanda bukan lagi bahasa pengantar, melainkan bahasa Indonesia. Sedangkan Mia merasa masih kurang pandai berbahasa Nasional itu.


Lalu ada kesempatan yang tak terduga untuk mulai memperbaiki bahasa Indonnesianya. Mia diminta menerjemahkan sebuah buku kecil tentang George Muller, seorang tokoh Kristen Inggris keturunan Jerman yang sangat mengandalkan kuasa doa dalam memelihara ratusan anak yatim piatu.


Pada tahun 1955, dari pulai Sulawesi Mia pindah ke pulau Jawa. Di Semarang ia masuk sebuah sekolah tinggi teologia yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Baptis. Pendidikan Alkitab dan ketuhanan itu akan melengkapi dia untuk memenuhi panggilannya yang dulu sudah ia rasakan sejak ia menjadi bintang pelajar sekota.


Selama berkuliah di Semarang, Mia diminta menerjemahkan cerita-cerita Alkitab untuk anak-anak Sekolah Minggu. Namun kekurangannya dalam bahasa Indonesia itu masih sangat terasa . . . lebih-lebih ketika ia mulai berkenalan dengan seorang mahasiswa teologi yang bernama Juliaan Sigar. Dengan cepat mereka berdua menjadi akrab, sekalipun pemuda itu berani memperbaiki cara Mia berbicara. "Sebaiknya Mia belajar membedakan kata `kita' dengan kata `kami'," Juliaan menasihati dengan lemah lembut.


Tidak lama kemudian, Nona Mia Jacob menjadi Ibu Mia Sigar. Ia menolong suaminya menggembalakan sebuah gereja di Semarang, kemudian sebuah gereja di Solo. Dan Pendeta Sigar masih tetap menolong istrinya memperbaiki bahasa Indonesianya.


Pada tahun 1963, suami-istri yang pandai itu diminta pindah ke Bandung, agar mereka dapat melayani melalui Lembaga Literatur Baptis. Tidak lama kemudian, Pdt. Juliaan Sigar keluar dari kantor penerbit itu, karena ia menjadi gembala sidang sebuah gereja di kota Bandung. Tetapi Ibu Mia Sigar masih tetap bekerja diLembaga Literatur Baptis selama sepuluh tahun lebih. Banyak sekali lembaran Sekolah Minggu, pelajaran Sekolah Injil Liburan, dan buku-buku tentang pengabaran Injil yang diredaksikannya selama tahun-tahun ini.


Ketika putri tunggalnya masih kecil, Ibu Mia rindu agar dapat bekerja di rumah; dengan demikian ia tidak usah datang ke kantor setiap hari. Terbukalah kesempatan itu pada tahun 1974, ketika ia pindah pekerjaan ke Lembaga Alkitab Indonesia. Ia diminta mengambil alih suatu proyek penerjemahan yang sudah setengah jalan, yaitu: Kabar Baik untuk Masa Kini, atau Kitab Perjanjian Baru Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari.


Tugas besar itu diselesaikannya pada tahun 1978. Lalu Ibu Mia diminta mengetauai sebuah panitia yang terdiri atas tiga wanita, untuk memperlengkapi terjemahan gaya baru itu dengan Perjanjian Lamanya. Kedua anggota panitia itu masing-masing adalah seorang rohaniawati dari Gereja Katolik, dan seorang pengarang dan ahli Alkitab dari Gereja Protestan. Sebagai seorang Baptis, Ibu Mia berhasil membimbing pekerjaan mereka dengan lancar. Pada tahun 1985, terbitlah Alkitab Kabar Baik yang sudah lengkap.


Sejak dahulu Ibu Mia sangat memperhatikan anak-anak. Walau anaknya sendiri hanya seorang, namun sering ada anak-anak lain di rumahnya, juga di gereja dan di SD Kristen yang dibina oleh suaminya. Tidaklah mengherankan, sesudah selesai dengan Alkitab Kabar Baik, Ibu Mia juga menerjemahkan Kabar Baik Untuk Anak-Anak.


Ibu Mia masih ingat kesulitannya yang dulu, dalam hal menguasai bahasa Indonesia. Mungkin itu yang menyebabkan dia tetap rela mengerjakan berbagai macam terjemahan Alkitab untuk orang yang memerlukan bahasa Indonesia yang sederhana dan jelas.


Sampai saat ini Ibu Mia Sigar masih mengenangkan pengalamannya yang dulu, ketika ia menjadi bintang pelajar sekota Ujungpandang. Kata Ibu Mia: "Jauh sebelum saya memikirkan apa pun untuk melayani Tuhan dalam bidang literatur rohani, Ia sudah mempunyai rencana bagi saya. Rencana-Nya, serta cara-Nya Ia memperlengkapi saya untuk tugas yang telah disediakan-Nya itu, nyata jelas!"

TAMAT

Biskuit Yang Ditukar Dengan Bunyi (Kepulauan Vanuatu, 1848 - 1872)

"Darat!" seru seorang kelasi yang sedang bertengger di mercu yang tiang itu. "Ada darat di sana!" Suaranya mengalun dari atas ke bawah, ke geladak kapal layar yang sedang melintasi Lautan Pasifik itu.

Seluruh isi kapal itu segera naik dari bawah. Sudah lama mereka rindu menyaksikan daratan! Ada kelasi yang mulai naik ke tiang layar untuk dapat melihat lebih jauh ke arah haluan. Ada penumpang yang lari ke kayu rimbat di pinggir geladak.

Salah seorang penumpang itu adalah seorang pemuda bernama John Geddie. Ia pun rindu sekali menyaksikan daratan yang sudah nampak di kejauhan itu. Pasti daratan itu lain sekali daripada apa saja yang pernah dilihatnya sepanjang umur.

John Geddie berasal dari negara Kanada, propinsi Nova Skotia. Ia sudah mengenal lautan, tetapi lautan di sana ditumbuhi pohon cemara dan pines, dan sering tertutup salju.

Lain sekali dengan daratan yang sedang dituju oleh kapal layar itu! John Geddie telah datang ke daerah Pasifik Selatan yang panas lembab, agar ia dapat memberitakan Kabar Baik tentang Tuhan Yesus kepada para penduduk Kepulauan Vanuatu. Atau lebih tepat: Ia berharap ada kesempatan memberitakan Kabar Baik kepada mereka, sebelum mereka sempat memakan dia, . . . karena pada tahun 1848, masih ada di antara penduduk Vanuatu itu yang suka makan daging manusia.

Selama kapal berlayar mendekati pelabuhan, John Geddie menunggu dengan perasaan kurang sabar. Pulau itu nampaknya seperti zamrud hijau di tengah-tengah lauatan nan biru. Pohon-pohon palem menjulang tinggi di pantai pasir putih.

Ternyata pulau yang pertama-tama dilihat John Geddie itu bernama pulau Aneityum. Penduduk pulau itu sudah biasa didatangi orang asing. Mereka suka berdagang dengan para pendatang yang naik kapal dari jauh. Jadi, John tidak usah khawatir akan dibunuh dan dimakan selama ia menetap di pulau Anityum itu.

Dengan mudah John Geddie menyewa sebuah rumah. Para tetangganya yang baru itu rupanya cukup ramah. Namun mereka kurang berminat akan ajarannya tentang Tuhan Yang Maha Esa.

"Kami punya ilah-ilah sendiri," demikian kata orang-orang Vanuatu itu. "Buat apa kamu mau mendengar tentang ilah lain yang diceritakan orang asing yang warna kulitnya sudah luntur itu?"

Tidak lama kemudian, kapal laut yang telah membawa John Geddie ke pulau Aneityum itu berangkat lagi. Ia berdiri di pantai sambil melambaikan tangannya selama layar itu kelihatan semakin kecil di kejauhan.

Di pantai itu, di kelilingnya berdiri bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak. Mereka semua asyik bercakap-cakap. Namun tidak ada satu kata pun yang dapat dipahami oleh John Geddie.

Sudah jelas, aku harus belajar bahasa mereka, kata John dalam hatinya. Maka pada saat kapal layar itu makin menghilang di lautan lepas, ia mulai mendengarkan baik-baik lagu kalimat yang sedang diucapkan di sekitarnya.

Penduduk pulau Aneityum yang suka berdagang itu cukup pandai berbicara bahasa Inggris. Mereka biasa bisa menggali akar ararut (ubi garut), lalu menawarkannya kepada para pendatang. Biasanya daripada menerima uang, mereka lebih suka tukar-menukar saja, sehingga dengan demikian mereka mendapat barang-barang yang mereka inginkan.

Tetapi masalahnya, bahasa Inggris yang cocok untuk perdagangan tukar menukar itu, bukanlah bahasa Inggris yang cocok untuk memberitakan Kabar Baik tentang Tuhan Yesus. Apa lagi, John Geddie tidak berminat mengajarkan bahasa Inggris kepada penduduk pulau itu.

Buat apa aku mengajar mereka membaca Alkitab dalam bahasa Inggris? tanya John pada dirinya sendiri. Sebaiknya, aku mau belajar bahasa Aneityum, bahasa mereka. Bila aku menceritakan isi Alkitab, aku ingin supaya mereka semua dapat mengerti, dari nenek yang paling tua samapi anak yang paling kecil. Aku ingin menjadi begitu pandai berbicara dalam bahasa mereka, sampai-sampai mereka akan merasakan bahwa aku adalah salah seorang dari antara mereka.

Tidak lama kemudian, John Geddie memang dapat mengucapkan banyak kata dalam bahasa Aneityum. Namun ia belum puas. Ia sering meminta orang-orang Vanuatu mengulangi sampai berkali-kali satu kata yang sama. Ia pun minta supaya satu kata itu mereka ucapkan dengan sangat pelan-pelan, agar ia dapat membeo bunyi yang sedang didengarnya itu.

Tetapi penduduk pulau itu kurang senang jika terus-menerus mengulangi kata-kata yang sama. Malu rasanya, jika harus bertalu-talu mengluarkan bunyi yang sama, . . . hanya agar seorang asing dapat memperhatikan mulut mereka. Lambat laun mereka tidak segan-segan menyatakan rasa bosan atau rasa tersinggung mereka; satu persatu mereka meninggalkan di seorang diri.

Wah, bagaimana aku dapat menguasai bunyi bahasa ini? tanya John Geddie pada dirinya sendiri. Apa lagi, jika aku tidak dapat menguasai bunyinya, bagaimana aku dapat menyusun tanda-tanda tulisan untuk bahasa ini yang belum pernah ditulis?

Pada suatu hari John sedang mengunyah sepotong biskuit kapal. Biskuit kapal itu lain daripada biskuit kaleng--keras sekali, dan rasanya asin. Justru karena kerasnya, biskuit semacam itu dapat bertahan lama. Pada masa lampau, selama pelayaran yang memakan waktu panjang, biskuit kapal biasa dibawa serta sebagai bekal.

Mula-mula John Geddie tidak suka memakan biskuit kapal. Tetapi lambat laun ia mulai menyukai rasanya, sehingga pada waktu kapal hendak melanjutkan perjalanannya, ia minta supaya ditinggalkan satu peti biskuit itu baginya. Sewaktu-waktu ia mengunyah sepotong biskuit yang keras dan asin rasanya itu.

Pada waktu John sedang makan-makan, kebetulan lewatlah seorang Vanuatu. Ia salah seorang penduduk setempat yang telah meninggalkan John tanpa pamit, karena ia bosan atau tersinggung jika diminta berulang-ulang mengucapkan kata yang sama. Namun John ingin tetap bersikap ramah terhadap tetangganya itu, maka ia menawarkan sepotong biskuit kapal kepadanya. "Silakan coba!" katanya dalam bahasa Inggris.

Dengan agak was-was orang itu mulai mencicipi. Ia mengunyah biskuit yang keras itu. Ia menjilat dengan lidahnya. Lalu ia mengunyah lagi. Sudah jelas, ia menyukai biskuit yang asin rasanya itu.

Setelah selesai, ia mengulurkan tangannya. Tetapi John Geddie baru mendapat akal. Ia tidak segera memberikan lagi kepada tetangganya itu.

"Ayo, tukar!" kata John. Dan memang mereka mulai tukar-menukar. Yang diterima John sebagai pengganti biskuit itu, bukannya barang melainkan bunyi-bunyi yang diucapkan berulang-ulang.

Dengan cepat berita itu mulai tersiar: "Orang asing yang aneh itu rela memberikan makanan yang enak, asal saja ada penduduk yang rela membuang waktu dengan berkali-kali mengucapkan kata-kata dalam bahasanya sendiri!" Maka selanjutnya John tidak pernah kekurangan penolong dalam usahanya belajar bahasa setempat.

Sepotong demi sepotong ia menawarkan biskuit kapal itu kepada penduduk setempat. Satu demi satu ia menguasai bunyi yang biasa dilafalkan dalam bahasa mereka, sampai dapat membeo setiap kata dengan tepat dan jelas.

Sementara itu, John Geddie juga sudah menyusun semacam abjad bahasa Aneityum. Ia mulai mencatat kata-kata dalam bentuk tulisan. Tidak lama kemudian, kepada para tetangganya ia dapat bercerita tentang Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga dapat bercerita tentang Yesus Kristus, yang sangat mengasihi semua orang.

Cerita-cerita yang disampaikan John Geddie itu berasal dari Kitab Injil Markus. Setiap kali bercerita, ia pun mencatat kata-kata dari ceritanya itu. Lambat laun ia dapat menyusun seluruh Injil Markus dalam bahasa Aneityum.

Penduduk pulau itu sudah mulai mengenal John Geddie; ia pun sudah semakin mengenal mereka. Mereka mulai saling mempercayai dan saling mengasihi. Oleh para tetangganya John sering dibawa serta pada waktu mereka pergi menjala ikan atau memelihara tanaman ubi ararut. Mereka memperlihatkan kepadanya bagaimana mereka menggali akar ararut, serta menyiapkan hasil tumbuhan itu untuk dijual.

Mereka juga mengajar John tentang adat mereka, tentang dongeng mereka, tentang cara mereka beribadah. Dengan panjang sabar John pun mengajar mereka tentang Tuhan Yesus Kristus. Lambat laun ada banyak di antara mereka yang menjadi orang Kristen.

Di samping mengajar, John Geddie juga masih terus menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa setempat. Setelah Kitab Injil Markus selesai, naskahnya dikirim ke Australia untuk dicetak. Ketika buku-buku kecil yang berisi Injil Markus itu sudah kembali lagi, sebagian penduduk Vanuatu merasa sangat senang: Mereka dapat membaca Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri! Tetapi sebagian lagi merasa sangat sedih, karena mereka itu masih buta huruf.

Maka John Geddie mulai mengajar orang-orang yang buta huruf itu, agar mereka dapat membaca bahasa mereka sendiri. Sementara itu, ia pun terus mengalihkan Firman Allah ke dalam bahasa mereka. Ketika Kitab Injil Matius selesai, John berhasil membeli sebuah alat cetak kecil. Selanjutnya hasil karyanya itu dapat langsung dicetak di Vanuatu.

Akhirnya seluruh Kitab Perjanjian Baru selesai diterjemahkan ke dalam bahas Aneityum. Dengan gembira John Geddie berkata kepada kawan-kawannya, "Sekarang kita harus mencetaknya."

Tetapi Kitab Perjanjian Baru itu terlalu tebal; tak mungkin dikerjakan dengan alat cetak kecil yang sudah ada. Maka John Geddie mengumpulkan para pemimpin masyarakat setempat.

"Sekarang sudah ada Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa kalian sendiri," ia mengumumkan.

"Benar!" jawab pemimpin mereka yang tertua. "Sungguh bagus dan ajaib, bahwa hal itu sudah terwujud."

"Selanjutnya," kata John, "banyak salinan yang harus dibuat oleh mesin."

Para pemimpin masyarakat akan menunggu perkataannya lebih lanjut.

"Hal itu menuntut uang."

Tidak ada seorang pun yang berbicara.

"Aku tidak punya uang," kata John dengan sedih.

"Kami juga tidak punya uang," kata para pemimpin.

Hening sejenak . . . Lalu John Geddie berbicara lagi: "Namun kalian sudah biasa menawarkan akar arurat kepada para pedagang kapal. Apakah kalian rela menyisihkan sepersepuluh dari hasil tukar-menukar itu? Apakah kalian rela menguangkan yang sepersepuluh itu, agar dapat dipakai untuk mengongkosi pencetakan Alkitab?"

Para pemimpin itu pulang dan berunding dengan rakyat. Lalu mereka melaporkan bahwa rakyat Vanuatu memang rela menyisihkan sepersepuluh dari hasil perdagangan mereka.

Setelah sepersepuluh itu diuangkan, hasilnya dua ribu dolar. John Geddie mengirimkan uang itu beserta naskah Kitab Perjanjian Baru berbahasa Aneityum, agar dapat dicetak ditempat yang jauh.

Berbulan-bulan lamanya John dan kawan-kawannya menunggu. Lalu pada suatu hari, ada sebuah kapal yang sedang membongkar muatannya di pulau Aneityum. Di antara muatannya itu ada beberapa bungkusan besar yang dialamatkan kepada John Geddie.

Setiap keluarga di pulau itu menerima sebuah Kitab Perjanjian Baru. Namun di antara mereka masih ada yang belum pandai membaca.

"Mari kita mengadakan sayembara!" usul John. Beberapa hadiah di tawarkan kepada orang-orang yang berhasil membacakan Perjanjian Baru secara tepat dan jelas. Dengan rajin mereka bersaing untuk menjadi pandai membaca Firman Allah. Ternyata setiap hari ada sebanyak dua ribu orang Vanuatu asyik membacakan Alkitab. Dan sisa penduduk pulau itu asyik mendengarkan pembacaan mereka.

Sementara itu, John Geddie masih tetap meneruskan tugasnya sebagai guru dan penerjemah. Menjelang tahun 1872, hampir seluruh Kitab Perjanjian Lama sudah dialihkan ke dalam bahasa Aneityum.

Dua puluh empat tahun sudah lewat sejak kelasi itu menyerukan "Darat!" dari mercu tiang layar yang sedang membawa John Geddie dari jauh. Dan pada tahun yang kedua puluh empat itu juga, John Geddie pun tutup usia.

Para penduduk Vanuatu berkabung. "Ia telah meninggalkan kita," kata mereka. "Ia telah berpulang ke surga." Lalu mereka memasang sebuah plaket pada dinding gedung gereja terbesar di pulau Aneityem. Di atas plaket itu terukir kata-kata ini:

"Ketika ia mendarat pada tahun 1848,

Di sini tidak ada orang Kristen.

Ketika ia berpulang pada tahun 1872,

Di sini tidak ada orang kafir."

TAMAT

Budak Perempuan Cilik Yang Pandai Membaca (Pulau Malagasy, 1882)

Satu abad yang lalu, di sebuah pulau besar yang jauh dari kepulauan Indonesia, seorang anak perempuan kecil sedang menangis tersedu sedan.

Pantas saja ia menangis! Coba bayangkan: Si Upik baru saja diculik dari rumah orang tuanya. Ia ditangkap oleh orang-orang kejam yang memperbudak manusia.

Seluruh badan gadis cilik itu gemetar menahan tangisnya.

Dengan bengis si penjual budak memandangnya; tangannya menggenggam cambuk. "Cukup kau menangis!" ia berteriak. "Kau mau kucambuki?"

Mata si Upik terbelalak, penuh rasa takut dan ngeri. "Wah, jangan, pak!"

"Kenapa jangan?" bentak penjual budak itu. "Kau bukan lagi anak ibumu yang manja. Kau sekarang seorang budak belian. Coba pikir, di kampung halamanmu sendiri, siapa yang peduli akan nasib budak?"

Lalu ia pergi, seraya memberikan peringatan terakhir: "Aku tidak mau mendengar tangisanmu lagi, tahu! Bagaimana aku dapat menjualmu besok kalau mukamu bengkak karena menangis terus?"

Apa yang dikatakan oleh pedagang budak itu memang benar. Di seluruh pulau Malagasy yang besar itu, tidak ada seorang pun yang menghiraukan nasib budak belian. Bahkan di kampung halaman si Upik sendiri, jauh di sebelah selatan, seorang budak pasti dihukum kalau menangis terus dan merepotkan pemiliknya.

Gadis kecil itu mulai berusaha membiasakan diri dengan kegaduhan dan keramaian kota di sekelilingnya. Dengan berbuat demikian mudah-mudahan ia tidak lagi terlalu memikirkan kebahagiaan hidupnya dulu.

Orang tuanya tidak ada di rumah ketika ia diculik. Karena itu ia berharap agar mereka luput dari serangan para perampok. Betapa sedihnya mereka bila nanti mereka pulang dan mendapati putri kecil mereka tidak ada di situ lagi! Mereka akan merasa sangat kehilangan "si Upik" (begitulah nama julukan yang sering mereka pakai baginya). Mereka hanya dapat berharap agar anak perempuan yang secantik dia akan dijual ke dalam sebuah rumah tangga yang cukup baik.

Ketika si Upik menguasap matanya dan melihat ke sekelilingnya, ia pun mulai tertarik oleh kesibukan di sekitar tempat itu. Ia memperhatikan orang banyak yang lalu lalang; beberapa diantaranya, dengan pakaian yang indah-indah, sedang ditunggui oleh budak-budak belian. Si Upik mulai memikirkan apa yang akan terjadi attas dirinya besok pagi.

Ketika pagi itu tiba, si Upik diberi sehelai jubah baru yang sederhana. Rambutnya pun disisir rapi. Si penjual budak sudah pandai membuat barang dagangannya kelihatan menarik di mata calon pembeli!

Rasanya waktu lewat dengan lamban sekali pada pagi itu. Orang-orang kaya biasanya tidak mau datang ke pasar terlalu pagi. Hanya beberapa orang biasa datang dan membeli budak-budak yang tidak seberapa mahal harganya.

Sekali-sekali ada orang yang menanyakan si Upik, yang duduk di bawah naungan sebuah pohon besar dengan perasaan sedikit takut dan sedikit mengharap-harap. Tetapi mereka selalu terus pergi setelah mendengar harga yang ditawarkan itu, walau ada juga orang yang sempat berkomentar dengan berbisik: "Cantik sekali! Mungkin ia akan laku juga semahal itu."

Sebelum sang surya naik tinggi di atas cakrawala, datanglah sebuah tandu yang indah, diusung oleh empat budak laki-laki. Budak yang kelima memagang menaungi seorang wanita muda yang berbaring di atas usungan itu; pakaiannya sangat mewah.

Wanita yang kaya-raya itu mengamat-amati setiap budak yang dipertontonkan kepadanya. Kekuatiran dan kesedihan budak-budak itu tidak dihiraukannya. Rupa-rupanya ia menganggap seorang budak itu sama seperti seekor anjing kesayangan saja.

Hanya ada satu budak yang tidak kelihatan sedih. Itulah si Upik. Ia begitu tertarik akan penampilan wanita kaya itu sehingga ia memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu. Belum pernah ia melihat seorang wanita dengan pakaian sebagus itu!

"Gadis yang itu!" Sang penumpang tandu menunjuk kepada si Upik. "Kelihatannya cerdik, lagi cantik. Suruh dia berdiri!"

Sebelum si Upik insaf apa yang terjadi, jual beli itu sudah selesai. Sekarang ia telah menjadi milik wanita muda yang kaya-raya itu.

Tidak lama kemudian, usungan itu dibawa dengan cepat, menerobosi orang banyak. Si upik berusaha mengikuti langkah-langkah yang terlalu panjang dari budak-budak dewasa itu. Ia berlari-lari kecil; napasnya mulai terengah-engah. Seorang budak laki-laki yang tinggi besar berjalan di sisinya untuk menjaga agar ia tidak berusaha melarikan diri.

Di tempatnya yang baru, si Upik dengan cepat dan lancar dapat belajar cara-cara melayani majikannya. Majikannya ternyata sangat baik hati. Ia merasa senang, terutama oleh karena gadis cilik itu tidak pernah menangis lagi, dan tidak pernah bermuram durja.

Pada suatu hari sang majikan bertanya dengan sikap tak acuh: "Apa kau lahir sebagai budak, Upik?"

Untuk seketika mata si Upik tergenang air mata. Tetapi segera ia dapat menguasai dirinya. Ia bertindak tegak dan menjawab dengan tenang. "Tidak, nyonya besar. Aku diculik. Kampung halamanku di sebelah selatan. Dari sanalah para perampok menyeretku. Orang tuaku tidak tahu aku diculik."

Wajah majikannya mengerut. "Ah! Sama sekali tidak terpikirkan. Apalagi kau masih kecil! Kau begitu tabah, Upik. Aku sama sekali tidak menyangka kau pernah hidup bebas dengan keluargamu sendiri."

Kemudian dilanjutkannya: "Sebetulnya aku tidak begitu suka mempunyai budak yang asalnya bukan budak. Mencicipi kebebasan, lalu kehilangan kebebasan itu, rasanya lebih pahit daripada kalau kamu belum pernah hidup bebas. Tetapi setidak-tidaknya kau lebih mujur menjadi budak di rumahku daripada menjadi budak di rumah orang lain, ya, Upik?"

Si Upik tersenyum. "Nyonya besar sudah membuatku bahagia dan puas," jawabnya dengan tulus ikhlas

Namun kadang-kadang si Upik merasa kesepian. Pada saat-saat demikian, bila tidak ada tugas, ia suka pergi menyendiri dan duduk di bawah sebuah pohon yang besar di taman. Dari dalam jubahnya ia mengambil sebuah buku yang selalu ia bawa serta. Lama ia duduk sambil membaca buku kecil itu.

Buku kecil itu adalah buku yang kebetulan dibaca pada saat ia diculik. Tanpa disadari ia tetap menggenggam buku itu ketika ia ditangkap dan diseret oleh para perampok. Kini buku kecil itu menjadi harta si Upik yang paling berharga: Isinya tak lain ialah Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Malagasy (yang mirip sedikit dengan bahasa Indonesia).

Di dalam rumah tangga majikannya itu tidak ada seorang Kristen pun kecuali si Upik. Juga tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat membaca, sang majikan juga tidak. Namun budak-budak yang buta huruf itu senang mengintip pada saat-saat si Upik pergi menyendiri. Dan mereka pun senang mendengar si Upik membaca, karena ia selalu membaca dengan bersuara, sesuai dengan kebiasaan pada zaman itu.

Tidak lama kemudian, setiap pelayan di rumah tangga itu mengetahui bahwa si Upik memiliki sebuah Buku kecil, dan bahwa ia pandai membaca isinya. Tetapi tidak seorang pun yang berani memberitahu sang majikan. Meskipun ia baik hati, mungkin ia akan merasa cemburu terhadap seorang budak yang begitu pandai. Mungkin ia akan menghukum si Upik; mungkin ia akan merampas Bukunya.

Pada suatu hari yang panas, sang majikan berjalan-jalan di taman untuk menikmati buaian angin sejuk. Sayup-sayup terdengar olehnya suara orang. Karena ingin tahu, ia menghampiri tempat dari mana suara itu terdengar.

Tampaklah si Upik sedang duduk di bawah pohon, asyik membaca.

"Ha! Sedang apa kau Upik?" tanya majikannya. "Sedang menghafal cerita, ya?"

Dengan hormat si Upik berdiri. Mula-mula ia hendak menyembunyikan Buku kecil itu, tetapi kemudian diperlihatkannya. "Tidak, nyonya besar. Aku sedang membaca Kitab Suci."

"Membaca? Sungguh kau dapat?"

"Sungguh, nyonya besar," jawabnya seraya menganggukkan kepalanya. "Ayah yang mengajarku membaca."

Budak-budak yang lain sedang mengintip peristiwa itu dari jauh, dengan hati yang berdebar-debar. Apakah majikan mereka akan marah? Ataukah merasa geli saja?

Heran, . . . kedua dugaan itu meleset. Apa yang mereka dengar kemudian?

"Dapatkah kau mengajarku membaca, Upik?"

"Dapat, nyonya besar! Dengan senang hati," jawab si Upik.

Pelajaran itu segera dimulai. Karena tidak ada buku lain, Kitab Perjanjian Baru milik si Upik menjadi buku pelajaran.

Si Upik mulai dengan cerita-cerita yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, seperti misalnya cerita domba yang hilang dan cerita orang Samaria yang murah hati. Kata demi kata sang majikan belajar membaca perumpamaan-perumpamaan itu.

"Sangat menarik!" serunya. "Cerita-cerita ini amat indah. Tetapi . . . siapakah Tuhan Yesus itu?"

Maka pelajaran membaca yang berikutnya diambil dari Kitab Injil Lukas, pasal 2. Budak cilik itu menolong majikannya membaca tentang kelahiran Yesus pada malam yang ditaburi bintang-bintang. Mereka membaca tentang para malaikat yang menyanyi dan memuliakan Tuhan, tentang sinar surgawi yang turun menerangi palungan Sang Bayi Kudus.

Tetapi pelajaran membaca terpaksa diperpendek pada hari itu. "Cerita ini terlalu panjang, Upik," majikannya mengomel. "Engkau saja yang membacakannya."

Maka si Upik melanjutkan membaca tentang peristiwa-peristiwa yang indah itu. Pasal demi pasal, pelajaran demi pelajaran, si Upik membacakan cerita Tuhan Yesus, termasuk ajaran-ajaranNya, penyalibanNya, dan kebangkitanNya. Ia pun meneruskan cerita itu dengan membacakan perbuatan-perbuatan para pengikut Tuhan Yesus setelah Hari Pentakosta.

Sang majikan, beserta semua budaknya yang cukup dewasa, terus mendengarkan dengan penuh perhatian. Belum pernah mereka mendengar cerita yang demikian!

Bukan hanya itu saja: Wanita bangsawan itu mulai mengundang teman-temannya untuk berkumpul di rumahnya pada waktu senja. "Aku mempunyai seorang budak baru," katanya, "seorang gadis kecil. Anehnya, ia dapat membaca. Buku miliknya sendiri memuat cerita-cerita yang sangat menarik, serta ajaran-ajaran yang belum pernah kudengar. Ayo datang dan mendengar Upikku membaca!"

Mungkin saja majikan itu pun ingin agar teman-temannya mengetahui bahwa ia sendiri sekarang dapat membaca. Karena setiap kali tetangga-tetangganya datang, ia mengambil Buku kecil dari tangan si Upik dan membuka halaman-halaman tertentu. Walau ia membaca dengan pela-pelan, namun kedengarannya cukup jelas, sehingga teman-temannya menjadi takjub.

Lambat laun Kabar Baik itu mulai meresap ke dalam hatinya. Pada suatu hari wanita yang kaya-raya itu berkata, "Upik, letakkan dulu Bukumu dan jelaskan kepadaku bagaimana caranya aku dapat menjadi pengikut Tuhan Yesus."

Hal ini tidak mengherankan si Upik. Siapa yang tidak mau mengikut Tuhan Yesus, demikianlah pikirannya. Siapa yang tidak mau berbakti kepada Allah Bapa, yang begitu mengasihi kita sehingga Ia mengutus Tuhan Yesus untuk menjadi Juru Selamat kita!

Namun si Upik jadi terheran-heran juga pada suatu hari semua budak dipanggil menghadap majikan mereka. "Kalian sudah tahu," katanya dengan lambat, "bahwa aku telah menjadi pengikut Tuhan Yesus. Oleh karena itu, aku tidak boleh lagi memperbudak sesamaku. Kalian semua merdeka."

Merdeka! Para budak itu hampir-hampir tidak mempercayai apa yang mereka dengar. Sungguh suatu hari yang diliputi kebahagiaan!

Beberapa di antara mereka segera pulang ke kampung. Yang lainnya lebih suka tetap tinggal pada majikan mereka sebagai pegawai bayaran.

Dengan sangat gembira si Upik pulang ke rumah orang tuanya. Ia memasuki rumah itu bagaikan orang yang sudah bangkit dari kubur. Kedatangannya kembali itu membawa kebahagiaan yang tiada taranya bagi orang tuannya.

Tetapi kemudian secara sukarela si Upik kembali lagi kepada sang majikan yang sangat dikasihinya. Mereka berdua, diiringi oleh bebarapa pembantu, pergi jauh ke suatu tempat di mana ada utusan-utusan Injil. Di sana mereka memohon agar penginjil-penginjil dikirim ke kota mereka di pulau Malagasy, untuk mengajar dan membimbing orang-orang Kristen yang baru.

Utusan-utusan Injil yang datang dari negeri jauh itu merupakan jawaban atas permohonan doa mereka. Tetapi iklim di pulau Malagasy itu asing bagi para penginjil. Mereka dijangkiti penyakit, dan satu persatu meninggal. Akhirnya keadaan kembali seperti semula: Tidak ada yang memimpin dan mengajar pengikut-pengikut Tuhan Yesus yang baru itu.

Namun sang majikan tidak putus asa. Dengan Alkitab di tangannya, ia mula membaca dan berdoa serta mengharapkan pimpinan Roh Kudus. Lalu dengan sikap yang tenang dan gigih, ia sendiri mengajar setiap orang yang rela berguru kepadanya.

Lambat laun di kotanya di pulau Malagasy itu tumbuhlah suatu jemaat Kristen yang banyak sekali anggotanya. Dan hingga kini orang-orang Kristen yang tinggal di kota itu masih suka bercerita dengan bangga:

"Semuanya itu terjadi oleh karena seorang budak perempuan kecil yang kesepian membaca Kitab Perjanjian Barunya dengan suara keras, dan oleh karena seorang wanita muda yang kaya-raya terbuka hatinya untuk menerima ajaran Firman Allah serta melaksanakannya dalam hidupnya sendiri!"

TAMAT

Buku Yang Dibawa Serta Oleh Expres Berkuda (Amerika Serikat, 1860 - 1861)

Rombongan berkuda itu berhenti pada lereng sebuah bukit kecil. Jalan sempit yang sedang mereka ikuti itu terus menanjak sampai ke puncak, lalu menghilang di lembah sebelah sana.

Seorang pemuda bernama Charles Martin turun dari kudanya. "Tunggu dulu di sini!" perintahnya.

Anggota-anggota lainnya dari rombongan berkuda itu adalah pria-pria dewasa. Namun tanpa menggerutu mereka menuruti perintah pemuda itu. Sudah lebih dari satu kali, nyawa mereka semua terselamatkan berkat kewaspadaan si Charles yang menjadi petunjuk suatu jalan mereka. Ia tidak akan membiarkan mereka terjebak memasuki suatu lembah yang mungkin dikuasai oleh segerombolan perampok atau suku indian Apache yang garang. Sebagai seorang pemuda koboi yang dibesarkan di wilayah sebelah barat Amerika yang luas dan belum beradab itu, Charles Martin merasa bertanggung jawab atas orang-orang dari kota yang telah mempercayakan diri mereka kepadanya.

Saat ini si Charles mendaki bukit sendirian, tanpa menimbulkan bunyi sedikit pun. Dekat puncak bukit ini, ia bersembunyi sejenak di belakang sebuah pohon yang kerdil. Lalu ia tidak kelihatan lagi. Tetapi tidak lama kemudian, ia muncul kembali, lari ke bawah, dan melompat ke pelananya. "Cukup aman sejauh mataku dapat melihat," katanya cepat. Maka rombongan berkuda itu mulai maju lagi.

Malam itu para penunggang kuda berkemah di sebuah lembah yang terpencil. Si Charles memasak untuk mereka semua; api yang dinyalakannya begitu kecil, sehingga sedikit sekali asap yang mengepul-ngepul ke atas . . . . Siapa tahu, mungkin ada mata jahil yang sedang mengawasi tempat perkemahan mereka.

Bulan bersinar; malam itu cukup hangat. Api unggun pelan-pelan padam sampai tinggal baranya saja. Kebanyakan anggota rombongan berkuda itu meringkuk di bawah selimut mereka masing-masing, siap untuk tidur. Tetapi salah seorang di antara mereka menuntun temannya ke samping untuk bercakap-cakap sebentar. Temannya itu seorang pria yang tinggi besar dan berjenggot panjang.

"Puas, Pak Majors?" tanyanya kepada pria berjenggot itu.

"Ya, lebih dari puas!" jawab Pak Majors seraya mengangguk. "Aku telah mendengar bahwa di seluruh wilayah sebelah barat Amerika ini, tidak ada koboi yang lebih hebat daripada si Charles, dan sekarang aku pun percaya. Coba bayangkan bagaimana ia meloloskan kita dari bahaya kemarin. Ya, Charles Martinlah orangnya, . . . . asal ia mau bekerja pada kami."

Pada waktu perjalanan yang lama dan meletihkan itu sudah berakhir, Pak Majors mengajak Charles Martin berunding.

"Charles," katanya, "tahukah engkau bagaimana sepucuk surat dari kota New York di pantai timur sampai ke kota San Francisco di pantai barat?"

Pemuda itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kami di wilayah sebelah barat ini jarang sekali berurusan dengan surat, Pak."

Pak Majors tersenyum. "Tetapi sebaliknya, penduduk Amerika Serikat di daerah-daerah lain sering berurusan dengan surat. Soalnya, selalu memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya, baru sepucuk dari sebelah timur dapat tiba di sebelah barat."

"Lho! Kalau naik kuda, bisa pergi jauh sekali dalam waktu satu bulan, Pak," kata Charles.

"Betul!" Tetapi surat-surat itu tidak diantar dengan naik kuda. Surat-surat itu harus naik kapal sampai ke pelabuhan di pantai Panama, lalu diturunkan dari kapal dan dibawa melintasi tanah genting sampai ke pelabuhan lagi, kemudian kembali naik kapal ke Kalifornia. Nah, aku punya gagasan baru tentang cara yang lebih cepat untuk mengantar surat. Dan aku ingin engkau membantu cara baru itu, Charles."

Dengan penuh perhatian Charles Martin mendengarkan Pak Majors menjelaskan gagasan baru itu.

"Sudah ada kereta api dari pantai timur sampai ke pedalaman Amerika Serikat," kata Pak Majors. "Dari ujung rel kereta api itu, aku ingin menyiapkan para penunggang kuda yang masih muda dan yang sangat berani. Seperti perlombaan estafet, mereka harus bekerja sama, terus berjalan siang dan malam, apakah hari cerah atau hari hujan. Tidak boleh ada apapun juga yang menghalangi mereka! Sepucuk surat yang dikirim dari New York harus dapat sampai ke San Fransisco dalam waktu sepuluh hari saja."

Mata Charles terbelalak "Sepuluh hari naik kuda!"

"Bukan! Jumlah semuanya sepuluh hari, termasuk waktu di kereta api itu.

"Hmmm, . . ." Nampaknya si Charles mencium kemungkinan petualangan yang baru "Pasti sudah ada rencana, ya, Pak?"

"Sudah. Kami akan mendirikan dua ratus pos pergantian kuda, dengan lima ratus kuda yang larinya paling kencang, serta delapan puluh penunggang kuda. "Pria besar yang berjenggot panjang itu berhenti sebentar dan menatap Charles Martin. "Dan belum cukuplah bila para penunggang kuda itu berani. Mengantar surat adalah tanggung jawab yang penting. Pemuda-pemuda itu tidak boleh berkelahi, tidak boleh berjudi, tidak boleh bermabuk-mabukan. Mereka harus jujur dan setia selalu."

Kelihatannya Charles Martin semakin tertarik.

"Berbahaya sekali tugas semacam itu, Charles!" Pak Majors memperingatkan. "Apakah engkau berminat?"

"Barangkali," jawab Charles.

Pak Majors lalu membentangkan sehelai peta yang kasar di atas meja. "Kami hanya ingin pakai orang-orang yang terpilih saja. Bagaimana kalau kau yang mencarikan penunggang kuda bagi kami di seluruh dunia ini? Lalu tugasmu selanjutnya ialah, . . . mengantar surat dari sini . . . ke sini." Ia menunjuk tempat-tempat itu di peta.

"Rasanya tidak begitu jauh perjalanan itu, Pak," si Charles berkomentar.

"Tetapi bagaimana kalau malam hari? Bagaimana kalau musim salju?" Pak Majors melirik lagi ke wajah Charles. "Pokoknya, surat itu harus selalu tiba, tepat pada waktunya! Biar turun hujan atau salju, biar sedang masa kekeringan atau peperangan, biar ada gangguan dari suku Indian yang garang atau gerombolan perampok, surat itu harus selalu tiba, tepat pada waktunya. Penunggang yang mendahuluimu harus tiba di pos pergantian sehingga kantung surat dapat diserahkan sebelum kudanya berhenti. Lalu engkau harus segera berangkat, berpacu-pacu menuju pos pergantian kuda yang berikutnya."

Charles tersenyum. Rupa-rupanya ia memang semakin tertarik.

"Masih ada hal lain lagi," tambah Pak Majors. "Perusahaan kami hanya ingin mempekerjakan orang-orang yang berwatak baik. Tiap penunggang kuda harus rela menandatangani perjanjian ini." Lalu ia meletakkan sehelai kertas di atas meja. Tulisan di atas jelas. "Bacalah baik-baik, Charles!" katanya.

Si Charles membaca dengan suara keras: "Aku berjanji, dengan bersumpah di hadapan Tuhan Yang Mahabesar, bahwa selama aku menjadi pegawai perusahaan ini: Aku tidak akan mengucapkan kata-kata kotor, tidak akan mencicipi minuman keras, dan tidak akan bercekcok atau berkelahi dengan pegawai lain; sebaliknya, aku akan berlaku jujur, menunaikan tugasku dengan rajin, dan mencari nama baik dari majikanku. Semoga Tuhan menolong aku supaya tetap setia kepada janji ini!"

Tegas sekali syarat-syarat perjanjian itu! Kebanyakan koboi di wilayah sebelah barat justru suka melakukan hal-hal yang dilarang olehnya.

"Mengantar surat itu tugas yang penting," kata Pak Majors pelan-pelan. "Kami tidak mau mengambil resiko dengan orang-orang yang lemah wataknya. Kami tidak ingin ada seorang pengantar pos kami yang berkelakuan seolah-olah ia tak bertuhan."

Si Charles merenungkannya sejenak, lalu berkata: "Aku rela bersumpah, Pak. Janji itu tidak terlalu berat."

"Pada saat pemuda yang kurus tetapi kuat itu menandatangani kertas yang dibentangkan di depannya, mata Pak Majors berbinar-binar tanda puas. Lalu majikan itu pun mengeluarkan tiga macam bekal perjalanan yang diperlihatkannya di samping kertas tadi. Yang satu adalah sebuah pistol; yang satunya lagi, sebilah pisau; dan yang ketiga, sebuah Alkitab ukuran saku yang dijilid kuat-kuat dengan kulit binatang.

"Senjata yang berat-berat tidak mungkin dapat kaubawa dengan naik kuda, Charles, Pak Majors menjelaskan. "Mudah-mudahan kedua macam senjata yang kami jatahkan kepadamu ini akan cukup ampuh. Tetapi mungkin yang penting ialah, . . . bekal yang ketiga ini."

Pak Majors mengangkat Alkitab itu sambil melanjutkan: "Kami tidak mengharuskan pengantar pos kami berjanji akan membaca Alkitab, Charles. Tiap orang bebas memilih agama untuk dirinya sendiri. Tetapi bawalah Kitab Suci yang kecil ini besertamu, ya? Dan jikalau engkau membacanya, pasti hal itu akan memudahkan engkau menepati janjimu tadi."

Berkali-kali Pak Majors mengadakan wawancara dengan pemuda-pemuda yang melamar pekerjaan mengantar surat lewat Ekspres Berkuda. Akhirnya ia selesai memilih. Semua pemuda yang terpilih telah menandatangani perjanjian itu. Dan semuanya telah diberi tiga macam bekal perjalanan yang sama.

Tibalah tanggal 3 April 1860, hari permulaan Expres Berkuda. Celaka! Kereta api dari pantai timur itu datangnya terlambat di pedalaman Amerika Serikat. Namun surat-surat segera diturunkan dari gerbong pos serta dimasukkan ke dalam kantung pelana. Lalu pemuda yang sudah ditunjuk untuk jarak pertama itu berangkat seperti joki di lapangan pacuan kuda.

Hari telah sore; . . . lalu malam pun tiba. Empat kali penunggang kuda itu turun dari pelana selama beberapa detik saja, supaya petugas di pos pergantian dapat menolong dia menaiki seekor kuda baru yang masih segar. Setelah ia bepergian sejak 20 kilometer, tahu-tahu pengantar pos kedua muncul di sampingnya dalam kegelapan malam. Kedua kuda itu mencongklang bersama-sama pada jalan berbatu, selama kantung pelana pindah tangan. Dan surat-surat itu pun berjalan terus!

Dalam waktu seminggu saja, surat-surat yang dikirim lewat Expres Berkuda itu dibawa sejauh 3.200 kolometer! Kadang-kadang ada penunggang kuda yang tiba di suatu pos pergantian, lalu ia mendapati pengantar surat yang seharusnya menggantikan dia itu tiba-tiba jatuh sakit, atau terluka berat oleh serangan penjahat, ataupun sudah mati dibunuh. Namun surat-surat itu masih tetap di menuju tempat sialamat: Pengantar yang sudah capai itu terpaksa harus tahan perjalanan yang lebih jauh dan lebih meletihkan lagi, sampai akhirnya ia berhasil mencapai suatu tempat di mana ada kawan sekerjanya yang sanggup menerima dan meneruskan kantung pelana berisi surat itu.

Maka demikianlah kisah Expres Berkuda yang penuh petualangan itu. Walau disengat terik matahari, walau diguyur hujan lebat, melalui segala peredaraan musim, para penunggang kuda yang berani itu tetap menunaikan tugas mereka. Si Charles dan teman-temannya yang masih muda itu tidak pernah gagal menyampaikan surat-surat ke tempat tujuannya.

Pada waktu-waktu senggang yang mereka lewati sebelum dan sesudah perjalanan mereka yang penuh marabahaya, para pemberani muda itu memang terbukti hidup sesuai dengan perjanjian dan sumpah mereka. Dan tidak sedikit di antara mereka mendapat penghiburan dan pertolongan dari Buku kecil ukuran saku yang selalu dibawa serta sepanjang perjalanan Expres Berkuda.

TAMAT

Desa Yang Berseri (Pulau Okinawa, abad ke-20)

Shosei Kina duduk di depan gubuknya yang beratap ijuk. Tempat tinggalnya sama dengan gubuk-gubuk nelayan lainnya di desa Shimmabuko itu, di pulau Okinawa. Sangat kotor gubuk-gubuk itu . . . setengah reyot, tidak terurus, sangat memerlukan perbaikan.

Hanya pemandangan alam di sekitar desa nelayan itu yang sungguh bagus nampaknya. Lautan pasifik terbentang luas di sekeliling pulau itu. Indah juga pohon-pohon palem yang menjulang tinggi, melebihi atap gubuk-gubuk nelayan yang jelek itu.

Shosei Kina duduk mengobrol dengan adik laki-lakinya, Mojon. Mereka sedang membicarakan suatu keajaiban yang baru terjadi atas mereka ya, keajaiban yang tak terduga. Bukti keajaiban itu sedang dipegang Mojon, yaitu sebuah Kitab yang sangat berharga.

Seorang utusan Injil telah mampir ke pulau Okinawa dalam perjalanannya menuju Jepang. Ia tidak lama tinggal di situ, dan kini ia sudah pergi lagi. Kedua nelayan bersaudara itu sudah melupakan namanya, namun mereka tidak lupa akan ajarannya. Utusan Injil itu telah mengajar mereka tentang Sang Bapa Surgawi yang mengasihi dan memelihara mereka. Dalam waktu singkat ia telah berhasil meyakinkan mereka bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat, dan bahwa mereka seharusnya berusaha mengikut Dia.

Beberapa saat sebelum utusan Injil itu berangkat, ia memberikan sebuah Alkitab kepada Shosei dan adiknya. "Bacalah isinya, Shosei Kina," kata orang asing itu. "Kamu dan Mojon harus membacanya. Kitab ini dapat memberi hikmat kepada kalian, dapat mengajar kalian lebih banyak lagi tentang Sang Juru Selamat. Peliharalah Kitab ini baik-baik; aturlah cara hidup kalian menurut isinya. Berdoalah, mohon supaya Allah Bapa membimbing usaha kalian untuk hidup sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus."

Untung, Shosei Kina dan Mojon dapat membaca. Mereka mulai menyelidiki Kitab Suci itu. Mereka pun mulai membicarakannya dengan penduduk desa Shimmabuko yang hanya beberapa ratus jiwa itu.

Pada saat kedua nelayan bersaudara itu sedang duduk sambil mengobrol, Majan membuka halaman Kitab Suci yang memuat cerita Tuhan Yesus. Ia membacakan beberapa ajaran Yesus kepada kakaknya.

"Sangat mengherankan!" kata Mojon. "Kata-kata ini dapat menolong kita dalam kehidupan sehari-hari. Guru kita yang tercinta itu telah membimbing kita untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus. Sekarang Kitab Suci ini selanjutnya dapat membimbing kita, agar kita hidup sebagai pengikut Tuhan Yesus. Coba lihat ayat ini! Katanya, kita harus saling mengasihi. Kita harus saling melayani."

Kebetulan saat ini seorang nelayan pincang berjalan di depan gubuk Shosei Kina. Kedua bersaudara itu mengenal si Pincang; mereka tahu bahwa kehidupannya serba sulit. Ia dapat pergi menangkap ikan hanya jika ada orang lain yang mengajak dia. Orang lain itulah yang harus mendayung perahu; baru dengan cara demikian si Pincang dapat memancing atau menjala ikan.

"Mari kita ajak si Pincang pergi bersama-sama menangkap ikan," saran Shosei Kina kepada adiknya. "Itu salah satu cara kita dapat mengasihi dan melayani orang lain, sesuai dengan ajaran Kitab Suci tadi."

Mojon setuju. Si Pincang merasa sangat heran atas ajakan mereka. Biasanya dia yang harus membujuk orang lain supaya ia boleh ikut serta menangkap ikan. Tetapi kini ia diperlakukan seperti seorang saudara. Bahkan ia diajak makan bersama bekal yang telah disediakan oleh Istri Mojon.

Pada waktu ketiga orang itu kembali ke darat, ternyata keranjang si Pincang penuh dengan ikan. "Wah, coba lihat!" kata si Pincang. "Ikan ini cukup banyak! Sebagian dapat diasinkan, dan sebagian lagi dapat dijual. Selama berhari-hari perutku kenyang! Mengapa kalian begitu mau menolong diriku?"

Shosei Kina menjelaskan: "Karena ada ajaran baru yang telah kami terima," katanya. "Kami baru mengetahui tentang Sang Bapa Surgawi yang sangat mengasihi kami. Ia ingin supaya kami berbuat baik, dan tidak berbuat jahat. Ia mengutus anak-Nya, Tuhan Yesus, ke dunia ini untuk menyelamatkan kami dari dosa. Ia ingin supaya kami hidup menurut ajaran Anak-Nya. Maukah kamu belajar lebih benyak mengenai hal ini?"

Memang si Pincang mau. Hari demi hari ia dan beberapa orang lain berkumpul di sekitar pintu gubuk tempat tinggal Shosei Kina. Mereka semua mendengarkan pembacaan Alkitab.

Sering ada orang mencetuskan: "Wah, ajaran tadi dapat menjadi peraturan yang baik untuk seluruh penduduk desa kita!" Lalu mereka bermusyawarah, bagaimana cara menerapkan ajaran tadi.

Hari lepas hari penduduk Shimmabuko mulai mengubah cara-cara mereka memperlakukan sesama mereka. Alangkah senangnya, jika setiap orang berbicara dan bertindak atas dasar kasih terhadap sesamanya, menurut ajaran yang mereka perbincangkan itu!

Makin lama makin banyak orang di desa Shimmabuko yang mulai mengikuti ajaran baru itu. Tidak lama kemudian, setiap penduduk desa nelayan itu mengaku diri sebagai pengikut Tuhan Yesus.

Lambat laun terjadilah suatu perubahan yang ajaib di Shimmabuko. Salah satu contoh:

Ada seorang janda muda yang mempunyai beberapa anak. Setiap kali hujan badai, pasti atap gubuknya bocor. Dengan sangat halus Shosei Kina menyarankan, bahwa memperbaiki atap secara sukarela itu adalah suatu perbuatan kasih sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus Kristus.

Para penduduk segera mengadakan kerja bakti. Dalam waktu singkat, seluruh atap gubuk janda muda itu diganti. Sementara tugas itu dikerjakan bersama, mereka pun bersukaria sambil bersekutu satu dengan yang lain.

Namun atap yang baru itu terlihat sangat menonjol, jika dibandingkan dengan atap-atap gubuk lainnya. "Kita perlu memperbaiki tempat tinggal kita sendiri-sendiri," penduduk Shimmabuko berkata satu kepada yang lain. Tidak lama kemudian, atap setiap gubuk di desa nelayan itu diperbaiki atu diperbaharui sama sekali.

Penduduk yang paling rajin mempelajari Alkitab adalah Mojon. Orang-orang lain berdatangan minta nasihat kepada dia.

"Pak Mojon, saudaraku telah meminjam perahuku," demikian omelan salah seorang nelayan. "Ia tidak minta izin, dan ia pun sudah lama tidak mengembalikannya. Suadaraku harus dihukum, ya?"

Mojon tersenyum. "Mengenai masalah ini ada ajaran dari Alkitab," kata Mojon. "Kamu tidak boleh menghukum saudaramu. Bahkan kamu harus mengampuni dia."

"Mengampuni dia! Wah! Sudah berkali-kali ia berbuat salah, kasusnya sama seperti ini!"

"Ya, memang," kata Mojon. "Tetapi Tuhan kita menyuruh Rasul Petrus mengampuni saudaranya sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Jika kamu sudah mengampuni saudaramu sebanyak itu, kembalilah ke mari dan kita akan membahas masalahnya lebih lanjut."

Sementara itu, dengan diam-diam Mojon mendekati saudara orang tadi. "Ada ajaran Alkitab yang perlu kaurenungkan," katanya. "Begini bunyinya, dari Efesus 4:32: `Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra.' Apakah kamu bertindak ramah, penuh kasih mesra, jika kamu meminjam perahu saudaramu tanpa izin? Camkanlah ayat tadi, dan minta petunjuk kepada Tuhan. Mohonlah supaya Ia menolongmu untuk hidup ramah dan saling mengasihi, sesuai dengan yang diajarkan-Nya."

Tibalah saatnya penduduk Shimmabuko harus memilih kepala desa yang baru. Dengan suara bulat mereka menunjuk Shosei Kina untuk jabatan yang terhormat itu. Dengan rendah hati Shosei menerima tanggung jawab baru. Ia pun berusaha menyesuaikan setiap tindakannya menurut ajaran Alkitab.

Lambat laun cara hidup lama itu ditinggalkan. Semua orang berlaku jujur. Semua orang membuat rencana dengan memikirkan kepentingan orang lain, dan bukan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Sebagai akibat, desa itu bertambah makmur. Sering terdengar gelak tawa di jalanan desa Shimmabuko, karena penduduknya hidup berbahagia.

Gubuk-gubuk nelayan itu lambat laun dibersihkan dan diperbaiki. Sampah tidak lagi dibiarkan bertumpuk di mana-mana. Penyakit berkurang. Peraturan-peraturan dibuat untuk menjaga agar cara hidup di desa itu sesuai dengan ajaran Alkitab . . . .

Tiga puluh tahun kemudian desa Shimmabuko itu masih tetap makmur dan berbahagia. Shosei Kina dan Mojon sudah tua; mereka berdua sangat dihormati oleh setiap penduduk desa itu.

Lalu . . . tibalah bencana. Perang berkobar di daerah Lautan Pasifik. Pasukan penggempur Amerika Serikat mengepung pulau Okinawa. Mereka memukul mundur pasukan Jepang yang sedang menduduki pulau itu. Desa Shimmabuko terletak persisi di jalan yang hendak dilewati bala tentara Amerika yang sedang maju dengan jayanya. Beberapa bom meledak di desa yang tadinya damai dan sentosa itu.

Pasukan Amerika semakin mendekat. Mereka membidikkan senjata ke arah desa Shimmabuko. Maka Shosei Kina dan Mojon sadar, telah tiba saatnya mereka harus bertindak.

Kedua nelayan bersaudara yang sudah tua itu keluar dari desa mereka dan menuju ke baris depan pasukan penggempur Amerika. Mereka tersenyum ramah. Merek membungkuk sebagai tanda hormat, sambil mengucapkan "Selamat datang!"

Serdadu-serdadu Amerika itu kebingungan. Mereka berhenti melangkah. Untung, ada seorang pengalih bahasa yang mengikuti mereka. Setelah bercakap-cakap sebentar dengan kedua orang Okinawa itu, wajahnya penuh kehenaran. Ia menjelaskan: "Mereka hendak menyambut kita sebagai sesama orang Kristen! Kata mereka, dulu di sini ada utusan Injil dari Amerika, dan mereka senang sekali bertemu dengan kita!" Ia menggaruk-garuk kepalanya tanda kebingungan.

Dalam pasukan penggempur itu ada juga seorang pendeta tentara. Dengan beberapa opsir tentara, ia menghadap kepada kedua nelayan pulau Okinawa itu. "Biarkanlah kami memeriksa desa kalian," pinta mereka melalui pengalih bahasa tadi.

Kedua nelayan yang sudah tua itu membungkuk lagi. Lalu mereka mengantarkan orang-orang Amerika itu ke desa Shimmabuko. Memang ada beberapa bangunan yang terkena bom, tetapi tidak ada penduduk yang terluka. Mereka semua keluar dari rumah dan berderet-deret di sepanjang jalanan desa. Mereka tersenyum lebar-lebar ke arah teman-teman mereka yang baru itu.

Pendeta tentara dan para opsir itu semakin kagum. Bagaimana sampai terjadi ada desa yang seolah-olah berseri ini? Rumah-rumahnya begitu rapi; jalanannya begitu bersih; para penghuninya begitu ramah, sehat, berbahagia!

"Tolong beritahu kami," pinta mereka kepada kedua nelayan tua itu, "bagaimana sampai terjadi kalian mempunyai desa yang begitu bagus keadaannya?"

Dengan bantuan pengalih bahasa, Mojon memberitahu mereka. Ia bercerita tentang utusan Injil yang pernah mampir di Shimmabuko tiga puluh tahun yang silam. Ia bercerita tentang Alkitab yang ditinggalkan oleh orang Kristen itu. Ia pun menjelaskan bagaimana penduduk desa itu sudah menyelidiki Alkitab serta menemukan di dalamnya corak baru untuk cara hidup mereka.

Pendeta tentara dan para opsir itu diam saja karena keheranan. Tetapi Shosei Kina mengira merreka membisu karena kecewa terhadap dia dan desanya. "Kami sangat menyesal, Tuan-Tuan yang mulia," katanya sambil membungkuk lebih dalam lagi. "Pasti cara hidup kami dipandang masih terbelakang. Namun dengan sebulat hati kami berusaha mengikuti ajaran Tuhan Yesus yang tercantum di dalam Alkitab. Sudilah Tuan-Tuan yang mulia mengajari kami, bagaimana kami dapat mengikuti ajaran-Nya itu dengan cara yang lebih baik."

"Cara yang lebih baik?" Pendeta tentara itu mengulangi kata-kata tadi "Cara hidup mereka ini sudah jauh lebih baik daripada cara hidup kebanyakan orang Kristen!"

Beberapa jam kemudian, ada seorang wartawan Amerika yang ingin menyaksikan "desa yang berseri" itu. Ia dikawal oleh seorang sersan tentara yang adatnya keras.

"Aku tidak mengerti," kata sersan itu kepada sang wartawan. "Kebanyakan desa di pulau ini, penduduknya kotor, bodoh, putus asa. Tapi coba lihat desa ini! Perbedaannya begitu besar. Dan kata mereka semuanya terjadi hanya oleh karena di sini ada sebuah Alkitab dan dua orang kakek yang mau hidup seperti Yesus."

Kedua orang Amerika itu bertemu dengan Shosei Kina dan Mojon. Mereka merasakan hangatnya sambutan kedua nelayan bersaudara itu, walaupun mereka tidak mengerti kata-kata yang diucapkan.

Sang wartawan ingin menyaksikan sendiri Alkitab yang telah menyebabkan perubahan yang sedemikian besarnya di desa Shimmabuko. Shosei Kina dan Mojon mengantar dia ke tempat ibadah. Di sana terdapat sebuah mimbar kasar dengan sebuah Alkitab tua yang diletakkan di atasnya, di tempat yang terhormat.

"Bolehkah kupegang?" tanya wartawan itu dengan bahasa isyarat.

Shosei Kina tersenyum. Ia mengangkat Alkitab tua itu dari atas mimbar. Sampulnya hampir terlepas; halamannya kumal; ternyata Kitab Suci itu pernah kehujanan, lalu dikeringkan. Namun Kitab Suci itu sangat berharga bagi penduduk desa Shimmabuko. Dengan pelan-pelan Shosei Kina meletakkan Alkitab itu di telapak tangan sang wartawan.

Sersan itu amat terkesan. "Mungkin kita sudah bertempur dengan senjata yang keliru," ia berbisik. "Mungkin Kitab Suci inilah yang lebih ampuh mengubah keadaan dunia."

Alkitab itu dikembalikan ke tempatnya. Kedua orang Amerika itu kembali ke tempat perkemahan mereka. Dan kedua orang Okinawa yang sudah tua itu berpamitan dengan sahabat-sahabat baru mereka.

Rasa persahabatan itu hanya dapat timbul oleh karena ajaran Tuhan Yesus saja. Perang yang dahsyat sedang mencekam seluruh dunia. Namun di Shimmabuko, Firman Allah telah menjadi peraturan desa. Dan "desa. Dan "desa yang berseri" itu tetap damai dan sentosa.

TAMAT

Dicari: Penerjemah Alkitab (Indonesia, abad ke-17 s.d. abad ke-20)

Surat kabar Javasche Courant (Koran Java), pada edisi terbitan tertanggal 10 Oktober 1860, memuat sebuah iklan yang lain daripada yang lain. Iklan itu kira-kira sebagai berikut:

DICARI: "Sorang penerjemah Alkitab bahasa Melayu."

Di kota Semarang, ada seorang utusan Injil muda yang sempat membaca iklan itu. Ia sangat tertarik. Dengan teliti ia mencatat semua syarat yang ditentukan untuk penerjemah yang dicari itu.

Bagaimana sampai terjadi bahwa ada pihak tertentu yang hendak mencari seorang penerjemah Alkitab Bahasa Melayu melalui iklan di surat kabar?

Siapakah utusan Injil muda yang berminat terhadap iklan itu?

Untuk menjawab pertanyaan yang kedua ini, kita harus menelusuri kembali sejarah ke masa tiga puluh tahun sebelum tahun 1860, yaitu waktu iklan tadi. Tetapi untuk menjawab pertanyaan yang pertama itu, kita pun harus menelusuri kembali sejarah ke masa hampir tiga abad sebelum tahun 1860.

Mudah-mudahan pembaca sudah membaca buku seri Alkitab di Seluruh Dunia Jilid 1. Buku itu memuat kisah nyata yang menarik, tentang terjemahan-terjemahan Firman Allah yang mula-mula diedarkan di bumi Nusantara. Sejak permulaan tahun 1600an, sudah ada Kitab Injil Matius dalam bahasa Melayu (atau bahasa Indonesia kuno). Dan sejak permulaan tahun 1700an, sudah ada seluruh Alkitab dalam bahasa Melayu.

Kalau demikian halnya, mengapa perlu memuat iklan tadi?

Oleh karena bahasa Indonesia itu bahasa yang hidup, bahasa yang terus berkembang, sesuai dengan zamannya. Susunan kata yang disesuaikan dengan cara berbicara yang lazim di Indonesia pada tahun 1600an atau 1700an itu, pasti tidak sesuai lagi dengan cara berbicara yang lazim di Indonesia pada tahun 1800an.

Apa lagi, orang-orang yang turut mengerjakan terjemahan-terjemahan dahulu kala itu hampir semuanya orang asing, yang sesungguhnya belum menguasai bahasa Melayu secara jitu. Di samping itu, kebanyakan di antara mereka hanya suka bergaul dengan kaum ningrat saja. Jadi, bahasa Melayu yang biasa mereka gunakan itu adalah bahasa yang sangat tinggi, bahasa sastra, bahasa yang hanya dapat dipahami oleh kaum cerdik cendekiawan saja.

Namun terjemahan seluruh Alkitab dalam bahasa Melayu yang mula-mula terbit pada tahun 1729 itu sangat disukai oleh orang banyak, baik putra-putri Nusantara maupun orang-orang Belanda yang sedang menjajah mereka. Walau ada kelemahannya, terjemahan hasil karya Dr. Melchior Leydekker itu Alkitab yang asli. Padahal yang benar ialah, Alkitab yang asli itu ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani, bukan dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia.

Pernah ada tuduhan bahwa Alkitab Leydekker itu "dijunjung tinggi oleh orang Kristen, tetapi jarang dipahami merupakan semacam penghormatan mekanik, tanpa jiwa atau roh." Pernah juga ada seorang penerjemah Alkitab yang menjadi terkenal dalam usahanya untuk menyediakan Firman Allah dalam bahasa-bahasa daerah; ia pun menerbitkan kecaman yang cukup kritis mengenai kekurangan-kekurangan yang ada pada terjemahan Leydekker yang amat kuno itu.

Mudah-mudahan pembaca sudah mengetahui bahwa di mana-mana dan di sepanjang abad, umat Baptis selalu menjujung tinggi Firman Allah. Jadi, tidaklah mengherankan kalau salah satu orang yang mula-mula berusaha memperbaiki Alkitab terjemahan Leydekker itu adalah seorang Baptis. Dialah Pdt. William Robinson, yang mulai melayani di Jakarta pada tahun 1813 dan pindah ke Bengkulu pada tahun 1821. Pdt. Robinson menghasilkan terjemahan baru Kitab Injil Matius dan Yohanes dalam bahasa Melayu rendah, yaitu bahasa Indonesia sehari-hari pada masa itu.

Di surabaya ada juga orang-orang Kristen yang bekerja sama, sehingga pada tahun 1835 mereka dapat menerbitkan seluruh Perjanjian Baru dalam terjemahan bahasa Melayu seherhana. Namun usaha itu, dan banyak usaha lain lagi yang serupa, belum berhasil menggeser kedudukan Alkitab Leydekker dari dalam hati kebanyakan orang Kristen Indonesia. "Terjemahan baru ini, terlalu rendah bahasanya. Lebih baik tetap saja kita memakai terjemahan lama."

Namun umat Kristen Indonesia makin lama makin sulit memahami terjemahan lama itu! Mungkin pembaca sendiri dapat membayangkan betapa sulitnya, kalau pernah membaca sebuah buku yang ditulis dua abad yang lalu. Atau mungkin sebaiknya pembaca diberi kesempatan langsung, supaya dapat merasakan sendiri apa yang dialami umat Kristen Indonesia pada abad yang lalu ketika merka berusaha memahami Alkitab terjemahan Leydekker itu. Silakan baca:

"Tetapi' aku 'ini bersabda pada kamu, bahuwa sasaawrang, jang gusar 'akan sudaranja laki 2 samena 2, dendanja dehhukumkan 'awleh mahhkamat: dan barang sijapa, jang kata 2 pada sudaranja laki 2, hej djahil! dendanja dehhukumkan 'awleh madjlis SJerif: tetapi barang sijapa jang kata 2, hej 'ahhmakh! dendanja dehhukumkan dalam 'apij djahanam."

"Djanganlah kamu berbendakan bagi dirimu benda 2 diatas bumi, dimana gigas dan karatan membinasakan, dan di mana 'awrang pentjurij menggarokh turus, lalu mentjurij. Tetapi hendakhlah berbendakan bagi dirimu benda 2 didalam sawrga, dimana bukan gigas, dan bukan karatan membinasakan, dan dimana 'awrang pentjurij tijada menggarokh turus, dan tijada mentjurij. Karena barang dimana 'ada bendamu, di sana lagi 'ada hatimu."

Mungkin pembaca yang pintar dapat memahami kedua alinea tadi, sehingga dapat mengenalinya sebagai kutipan dari Khotbah Tuhan Yesus di Bukit (Matius 5:22; 6:19-21). Namun siapa pun pasti akan merasa dijauhkan dari kebiasaan membaca Firman Allah, jika hanya dapat membaca dalam suatu terjemahan kuno seperti contoh-contoh tadi.

Berpuluh-puluh tahun lamanya terjadi perselisihan pendapat dan penundaan tindakan. Akhirnya pada tahun 1860 Lembaga Alkitab Belanda rela mengakui bahwa terjemahan Leydekker itu tidak lagi memenuhi syarat. Namun masih ada masalah: Lembaga Alkitab itu tidak mengenal seorang sarjana bahasa Melayu yang cocok untuk ditunjuk sebagai pelaksana utama dari suatu proyek terjemahan baru. Itu sebabnya mereka memuat sebuah iklan di surat kabar Javasche Courant:

"DICARI: Seorang penerjemah Alkitab bahasa Melayu."

Iklan itu sangat diminati oleh Hillebrandus Cornelius Klinkert, seorang utusan Injil muda yang sedang melayani di kota Semarang.

Siapa sebenarnya H. C. Klinkert itu? Anehnya, . . . dia itu mula-mula dilatih untuk menjadi, bukan seorang pendeta atau seorang penginjil atau pun seorang ahli bahasa dan penerjemah Firman Allah, melainkan seorang pengukur tanah.

H. C. Klinkert dilahirkan pada tahun 1829 di Amsterdam, kota pelabuhan besar di negeri Belanda. Sebagai anak remaja, ia bekerja bukan hanya sebagai pengukur tanah melainkan juga sebagai karyawan pabrik dan juga masinis kapal uap di Sungai Rhein.

Konon, kapal uap gaya lama itu sering mengalami kecelakaan. Oleh karena suatu kecelakaan, maka seorang masinis muda berkebangsaan Belanda terpaksa diopname di kota Worms, negeri Jerman.

Waktu itu H. C. Klinkert masih berusia belasan tahun, atau paling-paling baru mencapai umur dua puluh. Selama ia terpaksa berbaring saja di ranjang rumah sakit, kiranya apa saja yang terlintas pada pikirannya? Para perawat di sana pasti orang Jerman; mungkin sekali mereka mengalami kesulitan waktu bercakap-cakap dengan pemuda Belanda yang malang dan merasa kesepian itu.

Ketika Klinkert sudah sembuh dan diizinkan pulang kembali ke Belanda, ia pun segera menghubungi seorang pendeta, agar mendapat bimbingan rohani. Dan pada tahun 1851, pemuda yang masih kurang berpendidikan itu mendaftarkan diri sebagai seorang penginjil yang rela diutus ke negeri lain.

Mula-mula Klinkert dikirim ke kota Rotterdam, tempat ada sebuah sekolah untuk mempersiapkan para calon utusan Injil. Tetapi pada tahun 1855 ia dikeluarkan dari sekolah itu. "Pemuda ini agak keras kepala," demikianlah laporan tertulis kepada kepala sekolah. "Ia sulit bekerja sama secara rukun dengan para calon utusan Injil lainnya. Sebaiknya ia dikirim ke suatu tempat ia dapat melayani seorang diri, tanpa perlu menyesuaikan diri dengan rekan sekerjanya."

Pada umur 25 tahun H. C. Klinkert diutus ke pulau Jawa. Kapal layar yang ditumpanginya itu dilanda badai yang dahsyat pada waktu mengitari Tajung Pengharapan, di ujung selatan benua Afrika. Namun ia tiba di ibu kota Jakarta dengan selamat, pada bulan September tahun 1856. Kesannya yang pertama mengenai bangsa Indonesia: Aneh dan luar biasa, hampir semua manusia di sini kelihatan berwarna coklat dan kebanyakan telanjang." Dan kesannya yang pertama mengenai panggilan beribadah dari mereka mesjid: "Raungan yang mengerikan."

Dari Jakarta Klinkert naik kapal uap ke Semarang. Di sana ia dijemput oleh seorang utusan Injil yang sudah berpengalaman di Indonesia. Lalu ia diantar ke rumah orang itu di Japara.

Selama dua tahun Klinkert belajar bahasa Melayu dan bahasa Jawa di Japara. Ia juga belajar menyesuaikan diri dengan orang-orang setempat. Dalam pelajarannya itu rupanya ia berhasil baik : Pada tahun 1857 ia menikah dengan Louise Wilhelmina Kahle, seorang gadis Indo yang hanya dapat berbicara bahasa Melayu dan bahasa Jawa saja!

Di samping belajar bahasa-bahasa setempat, Klinkert juga berusaha mendalami adat-istiadat orang Indonesia. Misalnya, ia suka mengumpulkan rempah-rempah agar menjadi pandai mengobati orang sakit dengan ramuan tradisional. Namun ia sendiri sering kena penyakit perut dan lever.

Selama masa sakitnya itu, istrinya dengan setia menemani dia. Klinkert senang berguru pada istrinya yang tercinta. Pernah ia bergurau dengan menyebutkan "sekolah bahasa di bawah kelambu"!

Ibu Klinkert sering mengeluh kepada suaminya tentang kesulitannya membaca Alkitab terjemahan Leydekker. Itulah sebabnya Klinkert mulai mencoba-coba menerjemahkan Kitab Injil Matius ke dalam bahasa Melayu yang lebih mudah dipahami. Sesudah pindah ke Semarang pada tahun 1858, ia mengerahkan dua orang yang padai berbahasa Melayu untuk menolong di dalam proyek penerjemahannya. Pekerjaan itu pun menolong dia menyiapkan khotbah-khotbah yang disampaikannya minggu demi minggu. Ia suka berkhotbah dalam bahasa Melayu sederhana, yang lazim dipakai oleh orang biasa di jalanan dan di pasar kota Semarang.

Sesudah selesaikan Injil Matius, Klinkert meneruskan terjemahannya dengan Markus, Lukas, dan Yohanes. Bagaimanakah ia dapat mengongkosi pencetakan keempat Kitab Injil terjemahan baru itu? Klinkert mendapat akal: Ia mendirikan sebuah surat kabar bernama Selompret Melajoe (Terompet Melayu). Koran itu laris sekali, sehingga banyak menghasilkan uang. (Bahkan di kemudian hari ternyata masih terbit surat kabar itu lebih panjang daripada masa hidup pendirinya! Koran Terompet Melayu itu masih tetap diterbitkan di kota Semarang sampai tahun 1920.)

Klinkert cukup sibuk dengan perusahaan surat kabarnya dan persiapan terjemahan Kitab Sucinya untuk dicetak. Namun ia tidak membatasi minatnya hanya di kota Semarang dan sekitarnya saja. Ia berniat membeli sebuah kapal, agar ia dapat berlayar dari pulau ke pulau sambil mengedarkan Alkitab dan mengabarkan Injil. Tetapi rencananya itu tidak pernah terwujud.

Pada suatu hari dalam bulan Oktober tahun 1860, utusan Injil muda yang amat giat itu membuka-buka sebuah surat kabar dari percetakan lain. Dan di situlah ia membaca iklan Lembaga Alkitab Belanda, yang sedang mencari seorang penerjemah bahasa Melayu.

Dengan teliti Klinkert mencatat syarat-syarat yang telah ditentukan: Harus ada terjemahan percobaan yang terdiri atas tiga pasal dari Perjanjian Lama dan tiga pasal dari Perjanjian Baru. Naskah itu harus ditulis dengan huruf Latin dan huruf Arab-Melayu.

Setelah ia mengirimkan naskah percobaannya itu ke Belanda, Klinkert tetap rajin mengerjakan terjemahannya ke dalam bahasa yang biasa dipakai di Semarang. Keempat Kitab Injil itu sempat diterbitkan pada tahun 1861; seluruh Kitab Perjanjian Baru menyusul pada tahun 1863. Terjemahan bahasa Melayu rendah itu sangat disukai, lebih-lebih oleh jemaat-jemaat orang Indonesia keturunan Tionghoa. (Bahkan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa sehari-hari itu terus menerus dicetak ulang sampai tahun 1949!)

Sementara itu, walau Klinkert sudah berhasil di bidang penerbitan, di bidang penginjilan ia merasa sangat dikekang. Maka dari itu ia memutuskan akan pindah ke Cianjur, sebuah kota kecil di daerah Jawa Barat. Di sana ia berharap dapat membuka sebuah sekolah, lalu dapat memanfaatkan sekolah itu sebagai pembuka jalan untuk memberitakan Injil.

Jadi, pada tahun 1862 Pak dan Ibu Klinkert beserta kedua anak mereka yang masih kecil pindah dari Semarang. Tetapi di Cianjur pun kesempatan untuk mengabarkan Injil itu mereka rasakan sangat dibatasi. Izin untuk mengusahakan sekolah itu pun tidak keluar-keluar.

Betapa lega hati H. C. Klinkert pada suatu hari dalam bulan Oktober tahun 1863! Genap tiga tahun setelah dimuatnya iklan "DICARI" yang mula-mula menarik perhatiannya itu, ia menerima kabar dari negeri Belanda. Ternyata dialah orang yang terpilih sebagai "penerjemah Alkitab bahasa Melayu"!

Akan tetapi, masih ada syaratnya: Lembaga Alkitab Belanda merasa bahwa bahasa Klinkert itu terlalu rendah, juga terlalu banyak dipengaruhi oleh logat dari satu daerah tertentu. Ia harus diberi kesempatan untuk tinggal selama beberapa tahun di tengah-tengah masyarakat yang berbahasa Melayu tulen.

Di manakah kira-kira sumber bahasa Melayu atau bahasa Indonesia yang paling baik? Bukankah di daerah Riau? Itulah sebabnya pada permulaan tahun 1864, keluarga Klinkert pindah lagi ke Tanjungpinang, ibu kota propinsi Riau.

Entah apa sebabnya, . . . di Tanjungpinang keluarga itu sulit mendapat sebuah tempat tinggal yang pantas. Mungkin yang menyulitkan ialah, Riau itu letaknya dekat kota Singapura, sehingga harga-harga di Tanjungpinang pun agak tinggi. Bagaimana juga, keluarga Klinkert hanya sanggup menyewa sebuah tempat bekas toko pada jalan masuk ke daerah Pecinan.

Toko yang mau tidak mau harus dijadikan tempat tinggal itu sangat sederhana: Tidak ada dapur, sumur, atau kakus. Tidak heran mereka sekeluarga terkena penyakit! Meja tulis Klinkert harus ditempatkan menghadap jendela toko, tanpa kaca atau pelindung lainnya. Sering ada banjir, dan naskahnya yang sangat berharga itu harus dicedok dari dalam air. Lagi pula, Tanjungpinang itu kota pelabuhan. Setiap kali ada kapal perang Belanda berlabuh di sana, para kelasi berkeliaran ke sana ke mari sambil menimbulkan huru-hara.

Walau sangat sulit, masa tinggal di Tanjungpinang itu memang membawa untung bagi H. C. Klinkert. Ia sempat berkenalan dengan banyak orang yang berbahasa Melayu dari seorang putra penghulu suku sampai kepada para pelaut Melayu. Pelaut-pelaut itu sering menginap di rumah Klinkert sambil menunggu pasang surutnya air laut. Di Tanjungpinang Klinkert sungguh sempat mendalami bahasa Melayu tulen, sampai-sampai ia menjadi pandai berpantun.

Namun kesehatan keluarga Klinkert masih tetap mengalami gangguan. Setelah dua setengah tahun tinggal di daerah Riau, mereka terpaksa pindah ke Singapura. Tetapi di situ pun Ibu Klinkert mulai muntah darah. Setelah hanya beberapa bulan saja di Singapura, mereka sekeluarga pindah ke Belanda.

Sementara itu, pada tahun 1868 terbitlah Kitab Injil Matius dalam terjemahan Klinkert yang baru. Pada tahun 1870 menyusullah seluruh Kitab Perjanjian Baru. Tetapi pada tahun yang sama itu, Ibu Louise Wihelmina Klinkert tutup usianya karena sakit tebese. Ia meninggalkan suami dan ketiga anaknya, masing-masing berumur sebelas, delapan, dan lima tahun.

Bagaimana seorang duda dengan tiga anak yang masih kecil itu dapat meneruskan pekerjaannya sebagai penerjemah Alkitab? Apakah mengherankan bila kurang dari satu tahun setelah istrinya meninggal, Klinkert menikah lagi dengan seorang janda yang sudah mempunyai seorang putri?

Jadi, di negeri Belanda masih tetap ada banyak gejolak dalam kehidupan Klinkert. Tambahan pula, mereka sering berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, untuk mencari tempat tinggal yang lebih sehat iklimnya serta lebih murah ongkosnya. Namun di tengah-tengah semua kerepotan rumah tangganya itu, H. C. Klinkert masih berjuang terus dengan tugasnya sebagai penerjemah Firman Allah.

Pada tahun 1876 Klinkert sudah berhasil mengalihbahasakan Perjanjian Lama sampai dengan Kitab Nabi Yesaya. Tetapi Lembaga Alkitab Belanda belum puas dengan gaya bahasanya. Menurut mereka, ia masih perlu bergaul lebih lama lagi dengan orang-orang yang berbahasa Melayu tulen. Ia pun perlu memperoleh kritik yang membina atas naskah terjemahannya. Itulah sebabnya Lembaga Alkitab Belanda memohon supaya Klinkert rela kembali ke Asia Tenggara selama dua tahun.

Bulan Juli 1876, H. C. Klinkert berangkat ke kota kuno Malaka, di semananjung Melayu. Kali ini, sama seperti dua puluh tahun sebelumnya, ia pergi merantau seorang diri; keluarganya ditinggalkan di Belanda.

Tetapi Klinkert tidak jadi menetap lama di Malaka. Kesehatannya mulai terganggu lagi. Ia pindah ke Jakarta, namun di situ pun ia sering sakit.

Setelah hanya enam bulan saja, jelas bahwa Klinkert tidak tahan hidup di daerah tropika. Ia kembali kepada keluarganya, dan selanjutnya Lembaga Alkitab Belanda tidak berani lagi meminta dia pergi ke Nusantara. Walau jauh dari tempat tinggal orang-orang yang berbahasa Melayu, namun Klinkert mengerjakan tugasnya dengan tekun. Akhirnya pada tahun 1879 selesailah seluruh Alkitab terjemahan baru, dalam bahasa Melayu yang sesuai dengan zamannya.

Sesungguhnya H. C. Klinkert tidak pernah sempat mengabarkan Injil lagi di Nusantara. Di tanah airnya sendiri ia malah bekerja sebagai seorang mahaguru bahasa Melayu, sampai wafatnya pada tahun 1913. Namun jasanya besar demi penginjilan di Indonesia: Terjemahan hasil karyanya itu merupakan Alkitab bahasa Melayu yang paling baik pada masanya.

Alkitab Klinkert itu berkali-kali direvisi. Tentu saja setiap versi baru itu, ia sendiri turut menelitinya, walau ia tidak lagi bekerja sepenuh waktu di bidang penerjemahan. Bahkan ketika timbul gagasan untuk mencetak Alkitab Klinkert dengan huruf Arab, ia pun menulis setiap ayat dengan tangannya sendiri, serta menghiasi naskahnya dengan gaya yang khas sama seperti kitab-kitab suci lainnya yang berhuruf Arab.

Namun . . . timbul sebuah pertanyaan: Apakah Alkitab Klinkert itu masih tetap dibaca hingga kini?

Jarang . . . walau bagian Perjanjian Lama hasil karyanya itu kadang-kadang masih didapati dalam bentuk terjemahan gabungan yang dulu biasa disebut "terjemahan lama."

Mengapa terjemahan Alkitab Klinkert yang sudah dikerjakan denan susah payah itu umumnya tidak dibaca lagi oleh orang Kristen pada masa kini?

Oleh karena bahasa Indonesia itu bahasa yang hidup, bahasa yang terus berkembang, sesuai dengan zamannya. Susunan kata yang disesuaikan dengan cara berbicara yang lazim di Indonesia pada tahun 1860an atau 1870an itu, pasti tidak sesuai lagi dengan cara berbicara yang lazim di Indonesia pada tahun 1990an atau 2000an.

Di dalam Firman Allah terdapat pernyataan mengenai Raja Daud sebagai berikut: "Setelah ia melayani generasinya menurut kehendak Allah, ia mati lalu dikuburkan" (Kisah Para Rasul 13:36, Firman Allah yang Hidup).

Hal yang sama juga dapat dikatakan terhadap Hillebrandus Cornelius Klinkert. Terjemahan Alkitab yang dikerjakannya itu sangat menolong orang-orang pada masa hidupnya, bahkan di kemudian hari masih berguna selama berpuluh-puluh tahun. Pasti Allah berkehendak supaya Firman-Nya disusun dengan kata-kata bahasa Melayu yang dulu mudah dipahami itu. Tetapi zaman Klinkert sudah berlalu, dan Klinkert sendiri sudah lama "mati lalu dikuburkan."

Itulah sebabnya tidak mustahil pada masa kini lembaga Alkitab sekali lagi akan memasang iklan seperti ini:

"DICARI: Penerjemah Alkitab"!

TAMAT

Drama Natal Yang Tak Dapat Dipahami (Pulau Kaledonia Baru, tahun 1980an dan 1990an)

Semestinya Ibu Melanie Kitchine senang sekali ketika ia menyaksikan drama Natal di gerejanya. Bukankah dia sendiri yang sudah melatih para pemain cilik itu, sehingga mereka dapat menghafalkan bagiannya masing-masing dengan sempurna? Bukankah para orang tua mereka sedang hadir, dengan tersenyum lebar karena merasa bangga atas drama Natal yang sedang dipentaskan oleh murid-murid Ibu Melanie?

Namun Ibu Melanie justru merasa kurang senang pada waktu ia menyaksikan drama Natal itu. Rasanya kata-kata indah yang diucapkan para pemain cilik itu sesungguhnya kurang berarti, baik bagi murid-muridnya sendiri maupun bagi para ibu dan bapak mereka.

"Allah menyertai kita," demikianlah berita Natal yang disampaikan kepada Yusuf sebelum Yesus dilahirkan. Namun melalui cara hidup mereka, orang-orang Kristen di pulau Kaledonia itu tidak menunjukkan bahwa Allah benar-benar menyertai mereka.

"Lahir bagimu Juru Selamat," demikianlah berita Natal yang didengar oleh para gembala di padang Efrata. Namun para ibu, bapak, dan anak-anak itu kurang memberi bukti bahwa mereka telah mengenal Sang Juru Selamat secara pribadi.

"Damai sejahtera di bumi," demikianlah berita Natal yang diumumkan oleh para malaikat. Namun orang-orang Kristen yang berkerumun di gedung gereja kecil di daerah pegunungan itu kurang menghayati arti damai sejahtera dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Mungkinkah . . . masalahnya itu masalah bahasa? Ibu Melanie mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Setiap anak didiknya yang membawakan peranan drama Natal itu, telah menghafalkan dengan sempurna kata-kata pada bagiannya dalam bahasa Perancis. Bahasa Perancis itulah bahasa nasional mereka, karena pulau Kaledonia Baru sudah lama dijajah bangsa Perancis. Menjelang akhir abad ke-20, kebanyakan penduduk pulau itu secara bebas memilih untuk tetap berpaut pada Republik Perancis. Akan tetapi, kebanyakan penduduk pulau itu pun kurang pandai berbahasa Perancis.

Misalnya, suku Ibu Melanie sendiri, suku Tieta. Daerah tempat tinggal mereka, di bagian barat laut pulau Kaledonia Baru yang luas itu, jauh sekali dari Noumea, ibu kotanya. Di antara mereka itu sedikit sekali yang sungguh mengerti bahasa Perancis; mereka biasa memakai bahasa Tieta saja. Jadi, anak-anak didik Ibu Melanie pada saat mementaskan drama Natal di gereja itu hanya membeo saja. Dan pada orang tua mereka amat bangga . . . padahal mereka tidak dapat memahami apa yang sedang dibawakan oleh anak-anak itu.

Malam itu sesudah Ibu Melanie Kitchine pulang dari gereja, ia berdoa dengan bersungguh-sungguh: "Ya Tuhan, tolonglah sukuku, orang-orang Tieta, supaya mendapat Firman Tuhan dalam bahasa kami sendiri!"

Berbulan-bulan lamanya Ibu Melanie terus-menerus menaikkan doa yang itu-itu juga. Namun ia kurang yakin apakah permohonannya itu akan dikabulkan. "Ya Tuhan, kiranya siapa yang akan diberi tugas untuk mengerjakan terjemahan itu?" tanyanya sambil bergumul dalam doa. "Pasti bukan aku! Aku sudah berkeluarga, dan suamiku kurang setia kepada Tuhan dan gereja. Kami mempunyai dua orang anak perempuan yang harus dipelihara. Aku sendiri bekerja di pabrik kopi sepenuh waktu. Apalagi, aku kurang berpendidikan dan aku seorang perempuan!"

Pada suatu hari, tiba-tiba Ibu Melanie sadar bahwa Tuhan sama sekali tidak menghiraukan dalihnya. Dia sendirilah orang yang dikehendaki Tuhan supaya mulai menyalin Firman Allah ke dalam bahasa Tieta!

"Wah, Tuhan, mana bisa?" keluh Ibu Melanie dalam doanya. "Memang aku sempat belajar bahasa Perancis sampai lancar, tapi . . ."

Tuhan masih tetap tidak menghiraukan dalih Ibu Melanie.

"Oke, Tuhan, baiklah!" Ibu Menie mencetuskan dalam doa. "Aku akan mencoba saja . . . tapi jangan lupa, ya Tuhan, aku sangat memerlukan pertolongan orang lain!"

Mulai hari itu, Ibu Melanie mengkhususkan satu jam setiap hari untuk panggilan barunya. Ia membaca Alkitab dalam bahasa Perancis. Lalu ia memakai sebuah buku tulis biasa untuk mencatat kata-kata bahasa Tieta yang sama artinya.

Cara bekerjanya itu amat lamban! Dalam doanya berkali-kali Ibu Melanie mengeluh: "Ya Tuhan, jangan lupa, aku sangat memerlukan pertolongan orang lain!"

Pada tahun 1985 Tuhan mengabulkan permohonan Ibu Melanie Kitchine. Beberapa utusan Injil datang ke pulau Kaledonia Baru, khusus untuk mencari orang-orang seperti Ibu Melanie, yaitu orang yang merasa terbeban karena sukunya belum mempunyai Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri. Para utusan Injil itu memperkenalkan Ibu Melanie kepada beberapa orang Kristen yang sangat pandai. Orang-orang Kristen itu mulai menolong Ibu Melanie untuk memahami hal-hal berkenaan dengan tugas penerjemahan yang belum pernah ia pelajari sebelumnya.

Pada waktu Ibu Melanie mulai maju dengan pekerjaan, ia pun memerlukan pertolongan dari orang-orang sesukunya yang pandai berbahasa Tieta. Orang-orang itu diperlukan sebagai petugas uji coba, yang harus membaca terjemahan Ibu Melanie dan memberi kritik yang membina.

Sebanyak dua belas orang dikerahkan untuk menolong Ibu Melanie dengan cara itu. Orang-orang yang dipilih itu agak aneh! Di antaranya ada beberapa orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus; ada juga orang-orang Kristen yang kurang setia kepada Tuhan dan gereja-Nya. Rasa-rasanya petugas uji coba yang paling aneh itu ialah . . . suami Ibu Melanie sendiri.

Selama enam tahun Ibu Melanie berjuang terus. Selama enam tahun itu pula, Tuhan bekerja secara ajaib dalam kehidupan kedua belas penolongnya. Di antara mereka itu ada yang sudah lama membaca Alkitab dalam bahasa Perancis. Namun sesungguhnya Sabda Allah baru menjadi berarti bagi mereka, ketika mereka membacanya dalam bahasa suku mereka sendiri. Satu persatu kedua belas orang itu mengaku percaya kepada Tuhan yesus, atau mengambil keputusan untuk kembali setia kepada Dia dan kepada gereja-Nya . . . termasuk suami Ibu Melanie. Alangkah gembiranya!

Pada suatu hari dalam tahun 1991, banyak lagi orang sesuku Ibu Melanie yang bergembira. Pada hari itu, untuk yang pertama kalinya salinan-salinan Kitab Injil Matius dalam bahasa Tieta dibagikan kepada para kepala desa. Dan pada hari itu pula, lebih banyak lagi orang Tieta yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus.

Ibu Melanie Kitchine masih tetap bekerja di pabrik kopi sepenuh waktu. Ia masih memelihara keluarganya, masih menunaikan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Namun sebagai seorang penerjemah Firman Allah, ia pun masih menaati panggilan Tuhan. Kitab Injil Markus dan Lukas sudah selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Tieta; Kisah Para Rasul terus dikerjakan. Tambahan pula, Ibu Melanie telah menjadi ketua persekutuan para penerjemah Alkitab di seluruh pulau Kaledonia Baru.

Semuanya itu bertitik tolak pada saat Ibu Melanie telah menghadiri suatu drama Natal yang sudah lama dipersiapkannya dengan anak-anak didiknya. Lalu ia mulai menyadari bahwa tidak seorang pun di antara murid-muridnya ataupun para orang tua mereka yang sungguh dapat memahami berita Natal yang hendak disampaikan itu.

Dengan diterimanya panggilan Tuhan untuk menjadi seorang penerjemah Firman-Nya, Ibu Melanie Kitchine terus-menerus menyampaikan makna Alkitab kepada orang-orang sesukunya dalam bahasa mereka sendiri bukan hanya pada Hari Natal saja, melainkan sepanjang tahun.

TAMAT

Dua Penodong Dan Satu Alkitab (Amerika Serikat, pertengahan abad ke-20)

Sam Johnson seorang penjual Alkitab. Penjual Alkitab di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20 itu kebanyakan orang kulit putih, tetapi Sam orang kulit hitam. Biasanya ia disambut dengan gembira oleh rakyat berkulit hitam di negara bagian North Carolina, yakni daerah perdagangannya itu.

Kebanyakan orang Negro di daerah pertanian itu agak miskin; jarang mereka sanggup membeli sebuah Alkitab. Itu sebabnya Sam Johnson cukup banyak membawa Kitab Perjanjian Baru, serta Injil-Injil dan kitab-kitab lainnya yang dicetak dan dijilid tersendiri. Bagian-bagian Firman Allah yang harganya lebih murah itu cukup banyak yang laku.

Sam mempunyai sebuah mobil tua yang dipergunakan untuk pergi berkeliling sambil menjual Alkitab. Banyak Alkitab lengkap, Kitab Perjanjian Baru, dan Injil disusun dengan rapi di dalam dos-dos, lalu diletakkan di dalam mobilnya. Sam tidak suka kalau harus sering kembali ke agen grosir untuk menambah persediaan barang cetakan berupa Firman Allah itu.

Mobil Sam itu cukup besar, sehingga dapat juga memuat persediaan makanan. Sering ia pergi berjualan Alkitab ke daerah yang jarang terdapat kedai makanan. Jadi, menjelang tengah hari Sam suka mencari tempat yang sepi, lalu di situ ia makan bekal yang dibawanya sendiri.

Pada suatu hari Sam Johnson sedang menyetir mobilnya di jalan pegunungan yang sunyi. Di mana-mana terdapat hutan dan semak belukar. Jika ia terus menelusuri jalan raya sampai menemui sebuah rumah makan, jam makan siang pasti sudah jauh lewat. Lagi pula, Sam sudah bekerja keras sejak pagi. Ia merasa capai, dan ingin sekali beristirahat.

Itu sebabnya Sam membelokkan mobilnya ke sebuah lorong kecil. Walau lorong itu cukup sempit, Sam terus menelusuri sampai kira-kira tiga kilometer dari jalan raya. Di sana, di tengah-tengah hutan belukar, ia menemukan suatu tempat terbuka. Ternyata di situ rumah petani. Tetapi rumah itu sudah lama musnah, hanya tinggal lubang bekas ruang di bawah tanah yang ditumbuhi alang-alang yang tinggi.

Nah, ini dia, kata Sam kepada dirinya sendiri. Tempat terbuka itu cukup luas sehingga dengan mudah ia dapat memutar mobilnya. Lalu ia mematikan mesin, turun, mengeluarkan bekalnya, dan terus menyatap sampai kenyang.

Seusai makan Sam memperhatikan sebuah batu datar besar yang tergeletak di dekat sebatang pohon, seolah-olah tempat duduk alamiah. Sam duduk di atas batu itu dan menyandarkan punggungnya pada pohon. Beberapa saat kemudian, matanya sudah tertutup dan ia pun tertidur.

Ada suara yang membangunkan dia. Ia membuka matanya. Laku ia benar-benar siuman. Dua orang asing berdiri di depannya, dan salah seorang di antaranya menodongkan pistolnya ke arah Sam.

"Hei, cepat, kamu, berdiri!"

Sam melompat berdiri. Kedua orang itu bermuka bengis; Sam sama sekali tidak mau membangkitkan amarah mereka.

"Cepat buka dos-dos di dalam mobil itu! Dan jangan bikin gaduh, nanti kamu kontan mati!"

Walaupun salah satu dos itu diikat dengan simpul tali yang kuat, namun Sam membuka semuanya dengan cepat, seolah-olah mau mencapai rekor baru.

Penodong yang kedua mendekati mobil "Kamu ke sana!" perintahnya.

Sam segera meninggalkan mobilnya. Ia sama sekali tidak mau berbantah-bantah dengan kedua orang itu.

Dengan ketat Sam dijaga oleh penodong yang memegang pistol itu. Penodong yang seorang lagi memeriksa muatan di dalam mobil, dos demi dos.

"Kok . . . aneh," kata penodong kedua itu.

"Apa sih isinya?" tanya penodong pertama, kurang sabar.

"Alkitab! Alkitab melulu! Seumur hidup belum pernah kulihat sekian banyak Alkitab!"

"Alkitab!" Penodong pertama membeo dengan nada jengkel. Lalu ia menegur Sam lagi. "Kamu penjual Alkitab?"

"Betul, Tuan," jawab Sam, sangat sopan.

Penodong pertama itu kelihatan bingung. Ia menurunkan pistolnya. "Siapa namamu? Tadinya kami bermaksud membunuhmu."

"Sam Johnson, Tuan", seolah-olah maksud jahatnya itu sudah berubah? Dan pistolnya itu tidak lagi diarahkan ke kepala Sam.

Penodong pertama itu terus berbicara: "Yah, Sam, tadinya kami akan membunuhmu. Tahu, yah, kami baru lolos sehabis yah, sehabis beraksi dan kami mau melarikan diri ke negara bagian Florida. Kami perlu mobil. Kami melihat kamu duduk-duduk santai dibawah pohon, jadi kami bermaksud membunuhmu, mengambil mobilmu, dan terus amblas."

Penodong kedua itu memandang temannya dengan heran. "Kok . . . kenapa sih ngomong terus? Ayo kita berangkat 'aja!"

"Nanti dulu, nanti dulu," kata pemimpin kedua penodong itu. Ia mendekati mobil Sam dan menggapai sebuah Alkitab. "Yah . . . aneh, kamu penjual Alkitab. Bertahun-tahun aku tidak melihat Alkitab."

Ia membuka-buka Alkitab itu. "Ibuku dulu sangat baik, . . ." katanya, seolah-olah sedang melamun. "Ibuku dulu suka membacakan Alkitab kepadaku. Sejak ibuku meninggal, sedikit sekali kupikirkan tentang hal itu."

Penodong kedua itu duduk pada batang pohon yang sedang roboh. Rupaya ia kurang mengerti apa yang sedang terjadi. Tetapi tidak mengapa, perannya dalam "aksi" yang baru saja mereka laksanakan itu sepele saja; sebenarnya ia tidak begitu pusing, apakah mereka berhasil melarikan diri ke tempat yang jauh atau tidak.

Pemimpin kedua penodong itu menyandarkan tubuhnya pada pintu mobil. Sekali lagi ia membolak-balikkan halaman Alkitab. "Yah, aku masih ingat . . .," katanya hampir berbisik.

Hening sejenak . . . . Berkas-berkas matahari yang menembus dahan-dahan pohon pines itu menyinari tempat terbuka bekas halaman rumah petani. Cahaya matahari itu menyentuh Sam yang sedang mengawasi keadaan, . . . menyentuh sebuah pistol yang diletakkan di atas kap mobil, . . . menyentuh seorang penodong yang asyik mengenang kembali cerita-cerita yang pernah digemarinya dulu semasa kecil.

Sam memperhatikan tangan penodong itu mengusap matanya. Ternyata kenangan lama itu telah menitikkan air mata.

Sam berlutut di atas rerumputan. Bila berdoa ia sudah biasa berlutut, dan sekarang ia merasa sudah saatnya untuk berdoa. Dalam hati ia mendoakan orang itu, yang sedang mengenang masa ia menjalani kehidupan yang benar. Siapa tahu, mungkin orang ini masih sempat meninggalkan kejahatannya serta kembali ke jalan yang benar.

Tempat terbuka di tengah-tengah hutan belukar itu menjadi sangat tenang. Lalu pemimpin kedua penodong itu memperhatikan bibir Sam yang sedang bergerak-gerak, mata Sam yang sedang tertutup, lutut Sam yang sedang bertekuk.

"Yah, doakan aku Sam," katanya. Suaranya hampir menjadi halus, lain sekali dengan suaranya semula yang sangat bengis itu. "Aku sungguh perlu didoakan. Dan sesudah kamu mendoakan diriku, ayo masuklah ke dalam mobilmu dan pergilah."

Orang yang kedua itu seolah-olah mau menyela, tetapi pemimpin penodong memberi isyarat supaya ia diam. "Gara-gara kami beraksi tadi, mungkin sekali orang yang berhasil menangkap kami berdua akan mendapat hadiah yang cukup besar," katanya. Ia menelan ludah, seakan-akan belum pasti apa yang harus dikatakan selanjutnya. "Tetapi orang yang berhasil mengikuti pesan Alkitab akan mendapat hadiah lebih besar lagi."

Pemimpin kedua penodong itu tersenyum ke arah Sam Johnson. "Jangan khawatir, Sam," katanya. "Kamu tidak akan melihat aku menodong lagi. Lihat!" Ia melemparkan pistolnya ke dalam lubang besar yang dulu bekas ruang di bawah tanah dari rumah petani. "Sebaiknya kamu pergi sekarang, Sam. Dan jangan lupa, terus berdoa untuk kami. Siapa tahu, mungkin kami berdua akan kembali menjadi orang yang berguna!"

Sam segera mendekati mobilnya dan duduk di belakang setir. Ia menghidupkan mesin. Pelan-pelan ia menyetir mobilnya sehingga kembali menghadap ke jalan raya. Tetapi sebelum memasukkan persneling, ia pun menoleh ke belakang, ke arah kedua penodong tadi.

Kini kedua-duanya duduk di atas batang pohon yang sudah roboh. Pemimpin kedua penodong itu sedang membacakan Alkitab kepada teman-temannya. Suaranya jelas terdengar melalui udara siang yang panas itu; ia sedang membaca Kitab Yesaya, pasal 55:

"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air,

dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! . . .

Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku;

Dengarkanlah, maka kamu akan hidup!"

Sam Johnson menganggukkan kepalanya pada saat mobilnya mulai bergerak meluncur di lorong yang sepi itu. "Mereka akan kembali ke jalan yang benar. Mereka akan menjadi orang-orang yang berguna." Entah mengapa, . . . Sam merasa yakin betul atas firasatnya itu.

Dengan lemah lembut Sam Johnson menyanyikan sebuah lagu rohani kuno pada saat ia kembali ke jalan raya untuk meneruskan perjalanannya.

TAMAT

Empat Ekor Ayam Dan Empat Hari Perjalanan (Afrika, abad ke-20)

Di kampung halaman si Bula, jarang ada orang yang mempunyai kelebihan uang. Di daerah Afrika itu, biasanya orang tukar-menukar untuk mendapat apa saja yang diperlukan. Tambahan pula, si Bula hanyalah seorang anak laki-laki; jika kaum dewasa sukunya kekurangan uang, apa lagi anak-anak!

Bula berjalan pelan-pelan menuju padang, tempat kambing-kambing sedang merumput. Ia duduk di bawah pohon kecil sambil terus memeras otak.

"Aku harus mendapat uang," ia bergumam. "Tidak baik meminta ayahku. Kalau memberi persembahan di gereja, seharusnya itu uangku sendiri, bukan uang yang dititipkan oleh orang lain."

Muncullah si Walif; ia mau bermain dengan Bula. Tetapi si Bula tidak mau bermain.

"Hatiku tidak tenang karena kata-kata Pendeta Musa tadi pagi," kata Bula.

"Memang mengejutkan," Walif mengiakan. "Sampai sekarang kata-katanya seolah-olah masih dapat kudengar."

"Baru kutahu!" cetus Bula. "Baru kutahu di dunia ini masih ada orang yang belum punya Alkitab! Rasanya kita di sini adalah suku terakhir yang diberi Alkitab."

Walif mengangguk. "Tetapi tadi pagi Pendeta Musa begitu yakin. Katanya, pasti ada orang lain yang masih sangat memerlukan Alkitab."

"Bukan kata-katanya itu yang mengganjal di hatiku," Bula mengaku dengan terus terang. "Kalau ia berkata masih ada orang lain yang memerlukan Alkitab, pasti itu benar, sebab Pendeta Musa tidak pernah bohong. Tapi ia juga berkata, kita yang sudah punya Alkitab . . ."

". . . harus turut meneruskan Alkitab kepada orang lain," kata Walif, menyempurnakan kalimat temannya. "Yah, kata-kata itulah yan mengganjal di hatiku juga. Apa lagi, persembahan khusus akan dikumpulkan hari Minggu depan. Kalau aku tidak memasukkan apa-apa ke dalam tempurung itu, . . . bagaimana?"

"Wah, malu rasanya!" kata Bula sambil mengeluh.

"Tapi . . . aku tidak punya uang."

"Aku juga tidak punya uang," kata Bula membeo.

"Dan . . ." Walif berhenti sejenak, sambil berpikir. "Nggak ada milikku yang dapat kujual."

"Memang, nggak ada . . ."

Selama beberapa menit kedua anak laki-laki suku Afrika itu duduk termenung; muka mereka masing-masing sangat sedih.

"Nanti dulu," kata Walif dengan tiba-tiba. "Bagaimana dengan ayam?"

"Ya, bagaimana?" Bula membalas.

"Sang kepala suku akan mengadakan pesta akhir bulan ini. Pasti ia mau membeli ayam."

Bula mulai tersenyum lagi. "Aku punya ayam."

"Aku juga."

"Ayam milikku sendiri," Bula menambahkan. "Kalau aku mau menjual ekor, boleh saja."

"Tetapi . . ." Sekonyong-konyong Walif kembali bermuka masam. "Rasanya kurang enak kalau orang lain makan daging ayam, sedangkan kita hanya makan kacang."

"Memang kurang enak," Bula mengiakan.

Lalu Bula bangkit berdiri seperti seorang tentara cilik. "Walif, rasanya lebih kurang enak lagi kalau ada orang lain yang belum punya Alkitab! Kalau kita dapat kirim uang seharga dua ekor ayam kepada orang-orang di negeri yang jauh, pasti kita dapat bertahan walau hanya makan kacang saja."

Walif juga berdiri tegak. Ia sudah siap bertindak. "Yuk, kita tangkap ayam-ayam itu!"

Kedua anak laki-laki itu berlari tunggang langgang ke sebuah kandang yang pagarnya semak berduri. Mereka memilih beberapa ekor ayam yang baik untuk dijual.

Lalu . . . mulailah perburuan! Kedua anak laki-laki itu berlari dan melompat ke sana ke mari. Bula mengira ia sudah mendapat seekor babon gemuk; ternyata ia hanya mendapat dua buluh ekor yang panjang. Walif merasa ia sudah menangkap seekor jago, tetapi jago itu berkeok-keok dan menggelepur sampai lolos lagi.

Ketika kedua anak itu berhasil menangkap masing-masing dua ekor, napas mereka sudah terengah-engah. Kaki ayam-ayam itu diikat dengan tali rumput. Lalu Bula dan Walif bergegas pergi ke sebuah rumah kepala suku.

Tetapi yang mereka terima di sana hanyalah kekecewaan belaka. Juru masak kepala suku itu menawarkan sejumlah uang yang sangat kecil. "Nanti setiap anak laki-laki suku ini pasti akan membawa ayam ke mari untuk dijual," katanya mencibir. "Apakah sang kepala suku itu orang kaya, yang dapat membayar dengan harga kota? Sesen pun tawaranku tadi tak akan kutambah!"

Bula dan Walif mundur dari rumah kepala suku. Mereka duduk di bawah naungan sebuah pohon yang cukup jauh sehingga juru masak itu tidak dapat mendengar percakapan mereka. Di sana mereka mempertimbangkan tawarannya tadi.

Timbullah sebuah pertanyaan: "`Harga kota'? Apa sih maksudnya?"

Bula pergi menanyakan hal itu kepada ayahnya. Lalu ia kembali melaporkan kepada Walif.

"Wah!" cetus si Bula. "Kata Ayah, di kota orang-orang rela membayar hampir dua kali lipat tawaran si juru masak tadi!"

"Tetapi kota itu dari sini delapan puluh kilometer jauhnya," Walif mengingatkan dia.

"Minggu ini sekolah libur," kata Bula. "Kita dapat berjalan ke sana."

"Berjalan!" Si Walif melongo. "Jalan kaki? Itu 'kan pasti makan waktu dua hari!"

"Ya, dua hari." Si Bula mengangguk. "Kita sudah sering berjalan sejauh empat puluh kilometer sehari. Lagi pula, rumah pamanku kira-kira separo perjalanan. Kita dapat bermalam di rumah pamanku!"

Memang Walif tahu bahwa ia dan Bula sudah biasa bepergian jauh. Ia pun tahu bahwa paman Bula pasti akan menerima mereka kalau menginap di rumahnya. Hanya saja . . . apakah hasilnya nanti sepadan dengan susuah payah mereka?

"Kalau kita menjual di sini, kita hanya dapat memberi persembahan seharga empat ekor, demi menolong orang lain mempunyai Alkitab," kata Walif pelan-pelan sambil mengerutkan dahinya. "Tetapi kalau kita menjual di kota, kita dapat memberi persembahan seharga delapan ekor ayam!"

"Yuk, kita pergi!" Bula mengajak. "Persembahan kita menjadi dua kali lipat, dan kita pun bersenang-senang pergi ke kota!"

"Maksudmu, kita bersusah payah pergi ke kota," kata Walif. Ia merintih, seolah-olah ia sudah merasakan sakit kaki. "Tapi . . . uang persembahan kita nanti memang menjadi dua kali lipat, ya?"

Kedua anak laki-laki itu pulang dan meminta izin kepada orang tua mereka masing-masing. Keesokan paginya mereka berangkat. Cukup sulit perjalanan itu! Di samping empat ekor ayam, mereka juga harus membawa bekal makanan.

Namun benar, setiba di kota, dengan mudah mereka berhasil menjual empat ekor ayam itu. Benar juga, "harga kota" itu dua kali lipat dengan harga yang ditawarkan oleh juru masak kepala suku. Uang logam yang banyak itu gemerincing di tangan mereka.

Perjalanan pulang mereka sangat menyenangkan. Bula dan Walif mengikatkan uangnya masing-masing. Dan uang itu walau cukup banyak, terasa ringan. Langkah kedua anak laki-laki itu mantap; wajah mereka berseri-seri.

Pada hari Minggu berikutnya, Pendeta Musa berdiri di depan jemaatnya. Sekali lagi ia menjelaskan mengenai keperluan persembahan khusus, yaitu agar orang-orang di negeri yang jauh dapat memiliki Alkitab.

Tempurung itu diedarkan dari tangan ke tangan. Bula dan Walif tersenyum lebar. Uamg logam yang banyak itu kembali gemerincing dengan keras pada saat menjatuhkannya ke dalam tempurung yang mereka pegang bersama.

Seluruh jemaat turut bergembira; bahkan Pendeta Musa sendiri tersenyum. Mereka semua sudah mengetahui tentang perjalanan si Bula dan si Walif. Mereka pun tahu bahwa kedua anak laki-laki itu rela menempuh perjalanan selama empat hari, agar dapat menjual empat ekor ayam dengan harga dua kali lipat. Dan pada hari itu pula, cukup banyak uang persembahan yang dimasukkan ke dalam tempurung, oleh orang-orang Kristen suku Afrika yang baru menyadari tanggung jawab mereka untuk meneruskan Firman Allah kepada orang-orang lain.

TAMAT

Felipe Menyebarkan Firman Tuhan (Kuba, abad ke-20

Felipe duduk termenung di bawah naungan sebuah pohon palem. Dahan-dahan yang tinggi di atas kepala pemuda itu gemeresek bunyinya ditiup angin sepoi-sepoi basah yang menghembus melewati pulau Kuba.

"Hola! Felipe!" sapa seorang kawannya yang kebetulan lewat di seberang jalan.

Felipe tidak menyahut. Ia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Ibunya keluar dari rumah. Pada jam-jam begini, kebanyakan kaum pria sudah pergi ke tempat pekerjaan mereka masing-masing. Tetapi selama beberapa minggu belakangan ini, ibunya melihat Felipe hanya duduk-duduk termenung saja.

"Kenapa tidak pergi ke pasar, Nak?" tanyanya.

Felipe menggelengkan kepalanya. Masih tetap tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Tidak sehat, Nak, kalau duduk-duduk saja seorang diri."

Baru Felipe membuka mulutnya. Yang keluar bukanlah bahasa Spanyol yang indah, seperti yang baru diucapkan oleh ibunya. Sebaliknya, yang keluar adalah serentetan bunyi . . . bunyi yang sulit ditangkap artinya, bunyi yang hampir tidak menyerupai kata-kata.

Namun ibunya dapat mengerti maksudnya: Tentu saja ia tidak mau pergi ke mana-mana. Bukankah ia sudah mengalami suatu kecelakaan yang hampir membuatnya bisu? Buat apa ia berusaha bercakap-cakap dengan orang lain? Keluarganya sendiri saja harus bersusah payah untuk mengerti ucapannya yang tak karuan itu!

Rupa-rupanya sudah nasib bahwa bila Felipe ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain, ia harus menulis kertas dan menyodorkannya kepada orang itu.

Ibunya menaruh tangannya pada bahu Felipe sebagai tanda perasaan simpati. Lalu ia pun memasuki rumah lagi.

Felipe menghela napas sambil memikirkan nasibnya yang malang. Tetapi kesdihannya mulai pudar ketika ia merogoh ke dalam sakunya. Yang dikeluarkannya itu sebuah Kitab Perjanjian Baru ukuran saku. Felipe dapat melupakan kesedihannya bila ia mulai membaca Kitab-Kitab Injil, atau Kisah Para Rasul, ataupun Surat-Surat Paulus dan Petrus dan Yohanes.

Semula Felipe bercita-cita akan pergi berkeliling sambil menjual Alkitab. Tetapi cita-cita itu mustahil tercapai, rasanya. Bagaimana mungkin orang yang sudah kehilangan suaranya dapat menjadi penjual?

Dalam benaknya Felipe membayangkan dirinya berjalan keliling di pulau Kuba sebagai penjual Alkitab. Sering kali seolah-olah ia melihat dirinya bepergian di jalan-jalan, sambil membawa serta sebungkus Alkitab dan Kitab Perjanjian Baru dan Kitab-Kitab Injil. Ia akan menarik perhatian banyak orang, sehingga mereka mau membeli barang dagangannya itu.

Hasratnya untuk melakukan pekerjaan yang mulia itu masih tetap menyala-nyala dalam pikiran Felipe. Mungkin itulah sebabnya pada suatu hari seakan-akan Felipe tiba-tiba mendengar suara yang berseru kepadanya: "Hai Felipe, pergilah! Sebarkanlah FirmanKu!"

Felipe kaget dan bingung. Suara Tuhankah itu?

Ia terus termenung. Bagaimana mungkin ia dapat menyebarkan Firman Tuhan? Cara apa yang dapat dipakai oleh seorang penjual Alkitab yang bisu?

Lalu suara itu seolah-olah terdengar sekali lagi: "Pergilah, hai Felipe! Aku akan menolongmu."

Tidak salah lagi, Tuhan sudah memanggil dia. Maka Felipe menundukkan kepalanya. Dalam hatinya ia berbisik: Aku akan pergi, ya Tuhan. Tetapi tanpa pertolongan Tuhan, pasti usahaku akan sia-sia belaka.

Beberapa hari kemudian, Felipe mulai menjalankan pekerjaannya yang baru. Dengan menumpang bis, ia pergi ke luar kota. Beberapa jilid Kitab Injil ukuran kecil dibawanya serta.

Inilah yang biasa dilakukannya: Setibanya di sebuah pasar desa, Felipe turun dari bis dan membuka sebuah Kitab Injil ukuran kecil, tepatnya pada salah satu ayat kesayangannya. Lalu ia menunjukkan ayat itu kepada orang-orang yang berdiri atau duduk di dekatnya. Ia tersenyum ramah kepada orang-orang itu, seolah-olah hendak berkata: "Ambillah! Bacalah!"

Rencana yang sederhana itu sering berhasil. Banyak orang yang tertarik untuk mulai membaca Kitab Injil.

Felipe pun membawa serta beberapa kartu kecil di dalam sakunya. Pada tiap kartu itu tercetak, denga huruf-huruf yang besar dan jelas, kata-kata yang ingin diucapkannya, misalnya: "Aku menjual Buku-Buku kecil ini. Maukah Anda membeli?" Kartu-kartu itu disodorkannya kepada orang-orang yang sudah mulai membaca ayat-ayat tadi.

Selama kurang lebih satu jam Felipe menelusuri jalan-jalan pasar di desa itu, sambil menunjukkan ayat-ayatnya dan kartu-kartunya kepada orang-orang yang dijumpainya. Kemudian ia pun naik bis lagi dan pergi ke desa yang lain.

Kadang-kadang Felipe pergi ke sebuah pabrik. Karena sifatnya yang manis dan ramah, ia sering diperbolehkan masuk. "Itu si penjual `Buku-Buku Kecil' yang bisu," penjaga pintu akan mengumumkan. Segera Felipe akan mulai memamerkan barang dagangannya itu kepada para karyawan. Seseorang yang pandai membaca akan membacakan kartu-kartu yang disodorkannya. Dan biasanya paling sedikit satu di antara "Buku-Buku Kecil" itu akan laku di situ.

Bahkan pimpinan pabrik sering mengajak Felipe masuk ke dalam kantor. Dan di situ pun sering ada calon pembeli.

Tidak ada waktu lagi untuk duduk-duduk di bawah naungan pohon palem sambil merenungkan nasibnya yang buruk. Felipe mulai membekali diri dengan sebuah termos berisi kopi panas, serta sekantong permen. Dengan tersenyum pada ibu seorang anak yang sedang merengek-rengek, Felipe akan menawarkan permen kepada anak itu. Sang ibu, karena melihat bahwa anaknya tidak lagi menangis, dengan senang hati membaca "Buku Kecil" yang diperlihatkan kepadanya. Dan sering juga ada ibu-ibu yang rela membeli.

Supir bis, yang sangat capai sehabis menunaikan tugasnya, dengan gembira menyambut kopi panas yang ditawarkan oleh Felipe. Dan penumpang bis yang harus menunggu lama di stamplat, juga merasa disegarkan oleh permen yang diberikan oleh pemuda yang tidak pernah berbicara namun yang selalu tersenyum itu. Rasanya, membaca "Buku-Buku Kecil" yang disodorkannya itu menolong mereka melewatkan waktu sementara harus menunggu. Dan semakin banyak bagian dari Alkitab yang terjual.

Para pengurus kantor Lembaga Alkitab Kuba menjadi heran. Bagaimana mungkin Felipe dapat kembali begitu sering, sambil memesan persediaan Alkitab lebih banyak lagi?

Pada suatu hari ketika Felipe mampir ke kantor, mereka bertanya: "Kauapakan sekian banyak Alkitab itu, Felipe?"

"Kujual," sahut Felipe dengan suaranya yang parau. Hanya orang yang sudah biasa mendengar suaranyalah yang dapat menangkap kata-kata yang diucapkanya dengan susah payah itu. Namun karena kini ia merasa sibuk dan berguna, peemuda itu lebih berani berusaha melafalkan kata-katanya sehingga orang lain dapat mengerti. "Kujual semuanya!" katanya lagi, dengan tekanan yang berat.

"Mana mungkin?"para pengurus kantor itu bertanya-tanya. "Belum pernah kami dengar orang bisu dapat menjual Alkitab!"

Namun setelah Felipe bekerja selama satu tahun, jumlah Alkitab yang dijualnya itu sungguh mengherankan. Hampir tak dapat dipercaya. Jauh lebih banyak daripada jumlah yang dapat dicapai oleh para penjual Alkitab lainnya!

"Coba jelaskan caranya!" ia ditanyai lagi.

Felipe tidak sanggup memberi penjelasan yang lengkap. Tetapi ia ingat akan suara itu: "Pergilah, hai Felipe! Aku akan menolongmu." Dan tahulah dia bahwa dengan pertolongan Tuhan ia melakukan pekerjaannya itu.

Pada suatu hari Felipe dipanggil lagi ke kantor Lembaga Alkitab Kuba. "Memang kau menyebarkan Firman Tuhan, Felipe, walau kami tidak mengerti bagaimana caranya," kata para pengurus kantor itu. "Maka kami ingin mengangkatmu menjadi seorang agen kami yang resmi."

Felipe tersenyum senang. Memang itulah cita-citanya sebelum ia mendapat kecelakaan yang menyebabkan kehilangan suara. Rasa-rasanya cita-cita itu mustahil, tetapi malah telah menjadi kenyataan!

Masih tetap Felipe sering bepergian dengan naik bis. Kadang-kadang ia membeli karcis; tetapi lebih sering pak supir mengizinkan dia naik bis tanpa harus membayar. Ke mana saja bis itu pergi di pulau Kuba yang indah permai, Felipe pun ikut pergi ke situ. Sering ia turun pada sebuah desa. Kemudian ia naik bis yang berikutnya dan meneruskan perjalanannya ke desa lain.

Namun sambil naik bis, Felipe sering memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja di ladang, jauh dari desa manapun juga. Mereka itu para buruh tani, pemilik kebun kecil, penduduk di tempat yang terpencil. Mestinya aku melayani mereka pula, kata Felipe pada dirinya sendiri. Tetapi bagaimana caranya? Memang aku akan diizinkan turun dari bis di mana saja, karena kebanyakan supir bis itu kawanku. Tetapi belum tentu bis yang berikutnya mau berhenti supaya aku dapat naik lagi.

Lalu timbul gagasan baru: Seekor kuda! Nah, betul. Aku perlu memiliki seekor kuda!

Maka demi memperlancar pekerjaannya, Felipe membeli seekor kuda. Sambil menunggang kuda ia dapat membawa serta lebih banyak lagi Kitab. Kitab Injil ukuran kecil, Kitab Perjanjian Baru, dan bahkan beberapa Alkitab yang lengkap.

Kuda itu dilatihnya menjadi pembantunya. Tiap kali si kuda melihat orang bekerja di ladang, walau jauh sekali dari jalan, ia akan berpaling dari jalan raya dan menuju ke sana. Sesampainya di tempat orang itu bekerja, si kuda akan berhenti sendiri.

Biasanya Felipe suka menawarkan kopi panas atau permen. Paling sedikit bibirnya akan menyungging senyuman yang ramah. Ia akan mengeluarkan "Buku-Buku Kecil" dan kartu-kartunya. Tidak lama kemudian, Felipe akan mendorong petani itu untuk membaca satu dua ayat. Dan sering juga si petani akan mengeluarkan satu dua mata uang kecil, agar "Buku Kecil" itu dapat menjadi miliknya.

Rupa-rupanya kuda Felipe tahu kapan waktunya untuk pergi lagi. Felip menggerakkan tali-temali sedikit saja, dan si kuda akan mulai berjalan pelan-pelan. Kadang-kadang ia akan menuju ke jalan raya lagi; kadang-kadang ia akan menuju kepada petani lain yang sedang bekerja di ladang.

"Tahukah engkau berapa banyak Kitab Injil yang telah kaujual dalam tahun ini, Felipe? tanya para pengurus kantor Lembaga Alkitab.

Felipe tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia tidak pernah menghitung jumlah Alkitab yang dijualnya. Baginya yang penting bukan angka-angka melainkan orang-orang. Ia mengenang kembali wajah-wajah banyak orang yang sudah mengenal Allah Bapa Yang Mahakasih, dan yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Sang Juru Selamat, sebagai hasil membeli dan membaca "Buku-Buku Kecil" yang diperdagangkan oleh Felipe.

"Kami sudah menghitungnya, Felipe," kata para pengurus itu. "Dalam satu tahun ini, kau sudah menjual 80 ribu Kitab Injil. Suatu rekor baru!"

Dengan rendah hati Felipe berusaha mengatakan: "Bukan aku, tetapi Tuhan yang bekerja melalui aku." Dan para pengurus kantor Lembaga Alkitab itu menganggukkan kepala tanda setuju.

Sama seperti semua orang yang kenal Felipe mengasihi dia, para pengurus kantor Lembaga Alkitab itu juga mengasihi Felipe. Mereka tersenyum kepadanya ketika ia berangkat lagi dengan membawa serta pesanannya yang baru.

Namun Felipe sendiri belum merasa puas dengan hasil yang telah dicapainya. Bila sedang naik bis, ia ingin bis itu melaju lebih kencang dan tidak terlalu sering berhenti ditempat-tempat yang sudah di singgahi. Bila sedang naik kuda, ia ingin pembantunya yang setia (namun yang lamban jalannya) itu cepat-cepat membawanya ke tempat-tempat yang belum pernah ia kunjungi.

Lalu ada ide baru. Senyuman lebar menghiasi wajah Felipe. Aku akan membeli sebuah sepeda motor! katanya pada dirinya sendiri. Dengan demikian aku akan dapat membawa serta dua bungkusan besar berisi Alkitab dengan mengikatnya di sebelah belakang motorku.

Maka pada suatu hari Felipe pulang dengan menuntun sepeda motor yang baru dibelinya itu. Mukanya berseri-seri pada saat ia memperlihatkannya kepada ibunya.

Ibunya kaget. "Sepeda motor kan amat berbahaya, Nak! Bagaimana nanti kalau kau menabrak pohon dan mati konyol?"

Felipe mengelus-elus bahu ibunya. Pelan-pelan ia berbicara; masih tetap ibunya lebih pandai menangkap kata-katanya daripada siapun juga. "Tuhan akan melindungi aku," kata Felipe, dengan suaranya yang menguak. "Dengan sepeda motor aku dapat melayani Tuhan secara lebih baik. Aku dapat menyebarkan FirmanNya dengan kecepatan seratus kilometer per jam!"

Mula-mula ibunya mengerutkan dahi. Tetapi lambat laun ia mulai tersenyum, bersama-sama dengan putranya. "Memang Tuhan sudah menolongmu secara ajaib, anakku. Hanya hati-hati, ya?"

Felipe mengangguk. Tentu saja ia akan hati-hati. Namun ia yakin bahwa dengan bantuan kendaraannya yang baru itu, ia akan dapat menyebarkan Firman Tuhan secara lebih luas lagi.

TAMAT

Firman Tuhan Itu Pedangku! (Selandia Baru, abad ke-19)

Dahulu kala di negeri Selandia Baru, suku-suku Maori yang galak itu menguasai daerah yang luas. Sering mereka menyerbu desa orang lain. Dengan tombak dan pedang mereka suka membunuh para penduduknya. Lalu mereka pulang ke desanya lagi dengan membawa serta barang-barang rampasan mereka.

Pada abad yang lalu, Katu adalah putra dari seorang kepala suku yang paling galak di kalangan orang Maori itu. Namun Katu tidak bersifat tinggi hati. Ia rela saja bersahabat dengan si Ripahia, budak milik ayahnya. Bersama-sama kedua anak laki-laki itu suka pergi berburu di daerah pegunungan. Malam-malam mereka suka berbaring di depan api unggun, dan sebelum tidur mereka menatapi langit indah yang bertaburan bintang.

Lalu persahabatan yang sangat menyenangkan itu untuk sementara waktu terputus. Si Ripahia dipinjamkan kepada paman Katu. Pamannya itu harus berjalan kaki sejauh seribu kilometer, karena ada urusan penting di Paihia, sebuah desa besar. Ia memerlukan seorang budak muda untuk melayani dia selama dalam perjalanan itu.

Malam-malam si Katu sering merindukan sahabatnya. Sambil memandang jauh lewat pintu gubuknya yang dibiarkan terbuka agar ia dapat menatap bintang-bintang di langit, ia pun bertanya-tanya dalam hati: Kira-kira si Ripahia sedang apa sekarang? . . .

Sementara itu, si Ripahia sedang mengalami sesuatu yang tidak terduga oleh temannya Katu. Bahkan si Ripahia sendiri pun tidak menduga hal itu akan terjadi.

Ternyata urusan di desa Paihia itu memakan waktu yang cukup lama. Sambil menunggu, paman Katu tidak mempunyai banyak tugas yang harus dikerjakan oleh Ripahia. Maka seseorang mengusulkan: "Mengapa tidak membiarkan budak muda itu bersekolah di sekolah misi? Pasti kepala suku akan senang jika ia menerima kembali seorang budak yang sudah pandai membaca dan menulis!"

Paman Katu setuju. Jadi, berbulan-bulan lamanya si Ripahia belajar di sekolah misi. Hampir tak terbayangkan oleh anak laki-laki itu, keuntungan apa yang akan didapatinya: Ia akan menjadi satu-satunya orang dalam sukunya yang dapat menulis kata-kata di atas kertas. Ia pun akan menjadi satu-satunya orang dalam sukunya yang dapat membuka sebuah buku serta mengetahui pikiran orang lain yang tertulis di dalamnya.

Akhirnya urusan di desa Paihia itu selesai. Baik Ripahia maupun orang-orang lain dalam rombongan pendatang itu tidak sabar lagi pulang ke kampung halaman mereka. Mereka berjalan kaki secepat mungkin. Beratus-ratus kilometer jauhnya mereka terus menelusuri jalan setapak, sampai pada suatu malam, saat matahari baru terbenam, tibalah mereka di desa tempat asal mereka.

Penduduk setempat mengerumuni mereka. Semua orang bersalam-salaman sambil saling bertanya, "Apa kabar?"

Setelah suara orang banyak itu agak mereda, paman Katu menoleh ke arah kepala suku. "Hai saudaraku, . . . aku ini mengembalikan kepadamu budak milikmu, si Ripahia. Ia telah melayani diriku dengan baik. Namun aku menyerahkannya kembali dalam keadaan yang lebih berharga daripada waktu ia berangkat dari sini. Selama kami tinggal berbulan-bulan lamanya di Paihia, kami menyekolahkan dia. Sekarang ia kami pulangkan kepadamu, hai saudaraku, dengan kepala yang dibekali ilmu baru!"

Untuk sejenak semua orang diam sambil memandang Ripahia. Coba bayangkan, seorang budak muda telah mendapat ilmu! Mereka mengamat-amati dia, seolah-olah bertanya dalam hati apakah ilmu itu telah mengubah rupanya atau telah menyebabkan kulitnya menjadi berbelang-belang.

Si Ripahia sendiri hanya berdiri dengan tenang, sambil tersenyum dengan caranya yang khas. Ia tahu bahwa seorang budak hendaknya tidak memulai pembicaraan dengan para tuannya.

Seketika itu ia mulai dihujani dengan pertanyaan:

"Ilmu apa yang telah kaudapat itu?" tanya Katu, putra kepala suku, "Ilmu menulis, misalnya?"

"Ya, aku telah belajar menulis," jawab Ripahia sambil mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi.

"Bagaimana dengan ilmu membaca?" tanya saudara sepupu Katu yang sebaya dengannya. "Dapatkah kau mengerti arti dari tanda-tanda kecil yang dibuat di atas kertas itu?"

"Tentu," ujar Ripahia.

Banyak pertanyaan yang diajukan kepada anak muda itu! Bahkan sang kepala suku sendiri menuntut agar budaknya menjawab beberapa pertanyaan dengan jelas. Si Ripahia menarik napas panjang tanda lega pada saat panglima perang tua yang bermuka masam itu akhirnya pergi, puas dengan jawaban-jawaban yang diberikannya.

Kemudian, barulah ketiga anak muda itu sempat mengobrol dengan leluasa. "Ajari kami menulis dan membaca!" Katu dan saudara sepupunya menuntut.

"Boleh saja," jawab Ripahia. "Tetapi" Lalu ia sendiri bermuka masam. "Bagaimana caranya? Tidak ada buku di sini, satu halaman pun tidak ada. Bagaimana kalian dapat belajar membaca kalau tidak ada bahan bacaan?"

Kini giliran Katu dan saudara sepupunya untuk bermuka masam. "Kamu sajalah yang membuat tulisan. Dari tulisan itu kami dapat belajar membaca."

Tetapi Ripahia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tahu! Aku tahu!" serunya. Lalu dalam sekejap mata saja ia menghilang.

"Lho . . . ke mana dia?" tanya Ripahia.

Suadara sepupu Katu hanya dapat bergeleng saja.

Tidak lama setelah itu, Katu kembali lagi sambil melambai-lambaikan suatu benda kecil di atas kepalanya. Kelihatannya benda itu sudah usang betul; . . . kulit sampulnya kotor dan halaman-halaman luarnya sobek-sobek.

"Ini dia!" seru Katu. "Nih, lihat ada buku. Dari buku ini kami dapat belajar membaca. Nah ajari kami, Ripahia!"

"Nanti dulu, nanti dulu!" Dari sampulnya yang sobek-sobek ia membaca dengan pelan: ```Kitab Injil Lukas.''' Lalu ia melongo ke arah kedua temannya. "Sama dengan buku yang ada di sekolah misi! Dari mana kau mendapat buku ini, Katu?"

Lalu Katu menceritakan suatu kejadian yang aneh. Ayahnya, sang kepala suku itu, sudah berkali-kali memimpin pasukannya untuk menyerbu desa orang lain. Sambil mengeluarkan teriakan perang yang membuat bulu roma berdiri, mereka suka merampas, menyembelih, dan memperkosa. Lalu mereka pulang, meninggalkan desa itu dalam keadaan terbakar dan sepi, tak berpenghuni lagi.

"Suatu kali ketika mereka menyerbu," demikianlah Katu melanjutkan ceritanya, "mereka membunuh banyak orang. Ayah menemukan buku ini di tangan seorang gadis kecil yang sudah menjadi mayat. Ayah membawa pulang buku ini, walau ia tidak mengerti gunanya. Menurut dugaannya, benda ini mengandung kuasa kramat yang amat besar."

Ripahia membolakbalikkan buku kecil itu dalam kedua belah tangannya. Untuk sejenak ia merasa kasihan terhadap gadis cilik itu yang didengarnya tewas dalam keadaan tak berdosa. Namun peperangan kesukuan sudah biasa di kalangan orang Maori, maka Ripahia tidak lama melamun mengenai nasib buruk gadis itu.

Tetapi bukunya, . . . nah, ini sungguh menarik. Buku itu memang dicetak dalam bahasa Maori, bahasa mereka sendiri.

"Memang boleh dipakai." kata Ripahia dengan nada puas. "Kalian boleh menggunakan buku bacaan ini secara bergiliran."

Tetapi Katu dan saudara sepupunya sama sekali tidak mau menunggu giliran. "Tidak, lebih baik kita membagikannya saja!" kata mereka.

Maka Kitab Injil Lukas yang kecil, kotor, dan sudah sobek itu menjadi lebih sobek lagi. Separuhnya jatuh ke dalam tangan Katu, dan separuhnya lagi jatuh ke dalam tangan saudara sepupunya. Dan selanjutnya Ripahia si budak berubah menjadi Ripahia sang guru.

Hari demi hari, minggu demi minggu, ketiga anak laki-laki itu belajar bersama-sama. Sedikit demi sedikit Katu dan saudara sepupunya dapat membaca kata-kata, kemudian kalimat-kalimat. Betapa senangnya Katu ketika ia mula-mula dapat membaca sendiri sesuatu yang sungguh dipahami olehnya!

Maka ketiga anak muda itu mulai berbincang-bincang tentang hal-hal yang diutarakan dalam buku bacaan mereka. Mereka banyak memikirkan Tuhan Yesus, yang pada masa silam berjalan-jalan di Galilea dan di Yudea sambil mengajar dan menyembuhkan serta menolong banyak orang.

"Apa arti ajaran ini, Ripahia?" Katu suka bertanya.

Sering terjadi bahwa Ripahia sama bingungnya dengan kedua muridnya itu. "Maaf, aku kurang tahu. Kata-kata itu memang sangat aneh." Dan ketiga-tiganya berunding terus sambil bertukar pikiran dan berbantah-bantah.

Ya, banyak yang tidak sanggup mereka mengerti. Namun ada satu hal yang sangat jelas. Ketiga-tiganya mulai mengasihi Tuhan Yesus. Bahkan mereka rindu menjadi pengikut-Nya.

"Ah! Seandainya kita hidup dahulu kala, ketika ia masih tinggal di bumi ini," Katu suka berkata sambil mendesah. "Coba bayangkan, Ripahia! Kita dapat mengikuti Dia dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Kita dapat mengenali wajah-Nya, dapat mendengar suara-Nya. Kepada-Nya kita dapat menanyakan kata-kata itu yang kurang jelas."

Ripahia sedang berpikir. "Di sana, di Paihia, ada utusan-utusan Injil," katanya. "Mereka punya pengertian. Kadang-kadang mereka mengirim guru-guru untuk menjelaskan kata-kata yang sulit itu."

"Mari kita pergi minta seorang guru," demikian Katu memutuskan dengan segera.

Sang kepaka suku merestui rencana perjalanan putranya itu. Maka katu dan saudara sepupunya berangkat, menelusuri jalan setapak sejauh seribu kilometer yang dulu telah ditempuh oleh Ripahia.

Setiba mereka di Paihia, mereka menghadap seorang utusan Injil. "Kami telah datang untuk minta seorang guru," kata mereka dengan polos. Lalu mereka mulai bercerita tentang si Ripahia yang telah pulang dengan ilmu tetapi tanpa buku, tentang Kitab Injil Lukas yang kecil itu yang telah menjadi buku bacaan mereka, tentang hati mereka masing-masing yang telah tertambat oleh keindahan Firman Tuhan.

"Sudilah Bapak mengirim seorang guru kepada kami," mereka mendesak.

Utusan Injil itu sungguh tertarik. Namun Ia menjawab: "Pulanglah dulu, anak-anak. Aku akan menyusul ke sana, walau itu tidak dapat segera aku lakukan. Namun aku berjanji: Aku sendiri pasti akan mengunjungi kalian, atau aku akan mengirim orang lain."

Katu dan saudara sepupunya lalu pulang lagi. Mereka memberitahu Ripahia tentang semua yang telah mereka lihat, dengar, dan lakukan.

"Nah, sebaiknya kita mendirikan sebuah tempat ibadah yang kecil," kata Katu lebih lanjut. "Mirip dengan gedung gereja yang ada di Paihia. Jadi, pada waktu utusan Injil itu datang kelak, ia sudah akan mempunyai suatu tempat yang cocok sebagai pusat pengajaran."

Kepala suku setuju dengan gagasan putranya. Tidak lama kemudian, sebuah tempat ibadah yang kecil dan sederhana berdiri di desa itu. Di dalamnya Katu dan saudara sepupunya dan Ripahia suka mengumpulkan anak-anak desa dan bahkan kadang-kadang kaum dewasa juga agar mereka dapat mendengar pembacaan Berita Baik tentang kasih Tuhan. Dengan sekuat tenaga dan pikiran mereka, ketiga anak muda itu berusaha menjelaskan isi Firman Allah.

Pada suatu hari yang indah, utusan Injil itu memang memenuhi janjinya. Ia datang, ditemani oleh beberapa pembantunya. Sang kepala suku menyonsong mereka dengan penuh kehormatan, serta memberi mereka tempat penginapan yang pantas.

Lama sekali utusan Injil itu berbicara dari hati ke hati dengan Ripahia, Katu, dan saudara sepupunya. Akhirnya yakinlah dia bahwa ketiga anak muda itu sudah bertekad untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus. Maka ia membaptiskan mereka di tempat ibadah kecil yang telah mereka sediakan.

Ia pun memberi mereka beberapa salinan dari seluruh Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Maori, dengan penjelasan tentang bagaimana mengajarkan isinya. Lalu dengan tantangan agar mereka terus berlaku setia kepada Tuhan Yesus, utusan Injil beserta rombongannya itu berangkat lagi.

Kemudian muncullah dalam benak Katu dan saudaranya serta kawannya itu suatu pikiran baru: "Hal-hal yang begitu indah bagi kita, haruslah kita sampaikan kepada orang-orang lain pula!" Maka mereka berusaha mendapatkan lebih banyak lagi Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Maori. Dengan membawa serta sebanyak mungkin salinan Firman Tuhan itu, mereka bertiga mulai pergi mengunjungi desa-desa lain.

Ternyata ada penduduk desa-desa itu yang kurang senang atas ke datangan mereka. "Tidakkah kau takut datang ke mari?" tanya mereka dengan muka yang masam. "Lihat ke sana! Dulu ada desa yang makmur di sana. Tetapi yang tinggal sekarang, hanya abunya saja. ayahmulah yang mengerjakan kejahatan itu, hai Katu!"

Tetapi Katu hanya tersenyum saja. "Masa kejahatan itu sudah lewat." katanya. "Lihat padaku! Apakah aku membawa tombak? Adakah sepasukan laskar di belakangku? Adakah pedang dalam tanganku?"

Mendengar perkataan itu, para penduduk desa menjadi sedikit lebih ramah. "Memang, kau tidak menyadang pedang. Mengapa kau berani bepergian tanpa senjata?"

Katu membuka bungkusannya. Diraihnya sebuah Kitab Perjanjian Baru. Diangkatnya tinggi-tinggi, agar semua orang dapat melihatnya.

"Lihatlah!" seru Katu. "Inilah Firman Tuhan. Aku datang untuk mengajarkan isinya kepadamu. Firman Tuhan itu pedangku yang satu-satunya! Ya, pedang yang dapat mengalahkan kebenciaan dan ketidakpercayaan. Firman Tuhan itu akan membawa sukacita dan damai sejahtera dalam kehidupanmu!"

Lalu duduklah dia bersama-sama dengan musuh-musuh kawakan ayahnya, sang kepala suku yag galak itu. Sebagai sahabat-sahabat karib, ia dan para penduduk desa itu memperbincangkan keajaiban kasih Tuhan. Sebagai saudara-saudara seiman, mereka saling menatap muka. Dan damai sejahtera mulai meliputi daerah suku-suku Maori itu di negeri Selandia Baru.

TAMAT

Gereja Yang Tidak Mempunyai Alkitab (India, 1806 - 1811)

Hampir dua abad yang lalu, Kerajaan Inggris Raya mulai melebarkan sayapnya ke benua Asia. Masa itu kita kenal dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia masa Gubernur Raffles yang tersohor.

Pada masa itu juga, yakni pada tahun 1806, ada seorang pendeta tentara Inggris Raya yang baru tiba di negeri India bagian barat. Namanya, Pdt. Claudius Buchanan.

Di negeri India bagian barat itu, ada pohon-pohon palem yang menjulang tinggi, seolah-olah hendak mencakar langit biru. Tetapi di sana ada pula angin bohorok yang amat panas, sehingga semua penduduk suka berlindung di dalam rumah.

"Wah, panas sekali negeri India ini!" gumam Pdt. Claudius Buchanan. "Memang aku sudah diberitahu sebelumnya. Namun sama sekali belum terlintas pada pikiranku bahwa betul-betul ada benua yang cuacanya sepanas ini."

Ada rekan-rekan Pdt. Buchanan yang sudah lama tinggal di negeri India bagian barat. "Nanti musim kemarau ini akan menjadi lebih panas lagi, Pak, baru kemudian akan tiba musim hujan," demikianlah mereka menjelaskan. "Maukah Bapak pulang lagi ke negeri Inggris? Ada kapal yang akan berangkat minggu depan."

Claudia Buchanan mendesah. Tidak mungkin ia dapat segera pulang ke tanah airnya yang hijau dan sejuk itu. Ada tugasnya di negeri India yang belum selesai; ia bertekad menunaikan tugasnya itu sebagai seorang pendeta tentara.

Bulan-bulan terus berlalu. Pendeta dari negeri Inggris itu menjadi lebih betah tinggal di tempat yang cuacanya demikian panasnya. Ia pun mulai belajar bahasa setempat, serta mulai menyelidiki cara hidup para penduduk negeri India bagian barat.

Lalu Claudius Buchanan menemukan salah satu fakta yang paling menarik yang pernah diketahuinya: Ia menemukan bahwa di Travancore, daerah pantai barat itu, ada gereja-gereja yang amat tua, milik orang-orang India sendiri.

Sebelumnya, Pdt. Buchanan mengira bahwa tidak ada gereja sama sekali di negeri India kecuali gereja-gereja yang didirikan oleh para utusan Injil yang datang dari negara lain. Misalnya, di Calcutta dan sekitarnya ada jemaat-jemaat Baptis yang baru ditanam oleh Dr. William Carey dan rekan-rekannya.

Namun ternyata di India sudah ada sekelompok anggota gereja-gereja kuno yang biasanya diberi nama julukan: kaum Kristen Santo Tomas. Cara berbakti mereka itu agak mirip dengan cara berbakti Gereja Katolik Roma. Ada pastor-pastor yang memimpin kebaktian mereka serta mengajar para anggota jemaat mereka.

"Tetapi benua India ini tidak biasa dikenal sebagai negeri Kristen," kata Pdt. Buchanan, masih bingung. "Benua India biasa dikenal sebagai negeri kafir, bukan?"

"Memang betul, Tuan Pendeta," kata para orang Kristen Santo Tomas itu. "Namun demikian, di pantai barat ini ada juga gereja-gereja yang sudah ada sejak waktu Santo Tomas sendiri datang dan mengabarkan Injil kepada nenek moyang kami." Dengan bangga mereka pun menambahkan: "Mungkin aliran gereja kami merupakan aliran Kristen yang paling tua di seluruh dunia."

Mereka memperlihatkan gedung-gedung ibadah mereka kepada pendatang baru dari negeri Inggris itu. Pada dinding-dindingnya terukir tulisan-tulisan. Para ahli sastra memberitahu Pdt. Buchanan bahwa tulisan-tulisan itu memang sudah lebih dari seribu tahun umurnya. Ada juga tanda-tanda salib di menara-menara gereja yang sama tuanya.

Kalau gedung gerejanya begitu tua, demikianlah Claudius Buchanan berpikir, pasti sejarah jemaat yang mula-mula terbentuk di sini jauh lebih tua lagi. Boleh jadi aliran gereja ini sudah dimulai beratus-ratus tahun sebelum ada pembangunan gedung ibadah. Mungkinkah . . . mungkinkah Rasul Tomas, yang dua ribu tahun yang lalu pernah mengikuti Tuhan Yesus berjalan pada lorong-lorong berdebu di Galilea dan Yudea itu, . . . mungkinkah kemudian ia benar-benar bepergian sejauh India ini? Mungkinkah ia pun berjalan menelusuri lorong-lorong berdebu di negeri India bagian barat untuk memberitakan Kabar Baik tentang kasih Tuhan?

Claudius Buchanan mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benaknya itu. Tetapi jawaban orang-orang Kristen di India bagian barat itu hanyalah sejauh ini saja: "Kami kurang tahu, Tuan Pendeta. Namun sejak dahulu kala kami selalu disebut dengan nama julukan `kaum Kristen Santo Tomas'. Dan kami sendiri memang percaya bahwa Santo Tomas pernah datang kemari. Aliran kami lebih tua lagi daripada semua catatan yang tertulis dalam sejarah gereja."

Pdt. Buchanan terus menyelidiki gereja-gereja kuno itu. Ternyata keadaannya kurang baik. Tidak ada petobat-petobat baru yang menjadi anggota-anggota gereja. Tidak ada bukti bahwa anggota-anggota gereja yang sudah lama itu suka menjalani hidup menurut ajaran-ajaran Firman Tuhan.

Pada suatu hari Pdt. Buchanan sedang bercakap-cakap dengan para pastor. "Ada Alkitab di gereja Bapak-Bapak?" tanyanya.

"O ya, ada, Tuan Pendeta," demikianlah mereka menjawab sambil tersenyum. "Kami memang punya beberapa salinan seluruh Alkitab. Tetapi semuanya ditulis dalam bahasa Siria kuno. Tidak ada seorang pun di sini yang biasa berbicara dalam bahasa itu lagi. Kadang-kadang kami membacakan ayat-ayat dari Alkitab bahasa Siria itu dalam kebaktian . Tetapi hanya kami sendiri yang dapat mengerti maknanya, jadi kurang berguna membacakannya kepada jemaat."

Memang kurang berguna! kata Claudius Buchanan pada dirinya sendiri. Bagaimanakah sebuah gereja dapat maju, tanpa adanya Firman Tuhan dalam hati para anggotanya?

Dengan suara keras ia pun bertanya: "Mengapa Bapak-Bapak tidak menerjemahkan Alkitab, sehingga para anggota jemaat dapat memahami isinya?"

"Menerjemahkan Alkitab!" Kelihatannya para pastor itu kaget, bahkan sedikit tersinggung. "Maksud Tuan Pendeta, memindahkan isi Kitab Suci dari bahasa kuno ke dalam bahasa lain? Wah, belum pernah kami dengar kalau ada Alkitab yang dapat dipahami oleh rakyat biasa!"

Claudia Buchanan mengeluarkan Alkitabnya sendiri. "Ini, Bapak-Bapak, lihat saja ini." Para pastor melihatnya dengan terheran-heran. "Inilah Alkitab yang telah diterjemahkan ke dalam bahasaku, yaitu bahasa rakyat biasa di negeri Inggris, tanah airku. Seharusnya anggota-anggota gereja di sini juga diperbolehkan mempunyai Alkitab dalam bahasa mereka sendiri."

"Bahasa mereka sendiri!" para pastor membeo lagi. "Maksud Tuan Pendeta, bahasa Malayalam? bahasa orang Travancore?

Tentu saja," jawab Pdt. Buchanan. "Bukankah bahasa Malayalam itu bahasa sehari-hari orang Travancore yang tinggal di sini?"

Sulit sekali membuat para pastor itu terbujuk olehnya! Sampai saat itu, mereka menganggap Alkitab sebagai semacam kitab kramat, yang hanya boleh dibuka dengan penuh khidmat dalam upacara ibadah agung, dan hanya boleh diucapkan dalam bahasa kuno oleh kaum rohaniawan uamg samggup membacakannya. Belum pernah mereka dengar bahwa isi Alkitab itu seharusnya masuk ke dalam pikiran dan hati manusia, dan bukan hanya masuk ke dalam telingannya saja.

Claudius Buchanan terus mendesak. Akhirnya kaum pastor itu mengalah. "Baiklah! Kami akan melakukannya," mereka mengiakan. "dan kami akan mulai dengan keempat Kitab Injil, yang menceritakan masa pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini."

Maka para pastor duduk menghadap terjemahan Alkitab dalam bahasa Siria kuno itu, yakni Alkitab yang hanya dapat dipahami oleh mereka sendiri. Dengan susah payah mereka mulai menerjemahkan Kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kalimat demi kalimat, pasal demi pasal, Kitab Injil demi Kitab Injil, tugas itu mereka laksanakan.

Seluruh isi keempat Kitab Injil itu ditulis dalam bahasa sehari-hari penduduk Travancore, yaitu penduduk daerah pantai di India bagian barat. Lalu para pastor membawa naskah tulisan tangan itu ke kota Bombay, karena di sana ada percetakan. Claudius Buchanan pun ada di kota Bombay, dan dialah yang mengawasi proyek penerbitan itu.

Pada tahun 1811, hanya lima tahun setelah Pdt. Buchanan mula-mula menemukan gereja yang tidak mempunyai Alkitab itu, terbitlah sudah keempat Kitab Injil dalam bahasa Malayalam.

Alangkah gemparnya semua orang Kristen di negeri India bagian barat, ketika salinan-salinan keempat Kitab Injil itu tiba di Travancore! Pada hari yang indah dan tak terlupakan itu, para pastor berdiri di gereja dan membacakan kepada jemaat dalam bahasa mereka sendiri, tentang Tuhan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.

"Wah, ini sesuatu yang baru!" seru para anggota gereja. "Ini benar-benar Kabar Baik!"

Kemudian mereka dan pemimpin mereka mulai membandingkan ajaran dan cara hidup gereja mereka dengan isi Kitab Perjanjian Baru.

"Sudah jelas, kita harus berubah," mereka memutuskan. "Kita harus mengikuti ajaran-ajaran Tuhan Yesus, dan bukan hanya mengikuti adat-istiadat bangsa kita saja."

Maka mulailah terjadi suatu perubahan besar dalam aliran gereja yang amat kuno itu. Begitu menyeluruh perubahan itu sehingga mereka mengangkat suatu nama baru, berdasarkan nama julukan yang sudah lama diberikan kepada mereka.

Pada masa kini aliran gereja yang kuno itu dengan resmi disebut: Gereja Mar Thoma sebagai peringatan bagi Rasul Tomas yang diperkirakan sebagai orang yang mula-mula membawa ajaran-ajran Tuhan Yesus ke negeri India bagian barat. Gereja itu masih tetap dibimbing oleh ajaran-ajaran yang sama, karena Alkitab dalam bahasa mereka sendiri dibacakan setiap kali ada kebaktian umum. Lagi pula, pada masa kini aliran gereja yang kuno itu telah menjadi giat menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang lain.

Salinan-salinan Alkitab bahasa Malayalam itu terdapat bukan hanya di dalam gedung-gedung Gereja Mar Thoma, melainkan juga di dalam rumah-rumah para anggota. "Kami senang mempunyai Alkitab sendiri-sendiri," kata mereka. "Bagaimana kami dapat tahu kehendak Tuhan tentang cara hidup kami, kecuali jika kami dapat membaca ajaran-ajaran Alkitab?"

Dulu, ketika gerakan pembaharuan baru dilancarkan dalam aliran gereja yang kuno itu, Pdt. Claudius Buchanan juga merasa tergugah oleh pengalamannya yang luar biasa. Ia menyampaikan sebuah khotbah yang berjudul: "Bintang di Timur." Sambil berkhotbah ia menyamakan orang-orang India yang mencari Tuhan itu, dengan para orang Majus yang datang dahulu kala dari benua sebelah Timur ke Betlehem dengan dipimpin oleh sebuah bintang. Dan sesungguhnya para orang Majus itu pun dipimpin oleh penjelasan kata-kata nubuat dari Firman Tuhan.

Khotbah Pdt. Buchanan itu kemudian diterbitkan dan diedarkan ke mana-mana. Banyak orang Kristn yang menyambut himbauan Pdt. Buchanan, termasuk Adoiram Judson, utusan Injil perintis ke negeri tetangga kit, Myanmar (Birma).

Jadi, "Gereja yang Tidak Mempunyai Alkitab" itu telah menjadi sebuah gereja yang hidup menurut Alkitab. Aliran gereja di negeri India bagian barat itu tidak lagi seolah-olah tertidur atau hanya sekedar memelihara adatnya yang kuno. Gereja Mar Thoma telah menjadi suatu berkat bagi anggota-anggotanya, juga bagi orang-orang lain di dunia ini yang belum sempat mendengar Kabar Baik tentang Tuhan Yesus.

TAMAT

Hanya Beberapa Halaman Saja (Seluruh dunia, sepanjang abad)

Setiap orang di seluruh dunia memerlukan Alkitab, dalam bentuk dan bahasa yang dapat diterimanya. Akan tetapi, . . . bagaimana jika hanya ada beberapa halaman Alkitab yang jatuh ke dalam tangan seseorang? Apakah cukup saya hanya beberapa halaman saja, untuk membimbing seseorang kepada Tuhan Yesus Kristus?

Cukup. Bahkan kadang-kadang cukup hanya dengan beberapa perkataan saja, . . . asal orang yang mendapatkannya itu sungguh rindu mencari sisa dari Firman Allah, serta rindu mencari orang yang sanggup menjelaskan maknanya. Misalnya:

Di India seorang penumpang kereta api pernah diberi sebuah buku kecil. Sesudah membacanya sana-sini, sadarlah dia bahwa buku kecil itu adalah Kitab Injil Yohanes. Orang India itu sangat membenci agama Kristen serta Kitab Suci kaum Kristen. Jadi, ia menyobek-nyobek Kitab Injil kecil itu dan melemparkan sisanya keluar jendela gerbong kereta api.

Beberapa kuli sedang memperbaiki rel kereta api. Salah seorang di antara mereka itu membungkuk dan memungut secarik kertas di pinggir rel. Kertas itu sangat kecil, hanya memuat dua kata saja. Namun kata itu dicetak dalam bahasa yang dapat dibaca oleh kuli tadi: "Roti Hidup."

Ia amat terkesan. Berkali-kali ia mengucapkan kedua kata itu dengan keras: "Roti Hidup. Roti Hidup. Roti Hidup." Lalu dalam hati ia pun meneruskan: Persis itulah yang kuperlukan. Dari manakah aku dapat memperolehnya?

Pada waktu kuli itu masih bertanya-tanya, ada orang lain yang memperingatkan dia: "Istilah `Roti Hidup' itu kedengarannya dari Kitab Suci kaum Kristen. Awas, nanti kamu tersesat olehnya!"

Tetapi kuli itu tidak berhenti mencari tahu, apa arti "Roti Hidup." Akhirnya ia menemui sekelompok kecil orang Kristen. Dan ia pun sempat bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, "Roti Hidup" itu . . .

Di Jepang pernah ada seorang remaja berumur 14 tahun yang melarikan diri dari kampung halamannya ke ibu kota, Tokyo. Perbuatannya yang nekat itu, tujuannya bukan untuk petualangan melainkan untuk pendidikan. Untung, seorang kepala sekolah menampung dan mengarahkan anak remaja itu. Ia diberi pekerjaan pada sebuah bengkel percetakan, dan diizinkan masuk kelas-kelas khusus pada malam hari.

Sebagian karyawan itu wataknya tidak baik. Mereka mendorong anak laki-laki itu untuk merokok dan mencicipi minuman keras. Bahkan mereka mengajak dia ikut ke rumah pelacuran, pada hari setelah pembayaran upah yang akan datang.

Untung, sebelum hari pembayaran upah tiba, ada kejadian yang tak terduga. Di dekat pintu gerbang bengkel percetakan itu beralir sebuah sungai. Pada suatu hari, di seberang sungai itu berkumpul serombongan kaum muda yang mulai bernyanyi dan berbicara kepada orang-orang yang lewat di jalan.

Anak remaja tadi merasa tertarik. Ia menyeberang jembatan dan mendekati kelompok kaum muda tadi. Belum pernah ia mendengar hal-hal yang mereka ceritakan; ia sama sekali tidak dapat memahaminya.

Pada waktu rombongan kaum muda itu hendak pergi lagi, setiap pendengar mereka diberikan sehelai surat selebaran. Di sampul depan kertas kecil yang dilipat itu ada sebuah gambar. Bulan purnama yang sedang bersinar di waktu malam, dan dua ekor singa sedang mengaum. Dibawah gambar itu tertera dua kalimat ini:

"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

Anak remaja itu sama sekali tidak tahu bahwa ia sedang membaca 1Petrus 5:8. Ia tidak tahu menahu tentang Alkitab. Bahkan sebelumnya ia belum pernah mendengar tentang adanya orang Kristen. Namun kutipan ayat itu tidak terlepas dari ingatannya. Berkali-kali ia membacanya, sambil melihat-lihat gambar singa itu.

Anak remaja itu mulai berkenalan dengan kelompok kaum muda yang telah mengadakan kebaktian di luar dekat jembatan sungai. Ia memperoleh sebuah Kitab Perjanjian Baru dan mulai membacanya. Pada Kitab yang pertama, pasal yang kedua, ayat yang kedua, ia menemukan anak kalimat ini: "Raja orang Yahudi." Remaja itu tahunya hanya seorang raja saja, yaitu sang kaisar Jepang. Ketika ia bertanya tentang "Raja orang Yahudi" itu, ia diberitahu bahwa maksudnya, Raja secara rohani, bukan raja duniawi.

Baru pertama kali remaja itu menyadari bahwa ada kawasan rohani, di samping kawasan duniawi. Makin lama makin rindu dia untuk mengetahui lebih banyak tentang kawasan rohani itu. . . .

Ternyata anak remaja Jepang yang kisah nyatanya diceritakan di sini, kemudian menjadi salah seorang pemimpin Bala Keselamatan bukan hanya di tanah airnya saja, melainkan di seluruh benua Asia!

Dulu pernah ada sebuah negara di mana umat beragama diajar supaya menjauhi Alkitab, karena Alkitab itu dianggap buku yang tidak baik untuk dibaca orang biasa. Di negara itu ada seorang rakyat miskin bernama Turribio yang sedang mengorek-ngorek di tempat sampah. Ia menemukan beberapa halaman dari sebuah buku. Ia membawa pulang halaman-halaman yang kotor itu, dan mulai membacanya. Ternyata ada banyak cerita yang sangat menarik tentang Tuhan Yesus Kristus, yang sebelumnya belum pernah didengarnya.

Pada suatu hari, ketika Turribio sedang naik kereta api, ia bertemu dengan seorang kawan lama. Kawannya itu dengan semangat berkata, "Biarlah saya bercerita tentang apa yang sudah terjadi atas diri saya! Dulu saya ini seorang pemabuk, Saudara tahu sendiri. Tetapi sekarang saya telah bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, dan segala sesuatu berubahlah."

"Dari manakah Saudara mendengar tentang Tuhan Yesus Kristus itu?" tanya Turribio.

"O, dari membaca Alkitab," jawab temannya. "Di dalam Alkitab itu saya menemukan kebenaran yang sudah lama dicari."

Turribio mengerutkan dahinya. "Bukankah Alkitab itu sebuah buku yang terlarang?" ia mengingatkan temannya. "Nanti Saudara tersesat bila membacanya."

Sebagai jawabannya, teman itu membuka kopernya, mengeluarkan sebuah Alkitab, dan mulai membacakannya. "Coba dengarkan, Turribio, adakah di sini sesuatu yang tidak benar?" tanyanya.

"O, itu bukan Alkitab," kata Turribio, kaget. "Kedengarannya itu sama seperti beberapa halaman dari sebuah buku yang baru-baru ini saya baca." Lalu ia pun membuka keranjangnya dan mengeluarkan beberapa halaman yang dipeliharanya baik-baik.

Mereka membandingkan halaman-halaman milik Turribio dengan Alkitab milik temannya itu. Ternyata isinya sama, bahkan susunan pasal dan ayatnya pun sama.

"Wah, memang sama!" Turribio mengaku. "Coba bayangkan, . . . selama ini saya membaca Alkitab, padahal saya belum menyadarinya."

Temannya itu terus menjelaskan makna Firman Tuhan. Dan sebelum kereta api tiba di tempat tujuan mereka, Turribio juga sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus . . . .

Sayang sekali jika Firman Tuhan memang ada, namun tidak ada orang yang dapat menjelaskan maknanya! Pada permulaan abad ke-19, beberapa utusan Injil memasuki sebuah daerah pedesaan dekat kota Dhaka (kini ibu kota negara Bangladesh). Mereka merasa agak heran, karena di desa-desa orang Benggala itu tidak ada patung-patung para dewa, seperti lazimnya di tempat-tempat lain.

"Betul, Tuan-Tuan, kami sudah meninggalkan agama nenek moyang kami," penduduk desa itu menjelaskan. "Kami mempunyai sebuah Buku yang memberi petunjuk tentang agama yang lebih baik. Namun sayang, kami tidak begitu mengerti makna Buku itu."

Lalu mereka membuka sebuah kotak yang terbuat dari kayu. Di dalamnya tersimpan baik-baik sebuah Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Bangla, hasil terjemahan William Carey. (Lihat pasal 4 dalam buku ini.) Entah bagaimana, Kitab Suci itu sampai ke daerah pedesaan yang terpencil. Dan selama 17 tahun, penduduk desa-desa itu menunggu dengan sabar sampai datang orang-orang yang dapat menjelaskan maknanya. . . .

Sekali lagi di Negeri Sakura, ada seorang gadis kecil di desa pegunungan. Waktu pulang sekolah, gadis Jepang itu hampir menginjak sebuah buku kecil. Buku itu kotor, sobek; namun sesudah dipungut, ternyata isinya sangat bagus.

Malam itu, ketika gadis tadi sedang membaca buku kecilnya di rumah, ia mendengar bapak dan ibunya membicarakan tetangga mereka, Ibu Ayako.

"Sayang, sejak suaminya meninggal, Ibu Ayako sedih sekali," kata sang ayah.

"Ya, betul," jawab sang ibu. "Ia mencari penghiburan ke mana-mana ke kelenteng, ke kuil, ke candi. Namun ia tetap sedih."

Si gadis mendapat akal. Keesokan harinya ia menghadiahkan buku kecil yang telah ditemukannya di jalanan desa itu kepada tetangganya, Ibu Ayako. "Mungkin ibu suka membacanya," kata gadis itu. "isinya bagus. Ada cerita-cerita yang sangat menarik, tentang seorang Guru yang suka menolong orang-orang yang bersedih hati."

Ibu Ayako mengucapkan terima kasih seraya menerima buku kecil itu. Mulailah dia membacanya. memang benar, bagus sekali! Ia rindu agar dapat lebih banyak mengerti tentang Guru yang baik hati itu. Namun tidak seorang pun di desa pegunungan itu yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan Ibu Ayako tentang lesu Kirisuto.

Pada suatu hari Ibu Ayako pergi ke sebuah desa lain dengan mengikuti jalan setapak, untuk menjual beberapa butir telur di pasar. Di tengah-tengah keramaian pasar itu, berdirilah seorang bapak yang sedang berbicara kepada orang banyak. Dan yang sangat mengherankan, ia pun menyebutkan nama Guru yang baik hati itu: "lesu Kirisuto."

Bila bapak itu selesai berbicara, Ibu Ayako mendekati dia. Bertubi-tubi ia mengajukan pertanyaan. Lalu ia pun mengajak: "Maukah Bapak datang ke desa saya, di daerah pegunungan? Di sana tidak ada seorang pun yang tahu tentang lesu Kirisuto kecuali saya dan seorang gadis kecil!"

Ternyata bapak itu seorang penjual Alkitab. Tentu saja ia senang datang ke desa pegunungan itu. Beberapa bulan kemudian, di sana cukup banyak orang yang sudah percaya kepada lesu Kirisuto, sehingga mereka dapat mengorganisasikan sebuah gereja kecil. Dan semuanya itu terjadi, karena ada suatu salinan Kitab Injil Lukas yang pernah terinjak-injak di jalanan!

TAMAT

Harga Alkitab Bahasa Inggris (Inggris, Jerman, dan Belgia, 1522 - 1536 M.)

"Berapa harga Alkitab bahasa Inggris?"

Mungkin pembaca sendiri pernah bertanya seperti itu, jika sedang berbelanja di toko buku yang menjual Alkitab dalam berbagai bahasa asing. Mungkin Alkitab bahasa Inggris agak lebih tinggi harganya daripada Alkitab bahasa Indonesia; pada umumnya barang cetakan berbahasa asing itu lebih mahal daripada barang cetakan berbahasa nasional.

Namun pembaca mungkin sekali belum pernah membayangkan, berapa mahal harga yang sebenarnya dari Alkitab bahasa Inggris itu. Untuk dapat mengerti kemahalannya, mari kita kembali menelusuri sejarahnya samapi ke suatu masa lebih dari empat setengah abad yang lalu . . . .

Pada tahun 1522 William Tyndale merasa beruntung sekali. Ia sudah menyelesaikan kuliahnya di dua universitas yang terkenal, baik di Oxford maupun di Cambridge. Dan ia pun sudah mendapat pekerjaan yang cukup baik. Ia menjadi guru pribadi dua anak laki-laki dalam keluarga Sir John Walsh, seorang bangsawan negeri Inggris.

Di samping mengajar membaca dan menulis dua bocah kecil, sarjana yang masih muda itu menjadi pendeta pribadi seluruh keluarga Walsh. Di samping imbalan yang diterimanya, ia juga ditampung di rumah keluarga Walsh yang mewah. Hari demi hari ia memimpin kebaktian untuk seisi rumah tangganya.

Pada masa lebih dari empat setengah abad yang lalu itu, banyak orang Inggris suka berbicang-bincang tentang soal agama. Di negeri Jerman, Martin Luther baru menantang sri paus serta memulai suatu gerakan pembaruan gereja yang kemudian terkenal sebagai Reformasi Protestan. Percakapan mengenai peristiwa itu selalu menimbulkan perdebatan hangat.

Bahasa Inggris masih berpaut pada cara-cara gereja lama. Namun William Tyndale lebih memperhatikan kata-kata yang terdapat di dalam Alkitab, daripada kata-kata yang diamanatkan oleh para pembesar gereja. Hal itu pun sering menghangatkan diskusi di sekitar meja makan besar di rumah Sir John Walsh.

Sir John adalah seorang tuan rumah yang sangat ramah; sering ia mengundang makan para pendeta dan pembesar gereja yang tinggal di sekitar rumahnya. Pada salah satu perjamuan malam, William Tyndale berdebat panjang lebar dengan para rohaniawan yang lebih tua dari pada dia. Ternyata pendeta-pendeta senior itu amat pintar tentang seluk-beluk doktrin gereja, namun sangat bodoh tentang isi Alkitab. Tidak seorang pun di antara mereka itu yang sanggup mengutip Doa Bapa Kami. Tidak seorang pun di antara mereka tahu di mana letaknya contoh doa itu di dalam Alkitab. Dan yang lebih payah lagi tidak seorang pun di antara mereka menganggap penting kebodohan itu . . . kecuali William Tyndale saja.

Meja makan sudah dibersihkan oleh para pelayan; lilin-lilin sudah dinyalakan; namun perdebatan itu masih terus berlangsung. Akhirnya salah seorang ahli doktrin gereja itu berteriak, sambil membanting tinjunya ke meja: "Wah! Lebih baik kita kehilangan hukum Tuhan, daripada kehilangan hukum para pembesar gereja!"

William Tyndale membalas dengan berseru: "Aku menantang para pembesar gereja dan segala hukumnya! Kalau Tuhan memperpanjang umurku, pada tahun-tahun mendatang aku akan menjadikan setiap anak laki-laki yang membajak di ladang lebih mengetahui isi Alkitab daripada engkau sendiri!"

Setelah para tamu pulang istri Sir John Walsh berkata dengan cemasnya, "Aduh, Pendeta tyndale, bukankah perkataanmu tadi agak keterlaluan? Namun pendeta sudah banyak dipercakapkan di kedai-kedai minuman keras. Para rohaniawan yang bodoh-bodoh itu suka menceritakan kembali setiap perkataanmu, dibumbui dengan perkataan lain lagi yang sebenarnya belum pernah kaucapkan. Dan . . . mereka suka menuduh bahwa Pendeta Tyndale sudah menganut ajaran bidat."

William Tyndale merasa menyesal. Ia mengusulkan agar ia meninggalkan rumah keluarga Walsh. Namun Sir John dan istrinya adalah orang Kristen yang berani. Mereka sudah diyakinkan Pdt. Tyndale, bahwa iman yang sejati harus dinyatakan melalui mendalami Alkitab serta menjalani hidup secara layak sebagai orang Kristen. Maka mereka tidak mau melepaskan pelayanan William Tyndale dari keluarga mereka. Tetapi supaya mereka tidak lagi dipermalukan, mereka berhenti mengundang para pendeta senior dan para pembesar gereja ke rumah mereka.

Pdt. Tyndale merasa tindakan itu cukup bijaksana. Ia sendiri lebih senang mengkhotbahkan isi Alkitab kepada orang biasa di gereja-gereja desa, daripada memperdebatkan soal-soal agama dengan para rohaniawan. Jika diberitakan bahwa William Tyndale akan mengisi mimbar di gereja tertentu, selalu orang berbondong-bondong menghadiri kebaktian di sana. Pdt. Tyndale suka membacakan Alkitab berbahasa Latin kepada rakyat jelata, lalu menjelaskan maknanya ke dalam bahasa Inggris yang sederhana.

Namun tindakan Sir John Walsh tadi tidak menyelesaikan masalahnya, malah menjadikannya lebih sengit. Para rohaniawan yang tinggal di sekitarnya itu telah kehilangan kesempatan untuk menikmati makanan yang lezat serta penginapan yang nyaman di rumah keluarga Walsh. Tentu saja mereka mempersalahkan William Tybdale atas kerugian itu.

Perkataan Tyndale dilaporkan kepada atasan para petugas gereja di daerah itu. Segera ia menyuruh Pdt. Tyndale menghadap, dan mengundang beberapa penuduhnya untuk hadir pula. Rupanya hanya para penuduh saja yang diizinkan berbicara, sehingga Tyndale tidak sempat membela diri. Mengenai pemeriksaan di hadapan pengawasannya itu, Tyndale mencatat: "Ia mengancam segala macam, serta mencaci maki diriku seolah-olah aku ini seekor anjing saja."

Setelah dilakukan pemeriksaan yang kurang adil itu, William Tyndale memang pindah dari rumah Sir John Walsh. Ia tidak mau mencelakakan keluarga yang baik hati itu. Di samping perkataannya yang dianggap ajaran bidat, ia pun sudah memberanikan diri mulai menyusun ayat-ayat Alkitab dalam bahasa Inggris. Pembuatan terjemahan baru itu sudah jelas berarti melanggar hukum.

Satu setengah abad sebelum masa hidup William Tyndale, pernah ada orang-orang Kristen yang berani menerjemahkan seluruh Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris. Tetapi perbuatan mereka itu dikutuk, baik oleh gereja maupun oleh negara. Undang-undang Kerajaan Inggris masih melarang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa nasional itu masih tetap berlaku.

Namun Tyndale mulai berani menyalin Firman Allah ke dalam kata-kata yang dapat dipahami oleh orang biasa. Ia bukan hanya menerjemahkan berdasarkan Alkitab berbahasa Latin saja: Sebagai seorang sarjana lulusan universitas, ia sudah pandai berbahasa Ibrani dan Yunani, yaitu bahasa-bahasa asli Alkitab. Maka ia sanggup mengerjakan terjemahan Alkitab bahasa Inggris yang jauh lebih tepat daripada yang pernah dihasilkan satu setengah abad sebelumnya itu.

Hanya ada satu orang saja yang berhak memberi izin pengecualian, sehingga terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris boleh diterbitkan tanpa melanggar hukum. Orang itu adalah Uskup Tunstall di London. William Tyndale memutuskan untuk pindah ke ibu kota itu, agar ia dapat menghadap sang uskup.

"Aku tidak udah digaji," kata Pdt. Tyndale sambil berusaha membujuk Uskup Tunstall. "Aku hanya minta disediakan sebuah kamar yang sepi, agar aku dapat bekerja dengan tenang sampai terjemahan baru itu selesai."

Rupanya Uskup Tunstall sudah mendengar desas-desus tentang pendeta muda ini. Namun ia tidak terang-terangan menolak permintaan Tyndale. "Sudah terlalu banyak orang yang harus diberi makan dari anggaran belanjaku," kata sang uskup dengan sangat halus. "Maaf, aku tidak sanggup menambah lagi seorang karyawan."

William Tyndale kecewa, tetapi tidak putus asa. Ia mencari sampai mendapat sebuah gereja kecil di ibu kota London yang rela menerima dia sebagai gembala sidangnya. Dengan sungguh-sungguh ia melayani jemaat itu, sehingga hanya tinggal sisa waktunya untuk meneruskan pekerjaan menerjemahkan Alkitab.

Khotbahnya yang berapi-api di gereja kecil itu menarik perhatian seorang bangsawan dan saudagar kain bernama Sir Humphrey Monmouth. Beberapa kali Sir Humprhrey melintasi seluruh kota London yang luas itu, hanya agar ia dapat mendengar khotbah Pdt. Tyndale.

"Datanglah ke rumahku," Sir Huphrey mengundang. "Tinggallah bersamaku. Aku rela meminjamkan uang kepadamu, sehingga engkau dapat meneruskan terjemahanmu dengan lebih leluasa."

William Tyndale menerima undangan yang bersifat murah hati itu. Selama enam bulan ia menginap di rumah Sir Humphrey Monmouth. Sepanjang hari, bahkan sampai larut malam ia bekerja keras, mengalihkan Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Inggris.

Makin lama Tyndale tinggal di ibu kota, maka jelaslah bahwa Alkitab bahasa Inggris itu tak mungkin diterbitkan di negeri Inggris. Tanpa seizin uskup Tunstall, semua tukang cetak merasa takut mengerjakan terjemahan baru yang terlarang itu. Tetapi di negeri Jerman dan di negeri-negeri lain di benua Eropa, ada banyak orang Kristen yang sudah menyokong gerakan pembaharuan gereja yang sudah dimulai oleh Martin Luther. Mungkin di sana ada kesempatan yang lebih luas untuk menerbitkan terjemahanku, demikianlah pikiran Tyndale.

Pada bulan Mei tahun 1524, William Tyndale meninggalkan negeri Inggris. Ia telah meminjam sejumlah uang dari Sir Humphrey Monmouth untuk menutupi ongkos perjalanannya. Lalu ia naik sebuah kapal layar dari pulau Inggris dan menyeberangi lautan ke benua Eropa. Sama sekali tidak terlintas di dalam pikirannya bahwa seumur hidup ia tidak akan sempat melihat tanah airnya lagi.

Pdt. Tyndale mendarat di pelabuhan Hamburg. Selama satu tahun ia menetap di negeri Jerman sambil menyelesaikan terjemahannya. Mungkin ia sempat bertemu serta berunding dengan Dr. Martin Luther, pendekar Reformasi Protestan itu. (Cerita penerjemah Alkitab agung tersebut dimuat dalam Jilid 2 dari seri buku ini.)

Kota Koln adalah pusat kegiatan para tukang cetak Jerman yang terkenal. Salah seorang di antara mereka itu bernama Peter Quentel. Kepada dialah William Tyndale bertanya, "Relakah engkau mencetak tiga ribu eksemplar Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris?"

Dengan senang hati," Jawab Peter Quentel. Maka pekerjaan itu segera dimulai.

Tyndale tidak tahu bahwa pada saat yang sama itu Quentel juga sedang mencetak sebuah buku untuk Johann Dobneck, seorang pemimpin gereja yang sangat membenci Martin Luther. Bahkan Dobneck membenci setiap gerakan pembaharuan di kalangan orang Kristen.

Pada suatu hari Dobneck mendengar percakapan beberapa tukang cetak yang sedang memperbincangkan Martin Luther. "Banyak yang dapat kuceritakan, kalau aku mau," kata salah seorang tukang cetak itu dengan berbual-bual. Di sini juga sedang dikerjakan sesuatu yang akan membuat semua orang Inggris menganut gerakan Luther!"

Untuk mendapat keterangan yang lebih jitu, Dobneck mengundang para tukang cetak itu ke rumahnya. Ia pun menyuguhkan banyak air anggur, sehingga mereka mulai mabuk dan rela menceritakan rahasia itu: "Ada beberapa saudagar bangsa Inggris yang mengongkosi proyek di dalam bungkusan kain biasa. Dengan cara itu Alkitab akan dibawa dari negeri Jerman, lalu diselundupkan ke negeri Inggris untuk dijual."

Johann Dobneck bertindak dengan cepat. Ia mempengaruhi para pembesar di kota Koln untuk menghentikan proyek penerbitan rahasia itu. Ia pun menulis surat kepada raja Inggris dan Uskup Tunstall, supaya semua kapal perniagaan digeledah, kalau-kalau di dalam muatannya ada barang selundupan berupa Alkitab bahasa Inggris yang terlarang itu.

Tetapi William Tyndale juga bertindak dengan cepat. Salah seorang tukang cetak tadi, setelah siuman kembali dari mabuknya, merasa sangat menyesal karena sudah membocorkan rahasia itu. Ia memberitahukan apa yang telah terjadi. Dengan sangat tergesa-gesa Tyndale sempat pergi ke bengkel percetakan Peter Quentel. Serta merta ia mengambil dan membungkus halaman-halaman yang sudah selesai, karena 22 pasal pertama dari Kitab Injil Matius itu sudah jadi dicetak.

Dengan tiga ribu salinan dari Matius 1-22 serta naskah terjemahannya yang sangat berharga itu, William Tyndale berhasil mengungsi dari kota Koln ke kota Worms. Di sana ia mencari seorang tukang cetak baru, dan proyek penerbitan itu pun masih diteruskan. Kali ini semuanya berjalan lancar. Enam ribu Kitab Perjanjian Baru berbahasa Inggris dicetak, yakni dua kali lipat jumlah yang mula-mula dipesan itu.

Sesungguhnya penundaan proses penerbitan itu sangat menguntungkan. Selama minggu-minggu pertama sesudah usaha William Tyndale diketahui oleh musuh-musuhnya, semua kapal yang berlabuh di negeri Inggris itu digeledah. Tetapi setelah lewat beberapa bulan, keadaan waspada itu agak mereda. Maka pada musim semi tahun 1526, keenam ribu Perjanjian Baru yang disembunyikan di dalam bungkusan kain itu tiba dengan selamat, serta disebarluaskan di antara bangsa Inggris.

Bukan main murka raja Inggris dan Uskup Tunstall pada waktu mereka mengetahui hal itu! Mereka bukan hanya menyuruh menyita semua Kitab Perjanjian Baru itu, tetapi juga menahan semua pemiliknya. Sebanyak 158 keranjang besar berisi Firman Allah berbahasa Inggris itu ditumpuk di depan sebuah gereja agung di ibu kota. Lalu para tahanan tadi dipaksa membuang bara api ke atas keranjang-keranjang besar itu sampai seluruh isinya terbakar.

Anehnya, . . . tindakan kekerasan itu pun ternyata sangat menguntungkan bagi usaha William Tyndale dan kawan-kawannya. Banyak orang yang menyaksikan kebakaran besar itu mulai bertanya-tanya: "Mengapa buku-buku itu dianggap begitu jahat? Siapa yang tahu, dimana kita dapat membelinya?

Para saudagar Inggris yang mengongkosi proyek penerbitan itu sangat cerdik; mereka tahu bahwa pertanyaan spontan semacam itu merupakan iklan gratis yang paling unggul. Maka mereka memesan lebih banyak lagi Kitab Perjanjian Baru terjemahan William Tyndale. Alkitab-Alkitab itu dicetak di beberapa tempat di negeri Belanda. Ribuan eksemplar diselundupkan ke negeri Inggris dari negeri Skotlandia, dengan menyembunyikannya ke dalam karung gandum dan bungkusan rami. Sedemikian besar rasa ingin tahu khalayak ramai tentang terjemahan baru itu, sehingga ada orang-orang yang rela membayar dengan harga yang mahal, asal saja mereka dapat mempunyai sebuah Alkitab bahasa Inggris.

Sang raja dan sang uskup di ibu kota itu lebih murka lagi! Semua orang yang diketahui pernah menemani William Tyndale, segera ditahan dan diperiksa. Bahkan yang berpangkat bangsawan sekalipun tidak luput, seperti misalnya Sir Humphrey Monmouth. Ratusan orang dikucilkan dari gereja; puluhan orang dipenjarakan; dan tidak sedikit orang dibakar hidup-hidup.

Agen-agen rahasia Inggris disuruh ke negeri Jerman, dengan maskud untuk menangkap Tyndale. Tetapi ia meloloskan diri ke kota Antwerpen, di negeri Belgia. Uskup Tunstall sendiri menyeberang ke Antwerpen, namun tidak berhasil menemukan orang yang dilacaknya itu.

Sambil merantau, sang uskup sempat bertemu dengan seorang saudagar Inggris bernama Augustine Packington.

"Tuanku," kata saudagar itu, "jikalau Tuanku menghendaki, dan rela membayar, aku dapat mengumpulkan buku yang terlarang itu sebanyak-banyaknya.

"Baiklah!" kata Uskup Tunstall. "Dengan hati yang bulat aku akan membayar seluruh ongkosmu, karena buku itu sangat jahat, dan aku bertekad akan memusnahkan semuanya."

Tidak lama kemudian, Augustine Packington pergi ke suatu tempat persembunyian di kota Antwerpen. "William," katanya kepada Pdt. Tyndale, "aku telah mendapatkan seorang langganan yang mau membeli banyak sekali Kitab Perjanjian Barumu."

"Siapa dia?" tanya William Tyndale.

"Sang uskup dari London," jawab Packington.

"Ah! Dia hanya mau membakarnya saja!" cetus Tyndale.

"Ya, betul," temannya itu mengiakan.

Lalu William Tyndale mulai berpikir: Kalau Uskup Tunstall rela membayar sisa cetakan ini, dengan hasil uang itu aku dapat mencetak edisi baru yang sudah diperbaiki. Apa lagi, seluruh dunia akan memprotes pembakaran Firman Allah, sehingga akan muncul lagi iklan gratis!

Tidak lama kemudian, Augustine Packington memenuhi janjinya. Ia datang ke rumah besar di ibu kota tempat tinggal Uskup Tunstall, dengan menuntun seekor bagal. Binatang itu sarat dengan Kitab-Kitab Perjanjian Baru hasil terjemahan Tyndale. Sang uskup membayar harganya. Lalu uang itu dibawa ke seberang, demi melancarkan usaha penyediaan Alkitab bahasa Inggris dalam edisi yang baru.

Sementara itu Pdt. Tyndale bukan hanya menyempurnakan terjemahan Kitab Perjanjian Baru saja; ia pun mulai mengusahakan terjemahan Kitab Perjanjian Lama. Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan . . . kitab demi kitab dialihkan dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Inggris. Dan ia bukan hanya menerjemahkan Alkitab saja: Ia pun berusaha menyampaikan maknanya kepada orang-orang lain.

Pada suatu hari di kota Antwerpen ia mengumpulkan beberapa saudagar Inggris yang rela menolong dia menyelundupkan Alkitab ke tanah air mereka. Salah seorang yang sempat mendengarkan Tyndale membacakan terjemahannya pada hari itu, kemudian bercerita sebagai berikut:

"Kata-katanya begitu halus terdengar, begitu sedap dan manis, sehingga mirip dengan kata-kata Rasul Yohanes sendiri. Kami merasa terhibur, bahkan bergembira, pada saat kami sempat mendengar dia membacakan Firman Allah dalam bahasa kami sendiri."

Tetapi pada suatu hari yang lain di kota Antwerpen, ada seorang kawan yang mengajak William Tyndale meninggalkan rumah tempat pengungsiannya dan pergi berjalan-jalan. Tyndale rela saja pergi . . . karena ia tidak tahu bahwa orang itu sesungguhnya bukan kawan melainkan lawan. Orang itu memimpin Pdt. Tyndale langsung ke arah suatu pasukan tentara, yang dengan segera menyeret dia ke penjara negara di Benteng Vilvoorde.

Proses pengendalian William Tyndale berlangsung selama hampir satu setengah tahun. Sementara itu ia tidak tinggal diam. Mula-mula ia tidak diizinkan membawa apa-apa ke dalam selnya. Tetapi dengan setia ia bersaksi kepada kepala penjara, sehingga orang itu maupun seluruh keluarganya menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Lalu dengan bantuan teman-temannya yang baru itu, Pdt. Tyndale mendapat kembali buku-buku miliknya yang sangat berharga: Alkitab bahasa Ibrani, pedoman tata bahasa Ibrani, dan kamus bahasa Ibrani. Ia pun mendapat persediaan kertas dan pena, juga lilin agar dalam kegelapan malam ia dapat bekerja terus.

Selama proses pengadilan yang berkepanjangan itu, William Tyndale berhasil menerjemahkan Perjanjian Lama sampai dengan Kitab 2 Tawarikh. Lalu pada suatu hari dalam musim rontok ia dituntun ke luar dari selnya. Pada tanggal 6 Oktober tahun 1536, di depan orang banyak, lehernya dicekik dengan rantai sampai ia melepaskan nyawanya. Lalu mayatnya dibakar.

Beberapa saat sebelum ia meninggal, William Tyndale sempat mencetuskan suatu doa penghabisan:

"Ya Tuhan, celikkanlah mata raja negeri Inggris!"

Anehnya, . . . pada tahun itu juga sang raja memberi izin supaya sebuah versi Alkitab dalam bahasa Inggris boleh diterbitkan.

Dan bukan hanya itu saja: Dari tahun 1536 hingga kini, Alkitab bahasa Inggris berkali-kali diterjemahkan kembali dan berkali-kali diterbitkan kembali. Juga dari tahun 1536 hingga kini, tiap-tiap versi Alkitab dalam bahasa Internasional itu sangat dipengaruhi oleh terjemahan yang mula-mula dikerjakan William Tyndale, seorang sarjana yang rela mengorbankan nyawanya sebagai harga Alkitab bahasa Inggris.

TAMAT

Harta yang Tersembunyi (Palestina, 100 s.M. - 1947 M)

Di daerah Palestina dua ribu tahun yang lalu, orang membuatkitab bukan dengan kertas, melainkan dengan kulit kambing yang sudahdisamak. Jadi, pada waktu seorang juru tulis Palestina yang kenamaanhendak menyalin sebuah kitab, ia pun terlebih dahulu memesan gulungankulit. Kulit itu disiapkan secara istimewa oleh seorang penyamakkulit yang ahli.

Juru tulis kenamaan itu sangat memperhatikan gulungan yangdipesannya, karena ia sedang menghadapi suatu tugas yang sangatpenting: Ia akan menyalin seluruh Kitab Nabi Yesaya denngan tulisantangannya sendiri!

Di atas meja tulisnya sudah tersedia berbagai alat tulisnya:beberapa buluh rawa yang diruncingkan dan semacam dawat khusus yangdipakainya sebagai tinta. Dengan memakai dawat itu, tulisan padakulit kambing dapat tahan tanpa menjadi luntur untuk bertahun-tahunlamanya.

Setelah segala alat tulisnya siap, juru tulis kenamaan itumulai bekerja. Dengan teliti ia menyalin kata demi kata padalajur-lajur sempit yang membujur di gulungan panjang itu. Jam demijam, hari demi hari, minggu demi minggu ia bekerja dengan tekun.

Akhirnya selesailah salinan seluruh Kitab Nabi Yesaya. Keduaujung naskah yang tertulis pada gulungan kulit itu masing-masingdilekatkan pada dua batang kayu, supaya mudah dibuka untuk dibaca.Bila tidak dipakai, naskah itu digulung dari kedua ujungnya sampaitertutup dengan rapat, lalu diikat dan disimpan dalam perpustakaan.

Penyamak kulit ahli sudah menyediakan sebuah gulungan kulitkambing lagi, maka juru tulis kenamaan itu bekerja terus. Segera iamulai menyalin sebuah kitab lain lagi dari Perjanjian Lama. Sedikitsekali orang yang semahir dia; sedikit sekali orang yang setelitidia bila sedang membuat salinan baru dari naskah kuno. Semua gulungannaskah dari kulit hasil karyanya itu dipakai berkali-kali dalamkebaktian serta penyelidikan Alkitab, dan selalu dipeliharabaik-baik.

Bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun sudah lewat.Bangsa Romawi sudah mulai menjajah daerah Palestina.

Sekelompok ahli Taurat mengungsi ke suatu daerah yangterpencil di dekat Laut Mati. Di situ bukit-bukitnya gersang dan adabanyak gua, tempat binatang buas membuat liangnya dan lebah hutanmenyimpan madunya. Di situ pula ahli-ahli Taurat itu membangunsemacam benteng, dengan memakai batu-batu pegunungan yang adadisekitar mereka.

Di dalam benteng itu mereka membentuk suatu mazhab agamaYahudi tersendiri, yang hidup terasing di pegunungan. Merekamendirikan semacam persekutuan persaudaraan, dan hidup sebagaibiarawan. Walau ada kerusuhan di dunia luar, namun mereka terusmenyelidiki Kitab Perjanjian Lama dari gulungan-gulungan kulit.

Di antara orang-orang itu ada seorang ahli perpustakaan.Dialah yang bertugas memelihara gulungan-gulungan kitab yang banyaksekali itu. Di samping itu ia pun mencatat hikayat tentang cara hiduppara anggota persekutuan persaudaraan.

Masa itu memang suatu masa yang penuh kerusuhan. Ahliperpustakaan itu makin lama makin cemas. Ia mulai berpikir:Bagaimanakah kalau orang-orang Romawi atau musuh-musuh lain datangmenyerbu benteng kita? Lalu timbul kecemasan lain lagi dalambenaknya: Bagaimanakah aku dapat menyelamatkan gulungan-gulungankulit yang sangat berharga ini? Di manakah tempat yang paling aman?

Sesudah ia menjelajahi seluruh daerah pegunungan yang gersangitu, akhirnya ia menemukan suatu tempat yang aman. Di sebuah bukityang terpencil ada beberapa gua. Gua-gua itu kelihatan kecil, tetapisetelah ia menyelinap masuk melalui celah gunung yang sempit,ternyata ruang di dalamnya cukup luas, lagi bersih dan kering.

Sesudah ia menjelajahi seluruh daerah pegunungan yang gersangitu, akhirnya ia menemukan suatu tempat yang aman. Di sebuah bukityang terpencil ada beberapa gua. Gua-gua itu kelihatannya kecil,tetapi setelah ia menyelinap masuk melalui celah gunung yang sempit,ternyata ruang di dalamnya cukup luas, lagi bersih dan kering.

Ahli perpustakaan itu pulang dan melaporkan hasilpenjelajahannya. Lalu para anggota persekutuan itu setuju bahwagulungan-gulungan kulit milik mereka sebaiknya disembunyikan digua-gua. Nanti sesudah bahaya peperangan lewat, mereka dapatmegambilnya kembali.

Maka gulungan Kitab Nabi Yesaya itu diambil dari tempatpenyimpannya di perpustakaan, bersama dengan ratusan naskah lainnya,besar dan kecil. Tiap kitab gulungan diikat baik-baik, sertadimasukkan ke dalam sebuah tempayan dari tanah liat. Ada yangdisembunyikan dalam gua yang satu, dan ada yang disembunyikan dalamgua yang lain. Selain para anggota persekutan persaudaraan itu, tidakseorang pun yang tahu di manakah mereka menyimpan harta mereka.

Akhirnya bahaya itu betul-betul datang. Biara berupa bentengitu dihancurkan, dan para anggota persekutuan persaudaraan dibunuh.Jadi, tidak ada seorang pun yang masih hidup, yang tahu adanyanaskah-naskah yang tersembunyi itu.

Bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan beratus-ratustahun sudah lewat. Di dalam gua-gua yang gelap, tempayan-tempayantanah liat itu masih tetap melindungi harta yang tersembunyi.Kadang-kadang ada yang pecah karena ada batu yang jatuh darilangit-langit gua, dan naskah yang sudah lapuk itu pun hancur.Tetapi gulungan Kitab Nabi Yesaya masih tetap utuh. Hanya saja, . . .mungkinkah mata manusia akan sempat membacanya lagi?

Sementara itu, di dunia luar ada juga salinan-salinan KitabNabi Yesaya, tetapi kurang lengkap. Tidak semua juru tulis setelitijuru tulis kenamaan yang pernah membuat salinan kitab gulungan ituribuan tahun yang lampau! Di sana sini ada bagian-bagian kecil yangrupa-rupanya salah tulis atau dilompati, sehingga orang yangmenyelidiki kitab itu sulit mengerti ayat-ayat tertentu. Kata-katanabi itu seakan-akan tidak ada artinya lagi.

Pada tahun 1947, dua tahun setelah Proklamasi KemerdekaanRepublik Indonesia, dan hampir dua ribu tahun setelah naskah-naskahgulungan kulit itu disembunyikan, daerah Palestina dikuasai olehKerajaan Yordania.

Pada suatu hari seorang anak laki-laki yang menjadi gembalapergi mencari madu hutan di gua-gua dekat Laut Mati. Alangkahherannya ia melihat tempayan-tempayan yang berderet-deret di salahsatu gua itu! Melalui celah-celah tempayan yang sudah retak, anakgembala itu dapat melihat gulungan-gulungan kulit yang sudah hampirdua puluh abad umurnya. Ia berlari pulang dan memberitahu keluarganyatentang hal luar biasa yang baru ditemukannya itu.

Tidak lama kemudian, sampailah salah satu gulungan kulit itudi kota Yerusalem. Para sarjana memandangnya dengan kagum. Merekaberusaha membukanya, tetapi tidak dapat. Kulitnya sudah terlalu tuadan terlalu lapuk. Sentuhan sedikit saja akan menghancurkannya.

Gulungan kulit itu harus diselamatkan, agar tulisan didalamnya dapat dibaca! Dengan segala pengetahuan ilmiah modern, paraahli mencari daya untuk dapat membukanya. Mereka menggunakan uap airpanas, zat-zat kimia, mikroskop, lampu-lampu khusus, dan kamera.Sedikit demi sedikit pekerjaan yang amat sulit itu terlaksana.

Betapa sukacitanya hati mereka: Gulungan kulit itu adalahsalinan seluruh Kitab Nabi Yesaya! Belum pernah manusia melihatsebuah kitab yang setua atau sebagus itu.

Mungkinkah kitab itu lebih tua daripada salinan-salinan KitabNabi Yesaya yang sudah biasa dipakai sebagai dasar terjemahanAlkitab? Mungkinkah kata-kata yang kurang masuk akal itu ternyatadisebabkan oleh kekhilafan seorang juru tulis dahulu kala?

Para sarjana Alkitab mulai mencocokkan bagian-bagian yangbelum mereka pahami dalam salinan-salinan Kitab Nabi Yesaya yangsudah ada di dalam tangan mereka, dengan bagian-bagian yang sama dalamnaskah pada gulungan kulit itu.

"Nah, inilah dia! Di sini!" demikianlah seru salah seorangsarjana Alkitab dengan girang. "Lihat! Di sini ada sebagian kecilyang kurang pada salinan kita. Ada beberapa kata yang terlewat!"

Sekarang mereka mengerti mengapa beberapa ayat dari Kitab NabiYesaya itu tadinya kurang masuk akal, sebab ada beberapa kata yangtidak tertulis. Rupa-rupanya pernah ada seorang penyalin yang memangkurang teliti.

Tahulah para sarjana Alkitab bahwa gulungan naskah daribukit-bukit di dekat Laut Mati itu merupakan harta yang tak ternilaiharganya. Dengan bantuan gulungan itu, ada sebanyak tiga belas tempatdi dalam Kitab Nabi Yesaya di mana terjemahan-terjemahan yang kurangtepat dapat diperbaiki.

Orang-orang terus berdatangan ke daerah pegunungan di dekatLaut Mati itu, dan terus mencari. Betul, sebagaimana mereka sangka, didalam gua-gua di bukit-bukit yang gersang itu masih terdapatberatus-ratus gulungan kulit lainnya.

Semuanya diamankan. Oleh karena naskah-naskah itu sudahsangat tua dan sangat lapuk, maka semuanya harus disimpan denganhati-hati. Ada yang diberi tanda: "Jangan dipegang!" Bahkan ada yangdiberi tanda: "Dilarang bernapas di atas gulungan ini!"

Gulungan-gulungan yang disalin pada masa lampau oleh seorangjuru tulis kenamaan serta disembunyikan oleh para anggota persekutuanpersaudaraan itu telah menjadi harta yang sangat berharga. Pada masalampau mereka sendiri tidak menyangka bahwa benda-benda itu akan tetaptersembunyi selama dua ribu tahun. Tetapi pada masa sekarangnaskah-naskah yang tertulis di atas kulit itu dapat digunakan untukmemperkaya pengertian Alkitab di seluruh dunia.

TAMAT

Ilmu Hitam Don Cornelio (Amerika Tengah, abad ke-20)

Semua orang di daerah pedesaan di Amerika Tengah itu mengaku dirinya orang Kristen. Namun bila ada orang yang jatuh sakit, rakyat itu sering melupakan Tuhan Allah. Dalam kegelapan malam yang kelam, mereka mengenang kembali masa lampau, waktu nenek moyang mereka menyembah dewa-dewa dahsyat. Dengan rasa takut mereka berbisik-bisik seorang kepada yang lain: "Mungkin nenek moyang kita benar juga. Mungkin dewa-dewa dahsyat itu marah kepada kita. Mungkin itulah sebabnya ada orang yang sakit keras."

Lalu rakyat yang diliputi takhyul itu akan mulai memikirkan Don Cornelio dan istrinya. Dona Inez. Mereka akan mengirim pesan: "Ada penyakit yang sangat parah. Rupa-rupanya dewa-dewa lama sedang marah. Ayo datang, tolonglah kami."

Kemudian Don Cornelio dengan istrinya akan datang ke desa itu yang dihinggapi penyakit. Mereka akan menyelenggarakan upacara kegelapan dan mengucapkan mantera ilmu hitam. Lalu mereka akan pulang lagi dengan membawa serta uang balas jasa mereka.

Dalam desa tadi, kadang-kadang penyakit itu memang akan mereda dan lenyap. Maka rakyat kecil, yang tidak tahu-menahu tentang kuman penyakit atau ilmu kesehatan, akan memuji-muji kekuatan ilmu hitam Don Cornelio. Tetapi kadang-kadang juga infeksi itu terlalu kuat. Si sakit akan menderita terus dan akhirnya akan meninggal. Pada waktu-waktu seperti itu, rakyat akan mulai kurang percaya pada Don Cornelio, serta akan lebih rajin lagi mengikuti kebaktian di gereja.

Pada suatu malam yang gelap, don Cornelio mendengar ketukan di pintu rumahnya, walau jam dinding menunjukkan bahwa saat itu kebanyakan orang sudah tidur. Don Cornelio tersenyum sendiri pada saat mendengarkan suara yang masuk dari luar:

"Don Cornelio! Don Cornelio!" Samar-samar saja bisikan itu.

"Ya, ada siapa?"

"Miguel, Pak Miguel, dengan pesan dari Desa Ular."

Segera Don Cornelio tahu bahwa pesan itu berhubungan dengan ilmu hitam. Semua desa di daerah itu, sama seperti semuanya penduduknya, telah diberi nama Kristen; bukankah dia sendiri diberi nama menurut nama Kornelius, sang perwira tentara yang mendengar Kabar Injil dari Rasul Petrus? Tetapi nama-nama lama untuk desa-desa itu pun tidak sampai dilupakan. Jadi, jika ada pesuruh yang datang dalam kekelaman malam dengan menyebutkan nama lama yang terlarang itu, "Desa Ular", pasti ini berarti ada orang-orang yang sedang mengenang dewa-dewa dahsyat.

Don Cornelio membuka palang pintu yang berat. Ia mempersilakan pesuruh itu masuk.

"Cepat datanglah, Pak," pria itu membujuk. "Wabah penyakit menjangkiti desa kami. Kami membawa persembahan ke gereja, namun makin lama makin banyak orang yang jatuh sakit. Apa mungkin dewa-dewa dahsyat jadi marah pada kami?"

"Ya, mungkin saja," Don Cornelio membalas dingin. "Sejak kapan rakyat yang bodoh di desamu tidak lagi mencabik jantung dari seekor ayam jantan hitam? Sejak kapan kalian tidak lagi mempersembahkan jantung itu sewaktu darahnya masih menetes ke atas mezbah yang rahasia?"

"Memang sudah lama tidak, Pak," pesuruh itu mengaku dengan menggigil. "Sudah lama sekali tidak."

Don Cornelio pura-pura segan dulu, kemudian setuju. "Baiklah!" katanya. "Besok kami akan datang ke Desa Ular. Semuanya harus siap sedia, tahu!"

Pesuruh itu pulang dalam kegelapan malam yang pekat. Keesokan harinya, Don Cornelio dan istrinya, Dona Inez, bersiap-siap.

Sudah hampir dua puluh tahun mereka berdua mencari nafkah dengan menjalankan ilmu hitam. Don Cornelio pandai main sulap, dan pandai juga memakai suara perut, seolah-olah ada roh halus yang berbicara. Rakyat kecil berbondong-bondong membeli manterinya dan jampinya dan guna-gunanya untuk menambat hati kekasih, untuk mengutuk musuh, untuk menyembuhkan penyakit.

Pada esok harinya, Don Cornelio dan Dona Inez menelusuri lorong-lorong di daerah pegunungan itu hingga tiba di "Desa Ular." Mereka menginap di losmen, sama seperti orang biasa yang sedang bepergian, hanya saja, mereka tidak diharuskan membayar apa-apa.

Tengah malam mereka menyelinap keluar dari losmen itu dengan membawa serta alat-alat ilmu hitam. Setibanya di pinggir desa, mereka bertemu dengan beberapa penduduk setempat.

Hanya sedikit orang yang tahu lorong yang mereka telusuri. Lebih sedikit lagi yang pernah menelusuri lorong itu sampai ke ujungnya. Lorong rahasia itu menuju suatu gua yang tersembunyi di belakang batu-batu yang jatuh karena tanah longsor.

Rombongan kecil itu berjalan berjingkat-jingkat hingga mereka sampai di sebelah belakang beberapa batu yang besar; lalu mereka memasuki gua. Melalui sebuah celah di dinding belakang gua itu, mereka pun memasuki sebuah gua yang lain. Orang biasa tidak akan menyangka bahwa di sana ada gua yang kedua; pengetahuan tentang adanya tempat itu telah diwariskan turun-temurun selama ratusan tahun.

Kepala desa dengan susah payah melewati celah itu. Dengan lebih susah lagi Don Cornelio membuntutinya, sambil membisikkan sumpah serapah. Kemudian menyusul Dona Inez dan orang-orang lain. Sebuah lantera memberi penerangan yang remang-remang saja untuk mereka yang di muka, tetapi mereka yang dibelakang harus meraba-raba dalam kegelapan yang rasanya hendak menerkam mereka dari setiap pojok.

Sesungguhnya tidak banyak yang dapat dilihat di dalam gua yang kedua itu: Hanya sebuah batu, dengan lengkungan yang diukir di tengah-tengah sebelah atasnya yang datar, serta sebuah saluran kecil tempat darah korban dapat mengalir ke bawah. Begitu gelap di sana sehingga itu ada bunyi desis seekor ular.

Dona Inez menggigil. Dengan setia ia membantu suaminya, namun ia sendiri merasa takut, takut akan dewa-dewa dahsyat, takut akan ular dan bahaya lain yang mungkin menghadangnya dalam kegelapan yang pekat.

Lantera itu dipadamkan. Dalam kegelapan total Don Cornelio mulai bertalu-talu mengucapkan kata-kata mantera. Riuh rendah suaranya meggema di dalam gua itu! Dengan segala kekuatan ilmu hitam, ia menyembah dewa-dewa dahsyat; ia mempersembahkan korban kepada mereka.

Orang-orang desa yang berdiri sekelilingnya itu diliputi rasa cemas. Mereka tahu bahwa dewa-dewa dahsyat itu lain sekali dari Allah Yang Mahakasih, yang diberitakan di gereja. Alangkah baiknya jika Dia yang penuh kasih itulah yang benar-benar berkuasa, dan dewa-dewa dahsyat sesungguhnya tidak ada! Soalnya, . . . . siapa yang tahu?

Akhirnya upacara kegelapan itu selesai. Lantera disulut lagi. Para penyembah keluar dari gua, bagaikan orang yang terjaga dari mimpi buruk. Dan Don Cornelio dengan istrinya pulang lagi, puas dengan uang dan barang yang telah diberikan kepada mereka.

Setiap kali ada pengalaman dalam malam yang pekat seperti itu, selanjutnya Don Cornelio suka membuka-buka buku-buku ilmu hitamnya dan mempelajari ulang isinya. Ia ingin menemukan mantera-mantera baru. Ia bahkan ingin menemukan suatu mantera yang begitu kuat sehingga dewa-dewa dahsyat harus berbuat apa saja yang disuruhnya. Kalau ia dapat menemukan mantera yang maha kuat itu, pasti ilmu hitamnya selalu akan berhasil.

Selama musim dingin, lorong-lorong di daerah pegunungan itu menjadi seperti rawa saja. Jarang ada kesempatan pergi ke desa-desa untuk mengerjakan ilmu hitam. Maka Don Cornelio dan Dona Inez merasa lebih santai. Kadang-kadang mereka pergi berjalan-jalan ke kota-kota kecil.

Pada suatu hari mereka menemukan suatu taman bacaan rakyat yang diselenggarakan oleh umat Kristen. Penjaganya menyambut mereka dengan ramah, sama seperti ia menyambut siapa saja yang ingin mampir dan membaca buku-buku Kristen.

Di taman bacaan itu, Don Cornelio dan Dona Inez menemukan sebuah Alkitab dalam bahasanya sendiri. Heran sekali dia! Orang Kristen biasa di daerah pedesaan itu tidak diharapkan untuk membaca Alkitab. Tetapi Don Cornelio pandai membaca, dan ia suka buku yang aneh-aneh. Jadi, mulailah dia membaca Firman Tuhan.

Setia kali Don Cornelio dan Dona Inez memasuki sebuah kota kecil, ternyata di sana pula ada taman bacaan rakyat. Dan di sana pula Don Cornelio asyik membaca Alkitab. Penjaga taman bacaan mengira ia sungguh berminat mengetahui kepercayaan Kristen, tetapi pada hakikatnya ia masih tetap mencari mantera yang maha kuat itu.

Lambat laun pesan Alkitab mulai menggores pada hati dan pikiran Don Cornelio. Ia amat tertarik akan proses pengadilan Tuhan Yesus di hadapan raja dan gubernur; berkali-kali ia dan Dona Inez memperbincangkan peristiwa itu sampai jauh malam. Ia pun tertarik akan tokoh-tokoh besar seperti Raja Daud dan Rasul Paulus, yang dapat tergoda sampai mereka berbuat dosa sama seperti orang biasa. Begitu tertarik Don Cornelio sehingga ia sendiri membeli sebuah Alkitab, agar ia dapat terus membaca isinya.

Pada saat ia sedikit gugup dalam mengucapkan mantera di depan oang banyak, barulah ia menyadari bahwa pembacaan Alkitab itu telah mulai mempengaruhinya. Ia memandang wajah orang-orang yang sedang berkumpul di depannya itu: Di sini ada seorang pria yang sakit jasmani, seperti Ayub. Di sana ada seorang wanita yang kerasukan setan, seperti Maria Magdalena. Ada juga pria muda seperti Yusuf dan wanita muda seperti Rut, yang merasa diri jauh dari keluarga mereka yang asli. Dan Don Cornelio makin lama makin jelas memandang dirinya sendiri seperti imam dan orang Lewi itu, yang begitu saya meninggalkan seorang korban perampokan di pinggir jalan yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.

Masih ada orang yang datang kepada Don Cornelio untuk membeli guna-guna bagi musuhnya. Tetapi sering juga Don Cornelio menolak menjualnya. "Pulang saja," nasihatnya. "Berusahalah berdamai kembali dengan musuhmu itu."

Penghasilannya berkurang. Dona Inez mulai khawatir. "Ini gara-gara Buku itu yang kaubaca siang malam," katanya kepada suaminya.

"Memang benar," Don Cornelio mengaku. "Namun aku tidak akan berhenti sampai semua isinya telah kubaca."

Dona Inez mulai sadar bahwa suaminya sudah lama tidak lagi menyebutkan minatnya untuk menemukan mantera yang maha kuat itu. Bahkan ia jarang membuka-buka buku-buku ilmu hitamnya.

Pada suatu hari Don Cornelio menyingkapkan persoalannya. "Istriku," katanya, "hatiku sangat berat."

"Kenapa?" tanya Dona Inez.

Orang-orang Kristen itu benar. Dewa-dewa dahsyat tidak ada. Yang ada, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa saja."

Dona Inez menarik napas panjang, seolah-olah ia baru dilepaskan dari kecemasan yang menahun. "Kau pasti?"

"Pasti!" jawab Don Cornelio dengan mantap. "Tak mungkin ada Tuhan Allah, dan ada juga dewa-dewa dahsyat. Pikirkanku melekat pada adanya Tuhan Allah. Hatiku mulai terbuka kepada-Nya, bagaikan kuntum bunga yang merekah ke arah sinar matahari. Kalau aku memikirkan Dia, rasa bahagia meliputi seluruh diriku bagaikan langit biru yang cerah, dan pikiran yang gelap dan jahat itu buyar."

Wajah Dona Inez menyatakan perasaan lapang dada. "Sudah lama aku takut kalau percaya akan dewa-dewa dahsyat. Namun aku lebih takut lagi kalau aku tidak percaya akan mereka. Alangkah gembiranya mengetahui bahwa mereka itu sesungguhnya tidak ada!"

Namun Don Cornelio masih kelihatan gelisah. "Tetapi...bagaimana kita berdua akan mencari nafkah, istriku? Kalau kita tidak mengerjakan ilmu hitam, dari mana kita mendapat uang pembeli tepung jagung dan kacang merah? Dari mana kita mendapat uang untuk membeli pakaian? untuk membayar sewa rumah?"

Dona Inez kembali menjadi cemas. "Wah, rumit, ya?" desahnya.

Untuk sementara waktu Don Cornelio masih tetap menjalankan praktiknya yang gelap. Tetapi makin lama ia makin kurang senang mempersembahkan korban di mezbah-mezbah rahasia atau mengulangi mantera yang memanggil dewa-dewa dahsyat. Makin lama ia makin kurang senang menerima uang dari rakyat kecil yang minta tolong kepadanya dengan penuh harapan.

Dengan rasa cemas Don Cornelio membolakbalikkan halaman-halaman Alkitab. Hatinya serasa tidak tahan lagi membaca-baca tentang Tuhan Allah. Allah itu baik, sedangkan ia sendiri menghabiskan masa hidupnya dalam kejahatan. Haruskah ia berhenti membaca Firman Tuhan?

Sementara itu, matanya tertumbuk pada Surat 1 Petrus; ia membaca ayat-ayatnya yang terletak pada akhir pasal 1 dan permulaan pasal 2:

```Kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.''' Maka Don Cornelio membatalkan rencananya untuk pergi ke sebuah desa; ia tidak jadi mempraktikkan ilmu hitam di sana.

```Semua yang hidup adalah seperti rumput,''' dibacanya lebih lanjut, ```dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput. Rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.'''

"Benar! Benar sekali!" Don Cornelio terus bergumam, "Tidak ada hal lain yang tetap untuk selamanya; tidak ada hal lain yang sungguh berarti. Tidak ada sama sekali!"

```Karena itu'," Don Cornelio terus membaca, ```buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.''' Maka ia memutuskan akan membuang segala hal yang semacam itu.

Kepada Dona Inez ia menjelaskan keputusannya: "Hanya Tuhan Allah saja yang sungguh berarti. Kalau kita dalam hati percaya kepada Dia, kita tidak boleh terus mempraktikkan ilmu hitam. Kita tidak boleh terus menyembah dewa-dewa lama yang sesungguhnya tidak ada. Mari kita membakar buku-buku mantera itu sampai habis. Aku akan mencari cara lain untuk menghasilkan uang."

"Aku siap," jawab Dona Inez. "Aku sungguh bersedia."

Kepada pengabar Injil di sebuah cabang gereja, penjelasan yang diberikan oleh Don Cornelio itu lebih sederhana: "Aku sudah menemukan Juru Selamatku," katanya pendek.

Pada suatu hari ketika hujan turun dan semua jalan-jalan becek, banyak orang mengerumuni gedung ibadah kecil milik cabang gereja itu. Ada kabar lisan bahwa Don Cornelio, yang sudah lama dicurigai itu, akan menyampaikan suatu pengumuman khusus. Orang banyak berbondong-bondong ke gereja, walaupun harinya hujan.

Tidak mudah bagi Don Cornelio untuk menghadapi sekian banyak orang Kristen! Banyak di antara mereka yang tidak tahu-menahu tentang latar belakangnya. Sulit sekali menjelaskan masa lampaunya yang gelap! Namun dengan berani ia mulai memberi kesaksiannya.

Anggota-anggota gereja itu mulai heran dan ngeri. Tetapi Don Cornelio sudah bertekad hati. Ia bercerita tentang bagaimana ia membaca Firman Allah, tentang bagaimana ia merasakan kasih Allah yang meliputi jiwanya.

Akhirnya Don Cornelio dan Dona Inez mengeluarkan buku-buku ilmu hitam milik mereka. Kitab-kitab itu ada yang sudah diwariskan turun-temurun, berabad-abad lamanya. Mereka juga mengeluarkan setiap benda yang bertalian dengan kuasa gelap, bahkan setiap carik kertas yang bertuliskan jampi.

"Mari kita membakar semuanya!" kata Don Cornelio dan Dona Inez. "Dan kami pun akan berusaha menghapus dari ingatan kami semua mantera yang sudah kami hafal."

Hujan sudah mereda. Orang-orang Kristen itu keluar dan menyalakan api. Satu persatu semua buku ilmu hitam dan alat-alat kuasa gelap itu ditaruh di atasnya. Akhirnya yang tinggal, hanya abunya saja.

"Musnah!" seru Don Cornelio sambil menengadah. "Lenyap! Tetapi `Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya'! Mari kita membangun sisa hidup kita pada Firman Tuhan!"

"Amin! Amin!" orang-orang Kristen itu berseru dengan penuh khidmat. Don Cornelio masih tetap suka berkeliling ke desa-desa dan di daerah pegunungan itu. Mula-mula ia mencari dan membeli setiap buku ilmu hitam dan setiap benda kuasa gelap yang masih disimpan pada tempat-tempat yang tersembunyi. Dan di setiap desa itu ia pun mengulangi kesaksiannya serta membakar habis semua benda-benda kekafiran miliknya.

Kemudian Don Cornelio diangkat menjadi salah seorang agen resmi yang pergi berkeliling menjual Alkitab. Kepandaian yang dulu membuatnya berhasil sebagai seorang yang mempraktikkan ilmu hitam, kemudiam membuatnya sebagai seorang yang mengedarkan Firman Tuhan ke mana-mana.

TAMAT

Jembatan Ke Madura (Indonesia, 1864 - 1994)

Pernahkan pembaca mendengar tentang jembatan sepanjang dua puluh kilometer, yang hendak dibuat sebagai penghubung antara pulau Jawa dan pulau Madura?

Mungkin pembaca pun sudah mendengar tentang adanya berbagai-bagai hambatan berkenaan dengan proyek raksasa tersebut, sehingga bertahun-tahun lamanya jembatan ke Madura itu belum jadi di buat.

Pasal ini memang memuat kisah nyata tentang sebuah "Jembatan ke Madura", tetapi bukan jembatan sepanjang dua puluh kilometer tadi. Namun jembatan yang diceritakan di sini, juga cukup lama mengalami berbagai-bagai hambatan, sehingga baru dapat dibuat setelah 130 tahun.

Jembatan itu tidak dilewati oleh truk, bis, dan mobil, tetapi oleh kasih Allah yang dicurahkan-Nya melalui Yesus Kristus. "Jembatan ke Madura" yang dimaksud di sini, tak lain ialah Alkitab dalam bahasa Madura, yang selama satu abad lebih penting penerbitannya berkali-kali tertunda.

Mengapa begitu sulit menyediakan Firman Allah dalam bahasa Madura? Suku Madura itu bukanlah sekelompok kecil orang-orang yang tinggal di pedalaman, jauh dari orang lain. Di wilayah Indonesia, mereka itu malah menempati posisi ketiga dalam daftar suku yang terbanyak penduduknya. Letak pulau Madura itu sangat dekat dengan pulau Jawa, sedangkan suku Jawa sudah memiliki Firman Allah dalam bahasa ibu mereka sejak satu setengah abad yang lalu. Lagi pula, banyak orang Madura yang tinggal di pulau Jawa; banyak juga yang kawin dengan orang Jawa.

Namun kenyataannya, penerjemahan dan penerbitan Alkitab bahasa Madura itu berkali-kali mengalami hambatan besar. Seolah-olah ada kuasa kegelapan yang tidak memperkenankan Firman Tuhan beredar di antara orang-orang Madura dalam bahasa ibu mereka . . . .

Kisah panjang yang menyedihkan itu mulai satu setengah abad yang lalu. Pada pertengahan abad ke-19, ada seorang penduduk pulau Jawa keturunan Madura yang bernama Tosari. Setelah ia menjadi orang Kristen pada tahun 1843, Bapak Tosari berusaha membawa Kabar Baik ke pulau nenek moyangnya. Tetapi orang-orang Madura tidak mau menerima dia. Lalu ia kembali ke Jawa Timur, dan atas kesaksiannya banyak sekali orang Jawa menjadi percaya. Pada tahun-tahun terkemudian, ia dijunjung tinggi sebagai salah seorang pendekar gereja Jawa, dengan nama kehormatan: Kiayi Paulus Tosari.

Salah seorang utusan Injil dari negeri asing yang melayani di Jawa Timur pada masa hidup Kiayi Paulus Tosari itu adalah Samuel Harthoorn. Karena selisih pendapat dengan rekan-rekannya, Pdt. Harthoorn pulang ke Belanda setelah beberapa tahun di pulau Jawa. Di tanah airnya ia menikah, lalu kembali lagi ke Nusantara sebagai seorang penginjil mandiri.

Pada tahun 1864 suami-istri itu mulai menetap di Pamekasan, sebuah ibu kota kabupaten di Madura. Selama empat tahun mereka berusaha menjajaki persahabatan dengan penduduk setempat. Mereka berharap bahwa keakraban itu dapat menjadi suatu jembatan penginjilan.

Lalu . . . tragedi belaka. Pada tahun 1868, ketika Pdt. Harthoorn sedang keluar kota, segerombolan orang Madura di Pamekasan mengepung rumahnya dan membunuh istrinya. Setelah terjadi peristiwa yang begitu mengerikan, duda yang berdukacita itu meninggalkan pulau Madura selama-lamanya.

Sementara itu, di negeri Belanda ada seorang pendeta muda yang pandai; namanya, J. P. Esser. Ia belajar teologia dan juga belajar bahasa Madura, sampai ia mencapai gelar doktor. Pada tahun 1880 ia berusaha memasuki pulau Madura, tetapi tidak berhasil. Lalu ia menetap di Bondowoso, dan kemudian, di Sumberpakem; konon, kedua kota kecil di Jawa Timur itu penduduknya banyak yang keturunan suku Madura.

Berkat usaha Dr. Esser dan kawan-kawannya, seorang Madura bernama Ebing dibaptiskan pada tahun 1882. Berkali-kali Bapak Ebing mengelilingi pulau Madura, sambil menyampaikan cerita-cerita Alkitab yang telah diterjemahkan oleh Dr. Esser.

Pada tahun 1886, Dr. Esser sudah menyelesaikan terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Madura. Lalu ia mengambil cuti dinas ke Belanda, agar terjemahannya itu dapat diterbitkan. Tetapi proyek "Jembatan ke Madura" itu mengalami berbagai-bagai hambatan. Hambatan yang terbesar: Dr. Esser sendiri meninggal dunia pada umur yang masih muda, baru 37 tahun. Bahkan sebagian hasil karyanya berupa naskah terjemahan itu rupa-rupanya hilang.

Pada tahun 1889, yaitu tahun meninggalnya Dr. Esser, Tuhan telah menyediakan seorang penggantinya. Dia itu seorang pendeta muda bernama H. van der Spiegel, yang merasa terharu ketika mendengar tentang gugurnya Dr. Esser. Pada tahun 1889 itu juga ia berangkat ke Jawa Timur, untuk meneruskan pelayanan almarhum Dr. Esser di Bondowoso dan di Sumberpakem. Ia pun mengerahkan tiga orang Madura untuk menolong memperbaiki dan menyempurnakan naskah Kitab Perjanjian Baru peninggalan Esser itu.

Ketika naskah buram terjemahan itu sudah selesai, Pdt. Van der Spiegel sempat mengunjungi pulau Madura. Atas dasar perkenalannya dengan orang-orang Madura di sana, ia pun meredaksikan kembali hasil karyanya. Lalu pada tahun 1903 ia pulang ke Belanda, dengan tujuan menerbitkan seluruh Perjanjian Baru dalam bahasa Madura sama seperti Dr. Esser 17 tahun sebelumnya.

Tetapi selama Pdt. Van der Spiegel memperjuangkan proyek penerbitannya di Belanda, kembali tragedi menimpa di antara umat Kristen Madura. Gereja tempat pelayanan Bapak Ebing di Slateng itu dibakar. Seorang penginjil Madura lainnya bersama istrinya nyaris mati, pada saat rumah mereka di Sumberpakem dikepung dan dibakar.

Mungkin hambatan itu membawa pengaruhnya pula di Belanda, sehingga hasil karya Van der Spiegel yang jadi diterbitkan, hanyalah dua Kitab Injil saja, ditambah sebuah buku yang memuat 104 cerita Alkitab dalam bahasa Madura. Bahkan ketika Pdt. Van der Spiegel meninggal pada tahun 1919, masih belum keluar Kitab Perjanjian Baru bahasa Madura yang lengkap.

Salah seorang rekan sekerja Pendeta Van der Spiegel ialah Pendeta F. Shelfhorst, yang telah melayani di Bondowoso dan di Sumberpakem sejak tahun 1904. Seorang penginjil suku Madura memberitahu Pendeta Shelfhorst bahwa orang-orang Madura di kepulauan Kangean, di sebelah timur pulau Madura, rupa-rupanya lebih terbuka terhadap Kabar Injil daripada orang-orang Madura di pulau induknya.

Berita yang membesarkan hati itu tidak disia-siakan oleh Pendeta Shelfhorst. Dari tahun 1912, ia tinggal dengan keluarganya di Pandeman, Kangean. Pendeta Shelfhorst memberi banyak bantuan pengobatan kepada para penghuni setempat. Ibu Shelfhorst membuka kelas-kelas kepandaian putri. Sebagai jembatan Injil mereka juga menggunakan lagu-lagu, gambar-gambar, cerita-cerita Alkitab, dan kelompok diskusi. Namun hampir tidak ada seorang pun yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus.

Setelah berpuluh-puluh tahun tanpa hasil nyata, Pendeta Shelfhorst mulai mengkhususkan proyek penerjemahan Firman Tuhan. Pada tahun 1933 Kitab Mazmur bahasa Madura diterbitkan, berbentuk sebuah buku yang indah, sangat mirip dengan kitab-kitab suci yang sudah biasa beredar di kalangan suku Madura.

Pada tahun 1935 Pendeta Shelfhorst pensiun atas permohonannya sendiri. Tetapi ia tidak pulang ke Belanda! Malahan ia menetap di pegunungan Jawa Timur sambil menerjemahkan Firman Tuhan dengan giat serta mengutus keluar para penjual bahan cetakan Kristen. Hasil karyanya berupa Surat-Surat Perjanjian Baru dalam bahasa Madura itu ada banyak yang distensil dan dibawa para pembantunya ke mana-mana.

Ketika Pendeta Shelfhorst masih di tengah-tengah pelayanannya di daerah pegunungan itu, bala tentara Jepang mengepung Jawa Timur pada tahun 1942. Tiga tahun kemudian, ia meninggal dalam sebuah kamp tahanan Jepang di Jawa Tengah, setelah selama 41 tahun berusaha untuk menginjili suku Madura. Dan terjemahannya berupa stensilan itu tidak pernah diterbitkan.

Salah seorang kawan senasib Pendeta Shelfhorst di kamp tahanan itu adalah A. J. Swanborn, seorang Belanda keturunan Swedia. Sudah berpuluh-puluh tahun ia pun berusaha menginjili suku Madura, namun kisah karirnya sangat berbeda dengan riwayat Pendeta Shelfhorst.

Sejak masa mudanya di Belanda, A.J. Swanborn merasakan panggilan Tuhan untuk pergi ke pulau Madura dan menyampaikan kisah kasih Tuhan Yesus. Namun rupanya untuk ke pulau Madura itu tidak ada jembatan yang dapat dilewatinya. Pada tahun 1899, memang ia ditunjuk menjadi utusan Injil, tetapi ia ditugasi ke pulau-pulau Sangir-Talaud, lalu ke Jakarta, kemudian ke Yogyakarta, dan akhirnya ke Kalimantan Selatan.

Namun A. J. Swanborn masih tetap merasakan panggilan Tuhan untuk menaati Amanat Agung-Nya di pulau Madura. Karena badan Zeding tidak setuju mengutus dia ke sana, ia mengundurkan diri sebagai utusan Injil. Kemudian ia menjadi seorang pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1914 ia dikirim ke kota Pamekasan sebagai kepala sekolah rakyat. Di sekolah itu ia memang tidak boleh mengabarkan Injil. Tetapi pada sore hari ia membuka sebuah sekolah swasta atas biayanya sendiri. Melalui usaha itulah ia mulai menginjili anak-anak Madura.

Bapak Swanborn juga berusaha menerjemahkan Firman Allah ke dalam bahasa Madura. Ia pun masih di tengah-tengah pelayanannya pada saat bala tentara Jepang menduduki kepulauan Indonesia. Sama seperti Pdt. F. Shelfhorst, ia juga ditahan, dan kebetulan kedua kakek yang sangat setia ini ditampung di Jawa Tengah, di kamp yang sama.

Di situ kedua-duanya dengan gigih memperjuangkan proyek penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Madura. Rupanya pendeta Shelfhorst mengukhususkan Surat-Surat Perjanjian Baru, sedangkan spesialisasi Bapak Swanborn adalah keempat Kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Sama seperti Pendeta Shelfhorst, Bapak Swanborn juga meninggal dalam tahanan pada bulan Mei 1945, hanya beberapa minggu saja sebelum Perang Dunia Kedua mereda.

Naskah terjemahan Bapak Swanborn itu diwariskannya kepada putri-putrinya. Mereka mengirim naskah yang sangat berharga itu kepada perwakilan Lembaga Alkitab Belanda di kota Bandung. Namun . . . celaka lagi. Konon, masa itu masa perjuangan fisik kemerdekaan Indonesia. Dalam kerusuhan peperangan, naskah tadi rupa-rupanya tidak pernah sampai ke tangan orang-orang yang dapat mengusahakan penerbitannya . . .

Nah, bagaimana pendapat pembaca, setelah menelusuri kisah tragedi yang berulang-ulang? Bukankah seolah-olah ada kuasa kegelapan yang tidak memperkenankan Firman Tuhan beredar di antara orang-orang Madura dalam bahasa ibu mereka?

Syukurlah, ceritanya tidak berakhir sampai di situ saja!

Pada bulan September 1994, yaitu genap 130 tahun sejak Pdt. Samuel Harthoorn beserta istrinya mula-mula pindah ke Pamekasan, Lembaga Alkitab Indonesia berhasil menerbitkan Alkitab lengkap dalam bahasa Madura.

Kini "Jembatan ke Madura" itu sudah menjadi kenyataan. Maukah Saudara turut mendoakan, semoga kasih Allah yang dicurahkan-Nya melalui Yesus Kristus akan melewati jembatan itu sehingga masuk ke dalam hati dan jiwa banyak orang Madura?

TAMAT

Karam Kapal Pada Hari Tahun Baru (Selandia Baru, 1874 - 1875)

Si Richard dan si Peggy bergembira sekali. Kedua kakak beradik itu sedang berdiri dengan orang tua mereka di atas geladak kapal Surat. Memang bagaikan sepucuk surat yang diposkan ke negeri asing, kapal Surat itu akan berlayar jauh dari pelabuhan di Inggris Raya. Dan mereka sekeluarga akan ikut serta dalam pelayaran itu!

Layar-layar mulai mengembung terisi angin. Pada saat kapal itu melaju keluar dari pelabuhan, ayah kedua anak itu berkata kepada mereka, "Richard dan Peggy, sebaiknya kalian selalu mengingat baik-baik tahun 1874 ini. Inilah tahun kalian berangkat dari kehidupan lama di negeri Inggris, menuju kehidupan baru di negeri Selandia Baru."

Pesisir negeri Inggris nampak makin lama makin jauh. Makin banyak layar yang dinaikkan ke atas tiang agar dapat diisi angin. Makin cepat pula kapal Surat itu berlayar di atas ombak lautan nan biru.

Setelah daratan tidak kelihatan sama sekali, nahkoda mengundang seluruh penumpang agar berkumpul di atas geladak. Kepada mereka ia perlu mengumumkan beberapa peraturan yang harus dipenuhi demi keamanan kapal. Memang mereka semua senasib, sampai saatnya kapal itu berubah lagi.

Rupanya seluruh peraturan itu sudah selesai diumumkan. Namun sang nahkoda masih hendak berbicara lagi. "Nah, ada hal lain," katanya. "Hai kelasi, bawa kemari peti besar itu?

Sang nahkoda menjelaskan: Seorang dermawan telah menyumbangkan Kitab Perjanjian Baru berukuran kecil, sebanyak tiga ratus eksemplar. Ia minta supaya setiap penumpang kapal ini masing-masing diberi sebuah. Mari, terimalah hadiah untuk kalian!"

Ada penumpang yang mengejek. Ada yang seolah-olah tak acuh. Namun tidak ada seorang pun yang menolak Perjanjian Baru itu. Malahan kebanyakan di antara mereka menerima pemberian Kitab Suci berukuran kecil itu dengan senang hati.

Si Richard dan si Peggy bangga sekali atas hadiah mereka. pada halaman muka sebelah dalam Kitab Perjanjian Baru milik mereka masing-masing, ayah mereka menulis sebagai berikut:

"Diberikan pada waktu sedang menumpang kapal Surat, menuju Selandia Baru, tahun 1874 Masehi."

Hari lepas hari, minggu lepas minggu, . . . lama sekali kapal itu menjelajahi Lautan Atlantik! Pada pagi yang mendung, langit dan lautan nampak kelabu, sangat kurang menarik. Tetapi pada pagi yang cerah, langit dan lautan yang biru kelihatan amat indah.

Tiba saatnya kapal Surat mencapai ujung benua Amerika Selatan. Selat di ujung selatan benua itu sangat berbahaya; hawa di sana amat dingin. Pernah angin mereda sama sekali, dan berhari-hari kapal itu tidak dapat maju. Kelasi yang bertugas menjaga di atas menara tiang layar itu terus-menerus menyapu ufuk dengan matanya, kalau-kalau timbul awan atau angin. Bila topan muncul tiba-tiba dalam keadaan seperti itu, tidak mustahil kapal akan menghadapi mara bahaya.

Sementara itu, si Richard dan si Peggy tidak tinggal diam. Ibu mereka, bersama dengan beberapa penumpang wanita lainnya, telah membuat rencana untuk mengadakan sekolah ala kadarnya. Anak-anak itu rela saja diajar, daripada menyaksikan pemandangan di sekitar kapal Surat yang sangat membosankan karena tidak berubah-ubah.

Salah satu buku pelajaran mereka adalah Kitab Perjanjian Baru yang telah dihadiahkan kepada mereka masing-masing. Cukup banyak ayat yang mereka hafalkan. Bahkan ada beberapa pasal yang dapat mereka ucapkan seluruhnya di luar kepala.

Minggu lepas minggu, bulan lepas bulan, . . . lama sekali waktu pelayaran dari Inggris Raya ke Selandia Baru itu!

Pada suatu hari si Peggy berseru dengan girangnya, "Hai Richard, besok nggak sekolah! Besok kan Tahun Baru, ya? Dan Ibu berkata kita boleh istirahat."

Malam itu si Richard dan si Peggy merasa sangat gembira pada waktu mau tidur. Bukan hanya karena esok hari mereka akan libur: Juga karena nahkoda telah mengumumkan bahwa mungkin sekali sekali besok kapal Surat akan tiba di daratan yang sudah sekian lama mereka tuju. Anak-anak itu saling bertanya, kira-kira siapa akan lebih dulu nampak pantai Selandia Baru untuk yang pertama kalinya.

Sayang sekali, ada juga beberapa orang lain yang sangat megharapkan datangnya Hari Raya Tahun Baru itu, . . . tetapi dengan maksud yang tidak baik. Mereka itu para kelasi kapal Surat. Menurut adat pada masa itu, setiap hari mereka masing-masing diberi jatah minuman keras sedikit. Minuman itu dianggap sebagai penguat badan. Tetapi kelasi-kelasi yang curang itu hari demi hari menyimpan sebagian jatah mereka, sehingga menjelang Tahun Baru banyak minuman keras yang dapat mereka reguk.

"Hai kawan-kawan, Malam Tahun Baru itu waktu yang cocok sekali untuk berpesta pora dan bermabuk-mabuk!" bisik mereka satu kepada yang lain. Lalu mereka berkumpul di bawah geladak dan minum-minum sampai mereka benar-benar mabuk. Sebagian besar di antara mereka tertidur saja, tak berdaya lagi.

Sementara itu, kapal Surat sedang menuju ke darat. Nahkoda dengan para petugas atasan lainnya berusaha menjaga dan mengemudikan kapal. Namun mereka itu selalu sedikit untuk dapat mengerjakan semuanya. Mereka sangat memerlukan bantuan para kelasi . . . dan para kelasi itu tak mungkin dapat membantu mereka.

Seorang demi seorang penumpang kapal itu menyadari bahaya yang sedang menghadang mereka, akibat ulah para kelasi. Dalam kegelapan malam mereka meninggalkan tempat tidur masing-masing dan berkumpul di atas geladak. Demi keamanan, anak-anak kecil seperti Richard dan Peggy diikatkan pada tong-tong kosong sebagai pelampung penyelamat darurat.

"Awas, ada batu karang!" teriak nahkoda. Namun kapal Surat itu masih terus melaju.

KRAAAK! Lunas kapal terdampar di batu karang itu. Ombak berikutnya mengangkatnya lagi.

KRAAAK! Untuk yang kedua kalinya kapal itu dapat melepaskan diri. Tetapi . . . di lambung kapal sudah ada lubang besar.

KRAAAK! Yang ketiga kalinya, kapal itu terbanting lebih keras lagi di batu karang, dan tersangkut di sana. Gelombang besar terus-menerus menghantam sisinya.

Jika dikenang kembali di kemudian hari, para penumpang kapal Surat sesungguhnya tidak mengetahui, bagaimana mereka berhasil melepaskan diri dari bencana karam kapal pada Hari Tahun Baru itu. Namun keesokan paginya, ternyata mereka semua muncul dalam keadaan selamat di daratan. Semua barang kepunyaan mereka lenyap, kecuali beberapa benda kecil yang terbawa oleh ombak dan tersangkut pada batu-batu runcing di pantai. Namun mereka semua masih hidup, dan itulah yang paling penting.

Si Richard dan si Peggy merasa sedih. Kedua Kitab Perjanjian Baru milik mereka itu tenggelam di dasar laut. Kitab-Kitab Suci berukuran kecil itu adalah buku-buku pertama yang pernah mereka anggap sebagai milik pribadi. Dan kata orang mungkin sekali barang berharga seperti buku itu agak sulit mendapat gantinya di tempat tinggal mereka yang baru.

Ibu kedua anak itu menghibur mereka. Sesuai dengan mode pakaian wanita pada zaman itu, ia mengenakan rok panjang setengah klok. Ia merogoh saku roknya sambil berkata, "Tadi malam, waktu bahaya mulai mengancam, Ibu memasukkan Kitab Perjanjian Baru milikku di sini."

Lalu ia mengeluarkan tangannya lagi, dan . . . benar, ada Kitab Suci kecil di telapak tangannya! Buku kecil itu basah kuyup, sama seperti saku tempat penyimpanannya, namun isinya masih utuh.

Ayah Richard dan Peggy mengulurkan tangannya dan mengangkat Kitab Perjanjian Baru yang sangat berharga itu. "Barang berharga lainnya yang hilang itu mungkin dapat diganti," katanya. "Tetapi tidak ada buku lain yang dapat menggantikan Buku ini."

Si Richard dan si Peggy menggigil; pakaian mereka basah kuyup. "Syukur, m--m--masih ada s--s--satu Perjanjian Baru milik kita," kata Richard, dengan gigi gemeletak. "K--k--kita masih dapat membaca bergiliran." . . .

Bertahun-tahun kemudian, seorang pria berdiri di depan sekumpulan orang Kristen di negeri Selandia Baru. Pada tanggal 1 Januari 1875, hari terdamparnya kapal Surat di atas batu karang, pria itu belum dilahirkan. Namun sekarang, di tangannya pria itu memegang sebuah Kitab Perjanjian Baru kecil yang pernah ternoda oleh air laut.

Kepada para hadirin ia bercerita tentang peristiwa karam kapal pada Hari Tahun Baru itu. Lalu ia membacakan beberapa ayat dari Kitab Perjanjian Baru yang dulu pernah dibawa serta oleh neneknya, waktu para penumpang diselamatkan dari bencana itu. Ternyata pria itu adalah putra seorang wanita yang dulu dikenal sebagai si Peggy kecil!

"Semuanya yang lain, hilang lenyap," kata pria itu. "Tetapi pada saat nenekku sempat menyelamatkan Buku kecil ini, ia pun menyelamatkan benda yang paling penting dari muatan kapal Surat itu."

TAMAT

Kekuatan Untuk Berkelakuan Baik (Korea, abad ke-20)

Kim menggigil sambil meringkuk di atas tikarnya. Ibu Ahn mengerutkan dahinya. Mereka berdua, seorang anak laki-laki dengan ibunya di dalam gubuk petani khas gaya orang Korea itu, sedang memasang telinga mereka dengan rasa cemas. Jam sudah menunjukkan larut malam.

Ya, betul, suara itu makin lama makin mendekat. Pak Ahn sedang pulang ke rumah, dan seperti biasanya ia benar-benar mabuk.

Air mata meleleh pada pipi Ibu Ahn. Sepanjang minggu Pak Ahn telah bekerja keras. Lalu tadi pagi, pada hari Sabtu, ia telah berangkat membawa hasil kebun sayurannya ke pasar. Kali ini, katanya, ia bertekad akan menjual semuanya secepat mungkin dan akan segera pulang dengan membawa serta upah jerih payahnya.

"Wah, ia begitu lagi, Bu," bisik si Kim dengan sedih. "Ia sudah mabuk lagi. Pasti semua uang itu sudah pindah tangan kepada tukang judi."

Pak Ahn memang benar-benar dalam keadaan mabuk ketika ia memasuki gubuk petani itu. Tadi pagi waktu berangkat, pakaiannya rapi dan bersih, berkat kerja keras Ibu Ahn; kini pakaiannya itu kotor dan compang camping. Matanya yang sebelah sudah membiru, bengkak sampai hampir tertutup. Dan pasti sakunya kosong melompong.

Keesokan harinya, Pak Ahn bangun dari tidur dengan rasa putus asa. ia duduk termenung sambil menutup mukanya dengan kedua belah tangannya.

Kim dan ibunya berusaha membesarkan hati Pak Ahn. "Kau sudah tergoda lagi," kata Ibu Ahn. "Tidak apa-apa. Sepanjang minggu ini kami dapat makan nasi dengan lauk sayuran saja. Bajumu dapat kujahit. Kim dapat terus memakai sandalnya yang lama; toh belum sama sekali rusak. Dan minggu depan, kalau kau pergi ke pasar lagi, kau pasti akan pulang tanpa jatuh ke dalam tangan tukang judi, dan tanpa berkelahi lagi."

Namun Pak Ahn benar-benar merasa putus asa, bahkan sampai ke lubuk hatinya. "Ai-yoh!" ia meratap dengan nyaring. "Untuk inikah kita pindah dari kampung halaman? Untuk inikah kita menetap di sini, di kebun sayur milik kaum pertapa? Apakah cerita lama itu akan bertalu-talu diulangi lagi? Apakah aku akan bekerja keras dari pagi sampai sore di kebun, lalu ... begitu kakiku menginjak jalanan di kota, saat itu juga aku akan jatuh ke dalam godaan?"

Hampir-hampir Pak Ahn menangis. Kalau ia sedang sadar, kemauannya untuk berkelakuan baik itu benar-benar kuat. Namun ia mudah dikalahkan oleh godaan-godaan untuk minum minuman keras, godaan untuk berjudi, godaan untuk berkelahi.

Dengan tersipu-sipu Ibu Ahn menyarankan: "Mungkin sebaiknya kita membawa sajian yang lebih besar ke kelenteng."

Pak Ahn memandang istrinya dengan mata sayu. "Buat apa?" tantangnya. "Agama kaum pertapa itu terus menuntut: `Kau harus berkelakuan baik! Harus!' Namun agama itu tidak memberiku kekuatan untuk berkelakuan baik. Buat apa aku berkali-kali meletakkan sajian di kelenteng? Apakah persembahanku itu mencegah aku meletakkan uangku di kedai minuman keras? atau di tempat perjudian? Apakah aku tertolong sehingga menjauhi tukang berkelahi?" Pak Ahn menghela napas panjang, lalu berbicara dengan lebih keras: "Tidak! Aku tidak mau memberi sajian lagi!"

Pada hari Sabtu berikutnya, Kim menemani ayahnya ke pasar. Harapannya ialah bahwa ia datang untuk menolong Pak Ahn menghindari godaan.

Tetapi pada waktu mereka memasuki kota, si Kim menjadi sangat kecewa. Sebagian dari hasil kebun sayur mereka cepat terjual. Lalu Pak Ahn menyuruh Kim menjaga sisanya, sedangkan ia sendiri hendak pergi ke tempat lain.

Kim mendesah. Ia kurang bersemangat menawarkan sisa sayuran itu. Apa gunanya? Pasti beberapa saat kemudian ayahnya akan kembali lagi, menuntut untung dari segala penjualannya, lalu pergi berjudi.

Namun pada saat pandangan mata Kim mengikuti langkah ayahnya menuju kedai minuman keras, ia pun menjadi heran. Sosok tubuh yang tinggi itu tidak terus menghilang di kejauhan. Ternyata Pak Ahn berdiri mematung, mendengarkan sesuatu. Apa sih yang sedang didengarkannya? tanya si Kim kepada dirinya sendiri.

Sudah lewat lima menit. Lalu sepuluh menit. Lalu seperempat jam. Masih tetap Pak Ahn kelihatan di sana. Masih tetap ia berdiri. Apa gerangan yang begitu menarik hatinya sehingga ia tidak segera pergi membeli minuman keras?

Dengan semangat yang berkobar kembali, Kim cepat-cepat menjual sisa sayuran di bakulnya. Lalu ia berlari-lari kecil ke sisi ayahnya.

Amboi, . . . ada seorang pria yang tersenyum sambil membaca sebuah buku kecil dengan suara nyaring. Persis pada saat si Kim muncul di sisi ayahnya, orang itu menutup bukunya. "Belilah, Pak!" ia mendesak. "Di dalam buku kecil ini Bapak akan menemukan Kabar Baik, Kabar Keselamatan. Ajaran-ajarannya sanggup menyelamatkan manusia dari kejahatan."

Pak Ahn bergumam: "Menyelamatkan manusia dari kejahatan ah! Mustahil! Tidak ada yang sekuat itu." Ia baru memperhatikan si Kim di sisinya. "Kan Ayah katakan, kau harus terus jaga di sana?"

"Sudah kujual semuanya, pak."

"Mana uangnya?" Pak Ahn mengulurkan tangannya.

"Biarlah aku simpan dulu, Pak," si Kim membujuk ayahnya. "Sampai di rumah saja. Biarlah aku nanti beri kepada ibuku."

Muka Pak Ahn mulai memerah. "Anakku sendiri yang masih kecil sudah tahu aku tidak boleh dipercaya menyimpan hasil jerih payahku," katanya dengan sedih. "Baiklah, Kim, kau saja yang pegang, hanya kali ini saja. Tapi awas kau! Lebih baik kau cepat lari jauh-jauh. Kalau kau terus dekat, awas, nanti Ayah akan merampas uangmu itu dan menghabiskannya dengan berjudi!"

Ternyata pria yang tadi membaca itu masih memperhatikan percakapan mereka." "Mengapa mau menghabiskan uang dengan berjudi?" tanyanya dengan sopan. "Rasanya Bapak sebenarnya tidak suka berjudi." Pandangannya jatuh ke tangan Pak Ahn tangan yang sudah mengeras karena sudah betahun-tahun dipakai untuk bercocok tanam. "Kalau dilihat dari bukti di kedua belah tangan ini, Bapak seorang tukang kebun, bukan seorang tukang judi," katanya pula.

"Benar!" cetus Pak Ahn. Ia senang diajak mengobrol, senang dibuat sibuk supaya tidak sempat lari ke kedai minuman keras. "Aku seorang tukang kebun yang pandai. Tanamanku banyak hasilnya. Tetapi . . . yah, sayang, tidak ada untungnya."

Pria yang memegang buku kecil itu rupanya ingin tahu. "Bagaimana mungkin tidak ada untungnya, Pak?" ia bertanya lagi.

Pak Ahn merasa tertarik kepada orang ini yang berbudi bahasa baik. Mungkin juga orang ini dapat menolong dia. "Yah, . . . begini, Pak: Aku bekerja keras," katanya menjelaskan. "Aku membawa hasil kebunku ke mari kepasar ini. Lantas lantas"

Ia membentangkan kedua belah tangannya; raut mukanya menandakan keputusasaannya. "Para desa saja yang tahu apa yang mempesonakan diriku. Dengan uang hasil jerih payah dalam tanganku, aku pergi ke kedai minuman keras. Kalau masih ada sisanya setelah itu, aku menghabiskannya dengan tukang judi. Dan kalau ada yang menantang pada waktu aku sedang mabuk biar soalnya sepele saja aku pun suka berkelahi."

Kim memotong pengakuan ayahnya. "Tetapi ia sungguh seorang ayah yang baik, pak. Sunguh rajin kerjanya! Sepanjang minggu, dari pagi sampai sore ia bekerja, tanpa istirahat, agar ada makanan untuk aku dan ibuku. Hanya saja, . . . seperti ia katakan, ia tidak sanggup membawa pulang uang hasil jerih payahnya."

Pak Ahn menggelengkan kepalanya. "Tidak ada harapan bagiku," bisiknya.

"Ah jangan katakan begitu, Pak!" ujar pria itu. Ia pun mengeluarkan lagi empat buku kecil. "Ini obatnya, pak. Inilah jalan keselamatan, jalan menghindari kejahatan. Di sini Bapak dapat belajar tentang Dia yang memang sanggup memberi kekuatan untuk berkelakuan baik. Bapak mau beli buku-buku kecil ini? Lebih baik menyerahkan uang Bapak di sini, ya, daripada di sana, di kedai minuman keras, kan?"

Pak Ahn rupanya bingung. Hampir saja si Kim mengeluarkan uang dari sakunya. Tetapi penjual buku tadi memperhatikan gerakan tangannya. "Jangan, Nak," katanya mencegah. "Ayahmulah yang harus memilih sendiri: Jalan keselamatan, ataukah jalan kemusnahan. Satu kali saja mencicipi minuman keras, dan sudah terlambat. Ia akan ketagihan lagi dengan minuman keras dan perjudian."

Pak Ahn masih bingung rupanya. Betapa rindunya dia merasakan minuman keras itu meleleh lewat kerongkongannya yang kering! Betapa rindunya merasakan, bukan lagi kebingunangan, melainkan kejantanan, kesombongan, kerelaan mengadu kekuatan dengan siapa saja!

Pikiran Pak Ahn melayang jauh ke kampung halamannya dulu. Di sana pula ia sering tergoda. Itulah sebabnya ia sudah mengambil keputusan untuk pindah ke kebun sayuran milik para pertapa: agar ia dapat menjauhkan diri dari godaan.

Baiklah! Kata Pak Ahn dalam hati. Dulu aku telah mengambil ketputusan: sekarang pun aku masih dapat mengambil keputusan. Lalu ia mengeluarkan uang di dalam sakunya sendiri "Aku akan membeli," katanya dengan jelas.

"Baiklah!" Penjual itu tersenyum lebar pada saat ia menyodorkan keempat buku kecil. "Bapak tidak akan menyesal setelah membeli. Nah, sekarang . . ."

Pak Ahn tidak menunggu penjual itu selesai bicara. "Sekarang aku akan pulang saja," katanya, "Kali ini saja, aku akan pulang tanpa menghabiskan sisa uangku."

Namun mereka tidak jadi segera pulang. Mereka mampir dulu di sebuah kios tempat penjual pakaian. Mata si Kim berbinar-binar pada saat ia menyaksikan jubah baru yang dibeli untuk ibunya. Ia merasa sangat senang karena mereka pulang dengan penuh hasil jerih payah ayahnya. Ia juga senang karena ibunya pasti gembira sekali dibelikan jubah baru yang bagus.

Wah, terasa amat pendek jalannya ketika mereka berdua pulang! Pak Ahn seperti orang baru. Kegersangan hatinya telah hilang. Mengapa tidak? Ia sudah pergi ke pasar, sudah menjual hasilnya, dengan bantuan seorang penjual buku, ia sekarang pulang dengan uang masih di dalam sakunya.

Banyak lelucon yang diceritakannya kepada si Kim selama mereka berjalan kaki. Dan kasih sayang si Kim terhadap ayahnya itu menjadi lebih besar lagi karena diwarnai rasa banggga: Bukankah ayahnya telah mengalahkan godaan?

Sudah sore pada saat mereka tiba di tempat kaum pertapa. Tercium bau kemenyan dan hio yang sedang dipersembahkan di dalam kelenteng yang letaknya di situ.

"Ah!" kata Pak Ahn sambil mengerutkan dahinya. "Aku kurang pasti, Nak, tapi rasanya ajaran keempat buku kecil ini lebih cocok bagiku daripada agama kaum pertapa. Agama mereka itu belum sanggup memberiku kekuatan untuk berkelakuan baik. Mari kita lihat, kalau-kalau ajaran dalam buku-buku kecil ini dapat menolong diriku." . . .

Sementara itu, di dalam gubuk mereka, Ibu Ahn sedang menyelesaikan tugas tetek-bengeknya. Lalu ia berdiri tegak. Terdengar suara-suara . . . masih samar-samar, seolah-olah dari jauh. Ia melirik ke cakrawala: Langit masih berwarna-warni karena matahari sedang terbenam, dan belum kelihatan bintang sebuah pun. Masakan Pak Ahn dan si Kim sudah pulang dari pasar seawal ini! masakan . . .

Namun . . . memang betul! Kim menari-nari kegirangan, walau kakinya yang kecil itu sudah capai. Dan Pak Ahn: matanya bersinar nakal seperti pada waktu mereka baru menikah!

Ibu Ahn bertambah heran ketika jubah baru itu dikeluarkan dari bungkusannya, dan ketika uang sisa diletakkan pada telapak tangannya. "Wah, kok begini?" tanyanya.

Pak Ahn mulai menjelaskan. Diceritakannya tentang penjual buku itu, dan tentang kata-kata yang dibacakannya dengan nyaring dari buku-buku kecil. Diceritakannya pula tentang nasihat bahwa ajaran dalam keempat buku kecil itu dapat menyelamatkan seseorang dari jalan kejahatan, sehingga Pak Ahn membeli keempatnya, lalu segera pulang.

Kemudian mereka makan bersama-sama. Setelah itu, selama masih ada seberkas cahaya, Pak Ahn membcakan bagi istrinya yang masih keheranan, dan bagi anak mereka si Kim. Dibacakannya kisah indah yang termuat di dalam Keempat Kitab Injil.

Sore dmei sore, setelah pekerjaan di kebun usai, pak Ahn suka membacakan. Istrinya mendengarkan dengan diam, sambil menyiapkan makanan mereka. Kim juga memasang telinga. Kemudian mereka bertiga suka berbincang-bincang tentang isi Keempat Kitab itu. Alangkah baiknya kalau mereka dapat mengetahui lebih banyak tentang ajaran-ajaran yang indah itu!

Sekali lagi Pak Ahn pergi ke pasar. Sekali lagi ia ditemani oleh si Kim. Sekali lagi penjual buku itu ada di sana, maka Pak Ahn membujuk dia agar mampir ke kebun milik kaum pertapa serta mengajar keluarga Ahn di sana.

Pada hari itu pula, untuk kedua kalinya Pak Ahn dan putranya pulang awal, dengan wajah yang tengadah dan dengan uang di dalam saku mereka. pada hari itu pula, si Kim dengan bangga berjalan kaki sambil memakai sandal yang baru, dan ayahnya membawa serta sebuah pacul yang bagus. Sekali lagi dengan penuh sukacita mereka pulang kepada Ibu Ahn dan menceritakan kepadanya segala sesuatu yang telah dikatakan oleh penjual buku itu.

Beberapa minggu kemudian, penjual itu sendiri datang berkunjung. Setelah itu, menyusul juga seorang pengabar Injil. Ternyata Pak Ahn, ibu Ahn, dan si Kim benar-benar sudah menempuh jalan hidup baru yang ditunjukkan di dalam "Keempat Buku Kecil" itu. Mereka benar-benar telah menjadi pengikut Tuhan Yesus.

"Kekuatan untuk berkelakuan baik!" kata Pak Ahn dengan rasa puas. "Yah, . . . aku sudah menemukannya. Tidak usah lagi aku bekerja keras namun putus asa karena semua hasil jerih payahku itu akan menjadi sia-sia kalau aku menghadapi godaan."

Bahkan Pak Ahn berani tertawa saja kalau kawan-kawannya yang lama itu mengajak dia berjudi lagi. Dengan mudah saja ia dapat menggelengkan kepala, lalu meninggalkan kedai minuman keras. Tidak lagi ia merasa tergoda untuk berbual-bual, bertengkar mulut, kemudian berkelahi.

Putranya sering menemani dia pergi ke kota. Memang kehidupan mereka masih menuntut kerja keras. Tetapi bercampur dengan pekerjaan yang berat itu ada juga sukacita yang sejati; dan apa gerangan yang dapat diharapkan di dunia ini yang melebihi sukacita seperti itu?

Pada suatu hari Sabtu, hasil sayuran milik Pak Ahn terjual habis agak siang. Maka ia mulai membantu penjual "Keempat Buku Kecil."

Penjual itu mengamat-amati pembantunya yang baru. Dalam jangka waktu yang sama, ternyata Pak Ahn dapat menjual sepuluh buku, sedangkan ia sendiri hanya sanggup menjual satu buku saja.

Orang ini seharusnya bergabung dengan kami! kata penjual Alkitab itu dalam hatinya. Bapak ini seharusnya memanfaatkan sisa umurnya untuk menyampaikan Kabar Keselamatan kepada orang-orang lain. Karena tidak setiap orang yang berbakat seperti dia untuk bercakap-cakap dengan orang lain, serta menolong mereka menemukan sendiri kekuatan agar berkelakuan baik.

Jadilah Pak Ahn seorang penjual Alkitab. Ia Berkelana jauh di jalan-jalan pedesaan negeri Korea walau hari hujan, walau matahari sedang bersinar terik. Di mana saja ia menceritakan Kabar Keselamatan. Dan di mana saja ia pun menjual Alkitab lengkap, Kitab Perjanjian Baru, dan "Keempat Buku Kecil."

"Nah, ini dia!" ia suka berseru di alun-alun, di pasar, di mana-mana. "Keempat Buku Kecil ini dapat memberi kekuatan agar berkelakuan baik. Aku tahu, karena melalui ajaran-ajaran yang ada di dalamnya, aku sendiri telah mendapat kekuatan itu aku, sebelumnya tidak berdaya. Yah, . . . Pak Ahn si pemabuk, Pak Ahn si penjudi, Pak Ahn si tukang berkelahi itulah aku sendiri, yang sedang berdiri di sini, dan yang sedang menawarkan Keempat Buku Kecil ini pada kalian. Maukan kalian beli?"

TAMAT

Kisah Tukang Cetak Yang Terdampar (Kepulauan Kiribatti, 1856 - 1944)

Pada tahun-tahun 1940-an, Amerika Serikat dan Kekaisaran Jepang sedang berperang di seluruh kawasan Lautan Pasifika yang luas.

Dalam masa peperangan di sekitar perairan besar itu, berkali-kali ada tentara Amerika yang pesawat terbangnya jatuh atau kapal perangnya terkandas di dekat salah satu pulau kecil. Sering tentara-tentara yang malang itu merasa sangat khawatir dan was-was, karena mereka tahu bahwa di kawasan Lautan Pasifika masih ada suku yang belum beradab bahkan masih ada pemakan daging manusia.

Namun berkali-kali pula tentara-tentara Amerika yang terdampar itu mendapati bahwa orang-orang pribumi di pulau-pulau Lautan Pasifika menerima mereka dengan baik. Luka-luka mereka diobati; mereka diberi makanan dan pemondokan.

Yang sering menjadi alasan, mengapa kaum pribumi di pulau-pulau itu berbelas kasihan terhadap orang-orang Amerika yang mendapat kecelakaan ialah karena kaum pribumi itu adalah orang-orang Kristen. Bahkan kadang-kadang tersingkap bahwa seluruh penduduk di salah satu pulau kecil yang terpencil itu sudah percaya kepada Tuhan Yesus.

Bagaimana Firman Allah sampai tersebar di sekian banyak pulau di Lautan Pasifika, serta sangat mempengaruhi sejarah yang berikutnya dari suku-suku pribumi yang tinggal di sana?

Jawaban atas pertanyaan itu merupakan suatu cerita yang panjang. Sebagian dari ceritanya telah dibawakan dalam pasal 5 dari buku ini, dengan judul "Bahasa yang Belum Pernah Ditulis." Sebagian lagi diceritakan di bawah judul "Kisah Tukang Cetak yang Terdampar", yang dimuat dalam pasal 6 ini.

Hiram Bingham, Jr., lahir di kepulauan Hawaii pada tahun 1831, sebelas tahun setelah orang tuanya tiba di sana sebagai utusan Injil. Sebagai seorang anak kecil ia sudah tahu bahwa ayahnya sibuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Hawaii: Bukankah ia sendiri yang kadang-kadang menolong dengan mengantarkan kertas ke bengkel percetakan

Ketika ia sudah besar, Hiram Binghan, Jr. pergi ke tanah air orang tuanya untuk meneruskan pendidikannya. Di sana ia tamat dari Universitas Yale yang terkenal. Di sana ia menikah dengan seorang pemudi Kristen. Dan di sana pula mereka berdua merasa dipanggil Tuhan untuk pergi sebagai utusan Injil ke kepulauan Kiribati di Lautan Pasifika.

Anak-anak gereja di Amerika mempunyai andil khusus dalam usaha mengabarkan Firman Tuhan di antara pulau-pulau yang jauh itu: Bukankah mereka telah mengumpulkan persembahan khusus demi membeli sebuah kapal? Kapal itu yang bernama Morning Star (Bintang Kejora), berlayar dari pelabuhan Boston pada tahun 1856. Dan dua orang di antara penumpangnya adalam Hiram Bingham, Jr. dengan istrinya.

Setelah berlayar selama berbulan-bulan, kapal Morning Star itu berlabuh di kepulauan Hawaii. Di sana Hiram Bingham sempat memperkenalkan pengantinnya yang baru itu kepada orang tuanya. Tetapi perjalanan mereka belum selesai: Mereka harus berlayar terus sejauh seribu lima ratus kilometer lagi ke arah barat daya, baru mereka akan tiba di kepulauan Kiribati.

Orang-orang pribumi di kepulauan Kiribati itu cukup ramah, asal orang-orang asing yang datang ke sana tidak mengganggu atau menyakiti mereka. Tetapi ada juga penduduk yang sangat galak di pulau-pulau lain dekat kepulauan itu. Maka dengan agak khawatir juga Pdt. dan Ny. Bingham melihat kapal Morning Star berangkat lagi, meneruskan tugasnya berkeliling di atara pulau-pulau yang sudah dihuni utusan Injil. Mungkin baru satu tahun kemudian kapal itu akan sempat mampir lagi ke kepulauan Kiribati.

Pdt. Bingham mulai mengerjakan tugas berat yang sudah dilakukan lebih dahulu oleh ayahnya di kepulauan Hawaii, yaitu: mempelajari suatu bahasa yang belum pernah ditulis. Ia harus menunjuk sesuatu, mendengar namanya yang diucapkan oleh seorang penduduk setempat, lalu harus berusaha menulis sesuatu yang mirip dengan bunyi lafalnya.

Sering juga tugas itu membuatnya merasa bingung. Misalnya, ada seorang ibu yang memanggil anaknya, dan anaknya itu berlari kepadanya. Tetapi soalnya, . . . apa arti ssungguhnya dari kata-kata yang diserukan sang ibu itu? Mungkin "Ayo, waktu makan!" Mungkin "Tolong Ibu kerjakan ini!" Mungkin juga, "Anak yang nakal, cepat kau ke mari!" Bagaimanakah seorang asing dapat membedakan, manakah maknanya yang tepat?

Namun Pdt. Bingham dan istrinya belajar dan bekerja terus. Sedikit demi sedikit mereka dapat mengerti bahasa orang Kiribiti. Dan sedikit demi mereka dapat mulai menyusun sendiri kalimat-kalimat dalam bahasa itu.

Dengan segera mereka mulai mencari kata-kata yang tepat untuk menerjemahkan Firman Tuhan. Kitab yang pertama-tama mereka kerjakan ialah, mengirim naskah terjemahan itu ke kepulauan Hawaii. Berbulan-bulan kemudian, barulah hasil cetakannya itu dikirim kembali dari sana.

Sementara itu, Pdt. dan Ny. Bingham sudah mulai bersaksi kepada orang-orang setempat. Sebagai hasilnya, ada saudara-saudara seiman yang dapat menolong mereka dengan tugas-tugas mereka. Pdt. Bingham bahkan sempat pergi ke pulau-pulau terdekat yang penduduknya kurang ramah itu; ia berani menceritakan kasih Tuhan Yesus kepada mereka juga.

Karena banyaknya macam pekerjaan yang harus dilakukan, tugas terjemahan itu tidak selalu berjalan dengan lancar. Namun lambat laun seluruh Kitab Injil Matius berhasil disiapkan untuk proses pencetakan. Dengan rasa syukur Pdt. Bingham mengirim naskahnya ke kepulauan Hawaii. Dengan harapan besar ia dan semua orang Kristen di kepulauan Kiribati menunggu kedatangan kembali sebuah kapal yang akan melintasi jarak seribu lima ratus kilometer itu.

Setelah tiga belas bulan menunggu-nunggu, datanglah juga sebuah kapal dari kepulauan Hawaii. Pdt. dan Ny. Bingham, dengan diiringi banyak penduduk Kiribati, menyongsongnya di pesisir. Namun mereka sangat kecewa: yang dimuat kapal itu, bukan Kitab-Kitab Injil Matius dalam bahasa mereka sendiri, melainkan sebuah mesin cetak kecil, lengkap dengan tinta dan kertas. Terlampir juga berita ini: "Lebih baik kalian mencetaknya sendiri di sana. Dengan demikian tidak usah menunggu-nunggu hasilnya."

Alangkah sedihnya Hiram Bingham, Jr.! Ia tidak tahu apa-apa tentang seni cetak. Bagaimanakah ia dapat merakiti dan menjalankan mesin cetak itu?

Memang ia dan istrinya mencoba. Tetapi tugas itu terlalu rumit bagi mereka. Rupa-rupanya mereka harus menunggu-nunggu lagi, sambil mengirim naskah terjemahan Kitab Injil Matius ke kepulauan Hawaii.

Pdt. Bingham merasa begitu kecewa sampai-sampai ia sulit tidur. Sepanjang malam ia berdoa saja.

Pagi-pagi ada seorang anak laki-laki kecil yang berseru di luar rumahnya: "Pak! Pak! Ada perahu kecil yang datang"? Datangnya dari mana? Siapa pendayungnya?

Pdt. dan Ny. Bingham bergegas pergi ke pesisir. Betul juga berita tadi: Ada perahu kecil yang di dayung oleh empat orang, makin lama makin mendekati pantai. Ternyata mereka itu orang-orang Barat, sama seperti keluarga Bingham sendiri.

"Kalian siapa?" Pdt. Bingham berseru.

"Awak kapal laut," jawab keempat pria itu.

"Kalau begitu, di mana kapal kalian?" Pdt. Bingham bertanya lagi.

"Terkandas di tengah laut," mereka menjelaskan. "Hanya kami berempat yang masih hidup. Kami sudah berdayung kemari sejauh seratus lima puluh kilometer."

Para pelaut yang terdampar itu senang sekali bertemu dengan seseorang yang dapat berbicara bahasa Inggris. Keluarga Bingham langsung menampung mereka di rumah serta memberi mereka makan.

Setelah kekuatan mereka sedikit pulih kembali, mereka mulai jalan-jalan di pulau itu. Ada kemungkinan besar mereka harus menunggu lama sekali, baru ada kapal yang akan mampir lagi yang dapat membawa mereka pulang. Sementara itu, jika ada tugas yang dapat mereka kerjakan, mereka ingin melakukannya sebagai jalan untuk membalas budi kepada keluarga Bingham yang baik hati.

Salah seorang pelaut yang terdampar itu bernama Pak Hotchkiss. Ia menemukan mesin cetak kecik yang telah dikirim dari Hawaii itu, yang masih tersimpan dalam dosnya.

"Wah, apa ini? tanyanya. "Kalian suka mencetak di pulau yang terpencil ini?"

Dengan sedih Pdt. Bingham menggelengkan kepalanya dan menjelaskan apa yang terjadi.

Senyuman Pak Hotchkiss itu lebar sekali. "Aku tukang cetak, Pak," katanya. "Dalam sekejap saja aku dapat menjalankan mesin yang kecil mungil ini. Berikan aku apa saja yang Bapak mau cetak, dan aku akan mengerjakannya. Gampang. Aku juga dapat mengajar Bapak dan orang-orang lain, bagaimana caranya menjalankan mesin ini."

Hiram Bingham, Jr. gembira sekali. "Pasti Hotchkiss memang berhasil merakiti mesin cetak itu. Ketika sebuah kapal mampir dan ketiga temannya itu hendak menaikinya dan pulang, ia sendiri memutuskan untuk tinggal lebih lama di kepulauan Kiribati. Dan ia memang menetap di sana sampai Kitab Injil Matius selesai dicetak, dan sampai Pdt. Bingham serta kawan-kawanya di antara penduduk setempat itu sudah dilatih dengan baik, bagaimana menjalankan mesin cetak.

Kemudian menyusul Kitab Injil Yohanes dalam bahasa Kiribati, lalu Surat Efesus. Tidak mungkin terus mencetak kitab-kitab lainnya, karena persediaan kertas sudah habis. Namun Pdt. Bingham dan istrinya berbesar hati, oleh karena Firman Tuhan sudah mulai meresap ke dalam hati penduduk kepulauan karibiti.

Ternyata Hiram Bingham, Jr. tidak dikaruniai Tuhan dengan kesehatan yang sempurna. Musatahil ia dapat bekerja sekeras ayahnya dulu. Berkali-kali ia jatuh sakit, dan terjemahannya itu terpaksa dilanjutkannya sambil berbaring di tempat tidur. Pembantunya dalam pekerjaan yang mulia itu hanya ada dua orang saja, yakni: istrinya yang setia, dan seorang mantan muridnya yang bernama Musa Kaure.

Walau demikian, Pdt. Bingham berani berjuang terus. Hampir empat puluh tahun dari masa hidupnya dihabiskannya untuk melaksanakan karya terjemahan itu. Akhirnya pada tahun 1893 seluruh Alkitab diterbitkan dalam bahasa Kiribati. Dan isiya makin lama makin mempengaruhi cara hidup para penduduk pulau-pulau di Lautan Pasifika itu.

Itulah sebabnya ketika ada seorang tentara Amerika serikat yang datang ke kepulauan Kiribati pada tahun 1944 semasa Perang Dunia II, ia dan salah seorang penduduk setempat saling menukar Alkitab. Alkitab bahasa Inggris ditinggalkan sebagai kenang-kenangan di kepulauan Kiribati, dan Alkitab bahasa Kiribati dikirim kepada ibu tentara di tanah airnya.

Ibu tentara itu kemudian menulis sepucuk surat yang berisi pertanyaan, yang dialamatkannya kepada Lembaga Alkitab Amerika. Sebagai jawaban, ibu itu mendapat keterangan seperti yang dimuat dalam pasal ini, tentang bagaimana Firman Tuhan mula-mula sampai di kepulauan Kribati, . . . berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

TAMAT

Kitab Kramat Ukuran Besar (Meksiko, abad ke-20)

Mengapa Mama gelisah?" tanya Consuela.

Ibu Teresa tidak menjawab pertanyaan anaknya yang perempuan. Ia tetap duduk termenung, menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan-pelan sambil kelihatan gelisah.

Consuela merangkak ke sisi ibunyanya. Ia mulai merasa takut. Jarang sekali ibunya kelihatan cemas dan sedih seperti ini! Biasanya dialah yang paling gembira di antara semua penduduk daerah pedesaan di Meksiko itu. Tetapi hari ini, ia bahkan tidak mau diajak bicara.

Consuela melirik ke arah ayahnya. "Pak, kenapa Mama gelisah?" tanyanya lagi dengan berbisik.

Papa mengerutkan dahinya. "Wah, itu gara-gara sang pendeta," jawabnya. "Ia menyuruh kami membeli sebuah Kitab Kramat Ukuran Besar."

Consuela heran. "Kitab seperti itu tempatnya di gereja, kan? Bukan di rumah orang miskin seperti kita ini."

Barulah Mama turut berbicara. "Katanya, karena Kitab itu memang mengandung kuasa kramat, kami semua akan selamat kalau mau membelinya.

Suara papa menggeram. "Yah, `katanya' begitu! Menurut hematku, ia hanya menjualnya untuk mendapat uang. Sang pendeta selalu kekurangan uang. Ia bukan gembala sidang yang baik. Ia tidak memelihara jemaatnya. Kenapa kita mesti beli Kitab itu?"

Tetapi Mama nampaknya menjadi lebih cemas lagi. "Dengarlah, Pak Chico: Sebaiknya kita nurut sama sang pendeta. Kalau tidak, nanti kita akan celaka. Aku takut menolaknya!"

Raut muka Papa sangat murung. "Aku juga takut, Teresa. Tetapi . . . kita tidak punya uang sebanyak itu. Untuk membeli Kitab Kramat Ukuran Besar itu, kita harus menjual sebagian dari tanah kita. Dan bagaimana hidup kita kelak kalau tanah kita sudah dijual?"

Maka mereka tidak jadi membeli. Mama takut-takut terus. Sering juga ia menangis. Dan si Consuela merasakan ketidakbahagiaan yang telah memcengkeram seisi rumah tangganya. Bahkan pada waktu ada pesta di desa mereka, tidak seorang pun di rumah mereka yang turut bergembira.

Setiap minggu Mama dan Consuela pergi ke gereja. Dan setiap minggu pula, sang pendeta mendesak agar mereka membeli Kitab Kramat Ukuran Besar. Ia tidak mau menerima penjelasan mereka bahwa Pak Chico, ayah Consuela, segan menjual tanah untuk dapat membeli Kitab itu.

Memang betul perkataan Papa: Sang pendeta itu bukan gembala sidang yang baik. Ia tidak mengasihi anggota-anggota gereja. Ia tidak menghiraukan kepentingan mereka, hanya kepentingan dirinya sendiri saja. Alangkah baiknya jika pendeta di desa Paman Pedro yang menjadi gembala sidang di desa Consuela! Pendeta desa yang baik hati itu pasti tidak akan mengharapkan seseorang menjual tanah untuk membeli buku yang tak dapat dibacanya.

Beberapa bulan kemudian, ada wabah penyakit yang menjangkiti desa Consuela. Banyak orang yang meninggal, . . . di antaranya Pak Chico. Ibu Teresa dan Consuela meratapi dia, bersama-sama dengan para tetangga mereka. Tetapi sang pendeta, bukannya menghibur mereka; ia malah berkata dingin: "kalau kalian sudah membeli Kitab Kramat Ukuran Besar, itu, mungkin ini tidak akan terjadi."

Mama masih gelisah. Jangan-jangan ia juga akan mati, sehingga si Consuela akan ditinggalkan tanpa orang tua! Maka Ibu Teresa menjual sebagian tanah warisannya serta membeli Kitab itu yang sudah lama ditawarkan oleh sang pendeta. ia tidak tahu bahwa hal membeli atau tidak membeli suatu benda walau benda itu dianggap mengandung kuasa kramat tidak ada hubungannya dengan soal penyakit dan kematian.

Sang pendeta membawa Kitab Kramat Ukuran Besar itu ke rumah kecil tempat tingggal Consuela dan ibunya. Ia menaruh Kitab itu di suatu tempat yang terhormat, dan pura-pura mengucapkan suatu doa berkat untuk seisi rumah tangga. Karena tadinya Mama dan Consuela merasa takut, kejadian itu agaknya menghibur hati mereka berdua. Kemudian sang pendeta memanfaatkan uang yang diperolehnya itu; ia segera bepergian, meninggalkan tugas penggembalaannya.

Pada suatu hari Paman Perdro datang ke rumah Consuela dengan naik seekor kuda besar. Ia meminjam kuda itu dari pemilik perkebunan tempat ia bekerja. "Sudah waktunya aku menengok kalian," kata Paman Pedro sambil merangkum Ibu Teresa dan si Consuela. "Aku ingin tahu bagaimana keadaan adikku dan kemenakanku. Kalau keadaannya kurang baik di sini, kalian boleh saja pindah ke rumah kami!"

Tetapi Mama menolak tawarannya yang baik hati itu. "Aku dan Consuela akan menetap di sini, Kak," katanya. Masih ada cukup banyak tanah di sini sehingga kami berdua dapat mencari nafkah."

Lalu ia bercerita kepada Paman Pedro tentang Kitab Kramat Ukuran Besar yang telah dibelinya dari sang pendeta. Ia memperlihatkan Kitab itu yang berbaring di tempatnya yang terhormat . . . ya, tetap saja berbaring di situ; tidak ada seorang pun yang sanggup membacanya atau pun menjelaskan isinya.

"Huh!" cetus Paman Pedro. "Cara murahan untuk mencari uang ," katanya sambil mencibir. "Menakut-nakuti seorang janda sampai ia melepaskan sebagian tanah warisannya. Tapi . . . apa boleh buat, sudah terlanjur. Nah, . . . mari kita lihat, ada apa sih di dalam Kitab ini sehingga dianggap begitu kramat."

Paman Pedro lalu membuka halaman pertama dari Kitab Kramat Ukuran Besar itu dan mulai membacakan isinya. Kata-kata itu kedengarannya asing, namun sangat indah. Paman Pedro kurang pandai membaca, tetapi ia berusaha terus: ```Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.''' Ayat demi ayat dibacakannya, dengan suara yang kurang jelas itu . . . .

Sayang, ketiga orang Meksiko itu tidak sadar bahwa mereka sedang mendengarkan isi Alkitab! Mereka tidak tahu bahwa yang dibacakan itu adalah Kitab Kejadian, pasal satu. Belum pernah ada orang yang membacakan isi Alkitab bagi mereka. Sang pendeta yang dulu itu terlalu malas untuk menceritakan isi Alkitab dengan cara yang dapat dipahami oleh Mama dan si Consuela. Di desa tempat tinggal Paman Pedro, memang ada gembala sidang yang lebih baik, namun Paman Pedro sendiri tidak pernah pergi ke gereja.

"Sangat menarik," kata Paman Pedro sesudah ia capai membacakan. "Nah, aku harus pulang sekarang. Tetapi lain kali aku akan datang lagi, dan kita akan membaca lebih lanjut."

Setiap kali Paman Pedro datang menengok adiknya dan kemenakannya ia pun meluangkan waktu untuk membacakan Kitab Kramat Ukuran Besar itu. Pembacaannya pelan-pelan, dengan susah payah. Kadang-kadang kata-kata itu dapat dipahami oleh ketiga pendengarnya; tetapi kadang-kadang kata-kata itu seolah-olah masuk telinga yang satu dan keluar telinga yang lain, sama sekali tidak memberi pengertian.

"Namun demikian, sebaiknya kita baca terus," kata Ibu Teresa dengan rasa senang. "pasti kita akan diberkati kalau membaca Kitab Kramat Ukuran Besar ini."

Si Consuela turut senang, karena kini ada rasa kebahagiaan di rumahnya. Cuaca pun baik, dan hasil kebun mereka banyak. Consuela dan ibunya tidak akan kekurangan sebelum datangnya musim dingin.

Pada suatu hari Consuela berlari-lari kecil ke arah rumah temannya, si Trini. Tiba-tiba ia berhenti di jalanan desa itu. Ia mendengar sesuatu: Ada seorang pria yang sedang menyanyi, dan nyanyiannya itu lagu yang baru bagi Consuela.

Consuela paling gemar menyanyi. Kebetulan ia kenal dekat dengan tetangganya, dari mana lagu itu mengalun. Maka ia masuk dan melihat seluruh keluarga itu sedang berkumpul dengan seorang pria yang belum ia kenal. Pria itulah yang tadi menyanyi. Rupa-rupanya bapak itu datang dari tempat lain; ada sepeda dengan bungkusan terikat padanya yang disandarkan pada dinding rumah.

Setelah saat menyanyi selesai, pria itu mengambil sebuah buku kecil dari bungkusan di sepedanya. Ia membukanya dan mulai memmbacakan isinya.

Tiba-tiba si Consuela menarik napas: kata-kata itu persis sama seperti kata-kata yang telah dibacakan oleh Paman Pedro dari Kitab Kramat Ukuran Besar, pada waktu kunjungannya minggu yang lalu!

Consuela lari tunggang langgang ke rumahnya dan memberitahu ibunya apa yang didengarnya. Lalu ibu Teresa juga ikut Consuela kembali ke rumah tetangga mereka. Untung, pria dari tempat lain itu masih berbicara. Ternyata ia sanggup menjelaskan arti kata-kata yang dibacakannya tadi. Ia memakai bahasa sederhana, seolah-olah ia mengerti cara hidup sehari-hari orang desa itu. Kata-kata indah itu yang tadinya melayang tanpa arti, kini mulai bersarang dalam hati Consuela dan ibunya.

Kemudian menyusul saat menyanyi yang kedua. Bapak itu memperhatikan bahwa ada beberapa anak yang hadir, maka ia menyediakan waktu untuk mengajar mereka sebuah lagu khusus. Consuela senang menyanyikannya bersama-sama dengan kawan-kawannya. Menurut lagu itu, Yesus mengasihi setiap anak, karena Alkitab memberitahu mereka hal itu. Belum pernah si Consuela merasa bahwa Yesus mengasihinya, atau bahwa ada tulisan di dalam Alkitab yang membuktikan hal itu.

Bapak itu lalu membacakan tentang saat-saat Tuhan Yesus menyambut anak-anak.

"Inilah Alkitab," katanya menjelaskan. "Inilah Firman Allah. Isinya bercerita tentang Tuhan Yesus. Isinya memberitahu kita bagaimana kita harus hidup sebagai anak-anak Allah."

Pada waktu ia hendak pulang, bapak itu bertanya: "Bolehkah aku datang lagi minggu depan? Bolehkah aku mengajak kalian menyanyi tentang kasih Tuhan, serta mengajar kalian Firman Allah?"

Nyonya rumah itu membalas, "Pak, kata-kata itu sangat baik, juga lagu-lagu tadi. Bapak akan disambut dengan gembira tiap kali Bapak mau datang ke rumah kami."

Bapak itu mengambil sepedanya dan menuntunnya ke luar. "Tuhan memberkati kalian!" serunya pada saat ia berangkat.

Ketika Paman Pedro datang lagi pada minggu yang berikutnya, banyak sekali yang diceritakan kepadanya oleh ibu Teresa dan si Consuela! Mereka mengulangi apa yang dikatakan oleh bapak itu tentang kata-kata yang telah dibacakannya. Lalu Paman Pedro mencari kata-kata yang sama juga dalam Kitab Kramat Ukuran Besar, serta membacakannya sekali lagi.

Kemudian si Consuela membujuk pamannya agar ia membacakan sebuah cerita tentang Tuhan Yesus. Lama sekali Paman Pedro membolakbalikkan halaman dalam Kitab Kramat itu! Namun ia tidak berhasil menemukan apa yang diminta oleh Consuela. "Suruh bapak itu mampir ke mari dan memberi tanda pada halamannya yang tepat," demikian nasihatnya.

Minggu demi minggu bapak penginjil itu datang ke desa Consuela, dengan maenaiki sepedanya. Memang ada penduduk yang tidak menyukai kedatangannya. Sang pendeta yang lama masih bepergian, namun ada anggota-anggota gereja lama yang khawatir bahwa ia akan kurang senang kalau sepulangnya nanti ia mendapati adanya penginjil lain di desa itu.

Tetapi Ibu Teresa tersenyum saja pada waktu ia mendengar omelan tetangganya. "Bagaimana sang pendeta akan merasa kurang senang?" tanyanya. "Kan kami hanya belajar mengerti isi Kitab Kramat Ukuran Besar yang telah dijualnya sendiri kepada kami?"

Minggu demi minggu bapak penginjil kaum awam itu datang dengan setia dari desa lain yang dekat. Minggu demi minggu Consuela dan ibunya mendengar penjelasan Firman Allah yang disampaikannya. Mereka mulai menerima ajarannya. Mereka sudah menghafal lagu-lagunya. Dan yang lebih penting mereka sudah mulai mengasihi Tuhan Yesus.

Pada suatu hari Consuela dan Ibu Teresa dibaptiskan, bersama-sama dengan beberapa tetangga mereka. Lahirlah sebuah jemaat kecil yang baru di desa mereka.

Sang pendeta yang lama tidak pernah kembali ke desa itu. Memang ada petugas-petugas lain dari gereja lama itu yang sewaktu-waktu datang dan mengancam penduduk desa yang sudah berani menganut suatu aliran baru. Tetapi Ibu Teresa selalu menjawab mereka dengan manisnya: "Kenapa kami dianggap berbuat salah? Kami hanya mengikuti Kitab Kramat Ukuran Besar, yang kami beli dulu dengan harga yang mahal dari sang pendeta di gereja kami yang lama."

Pada masa itu si Consuela sudah belajar membaca di sekolah desa. "Mama haru belajar juga," katanya suatu hari kepada Ibu Teresa. "Tidak sulit, Mama! Aku sendiri dapat mengajar Mama membaca."

Ibunya tertawa saja. "Cukup banyak kesibukanku, tidak usah aku belajar membaca. Itu tidak perlu; apalagi kamu dan setiap anak di desa ini dapat membacakannya bagiku."

Beberapa hari kemudian, ketika si Consuela terus membujuk, Mama menambahkan: "Consuela, ibumu adalah seorang desa yang buta huruf. Tetapi kamu sudah mulai belajar, dan kamu harus belajar terus. Sesudah tamat sekolah di desa kita, kamu harus pergi ke sekolah di kota. Siapa tahu, mungkin pada suatu saat kamu akan kembali ke mari sebagai seorang guru Alkitab. Mungkin kamulah yang akan mengajarkan isi Kitab Kramat Ukuran Besar!"

Consuela melongo. Belum pernah terlintas pada pikirannya bahwa hal seperti itu dapat menjadi kenyataan. Namun kalau Mama mengharapkan yang demikian, Consuela siap sedia rajin belajar terus.

"Yah," kata Ibu Teresa, "untung sekali kita telah membeli Kitab Kramat Ukuran Besar itu. Yang menjualnya dulu tidak mengindahkan ajarannya, dan yang membelinya dulu tidak mengerti isinya, namun Firman Allah yang tertulis di dalam Kitab itu membawa kebahagiaan bagi kita."

Consuela tersenyum. "Tahukah Mama, Trini dan anak-anak yang lain sedang melatih sebuah sandiwara pendek? Dan ceritanya diambil dari Kitab itu juga," katanya. "Nanti bapak penginjil akan heran melihat sandiwara kami."

"Bagus!" kata Ibu Teresa. "kalau begitu, sebaiknya kau lari ke rumah Trini sekarang dan bermain di sana. Kan kita dengar dari Firman Allah minggu lalu, bahwa kita perlu tubuh yang sehat supaya kita dapat melayani Tuhan Yesus?"

TAMAT

Kitab Suci Yang Terlalu Diagungkan (Seluruh dunia, abad ke-4 hingga kini)

Mungkin judul di ats itu agak membingungkan. Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa ada "Kitab Suci yang Terlalu Diagungkan"?

Hieronymus, penerjemah Alkitab Vulgata dalam bahasa Latin (lihat pasal 1 dalam buku ini), mungkin sekali cukup mengerti maksud judul di atas. Pada masa hidup Hieronymus, sudah ada berbagai-bagai terjemahan Alkitab bahasa Latin; ada yang baik, ada pula yang jelek. Namun setiap terjemahan itu, apakah baik atau jelek, di antara pembacanya ada yang merasa: "Pasti inilah Kitab Suci yang paling bagus!"

Karena umat Kristen pada zaman kuno itu terlalu mengagungkan terjemahan-terjemahan Alkitab yang sudah ada, maka semula mereka tidak mau menerima terjemahan baru yang dikerjakan oleh Hieronymus. Sejak tahun 383, ketika ia mengerjakan terjemahan baru keempat Kitab Injil atas imbauan Paus Damasus, Hieronymus sudah menyadari bahwa ada umat Kristen yang terlalu mengagungkan terjemahan lama. Sang penerjemah itu menyurati sri paus sebagai berikut:

"Setiap pembaca Alkitab, apakah dia pandai atau bodoh, ketika ia memegang terjemahanku dan menemukan susunan kata-kata yang berbeda dengan yang sudah biasa baginya, pasti ia akan mengangkat suaranya dan menuduh bahwa aku adalah seorang pemalsu, penghujat, seorang yang berani mengubah, meralat, mengutik-ngutik Kitab Suci yang sudah lama ada!"

Reaksi seperti itu sesungguhnya sudah sering muncul sepanjang abad, dan di seluruh dunia. Pada tahun 1971-1974, ketika Lembaga Alkitab Indonesia mula-mula menerbitkan terjemahan yang sekarang ini paling lazim dipakai, ada orang-orang Kristen yang tidak mau menerimanya. Ada seorang sarjana teologi yang mau mengkritiknya dengan tajam. Bahkan ada suatu organisasi Kristen yang mengongkosi pencetakan ulang terjemahan lama, oleh karena mereka sama sekali tidak mau bersangkutan dengan "terjemahan baru yang jelek" itu!

Hieronymus merasa kurang sabar terhadap orang-orang Kristen yang bersikap kolot seperti itu. Ia pernah menyambut mereka sebagai "keledai berkaki dua", dan menyatakan sebagai berikut: "Percuma aku memainkan kecapiku bagi keledai! Jika mereka tidak mau minum dari sumber air yang jernih, biarlah mereka minum air sungai yang keruh!"

Dalam salah satu tulisannya, Hieronymus pun menggambarkan dirinya sebagai seorang penerjemah Alkitab yang terbentur pada dua masalah:

"Seandainya aku bekerja sampai mengeluarkan keringat dengan menganyam keranjang untuk mendapat nafkah, maka tidak ada seorang pun yang akan mengiri kepadaku. Tetapi justru karena aku menaati Amanat Sang Juru Selamat, dan demi kebaikan jiwa-jiwa manusia aku memilih untuk menyediakan Roti Hidup yang tak kunjung binasa, yaitu membersihkan jalan kebenaran dengan mencabut alang-alang yang oleh kebodohan pernah ditanam di situ maka aku dituduh telah berbuat dua macam kejahatan: Jika aku meralat yang kurang tepat dalam Alkitab, aku dikutuk sebagai pemalsu. Tetapi jika aku tidak meralatnya, aku didamprat sebagai penyebar kebohongan."

Lambat laun terjemahan Hieronymus itu diterima secara umum. Bahkan julukannya cukup mencerminkan hal itu: Vulgata, atau Alkitab "Untuk Semua Orang." Bahkan Vulgata itu pun pernah diberi nama kehormatan yang lebih luhur lagi: "Ratu di Antara Semua Versi Alkitab" . . . .

Sayang, . . . ada perkembangan sejarah selama abad-abad terkemudian yang pasti akan sangat membingungkan Hieronymus, seandainya ia masih hidup pada abad-abad tersebut. Alkitab Vulgata itu disalin dengan tulisan tangan selama seribu tahun lebih, karena di dunia Barat belum ada mesin cetak. Dan sama seperti yang selalu terjadi dengan salinan apa saja yang dibuat oleh manusia yang kurang sempurna di sana sini terdapat salinan yang salah tulis. Lagi pula, terjemahan asli Hieronymus itu sendiri tidak seratus persen sempurna, karena yang mengerjakannya pun adalah manusia yang kurang sempurna.

Pada masa Reformasi Protestan, para pemimpin Gereja Katolik Roma diberitahu bahwa telah ditemukan banyak naskah Alkitab kuno dalam bahasa-bahasa aslinya, yang sangat berfaedah guna memperbaiki Alkitab Vulgata. Namun, semuanya itu mereka tolak. Sebaliknya, mereka bersikeras hanya Vulgata sajalah yang harus dipakai dalam ibadah umat Katolik di seluruh dunia, yang lain tidak. Padahal semula Hieronymus sendiri justru mengerjakan Vulgata untuk mengganti terjemahan-terjemahan Alkitab lama yang kurang tepat!

Apakah akibat perkembangan sejarah yang tak diharapkan itu, yakni Alkitab Vulgata terlalu diagungkan?

+ Selama berabad-abad, setiap kali ada rapat gerejawi agung di kalangan umat Katolik Roma, ada salinan Alkitab Vulgata yang dimasukkan ke dalam sebuah peti keemasan yang indah, lalu dibawa dalam arak-arakan suci, seolah-olah menjadi patung berhala.

+ Selama berabad-abad, bila para utusan Injil Katolik Roma pergi kepada bangsa-bangsa asing, mereka membawa serta Alkitab Vulgata saja, dan mengharapkan agar orang yang bahasanya lain daripada bahasa Latin itu akan merasa puas dengan Alkitab dalam bahasa yang sudah kuno.

+ Selama berabad-abad, bahkan sampai beberapa puluh tahun yang lalu, acara kebaktian dalam setiap gereja Katolik Roma di Indonesia dan di seluruh dunia selalu diselenggarakan dalam bahasa Latin saja . . . pada hal bahasa itu sudah mati, tidak lagi dibicarakan oleh siapa pun, di tempat mana pun juga.

Syukurlah, pada pertengahan abad ke-20 para pemimpin umat Katolik Roma mulai menyadari kejanggalan ini. Pada masa sekarang, di mana-mana orang-orang Katolik didorong untuk mempunyai dan membaca Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri. Bahkan umat Kristen golongan Katolik itu suka bekerja sama dengan umat Kristen golongan non-Katolik demi terjemahan Alkitab dalam bahasa yang mudah dipahami pada masa kini, seperti misalnya Alkitab Kabar Baik Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari . . . .

Bagaimana dengan umat Kristen non-Katolik? Apakah mereka juga pernah terjebak karena "terlalu mengagungkan Kitab Suci"? Apakah mereka juga pernah memperlakukan satu terjemahan Alkitab tertentu seolah-olah menjadi patung berhala?

Sayang sekali, bukan hanya umat Katolik Roma saja yang pernah keliru dengan cara demikian. Umat Kristen Nestorian juga ikut terjebak.

Mungkin orang-orang Nestorianlah yang mula-mula membawa Kabar Baik tentang Tuhan Yesus ke kepulauan Nusantara. Ada tradisi kuno yang menyatakan bahwa beberapa gereja Nestorian sudah didirikan di daerah Barus, Sumatera Utara, pada abad ke-12.

Mengapa aliran Nestorian itu tidak tahan lama di Indonesia? Mungkin alasannya (antara lain) ialah, karena orang-orang Kristen Nestorian kurang antusias menerjemahkan Firman Tuhan ke dalam bahasa setempat. Menurut mereka, sudah cukupkah bila ada Alkitab bahasa Siria Kuno yang telah mereka miliki sejak abad ke-5. Jadi, bila para utusan Injil Nestorian pergi ke mana-mana (dan mereka itu memang cukup banyak dan cukup rajin), mereka hanya membawa serta sebuah terjemahan Alkitab yang sangat kuno dan sulit dipahami. (Salah satu akibat dari kelalaian mereka dalam hal menerjemahkan Alkitab itu dapat dibaca berupa kisah nyata yang berjudul "Gereja yang Tidak Mempunyai Alkitab", pada Jilid 2 dalam buku seri ini.)

Alkitab bahasa Siria Kuno itu pun satu-satunya Alkitab yang dikenal di jazirah Arab pada abad ke-6 dan ke-7. Bagaimana seandainya orang-orang Kristen dahulu kala di daerah Arab itu lebih rajin menerjemahkan Alkitab? Bagaimana seandainya orang-orang Arab pada zaman itu sudah dapat membaca dalam bahasa ibu mereka, tentang Isa Almasih, Sang Juru Selamat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Esa?

Pengandaian itu sungguh menarik. Namun kenyataannya, baru ada Alkitab bahasa Arab sesudah ada Alquran bahasa Arab, dan bukan sebelumnya. Lagi pula, kebanyakan terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Arab yang dikerjakan kemudian, bahkan sampai abad ke-19, seakan-akan timbul sebuah reaksi terhadap munculnya agama Islam, dan bukan sebagai usaha untuk menyediakan Alkitab bahasa Arab yang sungguh komunikatif.

Misalnya: Apakah kaum Muslimin suka memakai istilah "Isa Almasih"? Baiklah! Kaum Kristen akan memakai istilah "Yesu Kristo." Apakah kaum Muslimin suka menyebutkan Ibrahim, Solaiman, Yahya? Baiklah! Kaum Kristen akan menyebutkan Abraham, Salomo, Yohanes. Sampai sekarang pun penyisihan istilah-istilah khas Arab itu masih disengaja, dan masih kuat pengaruhnya terhadap terjemahan-terjemahan Alkitab dalam banyak bahasa modern.

Mungkinkah pembaca mulai berpendapat, bahwa apa yang diceritakan dalam pasal 2 ini tidak ada sangkut pautnya dengan diri pembaca sendiri? Memang, semuanya itu berkisar pada kekeliruan orang Kristen yang berbeda alirannya daripada mayoritas orang Kristen di dunia sekarang. Orang Kristen non-Katolik seperti kaum Protestan, misalnya pasti belum pernah terjebak sehingga mereka terlalu mengagungkan satu terjemahan Alkitab tertentu, ya? . . .

Kenyataannya, kaum Kristen non-Katolik terlibat juga. Contohnya, mereka yang suka membaca Alkitab dalam bahasa Inggris, bahasa Internasional di seluruh dunia: Pada tahun 1611 telah terbit suatu terjemahan Alkitab baru yang sangat bagus, atas titah Raja James I di Inggris. Baginda menitahkan agar versi baru itu diadakan, justru sebagai pengganti banyak terjemahan lama yang dianggap tidak lagi memadai.

Dalam prakata Alkitab Versi Raja James yang terkenal itu, panitia penerjemah mengajukan dua pertanyaan retoris: "Apakah Kerajaan Allah itu telah menjadi kata dan kalimat? Mengapa kita membiarkan diri dibelenggu olehnya, jikalau kita boleh merdeka?"

Sayang sekali, justru itulah yang kemudian menjadi kenyataan: "Kata dan kalimat" Alkitab Versi Raja James itu menjadi semacam rantai, sehingga sebagian besar umat Kristen non-Katolik di seluruh dunia Barat memang "dibelenggu olehnya." Selama dua setengah abad lebih, tidak ada usaha sedikit pun untuk menghasilkan terjemahan baru, padahal selama jangka waktu itu bahasa Inggris terus berkembang dengan pesatnya.

Menjelang akhir abad ke-19, barulah ada permulaan proyek-proyek penerjemahan baru. Namun banyak orang yang berbahasa Inggris menentang dengan keras setiap usaha itu untuk memperbaiki terjemahan Sabda Allah. "Alkitab baru ini mengadung racun rohani!" demikianlah ucapan banyak orang Kristen. Menjelang akhir abad ke-20, barulah untuk pertama kalinya ada terjemahan-terjemahan modern yang berhasil menggeser Alkitab Versi Raja James sebagai Kitab Suci berbahasa Inggris yang paling laris.

Nah, . . . kebanyakan kisah nyata yang diceritakan dalam pasal 2 ini terjadi di negeri-negeri lain, bukan? Pernahkah umat Kristen Indonesia juga mengagungkan satu terjemahan Alkitab tertentu, sehingga mereka tidak mau menerima Alkitab baru yang sesungguhnya lebih mudah dipahami? . . .

Pernah. Cerita lama yang menyedihkan itu terulang lagi di Bumi Nusantara. Jilid 1 dalam buku seri ini memuat kisah nyata tentang "Alkitab yang Bungkam di Bahasa Nusantara." Terjemahan Alkitab bahasa Melayu (bahasa Indonesia Kuno) yang paling pertama dan paling terkenal itu adalah terjemahan Leydekker, yang mula-mula diterbitkan dengan lengkap pada tahun 1733. Lama sekali setelah itu, umat Kristen Indonesia di daerah-daerah tertentu tidak mau tahu tentang Alkitab lain. Bahkan sampai abad ke-20 masih ada cetakan ulang Alkitab Leydekker, atas desakan jemaat-jemaat di Ambon.

Padahal Alkitab Leydekker itu sudah lama menjadi suatu Kitab Suci yang amat sulit dibaca. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup, bahasa yang terus berkembang. Istilah-istilah yang gampang ditangkap artinya pada tahun 1733 itu, satu abad kemudian tidak lagi dapat dimengerti dengan mudah apa lagi dua atau tiga abad kemudian!

Pada tahun 1823, seorang penduduk asing di Singapura meminjamkan sebuah Kitab Perjanjian Baru terjemahan Leydekker kepada seorang guru bahasa Melayu bernama Abdullah bin Abdul Kadir. Pada waktu sang guru itu berusaha membacanya, ia pun menjadi sangat heran. Menurut kesaksian Abdullah sendiri: "Buku itu memang ditulis dengan huruf-huruf Melayu, dan mengandung kata-kata Melayu pula. Namun itu bukan bahasa Melayu. Sebab itu aku tidak mengerti maknanya."

Ketika Abdullah mengembalikan Perjanjian Baru itu kepada orang asing yang telah meminjamkannya, orang tersebut bertanya kepadanya melalui seorang pengalih bahasa: "Sudahkah kaubaca buku ini?"

"Ja Meneer," jawab Abdullah.

"Apakah bahasa Melayu memang begitu?" tanyanya.

"Nee, Meneer," jawab Abdullah.

"Jika memang bahasa Melayu tidak begitu," tanyanya lagi, "bagaimana bahasanya yang betul?"

"Aku tidak tahu, Meneer," jawab Abdullah. "Hanya si penulis saja yang tahu bahasa apa itu."

Tidaklah mengherankan bila pernah ada tuduhan bahwa Alkitab Leydekker itu "dijunjung tinggi oleh orang Kristen, tetapi jarang dipahami merupakan semacam penghormatan mekanik, tanpa jiwa atau roh"! . . .

Kitab Suci itu memang sebaiknya selalu dijunjung tinggi. Namun jangan sampai umat Kristen terlalu mengagungkan satu terjemahan Alkitab tertentu! Jangan sampai mereka tidak mau menerjemahkan kembali Sabda Allah ke dalam bahasa yang mereka pakai sehari-hari. Jangan sampai mereka tidak mau menggantikan terjemahan lama dengan terjemahan baru yang lebih tepat dan lebih mudah dipahami.

TAMAT

Mata Yang Mendengar, Jari Yang Melihat Perancis dan seluruh dunia, 1824 hingga kini

Berita Alkitab itu diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia, bukankah begitu?

Akan tetapi, . . . bagaimana dengan manusia yang tidak dapat melihat? Bagaimana dengan manusia yang tidak dapat mendengar? Bagaimana dengan manusia yang memang dapat melihat dan mendengar, namun tidak dapat membaca? Bukankah mereka itu juga berhak memperoleh berita Alkitab?

Ada bermacam-macam cara menyampaikan Firman Allah kepada orang-orang yang buta, yang tuli, atau yang buta huruf. Pasal 3 dan pasal 11 dalam buku ini, serta beberapa pasal dalam jilid-jilid lain dari buku seri ini, memuat kisah nyata tentang hamba-hamba Tuhan yang pernah menyusun abjad untuk bahasa yang belum pernah ditulis, lalu mengajarkannya kepada orang-orang buta huruf sehingga mereka dapat membaca Alkitab dalam bahasa ibu mereka.

Akan tetapi, . . . bagaimana kalau ada orang-orang tertentu yang tidak begitu berminat belajar membaca? Bagaimana kalau ada suku terasing yang sama sekali tidak peduli akan hal tulisan atau bahan cetakan? Bagaimana kalau menurut adat kebiasaan suku itu, segala sesuatu sebaiknya disampaikan secara lisan saja?

Untuk orang-orang seperti itu, ada banyak pengabar Injil di seluruh dunia yang suka menyampaikan inti Alkitab berupa serangkaian cerita. Mereka bercerita mulai dengan penciptaan alam, dan mencapai puncaknya dengan menceritakan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Kadang-kadang ada cerita-cerita Alkitab yang direkam; lalu rekaman itu diputar di daerah pemukiman yang terpencil. Kadang-kadang ada juga gambar-gambar sederhana yang dapat turut menjelaskan "Alkitab lisan" itu.

Lain lagi masalahnya di negeri Jepang. Konon, bangsa Jepang pada umumnya sangat maju dan berpendidikan tinggi. Namun bagi orang Jepang yang tuli, besar halanggannya jika ia hendak membaca Alkitab. Sama seperti kaum tuna rungu di negeri-negeri lain, orang-orang tuli di Jepang itu dapat berkomunikasi melalui isyarat tangan. Akan tetapi, bahasa Jepang yang disampaikan melalui isyarat itu, agak berbeda dengan bahasa Jepang yang ditulis. Banyak seluk beluk yang harus diperagakan dengan raut muka dan sikap badan. Oleh karena itu, orang tuli di Jepang amat sulit membaca Alkitab dengan penuh pengertian, walau dalam bahasanya sendiri sekalipun.

Pada tahun 1993, sekelompok umat Kristen di Jepang mulai menyediakan Firman Allah dalam bentuk yang sungguh lain daripada yang lain. Seorang Jepang yang pandai memperagakan bahasa isyarat itu berturut-turut "membacakan" seluruh isi Kitab Injil Markus. Semua gerak-geriknya itu diabadikan dengan bantuan sebuah kamera video. Lalu rekaman video itu diperbanyak dan diedarkan kepada orang-orang tuli di seluruh Jepang. Barulah mereka benar-benar dapat menangkap seluruh arti Berita Baik tentang Tuhan Yesus. Boleh dikatakan, orang-orang Jepang itu memperoleh Firman Tuhan melalui mata yang mendengar.

Mungkin kisah nyata yang paling menarik tentang berbagai macam usaha sepanjang abad untuk menyediakan Alkitab bagi orang-orang yang ada kelainannya itu, ialah cerita tentang jari yang melihat. Cerita itu dimulai hampir dua abad yang lalu, dengan seorang bocah Perancis bernama Louis Braile . . . .

Louis Braile dilahirkan pada tahun 1809, di sebuah desa yang letaknya tiga puluh kilometer di sebelah timur ibu kota Paris. Ayahnya seorang tukang pembuat tali-temali. Si Louis suka bermain dengan sisa-sisa kulit binatang yang dipakai di bengkel ayahnya. Pada suatu hari, ketika ia berusaha membuat lubang dengan penggerek, alat itu selip dan mengenai pada bola matanya.

Sebagai akibat kecelakaan itu, Louis Braille menjadi buta sama sekali. Namun ia masih tetap ingin belajar tentang segala sesuatu, masih tetap ingin menikmati hidupnya sepenuhnya. Dengan bantuan orang tua dan kakak-kakaknya, bocah tuna netra itu menemukan berbagai-bagai cara untuk memanfaatkan setiap kecakapan yang masih ada padanya. Misalnya: Bila ia mencium bau daging ayam, bawang, dan kentang, ia tahu bahwa ibunya sedang memasak sup. Bila ia mendengar bunyi gerabak-gerubuk roda besar di jalan, ia tahu bahwa tetanggannya sedang membawa hasil tani ke pasar.

Tetapi anggota tubuh yang paling menolong si Louis untuk mengalami keanekaragaman dunia di sekitarnya itu ialah, kesepuluh jarinya. Dengan jari-jarinya itu ia dapat menjamah sehingga dapat membedakan buah apel dengan buah jeruk, alat penggerek dengan alat pengikis, kotak kecil dengan buku besar.

Nah, buku-uku itu! Khususnya buku-buku yang menarik perhatian si Louis. Ia senang mendengar cerita yang disampaikan oleh orang lain. Namun dalam hatinya ia bertanya: Kapan aku dapat membaca sendiri buku-buku yang memuat cerita-cerita itu?

Pada umur sepuluh tahun, Louis Braille meninggalkan rumah orang tuanya dan pergi ke Paris, karena ia telah diterima di sebuah sekolah khusus untuk anak-anak buta. Ia sangat merindukan keluarganya. Namun ia senang dapat pergi ke sekolah, karena ia telah mendengar, di sekolah itu anak-anak tuna netra pun dapat belajar membaca buku.

Memang di sekolah itu ada buku-buku khusus untuk orang buta. Setiap buku itu besar sekali, karena di dalamnya setiap huruf harus dicetak menonjol. Dengan menjamah huruf-huruf yang besar itu satu persatu, si Louis dapat mengenali bentuk tonjolannya. Lalu dengan susah payah ia dapat mengingat deretan huruf-huruf yang digabung itu sehingga menjadi kalimat.

Perlahan-lahan saja cara Louis Braille dapat membaca! Namun dalam waktu yang singkat, ia telah berhasil membaca semua buku yang ada di perpustakaan sekolah khusus itu.

"Mahal sekali mencetak sebuah buku gede dengan huruf-huruf yang menonjol begini!" para guru menjelaskan kepadanya. "Kau tidak usah mengharapkan orang akan mencetak banyak buku semacam itu."

Louis Braille sungguh merasa kecewa pada saat ia menyadari bahwa jumlah buku dalam perpustakaan khusus di sekolah anak-anak buta di ibu kota itu kurang dari dua puluh jilid. Tetapi ia berbesar hati bila para guru mulai mengajar ketrampilan-ketrampilan lain, di samping membaca. Ia menjadi pandai memainkan piano, organ, dan selo (semacam alat musik gesek yang mirip biola tetapi ukurannya lebih besar). Ada juga bengkel pembuat sepatu di sekolah itu, dan si Louis begitu rajin bekerja sehingga ia ditunjuk menjadi mandornya.

Pada umur dua belas tahun, Louis Braille sempat bertemu dengan mantan guru kepala sekolah khusus itu, yakni orang yang mula-mula medapat gagasan mencetak buku-buku besar dengan huruf-huruf menonjol. Si Louis sangat menghargai jasa guru pensiunan yang sudah tua itu. Namun ia pun rindu menemukan suatu cara untuk menghasilkan banyak buku bagi orang buta, dan bukan hanya sedikit saja.

Rasanya harus ada semacam abjad khusus, kata Louis Braille pada diri sendiri. Setiap huruf dalam abjad baru itu harus cukup sederhana, dan harus juga cukup kecil sehingga dapat dirasakan oleh ujung jari manusia.

Pada waktu liburan sekolah, si Louis pulang ke desa. Sepanjang masa libur itu, ia tekun mengadakan percobaan dengan bermacam-macam bahan baku dan alat pertukangan. Ia berusaha menyusun suatu abjad baru dengan memakai berbagai-bagai bentuk: bulat, segitiga, dan persegi empat. Bahkan ia berusaha menggunakan tanda-tanda zodiak sebagai pengganti huruf-huruf biasa. Namun semua usahanya itu sia-sia belaka.

Bila Louis Braille dan teman-temannya kembali ke sekolah di ibu kota, kepada mereka guru kepala menyerahkan beberapa helai kertas tebal dengan bintik-bintik kecil yang terasa menonjol. "Seorang perwira tentara telah menyesuaikan semacam kode Morse sehingga dapat dipakai pada waktu malam," kata guru kepala itu. "Di tempat yang sedang terjadi peperangan, berbahaya sekali pada malam hari jika menyalakan lilin atau lampu. Jadi, melalui sistem ini, para tentara dapat menjamah berbagai tonjolan, dan dengan demikian mereka dapat mengerti perintah yang hendak disampaikan oleh atasan mereka."

Nah, ini dia! kata Louis Braille dalam hati. Ia sudah menemukan prinsip abjad baru yang sangat dirindukannya itu. Aku dapat membuat tonjolan-tonjolan kecil seperti ini, dengan menggunakan alat penggerek dari bengkel ayahku. Tetapi . . . sistem sang perwira ini masih kurang praktis, karena tidak cocok dengan ukuran ujung jari manusia.

Jika manusia menudingkan jari, ujungnya itu berbentuk lebih meninggi daripada melebar. Jadi, pada kertas tebal si Louis membuat susunan enam bintik tonjolan; susunan itu tingginya tiga bintik dan lebarnya dua bintik. Sedikit demi sedikit ia menyusun berbagai-bagai kombinasi antara keenam bintik tonjolan itu, sehingga dengan demikian ia dapat membuat sebuah abjad baru. Dan abjad itu dapat dijamah dengan cepat oleh jari-jari manusia, sehingga dengan demikian orang buta dapat membaca banyak buku! . . .

Ya, sungguh menakjubkan: Tulisan Braille itu ditemukan oleh seorang bocah Perancis yang baru berumur 15 tahun. Memang sistemnya itu masih perlu diperkembangkan dan disempurnakan. Namun tulisan Braille, yang pada masa kini dikenal di seluruh dunia, semuanya berasal dari penemuan si Louis pada tahun 1824 itu.

Sebagai seorang dewasa, Louis Braille menjadi guru anak-anak tuna netra dan pemain organ di gereja. Lama sekali ia harus memperjuangkan sistem tulisannya itu. Ia pun meninggal tahun 1852 pada umur relatif muda, sebelum tulisan Braille itu menjadi lazim di mana-mana. Namun lambat laun sistemnya itu terbukti secara tuntas sebagai cara yang paling praktis untuk menyediakan banyak buku bagi kaum tuna netra.

Kitab lengkap yang pertama-tama dicetak dalam tulisan Braille itu adalah Kitab Mazmur. Contoh singkat yang dipakai untuk memperkenalkan tulisan Braille dalam bahasa Italia, bahasa Spanyol, bahasa Jerman, dan bahasa Inggris ialah, Doa Bapa Kami. Pada masa sekarang, sudah ada Alkitab tulisan Braille dalam berpuluh-puluh bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Satu Alkitab lengkap dengan tulisan abjad khusus pada kertas tebal itu terdiri dua puluh jilid; beratnya 41 kilogram.

Banyak orang buta di seluruh dunia yang dapat menerima Berita Baik, oleh karena penemuan Louis Braille itu ketika ia baru berumur 15 tahun. Dengan jari yang melihat, kaum tuna netra di mana-mana dapat memperoleh Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri.

TAMAT

Mencari Anak Yang Hilang (Paraguay, awal abad ke-20)

Senor Anuncio melangkah dengan mantap di jalanan desa. Ia tidak berjalan cepat, juga tidak berjalan pelan. Ia berjalan sesuai dengan cara berjalan seorang pria Paraguay yang pada hari itu harus menempuh perjalanan cukup jauh, dan tidak menghendaki capai.

Jas dan celana Senor Anuncio yang berwarna abu-abu itu rapi sekali. Tangan yang satu memegang tongkat, sedangkan tangannya yang satunya lagi menjinjing sebuah koper kecil. Sebuah ransel kecil tergantung di bahunya. Tadi pagi waktu berangkat sepatunya mengkilap, tetapi menjelang siang sepatunya itu sudah berdebu.

Ketika Senor Anuncio melewati para petani di ladang, mereka memandang dia dengan perasaan heran. Dari cara berpakaian, mereka dapat melihat bahwa dia itu orang kota, bukan orang desa.

"Kok . . . kenapa ada senor dari kota di sini?" mereka bergumam seorang kepada yang lain. "Jarang sekali ada orang seperti itu yang berjalan kaki ke desa kita! Biasanya orang-orang kaya dari kota seperti dia suka naik kuda dengan cepat, sehingga ayam-ayam kita tergiring ke pinggir jalan."

Jadi, Senor Anuncio sudah menjadi sasaran mata orang sewaktu ia melangkah di jalanan desa itu. Tetapi ia tidak menghiraukan tatapan mereka. Ia memegang kopernya dengan lebih ketat, sambil memperhatikan burung dan binatang kecil yang berlari-lari di pinggir jalan.

Sudah beberapa hari Senor Anuncio berjalan. Ia telah meninggalkan rumahnya di kota besar dengan membawa ransel yang memuat banyak Kitab Injil berukuran kecil. Menurut rencana, ia akan berjalan sejauh desa Nogales, yang telah dicarinya di peta. Dari Nogales ia akan berjalan kembali melalui setiap desa yang sudah dilaluinya, dan ia akan membacakan Kitab Injil kepada penduduk setiap desa itu. Harapan Senor Anuncio ialah, ia akan dapat menjual Kitab-Kitab Injil berukuran kecil kepada orang-orang desa itu sebanyak mungkin.

Ya, Senor Anuncio adalah seorang penjual Alkitab. Pekerjaannya sehari-hari ialah, berusaha menolong orang sebanyak mungkin agar mempunyai firman Allah. Bagi mereka yang uangnya tidak mencukupi untuk membeli seluruh Alkitab, ia pun menyediakan Kitab Injil berukuran kecil dengan harga murah.

Senor Anuncio mendekati sebuah desa. Rasanya inilah tempat yang dituju, namun ia belum yakin. Ia bertanya kepada sekelompok anak-anak yang sedang bermain di bawah naungan pohon yang rindang.

"Betul, Senor, inilah desa Nogales," jawab anak-anak itu. "Alun-alun sudah kelihatan' tuh, di sana. Desa kami sangat kecil," mereka menambahkan.

Senor Anuncio tersenyum. "Maukah kalian mendengar sebuah cerita?" tanyanya.

"Mau, mau!" mereka berseru serentak. Anak-anak itu mengerumuni Senor Anuncio. Sebenarnya tidak usah bertanya kepada mereka; bukankah mereka selalu mau mendengar cerita? Anak-anak itu tidak mempunyai buku, sebuah pun tidak; jadi, cerita-cerita yang mereka ketahui, hanyalah kisah dan dongeng yang dituturkan oleh orang-orang dewasa.

Senor Anuncio pindah tempat, lalu duduk lagi di atas sebuah balok kayu. Anak-anak berkumpul mengelilingi dia, sambil duduk di atas rumput.

"Sekali peristiwa . . .," demikianlah cara memulainya. Dan ia pun mulai menyampaikan salah satu cerita yang sangat digemari anak-anak sejak isi Alkitab mula-mula dituturkan oleh para ibu, bapak, nenek, dan kakek.

Hanya satu cerita sajakah? Wah, dua cerita, tiga, empat . . . sampai tujuh cerita Alkitab disampaikan oleh Senor Anuncio. Namun anak-anak itu masih merengek-rengek, "Satu lagi, hai Senor! Ayo, satu lagi!"

"Hanya satu lagi," ia mengiakan.

Kali ini Senor Anuncio membawakan sebuah cerita yang terkenal, tentang seorang anak laki-laki yang bodoh. Anak itu mengambil uang bagiannya milik ayahnya. Lalu ia pergi ke suatu negeri yang jauh dan memboroskan seluruh uangnya dengan hidup berfoya-foya.

Senor Anuncio tidak memperhatikan bahwa seorang pria dewasa ikut mendengarkan. Orang desa itu sudah tua. Dengan tertatih-tatih ia mendekat dan berdiri dengan tenang di belakang tempat duduk anak-anak itu. Setelah semua cerita selesai, setelah semua anak pulang, barulah pria itu mulai berbicara kepada Senor Anuncio.

"Coba ceritakan, Pak," ajak Senor Anuncio.

Ayah yang sudah tua itu terus bercerita. Sangat besar kasihnya terhadap anak laki-laki itu! "Sepanjang hari ibunya dan aku sedih," katanya. "Kami terus merindukannya agar ia pulang lagi. Ia pergi dari sini sehabis panen tebu, dan itu 'kan sudah lama. Jika ada niat hati akan pulang, pasti ia sudah tiba. Ah!" Bapak itu mengeluh.

Di benak Senor Anuncio muncul sebuah pikiran: Aku akan pergi ke kota yang jauh itu! "Sepanjang hari ibunya dan aku sedih," katanya. "Kami terus merindukannya agar ia pulang lagi. Ia pergi dari sini sehabis panen tebu, dan itu 'kan sudah lama. Jika ada niat hati akan pulang, pasti ia sudah tiba. Ah!" Bapak itu mengeluh.

Maka Senor Anuncio merubah rencana perjalanannya. Ia memperpendek waktu yang tadinya akan digunakan untuk melewati desa-desa sambil memperdagangkan Kitab-Kitab Injil. Dengan segera ia pergi ke kota besar yang telah disebutkan oleh bapak tua itu. Ia mulai mencari beberapa orang yang namanya disebut-sebut juga. "Rupanya mereka itu kawan-kawan anakku," kata sang ayah yang bersedih hati.

Waktu Senor Anuncio menemui beberapa orang itu, ia pun mulai bertanya: "Apakah kalian mengenal seorang pemuda desa bernama Jorge? Ia berasal dari desa Nogales."

"Yah, . . . dulu kami mengenal dia," jawab mereka dengan was-was. Agaknya mereka curiga terhadap maksud tujuan Senor Anuncio.

"Dulu mengenal? Maksudnya, sekarang tidak lagi mengenal?"

"Sudah beberapa bulan belakangan ini, kita tidak bertemu lagi dengan dia," jawab orang-orang itu.

Senor Anuncio mengerutkan dahi dan menggelengkan kepalanya. Sudah jelas, ia merasa sangat prihatin terhadap pemuda desa itu.

Maka mantan kawan-kawannya itu memberanikan diri untuk memberitahukan tambahan berita lagi: "Kayaknya . . . si Jorge ikut sama `kelompok topi jahat'."

"Ah!" Senor Anuncio mengeluh. Mukanya kelihatan tambah sedih. "Itu berita buruk." Ia tahu benar siapa "kelompok topi jahat" itu: Mereka tak lain adalah para penyamun. Mereka mencari nafkah melalui pencurian dan perampokan.

Senor Anuncio pulang ke penginapan. Dalam hati ia bertanya-tanya, bagaimana ia harus bertindak selanjutnya.

Akhirnya ia mendapat akal. Di kota besar itu ia pergi ke suatu daerah di mana para pencuri suka bergerombol. Di sana ia berdiri di persimpangan jalan. Dengan suara mantap dan tenang ia mulai menceritakan perumpamaan anak yang hilang. Bila selesai menyampaikan ceritanya di tempat itu, ia pindah ke persimpangan lain yang berdekatan, dan mulai bercerita lagi. Kadang-kadang ia pun menyandarkan punggungnya pada tembok sebuah rumah yang letaknya tidak di persimpangan jalan, sambil sekali lagi menuturkan cerita yang sama.

Setiap kali Senor Anuncio membawakan cerita yang indah itu, ia selalu terkenang kembali kepada seorang ayah tua di desa, yang sangat mengharapkan agar anaknya pulang. Mungkin karena kenangannya, Senor Anuncio membaca kalimat pendek berikut ini: "Tolong naik tangga, ke tempatku."

Nah, itulah berita yang sudah lama diharapkan dan didoakan oleh Senor Anuncio. Ia segera memasuki rumah itu. Tanpa bertanya lebih dulu apakah di situ ada gerombolan pencuri, apakah tempatnya kurang aman untuk orang jujur, ia langsung saja menaiki tangga. Lalu ia mengetuk pintu kamar yang berjendela di tingkat atas, persis di atas tempat ia tadi menyandarkan punggungnya pada tembok.

Kamar itu sangat sempit. Di atas sebuah tempat tidur yang kumal duduklah seorang pemuda; mukanya sangat kebingungan.

"Aku mendengarkan Senor bercerita tadi," katanya. "Cerita itu tentang seseorang yang mirip dengan diriku. Aku sangat mengharapkan Senor rela datang kemari untuk bertukar pikiran dengan aku."

"Coba ceritakan pengalamanmu, Nak," ajak Senor Anuncio. Ia duduk di samping pemuda itu, di atas tempat tidurnya yang kumal.

"Dulu aku tinggal di sebuah desa yang bernama Nogales," begitu ia mulai. Mata Senor Anuncio berbinar-binar, tetapi ia tidak menyela. "Aku mengumpulkan uang hasil panen tebu, ditambah sejumlah uang yang dapat kupinjam dari ayahku. Rasanya di kota ini aku akan menjadi kaya. Tetapi aku memboroskan uang itu dengan cara-cara yang bodoh. Memang ada beberapa kawan yang menolongku, tetapi bila uangku sudah ludes, mereka meninggalkan aku begitu saja."

Pemuda itu menopang dahinya pada kedua belah tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bodoh, aku bodoh!" cetusnya. "Mestinya aku pulang, tapi aku malu. Mungkin ayahku sangat marah. Lebih baik ia menganggap aku sudah mati, daripada pulang dengan saku yang terkuras habis."

Senor Anuncio menganggukkan kepala sebagai tanda bersimpati. Tetapi sepatah kata pun ia tidak mengucapkan.

"Malam ini aku mendengar cerita yang disampaikan Senor di jalanan, kata pemuda itu selanjutnya. "Ayah dalam cerita itu justru tidak marah. Ia masih mengasihi anaknya. Apakah . . . apakah Senor berpendapat . . . seandainya aku pulang kembali sama seperti anak laki-laki dalam cerita itu, masih ada kemungkinan aku akan disambut ayahku?"

"Kemungkinannya memang ada, " kata Senor Anuncio. "Malah sangat besar kemungkinannya." Lalu ia pun bercerita tentang perjalanannya ke desa Nogales, . . . tentang seorang ayah tua, yang dengan diam-diam datang mendekat agar ia dapat ikut mendengarkan, . . . tentang kisah nyata yang pahit, yang kemudian disampaikan oleh ayah tua itu.

"Mungkinkah?" tanya Senor Anuincio. "Mungkin . . . engkaukah anaknya itu?"

Pemuda itu berdiri tegak. Ia Memandang langsung ke muka Senor Anuncio. "Akulah dia. Namaku Jorge. Malam ini juga aku akan meninggalkan kota ini. Aku akan pulang, akan mencari pekerjaan di desa, akan bekerja kers. Biar kubuktikan kepada ayahku bahwa aku sangat menyesal atas kebodohanku yang dulu."

"Bagus!" kata Senor Anuncio. "Dan aku menghadiahkan sesuatu kepadamu untuk menolongmu ingat akan janjimu tadi." Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah Kitab Perjanjian Baru. "'Nih, bukalah!"

Kitab Suci kecil itu terbuka sendiri pada Injil Lukas pasal 15, karena sudah sekian kali Senor Anuncio membuka perumpamaan anak yang hilang yang terdapat di situ.

"Bacalah cerita ini," Senor Anuncio menasihatkan. "Bacalah juga cerita lainnya dalam Buku kecil ini. Bacalah ajaran-ajaran Tuhan Yesus. Engkau akan mulai mengasihi Dia. Pasti engkau ingin mengikut Dia."

Jorge menerima Kitab Perjanjian Baru itu. "Aku pasti akan membacakanya," janjinya dengan polos.

"Nah, tinggalkan segera tempat ini. Aku akan mengantarmu ke tempat penginapanku, sebab terlalu malam untuk berangkat malam ini," Senor Anuncio menawarkan.

Keesokan harinya Senor Anuncio berpamitan dengan pemuda itu. "Jangan lama-lama di jalan," ia mendesak. "Jangan mengulur waktu biar satu jam pun; ayah dan ibu yang mengaisihimu itu terus menunggumu."

Ketika pemuda itu dengan mantap memulai perjalanannya, Senor Anuncio terus memandang dia sampai menghilang di kejauhan. Ah, nanti di desa Nogales akan terjadi sukacita luar biasa! Demikianlah Senor Anuncio berkata kepada dirinya sendiri.

TAMAT

Orang Kusta Yang Buta (Amerika Latin, abad ke-20)

Antonio tinggal di suatu tempat penampungan orang yang sakit kusta. Sudah bertahun-tahun lamanya ia tinggal di sana, karena Antonio juga sakit kusta. Pada masa itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya yang mengerikan itu. Tidak ada jalan lain: Antonio dan para penderita penyakit kusta lainnya itu harus diasingkan dari masyarakat.

Namun demikian, Antonio adalah seorang penderita penyakit kusta yang bahagia. Pertama-tama, ia bahagia karena ia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal yang kedua, ia bahagia karena dialah satu-satunya orang di tempat penampungan itu yang dapat membaca. Hal yang ketiga, ia bahagia karena ia mempunyai Alkitab.

Semua orang kusta itu buta huruf, kecuali Antonio. Tetapi banyak di antara mereka sekarang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mengapa? Oleh karena Antonio suka membacakan cerita-cerita Alkitab bagi teman-teman senasibnya. Itulah kesenangannya yang terbesar.

Pada suatu hari Antonio mulai merasa agak susah membaca. Matanya terasa agak sakit. Ia semakin terganggu dalam pembacaannya, dan semakin ingin tahu apa sebabnya.

Kemudian seorang dokter datang ke tempat penampungan orang yang sakit kusta itu. Ia memeriksa mata Antonio. Lalu dengan pelan-pelan dokter itu mengucapkan dua kalimat, . . . seolah-olah ia segan sekali mengatakannya: "Kamu akan menjadi buta, Antonio. tidak ada obat yang dapat mencegah hal itu."

Antonio duduk terpaku. Buta! Ia akan menjadi orang kusta yang buta! Ia takkan lagi dapat pergi dari pondok ke pondok sambil membawa Alkitabnya. Ia takkan lagi dapat membacakan cerita-cerita yang indah itu bagi teman-temannya.

Berhari-hari lamanya Antonio duduk terdiam. Bagaimana ia dapat tahan menanggung penderitaan yang bertambah berat itu?

Lalu pada suatu hari Antonio mendapat akal. Matanya makin lama makin kabur, namun ia belum buta. Dan pikirannya masih tetap tajam. Aku akan menghafal beerapa bagian dari Alkitab! kata Antonio pada dirinya sendiri. Nanti kalau aku betul-betul menjadi buta, aku masih dapat pergi dari pondok ke pondok sambil menyampaikan isi Firman Allah kepada teman-temanku!

Segera Antonio mengambil Alkitabnya. Bagian manakah yang hendak dipilihnya untuk dihafal terlebih dahulu? Antonio terus membuka-buka halaman demi halaman.

Ah, penting sekali Sepuluh Hukum Tuhan ini! kata Antonio pada dirinya sendiri. Ah, bagus amat Mazmur 23 ini! Betapa megahnya kata-kata Nabi Yesaya ini! Betapa indahnya ajaran-ajaran Tuhan Yesus dalam pasal ini! Betapa senangnya nanti teman-temanku mendengar cerita mengenai Rasul Paulus ini!

Manakah yang harus dihafalkannya terlebih dahulu? Ayat-ayat manakah yang patut disimpan dalam hatinya selama-lamanya?

Antonio memilih tiga pasal dulu. Mulailah dia menghafal ayat-ayat dari pasal pertama pilihannya itu. Ia bekerja keras. Setelah beberapa waktu, ia dapat menghafalkannya tanpa kesalahan apa pun. Memang tidak sulit untuk mengingat apa yang benar-benar kita senangi, bukan? Lalu ia memulai pasal yang kedua. Tidak lama kemudian ia pun sudah siap mulai menghafalkannya pasal yang ketiga.

Teman-teman Antonio mendengar tentang apa yang sedang dikerjakannya itu. Dengan berjalan pincang mereka satu persatu mulai mampir ke pondoknya.

"Antonio," kata seorang kakek, apakah kamu sudah hafal Mazmur 8? Rasanya aku harus tetap mendengar pasal itu."

"Belum, Kek," jawab Antonio. "Nanti aku akan menghafal pasal itu."

Kakek itu lalu pergi dengan hati yang puas. Kemudian sekelompok anak-anak datang ke pondok Antonio dengan berlari-lari. "Hai, Antonio, tolong hafalkan cerita tentang Tuhan Yesus dan anak-anak!" mereka memohon dengan sangat. "Dan jangan lupa hafalkan juga tentang para gembala dan orang Majus."

"Baiklah!" jawab Antonio. "Tetapi kalian harus turut menghafalkannya bersama-sama dengan aku, ya?"

Seorang bapak bertanya, "Apakah kamu akan menghafal Sepuluh Hukum Tuhan?"

"Memang itu sudah masuk daftarku, Pak," jawab Antonio.

Seorang ibu mendesak, "Kita masih perlu mendengarkan Mazmur Sang Gembala, Mazmur pasal 23 itu."

"O ya, Bu, itu sudah kuhafal," ujar Antonio sambil tersenyum.

"Antonio," sapa seorang nenek dengan suara yang gemetar, "sudahkah kauhafal kata-kata Tuhan Yesus tentang rumah kita di surga?" Nenek itu begitu menderita di dunia ini, dan ia begitu senang mendengar janji Tuhan Yesus tentang rumah di surga, tentang cukup banyak tempat yang telah tersedia bagi semua orang percaya.

"Antonio pun berjanji: Pasti aku akan menghafal bagian itu nanti, Nek."

Demikian Antonio bekerja keras hari demi hari. Demikianlah ia berusaha mengingat baik-baik tiap bagian Alkitab yang sangat dicintai oleh teman-temannya, para penderita penyakit kusta itu.

Matanya makin kabur. Ia makin jarang membaca, dan makin sering mengucapkan ayat-ayat di luar kepala.

Akhirnya saat yang telah lama ditakutinya itu tiba. Pada suatu pagi Antonio membuka Alkitabnya, tetapi tidak ada satu huruf pun yang dapat dibacanya.

Namun ternyata Antonio tidak menjadi sebegitu cemas dan sedih seperti yang disangkanya semula. Waktu untuk belajar sudah selesai, kata Antonio pada dirinya sendiri. Waktu untuk menyampaikan isi Firman Allah kepada teman-temanku sudah tiba.

Dengan samar-samar Antonio masih dapat melihat lorong yang menuju ke pondok-pondok tempat tinggal teman-temannya. Sementara matahari pagi menyinari wajahnya yang tersenyum itu, ia terus berjalan dengan pelan-pelan.

Sewaktu ia sampai di pondok temannya yang terdekat, masih terdengar sambutan ria seperti pada waktu-waktu dulu:

"Antonio datang!" anak-anak berseru.

"Antonio datang!" berkumandanglah suara orang-orang dewasa.

"Antonio ada di sini!" ayo berkumpullah semua! Antonio akan menyampaikan isi Firman Allah kepada kita! Selamat datang, Antonio! Selamat datang!"

Lalu Antonio duduk. Matanya yang tidak berguna lagi itu tak dapat dipakainya untuk membaca. Namun suaranya mantap, dan dengan tepat sekali ia mulai mengucapkan ayat-ayat kesayangannya yang dihafalkannya dari Kitab yang paling dicintainya.

Orang kusta yang buta itu tersenyum. "Kalau Firman Allah ada di dalam hati kita, senang rasanya," kata Antonio.

Para penderita penyakit kusta yang telah berkumpul di sekeliling Antonio itu pun setuju dengan pendapatnya.

"Firman Allah ada di dalam hati kita," kata mereka. "Sungguh senang rasanya!"

TAMAT

Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga (India, 1800 - 1832)

Siapa yang tidak tahu tentang Sungai Gangga yang dianggap suci itu?

Siapa yang tidak tahu tentang kota besar Calcutta, yang terletak di India, di tepi salah satu muara Sungai Gangga?

Kota besar itu diberi nama menurut nama dewi Kali, dewi maut dalam bahasa aslinya, Kalikata, atau Kota Kali. Setahun sekali penduduk Calcutta merayakan Kali Puja; di mana-mana terlihat patung dewi itu, dengan muka hitam, lidah merah, dan berlengan sepuluh. Patung-patung itu didirikan di bawah naungan pondok-pondok khusus, tempat persembahan sajian. Menjelang akhir masa Kali Puja, setiap patung sang dewi dihiasi bunga dan dibuang ke dalam "air suci" Sungai Gangga.

Dua ratus tahun yang lalu, ada yang lain lagi yang juga dibuang ke dalam Sungai Gangga: Ada anak-anak kecil, yang dipersembahkan kepada dewa "air suci", dengan membiarkan mereka mati lemas atau dimakan buaya. Dan di sepanjang tepi Sungai Gangga, ada banyak tempat untuk membakar hidup-hidup para janda, bersama-sama dengan jenazah almarhum suami mereka.

Jika dengan perahu dayung kita mengadakan perjalanan dari kota besar Calcutta ke sebelah utara hanya satu setangah jam, kita akan tiba di sebuah kota kecil; namanya, Serampore. Di sana pernah ada sebuah "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga." Hasil produksinya meluas ke seluruh India, bahkan ke negeri-negeri lain (termasuk pulau Jawa). Dan ke mana-mana produk "pabrik" itu membawa berita hidup, bukan berita maut.

Walau persentase orang India yang percaya sepenuhnya akan berita Firman Hidup itu agak kecil, namun beritanya membawa pengaruh besar terhadap cara hidup rakyat di seluruh India. Lambat laun setiap adat dan kebiasaan yang membawa maut itu terkikis habis. Sekarang anak-anak kecil tidak lagi dibuang ke dalam Sungai Gangga. Janda-janda juga tidak lagi dibakar hidup-hidup di sepanjang tepinya.

Istilah "Pabrik Firman Hidup" itu sengaja dipakai di sini. Ada banyak orang Kristen yang pernah menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang baru. Juga ada banyak orang Kristen yang rajin menerbitkan terjemahan Alkitab yang baru, serta rajin mengedarkannya ke mana-mana. Namun sepanjang sejarah kekristenan, hanya satu kali saja ada usaha yang disengaja untuk menghasilkan terjemahan Alkitab secara borongan.

Selama tahun-tahun 1800-1832, "pabrik" di Serampore itu memproduksikan:

  • seluruh Alkitab dalam enam bahasa yang berbeda-beda, dan
  • seluruh Kitab Perjanjian Baru, atau bagian-bagian lain dari Alkitab, dalam 38 bahasa yang lain.

Bukankah pusat penerbitan Kristen di Serampore itu pantas disebut: "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga"?

Bagaimanakah hal itu dapat terjadi? Siapakah orang-orang yang mendirikan dan menjalankan "pabrik" itu?

Kisahnya dimulai di suatu tempat yang amat jauh dari tepi Sungai Gangga, . . . di sebuah desa kecil di negeri Inggris.

Di sebuah bengkel tukang sepatu duduklah seorang rakyat biasa bernama William Carey. Sepanjang minggu orang Inggris yang sederhana itu bekerja keras, membuat dan menambal sepatu. Lalu pada setiap hari Minggu, ia mengkhotbahkan Firman Hidup di gereja desa. Jemaat Baptis kecil yang digembalakannya itu tidak sanggup mengongkosi dia dan keluarganya; jadi, ia harus bekerja sambilan.

Pendidikan William Carey mula-mula sangat kurang. Tetapi atas usahanya sendiri dengan gigih ia mencari ilmu. Sering ia bekerja di bengkel tukang sepatu dengan sebuah buku di sampingnya. Tanpa guru, tanpa kuliah, ia belajar bahasa-bahasa asli Alkitab, juga beberapa bahasa modern. Bahkan ia membuat sebuah peta dunia dari kulit binatang yang biasa dipakainya untuk membuat sepatu. Di atas petanya itu, ia menunjukkan bangsa-bangsa yang belum mendengar Firman Hidup tentang Tuhan Yesus.

Lambat laun Pendeta Carey berhasil membujuk saudara-saudara seimannya bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 itu masih berlaku sepanjang abad, dan di seluruh dunia. Akhirnya pada tahun 1792 umat Baptis di Inggris mengumpulkan dana secukupnya sehingga mereka dapat mengutus William Carey dan keluarganya ke negeri India. Mereka berjanji akan terus menyokong usaha penginjilan itu, dengan mempersembahkan uang dan mencari calon utusan Injil.

Menjelang akhir tahun 1793, William Carey dan keluarganya tiba dengan selamat di kota besar Calcutta. Maka mulailah karirnya yang gemilang, yang kemudian memberikan julukan kepada Carey: "Bapak Gerakan Pengutusan Injil pada Zaman Modern."

Namun pada mulanya, kehidupan keluarga Carey di India itu sulit sekali. Ibu Carey sakit-sakitan, baik jasmani maupun jiwanya. Uang yang mereka bawa dari Inggris itu ternyata tidak mencukupi. Dan salah seorang anak laki-laki mereka yang tercinta meninggal ketika masih muda, akibat demam yang tak terobati lagi.

Tambahan pula, kehadiran mereka di India jelas tidak diingini. Bukan hanya orang-orang India sendiri yang tidak mau tahu tentang berita Firman Hidup: Kaum penjajah Inggris juga tidak menyetujui adanya utusan Injil di daerah yang mereka kuasai.

Selama beberapa tahun Pendeta Carey dan keluarganya dapat menghindarkan diri dari tindakan pengusiran. Mereka sering berpindah-pindah tempat makin lama makin jauh ke pedalaman, menelusuri sungai Gangga. Tetapi akhirnya William Carey terpojokkan oleh pihak yang berwajib, dan diberi dua pilihan: Pulang saja, atau mulai bekerja di bawah naungan pemerintah penjajahan sebagai pengurus pabrik nila.

William Carey rela saja menjadi pengurus pabrik nila: Bukankah sejak semula keluarganya kekurangan uang? Di samping itu, ia dapat berkenalan dengan para kuli yang bekerja di bawah pengawasannya, serta berusaha agar dapat menyampaikan Firman Hidup tentang kasih Kristus kepada mereka.

Di tengah-tengah segala kesibukan dan kesulitan yang dihadapi William Carey di negeri India itu, ada satu tugas utama yang tekun dikerjakannya, yakni: Ia sedang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Bangla, bahasa sehari-hari penduduk daerah Benggala di India Timur itu.

Pada tahun 1797, Pendeta Carey sudah hampir menyelesaikan terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Bangla. Seorang dermawan memberi sumbangan berupa uang untuk membeli sebuah mesin cetak bekas. Mesin tua yang terbuat dari kayu itu sudah dibongkar. Dengan susah payah Carey merakitkan kembali. Ia menghabiskan sekian banyak waktu untuk mengurus mesin cetak itu sehingga kuli-kuli pabrik nila mulai berkata, "Nah, inilah dia, patung berhala orang kulit putih!"

Pemerintah penjajah mendengar berita bahwa Pendeta Carey sudah mempunyai sebuah mesin cetak. Mereka melarang dia menggunakannya untuk menerbitkan terjemahan Alkitab: Jangan-jangan orang-orang India menjadi sadar bahwa berita Firman Hidup itu diperuntukkan bagi mereka juga, mungkin akan timbul kerusuhan!

William Carey merasa sangat bingung. Haruskan dia menghentikan proyek penerjemahannya itu? Haruskah dia meninggalkan pekerjaannya sebagai pengurus pabrik nila? Bila ia meninggalkan pekerjaannya itu, bagaimana ia dapat membiayai keluarganya?

Pada hari-hari yang amat membingungkan itu, Carey menerima sepucuk surat dari tanah airnya. Bunyinya kira-kira sebagai berikut:

"Pendeta Carey yang baik,

Mungkin Bapak sudah tidak ingat lagi: Pada suatu hari Minggu, beberapa waktu sebelum Bapak sekeluarga berangkat dari negeri Inggris, Bapak sempat berjalan kaki dari gereja ke rumah sambil bercakap-cakap dengan seorang pemuda tentang rencana Bapak untuk perrgi ke negeri India.

Akulah pemuda itu! Waktu itu aku menjelaskan, `Aku bukan seorang pendeta atau penginjil atau pun guru, cuma seorang tukang cetak saja.'

Lalu Bapak berkata, `Nanti di India kami pasti memerlukan seorang yang seperti kamu , untuk mencetak terjemahan Alkitab yang akan dikerjakan di sana.

Sekarang, apa yang Bapak harapkan itu telah menjadi kenyataan. Aku dengan beberapa rekan sepanggilanku sedang mengikuti jejak Bapak. Sebentar lagi kapal layar kami akan mendarat di kota Calcutta. Niat hatiku ialah, untuk hidup dan mati bersama-sama dengan Bapak."

William Carey sungguh berbesar hati sewaktu membaca surat itu! Dan hanya beberapa hari kemudian, ia pun sempat bertemu kembali dengan penulis suratnya: Seorang pemuda Inggris bernama William Ward. Setelah turun dari kapal laut di Calcutta, pemuda itu langsung naik ke kapal sungai. Lalu ia menelusuri Sungai Gangga jauh ke pedalaman, ke tempat pabrik nila yang sedang diurus oleh William Carey.

William Ward membawa berita tentang suatu undangan yang tak terduga. Hanya 25 kilometer di sebelah utara kota Calcutta terletak daerah penjajahan Denmark, kota kecil Serampore. Rupa-rupanya sikap pemerintah Denmark terhadap penginjilan itu jauh lebih terbuka daripada sikap pemerintah Inggris. Buktinya, gubernur daerah penjajahan Denmark itu telah mengundang semua utusan Injil Baptis dari Inggris agar menetap di bawah naungannya di Serampore.

Persis pada waktu pergantian tahun dan juga pergantian abad, William Carey dan keluarganya naik kapal sungai. Mereka menelusuri Sungai Gangga jauh ke hilir, dengan membawa serta "patung berhala orang kulit putih" (mesin cetak itu yang sudah dibongkar lagi). Mendaratlah mereka di Serampore pada tanggal 10 Januari 1800.

Di sana mereka segera bergabung dengan rekan-rekan sepanggilan mereka yang baru tiba dari Inggris. Mula-mula mereka semua tinggal serumah. Mereka makan bersama, bekerja bersama, dan berdoa bersama. Dan dengan segera berdirilah "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" itu.

Tentu saja ada banyak orang, baik bangsa India maupun bangsa asing, yang bekerja di "pabrik" itu. Namun ada tiga orang khusus yang menjalankan usaha penyediaan terjemahan Alkitab secara besar-besaran itu. Selain William Carey dan William Ward, ada juga seorang penginjil dan guru bernama Joshua Marshman. Selama berpuluh-puluh tahun, mereka bertiga bekerjasama dengan cara yang begitu luar biasa sehingga mereka diberi julukan: "Trio Serampore."

Pendeta Marshman beserta istrinya, Ibu Hannah, segera membuka dua sekolah swasta untuk anak-anak keturunan Eropa. Pemasukan uang dari kedua sekolah itu dapat menutup biaya hidup mereka semua. William Carey meneruskan pekerjaannya sebagai penerjemah utama. William Ward mulai mendirikan bengkel percetakan. Mereka semua rajin memberitakan Firman Hidup kepada orang-orang India yang tinggal di sekitar Serampore. Dan hasil nyata dari pelayanan mereka itu segera mulai terwujud.

Pada bulan Desember tahun 1800, untuk pertama kalinya ada seorang India yang rela masuk ke dalam "air suci" Sungai Gangga untuk dibaptiskan dalam nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Dan pada bulan Februari tahun 1801, sudah ada Kitab Perjanjian Baru yang dicetak dalam bahasa Bangla. William Ward menaruh eksemplar pertamanya dari Kitab Suci itu di atas meja Perjamuan Tuhan di ruang kebaktian. Di situ semua orang Kristen baik orang Timur maupun orang Barat berkumpul mengadakan kebaktian pengucapan syukur.

Sudah bertahun-tahun lamanya William Carey bekerja keras, baru ada satu Kitab Perjanjian Baru saja di antara sekian banyak bahasa orang India. Ia telah menghabiskan banyak waktu dalam mempersoalkan seluk-beluk bahasa dengan para pandit, atau sarjana bahasa Bangla. Namun tidak jarang ia menemukan istilah-istilah yang paling tepat dari obrolan kuli-kuli yang bekerja di pabrik, atau dari anak laki-lakinya sendiri, yang dibesarkan dengan menyeloteh dalam dua bahasa sekaligus.

Sukses William Carey dalam menguasai bahasa Bangla itu dapat dinilai berdasarkan suatu kejadian yang tak tersangka sama sekali. Pemerintah penjajahan Inggris, yang semula hendak memojokkan dan mengusir Carey, mulai menyadari bahwa di daerah penguasaan mereka ada seorang sebangsa mereka yang sangat pandai dalam bahasa setempat. Maka mereka mengundang William Carey untuk menjadi dosen luar biasa di sebuah perguruan tinggi yang mereka dirikan di kota Calcutta. Di situ mereka hendak mendidik para pemuda yang kelak akan mengisi jabatan tinggi untuk seluruh India.

Selama tiga puluh tahun, setiap minggu William Carey turun ke tepi Sungai Gangga di Serampore dan duduk di sebuah perahu kecil, yang kemudian didayungkan sampai ke Calcutta. Di kota itu ia menyampaikan kuliah bahasa Bangla (dan kemudian, kuliah bahasa-bahasa lain pula) kepada para calon pegawai negeri, baik sipil maupun militer.

Honorarium yang diterimanya, langsung diserahkan kepada rekan-rekan sekerjanya, untuk menutup biaya hidup serta biaya menjalankan "Pabrik Firman Hidup" itu. Tetapi kedudukannya sebagai dosen perguruan tinggi negeri itu juga membawa efek sampingan yang lebih berharga daripada uang: Selama tiga puluh tahun, William Carey sempat turut membentuk alam pikiran para pemuda yang kelak keputusannya akan mempengaruhi cara hidup seluruh rakyat India. Itulah sebabnya ia dapat memperjuangkan larangan membuang anak-anak kecil ke dalam Sungai Gangga. Itu pulalah sebabnya ia dapat memberantas kebiasaan membakar hidup-hidup para janda.

Namun Pendeta Carey belum merasa puas. Perjanjian Baru bahasa Bangla hasil karyanya itu memang banyak dibaca orang-orang India, tetapi hanya dari kasta menengah ke bawah. Orang-orang India yang berstatus tinggi tidak mau tahu tentang terbitan apa pun dalam bahasa rakyat, bahasa sehari-hari. "Jika sungguh penting," demikianlah pendapat mereka, "pasti Shostro [sastra] yang baru itu akan disajikan dalam bahasa Sansekerta, bahasa kesarjanaan."

Baiklah! William Carey mulai lagi bekerja keras dengan para pandit. Dalam tempo sepuluh tahun ia dapat menghasilkan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Sansekerta pula. Sepuluh tahun lagi, dan akhirnya menyusul seluruh Alkitab yang diterbitkan dalam bahasa tinggi itu. Baru kemudian kaum atasan dan kaum cendekiawan rela membaca Shostro itu. Dan ada juga efek sampingan yang tak terduga:

Pada suatu hari William Carey sedang melihat-lihat tulisan dalam beberapa bahasa India yang masih asing baginya bahasa Oriya dari sebelah Selatan, bahasa Marathi dari daerah di sekitar kota Bombay, bahasa Gujarati dari sebelah Barat. Tiba-tiba ia berseru: "Wah! Aku dapat membaca semua bahasa ini!"

Joshua Marshman dan William Ward kaget mendengar seruan rekan sekerja mereka. Dengan cepat mereka datang untuk mendengarkan penjelasan William Carey: "Begini, kawan-kawan: Akar kata dari kebanyakan istilah dalam setiap bahasa daerah ini adalah kata-kata dalam bahasa Sansekerta! Kita sudah punya kunci untuk dapat menerjemahkan Alkitab ke dalam setiap bahasa daerah di seluruh India!"

Malam itu juga, William Carey menulis sepucuk surat ke negeri Inggris. Ia belum pernah membujuk teman-temannya yang di sana untuk menyumbangkan lebih banyak uang demi keperluan dirinya sendiri. Tetapi ia rela saja meminta sumbangan khusus demi proyek produksi Sabda Allah secara besar-besaran. "Berilah kami uang secukupnya," begitulah ia menghimbau dalam suratnya malam itu, "dan dalam waktu kira-kira lima belas tahun saja, kami dapat menghasilkan Firman Hidup dalam semua bahasa di seluruh belahan Timur!"

Hebat sekali tanggapan terhadap imbauan William Carey itu! Bukan hanya dari Inggris Raya, tetapi juga dari Amerika Serikat, banyak yang yang masuk dari umat Kristen yang berjiwa penginjilan. Dan hasil produksi "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" itu makin lama makin meluas.

Sungguh luar biasa jumlah bahasa yang dapat dipakai oleh William Carey dan rekan-rekan sekerjanya itu! Silakan membaca satu halaman saja dari buku harian Pendeta Carey bulan Juni, tahun 1806:

5.45 -- Saat Teduh; membaca satu pasal dari Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani.

7.00 -- Doa pagi dalam bahasa Bangla dengan para pembantu rumah tangga.

8.00 -- Belajar bahasa Marathi dengan seorang guru bahasa.

9.00 -- Bekerja sama dengan Pendeta Marshman, membuat terjemahan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Inggris.

10.00 -- Pergi ke Calcutta untuk menyampaikan kuliah di perguruan tinggi negeri dalam jurusan bahasa (bahasa Bangla, bahasa Sansekerta, bahasa Marathi)

14.00 -- Pulang kembali ke Serampore.

15.00 -- Mengoreksi halaman-halaman uji coba dari hasil cetakan terjemahan Kitab Nabi Yeremia dalam bahasa Bangla.

17.00 -- Bekerja sama dengan seorang pandit untuk menerjemahkan Kitab Injil Matius pasal 8 ke dalam bahasa Sansekerta.

18.00 -- Belajar bahasa Telugu dengan seorang guru bahasa.

19.30 -- Menyampaikan Firman Tuhan dalam bahasa Inggris, pada kebaktian tengah minggu untuk para petugas pemerintah setempat dengan keluarganya masing-masing.

21.00 -- Menerjemahkan Kitab Nabi Yehezkiel pasal 9 ke dalam bahasa Bangla.

22.00 -- Menulis surat kepada seorang teman di negeri Inggris.

23.00 -- Saat Teduh; membaca satu pasal dari Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa aslinya, bahasa Yunani.

Pada bulan Maret tahun 1813, William Carey dapat melaporkan kepada para penyokongnya di negeri Inggris bahwa sebagian dari Alkitab, atau bahkan keseluruhannya, telah diterjemahkan ke dalam sebanyak sepuluh bahasa. Lagi pula, semua terjemahan itu sedang dalam proses penerbitan. Sungguh, "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" itu sedang berjalan dengan baik!

Hanya beberapa hari kemudian, pada malam 11 Maret 1813, William Ward sedang duduk menghadap meja tulisnya di "pabrik" itu. Para karyawan sudah pulang untuk beristirahat. Tiba-tiba Ward mencium bau yang aneh. Cepat-cepat ia berdiri dan membuka pintu yang menuju ke gudang kertas. Asap mengepul keluar!"

Ward membanting pintu itu dan berteriak: "Kebakaran! Kebakaran! Ayo tolong, ada kebakaran!"

Yang mula-mula memperhatikan teriakannya itu adalah beberapa pembantu rumah tangga. Mereka membangunkan Joshua Marshman, yang tempat tinggalnya dekat pabrik.

"Cepat! Semua pintu dan jendela harus ditutup rapat!" perintah William Ward. Ia tahu bahwa jika api itu tidak diberi udara, ia akan mati sendiri.

Dengan cepat Ward dan Marshman menutup semua pintu dan jendela pusat penerbitan itu. Mereka menyuruh para penbantu berlari ke tepi Sungai Gangga dan mengisi tempayan dengan air sebanyak mungkin. Ward memanjat ke atap gudang kertas. Ia membongkar atapnya, agar dapat menuangkan berturut-turut isi setiap tempayan air itu ke atas tumpukan kertas yang sudah gosong namun belum menyala.

Selama empat jam mereka semua membanting tulang. Rupa-rupanya masih ada harapan mengalahkan si jago merah. Tetapi ada seorang pembantu rumah tangga yang tidak begitu mengerti hukum ilmu fisika. Ia membuka lagi jendela tingkat bawah, agar dapat memasukkan air dari situ.

Sekonyong-konyong api itu membumbung tinggi! Bukan hanya tumpukan kertas saja yang terbakar: Kaleng-kaleng berisi lemak yang dipakai untuk melumas mesin-mesin cetak ikut berkobar juga.

William Ward baru sadar. "Wah, mesin-mesin cetak itu!" teriaknya. Dengan susah payah ia dan Marshman menyeret ke luar lima mesin cetak. Tetapi ruang zeting terkunci. Sebelum pintu dapat dibuka, semua naskah berharga yang bertumpuk-tumpuk di sana telah ikut hangus menjadi abu.

Keesokan paginya William Carey pulang ke Serampore dari kota Calcutta. Apa yang dilihatnya? Hanya reruntuhan hitam belaka, sisa "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" itu. Leburan logam seberat tiga ton, naskah-naskah terjemahan Alkitab, dua naskah buku kaidah bahasa, sebuah naskah kamus antar bahasa semuanya itu tertimbun dalam puing-puing yang digenangi air. Kerja keras banyak orang selama tiga tahun itu telah hilang musnah dalam waktu semalam saja.

Apa yang dilakukan kemudian oleh "Trio Serampore" itu? Apa yang mereka katakan?

Ini: "Sesuai dengan Sabda Allah dalam 2Korintus 4:9, `kami dihempaskan, namun tidak binasa.' Jika kita menempuh jalan kedua kalinya, perjalanan kita itu lebih mudah dan lebih mantap. Terjemahan-terjemahan yang sudah hilang itu akan diganti dengan terjemahan-terjemahan baru yang lebih baik."

Koran-koran di kota Calcutta memuat berita musibah itu dengan memuji-muji segala usaha Carey, Marshman, dan Ward. Dalam tempo tujuh minggu saja, umat Kristen di Inggris menyumbangkan uang secukupnya untuk membangun kembali pusat penerbitan itu dengan segala perlengkapannya. Menjelang akhir tahun 1813, "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" itu sudah kembali berjalan, bahkan dengan cara dua kali lebih efisien daripada sebelumnya.

Anehnya, . . . yang paling awal dipanggil Tuhan adalah yang paling muda di antara "Trio Serampore" itu. Pada tahun 1823, William Carey dan Joshua Marshman menangis di sisi tempat tidur William Ward, yang meninggal secara mendadak sebagai korban wabah penyakit kolera.

Namun Ward sempat lebih dahulu melatih beberapa tukang cetak lainnya. Jadi, ketika seorang bapak dengan kedua putranya tiba dari pulau Jawa pada tahun 1828, di Serampore masih ada kawan-kawan sekerja yang dapat menolong dia. Ia datang justru karena pemerintah penjajahan Belanda di Nusantara, sama seperti pemerintahan penjajahan Inggris di India, tidak begitu setuju dengan peredaran Alkitab dalam bahasa setempat. Maka Kitab Perjanjian Baru yang pertama-tama dalam bahasa Jawa dicetak sebanyak tiga ribu eksemplarnya oleh "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga."

(Sisa cerita yang mengharukan itu dapat dibaca dalam Jilid 2 buku seri ini, dengan judul "Penerjemah Perjanjian Baru yang Paling Gigih.")

William Carey meninggal pada tahun 1834; Joshua Marshman menyusul pada tahun 1837. Memang ada orang-orang lain yang masih dapat meneruskan pelayanan mereka. Namun usaha mereka untuk menyediakan Alkitab dalam berbagai-bagai bahasa itu praktisnya sudah selesai pada tahun 1832, ketika Carey menerbitkan revisinya yang kedelapan dari Kitab Perjanjian Baru bahasa Bangla.

Ternyata tugas itu memakan waktu jauh lebih lama daripada "kurang lebih lima belas tahun" yang pernah mereka taksir. Ternyata pula jumlah bahasa yang berbeda-beda "di seluruh belahan Timur" itu jauh melebihi dugaan mereka semula. Namun prestasi yang dicapai selama 32 tahun di Serampore itu tidak ada tandingannya sepanjang sejarah kekristenan.

Pada saat William Carey meninggal, semua bendera berkibar setengah tiang di seluruh daerah Benggala. Pemerintah penjajahan, yang semula menghina dan melawan Carey, akhirnya menghormati saat pemakamannya, seolah-olah ada jenazah seorang raja yang sedang dikebumikan.

Jadi, "Trio Serampore" itu sudah tidak ada. "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga" yang mereka usahakan itu pun tidak ada lagi. Tetapi Firman Hidup itu sendiri masih ada! Beritanya masih dibawa ke mana-mana oleh putra-putri bangsa India yang setia mengikuti Tuhan Yesus. Dan pengaruhnya terhadap cara hidup umat manusia itu masih kuat di seluruh India, dan di seluruh dunia.

TAMAT

Penerjemah Di Pejagalan (Jerman, 1517 - 1534 M.)

Tukang bantai serta pembantunya yang masih muda itu saling melirik pada saat pintu toko daging dibuka oleh seorang pria setengah umur yang berbadan agak gemuk.

"Nah, ini dia, sang mahaguru sinting yang memesan seekor domba untuk dijagal hari ini," tukang bantai itu berbisik.

"Guten Morgen!" Suara mahaguru itu keras dan ramah. "Domba pesananku sudah ada, Pak?"

"Sudah, Tuanku!" Tukang bantai itu mengangguk, lalu melambaikan tangannya tanda mengajak ke tempat pejagalan di belakang toko.

Pada saat sang mahaguru sinting menepuk bahu anak laki-laki yang menjadi pembantu jagal itu, ia mematung karena takut. Lalu mahaguru itu terus lewat dan mengikuti jagal keluar dari toko.

Setelah pintu belakang ditutup, barulah anak laki-laki itu bergerak lagi. Dengan berjingkat-jingkat ia mendekati pintu tadi dan menguakkannya sedikit. Dari tempat yang tersembunyi itu ia dapat mengintip apa yang hendak dilakukan di pejagalan.

Ternyata mahaguru sinting itu membawa serta sebuah kantung kain. Ia mengeluarkan sebuah buku notes, sebatang pena panjang yang terbuat dari bulu angsa, sebuah botol tinta, dan sebuah kotak berisi pasir. Ini semua diletakkannya di atas meja; lalu ia duduk di belakangnya.

Pekerjaan menyembelh itu dimulai. Dari tempat persembunyiannya, anak laki-laki itu dapat melihat muka sang mahaguru sinting mengernyit pada saat si domba mengembik denagan suara keras, lalu mati berlumuran darah. Terus jagal yang cekatan itu menguliti bangkainya dan memotong-motongnya.

Mahaguru sinting itu mengamat-amati semuanya. Lalu tiba-tiba ia bertanya, sehingga anak laki-laki itu terkejut: "Itu apa namanya Pak?"

Tentu saja mahaguru ini sinting! Demikianlah jalan pikiran pembantu cilik yang bersembunyi di belakang pintu itu. Anak laki-laki siapakah di jalanan kota Wittenberg yang tidak tahu apa namanya benda itu? Tentu saja itu namanya ginjal domba!

Tukang bantai itu terus bekerja, walau sering diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang dungu. Sudah jelas, mahaguru itu tidak tahu bedanya antara hati dan jantung, antara paru-paru dan empedu . . . walau jika dilihat dari pakaiannya, dia itu seorng sarjana dari universitas!

Sewaktu-waktu terdengar dering giring-giring. Lonceng kecil itu tergantung pada pintu muka, untuk memberitahukan kedatangan calon pembeli. Maka setiap kali giring-giring mendering, secara ogah-ogahan anak laki-laki itu meninggalkan posnya di belakang pintu dan pergi melayani langganan toko daging. Ia tidak sabar untuk kembali lagi menyaksikan apa yang sedang terjadi di pejagalan.

Ternyata tukang bantai tidak lagi bersikap takut-takut terhadap sang mahaguru sinting. Seolah-olah mahguru itu adalah seorang pembantunya yang masih baru, ia menjelaskan bagaimana meja jagal harus dibersihkan, bagaimana pisau harus diasah, bagaimana tombak kecil harus dipakai untuk menikam tubuh seekor binatang sembelihan.

Sang mahaguru mencatat semuanya itu pada buku notesnya. Tangannya bergerak bolak balik dengan cekatan di atas halaman putih itu. Setiap kata ditulis dengan penanya, kemudian ditaburi sedikit pasir agar tinta hitamnya cepat kering.

Rupa-rupanya semua catatan itu sudah selesai. Sang mahaguru menyimpan kembali barang-barang miliknya ke dalam kantong kainnya. Ia membayar tukang bantai, lalu melangkah menuju jalan keluar. "Berilah daging domba itu kepada orang-orang miskin," katanya seraya membuka pintu depan. Giring-giring mendering pada saat pintu dibanting, dan derap kaki yang berat itu makin lama makin redam.

Anak laki-laki itu memandang pada tukang bantai. "Pak, kenapa dia banyak bertanya seperti itu? Apa dia betul-betul sinting?"

"O, memang dia orang sinting," jawab jagal itu. "Tetapi bukan seperti orang gila yang matanya liar dan tangannya usil. Bukan, kegilaannya itu di dalam hati. Ia sedang mengerjakan sesuatu yang sangat jahat: Ia mau menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahas Jerman! Maksudnya datang kemari ialah, agar istilah-istilah untuk pengorbanan binatang pada zaman Perjanjian Lama itu tepat semua."

Lalu suara jagal itu menggeledek: "Hujat! Itu namanya untuk pekerjaan yang begitu jahat! Semua orang tahu bahwa Alkitab itu tertulis dalam bahasa Latin yang suci. Kalau menyalinnya ke dalam bahasa lain, itu hujat namanya!"

Anak laki-laki itu menggigil. "Apakah sang mahaguru sinting itu orang sini?"

"Aku kurang tahu," jawab tukang bantai. "Tempo hari pada waktu ia memesan domba, rasanya ia memakai nama yang biasa saja. Rasanya pernah kudengar orang mempercakapkan nama itu di kedai minuman keras." Ia mengusap kumisnya sambil berpikir sejenak. "Nak, pernahkah kaudengar nama Dr. Martin Luther? . . ."

Adegan yang aneh di pejagalan tadi, sesungguhnya hanya merupakan satu dari sekian banyak adegan luar biasa yang benar-benar terjadi selama Martin Luther, sang pendekar gerakan pembaharuan gereja itu, sedang mengerjakan terjemahannya.

Pernah penerjemah yang sangat hati-hati itu meminjam beberapa batu permata dari kaum bangsawan. Ia ingin supaya nama-nama batu permata yang dijelaskan dalam Kitab Wahyu itu disebut dengan tepat dalam bahasa Jerman.

Pernah ia pun mendatangi para sarjana bangsa Yahudi dan bertanya-tanya tentang mata uang dan satuan ukuran yang berlaku dahulu kala pada zaman Perjanjian Lama. Lalu ia pergi juga ke pasar dan mencari istilah-istilah yang sepadan dalam bahasa Jerman sehari-hari.

Dulu Martin Luther menjadi seorang pastor Gereja Katolik, yang sudah biasa mendengar pengakuan dosa rakyat kecil. Ia masih ingat kata-kata kasar yang pernah dicetuskan oleh mereka kata-kata tentang pencobaan, kata-kata tentang rasa sepi dan rasa bersalah.

Mahaguru itu pun suka pergi bermain dengan anak-anak di jalanan kota, suka mengobrol pula dengan para petani yang membajak di ladang. Tahulah dia bahwa pikiran-pikiran umat Tuhan dahulu kala itu tidak akan mengena dalam hati rakyat biasa di negeri Jerman, jika hal itu dibahasakan dalam istilah-istilah tinggi dari dunia universitas.

Semua adegan aneh ini terjadi beberapa tahun setelah Martin Luther dikeluarkan dari Gereja Katolik, dan setelah ia diancam akan dibunuh oleh karena kepercayaannya. Luther hidup pada masa peralihan dari Abad Pertengahan beranjak ke dunia modern. Di seluruh Eropa, orang-orang sedang menggarap hasil kesarjanaan. Di negeri Jerman, Yohanes Gutenberg telah melancarkan perkembangan ilmu pengetahuan itu, melalui mesin cetaknya dengan huruf yang dapat dipindah-pindahkan. Kitab yang mula-mula dicetaknya ialah, Alkitab dalam bahasa Latin.

Ada juga gerakan pembaharuan di bidang keagamaan, yakni: Reformasi Protestan. Dr. Martin Lutherlah yang memimpin gerakan itu. Ia menekankan bahwa: "Orang biasa berhak mengetahui sendiri isi Alkitab. Orang biasa berhak diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan Allah, dengan jalan percaya kepada Yesus Kristus.

Para pemimpin gereja menuduh: "Hujat! Hujat!" Maka Martin Luther diadili di hadapan sang kaisar. Kata-kata pembelaannya yang terkenal itu ialah: "Aku terikat oleh Kitab Suci. Suara hatiku terlambat oleh Firman Allah. Kecuali aku diyakinkan oleh isi Alkitab serta penjelasannya yang terang, aku tidak akan, aku tidak dapat mengingkari kepercayaanku!"

Tidak ada seorang pun yang sanggup memberi penjelasan Alkitab yang terang, sehingga tidak seorang pun berhasil meyakinkan Martin Luther bahwa kepercayaannya itu salah. Maka ia tidak pernah ingkar; ia tetap menekankan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan Allah.

Walau Martin Luther tidak pernah ingkar, ia menyembunyikan diri dalam Benteng Wartburg karena nyawanya terancam. Di situ, pada tahun 1521, mulailah ia menerjemahkan Kitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Jerman. Di dalam benteng yang sepi itu, dengan lampu yang berkedip-kedip dan dengan pena bulu angsa yang sering rusak, tanpa bantuan seorang penulis, Martin Luther mengerjakan semuanya sendirian. Edisi pertama dari Perjanjian Baru hasil terjemahannya itu diterbitkan pada bulan September tahun 1522.

Hebat sekali reaksinya! Banyak orang Jerman menjadi sangat gempar ketika untuk pertama kalinya mereka dapat membaca Alkitab dalam bahasa ibu mereka. Bahkan ada yang tidak lagi dapat menguasai luapan perasaannya sehingga mereka mulai merusak gedung-gedung ibadat milik aliran gereja yang sudah lama mencegah mereka mempunyai Firman Tuhan.

Walau nyawanya terancam, Luther kembali ke kota Wittenberg, tempat kerusuhan itu. Ia berkhotbah bahwa gerakan pembaharuan itu dimaksudkan untuk membangun, bukan untuk merusak. Ia mengingatkan para pengikutnya bahwa ia memang berani melawan ajaran-ajaran palsu, namun ia tidak memakai kekerasan. Dan ia pun memulai suatu sistem ibadah yang baru. Dalam kebaktian umum itu, yang dibacakan bukan lagi Alkitab bahasa Latin, melainkan Alkitab bahasa Jerman.

Selama beberapa hari saja Luther berkhotbah dan mengajar di kota Wittenberg. Lalu ia mengungsi lagi ke Benteng Wartburg. Tetapi tidak lama kemudian berkobarlah perang di negeri Jerman. Luther merasa bahwa ia seharusnya melayani di tengah-tengah masyarakat yang sedang menderita.

Dengan tekad hati yang baru, Dr. Martin Luther kembali lagi ke kota Witthenberg. Ia mulai lagi membawakan kuliah keagamaan di universitas. Ia menikah dan membina rumah tangganya. Dan ia pun mulai menerjemahkan Kitab Perjanjian Lama.

Pekerjaan terjemahan itulah yang menimbulkan adegan-adegan aneh yang digambarkan tadi: di pejagalan, di perbendaharaan batu permata, di pasar, di ladang. Selama sebelas tahun Martin Luther membanting tulang, mencari kata-kata bahasa Jerman yang paling tepat. Baru pada tahun 1534 terjemahan Alkitabnya yang lengkap itu diedarkan.

Dr. Martin Luther mengajak beberapa mahasiswanya dan rekan-rekan sekerjanya untuk mendirikan suatu Perkumpulan Alkitab: Minggu demi minggu mereka bertemu, dan sering "sang mahaguru sinting" membuat mereka semua tertawa mendengar penjelasannya tentang masalah-masalah yang sedang dihadapinya dalam tugasnya yang mulia itu.

"Wah, sulit sekali memaksakan para nabi berbicara dalam bahasa Jerman!" kata Dr. Luther. "Mereka melawan terus segala usahaku. Mereka tidak mau meninggalkan bahasa Ibrani mereka yang indah, sama seperti seekor burung bulbul tidak mau meninggalkan kicauannya yang merdu dan mulai mengaok seperti seekor burung gagak!"

Pada kesempatan yang lain, ketika ia sedang menerjemahkan Kitab Ayub, Martin Luther menyatakan: "Aduh, si Ayub bersikeras mau duduk terus dalam debu dan abu."

Para anggota Perkumpulan Alkitab itu sering mengadakan penyelidikan dan surat-menyurat, agar dapat menolong rekan mereka dalam usahanya mencari kata-kata bahasa Jerman yang paling tepat. Istilah-istilah terjemahan itu dibahas panjang lebar dalam pertemuan-pertemuan mingguan; setiap orang memperbincangkannya dari sudut keahliannya masing-masing. Begitu teliti penyelidikan mereka sehingga Dr. Luther mengomel: "Kadang-kadang dengan susah payah kami hanya dapat menerjemahkan tiga baris dalam empat hari."

Alkitab itu yang disusun berdasarkan bahasa sehari-hari yang dipakai oleh jagal dan petani, oleh anak di sekolah dan pedagang di pasar ternyata menjadi buku pegangan untuk bahasa Jerman modern. Banyak sekali orang Jerman yang belajar membaca dengan berpedomankan Alkitab terjemahan Martin Luther. Kitab Suci dalam bahasa Jerman itu pun menjadi titik tolak untuk suatu gerakan persatuan bangsa dan bahasa.

Mula-mula Alkitab terjemahan Luther itu dijual dengan harga setengah juta rupiah sebuah. Namun begitu banyak eksemplarnya yang laku sehingga para tukang cetak dengan cepat harus mengeluarkan edisi-edisinya lebih banyak lagi. Lambat laun harganya ditekan, sampai rakyat miskin pun dapat membelinya. Maka terjemahan Alkitab hasil karya "sang mahaguru sinting" itu menjadi batu penjuru untuk suatu pola kehidupan dan kepercayaan yang baru di negeri Jerman.

TAMAT

Penerjemah Perjanjian Baru Yang Paling Gigih (Indonesia, 1814 - 1857)

Di antara ratusan suku bangsa dalam negara kesatuan Indonesia, suku manakah yang terbanyak orangnya?

Di antara ratusan suku bangsa itu, suku manakah yang orang-orangnya terpilih menjadi baik Presiden pertama maupun Presiden kedua Republik Indonesia?

Tentu saja, hanya ada satu jawaban yang benar bagi kdua pertanyaan tadi, yaitu: suku Jawa.

Nah, perhatikanlah pertanyaan yang ketiga ini:

Siapakah yang mula-mula memberi hadiah terbesar kepada suku Jawa, yaitu: Kitab Perjanjian Baru yang tertulis dalam bahasa mereka sendiri?

Jawaban atas pertanyaan itu, sama juga dengan judul pasal ini: "Penerjemah Perjanjian Baru yang Paling Gigih."

Siapakah dia itu? Dan mengapa banyak seseorang yang bersifat "paling gigih" itu yang sanggup memberi hadiah kepada orang-orang Jawa berupa Firman Tuhan yang tertulis dalam bahasa Jawa?

Namanya, Gottlob Bruckner. Ia lahir pada tahun 1783 sebagai salah seorang di antara enam putra dalam keluarga seorang petani di desa Linda, daerah Saksen, di negeri Jerman.

Pembaca yang tahu bahasa Jerman, akan tahu pula bahwa keluarga Bruckner adalah orang-orang Kristen yang amat saleh. Buktinya? Nama yang diberikan kepada seorang anak laki-laki dalam keluarga itu: "Gottlob" berarti "Puji Allah!" Sering ayah si Gottlob menyanyikan lagu-lagu rohani dengan keenam putranya. Malam-malam ia suka membacakan buku-buku Kristen kepada mereka.

Sesudah Gottlob Brucner mencapai umur dua puluh tahun, ia meninggalkan rumah orang tuanya di desa untuk mengadu nasib ke di kota. Ayahnya menangis pada saat mereka berpisah. "Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati!" seru sang ayah pada waktu pemuda itu hendak menempuh perjalanan. Gottlob Bruckner mengenali perkataan ayahnya itu sebagai kutipan ayat dari Kitab Perjanjian Baru. Ia pun menyadari bahwa isi Firman Allah itu sangat penting bagi ayahnya.

Si Gottlob tidak mempunyai uang untuk naik kendaraan umum. Delapan hari lamanya ia berjalan kaki, baru ia tiba di ibu kota Berlin.

Selama mencari pekerjaan tetap di kota, Gottlob Bruckner mulai berkenalan dengan beberapa pemuda lainnya. Dan melalui perkenalan itu ia pun mulai ragu-ragu tentang kebenaran isi Alkitab. Sungguh pentingkah kitab kuno itu, untuk kaum muda yang hidup berabad-abad terkemudian?

Syukurlah, si Gottlob juga berkenalan dengan seorang gembala sidang di kota Berlin. Khotbah-khotbah pendeta itu menyebabkan dia banyak berpikir dan banyak berdoa. Untuk pertama kalinya ia sengaja memihak Tuhan Yesus Kristus atas keputusannya sendiri, dan bukan karena ia ikut-ikutan kepercayaan orang tuanya.

Pendeta di Berlin itu sering menerjemahkan dan membacakan surat-surat dari Dr. William Carey. William Carey berasal dari rakyat biasa di negeri Inggris, sama seperti Gottlob Bruckner berasal dari rakyat biasa di negeri Jerman. Pada waktu si Gottlob masih sibuk membajak ladang milik ayahnya, William Carey telah meninggalkan tanah airnya dan pergi ke India sebagai utusan Injil. Setelah tujuh tahun lamanya ia memberitakan Kabar Baik di sana, baru ada orang-orang India yang rela percaya kepada Tuhan Yesus. Namun surat-surat yang masuk dari Dr. Carey pada tahun-tahun 1800-an itu melaporkan adanya banyak orang Kristen baru di negeri India.

Suara hati Gottlob Bruckner seolah-olah berbisik: Engkau pun harus menjadi utusan Injil!

Gembala sidang di ibu kota yang telah menemaninya itu juga menyelenggarakan semacam kursus ketrampilan untuk calon penginjil. Hal itu amat menguntungkan bagi si Gottlob. Pendidikannya sangat kurang, sehingga pasti ia tidak memenuhi syarat masuk ke sekolah kependetaan biasa.

Selama satu setengah tahun Gotllob: Pendidikannya sangat kurang, sehingga pasti ia tidak memenuhi syarat masuk ke sekolah kependetaan biasa.

Selama satu setengah tahun Gottlob Bruckner berguru kepada pendeta di Berlin itu. Kemudian ia dikirim ke negeri Belanda untuk meneruskan pendidikan teologinya.

Tidak mudah bagi pemuda keluarga petani dari daerah Saksen itu untuk pergi merantau dan mempelajari bahasa asing! Bahasa Belanda agak mirip dengan bahasa Jerman, namun mengikuti kuliah dalam bahasa Belanda itu merupakan suatu tantangan besar. Tetapi Gottlob Bruckner bersifat paling gigih. Ia tekun belajar, dan ia tetap berkuliah selama tiga tahun.

Pada tahun 1811, suatu badan zending umat Kristen di Belanda sudah siap mengirim Gottlob Brukner dan dua kawan seangkatannya sebagai utusan Injil. Tetapi rupanya mustahil mereka dapat melaksanakan rencana itu. Kaisar Napoleon dari Perancis telah mengobarkan perang di mana-mana di benua Eropa, sehingga semua kapal batas antarnegara itu tertutup. Negeri Belanda sendiri sedang dijajah oleh orang Perancis. Kapal-kapal laut tidak boleh berlayar: Pelayaran itu dikhawatirkan akan membawa untung untuk negeri Inggris, musuh kawakan Kaisar Napoleon.

Mula-mula badan zending di Belanda mengirim Gottlob Bruckner dan kedua kawannya itu ke Jerman lagi selama satu tahun, untuk berkuliah lebih lanjut. Lalu mereka mendapat akal: Ketiga calon utusan Injil itu dapat menyamar menjadi rakyat biasa. (Memang mereka itu rakyat biasa, walau sudah dipersiapkan untuk tugas khusus.) Dengan diam-diam mereka dapat melintasi tapal batas dari Jerman ke Denmark, lalu dari Denmark ke Swedia, kemudian dari Swedia ke Inggris. Akhirnya dari Inggris mereka dapat dikirim sebagai utusan Injil.

Gottlob Bruckner tidak tahu kapan ada kemungkinan ia harus dapat melarikan diri dari pihak yang berwajib. Jadi, tak mungkin ia membawa serta koper-kopernya yang besar hanya satu jinjingan yang kecil saja. Ia pun tidak tahu kapan kemungkinan ia akan digeledah oleh para pengawal tapal batas negeri. Jadi, tak mungkin ia membawa serta surat perkenalan dari badan zending di Belanda itu kepada badan zending di Inggris: Boleh jadi ia ditembak mati atas tuduhan menjadi mata-mata orang Inggris!

Sesuai dengan dugaan sebelumnya, polisi Jerman di kota Hamburg hendak menghambat rencana perjalanan ketiga calon utusan Injil itu. Akhirnya mereka berhasil meloloskan diri ke negeri Denmark. Dari sana mereka naik sebuah kapal layar nelayan ke Swedia, lalu naik kapal laut lain lagi dari Swedia ke Inggris. Perjalanan yang berputar-putar jauh itu memakan waktu dua bulan.

Umat Kristen di negeri Inggris menyambut mereka dengan gembira. Namun sebelum ketiga calon itu dapat diangkat menjadi utusan Injil, mereka harus diuji dulu. Tentu saja ujian itu diberikan dalam bahasa Inggris, . . .dan tentu saja tidak ada seorang pun yang lulus. "Kalian harus belajar lebih banyak lagi," demikianlah keputusan badan zending di negeri Inggris itu.

Seseorang yang bersifat kurang gigih mungkin akan pulang saja ke daerah Saksen. Tetapi Gottlob Bruckner adalah seorang yang paling gigih. Ia rajin belajar bahasa Inggris seperti ia dulu rajin belajar bahasa Belanda. Setelah satu tahun berkuliah di sebuah seminari teologia di negeri Inggris, ia ditahbiskan serta dilantik menjadi utusan Injil.

Nah, masih ada persoalan: Ke mana ia akan diutus? Ada orang Kristen yang mengusulkan Guyana, di benua Amerika Selatan. Ada yang menyarankan pulau Malagasy yang besar, yang letaknya dekat pantai timur benua Afrika. Ada pula yang mengutarakan Jawa, sebuah pulau besar yang penduduknya lebih banyak lagi daripada penduduk pulau Malagasy. Dalam peperangan melawan Kaisar Napoleon, negeri Inggris telah merebut pulau Jawa itu dari negeri Belanda. Jadi, hubungan laut antara Inggris Raya dengan pulau Jawa sedang terbuka.

Sementara itu, Kaisar Napoleon terlihat bakal kalah secara tuntas. Dengan menjelangnya masa perdamaian lagi, koper-koper besar yang memuat seluruh harta milik Gottlob Bruckner itu dapat dikirim lewat Terusan Inggris ke Ibu kota London. Tetapi kemudian gudang tempat penampungan barang-barang miliknya itu kebakaran, dan seluruh isinya musnah jadi abu.

Namun Gottlob Bruckner masih tetap bersifat gigih. Ia melupakan kerugiannya serta kekecewaannya. Tepat pada tanggal 1 Januari 1814, ia berangkat menuju tempat pelayanannya sebagai utusan Injil. Kapal yang ditumpanginya itu nyaris tenggelam dalam topan dekat khatulistiwa, namun akhirnya sanggup membuang sauhnya di Afrika Selatan. Di sana Pdt. Bruckner dan kedua kawannya itu giat berkhotbah kepada orang berkulit putih dan orang berkulit hitam, sampai ada kapal lain yang siap mengantar mereka ke kepulauan Indonesia.

Ketiga orang itu mendarat di Ibu kota Jakarta. Di situ mereka disambut dengan hangat oleh Gubernur Raffles yang tersohor. Lalu Pdt. Bruckner berpamitan, dan seorang diri ia naik kapal lagi menuju Semarang. Dua kali kapalnya diserang oleh bajak laut. Setelah mendarat lagi, ia harus berjalan kaki melalui hutan tempat harimau masih berkeliaran.

Di kota Semarang ia menjadi gembala sidang di sebuah gedung gereja besar, yang telah didirikan oleh orang Belanda jauh sebelum Pdt. Bruckner lahir. (Gedung yang terbuat dari batu itu hingga kini masih dapat dilihat: Letaknya di Jalan Raden Saleh, tidak jauh dari pelabuhan lama di Semarang.) Kebanyakan anggota gereja itu orang Belanda atau orang Indo.

Hanya empat bulan setelah ia tiba di Semarang, Gottlob Bruckner menikah dengan putri seorang pendeta Belanda yang sudah tua. Kemudian suami istri itu dikarunia anak satu demi satu, sampai ada delapan bayi lahir dalam keluarga mereka. Tetapi pada masa itu belum ada obat yang mujarab untuk berbagai macam penyakit yang menyerang anak kecil di daerah tropika; empat orang di antara kedelapan anak dalam keluarga Bruckner itu meninggal pada waktu masih kecil.

Pada suatu hari ketika Pdt. Bruckner sedang bepergian ke Surakarta dan Yogyakarta, tibalah dua utusan Injil baru di Semarang. Mereka itu Pdt. dan Ibu Thomas Trowt, orang-orang Baptis dari Inggris. Ternyata Gottlob Bruckner dan Tom Trowt seumur; tidak lama kemudian mereka juga menjadi sahabat karib. Pdt. Bruckner kagum akan kepintaran Pdt. Trowt, dan juga kagum akan ketekunannya mempelajari bahasa Jawa.

Gottlob Bruckner sendiri telah pandai berbahasa Melayu, bahasa Indonesia kuno. Dengan cepat ia menyadari bahwa kebanyakan anggota gereja sesungguhnya tidak mengerti khotbah-khotbah dalam bahasa Belanda. Yang lebih penting lagi: Kebanyakan di antara mereka itu tidak mengerti sama sekali apa artinya menjadi orang Kristen. Pdt. Bruckner makin lama makin sedih melihat orang-orang yang hidupya jahat sepanjang minggu, namun mereka rajin ke gereja pada hari ibadah. Dan sebagai gembala sidang ia wajib menyambut mereka di gedung batu yang besar itu, seakan-akan merekalah orang-orang Kristen yang tulen.

Gottlob Bruckner banyak berbincang-bincang dengan Tom Trowt mengenai masalah itu. Ia banyak berpikir tentang arti pembabtisan. Ia pun banyak belajar Kitab Perjanjian Baru.

Akhirnya ia mengambil suatu keputusan. Pada hari Minggu, tanggal 31 Maret 1816, ia menaiki tangga ke mimbar tinggi dalam gedung gereja yang terbuat dari batu itu. Dari Alkitab bahasa Belanda ukuran besar yang terletak di atas mimbar itu, ia pun membacakan nas khotbahnya dari Kitab Injil Yohanes 5:39-40.

"Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu."

Lalu Pdt. Bruckner sungguh mengagetkan jemaatnya: "Aku akan dibaptiskan," ia mengumumkan. "Sekarang aku mengerti bahwa Alkitab mengajar agar kita dibaptiskan dengan diselamkan setelah kita sendiri percaya kepada Tuhan Yesus secara pribadi, dan bukan sebelumnya."

Hari Minggu yang berikutnya, Tom Trowt membaptiskan Gottlob Bruckner dalam Kali Banjir Kanal, yang mengalir melalui kota Semarang sampai ke muaranya di Laut Jawa. Banyak anggota gereja Belanda yang datang menyaksikan upacara itu. Tetapi tidak lama kemudian, mereka memecat Pdt. Bruckner dari jabatannya sebagai gembala sidang.

Untung, ia masih mempunyai sebuah rumah (mungkin warisan dari ayah mertuanya). Ia mengajak Pdt. Trowt sekeluarga untuk tinggal bersama-sama dengan dia. Tetapi hanya enam bulan kemudian, Tom Trowt meninggal. Badan zending di Inggris itu tak mungkin mengirim seseorang sebagai penggantinya. Peperangan sudah mereda, dan pulau Jawa sudah dikembalikan kepada bangsa Belanda.

Pdt. Bruckner menyambut perkembangan sejarah itu dengan menulis surat kepada Dr. William Carey di India, dan kepada orang-orang Baptis di Inggris yang mendukung pelayanan Dr. Carey. Sebagai akibatnya, ia sendiri ditunjuk sebagai pengganti Thomas Trowt, dengan sokongan tetap dari umat Baptis di negeri Inggris.

Gubernur baru yang ditunjuk oleh Negeri Belanda itu bertitah: "Semua utusan Injil dari Inggris harus meninggalkan pulau Jawa." Tetapi Pdt. Bruckner dapat membuktikan bahwa ia seorang Jerman, yang pandai juga berbicara bahasa Belanda. Maka ia diizinkan terus menetap di Jawa Tengah.

Sebelum ia meninggal, Tom Trowt telah mulai menyiapkan suatu kamus bahasa Jawa. Ia juga telah mulai menerjemahkan Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jawa. Hasilnya tidak seberapa, dan karyanya yang sedikit itu pun sudah hilang. Namun Gottlob Bruckner, orang yang paling gigih itu, bersedia meneruskan tugasnya.

Bahasa Jawa ternyata jauh lebih sulit daripada bahasa Jerman, bahasa Belanda, bahasa Inggris, atau pun bahasa Melayu. Setiap pagi Pdt. Bruckner bergumul dengan buku-buku dan guru-guru. Setiap sore ia berjalan kaki melalui desa dan kampung, sambil berusaha mengucapkan kata-kata yang dapat dipahami oleh penduduk setempat.

Ternyata orang-orang Jawa tidak mau mendengar Kabar Baik mengenai Tuhan Yesus. Rupanya pulau Jawa adalah ladang penginjilan yang lebih sulit lagi daripada negeri India pada saat William Carey mula-mula pergi ke sana.

Lambat laun Gottlob Bruckner menyadari betapa pentingnya isi Alkitab dalam bentuk tertulis disampaikan kepada suku Jawa. Jadi, dengan gigih ia melanjutkan tugas terjemahannya. Pada tahun 1819 ia sudah menyelesaikan keempat Kitab Injil. Pada tahun 1820 ia sudah mengerjakan seluruh Perjanjian Baru. Pada tahun 1823 ia sudah memperbaiki naskah-naskahnya dan merasa bahwa semuanya itu sudah rampung, siap untuk dicetak.

Tetapi soalnya, bagaimanakah Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa itu dapat dicetak?

Umat Kristen di negeri Inggris mengirimkan sebuah mesin cetak kepada Gottlob Bruckner. Namun sayang, tidak ada seorang pun di seluruh pulau Jawa yang tahu bagaimana menjalankannya. Lagi pula, aksara-aksara Jawa itu berbeda daripada huruf-huruf semua bahasa lainnya di seluruh permukaan bumi.

Di samping itu, masih ada juga soal lain. pada tahun-tahun 1820-an, Pangeran Diponegoro tengah mengobarkan pemberontakan melawan kuasa penjajah. Gubernur Belanda tidak mau mengizinkan apa-apa yang mungkin akan menghasut rakyat, . . .atau pun yang mungkin akan mengurangi laba dari perkebunan-perkebunan besar yang diusahakan di pulau Jawa.

Gottlob Bruckner memang seorang penerjemah Perjanjian Baru yang paling gigih. Namun ia hampir putus asa . . . ketika pada suatu hari ia menerima sepucuk surat dari India. Selama 35 tahun William Carey setia melayani Tuhan Yesus di sana. Dalam suratnya tadi Dr. Carey mengajak Pdt. Bruckner untuk datang mengunjunginya, dengan membawa serta naskah-naskah yang berharga, yaitu Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa.

Pada tahun 1828 Pdt. Bruckner berpamitan dengan istrinya dan kedua putrinya yang masih kecil. Dengan disertai kedua putranya, ia pun berlayar menuju benua India. Tak terlintas dalam pikirannya bahwa ia akan tetap terpisah dari keluarganya itu selama tiga tahun.

Setibanya di India, mula-mula ia harus mengajar para tukang cetak yang bekerja di bawah pengawasan William Carey, tentang bagaimana caranya mengukir bentuk-bentuk yang menyerupai huruf-huruf bahasa Jawa. Lalu ia sendiri harus uji coba setiap halaman yang mereka cetak: Selain dia, tidak ada seorang pun di seluruh India yang mengerti apa arti aksara-aksara yang sangat khas kelihatannya itu.

Putra sulung Gottlob Bruckner, seorang bocah berumur tiga belas tahun, jatuh sakit dan meninggal, jauh dari rumah dan ibunya. Pdt. Bruckner sendiri jatuh sakit parah, sehingga ia harus mengungsi untuk sementara ke kota Malaka dan beristirahat di sana.

Namun tugas besar itu akhirnya juga selesai. Dengan ditemani oleh putra satu-satunya yang masih hidup, Pdt. Bruckner berlayar lagi menuju Indonesia. Ruang di bawah geladak kapal laut itu memuat barang yang sangat berharga: Dua ribu Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa, dua puluh ribu surat selebaran dalam bahasa Jawa, bungkusan-bungkusan kertas, dan seperangkat aksara bahasa Jawa untuk dicocokkan pada mesin cetak guna membuat cetakan-cetakan ulang.

Di dekat pulau Kalimantan, kapal itu dilanda topan. Pdt. Bruckner dan putranya harus memegang tiang layar; kalau tidak, mereka akan terbawa hanyut oleh ombak besar. Bahkan nahkoda kapal berteriak, "Tidak ada harapan lagi!"

Namun Tuhan mengindahkan doa-doa yang tulus pada hari itu. Sebuah kapal yang setengah reyot dapat dengan susah payah mencapai tempat berlabuh di pulau Jawa.

Setelah ia pulamg ke Semarang, Gottlob Bruckner hampir tidak mempynyai waktu untuk bersalaman dengan istrinya dan kedua putrinya. Lima hari pertama setelah ia tiba itu adalah hari-hari yang penuh dengan kegemparan. Sebanyak tujuh ribu surat selebaran dalam bahasa Jawa dibagi-bagikan kepada rakyat yang berdesakan memperolehnya.

Tetapi pemerintah penjajah masih kurang menyetujui apa pun yang diperkirakan akan membangkitkan semua suku Jawa. Sepasukan tentara datang dan menyita sisa surat-surat selebaran itu, serta hampir semua Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa. Hanya karya Gottlob Bruckner seumur hidupnya itu dikunci dalam sebuah almari besi di ibu kota Jakarta.

Namun Pdt. Bruckner tetap gigih, dan tetap mencari akal. Ia masih mempunyai bungkusan-bungkusan kertas itu, serta aksara-aksara bahasa Jawa yang dapat dicocokkan pada mesin cetak. Dengan diam-diam ia mencetak lagi surat-surat selebaran. Sedikit demi sedikit ia mengedarkannya di antara orang-orang Jawa. Maka Kabar Baik dalam bahasa Jawa itu tetap tersebar luas.

Pdt. Bruckner juga mengambil tindakan khusus dengan dua di antara Kitab-Kitab Perjanjian Baru Bahasa Jawa yang masih ada pada dia: Salah satunya diposkan kepada raja Belanda, dan yang satunya lagi diposkan kepada raja Prusia (yaitu sebagian dari negeri Jerman). Raja Prusia mengirimi dia sebuah medali emas sebagai tanda kehormatan atas prestasi kesarjanaannya yang besar. Tetapi raja Belanda melakukan sesuatu yang sesungguhnya lebih berguna: Ia mempengaruhi para pemerintah Belanda sehingga mereka mengubah kebijaksanaan mereka tentang soal kebebasan beragama di pulau Jawa.

Sedikit demi sedikit isi lemari besi di Jakarta itu dikirim kmbali ke Semarang. Dan tentu saja Gottlob Bruckner membagikan Kitab-Kitab Perjanjian Baru dan surat-surat selebaran itu kepada orang-orang Jawa.

Namun sedikit sekali di antara orang-orrang Jawa itu yang percaya kepada Tuhan Yesus! Badan zending umat Baptis di negeri Inggris sering mendesak Pdt. Bruckner supaya ia mundur saja, lalu pindah ke benua India. Tetapi Gottlob Bruckner adalah seorang yang paling gigih. Ia masih tetap percaya bahwa benih Injil yang ditaburkannya itu akhirnya juga akan berbuah.

Memang betul, ada panen rohani yang sudah mulai bertunas semasa hidup Gottlob Bruckner. Anehnya, . . . hasil pertama itu dituai bukan di Semarang atau pun di daerah sekitarnya, melainkan di tempat yang jauh, di Jawa Timur.

Ketika umur Pdt. Bruckner sudah mendekati enampuluh tahun, ia sempat berlayar menelusuri pantai utara pulau Jawa sampai ke Surabaya. Di kota pelabuhan yang besar itu, ia berkenalan dengan bebeapa orang Jawa yang telah percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika ia masuk ke pedalaman, ia pun menemukan lebih banyak lagi petobat baru.

Ada seorang sepuh yang mengetuai jemaat kecil di seluruh desa."Bagaimana Bapak sampai mendengar tentang Tuhan Yesus?" tanya Pdt. Bruckner kepada orang yang sudah tua itu.

"Selama dua puluh empat tahun, akulah yang memanggil umat beragama di desa ini, agar mereka bersembahyang," jawab bapak itu." Lalu pada suatu hari, seseorang memberi aku lembaran kecil ini." Dan ia menyodorkan kepada tamunya itu sehelai surat selebaran yang telah diterbitkan oleh Gottlob Bruckner sendiri.

Betapa bahagianya hari-hari yang dihabiskan oleh Pdt. Bruckner dalam bersekutu dengan umat Kristen di desa itu! Betapa senangnya dia oleh karena dengan gigihnya ia telah pantang mundur menaburkan benih Injil berbentuk Firman Tuhan yang tertulis dalam bahasa Jawa!

Sampai akhir hayatnya, tanpa mengenal lelah Gottlob Bruckner memberi kesaksiannya tentang Tuhan Yesus. Namun selama masa hidupnya itu hanya ada sedikit orang Jawa yang menjadi percaya. Lagi pula, selama hampir satu abad sejak Pdt. Bruckner meninggal pada tahun 1875, tidak ada utusan Injil Baptis lainnya yang datang dari negeri mana pun juga untuk meneruskan pelayanannya.

Namun ada juga pengganti-pengganti Pdt. Bruckner dari aliran gereja lain. Menjelang akhir hidupnya yang panjang itu, pemerintah penjajah mulai mengizinkan kedatangan utusan-utusan Injil baru dari negeri Belanda ke pulau Jawa.

Mereka itu menemukan suatu ladang penginjilan yang sudah dibajak, siap untuk usaha penaburan mereka. Mereka menemukan Kitab perjanjian Baru yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Mereka menemukan surat-surat selebaran, dan lagu-lagu rohani, dan kamus serta daftar kosa kata yang sangat berfaedah, agar dengan lebih mudah mereka dapat mulai menyampaikan Kabar Injil di antara suku Jawa.

Pada abad yang kedua puluh ini, sudah ada ribuan, bahkan ratusan ribu orang Jawa yang telah menjadi pengikut Tuhan Yesus. Namun gerakan Kristen yang besar itu mungkin sekali tidak pernah akan terjadi, seandainya hampir dua abad yang lalu tidak ada seorang penerjemah Perjanjian Baru yang paling gigih.

TAMAT

Penulis Rapat Gerejawi Yang Pandai (Italia dan Palestina, 382 - 405 M.)

Di kota Roma, semua orang Kristen sedang membicarakan seorang pendatang baru dari sebelah Timur. Namanya, Hironymus. Perawakannya tinggi dan kurus; matanya berbinar-binar; kulitnya agak hitam, karena ia sudah lama tinggal di padang gurun, di bawah panas terik matahari.

"Kata orang, ia sudah bepergian ke tempat yang jauh-jauh, baik di sebelah Timur maupun di negeri Perancis," begitulah laporan salah seorang penduduk Roma tentang pendatang baru itu.

"Bukan hanya itu saja: Ia sudah menjelajahi seluruh daerah Yunani, Asia Depan, dan Siria," kata yang lainnya.

"Dan ia sudah berguru kepada para sarjana Kristen yang paling ternama di seluruh Timur Tengah," tambah yang lainnya lagi.

Dengan cepat Paus Damasus mendengar tentang kedatangan Hieronymus itu. Sebagai uskup agung kota Roma serta pemimin utama seluruh umat Katolik di dunia Barat, Paus Damasus merasa harus menyelidiki pendatang baru yang berpendidikan ini. Maka Hieronymus disuruh menghadap sri paus.

Mula-mula sri paus merasa kaget. Orang yang dikatakan sangat cerdik itu kelihatannya masih agak muda. Tambahan pula, ia tidak berpakaian semestinya sebagai tamu yang hendak diterima oleh seorang pemimpin gereja: Jubah panjangnya dibuat dari kain yang paling kasar, dan diikat dengan tali tambang saja. Tetapi perasaan Paus Damasus berubah pada saat ia mula membicarakan soal-soal Alkitabiah dengan tamunya itu.

"Dulu, justru tidak suka aku membaca Alkitab bahasa Latin, karena terjemahannya begitu jelek," Hieronymus dengan terus terang mengaku kepada Paus Damasus. "Aku lebih suka membaca kitab-kitab kesusastraan klasik, dalam bahasa Yunani."

"Bagaimana sampai terjadi bahwa kemudian engkau berubah pendapat, sehingga kini engkau gemar menyelidiki Alkitab?" tanya sri paus.

"O, itu terjadi di kota Antiokhia di Siria, waktu ada wabah penyakit di sana," jawab Hieronymus. "Aku juga jatuh sakit demam. Lalu pada suatu malam aku seolah-olah melihat Tuhan Yesus berdiri, di samping tempat tidurku. Dengan nada sedih Ia berkata, `Hieronymus, engkau lebih senang menjadi pengikut para sastrawan daripada menjadi pengikut-Ku'''

Makin lama mereka berdua mengobrol, sri paus semakin suka akan sarjana Alkitab yang relatif muda itu. Berkali-kali ia mengundang Hieronymus, agar mereka dapat berbincang-bincang tentang berbagai hal. Walau pakaiannya begitu sederhana, sesungguhnya Hieronymus berasal dari sebuah keluarga Kristen kaya di Italia Utara. Jadi, ia sudah tahu bagaimana caranya membawa diri di kalangan para bangsawan dan pembesar gereja.

Pada hari-hari Paus Damasus dan Hieronymus menjadi semakin akrab, umat Katolik di kota Roma sedang sibuk membuat persiapan untuk menyelenggarakan suatu rapat besar. Para pemimpin gereja dari setiap penjuru alam mulai berdatangan ke kota Roma. Dan heran, kebanyakan di antara para pemimpin Kristen itu bersalaman dengan Hieronymus seperti seorang kawan lama.

Paus Damasus belum menunjuk seorang penulis resmi untuk rapat gerejawi yang penting itu. Ia mulai menyadari bahwa Hieronymus merupakan pilihan yang tepat.

Sesuai dengan dugaan sri paus, Hieronymus menunaikan tugasnya dengan cekatan selama rapat gerejawi yang penting itu. Kemudian ia tetap menjadi penulis pribadi Paus Damasus, di samping menjadi penasihatnya di bidang penafsiran Alkitab.

Memang Alkitab bahasa Latin itu sangat perlu ditafsirkan. Umat Kristen Romawi yang memakai bahasa resmi kekaisaran itu telah membuat banyak sekali terjemahan yang berbeda-beda ada yang baik, ada juga yang jelek. Agustinus, seorang ahli teologia di Arika Utara pada abad ke-4, pernah berkata:

"Pada masa permulaan iman Kristen, setiap orang yang kebetulan memperoleh sebuah naskah Alkitab dalam bahasa Yunani dan mengaku dirinya sebagai pengalih bahasa yang cakap (walau kecakapannya itu sebenarnya sangat minim), langsung memberanikan diri membuat terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Latin."

Alhasil, terdapat sebanyak 27 versi yang berbeda-beda dari ayat Alkitab yang sama juga! Tidaklah mengherankan bila Paus Damasus berpendapat, keadaan seperti itu cukup membingungkan orang Kristen biasa. Maka sri paus memberi tugas baru kepada penulisnya yang pandai itu: Hieronymus ditugasi memeriksa setiap edisi Alkitab bahasa latin yang sudah ada, membandingkannya dengan Alkitab bahasa Yunani, dan kemudian menyediakan suatu terjemahan baru yang lebih baik.

Dengan senang hati Hieronymus menerima tugasnya yang baru itu. Dalam waktu yang relatif singkat, ia telah berhasil membuat terjemahan baru keempat Kitab Injil.

Sementara itu, Hieronymus juga sibuk mengajar. Ia membuka kursus Alkitab untuk para pemuda di kota Roma. Sambutannya begitu hangat sehingga ia juga membuka kelas Alkitab untuk para pemudi. Bukan hanya kaum muda Kristen yang suka berguru kepada Hieronymus: Ada juga orang-orang Roma yang walau masih menyembah berhala, namun merasa tertarik akan kuliahnya itu.

Salah seorang murid Hieronymus adalah seorang janda muda bernama Marsella. Setelah ia meninggalkan agama lamanya dan percaya kepada Tuhan Yesus, langsung ia memberi kemerdekaan kepada para budaknya. Ia melepaskan pakaian mewahnya dan mulai mengenakan jubah yang sederhana, meniru gurunya. Dan ia pun membuka istananya di kota Roma sebagai tempat penampungan orang yang sakit dan miskin.

Banyak penduduk Roma yang merasa terkesan sekali atas perubahan besar dalam cara hidup Ibu Marsella. Tentu saja, rakyat jelata di ibu kota kekaisaran itu merasa sangat diberkati oleh dia dan oleh gurunya Hieronymus.

Tidak lama kemudian, ada banyak wanita yang mulai mengikuti kursus dan kuliah Hieronymus. Di antara mereka ada seorang janda kaya, dengan kedua putrinya. Sang janda itu bernama Ibu Paula.

Lalu pada tahun 384, Paus Damasus meninggal. Ada sebagian umat Katolik yang berharap agar Hieronymus ditunjuk sebagai uskup agung yang akan menggantikannya. Tetapi yang terpilih malah orang lain, dan Hieronymus belum tahu bagaimana sikap sri paus yang baru itu terhadap orang yang mungkin dianggap sebagai saingannya. Maka ia memutuskan untuk kembali meninggalkan kota Roma.

Hieronymus tidak pergi seorang diri. Banyak muridnya yang menemani dia, baik pria maupun wanita. Di antara mereka itu ada Ibu Paula dan kedua putrinya. Rombongan Kristen dari kota Roma itu mulai mengembara ke Siria, ke Mesir, ke Palestina. Akhirnya pada tahun 386 mereka menetap di Betlehem, tempat kelahiran Tuhan Yesus. Di sana Ibu Paula menghabiskan seluruh hartanya untuk proyek-proyek pembangunan: sebuah gereja, sebuah rumah untuk Hieronymus dan kaum pria lainnya, sebuah rumah lagi untuk kaum wanita, dan sebuah asrama sebagai tempat penampungan para peziarah Kristen yang suka berdatangan untuk menengok "Tanah Suci."

Hieronymus masih merasa terpanggil untuk meneruskan pekerjaan luhur yang oleh sri paus almarhum dulu pernah ditugaskan kepadanya. Oleh karena itu, ia terus mengerjakan terjemahan Alkitab yang baru. Ia bukan hanya mengalihbahasakan Kitab Perjanjian Baru, tetapi juga Kitab Perjanjian Lama.

Sama seperti kebanyakan umat Kristen seangkatannya, Hieronymus suka menggunakan Septuaginta, yaitu sebuah terjemahan Perjanjian lama ke dalam bahasa Yunani yang sudah dibuat dua ratus tahun sebelum Tuhan Yesus lahir ke dunia ini. Tetapi lambat laun Hieronymus pun mulai sadar: Alkitab bahasa Yunani kesukaanku ini bukanlah Kitab Perjanjian Lama yang asli!

Sesungguhnya Hieronymus pernah belajar bahasa Ibrani. Namun ia merasa belum cukup pandai untuk langsung dapat menerjemahkan Kitab Perjanjian Lama dari bahasa aslinya. Oleh karena itu, Hieronymus mulai menyelidiki di kalangan para tetangganya, yakni kaum Yahudi di sekitar kota kecil Betlehem. Di antara mereka itu ada seorang guru agama Yahudi yang pandai: namanya, Rabbi Bar-Anina.

"Relakah Bapak mengajarkan bahasa Ibrani kepadaku?" tanya Hieronymus kepada Rabbi Bar-Anina.

"Hmmm . . .," jawab Rabbi Bar-Anina, bingung. "Mungkin kawan-kawan sekepercayaanku akan kurang senang jika mereka tahu bahwa aku sedang menolong kaum Nasrani menyiapkan Kitab Suci yang isinya tidak kami setujui itu . . . ."

"Bagaimana kalau Bapak datang kepadaku pada malam hari saja?" usul Hieronymus dengan cerdiknya.

Maka setiap malam Rabbi Bar-Anina sembunyi-sembunyi datang ke ruang belajar Hieronymus. Dan setiap pagi Hieronymus meneruskan terjemahannya yang baru itu bukan lagi berdasarkan Perjanjian Lama bahasa Yunani, tetapi langsung diterjemahkan dari bahasa aslinya.

Lama sekali tugas terjemahan itu! Setiap kata harus ditulis dengan tangan, karena belum ada alat-alat cetak. Setiap kalimat harus diperiksa ketetapannya, dan kalau ada perbaikan, kalimat itu harus ditulis kembali.

Teman-teman Hieronymus banyak menolong pekerjaannya yang luhur itu. Ibu Paula sendiri menjadi seorang ahli bahasa, dan sering membantu gurunya. Yang lainnya, baik pria maupun wanita, membaktikan diri demi membuat suatu versi Alkitab yang lengkap dan tepat, yang dapat dibaca oleh setiap orang yang berbahasa Latin.

Sesungguhnya kelompok orang saleh di Betlehem itu merupakan nenek moyang rohani para biarawan dan biarawati, yang rela berkorban sepanjang Abad Pertengahan agar ada salinan Firman Tuhan yang jitu dan jelas. (Lihatlah "Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah", dari Jilid 2 dalam buku seri ini).

Selama 34 tahun di Betlehem itu, Hieronymus bukan hanya mengerjakan terjemahan Alkitab saja: Ia juga menulis dua buku sejarah gereja, beberapa riwayat hidup orang Kristen yang luhur wataknya, ratusan surat edaran demi mendidik umat Kristen, dan sebanyak 24 buku tafsiran Alkitab. Namun pekerjaan yang selalu diutamakan olehnya ialah, megalih-bahasakan Sabda Allah.

Makin lama Hieronymus semakin tua; ia pun mengalami masa penyakit yang sungguh gawat. Namun, begitu ia mulai sembuh, langsung ia kembali ke ruang belajarnya.

Penglihatan matanya mulai kabur; namun ia bekerja keras. Ia menyuruh pembantu mudanya membacakan kitab-kitab gulungan bahasa Ibrani untuk dia, karena ia tidak sanggup lagi membaca sendiri. Lalu kepada pembantu lainnya, Hieronymus mendiktekan apa yang harus ditulis dalam bahasa Latin itu.

Terjemahan Alkitab bahasa Latin hasil karya Hieronymus itu selesai pada tahun 405, ketika ia sudah agak lanjut usianya. Mula-mula ada umat Kristen yang lebih menyukai terjemahan-terjemahan lama (silakan baca pasal 2 dalam buku ini!). Namun Hieronymus merasa yakin bahwa terjemahan hasil karyanya itu lambat laun akan menang. Mengenai mereka yang sok tidak suka terjemahan Alkitab yang baru itu, Hieronymus berkata: "Mereka mengkritiknya di depan umum, . . . tetapi membacanya di kamar!"

Memang selayaknya terjemahan Hieronymus itu diterima oleh umum. Sampai permulaan abad ke-5 Masehi, dialah sarjana Alkitab, sarjana sastra, dan sarjana bahasa yang paling pandai, yang pernah mengusahakan suatu terjemahan Alkitab. Versi hasil karyanya itu paling kuat berdasarkan atas pengenalan akan bahasa-bahasa asli Alkitab.

Lambat laun terjemahan Hieronymus itu memang diterima oleh umat Kristen di mana-mana. Bahkan julukan yang diberikan kepadanya menunjukkan, betapa luasnya versi Alkitab itu diterima: Vulgata. Artinya: "Untuk Semua Orang."

Sungguh, semua orang yang memakai bahasa Latin, bahasa Kekaisaran Romawi, seharusnya berterima kasih kepada para penulis rapat gerejawi yang pandai itu, yang telah menyediakan terjemahan Alkitab yang paling baik pada masanya. Dan kita yang hidup pada abad-abad terkemudian, seharusnya turut mengucap syukur kepada Tuhan atas Hieronymus dan kawan-kawannya, yang rela membaktikan seluruh hidup mereka demi Sabda Allah.

TAMAT

Penyanyi-Penyanyi Di Dalam Kegelapan (Peru, abad ke-20)

Rakyat sedang berkumpul pada hari pasar di desa Tayabamba, yang letaknya di daerah pegunungan Peru. Di mana-mana di sekeliling desa kecil itu, ada gunung-gunung yang menjulang tinggi ke angkasa.

Jauh di atas pada sebuah lereng bukit, ada seorang pria yang sedang berjalan kaki sambil memandang ke bawah, ke pasar desa di lembah itu. Nama pejalan kaki itu Renoso; ia seorang buruh harian. Matanya berbinar-binar kesenangan melihat pemandangan indah yang terbentang di depannya. Bagus sekali negeri Peru milik kita ini! katanya dalam hati.

Lalu Renoso mulai turun ke desa Tayabamba. Jalannya jelek. Setiap orang di daerah itu yang mampu, suka bepergian dengan menunggang bagal, keturunan kuda dan keledai. Tetapi bagi Renoso yang keuangannya pas-pasan, . . . kedua kakinya yang kuat itulah yang menjadi bagalnya! Sekalipun ia tidak mempunyai binatang tunggangan, namun hatinya senang.

Renoso sedang dalam perjalanan pulang setelah bekerja di suatu tempat di balik bukit. Ia membawa serta uang penghasilannya dari pekerjaan itu. Dalam ranselnya ia membawa juga Alkitabnya, buku lagu rohaninya, dan sebuah majalah gereja yang berjudul Kelahiran Kembali. Baik di kampung halamannya maupun di tempat ia bepergian, Renoso selalu setia sebagai anggota gerejanya.

Pasar mingguan itu masih ramai ketika Renoso tiba di desa Tayabamba. Ia tersenyum. Tadi ia merasa kesepian selama dalam perjalanan jauh di pegunungan tinggi. Kini ia dapat menikmati keramaian pasar. Mungkin ia akan membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang kepada ibunya besok. Mungkin ia akan bercakap-cakap dengan berbagai macam orang. Renoso sangat peramah; tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya daripada percakapan yang ramah.

Ternyata orang-orang di desa itu suka bergaul dan rela mengobrol. Ada yang datang dari desa-desa lain untuk menjual barang dagangannya di Tayabamba. Ada yang masih sibuk berjualan; ada yang sudah siap pulang. Dan ada juga yang sudah siap untuk pergi berbakti dengan cara-cara mereka yang khas.

Sambil bercakap-cakap Renoso memperhatikan orang-orang yang hendak pergi berbakti itu.

"Kami tidak berbakti dengan cara-cara seperti itu," katanya, seolah-olah mengobrol secara iseng-iseng saja. "Kami suka berbakti dengan membaca Alkitab, dan dengan menyanyikan lagu-lagu rohani." Dan ia pun mengeluarkan Alkitabnya dari ranselnya.

Orang-orang desa itu nampaknya tertarik sekali. Belum pernah mereka melihat sebuah Alkitab! Maka Renoso memperlihatkannya dan membacakan satu dua cerita dari halaman-halamannya.

"Buku itu bagus sekali!" kata seorang penduduk desa yang nama julukannya Paman Besar.

Renoso menggeleng. "Mungkin tidak, kecuali kalau mereka itu sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus."

"Kalau begitu, juallah Buku itu kepada kami," desak Paman Besar. "Aku ingin mendengar isinya lebih banyak lagi."

"Maaf, Paman, aku tidak dapat menjualnya," jawab Renoso. "Buku ini diberikan kepadaku pada suatu hari yang istimewa sekali." Ia membuka halaman depannya. "Lihat! Namaku dan tanggal pembabtisanku tertulis di sini dengan huruf besar. Maafkan, aku tidak dapat menjual Alkitabku."

Pada malam itu Renoso menginap di desa Tayabamba. Banyak orang yang berkumpul di sekelilingnya: Paman Besar, Kakek Tua, Si Pincang, dan beberapa penduduk desa yang lain. Mereka semua menyukai Renoso. Mereka semua ingin mendengar lebih banyak lagi tentang tempat-tempat yang dilihat dalam perjalanannya, dan tentang cara-cara berbakti di gerejanya.

"Mengenai cara berbakti itu," kata Paman Besar. "Katamu, kalian biasa menyanyi?"

""Betul, Paman," Renoso mengiakan. "Kami menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan Allah, dan lagu-lagu doa yang memohon pertolonganNya dan bimbinganNya."

"Ayo, nyanyikan salah satu lagu itu!" seru Si Pincang.

"Ya, ya, nyanyikan sebuah lagu bagi kami!" semuanya turut mendesak.

Mula-mula Renoso merasa bahwa mereka bergurau saja. Ia bukan seorang penyanyi! Bagaimana ia dapat menyanyikan sebuah lagu rohani bagi mereka?

Namun wajah setiap orang yang sedang menatapnya itu nampak begitu mengharap-harap. "Suaraku jelek," katanya ragu-ragu. Tetapi melihat kekecewaan mereka, ia pun memberanikan diri. "Baiklah! Aku akan mencoba bernyanyi. Tetapi kalian harus turut bernyanyi juga! Aku akan mengajarkan kalian sebuah lagu rohani."

Maka mulailah Renoso bernyanyi. Ia menyanyi tentang kasih Allah. Ia memuji-muji Allah atas kebaikanNya. Melodi lagu itu polos sekali; kata-katanya sangat sederhana. Setiap anak di gereja Renoso sudah biasa menyanyikan lagu itu, dengan suaranya yang merdu.

Mula-mula para penduduk desa Tayabamba dengan susah payah ikut menyanyi. Mereka belum biasa mendengarkan lagu seperti itu, apalagi menyanyikannya! Suara Kakek Tua terdengar sering pecah. Sesuai dengan nama julukannya, Paman Besar mempunyai suara besar, tetapi nadanya sering sumbang. Tetapi si Pincang pandai menyanyi. Suaranya mengalun tinggi, seolah-olah ia sudah lama mengenal lagu itu. Memang suaranya kedengaran agak kasar, namun not-notnya tepat.

Berkali-kali lagu rohani itu diulangi. Para ibu yang duduk di pojok-pojok ruang yang gelap itu juga turut menyanyi. Anak-anak duduk mendengarkan dengan mata tak berkedip, sedangkan para orang tua mereka mengangkat suara.

"Ayo, biarlah Alkitab itu tetap tinggal disini," Kakek Tua mendesak lagi.

"Maaf sekali, Kakek," kata Renoso sambil menolak secara halus. "Tetapi, . . . ya, sudah . . . aku akan meninggalkan buku lagu rohaniku pada Kakek, dan juga majalah ini dari gerejaku. Lihat judulnya: Kelahiran Kembali. Itulah yang terjadi atas tiap orang yang mengikut Tuhan Yesus. Ia menjadi manusia baru, seolah-olah ia lahir kembali."

Keesokan harinya Renoso berangkat menuju kampung halamannya. Dalam hati ia bertanya-tanya tentang desa Tayabamba: Alangkah baiknya kalau bapak pendeta dapat pergi ke sana! Namun desa itu letaknya empat hari perjalanan dari tempat tinggal bapak pendeta. Banyak desa lain yang lebih dekat, yang juga belum sempat mendengar Kabar Baik tentang Tuhan Yesus.

Sepeninggal Renoso, orang-orang di desa Tayabamba itu tidak memikirkan tentang kedatangan seorang pendeta. Bukankah mereka sudah mempunyai sebuah buku lagu rohani dan sebuah majalah Kristen? Semua orang yang berminat, suka berkumpul sehabis kerja di rumah Paman Besar. Si Pincang yang membacakan buku dan majalah itu bagi mereka; tidak ada orang lain yang sepandai dia. Bahkan sebagian di antara mereka itu buta huruf. Mereka hanya dapat belajar dengan mendengarkan saja.

Si Pincang membacakan kata-kata dari lagu rohani yang telah mereka hafalkan, yang halamannya telah ditandai oleh Renoso. Berkali-kali mereka menyanyikannya. Lalu dengan susah payah, kata demi kata Si Pincang membacakan kata-kata dari lagu-lagu lain. Ia juga membacakan isi majalah Kelahiran Kembali. Ada yang sama sekali tidak dapat mereka pahami. Tetapi ada juga yang jelas artinya, karena masih ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah disebut-sebut oleh Renoso.

"Bagaimana kita dapat menyanyikan lagu-lagu yang lain itu?" tanya Nenek Tua. "Melodi yang diajarkan Renoso itu tidak cocok dengan kata-kata yang lain."

Memang betul. Sudah berkali-kali mereka berusaha mencocokkan not-not itu pada lagu-lagu rohani yang lain, tetapi sia-sia semua.

"Mari kita membuat melodi sendiri," usul Si Pincang dengan mantap. "Kata-kata itulah yang akan menjadi penunjuk, bagaimana kita dapat menyanyikannya." Maka dengan gembira mulailah mereka ramai-ramai membuat dan menyanyikan lagu-lagu rohani dengan melodi-melodi baru.

Pada suatu hari Si Pincang melihat sebuah iklan dalam majalah Kelahiran Kembali. Iklan itu dari sebuah toko buku Kristen di Lima, ibu kota Peru. Di dalam iklan itu disebutkan juga buku lagu rohani yang sudah mereka miliki. Katanya, buku itu dapat dibeli dengan harga sekian.

Lalu si Pincang menemukan sesuatu yang mengejutkan sekali dalam iklan itu. Alkitab juga dapat dibeli! Alkitab yang sama seperti Alkitab milik Renoso! Dengan berjalan tertatih-tatih Si Pincang cepat-cepat pergi ke rumah Kakek Tua dan rumah Paman Besar untuk memberitahukan berita baik itu.

Malam itu mereka berkali-kali menghitung ongkosnya. Akhirnya mereka berhasil memposkan sepucuk surat kepada toko buku Kristen di kota Lima. Pesanan mereka: beberapa Alkitab, beberapa buku lagu rohani, dan beberapa barang cetakan yang lain.

Para pengurus toko buku di ibu kota itu heran. Setahu mereka, tidak ada seorang pun di desa pegunungan yang terpencil itu. Namun mereka segera melayani pesanan itu. "Tayabamba, . . ." sewaktu-waktu mereka berkata satu kepada yang lain. "Siapa kira-kira yang ingin punya Alkitab dan buku lagu rohani di desa Tayabamba?"

Alangkah senangnya Si Pincang, Paman Besar, dan Kakek Tua ketika pospaket yang dimuat di atas punggung seekor bagal itu tiba! Banyak penduduk desa berkumpul pada saat bungkusan itu dibuka. Tetapi orang-orang percaya itu tidak memperhatikan bahwa ada juga musuh-musuh mereka yang mengerutkan dahi. Mereka tidak peduli, oleh karena mereka begitu penuh dengan sukacita: Kini mereka mempunyai Alkitab yang sama seperti Alkitab milik Renoso.

Dengan Alkitab dan buku lagu rohani di dalam tangan mereka masing-masing, semua orang Kristen yang sudah dapat membaca sedikit itu makin lama makin pandai. Memang mereka harus membaca dalam bahasa Spanyol dan bukan dalam bahasa daerah, namun mereka berhasil juga.

"Lihat ini," kata Paman Besar sambil menunjuk pada sebuah majalah Kristen. "Di sini ada gambar anak-anak yang disuruh berkumpul untuk mendengarkan cerita-cerita Alkitab. Kenapa kita tidak menirunya? Belajar ayat-ayat dan lagu-lagu rohani itu sangat berguna bagi anak-anak."

"Gagasan yang baik!" kata Si Pincang. "Mari kita adakan sekolah untuk anak-anak di desa ini!"

Dan mulailah mereka mengadakan Sekolah Minggu untuk anak-anak. Hanya saja, mereka belum tahu ada istilah khusus "Sekolah Minggu", maka mereka menyebutnya "sekolah" saja.

"Nah, lihat!" kata musuh-musuh orang Kristen di daerah itu. "Mereka telah membuka sekolah tanpa izin!"

Alangkah terkejutnya Paman Besar, Kakek Tua, dan Si Pincang serta beberapa teman pria mereka ketika mereka ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!

Mereka semua dimasukkan ke dalam satu sel yang kotor dan gelap. Tiga perempat dari lantainya basah. Di sel itu hanya ada satu jendela, dan itu pun tinggi di atas kepala mereka. Pintu besar dari balok-balok kayu itu dipalang rapat-rapat.

Para ibu diizinkan membawakan jerami dan tikar ke penjara sebagai tempat-tempat tidur. Sekali sehari mereka pun boleh mengirim makanan. Tetapi pintu itu tetap terkunci, dan tidak ada seorang pun di dunia luar yang tahu, bagaimana masib para tahanan itu kelak.

Sepanjang hari orang-orang Kristen yang sedang ditahan itu hanya dapat duduk-duduk saja.

Satu hari lewat. Lalu tibalah hari kedua.

"Aku ada akal," kata Si Pincang. "Mari kita kirim telegram kepada toko buku Kristen di kota Lima. Mungkin para penjual Alkitab itu dapat mengutus seseorang untuk menolong kita."

"Wah, nekat sekali usul itu!" balas Kakek Tua. "Tetapi siapa lagi yang mau menjadi teman kita?" Lalu ia mengeluh lirih; sendi-sendinya yang tua itu sudah terasa pegal karena ia harus duduk lama pada lantai yang lembab.

Nenek Tualah yang bersedia mengirimkan telegram. "Tapi sebaiknya jangan dari sini," katanya. "Akan ketahuan oleh musuh-musuh kita. Biar aku besok jalan kaki ke desa yang lain, lalu mengirimkannya dari sana.

Hari ketiga pun tiba . . . dan lewat pula.

"Aku ada akal lagi," kata Si Pincang. "Mari kita menyanyikan lagu-lagu rohani!"

Maka mulailah mereka menyanyi. Penjaga penjara itu heran mendengar nyanyian-nyanyian yang ria dari sel yang gelap itu. Berturut-turut mereka menyanyikan semua lagu yang sudah mereka hafal. Lalu mereka mengarang sendiri melodi-melodi baru untuk lagu-lagu yang kata-katanya sudah mereka dengar.

Tiap-tiap hari mereka menyanyi, bahkan kadang-kadang sampai jauh malam. Di antara saat-saat menyanyi itu, mereka pun bercakap-cakap dengan hati yang senang, serta membuat rencana tentang kegiatan mereka setelah dibebaskan kelak.

Pada suatu hari ada kabar yang menyedihkan: Istri dari salah seorang tahanan itu meninggal.

Para tahanan lainnya berusaha menghibur dia. Mereka juga berusaha membujuk penjaga penjara agar ia mengizinkan orang itu pulang selama satu hari saja.

"Biarkan dia pulang!" Penjaga penjara itu kaget pada saat ia membeo seruan yang terdengar dari sel yang gelap. "Wah, bisa-bisa ia melarikan diri!"

"Bukakan pintu!" seru Paman Besar. "Pasti dia akan kembali lagi."

Dengan ragu-ragu penjaga penjara itu akhirnya membukakan pintu. Orang yang istrinya baru mati itu diperbolehkan pulang.

Petang harinya, ia memang datang kembali ke penjara. "Terima kasih banyak, Suadara," katanya kepada penjaga. "Keluargaku merasa terhibur oleh karena aku diizinkan pulang untuk turut menguburkan istriku."

Penjaga itu melongo keheranan. "Aneh benar ajaran baru ini!" gumamnya. "Siapa yang percaya bahwa seorang tahanan dengan sukarela akan kembali ke penjara?"

Seminggu . . . lalu dua minggu lewatlah sudah.

"Untung sekali kita dipenjarakan!" kata Si Pincang dengan semangat. "Kalau kita sibuk dengan tugas sehari-hari, pasti tidak ada waktu untuk mempelajari lagu-lagu rohani ini."

Ia berdiri di pojok sel yang paling basah, di mana seberkas cahaya dari jendela tinggi itu menyinari buku nyanyiannya. "Nah, di sini ada sebuah lagu rohani berupa doa, . . . seruan minta keberanian dan kesabaran; Tentu saja kita perlu keberanian dan kesabaran; jangan-jangan seumur hidup kita akan tetap terkurung di dalam kegelapan ini!" Maka mulailah Si Pincang menyanyikan lagu baru itu.

Pada suatu hari penjaga penjara berbicara dengan sungguh-sungguh kepada para pamong desa Tayabamba. "Lebih baik mereka dibebaskan saja," begitulah nasihatnya. "Telingaku pekak mendengar nyanyian mereka yang tak kunjung berakhir. Apalagi ada tahanan-tahanan lain yang mulai terpengaruh oleh ajaran-ajaran mereka. Tambahan pula, mustahil kita dapat terus menahan mereka dengan alasan yang sepele saja."

Para pamong desa mengerutkan dahi. Mereka juga merasa terganggu dengan nyanyian yang terus menerus berkumandang itu. Apalagi, banyak penganggur sudah mulai berkumpul di luar tembok penjara. Penyanyi-penyanyi di dalam kegelapan itu sudah banyak menarik perhatian.

Akhirnya para pamong desa itu mengambil keputusan: "Baiklah, lepaskan mereka."

Penjaga penjara itu tidak menunda-nunda. Segera ia melangkahkan kakinya ke arah pintu penjara. Palang dan kunci dibukakannya semua. "Bebas, kalian semua bebas!" serunya ia tersenyum, karena dalam hati ia merasa kagum akan para tahanan yang tabah hatinya itu. "Pulanglah dengan selamat!"

Gembira sekali suasana pada malam itu di rumah setiap orang Kristen. Kemudian mereka semua berkumpul di rumah Paman Besar. Di sana mereka menyanyi, sama seperti waktu mereka menyanyi di dalam kegelapan. Di sana pula mereka mengucap syukur oleh karena masa tahanan mereka sudah lewat.

Beberapa hari kemudian, seorang penginjil memasuki desa Tayabamba dengan menunggang seekor bagal. Telegram kepada toko buku Kristen itu memang sudah diterima. Secepat mungkin penginjil itu dikirim ke sana.

Sesampainya di desa Tayabamba, penginjil itu agak bingung tentang hukum yang berlaku di sana. Namun ketika ia mendengar bahwa semua tahanan itu telah dibebaskan, hatinya lega. Sekarang ia dapat memakai waktunya dengan lebih terarah.

"Tiga puluh orang di sini sudah mulai membaca Alkitab," Si Pincang menjelaskan. "Lebih dari tiga puluh orang yang suka mendengar ajaran-ajarannya. Tetapi kami semua perlu lebih tahu bagaimana caranya mengikuti Tuhan Yesus."

Maka selama beberapa hari penginjil itu menetap du desa Tayabamba. Sesuai dengan permintaan Si Pincang, ia menolong orang-orang Kristen baru itu agar "lebih tahu bagaimana caranya mengikuti Tuhan Yesus." Ia pun bercerita kepada mereka tentang umat Kristen lainnya di seluruh dunia. Lalu ia pergi lagi, dengan janji akan datang kembali sewaktu-waktu.

Satu demi satu ada lagi penduduk desa Tayabamba yang rela mulai membaca Alkitab atau rela mulai mendengarkan pembacaannya. Satu demi satu ada lagi orang-orang baru yang percaya kepada Tuhan Yesus. Jumlah umat Kristen di desa itu tidak lagi hanya berpuluh-puluh orang saja, melainkan beratus-ratus orang.

Kadang-kadang penjaga penjara di desa Tayabamba itu masih suka bingung. Aneh . . . katanya pada dirinya sendiri, sejak aku membebaskan tahanan-tahanan itu, kejahatan di sini semakin berkurang. Tidak lagi sering terjadi perkelahian atau perjudian; tidak lagi banyak orang yang mabuk-mabukan. Tentu ini adalah perubahan cara hidup yang mengagumkan . . . berkat adanya penyanyi-penyanyi di dalam kegelapan itu!

TAMAT

Pernikahan Yang Tidak Pernah Terjadi (Amerika Serikat, Meksiko, Kolombia, 1940 - 1965)

Marianna Slocum sudah tahu bagaimana cara kehidupan di kota. Bukankah gadis Amerika itu telah dibesarkan di kota besar Philadelphia? Bukankah ayahnya seorang dosen dan penulis buku kesarjanaan yang cukup terkenal di bidangnya? Bukankah si Marianna sudah terbiasa dengan rumah yang nyaman, buku dan majalah, bahkan segala sesuatu yang lazim bila merasakan enaknya hidup di kota besar?

Namun pada musim panas tahun 1940, si Marianna sedang sibuk belajar bagaimana tidur di tenda. Ia pun sedang belajar bagaimana mencari dan menyiapkan makanannya sendiri, bagaimana mempertahankan hidupnya di tengah-tengah hutan rimba.

Sejak tahun ketiga masa kuliahnya, Marianna Slocum sudah merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang penerjemah Alkitab bagi suku terasing. Ia ingin melayani suku yang masih biadab, suku yang belum mempunyai bahasa yang tertulis. Untuk dapat mencapai cita-citanya itu, tentu saja si Marianna harus tahu bagaimana cara hidup di tempat yang jauh dari kota. Itulah sebabnya pada musim panas tahun 1940 ia memasuki suatu perkemahan khusus sebagai pusat pelatihan para calon penerjemah Alkitab.

Di antara kaum muda Kristen yang sedang mengikuti latihan yang cukup berat itu, ada juga seorang pemuda Kristen bernama Bill Bentley. Mulailah terjalin persahabatan yang akrab antara si Bill dan Marianna Slocum.

Apakah itu kebetulan saja bahwa kedua penerjemah muda ditugaskan di negara yang sama, yakni Meksiko, negara tetangga Amerika Serikat di sebelah selatan? Bukan hanya itu saja: Marianna harus mendekati suku Indian Chol, yang daerah pemukimannya hanya sejauh satu hari perjalanan kaki dari daerah pemukiman suku India Tzeeltal, yang harus didekati oleh Bill.

Pada bulan Februari 1941, kedua hamba Tuhan yang masih muda itu bertunangan. Dan menjelang pertengahan tahun itu juga, mereka pun pulang dulu ke Amerika Serikat agar dapat mempersiapkan pernikahan mereka.

Akan tetapi, . . . pernikahan itu tidak pernah terjadi. Pada tanggal 23 Agustus 1941, hanya berselang enam hari sebelum tanggal pernikahannya, Bill Bentley dengan tenang meninggal sewaktu tidur. Menurut pemeriksaan para dokter kemudian, ada kelainan pada jantungnya suatu kelemahan fisik yang tak terduga sebelumnya.

Calon suami Marianna Slocum itu sudah tidak ada lagi. Namun panggilan Tuhan masih tetap ada. Maka seorang diri Marianna kembali ke negeri Meksiko. Tetapi ia tidak kembali ke tempat tinggalnya yang dahulu: Ia telah mendapat persetujuan atasannya, agar diperbolehkan pindah tugas ke suku Indian Tzeltal, untuk meneruskan pekerjaan Bill yang belum selesai itu.

Di daerah pemukiman suku Tzeltal itu, ada sebuah perkebunan kopi milik orang Jerman. Di sana Marianna menyewa kamar yang dulu ditempati Bill. Tidak lama kemudian, ada seorang pemudi lain yang datang menemani dia dalam tugas terjemahannya itu.

Sulit sekali mendekati suku Indian Tzeltal! Pergaulan mereka dengan orang Barat telah merusak adat mereka. Banyak di antara mereka yang bermabuk-mabukan; banyak juga yang suka berkelahi saja. Dan cukup jelas, mereka semua sangat membenci kedua pemudi yang telah datang dari Amerika Serikat dan tinggal di tengah-tengah mereka.

Teman sekerja Marianna itu tidak tahan lama; ia pulang saja. Kemudian ada pembantu lain lagi yang datang, tetapi ia pun tidak tahan lama. Baru pada tahun 1947 Marianna Slocum mendapat seorang rekan sepanggilan yang rela menemani di dalam jangka waktu panjang. Utusan Injil itu adalah seorang juru rawat bernama Florence Gerdel. Anehnya, kedatangan Florence ke Meksiko itu dengan maksud hanya menolong untuk sementara saja. Tetapi ternyata ia tetap bekerja sama dengan Marianna selama dua puluh tahun lebih.

Banyak halangan yang harus dihadapi oleh kedua wanita pemberani itu! Pemabukan, pengotoran lingkungan hidup, takhayul, kuasa gelap yang bekerja melalui para dukun ini semua menyulitkan usaha Florence untuk meningkatkan taraf kesehatan suku Tzeltal. Dan setiap hari Marianna harus bergumul berjam-jam lamannya, bekerja keras untuk dapat membedakan bunyi-bunyi yang diucapkan oleh orang-orang Indian itu. Ia pun harus bekerja keras untuk menyusun bunyi-bunyi itu menjadi suatu bahasa yang tertulis.

Ternyata suku Indian Tzeltal itu mempunyai lebih dari satu bahasa. Marianna megambil keputusan untuk menyoroti dulu bahasa Oxchuc. Sedikit demi sedikit ia berhasil mengalihkan Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa itu.

Hampir tujuh tahun setelah usaha penginjilan itu dimulai, barulah ada seorang suku Indian Tzeltal Oxchuc yang rela mengaku percaya kepada Tuhan Yesus di depan umum. Dia itu putra seorang dukun. Banyak penganiayaan yang diterimanya! Namun ia tetap memberi kesaksian tentang imannya yang baru itu. Dan lambat laun ada lagi orang-orang Indian yang menjadi percaya.

Jumlah umat Kristen di antara suku Tzeltal itu meningkat menjadi puluhan orang, lalu ratusan orang, kemudian ribuan orang. Minggu demi minggu mereka setia datang ke tempat-tempat ibadah--walau di tengah-tengah musim hujan, walau harus mengarungi sungai yang sedang banjir sekalipun.

Tanggal 6 Agustus 1956 adalah suatu hari yang amat bahagia bagi Marianna Slocum, Florence Gerdel, dan semua orang Kristen suku Tzeltal. Di langit nan biru nampaklah sebuah pesawat terbang kecil berwarna kuning. Pesawat kecil itu memuat barang yang sangat berharga: Sejumlah Kitab Perjanjian Baru yang sudah dicetak dalam bahasa Tzeltal Oxchuc. Setelah diadakan kebaktian pengucapan syukur, ratusan orang Indian antri untuk membeli Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri.

Di samping Perjanjian Baru dalam bahasa Oxchuc, Marianna juga sudah menerjemahkan cerita-cerita yang paling penting dari perjanjian Lama, lagu-lagu rohani, dan buku-buku petunjuk pemberantasan buta huruf. Rasanya tugas Bill yang tidak sempat dikerjakannya dulu itu sudah selesai. Teman Marianna, Florence, juga sempat melatih beberapa orang setempat untuk meneruskan pelayanan medis itu.

Itulah sebabnya pada bulan April tahun 1957, Marianna Slocum dan Florence Gerdel menaiki sebuah pesawat terbang yang kecil. Tidak lama kemudian, setelah mendarat lagi, mereka harus berjalan kaki melalui hutan rimba selama enam jam. Barulah mereka tiba di tempat mereka akan mulai lagi dari nol di tengah-tengah suku terasing lain.

Namun ternyata kali ini tugas Marianna tidak seberat tugasnya yang pertama. Orang-orang Indian di tempat tinggalnya yang baru itu masih termasuk suku Tzeltal, walaupun mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda. Pengalaman Marianna dalam menguasai bahasa Oxchuc itu sangat menolong usahanya untuk menguasai bahasa Bachajon.

Dulu, Marianna menghabiskan 16 tahun untuk menerjemahkan seluruh Perjanjian Baru ke dalam bahasa Oxchuc. Tetapi ia hanya menghabiskan separo waktu itu untuk menerjemahkan Perjanjian Baru dalam suatu bahasa yang semulanya belum tertulis.

Marianna dan Florence rajin bersaksi bagi Tuhan Yesus selama delapan tahun mereka tinggal di antara suku Indian Tzeltal Bachajon itu. Berkat kerja keras mereka, sudah ada sebanyak empat puluh jemaat di desa-desa suku Indian itu. Jadi, ada banyak orang Indian yang antri untuk membeli Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa mereka sendiri.

Pada hari yang menggembirakan itu, ada satu pertanyaan yang sering terdengar dari para orang Kristen suku Indian:

"Berapa harganya Alkitab yang baru itu?"

Secara harfiah, jawabannya ialah: "Tujuh belas setengah peso uang Meksiko." Namun pembayaran sekian itu hanyalah sebagian kecil harga yang harus dibayar oleh Marianna Slocum agar terwujud Firman Tuhan dalam bahasa Bachajon: Rasa kesepian, sakit-penyakit, cara hidup yang amat primitif, tinggal jauh dari keluarga dia rela mengalami semuanya demi suku-suku terasing, supaya mereka dapat mendengar Berita Baik tentang Tuhan Yesus.

Dan bukan hanya itu saja: Sekali lagi, rupa-rupanya tugas Marianna dan Florence di antara suku Indian Tzeltal Bachajon itu sudah selesai. Jadi, mereka berdua meninggalkan negeri Meksiko dan mulai lagi dari nol di tempat pemukiman suku terasing lain di daerah pegunungan negeri Kolombia.

TAMAT

Persoalan Pelik Yang Membuat Pusing Para Penerjemah (seluruh dunia, sepanjang abad)

Bagaimana kita dapat mengatakan unta dalam bahasa yang dipakai oleh suku Eskimo?"

Itu salah satu persoalan pelik yang membuat pusing para penerjemah Alkitab di sebelah utara negeri Kanada.

"Tidak ada kata untuk unta dalam bahasa suku Eskimo," kata penerjemah yang satu kepada penerjemah yang lain. "Lagi pula, tidak ada seorang Eskimo pun di daerah dingin di sebelah utara ini yang pernah melihat seekor unta."

Pada waktu itu, belum ada televisi atau video ataupun bioskop. Tidak ada cara yang tepat untuk dapat memperlihatkan kepada suku Eskimo, binatang macam apa seekor unta itu. Padahal kata unta berkali-kali diperlakukan dalam terjemahan Firman Tuhan.

Persoalan-persoalan pelik seperti itu sering membuat pusing para penerjemah Alkitab. Sepanjang abad mereka harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti: "Bagaimana kita dapat mengatakan hal ini? Kata apa yang tepat untuk maksud ini? Bagaimana paham ini dapat kita gambarkan dengan kata-kata sehingga mulai dipahami. padahal pahamnya sendiri belum pernah trpikirkan?"

Di seluruh dunia di pegunungan tinggi, di hutan rimba, di gurun pasir, di padang pasir, di padang luas yang berlapis salju tiap kali para penerjemah berusaha mengalihbahasakan Firman Tuhan, mereka pun menghadapi banyak persoalan pelik. Tidak heran jikalau mereka sering dibuat pusing olehnya!

Para sarjana yang hendak menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa suku Eskimo itu, akhirnya harus menggambarkan unta sebagai binatang semacam rusa besar yang aneh.

Berikut ini ada beberapa contoh lain dari kata-kata yang ternyata sulit diterjemahkan. Namun dengan berbagai-bagai cara para penerjemah akhirnya juga dapat memecahkan setiap persoalan pelik itu, misalnya sebagai brikut:

"Karena kasih karunia kamu diselamatkan," demikianlah seorang penerjemah pernah membaca dari Efesus 2:8. "Bagaimana paham kasih karunia itu tinggal di pulau daerah Lautan Pasifik ini?"

Akhirnya ditemukan sebuah kata. Artinya, pemberian. Tetapi bukan sembarangan pemberian! Maksudnya jauh lebih dalam daripada itu.

Artinya, pemberian tanpa imbalan, pemberian yang semestinya tidak diberikan. Lagi pula, yang menerima pemberian macam itu tidak usah membayar.

Namun ternyata maksudnya masih lebih dalam lagi.

Artinya, pemberian yang menyatakan kebaikan terhadap seseorang yang seharusnya justru diperlakukan dengan tidak baik, setimpal dengan perbuatannya sendiri yang tidak baik itu.

Nah, bagaimana sang penerjemah dapat menemukan sebuah kata dengan arti yang sedemikian dalam?

Ia mula-mula mendengar istilah itu pada waktu ia memberikan sesuatu kepada seseorang. Ada teman-temannya di antara suku setempat di pulau itu yang sangat tidak setuju. "Mengapa Bapak mau memberikan sesuatu kepada orang itu?" mereka memprotes. "Dia kan musuh Bapak!"

Lalu mereka memakai kata yang sudah lama dicari-cari itu: "Bapak telah memberikan yang baik kepada seseorang yang seharusnya justru menerima yang tidak baik!"

Banyak istilah kiasan yang dipakai dalam berbagai macam bahasa! Misalnya, dalam bahasa Indonesia sang surya disebut: matahari . . . padahal kita semua tahu bahwa hari itu sesungguhnya tidak mempunyai mata. Demikian juga kita suka mengatakan mata kuliah, dan mata air, dan mata rantai, dan mata uang.

Tetapi apa gerangan maksud istilah mata jarum, yang biasa dipakai dalam bahasa Inggris? Hal yang sama itu, oleh suku Indian Otomi di Meksiko disebut: telinga jarum. Suku Indian Kekchi di Guatemala menyebutnya: muka jarum. Dan dalam salah satu bahasa lain lagi, hal yang sama juga disebut: kaki jarum.

Apakah jarum itu mempunyai mata? telinga? muka? kaki?

Mungkin sudah dapat diterka bahwa maksud yang sebenarnya dari semua istilah itu ialah: lubang jarum. Tuhan sendiri menyebutkannya secara kiasan dalam Markus 10:25, dikaitkan dengan unta tadi.

Menurut Markus 15:29, banyak orang mengejek Tuhan Yesus pada saat Ia disalibkan, dengan "menggelengkan kepala mereka." Tetapi dalam bahasa Subanun di Philipina, ayat itu harus diterjemahkan: "menganggukkan kepala mereka." Soalnya, suku Subanun di pulau Mindanao itu biasa mengejek orang dengan berangguk-angguk, dan bukan dengan bergeleng-geleng!

Dalam Wahyu 3:20, Tuhan Yesus berkata: "Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk." Tetapi dalam bahasa Zanaki di Tanzania, Afrika Timur, kalimat itu harus diterjemahkan: "Aku berdiri di muka pintu dan memanggil." Soalnya, jika ada orang dari suku Zanaki yang mengetuk pintu, pasti dia itu seorang pencuri. Di sana pencuri suka datang pada waktu malam dan mengetuk pintu dulu, kalau-kalau ada orang yang masih belum tidur. Jika tidak ada yang menyahut, barulah si pencuri itu berani menerobos masuk.

Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang pernah harus dihadapi oleh para penerjemah Alkitab di seluruh dunia; cara mereka menjawab tiap pertanyaan itu pun tertera di sini:

Kata apa yang harus kita pakai untuk guru?

Pengukir pikiran.

Kata apa yang harus kita pakai untuk pintu gerbang?

Mulut jalan?

Kata apa untuk timur?

Tempat kelahiran pagi.

Kata apa untuk awan?

Kegelapan milik hujan.

Bagaimana dengan kata mencium? Orang-orang yang tinggal di


sini tidak pernah saling mencium.

Tetapi mereka itu saling meniup ke dalam telinga.

"Putih seperti salju" (Yesaya 1:18) sama sekali tidak


berarti untuk mereka yang tinggal di daerah


tropika yang panas terik ini.

Namun "putih seperti bulu burung bangau", mudah mereka pahami.

Adakah kata dalam bahsa Bambara untuk paham menebus?" tanya seorang penerjemah Alkitab di Afrika Barat. "Kata itu amat penting di dalam Alkitab, karena Tuhan Yesus menebus kita dari kuasa dosa dan maut."

Seseorang dari suku Bambara itu mengusulkan sebuah istilah yang secara harfiah berarti: "Tuhan Yesus melepaskan kepala kita."

Tetapi sang penerjemah itu bertambah bingung. "Bagaimana istilah itu dapat berarti menembus?" tanyanya.

Lalu orang Afrika itu bercerita, bagaimana dahulu kala para leluhurnya dijual sebagai budak orang Arab. Tiap budak belian itu dirantai lehernya dan digiring melalui kampung-kampung menuju pantai. Kalau kebetulan ada budak yang dilihat dan dikenali oleh seorang kepala kampung, ia dapat menebus orang itu dengan membayar sejumlah uang emas, gading, atau barang berharga lainnya. Bila harga tebusan itu telah dibayar, maka rantai dicopot dari leher budak, sehingga kepalanya lepas dari ikatan.

Maka demikianlah caranya para penginjil suku Bambara pada masa kini suka bercerita kepada orang-orang sebangsa mereka yang sedang duduk di sekitar api unggun: "Tuhan Yesus telah datang ke dunia ini untuk melepaskan kepala kita dari kungkungan dosa dan maut."

Di antara suku Karre di pedalaman Afrika, para penerjemah Alkitab mendapat kesulitan dalam mencari istilah yang tepat untuk Roh Kudus, yang datang sebagai Penghibur. Berkali-kali mereka menerangkan fungsi Roh Kudus, misalnya: meneguhkan orang Kristen, menghibur hatinya bila sedang berduka, menegakkan dan melindungi serta membimbing orang Kristen itu.

Setelah mendengar keterangan itu, para penduduk setempat segera berkata: "Seseorang yang jatuh di samping kita."

Namun para penerjemah bertambah bingung: Apa gerangan maksudnya?

Orang-orang dari suku Karre itu lalu menjelaskan:

"Bila seseorang mengangkut pikulan yang berat, lalu jatuh sakit dalam perjalanan dan tidak dapat berjalan terus sampai ke tujuannya, maka dia pasti kemalaman di jalan. Itu berarti ia diancam akan dirampok oleh orang jahat atau diterkam oleh harimau. Tetapi kalau kebetulan ada orang lain yang lewat dan orang itu berbelas kasihan kepadanya, lalu merawatnya, melindunginya dari segala macam bahaya, dan membawa dia ke tempat tujuannya, maka kita menyebut orang yang bersimpati itu: `seseorang yang jatuh di samping kita'."

Jelas sekali keterangan itu . . . sejelas perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati! Maka dalam Alkitab bahasa Karre, para penerjemah mulai memakai istilah "seseorang yang jatuh di samping kita" untuk Roh Kudus, Sang Penghibur.

"Kata! Kata! Kata!" keluh Dr. Edwin Smith. "Seandainya aku mempunyai semua kata yang kuperlukan, pasti terjemahan Alkitab ini dapat cepat selesai."

Dr. Smith dan kawan-kawan sekerjanya di Malawi, Afrika Timur, sedamg menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Ila, supaya Firman Tuhan dapat dibaca dan dipahami di daerah itu.

Salah seorang Afrika itu memandang Dr. Smith dengan raut muka yang menyatakan rasa simpati. "Bahasa Ila yang kami pakai di sini memang kekurangan kata, Pak," katanya. "Kadang-kadang tidak ada kata dalam bahasa kami yang cocok dengan paham dalam Kitab Suci."

"Ya, ya," kata Dr. Smith sambil iseng-iseng mengetuk-etukkan pensilnya di atas meja tulisnya. "Namun aku yakin ada juga kata-kata yang cukup tepat, . . . asal saja kita dapat menemukannya.

Mereka kembali kepada tugas yang sedang mereka kerjakan bersama. "Nah, ini! Kata percaya ini. Mazmur 56:4 berkata, `Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu,' Percaya! Tidak ada lagi kata seperti itu dalam bahasa Ila."

Berulang kali Dr. Smith berusaha menjelaskan paham percaya. Berbagai cara digunakannya untuk menerangkan arti kata itu. Namun dengan segala jerih payahnya itu ia belum juga berhasil menemukan istilah yang cocok.

"Ah! Kita sudah capai." Dr. Smith meregangkan lengannya. "Sudah cukup lama kita memeras otak dengan tugas terjemahan ini. Mari kita mengerjakan yang lain saja. Dinding di ruang depan ini perlu dicat."

Dr. Edwin Smith tidak sama seperti sarjana-sarjana tertentu yang takut tangannya akan menjadi kotor kalau melakukan pekerjaan kasar sehari-hari. Maka ia sendiri pergi mengambil sebuah tangga bambu yang sudah agak rusak. Dan ia pun menyadarkan tangga itu pada dinding serta mulai mencat ruang depan.

Sambil bekerja, Dr. Smith sempat mendengar percakapan kawan-kawannya. Padahal kawan-kawannya itu merasa pasti bahwa karena sibuk mengecat, Dr. Smith tidak akan mendengar apa yang mereka bisikkan. Ternyata mereka memberi komentar tentang pekerjaan yang sedang dilakukan Dr. Smith.

Tiba-tiba Dr. Smith berhenti bekerja; cat dibiarkannya mulai menjadi kering pada kuasnya.

Kata apa yang baru saja didengarnya itu? Dalam benaknya ia mengulangi komentar tadi: Seandainya aku jadi dia, aku tidak mau percaya pada tangga bambu yang sudah setengah rusak itu; lihat saja, nanti dia jatuh!

Percaya! Nah, itu . . . istilah yang sudah lama mereka cari-cari!

Dr. Smith memang hampir jatuh, tetapi hal itu disebabkan oleh karena ia berpaling pada tangga bambu dan mengutip ayat tadi: ```Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu.''' Dan ia memakai istilah dalam bahasa Ila yang baru saja dipakai oleh kawan sekerjanya itu.

Orang-orang Afrika itu memandang kepadanya, terheran-heran. Lalu salah seorang di antara mereka berseru: "Percaya! itukah arti istilahnya Pak?"

Berkali-kali orang Afrika itu mengulangi Mazmur 56:4, dengan memakai kata dalam bahasa Ila tadi: ```Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu.''' Berulang-ulang ia menghafalkannya sambil berpikir. "Nah, barulah jelas, Pak. Baru kami mengerti maksudnya, jika dikatakan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan."

Dr. Smith meneruskan pekerjaannya. Nanti cat akan menjadi kering semua, jika ia meninggalkan tugasnya begitu saja. Namun ia hampir tidak dapat menahan diri. Ia ingin segera turun dari tangga yang sudah agak rusak itu (walau ia memang percaya padanya). Ia ingin segera kembali ke meja tulisnya dan mencatat istilah yang baru ditemukannya itu, agar terjemahan Alkitab dalam bahasa Ila dapat menjadi semakin jelas.

TAMAT

Salinan Keempat Kitab Injil Yang Paling Indah (Inggris, 690 - 750 M.)

Di lautan dekat pantai negeri Inggris, terdapat sebuah pulau kecil yang sangat indah, seindah impian. Kalau pada hari-hari tertentu badai hujan sedang mengamuk, gelombang-gelombang besar menghantam pulau itu dan angin kencang menamparnya. Tetapi pada hari-hari lainnya matahari bersinar lembut, dan pulau kecil itu nampaknya bagaikan batu permata di tengah laut. Ombak-ombak kecil berdatangan membelai-belai pantainya, lalu surut kembali dan menghilang di dalam samudra.

Nama pulau kecil itu bagaikan lagu pada bibir orang yang mengucapkannya. Kalau seseorang mengucapkan kata indah "Lindesfarne", seakan-akan ada rasa puas yang meliputi hatinya.

Pulau itu pun diberi nama julukan: "Pulau Suci." Nama yang manakah yang lebih tepat? Biarlah setiap pembaca menilainya sendiri.

Lebih dari seribu tahun yang lampau, kira-kira pada tahun 690 M., di pulau Lindesfarne ada seorang biarawan Kristen bernama Eadfrith. Dialah bapak kepala dari semua biarawan yang terkumpul di tempat yang terpencil itu. Mereka sengaja berkumpul di sana agar dapat melayani Tuhan Yesus dan sesama manusia tanpa gangguan dari dunia luar.

Raut muka Eadfrith mencerminkan ketenangan dan keberanian. Dan memang ia memerlukan sifat-sifat itu, karena masa hidupnya adalah masa yang sangat berbahaya. Siapa yang tahu, kapan para penyerbu suku Viking yang garang itu akan datang dari benua Eropa dan menyerang pulau Lindesfarne? Mereka itu suka naik perahu-perahu panjang yang haluannya berukiran naga. Dengan tak terduga mereka tiba-tiba akan mendarat di suatu tempat yang sebelumnya aman. Kemudian tempat itu dilanda teriakan perang dan perbuatan teror, sampai semua penduduknya tewas dan semua bangunannya terbakar.

Namun raut muka Eadfrith tetap mencerminkan ketenangan dan keberanian. Bahkan ia berani mengimpikan suatu masa depan yang indah. Pada waktu yang dibayangkannya itu, seluruh umat manusia akan meletakkan pedang dan tombak mereka, dan akan mengikuti seorang Pemimpin yang mengibarkan bendera kasih.

Eadfrith bukan hanya mengepalai sekelompok kecil kaum pria yang tinggal di dalam biara di pulau Lindesfarne itu: Ia pun suka bekerja bersama-sama dengan mereka. Ia telah menyediakan sehelai kulit domba yang sangat halus, sehingga layak menjadi tempat penulisan Firman Tuhan. Dan di atas kulit yang halus itu, dengan panjang sabar Eadfrith mulai menyalin keempat Kitab Injil yang menceritakan masalah pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini. Karena (demikianlah pikir Eadfrith) bagaimana pedang dan tombak akan berhenti mengamuk, kecuali jika Kabar Baik tentang Tuhan Yesus itu diberitakan dimana-mana? Hanyalah Tuhan Yesus yang sanggup menyelamatkan dunia dari dosa dan sengsara.

Hari demi hari, minggu demi minggu Eadfrith bekerja keras. Dengan seluruh keahliannya ia menulis setiap huruf dalam naskah salinannya itu. Ada huruf-huruf yang polos saja; ada juga huruf-huruf (khususnya yang letaknya di permulaan pasal atau di kepala halaman) yang dibuat semarak dengan warna-warni yang indah. Di dalam kotak dan lingkaran yang menghiasi huruf-huruf besar itu dapat terlihat gambar para malaikat dan para hamba-hamba Tuhan dari masa lampau.

Hari demi hari, minggu demi minggu Eadfrith terus bekerja. Setiap kata disalinnya dengan huruf-huruf yang indah dan jelas. Kata demi kata, baris demi baris, seluruh isi keempat Kitab Injil itu diturunkannya dari naskah-naskah dalam bahasa Latin, yang merupakan satu-satunya Alkitab milik para biarawan di pulau Lindesfarne.

Musim demi musim berlalu. Pada musim semi, rerumputan bertaburan bunga di pantai pulau Lindesfarne yang sering terhantam badai itu. Warna-warna bunga itu menyamai warna-warna tinta yang berkembang dari kuas Eadfrith sehingga menjadi huruf-huruf besar yang terhias pada Kitab Injil Matius dan Kitab Injil Markus. Musim panas dan musim rontok pun lewat, dan tibalah musim salju. Masih tetap jari-jari Eadfrith yang kedinginan itu menelusuri baris-baris tulisan dari Kitab Injil Lukas dan Kitab Injil Yohanes. Kadang-kadang juru tulis yang panjang sabar itu harus berhenti dulu untuk memanaskan tangannya: Ia khawatir jari-jarinya yang kaku akan mencemarkan keindahan hasil karyanya.

Akhirnya seluruh pekerjaan penyalinan itu selesai. Helai-helai kulit domba yang telah bertuliskan keempat Kitab Injil itu disusun oleh tangan orang lain, bukan oleh tangan Eadfrith, sebab Bapak Eadfrith sudah meninggal. Waktu itu tahun 724 M., dan yang menjadi bapak kepala biara di pulau Lindesfarne adalah Ethelwald. Dialah yang menyuruh supaya dibuat suatu sampul keras, agar halaman-halaman dalam dari kitab yang terindah itu dapat terlindung dengan baik.

Billfrith, seorang rahib suci yang suka hidup sendirian, disuruh mengambil kitab itu. Ia seorang pandai perak dan emas yang sangat ahli. Dengan logam-logam berharga dan batu-batu permata ia menghiasi sampul dari salinan keempat Kitab Injil itu.

Pekerjaan Billfrith pun sudah selesai. Untuk terakhir kalinya tangan Billfrith yang cekatan itu menjamah Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah. Maka Kitab Suci itu dibawa dengan penuh khidmat ke ruang ibadat, yaitu ke tempat yang paling terhormat di seluruh pulau Lindesfarne. Di sana para biarawan berkumpul untuk mengucap syukur kepada Tuhan, oleh karena tidak ada halangan apapun dalam proses persiapan Kitab Suci yang telah mulai disalin oleh Eadfrith berpuluh-puluh tahun yang lampau.

Siapa yang tahu, berapa kali halaman-halaman yang indah itu dibolak-balikkan dengan hati-hati oleh tangan para biarawan? Siapa yang tahu, berapa kali kata-kata panjang dalam bahasa Latin itu dibacakan oleh mereka dalam kebaktian? Siapa yang tahu, berapa kali mereka mengucap syukur atas harta milik mereka, yaitu Firman Tuhan? Selama berpuluh-puluh tahun Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu menjadi kekayaan yang paling berharga dari para biarawan di pulau Lindesfarne.

Lalu . . . malapetaka yang sudah lama mereka khawatirkan itu tiba. Perahu-perahu panjang berukiran naga itu terlihat lagi di lautan lepas. Maka tahulah para biarawan bahwa penyerbu-penyerbu dari suku Viking itu sedang kian mendekat, dengan membawa serta teror dan api kemusnahan dan muat. Mereka sempat juga menemukan pulau Lindesfarne yang indah permai itu!

Dengan khidmat para biarawan mengangkat Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu dari tempatnya di ruang ibadah. Dengan tangan yang lembut mereka membungkusnya, agar harta mereka itu dapat dibawa serta dalam suatu perjalanan yang panjang. Pada suatu malam yang diterangi sinar bulan, bertolaklah mereka dengan naik sebuah perahu kecil. Mereka merahasiakan keberangkatan mereka, agar kekayaan mereka dapat dibawa dengan selamat ke negeri Inggris.

Setelah mendarat, kelompok kecil dari biara itu kemudian menjelajahi negeri Inggris, mencari suatu tempat yang aman. Mereka tidak berani kembali ke Lindesfarne, karena pulau kecil itu telah diserbu suku Viking yang garang. Selama brpuluh-puluh tahun, tidak ada lagi tempat pengungsian di sana.

Bahkan di Inggris pun rombongan pengungsi dari Lindesfarne itu dihadang bahaya. Kaum penyerbu dari suku Viking sewaktu-waktu menyerang pantai negara itu. Para biarawan mengambil keputusan untuk mencari sebuah pulau lain lagi di mana mereka dapat hidup dalam damai sejahtera serta dapat bekerja tanpa gangguan.

Lalu mereka menaiki sebuah kapal yang akan berlayar menuju pulau Irlandia. Kecil sekali kapal itu! Sedangkan lautan amat besar. Namun para pengungsi itu berani membawa serta Keempat Kitab Injil yang pernah disalin dengan penuh penyerahan diri oleh Eadfrith, almarhum kepala biara mereka.

Pada waktu kapal itu berlayar menuju Irlandia, timbullah badai besar. Angin dan ombak mencakar geladak dan tiang layar kepal kecil itu, serta merenggut apa saja yang dapat ditarik hingga hanyut. Para biarawan berjuang mati-matian untuk menyelamatkan diri mereka dari keganasan samudra. Namun keruan saja mereka menangis tersedu sedan pada saat mereka menyaksikan harta merreka, Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu, dijilat dan ditelan oleh gelombang yang nampaknya setinggi langit.

Akhirnya dengan susah payah kapal kecil itu berhasil kembali ke pantai negeri Ingggris. Para biarawan mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena mereka telah luput dari maut. Mereka berkumpul di pantai, walau ombak masih amat tinggi. Hati mereka penuh dengan kerinduan; mata mereka menerawang jauh ke lautan lepas . . . lautan yang telah menelan kekayaan mereka.

Ternyata ada benda-benda yang terapung di permukaan samudra. Ada gumpalan gelagat laut, ada juga papan dan tambang dan layar yang terlepas dari kapal yang ditimpa badai itu. Dan . . . ada sebuah bungkusan kecil yang tadinya termasuk muatan kapal.

Setiap gelombang yang ditiup angin mengangkat benda-benda yang terapung itu tinggi-tinggi makin lama makin tinggi, sampai akhirnya semua gelagat dan papan dan bungkusan itu terhempas keluar dari jangkauan air laut yang pasang surut. Benda-benda itu terdampar di atas batu-batu runcing di pinggir samudra.

Badai telah mereda; angin bagaikan bisikan saja. Kebetulan pada hari itu air surut secara luar biasa, sehingga seluruh pesisir seolah-olah telanjang. Maka seluruh penduduk desa nelayan di daerah itu turun ke pinggir laut untuk mencari kalau-kalau ada barang berharga yang terdampar di batu karang. Beserta dengan mereka turun juga para biarawan.

Kaum nelayan itu memang menemukan sisa-sisa tiang layar, papan-papan, dan tambang-tambang. Mereka gembira atas harta yang telah mereka peroleh. Tetapi para biarawan itu tidak peduli. Sangat tipis harapan mereka, namun dengan tekun mereka menelusuri pantai yang masih basah itu.

Amboi, . . . apa itu? Di sana nampak sebuah bungkusan, terjepit di antara dua batu yang runcing. Sambil berseru seorang kepada yang lain, para biarawan itu mulai berlari-lari kecil di sepanjang pantai?

Apakah bungkusan itu hanya berisi pakaian? Ataukah barang lain? Atau . . . mungkin isinya . . . barang yang mereka cari.

Dengan rasa ingin tahu para penduduk desa nelayan berkumpul dan memperhatikan kaum biarawan pada saat mereka mulai membuka bungkusan itu. Tiada seorang jua di antara mereka yang pernah melihat benda apa pun yang menyerupai isi bungkusan itu:

Tengoklah, ada helai-helai besar terbuat dari kulit domba dan tersusun di dalam sampul yang berkilauan dengan emas dan perak! Batu-batu permata pada sampul kitab itu memantulkan sinar matahari; terangnya melebihi pantulan cahaya dari permukaan laut. Dan pada halaman-halaman besar itu terlihat baris-baris tulisan hitam yang dihiasi gambar-gambar yang semarak warnanya biru, hijau, merah, kuning keemasan.

"Terpujilah Tuhan Allah!" Demikianlah para biarawan berseru dalam doa. "Salinan Keempat Kitab Injil kekayaan kita masih terselamatkan!"

"Dan . . . masih utuh, hanya rusak sedikit saja," salah seorang biarawan menambahkan "Lihat, hanya beberapa halaman saja yang pinggirnya ternodai karena terkena air laut!"

Sekali lagi Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu mulai bepergian. Para biarawan membawa serta harta mereka yang paling berharga itu, sambil mondar-mandir mencari suatu tempat yang aman. Mereka tidak lagi berusaha mengantar kitab kekayaan mereka itu ke pulau Irlandia, walau beberapa orang di antara mereka memang pindah ke sana serta meneruskan keahlian mereka dalam membuat salinan Kitab Suci yang sangat elok.

Akhirnya pada suatu hari, kaum biarawan itu mencari perlindungan di sebuah biara kaum Kristen di kota Chester. Dan di sanalah mereka mendapat tempat perhentian untuk harta milik mereka. Para biarawan setempat melihat dengan rasa kagum akan hasil karya Eadfrith, bapak kepala biara dulu, serta Billfrith, rahib suci yang suka tinggal sendirian itu. Dengan penuh khidmat mereka membolakbalikkan halaman-halaman dari Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu. Sungguh mereka sadar bahwa hanya keahlian yang sangat tinggi serta kegigihan yang luar biasa dapat menghasilkan suatu benda yang sedemikian eloknya.

Para biarawan di kota Chester itu kurang terpelajar. Mereka hanya dapat berbicara dalam bahasa Inggris kuno. Sedikit saja di antara mereka yang pandai bahasa Latin, walau ada kerinduan besar pada mereka untuk dapat membaca Firman Tuhan dalam bahasa kesarjanaan itu.

Maka salah seorang biarawan itu yang bernama Aldred mengutarakan suatu gagasan baru. Rencana itu dijelaskannya kepada kaum pengungsi dari pulau Lindesfarne. Setelah lama berpikir dan lama berdoa, para biarawan pendatang itu menyetujui rencana Aldred.

Pohon-pohon buah apel mengeluarkan bunganya; lebah-lebah mendengung di padang rumput yang harum. Namun Aldred tidak mendengar suara lebah atau mencium wangi bunga. Ia pun tidak menghiraukan burung-burung yang berkicau, menyongsong kedatangan musim semi.

Aldred duduk menghadapi halaman-halaman besar yang indah itu. Di antara setiap baris tulisan Salinan Keempat Kitab Injil itu ada tempat kosong--seolah-olah sejak semula dimaksudkan untuk diisi dengan sesuatu. Di dalam ruang-ruang luas itulah Aldred menulis arti dalam bahasa Inggris kuno dari setiap kata bahasa Latin.

Baris demi baris, halaman demi halaman, Kitab Injil demi Kitab Injil semuanya disisipi oleh Aldred dengan bahasanya sendiri, yaitu bahasa sehari-hari yang dipakai oleh para rekannya di biara itu.

Karena bagaimanakah pedang dan tombak akan berhenti mengamuk (demikianlah pikir Aldred), kecuali jika Kabar Baik tentang Dia yang sanggup menyelamatkan dunia dari dosa dan sengsara itu akan diberitakan di mana-mana? Dan bagaimanakah Kabar Baik itu akan diberitakan, kecuali jika setiap orang dapat memahaminya dalam bahasanya sendiri?

Angin badai masih tetap menghantam pantai Lindesfarne, yaitu "Pulau Suci." Lebah-lebah masih tetap mendengung di antara pohon-pohon buah apel di kota Chester yang kuno. Dan di dalam suatu museum di ibu kota London, tempat bangsa Inggris suka menyimpan harta milik mereka yang paling berharga, Salinan Keempat Kitab Injil yang Paling Indah itu masih tetap dapat dilihat. Para pengunjung yang datang ke sana boleh memandang dengan mata kepala sendiri kata-kata itu yang pernah ditulis oleh Eadfrith di pulau Lindesfarne dan oleh Aldred di kota Chester, . . . lebih dari seribu tahun yang lalu.

TAMAT

Senjata? Atau Sabda Allah? (Amerika Utara, 1631 - 1690)

John Eliot bersandar pada kayu rimbat ketika kapal layar yang sedang ditumpanginya itu memasuki pelabuhan kota Boston. Waktunya, bulan November tahun 1631. Sesudah tujuh minggu melintasi Lautan Atlantik, John Eliot sempat melihat negeri yang akan menjadi tempat tinggalnya yang baru.

John Eliot baru berusia 27 tahun; namun di tanah airnya, negeri Inggris, ia sudah cukup ternama. Di Universitas Cambridge yang terkenal itu ia telah diwisuda pada umur yang sangat muda: baru 18 tahun! Kemudian ia menjadi seorang guru dan pendeta pembantu.

Namun John Eliot merasa tidak betah tinggal di tanah airnya. Raja Ingris dan para pemimpin gereja segan memberi kebebasan beragama kepada orang-orang Kristen yang tidak sependapat dengan mereka. Sejak tahun 1620, sebelas tahun yang lalu, ada orang-orang Kristen Inggris yang mulai mengungsi ke daerah Massachusetts, Amerika Utara, agar mereka dapat berbakti menurut keyakinan mereka sendiri. Kini John Eliot hendak menggabungkan diri dengan kelompok kecil pendatang baru itu.

Pada saat pendeta muda itu sedang mengamat-amati pemandangan di pelabuhan kota Boston, tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya: Sebuah perahu meluncur dari pantai menuju ke kapal yang sedang di tumpanginya. Beberapa orang yang berkulit agak kecoklat-coklatan mendayungkan perahu itu. Mereka berpakaian kulit binatang dan bulu burung. Sambil berdayung di sekeliling kapal layar yang baru tiba dari Inggris itu, mereka bercakap-cakap dengan bunyi yang aneh, seolah-olah dari tenggorokan dan bukan dari mulut.

John Eliot menarik napas panjang. Dalam hati ia berkata: Wah, pasti ini orang-orang suku Indian!

Sudah lama ia mendengar tentang orang-orang suku Indian, tetapi baru sekarang ia sempat melihat mereka dengan mata kepala sendiri. Teringatlah dia bahwa di antara mereka ada yang bersikap ramah tehadap para pendatang baru, seperti misalnya seorang kepala suku yang bernama Massasoit. Tetapi ada juga orang-orang Indian yang menentang kehadiran kaum kulit putih, bahkan sampai terjadi penumpahan darah.

John Eliot tahu ada orang-orang Kristen yang menganggap para penduduk pribumi Amerika Utara itu sebagai binatang buas yang harus disingkirkan saja. "Serigala berotak manusia," demikianlah salah seorang pemimpin gereja menghina mereka. Namun Pdt. Eliot masih juga teringat akan teguran seorang pemimpin Kristen di Inggris terhadap saudara-saudara seimannya yang telah pergi ke daerah Massachusetts itu: "Mengenai orang-orang pribumi yang tewas itu, alangkah indahnya jika kalian lebih dulu membimbing mereka sehingga di antara mereka ada yang bertobat dan percaya!"

Istri dan anak-anak gubernur daerah Massachusetts telah menjadi kawan sekapal John Eliot selama menjelajahi lautan. Sang gubernur sendiri datang ke pelabuhan kota Boston untuk menyongsong kedatangan keluargannya. Ia juga menyambut pendeta yang masih muda itu. "Selamat datang, Pak Pendeta! Sudah ada gereja dan jemaat yang sedang menunggu pelayanan Bapak!"

Pendeta Eliot tentu merasa senang diterima dengan begitu ramah. Namun ia masih tetap memikirkan orang-orang suku Indian itu; matanya masih melirik ke arah perahu mereka yang sedang menuju pantai.

Siapakah yang akan melayani mereka? Siapakah yang akan mengajarkan mereka Sabda Allah? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tetap berkumandang dalam benaknya . . . .

Berpuluh-puluh tahun lamanya John Eliot melayani dengan setia di daerah Massachusetts mula-mula di Boston, dan kemudian di sebuah desa yang letaknya tiga kilometer dari kota itu. Pada tahun 1632, tunangannya dari Inggris menyusul, dan mereka pun menikah.

Para anggota jemaat amat mengasihi Pendeta Eliot. Khotbahnya sederhana, namun mengandung arti yang dalam. "Di pinggir ada perairan yang cukup dangkal, sehingga anak-anak domba dapat bermain dengan aman," demikianlah salah seorang anggota gerejanya menggambarkan cara John Eliot berkhotbah. "Namun, ada juga perairan yang cukup dalam, sehingga gajah-gajah pun dapat berenang!"

John Eliot dan Anne, istrinya, dikaruniai enam anak. Uang jasa yang mereka terima itu tidak begitu banyak. Namun mereka selalu bersedia menolong siapa pun yang dalam kesulitan. Jika ada yang sakit, Ibu Anne Eliot membuat ramuan obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan. Jika ada yang kekurangan uang, Pdt. John Eliot rela memberi sumbangan, bahkan sampai menyerahkan setiap sen yang dimilikinya.

Sewaktu-waktu John Eliot sempat bertemu lagi dengan orang-orang suku Indian itu. Kadang-kadang mereka keluar dari hutan untuk berdagang secara tukar menukar. Kata orang, bahasa mereka belum pernah ditulis. Suara-suara mereka selalu terdengar rendah dan serak, seakan-akan mereka berbicara dengan lekum saja. Rupa-rupanya mereka bersifat agak pemalas; kesukaan mereka berburu, memancing, dan tidur siang. Bahkan kadang-kadang mereka menjadi pencuri, pemabuk, dan jago berkelahi.

Pada tahun 1637, di daerah lain beberapa orang Indian membunuh seorang pendatang berkulit putih. Sungguh hebat reaksi terhadap peristiwa itu! Ratusan orang Indian dibunuh; ratusan lainnya dikejar-kejar, sehingga mereka harus mengungsi ke tempat yang jauh-jauh.

"Yah, begitulah sifat suku Indian," kata kebanyakan orang kulit putih. "Kita harus tetap menyediakan senjata; kalau tidak, pasti mereka akan membinasakan kita!"

John Eliot mendengar semuanya itu. Namun ia masih tetap bertanya-tanya dalam hati: Apakah dalam menghadapi mereka kita memang harus menggunakan sejata? Ataukah Sabda Allah? Hanya saja, . . . bagaimanakah ia dapat menyampaikan Sabda Allah kepada orang-orang suku Indian itu, jika ia belum dapat bicara bahasa mereka?

Justru di tengah-tengah kesusahan dan peperangan itu, Tuhan membuka jalan. Pendeta Eliot mendengar berita tentang seorang tentara muda dari salah satu suku Indian yang hampir punah akibat perang. Pemuda Indian itu telah ditangkap dan dipaksa menjadi pembantu di rumah seorang penduduk di sebuah desa yang jauhnya hanya beberapa kilometer dari tempat tinggal Pendeta Eliot. Kata orang, majikannya telah berhasil mengajarkan bahasa Inggris kepada pembantu muda itu. Bahkan pemuda itu akan dibaptiskan menjadi anggota gereja!

John Eliot sangat tertarik. Ia memasang pelana dan menunggang kudanya ke desa itu. Di sana ia mulai berkenalan dengan seorang pemuda Indian yang rupa-rupanya memang cukup pandai.

"Siapa namamu?" tanya Pendeta Eliot.

"Ayub Nesutan, Pak," jawab mantan tentara suku Indian itu.

"Apakah kamu juga dapat berbicara bahasa suku Indian yang tinggal di sini, di daerah Massachusetts ini?"

"Dapat, Pak!"

Baru dua minggu kemudian, Bapak dan Ibu Eliot berhasil memindahkan Ayub Nesutan ke rumah mereka. Pemuda itu menjadi seperti salah seorang anggota keluarga mereka. Benar, dia cukup pandai. Dengan mudah John Eliot berhasil mengajar dia membaca dan menulis bahasa Inggris. Dan ia pun mulai mengajar Pendeta Eliot bahasa suku Indian setempat. Setiap malam, sehabis menunaikan tugas-tugasnya sebagai gembala sidang, Pendeta Eliot suka duduk dengan Ayub Nesutan dan berusaha mengerti bunyi-bunyian aneh yang keluar dari kerongkongan pemuda Indian itu.

Bukan hanya itu saja: Dengan penerangan lilin remang-remang, John Eliot mulai berusaha membuat sebuah abjad yang baru. Ia memilih huruf-huruf yang lafalnya kira-kira cocok dengan setiap bunyi yang kedengarannya aneh itu. Lambat laun ia dapat menerjemahkan Sepuluh Hukum Tuhan dan Doa Bapa Kami ke dalam bahasa suku Indian itu.

Pelajaran itu perlu dipraktikkan. Pendeta Eliot mulai berkenalan dengan orang-orang Indian yang suka datang ke desanya. Sebagai akibat percakapan dengan mereka, berkali-kali ia harus meralat ucapannya atau susunan kata-katannya.

Sedikit demi sedikit ia merasa dapat mulai menyelami alam pikiran suku Indian. Berbeda dengan prasangka kebanyakan pendatang kulit putih, mereka itu sangat dalam rohaninya. Namun cara mereka mengungkapkan pengertian rohani itu amat berbeda daripada cara berpikir orang Eropa.

Misalnya saja, kalimat pertama dalam Doa Bapa Kami: Gambaran suku Indian tentang seorang "Bapa" itu lain sekali daripada yang dimaksud Tuhan Yesus ketika ia mengajarkan suatu contoh doa kepada murid-murid-Nya. Ternyata istilah "Kepala Suku" lebih tepat sebagai lambang rohani untuk Oknum Ilahi itu yang dengan kasih sayang memelihara setiap bawahan-Nya.

Pada bulan Oktober tahun 1646, john Eliot merasa siap memulai usahanya untuk menyampaikan Sabda Allah kepada suku Indian. Di tepi sungai, di suatu tempat dekat air terjun, ada sebuah desa Indian yang dikepalai oleh seorang yang benama Waban. Pendeta Eliot sudah berkenalan dengan Waban. Kepala desa itu rela mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyongsong sang pendeta yang berani naik kuda ke dalam hutan.

John Eliot cerdik sekali memilih nas untuk khotbahnya yang pertama-tama kepada suku Indian itu! Ia telah mengalihbahasakan Yehezkiel 37:9: "Bernubuatlah kepada napas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada napas hidup itu: Beginilah firman Tuhan Allah." Kebetulan istilah "napas hidup" dalam bahasa suku Indian itu tak lain ialah . . . Waban, sama seperti nama sang kepala desa. Jadi, kedengarannya Pendeta Eliot sedang berseru: "Katakanlah kepada Waban: Beginilah firman Tuhan Allah!"

Pasti orang-orang suku Indian itu tertarik, ketika mereka mendengar bahwa nama kepala desa mereka sendiri disebut-sebut dalam Sabda Allah! Maka selama satu jam lebih mereka rela memperhatikan khotbah Pendeta Eliot. Namun tidak ada seorang pun yang menanggapi secara terbuka ketika pemberitaan Sabda Allah pertama kali didengarnya.

John Eliot belum putus semangat. Paling sedikit, orang-orang Indian itu telah menerima dia dengan cukup ramah mungkin karena ia datang ke desa mereka tidak pernah dengan tangan hampa. Ia selalu membawa serta hadiah-hadiah kecil; misalnya, setiap anak Indian yang pernah mendengarkan khotbahnya, kemudian diberi sebuah apel.

Satu bulan kemudian, Pendeta Eliot kembali lagi ke desa Waban. Kali ini lebih banyak lagi orang-orang Indian yang berkumpul. Dan sesudah ia berkhotbah, mereka pun mulai bertanya-tanya:

+ "Tentu Tuhan Allahmu mengerti doa-doamu dalam bahasa Inggris. Tetapi bagaimana Tuhan Allahmu dapat mengerti doa-doa orang Indian?"

John Eliot menjawab: "Jika aku, seorang hamba Tuhan yang bodoh, dalam waktu beberapa Tahun saja mulai dapat mengerti bahasamu, bukankah Yesus Mahatahu sanggup mengerti setiap kata yang kauucapkan, bahkan setiap pikiran hatimu? Apa lagi, Tuhan Allah yang sama itu menciptakan seluruh umat manusia, baik orang Indian maupun orang kulit putih. Jika demikian, pasti Tuhan Allah pun dapat mengerti doa-doa yang diucapkan oleh seluruh umat manusia."

+ "Tentu Tuhan Allahmu hadir di sana, di gereja desa orang kulit putih, tempat kamu biasanya berkhotbah. Tetapi bagaimana Tuhan Allahmu dapat hadir di sini juga, di tempat tinggal kami?"

John Eliot menjawab: "Coba pikirkan matahari yang besar itu. Bukankah terangnya menyinari baik pondokmu maupun pondok tetanggamu? Sama juga, terangnya menyinari rumahku di desa sana, bahkan menyinari tempat asalku dulu di seberang lautan. Nah, sama juga, Tuhan Allah hadir di mana-mana, dan memberi terang Injil-Nya kepada semua orang."

+ "Tentu ada Sabda Allahmu dalam bahasa Inggris; tetapi bukankah adanya Kitab Suci dalam bahasa itu pun justru merupakan bukti bahwa Yesus Kristusmu tidak mengerti bahasa orang Indian?"

John Eliot menjawab: "Sabda Allah itu untuk seluruh umat manusia. Sama seperti kalian sekarang, dahulu kala orang-orang Inggris pun belum mempunyai Sabda Allah dalam bahasa mereka sendiri. Tetapi halangan itu dapat diatasi."

+ "Apa yang diterima oleh orang yang percaya kepada Tuhan Allahmu? Nampaknya kamu miskin sama seperti kami; apa untungnya menjadi orang Kristen?"

John Eliot menjawab: "Ada dua macam berkat. Ada berkat-berkat kecil," dan ia mengangkat jari-jarinya. "Tetapi ada juga berkat besar," dan ia mengulurkan jempolnya. "Berkat-berkat kecil itu berupa kekayaan, pakaian yang mewah, rumah yang nyaman, dan makanan yang enak. Berkat besar itu ialah, pengetahuan tentang Tuhan Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus, sehingga kita dapat menikmati hidup yang benar dan abadi. Tuhan tidak selalu memberi kita berkat-berkat kecil tadi. Tetapi yang lebih penting: Tuhan selalu memberi kita berkat-Nya yang lebih besar."

+ Lalu muncul pertanyaan dari orang-orang Indian yang paling akhir, dan yang paling sulit dijawab oleh Pendeta Eliot: "Mengapa baru sekarang ada orang kulit putih yang memberitahu kami tentang semuanya itu?" . . .

Yang ketiga kalinya John Eliot berkhotbah di kalangan suku Indian itu, di antara mereka sudah ada orang-orng yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus termasuk kepala desa mereka; ia ingin yakin dulu bahwa mereka benar-benar mengerti dan benar-benar percaya.

Maka mulailah suatu gerakan rohani yang luar biasa di antara orang-orang Indian di daerah Massachusetts itu. John Eliot menolong para petobat baru itu mendirikan beberapa desa baru, di mana mereka tidak akan diganggu baik oleh orang-orang kulit putih yang membenci mereka, maupun oleh orang-orang sesuku mereka yang belum mau bertobat. Ia mengajar mereka bagaimana menanam dan menuai, bagaimana menggergaji kayu dan membangun rumah.

Lambat laun sebanyak 14 desa orang Kristen didirikan di antara suku Indian itu. Penduduk desa-desa baru di daerah Massachusetts itu mulai dikenal sebagai "orang-orang Indian yang suka berdoa."

Desa-desa baru itu pun sangat berbeda daripada desa-desa suku Indian yang lain. Bila ada yang mencuri atau berkelahi, dengan cepat ia dihukum. Tidak ada yang bermalas-malasan; mereka semua rajin bekerja mencari nafkah. Pemerintahan desa disusun berdasarkan nasihat Yitro kepada Nabi Musa dalam Kitab Keluaran 18:21, yaitu dengan mengangkat kepala atas seratus orang, lima puluh orang, dan sepuluh orang. Ada juga sebanyak 24 orang Indian yang dididik menjadi guru dan gembala sidang di antara suku mereka sendiri.

Pendeta Eliot sendiri masih tetap bertugas melayani jemaatnya di desa orang kulit putih. Namun sewaktu-waktu ia suka menengok desa-desa suku Indian itu. Dengan memukul genderang, mereka mengundang semua orang untuk dapat mendengarkan khotbah dari bapak rohani mereka.

Kadang-kadang dalam perjalanannya ke desa-desa orang Kristen itu John Eliot kehujanan. Kadang-kadang ia harus mengarungi sungai yang sedang banjir. Kadang-kadang ia dihalangi oleh orang-orang Indian yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Kepada salah seorang kepala suku yang melawan dia itu, Pendeta Eliot berkata blak-blakan: "Aku tidak takut terhadap kamu, bahkan terhadap semua kepala suku di seluruh negeri ini. Aku akan maju terus, dan kita akan melihat apakah kamu memang berani menghalangi aku!"

Jumlah suku Indian yang menjadi pengikut Tuhan Yesus itu sudah melebihi seribu jiwa. Namun John Eliot menyadari bahwa kerohanian orang-orang Kristen baru itu tak mungkin akan berkembang sebagaimana semestinya, kecuali mereka mempunyai Sabda Allah dalam bahasa mereka sendiri. jadi, dengan bantuan Ayub Nesutan dan beberapa orang lain, mulailah dia menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam bahasa suku Indian itu.

Sulit sekali pekerjaan penerjemahan itu! Banyak pemikiran yang ada dalam Sabda Allah, namun rupa-rupanya istilah padanannya dalam bahasa suku Indian itu tidak ada. Misalnya, ada berbagai-bagai kata untuk "langit", tergantung pada jam dan cuaca, tetapi sama sekali tidak ada kata untuk "surga." Dan bagaimana mengartikan "unta" untuk orang-orang yang belum pernah melihat binatang unta? Tambahan pula, banyak istilah yang ada dalam bahasa Indian itu, sangat panjang dan sulit diucapkan. Misalnya, beginilah judul Alkitab yang diterjemahkan oleh John Eliot itu: Mamusse Wunneetupanatamwe Up-Biblum God!

Setelah bekerja keras selama sepuluh tahun lebih, selesailah seluruh Kitab Perjanjian Baru pada tahun 1658. Namun baru tiga tahun kemudian terjemahan Kitab Suci itu dapat diterbitkan. Atas biaya teman-teman John Eliot, sebuah mesin cetak dan seorang ahli cetak dikirim dari Inggris, agar Sabda Allah dapat diedarkan di antara suku Indian. Tetapi Ahli cetak itu ternyata orang pemabuk, sehingga pekerjaannya sering telantar.

Atas usaha Pendeta Eliot, seorang Indian diberi pendidikan, baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa sukunya sendiri. karena ia sudah mengaku percaya dan sudah dilatih sebagai seorang pembantu percetakan, ia diberi nama baru "James Printer." Untuk sementara waktu, ia memang banyak menolong melanjutkan pekerjaan ahli cetak dari Inggris itu. Tetapi kemudian "James Printer" menjadi sangat marah terhadap orang-orang kulit putih. Ia melarikan diri ke hutan dan bersekongkol dengan orang-orang suku Indian yang masih suka berperang untuk melawan para pendatang baru.

Di samping halangan yang muncul di Amerika, di negeri Inggris juga ada halangan: Jumlah uang yang dikirim dari sana tidak mencukupi untuk keperluan proyek penerbitan Alkitab itu. Berkali-kali Pendeta Eliot harus menulis surat, meminta sokongan lagi.

Namun pada tahun 1661, Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa suku Indian itu dapat diterbitkan. Dua tahun kemudian, seluruh Alkitab menyusul. Sebanyak 1.500 eksemplar dicetak di kota Boston; dua ratus buah di antaranya langsung diserahkan kepada kaum Kristen di desa-desa suku Indian.

Mungkin pembaca sudah tahu, dari kisah nyata "Alkitab yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara" (Jilid 1 dalam buku seri ini), bahwa Kitab Injil Matius yang pada tahun 1629 dicetak dalam bahasa Melayu/Indonesia Kuno itu merupakan terjemahan Alkitab yang pertama-tama diterbitkan dalam sebuah bahasa yang bukan bahasa Eropa, khusus sebagai alat penginjilan. Tetapi terjemahan John Eliot yang pada tahun 1663 dicetak dalam bahasa suku Indian di daerah Massachusetts itu merupakan terjemahan Alkitab lengkap yang pertama-tama diterbitkan dalam sebuah bahasa non-Eropa sebagai alat penginjilan. Di samping itu, terjemahan tersebut merupakan terbitan Alkitab yang pertama-tama dalam bahasa apa pun di seluruh benua Amerika.

Anehnya, dengan adanya Alkitab bahasa suku Indian itu, banyak kritikan yang dilontarkan oleh sebagian penduduk berkulit putih. "Mengapa membuang-buang waktu dengan bahasa yang aneh itu?" mereka menantang Pdt. John Eliot. "Mengapa tidak menyuruh semua orang Indian belajar bahasa Inggris saja?"

Di samping itu, ada juga sebagian pendatang baru yang masih tetap ingin menghadapi suku-suku Indian dengan menggunakan senjata, bukan Sabda Allah. Berkali-kali mereka merugikan orang-orang Indian dalam perdagangan secara tukar-menukar. Berkali-kali mereka menipu suku Indian sehingga daerah-daerah yang sudah lama boleh dipakai untuk berkemah dan berburu, kemudian dipagari dan dijadikan tanah pertanian.

Akhirnya pada tahun 1675 timbul pemberontakan. Yang mengorbankan perang itu tak lain ialah Metakomet atau Raja Filipus, putra Massasoit, kepala suku yang setengah abad sebelumnya pernah menyambut dengan ramah para pendatang baru dari Inggris yang mula-mula mendarat. Dalam waktu beberapa bulan saja, ratusan penduduk kulit putih menjadi korban serangan suku Indian yang ganas.

"Orang-orang Indian yang suka berdoa" itu juga dicurigai, meskipun sesungguhnya mereka rela menolong para pendatang baru untuk membela diri terhadap serangan suku lain. Justru karena hal itu, mereka pun dicurigai oleh suku yang sedang berperang, karena mereka dianggap memihak orang kulit putih. Desa mereka kebanyakan dibakar sebagian oleh pihak yang satu, sebagian lagi oleh pihak yang lain dalam peperangan itu. Ratusan orang di antara mereka itu dipaksa mengungsi ke Pulau Rusa, di pelabuhan kota Boston.

Hati John Eliot sedih. Ia menemani saudara-saudara seimannya sampai ke tempat di mana mereka harus naik perahu menuju Pulau Rusa. Di pulau itu pun ia mengunjungi mereka kemudian, dengan membawa serta makanan, pakaian, dan obat-obatan. Banyak orang Indian meninggal di tempat pengasingan yang kurang memadai itu; sisanya dapat memperpanjang hidup mereka hanya dengan menggali tiram dan kerang-kerang di pantai yang berpasir.

Pemberontakan itu mereda pada tahun 1676. Yang tewas, seribu orang pendatang berkulit putih, . . . dan tiga ribu orang suku Indian. Kebanyakan salinan Alkitab dalam bahasa suku Indian itu ikut terbakar bersama desa "orang-orang Indian yang suka berdoa."

"Baiklah!" kata John Eliot, yang berumur 72 tahun, namun masih gigih melayani sebagai pendeta pengantar Injil. "Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan menyediakan sebuah edisi baru yang lebih bagus!" Dan memang ia berbuat demikian. Dalam tugas penerjemahan itu ia bekerja begitu keras sehingga tradisi menyatakan bahwa sebelum ia meninggal pada tahun 1690, ia sudah dapat menghafal seluruh Alkitab di luar kepala.

Pada waktu Pendeta Eliot sudah terlalu lanjut umurnya dan terlalu lemah tubuhnya untuk dapat bepergian lagi ke desa-desa orang Indian, ia masih tetap memikirkan orang-orang lemah yang tertindas. Pada masa itu, orang-orang Amerika sudah mulai memperbudak para pendatang baru dari benua Afrika. Dalam usianya yang sangat tua, John Eliot suka membujuk para tetangganya untuk menyuruh budak-budak mereka datang ke rumahnya, agar ia dapat mengajarkan Sabda Allah kepada orang-orang berkulit hitam itu . . .

Lama sekali kisah perjuangan antara ras-ras di benua Amerika Utara itu. Berkali-kali suku-suku Indian itu diperas oleh para pendatang berkulit putih, yang kebanyakan lebih suka menghadapi mereka dengan senjata daripada dengan Sabda Allah. Para pendatang baru berkulit hitam itu pun dijadikan budak belian selama dua abad lebih, dan sesudah dimerdekakan masih belum juga diberi hak-hak asasi manusia selama satu abad lagi.

Namun Tuhan sanggup mengerjakan kebaikan dari keadaan yang paling buruk. Pada abad ke-19, di Amerika Serikat ada seorangg kepala suku Indian yang menjadi orang Kristen tulen, bahkan menjadi pendeta dan penginjil di antara sukunya sendiri. Ia pun sering membela sukunya terhadap kerakusan dan kekejaman kaum kulit putih, yang ingin mengusir mereka dan merampas tanah mereka.

Walau demikian jeleknya hubungan antara ras pada masa hidupnya, kepala suku Indian merangkap pendeta itu sempat memberi suatu kesaksian yang sangat indah:

"Kami telah diusir sampai enam kali; barang-barang milik kami telah dirampas. Kami berusaha melupakan hal-hal itu. Namun kami tidak mau melupakan bahwa orang-orang kulit putih itulah yang juga membawa kepada kami berkat Injil Kristus, pengharapan orang Kristen. Hal inilah jauh melebihi segala penderitaan kami."

TAMAT

Seorang Yang Mengagetkan Keluarganya (Jepang, abad ke-20)

Mata Yoshiko terbelalak. Ia ketakutan. Dengan penuh amarah ayahnya sedang mencetuskan perasaannya tentang cara hidup pamannya.

"Ia seorang pemabuk kelas berat!" kata Ayah dengan geram. "Mengapa ia tidak minum arak terus sampai mati? Biar tidak memalukan keluarganya terus menerus."

Yoshiko mundur ke sudut ruang tamu. Ia sayang kepada Paman. Bukankah Paman selalu manis kepadanya? Tidak jarang Paman membawakannya mainan baru bila ia datang ke desa mengunjungi keluarganya. Memang, wajahnya sering nampak merah, dan kata-katanya sering melantur pada saat-saat seperti itu. Tetapi ia selalu manis budi terhadap keponakannya yang masih gadis, si Yashiko. Mengapa Ayah sampai hati mengatai dia?

Ternyata, ayahnya belum juga selesai mencaci-maki pamannya. "Pemabuk, penjudi, pemboros!" ia berseru. "Tidak ada orang yang mau meminjamkan uang lagi kepadanya. Tidak ada orang yang mau menjualnya suku cadangan untuk bengkel sepeda miliknya. Hidupnya sudah gagal sama sekali!"

Tiba-tiba, seolah-olah dipanggil, . . . Paman sendiri muncul di ambang pintu.

Yoshiko berlari menyambut dia. Lain daripada biasanya, kali ini wajahnya kelihatan agak tenang. Sama sekali tidak ada bau arak padanya. Paman tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Yashiko secara lembut.

Tetapi Ayah memandang dia dengan marah. Sebenarnya ia tidak senang Paman datang ke rumahnya. Bahkan Nenek juga sudah ikut bersikap kurang ramah terhadap putra bungsunya. Namun apa boleh buat, ia sudah datang, dan menurut adat bangsa Jepang seluruh keluarga harus berkumpul untuk menyalaminya.

Setelah mereka bersalam-salaman, Paman Yoshiko mulai berbicara. "Aku datang membawa berita baik," kata Paman sedikit gugup. "Begini: Aku telah membaca sebuah Buku, dan kini aku telah menjadi seorang manusia baru. Aku akan menempuh jalan hidup yang baru. Aku tidak akan minum arak atau berjudi lagi. Aku tidak akan memalukan keluargaku lagi."

Mata Yoshiko berbinar-binar. Sudah jelas, pikiran ayahnya mengenai pamannya itu keliru! Yoshiko ingin menyanyi gembira.

Tetapi Ayah hanya mencibir sambil berkata: "Hmm! Hidup baru! Siapa yang percaya omonganmu! Tidak ada kuasa di seluruh dunia ini yang dapat melepaskan engkau dari nafsu minum arak. Orang yang tidak berguna seperti engkau ini, mana bisa berubah!"

Air muka Paman berubah pucat. Rupa-rupanya ia menyangka bahwa keluarganya akan senang mendengar tentang perubahan dalam cara hidupnya. Tetapi ternyata mereka tidak mau mengerti apa yang sudah terjadi atas dirinya.

Namun Paman membongkok dengan sopan. "Bolehkah aku menceritakan apa yang telah terjadi?"

"Boleh. Tapi jangan bertele-tele! Omongan kosong pemabuk"

Nenek menegur Ayah. "Adikmu tidak mabuk sekarang. Biarlah ia menceritakannya."

Mereka semua duduk pada bantal di atas lantai. Yoshiko mendengarkan dengan penuh perhatian pada saat pamannya mulai bercerita:

"Beberapa waktu yang lalu, ada dua orang datang membetulkan sepedanya di bengkelku. Sambil bekerja, aku bercakap-cakap dengan mereka. Ternyata mereka adalah penjual buku-buku agama mereka. Kubeli beberapa buku kecil dari mereka. Kata mereka, buku-buku kecil itu adalah sebagian dari sebuah Buku besar yang berjudul `Alkitab'. Kubaca buku-buku kecil itu. Tetapi aku sama sekali tidak dapat mengerti isinya."

Si Yoshiko menganggukkan kepalanya. Ia merasa bersimpati terhadap pamannya. Minggu yang lalu di sekolah telah dimulai pelajaran baru, dan Yashiko juga sama sekali tidak dapat mengerti isinya.

Mengingat saat-saat ia kebingungan itu, Paman menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia pun meneruskan ceritanya:

"Ketika orang-orang itu datang kembali, kukatakan kepada mereka bahwa aku tidak mengerti isi buku-buku itu. Lalu mereka mengundang ak datang ke rumah penginapan, di mana mereka akan menjelaskan ajaran-ajaran dalam buku-buku itu."

Dengan agak malu Paman melanjutkan. "Memang aku pergi ke sana. Tetapi sebelum ke sana aku minum arak lebih dahulu, sehingga hampir mabuk."

Ayah mulai komat-kamit lagi. Tetapi rupa-rupanya Nenek sangat memperhatikan cerita Paman, sehingga Ayah tidak berani memberi komentar dengan suara keras.

"Mereka sabar sekali," kata Paman. "Berkali-kali aku mendengarkan penjelasan mereka. Tidak pernah mereka menegur aku walaupun aku minum arak dahulu sebelum ke sana. Ayat demi ayat mereka bacakan dan mereka jelaskan pula."

Paman berhenti sejenak sambil mengenang kembali pengalamannya itu. "Aku semakin tertarik. Ajaran-ajaran itu sngat baik. Dan pada suatu hari mereka membuka Alkitab dan menunjukkan sebuah ayat, lalu minta supaya aku sendiri membacanya. Ayat itu tertulis di dalam Buku agama mereka supaya semua orang dapat membacanya. Tahukah kalian apa bunyi ayat itu?" tanya Paman sambil memandang ke sekelilingnya.

Semuanya diam.

"Begini bunyinya: `Janganlah kamu mabuk.'''

"Ahhh!" kata ayah Yoshiko.

"Kemudian mereka terus menjelaskan ajaran-ajaran agama mereka kepadaku, dan aku sendiri membaca lebih lanjut. Aku lalu mengambil keputusan untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, yang diceritakan di dalam Alkitab itu. Aku tidak mau minum arak lagi, atau main judi lagi, atau menghambur-hamburkan uang dengan cara-cara yang jahat."

Paman Yoshiko menatap keluarganya. "Tapi ayah Yoshiko tertawa mengejek. "Ceritanya cukup menarik," katanya. "Tapi yang penting ialah, pelaksanaan selanjutnya. Beberapa kali sudah kaukatakan kepadaku bahwa engkau tidak mau minum-minum lagi?"

Nenek tersenyum. "Memang engkau telah membuat keputusan yang baik, anakku," katanya menghibur. "Nah, datanglah kembali bila engkau sudah melaksanakannya."

Paman Yoshiko bangkit berdiri. "Tadi kukira beritaku akan menyenangkan kalian," katanya dengan sedih.

"Tentu senang, jika terbukti benar," kata ayah Yoshiko pendek.

Hanya Yoshiko saja yang mengikuti pamannya sampai ke pintu gerbang kebun bunga di depan rumah mereka. "Cerita Paman sungguh menyenangkan hatiku" katanya.

Mendengar kata-kata Yoshiko, Paman yang tadinya kelihatan sedih mulai terseyum lagi. "Nanti kau akan menjadi lebih senang lagi, Nak," katanya. Dan dengan langkah yang mantap ia mulai berjalan menuju ke kota.

Tidak lama kemudian, tibalah musim dingin. Salju turun. Selama beberapa minggu tidak ada seorang pun yang pergi ke luar desa.

Lalu pada suatu hari ayah Yashiko pergi ke kota. Ketika kembali ke rumah, ia membawa berita yang mengejutkan tentang Paman.

"Aku baru berkunjung ke rumah Adik," kata Ayah kepada Nenek, "dan istrinya menceritakan sesuatu yang sulit untuk dipercayai. Katanya, putra bungsu Ibu selama beberapa minggu ini tidak pernah minum arak setetes pun. Uang penghasilannya ditabung. Ia tidak pernah menginjakkan kakinya di rumah perjudian. Ia tidak pernah lagi memboroskan uangnya dengan cara yang memalukan keluarganya."

"Apa kata putra bungsuku sendiri?" tanya Nenek.

Yoshiko ikut mendengarkan dengan penuh perasaan. Ia juga ingin tahu keadaan pamannya.

"Aku tidak berjumpa dengan dia," kata Ayah. "Waktu itu ia pergi mengurus pekerjaan."

"Memang sulit untuk dipercayai!" kata Nenek, seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri.

"Nenek," kata Yoshiko lirih, "aku mempercayainya."

"O, begitu, ya, Nak?" Nenek mengeluh. "Indah sekali, seandainya benar! Tetapi seumur hidupku belum pernah aku mendengar bahwa ada kuasa yang dapat membelokkan seorang pemabuk dan penjudi dari jalannya yang sesat."

Ayah pun ikut mengeluh." Ada juga berita yang kurang menyenangkan," katanya. "Adikku ditimpa kesulitan. Tidak ada lagi penjual suku cadang sepeda yang mau percaya bahwa ia akan melunasi hutangnya. Dengan uang penghasilannya, ia hanya dapat secara kontan membeli bahan yang paling diperlukan untuk bengkelnya."

Nenek menggelengkan kepala. "kata orang, putra bungsuku berhutang di mana-mana. Bukan hanya kepada orang-orang di kota sana, tetapi juga kepada orang-orang di desa sini." Raut mukanya menjadi sedih. Memang kelakuan paman Yoshiko cukup menyedihkan ibunya, dan cukup memalukan kakaknya juga.

Waktu terus berlalu. Tidak lama lagi Tahun Baru akan tiba.

Pada suatu pagi Ayah oergi ke kota lagi. "Aku akan menengok adikku," katanya. Tetapi ia pun agak sinis menambahkan: " . . . walau mungkin sekali ia tidak ada di rumah. Hari inilah waktunya untuk membayar hutang, dan ia biasanya menyembunyikan diri sehingga orang-orang tidak dapat menagihnya."

Tetapi Ayah keliru. Ternyata Paman ada di rumah. Bengkelnya bersih dan rapih, air mukanya berseri-seri, dan keluarganya asyik bersiap-siap merayakan Tahun Baru.

Paman menyambut kakaknya dengan gembira. "Lihat saja, Kak," katanya, "aku sudah lebih dahulu pergi berkeliling dan menagih uang dari orang-orang yang berhutang kepadaku. Dan, dengan uang yang sudah kutabung, aku sudah dapat mulai mencicil hutangku sendiri. Aku akan minta kepada tiap orang agar ia rela bersabar sampai aku dapat melunasi semuanya."

Ayah Yoshiko memandang adiknya dengan heran. "Rupanya aku keliru," katanya lirih. "Rupanya sudah terjadi sesuatu yang kuanggap mustahil."

Paman menuntun kakanya ke etalase di jendela muka dari bengkel sepedanya. "Memang betul, Kak, mustahil!" ia mengiakan. "Tetapi Tuhan Allah justru sanggup melakukan yang mustahil. Melalui Firman Tuhan aku telah dibimbing untuk menjauhi arak dan perjudian."

Ia menunjuk ke arah etalase itu. Ditengah-tengahnya ada sebuah Kitab Perjanjian Baru dan beberapa buku kecil. "Firman Tuhan menunjukkan jalan hidup baru bagiku. Aku memamerkannya, biar langgananku melihat dan menanyakannya."

Ayah Yashiko menyorotkan matanya ke muka adiknya, seperti hendak menyelidik. Lalu ia pun ikut tersenyum. "Sekarang aku percaya," katanya. "Aku dapat melihat dengan mata kepala sendiri bahwa engkau sudah berubah. Aku akan cepat-cepat pulang dan memberitahu Ibu. Tidak ada hadiah Tahun baru yang akan lebih menyenangkan hatinya daripada berita itu. Dan kalau si Yoshiko," katanya menambahkan, "sejak semula ia percaya kepadamu. Pasti ia akan menari kegirangan!"

Kedua pria bersaudara itu mulai berjalan bersama-sama pada jalan yang berlapis salju. "Aku akan mengantarkan engkau pulang," kata Paman." Ada hutang yang harus kulunasi kepada seseorang di desamu. Dan aku pun akan menengok Ibu dan si Yashiko."

Pada malam itu, setelah waktu kunjungan Tahun Baru selesai, ada suasana sukaria di rumah keluarga Yoshiko. Dari sakunya Ayah mengambil sebuah Buku kecil. "Kita pun akan membaca Firman Tuhan," katanya. "Kalau memang ada kuasa di dunia ini yang dapat mengubah adikku sehingga menjadi seperti yang kita saksikan hari ini, maka aku pun ingin mengetahuinya."

Nenek mengangguk. "Ajaib betul!" katanya. "Nah, bacalah, anakku. Kami akan membuka telinga kami dan hati kami."

Yoshiko diam saja. Untuk yang pertama kalinya ia sempat mendengarkan isi Alkitab. Yang dibacakan oleh Ayah adalah cerita tentang Tuhan Yesus memberkati anak-anak. Memang cerita itulah yang telah diberi tanda oleh Paman, justru oleh karena ia tahu bahwa si Yoshiko akan turut mendengarkannya.

"Aku senang kepada Tuhan Yesus," bisik Yoshiko. "Aku ingin mendengar lebih banyak lagi cerita tentang Dia.

TAMAT

Sepuluh Sen, Sepuluh Ribu Jiwa (Tiongkok, 1885 - 1935)

Dr. Charles Maddry semalam baru tiba di kota Pingdu, Tiongkok Utara. Ia dan kawan-kawannya dari Amerika Serikat itu sangat capai. Pada tahun 1835 itu, belum ada kapal terbang jet yang dalam waktu beberapa jam saja dapat membawa seseorang dari benua Amerika ke benua Tiongkok. Pelayaran melintasi Lautan Pasifik dengan naik kapal api itu, cukup memakan waktu dan cukup meletihkan bagi para penumpangnya. Lagi pula, cuaca pada bulan Juni tahun 1935 itu cuku panas.

Dr. Maddry adalah direktur internasional yang mengawasi pelayanan ratusan utusan Injil Baptis di seluruh dunia. Ia dengan kawan-kawannya dari Amerika Serikat telah datang untuk menengok perkembangan gereja-gereja di Tiongkok Utara.

Pada pagi hari yang panas di bulan Juni itu, Dr. Maddry bangun agak kesiangan, lalu duduk dan sarapan dengan kawan-kawannya. Tuan rumahnya, salah seorang utusan Injil setempat, ternyata bangun lebih pagi dan sudah keluar rumah.

Tiba-tiba tuan rumah itu pulang dan mengumumkan: "Pendeta Lie sudah datang dan sedang menunggu Saudara sekalian!"

Rasa capai yang dialami Dr. Maddry itu seolah-olah hilang. Sudah lama ia ingin bertemu dengan Pendeta Lie. Bukankah para utusan Injil yang bercuti dinas ke Amerika berkali-kali bercerita tentang pendeta yang sudah tua itu? Bukankah setiap surat dan laporan yang datang dari Tiongkok Utara itu selalu menyebutkan pelayanannya yang setia?

"Terima kasih atas berita itu!" kata Dr. Maddry. Lalu ia dan teman-temannya cepat-cepat menyelesaikan sarapan mereka, agar mereka dapat ikut pergi ke tempat Pendeta Lie sedang menunggu mereka.

Beberapa waktu kemudian Dr. Maddry berhadapan muka dengan hamba Tuhan yang sudah lama di dengarnya itu. Dr. Maddry sendiri lebih tinggi tubuhnya daripada kebanyakan orang Barat. Namun orang Timur yang sedang berdiri tegak di depannya itu tinggi juga; lagi pula, pembawaannya penuh wibawa. Jubahnya yang panjang dan jenggotnya yang putih itu menambah luhur penampilannya.

Kedua bapak yang tinggi itu berjabatan tangan. Salah seorang utusan Injil menemani mereka sebagai penerjemah, karena Dr. Maddry tidak dapat berbicara bahasa Mandarin, dan Pendeta Lie tidak dapat berbicara bahasa Inggris.

Secara basa-basi, selama mereka berdua saling berkenalan, Dr. Maddry mendengar bahwa Pendeta Lie sudah berumur 75 tahun. Namun ia masih kuat: Buktinya, tadi pagi ia telah bangun jam empat, lalu sebelum sarapan, ia berjalan kaki sejauh dua belas kilometer agar dapat bertemu dengan saudara-saudara seiman yang datang dari jauh.

Sepanjang hari kedua bapak yang tinggi itu berkeliling bersama-sama; mereka menengok beberapa gereja, sekolah, dan rumah sakit Kristen di kota Pingdu. Lalu Pendeta Lie mengajak Dr. Maddry untuk meninggalkan dulu tempat ramai dan beristirahat sejenak.

Kedua bapak yang tinggi itu bersama-sama memasuki sebuah taman yang indah. Mereka berdiri di pinggir sebuah kuburan. "Ini kuburan pendeta Amerika yang dulu sangat membina watak saya," Pendeta Lie bercerita kepada sang tamu melalui pengalih bahasa itu.

"Apakah dia yang mula-mula membimbing Bapak sampai percaya kepada Tuhan Yesus?" tanya Dr. Maddry.

"O, bukan! saya sudah menjadi orang Kristen waktu masih muda, waktu dulu di kampung," jawab Pendeta Lie.

"Di manakah kampung halaman Bapak?"

"Di Sah Ling, dekat kota Tengzhou."

"Tentu Dr. Maddry tahu mengenai Tengzhou. Kota itu dulu menjadi pusat pelayanan Nona Lottie Moon, utusan Injil Baptis almarhumah yang paling terkenal itu. Bukankah persembahan khusus untuk penginjilan sedunia yang dukumpulkan setiap Hari Natal di Amerika Serikat itu diberi nama menurut nama Nona Lottie Moon?"

Dr. Maddry bertanya lagi, apakah Pendeta Lie pernah mengenal Nona Moon. Waktu pertanyaannya diterjemahkan, ia sempat mendengar nama penginjil wanita yang termasyhur itu dalam bentuk bahasa Tionghoa: Mu Lah Die.

"Memang dulu saya kenal Mu Lah Die," jawab Pendeta Lie dengan semangat. "Tetapi juga bukan dia, yang memenangkan jiwa saya bagi Tuhan Yesus . . . atau boleh dikatakan, bukan dia yang secara langsung berbuat demikian."

"Hmmm, kedengarannya sangat menarik, Pendeta," sahut Dr. Maddry. "Coba ceritakan!"

Maka pendeta Tionghoa yang sudah tua itu menyampaikan sebuah cerita yang sungguh mempesonakan temannya dari Amerika . . . .

Menjelang akhir abad ke-19, desa Sah Ling memang kecil, namun makmur. Jumlah penduduknya, kurang lebih seratus jiwa. Dan setiap penduduk itu bernama Lie! Sesungguhnya mereka semua masih ada hubungan keluarga satu sama lain.

Salah seorang penduduk lama di Sah Ling itu biasanya dijuluki: "Si Kakek Lie." Ia memang termasuk yang tertua di desa itu.

Pada tahun-tahun 1880-an itu, penduduk desa Sah Ling mulai mendengar tentang seorang wanita aneh yang sewaktu-waktu keluar dari kota Tengzhou dan berkeliling di daerah pedesaan. Dia itu seorang Barat, tetapi ia suka berpakaian seperti seorang wanita Tionghoa hanya saja, kakinya terlalu besar. Rupanya kaki wanita Amerika itu tidak pernah diikat agar tetap kecil, seperti kaki wanita Tionghoa pada abad yang lalu. Nama wanita asing itu, Mu Lah Die.

Sambil berkeliling dari desa ke desa , Mu Lah Die suka bercerita. Ceritanya itu amat bagus! Ia bercerita bahwa Yang Maha Agung sungguh mengasihi setiap orang, dan ingin menyelamatkan umat manusia dari dosanya.

Mula-mla wanita asing itu hanya berkumpul dengan kaum wanita dan anak-anak saja, karena menurut adat ia tidak layak bergaul dengan kaum pria. Tetapi ternyata kaum pria tidak mau ketinggalan! Mereka suka datang dan berdiri di pinggir kelompok wanita yang sedang asyik mendengarkan cerita Mu Lah Die.

Kelompok yang mengelilingi tamu aneh itu makin lama makin besar, sampai membanjiri halaman rumah penginapan. Maka tempat pertemuan itu dipindahkan ke pengirikan, yakni lantai datar tempat para petani biasa mengirik. Setiap kali Mu Lah Die muncul di desa, baik pria maupun wanita berbondong-bondong datang di tempat yang lebih luas itu.

Mu Lah Die tidak sampai ke Sah Ling, karena desa itu amat kecil. Namun Si Kakek Lie termasuk di antara kaum pria yang tertarik akan ceritanya. Ia bukan hanya ikut mendengarkan cerita Mu Lah Die di desa yang dekat dengan Sah Ling; ia pun ikut mengantar Mu Lah Die pulang ke rumahnya di kota Tengzhou, agar ia dapat mendengar lebih banyak lagi tentang Yang Maha Agung yang mengasihi manusia.

"Ini, Bapak, cerita saya semuanya dimuat di sini," kata Mu Lah Die pada suatu hari, seraya mengulurkan sebuah Buku kecil kepadanya.

Si Kakek Lie malu mengakui bahwa ia buta huruf. Ia bungkuk sebagai tanda hormat dan mengucapkan terima kasih atas hadiahnya itu. Lalu ia pulang ke kampungnya.

Di desa Sah Ling, Si Kakek Lie segera mencari seorang saudara sepupunya yang masih muda. Saudara sepupunya itu sedang belajar kesusasteraan Tionghoa, agar kelak ia dapat lebih maju mungkin menjadi seorang pegawai pemerintah Kekaisaran Tiongkok. Tentu saja ia dapat membaca Buku kecil yang diserahkan kepadanya oleh si Kakek Lie.

"Pasti sangat penting, karena wanita asing yang aneh itu memberikannya kepada saya," kata si Kakek Lie. "Bagaimana kalau kamu membacakan Buku kecil ini kepada seisi desa Nak?"

Pemuda yang berpendidikan klasik itu tidak keberatan. Ia senang, malah, karena ada kesempatan untuk memamerkan kepandainnya. maka ia mulai membacakan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Mandarin kepada seluruh penduduk desa Sah Ling . . . .

Mata Pendeta Lie berbinar-binar pada saat ia mengakhiri ceritanya: "Sayalah pemuda yang berpendidikan itu! Dan oleh karena membacakan Kitab Perjanjian Baru itulah, saya sendiri menjadi seorang pengikut Tuhan Yesus."

Dr. Maddry ikut terharu. Di gedung penerbitan Kristen, ia pernah melihat sebuah Kitab Perjanjian Baru bahasa Mandarin berukuran kecil, sama seperti yang diceritakan oleh saudara seimannya yang sudah tua itu. Perjanjian Baru edisi kecil seperti itu, harganya kurang lebih sepuluh sen uang Amerika.

"Pendeta Lie," tanya Dr. Maddry dengan lemah lembut, "Bapak sudah berpuluh-puluh tahun menjadi seorang pengabar Injil. Selama setengah abad ini, kira-kira berapa orangkah yang telah menjadi orang Kristen melalui kesaksian Bapak?"

Pendeta Lie menggeleng-gelengkan kepalanya yang sudah botak itu. "Wah, kurang tahu saya, Pak," ia mengakui dengan terus terang "Saya belum pernah menghitung. "Tetapi inilah yang saya ketahui: Saya sempat membaptiskan lima ribu orang Kristen baru."

Dr. Maddry merasa lebih terharu lagi. Di samping membaptiskan lima ribu orang, pasti Pendeta Lie juga mempengaruhi lebih banyak orang lagi, sehingga mereka pun menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.

Lima puluh tahun yang silam, di Amerika ada seorang Kristen yang memasukkan sepuluh sen saja ke dalam tempat persembahan untuk pengabaran Injil, kata Dr. Maddry dalam hati. Sepuluh sen itu kemudian dipakai untuk biaya mencetak sebuah Kitab Perjanjian Baru berukuran kecil, yang dihadiahkan oleh seorang pengabar Injil wanita. Dan dari persembahan yang hanya sepuluh sen itulah, mungkin sebanyak sepuluh ribu jiwa sudah masuk Kerajaan Surga!

TAMAT

Si Penggali Tua Menambang Emas (Amerika Serikat, abad ke-20)

Gunung-gunung menjulang tinggi di atas gubuk tempat tinggal Jan, si penggali tua. Pada musim dingin, salju bertumpuk-tumpuk di mana-mana dan angin kencang melolong di sepanjang ngarai, menerjang dahan-dahan pohon cemara.

Penggali tua itu mungkin pergi menambang pada musim dingin. Selama ada tumpukan salju di mana-mana, Jan suka duduk di rumah dan mengenang negeri Finlandia, tempat ia lahir dan dibesarkan. Ia teringat akan sinar matahari yang dulu berkilauan dan pada salju yang putih bersih. Ia juga teringat akan anak-anak yang dulu berkilauan pada salju yang putih bersih. Ia juga teringat akan anak-anak yang dulu memakai ski pada kaki mereka sambil meluncur kencang pada lereng curam yang berlapis salju.

Ya, pada malam-malam yang gelap selama musim dingin, Jan suka mengenang rumah orang tuanya dulu di Filandia. Dengan menutup matanya, ia dapat membayangkan sosok ayahnya yang gagah serta ibunya yang manis; mereka duduk di dekat tempat perapian, dengan anak-anak mereka berkumpul di sekelilingnya. Hampir-hampir Jan dapat mendengar suara ayahnya yang rendah dan empuk sedang membacakan Alkitab milik pusaka keluarganya.

Pada saat-saat lamunannya seperti itu, Jan suka bangun dari kursinya pergi ke sebuah peti, dan membuka tutupnya. Dari dalam peti itu ia mengeluarkan satu-satunya harta miliknya: Sebuah Alkitab besar dalam bahasa Filandia, yang telah dihadiahkan oleh ayahnya dulu pada hari ia berangkat dari rumahnya menuju ke Amerika.

Di bawah sinar yang remang-remang dari sebuah lampu minyak tanah, Jan menelusuri kata-kata Kitab Suci. Jari-jarinya yang sudah kisut itu mengikuti baris-baris cetakan pada halaman Alkitabnya.

Sesungguhnya para tokoh Alkitab itu sudah menjadi teman-teman bagi Jan dalam gubuknya yang sepi. Ia suka membaca dengan keras, dalam bahasa Filandia yang masih dicintainya sejak masa kecilnya dulu. Ada kalanya ia membaca ajaran-ajaran Tuhan Yesus, ada kalanya pengalaman-pengalaman Rasul Paulus yang menggemparkan. Ada kalanya ia membaca puisi yang luhur dari Kitab Mazmur, ada kalanya kisah-kisah kepahlawanan dari zaman Perjanjian Lama.

Jan tidak pernah pergi ke gereja. Namun ia setia membaca Alkitabnya. Dan ia pun berdoa dengan cara yang telah diajarkan oleh ibunya, berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Hidupnya serba sederhana. Jan tidak mau bekerja pada suatu perusahaan pertambangan yang besar. Ia lebih suka pergi mencari nafkah sendirian ke gunung, menggali-gali tanah dengan harapan dapat menambang cukup banyak logam berharga. Kadang-kadang ia menemukan sedikit bijih tembaga, kadang-kadang sedikit bijih perak. Hasil penjualan apa yang digalingnya itu hanya sekedar untuk menyambung hidupnya. Ia belum pernah berhasil menjadi seoran kaya dengan menambang emas.

Namun Jan merasa puas. Ia bersifat jujur dan baik hati dalam segala perbuatannya. Dan ia selalu rela menolong tetangga-tetangganya.

Pada suatu hari, ketika Jan sedang menggali di dalam ngarai yang jauh dari tempat tinggalnya, gubuknya itu kebakaran. Tidak ada seorang yang sempat memadamkannya; bahkan tidak ada seorang pun yang tahu.

Pada saat Jan kembali dengan menuntun keledainya yang kecil, ia berdiri terpana. Gubuknya musnah! Yang tertinggal hanyalah tumpukan kecil arang dan abu. Barang-barang miliknya memang hanya sedikit, namun tidak ada satu pun yang tersisa.

Mula-mula Jan melongo saja, tidak percaya. Lalu ia berlari menuju tumpukan arang yang masih mengepulkan asap itu. Petinya! Mungkin petinya masih terluput dari nyala api.

Akan teapi . . . tidak demikian. Petinya pun musnah dengan semua isinya.

Air mata mulai meleleh di pipi Jan. Petinya pun musnah dengan semua isinya karena gubuknya musnah: Ia sendiri dapat membangun sebuah rumah yang baru. Bukan pula karena selimutnya dan pancinya dan piringnya habis ditelan api: Ia dapat membelinya lagi, karena ia masih mempunyai uang tabungan di bank desa di lembah yang tiga kilometer jauhnya itu.

Bukan! Jan menangis karena satu-satunya harta miliknya musnah: Alkitabnya dalam bahasa Filandia.

Tidak ada orang Amerika yang berbahasa Filandia. Tidak ada toko di Amerika yang menjual buku dalam bahasa Filandia. Alkitab yang sudah musnah tak mungkin dapat diganti.

Jan memang berhasil membangun sebuah gubuk baru. Tetapi ia tidak jadi pergi membeli perlengkapannya. Banyak tetangganya sudah lama mengenal dan mengasihi penggali tua itu. Merekalah yang berdatangan, membawa serta selimut dan panci dan piring, serta meja dan kursi yang kasar; mereka bahkan membawa sebuah tungku api dan sebuah lampu minyak tanah.

"Mengapa tidak?" kata mereka satu kepada yang lain. "Pak Jan sudah menghabiskan masa hidupnya di daerah ini dengan berbuat baik. Coba ingat, berapa kali ia pergi membantu orang yang terkurung dalam rumahnya karena salju yang lebat, atau ia membelahkan kayu bakar bagi orang yang sakit, ataupun ia membatu tetangganya dengan suatu tugas yang terlalu berat untuk dikerjakan seorang diri."

Maka Jan membenahi rumahnya yang baru serta mulai hidup agak sama seperti dulu. Tetapi ada sesuatu yang tidak sama seperti dulu. Kalau salju mulai turun di musim dingin dan pikirannya menerawang jauh ke masa kecilnya di Finlandia, ia tidak dapat lagi meraih Alkitabnya. Menyalakan lampu juga percuma saja: Tidak ada Alkitab yang dapat dibacanya.

"Na, na, terlalu sulit aku baca bahasa Inggris," Jan menjelaskan kepada penduduk desa di lembah itu yang ingin membelikan sebuah Alkitab baru baginya. "Ya, ya, terlalu banyak kata aku tidak tahu apa artinya. Tidak sama. Sama sekali tidak sama. Hanya dalam bahasa Filandia Alkitab dapat berkata-kata dalam lubuk hatiku. Dan Filandia kan jauh sekali di seberang. Tak mungkin aku pergi ke sana beli Alkitab baru."

Tiap kali Jan turun ke desa di lembah itu untuk membeli bekal, ia selalu mampir di rumah keluarga Blake. Si Clara Blake menjadi kesayangannya di antara semua anak kecil di desa itu.

Pada suatu hari, ketika Jan sedang menambat keledainya di depan rumah keluarga Blake. Si Clara keluar sambil menari-nari kegirangan. "Pak Jan! Pak Jan! Rasanya aku tahu dari mana Pak Jan bisa mendapat Alkitab bahasa Filandia!" serunya. "Nih, coba lihat! Aku diberi ini di Sekolah Minggu."

Si Clara menggenggam sebuah lembaran. "Nih lihat!" katanya dengan penuh semangat. "Ada ayat Alkitab, dicetak dalam macam-macam bahasa."

Jan meraih lembaran itu. Betul, ada banyak bahasa yang dipaparkan di situ.

Si Clara bersandar pada sisi Jan sambil menuding pada halaman kecil itu dengan telunjuknya. "Bahasa Tionghoa," bacanya. "Bahasa Jepang. Bahasa Belanda. Bahasa Italia." Mereka berdua terus menyelidiki isi lembaran itu.

"Ah!" Tiba-tiba Jan bernapas panjang. "Ini dia! Ini dia!"

Ia sudah menemukan ayat itu yang tercetak dalam bahasa Filandia. Berkali-kali Jan membaca ulang kata-kata itu, yang sejak dahulu masih diingatnya baik-baik. Dalam bahasa ibunya, kata-kata itu (yang kelihatannya aneh-aneh pada mata si Clara) menyatakan berita yang indah, sama seperti Yohanes 3:16 dalam bahasa apa saja:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tungal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

"Sama!" kata Jan; mukanya berseri-seri. "Persis sama seperti dalam Alkitabku dulu!"

Lalu senyumannya itu pudar. "Tapi cuma satu ayat. Memang indah, tapi cuma satu ayat."

Clara membalik lembaran itu. "Pak Jan, mari kita menulis surat ke alamat ini," usulnya. "Mungkin di sana ada Alkitab lengkap dalam bahasa Filandia."

Ibu si Clara yang menuliskan surat itu untuk Jan. Tetapi si Clara sendirilah yang rajin memeriksa kotak pos. Hari demi hari ia meneliti tiap surat yang masuk.

Akhirnya ada surat yang datang dengan "Lembaga Alkitab Amerika, New York" sebagai alamat si pengirim. Surat itu disimpan baik-baik untuk Jan. "Mengapa Pak Jan tidak datang-datang?" tanya si Clara hari demi hari.

Setelah lewat hampir satu minggu, Baru Jan muncul kembali. Seluruh keluarga Blake berdiri disampingnya ketika si penggali tua itu membuka suratnya.

Betul, katanya, sebuah Alkitab dalam bahasa Filandia dapat dipesan, demikianlah pemberitahuan dalam surat itu. Terlampir juga penjelasan tentang harga, dan tentang cara mengirim pesanan.

Keesokan harinya, sepucuk surat balasan sudah dikirim ke kota New York, dan sebuah poswesel sudah dibeli di kantor pos desa.

Tidak lama kemudian, tibalah sebuah pospaket untuk Jan. Pak dan Ibu Blake, si Clara, dan semua tetangga mereka berkumpul untuk melihat penggali tua membuka pospaketnya itu. Tangannya yang sudah kisut itu terlihat masih kuat pada saat ia memutuskan tali pospaketnya dan menyobek bungkusannya. Lalu ia pun mulai membuka dos kecil yang ada di dalamnya. Si Clara menahan napas.

Ah! Ada harta di dalam dos itu: Seluruh Firman Tuhan dalam bahasa Filandia.

Tangan Jan gemetar sedikit ketika ia mengangkat Buku itu dari dosnya. Dibukanya Kitab Mazmur, . . . lalu Injil Matius, . . . lalu Kisah Para Rasul.

"Sama! Persis sama! Semuanya sama!" bisiknya.

Lalu ia melihat ke sekelilingnya. Wajah-wajah para tetangganya berseri-seri semuanya. "Sepanjang umur, aku ingin menambang emas," kata Jan. "Kalau dapat menggali emas, aku jadi kaya." Lalu senyumannya menjadi lebih lebar lagi. "Nah, ini dia! Aku sudah menambang emas! Harganya lebih dari apa saja yang dapat kugali di lereng gunung sana!"

Dibungkusnya kembali hartanya itu! Dimuatnya pada punggung keledai kecilnya, bersama dengan semua bekal yang baru dibelinya.

Clara Blake dan orang tuanya melihat si penggali tua itu mendaki jalan yang sempit. Pelan-pelan ia menuju gubuknya yang sepi, di ngarai di balik bukit.

Pada malam itu, mereka tahu bahwa Jan pasti akan menyalakan lampunya. Ia akan merapatkan kursinya ke meja. Dan ia akan meletakkan hartanya yang baru di atas meja. Jari-jarinya akan mengikuti baris demi baris dari pasal-pasal kesayangannya. Dan si penggali tua itu dengan senang hati akan membaca dengan keras kata-kata indah itu yang dikiranya sudah kehilangan selamanya dari pandangan matanya.

TAMAT

Suluh Sabda Allah Di Asia Selatan (India, Oman, Iran, Turki, 1806 - 1812)

Pada suatu pagi yang panas di bulan Mei tahun 1806, di kota besar Calcutta, seorang pemuda Inggris turun dari kapal layar. Ia heran melihat orang-orang India berpakaian serban dan jubah, heran mendengar raungan gong yang mengajak mereka berbakti, heran juga merasakan sentuhan para pengemis yang sedang mengerumuni dia.

Belum pernah dia mengalami keramaian masyarakat seperti itu! Ia berasal dari sebuah desa di Inggris yang agak terpencil. Kemudian ia pun berkuliah di Universitas Cambridge yang terkenal itu.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyalami dia dalam bahasa ibunya: "Good morning! Apakah mungkin engkau seorang utusan Injil baru?"

Pemuda itu berpaling dan melihat seorang bapak setengah umur yang sangat pendek dan sudah botak. Rasanya dulu ia pernah melihat wajah itu berbentuk gambar, terpampang di dinding gereja di negeri Inggris. "Wah, ini Pendeta William Carey!" ia berseru.

"Ya, betul, aku sendiri," bapak itu mengiakan. "Dan engkau siapa?"

Henry Martyn, pendeta tentara yang baru tiba dari Inggris."

William Carey mengajak Henry Martyn sarapan dengan dia. Kemudian ia mengajak pemuda itu ke rumahnya di Serampore. Mereka naik perahu dayung bersama-sama di muara Sungai Gangga. (Silakan membaca pasal 4, "Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga"!)

Pada waktu Henry Martin mendarat di Serampore, ia sungguh merasa kagum. Ia senang berkenalan dengan William Ward, tukang cetak yang menjadi utusan Injil. Dan ia bercakap-cakap lama dengan Joshua Marshman, rekan sekerja Carey dan Ward.

Henry Martyn sangat tertarik akan usaha yang sedang berlangsung di Serampore itu, untuk menyediakan terjemahan Alkitab secara borongan. Pemuda Inggris yang pandai itu suka sekali mendalami seluk beluk berbagai-bagai bahasa. Sebelum berangkat dari tanah airnya, ia sudah menguasai bahasa-bahasa asli Alkitab, juga beberapa bahasa orang Barat. Dalam pelayaran yang memakan waktu sembilan bulan dari Eropa itu, ia pun sudah mulai mempelajari beberapa bahasa orang Timur.

Ya, Henry Martyn berminat sekali akan pelayanan teman-temannya yang baru itu. Namun ia menolak undangan mereka untuk menetap di Serampore. Paling sedikit ada dua alasan: Sebagai seorang pendeta tentara, ia harus pergi ke tempat di mana ia ditugaskan. Dan sebagai seorang ahli bahasa, ia merasa masih ada sesuatu yang kurang dalam usaha yang mulia di Serampore itu.

Siapa pun yang berusaha menghasilkan terjemahan Alkitab secara borongan itu mungkin akan mengalami kualitasnya tidak setinggi kuantitasnya. Di samping itu, kebanyakan bahasa yang sedang diusahakan oleh Pendeta Carey dan kawan-kawan sekerjanya itu adalah bahasa-bahasa daerah, yang pemakaiannya masing-masing terbatas dalam satu wilayah saja.

Sebaliknya, Henry Martyn lebih tertarik akan bahasa Hindustani. Bahasa perdagangan itu dipakai orang-orang tertentu di seluruh India. Di dalam bahasa itu pun terdapat banyak campuran bahasa Persia (atau bahasa Farsi) dan bahasa Arab. Jadi, terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Hindustani itu mungkin dapat membuka jalan ke arah terjemahan Alkitab dalam beberapa bahasa lainnya pula.

Walau Henry Martyn dikirim ke India sebagai pendeta tentara, tujuannya yang utama ialah, untuk menyampaikan Sabda Allah kepada orang-orang yang belum pernah mendengarnya. Ia berhasrat menerjemahkan Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa-bahasa yang dapat dipahami di wilayah yang paling luas. "Sampai saat ini, sedikit sekali yang telah kucapai," demikianlah ia mencatat dalam buku hariannya. "Sekarang, biarlah aku menyala-nyala sampai habis demi Allah" . . .

Selama enam minggu Henry Martyn menelusuri Sungai Gangga, dari kota Calcutta ke kota Patna. Pada malam hari kapal sungai yang ditumpanginya itu terlambat di tepi, dan ia suka turun ke desa-desa. Kadang-kadang penduduk desa melarikan diri, karena mereka belum pernah melihat seorang manusia berkulit putih dan bermata biru. Tetapi kadang-kadang mereka ingin mendengar Kabar Baik yang disampaikannya dalam bahasa Hindustani yang terbata-bata. Kepada mereka ia juga membagi-bagikan Kitab-Kitab Injil dan surat-surat selebaran yang telah disediakan oleh Joshua Marshman sebelum ia berangkat dari Serampore.

Setibanya di Patna, tugas Henry Martyn sebagai pendeta tentara itu ternyata agak ringan. Kebanyakan tentara Inggris tidak mau tahu tentang Sabda Allah; mereka hanya menghindari kebaktian mingguan karena di suruh berbuat demikian. Mereka harus berdiri tegak selama ibadah itu berlangsung; jadi, para perwira mengusulkan supaya khotbah diperpendek atau ditiadakan. Bahkan di antara korps perwira itu sendiri ada yang tidak sudi hadir sama sekali.

Namun Henry Martyn berhasil menemui cukup banyak orang yang dapat dilayaninya, baik orang Barat maupun orang Timur. Ia rajin menengok para penderita di rumah sakit. Ia rela pergi ke mana-mana, betapa pun jauhnya, untuk memimpin upacara pernikahan atau upacara perkabungan. Ia membuka tiga sekolah gratis untuk anak-anak setepat. Sering ia berkhotbah di hadapan ratusan orang minta-minta. Ia menerjemahkan liturgi kebaktian ke dalam bahasa Hindustani, khususnya demi kaum ibu. Wanita-wanita India itu harus pindah agama waktu menikah dengan tentara-tentara Inggris, namun mereka sama sekali belum mengerti bahasa para suami mereka.

Sementara itu, Henry Martyn sangat merindukan seorang penolong yang sepadan dengan dia. Dulu sebelum berangkat dari Inggris, ia pernah menjadi akrab dengan seorang pemudi bernama Lydia. Sesudah ia melihat bahwa situasi di India memungkinkan untuk berumah tangga, ia menulis sepucuk surat, minta kerelaan Lydia supaya menyusul dari Inggris dan menjadi istrinya.

Sambil menunggu balasan suratnya itu, Henry Martyn menyibukkan diri dengan terjemahan Sabda Allah ke dalam bahasa Hindustani. Sebagai guru ia mendapat dua orang India yang berlatar belakang agamanya berbeda. Kedua-duanya sering memperdebatkan Perjanjian Baru, sehingga terjemahannya itu dengan susah payah dapat dikerjakan.

Sewaktu-waktu kesehatan Henry Martyn agak terganggu. Namun ia berbesar hati, sambil memikirkan sukacita yang menantikan dia di masa depan.

Lalu pada suatu hari, tibalah sepucuk surat dari negeri Inggris, . . . dan jawaban Lydia itu bukan jawaban yang diharapkan.

Pada hari yang sama itu, para dokter tentara memberitahu Henry Martyn bahwa ia berpenyakit tebese, sama seperti kakak dan adiknya yang sudah meninggal di Inggris.

Henry Martyn merasa sangat sedih. Ia tidak mau lagi berurusan dengan kebun bunga yang sudah mulai digarap di halaman rumahnya. Ia pun memberitahu seorang sahabat karibnya di Serampore untuk menjual saja setelan piring dan gelas yang telah dipesannya.

Namun Henry Martyn tidak sampai putus asa. Justru oleh karena tidak ada harapan untuk dapat hidup senang dengan kekasihnya, bahkan tidak ada harapan untuk dapat hidup sampai usia tua, maka sebagai hamba Tuhan ia menjadi lebih bergiat lagi. Ia hendak menggunakan waktu yang masih ada sebaik-baiknya.

Dan Tuhan pun mengirim seorang penolong baru kepadanya, persis dua minggu setelah ia menerima surat dari Lydia yang isinya sangat menyedihkan itu. Sesungguhnya penolong yang baru itu memungkinkan dia untuk lebih banyak memanfaatkan talentanya yang luar biasa sebagai seorang penerjemah Alkitab.

Sabat adalah seorang pengembara dari tanah Arab. Dulu, temannya yang bernama Abdullah telah menjadi orang Kristen. Sabat mengkhianati temannya itu, sehingga Abdullah mati syahid. Lalu . . . anehnya, Sabat sendiri kemudian menjadi seorang Kristen. Sebagai akibatnya, ia pun harus melarikan diri dari orang-orang yang hendak membunuhnya. Mula-mula ia mengungsi ke Serampore; lalu ia meneruskan pengembaraannya ke kota Patna.

Sabat dapat berbicara bahasa Arab, bahasa Persia, dan bahasa Hindustani. Dan, sebagai saudara seiman, ia bersedia menolong Henry Martyn dengan terjemahannya, tanpa harus memperdebatkan maksud setiap ayat.

Pada masa yang bersamaan juga, muncullah seorang lain lagi yang sangat menolong Henry Martyn dengan usaha penerjemahannya. Nama orang itu, Mirza; ia bukan seorang Kristen, namun ia tidak memusuhi kaum Kristen. Dan ia pun sangat pandai, baik dalam bahasa Hindustani maupun dalam bahasa Inggris.

Dengan bantuan kedua penolongnya yang baru itu, Henry Martyn terus mengerjakan terjemahan Kitab Pernjanjian Baru bukan hanya satu terjemahan, juga bukan dua, tetapi tiga macam terjemahan sekaligus! Sabat telah bercerita tentang keperluan rohani orang-orang yang diam di seluruh negeri Persia, juga di seluruh wilayah yang berbahasa Arab. Maka dalam jiwa Henry Martyn muncullah suatu cita-cita yang amat besar: ia akan menyediakan Kitab Perjanjian Baru dalam tiga bahasa Asia yang sangat penting itu. Ia akan memberikan sabda Allah kepada seluruh Asia Selatan!

Bukankah bahasa Hindustani itu bahasa perdagangan seluruh India? Bukankah Persia itu negara tetangga India, yang juga terletak di Asia Selatan? Dan di sebelah Barat dan Selatan negeri Persia itu, ada banyak negara yang menggunakan bahasa Arab bahkan sampai ke Magrib -el-Aksa, Tanah Maroko di Afrika Utara, tempat yang paling jauh ke sebelah matahari terbenam di mana masih ada orang yang mengerti bahasa Arab.

Bukan hanya itu saja: Henry Martyn juga mencita-citakan dapat menyediakan Sabda Allah dalam tiga bahasa Asia Selatan yang terpenting itu, berupa tiga terjemahan yang paling bagus. Untuk dapat berbuat demikian, ia berkata kepada dirinya sendiri, aku harus tinggal di tempat yang ada orang-orang yang biasa memakai setiap bahasa itu. Di sini, di India, aku sudah berhasil menyediakan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Hindustani, bahasa orang India. Kelak aku pun ingin menyediakan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Persia sambil menetap di negeri Persia, serta Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Arab sambil menetap di Tanah Arab!

Dengan tekun Henry Martyn mengejar cita-citanya yang amat besar itu. Tetapi sebagai seorang pendeta tentara, tugasnya dipindahkan dari Patna ke Cawnpore makin lama makin jauh ke pedalaman India. Dan kesehatannya pun semakin menurun.

Lambat laun para atasan Henry Martyn mulai menyadari bahwa ia perlu dipindahkan lagi ke tempat yang iklimnya lebih menyehatkan. Mungkin juga pelayaran di lautan lepas akan turut meringankan penyakit paru-parunya. Maka menjelang akhir tahun 1810, Henry Martyn diizinkan naik sebuah kapal Sungai Gangga dengan teman sekerjanya, Sabat. Mereka menuju ke mudik lagi, ke arah Serampore dan Calcutta.

Seorang sahabat karib Henry Martyn di Serampore merasa bingung ketika ia mendengar tentang rencananya hendak pergi ke negeri Persia dan ke Tanah Arab. Dalam sepucuk surat ia menulis: "Sampai hatikah aku melepaskan kamu? Terus terang, seandainya jasmanimu cukup kuat sehingga mungkin kamu masih dapat hidup sampai usia tua, aku tidak sanggup melepaskan kamu pergi. Tetapi justru karena kamu menyala-nyala seperti fosfor, mungkin apa jiwamu itu akan dapat terus berkobar lebih lama di Tanah Arab daripada di sini, di India."

(Memang tepat julukan Henry Martyn di judul pasal 5 ini: "Suluh Sabda Allah di Asia Selatan"!)

Kemudian Henry Martyn berpamitan lagi dengan para sahabatnya di Serampore. Kepada William Carey, William Ward, dan Joshua Marshman, ia menitipkan hasil karyanya berupa naskah Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Hindustani. Lalu ia naik kapal laut dan berangkat pada permulaan tahun 1811.

Dalam pelayarannya mengitari benua India itu, kesehatannya memang sedikit membaik. Kapalnya mampir di Oman selama dua minggu saja, dan Henry Martyn senang sekali dapat bercakap-cakap dalam bahasa Arab dengan penduduk setempat. Tetapi ia tidak sempat tinggal lama di sana; ia tidak dapat memperbaiki dan menyempurnakan terjemahannya dari Kitab Perjanjian Baru di negeri yang berbahasa Arab itu.

Setibanya di negeri Persia, Henry Martyn langsung mengungsi ke daerah pegunungan tinggi, tempat tinggal gubernur penjajahan Inggris. Sang gubernur itu sangat baik hati; ia memperkenalkan tamunya kepada seorang tokoh bangsa Persia bernama Jaffar Ali. Jaffar Ali menerima pemuda Inggris itu sebagai tamu yang menginap di rumahnya. Ia pun memperkenalkan iparnya yang bernama Seid Ali.

Seid Ali menggeleng-gelengkan kepalanya pada saat ia memeriksa naskah Kitab Perjanjian Baru bahasa Persia itu, yang telah dikerjakan oleh Henry Martyn dengan bantuan Sabat. Ternyata Sabat tidak sepandai berbahasa Persia seperti pengakuannya! Maka Henry Martyn harus mulai lagi dari permulaan.

Untung di daerah pegunungan yang segar hawanya itu kesehatan Henry Martyn terus membaik. Karena untuk sementara tugas sehari-hari sebagai pendeta tentara tidak ada lagi, maka ia mempunyai lebih banyak waktu untuk menerjemahkan Sabda Allah. Dan Seid Ali, walau ia belum rela percaya kepada Isa Almasih, namun bersikap terbuka terhadap Kabar Injil itu.

Pada permulaan tahun 1812, terjemahan Kitab Perjanjian Baru (dan juga Kitab Mazmur) dalam bahasa Persia itu sudah selesai. Salah satu naskahnya dititipkan kepada gubernur penjajahan Inggris. Tetapi Henry Martyn ingin juga menyampaikan salah satu salinannya kepada Shah Persia. Untuk maksud itu ia mendapat surat-surat perkenalan dari sang gubernur. Dengan beberapa teman, berangkatlah dia menuju ke tempat istana sang Shah.

Ternyata perjalanan itu tidak semudah yang disangkanya. Sang Shah tidak ada di tempat yang dituju oleh Kafilah itu. Henry Martyn terus mencari dia. Tetapi di tengah-tengah perjalanan itu, penyakitnya kambuh lagi. Satu-satunya harapan bahwa ia dapat sembuh ialah, jika ia dapat menjelajahi seluruh negeri Turki sampai ke kota Istanbul. Dari sana ia dapat naik kapal laut ke negeri Inggris.

Henry Martyn tidak pernah sampai ke kota besar Istanbul. Ia meninggal di pedalaman negeri Turki, pada bulan Oktober tahun 1812. Jadi, masa pelayanannya di Asia Selatan itu sangat pendek, hanya enam tahun saja. Namun prestasinya selama enam tahun itu melebihi harapan seseorang yang masa kerjanya enam puluh tahun. Coba simak:

+ Kitab Perjanjian Baru bahasa Hindustani hasil karya Henry Martyn itu diterbitkan di Serampore pada tahun 1814. Bahasa Hindi adalah bahasa resmi Republik India pada masa kini; bahasa Urdu adalah bahasa resmi Republik Pakistan pada masa kini; kedua-duanya merupakan bahasa turunan dari bahasa Hindustani. Jadi, setiap terjemahan Alkitab dalam kedua bahasa yang penting itu, pasti banyak dipengaruhi oleh terjemahan Henry Martyn pada masa lampau.

+ Kitab Perjanjian Baru bahasa Persia hasil karya Henry Martyn itu diterbitkan di kota St. Petersburg tahun 1815. Sang gubernur Inggris telah membawa naskah yang sangat berharga itu ke negeri Rusia, sehingga jadi diterbitkan di sana. Itulah Perjanjian Baru lengkap yang pertama-tama dalam bahasa resmi Republik Iran pada masa kini; itu juga merupakan nenek moyang dari setiap terjemahan Perjanjian Baru bahasa Persia atau Farsi sampai sekarang.

+ Kitab Perjanjian Baru bahasa Arab hasil karya Henry Martyn itu diterbitkan di kota Calcutta tahun 1816. Walau sangat berpengaruh pada zamannya, terjemahan itu tidak tahan lama seperti kedua terjemahan lainnya. Mungkinkah karena Henry Martyn tidak sempat mencapai bagian ketiga dari cita-citanya yang amat besar itu, yakni ia tidak pernah dapat menerjemahkan Kitab Perjanjian Baru bahasa Arab sambil menetap di Tanah Arab?

Bagaimanapun juga, Henry Martyn yang hanya enam tahun karirnya itu telah mendapat julukan, "Suluh Sabda Allah di Asia Selatan." Harapan yang pernah dicatatnya dalam buku hariannya ketika ia baru tiba di benua Asia itu sungguh terjadi: "Biarlah aku menyala-nyala sampai habis demi Allah!"

TAMAT

Alkitab yang Bungkam dalam Bahasa Nusantara (Indonesia, abad 17 dan 18)

Berabad-abad lamanya, Alkitab merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di seluruh dunia.

Ada tiga alasan yang menjadi penghalang sehingga isi Firman Allah itu umumnya tidak dikenal oleh orang-orang biasa.

Mula-mula, pada zaman dahulu hanya ada satu cara untuk memperbanyak salinan-salinan Alkitab: dengan tulisan tangan. Jadi, salinan-salinan Alkitab itu sangat langka dan sangat mahal harganya.

Juga, kebanyakan pemimpin umat Kristen pada zaman dahulu berpendapat bahwa jika orang-orang biasa diizinkan membaca Alkitab sendiri, pasti akan timbul banyak tafsiran yang salah. Jadi (menurut pikiran mereka), lebih baik jika hak istimewa untuk memiliki Alkitab itu dimonopoli saja oleh para rohaniawan.

Alasan ketiga ialah, kebanyakan Alkitab pada zaman dahulu masih ditulis dalam bahasa-bahasa kuno. Jadi, kebanyakan orang tidak dapat membacanya, pun tidak dapat mengerti isinya jika dibacakan oleh orang lain.

Mulai pada abad yang ke-15 dan ke-16, ketiga alasan yang menjadi penghalang itu berturut-turut dihapus.

Pertama-tama, seni cetak ditemukan oleh orang-orang Barat (walau pada hakikatnya orang-orang Timur sudah lebih dahulu menemukannya!). Buku lengkap yang pertama-tama dicetak ialah: Alkitab. Maka salinan-salinan Alkitab menjadi jauh lebih mudah diperoleh.

Kemudian timbul Reformasi Protestan di benua Eropa. Gerakan pembaharuan gereja itu menekankan bahwa tiap orang bertanggung jawab kepada Allah atas keadaan rohaninya. Jadi, belum cukuplah jika ia mendengar tafsiran Alkitab yang diberikan oleh orang lain; ia harus dapat mempunyai Alkitab sendiri, serta harus dapat mengerti isinya.

Tentu saja, untuk dapat mencapai maksud tadi, Alkitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa yang biasa dipakai oleh kebanyakan orang. Dan justru itulah yang berlangsung di seluruh dunia, mulai pada abad yang ke-16.

Namun Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di Nusantara. Memang sudah ada orang-orang Kristen di sini: Kaum Kristen Nestorian mulai datang ke kepulauan Indonesia pada abad yang ke-12, dan kaum Kristen Katolik mulai datang pada abad yang ke-14. Tetapi Alkitab-Alkitab yang mereka bawa itu tertulis dalam bahasa-bahasa asing, yang sulit dipahami oleh putra-putri Nusantara.

Ada juga halangan khusus di Nusantara yang mencegah orang mempunyai dan membaca Alkitab, yakni: Orang-orang yang tinggal di berbagai-bagai pulau itu berbicara dalam berbagai-bagai bahasa pula. Jika seorang pelaut pergi berlayar di Nusantara, belum tentu ia dapat bercakap-cakap dengan orang-orang di pulau tempat tujuannya.

Namun ada juga bahasa-bahasa yang umumnya dipakai kalau putra-putri Nusantara pergi ke pasar atau berdagang di pelabuhan. Salah satu bahasa perniagaan itu ialah bahasa Portugis; tetapi yang lebih umum lagi ialah, bahasa Melayu (yang sesungguhnya merupakan nenek moyang bahasa Indonesia).

Anehnya, Alkitab mula-mula diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis, bukan di negeri Portugis sendiri, melainkan di Nusantara!

Pada pertengahan abad yang ke-17, seorang anak laki-laki kecil dibawa dari Portugis ke kota Malaka, di semenanjung Melayu. Ketika ia masih berumur belasan tahun, bocah itu mulai percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya. Dan pada umur yang masih sangat muda, mulailah dia menerjemahkan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa ibunya. Kemudian, tatkala ia pindah dari Malaka ke Jakarta, ia sempat menyelesaikan terjemahannya itu. Ia juga menerjemahkan sebagian besar dari Kitab Perjanjian Lama.

Tetapi lambat laun penjajah bangsa Portugis itu diusir dari seluruh Nusantara oleh penjajah bangsa Belanda. Karena itu makin lama makin sedikit orang yang menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa perdagangan antar pulau. Dan Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di kepalauan Indonesia.

Anehnya, orang-orang yang mula-mula insaf bahwa Firman Allah seharusnya diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu bukannya para pendeta dan penginjil, melainkan para pelaut dan pedagang. Pada permulaan abad yang ke-17, seorang pelaut Belanda bernama Houtman ditangkap dan dipenjarakan oleh suku Aceh yang pada waktu itu terkenal cukup garang. Selama ditahan di Sumatera Utara, orang Belanda itu sempat belajar bahasa Melayu. Setelah dibebaskan, mulai pada tahun 1605 ia menerbitkan beberapa tulisan Kristen yangg sudah diterjemahkannya ke dalam bahasa Melayu.

Sementara itu, seorang pedagang bernama Albert Cornelisz Ruyl berlayar dari Belanda ke Indonesia pada tahun 1600. Ia menyadari bahwa Alkitab perlu dibaca oleh putra-putri Nusantara. Bahkan ia membujuk rekan-rekan sekerjanya sampai mereka rela membayar semua ongkos penerbitan untuk proyek terjemahannya itu. Pada tahun 1612 Ruyl sudah selesai mengalihbahasakan seluruh Kitab Injil Matius ke dalam bahasa Melayu. Tetapi baru tujuh belas tahun kemudian, hasil karyanya itu dicetak.

Dalam bahasa Melayu terjemahan Ruyl, Doa Bapa Kami (dari Matius 6:9-13) berbunyi sebagai berikut:

"Bappa kita, jang adda de surga:

Namma mou jadi bersakti.

Radjat-mu mendatang


kandhatimu menjadi


de bumi seperti de surga


Roti kita derri sa hari-hari membrikan kita sa hari inila.

Makka ber-ampunla pada-kita doosa kita,

seperti kita ber-ampun


akan siapa ber-sala kepada kita.

D'jang-an hentar kita kepada tjobahan,

tetapi lepasken kita dari jang d'jakat."

Hanya sebagian saja dari Alkitab yang sempat diterjemahkan oleh A. C. Ruyl, pedagang Belanda tadi. Lagi pula, bahasa Melayu yang dipakainya itu sangat jelek. Misalnya, ia belum mengerti perbedaan antara "kita" dengan "kami."

Kemudian, pada pertengahan abad yang ke-17, ada seorang pendeta Belanda bernama Daniel Brouwerius yang mulai insaf bahwa Alkitab mmasih merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan putra-putri Nusantara. Ia pindah ke kepulauan Indonesia dan berhasil menerjemahkan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Melayu.

Dalam terjemahan Daniel Bruwerius, yang mula-mula diterbitkan pada tahun 1668, Doa Bapa Kami berbunyi sebagai berikut:

"Bappa cami, jang adda de Surga,

Namma-mou jaddi bersacti.

Radjat-mou datang.

Candati-mou jaddi


bagitou de boumi bagaimana de surga.

Roti cami derri sa hari hari bri hari ini pada cami


Lagi ampon doossa cami,

bagaimana cami ampon


capada orang jang salla pada cami.

Lagi jangan antarrken cami de dalam tsjobahan


hanja lepasken cami derri jang djahat."

Memang Pdt. Brouwerius sudah dapat membedakan "kita" dan "kami." Namun masih banyak kesalahan dalam Perjanjian Baru bahasa Melayu yang diterjemahkannya. Apalagi, seluruh Perjanjian Lama masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di Nusantara.

Tujuh tahun setelah Kitab Perjanjian Baru terjemahan Brouwerius itu diterbitkan, seorang pendeta tentara tiba di Jawa Timur. Siapa namanya? Dr. Melchior Leydekker. Di samping menjadi seorang pendeta, ia juga seorang dokter. Pada tahun 1678, Dr. Leydekker pindah lagi dari jawa Timur ke Jakarta, dan tetap tinggal di ibu kota selama sisa umurnya.

Dr. Leydekker menjadi pandai sekali berkhotbah dalam bahasa Melayu. Jadi, pada tahun 1691 dialah yang ditunjuk untuk mulai menyiapkan suatu terjemahan seluruh Alkitab dalam bahasa yang dapat dipahami di seluruh Nusantara.

Selama sepuluh tahun Dr. Leydekker bekerja dengan tekun. Terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Lama dihasilkannya. Lalu ia terus mulai mengalih-bahasakan Kitab Perjanjian Baru. Sayang, ia tidak sempat menyelesaikan tugas yang mulia itu: Ia meninggal pada tahun 1701, setelah mengerjakan terjemahannya sampai dengan Efesus 6:6.

Kutipan Doa Bapa Kami dari terjemahan bahasa Melayu Dr. Melchior Leydekker di bawah ini telah disusun kembali menurut ejaan yang disempurnakan dan menurut tanda-tanda baca yang modern. Dengan demikian lebih jelaslah persamaannya dengan ayat-ayat yang sama itu dalam terjemahan biasa bahasa Indonesia:

"Bapa kami yang di sorga,

namaMu dipersucilah kiranya


KerajaanMu datanglah.

KehendakMu jadilah,

seperti di dalam sorga, demikianlah di atas bumi.

Roti kami sehari berilah akan kami pada hari ini.

Dan ampunilah pada kami segala salah kami,

seperti lagi kami ini mengampuni


pada orang yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah membawa kami kepada percobaan


hanya lepaskanlah kami daripada yang jahat."

Salah seorang rekan Dr. Leydekker almarhum ditunjuk untuk menyelesaikan tugasnya, sehingga pada tahun 1701 itu juga sudah ada Firman Allah yang lengkap dalam bahasa Melayu. Namun Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk putra-putri Nusantara. Mengapa sampai terjadi demikian?

Pada masa Melchior Leydekker masih menjadi seorang mahasiswa kedokteran dan kependetaan di Belanda, lahirlah di negeri itu seorang anak laki-laki dalam keluarga seorang pembantu kepala sekolah. Anak laki-laki itu lahir pada tahun 1965 dan diberi nama Francois Valentyn. Rupa-rupanya ia seorang pemuda yang pandai, karena ia baru mencapai umur 20 tahun ketika ia diizinkan meninggalkan kuliah teologinya serta pergi ke Maluku sebagai seorang pendeta. Rupa-rupanya ia juga cepat mahir dalam bahasa Melayu: Menurut kesaksiannya sendiri, ia sudah sanggup berkhotbah dalam bahasa setempat setelah belajar hanya tiga bulan lamanya.

Pada suatu hari, kebetulan seorang pendeta tua datang ke Ambon dan menginap di tempat tinggal pendeta yang masih muda tadi. Sang pendeta tua membawa serta sebuah naskah besar. "Warisan," katanya. "Naskah ini dulu ditulis oleh seorang pendeta yang meninggal sepuluh tahun yang lalu. Kemudian sang janda memberikan naskah ini kepadaku.

Secara tidak terduga pendeta tua itu meninggal pada waktu ia bertemu di rumah pastori di Ambon. Maka Naskah kuno itu jatuh ke dalam tangan Pdt. Francois Valentyn. Ketika diperiksa, ternyata tulisan tangan itu adalah terjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu!

Pdt. Valentyn adalah seorang yang rajin. Ia rajin menyelidiki bahasa dan kebudayaan orang Maluku. Dan ia pun rajin mencari teman-teman baru di tempat pelayanannya. Salah seorang teman barunya itu adalah seorang janda kaya. Setelah menikah dengan janda itu, Pdt. Valentyn kembali ke tanah airnya pada tahun 1695. Naskah kuno itu pun dibawa ke Belanda.

Kemudian, pada permulaan abad yang ke-18 diumumkan bahwa Dr. Melchior Leydekker almarhum (dengan bantuan salah seorang rekannya) telah berhasil menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu.

Mungkinkah Pdt. Francois Valentyn menjadi iri hati? Mungkinkah ia berkeinginan supaya dia saja yang dihormati (dan bukan orang-orang yang sudah meninggal) sebagai penerjemah yang pertama-tama menghasilkan seluruh Firman Allah dalam bahasa Nusantara?

Bagaimanapun juga, Pdt. Valentyn mulai mempromosikan dirinya sebagai penerjemah naskah kuno seluruh Alkitab itu (yang hanya kebetulan saja ada di dalam tangannya). Katanya, terjemahan itu juga lebih baik, jauh lebih modern, bahkan jauh lebuh mudah dipahami terjemahan Dr. Leydekker.

Tentu saja umat Kristen menjadi bingung. Baik di Belanda maupun kepulauan Indonesia, ada orang-orang yang lebih setuju dengan terjemahan Valentyn, tetapi ada juga orang-orang yang lebih setuju dengan terjemahan Leydekker. Akibatnya, kedua terjemahan itu tidak jadi diterbitkan. Dan sekali lagi, selama berpuluh-puluh tahun, Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan putra-putri Nusantara.

Akhirnya duduk perkaranya terungkap dengan jelas. "Terjemahan Valentyn" itu diselidiki dan dinyatakan sebagai hasil karya orang lain. Lagi pula, terjemahan itu dinilai sangat jelek.

Akan tetapi sementara perselisihan pendapat itu masih berlangsung, sudah lewat juga dua puluh tahun lebih. Ada orang-orang yang merasa bahwa terjemahan Leydekker tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Maka pada tahun 1723 sebuah panitia ditunjuk untuk menyunting kembali naskah terjemahannya itu. Selama enam tahun mereka mengerjakan edisinya yang baru.

Menjelang tahun 1729, naskah terjemahan baru dari Alkitab lengkap itu dua kali disalin dengan tulisan tangan: sekali dalam huruf Latin, dan sekali lagi dalam huruf Arab. Kedua naskah itu masing-masing dikirim ke Belanda dalam dua kapal yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa walau satu naskah jadi hilang di dasar laut, namun naskah yang satunya lagi itu masih akan tiba dengan selamat. Salah seorang penyuntingnya juga berlayar ke tanah airnya, untuk mengawasi proyek penerbitan yang besar itu.

Kitab Perjanjian Baru terjemahan Leydekker keluar pada tahun 1731. Lalu Alkitab lengkap terjemahan Leydekker diterbitkan pada tahun 1733. Maka akhirnya juga Firman Allah tidak lagi bungkam dalam bahasa Nusantara!

TAMAT

Allah Itu Esa Di Dalam Tritunggal Yang Kudus (Indonesia, abad 17 dan 18) (Sumber : The Good Way)


    1. Pendahuluan
    2. Pasal I - Kemahaesaan Allah Dalam Ketritunggalan Yang Kudus
      1. Kesatuan Allah Dalam Kekristenan
      2. Ketritunggalan Yang Kudus Dalam Kekristenan
      3. Perlunya Ketritunggalan Dalam Kesatuan
    3. Pasal II - Kesaksian Al Qur'an Atas Kesatuan Dari Ketritunggalan Kudus
      1. Kesaksian Al Qur'an Tentang Kepercayaan Kristen Kepada Satu Allah Saja.
      2. Kesaksian Al Qur'an Tentang Ketritunggalan Kudus Kristen
      3. Kesaksian Qur'an Al-Masih Adalah Firman Allah
      4. Kesaksian Al Qur'an Tentang Roh Kudus
    4. Pasal III - Nama-Nama Tritunggal Kudus
      1. Nama-Nama Tritunggal Kudus
        1. Bapa
        2. Anak
        3. Roh Kudus
    5. Pasal IV - Trinitas Palsu
      1. Paham Trinitas Sekte Maryamiyya
      2. Sikap Umat Kristen Terhadap Trinitas Palsu
      3. Sikap Dari Islam
    6. Pasal V - Cahaya Karunia
      1. Bukti Roh
      2. Pengelompokan Dalam Kegelapan
        1. Filsafat
        2. Kekristenan
        3. Islam
      3. Karunia Ilham
      4. Kasih Yang Berkelimpahan
      5. Cahaya Iman
      6. Bukti Yang Agung
        1. Pengalaman orang Saleh Musa al Aswad.
        2. Pengalaman Jibran
      7. Kesimpulan
      8. Bahan Kajian


A. PENDAHULUAN


Fakta-fakta yang sulit disampaikan kepada seorang anak dengan satu metode yang sederhana dan mudah di pahami. Sejalan dengan dewasanya anak ini dan nalarnya menjadi sempurna, maka dia tidak lagi merasa puas dengan informasi yang diringkas dan disederhanakan. Dia akan berupaya keras mencari ketepatan dan seluk beluk dalam permasalahan-permasalahan, karena akal budinya telah siap dan bersedia untuk menyerapnya.

Demikian juga halnya dengan manusia. Ketika manusia itu masih kanak-kanak, Tuhan memberinya satu gambaran yang sederhana dan umum tentang diri-Nya dalam batas-batas yang dapat dicerna mereka. Itulah sebabnya rasul Paulus berkata: "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Al-Masih. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat memberinya". (I Korintus 3:1-2).

Apabila masanya telah genap dan mentalitas orang percaya telah bertumbuh, maka Tuhan mulai menyatakan bahwa Dia adalah satu dalam keTritunggalan-Nya yang unik.

Ia membukakan kepada kita rahasia akbar ini yang tersembunyi bagi manusia ketika berada pada tingkat nalar dan rohani yang masih lemah. Saat Tuhan mengaruniakan karunia Roh Kudus kepada kita, Ia menyatakan hidupNya sendiri dan status ilahiNya kepada kita seperti yang dikatakan rasul Paulus,"Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah" (I Korintus 2:10).

Paham ini masih tetap merupakan satu rahasia yang tidak dikenal bagi orang duniawi. Mereka menolaknya karena kurangnya pengertian mereka atas kenyataan-kenyataan dari iman yang benar dan rahasia Allah yang masih tersembunyi itu.

Dengan anugerah Tuhan, saya menuliskan buku ini untuk menyederhanakan dan menjernihkan apa yang mustahil untuk dipahami dan sukar untuk dimengerti. Buku ini ditulis agar setiap orang yang membacanya dapat percaya pada rahasia ilahi ini dan paham betul bahwa keyakinan ini tidak bertentangan dengan akal budi, tetapi memuaskannya, dan dapat memahami termasuk buku-buku yang menyerang keyakinan ini, karena kekurangan pengertian, secara jelas menyaksikan pengakuan iman ini.

Sebagaimana saya mempersembahkan buku ini sebagai satu penjelasan dari kepercayaan kami yang paling kudus, saya mengarahkan hati saya kepada Tuhan untuk menjadikannya menjadi sumber berkat bagi banyak orang, dan saya berdoa kiranya buku ini dapat membukakan gerbang keyakinan yang benar kepada mereka. Sehingga mereka dapat menikmati kasih Allah, Bapa, dan berkat dari Allah Bapa, Al-Masih dengan persekutuan Roh Kudus bagi-Nya kemuliaan yang kekal. Amin.

Archpriest Zachariah Buturs Misr-Al-Djadida

Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.

I Petrus 3:15


B. PASAL I KEMAHAESAAN ALLAH DALAM KETRITUNGGALAN YANG KUDUS

Kesatuan Allah dalam KeKristenan
Ketritunggalan yang Kudus dalam Kekristenan
Perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan

KESATUAN ALLAH DALAM KEKERISTENAN

Kami orang-orang Kristen percaya pada satu Allah yang tidak mempunyai teman. Dia tidak terbatas, memenuhi surga dan bumi. Dia Pencipta segala yang ada, Kekal dan Abadi. KerajaanNya tidak berkesudahan.

Pengakuan iman ini sangat jelas dalam Injil yang kudus. Dasar pengakuan Kristen adalah seperti berikut:

  1. Al-Masih sendiri mengajarkan keyakinan ini ketika seorang Yahudi datang kepadaNya menanyakan tentang hukum yang terbesar. Al-Masih menjawab dia, "Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:29-30). Inilah perintah yang pertama. Satu gema dan pembenaran dari Ulangan 6:4-9. Seandainya perintah ini dituliskan dalam bahasa Al Qur'an, maka akan berbunyi "Allah, Allah kita, adalah satu-satunya (unik) Allah, Allah yang kekal."

  2. Rasul Paulus menegaskan perkataan ini,"Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah" (Roma 3:29,30).

  3. Dan rasul Paulus mengungkapkan keyakinan yang sama dengan berkata, "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!" (Yakobus 2:19).

  4. Pengakuan iman Kristen diambil dari ayat-ayat ini bersama ayat-ayat lainnya dalam Alkitab. Gereja telah mengakui keyakinan ini dari generasi pada generasi berikutnya dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, dan yang kelihatan dan yang tidak kelihatan." Jadi saudara-saudara yang kekasih, camkanlah bahwa kami umat Kristen percaya pada satu Allah dan bukan pada tiga dewa. Kami akan lebih menjelaskan tentang arti Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam pembahasan mengenai Ketritunggalan yang kudus dari Kekristenan.


KETRITUNGGALAN YANG KUDUS DALAM KEKRISTENAN

Paham Ketritunggalan yang kudus sama sekali tidak berarti adanya tiga allah sebagaimana yang dibayangkan secara salah oleh beberapa orang. Arti dari paham ini ialah bahwa Allah itu satu adanya.....

Berada dalam diriNya sendiri, Ia menyatakan diriNya sebagai Bapa
Berbicara dalam FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.

Adalah tidak boleh kita menarik pengertian dari nama-nama ini bahwa ada satu hubungan jasmaniah sebagaimana lazimnya pada sifat manusiawi, karena hal tersebut memiliki satu pengertian rohani.

Nama-nama ini tidak ditetapkan atau ditemukan manusia, melainkan adalah kata-kata dari ilham ilahi dalam Kitab Kudus, sebagaimana yang anda dapat lihat pada ayat-ayat berikut ini:

  1. Al-Masih berkata kepada murid-muridNya, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Monoteisme jelas sekali dalam kata-kataNya, "baptislah mereka dalam nama". Dia tidak berkata baptislah mereka dalam nama-nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun Ketritunggalan dipaparkan dengan jelas dalam kata-kataNya, "Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

  2. Rasul Yohanes dengan jelas sekali menegaskan pengertian ini, "Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu" (I Yohanes 5:7).

Jika anda membandingkan kedua ayat ini maka akan anda temukan nama-nama Tritunggal Kudus; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Inilah Tritunggal Kudus dalam satu-satunya Allah yang kepadaNya kita percaya.


PERLUNYA KETRITUNGGALAN DALAM KESATUAN

Secara ringkas, perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan sudah jelas dari ayat-ayat dan pembahasan di atas. Satu Allah, Pencipta segala yang hidup dengan sendirinya memiliki satu keberadaan diri secara pribadi. Satu Allah, yang menciptakan manusia dengan kemampuan berbicara, harus Ia sendirilah menyatakan FirmanNya. Satu Allah, yang menciptakan kehidupan dalam setiap makhluk hidup, Ia sendirilah yang hidup dalam roh. Sebab itu, adalah pasti bahwa satu Tritunggal kudus harus berada dalam satu-satunya Allah seperti yang telah kami jelaskan. Inilah kepercayaan kita yang sesungguhnya: Allah adalah satu dalam Tritunggal dan bukan tiga dewa.


PASAL II KESAKSIAN AL QUR'AN ATAS KESATUAN DARI KETRITUNGGALAN KUDUS

Kesaksian Al Qur'an tentang kepercayaan Kristen kepada satu Allah saja.
Kesaksian Al Qur'an tentang Ketritunggalan Kudus Kristen.
Kesaksian Al Qur'an bahwa Al-Masih adalah Firman Allah.
Kesaksian Al Qur'an tentang Roh Kudus.

KESAKSIAN Al QUR'AN TENTANG KEPERCAYAAN KRISTEN KEPADA SATU ALLAH SAJA.

Al Qur'an menyaksikan bahwa umat Kristen percaya pada satu Allah (Monoteistik) dan bukan kafir. Berikut adalah beberapa contoh dari kesaksian ini.

  1. Surat Al "Ankabut 46 - "Janganlah kamu berdebat (berbantah) dengan ahli kitab (Yahudi, Nasrani dan seumpamanya), melainkan dengan (jalan) yang terbaik,..... dan katakanlah: Kami percaya kepada (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, sedangkan Tuhan kami dan Tuhan kamu hanya satu, dan kami patuh kepadaNya". Demikianlah Al Qur'an menyaksikan bahwa kami umat Kristen, "ahli kitab", menyembah satu Allah.

  2. Surat Ali Imran 113-114, " Mereka itu tiada sama. Di antara ahli kitab, ada segolongan yang lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah waktu malam sedang mereka sujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menyuruh ma"ruf dan melarang dari yang mungkar, lagi bersegera mengerjakan kebaikan dan mereka itu termasuk orang-orang yang salih". Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa umat Kristen, "ahli kitab", percaya pada satu Allah: mereka membaca ayat-ayat Allah yang ada di tangan mereka pada masa Muhammad, dan mereka menyembah Allah yang satu dalam ibadah dan doa-doa mereka.

  3. Surat Al Maidah 82 - "Demi, sesungguhnya engkau peroleh manusia yang sangat memusuhi orang-orang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Demi sesungguhnya engkau peroleh orang-orang yang lebih dekat kasih sayangnya kepada orang-orang beriman, ialah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya kami orang Nasrani. Demikian itu karena di antara mereka ada alim ulama dan pendeta-pendeta sedang mereka itu tiada sombong." Disini jelas bahwa umat Nasrani tidak menyembah banyak tuhan (politeistik), karena umat yang menyembah banyak allah dan umat Yahudi adalah musuh keras kaum Muslim, sedangkan umat Nasrani adalah sahabat dekat mereka.

  4. Surat Al Imran 55, "(Ingatlah) ketika Allah berkata: Ya, Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku dan menyucikan engkau dari orang-orang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau di atas dari mereka yang kafir, sampai hari kiamat." Jelaslah bagi anda bahwa pengikut-pengikut Al-Masih, atau umat Kristen, bukanlah orang kafir. Sebaliknya, Allah membedakan umat Kristen dari orang kafir dan mengangkat mereka di atas orang kafir.

Kesaksian Al Qur'an tentang umat Kristen telah membuktikan dengan pasti bahwa mereka menyembah satu Allah dan mereka bukan penyembah banyak tuhan.


KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG KETRITUNGGALAN KUDUS KRISTEN

Sahabatku yang budiman, barangkali saja anda heran, bahwa Al- Qur'an menyebutkan Tritunggal dari satu Allah persis sama seperti yang diyakini umat Kristen. Kita telah lihat bersama bahwa Tritunggal Kekristenan itu adalah sifat Allah, FirmanNya dan RohNya. Ini adalah Ketritunggalan yang sama seperti disebutkan Al Qur'an, "Sesungguhnya Al- Masih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya, disampaikan-Nya kalimat itu kepada Maryam beserta roh dari pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171). Dalam ayat ini jelas bahwa Allah mempunyai: satu pribadi - "rasul Allah", satu firman - "kalimat-Nya", satu roh - "beserta roh dari pada-Nya"

Kesaksian Al Qur'an tentang pengakuan iman menyangkut Ketritunggalan tidak lebih dan tidak kurang sama seperti apa yang kami umat Kristen beritakan. Tidak menyiarkan politeisme, tetapi menyatakan bahwa tidak ada Allah kecuali Dia.


KESAKSIAN QUR'AN AL-MASIH ADALAH FIRMAN ALLAH

Al Qur'an menyaksikan dengan jelas sekali bahwa Al-Masih adalah Firman Allah. Berikut ini adalah beberapa ayat Al Qur'an sebagai contoh:

  1. Surat An-Nisa" 171, "Sesungguhnya Almasih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya."

  2. Surat Al Imran, Keluarga Imran: 39 "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan melahirkan seorang puteramu Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah..."

  3. Surat Al Imran 45, "Ingatlah ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari padaNya (yakni seorang anak), namanya Almasih "Isa anak Maryam." Terjemahan bahasa Inggeris menggunakan kata ganti " whose" menunjukkan kata ganti orang lelaki dalam bahasa aslinya Arab. Terjemahan bahasa Indonesia lebih mengena dengan menggunakan "yakni seorang anak" (whose) untuk "kalimat" (a word). Hal ini menunjukkan satu kenyataan bahwa "kalimat" yang digunakan di sini, bukan berarti kalimat dalam bahasa sehari-hari tetapi menyatakan seorang pribadi. Anda juga akan menemukan hal ini diterangkan dalam perkataan dari salah seorang sarjana Muslim (Al Shaikh Muhyi Al Din al " Arabi), yang berkata:" Kalimat adalah Allah dalam hakekatnya...dan Ia adalah tidak lain dari satu pribadi ilahi" ( dalam buku "Fusus al Hukm", bagian II, hal.35). Dia juga berkata bahwa "kalimat" adalah pribadi ilahi (hal.13).

Bukankah hal ini sama benar dengan apa yang dikatakan mengenai Al-Masih dalam Injil Yohanes? "Pada mulanya adalah Firman (kalimat); Firman (kalimat) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (kalimat) itu adalah allah...Firman (kalimat) itu telah menjadi manusia" (Yohanes 1:1,14). Terjemahan bahasa Arab dari ayat ini dalam kecocokannya dengan tulisan asli dalam bahasa Yunani) menggunakan istilah yang sama, "kalimat" dengan kata ganti orang ketiga yang menunjuk padanya. Kalimat menunjuk pada satu pribadi. Hal ini jelas dari perincian-perincian Yohanes: "Firman (kalimat) itu adalah Allah" dan Firman (kalimat) itu telah menjadi manusia."


KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG ROH KUDUS

Ada banyak ayat Al Qur'an yang menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah dan hal itu menyokong keterlibatan Al-Masih dalamnya. Hal tersebut nampak jelas seperti berikut ini: Surat Al Maidah 110, "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan roh suci...., Engkau bercakap-cakap dengan manusia dalam buaian (masih bayi) dan ketika dewasa."

Sarjana theologia Al Shaikh Muhammad al Hariri al Bayyuni berkata, "Roh Kudus, adalah Roh Allah" ("Kitab al Ruh wa Mahiyyatuha," hal.53).

Saudaraku, dari apa yang telah dipaparkan itu, baik dari kesaksian Al-Qur'an maupun teolog-teolog Islam tentang pengakuan iman Ketritunggalan yang kepadanya kami umat Kristen percaya, sesungguhnya telah menjadi jelas.


PASAL III NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS

B a p a
A n a k
R o h K u d u s


NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS

Kita telah belajar dari pembahasan yang sebelumnya bahwa Kekristenan percaya pada satu Allah, yang ada di dalam Tritunggal; pribadi Allah, Kalimat-Nya dan Roh Kudus. Tritunggal ini mempunyai nama lain: Bapa (pribadi Allah), Anak (Kalimat Allah), dan Roh Kudus (Ruh Allah).

Beberapa orang yang tidak mengerti membuat sanggahan atas pemberian nama ini karena mereka beranggapan bahwa itu berarti memperanak dan hubungan seksual. Allah melarang Kekristenan dari pengertian demikian! Oleh karena itu kita perlu meluruskan maksud penamaan ini.


BAPA

Bagi umat Kristen arti dari kata Bapa, tidaklah mengandung arti ayah secara jasmaniah. Pertama, hal ini mengandung arti pelukisan. Allah adalah sumber dan Pencipta semua makhluk. Karenanya Dia disebut Bapa dari semua ciptaan, khususnya ciptaan yang berakal budi. Seperti yang dikatakan oleh nabi Musa, "Bukanlah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau? (Ulangan 32:6) atau seperti kata nabi Yesaya, "..Ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami!" (Yesaya 64:8). Dalam Perjanjian Baru Paulus menyatakan "bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan untuk Dia kita hidup" (I Korintus 8:6). Kata bapa dalam konteks ini dinyatakan dalam banyak cara sama dengan dalam Bahasa Arab "Bapa penuh rahmat" (Abu al Khair Abu al Barakat) dan "Allah Bapa" (Abu al Fadl), dll. Kesemuanya ini tidak dapat dipahami dari sudut hubungan jasmaniah atau hubungan orang tua tetapi dari sudut metapor (lambang).

Kedua, ada terkandung pengertian hukum. Dalam kasus mengangkat anak, kata bapa tidak berarti bahwa seorang bapa tersebut memperanakkan anak angkat tersebut, tetapi ia menerimanya sebagai anak dan memberikan kepadanya semua hak-hak menurut hukum. Dia memandang dirinya bertanggung jawab dan berkewajiban kepadanya seperti seorang bapa sesungguhnya. Rasul Paulus membicarakan hal ini, " Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; "ya Abba; ya Bapa"!" (Roma 8:15) dan dalam Galatia 4:5, ia menggunakan istlah "supaya kita diterima menjadi anak." Dengan demikian kebapaan Allah dalam mengangkat kita sebagai anakNya didasarkan atas hak-hak ilahi yang legal.

Ketiga, ada pengertian pokok. Ini merupakan arti yang hanya dapat ditujukan pada Tritunggal Allah. Biarlah Dia ditinggikan! Sebagaimana sebuah kalimat keluar dari mulut, anak keluar dari Bapa sebelum dunia ini dijadikan. Al-Masih yang adalah Anak telah menjadi manusia melalui Maria yang diberkati karena Dia yang dari mulanya adalah roh dari Allah yang Roh adanya. Hal ini dinyatakan dalam Injil Yohanes, "Dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yohanes 1:14). Al-Masih melihat Allah sebagai BapaNya, dalam keunikan ini, satu arti penting yang tidak dapat diterapkan pada siapa saja. "Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya" (Matius 11:27).

Akhirnya, ada terdapat pengertian rohani. Sesudah Allah mencurahkan RohNya dalam hati semua orang percaya melalui AnakNya, mereka dilahirkan kembali, suatu kelahiran rohani. Mereka diyakinkan dan bertobat oleh pribadi yang sangat bersahabat, yakni Roh ilahi. Orang-orang percaya ini "Orang- orang yang diperanakkan bukan dengan darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:13). Al-Masih yang telah mengajarkan kita untuk berseru, "Bapa kami yang di sorga. Dikuduskanlah namaMu." (Matius 6:9). Bukanlah hak setiap orang untuk menyebut dirinya anak Allah dan menyapa Allah sebagai Bapanya, kecuali ia telah mendapatkan pengangkatan anak yang legal. Pengurapan Roh Kudus menyatakan kepada kita nama Allah Bapa. Kami tidak percaya pada kebapaan Allah dari pengertian jasmani, tetapi dalam kemurnian kekudusan, kami percaya pada kelahiran Al-Masih dan turunnya Roh Kudus dan pemenuhan-Nya pada orang-orang percaya.


ANAK

Apabila kita mengatakan bahwa Al-Masih adalah Anak Allah, tidak berarti bahwa Al-Masih datang dengan cara lewat hubungan perkawinan. Anak tidak dimaksudkan sebagai satu hubungan jasmani atau kelahiran melalui hubungan suami isteri. Kami hanya dapat mengatakan Al-Masih adalah Anak Allah untuk menunjukkan bahwa Dia sesungguhnya datang dari Allah. Dia tidak dihubungkan dengan bapa jasmani karena Dia dihubungkan kepada Allah. Istilah anak sebagai mana digunakan pada bahasa yang lazim, dalam Al Qur'an, dan dalam pembicaraan yang bersifat nubuat tidak menunjukkan keturunan jasmani.


Anak dalam Bahasa yang lazim.
Dalam banyak ungkapan bahasa, istilah anak tidak digunakan untuk menunjukkan keturunan jasmani. Sebagai contoh, kita sering mengatakan para siswa sebagai anak-anak pengetahuan; warga negara sebagai putera bangsa; seorang Mesir sebagai anak Nil dan seorang Arab sebagai anak gurun.

Anak sebagaimana digunakan dalam Al-Qur'an.
Istilah anak kadang-kadang digunakan dalam Al-Qur'an tidak dengan pengertian keturunan jasmani.
Surat Al Baqarah 215 - "Apa-apa yang kamu nafkahkan dari harta, maka untuk dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang berjalan." Para penafsir berkata bahwa orang-orang berjalan (Ibn Al Sabil) menunjukkan pengembara. Al Iman Al Nasafi dan Shaikh Hasanayn Makhluf berkata, "Dia disebuat seorang pengembara (Ibn al Sabil) untuk yang tetap mengembara di jalan." (Al Nasafi, Commentary (Tafsir) bagian!. Hal.86 dan Shaikh Hasanayn Makhluf, "Sufuwwat al Bayan li Ma ani al Kuran" bagian 1.Hal.80).

Anak dalam Tradisi Muslim.
Dalam satu tradisi Muslim yang berasal dari Allah (Hadis Kusdsi), dinyatakan, "Orang kaya adalah agen-agenku dan orang miskin adalah anggota keluargaku (putera-puteraku)." Apakah dengan begitu kita artikan bahwa Allah beristeri dan memperanakkan anak-anak yang adalah orang miskin?! Tentu saja tidak!

Oleh karena itu, istilah putera Allah tidak berarti hasil hubungan dalam pengertian manusia, tetapi ungkapan ini dimaksudkan untuk sifat atau hubungan Al-Masih dengan Allah, dan sama sekali bukanlah ketidak-setiaan atau mempersekutukan dengan Allah. Karena keanakan berasal dalam kebapaan Allah. Allah adalah Bapa dan Al-Masih adalah Anak, hanya dalam satu cara yang khusus, dengan arti yang unik yang tidak dapat diterapkan pada yang lain.


ROH KUDUS

Seperti yang baru saja dibahas, Roh Kudus adalah Roh Allah dan disebut dalam Al Qur'an dalam banyak tempat.

Surat Yusuf 87 - "Sesungguhnya tiadalah yang berputus-asa daripada rahmat Allah, melainkan kaum kafir." Terjemahan dalam bahasa Inggeris nampaknya lebih tepat. " Do not despair of Allah"s spirit; none but unbelievers despair of Allah"s spirit", yang dapat diterjemahkan sebagai "Janganlah mendukakan roh Allah, melainkan kaum kafir yang mendukakan roh Allah".

Surat Al Bakara,87 dan 253 - "Kami berikan kepada Isa anak Maryam beberapa keterangan, ..dan kami kuatkan dia dengan ruh suci.."

Al Imam al Nasafi berkata "dengan Roh Kudus artinya, roh yang dikuduskan ..... atau nama Allah yang akbar" (Al Nasafi, Tafsir bagian I, hal.56).

Surat Al Maidah 110 - "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan ruh suci."

Al Sayyid "Abdul Karim al Djabali ber- kata tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus itu tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang kekal hanyalah Allah sendiri (Madjallat Kulliyyat al Adab (Magazine of the Colledge of Arts) 1934.

Al Shaikh Muhammad al Harira al Bayyumi berkata, "Roh Kudus adalah Roh Allah dan Roh Allah tidak diciptakan ("Al Ruhwa Mahiyyatuha" - The Spirit and Its Nature - hal.53).

Inilah Tritunggal kudus dalam Allah yang mahaesa yang kepadanya kami percaya, dan di sinilah rahasianya dengan menamakannya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.



Bapa adalah nama dari kebapaan Allah yang hakiki.
Anak adalah nama dari Kalimat (Firman) Allah yang sudah menjelma menjadi manusia.
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.


PASAL IV TRINITAS PALSU

Trinitas dari Sekte Maryamiyya
Sikap orang Kristen terhadap Trinitas palsu
Sikap Islam
Paham Trinitas Sekte Maryamiyya

Sebelum Islam dimulai pada abad ke 5 Masehi, satu paham yang sesat telah muncul. (Satu paham yang sesat adalah satu ketidak-benaran dan ajaran yang aneh dari seorang kafir atau sesat). Penganut paham ini berasal dari orang kafir yang memeluk agama Kristen. Sebagai orang kafir mereka biasanya memuja planet Venus dan menyebutnya "ratu surga". Setelah memeluk agama Kristen mereka berusaha mempersekutukan apa yang disembah mereka dahulu dengan paham Kristen. Mereka menganggap Mariam sebagai "ratu surga" sebagai ganti Venus. Demikianlah mereka menamakan diri penganut- penganut paham Maryam. Mereka kemudian percaya bahwa ada tiga allah: Allah, Maryam dan Al-Masih.


Sikap Umat Kristen Terhadap Trinitas Palsu

Gereja Kristen langsung berjuang menentang aliran sesat (bidat) ini sesaat ajaran itu muncul, menentang ajarannya, dan mencabut mereka dari persekutuan iman dan mengucilkan semua pengikut-pengikutnya. Di akhir abad ke 7 Masehi, paham ini telah dihapuskan dan penganut-penganutnya lenyap seluruhnya. Gereja menegaskan lagi keyakinannya yang paling kudus bahwa Maryam hanyalah seorang manusia dan bukan dewi. Gereja terus menerus menegaskan bahwa Allah itu satu adanya, satu dalam hakekat, yang berfirman (kalimat), dan hidup dalam Roh. Firman (kalimat) Allah tinggal dalam tubuh Al-Masih. "Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia" (I Timotius 3:16).


Sikap Dari Islam

Tatkala Islam muncul pada abad ke VII mereka juga mendapatkan beberapa pengikut paham Mariamis sebelum paham ini lenyap seluruhnya. Islam menentang keras paham mereka dan trinitasnya (yang bukan Trinitas Kristen). Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:

Surat Al Maida 116 - "Ingatlah ketika Allah berfirman; "Ya " Isa anak Maryam, adakah engkau katakan kepada manusia; Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan, selain dari pada Allah.?"" Sudah jelas bahwa penolakan disini dimaksudkan menentang pengikut sekte Mariam yang mengatakan bahwa Maria adalah satu dewi, yang juga disangkal oleh Kekristenan.

Surat Al An"am 101 - "Yang menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan ada bagi-Nya anak, sedang Dia tidak mempunyai isteri?" Demikian juga, ayat ini ditujukan pada penganut paham Mariam yang mengajarkan bahwa Maria adalah satu dewi, bahwa ia menjadi isteri Allah, dan melalui dia Allah memperanakkan seorang anak.

Surat Al Ikhlas 1-4, "Allah yang dituju untuk (meminta hajat). Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan (berbapa). Dan tidak ada satupun yang menyerupaiNya. Ini merupakan jawaban terhadap paham Mariam yang yang berintikan "Adanya tiga allah" - Bapa, ibu dan anak, dan anak disini merupakan hasil hubungan jasmani."

Surat Al Maidah 73 - "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah, (Tuhan) yang ketiga dari tiga. Padahal tak adalah Tuhan, kecuali Tuhan yang Esa." Hal ini menegaskan apa yang sudah dikemukakan dan bantahan terhadap inti ajaran Mariam - tentang adanya tiga allah!

Anda dapat melihat dengan jelas melalui bahasan ini bahwa sebenarnya Islam tidak menyerang keyakinan Kristen bahwa Allah adalah Esa. Dia mempunyai satu sifat, menyampaikan Firman (Kalimat), hidup dalam Roh, seperti yang dikemukakan Al Qur'an, "Sesungguhnya Al-Masih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya, ..beserta roh dari pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171). Tetapi Islam menyerang trinitas yang lain, yakni trinitas paham Mariamis. Mereka menyerang yang memandang Maria yang diberkati itu sebagai dewi yang melahirkan Al-Masih dengan cara hubungan jasmaniah setelah Allah menikahinya.

Kekristenan sangat membenci dan sungguh-sungguh menentang pemikiran ini dan mengucilkan pengikut-pengikutnya. Karena dasar keyakinan Kekristenan, yakni percaya pada satu Allah dalam satu Ketritunggalan; Bapa, Firman (Kalimat) dan Roh Kudus.



PASAL V CAHAYA KARUNIA

Bukti Roh
Pengelompokan dalam Kegelapan
Karunia Ilham
Kasih yang Berkelimpahan
Cahaya Iman
Bukti Yang Agung
BUKTI ROH

Pembaca yang budiman, sejauh ini pembahasan telah disampaikan dengan bukti-bukti yang logis dan masuk akal dalam melihat kebenaran Ketritunggalan dan monotheisme dalam iman Kristen. Dengan kata lain, hikmat manusia telah digunakan sebagai dasar pembahasan. Namun, rasul Paulus memperlihatkan kepada kita bahwa iman tidak hanya oleh hikmat manusia, tetapi adalah bukti dan kuasa roh. Dia berkata, "Baik perkataanku maupun perbuatanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan tetapi dengan keyakinan akan kekuatan roh, supaya iman kamu jangan tergantung pada hikmat manusia, tetapi kepada kekuatan Allah" (I Korintus 2:4,5). Oleh sebab itu maafkanlah saya, sahabat yang budiman, karena istirahat sejenak dalam menggunakan hikmat manusia dan perkenankanlah saya menyampaikan kepada anda tentang bukti dari roh dan kuasa. Bukti dari roh terletak dalam hati dan bukan dalam akal budi. "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Roma 10:10). Iman hati adalah akibat dari kasih karunia yang menerangi hati manusia dan memberikan kepadanya rahasia iman, kasih Allah, dan karya-Nya yang akbar bagi dia. Hal inilah yang menjadikan Dia mengambil rupa manusia dan berjalan menuju Kalvari, memikul salib yang hina itu untuk menebus orang-orang berdosa seperti saya ini. Saudara yang budiman, tahukah anda bahwa Tuhan telah siap untuk menyinari hati anda agar menyatakan kepada anda kemuliaan-Nya, karena Dia sungguh mencintai anda tanpa memandang dosa-dosa anda, kejahatan anda, dan penghujatan anda kepadaNya. Ia telah siap untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan dosa-dosa anda. Datang saja kepadaNya dalam pertobatan dan penyerahan diri. Serahkanlah hati dan hidup anda kepadaNya. Anda dapat yakin sepenuhnya bahwa Dia tidak akan menolak anda. Dia berkata dalam janji-Nya yang benar, "Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37). Datanglah kepadaNya dan buanglah semua dosa anda di hadapan-Nya, dan Dia akan menyucikan anda dari semua dosa anda. "Dan darah Al-Masih, anakNya itu menyucikan kita dari segala dosa" (I Yohanes 1:7). Berdoalah padaNya, "Oh Tuhan, angkatlah kegelapan dari hatiku; terangilah langkahku; tunjukkanlah kepadaku jalanMu; lindungilah aku dari yang jahat, agar tidak menggangguku."

Saudara yang budiman, selanjutnya saya akan memaparkan beberapa kenyataan rohani yang saya harap akan digunakan Allah untuk menyelamatkan jiwa anda dan akan menjadi satu berkat untuk hidup anda. Amin.


PENGELOMPOKAN DALAM KEGELAPAN

Tidak dapat disangsikan bahwa percaya pada akal budi saja untuk mengerti kenyataan- kenyataan iman adalah mustahil. Ilham ilahi berkata, "Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang kau dapat ketahui? (Ayub 11:7-8).

Bagaimana mungkin satu pikiran yang terbatas ini mengerti Allah yang tidak terbatas? Orang berbudi berkata, "Engkau menyelidiki Tuhan yang mengatur segala yang ada tetapi engkau tidak akan pernah memahami rahasia hikmat-Nya, karena engkau tidak akan pernah mengetahui dalamnya hati manusia, dan pikiran-pikirannya, karena itu bagaimana engkau menyelidiki Allah yang mencipta segala yang ada dan bagaimana engkau mengetahui rencananya dan mengerti pikiran-pikiranNya?" Kata-kata rasul Paulus menegaskan, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?" Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? (Roma 11:34-35). Seandainya ada beberapa orang yang tidak menyadari hal ini, maka mereka akan tersesat dari iman dan hilang dalam kegelapan pekat. Berikut ini beberapa contoh dari bidang filsafat, Kekristenan dan Islam.



Filsafat

Filsafat berdasarkan pikiran dan membicarakan hal-hal yang abstrak, sebab itu kita temui pertentangan- pertentangan dan perbedaan-perbedaan di antara usaha para filsuf (ahli pikir) itu sejak berabad-abad lamanya. Di antara filsuf-filsuf itu ada orang beriman ada yang tidak beriman. Pemikir bangsa Inggeris Carlyle (1795- 1881) merupakan satu contoh dari pengelompokan manusia dalam kegelapan pikiran manusia. Mulanya Carlyle adalah seorang beriman. Kemudian ia membaca filsafat Hume dan lain-lain yang bersifat skeptis. Dia diyakinkan oleh pandangan-pandangan mereka dan imannyapun lenyap. Sementara ia masih berkemauan untuk menyelidiki dan meneliti dengan cermat, dia membaca Shiller, Goethe dan Fichte dan dicegah oleh pandangan mereka, ia berubah sikap dan kembali pada iman. Setelah kembali pada iman, Carlyle menjadi yakin akan kenyataan kekal ini, yang telah dibuktikannya melalui pendalaman dan penyelidikan yang panjang: "Pikiran bukan lagi sumber pengetahuan yang benar, dan hati telah menjadi sumber itu." (Yusuf Karam, History of Modern Philosophy, hal.322).


Kekristenan

Banyak penganut aliran sesat, yakni orang-orang yang telah meninggalkan iman Kristen, ingin memusatkan kenyataan-kenyataan iman pada ukuran akal budi. Mereka membuang diri mereka pada satu keadaan yang sungguh berbahaya. Mereka adalah Arius, Makedonius dan Nestorius. Arius tidak menerima kemungkinan penampakan Allah dalam satu tubuh manusia. Ia menyangkal akan keilahian Al-Masih. Kemudian bapak-bapak gereja dan seluruh pimpinan gereja dari seluruh dunia mengadakan satu sidang dan membicarakan masalah ini berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci. Mereka menghukum dan membuang Arius. Mereka menolak ajarannya karena bertentangan dengan iman.


Islam

Banyak sekte-sekte muncul dalam Islam dengan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Al Khawaridji, Al Shia dan Al Nusayriyya menganggap Ali ibnu Talib menjadi allah.

Al Djabriyyah, Al Mutazila dan Al Kadariyya menyangkal kwalitas Allah. Al Asha"ira al Mutridiyya, Al Zaidiyya, al Imamiyya dan al Isma"iliyya, berkata bahwa dunia ini mempunyai dua direktur. Direktur pertama adalah Allah dan yang kedua adalah jiwa, dan mereka mengijinkan masalah-masalah di luar hukum.

Al Baha"iyya memandang pemimpin mereka adalah Baha"Allah, suatu allah. Kaum Druz menganggap "Al Hakim bin "Amir Allah al Fatimi" sebagai allah.

Bukankah ke semuanya ini menyatakan bahwa akal budi sangat membutuhkan cahaya rahmat dan cahaya iman?


KARUNIA ILHAM

Tidak seorangpun yang sanggup mengenal Allah dengan kekuatan, akal budi atau hikmatnya sendiri. Masalah ini sangat membutuhkan pernyataan ilahi agar dalam kegelapan pikirannya, manusia dapat mengetahui rahasia yang tersembunyi dari terbatasnya pikiran manusia. Beberapa filsuf memahami pentingnya rahmat ini dan menyebutnya teori pencerahan. Seorang filsuf pernah berkata: "Adalah mungkin mengenal Allah dengan mensyukuri terang dari Allah. Allah adalah guru yang tersembunyi. Dia adalah terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap manusia di dalam dunia ini." (Yusuf Karam, History of European Philosopy in the Middle Ages, hal.32).

Alkitab membicarakan dua masalah ini: ketidakmampuan manusia dan kebutuhan akan ilham. Alkitab menggambarkan ketidakmampuan akal budi memahami hal-hal ilahi dalam kitab Ayub. "Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kau ketahui? Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera" (Ayub 11:8-9). Ayub juga berkata, "Selidikilah Tuhan, penguasa segala yang ada, maka engkau tidak akan mengerti rahasia hikmatNya.... Bagaimana engkau menyelidiki Allah dan dan mengetahui pikiranNya dan memahami rancanganNya. "Rasul Paulus berkata: "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya!" (Roma 11:33-34). Sesungguhnya sudah jelas bahwa manusia tidak mampu mengenal hal-hal mengenai Allah.

Kita sangat membutuhkan rahmat ilham itu atau "terang Allah" untuk mengungkapkan kepada kita rahasia hikmatNya, seperti yang dikatakan dalam Alkitab, "Dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat" (Ayub 11:6).

Saudaraku yang budiman, Allah siap untuk menyatakan diriNya kepada anda. Anda dapat melihat hal ini dalam doa Al-Masih, "Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil" (Matius 11:25). Barangkali anda dapat menangkap dari doa ini bahwa cahaya rahmat dinyatakan pada orang sederhana yang digambarkan sebagai "orang kecil". Mereka yang rindu memahami rahasia-rahasia tersebut dengan akal budi dan hikmat tidak akan mencapai pengertian. Allah Bapa telah menyatakan rahasia iman ini kepada rasul Petrus. Petrus berkata, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup," dan Al-Masih menjawabnya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga" (Matius 16:16-17).

Saudaraku, Al-Masih sendiri bersedia menyatakan sifatNya kepada anda dan menyatakan rahasia iman. Dia berkata, "Dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu" (Lukas 10:22). Anak menyatakan rahasiaNya dengan murah hati kepada rasul Paulus. Paulus berkata, "Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Al-Masih" (Galatia 1:12).

Roh Kudus dalam rahmatNya yang penuh sekarang ini sedang giat dalam dunia menyatakan jalan iman kepada setiap orang, agar ia dapat menikmati persekutuan rahmat dan mengenal Tuhan dengan baik. Hal inilah yang dijelaskan rasul Paulus dengan berkata, "Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Ada yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakan oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara mereka yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Al-Masih" (I Korintus 2:6-16).

Ayat-ayat ini menjelaskan kepada anda satu pokok yang sangat penting dan mendasar; adalah perlu mengubah manusia duniawi menjadi manusia rohani supaya dia dapat menerima dan mengetahui seluk beluk Allah. Mohonlah kepada Tuhan untuk menginsafkan anda dan menyatakan diriNya kepada anda, dan pasti Dia akan menjawabnya karena Dia rindu agar semua manusia diselamatkan dan sampai pada pengenalan akan kebenaran.


KASIH YANG BERKELIMPAHAN

Seorang filsuf yang terkenal berkata: "Manusia tidak mampu dengan kekuatan alamiahnya untuk mencapai sifat Allah, tetapi Allah, Dialah yang menarik manusia datang kepadaNya dan membangkitkan membangkitkannya pada satu kecemerlangan yang tidak dapat dipahami oleh akal budi" (Yusuf Karam, History of European Philosophy in the Middle Age, p.54). Kenyataannya tidak seorangpun dapat datang kepada Allah kecuali ditarik olehNya.

Seperti yang dikatakan Al-Masih, terpujilah namaNya, berkata, "Tidak seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa." Ketika puteri Salomo mengetahui rahasia ini ia berseru, "Tariklah aku dibelakangmu, marilah kita pergi cepat-cepat" (Kidung Agung 1:4). Tuhan menarik kita pada diriNya dengan kasih dan sayangNya. Ketika jiwa manusia teringat akan kepenuhan kasih Allah untuknya, maka ia akan diliputi sukacita oleh kasihNya; rasul Yohanes berkata, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (I Yohanes 4:19).

Belumkah anda sadar akan kasih Allah yang telah dikerjakan bagi anda? Rasul Paulus berkata, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Al-Masih telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8). Kasih telah menyebabkan Dia mengambil satu tubuh manusia dan berjalan di jalan menuju Kalvari, sambil memikul salib, untuk membayar semua hutang saya dan anda. Hukuman dosa yang selayaknya menjadi bagian kita adalah maut. Dengan satu rahasia rohani yang mulia, Al-Masih memasuki kubur yang menakutkan itu dan memadamkan api yang menyala-nyala, dan membukakan pintu harapan kepada kita dan jalan kemuliaan. Ketika Dia mengalahkan kuasa maut dan rantai dosa melalui kebangkitanNya, Dia pergi membawa kasih yang agung untuk menyiapkan satu tempat bagi kita dalam kerajaanNya yang akan diberikannya dengan senang hati kepada kita (Lukas 12:32). Kekasih itu akan segera datang menjemput kita, "Supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada" (Yohanes 14:2-3).

O, kasih ilahi! Sungguh satu hak istimewa yang besar telah diberikan kepada kami dan martabat mulia telah di berikan, dan dengan kasih yang luhur engkau telah menarik kami. Saudaraku, anda tidak akan mengenal Allah kecuali melalui kasih. Ibadah bukanlah sekedar ajaran-ajaran, keyakinan, teori atau tugas-tugas agama, tetapi itu adalah kasih yang sungguh pada tingkat yang tertinggi. Allah bukanlah satu "gambar" yang dibuat atau dikhayalkan oleh pikiran-pikiran manusia. Dia tidak dapat disimpulkan oleh orang soleh dan analisa akal budi dengan teori-teori para ahli pikir (filsuf) dan ahli-ahli teologia dalam batas-batas pandangan dan pengertian mereka. Tetapi seperti yang dikatakan oleh rasul, "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (I Yohanes 4:16). Sudahkah hati anda diikat dengan kasih Allah? Sahabatku yang budiman, janganlah disusahkan oleh teori-teori dan perdebatan-perdebatan, tetapi cukup melakukan apa yang dikatakan orang kudus Agustinus, "Mengasihilah dan lakukanlah apa yang anda kehendaki, karena Allah itu kasih adanya".


CAHAYA IMAN

Apabila kasih karunia menerangi hati manusia, dia akan diterangi oleh cahaya iman. Tidaklah mungkin bagi manusia mencapai iman yang benar tanpa terang kasih karunia, seperti yang ditegaskan Alkitab dalam Yesaya 60:1-3, "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaannya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit atasmu."

Rasul Paulus berkata, "Sebab Allah yang berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!" Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Al-Masih" (II Korintus 4:6).

Demikianlah kasih karunia bersinar dan Saul diterangi dengan cahaya iman, dan kemudian dia menjadi rasul Paulus, pemikir Kekristenan.

Kasih karunia juga bersinar dalam hidup Shaik Mikha"il Mansur. Selanjutnya merupakan ringkasan tentang apa yang ditulis oleh adiknya, Shaikh Kamil Mansur tentang dia. Mikha"il, anak Mansur, dilahirkan di kota Suhadj pada bulan Maret 1871. Ia menerima pendidikan agama dari pemimpin-pemimpin agama. Sesudah pendidikan ini dia menghabiskan setiap malam menyelidiki rahasia-rahasia ilahi.

Pada tahun 1893 ia mendapatkan satu ide untuk membahas agama Kristen, dan memohon ijin dari guru besarnya untuk bersoal jawab atau berdebat dengan umat Kristen; tetapi dia tidak diijinkan, karena takut nantinya mahasiswa ini akan menjadi besar kepala dan sombong. Pada akhirnya ia memulaikan juga perdebatan dan soal jawab dengan orang-orang yang mengerti agama, dan perdebatan seringkali begitu panjang dan hampa. Satu hari ada seorang berkata kepadanya, "Setiap orang seharusnya memohon bimbingan Allahnya, dan saya sarankan anda untuk memohon kepada Allah untuk membimbing anda pada kebenaran," tetapi dia menghina kata-kata ini dengan mengatakan kepadanya, "Apakah saya ragu dengan iman saya? Mustahil!" Namun setelah meninggalkannya, ia merenungkan apa yang disarankan orang itu untuk dilakukan, "saya sarankan anda memohon kepada Allah untuk kebenaran." Kasih karunia Roh Kudus mulai bekerja dalam hatinya. Tingkat keraguan imannya berkembang pada tingkat sehingga ia nampak sebagai seorang yang diganggu karena gangguan jiwa. Ia nampak pucat dan mulai menyerahkan dirinya membaca Kitab Suci, mencari kebenaran ilahi....Sesudah satu jangka waktu, tanda-tanda kesenangan dan sukacita nampak diwajahnya karena cahaya Penebus telah mengalahkannya dan matahari kebenaran telah menerangi jiwanya.

Al-Masih dengan dalam kemuliaan nampak kepadanya dalam kasihNya yang luar biasa, prinsip-prinsip yang agung, dan keindahan ajaran-ajaranNya. Dia belajar bahwa hanya Al-Masih jalan, kebenaran dan hidup, dan manusia adalah berdosa, bodoh, dan diperhamba, dan hanya dapat diselamatkan oleh Al-Masih. Ingatan saya telah melupakan banyak hal. Namun, saya tidak dapat dan tidak akan melupakan kesukaan yang luar biasa yang memenuhi hatinya, kebahagiaan yang luhur yang terpancar dari wajahnya, dan air mata yang membasahi pakaiannya karena kesukaan yang luar biasa itu, sewaktu pertama kali saya bertanya kepadanya tentang Injil. Benar sekali untuk mengatakan bahwa pada awalnya, saya sendiri merasa malu dengannya, terkadang saya mohon orang lain mendoakannya, agar dia dapat berubah dan berbalik lagi. Sering saya mencari orang-orang pintar dan terpandang dalam pendidikan untuk dibawa kepadanya agar mereka dapat menyadarkan dia kembali. Pernah juga saya menemui beberapa dukun untuk melayani dia. Tetapi yang saya temui bahwa dia tetap teguh bagaikan gunung tinggi dalam Al-Masih, dan menemukan bahwa setiap aniaya dapat ditanggung dalam kasihNya. Saya terus dengan sungguh mempertimbangkan apa rahasianya. Saya tahu dengan pasti bahwa dia tidak mempunyai maksud duniawi. Kesetiaannya kepada Kekristenan telah jelas bagi saya; dan demikian juga, saya menemui diri saya di dorong untuk meminta Kitab Injil darinya, demikianlah ia memberikannya dengan suka-cita. Kami bersyukur kepada Allah karena telah memakai dia membimbing banyak orang berdosa, dan yang pertama di antara mereka adalah saya sendiri, bagi kemuliaan Penebus itu."


BUKTI YANG AGUNG

Apabila manusia ditarik oleh kuasa kasih karunia pada lipatan iman, maka dia tidak lagi membutuhkan satu bukti atau satu bukti logis untuk menguatkan kebenaran-kebenaran iman, karena kesaksian itu sudah ada dalam hatinya, karena ia menyadari bahwa Allah hidup dalam dia, dan Dia telah mengubah hidupnya. Ia tidak lagi mencari Allah di luar dirinya. Agustinus, seorang ahli pikir (filsuf) yang terkenal setelah menerima iman berkata, "Ya, aku telah menemukan dan memahamimu. O, betapa beruntungnya aku dan diberkatinya aku! Tadinya aku mencari engkau dari hal-hal yang ada di luar! Tetapi semuanya hampa, karena aku menemui engkau dalam jiwaku, dalam hatiku sendiri! Dan kini aku sedang memeluk Engkau dan melihat Engkau." (Agustinus, Confessions).

Orang percaya (beriman) adalah dia yang telah melihat Tuhan dan dilingkupi Tuhan dalam hidupnya yang dibuatNya sungguh bertobat. Dia mengubahnya dari manusia yang penuh hawa nafsu, menjadi seorang yang rohani, kudus dan menarik. Orang percaya melihat Tuhan dalam hatinya yang sudah dibersihkan dari kotoran dosa, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:8). Sesudah pekerjaan kasih karunia, iman bukan lagi sekedar iman akal budi yang mempercayai hal-hal yang tidak kelihatan, yang kekurangan kenyataan dan bukti, tetapi adalah satu iman dari pengalaman, yang mengubah srigala menjadi seekor anak domba; inilah bukti nyata yang paling akbar dari kebenaran iman itu.



Pengalaman orang Saleh Musa al Aswad.


Orang saleh Musa al Aswad adalah pembunuh sadis dan pemimpin dari satu kelompok bandit yang kafir. Kasih karunia mulai menerangi hatinya. Kemudian ia menemui seorang bijaksana, orang beriman yang sudah tua dan berkata kepadanya, "Saya dengar bahwa bapak adalah penyembah Allah yang benar; itulah sebabnya saya lari dan menemui bapak, agar Allah yang telah menyelamatkan bapak dapat menyelamatkan saya juga. Ceritakan dan jelaskanlah kepada saya tentang Allah itu." Orang kudus itu bertanya, "Apakah Allahmu?" Jawabnya, "Saya tidak mengenal satu Allah pun kecuali matahari, sebab apabila aku memandangnya, saya temui bahwa ia menerangi dunia dengan sinarnya; termasuk bulan dan bintang-bintang, yang memiliki rahasia-rahasia aneh; juga lautan dan keperkasaannya...Tetapi kesemuanya itu tidak memuaskan jiwaku, dan saya tahu bahwa ada Allah yang lain yang lebih besar dari semuanya ini yang belum saya kenal. Saya berkata, "Ya, Tuhan! Yang hidup dalam surga, yang mengatur semua ciptaan, bimbinglah hamba kepadaMu sekarang juga, dan biarlah hamba mengetahui apa yang dapat memuaskanMu." Itulah sebabnya saya menemui bapak, agar bapak dapat menjelaskan kepada saya dan mendoakan saya kepada Allah agar Dia jangan menurunkan murkaNya kepada saya karena perbuatan-perbuatan jahatku."(Archives of the Coptic Museum, hal.496).

Orang saleh yang tua itu mulai memberitakan firman Allah kepadanya, dan mengatakan kepadanya tentang penghukuman, keselamatan dan kasih Allah pada orang-orang berdosa. Pekerjaan kasih karunia disempurnakan dalam hatinya, dan Tuhan menyinari hatinya, dan air mata pertobatan mengalir, dan wajahnya memancarkan cahaya iman. Musa al Aswad, seorang biadab, menjadi seorang saleh, salah satu di antara tokoh-tokoh iman yang besar.

Siapakah yang mengubah srigala ini menjadi seekor anak domba? Sungguh satu pekerjaan kasih karunia yang luar biasa. Siapakah yang membuat dia memahami iman? Allah menembusi hidupnya dan lewat jamahan tanganNya yang Maha Kuasa itu telah mengubah dia secara menyeluruh.



Pengalaman Jibran

Jibran dibesarkan dalam satu keluarga yang fanatik dalam agama dan ayahnya bertanggung jawab mengajarkannya asal mula agama. Sesaat sesudah ayahnya meninggal, pemuda ini membuang semua pantangan dari latar belakang ini dan terjun dalam kejahatan. Untuk mengatasi ini, keluarganya menempatkan dia pada satu asrama sekolah. Di sekolah itu ada seorang siswa bernama Mikhael, yang sungguh menderita dalam perlakuan Jibran. Ketika hari perayaan sekolah itu tiba, Jibran, karena ingin menyusahkan Mikhael, merencanakan untuk membuat dia mengangkat semua kursi yang dibutuhkan. Untuk itu ia membuat seolah-olah pimpinan sekolah yang memberikan perintah itu. Kemudian ia menemui Mikhael, dan ia melihat dia sedang melompati tembok sekolah dan masuk ke dalam hutan dekat sekolah itu. Menurut sangkanya, Mikhael ingin menghindari tugasnya. Karena itu ia membuntutinya, dan melihatnya memasuki satu tempat di mana ranting-ranting dibuat menjadi satu pondok kecil.

Dengan diam-diam Jibran bersembunyi dibalik pohon agar menemuikan rahasia dibalik pondok ini. Tiba-tiba ia melihat Mikhael menyalakan lilin kecil. Kemudian ia berlutut, dan Jibran mendengar dia berbicara dengan suara rendah. Lalu ia melihat dia mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya dan membacanya. Selesai membaca, Jibran melihat dia mengangkat wajahnya ke depan, dan dia melihat air mata mengalir dari matanya dan suaranya kedengaran seperti menangis. Sesudah itu ia mematikan lilin dan kembali ke sekolah. Jibran mengikutinya dari jauh.

Ketika Mikhael memasuki sekolah, Jibran membuntutinya dan mendekap kedua pundaknya dan bertanya kepadanya, "Dari mana kau?" Jawabnya adalah, "Tadi saya menyembah Tuhan saya." Katanya lagi kepadanya, "Engkau pembohong. Aku melihatmu dan membuntutimu saat kau melompati pagar dan memasuki sebuah pondok kecil dan mulai bernyanyi dan membaca kitab kecil, dan engkau menangis. Ini tanda-tanda kesedihan." Mikhael menjawab dengan cepat, "Saya tidak sedih, dan saya tidak bernyanyi, tetapi saya sedang bernyanyi untuk Tuhan. Apa yang saya baca adalah Injil. Sesudah itu saya berdoa kepada Tuhan saya untuk mengampuni dosa-dosa saya dan menolong dalam kehidupan saya." Jibran berkata, "Dapatkah saya melihat Injil itu?" Dia memberikan Injil itu kepadanya, tetapi Jibran sudah belajar dari ayahnya bahwa orang yang menyentuh Injil dari umat Nasrani, maka tangannya akan lumpuh atau akan menjadi gila. Tetapi pemandangan yang baru saja disaksikan Jibran telah mendorong dia untuk mempelajari rahasia penyembahan ini yang mendorong manusia memasuki hutan dan menyembah. Dia menjepit Injil dengan jari-jarinya, sambil berpikir seandainya ia menjadi lumpuh, dia akan membuangnya dan menghindar dari bahaya. Tetapi dia tidak merasakan sesuatu dari apa yang telah diajarkan itu, dan ia mengambil Injil itu dan mohon izin Mikhael untuk membacanya. Jibran membaca Injil itu semalaman tetapi ia tidak dapat mengerti apa-apa.

Saat matahari terbit ia mendapatkan Mikhael dan membangunkannya dan bertanya tentang yang tidak ia pahami. Mikhael mulai menjelaskan, tetapi tetap saja Jibran tak dapat mengerti. Lalu Mikhael menutup kitab itu dan berkata kepadanya, "Secara singkat saya ingin katakan kepadamu tentang isi kitab Injil."

Kebenaran pertama - Manusia adalah berdosa. Anda dan saya juga orang berdosa. Kebenaran kedua - Hukuman bagi dosa-dosa kita adalah penderitaan kekal di neraka. Kebenaran ketiga - Karena kasih-Nya, Allah mengutus untuk menebus kita dari dosa, dan Dia telah disalibkan ganti kita. Kebenaran keempat - Jika anda percaya ini dan bertobat dari dosa-dosamu maka Tuhan akan menerima anda dan menyelamatkan anda dari api neraka yang kekal.

Kata-kata ini sederhana tetapi diurapi dengan kasih karunia dan disampaikan dari pengalaman. Di sinilah tangan Allah bekerja dalam hati Jibran, dan terjadilah mujizat. Wajah pemuda itu bersinar, dan dia berkata, "Saya percaya," dan keduanya berdoa. Peristiwa dan pengalaman silih berganti dalam hidup dari Jibran yang sesakitan itu dan telah mengubah dia menjadi orang yang berhati lembut, hamba yang diberkati di ladang Tuhan. Ia telah menjadi berkat bagi banyak jiwa yang percaya dan orang lain.

Inilah pekerjaan ajaib dari kasih karunia dan bukti yang akbar dari kebenaran iman kita yang kudus. Kerinduan saya, agar Allah bekerja dalam hidup anda, sahabatku yang budiman, agar anda dapat menjadi seorang anak Tuhan Allah, dan menjadi seorang saksi setia bagi Tuhan yang telah mengasihi dan menebus kita dengan darahNya.


KESIMPULAN

Saudara yang budiman, barangkali anda telah menangkap arti dari Tritunggal kami umat Kristen. Barangkali juga anda sudah menjadi yakin bahwa kami tidak menyembah tiga allah. Kiranya dijauhkan itu dari kami! Kami hanya percaya kepada satu Allah, berada dalam diriNya, menyampaikan firmanNya (kalimatNya), dan hidup dalam RohNya. FirmanNya (kalimatNya) berdiam dalam Maryam yang diberkati dan telah mengambil darinya satu tubuh manusia, yakni Isa Al-Masih (Yesus Kristus), yang telah hidup di bumi kita ini, dan telah mengerjakan dengan sempurna keselamatan kita.

Dalam buku kami yang kedua tentang "Al-Masih Anak Allah", kami akan membahas secara rinci tentang iman kami kepada Al-Masih yang hidup, dan rahasia inkarnasi (penjelmaan) ilahi. Buku yang kedua itu mirip seperti buku ini.

Saudara yang budiman, saya berdoa kepada Tuhan agar menjadikan terangNya bersinar dalam hati anda, untuk menyatakan kepada anda rahasia ajaib ini, karena hal-hal tentang Allah hanyalah bisa diselidiki oleh Roh Allah. Maukah anda untuk memohon kepadaNya, pertama-tama untuk menyadarkan anda, dan melayakkan anda menerima pekerjaan kasih karunia dalam hidup anda, agar anda boleh menjadi anak Allah, dan menjadi anggota dari sifat-sifat keallahan ini. Kemudian dengan Roh anda akan dapat memahami apa yang tidak dapat di pahami akal budi. Kiranya Allah melindungi dan menyertai anda!


Bahan Kajian
ALLAH YANG MAHA ESA DALAM TRITUNGGALKUDUS


  1. Jelaskanlah bagaimana umat Kristen berhak mengatakan: Allah itu satu adanya.

  2. Mengapa keBapaan Allah tidak diartikan dalam hubungan jasmani tetapi keBapaan dalam arti rohani?

  3. Bagaimanakah Al-Qur'an menyaksikan keesaan Allah dalam iman Kristen?

  4. Jelaskanlah ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kebenaran Ketritunggalan dalam Allah yang esa?

  5. Apakah arti nama Bapa dalam pengertian Kristen?

  6. Apakah arti perkataan "Allah mempunyai seorang Putera"?

  7. Siapakah Roh Kudus dalam iman Kristen?

  8. Trinitas manakah yang ditolak oleh Al-Qur'an dan Alkitab?

  9. Bagaimanakah anda ketahui bahwa akal budi manusia tidak mampu menerima secara spontan seluruh rahasia?

  10. Apakah cara dan arti yang dapat menolong kita untuk memahami sifat Allah?

  11. Mengapa Allah menyatakan diriNya kepada manusia?

  12. Mengapa perlunya Allah menjadi manusia?

  13. Bagaimana caranya Allah menyatakan diriNya kepada Skaikh Mansur?

  14. Bagaimanakah seorang percaya dapat mencapai keyakinan dalam imannya kepada Allah dan pekerjaanNya dalam kita?

  15. Bahaslah apa yang menurut anda pengalaman yang paling penting dari orang saleh Musa al Aswad.

  16. Tuliskanlah beberapa kebenaran yang penting dalam pengalaman Jibran.

  17. Tuliskanlah pendapat anda tentang seluruh kebenaran dari keesaan Allah dalam TritunggalNya yang kudus itu.

Bagaimana Kita Berdoa (Sumber : The Good Way)

Bagaimana Kita Berdoa

BAGAIMANA KITA BERDOA?

1. APAKAH DOA ITU?


Seorang ahli falsafah besar pernah berkata: "Berdoa adalah perilaku dari jiwa yang paling luhur dan dalam, dan akan tetap demikian selama dikehendaki Allah". Berdoa adalah watak pembawaan manusia, yang dikembangkan oleh semua manusia, tidak pandang kelas, bahasa atau agama. Doa itu dipraktekkan dalam berbagai bentuk dan pola, meliputi juga hal-hal yang bersifat pribadi, sepanjang abad, di segala tempat; di antara bangsa-bangsa yang terbelakang atau primitif, sama dengan bangsa yang manapun yang sedang berkembang atau yang sudah maju.

Banyak orang mungkin telah kecewa, melihat doa mereka tanpa jawaban yang memuaskan atau mendapat hasil yang pasti, namun demikian berat bagi mereka untuk meninggalkan doa, bahkan mustahil untuk berhenti; sebab di dalam diri mereka bersumber suatu naluri tertentu, yaitu kecenderungan untuk berdoa.

Atas dasar kenyataan ini, Samuel Johnson, ketika ia ditanya tentang perkara apakah yang mendukung adanya doa, ia menjawab: "Adanya doa tidak memerlukan bukti dari luar, sebab doa memiliki bukti batiniah dari dalam manusia". Doa merupakan naluri manusia yang tumbuh berlembaga, sadar atau tidak sadar manusia terdorong untuk harus melaksanakannya; sama halnya seperti bernafas, makan dan minum yang harus dilakukannya dengan wajar.

Sejarah purba, memberi penjelasan tentang dunia Yunani, yang dikatakan sebagai pemula kebudayaan dan asalnya falsafah, telah penuh dengan doa. Zerophar seorang fisuf, membiasakan setiap hari, mulai perjalanannya dengan kalimat-kalimat doa. Pericles biasa dengan doa mengawali setiap pidatonya, dan Homer penyair tenar, memulai setiap sajaknya yang terkenal itu, dengan kata-kata doa. Plato berkata: "Sebelum setiap cendikiawan memulai sesuatu dalam hidupnya, ia akan mencari pertolongan Allah".

Salah satu bukti yang menyatakan doa bersumber pada naluri manusia tanpa persyaratan, ialah Bahwa doa tak bergantung dari beberapa jauh manusia telah berkembang dalam budaya dan pengetahuannya, ia tidak pernah menganggap dirinya tidak perlu lagi berdoa; bahkan sebaliknya ia tetap menemukan kenyataan bahwa doa itu penting dan bermanfaat.


2. BAGAIMANA SELAYAKNYA BERDOA?

Lukas penulis salah satu dari keempat Injil, melaporkan kepada kita, bahwa Al-Masih berdoa seorang diri, dan ketika Ia selesai berdoa, berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya: "Tuhan ajarlah kami berdoa", mungkin mereka melihat kenyataan adanya hubungan antara kehidupan yang ajaib dari Tuhan mereka dengan doaNya. Itulah sebabnya mereka datang minta diajar berdoa. Mereka merasa tidak dapat berbuat baik, kecuali memohon pertolongan Sang Guru. Al-Masih memang seorang guru yang berpengalaman serta berhasil, dan seorang guru yang berhasil ialah seorang yang mampu mengajarkan kembali apa yang telah dialaminya. Ia tidak memaksa-maksa mereka supaya melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan mereka, tetapi memberi teladan apa yang layak dilaksanakan.

Dengan memasuki pengalaman-pengalaman yang sedemikian itu, ia memberikan kepada mereka pola hidup berdoa, yang dilukiskan melalui kalimat-kalimat pendek, bagaikan untaian mutiara doa; agung dan penuh kemuliaan, mengharukan dan menghancurkan hati, mengandung disiplin pendidikan dan ajaran keselamatan, suatu proklamasi dan kesaksian sepanjang zaman, suatu persembahan yang layak disampaikan ke Hadirat Takhta Anugerah Allah.

Inilah Doa itu, sederhana kata-katanya namun dalam artinya, yang disebut "Doa Tuhan", untuk memberi kehormatan kepada Tuhan yang telah mengajarkannya, atau di Indonesia terkenal dengan "Doa Bapa Kami".

Doa tersebut terdiri dari kalimat-kalimat berikut:

"DOA BAPA KAMI"

Bapa kami yang di Surga,
Dikuduskanlah namaMu,
datanglah KerajaanMu,
jadilah kehendakMu di bumi
seperti di Surga.
Berilah kami pada hari ini makanan yang kami perlukan,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang
yang bersalah kepada kami,
dan janganlah membiarkan kami ke dalam percobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan
dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya, amin.


a. Pendahuluan:

"Bapa kami yang di surga",

Kata pendahuluan ini menempatkan diri kita sendiri, sehingga kita memiliki hubungan yang indah, yang pada saat dahulu itu sedang dirintis oleh Al-Masih untuk menghubungkan kita dengan Bapa. Inilah seruan yang mengandung "rahasia penebusan", yang langsung mengungkapkan Al-Masih penebus dan penyelamat kita dari kutuk, mengangkat kita sebagai anak-anak Allah. Juga mengungkapkan adanya proses pembaharuan manusia seutuhnya, yang dilakukan oleh Roh Kudus melalui kelahiran kembali, mengubah kita menjadi ciptaan baru. Langsung memaparkan pula adanya "rahasia iman", yaitu iman yang kita miliki sebagai anugerah yang berasal dari Bapa.

Kita dapat mengerti melalui pendahuluan doa ini, bahwa doa adalah hubungan pribadi antara orang yang berdoa dengan Tuhan Allah. Kekuatan dan pertumbuhan doa tergantung dari berapa dalamnya kajian kita tentang ke-Bapa-an Allah, yang dinyatakan oleh pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian sudah selayaknya kita merenungkan ungkapan "Bapa kami yang di surga" secara mendalam, menyelusuri hakekatnya, melalui iman, sampai Roh Kudus memantapkannya lestari di dalam hati kita. Dengan penghayatan yang demikian itu, kita dapat dengan bebas mengutarakan isi lubuk hati kita kepada Allah, dalam hadirat "rahasia kuasaNya", yang melalui doa dapat kita raih.

b. Tiga permohonan yang berkenan dengan Allah:

"Dikuduskanlah namaMu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga".

Ungkapan pertama, "Dikuduskanlah NamaMu" bertujuan membimbing manusia mengagungkan nama Bapa dalam hati dan pikiran mereka.

Ungkapan kedua, "datanglah KerajaanMu" merupakan kesinambungan yang wajar dari ungkapan sebelumnya. Manakala nama Allah diluhurkan dalam hati dan pikiran, serta oleh lidah kita; maka kewenangan serta kuasa Allah yang mencakup segalanya itu, memang hadir di tengah puji-pujian dan penyembahan kita, serta akan menjadi kenyataan yang disebarkan semakin meluas, mulai membimbing kita untuk menyalurkan berkatNya bagi sekeliling kita, inilah datangnya Kerajaan Allah.

Ungkapan ketiga, "jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga". Berarti penyerahan total manusia kepada Allah. Kehendak Allah dipancarkan dari surga dan Al-Masih mengajar kita berdoa, supaya kehendak Allah terlaksana di bumi seperti di surga, dalam Roh penyembahan dan dalam ketaatan yang bulat. Kehendak Allah ini terlaksana, Kerajaan Allah bersemi di dalam hati.

c. Tiga permohonan berkenaan dengan manusia:


Permohonan pertama, berkenaan dengan keperluan tubuh: "Berikanlah kami pada hari ini makanan yang kami perlukan". Tujuannya memberi kcukupan untuk tubuh, demi kelangsungan hidupnya, supaya manusia dapat menunaikan kewajiban rohaninya, dengan baik dan wajar sesuai rencana PenciptaNya.

Permohonan kedua mengenai pengampunan: "Ampunilah kami akan kesalahan kami". Sama seperti makanan adalah kebutuhan utama bagi tubuh, demikian pula keperluan utama bagi jiwa adalah pengampunan. Sebab status kedudukan kita yang berasal dari orang berdosa, kemudian diangkat sebagai anak-anak Allah, apabila kurang waspada kita masih mungkin terjerumus dalam dosa lagi dan hak kita untuk sampai kepada Bapa harus berdasarkan darah penebusan Al-Masih yang menghasilkan pengampunan sempurna untuk kita; maka permohonan pengampunan harus kita sampaikan dengan sungguh-sungguh dan jelas, dalam hal apa saja kita telah bersalah atau terlibat. Juga sikap yang adil, mutlak harus menjiwai permohonan ini, "Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Sesuai yang diajarkan Al-Masih: "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni kesalahan orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu". (Matius 6:14-15).

Permohonan ketiga: "Janganlah membiarkan kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat". Berurusan dengan dosa dan tipu dayanya yang menyeret kita ke dalam pencobaan. Permintaan ini menghantar kita kepada kesadaran untuk meluputkan diri dari pencobaan, sehingga tidak perlu kita jatuh tergelincir dalam kesalahan atau terlihat dalam dosa. Apabila anak-anak Allah yang setia mentaati perintah-perintah Allah, masih juga memperoleh ujian iman dengan mengalami kesulitan dan pencobaan, maka melalui doa ini; penyertaan dan pertolongan Allah akan mengeluarkan anak-anak Allah dari kesulitan dan pencobaan tersebut, serta mementaskannya menjadi pemenang. (1 Korintus 10:13, 1 Petrus 1:3-7, 4;12-16, Roma 8:37-39).


d. Kesimpulan:

"Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, amin".

Ucapan terakhir menjadi dasar bagi keseluruhan doa dan menjadi pengantar suatu persembahan kepada Allah; sebab Ia adalah Raja, yang memiliki kuasa dan kewenangan penuh atas semesta alam serta berhak menjawab permohonan kita. Kemudian menjadi milikNya dan kita mengajukan permohonan semuanya untuk kemuliaanNya pula.

Sesudah penjelasan pola doa itu, Al-Masih menghimbau orang untuk tidak segan-segan namun bersungguh-sungguh menyampaikan permohonan mereka kepada Allah. Ia berkata: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". (Matius 7:7). Ia melengkapi anjuranNya ini dengan memberikan jaminan yang pasti, bahwa siapa yang meminta akan menerima, siapa yang mencari akan mendapat, dan siapa yang mengetuk baginya pintu akan dibukakan. Jadi Tuhan ingin menandaskan dalam ingatan kita, suatu kenyataan bahwa doa mengandung hukum yang tak pernah berubah; yakni siapa yang meminta akan mendapat, suatu hukum yang lurus dan langsung, tidak bertolak belakang.

Kalau seseorang memohon sesuatu tetapi tak memperolehnya, berarti ada sesuatu penghalang terhadap doanya. Perlu dipertimbangkan, mungkin kurang adanya jaminan yang menghubungkan orang yang berdoa dengan Allah sebagai Bapa. Atau mungkin adanya keragu-raguan dalam diri orang yang berdoa, karena siapa yang bimbang tak dapat menerima apapun dari Allah. Mungkin ada dosa yang menjadi penghalang, dosa yang belum diakui dihadirat Allah, juga sebaliknya Allah seolah-olah kabur dan semu bagi barang siapa yang menyembunyikan dosa.

Doa menjadi sia-sia belaka, apabila yang dipohonkan adalah perkara yang keliru, atau bertentangan dengan kehendak Allah; seperti firman Tuhan: "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu". (Yakobus 4:3). Gagal, sebab berdoa hanya sekedar memenuhi kewajiban agama dan tidak keluar dari kasih serta kerinduan kita kepada Allah.


3. BAGAIMANA DOA TERBENTUK?

Dalam percakapan dengan seorang perempuan Samaria, Al-Masih berkata bahwa Bapa di Surga mencari penyembah-penyembah dan berkenan kepadaNya apabila kita menyembah Dia, dalam Roh dan kebenaran. Ia berkata: "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah akan menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan kebenaran. (Yohanes 4:23-24). Al-Masih maksudkan disini, bahwa harus ada permufakatan antara Allah dengan mereka yang menyembah Dia. Sebagaimana mata disesuaikan untuk menerima cahaya, dan kuping dibentuk untuk mampu menerima suara, demikian pula penyembah-penyembah yang berharap menikmati penyembahan rohani, harus ada penyesuaian batiniah untuk menerima Roh Kudus. Kemudian Roh itu membuka saluran penghubung, membuat syafaat di dalam diri kita, sehingga penyembahan kita akan dalam Roh dan Kebenaran.

Sudah tiba saatnya Al-Masih mengajar kita, bahwa persyaratan Perjanjian Baru bagi penyembah-penyembah, sangat berbeda dengan yang berlaku dikalangan orang-orang Yahudi atau orang Samaria dalam Perjanjian Lama. Penyembahan bagi orang-orang Yahudi didasarkan pada "hukum-hukum atau peraturan-peraturan yang tertulis", penyembahan orang Samaria sangat dipengaruhi berbagai macam khayalan. Penyembahan Al-Masih, sebaliknya dalam Roh dan kebenaran, berlawanan dengan penyembahan Yahudi dan pemikiran orang Samaria.

Peraturan-peraturan dan hukum Taurat sangat berguna untuk mendidik dan mendisiplinkan kita, bahkan mutlak untuk memojokkan atau mengurung kita sedemikian rupa sehingga kita tertuduh sebagai orang berdosa, akibatnya terhukum dan terkutuk; jadi hukum mematikan. Sedangkan Roh menandakan adanya penebusan yang telah dilakukan Al-Masih dengan kematian dan kebangkitanNya; jadi Roh menghidupkan untuk seterusnya menuju kesempurnaan yang direncanakan Allah bagi kita. (Galatia 3:22,24) "Allah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu Perjanjian Baru; yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh disitu ada kemerdekaan". (2 Korintus 3:6,17).

Kenyataannya cara dan sikap dalam penyembahan yang diterapkan Al-Masih, dapat sesuai dengan akal sehat dan bebas dari upacara tradisi yang menyertai penyembahan dalam Perjanjian Lama. Dengan perkataan lain, orang Kristen yang benar menyembah Allah, tidak dengan mengikuti upacara menurut hukum Musa, tetapi menurut harkat rohani yang tidak mementingkan gerak atau sikap tubuh jasmani. Doanya penuh dengan kuasa dan penghayatan illahi.

Ayat yang sungguh penting untuk mengembangkan penyembahan ialah Yohanes 4:23-24, "Karena Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian, Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan kebenaran". Karena kalau Roh yang berasal dari Allah sendiri, mencari dan menemui Allah, di lain pihak juga Allah yang mengirim Roh, menghendaki pertemuan itu terlaksana dalam penyembahan.


4. BAGAIMANA SELAYAKNYA DOA ITU DIPERSEMBAHKAN?

Al-Masih, setelah memberi contoh pola hidup berdoa, Ia memberi pelajaran lain untuk mengajar mereka bahwa doa harus dipersembahkan dari hati yang haus dan rindu akan Allah. Ia melukiskan hal tersebut dengan suatu perumpamaan "Seorang Teman Yang Mendesak", Ia berkata: "Seandainya seorang di antara kalian pergi ke rumah kawannya pada tengah malam, dan berkata, "Kawan, pinjamkanlah roti tiga buah, sebab kawanku yang sedang dalam perjalanan, baru saja singgah di rumah dan aku tidak punya makanan untuk dia" Seandainya kawan yang aku datangi itu menjawab begini, dari dalam rumahnya, "jangan menyusahkan aku Pintu sudah terkunci dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberi apa-apa kepadamu". "Lalu bagaimana? kata Al-Masih selanjutnya. "Aku katakan, Ya! Meskipun engkau adalah kawannya, ia tidak akan bangun dan memberikan sesuatu kepadamu. Tetapi justru karena engkau tidak merasa malu untuk minta kepadanya terus-menerus, maka ia akan bangun juga dan memberikan kepadamu yang engkau perlukan". (Lukas 11:5-8). Dalam perumpamaan lain Ia mengajar bahwa orang hendaknya berdoa senantiasa dan tidak kendor, Ia berkata: Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut kepada Allah, dan tidak perduli kepada siapapun juga. Di kota itu ada pula seorang janda yang berkali-kali menghadap hakim itu meminta perkaranya dibela. "Tolonglah saya menghadapi lawan saya, "kata janda itu. Beberapa waktu lamanya hakim itu tidak mau menolong janda itu. Tetapi akhirnya hakim itu berpikir. "Meskipun aku tidak takut kepada Allah dan tidak perduli kepada siapapun, tetapi karena janda ini terus saja mengganggu saya, lebih baik saya membela perkaranya. Kalu tidak, ia terus menerus datang dan menyusahkan saya"". Lalu Tuhan berkata: "Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh hakim yang tidak adil itu! Nah, apakah Allah tidak akan membela perkara umatNya sendiri yang berseru kepadaNya siang dan malam? Apakah Ia akan mengulur-ulur waktu untuk menolong mereka? Percayalah: Ia akan segera membela perkara mereka! Tetapi apabila Anak Manusia datang, apakah masih ditemukan orang yang percaya kepadaNya di bumi ini? (Lukas 18:2-8).

Kita belajar dari kedua perumpamaan tersebut, bahwa ada perbedaan besar antara hanya ulangan kata-kata dalam doa dan desakan; permintaan yang beruntun, yang bersinambungan. Nabi Yesaya berkata: "Ditembok Yerusalem Aku menempatkan pengawal siang malam, mereka tak boleh diam, tetapi harus terus mengingatkan Allah akan janji yang sudah dibuatNya. Mereka tidak boleh membiarkan Dia tinggal diam, sebelum Ia membangun kembali Yerusalem dan menjadikannya termasyhur di seluruh bumi". (Yesaya 62:6-7).

Al-Masih, dalam kedua perumpamaan itu, memuji desakan yang menyatakan adanya kebulatan tekad dan tujuan yang teguh, seolah Ia ingin menanamkan perkataanNya dalam pikiran kita: "Orang yang minta akan menerima; orang yang mencari akan mendapat; dan orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu".

Perumpamaan "Seorang Sahabat Yang Mendesak" mengajar kita tentang iman yang bekerja karena kasih. Orang itu pergi tengah malam meminta roti untuk keperluan orang lain. Membela kepentingan orang lain adalah tindakan yang sangat mengagumkan, sebab membangkitkan di dalam diri kita kekuatan iman dan mendorong kita ke dalam doa yang mencapai sasaran dengan tepat, ke dalam suatu doa yang efektif.

Doa syafaat untuk kepentingan orang lain adalah cara terbaik, karena sejalan dengan keimanan Al-Masih yang sedang dijalankanNya siang malam berdoa syafaat di kanan Tahta Bapa. Doa syafaat dengan nama Al-Masih melibatkan langsung karya Al-Masih yang sedang berlangsung mencapai puncaknya.

Dalam perumpamaan "Janda yang mendesak". Al-Masih mengajar kita tentang ketekunan dalam doa, yang menjadi salah satu hal yang Allah harapkan dari kita dan Ia tak dapat mengabaikan permohonan dari umat pilihanNya. Kalau desakan dari seorang janda dapat meluluhkan penolakan hakim yang lalim itu, terlebih lagi doa dari seorang pilihan Allah kepada Bapa surgawi yang agung kemurahanNya. Al-Masih berkata: "Diantara kalian apakah ada ayah yang memberikan batu kepada anaknya, kalau ia minta roti? Atau memberikan ular, kalau ia minta ikan? Walaupun kalian jahat, kalian tahu juga memberikan yang baik kepada anak-anakmu. Apalagi Bapamu di surga! Ia lebih lagi akan memberikan yang baik kepada orang yang minta kepadaNya". (Matius 7:9-11).

Kita belajar juga, bahwa jawaban Allah ada kalanya nampak lamban terwujudnya, tetapi Allah memiliki waktu yang selalu ditentukan, menurut kebijaksanaanNya. Ia dapat menangguhkan jawaban bagi suatu sikap ketergantungan diri kita kepada Allah dan menguatkan pengharapan yang telah kita miliki, serta ketahanan ujinya.


5. DIMANAKAH KITA HARUS BERDOA?

Injil mengajar kita bahwa kedatangan Al-Masih membebaskan penyembahan dari ikatan tradisi yang mengharuskan adanya suatu tempat tertentu, yang mewajibkan orang berdoa pada saat tertentu pula.

Al-Masih berkata kepada wanita Samaria: "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem .... Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahnya dalam Roh dan kebenaran". (Yohanes 4:21,24). Ia memberi tahu wanita ini, yang telah menanyakan kepadaNya di mana harus berdoa, yang bukan di gunung Gerizim atau di bukit Sion. Ia menghendaki pengertian bahwa Allah dapat hadir di manapun yang Ia kehendaki.

Al-Masih mengutamakan doa perorangan secara pribadi. Ia mengatakan: "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu". (Matius 6:6).

Tujuan dari pengasingan ini adalah untuk menciptakan suasana tenang sehingga seseorang dapat sendiri dengan Bapa surgawinya. Pastilah apabila kita merenungkan pokok-pokok doa, dalam terang khotbah Al-Masih di bukit, kita membayangkan Al-Masih melukiskan tempat terasing untuk berdoa ini, sebagai tempat yang dipenuhi cahaya dari Allah Bapa. Kita simak Ia mengulangi nama "Bapa" 3 kali, sebab Ia berkata: "Berdoa kepada Bapamu di surga .... Bapamu yang melihat yang tersembunyi, ....Bapamu akan membalasnya kepadamu".

Tempat pribadi adalah tempat yang tenang dan tentram, tempat bagi orang beriman menikmati pertemuan dengan Bapa surgawinya. Terang yang bersinar disitu ialah terang yang memberi hidup dan suasana menggairahkan dengan ilham yang menyegarkan pandangan; yang memenuhi tempat itu adalah nafas dari Roh Kudus, yang mencurahkan kasih Allah ke dalam hati. Al-Masih mengajar: "Masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah", seolah-olah dengan pesan ini, Ia menghimbau; pemohon doa agar merahasiakan dan tidak seperti munafik yang suka berdiri dan berdoa di rumah sembahyang dan di sudut jalan, hanya supaya dilihat orang. (Matius 6:5). Mereka memburu pujian manusia lebih dari pada perkenan Allah, Tetapi Sang Guru illahi berkata: "tutuplah pintumu". Tutuplah untuk mencegah campurnya unsur dunia dan mengasingkan diri hanya dengan Bapa yang menunggu kedatangan anda dengan sangat rindu.

Seorang filsuf pernah berkata: "apabila anda menutup pintu dan sendiri di dalam kamar anda, jangan berkata: "Saya sendiri", tetapi ingatlah bahwa Allah ada disitu juga".

Ajaran Tuhan "Masuklah dalam kamarmu dan kuncilah pintunya" tidak berarti bahwa mengasingkan diri untuk berhubungan dengan Allah hanya mungkin dibalik pintu yang terkunci. Itu berarti, bahwa seorang yang berdoa harus mencari suatu tempat yang tenang dan terasing yang memungkinkan penyembahan diadakan, mungkin suatu padang seperti yang diperbuat Yakub, atau di bawah pohon ara seperti Natanael, atau di pelataran yang terletak di atas atap rumah seperti Petrus atau di puncak bukit seperti yang sering dilakukan Al-Masih.

"Berdoalah kepada Bapamu yang tiada nampak, yang ada di tempat yang tersembunyi", kata Al-Masih Guru doa itu. Ia mengharap kita mengerti bahwa Allah tiada nampak dengan mata jasmani, tetapi dengan mata iman nyata. SinarNya bercahaya di dalam hati setiap penyembah yang melepaskan diri dari cara duniawi, menyerahkan diri kepada pimpinan Roh Kudus yang menghantarnya langsung ke Hadirat Allah.

Rahasia, kunci pintu dan mengasingkan diri dari hal-hal di sekitar kita, adalah hanya berarti menyiapkan suatu tempat yang tenang dan kudus untuk memungkinkan kita merenungkan kesempurnaan Allah secara mendalam dan KasihNya yang memegang peran dalam ke-Bapa-an Allah.


6. APAKAH ADA SYARAT-SYARAT SUPAYA DOA DIDENGARKAN?

Al-Masih berkata: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya". (Yohanes 15:7). Rasul Yohanes menandaskan: "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperoleh dari padaNya, karena kita menurut segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya itu; supaya kita percaya akan Nama Al-Masih, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Al-Masih kepada kita". (1 Yohanes 3:21-23).

Didunia ini kuasa dan pengaruh seorang "Pengantara", tergantung dari kepribadian Pengantara itu sendiri dan berapa dekatnya hubungan dapat terjalin antara mereka yang berkepentingan itu. Demikian pula dengan Allah, jawaban atas doa tergantung dari pribadi Al-Masih, yang menjadi satu-satunya pengantara dan keadaan yang diperlakukan dalam menghantarkan kita adalah; "apabila kita tetap tinggal di dalam Dia dan perkataanNya tinggal di dalam kita".

Al-Masih menjelaskan kita "tinggal" dalam suatu perumpamaan "Pokok Anggur Yang Benar" dengan kejelasan yang berikut: "Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah Pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barang siapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api untuk dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jikalau kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu". (Yohanes 15 1-8).

Setiap orang yang beriman dengan murni dan sungguh-sungguh, merekalah carang-carang yang berbuah, dalam Al-Masih sebagai pokok anggur yang benar, dan bagi merekalah jawaban doa menjadi kenyataan. Sesungguhnya, diharapkan bagi setiap orang beriman untuk tetap tinggal di dalam Al-Masih, berpegang pada perintah-perintahNya dan berjalan dengan ketaatan yang bulat dalam hati, dalam perkataan dan dalam perbuatan. Dengan demikian seseorang dapat berada dalam kebenaran dan Tuhan akan menganugerahkan permohonannya.

Berapa di antara kita bertanya-tanya mengapa mereka gagal memperoleh hidup yang diberkati itu, suatu hidup yang subur sebagai cabang yang tetap berada pada pokoknya? Mereka hendaknya mempertimbangkan perkataan penting dalam perumpamaan pokok anggur itu, yang dikatakan Al-Masih: "Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya .... kamulah carang-carangnya". Ini berarti kita miliki yang unggul di dalam kepenuhan sifat illahiNya, dan Bapa yang memelihara kita sebagai carang-carang, memperhatikan bagaimana pertumbuhan setiap carang. Apabila ada penyelewengan yang menghalangi pertumbuhan illahi kita, jadi meniadakan kemampuan berbuah, pengusaha pasti akan mengambil gunting untuk membersihkan semua penghalang dalam diri kita.

Alkitab memberi contoh-contoh dari kuasa doa dalam hidup Abraham, Musa, Elia dan memaparkan hidup mereka yang berbuah lebat. Apabila kita meneliti hidup mereka, kita temui bahwa sebelum mereka memiliki hak istimewa dan menikmati berkat-berkat itu, mereka menerima baik dengan penuh kesukaan segala disiplin Tuhan dan mentaati perintah-perintahNya dengan mengasingkan diri dari wawasan dunia yang menggunakan sistem yang sedang dikendalikan iblis dan pesertanya (malaikatnya). Mereka memiliki corak hidup tersendiri, mereka menerapkan pola hidup berdoa dalam Roh Kudus, dengan kegairahan kasih melaksanakan perintah-perintah Tuhan.

Demikianlah, saudaraku, kalau anda ingin meraih kehormatan kekal, menjadi orang yang berdoa dengan benar serta berhasil, berserahlah kepada Pengusaha illahi, ketika Ia mengeratkan gunting pembersih itu pada anda. Jangan khawatir akan segala hal, sebab gunting itu adalah firman Allah, menurut apa yang dikatakan Al-Masih: "Kamu bersih oleh karena firman yang telah Kukatakan kepadamu". (Yohanes 15:3). Dan menurut doa Al-Masih yang nilai syafaatnya kekal serta mustajab bagi kita: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran". (Yohanes 17:17).


7. APAKAH RAHASIA DOA YANG BERHASIL?

"Percayalah kepada Allah". Al-Masih menjawab, "Sungguh kalian dapat berkata kepada bukit ini, "Terangkatlah dan terbuanglah ke dalam laut!" maka hal itu akan dilakukan bagi kalian; asal kalian tidak ragu-ragu, dan kalian percaya bahwa yang kalian katakan itu akan benar-benar terjadi. Sebab itu ingatlah ini: Apabila kalian berdoa dan minta sesuatu, percayalah bahwa Allah sudah memberikan kepadamu apa yang kalian minta, maka kalian akan menerimanya". (Markus 11:22-24). Ini adalah kata-kata ajaib yang memberikan jaminan kepada kita bahwa iman adalah rahasia doa yang berhasil, yang menggerakkan hati Allah. Tuhan memberikan kepada kita dua unsur dasar yang penting dalam doa:

a. Kesungguhan dan hasrat hati


Nabi Yeremia mengungkapkan: "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati". (Yeremia 29:12-13).

Kegairahan dan hasrat hati adalah semangat doa, apabila semangat ini kendor, doanyapun jadi lemah, kemauan serta niat hati harus dimurnikan serta dipadukan dalam doa.

Seorang yang beriman dapat memiliki hasrat akan berkat-berkat rohani, tetapi di lain pihak apabila kegairahan duniawi masih mengambil tempat utama dalam hatinya; sehingga orang yang demikian tak memperoleh kekuatan yang berkesinambungan dalam doa-doanya, belum memiliki kewenangan yang lestari dalam ucapan-ucapan doanya, sebab ia tidak setia pada perintah Tuhan yang mendasar seperti berikut ini: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu". ("Usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendakNya. Maka semua yang lain akan dberikan Allah kepadamu. Terjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari") Matius 6:3.

b. Iman


"Apabila kalian berdoa dan minta sesuatu, percayalah bahwa Allah sudah memberikan kepadamu apa yang kalian minta, maka kalian akan menerimanya". (Markus 11:24). Oleh iman kita mengenal Allah, oleh iman kita terima Al-Masih. Oleh iman kita hidup dalam kehidupan yang menang. Sama halnya oleh iman kita peroleh kehidupan doa dan kuasa doa. Kita perlu belajar berulang-ulang tentang makna iman serta hakekatnya dan mulai hidup oleh iman, dan berdoa dalam iman.

"Percayalah kepada Allah" kata Tuhan ketika Ia berbincang tentang iman yang memindahkan bukit dan gunung-gunung, hal ini berlaku bagi murid-muridNya pada setiap generasi dan zaman. Oleh iman semacam ini, orang-orang Kristen pertama melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan-setan. Perbuatan itu seperti memindahkan gunung-gunung.

Kalau kita mendambakan kehidupan doa dan syafaat, yang penuh dengan sukacita, kuasa dan berkat, kita harus belajar dengan tidak berkeputusasaan apakah arti iman serta hakekatnya itu, sebab iman berhubungan dengan Allah secara pribadi dan yang sejalan dengan pengenalan akan Allah melalui firmanNya yang tertulis dalam Alkitab.

Iman memberi kemampuan kepada kita untuk menerima jawaban dari Allah, sebelum kita melihat kenyataan apa yang kita doakan. Iman mampu melihat yang tak nampak. Rupanya janggal, namun melihat yang tak nampak itu justru pusat doa.

Berkat dari surga ialah Allah menjawab doa, secara rohani dapat kita mengerti sebelum dapat kita tangkap dengan mata jasmani. Inilah yang dibuat oleh iman, bagi jiwa yang mencari Allah dan jawabanNya, ia akan menerima jaminan bahwa hal-hal yang dipintanya, akan diberikan, menurut firman Al-Masih: "Mintalah, maka kalian akan menerima, carilah, maka kalian akan mendapat. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagi kalian". (Matius 7:7).

Al-Masih berkata: "apabila kalian berdoa dan meminta sesuatu, percayalah bahwa Allah sudah memberikan kepadamu apa yang kalian minta, maka kalian akan menerimanya". (Markus 11:24).

Ini adalah kata jaminan bagi mereka yang berdoa, bahwa Bapa surgawi mendengar doa yang disertai iman dan Ia memberikan jawabannya.

Mulailah dengan iman, saudaraku, walaupun sebagai pemula, walaupun imannya kecil asal murni dan tulus. Mulai hidup baru dalam doa dan anda akan dijaminkan untuk menerima anugerah dalam Al-Masih.

Anugerah ini akan memimpin anda, langkah demi langkah, untuk bertekun dalam doa. Menerima Roh Kudus yang bekerja di dalam hati anda.

Allah berkata: "Sebelum mereka mohon, Aku sudah menjawab; sebelum mereka selesai berdoa, Aku sudah mengabulkan doa mereka". (Yesaya 65:24). Ia akan melakukan apa yang telah Ia ucapkan dan kita melakukan doa serta penyembahan yang menjadi bagian kita.


8. SIAPAKAH YANG MEMIMPIN DOA-DOA KITA?

Kita baca dalam Roma 8:26, ayat berikut: "Roh Allah datang menolong kita dalam kelemahan kita. Sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa (dan apa yang layak kita pohonkan); Roh itu sendiri menghadap Allah untuk memohonkan bagi kita dengan kerinduan yang sangat dalam, sehingga tak dapat diucapkan. (tak cukup bahasa manusia mengucapkannya). "Dan dalam Efesus 6:18, kita baca: "Lakukanlah semuanya itu disertai doa untuk minta pertolongan Allah. Pada setiap waktu dan kesempatan, berdoalah sebagaimana Roh Allah memimpin kalian (berdoa di dalam Roh). Hendaklah kalian selalu siaga dan jangan menyerah. Berdoa selalu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk umat Allah (untuk segala orang kudus).

Roh Kudus adalah Roh doa, Roh anugerah dan permohonan yang dicurahkan ke dalam hati orang-orang yang mau beriman. Roh Kudus sendiri yang memimpin doa, mengambil alih doa kita dan menyerah terimakan doa kita, dengan bahasa yang tak terucapkan kepada Al-Masih yang ada di kanan Tahta Bapa. Alkitab berkata: "Roh sendiri, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk kita dalam Roh dan kebenaran". (dengan keluh kesah yang tiada terkatakan).

Doa pada hakekatnya adalah cetusan dari Roh Kudus yang ada di dalam hati kita. Menunggu Roh Kudus, menjadi peka terhadap pengarahanNya dan mempercayakan diri padaNya serta percaya padaNya, menjadikan Roh Kudus sebagai pemimpin untuk doa yang berdaya guna dan doa yang mengena sasaran.

Kekecewaan dan kegagalan dalam doa, berasal dari kurangnya penyerahan kepada bimbingan Roh; yang berarti gagal pada permulaan, saluran doa buntu sebelum dimulai. Doa yang tepat dan berhasil, tergantung dari luasnya Roh Kudus memenuhi hati serta bagaimana Ia selayaknya memimpin.


9. DALAM NAMA SIAPA SEHARUSNYA DOA DIPERSEMBAHKAN?

Al-Masih berpesan: " Apa yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya". (Yohanes 14:13-14). Al-Masih mengharap kita mempercayakan diri kita mutlak dalam kuasa namaNya, kepadaNya semua makhluk bertekuk lutut, dan dalam Dia semua doa yang benar terwujud untuk dipersembahkan kepada Allah.

Ada suatu kebenaran yang layak kita mengerti; bahwa doa dalam nama Al-Masih tidak berarti mengucapkan namaNya, pada permulaan dan pada akhir setiap doa itu saja, namun lebih dari hanya menyebut nama. Artinya; orang beriman harus berdoa dalam Roh Al-Masih dan melalui jasa baikNya serta melalui pribadiNya. Pikiran dan perasaan kita, apa yang Al-Masih perhatikan dan kasihi, kita perhatikan dan kasihi pula. (Filipi 2:5, Korintus 2:16).

"Apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukanNya", berarti apabila doa disampaikan kepada Bapa, yang akan menjawab adalah Al-Masih dalam namaNya dan kuasaNya sendiri. Orang beriman berdoa dalam nama Al-Masih dan Ia bekerja dalam nama BapaNya.

Kenyataannya apabila seorang percaya, pertama-tama ia berpikir kemuliaan dan kekayaan Al-Masih serta syafaatNya yang menjadi dasar imanNya. Bagaimanapun yang dialami oleh orang beriman, apabila ia bertumbuh dalam anugerah dan pengetahuan dan Al-Masih, ia akan masuk dalam persekutuan yang mendalam dengan Dia. Hasilnya ia belajar berdoa dalam nama Al-Masih, yaitu berdoa dalam Roh Al-Masih. Dengan perkataan lain kesatuan dengan Al-Masih memberi kepada kita persekutuan dalam sifat illahiNya dan berarti di dalam kita ada kekuatan doaNya. Doa kita menjadi doa yang sehati dan sefikir dengan doaNya.

Ia berkata: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku (kamu tetap bersatu dengan Aku), dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya". (Yohanes 15:7).

Ini berarti orang beriman, yang dalam hatinya Al-Masih hidup, dapat menikmati segala kuasa yang diturunkan dalam nama Al-Masih. Ini bukan hal yang mengejutkan, sebab ia mengajar doa yang demikian; berdoa di dalam namaNya berarti berdoa seperti yang dilakukanNya. Dan berdoa dalam kesatuan dengan Dia.


10. SIAPAKAH PEMBELA KITA?

Al-Masih mengajar kita bagaimana berdoa dan melalui sabdaNya kita mengetahui arti berdoa di dalam namaNya. Akhirnya memberi pesan kepada kita, supaya mengenal Al-Masih dalam tugasNya sebagai Pembela dan Juru Syafaat.

Ia mengakhiri kata-kata perpisahan dengan murid-muridNya dengan doa syafaat, untuk memeteraikan apa yang dilakukan: "Aku berdoa untuk mereka ... Peliharalah mereka dalam namaMu ... Kuduskanlah mereka dalam kebenaran". (Yohanes 17:9,11,17).

Tidak diragukan doa ini adalah contoh syafaatNya di surga. Diilhami oleh kebenaran ini rasul Paulus berkata: "Oleh karena itu untuk selama-lamanya Al-Masih menyelamatkan orang-orang yang datang kepada Allah melalui Dia (Ia dapat menyelamatkan kita dengan sempurna), sebab Ia hidup selama-lamanya untuk mengajukan permohonan kepada Allah bagi orang-orang tersebut". - Selaku Pembela dan Juru Syafaat bagi kita. (Ibrani 7:25).

Ini adalah salah satu ayat yang menandaskan bahwa, Ia tetap melanjutkan pekerjaan penyelamatanNya di surga, seperti Ia lakukan di bumi, dalam persekutuan yang tak henti-hentinya dengan Bapa, dalam syafaat langsung di hadapan Bapa.

Setiap pekerjaan yang bersumber pada anugerah Al-Masih, selalu dikawali oleh syafaatNya dan setiap berkat turun bagi kita dari atas yang penuh kesan illahi, datang melalui pembelaan serta syafaat Al-Masih.

Tanpa keraguan pembelaan Al-Masih adalah hasil penebusanNya pada kayu salib dan permuliaanNya berada di kanan Bapa. Ketika Ia memberi diriNya untuk menebus manusia, Ia mempunyai satu tujuan: Kemuliaan Allah terwujud dalam umatNya. Oleh syafaat dan pembelaanNya tujuan ini terwujud - sebab mula-mula Allah telah dimuliakan dalam penebusan manusia berdosa, oleh perbuatan Al-Masih - kemudian berbalik dalam proses penyempurnaan; manusia yang dijadikan pujian bagi kemuliaan Allah. Sehingga dengan proses pembelaan dan syafaat Al-Masih yang diadakan melalui doa, dijaminkan bahwa; pembangunan manusia baru seutuhnya, kelak menjadi manusia sempurna dan lengkap dalam kekekalan.


11. KEADAAN DAN SYARAT-SYARAT APAKAH YANG DIPERLUKAN AGAR DOA DITERIMA?

Ada keadaan dan syarat tertentu agar doa diterima, kalau diabaikan doa itu merosot bahkan tak bernilai. Yang hakiki perlu mendapat perhatian ialah:


  1. Doa harus berasal dari hati, dengan niat dan hasrat tumbuh; melibatkan kemauan, perasaan dan pikiran. Tuhan yang mengetahui hati nurani manusia, tidak memerlukan kata-kata atau penampilan lahiriah. Doa yang tidak berasal dari batin tidak berkenan pada Allah, dan Ia tidak menerimanya.


  2. Doa harus dimuliakan (di-takzim-kan), serta dengan menetapkan seluruh kebesaran dan kesucianNya, pengetahuan dan kuasaNya. Bertitik tolak dalam mengutamakan kehendakNya sebagai prinsip pokok dari semua yang mencari Allah, - bahkan seperti di antara semua machluk yang mengetahui Allah dan memuliakan namaNya yang kudus serta menyembah Dia dengan segala hormat, seperti juga para malaikat di surga - kita tidak boleh datang kepadaNya dengan kata-kata yang kurang hormat. Doa dijiwai dengan pengucapan syukur dan penyembahan.


  3. Doa harus dipersembahkan dengan kerendahan hati, menyadari kita tanpa harga, sebab penyelewengan kita dan kenajisan kita di hadapan Allah, namun demikian yang kita hayati kemuliaan dan kesucianNya, kebesaran dan kuasaNya, kemurahan dan kasihNya. Selayaknya kita mengikuti contoh nabi Yesaya, yang mengatakan: "Celaka! Tak ada harapan lagi bagiku, sebab mulutku kotor karena dosa, dan aku tinggal di antara bangsa yang begitu juga. Namun, dengan mataku sendiri aku telah melihat Raja, Tuhan Yang Maha Kuasa!". (Yesaya 6:5).


  4. Doa harus dijiwai dengan penyerahan sepenuhnya kepada Allah. Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, apapun permohonannya, biarlah ia berkata: "Tuhan, kiranya bukan keinginanku, melainkan kehendakMu yang jadi". "Kalau seorang anak mengetahui ia harus menyesuaikan derap langkahnya ke arah langkah ayahnya, lebih-lebih lagi kita patut menyerahkan kemauan kita kepada Bapa surgawi, karena justru Dialah yang mengetahui apa-apa yang baik bagi kita.


  5. Doa harus ada iman, sebab hanya doa yang disertai iman yang bermanfaat di hadapan Allah. Seorang yang bimbang tak dapat menerima apa-apapun dari Allah.
    Pemohon harus percaya bahwa:

    1. Allah ada, dari kekal sampai kekal.
    2. Allah dapat mendengar dan menjawab doa.
    3. Allah berkenan menjawab doa, sudah menjadi kehendakNya, bahkan kesukaanNya; Ia hadir di tengah pujian dan penyembahan kita.
    4. Allah pasti menjawab, kalau doa kita sejalan dengan kehendakNya dan mengharap sesuatu yang memang perlu bagi kita.
    5. Allah pasti menjawab, kalau doa kita sejalan dengan rancangan penyelamatan orang lain dan isi dunia, merangkum doa syafaat bagi setiap anak-anak Allah yang melayani selaku hamba-hamba Allah.
  6. Permohonan doa harus mencari kemuliaan bagi allah, dan bukan kepentingan diriNya. Atau mengutamakan ambisi sendiri, keinginan pribadi, mewujudkan keserakahan.
  7. Doa harus dalam nama Al-Masih, yang dimuliakan dalam Alkitab sebagai Seorang dan satu-satunya pengantara dan Pembela.
  8. Doa harus sejalan dengan tujuan dan tuntutan Allah.


12. BERAPA BANYAKNYA DOA YANG DIANJURKAN DALAM SEHARI?

Dalam kitab orang Yahudi yang bernama Talmud, ada suatu larangan berdoa lebih dari 3kali dalam sehari, seolah-olah Allah jemu mendengar doa setiap jam. Marilah kita lihat Al-Masih yang datang dari Allah, menegaskan, bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas 18:1).

Tentu maksudnya bukan supaya kita terus menerus selama 24 jam berlutut berdoa, tetapi supaya jangan pernah kita jemu berdoa.

Tentang berapa kali harus berdoa, Alkitab tidak menentukan jumlahnya, tetapi kita jumpai beberapa manusia doa yang dimuat sebagai contoh. Daniel, nabi itu biasa berdoa pagi hari, tengah hari dan sore hari. Daud berkata: "Tujuh kali dalam sehari aku memuji Engkau". (Mazmur 119:164).

Injil melaporkan bahwa Al-Masih biasa bangun sebelum dini hari dan pergi ke suatu tempat tersendiri untuk berdoa "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana". (Markus 1:35). Kalau kita memperhatikan hidupnya para pendoa di luar Alkitab, kita dapat membuat catatan, bahwa hampir semua menemukan jam-jam pertama pada pagi hari, sebelum melakukan sesuatu, menjadi waktu terbaik untuk berdoa. Tidak diragukan, pagi buta adalah waktu terbaik untuk renungan rohani. Pada saat itu Roh kita giat, segar dan peka. Selalu baik memberikan kepada Allah yang pertama.

Seorang alim ulama pernah berkata: "Pagi sebelum fajar merekah adalah pintu dari setiap hari, sebaiknya dijaga dan diawali dengan doa".

Yang lain berkata: "Pagi adalah bagaikan tali pengikat yang mempersatukan seluruh kegiatan selama sehari, sebab itulah sebaiknya tali itu diwujudkan dengan doa".

Harkat rohani dari Injil, tidak mengatur kapan, berapa kali dan berapa lama harus berdoa, tetapi membiarkan sesuai dengan niat hati yang terpimpin oleh Roh Kudus. Siapa yang hatinya berpaut pada Tuhan, akan berdoa dan tidak menjadi bosan atau jemu. Doanya tidak hanya terbatas pada susunan kata yang memuliakan Allah, tetapi meliputi segala kegiatan untuk kemuliaan Allah. Doa yang diterangi firman Allah lebih merupakan isi dari pada bentuk. Adalah Roh bukan kata-katanya, yang merupakan penyatu dengan Allah dalam kasih, doa lebih dari pada sekedar memenuhi kewajiban agama.

Benar Al-Masih memberikan kepada para muridNya pola hidup berdoa, namun bukan suatu cetakan, sehingga doa dapat dituangkan ke dalamnya supaya bentuknya pasti dan isinya sama selalu. Ketika doa "Bapa kami" diajarkan oleh Al-Masih, Ia merencanakannya sebagai awal bagi benih doa untuk disebarkan dan dikembangkan serta berhasil mencapai sasarannya. Ketika Ia memberi pola itu Ia berkata: "Berdoalah seperti ini", artinya berdoalah dalam Roh dan kebenaran.

Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. (Ayub 42:10).


13. PERTANYAAN UNTUK DIJAWAB : Bagaimana Kita Berdoa ?

  1. Apakah doa merupakan pembawaan alamiah dalam diri seseorang atau doa tetap dilakukan orang, karena mereka selalu memperoleh jawaban yang pasti serta memuaskan?
  2. Apakah doa itu dan apakah faedahnya?
  3. Bagaimana sikap batin kita di hadapan Allah waktu kita berdoa?
  4. Berapa seringnya kita harus berdoa?
  5. Di mana kita harus berdoa?
  6. Apakah keadaan dan syarat supaya doa diterima?
  7. Apakah rahasia supaya doa berhasil?
  8. Alasan apa yang menyebabkan doa kita tidak terjawab?
  9. Apakah artinya berdoa dalam nama Al-Masih?
  10. Pelayanan apa yang dilakukan Al-Masih di surga?
  11. Apakah yang harus dipercaya oleh seorang yang berdoa?
  12. Bagaimana kita melenyapkan kemalasan untuk berdoa?

Bagaimana Supaya Dosa Anda Diampuni (Sumber : The Good Way)

Bagaimana Supaya Dosa Anda Diampuni


  1. Dosa Menurut Islam
  2. Dosa Menurut Kristen
    1. Masuknya Dosa Dalam Dunia
    2. Dosa Adalah Suatu Warisan
    3. Akibat Dosa Atas Manusia
    4. Upah Dosa
  3. Penebusan Menurut Islam
    1. Kesalehan Menebus Dosa
  4. Pengampunan Menurut Islam
    1. Amal Baik dan Pengampunan
    2. Puasa dan Pengampunan
    3. Naik Haji dan Pengampunan
    4. Sedekah dan Pengampunan
    5. Berjuang di Jalan Allah dan Pengampunan
    6. Mengaji dan Pengampunan
    7. Sahadat dan Pengampunan
    8. Kehendak Allah dan Pengampunan
  5. Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni Menurut Islam
    1. Mempersekutukan Allah Dengan Yang Lain
    2. Membunuh Orang Beriman
    3. Murtad
  6. Penebusan Menurut Iman Kristen
  7. Sebab-sebab Perlunya Penebusan
    1. Perlunya Keselamatan
    2. Kebejatan Manusia dan Kekudusan Allah
    3. Penebusan Sejalan Dengan Kebutuhan Moral Manusia
    4. Penebusan Memenuhi Tuntutan Hukum Taurat
    5. Penebusan Diistimewakan Dalam Firman
    6. Tuntutan Hukum Moral
    7. Kenyataan Adanya Korban Penebusan Dalam Banyak Agama
  8. Beberapa Masalah Penting Lainnya
    1. Amal Baik dan Pengampunan
    2. Doa dan Pengampunan
    3. Puasa dan Pengampunan
  9. Ringkasan
  10. Bahan Kajian

BAGAIMANA SUPAYA DOSA ANDA DIAMPUNI?

A. DOSA MENURUT ISLAM

Ada banyak istilah dosa dalam Al Qur'an. Dan yang paling menonjol di antaranya adalah:

  1. Al Dhanb (pelanggaran, kejahatan, kejijikan) - Dalam Al Qur'an terdapat 39 ayat tentang pokok ini. Semuanya berhubungan dengan ungkapan dalam ayat berikut ini: "Sesungguhnya Kami memenangkan engkau (ya, Muhammad) dengan kemenangan yang nyata, supaya Allah mengampuni dosamu (Al Dhanb)" (S.48 Al Fath 1-2).

  2. Al Fahsha' (perbuatan keji, kejahatan, perzinahan) - Istilah ini lazim digunakan untuk dosa zinah. Al Qur'an melarang dosa ini: "Janganlah kamu hampiri perbuatan keji, baik yang lahir ataupun yang batin" (S.6 Al An'am 151).

  3. Al Wizr (letih-lesu, beban, rintangan) - "Bukankah Kami (Allah) telah melapangkan dadamu dan telah Kami ringankan bebanmu (Al Wizr) yang berat. Yang memberati punggungmu" (H. Al Insyirah 1-3).


    Al Fakhr Al Razi menjelaskan ayat ini demikian; suatu ketika Malaikat Jibrail mengunjungi Muhammad membelah dadanya dan mengambil hatinya. Hati itu dibersihkan dan disucikan dari segala bentuk pemberontakan. Kemudian diisi dengan pengetahuan dan iman.


    Ibnu Hisam, mengutip Muhammad Ibnu Ishaq menjelaskan: "Suatu kelompok sahabat Muhammad bertanya kepadanya, 'Ya Nabi Allah, ceritakanlah kepada kami kisah tentang dirimu', Nabi menjawab, 'Saya dirawat di kalangan bani Sa'd. Ketika saya bersama saudara angkat saya sedang menggembalakan ternak di belakang rumah kami, datanglah dua orang berpakaian putih membawa sebuah baskom emas penuh dengan salju. Mereka membawa saya dan membelah tubuh saya. Hati saya diambil dan dibelah. Malaikat itu mengeluarkan sebuah gumpalan hitam dari dalam hati saya dan membuangnya. Kemudian hati dan tubuh saya dibasuh dengan salju. Sesudah itu malaikat itu berkata kepada malaikat lainnya, 'Timbanglah dia dengan sepuluh orang'. Saya ditimbang dan ternyata lebih berat dari 10 orang itu. Malaikat berkata lagi, 'Timbanglah dia dengan 100 orang', Malaikat yang satu menimbang saya lagi dan berat saya melebihi berat 100 orang itu. Malaikat berkata lagi, 'Timbanglah dia dengan 1.000 orang', Saya ditimbang dan masih lebih berat dari mereka. Akhirnya malaikat itu berkata, 'Biarkanlah dia, demi Allah, sekiranya engkau ingin menimbangnya dengan seluruh umatnya, dia tetap melebihi berat mereka.'"

  4. Al Dalal (tersesat) - "Bukankah engkau didapatiNya seorang anak yatim, lalu dilindungiNya? Dan engkau didapatiNya dalam kesesatan (belum mendapat petunjuk), lalu ditunjukiNya dan engkau didapatiNya seorang miskin, lalu diberiNya kekayaan" (S.93 Adh Dhuhaa 6-8). Al Kalbi menafsirkan kata "hilang" dan "sesat" dengan "tidak percaya".

  5. Al Kufr (kafir, ateisme) - Seperti kata Al Qur'an pada orang beriman: "..tetapi Allah membencikan kepadamu kekafiran (Al Kufr), pasik dan kedurhakaan" (S.49 Al Hujurat 7). Al Zamakhshari menjelaskan: "Dalam ayat ini terdapat tiga hal, yakni; Al Kufr, menyangkal Allah, Al Fusuk untuk berdusta dan Al Usyan yang artinya durhaka".

  6. Al Zulm (tidak adil, jahat, tidak tulus) - Seperti dikatakan: "Ketika Tuhanmu menyeru Musa, 'Hendaklah engkau pergi kepada kaum aniaya (Al Zalimin)" (Asy- Syu'araa 10).

  7. Al Ithm (jahat, jijik, perlawanan) - Al Qur'an berkata: "Tinggalkanlah dosa lahir dan dosa batin. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa itu, nanti akan dibalas karena dosa yang telah mereka kerjakan itu" (S.6 Al An'am 120).

  8. Al Fudjur (bejat, jahat) - Al Qur'an berkata: "Dan sesungguhnya orang-orang jahat (Al Fudjur) dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada Hari Pembalasan" (S.82 Al Infithaar 14-15).

  9. AlKhati'a ( dosa, pelanggaran) - Al Qur'an berkata: "Barang siapa memperbuat kesalahan kecil (Al Khati'a) atau dosa besar (Al Ithm) kemudian dilemparkannya kesalahan itu kepada orang yang tak bersalah, sesungguhnya ia memikul kebohongan (Al Buthan) dan dosa yang nyata" (S.4 An Nissa 112).


    Dalam ayat ini ada tiga istilah dosa, yakni; Al Khati'a, Al Ithm dan Al Bhutan. Al Imam Al Razi membedakannya sebagai berikut:

    • Al Khati'a untuk dosa kecil dan Al Ithm untuk dosa besar.

    • Al Khati'a menunjuk pada satu kesalahan yang berakibat langsung pada diri sendiri, sedangkan Al Ithm adalah dosa terhadap orang lain, misalnya ketidakadilan dan pembunuhan.

    • Al Khati'a adalah tindakan yang tidak patut, dosa karena keliru, sedangkan Al Ithm adalah dosa yang direncanakan.

    Al Bhutan menunjuk pada dosa melemparkan kecurigaan yang menjijikkan pada orang yang tak bersalah. Seorang pengumpat akan dikecam keras di dunia dan dihukum secara mengerikan dalam kekekalan.

  10. Al Sharr (jahat) - Al Qur'an menyatakan: "Barang siapa mengerjakan kejahatan (Al Sharr, meskipun seberat zarrah, akan dilihatnya (balasan) kejahatan itu, (zarrah = debu halus atau semut halus)" (S.99 Al Zalzalah 8). Ja'far Tabari, mengutip Yunus bin Abdul Al'a'la dari Ibnu Wahab dari Yahya bin Abdul Al Rahman Al Hubali dari Abdul Allah bin 'Amr Al'as berkata: "Pasal ini di turunkan ketika Abu Bakar Al Sadik sedang duduk. Ia menangis waktu ayat ini di turunkan. Nabi Allah bertanya kepadanya, 'Mengapa engkau menangis Abu Bakar?', jawabnya, 'Surat inilah yang membuat aku menangis'. Nabi Allah berkata, 'Jika engkau tidak berbuat dosa dan mengerjakan salah yang karenanya beroleh pengampunan Allah, maka Allah akan menciptakan satu umat yang akan berbuat dosa dan salah dan kemudian mengampuni mereka'".

  11. Al Sayyi'a (pelanggaran, kejahatan) - Al Qur'an berkata: "Barang siapa berbuat kejahatan (Al Sayyi'a), maka disungkurkan mukanya ke dalam neraka" (S.27 An-Naml 90). Ibnu 'Abbas berkata: "Sewaktu ayat ini di turunkan, orang beriman tidak mampu menanggungnya dan berkata kepada Muhammad, 'Siapakah di antara kami yang tidak mengerjakan kejahatan dan bagaimana dengan pembalasannya?' Muhammad menjawab, 'Allah telah menjanjikan berkat 10 kali lipat bagi orang yang taat dan satu hukuman untuk satu ketidaktaatan. Sebab itu orang yang ditanggungkan satu kesalahan akan kehilangan satu dari sepuluh berkat itu dan tinggallah yang sembilan'".

  12. Al Su' (Jahat, kemalangan) - Dikatakan: "Barang siapa mengerjakan kejahatan (Al Su) niscaya akan dibalas dengan kejahatan pula, sedang ia tiada memperoleh wali dan tiada pula penolong selain dari Allah" (S.4 An Nisaa' 123).

  13. Al Fasad (binasa) - Dinyatakan dalam Al Qur'an: "Apabila ia berpaling, ia berusaha di muka bumi berbuat kebinasaan dan merusakkan tanaman dan anak-anak. Dan Allah tiada mengasihi kebinasaan itu" (S.2 Al Baqarah 205).

  14. Al Fisk (kejam, fasik) - Ada tertulis dalam Al Qur'an: "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada engkau beberapa ayat yang terang dan tiadalah yang menyangkal, kecuali orang-orang fasik" (S.2 Al Baqarah 99). Para penafsir mengemukakan bahwa Al Fisk terjadi pada waktu seseorang melampaui apa yang telah ditetapkan Allah dan di sinilah kefasikan menjadi kekafiran.

  15. Al Bhutan (fitnah, bohong) - Ada tertulis, "Mengapa tiada kamu katakan, ketika kamu mendengarnya; Bahwa kita tiada sepatutnya bercakap-cakap tentang hal ini. Maha suci Engkau (ya Allah). Inilah Kebohongan yang besar (S.24 An Nur 16).

Masih banyak lagi istilah dosa lainnya. Kita tidak punya tempat yang cukup untuk mencatat istilah-istilah tersebut berikut ayat-ayat Al Qur'an yang menunjangnya. Sebelum mengakhiri pembahasan ini, perlu ditegaskan bahwa Al Qur'an mengajarkan adanya "dosa asal" yang disebabkan kejatuhan Adam dan Hawa serta keturunannya. Banyak ayat Al Qur'an mendukung hal ini. Mari kita teliti beberapa ayat yang jelas dan mudah dipahami.

Sebagai contoh, Al Qur'an mengatakan, "Berkata Kami, 'Hai Adam, tinggallah engkau bersama isteri engkau dalam Surga, dan makanlah buah-buahnya dengan senang menurut kehendakmu; dan janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang aniaya. Kemudian keduanya diperdayakan oleh syetan, sampai dikeluarkan dari (kesenangan) yang telah didapatinya. Berkata Kami, 'Turunlah kamu, sebagian kamu dengan yang lain bermusuh-musuhan; dan untukmu tempat kediaman di atas bumi dan kesenangan, hingga seketika (sampai ajalnya). Kemudian Adam memperoleh kalimat dari Tuhannya (ia minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima Taubat lagi Penyayang'" (S.2 Al Baqarah 35-37).

Sarjana-sarjana Arab berbeda pendapat, mengenai tempat Adam dan Hawa berada sebelum mereka jatuh dalam dosa. Abu Kasim Al Balkhi dan Abu Muslim Al Isfahani berkata, bahwa surga itu (taman) berada di atas bumi dan kejatuhan (Al Ihbat) hanyalah satu perpindahan tempat karena Al Qur'an menggunakan kata kerja "turun" (Ihbat) untuk "pindah". Sebagai contoh, "turun ke Mesir" (Bandingkan Al Baqarah 61). Al Djabba'i berpendapat, Surga (Taman berada di langit ketujuh karena dikatakan "turun dari sana.

Perlu dicatat, Al Qur'an sama halnya dengan Kitab Kejadian mengenai pemberontakan Adam, makan buah pohon di tengah-tengah taman itu. Hanya sarjana Islam berbeda pendapat mengenai jenis pohon tersebut. Mereka menyimpan banyak catatan berdasarkan bukti-bukti tradisi Islam, antaranya;

  1. Ishak, mengutip 'Abdul Razzak, mengatakan: "Kami diberitakan oleh Ibnu 'Uyayna dan Ibnu Mubarak dan Al Hasan bin 'Amara dan Minhal bin 'Amru dan Sa'id bin Jibair dan Ibnu 'Abbas, bahwa jenis pohon yang dilarang Allah kepada Adam dan isterinya adalah 'bulir jagung'".

  2. Ibnu Hamid berkata sesuai tuturan Salama yang mengutip Ibn Ishak, beberapa orang Yaman, dan Wahab bin Munabbih Al Yamani, jenis pohon itu adalah gandum dengan bulir sebesar ginjal lembu, lebih halus dari mentega dan lebih manis dari madu.

  3. Dikatakan, Abu Bakar Al Saddik pernah bertanya pada Nabi Allah tentang jenis pohon itu dan dijawab, "Pohon yang diberkati itu adalah pohon jagung (bulir jagung)".

  4. Salama berucap sesuai dengan yang disampaikan Muhammad bin Ishak dan Ya'kub bin 'Ataba, bahwa pohon tersebut adalah yang digosok-gosok malaikat untuk mendapatkan kekekalan.

  5. Ibnu Waki' berkata sesuai dengan yang disampaikan 'Abd Allah yang menerimanya dari Isra'il, juga diterima dari Al Saddi, dan dituturkan oleh Ibn Abbas, bahwa pohon itu adalah pokok anggur.

  6. Mudjahid dan Katada mengatakan itu sebagai pohon ara.

  7. Al Rabi' Ibnu Uns berkata, bahwa orang yang memakan buah itu pasti akan membuang air besar, sedangkan di Surga dilarang berbuat seperti itu.

Al Qur'an sejalan dengan Alkitab mengenai Adam dan Hawa menelan buah pohon karena tipu daya iblis, seperti yang dikemukakan: "Syetan menyesatkan mereka".

Ibnu Djuradj mengutip Ibnu Abbas mengatakan: "kata 'sesat' seharusnya, 'dia menggoda mereka'".

Menurut Al Qur'an, Adam adalah seorang Nabi. Dan Islam mengajarkan bahwa Nabi tidak dapat berbuat salah. Timbul masalah dengan kejatuhan Adam. Para penafsir telah berusaha keras untuk menghindar dari masalah ini. Ada yang berpendapat, ketika pelanggaran itu terjadi, Adam belum menjadi nabi. Pandangan ini tidak diterima secara bulat. Sedangkan kelompok lain berpendapat bahwa Adam sudah menjadi seorang Nabi sejak awal. Pelanggaran terjadi karena faktor 'lupa'. Mereka menyamakan hal ini dengan seorang yang sedang menjalankan puasa, lalu lupa akan puasanya dan makan dengan tidak sengaja karena tenaganya telah diserap oleh kegiatan hidup sehari-hari. Ada lagi yang berpendapat bahwa Adam melakukan pelanggaran dalam keadaan mabuk setelah disuguhi anggur oleh isterinya. Jadi dia melakukan dosa karena mabuk.

Saya sendiri sulit untuk mengerti, bagaimana sampai penjelasan-penjelasan seperti ini diterima, sedangkan Al Qur'an sendiri mengatakan: "Kemudian Adam memperoleh kalimat dari Tuhannya (ia minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima taubat lagi Penyayang" (S.2 Al Baqarah 37).

Kata "taubat" menyatakan sepenuhnya, bahwa Adam telah jatuh dalam dosa dengan sadar, seperti yang dikemukakan Alkitab dengan ia menyalahkan isterinya.

Banyak sarjana mengakui, bahwa Adam makan buah itu dengan sengaja. Abdul Dja'far Al Tabari, mengutip Yunis Abdul Al'A'la dan Wahab dan Ibnu Zayd dalam menjelaskan kalimat: "Adam menerima kalimat dari Tuhannya", berkata, 'Allah telah mengajarkan mereka ayat ini, 'Yah Tuhan, kami telah berdosa pada diri kami. Jikalau Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, pasti kami tersesat'.

Musa bin Harun mengutip 'Amr bin Hammad dan Asbat dan Al Saddi, dalam menjelaskan "Adam menerima kalimat dari Tuhannya", berbunyi, "Adam berkata kepada Tuhan, 'Bukankah Engkau menciptakan aku dengan tanganMu?'. JawabNya, 'benar'. 'Tidakkah Engkau telah menghembuskan rohMu?' JawabNya, 'benar'. 'Bukankah kemurahanMu melebihi murkamu?' JawabNya, 'benar'. Dia berkata lagi, 'Yah Tuhan, apakah Engkau telah menetapkan aku untuk melakukan hal ini?' Juga jawabNya, 'benar'. Kemudian dia berkata, 'Yah Tuhan, jika aku taubat dan membayar semua kesalahanku, maukah Engkau menempatkan aku kembali ke Surga (Taman)?' JawabNya, 'benar' dan Allah Tuhannya memilih dia dan menerima taubat serta membimbingnya'". Tulisan lain berasal dari Muhammad bin Bashshar yang mengutip Abd Al Rahman bin Mahdi, disampaikan oleh Sufyan, yang diceritakan oleh Abd Aziz bin Rafi, sesuai dengan informasi yang diterima seorang dari Ubyad bin Umayr, mengatakan bahwa Adam berucap; "Yah, Tuhan, apakah dosa yang telah aku perbuat sudah Kau takdirkan sebelum Engkau menciptakan aku ataukah itu sesuatu yang Kau ciptakan sendiri?" Allah menjawab: "Itu sudah Kutakdirkan sebelum Aku menciptakanmu." Adam berkata lagi: "Seperti Engkau telah mentakdirkan itu untukku, ampunilah aku." Inilah latar belakang turunnya ayat "Adam memperoleh kalimat dari Tuhannya".

Semua penjelasan ini belum dapat menghilangkan satu kenyataan logis, "Adam memilih untuk melakukan dosa." Hal mana telah direnungkan Al Fakhr Al Razi dalam kata-katanya: "Banyak ayat yang dianut mereka (para sarjana Islam) sehubungan dengan perilaku manusia dan yang pertama adalah kisah Adam. Mereka menganut tujuh paham berikut ini:

  1. Bahwa dia tidak taat. Ketidaktaatan adalah dosa besar dalam dua hal. Pertama, Al Qur'an menuntut adanya hukuman atasnya sesuai dengan Firman Yang Maha Tinggi: 'Barang siapa yang tidak mentaati Allah dan NabiNya menghendaki api neraka'. Kedua, kata 'tidak taat' adalah julukan penghinaan yang tidak patut dan hanya ditujukan pada mereka yang telah melakukan dosa besar.

  2. Telah diungkapkan dalam kisah Adam bahwa dia terbujuk seperti dikatakan Al Qur'an: 'dia diperdayakan', dan memperdaya berarti menentang bimbingan yang benar.

  3. Dia seorang yang bertobat. Seorang yang bertobat adalah orang berdosa. Orang bertobat menyesali dosanya dengan sungguh disertai rasa sesal yang dalam karena dirinya adalah orang berdosa. Apabila berdusta, dia telah berdusta dengan menipu. Jika dia benar, terbukti dia adalah orang berdosa.

  4. Dia sudah mengerjakan apa yang dilarang oleh Firman Allah: "Bukankah Aku telah melarang pohon itu kepada kamu berdua?" Dan, 'Jangan dekati pohon itu, ' dan mengerjakan yang dilarang merupakan akar dosa.

  5. Dia dinamakan orang berdosa sesuai dengan kalimat Allahnya: "Maka kamu akan berasal dari orang berdosa. Dia (Adam) menyebut dirinya seorang berdosa dalam kalimat, 'Yah, Tuhan, kami telah berdosa pada diri kami sendiri'. Pelanggar Firman mendapat kutukan Tuhan sesuai Firman Allah, 'Sesungguhnya kutuk dari Allah menetap atas orang-orang berdosa', dan mereka yang mewarisi kutuk adalah orang berdosa besar.

  6. Dia (Adam) mengakui, kalau bukan pengampunan dari Allah yang diberikan kepadanya maka dia termasuk di antara mereka yang sudah kehilangan segalanya. Dengan ini dia sudah menyatakan diri sebagai orang yang berdosa besar.

  7. Dia dikeluarkan dari Taman atas tuduhan jahat Syetan, dan kehancurannya sebagai imbalan mentaati Syetan, menyatakan dia seorang berdosa besar.

Para sarjana berbeda pendapat bagaimana Syetan masuk dalam Surga dan menipu Adam. Al Kassas, mengutip Wahab bin Munabbih dan Al Saddi dan Ibn 'Abbas, berkata, 'Ketika Syetan berniat memasuki Surga, dia dilarang malaekat penjaga. Sesudah menyatakan diri pada semua binatang yang ada dan tidak satupun menerimanya, Syetan mendapatkan ular, makhluk berkaki empat dan seekor binatang melata terbaik. Ular menelan Syetan dan membawanya masuk ke Surga secara rahasia. Sewaktu memasuki Surga Syetan keluar dengan berbisik-bisik. Karena hal itulah maka ular dikutuk. Ia kehilangan keempat kakinya, melata dengan perut, makan lebuh tanah dan menjadi musuh anak-anak Adam."

Dalam sebuah buku (Djami 'Al Bayan) Al Tabari mengutip Hasan Abi Yahya dan 'Abd Al Razzak yang berkata: "'Amr bin 'Abd Al Rahman bin Muharrib, bercerita, dia mendengar Wahab bin Munabbih menyampaikan, 'Ketika Allah menempatkan Adam dan keturunannya di Surga, Ia melarang mereka terhadap 'pohon', yang bercabang banyak dan berbuah lebat, sebuah pohon yang diambil malaekat untuk mencapai kekekalan. Buah pohon ini yang dilarang Allah untuk Adam dan isterinya.' 'Sewaktu iblis berniat menjatuhkan mereka, ia memasuki ular berkaki empat, binatang terbaik di antara binatang melata, ciptaan Allah. Ketika ular memasuki Surga iblis keluar, memetik buah pohon yang dilarang Allah bagi Adam dan isterinya dan membawa buah itu kepada Hawa sambil berkata, 'Pandanglah buah ini, alangkah harum baunya, sedap rasanya dan elok warnanya. 'Hawa mengambil buah itu, dimakannya dan dibawa kepada Adam sambil berkata, 'Pandanglah buah ini, alangkah harum baunya, sedap rasanya dan elok warnanya.' Adam turut makan dari buah itu, dan tumbullah rasa malu dalam diri mereka. Adam bersembunyi dalam lubang pohon itu. Tuhan memanggil, 'Hai Adam, dimanakah engkau?' Jawabnya, 'Aku disini, Tuhan.' Allah bertanya, 'Maukah engkau keluar?' Adam menjawab, 'Aku malu berada dihadapanMu, yah Tuhan!' Allah berfirman, 'Terkutuklah bumi yang darinya engkau dijadikan. Kutuk akan merubah buah menjadi semak duri. ' (Tiada lagi ada yang baik di Surga (Taman) maupun di atas bumi sesuatu seperti itu (buah) yang lebih baik dari pisang dan seroja atau teratai). Dan Allah berfirman lagi, 'Hai Hawa, engkau telah memperdaya hambaKu. Engkau akan hamil dengan keengganan dan menghadapi maut setiap melahirkan anak.' Kepada ular Allah berfirman, 'Engkau satu-satunya yang membawa 'si terkutuk' itu ke dalam Taman untuk menipu hambaKu. Sebab itu, 'terkutuklah kau sepenuhnya. Kakimu akan masuk ke dalam perutmu dan tidak akan ada makanan lagi bagimu selain lebuh tanah dan manusia akan menjadi musuhmu. Engkau akan meremukkan tumit mereka setiap menjumpai mereka dan mereka akan meremukkan kepalamu.

Ahli-ahli hukum Islam lain berpendapat; Adam dan Hawa ketika itu sedang menuju pintu gerbang Taman dan Iblis yang sudah menanti di situ berbisik kepada mereka.

Ada bagian-bagian Al Qur'an yang menjernihkan masalah; Apakah Adam itu seorang berdosa atau tidak. Dikatakan: "Syetan mewas-waskan (memperdaya) katanya, 'Hai Adam, maukah Kutunjukkan kepadamu sepohon kayu kuldi (kekal) siapa memakan buahnya niscaya kekal dalam surga dan kerajaan yang tiada akan habis, lalu keduanya memakan buah itu, maka kelihatanlah kemaluannya, lalu keduanya menutupinya dengan daun pohon kayu surga. Dan Adam mendurhakai Tuhannya, lalu ia jahil (tersesat)" (S.20 Thaha 120-121).

Kata "jahil" (tersesat) diambil dari akar kata "keselamatan". AL Razi menjelaskan, "sesat" sinonim dengan "kesalahan". Kesalahan adalah lawan kata dari integritas perilaku. Itulah dosa bejat diredam dalam hidup yang risau.

Abu Imam Al Bahili berkata: "Masalah Adam adalah masalah istimewa. Allah membangkitkan dalam dirinya satu keinginan akan hidup tenang dan teratur, dengan berfirman, 'Jangan dia mengeluarkan kamu berdua dari dalam surga nanti engkau celaka, dan sesungguhnya engkau tiada lapar di dalamnya dan tiada pula bertelanjang, dan sesungguhnya tiada haus di dalamnya dan tiada pula (panas) waktu matahari naik" (S.20 Thaha 117-119).

Iblis juga membuatnya ingin hidup tenang dengan berkata: "Maukah kutunjukkan kepadamu sepohon kuldi (kekal)?" Ia juga menimbulkan keinginan hidup teratur dalam perkataannya: "...dan kerajaan yang tiada akan habis. "Segala yang diciptakan Allah, yang dirindukan Adam, sama dengan yang dikemukakan Iblis. Allah melarang Adam menyentuh pohon itu.

Karena Adam memiliki akal budi sempurna, yang mengenal Allah sebagai Tuhan, Guru dan Penolongnya dan ia tahu Iblis sebagai musuhnya, timbul pertanyaan, "Bagaimana mungkin ia menerima perkataan Iblis yang dikenal sebagai musuhnya dan menolak firman Allah?" Satu kenyataan, para penafsir tidak dapat meniadakan begitu saja pelanggaran Adam, karena Al Qur'an mengakuinya: "Adam mendurhakai Tuhannya, lalu ia jahil (tersesat)."

Semua ahli tafsir sependapat berdasarkan ayat-ayat Al Qur'an, "pemberontak" adalah dosa. Dan pemberontak adalah julukan penghinaan besar, ditujukan kepada yang melakukan dosa besar. Mereka tidak merinci apa yang dimaksud dengan melakukan dosa besar itu. Hanya dijelaskan sebagai orang yang melakukan perbuatan yang patut dihukum.


B. DOSA MENURUT IMAN KRISTEN

Dosa nampak jelas dalam sejarah manusia. setiap orang yang menyelidik harinya atau memperhatikan perilaku sesamanya, mengakui kenyataan dosa ini. Semua manusia termasuk yang belum pernah menerima pernyataan illahi, sadar akan dosanya dan mengakui kegagalan dan ketidakmampuannya memenuhi tanggung jawab moral yang dituntut darinya.

Dosa bukan sekedar perilaku yang memalukan seperti pendapat yang lazim. Dosa menyangkut penyimpangan dari Allah, Pencipta hidup dan dari pusat tujuan hidup kita. Penyimpangan yang bukan sekedar cenderung berbuat jahat; tetapi satu keterpisahan dari yang baik.

Pengalaman membuktikan manusia duniawi sanggup menyelidiki kuasa dosa dan pengaruhnya dalam hidup manusia. Orang beriman memiliki hukum illahi sebagai instruktur yang memimpin dia kepada Al-Masih. Al-Masih memberinya anugerah, dan dia menyadari dosa yang memikat manusia pada kehancuran. Ia sadar, perlunya anugerah illahi dan darah penebusan untuk pembenarannya. Secara umum dapat dikatakan, dosa adalah pelanggaran (I Yohanes 3:4). Pelanggaran terhadap hukum Allah. Tindakan menentang Allah yang tidak mengenal rasa bersalah dan meremehkan dosa.


1. Masuknya Dosa dalam Dunia

Kita dapat membaca dalam Roma 5:12 demikian: "Sebab itu sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." Rasul Paulus disini menjelaskan; Adam, bapa umat manusia menyebabkan manusia berdosa. Paulus dengan menggunakan kalimat "oleh satu orang" melihat Adam dan Hawa satu adanya seperti dalam Kejadian 5:2. Rasul tidak menyinggung godaan si ular dan tidak taatnya Hawa; dengan maksud menunjukkan Adam sebagai wakil keturunannya.

Beberapa ahli filsafat berpendapat bahwa manusia itu dilahirkan tanpa cacad. Jika ia hidup dalam lingkungan yang bobrok, ia akan dipengaruhi lingkungan tersebut dan dosa masuk dalam hidupnya. Pada hakekatnya manusia dilahirkan dalam dosa. Itu benar! Lingkungan hanya menunjang pertumbuhan dosa tersebut. Manusia berdosa dari dalam hatinya.


2. Dosa adalah suatu warisan

Dari pengalaman kita belajar; makhluk hidup tidak berasal dari jenis yang berbeda. Lembu tidak melahirkan domba, seperti yang dikemukakan Al-Masih: "Anggur tidaklah dipetik dari onak duri." Hukum ini berlaku bagi manusia. Adam, bapa umat manusia telah kehilangan kebenaran hidup karena tidak taat. Hukumannya dia dikeluarkan dari kekudusan Taman Firdaus ke tanah yang dikutuk karena dosanya. Dia beranak cucu, keturunan yang tidak lagi memahami keadaan Taman itu. Alkitab menyatakan kebenaran ini melalui kata-kata Daud dalam Mazmur 51:7, "Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Paulus berkata dalam Roma 3: 10-12: "Tidak ada yang benar seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun berakal budi, tidak ada seorangpun mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak."

Agustinus menjelaskan pengajaran Alkitab mengenai kejatuhan manusia pertama dan pewarisan dosa tersebut sebagai berikut:

  1. Allah menciptakan manusia pertama sesuai dengan gambarNya dalam pengetahuan, kebenaran dan kesucian; terpilih menjadi makhluk kekal; dan diserahi tanggung jawab atas makhluk lainnya. Dia memberikan Adam kuasa memilih yang baik dan jahat, suatu penetapan unsur moralnya.

  2. Karena memilih berdasarkan kehendak sendiri, Adam berdosa kepada Allah dengan memilih secara keliru pada waktu dicobai iblis. Ia jatuh dari kehidupan yang diciptakan untuknya.

  3. Karena tidak taat, ia kehilangan gambar illahi dan seluruh keberadaannya menjadi rusak. Dia mati secara rohani; tidak mampu berbuat baik; terikat pada kematian jasmani; terbuka pada kejahatan dan kematian kekal.

  4. Karena Adam adalah kepala umat manusia maka semua itu menimpa segenap keturunannya. Keturunannya dilahirkan dalam hukuman, tanpa gambar Allah dan rusak moral.

  5. Kehancuran yang diwarisi secara per orangan ini disebabkan oleh dosa walaupun tidak nampak dalam perilaku.

  6. Hilangnya kebenaran azali dan rusaknya sifat manusia (sifat baik) sebagai akibat dosa Adam, merupakan hukuman atas dosa mula-mula.

  7. Pembaharuan adalah pekerjaan Roh Kudus yang mengagumkan. Manusia menjadi objek pembaharuan itu, bukan subjeknya. Semua berhubungan dengan kehendak Allah tanpa kecuali. Keselamatan didapat dengan anugerah.

3. Akibat Dosa atas Manusia

Huxley, ilmuwan Inggeris berkata: "Saya tidak mengenal pelajaran yang membukakan rahasia rohani yang lebih besar dari pada evolusi umat manusia. Dari latar belakang sejarah kelam dapat dikatakan bahwa manusia adalah sasaran dari satu elemen yang diletakkan dan menguasainya dengan kuasa yang sangat besar. Dia buta dan menjadi korban tak berdaya dari dorongan-dorongan yang membawanya pada kehancuran dan khayalan tak berujung, sehingga menjadi beban mental yang besar dan berakibat pada kesehatan karena kekuatiran dan ketegangan. Setelah beribu-ribu tahun lamanya, manusia tetap sama; berkelahi, menganiaya sesama, meratapi korbannya dan membangun kubur mereka."

Perlukah penderitaan seperti itu, guna menyadarkan seseorang dari akibat dosa? Bukankah cukup dengan menyelidiki hati, dapat menemukan kecenderungan dan perilaku serta adanya hukum dosa yang bercokol dalam dirinya?

Dengan melihat sepintas lalu saja kehidupan masyarakat, kita dapat mengetahui kenyataan tersebut. Seperti dikemukakan Mazmur 14:1, "Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang baik." Yesaya 53:6, "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri." Manusia hidup tanpa gambar Allah yang pernah dimiliki Adam sebelum kejatuhannya dalam dosa. Dosa menjadi kenyataan dalam hidup manusia. Satu kebenaran yang tak bisa dibantah lagi. Kebobrokan manusia nampak atas ketidakmampuannya memelihara hukum moral, meskipun disertai rasa sesal terhadap dosa pribadinya itu. Suatu pertanda kemerosotan ahlak dan kegagalan.

Untuk itu, manusia harus menerima anugerah Allah melalui pertolongan Roh Kudus. Jiwa manusia sudah kehilangan kebenaran azali (sejati) seperti pada manusia pertam sebelum jatuh dalam dosa.

Kiranya ulasan singkat ini sejarah kejahatan ini cukup memberi bukti nyata bahwa manusia telah kehilangan sifat illahi dan sudah terseret dalam dosa yang muncul pertama kali dalam hidup Kain, anak Adam. Kain membunuh Habil adiknya. Mengapa demikian? Bukankah Kain jahat adanya?

Mengapa kita saling bertengkar? Bukankah karena dosa yang sudah berakar dalam hidup kita? Mengapa bangsa berperang melawan bangsa lain? Bukankah itu merupakan tumpukkan dosa banyak orang?

4. Upah Dosa

Kejadian 2:17, "Tetapi Pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Yehezkiel 18:20, "Orang yang berbuat dosa itu yang harus mati." Roma 6:23, "Upah dosa ialah maut."

Adam dan Hawa mati secara rohani saat mereka berbuat dosa. Mereka terpisah dari Allah dan kehilangan persekutuan rohani yang kudus. Disamping itu mereka kehilangan kerinduan akan kehadiran Allah dan menyembunyikan diri dariNya di antara pepohonan dalam taman itu (Kejadian 3:8). Mereka sakit atau lemah, mungkin mengingat teguran Tuhan ini: "Pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati."

Adalah satu peringatan bagi kita apabila menyaksikan sendiri akibat dosa pada hidup seseorang. Satu pertanyaan, Adakah keluarga mula-mula itu kehilangan semua hak istimewanya? Apakah kesucian diambil untuk selamanya? Tentu saja tidak! Allah itu kasih adanya. KasihNya kaya dengan kemurahan; dalam Dia ada pengampunan besar. Kasih menggerakkan hatiNya dengan belas kasih yang tidak menghendaki kebinasaan orang berdosa. Sesungguhnya Dia telah menjadi Penebus dan Juruselamat umat manusia dalam pribadi Al-Masih, Firman yang bersama-sama dengan Allah sejak mula. Wujud kasih Allah yang pertama, dinyatakan dengan menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa dengan jubah kulit binatang (Kejadian 3:21). Demikianlah Tuhan Allah melakukan prinsip janji penebusan.


PENEBUSAN MENURUT ISLAM

Ada 14 ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan penebusan. Sesuai dengan urutan pasalnya, kita temui pertama, Firman Allah: "Jika kamu lahirkan sedekah, maka itulah sebaik-baiknya, dan jika kamu sembunyikan dan kamu berikan kepada orang kafir, maka itulah yang lebih baik bagimu dan menutupi kesalahanmu, dan Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan" (S.2 Al Baqarah 271).

Ahli tafsir menjelaskan penebusan sebagai satu penutupan atau tirai. Penjelasan mana mendekati keterangan Perjanjian Lama. Dalam Islam, amal seseorang seperti juga dalam Agama Yahudi, berperanan penting dalam soal penebusan. Dan usaha yang utama adalah doa. Seperti yang dikemukakan: "Dirikanlah shalat di waktu dua tepi siang (padi dan petang) dan sebagian dari pada malam (Magrib dan Isya). Sesungguhnya kebaikan menghapus kejahatan"(S.11 Hud 114).

Al Tirmidhi mengutip Abi Alyu berkata: "Suatu hari ada seorang wanita mendekati saya untuk berkencan. Saya memeluk dan menciumnya. Sesudah itu saya mendapatkan Muhammad dan menceritakan apa yang terjadi. Dia menundukkan kepala, setelah merenung sejenak Nabi berkata: "Dirikanlah shalat dua tepi siang (pagi dan petang) dan sebagian dari pada malam. Sesungguhnya kebaikan menghapus kejahatan." Artinya, sembahyang lima waktu akan menghapus dosa dan menebus mereka. Kemudian seorang sahabatnya bertanya: "Ya, Nabi Allah, 'apakah hal ini hanya dikhususkan bagi orang tersebut atau juga untuk semua orang?'" Jawab Nabi, "Untuk semua orang".

Muslim menghubungkan apa yang dikemukakan oleh Abd Allah, "Seorang lelaki datang kepada Nabi berkata, 'Yah, Nabi Allah, aku telah memegang seorang wanita di pinggir kota dan memuaskan nafsu tanpa melakukan persetubuhan. Sekarang saya menghadap, hukumlah saya seturut kehendakmu'". Umar yang berdiri dekatnya berkata: "Allah akan tetap merahasiakan rahasiamu jika engkau merahasiakannya bagi dirimu sendiri". Nabi Allah hanya berdiam diri. Ketika pria itu beranjak hendak pergi, Nabi memanggilnya dan mengucapkan lagi ayat ini ...."dirikanlah shalat...". Muslim mengutip Abu Bakar, berkata: "Tidak seorangpun (sebagai hamba Allah) yang berdosa (melanggar) dan yang membersihkan dirinya (sesuai dengan ibadah Islam) dan kemudian bershalat dua kali dengan mengucapkan seluruh doanya dan mencari pengampunan dari Allah yang tidak akan diampuniNya." Kemudian dia mengajikan: "Dan orang-orang, apabila mereka berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya mereka ingat akan Allah, lalu minta ampun atas dosanya itu. Dan tiadalah yang mengampuni dosa kecuali Allah. Mereka itu tiada berkekalan atas perbuatannya itu, sedang mereka mengetahui" (S.3 Ali Imran 135).

Tiada yang lebih jitu dalam soal penebusan dari Surat Al A'Raf 8-9; "Pada hari itu ada neraca yang berhak (adil).Barang siapa yang berat timbangan (pahala), merekaitulah orang menang. Barang siapa yang ringan timbangannya, mereka itulah orang yang merugikan dirinya, karena mereka aniaya terhadap ayat-ayat kami (membatahnya)".

Imam Al Razi dalam penjelasannya mengenai timbangan perbuatan manusia, mengemukakan dua hal:

  1. Dikatakan bahwa Allah akan meletakkan satu timbangan dengan jarum penunjuk dan dua piring timbangan pada Hari Kebangkitan untuk menimbang semua perbuatan manusia, baik dan jahat. Hal mana sejalan dengan Ibnu Abbas yang berkata: "Pekerjaan orang beriman akan nampak dalam bentuk terbaiknya dan akan diletakkan pada timbangan, kebaikan akan mengalahkan perbuatan jahatnya."


    Ada beberapa pendapat mengenai cara menimbang. Pertama, perbuatan orang beriman akan muncul dalam bentuk yang baik dan perbuatan orang yang tidak beriman, muncul dalam bentuk tidak terpuji. Dalam bentuk ini mereka ditimbang. Kedua, timbangan akan didasarkan pada catatan-catatan perbuatan manusia yang ada.

  2. Pandangan kedua diterima dari Mudjahid dan Al Sahhak dan Al A'mash mengatakan bahwa maksud penimbangan itu adalah keadilan dan penghukuman. Muhammad ketika ditanya mengenai soal timbangan pada Hari Kebangkitan itu, menjawab: "Buku catatan".

Ada kisah menarik mengenai panjang jarum timbangan dan besarnya piringan timbangan itu. "Abdul Allah Ibnu Salam berkata, "Seandainya bumi dan langit diletakkan dalam piring timbangan maka tetap akan tidak tertampung, dan Jibrail yang memegangnya masih sanggup melihat jarum penunjuk."

Dalam hal menimbang seperti dikemukakan "Abdul Allah, Ibnu Umar: "Nabi berkata, Pada Hari Kebangkitan manusia akan dibawa pada timbangan dan 99 kitab, panjang masing-masing sejauh mata memandang, dihadapkan kepadanya. Kitab yang berisikan semua dosa dan pelanggaran diletakkan pada piring timbangan, Kepadanya diberikan secarik kertas bertuliskan dua kalimat shyadat: "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah NabiNya", diletakkan pada piringan satunya dan akan mengalahkan perbuatan jahat. Ada ayat Al Qur'an yang berbunyi: "Kami letakkan neraca yang adil pada Hari Kiamat, maka tiadalah teraniaya seorang sedikitpun, Jika usahanya seberat biji sesawi, niscaya Kami hadirkan juga, Cukuplah Kami memperhitungkannya" (S.21 Al Anbiya 47).

Menurut pendapat beberapa penafsir, mungkin saja akan ada neraca yang menimbang keinginan hati sedangkan yang lainnya menimbang prilaku yang kelihatan. Al Fakhr Al Razi menghubungkan dengan kisah baru yang artinya: "Daud bertanya kepada Tuhannya agar diperlihatkan neraca itu. Waktu ia melihat neraca itu dia jatuh pingsan. Setelah siuman kembali dia berkata: "Yah, Allahku siapakah yang sanggup memenuhi timbangan itu dengan amal baik?' Dia menjawab, 'Hai Daud jika Aku berkenan dengan hambaKu maka Aku akan memenuhinya dengan buah (kemenangan)'". Bilal bin Yahya mengutip Hudhayfa berkata: "Jibrail yang ada damai sejahtera, pada Hari Kebangkitan bertanggung jawab atas timbangan itu dan Allah akan berkata, 'Hai Jibrail timbanglah mereka dan ganjarilah yang tertindas dan si penindas yang tidak beramal baik letakkan pada timbangan kejahatan sahabat-sahabatnya (yang tertindas), dan orang itu akan pergi dengan beban seberat gunung." Abu Dja'far menghubungkan dengan yang dikatakan Muhammad: "Tidak ada yang diletakkan dalam neraca yang melebihi keagungan prilaku".

Akhirnya dapat saya simpulkan pandangan-pandangan ini dengan kata Muhammad bin Sa'd yang mengutip Ibnu Abbas, "Barang siapa yang telah melingkari perbuatan jahatnya dengan amal baik maka timbangannya akan menjadi berat. Amal baik akan menghapus perbuatan jahatnya. Dan barang siapa melingkari amal baik itu dengan perbuatan jahat maka timbangannya akan ringan dan dia adalah anak neraka. Perbuatan jahatnya menghapus amal baiknya."


Kesalehan menebus Dosa

Sebagaimana Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu takut kepada Allah, niscaya Allah memberimu petunjuk dan menutupi kesalahanmu, serta mengampuni dosamu, Allah mempunyai karunia yang maha besar"(S.8 Al Anfaal 29).


Ada pahala tiga kali lipat untuk orang saleh.

  1. Dia akan memberikan batasan (perbedaan). Istilah yang digunakan untuk perbedaan sebagaimana diterjemahkan ahli hukum Islam, menyatakan bahwa Allah menerapkan antara yang saleh dan yang fasik; artinya Allah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada yang saleh, Dia memenuhi hati dan dadanya dengan kesukaan dan mengangkat benci dan dengki dari hati mereka.

  2. Dia akan menutupi segala kejahatan yang pernah dilakukan.

  3. Dia akan mengampuni anda.


PENGAMPUNAN MENURUT ISLAM

Apabila kita menelaah Al Qur'an dengan cermat akan, kita akan menemukan satu perbedaan antara penebusan dan pengampunan. Ahli Tafsir membedakannya demikian; penebusan atas kejahatan artinya satu penutupan (dosa) di dunia ini sedangkan pengampunan adalah peniadaan dosa di Hari Kebangkitan.


Amal Baik dan Pengampunan

Ajaran Islam menjelaskan pada kita bahwa pengampunan dosa didasarkan atas amal baik seseorang, sesuai dengan bunyi Al Qur'an: "untuk mereka itu akibat (yang baik) di kampung (akhirat). (Yaitu) surga 'Aden, mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang salih di antara bapak-bapak, isteri-isterinya dan anak-anaknya"(Surat Ar-Ra'du 22-23).

Muhammad pernah berkata kepada Mua'dh bin Djabal, 'Jika engkau telah melakukan kejahatan maka perbuatlah juga kebaikan dan kebaikan ini akan menghapus kejahatan itu." Al Hasan juga melukiskan ini (amal baik) demikian: "Mereka dicabut dari pertolongan dari apa yang mereka berikan dan apabila dipersalahkan secara tidak adil maka mereka itu beruntung." Zudjadi berkata: "Allah telah membuat itu jelas bahwa keturunan yang langsung tidak ada artinya kecuali disertai amal baik." Al Wahidi dan Al Bukhari mengutip Ibnu Abbas berkata: "Allah memberikan pahala bagi mereka yang taat kenikmatan bersama keluarganya di surga." Hal ini menunjukkan bahwa mereka masuk surga berdasarkan ketaatan seorang yang beramal baik. Karena jika mereka masuk surga berdasarkan amal baik mereka sendiri maka itu bukan lagi satu penghargaan bagi seseorang yang telah beramal baik itu. Sebab itu setiap orang beramal baik akan masuk Surga.


Puasa dan Pengampunan

S.33 Al Ahzab 35 berkata bahwa mereka yang berpuasa baik pria maupun wanita, bagi mereka telah disediakan pengampunan dan satu pahala yang besar. Ada tertulis: Hal ini telah dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa berpuasa selama dua bulan akan mendapatkan pengampunan dari dosa membunuh. Adatertulis: "Tidak boleh orang Mukmin membunuh orang Mukmin (yang lain), kecuali tersalah. Barang siapa membunuh orang Mukmin dengan tersalah, hendaklah memerdekakan seorang hamba yang Mukmin, serta dibayarkan diah (denda) kepada keluarga yang terbunuh itu, kecuali jika mereka sedekahkan. Jika orang yang terbunuh itu dari kaum musuhmu, sedang ia Mukmin, maka hendaklah memerdekakan seorang hamba yang Mukmin. Jika yang terbunuh itu dari kaum (kafir) yang ada perjanjian antara kamu dengan mereka, maka hendaklah dibayarkan diah kepada keluarganya, serta memerdekakan seorang hamba yang Mukmin. Orang yang tiada memperoleh hamba itu hendaklah berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai penerimaan taubat dari Allah. Allah Maha mengetahui, lagi Maha bijaksana "(S.4 An Nisaa' 92). Disebutkan juga sebabnya ayat ini turun seperti berikut; "Urwa bin Al Zubayr menyatakan bahwa Hudhayfa Ibnu Al Yaman pada hari peperangan Uhud bersama dengan Nabi Allah di mana orang-orang Mukmin berbuat salah dan berpikir bahwa ayah Al Yaman adalah seorang yang tidak percaya. Mereka membunuhnya dengan pedang walaupun Hudayfa berseru: "Dia ayah saya." Sayang, mereka tidak menyimak seruan itu sehingga membunuh ayahnya. Sesudah itu Hudhayfa berkata: "Semoga Allah mengampuni kamu. Dia adalah Pemurah." Ketika Nabi Allah mendengar hal ini, Hudhayfa meneruskan perkiraan itu dan turunlah ayat ini.

Ada kisah lain dibalik ayat ini. Abu Al Darda' yang sedang bersama dengan kelompok penyerbu, pamit untuk suatu kebutuhan. Dia bertemu seorang lelaki dengan kumpulan domba dan menyerangnya dengan pedang. Orang tersebut sempat berseru: "Tiada Tuhan selain Allah." Namun Abu Al Darda tetap membunuhnya dan mengusir ternaknya. Sesudah peristiwa itu, dia merasa terganggu dan mengemukakan masalah ini kepada Nabi, yang kemudian berkata: "Dapatkah engkau melihat ke dalam hatinya untuk mengetahui apakah dia itu seorang beriman atau tidak?" Saat itu Abu Al Darda taubat dan turunlah ayat ini.

Al Qur'an mencatat, puasa selama tiga hari memberikan pengampunan atas dosa bersumpah palsu seperti tertulis: "Allah tiada menyiksamu, karena sumpah yang tidak kamu sengaja. Maka kaffaratnya (mengampuni kesalahannya), memberi makanan kepada sepuluh orang miskin, dari pada makanan yang biasa dimakan oleh keluargamu atau memberikan pakaian kepada mereka, ataupun memerdekakan seorang hamba. Barang siapa yang tidak memperoleh (apa-apa yang tersebut itu), hendaklah ia berpuasa tiga hari lamanya. Itulah kaffarat sumpahmu, bila kamu bersumpah. Dan peliharalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, mudah-mudahan kamu berterima kasih" (S.5 Al Maa-Idah 89).


Naik Haji dan Pengampunan

Ada tertulis: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah syi'ar-syi'ar (tanda-tanda agama) Allah. Maka barang siapa yang menyengaja Bait (mengerjakan haji) atau um' rah tiadalah mengapa, bahwa ia berlari-lari antara keduanya. Barang siapa mengerjakan kebaikan (memperbuat sunnat), maka sesungguhnya Allah syukur (membalas) lagi Maha mengetahui"(S.2 Al Baqarah 158).

Ibnu Abbas berkata: "Dahulu ada satu berhala di Al Safa dan Al Marwah. Orang yang tidak beriman dan bodoh biasanya mengelilingi berhala ini dan menjamahnya. Sesudah Islam masuk, orang-orang Mukmin menjadi benci mengitari tempat itu di mana terdapat dua berhala. Demikian sejarah ayat ini diturunkan. Istilah "bukan pelanggaran ringan", artinya bukan kejahatan dan Allah menerima amal baik orang yang rela menunaikan ibadah haji.


Sedekah dan Pengampunan

Telah dikatakan: "Barang siapa mempersembahkan shalat dan sedekah mendapatkan pahala dengan Allah Tuhannya. Dan tidak ada takut pada mereka dan mereka tidak akan susah." Menanggapi ayat ini Ibnu Abbas berkata: "Mereka tidak akan takut terhadap apa yang akan menanti mereka pada Hari Kebangkitan dan mereka tidak akan susah dengan apa yang telah mereka tinggalkan dalam dunia ini." Al Asam menjelaskan: "Tidak ada ketakutan bahwa mereka akan menderita pada hari itu atau akan berduka karena mereka tidak mencapai kebahagiaan besar seperti yang didapatkan orang lain, karena dalam kehidupan nanti itu tidak ada lagi persaingan."


Berjuang di jalan Allah dan Pengampunan

Dalam S.2 Al Baqarah 218, kita baca: "Orang-orang berhijrah dan berjuang pada jalan Allah, mereka itu mengharap rahmat Allah. Allah Pengampun lagi Penyayang." Hal ini berkaitan dengan Abdul Allah bin Djahsh yang menanyai Muhammad, "Hai Nabi Allah seandainya tidak ada hukuman bagi apa yang kita perbuat, dapatkah kita mengharapkan pahala dan balas jasa amal baik kita?" Ayat ini diturunkan karena Abdul Allah telah berimigrasi dan berjuang pada jalan Allah.


Mengaji dan Pengampunan

Dalam Surat Al A'Raf 204 dikatakan: "Apabila dibaca orang Qur'an hendaklah kamu dengarkan dan diamlah, mudah-mudahan kamu mendapat rahmat." Para Juru Tafsir mengatakan bahwa sebelum ayat ini, Allah menegaskan Al Qur'an sebagai anugerah bagi dunia. Dikatakan dalam Hadist bahwa Abu Dhar Al Ghifari berkata kepada Muhammad: "Hai Nabi Allah, aku takut mempelajari Al Qur'an dan tidak melaksanakannya. Muhammad menjawab, 'Janganlah takut hai Abu Dhar. Allah tidak mendukakan hari di mana Qur'an berdiam.'"

Mengenai Anas Ibnu Malik dikatakan: "Nabi berbicara kepadaku dan berkata, 'Barang siapa mendengar Al Qur'an maka penderitaan dunia tidak akan mendekat padanya dan barang siapa membacanya akan terpelihara dari kesengsaraan hidup mendatang, ". Menurut kutipan Ibnu Mas'ud, Nabi berkata: "Barang siapa membaca Al Qur'an, menghafalkan dan memeliharanya akan dipimpin Allah ke Surga (Taman) dan diijinkan memohon ampun atas 10 orang keluarganya yang telah ditetapkan untuk neraka."


Sahadat dan Pengampunan

Abu Huraira berkata bahwa Abu Dhar Al Ghifari bertanya kepada Muhammad, "Hai Nabi Allah, bagaimanakah seorang Muslim diselamatkan?" Muhammad menjawab: "Dia diselamatkan dengan mengucapkan, "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad itu Utusan Allah."


Kehendak Allah dan Pengampunan

Dalam surat Al Imran 129 dikatakan: "Bagi Allah apa-apa yang dilangit dan apa-apa yang di bumi, Dia mengampuni (dosa) orang yang dikehendakiNya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya. Allah Pengampun lagi Penyayang." Fakhr Al Razi dalam menjelaskan ayat ini berkata: "Rekan-rekan kami menduga keras dalam menunjang ayat ini melihat Allah berada di atas segala-galanya. Dia berhak membawa manusia ke surga melalui penghakiman illahiNya atas semua orang yang tidak beriman dan pemberontak, juga berhak dengan keputusan illahiNya, mengirim semua orang yang melakukan kejahatan ke dalam neraka. Tidak ada yang dapat menentangNya dalam pelaksanaan ini." Al Razi tidak mengarah pada pendapat tersebut melainkan hanya menunjang dengan ucapan: "Ayat ini jelas menunjukkan artinya dan ditunjang bukti intelektuilnya, karena perbuatan manusia bergantung pada kehendak, dan kehendak adalah ciptaan Allah. Jika Allah menciptakan pikiran lain maka manusia tidak mentaatinya. Ketidaktaatan dan ketaatan manusia keduanya berasal dari Allah. Karena semua merupakan tindakan Allah maka tidak ada yang diwajibkan baginya. Ketaatan tidak harus mendapat pahala, demikian juga ketidaktaatan, tidak seharusnya diberikan hukuman setimpal, karena segalanya berasal dari Allah dan sesuai dengan kehendak illahi, paksaan dan kuasaNya.


Pandangan ini bertentangan dengan Alkitab, yang menekankan korban sebagai satu jalan penebusan dosa. Kewajiban mana telah ditetapkan sejak semula, di mana darah korban mengalir bagaikan benang merah dalam seluruh Alkitab. Kitab Ibrani berbunyi: "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa"(Ibrani 9:22). Kenyataan, Allah yang sempurna ini, tidak sejalan dengan kehendakNya dengan mengampuni manusia dari dosa berdasarkan kebenaran dan keadilanNya yang mengatakan: "Dan orang yang berbuat dosa itu harus mati" (Yehezkiel 18:4, 20). Jika Allah hendak mengampuni orang berdosa, tentu ada alasannya. Salah alasan yang memenuhi keadilan dan pemenuhan yang menurut Perjanjian Lama berasal dari korban-korban binatang seperti kambing, lembu dan domba. Allah menerima korban ini karena menggambarkan korban Al-Masih yang telah dipersembahkan dalam anugerah Perjanjian Baru, memenuhi keadilan illahi untuk selamanya dan menjadikan semua orang beriman sempurna. Hal mana tertuang dalam Mazmur 85:11, "Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman".


DOSA YANG TIDAK DAPAT DIAMPUNI MENURUT ISLAM

Mempersekutukan Allah dengan yang lain

Al Qur'an berbunyi: "Sesungguhnya Allah tiada mengampuni, jika Dia dipersekutukan dengan yang lain dan Dia mengampuni (dosa) yang kurang dari pada itu" (S.4 An Nisaa 116). Juru tafsir berpendapat, orang yang menyembah banyak tuhan, dikeluarkan sepenuhnya dari kemurahan Allah karena sepenuhnya dari kemurahan Allah karena polytheisme adalah dosa besar. Pendapat lain mengatakan, ayat ini diturunkan berhubung ada yang menyembah malaekat dan menganggap malaekat sebagai saudara perempuan Allah. Razi mengatakan, mereka yang tidak percaya pada kehidupan di masa datang, berpendapat bahwa malaekat adalah wanita.


Membunuh Orang Beriman

Seperti yang dikatakan Al Qur'an: "Barang siapa membunuh seorang Mukmin dengan disengaja, maka balasannya neraka jahanam, serta kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, serta mengutukinya dan menyediakan baginya siksaan besar" (S.4 An Nisaa' 93). Abu Hunayfa berkata: "Tidak ada penebusan bagi pembunuhan yang disengaja." Ibnu Abbas berkata, "Pertobatan seorang yang membunuh dengan sengaja tidak akan diterima."


Murtad

AlQur'an berkata dengan jelas: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir sesudah beriman, niscaya tiada diterima taubat mereka dan mereka itulah orang-orang sesat" (S.3 Al Imran 90). Para penafsir berpendapat, kemurtadan melipat gandakan ketidakpercayaan (kekafiran). Dengan kata lain, orang yang murtad dan terus melakukan dosanya, menambah ketidaksetiaan pada kefasikannya. Al Kaffal dan Ibnu Al Anbari: "Barang siapa meninggalkan imannya sesudah taubat, maka taubat yang murni itu tidak akan diterima. Seperti tidak pernah terjadi."


PENEBUSAN MENURUT IMAN KRISTEN

Penebusan adalah istilah yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Dalam Iman Kristen, kata ini dikaitkan dengan karya Al-Masih melalui ketaatanNya yang sempurna menyediakan keselamatan umat manusia dari kutuk Hukum Taurat dan memperdamaikan dengan Allah melalui darahNya di kayu salib.

Sehubungan dengan ini, Rasul Petrus berkata: "Sebab juga Al-Masih telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah" (I Petrus 3:18).

Marilah kita teliti penebusan Al-Masih ini dari pelbagai segi; pertama mengenai hubunganNya dengan Allah dari segi kasih, keadilan dan kekudusanNya; kemudian hubungannya dengan manusia, yakni pekerjaanNya didalam manusia dan untuk manusia. Benar bahwa penebusan dalam iman Kristen merupakan satu peniadaan dosa manusia dan satu deklarasi jelas tentang effektifnya korban Al-Masih dalam menyelamatkan orang berdosa dari kutuk Hukum Taurat dan menghilangkan hukuman atasnya. Benar, karya Al-Masih merupakan satu kepuasan bagi Allah dan pemenuhan atau penggenapan keadilanNya, yaitu satu kepuasan dan pendamaianNya. Betapa effektifnya korban Al-Masih ini dalam menyingkirkan murka Allah dan menunjukkan kesenangan Allah menerima orang berdosa kepada satu perdamaian. Juga benar, bahwa penebusan berarti menutupi (melindungi) orang berdosa dengan darah Al-Masih, Hukuman tidak lagi menjadi tuntutan baginya, karena hukuman telah diangkat dan diletakkan pada Al-Masih, yang telah dikorbankan baginya. Aspek ini dikemukakan Rasul Yohanes demikian: "Inilah kasih itu; bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" ( I Yohanes 4:10).

Kemudian pula dikemukakan bahwa penebusan telah membuka pintu pendamaian antara manusia dan Allah tanpa melanggar kemurnian hukum Allah. Inilah yang dimaksud Rasul Paulus dalam II Korintus 5:19, "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Al-Masih dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." Walaupun manusia telah merumitkan (menjadi filsafat) sifat Allah dan hubunganNya dengan ciptaanNya yang berdosa secara luas, mereka belum pernah mencapai satu kesimpulan yang memuaskan. Alkitab menjelaskan apa yang tidak dapat diuraikan dengan filsafat. Allah itu adil. Keadilan menuntut hukuman atas orang berdosa. Sebab itu tidak ada pendamaian tanpa penebusan. Di sinilah korban penutup dosa diawali, bermula dari Taman Firdaus, ketika Allah membuat pakaian kulit untuk Adam dan Hawa, yang meminta korban binatang. Kita mengetahui dari Alkitab bahwa korban Habil yang diterima Allah adalah bayangan Allah yang akan datang, dan masih diungkapkan dalam bentuk penyataan dan ilham (Kejadian 4:4). Demikian juga, seekor biri-biri jantan yang disediakan Allah untuk Abraham bagi penebusan Iskak anaknya, merupakan bayangan atau lambang penebusan melalui korban Al-Masih yang telah direncanakan Allah sejak mula (Kejadian 22:1-14). Domba Paskah yang diperintahkan Allah yang dipersembahkan di Mesir (Keluaran 12:1-42) adalah bayangan nyata Anak Domba Paskah dalam Perjanjian Baru seperti yang dikemukakan Rasul Paulus dalam I Korintus 5:7-8, sebab Anak Domba Paskah kita juga telah disembelih yaitu Al-Masih, karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama bukan dengan pula dengan ragi keburukkan dan kejahatan tetapi dengan roti yang tidak beragi yaitu kemurnian dan kebenaran."

Perjanjian Baru menggunakan kata "korban penehusan" sebagai penyelamatan yang sudah disempurnakan Al-Masih disalib, menggenapi tuntutan Hukum Allah, ganti manusia itu sendiri. Dalam penderitaan dan korban kematian penebusan sebagai pengganti, terletak penggenapan sempurna atas hukuman yang layak dijatuhkan pada manusia, karena dosa. Hal mana sudah memenuhi tuntutan keadilan illahi serta membenarkan orang berdosa yang percaya dan taubat. Alkitab menggunakan kata "anugerah" untuk mengungkapkan penebusan Al-Masih, karena Bapa Sorgawi tidak lagi memaksakan korban orang berdosa. Dia juga tidak memaksa AnakNya mengambil rupa manusia untuk menjadi Penebus. Allah yang kaya akan rahmat dengan kasih yang besar, mengakhiri hukuman Taurat dan menerima korban penggantian yang dikerjakan dengan rela oleh Firman Allah yang menjadi manusia sebagai ganti orang berdosa. Penebus sendiri menguatkan kebenaran ini dalam Yohanes 10:15, "Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu." Jika kita bandingkan dengan Yohanes 15:13, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya", maka kita akan memahami maksud Allah yang telah mengosongkan diriNya, mengambil rupa manusia serta menderita, menanggung semua dosa kita dalam tubuhNya di kayu salib. Rasul Paulus mengukuhkan pentingnya korban penggantian ini dalam suratnya kepada jemaat di Roma, "Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan Hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging telah dilakukan Allah dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan Hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut roh" (Roma 8:3-4).

Maksudnya ialah kematian kekal sebagai upah dosa kita, telah ditanggung Al-Masih, menggenapi nubuatan dalam Yesaya 53:5, "Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpahkan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh". Penebusan menjamin pengampunan dan berkat keselamatan yang bekerja dan berkesinambungan bagi orang-orang percaya, milik Allah karena dua hal;

Pertama, Allah menjanjikan keselamatan bagi orang percaya dari sudut ketaatan dan penderitaan Al-Masih. Hal ini dapat dibaca dalam Roma 5:18-19, "Sebab itu sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran, semua orang beroleh pembenaran untuk hidup." Jadi sama seperti ketidaktaatan satu orang (Adam), semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Al-Masih) semua orang menjadi orang benar."

Kedua, keselamatan telah memenuhi persyaratan keadilan Allah berdasarkan perjanjian kekal antara Bapa dan Anak. Guna menghilangkan segala bentuk keraguan yang mungkin timbul, pernyataan illahi sendiri mengemukakan, "Sejak Al-Masih datang ke dunia, Dia berfirman, 'Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak engkau tuntut. Dan jawabku, "Sungguhaku datang melakukan kehendakMu yah Tuhan" (Mazmur 40:7, Ibrani 10:5-7). Demikianlah Al-Masih menjadi manusia, menjadi pengganti orang berdosa, menanggung hukuman, memenuhi tuntutan perjanjian yang telah dilanggar itu. Rasul Paulus mempertajam pokok ini dengan berkata: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Al-Masih telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah" (Roma 5:8-9).


SEBAB-SEBAB PERLUNYA PENEBUSAN

1. Perlunya Keselamatan

Keselamatan bukan kebutuhan kolektif (kebersamaan), tetapi kebutuhan pribadi (perorangan). Semua manusia telah dihukum dan hidup di bawah penghukuman. Satu ketika Al-Masih bertanya: "Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"(Matius 16:26). Manusia tidak mempunyai sesuatu untuk menebus nyawanya sendiri termasuk nyawa sesamanya. Allah berfirman melalui Daud: "Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya"(Mazmur 49:8). Seperti dalam pertobatan, naluri manusia secara alamiah mengungkapkan bahwa pertobatan tidak dapat menghilangkan dosa masa lalu. Ada cara lain untuk mendapatkan pengampunan, yakni melalui penebusan. Kalau tidak demikian, bagaimana kita dapat menjelaskan korban yang dipraktekkan dari masa ke masa dalam hampir semua agama di dunia ini? Kita sama mengetahui bahwa batin manusia merindukan akan satu penebusan. Kenyataan lain, bahwa hati nurani menuntun kita menghargai tuntutan kekudusan, walaupun itu bertentangan dengan perilaku kita. Setiap orang sadar, nuraninya akan terganggu apabila berhadapan dengan pelepasan dosa-dosa masa lalunya. Satu pelepasan yang hanya didapat dengan jalan pembenaran melalui penebusan.


2. Kebejatan Manusia dan Kekudusan Allah

Allah adalah kudus dan manusia sudah berbuat dosa. Dosa nampak dalam pertentangan dengan kekudusan illahi. Sebab itu manusia berada di bawah penghukuman. Ia tidak akan diampuni sebelum penghukuman itu disingkirkan. Sekalipun ada kemungkinan dibenarkan melalui pertobatan, kebenaran di atas tetap dibutuhkan demi peniadaan dosa-dosa tersebut. Jika Allah memberi ampun tanpa penebusan, maka orang berdosa tidak akan menghargai hukum dan kekudusanNya. Untuk itu penebusan ditetapkan guna menghapus dosa dan sekaligus menyatakan kesempurnaan sifat Allah yang mutlak.


3. Penebusan sejalan dengan kebutuhan moral manusia.

Manusia memiliki sifat moral. Suara hati mengajarkan dia keadilan dan kekudusan yang mulia. Jika ia menyadari dosanya tanpa mengetahui adanya penebusan, maka suara hatinya akan terganggu. Dan pengampunan melalui penebusan akan memuaskan batin dan memenuhi tuntutan moralnya.


4. Penebusan memenuhi Tuntutan Hukum Taurat

Hukum Taurat menuntut orang berdosa dihukum. Hukum yang dijungjung tinggi selalu menuntut ganjaran. Demikian pula pengampunan tanpa penebusan berarti hancur dan gagalnya Hukum Taurat. Hal mana bertentangan dengan kata-kata Al-Masih dalam Matius 5:18, "Karena Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari Hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi." Perlu diingat, pengampunan tanpa penebusan sama dengan beranggapan bahwa dosa tidak perlu dihukum. Hal mana merupakan penghinaan atas keadilan dan kesucian Allah.


5. Penebusan diistimewakan dalam Firman

Allah Jika penebusan tidak dibutuhkan, Allah tidak akan menuliskannya dalam FirmanNya yang kudus. Al-Masih berkata dalam Yohanes 3:14, "Dan sama seperti Musa meninggikan ular dipadang gurun demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal".


6. Tuntutan Hukum Moral

Allah sebagai penentu moral, bertindak sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditetapkanNya. Ketidaktaatan dan kekacauan tidak ada dalam dunia moral di mana Allah bertahta. Allah tidak membiarkan setiap pelanggaran atas perintahNya. Dia menuntut pertanggungan jawab dari para pelanggar dan menjatuhkan hukum atas mereka. Di samping itu Allah menyatakan kebencian atas dosa dan murkaNya atas kejahatan dalam pemeliharaan illahinya melalui penebusan. Untuk menjunjung tinggi ketetapanNya, Allah membuka pintu perdamaian bagi orang berdosa.


7. Kenyataan adanya Korban Penebusan dalam Banyak Agama

Hal ini menunjukkan bahwa suara hati manusia merindukan penebusan, karena tidak dipuaskan dengan pertobatan saja. Manusia mendambahkan penebusan melalui penumpahan darah korban untuk orang berdosa. Semua alasan ini membuktikan perlunya penebusan itu.


BEBERAPA MASALAH PENTING LAINNYA

Amal baik dan Pengampunan

Amal baik adalah satu kewajiban yang harus dilaksanakan. Dan tidak dapat dijadikan pengampunan dosa masa lalu. Al-Masih mengemukakan kebenaran ini, "Demikianlah juga kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata, 'Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna'" (Lukas 17:10). Rasul Paulus berkata dalam Efesus 2:8-9, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada; jangan ada orang yang memegahkan diri".

Karena harta dan kesehatan yang kita nikmati ini berasal dari Allah yang dipercayakan kepada kita, maka apabila kita memberi banyak persembahan (beramal) untuk pelayanan, kita sesungguhnya belum melakukan sesuatu yang layak untuk mendapat pahala. Daud mengemukakan hal ini dalam I Tawarikh 29:14, "Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaMu, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari padaMulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan yang kami berikan kepadamu." Demikianlah Daud sesudah mempersembahkan sejumlah besar uang untuk pembangunan Bait Allah.

Amal baik tidak sanggup menghapus hina dan nista kita kepada Allah. Kekudusan dan kebenaranNya tidak terbatas. Oleh karena itu amal baik tidak dapat memberikan pengampunan dosa.

Untuk datang ke hadirat Allah kita membutuhkan kekudusan. Tanpa kekudusan tidak seorangpun dapat melihat Allah. Amal baik tidak menjadikan kita kudus. Kekudusan diberikan kepada orang beriman yang sudah dilahirkan oleh Roh Allah. Al-Masih berkata: "Jika seorang tidak dilahirkan dengan air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh" (Yohanes 3: 5-6).


Doa dan Pengampunan

Doa bukan satu percakapan dengan Allah dan merenungkan pribadiNya. Orang berdosa sudah terpisah dari Allah dan doanya tidak lagi memenuhi syarat. Allah berfirman melalui Nabi Yesaya: "Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosa-mu" (Yesaya 59:1-2). Daud berkata: "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar" (Mazmur 66:18).


Puasa dan Pengampunan

Puasa sama dengan doa, merupakan sebagian dari penyembahan. Aspek kerendahan dan kehancuran hati di hadapan Allah, yang tidak mampu memulihkan seseorang pada kebenaran manusia sebelum kejatuhan. Seperti halnya doa, puasa tidak dapat menutupi dosa pelanggaran terhadap kesucian Allah. Karena itu, tidak dapat diartikan dengan pengampunan. Allah berfirman melalui Nabi Zakharia: "Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan para imam, demikian, 'Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan ke lima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku? Dan ketika kamu makan dan ketika kamu minum bukankah kamu makan dan minum untuk dirimu sendiri?"(Zakharia 7:5-6).


RINGKASAN

  1. Keselamatan manusia didasarkan atas penebusan. Hal ini bukan satu teori filsafat tetapi fakta yang dibutuhkan untuk mengangkat dosa manusia yang telah jatuh.

  2. Kita sependapat, Adam jatuh dalam dosa dan melibatkan seluruh umat manusia, karena dia mewakili umat manusia dalam menghadapi ujian illahi. Allah dalam kasihNya telah merencanakan peniadaan dosa dari manusia yang diciptakan menurut gambarNya dengan menyediakan seorang pengganti yang mampu menyatakan kuasa dan kasih Allah, agar manusia diselamatkan. Kasihnya berasal dari Allah. Demikianlah, Allah dengan kasihNya yang besar pada umat manusia, menginginkan Al-Masih datang dalam daging dan darah, bersekutu dengan manusia dan menjadi pengganti sempurna manusia dan dinamakan oleh Rasul Paulus dengan Adam kedua. Adam pertama mewakili manusia dalam kejatuhannya sedangkan Adam kedua menggantikan manusia sebagai korban penebusan dan keselamatan.

  3. Pengganti perlu membayar lunas, untuk mengangkat dosa dunia ini. Al-Masih telah membayarnya melalui kematianNya di kayu salib, tempat Ia menanggung segala dosa kita dalam tubuhNya. Hal yang meyakinkan kita akan perlunya penebusan melalui salib adalah persembahan darah korban dalam Perjanjian Lama, yang melambangkan Al-Masih Anak Domba Allah.

Satu hal istimewa dari korban Al-Masih, di samping mengangkat dosa manusia ialah menyembuhkan manusia dari penyakit moral. Seorang yang sudah menerima Al-Masih yang tersalib, hidupnya menjadi baru. Salib menerangi akal budinya, memahami akan dasyatnya pekerjaan dosa dan hebatnya penghukuman itu.

Sehubungan dengan ini lahir perkataan Rasul Yohanes, "Tetapi jika kita hidup dalam terang sama seperti Dia ada dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Al-Masih AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa" (I Yohanes 1:7).


BAHAN KAJIAN

  1. Sebutkan jumlah istilah dosa dalam Al Qur'an!
  2. Adakah Adam dan Hawa dilihat sebagai seorang berdosa dalam Al Qur'an?
  3. Sebutkan ayat-ayat Al Qur'an, menyangkut dosa orang tua kita yang pertama itu!
  4. Jelaskan maksud ayat Al Qur'an ini: "Adam mendurhakai Tuhannya, lalu jahil (tersesat)" (S.20 Thaha 121).
  5. Sebutkan definisi dosa menurut iman Kristen!
  6. Bagaimanakah cara dosa masuk dalam dunia?
  7. Dosa adalah warisan. Benarkah? Jelaskan!
  8. Sebutkan pengaruh dosa dalam hidup manusia!
  9. Apakah upah dosa itu?
  10. Sebutkan jumlah ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan penebusan!
  11. Jelaskan arti penebusan menurut Islam!
  12. Jelaskan terjadinya penebusan dalam Islam!
  13. Jelaskan perbedaan penebusan dan pengampunan dalam Islam!
  14. Sebutkan cara-cara mendapatkan penebusan menurut Islam! Sebutkan jumlahnya!
  15. Jelaskan arti penebusan menurut iman Kristen.
  16. Jelaskan cara penebusan dipraktekkan dalam Perjanjian Lama.
  17. Perlukah penebusan itu? Jelaskan!
  18. Mengapa manusia membutuhkan keselamatan?
  19. Buktikanlah kebutuhan manusia akan keselamatan dari sudut; akal budi, hukum dan moral!
  20. Simpulkanlah isi seluruh kitab ini dengan satu ayat Alkitab!

Bahan PA DCI (Doulos Christou Iesou)




Info

Penginjilan (9 Topik)

Dari Penginjilan ke Misi (10 Topik)

Mempelajari Jalan-Jalan Tuhan (9 Topik)

Pemuridan Tingkat Lanjutan (10 Topik)

Kabar Baik untuk yang Miskin (3 Topik)

Keuangan Kerajaan untuk Pengerja Kristen (9 Topik)

Panggilan Allah (4 Topik)

Pembuatan Pemimpin (7 Topik)

Membangun Gereja (15 Topik)

Datanglah Kerajaanmu (6 Topik)



DCI -- [Indeks 00000]

SEKOLAH ALKITAB

Indonesia

Tanpa tembok, tanpa batas dan tanpa bayar-untuk Gereja, Misi dan penggunaan di rumah.

Delapan puluh lima pelajaran tentang Penginjilan, Misi, Pemuridan, panggilan Allah, Keuangan, Kepemimpinan, Pembangunan Gereja dan Pemahaman Kerajaan.

Bila Anda memerlukan Pertolongan kirimkan permintaan Anda via e-mail kepada kami.

Disponsori oleh The DCI Trust di UK, diproduksi oleh Dr. Les Norman, teruji di UK di antara murid-murid luar-negeri dan disesuaikan untuk penggunaan di negara-negara berkembang.

00002 (Daftar Pelajaran)

00003 (Visi)

00004 (Pertanyaan yang sering ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

00006 (Buka Sekolah Anda Sendiri)

Di sini diberikan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana melaksanakannya dalam cara yang paling efektip dan Alkitabiah dengan biaya minimal, khususnya sangat cocok untuk pelayanan pemuridan di Gereja-gereja, Kelompok-kelompok sel atau Pemimpin-pemimpin Misi.

00007 (Perkenalan Tentang Kursus)

Ini adalah Pelajaran Pertama.

Penjelasan sederhana dan singkat tentang kursus ini, tentang isi dan tentang bagaimana cara Anda mendapatkan yang terbaik dari kursus ini.

Jika Anda memerlukan pelajaran-pelajaran dalam bahasa Hindi atau Telegu harap diketahui bahwa kebanyakan komputer tidak dapat men-down-load atau menyajikan bahasa-bahasa ini oleh karena diperlukannya font khusus.

Silakan hubungi kami dan kami akan segera mengirimkan teks pelajaran yang dimaksud dengan cara yang lain.

Dedicated with love to our friend Gatot Suhendra who was translating these pages when he passed into eternity with Jesus, April 23rd, 2000

© Dr Les Norman - DCI World Christians, England Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk" GoTo Explorer "www.worldchristians.org"



DCI -- [Indeks 00000]

DAFTAR PELAJARAN

Judul pelajaran "Sekolah Alkitab DCI", segera ada dalam bahasa indonesian. Juga ada dalam bahasa Inggris, Spanyol, Hindi dan Telegu atas permintaan. Semua judul pelajaran mempunyai hyperlinks yang berarti bahwa dengan meng-"click" pada warna kuning Anda dapat melihat dan men-down-load pelajaran.

Click di sini untuk mencari page dan website (Search)

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

00001 (Sekolah Alkitab)

00009 (Pelajaran untuk Kristen Seluruh Dunia)

(Surat-surat untuk Dunia)

00005 (Petunjuk Down-load)

00007 (Perkenalan Tentang Kursus)

Penjelasan sederhana dan ringkas tentang kursus, isi dan bagaimana Anda dapat memperoleh yang paling baik dari kursus ini.

PENGINJILAN

00011 (2. Kabar Baik)
Mengenal Allah; Injil; mengungkapkan bahwa Yesus hidup dan bahwa ada anugerah dari Allah; hidup sesudah kematian; kedatangan kembali Kristus dan kepastian dari akhir zaman.

00012 (3. Tanya Allah)
Mengungkapkan jenis doa-doa yang menggerakkan hati Allah; gerakkan kaki dan bibir Anda, dan singkirkan musuh dari kehidupan kita.

00013 (4. Unsur-unsur Persiapan Keselamatan)
Mengatasi ketakutan untuk bersaksi dan mempersiapkan hati kita, berita kita dan pendekatan kita kepada orang lain.

00014 (5. Gaya Hidup Penginjil)
Orang-orang datang kepada Yesus dari mana saja. Jika seorang penginjil mau melakukan sekarang apa yang dikerjakan oleh Yesus pada waktu itu, maka orang-orang akan ditarik kepada Kristus dengan cara yang sama.

00015 (6. Segala Cara)
Penginjilan yang efektif, mengungkapkan mengapa mereka menyebut Yesus adalah teman pendosa, menjadi peka, terpusat, mengetahui di mana memulai.

00016 (7. Diperlengkapi)
Mengungkapkan bagaimana Allah mendukung kesaksian Anda dengan kuasa Firman-Nya, Roh-Nya dan lebih lagi.

00017 (8. Tanda-tanda dan Mujizat)
Apakah Anda memperhatikan betapa cepatnya gereja mula-mula bertumbuh. Salah satu alasan adalah tanda-tanda dan mujizat-mujizat dari Allah, tetapi apakah itu semua ada untuk zaman sekarang?

00018 (9. Sembuhkan yang Sakit)
Memiliki iman untuk melihat kuasa kesembuhan Allah dan bagaimana melayani kesembuhan kepada orang yang sakit secara fisik dan emosional.

00019 (10. Usirlah Setan)
Mengungkapkan mengapa banyak orang dibelenggu oleh kuasa jahat dan langkah-langkah untuk membebaskan mereka masuk ke dalam berkat, dalam Nama Yesus.

DARI PENGINJILAN KE MISI

00020 (11. Rencana Allah untuk Dunia)
Dari Yesaya suatu pengertian nubuatan tentang akhir zaman dari sejarah manusia. Mengungkapkan apa yang Allah ingin lakukan dan apa yang Dia harapkan dari kita.

00021 (12. Amanat Agung)
Dalam kitab Kisah Para Rasul kita menemukan konfirmasi/peneguhan dari rencana nubuatan Allah, dengan janji kuasa untuk melakukan suatu pekerjaan khusus, dan suatu ladang untuk digarap sampai Tuhan datang kembali.

00022 (13. Perintah Terakhir)
Ladang Misi di dalam kita; alat supra-natural untuk misi; memahami rencana Allah dan keyakinan untuk mengetahui bahwa Anda diutus oleh Allah.

00023 (14. Apakah itu Misi?)
Apakah Anda tergerak oleh kenyataan dari kekekalan, dan tujuan pasti apakah sorga atau neraka? Apakah manusia benar-benar terhilang, dan mengapa? Apakah itu misi?

00024 (15. Janji Misi Allah)
Dahulu kala Allah memberikan kepada Abraham suatu janji yang dapat Anda warisi melalui iman dan dengan demikian menjadi berkat bagi bangsa-bangsa sekarang.

00025 (16. Selesaikan Tugas)
Mengungkapkan banyak cara yang setiap orang dapat membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia.

00026 (17. Orang-orang yang Belum Terjangkau)
Orang-orang yang tak terjangkau berada jauh dari negara-negara Barat tetapi merupakan tetangga dari Gereja-gereja di negara yang sedang berkembang. Siapa yang pertama-tama akan menyelesaikan Amanat Agung?

00027 (18. Menjangkau yang Belum Dijangkau)
Mengungkapkan bagaimana mengambil tanggung jawab untuk menjangkau satu dari kelompok-kelompok orang yang masih belum terjangkau.

00028 (19. Yesus, Misi Allah)
Misi inkarnasi; cara Yesus melakukannya; pasukan misi baru zaman sekarang, petunjuk untuk berkomunikasi dengan orang asing baru.

00029 (20. Mengerahkan dukungan)
Mengungkapkan bagaimana mengerahkan dukungan misi Anda dengan menjadi kaki-kaki dari kuasa orang yang Anda kenal.

Bahan Pelatihan Misi.

Bukan punya kami tetapi sangat kami rekomendasikan. Bahan-bahan pelatihan tersebut berkenaan dengan tema-tema tingkat lanjutan dan khusus yang merupakan inti persiapan misi. (Missionary Training Materials in English)

MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN

00030 (21. Langkah-langkah Pertama)
Mengikut Yesus berarti pertobatan, dibaptis, dan menerima Karunia Roh Kudus, dan kemudian bergabung dengan Keluarga Allah.

00031 (22. Yakin)
Alkitab menunjukkan kepada kita banyak jalan yang dapat kita tempuh untuk mengetahui bahwa sekarang ini kita adalah milik Yesus. Tulisan di bawah judul ini merupakan checklist untuk kehidupan Anda.

00032 (23. Roh Kudus)
Kepenuhan Roh Kudus Allah, bukan hanya sekali tetapi terus menerus. Apa artinya ini dan bagaimana hal itu bisa terjadi pada Anda dan teman-teman se-iman Anda.

00033 (24. Doa)
Langkah-langkah praktis dan rohaniah yang pertama dalam doa, dari Firman Tuhan Yesus Kristus yang diminta oleh murid-murid-Nya, "Ajarlah kami berdoa". (Luk 11:1)

00034 (25. Firman Allah)
Bagaimana menghayati Firman Allah yang Hidup, apa yang harus dilakukan dengan Firman Allah, bagaimana Firman Allah bekerja di dalam kehidupan kita, dan satu jalan yang baik untuk membaca kitab-kitab yang berbeda dalam Alkitab.

00035 (26. Meditasi)
Bagaimana meditasi dalam ayat-ayat Alkitab membuka harta karun Firman Allah dan menolong Anda untuk mendengar suara-Nya. Kami tunjukkan kepada Anda bagaimana memulainya.

00036 (27. Mendengar Suara Allah)
Bagaimana mendengar suara Allah melalui banyak ragam jalan-jalan klasik dan supra-natural.

00037 (28. Penyembahan)
Allah mencari penyembah-penyembah bukan hanya anggota gereja. Apa itu menyembah dan bagaimana menyembah secara pribadi dan bersama-sama.

00038 (29. Kehidupan Iman)
Apa itu iman? Apa kata Alkitab tentang apa yang telah dikerjakan dan dapat dikerjakan iman untuk Anda; darimana datangnya iman, dan bagaimana membuka iman Anda.

PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN

00039 (30. Visi)
Visi; apa itu dan mengapa setiap orang percaya memerlukan visi; musuh-musuh visi; respon terhadap penerimaan visi dari Allah.

00040 (31. Kehidupan Berlimpah)
Kehidupan berlimpah yang bagaimanakah yang Yesus janjikan? Tiga langkah Allah untuk melepaskan kehidupan berlimpah ke dalam kehidupan kita; memberikan kepada kita kemenangan atas dosa, diri sendiri dan setan.

00041 (32. Menjadi Seperti Yesus)
Mengungkapkan keindahan pribadi Yesus, dan bagaimana rencana Roh Kudus membuat Anda menjadi lebih seperti Yesus.

00042 (33. Kekudusan)
Kekudusan tidak datang dari peraturan-peraturan tetapi dari hadirat Roh Kekudusan yang berdiam dalam diri kita; kehidupan kudus yang praktis untuk zaman ini.

00043 (34. Penumpangan Tangan)
Salah satu dari dasar-dasar iman, tidak mengherankan disebabkan oleh impartasi (pemberian) kuasa yang berlangsung untuk mengutus, menyembuhkan dan memberkati.

00044 (35. Penderitaan)
Alasan-alasan penderitaan, mengungkapkan bahwa aniaya itu bukan hal yang luar biasa, reaksi-reaksi, Allah Hadir dalam penderitaan, pengharapan dalam penderitaan.

00045 (36. Otoritas)
Tujuh tingkat otoritas dalam kehidupan kita; saluran berkat Allah; arti penyerahan diri.

00046 (37. Kasih)
Temukan dari mana datangnya kasih dan bagaimana Anda dapat mengasihi berbagai macam orang yang Tuhan perintahkan supaya kita kasihi, termasuk Anda sendiri.

00047 (38. Kedatangan Kristus Kedua Kali)
Kami mengungkapkan banyak tanda-tanda di bumi dan dalam Kerajaan Allah yang menunjuk kepada Kedatangan Kembali Kristus yang segera, dan kita pertanyakan bagaimana kita dapat mempercepat hari Kedatangan-Nya.

00048 (39. Skandal Pemborosan Kristen)
Dari Kitab Nubuat Hagai, fakta-fakta tentang pemborosan Kristen sekarang ini sementara orang-orang tak terjangkau dan tak terbina yang kelaparan tetap tidak diperhatikan.

00049 (40. Mengapa Si Miskin itu Begitu Miskin?)
Apakah itu kesalahan mereka atau adakah alasan-alasan yang lain? Bagaimana Yesus dapat berkata, "Diberkatilah engkau yang miskin?" Bagaimana yang miskin itu diberkati?

00050 (41. Diurapi untuk yang Miskin)
Allah menempatkan orang-orang jalanan dalam agenda-Nya, dan di sini Anda akan menemukan kebenaran yang mengherankan tentang siapa yang telah dipilih-Nya untuk dipakai membawakan perubahan yang kekal.

00051 (42. Puasa yang Benar)
Di manakah puasa itu cocok dalam gaya kehidupan orang Kristen, dan apakah puasa itu menyukakan hati Allah. Puasa yang benar yang Tuhan pilih tidak ada kaitannya dengan makanan.

KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN

00052 (43. Pekerja Jam Kesebelas)
Walaupun Allah memberikan janji yang sangat baik kepada para pekerja di kebun anggur-Nya, beberapa saudara masih memilih untuk tinggal di luar sebagai peminta-minta dan orang upahan.

00053 (44. Bagaimana Yesus Hidup?)
Apakah Yesus dulu miskin? Yesus mempunyai orang-orang yang kelaparan dan seorang bendahara, jadi dari mana uang itu datang? Bagaimana Paulus tinggal jauh dari rumah?

00054 (45. Memerangi kemiskinan)
Kelimpahan Alkitab, anugerah yang tidak ternilai harganya, pendamaian mengalahkan penipuan oleh kemiskinan yang tak terelakkan, memerangi kemiskinan seperti memerangi penyakit.

00055 (46. Kelaparan ke Kelimpahan)
Bagaimana Ishak beralih dari keadaan kelaparan ke keadaan kecukupan untuk dirinya sendiri dan banyak orang lain memberikan pelajaran-pelajaran penting dalam jalan-jalan Tuhan.

00056 (47. Mata Uang Kerajaan)
Dari Yesaya, undangan Allah untuk membeli makanan dan minuman tanpa uang, dan untuk menerima berkat-berkat lain yang besar dengan mempergunakan mata-uang yang lain.

00057 (48. Kunci Kerajaan)
Peperangan rohani, berbicara kepada gunung-gunung, memerintahkan sungai-sungai, mematahkan kutuk-kutuk, mengikat dan melepaskan, keteguhan, memberi dan menerima.

00058 (49. Ekonomi Kerajaan)
Suatu daftar lengkap tentang berbagai macam pendapat Allah tentang bagaimana umat-Nya dapat diberkati melalui penghasilan, pengelolaan dan pembelanjaan uang secara benar.

00059 (50. Langkah Pertama seorang murid)
Bersama Yesus sebagai seorang murid; mengasihi Allah di atas segalanya; memikul salib; mengikut Yesus; meninggalkan semua dan hidup untuk kemuliaan Allah.

00060 (51. Panggilan Allah)
Panggilan Allah, dipanggil kepada Yesus, tiga respon kepada Allah, tiga tahap pengenalan akan Kehendak Allah membimbing ke tempat yang dipilih-Nya, dari Surat Roma.

PANGGILAN ALLAH

00061 (52. Siapa yang Dipanggil Tuhan?)
Biasanya kita mencari yang kuat, pandai dan kaya tetapi Allah memilih, memakai dan mengubahkan orang-orang yang lemah, bodoh, tertolak dan direndahkan.

00062 (53. Nasib)
Menolak nasib; berpegang teguh pada tujuan dan perencanaan kehidupan oleh Allah; melihat karya Allah dan permintaan Kristus; menetapkan tujuan dan memuat perencanaan.

00063 (54. Ketekunan/Kegigihan)
Apakah yang menahan Anda untuk memasuki panggilan Allah? Beberapa jawaban yang mentakjubkan yang melibatkan Allah, setan dan Anda sendiri.

00064 (55. Bisnis Kerajaan)
Beberapa orang dipanggil dan diberikan karunia bukan untuk di mimbar tetapi untuk di pasar. Firman Tuhan Yesus menjelaskan bagaimana usaha itu adalah mitra dari Misi.

PEMBUATAN PEMIMPIN

00065 (56. Hukum Persiapan)
Pelajaran dari Yesaya tentang mengungkapkan tujuan hidup, menjinakkan lidah; magang untuk suatu pekerjaan; karakter seorang pemimpin; dan lulus dengan mentakjubkan.

00066 (57. Melangkah Keluar)
Kita belajar dari pengalaman awal Saulus yang dahsyat tentang apa yang harus terjadi dalam perjalanan iman sesudah mendengar dan mentaati panggilan Allah, dan jebakan-jebakan apa yang harus dihindari.

00067 (58. Kesetiaan)
Pelajaran-pelajaran dari kehidupan Raja Daud yang setia dalam perkara kecil; kemudian kepada yang membutuhkan, dan pada waktu-waktu kehilangan; dalam hal saling-hubungan dan akhirnya dalam pengaturan.

00068 (59. Pencobaan-Pencobaan)
Berhadapan muka dengan muka dengan pencobaan-pencobaan dari setiap pemimpin, wanita, kemewahan dan emas; menangani kesombongan; kecapaian; seksualitas dan uang.

00069 (60. Mengalahkan Patah Semangat)
Masalah sebagaimana dilihat oleh Alkitab; alasan-alasan mengapa kita dapat patah semangat, dan bagaimana kita dan Tuhan bekerja sama dapat mengalahkannya.

00070 (61. Mengatasi Kesepian)
Lihat bagaimana Bapa, Putera dan Roh Kudus menunjukkan kepada kita betapa perbedaan dalam satu Team dengan Kesatuan yang sempurna adalah model paling baik untuk kepemimpinan gereja.

00071 (62. Atur Waktu Anda)
Berkat dan tantangan dari zaman, cara memulihkannya; menggunakan waktu dengan hikmat untuk Allah, keluarga, istirahat dan rekreasi; bekerja dengan efisien.

MEMBANGUN GEREJA

00072 (63. Membangun Gereja)
Bagaimana wujud sebuah gereja yang baik? Di sini disajikan beberapa jawaban rohaniah dan praktis sambil diperkenalkan pada pohon prinsip kehidupan untuk pertumbuhan gereja.

00073 (64. Gereja Yang Menuai)
Siapkan diri untuk mengumpulkan tuaian akhir zaman. Dan bertahanlah terhadap setiap tantangan. Mengungkapkan gereja-gereja induk, gereja sel, pusat dan team rasuli (apostolik).

00074 (65. Gereja Pelayan)
Model kepemimpinan pelayan Perjanjian Baru yang radikal dibandingkan dengan pemerintahan dari dunia sekuler dan dunia agamawi.

00075 (66. Gereja yang Memuridkan)
Yesus dan Paulus menunjukkan kepada kita cara Perjanjian Baru dalam menjadikan ribuan petobat baru menjadi murid-murid tanpa biaya besar.

00076 (67. Gereja Induk)
Memang bagus dapat memenangkan satu jiwa, tetapi sehubungan dengan jumlah penduduk zaman sekarang, memenangkan satu jiwa saja itu tidak cukup. Benih-benih dari pohon kehidupan bertumbuh menjadi tanaman gereja yang kuat.

00077 (68. Gereja Sel)
Gereja Sel mengatasi masalah mahalnya harga gedung, menawarkan ekspansi (pengembangan) yang tak terbatas, menggerakkan banyak orang dan memberikan perlindungan dari aniaya.

00078 (69. Gereja yang Hidup)
Apakah gereja itu dan apa yang terjadi di dalamnya? Carilah jawabannya dan ungkapkan satu komunitas baru dan kasih-karunia dari Allah untuk umat-Nya.

00079 (70. Gereja yang Dipimpin Roh)
Mengungkapkan siapa Roh Kudus dan bagaimana Anda dapat menikmati persekutuan yang sebenarnya dengan Dia. Mencari tahu apa yang dikerjakan-Nya dan apa artinya ini bagi Anda.

00080 (71. Gereja Militan)
Kami mengungkapkan dua kerajaan yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Kami mendatangi musuh dan menelanjangi segala strateginya.

00081 (72. Gereja Kerasulan)
Adakah rasul-rasul untuk zaman sekarang, dan jikalau ada siapakah mereka, dan apa saja yang mereka kerjakan? Dan jikalau ada rasul-rasul untuk zaman sekarang, apa yang harus kita lakukan?

00082 (73. Gereja Masyarakat)
Me-mobilisasi-kan setiap anggota untuk menjangkau lingkungan komunitas mereka masing-masing dan lingkungan komunitas mereka yang lebih luas, dengan melakukan apa yang Yesus telah lakukan.

00083 (74 (bagian 1) Gereja Misionaris)
Memiliki gereja kelas dunia berarti memiliki sasaran doa, pelatihan, memberi, pergi dan mengutus.

00084 (74b (bagian 2) Gereja Pengutus)
Raja Saul tidak setia tetapi Daud setia. Jika Anda tidak bias pergi-utus seseorang untuk mengisi tempat Anda

00085 (75. Gereja yang Mengubah Dunia)
Allah menginginkan Rumah-Nya menjadi Rumah Doa untuk semua bangsa dan rakyatnya dan gereja-gerejanya.

00086 (76. Gereja Pemulihan)
Kebangkitan adalah impian setiap orang percaya, tetapi bagaimana itu terjadi? Apakah itu akan terjadi bila Allah memilihnya, atau dapatkah pria dan wanita menggerakkan tangan Allah?

DATANGLAH KERAJAANMU

00087 (77. Kisah Tentang Kerajaan Allah)
Akar yang dalam dan warisan besar dari zaman pra-sejarah hingga zaman Yesus, zaman gereja dengan kebangkitan, hari penghakiman dan zaman kemuliaan yang akan datang.

00088 (78. Kemuliaan Kerajaan)
Ikuti perjalanan dalam Kerajaan Allah dan tangkap kilasan keindahan Sang Raja.

00089 (79. Kedatangan Kerajaan Allah)
Jika and ingin menemukan Kerajaan, di mana Anda akan mencarinya? Di waktu lampau, waktu sekarang atau waktu yang akan datang? Bagaimana Anda dapat mengetahuinya kalau Kerajaan itu sudah dekat?

00090 (80. Berkat Kerajaan)
Kita melihat pada Konstitusi Kerajaan dan kita ketahui bahwa beberapa orang diberkati secara khusus.

00091 (81. Misi Kerajaan Allah)
Bila Kerajaan Allah maju maka kerajaan kegelapan mundur. Kita mencari cara-cara untuk memulihkan tiang-tiang masyarakat dan menyadarkan jutaan orang.

00092 (82. Persatuan Kerajaan)
Mengungkapkan apa saja yang memecahkan kesatuan kita dan apa saja yang dapat kita lakukan untuk menjawab doa Yesus agar kita menjadi satu dan dunia menjadi percaya.

00093 (83. Kerajaan atau Malapetaka)
Dari Kitab Wahyu, suatu pilihan jelas dalam akhir zaman, prioritas Kerajaan atau sistem nilai Babylon. Seseorang yang sedang menuju kejatuhan dan suatu keputusan yang salah akan menjadi fatal.

00094 (84. Buka Sekolah Anda Sendiri)
Petunjuk tentang bagaimana melakukannya dengan cara paling efektif dan Alkitabiah dengan biaya minimum, secara khusus berkaitan dengan gereja, cell-group atau pimpinan-pimpinan misi.

(Siapa Saya?)

(Petunjuk Down-load) 00005

SEMINAR UNTUK PEMIMPIN-PEMIMPIN

Jika hanya ada waktu untuk tujuh session-pelajaran, kami menganjurkan topik-topik dasar sebagai berikut:

00020 11. Rencana Allah untuk dunia

00021 12. Amanat Agung

00047 38. Kedatangan Kristus Kedua Kali

00072 63. Menumbuhkan Gereja

00073 64. Gereja Tuaian

00074 65. Gereja Pelayan

00075 66. Gereja yang Memuridkan

Dedicated with love to our friend Gatot Suhendra who was translating these pages when he passed into eternity with Jesus, April 23rd, 2000

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

VISI

1 orang mendengar Firman Tuhan

Jika Anda membagikan pelajaran ini dengan 10 orang teman 11 orang mendengar Firman Tuhan

Jika ke 10 orang masing-masing menceriterakan kepada 10 orang lagi 111 orang mendengar Firman Tuhan

Jika ke 111 masing-masing menceriterakan kepada 10 orang lagi 1.110 orang mendengar Firman Tuhan

Jika ke 1.110 masing-masing menceriterakan kepada 10 orang lagi 11.100 orang mendengar Firman Tuhan

Dan tiba-tiba Anda menerima gerakan Allah. Tidak diperlukan gedung khusus atau bahan pelajaran hanya bertemu dan berbicara. Sekolah Alkitab itu dapat diselenggarakan dengan cara demikian dan sudah berhasil.

"Hal-hal yang engkau dengar aku katakan percayakan kepada orang yang dapat dipercaya yang akan mengajar orang-orang lain." Paulus kepada Timotius, 2Ti 2:2

(Masuk ke Sekolah Alkitab) 85 pelajaran dengan diploma - gratis

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

PERTANYAAN YANG SERING DITANYAKAN

Ini adalah halaman kunci dan sebaiknya Anda men-down-load-nya dan mem-print-nya untuk Anda pergunakan sebagai referensi.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

Di mana saya memulainya?

Dalam "Sekolah Alkitab DCI", fleksibilitas (keluwesan) adalah kata kunci. Anda dapat memilih pelajaran dimulai dari urutan nomor dua dalam Daftar Pelajaran, atau Anda dapat juga memilih untuk memulai dengan pelajaran yang kategori-nya paling menarik perhatian Anda. Urutan nomor mana saja yang Anda pilih bukanlah hal yang penting, tetapi yang penting adalah semua tugas-tugas harus selesai dikerjakan dengan baik.

Berapa besar biaya Kursus ini?

Tidak bayar sama sekali. Pelajaran "DCI On-line studies" via internet diberikan secara gratis. Pelajaran-pelajaran ini adalah hadiah dari kami untuk Anda dalam Nama Yesus. Biaya untuk mengikuti Kursus semacam ini di UK berkisar antara £2.500 atau $4.000 ditambah sejumlah biaya yang sama besarnya untuk biaya akomodasi dan biaya makan; jadi Anda dapat menilai betapa berharganya pemberian kami yang gratis ini.

Bagaimana cara saya mengajukan permohonan bantuan keuangan?

Anda tidak memerlukannya sama sekali. Silakan membaca jawaban di atas.

Bagaimana saya dapat membaca the studies on-line?

Semua judul pelajaran mempunyai hyperlinks yang digaris-bawahi yang berarti bahwa dengan cara meng-click pada "link" yang berwarna kuning, Anda akan dapat melihat dan men-down-load pelajaran yang Anda kehendaki.

Di mana saya dapat membeli buku-buku dan berapa harganya?

Satu-satunya buku yang akan Anda perlukan adalah Alkitab cetakan baru dalam bahasa Anda.

Mengapa saya tidak dapat masuk ke "page" untuk membaca pelajaran?

Kalau "double-click" Anda tidak berhasil, mungkin "link" sedang terputus, atau hubungan internet antara Anda dengan UK sedang overloaded/terlalu sibuk untuk sementara waktu. Anda dapat mencobanya lagi. Silakan memberi-tahukan kepada kami di (webmaster@worldchristians.org) bila ada hyperlinks yang tidak berfungsi, supaya kami segera memperbaikinya bila memang benar ada kerusakan.

Dapatkah Anda mengirimkan kepada saya semua pelajaran sekaligus?

Silakan Anda baca petunjuk men-down-load di atas atau pada halaman khusus untuk itu Download Advice. Kami menganjurkan Anda untuk men-down-load halaman yang memuat semua judul pelajaran. Kemudian silakan men-down-load satu pelajaran saja atau beberapa yang Anda perlukan dalam ".htm files" yang Anda rasa cukup untuk dipelajari selama satu minggu. Sebenarnya Anda dapat juga men- down-load semua pelajaran sekaligus karena ada satu "link" untuk melakukannya.

Diperlukan waktu paling cepat satu jam untuk down-load, kemudian Anda perlu me-reformat ke ukuran kertas yang ada di tempat Anda jika kertas Anda tidak dalam ukuran metrik, selanjutnya Anda perlu mem-print-nya. Banyak kerja memang. Ambil saja pelajaran yang Anda perlukan untuk satu minggu, sebab ini adalah cara yang paling baik dan paling murah untuk melanjutkan pelajaran seterusnya. Pergunakanlah internet, sebab biayanya sangat kecil sekali dan "website"-nya selalu tersedia untuk Anda.

Bagaimana saya men-down-load pelajaran tersebut?

Men-down-load hanya satu atau beberapa file pelajaran yang Anda perlukan untuk satu minggu saja adalah sangat cepat, mudah, tidak mahal dan sangat sangat dianjurkan. Atau Anda dapat juga men-down-load sepuluh file pelajaran setiap kali, yang membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk sampai ke komputer Anda. Silakan click di (Petunjuk Downloading)

Dapatkah saya men-down-load dalam Format Word 7/Office 97?

Ya, Anda dapat men-down-load keseluruhan pelajaran dalam bentuk aslinya berupa buku dicetak dua kolom dalam 2Ti 2:2 format Word dengan ilustrasi yang menarik, dalam bahasa Inggris, dalam sebuah ".zip file" besar yang perlu Anda "unzip". Urutan pelajaran dalam ".zip file" tersebut sedikit berbeda dengan urutan-pelajaran yang disajikan pada halaman-halaman "website"; tetapi keseluruhan pelajaran lengkap ada di situ.

Peringatan

Keseluruhan pelajaran itu terdapat dalam ".zip file" sebesar 11.800 kb dan memerlukan waktu satu jam atau lebih untuk men-down-load-nya. Anda memerlukan Pentium atau power yang setaraf dengan itu dan modem 33K atau v90 untuk mencoba men-down-load ".zip file" ini. Harap dimaklumi bahwa banyak sekali hubungan internet yang sangat kompleks di jalur ini di mana kegagalan transfer adalah sangat mungkin sekali terjadi dan kami tidak mempunyai kendali sama sekali atas keadaan darurat semacam itu. Ditinjau dari kepentingan mentransfer file pelajaran, maka dapat kami katakan bahwa ada beberapa hari-hari yang nampak lebih nyaman untuk mentransfer dari pada hari-hari yang lain, namun kami berpendapat bahwa saat yang paling tepat untuk men-down-load adalah saat di mana orang-orang di Amerika Utara sedang beristirahat dan tidak mem-pergunakan jalur internet.

Oleh karena itu jika ragu-ragu, silakan meng-copy ".htm file standar" saja dan kemudian Anda format kembali ke file sesuai dengan pilihan Anda dalam word- processor Anda.

Adakah seseorang lain di negeri saya yang mengikuti pelajaran ini?

Silakan Anda lihat di (Visitors Book) kami atau tulislah e-mail dan tanyakan pada kami apa yang ingin Anda ketahui.

Bagaimana saya dapat menemukan topik-topik pelajaran yang paling menarik hati saya?

Anda dapat (Search) di "pages" kami untuk kata-kata yang Anda inginkan. Program ini akan menyajikan satu daftar untuk Anda lihat.

Bahasa-bahasa apa sajakah yang ada?

Kami mempunyai teks pelajaran dalam bahasa Inggris, Spanyol, Hindi, Telegu dan ada beberapa saudara yang sedang mengerjakan terjemahan ke dalam bahasa Perancis dan Moore. Kami menyambut baik semua tawaran untuk menterjemahkan pelajaran- pelajaran ini dan adakalanya kami dapat memberikan suatu penghasilan untuk penterjemahnya.

Apa yang Anda rekomendasikan untuk Seminar Gembala dan Pemimpin?

Jika Anda mempunyai waktu yang cukup untuk tujuh sesi pelajaran, dan para Peserta Seminar sudah mengetahui dasar-dasar-nya maka kami me-rekomendasi-kan topik-topik dasar berikut yang terdapat dalam daftar-utama pelajaran yaitu:

11. Rencana Allah untuk dunia

22. Amanat Agung

38. Kembalikan Sang Raja

63. Menumbuhkan Gereja

64. Gereja yang menuai

65. Gereja yang melayani

66. Gereja yang memuridkan

Pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan

Kepada siapa saya mengirimkan tugas-tugas yang saya kerjakan dan siapa yang akan memeriksa dan menilainya?

Yang paling baik adalah mencari seorang penyelia (supervisor) setempat yang dapat memeriksa dan memberi nilai atas pembuatan tugas-tugas pelajaran Anda. Penyelia tersebut tidaklah harus seorang dengan pendidikan akademis yang tinggi tetapi dia harus seorang yang sudah dewasa rohani, seorang yang penuh integritas dan seorang yang memahami Alkitabnya. Kami ingin mengetahui siapa mereka dan bagaimana mereka dapat memenuhi kriteria untuk tugas itu.

Apa yang saya lakukan kalau saya tidak dapat menemukan seorang supervisor?

Saya berpendapat bahwa Tuhan dapat membimbing Anda datang kepada seseorang yang bersedia dan bersuka cita untuk membantu Anda. Demikianlah kira-kira yang biasanya terjadi. Dengan sedikit bersabar dan berdoa, saya berpendapat bahwa nama seseorang akan muncul dalam pikiran kita.

Sebagai upaya terakhir, mungkin kami akan menghubungkan Anda dengan seseorang melalui e-mail, tetapi sayang sekali sebab dengan cara itu Anda akan kehilangan banyak peluang kalau tanpa omong-omong secara pribadi disertai gelak tawa dan canda dalam suasana persahabatan.

Saya tersesat di "website" karena saya baru mengenal komputer. Dengan sedikit latihan Anda pasti bisa. Bersabarlah dengan Anda sendiri, dan janganlah menjadi panik. Komputer itu hanyalah sebuah mesin dan Anda adalah yang mengatur. Komputer itu akan melakukan apa yang Anda perintahkan. Silakan mencari "links" di bagian atas dari "pages" website kami, dan juga "links" pada website punya orang lain. "Links" itu akan membawa kita mundur atau maju dari satu "page" ke "page" yang lain. Ada juga tanda anak-panah di menu bar Anda di atas yang akan melakukan hal yang sama.

Saya ingin mengajarkan Kursus ini kepada orang-orang lain, hal-hal apa saja yang terlibat dalam hal ini?

Pada "page" Sekolah Alkitab ada suatu link (penghubung) ke "page" yang lain yang memuat berita perihal "Pembukaan Sekolah Anda Sendiri". Silakan melihat pada "page" tersebut dan pertimbangkan kalau-kalau ada ide-ide baru muncul.

Bolehkah saya membuat foto-copy untuk orang lain?

Ya, tentu saja Anda dapat melakukannya dengan izin dari kami dan dengan sukacita kami. Tidak ada copyright di sini, asal saja cara Anda memberikannya sama seperti cara kami memberikannya kepada Anda secara gratis; dan kalau toh ada biaya maka itu hanya terbatas sampai pada penggantian ongkos foto-copy.

Dapatkah saya memulai Kursus hari ini atau minggu ini?

Ya. Silakan lihat jawaban di atas tentang bagaimana memulainya.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan ke 85 pelajaran? Kebanyakan orang kelihatannya mengerjakan satu pelajaran dalam satu mingu, tetapi ada beberapa orang lain mengerjakannya satu pelajaran tiap tiga atau empat hari. Anda perlu memberikan cukup ruang dan waktu kepada Anda sendiri untuk mengendapkan isi Alkitab ke dalam pikiran, hati dan roh Anda. Kalau sekedar melakukan tugas-tugas di kelas saja, maka tidak akan memberikan banyak manfaat. Izinkanlah Tuhan berbicara dan bergerak di dalam hati Anda. Hal ini memerlukan waktu yang cukup untuk bersama Tuhan dalam Hadirat-Nya.

Bolehkah saya menceriterakan tentang Anda kepada orang-orang lain?

Ya, Anda dapat menolong Anda sendiri dengan apa saja yang Anda peroleh di "Website". Anda bebas untuk menulis dan menanyakan apa saja yang belum terjawab. Anda disambut dengan baik.

Bagaimana saya menghubungi Anda?

Anda selalu dapat melakukannya melalui "(support@dci.org.uk)" atau langsung ke (lesnorman@dci.org.uk) in English

Anda dapat mengirim facsimile ke 617-687-0344 yang adalah nomor fax Amerika Serikat, dan kami akan menjawab melalui fax kembali. Tetapi sebenarnya e-mail adalah yang paling cepat dan paling murah. Jangan mencoba untuk menelpon karena akan sangat mahal sekali.

Di manakah Anda? Kami ada di England, di sebuah rumah pertanian di desa yang berpenduduk 24 orang, dan di jaringan-kerja bersama kenalan-kenalan dan kawan-sekerja di seluruh dunia. Jika Anda membuka "page" ke dua, yang adalah "Welcome Page", dan kemudian dilanjutkan ke "Who are We page" Anda akan dapat melihat siapa kami dan tempat dari mana "page" ini datang.

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English)) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

DOWN-LOAD



  1. Bagaimana saya dapat membaca pelajaran dan men-down-load pelajaran itu?

    Semua judul pelajaran digaris-bawahi warna kuning hyperlinks yang berarti bahwa dengan meng-click pada hyperlink Anda dapat melihat pelajaran dan kemudian kalau Anda inginkan Anda dapat men-down-load tiap satu pelajaran dalam 2 detik

    Go to File, pilih Save as, Click Save... selesai.


  2. Bagaimana saya dapat memasukkan semua pelajaran ke dalam komputer saya?

    Untuk men-down-load seluruh Kursus yang Anda lihat di website:

    Indonesian Language Dengan mouse Anda tekan button KANAN pada (click here) Pilih save target as... dan click OK

    English Language ONLY -> Dengan mouse Anda tekan button KANAN pada (click here)

    Pilih save target as... dan click OK

    File akan download kepada Anda dalam waktu lima atau enam menit File itu akan sampai dalam komputer Anda sebagai .zip file Anda perlu meng-unzip file ini untuk melepas 101 file.htm yang kemudian dapat Anda lihat off-line di web browser Anda. Untuk memulainya click pada index.htm dan lihat file "read-me" Anda dapat copy dan paste pelajaran ke word processor Anda, ganti lay-out-nya sesuai dengan pilihan Anda lalu print out. Atau Anda dapat print langsung dari.html files. Kalau Anda tidak mempunyai fasilitas unzip dalam komputer Anda, Anda dapat dengan cepat men-down-load program bebas unzip dari http:www.winzip.com

    Untuk menghemat space ada 6 charts dan graphics yang sangat penting TIDAK dimasukkan dalam .zip file ini.

    Untuk men-down-load charts secara terpisah:

    Dengan mouse Anda tekan button KANAN pada (click here) Pilih save target as... dan click OK

    Selanjutnya Anda perlu meng-unzip file ini ke dalam directory yang sama sebagai bahan pelajaran. Kalau program un-zipping Anda tanya, apakah Anda ingin mengganti chart.htm files - click OK.


  3. Bagaimana halnya dengan format buku?

    In English ONLY

    Kursus ini juga tersedia dalam format buku yang menarik perhatian.

    Ke 90 files ada dalam Word 97.doc format, kertas ukuran A4, dalam dua kolom dengan ilustrasi pada tiap halaman Perlu waktu satu jam untuk men-down- load .zip file yang besar ini dan kalau hubungan telpon Anda terputus, Anda perlu start lagi.

    Kami menganjurkan versi down-load lima menit.

    Tetapi kalau Anda ingin men-down-load buku Kursus:

    In English ONLY Dengan mouse Anda tekan button KANAN pada (click here) Pilih save target as... dan click OK.

    Anda perlu men-down-load advice pages (halaman petunjuk) dari website dalam waktu hitungan detik untuk tiap halaman. Buku Kursus ini mempunyai Daftar Pelajaran yang berbeda tetapi semua pelajaran ada di dalam buku tersebut.

    Silakan Anda melaporkan setiap hyperlinks yang tidak berfungsi kepada (webmaster@worldchristians.org) supaya segera diperbaiki.

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

BUKA SEKOLAH ANDA SENDIRI

Tanpa mengeluarkan biaya banyak.

Jika Anda telah melihat Daftar Pelajaran, kami mengharapkan Anda merasa gembira akan adanya kemungkinan-kemungkinan untuk menambahkan suatu sekolah pelatihan pada Gereja Anda, Kelompok Sel atau Misi. Itu adalah suatu keputusan yang tidak akan Anda lupakan. Apakah yang perlu Anda lakukan selanjutnya?

Inilah sebagian dari jawaban, tetapi ingat akan janji Allah dalam Ams 3:5,6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Kami siap membantu Anda untuk memulai Pusat Pelatihan model 2Ti 2:2 sebab kita tahu betapa hematnya model pelatihan semacam ini.

Pertanyaan yang sering ditanyakan


  1. Apakah kita memerlukan bangunan tersendiri untuk Sekolah Alkitab?

    Banyak orang menyangka bahwa Sekolah Alkitab haruslah berbentuk bangunan khusus dengan Salib di atasnya. Struktur kursus ini menolong Anda untuk menghindari biaya yang begitu besar sebab kursus ini dirancang untuk dikerjakan di rumah, di sebuah ruangan besar atau bahkan di bawah sebatang pohon yang rindang, dengan biaya minimal.

    Kursus semacam ini penting khususnya untuk orang-orang yang tinggal di negara- negara di mana orang-orang Kristen teraniaya atau miskin. Tahukah Anda bahwa untuk 400 tahun pertama setelah Yesus mati dan bangkit lagi orang-orang percaya tidak mempunyai baik gedung Gereja dan gedung-gedung Sekolah Alkitab, namun demikian Gereja tumbuh dengan pesat.

    Prinsip 2Ti 2:2 adalah sangat efektif.

    Seseorang mengajar sekelompok kecil terdiri dari 10 orang di rumah. Maka 11 orang mengenal Firman Tuhan. Masing-masing dari ke sepuluh orang tadi menyampaikan pengajarannya kepada 10 orang lainnya, di rumahnya. Sekarang 111 orang telah mendengar Firman Tuhan.

    Masing-masing dari 100 orang bertemu dengan sepuluh orang yang lain lagi untuk mengajarnya di rumah. Sekarang 1.111 orang telah belajar dan boleh dikatakan tanpa biaya.

    Cara ini disebut Pelatihan melalui Penggandaan, dan walaupun angka-angkanya berbeda, namun prinsipnya dapat diterapkan di seluruh dunia, dan berhasil,

    Lihat juga Pelajaran 66: (66 discipling) 66 pemuridan Gereja yang memuridkan.


  2. Siapa yang datang dan belajar?

    Allah akan membimbing Anda sebagai gembala-pengajar sewaktu Anda berdoa, tetapi carilah petobat-petobat pria dan wanita dari segala umur dan latar- belakang yang mengetahui bahwa mereka dipanggil-Nya.

    Kesetiaan bernilai jauh lebih besar daripada pendidikan atau kekayaan maka mintalah kepada Allah siapa yang akan menjadi teman-teman Anda.

    Berdoalah untuk orang-orang yang akan datang dan membagi visi dan penderitaan Anda, yang akan bergabung dengan Anda dalam pekerjaan ini dan bekerja di bawah pengawasan Anda.

    Katakan tidak, atau mungkin tahun depan, kepada orang-orang yang Anda anggap kurang meyakinkan setelah Anda berdoa. Percayalah kesaksian Roh Allah dalam roh Anda, Dia tidak pernah salah.

    Ingat bahwa Yesus memilih hanya 12 orang menjadi murid-murid-Nya yang dekat. Anda tidak perlu memilih lebih banyak. Pilihlah beberapa saja untuk memulai, pilih orang-orang yang tepat dan demikianlah yang paling baik. Lebih banyak orang akan datang setelah mendengar berita Pelatihan ini dan Anda akan mempunyai cukup banyak waktu untuk menjadi lebih terampil dalam mengajar dan memperhatikan mereka, dan Anda akan mulai mengangkat sebagian dari murid-murid pertama Anda menjadi asisten pengajar untuk kursus yang selanjutnya.


  3. Bagaimana saya harus memulai?

    Pelajari catatan pelajaran ini dengan saksama sampai Anda memahaminya dengan sungguh-sungguh. Catatan pelajaran ini mengajarkan kepada Anda prinsip-prinsip sederhana yang Yesus dan Paulus menggunakannya untuk melihat gereja mula-mula bertumbuh melalui "pelipat-gandaan".

    Berdoalah untuk mengetahui saat paling tepat untuk memulainya.

    Sementara itu Anda pergunakan waktu untuk mempelajari kursus ini.

    Kemudian seperti Yesus, sesudah banyak berdoa, Anda memilih dan mengundang murid-murid Anda.

    Buat kesepakatan untuk bertemu pada waktu yang paling tepat.

    Atau 2 pelajaran seminggu selama 1 tahun.

    Semua ini telah diuji di beberapa negara dan berhasil.

    Sekali dalam seminggu selama dua tahun, yaitu untuk term/masa belajar 2x13 minggu dengan liburan Natal 3 minggu dan liburan Paskah 3 minggu dan 6 minggu liburan waktu masa tuai.

    Atau 2 bulan belajar bersama, dan 2 bulan kembali ke rumah.

    Anda putuskan apa yang terbaik bagi Anda.


  4. Bagaimana saya mengelola kelas?


    1. Siapkan pelajaran Anda terlebih dahulu. Jika tidak Anda lakukan, mereka semua akan mengethuinya! Sediakan dua jam untuk tiap pelajaran.

    2. Buat dulu foto-copy dari catatan pelajaran, atau murid-murid harus membuat catatan sendiri jika mereka dapat menulis, atau berusaha keras untuk menghafalkan jika mereka tidak dapat menulis.

    3. Jadilah Rumah Doa untuk semua Bangsa. Mulailah selalu dengan menyembah, pujian dan doa. Ps 100.

    4. Sebagian dari penyembahan dan pelatihan Anda sediakan waktu untuk Doa Syafaat untuk bangsa yang dijadualkan dalam tiap pelajaran. Secara bergantian seorang murid mengambil giliran untuk memimpin berdoa dan memberikan informasi mengenai bangsa itu.

    5. Kemudian pelajari ayat hafalan bersama. Itulah suatu kebiasaan yang baik.

    6. Bergiliran membaca perikop Alkitab dengan keras.

    7. Ajarkan pelajaran dalam bahasa Anda dan upayakan selalu menemukan dan membaca ayat-ayat Alkitab yang menjadi pokok acuan.

    8. Setelah itu ajak mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari. Ingat bahwa Anda hanya membimbing dan bukan mendominasi percakapan. Saran untuk memulai pembicaraan terdapat dalam tiap pelajaran.

    9. Jelaskan tugas praktek pelatihan kepada para murid. Lulus tidaknya dalam kursus ini ditentukan oleh pencapaian kerja bukan kemampuan akademis atau penghafalan pelajaran.

    10. Jangan izinkan siapa saja untuk melompat ke pelajaran berikutnya sebelum mereka telah mengerjakan tugas prakteknya, kecuali mempunyai alasan yang meyakinkan, seperti contohnya sakit. Setiap murid harus membuat catatan dalam bukunya yang menunjukkan apa saja yang telah mereka kerjakan, tanggal dan hasilnya; Anda harus mem-paraf-nya setiap minggu waktu Anda memeriksa pekerjaan mereka.

    11. Meditasi dikerjakan di rumah untuk membuka harta karun dalam Firman Tuhan.

    12. Jelaskan tentang pekerjaan-rumah tertulis kepada murid-murid yang ingin menempuh ujian untuk memperoleh diploma. Anda harus memberi nilai atas pekerjaan rumahnya dan mengembalikan kepada yang bersangkutan supaya disimpan dengan rapi bilamana diperlukan sewaktu-waktu.

    13. Di atas semuanya itu nikmatilah hadirat Tuhan, nikmatilah kebersamaan dengan teman-teman dan nikmatilah juga Firman Tuhan. Jangan terlalu serius. Tertawalah sejenak, makan dan minum bersama-sama dengan teman- teman.


  5. Murid-murid harus membayar berapa?

    Kursus ini datang kepada Anda dengan gratis, jadi seperti yang disabdakan oleh Yesus dalam Mat 10:8b "kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma". Tentu saja murid-murid harus membayar untuk mengganti ongkos-ongkos yang dikeluarkan, tetapi harap jangan menjual Firman Tuhan.


  6. Apakah pelatihan semacam ini dapat berhasil?

    Dalam tahun 1983, Miguel Diez dan istrinya berdoa dan mulai berkhotbah kepada orang-orang jalanan di kota mereka di Spanyol.

    Pecandu obat-obatan, pelacur dan penjahat diselamatkan dan Miguel kemudian mengajarkan kepada mereka prinsip-prinsip yang sama yaitu tentang Pemuridan, Penginjilan, Melayani Tuhan, dan Ekonomi Kerajaan.

    Murid-murid baru bekerja untuk memperoleh untuk dibagikan kepada kelompok mereka, bersaksi siang dan malam. Sekarang di mana kebanyakan Gereja Spanyol hanya mempunyai 50 anggota, Miguel sudah mempunyai 14.000 orang dalam koordinasi misi dalam 42 negara.

    John Joseph di India mulai melihat hasil yang sama dengan Miguel sebab orang-orang muda yang dilatihnya menyebarkan pelajaran ke hutan-hutan dan desa-desa terpencil. Dapatkah itu berhasil? Kesaksiannya banyak. Mereka telah berhasil, dan andapun pasti akan berhasil.


  7. Bagaimana cara mengajar?

    Hal paling buruk yang dapat Anda lakukan adalah berdiri di depan kelas dan berbicara selama satu jam.

    Bila seseorang hanya mendengar suatu pelajaran maka yang dapat diingatnya itu sangat sedikit, mungkin 25%, dan seringkali kurang dari itu.

    Bila orang melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, maka yang diingatnya mungkin sampai 50%, atau lebih.

    Bila seseorang belajar dengan cara melakukannya sendiri, hampir semuanya akan mereka ingat dan tidak pernah akan dilupakannya.

    Pusatkan perhatian di sini!

    Pada umumnya orang berhenti untuk konsentrasi sesudah kira-kira dua-puluh menit, jadi mempunyai saat-saat istirahat yang teratur.

    Mintalah kepada mereka untuk saling menceriterakan apa yang baru saja mereka pelajari.

    Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiri, berdoa, meluruskan badan atau jalan-jalan sejenak untuk memulihkan tingkat konsentrasi mereka. Kreativitas itu sangat penting.

    Nikmatilah waktu Anda bersama-sama.

    Ambil waktu istirahat setelah setiap pelajaran dan pergunakan waktu istirahat untuk berbincang-bincang dan minum kopi, soft drinks atau teh

    Cari kue-kue, bagikanlah beberapa permen selama pelajaran. Anda akan segera mendapatkan teman-teman.

    Contoh-contoh yang bagus tidak pernah dilupakan. Libatkan murid-murid Anda secara maksimal. Ajak para murid memeragakan sandiwara kecil, menyanyi atau peragaan tanpa ucapan (pantomim) untuk mengilustrasikan pokok-pokok pelajaran yang Anda tunjukkan. Pergunakanlah papan tulis untuk menggambarkan diagram, gambar-gambar lain dan grafik-grafik. Gambarkan peta, gambar lain dan bawa juga benda-benda tertentu untuk mengilustrasikan pelajaran yang Anda berikan. Gunakan musik dari kaset, video, slides atau film kalau bisa. Ajaklah para murid bekerja dalam kelompok-kelompok kecil atau mendiskusikan beberapa topik yang ada.

    Diatas semua itu, praktekkanlah 2Ti 2:2 dan koordinasikanlah mereka yang telah belajar dari Anda untuk mengajar ulang pelajaran yang telah diperoleh kepada kelompok lain, dan dorong semangat mereka untuk membuka kelompok baru lagi dan mulai lagi mengajarnya.

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

PERKENALAN TENTANG KURSUS

Ini adalah juga bagian dari Pelajaran Pertama

Selamat datang pada "page" kami untuk para calon murid dan siapa saja yang berminat dalam pelatihan generasi Gereja yang akan datang dan Pemimpin-pemimpin misi. Kursus ini adalah sekolah pelatihan tanpa tembok, tanpa batas, tanpa bayaran dan suatu Kursus/pelatihan yang melampaui batas-batas prasangka politik, agama, ras, sex dan denominasi.

Kami berharap bahwa pelajaran-pelajaran ini akan mengilhami dan memberkati ribuan orang yang hatinya sedang berkobar-kobar menyala dalam kasih mula-mula kepada Yesus.

Fakta bahwa Anda mengunjungi kami hari ini hampir pasti berarti bahwa Anda sangat menginginkan untuk mengenal Tuhan lebih baik, dan dalam hati Anda, Anda ingin melihat orang-orang dalam keluarga Anda dan bangsa Anda dan bahkan juga mereka yang belum terjangkau untuk dibukakan mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan keluar dari kuasa iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada Allah memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang dikuduskan.

Itu adalah visi Tuhan untuk kehidupan Paulus dan itu juga pasti adalah visi Tuhan untuk kita sekarang.

Kursus ini akan menolong Anda untuk menjadi utusan Allah melakukan kehendak-Nya seperti tertulis dalam Kis 26:17b, Kis 26:18.

Dr. Les Norman

Bagaimana cara kerja Kursus ini?

Melalui Kursus ini kami mengikuti pendekatan paling efektif yang dipergunakan oleh Paulus bersama Timotius, 2Ti 2:2, adalah suatu metode yang Paulus pelajari dari pengamatannya atas model yang diterapkan oleh Yesus dalam menyelenggarakan kelas pemuridan.


  1. Pertama-tama kami akan menyampaikan kepada Anda garis besar tentang apa yang telah kami pelajari selama bertahun-tahun. Kami harap dengan pertolongan Roh Kudus, dengan Alkitab, dengan doa-doa kami dan juga dengan pikiran terbuka maka Anda akan dapat menangkap apa maknanya. Di bagian bawah ini Anda dapat melihat Kategori-kategori Utama dari Kursus ini.

  2. Kedua, kami ingin agar Anda menyampaikan kepada orang-orang lain apa saja yang telah Anda pelajari di Kursus ini, supaya Firman Allah tersebar luas. Kami akan menunjukkan kepada Anda bagaimana cara melakukannya tanpa mengeluarkan banyak uang, yang kami tahu betapa susah untuk mendapatkannya. Ikutilah petunjuk tentang "Bagaimana Membuka Sekolah Anda Sendiri" dan Pelajaran 66pemuridan tentang "Gereja yang memuridkan" agar Anda dapat melihat bagaimana cara melakukannya.

  3. Akhirnya, kami menginginkan agar mereka yang sudah belajar dari Anda dapat pergi mengajarkan apa yang telah mereka pelajari dari Anda kepada orang-orang yang mereka kenal, dengan mempergunakan catatan-catatan yang sama dan cara-cara sederhana dalam menyampaikan Firman Allah.

    Bersama-sama kita dapat melatih banyak orang untuk menjadi orang percaya yang dewasa rohani dan yang bersedia pergi melakukan pekerjaan pelayanan - dalam penginjilan, pemuridan dan dalam memperhatikan orang-orang yang miskin, dengan membangun iman, pelayanan dan keuangan yang diperlukan untuk menyebar-luaskan Injil. Dalam bab pertama Kitab Kejadian, dituliskan bahwa ketika Firman Allah datang bersama-sama dengan Roh Allah, terjadilah suatu ledakan kebangkitan kehidupan baru dan itulah doa kita sekarang, agar Tuhan akan melakukan hal yang sama lagi, sekarang ini dalam kehidupan Anda dan dalam komunitas pergaulan Anda.

Apa yang dapat Anda pelajari?

Kursus ini terdiri dari berbagai macam tema yang saling berkaitan dalam suatu urutan yang menarik dan bermanfaat untuk gereja-gereja di negara-negara berkembang:

Penginjilan
Misi

Pemuridan tingkat dasar untuk orang percaya baru

Pemuridan tingkat lanjutan

Panggilan Allah

Percayakan kepada Allah tentang keuangan

Pelatihan Kepemimpinan

Pembangunan Gereja

Kerajaan Datang

Apakah kursusnya sulit?

Pelajaran-pelajaran ini telah teruji dengan baik di gereja-gereja di Afrika, India dan di kalangan masyarakat Hispanic, tentunya disesuaikan dengan budaya setempat. Mereka mengatakan bahwa pengajaran ini Alkitabiah, benar, relevan dengan dunia yang sedang berkembang dan difokuskan pada semangat mereka untuk menyelesaikan Amanat Agung sehingga Yesus segera kembali. Banyak ide-ide yang dilahirkan, di-uji dan diterapkan di negara-negara yang sedang berkembang, yang tidak jauh berbeda keadaannya dengan keadaan dalam abad pertama zaman Alkitab.

Dengan pertolongan Allah, pelajaran-pelajaran ini tidak akan terlalu sukar walaupun bagi mereka yang hanya mempunyai bekal pendidikan sedikit atau bahkan tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Pengajarannya sungguh sangat sederhana dan tidak rumit. Kata-katanya pasti mudah bagi Anda untuk menafsirkan.

Catatan-catatan pelajarannya jelas dan mudah untuk dibaca. Anda dapat men-down-load teks pelajaran tersebut dengan gratis atau menyalin dengan tulisan tangan atau dengan mempergunakan mesin foto-copy. Tiap pelajaran dapat di-down-load dan kemudian di-copy secara terpisah pelajaran demi pelajaran. Jadi sebenarnya mudah sekali untuk mendapatkan pelajaran kursus ini. Dan juga mudah bagi mereka yang ingin membeli foto-copy pelajaran satu lembar demi satu lembar sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Bahkan biaya membuat foto-copy dari print-out keseluruhan pelajaran inipun tidak akan terlalu mahal.

Sekarang Anda dapat kembali ke (Sekolah Alkitab) dan perhatikan dengan saksama Daftar Seluruh Pelajaran kemudian pertimbangkan untuk memilih pelajaran-pelajaran mana yang akan Anda pelajari dan yang akan Anda ajarkan kepada teman-teman Anda.

Anda bebas untuk mempergunakan (Information in English) kami setiap saat dan kami akan mencoba menjawabnya pada hari yang sama.

(Sekolah Alkitab DCI)

Izin diberikan untuk membuat foto-copy untuk tujuan belajar tetapi tidak untuk dijual atau tujuan-tujuan komersial. Dengan gratis Anda peroleh pelajaran ini, maka berikan dengan gratis pula kepada orang-orang lain.

Alamat e-mail untuk mendapatkan ketrerangan dan pertolongan: (indonesia@dci.org.uk) (In English only)

© Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

00005 (Petunjuk Down-load)

(Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



DCI -- [Indeks 00000]

BAGAIMANA MENERBITKAN Sertifikat

Kembali ke Halaman Informasi

Pada akhir studi adalah wajar dan diharapkan bahwa murid-murid yang sukses menerima sebuah Sertifikat. Beberapa sekolah mungkin juga ingin memberikan piagam kepada murid-muridnya setelah tiap bagian pelajaran selesai untuk meneguhkan dan mendorong mereka. Sebuah Sertifikat merupakan penghargaan atas kegigihan dan kerajinan murid dan sebagai aset untuk ditambahkan ke dalam CV (daftar riwayat hidup) mereka dan untuk ditunjukkan kepada calon majikan, pemimpin gereja, dan lembaga pendidikan tinggi.

Agar Sertifikat itu dapat dipercaya, ia perlu dikeluarkan dengan benar. Halaman ini akan menolong pemimpin sekolah untuk menghargai murid-murid mereka dengan suatu kwalifikasi yang bernilai.

Seorang murid harus ditampilkan dengan dua hal:

Sertifikat

Kami berani untuk tidak mempublikasikan copy sertifikat kami di internet sebab orang yang tak bertanggung jawab akan mengcopy dan menjualnya di pinggir jalan. Ini akan mengurangi nilai dan kredibilitas dari sertifikat asli.

Bagaimanapun adalah mudah untuk membuat sertifikat Anda sendiri. Pada PC ada Microsoft Word dan Microsoft Publisher berisi template yang siap pakai dengan bingkai indah yang bisa Anda gunakan. Program lain yang serupa adalah artwork yang siap pakai. Hanya menambahkan kata-kata, tataletak pilihan Anda, dan nama murid dan cetak, sebaiknya dengan printer berwarna. Sertifikat tidak harus menjadi ruwet dan mahal.

Anda bisa membeli formulir sertifikat di toko alat tulis dan penyalur kertas. Decadry membuatnya. Anda dapat juga melihat contoh-contoh dan membeli langsung via Internet. Dua penyalur utama adalah:

(www.1atbusinesscards.com/index.html)

(www.4paperplus.com)

Jika ingin, Anda juga bisa minta Sertifikat Studi Alkitabiah. Sertifikat itu berisi judul, konfirmasi bahwa telah menyelesaikan dengan memuaskan program studi dari The DCI Trust, England mulai sampai dan telah lulus ujian, (dengan baik, atau memuaskan jika perlu)

Sertifikat itu harus ditandatangani dua pimpinan, dibubuhi tanggal, distempel, diberi seal plastik, sehingga lebih baik. Sertifikat itu dimasukkan dalam folder plastik atau amplop agar tetap bersih.

Transkrip

Transkrip ini adalah validasi untuk Sertifikat dan harus diketik pada kertas berkepala, tiap halaman distempel dan ditandatangani pendeta atau kepala sekolah. Transkrip asli kedua disimpan oleh sekolah.

Transkrip harus berisi:


  1. Nama lengkap murid, alamat, nomor paspor atau KTP dan tanggal lahir.

  2. Foto murid ukuran paspor, dilem pada transkrip, distempel melewati ujung foto.

  3. Judul program studi dan tanggal studi.

  4. Lokasi studi, nama pemimpin studi atau kepala sekolah.

  5. Nama dan keterangan pembimbing

  6. Daftar pelajaran yang dipelajari. Lihat contoh dibawah.

  7. Konfirmasi atas jumlah tugas tertulis yang diserahkan.

  8. Konfirmasi atas jumlah penugasan praktis yang diselesaikan.

  9. Tanggal ujian dan nilai sesungguhnya.

  10. Sumber materi yang adalah Dr. Les Norman, Th.D, M.Ph, The DCI Trust, PO Box 5091, Nottingham NG25 0DH, England.

  11. Nilai Akademis

    Ini akan dipahami oleh suatu Lembaga Pendidikan atau Perguruan Tinggi atau Universitas yang mengizinkan atau tidak kredit akademis untuk dipertimbangkan terhadap program studi yang mereka berikan. Mohon dicatat bahwa tidak ada jaminan apapun diberikan kepada murid bahwa suatu Universitas atau Lembaga Pendidikan akan secara otomatis menyetujui Sertifikat ini atau suatu institusi lain.



Silakan menyurati saya untuk saran atau penjelasan.

Dr. Les Norman.

><>

The DCI Trust, England - 1 (st) March, 2001. (support@dci.org.uk)

    Lampiran 1

    Daftar Judul Lengkap

  1. Pendahuluan tentang Studi

    Penginjilan

  2. Kabar Baik

  3. Tanya Allah

  4. Persiapan

  5. Gaya Hidup Penginjil

  6. Dengan Segala Upaya

  7. Diperlengkapi

  8. Tanda dan Keajaiban

  9. Menyembuhkan Orang Sakit

  10. Mengusir Setan

  11. Rencana Allah Untuk Dunia

  12. Amanat Agung

  13. Perintah Terakhir

  14. Apakah Misi

  15. Janji Misi Allah

  16. Menyelesaikan Tugas

  17. Orang yang Belum Terjangkau

  18. Menjangkau yang Belum Terjangkau

  19. Yesus, Misionari Allah

  20. Mengerahkan Dukungan

    Dasar Pemuridan Kristen

  21. Langkah-langkah Awal

  22. Menjadi Yakin

  23. Roh Kudus

  24. Doa

  25. Firman Allah

  26. Meditasi

  27. Mendengarkan Suara Allah

  28. Penyembahan

  29. Kehidupan Iman

  30. Visi

  31. Hidup Berkelimpahan

  32. Menjadi Seperti Yesus

  33. Kekudusan

  34. Penumpangan Tangan

  35. Penderitaan

  36. Otoritas Dalam Gereja

  37. Kasih

  38. Kedatangan Kedua

  39. Skandal Pemborosan Kristen

    Perhatian Allah Bagi Orang Miskin

  40. Mengapa Si Miskin Begitu Miskin?

  41. Diurapi Untuk Orang Miskin

  42. Puasa yang Benar

    Keuangan Dalam Kerajaan Allah

  43. Pekerja Jam Kesebelas

  44. Bagaimana Yesus Hidup?

  45. Bertarung Dengan Kemiskinan

  46. Berpindah Dari Kekurangan ke Kelimpahan

  47. Mata Uang Kerajaan Allah

  48. Kunci Kerajaan Allah

  49. Ekonomi Kerajaan Allah

    Panggilan Allah

  50. Panggilan Pertama Adalah Menjadi Seorang Murid

  51. Panggilan Allah

  52. Siapa Dipanggil Allah

  53. Nasib Dalam Allah

  54. Ketekunan

  55. Bisnis Kerajaan

    Membuat Pemimpin

  56. Hukum Persiapan

  57. Melangkah Keluar

  58. Belajar Menjadi Setia

  59. Pencobaan Membawa Ujian

  60. Menghadapi Kekecewaan

  61. Mengalahkan Kesepian

  62. Atur Waktu Anda

    Membangun Gereja dan Kerajaan

  63. Gereja yang Bertumbuh

  64. Gereja yang Menuai

  65. Gereja yang Melayani

  66. Gereja yang Berlipatganda

  67. Gereja Induk

  68. Gereja Sel

  69. Gereja yang Hidup

  70. Gereja yang Dipimpin Roh

  71. Gereja yang Militan

  72. Gereja yang Apostolik

  73. Gereja Masyarakat

  74. a. Gereja Misioner

    b. Gereja yang Mengutus

  75. Gereja yang Merubah Dunia

  76. Gereja Kebangkitan

    Datanglah KerajaanMu

  77. Kisah Kerajaan

  78. Kemuliaan Kerajaan

  79. Kedatangan Kerajaan

  80. Berkat dari Kerajaan

  81. Misi dari Kerajaan

  82. Kesatuan Kerajaan

  83. Kerajaan atau Kehancuran

  84. Bagaimana Membuka Sekolah Misi Sendiri

  85. Baca dan Beri Respon Terhadap Berita Terkini Misi Dunia

    Kertas Ujian
  86. Bagaimana mencetak halaman ini

    Halaman internet tak selalu mudah dicetak. Cara terbaik mencetak adalah meng-klik Select All, umumnya Ctrl + A, kemudian klik Copy yang biasanya Ctrl + C. Selanjutnya bukan Word Processor dan klik Paste yang adalah Ctrl + V. Lebih baik dari Edit Menu, pilih Paste Special/Unformatted Text. Keduanya tempatkan text pada Word Processor Anda. Kemudian Anda bisa mengubah warna, ukuran dan tata letak yang cocok dengan Anda dan kertas yang ada.

    00001 Sponsored by (The DCI Trust) England

    00001 (Return to Information Page)

    00001 (Home Page)

    00001 (School of Mission)

    00001 (Online Giving)

    (GoTo Explorer "www.dci.org.uk") (GoTo Explorer "www.worldchristians.org")



    DCI -- [Indeks 00000]

    PELAJARAN UNTUK KRISTEN SELURUH DUNIA

    Satu Sekolah Alkitab tanpa dinding, tanpa batasan-batasan dan tanpa biaya

    DCI World Christians Network, England

    00002 (Lihat Semua) (85 Pelajaran)

    Semua pelajaran dalam monitor penuh sekarang

    (Informasi) (Terakhir)

    Semua pertanyaan Anda dijawab

    (Download) (Semuanya)

    Dengan dua kali klik dan dalam waktu dua hingga sepuluh menit dan semuanya menjadi milik Anda

    (Perkenalan) (Pelajaran)

    Selamat datang di Sekolah

    (Bagaimana Membuka Sekolah Anda)

    Dengan biaya minimum, khususnya untuk gereja, kelompok sel dan rumah atau pemimpin misi.

    (SEKOLAH ALKITAB) 00001

    Disini delapan-puluh-lima pelajaran yang mudah dimengerti dan dikhususkan untuk Pengijilan dan Misi, Pemuridan, Panggilan Tuhan, Keuangan, Kepemimpinan, dan Membangun Gereja dan Mengerti Kerajaan.

    Inilah program penuh kami Pelajaran Untuk Kristen Seluruh Dunia dalam versi khusus on-line untuk Internet. Semuanya gratis tanpa biaya dengan semua bantuan jika Anda memulainya, melalui e-mail.

    Pelajaran ini ditulis dan telah diajarkan oleh Dr. Les Norman, Th.D., M.Ph. dan sejak 1987 telah diujicoba di Inggris di antara para mahasiswa dari luar negeri dan secara terus menerus disesuaikan kepada orang-orang di dunia sedang berkembang di antara Negara yang sedang bertumbuh dan digerakkan dengan luar biasa oleh Tuhan.

    Pelajaran ini digunakan secara meluas dalam lima benua oleh berbagai penggunaan mulai dari rumah-rumah, gereja-gereja dan sekolah-sekolah Alkitab. Semua bahan-bahan dan pendukung benar-benar gratis tanpa biaya sebagai persembahan kami kepada Anda yang terkasih di dalam Kristus untuk membantu Anda menggenapi Amanat Agung. Hampir sebanyak 2.000.000 kunjungan telah dicatat dalam halaman-halaman berikut. Luangkan waktu Anda beberapa menit untuk melihat apa yang ditawarkan.

    Click (disini) untuk melihat semua pelajaran Click (disini) untuk membaca Perkenalan Click (disini) untuk men-download semua pelajaran sekaligus, gratis Click (disini) untuk kembali ke Index Menu Utama Click (disini) untuk informasi terakhir.

    Sebuah Catatan dan Pengarang

    Saya sedang mencari sebuah foto dari salah satu sekolah saya beberapa tahun yang lalu. Saya dapat melihat 52 orang, pria, wanita dan anak-anak dari berbagai umur yang berbeda, warna, gereja-gereja dan latar belakang sosial, bersama-sama dalam panggilan Kristus.

    Sekarang banyak dari tahun-tahun mahasiswa itu melayani di Indonesia, Burkina Faso, Kamerun, Spanyol, Francis, Pakistan, Inggris, Brazil and Uganda, dan sebagian adalah gembala-gembala dan para penatua di gereja-gereja atau misi-misi di negaranya, sementara yang lain adalah para pengusaha atau bisnisman yang menghasilkan dan memberikan uang kepada misi atau pendukung misi dengan cara penting seperti doa-doa. Sangat banyak telah mantap mendedikasikan diri kepada Yesus bagi kehidupan yang terbelakang dan terhilang, bagian akhir dan terkecil dari dunia ini.

    Pelajaran ini, jika diikuti dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan dalam sikap doa dan keterbukaan akan suara Roh Kudus akan memberi manfaat yang sama kepada Anda, dan jika Anda belajar dalam kelompok, sebuah gereja atau sebuah sekolah maka Anda akan mengharapkan gerakan yang sama dari Roh Kudus yang akan membawa Anda kepada ujung-ujung bumi.

    Ngomong-ngomong yang kami maksudkan dengan sekolah tidak berarti bahwa Anda harus membuka dalam gedung khusus dengan staf yang profesional. Mahasiswa kami bertemu di halaman atau ruangan gereja, di rumah-rumah, di took-toko dan bahkan dibawah pohon palma atau pohon rindang lainnya di udara terbuka. Yang Anda butuhkan adalah sebuah kelompok yang menginginkan orang-orang, sebuah Alkitab, bahan-bahan ini dan kehadiran Tuhan dengan doa-doa Anda yang bersemangat.

    Jika Anda seorang pemimpin dan ingin mengadopsi prinsip-prinsip G12 yang terkenal tentang pertumbuhan gereja yang sesuai dan sejalan dengan, (2Ti 2:2) dimana setiap mahasiswa Anda mengajarkan kelompoknya sendiri, dan kelompok itu melakukan hal yang sama akan mungkin mengajar dengan sempurna kepada ribuan orang percaya dengan biaya yang sangat kecil. (Pelajaran 66) mengajarkan Anda lebih banyak lagi.

    Kami akan menolong Anda untuk memulai suatu permulaan dan membantu Anda selamanya melalui e-mail. Beritahukan kami apa yang Anda kerjakan dan bagaimana hasil sepanjang usaha Anda, Saya sangat berkeinginan untuk bertemu Anda.

    Silahkan cari yang baik di sekitar ini, lihat pelajarannya, baca halaman informasi dan mengapa tidak mengunjungi (Halaman Berita Kristen Seluruh Dunia) sebelum Anda keluar danAnda akan temukan pelajaran ini benar-benar cocok dengan realitas seluruh dunia. Silahkan download semua yang Anda inginkan dan beritahu kami bagaimana kami dapat menolong Anda. Terima kasih atas kunjungannya dan Tuhan memberkati Anda.

    Les Norman

    Pelajaran ini diberikan secara gratis tanpa biaya dalam banyak bahasa di dunia khususnya sangat bermanfaat bagi orang-orang percaya yang miskin dimana Sekolah Alkitab baginya hanya sejauh mimpi. Jika Anda dari dunia Barat dan secara keuangan mampu kami akan sangat berterima kasih untuk sumbangan untuk menolong keluarga misionaris kami melanjutkan menyediakan pelayanan ini tanpa biaya.

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- [Indeks 00000]

    SIAPA SAYA?

    (Lihat Pelajaran) 00010

    Februari 2001 Edisi Keempat Internet

    yang Terhormat Para Mahasiswa dan Pembaca,

    Saya tidak mempunyai posisi di gereja, umat, gelar keagamaan atau garji. Saya berbicara tentang Yesus hanya dari waktu ke waktu di gereja kampong lokal yang kami hadiri di Negara kami, tetapi banyak teman-teman,kolega saya dan mahasiswa saya telah mengambil tanggung jawab atas ribuan orang,kebanyakan dari mereka adalah miskin dalam banyak ukuran, dalam banyak Negara di seluruh dunia.

    Saya dilahirkan dan hidup di Eropa (Barat), kadang saya berpikir bahwa itu bukan kesalahan Tuhan. Saya jarang meninggalkan keluarga yang sangat saya kasihi lebih dari dua minggu namun saya telah bepergian ke Afrika, India atau bahkan lebih jauh dimana yang lain tidak pernah kunjungi.

    Beberapa waktu yang lalu, saya adalah seorang pengusaha dengan mobil dan rumah yang besar, tetapi sekarang teman saya yang lebih hebat, yang kepadanya kami mempercayakan kehidupan kami, adalah di antara orang-orang yang terlupakan di seluruh dunia. Suatu ketika saya minum terlalu banyak, melukai orang lain dengan parah, membuat banyak kesalahan dan tidak berpikir tentangnya. Kemudian tahun 1977 Yesus bertemu dengan saya; Dia menyelamatkan saya, menyembuhkan saya, membebaskan saya dari tingkah laku jahat dan bejat, memenuhiku dengan RohNya dan memanggil saya untuk melayaniNya. Ini saya lakukan untuk lebih dari dua-puluh-dua tahun dengan anugerah Tuhan semata-mata, dan dengan bantuan keluarga saya dan teman-teman dekat yang tidak seberapa dari berbagai gereja. Jika Anda butuh Anda dapat memperoleh lebih banyak dengan melihat halaman Index Website ini.

    Pelajaran-pelajaran dalam buku ini telah memberikan berkat bagi saya dan Saya berharap juga memberkati Anda. Kesalahan yang ada adalah tanggung jawab saya pribadi; ampunilah aku, saya masih seorang yang belajar dan bersedia untuk diperbaiki.

    Bersama-sama dengan istri dan anak-anak saya kami menyampaikan salam dengan doa kami, juga berharap Anda berdoa untuk kami.

    Siapakah Saya? Saya milik Anda, karena Yesus,

    Seorang Pelayan Persekutuan

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00000]

    PENGINJILAN


    00011 2. Kabar Baik

    00012 3. Tanya Allah

    00013 4. Unsur-unsur Persiapan Keselamatan

    00014 5. Gaya Hidup Penginjil

    00015 6. Segala Cara

    00016 7. Diperlengkapi

    00017 8. Tanda-Tanda dan Mujizat

    00018 9. Sembuhkan yang Sakit

    00019 10. Usirlah Setan

    2. Kabar Baik

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda, silakan membaca:
    1Ko 15:1-34; 15:58

    Ayat hafalan Anda:
    Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Rom 1:16

    Diskusikan hal ini:
    Sudahkah Anda meminta pengampunan atas semua dosa yang telah Anda lakukan dan menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda secara pribadi? Jika belum, sekaranglah saat yang tepat untuk melakukannya.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Tentukan berapa orang non-Kristen yang akan Anda temui dan menceriterakan kepada mereka tentang Kabar Baik ini? Apakah seorang atau dua orang atau empat orang, atau delapan orang? Jangan berlebihan namun tetapkan sasaran yang jelas dan minta agar Allah menolong Anda.

    Tugas tertulis:
    Buatlah garis besar/outline khotbah dengan tema sesuai pilihan Anda dan masukkan juga semua aspek Injil yang telah Anda pelajari.

    Renungkan kata demi kata ayat berikut ini:
    Ams 30:2-4


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.

    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya dengan menambahkan ayat-ayat lain

    dan pengalaman Anda sendiri untuk membuat pengajaran ini menjadi lebih hidup dan menarik.



    1. Dapatkah Anda Mendengar Tangisannya?

      Dalam roh Anda dapatkah Anda mendengar tangisan hati yang tak terucapkan dari banyak orang?

      Dengarkan!

      Aku berlelah-lelah, ya Allah,

      aku berlelah-lelah, sampai habis tenagaku.

      Sebab aku ini lebih bodoh dari pada orang lain,

      pengertian manusia tidak ada padaku.

      Juga tidak kupelajari hikmat,

      sehingga tidak dapat kukenal yang Mahakudus.

      Siapakah yang naik ke sorga lalu turun?

      Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya?

      Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?

      Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi?

      Siapa namanya

      dan siapa nama anaknya?

      Engkau tentu tahu!

      Ams 30:1-4

      Jutaan orang bingung tentang arti kehidupan. Mereka tidak tahu dari mana mereka berasal, mengapa mereka ada di sini atau ke mana mereka akan pergi ketika kehidupan itu berakhir? Dalam hati, mereka menduga ada Allah, tetapi siapakah Dia, dimanakah Dia, seperti apakah Dia? Anda tahu siapa Dia dan Anda tahu Nama Anak-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus.

    2. Apakah yang Akan Kita Katakan Padanya?

      Paulus menulis surat kepada Jemaat Korintus, di Yunani, untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dia mengatakan bahwa ada enam hal penting yang harus diketahui supaya mereka dapat menentukan apa yang harus mereka lakukan. 1Ko 15:1-28


      1. Ada berita dari Allah.

      2. Yesus yang mati disalib, sudah bangkit dan hidup.

      3. Ada anugerah dan kasih karunia dari Allah.

      4. Kematian bukanlah akhir dari segalanya.

      5. Yesus Kristus akan datang kembali.

      6. Pasti ada akhir zaman.

    3. Katakan Padanya bahwa Dia dapat Mengenal Allah.

      Alkitab mengatakan bahwa "yang terpenting dan yang pertama" adalah setiap pria dan wanita, setiap anak laki-laki dan anak perempuan mendengar Injil, berita yang menyatukan kembali manusia dengan Allah.

      Apakah Injil itu?

      Injil adalah kekuatan Allah bagi setiap orang percaya, Rom 1:16.

      Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus, Anak Allah, telah mati untuk menebus dosa-dosa kita, dan bahwa Dia telah dikuburkan dan dibangkitkan pada hari ketiga. 1Ko 15:1-4


      1. Kita harus percaya bahwa Allah yang ada dan yang memberi upah kepada siapa saja yang sungguh-sungguh mencari Dia; bukanlah Allah yang kejam dan pribadi yang jauh dari umat-Nya. Ibr 11:6.

      2. Kita harus percaya bahwa Dia adalah Allah yang Kudus. Dosa-dosa yang kita lakukan saat tidak mencari-Nya dengan sungguh-sungguh saat kita mengandalkan pikiran sendiri, saat kita menuruti pemikiran, pengucapan, dan tindakan yang buruk, telah memisahkan kita dari Kasih-Nya dan Hadirat-Nya. Sebagai akibatnya ketika kita mati nanti, kita hanya mendapatkan hukuman yang menakutkan. Rom 3:23; 6:23.

      3. Kita memilih untuk percaya bahwa Allah yang begitu besar kasih-Nya telah mengutus Anak-Nya, Yesus, yang lahir dari seorang perawan. Dia menyelamatkan kita dengan cara menanggung semua murka Allah sehingga kita dapat memperoleh damai sejahtera dan dapat masuk dalam Hadirat Allah yang Kudus di masa sekarang maupun di masa kematian kita. 1Pe 2:24,25.

      4. Kita percaya sesuai dengan tanggung jawab kita masing-masing untuk mengambil keputusan yang benar. Kita mengakui dosa-dosa kita dan sungguh- sungguh menyesal karena kita telah berbuat dosa. Kita percaya bahwa Yesus mati karena kita. Saat ini kita meminta pertolongan Allah agar kita dapat berbalik dari jalan kita yang sesat dan jahat. Kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan berjanji untuk mengikut Dia selama-lamanya bahkan jika teman-teman dan keluarga mempersulit kehidupan kita. Yoh 1:12,13; Wah 3:20.


    4. Katakan Padanya bahwa Yesus Hidup.

      Iman tidak hanya didasarkan pada perasaan tetapi juga didasarkan pada fakta- fakta yang diakui sebagai bukti-bukti nyata dalam setiap pengadilan hukum. Paulus mencatat kesaksian 514 orang termasuk pernyataan orang-orang yang benar- benar mengenal Yesus, seperti Petrus dan para rasul lainnya. Kesaksian mereka pasti benar. 1Ko 15:5-8

    5. Katakan Padanya bahwa Ada Kasih Karunia Untuknya.

      Kasih karunia adalah anugerah Allah, diberikan dengan cuma-cuma, tidak dibeli dan bukan hasil kerja kita, dan harus diterima dengan ucapan syukur. Paulus mengatakan bahwa meskipun dia telah menganiaya gereja, namun demikian kasih karunia Allah telah bekerja dengan dahsyat dalam hidupanya. Kasih karunia Allah mengangkat posisi Paulus dari pemimpin para pendosa menjadi manusia utusan Allah yang berkuasa. 1Ko 15:9,10.

    6. Katakan Padanya bahwa Kematian Bukanlah Akhir dari Segalanya.

      Hanya jika kita memilih untuk mengikut Yesus, kita akan masuk ke hadirat Tuhan pada saat kematian. Kami menantikan kebangkitan yang akan datang ketika orang- orang percaya menerima tubuh baru yang tidak akan pernah menjadi tua, sakit, atau mati. Kita akan tinggal di bumi yang baru di bawah langit yang baru. Namun orang-orang yang tidak percaya hanya dapat mengharapkan lautan api dan siksaan kekal, jauh dari kasih Allah. 1Ko 15:12-23, 35-49.

    7. Katakan Padanya bahwa Yesus akan Segera Kembali.

      "Bila Dia datang," Dia akan membawa keadilan untuk orang-orang di bumi. Percayalah kepada janji malaikat dalam Kis 1:11, sebagaimana yang di-imani oleh orang-orang Kristen sampai saat ini. 1Ko 15:23,25.

    8. Katakan Padanya bahwa Ada Hari Kiamat.

      Hari ini adalah hari untuk menerima keselamatan dari Allah, dan sekarang adalah waktu yang paling baik sebab besok mungkin akan terlambat. 1Ko 15:24-28, 50-57

      Karena alasan-alasan ini, kita yang percaya harus berdiri teguh, jangan izinkan apapun juga yang berusaha untuk menggeser kita dari kebenaran-kebenaran kekal ini. Kita harus senantiasa memberikan diri kita sepenuhnya kepada pekerjaan Tuhan, dan juga katakan kepada orang-orang lain, bahwa meskipun pekerjaan ini berat, namun kita tahu benar bahwa pekerjaan kita ini tidak akan sia-sia........ 1Ko 15:58.


    Rumah Doa untuk Segala Bangsa

    Doakan untuk Mauritania

    Buku Operation World halaman 375

    2.500.000 orang-orang Afrika Barat

    99,7% orang-orang tidak percaya

    terhilang dalam kegelapan dan kemiskinan.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    3. Tanya Allah

    Doa apakah yang memenangkan orang yang terhilang?

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Yeh 34.

    Ayat hafalan Anda:
    Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Efe 6:12

    Diskusikan hal ini:
    Hari ini lebih baik kita menggunakan waktu untuk berdoa -- menerapkan apa yang telah pelajari.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Sediakan waktu-waktu khusus untuk berdoa baik secara pribadi maupun bersama untuk mendoakan semua kebutuhan rohani yang perlu kita doakan supaya kita dapat menjadi saksi-saksi yang lebih baik untuk Tuhan Yesus.

    Tugas tertulis:
    Tulislah sebuah doa syafaat berdasarkan 1Ti 2:1-8 untuk semua tingkat penguasa dan beragam suku bangsa di negara Anda (tidak lebih dari dua halaman).

    Renungkanlah kata demi kata dalam ayat ini:
    Kis 26:28,29


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya dengan menambahkan ayat-ayat lain
    dan pengalaman Anda sendiri untuk membuat pengajaran ini menjadi lebih hidup dan menarik.


    Kerumunan Banyak Orang.

    Suatu hari ketika pergi ke pasar, saya harus menunggu di luar sebuah toko yang penuh sesak dengan pengunjung yang ingin membeli sesuatu. Saya hampir tertabrak oleh kerumunan pengunjung itu yang semuanya terburu-buru. Pertama-tama saya berpikir jelek tentang mereka sebab mereka mendorong-dorong saya sambil berteriak-teriak. Beberapa diantara mereka masih berbau alkohol, dan ada juga yang merokok dan berbicara kotor.

    Kemudian saya teringat ketika Tuhan Yesus melihat kerumunan banyak orang. Dia tidak marah kepada orang-orang itu tetapi melihat mereka sebagai orang yang kebingungan dan memerlukan pertolongan. Tuhan Yesus merasa iba terhadap mereka dan minta murid-murid-Nya untuk berdoa meminta Allah mengirimkan para pekerja untuk membantu pelayanan mereka. Mat 9:35-38.

    Domba-domba Tanpa Gembala.

    Saya mohon ampun atas ketidaksabaran saya dan saya mulai berdoa. Saya merasa Allah berbicara kepada saya, mengatakan, "Kalau engkau benar-benar ingin menolong orang-orang ini, ketahuilah bahwa tidak ada usaha manusia yang bisa menarik perhatian mereka. Hal terbaik yang perlu engkau lakukan adalah mendekat kepada-Ku supaya Aku dapat me-respon semua doamu dan menolong orang-orang itu mendekat kepada-Ku."

    Doa-doa Alkitabiah yang Menyelamatkan Orang-orang yang Terhilang.

    Mari coba pikirkan peristiwa ini secara sejenak, khususnya bila Anda mengenal benar Alkitab Anda. Di manakah Anda dapat menemukan contoh-contoh orang berdoa kepada Allah memohon pertolongan-Nya untuk menyelematkan individu-individu seperti ibu Anda, ayah Anda, anak laki-laki Anda, anak perempuan Anda, bos Anda, tetangga Anda, dan lainnya. Jawaban sederhananya adalah Anda tidak bisa menemukan doa-doa seperti itu.

    Mengapa tidak?

    Sebab Allah sudah menyatakan Diri-Nya sendiri untuk berkomitmen total atas keselamatan manusia. Allah lebih berkomitmen daripada kita. Bagi Allah, hal itu sudah diputuskan dan berlaku untuk selama-lamanya.

    Allah telah berjanji untuk meremukkan kepala ular, artinya menghancurkan otoritas iblis. Kej 3:15.

    Allah mengikat Diri-Nya dengan berbagai ketetapan dan perjanjian untuk memberkati manusia. Kej 9:1-17; Kej 15 dan Kej 17; Kel 34:10.

    Walaupun manusia berkali-kali melanggar janjinya, namun Allah dalam Kasih-Nya dan belas-kasihan-Nya berjanji untuk mengadakan Perjanjian Baru dalam Yer 31:31.

    Dia berjanji kepada Abraham bahwa melalui dia dan oleh iman maka keluarga-keluarga di seluruh bumi akan diberkati. Kej 12:1-3.

    Allah memberi tugas kepada seluruh bangsa Israel untuk mengurus berkat- Nya di bumi. Kel 19:5,6.

    Dalam Yeh 34:4,12,16, Bapa sorgawi menunjukkan belas-kasih-Nya yang besar dengan menyatakan bahwa jika manusia gagal untuk melayani mereka yang terhilang, Allah sendiri yang akan mencari mereka yang terhilang, membawa kembali mereka yang tersesat, membalut yang terluka, dan menguatkan yang lemah.

    Di atas semuanya itu Allah telah mengirimkan Anak-Nya, Yesus, untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang. Luk 19:10; 4:18.

    Bagaimana Doa yang Terbaik Menurut Alkitab?

    Setelah mengetahui kesungguhan dan kebaikan Allah, kami dapat berdoa dalam nama Yesus dengan penuh semangat, ketekunan, kegigihan, dan keyakinan yang mutlak, "Datanglah Kerajaan-Mu, terjadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Amin". Kis 2:1-12.

    Bagaimana seharusnya Kita Berdoa?

    Meskipun kita tahu betapa bersungguh-sungguh-Nya Allah ingin melihat semua manusia diselamatkan, kita tetap harus berdoa dengan penuh semangat, penuh ketekunan, penuh kegigihan, dan penuh keyakinan yang mutlak. Kita dapat berdoa dalam Nama Yesus, "Datanglah Kerajaan-Mu, terjadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Amin".

    Bagaimanakah seharusnya kita berdoa?

    Walaupun kita tahu bahwa Allah sungguh-sungguh berkeinginan untuk melihat semua manusia diselamatkan, kita masih perlu juga untuk berdoa, dan berdoa sebanyak- banyaknya dengan penuh gairah, penuh semangat yang menyala-nyala dan dengan keteguhan hati. Bagaimana seharusnya kita berdoa?

    Pertama-tama, Kita Harus Berdoa untuk Diri Kita Sendiri.

    Berdoa supaya pikiran kita dibukakan kepada kenyataan tentang lenyapnya bumi dan langit, Wah 20:11.

    Berdoa supaya kita mempunyai kasih untuk mereka yang terhilang, Luk 19:10.


    Berdoa supaya ada pintu-pintu yang dibukakan oleh Allah. 1Ko 16:9; 2Ko 2:12; Kis 14:27; Kol 4:3; Wah 3:8.


    Berdoa supaya kita diberi kepekaan terhadap bimbingan Allah. Kis 8:26 dan seterusnya.


    Berdoa supaya kita diberi hikmat Allah, sebab kesempatan itu mungkin tidak datang di mana kita harapkan, dan kita sering melihat ke tempat yang salah. Yak 1:5


    Berdoa supaya kita diberi keberanian. Efe 6:19; Kis 4:29.


    Berdoa supaya Roh Kudus bekerja dengan leluasa untuk meyakinkan orang. Kis 1:8.


    Berdoa untuk Firman-Nya, Yes 59:21; Yer 1:9.

    Berdoa untuk pertumbuhan secara mental dan pertumbuhan tuaian. Mat 13:1-23; Yes 53:10,11.

    Kita Harus Selalu Mendoakan Sesama.

    Doa adalah ekspresi kasih kita. Doa yang paling baik berawal dari kerinduan akan Allah dan menyatakannya kembali kepada Allah dalam kata-kata. Paulus membimbing kita untuk mendoakan orang lain dalam 1Ti 2:1-3.

    "Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus." 1Sa 12:23

    Kita Berdoa Sebagai Suatu Peperangan Rohani.

    Walaupun ilah zaman sekarang, yaitu setan, telah membutakan pikiran orang-orang tidak percaya, doa akan membuka mata yang buta itu dan menyelamatkan mereka dari kuasa setan sehingga dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah dan mereka bisa bersatu dengan jemaat. 2Ko 4:4; Kis 26:18.

    Kita harus berdoa untuk menangkis pekerjaan setan yang berusaha menghalangi penyebaran sumber daya manusia, dana, dan materi-materi untuk mengembangkan Injil. Efe 6:12.

    Sebenarnya cengkeraman iblis itu begitu kuat sehingga Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk berdoa dan meminta kepada Allah untuk mengirim para pekerja ke ladang-ladang tuaian. 2Ko 2:11; Mat 9:38

    Doa-doa yang Dijawab.

    Alkitab memberitahukan bahwa Gereja mula-mula tekun berdoa dan Allah kemudian menambahkan jumlah orang percaya setiap harinya. Karena pemimpin-pemimpin mereka menganggap doa dan Firman Allah sebagai suatu perkara yang sangat penting, maka jumlah murid baru terus bertambah dengan sangat cepat. Kis 2:42,47; 6:4-7.

    Ingat, jika kita berdoa seturut kehendak Allah, maka jawaban-jawaban doa tersebut telah tersedia bagi kita. 1Yo 5:14-15; Mar 11:24; Mat 18:19; Mat 7:7; Yer 33:3.


    Rumah Doa untuk segala bangsa.

    Berdoa untuk Aljazair.

    Buku Operation World halaman 87

    660.000 mati dalam perang saudara sekarang ini

    30.000.000 suku bangsa Afrika Utara

    99.4% Muslim yang belum terjangkau Perlawanan kuat terhadap Injil.


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    4. Unsur-unsur persiapan Keselamatan

    Orang-orang yang Anda temui dapat dimenangkan untuk Yesus.

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    1Pe 3:8-22 dan Dan 12:2-4

    Ayat hafalan Anda:
    1Pe 3:15. Bersiaplah selalu untuk menjawab semua pertanyaan kepada setiap orang yang minta dijelaskan tentang alasan-alasan pengharapan yang Anda miliki.

    Sesudah itu bicarakanlah tentang hal ini:
    Pertanyaan-pertanyaan macam apakah yang dapat Anda ajukan kepada seseorang sehingga dapat mengarahkan pembicaraan kepada kesaksian Anda.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Pikirkan tentang bagaimana Tuhan membimbing Anda untuk percaya kepada-Nya dan bagaimana Dia telah menolong Anda sewaktu Anda mulai percaya kepada Tuhan. Tuliskanlah itu semuanya, dan kemudian ambil waktu khusus selama dua menit untuk berlatih praktek menceriterakan kesaksian Anda tersebut kepada teman-teman Anda sampai Anda benar-benar merasa dapat melakukannya dengan santai, bukan dengan cara berkhotbah.

    Tugas tertulis:
    Tuliskanlah pesan-pesan apa yang terkesan pada diri Anda tentang perumpamaan anak yang hilang dikaitkan dengan orang-orang yang tersesat dan betapa besar keinginan hati Allah untuk memulihkannya kembali, tidak lebih dari dua lembar kertas.

    Renungkanlah dalam-dalam kata demi kata dari ayat berikut:
    2Ti 1:7


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.

    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda pilih sendiri
    sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Petrus, seorang Rasul yang besar dan Gembala yang dicintai juga melakukan pekerjaan Pemberita Injil dari waktu ke waktu. Tetapi dalam 1Pe 3:1-8 dia membuka hatinya sebagai seorang Gembala, dan kemudian dalam ayat ke 1Pe 3:13 dia beralih memberikan dorongan semangat kepada anggota Jemaatnya untuk memenangkan jiwa-jiwa untuk Tuhan Yesus. Kita akan mengikuti nasihatnya yang baik itu.


    1. Kita harus mengatasi rasa takut kita.

      Di Spanyol ada satu Gereja yang beranggotakan laki-laki dan perempuan yang dulunya terbiasa hidup bergelandangan di-jalan-jalan, tanpa rasa takut merampok orang-orang lain, menggunakan narkoba dan memperdagangkan sex. Tuhan Yesus telah menyelamatkan ratusan orang-orang semacam itu dengan cara yang sangat mengherankan. Dulu mereka merampok Bank, tetapi sekarang bila tiba saatnya mereka berceritera tentang Tuhan Yesus, anehnya mereka tiba-tiba merasakan sedikit ketakutan, dan sering mengucapkan kata-kata kurang lebih sebagai berikut:

      "Orang-orang mungkin akan mentertawakan saya."

      "Orang-orang mungkin mengira saya ini gila."
      "Seseorang mungkin akan memukul saya."

      "Saya tidak senang mempunyai perasaan tertolak."

    Alkitab berkata bahwa Allah tidak memberikan kita roh takut, tetapi memberikan roh keberanian, roh mengasihi dan roh disiplin. 2Ti 1:7.

    Dari mana rasa takut itu datang?

    Siapa yang tidak menginginkan kita berceritera tentang Tuhan Yesus? Setan! Jika kita tunduk kepada Allah dan melawan iblis, maka iblis akan lari dari kita. Jas 4:7.

  87. Marilah kita luruskan sikap hati kita.

    Sebab dalam hati kita, kita harus menegakkan Kristus, sebagai Tuhan. Memposisikan diri di bawah ketuhanan Kristus berarti melayani kepentingan Tuhan dan melakukan apa saja yang diperintahkan-Nya adalah satu hal yang sangat penting bagi kita. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kepentingan Tuhan Yesus Kristus?


    1. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

      Luk 19:10.

    2. Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk

      menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Luk 4:18.

    3. Bukankah dia meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang

      gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Luk 15:4.

    Orang-orang yang tersesat dan kebingungan karena terlantar adalah penting bagi Tuhan Yesus. Mat 9:36-38.

    Memang benar kalau dikatakan bahwa jiwa manusia dapat juga diselamatkan di tempat tidur di mana dia terbaring sakit sebelum menemui ajalnya. Tetapi bukankah masih terlebih baik jika kehidupan dan jiwa dapat diselamatkan ketika seorang muda mengikut Kristus? Siapa yang dapat mengatakan berapa banyak orang, dalam masa hidupnya, yang mungkin dapat dibimbingnya ke pada Kristsus?

  88. Petrus mengatakan selalu!

    Kita harus selalu siap untuk berceritera tentang Yesus pada setiap waktu, siang ataupun malam. Anda boleh merasa yakin bahwa kadang-kadang Allah mengizinkan dan mengkondisikan kita untuk menghadapi berbagai hal yang kurang mengenakkan kedagingan kita supaya kita memperoleh kesempatan untuk mengetahui dan menguji sendiri kesungguhan hati kita.

    Di India ada satu kelompok orang-orang Kristen yang benar-benar kecapaian sesudah bekerja seharian penuh dalam udara yang panas dan berdebu. Mereka duduk-duduk di sebuah warung makan untuk makan. Tiba-tiba seorang pelayan warung berkebangsaan Hindu serta-merta merebahkan dirinya di bawah kaki mereka sambil mengatakan bahwa dia tahu siapa mereka itu dan minta agar seseorang dari antara mereka mau membimbing dan mendoakan dia untuk menerima Kristus dalam hidupnya. Suatu permintaan yang diajukan pada waktu yang tidak mengenakkan kedagingan mereka yang sedang kepanasan, kecapaian dan kelaparan; tetapi menurut Anda apa yang mereka lakukan? Selalu siap!


  89. Apakah Anda siap?

    Petrus berkata bahwa kita harus siap sebelum pergi ke medan pertempuran sebab kalau tidak maka kita akan menghadapi resiko dikalahkan oleh musuh. Dalam hal-hal apa sajakah kita harus bersiap diri? Sebagai contoh, bersiaplah dalam hal:

    Secara roh, terhisap dalam suatu doa.

    Secara Alkitabiah, yakin benar akan kerinduan hati Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus.

    Secara emosional, kita akan mendengarkan beberapa ceritera-ceritera yang amat menyedihkan tetapi kita harus senantiasa siap menjadi pendengar yang baik, tidak merasa shock atau terpukul secara emosional namun dapat meneteskan air-mata.

    Secara intelek, kita harus selalu siap sebab ada banyak cara dan jalan untuk memenangkan berbagai macam orang. Tahukah kita apa cara-cara dan jalan-jalan itu?

    Secara praktis, selalu siap untuk pergi pelayanan berdua-dua disertai dengan perencanaan yang teliti dan tindak-lanjut yang teratur rapi, sambil menjaga penampilan diri yang baik.


  90. Petrus mengucapkan perkataan - Setiap orang!

    Kita semua kadang-kadang atau bahkan mungkin sering menganggap bahwa bergaul dengan satu kelompok orang tertentu dirasakan lebih mudah dibandingkan dengan kelompok orang-orang lain; tetapi bila tiba saatnya untuk memenangkan jiwa-jiwa kita harus mematikan setiap prasangka dan sikap pilih-kasih kita sebab bagi Tuhan Yesus setiap jiwa itu berharga. Apakah mereka itu dari golongan kelas atas, atau kelas pekerja atau kelas paling bawah dalam lapisan masyarakat; semuanya sama-sama dikasihi oleh Allah.

  91. Berikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan!

    Dapatkah Anda memulai suatu percakapan dengan seseorang yang secara bertahap dapat membimbing lawan bicara Anda itu untuk bertanya, seperti misalnya menanyakan apa yang Anda kerjakan sehari-harinya atau kemana Anda pergi tiap akhir minggu? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu membukakan suatu peluang yang bagus bagi Anda untuk menyampaikan beberapa kata tentang iman Anda dan mungkin juga tentang Gereja Anda. Idenya adalah menjadi penjala manusia. Kalau kita menangkap ikan maka kita akan menggunakan umpan yang dikaitkan pada alat pancing. Ya, coba-coba saja Anda perhatikan dan cermati dengan sungguh-sungguh siapa yang dapat Anda tangkap untuk Tuhan dengan kesabaran, keteguhan hati dan kejelian mata melihat peluang-peluang yang diberikan oleh Allah.

    Datangnya kesempatan itu bisa tanpa diharapkan sebelumnya.

    Seorang gembala bepergian dengan kereta api dan kebetulan ada seorang anak perempuan yang duduk tidak jauh dari dia sedang terkena gangguan penyakit asma. Orang-orang yang ada di sekitarnya memalingkan pandangannya ke arah lain tetapi gembala tadi justru datang menghampiri anak perempuan itu untuk menenangkannya dari gangguan penyakitnya itu. Gembala itu mengatakan bahwa dia mengetahui apa yang dirasakan oleh anak perempuan itu sebab dia sendiri pernah menderita sakit asma. Kemudian gembala itu kembali ke tempat duduknya. Setelah tenang anak perempuan itu bertanya kepada gembala itu mengapa dia sekarang tidak menderita sakit asma lagi. Dalam waktu kurang lebih dua menit saja gembala itu sudah memperoleh kesempatan yang terbuka lebar untuk menceriterakan tentang imannya kepada Allah yang juga menyembuhkan orang dari segala macam penyakit. Anak perempuan itu berjanji untuk mengunjungi gembala itu.


  92. Dapatkah Anda menjelaskan tentang pengharapan yang Anda miliki?

    Ketika Anda bercakap-cakap dengan seseorang di jalan dan lambat-laun percakapan Anda berdua berangsur-angsur bergeser mengarah kepada hal-hal tentang kepercayaan kepada Allah. Di sini mungkin Anda punya waktu tidak lebih dari dua menit untuk memperoleh kesempatan menceriterakan apa yang Tuhan Yesus telah kerjakan untuk Anda. Dapatkah Anda melakukan itu? Silakan mencobanya dengan teman-teman Anda, masing-masing bergantian mengambil giliran bercakap-cakap dan lainnya bertugas mengawasi waktu jangan melewati dua menit.

  93. Perhatikan sikap Anda.

    Sikap dan senyuman kita dapat berbicara lebih keras daripada kata-kata kita. Petrus mengatakan bahwa kita harus berkata-kata dengan sopan santun dan hormat, yang merupakan sikap yang jarang kita temui dalam dunia yang serba sibuk ini.

  94. Akhirnya, bersiap-siaplah untuk menderita, masuk Salib dan Sengsara Kristus.

    Jika itu kehendak Allah, maka Petrus berkata, bersiaplah untuk menderita karena perbuatan baik dan benar secara Alkitabiah. Beberapa orang tidak mau mendengarkan Anda. Janganlah khawatir karena mereka akan mentertawakan atau menghina Anda. Semua yang Anda alami itu untuk Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib menebus dosa manusia, orang benar sudah dikorbankan untuk yang tidak benar, demi tujuan untuk membawa kita semua kepada Allah.


  95. Rumah Doa untuk semua bangsa

    Berdoalah untuk Belgia

    Operation World halaman 114

    Markas Besar UNION EROPA

    hampir 10.000.000 orang Negara Industri

    kaya; hanya 0,32% Injili.


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    5. Gaya hidup Penginjil

    Apa yang membuat orang mendengar?

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda bacalah:
    Markus pasal Mar 1

    Ayat hafalan Anda:
    Mar 1:15. Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Mar 1:15.

    Diskusikan hal ini:
    Saling membahas pertanyaan-pertanyaan di akhir pelajaran ini.

    Sesuatu yang harus dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang:
    Sudah tiba saatnya sekarang bagi kita untuk melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan dulu dan pergilah ke desa-desa yang belum pernah Anda datangi, dan berkhotbahlah memberitakan Injil di sana. Sesudah berdoa, pergilah berdua-dua bersama-sama sebagai satu Team Pelayanan.

    Tugas tertulis:
    Selidikilah ke-empat Kitab Injil dan juga Heb 5:7 kemudian buatlah tulisan pada satu lembar kertas dengan judul "Kehidupan doa Tuhan Yesus."

    Renungkanlah kata demi kata dari ayat-ayat ini:
    Heb 2:3,4.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.

    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Mar 1:45 berkata bahwa orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru. Mereka tidak datang ke gereja, tidak ke tempat pelatihan, tidak ke kelompok misi atau tidak juga ke pekerjaan sosial. Mereka datang kepada Yesus. Jika kita dapat mengungkapkan mengapa mereka datang, dan kita melakukan hal-hal yang sama seperti apa yang Yesus lakukan waktu itu, maka pada zaman sekarang inipun orang-orang masih tetap akan berdatangan kepada Yesus dari segala penjuru.


    1. Yesus menyambut Roh Kudus.

      Yesus mendengarkan Roh Kudus, Mar 1:9-12, mentaaati-Nya dan memberikan kendali kehidupan-Nya kepada Roh Kudus, pergi dan melakukan apa saja yang Roh Kudus tunjukkan.

      Mengapa hal ini jadi begitu penting?

      Yesus adalah Allah, tetapi ketika Dia dilahirkan, Dia sengaja meninggalkan semua kuasa dan otoritas ke-Allahan-Nya. Php 2:6,7. Dia memilih untuk datang sebagai seorang anak bayi yang terbuka, tidak sebagai seorang komandan tentara, pengusaha yang kaya atau penguasa politik. Yesus datang sebagai seorang manusia yang lemah dan terbatas, tetapi seorang manusia yang diurapi dan diberi kuasa oleh Roh Kudus, sebagaimana kita sesungguhnya juga sekarang dapat melakukannya karena pengurapan dan kuasa dari Roh Kudus yang sama dan seyogyanya demikianlah juga yang harus kita lakukan sama seperti Yesus. Luk 4:18.


    2. Yesus mengatasi cobaan iblis.

      Di padang gurun, menurut Injil Mar 1:13; Mat 4:1-11, Yesus merasa lemah dan lapar ketika iblis mencobai-Nya untuk menyalah-gunakan kuasa-Nya dengan mengubah batu-batu menjadi roti. Kemudian setan mencobai Dia agar Dia mengelak dari sengsara salib dan setan juga mencobai Yesus untuk menaikkan diri-Nya sendiri akan tetapi pada setiap kesempatan bujukan setan itu Yesus mengatakan "Tidak" dan Dia memilih untuk tetap setia kepada Allah dan Rencana-Nya. Akhirnya setan dikalahkan dan pergi.

    3. Yesus menomor-satukan Berkhotbah dalam Agenda Kerja-Nya.


      1. Dia mengatakan bahwa khotbah-Nya adalah suatu berita Kabar Baik.

      2. Dia mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

      3. Dia mengatakan bahwa waktu-Nya telah tiba.

      4. Dia memerintahkan orang-orang untuk bertobat dan percaya. Mar 1:14.

      Seringkali kita memberi kesaksian tentang Yesus secara diam-diam dan manis dalam kehidupan kita, tetapi sebenarnya orang-orang itu harus diberikan tantangan untuk membuat keputusan dalam hidupnya, untuk berbalik dari jalan hidupnya yang sesat dan berdosa kepada Tuhan dan percaya, atau kalau tidak, maka mungkin yang dapat terjadi malahan sebaliknya yaitu, tidak percaya. Janganlah ada orang yang mengatakan bahwa khotbah itu tidak populer. Miguel Diez mempunyai 3.000 orang pendengar di udara terbuka di Ecuador, di Pensacola, Gereja Florida telah melihat 100.000 petobat baru dalam waktu dua tahun, dan Carlos Anacondia di Argentina telah melihat 8.000.000 keputusan dibuat untuk mengikut Kristus melalui khotbah penginjilannya.


    4. Yesus mengetahui waktu Tuhan.

      Yesus bekerja sampai Ia berusia tigapuluh tahun tetapi waktu raja Herod memenjarakan Yohanes Pembaptis, maka kejadian itulah yang memicu Yesus. Dari kejadian itu maka Yesus tahu bahwa waktu-Nya telah tiba. Kita diberi-tahu untuk senantiasa berjaga-jaga, supaya kita dapat mengetahui bilamana Yesus hadir di depan pintu kita. Jika kita dengan mata yang sebelah memperhatikan Firman Nubuatan Allah, di Gereja dan Israel, sedang mata yang sebelah lagi kita pergunakan untuk memantau peristiwa-peristiwa dunia, maka kita akan mengerti mengenai masa dan waktu Tuhan (kronos dan kairos). Mar 13:28-36; Mat 16:1-3.


      1. Nuh paham akan waktu Tuhan dan membangun bahtera.

      2. Musa memahami waktu Tuhan dan membimbing umat Allah kepada kebebasan.

      3. Daniel memahami waktu Tuhan dan berdoa untuk mengakhiri masa

        pembuangan umat Allah.

      4. Allah memegang waktu-Nya dan mengutus Yesus.

      5. Yesus memahami waktu Tuhan dan berkhotbah memberitakan Injil Kerajaan

      6. Allah.

    5. Yesus memanggil orang-orang lain untuk membantu.

      Dia tidak melakukan semuanya oleh-Nya sendiri, Mar 1:16-20. Orang-orang yang mendengar panggilan Kristus, mentaati-Nya tanpa menunda-nunda lagi, meninggalkan semua yang sedang dikerjakan dan mengikut Yesus, untuk memperluas kesaksian dan berbagi dalam menanggung beban pekerjaan.


      1. Pertama-tama hanya ada Yesus.

      2. Kemudian, Yesus ditambah dengan 12 orang murid.

      3. Lalu berikutnya, yang 12 ditambah dengan 3.000 petobat baru.

      4. Berikutnya yang 3.000 orang menjadi 5.000 orang Yahudi.

      5. Berikutnya lagi orang-orang dari negara-negara lain bergabung dalam

        gerakan ini.

      6. Dan kemudian dilanjutkan dengan tersebarnya Injil ke Afrika dan Asia

        dan demikian seterusnya.

    6. Yesus memperlihatkan Kuasa Allah.

      Yesus mengusir roh jahat. Mar 1:25.
      Yesus menyembuhkan demam malaria. Mar 1:31.
      Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Mar 1:33 - 39.
      Yesus mentahirkan orang yang kena penyakit kusta. Mar 1:42.

      Setiap kali Yesus memperlihatkan Kuasa Allah yang pada hakekatnya adalah Kasih dan Belas-kasihan Allah dalam Lawatan-Nya maka berita itu tersebar luas kemana-mana. Mar 1:28,45, sedemikian jauh dan luas wilayah tersebarnya berita itu sehingga seluruh penduduk kota mendatangi-Nya. Mar 1:33,37


    7. Yesus komitmen untuk selalu berdoa.

      Yesus hanya mengerjakan apa yang Dia lihat Bapa-Nya mengerjakan, Yoh 5:19 dan untuk dapat melakukan itu Dia selalu menyisihkan waktu secukupnya untuk mendengarkan Bapa-Nya. Kadang-kadang pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, atau larut malam, sendirian saja di tempat tersendiri atau bersama di tempat umum. Setelah itu, Ia tahu apa yang harus dilakukan-Nya. Mar 1:35.

    8. Yesus juga komitmen pada orang-orang.

      Dia mempunyai kesempatan untuk tinggal di satu tempat dan menjadi terkenal di tempat itu tetapi Yesus selalu memilih untuk meneruskan perjalanan-Nya ke desa- desa di sekeliling tempat itu, untuk berkhotbah memberitakan Injil di sana juga. Mar 1:37-39. Yesus mengasihi orang-orang, baik orang-orang yang paling sukar untuk dikasihi seperti orang yang dirasuk oleh roh jahat dan wanita yang sakit dan juga yang berpenyakit kusta. Bagi Yesus hal-hal itu adalah masalah komitmen-Nya untuk mencapai lebih banyak orang dengan Kasih Allah. Akibatnya adalah orang-orang datang kepada-Nya dari segala penjuru, dan akan selalu bertambah banyak yang berdatangan mencari Yesus hingga sekarang dan waktu yang akan datang.

      Yesus adalah orang yang melayani dalam kuasa Roh Kudus. Yesus berkata bahwa barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak saja mereka akan dapat melakukan perkara-perkara yang sama seperti yang waktu itu dilakukan-Nya tetapi bahkan mereka akan dapat melakukan perkara-perkara yang jauh lebih besar oleh karena kuasa dari Roh Kudus yang sama yang diutus Yesus kepada kita, sebagai Penolong dan Penghibur.


    9. Beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan:


      1. Apa rencana Anda untuk menjangkau orang-orang?

      2. Apakah komitmen Anda untuk berdoa?

      3. Apakah Anda mempergunakan Karunia-karunia Roh?

      4. Apakah Anda berkata "ya" kepada panggilan Tuhan?

      5. Dapatkah Anda melihat bahwa waktu Tuhan itu adalah sekarang?

      6. Apakah berkhotbah itu merupakan suatu prioritas bagi Anda?

      7. Apakah Anda mengatasi cobaan setan setiap hari dengan doa, Firman

        Tuhan dan dengan membuat keputusan-keputusan yang kudus?

      8. Apakah Anda sudah menerima Roh Kudus ketika untuk pertama kalinya

        Anda menjadi percaya kepada Kristus dan apakah Anda masih dipenuhi

        oleh Roh Kudus setiap hari sekarang ini?


    Rumah Doa untuk semua bangsa.
    Berdoalah untuk bangsa Mongol. Operation World page 389 / halaman 389

    3.000.000 rakyat Mongol
    animis, Buddhis, ateis. Mungkin ada 1.000 petobat baru
    Banyak penderitaan dan eksploitasi


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    6. Segala cara

    Memenangkan keluarga dan teman-teman kita memerlukan penginjilan efektif.

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda bacalah:
    Amsal pasal Ams 24.

    Ayat hafalan Anda:
    Rom 1:16. Sebab akau mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Rom 1:16.

    Diskusikan hal ini:
    Apakah alinea pembuka itu nyata benar? Kalau memang benar, apakah kita mempercayai apa yang dikatakan oleh penulisnya dan apa yang akan kita lakukan?

    Sesuatu yang perlu dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang: Tuliskanlah suatu silsilah dari keluarga besar Anda: orang tua Anda, kakek dan nenek dari sisi ayah dan sisi ibu, anak-anak, paman dan bibi, keponakan, siapa saja yang masih ada hubungan saudara dan masih hidup. Kunjungilah kira-kira lima keluarga, katakan kepada mereka apa yang sedang Anda kerjakan sekarang ini.

    Tugas tertulis: Lihatlah pada Skala Tingkat Kerohanian di dalam Injil (tertera di bawah ini pada pelajaran butir 2 - Judul Skala Tingkat Kerohanian Manusia.). Orang tipe yang bagaimanakah menurut bayangan Anda akan mengucapkan kata-kata dalam kalimat yang kami susunkan di bawah ini, kalimat nomor 1 hingga nomor 11? Coba Anda membuat tulisan cukup satu alinea saja untuk menguraikan dan menjabarkan tipe tiap-tiap orang yang mengucapkan tiap-tiap kalimat tersebut.

    Renungkan kata demi kata dari ayat-ayat ini:
    Rom 10:14-15


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.

    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Kita sudah terbiasa membagi-bagi manusia dalam banyak golongan: kulit-putih, kulit berwarna, kaya dan miskin, terdidik dan tidak terdidik, Amerika dan suku asli Amerika, orang Timur dan Barat, Tetapi Yesus menarik satu garis melintasi penggolongan yang kita buat tersebut dan mengelompokkan manusia menjadi dua golongan yaitu yang sudah bertobat dan yang belum bertobat, yang dilahirkan sekali dan yang dilahirkan dua kali. Ada sebagian orang-orang berada di satu sisi dari garis pemisah itu tetapi ada juga banyak orang berada di sisi lainnya. Garis pemisah yang ditarik oleh Yesus melintasi pengelompokan manusia dari waktu sampai kekekalan. Stanley Jones, dari India.


    1. Apakah yang dimaksud dengan Hati Allah?

      Tuhan sabar terhadap kita semua, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Cara Allah untuk melaksanakan ini adalah mempergunakan kita sebagai kawan-sekerja-Nya. Kita adalah Tubuh Kristus, bagian tangan, bagian kaki dan bibir Yesus di bumi. 2Pe 3:9.

    2. Di mana posisi Manusia dalam Skala Tingkat Kerohanian?

      Dapat kita katakan secara acak bahwa posisi manusia sangat bervariasi mulai dari penampilan sebagai seorang yang masih primitif yang tinggal di desa-desa dalam hutan sampai pada penampilan sebagai seorang penduduk kota yang modern dan berpendidikan tinggi. Tetapi hendaknya janganlah sekali-sekali kita langsung saja tanpa selidik terlebih dahulu membuat asumsi bahwa orang desa itu adalah orang yang tidak dengar-dengaran pada Tuhan. Kita pasti sama-sama sepakat untuk berpendapat bahwa tiap-tiap orang pasti mempunyai Tingkat Kerohanian dalam pemahamannya tentang Injil. Dalam pekerjaan kita selaku hamba Tuhan atau pelayan Tuhan atau sebagai orang percaya pada umumnya dan dalam kaitannya dengan komunikasi, maka sedikit banyak kita perlu mengetahui posisi orang yang kita hubungi itu dalam Skala Tingkat Kerohanian di bawah ini. Setelah Anda mengetahuinya, maka Anda akan dapat memperkirakan dan membuat perencanaan tentang apa yang paling baik Anda katakan kepada mereka masing-masing.


      1. Kekristenan? Tidak pernah mendengar tentang hal itu.

      2. Kekristenan? Ya, tetapi apa sih Kekristenan itu?

      3. Saya sudah pernah mendengar tentang Injil.

      4. Saya memahami tentang Injil.

      5. Injil itu bermanfaat bagi saya.

      6. Saya membutuhkan pengampunan dan Kasih Allah.

      7. Tantang saya untuk menerima Kristus.

      8. Marilah berdoa dengan saya untuk menerima Kristus.

      9. Saya sedang berpikir melalui keputusan saya.

      10. Ya, saya ingin bergabung dengan sebuah Gereja.

      11. Ya, saya akan menceriterakan kepada orang-orang lain.

    3. Apa yang seharusnya kita lakukan?

      Paulus adalah contoh yang baik untuk diteladani. Di antara orang-orang Yahudi dia menjadi seperti orang Yahudi, di antara orang-orang non-Yahudi dia berperilaku sebagai seorang non-Yahudi, di antara mereka yang lemah dia berpenampilan lemah lembut supaya dengan segala cara yang memungkinkan dia dapat menyelamatkan beberapa orang. Itulah yang disebut dengan PENGINJILAN. 1Ko 9:19-23.

      Jika suatu Gereja mulai hidup untuk kepentingan dan orientasi kelompoknya sendiri dan bukannya hidup bermasyarakat bersama-sama dengan orang-orang yang berada di sekitar Gereja itu, maka itu berarti mulainya suatu kematian yang berlangsung perlahan-lahan dan pasti. Penginjilan adalah kesuka-citaan dan aliran darah kehidupan dalam suatu Gereja. Setiap anggota Gereja harus menjadi saksi setiap hari.


    4. Bagaimana melakukan Penginjilan Pribadi?

      Kebanyakan orang percaya selalu bersedia untuk melakukannya, tetapi harus mulai dari mana?


      1. Yesus mengatakan supaya pergi berdua-dua, tidak sendirian, jadi pergilah berdua dengan teman Anda, pria dengan pria dan wanita dengan wanita.

      2. Cara paling mudah untuk mempelajari Penginjilan adalah dengan langsung melakukannya sendiri, maka pergilah bergabung dengan yang lain tetapi tolonglah orang-orang lain terlebih dahulu.

      3. Pusatkan perhatian Anda kepada keluarga dan teman-teman Anda sendiri, mereka adalah orang-orang yang paling sering Anda lihat dan yang paling Anda kenal. Mereka mungkin sudah mulai melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri Anda dan bahkan sudah mulai bertanya-tanya dalam hati mereka mengapa perubahan-perubahan itu dapat terjadi?

      4. Berikan iman dan kepercayaan Anda kepada keluarga dan teman-teman Anda itu sebab sebagai orang tidak percaya mereka tidak mempunyai iman sendiri. Pinjamilah mereka dengan iman Anda, iman dan percaya untuk mengayomi mereka secara rohani.

      5. Berdoa kepada Roh Kudus supaya Roh Kudus memegang kendali sepenuhnya atas kita.

      6. Berbicaralah selalu tentang Yesus. Katakan bahwa Yesus menyembuhkan, memberkati dan mengampuni, dan katakan juga bahwa Yesus hadir di sini untuk mereka, sekarang juga Yesus hadir untuk menolong mereka. Tawarkanlah Anda berdoa untuk mereka dan nantikan apa yang Tuhan akan kerjakan.

      7. Perlihatkanlah Kasih Allah dengan cara menawarkan pertolongan dalam hal-hal yang praktis kalau itu memang memungkinkan. 1Yo 3:18.

      8. Berdoalah untuk keluarga mereka sebab demikianlah isi hati Allah. Berikanlah waktu yang cukup untuk mereka saling mendiskusikan dalam keluarga mereka tentang rencana salah seorang anggota keluarga yang ingin mengikut Yesus. Tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka semua akan ikut tertarik untuk mengikut Yesus, tetapi jika tidak demikian halnya maka situasi yang timbul akan dapat menghasilkan komitmen yang murni kepada Tuhan Yesus Kristus. Kis 16:31.


    5. Bagaimana Anda mengetahui kepada siapa Anda harus berbicara?

      Rahasianya adalah melihat apa yang Allah kerjakan dan bergabunglah dalam Rencana Allah. Bagaimana Anda akan melakukannya?

      Rom 3:10 mengatakan kepada kita bahwa tidak ada seorangpun yang mencari Allah, dan Yesus berfirman kepada kita "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku," Yoh 6:44.

      Dapatkah Anda melihat tanda-tanda dari Allah sedang bekerja?

      Kita dapat mengerti akan tanda-tanda itu dari hal yang demikian yaitu bahwa jika seseorang secara serius menunjukkan minat pada Yesus maka itu hanya mungkin terjadi oleh karena Bapa sorgawi sedang berkarya memilih dan menarik dia. Jadi apabila Anda melihat sedikit tanda atau isyarat sekilas saja semacam itu, maka tinggalkanlah semua apa saja yang sedang Anda kerjakan dan segeralah bergabung dengan Allah dalam pekerjaan-Nya saat itu melalui doa dan mendengar suara Roh Kudus untuk menerima Kasih Karunia dan bimbingan Roh.

      Demikianlah cara Anda mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh Allah. Tidak perlu untuk mengejar-ngejar orang yang belum pernah memberikan responnya, serahkan perkara mereka itu ke dalam tangan Allah dan waktu Allah. Mat 10:14.


    6. Bagaimana Gereja dapat menginjil?

      Berikut ini ada tiga cara-cara yang umum, tetapi berdoalah selalu dan percayakanlah pada Allah untuk membimbing Anda.

      Penginjilan dengan kehadiran Anda.

      Penginjilan cara ini adalah perwujudan kesaksian dari suatu kehidupan yang telah benar-benar diubahkan dan kehidupan rohani yang berkualitas dan diurapi yang diberikan oleh Kristus. Tetapi pastikan bahwa anggota jemaatnya adalah orang-orang Kristen sejati sebab banyak orang selalu memperhatikan tingkah-laku yang jelek dan mudah sekali dijauhkan dari Injil. Kehidupan kita mungkin merupakan satu-satunya Injil yang pernah dibaca oleh orang-orang tertentu. Pekerjaan sosial untuk menolong yang miskin, yang kelaparan, yang sedang sakit atau sedang dipenjarakan adalah juga suatu kesaksian yang kuat.

      Proklamasi Penginjilan.

      Penginjilan dengan kehadiran kita harus diimbangi dengan seruan tantangan Injil untuk membawa orang-orang mencapai suatu keputusan. Di sini kita dapat menggunakan khotbah penginjilan, pekerjaan Penginjilan di jalan, pembagian literatur dan traktat dan juga pemutaran film-film rohani Kristen.

      Penginjilan Persuasif.

      Dalam 2Ko 5:11 Paulus berbicara tentang pendekatan kepada orang-orang. Beberapa gereja melakukan pendekatan ini dengan menyelenggarakan kelas Pemahaman Alkitab atau Acara Diskusi di Perguruan Tinggi atau di kalangan Anggota Jemaat Gereja di rumah-rumah. Mereka menggunakan Radio dan TV atau kunjungan dari rumah ke rumah secara rutin dan berkesinambungan untuk memperkenalkan Yesus dan mengarahkan orang-orang untuk menerima Kristus. Beberapa Gereja melatih anggota-anggotanya dan mengutus mereka dalam Penginjilan seperti yang dilakukan Paulus menurut Kis 19:8.

      Selain itu semua, setiap Penginjilan akan sangat tergantung pada doa-doa yang dipanjatkan untuk mendukung Penginjilan tersebut. Keberhasilan dan ke-efektifan Penginjilan hanya akan sama efektifnya dengan doa-doa yang dipanjatkan. Berbicaralah dahulu dengan Allah tentang orang-orang yang akan Anda injili sebelum Anda berbicara dengan orang-orang tersebut tentang Allah.


    Rumah Doa untuk semua bangsa
    Berdoalah untuk Mesir
    Operation World halaman 204

    60.000.000 berbahasa Arab
    86% Muslim, 13% Orthodox
    Gereja dianiaya


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    7. Diperlengkapi

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda bacalah ayat ini:
    2Ti 3:14-17; Luk 4:18; Heb 12:1-3.

    Ayat hafalan Anda:
    Heb 13:6 "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Heb 13:6.

    Sesudah ini bicarakan tentang hal:
    Sekarang setelah Anda mengetahui bahwa Allah sudah merencanakan untuk mendukung Anda, apa salahnya bilamana Anda menceriterakan tentang Yesus? (Baca keterangan tambahan di bawah.)

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Harap dikoordinasikan agar Anda dapat berbicara kepada seseorang atau suatu kelompok kecil atau kepada suatu Gereja tentang Yesus dan tentang rencana untuk menaburkan benih Firman Allah, kemudian serahkan waktu dan kendali kepada Roh Kudus supaya mengatur pembicaraan Anda waktu itu untuk menceriterakan kepada mereka tentang anggota-anggota yang tekun dalam Keluarga Allah di waktu lampau maupun sekarang.

    Tugas tertulis:
    Tuliskan secara garis besar berita yang akan Anda khotbahkan pada dua halaman kertas kemudian kirimkan kepada koordinator setempat untuk diperiksa.

    Renungkan kata demi kata dari ayat ini:
    1Ko 9:15-18


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.

    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Kami akan membicarakan tentang tiga jalan yang didukung oleh Allah ketika Anda berbicara kepada orang-orang tentang Yesus, baik secara pribadi maupun di depan umum. Dia membela dan mendukung Anda dengan Kuasa dari Firman-Nya, dengan Kuasa dari Roh-Nya dan dengan kesaksian yang penuh kuasa dari umat-Nya.


    1. Kuasa Firman Allah

      Sifat yang unik dari Firman Allah adalah bahwa Firman Allah tidak seperti perkataan manusia, sebab Firman Allah itu:

      Hidup, sungguh-sungguh hidup
      Heb 4:12; 1Pe 1:23; Kis 7:38


      Sepenuhnya memperlengkapi Anda,
      2Ti 3:16
      Tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, Yes 55:11
      Firman-Ku seperti palu yang menghancurkan bukit batu, Jer 23:29
      bekerja juga di dalam kamu yang percaya, 1Te 2:13
      ........ dan pedang Roh, yaitu Firman Allah yang dipergunakan oleh Roh Kudus, Efe 6:17


      Seperti menaburkan benih
      Lihat Mar 4:13-20


      Setan mencuri beberapa benih Firman yang ditaburkan
      Sebagian tidak berakar di dalam tanah/kehidupan manusia
      Sebagian masih saja mengizinkan kecemasan hatinya menguburkan benih Firman.

    Tetapi banyak orang yang mendengar Firman Allah adalah seperti tanah yang subur, dan Firman Allah yang ditaburkan menghasilkan bagi mereka tuaian sebanyak 30 kali ganda, ada yang 60 kali ganda bahkan ada yang 100 kali ganda. Anda tahu bahwa ladang itu kebanyakan terdiri dari tanah subur, sedang batu-batuan dan semak duri seringkali terdapat di pinggiran, maka berharaplah selalu bahwa orang-orang itu dapat bertumbuh dalam kebenaran. Tuhan Yesus berkata bahwa benih itu tumbuh dengan sendirinya, secara pelan-pelan, di luar jangkauan penglihatan kita, sedikit demi sedikit, sampai masa penuaian. Jadi seorang petani yang baik itu menaburkan benih dan selanjutnya menunggu dengan penuh kesabaran dan penuh pengharapan. Mar 4:26-29

  96. Kuasa dari Roh Allah

    Allah akan membela kesaksian Anda dengan tanda-tanda penuh kuasa sewaktu Anda berdoa untuk orang yang membutuhkan. Tanda-tanda itu menunjukkan ke suatu arah, dan dalam hal ini tanda-tanda itu menunjuk ke arah jalan menuju Kerajaan Allah dan ke dalam Kasih dan Pemeliharaan-Nya.

    Tanda-tanda apa yang dapat kita harapkan untuk kita lihat?

    Dengan mengutip dari Kitab Yes 61:1,2 Tuhan Yesus berkata dalam Luk 4:18 yaitu bahwa ketika Injil diberitakan kepada orang-orang miskin maka:

    Mereka yang hancur hatinya dapat disembuhkan.
    Orang-orang yang dipenjarakan dapat beroleh kemerdekaan.
    Yang buta dapat mulai melihat.
    Yang ditindas dapat dilepaskan.
    Kemurahan masih dapat ditemukan bersama Allah.


    Suatu hari Yohanes Pembaptis, yang sedang dipenjarakan dan patah semangat, merasa masih belum
    melihat Kuasa Allah walaupun dia sudah memberitakan kebenaran, lalu dia menyuruh salah seorang
    pergi menemui Yesus untuk menanyakan apakah Dia benar-benar Mesias. Yesus mengatakan hal-hal
    yang berikut untuk disampaikan kepada Yohanes Pembaptis:


    Orang yang sakit akan disembuhkan.
    Roh-roh jahat dapat diusir keluar.
    Yang lumpuh dapat mulai berjalan. Penderita kusta dan yang dikucilkan dapat ditahirkan.
    Orang-orang tuli dapat mendengar.
    Orang yang mati dapat dipulihkan. (Lihat Yoh 10:41; Luk 7:20-23)

  97. Pada hari ini orang-orang Kristen melihat tanda-tanda ini di seluruh dunia. Tuhan Yesus akan melakukan hal yang sama untuk Anda ketika Anda berdoa untuk orang lain dalam Nama-Nya. Lalu kita masih dapat menambahkan tanda-tanda yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus dalam Mar 16:17-20.

    Bahasa lidah. (Salah satu dari Karunia-karunia Roh)
    Perlindungan terhadap bahaya.
    Tanda-tanda yang meneguhkan Firman Allah.


    Lalu apa yang harus kita lakukan?
    Ikuti teladan Yesus dalam Kis 10:38.


    Percayalah kepada janji Yesus untuk kita sendiri.
    Ikuti (Kis 1:8; Yoh 14:12) teladan dari Gereja mula-mula, yang mengkhotbahkan Firman Allah dan masuk ke dalam Kuasa
    Roh Allah dalam beberapa peristiwa. Bacalah berita yang dituliskan dalam Kiash Para Rasul.


  98. Kesaksian dari umat Allah

    Meskipun ada kemunafikan yang dituduhkan oleh orang-orang tidak percaya kepada gereja, (yang sebenar-nya memang demikian, maka sebaiknya kita perlu minta maaf dalam hal ini), kita dapat menunjuk kepada fakta yang tidak dapat diragukan lagi tentang kehidupan yang diubahkan, khususnya kehidupan kita sendiri.

    Anda juga dapat menunjuk kepada kasih yang sungguh nyata di antara umat Allah, dan Anda dapat menunjuk kepada kehidupan orang-orang besar, pria dan wanita, yang dikasihi Allah yang tercatat dalam sejarah dan sekarang. Anda akan dapati bahwa masyarakat menghargai kedua-duanya, baik dia itu seorang yang taat dalam Tuhan maupun seorang penjahat besar, tetapi orang-orang yang suam-suam kuku mereka tolak dengan acuh tak acuh atau dengan ejekan.

    Sebutkan pejuang reformasi kristen yang besar,
    Anda dapat menunjuk kepada kehidupan dari orang kristen besar seperti William Wilberforce, yang
    menghentikan perbudakan.
    Shaftesbury, yang berjuang gigih untuk orang miskin, Dr. Barnardo, yang menolong para yatim piatu.
    Booth, yang memulai pelayanan Bala Keselamatan,
    Bishop Tutu, yang berperang melawan politik apartheid.


    Sebutkan orang-orang besar dalam memajukan budaya dan peradaban masyarakat,
    seperti penjelajah misionaris Livingstone, Studd, yang hidup dan mati untuk Afrika,
    Taylor, yang hidup dan mati untuk negeri Cina,
    Carey, yang hidup dan mati untuk India,
    Judson, yang hidup dan mati untuk Birma,
    Billy Graham, yang berkhotbah untuk jutaan orang.


    Sebutkan orang-orang Samaria yang baik.
    Jika kita bicara tentang menolong yang kelaparan, yang kehausan, yang compang-camping, yang sakit,
    yang tidak punya rumah, dan yang dipenjara, umat Allah selalu siap di manapun juga. Di seluruh dunia
    orang-orang Kristen bekerja keras untuk menunjukkan Kasih Allah, seringkali dibayar sedikit atau
    bahkan tidak dibayar sama sekali.


    ACET menolong untuk korban penderita AIDS,
    Remar, Teen Challenge and Jackie Pullinger berperang melawan Narkoba,
    Mother Teresa dari Kalkuta menolong yang sakit dan yang menghadapi kematian.
    Gereja-gereja di Afrika Selatan, Romania, Polandia dan Amerika Latin berperang dengan gigih sekali
    melawan ketidak-adilan
    Orang-orang kristen di Barat berperang melawan aborsi dan kejahatan-kejahatan sosial lainnya.


    Walaupun mengalami kegagalan dan kejatuhan orang-orang Kristen tetap tegar dan tabah menghadapi setiap pemeriksaan yang adil, di mana saja, dan kapan saja. Setelah hampir dua ribu tahun mengalami penyerangan dan penganiayaan yang kejam, umat Allah tetap bertahan hidup dan bahkan berkembang dalam kecepatan yang tak pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Dengan dukungan Firman Allah yang Hidup, Kuasa Roh Allah dan kasih dan semangat umat Allah, maka kita dapat berharap untuk terus berkembang hingga Tuhan Yesus datang kembali.

  99. © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    8. Tanda-tanda dan mujizat

    Dijamah oleh Allah

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam AIkitab Anda silakan membaca:
    Ex 33:12-23; KPR pasal Kis 8

    Ayat hafalan Anda:
    Kis 8:5-8. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang disembuhkan. Maka sangatlah besar suka-cita dalam kota itu. Kis 8:5-8

    Diskusikan hal ini:
    Apakah arti praktisnya pada zaman sekarang, ungkapan yang menyatakan bahwa Yesus itu sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Sekarang Anda harus pergi dan melaksanakan apa yang telah Anda pelajari. Berdoalah kepada Allah untuk membimbing Anda masuk ke dalam situasi-situasi di mana Dia akan memperlihatkan Kemuliaan-Nya dan Hadirat-Nya.

    Tugas tertulis:
    Tuliskan satu Daftar Peristiwa-peristiwa Supranatural diambil dari tiap-tiap pasal dalam Kisah Para Rasul, satu baris kalimat untuk mengungkapkan satu peristiwa.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Yoh 14:12


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup


    Pernahkah Anda perhatikan betapa cepatnya Gereja mula-mula bertumbuh dalam kuantitas dan kualitas?


    1. Doa dan keputusan-keputusan yang berkualitas. KPR pasal Kis 1.

    2. Kuantitas dari 3.000 orang percaya baru. KPR pasal Kis 2.

    3. Kualitas Gaya hidup, Kis 2:42-47.

    4. Kuantitas dari 5.000 orang percaya dan jumlah semuanya mungkin
      15.000 orang percaya. Kis 4:4.

    5. Kualitas komunitas. Kis 4:3-5:11.

    6. Kuantitas bertambah. Kis 5:14.

    7. Kualitas kepemimpinan, Kis 6:1-6.

    8. Kuantitas bertumbuh. Kis 6:1,7.

    Mengapa hal-hal tersebut di atas terjadi di kalangan orang-orang yang tertindas dan tak terdidik? Salah satu alasan adalah banyaknya terjadi tanda-tanda dan mujizat-mujizat dari Allah. Masih adakah juga tanda-tanda dan mujizat-mujizat Allah untuk zaman sekarang?


    1. Immanuel - Allah beserta kita.

      Sesudah zaman Perjanjian Lama yang penuh dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat Allah datanglah kelahiran Juruselamat kita yang meletakkan dasar-dasar gerakan Kristen yang sudah siap untuk diluncurkan. Kedatangan Yesus diawali dengan tanda-tanda, mujizat-mujizat, malaikat-malaikat, pewahyuan-pewahyuan, mimpi-mimpi yang bersifat nubuatan dan ajaib. Lukas dan Matius pasal Mat 1 dan Mat 2.

      Umat Allah.
      Ciri-ciri apakah yang membedakan antara umat Allah dengan orang-orang lainnya di bumi? Musa dalam Ex 33:16 berkata, "Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" Disamping makanan yang kita peroleh secara alami, kita juga hidup oleh tuntunan pengetahuan tentang pewahyuan melalui Firman Allah yang disabdakan untuk pemeliharaan secara supranatural dan campurtangan ilahi dalam kehidupan. Mat 4:4.


      Yesus teladan kita.
      Yesus tidak hanya melakukan kehendak Allah dan memperlihatkan kepada kita bagaimana telitinya Allah mengasihi dan memperhatikan tiap-tiap orang, tetapi Dia juga memerintahkan dan memberi kuasa kepada kita untuk pergi dan melakukan pekerjaan yang sama dengan yang dikerjakan oleh Yesus pada waktu itu bahkan kita diberi kuasa untuk melakukan perkara-perkara yang lebih besar. Yoh 4:34; Heb 1:3; Yoh 4:12, Markus pasal 16 hingga pasal 20, Kis 1:8.


    2. Apa yang Yesus kerjakan?

      Mujizat Kesembuhan
      Anak pegawai istana, Yoh 4:46; Ibu mertua Petrus disembuhkan, Mat 8 14; Mentahirkan orang yang sakit kusta, Mat 8:3; Orang yang lumpuh disembuhkan, Mat 9:2;


      Lebih banyak Mujizat Kesembuhan
      Orang sakit 38 tahun disembuhkan, Yoh 5:5; orang yang mati sebelah tangannya, Mat 12:10; hamba seorang perwira disembuhkan, Mat 8:5; perempuan yang sakit pendarahan, Mat 9:20; dua orang yang buta matanya, Mat 9:27; telinga Malchus disembuhkan, Luk 22 51; anak perempuan Siro-Fenesia disembuhkan, Mar 7:24-30 Mat 15:22; orang tuli dan gagap disembuhkan, Mar 7:33; dua orang buta disembuhkan, Mat 20:30; Mar 10:46; Mar 8:23; Yoh 9:1; sepuluh orang kusta disembuhkan, Luk 17:12; perempuan telah 18 tahun dirasuk roh jahat, Luk 13:11; seorang sakit busung air sembuh, Luk 14:2.


      Mujizat membangkitkan orang mati
      Anak laki-laki seorang janda dibangkitkan dari mati, Luk 7:11; Anak perempuan Yairus, kepala rumah ibadat dibangkitkan dari mati, Mar 5:21-23; Mat 9:18; Lazarus mati dan dibangkitkan, Yoh 11:1-44; Kebangkitan Yesus sendiri, Luk 24:6; Yoh 10:17,18.


      Mujizat pelepasan roh jahat
      Orang kerasukan roh jahat dilepaskan, Mat 12:22; 8:28; 9:32; Mar 1:26; anak muda sakit ayan dilepaskan dari cengkeraman setan, Mat 17:14.


      Mujizat melampaui Hukum Alam
      Angin ribut diredakan, Mat 8:26; Yesus berjalan di atas air, Mat 14:25; mengutuk pohon ara, Mat 21:19; Yesus menampakkan Diri kepada murid-murid setelah kebangkitan.


      Mujizat penyediaan makanan dan minuman
      Air diubah menjadi anggur, Yoh 2:9; menangkap sejumlah besar ikan, Luk 5:6; Yoh 21:6; memberi makan kepada 5.000 and 4.000, Mat 14:15; 15:32; Yesus membayar bea untuk Bait Allah, Mat 17:24.


      Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Heb 13:8


    3. Tindakan Allah.

      Kitab Kisah Para Rasul adalah text-book/buku panduan Gereja yang menunjukkan kepada kita kehidupan Kristen yang normal. KPR berisi 28 pasal dan dalam tiap pasal Anda akan menjumpai tanda-tanda supra-natural, mujizat-mujizat dan peristiwa-peristiwa supranatural terjadi.

      Banyak Penampakan Diri oleh Yesus, manifestasi Roh Kudus dan lawatan Roh Kudus. Ada suara Allah yang nyata didengar telinga manusia (audible), nubuatan, bahasa baru, mimpi-mimpi, penglihatan, trance (kejadian supra-natural) dan orang-orang memilih untuk percaya.


      Ada penyembuhan, pelayanan pelepasan, kepenuhan Roh Kudus, penghakiman Ilahi dan banyak sekali tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Inilah kehidupan Kristen yang normal, ini bukan hal yang luar biasa, bukan hal yang aneh-aneh dan yang asing seperti kata orang-orang sekarang yang belum percaya.


      Surat-surat yang berceritera
      Paulus sangat menyandarkan diri pada tanda-tanda dan mujizat-mujizat, Rom 15:17-20; Gal 3:5; 2Ti 4:17. Dan kesaksian lain adalah Heb 2:4. Petrus dan Yakobus. Yakobus sangat yakin dengan Kuasa Penyembuhan Allah, 1Pe 2:24; Jas 5:14-15. Sekitar tahun 400, Bapa Gereja Agustine menuliskan tentang mujizat-mujizat yang terjadi di Afrika Utara sehingga dengan demikian mereka tidak berhenti dengan pekerjaan para rasul.


    4. Untuk apakah mujizat-mujizat itu?

      Mujizat-mujizat bukan dimaksudkan untuk dijadikan seperti tontonan sirkus yang menarik perhatian dan kekaguman dari para penontonnya, juga bukan untuk mempromosikan orang-orang yang sedang dipakai Allah. Mujizat itu bukan semacam magic dan juga bukan merupakan usaha-usaha mempengaruhi kejiwaan orang-orang.

      Sebaliknya, mujizat itu adalah tanda-tanda dan bukti-bukti akan kedekatan Allah dengan kita, dan merupakan pengungkapan yang baik tentang belas kasih Allah bagi mereka yang sedang menderita atau sedang berada dalam cengkeraman roh jahat. Semua mujizat-mujizat itu mengacu kepada Salib dan Kuasa Yesus. Kis 5:12-14.


    5. Bagaimana mempersiapkan jalan untuk Mujizat-mujizat

      Pertama-tama jangan sekali-sekali lupa berdoa untuk minta kepada Tuhan Yesus supaya melakukan lagi pada hari ini segala perkara-perkara mujizat yang ajaib sama seperti segalanya yang dilakukan-Nya kemarin, dengan peneguhan melalui Firman-Nya dan tanda-tanda yang langsung seketika terjadi atau yang terjadi menurut rencana dan kehendak-Nya supaya nyata indah pada waktunya. Jas 4:2b; Heb 13:8.

      Ingat "P-K-D" atau "3 P" untuk menghadirkan Kuasa Allah


      Pujian & Penyembahan - Khotbah Firman Tuhan -
      Doa (atau 3 P yaitu Praise, Preaching and Prayer = Pujian, Khotbah dan Doa) Sebagai murid-murid yang pergi pelayanan kemana-mana selalu berdoa minta agar Tuhan bekerja terlebih dahulu. Mar 16:20.


    Rumah Doa untuk semua Bangsa
    Berdoalah untuk Maroko
    Operation World halaman 392

    orang-orang Arab dan Berbers
    99.8% Muslim, 400 Injili Kristen kuat dalam tahun 500 Sesudah Masehi
    Sekarang banyak aniaya


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    9. Sembuhkan yang sakit

    Berserulah kepada Yesus bila Anda membutuhkannya sekali.

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Ayat hafalan Anda:
    Mazmur pasal Maz 103 dan Mat 8:1-17

    Ayat hafalan Anda:
    1Pe 2:24 "Ia sendiri telah memikul dosa kita dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." 1Pe 2:24.

    Diskusikan hal ini:
    Lihat pada Daftar Pelayan yang ada pada kelompok kerja Anda, siapa yang dapat melayani Kesembuhan Ilahi. Menurut Anda di mana posisi Anda dalam Daftar Pelayan itu? Kendala-kendala apa yang menghentikan langkah pelayanan Anda sekarang?

    Sesuatu yang perlu dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang:
    Berdoa kepada Tuhan dan minta agar Anda dibimbing kepada orang-orang yang sakit; tetapi sebelum melangkah lebih lanjut pastikan dahulu bahwa Anda benar-benar akan merespon, menanggapi dan taat waktu Tuhan membimbing Anda menemui orang-orang sakit, atau melihat atau mendengar berita tentang adanya orang sakit yang membutuhkan pertolongan pelayanan doa kesembuhan ilahi, meskipun orang itu belum Anda kenal sama sekali. Pergilah Anda untuk menemui mereka yang sakit itu dan walaupun mereka masih belum percaya, tawarkanlah Pelayanan Kesembuhan dalam Nama Yesus.

    Tugas tertulis:
    Dari Kitab Injil tuliskanlah suatu Daftar Pelayanan Kesembuhan yang dilakukan oleh Yesus; catatlah kapan pelayanan itu dilaksanakan, siapa saja yang dilayani, keadaan lingkungan tempat pelayanan dan metode yang dipakai oleh Yesus dalam pelayanan kesembuhan tersebut.

    Renungkanlah kata demi kata dalam ayat-ayat ini:
    Kis 14:8-10


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup



    1. Aku adalah Tuhan yang menyembuhkanmu.

      Mat 9:35 mengatakan kepada kita bahwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yoh 14:12 melaporkan bahwa Yesus berkata: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Paulus menuliskan dalam Rom 15:19 bahwa dia memberitakan sepenuhnya Injil Kristus dengan "berbicara, melakukan pekerjaan dan oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh".

      Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk "menyembuhkan yang sakit", tidak hanya sekedar berdoa untuk mereka. Banyak orang percaya di seluruh dunia menyaksikan bagaimana Tuhan pada zaman sekarang ini masih menyembuhkan roh, tubuh, emosi, bahkan juga mengatasi berbagai persoalan dalam pernikahan dan keuangan sebab tujuan-Nya untuk kita adalah kesehatan tubuh, jiwa dan roh kita.


    2. Kesembuhan semuanya melalui Alkitab.

      Ibaratnya dapat dikatakan bahwa sekiranya Anda harus menusukkan jarum di setiap halaman Alkitab maka dari perkataan-perkataan yang tertulis itu akan menetes kasih dan kesembuhan dari Allah.

      Penyakit itu adalah salah satu akibat dari kejatuhan manusia, tetapi sejak dari permulaan Allah telah menjanjikan keselamatan dan anugerah kasih karunia dari Allah. Kej 3:15,21.


      Dari Ex 3:7 kita tahu bahwa Allah memperhatikan semua tetesan air mata dan kesengsaraan. Dia begitu prihatin sekali akan hal-hal kesengsaraan semacam itu dan merencanakan untuk melakukan sesuatu untuk menolong dengan cara bekerja melalui seseorang yang taat.


      Melalui Ex 15:22-26 Tuhan membuka Diri-Nya untuk pertama kalinya sebagai Tuhan yang menyembuhkan. Dia menunjukkan kepada Musa sepotong kayu sebagai suatu Lambang dari Salib. Kita harus melemparkan kayu itu ke "air pahit kita sendiri" supaya kita dapat melihatnya berubah menjadi "air yang manis".


      Dalam Kitab Nu 21:4-9 umat Allah digigit oleh ular oleh karena kesalahan mereka sendiri. Namun demikian, Tuhan memberitahukan kepada mereka agar tidak melihat ke arah luka bekas gigitan ular tetapi supaya melihat ke atas supaya tetap hidup. Ini adalah gambaran dari Heb 12:2 yang mengatakan kepada kita untuk tidak melihat pada diagnosa penyakit yang dialami tetapi justru harus melihat ke atas yaitu ke arah Yesus. Tidak seperti seekor bunglon, kita tidak dapat melihat ke dua arah pada saat yang sama oleh karena itu kita harus memilih ke arah mana kita ingin memusatkan perhatian kita, pada diagnosa penyakit atau kepada janji Allah.


      Ayub harus bertahan melalui penderitaan yang sangat menyakitkan dan sangat sulit untuk dimengerti sampai akhirnya dia disembuhkan dan diberkati dua kali ganda. Ayub pasal Ayu 42.


      Daud mengatakan supaya kita jangan melupakan akan satu hal dari sekian banyak anugerah Tuhan, yaitu bahwa Tuhan menyembuhkan segala penyakitmu. Maz 103:1-5.


      Maleakhi mengatakan bahwa bagi yang takut akan NamaTuhan, maka baginya akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Mal 4:2.


      Yesus datang untuk melakukan Kehendak Bapa-Nya.


      Ibr 10:9 Ada 26 contoh yang berbeda tentang Yesus menyembuhkan orang- orang yang membutuhkan; contoh-contoh tersebut dengan jelas menunjukkan kepada kita Kehendak Bapa Sorgawi. Lihatlah pada Pelajaran 08 "Tanda-tanda dan Mujizat-mujizat" untuk mendapatkan contoh-contoh pelayanan kesembuhan ilahi yang dilakukan oleh Yesus.


      Ada tiga Saksi Alkitab yang paling dapat dipercayai bahwa Yesus menyembuhkan yang orang-orang sakit:


      1. Nabi Yesaya menunjuk kepada Yesus berabad-abad sebelum Yesus

        datang. Baca di Kitab Yes 53:4-6.

      2. Saksi mata Matius mengatakan bahwa nubuat Yesaya adalah untuk masa

        sekarang dan di sini dalam Nama Yesus. Baca Mat 8:17.

      3. Saksi mata Petrus melihat ke belakang ke pada Yesus dan berkata

        bahwa nubuat itu telah digenapi. Baca 1Pe 2:24.


    3. Di manakah kesembuhan saya?


      1. "Injil kita itu sederhana, supranatural, terpusatkan pada Kristus dan

        diselesaikan untuk selama-lamanya"

      2. Dapatkah Anda melihat bahwa Firman Allah mengatakan kepada kita bahwa

        kesembuhan bagi kita semua yang percaya sudah dikerjakan oleh Yesus di atas

        kayu Salib, 2000 tahun yang lalu.

      3. Kita harus melihat ke belakang, yaitu ke Kayu Salib untuk mendapatkan

        kesembuhan, jangan melihat ke depan. Kita harus mengarahkan pandangan kita ke

        Salib Kristus. Kita melihat Yesus, kita percaya dan kita menerima,

        mengucaplah syukur dengan iman, dan berhentilah dari usaha-usaha kedagingan

        Anda, izinkan Tuhan menyelesaikan semua persoalan-persoalan Anda.


    4. Hadiah untuk seorang atau hadiah-hadiah untuk semua orang?

      1Ko 12:9 mengajarkan pada kita bahwa Roh memberikan karunia-karunia ini tidak hanya kepada satu orang saja tetapi kepada semua orang dalam Jemaat.

      Kita semua dapat menyembuhkan yang sakit.


      Anda mungkin berpikir dengan maksud merendahkan diri bahwa iman Anda itu sangat kecil tetapi tahukah Anda bahwa kita semua sebenarnya dapat memberikan pelayanan kesembuhan ilahi oleh karena anugerah Allah yang masing-masing kita memilikinya dalam panggilan kita dan jawatan-Roh kita masing-masing, pelayanan kesembuhan itu sama sekali tidaklah tergantung pada tingkatan iman & kerohanian kita, sebab yang berkarya adalah Roh Kudus, sedang kita hanya sekedar memanifestasikannya.


    5. Siapa yang dapat melayani kesembuhan?


      1. Rasul-rasul besar, lihat 2Ko 12:12.

      2. Gembala yang memperhatikan, lihat Eze 34:4.

      3. Penginjil yang berapi-api, lihat Kis 8:7.

      4. Guru-guru yang sabar dan tenang, lihat Mar 16:20.

      5. Nabi-nabi Allah, lihat 1Ki 17:21.

      6. Penatua Gereja, lihat Jas 5:14.

      7. Diaken Gereja, lihat Kis 6:5.

      8. Orang-orang percaya biasa, lihat Mar 16:17.

    6. Bagaimana melayani Kesembuhan.

      Dengan bimbingan, dorongan, dan pertolongan Allah, Anda dapat melayani kesembuhan ilahi untuk orang sakit di mana saja, dan kapan saja, tidak hanya dalam kebaktian-kebaktian Gereja atau pertemuan-pertemuan penginjilan. Perkuat iman Anda dalam beberapa hal yang berikut:


      1. Tetapkan hati untuk benar-benar membenci penyakit.

      2. Tetapkan hati untuk mengasihi orang sedemikian besar sehingga selalu

        mau menawarkan pelayanan kesembuhan kepada mereka.

      3. Sedapat mungkin ajarkanlah orang-orang untuk memiliki iman sendiri dan

        berdoa untuk dirinya sendiri, atau kalau tidak maka pinjamkanlah imanmu pada

        mereka, artinya doakanlah mereka.

      4. Selalu berharap kepada Roh Kudus, Kis 3:6.

      5. Minta Tuhan untuk mengajar kita berdoa, contoh: Apakah ini penyakit

        jasmani ataukah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan setan?

      6. Ikatlah selalu dalam Nama Yesus segala kuasa kejahatan setan yang

        menjengkelkan.

      7. Jangan takut berdoa melawan akar daripada segala penyakit. Dalam Nama

        Yesus usirlah segera roh-roh penyakit untuk pergi, sebab kapak sudah tersedia

        pada akar pohon. Mat 3:10.

      8. Lepaskan kuasa Allah dengan doa, dan penumpangan tangan dan juga

        dengan minyak urapan. Mar 6:13.

      9. Teguhkanlah hatimu dan bertahanlah dalam pergumulan menuju kemenangan.

        Bahkan Yesus sendiri juga harus berdoa lebih dari sekali untuk satu orang.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PENGINJILAN [Indeks 00011]

    10. Usirlah Setan

    Anda mengetahui kebenaran dan kebenaran
    itu akan memerdekakan Anda

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Gal 3:1-14 dan Kis 8:1-25

    Ayat hafalan Anda:
    1Yo 3:8b Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. 1Yo 3:8b

    Diskusikan hal ini:
    Apa yang dikerjakan oleh Yesus di kayu Salib. Anda diampuni, diselamatkan, disembuhkan, bebas dan kaya. Tengking setiap pekerjaan setan yang akan merampok Anda.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Periksa kehidupan pribadi Anda sendiri apakah ada kutuk dalam keluarga dari masa kini atau masa lampau. Temuilah Gembala Anda atau penatua atau teman-teman prajurit pendoa. Katakan kepada mereka apa yang Anda rasakan, ketahui dan mungkin curigai. Ajak mereka untuk berdoa bersama dengan Anda. Akui dosa-dosa Anda dan juga dosa-dosa leluhur Anda; kemudian bersama-sama berseru kepada Allah memohon pertolongan. Anda harus senantiasa ingat, bahwa Allah menolak orang yang sombong tetapi Dia akan memberikan anugerah dan belas kasih-Nya kepada yang rendah hati.

    Tugas tertulis:
    Tulislah esai 2 halaman dengan bahan diambil dari contoh-contoh yang diberikan di bawah tentang bagaimana orang dapat mengutuk dirinya sendiri.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Nu 23:19-23


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup



    1. Lepaskanlah kami dari yang jahat.

      Dalam Gal 3:2-5 kita membaca bagaimana terkejutnya Paulus oleh adanya kemurtadan yang tidak terduga yang dilakukan oleh Jemaat yang bukan saja telah mengenal kebenaran, tetapi sudah menerima Roh Kudus dan telah melihat mujizat- mujizat. Sekarang mereka meninggalkan Tuhan, kehilangan suka-cita dan berpaling mempercayai injil yang lain. Mereka berpaling kepada usaha-usaha rekayasa manusia dan roh-roh dunia, dan mengadakan persekutuan dengan orang-orang asing. Paulus menghadapi akar masalahnya. Gal 4:8-11; 5:7-12, dan bertanya:

      "Siapa yang mempesona kamu?"
      Kata mempesona (bewitched) di sini berarti memfitnah atau membawa kejahatan melalui pujian palsu dan dibuat-buat, atau menyesatkan dengan mata iblis, memakai daya tarik iblis, pesona iblis, buai iblis atau menjerumuskan ke pada doktrin iblis. Kadang-kadang ada banyak masalah-masalah dalam kehidupan kita, keluarga-keluarga dan Gereja yang membingungkan kita dan yang berlawanan dengan penalaran, pertimbangan-pertimbangan alami dan rohani. Jika memang demikian masalah yang ada dalam kehidupan Anda, maka ingatlah selalu bahwa Allah ingin memberkati Anda semua dengan suka-cita dan pujian pengagungan, kesehatan, anak-anak, kemenangan, kesejahteraan dan kemurahan anuerah Allah. De 28:1-14.


    2. Tetapi adakah seseorang mempesona kamu?

      Tanda-tanda pasti dari hal-hal yang mempesona atau kutukan adalah keadaan frustrasi yang berkepanjangan karena tidak dapat memperoleh berkat-berkat yang dijanjikan Allah; kebingungan, kepentok pada penghalang yang tidak nampak untuk maju dan menderita gangguan roh jahat berulang-ulang karena kesalahan diri pribadinya sendiri atau karena akibat/pengaruh dari latar-belakang sejarah keluarga di masa lalu. Lihat Ula 28:14-68 untuk mengetahui gejala- gejalanya.


      1. Kehidupan yang dirundung kemalangan dan kecelakaan. De 28:28,29

      2. Kemandulan, masalah kewanitaan. De 28:18

      3. Kemiskinan yang berkepanjangan. De 28:17,29,47-48

      4. Kegagalan yang dialami terus menerus. De 28:38

      5. Bunuh diri atau kematian yang belum waktunya. Yos 6:26; 1Ki 16:34

      6. Dihina dan dipermalukan. De 28:25-44,

      7. Kehancuran pernikahan, keluarga, kekacauan pikiran dan emosi. De 28:34,20,28,65,30,41.

      8. Penyakit kambuh terus menerus atau penyakit keturunan. De 28:21,22,27,35,59,61.

      9. Penindasan, De 28:33

      Itulah contoh-contoh biasa yang seringkali terjadi tetapi tidak selalu disebabkan oleh suatu pesona (dipengaruhi oleh orang lain), dan juga tidak selalu didasari unsur kesengajaan di pihak penderita untuk tidak mau taat kepada Allah.

    3. Dari mana datangnya kutuk?

      Manusia dikutuk Tuhan dengan cara:

      Susah payah dalam pekerjaan mencari nafkah. Kej 3:17; 5:29

      Pengembaraan yang dipenuhi keresahan. Kej 4:14

      Perhambaan yang paling hina. Kej 9:25

      Kekacau-balauan secara umum. Kej 11:1-9


      Oleh pengikut-pengikut setan:
      Kutuk yang tanpa alasan tidak akan mengenai orang yang bersangkutan, tetapi kalau orang Kristen sengaja melakukan dosa maka kutuk akan benar-benar mengenai dia. Ams 26:2; Nu 23:8; De 23:5.


      Kita dapat mengutuk diri kita sendiri dengan cara:

      Pembicaraan yang sembarangan saja tanpa dipikir, Ams 18:21; Mat 12:37.

      Dosa-dosa moral, De 27:20-23;

      Menyembah berhala, De 27:15;

      Kecurangan, De 27:17-18;

      Memandang rendah kepada orang tuanya, De 27:16;

      Lalai dalam pekerjaan Tuhan, Jer 48:10;

      Mengandalkan manusia, Jer 17:5;

      Mengabaikan dan tidak menolong orang miskin, Ams 28:27;

      Menipu Tuhan. Mal 3:9

      dan masih banyak jalan-jalan dan cara-cara yang lain.


      Kita mungkin dikutuk oleh orang lain:
      Melalui otoritas yang berkelebihan dari orang lain yang dikenakan kepada kita, siksaan fisik atau emosional, penyembahan kepada ilah-ilah berhala, atau leluhur-leluhur kita pernah dikutuk.


      Kebebasan dari kutuk hanya dapat diperoleh melalui Yesus yang menggantikan kutuk dengan berkat Allah. Gal 3:13-16.


    4. Pertukaran ilahi di kayu Salib.

      Dia disalibkan untuk kesalahan-kesalahan kita.

      Dia dihancurkan untuk perbuatan salah kita.

      Dia yang dihukum untuk membawa kita kepada kedamaian.

      Dia disakiti untuk kesembuhan kita.

      Yesaya pasal Yes 53; 1Pe 2:24.


      Dia menjadi berdosa supaya kita menjadi dibenarkan.

      Dia menderita kematian untuk memberikan kita kehidupan kekal.

      Dia menjadi miskin supaya kita menjadi kaya.

      Dia ditolak supaya kita diterima.


      2Ko 5:2; Heb 2:9; Rom 6:23; 2Ko 5:2; Heb 2:9; Rom 6:23;
      2Ko 8:9; Efe 1:5-6; 2Ko 8:9; Efe 1:5-6
      .

      Sebagai ganti kutuk, banyak berkat.


      Sebagai ganti susah-payah dalam pekerjaan mencari nafkah, maka dalam Yesus semua pekerjaan kita tidak sia-sia. 1Ko 15:58.
      Sebagai ganti mengembara tanpa tujuan, kita berjalan dengan satu tujuan. Mat 28:19.
      Sebagai ganti perhambaan yang paling hina, kita mempunyai panggilan sorgawi untuk menjadi pelayan. Fil 2:6.
      Sebagai ganti tercerai berai, kita disatukan secara menyeluruh dalam satu Kuasa Kej 11:6
      Sebagai ganti kekacau-balauan umum kita memiliki berkat Abraham untuk bangsa- bangsa. Kej 12:1-3

    5. Bagaimana Abraham diberkati?
      Abraham diberkati dalam setiap lakunya.
      Kita juga diberkati dengan janji Roh Kudus untuk memberi kuasa dan memampukan kita memenuhi Rencana Allah untuk bangsa-bangsa. Kej 24:1; Kis 1:8.


    6. Tujuh langkah ke Kebebasan dari Kutuk.

      Mempesona (menarik perhatian dengan tujuan mempengaruhi) adalah pekerjaan dari roh jahat yang meresponi perkataan manusia dan doa-doa yang penuh kedengkian. Tetapi bacalah 1Yo 4:4 Da 3:8. Doa di dalam Nama dan Otoritas Yesus akan mematahkan kuasa jahat. Ajaklah saudara-saudari yang Anda percayai, dan yang mengasihi Anda untuk berdoa berdasar 7 T berikut:


      1. TAHU - Ketahuilah bahwa sebab-musabab persoalan adalah masalah-

        masalah kerohanian.

      2. TOBAT - Bertobatlah dari dosa-dosa yang menyebabkan masalah itu

        masuk, berbaliklah dari dosa-dosa itu dengan pertolongan Allah, dan memilih

        untuk mengikut Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

      3. TERIMA - Terimalah pengampunan dalam Nama Yesus dan juga dalam

        Nama Yesus ampuni setiap orang yang telah menyiksa Anda dan menyakiti Anda.

      4. TOLAK setan dan semua pekerjaannya.

      5. TUNJUKKAN setan akan darah Yesus dan kekalahannya di kayu Salib.

      6. TENGKING - Ajak teman-teman Anda untuk menengking setiap pekerjaan

        jahat, dan usirlah roh jahat untuk pergi dan patahkanlah setiap kutuk dan

        kuasa roh jahat dalam Nama Yesus.

      7. TAMBATKAN hati dan kehidupan Anda kepada Roh Kudus Allah dan terus

        menerus memuji Yesus, hidup di dalam Roh dan di dalam Firman Allah.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00000]

    DARI PENGINJILAN KE MISI

    00020 11. Rencana Allah untuk Dunia

    00021 12. Amanat Agung

    00022 13. Perintah Terakhir

    00023 14. Apakah itu Misi?

    00024 15. Janji Misi Allah

    00025 16. Selesaikan Tugas

    00026 17. Orang-orang yang Belum Terjangkau

    00027 18. Menjangkau yang Belum Dijangkau

    00028 19. Yesus, Misi Allah

    00029 20. Mengerahkan Dukungan

    11. Rencana Allah Untuk Dunia

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Ayat hafalan Anda:
    Yes 66 Ps 67.

    Ayat hafalan Anda:
    Yes 41:9,10 engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya. Aku berkata kepadamu: "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau". Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yes 41:9,10

    Diskusikan hal ini:
    Saling menjelaskan antar teman tentang apa arti Salib bagi masing-masing dalam hal ke mana Allah minta Anda untuk pergi, atau apa yang mungkin Dia minta Anda untuk mengerjakannya, atau memberi, atau tinggalkan.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Mengingat pentingnya saat-saat sekarang ini dan mendekatnya akhir zaman, maka usahakan lagi berdoa dan memenangkan bagi Yesus dua anggota keluarga yang belum selamat atau teman-teman.

    Tugas tertulis:
    Apakah andamerasakan jamahan Allah dalam kehidupan Anda, memilih Anda untuk melayani Tuhan Yesus. Uraikan pada satu halaman kertas, menurut Anda Allah memanggil Anda untuk menjadi apa dan mengerjakan apa.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Yes 43:4-7


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup


    Kami biasanya mengkaitkan Amanat Agung dengan kata-kata terakhir yang diucapkan Yesus dalam semua Injil, khususnya dalam Mat 28:16-20, dan dalam Kisah Para Rasul.

    Dalam Kitab Kejadian, Allah Bapa yang kecewa dan dikhianati berjalan di taman dalam kesejukan sore hari mencari-cari anak laki-laki dan perempuan yang dikasihi-Nya, biji mata-Nya, yang baru saja merusak kepercayaan mereka, yang lebih suka mentaati setan, yang mengakibatkan satu bencana yang tidak diungkapkan atas kehidupan yang akan datang. Kata-kata Allah Bapa mencerminkan isi hati-Nya, "Adam, di manakah engkau?" tanpa menunjuk ketempat di mana Adam sedang bersembunyi! Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa Allah segera memulai meluruskan segala sesuatunya dengan satu janji. Kej 3:9.


    Juga dalam Kitab Kejadian ada kisah tentang Yusuf, orang yang diutus Allah untuk menyelamat-kan satu bangsa. Kejadian pasal 37 sampai 50.


    Kitab Keluaran menyingkapkan kemampuan Allah membebaskan seluruh bangsa dari belenggu perbudakan. Dia ingin memberkati mereka dengan cara menjadikan mereka bangsa yang misioner membawa Firman Allah dan Kehidupan Allah ke seluruh dunia. Ex 3:7 hingga Ex 19:6.


    Dalam Kitab Mazmur hati Allah untuk dunia menerobos dari zaman ke zaman, sebagaimana disebutkan dalam Mazmur pasal Maz 67, pasal Maz 2 dan Maz 72:17.


    Para nabi besar dan nabi kecil seperti Yunus dipenuhi dengan kilasan-kilasan ilham tentang Hati Allah untuk dunia, umpama Yes 6:1-8; 54:1-5; Hab 2:14.

    Rencana Allah untuk seluruh dunia disingkapkan dalam nubuatan nabi Yesaya yang menyatakan adanya empat hal yang Allah ingin kerjakan dan dua hal yang Dia ingin supaya kita kerjakan. Baca Yes 66:18-21.


    1. Allah mengatakan, "Aku akan segera datang"

      Dalam Yes 66:18 ada pewahyuan nubuatan tentang Kedatangan Kristus Kedua Kali. Kali ini Dia mengumpulkan segala bangsa oleh karena perbuatan dan rancangan mereka. Dia tidak melakukan-nya pada Kedatangan-Nya yang pertama kali. Nanti kita akan membahasnya secara rinci dan melihat tanda-tanda di bumi dan di Kerajaan Allah yang mengacu pada kedatangan Tuhan Yesus yang sudah sangat sangat dekat.

      Ini berarti adanya akhir zaman. Ini adalah Kabar baik untuk orang percaya tetapi juga berarti adanya suatu deadline/batas akhir bagi setiap orang untuk memenangkan keluarga-keluarga kita, teman-teman dan bangsa-bangsa untuk Kristus.


    2. Aku akan menempatkan suatu tanda di tengah mereka

      Tanda dalam Yes 66:19 adalah Salib, yang terkenal di seluruh dunia. Untuk orang yang belum percaya, Salib adalah perwujudan yang paling jelas akan Kasih Allah untuk seluruh dunia, Yoh 3:16. Tetapi untuk orang percaya Salib mempunyai arti yang lebih dalam. Kalvari dimulai di taman Getsemani dan untuk Yesus dalam kemanusiaan-Nya Salib berarti suatu pergumulan untuk

      Pergi ke tempat di mana Dia tidak ingin pergi,

      Melakukan apa yang Dia tidak ingin melakukannya,

      Memberikan apa yang Dia tidak ingin memberikan.

      Mat 26:39; Luk 9:23.

    Tetapi tidak ada jalan lain, dan demi suka-cita yang disediakan di hadapan-Nya, yaitu suka-cita melihat kita semua selamat di sorga, maka Yesus rela bertahan menjalani Sengsara Salib, dan demikian juga sikap kita rela berkorban untuk keselamatan orang lain. Heb 12:2.

  100. Aku akan mengutus mereka yang terluput ke bangsa-bangsa.

    Ke tempat-tempat yang jauh Spanyol, Libia, Asia, Yunani dan pulau-pulau di lautan yang disebutkan dalam Yes 66:19. Pada zaman sekarang ini, orang-orang di negara-negara yang sedang ber-kembang tinggal paling dekat dengan kelompok orang-orang yang belum terjangkau; dan Yesus pasti akan memanggil dan mengutus beberapa orang ke tempat yang jauh sebagai misionaris.

    Kita harus bertahan/survive terhadap apa?
    Kita terhadap Sengsara Salib yang menuntut kita untuk menyangkal diri dan melaksanakan kehendak Allah dengan membayar harga berapapun besarnya. Luk 9:23.


    Bagaimana kita dapat survive?
    Sungguh mengherankan, kita hanya akan survive dan menyelamatkan hidup kita dengan suka-rela menyerahkan hidup kita untuk Yesus dan Kehendak Allah. Luk 9:24.

  101. Sekarang kita akan mencari tahu tentang ke dua hal yang harus kita kerjakan dalam rangka merespon terhadap panggilan Allah dan pengutusan Allah. Itu tidak terlalu sulit. (nomor 4 dan 5 di bawah)

  102. Mereka akan menyatakan Kemuliaan-Ku.

    Apakah kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah adalah Allah sendiriyang Hidup. Kita menyatakan Hadirat-Nya, Kasih-Nya, Kekuatan-Nya, Kuasa-Nya, pengampunan-Nya, kemurahan-Nya dan belas-kasih-Nya. Kita menyatakan Anak-Nya, Hidup-Nya, Kematian-Nya, Kebangkitan-Nya, dan bahwa Dia masih hidup sekarang ini untuk menyelamatkan, mengampuni, menyembuhkan, melepaskan dan memenuhi umat-Nya dengan Roh Kudus. Yes 66:19; #Kis 1:8.

  103. Mereka akan mengajak saudara kita.

    Injil akan selalu menggenapi dengan tepat semua yang dijanjikan dalam Injil dan orang-orang akan menanggapi dan mengikut Yesus. Yes 66:20; Yoh 12:32. Kita harus membawa mereka ke gunung-Nya yang kudus, yang bicara tentang pemuridan di kaki Yesus, contoh Mat 5:1.

    Darimana datangnya orang-orang percaya baru?
    Mereka akan datang di atas kuda, yang bicara tentang Asia Tengah yang belum terjangkau, daerah asal kuda-kuda itu. Dan di atas kereta, yang bicara tentang mereka yang murtad, orang-orang Barat yang materialistis bergelimang dalam kemewahan. Di atas bagal, yang bicara tentang orang-orang yang kekurangan dari negara sedang berkembang. Dan di atas unta betina, yang bicara tentang dunia Arab Islam yang menerima Yesus.


  104. Aku akan memilih beberapa orang untuk menjadi Hamba Tuhan.

    Langkah terakhir dalam pewahyuan Yesaya adalah dalam ayat 21. Suatu nubuatan yang teliti tentang apa yang sedang dikerjakan Allah sekarang, di seluruh dunia. Dia memanggil semua orang dengan berbagai latar-belakang budaya yang telah memilih untuk mengikut Tuhan, meninggalkan semua dan mengikut Yesus. Kita mungkin melihat seorang petobat baru sebagai yang gigih bergumul sekuatnya untuk melepaskan diri dari belenggu dosa tetapi yang dilihat oleh Yesus adalah potensi yang ada dalam diri orang itu untuk dijadikan orang pilihan Allah dan untuk melayani-Nya. Mar 1:17.

    Ketika seorang penginjil Amerika yang tidak terkenal, Ev Mordecai Ham pada suatu malam memberitakan Injil di suatu kota beberapa tahun yang lalu, dia tidak pernah membayangkan waktu itu bahwa pemuda jangkung yang pada malam itu menyerahkan hidupnya kepada Kristus akan berkhotbah kepada jutaan orang di seluruh dunia dalam masa hidupnya. Siapakah pemuda itu? Dia adalah Billy Graham dan pada malam itu Allah memilih dia untuk tujuan-tujuan Mulia-Nya.


  105. Rumah Doa untuk Semua Bangsa
    DOAKAN UNTUK EMIRAT
    Operation World halaman 554

    2.200.000 Muslim di 7 Negara
    Kemiskinan dan Kekayaan berlimpah dalam 20 tahun
    Outreach Kristen tidak diizinkan
    Tidak ada gereja nasional sama sekali


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    12. Amanat Agung

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    KPR pasal Kis 1 hingga KPR pasal Kis 24.

    Ayat hafalan Anda:
    KPR 1:11 "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." Kis 1:11

    Diskusikan hal ini:
    Bagaimana cara kita untuk dapat mengikuti jejak Yesus berjalan keliling sambil berbuat baik (Kis 10:38), berkhotbah, berbicara kepada orang-orang dan mengajar. Coba Anda rangkumkan berapa cara yang Anda ketahui. Kemudian bila ada waktu coba Anda buatkan sebuah Daftar Rencana Kerja Anda dalam rangka mengikuti Yesus.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Berkumpullah bersama saling mendoakan untuk menerima Baptisan Roh Kudus atau dipenuhi lagi dengan Roh Kudus, sebagaimana juga terjadi berkali-kali kepada orang-orang percaya dalam Kisah Para Rasul. Rasul Paulus mengatakan dalam Efe 5:18: ".... hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus"

    Tugas tertulis:
    Buatlah tulisan tidak lebih dari dua halaman, mengulas tentang Yerusalem Anda, Yudea Anda, Samaria Anda dan ujung-ujung bumi yang mungkin ada bagi Anda. Jelaskan dengan rinci tentang masing-masing hal tersebut di atas.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Kis 1:8


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup


    Dalam Kisah Para Rasul pasal 1 kami mengungkapkan enam perintah dengan penuh kuasa yang akan menolong kita untuk melayani Allah dan untuk bekerja di ladang-Nya:


    1. Berbuat baik

      Kis 1:1 menuliskan bahwa Yesus baru mulai melakukan pekerjaan dan mengajar. Kalimat itu me-nunjukkan bahwa pekerjaan-Nya masih belum terselesaikan sampai hari ini. Yesus, Kepala Jemaat Tubuh Kristus bekerja melalui Tubuh-Nya, Jemaat atau Gereja. Dan kita masing-masing adalah tangan-tangan-Nya, kaki-kaki-Nya, mata-Nya dan bibir-Nya.

      Beberapa Gereja hanya ingin mau menjadi bibir yang selalu tampil di depan kelihatan oleh banyak orang dan selalu berbicara, tetapi Kis 10:38 menuliskan bahwa Yesus telah ditunjuk untuk berbuat baik. Dia menunjukkan Allah kepada kita dan Kasih-Nya yang luar biasa untuk setiap pria dan wanita melalui apa yang telah dikerjakan-Nya. Yesus kemudian menjelaskan tentang Allah dengan apa yang dikatakan-Nya.


    2. Penuhlah dengan Roh Kudus

      Mengapa? Sebab dalam Kis 1:2Yesus bekerja melalui Roh Kudus.

      Mengapa hal ini menjadi begitu penting?
      Ketika Yesus datang ke bumi sebagai bayi, Dia meninggalkan semua kuasa ke- Allahan-Nya di sorga, Fili 2:7. Ketika Dia berbicara atau melakukan mujizat, Dia melakukannya sebagai seorang manusia yang benar-benar mengetahui bagaimana cara melayani dalam kuasa Roh Kudus. Yesus mengatakan bahwa orang- orang zaman sekarangpun dapat juga melakukan perkara yang sama seperti yang Dia lakukan, dan bahkan perkara-perkara yang lebih besar oleh kuasa yang sama dari Roh Kudus. Lihat Yoh 14:12.


      Apakah Anda sudah dipenuhi oleh Roh Kudus?
      Yesus mengetahui betapa pentingnya hal ini dan dalam Kis 1:5 Dia berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa dalam beberapa hari lagi mereka akan menerima Baptisan Roh Kudus, yang berarti diselamkan atau direndam dalam Roh Kudus. Lihat Mat 3:1-17; Kis 2:39 dan pelajaran 23RohKudus.


      Roh Kudus memberi kuasa kepada Anda.
      Dalam ayat 8, Yesus berkata bahwa mereka akan menerima "dunamis" atau kuasa yang menggetarkan bila Roh Kudus datang ke atas mereka. Dari dunamis kita memperoleh kata-kata yang seperti dynamo atau dinamit (bahan peledak). Otoritas, bahkan sekali-pun otoritas yang didelegasikan oleh Allah, tidak akan berdaya sama sekali kecuali kalau diberi kekuatan dunamis dari Roh Kudus, yaitu kemampuan untuk men-demonstrasi-kan otoritas sorgawi yang kita terima dari Roh Kudus. Ingat juga, bahwa semua murid-murid-Nya berlarian kabur melarikan diri ketika Yesus ditangkap. Tetapi coba baca apa yang terjadi pada mereka, khususnya kepada Petrus setelah dipenuhi dengan "dunamis". Mulai dari Kis 2:14 dan selanjutnya.


      Tujuan dari Kuasa.
      Roh Kudus datang untuk satu maksud, yaitu untuk menyaksikan dengan kuasa dunamis bahwa Yesus itu hidup.


    3. Jadilah saksi

      Apakah itu "saksi"? Umpamakan dua truk saling bertabrakan dan kedua pengemudinya berkelahi. Maka polisi yang datang pertama-tama akan bertanya, "Siapa yang melihat kejadian tabrakan ini?" Mereka menginginkan saksi-saksi. Seorang saksi harus mengatakan hanya apa yang telah dilihatnya. Saksi tidak memberikan pendapatnya tentang apa yang terjadi sebelumnya, tidak juga memberikan penilaian, dan saksi juga tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi kelak. Tetapi seorang saksi memberikan kesaksiannya semata-mata atas dasar kesediaannya sendiri yang bebas; dan untuk menjadi saksi biasanya sangat tergantung pada dan dipengaruhi oleh ada tidaknya perlindungan hukum bagi saksi ybs apakah akan ada penangkapan atas para saksi. Itulah sekilas uraian perihal menjadi saksi, suatu tugas yang penuh tanggung jawab yang telah diberikan kepada kita semua.

      Apa yang telah kita lihat?
      Kita telah melihat Yesus bekerja di dalam diri kita, mengampuni dosa, menyembuhkan dan memberkati; jadi dengan demikian sebenarnya kita sudah mempunyai banyak bahan untuk disaksikan. Roh Kudus kemudian melanjutkan bekerja melalui kata-kata yang kita ucapkan dengan iman dan sekaligus memberikan pengertian rohani kepada mereka yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh akan kesaksian kita bahwa apa yang kita ucapkan itu benar. Jika mereka percaya dan menerima Yesus maka itu berarti mereka telah dibebaskan, tetapi jika mereka tidak percaya maka mereka semua tinggal dalam cengkeraman belenggu dosa dan setan. Ke mana kita akan pergi untuk men-ceriterakan apa yang ingin kita saksikan? Kita semua sudah diserahi tugas untuk menggarap sebagian dari kebun anggur Tuhan. 2Ko 10:13.


      Di Jerusalem
      Kebanyakan orang harus menceriterakan kesaksiannya di Yerusalem mereka masing-masing yang maksudnya adalah lingkungan keluarga di rumah tinggal mereka dan lingkungan masyarakat di kota di mana mereka masing-masing tinggal, dan di manapun mereka dapat berbicara dalam bahasa daerah setempat dan juga telah mengenali dengan baik liku-liku kota tempat tinggalnya. Luk 8:39.


      Di Yudea dan Samaria.
      Beberapa orang akan dipanggil untuk pergi ke Yudea dan Samaria yang merupakan propinsi-propinsi tetangga, di mana pada umumnya orang-orangnya hampir sama tetapi ada sedikit perbedaaan dalam dialek dan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.


      Bahkan sampai ke ujung bumi.
      Sedikit yang terpanggil untuk pergi ke tempat yang lebih jauh di mana orang-orang, cuaca, bahasa, kebudayaan dan makanan sehari-hari sangat jauh berbeda dan setelah mereka tiba di tempat-tempat tersebut maka mereka akan mulai berceritera kepada orang-orang setempat bahwa Yesus hidup.


    4. Bekerja dengan urutan kepentingan/prioritas.

      Kita harus mengerjakan pekerjaan kita menurut tahap-tahap atau urutan-urutan prioritasnya atau kepentingannya sampai Yesus datang kembali, sebagaimana malaikat menjanjikannya dalam pesan yang penuh kuasa. Kis 1:11, yang akan kita bahas dalam kesempatan lain lagi. Banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kedatangan kembali Tuhan Yesus sudah sangat dekat. Sekaranglah waktunya untuk berdoa memenangkan keluarga dan teman-teman untuk Yesus.

      Bila Dia datang kelak, Dia tidak akan datang sebagai bayi tetapi datang sebagai Tuhan dan Raja untuk memerintah seribu tahun. Tuhan Yesus akan menegakkan dunia ini dengan benar berdasar keadilan yang benar sebelum mengakhiri sejarah manusia dengan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru.


    5. Jadikan Yesus Tuhan dan Raja.

      Hal ini adalah penting sebab Kis 1:3 mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah menghabiskan waktu selama 40 hari untuk mengajarkan kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah.

      Kerajaan berarti pemerintahan di bawah seorang Raja. Jadi di mana saja Yesus Tuhan berada, maka pemerintahan yang benar dari Allah menyertai-Nya. Kehidupan keluarga, gereja-gereja dan bahkan seluruh desa-desa akan diubahkan kalau dan pada waktu Yesus kita jadikan Raja yang kita sembah dan memerintah dalam kehidupan kita.


    6. Berdoa bersama tanpa putus-putusnya.

      Hal pertama yang dilakukan oleh orang-orang percaya pada hari pertama tanpa Tuhan Yesus adalah memulihkan komunikasi dengan Dia melalui doa.

      Kis 1:12-15 mengkisahkan bahwa para murid-murid, beberapa wanita dan saudara-saudara Yesus berkumpul bersama-sama dan berdoa terus menerus. Maria, Ibunda Yesus juga ada di sana sebagai pendoa syafaat, berbicara kepada Anak-Nya melalui doa. Dari Luk 24:49 kita semua tahu doa mereka adalah "Mari Roh Kudus perlengkapi kami dengan kekuasaan dari tempat tinggi." dan kemudian dalam KPR pasal Kis 2 mereka menerima jawaban yang luar biasa.


    7. Angkat pemimpin-pemimpin baru.

      Kis 1:15-26 menunjukkan bagaimana murid-murid mencari gantinya Yudas; dengan cara memilih seseorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan mereka selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan mereka, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan mereka, untuk menjadi saksi bersama dengan mereka tentang kebangkitan-Nya." Intinya adalah jangan sampai ada seorang pemimpinpun yang terhilang. Kita memerlukan bimbingan dan pengarahan serta dipadukannya kepada Injil semua kekuatan rohaniah dan alamiah. Jadi bilamana Allah menantang Anda untuk bangkit dan mengambil tanggung jawab dalam pekerjaan di ladang-Nya, maka katakanlah ya kepada-Nya; walaupun sekarang inipun juga Anda ditantang-Nya.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    13. Perintah terakhir

    Siapa yang akan pergi? Kalau bukan Anda, siapa? Kalau tidak sekarang, kapan?

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Mat 28:11-20; Mar 16:15-20; Luk 24:45-49; Yoh 20:19-23.

    Ayat hafalan Anda:
    Yoh 20:21 Yesus berkata, "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Yoh 20:21

    Diskusikan hal ini:
    Apa yang Anda lihat Yesus kerjakan di dalam kehidupan Anda? Andaikata Anda mengadakan perjalanan misi apakah Anda sudah mempunyai sesuatu yang baik untuk diberitakan?

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Di dalam ketenangan dan kedamaian hati Anda, coba Anda pertimbangkan bagaimana Anda akan bereaksi jika Allah memberikan konfirmasi kepada Anda pada hari ini bahwa Allah menghendaki Anda untuk menjadi seorang misionaris? Keraguan dan kecemasan atau kendala apakah yang kira-kira akan muncul dalam hati Anda? Serahkan semua keraguan dan kecemasan itu dalam doa kepada Allah dalam Nama Yesus dan mohon pertolongan-Nya agar Anda dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang Anda temui.

    Tugas tertulis:
    Silakan Anda melihat ke Kitab Wah 7:9,10. Menurut Anda, apakah yang terdapat di dalamnya? Sebutkan beberapa nama. Menurut Anda, bagaimana mereka dapat sampai di situ? Apakah kata Penatua tentang mereka dalam Wah 7:15-17?

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Kej 12:1-3.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup


    Apakah Amanat Agung itu untuk Anda?

    Amanat Agung itu adalah untuk setiap orang tanpa membedakan warna kulit, miskin atau kaya, tua atau muda. Pahlawan-pahlawan misi seringkali adalah orang-orang yang dulunya pernah berpikir bahwa mereka itu terlalu tua atau terlalu miskin, warna kulit yang salah atau gender yang salah. Tetapi marilah kita tanyakan kepada beberapa orang yang mengenal Yesus.


    1. Marilah kita dengar dulu dari Matius.

      Dia menyarankan agar sebelum kita pergi kemana-mana, kita harus mengetahui bahwa Yesus mempunyai pekerjaan misi yang harus dikerjakan di dalam hidup kita. Matius berkata dalam pasal 28 ayat Mat 28:11-20 bahwa baginya Amanat Agung itu adalah tentang -

      Taatilah apa yang dikatakan oleh Yesus.

      Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk pergi ke Galilea, di mana Dia akan menantikan mereka, dan pergilah mereka. Perintah itu tadi sebenarnya adalah suatu pengujian akan ketaatan mereka; bila mereka tidak taat maka mereka tidak akan pergi. Yesus juga menguji kita seratus kali sehari dalam perkara- perkara kecil yang kita hadapi dalam kehidupan untuk mentaati Dia. Mat 28:10,16.

      Menemui Yesus sendiri.
      Misi kita yang pertama adalah menemui Yesus terlebih dulu, kemudian dari pertemuan tersebut, kita akan memperoleh sesuatu yang menggembirakan yang dapat kita ceriterakan kepada orang-orang lain. Mat 28:17. Yesus telah keluar dari jangkauan Teologia kita dan menjadi Juru-Selamat, Tuhan dan Raja kita yang sebenarnya untuk selama-lamanya. Waktu kita melihat Tuhan Yesus yang telah bangkit masuk ke dalam kehidupan kita dan kemudian kita lihat apa yang Dia kerjakan untuk kita, maka tentunya kita punya sesuatu yang bagus yang perlu kita ceriterakan kepada orang-orang lain.


      Menyembah Yesus.
      Mat 28:17 juga menuliskan, "Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, ......." Semua pelayanan yang benar itu datangnya dari kasih kita kepada Allah dan penyembahan kita kepada-Nya. Lihat Rom 12:1


      Mengatasi keragu-raguan kita.
      Dalam Mat 28:17 dituliskan juga bahwa beberapa orang meragukan Yesus. Mungkin Anda semua sudah tidak ragu-ragu lagi, tetapi apakah Anda sudah yakin bahwa Anda benar-benarmempercayai janji-janji-Nya untuk kepentingan masa depan Anda? Dalam Mat 26:32 Yesus bersabda, "......, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Untuk memenuhi janji-janji-Nya kepada murid-murid-Nya, maka Yesus harus berjalan melalui Salib, kematian, neraka dan kebangkitan! Kita tahu dari Alkitab bahwa Dia telah melakukan semuanya itu dengan penuh keberanian dan kepastian; kemudian dalam diri kita tentunya timbul pertanyaan kepada diri kita sendiri, apakah kita masih ragu-ragu?


      Mendengarkan perintah-Nya untuk pergi.
      Banyak orang memperhatikan khotbah yang berapi-api dari Mat 28:19,20 tentang adanya kebutuhan untuk menjangkau orang-orang yang belum terjangkau di ujung-ujung bumi; tetapi apakah kita benar-benar mendengar dan benar-benar mentaati apa yang Allah katakan? Kalau bukan Anda, siapa yang akan pergi?


    2. Sekarang, marilah kita perhatikan tentang Markus.

      Markus adalah penulisnya Petrus dan dia berkata bahwa bagi dia Amanat Agung itu berarti bicara tentang:

      Berurusan dengan ketidak-percayaan.
      Dalam Mar 16:14, dituliskan perikop lain tentang Amanat Agung. Di sini Tuhan Yesus mulai dengan perintah kepada murid-murid-Nya untuk pertama-tama membuang sikap tidak-percaya dan sikap keras kepala yang menolak untuk percaya.


      Mempergunakan alat-alat Supra-natural.
      Dalam Mar 16:17-20 kita baca toolbox (peti peralatan) supra-natural Allah untuk misi supra-natural. Ayat 20 menuliskan bahwa murid-murid pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.


    3. Lukas sangat terbeban pada Amanat Agung.

      Dari Injil Lukas, pasal Luk 24:45-49. Untuk Dokter Lukas, Amanat Agung itu mempunyai arti yang sangat dalam sehingga akhirnya dia menjadi seorang misionaris:

      Yesus harus membuka pikiran kita supaya kita mengerti Kitab Suci.
      Memahami keseimbangan keharmonisan yang sempurna dalam Kristus.


      Memahami Rencana-Nya.
      Sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci.


      Beritakan pengampunan kepada semua bangsa.
      Dalam Nama Yesus, melalui pertobatan dan dimulai dari rumah kita.


      Memahami Waktu-Nya yang sempurna.
      Ada waktu untuk tinggal diam dan waktu untuk pergi. Semuanya menurut pengaturan Allah.


      Berjubahkan Kekuatan Roh Kudus,
      sebelum kita melangkah keluar menuju lingkungan orang tidak percaya yang kadang-kadang atau bahkan sering menunjukkan sikap bermusuhan.


    4. Akhirnya, berjumpa dengan Rasul Kasih.

      Untuk Yohanes, yang dikasihi oleh Yesus, Amanat Agung itu adalah tentang semua hal yang tertulis dalam Injil Yoh 20:19-23, yaitu:

      Kuasa dari Tuhan yang telah bangkit.
      Waktu murid-murid sedang berkumpul di dalam rumah di belakang pintu yang terkunci, Yesus menunjukkan Kuasa-Nya secara hurufiah menembus pintu atau dinding untuk menampakkan Diri di tengah-tengah para murid.


      Harga yang sangat mahal untuk keselamatan manusia.
      Yesus menunjukkan tangan-Nya dan bagian lambung-Nya kepada murid-murid; dan murid-murid itu melihat sendiri dengan jelas tanda-tanda bekas siksaan dan kematian di kayu Salib. Inilah harga yang harus dibayar untuk keselamatan manusia di mana Anak Allah yang sempurna yang tidak ber-cacat dan tidak berdosa telah dihukum secara tidak adil bukan untuk kejahatan-Nya sendiri tetapi untuk dosa-dosa manusia terhadap Allah. Tidak ada harga yang lebih mahal lagi yang dapat dituntut atau yang mungkin dibayarkan tunai dan lunas.


      Menerima panggilan Allah.
      Yesus rela meninggalkan kemuliaan sorga untuk datang ke tengah-tengah dunia kita, yang penuh dengan dosa, untuk melakukan Kehendak Allah dalam pelayanan misionaris, menyerahkan nyawa-Nya supaya kita dapat hidup. Sekarang kembali Dia berkata, (Yoh 20:21) "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Kemudian dalam Yoh 13:15, "sebab Aku telah mem-berikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Heb 10:5-7.


      Menerima Kuasa Roh Kudus.
      Yohanes 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus" dan selang beberapa hari setelah kejadian itu oleh hembusan Ke-ilahian itu terjadilah tiupan angin deras penuh kuasa yang memenuhi murid-murid yang ada di situ dalam Kuasa Roh Kudus.


      Memahami tugas kita, yaitu mengampuni dosa-dosa.
      Orang-orang Kristen telah membuka sekolah-sekolah dan rumah sakit di seluruh dunia, dan itu semua telah menjadi suatu kesaksian nyata yang indah untuk pengampunan dosa dan belas kasih dari Tuhan.

      Akan tetapi sudah teruji dengan benar bahwa kecuali seseorang itu dipulihkan kembali kepada persekutuan dengan Pencipta-Nya, maka pertumbuhan yang murni tidak akan benar-benar terjadi dalam kehidupan orang itu. Yesus menekankan dalam Yoh 3:7, "Kamu harus dilahirkan kembali." Yesus menggaris-bawahi perlunya dan pentingnya secara mutlak untuk membimbing orang mencapai suatu tingkatan rohani di mana dia dapat memperoleh pengampunan dan pemulihan dari Allah. Dengan cara demikian maka Allah dapat masuk ke dalam hidup seseorang untuk mengadakan pemulihan dan perubahan-perubahan dari dalam hidup orang itu. Setelah itu, maka orang itu dapat dipakai oleh Allah untuk memberkati seluruh lingkungan komunitasnya. Yoh 3:3-7.

      Nah, demikianlah, kesan dan kisah Amanat Agung menurut pemahaman orang yang paling dekat dengan Yesus. Katakanlah demikian, "Ya Tuhan, bukalah jalan-Mu di dalamku demi dunia yang dihuni oleh orang-orang berdosa dan tersesat yang untuknya Engkau telah mati di kayu Salib."

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    14. Apakah itu Misi?

    Lebih nyaman belajar di rumah!

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    2Ko 5:11-6:10

    Ayat hafalan Anda:
    2Ko 5:14,15 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 2Ko 5:14,15

    Diskusikan hal ini:
    Penginjilan Lokal itu sudah sangat jelas bagi kita yaitu pemberitaan Keselamatan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus di lingkungan komunitas di mana kita tinggal, tetapi tentang Misi perlu kita ketahui dimana kita akan memulainya? Kemudian apa yang akan kita kerjakan berkenaan dengan Misi itu? Apakah Anda sudah mempertimbangkan untuk pergi ke ladang Misi?

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang: Renungkan Mazmur pasal 116 ayat demi ayat dan perhatikan dengan saksama betapa banyak yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita. Oleh karena itu tuliskanlah tanggapan Anda kepada Tuhan dalam bentuk komitmen Anda dan doa Anda.

    Tugas tertulis:
    Perhatikan langkah-langkah yang perlu diambil menurut Surat Rom 10:14-15 untuk menjangkau orang yang tersesat.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Yoh 1:40-41


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup



    1. Apakah Misi itu?

      Setiap orang percaya mengerti bahwa kita berhutang dalam hal apa saja kepada Allah, baik untuk kehidupan sekarang maupun untuk kehidupan dalam kekekalan. Waktu kita masih sebagai orang yang berdosa dan masih penuh dengan kebencian di mata Allah, Dia sudah mencari-cari kita, menebus kita kembali dari belenggu setan dengan Darah Anak-Nya, dan mengangkat kita masuk ke dalam Keluarga Allah, serta memberkati kita semua dengan berlimpah dari satu berkat ke berkat yang lain.

      Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; Yoh 1:16.

      Pemazmur meminta kita semua.

      Maz 116:12,13 "Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?" Jawaban kita sekarang adalah sama seperti jawaban pemazmur itu ribuan tahun yang lalu, "Aku akan mengangkat Piala Keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,"


      Misi itu hanyalah satu langkah maju dari Penginjilan.

      Dengan kasih dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus dalam hati kita, kita meneruskan satu langkah lagi sesudah Penginjilan Lokal untuk mengangkat Piala Keselamatan Allah sedemikian tinggi sehingga semua orang, tua muda, pria dan wanita, pemuda pemudi di-ujung-ujung bumi dapat melihatnya dengan jelas dan mereka juga diminta untuk minum air yang sama yang memberi kehidupan.

      Alkitab mengatakan supaya kita menjadi saksi Tuhan Yesus di Yerusalem kita yaitu kota di mana kita tinggal, di Yudea dan Samaria yaitu di propinsi- propinsi tetangga, dan ke ujung-ujung bumi. Baca Pelajaran 1 dan Pelajaran 2 untuk memperoleh keterangan yang rinci.

      Ketika Paulus menulis kepada teman-temannya di Jemaat Korintus dan Yunani, dia memberikan tambahan keterangan dan alasan-alasan untuk melakukan Misi.


    2. Takut akan Tuhan yang memotivasi kita.

      Takut di sini adalah rasa takut yang tumbuh dalam diri kita kalau-kalau kita mendukakan hati Tuhan dengan tidak mentaati perintah-perintahnya, bercampur dengan rasa penghormatandan kasih yang kudus kepada Tuhan yang mendorong kita untuk segera mentaati Tuhan. 2Ko 5:11.

    3. Kebutuhan-kebutuhan manusia memotivasi ktia.

      Ketika kita melihat roh jahat yang mencengkeram manusia dan membelenggunya dalam dosa, penyakit, ketidak-adilan, kemiskinan, ketidak-percayaan dan keserakahan dengan segala akibat-akibat yang menyakitkan, kesengsaraan dan penderitaan yang semuanya ini menyebabkan hati kita tergerak untuk melakukan sesuatu mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia tersebut sebab kita tahu tentang kebaikan Tuhan dan tentang semua yang Tuhan Yesus telah kerjakan untuk kita.

      Paulus mengatakan bahwa kita harus mencoba meyakinkan orang-orang lain untuk memahami kenyataan dan kebenaran ini serta meyakinkan mereka untuk mau membuka pikiran mereka dan membuat keputusan untuk mengikut Kristus. 2Ko 5:11


    4. Kasih mendorong kita.

      Kasih akan semua orang dan keprihatinan akan nasib mereka dalam kekekalan membawa Yesus ke kayu Salib dan kasih yang sama seperti itu telah memenuhi hati Paulus dan mendorong dia untuk berperan serta secara aktif dalam Misi Penyelamatan Manusia yang dikerjakan oleh Allah.

      Kasih mendorong kita juga.

      Ketika kami menyadari bahwa Kristus telah mati untuk kita semua, maka kita memilih untuk mematikan ego/kedagingan kita juga dengan menyerahkan semua rencana dan kehidupan kita, sebagai ucapan syukur terima kasih kita, kepada Kristus dan segera mulai hidup untuk Allah dan untuk orang lain di manapun mereka berada. 2Ko 5:14.


    5. Kekekalan harus memotivasi kita.

      Paulus berkata bahwa kita seharusnya tidak menghormati orang dari sudut pandang duniawi yang pada umumnya cenderung terkesan pada jabatan, kekayaan atau kedudukan sosial. Sebaliknya seharusnya kita melihat dari sudut pandang perspektif kekekalan yang menghadapi ancaman berbagai macam kenyataan yang suram. Pilihan-pilihan harus dengan tegas ditentukan dari sekarang untuk semua urusan kekekalan antara sorga dan neraka.

      Apakah manusia benar-benar tersesat?

      Manusia pertama, Adam, dalam kehendak bebasnya telah dengan sengaja memutuskan untuk tidak mentaati Allah bahkan sebaliknya, dalam kehendak bebasnya, dia telah memutuskan untuk mempercayai kebohongan-kebohongan setan. Allah terpaksa meninggalkan Adam; sedang roh manusia Adam yang dengannya Adam dapat mengenal Allah jadi mati didalam diri Adam, artinya tidak berfungsi lagi. Adam ditinggalkan hanya bersama tubuh dan jiwanya mengikuti majikan yang jahat ke dalam kebinasaan dan api neraka yang kekal yang sebenarnya dipersiapkan bukan untuk manusia tetapi untuk iblis dan malaikat-malaikat-nya. Mat 25:41.


      Manusia masih terikat

      Oleh keputusan yang salah yang dibuat oleh wakil manusia dan sekarang ini manusia sedang berjalan menuju kesesatan dalam kekekalan. Terlalu mengerikan untuk direnungkan, sebab kesesatan dalam kekekalan itu tidak ada ujung pangkalnya dan tidak akan ada jalan keluar. Oleh karena itu, dengan tegas Paulus mengatakan bahwa kalau Allah tidak menyelamatkan kita melalui Yesus, maka kita sudah mati dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita mengikuti setan dan akhirnya kita akan menghadapi Murka Allah. Efe 2:1-3,5.


      Diselamatkan dari neraka

      Firman Allah katakan bahwa kita semua harus menjadi ciptaan baru, yaitu dilahirkan baru, pertama dilahirkan secara alami dan kedua dilahirkan secara rohani melalui pertolongan Roh Kudus. Menjadi Kristen Lahir Baru. Yoh 3:3-6.


    6. Injil memotivasi kita.

      Dulu kita pernah memandang Yesus dengan cara duniawi, dan berpendapat bahwa Dia itu tidak lebih daripada seseorang atau legenda dalam sejarah, sama seperti tokoh-tokoh lain di masa lampau. Sekarang kita baru dapat mengungkapkan bahwa Dia adalah Allah sendiri yang hadir di kayu Salib dan di dalam Pribadi Yesus, Allah sedang mendamaikan manusia dengan Diri-Nya agar manusia dapat kembali kepada-Nya dalam persekutuan ilahi. Allah tidak mengungkit-ungkit dan memper-hitungkan dosa-dosa kita.

      Ini adalah kisah kejadian nyata yang paling besar yang pernah dibicarakan dan memerlukan tanggapan (tolak atau terima) kita dan jawaban kita. Dia yang tidak mempunyai dosa telah dijadikan berdosa menggantikan kita dan membayar harga melalui sengsara dan kematian, supaya kita yang seharusnya dihukum dapat dibenarkan dan hidup di hadirat Allah baik dalam zaman yang sekarang maupun dalam zaman yang akan datang, yaitu zaman kekekalan.


      Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.


    7. Panggilan itu memotivasi kami.

      Paulus mengatakan bahwa kita adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (2Ko 5:20) Jadi sebagai utusan-utusan sorgawi yang mewakili Allah sendiri yang berbicara melalui kami kepada orang-orang di sekeliling kita yang belum diperdamaikan dengan Allah Dan sama halnya dengan utusan-utusan duniawi (duta besar) dalam suatu wilayah peperangan maka sikap kita sebagai utusan-utusan sorgawi yang berada di dalam wilayah peperangan, teritorial musuh, yaitu setan, adalah sangat berbahaya dan sangat menekan. 2Ko 6:3-10.

      Allah mendorong dan meminta dengan sangat agar kita semua diperdamaikan kembali dengan Bapa Sorgawi.

      Hari ini adalah selalu hari yang paling baik.

      Sekarang juga adalah selalu saat yang tepat.
      Kalau bukan Anda-siapa?
      Kalau bukan sekarang-kapan dong?
      2Ko 5:20-6:2

    8. Jadi dapat kita simpulkan di sini bahwa hal-hal rasa takut akan Tuhan, kebutuhan-kebutuhan manusia, Kasih Allah, dan kenyataan-kenyataan dalam kekekalan, kisah besar yang harus kita beritakan dan panggilan yang diberikan Allah kepada kita. Hal-hal yang kami uraikan satu per satu ini mempunyai latar-belakang dan alasan-alasan bagi kita supaya kita memberikan apa yang terbaik kepada pelayanan di ladang Misi, baik di tempat jauh ataupun dekat, melalui doa atau melalui kehadiran kita pribadi, melalui memberi apa yang dapat kita berikan untuk memenuhi kebutuhan mereka, kita pergi sendiri ke ladang Misi atau mencari pengganti kita dengan cara mengirim orang lain atas beban biaya kita,

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    15. Janji Misi Allah

    Jika Anda mengikuti jejak Abraham Anda akan memerlukan paspor

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Kej 11:26 hingga Kej 12:5, dan Gal 3:6-29

    Ayat hafalan Anda:
    Gal 3:28,29 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Gal 3:28,29

    Diskusikan hal ini:
    Lihat pelajaran di bawah nomor 1 tentang 7 Janji Allah. Menurut pendapat Anda, "Janji 7" ini dapat mempunyai arti apa dalam kehidupan Anda seandainya Anda mempercayainya dan seandainya Anda sepenuhnya bertindak atas dasar ke "Janji 7" tersebut?

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Tuliskan "Janji-7" itu dalam huruf besar di atas selembar kertas karton dan kemudian tempelkanlah kertas karton tadi di suatu tempat dalam rumah Anda di mana Anda dapat sering melihatnya. Waktu Anda melihatnya, pikirkan tentang janji-janji itu, renungkanlah semua janji itu, ulangi terus menerus, akui "Janji-7" itu dan terimalah berkat dengan iman.

    Tugas tertulis:
    Simaklah apa yang dibicarakan oleh Petrus dalam 1Pe 2:9 dan kemudian tuliskanlah di atas 1 atau 2 lembar kertas tentang apa artinya untuk umat Allah pada zaman sekarang.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Heb 1:8-10.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda pilih
    sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Pada zaman dahulu, pemuda Abram tinggal di kota kuno bernama Ur, dalam satu keluarga yang menyembah berhala. Kis 7:2,3; Kej 11:31; Yos 24:2. Pada suatu hari, berfirmanlah TUHAN kepada Abram:

    "Pergilah kamu sendiri, untuk kepentinganmu sendiri, keluar dari negerimu dan dari semua sanak-keluargamu. Pisahkan pikiranmu dari keluarga besarmu. Mereka harus tinggal di tempat, kamu pergi! Mereka harus tinggal di tempatnya sekarang, ketaatan hidup beragama mereka sudah pudar. Tidak demikian halnya denganmu, Abram. Pergilah kamu keluar dari negerimu. Berjalanlah terus. Pergilah untuk memantapkan gaya hidupmu berserah mutlak dalam pengaturan Allah yang Maha Kuasa." Kej 12:1. Diterjemahkan dari bahasa Ibrani oleh David Newington.

    Teks dalam bahasa Inggris adalah sbb:

    "Go away for yourself, for your own reasons, from your country and from your kinfolk. Make up your mind separately from your clan. They are going to stay - you go! They are going to settle down, their religious drive has evaporated. Not so with you Abram. You emigrate. Keep travelling. Go away to establish your own lifestyle in dependence upon Almighty God." Genesis 12:1, translated from the Hebrew by David Newington.

    Allah bekerja dan seluruh keluarga bergerak pindah menuju ke Kanaan, tempat yang ditunjukkan oleh Allah yang Hidup. Mereka mendirikan tenda di Haran, kurang lebih jarak setengah jalan menuju Tanah Perjanjian. Beberapa waktu kemudian waktu papa Terah meninggal, Allah yang Hidup melawat Abram lagi dan mengingatkan dia tentang apa yang telah dikatakan-Nya di Ur.

    Kali ini Allah yang Hidup menambahkan dengan "Janji-7" Allah:


    1. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,

    2. Aku akan memberkati engkau,

    3. Aku akan membuat namamu masyhur,

    4. Engkau akan menjadi berkat,

    5. Aku akan memberkati oang-orang yang memberkati engkau,

    6. Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau,

    7. Semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat melalui engkau.

    Kemudian Allah menjelaskan dalam Kej 13:16 "Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunan-mupun akan dapat juga dihitung juga." dan dalam Kej 15:5 "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

    Allah mengganti nama Abram menjadi Abraham yang berarti Bapa sejumlah besar bangsa, maka dia sering mendengar janji-janji Allah dikaitkan dengan namanya. Tetapi meskipun Abraham diberkati dalam setiap lakunya, kita tidak dapat dengan jujur mengatakan bahwa janji-janji yang banyak ini sudah digenapi dalam masa hidup Abraham. Jadi apa yang terjadi dengan janji-janji Allah? Lihat Kej 17:1-7; 24:1.


    1. Janji Allah sekarang datang ke Ishak.

      Ishak adalah orang yang senang tinggal di rumah, tidak seperti ayahnya, Abraham, yang suka berkelana. Allah datang melawatnya dan membawa janji yang sama kepadanya, tetapi sampai menjelang akhir hidup Ishak yang sangat banyak diberkati itu, janji-janji Allah belum sepenuhnya juga digenapi. Lihat Kej 26:4.

    2. Sekarang kita temui Yakub, sang cucu.

      Yakub sifatnya berbelit-belit, sama sekali tidak sama dengan Ishak atau kakeknya Abraham. Pada suatu hari Yakub melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya waktu Allah melawatnya; dan Yakub baru menyadari bahwa dia juga mewarisi janji-janji Allah. Lihat Kej 28:14. Selang beberapa waktu dan melalui banyak penderitaaan, Allah mengubahkan Yakub dan memberinya nama Israel.

    3. Dari Yakub ke Yusuf.

      Anak-anak Yakub saling berselisih dan Yusuf kemudian dijual ke perbudakan di Mesir. Namun demikian beberapa tahun kemudian Yusuf meraih kedudukan yang berkuasa dalam pemerintahan dan membantu menyelamatkan kehidupan seluruh keluarganya. Janji Allah pindah bersama mereka ke Mesir. Kejadian pasal 42 sampai pasal 47. Tetapi kemudian Yusuf meninggal dan keturunan keluarga Yakub mengalami penderitaan dan perbudakan.

      Jadi bagaimana halnya dengan Janji-janji Allah.

      400 tahun kemudian mereka berseru kepada Allah dan kisahnya berlanjut sampai ke zaman Kitab Keluaran pasal 1 sampai pasal 12, dengan disusulnya umat Allah meninggalkan Mesir melalui pembebasan yang maha dahsyat melalui Laut Merah.

      Allah tidak pernah melupakan akan janji-janji-Nya barang sedetikpun juga, dan beberapa waktu kemudian di atas gunung Sinai, Allah memperbaharui janji-Nya dan memperluas isinya bagi keluarga Yakub, dengan Firman-Nya sbb:


      1. Kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku (Ex 19:5)

      2. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam (Ex 19:6)

      3. Kamu akan menjadi bangsa yang kudus (Ex 19:6)

    Ketika Keluarga Yakub mengetahui bahwa tugas mereka adalah untuk membawa berkat Allah ke seluruh negeri, mereka mengatakan "Ya", tetapi ketika tiba giliran mereka mendengar tentang gaya hidup yang diharapkan tampil sebagai bangsa yang kudus, maka


    1. Mereka berbalik,

    2. Mereka menolak tawaran itu,

    3. Mereka menolak Allah,

    4. Dalam hatinya mereka sudah memilih untuk kembali saja ke Mesir,

    Akibatnya adalah selama 1.500 tahun tidak ada kegiatan agamawi hingga Yesus datang. Ex 19:4-19; Heb 12:19; Kis 7:39-42.

  106. Apa yang terjadi dengan Firman Tuhan jika Firman itu tidak digenapi?

    Ketika Yosua menghancurkan Yerikho, Allah memerintahkannya untuk menjatuhkan kutuk pada setiap orang yang mungkin akan membangun kembali kota itu. (Yos 6:26) Beberapa tahun kemudian ada seseorang yang benar-benar membangun kembali Yerikho, tetapi dia melakukannya dengan me-ngorbankan anak-anaknya tepat sama seperti telah dituliskan dalam nubuat melalui Firman Tuhan mengenai kota itu. (1Ki 16:34) Firman Allah tidak akan kembali kepada-Nya sebelum Firman itu melaksanakan apa yang difirmankan, tetapi Firman Allah akan menunggu sampai ada seseorang yang muncul yang melalui orang itu Firman Allah itu dapat digenapi. (Yes 55:11)

  107. Apa yang terjadi pada Janji Allah?

    Paulus menjelaskan semuanya dalam Gal 3:8-29. Dalam ayat-ayat Gal 3:3 dan Gal 3:9 kita mengetahui bahwa Janji itu sebenarnya adalah suatu nubuatan tentang Injil Keselamatan oleh iman sebab semua bangsa akan diberkati melalui Abraham yang adalah Bapa Iman kita.

    Kemudian dalam ayat 16 kita ketahui bahwa janji itu menantikan satu benih keturunan yang tertentu, disebutkan dalam ayat 16 ini sebagai berikut, tetapi hanya satu orang "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Bukan semua keturunan-keturunannya.

    Janji itu sebenar-benarnya adalah untuk Yesus. Sekarang, silakan membaca lagi Janji 7 itu dengan keras dan kali ini tempatkan Nama Yesus di depan, sambil mengatakan: Yesus, aku akan menjadikan Engkau..........

    Janji itu adalah juga untuk Gereja. Sebab sebagaimana ayat 29 mengatakan, Anda-Anda (jamak) adalah milik Kristus, maka Anda-Anda sebagai anggota Tubuh Kristus adalah ahli waris dari "Janji 7" itu. Sekarang silakan baca lagi ke "Janji 7" itu dengan keras dan kali ini tempatkan nama Gereja Anda atau Misi Anda di depan dan dengar Tuhan berbicara kepada Anda.


  108. Apa artinya ini bagi kita?

    Ini berarti bahwa kita sekarang dapat pergi berjalan dengan iman ke mana saja yang ditunjukkan oleh Allah kepada kita sebab kita sudah tahu sekarang bahwa sudah ada Janji Allah, seumur zaman ini mengenai kita, yang menantikan kita untuk kita warisi melalui ketaatan kita kepada Kristus. Alkitab mengatakan bahwa Anda adalah ahli waris dunia dan Janji Allah itu dijamin oleh iman dan oleh kemurahan Allah. Allah sudah menjadikan kita semua menjadi apa yang telah ditolak oleh Israel. Rom 4:13,16; 1Pe 2:9,10.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



  109. DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    16. Selesaikan Tugas

    Kelompok Sel energi Gereja yang melepaskan Kuasa Allah

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Kis 16:6-15; 1Te 1:4-10

    Ayat hafalan Anda:
    2Ko 10:15b; 2Ko 10:16a. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghargaan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka. 2Ko 10:15b, 2Ko 10:16a.

    Diskusikan hal ini:
    Dapatkah sistem Kelompok Sel ini dipraktekkan dalam Gereja Anda atau di Gereja- gereja yang Anda kenal? Kalau tidak bisa, apakah alasannya?

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Pertimbangkan tentang Kelompok Sel yang ada dalam lingkungan Gereja Anda dan carilah siapa yang terbeban untuk mengembangkan wilayah-wilayah pelayanan tertentu. Suatu kelaziman di Gereja diedarkan Formulir Permohonan Doa bagi mereka yang membutuhkan dukungan doa atau pelayanan pribadi. Dapatkah kiranya Anda melihat file yang menyimpan Formulir Doa tsb dan mencatat beberapa nama pemohon. Selanjutnya usahakan untuk memperoleh informasi yang agak lebih lengkap tentang nama-nama yang Anda catat tadi. Siapakah mereka itu dan di manakah mereka tinggal? Rencanakan tindak lanjutnya dalam pengembangan Kelompok Sel.

    Tugas tertulis:
    Perhatikan lagi Daftar Kelompok Sel yang telah Anda buat dan bila mungkin tambahkanlah lagi pada kegiatan Kelompok Sel tersebut ide-ide lain yang baru yang berkaitan dengan negara Anda, keadaan dan kebudayaan setempat.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Kis 6:3-4


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup



    1. Mari Tuhan Yesus, datanglah segera.

      Orang-orang percaya di mana-mana merindukan kedatangan Yesus, dan memang Dia akan datang bilamana Injil Kerajaan sudah diberitakan ke segala bangsa-bangsa. Kita sudah semakin dekat pada saat kedatangan Tuhan dibandingkan dengan waktu- waktu yang lampau, dan pada zaman sekarang adalah yang paling mudah dalam seluruh kurun waktu sejarah bagi Gereja Anda untuk menjangkau orang-orang di tempat-tempat lain jauh melampaui batas-batas wilayah Anda oleh adanya fasilitas transportasi darat, laut dan udara; media cetak dan peralatan elektronik.

    2. Menyelesaikan tugas.

      Para pakar pelayanan Misi telah membuat daftar 12 Strategi yang penting yang dapat digunakan oleh setiap Gereja untuk membantu menyelesaikan Amanat Agung. Inilah ke 12 strategi itu dimulai dari yang paling mudah sampai yang paling sulit:


      1. Doa syafaat dan peperangan rohani.

      2. Jaringan kerja-sama dengan Gereja Global.

      3. Keterbukaan baru dalam mempergunakan Karunia-karunia Roh dalam konteks

        pelayanan Misi.

      4. Pemulihan pekerjaan yang mendesak dalam Gereja.

      5. Memperluas Penginjilan Gereja untuk menyeberangi batas-batas

        geografis dan budaya.

      6. Padukan pekerjaan sosial manca negara dengan Pemberitaan Injil, dan

        demikian sebaliknya.

      7. Menjangkau anak-anak dunia.

      8. Menjangkau para wanita dunia yang dikurung dibelakang pintu tertutup

        oleh tradisi.

      9. Menjangkau kota-kota besar di seluruh dunia.

      10. Kunjungan pada Pemimpin Gereja penduduk asli yang miskin untuk

        menolong dan memperlengkapi mereka.

      11. Menjangkau kepada kelompok orang-orang yang belum terjangkau.

      12. Penginjilan Ulang kepada Dunia Lama.

      Para Gembala akan berpikir bahwa ini berarti lebih banyak pekerjaan tambahan yang harus dia kerjakan, sedang mereka sudah hampir kehabisan waktu senggangnya. Para Bendahara akan merasa cemas sebab Pelayanan Dunia secara Internasional kelihatannya akan membutuhkan dana yang sangat besar sedangkan dana cadangan tidak ada. Dan sebaliknya banyak orang akan terkejut mendengar ide untuk menjangkau orang-orang di daerah-daerah yang sangat jauh, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Apakah jawaban kita?

    3. Kelompok Sel melepas Kuasa Orang banyak.

      Pelayanan Kelompok Sel dapat menolong Gereja Anda untuk maju ke depan masuk ke dalam Pelayanan Dunia secara Internasional tanpa membebani Gembala secara berkelebihan dan tanpa menyebabkan perasaan stress berat kepada para Bendahara.

      Apakah itu Kelompok Cluster atau Kelompok Sel?
      Pelayanan Cluster atau Pelayanan Kelompok Sel atau Cell Group terbentuk bilamana ada 5 sampai 10 orang anggota Gereja berkumpul bersama untuk mengerjakan hal-hal yang yang menarik perhatian mereka yang berkaitan dengan Pelayanan Misi. Gembala melatih mereka bagaimana caranya berkomunikasi dengan dia dan dengan sesama anggota sel. Gembala menunjuk seorang Pemimpin untuk satu Kelompok Sel dan mengangkat salah seorang Penatua Gereja sebagai Pengawas Kelompok Sel. Para anggota Kelompok Sel berkumpul untuk berdoa dan berbagi (sharing) kesaksian atau pengalaman dalam mengikut Tuhan dan selanjutnya memberikan Laporan tentang Perkembangan Pelayanan, Rencana Pelayanan dan Sasaran kepada Gembala Gereja.

      Siapa yang akan mendanai semua ini?
      Setiap Kelompok Sel mengumpulkan uang mereka sendiri dengan iman dan bekerja. Satu-satunya hal yang dikerjakan oleh Gembala adalah hanya membiarkan mereka bekerja sendiri. Tidak ada tambahan pekerjaan untuk Gembala, satu-satunya tugas Gembala dalam Kelompok Sel hanyalah mendorong semangat mereka, mendengarkan mereka, dan memeriksa laporan pelayanan mereka sekali dalam enam bulan. Pemanfaatan segala daya dan dana akan lebih efektif jika dimasukkan juga sasaran kerja Gereja untuk Doa-doa Misi, persembahan untuk Misi, perjalanan Misi dan pengutusan Misi untuk pertumbuhan pelayanan yang spektakuler (besar).


    4. Kelompok Sel yang bagaimana?

      Marilah kita berpikir dan berpandangan yang luas untuk mempertimbangkan ide-ide berikut. Kita ambil Daftar Strategi yang tertulis di atas dan mulai menjalankan dari yang paling mudah dengan membuka kesempatan bagi siapa saja yang merasa terbeban untuk ikut berperan serta dan meneruskan pekerjaan kita menuju strategi yang paling sulit dan yang paling meminta perhatian kita.

      Mungkin pada awalnya hanya akan ada satu atau dua kelompok yang dapat datang berkumpul bersama tetapi Allah akan segera memberikan pertumbuhan setelah para anggota sel sudah mulai menangkap visi kelompok sel selanjutnya mereka akan bergabung dalam kelompok sel tersebut.


      1. Mereka yang terbeban untuk berdoa untuk bangsa-bangsa, untuk

        misionaris, untuk Gereja-gereja seluruh dunia, khususnya Gereja-gereja yang

        teraniaya, supaya saling bertemu mungkin satu kali seminggu.

      2. Mereka yang senang menulis, komunikasikanlah Gereja Anda dengan

        Gereja-gereja di seluruh dunia. Anda akan segera menerima kunjungan-kunjungan

        dan mungkin juga Allah akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk pergi

        mengunjungi mereka dan mempelajari iman mereka.

      3. Mereka yang bernubuat dan menerima penglihatan-penglihatan,

        nantikanlah suara Tuhan yang membimbing dan mengarahkan Misi yang dijalankan,

        misionaris dan tiap perjalanan Misi.

      4. Mereka yang memimpin Gereja, supaya membentuk Kelompok Sel sendiri

        antar Pimpinan Gereja untuk memimpin dengan memberi contoh bergerak menuju ke

        Yes 54:2-5.

      5. Mereka yang pandai bernyanyi atau main drama, siapkanlah acara-

        acara khusus yang dapat menyadarkan seluruh anggota Gereja akan adanya dunia

        yang luas dan adanya panggilan Allah untuk pergi melayani di ladang Misi.

      6. Mereka yang ingin melakukan Pelayanan Lintas Budaya, yaitu masuk ke

        dalam budaya lain, supaya menemui orang-orang asing lokal, yaitu mereka

        yang tinggal di kota Anda, untuk mengetahui adanya berita-berita apa dan

        mempelajari bagaimana mereka meresponi Injil.

      7. Mereka yang terbeban untuk pekerjaan jalanan, buatlah rencana yang

        rapi untuk mengunjungi kota-kota besar yang terdekat di mana jutaan orang

        terjebak dalam tindak kejahatan, narkoba dan pelacuran. Mereka perlu

        mengetahui tentang kota-kota besar di dunia dan membuat jaringan kerja sama

        dengan orang-orang percaya setempat yang merasa senang ditolong.

      8. Mereka yang mengasihi orang miskin, buatlah rencana-rencana untuk

        menjangkau kelompok orang-orang yang kelaparan, teraniaya dan yang sakit,

        khususnya para wanita dan anak-anak yatim piatu. Cari informasi untuk

        mengetahui siapa saja yang dapat membantu sebab pekerjaan besar semacam ini

        memerlukan suatu kerja-sama dalam kemitraan.

      9. Mereka yang menangis untuk anak-anak terlantar di seluruh dunia,

        supaya membuat rencana-rencana, betapapun sederhananya, untuk menjangkau

        mereka dalam kasih dengan membawakan makanan, perlindungan dan biaya untuk

        pendidikan sekolah.

      10. Mereka yang terpanggil untuk menjangkau orang-orang yang belum

        terjangkau
        , baik dekat maupun jauh, mulailah merencanakan langkah-langkah

        awal untuk membuat Team yang akan pergi. Pertimbangkan jarak ke lokasi yang

        dituju, biaya, bahasa, pelatihan dan perjalanannya. Jangan dilupakan bahwa

        Eropa itu, secara rohaniah, adalah daerah yang paling gelap, benua yang

        paling sekuler di bumi. Mereka yang menguasai bahasa-bahasa setempat

        supaya membantu dalam pekerjaan Team Misi.

      11. Mereka yang dapat menghasilkan banyak uang oleh karunia dan kemurahan

        Allah, supaya mencari jalan dan peluang untuk menyiapkan dana secukupnya

        untuk Misi Gereja dan para Misionaris.

      12. Mereka yang memahami Alkitab, supaya merencanakan untuk mengunjungi

        orang-orang percaya yang benar-benar lapar dan haus akan Firman Tuhan tetapi

        tidak mempunyai Alkitab atau tidak ada Gembala yang dapat mengajar

        mereka. Ketahuilah bahwa ribuan Gembala di dunia banyak yang tidak mengetahui

        sama sekali tentang Alkitab.

      Yang paling baik dari semuanya itu, adalah bahwa Anda akan mengetahui bahwa Allah menyertai Anda dalam cara yang baru. Jangan ragu-ragu untuk minta pertolongan kepada-Nya, atau untuk masuk dalam kemitraan dengan Gereja-gereja dan Team Misi lain yang dapat membantu Anda berperan serta dalam Pelayanan Dunia secara Internasional.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    17. Orang-orang yang belum terjangkau

    Di jendela "10/40" yang miskin yang tersesat dan yang tersesat itu adalah yang paling miskin.

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Seluruh Kitab Yunus.

    Ayat hafalan Anda:
    Mat 24:14. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Mat 24:14.

    Diskusikan hal ini:
    Sehubungan dengan pelajaran nomor 1 di bawah, di manakah Anda tinggal? Dunia yang mana: A, B, atau C? Mengapa Anda berpendapat demikian? Pikirkan negara- negara lain di benua Anda. Dalam dunia manakah mereka itu?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang
    Silakan Anda mengambil selembar kertas karton yang lebar, bagian dalam dari satu box karton bisa juga dipakai. Gambarkanlah garis besar peta dunia, kemudian tambahkanlah "jendela 10/40" dan tuliskan nama negara-negara yang ada di dalamnya. Gantungkanlah kertas karton tadi di tempat yang mudah Anda lihat, kemudian berilah tanda di tiap negara yang orang-orangnya telah Anda doakan.

    Tugas tertulis:
    Dari sebuah Kitab Atlas Dunia catatlah nama negara-negara yang termasuk dalam "jendela 10/40". Di sebelah masing-masing nama-negara tuliskan agama dan politik yang dominan di negara itu.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Yes 54:2-5.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Mat 28:19 mengatakan bahwa kita harus pergi dan menjadikan segala bangsa atau "ethnos" murid-murid. Ethnos adalah kelompok orang-orang yang terikat menjadi satu oleh kesamaan sejarah, bahasa dan kebudayaan. Menurut Kis 1:8 kita harus pergi dan bekerja di tiga ladang:

    Yerusalem, berarti tempat tinggal kita di mana orang-orangnya adalah sama seperti kita, berbicara dalam bahasa kita dan semua jalan-jalannya kita ketahui.

    Yudea dan Samaria adalah tetangga, di mana orang-orangnya mirip dengan kita, tetapi budaya dan dialeknya agak berbeda, dan ada juga kebiasaan- kebiasaan yang lain.

    Ujung-ujung bumi di mana orang-orangnya sangat berbeda dalam budaya, gaya hidup, agama, bahasa dan cuaca.

    Idenya adalah kita bekerja di tiga ladang tadi secara bersamaan. yang jelas adalah kita dapat dengan leluasa bekerja di Yerusalem kita, sebab di sini kita kuat dalam segi SDM (sumber daya manusia), material dan uang. Keleluasaan kerja berkurang di Yudea dan Samaria sedang di ujung-ujung bumi kita akan merasa sangat terbatas.

    Beberapa orang berpendapat bahwa kita harus sudah meng-kristen-kan Yerusalem kita, sebelum melangkah keluar. Kalau memang harus begitu, Gereja hanya ada di kota Yerusalem sebab sampai sekarangpun Yerusalem itu adalah salah satu kota yang paling menolak Injil.



    1. Marilah kita lihat lagi dunia kita.

      Kita akan membagi dunia ke dalam 3 bagian:

      Dunia A - Amat banyak orang-orang yang belum terjangkau.

      Dunia B - Bertetangga dengan orang Kristen yang adalah garam dan terang.

      Dunia C - Carang pokok anggur, dunia Kristen, penuh dengan saksi dan pekerja Injil.


    2. Dunia A adalah dunia yang belum di-Injili.

      Ciri-ciri khas O-0.05% Kristen, kira-kira 66% dari seluruh dunia, 3000 juta orang, di 55 negara yang paling kurang di-Injili, negara-negara seperti Afghanistan, Syria, Maldives, daerah Sahara Barat, Korea Utara, Djibouti, Uzbekistan.

      Jendela 10/40
      Orang sering menyebut Dunia A dengan istilah "jendela 10/40" sebab secara geografis, wilayah itu terbentang dari 10 derajat lintang utara hingga 40 derajat lintang utara dari garis katulistiwa, dan dari Afrika Barat membentang ke arah Jepang. Anda dapat melihatnya di dalam Atlas Dunia. Dalam "jendela" itu terdapat negara-negara yang tersesat dan penduduknya paling miskin di dunia.

      Jalan sutera
      Jendela 10/40 pernah menguasai Jalan Sutera kuno yang bahkan sampai tahun 1000 Sebelum Masehi menghubungkan Eropa dan Timur Jauh. Di speanjang jalan itulah peristiwa-peristiwa Alkitab itu terjadi, peradaban paling tua bangkit, dan agama-agama besar Hindu, Budha dan Kristen dibawa oleh para pedagang melalui jalan sutera itu. yang paling akhir adalah Islam yang meluas. Inilah yang menyebabkan wilayah ini sangat menolak Injil. Orang-orang yang paling miskin juga tinggal di sepanjang jalan sutera ini dan ini bukan suatu kebetulan. Banyak yang percaya bahwa banyak Misionaris Cina akan berjalan melalui jalan sutera ini untuk membawa Injil kembali ke Galilea.


    3. Bagaimana Anda dapat menjangkau Dunia A?

      Walaupun jauh dari gereja-gereja barat, Allah sudah menempatkan banyak gereja- gereja dunia yang sedang berkembang sangat dekat dengan orang-orang yang belum terjangkau ini. Bagi orang barat, pelayanan Misi ke orang-orang yang belum terjangkau membutuhkan pelatihan bertahun-tahun, pelajaran bahasa dan penyesuaian dengan kebudayaan setempat. Tetapi untuk orang percaya dari India, China atau Afrika, orang-orang yang tersisa belum sempat dijangkau adalah tetangga dekat dan mungkin juga mempunyai bahasa dan budaya yang agak sama.

      Salah satu dari hal-hal yang paling baik adalah gereja barat dapat membantu gereja negara yang sedang berkembang; hal yang paling baik bagi gereja negara yang sedang berkembang adalah mengembangkan Visi Misi, membina kemitraan dengan gereja atau Misi barat dan mengirimkan orang-orangnya sebagai misionaris.


    4. Dunia B adalah yang sudah di-Injili tetapi belum Kristen.

      Kira-kira jumlahnya adalah 41% dari dunia di mana saksi Kristen sudah mapan selama bertahun-tahun. Di negara-negara seperti India, Kuba, Myanmar, Syria, Indonesia, Chad, Nigeria, orang-orang yang belum bertobat tinggal dekat dengan orang percaya dan mereka dapat dijangkau melalui penginjilan Gereja.

    5. Dunia C adalah dunia Kristen.

      Kami tinggal di wilayah seluas kira-kira 33% dari dunia dan negara-negara kami memiliki paling banyak dari kekayaan yang ada. Dunia C ini terdiri dari negara- negara seperti Britania Raya, Guatemala, Brazilia, Australia, Kenya, Norwegia, USA dan Kanada. Masalahnya adalah orang-orang Kristen di di Dunia C ini tidak serius menangani tanggung-jawabnya untuk menjangkau orang-orang dari Dunia B, bahkan orang-orang yang belum terjangkau di Dunia A sendiri dibiarkan sendiri.

      Dari tiap sepuluh orang yang hidup sekarang:

      Empat adalah orang belum terjangkau di Dunia A.

      Tiga tinggal dekat dengan orang Kristen di Dunia B.

      Tiga lebih adalah orang Kristen di Dunia C.

    6. Siapa di Dunia C bersedia untuk berdoa, memberi atau pergi ke Dunia B atau ke 1.700 kelompok orang-orang yang paling belum terjangkau di Dunia A? Keseluruhan 1.700 kelompok orang belum terjangkau (KOBT) terdiri dari lebih dari 10.000 orang; dan masih banyak lagi "etnis" dengan jumlah penduduk lebih sedikit. Suatu perjalanan dari Dunia C ke Dunia A atau bahkan ke dunia B dalam doa atau dalam pesawat terbang adalah satu-satunya jalan untuk memenangkan golongan "etnis" ini. Apakah ada hubungan antara golongan etnis ini dengan kedatangan kembali Yesus? Coba Anda ingat kembali ayat hafalan Anda.

    7. Menjangkau orang yang belum terjangkau.

      Gereja-gereja negara yang sedang berkembang seringkali mempunyai SDM-nya dan kemauan untuk pergi menjangkau orang-orang yang belum terjangkau tetapi mereka kurang mendapat pelatihan dan khususnya keuangan. Ini ada beberapa jalan untuk orang percaya di negara yang sedang berkembang untuk menjadi misionaris tanpa harus mengumpulkan banyak uang:

      Banyak pemerintahan seperti China atau Libya men-sponsori orang-orang asing untuk datang dan belajar di Perguruan Tinggi mereka.

      TKI dan TKW di Timur Tengah sebenarnya dapat juga menjadi misionaris.

      Pengusahawan dapat berdagang internasional. Kalau kebetulan terjadi pada Anda - pergilah.

      Para pengungsi dapa membawa Injil ke daerah yang luas dan jauh.

      Pelajari bahasa Inggris dan ketrampilan komputer maka dunia akan terbuka untuk Anda. Mereka memang merekrut para ahli tetapi mereka juga menrima misionaris.

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    18. Menjangkau yang belum dijangkau

    Orang-orang yang belum terjangkau ada di belakang penghalang politik dan agamawi.

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Mazmur pasal Maz 139 dan pasal Maz 8.

    Ayat hafalan Anda:
    Yes 54:2,3 Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh patokmu. Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi. Yes 54:2,3

    Diskusikan hal ini:
    Lihatlah peta dari kelompok orang-orang yang belum terjangkau untuk mengetahui di mana posisi mereka yang tepat. Siapa saja mereka. Apakah mereka tinggal dekat dengan tempat Anda atau berjauhan? Di luar masalah uang, mudahkah atau sukarkah untuk mencapai tempat mereka itu?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Bicarakanlah dengan Gembala atau Penatua Anda tentang ada tidaknya kemungkinan bagi Gereja Anda untuk mengadopsi satu kelompok/suku orang-orang yang belum terjangkau untuk didoakan dan untuk dipelajari melalui suatu penelitian. Dan mungkin juga oleh karena kemurahan Allah, kelompok orang-orang yang belum terjangkau itu dapat dicapai dan dilayani oleh satu Team Kunjungan dari Gereja Anda.

    Tugas tertulis:
    Bayangkan Anda seolah-olah tinggal di dalam salah satu kelompok orang-orang yang belum terjangkau. Siapakah Anda, bagaimanakah Anda hidup dan apa yang Anda percayai? Apakah yang paling Anda takuti? Tuliskan sebanyak dua halaman.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Jer 8:20


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Lihat Pelajaran 74. Gereja Misioner,
    memberikan bimbingan masuk ke dunia Misi dan beberapa saran tentang bagaimana cara memulainya.

    Lihat Pelajaran 16. Menyelesaikan tugas,
    memberikan pertolongan dalam memobilisasi gereja ke arah pelaksanaan Amanat Agung. Pelajaran ini akan menarik perhatian mereka yang berminat untuk menjangkau orang-orang yang belum terjangkau.

    Lihat Pelajaran 17. Orang-orang yang belum terjangkau,
    memberikan penjelasan yang lebih luas tentang dunia dilihat dari perspektif sorga.

    Kami telah mengajak Anda membahas tentang kelompok orang-orang yang belum terjangkau, yang disebut "ethnos" atau "etnis" yaitu orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan bahasa yang sama, sejarah dan budaya yang sama. Mungkin baru sekali ini Anda mendengarnya. Anda tahu bahwa Yesus tidak akan datang kembali sebelum semua kelompok "etnis" seperti tersebut di atas sudah dapat memiliki gereja sendiri yang hidup dan bersaksi, betapapun kecil dan terbuka dari ancaman serangan.

    Yang banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut.
    Demikian Firman Tuhan Yesus dalam Luk 12:48.

    Gereja di Barat adalah yang banyak diberi.
    Oleh karena gereja-gereja di Barat telah banyak diberi dalam hal terang ilahi, pewahyuan dan sumber-sumber penghasilan selama berabad-abad, maka merekalah yang akan banyak dituntut.

    Gereja Karismatik bahkan dituntut lebih banyak lagi.
    Oleh karena gereja-gereja Karismatik sudah banyak diberi anugerah masuk dalam hadirat Roh Kudus dan menerima Karunia-karunia Roh, maka lebih banyak lagi yang akan dituntut daripadanya.

    Pemimpin-pemimpin Gereja adalah orang-orang kunci.
    Oleh karena para pemimpin gereja-gereja di Barat dan di daerah-daerah yang pernah menerima kebangunan rohani di seluruh dunia telah dipercayakan untuk memimpin dan menggembalakan banyak umat dan menerima banyak uang, oleh karena itu maka dari padanya akan lebih banyak dituntut oleh Tuhan.

    Sebenarnya gereja-gereja karismatik di Barat dan para pemimpinnyalah yang harus memikul tanggung jawab yang besar untuk membantu kelancaran penyelesaian tugas Amanat Agung dalam generasi kita sekarang. Namun walaupun pekerjaan kaki yang konkrit itu mungkin adalah yang paling cocok dikerjakan oleh gereja-gereja di negara yang sedang berkembang oleh karena merekalah yang kebanyakan tinggal paling dekat dengan kelompok orang-orang yang belum terjangkau, mereka sangat membutuhkan dukungan doa, pelatihan dan bantuan keuangan yang hanya dapat datang dari gereja-gereja di Barat. Menurut perumpamaan tentang talenta, jika para hamba tidak mempergunakan karunia yang telah diterimanya, maka mereka akan kehilangan karunia itu. Mat 25:14-30.

    Bagaimana kelompok yang belum terjangkau itu dapat dijangkau, bahkan oleh gereja yang sama sekali belum berpengalaman yang hanya mempunyai kerinduan saja untuk melakukannya, tetapi tidak dapat berbuat banyak?

    Program Yosua dari "AD2000 and Beyond Movement" (Gerakan AD2000 dan selanjutnya), yang sedang mengkoordinasikan pekerjaan di antara kelompok orang- orang yang belum terjangkau, memberikan langkah-langkah sederhana sebagai berikut:

    AD2000 and Beyond Movement,

    2860 S. Circle Drive, Suite 2112, Colorado Springs, CO 80906, USA.

    Fax: +1-719-576-2685. Email: (Jarod@ad2000.org)


    US Centre for World Mission, 1605 Elizabeth Street, Pasadena,

    CA 91104, USA. Fax: +1-818-398-2206.

    Email: (aap.campaign@wciu.edu)

    Mereka mempunyai mitra kerja di Nigeria, India, Hong Kong, Korea; Pilipina; New Zealand; Singapura; Costa Rica; Mexico and San Jose. Anda dapat minta keterangan yang rinci.



    1. Identifikasikan siapa mereka.

      Ada suatu Daftar dari 1.700 kelompok orang-orang yang paling sedikit di-Injili. Daftar ini dilengkapi dengan peta dan informasi tentang kelompok orang-orang tersebut. Dalam kelompok semacam ini ada sekitar 2.000.000.000 (dua milyar) orang yang hampir semuanya tinggal dalam wilayah "Jendela 10/40" yang sudah kita pelajari. Dalam Perpustakaan dari GoTo Explorer "www.dci.org.uk" ada Buku Alamat yang dilengkapi dengan Daftar dari berbagai macam Pelayanan Misi. Anda juga dapat melihatnya di (www.missionfrontiers.org) dan dapat juga minta pertolongan yang Anda perlukan.

    2. Kerja sama dengan orang-orang yang mempunyai pikiran yang sama.

      Pekerjaan ini adalah sangat terlalu banyak untuk dikerjakan oleh hanya satu gereja atau denominasi. Kunci keberhasilannya adalah bagi gereja-gereja Barat yang kaya seyogyanya siap untuk membuka hubungan dengan kelompok pengerja dari gereja-gereja di seluruh dunia yang sudah mengalami kebangunan rohani; dan selanjutnya kedua pihak tersebut bersama-sama membuka hubungan lanjutan dengan gereja-gereja miskin yang bertetangga dengan kelompok orang-orang yang belum terjangkau dan kemudian membentuk suatu kerjasama terpadu dalam berdoa, pengerahan tenaga pengerja, pengumpulan uang, material dan penerimaan hikmat Allah.

    3. Telitilah subyek Anda.

      Ps 8:5 mempertanyakan "apakah manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" Kita perlu mengetahui semua data tentang kelompok orang-orang yang belum terjangkau itu yang telah kita pilih. Perpustakaan atau internet mungkin akan menjadi tempat perhentian kita yang pertama dalam perjalanan pelayanan Misi kita. Bilamana diperlukan informasi tentang ribuan etnis dapat diperoleh dari

      E-mail: (AAPC@xc.org) atau Brigada at (www.brigada.org)

    4. Sadarkan orang lain.

      Sekali satu kelompok orang-orang yang belum terjangkau itu telah kita pilih, maka sangat penting bagi kita untuk segera memberitahukan kepada anggota gereja kita dan gereja-gereja tetangga serta semua koordinator Misi tentang rencana apa yang sedang kita buat, supaya suatu bentuk kerjasama dapat kita bangun dan dengan demikian maka kemungkinan adanya duplikasi / tumpang tindih pekerjaan dapat dihindarkan. Kita perlu membuat tiga tingkat profil untuk pengumpulan informasi, untuk doa dan untuk menjabarkan strategi yang aktual itu adalah vital.

    5. Doa membuka jalan.

      Anda dapat berdoa dengan efektif untuk orang-orang dalam wilayah "Jendela 10/40" dan melepaskan potensi Anda semaksimal mungkin atas nama mereka dengan cara mengkoordinasikan doa syafaat Anda dengan doa syafaat puluhan ribu pendoa syafaat yang lain. Kunjungan-kunjungan untuk berdoa di tempat, yang sebaiknya dilakukan dengan diam-diam dan tidak terlalu menonjol, akan dapat menjadi jam- jam doa yang sangat berharga dan yang dapat mengubah nasib satu bangsa.

      AD2000 Prayer Track Network, Fax: +1-818-577-1760.

    6. Penanaman Gereja menjadi Tujuan.

      Suatu "etnis" tertentu tidak akan dapat terjangkau sebelum ada satu Gereja yang bersaksi. Memang banyak jalan untuk melakukan hal ini, akan tetapi seyogyanya tidak seorangpun yang menghampiri garis depan tanpa suatu kemitraan, nasihat dan pertolongan. Unsur-unsur kunci dalam setiap rencana jangka panjang adalah kepemimpinan, organisasi, sasaran dan tujuan yang jelas, penelitian dan pengembangan, penilaian, konsultasi dengan gereja yang terdekat, kepemilikan bersama atas perencanaan akhir, peran-serta oleh banyak pihak, kerja sama yang utuh di lapangan dan evaluasi. Banyak buku dan materi lainnya mengenai Misi yang ada di AD2000 dan US Centre.

    7. Mengetahui Peranan Anda adalah sangat penting.

      Betapapun pesimisnya hati Anda oleh karena begitu besarnya tantangan yang kita hadapi, mungkin perlu Anda pertimbangkan masak-masak bahwa justru dengan berperan-sertanya Anda secara pribadi dalam kegiatan Misi ini maka Anda akan menjadi katalisator yang mendorong orang-orang lain dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Misi ini akan mulai bergerak, bergerak dan bergerak sehingga berhasil menjangkau kelompok-kelompok etnis tadi untuk Tuhan Yesus. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya dalam Yes 54:2-3 "Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya, ......sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, ........."

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    19. Yesus, Misi Allah

    Bepergian jauh untuk Allah? Pergi, ikuti jejak Yesus!

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Kej 11:1-9; 1Te 1:1-2:16

    Ayat hafalan Anda:
    Heb 10:7 "Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan Kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku" Heb 10:7

    Maz 40:8,9 Lalu aku berkata:
    "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."

    Diskusikan hal ini:
    Coba saling berceritera dengan teman-teman Anda tentang kebudayaan Anda masing- masing; sambil dipikirkan bagaimana kaitannya dengan isi pelajaran nomor 2 di bawah "Apakah kebudayaan itu merupakan pembatas ataukah pembawa?"

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Jika Anda sudah menjadi orang percaya untuk waktu yang cukup lama, mungkin Anda telah lupa bagaimana rasanya berada di luar Keluarga Allah. Pergilah kunjungi beberapa bar, diskotik, pasar, peristiwa / event olah raga, perhatikan orang- orang yang ada di situ, tataplah wajah mereka, pelajari sesuatu dan coba catat dengan saksama berapa banyak percakapan yang telah berhasil Anda lakukan di tempat-tempat itu.

    Tugas tertulis:
    Lihat sejenak pada pelajaran nomor 3 di bawah tentang perlunya penyesuaian diri. Tulis 2 halaman essay yang menguraikan pendapat Anda tentang ke lima judul pelajaran di bawah. Bagaimana cara Anda untuk membangun komunikasi dengan orang asing yang baru pertama kali Anda temui agar Anda dapat dimengerti oleh mereka?

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Ibr 10:5-7


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup


    Suatu Kisah Nyata
    Satu kelompok orang-orang Barat yang mempunyai Visi untuk Pelayanan Misi, pergi ke suatu tempat di pulau yang jauh tanpa diundang dan tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan Gereja Nasional setempat. Bahkan beberapa orang percaya setempat merasa curiga terhadap mereka dan tidak lama kemudian rombongan misionaris tersebut diisolir/dikucilkan oleh persekutuan orang percaya setempat. Untuk beberapa tahun orang-orang Barat itu tetap mempergunakan bahasa asli mereka, kebudayaan mereka, makanan dan cara-cara kerja dan cara menyembah mereka. Bahkan pada hari inipun siapa saja yang datang ke suatu Kebaktian Gereja di manapun itu adanya, seringkali merasakan sesuatu yang asing baginya setelah beberapa waktu berada di tempat itu, sehingga bilamana dirasakan tidak ada perubahan sama sekali maka akhirnya orang tersebut akan meninggalkan tempat tersebut karena merasa tidak sesuai.

    Memang menyedihkan tetapi tidak mengherankan, dan akhirnya pekerjaan pelayanan misi mereka tidak ada pertumbuhannya dan tidak juga membawa hasil apapun.



    1. Yesus, Misionaris Allah.

      Ketika Anak Allah menanggapi Panggilan Bapa-Nya seperti dituliskan dalam Mazmur pasal 2 dan kemudian diputuskan untuk pergi ke bumi, Dia menyeberangi suatu lintas budaya yang paling besar perbedaannya. Dia meninggalkan kemurnian dan kesempurnaan di Rumah-Nya di Sorga untuk datang ke bumi yang dicekam oleh dosa, penyakit, ke-aku-an, setan-setan dan kemiskinan. Bagaimana Dia datang kemari?

      Dia datang ke antara orang-orang Yahudi sebagai bayi Yahudi laki-laki dengan orang tua Yahudi. Yesus memilih untuk dilahirkan seperti kebanyakan orang, miskin tidak kaya, tidak agamawi dan juga tidak punya kuasa. Dia tinggal dalam satu keluarga sederhana yang bekerja dan Dia mempelajari konteks budaya manusia di tempat itu. Seperti orang-orang lainnya, Dia tahu tentang panas, dingin, kelaparan dan kekejaman pasukan Romawi.

      Ketika datang saat-Nya, Dia melayani sebagai seorang Yahudi kepada orang Yahudi lainnya dalam bahasa sehari-hari, menghormati kebudayaan dan adat-istiadat Yahudi. Dia begitu menyatu dengan orang-orang setempat sehingga ketika perajurit-perajurit Romawi datang untuk menangkap-Nya, mereka perlu diberitahu yang mana yang adalah Yesus. Yesus mengumpulkan dan melatih orang-orang biasa di tempat. Sesudah kenaikan-Nya Dia melimpahkan tugas pelatihan itu kepada mereka yang sudah terlatih, mempercayakan teman-teman-Nya ini untuk melanjutkan tugas-Nya.

      Dapatkah Anda melihat perbedaannya?

      Para misionaris Barat dalam kisah yang pertama di atas, memang benar, membawa Kasih Allah tetapi sayang bahwa mereka bersikap pasip, mereka mengharapkan orang-orang setempat untuk datang dan masuk dalam kebudayaan mereka. Berbeda sekali ketika Yesus datang membawa Kasih Allah, yang sama, ke dunia, Dia dengan sepenuh hati-Nya masuk ke dalam budaya dan adat-istiadat manusia dengan tujuan untuk dapat memenangkan kita untuk kerajaan sorga.


    2. Apakah kebudayaan itu pembatas atau pembawa?

      Apakah itu kebudayaan? Kebudayaan itu adalah suatu kesatuan antara unsur-unsur gaya hidup, bahasa, kebiasaan, adat-istiadat dan organisasi sosial yang memberikan identitas dan ciri-ciri tertentu kepada sekelompok orang.

      Kebudayaan berbicara tentang tingkah laku, bahasa tubuh, saling-hubungan dan saling menyapa. Kebudayaan itu adalah tentang bagaimana orang-orang berbicara, makan, berpakaian, bekerja, menyanyi, bermain dan berniaga.

      Anda dapat melihat ciri-ciri suatu kebudayaan dalam seni arsitektur, gedung tempat ibadah dan sistem kerja dalam pemerintahan, tata-hukum dan pendidikan sekolah. Anda dapat melihat ciri-ciri suatu kebudayaan dalam hal ada atau tidak adanya sikap saling menghormati dan juga dalam cara bersikap atau memandang terhadap hal-hal pribadi dan tentang waktu.

      Apakah kebudayaan itu baik atau jahat?

      Kej 11:1-9 dan seluruh pasal Kej 10 menunjukkan kepada kita bahwa kebudayaan itu berasal dari Allah yang menyebarkan orang-orang dalam berbagai rumpun suku bangsa; dan setelah berabad-abad kebudayaan itu berkembang. Hari ini Yesus mengutus kita untuk menjadikan murid-Nya dari setiap etnis, segala bangsa, suku-kaum-bahasa, atau berbagai macam kelompok budaya. Pada akhir zaman orang-orang dari setiap latar-belakang budaya yang berbeda akan menyembah di sekeliling Tahta Allah.

      Kebudayaan adalah wahana atau pembawa dari Injil, dan sama sekali bukan pembatas. Mengapa? Sebab sekali mereka menerima Kristus, mereka dapat membawa kabar baik yang mereka terima itu kepada anggota kelompoknya dengan cara yang paling mudah dapat dimengerti karena mereka mempunyai bahasa, tata-cara dan adat-istiadat yang sama. Dengan meneladani cara Yesus ber-kontekstualisasi, para misionaris lebih berpeluang untuk dapat mengumpulkan dan mengajar orang- orang setempat.


    3. Misionaris yang baik selalu menyesuaikan diri.

      Kasih seseorang kepada orang lain berarti mengadakan suatu perubahan besar dalam diri orang itu agar supaya dia dapat berkomunikasi dengan orang yang dikasihinya itu. Hati-hatilah, jangan sampai Anda berpikir bahwa Anda lebih tahu daripada orang lain. Berita Injil itu tidak pernah berubah, tetapi cara menyajikannya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, kalau tidak demikian maka tidak akan ada orang yang dapat memahami maksud tujuan Anda dan apa yang Anda katakan.

      Untuk dapat melihat adanya pertobatan yang benar dan adanya keputusan yang pasti untuk mengikut Kristus dan meninggalkan ilah-ilah palsu, maka harus ada:


      1. Hubungan antara orang tersebut dengan Anda.

      2. Komunikasi (tanya jawab) dalam berita Injil yang Anda sampaikan.

      3. Pemahaman, "Ya, ini mempunyai arti yang sama bagi saya dan bagi Anda."

      4. Transformasi perubahan kehidupan petobat baru sebagai tanda pertobatan.

      5. Kemitraan (bekerja sama) dalam pekerjaan pelayanan dalam pekerjaan Injil.


    4. Kunci nomor satu adalah "Pandangan Hidup".

      Pandangan hidup seseorang adalah bagaimana orang itu, baik pria maupun wanita, memandang Allah, memandang dirinya sendiri dan memandang kekekalan. Pertobatan dan perubahan harus terjadi sekarang sebagai langkah pertama meninggalkan adat istiadatnya secara bertahap dengan cara menyesuaikan diri dengan Firman Allah. Sebelum Anda berbicara kepada orang- orang di mana Anda terpanggil untuk melayani, maka Anda harus mengambil waktu secukupnya untuk mengkaji dan memahami dengan tepat dan benar bagaimana pandangan hidup mereka. Pandangan hidup mereka mungkin sangat religius di mana dalam setiap percakapan hampir selalu melibatkan Allah atau ilah-ilah, atau mungkin juga sangat bersifat sekuler seperti ateisme-marxist. Dari dasar pandangan hidup semacam inilah terlahir bentuk-bentuk kepercayaan mereka, kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dan sistem nilai mereka (cara mereka menilai sesuatu), baik ataupun jelek.

    5. Paulus menempatkannya dengan benar, kita pun bisa juga.

      Dalam 1Te 1 dan 1Te 2, kita membaca bagaimana orang-orang kafir berbalik dari berhala mereka untuk melayani Allah yang Benar dan yang Hidup. Paulus mengatakan bahwa Injil dapat sampai kepada mereka itu tidak sekedar dengan kata-kata saja, tetapi ada faktor-faktor lain, oleh karena itu marilah kita mempelajari 3 hal yang banyak juga berkaitan dalam hal ini:

      Gaya hidup yang membuahkan suatu hubungan.
      Mereka melihat paling sedikit ada 12 kualitas dalam kehidupan Paulus, maka mereka mencoba untuk meneladaninya, walaupun mereka harus mau menerima sengsara salib. 1Te 2:3-8; 10-12.

      Komunikasi dan Pemahaman akan berita Injil yang disampaikan.
      Mereka menyambut kita dan mereka juga memahami berita yang kita sampaikan dengan cukup baik sehingga hal itu dapat mendorong mereka untuk berbalik dari berhala- berhala mereka. 1Te 1:9.

      Cara Paulus dalam melakukan Pelayanan.
      Dia bekerja mencari nafkah seperti mereka. 1Te 2:9. Dia melayani dalam Kuasa Roh Kudus, 1Te 1:5.

    6. Dalam tahun 1700an Misionaris dari Moravia bahkan sampai berani memasuki kelompok-kelompok penderita kusta, dan rela menjadi penderita kusta demi untuk memenangkan penderita kusta yang lain; ada yang rela menjadi budak demi untuk memenangkan budak-budak yang lain. Sekarang ini, di Filipina, para misionaris memilih untuk tinggal di antara fakir miskin untuk memenangkan mereka itu bagi Kristus. Dalam Misionaris Sahel, Keith Smith tinggal di gubuk Fulani, memelihara sapi Fulani, berpakaian ala Fulani, berbicara bahasa Fulani dan memenangkan orang Fulani untuk Kristus.


    Rumah Doa untuk segala bangsa
    Berdoa untuk El Salvador
    Operation World Page halaman 207

    6.000.000 orang, 80% miskin
    Kaum Injili bertumbuh dari 2% hingga 20%
    setelah perang, gempa bumi dan kesengsaraan


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DARI PENGINJILAN KE MISI [Indeks 00020]

    20. Mengerahkan dukungan

    Anda akan mengumpulkan dana atau teman?

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Filipi pasal Fili 1.

    Ayat hafalan Anda:
    Fili 1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus, Fili 1:19

    Diskusikan hal ini:
    Nilai dari suatu persahabatan dan apa artinya bagi Anda. Apakah Anda mempunyai teman-teman dekat? Jika Anda tidak mempunyainya, mintalah dalam doa dan pada waktunya Anda akan melihat apa yang Allah kerjakan untuk Anda.

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Anda dan teman-teman dapat mengadakan pertemuan di rumah Anda dan kemudian sambil makan snacks dan minum soft drinks ceriterakan kepada teman-teman Anda tentang apa yang telah dikatakan oleh Tuhan kepada Anda dan apa pengharapan Anda dalam hidup ini dan juga apa yang ingin Anda kerjakan? Kumpulkan teman- teman jangan hanya kumpulkan dana; bahkan jangan bicarakan tentang uang dalam acara pertemuan Anda tersebut.

    Tugas tertulis:
    Praktekkan menulis satu halaman news letter / warta jemaat untuk memberitakan kepada teman-teman Anda dan Gereja Anda tentang apa yang sedang Anda kerjakan. Katakan apa adanya secara terbuka dan jelaskan secara rinci mengapa Anda melakukan itu. Katakan kepada mereka ke mana Anda akan pergi, kapan dan dengan siapa. Jelaskan bagaimana Anda akan mencapai sasaran Anda dan berapa besar biaya yang diperlukan.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Job 16:20-21


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Untuk menanggapi panggilan Tuhan dan memasuki Amanat Agung Anda harus menemukan cara yang pasti untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda, baik dengan cara bekerja untuk memperoleh gaji tetap atau didukung oleh Pelayanan Misi Anda. Beberapa orang-orang Barat mungkin didukung oleh Gereja asal masing-masing, tetapi boleh dikatakan bahwa mereka itu tergolong sebagai pengecualian sebab sekarang kebanyakan tenaga kerja misi itu dihimpun dari negara-negara yang lebih miskin di Eropa dan dari negara-negara yang sedang berkembang di Amerika Selatan, Afrika dan Asia di mana dukungan keuangan paling susah diperoleh.

    Lihatlah di bagian Pelajaran tentang Ekonomi Kerajaan Allah.
    Bagian pelajaran ini akan menolong siapa saja di gereja negara-negara sedang berkembang untuk memperoleh iman dalam hal keuangan dan banyak lagi ide tentang bagaimana untuk maju terus dalam Amanat Agung.

    Apa yang harus Anda lakukan kalau Gereja Anda tidak dapat mendukung Anda?
    Kejadian semacam ini bukanlah merupakan suatu hal yang luar biasa walaupun di negara Barat di mana pekerjaan Misi sementara ini cenderung menurun. Jangan khawatir bila para pimpinan terpaksa harus mengatakan tidak atas proposal Misi Anda. Ada banyak jalan lain, yang bahkan mungkin jauh lebih efektif dan membawa lebih banyak berkat dibandingkan dengan sekedar menerima selembar cheque setiap bulan dari Bendahara Gereja.



    1. Setiap orang memerlukan orang lain.

      Kalau yang Anda kerjakan hanyalah mengumpulkan uang saja maka yang akan Anda peroleh juga hanyalah uang saja untuk dibelanjakan. Tetapi kalau Anda mencari teman, maka Anda akan memperoleh teman-teman baru disertai kasih mereka, doa mereka, nasihat-nasihat mereka dan hikmat serta persahabatan yang berlanjut untuk tahun-tahun mendatang, yang sebenarnya justru merupakan berkat yang tak terhitung banyaknya. Seringkali uang tidak dinilai terlalu berharga. Silakan membaca mengenai mitra kerja Paulus dalam Filipi pasal Fili 1.

      Pelajaran dari Allah dalam alam semesta.
      Sebagai contoh, bayangkanlah sebatang pohon yang tumbuh tegak dan kuat. Mungkin tidak sering Anda membayangkan bahwa tepat di bawah permukaan tanah di mana pohon itu tumbuh ada jaringan akar yang menerobos jauh sekali ke dalam tanah untuk memberikan stabilitas dan makanan kepada pohon tersebut. Walaupun diterpa oleh angin utara, atau musim hujan deras, pohon itu tetap tegak berdiri.

      Pakar alami dalam membuat suatu jaringan kerja.
      Sekarang, mari kita perhatikan seekor laba-laba. Kita lihat jaring laba-laba yang kelihatan begitu rumit dan yang sangat menarik. Laba-laba itu tinggal di tengah-tengah jari-jari jaringan yang banyak sekali yang dianyam dengan sangat rapi dan memberikan kestabilan pada rumah laba-laba sekaligus berfungsi sebagai perangkap untuk menangkap makanan. Walaupun angin berhembus ke arahnya, laba- laba itu masih akan tetap ada di tempatnya pada esok harinya, sambil mencernakan makanan yang baru ditangkapnya.


    2. Mengumpulkan teman-teman bukan hanya mengumpulkan uang.

      Perhatian pelayanan misionaris perlu diatur dalam dua jalur pelayanan, yaitu jalur pertama menuju ke arah orang-orang yang belum terjangkau dan jalur kedua menuju ke arah orang-orang yang telah mendukung pelayanan Anda sehingga berhasil. Seringkali terjadi bahwa orang-orang yang mendukung misi Anda sebenarnya juga ingin sekali untuk ikut pergi ke ladang misi tetapi mereka tidak dapat melakukannya oleh karena adanya ikatan-ikatan tanggung jawab keluarga, usia atau keadaan sakit. Andalah yang berfungsi sebagai tangan mereka, kaki-kaki dan bibir mereka; dan mereka pasti akan senang untuk mengetahui apa yang Anda lihat sebagai misionaris, mendengar ceritera tentang apa yang Anda dengar dan bahkan mungkin ingin juga merasakan apa yang Anda rasakan. Seyogyanya Anda memperhatikan mereka dengan kasih, supaya mereka dapat memperoleh apa yang mereka inginkan melalui dukungan yang telah diberikan kepada Anda.

      Para pendukung Anda juga memerlukan dukungan.
      Tidak setiap orang yang mendukung Anda mempunyai gereja yang hidup, bersemangat memperhatikan mereka dan seorang gembala. Bisa saja terjadi bahwa satu-satunya orang yang mendoakan dan memperhatikan mereka adalah Anda sendiri. Pastikan bahwa Anda memenuhi tanggung jawab Anda di hadapan Tuhan dalam hal ini.

      Lakukan kepada orang lain sebagaimana Anda harapkan mereka lakukan terhadap Anda.
      Kalau Anda menaburkan benih kebaikan, perhatian dan kemurahan hati maka hal yang sama juga yang akan Anda tuai. Hadiah-hadiah kecil dan kartupos yang Anda kirimkan akan membuat semuanya berbeda, khususnya bagi mereka yang selalu tinggal di rumah saja.

      Seseorang di suatu tempat sedang menantikan untuk mendengar Anda.
      Anda tidak dapat memberikan terlalu banyak perhatian pada komunikasi. Akhir- akhir ini hampir setiap orang sepertinya selalu dalam keadaan tergesa-gesa sehingga akibatnya mereka tidak dapat saling memberi dan menerima berita. Anda seyogyanya tidak bersikap demikian. Kirimkanlah kartupos bergambar dengan satu dua kalimat tulisan Anda. Kirimkanlah Warta Jemaat secara teratur dan jangan lupa Kartu Natal dan Kartu Ucapan Ulang tahun. Pergunakanlah jasa kantor pos, atau telpon yang kadang-kadang taripnya lebih murah di akhir pekan atau di waktu malam, pergunakan mesin fax, e-mail, titipan-titipan surat khusus dan apa saja yang tersedia untuk Anda supaya Anda selalu ada kontak dan jangan lupa selalu mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang mendukung pelayanan Anda.

      Mata selalu tertuju kepada Yesus.
      Tidak mungkin untuk selalu membesar-besarkan kepentingan teman-teman Anda. Satu kelompok yang terdiri dari enam atau satu losin teman-teman adalah jauh lebih berharga untuk Anda daripada seluruh jemaat di Gereja Anda yang mungkin sudah lupa siapa nama Anda pada keesokan harinya. Tetapi di belakang setiap orang ada anugerah Tuhan, dan hanya kepada-Nya sajalah Anda harus menempatkan harapan Anda dengan kehidupan doa yang kudus dan teratur, iman dan percaya atas janji- janji-Nya.


    3. Di mana Anda akan memulainya?

      Pertama-tama, mulailah dengan sungguh-sungguh, sambil mengingat bahwa tanda- tanda akan mengikuti Anda tetapi jarang sekali tanda-tanda itu datang sebelum Anda benar-benar bertindak dengan iman. Mar 16:17.

      Beritahukan kepada mereka yang bersangkutan.
      Ingatkah Anda akan kebangkitan Lazarus? Yesus yang melakukan mujizat tetapi banyak orang yang terlibat dalam mujizat pada hari itu. Kunjungilah secara pribadi keluarga dan teman-teman yang Tuhan tempatkan di jalur pelayanan Anda untuk menjelaskan kepada mereka tentang visi Anda dan mintalah dukungan doa dan iman mereka. Tuhan mungkin akan menggerakkan mereka untuk membicarakan tentang dukungan untuk Anda kalau tidak sekarang ya mungkin waktu yang lain, tetapi tetaplah Anda menjadi teman mereka dan dahulukanlah persahabatan dan kemitraan dengan mereka sebelum Anda memulai membicarakan tentang dukungan dana. Bila kemudian ternyata mereka memberikan dukungannya, maka ucapkanlah selalu terima kasih dengan setulus-tulusnya. Mereka adalah anugerah Tuhan untuk Anda.

      Pahami dengan saksama fakta-fakta yang Anda miliki dan buatlah perencanaan anggaran biaya.
      Kelompokkan semua kebutuhan-kebutuhan Anda secara rinci supaya sasaran dan tujuan Anda dapat lebih di-manage (dikelola). Sebagai contoh, misalnya untuk keperluan sebesar Rp 500.000,- sebulan; cukup dikumpulkan 10 orang agar masing- masing dapat memberikan berkat sebesar Rp. 50.000,- setiap bulan. Bagi Anda mungkin akan lebih mudah untuk membicarakan dengan seseorang teman tentang keperluan dana sebesar Rp. 50.000,- untuk setiap bulan daripada untuk dana tunai sebesar Rp. 500.000,-. Mungkin Anda akan merasa agak canggung dan kikuk.

      Waspadai saluran berkat Anda.
      Musuh sangat senang untuk menjepit saluran berkat keuangan sebab dia tahu bahwa jika dia berhasil melakukannya maka kehidupan akan mengendor. Waspada atas serangan-serangan mereka, jangan sekali-kali menyerah pada pencobaannya untuk memanipulasi ceritera-ceritera dan orang-orang, atau Anda sendiri menjadi kendor dalam memberikan persembahan Anda. Dia mungkin mencobai Anda untuk kompromi dalam hal panggilan Anda atau dalam hal kejujuran Anda untuk mendapatkan uang; atau menarik orang-orang begitu saja hanya karena mereka memiliki uang yang banyak. Dekatlah selalu kepada Tuhan, ampuni mereka yang tidak menolong Anda, dan anggaplah selalu bahwa teman-teman Anda itu adalah VIP untuk Anda.


    Rumah Doa untuk segala bangsa.
    Berdoa untuk benua Pasifik
    Operation World halaman 79

    75% Kristen, merosot
    Masih tinggal sedikit lagi suku-suku yang
    belum dijangkau.


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00000]

    MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN

    00030 21. Langkah-Langkah Pertama

    00031 22. Yakin

    00032 23. Roh Kudus

    00033 24. Doa

    00034 25. Firman Allah

    00035 26. Meditasi

    00036 27. Mendengar Suara Allah

    00037 28. Penyembahan

    00038 29. Kehidupan Iman

    21. Langkah-langkah Pertama

    Kembali ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Kis 2:22-47

    Ayat hafalan Anda:
    Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." Kis 2:38.

    Diskusikan hal ini:
    Sudahkah Anda bertobat, dibaptis, menerima Roh Kudus dan bergabung dalam Keluarga Allah. Kalau belum, Anda dapat membuat rencana sekarang.

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Buatlah satu daftar buku-buku pelajaran yang berkaitan dengan Alkitab yang Anda miliki sendiri, atau yang ada di rumah orang percaya lain, kalau perlu Anda dapat pergi ke perpustakaan. Cari dan lihatlah buku-buku konkordansi, kamus Alkitab, commentaries (buku komentar tentang Alkitab) dan lexicons. Buku-buku tersebut akan dapat menolong Anda untuk menentukan mulai dari mana Anda akan belajar.

    Tugas tertulis:
    Carilah keterangan tentang ada berapa macam baptisan-baptisan yang dapat Anda temui dalam Kitab Perjanjian Baru, dan tuliskanlah pada dua lembar kertas folio.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Col 3:1-10


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Dalam pembacaan Alkitab, kita mendengar bagaimana Petrus berkhotbah tentang Yesus kepada orang-orang banyak yang telah berlarian datang untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi waktu orang-orang petobat baru dipenuhi oleh Roh Kudus. Ketika orang banyak itu mendengar tentang kedatangan Yesus, Anak Allah dan kehidupan-Nya, dan kematian-Nya di tangan para pemimpin mereka, kemudian tentang kebangkitan-Nya dan Ketuhanan-Nya di sebelah kanan Allah, maka mereka menanyakan kepada Petrus suatu pertanyaan yang penting:


    1. Apa yang harus kita lakukan?

      Jawaban Petrus dalam Kis 2:38 mengatakan kepada kita tentang adanya tiga hal yang merupakan pintu masuk ke dalam Keluarga Allah. Apakah ketiga hal tersebut?

      Bertobat
      Kita baru dapat bertobat bila Roh Kudus berbicara ke dalam hati kita dan ketika kita menjadi sadar akan keseriusan dosa-dosa kita di hadapan Allah yang Maha Kudus. Kita jadi benar-benar menyesal dan mengakuinya demikian kepada Roh Kudus dan kemudian barulah kita bertobat.

      Pertobatan adalah suatu kata yang berarti berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan dari perjalanan yang semula. Kita bertobat bila kita berhenti berjalan dalam jalan-jalan duniawi yang penuh dosa dan memutuskan untuk berbalik memilih berjalan dalam jalan-jalan Tuhan, sambil memohon pertolongan- Nya supaya kita dapat melakukannya.

      Memberikan diri dibaptis
      Petrus mengatakan bahwa setelah pertobatan, setiap orang harus memberi diri mereka dibaptis dalam Nama Yesus Kristus untuk menunjukkan bahwa mereka telah menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka. Baptisan sebenarnya adalah suatu tradisi kuno Yahudi yang harus dipatuhi dan dilakukan oleh orang-orang Yahudi bila mereka menyatakan ingin bergabung dalam iman agama Yahudi. Petrus menggunakan istilah ini supaya mereka mudah mengerti apa yang dimaksudkan, sehingga dengan menyebutkan istilah baptisan maka orang-orang Yahudi itu mengerti benar apa yang dimaksudkan oleh Petrus dalam khotbahnya.

      Menerima Karunia Roh Kudus
      Kita tidak akan dapat menghayati kehidupan Kristen yang benar-benar berkemenangan tanpa Kuasa Roh Kudus dan Hadirat-Nya di dalam hati sanubari kita. Hanya Roh Kudus yang dapat mengubah agama yang mati menjadi suatu persekutuan yang hidup dengan Allah.

      Kita memerlukan Roh Kudus untuk memenuhi kehidupan kita pribadi dan kehidupan kita bersama dengan orang-orang percaya lain. Menerima Roh Kudus dan menyambut- Nya dalam kehidupan kita adalah sedemikian pentingnya sehingga Petrus mengatakan bahwa baptisan itu adalah hal yang paling pertama sekali yang harus kita kerjakan. Setelah kita dibaptis maka itu berarti bahwa kita semua sudah diberi minum dari satu Roh Kudus. Silakan membaca 1Ko 12:13.


    2. Yesus sendiri juga dibaptis

      Dalam Mat 3:13-17 kita dapat membaca tentang teladan yang diberikan oleh Yesus, yang adalah contoh yang paling baik untuk menjalani kehidupan. Hanya setelah dibaptis, Dia baru masuk ke dalam pelayanan-Nya.

      Baptisan menyatakan ketaatan Yesus
      Dalam Mat 28:19 Yesus memerintahkan bahwa semua bangsa harus dibaptis, dan Dia mengatakan dalam Injil Yoh 15:14 bahwa kita adalah sahabat-sahabatNya bila kita melakukan apa yang Yesus perintahkan kepada kita. Apakah lagi yang dituliskan dalam Kis 5:32?

      Siapa saja yang harus dibaptis?
      Dalam Alkitab kita mengetahui bahwa hanya orang-orang percaya yang dibaptis. Mengikut Yesus adalah suatu keputusan yang serius tetapi seorang anak kecilpun dapat dengan tulus dan sungguh-sungguh percaya, jadi tidak ada batasan umur dalam Alkitab. Dalam beberapa Gereja ada orang-orang tua yang menyerahkan anak- anak bayinya untuk dibaptis, hal ini adalah benar-benar merupakan suatu tindakan iman oleh para orang tua tersebut untuk menyerahkan anak-anaknya kepada Allah. Hal itu bukanlah suatu keputusan Alkitabiah untuk percaya sejak seumur bayi yang kecil mungil itu, yang mana tentunya merupakan suatu hal yang mustahil. Ini adalah tindakan iman dari pihak para orang tua.

      Bagaimana Anda dibaptis?
      Perkataan "Baptizo" dalam Alkitab berarti merendam di dalam air atau membenamkan di dalam air, jadi dalam zaman Alkitab, dibaptis itu berarti masuk ke dalam air sampai terbenam untuk sesaat, namun demikian dalam beberapa Gereja pada zaman sekarang orang-orang dibaptis dengan percikan air ke atas mereka.

      Apa yang terjadi saat Baptisan dilaksanakan?



      1. Baptisan adalah suatu pengakuan di depan umum tentang iman percaya

        kita kepada Allah dalam Nama Yesus Kristus, dan merupakan suatu pernyataan

        kepada Allah, kepada para malaikat dan juga kepada orang-orang yang Anda

        bermaksud untuk mengikuti bimbingan rohaninya. Mar 8:38.

      2. Baptisan adalah suatu pengakuan bahwa ketika Yesus mati di kayu salib,

        kehidupan lama Anda juga mati bersama-sama Yesus. Anda dicuci bersih dari

        segala dosa-dosa Anda dan kehidupan lama Anda dikuburkan sama seperti Yesus

        telah mati dan dikuburkan. Saat Anda keluar dari dalam air Anda mengakui

        dengan iman bahwa Anda telah menerima suatu kehidupan baru, dan Anda bersama-

        sama dengan Kristus dalam kuasa kebangkitan-Nya.

      3. Baptisan adalah pernyataan Anda bahwa Anda telah bergabung dengan

        Keluarga Allah dalam Nama Yesus Kristus, yaitu Gereja. 1Ko 12:12,13.

    Kapan Anda harus dibaptis? Sesegera mungkin. Dalam Kis 2:38 orang-orang dibaptis pada hari yang sama waktu mereka membuat keputusan untuk mengikut Yesus. Baptisan adalah satu cara untuk menerima Kasih Karunia Allah, dan seorang petobat baru membutuhkan Kasih Karunia yang istimewa itu untuk menolongnya berdiri dengan kuat dan teguh dalam Firman Allah.


  110. Selamat datang ke dalam keluarga Allah

    Ketika Anda memutuskan untuk mengikut Yesus, Anda juga memasuki suatu keluarga yang besar. Anda tidak dapat mengikuti Yesus dan hanya mengerjakan pekerjaan- pekerjaan Anda sendiri. Penting sekali untuk menjadi anggota Keluarga Allah, yaitu Gereja. Anda akan mengetahui kelak bahwa menjadi anggota Keluarga Allah itu akan membawa jaminan dan kemantapan dalam menjalani kehidupan.

    Gereja mana yang harus Anda masuki? Pada akhir-akhir ini banyak sekali persekutuan orang-orang percaya, beberapa persekutuan bersifat sangat tradisional, sedang banyak lagi yang lain bersifat modern. Tetapi Gereja yang baik pasti mempunyai unsur-unsur komunitas yang baik seperti yang kita ketahui ada dalam Gereja-gereja Perjanjian Baru. Baca Kis 2:42-47.


    1. Kesetiaan pada pengajaran para Rasul, yang juga kita miliki dalam

      Alkitab. Hal-hal pertama yang perlu kita pelajari adalah tentang pertobatan

      dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, iman percaya kepada Allah, ajaran

      tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang

      mati, dan hukuman kekal. Heb 6:1,2.

    2. Kesetiaan kepada persahabatan yang murni.

    3. Kesetiaan untuk menerima Kasih Karunia Allah melalui pemecahan roti.

    4. Kesetiaan pada doa.

    5. Ada juga penghormatan kepada Allah, mujizat-mujizat dan penambahan

      orang-orang percaya. Orang-orang percaya saling membagi kekayaan mereka,

      menolong yang miskin, dan bersekutu untuk memuji dan menyembah Allah dalam

      rumah-rumah mereka dan dalam Bait Allah.

    Tetapi harap diingat selalu bahwa pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia- sia, memberi diri dibaptis, menerima Roh Kudus dan masuk dalam Keluarga Allah, yaitu Gereja hanyalah langkah-langkah pertama saja. Masih ada banyak hal-hal lain yang dapat diungkapkan.


  111. Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Doakan untuk Arab Saudi
    Operation World halaman 477

    Hukuman mati adalah harga yang harus dibayar
    untuk mengikuti Yesus di Arab Saudi
    Hampir semua 17.000.000 mengikuti ajaran Islam


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    22. Merasa Yakin

    Kembali ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Efesus pasal 2 Efe 2

    Ayat hafalan Anda:
    Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. 1Yo 5:13.

    Diskusikan hal ini:
    Diskusikan bersama dengan teman-teman dalam kelompok belajar Anda tentang semua perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan yang sudah Allah bawa masuk ke dalam kehidupan Anda, yang sekaligus hal itu menyatakan bahwa Allah sedang bekerja dalam kehidupan Anda.

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Izinkanlah Kasih Allah itu untuk menyatakan seluruh pernyataan Kasih-Nya dengan cara Anda mulai mempersiapkan diri untuk memberkati setiap anggota keluarga Anda, tetangga-tetangga Anda atau mereka yang kekurangan, dalam satu bentuk pelayanan yang praktis. Laporkan kembali kepada kelompok belajar Anda.

    Tugas tertulis:
    Tuliskanlah pada satu atau dua lembar kertas tentang perbedaan-perbedaan antara kehidupan lama Anda dan kehidupan baru Anda yang sedang mulai muncul dalam Tuhan Yesus Kristus. Anda dapat mengacu pada ayat-ayat yang ditunjukkan oleh Rasul Yohanes dalam pelajaran ini.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Yoh 5:24


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Alkitab menjanjikan kepada kita bahwa jika kita percaya pada Injil, menerima Yesus sebagai Juruselamat kita dan Tuhan kita, dan membuat keputusan untuk mengikut Yesus dalam seluruh kehidupan kita, maka itu berarti bahwa kita berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah. Oleh iman kita kepada Allah, maka kita memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. Kis 26:18.


    1. Bagaimana kita dapat merasa pasti?

      Menjalani kehidupan sebagai seorang percaya berarti berjalan dalam iman, bukan berjalan dengan penglihatan mata jasmani. Oleh karena itu dapatkah kita mengetahui dengan pasti bahwa Allah telah benar-benar membebaskan kita dari cengkeraman kuasa kegelapan dan mengangkat kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang dikasihi-Nya?

      Bagaimana kita dapat memiliki iman kepada Allah sepenuhnya tanpa ada keraguan?
      2Ko 5:7; Kol 1:13; Ibr 10:22.

      Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta.
      Bil 23:19.

      Jawabannya terdapat dalam percaya kepada apa yang Allah katakan dalam firman-Nya. Itu berlaku untuk selamanya sebab Allah tidak pernah berubah pikiran.

      Allah menjanjikan keselamatan
      Baca Maz 91:16b; Yes 45:17; Mar 16:16; Luk 19:9; Kis 11:14; 16:31.

      Allah berfirman bahwa Dia telah menjadikan kita anak Allah
      Yoh 1:12; Rom 8:15; 2Kor 6:18; Gal 3:26; 4:5,6; Efe 1:5.


    2. Inilah surat cinta dari Allah

      Surat itu dituliskan oleh sahabat Yesus, Yohanes, yang sering disebut sebagai Rasul kasih. Dia diilhami oleh Allah untuk menulis surat menjawab pertanyaan khusus tentang bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Allah telah hadir dalam kehidupan kita dan sedang bekerja di dalam kehidupan kita.

      Rasul Yohanes mengatakan: "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1Yoh 5:13.

      Kita dapat mengetahui bahwa kita adalah anak-anak Allah
      Mengapa? Sebab kita dapat menunjuk kepada hal-hal baru yang sedang terjadi di dalam kehidupan kita dan sekeliling kita yang tidak biasanya terjadi. Itu berarti bahwa Allah sedang bekerja. Walaupun kita gagal atau bahkan jatuh pada suatu hari, namun demikian Allah yang telah mulai bekerja di dalam kita, Dia pasti akan mengurusi kita sampai pada kesudahannya. 1Yoh 3:2; 5:19; Fili 1:6.


    3. Dapatkah Anda melihat Allah sedang bekerja?

      Apakah Roh Kudus bekerja dalam kehidupan Anda?
      Roh Kuduslah yang terus menerus menyatakan kata-kata penghiburan ke dalam hati kita, untuk meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Oleh pertolongan Roh Kudus, maka kita dapat berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Baca 1Yoh 3:24; Rom 8:15,16; Gal 4:6.

      Mungkin Anda sudah menemukan beberapa karunia-karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus kepada setiap orang percaya.

      Ketika satu ayat dalam Alkitab kelihatan seperti menyala dan berbicara kepada Anda maka itulah Roh Kudus sedang mengajar Anda. Anda dapat memastikan bahwa Dia juga sedang memulai membimbing Anda dalam doa. Dan ketika hati Anda merasa gelisah ketika dosa datang mendekat menghampiri Anda untuk menggoda, Anda dapat memastikan bahwa itulah Roh Kudus sedang mendorong semangat Anda untuk memilih jalan raya kekudusan.

      Apakah sudah mulai berubah menyerupai Yesus?
      Dulu, sebelum menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, kita hidup untuk diri kita sendiri, tetapi bukankah sekarang ada kasih yang baru dan kebaikan yang baru yang mendesak untuk tampil sama, baik kepada kawan maupun lawan, benarkah? Baca 1Yoh 3:2.

      Apakah kasih sekarang mengalir masuk ke dalam Anda dan keluar dari Anda?
      Itu adalah merupakan suatu tanda kepastian bahwa Allah ada dalam kehidupanmu sebab Allah itu kasih. Dia bukannya memiliki Kasih. Dia adalah Kasih, memang itulah Allah. 1Yoh 4:16.

      Ketika Anda mulai hidup dalam Kasih Allah Anda akan mulai menyadari bahwa Anda juga mulai mengasihi Allah. Dia akan segera mengarahkan Anda untuk mengasihi orang lain juga dengan kasih yang akan Dia berikan kepada Anda, bahkan kasih semacam itu juga akan diberikan kepada mereka yang merasa sulit untuk mengasihi orang lain. Penuhilah hati Anda dengan pengharapan bahwa kasih yang baru ini akan membanjiri kehidupan keluarga Anda untuk dapat memberkati kedua orang tua dan sanak-saudara Anda, walaupun mereka pernah memperlakukan Anda dengan kejam atau melalaikan Anda di waktu yang lampau. Suami Anda atau isteri Anda akan diberkati oleh kehidupan baru Anda yang sudah muncul dan mungkin sekali mereka akan mulai menanyakan kepada Anda, apa yang sesungguhnya sedang terjadi. 1Yoh 5:2,3.

      Apakah Anda mengasihi umat Allah?
      Sebelum Anda mulai berpikir bahwa umat Allah itu aneh, atau bahkan mungkin lebih jelek dari itu! Sekarang Anda telah mendapatkan kasih yang baru untuk saudara-saudara Anda, laki-laki dan perempuan, kasih yang baru mulai tumbuh dalam hati Anda dan Anda sudah mulai memilih untuk selalu berada bersama mereka. Mungkin Anda mulai bertanya-tanya dalam hati, hal-hal praktis apa yang dapat Anda lakukan untuk menolong saudara-saudara yang kurang berhasil dalam hidupnya. Baca 1Yoh 3:10; 14; 16; 19.

      Apakah Anda berkata tidak kepada dosa?
      Sebelumnya, dosa telah mencengkeram Anda dan Anda selalu mengikuti apa yang dituntutnya, tetapi sekarang Anda tidak lagi mengambil jalan Anda sendiri melainkan memilih jalan Allah. Setiap orang kadang-kadang bisa jatuh. Anda akan memperoleh kemenangan yang terus bertambah-tambah atas pikiran-pikiran jelek, kebiasaan-kebiasaan jelek dan tutur kata yang tidak baik. Baca 1Yoh 3:10.

      Apakah Anda mentaati Perintah-perintah Allah?
      Dulu kita tidak pernah mentaati Perintah-perintah Allah, atau kalau toh kita coba, ternyata kita tidak dapat, tetapi sekarang kita justru selalu ingin mentaati Perintah-perintah Allah. Semakin bertambah kita mentaati Allah maka semakin banyak Kasih yang Dia curahkan kepada kita dalam kehidupan kita. Baca 1Yoh 2:3,5; 5:3.


    4. Untuk mengenal Allah lebih baik - Berjalanlah bersama Dia.

      Amo 3:3 mengatakan kepada kita untuk lebih dahulu sepakat (berjanji) dengan Allah, baru kita dapat berjalan bersama-Nya. Semakin banyak kita berjalan dengan Allah maka semakin banyak hal yang kita akan mengetahui bahwa kita mempunyai hidup yang kekal; dan semakin mantap keyakinan kita untuk dapat menghampiri Hadirat Allah, Bapa kita untuk meminta apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Kita akan segera mengetahui bahwa jika kita berdoa sesuai dengan apa yang disingkapkan Allah kepada kita, kita akan memperoleh apa saja yang kita minta kepada-Nya. Doa-doa yang dijawab adalah suatu tanda kepastian atau bukti bahwa kita telah diterima dengan mantap dalam Kerajaan Allah. Terus maju untuk mengenal Yesus lebih dalam dan lebih dalam lagi. 1Yoh 5:15,20.


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Indonesia
    Operation World halaman 292

    195.000.000 dari rumpun Melayu
    87% terdiri dari Muslim dan aliran kepercayaan
    Pertumbuhan yang luar biasa dari Gereja selama 30 tahun
    Terjadi penganiayaan akhir-akhir ini


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    23. Roh Kudus

    "Datanglah ke dalam rumahku, penuhi aku, penuhi setiap ruangan!"

    Kembali ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Kisah Para Rasul pasal 2 Kis 2.

    Ayat hafalan Anda:
    Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 1Kor 12:13.

    Diskusikan hal ini:
    Apakah Anda menerima Roh Kudus ketika untuk pertama kalinya Anda percaya bahwa Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat? Ataukah mungkin sesudah itu? Pernahkah Anda dipenuhi Roh Kudus setelah itu?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Berkumpullah bersama dan ikuti langkah-langkah dalam menyambut dan menerima Roh Kudus, saling mendoakan satu dan yang lain sampai Anda semua dipenuhi Roh Kudus.

    Tugas tertulis:
    Lihat pada dua kata "pletho" dan "pleres" yang terdapat dalam butir 2 di bawah. Tuliskanlah di atas selembar kertas dan jelaskan kata-kata itu dapat berarti apa saja pada zaman sekarang.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Gal 5:5


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Untuk dapat berhasil dalam menanggapi panggilan Allah, setiap orang percaya memerlukan kuasa Roh Allah di dalam kehidupannya masing-masing. Walaupun orang- orang Kristen mungkin masih mempunyai pendapat-pendapat yang berbeda-beda tentang bilamana dan bagaimana kita menerima Roh Kudus, namun tidak seorangpun pernah meragukan bahwa kita memerlukan Dia. Perhatikanlah selalu dengan sopan santun atas berbagai macam pandangan tentang hal ini dan simaklah dengan baik dan pelajarilah dan kemudian saling membagi pengertian tanpa tujuan untuk berdebat dalam diskusi emosional atau bertujuan untuk menunjukkan sikap-sikap superior. yang berikut ini adalah satu pengertian yang sangat populer.


    1. Janji akan baptisan yang lain.

      Dalam Kis 1:4-8, kata baptisan adalah "baptizo" yang berarti penenggelaman (immersion) atau pembenaman (soaked). Bukannya kata "baptisma" dari Efe 4:5, yang artinya adalah tindakan pelaksanaan baptisan, dan itupun juga bukan "baptismos" dalam Ibr 6:2, yang berarti penyucian.

    2. Janji itu telah dinubuatkan.


      1. Bacalah Yes 32:15 dan lihat hasilnya.

      2. Yeh 36:27 dan temukan ke lima hasilnya.

      3. Yoe 2:28 dan inginkan hasilnya.

      4. Baca kata-kata Yohanes Pembaptis dalam Injil Luk 3:16 dan

        kesaksian dari kelahirannya dalam Injil Luk 1:1\.

      5. Elisabet dipenuhi Roh Kudus dan demikian juga Zakaria, Yesus, dan

        murid-murid Yesus. Bacalah Luk 1:41, 67; 4:1; Kis 2:4.

      Salah satu kata untuk "dipenuhi" adalah "pletho" yang berarti seperti sepon (sponge), dipenuhi air dan meneteskan air tersebar di mana-mana. Satu kata lain lagi dalam Alkitab adalah "pleres" yang berarti suatu tempat roti (breadbasket=keranjang roti, biasanya terbuat dari rotan atau bambu dianyam) yang diisi penuh dengan roti sampai numpuk berlebihan ke pinggiran atas sehingga rotinya berjatuhan tercecer di mana-mana.

    3. Roh Kudus adalah Janji Bapa.

      Dalam zaman Perjanjian Lama, Roh biasanya berada "di atas" bukan "di dalam" umat Allah, Bil 11:25. Memang ada beberapa pengecualian seperti Bezaleel bin Uri bin Hur dari suku Yehuda (Kel 31:3) dan Yosua bin Nun (Ula 34:9).

    4. Roh Kudus adalah Janji Yesus.

      Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus akan datang, Yoh 7:37-39; 14:16; 16:7.

      Roh Kudus akan tinggal bersama kita dan berada di dalam kita, Yoh 14:7.

      Allah akan memperlengkapi kita dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Luk 24:49.

      Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menerima Roh Kudus, dengan kata lain murid-murid supaya menyambut Roh Kudus, Yoh 20:22; Kis 1:5-7.

    5. Yesus menjanjikan Kuasa untuk kita.

      Dalam Kis 1:8 kata yang dipakai adalah "dunamis", kemampuan untuk melakukan segala sesuatu, atau melakukan mujizat-mujizat, Mat 25:15; Gal 3:5; Kis 8:13; Mar 6:5. Kata lain dalam Alkitab untuk "kuasa" adalah "exousia", yang berarti "otoritas". Luk 10:19.

      Exousia memberikan kepada kita "hak", tetapi kita pasti memerlukan "dunamis" sebagai tenaga untuk memaksakan "hak"/exousia kita. Seorang petugas Pemerintah mungkin mempunyai "otoritas" untuk menyita sepetak ladang milik seorang petani tetapi petugas itu pasti memerlukan "dunamis" atau tenaga untuk menarik keluar sapi-sapi yang ada di ladang tersebut! Anda mempunyai "otoritas" atas setan-setan dan roh-jahat tetapi Anda pasti memerlukan "dunamis" atau kuasa Allah untuk mengusir setan-setan dan roh- jahat itu.

    6. Janji mulai ditepati.

      Dalam Kis 2:1-11, Roh Kudus datang dengan kuasa dan ke 120 orang percaya berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah mereka pelajari. Baca 1Ko 14:5,18. Banyak orang dari berbagai bangsa-bangsa datang berlarian untuk mendengar tentang keajaiban Allah yang diucapkan dalam bahasa-bahasa mereka sendiri yang mereka kenal. Curahan Roh Kudus semacam itu masih tetap menjadi rencana Allah untuk kita dan terjadi pada zaman kita sekarang ini. Rasul Petrus mengatakan bahwa kedatangan Roh Kudus menunjukkan bahwa akhir zaman telah mulai, Yoe 2:28-32; Kis 2:16-21.

    7. Janji Allah bergerak keluar.

      Orang-orang Yahudi yang percaya segera mengetahui bahwa Roh Kudus memenuhi mereka berkali-kali. Kemudian orang-orang Samaria yang tinggal dekat mereka memutuskan untuk mengikut Yesus dan juga menerima Roh Kudus. Kis 8:4-8,14-17.

      Petrus mengunjungi Kornelius, yang adalah orang Roma, seorang Eropa dan seorang perajurit Roma dan ketika Petrus sedang berkata-kata tentang Yesus, maka turunlah Roh Kudus ke atas semua anggota keluarga Kornelius dan teman-temannya dan semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Kis 10:44-46.

      Kemudian kita ketahui bahwa orang-orang percaya di Antiokia juga kepenuhan Roh Kudus. Kis 13:52; 19:1-7.

      Rasul Paulus menulis bahwa kita semua harus "dipenuhi dan terus menerus selalu dipenuhi" oleh Roh Kudus. Baca Kis 4:31; Efe 5:18.


    8. Janji itu adalah untuk kita sekarang.

      Kis 2:38, 39 tidak mempunyai batasan waktu bahkan untuk kita yang tinggal jauh. Kita dapat melihat suatu gambaran tentang bagaimana menerima janji Allah dalam pengalaman Maria yang dituliskan dalam Injil Luk 1:35. Roh Kudus juga dapat datang ke atas kita dan kuasa Allah juga dapat menaungi kita, supaya anak-anak kudus Allah (benih Ilahi) dapat dilahirkan.

      Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?

      Apakah Anda sudah penuh Roh Kudus sekarang?

      Apakah Anda sudah meneteskan berkat Allah seperti "pletho" atau sepon (sponge), atau menumpahkan roti hidup seperti tempat roti atau "pleres" yang terisi sangat penuh sehingga tertumpah keluar?

      Apakah Anda menginginkan "dunamis" dalam kehidupan Anda?

      Benarkah Anda menginginkan Roh Kudus dalam kehidupan Anda? Roh Kudus adalah Pribadi yang menghukum dosa, memajukan gayahidup kudus dan bahkan juga menyertai kita sampai ke ujung-ujung bumi.


    9. Sambutlah Roh Kudus sekarang.


      1. Hauslah akan Allah. Yoh 7:37.

      2. Bersihkan "Bait" Anda dengan meminta Allah untuk mengampuni Anda.

        1Ko 6:19; 2Ko 6:14-7:1; 1Yo 1:9.

      3. Dalam Nama Yesus, tolak setiap roh lain yang mungkin pernah Anda

        terima.

      4. Mintalah kepada Bapa untuk memperoleh Karunia Roh Kudus untuk Anda,

        Luk 11:9-13.

      5. Sambutlah Roh Kudus dengan doa iman.

      6. Berikan kebebasan kepada Roh Kudus untuk masuk ke mana saja dalam

        diri Anda, ke tubuh, jiwa, pikiran dan roh; dan juga ke masa lampau, masa

        sekarang dan masa depan Anda.

      7. Sekarang tenangkanlah hatimu dan terimalah Karunia Roh Kudus, minumlah

        sebanyak-banyaknya. Yoh 7:37; 1Ko 12:13.

    Atasilah semua sikap malu-malu dan sikap sombong, bersyukurlah dan berterima- kasihlah atas kedatangan Roh Kudus, berserahlah diri kepada-Nya dan berharaplah untuk mendapatkan damai-sejahtera, suka-cita, tertawa atau air-mata karena terharu akan kemuliaan Allah atau mintalah ke-empat-empat-nya. Mungkin Anda akan berbahasa lidah atau meluap dengan pujian, penyembahan atau nubuatan saat itu atau segera setelah itu. Anda akan segera melihat Hadirat-Nya dalam setiap bagian dalam kehidupan Anda. Kis 2:4; 10:46; 19:6.


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Latvia
    Operation World halaman 345

    3.000.000 rumpun bangsa-bangsa Baltic & Slav
    di Eropa Utara, dahulu Uni Soviet Rusia
    Ketegangan antar Etnis dan masalah ekonomi
    20% Protestan, 20% Katolik Roma, 15% Orthodox


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    24. Doa

    Serahkan semua kekhawatiran Anda kepada Tuhan Yesus sebab Dia memperhatikan Anda

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Luk 10:38-11:28.

    Ayat hafalan Anda:
    Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: "Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Luk 18:7,8.

    Diskusikan hal ini:
    Diskusikan tentang tingkat doa yang bagaimana yang telah Anda capai? Coba dilihat kemungkinan-kemungkinannya kalau-kalau Anda sekalian dapat merencanakan bersama-sama untuk terus melangkah maju masuk ke doa syafaat yang lebih dalam lagi.

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Wanita seringkali mempunyai pelayanan doa yang penuh kuasa dan diurapi. Mungkinkah mereka lebih peka daripada pria? Apakah kiranya Anda dapat mengajak dua atau tiga saudari untuk bertemu dan menaikkan doa syafaat bersama setiap minggu untuk para murid-murid yang sedang belajar?

    Tugas tertulis:
    Selidikilah dalam Kitab Injil dan Ibr 5:7 bagaimana Yesus berdoa. Tuliskanlah hasil penemuan Anda pada selembar kertas.

    Renungkan kata demi kata dalam ayat ini:
    Kol 4:2-4.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Yesus tidak pernah mendoakan doa-doa lama yang selalu diulang-ulang dan yang membosankan. Murid-murid memperhatikan betapa doa-doa Yesus itu efektif, hidup dan cocok dengan situasi. Lebih dari itu, mereka melihat sendiri secara langsung jawaban-jawaban doa yang diterima di depan mata mereka, merupakan suatu hal yang luar biasa dalam agama Yudaisme. Tetapi anehnya ada seorang murid yang berani bertanya kepada Yesus sebagaimana dituliskan dalam Luk 11:1.

    "Tuhan, ajarlah kami berdoa"
    Pernahkah Anda perhatikan bilamana kita sedang mendoakan suatu perkara pelik maka kedagingan dan iblis biasanya melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mengganggu konsentrasi kita? Anda merasa gelisah, lapar, mengantuk atau bahkan tiba-tiba tanpa sengaja terpikir oleh Anda akan banyak hal yang harus Anda kerjakan?



    1. Apakah doa itu?

      Doa itu adalah banyak hal untuk banyak orang. Doa itu mencakup hampir semuanya dari percakapan hingga pada pekerjaan jasmani dan rohani. Dalam Luk 11:9,10 ada tiga tingkatan dalam doa:

      Tingkat 1 adalah sangat sederhana - Minta.
      Minta - apa saja yang Anda inginkan, walaupun sesungguhnya Bapa kita di sorga sudah mengetahui dengan tepat apa yang kita perlukan sebelum kita mengatakannya kepada-Nya. Jadilah seperti anak-anak yang sudah ahli dalam hal meminta ini. Baca 2Sa 5:17-25 untuk mengetahui bagaimana Daud menemukan apa yang harus dikerjakan dengan cara menyelidiki tentang Allah. Dengan memahami pikiran Allah maka kita akan dibimbing setapak demi setapak hingga sampai kepada suatu kepastian yang diungkapkan dalam 1Yoh 3:21. Sebaliknya, bacalah Kitab Yosua pasal 9 khususnya ayat 14 untuk melihat suatu kebodohan yang dilakukan, yaitu tidak meminta keputusan TUHAN.

      Tingkat 2 adalah sangat indah - Cari!
      Ya sederhana saja, sekedar mencari tahu tentang Yesus, siapa Dia itu. Nikmatilah saat-saat berharga yang Anda lalui sendiri bersama Yesus, ceriterakanlah semuanya kepada-Nya, dengarkanlah apa yang dikatakan-Nya, tanpa mengajukan terlebih dahulu permohonan-permohonan dan daftar kebutuhan Anda.

      Tingkat 3 Merubah dunia - Ketuklah pintu!
      Ketuklah pintu dari Kepala Jemaat. Anda akan mendengar Yesus berkata, "Masuklah". Dia akan mengundang kita dan semua orang percaya untuk masuk dan bergabung bersama Dia dalam doa-syafaat-Nya, sebab "Dia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara kita", mendoakan untuk dunia dari orang-orang terhilang. Bergabung dengan Doa-doa-Nya yang adalah Doa Syafaat sejati, suatu pekerjaan yang memakan waktu berjam-jam dan bahkan berhari-hari. Ibr 7:24-25.


    2. 2. Mengapa berdoa?

      Ada banyak alasan-alasannya, setidak-tidaknya adalah suatu percakapan dua arah antara Bapa kita di sorga dengan kita, anak-anak-Nya yang sementara sedang dalam proses pertumbuhan rohani. Akan tetapi, dengan wawasan yang dalam yang diberikan oleh Yesus dalam Luk 11:21, kita semua akan menemukan alasan- alasan yang dapat memaksakan kita berdoa:


      1. Orang kuat dalam Luk 11:21 menggambarkan Setan.

      2. Rumah-Nya dalam Luk 11:21 adalah bumi dan segala harta miliknya

        yang dijaga dengan baik adalah umat-Nya.


      3. Orang yang lebih kuat dalam Luk 11:22 adalah Yesus.

      4. Kita ada di dalam Dia dan duduk bersama Dia. Efe 1:23; 2:6.

      5. Barang-barang rampasannya adalah orang-orang yang telah diselamatkan

        melalui doa. Keluarga Anda, dan tetangga Anda dan bahkan juga orang-orang di

        tempat jauh yang Anda doakan.

    3. Siapa yang seharusnya berdoa?

      Dalam Luk 18:1, Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya, pria dan wanita, anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan, bahwa mereka semua harus senantiasa berdoa dan jangan menyerah. Doa adalah pelayanan penuh kuasa yang terbuka bagi setiap orang percaya, baik tua maupun muda, semua boleh melakukan doa.

    4. Di mana seharusnya kita berdoa?

      Dalam zaman Alkitab orang-orang masih perlu melakukan suatu perjalanan menempuh suatu jarak tertentu untuk berdoa di Bait Allah atau di tempat pertemuan yang sempit untuk orang-orang Yahudi. Alkitab mengatakan bahwa sekarang tubuh kita adalah Bait Allah di mana Roh Allah diam di dalamnya, sehingga dengan demikian Anda dapat berdoa di mana saja, setiap waktu, dan dalam berbagai cara - "pleres" berlutut, berjalan, bekerja, bersepeda, duduk bahkan sambil berbaring.

    5. Kapan seharusnya kita berdoa?

      Yesus mengatakan bahwa kita harus "senantiasa" berdoa; dan Rasul Paulus mengatakan "pada setiap waktu". Siang malam, yaitu pada setiap saat sesuai dengan tuntutan kedisiplinan kita atau saat hati kita tergerak untuk berdoa, maka kita akan dengan mudah dapat berdoa. Yesus berkata supaya kita bertekun dalam doa, dan Rasul Paulus mengatakan supaya kita berdoa di dalam Roh untuk segala macam doa dan permohonan-permohonan, dari tingkat paling hening sampai pada tingkat doa dengan penuh gairah.

    6. Bagaimana seharusnya kita berdoa?

      Yesus berkata dalam Luk 1:2-4 bahwa BEGINILAH cara kamu berdoa. Perkataan- perkataan ini tidak dimaksudkan untuk diulang-ulang kembali tanpa berpikir dan tanpa semangat dan gairah sebagaimana dilakukan di banyak gereja, melainkan perkataan-perkataan yang berikut ini harus didoakan dari hati dan pikiran kita.


    Mulailah dengan berbicara kepada Bapa kita.
    Ingat bahwa Bapa kita di sorga adalah Bapa yang sungguh sangat mengasihi dan memperhatikan kita, tidak seperti banyak bapa-bapa duniawi.

    Kuduskan dan berkati Nama-Nya.
    Ambil waktu untuk menyembah dan memuji Dia terlebih dahulu, sebelum mengucapkan sesuatu. Katakan kepada Allah betapa besar kasih Anda kepada-Nya dan berterima- kasihlah untuk Kasih Bapa yang telah dilimpahkan-Nya kepada Anda pribadi dan keluarga Anda dan bangsa. Yoh 4:23.

    Minta agar Kerajaan-Nya datang.
    Kerajaan adalah tempat di mana seorang Raja memerintah, oleh karena itu mintalah agar peraturan Allah datang ke tempat di mana diperlukan, dalam hidup Anda sendiri dan pikiran, dalam keluarga dan dalam bangsa dan negara.

    Minta agar kehendak-Nya terjadi.
    Melawan peristiwa-peristiwa tidak benar yang terjadi dalam masyarakat.

    Minta makanan kita sehari-hari.
    Bapa kita di sorga sangat suka untuk memberi.

    Minta Allah untuk mengampuni semua dosa-dosa Anda.
    Biarlah Darah Yesus membasuh Anda dari segala dosa-dosa. Mengampuni orang lain adalah syarat utama untuk menerima pengampunan untuk diri sendiri.

    Janganlah membawa kami - ya tetapi bawa ke mana?
    Minta bimbingan Allah untuk jalan kehidupan Anda.

    Minta Allah untuk melepaskan Anda dari yang jahat.
    Yang jahat itu bersembunyi di tempat yang sangat dalam di dalam diri Anda, dalam keluarga Anda, dan dalam narkoba dan dalam peperangan.

    Puji Dia atas Kerajaan-Nya dan Kemuliaan-Nya.
    Kesempatan yang indah untuk penyembahan, pujian dan ucapan iman. Coba alami sendiri, bilamana Anda berdoa pada tingkat rohani semacam ini maka waktu akan berlalu sangat cepat.

    Akhirnya, inilah satu rahasia doa penuh kuasa. Yesus mengakhiri pengajaran- Nya tentang doa dalam Luk 1:13 dengan mengatakan kepada kita betapa ingin- Nya Allah untuk memberikan Roh Kudus kepada kita. Oleh karena itu, undanglah selalu Roh Kudus untuk membimbing Anda setiap waktu Anda berdoa, baik berdoa sendiri atau bersama-sama dengan teman-teman; dan kemudian perhatikan dan rasakan bagaimana Roh Kudus menarik keluar doa-doa Anda dari dalam hati Anda dan bibir Anda. Luk 11:5-8; Efe 6:18.


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Guatemala
    Operation World halaman 253

    Puji Tuhan untuk pertumbuhan kekristenan yang dahsyat
    Hingga 45% orang percaya di dalam kota-kota
    masih banyak orang-orang yang belum terjangkau di pelosok-pelosok daerah


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    25. Firman Allah

    Alkitab adalah Firman Allah yang hidup.

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Maz 119:9-11,105; Ibr 4:12; Mar 4:21-29.

    Ayat hafalan Anda:
    2Ti 3:16,17. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 2Ti 3:16,17.

    Diskusikan hal ini:
    Percayakah Anda bahwa Firman Allah adalah otoritas tertinggi untuk kehidupan?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Kerjakan sebaik-baiknya untuk meluangkan waktu khusus setiap hari bilamana Anda dapat bersaat-teduh dan merenungkan Firman Tuhan. Laksanakan rencana pembacaan Alkitab Anda. Siapkan tujuh lembar tanda pembatas halaman dalam Alkitab agar Anda dapat memberi tanda di halaman mana Anda berhenti membaca supaya waktu esok harinya bila Anda akan mulai membaca lagi maka dengan mudah Anda akan dapat menemukan halaman-hlaman yang Anda cari.

    Tugas tertulis:
    Dari 2Ra 22:8-13; 23:11-32, tuliskanlah semua pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh Raja Yosia setelah dia mendengar Firman Tuhan dibacakan kepadanya.

    Renungkan pada perikop ini:
    Mat 7:24-27


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.



    1. Alkitab adalah Firman Allah.

      Untuk setiap orang percaya, Firman Allah itu sifatnya unik dan sangat tidak ternilai harganya. Sebenarnya, banyak orang telah mengorbankan nyawanya selama berabad-abad untuk mempertahankan kebenaran-kebenaran Firman Allah supaya dapat kita baca. Oleh karena itu, mengingat akan sungguh tak ternilainya Firman Allah ini, dapatkah Anda mengatakan kepada Anda sendiri dan teman-teman Anda, di manakah letak Alkitab Anda dalam kehidupan Anda?

      Apakah tersembunyi?

      Atau apakah Alkitab Anda itu berada di tempat yang tinggi sehingga dapat menyinari setiap sudut-sudut kehidupan Anda?


    2. Berkat-berkat di dalam Firman Allah.

      Firman-Nya itu hidup dan aktif, Firman itu berbicara kepada Anda dan bekerja di dalam Anda. Ibr 4:12,13.

      Firman-Nya adalah bagaikan cermin untuk Anda yang memungkinkan Anda untuk mengaca diri sendiri sewaktu Anda membacanya. Firman-Nya tidak akan membiarkan Anda menipu diri sendiri, ataupun menyembunyikan kebenaran.

      Firman-Nya akan memperlengkapi Anda seutuhnya untuk melakukan segala sesuatu yang diminta Allah. 1Ti 5:18.

      Allah akan memperlengkapi Anda melalui Firman-Nya. 2Ti 3:14-17; Gal 3:8.

      Seringkali juga disebutkan bahwa Alkitab adalah Anak Allah dalam bentuk cetakan, sebab Yesus disebut juga Firman dan Kebenaran. Yoh 1:1.

      Apakah Anda menginginkan Sukses dan Kemakmuran?
      Kalau demikian, maka lakukan apa yang ditugaskan kepada Yosua untuk melakukan dalam Yos 1:8. Dan jika Anda ingin berhasil dalam segala bidang maka dengarkanlah Maz 1:1-3.


    3. Waktu Anda membaca, apakah Anda mendengarnya?

      Apakah Anda sudah memperhatikan bahwa bilamana Anda membaca Firman Allah Anda sering "mendengarnya" jauh di dalam hati Anda, bukan dengan telinga Anda. Itulah Suara Allah. Kita harus mempertimbangkannya dengan saksama sebab dengan ukuran yang kita pakai maka ukuran yang sama itu akan dipakaikan kepada kita. Mar 4:24.

    4. Bagaimana Anda mempergunakan Firman Allah?

      Anda pakai Firman Allah untuk memperbaharui hati Anda. Rom 10:17.

      Anda pakai Firman Allah untuk memperbaharui pikiran Anda. Rom 12:2.

      Anda pakai Firman Allah untuk memperbaharui perkataan-perkataan Anda. Rom 10:10. Ams 18:2.

      Anda pakai Firman Allah untuk memperbaharui tindakan-tindakan Anda. Yoh 14:15.

      Anda pakai Firman Allah untuk mendukung kemenangan Anda. Setan tidak dapat menjawab ketika Yesus mengatakan, "Ada tertulis!" Mat 4:1-11, khususnya ayat Mat 4:4,7 dan Mat 4:10.


    5. Pergunakan Firman Allah untuk memperbaharui Doa-doa Anda.
      Petobat-petobat baru biasanya mengutip beberapa ayat-ayat untuk dipakai sebagai bimbingan dalam doa-doa mereka, dan Allah dengan segera menjawabnya. Kis 4:23-31. Jika dalam berdoa Anda mempergunakan Firman Allah, maka yang berikut ini akan mulai terjadi:

      Pertama-tama, Anda menaburkan benih Firman Allah. Kemudian dengan ketekunan hati dalam mendoakan Firman Allah dan dengan kesabaran, maka tumbuhlah tunas dan lalu tangkainya. Dengan membina iman percaya Anda kepada Allah dan Firman-Nya, maka mulai tumbuhlah kuncupnya. Kemudian tumbuh bulir-bulirnya dan butir-butir yang penuh isinya dalam bulir-bulir itu, dan akhirnya nanti pada waktunya dituailah butir-butir itu. Mar 4:14; 4:26-29; Yes 59:11; Kej 8:22.

      Penting sekali memberitakan Firman Allah.
      Karena siapa saja yang memiliki Firman Allah dapat diselamatkan dan bahkan ditambah lebih banyak lagi berupa - kesembuhan Ilahi, kebebasan, bimbingan, berkat dan kemakmuran hanya karena mempercayai Firman Allah. Tetapi mereka yang tidak memiliki Firman Allah untuk dipercayainya, ditaatinya dan dilakukannya, maka mereka tidak akan menerima berkat-berkat tersebut dan bahkan akan kehilangan semuanya yang sudah dimilikinya, yaitu kehidupannya dan jiwanya untuk selama-lamanya di dalam kekekalan. Mar 4:25.


    6. Lalu bagaimana Anda mendengarkan Firman Allah?

      Allah telah membuatnya sangat sederhana untuk kita dapat mendengar Suara-Nya. Mudah saja, luangkan waktu untuk bersendiri dengan Allah dan buka Alkitab Anda. Akuilah segala kelemahan-kelemahan Anda dan berdoalah untuk belajar dengan pertolongan Roh Kudus. Ambil waktu khusus untuk merefleksikan apa yang telah Anda baca dan dengar dalam hati Anda, sebab melalui renungan atau meditasi Anda akan merasa terheran-heran tentang bagaimana Allah telah berbicara kepada Anda dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Anda.

      Sebagai petobat baru, dahulu saya mengetahui salah satu dari hal-hal ini. Saya pergi ke suatu persekutuan doa dan dengan diam-diam saya berdoa mengenai pekerjaan saya, isteri saya dan anak-anak saya oleh karena ada berbagai masalah dalam keluarga saya pada waktu itu. Sesaat kemudian saya merasakan adanya suatu dorongan untuk mengambil Alkitab saya dan tanpa sengaja Alkitab saya itu terjatuh ke lantai dan terbuka dengan sendirinya pada halaman di mana ada Mazmur pasal 128. Waktu saya mulai membaca, pertama-tama Allah sangat mengejutkan saya dan kemudian Allah menghibur saya melalui Firman-Nya langsung ke dalam hati saya.

      Diberkatilah semua orang yang takut akan Tuhan,

      yang berjalan di jalan-Nya.

      Engkau akan makan menikmati buah hasil kerjamu,

      berkat-berkat dan kemakmuran akan menjadi milikmu,

      Isterimu akan menjadi seperti pokok anggur yang berbuah lebat dan

      anak-anak laki-lakimu bagaikan tunas-tunas zaitun di mejamu.

    7. Waktu itu saya sudah mempercayai Firman Allah dan pada hari ini, sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu saya dapat menyaksikan bahwa Allah telah menepati janji-Nya dan memberkati keluarga saya dan juga pekerjaan saya.

    8. Bagaimana cara menikmati pembacaan Alkitab.

      Kebanyakan orang mulai membaca dari Kitab Kejadian tetapi kemudian berhenti oleh karena mereka menemui beberapa bagian awal dari Perjanjian Lama itu susah untuk dimengerti. Kita semua senang makan makanan yang berbeda-beda dari hari ke hari dan memang ternyata demikian juga sama halnya dengan makanan rohani kita. Cobalah Anda mengikuti Pola Pembacaan Alkitab di bawah ini agar Anda dapat memperoleh makanan rohani yang berbeda-beda setiap harinya dan supaya Anda tidak merasa bosan. Setiap hari bacalah beberapa ayat dari Kitab Mazmur untuk penyembahan dan berapa ayat dari Amsal untuk mendapatkan hikmat Allah.


    Tiap hari Senin
    Bacalah ceritera-ceritera kepahlawanan dari kisah sejarah dalam Alkitab. Bacalah mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Ester.

    Tiap hari Selasa
    Baca tentang tulisan Yesus yang ditulis oleh orang-orang yang mengenal-Nya dengan baik. Mulai dari Injil Matius sampai Injil Lukas.

    Tiap hari Rabu
    Berjalan-jalan di puncak dan lembah syair. Mulailah dari Kitab Ayub dan baca hingga Kitab Kidung Agung.

    Tiap hari Kamis
    Surat Cinta dari Yohanes. Baca dulu Kitab Injil Yohanes kemudian Surat-surat pertama, kedua dan ketiga Yohanes dan akhirnya Kitab Wahyu.

    Tiap hari Jum'at
    Nubuatan Alkitab. Mulai membaca dari Kitab Yesaya dan teruskan hingga Maleakhi. Anda akan terkejut dan terheran-heran.

    Tiap hari Sabtu
    Surat-surat dari orang-orang besar dalam Tuhan. Mulai membaca dari Surat Roma, baca terus hingga ke Surat pertama dan kedua Petrus dan Surat Yudas.

    Tiap hari Minggu
    Kunjungilah gereja-gereja yang hidup dan nyata dan juga pelayanan Misi Garis Depan melalui pembacaan Kisah Para Rasul.


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa

    Berdoalah untuk Jerman
    Operation World halaman 237

    80.000.000 penduduk, 75% Kristen

    Timur yang miskin dan Barat yang kaya, yang baru saja dipersatukan

    Gereja-gereja kehilangan anggota Jemaatnya

    Pemulihan sungguh sangat diperlukan


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis. 00002 (Lihat Daftar Pelajaran) 00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan) 00005 (Petunjuk Down-load) (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    26.Meditasi

    Ambil waktu beberapa menit untuk berpikir dan berdoa

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Mazmur pasal 91 Maz 91.

    Ayat hafalan Anda:
    Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Yos 1:8.

    Diskusikan hal ini:
    Apa saja janji-janji yang telah kita ketemukan untuk mereka yang senantiasa menjaga pikiran dan hatinya tertambat pada Firman Allah siang dan malam?

    Sesuatu yang perlu dikerjakan sebelum pertemuan yang akan datang.:
    Jika Anda belum mengetahui tempat rahasia yang Maha Tinggi Anda sendiri. Maz 91:1 dalam Amplified Bible berbunyi: He who dwells in the secret place of the Most High shall remain stable and fixed under the shadow of the Almighty =Orang yang duduk dalam tempat rahasia yang Maha Tinggi akan tetap stabil dan terlindung dalam naungan yang Mahakuasa) Tuliskan nama Anda, tentukan satu waktu yang tertentu untuk bertemu dengan Allah di tempat-Nya yang rahasia dan tersembunyi, dan aturlah waktu Anda untuk bertemu secara pribadi dengan Allah setiap hari (dalam doa dan meditasi). Ceriterakan kepada kami lain waktu tentang pengalaman Anda dan perkembangan yang Anda capai.

    Tugas tertulis:
    Minta kepada Tuhan agar Tuhan menunjukkan kepada Anda kedalaman-kedalaman satu ayat dalam minggu ini dan buatlah 2 halaman karya tulis dengan mempergunakan segenap kemampuan Anda untuk menerangkan semua yang telah Tuhan singkapkan kepada Anda.

    Renungkan pada perikop ini:
    Ams 24:3,4.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Banyak orang merekomendasikan meditasi dan agama-agama timur melakukan kebiasaan itu.Tetapi hati-hati meditasi duniawi mengarah pada pengosongan pikiran Anda dan jika Anda melakukan hal itu maka setan pasti akan mengisi kekosongan pikiran itu. Apakah Anda pernah memperhatikan bahwa dalam suatu medan peperangan, pertempuran-pertempuran selalu terjadi di daerah yang tidak bertuan antara dua kelompok pasukan yang berperang? Demi keselamatan Anda, maka Anda dan pikiran Anda harus selalu berada di pihak Allah.

    Meditasi yang Alkitabiah mengisi pikiran Anda dengan Firman Allah dan hal itu adalah bagian dari perjalanan kita dengan Allah sejak permulaan zaman.



    1. Manfaat dari Meditasi.

      Firman Allah adalah pintu masuk ke dalam Pikiran Allah dan meditasi adalah lorong untuk masuk ke dalam ruangan-ruangan yang penuh dengan harta karun. Meditasi adalah satu titik pertemuan dengan Allah dan di sini Anda dapat mengharapkan pewahyuan, pertumbuhan, dorongan semangat, kuasa dan wawasan untuk peperangan rohani dan kesaksian.

      Meditasi dalam Firman Allah siang dan malam.

      Anda akan menjadi makmur dan berhasil.

      Anda akan menghasilkan buah dalam musimnya.

      Pertumbuhan baru Anda tidak akan layu.

      Apa saja yang Anda kerjakan akan berhasil dengan gemilang.

      Anda akan mempunyai wawasan yang lebih luas.

      Anda akan diberkati dalam apa yang Anda kerjakan.

      Anda akan mempunyai barang persediaan yang banyak.

      Yos 1:8; Maz 1:2,3; 119:99; Yak 1:25; Mat 12:35.


    2. Tujuan ganda dari Meditasi.

      Pertama-tama, supaya diberkati oleh Allah.
      Daud menginginkan supaya ucapan mulutnya dan renungan hatinya menyenangkan hati Allah. Maz 19:14.

      Kedua, untuk memperkaya Anda.
      Rasul Paulus berkata, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu," Kol 3:16a.


    3. Apa yang Anda meditasikan?

      Meditasi adalah waktu untuk menjelajahi pikiran Dia yang Anda kasihi, untuk mengetahui pikiran dan isi hati-Nya, bagaimana Dia berpikir dan bagaimana hikmat-Nya dan bagaimana jalan-jalan-Nya. Anda akan merasa heran ketika Anda mengetahui betapa banyaknya Dia berbicara kepada Anda pada saat Anda mencapai keheningan (saat teduh) di dalam hati Anda sehingga Anda dapat mendengar suara- Nya. Para penulis Mazmur sering menuliskan cara-cara dan pengarahan mereka sendiri dalam meditasi. Apakah yang mereka katakan?

      Kami merenungkan kasih-Mu yang tak pernah gagal.

      Saya akan merenungkan semua karya-Mu.

      Kami mengingat-ingat semua perbuatan-perbuatan-Mu yang perkasa.

      Saya merenungkan ajaran-ajaran-Mu.

      Saya mengingat-ingat semua jalan-jalan-Mu.

      Saya merenungkan hukum-Mu sepanjang hari.

      Saya merenungkan akan janji-janji-Mu.

      Maz 48:9; 77:12; 119:15,97,148.


    4. Bagaimana Anda bermeditasi?

      Bermeditasi berarti memikirkan, mengunyah, merefleksikan, membayangkan, mempelajari, berkomat-kamit, bergaul dengan mesra, bahkan juga mengeluh. Di bawah ini ada beberapa cara-cara yang sudah teruji kebenarannya untuk menolong Anda menciptakan waktu yang teratur untuk bermeditasi. Jika Anda bertekun, maka kebiasaan yang baik ini akan memperkaya kehidupan Kristen Anda jauh lebih banyak dari pada yang pernah Anda bayangkan.

      Anda memerlukan Tempat Rahasia dari yang Maha Tinggi untuk Anda sendiri.
      Baca Ps 91:1. Salah satu sudut ruangan, sebuah kamar, ruang atas dekat atap rumah, ruang bawah tanah (basement). Allah akan menemui Anda di mana saja. Ada seorang wanita yang menutupkan rok kerjanya (apron-nya) ke atas kepalanya. Bila dia melakukan itu maka seluruh anggota keluarganya tahu bahwa dia tidak mau diganggu. Untuk Ishak, tempat rahasianya adalah ladang. Baca Kej 24:63.

      Anda memerlukan keheningan.
      Suatu tempat yang cukup jauh dari obrolan keluarga dan orang-orang, jauh dari suara jalanan, suara dering telpon dan televisi. Tidak adakah tempat semacam itu di dekat Anda? Bagaimana tingkat kebisingan di tempat Anda pada jam lima pagi? Itulah tempat rahasia saya. Di manakah tempat rahasia Anda?

      Anda perlu disiplin diri.
      Untuk mengunjungi tempat rahasia Anda secara teratur dan juga untuk mengatasi segala macam gangguan-gangguan dan cobaan-cobaan yang dapat masuk ke dalam pikiran Anda, dan mungkin juga ke perut Anda; maka bersiaplah selalu dengan sebuah buku kecil untuk sekedar membuat catatan-catatan kecil yang Anda kira perlu dicatat. Cara demikian itu biasanya memuaskan pikiran Anda. Ambillah waktu untuk Anda memperoleh ketenangan dan keheningan di dalam batin Anda. Untuk saya, saya perlukan waktu sekitar kira-kira 20 menit. Berdoalah dan undang Tuhan untuk berbicara kepada Anda dan membimbing Anda.

      Anda perlu satu jalan-setapak untuk diikuti.
      Sesuatu yang menyenangkan hati Anda, menarik perhatian Anda, satu atau dua ayat yang Allah berikan kepda Anda. Anda baru dapat memasuki pikiran Allah waktu Allah menyingkapkan dan menjelaskan Firman-Nya kepada Anda. Yeremia menatakan, "Apabila aku betemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya." Yer 15:16. Dalam Amplified Bible Yer 15:16a "Your words were found, and I ate them. (Perkataanmu ditemukan, dan aku memakannya)

      Pergunakanlah waktu Anda.
      Periksalah perikop tersebut ungkapan demi ungkapan, dengan mempergunakan imajinasi kudus Anda untuk berpikir, melihat, mendengar, mencium bau, menyentuh dan bahkan merasakan apa yang terjadi dalam perkataan-perkataan tersebut. Perhatikan akan pikiran-pikiran kreatif dan penjelasan-penjelasan unik dari Roh Kudus.

      Nah sekarang Anda coba sendiri.
      Baca Ayu 23:10-12 sedikit demi sedikit.

      Ia tahu

      jalan hidupku

      seandainya Ia menguji aku,

      aku akan timbul seperti emas.

      Mengapa?

      sebab kakiku tetap mengikuti jejak-Nya.

      Sekarang teruskan berpikir, mengunyah, refleksikan, bayangkan, pelajari, berkomat-kamitlah, bergaullah dengan mesra, bahkan sampaikan keluhan-keluhan, namun demikian tetaplah berbicara kepada Yesus.

      Anda dapat juga bermeditasi tentang tema Nama-nama Allah, satu Nama setiap hari.

      Jehovah Tsidekenu - Tuhan Kebenaranku

      Jehovah M'Kaddesh - Tuhan yang mengkuduskan.

      Jehovah Shalom - Tuhan Raja Damai

      Jehovah Shammah - Tuhan Hadir di sini

      Jehovah Rophe - Tuhan yang menyembuhkan

      Jehovah Jireh - Tuhan menyediakan

      Jehovah Nissi - Tuhan adalah Lambangku

      Jehovah Rohi - Tuhan adalah Gembalaku

      Sudahkan ada perhatikan bahwa setiap pelajaran memberi Anda ayat yang cocok untuk menjelajahi tempata rahasia Anda?


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa

    Berdoalah untuk Kanada

    Operation World page 150

    28.000.000 orang Amerika Utara

    Hidup bersama dalam banyak budaya

    85% Kristen, 15% mengikuti

    Visi misionaris terdahulu


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    27. Mendengar Suara Allah

    Hearing God's Voice

    Martin Luther mendengar dari Allah dan memulai dengan Reformasi.

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Yoh 10:1-16; Maz 29; Mat 4:4.

    Ayat hafalan Anda:
    Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Ams 3:5,6

    Diskusikan hal ini:
    Bagaimanakah biasanya orang-orang mendapatkan petunjuk sebelum membuat keputusan akan apa yang akan dikerjakannya? Bandingkan jawaban Anda dengan petunjuk-petunjuk dalam pelajaran ini untuk mencari jalan yang paling bagus untuk maju ke depan.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Buatlah sebuah jurnal untuk mencatat semua hal yang Allah katakan kepada Anda. Ayat-ayat, kejadian-kejadian, ketetapan-ketetapan-Nya harus dicatat dan diperiksa ulang untuk menghitung berapa jumlah pewahyuan yang ada.

    Tugas tertulis:
    Lihat pada daftar dari cara-cara supranatural untuk menerima petunjuk, kemudian tuliskan pada selembar kertas daftar kejadian-kejadian semacam ditulis dalam Alkitab.

    Renungkan ayat ini:
    Wah 19:9-10.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.



    1. Apakah Allah akan membimbing saya?

      Banyak orang dengan cara yang bodoh berbalik pada spiritisme untuk mencari petunjuk dalam hidupnya, lihat Yes 8:20 tetapi tidak seorangpun jua yang lebih baik dalam membimbing umat-Nya selain Allah. Baca Ams 3:3-5; Rom 12:1,2; Maz 25:9; 32:8,9; 37:23-24; 48:14.

      Jalan yang mana?
      Yesus adalah Jalan, dan Kebenaran, dan Kehidupan. Dia bersabda, "Ikutlah Aku!" Yoh 14:6; Luk 1:79; Mar 2:14; Wah 7:17.

      Jika Anda ingin mengetahui tentang semua jalan-jalan Allah maka pandanglah Yesus sebab Dia dan Bapa adalah Satu. Yoh 6:38; 10:30; Ibr 1:3.

      Apa yang dikatakan oleh hamba Abraham? Kej 24:27.

      Mengapa orang-orang terhilang itu merasa berbahagia? Maz 107:8.

      Mengapa orang-orang Majus itu bersuka-cita? Mat 2:9-12.

      Siapa yang memerintahkan Petrus untuk pergi? Kis 10:9-19.

      Siapa yang mengutus dalam Kis 13:1-3?

      Siapa yang membimbing Rasul Paulus dalam Kis 16:6-10?

      Siapa yang akan berbicara kepada Anda dan membimbing Anda dalam menghadapi permasalahan Anda sehari-hari?

      "Dalam suatu perjalanan saya di Perancis ada unjuk rasa dan semua jalanan dalam kota diblokade dengan mobil truck. Seseorang mendatangi kami dan berbicara dalam bahasa Spanyol kepada kami dan memberikan petunjuk yang rinci kepada kami tentang arah jalan menuju Spanyol melewati jalan-jalan pedesaan. Saya mencatat keterangan tersebut secara rinci, dan kemudian ketika saya menengok ke atas, ternyata orang tadi sudah tidak ada, sudah pergi. Pada hari itu mobil kita adalah satu-satunya mobil yang menyeberangi perbatasan. Siapakah orang itu? Bagaimana dia tahu bahwa saya bisa berbahasa Spanyol?"

      Allah tidak berdiam diri.

      Sebenarnya, Dia sudah berbicara sejak awal mulanya. Mendengar suara Allah adalah langkah pertama untuk mengetahui bimbingan Allah. Kej 1:3; Ibr 1:1,2.


    2. Bagaimana Allah berbicara kepada kita?

      Allah berbicara melalui Firman-Nya.
      Anda akan merasa heran ketika Anda mengetahui betapa seringnya Anda akan mendengar suara Allah dengan hati Anda sewaktu Anda membaca Firman Allah dengan mata Anda. Maz 119:105; Ibr 4:12. Ingatlah selalu bahwa Allah yang memberi Anda pewahyuan, harus juga kita mintai interpretasinya atau penjabarannya dan petunjuk pelaksanaannya.

      Allah berbicara melalui Roh-Nya.
      Dia berdiam di dalam kita. Yoh 14:17. Dia membawa Firman Allah kepada kehidupan. Kej 1:2,3; Zak 4:6. Dia berbicara kepada kita di dalam roh kita. Rom 8:16.

      Apa lagi yang dikerjakan oleh Roh Kudus?
      Dia membimbing anak-anak Allah, Rom 8:14. Dia berbicara pada waktu kita beribadah menyembah Allah. Kis 13:2. Dia berbicara melalui nubuat, bahasa lidah dan penjabarannya, kata-kata marifat, hikmat dan karunia membedakan roh. Luk 2:25-38.\ Dia membuka dan menutup pintu. Kis 16:10.

      Perhatikan suara di dalam hati Anda.
      Beberapa pengusaha Kristen sedang meng-interview seorang manager yang berpengalaman untuk satu pekerjaan yang penting. Mereka semua tahu di dalam roh mereka bahwa orang yang di-interview itu adalah seorang pembohong tetapi tidak seorangpun berani mengatakan demikian. Beberapa bulan kemudian manager baru itu membawa kehancuran pada perusahaan. Ketika para pengusaha itu mengadakan pertemuan lagi, mereka mengaku satu per satu bahwa sebenarnya mereka semua telah diperingatkan oleh Suara Allah, tetapi tidak seorangpun yang taat.

      Allah berbicara dalam waktu kita berdoa.
      Jika Anda berseru kepada Allah, maka Dia akan mengatakan kepada Anda hal-hal luar biasa yang belum Anda ketahui. Yer 33:3. Daud membuat kebiasaan untuk selalu bertanya kepada Allah tentang apa yang harus dikerjakannya. 2Sa 5:19.

      Allah berbicara dalam cara supra-natural.
      Allah mengirimkan mimpi-mimpi, penglihatan, suara yang audible (dapat didengar dengan telinga), peringatan dan kesukaran-kesukaran. Dia memberikan tanda-tanda seperti, tiang awan atau api, semak belukar yang menyala-nyala, bahkan bintang- bintang, dan badai topan, Ayu 3:14-18; Kel 13:21; 3:2; Mat 2:2; Yun 1:12.

      Juanita akan bepergian untuk perjalanan Misi ke Afrika Barat melalui Senegal. Pada suatu malam Tuhan berbicara kepadanya dalam suatu mimpi, "Kamu memerlukan visa untuk masuk ke Senegal". Dia menelpon ke perusahaan penerbangan untuk mengecek apakah diperlukan visa atau tidak untuk masuk ke Senegal, dijawab, "Tidak perlu visa." Kemudian Juanita menelpon ke Kantor Kedutaan dan dijawab, "Ya, kamu perlu visa untuk masuk ke Senegal" Perjalanan Misi itu telah diselamatkan oleh mimpi dari Tuhan.

      Allah berbicara melalui malaikat.
      Gabriel dan malaikat hingga sekarang masih membawa berita untuk kita dari Allah sebagaimana telah pernah mereka lakukan. Dan 10:4-21; Luk 1:11-20; 1:26-28; 2:10-15; Ibr 13:2; Wah 19.

      Allah berbicara melalui orang.
      Sesama orang percaya khususnya saudara-saudara dan saudari-saudari yang telah dewasa rohani, juga para penatua dan pendeta sering menyampaikan Firman Allah kepada kita melalui khotbah, pengajaran, konseling dan karunia-karunia Roh Kudus. Kis 15:28.

      Allah berbicara melalui konfirmasi.
      Jika Anda merasa kurang pasti tentang sumber dari bimbingan Anda, jangan ragu- ragu untuk minta konfirmasi kepada Allah tentang hikmat yang Dia berikan kepada Anda. Yak 1:5-7; 1Yo 4:1. Jangan sekali-kali beranjak untuk bertindak sesuatu tanpa konfirmasi dari wasit Allah, yaitu karunia damai sejahtera di dalam hati Anda dan hati nurani Anda. Kol 3:15.

      Allah berbicara melalui providence (pemeliharaan).
      Allah memberikan dorongan semangat kepada kita melalui pembukaan pintu atau memberi jalan, orang-orang, dana keuangan atau benda-benda. Ezr 1:5-7.


    3. Bagaimana kita menerima bimbingan Allah?

      Seperti pesawat terbang yang akan mendarat mencari runway di lapangan terbang. Dari kejauhan pilot pesawat terbang itu sudah mempergunakan peralatan radar untuk memantau lokasi tujuan pendaratan. Kemudian menyusul sinyal-sinyal radio menunjukkan route yang harus ditempuh sampai pilot melihat lampu-lampu yang menyala yang mengarahkan pendaratan pesawat ke jalur masuk runway. Lampu-lampu yang akurat itu membimbing pilot mendarat ke runway dan kemudian disusul dengan munculnya seseorang yang membawa lampu pemberi tanda/aba-aba yang menunjukkan kepada pilot di mana harus memparkir pesawatnya. Dengan perkataan lain bimbingan dapat datang dalam berbagai macam cara yang tidak dilaksanakan secara sekaligus, melainkan secara bertahap sesuai perkembangan dan disertai dengan penambahan informasi dan tanda-tanda yang lebih rinci. Demikian juga proses yang terjadi dalam perjalanan iman kita.

      Allah kadang-kadang menunda untuk menyatakan kehendak-Nya sampai pada waktu yang tepat untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya. Bersabarlah, sebab mungkin Anda akan menerima yang lebih banyak dan lebih baik lagi daripada yang Anda harapkan; seperti halnya dengan Maria dan Marta saudara Lazarus, yang dibangkitkan Tuhan. Yoh 11:5-44. Beranikah Anda benar-benar mengambil resiko untuk mengikuti pewahyuan Allah? Jangan khawatir sebab Allah mempunyai jaring penyelamat yang besar. Jika kita ingin mengikuti kehendak-Nya, Suara Allah akan selalu memberikan konfirmasi, mengoreksi atau bahkan membatalkan rencana-rencana kita. Yes 30:21.


    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa

    Berdoalah untuk Tibet

    Operation World halaman 167

    2.200.000 orang setia kepada Dalai Lama
    Diserang oleh RRT, mungkin satu juta orang meninggal

    Banyak penganut agama Budha, sedikit orang percaya


    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    28. Penyembahan

    Sembah Tuhan di dalam keindahan kekudusan.

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Wahyu pasal Wah 4 dan Wah 5.

    Ayat hafalan Anda:
    Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah- tengahmu. Tidak akan ada di negerimu perempuan yang keguguran atau mandul. Aku akan menggenapkan tahun umurmu. Kel 23:25,26.

    Diskusikan hal ini:
    Apa sajakah berhala-berhala dan ilah-ilah yang cenderung disembah oleh orang- orang pada zaman sekarang sehingga menimbulkan kecemburuan dan murka Allah?

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Aturlah suatu waktu di sore hari yang dikhususkan untuk menyembah Allah, dengan menggunakan sebanyak mungkin cara-cara yang berbeda-beda. Carilah dan pilihlah orang-orang yang diurapi untuk berpartisipasi dalam menyembah dan menyukakan hati Allah melalui suatu simfoni pujian dan penyembahan.

    Tugas tertulis:
    Buatlah satu Daftar Ayat-ayat sebanyak mungkin yang dapat Anda temui dalam Kitab Mazmur yang mengacu pada cara-cara mereka menyembah Allah.

    Renungkan kata demi kata dari ayat-ayat ini:
    Efe 5:19,20


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.


    Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang menyembah. Itu adalah bagian dari sifatnya. yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang akan disembahnya? Apapun yang kita sembah pada ujungnya pasti kita akan melayaninya juga. Semakin tekun kita menyembah sesuatu atau seseorang, semakin kuat komitmen kita kepadanya, dan kita menjadi semakin serupa dengan apa atau siapa yang kita sembah.


    1. Apakah arti menyembah?

      Kata Ibrani "shachah" berarti menyembah, membungkukkan badan, melaksanakan penyembahan dengan membungkukkan badan, memberi hormat atau merebahkan diri di lantai. Istilah dalam Perjanjian Baru adalah "proskuneo" yang sama artinya yaitu mencium tangan atau berlutut dan tersungkur sampai dahi menyentuh lantai dan dengan penuh penghormatan yang sungguh-sungguh. Dua kata lain untuk menyembah berarti melayani dengan tubuh fisiknya, melaksanakan pelayanan suci dan memberikan persembahan kepada Allah.

    2. Biarkan umat-Ku pergi supaya beribadah kepada-Ku.

      Ini adalah tuntutan Allah yang berulang-ulang diucapkan kepada Firaun yang merintis "exodus-nya" (keluarnya) umat Allah dari Mesir. Sejak saat itu, Allah yang cemburu telah berperang bersama umat-Nya untuk menjaga jangan sampai umat- Nya menyembah alah lain dan berhala-berhala sebagai ganti menyembah Allah yang Esa dan Hidup.

      Menyembah adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya selama-lamanya. Allah dengan giat mencari penyembah-penyembah; dan menyembah itu adalah panggilan kita yang pertama. Baca Yoh 4:23. Penyembahan yang benar adalah bilamana kita mengizinkan Roh Kudus untuk menarik pujian-pujian dari roh dan hati kita dan membimbing kita untuk menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Lihat Fili 3:3.

    3. Penyembahan itu tak ternilai harganya dan secara unik adalah milik Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus, satu-satunya yang layak disembah. Lucifer, yang dulunya adalah Pemimpin puji-pujian di sorga, menginginkan penyembahan itu untuk dirinya sendiri dan akhirnya membawanya kepada kejatuhannya. Yes 14; Yeh 28. Lucifer inilah yang menawarkan kepada Yesus kerajaan-kerajaan dunia untuk ditukarkan dengan penyembahan tersebut tetapi Tuhan telah menolaknya, itu sudah pasti. Mat 4:8-10.

    4. Penyembahan memenuhi ruangan bersama Allah.

      Dalam zaman Alkitab banyak pria dan wanita diurapi oleh Allah dan diangkat oleh para pemimpin untuk memimpin umat Allah pada zaman dahulu masuk ke dalam penyembahan nubuat bukan hanya menyanyikan lagu-lagu sebagaimana kita lakukan sekarang ini dalam persekutuan-persekutuan kita. 1Ta 25:1; 6-8.

      Penyembahan mempersiapkan jalan bagi Allah untuk datang dan keselamatan untuk memenuhi kehidupan Anda. Baca Maz 22:3; 50:23. Bahkan penyembahan anak- anak dapat membungkam musuh, Maz 8:2.


    5. Aku akan memberkati Tuhan setiap waktu.

      Bilamanakah kita menyembah? Pada setiap waktu. Mengenai waktu-waktu ibadah Ps 100 menunjukkan bagaimana memulainya, namun di atas semua itu kehidupan pribadi kita harus menyembah tanpa berkeputusan, tanpa akhir. Setiap nafas yang kita hirup, setiap pikiran, kata dan tindakan kita harus kita pergunakan untuk menyembah Allah yang baik yang kita layani, untuk selama-lamanya. Maz 145:1,2.

    6. Penyembahan, dulu - sekarang - yang akan datang.

      Pertama kali orang mulai menyerukan Nama TUHAN adalah dalam zaman pra-sejarah. Waktu Abram berjalan menuju ke Tanah Perjanjian, hal pertama yang selalu dia lakukan adalah membangun mezbah penyembahan ke mana saja dia pergi. Kej 4:26; 12:6.

      Hari-hari berlalu, kemudian umat Allah menyembah dalam Bait Allah dan sinagoga tetapi pada zaman sekarang ini tubuh kita adalah Bait Allah, 1Kor 6:19. Hal ini berarti bahwa kita dapat menyembah Allah tanpa menunggu-nunggu waktu lagi, di mana saja kita berada, dan bagaimanapun keadaannya. Bahkan Paulus dan Silas menyembah dalam penjara. Kis 16:25.

      Tetapi penyembahan di atas bumi hanya merefleksikan penyembahan di sorga. Anda perlu membaca pasal-pasal besar seperti pasal Wah 4; 5 dan Wah 19:1-10 dari Kitab Wahyu dan melihat bagaimana penyembahan di sorga itu penuh warna- warni, cahaya, suara, gerakan dan aktifitas. Penyembahan kita seharusnya mengarah pada hal yang sama juga.


    7. Bagaimana kita menyembah?

      Alkitab mengatakan kepada kita bagaimana orang menggunakan hati, pikiran, lengan, tangan, kaki dan bibir mereka dalam lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Mereka bersorak-sorai karena suka cita, dengan membungkukkan badan, tarian, pujian, berkat dan ucapan syukur.

      Kata-kata dari Kitab Mazmur seperti "halal" atau "haleluyah" berarti memuji, membanggakan dan merayakan Tuhan. "Yadah" berarti menengadahkan tangan ke atas, sedang "barak" berarti berlutut dalam penyembahan memberkati Allah.

      Persembahan tubuh kita untuk melayani Allah dan manusia adalah juga suatu bentuk ibadah atau penyembahan, Rom 12:1. Umat Allah juga menyembah Allah dalam kesenian, seni pahat, menulis, drama, musik dan arsitektur sama saja dengan memberikan uang mereka untuk Injil.

    8. Ibadah di dalam Gereja.

      Dalam gereja, persekutuan-persekutuan kita seharusnya penuh dengan mazmur, nyanyian pujian, dan lagu-lagu rohani yang dibimbing oleh Roh dalam bahasa- bahasa baru yang Dia berikan. Begitu banyak persekutuan kita yang modern sebenarnya tidak lain hanyalah sebuah platform yang dipimpin oleh entertainment Kristiani, tidak jauh berbeda dengan suatu suatu teater. Orang-orang hanya melihat saja sebagai penonton, apakah benar mereka juga ikut melakukan ibadah penyembahan? Hadirat Allah dan manifestasi Roh Allah dalam ibadah kita seharusnya dapat menyebabkan orang-orang yang belum percaya rebah dalam Roh dan menyembah. Kol 3:16; 1Ko 14:15,16; 25; 26; Efe 5:19; Kis 2:4.

      Apakah Pujian sama dengan Penyembahan? Kita perlu memuji Allah atas Hadirat-Nya dan segala yang dikerjakan-Nya, tetapi Allah mencari dan membutuhkan penyembah-penyembah, bukan hanya penyembahan.

      1. Pujian dapat bersifat sangat umum tetapi penyembahan selalu bersifat
        sangat intim.
      2. Pujian selalu terlihat dan terdengar, tetapi penyembahan dapat tenang
        dan tersembunyi.
      3. Pujian seringkali sangat nyata dalam mengungkapkan perasaan, gembira
        sekali dan bersemangat, sedang penyembahan seringkali menyatakan kekaguman
        dalam hadirat Allah.
    9. Penyembahan sejati adalah sangat mahal.

      Alkitab berbicara tentang korban pujian. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan segenap hati dan menolak untuk memberikan persembahan yang menurut dia tidak ada nilainya dan tidak layak untuk dipersembahkan kepada Allah. 2Sa 6:14; 24:24. Tiga orang bijak dari Timur memberikan persembahan yang mahal harganya waktu mereka datang menyembah Yesus. Baca Mat 2:9-12; dan seorang wanita mengurapi Yesus dengan minyak parfum yang mahal harganya, membasuh kaki-Nya dengan air-matanya dan mengeringkan dengan rambutnya. Lukas 7:36-50.



    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Albania
    Operation World halaman 85
    Hanya 3.500.000 orang Eropa
    Satu kali pernah menjadi negara ateis yang pertama
    Sekarang dihancurkan oleh anarki dan pengungsi
    Sekarang yang dominan adalah Injil atau Islam



    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMPELAJARI JALAN-JALAN TUHAN [Indeks 00030]

    29. Kehidupan Iman

    Iman adalah selalu tenang dan mempercayai Allah.

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Ibrani pasal 11 Ibr 11.

    Ayat hafalan Anda:
    Yesus menjawab mereka; Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu:
    Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini:
    Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Mar 11:22,23.

    Sesudah itu praktekkan ini dalam doa:
    Sebutkan nama gunung-gunung permasalahan yang berdiri menghalangi Anda, menghambat kemajuan Anda. Katakan kepada gunung-gunung dalam doa. Perintahkan mereka untuk pergi.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Tuliskan suatu daftar janji-janji Allah kepada Anda. Periksalah hati Anda untuk mengetahui apakah Anda masih mempercayai Allah walaupun keadaan lahiriah kelihatannya bertentangan. Jika Anda memerlukan, bertobatlah dan percayailah Dia lagi, sambil mengucapkan terima kasih atas jawaban-jawaban-Nya.

    Tugas tertulis:
    Tuliskan di atas dua lembar kertas menjelaskan beberapa macam iman yang terdapat dalam Alkitab.

    Renungkan pada perikop ini:
    File 6.


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.



    1. Apakah iman?

      Jawaban yang sederhana terdapat dalam Ibr 11:6 yang mengatakan bahwa Anda harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

      Di Afrika saya bertemu dengan orang yang dilahirkan di semak-semak belukar, dalam keadaan miskin total, tetapi sekarang memiliki sebuah pabrik, rumah yang bagus dan sebuah mobil. Dia mempunyai pegawai dan dia juga seorang penatua dalam satu Gereja, menikmati kemakmuran yang diberikan oleh Allah dengan penuh tanggung jawab, di suatu negeri yang mengerikan kemiskinannya.

      Bagaimana hal itu terjadi?
      Dia menjawab: "Pada suatu hari bertahun-tahun yang lalu seorang misionaris berkhotbah di desa saya yang Muslim. Sebagai seorang anak, saya percaya kepada Allah, saya menerima Yesus dan saya mulai berdoa minta pertolongan Allah supaya saya dapat pergi ke sekolah, lalu ke perguruan tinggi, dan demikian seterusnya. Saya menaruhkan iman saya di atas janji-janji Allah."

    2. Dengan iman.....

      Dari Ibr 11:1-39.

      Kita dapat mengerti darimana alam semesta dan kita berasal. (ayat Ibr 11:3)
      Kita dapat menyembah Allah seperti Habel. (ay Ibr 11:4)
      Kita dapat menyukakan hati Allah seperti Henokh. (ay Ibr 11:5).
      Kita dapat menghindari malapetaka, menyelamatkan keluarga kita seperti Nuh. (ayIbr 11:7)

      Kita dapat menerima panggilan Allah dan taat seperti Abram. (ay Ibr 11:8).
      Kita dapat melakukan apa yang secara jasmani mustahil seperti Sara. (ay Ibr 11:11).
      Kita tahu bahwa akhir zaman sudah dekat dan kita dapat berperan di sini. (ay Ibr 11:13-16)
      Kita dapat mengorbankan yang paling baik sebab kita tahu bahwa Allah itu setia. Seperti yang dilakukan oleh Abraham. (ay Ibr 11:17).
      Kita dapat meninggalkan dosa dan melihat yang tidak kelihatan. Seperti Musa (ay Ibr 11:25, 27)

      Alkitab berkata bahwa: "Semua orang ini masih hidup dalam iman ketika mereka mati" dan bahwa "mereka semua berserah kepada iman, walaupun tidak seorangpun dari mereka telah menerima apa yang dijanjikan kepada mereka." (Ibr 11:13,39.)

      Mengapa tidak?
      "Dalam pikiran-Nya, Allah mempunyai hal-hal yang jauh lebih baik untuk kita yang juga akan bermanfaat bagi mereka, sebab mereka tidak akan dapat menerima hadiah pada akhir perlombaan sebelum mereka sendiri menyelesaikan perlombaaan itu" Untuk memperjelas konteksnya Anda dapat membaca 1Ko 9:24-27 dan Ibr 12:1b.

    3. Jadi apakah iman yang begitu mendasar?

      Iman sebenarnya hanyalah percaya bahwa Allah itu ada, dan bahwa Dia akan menepati janji-janji-Nya. Bil 23:9. Seorang saudari diberitahu oleh dokternya bahwa kemungkinannya sangat kecil sekali untuk dia mempunyai anak. Dia menolak beberapa treatment eksperimental dan menaruhkan imannya pada janji Allah dalam Kel 23:25, 26. Bertahun-tahun telah berlalu, banyak air mata telah diteteskan dan iman mulai melemah. Satu bulan sesudah suatu doa khusus dinaikkan, akhirnya dia mengandung. Dokter yang sama, yang dulu mengatakan "mustahil", dia itulah yang membantu persalinan seorang bayi perempuan yang mungil, Elisabet, yang artinya Allah menepati janji-Nya.

      Iman adalah berseru kepada Allah.
      Apa yang terjadi pada orang-orang yang terhilang dalam kehidupannya? Maz 107:4-9.

      Dan pada orang-orang yang terhilang dalam dosa? (Maz 107:10-16)
      Dan pada orang-orang yang terhilang dalam penyakit? (Maz 107:17-22)
      Dan bahkan pada orang-orang yang terhilangdan tewas dalam perjalanan? (Maz 107:23-31)

    4. Dari mana datangnya iman?

      Ada Iman yang menyelamatkan, Kasih Karunia Allah, Efe 2:8.

      Iman melayani, Rom 12:3; 2Ti 1:6.
      Iman mengampuni, Luk 17:4
      Iman timbul dari "pendengaran" apa yang Allah katakan melalui Alkitab, khotbah, pita kaset dan buku-buku. Rom 10:17.
      Ada karunia iman, 1Kor 12:9.

    5. Iman berarti percaya dalam hati.

      Kita adalah tubuh, jiwa dan roh, 1Te 5:23 tetapi oleh karena Allah adalah Roh, Yoh 4:24, maka kita percaya Allah di dalam roh kita, suatu istilah Alkitab untuk hati kita. Hati adalah tempat kediaman iman yang hidup dan yang hangat, tetapi pikiran adalah tempat kediaman dari argumentasi dan logika intelek yang dingin. Mar 11:23-24; Rom 10:10. Ams 23:23 mengatakan kepada kita supaya membeli kebenaran, dengan harga yang harus dibayar yaitu menolak penalaran pikiran kita, dan jangan menjualnya. Rasul Paulus mengatakan bahwa hidup kita ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. 2Ko 5:7.

      Untuk bertahun-tahun lamanya seorang saudara meminjam sebuah mobil, tetapi pemiliknya mengalami masa sulit sehingga berkatnya terpaksa terhenti. Dia membaca dalam Ula 28:31 bahwa salah satu kutuk dari Taurat adalah "keledaimu akan dirampas dari depanmu, dan tidak akan dikembalikan kepadamu." Dia berkata: "Dalam Yesus saya diberkati," oleh karena itu dia menolak kutuk tersebut dan minta seekor keledai yang baru dari Allah. Setiap dia berjalan kemanapun juga selama berminggu-minggu, dia selalu mengucapkan terima kasih dalam hatinya untuk seekor keledai yang baru. Memang tidak ada pengharapan yang logis kelihatannya tetapi tiba-tiba dia diberi sebuah mobil baru yang bagus. Dengan diam-diam Allah telah membimbing seorang yang hidupnya penuh doa untuk membelikan sebuah mobil baru untuknya.

    6. Iman itu sekarang.

      Dalam Ibr 11:1 kita tahu bahwa Iman bukannya percaya bahwa Allah dapat, atau akan, tetapi bahwa Allah telah melakukannya. Iman sejati percaya bahwa jawaban doa sudah ada dalam "sekarang-nya Allah" dan itu berarti bahwa berkat dari Allah untuk saya juga ada di dalam "sekarang-nya Allah" walaupun belum saya lihat ataupun saya pegang. Sebagai contohnya, bukan soal Allah dapat menyelamatkan saya atau akan menyelamatkan saya. Pastilah, Allah dapat.

      Kebenarannya adalah bahwa: Yesus sudah menyelamatkan saya di Kayu Salib. Saya mengetahui ini melalui pewahyuan. Saya menerima Yesus dan saya mengucap syukur. Dan keselamatan-Nya menjadi keselamatan saya.

      Dengan cara yang sama pula, pintu menuju kepada kesembuhan, kelepasan, berkat dan kemakmuran tidak terletak pada waktu yang akan datang, atau "iman yang akan datang" bahwa Yesus dapat, atau Yesus akan memenuhi kebutuhan Anda. "Iman sekarang" menerima dari Kayu Salib di mana karya-Nya sudah diselesaikan dan telah memenuhi setiap kebutuhan saya sejak 2.000 tahun yang lalu. Percaya, puji Dia, berterima kasih dan mengucap syukurlah kepada-Nya dan nantikan dengan iman.

    7. Iman menghadapi fakta-fakta dan percaya.

      Seperti apa yang Abraham, Bapa iman kita, lakukan sebagai contoh untuk semua yang ingin mengikuti teladannya. Dia adalah bapa dari iman kita. Baca Rom 4:19-21.

      Setelah Thomas mengatakan, "Saya tidak akan percaya".

      Yesus datang dan berkata kepadanya, "Thomas, berhentilah dengan kebimbanganmu, dan mulailah percaya." Lalu Thomas mengaku, "Tuhanku dan Allahku," setelah dia bertobat dari ketidak-percayaannya dan pergi berkhotbah menginjili di India kuno. Anda ingin memilih menjadi seperti siapa, Abraham atau Thomas? Yoh 20:24-29.



    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Jepang
    Operation World halaman 322
    126.000.000 orang kaya yang terhilang
    Kebanyakan pemuja leluhur
    250.000 orang percaya Injili



    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00000]

    PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN

    00039 30. Visi
    00040 31. Kehidupan Berlimpah
    00041 32. Menjadi seperti Yesus
    00042 33. Kekudusan
    00043 34. Penumpangan Tangan
    00044 35. Penderitaan
    00045 36. Otoritas
    00046 37. Kasih
    00047 38. Kedatangan Kristus Kedua Kali
    00048 39. Skandal Pemborosan Kristen

    30. Visi

    Handel melihat kemuliaan Allah dan menggubah "Mesias"

    Ke (Daftar Pelajaran) 00002

    Silakan baca dalam Alkitab Anda:
    Yes 43:18; Wah 1:9-18; 1Ta 28:11,12.

    Ayat hafalan Anda:
    "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum." Ams 29:18.

    Diskusikan hal ini:
    Jadi apa yang Anda lihat? Bicarakanlah secara terbuka antara sesama teman tentang penglihatan Anda, penderitaan-penderitaan, kegagalan atau keadaan tanpa visi.

    Hal yang harus dikerjakan sebelum pertemuan mendatang:
    Periksalah hati Anda sendiri dan lihatlah visi yang Allah mulai memberikannya kepada Anda. Jangan menyerah kepada nasib tetapi raihlah rencana dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk Anda, keluarga Anda, pelayanan Anda, gereja dan masa depan Anda. Buatlah catatan-catatan tentang visi Anda yang Anda tahu dan simpanlah catatan itu dengan rapi dan jangan sampai terhilang supaya Anda dapat melihatnya lagi kelak dalam beberapa tahun yang akan datang.

    Tugas tertulis:
    Buatlah tulisan dengan thema tentang burung vulture, burung besar sejenis rajawali atau falcon, biasanya kepala botak. Bagaimana mereka dapat mempengaruhi visi baru. Apa yang dapat terjadi?

    Renungkan ayat berikut:
    Kel 25:8


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri Anda sebaik-baik-nya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.



    Yeremia adalah seorang pemuda yang baru saja memulai berjalan dengan TUHAN, melayani di Bait Suci. Pada suatu hari Firman TUHAN datang kepadanya dan mengatakan bahwa TUHAN sudah mengenalnya sebelum dia dilahirkan, dan dia adalah seorang pemuda khusus, yang disiapkan oleh TUHAN untuk menjadi seorang nabi. Yeremia memprotesnya, mengatakan bahwa dia tidak pandai berbicara dan masih muda. TUHAN meyakinkan pemuda Yeremia dan memberikan janji-janji besar. Kemudian TUHAN mengajukan pertanyaan kepadanya. Yer 4:4-12.

    Apakah yang kau lihat, hai Yeremia?
    Yeremia menjawab dengan benar. Dia melihat tanda-tanda pertama dari kehidupan baru untuk negerinya. TUHAN berkata, Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.

    1. Apa yang Anda lihat dari TUHAN?

      Siapa saja yang harus menerima visi yang menyala-nyala?

      Setiap orang percaya untuk dirinya sendiri, keluarganya, pelayanannya dan masa depannya.
      Setiap pemimpin gereja berpola Kis 2:42-47 dan tempat dan wilayah yang diberkati Allah.
      Setiap gereja di seluruh dunia.

      Alkitab menyatakan bahwa "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat." Ams 29:18. Dan orang pertama yang menjadi liar adalah Anda disebabkan oleh kebosanan dalam kehidupan Kristen Anda. Menerima visi adalah lebih daripada sekedar menerima suatu gambaran dalam ibadah penyembahan karismatik. Visi itu adalah suatu kesadaran yang mendalam dalam batin kita tentang mengapa kita dilahirkan, dan yang jauh lebih penting lagi, mengapa Anda, dan bukan orang yang lain yang menerima visi dan telah lahir baru oleh pekerjaan Allah sendiri.

    2. Visi adalah Nubuatan Kehidupan Baru dari Allah.

      Suatu pandangan sekilas tentang masa depan yang kita terima sebelum hal itu terjadi dapat saja terjadi oleh anugerah Allah asalkan kita benar-benar taat kepada Allah, tetapi awas dan hati-hati sebab iblis membenci janji-janji Allah tentang Kehidupan Baru. Iblis mencoba membunuh bayi Musa yang sudah ditetapkan untuk menjadi pembebas bangsa oleh kuasa Allah. Iblis juga mencoba membunuh bayi Yesus, yang akan membebaskan seluruh dunia. Iblis juga menyerang bayi-bayi yang masih dalam rahim ibunya. Iblis menyerang semua Kristen lahir baru dan dengan cara yang sama suatu Visi Baru juga akan diserang habis-habisan oleh iblis.

      Visi dan Vultures.
      Beberapa tahun lalu waktu kami sedang berkendaraan di padang pasir di Afrika Barat dalam perjalanan untuk mengunjungi suatu Sekolah Alkitab yang terpencil letaknya; dari kejauhan kami melihat beberapa burung vultures terbang berputar- putar di atas. Mungkin karena terlalu banyak menonton film-film cowboy maka kami tahu bahwa sesuatu sedang sekarat mau mati atau memang sudah mati. Tetapi kira- kira apa itu? Kemudian kami merubah arah perjalanan kami, memotong jalan, langsung pergi menuju ke tempat di bawah burung vultures itu beterbangan berputar-putar dan kami tiba di tempat itu dalam waktu hanya beberapa menit saja.

      Vultures
      Ketika kami tiba di tempat itu, kami melihat sekelompok burung, ada tujuh burung vultures yang besar dan hitam warnanya berjalan di tanah dan sedang bergerak maju menuju ke seekor anak kambing yang baru dilahirkan, yang induknya masih terlalu lemah untuk mengusir burung-burung itu. Kami menakut-nakuti burung-burung itu supaya terbang dan pergi sampai anak kambing itu memperoleh kekuatan untuk lari.

      Dengan melihat burung-burung vultures yang berkepala hitam kami melihat suatu gambaran tentang kuasa-kuasa kegelapan dan serangan-serangannya terhadap visi- visi dan rencana-rencana yang baru dilahirkan. Alkitab menyebutkan kuasa kegelapan sebagai "burung-burung di udara". Burung-burung vultures ini siap sedia untuk menyerang kita begitu kita selesai membuat suatu rencana kerja baru di ladang Tuhan. Mereka bermaksud untuk menyerang visi kita dan memberikan kepada kita berbagai macam kesulitan waktu kita akan memulainya dan bertahan terus.

    3. Burung-burung di udara.

      Vulture 1 disebut Ketidak-percayaan.
      Dia bertengger di atas bahu kita dan berteriak-teriak terus menerus, membisikkan hasutan kepada kita "Benarkah Allah mengatakan ini?"

      Vulture 2 disebut Kebimbangan.
      Burung iblis itu membisikkan lagi, katanya, "Jangan mempercayai Allah, orang lain ataupun dirimu sendiri." Musa sempat mendengarkan ocehan burung iblis semacam ini dan agaknya mulai terpengaruh dan bertanya kepada Allah, "Siapakah aku ini? Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku? Aku tidak pandai bicara, sebab aku berat mulut dan berat lidah. Ah, Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." Kel 3:11; 4:1,10.

      Vulture 3 disebut Takut.
      Burung iblis itu menghasut lagi, katanya, "Apa yang akan dikatakan oleh orang lain jika engkau membuat kesalahan, hanya dapat bekerja setengah jalan atau akan gagal total."

      Vulture 4 disebut Patah Semangat.
      Yosua diperingatkan oleh Allah untuk waspada terhadap burung vulture yang hitam dan jelek ini. Yosua pasal 1; Ula 31:6.

      Vulture 5 disebut Kemalasan.
      Hagai melihat adanya burung iblis, dan mengatakan kepada orang-orang untuk selalu kuatkan dan teguhkan hati dan terus bekerja. Hag 2:4.

      Vulture 6 disebut Pengganggu Konsentrasi.
      Vulture ini adalah burung iblis yang sangat tangguh yang duduk di bahu kita dan selalu membisikkan hal-hal lain yang harus kita kerjakan sekarang, supaya oleh bisikan-bisikan itu konsentrasi kita jadi terganggu sekali. Luk 8:14.

      Vulture 7 disebut Ketidak-sabaran.
      Iblis ini licik, buruk dan kejam. Kalau dia tidak berhasil menghambat kita melalui rasa ketakutan yang dicobanya untuk ditanamkan kedalam pikiran kita, maka dia akan mendorong kita untuk berlari-lari bertindak mendahului Allah. Mendahului rencana dan kehendak Allah. Jika iman sampai berubah menjadi kesombongan, maka yang tadinya adalah visi yang dibimbing oleh Allah, kini berubah menjadi pekerjaan kedagingan dan pasti akan menyebabkan kegagalan! Waspadalah terhadap yang satu ini, iblis ini sungguh sangat cerdik dan licin, dan dapat memikat ketidak-sabaran kita.

      Mengapa ada serangan semacam itu dari iblis?
      Itulah prinsip yang dimaksudkan dalam Ams 29:18. Tanpa wahyu/visi, maka rakyat akan menjadi liar, yaitu kehilangan keyakinan alkitabiah, kehilangan standar moral dan membuang pengekangan moral sehingga akhirnya musnah. Dalam Matius pasal 25 Anda akan dapat membaca perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijak yang mempunyai visi untuk mempersiapkan diri, hamba-hamba yang bijak yang mempunyai visi untuk memanfaatkan sebanyak-banyaknya karunia rohani yang telah diterimanya dan domba-domba dengan visi yang menyala-nyala untuk melayani yang lain.

    4. Jadi apa yang Anda lihat?

      Atau mungkin Anda tidak mempunyai visi?Jika demikian halnya, lakukanlah apa yang dikerjakan oleh Rasul Yohanes dan segera masuklah ke dalam Roh, supaya dikuasai oleh Roh dan menemui Yesus! Wah 1:10.

      Mungkinkah Anda hanya melihat sedikit? Kalau seandainya, menurut pendapat Anda sendiri, visi Anda telah gagal maka kuburkanlah itu dalam kepastian dan pengharapan yang pasti untuk mengalami kebangkitan. Kis 16:6-10.

      Apakah Anda sudah melarikan diri dari Visi?
      Ingatlah bahwa Firman TUHAN datang kepada Yunus dua kali, dan demikian juga kepada Yohanes 2Ti 4:11.

      Apakah Anda menderita karena satu visi?
      Ingat tentang Yusuf yang mempunyai visi yang sejati dari TUHAN tetapi dia menderita sekali karena visi itu, baik penderitaan fisik maupun penderitaan jiwa, Maz 105:16,17; demikian juga terhadap Habakuk dalam Hab 2:1-5. Coba Anda periksa apa yang dikatakan oleh Daniel dalam Dan 10:7,8 16, 17. Dia harus dikuatkan oleh Allah untuk dapat melanjutkan. Seperti Dan 10:14, waspadalah tentang waktu yang tepat, itu sangat vital. Pakailah waktu TUHAN, jangan pakai waktu menurut perhitungan atau rekayasa kita sendiri.

      Untuk mereka yang benar-benar mempunyai visi.
      Kerjakan apa yang dikerjakan oleh Abraham. Kej 15:5-10. Tambahkan pengorbanan pribadi kepada Visi. Usirlah burung-burung di udara. Kej 15:11 Harapkan Allah untuk memberikan konfirmasi atas Visi Anda. Kej 15:13



    Rumah Doa untuk semua bangsa-bangsa
    Berdoalah untuk Mexico
    Operation World halaman 379
    98.000.000 kebanyakan orang-orang miskin
    Bangsa yang bertumbuh dengan dinamis
    Banyak masalah sosial dan politik
    88% Katolik, 5% Injili
    Sejarah penganiayaan yang lama



    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    31.Kehidupan Berlimpah

    Menemui Zoe, sang pemenang

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Perikop Ini Dalam Alkitab Anda:
    1Yo 2:12-14 dan Gal 5:16-26

    Ayat hafalan Anda:
    Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Yoh 10:10.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Efe 4 18 berkata bahwa manusia pertama kali terpisah dari kehidupan Allah oleh kejatuhan manusia dalam dosa. Kehidupan seperti apa bagi Adam ketika itu?

    Sesuatu Harus Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Meditasikan penyataan yang diberikan di Rom 6:1-6 dan setiap hari akui kebenaran itu dengan bersuara kuat dan terimalah kebenaran itu dengan iman dan doa. Minta Allah membuat kebenaran itu nyata dan Anda alami sendiri. Buat catatan tentang perbedaannya sebagaimana kebenaran itu mulai terlihat.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Pelajari Gal 2:20; Col 1:29; Efe 3:20; Fili 2:13 dan tulis satu halaman untuk menjelaskan pendekatan iman Paulus terhadap kehidupan dan pelayanan.

    Renungkan Ayat Ini:
    Gal 2:20

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia
    Berdoalah untuk Liberia - penduduknya 3.000.000 orang, 37% Kristen. Sebuah negara Afrika yang hancur karena perang, banyak orang percaya telah melarikan diri atau mati. Ini akan menjadi suatu perjuangan yang berat dan lama untuk membangunnya kembali


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdolah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan



    1. Apakah Hidup Berkemenangan

      Dalam Yoh 10:10 Yesus menggunakan bahasaNya sendiri untuk kehidupan yaitu Zoe. Orang-rang sering berpikir bahwa kehidupan diukur dengan kepemilikan yang kita punyai, tetapi Yesus dengan tegas tidak setuju. Luk 12:15. Zoe adalah kehidupan yang dihidupi Yesus; kehidupan Allah sendiri, kehidupan kekal, hidup berlimpah, nyata dan murni; suatu kehidupan yang aktif dan bersemangat, berserah kepada Allah, diberkati sekarang, dan kekal selama-lamanya.

      Rencana Allah Untuk Anda Juga "Zoe"

      Rom 8:29-30 berkata -
      Dia membuat segala sesuatu berfungsi ke arah rencana dan tujuanNya, untuk kebaikan Anda
      Dia mengenal Anda sebelum waktu mulai berjalan
      Dia memanggil Anda
      Dia membenarkan Anda, membuang dosa Anda
      Dia sibuk membuat Anda seperti Yesus
      Dia telah memuliakan Anda, dan dengan iman kemuliaan adalah destinasi Anda yang pasti

    2. Apa Artinya Menjadi Seperti Yesus?

      Ketika Allah berkata Dia sedang membentuk kita menjadi serupa dengan AnakNya, Dia tidak maksudkan tampilan wajah kita melainkan rohani kita atau kehidupan moral kita. Allah membawa anak-anakNya pada suatu perjalanan untuk perbaikan, Kej 1:26, membentuk kita makin dan makin seperti Yesus, Anak Allah, berbagi akan kekudusanNya, pikiranNya, dan moralNya yang sangat terpuji.

      Kita ingin menjadi seperti Yesus tapi kita sering membuat kesalahan dengan mencoba menolong Allah dengan berupaya menjadi baik, atau dengan mentaati hukum-hukum agamawi. Kita membuat semua jenis usaha manusiawi dan kemudian kecewa karena kita gagal. Kita segera menemukan ada suatu konflik dahsyat di dalam kita di antara dua tabiat yang bertentangan, tabiat dosa kita yang lama dan tabiat baru yang cinta Allah. Sehingga hati kita ingin melakukan apa yang menyenangkan Allah tapi sering kita melakukan hal yang sebaliknya. Gal 5:17-21; Rom 7:15-25.

    3. Bagaimana Kita Dapat Menunjukkan Kehidupan Dalam Allah?

      1. Pilihlah Hidup Oleh Roh

        Adalah lebih baik mengizinkan Roh Kudus memerintah kehidupan Anda setiap hari daripada mencoba dan menjalani kehidupan dengan buku peraturan. Gal 5:1; 16; 18. Biarkan Roh Kudus membawa buah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri ke dalam hidup Anda. Gal 5:22-23.

        Dua Sayap Merpati Allah
        Orang-orang mengejar karunia Roh tetapi buah Roh juga sangat penting karena itu menunjukkan karakter Yesus. Ketika Anda melihat buah Roh, Anda yakin bahwa Allah sedang bekerja dalam kehidupan Anda untuk membuat Anda makin dan makin seperti Yesus. Buah dari suatu kehidupan yang berubah adalah juga suatu kesaksian yang baik. Roh Kudus menanam benih buah dalam hati kita tetapi kita harus membiarkan benih itu bertumbuh ke dalam kehidupan yang serupa Kristus untuk dilihat orang lain.

        Hanya karena seseorang mungkin telah belajar bagaimana memakai kuasa karunia Roh tidak menjamin suatu karakter moral yang baik atau suatu kehidupan yang kudus.

      2. Pilihlah Untuk Mengeksekusi Hidup Lama Baca daftar di Gal 5:19 tentang gambaran manusia ketika dia hanya hidup untuk dirinya sendiri. Tabiat lama yang jelek masuk ke dalam kita dari Adam manusia pertama, yang dengan sengaja tidak mentaati Allah untuk mengikuti tipuan Setan.

        Allah meninggalkan dia dan roh Adam yang dengannya dia mengenal Allah, mati di dalam dia; dan dia ditinggalkan hanya dengan tubuh dan jiwa. Dari saat itu kepentingan diri sendiri memerintah hidupnya. Dia ingin jalannya sendiri bukan jalan Allah. Ini adalah tabiat lama yang jelek yang Paulus katakan kita harus menyalibkannya, mengeksekusinya, mematikannya. Gal 5:24.

        Bagaimana Anda Menyalibkan Diri Sendiri?
        Cobalah! Berdiri, pura-pura Anda mempunyai sebuah salib, satu palu dan beberapa paku untuk kaki dan tangan. Itu benar! Anda tak dapat melakukannya! Sebanyak yang Anda coba Anda tak dapat membunuh tabiat lama yang buruk. Tetapi inilah kabar baik.

        Yesus Telah Melakukan Itu Untuk Anda
        Apa yang harus Anda lakukan adalah mengambil kematian itu dan kehidupan baru dengan iman. Beginilah. Dalam Roma pasal 1 sampai 5 Allah mendorong manusia ke suatu sudut. Manusia itu orang berdosa tanpa pertolongan dan tak dapat menyelamatkan dirinya sendiri sampai dia menemukan bahwa Kristus mati untuk dia. Ini membawa manusia ke dalam damai dengan Allah. Rom 5-7:24 membimbing orang percaya sebagai orang kudus tanpa pertolongan ke dalam suatu sudut keputusasaan berteriak untuk pertolongan. Rom 7:24. Mendapatkan jawaban membawa manusia ke dalam damai dengan dirinya sendiri.

        Apakah Jawaban Itu?

        Itu ditemukan dengan percaya Rom 6:1-14.

        Manusia lama kita yang buruk telah mati sekali dan untuk selamanya pada Salib bersama Yesus. Rom 6:6.

        Tabiat lama kita yang telah mati juga dikuburkan bersama Yesus. Rom 6:4-5

        Kita disatukan dengan Yesus dalam kebangkitanNya, hidup baruNya, Zoe kita. Tapi waspada, tabiat lama kita yang jelek tidak tinggal di kuburan tanpa perjuangan. Anda akan harus bertekun dalam kebenaran ini untuk menunjukkan kemenangan penuh. Rom 6:4,5,8,10

        Setiap hari anggaplah dirimu sendiri mati terhadap dosa.

        Setiap hari anggaplah dirimu sendiri hidup untuk Allah dan mempersembahkan tubuhmu bagi Dia untuk digunakan. Rom 6:11

        Dengan iman menunjukkan kehidupan Kristus dan memerintah dalam kehidupan seperti Paulus lakukan. Baca kesaksiannya dalam Gal 2:20; Col 1:29; Efe 3:20; Fili 2:13; dan Rom 5:17.

        Rom 8 adalah pasal yang luar biasa tentang kehidupan yang dipimpin Roh. Bacalah bagaimana orang-orang percaya melepaskan diri dari penghukuman dan hukum dosa dan kematian, dan berpindah ke dalam hukum Roh kehidupan, itulah Zoe, kehidupannya sang pemenang.

    4. Akhirnya, Tetaplah Melangkah Bersama Roh

      Dalam Gal 5:25 Paulus berkata bahwa sekarang kita memiliki hidup yang benar dan nyata dengan Roh, marilah kita berjalan bersama Dia di dalam barisan seperti seorang prajurit, dengan berlimpah, melihat sesuatu berakhir dengan baik. Tetapi perhatikan diri sendiri, Paulus juga mengingatkan kita tentang beberapa pencobaan dalam hidup yang dipimpin Roh yang penuh kuasa. Gal 5:26-6:2.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    India

    Nama                         Bahasa         Populasi
    Kanjari (Kagari, Kangari)    Kanjari        55.400
    Kawar (Kamari)               Kawari         33.800
    (Khirwar)                    Khirwar        34.300
    (Kisan)                      Kishanganjia  116.000
    Korwa (Ernga, Singli)        Korwa          14.200
    (Kurichiya)                  Kurichia       12.100
    (Majhwar)                    Majhwar        28.000
    Maria (Madiya, Muria)        Maria         134.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    32. Menjadi Seperti Yesus

    Buah Roh adalah sifat Anak Allah

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Perikop Ini Dalam Alkitab Anda:
    1Yo 3:1-3; Fili 2:1-11

    Ayat hafalan Anda: Tetapi buah Roh ialah:
    kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Gal 5,22-23.

    Kemudian Bicarakan Hal Ini:
    Dapatkah Anda pikirkan seseorang yang Anda kenal, atau dari sejarah, atau dalam suatu berita, yang menunjukkan kehidupan seperti Kristus secara konsisten?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Meditasikan dengan tenang setiap arti Alkitab tentang kasih, sukacita, damai sejahtera, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Ujilah sikap Anda sendiri dan putuskan bagaimana Anda mencapai standard yang lebih tinggi dengan bantuan Allah.

    Tugas Program Diploma:
    Tuliskan sembilan alinea yang sangat singkat yang ada dalam Injil dimana Yesus memperlihatkan tiap buah Roh.

    Meditasikan Ayat Ini:
    2Pe 1:3-4

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoalah untuk Austria - 8.000.000 orang Eropa 83% Katolik Roma, banyak okultisme, alkoholisme dan bunuh diri


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdolah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Allah sedang bekerja keras untuk menyatakan dalam kita buah Roh Kudus, yaitu sifat Yesus yang sangat indah. Jadi jenis buah apa yang sedang dicariNya dalam kehidupan kita?

    1. Kasih, Tapi Jenis Apa?

      Banyak jenis kasih, beberapa sangat mulia. Sebagai contoh dalam Alkitab dapat kita temukan kasih akan keluarga atau kasih akan teman, kasih untuk menjadi yang utama, kasih akan saudara dan saudari, cinta uang, kasih seorang wanita akan keluarganya, kasih sesama manusia, dan cinta akan kesenangan. Semua kasih itu adalah kasih manusia, "phileo", tetapi kasih Allah yang besar adalah "agape". Dia mengasihi Anda tanpa syarat, tak berkurang dalam kegagalan dan tak berlebih dalam keberhasilan. Dia mengasihi Anda.

      Allah sendirilah agape! 1Yo 4:8.
      Allah meng-agape Yesus Yoh 17:26.
      Allah meng-agape orang-orang dengan cara yang sama dan menunjukkan agape melalui karunia AnakNya. Yoh 3:16; 1Yo 4:9-10.
      Bapa bahkan telah lebih meng-agape mereka yang mengasihi Yesus. Yoh 14:21.

      Agape Dalam Tindakan
      Dahulu ketika kita adalah orang berdosa Kristus mati untuk kita. Itulah kasih agape. Rom 5:8.
      Lihatlah bagaimana Yesus menunjukkan kepenuhan kasih agapeNya dalam Yoh 13:1-34.
      Yesus memerintahkan kita meng-agape satu sama lain dan menunjukkan agape kepada tiap orang. Yoh 13:34,35; 1Te 3:12; 1Ko 13:1-8.

      Jadi Bagaimana Kehidupan Kasih Anda?
      Apakah Anda memaksa untuk pergi, dengan agape? 2Ko 5:14-20.
      Apa yang harus dilakukan dengan agape. 1Yoh 3:16-18
      Dimana menemukan lagi agape. Rom 5:5

    2. Sukacita - Dari Tuhan

      Yesus diurapi dengan minyak sukacita, Heb 1:9. Yesus menyenangi orang- orang, pernikahan dan pesta. Satu kata dalam Luk 10:21 berarti Dia melompat karena bersukacita, dan sukacita yang menduga telah menolong Yesus untuk memikul Salib. Heb 12:2.

      Mengikut Yesus Membawa Sukacita
      Lihat Luk 10:17; Kis 13:52
      Kota-kota dapat mengalami sukacita. Kis 8:8.
      Sukacita adalah satu tujuan dari pelayanan.
      Lihat Fili 1:25; 2Kor 1:24
      Yesus menginginkan sukacitamu meluap keluar.
      Anda akan menemukan bagaimana caranya dari Yoh 15:1-11

    3. Damai Sejahtera, Seperti Sungai

      Kata-kata Alkitab "eirene" dan "shalom" artinya ketenangan bangsa, tak ada perang bahkan antar pribadi; keamanan, kemakmuran, kebahagiaan. Inilah damai sejahtera dari jiwa yang diselamatkan yang tanpa takut yang dari Allah, isinya kehidupan dan kepastian akan kekekalan. Yesus adalah Pangeran dari damai sejahtera, dan Dia memberikan damai sejahteraNya kepada mereka yang dalam kesukaran. Tak mengherankan Paulus selalu memulai surat-suratnya dengan doa untuk "eirene". Yes 9:6; 2Th 3:16; Luk 7:50,8 48.

      Bagaimana Menemukan Damai Sejahtera Dari Allah
      Dari janji dalam Fili 4:1-7.

      Tetaplah hubungan itu manis
      Gaya hidup pujian dalam segala keadaan
      Ketahuilah bahwa Tuhan dekat untuk menemui Anda
      Jangan kuatir, melainkan berdoa dan tanya Allah
      Damai sejahteraNya akan mengawal hati dan akal.

    4. Berikan Aku Kesabaran, Sekarang!

      Inilah kata "makrothumia" yang artinya penderitaan yang lama, daya tahan, dan menjaga temperamen Anda untuk waktu lama dalam menghadapi provokasi. Kata ini mengandung arti penderitaan yang datang ketika kita menantikan untuk waktu yang lama akan orang-orang yang keras hati untuk datang kepada Kristus, seperti Allah sendiri menderita lama ketika kita menunda untuk mengenal Dia. Rom 2:4,9; 22.

      Dengan Iman, Dan Dengan Kesabaran
      Kita menerima janji-janji Allah. Heb 6:12

    5. Kemurahan Dan Kebaikan

      Pertama ialah "chrestotes", kemurahan atau kebaikan dalam belas kasihan, dan "agathosune" yang artinya melakukan apa yang baik ke dalam tindakan.

      Yesus Murah Hati Dan Baik
      Yesus "chrestotes", murah hati dan lembut kepada seorang wanita yang berdosa tapi bertobat, namun Dia juga menempatkan kebaikan "agathosune" ke dalam tindakan ketika Dia membersihkan bait Allah. Luk 7:37-50; Mat 21:12-13. Perhatikan Kis 10:30 untuk melihat dua hal yang kepadanya Jesus diurapi.

    6. Kesetiaan

      Yesus berjanji mendahului murid-muridNya ke Galilea. Dia membuktikan ucapanNya benar-benar persis dengan kenyataan, "pistis", karena untuk menepati ucapanNya Yesus harus pergi melalui Getsemani, Salib, kuburan, neraka, surga, dan kebangkitan. Mat 26:32.

      Rencana Allah Adalah Membuat Anda Setia
      Apakah ya Anda sungguh-sungguh "Ya"? Mat 5:37
      Apakah Anda menepati janji-janji Anda? Ps 15:5
      Apakah Raja akan menyebut Anda seorang hamba yang baik dan setia? Mat 25:21

    7. Kelemahlembutan

      Ini adalah "praotes", rendah hati seperti Kristus dan sikap yang lembut terhadap Allah yang menerima semua urusan Allah dengan kita sebagai sesuatu yang baik, meskipun kita tidak menyukai hal-hal itu. Yesus adalah Singa dari Yehuda, tetapi Dia juga Anak Domba Allah yang lembut, berserah kepada Bapa. Ini adalah yang lemah lembut yang berbahagia. Mat 5:5. Kita belajar dari Yesus. Mat 11:29.

    8. Dapatkah Anda Menguasai Diri Sendiri?

      Jika "Tidak?" Anda membutuhkan "egkrateia", yaitu penguasaan diri akan keinginan dan nafsu.

      Yesus Mengetahui Bagaimana Mengatakan Tidak!
      Dalam Luk 4:1-14 Anda dapat melihat bagaimana Yesus menguasai diriNya sendiri pada saat lemah. Ketika Yesus lapar, iblis berkata salahgunakan kuasaMU untuk memenuhi kebutuhan pribadi mengenai makanan. TIDAK! Setan mencobai Yesus dengan jalan pintas untuk menghindari salib. TIDAK! Setan menyarankan popularitas secara cepat melalui suatu pertunjukan umum di atas atap Bait Allah. TIDAK!

      Kita Perlu Bantuan Allah Untuk Mengusai Diri
      Untuk menawan pikiran. 2Ko 10:5
      Untuk menjinakkan lidah. Jas 3:8; Act 2:4
      Untuk mengontrol tubuh 1Te 4:4



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    India

    Nama                         Bahasa           Populasi
    Multani (Siraiki Hindi)      Siraiki          20.000
    Muria (Jhoria)               Muria, Western   12.900
    (Nahari)                     Nahari           19.000
    (Panika)                     Pamika           30.700
    (Pao)                        Pao              23.500
    Saharia (Sor)                Saharia         174.300
    (Sondwari)                   Sondwari         31.500

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    33. Kekudusan

    Ibu Teresa dari Kalkuta memilih jalan kekudusan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    1Pe 1:3-25; Psa 15

    Ayat hafalan Anda:
    Jadikanlah aku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari padaMu dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Ps 51:12-14

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Dimana Anda rasakan bahwa hukum Anda buat sendiri atau orang lain menyentuh hidup Anda.

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Jadilah kudus seperti Allah itu kudus dengan cara melakukan apa yang Dia lakukan, mengasihi orang dengan cara hidup untuk mereka. Jadilah orang suci dengan secara bebas melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tak tidak patut menerimanya

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Ujilah pokok-pokok masalah hukum dan kasih karunia. Tuliskan satu halaman tentang "hukum-hukum" yang Anda dapat temukan dan berikan beberapa kemungkinan sikap kasih karunia.

    Renungkan Kata Demi Kata Pada Perikop Ini:
    2Ko 6:17-7:1

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Berdoalah Untuk Orang-orang Palestina - Hampir 2.000.000 Arab Islam Sejarah yang tragis akan kerugian dan peperangan, orang-orang Kristen mempunyai akar iman purbakala.


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdolah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan



    1. Apakah Kekudusan Itu?

      Jawabannya sangat sederhana, kekudusan artinya dipisahkan untuk Allah Bapa kita, hidup untuk Dia, dengan cara yang menyenangkan Dia. Kekudusan merefleksikan karakter Yesus yang sempurna, dan karakter orang Kristen yang sedang bertumbuh ke arah kesempurnaan. Inilah kehidupan yang Allah inginkan untuk umatNya yang disebutNya umat yang kudus, saudara yang kudus atau orang-orang suci.

    2. Kudus, Kudus, Kudus, Tuhan Allah Mahakuasa

      Apakah Anda mengetahui bahwa Allah bukan hanya kudus, tapi sebagai tiga pribadi dalam satu Dia kudus tiga kali. Di surga dan di bumi Dia dimuliakan, Yes 6:3; Wah 4:8

      Yesus berkata, "Bapa yang kudus", Yoh 17:11
      Yesus yang Kudus dan Benar, Kis 3:14
      Roh Allah adalah Roh kekudusan, Rom 1:4

    3. Jadilah Kudus, Sebab Aku Kudus

      Seperti Bapa begitulah anak, itulah panggilan Allah kepada setiap orang dalam keluargaNya. Orang-orang harus mengetahui siapa Bapa kita hanya dengan melihat kita. 1Pe 1:15,16. Kita adalah -

      Dipilih untuk menjadi kudus, Efe 1:4
      Dipanggil menjadi pria dan wanita kudus 1Te 4:7
      Dipanggil menjadi jemaat yang kudus, 1Ko 1:2
      Diberikan kasih karunia untuk menjadi kudus, 2Ti 1:9

    4. Dua Jenis Kekudusan

      Pertama, ada pekerjaan Kristus yang sudah selesai di kayu Salib dalam mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita yang membuat kita kudus dan dapat diterima menurut pandangan Allah. Kekudusan ini tidak diperoleh dari apapun yang kita lakukan atau tidak lakukan. Kita telah dibuat kudus karena dalam kasih karunia Yesus telah mengambil semua ketidakkudusan kita pada diriNya sendiri dan memberikan kepada kita kekudusanNya, jika tidak kita tak akan pernah masuk ke hadirat Allah. Heb 2:11; 13:12; 10:10.

      Progres Bukan Kesempurnaan
      Tapi meskipun kita telah dibuat kudus dalam pandangan Allah, dalam hidup dan kehidupan kita masih sedang dibentuk menjadi kudus. Perjuangan melawan dosa, diri sendiri, dan Setan dan perjalanan ke arah kehidupan yang kudus yang sempurna berlanjut terus selama kita hidup, di bawah bimbingan Roh Kudus. Masih akan ada kejatuhan dan kegagalan. Heb 10:14.

    5. Kita Ingin Menjadi Kudus, Tapi Bagaimana?

      Inikah kasus menentukan diri sendiri untuk memikirkan pikiran yang lebih baik, untuk berbicara dengan kata-kata yang lebih sopan, dan melakukan yang baik lebih sering lagi? Semua resolusi itu ditakdirkan untuk gagal sebagaimana diketahui oleh orang-orang.

      Pertarungan Legalisme Dan Kasih Karunia
      Dari suatu keinginan untuk menjadi murni dan kudus, generasi-generasi orang percaya telah menjadi legalistik dalam hal bagaimana orang Kristen harus hidup, mereka sendiri dan orang lain bergantung pada hukum-hukum untuk dilakukan. Dan tentu saja hancur, dan gagal.

      Hukum
      Seorang percaya yang legalistik mempertimbangkan apa yang dilakukan dan tidak dilakukan dengan bertanya pada diri sendiri apakah sesuatu, biasanya seperti dansa, anggur, uang, fasyen, bioskop, make-up adalah jahat atau tidak relevan dalam konteks orang Kristen. Dia memutuskan dan kemudian mendisiplinkan dirinya dan orang lain serta mendorong orang lain mematuhi hukum barunya itu. Hasilnya ialah bahwa orang-orang Kristen sering telah gagal menjadi garam dan terang dalam banyak aktifitas umum, dan membiarkan orang-orang yang belum percaya memutuskan arah dan corak hukum baru tersebut.

      Kasih Karunia
      Kasih karunia berkata bahwa tak satupun dari hal-hal tersebut jahat dalam dirinya sendiri, atau tak relevan dalam konteks orang Kristen. Sebagai contoh, kasih karunia berkata bahwa penyalahgunaan alkohol adalah salah, bukan alkohol itu yang salah; cinta akan uang adalah salah, bukan uang itu yang salah; penggunaan dansa itu yang salah, bukan dansa itu.

      Satu Jalan Maju: Roh Kudus
      Apakah Anda memilih hukum atau kasih karunia sebagai gaya hidup, kekudusan yang sejati hanya datang dari Seseorang dan itu adalah dari Roh Kudus. Sifatnya benar-benar seperti namaNya - kudus

      Dipenuhi setiap hari dengan Roh Kudus artinya bahwa tubuh, jiwa, dan roh orang percaya terus menerus terendam oleh Roh Kudus yang memfilter setiap pikiran, kata dan tindakan dan bertekun membawa kekudusan hidup dari dalam yang menyelaraskan dengan tiap hukum firman Allah tetapi tidak bergantung pada usaha manusia. Dia akan segera membuat hadiratNya diketahui, dan ketika Anda membuat langkah yang salah atau mengucapkan kata yang salah, ada kesaksianNya dalam hati Anda.

    6. Suatu Jalan Kekudusan

      Keputusan dan keinginan kita adalah penting dalam jalan menuju kekudusan. Alkitab akan membimbing kita. Ini hanya satu tantangan dari De 22:9-11 -

      Janganlah kautaburi kebun anggurmu dengan dua jenis benih, supaya seluruh hasil benih yang kautaburkan dan hasil kebun anggurmu jangan menjadi tercemar

      Janganlah engkau membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama

      Janganlah engkau memakai pakaian yang dua jenis bahannya, yakni bulu domba dan lenan bersama-sama.

      Katakan Tidak Untuk Benih Campuran yang Tak Kudus
      Benih ketika ditaburi dan diairi akan membawa panenan dari jenisnya sendiri. Jadi taburi hanya satu benih firman Allah, kebenaran, dan jangan pernah mencampurkan kebenaran Allah dengan hikmat dunia ini atau Anda akan benar benar menuai panen yang membingungkan dan tak berguna.

      Katakan Tidak Untuk Pasangan Campuran yang Tak Kudus.
      Hanya dua orang yang mencintai Allah dan percaya akan Alkitab akan pernah menjadi satu dalam pernikahan atau bisnis. Baca apa yang Paulus harus katakan tentang disatukan bersama dalam 2Ko 6:14-17

      Katakan Tidak Untuk Pakaian Campuran yang Tak Kudus
      Pakaian kita yang Allah berikan adalah jubah kebenaran dan selubung kekuasaan dari tempat tinggi. Jika kita suatu hari memakai pakaian dari Allah dan hari yang lain memakai pakaian dari dunia, kita tak akan pernah menjadi kudus atau seperti yang Bapa kita inginkan. Yes 61:10; Luk 24:49. Datanglah Roh Kudus untuk mengisi kita dan menolong kita.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (GoTo Explorer "www.ad2000.org") mereka belum mempunyai gereja dan tak ada
    kelompok sel gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Indonesia

    Nama                         Bahasa           Populasi
    (Kikim)                      Melayu, Kikim    15.000
    (Krui)                       Krui             30.000
    (Pasir)                      Pasir           160.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    34. Penumpangan Tangan

    Tuhan, biarlah RohMu memenuhi kami hingga melimpah

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    De 34

    Ayat hafalan Anda:
    Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Kis 19:6

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Apakah penumpangan tangan terjadi di gereja Anda? Apakah ini terjadi secara formal seperti ketika pendeta datang atau apakah itu sesuatu yang setiap orang melakukannya?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Dengan persetujuan pemimpin-pemimpin Anda, adakanlah waktu untuk penumpangan tangan pada tiap saudara, untuk dimampukan dalam pelayanan, untuk menerima berkat atau kesembuhan.

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Tuliskan dua halaman untuk menggambarkan bilamana penumpangan tangan dilakukan untuk tiap alasan yang berbeda.

    Renungkan Kata Demi Kata Ayat Ini:
    Ex 31:1-6

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Berdoalah Untuk Yugoslavia - Hanya Serbia & Montenegro yang tetap. Bosnia, Kroasia, Kosovo, Makedonia, dan Slovenia sudah hancur dengan tumpahan darah, penderitaan dan ketegangan etnis yang luar biasa.

    Yang injili sedikit tapi berkembang.


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab
    dan kisah-kisah untuk dibawa ke dalam kehidupan



    Dalam Heb 6:1-2 penulis berkata bahwa ada enam dasar yang tiap orang percaya, yang muda dalam iman, perlu ketahui sebelum melanjutkan ke kedewasaan.

    1. Pertobatan
    2. Iman dalam Allah
    3. Perintah tentang baptisan
    4. Penumpangan tangan
    5. Kebangkitan dari kematian
    6. Dan hukuman kekal

    Penumpangan tangan adalah satu di antaranya, dan yang menjelaskan mengapa ini sering Anda lihat di persekutuan doa dan kebaktian gereja. Anda akan menemukan penjelasan mengenai dasar-dasar yang lain tentang iman kita di bagian lain dalam program ini.

    1. Apakah Penumpangan Tangan Itu?

      Anda dapat katakan bahwa penumpangan tangan adalah suatu tindakan pelayanan seseorang kepada yang lain yang dilakukan ketika seseorang menempatkan satu tangannya atau kedua tangannya di atas tubuh seorang lain untuk suatu tujuan rohani tertentu. Umumnya orang yang menerima penumpangan tangan akan didoakan, atau dinubuatkan pada saat yang sama. Kadang-kadang sekelompok orang percaya akan berkumpul mengelilingi seseorang dan mereka menumpangkan tangan pada orang itu.

    2. Dimana Kita Temukan Ini Dalam Alkitab?

      Sebenarnya penumpangan tangan adalah satu di antara berkat-berkat yang paling purbakala yang diketahui untuk umat Allah. Ada catatan-catatan mengenai hal itu di permulaan zaman.

      Pemisahan Pada Kematian
      Dalam Perjanjian Lama kaum Israel menumpangkan tangan mereka di atas kepala binatang sebelum dibakar untuk memindahkan dosa mereka kepada binatang korban. Kel 29:10; 29:15,19; Ima 1:1-5; 4:15; 8:4; 8:18; 22; 16:21; 24:14; Bil 8:12; 2Ta 29:23.

      Pemberian Berkat Nubuatan
      Yakub memberikan berkat nubuatan yang bersifat final kepada cucu-cucunya, Efraim dan Manasye, dengan doa dan penumpangan tangan. Kej 48:14

      Pengangkatan Seorang Pemimpin
      Musa menumpangkan tangan pada asistennya Yosua untuk memberikan kuasa dan hikmat kepadanya sebagai pemimpin baru atas umat Allah. De 34:9; Nu 27:15-23; Yos 1:16-17; Nu 8:10; 27:23.

      Untuk Memberikan Kesembuhan
      Yesus memberikan kesembuhan dengan menumpangkan tanganNya. Para penatua jemaat akan mengurapi dengan minyak, menumpangkan tangan mereka pada seseorang dan berdoa untuk kesembuhan. Orang-orang percaya dapat juga memberikan kesembuhan melalui penumpangan tangan. Mar 5:23; 6:5; 8:23-25; 16:18; Luk 4:40; 13:13; Kis 9:12-17; 28:8-9; Jas 5:14-16.

      Untuk Memberikan Berkat
      Yesus secara khusus menyukai memberikan berkat Allah kepada anak-anak kecil. Mat 9:13-15; Mar 10:13-16.

      Untuk Memberikan Damai Sejahtera
      Yesus meletakkan tanganNya pada Yohanes dan berkata, "Jangan takut". Wah 1:17

      Untuk Memberikan Roh Kudus
      Orang-orang percaya pada umumnya, sebagaimana juga pemimpin-pemimpin, dilibatkan dalam memberikan baptisan Roh Kudus dengan penumpangan tangan. Kis 8:14-24; 9:10-17; 19:6

      Untuk Memberikan Karunia Roh
      Kasih karunia dari Yesus disalurkan melalui Roh Allah dengan penumpangan tangan. 1Ti 4:14; 2Ti 1:6; Rom 1:11

      Untuk Mengkhususkan Misionari
      Dalam Kis 13:1-4 Paulus dan Barnabas dikhususkan untuk tugas misionari dengan penumpangan tangan, maka menerima urapan khusus untuk melaksanakan tugas itu.

      Untuk Pengangkatan Pelayan Gereja
      Pengangkatan tujuh pekerja untuk program praktis gereja dalam Kis 6:1-6 juga dilibatkan penumpangan tangan para murid.

    3. Kapan Anda Menumpangkan Tangan?

      Waktu yang memadai dan perhatian yang besar harus ada sebelum penumpangan tangan atas pelayan gereja yang baru, pendeta atau misionari. Penumpangan tangan adalah tahapan akhir dari proses pembuatan keputusan di hadapan Tuhan. Sudah pasti Anda tidak ingin memilih orang yang salah, yang mungkin dengan mudah membawa kehancuran dan perpecahan pada gereja. 1Ti 5:22.

    4. Apa yang Terjadi Ketika Tangan Ditumpangkan?

      Kita tidak berbicara tentang suatu ritual atau upacara yang terjadi di gereja. Itu hanya akan menjadi tangan kosong yang ditumpangkan di atas kepala kosong. Itu akan tak bernilai dan kekurangan persetujuan Allah. Ketika pemimpin- pemimpin dan orang-orang percaya menumpangkan tangan pada seorang pria atau wanita itu adalah karena mereka menginginkan Allah mengalirkan RohNya dan kasih karuniaNya melalui tangan-tangan itu dalam suatu waktu pelayanan yang dipimpin Roh Kudus. De 34:9

      Perhatikan Siapa yang Menumpangkan Tangan Pada Anda
      Karena penyaluran yang dilakukan selama penumpangan tangan itu begitu nyata, dan begitu berkuasa, dan karena bukan hanya Roh Kudus dapat disalurkan, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh siapa yang Anda perbolehkan menumpangkan tangan pada Anda. Anda harus tidak mengizinkan seseorang yang mungkin terlibat okultisme atau dosa yang disengaja untuk melayani Anda karena mungkin ada impartasi roh jahat yang akan mengganggu hidup Anda.

      Tanyalah Allah dalam doa yang cepat dan tenang dari hati Anda, seperti Nehemia lakukan dalam Ne 2:4, dan dengan cepat menilai karakter orang yang ingin menumpangkan tangan pada Anda. Jika Anda tidak senang, dengan sopan tolaklah tawaran itu.

    5. Bagaimana Melakukan Penumpangan Tangan?

      Itu tak bisa lebih sederhana karena apa yang Anda harus lakukan ialah menjadi alat dari berkat Allah kepada orang tersebut. Roh Kudus akan melakukan segala sesuatu dalam respon atas kasihmu, keinginanmu, doamu, dan keinginan serta keterbukaan orang yang menerima.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Iran

    Nama                             Bahasa                 Populasi
    Aimaq, Jamshidi (Char Aimaq)     Aimaq, Jamshidi            30.000
    Aimaq, Timuri (Teymur, Timuri)   Aimaq, Taimuri            181.000
    Azerbaijani (Azeri)              Azerbaijani, South     22.000.000
    (Balkan Rom Gypsy)               Romani, Balkan             24.000
    (Baluch, Southern)               Baluchi, Southern         405.000
    (Baluch, Western)                Baluchi, Western           29.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    35. Penderitaan

    Penderitaan ini sukar, bahkan untuk orang Kristen

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    1Pe 4:12 - 5:11

    Ayat hafalan Anda:
    Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar. Mat 5:44-45.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Perderitaan Anda sendiri dan doa untuk orang lain, menghibur orang lain.

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Temukan, hiburkan, dan berikan semangat mereka yang menderita karena kemiskinan, dikucilkan, kesakitan seperti AIDS, atau dalam penjara. Tolonglah paling tidak seorang dari tiap contoh itu.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Jelaskan dengan lebih terperinci tiga alasaan keberadaan penderitaan dan lihat apakah Anda dapat mengenali yang lain lagi.

    Renungkan Ayat-ayat Ini:
    Luk 6:20-23

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Berdoalah Untuk Libya - 5.500.000 Arab dan Berber 97% Muslim, 3% Kristen orang asing, tidak terbuka kemungkinan penginjilan


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab dan
    kisah-kisah untuk dibawa ke dalam kehidupan



    Penderitaan menyentuh kita semua dan untuk beberapa orang mungkin terjadi bertahun-tahun melalui sakit atau kecelakaan, atau melalui emosi yang tersiksa oleh putus asa dan depresi. Kematian, pengangguran, dan penghianatan sangat menyakitkan bila terjadi dalam pernikahan, keluarga atau gereja. Kemiskinan membawa penderitaan melalui kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Penganiayaan politik dan agama juga sangat menyakitkan bila hal itu membawa penyiksaan, ketidakadilan, ketidaksamaan perlakuan, dan pengucilan.

    1. Allah, Dimanakah Engkau?

      Penderitaan itu nyata, karena Allah menjadi Allah Dia harus menjadi seluruhnya berkuasa dan Dia menyatakan DiriNya sendiri sebagai Allah kasih. Manusia telah menggeluti dilema ini sejak awal zaman

      Pengarang Steven Chalke Menulis Ini
      "Mungkin Allah ingin melakukan sesuatu, tapi tak bisa. Mungkin mengakhiri penderitaan dunia merupakan tugas yang terlalu besar. Tapi dalam kasus ini, Allah tidak berkuasasepenuhnya. Mungkin Allah berkuasa sepenuhnya, tapi tidak cukup peduli akan penderitaan manusia. Dalam kasus ini, Dia bukan Allah yang mengasihi. Mungkin Allah sungguh peduli dan berkuasa, tapi dalam pandangan jangka panjang Dia tidak melihat penderitaan dan yang jahat sebagai hal nyata atau sebagai ancaman sebagaimana kita melihat. Mungkin semua itu merupakan bagian dari proses belajar yang sangat besar. Dalam kasus ini penderitaan dan hal jahat disingkirkan sebagai suatu khayalan."

      Apakah Ada Jawaban?
      Beberapa orang mengatakan bahwa penderitaan tidak seluruhnya jelek, atau itu bagian dari suatu gambar yang lebih besar untuk menolong kita belajar, atau itu adalah hasil bagi seseorang dari dosanya sendiri, atau itu adalah kesalahan iblis dalam suatu perang rohani. Menyatukan semua jawaban itu akan menghasilkan penjelasan sebagian tapi kita tak akan pernah mengerti sampai Yesus menjelaskan seluruhnya di sorga.

    2. Kita Sungguh Mengetahui Tiga Alasan

      Dunia yang Jatuh Dalam Dosa
      Pertama, kita hidup dalam dunia yang jatuh, sangat dalam dipengaruhi oleh dosa dari tingkat galaktik sampai global, mikroskopis dan tingkat atomis yang menjelaskan bencana iklim, bencana alam, dan bencana internal dalam tubuh kita

      Kehendak Bebas Manusia
      Kedua, kehendak bebas manusia, kemampuannya yang diberikan Allah untuk memilih yang benar atau salah menyebabkan penderitaan yang dapat dipertimbangkan, dan Allah telah membatasi diriNya sendiri untuk menghargai pilihan manusia.

      Iblis yang Dendam
      Ada iblis yang dendam dan yang diperlukan bagi yang jahat untuk menang ialah membuat orang-orang baik tidak melakukan apa-apa. Luther King berkata, "Di akhir abad 20, sebagian besar dari kita tidak akan harus bertobat dari dosa besar yang telah kita lakukan, tetapi secara sederhana dari apatis yang besar yang menghentikan kita untuk melakukan sesuatu."

    3. Yesus Menderita Dan Dianiaya

      Milik kepunyaanNya sendiri tidak menerima Dia, mereka meyalahgunakan Dia, bersekongkol melawan Dia, menyiksa Dia dan akhirnya membunuh Dia dengan cara yang sangat menyakitkan, setelah pengadilan yang tak adil dengan dakwaan yang tidak benar, saksi-saksi palsu, tanpa juri, tanpa pembelaan, tanpa ampun. Lihat Maz 69:20; Yes 50:6; 53:5; Zak 13:6; Mar 15:34; Luk 22:44; Ibr 2:10; 5:8; [sweb]Ibr 13:12; 1Pe 1:11; 2:21; 3:18[/sweb].

    4. Paulus Menderita Dan Dianiaya

      Seperti murid-murid Yesus dan banyak manusia Allah di jaman dahulu.

      Kis 9:29; 13:50; 14:5; 19; 16:22; 18:12; 21:36; 22:22; 23:10; 1Ko 4:12; 2Ko 4:9; 11:24; 2Ti 2:9; 3:11.

      Kita Tak Bisa Mengharapkan yang Berbeda
      Yesus berkata, "Tak ada hamba yang lebih besar daripada tuannya. Jika mereka telah menganiaya Aku, mereka akan menganiaya kamu juga. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Yoh 15:20; 16:33. Paulus berkata, "Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." 2Ti 3:12. Di segala zaman orang-orang percaya telah menderita dan mati untuk mengikut Kristus, bahkan di Rwanda dan Iran tahun 1997. Bahkan hari ini ada pencobaan-pencobaan dimana orang-orang percaya sabar menanggungnya demi Kristus.

      Penderitaan Kis 9:16.
      Penganiayaan Dan Kebencian Mat 5:11; 10:22.
      Kehilangan Hidup Mat 10:39.
      Kehilangan Kepemilikan Mat 19:29.
      Kehilangan Reputasi 1Ko 4:10; 2Ko 4:5.
      Kematian 2Ko 4:11; 12:10; Fili 1:29.

      Apakah Kita Tunduk Kepada Allah Atau Manusia?
      Jawaban dari gereja yang menderita ialah bahwa yang pertama dan terpenting kita mentaati firman Allah. Jika perlu kita juga tunduk akan hukuman yang diberikan manusia karena taat. Kis 5:29; 4:19

    5. Bagaimana Mengalahkan Penderitaan

      Ucapkan syukur dalam segala keadaan
      Pujilah Tuhan di semua keadaan. 1Pe 4:12-19
      Berdoalah selalu, memohon ke sorga untuk keadilan kepada pengadilan tertinggi dari segalanya.
      Ampunilah, mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan
      Berperang dalam peperangan rohani, karena pertempuran kita bukan melawan daging dan darah. Efe 6:12.

      Mungkin Allah mengirimkan gempa bumi seperti dilakukanNya di Filipi untuk melepaskan Paulus dan Silas dari penjara, atau malaikat seperti dilakukanNya untuk melepaskan Petrus dari penjara, atau mungkin memilih untuk berjalan di nyala api bersama Anda. Kis 16:25-30; Kis 12:1-12; Dan 3:25.

      Saran Praktis Dari Alkitab
      Kita mengasihi musuh kita.
      Berkati mereka yang memaki kamu
      Lakukan yang baik bagi mereka yang membencimu
      Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu
      Jangan membalas yang jahat dengan yang jahat
      Layanilah mereka yang menderita.

      Mat 5:43-48; Ex 23:4-5; Job 31:29; Ams 24:17; 25:21; 22; 20:22; 24:29; Mat 5:39-44; Rom 12: 14-21; Luk 6:27,35; 23:34; 1Te 5:15; Kis 7:60; Ima 19:18; 1Pe 3:9; 1Pe 5:9-11.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa, mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Iran

    Nama                         Bahasa           Populasi
    (Gilaki)                     Gilaki           2.400.000
    Gurani (Bajalani)            Bajelan             20.000
    Gurani (Bajalani)            Hawrami             18.000
    (Harzani)                    Harzani             24.000
    Hazara (Khawari)             Hazaragi           604.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    36. Otoritas

    Seorang ketua masih memiliki otoritas besar terhadap pengikutnya di Afrika

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Mat 8:5-13; 1Pe 5:1-11

    Ayat hafalan Anda:
    Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. 1Te 5:12,13

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Bagaimana Anda rasakan mengenai otoritas dan kepatuhan? Apakah itu yang seharusnya Anda rasakan?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Kunjungilah pejabat tertinggi di Balai Kota atau kepala polisi, tua-tua di desa, dan para pendeta untuk meyakinkan mereka mengenai doa-doa Anda. Tanyakan apa yang perlu didoakan dalam hidup mereka. Anda mungkin kaget terhadap tanggapan mereka.

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Daftarkan jabatan-jabatan penting di negara Anda dari kepala negara sampai wakil-wakil daerah supaya Anda berdoa untuk mereka. Tuliskan dan katakan kepada mereka tentang doa Anda.

    Renungkan Kata Demi Kata Ayat Ini:
    Ex 20:12

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Berdoalah Untuk Afganistan - 23.000.000 penduduk, 41 kelompok masyarakat 99% Muslim, mungkin 1.000 orang Kristen, dihancurkan oleh perang dan penyerbuan.


    Pastikan bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah senantiasa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat Alkitab dan
    kisah-kisah untuk dibawa ke dalam kehidupan



    Otoritas adalah salah satu kata yang paling disalahmengerti dan disalahgunakan di gereja saat ini. Perasaan bisa menjulang tinggi! Pendeta Rick Godwin mengajarkan bahwa ada tujuh jenis otoritas yang akan menyentuh kita -

    Otoritas Allah yang Berdaulat
    Yang kepadanya kita tunduk tanpa pertanyaan. Yes 9:7; Efe 1:22; Fili 2:9-11.

    Otoritas Firman Allah
    Yang sama bobotnya dengan Allah sendiri. Yoh 17:17. Kita menemukan firman Allah yang tak berubah di dalam kebenaran Alkitab. Yoh 1:1; 14:6; 2Ti 3:16. Tidak ada perubahan, firman Allah tetap selamanya. Berita-berita ramalan mungkin benar tetapi tak mungkin dibukukan seperti Firman Allah yang tertulis.

    Otoritas Hati Nurani
    Hati nurani merupakan pemberian Allah untuk Anda, dengarkanlah dia. Waspadai kebudayaan, prasangka atau preferensi yang datang dalam istilah-istilah rohani mengenai sesuatu yang tidak secara khusus dicantumkan dalam Alkitab, seperti genetika, energi nuklir. Rom 2:12-16; Rom 14.

    Otoritas Pendelegasian Allah Kepada Manusia
    Sekarang untuk pertama kali otoritas Allah disalurkan melalui suara manusia. Efe 4:11; Heb 13:17 & Heb 13:7.

    Otoritas Perjanjian Hukum
    Jika kita berkata YA haruslah YA, dan jika TIDAK haruslah TIDAK, seperti Kej 29:18-30.

    Otoritas Kelaziman Dan Kebudayaan
    Mereka mungkin tidak melakukan sesuatu dengan cara yang sama dengan Anda, tetapi awas jika Anda mencoba membuat mereka melakukannya seperti cara Anda. Kej 29:26; 1Ko 11:16.

    Otoritas Fungsional
    Otoritas karena kemampuan, sebagai contoh dalam kecelakaan lalulintas seorang dokter dapat menolong si korban, mekanik membereskan mobil, polisi mengarahkan lalulintas, dan seorang penginjil besar yang berotoritas mungkin tidak dikonsultasi karena dia tidak tahu secara praktis apa yang harus dilakukan! Efe 5:21.

    1. Hubungan Dari Sorga Ke Dunia

      Otoritas yang didelegasikan Allah membentangkan dari sorga bahkan sampai kepada bayi-bayi. Dimanapun otoritas Allah muncul, kerajaan Setan mundur dan digantikan oleh aturan Allah yang tegas tapi penuh kasih dalam kehidupan.

      Pada Mulanya Allah, Kej 1:1; Ps 90:2; Jas 4:7; Heb 12:9. Segala Otoritas (kuasa) Diberikan Kepada Yesus, Mat 28:18; Maz 2:2; Heb 5:9; Yoh 13:13.

      Yesus Mendelegasikan Murid-muridNya untuk melindungi, membimbing, memerintah, dan memberi makan kawanan dombaNya (bukan domba si murid). Efe 4:11; Heb 13:17.

      Kita Juga Diminta Tunduk Kepada:
      Pemerintah, Rom 13:1-7; Tit 3:1
      Suami, Col 3:18; Efe 5:24
      Orangtua, Efe 6:1-4; Kol 3:20
      Majikan, Kol 3:22
      Orang percaya yang dewasa, 1Ko 16:16.
      Orang yang lebih tua, 1Pe 5:5
      Dan kepada satu sama lain, Efe 5:21.

      Menyimpang dari ketentuan Sorgawi ini berarti melangkah ke ketidakmampuan yang meningkat dan penyisihan. Waspadalah!

    2. Bagaimana Mengenali Pemimpin yang Salah

      Seorang pemimpin yang salah memperbudak, mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari Anda, mendorong dirinya ke depan, dan menampar Anda. Dari 2Ko 11:7-11:20.

      Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan tidak meninggikan dirinya, meninggikan Anda, memberitakann Injil secara gratis, melayani Anda, dan tidak menjadi beban kepada siapapun, dan mengasihi Anda.

    3. Otoritas Berarti Tanggung Jawab

      Dipercaya dengan otoritas Allah berarti melakukan sesuatu sebagaimana Allah mengerjakannya dan bertanggung-jawab. Seorang pengkotbah tamu yang tidak memiliki tanggung jawab atas suatu jemaat tidak mempunyai otoritas yang otomatis dalam gereja. Juga kita tidak akan "mengambil otoritas atas sebuah kota bagi Kristus" jika kita tidak lebih dahulu bertanggung jawab untuk mengasihi kota itu.

    4. Apa Artinya Tunduk?

      Alkitab memakai kata-kata yang berbeda seperti hupotasso yang merupakan istilah militer untuk masuk dalam garis komando, atau hupeiko yang artinya menarik, mengalah, tunduk, dan hupakouo yang artinya mendengarkan, memikirkan, mentaati. Satu kata khusus adalah peitho yang berarti diyakinkan, atau memenangkan, digunakan dalam Heb 13:7 dan Jas 3:3

      Contoh-contoh Kepatuhan Dalam Alkitab
      Kristus tunduk kepada Allah dengan senang. Yoh 6:38; 4:34; 5:30; 12:49
      Perwira yang berkuasa tunduk dengan rendah hati kepada Yesus. Mat 8:8
      Daud tunduk kepada Saul meskipun saat itu Saul marah. 1Sa 24:6
      Pemimpin-pemimpin gereja tunduk dan menghormati satu sama lain. Kis 15:2-16:22
      Rasul Paulus tunduk kepada pemimpin-pemimpin gerejanya. Kis 11:1-4; 18:22

    5. Mengapa Sukar Menghormati Otoritas?

      1. Bebas dari otoritas sudah ada pada tiap orang sejak kejatuhan dalam
        dosa
      2. Keinginan akan kuasa dan pengawasan juga ada pada tiap orang, tetapi
        tertekan
      3. Para ayah yang berlebihan atau kasar menyakiti kita
      4. Para ayah yang lemah telah membiarkan para ibu yang dominan memberi
        contoh yang buruk pada kita
      5. Ketidak-hadiran ayah karena kematian atau perceraian, atau banyak
        "ayah" telah mengikis rasa hormat dan respek
      6. Penyalahgunaan atau otoritas yang berlebihan di sekolah, atau dalam
        militer atau bahkan di gereja membuat kita menghindari otoritas

      Jawaban atas penyalahgunaan bukanlah sikap seperti "Saya tidak menggunakan otoritas". Cara yang lebih baik adalah mencari seorang pria atau wanita yang diakui takut akan Allah dengan otoritas yang kepadanya Anda bisa percaya, hormat, dan respek. Seseorang yang akan mengasihi Anda, membangun tembok yang runtuh dan mendapat percaya diri dan percaya Anda.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Iran

    Nama                         Bahasa              Populasi
    (Herki)                      Herki                  18.000
    (Karingani)                  Karingani              15.000
    (Khorasani Turk)             Khorasani Turkish     400.000
    (Parsee) Parsi-Dari          (Parsee-Dari)       2.000.000
    (Pushtun, Pathan, Afghan)    Pashto, Western        79.300

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    37. Kasih

    Kasih berarti melakukan sesuatu

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Efe 5:21 - 6:9

    Ayat hafalan Anda:
    "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Yoh 13:35

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Bahasa kasih yang mana yang paling Anda pahami? Mungkin tiap orang berbeda!

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Dengan melihat, mendengarkan, dan bertanya temukanlah bahasa kasih yang mana mereka, yang Anda kenal, memberi respon kepada - pasangan, teman, orangtua. Lakukan atau katakan sesuatu untuk mengisi hidup mereka dengan jenis kasih yang paling mereka pahami!

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Andaikan Anda seorang pendeta bagaimana Anda dapat yakin bahwa lima bahasa kasih seluruhnya dibicarakan kepada jemaat Anda. Dengan cara apa Anda dapat berbicara kepada mereka? Tuliskan dalam dua halaman.

    Renungkan Kata Demi Kata Ayat Ini:
    Efe 4:26

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Berdoa Untuk Hungaria - 11.000.000 Orang Eropa Timur Kebangunan rohani yang lalu dibutuhkan lagi, 62% Roma Katolik, 25% Protestan


    Pastikan Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah selalu dan siapkan dengan baik penambahan ayat dan kisah Anda
    sendiri untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Belajarlah untuk menyampingkan keinginan Anda sendiri sehingga Anda menjadi sabar dan ilahi, dengan senang hati membolehkan Allah memakai caraNya bersama Anda. Ini akan memungkinkan langkah selanjutnya, yaitu Anda menyukai orang lain dan menyenangi mereka dan akhirnya Anda akan bertumbuh untuk mengasihi mereka secara mendalam. 2Pe 1:6-8, (The Living Bible).

    Dalam 1Ko 13:1-13 Paulus menggambarkan kasih secara sempurna, yaitu kasih dalam tindakan untuk kemuliaan Allah bukan sekedar perasaan yang hangat seperti yang kita lihat pada film sekarang ini.

    1. Kasih yang Membuat Kita Spesial!

      Allah bukan hanya mempunyai kasih atau memberi kasih, Dia adalah sepenuhnya kasih dalam sifat, kepribadian dan keberadaan. Sebagai keluarga Allah kita dibedakan dari orang lain dengan kehadiranNya di antara kita dan dengan sifat kasihNya terpancar melalui kita ke dalam dunia dimana umumnya orang hanya mengasihi diri sendiri dan orang-orang paling dekat dengannya dan paling disukainya.

      Kasih Atau Sama Sekali Tidak
      Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 1Ko 13:1-2.

      Siapa yang Akan Kita Kasihi?


      Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
      Tetangga/sesama kita seperti diri kita sendiri.
      Diri kita sendiri
      Suami/isteri kita.
      Saudara dan saudari kita di gereja.
      Orangtua kita. Efe 6:2; 1Ti 5:4
      Pelayan Tuhan yang melayani kita, 1Te 5:13
      Pemerintah kita. Rom 9:3; 10:1 Ima 19:34; De 10:19
      Bahkan musuh kita. Mat 5:44.
      Dan semua orang dimanapun. Gal 6:10

    2. Bagaimana Kita Dapat Mengasihi Mereka Semua?

      Dengan sangat berterima kasih kita mempunyai semua bantuan yang kita perlukan karena Paulus berkata bahwa Allah mencurahkan kasihNya ke dalam hati kita melalui Roh Kudus yang telah diberikanNya kepada kita. Kita hanya dapat mengasihi seperti ini dengan kasihNya, karena kasih kita sendiri, bahkan yang paling hebat, tak akan pernah cukup. Rom 5:5.

    3. Pertama Dari Segalanya Kita Ingin Mengasihi Allah.

      Dalam Mar 12:30, Yesus berkata bahwa perintah yang paling penting dari segalanya adalah mengasihi Tuhan Allah kita sebagai berikut.

      Dengan Segenap Hati atau Roh
      Yang adalah pusat kehidupan itu sendiri
      Dengan Segenap Jiwa
      Dimana berada keinginan dan perasaan kita
      Dengan Segenap Akal
      Pengertian dan imajinasi kita
      Dengan Segenap Kekuatan
      Kemampuan kita, tenaga dan fisik

    4. Mengasihi Allah Berarti Mengasihi Tetangga

      Perintah kedua seperti ini. "Kasihi tetanggamu seperti dirimu sendiri" Mar 12:31. Dalam cara yang sama seperti kita memelihara dan menyediakan untuk diri sendiri kita harus peduli terhadap tetangga kita.

      Orang yang Tinggal Di Sebelah Kita?
      Menurut kata yang digunakan Yesus maksudNya adalah tiap orang tanpa memandang bangsa atau agama dengan siapa kita hidup atau bertemu. Bacalah kisah tentang apa yang terjadi di Jalan Yeriko dalam Luk 10:25-37

    5. Mengasihi Allah Berarti Mengasihi Diri Sendiri.

      Yesus berkata Anda harus tetapi betapa sukarnya bagi beberapa orang yang merasa bahwa mereka belum pernah dikasihi seperti anak-anak. Mungkin mereka sangat dikasihi tetapi mereka tidak merasakannya. Jika Anda tidak berfikir banyak tentang diri sendiri cobalah lagi melihat diri sendiri dari atas, dari cara pandang Allah. Betapa besarnya Allah mengasihi Anda, cukup untuk mengirimkan AnakNya mati untuk Anda sehingga Anda dapat menjadi di dalam rangkulan kasihNya selamanya.

      Dia telah memberkatimu.
      Dia telah memilihmu.
      Dia mengasihimu
      Dia telah menerimamu dan mengadopsimu
      Dia telah membayar dengan mahal untukmu
      Dia telah mengampunimu
      Dia telah memberimu kekayaan kasih karunia, hikmat, pengertian, pengetahuan, dan juga Roh Kudus.
      Efe 1:3-14.

      Ya, Anda tak layak tetapi Anda sungguh-sungguh mendapat kelayakan yang besar di mata Allah. Dengan mengetahui bahwa Allah mengasihimu begitu besar, menolongmu untuk mengasihi dirimu sendiri.

    6. Dan Mengasihi Pasangan Nikah Kita.

      Suami harus mengasihi isterinya dan wanita dapat dilatih untuk mengasihi suaminya. Efe 5:25; Tit 2:4.

      Apakah Anda tahu bahwa suami dan isteri mempunyai kebutuhan kasih yang berbeda, dan respon terhadap bahasa kasih yang berbeda? Jika seorang isteri tidak mendengar bahasanya yaitu ketika ia merasa tidak dikasihi meskipun itu bukan kasusnya. Sama untuk pria. Jika Anda tahu bahasa yang pasanganmu sangat memahaminya, maka sering gunakan bahasa itu.

      Inilah Lima Bahasa Kasih:
      Kata-kata penegasan - dibicarakan sangat sering Waktu yang Bermutu - didambakan banyak orang Menerima hadiah - berkata banyak kepada beberapa Tindakan pelayanan - mendemonstrasikan kasih Anda Sentuhan tubuh - sering dibutuhkan beberapa orang

    7. Dan Mengasihi Saudara

      Bacalah lagi ayat hafalan Anda Yoh 13:35 yang sangat luar biasa. Heb 13:1; 1Yo 4:7.

      Jangan Beri Kesempatan Kepada Iblis
      Perbedaan akan selalu muncul di antara orang-orang yang berfikir tetapi jangan biarkan iblis mengambil keuntungan. Selalu buatlah damai sebelum matahari terbenam, Efe 4:26. Allah bahkan telah memberikan kita satu cara yang sederhana untuk menyelesaikan konflik dan dosa tanpa menyebabkan skandal. Dalam perdamaian dari Mat 18:15-18 tujuan Allah selalu membatasi perkembangan dosa dan memenangkan saudaramu, bukan menghitung skore terhadap dia.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Iran (Punjabi) Panjabi, Eastern 24.000 (Shikaki) Shikaki 24.000 (Tat, Mussulman) Tat, Mussulman 31.000 (Urdu Speakers (Islami, Undri) Urdu 60.000 (Vafsi) Vafsi 18.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    38. Kedatangan Kristus Kedua Kali

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Jer 8:20; Mat 13

    Ayat hafalan Anda:
    Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya." Wah 11:15

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Tanda zaman apa dapat Anda lihat di bumi? Kejadian apa dapat Anda lihat di koran dan TV yang dinubuatkan dalam Alkitab?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Apakah Anda sudah diberkati melalui pelajaran-pelajaran ini? Jika demikian, minta untuk berbicara di gereja-gereja dan beritahukan pelajaran yang tersedia. Undang mereka ke sessi baru yang akan Anda kelola atau jelaskan bagaimana membentuk kelompok mereka sendiri.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Bahaslah 2Pe 3:10-17 dan buatlah daftar berisi sepuluh jawaban atas pertanyaan "Kita seharusnya menjadi jenis manusia apa", dalam pandangan kedatangan Tuhan segera.

    Renungkan Ayat Ini Kata Demi Kata:
    Wah 22:20

    Gunakan Satu Menit Untuk Merubah Dunia:
    Doakanlah Zaire - 42.000.000 orang dalam 450 kelompok etnis. Menghadapi konflik dan perubahan besar setelah Mobutu, Injili 21%, Katolik 42%


    Pastikan Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah selalu dan siapkan dengan baik penambahan ayat dan kisah
    Anda sendiri untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Dalam pada itu Raja kita, Yesus, pergi dan menunggu waktu Allah untuk kembali dan memerintah dunia dengan keadilan. Tiap orang ingin mengetahuinya kapan. Dalam Kis 1:7 Yesus berkata, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya" tetapi Dia telah memberikan banyak petunjuk kepada kita tentang kapan Dia kembali yang mungkin diperkirakan.

    1. Ada tanda-tanda di bumi

      Pertama nubuatan-nubuatan Raja harus digenapi. Yesus telah mengatakan kepada kita tentang kejadian-kejadian dunia yang mengarah ke kembaliNya, sehingga sebagaimana "hari-hari terakhir" dibeberkan kita musti memperkirakan tanda- tanda akhir ini disini dalam ukuran lebih besar. Lihat Mat 24:3-51; Mar 13:1-37; Luk 21:5-36.

      Bangsa-bangsa harus bangkit melawan bangsa-bangsa
      Kata bangsa-bangsa adalah "ethnos", yang berarti kelompok-kelompok orang. Jadi meskipun perang dunia telah berlalu, perang etnis pecah di berbagai tempat seperti Bosnia, Chechnya, Afganistan, Rwanda.

      Bencana pasti bertambah
      Kelaparan, bencana, gempa bumi, dan badai adalah penunjuk ke akhir zaman.

      Peristiwa yang menakutkan dan tanda-tanda besar
      Marabahaya pasti datang, mungkin disebabkan polusi, meledaknya jumlah penduduk, penghancuran hutan, kecelakaan nuklir atau lebarnya jurang pemisah antara miskin dan kaya. Beberapa nabi berpikir bahwa kekayaan Barat sudah mendekati akhir dari tahun-tahunnya sapi gemuk Yusuf, Kej 41:17-40, dan tahun-tahunnya sapi kurus sudah dekat. Sapi-sapi kurus memakan sapi-sapi gemuk yang menggambarkan cadangan nasional. Seperti pada zaman Yusuf, orang-orang mungkin berakhir dalam tawanan hutang entah uang, persediaan untuk jual beli atau tanah, dan Juruslamat, seperti Yusuf harus datang.

      Kejadian-kejadian rohani yang besar
      Kebangunan rohani yang palsu dan yang baik mengambil bagian sebagaimana roh jahat mencoba mencocokkan gerakan Roh Allah untuk membawa tuaian dunia untuk Yesus.

      Israel adalah tanda yang jelas di bumi
      Setelah 1.900 tahun tercerai-berai di dunia, tunawisma dan tak diinginkan, ummat Allah, orang-orang Yahudi kembali di tanah leluhurnya tepat seperti dinubuatkan, Am 9:8-15.

      Meterai, terompet, bencana, dan mangkok
      Tujuh hal ditemukan dalam Wahyu pasal Wah 6-16, yang menjelaskan kejadian- kejadian dramatis di bumi yang musti terjadi. Tapi jangan khawatir. Semua ini harus terjadi. Semuanya menunjuk kepada kembalinya Yesus yang akan menyelesaikan setiap persoalan, dan jawaban doa dari jutaan orang di seluruh dunia. Lihat Luk 21:25-26.

    2. Ada tanda-tanda di kerajaan. Suatu Kerajaan adalah dimana seorang Raja memerintah. Kita berdoa kepada Allah, "Datanglah KerajaanMU", dan perumpamaan tentang Kerajaan, mis. Mat 13, menunjukkan kepada kita bagaimana hal ini sedang terjadi. Dari beberapa sahabat pada Salib, sekarang ini jutaan yang dengan setia dan bahagia memiliki Yesus sebagai Raja mereka.

      Kerajaan Allah Sedang Datang

      1. Penabur menjelaskan bahwa Kerajaan Allah ada disini sekarang dan
        meskipun itu bisa ditolak, adalah jauh melebihi tanah yang baik daripada batu,
        semak duri, dan burung.
      2. Semak duri menjelaskan bahwa ladang Allah adalah dunia, sedangkan
        jaring menerangkan bagaimana kabar baik menjaring ikan yang baik dan buruk,
        karena itu Yudas mengikuti Yesus. Ada pemisahan pada akhirnya.
      3. Benih dan ragi menunjukkan kepada kita bahwa Kerajaan Allah ada
        disini, tapi diawali dalam bentuk yang kecil dan tak terharapkan. Kemudian
        seperti ragi kecil mengisi mangkok, demikianlah Kerajaan Allah memenuhi dunia.
      4. Harta terpendam dan mutiara menunjukkan bahwa jika seseorang
        menemukan Kerajaan Allah dia akan memiliki yang sangat berharga.
      5. Benih yang bertumbuh, Mar 4:26, menunjukkan Kerajaan Allah
        bertumbuh dengan sendirinya, bahkan tanpa bantuan manusia. Suatu hari sabit
        Allah akan menuai tuaian melimpah.

        Gereja sedang dibangun Yesus berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa "Aku akan membangun GerejaKu", Mat 16:18; Efe 5:27, dan persis seperti itulah yang sedang dikerjakanNya sekarang ini. Lebih dari 50% dari orang-orang yang telah diselamatkan, dilakukan sejak tahun 1900, dan yang terbanyak adalah sejak tahun 1950. Sebanyak 70.000 orang memberikan hidupnya kepada Yesus setiap hari. Kebangunan rohani yang besar memenangkan jutaan jiwa di Amerika Selatan, di sub-Sahara Afrika, dan di bagian Rusia, Cina, dan Korea Selatan.

        Pertobatan bangsa sedang terjadi Ketika orang bertobat untuk dosa-dosa dari bangsanya, mereka mempercepat hari kembalinya Raja. Mengapa? Dalam Kis 3:13 Petrus dengan kuat menuduh bangsanya telah membunuh Yesus. Sebenarnya mereka tidak melakukan itu secara pribadi, tetapi pemimpin-pemimpin mereka. Petrus mendeklarasikan bahwa jika kita mengidentifikasikan dengan dosa-dosa bangsa kita, bertobat atas nama bangsa, berbalik kepada Allah untuk mereka, Allah akan melakukan ini, Kis 3:19-20:

      6. Dosa-dosa akan disingkirkan
      7. Waktu penyegaran akan tiba
      8. Allah akan mengirim Yesus kepada kita kembali untuk memulihkan
        semuanya
      9. Dalam berbagai gereja pada hari-hari ini di seluruh dunia, pemimpin-
        pemimpin dan orang-orang mengaku dosa-dosa bangsanya dan memohon belas kasihan
        dan pengampunan dari Allah

        Amanat Agung terus dilaksanakan Dalam Mat 24:14 Yesus berkata bahwa akhir zaman akan tiba hanya jika Injil Kerajaan Allah ini diberitakan kepada seluruh bangsa. Kata bangsa, ethnos, tidak berarti negara-negara berdasarkan politik seperti India, tetapi kelompok etnis masyarakat, disatukan oleh bahasa dan budaya. Hanya 200 tahun lalu sesungguhnya tak sampai puluhan ribu yang terjangkau, bahkan dalam tahun 1900 jumlahnya sangat kecil. Saat ini, diketahui bahwa 7000 kelompok utama masih tersisa. Mereka mengetahui nama-nama mereka dan dimana mereka tinggal. Perencanaan dan doa dilakukan untuk mencapai mereka.

    3. Jadi orang jenis apa kita seharusnya?

      2Pe 3:10-18 berkata dalam konteks hari kedatangan Tuhan, kita harus suci, tak bercacat, tak bernoda, mempercepat kedatanganNya, waspada, tidak terseret ke dalam kesesatan, bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Yesus.

      Bagaimana kita "mempercepat hari Tuhan"?
      Dengan berdoa dan bekerja untuk Kerajaan Allah datang melalui membangun GerejaNya, mengaku dosa-dosa bangsa kita, dan dengan menyelesaikan Amanat Agung.



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Irak

    Nama                         Bahasa             Populasi
    (Anatolian Turk)             Turkish            22.000
    Bajelan (Shabak, Gura)       Bajelan            20.000
    Circassian (Cherkess)        Adyghe             10.000
    (Dom Gypsy)                  Domari             50.000
    Hawrami (Gurani)             Hawrami            22.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMURIDAN TINGKAT LANJUTAN [Indeks 00039]

    39. Skandal Pemborosan Orang Kristen

    Rumah siapa yang sedang Anda bangun?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Hagai pasal Hag 1 dan Hag 2

    Ayat hafalan Anda:
    Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Hag 2:7

    Selanjutnya Bicarakan Hal ini:
    Berapa banyak Anda berikan untuk Allah dalam penginjilan, misi dan perhatian bagi orang miskin dibandingkan dengan berapa banyak untuk diri sendiri?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Dalam satu team, temukan keterampilan praktis yang berbeda dan lakukan sesuatu untuk memperbaiki gedung gereja Anda atau gereja terdekat yang lebih miskin.

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Buatlah tulisan satu halaman untuk menjelaskan pengertian Hag 1:6 dalam kehidupan praktis sekarang ini.

    Renungkan Kata Demi Kata Pada Ayat Ini:
    Zak 4:6

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Benin - 5.500.000 bangsa Afrika Barat 55% animis dan ahli sihir, gereja berkembang baik.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Kitab nabi Hagai memberikan arahan Allah yang jelas untuk pembangunan KerajaanNya, bahkan dan khususnya sekarang ini.

    Latar-belakang Hagai
    Pada tahun 538 sebelum Masehi, Koresh, raja Persia mengizinkan umat Allah yang dibuang untuk pulang ke Yerusalem dan membangun kembali mezbah. Anda dapat membacanya dalam Kitab Ezra. Zerubabel dan 50.000 umat kembali, dan dalam dua tahun mereka menyelesaikan pondasi. Ada sukacita besar namun orang Samaria yang telah pindah selama pembuangan, merasa terancam dan secara politis mereka menghentikan pembangunan itu sampai Darius memerintah tahun 522 SM. Kemudian umat Allah dipersalahkan dan Hagai serta Zakharia mulai berkotbah membangkitkan semangat mereka sampai tahun 516 SM pembangunan itu selesai.

    Sekarang perintah untuk membangun Kerajaan Allah di seluruh dunia disebut Amanat Agung. Pelajaran yang sama dalam program ini terkait.

    1. Inikah Waktu Allah?

      Mereka tetap berkata, "waktunya belum tiba". Ada dua istilah waktu menurut Alkitab, chronos dan kairos. Chronos adalah waktu pada arloji Anda, tapi kairos, kata yang digunakan Tuhan, artinya suatu saat dari kesempatan illahi. Ketika itu mereka berkata, dan sekarang masih ada yang mengatakan, "tak ada apa-apa, mari kita hidup untuk diri sendiri". Hag 1:2

      Apa yang Sedang Terjadi Sekarang?

      1. Antara tahun 1780 sampai 1900 injil disebarkan ke banyak tempat di
        dunia ini.
      2. Antara 1900 dan 1996, setengah dari semua orang yang telah
        diselamatkan datang untuk mengenal Tuhan, dan setengah dari mereka telah
        diselamatkan sejak tahun 1950.
      3. Pembaruan pentakosta dan karismatik telah mencapai setiap bangsa di
        dunia.
      4. Sekarang hampir 2.000.000.000 pria dan wanita mengikut Yesus dan
        lebih 70.000 orang setiap hari membuat keputusan untuk mengikut Yesus, dan
        59.000 dari mereka menjadi orang percaya yang dipenuhi Roh.
      5. Ini pertumbuhan yang sangat eksplosif, gerakan sosial terbesar di
        dunia, tapi beberapa orang masih berani berkata bahwa sekarang bukan waktunya,
        kairos, untuk melakukan upaya bagi Allah.

        Apa Masalahnya? Tuhan menunjukkan masalah yang sebenarnya. Mereka memakai sumber daya yang berasal dari Allah untuk membangun rumah yang bagus untuk mereka sendiri sedangkan rumah Allah tetap sebagai reruntuhan. Di zaman itu yang kurang adalah kayu, tapi saat ini yang kurang adalah dana dan pekerja untuk injil. Hag 1:4; 9.

        Dapatkah Ini Anda Percayai? Ini adalah fakta dari hasil riset yang dapat dipercaya bahwa orang Kristen di belahan barat dunia menggunakan:

        99.9% dari seluruh penghasilannya untuk diri sendiri Hanya 0.09% untuk penginjilan Dan cuma 0.01% untuk misi

        Tuhan menunjukkan bahwa orang yang menggunakan uang untuk diri sendiri tak pernah puas, Hag 1:6. Dia berkata kepada mereka empat kali untuk mempertimbangkan betapa miskinnya mereka yang mengambil semua kekayaannya untuk diri sendiri. Allah berkata kepada mereka untuk mengakhiri skandal ini dan membangun rumahNya. Hag 1:8-11.

    2. Mereka Mendengarkan Suara Tuhan

      Mendengarkan selalu berarti taat, lihat Jas 1:22-25. Di masa Hagai para pemimpin taat, dan juga seluruh umat. Hag 1:12. Alkitab berkata dalam Kis 5:32 bahwa Allah memberikan Roh Kudus bagi mereka yang taat kepadaNya, begitu juga di sini. Hag 2:5.

    3. Allah Juga Melakukan PekerjaanNya Sendiri.

      Allah bertitah, "Aku bersamamu", dan Dia melakukan apa yang hanya Allah dapat melaksanakannya karena ketaatan kita menghasilkan tindakan. Dia membangkitkan semangat bupati ke dalam tindakan dan juga imam besar serta seluruh umat dan mereka mulai bekerja pada rumah Allah. Hag 1:13-15; Zec 4:6. Allah berkata kepada bupati, imam besar, dan seluruh umat untuk tidak takut, melainkan menjadi kuat dan bekerja karena Dia bersama mereka. Hag 2:1-5

      Suatu Janji Nubuatan Kemudian Allah menjanjikan sesuatu yang belum pernah terjadi, berkata bahwa dia akan mengoncangkan langit dan bumi. Ketika Allah menggoncang langit dan kuasa kegelapan itu tak lama sebelum dunia merasakan akibatnya. Hag 2:6. Kita telah mengalami satu abad goncangan di bumi bersama pemerintah-pemerintah yang tak dapat menyerang, bangsa-bangsa, bank bahkan kekuatan-kekuatan utama seperti komunisme jatuh, dan ini semua sedang terjadi.

    4. Lihat Siapa yang Sedang Datang

      Kemudian apa yang dinantikan oleh semua bangsa akan tiba. Banyak yang memaksudkan bahwa Yesus, yang adalah dambaan umatNya di seluruh bangsa akan kembali, dan Dia pasti datang kembali, tapi kata kerja yang dipakai sebenarnya adalah kata kerja plural.

      Yang Dinantikan Akan Tiba Ini artinya bahwa mereka yang Yesus inginkan seperti 1,2 milyar orang China, orang India, orang Arab, orang Barat, bahkan suku-suku bangsa yang belum terjangkau akan tiba pada waktu kairos Allah.

      Berita akhir yang sukar dari Hagai adalah bahwa menyentuh sesuatu yang kudus tidak membuat Anda kudus, hanya dosa adalah menular. Sama seperti itu, mengetahui seluruhnya tentang Amanat Agung tidak membuat Anda seorang pembangun Kerajaan, karena kuasa bukan pada pengetahuan itu tapi pada pergi. 1:10-18

    5. Masih Adakah Benih Tertinggal di Gudang?

      Jika hidup ini belum dipuaskan, pertimbangkan cara Anda dan bangunlah rumah Allah hari ini melalui doa, pergi, mengirim dan memberikan. Anda mungkin belum menghasilkan buah bagi Yesus sampai saat ini tapi jika Anda akan mengosongkan gudang Anda, janji Allah adalah "mulai hari ini Aku akan memberkatimu". Hag 2:19



    Sebagai Penutup Berdoalah Untuk Orang-orang
    Dunia yang Sangat Tak Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau
    di (www.ad2000.org) mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah sepakat untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Irak

    Nama                         Bahasa             Populasi
    (Herki)                      Herki               22.000
    Luri (Lur)                   Luri                67.000
    Persian (Irani)              Farsi, Western     250.000
    (Shikaki)                    Shikaki             22.000
    (Surchi)                     Surchi              11.000
    
    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England
    Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi,
    bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil.
    Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)

    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"
    


    DCI -- KABAR BAIK UNTUK YANG MISKIN [Indeks 00000]

    KABAR BAIK UNTUK YANG MISKIN

    00049 40. Mengapa Si miskin itu Begitu Miskin?
    00050 41. Diurapi untuk yang Miskin
    00051 42. Puasa yang Benar

    40. Mengapa Si Miskin Begitu Miskin?

    Nelson Mandela memahami aparteid dan kemiskinan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab:
    Luk 6

    Ayat hafalan Anda:
    "Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil, dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka". Ams 31:8-9

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Bagaimana Anda dapat menjadi tangan, kaki dan hati dari Yesus untuk orang miskin di kota Anda?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Pergilah sebagai satu team dengan suatu badan, Kristen atau non-Kristen, yang bekerja di antara orang miskin dan berikan dirimu sendiri melakukan suatu pekerjaan atau proyek untuk mereka.

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Jelaskan dalam satu halaman tentang detail praktis mengenai apa yang mungkin telah terjadi terhadap orang untuk membuat mereka miskin.

    Renungkan Kata Demi Kata Dalam Ayat Ini:
    Jer 22:16

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoalah Untuk Banglades - 132.000.000 orang termiskin, 87% Muslim, 10% Hindu, 0.08% orang percaya Injili, Kelebihan penduduk, banjir yang merusak


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Yesus, berbicara kepada orang banyak dari pedesaan yang hidup di bawah pengawasan militer Roma sang penindas dan pemimpin agamawi yang kaya, berkata, "Berbahagialah kamu orang yang miskin," Luk 6:17-20. Meskipun kita sering merohanikan referensi Yesus terhadap orang miskin diartikan kemiskinan rohani, kata yang digunakan Yesus disini adalah ptochos, secara harafiah si miskin yang gemetaran.

    Alkitab berisi sedikitnya 245 referensi mengenai si miskin sehingga Allah banyak berbicara tentang hal ini. Ini sangat dekat di hatiNya dan Allah tak pernah menganggap kemiskinan itu diberkati, dimuliakan, atau romantis, melainkan Alkitab berkata bahwa ini suatu kutuk.

    1. Mengapa Orang Miskin itu Miskin?

      Beberapa orang menjadi miskin dan tak berpunya bukan karena kesalahan mereka sendiri, melainkan karena eksploitasi dan penindasan, dosa-dosa orang kaya, para pemimpin yang korup, atau dominasi bangsa yang menyerang. Dalam bahasa Ibrani adalah rush dan ani.

      Si Miskin-Sederhana Milik Tuhan
      Beberapa umat Allah yang menderita oleh kemiskinan dan penindasan disebut si miskin-sederhana-nya Tuhan dan mereka berteriak kepada Dia dalam ketergantungan, Ex 1:11-12 (Ibrani: ani, Yunani: ptochos)

      Korban Bencana
      Orang bisa juga menjadi miskin karena suatu bencana alam, kecelakaan, musibah ekonomi nasional atau terlahir dalam keadaan lemah secara fisik, pun bukan karena kesalahan mereka sendiri. Mereka mungkin orang sederhana atau janda tanpa pertahanan, atau anak yatim. (Ibrani: Ebylon, dallah, dal).

      Dosa Pribadi
      Begitu banyak orang menjadi miskin karena dosa pribadi, yang secara keseluruhan merupakan kesalahan mereka sendiri. Lihat Job 33:3; Ams 13:25; 24:30; 21:5; Ams 22:16; 21:17; 28:22; bahkan De 28:48 (Ibrani: Chaser). Dosa pribadi menyebabkan kemiskinan, tetapi kemudian derita kemiskinan itu mengakibatkan dosa pribadi seperti mencuri dan mabuk oleh minuman keras, asusila, penyakit, kekerasan. Ams 30:9; 30:7.

    2. Bagaimana Mereka Dapat Diberkati?

      Yesus memanggil orang miskin diberkati karena Ia mengetahui bahwa mereka diberkati oleh Allah, Allah yang adil, Allah yang meletakkan semuanya dengan benar. Umumnya orang miskin belum pernah mendengar ini, biarlah mereka membuka hati dan tinggal untuk menerima berkat itu.

      Apa Jawaban Allah?
      Ams 31:8-9 berkata kepada orang-orang percaya dengan jelas apa yang harus dilakukan. "Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil, dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka". Masa depan orang miskin ada di tangan kita meskipun ini bisa menjadi pekerjaan yang berbahaya seperti resiko yang diderita oleh pembela orang miskin seperti Amy Carmichael, William Wilberforce dan William Booth.

      Allah Melihat Orang Miskin KepunyaanNya Berharga
      Baca Job 36:15; Ps 34:6; 35:10; 113:7-8, dan ketahuilah bahwa kabar baik dari Allah untuk si miskin ebyon, dal, dan dallah adalah Yesus, Luk 7:22.

      Kita Adalah Tangan Yesus
      Beberapa kutipan 1Yo 3:17 atau Jas 2:15; 1:27 dan berkata bahwa kita harus menolong saudara kita seiman lebih dahulu. Itu baik sebab sangat banyak perjuangan dalam kelemahan tetapi bahkan pemburu orang miskin. Allah berbicara kepada mereka khususnya dalam Ps 23:1; Ps 34:9-10. Lihat Job 29:15-16.

    3. Bagaimana Orang Miskin Diberkati?
      Ketika Yesus berkata, "Diberkatilah kamu yang miskin", Ia sedang melihat kepada murid-muridNya, Luk 6:20. Ini orang miskin yang juga murid-murid yang diberkati melalui iman mereka kepada Allah.

      Diberkati Melalui Perhatian Allah
      Allah mengerti penderitaan kemiskinan lebih baik daripada yang lain, sebab di kayu salib Allah sendiri sebagai Yesus menderita karena penghianatan, ketidakadilan, penindasan.

      • Ayub membela orang miskin, Ayu 31:16
      • Mazmur-mazmur Daud memberi harapan bagi orang miskin
      • Yesaya menubuatkan pertolongan bagi mereka yang mengasihi orang miskin, Yes 58:6-12
      • Hosea mengatakan kepada kita bagaimana Allah memenangkan hati, Ho 11:4
      • Yeremia bertanya apakah Anda sungguh mengenal Tuhan, Jer 22:16
      • Yesus diurapi Allah untuk melayani ptochos, orang miskin dan sederhana kepunyaan Allah, Luk 4:18-19
      • Paulus menempatkan doktrin kepada tindakan, Gal 2:10; 6:10; 2Ko 8:13
      • Yakobus menantang jemaat, Yak 2:5, 14-16
      • Jemaat Petrus peduli, Kis 4:34
      • Ucapan terakhir Yohanes, 1Yo 3:17-18

      Diberkati Melalui Pengampunan
      Dalam Yesus ada pengampunan Allah akan dosa-dosa pribadi yang memprovokasi kemiskinan. Kejatuhan ke dalam neraka dapat dihentikan dan berbalik arah.

      Diberkati Melalui Kasih Karunia Allah
      Yesus memberi orang miskin kuasa mengatasi pencobaan. Tangan yang dahulu mencuri sekarang bekerja untuk Allah, keluarga dan orang lain, Efe 4:28

      Diberkati Melalui Umat Allah

      Allah memerintahkan orang-orang percaya dengan miliknya dan dengan kebebasannya untuk menyediakan bagi orang miskin dan berdiri melawan ketidakadilan yang menggenggam jutaan di seluruh dunia dalam "rush" kemiskinan.

      Dalam konteks orang miskin, para murid diminta mengasihi musuh, yang mungkin adalah orang miskin yang merampok Anda, dan bukan hanya mengasihi orang yang mengasihi kita. Kita melakukan yang baik bukan hanya kepada mereka yang baik kepada kita, tidak menghakimi mereka dan tidak hanya meminjamkan kepada mereka yang membayar kembali. Ketika Anda memberikan kepada orang miskin kemudian itu akan diberikan kepada Anda, Luk 6:27-38. Mereka tak dapat membayar kembali kepada Anda, tetapi Allah yang akan membayarnya, Ams 19:17

      Injil memberkati orang miskin jika mereka datang kepada Kristus dan injil yang sama juga memberkati orang kaya jika mereka datang kepada Kristus. Tetapi jika seorang kaya menyebabkan orang lain menderita kemiskinan kemudian menurut Yakobus, biarlah dia hati-hati, Jas 5:1-6



    Sebagai Penutup Berdoalah Bagi Banyak Orang
    Yang Belum Terjangkau Dengan Nama
    Diambil dari Daftar Nama yang Belum Terjangkau Joshua Project 2000
    di (www.ad2000.org) mereka ini tak memiliki gereja dan kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah komit untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Jepang

    Nama                    Bahasa            Populasi
    (Amami-Oshima)          Amami-Oshima      16.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Anda diizin meng-copy untuk keperluan studi, bukan untuk diperjualbelikan atau untuk tujuan komersiil. Anda menerimanya secara gratis, karena itu berikan juga secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KABAR BAIK UNTUK YANG MISKIN [Indeks 00049]

    41. Diurapi Untuk Orang Miskin

    Pergilah ke tikungan-tikungan jalan, undanglah ke pesta setiap orang yang Anda temui.

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Yesaya pasal Yes 61; Mat 22:1-14

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Luk 4:18-19

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Di kota Anda, siapa yang dibicarakan dalam Yes 61. Sebutkan nama mereka, pekerjaan dan tempat tinggal. Berdoalah untuk mereka.

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Sebagai satu team, setelah banyak berdoa, kunjungilah daerah "lampu merah" di kota Anda untuk bernyanyi, memberitakan Yesus dan memberikan kasih dan persahabatan kepada orang yang sangat tersesat dan dicengkeram oleh dosa dan setan.

    Tugas Tertulis Untuk Program Diploma:
    Perhatikan Rom 1:18-32 dan tuliskan satu halaman penjelasan kejatuhan dalam kebejatan moral, sebagaimana terjadi dalam kehidupan nyata.

    Renungkan Kata Demi Kata Pada Ayat Ini:
    Yeh 36:37-38

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa Untuk Uganda - 22.000.000 Bantus dan Nilotics 84% Kristen, 8% Muslim, perang diikuti 60 tahun pemulihan, sangat banyak anak yatim dan masalah AIDS


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat dan kisah-kisah
    untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    Dalam Yes 61:45 ada satu janji khusus

    Mereka akan membangun kembali reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.

    Pusat-pusat kotanya begitu indah sebab uang telah digunakan untuk membuat pusat-pusat kota itu menyenangkan untuk orang bekerja dan menarik pengunjung. Tapi bagi jutaan pria, wanita, dan anak-anak yang tinggal di pusat kota itu, kenyataannya sangatlah berbeda. Mereka datang untuk mencari pekerjaan, gaji dan kehidupan yang lebih baik, namun yang mereka dapatkan adalah: Pengangguran, kemiskinan, eksploitasi, polusi, narkoba, hal yang buruk, kriminal, penyakit dan kekerasan. Bagi mereka dan bagi Allah, kota-kota itu telah hancur moral dan kerohaniannya dimana kehidupan telah dibinasakan untuk waktu yang lama. Mengapa?

    1. Kemiringan Kaki Gunung

      Rom 1:18-32 mengatakan bahwa sekali manusia lupa akan Allah yang hidup dan benar, mereka jatuh ke cengkeraman berhala, yang adalah permulaan dari tempat licin, kemiringan kaki gunung. Rom 1:21-23

      Akibat yang tak dapat dihindarkan dari penyembahan berhala adalah kemiringan yang lain, ke dalam ketidaksucian dan kebejatan moral. Rom 1:24-25

      Karena kebejatan moral tak pernah puas, pria dan wanita kemudian jatuh ke dalam persetubuhan yang tak wajar. Rom 1:26-27

      Akhirnya mereka jatuh ke dalam kebejatan yang paling bawah. Manusia menjadi tak berperasaan, tak beriman, tak punya kasih, kejam, yang ada di jalan raya bersamaan dengan kebohongan, dendam, perselisihan dan pembunuhan. Rom 1:28-32

      Kabar baiknya adalah bahwa Allah telah berjanji bahwa "mereka" akan membangun kembali kerusakan ini, dan memperbaiki tempat-tempat yang hancur.

    2. Siapakah Mereka Ini?

      Inilah jawaban yang mengagumkan. Dulu mereka adalah orang miskin, pria dan wanita yang patah hati. Mereka tertawan oleh dosa, diri sendiri dan setan melalui kecanduan dan penyalahgunaan. Dulu mereka adalah orang-orang yang terpenjara, bahkan di rumah tahanan, dan hidup mereka penuh kegelapan, putus asa, dan duka.

      Sekarang mereka dihibur.
      Sekarang mereka adalah orang-orang yang cantik.
      Sekarang mereka bersukacita dan bergembira.
      Sekarang mereka teguh, tidak goyah.
      Mereka disebut imam Tuhan
      Dan pelayan dari Allah kita.
      Mereka punya kekayaan untuk memberi makan.
      Mereka bersukacita bahkan berlimpah.
      Mereka memandang warisan yang ada di depan mereka.
      Keturunan mereka memberkati bangsa-bangsa.

      Dan setiap orang yang melihat mereka harus mengakui bahwa Allah sudah memberkati mereka. Tak heran mereka merayakan dan memuji Allah. Yes 61:1-11

      Bagaimana Ini Terjadi?
      Suatu perubahan gaya hidup seperti ini adalah mujizat Allah. Kuncinya terdapat di Yes 61:1 dimana seseorang, seorang penolong berkata, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku". Urapan berarti suatu panggilan dan dimampukan. 1Sa 16:13.

    3. Siapa yang Telah Tuhan Urapi?

      Tuhan Allah telah mengurapi Yesus, Anak-Nya. Luk 4:16-21 menjelaskan kepada kita bahwa Yesus pergi ke sinagoga, membaca janji Yesaya kepada orang banyak dan mendeklarasikan bahwa pada hari itu nubuatan digenapi. Yesus kemudian mulai melakukan semua yang Allah telah janjikan.

    4. Untuk Apa Yesus Diurapi?

      Untuk Menjadi Kabar Baik Bagi Orang Miskin
      Seorang miskin adalah seorang manusia yang merendahkan dirinya sendiri dan meminta pertolongan Allah, seperti orang yang sakit kusta dalam Luk 5:12-15. Seseorang mungkin kaya namun jika dalam jiwanya dia berteriak minta pertolongan, dia adalah orang yang rendah hati. Seorang pengemis yang tak punya apa-apa mungkin sombong dan berkata biarkan aku sendiri.

      Untuk Memberikan Kebebasan Bagi Para Tawanan
      Ketika Paulus dan Silas berada di penjara dalam Kis 16:16-40 mereka memuji Allah pada tengah malam. Tuhan mengirimkan gempa yang mebebaskan mereka dan juga membawa keselamatan bagi orang penjara. Sekarang ini pun Dia dapat melakukan hal yang sama bagi orang yang terpenjara oleh narkoba dan penyakit.

      Untuk Memberi Penglihatan Bagi yang Buta
      Beberapa orang buta secara fisik, namun banyak tidak dapat masuk atau melihat Kerajaan Allah karena mereka buta secara rohani. Yesus berkata bahwa mereka harus dilahirkan kembali. Yoh 3:3,5

      Untuk Membebaskan Orang Tertindas
      Yesuslah yang membebaskan orang dari setan yang menyengsarakan melalui takut, marah, kebencian, penolakan, mengasihani diri sendiri, kegagalan, dengan visi dan suara pada malam hari.

      Untuk Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan
      Orang-orang jalanan yang sangat miskin, hancur dan tertawan oleh dosa bertemu Yesus dan mendapatkan bahwa sekarang Dia masih memulihkan hidup, kesehatan, dan harapan para pria dan wanita dan memberi mereka martabat dan tujuan hidup. Dan berkat tidak berhenti di sini.

    5. Allah Juga Mengurapi Orang Jalanan.

      Yesus berkata bahwa bila Roh Tuhan yang Maha Kuasa datang kamu juga menerima kuasa untuk memberitakan kepada banyak orang bahwa Yesus hidup hari ini dan melakukan mujizat di dalam kota. Kis 1:8

      Yesus berkata bahwa jika seseorang percaya kepada-Nya maka dia juga melakukan apa yang telah dilakukan Yesus bahkan hal yang lebih besar. Yoh 14:12

      Yesus berkata bahwa seperti Bapa-Nya yang mengirim Dia untuk menyelamatkan manusia di dalam dunia yang penuh dosa dan dikuasai oleh setan, maka Dia juga mengirim murid-murid-Nya untuk melanjutkan pekerjaan penyelamatan dan pemulihan. Sehingga mereka yang sebelumnya adalah korban jalanan menjadi penolong. Mereka adalah orang-orang yang Yesus urapi, datangi, ubah, urapi, dan kirim untuk membangun kembali dan memulihkan kehidupan yang telah dihancurkan oleh dosa, penyakit, dan setan.

    ------------------------------------


    Diambil dari Joshua Project 2000 Daftar Orang-orang Tak Terjangkau di
    (www.ad2000.org), mereka belum mempunyai gereja dan tak ada kelompok sel,
    gereja atau misi yang telah bersedia untuk berdoa, mengadopsi
    atau perintisan gereja di antara orang-orang ini.



    Kazakhstan

    Nama                          Bahasa               Populasi
    (Chechen, Shishan)            Chechen               52.000
    Kurd, Northern (Kermanji)     Kermanji (Kurmanji)   27.000
    (Parsee)                      Parsi (Parsee)       110.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara cuma-cuma, maka berikanlah secara cuma-cuma.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KABAR BAIK UNTUK YANG MISKIN [Indeks 00049]

    42. Puasa yang Benar

    Sedang berpuasa atau berpestakah hari ini?

    (Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Yes 58; Mat 6:16-18

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa. Mat 17:21, catatan kaki.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Dalam cara praktis apa yang mungkin dilakukan di negara Anda tentang puasa yang dikehendaki Allah. Tindakan apa akan harus diambil selain berdoa.

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Renungkan Yoel 1 dan Yoel 2 untuk menemukan penyebab ancaman. Refleksikan baris demi baris nasehat Tuhan di Yoel 1:13-14; 2:12-17. Visualisasikan dalam pikiran Anda seperti apa dalam prakteknya. Apakah sesuatu yang serupa terjadi sekarang ini? Bagaimana itu bisa terjadi?

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Tuliskan kisah tentang apa yang terjadi setelah berpuasa seperti yang disebutkan dalam ayat 3 dari 2Ta 20.

    Renungkan Kata Demi Kata Ayat Ini:
    Mat 6:16-18

    Gunakan Satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Spanyol - 40.000.000 Orang Eropa Selatan, penganiayaan gereja Protestan 1% yang telah berlangsung sejak lama, 27% mempraktekkan Roma Katolik, 60% pertumbuhan gereja adalah kaum gipsi!


    Pastikanlah bahwa Anda mengajarkan pelajaran ini kepada orang-orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkanlah diri anda sebaik-baiknya.
    Waktu Anda mengajar, tambahkanlah ayat-ayat Alkitab dan ceritera-ceritera yang Anda
    pilih sendiri sebagai ilustrasi supaya proses pengajaran menjadi menarik, semarak dan hidup.



    Meskipun fokus dari pelajaran ini adalah pada apa yang Allah sebut sebagai puasa yang dikehendaki-Nya, puasa yang benar, namun kita akan mulai dengan melihat pada puasa yang umum, yaitu tanpa makanan dan kadangkala juga tanpa minum, karena sesuatu alasan.

    Mengapa Berpuasa?
    Puasa mengatakan kepada tubuh, perut dan nafsu makan kita bahwa roh kita menguasai kehidupan, dan dengan mengubah waktu makan maka kita dapat lebih dekat kepada Allah. Bila ini dikehendaki Allah, puasa memberi manfaat rohani yang sangat besar Mat 17:21. Banyak dokter yang juga mengakui bahwa puasa yang teratur baik bagi tubuh.

    1. Apakah Kita Harus Puasa?

      Dalam Mat 6:16-18 Yesus mengasumsikan bahwa pengikut-pengikut- Nya akan puasa terus. Ia berkata "ketika engkau berpuasa", bukan "jika engkau berpuasa". Puasa adalah suatu motif gaya hidup ilahi dari zaman permulaan.

      Puasa Memerlukan Motivasi yang Benar
      Puasa tidak akan memelintir tangan Allah untuk menolong Anda. Puasa tidak akan menolong Anda mendapatkan jalan Anda sendiri, itu mogok makan.

    2. Kapan Kita Sebaiknya Puasa? Ada banyak peristiwa dalam Alkitab yang menceritakan tentang orang- orang yang berpuasa, baik berpuasa sendiri atau pun yang bersama- sama.

      1. Ketika mendengar berita buruk, Neh 1:4, 2Sa 1:12.
      2. Saat keluarga, sahabat, atau orang lain sedang sakit,
      3. 2Sa 12:16; Maz 35:13.
      4. Pada saat kematian, 1Sa 31:13, 2Sa 3:35
      5. Saat bahaya, Est 4:16; Dan 6:18; Kis 27:33-34
      6. Saat terancam bencana nasional, Hak 20:26; 2Taw 20:3;
        Yoel 1:14; 2:12-15.
      7. Pada waktu terancam penghakiman, Yer 36:9; Yun 3:5-10.
      8. Sebelum mengadakan perjalanan, Ezr 8:21-23
      9. Pada pengakuan dosa di muka umum, Neh 9:1-2; 1Sa 7:6
      10. Dalam pertobatan pribadi, 1Ra 21:27-29; Ezr 10:6
      11. Saat bersyafaat, Dan 9:3
      12. Saat merespon wahyu dari Allah, Dan 10:1-3; Kis 9:9
      13. Ketika mentahbiskan atau mengutus pelayan, Kis 13:3; 14:23.

        Apa Seharusnya Kita Lakukan Pada Saat Berpuasa?
        Berdoa, Dan 9:3; Yer 14:12 Merendahkan hati, Ula 9:18, Neh 9:1 Membaca Firman Tuhan, Yer 36:6

        Berbagai Jenis Puasa
        Untuk memulai mengapa tidak makan satu kali demi untuk berdoa, atau Anda dapat puasa dari makan malam ke makan malam berikutnya. Dalam keadaan khusus Musa, Elia, dan Yesus berpuasa penuh selama 40 hari. Kel 24:18, 1Ra 19:8; Mat 4:1-2. Biasanya Anda seharusnya selalu minum minuman extra dan sangat jarang berpuasa minum. Anda juga dapat berpuasa dari hal yang manis dan mewah. Daniel berpuasa seperti ini selama tiga minggu, Dan 10:2-3. Anda akan lebih baik lagi bila secara teratur Anda berpuasa dari TV, olahraga dan bahkan dari berhubungan suami-isteri untuk lebih mencari Allah. 1Ko 7:5. Seperti Daud, murid-murid Yohanes, Hana, Paulus, Kornelius dan beberapa orang lain berpuasa sebagai gaya hidup.

        Lihat Maz 109:24; 69:10; Mat 9:14; Luk 2:37; Kis 10:30; 13:3; [sweb]Kis 14:23; 2Ko 11:27[/sweb].

    3. Sekarang, Puasa yang Dikehendaki Allah

      Adalah baik bagi kita semua untuk kadang-kadang berpuasa sebagaimana yang ditunjukkan oleh Roh Kudus, tapi ada puasa lain yang sangat besar kuasanya. Kita bisa menyebutnya kehidupan yang berpuasa.

      Tak Semua Puasa Menyenangkan Allah
      Dalam Zak 7:5-6 Tuhan bertanya kepada umat dan imam apakah mereka sedang berpuasa untuk Dia atau untuk yang lainnya? Puasa dalam Yes 58:1-5 pasti tidak menyenangkan Allah. Bahkan pada hari berpuasa di hadapan Tuhan, umat mengeksploitasi para pekerja mereka, bertengkar, saling memukul, menjadi munafik, mencoba memeras Allah, mengeluh dan melalaikan perintah Allah. Dia berkata, "suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi!".

    4. Jenis Puasa Apa yang Menyenangkan Allah?

      Allah berfirman dalam Yes 58:6-12, "Ini puasa yang Kukehendaki", dan Dia menganjurkannya kepada kita. Puasa ini tidak hanya dengan melakukan penyangkalan diri atas makanan, tapi juga dengan penyangkalan diri dan untuk hidup bagi Allah. Puasa ini tidak hanya untuk satu hari saja, tapi untuk selamanya, selama kita hidup.

      Dia Minta Kita untuk Menyangkal Diri dan:

      Melepaskan rantai ketidakadilan.
      Melepaskan ikatan kuk.
      Memenuhi kebutuhan orang tertindas.
      Memutuskan setiap kuk.
      Membagikan makanan Anda kepada orang-orang yang lapar.
      Menyediakan tempat bagi orang-orang miskin yang tidak punya rumah.
      Ketika melihat orang lain telanjang, beri dia pakaian.
      Menolong darah daging kita.
      Jauhkan kuk penindasan.
      Jangan menunjuk-nunjuk dan bicara dendam.

      Puasa ini mengubah dunia tapi membawa tuntutan kerohanian, emosi dan materi yang hebat, tapi lihat diri Anda sendiri bagaimana Allah berjanji untuk secara ajaib menopang mereka yang berani menyangkal diri sendiri dan hidup mewakili orang miskin dan tertindas.

      Terangmu akan datang seperti fajar pagi.
      Kesembuhanmu akan segera muncul.
      Kebenaran ada di depanmu.
      Tuhan akan menjadi penjaga di belakangmu.
      Ketika engkau memanggil, Tuhan akan menjawab.

      Berserulah meminta pertolongan, Dia akan berkata, Aku di sini.

      Terangmu akan bersinar di dalam kegelapan.
      Malammu akan seperti siang hari.
      Tuhan akan selalu membimbingmu.
      Dia akan memuaskan kebutuhanmu.
      Dia akan menguatkan kerangkamu.

      Engkau akan menjadi taman yang subur.
      Engkau akan menjadi mata air yang tak pernah kering.
      Orang-orangmu akan membangun kembali kehancuran yang lama.
      Engkau akan memperbaiki dan memulihkan masyarakat.
      Lihat juga Zak 7:8; 8:16-19.



    Sebagai Penutup Berdoalah Bagi Banyak Orang
    yang Belum Terjangkau dengan Nama
    Diambil dari Daftar Nama yang Belum Terjangkau Joshua Project 2000
    di (www.ad2000.org) mereka ini tak memiliki gereja dan kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah komit untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Kirgistan

    Nama                   Bahasa                   Populasi
    (Azerbaijani)          Azerbaijani, North       17.000
    (Azerbaijani)          Azerbaijani, South       16.000
    (Turk)                 Turkish                  22.000

    © Dr Les Norman - School of Mission On-line Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang sering ditanyakan)

    (Information) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00000]

    KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN

    00052 43. Pekerja Jam Kesebelas
    00053 44. Bagaimana Yesus Hidup?
    00054 45. Memerangi Kemiskinan
    00055 46. Kelaparan ke Kelimpahan
    00056 47. Mata Uang Kerajaan
    00057 48. Kunci Kerajaan
    00058 49. Ekonomi Kerajaan
    00059 50. Langkah Pertama Seorang Murid
    00060 51. Panggilan Allah

    43. Pekerja Jam Kesebelas

    Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Mat 20

    Inilah Ayat Hafalan Anda:
    Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Maz 121:1-2

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Maukah Anda beresiko menjadi pekerja jam kesebelas? Jika Allah memanggil Anda untuk pergi ke kebun anggur-Nya tapi Anda tak tahu dari mana uang datang beranikah Anda pergi?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Buatlah sebuah ringkasan drama yang menggambarkan kisah Lazarus dan orang kaya, dan lihatlah apakah Anda dapat melatihnya dan mempresentasikannya di gereja. Buat sesuatu yang menyakitkan tentang pengemis Kristen.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Berbincanglah dengan beberapa pendeta dan penginjil dan mintalah mereka untuk menceritakan kesetiaan Allah kepada mereka. Tulislah dalam dua halaman.

    Renungkan Ayat Ini Kata Demi Kata:
    Luk 15:31

    Gunakan Satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa Untuk Etiopia - 53.000.000 orang Nilotic meninggal karena kelaparan, peperangan dan Marxisme. Salah satu dari bangsa dan orang Kristen tertua sejak abad ke 4, sekarang 58%


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat dan
    kisah-kisah untuk dibawa ke dalam kehidupan.



    1. Mengapa Para Pekerja Jam Kesebelas?

      Dalam Mat 20:1-15 adalah kisah yang diceritakan Yesus tentang para pekerja yang dipekerjakan pada waktu yang berbeda dalam satu hari. Ada yang dipekerjakan mulai pagi, yang lain pada siang hari dan semuanya dijanjikan upah. Tetapi para pekerja dibayar pada jam yang ke sebelas, pada akhir dari hari hanya diminta bekerja di kebun anggur tanpa kesepakatan tentang upah. Mereka harus percaya bahwa tuannya akan berlaku adil, dan mereka tidak akan dikecewakan.

      Allah Itu Murah Hati dan Berkehendak
      Tuan itu berkata, "Aku murah hati" Mat 20:15, mencerminkan sifat Bapa Surgawi. Dalam perumpamaan anak bungsu yang boros, Luk 15:11-31, ketika anak sulung menunjukkan suatu kepahitan, sikap jahat, ayat Luk 15:28-30, sang bapa menyatakan lagi kemurahan dan kebaikan hati Allah, ayat Luk 15:31.

      Menurut jam nubuatan Allah, yaitu jam 11.55 malam (jam 23.55) dan pada jam 12 malam Tuhan Yesus kembali. Jadi banyak pekerja jam kesebelas yang dipanggil Allah untuk penuaian akhir tak punya upah tetap, tapi tak seorangpun akan dikecewakan. Jangan khawatir jika Anda tak tahu apa yang dilakukan. Anda dapat belajar dari orang lain sebab banyak yang telah menjalani jalan iman pada 2000 tahun silam ini. Allah sangat berpengalaman dalam menjaga umat-Nya dan apa yang telah dilakukan-Nya sebelumnya, akan dilakukan lagi. Pengk 1:9.

    2. Bagaimana Seorang Pekerja Jam Ke Sebelas Hidup?

      Sangatlah mahal untuk hidup di dunia sekarang ini, tapi kehidupan bukan hal utama. Standard Allah ialah bahwa kita mempunyai cukup untuk diri sendiri dan sangat banyak sekali untuk diberikan kepada orang lain. 2Kor 9:8-11. Adalah mungkin dan berikut ini beberapa pilihan yang umum:

      Anda Dapat Mengikuti Model Klasik
      Biasanya seperti ini, "Gereja saya menyediakan segala sesuatu untuk saya sehingga saya dapat berangkat". Ini adalah model klasik barat model membayar para pemimpin gereja dan mendukung para misionaris. Kerja mereka telah menyentuh lebih dari setengah dunia dalam 200 tahun terakhir dan kita bersyukur pada Allah atas gereja-gereja yang memungkinkan hal itu.

      Tapi ada satu masalah besar karena model ini tak mungkin bagi gereja-gereja di negara berkembang. Mereka punya sumber daya manusia yang sangat banyak untuk misi tapi uang yang ada sangat sedikit untuk membiayai para penginjil, pendeta dan misionari yang memiliki keinginan untuk melakukan penginjilan.

      Jadi tak setiap orang dapat berharap untuk dikirim dengan mendapatkan gaji. Dalam setiap peristiwa tidak akan pernah cukup untuk pria dan wanita yang ingin melayani Tuhan di dunia berkembang. Apa lagi yang dapat mereka lakukan?

      Alternatif yang Populer: Model Lazarus.
      Lazarus dalam Luk 16:19-22 adalah seorang pengemis yang penuh luka dan kudis dan setiap hari menghabiskan waktunya dengan menantikan orang kaya keluar dari pintunya. Sekarang Lazarus percaya Allah karena ketika dia mati dia dibawa ke pangkuan Abraham, tapi orang kaya itu tidak percaya dan ketika dia mati dia pergi ke neraka.

      Apa yang Diperoleh Para Pengemis?
      Koreng dan luka dari keterlantaran ketidakadilan. Mereka dipandang rendah, orang menghindari bertatapan dengan mereka. Dalam tiap peristiwa para pengemis hanya pernah mendapat beberapa recehan yang dilemparkan kepada mereka.

      Apakah itu Layak?
      Banyak pendeta khususnya di negara berkembang telah mengadopsi metode Lazarus untuk mengumpulkan dana. Mereka menulis surat kepada orang- orang Barat menceritakan kisah sedih dan mengirim foto-foto. Mereka melukiskan Kristus dengan tangan-Nya mengemis bukannya dengan tangan- Nya terbentang menebus manusia akan kebutuhan mereka yang lebih besar. Yesus mereka dapat menyelamatkan dunia tapi tak mampu memberikan makanan untuk pelayan-Nya.

      Suatu Hari Si Pengemis Mati
      Luk 16:22. Jika oleh tiap kesempatan dia masih hidup di hatimu, letakkan dia dalam kuburan miliknya. Hari ini.

      Oh ya - dapatkah Anda melihat kesalahan yang disengaja dalam Maz 121. Sangat menakjubkan berapa banyak orang yang berkata seperti ini -

      "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
      dari manakah akan datang pertolonganku?
      Pertolonganku ialah dari Barat
      yang memiliki langit dan bumi?"

      Apakah Anda melihat kesalahannya? Pertolongan kita hanya datang dari Tuhan. Jadi mata tetap memandang pada Yesus, dari mana pertolongan kita akan datang. Dalam setiap peristiwa tak satu pun dari kisahmu bisa menggerakkan orang-orang Barat untuk menolong, tapi satu kata dari Yesus akan menggerakkan mereka.

    3. Orang Sewaan

      Anda dapat menemui orang ini dalam Yoh 10:11-15. Orang ini pekerjaannya sebagi gembala, atau pendeta, untuk uang dan jabatan, bukan karena dia memperhatikan dombanya. Dia adalah seorang gembala yang salah karena ketika serigala kesengsaraan datang, dia lari dan meninggalkan dombanya untuk dimangsa. Banyak gereja yang baik telah dihancurkan oleh orang semacam ini.

      Bergabunglah Bersama Kami dan Kami Akan Membelikan Anda Sebuah Sepeda
      Beberapa gereja besar mengiming-imingi pendeta gereja di desa untuk bergabung bersama mereka demi uang. Hanya orang-orang sewaan yang pernah membeikan kawanan domba mereka kepada tuan yang lain, jadi jika seseorang datang dengan tawaran seperti itu, katakan padanya bahwa Anda tidak dijual. Tak cukup semua uang di dunia ini untuk membeli umat Allah yang sejati.

    4. Darimana Anda Akan Dapat Uang?

      Kita akan segera membicarakan ini secara detail tapi ini adalah ada satu prinsip penting yang sungguh-sungguh perlu dipelajari. Dalam Yoh 5:1-9 Anda akan menemui seseorang yang sudah lama cacat. Ketika ditanya, dia berikan tiga alasan umum untuk mengatakan bahwa dia tak dapat melakukan sesuatu atau pergi ke suatu tempat, yaitu: -

      1. - Tak ada orang yang menolong aku

      2. - Aku sedang mencoba, tapi
      3. - Orang lain selalu mendahului aku untuk mendapatkan berkat.

      Itu benar untuk dia, dan itu mungkin benar untuk Anda, dan itu mungkin benar untuk banyak orang juga, tapi seperti dia Anda juga punya Yesus yang berbicara kepada Anda. Dia mendengarkan Tuhan, taat, bangkit dan berjalan ke dalam kehidupan yang berguna melalui kasih karunia Allah.



    Sebagai Penutup Berdoalah Bagi Banyak Orang
    yang Belum Terjangkau Dengan Nama
    Diambil dari Daftar Nama yang Belum Terjangkau Joshua Project 2000
    di (www.ad2000.org) mereka ini tak memiliki gereja dan kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah komit untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Laos

    Nama                     Bahasa               Populasi
    (Hani)                   Hani                 30.000
    (Lor)                    Lor                  10.000
    Pacoh (Bo)               Pacoh                21.000
    Shan (Thai Yai)          Shan                 24.000
    (Sila)                   Sila                 22.000
    Tai, White (Thai Trang)  Tai Don              38.000
    (Thai Nung)              Nung 2               47.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang sering ditanyakan)

    (Information) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    44. Bagaimana Yesus Hidup?

    Seorang tukang kayu masih dapat mengubah dunia!

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Fil 4:2-20

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Fil 4:19.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Bicarakan prinsip-prinsip yang telah Anda temukan dalam kehidupan Yesus dan Paulus. Tak dapatkah Anda juga seperti cara itu juga?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Buatlah suatu budget pribadi atau keluarga tentang pemasukan dan pengeluaran Anda setiap bulanan dalam setahun. Daftarkan semua pemasukan Anda yang diharapkan di satu sisi dan pengeluaran Anda yang diperkirakan pada sisi lain. Apakah keduanya seimbang? Pemasukan melebihi pengeluaran adalah berkat, pengeluaran melebihi pemasukan adalah stress.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Daftarlah semua kelimpahan dan kemiskinan yang disebutkan di Ula 28 dan tuliskan dalam satu halaman mengapa masing-masing itu terjadi.

    Renungkan Ayat Ini Kata Demi Kata:
    Ula 28:47

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Jibouti - 473.000 Muslim Somalia dan Arab Hanya ada sedikit orang Kristen di tanah gurun Afrika yang panas.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik ayat-ayat dan kisah-kisah untuk
    dibawa ke dalam kehidupan.



    Allah Mempunyai Seorang Anak, Dia Misionaris.

    Bagaimana Yesus hidup? Bagaimana Dia membeli makanan-Nya dan membayar tagihan-Nya? Apakah Dia mengubah batu menjadi roti sebagaimana Dia pasti bisa melakukannya, atau apakah Dia melayani sebagaimana seorang yang diberi kuasa Roh Kudus? Fil 2:6-8, dan Kis 1:2 mengatakan kepada kita hal itu adalah yang terakhir.

    Kita tidak tahu semua jawabannya tetapi Alkitab memberikan banyak kunci tanpa memberikan metode khusus. Mari kita membahas satu pertanyaan penting terlebih dahulu.

    Apakah Yesus Orang Miskin?

    Kebanyakan orang dan pendeta akan menjawab, "Ya, Dia miskin". Orang- orang sepertinya berpikir ada sesuatu yang kudus dan rendah hati mengenai kemiskinan, meskipun sebenarnya Alkitab berkata bahwa kemiskinan adalah sebuah kutuk. Ula 28:47.

    Mengapa Orang Miskin Akan Mempunyai Bendaharawan

    Apakah orang-orang miskin yang Anda kenal mempunyai seseorang yang selalu bersama dengan mereka untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran uang mereka? Satu hal yang pasti, Yesus mempunyai sumber bagi diri-Nya sendiri, untuk duabelas murid-Nya, orang-orang yang lapar, dan untuk memberi. Seorang miskin tidak akan pernah mempunyai seorang bendaharawan, tapi Yesus mempunyainya. Jadi ada uang, tapi dari mana asalnya?

    Yesus Memilih Kelemahan

    Sekarang ini setiap orang mencari kekuatan tapi Yesus memilih menjadi lemah, rentan dan bergantung kepada Bapa-Nya dan sahabat-sahabat-Nya.

    1. Dia memilih dilahirkan dalam keadaan yang paling rendah.
    2. Dia memutuskan untuk berada dalam keluarga seorang pekerja
      biasa.
    3. Dia memilih menjadi pekerja biasa dalam masyarakat, tidak
      berpindah dari himpitannya. Dia membuat diri-Nya sendiri rentan,
      tunduk pada ekonomi setempat dan bergantung.
    4. Dia diurapi dengan sukacita tapi juga terbiasa dengan
      penderitaan orang-orang disekitar-Nya. Yes 53:3.
    5. Yesus memilih untuk pergi tanpa membawa hal-hal yang
      menurut orang lain diperlukan. Dia berkata bahwa Dia tidak punya
      tempat untuk meletakkan kepala-Nya, mungkin berarti kekayaan yang
      dimiliki-Nya, sebab rumah-rumah yang bagus selalu terbuka bagi Dia.
      Oleh karena itu pengeluaran dan hutangnya tetap yang terendah. Kita
      mengetahui bahwa Dia memilih tidur di luar paling tidak 40 malam.
    6. Dia bekerja membuat dan memperbaiki perabotan sampai Dia
      berusia 30 tahun.
    7. Dia mendapatkan pertolongan dan keramahtamahan. Kita tahu
      Yesus di rumah Zakeus, Matius, Simon orang Farisi, Marta dan Maria di
      Betani, ibu mertua Petrus, dan lainnya.
    8. Dia tidak terlalu bangga menjadi laki-laki yang disukai
      oleh para wanita. Luk 8:3.
    9. Dia mengizinkan murid-murid-Nya untuk melanggar aturan-
      aturan gereja tentang ketetapan Allah. Mat 12:1-8.
    10. Murid-murid-Nya pergi belanja, Yoh 4:8, dan juga
      menangkap ikan untuk dimakan dan dijual.
    11. Ada mujizat-mujizat persediaan dari waktu ke waktu tapi
      itu adalah perkecualian bukan peraturan, dan termasuk seekor ikan
      yang di mulutnya terdapat uang koin; menggunakan makanan seorang anak
      laki-laki untuk memberi makan 5000 orang dan seekor ikan yang
      ditangkap untuk dimakan.

    Sederhana Tidak Luar Biasa!

    Hal utama yang Allah ingin lakukan melalui kisah Yesus adalah bahwa ada ketetapan yang ajaib ketika kita membutuhkannya tapi umumnya ketetapan Allah untuk para pekerja jam ke-11 akan datang melalui kejadian-kejadian setiap hari dan melalui orang-orang biasa yang Dia bawa di jalan kita. Tetaplah di dalam kekudusan, kelembutan dan hidup untuk orang lain dan Anda akan melihat bagaimana Allah membangun jembatan yang kuat di bawah kaki Anda ketika Anda melangkah keluar ke udara yang tipis mengenai iman di dalam Dia dan Firman-Nya. Lihat Yoh 6:35.

    Bagaimana Paulus Hidup?

    Sekarang, bagaimana dengan Paulus, orang yang membuka Eropa untuk penginjilan, dan yang menulis banyak tentang surat-surat di Perjanjian Baru.

    Siapa yang Mendukung Pelayanan Paulus?

    Bukan gereja di Antiokia, karena pada prakteknya hal itu tak mungkin ketika itu. Dalam setiap kejadian Paulus diberangkatkan oleh Roh Kudus bukan diutus oleh Roh Kudus. Gereja-gereja mendukung dia, dan gereja-gereja juga menarik kembali dukungannya. Hanya ada satu gereja yang mendukung pekerjaan perintisannya. Lihat Fil 4:16.

    1. Dukungan dari Antiokia, hanya dapat terjadi sesekali.
      Bagaimana mereka dapat mengetahui keberadaan Paulus? Tak ada kartu
      kredit, bank, surat tercatat, uang melalui pelayanan kabel atau
      telepon.
    2. Seperti Yesus, Paulus disambut dengan keramahtamahan
      bahkan dari pengungsi seperti Priskila dan Aquila dalam rumah yang
      sederhana. Kis 18:3.
    3. Di Siprus, keluarga Barnabas mempunyai beberapa rumah.
      Jadi dimana mereka tinggal? Bersama mereka!
    4. Di dalam penjara, orang membawa makanan dan kemudian sipir
      penjara membuat makanan. Kis 16:34.
    5. Di Filipi, dia menginap di rumah Lydia, seorang wanita
      pengusaha yang baru bertobat, Kis 16:15.
    6. Paulus mempunyai bengkel kerja untuk membuat dan menjual
      barang di pasar, untuk menyedikan kebutuhannya dan orang lain.
      Kis 18:3; 11:26; 20:24; 2Te 3:8
    7. Kaum Lewi, yang merupakan pekerja Kristen Perjanjian Lama
      yang bergantung pada Rumah Ibadat. Tapi ketika Rumah Ibadat tidak
      dapat membantu mereka, mereka mempunyai ladang sendiri untuk
      menghasilkan makanan dan menjualnya.
      Bil 3; Bil 18:21; 35:2,6-7; Neh 13:10.

    Dukungan Teologi Paulus

    Paulus, ahli teologia terbesar pada zamannya menjelaskan cara hidupnya seperti ini, "Aku kerjakan apapun yang perlu, yang terbaik yang dapat aku lakukan dimanapun aku berada. Aku telah mempelajari rahasia untuk bersukacita dalam segala keadaan, dalam kemiskinan dan dalam kelimpahan. Aku bekerja keras untuk maju dan aku adalah sebagaimana aku ada oleh kasih karunia Allah" 1Ko 15:10.

    Anda telah melihat bahwa Anda tak perlu harus menjadi orang yang besar imannya untuk melangkah menjawab panggilan Allah. Dua orang terbesar dalam Perjanjian Baru telah menunjukkan kepada kita bagaimana berterusterang untuk hidup dalam kasih karunia dan ketetapan Allah.


    Sebagai Penutup Berdoalah Bagi Banyak Orang
    yang Belum Terjangkau Dengan Nama
    Diambil dari Daftar Nama yang Belum Terjangkau Joshua Project 2000
    di (www.ad2000.org) mereka ini tak memiliki gereja dan kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah komit untuk berdoa,
    mengadopsi atau pertumbuhan gereja di antara orang-orang ini.



    Libia

    Nama                     Bahasa               Populasi
    Zuara (Zwara, Zuraa)     Zuara                33.000

    © Dr Les Norman - School of Christian Leadership, England Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang sering ditanyakan)

    (Information) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    45. Memerangi Kemiskinan

    Dalam Yesus Anda akan menemukan cara-cara memerangi kemiskinan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    2Kor 8 dan 2Kor 9

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. 2Kor 8:9.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Jujurlah terhadap diri sendiri. Apakah Anda telah sedang menerima kemiskinan sebagai hal yang tak terelakkan dan tidak berusaha untuk melakukan perang rohani terhadap kuasa kegelapan yang mengganggu Anda?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Temukanlah alasan untuk menyanggah pelajaran ini. Jika Anda tidak dapat kemudian bertobatlah kepada Allah karena menerima kutuk sebagai hal normal, dan dalam doa di dalam nama Yesus, berdirilah pada firman Allah, umumkan kepada setan bahwa perang terhadap kemiskinannya telah mulai.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Tuliskan satu halaman untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan "unta berpunuk tiga" dalam kehidupan sehari-hari.

    Renungkan Ayat Ini Kata Demi Kata:
    Maz 23:1

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoalah untuk Kuwait - 1.300.000 orang Arab dan imigran. Penghasilan utama dari minyak, orang Kuwait adalah Muslim, para imigrannya mungkin orang Kristen.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Berdoalah selalu dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat membawanya
    ke dalam kehidupan-ayat dan kisah-kisah untuk



    Menunggang Unta Berpunuk Tiga

    Orang-orang mengatakan bahwa menunggang unta yang berpunuk satu atau dua itu tidak menyenangkan, jadi bayangkan suatu perjalanan panjang dengan menunggang unta yang berpunuk tiga. Tapi itulah apa yang sebenarnya kita sebut menjalani kehidupan pelayanan Kristen. Dengarkan apa yang Paulus katakan tentang gaya hidup keuangannya sendiri dalam Kis 20:33-35:

    Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini
    dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri
    aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku -

    Kebutuhanku sendiri,
    Kebutuhan kawan-kawan seperjalananku
    Dan kebutuhan orang-orang yang lemah...
    karena lebih berbahagia memberi daripada menerima.

    Punuk 1 - memenuhi kebutuhan Anda sendiri

    Punuk 2 - mempunyai uang yang cukup untuk menolong kawan-kawan Anda

    Punuk 3 - mempunyai uang untuk diberikan kepada orang miskin. Tujuannya adalah mempunyai cukup untuk diri Anda sendiri dan bahkan untuk diberikan kepada orang lain. Mungkin sukar untuk membayar tagihan-tagihan Anda, jadi bagaimana mungkin Anda pernah berpikir tentang memberi?

    Iman Untuk Memerangi Kemiskinan

    Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, dan iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Jadi apa yang Tuhan harus katakan?

    Ibr 11:6; Rom 10:17.

    Allah Memberikan Kemampuan Untuk Menghasilkan Kekayaan

    Ula 8:18 menegaskan bahwa Allah yang memberikan kemampuan untuk menghasilkan kekayaan. Allah tidak memberi Anda kekayaan, Dia memberi Anda kemampuan untuk menghasilkan kekayaan. Apakah Anda telah meminta kemampuan itu? Allah mampu Apa yang Dia mampu lakukan?

    Dia mampu untuk - Membuat segala kasih karunia melimpah atas Anda sehingga dalam segala hal, pada segala waktu, mempunyai segala yang Anda butuhkan, Anda akan melimpah dalam setiap pekerjaan baik.

    Kuncinya adalah banyak menabur supaya banyak menuai. Jika Anda akan melakukan janji firman Allah itu Anda akan menjadi kaya dalam setiap langkah. Mengapa Allah akan melakukan itu? Sehingga kamu menjadi bermurah hati dalam setiap kesempatan, terhadap kawanmu dan orang miskin, dan kemurahan hatimu akan menghasilkan ucapan syukur kepada Allah. 2Kor 9:6-11.

    Pemberian Allah yang Tak Terlukiskan

    Paulus menyimpulkan pasal-pasalnya tentang kebebasan finansial dengan bersyukur atas pemberian Allah yang tak terlukiskan. Apakah pemberian itu?

    Pemberian itu ialah Tuhan Yesus Kristus

    Hanya karena Yesus dan semua penderitaan-Nya dan karya-Nya di kayu Salib yang menyebabkan berkat-berkat Allah ada dalam hidup kita.

    Apa yang Terjadi di Kayu Salib?

    Yesus memikul semua hal yang merusak kita dan memberi kita berkat-berkat Allah. Perubahan yang luar biasa terjadi.

    Dia disalibkan karena pemberontakan kita.

    Dia disiksa karena kejahatan kita.

    Dia dihukum untuk memberi damai pada kita.

    Dia disakiti agar kita sembuh.

    Yes 53:5-6; 1Pe 2:24.

    1. Yesus memikul dosa kita dan memberi kita pengampunan Allah. Kita percayai ini dan kita lawan usaha setan yang mencoba merampas kita dari keselamatan kita. Ya?

    2. Yesus memikul sakit kita dan memberi kita kesembuhan. Kita percayai ini dan lawan usaha-usaha setan untuk mencuri kesehatan kita.

    3. Yesus memikul hukuman bagi kita dan memberikan kita damai Allah. Kita lawan setiap usaha setan untuk mencuri kedamaian kita.

    4. Yesus telah menebus kita dari kutuk dan memberikan kita kelepasan dari yang jahat. Gal 3:13. Yesus telah ditolak lebih daripada siapapun agar kita diterima Allah. Kita percayai ini dan lawan setiap usaha setan untuk mencuri warisan kita. Mat 27:46; Efe 1:5.

    Mari Kita Melangkah Lebih Lanjut

    Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. 2Kor 8:9.

    Yesus kaya di surga dengan semua berkat Allah. Karena Anda Dia menjadi miskin. Seorang miskin yang papa tak mempunyai harta dan tak dapat menolong diri sendiri. Di kayu Salib Yesus menjadi orang miskin. Mengapa? Supaya kamu menjadi kaya oleh kemiskinan-Nya. Pelajari secara cermat kata-kata aslinya dan Anda akan menemukan bahwa kaya, kata "plousios dan plouteo", berarti kaya secara materi, dan miskin, "ptocheuo", berarti dalamnya kepapaan.

    Paulus Tidak Mengartikan Kekayaaan Rohani.
    Yesus yang kaya mengambil kemiskinan dan kepapaan Anda, dan memberi Anda kekayaan materi untuk diterima dengan iman.

    Apakah Anda Percaya ini?
    Anda percaya bahwa Anda diselamatkan dan Anda melawan dengan kuat usaha-usaha setan untuk merampas Anda. Anda percaya bahwa Anda disembuhkan di Salib dan Anda melawan setan untuk kesehatan Anda. Anda percaya bahwa Anda dibebaskan dari kutuk di Salib dan Anda menghancurkan setiap setan yang mencoba menghampiri Anda, tetapi apakah Anda melawan kemiskinan dengan cara yang sama?

    Atau apakah Anda berkompromi dengan musuh, menerima kebohongan dan argumentasinya bahwa karena setiap orang di sekitar Anda adalah miskin kemudian lapar, menderita dan tak berkecukupan dalam pekerjaan Allah adalah sesuatu yang tak dapat dihindari dan untuk diterima saja, meskipun Alkitab berkata bahwa kemiskinan adalah kutuk. Kebenaran tertinggi adalah bahwa karena Yesus dan Salib sehingga Anda pada dasarnya adalah seorang yang diselamatkan, disembuhkan, dikasihi,bebas dan seseorang yang kebutuhannya dipenuhi oleh anugerah dan pertolongan Allah yang telah memilih posisi Anda dalam hidup dan menyediakan semua yang akan Anda perlukan untuk dijaga. Mengapa menerima satu berkat dan dan menolak yang lain? Tentu saja akan datang saat untuk memegang ketetapan Allah, pertanyaannya adalah apakan akan Anda lakukan dengan apa yang diberikan-Nya - apakah semuanya untuk Anda, atau akankah Anda menjadi tangan-Nya untuk bermurah hati dan membahagiakan orang lain?

    Lihat juga buku Jonathan Frusher, yang berjudul God Wants His Money Back. Gratis dan terdapat di {http://www.dci.org.uk/main/library.htm}

    Yesus Berkata "Sudah Selesai"

    Karya-Nya di kayu Salib tak meninggalkan apa-apa bagi manusia untuk dilakukan selain untuk dipercaya. Yoh 19:30. Jika Anda kekurangan kebaikan Allah, siapa yang sedang merampas Anda? Apa yang Anda akan lakukan terhadap hal itu? Jika Anda akan mendapatkan dasar iman ini dan memerangi kutukan kemiskinan dengan bertekun dalam iman, doa dan tindakan-tindakan maka akhirnya keadaan akan mulai sesuai dengan kebenaran firman Allah.



    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.



    Malaysia

    Nama                   Bahasa                   Populasi
    Banjar (Banjar Melau)  Banjar                   221.000
    (Brunei)               Brunei                    54.000
    Butonese (Wolio)       Wolio                     12.000
    (Orang Negeri)         Negeri Sembilan Malay    300.000
    Sama, Central (Sinama) Sama, Central             40.000

    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    (Information) (School Home Page) (Français, Deutsch, Italiano, Portugués)

    (GoTo Explorer "www.worldchristians.org")



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    46. Kelaparan Ke Kelimpahan

    Di tanah gersang yang sedang dilanda kelaparan mengapa Allah mengirimkan air untuk Ishak?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Kej 26

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia. Luk 17:3-4

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Apa yang Yesus maksudkan ketika Ia berkata bahwa "adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima"

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Ujilah hati dan masa lalu Anda dengan pertolongan Allah untuk menemukan musuh-musuh Anda. Dalam terang pelajaran ini dan kebutuhan Anda akan berkat dan kemakmuran dari Allah, apa yang harus Anda lakukan, lagi bersama pertolongan-Nya? Lakukanlah itu sebelum waktu berikutnya baik dalam pribadi maupun melalui surat.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Tuliskan satu halaman tentang Isak di zaman modern yang pernah Anda kenal atau baca. Seseorang yang telah memakai hidupnya secara tidak egois untuk memberkati orang lain yang kurang beruntung.

    Renungkan Ayat-Ayat Ini:
    Mat 5:43-48.

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa Untuk Syria - 15.000.000 Orang Arab Orang Kristen disana sejak Antiokia, 90% Muslim, 0,1% injili


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat
    dan kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    Kita akan mencermati kisah salah satu tokoh yang luar biasa dalam Perjanjian Lama. Namanya Ishak dan kisah ini tertulis di Kej 26:1-33. Kita akan melihat bagaimana Ishak berpindah dari hidup dalam situasi musim kering, kelaparan, dan ekonomi yang hancur ke kehidupan yang bukan hanya cukup untuk dirinya sendiri, tapi juga berkelimpahan sehingga mampu memberi berkat bagi seantero kota.

    Lebih Bahagia Memberi Daripada Menerima

    Kemakmuran yang alkitabiah bukanlah memperoleh kekayaan untuk diri Anda sendiri, tetapi mempunyai cukup untuk diri sendiri dan lebih banyak untuk diberikan kepada orang lain untuk menyebarkan Injil dan menolong orang miskin. Inilah tujuan Paulus dalam 2Ko 9:8 dan dalam 2Kor 8 dan 2Kor 9 ia menjelaskan topik ini dengan baik. Yesus tidak datang untuk dilayani tapi untuk melayani dan untuk memberikan hidup-Nya. Ia berkata, "adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima". Mar 10:45; Kis 20:35.

    Berikut Ini Beberapa Ishak di Zaman Modern
    George Muller - yang menyediakan untuk dirinya sendiri dan ribuan anak yatim piatu. Dr.Dowie membangun sebuah kota yang disebut Zion sebagai rumah untuk dirinya sendiri dan ribuan dan orang lainnya.

    William Booth menggunakan imannya untuk menolong ribuan orang miskin di Inggris pada abad ke-19.

    Miguel Diez dari Spanyol memberi makan ribuan orang dan anak-anak jalanan di Spanyol dan di 45 negara lainnya.

    Kelaparan Di Negeri Itu
    Kej26:1 berkata timbullah kelaparan di negeri itu. Kelaparan datang karena kekeringan dan membawa lapar, penyakit, kerusuhan sosial. Saat ini banyak negara berkembang yang masih rutin menderita kelaparan. Ishak ingin melarikan diri ke Mesir tapi Tuhan datang dan berbicara kepada dia. Bagaimana Ishak berjuang menghadapi kelaparan?

    Ishak Mendengarkan Firman Tuhan

    Pertama ia menaati Allah dan meletakkan imannya pada firman Allah. Ia tidak memakan benih makanan yang masih ada, tapi ia menaburnya. Karena ia menaati Allah dengan melakukan sesuatu yang paling tidak mungkin di tempat yang paling tidak mungkin, dalam satu tahun Ishak menuai seratus kali lipat dan kemudian mulai makmur. Sayangnya, tak semua orang senang ketika Anda diberkati. Orang-orang Filistin cemburu terhadap kekayaan yang diberikan Allah kepada Ishak, mereka lalu menimbun sumur-sumur Ishak dengan tanah dan batu-batuan. Raja mereka menyuruh Ishak pergi. Kej 26:6, 12-16.

    Ishak Menolak Untuk Dikalahkan Kegagalannya Pribadi.

    Orang-orang pilihan Allah pun mengalami kegagalan. Dalam kasus Ishak ia membuat kesalahan yang sama dengan ayahnya, Abraham. Ishak takut kepada orang-orang Filistin dan berbohong tentang isterinya. Allah memastikan bahwa ia malu atas dosanya. Kej 26:7-11.

    Kita tahu bahwa ia bertobat karena seseorang yang suka akan dosa tak akan didengarkan Allah, dan Ishak diberkati kemudian. Ia menolak untuk menyerah karena kegagalan dan kelemahannya sebab jika Anda seperti itu Anda tak pernah mencapai tanah perjanjian Anda. Jika Anda gagal maka hanya ini jalan untuk maju yaitu melalui kejujuran, kerendahan hati, pengakuan dan pengampunan. Maz 66:18; 1Yo 1:8-9; Ams 24:16; Mik 7:7-9.

    Ishak Membuka Kembali Sumur-Sumur Abraham

    Sumur-sumur telah ditutup oleh orang Filistin yang balas dendam setelah kematian Abraham. Abraham telah menggali sumur-sumur itu dengan kerja keras dan keringat pada hari yang panas. Kej 26:18.

    Saat ini, Siapakah Orang Filistin Itu?
    Secara rohani, mereka adalah kuasa kegelapan.

    Apakah Sumur-sumur Abraham itu Untuk Saat Ini?
    Bertahun-tahun yang silam nenek moyang kita dengan iman telah menggali sumur-sumur rohani dengan kerja keras, membanting tulang dan keringat untuk mendirikan gereja. Melalui ketidakpedulian dan kecerobohan kita, kuasa kegelapan datang dan menutupinya. Beberapa sumur iman Abraham yang harus dibuka kembali saat ini adalah:

    Sumur kepercayaan akan Allah, Kej 15:4-6.
    Sumur doa syafaat, Kej 18:20-33.
    Sumur pengorbanan, Kej 22:1-14.
    Sumur penyelamatan, Kej 14:14-16.

    Ishak Bertekun Melalui Oposisi

    Ada pertengkaran dan permusuhan atas hak pemilikan air di Esek, perselisihan-perselisihan di Sitna, Kej 26:19-22. Jika Ishak tinggal di situ untuk memperdebatkan haknya, ia masih akan di sana sekarang tetapi ia tetap pergi. Akhirnya, di Rehobot Ishak menggali sebuah sumur dan tak seorangpun melawan dia. Ia dikuatkan dan bernubuat, "Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini". Malam itu Tuhan menampakkan diri kepada dia dan mengkonfirmasikan nubuatan itu. Kej 26:22-24.

    Langkah Terakhir Mendapatkan Berkat
    Ingat bagaimana orang Filistin memperlakukan Ishak? Ya, sekarang raja mereka, penasihatnya dan kepala pasukannya datang menemui Ishak. Mereka tidak lagi mengancam Ishak namun mereka datang dengan kebohongan dan meminta maaf atas kelakuan mereka sebelumnya. Sekarang mereka ingin damai. Kej 26:26-30. Bagaimana Anda akan memperlakukan musuh-musuh ini yang telah melakukan banyak kehancuran dan menyebabkan banyak kepedihan?

    Ishak Berbuat Baik Kepada Musuh-Musuhnya

    Ishak menunjukkan roh Kristus yang datang ribuan tahun kemudian. Ishak memilih untuk memperlakukan mereka dengan baik dengan menyiapkan jamuan persahabatan bagi mereka dan membuat suatu perjanjian damai dengan mereka. Tak ada dendam atau kata-kata kasar. Kej 26:3-31; Mat 5:43-48; 6:14; Luk 17:3-5. Kasihilah musuhmu atau ia akan selalu menjadi musuhmu. Kasih bisa memenangkan dia.

    Pelayan-pelayan Ishak Menemukan Air

    Tak ada kebetulan dalam waktu Allah! Hari itu ketika Ishak mengampuni musuh-musuhnya kelimpahan dari Allah diberikan kepadanya. Mereka menemukan cukup air dari tujuh sumur, cukup untuk panen dan ternak mereka, dan lebih dari cukup untuk menjadi berkat bagi kota yang berpenduduk banyak itu. Mereka menyebutnya Bersyeba, yang artinya tujuh sumur. Ishak mendapatkan berkat bagi dirinya sendiri dan orang lain dengan mendengarkan firman Allah dan dengan bertekun melalui kegagalan, kerja keras, permusuhan dan kebaikan kepada musuh- musuhnya. Air itu pasti sangat manis!


    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada
    kelompok sel, gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.



    Malaysia

    Nama                        Bahasa             Populasi
    Sama, Southern (Bajau)      Sama, Sibutu        20.000
    (Sinama, Northern)          Sama, Balangingi    30.000
    Tausug (Sulu, Suluk)        Tausug             110.000
    (Temuan)                    Temuan              10.000

    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    47. Mata Uang Kerajaan

    Dimana Anda bisa memperoleh semua makanan ini tanpa uang atau biaya?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Ini Dalam Alkitab Anda:
    Yes 55

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan- Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Yes 55:8-9.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Pikirkan tentang menerima. Dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana dan kapan Anda menerima sesuatu. Apa yang terjadi?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Buatlah suatu upaya untuk berdiam diri. Tentukan suatu hari untuk mencari Allah. Untuk jam pertama atau berikutnya Anda akan menemukan semua hal masuk ke dalam pikiran Anda. Tuliskan semuanya, utarakan semuanya kepada Allah dan renungkanlah.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Tuliskan dalam dua halaman bagaimana dan kapan Tuhan benar-benar merampungkan semua berkat untuk Daud yang disebutkan dalam 2Sa 7:8-11.

    Renungkan Kata Demi Kata Ayat Ini:
    Maz 37:25-26

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa Untuk Kenya - 31.000.000 dalam 117 kelompok etnis, 82% Kristen, banyak nominal Besar kebebasan untuk Injil, lebih 500 misionari Kenya


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan.
    ayat-ayat dan kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    Tuhan memperoleh perhatian tiap orang ketika Ia mengundang kita untuk:

    Datanglah membeli susu dan anggur
    tanpa uang dan tanpa bayaran
    Yes 55:1

    Firman Allah dalam pasal yang mulia ini mengatakan bahwa tanpa uang atau bayaran, Anda bisa mempunyai susu yang adalah penting untuk makanan, dan anggur yang melambangkan perayaan.

    Bahkan Ada Lebih Banyak Janji
    Anda akan memakan yang baik, Yes 55:2b.
    Jiwamu akan menikmati sajian yang paling lezat, Yes 55:2b.
    Yeremia 31:12 menjelaskan apa itu kebajikan Tuhan, dan Yes 1:19 setuju bahwa jika Anda mau dan taat maka Anda akan memakan yang terbaik dari negeri itu.
    Apakah Anda mau dan taat?
    Ada kehidupan untuk jiwa Anda, Yes 55:3. Ada berkat atas perjanjian Allah yang kekal. Ibr 13:20.

    Allah Menjanjikan Kasih Setia-Nya Kepada Anda

    Sama seperti Ia berjanji kepada Daud, Yes 55:3. Apa artinya ini? Anda akan menemukannya dengan melihat pada 2Sa 7:8-12.

    Kemajuan pribadi.
    Allah bersamamu.
    Berhentilah bermusuhan, hingga musuh-musuh Anda dienyahkan.
    Allah berkata bahwa Ia akan membuat namamu besar. Kej 12:2.
    Ada ketentuan tempat.
    Keturunan dijanjikan.

    Mengapa Allah Memberkati Daud Dengan Berlimpah-limpah?

    Mengapa Ia akan memberkati Anda dengan berlimpah-limpah? Karena Allah berencana untuk membuat Daud dan kerajaannya menjadi suatu saksi hidup untuk menunjukkan kepada bangsa-bangsa tentang kebaikan dan kemurahan Allah yang diberikan secara cuma-cuma. Yes 55:4. Orang-orang melihat berkat Allah dan datang kepada Daud, yang merupakan gambaran Yesus. Dalam cara yang sama Allah ingin menunjukkan kepada kebaikan-Nya kepada Anda dalam cara yang dapat dilihat oleh semua orang di sekitar Anda karena rencana-Nya masih tetap sama.

    "Sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau." Yes 55:5

    Jenis Mata Uang Lainnya
    Jika uang tidak digunakan untuk membeli anggur dan susu maka pasti ada mata uang lain dalam ekonomi dan perdagangan di Kerajaan Allah. Apakah itu?

    Kuncinya Hanyalah Satu Kata, yaitu "Menerima"

    Sebuah Alkitab menerjemahkan Yes 55:1 demikian, "Datanglah, belilah, kesederhanaan untuk penyerahan diri yang menerima berkat". Orang-orang pada umumnya ingin bekerja atau berjuang untuk memperoleh uang dan merasa layak. Tapi keselamatan Allah datang melalui iman dan tidak satupun iman dari usaha kita bisa membuat kita merasa layak.

    Bersyukurlah
    Rencana Allah selalu demikian: kita menerima apa yang kita butuhkan dari Dia. Ada saat untuk meminta, dan saat untuk menerima tetapi beberapa orang hanya terus meminta dan tidak pernah menerima. Rom 8:32; Yoh 1:16.

    Kunci Untuk Menerima Adalah "Mendengarkan"

    Dengarkan, dengarkan Aku. Pasang telinga, datanglah kepada-Ku, dengarkan Aku, pinta Tuhan kepada orang-orang sibuk dalam dunia yang bising. Yes 55:1-3. Suara ini begitu mudah, namun bisa menjadi begitu sukar, karena orang-orang yang lapar biasanya tak mau mendengar kata-kata, mereka ingin makan dan minum. Kita tahu bahwa Allah telah memelihara umat-Nya selama ribuan tahun di kota-kota dan gurun-gurun jadi mengapa kita lebih suka untuk berjuang demi makanan daripada menyediakan waktu dan keteduhan untuk mendengarkan Jehovah Jireh.

    Mengapa Begitu Sukar Untuk Mendengarkan Allah?
    Seorang misionaris sakit di Malaysia, dan para dokter mengatakan bahwa ia mungkin mati. Di rumah sakit itu semua berita, masalah- masalah, dan janji-janjinya memenuhi pikirannya tetapi dia menyadari bahwa ia sedang menghadapi kematian dan tidak dapat berbuat apa-apa. Singkatnya, ia mungkin bersama Tuhan dan seseorang harus melayani tiket, uang, keluarga, dan lain-lain. Satu per satu dia biarkan mereka berdoa menyerahkan semuanya kepada Allah dan beristirahat dengan menenangkan pikiran untuk melihat apa yang akan terjadi padanya. Ketika suara-suara tentang berita itu berhenti mendominasi pikirannya dia menjadi sangat sadar akan Tuhan dan dia dapat mendengarkan suara Allah dengan jelas. Dia menjadi sembuh, tapi untuk saat ini penyesalan itu membawa kembali semua suara itu ke dalam kepalanya dan membuatnya kehilangan keintiman bersama Tuhan. Suara- suara ini adalah suara-suara yang menuntut berita setiap hari dan mental kita berjuang untuk menyelesaikannya agar kita tetap mendengarkan Allah.

    Apa yang Mungkin Anda Dengar dari Allah?
    Jika Anda mendengar Roh Kudus berkata "Marilah", Ia akan mengatakan kepada Anda kemana Anda datang. Ketika pengantin perempuan, Gereja, juga berkata, "Mari", Anda mempunyai konfirmasi yang kuat. Jawablah kepada Roh itu, "Ya, saya akan datang", dan di sana di tempat yang dijanjikan-Nya Anda akan mendapatkan minum dengan cuma-cuma. Wah 22:17.

    Kunci Untuk Mendengarkan Adalah "Mencari"

    Tuhan berkata, "Carilah Aku". Jika kita mencari Dia, Ia akan menemukan-Nya, dan kita akan mendengarkan Dia. Yes 55:6-11. Tapi jika Anda tidak mencari Dia dan mendengarkan Dia, Anda pasti akan membuat suatu kesalahan. Mengapa? Karena pikiran dan jalan-Nya lebih tinggi daripada kita dan sangat berbeda dengan kita. Adalah firman-Nya sendiri yang datang dari mulut-Nya yang kita ulangi dengan bibir kita yang selalu menyelesaikan tujuan-Nya dan tak pernah kembali dengan sia-sia. Yes 59:21; Mat 6:33.

    Kunci-kunci yang Membuka Pintu.

    Tiga kunci ini, yaitu menerima, mendengarkan, dan mencari, membawa kebebasan finansial untuk pelayan-pelayan Tuhan dan pekerjaan penginjilan. Amanat Agung menjadi sebuah jalan keintiman bersama Allah, bukan tugas yang membuat stres secara finansial.

    Anda Akan Berangkat Dalam Sukacita Bukan Stress
    Karena Anda tahu bahwa Allah telah berbicara dan mengarahkan Anda. Dengan iman Anda tahu bahwa Ia telah menempatkan banyak ketetapan di depan jalan Anda. Anda mempunyai kedamaian karena tidak ada tekanan kekuatiran tentang uang yang Anda pinjam untuk melaksanakan cita-cita Anda. Anda dapat memimpin gunung-gunung dan bukit-bukit untuk memuji Allah bukan untuk kuatir. Anda mengharapkan pertumbuhan di tempat yang kuat bukan di duri dan tumbuh-tumbuhan berduri, dan buah yang kekal untuk kemashuran Tuhan.



    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.



    Mali

    Nama                      Bahasa               Populasi
    (Pana)                    Pana                 10.000
    (Samoa)                   Samoma (Kalamse)     10.000
    (Samogho, Duune)          Duungo               83.500

    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    48. Kunci Kerajaan

    Berbicara kepada pegunungan tak seaneh yang Anda pikirkan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Ula 14:22-15:11

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus. Fil 4:19.

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Pernahkah Anda berbicara dengan mobil di depan, atau kepada lampu lalu lintas atau bus yang terlambat, bahkan kepada panci di atas kompor? Mengapa harus aneh untuk berbicara kepada gunung, sungai, atau batu karang?

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Periksa kembali secara menyeluruh pemberian Anda untuk memastikan bahwa itu benar sesuai dengan standard Allah. Anda bahkan mungkin pernah mempertimbangkan memperbesar pemberian Anda bulan demi bulan untuk memberi kepada orang miskin secara luarbiasa.

    Tugas Tertulis: Jelaskan dalam satu halaman apa bentuk praktis sekarang ini pola tabungan Allah yang terdapat dalam kitab Ula 14:22-29 dalam arti pengaturan uang.

    Renungkan Ayat Ini Kata Demi Kata:
    Pengk 7:12

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Oman - 1.800.000 orang Arab dan para imigran 95,5% Muslim Ibadi, mungkin 20 Kristen Omani


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan
    ayat-ayat dan kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    Kita telah mengerti bahwa kita adalah pekerja jam ke-11 di waktu akhir kebun anggur Tuhan dan bahwa meskipun sebelumnya kita tidak tahu upah namun kita tahu bahwa tuan kita itu dermawan. Kita telah melihat bagaimana Yesus dan Paulus hidup dan kita telah mendapatkan dasar iman untuk keuangan dalam karya yang telah diselesaikan di kayu Salib. Ishak telah menunjukkan kepada kita bagaimana mempunyai sikap yang benar tentang ketekunan melalui kesulitan-kesulitan sebelum mendapatkan kemakmuran, tidak sesederhana ide zaman modern yang disebut berkat yang diinginkan, meng-claim hal itu dan menunggu seseorang memberikannya kepada kita. Kita telah belajar tentang mata uang iman dari Yesaya. Apa yang akan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari?

    1. Percaya Kepada Tuhan

      Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman:

      "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku.Ibr 13:5-6.

      Ditegaskan dalam firman-Nya dalam menghadapi keadaan yang berbeda, bertekunlah maka cepat atau lambat keadaanlah yang berubah bukan kebenaran akan firman Allah.

    2. Milikilah Iman Dalam Allah

      Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya dan semuanya ini akan diberikan kepadamu. Semua hal, hal yang sesungguhnya. Jika Anda pernah kekurangan "hal" yang Anda butuhkan Anda harus selalu bertanya pada diri Anda sendiri apakah Anda sungguh-sungguh mencari peraturan Raja, dan cara-Nya yang benar dalam melakukan sesuatu.

      Teologia Maria Untuk Ketetapan
      Maria, ibu Yesus mempunyai sebuah teologia yang efektif. Dia berkata, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu". Yoh 2:5.

      Iman Paulus untuk Ketetapan
      Paulus berkata kepada sahabat-sahabatnya di Filipi "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus". Fil 4:19. Ini adalah kesaksiannya yang jujur setelah bertahun tahun dalam kesulitan dan perjalanan untuk mengabarkan Injil. Lihat daftar pengalaman Paulus yang luar biasa dalam 2Kor 11:23-29.

      Setelah begitu banyak pengalaman dimana Allah adalah satu-satunya penopang, Paulus menegaskan bahwa "hanya Allahku, bukan negeriku atau agamaku yang akan memenuhi segala kebutuhanmu". Maksud Paulus ketika mengatakan "segala" adalah semua dan menekankan bahwa pemenuhan akan "menurut kekayaan-Nya", maka penegasan kepada kita bahwa di surga tidak ada kekurangan. Paulus menambahkan "dalam Yesus Kristus" memberikan kita arah kepada pusat kita.

    3. Jalani Kehidupan yang Menyenangkan Tuhan.

      Gereja di Laodikia begitu jauh dari Allah bahwa Yesus harus mengetuk pintu dari luar dan berharap bahwa seseorang di dalam akan mendengar Dia. Wah 3:20. Tapi hidup kita harus benar-benar bersih, tempat yang menyenangkan sehingga Allah senang tinggal di dalamnya dan sering berbicara dengan kita. Paulus mengatakan kepada jemaat di Filipi bagaimana melakukannya:

      1. Hubungan yang baik satu sama lain membawa ketenangan di
        hati untuk mendengarkan Dia.
      2. Kehidupan pujian dan terima kasih membuat Allah merasa
        betah.
      3. Kehidupan doa dan persekutuan dengan Allah membawa jawaban-
        jawaban-Nya.
      4. Ada nilai besar dalam menjaga pikiran yang murni, karena
        pikiran yang murni terbuka terhadap bisikan Roh.
      5. Belajar untuk mencukupkan diri dalam kemakmuran dan
        kemiskinan. Kepuasan hati tidaklah mudah. Itu adalah rahasia yang
        harus dipelajari.
      6. Belajar untuk memberi dan menerima. Untuk beberapa orang
        memberi adalah sesuatu yang sukar, tapi bagi orang yang angkuh
        menerima itu lebih sukar. Allah mempunyai cara untuk mengatur para
        janda untuk merendahkan hati yang paling angkuh.

      Karena Dia tahu bahwa jemaat Filipi bertujuan untuk hidup dengan cara itu dia dapat berkata kepada mereka dengan yakin bahwa "Allahku akan memenuhi segala kebutuhanmu..." Dari Fil 4:2-20.

    4. Atasi Perasaan Negatif

      Bertobatlah dari tiap sikap ketidaklayakan yang mungkin ada di dalam Anda. Dengan memanggil Anda, Allah telah menetapkan Anda layak bagi- dukungan-Nya dan dukungan manusia. Jangan takut pada kelemahan atau terintimidasi oleh kekuatan orang lain. Ingatlah bahwa Allah memilih, memakai dan mengubah orang lemah. Patahkan semua kebebasan dan kesombongan yang dibenci Allah, dan pilihlah untuk bergantung kepada Allah dan dengan umatnya. Pengk 4:9-12.

    5. Perangi Kemiskinan dengan Perang Rohani

      Patahkan setiap kutukan kemiskinan kuno dan modern, dan setiap tekanan yang kejam melalui doa di dalam nama Yesus. Minta dengan sungguh darah Kristus untuk melawan roh jahat yang mencoba membatasi kemajuan Injil dengan memiskinkan pelayan-pelayan Kristus.

    6. Berbicaralah Kepada Gunung, Sungai dan Batu Karang

      Bicaralah secara teratur kepada setiap gunung ketidakcukupan dan pemiskinan, dan perintahkan untuk pergi di dalam nama Yesus. Bertekunlah sampai itu terjadi. Mar 11:22-23.

      Bicaralah kepada sungai yang menyenangkan kota Allah, Yerusalem, yang tidak mempunyai sungai alami. Perintahkan sungai Allah agar mengalir dalam hidup Anda untuk mengairi yang lain. Maz 46:4

      Bicaralah kepada batu karang, dimana gereja didirikan, Mat 16:18, dan air akan mengalir. Jangan pernah membuat sesama orang Kristen atau gereja menjadi frustrasi. Bil 20:8-11.

      Perang rohani artinya menjadi sama di publik dan pribadi. Bayarlah tagihan Anda tepat waktu dan catatlah dengan jujur. 2Kor 8:21.

    7. Sekarang Keluarkan Hasil Panen Anda

      Lakukan ini dengan memberi secara luarbiasa dan penuh sukacita di dalam nama Yesus. 2Kor 9:6-8
      Jangan merampok Allah, selalu berikan perpuluhan Anda, Mal 3:8-12; Ula 14:22-29
      Hasil pertama, Ula 18:4; Ams 3:9
      Taburkan benih-benih pemberian, 2Kor 9:6
      Jangan lupakan orang miskin, Ula 15:7-10

      "Karya Allah yang dilakukan dalam cara-Nya tidak akan pernah berkekurangan." Hudson Taylor, China



    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.



    Moldova

    Nama                 Bahasa     Populasi
    Jat (Jati, Jatu)     Jakati      156.000

    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    49. Ekonomi Kerajaan

    Surga juga mempunyai sebuah bank

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Kej 41 Ini Ayat Hafalan Anda: Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. Luk 16:9

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Akibat dari berhutang kepada seseorang, suatu keluarga, suatu gereja dan suatu bangsa. Timbanglah keuntungannya dibandingkan biaya-biaya dan hilangnya kebebasan. Adakah cara yang lebih baik untuk meminjam uang?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Baca Bil 15:6-11 dan bersama-sama merumuskan suatu proposal untuk membuka suatu "Bank Kristen". Bagaimana Anda akan menarik modal untuk memberikan kredit kecil kepada orang-orang miskin dengan atau tanpa bunga yang rendah? Peminjam akan menggunakan uang tersebut untuk membuka usaha kecil mereka sendiri dan menjadi berkembang.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Pertimbangkan waktu benih dan penuaian, menabur dan matang. Tulis dalam satu halaman tentang ilustrasi rohani dan alami dimana prinsip- prinsip ini harus diterapkan untuk medapatkan kelimpahan.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Ams 14:23

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Georgia - 5.600.000 Kaukasia and Slavia Tekanan dan pembumihangusan setelah kemerdekaan, 57% Orthodox, 0.43% Injili


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Ekonomi negara Anda, apakah itu sedang berkembang dengan pesat, macet atau merosot, bukanlah merupakan suatu kecelakaan. Itu adalah hasil dari keputusan yang diambil atas dasar tekanan ekonomi dan kepercayaan politis di dalam dan luar negeri. Beberapa negara-negara memilih kapitalisme, yang lain menyukai sosialisme atau komunisme. Beberapa negara memelihara mata uang dan pasar mereka untuk diri mereka sendiri, yang lainnya mengalir dengan pasar dunia. Itu semua adalah yang disebut kebijakan dan keputusan pemerintah dan bank.

    Ekonomi Kerajaan

    Tidaklah mengejutkan jika kerajaan Tuhan juga mempunyai satu kebijakan ekonomi yang dibentuk dalam kasih dan kebijaksanaan oleh penanam modal utama alam semesta ini. Menemukan prinsip Ekonomi Kerajaan yang ilahi dan menerapkannya dalam hidup akan membawa kita kepada berkat, kedamaian dan kemakmuran. Gagal untuk memperhatikan prinsip-prinsip kerajaan, atau mengetahuinya tetapi gagal untuk melakukannya menempatkan Anda ke dalam kekuasaan sistem dunia yang memiskinkan sebagian besar ras manusia, dan hanya bermanfaat bagi satu minoritas. Apa saja yang termasuk kebijakan, praktek dan prinsip ekonomi Kerajaan Tuhan itu?

    1. Bumi adalah milik Tuhan

      Tuhan adalah Pencipta, dan pemilik yang sah. Kepemilikan-Nya mempunyai satu tujuan yang pasti dan diumumkan, dan mempunyai masa depan yang dikenal. Pencipta telah mengumumkan, menerbitkan dan menetapkan selamanya manfaat rohani dan hukum alam di dunia yang dirusak oleh manusia. Kej 1; Maz 24:1-2)

    2. Bumi Didelegasikan Kepada Manusia

      Tuhan sebagai pemilik utama telah memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk membangun dunia ini dalam kesehariannya. Kita diharapkan untuk memerintah seperti pengurus yang baik, untuk mempedulikan dunia, untuk menemukan dan mengatur dengan baik kekayaan yang ada di dalamnya sehingga menghasilkan keuntungan bagi semuanya. Kita menyalahgunakan dunia dengan resiko yang sangat besar bagi kita. Kej 1:26-31; Maz 8:6; 115:16.

    3. Tanggung jawab Berarti Pertanggung-Jawaban.

      Semua tanggung jawab dan dukungan secara otomatis membawa serta satu permintaan untuk memberi pertanggungjawaban kepada pemiliknya untuk mengembangkan tanggung jawab itu. Tuhan meminta manusia untuk bertanggungjawab atas semua tindakannya, dan manusia juga meminta pertanggungjawaban jemaat-Nya di dalam pekerjaan dan gereja. Pohon kehidupan menguji kesetiaan manusia di Taman Eden, dan dalam kegagalan Adam harus memberi pertanggungjawaban. Kej 2:16; 3:4-6.

    4. Pekerjaan Adalah Suatu Berkat Bukan Kutuk

      Bekerja adalah cara Tuhan untuk memberi kemakmuran. Adam diberi suatu tugas tanggung jawab sebelum ia jatuh ke dalam dosa dan Yesus berkata bahwa, ""Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Kemalasan hanya membawa kita kepada kemiskinan. Kej 1:31-2:3; Yoh 5:17; Ams 12:24; 14:23.

    5. Hanya Keunggulan yang Menjadi Standard Tuhan

      Keunggulan adalah contoh yang Tuhan diberikan sendiri oleh Tuhan kepada kita sejak dari awal. Kita bekerja untuk orang lain seolah- olah Tuhan adalah inspektur dan boss kita secara fisik. Kej 1:31; Ams 8; Efe 6:7.

    6. Keluarga Adalah Unit Ekonomi Tuhan

      Keluarga berfungsi ketika ketrampilan digunakan untuk kebaikan umum. Orangtua patut mendapatkan penghargaan ketika mereka memberikan satu ketrampilan kepada anak-anak mereka. Kepala keluarga melindungi ekonomi mereka dengan hidup, bekerja dan bepergian bersama-sama.

    7. Kesetiaan adalah Ukuran Tuhan

      Manusia mencari keberhasilan tetapi Tuhan mencari kesetiaan. Ia menguji kita melalui hal-hal kecil yang harus dilakukan dan kita menguji orang yang lain dengan cara yang sama. Kesetiaan membawa kenaikkan. 1Ko 4:2; Luk 19:11-26; Luk 16:9-12)

    8. Uang Adalah Suatu Alat Tukar Untuk Hidup

      Hasil dari bekerja selama berjam-jam adalah uang di dalam saku kita, maka bukan hanya uang yang kita kembalikan kepada Tuhan sebagai perpuluhan dan persembahan itulah yang disebut hidup. Seberapa banyak kita memberi adalah suatu ukuran seberapa banyak hidup kita sungguh- sungguh milik Yesus. Luk 16:11; Mat 6:19-21; Mal 3:8

    9. Masa Belajar Berarti Kemakmuran.

      Mempelajari pelajaran rohani dan alami dari orang lain memberi kita kekreativitasan, pengembangan dan kemakmuran yang baru. Cara pemuridan yang dipilih Kristus, kata lain untuk masa belajar, berarti menunjukkan dan melepaskan orang lain. Luk 5:10; Mat 28:19)

    10. Bertumbuh Berarti Tuhan yang Pertama

      Alkitab mengajarkan bahwa mencari lebih dulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya adalah dasar untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sistem politik hanyalah struktur yang lebih disukai untuk menerapkan kebijaksanaan yang diterima manusia baik dari Tuhan maupun Setan. Mat 6:33; Kol 2:8.)

    11. Ketaatan Adalah Jalan Untuk Maju

      Ketaatan di jalan Tuhan dalam menghadapi tekanan duniawi adalah kunci untuk mendapatkan kemakmuran. Ula 8:18; 8:6-10; Ula 28:1; Ams 1; Yos 1:8; semua Ula 28.

    12. Kemitraan Berarti Kemakmuran

      Kemitraan memberi "besi menajamkan besi" kreativitas ekstra dan manfaat yang berlipat ganda. Sudahkah Kristus, Sang Ahli Ekonomi, menjadi mitra senior Anda, daripada orang-orang percaya yang berpura- pura. 1Ko 3:9; 2Ko 6:15; Wah 3:9-12.

    13. Waktu Menabur dan Menuai Adalah Suatu Hukum yang Tetap

      Penabur yang dermawan datang dengan penuh kesabaran, kepercayaan dan iman di antara kedua tindakan tersebut sebelum penuaian yang berlimpah-limpah. Kej 8:22; 1Ko 15:42-58; Luk 6:38; 2Ko 9:6.

    14. Kekayaan Harus Dikelola

      Kekayaan dilindungi oleh pembelanjaan yang bijaksana, anggaran, tabungan, memelihara cadangan, investasi yang bijaksana dan dipersiapkan. Ula 6:10-16; Kej 41:25-40.

    15. Hutang itu Berbahaya

      Hutang sering terjadi oleh karena kesombongan atau ketidaksabaran. Hutang itu menipu, mengecewakan dan di dalam resesi, menghancurkan seluruh keluarga. Ula 28:44; Rom 13:8.

    16. Uang Bukanlah Kekayaan yang Sesungguhnya

      Kekayaan yang sesungguhnya berasal dari penggunaan uang yang benar untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi surga dan untuk memberkati orang- orang miskin di atas bumi ini melalui kesetiaan, keberterimakasihan dan kedermawanan. Luk 12:15; 48; 16:9-13; Ams 11:24-26.

    17. Bekerja dan Istirahat Harus Seimbang

      Untuk menjaga kesehatan dan keluarga tanpa kemakmuran adalah tidak ada artinya. Tuhan memberikan perintah atas Hari sabat sebagai hari peristirahatan untuk mengingat Dia dan berkat-Nya, dan untuk diperbaharui. Bil 5:12-15; Kel 31:12-17.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat disana.



    Mongolia

    People Name               Language                Population
    (Uzbek)                   Uzbek, Northern         20.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    50. Murid yang Pertama

    Untuk mengenal Yesus saudara harus berada dimana Dia berada

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Dalam Alkitab Saudara:
    Yoh 12.

    Ayat Hafalan saudara:
    "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." Mat 16:24-25

    Setelah Itu Bicarakanlah Tentang Hal Ini:
    Pernahkah Anda meminta sesuatu kepada Tuhan dan memperoleh jawaban yang sangat berbeda? Ceritakanlah kepada satu dan yang lain mengenai jawaban Tuhan tersebut.

    Sesuatu yang perlu dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang:
    Buatlah daftar semua yang Anda miliki, setiap orang, besar ataupun kecil. Bawalah seluruh daftar Anda tersebut pada saat berdoa kepada Tuhan dan serahkanlah semuanya itu kepada-Nya.

    Tugas Tertulis Untuk Memperoleh Diploma:
    Jelaskanlah dalam satu halaman apakah artinya orang percaya harus memikul salibnya. Berikan contoh-contoh.

    Renungkanlah Kata Demi Kata Dari Ayat Ini:
    Luk 24:30-31


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat dan
    kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    Cara terbaik untuk mengenal Yesus adalah dengan bersama-sama Dia, dengan demikian maka Anda akan dapat melihat Dia dan mendengarkan suara-Nya dengan jelas. Lihatlah Luk 8:1. Yesus menyebut orang- orang yang mengikuti-Nya sebagai murid-murid-Nya, kata yang artinya pelajar, siswa atau pemagang. Pelajaran ini diambil dari Yoh 12:19-33 dan semuanya adalah mengenai harga yang harus dibayar untuk menjadi murid Yesus, harga yang tidak banyak bisa dilakukan dengan uang.

    Seluruh Dunia Telah Mencari Dia

    Beberapa orang dari Yunani menemui Filipus, salah seorang murid Yesus yang juga merupakan orang Yunani seperti mereka, dan berkata bahwa mereka ingin menemui Yesus. Filipus memberitahukannya kepada Andreas, saudaranya, dan mereka berdua pergi dan meminta Yesus untuk menemui teman-teman baru mereka itu 12:21

    Yesus sangat senang dengan permintaan mereka karena Dia pernah mengajarkan, Yoh 10:16, "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku". Mungkin orang-orang Yunani ini adalah orang-orang pertama dari bangsa lain yang datang kepada-Nya.

    Kami Ingin Bertemu Yesus.
    Pernahkah saudara perhatikan bahwa kadangkala Yesus memberikan respons yang tidak biasa pada pertanyaan dan permintaan kita. Jawabannya berhubungan dengan isu yang sesungguhnya, yang tidak selalu langsung berhubungan dengan yang kita tanyakan! Kita akan mengharapkan jawaban seperti jam 3 tepat, atau besok pagi jam 10. Tetapi jawaban yang Yesus berikan, sekali kita dapat mengerti, maka akan menjelaskan kepada kita semua bagaimana kita dapat bertemu Yesus dan mengenal-Nya dengan akrab. Apakah yang Dia katakan? Yoh 12:23-28

    Saatnya Telah Tiba
    Artinya ya, telah tiba saatnya bagi manusia untuk melihat kemuliaan Anak Allah. Masih ada waktu, tetapi sekarang adalah waktu yang terbaik dari semua yang ada.

    Saudara Harus Mati
    Pernyataan itu sungguh merupakan pernyataan yang mengejutkan, tetapi Yesus tidak berbicara mengenai kematian secara fisik. Agar dapat bertumbuh dan bertambah banyak, sebutir benih gandum harus dikuburkan, kehilangan lapisan luarnya dan pada saat yang tepat muncul kehidupan baru yang menghasilkan banyak buah. Hal yang sama terjadi pada hidup dan sifat lama kita. Hidup dan sifat lama kita harus mati dengan segala ambisi dan nafsu egois kita, dikuburkan dengan Kristus dan bangkit, lahir kembali ke dalam hidup yang baru. Pada saat Anda dilahirkan kembali secara rohani Anda akan melihat Yesus dengan jelas. Yoh 3:3; Rom 6:1-14.

    Seorang Murid Juga Harus Mati – Setiap Hari.

    Rintangan terbesar untuk melihat Yesus adalah selalu diri sendiri, yang ingin melakukan segala sesuatu untuk diri sendiri, dengan cara sendiri meskipun melakukannya dalam nama Yesus. Bagaimana seorang murid harus mati? Yesus mengatakan demikian -

    Dengan Tidak Mengasihi Nyawanya Sendiri
    Ini berarti tidak mempromosikan diri dan rencana kita sendiri, seperti yang Korah lakukan dan ditelan hidup-hidup oleh bumi ketika Tuhan membuka bumi. Bil 16:32

    Ini berarti tidak bersikeras
    untuk memperoleh sesuatu dengan cara kita sendiri seperti yang Musa lakukan sebelum Tuhan mengajarinya cara yang lebih baik, tetapi hal itu memerlukan empat puluh tahun di padang gurun. Kel 2:12

    Ini berarti tidak menolong Tuhan
    untuk menggenapi rencana-Nya, seperti yang Abraham dan Sarah lakukan dan dengan demikian menghasilkan kelahiran Ismael bapak Islam. Harga untuk ketidaksabaran yang masih harus kita bayar sampai hari ini. Kej 16.

    Dengan Membenci Nyawanya
    Yesus tidak pernah bermaksud agar kita harus membenci hidup kita yang berharga yang telah Tuhan berikan kepada kita, tetapi lebih pada membenci hidup kita di dalam dunia ini. Hidup yang ditawarkan dunia adalah hidup untuk makan, minum dan bergembira ria karena besok kita akan mati dan segala sesuatunya berakhir. Dunia mengatakan hidup –minum, mencoba narkoba, seks, dan hidup untuk diri sendiri. Tidak heran mengapa Yesus mengatakan agar kita mati terhadap semuanya itu. Katakan tidak. Bencilah itu semua,

    Seorang Murid Harus Mengikut Yesus.
    Untuk bersama dengan Dia berarti mengetahui dimana Yesus berada dan kemudian mengikuti aturan-aturan Yesus, dari Luk 14:25-33 kita baca bahwa seorang murid harus:

    Mencintai Yesus Lebih Dari Apapun
    Bahkan lebih daripada ayah, ibu, istri dan keluarga. Sebagai contoh, jika ayah Anda mencoba mengajak Anda untuk menyembah berhala keluarga, Anda harus berkata, "Tidak, saya mencintai Yesus." Bila saudara ipar Anda mengajak berjudi dengan dia, saudara katakan, "Tidak, saya mencintai Yesus." Luk 14:26

    Memikul Salibnya
    Ini berarti menanggung beban dan penderitaan apapun yang harus dibayarkan untuk mentaati kehendak Tuhan, seperti yang Yesus lakukan. Luk 14:27

    Menyerahkan Semua yang Dia Miliki
    yang berarti mengatakan, apapun yang sebelumnya Anda pikir adalah milik Anda, sebetulnya adalah milik Tuhan, dan bahwa bagian Tuhan dan saudara-saudara di dalam Tuhan untuk memakai Anda sesuai dengan petunjuk Tuhan. Luk 14:33. Seorang murid juga harus selalu berada dimana Yesus berada, tidak meminta kelepasan dari penderitaan, pencobaan dan kematian, hanya meminta kemuliaan Tuhan. Yoh 12:26,27

    Surga Berkata, "Ya, Itu Benar."

    Bapa sangat senang dengan apa yang Anak-Nya katakan sehingga Dia berbicara dari surga, menegaskan pesan Yesus. Orang-orang yang tidak percaya mengatakan bahwa itu merupakan bunyi guruh, dan orang-orang beragama mengatakan bahwa itu suara malaikat tetapi Yesus mengatakan bahwa itu suara Tuhan. Yoh 12:29-30

    Yesus Kemudian Bernubuat

    Pertama penghakiman yang telah dekat dan kekalahan Setan, membawa pembebasan dari cengkeraman setan. Yoh 12:31. Kemudian kematian- Nya sendiri, dan tujuan kematian-Nya yang akan digenapi di atas kayu salib, sehingga membuka jalan kepada Tuhan sehingga sebanyak orang yang ingin melihat Yesus, akan sungguh-sungguh dapat melihat dan mengenal Yesus. Yoh 12:32-33


    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.

    Eskimo

    Operation World halaman 152
    32000 orang bangsa Eskimo di kutub utara
    Penderitaan dari kehidupan barat
    Banyak terjadi pertobatan sejak 1982



    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- KEUANGAN KERAJAAN UNTUK PENGERJA KRISTEN [Indeks 00052]

    51. Panggilan Tuhan

    Jimmy Carter Mengikuti Panggilan Tuhan dan Menjadi Presiden Amerika Serikat.

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Dalam Alkitab Saudara:
    Rom 12; 1Sa 3.

    Ayat Hafalan Saudara:
    Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Mat 4:19-20

    Setelah Itu Bicarakanlah Tentang Hal Ini:
    Ceritakanlah kepada satu dan yang lainnya apa yang Anda percayai tentang Tuhan memanggil Anda untuk menjadi apa dan untuk melakukan apa, baik itu kecil ataupun besar.

    Sesuatu yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan yang Akan Datang: Ambillah satu langkah ke depan untuk panggilan Anda. Doakan, pikirkanlah ini, lakukan sesuatu yang penting atau yang mungkin terjadi, dan pada pertemuan berikutnya ceritakanlah kepada satu dengan yang lainnya tentang apa yang Anda telah lakukan.

    Tugas Tertulis Untuk Memperoleh Diploma:
    Tulislah suatu daftar berikut referensinya tentang berbagai cara yang dipakai oleh Allah untuk memanggil manusia.

    Renungkanlah Kata Demi Kata dari Ayat Ini:
    Amo 7:14-15


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat dan
    kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    Dipanggil untuk Apa?

    Sebelas pasal pertama kitab Roma menuliskan tentang kebaikan Tuhan pada orang-orang yang tidak layak, orang-orang Yahudi dan yang lainnya. Kemudian Paulus menuliskan di Rom 12 bahwa karena kemurahan Allah kita dipanggil untuk:

    1. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup,
      tidak seperti persembahan yang mati pada Perjanjian Lama.
    2. Tidak menyesuaikan diri dengan jalan-jalan dunia.
    3. Memperbaharui pikiran dengan Firman Tuhan.

    Mengapa? Karena ketika kita melakukannya maka Tuhan berjanji bahwa kita akan mengetahui dan menyetujui kehendak-Nya.

    Dipanggil Untuk Mengetahui Kehendak Tuhan
    yang penting untuk kita ketahui adalah bahwa kehendak Tuhan bagi kita itu baik, bahwa Dia mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik bagi kita dan juga bagi orang lain. Kemudian kita akan menemukan bahwa kehendak-Nya sebetulnya menyenangkan bagi kita. Akhirnya kita menyadari bahwa kehendak Tuhan adalah sempurna sehingga kita sepenuhnya menyerah dan tidak lagi menginginkan jalan kita sendiri. Rom 12:2

    Dipanggil Untuk Melihat Diri Sendiri Dengan Benar
    Tidak menjadi sombong atau memandang diri sendiri seperti cacing yang tidak berguna. Memang tidak layak, tetapi sangat berharga di mata Tuhan. Rom 12:3

    Dipanggil Untuk Menemukan Tempat Kita
    Tidak seorang pun dapat melayani Tuhan di tempat yang terisolasi, dengan hanya melakukan pekerjaannya sendiri. Kita adalah bagian dari tubuh, dimana Yesus adalah kepalanya. Banyak orang ingin menjadi mulut tetapi dapatkah Anda bayangkan sebuah mulut besar berjalan di jalanan dengan kaki, tangan dan lengan yang kecil? Itu betul-betul monster! Tanyalah Tuhan dan Dia akan menempatkan Anda pada bagian tubuh dimana Anda seharusnya berada. Rom 12:4-5; 1Ko 12:18; 12-26

    Dipanggil Untuk Menggunakan Karunia-karunia Kita
    Seperti halnya alat-alat listrik, ketika kita ditancapkan pada tempatnya, maka arus akan mengalir, demikian pula dengan kita, Tuhan melepaskan karunia-Nya melalui kita untuk memberkati tubuh. Rom 12:6-8

    Dipanggil Untuk Berbeda
    Dari Rom 12:9-13:10 Paulus mengubah teologinya menjadi praktis dan menjelaskan secara detail mengenai gaya hidup ilahi yang memanggil setiap orang untuk mengikuti, menikmati dan menjadi menyaksikan.

    Bagaimana Tuhan Memanggil?

    Ada enam prinsip, empat berhubungan dengan Tuhan dan dua berhubungan dengan Anda:

    1. Tuhan senantiasa bekerja di dalam dunia.
    2. Tuhan senantiasa mengejar hubungan yang penuh kasih dengan
      Anda secara nyata dan pribadi.
    3. Tuhan berbicara kepada Anda melalui Roh Kudus dengan
      perantaraan Alkitab, doa, keadaan-keadaan, dan gereja untuk
      menyatakan diri-Nya, tujuan-Nya dan jalan-jalan-Nya.
    4. Suatu hari Tuhan mengundang Anda untuk bergabung dengan-
      Nya dalam apa yang sudah dikerjakan-Nya di dunia. Panggilan Tuhan
      kepada Anda tidak pernah untuk melakukan yang dapat Anda lakukan,
      seberapa pun bagusnya, panggilan Tuhan selalu berkaitan dengan apa
      yang sedang Dia kerjakan. Panggilan Tuhan juga tidak untuk kebutuhan
      dunia, hal itu hanyalah merupakan kesempatan hari ini.
    5. Undangan Tuhan kepada Anda untuk bekerja dengan Dia selalu
      menuju kepada krisis kepercayaan yang memerlukan iman dan tindakan.
      Setan seringkali mencobai panggilan Tuhan dengan berkata, "Benarkah
      Tuhan berkata demikian?"
    6. Untuk bergabung dengan Tuhan pada pekerjaan-Nya, Anda akan
      harus membuat penyesuaian-penyesuaian besar dalam hidup, keluarga dan
      karir Anda.

    Bagaimana Terjadinya?

    Abraham, Musa, Gideon, Samuel, Yeremia dan Amos semuanya mendengarkan suara Tuhan. Yosua, Saul, Daud, Elisa, ketujuh orang (Kis 6:3-6) dan Timotius dipanggil Tuhan melalui para nabi dan pemimpin. Yesus menampakkan diri kepada para murid dan Paulus. (Kis 9)

    Tuhan Juga Memanggil Para Wanita!
    Pada kenyataannya kira-kira 75% dari seluruh misionaris adalah wanita. Di negara-negara seperti Filipina, banyak gereja-gereja yang dipimpin oleh para wanita.

    Apa yang Dapat Mereka Lakukan?
    Sekalipun gereja-gereja memiliki perbedaan pandangan mengenai hal ini, Alkitab mencatat bahwa: Debora, adalah seorang nabi dan pemimpin Israel. Hak 4; 5 Ruth adalah nenek moyang Yesus. Hulda bernubuat kepada para imam dan pemimpin 2Ra 22:14 Ester menyelamatkan bangsanya.

    Anak-anak perempuan Zelafead mewarisi hak yang sama ketika para laki-laki tidak ada Bil 27:3-6. Anak-anak perempuan Filipus yang bernubuat, Kis 21:9. Dorkas banyak berbuat baik kepada orang miskin, Kis 9:36. Maria Magdalena, orang pertama yang melihat Allah yang bangkit, Yoh 20:17. Yunias dihormati oleh para bapak gereja sebagai seorang wanita dan rasul.

    Febe adalah seorang "prostasis", penolong untuk orang banyak, seorang wanita yang lebih daripada yang lain, sebuah posisi yang dalam kitab suci begitu diperhitungkan. Nimfa mempunyai gereja di rumahnya; Kloe mempunyai orang yang memberi laporan kepada Paulus, dan Priskila, Ibu Rufus, Lois, Eunike dan Apfia adalah rekan-rekan sekerja dalam penginjilan. Rom 16:1; Kol 4:15; 1Ko 1:11; 2Ti 1:5; Fil 2.

    Dipanggil Kemana?

    Apakah ke Arab atau hanya menyeberang jalan? Pertama-tama kita dipanggil bukan ke suatu tempat tetapi kepada satu orang, Yesus. Mat 9:35-10:10

    Adalah Yesus yang Memanggil Anda
    Karena tuaian banyak dan pekerja selalu terlalu sedikit.

    Saudara Dipanggil untuk Yesus
    Panggilan itu selalu pertama-tama kepada Yesus, untuk menghabiskan waktu bersama Dia belajar untuk taat.

    Adalah Yesus yang Memperlengkapi Anda
    Dengan semua otoritas rohani Anda perlu untuk menyembuhkan yang sakit dan mengusir setan.

    Dia tahu nama Anda, dan menolong Anda melalui kelemahan-kelemahan Anda sampai Anda siap untuk pergi. Mat 10:2-4

    Adalah Yesus yang Mengirim Anda
    Pada waktu-Nya dengan perintah yang jelas, Mat 10:5



    Untuk Penutup Berdoalah untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.

    Paraguay

    Operation World halaman 442
    5.000.000 orang berkebangsaan Spanyol dan Guarani
    Di pedalaman Amerika Selatan
    92% Katolik, 6% Injili



    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PANGGILAN ALLAH [Indeks 00000]

    PANGGILAN ALLAH

    00061 52. Siapa yang Dipanggil Tuhan?
    00062 53. Nasib
    00063 54. Ketekunan/Kegigihan
    00064 55. Bisnis Kerajaan

    52. Siapa yang Dipanggil Tuhan?

    Billy Graham dipanggil ketika masih muda dan melayani Tuhan seumur hidup

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    1Ko 1:18 - 2:16

    Ini ayat hafalan Anda:
    Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan bicara dengan bertegang leher. Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain. Maz 75:6-8.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bandingkan bagaimana manusia memilih para pemimpin yang sesuai dengan jalan pandangan dan pilihan Tuhan

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Temukan beberapa pendeta atau misionaris yang bekerja dalam kelemahan, kemalangan, dan kesulitan yang besar. Pergi kunjungilah mereka atau tulis surat kepada mereka untuk menguatkan mereka terhadap panggilannya dan berikan mereka harapan untuk masa depan harinya melalui kata-kata dan doa-doa Anda.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Periksa semua ayat-ayat yang menggambarkan karakter yang dicari Tuhan dan jelaskan karakter-karakter tersebut dalam satu halaman.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    1Ta 28:9-10

    Berdoa Satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Cili - 15.000.000 orang-orang Amerika Selatan, 27% injili, 58% Katolik, abad kebangkitan pentakosta, orang-orang Indian yang belum terjangkau.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Alkitab mengungkapkan bahwa Yesus adalah yang besar Aku dari semua kekekalan, Seseorang yang mengirim semua para nabi, orang bijaksana dan para guru untuk memberkati dunia melalui semua generasi. Mat 23:24

    Dialah yang memberi jabatan untuk para rasul, nabi, penginjil, gembala dan para guru. Efe 4:11

    Siapa yang Dipilih Tuhan untuk Diutus?

    Andreu adalah putra seorang pendeta dan berada di gereja sejak kelahirannya. Dia selalu ikut Sekolah Minggu selama itu dan oleh anugerah Tuhan dipimpin dalam kehidupan penuh berkat, berkomitmen untuk Kristus dan diberkati di bumi. Anda berharap Tuhan mengirimnya ke pelayanan dan Dia benar-benar melakukannya.

    Tetapi Apakah Tuhan Memilih Orang ini?

    Stefan, hampir tidak bisa membaca dan menulis, tetapi sekarang menjadi seorang misionaris di Spanyol. Miguel sang penjudi, sekarang menjadi pemimpin untuk lebih dari 7000 orang di 30 negara.

    Leo, dari jalanan menjadi penginjil yang penuh kuasa, sebelum meninggal karena AIDS.

    Philippe, orang kampung miskin dari Afrika, sekarang memimpin 136.000 orang di Barat Afrika.

    Lidia, lahir dari perempuan miskin di kota termiskin dari Negara bagian termiskin dari negara miskin, Brazil, telah melatih dan mengutus lebih dari 600 orang ke dalam pelayanan.

    Dari Mana Datangnya Promosi?

    Bukan dengan Mengangkat Diri Sendiri

    Seperti Korah yang mengangkat dirinya sendiri menjadi pemimpin pemberontakan terhadap para pemimpin yang dipilih oleh Tuhan dan membawa bencana kepada dirinya sendiri dan semua orang yang mengikuti dia. Bil 16

    Bukan Berdasarkan Penunjukan Manusia

    Seperti Saul yang ditunjuk oleh manusia setelah orang-orang menolak perintah Tuhan dan meminta seorang Raja, sama seperti bangsa-bangsa yang lain. Bencana yang lain menyusul. 1Sa 8

    Promosi Hanya Datang dari Tuhan Maz 75:6-7 Inilah salah satu ayat yang paling indah di Alkitab, "Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;" Tidak ada bencana, hanya berkat besar bagi banyak orang. Yoh 1:6

    Apakah Anda Memenuhi Syarat untuk Dipromosikan?

    Ada tiga persyaratan dasar:

    1. Lepas dari hukuman dosa, dengan pertobatan murni
    2. Diubah menjadi seperti Kristus.
    3. Dibaptis dengan air, Roh Kudus dan api.

    Hanya persyaratan hati bukan kemampuan pikiran dan ingatan Anda. Sekolah Alkitab adalah bagus, ikuti jika Anda bisa, tetapi ingat bahwa pelajaran itu hanyalah alat bagi Tuhan untuk bekerja di dalam hidup Anda melalui Roh dan Firman-Nya. Dan inilah persyaratan yang mengejutkan lainnya.

    Tuhan Memilih yang Lemah dan Bodoh.

    Tuhan berkata bahwa pasukan Gideon terlalu banyak dan kuat untuk memperoleh kemenangan bagi mereka. Gideon diperintahkan Tuhan untuk memulangkan mereka yang takut, walaupun sedikit yang lulus dari ujian dan kemudian dipilih. Mereka menang. Hak 7:2-7

    Tuhan sendiri yang datang ke bumi sebagai manusia lemah, dan miskin. Yes 53:3

    Tuhan memilih orang-orang yang lemah 1Ko 1:26-29

    Tuhan senang menggunakan orang-orang yang lemah karena kekuatannya disempurnakan dalam kelemahan kita 2Kor 12:9

    Kemudian Tuhan mengubah orang-orang yang lemah, dan meningkatkan kekuatan mereka. Yes 40:29

    Apakah Anda Merasa Lemah?

    Apakah mereka mengatakan bahwa Anda terlalu muda, atau terlalu tua, atau salah jenis kelamin, atau salah warna, atau Anda menikah padahal sebaiknya Anda menjadi bujangan atau sebaliknya, atau Anda cacat – bersukacitalah! Kelemahan dan penolakan Anda mungkin terlihat oleh mata Tuhan.

    Rencana Tuhan adalah untuk Menghancurkan Kekuatan Anda

    Lihatlah Maz 66:12; 102:23. Dia membiarkan kemiskinan dan ketidakjelasan yang menyakitkan atau kurangnya pengakuan datang kepada Anda untuk melemahkan masa depan para pemimpin dan membuat mereka lebih bergantung lagi kepada-Nya. Test lebih keras lebih lama, dengan banyak kegagalan, adalah test yang tidak diharapkan untuk bisa menangani kemakmuran dengan baik.

    Persyaratan Utama adalah Hati.

    Tuhan tidak terpesona oleh penampilan luar, apakah tinggi, gelap atau tampan, berpakaian bagus atau tidak, karena Tuhan memandang hati manusia. Itulah sebabnya Daud yang dipilih dan bukan saudara- saudaranya yang lebih tua. 1Sa 16:7.

    Petrus adalah orang yang tergesa-gesa, nelayan yang kasar, tidak mungkin seorangpun memilihnya jadi pemimpin gereja, tetapi hatinya baik. Begitu juga dengan hati orang-orang ini.

    Yakobus dan Yohanes adalah anak-anak guntur
    Thomas adalah orang yang bimbang,
    Matius adalah orang yang cinta uang,
    Simon adalah seorang politikus militan,
    Paulus adalah musuh orang-orang beriman,
    Raja Daud adalah seorang pendosa yang parah,
    Hati mereka adalah benar. Judas adalah seorang teman dan sekutu Yesus, tetapi hatinya TIDAK pernah benar.

    Kualifikasi dari Karakter yang Baik.

    Adalah suatu kebenaran yang indah bahwa Tuhan tidak pernah mempermasalahkan masa lalu untuk menentukan masa depan Anda. Dia tidak menulis tentang seorangpun oleh karena siapakah mereka itu. Tetapi apa engkau sekarang dan akan jadi apa engkau oleh bantuan-Nya. Lihat karakter yang dicari Tuhan dari Kel 18 21; 1Ti 3:1-13; 4:12. Mengapa sekarang tidak menarik perhatian Tuhan dengan membuat tiga keputusan:

    Memutuskan untuk mengasihi Yesus lebih dari siapapun juga, Luk 14:26. Memutuskan untuk menyangkal diri dan memikul salib, Luk 14:27: 9:2. Memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan untuk Dia pakai, Luk 14:33.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Nepal

    People Name              Language             Population
    (Kayort)                 Kayort               22.000
    Kumaoni (Kumauni)        Kumauni              86.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK

    Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PANGGILAN ALLAH [Indeks 00061]

    53. Nasib

    Martin Luther King menjadikan hidupnya berharga dengan pertolongan Tuhan

    (Lihat Daftar Pelajaran 00002

    Bacalah Dalam Alkitab Saudara:
    Yer 1

    Ayat Hafalan saudara:
    "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yer 1:5

    Setelah Itu Bicarakanlah Tentang Hal Ini:
    Hanya satu kehidupan, akan segera berlalu, hanya apa yang telah kita kerjakan bagi Yesus yang tidak akan berakhir. Jika hal ini benar, perubahan apakah yang akan Anda buat?

    Sesuatu yang perlu dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang:
    Tuliskanlah visi yang Tuhan berikan untuk diri Anda sendiri, keluarga Anda (meskipun Anda masih lajang) dan untuk pelayanan Kristen Anda. Tetapkanlah tujuan jangka pendek, menengah dan panjang untuk setiap bagian dan pastikan semuanya sesuai dengan prinsip SMART.

    Tugas Tertulis untuk Memperoleh Diploma:
    Tuliskan dalam dua halaman, rencana untuk mengadakan kampanye penginjilan, baik itu nyata ataupun imajinasi. Gunakan ketujuh pertanyaan dengan tepat.

    Renungkanlah Kata Demi Kata Dari Ayat Ini:
    Yer 29 11-14


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat dan
    kisah-kisah untuk dibawa dalam kehidupan.



    (53plan-Rencana.JPG)

    Islam dan agama-agama fatalistik lainnya mengajarkan bahwa kita seperti daun pada musim gugur yang jatuh dari pohon ke sungai kehidupan yang akan membawa kita kemana sungai itu mengalir, tersangkut di pinggiran sungai atau menghanyutkan kita ke laut keabadian.

    Sangat jauh berbeda dengan di dalam Kristus, melalui iman dan doa yang membawa pewahyuan, kita akan tahu rencana Tuhan dalam hidup kita. Tetapi jika kita tidak membawa hidup kita maka wahyu tersebut hanya akan berupa visi belaka dan baik diri kita maupun dunia tidak memperoleh manfaat apa-apa dari tahun-tahun hidup kita.

    Menemukan Rencana Tuhan Bagi Hidup Saudara.

    Kehidupan yang berhasil mempunyai akar yang dalam di dalam Tuhan dan mekar bagi kemuliaan-Nya. Dengan menemukan arah yang tepat, seseorang akan membawa dampak yang besar dan perubahan pada dunia yang lebih baik bukanlah merupakan mimpi sesaat tetapi merupakan gabungan dari kekekalan, masa lalu, saat ini dan pewahyuan profetis dari Tuhan bagi masa depan yang telah dipilih-Nya bagi saudara.

    1. Engkau telah dikenal dari sebelumnya.

      Sebelum waktu dimulai, telah ada pembicaraan di surga mengenai hidup Anda. Yer 1:5; Gal 1:15; Maz 139:15-16.

      Tuhan yang berdaulat telah memilihkan bagi Anda:
      Tempat dan tanggal lahir, warna kulit dan perawakan, orangtua dan latar belakang Anda, baik itu kaya atau miskin. Sehingga Anda dapat juga beranggapan bahwa Dia telah merencanakan sisa hidup Anda selanjutnya juga.

      Masa Lalu Anda mempersiapkan Anda.
      Sejak lahir tangan Tuhan telah mempersiapkan Anda dengan khusus.

      Dibentuk oleh Ahli Penjunan
      Melalui pengalaman yang menyenangkan dan yang pahit dalam keluarga dan lingkungan, sekolah dan pengajaran agama baik itu Kristen ataupun bukan. Dapatkah Anda melihat sidik jari Yesus pada masa lalu Anda yang memberi Anda rahmat dan perlindungan sepanjang hidup dari kecelakaan dan segala yang jahat pada sekolah kehidupan ini. Anda hidup pada saat yang lainnya tidak.

    2. Kemudian hidup betul-betul berjalan

      Dia membawa Anda ke tempat dimana Anda merasakan kekudusan-Nya dan merasa didakwa oleh dosa-dosa Anda, menghadapi kematian yang kekal. Roh-Nya menyingkapkan Penyelamat bagi Anda, Yesus, dan memberi Anda iman untuk percaya dan menjadi pengikut Anak Allah.

      Saat Bulan Madu dengan Tuhan
      Orang percaya baru seringkali nampak begitu menikmati saat-saat bulan madu dengan Tuhan ketika Bapa mencurahkan kasih dan kesenangan pada keluarga baru-Nya. Ada kesembuhan dan pelepasan dari cengkeraman Iblis di masa lalu, dan rahmat serta "getaran" ketika mengalami baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
      Efe 2:1-10

    3. Panggilan saat ini.

      Tidak membutuhkan waktu yang lama sampai akhirnya kita mengetahui bahwa Tuhan mempunyai rencana bagi kita, dan keingintahuan kita tergugah. Lihat Yer 29:11

      Untuk Apa Kita Ada Disini? Dalam Yoh 13:3
      kita belajar bahwa, seperti Yesus, kita berasal dari Tuhan dan kita di sini untuk Tuhan dan suatu hari nanti kita akan kembali ke rumah Tuhan. Dengan mengetahui ini memberikan Yesus suatu jaminan sehingga Dia, Pencipta dunia dan Tuhan atas segalanya, sanggup untuk melayani bahkan mencuci kaki murid-murid-Nya.

      Berdoa untuk mendapatkan rencana tersebut
      Efe 2:10 mengatakan bahwa Tuhan telah mempersiapkan pekerjaan yang baik untuk kita lakukan. Jadi carilah di dalam Tuhan, mengapa Anda pernah dilahirkan dan kemudian dilahirkan kembali. Raihlah tujuan-Nya yang kekal dan pekerjaan yang Yesus perintahkan untuk Anda kerjakan. Yoh 15:16

      Tuliskanlah Visi tersebut pada sebuah kertas
      Lihat Kel 31:18, 1Ta 28:19, dan Wah 1:19.

    4. Sekarang tanamlah visi untuk masa depan Anda

      Seperti sebuah benih dalam doa, membiarkan benih itu dalam Tuhan dan menantikan hari ketika kehidupan yang baru dan masa penuaian itu datang. Yoh 12:24

    5. Tetapkan tujuan yang jelas untuk membentuk masa depan Anda.

      Tujuan yang jelas akan mempermudah pikiran-pikiran, doa, catatan-catatan harian, sumber daya dan akan melepaskan kuasa sedemikian rupa seperti yang tidak dapat dilakukan oleh yang lain.

      Tujuan yang efektis adalah SMART, yaitu:
      Solid - Jelas, nyata tidak samar-samar.
      Measurable - Terukur sehingga dapat terlihat bagaimana pelaksanaannya.
      Achievable – Dapat diraih, realistik, tidak mustahil.
      Repeatable - Dapat diulangi, mudah untuk dijelaskan kembali pada yang lain.
      Timed – Berjangka waktu, dengan tenggat waktu untuk menyelesaikan pada waktu tertentu
      Anda dapat memiliki tujuan jangka pendek, katakanlah untuk 3 bulan ke depan;
      Jangka menengah, katakanlah untuk 2 tahun ke depan;
      Dan jangka panjang untuk 10 tahun ke depan dari sekarang.

    6. Prioritas akan menambah lebih banyak kesanggupan.

      Tidak ada seorangpun dapat bekerja dengan lebih dari 6 tujuan dalam satu waktu jadi buatlah suatu daftar dari semua hal yang ingin Anda lakukan secara pribadi, dalam keluarga dan dalam pelayanan Kristen. Kemudian tanyakanlah kepada diri sendiri – Jika Tuhan hanya mengijinkan saya enam, enam yang manakah itu dan dari semuanya itu, manakah yang paling penting, kemudian kedua, dst.

    7. Jawaban yang baik menghasilkan rencana yang sempurna.

      Untuk membuat rencana yang sempurna, bahkan untuk suatu proyek kecil gereja, buatlah tujuh pertanyaan. Jawabannya akan memberikan rencana yang sempurna.

      What, Apakah yang sebetulnya ingin saya kerjakan?
      Why, Mengapa saya mau melakukannya?
      Where, Dimanakah saya akan mengerjakannya?
      When, Kapan akan saya mulai dan kapan akan berakhir?
      Who, Siapa yang akan mengawasi saya, bekerja dengan saya, dan siapakah yang akan memperoleh manfaat dari rencana saya ini?
      How, Bagaimana saya akan melakukannya? Langkah 1, Langkah 2, dst.
      How much, Berapa banyak biaya yang dibutuhkan? Luk 14:28-29.

    8. Sekarang wujudkanlah rencana Anda dalam bentuk tindakan

      Karena iman tanpa perbuatan adalah mati. Bersiap-siaplah untuk mengkomitmenkan waktu, energi, doa, reputasi dan kebanggaan Anda karena mengetahui bahwa semua kerja keras itu akan mendatangkan keuntungan. Ams 14:23. Jangan lupa untuk meminta nasehat dan belajar dari orang lain. Setiap 3 bulan dan setiap akhir tahun evaluasilah kemajuannya dan buatlah perubahan-perubahan yang diperlukan.



    Rumah Doa bagi segala Bangsa
    Berdoa untuk Brasil
    Operation World Halaman 128
    165.000.000 jiwa, berbagai macam warna kulit
    22% Injili
    Banyak penyembah spiritisme
    Banyak orang miskin dan yang belum terjangkau



    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK

    Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PANGGILAN ALLAH [Indeks 00061]

    54. Ketekunan/Kegigihan

    Cory Aquino dengan Tekun Memperjuangkan Revolusi Damai di Filipina

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Dalam Alkitab Saudara:
    Dan 10

    Ayat Hafalan saudara:
    Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Yak 4:7

    Setelah Itu Bicarakanlah Tentang Hal Ini:
    Dalam Kis 16:6-10 Roh Kudus menghentikan Paulus, dalam 1Te 2:18 Iblis menghentikan dia, dan 1Ko 16:12 Apolos sendiri yang tidak mau. Bisakah Anda mengatakan siapa yang menghentikan Anda?

    Sesuatu yang perlu dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang:
    Temuilah 2 orang percaya dari berbagai gereja. Kunjungi dan teguhkan mereka. Mungkin mereka menghadapi berbagai macam tantangan.

    Tugas Tertulis untuk Memperoleh Diploma:
    Iblis menghentikan prajurit berpengalaman seperti Paulus. Tuliskanlah satu halaman, menurut Anda bagaimana setan melakukannya?

    Renungkanlah Kata Demi Kata Dari Ayat Ini:
    1Pe 5:6-11


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat dan kisah-kisah
    untuk dibawa dalam kehidupan.



    Pernahkah Anda mengamati apa yang terjadi ketika seseorang memutuskan untuk mengikuti Yesus? Anggota keluarga tiba-tiba menjadi ahli agama dan argumen-argumen mulai dilemparkan. Perhatikanlah: baik itu ketika seseorang dibaptis air atau dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa lidah, senyum anggota keluarga mereka mulai hilang.

    1. Seseorang menjadi marah!

      Efe 6:12 mengatakan bahwa perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi Iblis dan roh-roh jahat menantang:

      Keselamatan Kita
      Dimana Iblis kehilangan cengkeramannya dan lebih buruk lagi baginya, Tuhan berada dalam diri Anda.

      Baptisan Air Kita
      Dimana sifat dosa manusia diputuskan.

      Baptisan Roh Kita
      Dimana sifat yang baru dikuatkan.

      Ketika Iblis gagal, rencananya berikutnya adalah untuk mencobai dan menjaga agar orang percaya baru ini tetap dalam kebutaan sehingga mereka hanya pergi ke gereja pada hari minggu dan memberikan sedikit uang setiap minggu.

    2. Majulah, bagi Yesus.

      Sekarang jika Anda berani berdoa untuk "misi-misi", perhatikanlah benar-benar akan terjadinya ledakan ketakutan yang mendalam, airmata dari keluarga dan bahkan kesalahpahaman di gereja, karena misi adalah kendaraan yang dengannya para pengkiut Yesus yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh, penuh kemenangan dan orang-orang yang baru dilahirkan kembali dapat mewujudkan dampak yang besar bagi dunia di sekelilingnya bagi Kristus.

      Alkitab mengatakan bahwa tanpa sebuah visi rakyat binasa (terjemahan bebas dari Alkitab King James version), Ams 29:18, dan itulah yang sungguh-sungguh Iblis inginkan. Pertama-tama dia mau Anda binasa dalam kebosanan dan kemudian dia mau dunia dengan isinya sama-sama binasa dalam kekekalan dengannya. Hidup Anda dalam tangan Roh Kudus dapat berarti kehidupan kekal bagi banyak laki-laki dan perempuan.

      Satu di Antara Seratus.
      Mengapa hanya 1 dari 100 orang percaya berkata ya kepada misi sungguh- sungguh melakukannya di lapangan? Apakah komitment utama pada pernikahan, pekerjaan atau pendidikan, atau kekurangan uang adalah alasan utamanya? Atau adakah tangan-tangan yang tidak terlihat yang sedang bekerja berkonspirasi untuk menghentikan orang percaya baru, para pendeta, para penatua, bahkan segenap gereja untuk memasuki Amanat Agung itu?

    3. Siapakah yang menghentikan Anda?

      Roh Kudus-kah?
      Mengejutkan bahwa Tuhan sendirilah yang menghentikan Anda, Roh Kuduslah yang pertama kali akan menghentikan Anda sebagai seorang teman. Jika Anda ingin melayani, Anda menjadi seseorang yang sangat berharga sehingga Roh Kudus akan menghentikan Anda jika Anda salah arah, metode atau ketika saatnya tidak tepat. Dia tidak ingin Anda melakukan kesalahan dan salah jalan. Lihat Kis 16:6-10; Yes 30:21

      Roh Jahat-kah?
      Hal terakhir yang roh anti-Kristus inginkan adalah bahwa Injil diberitakan kepada seluruh bangsa dan sang Raja datang kembali. Dari dalam benteng iman/agama dunia seperti Islam, mereka mengejek kita, mengatakan, "Kalian tidak akan pernah bisa masuk ke sini. Lihatlah betapa besarnya kami, berapa banyak dari kami yang melawan kalian, betapa kecil dan terpecah-pecahnya kalian!" Tetapi dalam 1Ta 11:4-5 dengan pertolongan Tuhan pertahanan Yerusalem jatuh, dan demikian juga dengan Tembok Berlin dan raksasa komunisme. Kita mungkin berpikir bahwa kita sekecil dan selemah kepingan salju, tetapi ketika kepingan-kepingan salju tersebut bersatu, mereka dapat menghentikan suatu kota!

      Apakah yang terjadi dengan penguasa kegelapan Yunani dan Persia, atau pada berhala-berhala pada zaman Elia, dan penguasa-penguasa Romawi dan Yunani pada zaman Paulus, seperti Zeus dan Hermes? Apakah mereka musnah? Keberadaan mereka yang kekal tidak terkekang oleh waktu dan kematian dengan strategi jahat yang tak berkesudahan untuk menahan setiap generasi dalam kegelapan. Jadi, jika penguasa Meksiko mengetahui Anda akan datang maka dia akan memerintahkan perlawanan untuk melemahkan Anda sebelum Anda meninggalkan rumah dan mendatanginya. Jadi jangan heran dengan gesekan-gesekan yang tiba- tiba terjadi dalam keluarga dan sesama orang percaya yang mungkin tidak Anda duga sama sekali.

      Roh Anda Sendirikah?
      Kebanyakan orang-orang yang belum terjangkau sangat berbeda dengan kita dan tidak banyak orang percaya yang dipersiapkan untuk pergi dan tinggal bersama mereka untuk menunjukkan siapa Yesus. Kita dapat melihat penyebabnya di Kej 12:1-3, ketika Abram dipanggil Tuhan. Iblis tentu saja merupakan ahli atas segala kebohongan dan ketakutan.

      Kendala Geografis
      Karena kita harus meninggalkan tempat tinggal kita.

      Kendala Budaya
      Karena kita harus meniggalkan orang-orang yang kita kenal dan nilai- nilai yang biasa kita pahami.

      Tantangan Sosial
      Karena kita harus meninggalkan keluarga dan gereja dan pindah ke lingkungan yang kita merasa asing dan mereka curiga pada kita.

      Ketakutan Pribadi
      Pikiran kita yang berputar-putar membuat kita tidak dapat tidur bergumul dalam ketakutan yang tidak dapat dikendalikan, takut pada perubahan, takut pada kegagalan di bidang keuangan atau bahasa. Kenyataannya adalah bahwa kita semua terbiasa hidup nyaman dan enak dan sangat terbiasa untuk pergi ke gereja dimana segala sesuatunya telah dipersiapkan untuk kita. Ketika kita pergi ke suatu tempat kita mungkin harus menjadi "gereja" bagi orang lain!

    4. Mengatasi kegelapan

      Melawan segala konspirasi dengan langkah-langkah Tuhan:
      Ikuti Panggilan Tuhan. Terdorong oleh Kasih akan Kristus, 2Kor 5:14.
      Menjadi murid hingga dewasa. Kemenangan berasal dari kelemahan kita melalui doa, peperangan rohani, hikmat dan dukungan dari para pemimpin dan rekan sekerja yang menginginkan Anda untuk berhasil.
      Terlatihlah dalam Alkitab dan dalam keahlian.
      Menjadi pembelajar di lapangan.
      Dan akhirnya, menjadi pelatih bagi yang lain.



    Rumah Doa Bagi Segala Bangsa
    Berdoa untuk Yordania
    Operation World halaman 326
    Hampir 4.000.000 orang Arab 94% Muslim,
    7.000 orang Injili



    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PANGGILAN ALLAH [Indeks 00061]

    55. Bisnis Kerajaan Allah

    Menebus Jalur Perdagangan Kuno untuk Penginjilan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Yes 35

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN. Yes 23:18.

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Apakah Anda adalah pengusaha? Apakah Anda bisa mendoakan dan memikirkan cara apapun yang bisa menjalankan usaha dan bisa pula menjadi alat untuk penginjilan?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Kumpulkanlah sebanyak mungkin pengusaha dari berbagai gereja yang berbeda. Buatlah presentasi yang baik dengan menggunakan musik, drama dan ceramah, dan ramah-tamah dikaitkan dengan pentingnya kerjasama antara bisnis dan misi.

    Tugas untuk Mendapat Ijazah:
    Tulislah kembali dalam satu halaman dengan menggunakan bahasa modern dan dengan suatu penerapan modern tentang teologi bisnis dalam Kerajaan Allah berdasarkan Luk 19

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Yes 19:21-25

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Nigeria - populasi 101.000.000 terdiri dari 426 kelompok etnis. Banyak pengusaha yang bepergian ke seluruh dunia, 50% Kristen, 40% Muslim. Banyak terjadi konflik, penindasan dan korupsi


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Kami sedang mengusahakan cara-cara yang wajar dan yang rohani dimana para pengusaha bisa berpartisipasi dalam tuaian akhir di ladang anggur Tuhan. Berikut adalah diantaranya:

    Jalur Baru Perdagangan yang Suci.
    Pernahkah Anda berpikir bahwa jalur perdagangan bisa ditebus untuk mendukung rencana Allah? Ingat bagaiamana di zaman dulu agama-agama besar termasuk Kristen diberitakan melalui Jalan Sutra (Silk Road) dari Eropa ke China. Bagaimana dengan hal ini:

    Tenaga Kerja Filipina
    Salah satu eksport terbesar dari negara Filipina adalah ribuan tenaga kerja yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pelaut di luar negeri dan mengirimkan gajinya kepada keluarga mereka. Seringkali mereka bekerja di negara yang tertutup untuk penginjilan, seperti Arab Saudi. Banyak orang Filipina yang mengenal Tuhan. Seandainya gereja mereka melatih dan mendoakan para tenaga kerja ini untuk menjadi misionaris, dan menggunakan pekerjaan mereka sebagai sarana untuk menjadi saksi Kristus. Dengan strategi sederhana ini tenaga misionaris sedunia bisa dilipatgandakan dalam semalam saja.

    Pengusaha atau Misionaris?
    Beberapa pengusaha yang bekerja pada perusahaan penerbangan Air Afrique dan Air India adalah orang Kristen yang taat, tetapi apakah ada yang pernah mengatakan kepada mereka bahwa mereka bisa melaksanakan Amanat Agung pada saat mereka bekerja? Ini tidak beda dengan kebanyakan pendeta yang memperoleh uang dengan menginjili, dan mengunjungi orang-orang yang tidak pernah ke gereja.

    Orang-orang Nigeria yang Berada di London
    Alfred Williams adalah seorang penginjil dari Nigeria, tetapi ia datang ke London sebagai seorang pengusaha untuk mengimport jahe dan permainan dari negaranya. Keuntungan yang ia peroleh dipakai untuk menjangkau daerah-daerah rawan di London. Gereja-gereja baru bermunculan, dan tidak ada tekanan dalam hal keuangan. Tuhan menggunakan jalur perdagangan untuk memberkati sebuah kota.

    Orang-orang Korea, Cina dan Libanon
    Para misionaris Korea mendatangi langsung orang-orang Korea yang memiliki toko di negara lain di dunia dan yang bekerja untuk Yesus di sana. Orang-orang Kristen Cina, Libanon, dan India ada di berbagai penjuru dunia. Seandainya gereja-gereja rumah mereka mengajarkan kepada mereka untuk menjadi misionaris dan mengijinkan para hamba Tuhan untuk mengadakan kebaktian di restoran, toko, dan hotel yang mereka kelola.

    Seorang Tentara yang Menunggu Perintah.
    Ketika kita mendoakan hamba Tuhan, biasanya kita langsung membayangkan seorang pendeta atau penginjil, namun bagaimana jika kita juga mendoakan hamba Tuhan yang kebetulan adalah pengusaha, atau "tentmakers" seperti Paulus?

    Bisnis dan misi telah menjadi mitra dan pasangan yang tidak terpisahkan sejak zaman Jalur Perdagangan Sutra di masa lalu. Ingat bagaimana Injil dikabarkan ke Afrika dan India melalui kapal-kapal dagang Inggris. Para pengusaha bisa dengan mudah terlibat dalam pemuridan di berbagai bangsa. Banyak diantara mereka yang telah bertahun-tahun memiliki pengalaman lintas-budaya atau memiliki kemampuan menghasilkan uang dari rumah untuk satu usaha misi yang baru.

    Tiga Bentuk Usaha.
    Miguel Diez memiliki lebih dari 200 usaha kecil dalam misinya di 31 negara berbahasa Spanyol. Ia mengajarkan kepada para pemimpin di 31 negara tersebut tentang bagaimana menghasilkan uang di tanah tempat Tuhan mengirim mereka. Secara radikal ia mengatakan bahwa ada tiga macam usaha bisnis di dunia ini.

    Bisnis Biasa
    Usaha ini hanyalah untuk menghasilkan keuntungan bagi kepuasan diri dan kadang-kadang pemilik perusahaan atau para pemegang sahamnya memiliki tujuan-tujuan yang berdosa atas bisnis ini.

    Bisnis Orang Kristen
    Bisnis jenis ini dimiliki oleh orang Kristen yang memberi 10% keuntungannya untuk gereja dan memberi persembahan-persembahan secara rutin namun sebagian besar keuntungannya tetap dalam kekuasaan pribadinya.

    Bisnis Kerajaan Allah
    Dalam bisnis ini yang menjadi partner seniornya adalah Tuhan. Setelah kebutuhan para staf dipenuhi, maka semua keuntungan yang tersisa diberikan untuk keperluan penginjilan atau untuk fakir-miskin di bumi ini.

    Dasar Alkitab untuk Bisnis Kerajaan Allah.
    Dalam Luk 19:11-27 cerita tentang Tuhan Yesus, seorang raja memberi perintah yang harus dilakukan oleh para pegawainya sebelum kedatanganya dari luar negeri. Setiap pegawai diberi upah sebesar 3 bulan gaji, kira-kira 5 juta, dan ia berkata, "Pakailah uang ini untuk berdagang sampai aku datang kembali." Ketika ia kembali ia ingin mengetahui apa yang terjadi dengan uang yang ia berikan.

    Satu pegawainya menggandakan uang 5 jutanya menjadi 50 juta, 10 kali lipat dari uang semula! Apa komentar Raja? Ada yang berpendapat bahwa perdagangan adalah kegiatan duniawi dan perlu dihindari. Beberapa misionaris mengajarkan demikian, mereka lupa bahwa sebagian besar dukungan yang mereka dapatkan berasal dari para pengusaha di gereja mereka.

    Namun Apa yang Dikatakan Raja?
    Katanya, "Bagus, engkau hamba yang baik dan setia!" Raja itu mengatakan bahwa perdagangan itu baik dan menghasilkan keuntungan sepuluh kali lipat bukanlah hal yang sulit. Kemudian raja itu memberi 10 kota kepada hambanya itu supaya ia bisa membawa kemakmuran dengan kemampuannya itu. Sedangkan hamba yang tidak melakukan apa-apa mendapat teguran keras dan kehilangan semuanya.

    Sebuah Kisah Nyata
    Pada tahun limapuluhan, ada seorang misionaris di suatu daerah miskin di Afrika yang mendorong beberapa orang pedagang yang baru percaya supaya jangan menjadi pendeta namun tetap menjadi pedagang bagi Yesus, dengan menghasilkan uang untuk keperluan penginjilan dan menyediakan bangunan untuk gereja-gereja baru. Misionaris lainnya mengatakan bahwa orang percaya tidak boleh lagi mencari keuntungan dan hampir semua orang menentang saran misionaris tersebut. Ia kembali ke rumahnya dengan kecewa. Hanya satu gereja yang ingat apa yang ia katakan tersebut dan saran yang ia berikan itu. Seorang pedagang secara khusus memutuskan untuk tidak mengikuti sekolah Alkitab, akan tetapi ia menjual apa yang ia miliki dan pergi ke Ghana untuk membeli barang-barang yang murah untuk dijual kembali.

    Beberapa tahun kemudian orang tersebut tetap menjadi orang percaya yang setia dan juga menjadi orang terkaya kedua di negara tersebut. Sekarang ini, pada saat sebagian besar negara masih berada dalam kemiskinan, karena usaha dagang orang tersebut untuk Kristus maka gereja-gereja di wilayah tempat ia tinggal sudah memiliki bangunan- bangunan yang bagus, mobil, sekolah dan bahkan bisa mengutus misionaris ke luar negeri. Ketika ia sudah tua, ia akhirnya meninggal untuk bertemu dengan Bapa.

    Sekarang karena sudah mengetahui tentang hal ini, maka Anda akan diberkati jika Anda melakukannya. Yoh 13:17.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Pakistan

    Nama Kelompok     Bahasa
    Bagri             Bagri
    Balmiki           Panjabi, Barat (Balmiki)
    Bater             Bateri
    Deghwari          Deghweri

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00000]

    PEMBUATAN PEMIMPIN

    00065 56. Hukum Persiapan
    00066 57. Melangkah Keluar
    00067 58. Kesetiaan
    00068 59. Pencobaan-Pencobaan
    00069 60. Mengalahkan Patah Semangat
    00070 61. Mengatasi Kesepian
    00071 62. Atur Waktu Anda

    56. Hukum Persiapan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Yes 49

    Ini ayat hafalan Anda:
    Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Yes 43:4

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Diskusikan bagaimana Anda merasakan keahlian tukang periuk dan penentu arah dalam kehidupan Anda.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Atur supaya Anda bisa mengunjungi tukang periuk dan melihat proses pembentukannya mulai dari tanah sampai menjadi suatu barang. Tanyakan mengapa. Periksa beberapa cabang dan kemudian pergilah dan lihat dan rasakan beberapa arah.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Periksalah persyaratan karakter atau kepribadian di dalam Kitab Keluaran, Timotius dan Titus dan tuliskan satu halaman untuk menjelaskannya dalam kehidupan modern.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Yer 18:1-6

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Filipina - 70.000.000 penduduk kepulauan Asia, pertumbuhan gereja yang dramatis, Mayoritas Katolik, 5% Injili, kemiskinan menyebar secara luas


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Apakah Seorang Pemimpin Dibuat atau Dilahirkan?
    Pernahkan Anda menyadari bahwa bahan mentah harus dipersiapkan sebelum siap untuk dijual atau dipakai? Sebagai contoh orang yang terampil harus mempersiapkan:

    Batu – untuk dibuat patung.

    Biji besi - untuk membuat mobil.

    Pohon – untuk membuat perabot.

    Wool - untuk membuat jaket.

    Kulit – untuk membuat sepatu.

    Anda juga dapat melihat hukum Allah dalam mempersiapkan alam. Binatang bersiap untuk musim dingin, tanah dipersiapkan untuk ditanami dan batu kasar dihaluskan oleh air yang mengalir.

    Ketika pertama kita diselamatkan dan dipanggil oleh Tuhan kita juga merupakan bahan mentah, kita tidak sama seperti setelah Tuhan mempersiapkan kita. Batu pondasi tidak akan pernah menjadi rumah jika mereka tidak dipersiapkan dan ditaruh bersama-sama dalam suatu rencana. Bahkan pondasi batu hidup tidak dapat dibuat rumah rohani atau gereja jika tidak dipersiapkan. 1Pe 2:5

    Benih-Benih dan Tanaman-Tanaman Sebelum Berbuah
    Seorang pemimpin lahir dan lahir kembali, dipanggil dan diurapi tetapi sebelum dia memikul tanggungjawab dan membawa buah-buah kepada Tuhan selalu ada waktu untuk persiapan. Seorang pemimpin yang menghindari atau memotong tahap penting ini akan menghadapi risiko bagi dirinya sendiri dan risiko dari Tuhan kemudian hari

    Hukum Persiapan.
    Karena Tuhan menyukai aturan dan keunggulan dan wadah yang teruji, di dalam Alkitab sesuatu memiliki waktu untuk dipersiapkan:

    Suatu tempat untuk Tuhan. Kel 15:2; Maz 107:36, KJV.
    Persembahan untuk kemah suci. Bil 15:3-12; 23:1-2, AV
    Manusia yang memiliki hati untuk mencari Tuhan. 1Sa 7:3; Maz 10:17, KJV
    Bahan Bangunan untuk Bait Allah Salomo 1Ta 22:3-14. KJV
    Jalan untuk Mesias, Yes 40:3; 62:10; Mat 3:1-3; 11:10.
    Orang-orang untuk bertemu Tuhan, Kel 19:14-15. KJV
    Kuda untuk peperangan, Ams 21:31
    Peralatan yang mulia, 2Ti 2:20-21
    Tubuh untuk Yesus, Ibr 10:5
    Mempelai untuk Kristus, Wah 19:7; 21:2

    Setiap pengrajin yang terampil membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk magang, tak terkecuali para pemimpin terlatih umat Tuhan. Yosua menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan Musa, Elisa menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan Elia, Timotius menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan Paulus.

    Bagaimana Tuhan Mempersiapkan Para Pemimpin?
    Yes 49:1-6 adalah pintu masuk menuju sekolah pelatihan milik Tuhan dan pelatihan itu berlangsung selama Anda mengikutinya! Anda dapat meninggalkan universitas tetapi sekolah Tuhan mengikuti Anda selalu, Maz 139:7-10. Semakin cepat Anda belajar, semakin cepat Anda lulus. Yesaya menubuatkan bagaimana Tuhan akan mempersiapkan Yesus untuk hidup dan pelayanan. Proses yang sama dialami oleh Yesaya dan merupakan contoh bagi kita sekarang ini. Mari kita lihat pelajaran di Sekolah Roh.

    Pelajaran dalam Tujuan
    Para pemimpin harus memahami bahwa mereka dipanggil sebelum lahir dan mengalir bersama tujuan kekal mereka, Yes 49:1; Gal 1:15; Yer 1:5; Yes 9:6; Efe 1:4.

    Pelajaran dalam Berbicara Hidup
    Tuhan bekerja dalam lidah kita untuk membuat kata-kata kita tajam seperti pedang, tidak tumpul dan negatif.

    Pelajaran dari Bejana
    Dia menyembunyikan kita di dalam bayang-bayang tangannya, Yes 49:2, yang merupakan gambaran dari Ahli pembuat bejana yang membentuk kita, tanah liat, Yer 18:1-4. Yesus menggunakan tangannya yang terluka dan "tangan" duniawi dari lima ahli bangunannya, Efe 4:11.

    Tahukah Anda bahwa tanah liat harus digali lebih dahulu, bahkan diinjak-injak dan dipisah-pisahkan? Tanah liat harus dicuci dan direndam dalam air, kemudian dipukul, ditekan keras dan diputar dengan kawat yang tipis untuk menghilangkan gelembung udara dan dibakar. Tanah liat ini harus diputar-putar di atas roda, ditarik dan didorong berulang-ulang sampai berbentuk, dan siapk untuk dikeraskan. Dan tiba saatnya untuk dibakar! Mungkin ini memberikan banyak penjelasan tentang apa yang sedang terjadi pada Anda?

    Pelajaran dalam Membuat Anak Panah
    Tuhan ingin membuat para pemimpin-Nya menjadi anak panah yang runcing, Yes 49:2. Pada waktu, anak panah dibuat dari kayu Akasia yang kasar, kusut, dan bengkok, sama seperti karakter manusia sebelum menerima Yesus!

    Batang anak panah dibuat dengan diiris berulang-ulang, digosok dan diluruskan dengan minyak yang berbicara tentang Roh Kudus, diperban untuk menyembuhkan yang terluka, sebelum dipasang diujungnya. Tujuannya adalah agar dapat meluncur ke sasaran yang tepat sepanjang waktu.

    Ujung dari anak panah itu adalah karunia pelayanan, tetapi tiangnya menunjukkan karakter yang menentukan kejatuhan atau kebangkitan para pemimpin, dan merupakan persyaratan utama untuk pelayanan, Kel 18:21; 1Ti 3; Tit 1:5-9. Pernahkah Anda merasakan proses pelurusan dari Tuhan? Sekarang Anda tahu mengapa!

    Pelajaran dalam Kesabaran
    Setelah semua kerja keras dan persiapan yang menyakitkan itu Anda mungkin berpikir bahwa sekarang Anda siap untuk memimpin, tetapi sebaliknya, Tuhan menyimpan Anda dalam tabung anak panah-Nya bersama- sama dengan anak panah yang lainnya. Disimpan berarti disembunyikan dari pandangan umum. Yes 49:2. Penyimpanan ini tidak lama sebelum semua reaksi yang salah tentang frustrasi, pemberontakan dan ketergantungan keluar. Seseorang berkata, "Ini menyakitkan dan tidak berguna" Yes 49:4, tetapi kesabaran dan penundukan dipelajari dengan mempraktekkannya.

    Hari Pengumuman Lulus Akhirnya Datang.
    Dengan suatu penghargaan atas semua penderitaan. "Tetapi sekarang," kata Tuhan, "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang daripadaKu sampai ke ujung bumi." Yes 49:5-6. Harga untuk digunakan oleh Tuhan adalah kesabaran dalam membiarkan Dia mempersiapkan Anda menjadi pria atau wanita yang baik dari Tuhan.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Pakistan

    Nama Kelompok              Bahasa             Populasi
    (Hindko, Southern)         Hindko,Southern    625.000
    (Khetrani)                 Khetrani            10.000
    Kolai (Kohistani-Shina)    Shina, Kohistani   200.000
    (Sansi Bhil)               Sansi               20.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    57. Melangkah Keluar

    Keledai yang hilang menuju tahta Israel

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    1Samuel pasal 9 dan 10 1Sa 9 dan 1Sa 10

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1Ti 4:12

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Pernahkah Anda mendapat masalah karena terlalu banyak bicara, terlalu cepat dan kepada orang-orang yang salah. Ceritakan kepada orang lain apa yang terjadi dan apa yang Anda akan lakukan lain waktu.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Hamba Tuhan yang mana yang Anda layani dan dipandu olehnya. Pergi dan komitkan diri Anda kepadanya, ceritakan kepadanya kesediaan Anda mengikut dia dan minta nubuat pelayanannya dalam hidup Anda.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tuliskan satu halaman yang menjelaskan kualitas dari orang yang Anda cari kepada siapa Anda bersedia untuk menundukkan diri.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    1Ko 6:12-13

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Cina - 1.215.000.000 orang penduduk, 20% seperti manusia umumnya Kebangunan rohani besar-besaran dalam beberapa wilayah, penolakan luar biasa di beberapa tempat


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Apakah Ada Sesuatu yang Hilang Dalam Hidup?
    Bagi Saul hanya kehilangan keledai, tetapi mencarinya memulai Saul dalam perjalanan menuju tahta Israel. 1Sa 9:3

    Saul Mengenali Suara Bapanya
    Saul mematuhi perintahnya, demikian pula kita harus mendengarkan, dengar dan mematuhi suara Bapa kita.

    Apakah Anda Diam Saja?
    Bahkan dalam ketaatan pun Saul tidak membuat kemajuan apapun, dan ia akan pulang kembali ke rumah. 1Sa 9:4-5. Ini terjadi ketika orang-orang merasakan panggilan Tuhan tetapi tidak mengetahui harus berbuat apa. Untunglah, pelayannya mengetahui sebuah jalan yang langsung menuju berkat Tuhan, 1Sa 9:6, dan dengan mengikuti jalan setapak rohani yang sama, Anda juga dapat berdasar pada inisial panggilan dari Tuhan dan beralih ke tujuan Anda. Berikut ini langkah- langkahnya:

    Mulai dengan Melayani Seorang Hamba Tuhan.
    Pelayan berkata, "Mari kita pergi kepada Hamba Tuhan, barangkali ia akan menunjukkan kita jalan untuk diambil." 1Sa 9:6

    Yosua lebih dulu melayani Musa. Elisha lebih dulu melayani Elia. Timotus lebih dulu melayani Paulus. Kemudian mereka diberi pelayanan mereka sendiri.

    Hidup di bawah matanya dan di bawah pengurapannya yang bersifat nubuatan dan jangan tinggalkan, sampai Tuhan mengutus Anda, dan bahkan kemudian memelihara suatu persahabatan Hidup jangka panjang. Ia mungkin sering mempunyai suatu Firman dari Tuhan untuk kamu. 1Sa 9:9,15,16. Pesan bahwa mereka mengambil suatu hadiah kepadanya, sebab sebagaimana Yesus berkata, "Dimana harta bendamu berada di situ hatimu berada." Mat 6:21.

    Di mana Hamba Tuhan untuk Anda itu?
    Seseorang yang benar-benar hamba Tuhan mungkin sulit untuk ditemukan, bahkan Saul pun tidak mengenali Samuel dengan segera. 1Sam 9:11,18. Barangkali Samuel tidak mempunyai jubah religius, kepribadian karismatik atau pakaian mahal yang mungkin Saul keliru harapkan? Biarkan Tuhan, bukan mata Anda yang menuntun Anda kepada bapa Anda dalam iman.

    Harapkan Beberapa Kejutan dari Tuhan.
    Ingatlah selalu bahwa jalan dan pemikiran Tuhan adalah berbeda dengan kita. Yes 55:8-9, Tetaplah tunduk kepada panggilan Tuhan, sekalipun Ia mengejutkan Anda. 1Sa 9:20-21; Yer 1:7; 1Sa 16:7; 1Ko 1:27

    Mulailah dengan Bersungguh-sungguh dalam Mencari Tuhan.

    Untuk Ketetapan-Nya
    Di dalam Yesus semua yang Anda butuhkan telah disediakan bagi Anda, Yesus telah berjalan di depan Anda, Mat 26:32. Perhatikan bahwa paha, bagian para imam telah yang disimpan untuk Saul, dan itu juga milik Anda, 1Sa 9:23,24

    Untuk Penyingkapan Nubuatan
    Pengetahuan pewahyuan, bimbingan supernatural dan intervensi nubuatan adalah yang Anda perlukan dan melebihi semua pemahaman alami. 1Sa 9:27; Gal 2:2; Kis 16:6-10.

    Karena Urapan-Nya
    Ini adalah kebutuhan rohani yang sangat dibutuhkan/harus ada yang menyertai panggilan itu, yaitu kehadiran Roh Kudus. Lihat 1Sa 10:1 dan Kis 1:8

    Karena Rencana Pilihan-Nya Bagi Anda
    Sama seperti Saul yang diurapi untuk menjadi pemimpin di atas bangsanya, 1Sa 10:1, Tuhan juga mempunyai suatu rencana untuk Anda raih, barangkali seumur hidup. Selalu ingat panggilan Anda, di dalam masa sulit yang Anda akan membutuhkan penenteraman tersebut. Yer 1:5

    Sekarang Jalinlah Hubungan dengan Tuhan.
    Apapun yang Anda pelajari di dalam Sekolah Roh Kudus, ada tiga pelajaran yang benar-benar pokok untuk setiap pemimpin masa depan. 1Sa 10:2-6; Rom 6:3-8.

    Kematian Diri
    Saul dikirim ke pusara Rachel yang berbicara tentang kematian, Yoh 12:24, Luk 9:23.

    Perubahan Bagian Dalam
    Kemudian Saul dikirim kepada pohon ek di Tabor yang merupakan tempat bersejarah dimana Kristus mengalami perubahan bentuk. Ini berbicara tentang perubahan bagian dalam yang disempurnakan oleh Allah. Perhatikan juga pelajaran kerendahan hati dan belajarlah bagaimana menerimanya dengan penuh keindahan.

    Hidup Kebangkitan Baru
    Akhirnya Saul dikirim ke Gibeah, sebuah bukit dimana Tuhan berbicara tentang pendakian ke dalam hidup baru dan menjadi seorang yang berbeda. 1Sa 10:6. Ia bertemu dengan orang-orang yang akan bersama-sama dengannya dan sebuah tempat untuk mengekspresikan karunia rohaninya. Perhatikan bahwa musuh orang-orang Filistin juga ada di sana, sebab semakin Allah membuktikan panggilan-Nya, musuh juga akan menandinginya.

    Hidup dalam Kebijaksanaan Tuhan.
    Hikmat dapat berarti kesabaran. Saul diberitahu untuk menunggu sampai "tanda ini dipenuhi". 1Sa 10:7; Ams 8:12. Sampai akhirnya berhati-hati dengan apa yang Anda katakan dan kepada siapa Anda ceritakan, 1Sa 10:15.

    Yusuf di dalam Kej 36:6-9 menjadi salah sebab ia terlalu cepat berbicara.

    Apa yang telah terjadi dengan Maria, apakah ia pergi dan menceritakan kepada semua orang tentang apa yang malaikat katakan kepadanya? Tidak, dia pergi kepada seseorang yang akan memahami apa yang telah terjadi. Luk 1:26-45

    Ijinkan Tuhan untuk secara spiritual dan alami menegaskan panggilan Anda sebelum Anda berusaha untuk memimpin orang lain. 1Sa 10:20-23; 11:15.

    Jangan Pernah Lakukan Apa yang Saul Lakukan Kemudian!

    Kebijaksanaan adalah pelajaran yang dipelajari dari sejarah. Saul jatuh dan tidak pernah dipulihkan.
    Saul tidak mematuhi hamba Tuhan dan kehilangan persahabatan dan dukungannya.
    Ia mengambil ketetapan dari orang.
    Ia menerima petunjuk dari orang.
    Ia hidup dalam daging bukan dalam Roh.
    Ia kehilangan pengurapan dan tujuannya.
    1Sa 13-16.

    Tuhan memberi dia suatu permulaan yang besar dalam pelayanan. Ia tahu harus berbuat apa tetapi ia menjadi sombong, percaya diri dan melakukan hal-hal yang sangat berlawanan dengan yang telah Tuhan ajarkan kepadanya semasa muda. Sayangnya, ia menjadi dipenuhi dengan roh jahat dan meninggal dalam kesepian, kekalahan dan bunuh diri untuk digantikan oleh Daud.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Pakistan

    People Name               Language       Population
    (Shumashti)               Shumashti      14.000
    Turkmen (Turkoman)        Turkmen        10.000
    Vlax Rom Gypsy (Arhagar)  Romani, Vlach  14.000
    (Wanetsi)                 Waneci         90.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK

    Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    58. Kesetiaan

    Raja Saul Tidak Setia tetapi Daud Pada Masa Mudanya Setia.

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    1Sa 16:1-13; 2Sa 7:8-11,18-29

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang ada di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 1Sa 16:7

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Saat ini adakah seseorang yang diurapi Tuhan yang dapat Anda ajak bergabung untuk membantu memimpin bangsa kepada Kristus?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Baca semua cerita tentang Daud dari 1Sa 16 hingga 2Sa 24, dan perhatikan khususnya pada perjalanan ke Sion, dan semua tempat perhentian.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulis satu halaman esai tentang ujian kemiskinan, ketidakjelasan dan kemakmuran dan sebutkan dimana terdapat bahaya kebohongan.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Mat 25:21

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Irak - 22.000.000 orang penduduk Arab 95% Muslim, 0.03% Injili, banyak menderita setelah Perang Teluk


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Daud diurapi sebagai penguasa Israel yang terpilih ketika dia masih muda, tetapi banyak tahun-tahun yang dilewati sebelum dia benar-benar menjadi raja di akhir perjalanan panjang ke Gunung sion. Sepanjang waktu itu Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk suatu kepemimpinan.

    Para pemimpin sekarang juga akan melalui jalan yang sama. Sion bagi kita bukanlah di atas puncak bukit di Israel, tetapi suatu tempat kekuasaan rohani dimana kita menjalankan tanggung jawab dan melihat pertumbuhannya. Sion bagi kita adalah suatu tempat dimana orang-orang bersedia, khususnya para pemuda dan dimana kita berkuasa atas musuh- musuh kita. Maz 110:2-3; 48:11. Jalan menuju Sion banyak terdapat tempat perhentiannya.

    Betlehem

    Daud adalah Raja yang diurapi dalam 1Sa 16:13, tetapi dia kembali ke padang untuk memulai pelatihannya sebagai penguasa. Daud harus belajar setia dan Betlehem berarti setia dalam hal-hal yang kecil.

    Setia Dalam Hal-Hal Alami
    Dia taat kepada bapa alaminya tanpa membantah, 1Sa 17:17-18

    Setia Dalam Pribadi
    Dia membunuh singa dan beruang, tidak terlihat dan tidak dihargai, 1Sa 17:35

    Setia Dalam Hal-Hal Kecil
    Daud mengembalakan kawanan domba sambil menunggu tujuan hidupnya. 1Sa 17:28

    Kesetiaan Menciptakan Kesempatan

    Tuhan mencari kesetiaan dan dengan kesetiaan Ia menciptakan kesempatan. 1Sa 16:17-19; Maz 75:7. Berita tentang kualitas Daud telah sampai di istana dan nama Daud telah dikenal. Tawaran dan sukses datang dengan cepat, tetapi akhirnya bagi Daud sukses juga berarti kemarahan dan kedengkian Saul. 1Sa 18:5-9; 19:10-13.

    Adulam.

    Daud sekarang mempunyai kebutuhan pribadi yang sangat besar dan dia lari ke gua Adulam. 1Sa 22:1-3, dan menjadi pemimpin dari 400 orang yang datang kepadanya.

    Sebagian adalah orang-orang yang tertekan – menangis karena mengasihani diri mereka sendiri!

    Sebagian terlibat utang – dan mengharapkan bantuan untuk melunasi tagihannya!

    Sebagian orang yang tidak pernah puas – yang tidak pernah berhenti mengeluh dan menuntut!

    Daud juga harus merawat orangtuanya. Mereka semua adalah orang-orang yang kekuarangan yang berharap Daud dapat menolong mereka, padahal sebenarnya Daud sendiri membutuhkan pertolongan untuk dirinya sendiri! Dalam perjalanan ke Sion pasti berhenti di Adulam, dimana Anda harus belajar setia kepada orang-orang yang kekurangan ketika Anda sendiri mempunyai kebutuhan yang lebih besar. Daud mengajarkan disiplin dan menjadi suatu pasukan tempur kepada mereka. 1Sa 23:5, dan dia mengajari mereka untuk menghormati otoritas, bahkan kepada raja yang marah dan jahat. 1Sa 24:3-7

    Waspada
    Tetapi hati-hati, di Adulam orang-orang mungkin datang kepada Anda untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui kepercayaan Anda. Mereka mungkin tidak datang untuk menolong Anda, dan ketika Anda membutuhkan bantuan nanti, mereka akan pergi! Inilah yang terjadi kepada Daud dengan orang-orang Keilah yang diselamatkannya dari kematian, 1Sa 23:1-13. Selalu ingatlah, bahwa Yesus sendiri sanggup mencukupi setiap kebutuhan, kebutuhan Anda dan orang-orang yang lain. Selalu arahkan orang-orang kekurangan kepada-Nya.

    Ziklag.

    Daud tinggal di Ziklag pada waktu imannya dalam janji Tuhan sedang terguncang. Suatu hari ketika orang-orang itu kembali, Ziklag terbakar, dan semua isteri-isteri dan anak-anak telah dibawa. Orang- orang Daud yang marah ingin membunuhnya! 1Sa 30:1-6. Di Ziklag Daud belajar untuk setia kepada Tuhan di dalam kehilangan segalanya, kehilangan iman, keluarga dan teman-teman. Daud, "mendorong dirinya sendiri kepada Tuhan", dan titik terendahnya akhirnya menjadi titik baliknya.

    Hebron.

    Di sini Daud belajar untuk setia dalam hubungannya dengan orang-orang yang diurapi lainnya yang berpengalaman sebagai tentara dan sebagai orang-orang kuat di pihak mereka. 1Ta 11 dan 1Ta 12. Mereka mengenali urapan, otoritas dan visi Tuhan di dalam Daud sehingga mereka tidak mengejar karir atau pelayanannya sendiri, melainkan mereka datang untuk menjadikan Daud sebagai raja atas seluruh Israel. Setelah pengalaman di Adulam Daud menanyakan tiga pertanyaan untuk menyelidiki hati mereka:

    Apakah kamu datang dalam damai? Apakah kamu datang untuk membantu aku? Apakah kamu datang untuk bergabung dengan aku? 1Ta 12:17-18

    Ketika mereka bergabung menjadi satu, urapan dan ketetapan bertambah. 1Ta 11:3; 12:39-40. Tujuh tahun kemudian, mereka bersama-sama mengalahkan orang Yebus, menguasai Gunung Sion dan membawa ke dalam pemerintahan Kerajaan Tuhan 2Sa 5:6-12.

    Sion, Akhir Perjalanan.

    Sion adalah semua tentang kesetiaan dalam memerintah, seperti dan serupa dengan Kristus, tidak mendominasi ataupun memanipulasi orang- orang. Daud melakukannya dengan baik tetapi kekuasaan menghadapkan Daud pada berbagai ujian kesetiaan yang tidak selalu bisa ia lalui: Dia membawa Tabut Perjanjian dengan cara yang salah, sehingga salah seorang mati. Dia melakukan dosa yang besar dengan Betseba, dan suaminya dan seorang bayi mati. Anaknya, Absalom, memimpin suatu pemberontakan, dan dia serta orang lain banyak yang mati.

    Ujian yang Tersulit

    Dalam perjalanan ke Sion Anda mungkin menderita karena kemiskinan tetapi Anda aman karena Anda tinggal bersama Yesus. Anda mungkin menderita frustrasi karena ketidakjelasan tetapi Anda melakukan segalanya untuk Yesus dan menjauhi kesombongan. Di Sion, ujian yang tersulit menunggu setiap pemimpin, dan banyak orang yang gagal. Di Sion ada kemakmuran dan pujian dan cara yang cukup keanehan sehingga para pemimpin dapat dan melupakan Yesus, dan jatuh.

    1. Betlehem, setialah pada perkara kecil.
    2. Adulam, setialah kepada orang yang kekurangan.
    3. Ziklag, setialah dalam kehilangan.
    4. Hebron, setiap dalam hubungan-hubungan.
    5. Zion, setialah kepada Tuhan dalam memerintah.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Filipina

    Nama Suku               Bahasa        Populasi
    Malay (Melaju)          Malay         140.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    59. Pencobaan-pencobaan

    Presiden AS, Nixon, dipanggil untuk berdiri tetapi ia jatuh dalam pencobaan (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda baca yang berikut:
    1Ti 6:3-21; Dan 4:28-37; 1Ra 19.

    Ini ayat hafalan Anda:
    Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. 2Ti 2:3-5

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bentuklah dua kelompok dan saling bertanya tentang integritas.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Bawalah majalah, buku, video, atau berhala-berhala dan apa saja dari rumah yang seharusnya tidak ada di sana dan bakarlah itu semua mereka dalam nama Yesus.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulis dalam satu halaman bagaimana pencobaan-pencobaan mungkin dapat mempengaruhi Anda

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    2Ti 2:20-21

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Inggris - 46.000.000 orang sekuler jatuh secara rohani. Banyak harapan untuk pemulihan baru, banyak gereja diperbaharui


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Rencana Tuhan selalu untuk meninggikan para pemimpin yang akan dengan setia seumur hidupnya melayani Dia tetapi rencana Setan adalah untuk memukul gembala itu sehingga domba-dombanya tercerai-berai. Kita tidak boleh mengabaikan rencana-Nya yang menghadapkan kita pada bahaya seperti ini, Zak 13:7; 2Kor 2:11.

    Pencobaan-pencobaan

    Di padang gurun Setan mencobai Yesus untuk menyalahgunakan posisi dan kuasa rohani-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri, kemudian Setan mencobai Dia agar mengambil jalan pintas untuk menghindari penderitaan dan akhirnya Setan mengusulkan pengangkatan dirinya sendiri. Yesus berkata TIDAK setiap kali! Suatu keputusan yang sekarang ini Anda ambil mungkin akan menyelamatkan jiwa Anda kemudian.

    Serangkaian pencobaan yang dihadapi para pemimpin disebut "wanita, daya tarik dan emas." (girls, glamour and gold.)

    Perempuan, (Atau Laki-laki!) Suatu Penyalahgunaan Seksualitas

    Membiarkan mata memandang kata-kata dan gambar-gambar sensual bisa dengan mudah mendorong ke arah tindakan seksual di luar pernikahan, khususnya pada waktu kesepian, tertekan atau dalam perjalanan. Suatu kejatuhan menghancurkan pelayanan, pernikahan dan kepercayaan banyak orang. Ams 6:20-35; 5:7-14

    Daya tarik, Suatu Penyalahgunaan Posisi

    Anda mendengar bualan kebanggaan tentang apa yang telah "aku" lakukan, sebagai ganti menghormati Tuhan. Kesombongan menyebabkan Setan jatuh dan menipu sejumlah besar para pemimpin sejak itu. Dan 4:28-37; Ams 16:18,29,23.

    Emas, Suatu Penyalahgunaan Uang

    Menginginkan rumah besar, limusin, arloji emas, pakaian yang indah, dan perjalanan kelas utama tidak bisa menghindarkan kita dari hutang, penyalahgunaan pemberian orang-orang Tuhan dan tekanan keuangan yang fatal. 1Ti 6:6-10

    Paling Baik dari Semuanya: Jangan Jatuh

    Berhati-hatilah terhadap kecurangan dari hati Anda sendiri Yer 17:9

    Arahkan pandangan Anda pada Yesus, Ibr 12:2

    Rendahkan diri Anda di hadapan Tuhan, agar Setan jangan merendahkan Anda, 1Pe 5:5-6

    Tinggal dekat dengan Tuhan, Ayu 33:14

    Orang-Orang berkata, "Ke sana hanyalah karena anugerah Tuhan, aku pergi" Ada suatu Anugerah dari Tuhan, maka jadilah pasti untuk mengambil keuntungan penuh. 2Ti 2:1. Berbicaralah dengan seorang teman, seseorang yang jujur kepada Anda. Minta dia untuk sering menanyai Anda tentang tujuh pertanyaan berikut:

    Pertanyaan Tentang Integritas

    1. Apakah pada minggu lalu Anda berada di suatu tempat bersama dengan seorang wanita (atau seorang pria) yang nampaknya mencurigakan?

    2. Apakah beberapa masalah keuangan kekurangan integritas?

    3. Apakah Anda mengarahkan diri Anda kepada bahan-bahan yang mengeksploitasi daya tarik seksual?

    4. Sudahkah Anda menyediakan waktu yang cukup untuk belajar dan berdoa?

    5. Sudahkah Anda memprioritaskan waktu untuk keluarga Anda?

    6. Sudahkah Anda memenuhi perintah dari panggilanmu?

    7. Apakah Anda baru saja berbohong kepada Tuhan, saya atau diri Anda sendiri?

    Diberkati atau Ditekan?

    Setelah Setan, musuh terbesar yang berikutnya yang dihadapi seorang pemimpin adalah dirinya sendiri, sebagai contoh Elia. Dalam 1Ra 19 ia telah menghentikan hujan yang mengakibatkan runtuhnya ekonomi bangsa, menghidupkan seorang anak yang sudah mati, menurunkan api dari surga, membunuh 400 nabi palsu, menurunkan hujan kembali dan berlari lebih cepat dari sebuah kereta perang. Manusia yang hebat! Tetapi ketika Izebel mengancam dia, semua energi emosional Elia terkuras. Ia tidak bisa lagi menghadapi satu konfrontasi atau pelaksanaan nubuatan, tidak satu pun. Ia bahkan tidak bisa lagi mencari Tuhan untuk mendapatkan firman-Nya.

    Elia Pasti Mempunyai Cukup.

    Ia meninggalkan pelayannya, melarikan diri dari masalah dan akhirnya menyendiri di padang gurun dan minta Tuhan untuk membunuhnya. Musa juga banyak berdoa untuk hal yang sama, Ula 11:15, dan itu dapat terjadi kepada siapa saja. Seorang pemimpin yang memiliki perhatian kepada keluarga, keuangan, gereja dan masa depan dapat menjadi terbeban, lelah dan bahkan kalah. 1Ra 19:3-5)

    Apakah Jawab Tuhan?

    Tidak ada teguran dari Tuhan, hanya kemurahan hati dan makanan dan minuman yang baik dan istirahat. Tuhan mendorong keluar ketidakpercayaan dan rasa mengasihani diri sendiri dan memimpin Elia memasuki lembaran yang baru dengan-Nya. 1Ra 19:5-9. Setelah angin, gempa dan api, Tuhan dengan lembut berbisik kepada Elia bahwa Ia belumlah selesai dan Ia akan mengirim dia kembali ke jalan yang dilewatinya untuk mengurapi dua pemimpin baru dan untuk menemukan 7.000 orang percaya lainnya! Ia mematuhi Tuhan dan pelayanannya terus berkuasa. 2Ra 1 & 2Ra 2.

    Menghadapi Kelelalahan

    Ketika sebuah pegas diregangkan terlalu jauh, pegas itu harus dicairkan dan dibuat kembali. Seperti halnya jika kita mendorong diri kita sendiri sampai melebihi batas. Menghadapi kelelahan sekarang akan membutuhkan menghindarkan kita dari bulan-bulan untuk memperbaiki diri kembali.

    Bagaimana Menjaga Hati dan Pikiran

    Stres terjadi atas hati yang tenggelam di bawah satu tekanan lagi, dan beban pikiran yang berlebihan dan kemudian tidak dapat membuat keputusan yang baik.

    Paulus di dalam Fil 4:2-9 mengatakan bahwa Allah sumber damai sejahtera dan damai Tuhan akan menjaga hati dan pikiran Anda ketika:

    Anda mengindahkan tekanan hubungan dengan kerendahan hati dan pertobatan.

    Anda tetap sukacita di dalam Tuhan atas kehendak Anda sendiri.

    Anda lembut, tidak menimbulkan amarah, sebab Tuhan adalah dekat, dan di sana ada harapan.

    Anda tidak khawatir akan apapun, karena meminta kepada Tuhan dan bersyukur kepada-Nya,

    Anda memilih untuk memikirkan apakah yang sebenarnya benar, bukan apa yang terancam.

    Kamu mencerminkan berbagai hal positif dan bukan hal negatif yang gelap.

    Tuhan menjanjikan kepada Anda suatu jalan keluar dari setiap pencobaan, 1Ko 10:13. Jalan keluar itu termasuk menghadapi dengan isu yang praktis seperti mengatur waktu, keuangan dan hutang, dan berkata TIDAK kepada sebagian orang, proyek dan dokumen.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http: www.ad2000.org) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang berkomitmen
    untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat disana.



    Qatar

    Nama Suku             Bahasa              Populasi
    Persian (Irani)       Farsi, Eastern      65.600
    (Urdu Speakers)       Urdu                28.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    60. Melawan Patah Semangat

    Mengapa engkau putus asa? Berharaplah kepada Allah!

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Bacalah Ini Dalam Alkitab Anda:
    Yos 1

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu? Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau pergi." Yos 1:9

    Selanjutnya Bicarakan Hal Ini:
    Adakah seseorang di dalam kelompok Anda yang patah semangat? Jujurlah sebab Allah memberikan kasih karunia kepada yang rendah hati. Layanilah seorang akan yang lain.

    Sesuatu Untuk Dilakukan Sebelum Waktu Berikutnya:
    Mintalah dalam doa supaya Allah menuntun Anda kepada orang yang patah semangat, dan mulai memberikan pengharapan kepada mereka. Tawarkan untuk mendoakan mereka sesuai dengan jawaban yang telah kita peroleh.

    Tugas Tertulis Program Diploma:
    Lihatlah penyebab patah semangat dan tuliskan sepanjang dua halaman dimana alasan-alasan itu dapat dilihat dalam kehidupan sekarang.

    Renungkan Ini Kata Demi Kata:
    1Pe 5:6-11

    Gunakan Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Nigeria - 8.000.000 suku di gurun Afrika, 90% Muslim yang kuat dan terorganisasi, 0,38% Kristen tapi terbuka bagi Injil, sedikitnya 19 kaum belum terjangkau.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan persiapkan dengan baik menambahkan ayat-ayat dan kisah-kisah
    untuk dibawa dalam kehidupan.



    Saya akan selalu mengingat John, teman saya. Suatu hari segera setelah dia diselamatkan secara luar biasa dari kecanduan obat terlarang, dia berdiri untuk menyanyikan Maz 42, ayat Maz 42:1,2,5, dan Ps 42:6 dengan suara yang benar-benar indah.

    "Mengapa engkau tertekan hai jiwaku,
    dan gelisah di dalam diriku?
    Berharaplah kepada Allah!
    Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
    penolongku dan Allahku!"

    Beberapa tahun kemudian saya mendengar bahwa John telah pensiun dari kepemimpinan, dan dia sangat patah semangat. Apa yang telah terjadi?

    Patah Semangat? Anda Tidak Sendirian!

    Patah semangat adalah salah satu senjata favorit setan, dan dia telah menggunakannya untuk melawan umat Allah di segala zaman. Bacalah apa yang mereka ini katakan,

    1. Musa, dalam Bil 11:15
    2. Yosua, dalam Yos 7:7
    3. Elia, dalam 1Ra 19:4
    4. Ayub, dalam Ayu 10:1
    5. Daud, dalam Maz 42:6; dan Maz 43:5
    6. Yeremia, dalam Yer 15:10
    7. Dua murid, dalam Luk 24:17

    Jadi Mengapa Anda Begitu Patah Semangat?

    Bersemangat terjadi ketika kita mendapat dukungann yang berlebih, jadi patah semangat memiliki arti sangat berlawanan dan terjadi ketika sesuatu menyebabkan tidak bersemangat kita. Berikut ini beberapa penyebab mengapa itu terjadi pada orang-orang dalam Alkitab:

    Sukarnya Perjalanan
    Dalam Bil 21:4 bangsa Israel kelelahan dalam perjalanan mereka ke tanah perjanjian. Gurun pasir ketika itu mengambil korbannya.

    Sampah Masa Lalu
    Dalam Neh 4:10 orang-orang letih memindahkan puing-puing masa lalu. Hal yang sama bisa juga terjadi kepada kita ketika kebiasaan lama kembali dan menyebabkan kita jatuh.

    Kata-kata dari Musuh
    Dalam Neh 4:11 musuh-musuh setempat menambahkan aliran kata- kata negatif yang mematahkan semangat.

    Mata Menyimpang dari Yesus, Kembali Pada Dunia
    Dalam Maz 73:2-3, penulis menyaksikan bahwa dia hampir jatuh ketika dia berhenti mempercayai Allah dan mulai cemburu terhadap kekayaan orang fasik. Berbahaya!

    Rahasia atau Cara-cara Licik
    Dalam 2Kor 4:2 Paulus mengetahui betapa kecewanya kita ketika orang lain melakukan hal yang egois di belakang Anda.

    Ilah Zaman Ini
    Yaitu setan, disebutkan dalam 2Kor 4:4. Allah adalah Pribadi yang memberikan daya tahan dan dorongan, lihat Rom 15:5, sehingga Anda mengetahui siapa yang menyebabkan Anda patah semangat.

    Bangunan Kerajaan Pribadi
    Jangan pernah menjual berkat Allah dan selalu mengarahkan kepada kegagalan dan patah semangat. Lihat 2Kor 4:5.

    Keletihan dan Kelemahan Fisik
    Dalam 2Kor 4:7 Paulus menyebut kita bejana tanah liat untuk menunjukkan betapa rapuhnya kita, dan betapa mulianya harta Allah di dalamnya. Ingat bahwa bejana tanah liat mudah pecah atau retak dan itu yang akan terjadi pada kita jika kita mempekerjakan tubuh dan jiwa kita melebihi batas.

    Hubungan dengan Allah
    Jika kita lupa bahwa Tuan pembuat bejana itu selalu sibuk mencetak, membentuk dan meregangkan kita untuk membuat kita menjadi seperti Yesus, maka kita akan mudah menjadi patah semangat terhadap apa yang terjadi pada kita dalam bengkel Allah. Lihat 2Kor 4:8-11.

    Bagaimana Mengatasi Patah Semangat

    Tak ada satu hal yang selalu dapat Anda lakukan karena seperti yang telah Anda lihat bahwa penyebab patah semangat sangat bervariasi. Meskipun demikian, berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil.

    Kenali Raksasa-raksasa ini di Pintu Gerbang
    Dua raksasa yang mengawal untuk masuk ke tanah perjanjian, bahkan untuk sekarang ini, disebut ketakutan dan patah semangat. Jika Anda mendengar dari mereka dan merasakan tekanan mereka maka Anda tahu bahwa Anda dekat pada janji-janji Anda.

    Pada saat yang penting ini, sama seperti Yosua Anda harus kuat dan bersemangat dan menekankan pada kasih karunia yang Allah berikan. Lihat Yos 1:9.

    Memahami Apa yang Sedang Terjadi
    Dalam 2Kor 4:16, Paulus berkata jangan tawar hati sebab melalui kesukaran-kesukaran kita diperbaharui secara batiniah. Ia mengatakan bahwa terang ini dan masalah-masalah kadang-kadang muncul membuat kita menjadi semakin baik di hadapan Tuhan.

    Harapan Dalam Allah
    Bahkan meskipun iman kita sedikit Anda masih dapat berharap kepada Allah dan percaya bahwa Allah damai sejahtera akan segera meremukkan setan di bawah kaki Anda. Lihat Maz 42:5 dan Rom 16:20.

    Akui Kebutuhan Anda, Doakanlah
    Dalam Pengk 4:12 kita temukan bahwa dua orang lebih baik daripada sendiri, khususnya jika yang seorang lebih kuat. Jangan simpan perasaan Anda untuk diri sendiri, utarakanlah pada seseorang dan berdoalah bersama, terutama untuk mengikat setan.

    Terima dari Allah
    Bukalah hati Anda dan biarkan Roh Kudus memberikan ketahanan Allah, dorongan, harapan, sukacita, dan damai sejahtera untuk Anda. Rom 15:5; dan Rom 15:13.

    Menghadapi Penyebab Alamiah
    Ketika Elia letih dan patah semangat Allah memberikan makanan dan istirahat bagi dia sebelum berurusan dengan alasan yang sesungguhnya dan memberinya firman baru, arah baru, dan harapan baru. 1Ra 19:3-18.

    Berdiri Pada Janji Allah
    Petrus menasihati kita untuk merendahkan diri di bawah kebesaran tangan Allah, menyerahkan kekuatiran kita kepada-Nya, mengontrol diri sendiri, melawan iblis dan menolong orang lain yang juga sedang menderita. Dia memberikan harapan besar dengan mengatakan bahwa Allah sumber segala kasih karunia akan segera datang sendiri untuk memulihkan Anda secara pribadi dan membuat Anda kuat, kokoh, dan tabah. 1Pe 5:6-11.



    Untuk Penutup Berdoalah Untuk
    Orang-Orang Dunia yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Daftar Orang yang Belum Terjangkau Josua Project 2000
    pada (www.ad2000.org) mereka ini tidak mempunyai gereja dan belum ada kelompok sel,
    gereja atau badan misi telah sepakat untuk berdoa,
    melakukan adopsi atau pertumbuhan gereja di antara mereka.



    Rusia

    Nama                         Bahasa            Populasi
    (Andi (Qwannab)              Andi              10.000
    (Caucasian Mountain Jew)     Tat, Hebrew       15.000

    © Dr Les Norman - Sekolah Kepemimpinan Kristen, UK Izin diberikan untuk menyiapkan copy untuk tujuan studi tapi bukan untuk dijual atau tujuan-tujuan komersil. Anda telah menerimanya secara gratis, jadi berikan secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    61. Mengatasi Kesepian

    Orang-Orang yang bergumul satu sama lain bukanlah jalan yang terbaik untuk maju

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda baca yang berikut:
    Kel 18; Rom 16

    Ini ayat hafalan Anda:
    Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang yang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tidak mudah diputuskan Pengk 4:9-12

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Diskusikan sebagaimana yang sudah Anda lihat bahwa dua orang yang bekerja bersama-sama jauh lebih baik dibanding dua orang yang bekerja sendiri-sendiri.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Aturlah suatu kejuaraan dengan kontes antar gereja, sekolah, persekutuan dan sebagainya. Lihatlah bagaimana satu regu dapat benar- benar bekerja bersama-sama.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulis satu halaman untuk mengatakan mengapa Yesus mengutus rasul dua-dua orang

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Bil 11:14-17

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Korea Utara - 26.000.000 orang-orang Asia Negara tertutup, hamper bangkrut, 68% ateis, 30% Shamanism (Perdukunan) Sekali Kebangunan Rohani, sekarang 0,4% orang percaya


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Salah satu masalah yang paling umum tidak disebutkan dalam kepemimpinan adalah kesepian yang menyakitkan. Beberapa pelayan tidak mempunyai teman atau rekan-rekan kerja sebab Sekolah Alkitab mengajarkan kepada mereka bahwa seorang pelayan harus terpisah dari orang lain. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan kepada kita dengan contoh seseorang yang bekerja sama dalam satu team.

    Regu Apostolik Paulus

    Ia mulai dengan dua orang, tetapi kemudian ia mempunyai suatu tim internasional yang lebih besar dan suatu tim yang cukup besar di Roma, Kis 13:1-4; 20:4; 16:1-10; Rom 16:10-16.

    Rasul atau Apostolik?

    Anggota dari regu apostolik tidaklah harus rasul, tetapi mereka harus menjadi dan dipanggil dan diperlengkapi oleh Allah untuk strategi apostolik. Bagi Paulus ini berarti bepergian tetapi untuk tim Antiokhia berarti pelayanan yang besar di kota besar itu.

    Di dalam tim Paulus, Anda temukan berbagai macam orang, dari yang berpengalaman dalam pelayanan seperti Barnabas dan Silas, sampai pada orang-orang muda seperti Timotius dan Yohanes Markus, Dokter Lukas, dan pendoa safaat seperti Epaphras, Kol 4:12, Tychicus sang pesuruh, Efe 6:21, Zenas pengacara dan Apollos pengkhotbah keliling, Tit 3:13. Tim berubah ketika orang-orang menemukan tujuan mereka di dalam Tuhan dan mengambil tanggung jawab, beberapa telah diutus sedang orang yang lain bergabung. Tidak semua orang berbuat untuk pertama kali! Kis 15:38; 2Ti 4:11.

    Prinsip-prinsip Tim.

    Tuhan sendiri adalah contoh terbaik dari sebuah tim sebab walaupun Bapa, Putra dan Roh Kudus semuanya mempunyai peran berbeda, mereka bekerja sama menyempurnakan keselarasan dan kesatuan terhadap satu tujuan umum yang sebelumnya disetujui oleh semuanya. Kej 1:26; Kej 3:22; 11:7; Yes 6:8; Mat 3:16-17)

    Yesus Membentuk Suatu Tim

    Ia memilih regunya setelah semalam-malaman Ia tekun berdoa kepada Bapa-Nya, kemudian memanggil mereka dan memberi mereka otoritas dan karunia, Luk 6:12-15; Mat 10:1. Ia mengenal dan masing-masing dimuridkan sesuai namanya, dan kemudian diutus mereka berdua-dua, Mat 10:2; 5; Luk 10:1.

    Ketika gereja didirikan pada hari Pantekosta, para rasul dengan cara yang cukup alami memilih untuk bekerja dalam suatu tim.

    Prinsip Kejadian.

    Anda dapat melihat manfaat dari kerja kelompok dalam pembangunan Menara Babel yang menarik perhatian Tuhan, Kej 11:1-9. Walaupun dalam hal ini orang-orang untuk suatu tujuan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, perhatikan kekuatan dalam kesatuan dan bahasa yang sama, yang berarti bahwa tidak ada yang mustahil bagi mereka, Kej 11:1-6; Maz 133.

    Prinsip Pengkhotbah.

    Hikmat Salomo mengatakan bahwa dua lebih baik dibanding satu, dan tali tiga lembar tidak mudah dipatahkan, Pengk 4:9-12. Pada jaman dahulu orang memperhatikan bahwa jika ia memanfaatkan dua kuda bersama-sama mereka bisa mengangkut muatan jauh lebih banyak dibanding dua kuda yang bekerja secara sendiri-sendiri. Sekarang menjadi terkenal bahwa dua orang yang bekerja bersama menghasilkan jauh lebih baik dari dua orang yang bekerja sendiri-sendiri - ini disebut sinergi. Berdua bersama-sama dengan Yesus menjadikan seikat tiga tali yang tidak dengan mudah diputuskan.

    Suatu regu yang ideal juga memerlukan suatu 3-ikatan tali visi, atau nubuatan, ditambah lagi pelayanan pastoral untuk lebih mempedulikan orang lain dengan visi untuk menggerakkan dan suatu kemampuan administratif untuk menangani semua organisasi yang dibutuhkan oleh visi tersebut.

    Memilih Tim Anda.

    Prinsip ini bermula pada waktu Musa mempunyai suatu masalah khas pemimpin karena terlalu banyak bekerja dan kelelahan dan sampai akhirnya ayah mertuanya, Yitro memberi dia beberapa nasihat yang baik.

    Yitro mengatakan bahwa peranan Musa sebagai pemimpin adalah-
    Untuk mewakili orang-orang di hadapan Tuhan.
    Untuk mengajar orang-orang.
    Untuk menjadi suatu contoh bagi orang-orang. Kel 18:13-20

    Musa diperintahkan untuk memilih orang-orang yang cakap (mampu), orang-orang yang takut akan Tuhan, terpercaya, jujur dan bekerja sebagai suatu tim dengan mereka, mendelegasikan beban kerja itu kepada mereka. Manfaatnya adalah Musa akan mampu berdiri tegak dan orang-orang akan dipuaskan, Kel 18:21-26. Musa seperti beberapa rasul tidak selalu belajar dengan cepat dan sekali waktu kemudiannya masih bekerja sendiri dan menjadi sangat kelelahan sehingga ia berdoa supaya mati saja.

    Lagi-lagi Tuhan mengatakan agar membentuk suatu tim yang terdiri dari orang-orang yang Anda kenal dan Anda senang berada bersama dengan mereka dan mereka akan ada bersama dengan Anda. Bil 11:13-18.

    Memilih Orang-orang yang Setia

    Sebab Tuhan mengambil roh pemimpin dan menaruhnya atas tim tersebut, maka semua orang harus bersemangat terhadap visi pemimpin dan caranya melakukan visi tersebut, jika tidak Anda akan segera mempunyai di- visi, yaitu adalah 2 visi. Orang yang setia ada di sana untuk Anda, bukan untuk alasan mereka sendiri. Yesus mempunyai tiga murid yang Ia tahu akan mendukung-Nya secara khusus. Elia mendengar Elisa mengatakan, "aku tidak akan tinggalkan kamu," dan di Hebron Daud mencari orang-orang yang setia dan menanyakan tiga pertanyaan kepada mereka,

    Apakah kamu datang secara damai,

    Apakah kamu datang untuk membantu aku,

    Apakah kamu datang untuk bersatu dengan aku atau untuk mengkhianati aku? 1Ko 12:17-18.

    Pengembangan Tim.

    Kehidupan suatu tim dimulai dengan ketergantungan anggotanya kepada pemimpin dan cita-citanya. Selanjutnya mereka menjadi saling tergantung dengan pemimpin dan anggota lainnya tetapi bahaya datang jika kesombongan membuat satu anggota berpikir untuk menjadi mandiri (independent). Keluarnya yang terlalu dini memperlemah tim itu dan juga kredibilitas dan masa depannya.

    Gereja Induk yang berbasis apostolik yang mengirim tim pelayanan apostolik ke kota dan negara-negara adalah cara Perjanjian Baru untuk mempercepat pemberitaan Injil. Dapatkah kita melakukan yang lebih baik?


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Saudi Arabia

    Nama Suku              Bahasa             Populasi
    (Fayfa)                Mahri, Fayfi       20.000
    (Indonesian)           Indonesian         37.000
    (Kabardian)            Kabardian          17.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK

    Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- PEMBUATAN PEMIMPIN [Indeks 00065]

    62. Atur Waktu Anda

    Waktu yang Hilang Tidak Pernah Kembali

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002 Dalam Alkitab Anda baca yang berikut: Pengk 3

    Ini ayat hafalan Anda:
    Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Yoh 9:4

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Jujurlah satu sama lain. Bagaimana Anda mengatur waktu untuk Jesus, keluarga, istirahat dan boss. Siapakah yang mendapatkan paling banyak?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Buatlah suatu usaha khusus untuk menyusun waktu yang berkualitas bagi keluarga, atau untuk orangtua jika Anda sudah melalaikan mereka. Lakukan sesuatu yang istimewa secara bersama-sama, tidak perlu menghabiskan uang, tetapi gunakan waktunya untuk satu sama lain.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Buatlah catatan harian yang jujur selama satu minggu untuk mencatat bagaimana penggunaan waktu setiap setengah jamnya, apakah untuk Tuhan, keluarga, istirahat, bekerja, mengerjakan hal-hal lain atau terbuang. Evaluasilah dan usulkan perubahan untuk perbaikan.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Gal 6:9-10

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Yaman - 16.000.000 Teluk Arab, 99,9% Muslim Yaman suatu waktu banyak orang Kristen


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk Membuatnya Hidup.



    Waktu adalah sangat unik. Jika rumah Anda terbakar habis Anda dapat membangunnya kembali. Jika uang Anda habis Anda dapat mencarinya lagi. Jika binatang Anda mati Anda selalu dapat menggantinya.

    Jika Anda Kehilangan Waktu, Waktu itu Akan Pergi untuk Selamanya.

    Solomo menulis bahwa ada saatnya untuk setiap kegiatan manusia dan ia juga berkata bahwa orang yang bijaksana akan mengetahui saat dan cara yang tepat untuk setiap perihal. Pengk 8:5.

    Siapa Pemenang Dalam hidup?

    Kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka masing- masing. Pengk 9:11

    Karunia Waktu.

    Tuhan memberi waktu yang sama bagi setiap orang, yaitu 24 jam setiap hari. Perlombaan hidup tidaklah dimenangkan oleh burung layang-layang atau kaum bijaksana tetapi oleh orang yang menggunakan waktu sebaik- baiknya.

    Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat Efe 5:16.

    Untuk menyelesaikan perlombaan kita tidak boleh membuang waktu yang berharga maupun menjadi terlalu sibuk sehingga kita menjadi dikendalikan oleh orang-orang. Orang percaya harus hidup secara teratur, Tuhan memuliakan hidup dan membawa suasana damai dan kekekalan yang unik meskipun sedang sibuk sekalipun.

    Saya Berharap Ini Bukan Anda

    Seorang orang dikemudikan pada umumnya mempunyai suatu ruang khusus, sebuah mobil yang berantakan, harga diri yang rendah, takut penemuan, melupakan janji, buku ganda, meninggalkan pesan yang tidak dijawab, gagal untuk memenuhi batas waktu, mengingkari janji, merasa kurang puas dengan pekerjaannya, mempunyai sedikit keakraban dengan Tuhan dan hubungan pribadi lemah, tidak bisa tidur dan tertekan.

    Siapa yang Menginginkan Waktu Anda?

    Tuhan mulai mengerjakan demikian pula dengan keluarga, badan dan boss Anda, yang tidak harus di dalam urutan itu.

    Waktu Berkualitas untuk Tuhan Berarti:
    Tenang dan mantap.
    Mendengarkan Tuhan.
    Refleksi dan Renungan Ini mengijinkan keabadian untuk memasuki hati Anda dan membebaskan Anda sehingga Anda tidak terkekang.

    Waktu Berkualitas untuk Keluarga Anda berarti
    Waktu untuk para suami, isteri dan anak-anak untuk saling menikmati.
    Waktu untuk menghormati ibu dan ayah, berapapun umur Anda. Mat 15:4
    Dengan cara seperti ini kasih menyentuh hidup Anda dan membebaskan Anda dari tekanan.

    Istirahat dan Rekreasi yang Berkualitas berarti
    Prinsip 1 dari 7 prinsip yang terdapat di Kel 34:21
    Prinsip kejatuhan atau kelelahan Mar 6:31 Apakah liburan Anda untuk berlibur?
    Jika Anda melakukan ini kemudian damai memasuki hidup Anda dan membebaskan Anda dari tekanan.

    Penggunaan Waktu yang Berkualitas pada Saat Bekerja berarti

    Menangani dokumen dan orang-orang yang membutuhkan waktu banyak dengan baik. Anda lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja daripada di tempat lain kecuali untuk tidur, jadi dengan menangani berbagai hal yang membutuhkan banyak waktu dapat membuat suatu perbedaan yang besar.

    Bagaimana Agar Pekerjaan Berjalan Lebih baik.

    Tangani Dokumen dengan baik
    Kelompokkan semua dokumen yang masuk ke dalam empat kategori:
    Perlu dikerjakan sekarang.
    Informasi untuk dikerjakan kemudian.
    Pengetahuan Dasar untuk dibaca.
    Sisa - untuk dibuang.
    Sekarang kerjakan file 1, dan lihat kemudian ketika Anda mempunyai waktu lebih banyak.

    Ingatlah untuk mengarsip sehingga Anda akan tahu apa yang akan Anda kerjakan kemudian, jadi jika dokumen Anda sudah setebal 3 cm segera kelompokkan semua dokumen dengan menggunakan cara seperti di atas.

    Tanganilah Orang-orang Penting dengan Sabar

    Dokumen sering membuat kita menjadi sangat sibuk dan frustasi sehingga oleh orang-orang dijadikan alasan karena di berbagai tempat kerja sering diperlakukan tidak penting. Bahkan sebelum Anda berbicara, ingatlah bahwa bahasa tubuh Anda berbicara lebih nyaring dibanding kata-kata, dan kemudian nada suara Anda mencerminkan semua perasaan Anda sebelum Anda mengatakan sepatah katapun.

    Berikut ini enam jalan "anugerah" untuk menggunakan waktu di tempat kerja dengan menerima orang-orang dengan baik.
    Sapa saja mereka, teruskan bekerja.
    Terima mereka dengan sopan. Jangan dipersilakan duduk karena 15 menit akan segera berlalu.
    Antarkan mereka kepada orang yang tepat
    Atur dengan mereka. Beri mereka waktu terbaik Anda seperti yang telah ditetapkan lebih dahulu.
    Minta bantuan mereka. Karena setiap berita yang penting Anda bisa melupakan catatan harian Anda.
    Katakan salam perpisahan jika mereka adalah pembuang waktu dan tidak pernah mendengarkan apa yang Anda katakan.

    Sebuah Buku Catatan Sederhana dan Sebuah Catatan Harian

    Akan membantu Anda mengatur semua hal yang harus Anda kerjakan. Lihatlah buku catatan tersebut sebelum memulai pekerjaan hari ini. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

    Apakah ini Mendesak dan Penting? Lakukan hari ini. Apakah ini Tidak Mendesak dan Penting? Tunda dulu. Kerjakan nanti. Apakah ini Mendesak dan Tidak Penting? Delegasikan. Biarkan seseorang belajar. Apakah ini Tidak Penting dan Tidak Mendesak? Hilangkan saja. Tidak perlu dikerjakan.

    Jangan takut untuk merencanakan waktunya bersama Tuhan, diri Anda sendiri dan keluarga.

    Waktu yang tidak direncanakan akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang dominan, daerah Anda yang tidak berdisiplin atau oleh siapapun yang bersorak paling nyaring. Pekerjaan yang teratur membebaskan Anda dari tekanan dan memberi Anda lebih banyak waktu dan energi untuk Yesus, keluarga dan diri sendiri.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Saudi Arabia

    People Name                   Language             Population
    Mahra (South Arabic)          Mahri                 17.000
    (Persian (Irani)              Farsi, Western       120.000
    (Turk)                        Turkish               17.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00000]

    MEMBANGUN GEREJA

    00072 63. Membangun Gereja
    00073 64. Gereja yang Menuai
    00074 65. Gereja Pelayan
    00075 66. Gereja yang Memuridkan
    00076 67. Gereja Induk
    00077 68. Gereja Sel
    00078 69. Gereja yang Hidup
    00079 70. Gereja yang Dipimpin Roh
    00080 71. Gereja Militan
    00081 72. Gereja Kerasulan
    00082 73. Gereja Masyarakat
    00083 74a Bagian 1. Gereja Misionaris
    00084 74b Bagian 2. Gereja Pengutus
    00085 75. Gereja yang Mengubah Dunia
    00086 76. Gereja Pemulihan
    00087 77. Kisah tentang Kerajaan Allah

    63. Membangun Gereja

    Gereja Seperti Apa yang Kelihatan Baik?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Wah 19:1-10; Efe 5:22-32.

    Ini ayat hafalan Anda:
    supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, Efe 3:10.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bandingkan semua program acara yang rumit yang Anda temukan di berbagai gereja modern dengan kesederhanaan dan keperluan untuk mematuhi perintah dasar Kristus dalam konsep pohon kehidupan.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Jika Anda sudah menikah, bicarakanlah dengan pasangan Anda, dan lihatlah apakah pernikahan Anda mengandung kasih, perhatian dan tujuan yang sama seperti yang Yesus berikan kepada Gereja.

    Jika Anda masih lajang, siapkan diri Anda dengan sikap yang benar terhadap pernikahan, berdoalah dan lihat apa yang akan Tuhan lakukan bagi Anda.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Gambarlah pohon kehidupan Anda sendiri dan disampingnya tulislah program-program dan rencana-rencana gereja Anda. Tulislah suatu daftar kesimpulan Anda.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Yoh 15:16.

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Komoro - 500.000 penduduk kepulauan Lautan Hindia Terbelakang, miskin, Muslim, 120 orang percaya, penganiayaan yang terus menerus.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Apakah Gereja itu?

    Jika kita berbicara tentang Gereja universal di seluruh dunia atau pun yang berhubungan dengan gereja lokal di sekitar kita, "gereja" adalah selalu orang-orang dan tidak pernah, tidak pernah bangunan, semegah apapun bangunan itu. Kita adalah Gereja, satu-satunya "Rumah Tuhan."

    Pentingnya Gereja

    Gereja adalah Tujuan Bapa, Efe 3:10
    Gereja adalah janji Putra, Mat 16:18
    Gereja adalah satu hasil dari kedatangan Roh Kudus pada Pentakosta, Kis 2:42-7
    Gereja di Antiokhia dirintis oleh orang-orang percaya biasa dan dikuatkan oleh orang yang dikaruniai; Kis 11:19-26

    Perintisan Gereja adalah salah satu dari tujuan utama Paulus, Kis 13; 14:23; 19; 20:17
    Tuhan sedang memberkati usaha-usaha perintisan gereja baru yang saat ini dilakukan di seluruh penjuru dunia.

    Seperti Apakah Suatu Gereja itu?

    Secara spiritual, Efe 5:25-27 mengatakan bahwa gereja dicintai oleh Yesus dan Ia memberikan dirinya sendiri dengan perhatian yang seutuhnya kepada gereja. Suatu gereja yang baik menjadi kudus, bersih, penuh dengan Firman Tuhan, sesuai untuk dipersembahkan kepada Yesus sebagai mempelai wanita yang cantik yang diinginkan-Nya, tanpa noda, kerutan dan cacat, suci dalam segala hal.

    Namun... Walaupun semua orang mengatakan "amin" dan menginginkannya untuk gereja mereka, perhatikan bahwa konteksnya adalah segala sesuatu tentang pernikahan. "Hai suami, kasihilah isterimu" kata Paulus, sama seperti Yesus mengasihi Gereja dan memberikan diri-Nya untuk Gereja, bahkan sampai mati untuknya. Demikian pula dengan kita, kita perlu mencintai, melindungi, dan memelihara istri kita. Dapatkah kita melakukannya dengan lebih baik?

    Seperti apakah suatu gereja itu pada prakteknya? Lihatlah ilustrasi pada halaman berikutnya. Anda akan mengatakan ini adalah pohon palma, sebenarnya pohon itu disebut "Pohon Kehidupan" oleh seorang pastor dari Afrika yang benar-benar mendapatkan pengertian dari Roh Kudus tentang wahyu ini.

    Klik ==> {chart63} untuk melihat ilustrasi dari pelajaran ini

    Gereja Sebagai Pohon Kehidupan

    Akar yang Tidak Terlihat Tertanam Dalam

    Suatu gereja yang baik mempunyai akar yang tersembunyi, tidak terlihat yang tertanam di bawah permukaan, yang secara terus menerus mencari kehidupan yang hanya berasal dari air kehidupan Tuhan. Oleh karena itu pondasi yang dalam adalah penting, dalam doa, dengan hikmat yang dari Firman Tuhan, dan kasih dan kekuatan dari Roh Kudus. Yer 17:7-8; Maz 1

    (63tree-POHON.JPG)

    Batang, dibagi menjadi tiga bagian pertumbuhan

    Batang adalah bagian yang paling terlihat dari pohon. Batang berkembang melalui tahap-tahap dari benih menjadi tunas, yang kemudian tumbuh menjadi kuat, mampu bertahan dan tegar terhadap angin.

    Dasar Penginjilan

    Suatu gereja yang baik memulai pelayanannya yang nampak dengan penginjilan, dan tentu saja tidak pernah berhenti menginjili. Tanpa penginjilan yang terus menerus dalam berbagai bentuk, orang-orang akan tetap tinggal dalam dosa dan ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Mengapa kita melakukan penginjilan? Sederhana saja, sebab Yesus memerintahkannya. Lihat Mar 16:15,16

    Bagian Tengah Kekuatan Pemuridan

    Sekarang batang tumbuh dan menjadi kuat untuk mendukung tujuan pohon tersebut, yaitu berbuah. Dengan mengabarkan kabar baik dan melakukan pemuridan yang tanpa berhenti sejenak, sebuah gereja yang baik sekarang akan mempunyai waktu yang banyak untuk didedikasikan kepada orang yang baru bertobat ke dalam pemuridan. Selanjutnya gereja akan mengubah para murid itu menjadi para pemimpin yang akan memikul tanggung jawab untuk meningkatkan pekerjaan Tuhan. Mengapa kita menganggap pelatihan pemuridan itu sedemikian pentingnya? Sebab Yesus berkata supaya kita menjadikan mereka sebagai murid.

    Lihat Mat 28:19 dan Sesi Dasar dan Lanjutan Pemuridan.

    Puncak-Ujungnya Penghargaan Atas Perhatian Kepada Orang Miskin

    Dengan penginjilan dan pemuridan yang tanpa henti, suatu gereja yang baik sekarang akan mengikuti contoh Yesus di Kis 1:1 dan Kis 10:38 dengan berbuat baik. Di dalam Alkitab lebih dari 300 kali Tuhan mengumumkan kasihnya untuk yang orang-orang miskin dan sengsara. Ia mengharapkan Tubuhnya gereja menjadi tangan dan bibir- Nya yang penuh perhatian. Tidak semua orang dipanggil untuk berkhotbah atau memimpin tetapi setiap orang percaya dapat menunjukkan kemuliaan Tuhan kepada orang miskin, khususnya para janda dan anak-anak. Pedulikan orang miskin adalah penting sebab Yesus mengatakan demikian. Lihatlah Mat 25:34-45; Yak 1:27, dan Sesi Panggilan Tuhan untuk Orang-orang Miskin.

    Daun-daunan yang Rindang adalah Pelindung Ekonomi Suatu Kerajaan

    Berikut ini adalah hal-hal yang dilalaikan resikonya oleh banyak gereja. Pikirkan ini. Doa dan anugerah Tuhan untuk akar tentu sungguh cuma-cuma, tetapi penginjilan memerlukan pengorbanan, pemuridan memerlukan pengorbanan yang lebih banyak lagi, dan pengorbanan yang termahal adalah mempedulikan orang-orang miskin adalah sangat mahal. Dari manakah datangnya uang? Dan sekarang pertimbangkan ini...

    Di dalam Kis 2:42-47; dan 4:32-35 kita ketahui bahwa gereja di Yerusalem sangat kaya sehingga tidak ada orang-orang yang kekurangan. Beberapa tahun kemudian gereja tersebut menjadi sedemikian miskin sehingga Paulus memulai pengumpulan persembahan bagi mereka yang ada di gereja-gereja baru di Eropa. Apa yang terjadi?

    Di dalam Kis 6:1-7 para pemimpin gereja mendelegasikan masalah rasisme, diskriminasi dan keuangan kepada tujuh orang Yunani yang baik, yang mungkin pengkotbah. Dengan demikian maka para pemimpin tidak lagi menangani masalah keuangan. Pengkotbah senang mengajar, bukan kertas. Sayangnya, pengajaran itu mengorbankan hidup Stefanus dan kemudian Filipus pergi ke Samaria. Jika 5 orang Yunani lainnya juga berkotbah atau dianiaya seperti yang terdapat di Kis 8:1, siapa yang menangani masalah ekonomi itu? Seseorang? Kita tidak mengetahuinya.

    Orang-orang miskin yang tentu saja berasal dari jauh dan tersebar di mana-mana, yang mendengar bahwa kebutuhan mereka telah terpenuhi, mendengarkan Injil, menerima Yesus dan bergabung dengan gereja itu. Biaya meningkat tetapi pendapatan tidak. Pelajaran telah menjadi jelas. Jika seseorang, mungkin bukan pendeta yang utama, tidak bertanggung jawab secara serius dalam menangani ekonomi gereja itu dengan menggunakan iman dan pekerjaan, maka kemiskinan akan sampai di ambang pintu. Mengapa mengelola uang itu penting? Sebab Yesus mengatakan demikian. Lihat Luk 19:11-26, dan Sesi Alat-Alat pembayaran di dalam Kerajaan Tuhan

    Buah dari Menabur Benih Dalam Angin Tuhan

    Sebuah gereja yang baik akan selalu berbuah pada musimnya. Buah itu akan membawa kemuliaan untuk Tuhan yang terlihat di pohon anak gereja yang baru, baik yang jauh sekali dan maupun dekat melalui misi-misinya. Setiap pohon baru mempunyai akar sendiri kepada Tuhan, dengan penginjilan, pemuridan, memiliki pelindung keuangan dan buah sendiri.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Senegal

    People Name                 Language                Population
    (Gusilay)                   Gusilay                 12.400
    Jahanka (Diakhanke)         Azer                    35.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    64. Gereja yang Menuai

    Sudah siap untuk tuaian akhir zaman?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Kis 4

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus. Kis 4:29,30

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bayangkan ribuan orang tiba-tiba mendatangi gereja-gereja lokal, atau tiba-tiba terjadi penganiayaan. Apa yang akan terjadi pada gereja- gereja?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Bayangkan ada 1.000 orang mulai mengikuti Yesus. Gedung gereja Anda hanya mampu menampung 200 orang, dan pendeta di jemaat Anda sangat memprihatinkan masalah ini. Kalkulasikan berapa biaya yang diperlukan untuk mempekerjakan pendeta baru yang lebih banyak lagi dan juga biaya untuk memperluas ruang gereja Anda, atau biaya untuk membangun gedung-gedung gereja baru di wilayah Anda.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulis dalam 2 lembar halaman perbandingan struktur denominasi modern dengan struktur kesederhanaan dalam Perjanjian Baru. Jelaskan mengapa yang satu atau yang lainnya lebih baik!

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Kis 2:46,47

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Burkina Faso - 8.000.000 dalam empat kelompok utama Islam, pasif, sangat miskin, beberapa orang Kristen yang berkomitmen Merupakan markas pengutusan misi untuk Afrika Barat


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    (64struct-STRUKTUR.JPG)

    Pada abad pertama anggur baru yang dituangkan oleh Roh Allah memerlukan kantung anggur yang baru untuk bisa menampung dan membuatnya matang. Beribu-ribu orang tiba-tiba mengikuti Yesus akan tetapi masalah selalu ada!

    Bagaimana Jika Hal itu Terjadi Sekarang ini?

    Di seluruh dunia, ada dua kecenderungan yang jelas terjadi pada Gereja masa kini. Apa yang akan Anda lakukan jika salah satunya terjadi pada bangsa Anda?

    Pertumbuhan yang Luar biasa

    Di Argentina, Korea Selatan dan beberapa tempat di Afrika jutaan orang telah memutuskan untuk mengikuti Yesus dan bergereja.

    Penganiayaan yang Semakin Meningkat

    Beberapa tahun terakhir ini, banyak gereja dibakar di Bosnia, Inggris, India, Indonesia, Irlandia, Liberia, Pakistan, Sinegal, Sierra Leone dan Sudan. Di Rwanda saat kerusuhan terjadi banyak orang percaya berlindung di gedung-gedung gereja, tempat di mana ribuan orang akhirnya ditemukan dan dianiaya oleh musuh-musuh mereka.

    Nubuatan atau sekedar Pertanyaan?

    Dalam pertumbuhan atau penganiayaan, atau jika kedua-duanya terjadi pada saat yang sama, akankah struktur-struktur tradisional dalam gedung gereja, kepemimpinan gereja dan posisi kependetaan masih bisa memadai?

    Dalam Pertumbuhan, Apa yang Akan Anda Lakukan?

    Bisakah Anda membuat orang-orang berdesakan di gedung gereja akibat pertumbuhan yang luar biasa terjadi, dan bisakah Anda mengharapkan para pemimpin gereja bekerja sepuluh kali lebih keras? Dan jika Anda tiba-tiba membutuhkan lebih banyak gedung gereja, darimana Anda akan memperoleh uang?

    Dalam Penganiayaan, Apa Tindakan Anda?

    Di Rwanda gereja runtuh, tetapi di Cina, pada tahun 1948, ketika gereja-gereja ditutup, para pendeta dibunuh atau dipenjarakan dan semua misionaris diusir, gereja tidak punah. Mengapa tidak? Karena gereja itu fleksibel dan mengubah kembali bentuknya ke struktur Perjanjian Baru dan bertumbuh dalam kesusahan besar dari 8.000.000 menjadi kira-kira 80.000.000 orang percaya pada tahun 1988.

    Struktur Perjanjian Baru.

    Gereja yang mengharapkan tuaian akhir akan siap sedia, apapun yang akan terjadi, dengan kepastian bahwa strukturnya bisa mengatasi baik pertumbuhan maupun pertahanan. Kitab Kisah Para Rasul adalah buku tentang struktur gereja. Mari kita mengamatinya dan kita akan menemukan tiga strategi utama.

    Gereja, Bukan Gereja-Gereja.

    Satu-satunya pemisahan yang ada adalah yang bersifat geografis, bukan yang bersifat denominasional. Tidak ada pemisah Katolik, Baptist atau Pantekosta dalam Alkitab atau pun di surga nanti! Apa yang kita temukan adalah Gereja! Di Yerusalem, Antiokhia, Efesus, dan sebagainya. Dalam pertumbuhan, kita saling membutuhkan, karena ketika Yesus memberi Petrus ikan hasil tangkapan dalam jumlah yang besar, maka ia harus memanggil perahu-perahu lain supaya datang dan menolongnya. (Luk 5:4-7) Dalam kesusahan, bagian-bagian yang berbeda dalam Gereja seharusnya saling menolong (Kis 11:27-30).

    1. Gereja-Gereja Induk

      Gereja-gereja utama dalam Kisah Para Rasul dan dalam Surat-surat Para Rasul dikenal sebagai Gereja-gereja Induk karena hidup baru yang mereka berikan di daerah-daerah baru. Gereja di Tesalonika adalah model gereja bagi kita semua. (1Te 1:7) Akan tetapi Yerusalem, Antiokhia, Efesus, dan Filipi dan yang lain lebih dari sekedar gereja- gereja local. Lebih dari sekedar kebaktian, mereka secara khusus memiliki gerakan Roh Kudus, doa, penginjilan, nubuatan dan konferensi tentang permasalahan doktrinal. Terdapat pluralitas kepemimpinan, dan satu masyarakat yang hidup dan saling memperhatikan, khususnya di Yerusalem. (Kis 2:42-47; 4:32-34) Mereka menghadapi penindasan, dan diperhadapkan dengan tantangan yang bersifat legalistis.

      Gereja-gereja Induk juga adalah Markas Kerasulan

      Apa itu markas kerasulan? Ini adalah model gereja, dimana para rasul dan orang-orang disatukan oleh Roh Kudus. Kata kerasulan sebenarnya berarti misionaris, jadi gereja induk artinya gereja yang menjadi tempat pengutusan dan markas untuk sumber daya manusia, keuangan dan bahan-bahan untuk misi, dimana strategi misi dikembangkan dan tim-tim misi dan bantuan untuk misi dikirim ke gereja-gereja lain atau ke negara-negara lain. Gereja Induk adalah tempat untuk persekutuan, pembaharuan iman, pertanggungjawaban dan dukungan untuk orang-orang yang diutus Tuhan, tetapi bukan tempat seperti "piramid" dimana seorang super rasul memerintah.

      Apakah Gereja Induk Memiliki Menara?

      Sampai abad ke-4 tidak ada gereja yang memiliki menara, atau bahkan gedung! Pertumbuhan yang pesat, banyaknya orang miskin dan penganiayaan yang kejam menjadikan gereja-gereja barus bersifat fleksibel, mampu menghadapi perluasan yang tidak terbatas tanpa harus menyediakan biaya untuk bangunan, dan harus mampu bertahan di bawah ancaman, dan memiliki orang sebanyak mungkin untuk digerakan dalam pelayanan.

      Struktur Gereja Sel

      Bagaimana mereka bisa melakukan semua itu? Dengan menggunakan struktur gereja sel dan pertemuan di beberapa rumah dalam naungan kerasulan. Mereka secara keseluruhan hanya bertemu sesekali saja. Lihat - Gereja Sel

    2. Gereja-gereja Binaan (Daughter Churches).

      Orang-orang percaya seperti Filipus akan diutus dari gereja induk, memberitakan Injil, mengumpulkan orang-orang percaya baru, dan menempatkan mereka sebagai satu gereja binaan yang baru yang diawasi oleh para pemimpin di gereja induk hingga mereka dewasa. (Kis 8:4-17) Gereja binaan itu sendiri harus menjadi misionaris sejak hari pertama terbentuk, dan berusaha untuk merintis sendiri gereja-gereja binaan baru. Lihat - Gereja Induk, halaman 25

    3. Tim Misionaris Apostolik.

      Pada bagian akhir, ujung panah struktur Perjanjian Baru adalah tim misionaris. (Kis 13:1-4) Mereka adalah orang-orang yang dipanggil Allah untuk pergi kepada bangsa-bangsa. Mereka dibebaskan dari segala tanggungjawab gereja local untuk diutus. Dalam perjalanan mereka, mereka membiayai diri sendiri, mereka mengatur diri mereka sendiri dan melipatgandakan diri lewat:

      Gereja-gereja baru seperti di Galatia; (Kis 14:21-25) Sekolah-sekolah pelatihan baru seperti di Efesus; (Kis 19:9-10) Pelayanan misi yang baru; (Tit 1:5; 1Ti 1:3) Tim-tim misionaris baru seperti tim dari berbagai gereja dalam Kis 20:4.

      Kemudian mereka memberi laporan ke gereja induk dan kembali memimpin di gereja induk sampai mereka diutus lagi. Lihat - Gereja Misioner, halaman 39



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (www.ad2000.org) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Somalia

    Nama Kelompok              Bahasa            Populasi
    (Dabarre)                  Dabarre           20.000
    (Garre)                    Garre             50.000
    (Jiiddu)                   Jiiddu            20.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians Network, UK © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng- copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    65. Gereja Pelayan

    Gandi Memimpin India dengan Pelayanan Bukan Kekerasan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    1Pe 5:1-4; Yeh 34:1-17

    Ini ayat hafalan Anda:
    Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Mar 10:45

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini
    Bandingkan gaya kepemimpinan di tempat kerja dan di lembaga pemerintahan di negera Anda dengan bagaimana seharusnya di dalam Gereja.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Pergi dan tunjukkan hati pelayan Kristus, berikan dukungan kepada beberapa orang yang biasanya tidak Anda perhatikan, seperti anak- anak, gelandangan, orang gipsi, orang yang terlantar. Dekatkan mereka kepada Tuhan.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tuliskanlah dalam satu halaman untuk menjelaskan perbedaan praktis antara dua gereja: yang dipimpin oleh seorang gembala, dan yang dipimpin oleh seorang "tukang jagal".

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Ams 27:23-27

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Hong Kong – Dimiliki kembali oleh Cina pada 1997 Sumber kekuatan bisnis Asia, 6.000.000 Orang Cina dan immigran 66% Tao & Budha, 14% Kristen, pintu gerbang misionaris ke Cina


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup. Kepemimpinan Atau Kekuasaan



    Menjadi pemimpin gereja atau misi sangat berbeda kepemimpinannya dengan pemimpin politik, militer, bisnis atau agama. Di dunia ini seseorang yang berada di puncak mendominasi semua orang melalui golongan/pangkat, tekanan atau ketakutan akan kehilangan pekerjaan. Ia, atau pemegang saham menerima manfaat yang utama sedang para pekerja bisa berada dalam kesukaran. Tidak heran kita mempunyai revolusi dan perlawanan. Adalah menyedihkan bahwa beberapa gereja juga diatur dengan cara yang sama. Ketidakpuasan tidak bisa diabaikan.

    Para Gembala atau Penjagal?

    Orangtua yang bijaksana mengatakan, "Hanya ada dua macam orang yang berhadapan dengan domba-domba: para gembala dan penjagal!"

    Type Macam Apakah Orang Ini?

    Ia berambisi untuk menjadi nomor satu. Ia menghindari hamba Tuhan yang sesungguhnya. Ia berbicara tentang kejahatan orang-orang. Ia mengendalikan orang-orang di gereja, menggunakan kekuasaannya yang merupakan salah satu bentuk sihir. Ia adalah Diotrefes, di dalam 3Yoh 3-10. Ada beberapa gembala lagi yang benar-benar tidak baik yang terdapat di dalam Yeh 34:1-6, dan Zak 11:15-17.

    Bagaimana Anda Mengetahui Orang-orang yang Tidak Baik?

    Di dalam bank staff belajar untuk menemukan yang mana uang palsu dengan secara terus menerus menangani uang yang asli. Ketika mereka menyentuh uang kertas yang palsu, mereka akan segera mengetahuinya. Demikian pula dengan kita, kita dapat mengetahui bahwa kita dikelabuhi oleh pemimpin yang palsu jika kita terbiasa dengan pemimpin yang sesungguhnya.

    Yesus, Gembala yang Baik

    Yesus, Singa yang tidak gentar dari suku Yehuda juga merupakan Anak Domba Allah yang baik. Sekarang ini seorang pemimpin mungkin harus seperti seekor singa yang meraung kepada dosa, tetapi ia juga harus rendah hati, menurut dan seperti anak domba kepada orang-orang.

    Jalan Juruselamat

    Orang biasanya memerintah dengan menggunakan kekuasaan militer, politik, agama atau keuangan tetapi Yesus memilih kuasa lain yang sangat berbeda, kekuasaan yang jarang dipertimbangkan dan sering diremehkan. Kuasa kerendahan hati dan pengorbanan yang mengagumkan.

    Di dalam Mar 8:31, Yesus memberitahukan rencana-Nya yang luar biasa untuk memenangkan kesetiaan orang-orang dunia, dengan memilih menderita, diolok-olok, penghinaan dan disiksa tanpa memberikan perlawanan dan dengan tanpa mengeluh menerima penolakan, pengkhianatan dan bahkan kematian. Efe 2:6-11; Yoh 12:32. Yesus berbicara tentang kebangkitan, tetapi walaupun para murid tidak memahami Setan dengan jelas memahaminya dan dengan segera menentang rencana itu melalui Petrus, Mar 8:32,33

    Yesus Menetapkan Standard.

    Di dalam Mar 8:34,35, Yesus mengatakan bahwa mengikut Dia berarti menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya dan kehilangan nyawanya untuk Tuhan. Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus dan karena Injil akan mendapatkan hidup yang sesungguhnya.

    Dapatkah Saya Menjadi Pemimpin?

    Di dalam Mar 9:31-39 Yesus mengulangi lagi rencana-Nya tentang kerendahan hati dan pengorbanan dalam pelayanan. Secara luar biasa para murid memberikan respon dengan memperdebatkan posisi mereka dan siapakah yang paling utama diantara mereka. Yesus menjawab bahwa untuk menjadi yang utama seseorang harus menjadikan dirinya sebagai yang terakhir dan pelayan dari semuanya, bahkan anak-anak dan orang lain yang berbeda.

    Dapatkah Aku Tuhan?

    Di dalam Mar 10:32-45, Yesus menjelaskan rencana-Nya tentang kerendahan hati dan pengorbanan dalam pelayanan untuk yang ketiga kalinya dan sekarang Yakobus dan Yohanes yang mengejar posisi dan kekuasaan untuk memerintah daripada melayani. Yesus menjawab bahwa hanya para penguasa Yahudi saja yang memerintah seperti itu dan pemerintahan seperti itu tidak boleh terjadi atas pengikut-Nya karena Anak Allah datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya.

    Satu-Satunya Cara Untuk Menjadi yang Utama adalah Dengan Menjadi yang Terendah

    Yesus turun ke dalam kematian dan bangkit kembali. Rencana itu berhasil dan sekarang Ia memimpin jutaan orang yang setia, mengasihi dan berterimakasih dari berbagai warna kulit dan budaya. Yesus, Singa yang sempurna dan Domba yang sempurna memberi kita hanya satu contoh dan gaya kepemimpinan, yaitu seseorang yang rendah hati yang berkorban untuk melayani. Apapun kepribadian dan budaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin, ia akan melakukan kerendahan hati dan pengorbanan dalam melayani dengan baik di dalam Kristus.

    Dapatkah Dilaksanakan?

    Surat pertama Paulus kepada jemaat di Tesalonika 1Te 2:1-13, mengungkapkan suatu kesaksian tentang praktek kepemimpinan yang melayani. Paulus yang bertekun dalam penderitaan dan penghinaan, dan tidak memiliki sebab atau alasan yang tidak murni. Ia hidup untuk menyenangkan Tuhan, bukan manusia, tak membujuk seorang pun dan tidak pernah tamak terhadap uang atau pun membebani seseorang, sopan dan penuh perhatian, benar-benar ingin bersama-sama dengan orang lain. Ia nampak kudus, tidak berdosa dan benar. Lalu, siapakah yang tidak akan mencintai seorang pelayan yang seperti itu?

    Yang menarik, bahkan dunia sekuler yang kasar pun mengenali keindahan kepemimpinan pelayan di dunia yang penuh kuasa buruk. Majalah TIME, 9 Mei 1994, melaporkan bahwa "Hasil jejak pendapat di Perancis menunjukkan bahwa pendeta bagi para tunawisma, Abbe Pierre, terpilih sebagai orang yang paling dikagumi di negara itu."

    Bagaimana Agar Sekarang ini Cara Tersebut Bisa Dilakukan?

    Efe 4:11 mengatakan kepada kita bahwa Tuhan telah memerintahkan para rasul, nabi, penginjil, pendeta dan guru untuk memimpin Gereja, dan Efe 4:12 mengatakan kepada kita bahwa tugas mereka adalah untuk mempersiapkan orang-orang untuk pelayanan, tidak untuk melakukannya sendiri. Tetapi bagaimana?

    Lihat ilustrasi untuk pelajaran ini di

    (65lords-Penguasa.JPG)

    Putarlah Segi Tiga itu Dengan Benar

    Dalam segitiga dunia manusia berada di puncak. Perintah berada di bawahnya kemudian kekayaan dan akhirnya kembali ke atas. Namun, di dalam Kerajaan Allah segitiga dunia harus dibalikkan dengan orang yang paling mampu dan dikaruniai; di dalam orang banyak kepemimpinan di bawah berlutut mereka yang mendukung tingkatan kepemimpinan yang berikutnya, siapa yang di dalam putaran mereka mendukung tingkatan yang berikutnya sampai semua orang-orang didukung dan diangkat semakin dekat kepada Tuhan

    Mengapa Para Rasul Berada di Bawah?

    Para rasul adalah orang pertama dalam gereja, selalu berada dalam satu tim yang biasanya, juga yang pertama di gereja lokal. 1Ko 12:28; Kis 15:2,4,6,22,23; Kis 13:1. Apa yang Yesus katakan? Yang utama harus menjadi pelayan dari semua. Dan demikianlah itu.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Somalia

    People Name                Language                 Population
    (Shambaara Gosha)          Mushungulu               84.000
    (Swahili Baraawe)          Swahili                  40.000
    (Tunni)                    Tunni                    20.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng- copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    66. Gereja yang Memuridkan

    Kuasa Orang yang Berbicara

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja. 2Ra 7:9

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Orang seperti apakah yang akan Anda cari untuk membuat sebuah kelompok kecil yang akan Anda temui untuk membagikan apa yang telah Anda pelajari.

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Pilihlah setidaknya tiga orang tetapi tidak boleh lebih dari duabelas orang yang bisa bertemu dengan Anda secara rutin di satu rumah atau ruangan. Anda akan membagikan semua yang Anda pelajari dari pertemuan- pertemuan sebelumnya dengan guru Anda. Minta juga kepada mereka untuk membagikan apa yang mereka pelajari.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Tulislah tiga tahap yang bisa Anda lihat dari 2Ti 2:2 dan jelaskan apa itu pertumbuhan dengan pelipatgandaan. Tulisan ini tidak boleh lebih dari dua halaman

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Luk 10:1-4, 17-21

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Turki - Turki adalah jembatan yang menghubungkan Eropa dan Asia. Penduduk:62.000.000 jiwa, 99.8% Muslim. Hanya terdapat 600 orang percaya yang diketahui. Mereka inilah "Galatia" di Alkitab dan mereka sangat membutuhkan doa Anda.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Dalam permainan sepakbola pemain baru biasanya belajar dari pelatih mereka; mungkin pelatih tersebut dulunya adalah seorang bintang lapangan dalam timnya. Di bengkel, seorang tukang-kayu muda akan belajar dari tukang yang ahli. Kita belajar apakah pemuridan itu dan apakah kekuatannya dari Guru kita, Yesus. Dia adalah Guru dan kita adalah murid-murid-Nya, yaitu pria dan wanita yang berada dibawah pemuridan dan pelatihan-Nya yang penuh kasih. (66 2tim.JPG)

    1. Kuasa menakjubkan dalam Pemuridan

      Seorang pendeta dari Taiwan melakukan perjalanan ke Cina Tengah setiap dua bulan selama dua tahun untuk secara diam-diam melatih limabelas orang tentang segala sesuatu yang ia ketahui tentang Yesus dan bagaimana memenangkan jiwa. Mereka kemudian mengulangi pengajaran ini kepada duabelas orang yang kemudian masing-masing mengajar hal yang sama kepada lebih banyak orang lagi.

      Pada tahun 1993 mereka melakukan penginjilan penuh selama satu bulan dimana sekitar 1,500 orang yang pada saat itu telah menjadi pelayan- pelayan yang sangat terlatih untuk pergi dengan berjalan kaki, menggunakan sepada motor, bis dan kereta api di seluruh Cina untuk memberitakan kepada orang lain tentang siapakah Yesus itu. Ketika mereka kembali untuk memberikan laporan, pendeta dari Taiwan itu menghitung bahwa ada lebih dari 100.000 orang percaya baru yang dibaptiskan hanya dalam satu bulan sebagai akibat pengajaran yang diterapkannya.

      Mari Lihat Kembali Apa yang Sebenarnya Terjadi

      Langkah 1
      Satu orang mengajar 15 orang, jadi ada 15 orang yang duduk dan belajar.

      Langkah 2 Kemudian 15 orang itu masing-masing mengajar kepada 12 orang laki- laki dan perempuan, jadi sekarang semuanya berjumlah 195 orang yang mendengar dan mengikuti pelajaran yang sama.

      Langkah 3 Kemudian 195 orang ini kembali ke rumah mereka yang jauh dan tersebar, dan masing-masing mengajar sekitar 6 sampai 12 orang, jadi ada sekitar 1,500 orang yang mendengar dan mengikuti pelajaran yang sama dengan yang didengar dari Langkah 1.

      Itulah Kuasa Tindakan Pemuridan.
      Ingat bahwa semuanya ini terjadi di rumah-rumah, di bawah pohon, dan di tempat-tempat yang sunyi untuk menghindari polisi dan penganiayaan. Tidak ada gedung yang megah, perlengkapan atau buku yang digunakan. Hanya lewat obrolan biasa, mengingat apa yang diajarkan sebelumnya dan berdoa sama seperti di pedesaan pada abad pertama, setelah Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya.

    2. Haruskah Sekolah Alkitab memiliki Sebuah Gedung?

      Apakah satu-satunya cara untuk belajar tentang Allah hanyalah dengan belajar di Sekolah Alkitab selama satu atau dua tahun? Akan tetapi bagaimana jadinya jika ribuan orang datang kepada Yesus, dan semuanya ingin mengetahui lebih banyak lagi dan ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan?

      Darimanakah mereka bisa mendapatkan uang atau waktu di luar waktu untuk keluarga, pekerjaan dan gereja? Darimanakah Anda akan mendapatkan tenaga pengajar, gedung, tempat tidur dan makanan? Bahkan dengan mengumpulkan 500 orang selama satu minggu itu berarti membutuhkan biaya transportasi bagi 1.000 orang, 500 tempat tidur, 500 toilet, 500 buku catatan dan pulpen dan 10.500 makanan dan minuman untuk satu minggu saja!

    3. Adakah Jalan Lain?

      Para guru agama juga memiliki sekolah-sekolah namun Yesus memilih cara yang sangat berbeda. Cara yang mudah diatur, tidak memakan biaya dan selalu ada tempat untuk orang yang datang.

      Bagaimana Yesus melatih Para Pengikut-Nya?
      Yesus menghabiskan banyak waktu pribadi untuk melatih kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3,12 dan 72 orang. Mereka menjadi teman-Nya. Ia mengajar mereka secara pribadi, dan mereka belajar lebih banyak pada pertemuan-pertemuan umum. Mereka diutus untuk melakukan perjalanan dan melakukan semua yang telah mereka pelajari sebelumnya. Ketika mereka kembali mereka menceritakan semuanya kepada Yesus. Mat 10:1; Luk 9:1-10; 10:1-24

      Diperingatkan Sejak Dini.
      Para murid menyatakan firman Allah dan Roh-Nya dan ini menuntut yang terbaik dan yang terburuk dari diri Anda. Pemuridan bisa mengakibatkan kerugian duniawi namun membawa keuntungan batin dan kekekalan. Pada satu kesempatan para murid harus mendayung melintasi danau ketika badai menerpa mereka. Mereka berada dalam kehendak Allah akan tetapi mereka mesti basah kuyub dan ketakutan! Mat 8:23-27.

    4. Paulus Juga Memuridkan

      Ketika ia dalam perjalanan ia membawa satu tim bersamanya dan tim ini belajar dengan melihat apa yang Paulus lakukan dan kemudian mereka melakukan hal yang sama. (Kis 20:4-5) Ketika Paulus berada di Efesus, yang sekarang adalah Izmir di negara Turkey, ia mendapati beberapa orang percaya yang sangat sombong bahkan mereka belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Jadi Paulus mengajar mereka, mendoakan mereka, dan bertemu dengan mereka setiap hari selama kira-kira dua tahun. Mereka belajar dibawah kaki orang yang lebih tua yang berpengalaman atau mereka belajar sebagai seorang murid.

      Menurut Anda Apa yang Terjadi?
      Terjadi penginjilan yang efektif karena selama dua tahun seluruh propinsi mendengar firman Tuhan.
      Terjadi mujizat-mujizat yang luar biasa,
      Takut akan Tuhan meliputi kota itu.
      Orang-orang membakar buku-buku sihir mereka.
      Firman Allah menyebar dan bertumbuh dengan penuh kuasa.
      Para murid yang tidak percaya menjadi penatua gereja-gereja di Efesus.

      Kis 19:1-21; 20:17,18

    5. Penambahan atau Pelipatgandaan?

      Gereja-gereja biasanya bertumbuh dengan penambahan karena satu atau dua orang datang dan mendengar Injil. Namun dalam pertumbuhan dengan pelipatgandaan, banyak yang mendengar Alkitab, memberi respon atas kasih Allah dan kemudian gereja sel dimulai dimana mereka tinggal.

      Ini bisa terjadi di desa Anda dengan melepaskan kuasa pemuridan. Kuasa ini berarti mengingat dan menulis semua yang Anda pelajari dan kemudian menyiapkan diri Anda untuk membagikannya secara rutin kepada sekelompok teman, yang kemudian akan pergi dan menceritakannya kepada orang lain. Paulus memberi tiga langkah kepada Timotius muridnya:

      1. Apa yang engkau dengar dari padaku.
      2. Percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
        dipercayai.

      3. yang akan pergi dan mengajar orang lain.

      Pilihlah murid Anda. Adakan pertemuan bersama, mungkin di rumah untuk menyampaikan semua yang Anda pelajari dalam pelajaran ini dan katakan apa yang bisa mereka pelajari nanti pada saat mereka kembali untuk pertemuan selanjutnya. Setelah itu aturlah supaya teman-teman Anda ini bisa juga menyampaikan firman Allah kepada orang lain (2Ti 2:2; 2Ra 7:9).



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Sudan

    Kelompok             Bahasa          Populasi
    Sungor (Assagori)    Sungor          15.000
    (Tulishi)            Tulishi         10.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    67. Gereja Induk

    Memenangkan Jiwa Bagi Yesus itu Baik, merintis gereja baru itu lebih baik lagi

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Kis 20:17-37; Mar 1:9-45

    Baca Alkitab Anda dari:
    Apabila Ia buka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup tidak ada yang dapat membuka. Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. (Wah 3:7,8)

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Apakah Anda tahu suatu daerah atau sekelompok orang yang berada di sekitar Anda yang belum memiliki gereja Injili? Apakah menurut Anda, Anda bisa bisa melakukan sesuatu terhadap hal ini?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Kunjungi orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin yang berasal dari negara lain yang lebih kaya atau lebih miskin dari negara Anda, yang belum memiliki gereja. Tanyakan apakah mereka ingin memiliki suatu gereja baru yang dibuka secara khusus bagi mereka sehingga mereka bisa memiliki tempat untuk berdoa dan bisa memperoleh pertolongan dalam hal kebutuhan rohani dan sosial.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Buatlah suatu analisa mengenai orang-orang di daerah Anda yang belum memiliki gereja sendiri. Tulislah tidak lebih dari dua halaman.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Mat 16:18

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Laos – Kira-kira 5.000.000 penduduk miskin Asia 2% Kristen, banyak beragama Budha. Gereja menderita di bawah komunisme.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambahkan ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Memenangkan satu jiwa itu indah namun karena terjadi ledakan penduduk maka itu tidaklah cukup. Menempatkan orang-orang yang sudah dimenangkan dalam satu jaringan gereja yang mengasihi adalah satu tujuan yang lebih baik.

    Namun berikut ini apa kata orang

    "Kami tidak ingin ada gereja lagi."

    "Satu gereja yang besar memiliki lebih banyak pengaruh."

    "Seharusnya kita mendukung gereja yang sudah ada saja."

    "Biarkan orang-orang berdatangan ke gereja kami."

    Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada satu alasan yang paling tepat berdasarkan Alkitab untuk alasan-alasan ini. Semua alasan di atas menunjukkan suatu sikap mempertahankan apa yang sudah ada yang sebenarnya tidak disenangi Tuhan atau pun yang akan menjadi gereja yang menarik dan berkembang bagi orang lain untuk bergabung.

    Mengapa Merintis Gereja Baru?

    Apakah tujuannya untuk menghadapi kebutuhan dalam masyarakat?
    Tidak, tujuan di atas mungkin hanyalah suatu reaksi emosional atas kenyataan bahwa orang-orang nampaknya memiliki kebutuhan rohani dan moral yang lebih besar setiap tahun. Akan tetapi kenyataannya Allah tidak secara otomatis memenuhi kebutuhan tersebut, kalau memang demikian maka dunia ini akan menjadi tempat yang sangat berbeda.

    Ia Memenuhi dengan Iman.

    Jika kebutuhan dan penderitaan benar-benar membawa kebangunan rohani, maka Eropa seharusnya menjadi benua yang paling terbuka di dunia dalam hal rohani setelah terjadi peperangan hebat selama satu abad. Kenyataannya, Eropa adalah tempat yang paling gelap, dan yang paling tidak peduli secara rohani terhadap Injil. Perintisan gereja church planting) merupakan perpanjangan yang alami dari penginjilan yang menjadi bagian dari Amanat Agung Kristus.

    Untuk membuka gereja-gereja baru di satu wilayah merupakan suatu visi yang memungkinkan karunia rohani bagi semua umat Allah dari yang tertua sampai yang termuda, jadi tidak bergantung pada penginjil- penginjil tamu. Semua orang bisa melakukan sesuatu untuk menjangkau orang yang sebaya dan memenangkan mereka bagi Yesus. Mereka menyukainya!

    Perintisan gereja juga sangat sehat karena gereja yang hidupnya untuk orang-orang yang di luar dirinya memiliki waktu yang sedikit untuk perdebatan internal. Jika demikian mengapa ditunda? Saya pernah mendengar suatu gereja yang hanya terdiri dari 17 orang yang memiliki tujuan untuk merintis tiga gereja baru di kota yang tersebut.

    Bukankah gereja baru biasanya merupakan perpecahan yang tersamar?

    Orang yang memberontak dan mengeluh dan mereka yang menginginkan status pribadi dengan cara selalu ingin didahulukan tidak akan pernah bertahan dalam satu gereja yang sehat. Kenyataannya mereka akan menebarkan ketidakpuasan mereka dan kemungkinan akan saling menjatuhkan sehingga mengakibatkan "gereja" baru hancur. Mereka harus bertobat dan membereskan motivasi mereka dihadapan Tuhan, dengan bantuan-Nya.

    Apakah Desakan untuk Memperluas Gereja Selalu Salah?

    Siapa yang mencerai-beraikan gereja Yerusalem ketika mereka lebih suka tidak menghiraukan Amanat Agung dan penginjilan?

    Siapa yang memisahkan terang dari gelap?

    Siapa yang memisahkan gereja Protestan dari Roma?

    Siapa yang memakai gereja Metodis, Pentakosta dan Karismatik di luar gereja yang lebih dulu terbentuk dan yang membuat mereka berkembang?

    Jawabannya adalah Tuhan sendiri!

    Edward dari Pakistan dan istrinya Kylykke dari Finlandia adalah misionaris di Inggris. Baru-baru ini mereka membuka suatu gereja baru bersama beberapa orang percaya dari Asia dan beberapa dari gereja yang sudah ada. Apakah ini satu bentuk perpecahan? Bukan, karena sembilan pendeta dari gereja-gereja yang sudah ada semuanya datang untuk memimpin ibadah pembukaan dan secara umum memberkati dan memberi dukungan bersama. Ini adalah satu kelahiran yang sehat.

    Allah Mengatakan Kepada Kita Agar Merintis Gereja.

    Gereja menjadi tujuan Bapa, Efe 3:10

    Gereja adalah janji yang diberikan Anak, Mat 16:18

    Gereja adalah hasil dari kebangitan rohani oleh Roh Kudus saat Pentakosta, Kis 2:42-47

    Perintisan gereja oleh jemaat biasa dan dijadikan kuat oleh orang-orang yang berkarunia merupakan contoh emas dari gereja di Antiokhia, Kis 11:19-26

    Perintisan gereja merupakan salah satu tujuan Paulus, misalnya di Efesus. Kis 13; 14; 19, 20, 17

    Saat ini Tuhan menjadikan perintisan gereja sebagai agenda utama-Nya, misalnya dengan memberi inspirasi dan berkat atas suksesnya gerakan perintisan gereja oleh DAWN & SEAN secara internasional.

    Bagaimana Anda Merintis Gereja Baru?

    Berikut adalah resep rohani dari contoh Yesus. Hasilnya bisa dilihat dalam Mar 1:45 dimana orang-orang "terus juga datang," sebagai akibat penerapan langkah-langkah ini yang menjadi ideal untuk suatu dasar perintisan gereja -

    Roh Kudus disambut, dan ada penyerahan agar dituntun oleh-Nya. Mar 1:9-12

    Mengalahkan Setan menjadi hal yang penting, Mar 1:13

    Bertindak tepat waktu, Mar 1:14a, Kis 1:15

    Berkhotbah menjadi hal yang penting. Mar 1:14

    Lebih efektif dalam kerja tim, 16-20

    Menerapkan karunia rohani secara tepat, Mar 1:23-42

    Sungguh-sungguh berdoa, Mar 1:35

    Perlunya semangat merintis yang menolak kemapanan, Mar 1:37-39

    Memiliki kasih kepada sesama sangatlah penting, Mar 1:23,30,40.

    Secara Praktis, Apa yang Harus Dilakukan?

    Suatu gereja yang besar bisa mengutus 50 orang untuk menyembah dan menginjili di suatu daerah baru, membantu lahirnya gereja baru sampai bertumbuh. Anda bisa merintis suatu gereja yang khusus "berbahasa" tertentu seperti diantara para imigran dan pengungsi. Ibadah yang peka terhadap kepentingan orang yang sedang mencari Tuhan sangat baik untuk memperkenalkan Injil kepada mereka yang berlatarbelakang sekuler dalam cara-cara yang tidak biasa dilakukan dalam gereja seperti dengan melibatkan musik dan drama yang menarik pada hari Minggu, sedangkan orang yang sudah percaya bisa bertemu pada pertengahan minggu.

    Ada banyak buku yang bisa memberi Anda inspirasi, namun ingat selalu teologi yang diterapkan Maria. Dia hanya berkata, "Apa yang dikatakan(Nya) kepadamu, buatlah itu!" Juga lihat Wah 3:7-8.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Syria

    Nama Kelompok                      Bahasa               Populasi
    (Circassian)                       Adyghe               25.000
    Dom Gypsy (Nawar, Kurbat, Barake)  Domari               10.000
    (Kurd, Western)                    Kermanji (Kurmanji) 667.800

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    68. Gereja Sell

    Sahabat-sahabat Bagi Allah, Bagi Satu Sama Lain dan Bagi Orang-orang di Sekitar

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Kis 10:22-48

    Baca Alkitab Anda dari:
    Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Kis 2:46,47.

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Kalau terjadi penganiayaan di tempat Anda apa yang akan terjadi pada gereja Anda? Apa yang bisa Anda lakukan untuk menyelamatkan jemaat?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Bentuk suatu pertemuan kecil dengan gaya sel grup dengan makanan dan persahabatan di rumah-rumah jemaat. Undang orang-orang di jalan dan perhatikan berapa orang yang datang.

    Katakan kepada mereka bahwa ada seseorang yang akan berbicara selama lima menit untuk menjelaskan bagaimana ia menjadi percaya kepada Kristus. Perhatikan berapa orang yang datang!

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Tulislah karangan sebanyak 2 lembar yang menjelaskan akibat jangka panjang terhadap gereja atas dilembagakannya gereja secara resmi pada 321 M dan atas apa yang diwariskan oleh gedung-gedung gereja yang besar dan jubah-jubah yang mewah.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    1Ko 14:26

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Itali – populasi 58.000.000 orang Eropa Selatan di pusat Roma Katolik tradisional, di 31.000 kotanya tidak terdapat umat Injili


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambahkan ayat-ayat
    Anda sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Seorang penginjil menceritakan bahwa KKR yang ia lakukan di suatu kota di Afrika begitu diberkati sehingga satu-satunya cara ia bisa melayani mereka yang telah percaya adalah dengan berteriak, "Bagi orang Kristen yang berasal dari daerah 'anu' supaya angkat tangan. Bagi Anda yang sudah percaya, jika Anda tinggal di daerah tersebut, bertemulah bersama Minggu depan di rumah "si A". Dan ia terus menyebutkan nama-nama wilayah dan memberi petunjuk kepada mereka. Katanya itu adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan tuaian yang sedemikian besar. Apa yang ia lakukan adalah yang kita sebut Gereja Sel.

    Apa yang Anda lakukan jika tiba-tiba sejumlah besar orang memutukan untuk mengikuti Yesus? Darimana Anda bisa mendapat uang untuk gedung- gedung baru?

    1. Gereja dalam Kisah Para Rasul adalah Gereja sel

      Gereja tidak memiliki gedung sampai akhirnya gereja tersebut dilembagakan secara resmi oleh Kekaisaran Romawi pada 321 M. Kemudian kekaisaran Romawi mengambil alih semua tempat peribadatan dan semua jubah pemimpin ibadah. Kis 2:46 menceritakan bahwa gereja mula- mula melakukan pertemuan bersama untuk menyembah Allah setiap hari di halaman tempat ibadah orang Yahudi di Yerusalem. Mereka juga memecahkan roti di rumah, dan makan bersama dengan sukacita, memuji Tuhan dan suka menyenangkan orang lain. Gereja mula-mula bersama-sama orang-orang di jalan, mereka belum tersembunyi di dalam gedung-gedung peribadatan.

      Mengapa Gereja Sel Berhasil Baik

      Gereja sel biasanya terdiri dari 5 sampai 15 orang. Ini berarti semua saling mengenal dan akan merasa kehilangan jika ada yang tidak hadir.

      Dalam gereja sel setiap orang memiliki peranan seperti memainkan musik, mengorganisir, mengajar, memimpin doa, memasak, atau menjaga anak. Sukacita dalam melayani tidak hanya dirasakan segelintir orang "profesional" yang menjadi imam atau pemimpin.

      Dalam gereja sel tidak akan ada yang merasa kesepian di gereja karena sebagai suatu masyarakat masing-masing merasa sebagai satu keluarga Allah.

      Gereja sel merupakan tempat yang alami untuk mengajar dengan semua kebebasan dan kehidupan sebuah kelompik kecil.

      Gereja sel adalah tempat yang baik dalam menerapkan karunia rohani masing-masing dengan suasana seperti berada di rumah sendiri bersama seorang pemimpin yang bersahabat dan keluarga Kristen yang mau mendorong dan membantu.

      Dalam gereja sel tetangga kita yang tidak akan pernah datang ke gedung gereja bisa bertemu dengan Yesus di tempat yang disukai Yesus, yaitu diantara orang banyak. Dalam gereja sel kreatifitas dalam menginjili di rumah tidak terbatas.

      Dengan adanya gereja sel para pelayan yang berbakat bisa melakukan kunjungan untuk membekali orang-orang percaya lainnya.

      Dalam gereja sel pertumbuhan bisa terjadi dengan cepat dan tidak pernah dibatasi oleh kekurangan uang atau oleh gedung. Jika suatu kelompok anggota bertambah sehingga menjadi lebih dari 16 orang, mereka bisa menjadi dua sel yang bertemu di dua rumah atau ruangan yang disewa dengan memiliki pemimpin masing-masing. Dengan cepat mereka akan bertambah menjadi 15 dan akan terus bertambah.

      Dalam gereja sel terdapat banyak doa, karena lebih banyak orang yang akan berdoa dalam kelompok kecil, dan mereka bisa bertemu kapan saja. Ini lebih baik daripada hanya berdoa seminggu sekali di satu tempat yang tidak akan pernah mulus karena berbagai alasan.

      Dalam gereja sel orang yang sakit dan berkekurangan akan lebih cepat didoakan tanpa harus menunggu pendeta/gembala.

    2. Sel, Jemaat, dan Perayaan

      Sebuah gereja sel tidak memiliki gedung pusat yang dibeli atau disewa. Gereja sel tidak mengadakan pertemuan besar setiap hari Minggu karena sel itulah gereja. Tidak ada pembukuan resmi, jadi kalau terjadi penganiayaan tidak ditemukan nama-nama anggota jemaat, tidak ada gedung gereja yang akan dibakar, jemaat tidak bisa ditemukan dan dibunuh secara masal seperti yang terjadi di Rwanda. Gereja akan lebih aman.

      Semua anggota sel, pemimpin dan orang-orang sesekali bisa berkumpul bersama di satu tempat yang disewa seperti di aula atau stadion yang besar, untuk mengadakan perayaan, dan semua sel dalam satu wilayah bisa bertemu sekali atau dua kali sebulan sebagai satu jemaat. Para pemimpin sel perlu secara teratur bertemu dan mengawasi masing-masing sel secara teratur.

    3. Apa yang Anda Lakukan Dalam Gereja Sel?

      Tujuan gereja sel adalah menjadi sahabat-sahabat Allah dengan didasarkan pada Kis 2:42 dimana orang percaya bertekun dalam firman Tuhan, berdoa, memecahkan roti dan bersekutu, kemudian bersahabat dengan orang lain, kemudian berfokus pada orang-orang jalanan supaya mereka bisa menemukan bahwa kasih Allah tidak berada jauh dari mereka.

      Ingat Untuk Menerapkan 4 S

      Sambut - Anda kepada saya, saya kepada Anda.

      Sembah – kita menyembah Tuhan.

      Siraman Firman Tuhan – Allah mencurahkannya kepada kita, melalui Alkitab, karunia rohani, doa dan pelayanan pribadi kepada orang lain.

      Saksi – menyaksikan Allah kepada orang lain.

    4. Memulai Satu Gereja Sel

      Sangat mudah bagi misionaris untuk mengadakan gereja sel dengan cara yang sederhana dengan mengadakan pertemuan pertama di rumah dan bertumbuh dalam sel. Akan lebih sulit untuk mengubah struktur gereja tradisional karena gereja sel bertujuan memperlengkapi jemaat dalam kepedulian dan dalam menginjili dan ini bisa amat meresahkan pelayan professional yang digaji. Perubahan akan menuntut kerja keras jika berada diantara orang-orang yang sudah mapan dan telah senang dengan apa yang dimiliki, namun jika Tuhan yang membawa perubahan, maka kita pantas melakukannya.

    5. Bagaimana Berubah Menjadi Gereja Sel

      Diperlukan waktu, doa, rencana dan kesepakatan.

      • Pilihlah para pemimpin dan asisten sel yang rendah hati, ingin melayani dan setia.

      • Latih mereka sejak dini dalam keahlian penggembalaan, dan dalam menjalankan suatu kelompok kecil.

      • Mereka perlu mengetahui otoritas mereka dan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kesulitan.

      • Bagi masing-masing daerah menjadi beberapa wilayah, dengan masing-masing seorang pemimpin.

      • Pecah wilayah menjadi beberapa sel, dengan masing-masing seorang pemimpin dan anggota sel.

      • Tentukan waktu pertemuan, dan mulailah.

      • Pelajari kemajuan secara teratur.

    6. Vision 2001 G12

      Ini merupakan perkembangan terbaru dari visi gereja sel yang melanda Amerika Latin dan sedang diperkenalkan di Inggris, Spanyol dan Eropa. Empat prinsipnya adalah Memenangkan, Konsolidasi, Pemuridan dan Pengutusan dan rencananya adalah supaya setiap sel bisa melahirkan lebih dari 12 sel baru. Untuk penjelasan lengkap mengenai apa saja yang diperlukan untuk G12 yang merupakan pelengkap pelajaran ini bisa kita dapatkan di alamat berikut:

    7. (http://www.mci12.com/) dimana gereja yang dipimpin Pendeta Cesar Castellanos di Colombia ini dimulai dari 8 anggota kemudian bertumbuh menjadi 120.000 anggota sel dan memimpin satu kelompok pemuda dengan jumlah anggota sell sebanyak 30.000 melalui program G12.

      (http://www.revivaltimes.org/content/g12.zxml) yang berasal dari Kensington Temple/London City Church yang telah mengadopsi visi dari London dan menyaksian pertumbuhan yang luar biasa di lingkungan yang sangat sekuler.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Syria

    Nama kelompok                    Bahasa                  Populasi
    (Turk)                           Turkish                 45.000
    Turkmen (Turkoman)               Turkmen                 98.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    69. Gereja yang Hidup

    Apakah Gereja itu? Gedung atau Orang-orang?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    1Korintus pasal 12 sampai 14 1Kor 12-14

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Mat 16:8-19

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Ketika Anda ke gereja lagi, mengapa Anda ke gereja dan apa yang Anda harapkan?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Ketika Anda ke gereja lagi pastikan bahwa Anda mencari Tuhan untuk membagikan berkat kepada orang-orang yang berada di sana dan yakinkan mereka menerimanya sebelum Anda pulang.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tuliskan satu halaman yang mengusulkan secara hormat perubahan yang akan membawa kemajuan yang positif dalam kehidupan gereja.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    2Ti 1:6-7

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk penduduk asli Amerika orang Indian - 2.000.000 orang, 266 kelompok Kemiskinan, penyakit, pengangguran, kecil tetapi tanggapan yang bertumbuh kepada Yesus


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    1. Mengapa Anda Ke Gereja?

      Beberapa orang ke gereja karena merupakan suatu tugas atau karena pada hari itu adalah hari Minggu. Untuk beberapa orang lainnya gereja merupakan suatu tempat yang baik untuk mendapatkan bisnis atau karena senang dengan perasaan yang mereka dapatkan. Orang yang lainnya lagi ke gereja sebab teman-teman mereka ke gereja dan gereja merupakan pusat kehidupan sosial. Orang-orang ke gereja untuk dihibur pada hari Minggu atau untuk dicerahkan, atau untuk mendengarkan para pembicara hebat. Beberapa orang ke gereja untuk menyenangkan pasangan mereka, atau untuk menemukan seorang isteri atau suami dan bahkan beberapa orang ke gereja pergi untuk menjauhi isteri atau suami mereka. Namun ada pula orang yang ke gereja untuk belajar Alkitab.

    2. Apakah Gereja itu?

      Baik itu Gereja universal yang mengumpulkan berjuta-juta orang percaya di seluruh dunia atau pun gereja yang lokal setempat, suatu "gereja" selalu orang dan bukan gedung bangunan. Kita adalah Gereja, "Rumah Tuhan."

      Suatu Masyarakat Baru

      Gereja adalah suatu masyarakat alternatif radikal yang secara ajaib dimampukan oleh Roh Kudus. Suatu masyarakat yang dipersatukan dalam iman, membawa beban satu sama lainnya, dan menawarkan kehidupan yang memuridkan dengan persekutuan, tanggung-jawab dan tindakan yang erat.

      Orang-orang Berpusat pada Tuhan

      Gereja berarti sukacita, doa, penyembahan untuk merayakan kebaikan Bapa Sorgawi dalam kehidupan kita setiap hari. Lebih banyak anugerah yang diterima melalui baptisan, Meja Perjamuan dan kehadiran Tuhan.

      Tujuannya Untuk Kemenangan

      Yesus berjanji untuk membangun gereja-Nya dan bahwa gerbang-gerbang neraka tidak akan menang karena Gereja akan terus melawan mereka. Mat 16:18.

      Pikirkan juga gambaran-gambaran dari Alkitab ini. Gereja adalah keluarga Allah, sebuah bangunan dengan Yesus sebagai Pembangunnya dan Batu penjurunya, suatu Tubuh hidup dengan Yesus sebagai kepalanya, suatu kawanan domba dengan Yesus sebagai gembalanya, sebagai mempelai perempuan dengan Yesus sebagai mempelai laki-lakinya, sebuah kotak perhiasan, cabang anggur, suatu rumah ibadat dengan Yesus sebagai imam kepalanya, tentara perang dan sebagai rumah doa.

      Ingin Mengetahui Lebih Banyak?

      Gunakan konkordansi Anda guna menemukan ayat-ayat Alkitab sebagai acuan gereja.

    3. Apa yang Terjadi di Gereja?

      Kita Bertemu Yesus

      Yesus hadir bahkan ketika hanya dua atau tiga orang berkumpul bersama-sama di dalam nama-Nya, menawarkan pengampunan, penerimaan dan hidup kekal. Mat 18:20

      Kita Dengar dari Yesus

      Melalui Firman dan Roh-Nya.

      Kita Disembuhkan Oleh Yesus

      Yesus tetap sama, kemarin, hari ini dan untuk selamanya tetap sebagai penyembuh kita.

      Kita Menyembah Tuhan Bersama-sama

      Yesus bertahta di atas puji-pujian umat-Nya

      Kita Saling Memperkuat.

      Paul mengajarkan dalam 1Ko 14:26 bahwa ketika gereja bertemu, semua orang harus datang dengan membawa sebuah hadiah dari Tuhan untuk orang lain. Dalam ayat ini Paulus menyebutkan kelima hadiah tersebut tetapi masih ada banyak lagi yang lainnya yang memenuhi kebutuhan orang-orang di dalam gereja.

    4. Mari Membuka Hadiah dari Tuhan.

      1Ko 12-14 menjelaskan tentang karunia Tuhan dan menunjukkan kepada kita bagaimana menggunakan karunia yang berbeda, dengan baik 1Ko 12:4.

      Karunia Komunikasi (Manifestasi)

      Lidah, menjadikan Anda bisa mengatakan bahasa yang belum pernah Anda pelajari.

      Penafsiran, untuk mengetahui apa yang dikatakan.

      Nubuatan, yang perlu selalu disambut, ditinjau dan diuji.

      Karunia Penyingkapan

      Kata-Kata pengetahuan, dari gudang informasi abadi Tuhan.

      Hikmat kebijaksanaan, untuk mengetahui apa yang harus diperbuat.

      Pembedakan roh yang bukan roh manusia.

      Karunia Kuasa

      Iman-Nya, yang memindahkan pegunungan.

      Penyembuhan adalah karunia Tuhan untuk orang-orang sakit.

      Keajaiban, secara harafiah, perbuatan kuasa mujizat.

      Karunia Untuk Menjadikan Pemimpin (Melengkapi)

      Efe 4:11 dan 1Kor 12:27-31.

      Karunia Untuk Semua Umat Tuhan (Pelayanan)

      Rom 12:6-8 dan 1Pe 4:8-11.

      Bernubuat, bukan menjadi seorang Nabi, tetapi membawa Firman Tuhan untuk memperkuat, memberikan rasa nyaman dan mendorong orang-orang (menasehati), 14.3.

      Melayani, berarti senang membantu orang lain!

      Mengajar, tetapi ini tidak berarti Anda harus mempunyai karunia untuk menjadi Guru.

      Memberi harapan (mendorong semangat), seperti Barnabas, Kis 11:23

      Memberi, berkeinginan untuk berbagi berkat Tuhan dengan orang lain, adalah suatu karunia besar.

      Mengatur, adalah karunia Penatua.

      Kemurahan hati, adalah membantu Anda untuk membantu yang lemah.

      Administrasi adalah suatu karunia penting yang mengatur kegiatan- kegiatan gereja.

      Karunia lain meliputi pendoa syafaat, Penatua, diakon, penyanyi, guru nyanyi, juru kunci dan pendeta. Tidak heran Paulus mengatakan untuk membangkitkan karunia di dalam kita, 2Ti 1:6; 1Ti 4:14. Ada hal-hal berbeda yang bisa dilakukan dengan karunia itu dan cara kerja berbeda dengan karunia yang sama, tetapi Tuhan pada mereka semua. Semua diberikan oleh Roh Kudus sesuai dengan keinginan-Nya. Kita tidak boleh memilih maupun menyalakan atau mematikan karunia itu, melainkan kita gunakan karunia itu dalam kasih. 1Ko 12:5-6 dan 1Ko 12:13.

    5. Adakah Jenjang Golongan/Pangkat?

      Alkitab mengatakan bahwa para rasul dan nabi itu memimpin dan kemudian menjadi guru untuk menjaga kita supaya tetap berjalan lurus. Setelah itu semua karunia adalah penting, jadi temukanlah karunia yang telah Tuhan berikan kepada Anda dan kembangkan dengan melayani orang lain.

      Philipus mulai sebagai seorang pelayan meja tetapi kemudian menjadi seorang penginjil dan Paulus mulai sebagai guru dan kemudian menjadi seorang rasul. Ef 2:20; 1Ko 12:28.

      Jika ada saudara atau saudari kita yang lebih dikaruniai dibandingkan kita dalam suatu hal, kita harus membawa orang-orang kepada mereka karena kita tidak bias membantu. Bersama-Sama kita adalah tim Tuhan, Tubuh Yesus yang lengkap di dalam dunia masa kini. Lihat 1Ko 12:12-27.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Tajikistan

    People Name                Language             Population
    (Parsee)                   Parsi (Parsee)       50.000
    Shughni (Shugnan-Rush)     Shugni               35.000
    (Tatar)                    Tatar                75.000
    (Turkmen (Turkoman)        Turkmen              14.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    70. Gereja yang Dituntun Roh Kudus

    Menjadi Sahabat Roh Kudus

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Yoh 14:15-26; bab 15:26 – 16:15

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. (2Kor 13:13)

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Saat Anda bersaksi atau berdoa untuk orang sakit, apakah akan ada perbedaan setelah Anda mengetahui bahwa sebenarnya saat melayani mereka Anda tidak sedirian?

    yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Mulailah menjalin hubungan dengan Roh Kudus sama seperti Anda menjalin hubungan dengan sahabat-sahabat Anda. Kita tidak berdoa kepada Roh Kudus namun kita bisa berkomunikasi dengan-Nya dan mengundang-Nya dalam hidup kita. Jangan terkejut jika Ia menjawab Anda sama seperti yang Ia lakukan dalam Kis 13:2 dan Kis 16:6-10.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Alkitab menceritakan tentang Roh Kudus dengan menggunakan banyak sebutan dan gambaran seperti merpati, air, minyak, penghibur, atau nafas. Carilah sebutan atau gambaran lain mengenai Roh Kudus dalam Alkitab, paling tidak sebanyak 10 sebutan atau gambaran.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Kis 16:6-10

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Bedoa untuk Kuba – terdiri dari 10.000.000 orang Karibia. Injil ditolak. 3% orang yang sudah menjadi Kristen menderita penganiayaan. Okultisme dan penyembahan roh terjadi di mana-mana.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Apakah Anda Tahu Apa yang Anda Minta?

    Di akhir kebaktian kita sering memberkati orang lain dengan ayat-ayat hafalan, namun apakah Anda pernah memikirkan apa sebenarnya yang kita inginkan untuk orang lain?

    Persekutuan dengan Roh Kudus
    Kata persekutuan yang kita maksud adalah koinoñia, yang artinya kemitraan, atau persahabatan yang akrab dengan Roh Kudus. Orang percaya dimana saja tahu tentang kuasa, karunia dan buah Roh Kudus, namun siapa diantara kita yang mengenal-Nya seperti sahabat dekat?

    Siapa Roh Kudus itu?

    Ada orang yang beranggapan bahwa Roh Kudus hanyalah seperti suatu energi, kuasa atau kilat. Seharusnya tidak ada lagi kekeliruan.

    Roh Kudus adalah Satu Pribadi.
    Sebenarnya Dia aadalah pribadi yang sangat penting. Ia adalah Pribadi Ketiga dari "silsilah Tuhan" yang dikenal dengan Tritunggal: Mat 28:19; 2Ko 13:13. Ia adalah pribadi yang berwujud roh, sama seperti Anda adalah pribadi namun Dia tidak dibatasi oleh tubuh. Kita bisa berdoa setiap hari seperti: "Roh Kudus, penuhi aku dengan kuasa-Mu, tuntun aku, beri aku hikmat dan keberanian," karena Ia adalah pribadi yang nyata, jelas yang bisa kita ajak bicara dan menjalin hubungan.

    Mengapa ini Penting?

    Karena dengan demikian Anda dengan mudah bisa berhubungan dengan Tuhan. Manusia tidak akan pernah bisa berhubungan dengan suatu kuasa, energi atau pengaruh semata-mata dan bahkan dengan binatang kesayangannya. Tuhan ingin supaya kita memiliki hubungan pribadi dengan-Nya dan karena Ia mengetahui bahwa manusia hanya bisa berhubungan dengan manusia, maka Ia memberi kita Roh Kudus untuk menjadi sahabat, penolong, dan penghibur pribadi kita.

    Bagi para murid yang telah tiga tahun mengikut Yesus, kedatangan Roh Kudus adalah untuk menggantikan tempat dimana sebelumnya Yesus berada bersama mereka. Bahkan lebih dekat karena Ia berada dalam diri setiap murid Yesus. Karena Roh Kudus adalah Roh yang memiliki pribadi, maka Ia bisa berada bersama para murid Yesus, setiap saat, dan tidak terbatas di satu tempat saja seperti yang diijinkan Yesus pada diri- Nya. Demikian juga sekarang. Roh Kudus yang adalah Tuhan sendiri berada bersama kita sekarang dan selalu.

    Apakah Roh Kudus adalah Satu Pribadi yang Nyata?

    Para dokter mengatakan bahwa satu pribadi yang nyata harus memiliki pikiran, kehendak dan emosi. Demikianlah kita menguji kalau Roh Kudus itu benar-benar satu pribadi.

    Apakah Roh Kudus Memiliki Pikiran?
    Pikiran berarti kepandaian, gagasan dan pertimbangan. Memang, Roh Kudus memiliki pemikiran yang tajam! Lihat Rom 8:27 dan 1Ko 2:10-13.

    Apakah Roh Kudus Memiliki Kehendak?
    Kehendak itu berkaitan dengan maksud, pilihan, keinginan dan ketetapan. Memang, Roh Kudus memiliki kehendak sendiri dan kehendak-Nya sesuai dengan kehendak Bapa dan Anak. (1Ko 12:11)

    Apakah Roh Kudus Memiliki Emosi?
    Apakah Roh Kudus memiliki perasaan dan keinginan? Roh Kudus memiliki kasih dan kasih adalah emosi yang terkuat, dan Ia memiliki keinginan dalam keluhannya sebagai perantara. (Rom 15:30; 8:26,27)

    Yesus Selalu Menyebut-Nya Satu Pribadi

    Pada suatu percakapan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Dia/Ia" dan "-Nya" berkali-kali. (Yoh 16:7-15) Dan dalam Yoh 14:15-17 Yesus juga memberi-Nya nama pribadi, Konselor (Penolong), artinya satu Pribadi yang berdiri di samping Anda sebagai pengacara yang membela Anda. Roh Kudus adalah Pribadi yang membela kita saat kita lemah dan saat kita melakukan pelanggaran. (Rom 8:26)

    Roh Kudus Melayani Secara Pribadi

    Anda akan terkejut bila menyadari apa yang dilakukan Roh Kudus, dan bahwa Dia melakukannya kapan saja dan dimana saja -

    Ia melayani, 1Ko 12:11;
    Ia menyelidiki, 1Ko 2:10;
    Ia berbicara, Kis 13:2;
    Ia bersaksi, Yoh 15:26;
    Ia memberi petunjuk, Neh 9:20;

    Ia menginsyafkan, Yoh 16:8-11;
    Ia berdoa, Rom 8:26;
    Ia memimpin, Mat 4:1;
    Ia membimbing kepada kebenaran, Yoh 16:13;
    Ia memuliakan Yesus, Yoh 16:14;

    Ia membuat orang lahir baru, Yoh 3:5-6;
    Ia berpendapat, Kej 6:3;
    Ia mengarahkan dalam pelayanan, Kis 8:29;
    Ia mengutus para pembawa berita, Yes 48:16;
    Ia yang memanggil orang dalam pelayanan, Kis 20:28;
    Ia memberi karunia, 1Ko 12:7-11.

    Ia juga memiliki perasaan pribadi
    Ia bisa berduka,
    Ia bisa tersinggung,
    Ia bisa didustai,
    Ia bisa diuji,
    Ia bisa dihujat,
    Ia bisa ditahan dan ditolak.

    Lihat Efe 4:30; Yes 63:10; Ibr 10:29; Kis 5:3; Mat 12:31; Kis 7:51; 5:9; 1Te 5:19.

    Apa Arti Semua ini Bagi Saya?

    Kita bisa bertumbuh dalam persahabatan yang erat dengan sahabat atau pasangan kita, demikian juga lebih dari itu kita bisa membangun persahabatan dua arah dengan satu Pribadi ilahi dan Sahabat yang mengasihi saya, yang hidup dalam diri saya, yang berbicara kepada saya dan yang ingin melayani bersama saya dan melalui saya. Bagi saya ini artinya:



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Tanzania

    People Name                       Language        Population
    Han Chinese (Cantonese, Nung)     Chinese, Yue    15.000
    (Wasi)                            Chasi           40.000

    With thanks to Burhan Diaz for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    71. Gereja Militan

    Setan Telah Dilempar ke Bumi, Sekarang Lempar Dia Keluar dari Gereja!

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Wah 12:7-12; Dan 10

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut (Wah 12:11).

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Amatilah sifat-sifat seorang pencuri dan diskusikan berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Akhiri dengan mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia telah melindungi Anda.

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Aturlah waktu khusus untuk berdoa dengan pendeta-pendeta yang berpengalaman dan dengan para pendoa syafaat dan mintalah bantuan Roh Kudus; untuk menerima pelayanan yang akan memastikan bahwa Anda telah bebas dari cengkeraman "Poneria."

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Dalam satu lembar kertas tunjukan roh teritorial apa yang menguasai kota dimana Anda tinggal, dan jelaskan bagaimana roh itu bermanifestasi dalam kehidupan masyarakat.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Kol 1:13

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia
    Berdoa untuk Irlandia – terdiri dari 4.000.000 orang bangsa Celtic 92% beragama Katolik, Protestan semakin berkurang, adalah bangsa yang banyak mengutus misionaris


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Dua Kerajaan dan Dua Rencana

    Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa ada dua kerajaan dan dua penguasa. Kerajaan Allah adalah wilayah kekuasaan dan pemerintahan Allah, dan pada hakekatnya adalah baik. Kerajaan yang lainnya dikuasai oleh Setan dan kuasa kegelapannya yang pada hakekatnya adalah sangat jahat. Kerajaan Allah merupakan tempat dimana kita memperoleh berkat, seperti yang terdapat dalam Yer 29:10-14:

    Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu (ayat Jer 29:10).

    Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (ayat Yer 29:11).

    Untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (ayat Yer 29:11).

    Apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu.

    Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. (Ayat Yer 29:12 dan Yer 29:14)

    Namun pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. (Yoh 10:10) Kerajaan Setan adalah: Kerajaan keraguan, ketidakpercayaan, kekacauan, keputusasaan, depresi, penolakan; perpecahan, godaan, nafsu cemar; penipuan, dusta, pemerasan; kesemenaan, pemberontakan, penyembahan sesat, okultisme dan perbudakan; kehancuran, pembunuhan, pencaplokan, penyiksaan, ketakutan dan perselisihan. Semua ini disebutkan dalam Alkitab.

    Perlawanan yang Tidak Nampak.

    Karena telah diselamatkan, maka tugas gereja menurut Kol 1:13,14, adalah tunduk kepada Tuhan, dan melawan Iblis melalui peperangan rohani secara militan dan cerdik.

    Peringatan dalam Peperangan Rohani

    Peperangan rohani sebaiknya dilakukan oleh gereja, atau oleh kelompok pendoa syafaat yang setia bukan dilakukan secara pribadi. ([sweb]Yak 4:7[/sweb]; Rom 12:21; 1Pe 5:9) Peperangan rohani dan pelajaran kita kali ini memiliki banyak perdebatan dan lebih dari sekedar spekulasi, namun kita akan melakukan suatu usaha dari Efe 6:12 untuk mengidentifikasi tiga tingkat kekuatan musuh sesuai dan memberikan beberapa respon yang sesuai.

    Para penguasa dunia (World rulers) dalam pengertian umum dan universal.

    Roh-roh teritorial (territorial spirits)-kekuatan roh yang menguasai satu bangsa.

    Kumpulan kuasa jahat (hosts of spiritual powers) yang ditugaskan secara khusus untuk menyerang kelompok orang percaya atau orang-orang percaya tertentu secara pribadi.

    Seorang sarjana terkenal bernama Dr. Peter Wagner, membedakan tingkat kejahatan wilayah (ground level evil) seperti apa yang terjadi di Samaria; (Kis 8:7) tingkat kejahatan okultisme (occult level evil) seperti yang terjadi pada Simon si tukang sihir dan Baryesus, (Kis 8:9 13:6) dan tingkat kejahatan strategi (strategic level evil) misalnya tempat pemujaan berhala dewi Artemis di Efesus. (Kis 19:27)

    Mengalahkan Penguasa Dunia yang Tidak Nampak.

    Kosmokrator adalah penguasa dunia (Vines) atau penguasa kegelapan zaman ini. Satu penguasa dunia biasanya menguasai satu masyarakat dengan berbagai-bagai penipuan rohani. "Kosmokrator" dapat menyebarkan roh "anti-Kristus" di kalangan umat Islam, materialisme, Hinduisme, Budhisme dan ajaran New Age. Pemimpin dari para penguasa dunia ini adalah Setan yang digambarkan sebagai orang kuat dalam Luk 11:21, dan ia adalah contoh bagi semua penguasa lainnya yang berpangkat lebih rendah.

    Membuat Keputusan dalam Peperangan Rohani

    Dalam Mat 4:1-11, Yesus mengalahkan Setan dalam peperangan rohani dengan membuat keputusan yang tidak bisa ditawar-tawar. Ia menolak godaan untuk menggunakan kuasa-Nya untuk memberkati diri-Nya sendiri, dan Ia memilih untuk menyangkal diri dan berkorban (Mat 4:3,4).

    Yesus menolak kesombongan yang bercampur dengan hikmat manusia atau Setan, dan Yesus memilih untuk melakukan tindakan yang membawa kemuliaan untuk Bapa (Mat 4:5-7).

    Yesus menolak mengambil jalan pintas menuju penyaliban di bukit Kalvari dan Ia memilih kehendak Tuhan dimana Ia harus menderita untuk menebus manusia (Mat 4:8-10).

    Setan kemudian pergi dan akhirnya dikalahkan di bukit Kalvari dengan senjata yang sama yaitu berupa keputusan yang tidak bisa ditawar-tawar.

    Mengalahkan Arche dan Exousia.

    Arche dan exousia adalah penguasa-penguasa yang terdapat di Efe 6:12. Mereka mengendalikan kekuasaan, kekuatan, dan pemerintahan atas bangsa-bangsa, wilayah dan kota-kota.

    Mereka misalnya adalah "roh" kecemaran di Amsterdam. "Penguasa" di Jepang menyebarkan penyembahan pada dewa matahari. Salah satu roh yang menguasai San Faransisco adalah roh homoseksual. Spanyol dikuasai oleh "roh" agama kuno, kekacauan dan perpecahan. Di Afrika "roh" perdukunan berkaitan erat dengan "roh" kemiskinan dan penderitaan. Ayu 38:7; Wah 12:7-9, 4; Kej 1-7; 6:1-6; 11:1-9; Kej 10:5; Ula 32:8; Maz 82; Dan 10:13, 20

    Daniel 10 memberi penyataan mengenai pertempuran melawan para pemimpin dan kekuasaan-kekuasaan dan menjelaskan bagaimana doa yang tekun bisa memberi jawaban dan bantuan dari malaikat.

    Mengalahkan Setan dalam Diri Anda.

    Yesus mengusir roh jahat dalam satu masyarakat dan Ia juga sering mengusir roh kecemaran dalam diri seseorang yang menampakkan perilaku tidak masuk akal. Alkitab menggunakan kata "Poneria" untuk kuasa roh jahat yang berada di udara. Di Efe 6:10-14 Paulus juga menceritakan langkah pasti untuk memperoleh kemenangan dan mempertahankannya:

    1. Kuatlah di dalam Tuhan dan di dalam kemahakuasaan-Nya.
    2. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, misalnya dengan mengatakan kebenaran yang akan melindungi diri Anda dan akan menjauhkan iblis.
    3. Lawanlah iblis.
    4. Berdoalah dalam Roh Kudus

    Berdoa dalam nama dan otoritas Yesus akan mengalahkan semua kuasa jahat "Poneria," namun peperangan akan menjadi lebih singkat dan mudah jika orang yang dikuasainya mau melakukan hal-hal berikut:

    Sadar bahwa sumber persoalannya bersifat rohani.

    Bertobat dari dosa, meninggalkan dosa dengan bantuan Tuhan, dan memilih untuk mengikuti Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

    Menerima pengampunan dalam nama Yesus dan mengampuni siapa saja yang telah berdosa, berbuat salah dan menyakiti Anda.

    Melepaskan Setan dan semua pekerjaannya.

    Kemudian ingatkan Setan tentang darah Kristus dan kekalahannya melawan Yesus di kayu salib.

    Kemudian Anda perlu menengking semua roh jahat, perintahkan semua iblis untuk pergi dan semua kutuk dipatahkan dalam nama Yesus.

    Tumpangkan tangan kepada orang yang sudah dilepaskan untuk mengisi kembali hidupnya dengan Roh Kudus. Minta dia untuk memuji Yesus, dan hidup dalam Roh dan firman Tuhan.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Thailand

    People Name                 Language           Population
    (Nyong)                     Yong               12.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring and Burhan Diaz for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng- copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    72. Gereja Kerasulan

    Rasul Seperti Nelayan yang Baik Tahu Bagaimana Menjaga Jalanya Tetap Baik

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    2Kor 10 & 2Kor 11

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru. (Efe 2:19-20)

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Bisakah gereja-gereja yang ada sekarang ini kembali menjadi gereja- gereja yang memiliki pola pelayanan yang rasuli sesuai dengan Perjanjian Baru?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Jadilah gereja yang rasuli, buatlah satu tim untuk menginjil di satu tempat, misalnya ke satu desa, sekolah atau penjara yang belum dijangkau Injil, dan sampaikan rencana keselamatan Allah.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Buatlah satu tulisan mengenai bagaimana pengaturan/pengorganisasian gereja-gereja dan denominasi lain saat ini dan berikan contohnya serta dasar Alkitabnya.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    1Te 1:7-8

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Uzbekistan – populasinya 24.000.000 dengan banyak kelompok etnis. 68% Muslim, 4% Ortodoks, dan merupakan pusat Islam di Asia Tengah. Mereka memiliki sejarah yang panjang, namun belum lama merdeka.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Dalam Perjanjian Baru kata rasul disebutkan kurang lebih sebanyak 80 kali, jadi pada gereja mula-mula para rasul adalah orang-orang kunci, bahkan sebenarnya -

    Para rasul adalah yang "pertama" dalam Gereja. (1Ko 12:28)

    Gereja dibangun atas dasar para rasul dan nabi. (Efe 2:20)

    Para rasul dan nabi mendapat penyataan dan petunjuk khusus dari Allah. (Efe 3:5; Yud 17)

    Harus ada rasul di gereja-gereja. (2Pe 3:2)

    Namun apakah sekarang gereja harus memiliki rasul atau apakah para rasul hanya ada pada saat awal gerakan Kristen itu terbentuk? Kalau sekarang ada rasul, siapakah mereka dan apa yang mereka lakukan?

    Apa yang Mesti Kita Buat?

    Saat ini kita sering dipimpin oleh para administrator dan pendeta yang berbakat namun jika para rasul masih merupakan yang pertama di Gereja dan menjadi salah satu dasarnya, apa tindakan kita?

    Apa Sebenarnya Rasul itu?

    Kata rasul berarti seorang pembawa pesan yang diutus, yang diperlengkapi untuk melakukan misi dari Tuhan. Rasul bukanlah satu pangkat, namun adalah suatu panggilan, suatu karunia rohani, suatu fungsi dalam Gereja yang sama seperti yang lainnya.

    Rasul dalam Perjanjian Baru

    Yesus diatas segalanya. (Ibr 3:1)

    12 rasul mula-mula bagi Anak Domba. (Mar 3:14-16; Kis 1:26; Wah 21:14)

    Rasul merupakan karunia rohani; (Efe 4:11) mereka adalah orang-orang biasa seperti Paulus, Yakobus, Barnabas, Timotius, Silas, Andronikus and Yunias.

    Alkitab tidak menyebutkan bahwa para rasul hanya ada pada abad pertama saja. Kenyataan bahwa Kristus telah mengutus para rasul bagi Gereja untuk menyelesaiakan pekerjaan yang belum selesai (Efe 4:12-14) membuktikan bahwa para rasul masih sangat diperlukan sekarang ini, sama seperti halnya dengan karunia-karunia rohani lainnya. (Efe 4:11)

    Apa Tugas Seorang Rasul?

    Tidak setiap rasul melakukan semua yang ditemukan dalam Perjanjian Baru namun fungsi kerasulan meliputi -

    Mengabarkan Injil, misalnya Paulus yang melakukan banyak perjalanan, dan Petrus yang berkunjung ke rumah keluarga orang yang bukan Yahudi. (Kis 10)

    Menjangkau suku-suku terabaikan. (Rom 15:20)

    Mendorong usaha-usaha penginjilan (Kis 19,10)

    Mendorong perintisan gereja-gereja baru, seperti yang dilakukan Paulus di Eropa Selatan.

    Menjadi ahli bangunan yang bijaksana, tahu apa yang mesti dilakukan. (1Ko 3:10; 5:3; 6:4; 7:1; 8:1)

    Para Rasul Meletakkan Dasar yang Teguh
    Yakni Kristus (1Ko 3:11)

    Yakni hidup dalam Roh (Kis 19:1; 8:14-17)

    Yakni kepatuhan terhadap Allah (Rom 1:5)

    Yakni pengajaran yang benar (Efe 3:2-21)

    Yakni kepemimpinan yang baik (Kis 14:23; Tit 1:5)

    Seorang rasul bertugas untuk menjadi ayah dan ibu bagi gereja-gereja yang masih dalam perintisan, memberi dorongan melalui surat dan kunjungan, namun tidak pernah mendominasi. (2Kor 11:28; 1Te 2:7,11)

    Seorang rasul bertugas untuk menantang tradisi-tradisi yang tidak berguna, seperti yang ditentang Paulus dan Petrus. (Gal 2:11-14)

    Seorang rasul bertugas melakukan kunjungan untuk mempersatukan Tubuh Kristus seperti yang dilakukan Paulus dalam menghubungkan Yerusalem, Antiokhia dan gereja-gereja baru lainnya dalam persekutuan.

    Seorang Rasul bertugas untuk menunjukkan persahabatan dan loyalitas, melalui persekutuan dan bukan melalui struktur dan kepangkatan. (1Te 1:5-7; 2:8; Fil 1:8; 4:10, 14-15; Kis 20:31; 18:11)

    Bagaimana Anda Memastikan Seorang Rasul?

    Para rasul dipanggil oleh Tuhan, menyadarinya dan diakui jemaat. Mereka bisa menyadari panggilan mereka, namun tidak perlu mempromosikan posisinya sebagai suatu pangkat, karena memang rasul bukan jabatan. Perhatikan salam Paulus yang membuka kebanyakan suratnya, juga perhatikan bahwa rasul

    Rasul Juga Perlu Rumah.

    Para rasul dalam Perjanjian Baru selalu melayani dalam satu tim atau dengan para penatua gereja di markas rasuli mereka (apostolic base). Lihat Kis 15 dan pelajaran 12.

    Apa itu Markas Rasuli (apostolic base)?

    Markas rasuli adalah seperti gereja, dimana para rasul, tim dan orang-orang berkumpul bersama untuk Yesus dan untuk orang lain. Markas rasuli adalah tempat pengutusan dan merupakan pusat sumber daya manusia, keuangan dan materi lainnya untuk misi. Markas rasuli adalah tempat untuk persekutuan, pembaharuan, pertanggungjawaban dan dukungan untuk orang-orang yang memiliki tugas kerasulan namun bukan sebagai tempat pelayanan yang berpola piramida yang diperintah seorang "super-rasul". Hanya kalau Paulus bersama timnya pergi meninggalkan markas, maka mereka mendukung dan mengatur diri mereka sendiri. (Kis 14:26-28)

    Markas Rasuli dalam Alkitab

    Yerusalem, Antiokia, Efesus dan Tesalonika berfungsi lebih dari sekedar gereja. Roh Kudus bersama mereka dalam melakukan kegiatan, doa, penginjilan, nubuatan, konferensi doktrinal dan penyembahan. Ada keanekaragaman pemimpin, kehidupan gereja dan persekutuan. Mereka menangani persoalan-persoalan biasa, penganiayaan, membuat strategi dan mengutus tim rasuli dan membantu melayani orang Yahudi, Samaria dan bangsa-bangsa lain.

    Penting juga untuk diperhatikan bahwa para rasul belajar di markas dan kemudian membagikannya kepada orang lain. Suatu markas rasuli harus melewati ujian apa saja dan menjadi tempat yang disukai tim, menjadi tempat dimana seseorang belajar, dan menjadi tempat yang dibanggakan.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Turkey

    People Name               Language           Population
    (Balkan Rom Gypsy)        Romani, Balkan     55.000
    (Circassian)              Adyghe             71.000
    (Karakalpak)              Karakalpak         62.000
    Mingrelian (Laz, Zan)     Laz                30.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring and Burhan Diaz for their translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    73. Gereja Masyarakat

    Memenangkan Kuasa dari Kerjasama

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Kis 22

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (1Pe 2:9)

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Dalam hal apa kita sebagai imamat rajani bisa memberi persembahan rohani yang mahal seperti yang dikatakan Alkitab dan dalam pelajaran ini?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Mintalah petunjuk kepada Tuhan untuk jangka waktu dari sekarang hingga pertemuan berikut mengenai sesuatu yang bisa Anda laukuan yang pernah dilakukan Yesus. Kalau Anda mendapat petunjuk apa yang bisa Anda lakukan, ingatlah apa yang Anda pelajari dalam pelajaran ini, jangan mencar-cari alasan untuk tidak melakukannya namun melangkahlah dengan iman dan dalam kebesaran nama-Nya.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Tulislah satu penjelasan mengenai apa yang diminta Yesus ketika Ia menghadap Bapa sebagai dasar bagi pelayanan Anda yang sama seperti yang dilakukan Yesus (Yoh 14:12)

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Yoh 14:12

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Thailand – populasinya 60.000.000 dan terletak di Asia Banyak terjadi korupsi, kecemaran, kejahatan obat terlarang, 93% beragama Budha, hanya 1% Kristen


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Siapakah Engkau, Tuhan?

    Ini adalah pertanyaan pertama yang keluar dari bibir Saul saat ia secara tak diduga masuk dalam kemuliaan Tuhan ketika sedang melakukan perjalanan ke Damaskus. (Kis 22:8-10) Segera ketika Saul (yang kemudian menjadi Paulus) menyadari bahwa ia berada dalam kehadiran Yesus Kristus yang telah bangkit, ia kemudian menanyakan pertanyaan kedua -

    Apakah yang Harus Kuperbuat?

    Pertanyaan yang sama masih menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang percaya sekarang yang ingin melayani Yesus dan bukan untuk mengikuti ambisi duniawi. Sayangnya tidak semua orang percaya bisa menemukan cara untuk mengekspresikan iman mereka karena di beberapa gereja semua pelayanan dilakukan oleh pelayan yang professional atau oleh para pemimpin yang digaji, anggota jemaat hanya sedikit berperan dalam pertemuan pada hari Minggu dan dalam memberi perpuluhan dan persembahan tanpa penjelasan untuk apa perpuluhan itu digunakan. Gereja seperti ini tidak bergerak dan menjadi cacat.

    Sebaliknya, banyak pendeta mengeluh karena tidak ada jemaat yang mau membantu, padahal mereka gagal melihat apa yang telah disediakan Tuhan di depan mata mereka.

    Dorongan Pelayanan Misi dalam Jemaat.

    Jemaat mungkin mendapat dorongan untuk melakukan pelayanan misi namun kalau tidak ada tindakan maka tidak ada kemenangan. Dalam sejarah gereja ada dua puncak pertumbuhan gereja yang begitu mengagumkan. Puncak yang pertama terjadi pada abad pertama dan yang kedua pada abad ke-enambelas, atau yang disebut zaman Reformasi.

    Dalam kedua masa tersebut kebanyakan hamba Tuhan yang tidak hanya para pemimpin saja termotivasi dan tergerak dan mulai melakukan perjalanan untuk mengabarkan Injil meski harus dianiaya dengan api. Pada saat tentara Tuhan berbaris maju bersama dalam kuasa, maka dunia terguncang.

    Pernah dalam beberapa kesempatan jangankan untuk mengekspresikan karunia rohani dan iman dari setiap anggota jemaat, para pendeta bahkan melarang jemaat untuk membaca Alkitab. Bahkan hingga sekarang orang-orang yang memiliki kemampuan dari Tuhan bisa merasa sangat tertekan jika mereka hanya dijadikan penonton saja, mereka tidak tahu bagaimana melayani Tuhan seperti yang seringkali disarankan kepada mereka saat mendengarkan khotbah.

    Sejarah juga mengajarkan bahwa jika tekanan ini menjadi terlalu besar, atau jika ada kesempatan, maka gereja yang mapan akan dengan cepat mengalami kerugian. Namun Alkitab memberi kepada kita jalan yang lebih baik.

    Setiap Anggota Jemaat adalah Seorang Imam.
    Rasul Petrus menulis, "biarlah kamu juga sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah" (1Pe 2:5; lihat juga ayat 1Pe 2:9). Standar Perjanjian Baru adalah mengajarkan tentang ke-imam-an semua orang percaya, bukan keimamaman orang-orang professional tertentu saja. Tidak ada yang namanya anggota jemaat awam. Pernahkah Anda membaca apa yang Yesus katakan mengenai apa yang bisa dilakukan orang percaya dalam Mar 16:16-18?

    Apakah ini Berarti Bahwa Kita Tidak Memerlukan Lagi Pemimpin Gereja?

    Tidak, bukan demikian. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan menempatkan para pemimpin dalam gereja, (Efe 4:11,12) namun tanggungjawab utama mereka adalah untuk mempersiapkan dan melepas seluruh anggota jemaat dalam pelayanan keimaman seperti yang direncanakan Tuhan sebelumnya bagi setiap orang percaya. (Efe 2:10)

    Jika Demikian Apa Sebenarnya Tugas Seorang Imam?

    Imam memancarkan kekudusan Allah dan Imam Agung, yaitu Yesus (1Pe 1:15; Ibr 7:26; 10:10)

    Imam membawa manusia kepada Allah.

    Imam mewakili Allah dihadapan manusia.

    Memang itu adalah tugas seorang pendeta namun Anda juga dapat melakukannya, dan masih harus melakukannya, semuanya setiap hari, yaitu menjadi imam bagi orang lain dimana saja mereka berada.

    Apa Lagi yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Imam?

    Kita bisa dan harus mempersembahkan "persembahan rohani". (1Pe 2:5)

    Alkitab mengatakan persembahan rohani ini berupa -

    Persembahan pujian kepada Tuhan (Ibr 13:15)

    Persembahan uang atau persembahan materi lainnya. (Fil 4:18; Ibr 13:16)

    Mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan. (Rom 12:1)

    Persembahan perbuatan baik (Ibr 13:16; Kis 10:38)

    Ada seorang misionaris yang sangat disukai yang merasa kecewa karena ia tidak melihat banyak orang disembuhkan dan dibebaskan ketika ia berdoa untuk mereka. Ketika ia sedang mendoakan hal ini, Tuhan menunjukkan Kis 10:38 kepadanya dan menasehatkan bahwa jika ia melakukan hal pertama yang dilakukan Yesus - yakni berbuat baik, maka hal kedua yaitu orang-orang akan yang dikuasai Iblis akan disembuhkan. Sungguh ketika misionaris itu memberi diri untuk melakukan perbuatan baik yang sederhana, maka pada saat itu Tuhan menepati janji-Nya dengan mujizat.

    Setiap Orang Percaya Paling Tidak Bisa Berbuat Baik.

    Yesus melakukan banyak sekali kebaikan dan Paulus mengatakan kepada Titus untuk menyampaikan kepada jemaat agar mereka belajar bertekun dalam melakukan apa yang baik. (Tit 3:8,14)

    Lihat juga Efe 6:8; 2:10; 4:12; Mat 5:16 dan Yak 2:14-26.

    Apakah Anda Beriman Kepada Yesus?

    Bacalah apa yang dikatakan Yesus dalam Yoh 14:12. Yesus mengajarkan bahwa apapun yang Ia lakukan sebenarnya bisa kita lakukan juga pada saat sekarang ini kalau kita memiliki iman kepada-Nya, dalam nama-Nya.

    Apa yang Dilakukan Yesus?

    Yesus berbicara dalam kebenaran dan Ia melakukan hal-hal berikut

    Duapuluh-tiga mujizat penyembuhan,
    Tiga kali membangkitkan orang mati,
    Dua kali Ia memberi makan ribuan orang,
    Ia memberi perintah kepada alam,
    Ia membayar pajak dengan mujizat,
    Dua kali Ia menangkap ikan dalam jumlah besar untuk dimakan dan dijual dan disimpan,
    Ia menyediakan anggur untuk perayaan.

    Seorang pemimpin gereja yang bijaksana bisa membantu dirinya dan bisa membawa kepuasan besar bagi jemaatnya dengan cara memastikan bahwa setiap laki-laki dan perempuan dalam jemaatnya dilatih untuk menjadi seperti Yesus dan setelah itu dibebaskan untuk "melayani" dalam pengawasan baik di rumah ataupun dalam pelayanan misi di luar negeri. Kalau ia melakukan hal ini maka seluruh tentara Allah akan berbaris maju dalam kasih untuk mengalahkan segalanya, dan pendeta tidak lagi akan melakukan segala sesuatu sendiri.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Turkmenistan

    People Name                    Language                 Population
    (Baluch, Western)              Baluchi, Western         34.000
    (Tatar)                        Tatar                    41.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring and Burhan Diaz for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    74 (bagian 1) Gereja yang Misionari

    Kalau Yesus bersama kita maka orang yang berada di tempat jauh
    akan memiliki harapan, martabat dan tujuan hidup

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Kis 11:19-30; 20:1-6

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. (Kis 13:2)

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Kalau kita memiliki visi dari Tuhan, sedikit orang yang akan binasa. Apa visi Anda dalam menjangkau orang yang tersesat?

    yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Bentuklah satu tim, pilih pemimpinnya, segeralah adakan acara yang memungkinkan semua karunia dan bakat yang ada bisa digunakan. Berdoalah, buatlah rencana dan laksanakan rencana itu.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Bayangkan diri Anda menjadi seorang pendeta di suatu gereja yang anggotanya berjumlah 80 orang dan Anda rindu untuk mulai melayani di dunia ini. Tulislah tujuan-tujuan Anda dengan rinci pada setiap paragrafnya.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Kis 8:4-8

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Pakistan – Kurang lebih penduduknya berjumlah 145.000.000 terdiri dari orang-orang Asia. 97% Muslim, beraliran fundamental tidak konsisten, berada dalam persoalan ekonomi dan sosial yang sangat besar. Orang-orang Kristen yang jumlahnya 2-3% mengalami penindasan, banyak suku yang terabaikan


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Usaha misionari paling baik jika dimulai di gereja setempat yang didukung oleh kerinduan jemaat dan merintis gereja-gereja baru dimana saja. Gereja Anda bisa menjadi gereja pengubah dunia dengan pelayanan yang menjangkau dunia, dan berikut ini adalah caranya.

    Apa itu Gereja?
    Timothy Chen adalah pendeta yang dalam pelajaran 1 mengajarkan tentang 15 orang setiap dua minggu dan lewat pelayanan mereka akhirnya 100.000 orang menjadi percaya. Ia mengatakan bahwa gereja- gerejanya di Cina adalah "sumber daya manusia yang dipersiapkan untuk Amanat Agung."

    Apa yang Perlu Anda Lakuan untuk Mulai Menjangkau Dunia?

    Gereja membutuhkan visi seperti dalam Ams 29:18
    Karena tanpa visi manusia akan binasa. Terutama pemimpin senior perlu memiliki kerinduan yang dimiliki Tuhan untuk menjangkau segala bangsa di dunia ini, dan secara langsung perlu mengunjungi mereka setahun sekali. Apa yang menjadi kesan seorang pemimpin senior akan memberi pengaruh kepada gereja secara keseluruhan.

    Anda Perlu Kepemimpinan dan Kepemilikan
    Perhatikan siapa saja yang digerakan Tuhan untuk menjangkau dunia ini dalam doa, dalam memberi atau yang digerakan untuk diutus. Beri mereka tanggungjawab dan bebaskan mereka dari semua pelayanan lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan "dikhususkan dalam Kis 13:1-3.

    Anda Membutuhkan Hikmat untuk Menjangkau Dunia
    Berdoalah seperti Paulus dalam Kol 1:9 untuk "sunesis" yang berkelanjutan yang artinya berdoa untuk kemampuan dalam pemahaman dan pengetahuan dari Tuhan untuk menyatukan bagian-bagian yang terpisah- pisah seperti dalam memecahkan teka-teki.

    Kerjasama adalah Hikmat
    Melibatkan semua jemaat, dan membangun tim kerja dengan gereja-gereja dan lembaga misi lainnya merupakan suatu "sunesis" yang baik, karena dalam kesatuan akan mengalir berkat. Tidak ada satu gereja yang bisa mengubah dunia atau bahkan menjangkau suku-suku terabaikan tanpa kerjasama dengan gereja lain.

    Anda Perlu Menetapkan Tujuan dengan Waktu Penyelesaiannya.
    Menetapkan tujuan membutuhkan tenaga dan perhatian. Kalau kita tidak menetapkan sasaran maka kita akan sulit mencapai sesuatu, dan keputusan tanpa menetapkan waktu penyelesaiannya pasti akan tertunda- tunda. Anda perlu menetapkan tujuan untuk -

    1. Mendoakan pelayanan misi, misalnya sediakan waktu khusus atau sekali dalam seminggu.

    2. Pelayanan penggembalaan bagi para misionaris di garis depan yang mengalami banyak tantangan.

    3. Melatih kepekaan bagi gereja, misalnya memberi informasi mengenai pelayanan misi setiap hari Minggu.

    4. Menerima dan mencari dana, dengan target-target yang pasti. Persembahan janji iman terbukti sangat efektif dimana setiap anggota jemaat berdoa untuk memberi bagi pelayanan misi selama satu tahun supaya Tuhan menjawab doa mereka dengan memberi penghasilan yang lebih dari biasanya. Bisnis dan misi selalu berjalan bersama-sama.

    5. Perjalanan misi yang singkat, untuk mengunjungi tempat-tempat yang memiliki budaya berbeda setiap tahun

    6. Mengutus misionaris, misalnya 1% dari perpuluhan bisa disisihkan untuk mengutus misionaris. Lihat pelajaran berikutnya.

    Anda perlu strategi yang dipimpin Roh Kudus

    Dalam 1Ko 3:10, Paulus berkata bahwa ia adalah seorang ahli bangunan yang dalam bahasa Yunaninya adalah "sophos architekton," artinya adalah seorang arsitek atau perancang yang bijaksana yang memperoleh hikmat dari Tuhan lewat Fiman dan Roh Kudus. Hikmat seperti apakah itu?

    Strategi Paulus dalam Pelayanan Misi
    Strategi Paulus adalah pergi ke pusat kota yang menyembah berhala, kemudian mencari tahu tempat dimana dan diantara orang-orang yang bagaimanakah Tuhan disingkirkan. Di tempat itulah Paulus bekerja sampai mereka diselamatkan dan menjadi dewasa dan melayani diri mereka sendiri. Ada dua hal utama yang menjadi dasar pelayanan misi Paulus, yakni -

    Bekerja dengan Gereja-gereja Induk
    Alkitab hanya membedakan gereja berdasarkan letak geografisnya, seperti gereja-gereja di Yerusalem, Antiokhia, Filipi dan Efesus yang melahirkan dan mendukung gereja-gereja lokal dan kegiatan-kegiatan misi untuk menyebarkan Injil. Antiokhia adalah gereja induk Paulus. Ia diutus dari Antiokhia dan ia kembali ke Anthiokia dalam kebanyakan pelayanan misinya.

    Tim Rasuli
    "Rasuli," artinya diutus oleh Tuhan yang tidak mesti dipimpin oleh seorang rasul, karena Paulus bahkan pada saat itu belum dianggap sebagai rasul. Ketika Tuhan memanggilnya untuk pelayanan misi, ia membentuk satu tim rasuli kecil yang terdiri dari tiga orang dengan strategi yang jelas untuk menjangkau mereka yang terabaikan. (Kis 13:1) Sejak saat itu hal ini menjadi kebiasaannya, dan dalam Kis 20:4 beberapa orang dari gereja yang berbeda bekerjasama dengan dia dalam pelayanan misinya.

    Hubungan Gereja dan Misi yang Tidak Terpisahkan

    Sejak awal gereja dan misi tidak terpisahkan. Tim pelayanan misi memiliki otoritas terhadap gereja lokal, dimana sesungguhnya mereka adalah sebuah gereja keliling. Ketika jauh dari jemaat Paulus akan berusaha mandiri, meski tetap didukung (bukan dikontrol) oleh gereja di Antiokhia, Yerusalem atau Filipi. Tim ini harus mandiri secara ekonomi. Ketika berada dalam perjalanan mereka perlu mengatur diri sendiri, membiayai diri sendiri, dan mengembangkan diri sendiri ketika mereka mendirikan gereja-gereja baru, sekolah- sekolah dan tim pelayanan misi yang baru. Jadi ia memiliki satu tujuan dan dua pendekatan.

    Beberapa Saran Sesuai Petunjuk Tuhan.

    1. Satu tim pelayanan misi diutus, melihat, mengamati kemudian kembali.
    2. Tim ini akan berdoa banyak, kemudian diutus lagi, melakukan penyembahan di tempat dimana gereja baru akan didirikan, berbincang-bincang dengan penduduk setempat, mempelajari kehidupan mereka, kemudian kembali lagi.
    3. Sekarang tim ini akan diutus lagi dan menetap. Pertama-tama, semua anggota tim perlu mempelajari budaya setempat dan menyesuaikan diri dengan budaya baru, menyesuaikan pesan Injil agar bisa dipahami penduduk lokal. Kemudian mulai bersaksi dan memenangkan jiwa-jiwa baru yang dan kemudian menjadikan mereka satu gereja.
    4. Tim akan memuridkan orang-orang yang baru percaya dan dengan segera akan menetapkan pemimpin-pemimpin lokal. Kemudian gereja yang sudah terbentuk akan mengutus orang-orang yang sudah percaya tadi ke desa lainnya sehingga gereja yang baru terbentuk segera menjadi gereja yang misionaris sejak hari pertama.
    5. Langkah berikut adalah menyerahkan gereja yang masih baru tersebut kepada orang-orang setempat dan tim pelayanan yang mula- mula akan pergi ke tempat yang lain.

    Lihat juga pelajaran 64 tentang Gereja yang Menuai
    Juga lihat pelajaran 74 bagian 2 Gereja yang Mengutus



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Uganda

    Nama kelompok                 Bahasa              Populasi
    (Lulba)                       Luluba              15.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring and Burhan Diaz for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    74b (bagian 2). Gereja Pengutus

    Jika Anda Tidak Bisa Pergi-Utuslah Seseorang untuk Mengisi Tempat Anda

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Fil 4:14-20

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Maka kata Yesus sekali lagi: Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:
    "Terimalah Roh Kudus." Yoh 20:21-22

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Jika Anda tidak bisa pergi karena alasan yang baik dan tepat, kapan Anda akan mulai mengutus seseorang untuk menggantikan Anda dan apa yang akan Anda lakukan secara pribadi dalam rencana pengutusan itu?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Dapatkan alamat pos atau email sedikitnya tiga orang dalam ladang misi dan tulis surat untuk menguatkan mereka. Jangan ditunda-tunda, suatu firman atau kata mungkin bisa menyelamatkan pelayanan mereka.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulislah sebuah leaflet kira-kira tiga kolom bolak-balik. Jelaskan apa perlunya mengirim orang baik laki-laki maupun wanita untuk melakukan misi. Pastikan untuk meminta respon dari anggota gereja mengenai apa yang akan mereka lakukan. Dengan ijin dari Gembala Lokal bagikan leaflet tersebut dalam gereja atau gereja-gereja, dan lihatlah kalau-kalau Tuhan membangkitkan suatu komite pengiriman atau pengutus misi.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Yoh 1:6

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Doakan kegerakan Tuhan di seluruh dunia dalam mengirimkan utusannya ke dunia misi. Karena tuaian banyak tetapi para penuai sedikit, doakanlah supaya yang Empunya tuaian akan mengirim para penuai ke ladang, dan supaya gereja-gereja memiliki keinginan dan bertanggung jawab dalam mengutus mereka dengan benar.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    1. Dipanggil Menjadi Penjala manusia

      Bacalah Mrk.1:14-18

      Untuk menyimpulkan nats tersebut Yesus berkata dan masih berkata bahwa:

      Waktunya telah tiba,

      Dan – Kerajaan itu sudah dekat.

      Dalam kalender Tuhan dan sehubungan dengan jam-Nya, sekarang ini selalu merupakan hari penyelamatan-Nya (2Kor 6:2).

      Yesus berkata, "bertobatlah, percayalah dan ikutlah aku, dan aku akan menjadikan kamu sebagai penjala manusia."

      Simon and Andreas menanggapinya dengan meninggalkan jala mereka yang merupakan peralatan bekerja mereka, dan mereka mengikuti Yesus, memilih untuk mempercayai Dia dan menjadi tergantung kepada kepada- Nya dan Firman-Nya kepada mereka.

    2. Dalam Kerajaan Tugas Kita adalah Menjadi Penjala Manusia.

      Satu penjala dengan satu kail dan benang dapat menangkap seekor ikan dari waktu ke waktu.

      Namun, mari kita belajar dari metode dunia, yang lebih bijaksana daripada umat Tuhan, Luk 16:8

      • Ketika penjala ikan bersatu dan bekerja sebagai satu tim dalam
        sebuah perahu nelayan, mereka dapat menangkap banyak ikan.
      • Ketika perahu penjala dari perusahaan yang berbeda bersatu dan
        bermitra, mereka menebarkan jala mereka melebihi 50 km2.
        Ketika mereka mencoba menarik jalanya mereka meninggalkan
        lautan tanpa ada ikan yang tersisa, dan memperoleh penghargaan
        besar untuk kerjasama mereka.
      • Yesus mengilustrasikan ini dalam Luk 5:4-7.
    3. Letakkan di Air yang Dalam, Karena Yesus yang Mengatakan Demikian

      Baca Rom 10:9-14

      Dalam ayat 10:9-13, kita melihat bagaimana laki-laki dan perempuan dapat diselamatkan dari dosa, dari diri sendiri, dari Setan dan dari kehilangan yang kekal, dan diselamatkan oleh Kerajaan Kristus, untuk diberkati, untuk berharap dalam hidup ini dan untuk masa depan yang pasti bersama Tuhan dalam kekekalan setelah kehidupan ini. Ini adalah kabar yang sangat baik dari Injil.

      Namun, dalam ayat 14 Alkitab membagi keseluruhan ras manusia ke dalam tiga bagian:

      Pertama, "Mereka" yang perlu datang kepada Tuhan. Artinya semua orang yang dipanggil "mereka" yang perlu datang kepada Tuhan yang menyelamatkan dan memberikan berkat yang melimpah kepada semua yang datang kepada-Nya.

      Siapa mereka? Lihat Mat 24:14 dan Mat 28:19 untuk mendapatkan suatu gagasan, dan lihatlah kembali pelajaran 17 dan 18 untuk mengingat kembali apa yang sudah Anda pelajari tentang kelompok orang yang belum dijangkau, walaupun tentu saja "mereka" hidup di sebelah rumah atau gereja Anda.

      Kedua, yang dipanggil untuk pergi. Artinya adalah saudara/saudari kita di gereja yang dipanggil Tuhan untuk meninggalkan "negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;" (Kej 12:1)

      Mereka adalah yang dipanggil pergi "mereka", yang perlu datang kepada Tuhan.

      Apa yang Akan Mereka Kerjakan?

      "Bagaimana mereka mendengar tanpa seorangpun berkhotbah kepada mereka?"

      Anda Mengira Anda Tidak Dapat Berkhotbah?
      Ingat Musa, Kel 4:10-17.
      Ingat Yesaya, Yes 59:21.
      Ingat Yeremia pada saat masih muda, Yer 1:9.
      Ingat Amos pada saat masih muda, Amo 7:14,15.
      Ingat Ester pada saat masih muda, [sweb]Est 4:14-16 (RAPC)[/sweb].

      Ingat Petrus yang menyangkal Yesus sebelum dia dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi setelah itu lihatlah keberaniannya, Kis 2:14 dan seterusnya.

      Anda tidak Mengerti Bahasanya?
      Ingatlah perintah St. Augustinus ketika kehilangan pekerjanya yang pergi ke Eropa kuno untuk penginjilan, "Pergilah ke seluruh dunia dan kabarkanlah Injil kepada setiap makhluk, dan jika perlu - ucapkanlah!

      Augustinus mengerti bahwa seringkali mengabarkan Injil melalui kehidupan kita dengan rendah hati, berkorban untuk melayani orang lain tanpa mengharapkan imbalan akan lebih efektif sebelum kita harus bicara. Kita sendiri mungkin hanya Alkitab "yang hidup" yang dapat dilihat setiap orang.

      Ketiga, sama pentingnya, dengan mereka yang dipanggil untuk diutus.

      Jika Anda tidak datang kepada Tuhan untuk menerima keselamatan, dan jika Anda tidak terpanggil untuk mengabarkan Injil, maka Anda dipanggil untuk mengutus. Alkitab tidak memberi kita pilihan atau kategori yang lain.

      Kita mengutus mereka yang terpanggil untuk pergi kepada "mereka yang perlu untuk dipanggil" yaitu orang-orang yang belum terjangkau di dunia ini.

      Dalam militer, khususnya dalam angkatan udara, adalah merupakan fakta bahwa setiap pilot yang terbang di garis depan dalam pertempuran, membutuhkan 400 orang yang lain di belakangnya untuk menyuplai segala sesuatu yang dia perlukan, mulai dari makanan, pelatihan, akomodasi, komunikasi dan amunisi.

      Pengutusan adalah suatu panggilan penting dan bukan sebagai hal sepele atau pekerjaan sampingan. Mereka yang dipanggil untuk pergi akan sulit bisa berfunsi tanpa suatu struktur pengutusan, dan sebaliknya, mereka yang memiliki suatu struktur pengutusan di belakang mereka justru dapat berfungsi dengan efektif dan efisien dan untuk waktu yang lama.

      Kisah Nyata tentang Dua Gadis
      Donna menerima panggilan Tuhan untuk misi di akhir umur belasannya. Dia mendiskusikan ini dengan gereja lokalnya yang menasihatinya, mendoakannya dan melakukan semuanya agar ia bisa mengikuti pelatihan Alkitab, pengalaman misi jangka pendek dan belajar keahlian medis. Ketika dia akhirnya diutus, dia pergi dengan disertai regu pendoa, pendonor dan pendeta.

      Ann menanggapi panggilan Tuhan di gereja yang menunjukkan keinginan kecil dalam iman dan visinya. Ketika dia pergi untuk pelatihan tidak ada dukungan, tidak ada doa, tidak ada ucapan selamat jalan dan tidak ada berkat Tuhan yang diberikan, dan tidak ada dukungan diberikan, kecuali apa yang kadang-kadang diberikan oleh orang lain. Ketika ia dewasa dan memenangkan iman, hanya Tuhan dan teman dekatnya di ladang misilah yang melihat dan memberikan sambutan.

      Seorang gadis yang diutus dan seorang gadis yang "pergi". Seorang gadis pergi dengan persiapan yang sulit selama bertahun-tahun yang disertai dengan perhatian dan dukungan yang penuh, dan seorang gadis yang pergi dengan persiapan yang sulit bertahun-tahun dengan pertentangan, kesepian, kekurangan, kemiskinan dan keputusasaan yang sering melanda. Dengan anugerah Tuhan kedua gadis tersebut menjadi misinonaris yang hebat dan dapat berharap seumur hidupnya menjadi berkat. Donna melayani di Afrika Timur dan Ann tergerak hatinya ke Eropa Timur. Gadis mana yang dirangkul dan mana yang menderita, dan mengapa?

    4. Apa Artinya Ini Bagi Gereja Pengutus?

      Ketika Tuhan memanggil orang-orang untuk pergi dari gereja Anda, ingatlah bahwa mengutus ke dalam misi lebih sangat berarti daripada sekedar pelayanan selamat tinggal dan sebuah doa.

      Neal Pirolo dalam bukunya yang hebat, "Serving as Senders (Melayani sebagai Pengutus)" (ISBN 1-85078-199-0) mengajarkan bahwa gereja pengutus akan memberikan dorongan seperti berikut:

      Dukungan Moral – dorongan positif untuk orang-orang yang meninggalkan karir, penghasilan-uang, keluarga dan keamanan jika mengikuti panggilan Kristus.

      Dukungan Praktis – bantuan yang diperlukan supaya orang dapat melakukan perjalanan, menyewa rumah, mengawasi pekerjaannya dan keluarga yang ditinggalkan, mengepak barang miliknya dan juga ribuan cara lainnya juga.

      Dukungan Keuangan – untuk memelihara dan melengkapi mereka di lapangan supaya tidak jatuh dalam kemiskinan dan pas-pasan, tetapi dengan pendapatan mencukupi melakukan pekerjaan itu.

      Dukungan Doa – doa syafaat yang diatur untuk melindungi dan memberkati mereka yang di lapangan dan pekerjaan, bukan hanya sebagai rutinitas yang disebut dalam Warta Jemaat mingguan.

      Dukungan Komunikasi – surat-surat, email dan bingkisan yang teratur adalah penting untuk menjaga keluarga misionaris dalam keluarga gereja sebagai perpanjangan rumah, bukan diputuskan dari rumah.

      Dukungan Masuk Kembali – adalah sangat penting untuk membantu misionaris menyesuaikan diri kembali dengan kehidupan rumah pada saat mereka istirahat dan ketika akhirnya mereka kembali. Adalah sebuah fakta bahwa kembali ke rumah dapat menyebabkan kejutan budaya dan stres yang lebih parah dibandingkan dengan ketika mereka meninggalkannya.

    5. Akhirnya, dengarkan kembali percakapan dalam Yes 6:1-8

      Yesaya muda menemukan dirinya dalam Roh, masuk dalam penyembahan surga dan menghadapi kekudusan Allah Mahakuasa. Dalam hadirat itu dia mengerti dosanya dan merasa kehilangan. Hanya setelah malaikat menyentuh dia baru dia dapat bangkit, dan mendengarkan percakapan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus.

      "Siapa yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"

      Kita dapat membayangkan Yesaya muda mengetuk pintu dan berkata, "Maaf Tuan, saya tidak dapat membantu kecuali mendengarkan apa yang Anda katakan.

      "Ini aku, utuslah aku."

      Ini adalah suara dan ucapan-ucapan Yesaya muda 2.760 tahun yang lalu, tetapi jika kita dengar baik-baik saat ini kita juga akan mendengar suara yang sama. Hanya saja kali ini bukan suara Yesaya muda yang menjawab, tetapi Afrika muda, India muda dan America Selatan muda.

      Mereka memiliki panggilan yang sama, mereka memberikan tanggapan yang sama, mereka mempunyai harapan yang sama – Utuslah Aku!

      Tuhan menjawab Yesaya muda – Pergi, dan buat semuanya mungkin baginya. Sekarang ini Tuhan bekerja melalui Tubuh Kristus – Gereja, yang tanggung jawabnya adalah mengenali mereka yang dipanggil untuk diutus, dan mengutus mereka agar menggenapi peran penting di dalam Amanat Agung.

      Oswald Smith, yang dikenal sebagai pengarang "A Passion for Souls" dan pendeta di People's Church, Toronto, yang bertahun-tahun yang lalu mengutus ratusan orang ke dunia misi mengatakan,

      "Jika kamu tidak dapat pergi sendiri, maka Tuhan akan memilih yang lain untuk menggantikanmu."

      Mereka melakukannya dan masuk ke buku sejarah abad 20.

      Sebenarnya suatu gereja lokal tidak dibatasi dalam mengutus anggotanya untuk bergabung dalam misi kepada siapa saja yang ingin datang kepada Tuhan. Gereja lokal dapat mengangkat misionaris dari gereja lain dan bekerja sama dengan mereka seperti penjala ikan dalam perahu. Gereja lokal dapat mengangkat misionaris dari pedalaman Afrika, dari Asia atau Amerika Latin dan bekerja sama dalam kemitraan.

      Suatu gereja lokal kecil di pedesaan, Riverside di Inggris:

      • Mengutus Philippe ke Burkina Faso – dan ribuan orang mendengar
        Injil.
      • Mengutus John ke India – dan satu suku baru yang tak terjangkau
        ditemukan.
      • Mengutus Samuel ke India – dan sekarang Yesus berkhotbah di
        hutan belantara.

      Yesus berkata dan masih berkata:

      Waktunya telah tiba, Kerajaan Allah sudah dekat

      Bertobatlah, percaya, ikutlah Aku – maka Aku akan menjadikanmu penjala manusia.

      Akankah kita membiarkan Dia melakukannya dengan mengutus laki-laki dan perempuan dan menyampaikan kepada mereka yang ingin datang kepada Tuhan?

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    75. Gereja yang Mengubah Dunia

    Apakah Gerejamu sebagai Rumah Doa atau Sarang Perampok?

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Mar 11:12-17; Yes 56

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Mar 11:17.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Diskusikan sebentar tentang hal-hal apa saja yang membuat Anda berhenti berdoa syafaat untuk bangsa-bangsa? Apakah ada perampok menyerang doa Anda? Siapakah mereka dan apa yang dapat Anda lakukan kepada mereka?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Buatlah daftar bangsa-bangsa dan orang-orang dimana Anda akan berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk mendoakannya satu setiap saat, secara teratur setiap hari. Perhatikan di peta setiap orang yang tidak terjangkau. Apa yang dapat Anda temukan dari tempat itu? Buku geografi dari sekolah mungkin membantu, atau surat kabar atau berita TV.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Gambarlah atau fotokopi Peta Dunia. Tuliskan atau garisbawahi nama- nama kota besar dan kota kecil sebanyak-banyaknya sedapat Anda.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Hab 2:14

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Israel - 6.000.000 orang Yahudi dan Arab. Umat Tuhan zaman purbakala. Menggenapi nubuatan dengan kembali ke negaranya. Dalam krisis tetapi masih mengharapkan Mesias. Kekristenan sulit bergerak.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Apakah Anda tahu bahwa suatu hari Yesus terprovokasi untuk amarah dengan benar? Itu terjadi ketika Dia mendapati rumah Tuhan dijadikan pasar dan bukannya sebagai suatu pusat berkat bagi bangsa-bangsa.

    Rumah yang Terbuka Untuk Semua Bangsa

    Kembali masa-masa Perjanjian Lama, Tuhan menginginkan rumah-Nya, bait Allah di Yerusalem, supaya menjadi suatu tempat dimana semua orang dari berbagai bangsa datang dan berdoa kepada-Nya dalam sukacita. Umatnya, orang Yahudi, dan juga orang asing dan bahkan masyarakat dari luar diundang masuk.

    Ketika Yesaya berkata "semua bangsa", kata-kata ini cukup menggemparkan orang-orang Yahudi karena dengan kedengkiannya mereka mecegah orang lain supaya tidak masuk ke Bait Allah. Tetapi hati Tuhan lebih besar daripada mereka, sebesar dunia. Yes 56:6-8

    Saat ini gereja terdapat di setiap negara di dunia ini. Penyembahan dari bumi menjadi seperti penyembahan di surga dimana orang-orang dari setiap bangsa, suku dan bahasa menyanyi kepada Yesus dihadapan Tahta Allah. Wah 7:9-10.

    Dari Semua Bangsa Kepada Semua Bangsa:

    Yesus berkata bahwa rumah Tuhan harus menjadi rumah doa, yaitu untuk semua bangsa. Jadi orang-orang dari semua bangsa dapat masuk dengan sukacita dan berdoa karena semua orang dari segala bangsa diberkati. Mar 11:17

    Suku-suku Bangsa adalah Kata Kuncinya

    Di dalam bahasa Alkitab, kata "bangsa-bangsa" adalah "ethnos" yang berarti bukan bangsa secara politik tetapi sekelompok orang yang memiliki pengikat persamaan umum seperti bahasa atau budaya. Inilah pokok doa kita bahkan untuk suku terkecil sekalipun. Di sebagian besar bangsa Anda akan menemukan bermacam-macam suku bangsa. Sebagai contoh, Paspor Burkina Faso sebenarnya mencakup Mossi, atau Lobi, atau Gurunsi, Fulani, semua "ethnos", yang termasuk di dalam satu wilayah geografi dan politik nasional yang dibentuk oleh kuasa penjajah satu abad yang lalu.

    Allahku, dan Allah Semua Bumi

    Allah adalah pribadi bagi saya dan Anda tetapi jangan lupa bahwa dia juga mengasihi dunia. Ingatlah juga bahwa Tuhan mengutus anak-Nya untuk menyelamatkan dunia manusia. Yoh 3:16,17

    Kristus datang ke dunia. Yoh 1:9

    Ladang itu adalah dunia ini. Mat 13:38

    Apakah Bangsa-bangsa itu di dalam Alkitab?

    Ya, sekitar 580 kali, jadi kita mengerti bahwa Tuhan sering memperhatikan bangsa-bangsa. Kej 12:3; Rom 4:17-18; Gal 3:8

    Bangsa-bangsa adalah tempat pertempuran spiritual. Efe 6:12. Tugas kita adalah pergi dan memuridkan semua bangsa maka tugas kita selesai. Mat 28:19, Wah 5:9; 7:9-10. Penginjilan dunia adalah kunci untuk kedatangan Kristus, dan Ia akan membawa keadilan bagi bangsa-bangsa. Mat 24:14; 12:18. Bangsa-bangsa akan selalu mempertahankan identitas mereka, akhirnya banyak dibutuhkan kesembuhan untuk bangsa-bangsa. Wah 22:2; 21:24

    Dimanakah Bait Allah itu Sekarang?

    Kita tidak perlu lagi ke Yerusalem karena Paulus mengungkapkan bahwa saat ini bait Allah terdapat di dalam hidup kita. 1Ko 6:19. jadi apakah hidup kita adalah rumah doa untuk semua bangsa ataukah sarang perampok?

    Apakah itu Sarang Perampok?

    Sarang perampok adalah apa saja atau siapa saja yang merampok Anda dari kehendak Tuhan atas orang-orang di dunia ini. Dalam Yer 7:1-11 perampok itu adalah agama dan adat, ketidakadilan, penyembahan berhala, tidak menghargai orang asing dan orang miskin. Yesus mengajarkan bahwa siapa mengasihi uang adalah perampok yang lain.

    Beriman untuk Berdoa Bagi Bangsa-Bangsa

    Dapatkah kita percaya bahwa doa akan merubah rencana Tuhan kepada bangsa-bangsa? Mari kita lihat beberapa contoh -

    Abraham
    Tuhan akan menghancurkan dua kota jahat tetapi Abraham memohon beberapa kali untuk menyelamatkan orang-orang kota itu. Dia percaya Allah sangat memperhatikan. Kej 18:17-33

    Amos
    Ketika Amos melihat bahwa Tuhan akan menghukum bangsa Israel, Amos berseru, berdoa, ""Tuhan Allah, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil!" Maka menyesallah Tuhan karena hal itu." Am 7:2-6

    Daniel
    Daniel tahu di dalam hatinya bahwa waktunya berdoa bagi bangsa, jadi dia berdoa. Tuhan memberi dia jawaban yang sangat mencengangkan. Dan 9:2-23

    Dan juga di zaman Modern
    Yesus juga mengharapkan kita mengetahui tanda-tanda dan waktunya. Mat 16:3. Kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II, dan jatuhnya komunisme keduanya dikaitkan dengan tahun-tahun dedikasi, dan dicatat dengan seksama, didoakan terus menerus oleh Rees Howells, Samuel Howells dan pendoa syafaat di Swansea Bible College di Wales, dan tentu saja pendoa-pendoa lainnya di seluruh dunia.

    Doa Membentuk akhir Zaman

    Dalam Wah 5:8 dan Wah 8:1-5, Alkitab menyimpulkan bahwa akhir sejarah manusia ada di tangan Tuhan Yesus Kristus. Kita menemukan bahwa peristiwa-peristiwa akhir zaman dan doa-doa umat Tuhan dihubungkan bersama. Ada masa tenang di surga untuk mempersembahkan doa-doa umat Tuhan dan kemudian akhirnya, tujuh meterai penghakiman dibuka.

    Dikatakan bahwa sejarah menjadi milik pendoa syafaat. Di dalam nama Yesus kita mempunyai kekuasaan atas Setan untuk menggagalkan rencananya, meruntuhkan bentengnya dan melepaskan para tawanan. Doa- doa kita mengubah dunia kita, membuka pintu yang tertutup, membuat manusia keras hati menjadi lembut, dan menurunkan dan menaikkan para pemimpin.


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat disana.



    Ukraine

    People Name                       Language              Population
    (Azerbaijani)                     Azerbaijani, North    34.000
    Jat (Jati, Jatu)                  Jataki                32.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    76. Pemulihan Gereja

    Adalah Peristiwa Besar Ketika Gereja Memasuki Pemulihan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Yes 35; Kis 8:4-8

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kis 3:19-20

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Apakah pemulihan hanya berarti pertemuan yang lebih sering dan lebih lama? Apa pengaruh pemulihan di dalam masyarakat?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut
    Bacalah semua referensi Kitab Kisah Para Rasul dan lihatlah apa yang terjadi pada diri Anda sendiri. Dapatkah Anda menemukan laporan lain tentang pertumbuhan gereja? Bagaimana pemulihan dimulai? Apakah sesuatu yang istimewa seperti mujizat atau kesembuhan menarik minat orang-orang?

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tanyakan kepada orang lain atau bacalah buku tentang pemulihan. Tuliskan tidak lebih dari dua halaman tentang apa yang terjadi.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Maz 85:6

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Tunisia - 9.000.000 orang Afrika Utara Benteng Kristen pada abad pertama, sekarang sangat membutuhkan pemulihan 99,5% Muslim, 0,25% Kristen.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Di tahun-tahun terakhir ini Tuhan telah memberikan anugerah kepada umat-Nya dan mengirimkan banyak gelombang pembaharuan kepada setiap bagian gereja-Nya yang menyambut kedatangan Roh Kudus. Kebangunan rohani memberi kesegaran kepada orang percaya kebangunan rohani tidak sama dengan pemulihan, walaupun kesegaran itu mungkin hembusan pertama angin yang kuat dari Roh yang akan membawa pemulihan yang sesungguhnya.

    Apa Pemulihan itu?

    Bagaimanapun mulainya dan pemulihan apapun yang membawa orang percaya maupun orang yang kembali percaya, pemulihan hanya dapat dikatakan telah datang ketika seorang laki-laki atau wanita yang sebelumnya tidak percaya berbalik kepada Kristus dalam jumlah besar dan memulikan Tuhan.

    Baca Tentang Kebangunan Rohani di Kisah Para Rasul
    Tiga ribu orang ditambahkan.
    Tuhan menambahkan tiap-tiap hari ke bilangan itu.
    Jumlah pria bertambah menjadi 5000 orang.
    Jumlah murid meningkat dengan cepat.
    Orang banyak mendengar Pilipus, melihat mujizat, roh jahat keluar, orang lumpuh disembuhkan, suka cita besar dalam kota.
    Gereja dikuatkan, diberi semangat oleh Roh Kudus, bertambah banyak, hidup dengan takut akan Tuhan.
    Orang percaya dalam jumlah yang besar.
    Semua dilanda ketakutan, nama Yesus dijunjung tinggi, pengakuan perjanjian setan, membakar buku-buku sihir.
    Lihatlah bagaimama ribuan orang menjadi percaya

    Di abad terakhir juga terjadi ledakan kebangunan rohani di Afrika Timur, Indonesia, China, Wales, Skotlandia, Argentina and America. Kis 2:41; 2:47; 4:4; 6:7; 8:4-8; 9:31; 11:21; 19:17-20; 21:20.

    Mengapa Pemulihan Datang?

    Tidak diragukan lagi kemahakuasaan Tuhan, bahwa hak-Nya sendiri untuk memilih waktu dan tempat untuk dikunjungi, telah bertanggungjawab untuk waktu pemulihan ilahi.

    Siapa yang dapat mengatur Roh Tuhan atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Yes 40:13; Aku berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan Yes 46:10.

    Di lain pihak Alkitab mendorong kita bahwa Tuhan akan memperhatikan jeritan hati umat-Nya, dalam doa syafaat, undangan dan persiapan.

    Persiapkan jalan bagi Tuhan,
    Luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Tuhan kita. Yes 40:3.
    Persiapkan jalan bagi umat, bukalah, bukalah jalan raya, singkirkanlah batu-batu,
    tegakkanlah panji-panji untuk bangsa-bangsa! Yes 62:10.

    Bagaimana Kita Mempersiapkan Jalan?

    Dengan Menghendaki Tuhan Diatas Segalanya
    Lebih dari udara yang kita hirup kita harus merindukan kemuliaan-Nya, jalan dan kebenaran-Nya. Keputusasaan yang mengisi hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlahjiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Maz 42:1

    Memberi Roh Kudus Kemerdekaan yang Penuh
    Di dunia ini tidak ada kota yang lebih keras dari Yerusalem. Dari kesemuanya itu Yerusalem adalah tempat dimana mereka membunuh Yesus. Meskipun demikian Roh Kudus memilih untuk turun di sana pada hari Pentakosta, dan Ia melakukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihat oleh seorangpun. Jika kita berani meminta agar pemulihan hanya dapat terjadi jika kita bersekutu dengan Roh Kudus yang mungkin akan melalui kita. Kis 2:1-12

    Dengan Mempunyai Keinginan Besar Akan Jiwa-Jiwa
    Ketika hati kita searah dengan hati Tuhan dan ketika apa yang membuat hati Tuhan hancur juga menghancurkan hati kita maka kita akan berjuang dengan kehidupan gereja yang normal. Tujuan jiwa-jiwa yang hilang akan mengisi doa-doa kita dalam keadaan apapun. Muliakanlah Allah yang Mahakuasa, "Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan". Yeh 34:16

    Dengan Mengasihi Orang Lain
    Yesus mengatakan bahwa "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Yoh 13:35; 17:21-23

    Menangani Dosa Sungguh-sungguh
    Orang-orang menghindari masalah tetapi kita harus memohon pengampunan karena kita melukai Tuhan, orang lain dan diri kita sendiri dengan hidup tidak kudus. Pertobatan mendalam dengan pengampunan di hadapan Tuhan yang kudus adalah tanda pemulihan yang sesungguhnya. Pada zaman dahulu ketika Jonathan Edwards berkhotbah, orang yang kuat pun akan memeluk pilar gereja karena takut akan jatuh hidup-hidup ke dalam neraka. Ketika George Whitfield berkhotbah, air mata mengalir dari wajah para penambang berkulit hitam.

    Hidup Takut akan Tuhan yang Kudus
    Ia seharusnya meremukkan kita seperti yang sering dilakukan-Nya pada zaman dahulu. Orang percaya harus dipisah berdasarkan kekudusan hidup dan lidah yang tidak pernah mengutuk atau dikutuk oleh yang lain, khususnya oleh orang percaya lainnya. Maz 51:10-13.

    Tekunlah Berdoa Kepada Tuhan yang Menjawab Melalui Api
    "umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." 2Taw 7:14; 1Ra 18:37-39.

    Doa Nabi Habakuk.

    "TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!" Hab 3:2


    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    United Arab Emirates

    People Name                                  Language           Population
    (Baluch, Southern)                           Baluchi, Southern  100.000
    Pashtun, Eastern (Pushtun, Pathan, Afghan)   Pashto, Eastern    100.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- MEMBANGUN GEREJA [Indeks 00072]

    77. Kisah Tentang Kerajaan Allah

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Kej 1; Wah 20:11-21:5

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." Wah 21:4-5

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Segala sesuatu yang Anda nantikan untuk masa depan yang indah dan pasti telah direncanakan Allah bagi Anda.

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Mintalah izin kepada sekolah, sekolah tinggi atau universitas untuk menceritakan kisah Kerajaan Allah di masa lalu, di masa sekarang dan di masa datang.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Jelaskan dalam satu lembar kertas apa yang dimaksud Ibr 6:4-5 dengan "karunia" dan "karunia-karunia." Apa yang seharusnya terjadi kalau kita mengacapi semua itu?

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Wah 20:15

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Nepal - penduduk 21.000.000 dengan ras Indo-Aria 89% Hindu, 0,5% Kristen, 25 orang percaya pada tahun 1960, sekarang 50.000


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    (77story-Cerita.JPG)

    Telusuri Asal-usul Anda.

    Mungkin Anda berpikir bahwa kekristenan adalah sesuatu yang cukup baru di dunia ini, atau kekristenan itu adalah agama Barat yang lebih banyak menggunakan akal sehat dibandingkan dengan kepercayaan- kepercayaan lokal. Anda salah besar. Segera Anda akan mendapatkan identitas Anda yang sebenarnya dan memahami bahwa Anda adalah bagian dari suatu keluarga besar yang memiliki sejarah yang dimulai pada satu awal jauh di masa lalu, dan yang akan hidup dalam kemuliaan di masa depan. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari diagram tadi.

    1. Pra-Sejarah.

      Sebelum sejarah dimulai adalah "zaman" kekekalan, Maz 90:2. Hanya sedikit yang diketahui tentang 'zaman" kekekalan ini tetapi Alkitab memberi sedikit petunjuk seperti yang terdapat dalam Maz 2:7; Yeh 28:12-19 yang menceritakan tentang kelahiran Lucifer atau Setan, demikian juga bisa ditemukan dalam Yes 14:12-20.

    2. Zaman Sekarang.

      Zaman sekarang diawali dengan Allah menciptakan alam semesta, bumi dan Adam dan Hawa, bukan dengan cara evolusi teori "big bang." Setelah manusia jatuh dalam dosa, zaman sekarang digambarkan dengan diagram daftar kematian, dosa dan Setan.

      Kejadian Mula-mula Dalam Sejarah Umat Manusia

      Penciptaan, dosa, jatuhnya manusia manusia ke dalam dosa, kematian, janji Allah untuk penebusan, awal mula perseteruan dengan Setan serta permulaan usahanya untuk menguasai dunia.

      Manusia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu keturunan Kain yang terkenal dengan kejahatan mereka dan keturunan Set seperti Henokh yang takut akan Tuhan. Namun terjadi perkawinan campur antara roh dengan umat manusia atau suatu invasi spiritual, dan ini mengakibatkan krisis besar dalam hal dosa di dunia. Kej 1-5.

      Nuh, Air Bah dan Perjanjian
      Kejadian 6 sampai 11:9 Ge 6-11:9. Akan tetapi dosa masih tetap ada: Kej 9:20-22, dan segera berubah menjadi berhala sehingga Allah memberi hukuman dalam kejadian Menara Babel, yang melahirkan bangsa- bangsa dan budaya-budaya Kej 9:22.

      Abraham
      Dalam Kej 11:27-12:1 dan seterusnya Allah memberi perhatian kepada seorang manusia, yaitu Abraham, yang menjadi bapak untuk manusia baru, yaitu umat Allah.

      Ishak dan Yakub
      Anak dan cucu Abraham mewarisi janji yang sama seperti yang ia peroleh, Kej 12:1-3, yang diturunkan melalui Yakub ke Mesir dan perbudakan selama 400 tahun. Lihat Kejadian 21-Keluaran dan pelajaran 29.

      Musa Kepada Israel dan Yehuda
      Musa membebaskan seluruh bangsa Israel dari Mesir dengan tangan Tuhan dan mereka bertemu dengan Allah di gunung Sinai, Keluaran 19 dan 20, pelajaran 29. Meskipun mereka tidak pernah menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus, namun mereka mewakili iman kepada satu-satunya Allah yang hidup selama 1500 tahun, yang selalu mencari satu kerajaan masa depan. Hakim-Hakim-Maleaki.

      Yesus
      Kabar baik dari Allah sampai kepada seorang gadis petani di satu kota di bagian utara yang banyak ilalang. Kabar baik ini disampaikan kepada para gembala yang tidak layak untuk bersaksi dan mungkin yang paling luar biasa kabar ini juga disampaikan kepada para ahli bintang. Dimanakah para teolog, para pemberita, para penguasa dan pemuka agama yang akan memastikan bahwa Anak Allah akan mengembalikan Yehuda kepada Allah dan panggilan-Nya yang kudus? Tuhan mengetahui bahwa kekuatan jahat menguasai para penguasa masyarakat. Oleh sebab itu kabar baik, Anak Allah, dipercayakan kepada para petani, gembala, dan ahli bintang yang mencari sesuatu dibalik bintang-bintang. Dari Gerald Coates.

      Yesus, yang Pertama untuk Masa yang Akan Datang
      Yohanes Pembaptis memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat, akhir dari Perjanjian Lama. Yesus mengkhotbahkan kabar baik bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, dan mengajarkan kepada orang-orang bagaimana masuk ke dalamnya. Yesus mengutus para murid-Nya untuk mengabarkan hal yang sama dan mujizad-mujizad-Nya menunjukkan kedatangan Kerajaan Allah. Yesus dengan yakin mengabarkan hukum-hukum kerajaan di masa depan dan mengajarkan kehidupan kerajaan dan maksud kerajaan ini melalui perumpamaan-perumpamaan, sebagai kenyataan dan bukan sekedar harapan. Ia berjanji bahwa kerajaan-Nya akan melalui kematian-Nya dan Ia meminta agar kita berdoa dengan sungguh-sungguh untuk kedatangan kerajaan ini. Yesus dengan demikian mengumumkan perang terhadap kekuasaan kerajaan Setan.

      Mat 3:2; 5:20; 7:21; Yoh 3:3; Mat 10:7; 12:28; Mat 5; 6 dan Mat 7; Mat 13:11; Luk 22:30; 11:2; Mat 12:26 dan 1Yo 3:8.

      Salib yang Menyiapkan Jalan
      Musuh telah dikalahkan, Kol 2:15, namun masih tetap ada dan sangat berbahaya sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.

    3. Masa Depan Semakin Dekat.

      Kebangkitan. Yoh 20-21

      Sekolah Alkitab pertama, Kis 1:3

      Janji akan Roh Kudus, Kis 1:5

      Strategi jangka panjang, Kis 1:8

      Zaman Gereja dimulai

      Kemuliaan yang Tersembunyi Dalam Diri Kristus.
      Kita yang hanya mencicipi, tetapi belum berada dalam jamuan makan seperti yang ada dalam daftar "Menu."

      Roh Kudus memberi kekuatan untuk berperang karena kedua kerajaan ini terlibat dalam konflik hingga kedatangan Yesus yang kedua. Kis 2:1-4. Setan dikalahkan setiap kali yang sakit disembuhkan, setiap kali iblis berhasil ditengking, setiap kali ada orang yang tersesat diselamatkan; setiap kali kelompok-kelompok yang berbeda ras hidup rukun; setiap kali ketamakan diungkapkan dan dihukum; setiap kali keluarga berhasil mempertahankan kesucian dan kekudusan. Setan datang untuk mencuri, membunuh dan menghancurkan, tetapi Yesus datang untuk memberi kehidupan yang berlimpah. Dari C Peter Wagner, Spreading the Fire.

      Kedatangan Kedua, Kristus sebagai Raja.
      Zaman manifestasi kemuliaan Kristus.
      Kebangkitan pertama, 1Ko 15:35-57.
      Setan diikat dan Yesus secara fisik akan memerintah di atas bumi selama 1000 tahun sampai pada saat dimana Setan dilepaskan dan manusia akan kembali menjadi budak Setan, akan terpenjara dalam dosa, Wah 20:1-8.

      Kebangkitan Kedua.
      Penghakiman terakhir dan dibukanya kitab-kitab pada takhta putih Allah yang mulia. Penghakiman kekal bagi orang-orang mati, Hades, Setan, para pembantunya, pengikutnya dan mereka yang namanya tidak disebutkan dalam kitab kehidupan, ke dalam api. Wah 20:11-15.

    4. Kerajaan Allah Benar-benar Datang.

      Masa yang tidak pernah berakhir, bumi yang baru dan langit yang baru dan dalam pemerintahan Allah. Lihat daftar terakhir dalam diagram dan ucapkan syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan Anda untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Uni Emirat Arab

    Nama Kelompok             Bahasa                             Populasi
    Pushtun, Pathan, Afgan    Pashto,Pashtun, Barat              38.100
    Yemeni Arab               Arabic Ta'izzi-Adeni               15.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK

    Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002(Lihat Daftar Pelajaran)
    00004(Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005(Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00000]

    DATANGLAH KERAJAANMU

    00088 78. Kemuliaan Kerajaan
    00089 79. Kedatangan Kerajaan Allah
    00090 80. Berkat Kerajaan
    00091 81. Misi Kerajaan Allah
    00092 82. Persatuan Kerajaan
    00093 83. Kerajaan atau Malapetaka

    78. Kemuliaan Kerajaan

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Mat 13:1-52

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama- lamanya. Wah 11:15

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini.
    Bicarakanlah tentang dimanakah Anda melihat kebenaran dan aturan belas kasihan dari Kerajaan Tuhan dilanggar oleh kehidupan di kota atau negara Anda. Bagaimana itu terjadi?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Carilah orang-orang yang menjadi milik Kerajaan Allah, dan temuilah mereka sebagai duta besar yang membawa karunia-karunia dan kabar baik. Undang mereka ke Kerajaan yang lebih baik

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Dari perumpamaan Kerajaan di dalam Mat 12, jelaskan dalam dua halaman tentang misteri kemajuan Kerajaan. Sesi Kerajaan yang terdapat pada pelajaran 3 dapat menjadi kerangka untuk Anda gunakan.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Dan 7:13-14

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Taiwan - 22.000.000 orang-orang Cina 70% agama rakyat Cina, pertumbuhan industri dan kekayaan yang cepat


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Kita sering membaca tentang Kerajaan Allah (atau sorga) tetapi apa yang kita ketahui tentang negara kita, sejarah dan pemerintah kita?

    Apakah Kerajaan itu, dan Dimanakah itu? Apakah itu hanyalah nama lain untuk gereja? Siapa yang berada di dalamnya, dan siapa yang diluarnya? Dari mana asalnya? Dapatkah semua orang masuk? Bagaimana kehidupan dalam Kerajaan? Dapatkah ada yang peduli terhadap orang miskin? Bagaimanakah perekonomiannya? Apakah yang dilakukan orang-orangnya? Apakah Kerajaan itu mempunyai musuh? Akankah Kerajaan itu berdiri namun kemudian runtuh? Murid- murid juga ingin tahu lebih banyak tentang Kerajaan. Mari lihat apa yang dapat kita temukan. Mat 18:1; 20:21; Luk 19:11; Kis 1:6.

    1. Apa Kerajaan itu?

      Secara sederhana, suatu kerajaan adalah suatu tempat dimana seorang Raja memerintah. Supaya Kerajaan berjalan dengan benar dan sehat, membutuhkan dua hal. Pertama, seorang Raja memiliki perintah yang tidak bisa diganggu gugat dan kekuasanya mutlak. Kedua, memiliki pasukan yang taat, yang dapat mengerti dan mampu melakukan kehendak raja.

      Kerajaan Tuhan sudah dipersiapkan sebelum penciptaan dunia dan orang- orang telah menantikannya sejak dahulu. Gereja hanyalah salah satu bagian dari kerajaan Tuhan. Kerajaan Allah adalah salah satu dari dua kerajaan yang masing-masing terdiri dari seorang pengatur dan warga negaranya, tetapi hanya Kerajaan Tuhan yang disebut "kabar baik" dan tidak bisa digonyahkan. Ada kuncinya, rahasia dan perbendaharaan yang bisa kita temukan, faktanya beberapa orang menjual semua miliknya untuk memperolehnya. Itu bukan dari dunia ini tetapi kekekalan dan tidak dapat dilihat hingga seseorang lahir kembali, dan kemudian mudah dilihat dan digali.

      Mat 25:34; Mar 11:10; Mar 15:43; Luk 8:1; Ibr 12:28; Mat 16:19; Yoh 18:36; Mat 13:52; Mat 13:44-45; Luk 17:20-21; Yoh 3:3.

    2. Siapa yang Ada di Dalam Kerajaan Tuhan?

      Rajanya adalah Yesus Yesus selalu berkhotbah tentang Kerajaan dan mengatakan orang-orang harus bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Dahulu Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Tuhan selama empat puluh hari kepada murid-murid- Nya, jadi hal itu sangatlah penting dan tentunya masih banyak lagi yang dibicarakan. Kita juga tahu bahwa Kerajaan itu dibangun dengan harga yang mahal, yaitu dengan tubuh dan darah-Nya. Luk 4:43; Mat 3:2; Mat 4:17; Kis 1:3; Yoh 18:36; Luk 22:30.

      Siapa yang Punya Kerajaan Itu? Kerajaan itu milik Tuhan, Bapa, kemudian yang miskin dalam roh dan menjadi miskin karena mengikut Yesus. Kerajaan itu milik orang-orang yang teraniaya, anak-anak, dan orang-orang jalanan. Kadangkala orang harus melakukan perjalanan jauh untuk mencapai titik masuk Kerajaan Tuhan dan beberapa orang memilih tidak menikah agar lebih siap dalam pelayanan di Kerajaan. Orang dapat menjadi sangat bersemangat untuk masuk ke Kerajaan Tuhan.

      Dalam Kerajaan Tuhan Anda bisa menjadi yang "terkecil" atau "terbesar". Posisi ditentukan oleh ketaatan dan dengan menjadi contoh bagi yang lain. Murid yang "terkecil" akan menjadi lebih besar dari semua pahlawan di Perjanjian Lama. Sayangnya, beberapa orang akan diusir keluar karena tidak menerima Yesus dan beberapa orang yang berpikir sekarang ini dia adalah yang "pertama" akan menjadi yang "terakhir" dan yang "terakhir" akan menjadi yang "pertama".

      Luk 11:2; Mat 5:3; Mat 5:10; Mat 18:4; Mat 21:31; Mat 25:14; Mat 19:12; Mat 18:1 dan Mat 18:4; Mat 5:19; Mat 8:12; Luk 7:28.

    3. Dimana Anda Dapat Melihat Kerajaan Tuhan?

      Para murid melihat pintu masuk Kerajan dan pintu itu berada dekat dengan pengampunan dari hati, kuasa membawa aturan, hidup benar, damai, sukacita, dermawan dan keseimbangan dengan mengubah pikiran untuk melakukan kehendak Tuhan. Kerajaan Tuhan memerintah dimana umat Tuhan benar-benar mewakili Tuhan sebagai imam dan ketika mereka menyiapkan kembalinya Raja. Dalam kerajaan-Nya ada pertimbangan khusus kepada orang-orang yang lapar, telanjang, haus, sakit dan dipenjara.

      Mat 18:23; Luk 12:32-34; Mat 25:1; Mat 25:35.

      Bagaimana Anda Masuk ke Kerajaan?

      Anda tidak bisa membelinya dengan uang tetapi hanya melalui anugerah dan kasih Tuhan dan tugas Yesus yang telah diselesaikan. Anda masuk melalui panggilan Tuhan, kebenarannya, melakukan kehendak Bapa, percaya seperti anak kecil dan rendah hati. Anda masuk dan berada dalam Kerajaan dengan menerima pakaian yang Tuhan sediakan, memutuskan semua kegiatan setan, lahir kembali secara rohani, bertahan dalam berbagai pencobaan dan memperhatikan yang kecil.

      Mar 10:23; Luk 18:24; Kol 1:12,13; 1Te 2:12; Mat 5:20; Mat 7:21; Mat 18:3-4; Mat 22:12; Mar 9:47; Yoh 3:5; Kis 14:22; Mat 25:34; 40.

    4. Apa yang Anda Kerjakan Dalam Kerajaan?

      Orang-orang Kerajaan berdoa supaya Kerajaan datang dan mereka mengutamakan untuk melakukan perintah Tuhan. Pekerjaan adalah persembahan atas nama Kerajaan, mengusir roh jahat dan penyakit, memberitakan "kabar baik" kepada semua bangsa dan percaya Tuhan bukan usaha manusia, sementara menggunakan uang kerajaan dengan baik. Bekerja lebih keras berarti menentang semua divisi yang menghancurkan kebekuan agamawi dan ketidakpercayaan, dan tidak pernah melihat ke belakang.

      Mat 6:10; Mat 6:33; Luk 18:29; Mat 12:28; Mat 10:7-8; Luk 9:2; Kis 8:12; Kis 19:8; Luk 12:31; Mat 12:25; Mat 23:13; Luk 10:11; 9:62.

    5. Tujuan Kerajaan.

      Kerajaan berkembang dengan cepat dan bertujuan untuk tumbuh bersama dalam toleransi dengan kerajaan-kerajaan di dunia ini. Kerajaan ini akan memasuki semua masyarakat manusia tanpa bantuan manusia, dibakar oleh kehidupan di dalam. Ada tanda-tanda yang menunjukkan kedatangan akhir dari Kerajaan dan kembalinya Yesus sebagai Raja selama-lamanya atas orang kudus dan murni. Kerajaannya akan menjadi tempat pesta dan dia akan menghancurkan semua musuhnya dan mengembalikan Kerajaan tersebut kepada bapa-Nya.

      Akan ada bagian yang lebih kecil dalam Kerajaan tetapi orang jahat tidak akan mendapat bagiannya sekarang atau masa yang akan datang. Pengikut Yesus akan mewarisi tubuh rohani untuk memasuki Kerajaan.

      Mat 11:12; Mat 13:24; Mat 13:31; Mat 13:33; Mat 24:14; Mat 24:31; Mat 25:10; Luk 13:29; 1Ko 15:24; 1Ko 6:9; Gal 5:21; Luk 1:33; Wah 11:15; 1Ko 15:44.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Uzbekistan

    People Name               Language               Population
    (Azerbaijani)             Azerbaijani, North      38.000
    (Parsee)                  Parsi (Parsee)         190.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00088]

    79. Kedatangan Kerajaan Allah

    Konstitusi Kerajaan Allah adalah Dalam Bentuk tatanan sikap bukan sejumlah hukum

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    1Ko 15

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." Mat 18:3

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Apakah Yesus sungguh-sungguh adalah raja dalam kehidupan pribadi, pernikahan, tempat kerja Anda, dan gereja Anda? Dalam hal apa Anda tidak patuh terhadap perintah-Nya? Anda bisa bertobat untuk hal-hal itu dan berubah dengan bantuan Tuhan.

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Pergilah jalan-jalan dekat tempat-tempat umum di dekat tempat tinggal Anda, seperti kantor pemerintah, kantor polisi, tentara, rumah yatim piatu, dan sekolah-sekolah. Doakan tempat-tempat itu agar Kerajaan Allah bisa menembus kegelapan di tempat-tempat itu dan mengalahkannya.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Menurut Anda apakah Kerajaan Allah itu? Jelaskanlah dalam satu lembar kertas!

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Mat 6:33

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Brunai - Hanya terdiri dari 300.000 orang Melayu dan Cina. Sangat kaya akan minyak, 71% Muslim, 8% Kristen. Menginjili Muslim tidak diijinkan


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    1. Apakah Kerajaan Allah itu?

      Apakah Kerajaan Allah itu:
      Merupakan kekuatan batin yang masuk ke dalam jiwa manusia? Adolf von Harnack. Secara unik berada dalam diri Yesus saat Ia berada di dunia? C H Dodd. Merupakan kenyataan yang bersifat wahyu yang akan diperkenalkan oleh suatu karya Allah saat sejarah dunia hancur dan tatanan langit yang baru dimulai. Bersama-sam dengan masa depan dan bersifat supernatural? Albert Schweitzer.

      Bisakah kita merentangkan tangan dan mengambil segenggam dan memindahkan kerajaan kehidupan, roh, kebenaran dan prinsip-prinsipnya ke dalam kehidupan moral pribadi kita, ke dalam hubungan kita, ke dalam keuangan kita, ke dalam pekerjaan kita, ke dalam pelayanan kita dan ke dalam perjalanan kita? Apakah Kerajaan Allah sudah dekat? Roger Forster.

      Atau apakah kerajaan itu tidak menyangkut masalah keselamatan pribadi atau dengan masa depan melainkan dengan permasalahan sosial saat ini? (seperti kebanyakan pandangan liberal)

      Atau apakah kerajaan ini hanya berkaitan dengan Gereja yang benar, yang dalam perkembangannya, kerajaan akan diperluas oleh pekerjaan misi untuk perlahan-lahan memenangkan seluruh dunia ini bagi Kristus sehingga tatanan dunia ditransformasi ke dalam Kerajaan Allah? Augustine.

      Apakah memang Kerajaan Allah dan Gereja tidak sama; namun gereja adalah komunitas Kerajaan itu. Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang lebih besar? John Wimber.

    2. Yang Manakah Kerajaan Allah itu?

      Mari kita kembali ke Alkitab dan melihat apa yang Alkitab katakan tentang Kerajaan Allah itu:

      Merupakan satu kenyataan rohani sekarang ini, Rom 14:17
      Warisan masa depan yang akan dipenuhi Allah saat kedatangan Kristus dalam kemuliaan Mat 25:34.
      Sekarang kita sudah di dalamnya! Kol 1:13; Luk 16:16
      Kenyataan di masa depan bagi kita saat kedatangan Yesus yang kedua. 2Pe 1:11; Mat 8:11,13:41
      Alkitab mengatakan bahwa kerajaan itu ada dalam diri Anda jadi sudah ada sekarang. Luk 17:20-21
      Yesus mengatakan bahwa kerajaan-Nya sama sekali bukan atas dunia ini! Yoh 18:36

      Apakah Anda sudah jelas sekarang?

      Belum. Jangan terkejut. Mengapa ada begitu banyak pendapat tentang apa itu Kerajaan Allah? Apakah benar hanya ada satu kerajaan?

      "Ada banyak ayat dalam Alkitab yang dipakai untuk menjelaskan masing-masing pemahaman yang beragam. Kerajaan Allah adalah kenyataan sekarang ini, serta merupakan berkat untuk masa depan. Kerajaan Allah adalah berkat rohani yang berasal dari lahir baru, akan tetapi juga ada kaitannya dengan pemerintahan bangsa-bangsa. Kerajaan Allah adalah kenyataan yang saat ini dimasuki oleh orang-orang dan juga merupakan karunia Tuhan yang akan digenapi di masa yang akan datang, akan tetapi harus diterima sekarang juga. Memang tidak ada penjelasan yang mudah!"

      Diringkas dari buku Gospel of The Kingdom oleh G. Ladd,

      Mat 12:28; 1Ko 15:50; Rom 14:17; Yoh 3:3; Wah 11:15; Mat 21:31; Luk 12:32; Mar 10:15.

    3. Kunci yang Akan Membuka Kerajaan Allah.

      Apa maksudnya kerajaan? Dalam pengertian modern kerajaan adalah suatu kekuasaan geografis yang dipimpin oleh seorang raja dan orang-orang yang diperintah. Dalam Alkitab kerajaan berasal dari kata basilea yang berarti kekuasaan raja, pangkat raja, domini, pemerintahan, bukan suatu kerajaan secara nyata melainkan sebagai satu hak atau otoritas untuk memerintah suatu kerajaan; yaitu kuasa Yesus yang agung. Ini arti kerajaan di zaman dulu. Ketika Allah menghakimi Belsyazar, penghakiman itu adalah penghakiman kerajaan bukan Babilon yang dimusnahkan, Dan 5:26. Dalam perumpamaan di Luk 19:11 bangsawan itu bermaksud untuk menerima basileanya atau haknya untuk memerintah.

    4. Datanglah Kerajaan-Mu.

      Yesus berkata kita harus berdoa supaya Kerajaan-Nya datang, dan kita harus mencari kerajaan-Nya lebih dahulu seperti anak-anak. Mat 6:33; 6:10; 18:3.

      Tetapi Apa yang Kita Inginkan? Apakah supaya lebih banyak gereja? Atau kita mengharapkan surga di bumi, solusi atas kekacauan umat manusia, atau kekuasaan untuk menguasai dunia untuk Kristus? Yang kita minta adalah supaya Yesus, sang raja, memerintah atas diri kita dan semua orang. Kita meminta supaya kehendak-Nya jadi, kuasa, ketuhanan atau kemaharajaa-Nya semakin bertambah. Saat kita berdoa supaya kerajaan-Nya datang terjawab maka surga masuk dalam kehidupan, keluarga, gereja dan kebudayaan kita.

      "Anda bisa yakin bahwa kerajaan Allah hadir dalam suatu situasi yang harmonis, bila orang-orang di dalamnya benar di hadapan Tuhan dan diantara mereka. Kalau keharmonisan tidak nampak, itu merupakan tanda nyata bahwa pemerintahan Allah telah disepelekan dan harus dilakukan sesuatu untuk itu." Dari John Wimber.

    5. Jadi, Dimanakah Kerajaan itu?

      "Kerajaan Allah dipenuhi dengan orang-orang yang lapar, haus dan yang mencari dan mengetuk pintu sorga dan berharap mendapatkan kepuasan dari kebenaran, kekuasaan, dan integritas kerajaan itu sampai kita mendapatkan surga di bumi. Tentu saja ada banyak hal yang "sudah" jelas dan yang "belum." Kerajaan Allah bukan menarik masa lalu di sekitar kita, akan tetapi berarti menarik masa depan dari Tuhan untuk sekarang ini." Dari Gerald Coates, Kingdom Now.

      "Kerajaan Allah ada pada setiap bangsa yang menjadikan Yesus sebagai Raja mereka. Kerajaan Allah bersifat rohani dalam bentuk kasih yang nyata, bisa dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Kerajaan Allah juga merupakan masa depan, saat Yesus memberikan kerajaan kepada Allah dan mengakhiri semua pemerintahan dan kuasa musuh, kekuatan dan kematian, dan saat Ia menciptakan langit dan dunia baru. 1Ko 15:24-26. Sampai kemudian kita hidup dalam dunia dimana masih ada banyak musuh dan pengikut Allah. Setan dinamakan ilah zaman ini, penguasa di udara dan ia menguasai seluruh dunia di bawah aturannya. Dan itu ditulis setelah kemenangan Yesus di kayu salib!

      Sebelum kemenangan Yesus di kayu salib, Setan hampir menguasai seluruh dunia, sehingga ia bisa menawarkan dunia ini kepada Yesus. Akan tetapi dunia akan segera mendengar berita baik karena kerajaan Allah telah dekat dan pasukan pembebas telah berada di depan pintu umat manusia." Dari C Peter Wagner, Spreading the Fire. 2Kor 4:4; 1Yo 5:19; Efe 2:2; Luk 4:6.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Kerajaan Inggris

    Nama Kelompok             Bahasa                   Populasi
    Parsee                    Parsi (Parsee)           75.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00088]

    80. Berkat Kerajaan

    Undang-undang Kerajaan adalah Seperangkat Tingkah Laku Bukan Hukum

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Mat 5

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi- nabi yang sebelum kamu. Mat 5:11-12.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bagaimana perasaan Anda apabila ada orang yang bersedih karena Anda mengikuti Yesus dan bergereja? Jika Anda menunjukkan tingkah laku Kerajaan apakah menurut Anda, mereka akan memperlakukan Anda berbeda?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Mintalah kepada Tuhan kesempatan untuk menunjukkan kerajaan dalam tingkah laku dan lakukanlah itu ketika Anda bertemu dengan mereka. Bersiaplah untuk memberikan kesaksian pada pertemuan minggu berikutnya.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Gambarkan sebuah pegunungan mulai dari bumi hingga ke atas, tunjukkan tahap-tahap yang menanjak sampai puncak, berikan ayat-ayat Alkitab dan kerangka gambarannya.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    2Ti 3:12

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Sri Lanka - 18.000.000 suku Sinhala dan Tamil 70% Budda, 7% Kristen. Hanya 0,45% Injili, Perang sipil dan penderitaan berkepanjangan.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Menurut Amplified Bible diberkati berarti, "menjadi senang, dicemburui, kesejahteraan rohani, dengan hidup, sukacita dan kepuasan di dalam kehendak dan keselamatan Tuhan, tidak berhubungan dengan kondisi luar." Salah satu pelajaran pertama yang Yesus ajarkan kepada orang banyak adalah bagaimana diberkati. Kebanyakan dari orang banyak itu adalah orang miskin, orang-orang yang bekerja di negara yang tertekan sehingga Yesus mengajar kepada mereka tentang bagaimana diberkati tanpa memperhatikan kondisi luar mereka. Mat 5:3-10; Mat 5-7:29.

    1. The Beatitudes Are Be - Attitudes.

      Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana menjalani hidup dan bagaimana bersikap yang benar yang dapat menjadi berkat. Inilah sikapnya dan kita seharusnya juga mempunyai sikap yang sama. Fil 2:5.

      Gunung yang harus didaki dalam Kerajaan The be-attitudes adalah delapan langkah maju untuk mencapai puncak hidup yang diberkati.

      1. Rendah hati, hidup dalam kebutuhan akan Tuhan dan pertolongan-Nya Mat 5:3.

      2. Bersabar, bersedih akan dosa anda, dan dosa orang lain, Mat 5:4.
      3. Lemah lembut, jiwa yang tenang dalam Tuhan, Mat 5:5.
      4. Lapar rohani, menunjukkan Anda bertumbuh, Mat 5:6.
      5. Murah hati, seperti Tuhan, menunjukkan kemajuan lebih lanjut, Mat 5:7.
      6. Murni hati, sikap tertinggi dimana kita dapat melihat Tuhan, Mat 5:8.
      7. Pembawa damai, meredakan badai dalam kehidupan orang lain, Mat 5:9.
      8. Siap menderita, sebagai puncak dari para martir dan nabi, Mat 5:10-12.
    2. Miskin Dalam Roh akan Diberkati.

      Inilah kerajaan surga, tetapi siapa mereka? Miskin adalah ptochos yang artinya orang rendahan, menderita dan tidak memiliki apa-apa, pengaruh, jabatan, kehormatan, maya dan kekayaan kekal, tanpa pertolongan, tanpa kekuatan, pengemis yang tidak berpendidikan dan benar-benar tergantung pada orang lain. Matthew 5.3. Menjadi miskin dalam roh adalah mengetahui bahwa kita tidak mempunyai sumber sendiri dan sangat membutuhkan segala sesuatu, Tuhan sendirilah sumber kita satu-satunya. Itu berarti melepaskan kebebasan kita dan menjadi benar- benar tergantung kepada Tuhan dan satu sama lain. Yesus hanya melakukan apa yang dikerjakan Bapa-Nya yang Dia lihat. Ini adalah miskin dalam roh yang sebenarnya. Yoh 5:19.

    3. Diberkatilah Orang yang Bersedih Hati.

      Mereka akan dihiburkan, tetapi apakah artinya bersedih? Mat 5:4. Yesus meyakinkan bahwa orang mengerti, jadi Dia menggunakan kata yang sama yang akan kita gunakan dalam pemakaman. Dalam beberapa budaya bersedih berarti menangis dan meratap dengan keras, merintih, tanpa makanan, bungkuk, berjalan tanpa alas kaki dan kepala yang tidak terawat. Tetapi Jesus tidak merujuk kepada kematian alami tetapi kepada suatu sikap bersedih karena dosa pribadi dan bangsa yang membawa kematian. Jesus adalah manusia yang menderita, tetapi diurapi dengan minyak sukacita yang menyertai-Nya. Yes 53:3; Ezr 10:6; Neh 1:3; Yak 4:9-10.

    4. Diberkatilah Orang yang Lemah Lembut.

      Orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi, tetapi apakah artinya lemah lembut? Mat 5:5. Kata modern Yunani untuk "kelemahlembutan" adalah prautes yang menjelaskan ketika seekor kuda muda dilatih dan dipakai untuk pelayanan. Seseorang harus memiliki kendali atas hidupnya dan menjalin suatu hubungan, kemudian kuda itu tunduk kepada otoritas dan melayani tuannya, memakai kekang sebagai penunjuk arah. Dalam kelemahlembutan kuda itu tidak menyerukan kelemahan, tetapi kekuatan yang terkendali dan menjadi berguna. Demikian pula orang yang lemah lembut memilih untuk menunda semua hak dan kepentingan sendiri, untuk mendapatkan kekuatan dari Tuhan dan sesama.

    5. Diberkatilah Orang yang Lapar.

      Jika lapar dan haus akan kebenaran, kamu akan dipuaskan. Mat 5:6; Maz 42:1-2. Makanan dan minuman adalah kebutuhan nyata dari tubuh karena tanpa makanan dan minuman kita bisa mati. Namun kita butuh lapar dan haus kepada Tuhan, carilah dahulu kerajaan dan kebenaran- Nya. Yesus mengatakan bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikannya. Jadi kita benar-benar lapar dan haus akan kebenaran yang merupakan aturan kerajaan Tuhan yang kekal. Mat 5-7. Mat 6:33; Yoh 4:34; Mar 8:8.

    6. Diberkatilah Orang yang Murah Hati.

      Apakah Anda ingin terlihat murah hati? Tuhan penuh kemurahan, dan karena kita menerima kemurahan-Nya maka kita dapat menunjukkan kemurahan, sama seperti Bapa kita adalah pemurah dan diberkati! Mat 5:7; Efe 2:4; Luk 6:36. Bermurah hati bukan hanya merasa kasihan kepada orang lain namun membiarkan mereka ketika mereka sakit, tetapi bermurah hati adalah kebaikan yang disengaja, pengampunan dan memberikan bantuan kepada orang lain.

    7. Murni Hati dan Diberkati.

      Murni hati berarti bahwa Anda tidak mencampurkan motivasi, agenda tersembunyi atau standar ganda. Kata katharos berarti logam murni, anggur murni, dan seorang tentara yang mengikuti perintah atasan. Orang dengan murni hati melihat Tuhan dan tujuan-Nya karena motivasi mereka murni. Mat 5:8; Yak 4:8; Maz 86:11; Ams 4:23.

    8. Menjadi Pembawa Damai dan Diberkati.

      Itu bukan segala sesuatu yang membuat hidup tenang tetapi usaha dan keterlibatan yang aktif dalam menghadapi persoalan dan membawa mereka kepada kesimpulan yang memuaskan. Maz 34:14. Damai adalah eirene atau shalom, harmony, kesejahteraan dan kehendak Tuhan. Hanya Anak Tuhan yang dapat membawanya. Mat 5:9.

    9. Teraniaya juga Diberkati!

      Penganiayaan adalah hasil pertentangan antara Kerajaan Tuhan dan Setan yang saling bermusuhan secara rohani, moral, etik, kepercayaan dan tingkah laku. Umat Kerajaan yang sungguh-sungguh merasakan panasnya pertempuran dalam diskriminasi, penghinaan, penganiayaan dan perlakukan jahat dalam berbagai bentuk. Yesus mengatakan bahwa penganiayaan itu akan terjadi tetapi bersukacitalah dan bergembira karena hal yang sama terjadi kepada para nabi. Lebih besar upahmu di sorga. Mat 5:10; 11; 2Ti 3:12; Yoh 15:20; 1Pe 4:13-14.

    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok Orang yang Belum Terjangkau

    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga belum ada usaha perintisan jemaat di sana.

    Uzbekistan

    People Name                       Language                  Population
    Persian (Irani)                   Farsi, Western            26.000
    Uzbek, Southern (Afghan Uzbek)    Uzbek, Southern           15.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00088]

    81. Misi Kerajaan Allah

    Aleksandr Isayevich Solzhenitsyn, Penulis dan Orang Percaya, Melihat Ini

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Baca Alkitab Anda dari:
    Yes 11 dan Yes 12

    Berikut ini adalah ayat hafalan Anda:
    Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. Yes 9:6-7

    Kemudian Diskusikan Hal Berikut:
    Apa akibatnya jika lebih banyak orang Kristen masuk dalam sendi-sendi masyarakat yang cukup berpengaruh seperti yang ada sekarang ini dan mereka berjuang sungguh-sungguh untuk Allah dan rakyat?

    Yang Perlu Dilakukan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Buatlah satu pertemuan untuk para pengusaha, guru, wartawan, pegawai negeri, atau dengan kelompok lainnya untuk mendoakan mereka dan untuk mendorong mereka mengambil bagian dalam misi kerajaan Allah.

    Tugas Untuk Mendapat Ijazah:
    Tulislah sebuah artikel pendek untuk suatu majalah yang diterbitkan oleh gereja atau suatu denominasi yang isinya mendorong orang-orang percaya untuk menyatakan kerajaan Allah dalam sendi-sendi penting dalam masyarakat.

    Renungkan tiap kata dalam ayat berikut:
    Ams 11:10 dan Ams 11

    Luangkan satu Menit untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Somalia – 8.000.000 penduduk yang berasal dari empat suku utama 99,96% adalah Muslim. Gagal dalam Islam, bangsa ini dihancurkan oleh anarki, dan merupakan tempat yang sangat berbahaya.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan siap untuk menambah ayat-ayat Anda.
    sendiri dan cerita lain untuk menghidupkan suasana.



    Kita menemukan misi kerajaan Allah dan strategi kerajaan-Nya setiap kali kita berdoa doa yang diajarkan Yesus kepada kita dalam Mat 6:9-10, "Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."

    Misi Kerajaan Allah adalah Mengagungkan Sang Raja

    Yaitu pada saat orang-orang di bumi bersama-sama dalam pujian dan penyembahan di surga bagi Raja mereka yang sah, Wah 4:8-11; 5:9-14.

    Strategi Kerajaan Allah adalah Memperluas Kebenaran Kuasa Kerajaan-Nya

    Yaitu melalui bertambahnya damai dan kekuasaan Kristus yang tidak berkesudahan, (Yes 9:7) jadi selangkah demi selangkah semua teritori yang dikuasai Setan melalui pengkhianatan dan kejatuhan di taman Eden akan dikembalikan. Dimanapun Raja berada di situlah Kerajaan-Nya, dan konstitusi Kerajaan Allah berkuasa dan biasanya akan berbenturan dengan kerajaan-kerajaan Setan, manusia dan dunia ini.

    Di kayu salib hanya sekumpulan kecil sahabat yang mengakui Kristus sebagai Tuhan, Allah dan Raja mereka yang akan datang tapi sekarang ratusan juta orang dengan senang bertekuk lutut dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dengan mulut mereka. Pemerintahan-Nya semakin luas.

    Kerajaan Allah Akan Datang

    Satu saat akan ada damai di bumi antara manusia dan Allah, antara manusia dan sesamanya, dan antara alam dan lingkungannya. Ketika Kerajaan Allah datang dalam kepenuhannya bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Tuhan sama seperti air yang menutupi lautan. Yes 9:1-9; 11:9.

    1. Kerajaan yang Sedang Berkembang

      Dalam strateginya, ada tiga aliran yang memperluas pemerintahan Raja -

      1. Misi untuk setiap orang percaya.

      2. Misi untuk setiap bangsa.

      3. Misi untuk seluruh dunia.

      "Kembalinya Raja dan kerajaan-Nya akan mempengaruhi setiap masyarakat lokal, media, bisnis dan industri di dalamnya. Pengembalian ini akan secara radikal mempengaruhi dunia hiburan, politik, pendidikan dan kedokteran dan akan mengakibatkan benturan nilai dan kepribadian, terutama benturan rohani karena Roh Kerajaan Allah berbeda dengan roh kerajaan kegelapan. Keduanya tidak hanya berbeda, namun mereka memang saling bertentangan! Dari Gerald Coates, Kingdom Now.

      Penulis terkenal H G Wells, yang meskipun bukan orang percaya, mengatakan, "Proposal yang paling radikal yang pernah diajukan ke dalam pikiran manusia adalah proposal untuk menggantikan tatanan dunia dengan tatanan Allah, yaitu Kerajaan Allah." Ini adalah penjelasan yang sangat baik tentang misi kerajaan Allah.

    2. Misi untuk Setiap Orang Percaya

      Paulus menulis di Fil 2:12-13; dan Fil 1:6, "Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya," dan "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." Anda akan mendapati banyak sekali cara yang sedang Allah lakukan dalam diri Anda yang berkaitan dengan misi-Nya saat Anda mempelajari pelajaran ini.

    3. Misi untuk Setiap Bangsa

      Setiap bangsa memiliki pilar-pilar yang menopang masyarakatnya dan yang sangat mempengaruhi kehidupan rakyatnya untuk lebih baik atau lebih buruk, terhadap Allah dan kebenaran hidup atau terhadap Setan, korupsi, ketidakadilan, kesemenaan dan kesengsaraan.

      Pilar-pilar dalam Masyarakat

      Pemerintah
      Politik nasional dan lokal, administrasi, sidang pengadilan dan penjara.

      Keluarga
      Pernikahan, pengobatan, rumah sakit, kepeduliaan kepada orang miskin, tuna wisma, dan yatim piatu.

      Media
      Wartawan, radio, majalah, "bintang" TV, komputer, dan internet.

      Seni
      Musik dan penulisan lagu, lukisan, karya tulis, puisi, patung dan dekorasi.

      Hiburan
      Olahraga, kaset, CD, video, teater, bioskop, tempat-tempat berlibur.

      Agama
      Keyakinan, gereja, mesjid, kuil, patung dan takhyul.

      Pendidikan
      Dari taman kanak-kanak dan SD sampai Sekolah Menengah dan Universitas.

      Bisnis
      Sarana perdagangan, bank, pasar modal dan tempat usaha.

      Allah ingin setiap orang percaya bergabung ke dalam misi-Nya untuk memperlebar kuasa kerajaan-Nya di negara dimana ia berasal. Sejak kejatuhan manusia di Taman Eden, setiap pilar di setiap bangsa kurang lebih telah didominasi oleh kerajaan Setan, namun sejak Yesus disalib jalan telah terbuka untuk melucuti kuasa kegelapan dan untuk menuju Kerajaan Allah. Kol 2:15.

      Garam dan Terang
      Kuasa kerajaan Allah bertambah saat orang percaya melihat dirinya bukan sebagai pekerja atau orang yang mempekerjakan tetapi sebagai misionaris yang diutus Allah ke seluruh dunia dalam bangsa mereka sendiri untuk menyerahkan orang-orang yang ada di sana kepada Sang Raja. Dengan doa, dengan iman dan dengan kehidupan yang benar misi Kerajaan Allah diperlebar, Allah dipuji dan suatu bangsa akan diubahkan sedikit demi sedikit.

      Orang Seharusnya Melihat Perbuatan Baik Anda
      Baca Mat 5:13-16.

      Bila orang benar mujur, beria-rialah kota; berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya. Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa. Ams 11:10,11; Ams 14:34.

    4. Misi untuk Seluruh Dunia

      Yes 11:9 mengatakan bahwa satu saat bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Tuhan sama seperti air menutupi lautan. Ini adalah Misi atau Amanat Agung Kerajaan Allah dan Anda akan menjumpai satu bagian utuh dalam pelajaran ini tentang panggilan Tuhan bagi Anda untuk bergabung di dalamnya. Mat 28:19 dan Mat 22:36-40



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (www.ad2000.org) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Vietnam

    Nama Kelompok                  Bahasa                Populasi
    Kim Mun (Mun, Gem Mun)         Kim Mun                90.000
    Phu Thai                       Phu Thai              150.000

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00088]

    82. Persatuan Kerajaan

    Pemikir terkenal George Bernard Shaw ketika ditanya, "Apa yang salah dengan dunia?"
    Ia menjawab dengan menulis kepada London Times:
    "Memperhatikan pertanyaan Anda, 'Apa yang salah dengan dunia?'
    adalah aku." G.B. Shaw

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Yoh 17; Kis 10

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang diatas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Efe 4:4-6.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Uji hati Anda untuk prasangka, gagasan dan tradisi dan mengakui dan menyesal untuk siapa yang Anda telah mempertimbangkan tidak bersih dan Tuhan telah mengudukannya. Siapakah Cornelius di sekitar Anda?

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Minggu ini kunjungilah sebanyak mungkin gembala, imam dan anggota gereja lainnya yang dapat Anda beri dukungan.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Dalam satu halaman usulkan apa yang dapat dikerjakan di wilayah Anda yang memungkinkan orang-orang menjadi percaya melalui kesatuan kita.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Ef 4:3

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Kolombia - 35.000.000 berbicara Spanyol 93% Katolik, 3,1% Injili, terkenal keburukannya karena obat-obatan dan kekerasan pertumbuhan gereja yang penting


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    1. Akankah Doa Yesus Dijawab?

      Yesus berdoa supaya kita menjadi satu seperti Tuhan adalah Satu, walaupun tiga pribadi yang sangat berbeda dipersatukan dalam Keesaan. Tuhan juga menghendaki kawanannya untuk menjadi satu dalam keaneka ragaman perbedaannya, di bawah satu Gembala. Tidak ada sumber ejekan publik yang lebih besar daripada perpecahan gereja kita, dan tidak ada lagi permohonan maaf yang popular karena mengabaikan Injil. Orang- orang biasanya hanya mempunyai sedikit masalah dengan Tuhan tetapi cara yang kita tempuh untuk menghadirkan Dia dapat menjadi skandal. Yoh 17:11; 21:22; 10:16.

      Apakah Penginjilan Anda Berhasil?

      Kita menghabiskan uang dalam jumlah yang besar untuk misi tetapi memberi sedikit perhatian kepada strategi penginjilan yang paling efektif. Yoh 17:21-23 dan Yoh 13:34-35)

    2. Janji Menjadi Satu.

      Meningkatkan Pengurapan dan Perlengkapan

      1Ta 12:38-39; 2Sa 2:4 ketika Daud dan orang yang perkasa menjadi satu.

      Memerintah Berkat

      Gunung Zion adalah suatu tempat yang kering, berdebu tetapi ketika saudara-saudara bersatu seolah-olah Zion menikmati air yang memberi kehidupan sehari-hari seperti Gunung Hermon yang terkenal untuk itu. Minyak kesembuhan dan pengurapan mengalir dari kepala ke seluruh tubuh. Maz 133

      Mengapa Kita Lebih Memilih Kutuk?

      Berkat seperti itu mustahil jika kita bertahan pada berbagai denominasi yang terpisah-pisah dari gereja, sekolah, agenda dan misi kita sendiri. Denominasionalism adalah musuh terakhir dari doa Yesus, dan membangun dinding prasangka yang diabadikan oleh generasi para pemimpin agama Kristen yang eksklusif. Tiap-Tiap pengikut yang bersemangat mempertahankan denominasi adalah tidak setia kepada Tuhan.

    3. Mengapa Ini Terjadi?

      Orang-orang yang Terjatuh

      Kita harus memahami bahwa orang Kristen memiliki rasa egois, ambisi yang kompetitif yang berhasrat untuk berkuasa dan mempunyai kerajaan pribadi yang bebas.

      Strategi Setan

      Setan bergabung dengan Gereja sejak dulu kala, untuk bekerja dari dalam dan bukannya hanya menyerang dari luar. Luk 11:17.

      Kita Membangun Dinding Bukan Pondasi

      Ingat kata ini: BANTUAN (AIDS)- untuk kesatuan.

      A adalah untuk Absolut, untuk kemutlakan,

      I adalah untuk Interpretations, untuk penafsiran,

      D adalah untuk doktrin dan

      S untuk subjectives, prasangka, kepentingan sendiri.

      Ketika kita memusatkan pada yang mutlak, misalnya keberadaan Tuhan, dosa manusia, Kristus sebagai Juruselamat dan hidup kekal maka kita akan sangat bersatu dengan yang lainnya. Kemutlakan adalah landasan umum khususnya ketika kita bersama-sama menghadapi agama palsu.

      Tetapi ketika kita secara terus menerus mengkhotbahkan tafsiran kita sendiri atas suatu ayat, atau doktrin kita sendiri dari satu rangkaian ayat, atau lebih buruk lagi jika kita bertahan pada budaya kita sendiri atau perasaan subjektif maka kita dengan cepat akan membangun dinding yang memisahkan kita.

    4. Menjadi Satu.

      Bersyukur kepada Allah karena di beberapa tempat di dunia sedang bertiup angin yang segar dan baru dari Tuhan. Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu membawa kesembuhan kepada Tubuh Kristus yang perpecahan dan perpisahan?

      Pertobatan

      Pemikir terkenal George Bernard Shaw ketika ditanya, "Apa yang salah dengan dunia?" Ia menjawab pertanyaannya itu, "aku." Perbedaan antara dua kata PERSATUAN (UNITED) dan yang DIURAIKAN (UNTIED) hanyalah pada posisi satu HURUF, huruf itu adalah I. Jawaban selalu mulai dengan saya dan posisi saya kepada Anda.

      Menjaga Apa yang Sudah Tuhan Berikan

      Efe 4:3 menceritakan kepada kita untuk memelihara kesatuan Roh secara damai. Untuk memelihara sesuatu menyiratkan bahwa sesuatu itu telah ada, sehingga kita lebih dipersatukan dari yang kita pikirkan, walaupun banyak hal yang menantangnya. Kesatuan Roh adalah kesatuan yang dibawa oleh Roh Kudus, tidak menghasilkan keseragaman dari doktrin, kultur, gaya hidup atau penyembahan lainnya.

      Mengakui Prasangka Pribadi

      Di dalam Kis 10:9-16, Tuhan menunjukkan kepada Petrus suatu penglihatan sekumpulan binatang pada sehelai kain yang direntangkan yang diturun dari surga. "Bangun, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" "Tidak, Tuhan, tidak" kata Petrus. "sebab aku belum pernah makan yang haram dan yang tidak tahir."

      Untuk benar-benar menunjukkan kehendak-Nya, Tuhan menantang prasangka Petrus, pikiran berdasarkan praduganya, sikap keras kepalanya dan agama serta budaya subyektifnya sebanyak tiga kali. Mengapa? Untuk mempersiapkan dia pada suatu kebangkitan kembali (pemulihan) yang tidak pernah disangkanya, dan dimana ia tidak biasa tuju karena prasangka tersebut. Ke rumah orang bukan Yahudi di mana Tuhan sedang menunggu. Kis 10:17-48.

      Kotor - atau Tidak Dikenal dan Tak dikasihi

      Kita harus menjangkau "Cornelius-cornelius" jaman sekarang ini yang mungkin berbeda secara budaya dan yang tidak kita sukai yang todal pernah kita bayangkan bahwa Tuhan sebenarnya memperhatikan mereka. Namun banyak orang-orang di berbagai ras, agama dan denominasi yang sebenarnya ingin mengasihi Tuhan yang mereka sendiri tidak ketahui? Ams 30:1-6.

    5. Menjadi Kesatuan Kerajaan.

      Orang Kristen dapat menjadi orang tradisional, atau karismatik, atau radikal, namun dapatkah kita tumbuh bersama supaya dunia percaya?

      Apa yang Dapat Kita Lakukan?

      Kita dapat memusatkan pada Kemutlakan Alkitab. Berhentilah untuk melihat tatacara kita yang berbeda dan lakukan sesuatu secara bersama- sama di dalam tata cara kita yang mirip atau serupa.

      Kita dapat menghargai Penafsiran Alkitab yang terhormat dari yang lain, meskipun kita berpikir dengan cara yang berbeda.

      Kita dapat berdoa untuk aktivitas Roh Kudus supaya meningkat dalam keseluruhan area.

      Kita dapat memutuskan untuk mempromosikan Kristus dan Firman-Nya di kota kita di atas gereja atau nama tertentu manapun.

      Kita dapat melakukan pidato dukungan dan tindakan-tindakan kepada orang lain. Satu gereja mulai mengadakan makan siang bersama bagi para pelayan dan istrinya setiap sebulan sekali. Pada awalnya kegiatan ini situasinya dingin dan penuh dengan kecurigaan tetapi pada tahun-tahun berikutnya kegiatan ini menjadi sehat, menyenangkan dan efektif dengan kampanye ke seluruh kota yang disebut "Together 95."



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Vietnam

    People Name           Language           Population
    (Roglai, Southern)    Roglai, Southern    20.000
    (Tai, Red Thai Deng)  Tai Daeng          100.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    DCI -- DATANGLAH KERAJAANMU [Indeks 00088]

    83. Kerajaan atau Malapetaka

    Pesan-pesan dari Surga untuk Akhir Zaman

    (Lihat Daftar Pelajaran) 00002

    Dalam Alkitab Anda Baca yang Berikut:
    Wah 14.

    Ini Ayat Hafalan Anda:
    Takutlah akan Allah dan muliakanlah dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wah 14:7.

    Setelah itu Perbincangkan Tentang ini:
    Bagaimana Anda melihat empat penunggang kuda melintasi bumi di sepanjang hidup Anda.

    Untuk Dikerjakan Sebelum Pertemuan Berikut:
    Tulislah suatu artikel yang secara hati-hati memperingatkan orang- orang tentang nubuatan Alkitab sehubungan dengan kerugian investasi, dan kirimkan ke koran dan stasion radio lokal. Jangan menggunakan taktik menakut-nakuti atau Anda akan kehilangan kredibilitas.

    Tugas Tertulis untuk Diploma:
    Tulislah dalam satu halaman usulan-usulan tentang bagaimana kita dapat menyembah Tuhan lebih baik dari yang kita lakukan di gereja dan pelayanan kita, buatlah cara-cara untuk memuliakan Tuhan.

    Meditasikan Kata Demi Kata dari Ayat Berikut:
    Wah 19:1-2

    Berdoa Satu Menit Untuk Mengubah Dunia:
    Berdoa untuk Eritrea - 4.000.000 dalam sembilan kelompok suku utama 30 tahun dalam peperangan dan obat-obatan 50% Muslim, 40% Orthodox Tantangan berat untuk membangun bangsa kembali.


    Pastikan untuk mengajarkan pelajaran ini kepada orang lain.
    Selalu berdoa dan bersiap dengan baik tambahkan ayat-ayat dan cerita
    Anda untuk membuatnya hidup.



    Banyak orang percaya bahwa kita hidup di hari akhir sebelum Yesus kembali sebagai Raja. Pastinya, tidak ada hari esok selain hari ini. Milenium baru dan beranjak dari 1999 ke tahun 2000 adalah menjadi nubuatan besar bagi banyak orang sementara sesuai tahun Yahudi ini masuk tahun 6000 dan menurut kalender Yahudi tahun ini adalah sangat penting untuk orang lain. Para ilmuwan memperingatkan tentang lingkungan, krisis politik yang berkelanjutan, dan secara rohani kita mengetahui dosa, kriminalitas, ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu tidak bisa hilang selamanya. Sesuatu akan terjadi.

    Penunggang Kuda dari Wahyu

    Dalam Wah 6:1-8 kita belajar tentang empat penunggang kuda yang akan melintasi bumi. Tidak pernah kedengaran dengan jelas suara kuku kudanya. Penunggang kuda putih adalah Yesus yang melintasi untuk menaklukan hati manusia Wah 19:11.

    Bersyukur Alkitab mengatakan bahwa ketika dosa berkuasa, maka anugerah lebih berkuasa lagi, Rom 5:21. Kita akan bertemu tiga malaikat dengan pesan-pesan yang jelas dari Tuhan tentang akhir zaman. Mungkin mereka adalah para pemimpin Kristen yang menangkap telinga dunia karena dalam Wahyu pasal 2 kata malaikat itu ditujukan kepada para pemimpin gereja.

    1. Malaikat Pertama

      Menyatakan Injil yang kekal kepada setiap bangsa, suku dan bahasa karena prioritas utama Tuhan dalam Wah 14:6-7. Dia menyampaikan tiga pesan:

      1. Di dunia yang penuh ketakutan – takut kepada Tuhan saja.

      2. Beri Dia kemuliaan. Pada zaman kemajuan pengetahuan yang spektakuler, obat-obatan dan ilmu pengetahuan, Tuhan mengharapkan supaya dihormati dan bersyukur untuk kemurahan itu.
      3. Hanya menyembah Dia saja, Pencipta bukan ciptaan. Lebih sering penyembahan tidak sekedar menyanyi di gereja. Kita juga dapat menyembah Tuhan dengan bekerjasama dengan prioritas-Nya untuk menyelesaikan Amanat Agung. Rom 1-3.
    2. Malaikat Kedua.

      Dia menubuatkan bahwa "Babel telah rubuh".
      Wah 14:8. Babel adalah rumah setan dan roh-roh jahat yang mengeluarkan bahasa mistis yang menyesatkan dan membuat bangsa-bangsa menjadi gila, membunuh banyak orang kudus. Para raja, pemerintah dan pedagang melakukan perzinahan dengan dia karena dia memberi kemewahan dan kekayaan dan membuat pedagang itu menjadi orang besar. Babel memuaskan nafsu manusia untuk kekayaan pribadi atau korporat dan kesemarakan. Perdagangan barang-barang mewah kelas dunia sementara jutaan orang kekurangan makanan sehingga mereka menjual diri dan anak- anak mereka baik tubuh maupun jiwanya. Wah 17 dan Wah 18.

      Kehancuran Dalam Satu Jam!
      Dalam satu jam dia akan dihancurkan! Dapatkah ini terjadi? Sekarang ini Tuhan telah memberikan banyak peringatan. Sebagai contoh, kerajaan Maxwell dihancurkan. Bank-bank di Jepang telah bangkrut. Internet dan teknologi saham naik dan hancur. Ingat yang terkenal "Black Wednesday" pada tahun 1992 ketika para pialang internasional menghancurkan nilai Pondsterling dan mata uang Eropa. Investors, termasuk para pendeta kehilangan jutaan poundsterling dalam satu jam di London Stock Exchange. Ekonomi nasional seperti Korea dan Brazil telah hancur dalam beberapa hari. Begitu juga Indonesia, sampai saat ini (2003) yang dimulai sejak akhir 1997.

      Keluar Daripadanya Umat-Ku
      Ini adalah peringatan dari surga untuk umat Tuhan agar mengindahkan perintah dari 18.4. Apakah kita akan memberikan hidup atau milik kita kepada Tuhan ataukah kehilangan hidup dan milik kita karena sistem dunia akan menerima penghakiman. Orang Kristen harus meyakinkan bahwa tabungan, investasi dan saham-saham mereka ada di tangan yang benar dan bukan di tempat yang salah. Hag 2:6-7; Yer 51:6-7. Babel akan jatuh.

    3. Malaikat Ketiga.

      Pesan malaikat ketiga adalah untuk mempersiapkan umat Tuhan supaya tidak berkompromi dengan system "binatang buas" atau menerima tandanya supaya tidak pergi berbelanja atau Anda akan menerima murka Tuhan, Wah 14:9; 13:11-17.

      Siapakah Binatang Buas itu?
      Dia adalah pemimpin politik global yang akan datang. Seorang yang sangat meyakinkan, orang kuat yang dilengkapi sistem yang menikmati dukungan kejahatan supernatural yang meminta untuk disembah.

      Tanda Apakah itu?
      Teknologi untuk memberikan tanda telah ada di Barat dan hanya menunggu penerimaan yang lebih luas. Kode batangan elektronik di tangan atau kepala adalah gagasan brilian untuk menekan kriminalitas dengan menarik uang dari perputarannya.

      Orang Kristen perlu menemukan iman di dalam Tuhan untuk perlengkapannya, Yes 55, bersama masyarakat dengan gaya hidup non materialis, Kis 2:42- 47, sehingga suatu kesepakatan bisa dihindarkan. Panggilan ini untuk sabar bertahan menjadi bagian umat Tuhan dan mungkin membawa martir bagi beberapa. Panggilan ini setidaknya meminta untuk mematikan diri sendiri setiap hari dalam menghadapi tawanan dan isolasi.

      Spekulasi yang Indah atau Nubuatan?
      Apa yang Anda lakukan untuk semua ini? Baca Zak 1:4-6 sebelum Anda menjawab.

    4. Dua Tuaian di Bumi.

      Pertama oleh Yesus
      Siapa yang memerintahkan penuaian umat Tuhan di bumi untuk hidup kekal dengan-Nya Wah 14:14-16 dan Wah 7:13.

      Kedua adalah Kematian Kekal
      Oleh malaikat yang ditugaskan atas api penghakiman dan kehancuran bagi mereka yang telah menolak untuk takut kepada Tuhan, memberi Dia kemuliaan atau menyembah Dia, yang memilih untuk hidup dalam kerajaan Setan. Itu adalah penuaian untuk kilang pemeras anggur murka Tuhan. Wah 14:11; 14:17-20; 2Pe 3:12.

      Sekarang kita mengerti penekanan mendesak dari pesan malaikat pertama dari surga untuk menyelesaikan Amanat Agung. Kita akan saling membutuhkan di waktu yang akan datang. Sementara itu kita harus menyimpan harta kekayaan kita di surga dengan menginvestasikan hidup kita dalam pekerjaan Tuhan dengan yang miskin dan terhilang, menggunakan kekayaan dunia untuk memndapatkan teman dengan mengirimkan Injil Kerajaan kepada setiap bangsa. Mat 6:20; Luk 16:9.



    Tutuplah Dengan Doa untuk Kelompok
    Orang yang Belum Terjangkau
    Diambil dari Joshua Project 2000 Unreached Peoples List
    dari (http://www.ad2000.org/) dimana kelompok orang ini tidak memiliki
    gereja juga belum ada kelompok sel gereja atau misi yang
    berkomitmen untuk mendoakan mereka, mengadopsi mereka juga
    belum ada usaha perintisan jemaat di sana.



    Yemen

    People Name              Language               Population
    Mahra (Mehri, Mahri)     Mahri                  294.000
    (Malay)                  Malay                   28.000
    (Persian (Irani)         Farsi, Western          14.000

    With thanks to Pastor Mahli Sembiring for the translation from the original English

    © Dr Les Norman - DCI World Christians, UK Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan study tapi bukan untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis, berikanlah secara gratis.

    00002 (Lihat Daftar Pelajaran)
    00004 (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
    00005 (Petunjuk Down-load)

    (Information in English) ==> GoTo Explorer "www.dci.org.uk"



    HAK CIPTA

    * VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *

    JUDUL ASLI   : Free Bible School in Evangelism and Mission
    JUDUL        : 85 Pelajaran Penginjilan/Misi dari DCI (Doulos Christou Iesou)
    PENULIS      : Dr. Les Norman, DCI World Christians, England
    PENERJEMAH   : Gatot Suhendra
    COPYRIGHT    : DCI World Christians, England
    URL          : ==> explorer http://www.dci.org.uk/
    ==> explorer http://www.worldchristians.org/
    DIPROSES OLEH: Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
    
    DESKRIPSI    :
    Buku ini menjelaskan tentang seluk beluk perintisan gereja mulai
    dari definisi, elemen-elemen umum perintisan gereja, hambatan-
    hambatan yang dihadapi, dan juga kesaksian-kesaksian seputar
    perintisan gereja di beberapa negara.
    
    PERHATIAN   :
    
    Izin diberikan untuk meng-copy untuk keperluan studi tetapi bukan
    untuk dijual atau tujuan komersil. Anda menerimanya secara gratis,
    berikanlah secara gratis.
    
    -- YLSA --

    Bebas Dari Perbudakan (Traktat)

    Oleh : JlS & JK.

    ALLAH

    Allah menciptakan manusia, supaya manusia mengasihi dan memuliakan Allah, serta bersukacita menikmati Penciptanya. Mazm 73:25-26; 1Kor 10:31; Wahy 4:11

    Tetapi manusia tidak taat, berani melanggar perintah-perintah-Nya. Manusia telah memberontak melawan Allah Pencipta-Nya

    Semua orang berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Rat 1:18; Yes 48:8; Mazm 51:7; Rom 3:23; 1Yoh 3:4

    Dosa memperbudak dan membelenggu manusia.

    Iblis menggoda dan menjatuhkan manusia.

    Adakah orang yang dapat melepaskan diri dari kuasa dosa dan kuasa Iblis Yoh 8:34,44; Rom 6:20-21

    Upah DOSA adalah MAUT !
    MAUT = NERAKA

    Adakah orang yang dapat melepaskan diri dari kuasa maut? Semua yang berdosa pasti ditelan maut. Mat 25:31; Rom 6:23; Gal 3:10; Wahy 14:10; 20:10

    Agama dan syariat-syariatnya, perbuatan baik, pendidikan, filsafat, ideologi, meditasi, dll? Dalam pandangan Allah semuanya tidak sempurna dan tetap tercemar dosa!

    Semua usaha manusia gagal dan sia-sia! Tak seorang pun dapat bebas dari kuasa dosa, kuasa Iblis dan kuasa maut. Yes 64:6; Yeh 18:24; Rom 7:18; Yak 2:10

    Adakah "jalan keluar" bagi masalah umat manusia?

    Manusia celaka dan binasa! Siapakah yang dapat melepaskan manusia dari kuasa perbudakan dosa, Iblis dan maut? Yes 6:5; Rom 7:24

    Usahalah Allah tidak mungkin gagal!

    Dia telah mati disalibkan ... memikul seluruh dosa dan hukuman dosa-dosa kita.

    Yesus, Anak Allah telah turun dari Sorga ke dunia. Yes 53:3-12; Mat 27:50; 28:5-7; Yoh 1:1,14; 16:28; 1Kor 15:3-4

    Dia telah bangkit dari antara orang pada hari yang ketiga!

    Dengan itu, Yesus telah sempurna mengalahkan kuasa dosa, kuasa Iblis dan kuasa maut. Tuhan Yesus sungguh ingin menyelamatkan saudara. Ia sangat mengasihi saudara. Sekarang ...

    1. Datang pada Yesus dengan iman. Terimalah Dia dalam hati Saudara.
    2. Akuilah keberdosaan diri saudara, dan bertobatlah kepada Allah. Mat 11:28-30; Yoh 5:24; 6:35,37; Kis 2:38; 3:19; 2Kor 7:10; Wahy 3:20

    Berdoalah dengan iman.

    Tuhan Yesus, saya adalah orang berdosa. Saya percaya bahwa bagi sayalah Engkau telah mati disalib dan bangkit kembali. Engkau melakukan semuanya itu untuk menyelamatkan saya dari kuasa dosa, kuasa Iblis dan kuasa maut. Sekarang saya datang kepada-Mu untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga saya. Tinggalah di dalam hati saya, sebagai satu-satunya Juruselamat dan Tuhan saya. Amin. Luk 11:13; Yoh 1:12; Wahy 3:20

    Jika saudara telah menerima Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat dan Tuhan saudara, maka ....

    saudara telah dibebaskan dari kuasa dosa, Iblis dan maut hanya oleh darah Tuhan Yesus yang ajaib! Mr 1:24; Yoh 8:34-36; Rom 7:24-25; 1Kor 15:25-26; 15:54-57; Kol 2:15; 1Yoh 1:7; 3:8; 5:5

    Mulai sekarang, rajinlah bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Agar iman kita bertumbuh, makin kuat dan selalu terpelihara. Ibr 10:25; 12:15

    Rajinlah membaca Alkitab. Lakukanlah ini setiap hari sepanjang umur saudara. Sebab Alkitab adalah Firman Allah dan makanan rohani (iman) kita sehari-hari. Bacalah seluruh kitab suci sampai habis. Janganlah jemu-jemu untuk membacanya berulang kali!

    Berdoalah sebelum membacanya. Renungkan, hafalkan, peliharalah dalam hati dan lakukanlah dengan iman. Mazm 1:1-3; Mat 4:4; 2Tim 3:16

    Tekunlah berdoa dengan iman dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Ia senang mendengarkan doa anak-anak-Nya.

    Doa merupakan percakapan iman dari hati yang tulus, terbuka dan berserah kepada Allah, Bapa Surgawi kita.

    Rajinlah menyaksikan Injil keselamatan kepada sesamamu. Semua orang membutuhkan keselamatan kekal.

    Tuhan Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dan bangkit pada hari ketiga. Dia adalah satu-satunya Juruselamat (bukan guru selamat) yang telah mengalahkan kuasa dosa, Iblis dan maut.

    Mat 28:18-20; Mr 16:15-18; Luk 24:46-48; Yoh 20:21; 1Kor 15:3-4

    Allah menciptakan manusia bagi Diri-Nya. Sebab itu ..... hati manusia tidak akan pernah tenang dan teduh, sebelum ia kembali kepada Allah Pencipta-Nya. Yesus sudah mati dan bangkit bagi kita yang berdosa. Sebab itu kembalilah kepada Allah melalui Yesus Kristus. Kini Ia sedang menantimu.

    Temukanlah Dia ... sekarang !

    JOHN CALVIN: "COR MEUM TIBI OFFERO DOMINE, PROMTE ET SINCERE."
    (My Heart I offer to You, Lord, promptly and sincerely)

    Benarkah Alkitab Dipalsukan (Sumber : The Good Way)

    Benarkah Alkitab Dipalsukan


    1. Pernyataan Tanpa Bukti
    2. Apakah Islam Telah Membatalkan Semua Agam Sebelumnya
    3. Bahan Kajian

    BENARKAH ALKITAB DIPALSUKAN?

    A. PERNYATAAN TANPA BUKTI

    "Kami orang-orang Muslim telah dipilih Allah karena Dia telah menjadikan Al-Qur'an dan di dalamnya termasuk semua agama surgawi. Jadi, Islam telah meniadakan semua agama-agama sebelumnya".

    Dari seorang Koresponden di Tunisia.

    Damai sejahtera dan anugerah dari Allah bagimu. Ada satu pertanyaan yang perlu dijawab yaitu: "Mengapa saya harus percaya kepada Al-Masih yang mati dikayu salib sedangkan Al-Qur'an berkata bahwa Allah telah mengangkat-Nya".


    Memang benar, apa yang dikatakan Al-Qur'an yang berkata bahwa Allah telah mengangkat Dia, tetapi itu terjadi setelah Dia wafat, karena Al-Qur'an berkata, "Hai, Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu (Inni mutawaffika) dan mengangkat kamu kepadaKU dan membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang kafir hingga hari kiamat". (S.3 Ali Imran 55).

    Walaupun ayat-ayat ini cukup jelas, para cendikiawan Islam mempunyai pendapat berbeda dalam menafsirkan maksud ayat tersebut. Satu golongan berkata bahwa "al-wafat" (ayat) disini bukan berarti "mati", dan ada golongan lain berkata arti kata itu mati dan masih ada berbagai penafsiran yang masing-masing golongan memakai sebagai pendukungnya.


    Golongan pertama menjelaskan sebagai berikut:

    1. Tidur: "Dari Al-Muthana yang diceritakan oleh Ishaq yang diperoleh dari Abdullah bin Jafar dan dia memperoleh dari ayahnya yang diperoleh dari Rabia bahwa "Inni mutawaffka" berarti "wafat sedang tidur". Dan Allah membangunkan dia dari tidurnya" (H. At-Tabari 7133).

    2. Meninggalkan dunia ini: Dikutip dari Ali bin Sahil, dari Dhmiri anak Rabia, anak Shudab dari Matar Al-Waraq ketika ia berkata, "Mengambilnya dari dunia ini dan bukan lewat kematian". (H. At-Tabari 7134).

    3. Memiliki seorang atau sesuatu: Dari Yunis yang berkata,: "Kami diceritakan oleh Ibnu Wahab yang mengutip dari Ibnu Zaid bahwa Inni mutawaffika berarti Qabidhak atau saya memiliki anda" (H. At-Tabari 7139).

    Dan golongan kedua mengakui bahwa al-wafat disini berarti wafat (mati) dan mereka mempunyai alasan-alasan sebagai berikut:

    1. Dari Al-Muthana, dari Abdullah bin Saleh dari Ali dan dari Ibnu Abbas yang berkata: Innimutawaffika berarti "Aku memanggil kamu supaya wafat" (H. At-Tabari 7142).

    2. Ibnu Haid berkata bahwa Selma menceritakan dari Ibnu Ishaq yang diterima dari Wahab Ibnu Munabi Al-Timani yang berkata: "Allah membiarkan Isa bin Mariam (Yesus, anak dari Maria) mati selama tiga jam dan kemudian membangkitkannya" (H. At-Tabari 7142).

    3. Ibnu Hamid berkata: "Kami diceritakan oleh Selma, dikutip dari Ibnu Ishaq bahwa orang-orang Kristen mengatakan bahwa Allah memanggil dia selama 7 jam kemudian Allah membangkitkan dia lagi." (H. At-Tabari 7143).

    Golongan ketiga berkata bahwa "al-wafat" disini berarti "menunda atau menangguhkan". Golongan ini bergantung kepada beberapa perkataan yang diturunkan dari Muhammad yang berkata bahwa Isa anak Maryam akan datang kembali dan membantai orang-orang anti Al-Masih, kemudian tinggal di Dunia untuk beberapa saat (para pembawa cerita berbeda pendapat tentang lama waktunya) dan kemudian dia akan mati dan orang-orang Muslim akan menyembahyangi dia dan menguburkannya (H. At-Tabari 204/3).

    Karena adanya perbedaan pandangan di antara teolog Muslim dan perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an tentang hari-hari terakhirnya Al-Masih maka seorang penyelidik yang sungguh-sungguh hanya bisa mengambil jalan mencari ayat-ayat Injil karena Injil tidak ada pertentangan tentang kematian Al-Masih, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke Surga.

    Sebenarnya, ada ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang dapat dengan pasti menjawab pertanyaan tentang kematian Al-Masih walaupun demikian ada beberapa penafsiran tetap berpegang pada penafsiran harafiah dari ayat: "Mereka tidak membunuh dia dan juga tidak menyalibkan dia "(S.4 An-Nissa 157). Yang pertama dari ayat-ayat Al-Qur'an ini dimana Allah berfirman: Hai putra Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? Isa menjawab: Maha suci Engkau..... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku.....maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka". (S.5 Al-Maaidah 116-117).

    Bukti-bukti tentang kematian Al-Masih itu luar biasa banyaknya dan saya telah menulisnya di dalam buku yang berjudul "Salib dalam Injil dan Al-Qur'an" Anda dapat memperolehnya dari:

    B. APAKAH ISLAM TELAH MEMBATALKAN SEMUA AGAMA SEBELUMNYA

    Ada gagasan yang tersebar di antara orang muslim yang mengatakan bahwa Al-Qur'an telah membatalkan agama Tuhan sebelumnya yang terdapat di dalam Taurat dan Injil. Banyak yang memegang secara fanatik pendapat ini dan melawan kita dengan kesimpulan-kesimpulan yang menakjubkan.

    Mereka mengatakan bahwa semua nabi pada zaman Musa dan yang kemudian setelah dia berjalan dalam Hukum Musa dan mengikuti ajaran yang dibawa, setiap nabi pada zaman Al-Masih dan sesudahnya mengikuti ajaran yang dibawa oleh Al-Masih sampai masa Muhammad; dan Hukum dari Muhammad tidak pernah akan dibatalkan lagi sampai hari Penghakiman. Kita dapat membaca bahwa beberapa cendikiawan Islam sudah memutuskan bahwa Muhammad adalah nabi untuk zaman ini dan bahwa agamanya telah menghapuskan agama-agama nabi terdahulu. Untuk menanggapi pernyataan yang demikian, kita perlu memberitahukan bahwa pernyataan semacam itu sama sekali tidak berdasarkan kebenaran, karena Al-Qur'an sendiri tidak pernah mengatakan sama sekali tidak berlaku dan gagal dalam segala aspeknya; itu hanya sebuah pendapat belaka, karena hal itu hanya memutar-balikkan ajaran Al-Qur'an, membingungkan dan membuat suatu pernyataan yang tidak pernah Al-Qur'an katakan.

    Dalam kenyataan, pernyataan ini tidak dapat bertahan terhadap ujian kebenarannya sebagai berikut:

    1. Pembatalan berarti "membuat tidak berlaku" dan "menggeser pengaruh" dan ini tidak dapat diberlakukan terhadap isi Taurat dan Injil karena kebenarannya sampai sekarang masih berlaku dan mengikat ratusan juta jiwa manusia di seluruh dunia. Kita hidup menurut kuasa ini. Penguasa-penguasa yang terbesar di dunia ini, yang memiliki keahlian dan kemajuan di dalam bidang ilmu dan penemuan, mengikuti pandangan Taurat dan Injil. Tidak ada seorangpun dapat membantah bahwasanya kebanyakan bangsa berhutang budi, karena peradaban yang sekarang dicapai di dalam negaranya adalah karena penyebaran Taurat dan Injil di antara penduduknya.

    2. Seandainya Al-Qur'an datang untuk membatalkan Taurat dan Injil dan membuat kewibawaannya tidak berlaku, maka Al-Qur'an tidak dengan tegas-tegas memerintahkan manusia untuk tetap berpegang kepada keputusan-keputusan dan mengikuti doktrin-doktrin yang ada sebelumnya dan Al-Qur'an tidak akan berkata "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil "(S.5 Al-Maaidah 68).

      Sebaliknya bunyi ayat tersebut mesti begini "Hai Ahli Alkitab kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hinga kamu menegakkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dari pada Taurat dan Injil yang sudah dibatalkan itu". Selanjutnya, andaikata Al-Qur'an diturunkan untuk membatalkan Injil, maka tidak tepat ayat yang berikutnya berkata "Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik" (S.5 Al-Maaidah 47). Lagi pula andaikata Allah menghendaki tidak berlakunya Taurat dan Injil dengan menurunkan Al-Qur'an, maka tentunya Allah tidak mengijinkan Al-Qur'an berkata kepada Muhammad "Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah..." (S.5 Al-Maaidah 43). Andaikata Allah telah mengirimkan Muhammad untuk membatalkan agama Musa dan Al-Masih, inipun tidak sesuai dengan Al-Qur'an yang berkata "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu" (S.10 Yunus 94).

    3. Andaikata Al-Qur'an membatalkan Taurat dan Injil dan mengambil alih kedudukannya, maka seharusnya isi Al-Qur'an itu berisi semua perintah-perintah, keputusan-keputusan dan jalan keselamatan dari Taurat dan Injil atau seharusnya paling tidak berisi ajaran-ajaran yang lebih baik yang lebih mengangkat martabat dan kehidupan manusia. Tetapi terbuktinya tidak ada penggantian di antara seluruh umat manusia dalam segala masa yang berisi seperti di dalam kitab-kitab itu dan Al-Qur'an sendiri menyaksikan kenyataan ini ketika ia berkata "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (S.16 An-Nahl 43). Al-Jallalain menguraikan bahwasanya, "Orang yang mempunyai pengetahuan" itu adalah ahli-ahli Taurat dan Injil. Kalau ada yang tidak mengerti sesuatu, mereka pasti akan mengetahuinya (Al-Jallalain hal. 357).

    Kami membaca di dalam Al-Qur'an yang menyatakan sebagai berikut:

    "Dan sesungguhnya wahyu ini benar-benar diturunkan oleh Allah, diturunkan oleh roh suci ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang dari antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas dan sesungguhnya ayat-ayat itu benar-benar dalam kitab-kitab orang yang terdahulu" (S.26 Asy-Syu'araa 192-196).

    Ini berarti bahwa di dalam Taurat dan Injil ada semuanya yang ada dalam Al-Qur'an tentang ajaran-ajarannya, keputusan-keputusan dan ajaran-ajaran rohani sehingga Al-Qur'an tidak dapat membatalkan Taurat dan Injil karena Taurat dan Injil adalah hukum Allah.

    Mungkin pendapat tentang pembatalan ini dipengaruhi oleh situasi pada waktu itu, di mana manusia banyak dipengaruhi oleh kritik ahli-ahli teolog liberalisme/modern yang muncul oleh orang-orang atheis (fasik) di Eropa yang mengatakan bahwa penciptaan bumi dan Adam dalam Taurat itu bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

    Tetapi bagaimanakah orang-orang Muslim dapat melupakan bahwa kritik-kritik ini juga telah mengkritik peristiwa yang sama yang terdapat dalam Al-Qur'an, misalnya, "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian ia bersemayam di atasnya untuk mengatur segala urusanNya (S.10 Yunus 3). Dan Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar dan Ia menciptakan jin dari nyala api" (S.55 ARRachmat 14-15).

    Ahli-ahli teolog liberalisme/modern telah mengatakan bahwa Injil tidak menuliskan kabar tentang Al-Masih secara tepat dan bahwasanya Markus dan Lukas bukanlah murid Al-Masih maka mereka tidak melihat Dia dan tidak dapat menuliskan apa yang dikatakan oleh Al-Masih. Mereka juga mengatakan bahwa Yohanes telah menulis Injilnya lima puluh tahun setelah Al-Masih naik ke Surga. Kami tidak dapat menerima karena bagaimana mungkin dia dapat menghafal dan mengingat semua apa yang dikatakan dan dilakukan Al-Masih serta menuliskannya semua secara rinci perkataan dan perbuatan Al-Masih pada waktu itu.

    Menanggapi dalil-dalil seperti itu, kami mau bertanya, "Seandainya Injil tidak menceritakan Al-Masih dengan tepat dan penulisan Injil menurut Markus dan Lukas tidak ditulis oleh orang-orang ini, dan bahwa Yohanes tidak dapat mengingat semua apa yang dikatakan dan dilakukan Al-Masih secara rinci, lalu Injil apa yang diteguhkan Al-Qur'an?" Ada satu hal lain yang perlu kami sebutkan, bahwasanya di dalam Al-Qur'an ada beberapa penulisan tentang penciptaan bumi dan manusia. Kalau begitu kami mau bertanya "Apakah waktu antara penciptaan dan turunnya Al-Qur'an lebih pendek dari pada waktunya kenaikan Al-Masih ke surga dan ketika Yohanes menulis Injilnya yang telah diilhami oleh Allah sendiri?"

    Dalam kenyataannya, pembatalan itu sebenarnya tidak dapat ditujukan kepada Taurat dan Injil, tetapi justru dikenakan kepada beberapa ayat-ayat dalam Al-Qur'an sendiri. Para cendikiawan Islam tidak membantah hal ini. Ketika seseorang terkenal yang bernama Al-Souyouti berkata "Pembatalan itu hanya sesuatu yang Allah lakukan berkenan dengan bangsa ini!" Dalam kenyataannya, pembatalan di dalam Al-Qur'an disebutkan sampai dua kali.

    1. "Adapun tiap-tiap ayat yang kami batalkan atau buang kami membawa yang lebih baik. Ketahuilah Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu" (S.2 Al-Baqarah 106).

      At-Tabari menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Apabila kami membatalkan suatu ayat, merubah kekuatannya serta penerapannya, maka kami akan membawa ayat yang lebih baik dari sebelumnya" (H. At-Tabari1/280).

      Al-Jallalain menguraikan, "Apabila kami membatalkan atau membuat kamu lupa atau meniadakan sekian ayat kami, maka kami akan membawa sesuatu yang lebih baik".

    2. "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seseorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksudkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayatnya" (S.22 Al-Hajj 52).

      Al-Jallalain menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Nabi membaca Surat An-Naam di Mekka dan ketika ia sampai pada ayat ke 26 yang berbunyi, 'Dan beberapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridohiNya', Setan meletakkannya dilidahnya tanpa sepengetahuan dia, ia berkata, 'Polytheis berkata, "dia tidak menyebutkan deewa-dewa yang disenanginya sebelumnya dan mereka sembahyang dan sembahyang", jadi ayat selanjutnya turun, "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seseorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi, dan seterusnya" (H. Al-Jallalain 447). Ibnu Hatim mengutip Ibnu Abbas yang berkata, "Mungkin ilham yang datang kepada nabi pada waktu malam dan ia lupa pada keesokan harinya dan Surat itu turun dengan kalimat, "Kami tidak membatalkan atau meniadakan sebuah ayat tanpa membawa sesuatu yang lebih baik". Jadi kita bisa melihat dari semua komentar-komentar dan penafsiran-penafsiran ini, bahwa pendapat tentang pembatalan Zabur menggantikan Taurat, Injil menggantikan Zabur dan Al-Qur'an menggantikan Injil, tidak benar dan tidak berdasar.

    Haji Rahmat Allah Al-Hindi dalam bukunya "Idhhar Al-Haqq" berkata, "Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat telah dibatalkan oleh Zabur dan Zabur telah dibatalkan oleh Injil dan Injil oleh Al-Qur'an tidak mempunyai dasar apapun baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Hadis". Cendikiawan Islam ini telah berbicara menurut kebenaran yang ada. Al-Qur'an menentang pernyataan-pernyataan yang tidak terbukti itu dan menyangkal semua pendapat orang-orang yang percaya akan pembatalan tersebut sebagaimana dikatakannya: "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang diwasiatkannya kepada Nuh dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu, tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya" (S.42 Asy-Syuura 13).

    Pandangan Al-Qur'an terhadap agama sebelumnya yaitu sangat menggelikan untuk berkata bahwa Al-Qur'an telah membatalkan Alkitab atau bahwa Islam telah membatalkan agama Allah yang datang sebelumnya yang ada di dalam Taurat dan Injil. Tidak bisa dimengerti mengapa dan bagaimana seorang Muslim membiarkan dirinya terikat oleh pandangan ini, sedangkan tujuan utama Al-Qur'an adalah untuk membimbing dia kepada ajaran dan hukum manusia yang tertulis dalam kitab karena Al-Qur'an berkata "Allah hendak menerangkan hukum syariatNya kepadamu dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan menerima taubatmu. Dan Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui". (S.4 An-Nissa 26).

    Kita juga dapat membaca pernyataan Surat Al-Baqarah, "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismael, Ishaq, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya ". (S.2 Al-Baqarah 136).

    Menurut ayat ini setiap orang Islam diminta untuk percaya kepada nabi yang datang sebelum Al-Qur'an. Prinsip hukum nabi ini menyatakan pendapat tentang pembatalan seluruhnya bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an yang menekankan fakta dengan berkata, "Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka".

    At-Tabari dalam penafsiran terhadap ayat ini berkata "Apa yang telah diberikan kepada Musa dan para nabi (Taurat yang dibawa Musa dan Injil yang dibawa Al-Masih dan semua kitab-kitab yang dibawa para nabi yang telah kami teguhkan dan kami tegakkan) semuanya itu adalah pembimbing yang benar dan kebenaran dan cahaya dari Allah. Semua yang disebut para nabi tentang Allah adalah kebenaran dan petunjuk yang benar dan mereka itu sesuai dan tetap di dalam diri sendiri, semuanya mengikuti sistem panggilan untuk percaya kepada Allah yang Esa dan mentaatiNya". (H. At-Tabari 3109).

    Bagaimana mungkin Al-Qur'an membatalkan Injil, justru dia berkata untuk membenarkannya? Al-Qur'an berkata "Apabila kitab dari Allah datang untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya". Ini merupakan kesaksian yang jelas yang mengakui bahwa tidak membolehkan ada penafsiran, perubahan ataupun penyisipan lain, karena pengesahan ini tidaklah cocok dengan membatalkan yang membuatnya tidak berlaku. Dengan kata lain, adalah mustahil untuk sebuah buku lain yang datang untuk mengesahkannya. Dalam Surat Al-Imran kami mempunyai ayat demikian, "Dia menurunkan Alkitab kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum Al-Qur'an menjadi petunjuk bagi manusia" (S.3 Al-Imran 3).

    Kami membaca dalam penafsiran dari Al-Jallalain bahwa "Sebelum turunnya Al-Qur'an, Taurat dan Injil diturunkan untuk membimbing manusia dari kesalahan" (Al-Jallalain 66). Sebagai yang dikatakan Al-Tabari, "Al-Qur'an datang untuk membenarkan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, yang diturunkan Allah melalui mulut para nabi dan rasulnya dan membenarkan apa yang dibawa oleh para rasul Allah karena mereka mempunyai jabatan yang sama".

    Jadi, tidak ada pertentangan, Dia menurunkan Taurat kepada Musa dan Injil kepada Isa sebelumnya sebagai pembimbing manusia, dan bimbingan Allah yang sangat jelas ini tentunya tidak ada pertentangan". (H. At-Tabari 6/160-1).

    Kami mau mengatakan bahwa bimbingan Allah tidak dihapuskan dan kitab-kitabnya yang diilhami Allah sebagai bimbingan tetap dianggap berlaku, karena dunia masih membutuhkannya untuk membawa manusia keluar dari kegelapan kepada terang kebenaran. Tidak!, tidak ada satu ayatpun dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa dia membatalkan Alkitab suci itu atau ajaran-ajarannya. Sebaliknya, kami melihat bahwa Al-Qur'an justru menganjurkan pengikut Taurat dan Injil untuk mengikuti hukum-hukum rohani dari Alkitab dengan sungguh-sungguh. Ahli-ahli penafsir yang terkemuka seperti AL-Zamak-shari, Al-Baidawi dan Al-Jallalain telah sepakat bahwa Al-Qur'an datang tidak untuk membatalkan kitab-kitab sebelumnya.

    Dalam sepucuk surat yang kami terima, seorang muda menyatakan secara singkat bahwa Al-Qur'an adalah penyempurnaan dari semua nubuatan dan Muhammad adalah penutup para nabi atau mahkota para nabi dan karena alasan inilah Al-Qur'an membatalkan Taurat dan Injil dan membatalkan semua agama yang datang sebelumnya. Mungkin anak muda ini, seperti anak muda lainnya telah dipengaruhi oleh orang-orang yang berprasangka buruk dengan tujuan untuk menjauhkan manusia membaca Taurat dan Injil dan menikmati berkat dari padanya. Jadi, manusia akan diterangi oleh apa yang ada di dalamnya dan ajaran-ajaran rohani yang membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan, sambil mencoba mencapai tujuannya sendiri dengan tidak mengakui ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bawa Alkitab adalah kitab dari segala kitab dan sebuah tanda kasih bagi umat manusia seperti ditulis dalam S.46 Al-Ahqaaf 12 "Dan sebelum Al-Qur'an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat". Itulah yang memisahkan orang percaya yang sungguh-sungguh memperhatikan keputusan-keputusannya seperti ditulis dalam Al-Baqarah 89-90. Lebih jauh, Al-Qur'an menunjuk bahwa Alkitab adalah alat untuk menjauhkan orang dari keragu-raguan seperti ditulis dalam S.10 Yunus 94. Ada banyak lagi ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an membenarkan Alkitab dan menjaga serta mendukungnya. Karena itu, adalah sangat aneh dan mengacaukan untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an telah membatalkan dan membuat tidak berlakunya apa yang ada di dalam Taurat dan Injil, yaitu suatu ajaran yang telah diterima oleh manusia di seluruh dunia.

    Siapa yang membaca Alkitab dengan cermat akan menemukan bahwa semua ajaran ini semuanya cocok satu dengan yang lain dan semua ajaran menuju kepada satu arah, yaitu mengumumkan tujuan Allah terhadap manusia. Jadi, sangat jelas di dalam ayat-ayatnya tidak ada pembatalan atau yang dibatalkan, karena kita menemukan dalam Perjanjian Lama bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dan menciptakan manusia dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia. Setelah itu, kita membaca bagaimana janji kudus yaitu seorang Juruselamat yang datang dari benih perempuan dan akan datang untuk menggenapinya. Sambil menanti peristiwa itu Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, di mana ia menjanjikan bahwa Juruselamat akan datang dari keturunannya. Dia kemudian memperbaharui janjinya kepada Ishak dan Yakub. Kemudian kita membaca bagaimana Juruselamat ilahi mengisi penglihatan dari pada para nabi dan menjadikan ini pokok dari pemberitaan mereka dari tahun ke tahun. Ketika Musa muncul, Taurat diberikan kepadanya dan di dalamnya ada janji-janji yang berharga dan mendasar dan dengan demikian penglihatan para nabi menjadi lebih jelas. Mereka yang menyusul Musa berbicara bagaimana Juruselamat itu akan datang dalam nama Tuhan.

    Selanjutnya, buku-buku yang mereka tulis itu cocok dengan apa yang ditulis Musa. Beberapa dari mereka memberi gambaran yang jelas, Juruselamat yang ilahi yang akan datang itu di dalam nama Tuhan.

    Mereka juga melukiskan di dalam nubuatan-nubuatan mereka mujijat-mujijat yang akan menyertai ajaran-ajarannya dan kematiannya yang menyelamatkan itu. Mereka membuat tulisan mereka begitu jelas sampai mereka menyebutkan tempat kelahiran sang Juruselamat dengan tepat. Injil sendiri memberitakan setiap peristiwa mengenai kehidupan Juruselamat, ajaran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke surga sebagai penggenapan dari setiap nubuatan para nabi yang ada dalam Taurat dan Zabur.

    Barangsiapa membaca Taurat Musa dan merenungkan lambang-lambangnya dan pengorbanan-pengorbanannya akan menjadi sadar akan tujuan Allah sehubungan dengan pernyataan anugerahnya. Mereka akan mencondongkan kepada Dia dan ingin menyembah Dia. Keinginan hatinya akan ditarik kepada kedatangan Juruselamat dan di dalam Dia mereka akan menemukan jawaban dari pengharapan dan cita-cita mereka. Rasul Paulus menunjukkan kepada aspirasi umat Allah dalam Perjanjian Lama yang Paulus katakan bahwa mereka telah mati dalam pengharapan keselamatan. Ia berkata, "Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya" (Ibrani 11:13).

    Di dalam buku-buku para nabi dan nubuatan-nubuatan Mazmur, kami telah membawa di hadapan kita penglihatan begitu jelas, bahwa beberapa hamba Tuhan mengajar bahwa Allah pada mulanya telah memisahkan segolongan orang kepadanya dan melatih mereka secara teratur dan Allah memikul tegar hati mereka dan perbuatan-perbuatan jahat mereka. Dia memerintahkan mereka untuk mengawasi beberapa upacara dan ajaran sembahyang dengan pandangan untuk meletakkan pemisahan antara orang Yahudi dan orang kafir sehingga pada suatu saat Juruselamat yang dijanjikan datang dengan berkat bagi seluruh umat manusia. Tetapi upacara-upacara ini, walaupun ditegakkan oleh perintah yang kudus, tidak membawa keuntungan sama sekali kecuali mereka disertai dengan kehidupan kudus dan pengabdian. Kebenaran ini dinyatakan kepada nabi Mikha ketika ia sedang berdiri terkejut dan mempertanyakan apakah Allah puas dengan lebih banyak pengorbanan dan persembahan bakaran karena Allah berkata kepadanya, "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8). Dengan kata lain, semua upacara dan ritual Musa seperti pengorbanan dan persembahan bakaran, pendupaan, penyucian merupakan lambang kepada kenyataan-kenyataan dan kenyataan-kenyataan ini telah dipenuhi secara penuh dalam Perjanjian Baru di mana Al-Masih datang sebagai perantara bagi semua yang percaya kepadaNya, apapun bangsa, suku bangsa, bahasa dan warna kulit seperti dikatakan oleh nabi, "Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN seperti air laut yang menutupi dasarnya". (Yesaya 11:9).

    Jadi, Perjanjian Baru tidak membatalkan Perjanjian Lama, tetapi menjelaskan dan menggenapinya. Ia menggambarkan bentuk rohani dari Perjanjian Lama yang cocok dengan manusia dari segala abad dan segala tempat.

    Saya ingin menjelaskan kepada semua orang bahwa Hukum dalam Taurat ada dua macam: hukum dari upacara-upacara yang diberikan untuk sementara kepada orang-orang di Perjanjian Lama untuk memisahkan mereka dari bangsa kafir, dan yang lebih tinggi dari itu adalah hukum moral yang melindungi mereka dari penurunan ke dalam praktek-praktek yang hina sekali oleh orang kafir ketika mereka menanti Juruselamat yang akan datang dalam anugerah dan kebenaran.

    Firman Tuhan menunjukkan kepada pernyataan ini, "Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus..... itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, disamping makanan minuman dan berbagai macam persembahan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan". (Ibrani 9:1-10).

    Nabi Yesaya mengumumkan bahwa pengorbanan dan persembahan yang bersifat lahiriah menunjukkan kepada Anak Domba Allah yaitu Al-Masih Penebus yang merupakan penggenapan Hukum. Bandingkan Yesaya 53 dan 55 dan Wahyu 3, 18.

    Karena semua pengorbanan dan persembahan hanya merupakan lambang menuju ke " Pengorbanan Besar" dan karena Al-Masih telah menjadi korban untuk menghapus dosa seluruh dunia dan Al-Masih adalah korban yang sempurna dan lengkap, karena itu orang Kristen tidak perlu lagi memberikan korban apa-apa untuk menghapus dosa-dosanya.

    Yang mengherankan adalah orang Yahudi dipaksakan menghentikan upacara pengorbanan tahunan mereka, karena hukum memerintahkan mereka untuk membuat korban itu di Bait Allah di Yerusalem dan Bait Allah telah dihancurkan. Tidak ada jalan untuk menghidupkan kemuliannya kembali karena bait perjanjian dan segala isinya telah lenyap.

    Sedangkan hukum moral itu kekal dan perlu diperhatikan pada setiap tempat dan waktu karena perintah-perintahnya adalah suatu norma yang kudus yang menentukan hubungan antara Allah dan manusia. Setiap pelanggaran terhadap perintah-perintah ini adalah melawan Allah. Perintah-perintah ini tidak dibatalkan oleh Injil Al-Masih. Bahan mereka diperluas dan ditafsirkan dan diberi kekuatan dan mereka mewujudkannya oleh pekerjaan dari penebusan Al-Masih yang diselesaikan di kayu salib.

    Kesimpulan dari masalah ini ialah ajaran-ajaran Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu tetap dan tidak menyerahkan diri kepada sesuatu pembatalan apapun karena Alkitab mewakili kehendak Allah bagi manusia, kehendak Dia yang baik dan sempurna dan mendasar.

    Penekanan-penekanan ini bagi kita bahwasanya jalan keselamatan Allah adalah sama pada setiap saat dan tempat dan bangsa, dan semua yang tidak percaya dalam Al-Masih akan dihukum, hari Al-Masih yang Abraham nantikan dan ia bersuka cita ketika melihat Dia.

    Iskandar Jadeed


    C. BAHAN KAJIAN

    1. Apakah yang dikatakan Al-Qur'an tentang akhir kehidupan Al-Masih di dunia?

    2. Setujukah para cendikiawan tentang akhir kehidupan Al-Masih itu?

    3. Apakah yang diakui oleh beberapa cendikiawan Islam?

    4. Apakah di dalam Al-Qur'an ada ayat-ayat tertentu yang mendukung kenyataan dan kebenaran tentang kematian Al-Masih?

    5. Dalam Kitab mana kita dapat menemukan fakta sejarah tentang Kematian Al-Masih?

    6. Apakah ada dukungan dari Al-Qur'an atau Hadis tentang pembatalan?

    7. Dapatkah pembatal itu diterapkan terhadap Alkitab dan Injil? Bagaimana?

    8. Apakah yang Al-Qur'an perintahkan dan anjurkan?

    9. Apakah pengertian anda tentang Surat Al-Maaidah 5:68?

    10. Apakah pengertian anda tentang Surat Al-Maaidah 5:47?

    11. Dapatkah manusia hidup tanpa Taurat dan Injil?

    12. Siapakah yang dimaksud oleh Al-Qur'an dengan "Ahli Alkitab"?

    13. Bagaimanakah pendapat Al-Souyouti tentang pembatalan?

    14. Apa yang dituntut dari seorang Muslim menurut Surat Al-Baqarah 2:136?

    15. Apakah yang diketemukan oleh mereka yang rajin mencari dalam Alkitab?

    16. Apakah yang Allah katakan kepada kita melalui nabi Mikha?

    17. Apakah yang dapat anda mengerti dari firman dalam Ibrani 9:1-10?

    18. Ditujukan kepada siapakah semua pengorbanan dan persembahan ucapan syukur di dalam Perjanjian Lama?

    19. Apakah Al-Masih telah menghapuskan Hukum moral Allah dalam Taurat?

    20. Apa yang akan terjadi kepada mereka yang tidak mau percaya dalam Al-Masih?

    Damai Dengan ALLAH (LPMI) (Traktat)

    LANGKAH-LANGKAH MENUJU DAMAI DENGAN ALLAH

    Langkah 1 Rencana Allah : DAMAI DAN HIDUP
    Langkah 2 .Masalah Manusia : TERPISAH DARI ALLAH
    Langkah 3 .Tindakan Penyelamatan Allah : SALIB
    Langkah 4 .Jawaban Kita : MENERIMA KRISTUS
    Jaminan Allah : FIRMANNYA

    LANGKAH 1 RENCANA ALLAH: DAMAI DAN HIDUP

    ALLAH mengasihi Saudara dan ingin agar Saudara mengalami HIDUP yang damai, berarti dan berguna - berkelimpahan dan kekal.

    Alkitab berkata ...
    "...kita hidup dalam sejahtera dengan ALLAH oleh karena TUHAN kita, YESUS KRISTUS." Roma 5:1 "Karena begitu besar kasih ALLAH akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16

    "...Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10

                                                 
                Jika yang ALLAH rencanakan untuk       
        o       kita miliki adalah DAMAI dan KEHIDUPAN 
       (|)      yang benar dan mempunyai tujuan,       
       / >      mengapa sebagian besar orang tidak     
                mengalaminya?

    LANGKAH 2 MASALAH MANUSIA : TERPISAH DARI ALLAH

    ALLAH menciptakan manusia menurut gambarNya, untuk memiliki hidup berkelimpahan. DIA tidak membuat kita seperti robot yang secara otomatis mengasihi dan mentaati DIA. ALLAH memberikan manusia, kehendak dan kebebasan untuk memilih.

    Kita memilih untuk tidak mentaati ALLAH dan melakukan kehendak kita sendiri.

    Alkitab menyebut ini "dosa"., yang mengakibatkan kita terpisah dari ALLAH.

    Alkitab berkata ...

    "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan ALLAH." Roma 3:23 "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia ALLAH ialah hidup yang kekal dalam KRISTUS YESUS, TUHAN kita." Roma 6:23

    Dosa kita mengakibatkan kita terpisah dari ALLAH

           o                                       
          (|)                                      
          / >                                      
       -------------            -------------------
                   |            |.                 
       Manusia     |            |.  Allah          
       (Berdosa)   |            |.  (Kudus)        
                   |            |.                
                   |            |.                
                   |            |.                 
                   |            |.                 
                     (gambar 1) 

    Sepanjang zaman, manusia berusaha menjembatani jurang tersebut dengan berbagai cara ... tetapi tidak berhasil.

    Alkitab berkata ...
    "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Amsal 14:12 "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat DIA menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga IA tidak mendengar, ialah segala dosamu. Yesaya 59:2

    Tidak satupun dari usaha kita dapat menjembatani
    jurang ini. Hanya ada satu jalan keluar
    untuk mengatasi keterpisahan dari ALLAH ...
     
           o                                                 
          (|)                                                
          / >                                                
       -----------------------------    ---------------------
                   | Perbuatan baik|    |.                   
       Manusia     |--------            |.   Allah
       (Berdosa)   | Agama  |           |.  (Kudus)
                   |------------        |.                   
                   | Filsafat  |        |.                   
                   |------------        |.                   
                   | Moral |            |.                   
                   |-------|            |.                   
                          (gambar 2)

    LANGKAH 3 TINDAKAN PENYELAMATAN ALLAH : SALIB

    YESUS KRISTUS adalah satu-satunya jawaban bagi masalah kita DIA mati di salib dan bangkit dari kubur, membayar hukuman atas dosa-dosa kita dan menjembatani jurang pemisah antara ALLAH dan manusia.

    Alkitab berkata ...
    "Karena ALLAh itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara ALLAH dan manusia, yaitu manusia KRISTUS YESUS. 1Timotius 2:5

    "Akan tetapi ALLAH menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena KRISTUS telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Roma 5:8

    Kata YESUS kepadanya:"AKUlah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui AKU. Yohanes 14:6.



    ALLAH telah menyediakan satu-satunya jalan
    Kita harus menentukan pilihan ...
             o                             
            (|)         ------               
            / >         |    |.              
       ------------------    ---------------------
                   |    KRISTUS   |.              
       Manusia     |-----    -----|.   Allah      
       (Berdosa)   |    |    |.   |.  (Kudus)     
                   |    |    |.   |.              
                   |    |    |.   |.              
                   |    |    |.   |.              
                   |    ------    |.              
                       (gambar 3)

    LANGKAH 4 JAWABAN KITA : MENERIMA KRISTUS

    Kita harus percaya YESUS KRISTUS dan menerimaNya sebagai juruselamat

    Alkitab berkata ...
    "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian ALLAH, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri. Efesus 2:8-9

    "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa YESUS adalah TUHAN, dan percaya dalam hatimu, bahwa ALLAH telah membangkitkan DIA dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Roma 10:9

    "Lihat, AKU (KRISTUS) berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKU dan membukakan pintu, AKU akan masuk mendapatkannya dan AKU makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan AKU" Wahyu 3:20

    Disinikah Saudara ... atau di sini ?
      
           o  
          (|)          ------
          / >          |    |
       ----------------      ------------------
                  |   KRISTUS    |             
     Manusia      |-----    -----|   Allah     
        Dosa      |    |    |    |   Damai     
      Bersalah    |    |    |    | Pengampunan 
    Pemberontakan |    |    |    |   Hidup     
       Terpisah   |    |    |    | Berkelimpahan 
     Tidak punya  |    ------    | Hidup Kekal   
       tujuan     |              |  Ada Tujuan   
                      (gambar 4)

    Adakah alasan lagi mengapa Saudara tidak menerima
    YESUS KRISTUS sekarang juga ?
    Bagaimana Saudara menerima KRISTUS :

    1. Akuilah kebutuhan Saudara.
      (Bahwa Saudara seorang berdosa)
    2. Bersedialah untuk meninggalkan dosa-dosa Saudara.
      (Bertobat)
    3. Percayalah bahwa YESUS KRISTUS mati di Salib untuk Saudara dan bangkit kembali dari kubur.
    4. Melalui doa, undanglah YESUS KRISTUS masuk dan mengendalikan hidup Saudara melalui Roh Kudus .
      (Terimalah DIA sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT).
    Berdoalah demikian ...
    ALLAH Yang Maha Pengasih,

    Saya tahu bahwa saya seorang berdosa dan memerlukan pengampunanMu.
    Saya percaya bahwa YESUS KRISTUS telah mati untuk segala dosaku.
    Saya ingin meninggalkan segala dosa-dosa itu.
    Sekarang saya mengundang TUHAN YESUS KRISTUS masuk ke dalam hati dan kehidupanku sebagai Juruselamat pribadiku.
    Saya ingin, oleh kekuatan ALLAH, mengikuti dan mentaati YESUS KRISTUS sebagai TUHAN dari seluruh kehidupan saya.

    JAMINAN ALLAH : FIRMANNYA

    Apakah Saudara telah berdosa dengan iman yang tulus ?

    Alkitab berkata ...

    "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN, akan diselamatkan." Roma 10:13

    "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak ALLAH, yaitu mereka yang percaya dalam namaNYA." Yohanes 1:12

    Sudahkah Saudara meminta dengan tulus ikhlas agar YESUS KRISTUS masuk dalam hidup Saudara ?
    Di manakah DIA sekarang ?
    Apa yang di janjikanNYA pada Saudara ?

    Alkitab berkata : ......

    "Dan inilah kesaksian itu: ALLAH telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam anakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak ALLAH, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal."

    1Yohanes 5:11-13.

    "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan ALLAH oleh karena TUHAN kita, YESUS KRISTUS." Roma 5:1

    Jika kita menerima KRISTUS, kita dilahirkan ke dalam keluarga ALLAH melalui karya ajaib ROH KUDUS yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Proses ini disebut 'dilahirkan kembali' atau 'lahir baru'.

    Inilah permulaan dari kehidupan yang baru dalam YESUS KRISTUS, Untuk mengembangkan iman dan hubungan dalam YESUS KRISTUS

    Saudara harus :
    1. Memilki sebuah Alkitab dan membacanya tiap hari.
    2. Berbicara kepada ALLAH berdoa kepadaNYA dalam bahasa/kata-katamu sendiri.
    3. Bertemu, menyembah, dan bersekutu dengan orang percaya lain dalam gereja di mana Alkitab dipercayai dan diajarkan.
    4. Katakan kepada orang lain mengenai YESUS KRISTUS dan | apa yang telah dilakukan KRISTUS untuk Saudara.
    5. Berilah waktu menurut kemampuan Saudara, bakat dan uang.
    6. Kembangkan iman Saudara dalam persekutuan dengan orang percaya dengan menggunakan: 'Langkah Pertama' dan 'Operasi Timoteus', Buku Kerja penelaahan Alkitab CBMC.

    Dasar yang Teguh (J. Wesley Brill)

    Prawacana KATA PENGANTAR DAN LAMPIRAN

    KATA PENGANTAR

    Murid-murid sekolah Alkitab yang telah lebih dahulu menerima pelajaran-pelajaran ini meminta supaya saya membukukannya. Demikian pula banyak hamba Tuhan di Indonesia yang telah mendorong saya untuk menyusun Asas Pengajaran Kristen untuk menyelidiki dan mengerti Alkitab.

    Untuk menyusun buku ini memerlukan waktu kurang-lebih sepuluh tahun lamanya, dengan disertai banyak doa kepada Tuhan, agar Ia menerangkan Firman-Nya kepada saya. Pada waktu saya menyusun buku ini, saya sedang sibuk dalam pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu saya mengakui bahwa buku ini banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Tetapi keadaan yang mendesak telah menuntut agar buku ini disebarkan selekas mungkin. Mudah-mudahan buku ini membawa berkat bagi Jemaat Yesus Kristus sehingga memperbesar kasih mereka akan Firman Tuhan.

    Buku ini harus dipelajari bersama-sama dengan Alkitab, dan tiap-tiap ayat yang hanya disebut pasal dan ayatnya saja wajib dibaca supaya mengerti apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan itu. Bila ayat-ayat yang disebutkan itu tidak dibaca, maka saudara tidak akan mengerti penjelasan dalam buku ini. Tidak setiap ayat dikutip dalam buku ini karena harga buku ini akan menjadi terlalu mahal.

    Meskipun buku ini disediakan untuk siswa-siswa Alkitab dan pendeta-pendeta, tetapi saya berharap bahwa banyak juga anggota Jemaat Tuhan yang mendapat berkat melalui buku ini.

    Dalam menyusun buku ini saya mendapat bantuan yang sangat berharga dari beberapa buku yaitu: "What the Bible Teaches" oleh Dr.R.A. Torrey; "Outline Studies in Christian Doctrine" oleh Dr. George P. Pardington dan Dr. H.M. Freligh: "Systematic Theology" oleh Dr. A.H. Strong; "Christian Theology" oleh Dr. H. Orton Wiley; "The Great Doctrines of the Bible" oleh Dr. William Evans;"Systematic Theology" oleh Dr. Charles G. Finney; "The Holy Spirit of Power from on High" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Work of the Holy Spirit" oleh Dr. Abraham Kuyper; "The Christ Life" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Crisis of the Deeper Life" oleh Dr. George P. Pardington; "The Ministry of Healing" oleh Dr. A.J. Gordon; "The Gospel of Healing" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Greater Life and Work of Christ" oleh Alexander Patterson; "Modern Science and the Genesis Record" oleh Dr. Harry Rimmer; "Systematic Theology" oleh Dr. Hodge; dan buku-buku lain yang tidak dapat saya ingat.

    Kepada para penulis buku-buku tersebut saya menyatakan penghargaan yang sebesar-besarnya.

    Salam dan Doa J. Wesley Brill
    PRAKATA

    Buku Dasar Yang Teguh sangat bermanfaat baik bagi para pendeta maupun bagi kaum awam dan buku ini dipakai sebagai buku pelajaran dasar di sekolah-sekolah Alkitab.

    Oleh karena itu dengan senang hati kami mencetak ulang Buku Dasar Yang Teguh ini sehingga dengan demikian cetakan ini adalah cetakan yang ketujuh. Dalam cetakan ini kami memperbaharui bahasanya, tetapi tidak mengubah intinya. Demikian pula ayat-ayat kutipan kami ambil dari Alkitab terjemahan yang baru (LAI), kecuali bila diberi keterangan: (TKB) - berarti ayat itu dikutip dari terjemahan yang lama, yaitu Terjemahan Klinkert Bode; (FAYH) - berarti ayat itu dikutip dari Firman Allah Yang Hidup terbitan Kalam Hidup; (BIS) - berarti ayat itu dikutip dari Kabar Baik Umat Masa Kini, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia; terjemahan Dr. Shellabear atau terjemahan dari Gereja Katolik.

    Atas bantuan saudara-saudara yang telah memungkinkan terlaksananya pencetakan ulang buku ini, khususnya kepada Bapak G.V. Chapman, kami mengucapkan banyak terima kasih.

    Penerbit.

    AYAT ALKITAB

    "Siapkanlah Mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" -- /TB Mazm 119:18

    "Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang" -- /TB Mazm 36:10

    "Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap" -- /TB 1 Kor 13:9,10

    "Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" -- /TB Mazm 119:105

    DIPERSEMBAHKAN

    Buku ini dipersembahkan kepada setiap pembaca yang ingin menyelidiki Alkitab dengan kerinduan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Allah yang hidup dan kekal.

    PENDAHULUAN

    ASAS PENGAJARAN KRISTEN

    Tujuan buku ini ialah menyelidiki Firman Allah dan membuat suatu pedoman dari peraturan dan asas-asas yang diajarkan dalam Alkitab. Teologi (ilmu Ketuhanan) hanya akan dipakai kalau diperlukan, untuk menerangkan Alkitab. Memang ada perbedaan antara Pengajaran Kristen dan Teologi. Oleh sebab itu pada pendahuluan buku ini diberikan sedikit keterangan mengenai Teologi, dan Pengajaran Kristen akan menjadi pokok yang dibahas dalam buku ini.

    Dalam Teologi terdapat banyak unsur filsafat, yang baik maupun yang jelek. Filsafat agama ialah kepercayaan orang akan Allah, alam semesta, segenap manusia dan hubungannya satu kepada yang lain.

    Teologi ialah ilmu tentang Allah dan hubungannya dengan alam ini (Strong)Perkataan "Teologi" berasal dari dua kata Yunani, Theos - Allah, dan logos - perkataan atau pikiran. Jadi Teologi berarti keterangan tentang Allah, yaitu ilmu Ketuhanan. Pada umumnya yang dimaksud dengan Teologi ialah asas pengajaran tentang Allah.

    Orang Kristen yang paling kuat ialah orang Kristen yang mengerti dan memegang asas pengajaran yang benar. Bila seseorang mau diselamatkan, ia harus menyadari bahwa ia adalah seorang yang berdosa dan memerlukan seorang Juruselamat.

    Kedua asas itu adalah pendahuluan dari pengajaran agama Kristen. "Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya adalah inti asas pengajaran Kristen" (Strong). Kalau jemaat Tuhan tidak mengetahui kebenaran-kebenaran Firman Tuhan maka jemaat itu akan hancur. Pengertian tentang Firman Tuhan merupakan hal penting sekali seperti tulang punggung bagi seseorang.

    Dalam dunia ini ada berbagai macam agama. Secara umum agama berarti peraturan dalam menyembah dan berbakti kepada Allah ataupun kepada dewa-dewa. Agama ialah ibadat yang diulang-ulang. Tetapi Kekristenan itu lebih daripada sebuah agama. Kekristenan adalah suatu kehidupan, suatu kehidupan baru. "Ada banyak orang yang beribadat dalam dunia ini, tetapi banyak yang tidak mengenal Allah" (Farr). Agama mempunyai banyak peraturan, tetapi belum cukup bila seseorang tidak dapat mentaati peraturan-peraturan itu di dalam hati sanubarinya. Berbakti adalah suatu tata cara dalam penyembahan, sedang Kekristenan adalah suatu kehidupan. Di Dalam penyembahan yang benar Allah berkata-kata kepada hati manusia dan manusia berkata-kata kepada Allah. Penyembahan yang benar kepada Allah dilakukan oleh kasih. "Teologi" berasal dari pemikiran, tetapi penyembahan berasal dari hati. Kelak Allah tidak akan menguji kepandaian kita, tetapi Ia menguji hati kita. "Mungkin pula terjadi seseorang mengetahui banyak Teologi, tetapi akhirnya binasa dalam neraka" (Farr).

    DASAR PENGAJARAN KRISTEN

    Dasar atau sumber pengajaran Kristen hanyalah Alkitab, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Keajaiban alam ini menjadi satu bukti bahwa Allah ada, tetapi tidak menyatakan keadaan Allah dan tidak menunjukkan jalan keselamatan. Lihat /TB Roma 1:20; Mazmur 8:4; Mazmur 19:2; Kisah 17:23.

    Pengajaran Kristen tidak didasarkan pada pepatah-pepatah kuno atau tradisi nenek moyang, karena satu-satunya dasar ialah Alkitab, yaitu Firman Allah. Perlu diterangkan lebih lanjut bahwa Yesus adalah Perkataan (Firman) Allah yang sempurna dan sejati. Oleh sebab itu Alkitab menunjukkan Yesus Kristus (lihat /TB Yoh 1:1). Kebenaran hanya terdapat didalam Yesus Kristus yang telah mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (/TB Yohanes 14:6). Yesus mengetuk pintu hati manusia agar dapat masuk, diterima dan dikasihi. Lihatlah /TB Wahyu 3:20.

    Dalam /TB Yohanes 7:17 Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan atau Teologi, melainkan oleh pertemuan pribadi dengan Dia dengan pertolongan Roh Kudus. Selidikilah /TB 1 Korintus 1:31; 2:14.

    YANG DIPERLUKAN DALAM MEMPELAJARI PENGAJARAN KRISTEN

    Untuk dapat mengerti pelajaran Alkitab seseorang perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus pernah memberikan pengajaran rohani kepada Nikodemus, tetapi Nikodemus tidak dapat memahaminya. Dalam /TB 1 Korintus 2:14 Paulus mengatakan , "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dinilai secara rohani."

    Bila seseorang telah dilahirkan kembali, barulah ia dapat mengerti isi Alkitab. Seorang Kristen perlu memiliki Alkitab, menyelidikinya, mengasihi Firman yang terdapat dalam Alkitab itu sama seperti ia mengasihi Allah, dan meminta pertolongan serta penerangan dari Roh Kudus dalam mempelajari Alkitab. /TB Mazmur 119:18; Lukas 24:32,45; 1 Korintus 2:10-12.

    SUSUNAN DALAM BUKU INI

    Didalam buku ini dikemukakan secara teratur asas pengajaran Kristen yang penting bagi orang-orang Kristen. Hal ini berguna untuk meneguhkan kepercayaan dan menumbuhkan iman serta untuk mencegah kesesatan dalam jemaat.

    "Suara Hati"

    Suara hati merupakan sebuah istilah yang dipakai dalam Alkitab dan mempunyai arti penting. Kata itu berasal dari kata Yunani "suneidesis". Selain suara hati kata "suneidesis" itu juga diterjemahkan menjadi hati nurani, kehendak hati, maksud hati, kesadaran, dsb., tetapi menurut anggapan kami, suara hati lebih tepat.

    Suara hati bukan suara Allah yang berbicara didalam hati manusia, melainkan suara hati adalah kuasa dalam hati manusia untuk mendengar suara Allah. Suara hati adalah kuasa dalam hati manusia yang menghakimi pikiran dan kelakuannya serta mengatakan mana yang benar dan mana yang salah atau berdosa.

    Seringkali apabila kita mentaati suara hati itu, suara itu menjadi semakin jelas, dan bila kita mengabaikannya, suara itu menjadi lemah dan lama-kelamaan hilang.

    Istilah suara hati atau hati nurani terdapat dalam ayat-ayat berikut ini: /TB Kisah 23:1; 24:16; Roma 2:15; 9:1; 13:5*; /TB 1 Korintus 8:7,10,12; 10:25,28,29; 2 Korintus 1:12; 4:2; 5:11*; /TB 1 Timotius 1:5,19; 3:9; 4:2; 2 Timotius 1:3; Titus 1:15; /TB Ibrani 9:9,14; 10:2,22; 3:18; 1 Petrus 2:19; 3:16,21.

    LAMPIRAN.Bab L1 Premillennialisme
    Ps L1.1 Kedatangan Tuhan Yesus adalah Sebelum Kerajaan Seribu Tahun

    Bagian A. Asas Pengajaran Tentang Alkitab

    Kata "Bible" dalam bahasa Inggris berasal dari kata Yunani Biblos, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Alkitab. Alkitab bukan sebuah kitab biasa, Alkitab adalah kitab Allah.

    Ada dua bagian dalam Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi riwayat dan panggilan Allah kepada bangsa Yahudi, dan nubuat tentang Mesias yang dijanjikan, yang akan datang sebagai Juruselamat dunia. Perjanjian Baru berisi berita tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus dan bagaimana manusia dapat memperoleh keselamatan itu. Itulah sebabnya bagian itu disebut Perjanjian Baru. Alkitab sering disebut Firman Allah, yaitu perkataan Allah kepada manusia. Bagaimana kita tahu bahwa apa yang ditulis dalam Alkitab adalah perkataan Allah? Sebab Alkitab adalah pernyataan dari Allah. Pernyataan itu diberikan oleh Allah kepada manusia dengan cara yang luar biasa. Horne mengatakan, "Pernyataan yaitu Allah memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, atau menyatakan kehendak-Nya kepada manusia yang sebenarnya tidak dapat mengetahui dengan akal budi atau pikirannya sendiri."

    Dalam Alkitab Tuhan Allah memberikan pernyataan yang genap dan sempurna kepada manusia. Ia membuktikan kebenaran pernyataan itu dengan mujizat (/TB #Yohanes 3:2) dan nubuat yang digenapi (Yesaya 46:9,10*; /TB #Yohanes 14:29*). Pernyataan itu adalah pernyataan tentang diri-Nya sendiri yang digenapi dalam Yesus Kristus. Ia adalah penggenapan dari semua pernyataan Allah Bapa (lihat /TB #Ibrani 1:2,3; 1Timotius 3:16*; /TB #Kolose 2:2,3; 2Korintus 4:6; Yohanes 1:1,18; 14:9; Matius 11:27*). "Agama Kristen timbul sebab Allah menyatakan diri kepada manusia di dalam diri Yesus, tetapi pengajaran tentang Kekristenan terdapat di dalam Alkitab yang harus diterima dan dipercayai di dalam hati dan pikiran orang yang percaya" (McPherson).

    Pernyataan yang demikian itu perlu sebab suara hati manusia tidak cukup kuat untuk membawa dia kepada Allah. Selain itu pernyataan yang direncanakan itu penting supaya dapat dijadikan suatu ukuran yang benar, yang tepat dan yang pasti. Sejak dahulu Rasul Paulus telah memberitahukan bahwa akan datang guru-guru sesat di dalam jemaat-jemaat yang tidak memperdulikan anggota-anggota jemaat-Nya, oleh sebab itulah perlunya penyataan Allah yang direncanakan. Tetapi bagaimana merencanakan penyataan itu? Penyataan itu diilhamkan Allah kepada manusia dan ditulis di dalam Alkitab.

    Alkitab Diilhamkan Oleh Allah

    Diilhamkan artinya, "si penulis Alkitab itu digerakkan dan dipimpin oleh Allah sehingga ia dapat menuliskan kebenaran-kebenaran yang mungkin si penulis itu sudah mengetahuinya lebih dahulu, tetapi mungkin juga ia belum mengetahuinya" (Pardington). "Bila dikatakan Alkitab diilhamkan oleh Allah itu berarti Tuhan Allah menggerakkan serta memimpin pikiran orang-orang yang menulis Alkitab itu, dengan demikian Alkitab itu adalah suatu undang-undang yang tidak mungkin salah dan wajib dipercayai serta ditaati" (Strong). "Diilhamkan artinya: Roh Kudus telah memimpin dan menggerakkan hati para penulis Alkitab sehingga apa yang ditulis oleh mereka itu merupakan penyataan dari kehendak Allah dan merupakan Firman Allah" (Wiley). Diilhamkan artinya, "Roh Kudus bekerja di dalam akal budi orang-orang yang menulis Alkitab itu sehingga pikiran mereka dibukakan dan mereka dapat menuliskan kebenaran-kebenaran Allah dengan tepat" (Hannah). Perkataan "diilhamkan oleh Allah" dalam bahasa Yunani berarti "dinafaskan oleh Allah". (Lihat /TB #2Timotius 3:16; 2Petrus 1:21*).

    Terjemahan Dr. Shellabear dari /TB #2Timotius 3:16* adalah sebagai berikut: "Adapun segenap kitab (Alkitab) yang diilhamkan Allah yaitu berguna bagi pelajaran dan teguran, dan membetulkan kelakuan orang dan mengajar dia dari hal kebenaran. "Terjemahan Dr. Bode adalah sebagai berikut: "Adapun tiap-tiap kitab yang diwahyukan Allah, berfaedah bagi pelajaran, bagi hal menyatakan yang salah, bagi hal membaiki yang rusak dan bagi hal mengajarkan jalan yang benar. "Kedua terjemahan itu tidak tepat sekali dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani. Bila keduanya diselidiki benar-benar, akan jelas sekali perbedaannya dengan terjemahan yang sebenarnya. Dahulu dalam bahasa Inggrispun ayat itu kurang tepat penterjemahannya. Kemudian, setelah dikeluarkan terjemahan yang diperbaharui dari Amerika, maka ayat itu dibetulkan penterjemahannya. Terjemahan yang tepat dengan bahasa aslinya menyatakan bahwa segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah.

    Dalam terjemahan Perjanjian Baru yang berjudul "Injil", diterbitkan oleh percetakan Arnoldus, Ende, Flores - Cetakan IV, 1971 - /TB #2Timotius 3:16* diterjemahkan dengan tepat sebagai berikut: "Segala yang tertulis dalam buku-buku kudus diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk mengajar, meyakinkan para penentang, memberi nasihat-nasihat dan mendidik orang dalam kebenaran. "Baca juga /TB #2Timotius 3:16* dari BIS. Dalam terjemahan yang mengatakan "yang diilhamkan" seakan-akan menimbulkan pemikiran bahwa ada sebagian dari Alkitab yang tidak diilhamkan oleh Allah dan ada sebagian yang diilhamkan oleh Allah. Ada sebagian pengajaran yang berfaedah dan ada sebagian pengajaran yang tidak berfaedah. Sesungguhnya bukan demikian yang dimaksud Rasul Paulus. "Orang-orang sesat dalam jemaat akan senang apabila kita membaca terjemahan yang kurang tepat itu supaya di dalam pikiran kita timbul pertanyaan-pertanyaan untuk menyelidiki dan menentukan mana yang diilhamkan dan mana yang tidak. Dan dengan demikian seorang akan berkata bahwa ayat itu tidak berfaedah bagi saya dan orang lain berkata bahwa ayat yang lain lagi yang tidak berfaedah baginya, sehingga akhirnya segenap Alkitab itu sia-sia sebab tidak ada yang berfaedah" (Evans). Bukan kita yang menghakimi Alkitab, tetapi Alkitablah yang harus menghakimi kita.

    Terjemahan yang sesuai dengan aslinya itu disahkan dan diakui oleh Bishop Moberly, Bishop Wordsworth, Bishop Trench, Dean Burgon, Dr. Tregelles, dan banyak para ahli bahasa Yunani yang lain. Jadi, pernyataan bahwa segenap Alkitab itu diilhamkan oleh Allah merupakan satu hal yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi oleh manusia. Kita harus yakin seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus, "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" (/TB #2Petrus 1:21*). Kita percaya bahwa para penulis Alkitab itu perkataannya benar, Tuhan menjaga apa yang ditulis oleh mereka itu dari kesalahan, dan perkataan-perkataan mereka itu asalnya dari Allah. Meskipun sifat para penulis itu berlainan dan berbeda pula cara penulisan mereka, namun kita tahu bahwa mereka itu digerakkan dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga perkataan-perkataan mereka telah menjadi Firman Allah.

    I. PERJANJIAN LAMA DAN PENULISNYA MENYATAKAN BAHWA ALKITAB DIILHAMI DAN DIWAHYUKAN ALLAH

    Dalam ayat-ayat berikut terdapat pernyataan dari Perjanjian Lama bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah: /TB #Ulangan 34:10; Keluaran 4:10-17*; /TB #Bilangan 17:2,3; Ulangan 4:2; 6:1; 29:1; Yosua 1:1-8; 2Samuel 23:2*; /TB #Amsal 30:5,6; Yesaya 5:24; 8:1; Yeremia 1:7-9; 7:27; 13:12; 30:1,2*; /TB #Yeremia 36:1-11,27-32; Yehezkiel 2:7; 3:10,11; 24:2; Daniel 12:8,9*; /TB #Mikha 3:8; Habakuk 2:2; Zakharia 7:8-12*.

    Perkataan, "Allah berfirman" atau "Firman Allah" atau kata-kata lain yang menyatakan bahwa Allah berbicara disebutkan 3808 kali di dalam Perjanjian Lama. Kata-kata itu ditulis untuk menunjukkan bahwa benar-benar Allah yang berfirman dan banyak juga bukti yang lain bahwa perkataan mereka sungguh-sungguh Firman Allah.

    A. Perkataan Tuhan Yesus tentang Perjanjian Lama

    Tuhan Yesus mengakui dan mengesahkan bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah dan berasal dari Allah. Perkataan Tuhan Yesus itu telah menjadi bukti yang cukup bagi kita. Tuhan Yesus mengakui Perjanjian Lama dalam ayat-ayat berikut: /TB #Matius 5:18; Lukas 24:27,44*; /TB #Matius 12:39,40; Lukas 11:29; Matius 8:17; Lukas 4:17,18* dll.

    B. Kesaksian Para Rasul

    Rasul-rasul Tuhan Yesus mengakui dan mengesahkan Perjanjian Lama dalam ayat-ayat berikut: /TB #Kisah 1:16; 2Timotius 3:15-17; Roma 16:26*; /TB #Ibrani 10:16,17; 2Petrus 3:2; Wahyu 22:6*.

    II. PERJANJIAN BARU DAN PENULISNYA MENYATAKAN BAHWA ALKITAB DIILHAMI DAN DIWAHYUKAN ALLAH

    Para penulis Perjanjian Baru juga mengakui bahwa apa yang mereka tulis itu diilhami oleh Allah. Hal itu dapat kita lihat dalam ayat-ayat: /TB #2Petrus 1:20,21; 1Petrus 1:10,11; Kisah 1:16; 28:25; 1Korintus 2:13*; /TB #1Korintus 14:37; 1Tesalonika 2:13; 2Petrus 3:1,2; Matius 10:20*; /TB #Lukas 12:12; 21:14,15; Kisah 2:4*. Dari ayat-ayat itu mereka mengakui dan percaya bahwa perkataan-perkataan mereka itu diilhamkan oleh Allah dan akal budi mereka dipimpin oleh Roh Kudus.

    Bukti dari Alkitab Sendiri dan bukti lain.

    Bukti lain: ada buktinya bahwa segenap Perjanjian Baru diakui sah oleh seluruh jemaat sejak sebelum tahun 200 S.M.

    Bagi kita yang sungguh-sungguh percaya dan mentaati Alkitab, ada bukti yang tidak dapat disangkal yaitu kita telah mendapat hidup kekal dan keselamatan bagi jiwa kita. Alkitab dapat memberikan kepada kita keselamatan jiwa dan pengampunan dosa. Ini adalah bukti di dalam batin kita dan tidak dapat disangkal oleh manusia. Dan bukti yang terbesar ialah bahwa Tuhan Yesus Kristus dinyatakan dalam Alkitab. Ketika Tuhan Yesus akan meninggalkan dunia ini Ia berkata, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku" (/TB #Yohanes 16:12-14*).

    Di dalam kata-kata-Nya itu Ia berjanji akan memberitahukan kebenaran-kebenaran yang lain kepada rasul-rasul-Nya yang kemudian ditulis oleh mereka menjadi kitab-kitab di dalam Perjanjian Baru.

    III. KEKANONAN DI DALAM ALKITAB

    Kita telah membahas bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam hati dan pikiran penulisnya. Tetapi kita patut mengetahui bagaimana kitab-kitab itu dapat dimasukkan menjadi bagian-bagian dari Alkitab. Dalam bahasa Yunani dan Inggris hal ini disebut "kanon". Arti sebenarnya dari kata "kanon" ialah "kayu ukuran", yang mengukur kehidupan dan asas atau undang-undang kepercayaan. Mula-mula kata "kanon" artinya daftar yaitu daftar kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula. Kanon sebuah kitab artinya hak kitab-kitab itu untuk dimasukkan di dalam Alkitab.

    Diterima tidaknya sebuah kitab dimasukkan di dalam Alkitab ditentukan oleh kesaksian jemaat yang mula-mula, bukan oleh karena kuasa jemaat itu. Jemaat yang mula-mula tidak lebih berkuasa atau lebih mulia daripada jemaat yang sekarang, akan tetapi kesaksian jemaat yang mula-mula lebih autentik. "Jemaat yang mula-mula tidak menggunakan hak mereka untuk menyelidiki isi Kitab Suci, tetapi jemaat yang mula-mula itu menyaksikan siapa yang menulis kitab-kitab yang termasuk di dalam Kitab Suci itu" (Shedd). "Kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula hanyalah kitab-kitab yang ditulis oleh rasul-rasul atau disahkan oleh seorang rasul Yesus Kristus. Oleh sebab itu Injil Markus dan Injil Lukas diterima dengan baik karena Injil Markus disahkan oleh Rasul Petrus dan Injil Lukas disahkan oleh Paulus. Bila masih diragukan siapa penulisnya, maka kekanonan itu dipakai disertai dengan kesaksian jemaat yang memegang kitab tersebut" (Wiley).

    Kita dapat membaca bahwa Yesus Kristus, Nabi yang terbesar, telah mengesahkan segenap Perjanjian Lama di dalam /TB #Lukas 24:27,44* dan /TB #Yohanes 5:39*.

    Yesus Kristus adalah KALAM/Firman Allah, dan Ia adalah Allah dan manusia. Demikian juga Firman Allah itu adalah perkataan ilahi tetapi juga perkataan dari manusia sebab ditulis oleh manusia. Bila kita membaca Alkitab, kita akan merasakan "Keilahiannya" sebab alkitab itu diilhamkan Allah dan merasakan "kemanusiaannya" sebab Alkitab itu ditulis oleh manusia.

    A. Kanon Perjanjian Lama

    Dahulu Perjanjian Lama dibagi atas tiga bagian, yaitu: 1. Taurat; 2. Kitab Para Nabi; 3. Kitab Mazmur dan lain-lain. Asal mula Kekanonan Perjanjian Lama masih belum dapat diketahui dengan pasti. Ada sedikit keterangan mengenai hal itu di dalam Perjanjian Lama. Setelah Musa menulis Taurat, ia memerintahkan agar menyimpan Taurat itu di samping tabut perjanjian Tuhan (/TB #Ulangan 31:26*). Di dalam Taurat Musa itu dikatakan bahwa setiap raja bangsa Israel diharuskan membaca dan mentaati kitab itu (/TB #Ulangan 13:18*). Yusak mengadakan perjanjian dengan orang-orang Israel dan menuliskannya di dalam Taurat (/TB #Yosua 24:26*). Samuel memberikan penjelasan bagaimana sepatutnya sikap seorang raja kepada rakyatnya dan hal itu juga ditulis di dalam sebuah kitab (/TB #1Samuel 10:25*). Pada waktu Yosafat menjadi raja, persembahan orang-orang Yahudi disucikan dan iman-iman serta orang-orang Lewi mengajarkan Taurat Allah kepada kaumnya (/TB #2Tawarikh 17:9*).

    "Tahun yang penting yang berhubungan dengan kanon Perjanjian Lama ialah 621 sebelum Masehi. Pada waktu itu Hilkia, imam besar, kebetulan menemukan Kitab Taurat di dalam Kaabah pada waktu Yosia menjadi raja. Lihat /TB #2Raja 22:28,10*. Lalu Raja Yosia memanggil orang banyak supaya mereka mendengar dan belajar dari kitab itu (/TB #2Raja 23:1-3*). Mereka yakin bahwa itu adalah Taurat Allah. Tahun yang penting berikutnya ialah kira-kira tahun 500-450 S.M. Yaitu ketika Taurat dinyatakan dan diajarkan kepada orang-orang Israel. Masa itu adalah masa Ezra dan Nehemia. Pada waktu itu Taurat Allah dibacakan kepada orang-orang dan dibuat sebuah perjanjian oleh para pemimpin bangsa Israel (/TB #Nehemia 8:1 dst). Kalau kita menyelidiki pasal Nehemia 8:1-10:39* maka akan jelas bahwa Kitab Yosua disambung dengan Kitab Taurat. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa Taurat, atau bagian pertama dalam Perjanjian Lama disahkan dan diteguhkan pada tahun 440 S.M. "(Wiley).

    Bagian yang kedua dalam Perjanjian Lama ialah Kitab Nabi-Nabi. Di antara kitab-kitab para nabi itu juga ada kitab yang berisi riwayat. Pada tahun 200 S.M. istilah "Kitab Nabi-Nabi" itu telah dikenal oleh umum, dan kita dapat membuat kesimpulan bahwa tahun 200 S.M. adalah saat kekanonan Kitab Nabi-Nabi.

    Bagian yang ketiga ialah Kitab Mazmur dan Kitab yang lain-lain. Kadang-kadang bagian ketiga itu disebut Kitab Mazmur, kadang-kadang disebut juga "Kitab-Kitab Lain." Istilah itu biasa dipakai pada tahun 130 S.M. Dapat dikatakan bahwa kekanonan bagian ketiga ini disahkan dan diakui pada tahun 100 S.M. "Sesudah orang-orang Israel kembali dari Babel menuju ke Palestina dan menetapkan peraturan-peraturan untuk penyembahan kepada Allah, pada waktu itu mereka mengumpulkan kitab-kitab yang mereka yakin kitab-kitab itu diilhamkan Allah. Kitab-kitab itu sama dengan kitab-kitab yang dipakai sebelum bangsa Israel ditawan di Babel, ditambah dengan kitab-kitab Zakharia, Maleakhi, dan beberapa kitab nabi lain dan kitab-kitab yang berisi riwayat. Kumpulan kitab-kitab itu diakui dan dianggap sempurna, tidak ditambahi dengan kitab-kitab lain, dan kumpulan itu dinamakan Kitab Suci atau Kitab Taurat dan Nabi-Nabi, atau Kitab Taurat dan Nabi-Nabi dan Mazmur" (Wakefield). Orang-orang pandai bangsa Yahudi telah mengesahkan dan mengakui Perjanjian Lama yang kita pakai sekarang ini. Yosephus, seorang Yahudi yang menulis riwayat tentang bangsanya, mengakui Perjanjian Lama yang kita pakai sekarang ini demikian pula Philo dan Alexandria. Sesudah kota Yerusalem hancur pada tahun 70 maka Yamnia menjadi pusat pemerintahan dan agama Yahudi. Dalam tahun 90 orang-orang Yahudi mengadakan perhimpunan (Majelis) besar untuk mengesahkan dan mengakui Perjanjian Lama sebagaimana yang kita pakai sekarang. Sejak itu Perjanjian Lama tidak dapat ditambah atau dikurangi isinya. Tuhan Yesus sendiri telah mengesahkan Perjanjian Lama itu dan mengakuinya sama seperti Perjanjian Baru sebagai salah satu bagian dalam Alkitab.

    B. Kanon Perjanjian Baru

    Kanon Perjanjian Baru juga tidak dapat dipastikan tahunnya karena kekanonan itu terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Yang jelas adalah kekanonan Perjanjian Baru berakhir pada tahun 397. Rupanya kekanonan yang pertama ialah kekanonan dari daftar kitab-kitab yang sah yang dipakai oleh beberapa jemaat yang mula-mula. /TB #2Petrus 3:16* menunjukkan bahwa surat-surat Rasul Paulus dikumpulkan dan disusun. Kemungkinan surat Paulus kepada jemaat di Efesus adalah surat edaran yang dikirimkan kepada beberapa jemaat. Jemaat-jemaat itu kemudian menyimpan surat-surat yang mereka terima itu lalu surat-surat itu kemudian menjadi Perjanjian Baru. Di antara anggota-anggota jemaat yang mula-mula itu ada beberapa orang yang telah membuat daftar kanon dari kitab-kitab yang dianggap sah. Yang pertama dibuat oleh Origen pada tahun 210. Dalam daftarnya Kitab Yakobus dan Kitab Yudas tidak termasuk, akan tetapi dalam pernyataannya yang lain ia mengesahkan kedua kitab itu. Kemudian pada tahun 315 Eusebius mengemukakan daftar kanon yang dibuatnya.

    Pada tahun 315 itu juga Athanasius sudah mengeluarkan daftar kanon dari kitab-kitab Perjanjian Baru seperti yang kita miliki sekarang. Ada daftar-daftar lain yang dikeluarkan oleh beberapa majelis jemaat.

    Daftar kanon yang dibuat oleh Yerome (382), Ruffinua (390) dan Agustine (394) adalah daftar yang sama dengan Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang. Dalam sidang Majelis besar yang diadakan di Carthago pada tahun 397, Perjanjian Baru diakui dan disahkan. Demikian juga dalam sidang majelis besar Trullan pada tahun 692. Dalam sidang-sidang itu mereka hanya mengesahkan apa yang sudah lama diakui dan disahkan oleh jemaat-jemaat Tuhan. "Dengan demikian jelas bahwa kekanonan Alkitab itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, tetapi pekerjaan itu merupakan hasil pimpinan Roh Kudus dalam jemaat-jemaat. Pekerjaan itu bukan hanya mengumpulkan kitab-kitab yang benar, tetapi juga menolak yang salah" (Bicknell).

    Perlu diingat bahwa kanon Perjanjian Baru disahkan dan diakhiri pada tahun 397.

    Ada juga sebuah bukti lain yang mengemukakan bahwa Perjanjian Baru sebagaimana yang sekarang ini telah diakui dan disahkan oleh jemaat sebelum tahun 200.

    Ada juga yang beranggapan bahwa kanon Perjanjian Lama dikumpulkan oleh Ezra, setelah itu tidak ada penambahan kitab-kitab lagi dalam Perjanjian Lama. Kekanonan Perjanjian Baru terjadi dalam jangka waktu yang agak lama, dan dilaksanakan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat. Kita yakin bahwa Roh Kudus memimpin pekerjaan itu sehingga yang benar diterima dan yang salah ditolak. Sebab ada beberapa kitab yang pada permulaannya lama sekali diselidiki dan belum dapat diterima, tetapi akhirnya diakui kekanonannya, jadi hal itu menyatakan bahwa kitab-kitab itu sangat penting bagi jemaat yang mula-mula.

    C. Apokripa (Apocrypha): Kitab-kitab yang kekanonannya tidak diakui dalam Perjanjian Lama.

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kanon Perjanjian Lama dianggap sudah genap pada kira-kira tahun 100 S.M. Akan tetapi ada juga kitab-kitab tulisan yang lain. Kitab-kitab itu sering dibaca akan tetapi tidak diakui sebagai Alkitab oleh orang-orang Yahudi di Palestina. Dahulu orang-orang Yahudi di Yunani dan Alexandria menganggap kitab-kitab itu hampir sama dengan Alkitab.

    Kitab-kitab lain yang jumlahnya ada 14 itu disebut Apokripa. Apokripa artinya "tersembunyi" atau "tertutup". Kitab-kitab itu tidak pernah dianggap sah baik oleh Perhimpunan orang Yahudi maupun oleh jemaat yang mula-mula. Jemaat yang mula-mula menerima kanon dari orang-orang Yahudi yang di Palestina, bukan kanon dari orang-orang Yahudi di Alexandria. Gereja Roma mengakui sah Apokripa itu dalam perhimpunan Trent pada tahun 1546. Jemaat Protestan, sama seperti jemaat yang mula-mula, tetap menolak kitab-kitab Apokripa itu dan tidak menganggapnya sebagai Alkitab. "Bukan manusia yang menjadi hakim atas Alkitab tetapi Alkitablah yang menghakimi manusia" (Pardington).

    Yesus Kristus tidak pernah mengakui Apokripa. Dalam Perjanjian Baru tidak ada kutipan-kutipan yang diambil dari kitab-kitab Apokripa itu. Apokripa tidak diterima dalam kekanonan Perjanjian Lama.

    D. Alkitab adalah dasar kepercayaan kita.

    Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah dasar kepercayaan orang Kristen.

    Perjanjian Baru menyatakan bahwa Perjanjian Baru itu merupakan penggenapan dari Perjanjian Lama, hal itu dapat dilihat dalam Ibrani 1:2; Galatia 1:8,9; Wahyu 22:18*. Alkitab menjadi pedoman untuk kita dapat menguji apakah suatu jemaat benar atau murtad kepada Allah.

    Jemaat yang mempunyai asas kepercayaan dan perbuatan yang sesuai dengan Alkitab adalah jemaat yang benar, tetapi jemaat yang asas kepercayaan dan perbuatannya tidak sesuai dengan Alkitab, jemaat itu adalah jemaat yang murtad. Hal ini dapat diketahui dari ayat-ayat: /TB #Ulangan 28:58,59*; /TB #Ulangan 32:46,47; Yosua 1:7,8; Yesaya 8:20; 34:16; Yohanes 5:39*; /TB #Lukas 16:29-31; Kisah 17:11; Yakobus 1:22-24*.

    "Ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan Alkitab. Keduanya disebut Perkataan Allah, dan keduanya adalah Perkataan Allah yang Hidup (perkataan yang hidup daripada Allah). Yesus Kristus ialah Perkataan Hidup yang tertulis. Siapa yang menolak Alkitab berarti ia menolak Kristus yang telah mengaruniakan Alkitab, dan orang itu akan kena hukuman kelak. Lihat /TB #Yohanes 1:1,14; 12:47,48; 1Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12*; /TB #Roma 2:16*" (Woods). "Alkitab merupakan cermin yang membayangkan Yesus Kristus, dan memimpin orang kepada Yesus Kristus. Setiap orang menyelidiki Alkitab pasti akan dipimpin oleh Roh Kudus kepada kebenaran yang ada di dalam Yesus Kristus" (Strong).

    E. Alkitab penting sekali untuk kita.

    Dalam /TB #Mazmur 19:8* kita membaca: "Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. "Dalam ayat itu dinyatakan bahwa Alkitab itu sempurna, menyegarkan jiwa bagi orang yang mempercayainya, teguh dan memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman (bodoh). Seluruh /TB #Mazmur 119:1-176* menyatakan pentingnya Alkitab. Demikian juga /TB #Lukas 11:28* mengatakan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

    Alkitab itu penting sebab hanya di dalam Alkitab orang dapat mengetahui tentang keselamatan jiwanya. Alkitab adalah pemimpin yang sempurna disertai dengan pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus membuka pikiran kita dan menjelaskan isi Alkitab kepada kita supaya kita menerima kebenaran itu (/TB #Lukas 24:32,45; Kisah 16:14*). Alkitab dapat menjawab segala persoalan kita. "Bagaimana sejak kecil engkau mengenal buku-buku kudus, sumber kebijaksanaan untuk memperoleh keselamatan, berdasarkan kepercayaan akan Kristus. Segala yang tertulis dalam buku-buku kudus diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk mengajar, meyakinkan para penentang, memberi nasihat-nasihat dan mendidik orang dalam kebenaran, sampai setiap petugas Allah sungguh-sungguh sanggup dan beralat lengkap, untuk melaksanakan segala pekerjaan yang baik." (/TB #2Timotius 3:15-17*, terjemahan dalam "Injil" yang diterbitkan oleh Percetakan Arnoldus, Ende, Flores).

    F. Hubungan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru

    Persoalan yang pertama-tama timbul dalam jemaat yang mula-mula ialah apakah hubungan antara Taurat dengan jemaat Yesus Kristus. Kebanyakan orang Yahudi yang sudah percaya tidak mau melepaskan undang-undang Taurat dan orang-orang bukan Yahudi merasa tidak perlu mentaati semuanya. Persoalan ini telah menjadi persoalan yang penting sehingga Rasul Paulus mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi tidak perlu menjadi orang Yahudi dahulu sebelum mereka menjadi orang Kristen.

    Surat Paulus kepada jemaat Galatia menyatakan bahwa Kekristenan itu bebas dari Taurat. Pernyataan itu dilanjutkan dan lebih dijelaskan di dalam surat Efesus. Hal itu telah menjadi perselisihan dalam jemaat sehingga diadakan pertemuan istimewa untuk menyelesaikan hal itu. Pertemuan itu diadakan di Yerusalem (/TB #Kisah 15:1-41*). Orang-orang Farisi yang sudah percaya mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi harus disunat. Petrus mengemukakan tentang hal-hal yang terjadi di antara orang-orang bukan Yahudi di tempat ia telah mengabarkan Injil. Yakobus membuat keputusan seperti yang tertulis dalam /TB #Kisah 15:19-21*.

    Setelah itu jemaat-jemaat Kristen membuat kesimpulan seperti berikut. Pertama, Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama mempersiapkan orang-orang untuk Kekristenan yang pada masa itu masih belum ada. Kedua, janji-janji Allah kepada bangsa Yahudi bukan hanya janji-janji berkat jasmani saja, tetapi juga merupakan janji-janji untuk berkat rohani dan keselamatan jiwa. Janji-janji itu menerangkan pengharapan akan Mesias yang digenapkan di dalam Yesus Kristus (/TB #Ibrani 1:1*). Ketiga, persoalan tentang hubungan jemaat dengan Taurat diselesaikan dengan membedakan antara undang-undang umum (sipil) dan undang-undang adat-istiadat dengan undang-undang rohani. Kita dapat mengetahui bahwa Tuhan Yesus membedakan keduanya di dalam ayat-ayat: /TB #Matius 5:38,39,43,44; Markus 2:21,22,28*. Dalam ayat-ayat itu Tuhan Yesus mengakui diri-Nya lebih tinggi daripada Taurat. Dengan perkataan-Nya itu juga Ia telah menyediakan orang-orang untuk kebenaran yang lebih lanjut yang nanti akan dinyatakan oleh Roh Kudus (/TB #Kisah 15:28*).

    Pendeknya, undang-undang adat-istiadat dan undang-undang umum dalam Taurat itu hanya berlaku bagi Israel sebagai suatu bangsa. Dan oleh sebab Injil itu untuk segenap dunia, maka undang-undang adat-istiadat tidak dapat diterapkan kepada setiap orang Kristen. Lihatlah /TB #Galatia 3:24,25,28; 4:3-5; Roma 3:21-28*. Undang-undang rohani dalam Taurat tidak dibatalkan oleh Tuhan Yesus tetapi digenapkan dan disempurnakan di dalam Injil.

    G. Sedikit keterangan mengenai Alkitab.

    Alkitab yang paling tua disalin langsung dari aslinya. Ada tiga salinan yang paling tua, yaitu Kodex Sinaiticus, Kodex Alexandrinus, dan Kodex Vatikkanus.

    Kodex Sinaticus adalah salinan dalam bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani pada abad keempat (300-399). Dahulu kitab itu ada di Rusia, tetapi setelah perang dunia kedua dijual kepada seorang Inggris dengan harga $ 500.000. Kodex Alexandrinus adalah salinan dalam bahasa Ibrani dan Yunani pada abad ke 5 dan ada di Inggris. Kodex Vatikanus ialah salinan dalam bahasa Ibrani dan Yunani pada abad ke-4, dan ada di Vatikan, Roma. Terjemahan-terjemahan dan salinan kuno yang lain adalah:

    1. Septuaginta, yaitu terjemahan hanya Perjanjian Lama saja, dalam bahasa Gerika. Terjemahan itu dibuat di Alexandria (Mesir) kira-kira tahun 285 S.M.
    2. Samaritan Pentateuch, yaitu Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani tetapi memakai huruf Samaria.
    3. Siria, yaitu Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam bahasa Siria yang dibuat pada abad pertama atau kedua.
    4. Vulgata, Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam bahasa Latin, diterjemahkan oleh Hieronymus kira-kira tahun 400. Kitab itu ada di Vatikan, Roma.

    H. Terjemahan-terjemahan dalam Bahasa Inggris

    Sebelum abad keempat belas Alkitab hanya di dalam bahasa Latin saja, jadi banyak orang yang tidak dapat membaca Alkitab. Setelah itu barulah ada terjemahan-terjemahan dalam bahasa Inggris.

    Terjemahan John Wycliffe, yang hidup antara 1320-1384. Ia adalah seorang Inggris yang terpelajar. Ia menyelesaikan terjemahan Perjanjian Baru kira-kira 1380. Sahabat-sahabatnya meneruskan pekerjaannya setelah ia meninggal. Terjemahannya didasarkan pada Vulgata.

    Terjemahan Willian Tyndale. Ia juga seorang Inggris yang terpelajar dan seorang yang sangat mementingkan kebangunan rohani. Oleh sebab aniaya yang berat ia terpaksa melarikan diri ke Eropa dan bekerja di sana. Perjanjian Baru dan Taurat telah diselesaikannya pada tahun 1530. Ia telah mati sebagai sahid sebelum Perjanjian Lama selesai.

    Terjemahan "Matthews' Bible", pada tahun 1537. Sebagian besar dikerjakan oleh John Rogers, sahabat Tyndale. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Tyndale.

    Terjemahan "The Great Bible", pada tahun 1539. Terjemahan ini didasarkan pada penterjemahan Matthews, Coverdale dan Tyndale.

    The Geneva Bible, pada tahun 1560. Terjemahan ini dikerjakan di Geneva (Swiss) oleh para ahli yang melarikan diri dari Inggris karena tidak tahan menghadapi aniaya yang terjadi pada zaman permaisuri Mary. Terjemahan ini dipakai lama di Inggris.

    The Bishop's Bible, 1568. Diterjemahkan di bawah pimpinan Archbishop of Canterbury pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I.

    The Douay Bible. Ini adalah terjemahan untuk orang-orang Roma Katolik. Penterjemahan itu didasarkan pada terjemahan Vulgata dan pekerjaan itu diselesaikan pada tahun 1609-1610.

    King James atau "Authorised Version", pada tahun 1611. Terjemahan ini sampai sekarang masih tetap disukai dan dipakai oleh orang-orang yang berbahasa Inggris. Alkitab itu diterjemahkan oleh 47 orang ahli atas perintah Raja James I dari Inggris. Penterjemahan ini didasarkan pada Bishop's Bible dan Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani.

    Revised Version, 1881-1884. Diterjemahkan oleh beberapa orang Ahli dari Inggris dan Amerika. Terjemahan ini didasarkan pada salinan yang tertua.

    The American Standard Version, 1900-1901. Terjemahan ini hampir sama dengan Revised Version, hanya ada perubahan sedikit dibuat oleh ahli-ahli dari Amerika. Penterjemahan ini dikerjakan oleh kira-kira 100 orang ahli dari berbagai macam denominasi.

    Revised Standard Version 1949. Ini merupakan terjemahan yang didasarkan pada salinan yang tertua, dan banyak pengetahuan baru yang diperoleh dari bahasa-bahasa yang ada pada waktu Alkitab ditulis.

    Masih ada lagi terjemahan-terjemahan yang lain dalam bahasa Inggris, misalnya: The Living Bible, The New American Bible, Good News For Modern Man, The New International Version dsb.

    Bagian B. Asas Pengajaran Tentang Allah

    I. WUJUD ALLAH

    Alkitab mulai dengan perkataan, "Pada mulanya Allah". Lihatlah /TB #Kejadian 1:1 dan /TB #Yohanes 1:1,2,3*. Tidak ada penulis Alkitab yang mencoba membuktikan bahwa Allah ada. Manusia di seluruh dunia percaya bahwa Allah ada, karena kepercayaan itu memang diletakkan oleh Allah dalam hati manusia. "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah' "(/TB #Mazmur 14:1*). Hanya orang bebal yang tidak percaya bahwa Allah ada. Bagi kita sebagai orang Kristen, kenyataan bahwa Allah itu ada diyakinkan di dalam hati kita, sebab kita dapat merasakan persekutuan dengan Allah. Oleh karena itu kita tidak perlu mencari bukti-bukti yang di luar. Dengan iman orang mengetahui bahwa ibunya adalah sungguh-sungguh ibunya. Walaupun ia tidak dapat membuktikannya, tetapi hal itu dinyatakan di dalam hatinya. Kalau kita ingin mendapatkan bukti bahwa Allah ada, lebih baik kita melihat kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah berkata kepada Filipus, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (/TB #Yohanes 14:9 dan /TB #Ibrani 1:3*). Yesus Kristus menyatakan Allah kepada kita dan Ia sendiri adalah Allah (/TB #Yohanes 1:1*). Kenyataan bahwa Allah ada dibuktikan dalam sifat kesucian Yesus Kristus. Alkitab juga membuktikan bahwa Allah ada, sebab tanpa pertolongan Allah manusia tidak mungkin menulis Alkitab. Di samping itu pekerjaan Yesus Kristus membuktikan bahwa Allah ada. Jemaat Kristus juga membuktikan bahwa Allah ada.

    II. ALLAH ADALAH ROH

    "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (/TB #Yohanes 4:24*). Perempuan Samaria bertanya kepada Yesus, di mana ia dapat menemui Allah, apakah di Gunung Sion atau di Gerizim. Dan Tuhan Yesus menjawab bahwa Allah tidak dapat ditempatkan pada suatu tempat. Tuhan Allah harus disembah dengan roh, dan tidak dapat bergantung pada tempat, rupa atau syarat-syarat lain yang diadakan oleh manusia. Ia harus disembah dalam kebenaran, dalam pengertian yang benar. Sebab banyak orang yang menyembah dengan pengertian yang salah karena kurang pengertian, misalnya orang harus menyembah Allah di Mekhah, atau di Yerusalem, atau di Roma. Segala tempat adalah suci bagi orang yang menyembah Tuhan dengan roh dan kebenaran. Mengenai Allah adalah Roh dapat kita lihat dalam /TB #1Korintus 2:10-12*.

    Pertanyaan: Apakah roh itu?

    Jawab : Roh tidak berdaging dan tidak bertulang (/TB #Lukas 24:39*), tidak berbentuk suatu wujud seperti kita.

    Roh ialah suatu oknum yang tidak terlihat oleh kita dan yang tidak berbentuk atau berwujud. Roh itu tidak mempunyai batasan seperti manusia. Jadi kalau kita mengatakan, "Allah itu Roh", itu berarti Allah tidak ada rupanya, tidak bertubuh seperti kita, tidak terlihat oleh kita dalam keadaan kita sekarang. Tuhan Allah tidak dapat dilukiskan atau dibatasi dengan akal budi kita. Kita mengenal Allah dan bersekutu dengan Allah dengan roh atau jiwa kita, bukan dengan pancaindera kita. Lihat /TB #Ulangan 4:15-18, Yesaya 40:25 dan /TB #Keluaran 20:4*. Kalau kita membaca ayat-ayat tersebut kita akan mengetahui apa sebabnya demikian, sebab tidak seorangpun yang pernah melihat Allah dan oleh karenanya tidak dapat melukiskan Dia. Allah tidak berasal dari dunia ini, oleh sebab itu tidak kelihatan oleh mata jasmani kita yang sekarang.

    Pertanyaan : Apa yang dimaksud dalam /TB #Kejadian 1:27*, yang mengatakan "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya."

    Jawab : "Manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya" (/TB #Kolose 3:10*).

    "...yang dijadikan menurut teladan Allah di dalam kebenaran dan kesucian yang benar" (/TB #Efesus 4:23,24* terjemahan lama, TKB). "Gambar Allah yang tidak kelihatan" (/TB #Kolose 1:15*). Kata "gambar" dan "teladan" bukan berarti kita membayangkan Allah dalam wujud jasmani, melainkan dalam hal kita dapat membedakan baik dan jahat. Manusia mempunyai persamaan dengan Allah dalam hal mengetahui yang baik dan yang jahat, juga dalam hal pengetahuan tentang "kebenaran" dan "kesucian yang benar." Ada yang berpendapat "gambar" Allah berarti manusia mempunyai tiga bagian, yaitu roh, jiwa, tubuh, sama dengan Allah yang Esa tetapi merupakan Tritunggal (Lihat /TB #1Tesalonika 5:23*).

    Pertanyaan : Apa artinya manusia dijadikan menurut gambar Allah sehingga mengetahui yang baik dan yang jahat, padahal sesudah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa Allah mengatakan, "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat. "Bukankah manusia sudah mengetahui yang baik dan yang jahat sebelum ia berdosa? Apakah ia beruntung karena ia mengetahui yang baik dan yang jahat setelah ia jatuh ke dalam dosa?

    Manusia tidak beruntung apa-apa sesudah berdosa, tidak mendapat faedah atau sesuatu pengetahuan yang tidak dimiliki sebelumnya; ia hanya tahu bahwa dirinya telanjang dan berdosa. Manusia diciptakan dalam keadaan suci dan tidak tahu berbuat dosa. Sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tahu tentang dosa sebab manusia berbuat dosa itu. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa mereka tidak tahu tentang dosa sebab dosa tidak diperbuat oleh mereka. Manusia sudah mengetahui bahwa kalau ia mentaati Firman Allah itu baik, dan kalau ia melanggar Firman Allah yang telah diketahuinya berarti ia jahat. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa Allah telah memerintahkan agar mereka tidak melanggar kehendak Allah, yaitu makan buah larangan. Manusia mengerti apa yang baik yang patut dilakukannya. Dengan demikian manusia tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik sebelum ia berbuat dosa. Sebelum jatuh ke dalam dosa manusia sudah tahu bahwa ia bersalah kalau ia makan buah itu. Manusia hanya mengenal kejahatan setelah ia jatuh ke dalam dosa, yaitu ketika ia merasa dirinya jahat atau berdosa. Manusia merasa dirinya baik kalau ia tidak berdosa (melanggar Firman Allah). Sebelum ia jatuh tidak ada perasaan berdosa di dalam hatinya sebab ia suci. Manusia diciptakan menurut gambar Allah di dalam hal Ketritunggalan, yaitu roh, jiwa dan tubuh (/TB #1Tesalonika 5:23*). Roh manusia merupakan bagian yang dapat mengenal dan bersekutu dengan Allah, dan bagian yang menyembah Allah. Jiwa merupakan bagian dari manusia yang mengenal dirinya sendiri; jiwa merupakan pusat pemikiran, keinginan, kebencian, kasih, kehendak dan pengetahuan. Di dalam Alkitab kata batin (hati) dan "pikiran" seringkali yang dimaksudkan adalah jiwa. Tubuh dapat diceraikan dari roh atau dari jiwa, yaitu pada waktu kematian. Tubuh merupakan bagian yang penting juga sebab tubuh akan dibangkitkan pada hari kebangkitan. Manusia diciptakan dalam keadaan suci (tidak memiliki keinginan untuk berdosa) dan dalam keadaan sempurna. Kepadanya diberikan suatu ujian yang tidak berat dan kepadanya diberitahukan tentang kesudahannya dan hukumannya apabila ia tidak mentaati Firman Allah itu.

    A. Roh Pernah Menyatakan Diri Dalam Wujud Yang Kelihatan

    "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya" (/TB #Yohanes 1:32*). Dari ayat ini kita mengetahui bahwa Roh dapat menyatakan diri dalam wujud yang kelihatan. Pada zaman dahulu Tuhan Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa yang dapat dilihat oleh manusia.

    B. Allah Menyatakan Diri Dalam Wujud yang Kelihatan.

    "Lalu mereka melihat Allah Israel" (/TB #Keluaran 24:9,10*). Dari ayat ini kita mengetahui bahwa pada zaman dahulu Tuhan Allah sudah menyatakan diri-Nya dalam rupa yang kelihatan.

    C. Apa yang terlihat dalam Penyataan Allah itu?

    "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah" (/TB #Yohanes 1:18*). Manusia meminta agar dapat melihat wajah Allah, tetapi hanya diperkenankan melihat belakang-Nya (/TB #Keluaran 33:18-23*). Dari ayat-ayat ini kita tahu bagaimana wujud penyataan Allah itu, yaitu bukan Allah sendiri, yaitu dalam zat-Nya yang tidak kelihatan, melainkan dalam suatu pernyataan.

    Pertanyaan : Adakah pertentangan antara /TB #Keluaran 24:9,10*; /TB #Yesaya 6:1 dan Yohanes 1:18*?

    Jawab : Tidak. Seseorang melihat bayangan mukanya pada cermin. Orang itu benar apabila ia mengatakan, "Saya sudah melihat muka saya." Dan ia juga benar apabila ia mengatakan, "Saya belum pernah melihat muka saya." Demikian pula manusia di dalam melihat penyataan Allah, dan mereka benar bila mereka mengaku telah melihat Allah. Akan tetapi tidak seorangpun yang pernah melihat Allah dalam zat-Nya yang tidak kelihatan itu. Oleh sebab itu dapat juga dikatakan, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah."

    Dalam daftar mengenai penyataan-penyataan Allah, dapat dimasukkan "Malaikat Tuhan", yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa aslinya selalu dibedakan antara "Malaikat Tuhan" dengan "seorang Malaikat Tuhan". Seorang malaikat Tuhan berarti salah satu diantara Malaikat Tuhan, tetapi Malaikat Tuhan artinya "Tuhan" atau sama dengan Tuhan, /TB #Kejadian 16:7-10,13. Dalam ayat sepuluh (Kejadian 16:10*) Malaikat Tuhan sama dengan Tuhan (Yehova) dalam ayat tigabelas (/TB #Kejadian 16:13). Bacalah Kejadian 21:17,18*. Dalam /TB #Kejadian 22:11,12* kita mengetahui bahwa Malaikat Tuhan dalam ayat sebelas (/TB #Kejadian 22:11*) sama dengan Allah dalam ayat duabelas (/TB #Kejadian 22:12). Dalam /TB #Hakim 2:1,2* Malaikat Tuhan berfirman, "Telah Ku...; Aku tidak akan..." Dalam /TB #Kejadian 18:1,2,10,13-16*, salah satu dari ketiga Malaikat itu adalah Allah. Dalam pasal /TB #Kejadian 19:1-36* hanya dua yang pergi ke Sodom. Dalam ayat-ayat /TB #Kejadian 18:17,20,22* jelas bahwa salah satu dari ketiga orang itu adalah Tuhan, yaitu yang tinggal dan bercakap-cakap dengan Abraham. Nyata bahwa Malaikat Tuhan itu adalah Yehova, yaitu suatu penyataan Allah.

    Pertanyaan : Siapakah Malaikat Tuhan itu? Jawab : Dalam Kitab /TB #Hakim 13:18* Ia disebut "Ajaib".

    Bacalah /TB #Yesaya 9:5* (TKB) tentang nubuat kelahiran Yesus Kristus, di dalam ayat itu, Ia juga dinamai "Ajaib". Dari ayat-ayat ini jelaslah jawaban bagi pertanyaan di atas, yaitu Malaikat Tuhan ialah Kristus, Anak Allah, sebelum Ia lahir ke dalam dunia. Bacalah /TB #Yohanes 8:56*. Ayat itu menguatkan penyataan di atas bahwa kata "Malaikat Tuhan" tidak didapati sesudah Yesus Kristus lahir. Bacalah juga /TB #Matius 1:20; 28:2*; /TB #Kisah 8:26; 12:7,23*.

    D. Allah itu Hidup

    Allah bukan hanya Roh saja. Dalam Alkitab kita mendapati ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah Hidup, Allah adalah Terang dan Allah adalah Kasih.

    Kita tahu bahwa Allah ada, tetapi lebih lanjut lagi kita mengetahui bahwa Allah hidup. Hal ini dijelaskan di dalam /TB #Yohanes 5:26*. Tuhan Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (/TB #Yohanes 14:6*). Kehidupan yang sempurna memang ada, yaitu di dalam Allah Bapa, dan diberikan kepada jemaat-Nya melalui Yesus Kristus. Lihat /TB #Yohanes 6:57,58*. Yohanes memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai Kalam (Perkataan) Allah, "Dalam Dia ada hidup itu dan hidup itu adalah terang manusia" (/TB #Yohanes 1:4*). Rasul Paulus mengatakan tentang Yesus Kristus demikian, "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (/TB #Roma 8:2*).

    E. Allah adalah Terang

    "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (/TB #1Yohanes 1:5*). Yang dimaksud Yohanes bukan Allah merupakan salah satu terang, tetapi Allah adalah Terang. Allah adalah terang, dan kebenaran-Nya sempurna. Terang-Nya memancarkan kebenaran-Nya, oleh sebab itu tidak ada kesalahan di dalam-Nya. Yesus Kristus adalah Terang Allah yang menyatakan kebenaran Allah kepada kita. Bandingkan /TB #Yesaya 10:17*; /TB #Ibrani 1:3; 2Korintus 4:4-6*. Yesus Kristus adalah penyataan Allah kepada kita, Dialah yang menyatakan Allah kepada kita. Selidikilah /TB #Yakobus 1:17 dan 1Timotius 6:16*.

    F. Allah itu Kasih.

    Yohanes telah membahas tentang sifat Allah, yaitu Allah itu Kasih. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (/TB #1Yohanes 4:8,16*). Di dalam kasih harus ada yang mengasihi dan yang dikasihi. Kita dapat melihat kasih yang sempurna di antara Allah Tritunggal. Lihatlah /TB #Yohanes 17:24*. Kasih yang demikian juga ditunjukkan kepada murid-murid-Nya (Lihat ayat /TB #Yohanes 17:23*). Allah harus menyatakan kasih-Nya kepada mahkluk-Nya sebagaimana yang dikatakan dalam /TB #Yohanes 3:16*, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

    III. ALLAH ADALAH SATU PRIBADI

    Dalam agama yang benar harus ada persekutuan di antara yang menyembah dan yang disembah, yaitu antara manusia dan Allah. Demikianlah dalam agama Kristen, yaitu persekutuan secara pribadi, antara Allah di surga dengan manusia di dunia ini. Bila Allah bukan satu pribadi tentu manusia tidak dapat bersekutu dengan Dia. Demikian juga kalau manusia bukan satu pribadi tentu tidak ada persekutuan antara Allah dan manusia. Allah adalah satu pribadi, dan hal itu banyak dibuktikan di dalam Alkitab.

    A. Apakah Pribadi itu?

    Satu pribadi memiliki tiga hal: memiliki pengetahuan, memiliki perasaan, memiliki kehendak diri. Berikut ini adalah beberapa ayat yang membuktikan bahwa Allah memiliki pengetahuan: /TB #Amsal 15:3; Yeremia 29:11*; /TB #Kisah 15:18; Ibrani 4:13*. Ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah mempunyai perasaan: /TB #Mazmur 33:5; 103:8-13; Ibrani 4:13*; /TB #Yakobus 5:11*. Ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah mempunyai kehendak hati: /TB #Mazmur 115:3; Yesaya 46:10,11; Daniel 4:35; Matius 19:26*.

    Janganlah kita menganggap bahwa oleh sebab Allah berada di mana-mana tempat dan di dalam segala sesuatu, maka segala sesuatu adalah Allah, seperti pohon atau batu. Pengajaran itu sesat dan salah. Kita juga tidak boleh beranggapan bahwa Allah bukan suatu pribadi; jangan menyangka bahwa Allah hanya berwujud dalam ciptaan-Nya atau makhluk-Nya, tidak memiliki wujud tersendiri. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengatakan, "Allah adalah satu pribadi yang hidup, satu pribadi yang nyata."

    B. Allah adalah Satu Pribadi yang Hidup.

    Bacalah /TB #Yeremia 10:10-16, juga ayat Yeremia 10:3-9*. Dalam ayat /TB #Yeremia 10:3-9* dikemukakan bahwa Allah tidak sama dengan berhala-berhala, yang sebenarnya hanyalah benda-benda mati; bukan satu pribadi. Berhala tidak dapat berbicara, tidak dapat berjalan, tidak dapat berbuat baik, dan tidak dapat berbuat jahat, akan tetapi Allah (Yehova) lebih berbudi dari pada semua orang yang berbudi dan Ia adalah Tuhan Allah yang hidup, Raja yang kekal, satu pribadi yang bisa marah. Di hadapan kemurkaan-Nya semua kerajaan gemetar. Lihat /TB #Kisah 14:15*. Dalam ayat itu Rasul Paulus berkata tentang Allah yang hidup. Dalam /TB #1Tesalonika 1:9* Allah disebut Allah yang hidup. Lihat juga /TB #2Tawarikh 16:9 dan Mazmur 94:9,10*.

    Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia mendengar, melihat, berperasaan, berkehendak, bekerja, dan Ia merupakan satu pribadi yang hidup. Allah harus dibedakan dari berhala-berhala, yang sebenarnya hanyalah benda-benda mati yang bukan merupakan satu pribadi. Allah harus dibedakan dari makhluk-makhluk yang Ia ciptakan. Ia adalah satu pribadi. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap pribadi mempunyai pengetahuan akan dirinya sendiri, dan mempunyai kehendak sendiri. Pengetahuan tentang dirinya sendiri bukan hanya sekedar pengetahuan biasa. Binatang juga mempunyai pengetahuan sedikit. Manusia mempunyai kuasa untuk mengambil keputusan dan melakukan sesuatu, ia menyadari keadaan dirinya, sedangkan binatang tidak demikian.

    Manusia tahu bahwa segenap kelakuannya ditentukan dalam dirinya sendiri. Tindakan manusia ditentukan di dalam dirinya, tetapi tindakan binatang ditentukan oleh hubungannya dengan yang di luarnya. Semua perbuatan manusia ditentukan dan dikendalikan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan Allah adalah satu pribadi yang mengetahui keadaan diri-Nya dan mempunyai kehendak diri secara sempurna.

    "Aku ada" membuktikan bahwa Allah berwujud dan Allah ada pada segala tempat (/TB #Keluaran 3:14*). Allah tidak dapat dibatasi. Hanya ada satu pribadi yang benar, yang sempurna dan yang tidak dapat dibatasi, yaitu Allah. Bacalah /TB #Mazmur 145:3; Ayub 11:7-9; Yesaya 66:1; 1Raja 8:27* /TB #Roma 11:33. Dalam Keluaran 3:14* Tuhan berfirman, "Aku adalah Aku". Maksud dari perkataan itu khususnya menunjukkan bahwa Allah adalah satu pribadi. Ayat itu dapat diartikan sebagai berikut: "Aku tidak berubah dari dahulu, sekarang dan yang akan datang", dan ini sesuai dengan yang dikatakan di dalam /TB #Wahyu 1:8*, "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa". Semua sebutan bagi Allah yang ditulis dalam Alkitab menyatakan bahwa Ia adalah satu pribadi.

    Yehova Jireh : Tuhan yang mengadakannya atau yang mencukupkan (/TB #Kejadian 22:14*). Yehova Rafa : Tuhan Tabibmu (/TB #Keluaran 15:26*). Yehova Nissi : Tuhan panji-panjiku (/TB #Keluaran 17:15*). Yehova Syalom : Tuhan pohon selamatku (/TB #Hakim 6:24*). Yehova Raak : Tuhan gembalaku (/TB #Mazmur 23:1*). Yehova Tsidkenu : Tuhan kebenaran kami (/TB #Yeremia 23:6*). Yehova Syemmah : Tuhan ada di sana (menyertai) (/TB #Yehezkiel 48:35*).

    Dalam /TB #Yohanes 17:3* kita membaca, "...bahwa mereka mengenal Engkau". Kita tidak dapat mengenal suatu jadi-jadian, kita hanya dapat mengenal satu pribadi. Dari ayat di atas nyata juga bahwa Allah adalah satu pribadi. Dalam Alkitab dibedakan dengan jelas antara Allah Israel yang mahakuasa dan ilah bangsa kafir. Dalam /TB #Kisah 14:15; 1Tesalonika 1:9; Mazmur 94:9,10* kita dapat melihat perbedaan antara Allah yang hidup dan berhala yang mati. Allah mempunyai sifat-sifat pribadi yang nyata yang dapat kita lihat dalam ayat-ayat berikut: /TB #Kejadian 6:6; 1Raja 11:9*; /TB #Ulangan 6:15; Wahyu 3:19; Amsal 6:16*.

    C. Hubungan Allah dengan Manusia.

    Allah mengadakan hubungan dengan manusia dan menyatakan diri-Nya dalam perkara-perkara manusia. Allah telah menyediakan jalan bagi umat milik-Nya dan Ia memimpin mereka dalam perjalanan itu. Allah membebaskan, menyelamatkan dan menghukum manusia. Allah kita tidak hanya nyata di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya. Demikian juga Allah tidak menciptakan alam ini dan segenap makhluk-Nya serta memberikan kuasa kepada semua ciptaan-Nya itu lalu membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja. Sekali-kali Allah tidak demikian. Ia bukan seperti tukang pembuat jam yang setelah jam itu jadi lalu diputar dan ditinggalkan karena menganggap pekerjaannya telah selesai. Allah kita masih mengadakan hubungan dan masih ikut bekerja dalam segala perkara alam ini. Dari /TB #Kejadian 1:1,26 dan /TB #Yohanes 1:1-3* nyata bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dan juga manusia. Alam ini tidak ada dengan sendirinya dari dahulu, melainkan diciptakan. Alam semesta ini bukan kebetulan ada, melainkan ada sebab dijadikan. Hal ini juga membuktikan bahwa Allah adalah satu pribadi. Kita mengetahui bahwa Allah tetap meneruskan hubungan dengan alam dan manusia, dari ayat-ayat yang berikut: /TB #Ibrani 1:3; Kolose 1:15-17; Mazmur 104:27-30*; /TB #Mazmur 75:7,8*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Allah memperhatikan dan memelihara segala sesuatu dengan kuasa-Nya. Semua makhluk menantikan rezeki mereka dari tangan Allah. Bila tidak demikian alam ini akan rusak dan hancur lebur. Allah memberi rezeki kepada semua makhluk-Nya. Allah mengatur sejarah dunia ini dan memerintah dari sorga. Burung pipit dipelihara-Nya, rambut kita diketahui jumlahnya, bunga-bunga didandani-Nya, dan Ia ikut merasakan penderitaan kita (/TB #Matius 6:28-30; 10:29,30*; /TB #Kejadian 39:21; 50:20; Daniel 1:9; Ayub 1:12*). Dari semua bukti itu nyata bahwa tak dapat tiada Allah adalah satu pribadi.

    IV. KEESAAN ALLAH

    Asas pengajaran tentang keesaan Allah berlawanan dengan pengajaran yang mengatakan bahwa ada banyak Allah; dan berlawanan dengan pengajaran yang berpendapat bahwa ada tiga Allah; yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ada banyak ayat di dalam Alkitab yang memberikan kepastian bahwa Allah Esa. Bacalah: /TB #Ulangan 4:35; 6:4; Yesaya 44:6; 45:5,14,18; 1Timotius 2:5*; /TB #Markus 10:18; 12:29*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa sungguh Tuhan Allah kita adalah Allah yang Esa, dan kecuali Dia tidaklah ada Allah lain. Mustahil ada dua Allah, sebab Allah Mahakuasa dan tidak mungkin ada dua yang Mahakuasa.

    Sifat Keesaan Allah

    Asas pengajaran tentang keesaan Allah tidak berlawanan dengan Tritunggal dalam keesaan Allah itu. Memang ada tiga oknum dalam diri Allah, tetapi Allah itu Esa. Perkataan Ibrani dalam /TB #Kejadian 2:24* dan /TB #Kejadian 11:6* adalah "satu yang Esa", artinya "satu yang terdiri lebih dari satu unsur yang berhubungan dan bercampur". Misalnya suami dan isteri menjadi satu daging, artinya satu. Bila bangsa Israel menyebut "satu daging" artinya satu. Dalam bahasa Yunani ada juga kata yang dipakai untuk menunjukkan arti satu. Lihatlah /TB #1Korintus 3:6-8*, ia yang menanam dan yang menyiram adalah satu. /TB #1Korintus 12:13* mengatakan, "... dibaptis menjadi satu tubuh". Juga /TB #Yohanes 10:30* mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu".

    Bandingkan ayat-ayat di atas dengan /TB #Yohanes 17:2-23* dan /TB #Galatia 3:28*. Sekalianya menjadi satu dalam Yesus Kristus. Perkataan "satu" dalam ayat-ayat itu dapat dibayangkan dengan "setandan pisang", artinya satu tandan tetapi terdiri dari beberapa buah pisang. Dalam bahasa Ibrani kata yang dipergunakan untuk Allah ialah "ecad".

    Kita dapat melihat bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus masing-masing disebut Allah walaupun ketiganya merupakan pribadi yang tersendiri. Bacalah /TB #Matius 3:16,17; 2Korintus 13:13*. Tetapi bagaimana mungkin Allah yang Esa itu terdiri atas tiga pribadi pada saat yang sama?

    Jawab: Allah itu Esa dan Allah terdiri dari tiga pribadi bukan berdasarkan pada satu segi pandangan. Tidak ada jawaban yang jelas dan sempurna untuk menerangkan tentang Allah yang Esa dan Allah Tritunggal (terdiri dari 3 pribadi) itu.

    1. Allah adalah Roh, dan perhitungan adalah buatan manusia dan alam yang kelihatan, sulit bila kita membandingkan hal-hal rohani menurut keadaan jasmani yang terbatas.
    2. Allah tidak terbatas, sedangkan kita sangat terbatas sekali. Tuhan Allah diam di dalam terang yang tidak dapat dihampiri oleh manusia. Kalau kita mencoba menerangkan keesaan Allah dan Tritunggal Allah, berarti kita mencoba menjelaskan hal yang tidak terbatas dengan pikiran dan perkataan yang terbatas, jadi penjelasan itu tidak sempurna.

    Hanya ini yang dapat kita ketahui, yaitu bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal. Hanya ada satu Allah, akan tetapi Allah menyatakan diri kepada manusia sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan ketiga pribadi itu berbeda manifestasinya. /TB #Yohanes 14:16* mengatakan, "Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh kebenaran." Di dalam /TB #Markus 1:10,11* disebutkan bahwa Roh Kudus turun ke atas Tuhan Yesus.

    Jadi, Allah hanya satu, dan Ia menyatakan diri-Nya kepada kita dalam tiga pribadi - Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

    V. ALLAH YANG ESA ADALAH ALLAH TRITUNGGAL

    Sesungguhnya ini merupakan satu rahasia yang tidak dapat kita mengerti dengan sejelas-jelasnya. Akan tetapi hal ini diajarkan kepada kita di dalam Alkitab. Hal ini merupakan suatu asas pengajaran yang patut dipercayai walaupun kita tidak dapat mengerti dengan jelas.

    A. Pengajaran Perjanjian Lama mengenai Allah Tritunggal.

    Hal ini tidak disebutkan dengan jelas dalam Perjanjian Lama, tetapi disinggung sedikit:

    1. Nama Allah yang asli berarti lebih dari satu, yaitu "Elohim".
    2. Kita juga menemui perkataan "kita" yang dipakai oleh Allah untuk menyebut diri-Nya, dalam /TB #Kejadian 1:26; 11:7; Yesaya 6:8*.
    3. Demikian juga kata "Malaikat Tuhan" dalam /TB #Kejadian 16:7,9,10*.
    4. Pekerjaan Roh Kudus, /TB #Kejadian 1:2; Hakim 6:34*.
    5. Kedua perkataan "Tuhan", /TB #Kejadian 19:24*.

    B. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai Allah Tritunggal.

    Dalam Perjanjian Baru hal ini disebutkan dengan jelas:

    1. Ketika Yesus dibaptiskan, /TB #Matius 3:16,17*. Dalam ayat ini Allah Bapa berkata dari sorga, Allah Anak dibaptiskan di Sungai Yordan, dan Allah Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam wujud burung merpati.
    2. Perkataan yang dipakai pada saat membaptiskan orang-orang, /TB #Matius 28:19*. Dalam bahasa Yunaninya, kata "nama" dalam /TB #Matius 28:19* itu menyatakan bentuk tunggal, padahal menyebutkan tiga nama, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Jadi di sini nyata pula bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal.
    3. Perkataan yang terdapat dalam /TB #2Korintus 13:13*.
    4. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan tentang hal ini, lihat /TB #Yohanes 14:16*.
    5. Dalam Perjanjian Baru ada istilah-istilah: 'Allah', artinya 'Bapa' (/TB #Roma 1:7; 1Korintus 2:8-10*), 'Allah' artinya 'Anak' (/TB #Yohanes 20:28; 1:1; 6:27; Titus 2:13; Roma 9:15*), dan "Allah" artinya "Roh Kudus" (/TB #Kisah 5:3,4*).

    Dari ayat-ayat di atas nyatalah bahwa: Bapa ialah kepenuhan Allah yang tidak kelihatan (/TB #Yohanes 1:18*); Anak ialah kepenuhan Allah yang telah dinyatakan (/TB #Yohanes 1:14-18*); Roh Kudus ialah kepenuhan Allah yang bekerja di dalam diri manusia (/TB #1Korintus 2:9,10). Bacalah Kolose 2:9*. Pertimbangan pikiran kita dapat menjelaskan keesaan Allah, akan tetapi hanya pernyataan Allah yang dapat menerangkan kepada kita bahwa Allah merupakan Tritunggal. Lihat /TB #1Korintus 15:27,28. Dalam Yohanes 1:18* dikatakan, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." Dalam /TB #Yohanes 20:28* Tomas berkata kepada Tuhan Yesus, "Ya Tuhanku, dan Allahku," dan oleh sebab Tuhan Yesus tidak menegur Tomas, berarti Tuhan Yesus mengakui bahwa Ia adalah Allah. Dengan mengatakan demikian, tidak berarti bahwa Tomas memuji-muji lebih dari yang sepatutnya untuk mencari muka, sebab kalau memang demikian Tuhan Yesus akan menegur dia. Ada perbedaan antara perbuatan Tuhan Yesus dengan perbuatan Rasul Paulus dan Barnabas di Listera ketika orang-orang akan mempersembahkan korban kepada mereka, Barnabas sebagai Zeus, dan Paulus sebagai Hermes (/TB #Kisah 14:11-18*). Kata-kata Tomas ditujukan kepada Yesus Kristus dan diterima oleh-Nya, sebagai perlakuan yang benar bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Allah bagi Tomas. Dari antara rasul-rasul, Tomas adalah rasul yang sering merasa syak, dan dalam hal ini Yohanes ingin menunjukkan bagaimana orang yang syak hatinya digerakkan untuk percaya dan mengakui bahwa Yesus ialah Allah. Inilah yang diinginkan oleh Yohanes, yaitu membuktikan dalam Injil yang dituliskan bahwa Yesus ialah Allah yang hidup di atas bumi, dan Yohanes adalah sahabat Tuhan yang paling dikasihi oleh Dia. Dalam /TB #Roma 9:5* Rasul Paulus menyebut Yesus Kristus sebagai Allah. Bacalah ayat itu. Dalam /TB #Titus 2:13* dipakai kata "penyataan", dan kata itu tidak pernah dipakai untuk Allah Bapa, hanya untuk Allah Anak. Ayat itu dapat diterjemahkan demikian, "menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dalam pernyataan kemuliaan Allah Yang Mahabesar, yaitu Juruselamat kita Yesus Kristus. Dalam kalimat itu "Allah Yang Mahabesar" dan "Juruselamat kita Yesus Kristus" adalah satu pribadi. Dalam /TB #Ibr 1:8-10*, nyata bahwa dalam ayat-ayat itu Tuhan Yesus Kristus yang dibicarakan, begitu juga ayat /TB #Ibrani 1:9-13. Dalam ayat Ibrani 1:10* dikatakan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau (Anak Allah - Yesus Kristus), telah meletakkan dasar bumi..." Jelas bahwa dalam ayat /TB #Ibrani 1:8,10* itu Yesus Kristus itu disebut Allah.

    C. Pekerjaan Allah juga dikerjakan oleh Yesus.

    1. Tuhan Yesus menjadikan alam, /TB #Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6*; /TB #Kolose 1:16; Ibrani 1:10; Wahyu 3:14*.
    2. Tuhan Yesus menanggung segala sesuatu, /TB #Kolose 1:17; Ibrani 1:3*.
    3. Tuhan Yesus membangkitkan orang-orang mati lalu menghukum mereka dan dunia juga, /TB #Yohanes 5:27-29; Matius 25:31,32*. Yesus Kristuslah yang menyatakan Allah kepada kita dan yang menebus kita; ini merupakan satu bukti Ketuhanan Yesus Kristus yang memuaskan hati orang Kristen.

    D. Tuhan Yesus Menerima Kehormatan dan Penyembahan sama seperti Allah.

    /TB #Yohanes 20:23; Yohanes 5:23; 14:14; Roma 10:9; 10:13; 1Korintus 11:24*; /TB #Ibrani 1:6; Filipi 2:10,11; Wahyu 5:12-24; dll. 1Petrus 3:15* mengatakan, "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!"

    Tuhan Yesus sama dan setara dengan Allah

    /TB #Yohanes 5:18; Filipi 2:6*. Hal ini tidak boleh ditahankan dari manusia, tetapi harus diberitakan kepada manusia. Dari semuanya yang telah disebutkan nyatalah bahwa Tuhan Yesus adalah Allah.

    E. Roh Kudus adalah Allah.

    Roh manusia adalah batin kita, roh manusia itu adalah diri manusia yang sejati; demikian pula Roh Allah adalah Allah. Lihatlah /TB #1Korintus 2:11*. Bilamana mata rohani kita dicelikkan, kita akan melihat Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, dan kita harus mengakui bahwa Roh Allah sudah bekerja dalam hati kita dan sudah menyatakan hal-hal tentang Tuhan Yesus kepada kita. Roh Allah (Roh Kudus) harus dibedakan dengan Bapa dan Anak. Dalam kata-kata yang diucapkan dalam upacara pembaptisan dan dalam "Nikmat", Roh Kudus ditinggikan sama dengan Bapa dan Anak. Kita patut mempelajari sifat-sifat Allah bersama-sama dengan sifat-sifat Kristus dan Roh Kudus.

    Roh Kudus adalah Satu Pribadi yang Nyata, sama seperti Bapa dan Anak

    Lihatlah /TB #Yohanes 15:26; Galatia 4:6; Yohanes 16:7*. Roh Kudus adalah pengantara, /TB #Roma 8:26; Yohanes 14:16*. Roh Kudus dapat menyelidiki, mengetahui, berfirman, menyaksikan, menempelak, menolong, menggerakkan hati, memimpikan, menjadikan sesuatu, menyucikan, mendoakan, mengatur perkara-perkara jemaat, melakukan mujizat, membangkitkan orang mati; oleh sebab itu Ia bukan hanya merupakan suatu hasil dari sifat Allah, tetapi benar-benar merupakan satu pribadi. Roh Kudus dapat ditolak, didukacitakan dan dihujat oleh manusia. Menghujat dan berdosa kepada Roh Kudus tidak dapat diampuni; bila demikian, tentu dosa itu bukan terhadap sifat Allah melainkan terhadap pribadi Allah, yaitu Roh Kudus, /TB #Matius 12:31*; /TB #Yesaya 63:10; Kisah 5:3,4,9; 7:51; Efesus 4:30*. Roh Kudus dapat mengasihi kita (/TB #Roma 15:30*).

    Walaupun Allah yang Esa itu mempunyai tiga pribadi; tetapi Ia hanya satu. Kita sepatutnya mengatakan, "Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, akan tetapi tidak berarti bahwa ada tiga Allah, sebab hanya satu Allah yang Esa."

    F. Ketiga Pribadi: Allah, Anak, dan Roh Kudus sama besarnya.

    1. Bapa sebagai Bapa saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Bapa saja, tetapi juga sebagai Anak dan Roh Kudus. Bapa artinya Bapa dalam hubungan-Nya dengan Anak dan melalui Anak, hubungan-Nya dengan jemaat dan dunia ini. Memang Allah adalah Bapa dalam hubungannya dengan Anak, hanya apabila kita dipersatukan dengan Kristus, barulah kita menjadi anak-anak Allah dan dapat menyebut Allah sebagai Bapa kita.
    2. Anak sebagai Anak saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Anak saja, tetapi juga Bapa dan Roh Kudus. Anak artinya Anak dalam hubungannya dengan Bapa. Anak diutus ke dalam dunia oleh Bapa untuk menebus dunia ini. Dan Anak dengan Bapa mengutus Roh Kudus.
    3. Roh Kudus sebagai Roh Kudus saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Roh Kudus saja, tetapi juga Bapa dan Anak. Roh Kudus artinya, Roh Kudus dalam hubungannya dengan Bapa dan Anak. Roh Kudus diutus oleh Bapa dan Anak untuk membebaskan hati manusia agar datang kepada Kristus dan Ia diutus untuk menguduskan hati orang-orang Kristen. Salah satu dari ketiga pribadi ini (Bapa, Anak, Roh Kudus) kalau dipisahkan dari hubungannya dengan kedua yang lain, tidak dapat dan tidak boleh disebut Allah yang Esa.

    VI. KEKEKALAN ALLAH

    1. Allah itu kekal, /TB #Kejadian 21:33; Yesaya 40:28; Ibrani 1:12*; /TB #Mazmur 90:2-4; 102:25-28*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Allah itu kekal. Allah tidak ada permulaannya dan tidak ada kesudahannya. Sebelum zaman-zaman purba, Allah sudah ada, dan Ia sekarang ada, bahkan Ia selalu akan ada pada segala zaman yang akan datang. Dalam /TB #Keluaran 3:14* (TKB), Yehova mengatakan, "Aku akan ada, yang Aku ada".
    2. Allah tidak berubah, /TB #Maleakhi 3:6; Yakobus 1:17*. Bagi Allah, waktu yang telah lalu, yang sedang dijalani sekarang dan yang akan datang adalah sama saja, yaitu sama dengan sekarang. /TB #1Samuel 15:29* dan /TB #Ibrani 6:17* menunjukkan bahwa Allah tidak berubah. Allah tidak berubah dalam perkataan-Nya, kehendak-Nya dan sifat serta tindakan-Nya.

      Pertanyaan : /TB #Yunus 3:10*. Dalam ayat ini dikatakan bahwa Allah telah menyesal. Apa sebabnya? Jawab : Sifat Allah tidak berubah, yaitu Ia tetap membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa, akan tetapi sebagaimana Niniwe itu meninggalkan dosa mereka dan bertobat, demikian pula Tuhan membatalkan niat-Nya untuk menghukum orang yang berdosa itu. Tuhan menghukum orang yang berdosa hanya apabila mereka tidak mau bertobat. Keputusan Allah tidak berubah terhadap dosa dan kebenaran; oleh sebab itu terhadap orang yang bertobat dan datang kepada kebenaran, Allah juga mengubah sikap-Nya. Tuhan ingin memberikan rahmat kepada orang yang meninggalkan dosanya lalu bertobat. Oleh karena itulah sikap dan keputusan Allah tidak berubah. Akan tetapi hubungan Allah dengan manusia berubah apabila hubungan manusia dengan dosa berubah. Kalau Allah membenci kejahatan dan mengasihi kebenaran, Ia harus memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan sifat-Nya itu. Dalam ayat-ayat yang disebutkan di sini dan juga ayat-ayat yang lain, sifat atau tindakan manusia diterapkan kepada Allah. Tidak ada cara lain untuk mengungkapkan perasaan Allah, kecuali menyesuaikannya dengan sifat-sifat dan sikap manusia. Bila tidak demikian, bagaimana manusia dapat mengerti perasaan Allah? Jadi, pikiran yang fana ini dipakai untuk menerangkan perkara-perkara ilahi. Itulah sebabnya dikatakan "maka menyesallah Allah". Tetapi bukan berarti Ia menyesal sebab salah dan bukan karena Ia ingin mengubah maksud dan tujuan-Nya yang semula.

      Pertanyaan: Dalam /TB #Kejadian 6:6* dikatakan bahwa Allah telah menyesal sebab Ia telah menjadikan manusia yang ternyata membawa dukacita bagi-Nya?

      Jawab : Kejahatan manusia terlalu besar dan keji sekali di hadapan Allah sehingga mendatangkan dukacita kepada Allah sampai dikatakan, "Maka menyesallah Tuhan". Akan tetapi ini tidak berarti bahwa Allah lebih suka kalau manusia tidak diciptakan oleh-Nya, hanya hal ini membawa dukacita kepada Allah. INGATLAH: DOSA SENANTIASA MEMBAWA DUKACITA KEPADA ALLAH.

      Perbuatan manusia mendukacitakan Allah oleh sebab Allah tahu bahwa Ia harus membinasakan manusia kalau manusia tetap di dalam dosanya. Hal ini dijelaskan pada /TB #Kejadian 6:7,8*. Akan tetapi Nuh berkenan kepada Allah, oleh sebab itu Allah tidak perlu melanjutkan hukuman-Nya atas manusia. Bila dikatakan Allah menyesal, maksudnya ialah Allah mengubah sikap-Nya dari memelihara menjadi membinasakan oleh karena dosa. Allah mempunyai dua sikap terhadap manusia, yaitu memelihara dan menciptakan atau membinasakan.

      Dalam hal ini Tuhan mau berbalik dari sikap memelihara kepada sikap membinasakan, akan tetapi Allah mendapati bahwa Nuh adalah seorang yang benar, oleh sebab itu Allah tidak jadi membinasakan. Dosa manusia memaksa Allah yang suci dan benar untuk membinasakan manusia yang berdosa. /TB #Kejadian 6:6 harus dilanjutkan dengan Bilangan 23:19*. Kesucian Allah yang tidak berubah menuntut Ia membedakan sikap-Nya terhadap orang-orang benar dan orang-orang berdosa. Bilamana orang-orang benar menjadi orang berdosa tentu sikap Tuhan kepada orang itu harus berubah juga.

      Matahari yang sama mencairkan lilin dan mengeraskan tanah liat, bukan mataharinya yang berubah, tetapi lilin dan tanah liat itu.

      Ancaman-ancaman dalam /TB #Yunus 3:4-10* memang ada sangsinya yaitu kalau mereka tidak bertobat, barulah mereka dihukum. Jadi, ancaman itu berlaku dalam hal apakah mereka bertobat atau tidak. Lihatlah /TB #Roma 6:23*. Bilamana ada seorang naik sepeda dan angin yang kencang meniup dari arah yang berlawanan dengan kita, maka orang itu akan sukar sekali maju, akan tetapi bila orang itu berbalik, seakan-akan anginnya berubah, padahal sebenarnya tidak. Orang yang berdosa berarti orang yang melawan anugerah Allah. Bila kita dilahirkan baru, maka kita mulai bekerja bersama-sama dengan Allah, bukan melawan Allah. Allah tidak berubah, tetapi kitalah yang berubah.

    3. Allah ada oleh sebab kuasa-Nya sendiri. Lihatlah /TB #Yohanes 5:26* dan selanjutnya. Di dalam ayat itu dikatakan bahwa Allah memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri. Allah tidak diciptakan karena Allah sudah ada, senantiasa ada, dan Ia mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Hanya Allah yang ada dari kekal sampai kekal. Bacalah /TB #Kisah 17:14-28*.


    BAB 3. ASAS PENGAJARAN TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

    Sifat-sifat Allah ialah kesempurnaan-kesempurnaan yang memang ada pada Allah, dan yang memancari dari pribadi-Nya. Kita akan menyelidiki sifat-sifat Allah yang berikut: Allah Mahatahu, Allah Mahakuasa, Allah Mahahadir, Allah Mahasuci, Allah Mahakasih, Kebenaran dan keadilan Allah, Rahmat dan Kemurahan Allah, Kesetiaan Allah.

    I. ALLAH MAHATAHU

    Allah adalah Roh, oleh sebab itu Allah mempunyai pengetahuan. Allah adalah Roh yang sempurna, oleh sebab itu pengetahuan Allah sempurna. Allah Mahatahu, berarti Allah mengetahui segala sesuatu dan pengetahuan-Nya sempurna. Lihat /TB #1Yohanes 3:20; Ayub 37:16; Mazmur 147:5*. Allah mengetahui segala sesuatu, pengetahuan-Nya sempurna dan tidak dapat diduga. Ayat dari Mazmur itu menunjukkan bahwa pengetahuan Allah luas sekali dan tak terhingga. Manusia tidak dapat memiliki segala pengetahuan, kebijaksanaan, dan Rahmat Allah, /TB #Ayub 11:7,8; Yesaya 40:28; Roma 11:30*. Seluruh maksud dan rencana Allah yang berkenaan dengan manusia dan keselamatannya tidak dapat dimengerti dan diduga oleh pikiran manusia.

    Apakah yang diketahui oleh Allah?

    Allah melihat dan mengetahui semua yang terjadi di segenap tempat, Ia melihat segala yang baik dan yang jahat (/TB #Amsal 15:3*).

    Allah mengetahui segala sesuatu dalam alam ini, tiap-tiap binatang, bahkan burung pipit pun diketahui jumlahnya (/TB #Mazmur 147:4; Matius 10:29*).

    Allah melihat semua anak manusia, dan memperhatikan segala perbuatan mereka, bahkan Allah melihat perjalanan hidup setiap orang dan menyelidiki bekas tapak kakinya (/TB #Mazmur 33:13-15; Amsal 5:21*).

    Allah mengetahui segala perbuatan dan pikiran manusia (/TB #Mazmur 139:1-3*; /TB #1Tawarikh 28:9*).

    Allah mengetahui dan mendengar semua perkataan manusia (/TB #Mazmur 139:4*), dan mengetahui segala kesusahan dan dukacita manusia (/TB #Keluaran 3:7*). Seringkali kita menganggap seakan-akan Allah tidak mengetahui kesusahan kita. Mungkin demikian pula perasaan bangsa Israel ketika mereka berada di tanah Mesir, akan tetapi Tuhan tahu kesusahan mereka dan pada waktunya Tuhan menolong mereka.

    Allah juga mengetahui sampai perkara-perkara yang terkecil sekalipun (/TB #Matius 10:29,30*). Allah mengetahui segala sesuatu dari awal (zaman purbakala) sampai kepada masa yang akan datang, sampai akhir zaman (/TB #Kisah 15:18; Yesaya 46:9,10*).

    Pertanyaan: Apakah ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Yesus Kristus?

    Bandingkan /TB #1Petrus 1:20; Markus 13:32; Yohanes 15:15*. Yesus Kristus telah menyatakan segala sesuatu kepada manusia, yaitu segala sesuatu yang telah dinyatakan oleh Bapa kepada-Nya. Hanya saat kedatangan-Nya yang dirahasiakan oleh Allah Bapa. Allah Bapa tidak memberitahukan hal itu kepada kita, karena Ia menginginkan agar kita senantiasa menantikan kedatangan Tuhan Yesus (/TB #Matius 20:17-19; Keluaran 3:19; Kisah 3:17,18*; /TB #2Raja 7:1,2; Mazmur 41:10; Galatia 1:15,16; 1Petrus 1:2*) Allah tahu dari permulaan apa yang akan diperbuat oleh manusia.

    Seluruh rencana Allah untuk segala zaman dan rencana-Nya untuk setiap manusia sudah ditimbang, dipikirkan, dan direncanakan dari mulanya, dan tidak ada pemikiran lagi atau penyesalan untuk mengubah rencana itu (/TB #Efesus 1:9-12; 3:4-9; Kolose 1:25,26*). Sebab itu kita patut mengatakan, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya" (/TB #Roma 11:33*). Dan lagi, "Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya" (/TB #Mazmur 139:6*). Selanjutnya kita wajib juga mengatakan, "Allah mengetahui segala keperluan kita, dan akan mencukupinya" (/TB #Matius 16:8*). Allah mengetahui segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap orang, perbuatan baik atau jahat (/TB #Yesaya 44:28 dan Kisah 2:3*). Allah mendengar tangisan kita (/TB #Mazmur 56:9*).

    Bahwa Allah Mahatahu dibuktikan dalam semua nubuat. Cahaya bergerak lebih cepat dari pada bunyi. Api dari sebuah meriam akan lebih dahulu nampak, baru kedengaran bunyi dentumannya. Demikian pulalah terangnya nubuat dalam Firman Allah yang diberikan kepada kita, dan apabila kita dapat hidup lebih lama lagi, kita akan melihat segala nubuat itu digenapi. Kita dapat melakukan dua atau tiga hal dalam satu saat, misalnya bermain piano sambil berbicara kepada orang dalam suatu saat; akan tetapi Allah dapat melakukan segala sesuatu pada saat yang sama.

    Dalam /TB #Kejadian 16:13* dikatakan, "Dia yang telah melihat aku". Sebagaimana alat-alat sinar x dapat menembus bagian tubuh manusia yang di dalam, demikian pula tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi Tuhan. Ayat ini merupakan peringatan kepada orang berdosa. Dan menjadi suatu dorongan kepada orang yang saleh supaya berbuat baik.

    Janganlah kita beranggapan bahwa seolah-olah Allah telah menyediakan kayu pemukul untuk kita supaya kita takut, tetapi karena Ia mengasihi kita dan karena Ia suci, itulah yang seharusnya menjadi alasan kita untuk takut kepada-Nya. Lihatlah /TB #Mazmur 139:17,18*. Bahwa Allah telah mengetahui segala sesuatu sebelumnya tidak boleh dikacaukan dengan takdir Allah. Kedua hal itu agak berbeda. Segala sesuatu yang telah diketahui lebih dahulu oleh Allah akan jadi, pasti akan terjadi; tetapi bukan semuanya ditakdirkan Allah supaya jadi. Takdir Allah dialaskan pada pengetahuan-Nya tentang sesuatu sebelum hal itu terjadi. Pada zaman dahulu Firaun dikeraskan hatinya, dan hal itu ditanggungkan pada diri Firaun sendiri. Walaupun Allah telah mengetahuinya lebih dahulu, dan telah diberitahukan lebih dahulu oleh Allah, tetapi perbuatan itu semata-mata ditanggung oleh Firaun sendiri. Semua perbuatan manusia telah diketahui lebih dahulu oleh Allah, tetapi bahwasanya semua hal itu sudah ada di dalam pengetahuan Allah bukan berarti bahwa itu harus terjadi. Ada hal yang sudah ditakdirkan oleh Allah, ada hal yang hanya diketahui lebih dahulu oleh-Nya. Dalam pasal-pasal /TB #Daniel 2:1-49; 8:1-27, Kisah 15:18; Yesaya 48:5-8; 46:9,10* dikemukakan bahwa Allah mengetahui lebih dahulu segala sesuatu yang akan terjadi dalam dunia ini. Pengerasan hati selalu dimulai dalam diri manusia, bukan dari pihak Allah.

    II. ALLAH MAHAKUASA

    Allah Mahakuasa berarti Allah berkuasa melakukan segala sesuatu yang Ia kehendaki. Kuasa Allah tidak terbatas.

    Allah berkuasa membuat segala sesuatu; tidak ada pekerjaan yang sukar bagi Allah: tidak ada hal yang mustahil bagi Allah. Allah Mahakuasa (/TB #Ayub 42:2; Kejadian 18:14; Matius 19:26*). Segenap alam takluk dan tunduk di bawah kuasa dan kehendak Allah (/TB #Kejadian 1:3*; /TB #Mazmur 33:6-9; 107:25-29; Nahum 1:3-6*).

    Segenap manusia takluk di bawah kuasa dan kehendak Firman allah. Berbahagialah orang yang dengan kehendaknya sendiri tunduk dan takluk kepada kuasa dan kehendak Firman Allah (/TB #Yakobus 4:12-15*). Malaikat-malaikat takluk di bawah kehendak dan kuasa Firman Allah (/TB #Ibrani 1:13,14*). Setan pun tunduk kepada kehendak dan kuasa Firman Allah (/TB #Ayub 1:12; 2:6*).

    Allah berkuasa menjadikan hal-hal yang baru (/TB #Matius 3:9*). Allah berkuasa melakukan perkara-perkara rohani yang ajaib (/TB #Efesus 1:19; 3:20*; /TB #2Korintus 4:6*).

    Kuasa Allah hanya dapat dibatasi oleh kehendak Allah.

    Di dalam menyatakan atau melaksanakan kuasa-Nya, maka kuasa Allah itu dibatasi oleh kehendak-Nya sendiri, kehendak-Nya yang berbudi dan yang penuh kasih. Allah dapat membuat segala sesuatu, akan tetapi Ia hanya akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan hikmat-Nya, kesucian-Nya dan kasih-Nya. Allah tidak pernah memboroskan kuasa-Nya (/TB #Yesaya 59:1,2*).

    Pertanyaan : Apakah sebabnya Allah tidak mulai dari sekarang membinasakan si Iblis?
    Jawab : Pada saat ini belum saatnya bagi Tuhan untuk membinasakan si Iblis. Walaupun perasaan iri hati Iblis dan niat hati Iblis jahat sekali, namun hal itu juga merupakan bagian dari rencana Allah yang penuh kasih yaitu untuk menguji manusia. Allah tidak menjadikan dua buah gunung tanpa lembah diantaranya. Bukan berarti Allah tidak dapat melakukannya, tetapi Allah tidak mau melakukannya. Allah tidak dapat berbuat sesuatu yang bertentangan dengan sifatnya. Allah tidak dapat berdusta, Allah tidak dapat berdosa, Allah tidak dapat mati. Apabila allah melakukan salah satu di antaranya, itu menunjukkan bahwa Allah kurang berkuasa. Allah mempunyai segala kuasa yang setara dengan kesempurnaan-Nya - Ia mempunyai segala kuasa untuk melakukan apa yang patut dilakukan-Nya.

    Pertanyaan : Dapatkah Allah menjadikan sebuah batu yang sedemikian besarnya sehingga Ia tidak dapat mengangkatnya? Bagaimana saudara menjawab pertanyaan itu? Jawab : Ia tidak menghendaki hal itu.

    Allah Mahakuasa bukan berarti Ia akan memakai atau menyatakan segala kuasa-Nya. Tuhan Allah dapat mengendalikan kuasa-Nya. Kuasa Allah ada di bawah perintah kehendak-Nya yang berbudi. Allah berkuasa melakukan semua hal yang dapat Ia lakukan, hanya hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya saja. Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu, tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Kehendak Allah mengatasi kuasa-Nya. Allah dapat membatasi diri-Nya sendiri, tetapi tidak ada apapun yang dapat membatasi Dia. Memang perbuatan Allah yang Mahakuasa itu dibatasi pada waktu Ia mengenakan tubuh manusia yang fana, menjelma di dalam Yesus Kristus. Hal ini dilakukan-Nya sebab kasih-Nya kepada manusia. Bilamana kita membatasi diri kita karena kita mengasihi orang lain, maka kita meniru teladan Allah. Tuhan Yesus Kristus telah melakukan hal itu, sebagaimana yang dikatakan dalam /TB #Filipi 2:5-11*.

    III. ALLAH MAHAHADIR

    Allah ada disegala tempat, /TB #Mazmur 139:7-10; Yeremia 23:23,24*; /TB #Kisah 17:24-28; Yesaya 57:15*. Allah ada di seluruh bagian alam ini dan dekat kepada kita masing-masing. Di dalam Dia tiap-tiap orang hidup dan bergerak. Tidak ada yang dapat menghalangi Allah. Manusia tidak dapat. Iblis, roh jahat tidak dapat, dan makhluk apapun juga tidak dapat menghalangi. Hanya satu hal yang dapat menghalangi Allah, yaitu dosa, dosa saya. Dosa orang lain tidak dapat menghalangi kehendak Allah untuk diri saya, hanya dosa saya sendiri. Tidak ada yang saya takuti, kecuali dosa saya. Allah ada di mana-mana tempat berarti Allah dalam segenap pribadi diri-Nya, tidak terpisah-pisah, memenuhi segenap alam ini. Bila dikatakan Allah dekat dengan kita, hal itu terasa masih jauh, sebab Ia ada di dalam kita, roh kita merupakan tempat tinggal yang paling disukai Allah. Dalam Talmud diuraikan perbedaan antara menyembah Allah dan menyembah berhala sebagai berikut; berhala itu kelihatannya dekat dengan kita, akan tetapi sesungguhnya berhala itu jauh sekali. Yehova seakan-akan jauh dengan kita, akan tetapi sesungguhnya Ia dekat. Allah ada dimana-mana tempat untuk mendengar doa kita.

    Akan tetapi, dalam arti yang lain, Allah tidak ada di mana-mana tempat. /TB #Yohanes 14:28; 20:17; Efesus 1:20; Wahyu 21:2,3,10,23; 22:1,3*. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Allah mempunyai suatu tempat kediaman yang pasti. Dalam arti ini Allah tidak ada dimana-mana tempat dalam alam ini, karena Ia berada pada tempat kediaman yang pasti itu (/TB #Yesaya 66:1*). Maksudnya, pada beberapa tempat tertentu Allah itu nyata, ada, sedangkan pada beberapa tempat lain tidak. Bacalah /TB #Markus 1:9-11*. Allah Bapa menyatakan diri sepenuhnya di dalam sorga. Dahulu Anak Allah menyatakan diri sepenuhnya di dalam dunia, sekarang Anak Allah sudah ada di surga. Allah Roh Kudus menyatakan diri dimana-mana tempat disegenap alam ini (/TB #Kejadian 1:2; Mazmur 104:30*); dan di dalam hati setiap orang yang percaya (/TB #Yohanes 14:16,17; Roma 8:9*); juga kepada semua orang yang tidak percaya (/TB #Yohanes 16:7-11*). Oleh sebab itu Roh Kudus, Allah Bapa dan Allah Anak tinggal di dalam orang saleh (/TB #Yoh 14:17,19,20,23*).

    Manfaat dari pengajaran ini:

    1. Hal yang kita bahas di atas menjadi suatu penghiburan bagi kita. Allah dekat kepada kita. Berserulah kepada-Nya sebab Ia mendengar. Roh Tuhan dan roh kita dapat bertemu. Ia lebih dekat kepada kita daripada tangan dan kaki kita (bacalah /TB #Mazmur 139:17,18 dan Matius 28:20*).
    2. Suatu peringatan bagi kita: Orang berdosa tidak dapat melarikan diri dari pandangan Allah, oleh sebab itu kita harus takut berbuat dosa. "Kulihat Dia yang telah melihat aku".

    IV. ALLAH MAHASUCI

    A. Kesucian Allah

    Allah itu suci, amat suci, Allah Mahasuci, /TB #Yesaya 6:3; Yosua 24:19*; /TB #Mazmur 22:4; 99:5,9; 5:12; Yohanes 17:11; 1Petrus 1:15,16*. Allah disebut "Yang Mahakudus Allah Israel" kira-kira tiga puluh kali dalam Kitab Yesaya, dan lima kali dalam kitab-kitab yang lain. Dalam Perjanjian Baru, Allah Anak disebut "Yang Kudus", /TB #1Yohanes 2:20*. Dan Pribadi yang ketiga disebut "Roh Kudus". Suci adalah sifat Allah yang terutama dan yang penting, /TB #Yesaya 57:15*. Dalam ayat ini dapat kita lihat bahwa nama menyatakan sifat. Kesucian Allah menguasai segenap sifat Allah. Kasih Allah tidak dapat melawan kesucian Allah.

    B. Apakah artinya suci ?

    /TB #Imamat 11:43-45, Ulangan 23:14*, bacalah juga ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya. Suci berarti bebas dari segala yang najis, yaitu bersih. Allah itu suci, artinya Allah itu kudus dan bersih, /TB #1Yohanes 1:5*.

    Perhatikan segenap Taurat, syarat-syarat Tuhan dan semua peraturan tentang membasuhkan diri: ada tiga bagian di dalam Kemah Suci; dan yang diizinkan menghampiri Allah dari antara orang-orang Israel ialah orang-orang Lewi, para Imam dan Imam Besar, tetapi dengan perbedaan. Dan orang yang mau menghampiri Allah harus membawa korban persembahan. Segenap Firman Allah kepada Musa dalam /TB #Keluaran 3:5*, dan kepada Yosua dalam /TB #Yosua 5:15; hukuman atas Uzia dalam 2Tawarikh 26:16-26*, Firman Tuhan kepada bani Israel supaya mereka tidak mendekati gunung Sinai dan pada waktu Allah turun ke tempat itu; kebinasaan Korah, Datan, dan Abiram dalam /TB #Bilangan 16:1-33; kebinasaan Nadab dan Abihu dalam Imamat 10:1-3*; dalam semua peristiwa itu Tuhan ingin mengajarkan dan menekankan kepada bani Israel bahwa Allah itu suci, begitu suci sehingga manusia tidak dapat langsung menghampiri Dia.

    Inti bagian ini, yaitu Allah itu suci, merupakan pengajaran yang utama dan penting di dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam agama Yahudi maupun agama Kristen.

    C. Bagaimana Kesucian Allah Dinyatakan

    1. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah membenci dosa (/TB #Habakuk 1:13; Kejadian 6:5,6; Ulangan 25:16; Amsal 15:9,26*).
    2. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah berkenan akan kebenaran dan kesucian (/TB #Amsal 15:9; Imamat 19:2; 20:26*).
    3. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak pernah berbuat dosa atau kejahatan (/TB #Ayub 34:10*).
    4. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal orang berdosa diceraikan daripada Allah (/TB #Yesaya 59:1,2*). Oleh sebab itu penebusan perlu diadakan agar orang berdosa dapat menghampiri Allah. Hal ini dapat kita ketahui pada ayat-ayat: /TB #Efesus 2:13; Ibrani 10:19; Yohanes 14:6*. Tidak ada orang yang dapat menghampiri Allah kecuali melalui darah Tuhan Yesus yang tertumpah di atas kayu salib. Kesucian Allah menuntut adanya penebusan. Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa tebusan itu perlu hanya supaya manusia digerakkan oleh suatu teladan yang baik. Tebusan itu bukan hanya suatu teladan yang baik, tetapi perlu bagi kita agar kita dapat menghampiri Allah. "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Artinya sebab Allah itu suci, dosa harus diampuni sebelum manusia dapat bersekutu dengan Allah.
    5. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal orang berdosa dihukum (/TB #Keluaran 34:6-7; Kejadian 6:5-7; Mazmur 5:5-7*). Allah menghukum orang berdosa bukan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang berdosa, tetapi Allah menghukum orang berdosa sebab Ia suci. Allah membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian Allah terhadap dosa tetap hidup di dalam diri-Nya sehingga hal itu harus dinyatakan kepada manusia. Bila Allah murka terhadap dosa, itu berarti kesucian Allah menuntut untuk menghukum orang berdosa. Dalam /TB #Yesaya 53:6*, "menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian" berarti "menuntut agar Ia dihukum". Bila ada yang menganggap bahwa hukuman atas dosa itu tidak ada hubungannya dengan kebencian Allah terhadap dosa, maka anggapan itu tidak sesuai dengan Alkitab, dan merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Allah Mahasuci dan Ia benci sekali terhadap dosa. Sifat ini kadang-kadang ada di dalam diri kita dalam hal kita benci terhadap kejahatan. Akan tetapi, karena Allah Mahasuci, murka-Nya terhadap dosa yang kecil sekalipun, lebih besar daripada murka kita terhadap dosa yang besar. Memang Allah kasih, tetapi kasih-Nya bukan kasih yang membiarkan dosa. "Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan" (/TB #Ibrani 12:29*). Kasih Allah kepada orang berdosa tidak dapat kita mengerti kecuali dalam hal murka-Nya yang bernyala-nyala terhadap dosa, yaitu murka-Nya yang bernyala-nyala terhadap Tuhan Yesus Kristus yang menanggung dosa-dosa kita di kayu salib.
    6. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban (grafirat) untuk menyelamatkan manusia daripada dosa mereka, dan menyucikan mereka. Kematian Tuhan Yesus bukan hanya menyatakan kasih Allah, tetapi terutama menyatakan kesucian Allah, dan kebencian-Nya terhadap dosa (/TB #Yohanes 3:16; 1Petrus 3:18*).

    D. Nasihat sehubungan dengan kesucian Allah

    1. Kita harus menghampiri Allah dengan rasa takut dan hormat. Serafim sekalipun harus menudungi mukanya dan kakinya pada waktu mereka menghadap hadirat Allah. Serafim mempunyai enam sayap, empat sayap berfungsi untuk menyembah dan dua yang lain untuk bekerja dan melayani (/TB #Ibrani 12:28,29*; /TB #Keluaran 3:4,5; Yesaya 6:1-3*).
    2. Terang kesucian Allah menyatakan kenajisan dosa kita (/TB #Yesaya 6:5,6; Ayub 42:5,6*). Jika seseorang menganggap dirinya baik atau suci, jelas bahwa orang itu belum bertemu dengan Tuhan. Kalau kita berhadapan dengan Allah, maka kebenaran diri kita akan dihancurkan. Bila ada orang yang mengaku dirinya benar, maka kita patut menunjukkan dan menyatakan kesucian Allah kepada-Nya agar ia menginsafi dirinya yang berdosa (/TB #Yesaya 64:6*).
    3. Tidak ada pengampunan tanpa penumpahan darah Kristus (/TB #Ibrani 9:22*). Manusia harus ditutupi dihadapan Allah yang suci, dan hanya darah Yesus Kristus yang dapat menutupi dosa kita.
    4. Betapa ajaibnya kasih Allah kepada kita. Kita tidak akan heran apabila suatu ilah yang berdosa mengasihi orang berdosa, tetapi bila Allah yang nama-Nya suci, Allah Yang Mahasuci mengasihi kita yang jahat, maka hal itu merupakan suatu keajaiban. Kita tidak dapat menduga rahasia ini. Tidak ada rahasia lain di dalam Alkitab yang seajaib ini.

    E. Keterangan lain tentang kesucian Allah.

    Dalam /TB #Keluaran 15:11* dikatakan, "...siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu," dan dalam /TB #Keluaran 9:10-16* dikatakan bahwa orang Israel harus menguduskan diri menghadap Allah untuk menyembah Dia. Dalam /TB #Yesaya 6:3* kita dapat melihat perbedaan antara kesucian Allah dan kenajisan bibir manusia yang harus disucikan dengan api dari mezbah. Bacalah /TB #2Korintus 7:1; 2Tesalonika 3:13 dan khususnya Ibrani 12:29*, di mana Allah disebut "api yang menghanguskan", yaitu menghanguskan segala dosa.

    Dahulu pengertian orang Yahudi mengenai kesucian belum begitu jelas, dan pengertian itu makin lama makin bertambah jelas. Akan tetapi pengertian yang benar dan jelas tentang kesucian hanya didapati dalam Perjanjian Baru, dan terutama dalam kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus.

    Pada saat seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, pada saat itulah ia mengetahui sebagian (kecil) dari kesucian Allah yang telah didukacitakannya.

    Dalam Perjanjian Lama asas pengajaran yang terutama bukan mengenai keesaan Allah dan kemuliaan Allah, akan tetapi mengenai kesucian Allah.

    Tujuan agama Kristen ialah agar diri kita menjadi suci. Akan tetapi kesucian itu menjadi tujuan manusia hanya apabila manusia mengerti bahwa Allah itu suci. Kesucian bukan keadilan. Keadilan merupakan hasil atau akibat daripada kesucian. Bukan Allah itu suci karena Ia mengasihi, akan tetapi Allah mengasihi karena Ia suci. Kadang-kadang Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan nyata dan kadang-kadang tidak, sesuai dengan kehendak-Nya, akan tetapi kesucian Allah itu pasti dan tidak berubah. Harus ada suatu alasan untuk menunjukkan rahmat Allah, tetapi tidak perlu ada alasan untuk menyatakan kesucian Allah oleh sebab Allah memang suci. Ia adalah sumber kesucian, kebenaran, dan kebaikan. Sifat dan perbuatan Allah itu murni dan suci. Suci artinya bukan hanya terpisah dari segala yang najis, tetapi juga segala sesuatu yang baik ada di dalam Dia. Kesucian Allah sesuai dengan keadaan-Nya yang sempurna. Sikap Allah selalu sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus ingat bahwa kesucian hati (batin) mendahului kesucian kehendak. Suci ialah sifat Allah yang terutama. Hal ini nyata dari:

    1. Dalam Alkitab, kesucian dituntut dari hati manusia, dan kesucian menyebabkan banyak kesukaan di dalam sorga (Bacalah /TB #1Petrus 1:16*; /TB #Ibrani 12:14; Lukas 5:8; Wahyu 4:8; Mazmur 97:2*).
    2. Kadang-kadang Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan nyata, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, tetapi Allah tetap suci (/TB #2Petrus 2:4*).
    3. Kesucian Allah menguasai seluruh pekerjaan dan tindakan Allah. Misalnya, dalam tebusan yang dilakukan oleh Kristus: kasih mengadakan tebusan itu, akan tetapi kesucian yang dilanggar oleh manusia yang menuntut tebusan itu.

    F. Kesucian Allah menuntut kesucian dalam diri manusia.

    1. "Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus" (/TB #1Petrus 1:16* dan /TB #Matius 5:48*).
    2. Segenap Taurat disatukan di dalam "kasih". /TB #Matius 22:37*, "Kasihilah Tuhan, Allahmu," dan /TB #Roma 13:10*,"... kasih adalah kegenapan hukum Taurat." Kita patut mengasihi Allah sebab Allah itu suci, dan bukan untuk mencari keuntungan bagi diri kita sendiri. Kasih kepada Allah harus menimbulkan kesucian di dalam diri manusia.
    3. Dalam kehidupan Tuhan Yesus kita melihat suatu teladan bahwa Ia semata-mata hanya mengikuti kehendak Allah Bapa-Nya (/TB #Markus 10:18*; /TB #Yohanes 5:19-30*). Dari ayat-ayat itu Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya Allah Bapa yang benar, dan Ia datang hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Demikian pula kita wajib menjadi seperti Tuhan kita, dan oleh karena Tuhan itu suci (kudus), maka kita juga harus suci (kudus).

    G. Teladan Kesucian Allah

    Teladan yang paling sempurna dari kesucian Allah ialah di dalam Yesus Kristus. Dalam /TB #Ibrani 1:9* dikatakan, "Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan." Banyak ayat di dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Tuhan Yesus benci terhadap kejahatan, dan mengasihi kebenaran. Di dalam diri Tuhan Yesus Kristus kedua hal itu tidak dapat dipisahkan. Itulah kesucian yang sempurna. Bila ada yang bertanya, "Apakah kesucian itu?" dapat kita jawab, "Kesucian ialah mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan." Hal ini diharuskan bagi orang Kristen. Kalau kita tidak mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan, maka kita bukan orang suci, dan kita belum melaksanakan kehendak Allah.

    V. ALLAH MAHAKASIH

    A. Kasih Allah

    Allah adalah kasih (/TB #1Yohanes 4:7,8,16*). Allah bukan hanya mengasihi, tetapi Allah juga kasih. Kasih adalah sifat Allah. Segala kasih berasal dari Allah, yaitu kasih yang suci.

    Pertanyaan : Apakah kasih itu? Jawab : /TB #Yohanes 3:16,17; Matius 5:44,45*. Kasih merindukan sentosa dan sejahtera bagi orang yang dikasihi, dan bersukacita apabila hal itu terjadi atas orang yang dikasihi. Kasih adalah suatu anugerah yang hidup dan berlaku atas diri kita, yaitu kasih kepada orang lain. Kita hanya dapat mengetahui kasih yang benar apabila kita telah mengetahui kasih Allah kepada kita. Kasih Allah kepada kita dinyatakan dalam pekerjaan Yesus Kristus di atas kayu salib. /TB #1Yohanes 4:8-16*, "Allah adalah kasih", "Allah adalah terang", "Allah adalah Roh". Roh dan terang adalah hakekat Allah, tetapi kasih adalah pancaran dari hakekat Allah itu. Allah juga mengasihi, dan Allah hidup dalam suasana kasih. Dari /TB #1Yohanes 3:16 dan Yohanes 3:16* nyata bahwa begitu besarnya kasih Allah kepada mahkluk-Nya sehingga Ia mau mengadakan korban yang sangat berharga untuk menyatakan kasih itu. Kasih Allah tidak pernah membiarkan dosa, tetapi menarik kita kepada kesucian. Kasih Allah mengadakan korban untuk menebus dosa.

    B. Siapakah yang dikasihi Allah?

    Allah mengasihi Anak-Nya (/TB #Matius 3:17; 17:5; Lukas 20:13*). Dari permulaan, bahkan sampai selamanya Allah terutama mengasihi Anak-Nya, /TB #Yohanes 17:24*. Kasih Allah kekal, oleh sebab itu harus ada satu pribadi yang kekal untuk menyambut kasih itu. Oleh sebab itulah juga harus ada lebih dari satu pribadi dalam Allah Yang Esa itu, yaitu tiga pribadi yang dapat saling mengasihi. Kasih yang kekal dari Allah dinyatakan dari kekal sampai kekal kepada Anak yang kekal, yaitu Yesus Kristus.

    Allah mengasihi mereka yang dipersatukan dalam Anak itu oleh iman dan kasih. Dalam bagian berikut ini kita akan membahas tentang Allah mengasihi umat manusia, tetapi terutama sekali Ia mengasihi mereka yang ada di dalam Kristus. Kasih Allah kepada orang yang ada di dalam Kristus sama dengan kasih-Nya kepada Kristus sendiri (/TB #Yohanes 17:23*). Allah telah mengasihi kita sebelum kita mengasihi Kristus, yaitu sebelum kita ada di dalam Kristus. Bacalah /TB #1Yohanes 4:19*. Yesus Kristus ada di dalam pusat kasih Allah, lalu menarik kita kepada tempat itu, dan menetapkan kita di situ agar kita juga mengalami kasih Allah Bapa sama seperti Ia telah mengalaminya.

    Allah mengasihi segenap isi dunia ini dan setiap orang di dalam dunia ini (/TB #Yohanes 3:16; 1Timotius 2:4; 2Petrus 3:9*).

    Allah mengasihi orang berdosa, orang kafir, bahkan Allah juga mengasihi orang-orang yang mati di dalam dosa (/TB #Roma 5:6-8; Efesus 2:4,5*; /TB #Yehezkiel 33:11*). Akan tetapi kasih Allah kepada orang berdosa tidak sama dengan kasih Allah kepada orang yang di dalam Kristus, yaitu mereka yang percaya kepada Kristus (/TB #Yohanes 14:21,23; Yohanes 17:23*; /TB #Roma 8:30-39*). Allah rindu agar orang berdosa diselamatkan, dan ini merupakan bukti bahwa Allah mengasihi mereka. Bacalah /TB #Lukas 15:7-10*. Semua ini dilukiskan dengan seorang bapa yang mengasihi anak-anaknya. Bapa itu sangat mengasihi anaknya yang baik, tetapi bapa itu juga mengasihi anaknya yang pemboros dan jahat.

    C. Bagaimana kasih Allah dinyatakan?

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah melayani serta mencukupi keperluan orang yang dikasihi-Nya, juga dalam hal Ia membawa sukacita kepada mereka dan menjauhkan mereka dari kejahatan (/TB #Yesaya 48:14,20,21*; /TB #Ulangan 32:9-12; 33:3-12*).

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah mengajar dan mendisiplin orang yang dikasihi-Nya, untuk mendatangkan manfaat bagi mereka sendiri, agar dari ajaran dan disiplin itu timbul buah-buah kebenaran (/TB #Ibrani 12:6-11*).

    Kasih telah dinyatakan dalam hal Allah ikut menderita bila orang-orang yang dikasihi-Nya sedang menderita, meskipun penderitaan itu datang dengan kehendak Allah (/TB #Yesaya 63:9*).

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak pernah melupakan orang yang dikasihi-Nya. Kadang-kadang kita merasa seakan-akan Tuhan lupa, tetapi sebenarnya tidak (/TB #Yesaya 49:15,16*).

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban yang benar dan ajaib bagi orang yang dikasihi-Nya, yaitu korban anak tunggal-Nya, untuk menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita. Kasih-Nya diukur dengan pengorbanan-Nya. Kasih Allah diukur dengan korban Kristus (/TB #1Yohanes 4:9,10; Yohanes 3:16*). Bandingkan dengan /TB #Kejadian 22:12*. Abraham tidak menahan anaknya bagi Tuhan. Lihatlah /TB #Roma 8:23 dan Yesaya 53:6*. Kesucian Allah menuntut adanya tebusan, akan tetapi kasih Allah mengadakan tebusan itu. Allah mengasihi sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal kepada kita dan karena kita. Dalam Kristus Allah memberikan diri-Nya sendiri karena kita. Dalam Roh Kudus Allah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Hanya di dalam tiga pribadi yang Esa terdapat kasih yang sempurna. Dalam tiga pribadi itu kasih yang sempurna diberikan satu kepada yang lain, dan diterima dengan sempurna. Kasih bersukacita dalam penderitaan (siksaan) karena kasih itu membawa kebaikan kepada orang yang dikasihi-Nya. Lihatlah /TB #Ibrani 1:9; 12:2*.

    Kita mengalami kehidupan Kristen yang mulia bila kita mengalami penderitaan karena orang lain (/TB #Galatia 4:19*). Kita merasakan sukacita Kristus kalau kita merasakan persekutuan dalam kesengsaraan-Nya.

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni dosa orang-orang yang bertobat (/TB #Yesaya 38:17; 55:17*).

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal: (/TB #Efesus 2:4-8*).

    1. Allah memberikan hidup kekal kepada orang yang telah mati oleh kesalahan-kesalahannya.
    2. Allah membangkitkan orang itu bersama dengan Kristus.
    3. Allah memberikan tempat kepada orang itu bersama dengan Dia di sorga.
    4. Pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

    Sekarang Allah sedang bekerja untuk kita dan baru mulai menyatakan kasih-Nya kepada kita. Nanti, di dalam sorga, barulah sempurna penyataan kasih-Nya kepada kita dan lengkaplah segenap pekerjaan-Nya untuk kita, /TB #1Yohanes 3:2*.

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Tuhan menyebut kita anak-anak Allah (/TB #1Yohanes 3:1*).

    Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah bersukacita bila ada seseorang bertobat dan diselamatkan (/TB #Zefanya 3:17; Lukas 15:7*). Lihat juga /TB #Lukas 15:23,24*.

    D. Keterangan lain tentang kasih Allah.

    Dalam /TB #Efesus 2:1-3* digambarkan tentang keadaan kita sebagai orang berdosa. Di samping itu dikatakan juga bahwa tidak ada pengharapan bagi kita yang berdosa. Kemudian dalam ayat /TB #Efesus 2:4* kita menemukan kata "tetapi", yang memberikan gambaran yang lain. Bila manusia sudah tidak ada pengharapan, pada Allah ada pengharapan. Pada saat manusia tidak dapat menolong, Allah datang dan dengan rahmat-Nya yang terpancar dari kasih-Nya, Ia menebus manusia yang telah terjerumus ke dalam dosa itu. Tuhan memberikan pengampunan dosa dan memberi tempat kepada orang itu di dalam sorga di sebelah Yesus Kristus. Semua itu terjadi oleh karena kasih Allah yang besar dan mulia.

    Di atas kayu salib kita melihat puncak kejahatan manusia dan puncak kasih Allah. Sesungguhnya di atas kayu salib kita dapat melihat segala sifat Allah dalam kepenuhannya. Begitu besar kasih Allah kepada kita, orang berdosa, sehingga diberikan-Nya Anak kekasih-Nya menjadi korban bagi dosa kita. Betapa ajaibnya kasih-Nya kepada kita. Ajaib, sebab Allah sengaja memilih untuk mengasihi kita. Meskipun Allah benci terhadap dosa, dan Ia tidak dapat mengasihi dosa, tetapi Ia sungguh-sungguh mengasihi kita yang berdosa. Kasih Allah kepada kita mengandung maksud yang mulia, yaitu membawa kita kepada kesucian, supaya kita menjadi suci sama seperti Tuhan itu suci. Itulah tujuan korban untuk dosa yang diadakan oleh Yesus Kristus.

    Kasih yang murni telah mulai dalam diri Allah sendiri. Kasih itu merupakan ikatan antara Allah Bapa dan Allah Anak. Di dalam Allah, yaitu di dalam Tri Tunggal, terdapat kasih yang sempurna. Lalu kasih itu dinyatakan kepada manusia dalam hal Allah memberikan diri-Nya kepada manusia di kayu salib. Dengan demikian kasih menjadi ikatan persekutuan kita dengan Allah. Kasih tidak lain adalah kerinduan Allah untuk memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Ia rindu memiliki kita, oleh sebab itu Ia menyerahkan diri-Nya bagi kita. Maka, kasih yang sebenarnya kepada Allah menuntut agar kita menyerahkan seluruh diri kita kepada Allah. Kita perlu ingat bahwa manusia tanpa Allah adalah bagaikan anak piatu; dan bila Allah tidak menjumpai manusia yang menyerahkan diri kepada-Nya, Ia sangat berdukacita.

    Allah itu suci, dan Ia harus suci, akan tetapi Allah memilih untuk mengasihi manusia. Allah itu kasih, dan Ia harus mengasihi. Kalau Ia mau, boleh saja Ia hanya mengasihi para malaikat yang tidak berdosa dan membiarkan manusia mati di dalam dosanya. Tetapi Allah tidak berbuat demikian, bahkan Ia memilih untuk mengasihi manusia yang berdosa dan mengadakan korban pendamaian untuk orang yang berdosa. Kasih Allah tidak lain adalah kerinduan untuk memberikan kesucian kepada kita. Kerinduan itu akan dipuaskan apabila kita telah memperoleh kesucian dari Tuhan. Oleh sebab itu tertulis, "akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (/TB #Roma 5:8*), dan "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (/TB #1Yohanes 4:10*).

    VI. KEBENARAN DAN KEADILAN ALLAH

    Allah itu suci, budi pekerti-Nya suci. Kebenaran dan keadilan Allah dapat disebut sebagai hasil kesucian Allah. Kebenaran dan keadilan Allah adalah kesucian Allah yang dinyatakan di antara manusia. Kita juga boleh mengatakan bahwa kebenaran Allah menjadi alasan hukum-hukum Allah dan keadilan Allah menjadi peraturan dalam melaksanakan hukum-hukum itu. Kesucian Allah terlihat dalam budi pekerti Allah, tetapi kebenaran dan keadilan Allah terlihat dalam hubungannya dengan manusia. Kebenaran Allah mengadakan hukum-hukum dan keadilan-Nya melaksanakan hukum-hukum itu, yaitu dengan menghukum yang bersalah dan membenarkan atau membalas yang benar. Oleh sebab kebenaran dan keadilan-Nya, maka Allah selalu membuat yang benar dan adil. Keadilan Allah tidak berubah. Keadilan Allah tidak membalas dendam terhadap manusia, tetapi keadilan Allah membela kesucian Allah. Sikap Allah kepada makhluk-Nya adalah sesuai dengan sifat-Nya yang suci. (Lihat /TB #Ezra 9:15; Mazmur 116:5; 145:17; Yeremia 12:1; Yohanes 17:25*; /TB #Kejadian 18:25; Ulangan 32:4*).

    Bagaimana Kebenaran dan Keadilan Allah Dinyatakan.

    Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menghukum orang-orang berdosa dengan hukuman yang patut untuk mereka (/TB #Mazmur 11:4-7; Keluaran 9:23-27*; /TB #Daniel 9:12-14; Wahyu 16:5,6). Dalam Mazmur 11:4-7* Daud mengatakan tentang Raja Saul yang berkerajaan di bumi dan berbuat kejahatan, akan tetapi Allah berkerajaan di dalam sorga dan berbuat kebaikan. Allah melihat kejahatan dan kebenaran kita. Allah membenci dosa dan dosa harus dihukum, yaitu dengan menghukum orang yang berdosa apabila ia tidak bertobat. Dari /TB #Keluaran 9:23-27* kita mengetahui tentang hukuman terhadap Firaun dan tanah Mesir, sehingga Firaun mengaku dirinya berdosa dan Allah itu adil dan benar. Ayat-ayat dari Wahyu dan Daniel juga mengemukakan hal yang sama. Orang berdosa harus bersiap-siap untuk menghadapi "Hakim yang Adil" itu. Pada hari itu tidak ada orang yang akan dapat berkata, "Hukuman kepadaku ini tidak adil." Keadilan Allah memaksa Ia menghukum orang berdosa dan memaksa Ia membenarkan orang yang baik.

    Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban perdamaian dan memperdamaikan orang yang beriman kepada Yesus Kristus (/TB #Roma 3:25*). Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni dosa orang-orang yang bertobat dan yang mengakui dosa mereka (/TB #1Yohanes 1:9*).

    Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah memelihara milik-Nya dan melepaskan diri dari musuh-musuhnya (/TB #Mazmur 129:1-4; 98:1-3*; /TB #2Tesalonika 1:6,7*). Seringkali kebenaran dan keadilan Allah dihubungkan dengan hukuman atas orang berdosa, akan tetapi dalam Alkitab lebih dihubungkan dengan pemeliharaan orang-orang saleh. Karena sifat Allah yang demikian itu, patutlah kita bersukacita. Bacalah /TB #Mazmur 96:11-13; Yeremia 9:24; Mazmur 116:5,6; 145:5,15-19; Wahyu 15:3*. Juga dalam /TB #Wahyu 19:1,2; 16:4-6*, kita melihat bahwa Allah menuntut balas dan membela orang-orang saleh dengan menghukum orang-orang berdosa.

    Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menggenapi semua janji-Nya kepada anak-anak-Nya (/TB #Nehemia 9:7,8; Yosua 23:14*).

    Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah memberi upah (pahala) kepada orang benar sesuai dengan perbuatannya dan kesetiaannya (/TB #2Timotius 4:8*; /TB #Ibrani 6:10; Roma 2:5; 4:4; 3:5; 1Raja 8:32; Mazmur 7:10-12*; /TB #2Yohanes 1:8; Matius 25:34; Lukas 17:7-10; Roma 6:23; Roma 2:6*). "Hakim yang Benar" itu tidak akan membiarkan para saleh-Nya yang setia tanpa mendapat pahala. Di dunia ini kita sering merasakan pembalasan yang tidak seimbang, akan tetapi di hadapan Hakim itu kita akan mendapatkan pembalasan yang seimbang. Kalau kita menyelidiki ayat-ayat yang ada hubungannya dengan hal ini, kita akan mengetahui bahwa persoalan ini dapat dilihat dari dua segi pandangan. Dari segi pandangan yang satu, memang benar bahwa Allah tidak memberikan pahala-Nya oleh karena kebenaran dan keadilan-Nya, melainkan oleh karena kesetiaan dan rahmat-Nya. Kita wajib berbakti menurut perintah dan kehendak Allah. Kita tidak dapat menuntut suatu pembalasan dari Allah, akan tetapi Kristus boleh menuntutnya bagi kita. Dalam /TB #Matius 25:34*, "... terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu. "Kita menerimanya bukan karena kebaikan atau perbuatan-perbuatan kita. Bacalah /TB #Lukas 17:7-10 dan Roma 6:23*. Yang patut kita peroleh ialah upah dosa, yaitu maut. Akan tetapi, oleh anugerah Allah kita mendapat hidup yang kekal. Kebajikan manusia tidak dapat memaksa Allah untuk memberikan pahala bagi kebajikan itu, akan tetapi Allah akan memberi pahala sesuai dengan kebajikan yang diperbuat oleh manusia. Dengan alasan ini seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa pahala diberikan oleh Allah oleh sebab rahmat dan kesetiaan Allah. Pahala untuk Yesus Kristus, yang telah menjadi penebus dan memberikan kesucian di dalam kita, boleh dituntut dan dapat dianggap sebagai utang Allah kepada Kristus, tetapi tidak dapat dianggap sebagai utang Allah kepada kita. Meskipun demikian, menurut segi pandangan yang lain, benar juga bahwa Allah memberikan pahala berdasarkan kebenaran dan keadilan Allah. Hal ini dapat kita ketahui dari /TB #2Timotius 4:18; Ibrani 6:10; dan 2Yohanes 1:8*, di mana dikatakan bahwa pahala diberikan oleh karena kebenaran dan keadilan Allah. Di samping itu di dalam /TB #2Yohanes 1:8* ada nasihat yang sangat berfaedah bagi kita.

    VII. RAHMAT DAN KEMURAHAN ALLAH

    Secara umum, rahmat dan kemurahan Allah berarti kemurahan dan pengasihan dan kebaikan Allah yang dinyatakan bagi manusia, baik bagi manusia yang mentaati perintah Allah ataupun yang tidak. Air embun jatuh di atas duri dan di atas bunga mawar. Rahmat Allah membawa kebaikan dan keselamatan kepada orang-orang yang mula-mula melawan kehendak-Nya, sungguhpun untuk itu Allah mengadakan suatu korban yang luar biasa dan sukar.

    A. Pernyataan Alkitab tentang Rahmat Allah

    Rahmat dan kemurahan Allah berlimpah-limpah (/TB #Mazmur 62:12; 86:15*; /TB #Mazmur 103:8; 145:8; Ulangan 4:31; Lukas 15:11-32*). Rahmat Allah lebih ditujukan kepada orang yang berdosa dan kemurahan Allah kepada anak-anak-Nya yang setia. Rahmat Allah menginginkan kebaikan bagi manusia yang berdosa sehingga menyediakan penebusan. Lihatlah /TB #Roma 5:8*; /TB #Efesus 2:4*. Kemurahan Allah mencari kebaikan bagi orang-orang saleh, yaitu anak-anak Allah yang setia. Oleh sebab kemurahan-Nya Allah mencurahkan berkat-berkat ke atas orang saleh. Bacalah /TB #Roma 8:32*. Lukisan yang paling jelas mengenai rahmat dan kemurahan Allah ialah dalam perumpamaan Anak yang Hilang dalam /TB #Lukas 15:11-32*. Dalam perumpamaan itu diceritakan bahwa si bapa menunggu anaknya dengan sabar, dan bapa itu mau menyambut anaknya dengan baik dan dengan sukacita pada waktu anaknya kembali. Di samping itu si bapa sangat merindukan agar anaknya kembali, dan ia mengasihi anak itu. Demikian pulalah rahmat dan kemurahan Allah kepada manusia.

    B. Kepada siapakah rahmat dan kemurahan Allah dinyatakan?

    Rahmat dan kemurahan Allah dinyatakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (/TB #Roma 9:15-18*). Allah memberikan rahmat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, dan kita perlu ingat bahwa kehendak Allah itu suci dan sempurna. Meskipun Allah memberikan rahmat kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan seorangpun tidak dapat memerintah Dia untuk hal ini, akan tetapi kehendak-Nya ialah agar Ia dapat memberikan rahmat-Nya kepada semua manusia sebab rahmat-Nya cukup untuk segenap umat manusia. Bacalah /TB #2Petrus 3:9*. Tuhan mau memberikan rahmat-Nya kepada semua orang, akan tetapi mereka harus bertobat untuk menerima rahmat itu.

    Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang takut akan Dia dan yang mengasihi Dia, dan kepada hamba-hamba-Nya yang mentaati Firman Allah dengan segenap hati (/TB #Ulangan 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 103:11-1000* /TB #2Tawarikh 6:14). Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang mengakui dan meninggalkan dosanya (/TB #Amsal 28:13*).

    Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang percaya dan berharap dan yang berseru kepada Tuhan (/TB #Mazmur 32:10; 86:5*). Bacalah juga /TB #Roma 10:12-13*.

    C. Bagaimana rahmat Allah dinyatakan

    Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Ia mengampuni dosa, apabila dosa itu diakui dan ditinggalkan, dan orang yang berdosa itu bertobat (/TB #Keluaran 34:7; Yesaya 55:7; Yeremia 3:12; Yunus 4:2; Mikha 7:18*; /TB #Mazmur 51:3; Bilangan 14:18-20*). Alkitab mengatakan bahwa tidak benar pendapat yang mengatakan seseorang baru mendapat rahmat Allah setelah ia jatuh ke dalam dosa. /TB #2Tawarikh 6:14* membuktikan bahwa Allah mau memberikan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya dengan segenap hati mereka.

    Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Allah sabar terhadap orang yang berdosa, walaupun mereka mengeraskan hati dan tetap dalam dosa (/TB #Nehemia 9:16-18,26,27,30,31). Bacalah juga 2Petrus 3:9*. Oleh karena rahmat-Nya, maka Allah sabar terhadap orang berdosa, meskipun dosa merupakan kebencian bagi Dia. Kalau keadilan Allah dinyatakan kepada mereka, tentu sudah lama mereka dibinasakan. Allah sabar sekali kepada orang berdosa walaupun dosa itu merupakan kebencian bagi-Nya. Hanya oleh sebab rahmat Allah kita tidak dibinasakan. Akan tetapi kita harus berhati-hati agar tidak merendahkan rahmat Allah, karena Allah kita laksana "api yang menghanguskan". Allah tidak melindungi dosa, tetapi Ia mau mengampuni dosa. Rahmat Allah merupakan benteng bagi orang yang bertobat, tetapi bukan tempat perlindungan bagi orang yang sombong dan yang dengan seenaknya berbuat dosa. Oleh sebab itulah manusia harus bertobat dari dosanya sebab rahmat dan kemurahan Tuhan itu diberikan dengan berlimpah. Rahmat Allah dinyatakan dalam hal berbagai macam pertolongan yang diberikan kepada orang yang percaya serta berharap kepada-Nya (/TB #Mazmur 21:8; 59:17; 6:2-5; Keluaran 15:13*).

    Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Allah menyembuhkan orang sakit yang beriman akan Dia dan mentaati Firman-Nya yang diberikan berhubungan dengan keadaannya (/TB #Matius 8:16,17; Markus 16:15,17,18; Kisah 3:6-8*; /TB #Yohanes 5:13-16; Filipi 2:27; Yesaya 53:4*).

    Allah menepati janji-Nya oleh karena kesetiaan-Nya; Allah membuat janji oleh karena kebaikan-Nya. Ayat-ayat lain mengenai rahmat Allah adalah:

    • /TB #Titus 3:4* - Kasih Allah kepada manusia.
    • /TB #Roma 2:4* - Kebaikan Allah.
    • /TB #Matius 5:44,45* - Kasihilah musuhmu....karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga.
    • /TB #Yohanes 3:16; 2Petrus 1:3* - Kita diberi segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.
    • /TB #Roma 8:32; Yohanes 4:10* - Keadilan Allah menuntut kesucian dari manusia. Kasih dan Rahmat Allah memberikan kesucian itu.

    VIII. KESETIAAN ALLAH

    A. Firman Allah tentang Kesetiaan Allah (Allah itu Setia).

    Arti kata setia: kata setia dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani berasal dari sebuah kata yang berarti "sokong" atau "tanggung". Orang yang setia berarti orang yang dapat "menyokong" kita, yang menanggung kita, yang kepadanya kita dapat bersandar tanpa merasa kuatir (/TB #Ulangan 7:9; 32:4*; /TB #Yesaya 49:7; 1Korintus 1:9; 10:13; 1Tesalonika 5:24; 2Tesalonika 3:3*; /TB #1Yohanes 1:9*).

    Lihatlah bagaimana kata itu dipakai dalam ayat-ayat yang berikut: /TB #Matius 24:45,46; 25:21,23; 1Timotius 1:15; Wahyu 21:5; Amsal 14:5*. Dalam ayat-ayat tersebut, bila dikatakan Allah itu setia, itu berarti kita dapat bersandar kepada-Nya tanpa kuatir, karena Dialah yang menyokong kita. Kesetiaan Allah menjadi dasar keyakinan kita bahwa Allah, karena kasih-Nya, akan menggenapi segala sesuatu yang telah dijanjikan-Nya kepada kita, yang percaya akan Dia dan yang mentaati Injil-Nya. Janji-janji Tuhan itu tidak dialaskan pada perbuatan-perbuatan kita, tetapi dialaskan pada perbuatan Yesus Kristus. Jadi kesalahan-kesalahan kita tidak dapat membatalkan janji itu, kalau kita mau bertobat. Dalam /TB #1Yohanes 1:9* Tuhan itu setia dan adil, setia terhadap janji-Nya, dan adil terhadap Kristus. Kesetiaan Allah menentukan bahwa Ia akan mencukupkan segala kekurangan kita. Lihat /TB #Matius 6:33; 1Korintus 2:9; Mazmur 84:12*.

    B. Kebesaran Kesetiaan Allah

    Kesetiaan Allah besar, sampai ke awan (/TB #Mazmur 36:6; Ratapan 3:23*). Segala sesuatu dikerjakan Tuhan dengan kesetiaan-Nya (/TB #Mazmur 33:4*).

    C. Bagaimana Kesetiaan Allah Dinyatakan

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah menggenapi semua janji-Nya, yaitu melaksanakan segala perintah-Nya, bagaimanapun juga sikap manusia (/TB #Ibrani 10:23,36,37; Ulangan 7:9; Yosua 23:14; 1Raja 8:23,24,56*; /TB #Mazmur 89:34,35; 119:89,90*). Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah membela serta melepaskan hamba-hamba-Nya daripada kesusahan dan perlawanan (/TB #1Petrus 4:19; Mazmur 89:21-27*).

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Ia tidak meninggalkan umat-Nya, melainkan Ia menyelamatkan mereka, walaupun mereka tidak setia kepada Allah (/TB #Ratapan 3:22; 1Samuel 12:20-22; Yeremia 51:5; 2Timotius 2:13*). Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya dicobai, melebihi kekuatan mereka, tetapi pada waktu mereka dicobai, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga mereka dapat menanggungnya (/TB #1Korintus 10:13*).

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah menetapkan serta meneguhkan orang-orang yang dipanggil-Nya, dan Ia melepaskan mereka dari si jahat, serta menguduskan dan memelihara mereka dengan sempurna, yaitu roh, tubuh dan jiwa mereka, sehingga mereka tidak bercacat pada waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Keteguhan kepercayaan anak-anak Allah mengenai masa yang akan datang tidak bergantung pada kesetiaan mereka sendiri, tetapi berdasarkan pada kesetiaan Tuhan yang akan memelihara mereka, tetapi di dalam hati mereka harus ada kerinduan untuk dipelihara oleh Yesus Kristus (/TB #2Tesalonika 3:3; 1Korintus 1:8,9; 1Tesalonika 5:23,24*). Lihat juga /TB #Yohanes 10:28,29; Ibrani 6:4-12*.

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mengajar anak-anak-Nya yang sesat (/TB #Mazmur 119:75; Ibrani 12:6*).

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni anak-anak-Nya bila mereka mengakui dosa-dosa mereka (/TB #1Yohanes 1:9*). Keteguhan kepercayaan bahwa Allah akan mengampuni dosa kita bila kita mengakuinya, berdasarkan pada dua hal: pertama; kebenaran Allah, dan kedua; kesetiaan Allah. Kalau kita kuatir bahwa dosa kita tidak diampuni sesudah kita mengakuinya, maka berarti kita menyangkal kebenaran dan kesetiaan Allah dan menganggap Dia pendusta.

    Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mendengar dan mengabulkan doa anak-anak-Nya (/TB #Mazmur 143:1,2*).

    {Bila ingin mempelajari dengan lebih mendetail tentang sifat-sifat Allah, bacalah buku Mengenal Yang Mahakudus, sifat-sifat Allah: artinya dalam kehidupan Kristen, oleh A.W. Tozer.}


    BAB 4. ASAS PENGAJARAN TENTANG PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH

    I. TAKDIR ALLAH

    A. Keterangan tentang takdir Allah

    Takdir Allah adalah maksud Allah yang kekal yang terjadi dan digenapkan dalam zaman dan masa, /TB #Roma 8:28, Efesus 1:9-12*. Di dalam /TB #1Timotius 1:17* Yesus Kristus disebut Raja segala zaman (Raja Kekal). Melalui takdir Allah kita mengerti maksud dan tujuan Allah di dalam Ia menetapkan atau mengizinkan segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi dalam alam ini. Sebagaimana tukang yang mendirikan rumah itu memiliki gambarnya, begitulah Allah dan takdir-Nya.

    B. Apa yang termasuk dalam takdir Allah

    Dalam takdir Allah termasuk penciptaan alam ini beserta kelanjutannya, pemeliharaan alam ini, pemeliharaan terhadap makhluk-Nya, dan penebusan manusia. Mengenai penebusan manusia akan dibahas dalam pasal selanjutnya.

    Tentu Tuhan Allah mempunyai maksud dan tujuan dalam penciptaan-Nya. Sebagian daripada maksud itu kita ketahui, akan tetapi seluruh maksud Allah belum dinyatakan kepada kita. Apakah tujuan Allah menjadikan alam ini? Tentu kita akan menjawab: Untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Untuk menyatakan hikmat-Nya. Untuk menyatakan sifat-sifat-Nya, terutama kasih-Nya. Alam ini dijadikan untuk manusia, sebab Allah memikirkan manusia ketika Ia menjadikan alam ini. Manusia lebih berharga daripada segenap alam. Satu jiwa lebih indah daripada segenap dunia ini.

    C. Alkitab membuktikan takdir Allah

    Dari segi pandangan yang luas kita boleh berkata bahwa segala perkara, baik besar maupun kecil, masuk dalam takdir Allah, /TB #Yesaya 14:26,27; 46:10,11*; /TB #Daniel 4:35; Efesus 1:11*. Marilah kita menyelidiki hal-hal yang ditakdirkan Allah:

    1. Menetapkan dan meneguhkan alam ini, /TB #Mazmur 119:89-91*.
    2. Suasana kerajaan-kerajaan di bumi, /TB #Kisah 17:26*.
    3. Panjangnya umur manusia, /TB #Ayub 14:5*.
    4. Cara kita meninggal dunia, /TB #Yohanes 21:19*.
    5. Allah telah mentakdirkan manusia bebas dalam perbuatannya. Ini berarti manusia bebas berbuat baik atau jahat. Tuhan Allah tidak mentakdirkan manusia berbuat jahat, akan tetapi Tuhan mengizinkan manusia berbuat jahat. Kejahatan terjadi oleh sebab pilihan manusia yang bebas dalam kehendak dan perbuatannya, /TB #Yesaya 44:28; Efesus 2:10; Kejadian 50:20; 1Raja 12:15*; /TB #Lukas 22:22; Kisah 2:23; 4:27,28; Roma 9:17; 1Petrus 2:8*; /TB #Wahyu 17:17*.
    6. Keselamatan orang yang percaya, /TB #1Korintus 2:7; Efesus 1:3,10,11*.
    7. Hal Kerajaan Kristus didirikan, /TB #Mazmur 2:7,8; 1Korintus 15:23*.
    8. Pekerjaan Kristus dan milik-Nya diteguhkan, /TB #Filipi 2:12*; /TB #Wahyu 5:7*.

    Takdir-takdir Allah tidak bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, tidak bertentangan dengan sifat Allah yang tidak berubah, tidak bertentangan dengan kasih Allah, dan tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak manusia. Suatu alam yang tidak dikuasai oleh takdir-takdir tentu akan rusak seperti kereta api yang berjalan cepat dengan tidak ada orang yang menjalankannya.

    Kita harus ingat, bahwa takdir-takdir Allah tidak menghapuskan kebebasan kehendak dan perbuatan manusia. Sebetulnya mengenai takdir Allah dan hubungan takdir itu dengan kebebasan perbuatan manusia tidak dapat kita mengerti dengan sempurna. Kita juga patut ingat bahwa takdir Allah tidak meluputkan kita daripada tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kita. Takdir Allah dilaksanakan dengan maksud agar manusia taat kepada Allah dan bukan melawan-Nya. Janganlah kita berkata bahwa kita tidak berkuasa atas perbuatan kita. Kita berkuasa untuk memilih yang baik dan menolak yang jahat dan harus bertanggung jawab atas perbuatan kita. Tuhan Allah tidak dapat memaksa saya menjadi orang suci kalau saya tidak berkehendak begitu. Tuhan telah menghendaki saya menjadi seorang yang suci akan tetapi Ia menghormati kehendak saya sendiri. Kita juga tidak boleh beranggapan bahwa dosa berasal dari Allah karena takdir-Nya, sekali-kali tidak. Dosa tidak berasal dari Allah. Dosa berasal dari setan yang telah mendurhaka kepada Allah, dan malaikat-malaikat yang ikut Setan yang telah menjadi jin. Sebenarnya ada persoalan mengenai hal ini yang tidak dapat dijawab dengan jelas oleh manusia. Kita harus menunggu sehingga kita sampai di seberang sana, di sorga, barulah hal itu jelas bagi kita. Orang bertanya, apakah sebabnya Allah mengizinkan dosa? Tiap-tiap orang harus diuji, dan dosa menguji kita supaya nyata kesucian kita kelak. Dan tidak ada kesucian kalau manusia tidak bebas dalam kehendak dan perbuatannya. Sedang Yesus Kristus tidak dapat menjadi Mesias kalau Ia tidak mengalahkan pencobaan di padang belantara itu. Pencobaan Yesus Kristus ialah pencobaan yang sungguh-sungguh, dan secara kemanusiaan-Nya, Ia dapat juga jatuh dalam dosa. Namun Ia tidak jatuh. Kalau tidak demikian, di manakah pengharapan bagi kita yang memang dapat jatuh dalam dosa? Kalau Yesus Kristus tidak mengalahkan pencobaan, di manakah pengharapan bagi kita? Tetapi secara ketuhanan-Nya Yesus Kristus tidak dapat jatuh dalam dosa.

    Juga kita tidak mengerti apakah sebabnya Setan yang memang suci telah jatuh dalam dosa. Yang kita ketahui ialah iri hati telah timbul dalam hatinya sehingga ia mendurhaka kepada Allah tetapi kita tidak tahu bagaimana terjadinya.

    Memang perlu kebebasan kehendak bagi manusia supaya manusia dapat menyatakan kesuciannya dalam hal memilih yang baik. Jangan lupa, meskipun Allah mengizinkan dosa, Ia juga telah mengadakan tebusan dosa. Kedua hal ini seperti dua baris yang sejajar yang tidak dapat diceraikan satu dari yang lain.

    Agama Kristen bukan agama fatalis. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah "nasib" diterangkan seperti berikut: "apa yang terjadi atas seseorang yang sudah ditentukan (oleh Tuhan). "Keuntungan kita seringkali disebabkan kita rajin belajar, bekerja, berbuat baik, dll. Kemalangan kita seringkali disebabkan oleh kesalahan kita, kemalasan, kebodohan, dosa, dsb.

    Nasib kita lebih bergantung pada kelakuan kita daripada takdir Allah. Karena itu fatalisme tidak benar dan tidak menurut Alkitab. Nasib kita harus dibedakan dari takdir Allah.

    Jikalau seseorang menyeberang jalan raya dengan tidak menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu lalu ia ditubruk mobil dan mati, janganlah beranggapan bahwa itu ditakdirkan Allah. Hal itu terjadi oleh sebab kebodohan orang yang tidak menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu.

    D. Nasihat sehubungan dengan takdir Allah

    Ada banyak faedah berkenaan dengan takdir Allah, seperti berikut:

    1. Mengajarkan kerendahan hati kepada kita.
    2. Menimbulkan pengharapan dan kepercayaan yang teguh dalam hati kita sebab kita tahu bahwa menurut takdir Allah segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah dan yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah, /TB #Roma 8:28*.
    3. Menjadi peringatan kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat sebab kelak pada akhirnya mereka akan dijatuhi hukuman.
    4. Memanggil orang berdosa datang kepada-Nya untuk diperdamaikan dengan Allah sebelum terlambat.

    Meskipun pelajaran ini sering membawa kebingungan kepada orang yang baru percaya, tetapi bagi yang di dalam kesusahan mendatangkan penghiburan. Segala kesulitan akan lenyap di depan salib Yesus Kristus. Sebetulnya, menurut takdir Allah kita hanya seperti abu adanya, tetapi di dalam kasih-Nya kita adalah sesuatu yang terindah dan mulia. Kalvin menempatkan takdir Allah di atas kasih-Nya, tetapi sepatutnya kasih Allah harus ditempatkan di atas takdir-Nya. Segenap takdir Allah diperintahkan oleh kasih-Nya.

    II. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

    A. Keterangan tentang penciptaan alam semesta

    Tuhan Allah, Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri, dan untuk kemuliaan-Nya sendiri, telah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan sesuatu benda, baik yang kelihatan maupun benda yang tidak kelihatan. Kita dapat membuat sebuah meja dari beberapa potong kayu, tetapi itu berarti bukan menciptakan meja. Tuhan Allah telah menciptakan alam semesta tanpa memakai sesuatu benda.

    B. Bukti penciptaan alam semesta

    Bukti dari Alkitab mengenai penciptaan alam ini terdapat dalam /TB #Kejadian 1:1 dan Ibrani 11:3*. Perkataan "menciptakan" dipakai dalam ayat satu /TB #Kejadian 1:1* dari hal bumi, dan dalam ayat /TB #Kejadian 1:21* dari hal ikan, binatang melata dan unggas, dan dalam ayat /TB #Kejadian 1:26,27* dari hal manusia. Nyata sekali bahwa ada jurang besar yang tak dapat dilalui antara bumi dan binatang, dan antara binatang dan manusia. Binatang tidak dijadikan dari sesuatu bahan, juga tidak dari tumbuh-tumbuhan; demikian pula manusia tidak dijadikan dari binatang-binatang. Hal ini jelas sekali di dalam /TB #Ibrani 11:3*. Alam semesta dan segala isinya diciptakan hanya oleh Firman Allah yang Mahakuasa. Ia hanya berfirman saja, lalu jadilah semuanya itu. Lihat /TB #Keluaran 34:10; Bilangan 16:30; Yesaya 4:5; 41:20; 45:7,8; 57:19; 65:17*; /TB #Yeremia 31:22; Roma 4:17; 1Korintus 1:30; 2Korintus 4:6; Kolose 1:16,17*. Maka ketiga Pribadi yang Esa itu memang ada sebelum alam semesta ini diciptakan, /TB #Mazmur 90:2; Amsal 8:23; Yohanes 1:1; Kolose 1:17*; /TB #Ibrani 9:14*.

    C. Siapa yang menciptakan alam semesta

    Allah yang menjadikan, tetapi Ia bekerja juga melalui Anak-Nya dan Roh Kudus. Jadi tepatnya pekerjaan penciptaan dilakukan oleh ketiga Pribadi yang Esa itu.

    • Oleh Bapa - /TB #Kejadian 1:1; 1Korintus 8:6; Efesus 3:9*.
    • Oleh Anak - /TB #Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6; Ibrani 1:2; 11:3; Kolose 1:16*.
    • Oleh Roh Kudus - /TB #Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4*.

    Dalam pekerjaan ini Tritunggal itu ikut mengambil bagian, dan demikian pula di dalam tiap-tiap pekerjaan Allah.

    D. Tujuan bagian dalam penciptaan

    1. Malaikat-malaikat - /TB #Kolose 1:16*.
    2. Semesta alam - /TB #Kejadian 1:6-8,14-19* - yaitu pada hari-hari pertama, kedua dan keempat.
    3. Tumbuh-tumbuhan - /TB #Kejadian 1:9-13* - pada hari ketiga.
    4. Binatang-binatang di laut - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
    5. Burung-burung - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
    6. Binatang-binatang di darat - /TB #Kejadian 1:24-25,31* - pada hari keenam.
    7. Manusia - /TB #Kejadian 1:26-31* - pada hari keenam.

    Kita tidak tahu sudah berapa lama manusia ada di bumi ini, tetapi kebanyakan penafsir berpendapat bahwa manusia dijadikan kira-kira 4000 tahun sebelum Kristus.

    Tentang perkataan "hari" dalam Kejadian pasal satu (/TB #Kejadian 1:1-31*) terdapat dua pendapat antara penafsir-penafsir: yaitu "hari" di situ berarti 24 jam seperti sekarang - dan yang kedua, "hari" berarti satu masa yang panjang. Dr. G. Campbell Morgan (yang disebut raja penafsir) mengikuti pendapat yang pertama, yaitu hari berarti 24 jam. Kebanyakan penafsir Kristen setuju dengan pendapat itu. /TB #Kejadian 1:1* menerangkan keadaan sebelumnya adalah campur baur, belum berbentuk. Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa pada waktu itu ada suatu gerakan yang hebat, suatu bencana alam. Banyak orang yang berpendapat bahwa waktu itulah Setan memberontak. Boleh jadi demikian. Berapa lamanya keadaan yang belum berbentuk itu kita tidak tahu. Di dalam ayat dua (/TB #Kejadian 1:2*) dikatakan Roh Allah melayang-layang diatas keadaan yang belum berbentuk itu. Lalu Tuhan mulai dengan pekerjaan menciptakan. Penciptaan yang berikutnya terus dilaksanakan dalam enam hari, yaitu enam hari dengan perhitungan sehari 24 jam lamanya. Untuk meneguhkan tafsiran ini baiklah kita mengutip dari Kitab /TB #Yesaya 45:18*, "Sebab beginilah firman Tuhan yang menciptakan langit, - Dialah Allah - yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami." Kata "kosong" dapat diterjemahkan "tidak berbentuk", sebab dalam bahasa Ibrani kata itu sama dengan yang terdapat dalam /TB #Kejadian 1:1*. Kata itu dalam bahasa Ibrani berarti suatu gerakan yang hebat, suatu bencana alam. Orang Kristen menerima kenyataan sejarah sebagaimana yang ditulis dalam ketiga pasal pertama dari Kitab Kejadian (/TB #Kejadian 1:1-3:24*), dan kita yakin itulah yang benar.

    E. Maksud Allah dalam penciptaan

    Dalam Alkitab dijelaskan empat maksud Allah dalam penciptaan alam ini:
    1. Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri, /TB #Amsal 16:4; Roma 11:36*; /TB #Kolose 1:16*.
    2. Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri, /TB #Efesus 1:5,6,9*; /TB #Wahyu 4:11*.
    3. Ia menciptakan untuk kemuliaan diri-Nya sendiri, /TB #Yesaya 43:7; 60:21; 61:3; Lukas 2:14*.
    4. Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya, budi-Nya, dan nama-Nya yang suci, /TB #Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10*.

    Dari semua kenyataan itu kita tahu bahwa keinginan besar Tuhan Allah dalam menciptakan alam ini adalah semata-mata untuk diri-Nya sendiri, dan untuk kemuliaan-Nya sendiri, dan untuk menyatakan dalam makhluk-Nya, dan oleh makhluk-Nya, kesempurnaan diri-Nya sendiri.

    III. KELANGSUNGAN ALAM INI

    Keterangan: - Kelangsungan alam ini diatur oleh kuasa Allah.

    Bukti: - Kita dapat membacanya dari Alkitab, /TB #Nehemia 9:6*; /TB #Mazmur 36:6; 145:20; Kisah 17:28; Kolose 1:17; Ibrani 1:2,3*.

    Bagaimana segala sesuatu ditetapkan

    Tuhan Allah memang menaruh kuasa di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya supaya semuanya teratur dan dapat berjalan sebagaimana mestinya; akan tetapi Tuhan juga ikut campur dan mengatur segenap alam ini dan makhluk-Nya. Jelas bahwa pekerjaan ini juga diperbuat oleh Yesus Kristus, /TB #Ibrani 1:3*. Menurut ayat itu boleh dikatakan bahwa kuasa yang memang ada pada makhluk Allah tidak lain asalnya daripada kehendak Allah sendiri.

    IV. PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH

    Keterangan: - Pengaturan dan pemeliharaan Allah merupakan kuasa Allah yang berlaku atas makhluk-Nya dan ciptaan-Nya; dengan kuasa-Nya itu, semuanya diatur dan dipelihara sampai maksud Allah digenapkan dalam makhluk-Nya.

    Bukti: - Alkitab membuktikan bahwa Allah mengatur dan memelihara segala ciptaan-Nya. Allah mengatur dan memelihara:

    1. Alam semesta, /TB #Mazmur 103:19; Daniel 4:35; Efesus 1:11*.
    2. Dunia ini, /TB #Ayub 37:5,10; Mazmur 104:14; 135:6,7*; /TB #Matius 5:45; 6:30*.
    3. Bintang-bintang dll. /TB #Mazmur 104:21,28; Matius 6:26; 10:29*.
    4. Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, dan membatasinya, /TB #Ayub 12:23; Mazmur 22:29; 66:7; Kisah 17:26*.
    5. Kelahiran manusia dan nasibnya, /TB #1Samuel 16:1; Mazmur 139:16*; /TB #Yesaya 45:5; Yeremia 1:5; Galatia 1:15,16*.
    6. Keuntungan dan kemalangan manusia, /TB #Mazmur 75:7,8; Lukas 1:52*.
    7. Perkara-perkara yang kecil sekalipun, /TB #Matius 10:30*.
    8. Orang benar, sehingga terlepas dari bahaya, /TB #Mazmur 4:8; 5:12; 63:9; Mazmur 91:3; Roma 8:28*.
    9. Umat-Nya dalam hal ini Ia mencukupi keperluan mereka, /TB #Kejadian 22:8,14; Ulangan 8:3; Filipi 4:19*.
    10. Dalam hal ini Ia mengabulkan doa makhluk-Nya, /TB #Mazmur 68:11*; /TB #Yesaya 64:4; Matius 6:8,32,33*.
    11. Dalam hal Ia menyatakan kesalahan orang jahat serta menghukum mereka, /TB #Mazmur 7:13,14; 11:6; 2Petrus 2:9; Wahyu 20:11-15*.

    Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan manusia yang bebas kehendaknya, /TB #Keluaran 12:36; 1Samuel 24:18*; /TB #Mazmur 33:14,15; Amsal 16:1; 19:21; 20:24; 21:1; Yeremia 10:23*; /TB #Filipi 2:13; Efesus 2:10; Yakobus 4:13-16*. Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan jahat manusia, /TB #2Samuel 16:10; 24:1; Roma 11:32; 2Tesalonika 2:11,12*. Berhubungan dengan perbuatan-perbuatan jahat manusia, maka pengaturan dan pemeliharaan Allah ialah:

    1. Kadang-kadang Ia menahan seseorang daripada dosa, /TB #Kejadian 20:6; 31:24; Mazmur 19:14; Hosea 2:6*.
    2. Kadang-kadang Ia tidak menahan seseorang daripada dosa, /TB #2Tawarikh 32:31; Mazmur 17:13,14; 81:13,14; Yesaya 53:4,10*; /TB #Hosea 4:17; Kisah 14:16; Roma 1:21,28; 3:25*.
    3. Kadang-kadang Ia mengatasi serta mengubah kejahatan agar mendatangkan kebaikan, /TB #Kejadian 50:20; Mazmur 76:11*; /TB #Yesaya 10:5-7; Kisah 4:27,28*.
    4. Kadang-kadang Ia membatasi kejahatan, /TB #Ayub 1:12*; /TB #Mazmur 124:2,3; 1Korintus 10:13; 2Tesalonika 2:7; Wahyu 20:2,3*.

    Ada pula pengaturan dan pemeliharaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan oleh makhluk-Nya. Tanggung jawab itu hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang sungguh percaya, yaitu ketaatan, doa, iman, dan pengharapan, /TB #Yohanes 14:13; 15:7; Markus 11:24*; /TB #Filipi 4:6,7; Yakobus 5:14-16*.

    Bagian C. Asas Pengajaran Tentang Yesus Kristus

    5. YESUS KRISTUS SUDAH ADA SEBELUM IA DILAHIRKAN

    A. Bukti bahwa Yesus Kristus sudah ada sebelum dilahirkan ke dalam dunia

    Dengan jelas Alkitab menulis bahwa Yesus Kristus sudah ada sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini. Lihat Yohanes 1:1-5; 8:58; 17:5,24; Kolose 1:13-17; Ibrani 1:2,8; 2:10. Yesus Kristus tidak pernah diciptakan. Ia selama-Nya ada, yaitu dari kekal sampai kekal. Yesus Kristus ialah Anak Tunggal Allah Bapa, dari kekal yang telah lalu sampai kekal yang akan datang. Lihat Yohanes 1:14,18; 3:16,18; 1Yohanes 4:9. Dalam Perjanjian Lama Yehova ialah Yesus Kristus yang dinyatakan kepada manusia. Hanya Ia saja yang dapat menyatakan Allah kepada manusia, Yohanes 1:18. Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada" (Yohanes 8:58). Lihat juga Yohanes 3:13. Yesaya menyebut Yesus Kristus "Bapa Kekekalan", Yesaya 9:5. Lihat juga Kolose 1:17.

    B. Kemuliaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia

    Kemuliaan dan wujud Yesus Kristus dinyatakan dalam ayat-ayat yang berikut: Yohanes 17:5,24; Filipi 2:6,7; Kolose 1:15; Ibrani 1:3. Kita tidak mengetahui semua kemuliaan itu, tetapi Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya berada "di pangkuan Bapa" (Yohanes 1:18), dan bahwa Ia telah dikasihi Bapa "sebelum dunia dijadikan" (Yohanes 17:24). Di dalam Allah yang Esa ada tiga Pribadi yang menjadi satu, dan hubungan antara tiga Pribadi itu tidak dapat kita mengerti dengan sempurna.

    C. Pekerjaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia

    Barangkali pekerjaan-pekerjaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini lebih banyak dan lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan sesudah Ia dilahirkan (Yohanes 21:25). Tetapi kita tahu bahwa pekerjaan-Nya yang terbesar dan terindah yaitu menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Pekerjaan-Nya sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini ada dua macam: menciptakan alam semesta, dan memelihara dan mengaturnya.

    1. Menciptakan: Dapat diketahui dari Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 11:3, dll., Bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Yesus Kristus.
    2. Memelihara dan Mengatur: Dapat diketahui dari Kolose 1:17; dan Ibrani 1:3 bahwa alam ini diteguhkan, diatur dan dipelihara oleh Yesus Kristus.

    D. Yesus Kristus menyatakan diri kepada manusia pada masa Perjanjian Lama.

    Dari Kitab Kejadian sampai Kitab Maleakhi seringkali ada peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus menyatakan diri kepada kaum Israel. Penyataan itu berupa tanda-tanda yang menyatakan diri-Nya, dan penyataan-penyataan dalam wujud tubuh.

    1. Tanda-tanda yang menyatakan Yesus Kristus

    Sejak masa Taman Eden sampai masa Kaabah Salomo dihancurkan, dan ada banyak penyataan Allah yang kelihatan di atas bumi. Adam dan Hawa diizinkan melihat wajah Allah serta mendengar suara-Nya, Kejadian 3:8. Dalam ayat itu perkataan "bersembunyilah ... terhadap Tuhan Allah" atau dalam terjemahan lama "dari hadirat Tuhan" artinya "muka Tuhan Allah". Itu merupakan pernyataan Allah kepada mata dan telinga manusia.

    Sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, maka Allah menempatkan di sebelah Timur Taman Eden beberapa kerub dan pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar, yang merupakan penyataan Allah yang kelihatan kepada manusia. Kaindan Habel telah membawa persembahanya di hadapan hadirat Allah. Kain melarikan diri dari hadirat Allah. Allah berkata kepada Kain dari hal pembunuhan itu, Kejadian 4:4-16. Kepada nenek moyang orang Israel Tuhan telah menyatakan diri sehingga kelihatan kepada mereka; dan Ia juga berbicara secara langsung, Kejadian 17:1; 18:1; Kisah 7:2. Juga kepada Musa, dihadapan belukar yang menyala-nyala, Allah telah bersabda serta menyatakan diri-Nya, Keluaran 3:1-6. Melalui tiang api dan tiang awan, dan dalam Bait Allah, Tuhan sering menyatakan diri-Nya serta berkata kepada Musa dan Yosua, dan memberitahukan kehendak-Nya kepada Bani Israel, Keluaran 13:21; 14:15; 19:24; 20:1-26; 40:34-38; 1Raja 8:10,11; 2Tawarikh 5:13,14.

    2. Penyataan dalam wujud tubuh

    Di dalam Perjanjian Lama kita membaca tentang satu Pribadi yang bekerja demi nama Yehova, dan sering disebut Yehova (Tuhan), yang menerima sembah dari manusia. Ada kalanya Pribadi itu disebut "Malaikat Tuhan", atau "Tuhan", atau "Panglima Balatentara Tuhan", dll. Pribadi itu tidak lain daripada Yehova dalam Perjanjian Lama dan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Yehova dari Perjanjian Lama menjelma menjadi "Firman" (Logos-Perkataan) yaitu Yesus Kristus, Kejadian 16:10-13; 18:16-22; Kejadian 22:11,12; 32:24; 48:16; Keluaran 3:2; 23:20-25; 32:34; 33:21-23; Yosua 5:13-15; Hakim 13:3-20; Yesaya 63:9; Daniel 10:13; Zakharia 1:11,12; Maleakhi 3:1; Yohanes 1:1,2.

    Dalam Keluaran 3:2 dan Keluaran 14:19 jelas bahwa tanda-tanda pernyataan Allah itu tidak lain dari penyataan Allah, dan kita percaya bahwa itu adalah penyataan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia. Jadi, "Kemuliaan Tuhan", dan "Firman Tuhan" tidak lain adalah penyataan Allah, baik melalui penglihatan maupun melalui pendengaran. Di dalam Yohanes 1:14 kita membaca, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa". Perkataan "Firman" (Logos) itu dipakai dalam Kitab Targums, yaitu kutipan dari Perjanjian Lama dalam Bahasa Babel, yang ditulis untuk orang Israel yang mengerti Bahasa Babel tetapi tidak mengerti bahasa Ibrani. Dalam Targums itu perkataan "Yehova" sering diterjemahkan menjadi "Firman Tuhan" sebab orang Israel takut menyebut perkataan "Yehova", yaitu nama yang paling suci dari Tuhan Allah.

    Ini terdapat dalam ayat-ayat: Kejadian 3:8; 28:20, dll. Karena terjemahan Targums itu semua orang Israel mengerti bahwa terjemahan dalam "Firman Tuhan" artinya Allah. Oleh sebab itu bila Yohanes memakai perkataan "Firman" (Yohanes 1:1-14) semua orang Yahudi mengerti bahwa yang dimaksud ialah Yehova dari Perjanjian Lama. Rasul Yohanes mengatakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus ialah Yehova, yaitu Allah. Dalam Perjanjian Lama yang ditulis dalam Bahasa Ibrani nama "Yehova" ditulis 6.800 kali. Dan jikalau dalam ayat-ayat dari Perjanjian Lama yang ditulis dalam Perjanjian Baru kata "Yehova" diterjemahkan dengan "Yehova Yesus", maka hal ini jelas sekali bagi semua orang. Bandingkanlah & Mazmur 102:26-28; dan Ibrani 1:10-12; Yesaya 6:1-10 dan Yohanes 12:37-41; Yesaya 40:3 dan Matius 3:3; Yeremia 23:6 dan Roma 3:21-26; 1Korintus 1:30.

    E. Tiga contoh Nubuat mengenai Yesus Kristus

    Dalam Perjanjian Lama terdapat tiga contoh yang melukiskan tentang Yesus Kristus:

    1. Domba Paskah yang tersembelih. Lukisan ini terdapat dalam Keluaran 12:1-28. Bukti bahwa Yesus Kristus adalah Domba Paskah kita, terdapat dalam perkataan Yohanes Pembaptis yaitu "Domba Allah". Lihat Yohanes 1:29. Di pulau Patmos Rasul Yohanes telah mendapat penglihatan mengenai Yesus Kristus sebagai Domba yang tersembelih, Wahyu 12:11.

    2. Hamba yang Setia. Lukisan ini terdapat dalam Mazmur 40:7-9. (Lihat Ibrani 10:5-10). Perkataan ini ada hubungannya dengan perkataan yang terdapat dalam Keluaran 21:2-6, yang di dalamnya hamba itu mencintai tuannya dan tidakmau lepas daripadanya. Dalam Mazmur 40:7 terdapat perkataan menusuk telinganya, yang sama dengan ditulis dalam Keluaran 21:6, Hal itu melukiskan Tuhan kita Yesus Kristus yang digenapkan dalam Injil Markus, yang menunjukkan Yesus Kristus sebagai Hamba Allah.

    3. Anak Kekasih. Lukisan ini terdapat dalam tiga ayat yang berikut: 2Samuel 7:14-16; Mazmur 2:7; 89:26-30. Pada waktu Tuhan Yesus Kristus dibaptiskan Allah Bapa menyebut Dia "Anak-Ku yang Kukasihi". Lihat dalam Alkitab TKB: Matius 3:17; Markus 1:11, Lukas 3:22. Pada waktu Yesus Kristus dipermuliakan di atas gunung, sekali lagi Ia disebut, "Anak-Ku yang Kukasihi", Matius 17:5 (TKB); Markus 9:7 (TKB); Lukas 9:35 (TKB/LAI). Lihat juga Yesaya 42:1 dan Efesus 1:6.


    6. YEHOVA - ALLAH MENJELMA DALAM YESUS KRISTUS

    A. Bukti

    Alkitab mengajarkan dengan jelas, baik secara nubuat maupun melalui kenyataan, bahwa Yehova dalam Perjanjian Lama menjelma dalam Yesus Kristus, Mesias: Kejadian 3:15; Ulangan 18:18; Yesaya 9:5; Matius 1:18-25; Lukas 1:26-35; Yohanes 1:14; Kisah 10:38; Roma 8:3,4; Galatia 4:4; 1Timotius 3:16; Ibrani 2:14. Perkataan menjelma artinya mengambil rupa tubuh manusia menjadi manusia yang sesungguhnya.

    B. Maksud Yesus Kristus Menjelma Menjadi Manusia


    Alkitab mengajarkan bahwa maksud Yesus Kristus menjelma menjadi manusia ialah untuk menebus manusia: Kejadian 3:15; Yesaya 53:4,5; Matius 1:21; 20:28; Lukas 1:68-75; Yohanes 3:16,17; Galatia 4:4,5; 1Timotius 1:15; 1Yohanes 3:8; 4:10.

    C. Penjelmaan Kristus menyatakan bahwa Ia merendahkan diri


    Penjelmaan Yesus Kristus menjadi manusia menyatakan bahwa Ia merendahkan diri-Nya. Ini merupakan satu hal yang ajaib, rahasia yang terbesar dalam Injil, 1Timotius 3:16; Matius 11:27; Kolose 2:2. Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya ketika Ia, Anak Allah, mengambil tabiat manusia, yang jauh lebih rendah daripada tabiat Ketuhanan-Nya. Hal ini dapat kita baca dalam Galatia 4:4 dan Filipi 2:5-8.

    D. Yesus Kristus mengenakan Tubuh Manusia untuk Selama-lamanya

    Dalam Alkitab nyata sekali bahwa Yesus Kristus mengenakan tubuh manusia untuk selama-lamanya, sejak Ia dilahirkan oleh anak dara Maria. Itu berarti bahwa Yesus Kristus selama-lamanya tetap sebagai seorang manusia. Ada tiga alasan mengapa demikian.

    1. Untuk menyatakan kesungguhan kemanusiaan Tuhan Yesus. Kristus ialah Allah - manusia, yang mempunyai tabiat Allah dan tabiat manusia. Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Ia adalah Anak Allah dan Ia juga Anak Manusia. Oleh sebab Yesus Kristus dengan Kehendak-Nya sendiri telah mengenakan sifat manusia, maka Ia tidak boleh menanggalkannya, melainkan Ia tetap sebagai Anak Manusia. Sekarang Ia adalah seorang manusia yang dipermuliakan dalam kemuliaan. Sesudah Tuhan Yesus dibangkitkan dari antara orang-orang mati, Ia tetap memiliki tubuh yang sama dengan tubuh manusia, tetapi itu adalah tubuh kemuliaan. Hal ini tertulis dalam ayat-ayat yang berikut: Matius 28:9; Lukas 24:3,15,30,31,40,42,50; Yohanes 20:17,22-29; 21:7,15. Waktu Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia juga memiliki tubuh manusia yang dipermuliakan, Kisah 7:56; 9:4-6; Wahyu 1:9-18.

    Pelajaran yang terdapat dalam surat-surat Para Rasul membuktikan bahwa tubuh kemanusiaan-Nya kekal. Roma 4:25; 6:3-5; 7:4; 8:11; 1Korintus 15:3-8,20,23; Efesus 5:30; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:14; Ibrani 2:14-16; 13:8.

    Tubuh kemuliaan Kristus adalah sumber penyembuhan tubuh kita oleh pekerjaan Roh Kudus, Roma 8:11; Efesus 5:30. Tubuh kemuliaan itu adalah pancaran pengasihan-Nya dan pertolongan-Nya kepada kita, Ibrani 2:17,18; 4:14-16; 7:25. Tubuh kemuliaan itu adalah jaminan dan contoh dari tubuh kemuliaan yang dijanjikan untuk kita, 1Korintus 15:20-30; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:14-16; 1Yohanes 3:2.

    2. Supaya Kristus dapat tetap menjadi Imam Besar yang mendoakan kita. Kalau tubuh kemanusiaan Tuhan Yesus tidak tetap maka Ia tidak dapat mendoakan kita sebagai Imam Besar, Roma 8:34; Ibrani 2:14-18; 3:1; Ibrani 4:14-16; 6:20; 7:23-28; 9:24; 12:2. "Imam besar itu perlu, dipersatukan dengan kemanusiaan kita supaya Ia dapat sama-sama merasakan kelemahan kita serta meminta anugerah dan pertolongan untuk kita" (Farr).

    3. Diperlukan pada waktu Tuhan Yesus kembali dan berkerajaan di atas bumi. Kalau Tuhan Yesus tidak memiliki tubuh kemanusiaan itu, bagaimanakah Ia nanti dapat kembali dan berkerajaan di atas bumi? Kisah 1:11. Kelak Ia akan duduk di atas takhta-Nya sebagai Anak Daud yang mempusakai kerajaan Daud selama 1000 tahun lamanya, di mana akan ada damai sentosa di atas bumi ini, 2Samuel 7:12-16; Mazmur 89:3-5; 132:11; Yesaya 9:5,6; 55:3,4; Hosea 3:5; Amos 9:11.

    E. Yesus Kristus adalah satu penyataan Allah

    Ada tiga hal dari penyataan Allah dalam Yesus Kristus:

    1. Allah dibawa sampai kepada manusia. Kristus menjelma menjadi manusia adalah untuk keselamatan manusia. Selanjutnya hal itu merupakan penyataan Allah kepada manusia, dan menyatakan Allah di dalam manusia, Matius 1:23; Kolose 1:27. Penyataan Allah di dalam alam semesta ini dan dalam hal pemeliharaan-Nya masih kurang jelas, tetapi dalam Yesus, Anak Allah itu, Allah dinyatakan secara sempurna kepada kita.

    2. Terjadi persekutuan yang baru. Persekutuan antara Allah dan manusia, yang diputuskan oleh sebab dosa, telah dikembalikan dalam Kristus. Dengan demikian, Anak Allah yang mengenakan tubuh manusia itu telah mengadakan perdamaian dengan usahanya sendiri, oleh sebab itu Allah sendiri yang mengadakan, Lukas 19:10; Yohanes 6:33; 2Korintus 5:19; Ibrani 2:14.

    3. Ada suatu kejadian yang baru. Yesus Kristus disebut Anak Sulung dari antara orang-orang mati, supaya kita yang menjadi "saudara-Nya" oleh iman, dapat diubah mengikuti teladan-Nya, Roma 8:29; Kolose 1:18; 2Korintus 5:17. Ada yang mengatakan, "Firman itu telah menjelma menjadi manusia, supaya manusia kelak dapat mencapai keadaan seperti Firman yang menjelma".

    F. Bagaimana Yesus Kristus Menjelma menjadi Manusia

    esus Kristus tidak mempunyai ayah di atas bumi ini. Ibu-Nya mengandung sebab kuasa Roh Kudus, dan kelahiran Yesus Kristus ialah suatu kejadian baru dari Allah. Kelahiran-Nya merupakan suatu mujizat Allah, Allah telah menjadikan manusia dan Allah telah menjadikan satu tubuh untuk Tuhan Yesus Kristus. Seandainya Yesus seperti manusia biasa, tentu Ia juga akan menjadi orang yang berdosa seperti kita. Nyata dari ayat-ayat yang berikut bahwa Yesus Kristus diperanakkan secara ajaib, yaitu dengan mujizat Roh Kudus: Matius 1:18-20,22,25; Lukas 1:27-31,34,35,37,38; Yesaya 7:14. Ketuhanan dan kesucian Yesus Kristus menuntut supaya Ia dilahirkan oleh seorang anak dara. Oleh karena kehidupan Yesus Kristus yang ajaib dalam hal kesucian-Nya, dalam hal kebangkitan-Nya, dan dalam hal kenaikan-Nya, maka hal itu menuntut supaya Ia masuk ke dunia ini dengan cara yang ajaib juga.

    Alkitab mengajarkan dengan tegas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Ia memiliki sifat Ketuhanan dan sifat kemanusiaan. Kedua sifat ini akan kita selidiki dalam pasal-pasal yang berikut.


    7. KETUHANAN YESUS KRISTUS



    I. NUBUAT DALAM PERJANJIAN LAMA MENGENAI KETUHANAN YESUS KRISTUS

    Ketuhanan Yesus Kristus dinubuatkan dalam perjanjian Lama, dan ayat-ayat mengenai Kristus itu dikutip dalam Perjanjian Baru.


    Lihat Mazmur 2:2-9; 45:7,8; (bandingkan Ibrani 1:8,9); Mazmur 110:1; (bandingkan Matius 22:42-45); Yesaya 7:13,14; (bandingkan Matius 1:23); Yesaya 9:5,6; (bandingkan Yohanes 3:16; Titus 2:13); Mikha 5:1-3; (bandingkan Matius 2:6).


    Yesus Kristus mengaku bahwa diri-Nya Allah

    Dalam Yohanes 8:56-58; Yohanes 10:30-33 dan Matius 26:61-65 Yesus Kristus mengaku bahwa diri-Nya Allah.

    II. SEBUTAN YANG MENYATAKAN KEILAHIAN YESUS KRISTUS

    A. Dengan tegas Yesus Kristus disebut "Allah"

    Dalam Yohanes 1:1; Ibrani 1:8; Yohanes 1:18, Yesus Kristus dengan tegas disebut Allah. Juga dalam Yohanes 20:28 Tomas menyebut Dia "Tuhanku dan Allahku". Pengakuan ini diterima oleh Yesus Kristus, dan dalam hal itu berarti Ia mengaku diri-Nya Allah. Lihat juga Titus 2:13; 1Yohanes 5:20.

    B. Sebutan lain yang menyatakan Keilahian Yesus Kristus

    Lukas 22:70 menyebut "Anak Allah". Sebutan Anak Allah ditulis empat puluh kali dalam Alkitab. Selain itu terdapat nama-nama lain yang setara dengan itu, ialah "Anak-Nya", "Anak-Ku", "Anak", yang sering dipakai. Dalam Yohanes 5:18 jelas bahwa itu adalah nama dari Allah yang diberikan kepada Kristus. Dari nama ini jelas bahwa Yesus Kristus disamakan dengan Allah. Yohanes 1:18 menyebut "Anak Tunggal". Lima kali Yohanes memakai sebutan itu untuk Tuhan Yesus. Nyata bahwa pendapat yang mengatakan Yesus Kristus Anak Allah sama seperti keadaan kita sebagai anak-anak Allah adalah tidak benar. Ayat ini boleh diterjemahkan "Allah Tunggal yang lahir" atau "Allah Tunggal yang Menjelma." Bacalah juga Markus 12:6. Dalam ayat-ayat tersebut Tuhan Yesus berkata tentang nabi-nabi sebagai hamba Allah, tetapi tentang diri-Nya Ia menyebut sebagai "Anak Tunggal yang dikasihi Allah."

    Wahyu 22:12,13,16: Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Bandingkanlah Yesaya 41:4 dan Yesaya 44:6. Dalam dua ayat itu dikatakan tentang Yehova yang terdahulu dan yang terkemudian.

    Wahyu 22:12,13,16: Alfa dan Omega. Yang Awal dan Yang Akhir. Bandingkanlah dengan Wahyu 1:18. Nyata dari ayat ini bahwa Alfa dan Omega ialah Allah Tuhan.

    Kisah 3:14 "Yang Kudus dan Benar". Dari Hosea 11:9, juga dari Maleakhi 3:1; Lukas 2:11 dan Kisah 9:17 dan ayat-ayat yang lain nyata bahwa yang dimaksud "Yang Kudus" adalah Allah Tuhan. Bandingkanlah Yohanes 20:28 dan Ibrani 1:10. Sebutan "Tuhan" untuk Yesus Kristus dipakai beberapa ratus kali dalam Perjanjian Baru. Yesus Kristus disebut "Tuhan" sama seperti Allah juga disebut "Tuhan". Baca Kisah 4:26; 4:33. Dalam ayat dua puluh enam perkataan "Tuhan" ditujukan kepada Allah Bapa, dan dalam ayat tiga puluh tiga perkataan "Tuhan" ditujukan kepada Yesus Kristus. Periksalah Matius 22:43-45. Jikalau Daud menyebut Dia "Tuhan", bagaimana mungkin Ia anak Daud? Periksalah Filipi 2:11 dan Efesus 4:5. Jikalau ada yang meragukan ketuhanan Yesus Kristus sebagaimana yang diyakini oleh rasul-rasul Tuhan, sebaiknya ia membaca ayat-ayat yang di dalamnya menyebut "Tuhan".

    Perlu diingat bahwa dalam Kitab Septuaginta perkataan "Yehova" selalu diterjemahkan "Tuhan". Jelas dari ayat-ayat itu bahwa kata "Tuhan" sesuai dengan kata "Yehova" dari Perjanjian Lama.

    Kisah 10:36: "Tuhan dari semua orang".

    1Korintus 2:8: "Tuhan yang mulia". Bacalah Mazmur 24:8-10. Memang Tuhan serta sekalian alam ialah Raja Kemuliaan.

    Yesaya 9:5, TKB (a) "Ajaib". Bandingkanlah dengan Hakim 13:18. Kalau kita memperhatikan tentang "Malaikat Tuhan" dari Perjanjian Lama, maka nyatalah bahwa Ia adalah penyataan Allah yang kelihatan kepada manusia. (b) "Bapa Kekekalan", tidak perlu kita jelaskan lagi. Jelas bahwa nama ini hanya ditujukan kepada Allah saja, tetapi nyata juga bahwa dalam ayat ini "Seorang Putera", yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang dibicarakan atau yang dimaksud dengan nama itu.

    Dalam Ibrani 1:8 "Anak" disebut juga "Allah". Dalam Yohanes 20:28 Tomas menyebut Yesus Kristus "Allahku" dan Tuhan Yesus tidak menegur dia, hanya dengan lemah lembut Tuhan Yesus menyatakan bahwa seharusnya ia percaya sebelum melihat.

    Matius 1:23: "Allah menyertai kita".

    Titus 2:13: "Allah yang Mahabesar dan Juruselamat". Perkataan "dan" sepatutnya diartikan "yaitu", sebab di sini tidak dibicarakan dua oknum, melainkan satu, yaitu Allah Yang Mahabesar yaitu Juruselamat kita Yesus Kristus.

    Roma 9:5: "Allah yang harus dipuji". Dalam Alkitab terdapat 16 nama yang jelas menyatakan sebutan bagi Allah, tetapi ditujukan kepada Yesus Kristus.

    Sebutan itu sering dipakai bahkan ada juga yang dipakai ratusan kali. Oleh sebab itu kita wajib berkata serta percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

    III. SIFAT-SIFAT ALLAH TERDAPAT DALAM YESUS KRISTUS

    A. Yesus Kristus Mahakuasa

    Matius 28:18: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi". Lihat juga Wahyu 1:8; Yohanes 17:2; Efesus 1:20-22. Yesus Kristus berkuasa atas alam semesta, neraka dan sorga. Di dalam dunia ini Tuhan Yesus berkuasa atas penyakit (Lukas 4:38-41); atas kematian (Yohanes 11:1-44; Lukas 7:14,15); atas segala kejadian, yaitu air dijadikan air anggur (Yohanes 2:1-11), dan atas angin dan gelombang (Matius 8:26,27). Di dalam neraka sekalipun Ia berkuasa atas setan dan roh-roh jahat (Lukas 4:35,41), dan atas malaikat-malaikat jahat (Efesus 6:11-18). Di dalam sorga, Tuhan Yesus berkuasa atas segala sesuatu (Efesus 1:20-23). Jadi, Tuhan Yesus berkuasa atas segala sesuatu, baik di atas bumi maupun di dalam sorga; Ibrani 1:3; 2:8; Matius 28:18.

    B. Yesus Kristus Mahatahu

    Yohanes 4:16-19: Yesus Kristus mengetahui segala perbuatan setiap orang, walaupun perbuatan itu tidak diketahui oleh orang lain.

    Markus 2:8; Lukas 5:22; Yohanes 2:24,25: Yesus Kristus mengetahui rahasia pikiran manusia, serta isi hati semua orang. Bandingkanlah 2Tawarikh 6:30 dan Yeremia 17:9,10.

    Yohanes 6:64: Yesus Kristus tahu dari permulaannya bahwa Yudas akan menyangkal Dia. Tuhan Yesus tahu apa yangakan timbul di dalam hati kita kelak di kemudian hari. Yohanes 1:48: Tuhan Yesus mengetahui dari jauh apa yang diperbuat oleh manusia, dan sudah mengenal Natanael sebelum Ia berjumpa dengan dia.

    Lukas 22:10-12; Yohanes 13:1; Lukas 5:4-6: Yesus Kristus mengetahui apa yang akan diperbuat oleh Allah Bapa dan oleh manusia, walaupun perkara-perkara yang kecil, sampai kepada ikan-ikan di laut.

    Yohanes 21:17; 16:30; Kolose 2:3: Yesus Kristus mengetahui segala sesuatu. Di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Jelas dari ayat-ayat tersebut bahwa Yesus Kristus Mahatahu.

    C. Yesus Kristus Mahahadir

    Matius 18:20: Yesus Kristus hadir pada setiap tempat di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya.

    Matius 28:20: Yesus Kristus menyertai tiap-tiap orang yang pergi untuk memberitakan Injil agar banyak orang percaya kepada Dia.

    Yohanes 14:20; 2Korintus 13:5: Yesus Kristus ada di dalam hati tiap-tiap orang yang percaya, dan Ia ada di dalam Bapa juga.

    Efesus 1:23: Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu. Jelas dari ayat-ayat tersebut bahwa Yesus Kristus ada pada segala tempat.

    D. Yesus Kristus kekal

    Yohanes 1:1 : "Pada mulanya".
    Mikha 5:1 : "Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala".
    Kolose 1:17 : "Terlebih dahulu dari segala sesuatu".
    Yesaya 9:5 : "Bapa yang kekal".
    Yohanes 17:5: "Sebelum dunia ada".
    Yohanes 8:58: "Sebelum Abraham jadi".
    1Yohanes 1:1: "Yang ada sejak semula".
    Ibrani 13:8 : "Tetap sama"
    Wahyu 22:13 : "Yang pertama dan Yang terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir".

    E. Yesus Kristus tidak berubah

    Ibrani 13:8; Ibrani 1:12: Yesus Kristus tetap sama, dari kekal sampai kekal Ia tidak berubah. Guru-guru manusia akan berubah, tetapi Yesus Kristus tidak. Filipi 2:6; Kolose 2:9. Sebelum Yesus Kristus menjelma menjadi manusia dan sampai sekarangpun Ia setara dengan Allah. Di dalam Dia berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.

    IV. TUGAS KEILAHIANNYA

    Tugas keilahian-Nya berarti jabatan atau pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh Yang Mahakuasa. Tugas Keilahian yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus adalah:

    Menciptakan alam semesta - Ibrani 1:10; Yohanes 1:3; Kolose 1:16.

    Mengatur dan menetapkan segala sesuatu - Ibrani 1:3.

    Alam ini tidak diatur oleh kuasanya sendiri dan tidak ditinggalkan oleh Allah, melainkan Yesus Kristus yang mengatur dan menetapkan alam ini.

    Mengampuni dosa - Markus 2:5-10; Lukas 7:48. Pada waktu Yesus Kristus ada di bumi ini, dan sampai sekarang pun, Ia berkuasa mengampuni dosa. Itulah sebabnya orang-orang Farisi mengatakan bahwa Ia menghujat. Mereka tidak mengerti bahwa Ia juga Allah dan mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa setiap dosa adalah dosa terhadap Dia, (Lukas 7:40-47). Lihatlah Mazmur 51:4.

    Membangkitkan orang mati - Yohanes 6:39,40,54; 11:25; Yohanes 5:21-26; Yohanes 1:4; 14:6; 17:3-5; 10:17,18.

    Lima kali dikatakan bahwa Tuhan Yesus mempunyai kuasa untuk membangkitkan orang mati. Ada juga rasul dan nabi yang sudah membangkitkan orang mati, tetapi mereka melakukan hal itu bukan dengan kuasa mereka sendiri, melainkan dengan kuasa Allah. Tuhan Yesus membangkitkan orang mati dengan kuasa firman-Nya sendiri. Yesus Kristus kelak akan mengubah rupa tubuh kita pada waktu kedatangan-Nya, Filipi 3:21. Pada waktu itu tubuh kebangkitan kita akan menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu.

    Menghukum manusia - 2Timotius 4:1; Yohanes 5:22,23. Yesus Kristus akan menghukum (menghakimi) semua orang yang hidup dan yang mati. Ia yang dahulu disalibkan akan duduk di atas takhta serta menghakimi semua orang.

    Memberi hidup yang kekal - Yohanes 10:28; 17:2. Hanya Tuhan Yesus yang dapat memberi hidup yang kekal kepada manusia.

    Dari semua keterangan di atas, nyatalah bahwa ada tujuh tugas Keilahian Yesus Kristus.

    Segala sesuatu yang melambangkan Yehova Allah dalam Perjanjian Lama, dalam Perjanjian Baru menunjuk kepada Yesus Kristus

    Mazmur 102:26-28: Bandingkan dengan Ibrani 1:10-12. Yang dikatakan dalam Ibrani itu ialah tentang Yesus Kristus.

    Yesaya 40:3,4: Bandingkan dengan Matius 3:3; Lukas 1:68,69,76. Yesus Kristus ialah Tuhan yang didahului oleh utusan itu.

    Yeremia 11:20; 17:10: Bandingkan dengan Wahyu 2:23. Apa yang dikatakan mengenai Yehova dalam Perjanjian Lama, digenapi oleh Yesus Kristus.

    Yesaya 60:19; 10:17; Zakharia 2:5: Bandingkan dengan Lukas 2:32. Dalam Perjanjian Baru yang dimaksud dengan terang ialah Yesus Kristus.
    Yesaya 8:1,3,10: Bandingkan dengan Yohanes 12:37-41.
    Yesaya 8:13,14: Bandingkan dengan 1Petrus 2:7,8.
    Yesaya 8:12,13: Bandingkan dengan 1Petrus 3:14,15.
    Bilangan 21:6,7: Bandingkan dengan 1Korintus 10:9.
    Mazmur 23:1; Yesaya 40:10,11: Bandingkan dengan Yohanes 10:11.
    Yehezkiel 34:11,12,18: Bandingkan dengan Lukas 19:10.

    Perhatikanlah: "Tuhan" dalam Perjanjian Lama yang dimaksud selalu adalah Allah. "Tuhan" dalam Perjanjian Baru yang dimaksud adalah Yesus Kristus kecuali kalau ayat-ayat sebelum dan sesudahnya menerangkan sesuatu.

    Banyak perkataan dalam Perjanjian Lama yang dengan jelas membicarakan tentang Yehova Allah, dalam Perjanjian Baru jelas menunjuk kepada Yesus Kristus; dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus sesuai dengan Yehova Allah dalam Perjanjian Lama.

    Nama Allah Bapa sering dipersatukan dengan nama Yesus Kristus, Allah Anak

    2Korintus 13:13; Matius 28:19; 1Tesalonika 3:11; 1Korintus 12:4-6; Titus 3:4,5; 2:13; Roma 1:7; Yakobus 1:1; Yohanes 14:23. "Kami" dan "Allah" dan "Bapa" dan "Aku"; 2Petrus 1:1; Kolose 2:2; Yohanes 17:3; Yohanes 14:1 dan Yeremia 17:5-7; Wahyu 5:13; 7:10 dan Yohanes 5:23.

    Dalam banyak ayat nama Yesus Kristus dipersatukan dengan nama Allah Bapa. Kita tahu bahwa nama manusia yang fana tidak boleh dipersatukan dengan nama Allah Bapa.


    V. YESUS KRISTUS WAJIB DISEMBAH

    Matius 28:9; Lukas 24:52; Matius 14:39; Wahyu 22:8,9; Matius 4:9,10. Malaikat dan juga orang-orang yang benar telah menolak sembah dari manusia sebab mereka takut akan Allah; akan tetapi penyembahan semacam itu telah diterima oleh Tuhan Yesus.

    1Korintus 1:2; 2Korintus 12:8,9; Kisah 7:59 - doa-doa juga dinaikkan kepada Yesus Kristus, dan memang patutlah demikian.

    Mazmur 45:12; Yohanes 5:23; Wahyu 5:8,9,12,13 - Allah Bapa menghendaki supaya manusia menyembah kepada Yesus Kristus (Allah Anak) sama seperti mereka menyembah kepada Bapa.

    Ibrani 1:6; Filipi 2:10,11 - Yesus Anak Allah wajib disembah sebagai Allah oleh malaikat dan manusia. Ia wajib disembah sama seperti Allah Bapa.

    Oleh karena nama, sifat dan tugas keilahian-Nya; oleh karena sebutan-sebutan dalam Perjanjian Lama yang hanya ditujukan kepada Allah, dan di dalam Perjanjian Baru sebutan-sebutan itu ditujukan kepada Tuhan Yesus Kristus; oleh karena nama Allah Bapa dipersatukan dengan nama Yesus Kristus, dan cara itu yang dilarang bagi nama manusia; oleh karena Yesus Kristus wajib disembah sama seperti Allah Bapa disembah, maka semua ini menyatakan kepada kita bahwa dalam Firman-Nya, Allah memberitahukan bahwa Yesus Kristus ialah Allah. Dosa yang terbesar yaitu menolak Yesus Kristus, sebab orang yang menolak Dia menolak Allah juga.


    VI. PENGAKUAN TUHAN YESUS TENTANG DIRINYA DAN PEKERJAANNYA

    Bagaimana pengakuan Tuhan Yesus tentang diri-Nya dan pekerjaan-Nya? Apakah Ia menyadari bahwa diri-Nya adalah Allah? Baiklah kita menyelidiki beberapa bukti dari keempat injil.

    1. Ketika Tuhan Yesus mengunjungi Bait Allah di Yerusalem Lukas 2:14-52. Patut kita perhatikan bagaimana Maria dan Tuhan Yesus menggunakan kata "Bapa". Maria berkata, "Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Tuhan Yesus menjawab, "Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Kita tahu bahwa mengajar di dalam Bait Allah itu bukan kepandaian dari Yusuf sebab ia tukang kayu, melainkan ini adalah pekerjaan Allah Bapa, dan dengan ini Tuhan Yesus mengakui Allah sebagai Bapa-Nya. Patut juga kita perhatikan bahwa pada waktu Yesus Kristus membicarakan tentang kaum keluarga-Nya atau orang tua-Nya, Ia tidak pernah menyebut "bapa-Nya", melainkan ibu-Nya saja, sebab Yusuf bukan bapa-Nya. Lihat Matius 12:48; Matius 3:33,34. Ketika Tuhan Yesus menyebut "Bapa-Ku", maka itulah pertama kalinya seorang manusia menyebut Allah sebagai "Bapanya". Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya berdoa, "Bapa kami yang di sorga", tetapi Ialah yang pertama-tama memakai perkataan "Bapa-Ku" terhadap Allah.

    2. Waktu Tuhan Yesus dibaptiskan, Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21. Tentunya Tuhan Yesus membenarkan pengakuan Yohanes Pembaptis, bahwa Yohanes Pembaptis hanyalah utusan yang mendahului Mesias, dan ia bukanlah Mesias itu. Oleh sebab Tuhan Yesus sudah dibaptiskan oleh Yohanes, maka Ia mengakui semua hal yang disaksikan oleh Yohanes tentang Dia. Apalagi ketika Roh Kudus turun ke atas-Nya dan Ia mendengar suara Allah Bapa, tentu Tuhan Yesus insaf bahwa hal yang sudah dinubuatkan dalam pasal-pasal Yesaya 42:1-25 dan Yesaya 61:1-11 digenapkan dalam diri-Nya, terutama yang dikatakan dalam Yesaya 42:1. Pada waktu Tuhan Yesus dibaptiskan maka Ia menyadari bahwa kedua hal itu digenapi, sebab tentunya Tuhan mengetahui segenap isi Perjanjian Lama, apalagi hal yang mengenai tentang diri-Nya. Lihat juga Lukas 4:16,17; Kisah 10:38; Matius 12:28.

    3. Waktu Tuhan Yesus dicobai, Matius 4:1-11; Markus 1:12,13; Lukas 4:1-13. Kesadaran bahwa diri-Nya Anak Allah telah dipakai sebagai alasan oleh Iblis untuk mencobai Dia. Iblis sendiri juga menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Raja dunia yang akan mendirikan Kerajaan Allah, namun ia masih mencoba agar Tuhan tunduk kepadanya dan menyerahkan Kerajaan itu kepadanya, yaitu kepada Iblis. Dalam itu nyata bahwa Tuhan Yesus insaf bahwa Ialah yang akan mendirikan Kerajaan Allah di atas bumi.

    4. Waktu Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya dan mengutus tujuh puluh orang. Matius 10:1-42; Markus 3:13-19; 6:7-13; Lukas 9:1-6; 10:1-14. Tuhan Yesus telah memberi kuasa kepada mereka, sama seperti Ia juga telah menerima kuasa itu pada waktu Ia dibaptiskan. Hanya Allah saja yang dapat memberi kuasa untuk mengalahkan setan. Berita yang disampaikan oleh murid-murid itu berhubungan dengan mati atau hidup. Kalau orang menolak berita itu maka ia menolak Allah. Segala pekerjaan yang diamanatkan kepada mereka harus mereka lakukan dalam nama Yesus Kristus. Dan Tuhan menuntut kasih yang melebihi kasih kepada ibu bapa, Matius 10:34-39.

    5. "Tetapi Aku berkata kepadamu". Matius pasal lima sampai pasal tujuh (Matius 5:1-7:29). Perhatikan bagaimana Tuhan Yesus memakai perkataan "Tetapi Aku berkata kepadamu". Tentu Tuhan Yesus menyadari bahwa diri-Nya adalah Allah, dan Ia diutus oleh Bapa-Nya untuk menyelamatkan manusia.


    VII. PENGAKUAN YESUS KRISTUS ATAS KETUHANANNYA

    Pengakuan yang paling berharga atas ketuhanan Yesus Kristus tentu adalah pengakuan yang diucapkan-Nya sendiri. Boleh jadi orang berkata bahwa pengakuan seseorang atas dirinya sendiri tidak berharga. Tetapi hal itu bergantung pada siapakah orang yang memberikan pengakuan? Orang-orang Farisi berkeberatan atas kesaksian Tuhan Yesus tentang diri-Nya, dan mereka berkata demikian: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar sebab Aku tahu darimana Aku datang dan ke mana Aku pergi ... Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yohanes 8:13-18).

    Berikut ini adalah beberapa pengakuan Yesus Kristus tentang diri-Nya sendiri:

    1. Ia mengaku mempunyai sifat-sifat ilahi, yaitu:
      kekal - Yohanes 8:58; 17:5.
      mahakuasa - Matius 28:20.
      mahatahu - Matius 11:27; Yohanes 2:23-25.
      mahahadir - Matius 18:20; Yohanes 3:13.

    2. Ia mengaku mempunyai kuasa mengadakan mujizat serta memberikan kuasaitu kepada orang lain (Matius 10:8; 11:5; 14:19-21; 15:30,31;Markus 6:41-44; Lukas 8:41-56; 9:1,2).

    3. Ia mengaku mempunyai kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri:Menjadi Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28). Berkuasa mengampunidosa dan berkata-kata seperti Allah, dan untuk Allah (Matius 9:2-6;Markus 2:5-12; Lukas 5:20-26).

    4. Ia mengaku mengenal Allah Bapa secara sempurna, lebih dari pribadilain dapat mengenal-Nya (Matius 11:27; Lukas 10:22), dan mengaku Ia Anak Allah yang istimewa (Matius 10:32,33; 16:17-27).

    5. Ia berkata-kata dengan hikmat yang lebih tinggi dari manusia, danseorang pun tidak pernah berkata-kata seperti Dia (Yohanes 7:46).

    6. Ia menerima sembah dari manusia (Matius 14:33).
    7. Ia menyatakan akan menjadi hakim yang terakhir bagi manusia(Matius 7:21-23; 13:41-43; 19:28; 25:31-33; Markus 14:62;Lukas 9:26; 22:69,70).

    Dari semua yang telah kita pelajari di atas, kita tahu bahwa semua orang wajib mengakui serta percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dan Ia patut disembah oleh segala isi bumi ini.

    Jikalau seseorang tidak mengakui Yesus Kristus ialah Allah, dengan demikian ia menganggap Yesus pendusta terbesar di dunia ini. Oleh karena mustahil Yesus pendusta maka haruslah kita menyambut Dia sebagai Allah Juruselamat kita, 1Timotius 2:3.

    Bagaimanakah saudara meyakinkan orang yang tidak percaya akan Ketuhanan Yesus Kristus?


    8. KEMANUSIAAN TUHAN YESUS KRISTUS

    Kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan Ketuhanan-Nya. Sebab kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tidak dapat menjadi korban bagi dosa manusia. Yang menjadi korban harus benar-benar seorang manusia, tetapi manusia yang tidak berdosa.

    "Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan kemanusiaan yang sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan Yesus mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan tetapi Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh dosa yang diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab itulah Ia disebut Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang sempurna" (Wiley).

    A. Sebutan Manusiawi untuk Tuhan Yesus Kristus

    Lukas 19:10, Kisah 7:36; Dalam ayat-ayat itu Yesus Kristus disebut Anak Manusia. Sebenarnya, kira-kira delapan puluh kali Yesus Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Dan sesudah Tuhan Yesus naik ke sorga serta dipermuliakan, Stefanus melihat Dia masih menyebut Dia Anak Manusia. Hal itu terjadi ketika Stefanus mati sahid serta melihat Dia di sebelah kanan Allah Bapa. Dalam Matius 1:21 Ia dinamai Yesus, yaitu nama kemanusiaan-Nya. Juga dalam Kisah 2:22 Ia disebut "Yesus orang Nazaret". Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:5 tetap menyebut Yesus Kristus "manusia" meskipun Ia sudah naik ke sorga.

    B. Yesus Kristus mempunyai tubuh dan jiwa manusia

    Oleh sebab Allah Anak sudah menjelma, bukan berarti bahwa Ia hanya mempunyai tubuh manusia. Tuhan Yesus juga mempunyai jiwa manusia, Yohanes 1:14; Ibrani 2:14 "Firman" kekal (artinya Yesus Kristus) telah menjadi manusia yang mempunyai jiwa (Psukhe' yang sebenarnya berarti 'jiwa', diterjemahkan dalam ayat itu 'hati'). Kalau ada yang menyangkal bahwa Yesus Kristus mempunyai tubuh manusia, maka orang itu mempunyai roh antikristus (Yang melawan Kristus), Lihat 1Yohanes 4:2,3. Ini merupakan bukti yang nyata, bahwa roh yang bekerja dalam "Christian Science" (Ilmu Pengetahuan Kristen) yaitu roh Almasehudajal (Antikristus), sebab mereka itu menyangkal bahwa Yesus Kristus datang dalam tubuh manusia.

    Perempuan Samaria mengenal Yesus Kristus sebagai seorang Yahudi, dari rupa-Nya dan perkataan-Nya. Sering para pelukis menggambar Yesus Kristus dengan memakai pagar bulan (Cahaya) keliling kepala-Nya, tetapi di dalam Alkitab tidak ada yang membuktikan hal itu. Lukas 24:39; Yohanes 20:26,27. Bahkan setelah kebangkitan-Nya Yesus Kristus tetap mempunyai tubuh yang sama dengan tubuh manusia, Kisah 7:55,56; Matius 26:64; Wahyu 1:13-17. Dalam kemuliaan-Nya Yesus Kristus sekarang mempunyai tubuh manusia. Dan Ia akan datang di awan-awan di langit sebagai "anak manusia". Waktu itu tubuh saleh-saleh-Nya (mempelai perempuan) akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu, Filipi 3:21.

    C. Yesus Kristus adalah seorang manusia

    Ibu Yesus Kristus seorang manusia, dan nenek moyang-Nya juga manusia. Ia adalah anak Maria dan keturunan (benih) Daud. Maria adalah benar ibu Yesus Kristus, seperti Allah adalah benar Bapa-Nya. (Lukas 2:7; Kisah 2:30; 13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).

    D. Apa yang dialami manusia juga dialami Yesus

    Tuhan Yesus juga merasakan hal-hal yang berikut: Yesus Kristus sangat letih - Yohanes 4:6. Yesus Kristus tidur - Matius 8:24. Yesus Kristus merasa lapar - Matius 21:18. Yesus Kristus haus - Yohanes 19:28. Yesus Kristus menangis - Yohanes 11:35. Yesus Kristus mati - Yohanes 19:30.

    Dari ayat-ayat ini nyata bahwa Yesus Kristus mempunyai keadaan tubuh seperti tubuh manusia. Dari Lukas 2:40-52 nyata bahwa Yesus Kristus bertubuh dalam pengetahuan dan jasmani-Nya sama seperti manusia biasa. Tentu Ia dididik di dalam keluarga-ya dan di dalam Bait Allah dan mempelajari sendiri Alkitab. Hanya dalam satu perkara Yesus Kristus sebagai manusia, dengan kehendak-Nya sendiri sengaja membatasi pengetahuan-Nya. Misalnya, pada waktu Ia ada di dunia ini Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali lagi ke dunia ini.

    Perhatikanlah Filipi 2:7. Janganlah kita menafsirkan ayat ini secara sembarangan. Dari ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat ini dinyatakan bahwa Yesus Kristus menghampakan diri-Nya terutama dalam hal kemuliaan-Nya, dan bukan dalam hal pengetahuan-Nya. Yesus Kristus tidak menghampakan diri-Nya dalam sifat-sifat Ketuhanan-Nya, akan tetapi ada kalanya sifat-sifat Ketuhanan-Nya seolah-olah ditudungi.

    Perhatikanlah Yohanes 3:34. Ayat ini menyatakan bahwa walaupun Yesus Kristus menghampakan diri-Nya dan membatasi diri-Nya dalam pengetahuan-Nya, tetapi Ia adalah Guru yang diurapi oleh Allah Bapa, dan ajaran-Nya diilhamkan oleh Bapa sehingga yang dikatakan-Nya itu adalah "Firman Allah". Lihat juga Yohanes 7:16; 12:48,49; 14:24. Sudah nyata bahwa seringkali sifat Ketuhanan dan kemahatahuan dinyatakan dalam Yesus Kristus pada waktu Ia masih mengenakan tubuh manusia yang belum dipermuliakan, akan tetapi secara manusia Ia adalah sungguh-sungguh manusia dalam hal pikiran-Nya juga.

    Bandingkanlah Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13. Sebagai manusia Yesus Kristus dicobai, tetapi sebagai Allah Ia tidak dapat dicobai. Yesus Kristus dicobai, tetapi tidak berdosa. Yesus Kristus dicobai lebih berat daripada manusia biasa, sebab Ia tahan menghadapi pencobaan yang bagaimanapun juga, dan Ia tidak berdosa. Ingatlah, tabiat duniawi bukanlah merupakan bagian dari tabiat asli manusia. Pada mulanya Allah menciptakan sifat manusia itu suci. Tabiat duniawi menjadi bagian dari sifat manusia sebagai akibat dari dosa. Yesus Kristus tidak memiliki tabiat duniawi, yaitu duniawi yang bertentangan dengan rohani. Periksalah Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8. Tuhan Yesus mengenakan tabiat manusia (tetapi bukan tabiat duniawi) supaya Ia dapat menebus dosa manusia. Betapa ajaibnya kasih itu!

    E. Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini

    Markus 1:35; Yohanes 6:15; Lukas 22:41-45; Ibrani 5:7, Yesus Kristus sering berdoa. Melalui doa-Nya Ia mendapatkan kemenangan dan kuasa untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kalau Tuhan mendapatkan kuasa-Nya dengan berdoa, betapa perlunya kita berdoa.

    Kisah 10:38, Yesus Kristus mendapat kuasa dalam melakukan tugas keilahian-Nya bukan dari sifat Ketuhanan yang ada pada diri-Nya, melainkan karena Roh Kudus yang di dalam diri-Nya. Selama Ia berada di dunia, Ia memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama halnya dengan manusia biasa.

    Yohanes 14:12, Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini. Dalam hal ini jelas bahwa Yesus Kristus memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama seperti manusia dan selama di dunia ini Ia juga menggunakan kuasa-Nya itu sesuai dengan keterbatasan manusia.

    F. Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia dalam segala hal

    Ibrani 2:17, Yesus Kristus sama dengan saudara-Nya dalam segala perkara, yaitu secara tubuh, dalam hal pikiran, dalam hal pengetahuan yang baik dan jahat, Ia sama seperti manusia biasa. Dalam segala tindakan Yesus Kristus sungguh seorang manusia sejati. Ia telah menjadi manusia supaya dapat menebus manusia (Filipi 2:5-8; 2Korintus 8:9). Ia telah mengambil sifat manusia supaya kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi. 2Petrus 1:4, Allah Bapa adalah sumber kemuliaan. Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu. Lihat Ibrani 1:3.



    Pertanyaan : Bagaimanakah kita dapat menyesuaikan pelajaran Alkitabdari hal Ketuhanan Yesus Kristus dengan pelajaran Alkitabdari hal kemanusiaan Yesus Kristus?
    Jawab : Kita tidak perlu menyesuaikannya. Itu bukan tugas kita. Mengenai hal ini baiklah kita menyelidiki ayat-ayat yang berikut: tiap-tiap ayat menyebutkan satu perkataan yang menyatakan kemanusiaan dan satu perkataan yang menyatakan Ketuhanan Yesus Kristus: Matius 8:24-26; Lukas 3:21,22; Yohanes 11:38,43,44; Lukas 9:28,29,35; Matius 16:16,17,21; Ibrani 1:6; 4:14,15. Kita dapat melihat bagaimana dalam ayat-ayat itu tercampur Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus.

    G. Allah Anak, Yesus Kristus, tunduk kepada Allah Bapa

    Dalam hal ini kita menyadari bahwa ada hal-hal yang sudah diterangkan. Tetapi nyata dari Alkitab bahwa Allah Anak yang telah menjelma, tunduk kepada Bapa. Yohanes 14:28: Allah Bapa lebih besar daripada Yesus Kristus, Allah Anak. Yohanes 5:19: Allah Anak tidak pernah melakukan suatu apa pun di luar kehendak Bapa.

    Yohanes 8:29,42; Yohanes 10:18; 13:3; 8:26. Yesus Kristus diutus oleh Bapa, menerima perintah dari Bapa, menerima kuasa dari Bapa, dan menerima pesan-Nya dari Bapa.

    Lukas 22:29; 1Korintus 15:24,27,28. Yesus Kristus mendapatkan Kerajaan-Nya dari Bapa, dan pada akhirnya kerajaan itu akan diserahkan kembali kepada Bapa-Nya, dan Kristus sendiri menundukkan diri kepada Bapa-Nya supaya Bapa menjadi semuanya di dalam sekalian.

    Yesus Kristus sekarang dan selamanya akan tunduk kepada Allah Bapa. Allah Bapa menjadi pancaran Ketuhanan. Yesus Kristus ialah yang memancarkan Ketuhanan itu. Pancaran Ketuhanan itu dan Ia yang memancarkan Ketuhanan itu sama-sama sempurna, Kolose 2:9. Allah Bapa adalah sumber kemuliaan, tetapi Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu, Ibrani 1:3. Ayat-ayat di atas berhubungan dengan Allah Anak yang telah menjelma menjadi manusia.

    H. Yesus Kristus tidak pernah berdosa

    Meskipun Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia, namun Ia tidak mewarisi sifat dosa. Kita telah mempusakai dosa sebab kita keturunan Adam; tetapi karena kelahiran Yesus Kristus adalah oleh Roh Kudus, maka Ia tidak mempunyai dosa seperti manusia biasa. Karena kelahiran-Nya dengan cara yang demikian, maka hubungan Kristus dengan Allah tetap sempurna dan semata-mata lepas daripada dosa. Di samping itu, Yesus Kristus tidak pernah berbuat dosa (1Petrus 2:22). Sepanjang kehidupan-Nya Ia terlepas dari kesalahan; dan sebagai manusia Ia suci.

    Tidak bersalah, tidak bercacat, terpisah dari orang-orang berdosa dan ditinggikan lebih tinggi dari langit, Ibrani 7:26. Akan tetapi Kristus memakai wujud tubuh manusia yang berdosa. Ini berarti bahwa tubuh Kristus serupa dengan tubuh kita, tetapi tubuh-Nya tidak di bawah pengaruh dosa. Memang Yesus Kristus suci sebab Ia mempunyai Roh Kudus yang bekerja dengan kepenuhan-Nya, dan Ia sendiri adalah sumber kesucian. Ajaib sekali bahwa Yesus Kristus telah mengenakan tabiat manusia tetapi tidak berdosa, supaya dapat menanggung hukuman dosa-dosa kita. Dengan kehendak-Nya sendiri Ia telah mengambil kelemahan dan keterbatasan manusia supaya di hadapan Allah Ia menjadi Imam besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:17,18).

    I. Yesus Kristus mempunyai tabiat ilahi dan tabiat manusiawi dalam satu Pribadi

    Di dalam Yesus Kristus ada tabiat ilahi dan tabiat manusiawi, dan kedua tabiat itu sempurna dalam satu Pribadi. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah dua Pribadi, dan janganlah kita bimbang akan kedua tabiat-Nya. Janganlah kita berkata bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan manusia, melainkan Ia adalah Allah-manusia yaitu Allah dan manusia yang dipersatukan. Yesus Kristus selalu menggunakan kata "Aku" untuk diri-Nya, tidak pernah menyebut "Kita" terhadap diri-Nya sendiri. Tabiat ilahi dan tabiat manusiawi-Nya selalu bekerja bersama-sama. Tidak pernah kedua tabiat itu bertentangan. Kedua tabiat itu sama-sama bekerja dalam tiap-tiap pikiran, perkataan, dan perbuatan-Nya dan kedua tabiat itu bekerja dalam satu pribadi. Kedua tabiat itu tidak dapat diceraikan. Kita sepatutnya mengatakan: Allah-Manusia telah lahir ke dunia, merasai sengsara, mati di atas kayu salib dan menerima sebutan-sebutan ilahi serta menerima sembah manusia, telah melakukan banyak mujizat serta mengampuni dosa-dosa manusia.

    Kedua tabiat ini ada di dalam diri Kristus; tetapi sebaliknya pekerjaan-pekerjaan Kristus dapat dilakukan oleh salah satu dari kedua tabiat dalam diri-Nya itu. Dengan ini jelaslah perkataan, "Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

    Itulah perlunya ada dua tabiat dalam diri Yesus Kristus supaya Ia dapat menjadi pengantara (Juru syafaat) antara Allah dan manusia. 1Timotius 2:5. Sebab Kristus mempunyai dua tabiat, maka Ia dapat bersekutu dengan Allah dan manusia. Dan dalam hal itu Ia setara dengan Allah, dan sama-sama merasakan kelemahan manusia. Oleh sebab Ia manusia, dapatlah Ia mengadakan perdamaian. Dan oleh sebab Ia Allah, maka pendamaian itu sangat berharga. Seorang Juruselamat yang hanya manusia tidak dapat memperdamaikan kita dengan Allah. Ibrani 2:17,18; 4:15,16; 7:25.

    Mulai dari zaman rasul-rasul sampai kini ada banyak orang yang mengajarkan tentang Yesus secara salah. Pengajaran yang salah itu beralaskan atas salah satu dari kedua hal berikut: pertama, orang itu tidak mengakui atau tidak mengerti tentang kedua tabiat Tuhan Yesus, atau kedua tabiat itu disalah-artikan; kedua, orang itu tidak berpegang teguh pada keesaan Pribadi Yesus, atau tidak mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah satu Pribadi.

    9. SIFAT TUHAN YESUS KRISTUS


    I. KESUCIAN TUHAN YESUS

    A. Perkataan Alkitab tentang Kesucian Kristus

    Kisah 4:27,30; Markus 1:24; Lukas 4:34; Kisah 3:14; 1Yohanes 2:20. Yesus Kristus itu suci, semata-mata suci. Ia adalah "Yang Kudus". Dalam Perjanjian Lama Yehova disebut "Yang Kudus". Yehova juga disebut "Yang Mahakudus orang Israel".

    B. Apakah artinya kesucian?

    Imamat 11:43-45, Ulangan 23:14: Suci berarti lepas dari kenajisan. Kalau Yesus Kristus adalah suci, berarti Ia bersih, jasmani, pikiran, dan jiwa-Nya. Bacalah 1Yohanes 3:3, perhatikan bagaimana Alkitab menyatakan bahwa Kristus itu amat suci.

    Ibrani 7:26; 9:14; 1Petrus 1:19; 1Yohanes 3:5; 2Korintus 5:21; Ibrani 4:15; 1Yohanes 3:3. Dalam Alkitab ada banyak ayat dan lukisan yang menyatakan bahwa Yesus Kristus itu suci. Hanya Ia yang dapat dibandingkan dengan Terang, Yohanes 1:5; 8:12. Cahaya yang gilang-gemilang yang memancar dari wajah Tuhan Yesus pada waktu Ia dipermuliakan di atas bukit menyinarkan kesucian yang memang ada di dalam diri-Nya.

    C. Bagaimana kesucian Kristus dinyatakan

    Ibrani 1:9: Kesucian Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan. Tidak cukup jikalau hanya mengasihi kebenaran, tetapi kejahatan harus dibenci. Demikian pula tidak cukup kalau membenci kejahatan saja, kebenaran haruslah dikasihi. Ada orang yang mengasihi kebenaran tetapi tidak membenci kejahatan. Mereka suka memuji yang benar tetapi tidak suka menyalahkan (dan menegur) kejahatan. Sebaliknya ada orang yang membenci dosa, tetapi tidak mengasihi kebenaran. Dengan keras mereka itu menyalahkan dan menegur kejahatan, tetapi mereka tidak memuji kebenaran. Ingatlah bahwa kesucian Tuhan Yesus itu sempurna. Ia telah mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan, 1Petrus 2:22; Yohanes 8:29; Matius 17:5. Bandingkanlah dengan Yohanes 12:49. Kesucian Tuhan Yesus dinyatakan dalam perbuatan-Nya dan perkataan-Nya; Ia tidak pernah berbuat dosa, dan Ia selalu berbuat hal yang berkenan kepada Allah, sedang semua perkataan-Nya dan pikiran-Nya menyenangkan hati Allah.

    Kesucian yang sejati bukan hanya menuntut supaya kita tidak melakukan yang jahat, melainkan juga supaya kita selalu melakukan yang benar.

    Ibrani 4:15: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia senantiasa menang atas pencobaan. Ia digoda oleh dosa tetapi Ia selalu menang atas dosa.

    Bacalah kotbah Tuhan Yesus di atas bukit (Matius 5:1-7:29), peristiwa Matius 5:48. Kesucian Kristus dinyatakan dalam hal Ia menuntut kesucian dalam diri rasul-rasul dan pengikut-pengikut-Nya, supaya mereka benar-benar bebas dari kejahatan.

    Matius 23:13; 16:23; Yohanes 4:17,18; Matius 23:33: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia dengan keras menegur orang yang berdosa.

    1Petrus 2:24; 3:18; 2Korintus 5:21; Yohanes 10:17,18; Filipi 2:6-8; Galatia 3:13: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menjadi korban yang terbesar (Korban Pendamaian) untuk menyelamatkan manusia dari dosa yang Ia benci, serta memberikan kepada mereka kebenaran yang Ia kasihi. Bukti yang nyata dari kesucian Yesus Kristus yaitu Ia begitu membenci dosa dan mengasihi kebenaran, sehingga Ia lebih suka mati daripada berbuat dosa, mau meninggalkan kemuliaan ketuhanan-Nya serta mau mengambil rupa manusia, mati sebagai orang hukuman dan diceraikan dari Allah, supaya manusia menjadi orang yang tidak berdosa. Dengan rela hati Ia mau mengadakan korban apa saja asal dosa dihapuskan.

    Matius 25:31,32,41; 2Tesalonika 1:7-9: Kesucian Yesus Kristus kelak dinyatakan dalam hukuman dahsyat yang akan dijatuhkan ke atas orang-orang yang tidak mau melepaskan dosa-dosanya.

    Yesus Kristus mati supaya Ia dapat menceraikan manusia yang dikasihi-Nya dari dosa yang dibenci-Nya. Jikalau manusia tidak mau bercerai dari dosanya, tentu mereka dibiarkan dalam dosa itu sehingga kelak mereka mendapatkan hukuman. Hendaklah kita ingat bahwa Yesus Kristus, Juruselamat kita adalah suci. Kalau kita tidak dapat menyadari kesucian-Nya tentu kita tidak dapat mengerti kasih-Nya.

    D. Kesaksian tentang kesucian Yesus Kristus

    Kisah 3:14; 1Yohanes 3:5; 2Korintus 5:21; Kisah 4:27; 22:14; Lukas 23:41; Matius 27:19; Yohanes 19:4,6; Matius 27:3,4; Markus 1:23,24; Yohanes 8:46; 14:30; Ibrani 1:8,9; Matius 17:5. Perhatikanlah siapa yang menyaksikan tentang kesucian Kristus dalam ayat-ayat ini.

    II. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA ALLAH BAPA

    A. Ketentuan kasih

    Dalam Yohanes 14:31 dikatakan bahwa Yesus Kristus mengasihi Allah Bapa. Satu hal yang Tuhan Yesus ingin kita mengetahui yaitu Ia sangat mengasihi Allah Bapa-Nya. Kalau kita ingin mengetahui kasih yang sejati kepada Allah haruslah kita memandang kepada Yesus Kristus.

    B. Bagaimana kasih kepada Bapa itu dinyatakan

    Yohanes 14:21; 15:10: Kasih Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia selalu taat kepada apa yang diperintahkan Bapa kepada-Nya (1Yohanes 5:1-3).

    Yohanes 6:38: Sebab Ia mentaati kehendak Allah Bapa, maka dengan sukacita Ia meninggalkan kemuliaan sorga datang ke dunia yang hina ini.

    Filipi 2:8: Sebab Ia mentaati kehendak Allah Bapa, maka dengan sukacita Ia menanggung sengsara, dan mati di atas kayu salib.

    Yohanes 10:15,17,18: Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya, dan itulah tujuan hidup-Nya, Lukas 9:51. Bukan hanya pada akhir kehidupan-Nya di bumi ini Tuhan Yesus menuju ke Yerusalem, tetapi sejak Ia mengenakan tubuh manusia, Ia telah menuju ke Golgota.

    Orang-orang Yahudi yang berdiri di muka kubur Lazarus menangis serta berkata, "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya." Demikian pula apabila kita berdiri di sebelah salib Yesus Kristus, kita akan berkata, "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepada Allah."

    Yohanes 8:55: Kasih Yesus Kristus kepada Allah Bapa dinyatakan dalam hal Ia mengasihi dan menurut Firman Allah. Mengasihi Firman Allah berarti menuruti perintah Firman Allah itu, akan tetapi apa yang dikasihi dan yang dianggap indah tentu juga dituruti. Bagi Yesus Kristus Firman Allah sangat berharga sekali, dan Ia mengenal Firman itu sama seperti manusia mengenal dan mengasihi harta bendanya. Ia menurut Firman Allah berarti Ia mengasihi Bapa-Nya. Orang yang tidak mentaati Firman Allah, tidak mengasihi Allah.

    Matius 26:39,42: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia semata-mata tunduk kepada kehendak Bapa-Nya, walaupun kehendak Bapa itu menuntut hal-hal yang susah dan membawa dukacita kepada diri-Nya sendiri.

    Mazmur 40:9: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia dengan sukacita melakukan kehendak Bapa-Nya. Dalam ayat ini jelas bahwa kematian Yesus Kristus menjadi kehendak Bapa. Perhatikanlah Lukas 2:49 dan Yohanes 4:34.

    Yohanes 8:29: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia selalu berbuat hal-hal yang berkenan kepada Bapa. Hal ini berarti lebih daripada hanya menuruti perintah-perintah-Nya saja.

    Seorang anak dapat melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh bapanya kepadanya, tetapi anak yang setia tidak perlu menunggu hingga dia disuruh. Ia akan lebih dahulu berusaha mengetahui kehendak bapanya, lalu melakukannya sebelum disuruh. Tuhan Yesus selalu berusaha supaya dapat mengetahui apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya, lalu Ia melakukan hal itu.

    Yohanes 5:30: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia mencari tahu kehendak Bapa-Nya. Tuhan Yesus telah berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak Bapa-Nya. Seperti orang lain mencari emas, kesenangan, kehormatan, atau kehendaknya sendiri, demikianlah bahkan lebih dari itu, Ia mencari tahu dan melakukan kehendak Bapa-Nya.

    Yohanes 17:4: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia melakukan dan menyempurnakan pekerjaan yang diamanatkan oleh Bapa kepada-Nya.

    Perhatikanlah: Bilamana pekerjaan itu telah digenapkan? Di atas kayu salib. Lihat Yohanes 19:30. Sebab utama yang membawa Yesus Kristus ke kayu salib ialah kasih-Nya kepada Allah, bukan kasih-Nya kepada manusia. Sering kita berkata tentang Allah Bapa yang mengasihi manusia melalui Yesus Kristus, dan memang itu benar, tetapi benar juga bahwa pengorbanan Yesus karena dosa manusia itu beralaskan pada ketaatan Yesus Kristus kepada kehendak Bapa-Nya yang sangat Ia kasihi.

    Yohanes 7:18; 17:1,4: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia hanya mempermuliakan Bapa-Nya. Keinginan Yesus Kristus yang terutama yaitu kemuliaan Bapa-Nya. Agar Bapa-Nya dipermuliakan Ia telah berusaha, berdoa, bekerja, menderita sampai mati. Tuhan Yesus telah mengajarkan bahwa hukum yang terutama yaitu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Matius 22:37,38. Kehidupan Tuhan Yesus telah menyatakan hukum ini dengan sempurna.


    III. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA MANUSIA

    A. Siapa diantara manusia yang dikasihi oleh Tuhan

    Efesus 5:25: Yesus Kristus mengasihi jemaat-Nya. Yesus Kristus mengasihi jemaat-Nya dengan suatu cara yang luar biasa. Walaupun seorang kaya dapat mengasihi semua manusia serta rela membagi-bagi hartanya, namun ia akan mengasihi isterinya dengan kasih yang khusus. Kristus juga mengasihi jemaat-Nya, yaitu mempelai perempuan-Nya, dengan kasih yang khusus. Patut kita membedakan antara kasih Kristus kepada segenap manusia dengan kasih-Nya yang istimewa kepada jemaat-Nya, yaitu tubuh-Nya dan mempelai perempuan-Nya.

    Efesus 5:2, Galatia 2:20: Yesus Kristus mengasihi tiap-tiap orang yang percaya. Ia bukan hanya mengasihi jemaat-Nya secara keseluruhan, tetapi Ia juga mengasihi tiap-tiap orang yang percaya.

    Yohanes 13:1: Yesus Kristus mengasihi milik-Nya sendiri yang ada di dalam dunia. Pada waktu Tuhan Yesus ada di dalam dunia ini, tidak semua orang menjadi milik-Nya, begitu juga sekarang, tidak semua orang di dalam dunia ini menjadi milik-Nya.

    Pertanyaan : Siapakah yang menjadi milik Yesus Kristus?
    Jawab : Yohanes 17:2,9,12. Yang menjadi milik Yesus Kristus ialah mereka yang telah diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya.

    Bukti bahwa seseorang menjadi milik Kristus yaitu dalam hal orang itu datang kepada Kristus serta percaya akan Dia, lihat Yohanes 6:37. Orang-orang itu, yaitu milik Kristus yang telah diserahkan oleh Bapa kepada-Nya, dan mereka yang datang serta percaya kepada Kristus, menjadi satu kaum terpilih yang menyambut kasih Kristus, sehingga Yesus Kristus melayani mereka itu dengan cara yang istimewa, Yohanes 13:1. Tuhan juga akan memelihara mereka itu supaya mereka tidak binasa, lihat Yohanes 17:12 dan Yohanes 18:9. Yohanes 14:21 - Yesus Kristus mengasihi orang yang menerima dan memelihara hukum-hukum-Nya.

    Perhatikanlah: Yesus Kristus sangat mengasihi murid-murid-Nya yang memeliharakan hukum-hukum-Nya, kepada mereka itu Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya, Yohanes 15:10 - Orang-orang yang memeliharakan hukum-hukum-Nya ialah orang-orang yang tinggal di dalam kasih-Nya. Markus 3:35 - Siapakah yang melakukan kehendak Allah Bapa, memiliki persekutuan yang erat dengan Kristus seperti saudara. Dan orang itu ialah saudara atau ibu kepada Kristus. Boleh jadi seseorang mengasihi semua orang, akan tetapi ia akan mengasihi saudaranya atau ibunya secara istimewa.

    Yohanes 15:9: Kasih Kristus kepada orang-orang yang memelihara hukum-hukum-Nya sama seperti kasih-Nya kepada Allah Bapa.

    Matius 9:13; Lukas 19:10; Roma 5:6,8: Yesus Kristus mengasihi orang yang paling berdosa dan jahat, dan juga orang saleh; akan tetapi kasih-Nya kepada orang jahat tidak sama dengan kasih-Nya kepada orang saleh yang suci. Kasih Tuhan Yesus kepada orang berdosa dan kepada orang saleh berbeda; kepada orang berdosa Ia berkasihan, tetapi orang saleh berkenan kepada-Nya. Baik orang jahat maupun orang saleh semuanya dikasihi Yesus Kristus. Yang satu dikasihi Kristus sebab ia perlu ditolong dan diselamatkan, yang lain dikasihi Kristus sebab ia berkenan kepada-Nya. Tuhan Yesus mengasihi kedua kelompok itu.

    Lukas 23:34: Yesus Kristus mengasihi musuh-Nya.

    Yohanes 19:25-27: Yesus Kristus mengasihi saudara-Nya sekandung. Yesus Kristus mengasihi saudara-Nya dan kaum keluarga-Nya dengan kasih yang khusus. Keilahian-Nya menguduskan cinta kasih-Nya kepada kaum keluarga-Nya.

    Markus 10:13-16: Yesus Kristus sangat mengasihi kanak-kanak serta menjagai mereka.

    Perhatikanlah Matius 18:3,6,10: Semua orang, baik laki-laki baik perempuan yang tidak mengasihi kanak-kanak, berarti tidak mentaati Kristus.

    Yohanes 11:5; Markus 10:21; Yohanes 19:26: Yesus Kristus telah mengasihi beberapa orang dengan cara yang istimewa. Walaupun Yesus Kristus mengasihi semua manusia, mengasihi jemaat-Nya, mengasihi tiap-tiap orang dalam jemaat, dan lebih-lebih Ia mengasihi orang yang memelihara hukum-hukum-Nya dan yang mentaati kehendak Bapa-Nya, akan tetapi semakin seseorang berserah kepada-Nya dan mengasihi Dia, orang itu semakin berkenan kepada Yesus Kristus, dan semakin dikasihi-Nya.

    B. Bagaimana kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan

    2Korintus 8:9: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia menjadi miskin supaya kita menjadi kaya oleh Dia. Betapa besar kekayaan yang ditinggalkan oleh Tuhan Yesus dan betapa besar kemiskinan yang telah Ia alami tertulis dalam Filipi 2:6-8. Betapa besar kekayaan yang kita peroleh dalam Yesus Kristus dinyatakan dalam Roma 8:16,17.

    Efesus 5:2; Galatia 2:20; 1Yohanes 3:16; Yohanes 15:13: Kasih Tuhan Yesus kepada kita dinyatakan dalam hal Ia telah menyerahkan diri-Nya dan mati karena kita. Bukan hanya kematian Kristus yang merupakan korban karena kita, melainkan segenap kehidupan-Nya menjadi korban karena kita. Juga dalam hal Ia meninggalkan sorga dan menjelma menjadi Manusia, hal ini pun merupakan suatu korban yang ajaib (Filipi 2:6,7).

    Lukas 7:48: Kasih Yesus Kristus kepada orang berdosa dinyatakan dalam hal Ia mengampuni mereka kalau mereka bertobat dan percaya akan Dia.

    Wahyu 1:5: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia membasuh (menghapuskan) kita dari dosa-dosa kita dengan darah-Nya sendiri.

    Lukas 15:4-7: Kasih Yesus Kristus kepada domba-domba-Nya yang terhilang dinyatakan dalam hal:

    1. Ia mencari sampai dapat.
    2. Ia bersukacita bilamana yang terhilang diketemukan kembali.
    3. Ia memanggil dan membawa pulang yang terhilang itu di atas bahu-Nyasendiri.

    Yohanes 10:4; Yesaya 40:11: Kasih Tuhan Yesus kepada kawanan domba-Nya dinyatakan dalam hal Ia memelihara tiap-tiap domba-Nya.

    Matius 8:17: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

    Matius 14:14: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menaruh belas kasihan kepada orang banyak serta menyembuhkan orang-orang yang sakit.

    Matius 15:32: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia mengasihi milik-Nya dan mencukupi segala keperluan mereka. Perhatikanlah Ibrani 13:8.

    Wahyu 3:19: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menegor serta mengajar mereka itu supaya bertobat.

    Yohanes 11:33-36: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia turut menangis karena orang-orang yang dikasihi-Nya berdukacita.

    Yohanes 14:1: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia menghibur mereka yang di dalam kesusahan dan dukacita. Inilah inti dari pasal ini. Perhatikanlah ayat Yohanes 14:1 dan ayat Yohanes 14:27.

    Yohanes 14:27; Yohanes 15:11: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia memberikan damai dan sukacita-Nya kepada mereka.

    Markus 3:5: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia berdukacita sebab mereka itu mengeraskan hati. Dari ayat-ayat lain dalam pasal ini nyata bahwa orang-orang itu sangat mengeraskan hati, sampai Tuhan marah kepada mereka. Walaupun begitu Yesus Kristus juga berdukacita oleh sebab mereka. Baik bila kita marah terhadap dosa, tetapi kemarahan kita haruslah kemarahan yang beralasan pada kasih.

    Lukas 22:23; Yohanes 17:15; Lukas 23:34: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dan kepada musuh-Nya dinyatakan dalam hal Ia mendoakan mereka. Ini adalah suatu pernyataan kasih yang indah sekali.

    Lukas 24:38,39,40; Yohanes 20:24-29: Kasih Yesus Kristus kepada orang yang tidak percaya atau yang kurang percaya dinyatakan dalam hal Ia dengan sabar Ia mengajar orang yang keras kepala dan yang tidak mau percaya.

    Markus 16:7: Kasih Yesus Kristus kepada seorang murid yang lemah dinyatakan dalam hal Ia sabar dan lemah lembut terhadap orang itu, yang telah jatuh ke dalam dosa dan menyangkali Dia.

    Roma 8:37: Kasih Tuhan Yesus kepada orang yang percaya kepada Dia dinyatakan dalam hal Ia senantiasa memberi kemenangan kepadanya.


      Yohanes 19:26,27: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia:
    1. Melupakan kesakitan dan kesengsaraan-Nya sendiri, hanya mengingatdan mengasihi orang lain yang berada dalam kesusahan.
    2. Memberikan tugas-Nya atau kewajiban-Nya kepada orang yangdikasihi-Nya. Kepada Rasul Yohanes yang dikasihi-Nya, YesusKristus telah menyerahkan kewajiban memelihara ibu-Nya.

    Yohanes 13:1-5: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang hamba, pekerjaan yang dianggap hina oleh manusia, yaitu membasuh kaki murid-murid-Nya.

    Perhatikanlah: Memang mudah melakukan pekerjaan yang hina untuk orang yang kita kasihi. Seorang ibu sering melakukan pekerjaan yang hina untuk anaknya yang dicintainya. Dan betapa ajaibnya kasih Tuhan Yesus, walaupun Ia menginsafi diri-Nya Anak Tunggal Allah, dan Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, dan Ia telah datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah, akan tetapi Ia menanggalkan jubah-Nya, mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Hal ini juga diperbuat-Nya kepada Yudas, ketika Iblis sudah menguasai hati Yudas. (Lihat ayat Yudas 1:2,10,11.)

    Yohanes 15:15: Kasih Yesus Kristus kepada sahabat-sahabat-Nya dinyatakan dalam hal Ia menyatakan kepada mereka segala sesuatu yang Allah Bapa sudah nyatakan kepada-Nya. Bilamana kita baru saja mendapatkan suatu kebenaran atau pelajaran yang baik, tentu kita ingin segera pergi kepada orang yang kita kasihi untuk memberitahukan hal itu kepadanya. Begitu pula halnya dengan Tuhan Yesus, Ia memberitahukan kepada kita yang dikasihi-Nya semua hal yang sudah dinyatakan Bapa kepada-Nya.

    Yohanes 10:3: Kasih Yesus Kristus kepada domba-domba-Nya dinyatakan dalam hal Ia memanggil masing-masing dengan namanya. Kelihatannya ini suatu perkara kecil, padahal sesungguhnya menyatakan kasih yang besar. Perhatikan bagaimana Tuhan memanggil Maria dengan namanya, Yohanes 20:16.

    Yohanes 17:12; 18:8,9; Roma 8:35-39: Kasih Yesus Kristus kepada milik-Nya dinyatakan dalam hal Ia memelihara mereka supaya satu pun tidak terhilang.

    Kisah 9:5; Matius 25:37-40,41-45: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia menyamakan dan mempersatukan diri-Nya dengan mereka itu, sehingga apapun yang diperbuat orang kepada yang terkecil dari mereka itu, sehingga apapun yang diperbuat orang kepada yang terkecil dari mereka itu, sama juga seperti berbuat kepada Dia.

    Efesus 5:31-32: Kasih Yesus Kristus kepada jemaat-Nya dinyatakan dalam hal Ia meninggalkan Bapa-Nya di sorga lalu bersatu dengan jemaat-Nya, sehingga Ia dan jemaat-Nya dipersatukan. Ini adalah suatu rahasia yang besar.

    Yohanes 14:21-23: Kasih Yesus Kristus kepada orang yang memegang dan melakukan perintah-Nya dinyatakan dalam hal Ia akan menyatakan diri-Nya kepada orang itu dan diam bersama-sama dengan dia.

    Yohanes 14:2: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia telah pergi untuk menyediakan suatu tempat bagi mereka.

    Yohanes 14:3: Kasih Yesus Kristus kepada saleh-saleh-Nya dinyatakan dalam hal Ia akan datang kembali kepada kita untuk membawa kita ke tempat-Nya, supaya kita tidak lagi terpisah dari Dia. Lihatlah 1Tesalonika 4:16,17.

    Tuhan Yesus sendiri berkata, "Aku akan datang kembali." Ia tidak menyuruh seorang utusan. Tuhan Yesus akan menerima kita sebagai milik-Nya sehingga kita selalu bersama-sama dengan Dia. Ini berarti Tuhan Yesus sangat rindu kepada kita sehingga Ia akan membawa kita kepada diri-Nya sendiri. Kerinduan kita kepada Dia tidak sebanding dengan kerinduan-Nya kepada kita. Sorga menjadi tempat yang sunyi bagi Tuhan Yesus kalau kita tidak ada di sana. Begitu juga dunia ini sepatutnya menjadi suatu tempat yang sunyi bagi kita seandainya Tuhan Yesus tidak ada bersama kita. Perkataan ini mengandung kasih yang tidak terduga. Rupanya Tuhan bersukacita dalam hati-Nya atas hal ini, dan Ia sangat menantikan hal ini, dimana tidak ada perpisahan lagi antara Tuhan Yesus dengan kita.

    Efesus 5:25-27: Dahulu kasih Yesus Kristus kepada jemaat-Nya dinyatakan dalam hal Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat-Nya, sekarang kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menguduskan dan menyucikan jemaat dengan pembasuhan air oleh firman Allah; dan kasih itu kelak akan dinyatakan dalam hal Ia akan menempatkan jemaat dihadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tak bercela.


    IV. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA JIWA-JIWA MANUSIA

    Lukas 19:10: Anak Manusia telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Pada waktu Tuhan Yesus berada di bumi ini, hal itu menjadi keinginan-Nya yang terutama, dan bukan supaya Ia menerima kehormatan dan kekayaan atau suatu kerajaan. Di sorga Tuhan Yesus sudah memiliki kemuliaan yang lebih besar daripada yang ada di dalam dunia ini. Jiwa orang-orang yang terhilang lebih indah bagi-Nya daripada segala kemuliaan dunia ini. Jiwa satu orang lebih indah daripada segenap dunia ini.

    Tiap-tiap jiwa sama indahnya bagi Dia, baik jiwa orang yang pandai, atau yang saleh, atau pun jiwa orang yang tinggal di hutan-hutan atau yang hina dina. Dalam Yohanes 4:6,7,10 kita dapat mengetahui bahwa Tuhan Yesus senantiasa berusaha mencari kesempatan untuk menyelamatkan jiwa yang terhilang. Dalam Yohanes 9:35 Tuhan Yesus berkata, "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Dan lagi dalam Markus 2:4,5, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Tuhan Yesus memakai tiap-tiap mujizat-Nya sebagai alat untuk menarik jiwa kepada diri-Nya. Demikian pula hendaklah setiap perbuatan kasih kita dipakai sebagai alat untuk menarik jiwa kepada Tuhan Yesus.

    Lukas 15:4: Tuhan Yesus telah pergi untuk mencari yang sesat. Tuhan Yesus bukan hanya mengambil kesempatan dari orang-orang yang datang kepada-Nya saja, tetapi Ia juga mencari kesempatan untuk menarik jiwa-jiwa yang lain. Ia tidak hanya menerima orang yang datang kepada-Nya (seperti Nikodemus), Ia bahkan pergi mencari orang-orang yang sesat. Kalau kita mempunyai kasih yang sungguh-sungguh kepada jiwa yang terhilang, tentu kita akan pergi mencari dan membawa jiwa-jiwa yang terhilang itu kepada Tuhan.

    Yohanes 4:32-34: Tuhan Yesus mendapatkan kepuasan hati-Nya dan kesukaan yang besar dalam hal Ia menyelamatkan orang yang sesat. Dalam melakukan pekerjaan-Nya Ia telah melupakan perasaan lapar, haus, dan lelah. Dalam melakukan pekerjaan-Nya Ia telah mendapat kesukaan dan kesegaran bagi tubuh-Nya.

    Markus 3:20,21: Tuhan Yesus telah menyerahkan diri kepada pekerjaan-Nya sehingga Ia lupa akan keperluan diri-Nya sendiri sampai kaum keluarga-Nya mengatakan, "Ia tidak waras lagi."

    Lukas 15:5-7: Tuhan Yesus sangat bersukacita atas jiwa-jiwa yang telah diselamatkan. Seperti seorang gembala bersukacita kalau sudah mendapat kembali dombanya yang tersesat, atau seperti seorang perempuan yang bersukacita ketika ia mendapatkan kembali dirhamnya yang hilang, atau seperti seorang pedagang yang bersukacita ketika mendapat sebuah mutiara yang mahal harganya, begitulah, bahkan lebih dari itu Tuhan Yesus bersukacita kalau ada satu jiwa diselamatkan.

    Yohanes 5:40; Lukas 19:41,42; Matius 23:37: Tuhan Yesus sangat berdukacita oleh sebab jiwa-jiwa yang tidak mau diselamatkan atau yang tidak mau bertobat. Dukacita Tuhan oleh sebab orang yang sesat menolak keselamatan-Nya, melebihi dukacita seorang perempuan yang kematian anaknya.

    Yohanes 10:11; Matius 20:28: Dengan senang hati Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia.


    V. DOA TUHAN YESUS

    A. Bukti Yesus Kristus berdoa

    Ibrani 5:7: Pada masa Ia masih tinggal di bumi ini Ia menaikkan doa dan permintaan kepada Allah. Ia biasa dalam hal berdoa. Paling tidaknya perkataan doa atau berdoa disebut 25 kali yang ada hubungannya dengan Tuhan Yesus. Dan seringkali di bagian yang lain dinyatakan juga bahwa Ia berdoa. Keempat pengarang Injil menyebutkan hal ini. Salah satu sifat yang nyata dari Tuhan Yesus yaitu Ia suka berdoa.

    B. Bilamana Yesus Kristus berdoa

    Lukas 6:12: Yesus Kristus berdoa pada waktu malam, dan seringkali sepanjang malam. Apa sebabnya pada waktu malam? Supaya Ia dapat melakukannya seorang diri, yaitu tanpa diganggu oleh orang lain pada waktu Ia mengadakan persekutuan dengan Bapa-Nya.

    Markus 1:35: Tuhan Yesus bangun pagi-pagi benar, pada waktu hari masih gelap, untuk berdoa. Rupanya Tuhan ingin mencari tempat yang sunyi untuk berdoa agar dipersiapkan dan dikuatkan dalam melakukan pekerjaan-Nya pada hari itu.

    Lukas 3:21,22; Markus 1:35,38; Lukas 6:12,13; 9:18,21,22: Tuhan Yesus berdoa sebelum Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, sebelum Ia mengabarkan Injil kepada orang banyak, sebelum Ia pergi ke suatu tempat untuk mengabarkan Injil, sebelum Ia memilih 12 orang rasul, sebelum Ia memberitahukan kepada rasul-rasul tentang kematian-Nya, sebelum melakukan setiap hal atau pekerjaan yang penting. Tuhan Yesus mempersiapkan diri-Nya untuk melakukan hal-hal yang penting dalam kehidupan-Nya dengan berdoa.

    Matius 14:23; Yohanes 6:15: Tuhan Yesus berdoa sesudah Ia melakukan suatu pekerjaan besar (mujizat) dan sesudah terjadi hal-hal yang besar di dalam kehidupan-Nya. Mengapa demikian?

    1. Supaya diri-Nya dikuatkan lagi. Mujizat-mujizat danperbuatan-perbuatan-Nya yang besar memerlukan banyak kekuatantubuh dan roh Tuhan Yesus. Lihat Markus 5:30.

    2. Supaya Ia tidak jatuh dalam kesombongan, atau merasa puas ataspekerjaan yang sudah dilakukan-Nya. Yesus Kristus berperangaiseperti manusia biasa dan dicobai sama seperti kita, Ia melawandan mengalahkan pencobaan itu dengan senjata-senjata yang kitajuga harus pakai, yaitu Firman Tuhan dan berdoa. Seringkalikita berdoa sebelum terjadi hal-hal yang besar dalam kehidupankita, akan tetapi sangat perlu juga kita berdoa sesudah hal-halyang besar itu terjadi. Jikalau kita berdoa sesudah kitamelakukan perbuatan-perbuatan yang besar, tentu kita akan majudalam perbuatan yang lebih besar lagi. Seringkali kita memegahkandiri sebab perbuatan kita berhasil. Tuhan tidak mengizinkan kitaberbuat itu lagi. Jagalah diri sesudah melakukan perbuatan yangbesar dan baik, jangan sampai kita bermegah. Kesombongan karenakeberhasilan diri sendiri seringkali menjadi kuburan bagi banyakpekerjaan dalam ladang Tuhan. Janganlah kesombongan kita merusakpekerjaan kita yang baik!

    Matius 14:19; Lukas 24:30: Tuhan Yesus berdoa sebelum Ia makan. Tuhan Yesus berdoa untuk hal-hal yang kecil dalam kehidupan-Nya. Sekali peristiwa murid-murid-Nya mengenali Dia sebab Ia berdoa sebelum mereka makan (Lukas 24:30,31). Sering kita lupa berdoa untuk hal-hal yang kecil. Rupanya tiap-tiap langkah kehidupan Tuhan Yesus disertai dengan doa.

    Lukas 5:15,16: Pada waktu Tuhan Yesus sangat sibuk dalam pekerjaan-Nya dan pekerjaan itu sangat diberkati, maka Ia pun mengasingkan diri-Nya pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Ada banyak pekerjaan Tuhan yang terlalu sibuk dalam pekerjaan sehingga mereka merasa tidak ada lagi waktu untuk berdoa. Tetapi Tuhan Yesus tidak demikian: semakin sibuk, semakin banyak Ia berdoa. Ada kalanya Tuhan Yesus tidak sempat makan atau tidak mempunyai waktu untuk tidur, tetapi dalam keadaan demikianpun Ia selalu menyediakan waktu untuk berdoa. Banyak hamba Tuhan yang terkemuka juga sudah mengalami hal ini; sebaliknya banyak juga hamba Tuhan yang telah kehilangan kuasa sebab mereka mengabaikan doa, mereka membiarkan pekerjaan yang bertambah-tambah menyita waktu yang seharusnya dipakai untuk berdoa.

    Markus 6:31,34,35,46: Yesus Kristus berdoa meskipun Ia merasa penat. Setelah seharian yang sibuk sekali sampai tidak ada kesempatan untuk makan, pada malamnya Tuhan Yesus berdoa semalaman (Markus 6:46). Ia sengaja membawa murid-murid-Nya ke tempat yang sunyi untuk beristirahat. Akan tetapi istirahat yang sangat mereka perlukan pada waktu itu telah disita oleh banyak orang yang datang mengerumuni mereka. Sepanjang hari itu Ia mengajar orang, menyembuhkan orang dan memberi makan kepada banyak orang, akan tetapi hari yang sibuk dan melelahkan bagi Tuhan Yesus itu diikuti oleh semalam-malaman berdoa.

    Saudara-saudara, ada cara yang lebih baik untuk mengembalikan kekuatan kita selain dari tidur. Seringkali kita terlalu lelah sehingga kita tidak dapat tidur; dalam keadaan demikian, lebih baik kita bangun serta berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan demikian kita mendapat istirahat yang sesungguhnya, dan setelah itu kita dapat kembali ke tempat tidur untuk tidur lelap.

    Matius 26:36; Lukas 22:39-41: Tuhan Yesus berdoa sebelum datang pencobaan-pencobaan yang besar. Tuhan Yesus mempersiapkan diri dan menguatkan diri-Nya dengan berdoa untuk melawan pencobaan-pencobaan yang Ia ketahui akan datang. Oleh sebab itulah Ia selalu menang atas pencobaan. Rasul-rasul Tuhan, walaupun mereka telah diperingatkan oleh Tuhan, terus saja tidur, sehingga mereka jatuh dalam dosa, tetapi Tuhan Yesus tetap berdoa sehingga Ia dapat berdiri dengan teguh. Kita dapat melihat Tuhan Yesus berdiri dihadapan Pilatus dengan hati yang teduh dan tidak takut, sebab Ia telah lebih dahulu berdoa dalam Taman Getsemani pada malam itu.

    Lukas 23:34,46: Tuhan Yesus berdoa pada akhir kehidupan-Nya di dunia ini. Perkataan yang terakhir ke luar dari mulut Tuhan Yesus yaitu doa. Kehidupan Tuhan Yesus dikuasai oleh doa dan dengan berdoa putus nyawa-Nya.

    C. Di mana Tuhan Yesus berdoa

    Matius 14:23; Markus 6:46; Lukas 6:12; Yohanes 6:15: Tuhan Yesus sering pergi ke gunung untuk berdoa. Perhatikanlah Lukas 22:39. Tuhan Yesus pergi ke gunung, tempat yang sunyi, karena Ia akan berdoa.

    Markus 1:35: Tuhan Yesus berdoa di tempat yang sunyi. Walaupun kita ada di tempat yang ramai kita dapat menyendiri di tempat yang sunyi, mengasingkan diri dari orang banyak. Akan tetapi sebaiknya kita juga mengikuti teladan Tuhan Yesus, sering-sering pergi ke tempat yang sunyi, untuk menyendiri dengan Allah. Kalau orang Kristen tidak pernah pergi ke gunung atau ke tempat yang sepi untuk berdoa, tentu ia kerugian berkat besar, yang patut dialami oleh tiap-tiap anak Allah.

    D. Dengan siapa Tuhan Yesus Berdoa

    Matius 14:23: Tuhan Yesus berdoa seorang diri. Lukas 9:28: Tuhan Yesus berdoa dengan beberapa orang pilihan. Lukas 9:18: Tuhan Yesus berdoa bersama-sama dengan semua rasul-Nya. Mereka sekalian adalah bagaikan satu keluarga dan doa mereka itu merupakan doa rumah tangga. Matius 14:19: Tuhan Yesus berdoa waktu Ia berada di antara orang banyak. Orang-orang yang tidak mau berdoa di hadapan orang banyak dengan alasan apa yang dikatakan dalam Matius 6:6, maka orang itu tidak mengalaskan perbuatannya atas teladan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus juga berdoa di hadapan orang banyak.

    E. Untuk siapakah Tuhan Yesus berdoa

    Yohanes 12:28: Tuhan Yesus berdoa supaya Allah Bapa dipermuliakan. Dalam setiap doa Kristus kita menjumpai hal ini. Dalam doa yang diajarkan Tuhan kepada murid-murid-Nya, permintaan pertama adalah supaya nama Allah dipermuliakan. (Lihat Matius 6:9).

    Yohanes 17:1; Ibrani 5:7: Tuhan Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri. Dalam hal ini tidak dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus mempunyai sifat mementingkan diri sendiri. Ia berdoa kepada Bapa bukan supaya Bapa dipermuliakan Dia, tetapi hanya supaya Ia nanti mempermuliakan Bapa. Ia berdoa agar jangan Ia mati sebelum tiba waktunya untuk menjelaskan pekerjaan yang telah diamanatkan oleh Bapa kepada-Nya. Doa yang benar ialah doa yang tidak mementingkan diri sendiri.

    Yohanes 14:16,17; 17:9,20: Tuhan Yesus berdoa bagi segala milik-Nya. Milik Kristus yang telah diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya, didoakan oleh Tuhan Yesus secara khusus dan lebih daripada Ia mendoakan orang-orang lain. Sekarang pun Ia di sebelah kanan Allah Bapa mendoakan semua milik-Nya. Lihat juga Ibrani 7:25; Roma 8:34; 1Yohanes 2:1.

    Lukas 22:31,32: Tuhan Yesus berdoa untuk Petrus, yaitu salah seorang dari antara murid-murid-Nya. Tuhan Yesus tidak hanya berdoa bagi orang-orang yang percaya secara keseluruhan, melainkan Ia juga berdoa untuk tiap-tiap pribadi, yaitu tiap-tiap orang yang percaya. Ia juga berdoa untuk anda dan juga saya.


    Lukas 23:34: Tuhan Yesus berdoa bagi musuh-musuh-Nya.

    F. Bagaimana Tuhan Yesus berdoa

    Yohanes 17:1: Pertama-tama Tuhan Yesus berdoa dengan mengingat kemuliaan Allah, yaitu supaya Allah dipermuliakan. Lihat Yakobus 4:3 dan Matius 6:9.

    Matius 26:42: Dalam doa-Nya Tuhan Yesus selalu tunduk kepada kehendak Bapa-Nya. Ini bukan berarti bahwa doa Tuhan Yesus belum tentu didengar oleh Allah, sebab kehendak Allah selalu diketahui oleh Tuhan Yesus. Bandingkanlah dengan Yohanes 11:41,42.

    Lukas 22:41: Tuhan Yesus bertelut waktu Ia berdoa.

    Matius 26:39: Tuhan Yesus sujud waktu Ia berdoa. Jikalau Anak Allah yang tidak berdosa bertelut dan sujud waktu Ia berdoa, apalagi kita yang berdosa?

    Matius 14:19; Yohanes 17:1: Tuhan Yesus berdoa dengan mata terbuka dan memandang ke atas. Bagi kita sebaiknya kita menutup mata waktu berdoa, supaya kita dapat melupakan dan meninggalkan sejenak dunia ini dari pikiran kita, tetapi ada juga suatu waktu di mana kita lebih baik membuka mata kita serta menengadah dan memandang wajah Allah seperti yang telah diperbuat Tuhan Yesus.

    Lukas 22:44: Tuhan Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh. "Sungguh-sungguh" dalam kalimat ini artinya dengan kerinduan yang sangat. Perhatikanlah! Dalam terjemahan LAI, dikatakan dalam ayat ini, "Ia sangat ketakutan." "Sangat ketakutan" lebih baik diterjemahkan seperti yang diterjemahkan oleh Dr. Shellabear, "Dalam sengsara-Nya" atau "dalam perlawanan-Nya". Ketakutan disebabkan oleh dosa. Tuhan Yesus tidak berdosa dan tidak ketakutan. "Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan". Kita tahu bahwa Tuhan Yesus mempunyai kasih yang sempurna, tidak ada ketakutan di dalam Dia.

    Ibrani 5:7: Tuhan Yesus berdoa dengan keluhan dan ratap tangis. Ada orang yang menganggap dirinya telah maju sekali dalam hal berdoa sehingga ia tidak perlu berteriak, sebab mereka menganggap bahwa mereka dikabulkan oleh iman, berdoa cukup dengan diam-diam saja. Mereka itu berarti telah lebih maju dari pada Tuhannya, atau justru mereka tidak tahu apa-apa mengenai doa yang sungguh-sungguh dalam Roh Kudus. Roh Kudus sendiri ada kalanya berdoa dalam kita dengan keluh kesah yang tidak dapat kita ucapkan (Roma 8:26). Janganlah iman kita diganti dengan kemalasan di dalam doa kita. Biarpun kita beriman, kita tetap sering mengalami pergumulan di dalam doa. Di lain pihak kalau seseorang berteriak dan menangis dan berkeluh-kesah, karena tabiat duniawinya, itu tidak benar.

    Lukas 6:12: Tuhan Yesus berdoa lama, yaitu sepanjang malam. Lamanya seseorang berdoa juga penting. Dengan mesin-mesin segala pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan cepat, sehingga sekarang dengan mesin-mesin manusia dalam waktu berjam-jam. Akan tetapi tidak ada cara lain supaya pekerjaan berdoa dicepatkan.

    Matius 26:44: Tuhan Yesus berdoa berulang-ulang. Ia berdoa tiga kali untuk satu perbuatan saja. Oleh karena perbuatan Yesus Kristus itu, tidak patut seseorang beranggapan kurang beriman kalau tidak memperoleh apa yang diminta dalam sekali berdoa. Jangan berpihak pada orang yang berkata, "Saya tidak berdoa lebih dari satu kali untuk satu permintaan."

    Yohanes 11:41,42: Tuhan Yesus berdoa,

    1. dengan mengucap syukur. Dalam ayat ini Tuhan berterima kasihsebelum terjadi barang yang diminta-Nya (Lihat Filipi 4:6).
    2. dengan iman. Tuhan percaya bahwa Bapa telah memberi apa yang Iaminta. Bandingkan dengan 1Yohanes 5:14,15, dan jugaMarkus 11:24.

    G. Kuasa doa Tuhan Yesus

    Yohanes 11:41,42: Allah Bapa selalu mendengar doa Kristus, oleh sebab itu Ia selalu mendapat apa yang dipinta-Nya. Perhatikanlah! Yesus Kristus mengadakan banyak mujizat melalui doa, yang tidak dapat Ia lakukan dengan cara yang lain. Dengan doa Tuhan Yesus menyelamatkan Petrus pada waktu pelajaran dan peringatan-Nya tidak didengar oleh Petrus. Dengan berdoa juga, Ia mengalahkan pencobaan, membuat mujizat, melepaskan diri dari kematian, mempermuliakan Allah, menjelaskan pekerjaan yang diserahkan kepada-Nya oleh Bapa.


    VI. YESUS KRISTUS LEMAH LEMBUT

    A. Bukti Yesus Kristus lemah lembut

    Matius 11:29; 2Korintus 10:1; Matius 21:5: Yesus Kristus itu lemah lembut. Pertanyaan: Apakah artinya lemah lembut? Lemah lembut ialah sifat yang berlawanan dengan kekerasan, dan yang menunjukkan sikap yang manis dan penuh kasih kepada orang lain. Di dalam Alkitab, sikap yang manis dan penuh kasih yang dimaksudkan adalah sikap kepada orang lain, teristimewa dalam hal memimpin orang ke jalan yang benar, yaitu orang yang telah melakukan suatu pelanggaran.

    B. Bagaimana kelemahlembutan Yesus Kristus dinyatakan

    Matius 12:20: Kelemahlembutan Kristus dinyatakan dalam hal Ia tidak mematahkan buluh yang patah terkulai dan tidak memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Tuhan Yesus bersikap lemah lembut terhadap orang yang bersusah hati, patah hati, dan api yang pudar nyalanya tidak Ia padamkan.

    Lukas 7:28,48,50: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam sikap-Nya yang lemah lembut ketika Ia memberitahukan kepada orang yang sangat berdosa (tetapi sudah bertobat dan dosa-dosanya diampuni) agar pergi dengan sejahtera.

    Markus 5:33,34: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia dengan lemah lembut berkata kepada perempuan yang sakit, yang dengan diam-diam menjamah jubah-Nya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu."

    Yohanes 20:29: Kelemahlembutan Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menegur dengan lemah lembut Tomas yang keras kepala dan kurang percaya.

    Yohanes 21:15-17: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menegur Petrus dengan lemah lembut sebab Petrus percaya pada kekuatan dirinya sendiri, Petrus kurang setia dan telah nyata-nyata menyangkal Tuhannya.

    Yohanes 13:21,27: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia dengan penuh kasih dan lemah lembut menegur Yudas Iskariot yang menjual Dia.

    Lukas 23:34: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal mendoakan orang yang membunuh Dia.

    Bagaimana semua ini menolong kita? Hadapilah Dia dalam doa karena Ia lemah lembut dan penuh kasih.


    VII. YESUS KRISTUS RENDAH HATI

    A. Bukti Yesus Kristus rendah hati
    Matius 11:29, Yesus Kristus rendah hati.

    B. Bagaimana kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan

    Yohanes 8:50: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri.

    Yesaya 42:2; Matius 12:19: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menyangkal pujian manusia dan tidak mencari ketenaran. Pada masa ini banyak pengikut Tuhan, pendeta, guru Injil, dan lain-lain yang hanya mencari nama. Tuhan Yesus berpesan kepada orang yang ditolong-Nya agar tidak mewartakan hal itu kepada orang lain.

    Matius 9:10; Lukas 15:1,2: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia bergaul dengan orang berdosa, bahkan orang-orang yang hina dan yang diasingkan.

    Yesaya 50:5,6; Ibrani 12:3: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak memberontak atau menolak siksaan yang hebat dan yang tidak adil terhadap diri-Nya sendiri.

    Yesaya 53:7: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak membuka mulut-Nya pada waktu Ia disiksa.

    1Petrus 2:23; Matius 26:60-63; Lukas 23:8-10: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia diam dan tidak menjawab pada waktu Ia dituduh. Perhatikanlah, Tuhan Yesus tidak membela atau membenarkan nama-Nya yang suci dan mulia: Pekerjaan itu diserahkan-Nya kepada Allah. Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya kepada Allah yang menghukum dengan adil, oleh sebab itu Allah memberi Dia suatu nama diatas segala nama (Filipi 2:9).

    Matius 20:28: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia datang ke dunia ini untuk melayani manusia, bukan supaya Ia dilayani.

    Yohanes 13:4,5: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia melakukan pekerjaan yang rendah dan hina.

    Filipi 2:6,7: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia memilih tempat yang paling rendah, yaitu menjadi hamba. Ia tidak memilih tempat yang tertinggi, yang layak bagi Allah. Kiranya Tuhan menolong kita memilih tempat yang paling rendah juga.

    Filipi 2:8: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia merendahkan diri-Nya sampai kepada kematian, yaitu kematian diatas salib. Sehubungan dengan ini Paulus meminta kepada kita: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."


    10. PEKERJAAN YESUS KRISTUS

    Menurut Alkitab, pekerjaan Yesus Kristus dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu pekerjaan sebagai nabi, pekerjaan sebagai imam, dan pekerjaan sebagai Raja. Seseorang berkata, "Yesus Kristus harus menjadi nabi untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita; menjadi Imam untuk melepaskan kita dari hukuman dosa; menjadi Raja untuk melepaskan kita dari kuasa dosa."

    Dalam Perjanjian Lama, Samuel ialah seorang nabi dan imam; Daud adalah seorang nabi dan raja; Melkisedek ialah imam dan raja. Hanya dalam Yesus Kristus ketiga jabatan itu dipersatukan dan digenapkan.

    I. YESUS KRISTUS SEBAGAI NABI

    A. Nubuat tentang Yesus Kristus sebagai Nabi

    Dalam Ulangan 18:18 dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi seorang nabi. Berhubung dengan ini coba lihat Matius 13:57; 16:14; 21:11; Yohanes 1:21; 4:19; 6:14; 7:40; 9:17 dan terutama Kisah 3:22; 7:37.

    Yesus Kristus sebagai nabi menyatakan dengan sempurna segenap kebenaran Allah. Ia telah menyatakan kehendak Allah tentang rencana penyelamatan manusia. Ia berkata-kata sebagai seorang yang memiliki kuasa (Matius 7:28,29), dan orang-orang mengakui bahwa Ia guru yang datang dari Allah (Yohanes 3:2).

    B. Bidang pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi

    Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi (di dunia) dimulai di Sungai Yordan pada waktu Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan diakhiri di Kalvari ketika Ia mengorbankan diri-Nya karena dosa. Lihat Matius 4:23-25; Lukas 4:14-27; Kisah 2:22,23; Ibrani 9:26-28.

    C. Pekerjaan sebagai Nabi ada dua macam

    Pekerjaan seorang nabi ada dua macam. Pekerjaan seorang nabi yang terutama yaitu menyatakan kebenaran dan kehendak Allah. Kedua, bernubuat, yaitu memberitahukan apa-apa yang akan terjadi. Pekerjaannya ialah menjadi penyelidik dan peninjau. Seorang nabi juga mempunyai pengertian atas hal-hal yang sudah jadi, seperti Musa telah menulis dari hal penciptaan alam ini (pasal Kejadian 1:1-2:25). Sebutan yang mula-mula diberikan kepada seorang nabi yaitu peninjau, yaitu yang dapat melihat dari jauh. Juga nabi adalah orang yang dapat melihat hal-hal yang tidak kelihatan kepada orang-orang lain.

    Jadi seorang nabi ialah orang yang berkata kepada orang banyak sebagai pengantara Allah. Pekerjaan seorang nabi diterangkan dalam Keluaran 4:10-17.

    D. Cara bekerja seorang nabi

    Dalam Perjanjian Lama seorang nabi menggenapkan pekerjaannya dengan tiga cara, yaitu dengan mengajar (pasal Matius 5:1-7:29), dengan bernubuat (Matius 24:1-51), dan dengan mujizat atau menyembuhkan orang, (Matius 8:1-9:38). Tuhan kita telah melakukan ketiga hal itu. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan-Nya sebagai Nabi dengan cara yang berikut:

    1. Melalui perkataan-Nya yang penuh hikmat: Matius 5:2; 7:28,29;Yohanes 6:63; Wahyu 1:10,11.

    2. Melalui perbuatan-Nya yang ajaib, Yohanes 5:36; 10:25; 15:24;Kisah 2:22.

    3. Melalui teladan yang sempurna, Yohanes 13:15; 1Petrus 2:21-23.

    4. Dengan tidak membuka mulut-Nya ketika Ia dituduh. Matius 27:13,14;1Petrus 2:23.

    5. Mencurahkan Roh Kudus ke atas orang-orang percaya.Yohanes 14:26; 15:26; 1Petrus 1:10,11; 1Yohanes 2:20-27.

    E. Keterangan yang lebih jelas mengenai pekerjaan Tuhan Yesus sebagai nabi

    Sebagai nabi Tuhan Yesus telah menyatakan serta menerangkan kehendak Allah kepada kita. Dan Ia adalah pengantara antara Allah dan manusia untuk menyatakan dan menerangkan kehendak Allah. Pada masa ini seorang nabi tidak lain adalah orang yang mengajarkan dan menerangkan tentang Alkitab, dan mungkin juga disertai dengan mujizat dan nubuat. Tuhan Yesus telah mengajar orang-orang dengan perkataan-Nya, oleh Roh-Nya, dan dengan teladan-Nya. Seorang nabi ialah seorang yang oleh pertolongan Allah, mempunyai keinsafan akan kebenaran serta menyatakan kebenaran itu. Dengan perkataan lain, pekerjaan nabi yaitu memberitakan dan mengajarkan kebenaran yang sudah diterimanya dari Allah, dengan perantara iman dan pengalaman.

    Sebenarnya, ada juga pekerjaan Kristus sebagai nabi dalam masa Perjanjian Lama, yaitu mempersiapkan manusia untuk kedatangan-Nya ke dalam dunia ini. Sewaktu Kristus ada di atas bumi ini, maka Ia adalah nabi yang sempurna. Meskipun Ia telah diurapi oleh Roh Kudus untuk melaksanakan pekerjaan-Nya tetapi segala pengetahuan dan kuasa memang ada di dalam diri-Nya. Pekerjaan Kristus sebagai nabi sekarang diteruskan oleh para pengabar Injil, dan oleh pekerjaan Roh Kudus yang menerangi hati manusia. Lihat Yohanes 16:12-14; Kisah 1:1.

    II. YESUS KRISTUS SEBAGAI IMAM

    A. Nubuat mengenai Yesus Kristus sebagai Imam

    Dalam Mazmur 110:4 terdapat nubuat bahwa Yesus Kristus akan menjadi seorang imam. Lihatlah Ibrani 5:6; 6:20; 7:21. Kristus adalah seorang imam, tetapi Ia bukan keturunan Harun. Ia adalah imam "menurut peraturan Melkisedek", itu berarti bahwa pekerjaan imamat-Nya dikerjakan di dalam sorga, bukan di atas bumi saja, dan pekerjaan itu tidak berubah, melainkan kekal.

    B. Bidang pekerjaan Kristus sebagai Imam

    Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Imam telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib sebagai korban karena dosa dan akan selesai pada waktu Ia kembali ke dunia untuk menduduki takhta-Nya (pasal Ibrani 8:1-9:28).

    C. Cara kerja Kristus sebagai Imam

    Imam ialah seorang pengantara, yaitu seorang yang berdoa kepada Allah yang adil bagi manusia yang berdosa, Imamat 4:16-18. Tidak berapa lama sesudah peristiwa air bah yang besar itu, beberapa orang dipilih dan di khususkan untuk jabatan imam. Kepada mereka diwajibkan mengadakan korban dosa serta berdoa kepada Allah untuk orang-orang berdosa yang tidak ada hak menghampiri Allah. Oleh sebab itu seorang imam harus mempersembahkan korban darah karena dosa. Tetapi hak itu hanya diberikan kepada imam. Mereka menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yang oleh korbannya dan doanya dosa diampuni. Itu adalah jabatan imam dalam Perjanjian Lama, dan di antara bangsa Israel jabatan itu diserahkan kepada keturunan Harun.

    D. Ada tiga macam tugas imam

    Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
    1. Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
    2. memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
    3. dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.

    Tuhan Yesus sebagai Imam Besar telah melakukan ketiga tugas itu. Yang pertama, korban karena dosa telah dipersembahkan-Nya pada waktu Ia datang ke dunia ini serta menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib sebagai korban karena dosa. Yang kedua, mendoakan orang-orang. Sampai sekarang Ia masih berbuat hal itu di dalam sorga di antara waktu kedatangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Yang ketiga, memberi berkat (nikmat); Ia akan menggenapkan hal itu pada waktu Ia kembali ke dunia ini. Lihat Ibrani 9:27,28; 1Petrus 1:18-20; 2:24; Roma 8:34; Ibrani 7:25; 2Tesalonika 1:10; 1Petrus 1:4,5; Wahyu 11:15; 20:4.

    Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian", Ibrani 9:6,7. Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam Bilangan 6:22-27.

    Sekarang Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Imam di sebelah kanan Allah Bapa dalam sorga. Di situ Tuhan Yesus mendoakan kita dihadapan Bapa-Nya. Ini adalah pekerjaan yang penting sekali dan kita akan menyelidikinya dalam pelajaran tentang Kenaikan dan Kemuliaan Kristus.

    III. YESUS KRISTUS SEBAGAI KORBAN PENDAMAIAN

    A. Kepastian pendamaian itu dikerjakan oleh Yesus Kristus

    Ini merupakan kelanjutan pekerjaan Kristus sebagai Imam. Kepastian pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus Kristus itu dalam Alkitab dinyatakan sebagai berikut:

    1. dengan teladan (lukisan),

    2. dengan nubuat,
    3. dengan perkataan yang menyatakan pendamaian itu,
    4. dan dengan perkataan yang pasti.

    1. Teladan

    Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak teladan atau lukisan tentang korban pendamaian Yesus Kristus. Berikut ini adalah beberapa contoh:

    1. Tuhan membuat sarung daripada kulit binatang untuk Adam dan Hawa, Kejadian 3:21.

    2. Habel mempersembahkan domba yang diterima baik oleh Tuhan Kejadian 4:4.

    3. Abraham mempersembahkan Ishak, Kejadian 22:1-19.

    4. Tuhan memerintahkan orang Israel mempersembahkan domba Paskah, Keluaran 12:1-51.

    5. Segala persembahan orang Lewi, Imamat 1:1-7:89.

    6. Ular tembaga yang dinaikkan, pasal dua puluh (Bilangan 21:10-20). Lihat Yohanes 3:14.

    7. Domba yang tersembelih, Yesaya 53:7. Lihat Yohanes 1:29; Wahyu 13:8.

    Semua itu melukiskan kematian Kristus dan korban pendamaian yang telah Ia adakan untuk kita.

    2. Nubuat

    Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak nubuat tentang Yesus Kristus, pekerjaan-Nya dan perangai-Nya. Sebenarnya, ada 333 lukisan dan nubuat mengenai kematian Kristus sebagai korban pendamaian. Kami menyebutkan beberapa seperti berikut:

    1. Yesus Kristus ialah benih perempuan, Kejadian 3:15. (Bukan benih laki-laki, sebab bukan seorang laki-laki yang menjadi bapa-Nya).

    2. Yesus Kristus ialah korban karena dosa, sebagaimana yang dikatakan dalam Mazmur 22:1-31.

    3. Yesus Kristus ialah juruselamat yang mati ganti kita, seperti dikatakan dalam pasal Yesaya 53:1-12.

    4. Yesus Kristus ialah, "Almasih yang dihapuskan", Daniel 9:26. Terjemahan lama (TKB).

    5. Yesus Kristus ialah "Gembala yang terbunuh", Zakharia 13:6,7.

    3. Kata-kata yang menyatakan pendamaian oleh Kristus

    Dalam Alkitab terdapat empat perkataan yang menyatakan pekerjaan pendamaian Yesus Kristus, yaitu:

    1. Pendamaian,

    2. Korban pendamaian (juga disebut pendamaian dan grafirat),

    3. Tebusan,

    4. Pengganti atau ganti kita.

    Baiklah kita menyelidiki perkataan-perkataan ini sebab masing-masing menerangkan cara pekerjaan Yesus Kristus sebagai korban karena dosa dan Juruselamat kita.

    a. Pendamaian

    Perkataan ini, yang banyak terdapat dalam Perjanjian Baru, berarti suatu perubahan dari keadaan perseteruan menjadi keadaan persahabatan dan damai. Atau dengan perkataan lain, sikap Allah berubah kepada orang berdosa yang telah bertobat serta percaya akan kematian Kristus sebagai korban karena dosa. Artinya, perseteruan antara Allah dan manusia oleh karena dosa sudah dihapuskan dan diperdamaikan oleh korban karena dosa. Perubahan sikap Allah dalam hal ini beralaskan kepercayaan kepada Kristus sebagai korban karena dosa. Pendamaian ini dikerjakan oleh Yesus Kristus, sebagaimana tertulis nyata dari ayat-ayat yang berikut: Roma 5:10,11; 2Korintus 5:18,19; Efesus 2:16; Kolose 1:20-22.

    Sudah nyata dari Roma 8:7; Efesus 2:15; dan Yakobus 4:4 bahwa ada perseteruan antara Allah dan manusia sebab dosa. Melalui korban pendamaian Yesus Kristus, perseteruan itu dihapuskan, yaitu bagi orang yang percaya akan Yesus Kristus. Ingatlah, Allah yang memperdamaikan diri-Nya dengan kita, bukan kita yang memperdamaikan diri kita dengan Allah. Yesus Kristus yang memperdamaikan dan Ia juga yang diperdamaikan.

    b. Korban pendamaian atau grafirat

    Perkataan ini terdapat dalam Perjanjian Lama dan Baru. Dalam Perjanjian Lama kata itu berasal dari perkataan Ibrani, dan dalam Perjanjian Baru berasal dari perkataan Yunani. Dalam bahasa Ibrani kata itu berarti "ditutupi", lihat Mazmur 32:1,2 dan Keluaran 30:10. Sebenarnya perkataan "Grafirat" berarti penutup. Dalam Perjanjian Lama kita sering membaca tentang tabut yang juga disebut "tabut perjanjian" dan "peti perjanjian". Diatas tabut itu ada penutup yang istimewa dan khusus. Penutup itu disebut tutup pendamaian atau tutup grafirat, dan berarti tempat rahmat Allah. Dalam bahasa Ibrani "tutup grafirat" sama juga dengan "korban pendamaian", yang berarti "penutup dosa", seperti yang terdapat dalam Mazmur 32:1. Oleh sebab itu nyata bahwa tutup grafirat dan korban pendamaian berarti suatu penutup dosa. Darah Yesus Kristus menutupi dosa kita.

    Istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama itu sesuai dengan istilah dari Perjanjian Baru yang menyebut korban pendamaian atau pendamai. Hal itu berarti disenangkan, didamaikan, dan juga berarti dibayar hutang dosanya. Jadi, Allah disenangkan, didamaikan dengan kita, sebab Yesus Kristus telah membayar hutang dosa kita yang telah percaya akan Dia. Allah diperdamaikan dengan kita sebab Yesus Kristus telah membayar hutang dosa kita yang percaya akan Dia. Kita dapat membacanya dari Roma 3:25; 1Yohanes 2:2; 4:10; Ibrani 2:17. Kalau kita menggabungkan perkataan-perkataan itu dari Perjanjian Lama dan Baru maka kita dapat menyusunnya demikian: "Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib untuk membayar hutang dosa kita. Ia telah mencurahkan darah-Nya menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita sebagai tutup grafirat (rahmat), sehingga Allah tidak melihat dosa-dosa kita lagi, sebab itu Allah disenangkan, didamaikan serta mengubah sikap-Nya terhadap kita yang percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya." Yesus Kristus adalah korban pendamaian itu, dan kematian-Nya di atas kayu salib menjadi alasan bagi Allah yang adil untuk mengampuni manusia yang berdosa dengan tidak mengabaikan keadilan-Nya dan kebenaran-Nya.

    c. Tebusan

    Dalam Perjanjian Baru menebus berarti melepaskan diri dari perhambaan atau tawanan, ataupun kematian, dengan pembayaran, yaitu tebusan. Menebus dapat berarti membeli kembali. Keterangan mengenai menebus dan tebusan terdapat dalam Imamat 25:47-55. Manusia sama sekali "terjual di bawah kuasa dosa" (Roma 7:14), sudah menjadi hamba kepada dosa dan maut. Tuhan Yesus menebus kita dari dosa dan maut dengan korban diri-Nya sendiri. Darah-Nya telah menjadi tebusan kita yang dipersembahkan (atau dibayar) kepada Allah supaya kita dilepaskan dari dosa dan maut. Hal ini dapat kita baca dari ayat-ayat yang berikut: Matius 20:28; Galatia 3:13; 1Korintus 6:20; 1Petrus 1:18-20; 1Timotius 2:6; Roma 3:24; 1Korintus 1:30; Efesus 1:7; Kolose 1:14; Ibrani 9:12,15; Wahyu 5:9. Dari ayat tersebut kita mengetahui tentang kematian yang menggantikan kita, sebab darah Kristus dibayarkan guna kita untuk menebus orang-orang yang berada di bawah hukuman dosa oleh sebab dosa mereka.

    d. Pengganti kita

    Mengenai kematian Yesus Kristus menggantikan kita hanya ada empat ayat yang menggunakan perkataan "ganti". Lihat Yohanes 11:50-52 dan 2Korintus 5:21 dalam TKB. Dalam ayat lain dikatakan Yesus Kristus mati karena kita, atau untuk kita, atau bagi kita. Ada dua perkataan Yunani yang sering diterjemahkan dengan "karena" (TKB) dan "bagi" atau "untuk" (LAI). Banyak ahli bahasa Yunani mengakui bahwa kedua perkataan itu lebih tepat diterjemahkan "ganti". Perkataan Yunani itu yang pertama terdapat dalam Matius 20:28 dan Markus 10:45, sedang perkataan yang kedua yang berarti "ganti" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Yohanes 11:50-52; Roma 5:6,8; 2Korintus 5:14,15,21; Galatia 1:4; 3:13; Efesus 5:2,25; 1Tesalonika 5:9,10; 1Timotius 2:6; Ibrani 2:9; 1Petrus 3:18. Dari ayat-ayat ini, juga sebelum dan sesudahnya, jelas bahwa maksud perkataan itu tidak lain adalah "ganti". Yesus Kristus telah mengambil tempat kita dan mati menggantikan kita. Ia telah menanggung hukuman dosa kita, dan mati menggantikan kita, orang berdosa. Hukuman yang harus kita terima telah ditanggung-Nya supaya kita lepas daripada hukuman itu. Baca Yesaya 53:6. Di samping banyak ahli bahasa Yunani yang mengakui bahwa perkataan yang diterjemahkan "karena" yang dimaksud adalah "ganti", ada bukti dalam lukisan-lukisan dalam Perjanjian Lama seperti berikut: "Domba Paskah", pasal Keluaran 12:1-51, "Kambing yang kena undi", Imamat 16:8, dll, dan dalam hal Allah telah memberikan domba ganti Ishak, Kejadian 22:13.

    Ucapan Kayafas dalam Yohanes 11:50-52 sebenarnya merupakan suatu nubuat bahwa Yesus Kristus atau bangsa Israel harus mati, yaitu salah satu; kalau Yesus Kristus mati, maka bangsa Israel tidak jadi mati. Ayat lain yang membuktikan bahwa Yesus Kristus mati ganti kita terdapat dalam Ibrani 9:28, "Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang." Dalam ayat ini perkataan "menanggung" berarti "mengangkut", yaitu mengangkat dan membawa pergi. Inilah yang diperbuat oleh Yesus Kristus. Ia telah mengangkat dosa kita serta menghapuskan dosa itu, pada waktu Ia mati di atas kayu salib. Dalam hal ini Kristus bekerja sebagai Imam, meskipun Ia sendiri yang menjadi korban itu. Dalam Perjanjian Lama seorang imam harus mengadakan korban pendamaian karena dosa orang banyak. Begitu pula Yesus Kristus telah mengenakan perangai manusia supaya Ia menjadi Imam yang setiawan. Lihat Ibrani 2:17; 10:21,22.

    4. Kristus ialah Korban Pendamaian dengan perkataan yang pasti

    Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak ayat yang mengemukakan dengan pasti tentang kematian Kristus dan korban pendamaian yang telah Ia adakan. Kalau ayat-ayat itu dikumpulkan dan didaftarkan adalah sebagai berikut:

    1. Dikatakan bahwa pusat korban pendamaian Kristus adalah:

      1. Kematian-Nya, Roma 5:10; Filipi 2:8; Ibrani 2:9-14; 9:16;Wahyu 5:6,9,12.

      2. Salib-Nya, 1Korintus 1:23; Galatia 3:1; 6:12; Efesus 2:16;Kolose 1:20.

      3. Darah-Nya, Matius 26:28; Markus 14:24; Lukas 22:20;Efesus 1:7; 2:13; Kolose 1:14; 1Yohanes 1:7; Ibrani 9:12,15;Wahyu 1:5; 5:9.

    2. Hubungan korban pendamaian itu dengan Allah:
      1. Berdasarkan kasih Allah, Yohanes 3:16.
      2. Menyatakan kesucian dan kebenaran Allah, Roma 3:25;2Korintus 5:21.

      3. Menyatakan kebesaran pengorbanan Allah, Yohanes 3:16; Roma 8:32;2Korintus 5:21; 1Yohanes 4:10.

      4. Merupakan alasan pendamaian kita, Roma 5:11; 2Korintus 5:18,19.

    3. Hubungan korban pendamaian itu dengan Taurat:
      1. Kristus telah dilahirkan di bawah hukum Taurat, Galatia 4:4,5.

      2. Kristus telah menanggung kutuknya, Galatia 3:13; Filipi 2:8
      3. .
      4. Kristus telah menggenapi kebenaran Taurat,Roma 5:18,19; 8:3,4; 10:4.

    4. Pengorbanan Kristus perlu sekali, Lukas 24:26; Galatia 2:21; 3:21;Ibrani 2:10.

    5. Pengorbanan Kristus dilakukan dengan kehendak-Nya sendiri;Yohanes 10:17,18; Galatia 2:20; Efesus 5:2; Ibrani 9:14; 10:7-9.

    6. Hanya korban pendamaian Kristus yang merupakan korban karena dosa;Kisah 4:12; Roma 3:20-28; Ibrani 1:3; 9:22; 10:12,14,26;1Petrus 3:18.

    7. Korban pendamaian Kristus adalah untuk orang lain, Matius 26:28;Roma 5:6; 2Korintus 5:14,15; Galatia 3:13,14.

    8. Korban pendamaian Kristus adalah untuk dosa manusia, Yohanes 1:29;Roma 3:25; Roma 5:8; 6:10; 8:3; 9:28; 1Petrus 2:24; 3:18; Wahyu 1:5.

    9. Korban pendamaian Kristus adalah bagi seluruh umat manusia.
      1. Bagi umat-Nya sendiri - Matius 1:21; Yohanes 10:11; Efesus 5:25;Ibrani 2:13,14; 1Yohanes 3:16.

      2. Bagi orang banyak - Matius 20:28; Markus 10:45; Ibrani 9:28.

      3. Bagi orang yang hilang - Matius 18:11; Markus 2:17;Lukas 5:32; 19:10.

      4. Bagi segenap dunia - Yohanes 1:29; 3:16; 6:51; 12:47;2Korintus 5:14,15; 1Timotius 2:6; Ibrani 2:9; 1Yohanes 2:2.

      5. Bagi tiap-tiap orang secara pribadi - Yohanes 3:16; Ibrani 2:9.

    10. Korban pendamaian Kristus sangat berfaedah serta membawa banyakberkat:
      1. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, Ia menjadi juruselamat manusia,Matius 1:21.

      2. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat dibenarkan.Kisah 13:39.
      3. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat disucikan dari dosa,1Yohanes 1:7.

      4. Melalui pengorbanan Yesus Kristus kita dapat dikuduskan,Ibrani 13:12.
      5. Melalui pengorbanan Yesus Kristus kita mendapat kesembuhan tubuh,1Petrus 2:24; Yesaya 53:5; Matius 8:17.

      6. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, berkat-berkat dicurahkan kepadasemua orang, Yohanes 14:13; Efesus 1:3; Ibrani 9:15.

    IV. PERLUNYA KORBAN PENDAMAIAN

    Korban pendamaian Kristus dituntut oleh dua hal, yaitu kesucian Allah dan dosa manusia. Hubungan antara Allah dan manusia telah dirusak oleh dosa. Hati nurani kita menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan pelanggaran-pelanggaran kita terhadap hukum Allah.

    A. Kesucian Allah menuntut korban pendamaian

    Allah yang suci tidak dapat melihat dosa dan Ia menuntut hukuman atas dosa itu. Dalam Perjanjian Lama kesucian Allah diutamakan. Pentingnya kesucian Allah terlihat dalam segenap hukum yang terdapat dalam Kitab Imamat, dan dalam hal manusia tidak boleh masuk ke dalam tempat kudus di dalam Kemah Suci, dan dalam hal dituntut korban darah dari orang berdosa. Manusia hanya dapat menghampiri Allah dengan korban darah.

    Hukum Allah telah dilanggar oleh manusia, dan itu membawa hukuman mati atasnya. Hukum Allah terdiri dari dua bagian, yaitu hukum tentang hal yang baik dan jahat (hukum moral), dan hukum adat-istiadat. Hukum adat-istiadat dapat juga disebut hukum Imamat, yaitu hukum-hukum dari Kitab Imamat mengenai kebersihan diri, benda-benda, binatang-binatang dan makanan. Dalam hukum tentang hal yang baik dan jahat terlihat gambaran sifat Allah yang suci. Hal ini terdapat dalam Sepuluh Hukum Allah, dan dalam khotbah Tuhan Yesus di atas bukit (pasal Matius 5:1-7:28), dan dalam Hukum Baru yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita (Yohanes 15:12).

    Hukum tentang hal yang baik dan yang jahat adalah hukum yang penting dan tetap, dan untuk semua manusia. Kita manusia yang berdosa, telah melanggar hukum tentang hal yang baik dan jahat itu sehingga membawa hukuman mati atas kita. Hukum adat-istiadat (pasal-pasal Imamat 11:1-15:33) hanya bagi kaum Israel dan tidak tetap. Sebenarnya Tuhan Yesus dalam Injil-Nya telah menggenapkan (menyempurnakan) hukum tentang hal yang baik dan yang jahat, tetapi Ia telah membatalkan hukum adat-istiadat, Roma 10:4; Kisah 10:9-16; 1Timotius 4:1-5. Hukum Taurat sebagai suatu jalan keselamatan telah dihapuskan oleh Yesus Kristus. Hukum Kristus lebih tinggi dari hukum Taurat dan menggantikan Taurat itu. Perjanjian Baru adalah hukum bagi orang Kristen.

    B. Dosa manusia menuntut korban pendamaian

    Kalau orang tidak mengerti tentang dosa tentu ia tidak akan mengerti tentang pendamaian. Kalau orang hanya memandang enteng akan dosa, tentu ia juga akan memandang enteng akan korban pendamaian Yesus Kristus. Dosa bukan hanya suatu kelemahan manusia, bukan hanya suatu penyakit, bukan hanya kesalahan terhadap manusia, tetapi dosa adalah durhaka kepada Allah, bersalah kepada Allah, perlawanan terhadap Allah, dan perseteruan dengan Allah; oleh sebab itu dosa harus dihukum, dan yang berdosa tidak lepas dari akibat dosa, yaitu hukuman. Dalam Alkitab diajarkan bahwa dosa mendatangkan murka Allah ke atas kita, membawa kebinasaan yang kekal bagi kita. Kita harus memandang dosa sebagaimana Allah memandangnya, barulah kita akan membenci dosa. Berhubung dengan kesucian Allah dan dosa manusia, bagaimanakah rahmat Allah dapat dinyatakan supaya kesucian dan kebenaran Allah tidak dihina?

    Jawaban persoalan itu terdapat dalam korban pendamaian Yesus Kristus. Tuhan Allah telah menjatuhkan hukuman atas segala dosa manusia kepada Yesus Kristus yang telah menjelma menjadi manusia. Hanya Tuhan Yesus yang dapat menanggung hukuman itu sebab hanya Dialah manusia yang benar-benar suci. Memang Tuhan Allah menuntut supaya korban pendamaian itu semata-mata suci. Kesucian dan kebenaran Allah hanya dapat dipuaskan melalui hukuman yang dijatuhkan ke atas seorang manusia yang suci yang menjadi pengganti manusia, lalu Tuhan karena kasih-Nya kepada manusia memancarkan rahmat-Nya yang besar ke atas orang yang berdosa asalkan mereka bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban pendamaian.

    Dapat juga dikatakan bahwa keadaan orang berdosa memerlukan suatu korban pendamaian sebab ia telah hilang di dalam dosanya dan kelak akan binasa. Lihat Efesus 2:12 dan Lukas 19:10. Lagipula hati nurani manusia yang berdosa hanya dapat disucikan oleh korban pendamaian. Apabila beban dan tanggungan yang berat menindih kita, bagaimana kita dapat melepaskannya? Hanya dengan menyadari bahwa Yesus Kristus telah menanggung beban dosa kita yang percaya akan Dia. Nubuat dalam Alkitab menuntut agar korban pendamaian digenapi. Dalam Alkitab dinubuatkan bahwa Yesus Kristus, Mesias yang Benar, akan merasai sengsara maut karena manusia, dan hal itu harus digenapi, dan sudah digenapi. Lihat Lukas 24:25-27,44; Yesaya 53:1-12, dan pasal-pasal Mazmur 22:1-31; 69:1-36.

    V. BESAR DAN LUASNYA KORBAN PENDAMAIAN KRISTUS

    Karena besar dan luasnya korban pendamaian Yesus Kristus itu, kita harus membedakan untuk siapa korban pendamaian itu mungkin berlaku dan sampai di mana hal itu memadai. Korban pendamaian itu cukup akan membawa keselamatan kepada tiap-tiap orang dalam dunia ini, dan oleh korban pendamaian itu segenap manusia dapat diselamatkan. Korban pendamaian itu tidak berlaku bagi tiap-tiap orang, tetapi dibatasi, hanya bagi orang-orang yang bertobat serta percaya dan menerima Yesus Kristus, korban pendamaian itu berlaku. Kedua hal itu tertulis di dalam 1Timotius 4:10. Ini berarti bahwa korban pendamaian itu cukup untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, asal mereka mau; akan tetapi hasil korban pendamaian itu hanya berlaku atas orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Korban pendamaian itu dapat menyelamatkan semua orang, dan dalam hal itu tidak dibatasi. Tetapi dalam hal kepada siapa korban pendamaian itu berlaku, korban pendamaian itu dibatasi, hanya untuk orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebab itu kita dapat berkata bahwa korban pendamaian hanya dibatasi oleh ketidakpercayaan (penolakan). Jelas kepada kita bahwa manusia bertanggung jawab terhadap korban pendamaian Yesus Kristus:
    Ibrani 2:9; 1Timotius 2:6; 4:10;
    Titus 2:11; 1Yohanes 2:2; 2Petrus 3:9; Yesaya 53:6; 2Korintus 5:19;
    Roma 14:15; 2Korintus 8:11; Yohanes 1:29; 3:16.

    Ayat-ayat yang berikut menyatakan perhinggaan (atau tanggungan) korban pendamaian Kristus: Efesus 1:4,7; 1Timotius 4:10; 2Timotius 1:9,10; Yohanes 10:15,26,29; Yohanes 17:9,20,24; Efesus 5:25-27; Yohanes 3:16. Tuhan Allah mengasihi segenap dunia dan ingin supaya seluruh manusia diselamatkan. Ini nyata dari Yohanes 3:16, dan 2Petrus 3:9; akan tetapi Tuhan juga menuntut supaya semua orang percaya kepada Yesus Kristus, hal ini juga nyata dari perkataan "setiap orang" dalam Yohanes 3:16.

    Yesus Kristus ialah Juruselamat semua orang, dalam hal:

    1. Korban pendamaian-Nya menahan hukuman dosa atas manusia, sertamemberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat, 2Petrus 3:9;Matius 5:45; Kisah 14:17.

    2. Korban pendamaian-Nya telah menyediakan keselamatan untuk semuaorang, karena korban pendamaian itu menghapuskan halangan Allah untukmengampuni orang berdosa, kecuali kepada orang yang melawan Allahserta menolak Anak-Nya, Roma 5:8-10; 2Korintus 5:18-20.

    3. Korban pendamaian-Nya menjadi daya tarik yang kuat bagi orang yangberdosa untuk bertobat. Roh Kudus juga menarik orang berdosa,Roma 2:4; Yohanes 16:8; 2Korintus 5:18-20.

    4. Korban pendamaian-Nya menghilangkan kutuk terhadap alam ini,Yesaya 55:13; Roma 8:21,22.

    5. Korban pendamaian-Nya mengadakan keselamatan untuk segalakanak-kanak yang mati sebelum ia dapat percaya akan Kristus,Matius 18:10; 19:13-15. Pada pihak lain Kristus ialahJuruselamat hanya untuk orang yang percaya, sebab keselamatanberalaskan pertobatan dan kepercayaan (iman) Kisah 2:38.

    Wajib kita ingat bahwa korban pendamaian Kristus adalah untuk tiap-tiap pribadi (Lihat Galatia 2:20) untuk jemaat-Nya, (Efesus 5:25-27) dan untuk orang berdosa, Roma 5:6-10; 1Timotius 1:15. Betapa luas dan besarnya korban pendamaian Kristus, sehingga banyak orang yang akan diselamatkan. Lihat Wahyu 5:9 dan Wahyu 7:9-15.

    VI. HASIL KORBAN PENDAMAIAN KRISTUS

    1. Kesucian Allah terpelihara dan dipuaskan, pasal-pasalMazmur 22:1-31; Yesaya 53:1-12; dan Roma 3:25,26; 4:25; 8:3;Galatia 1:4; 3:13; Ibrani 9:15; 1Yohanes 2:2; 4:10.

    2. Hukum Allah yang dilanggar telah terpelihara dan dipuaskan sertakutuk atas manusia telah dihapuskan, Kejadian 2:17;Yehezkiel 18:4,20; Roma 6:23; Kolose 2:14; Galatia 3:13.

    3. Kasih Allah dinyatakan, dan dengan demikian manusia dibawa kepadapertobatan dan iman kepada Kristus, Yohanes 3:16; 15:13; Roma 5:8;1Petrus 2:21; 1Yohanes 4:9,10.

    4. Iblis dikalahkan, kuasa Iblis dihancurkan dan segala kuasa kegelapandikalahkan, Yohanes 12:31,32. Manusia tidak perlu lagi menjadihamba kepada dosa dan Iblis. Bagi orang-orang yang percaya maka kuasaIblis telah dikalahkan. Kematian Kristus telah membawa kebinasaanatas Iblis, meskipun kebinasaan itu belum digenapkan,Kolose 2:14,15; Ibrani 2:14.

    Keterangan mengenai 2Korintus 5:21

    Ayat ini membuktikan bahwa Kristus yang menanggung dosa kita, dan Ia benar-benar menjalani hukuman dosa itu.

    Perhatikan tiga perkara ini:

    1. Tuhan kita tidak mewarisi dosa seperti kita telah mewarisi dosa. Iatidak mengenal dosa. Ia tidak berbuat dosa.

    2. Tuhan kita telah mewarisi beban dosa kita dalam hal "Ia telahdibuat-Nya menjadi dosa karena kita." Oleh sebab itu Kristus tidakmewarisi dosa dan tidak berdosa, maka ini berarti bahwa Ia telahmengambil tanggungan dosa kita. Kristus telah dihukum supaya orangyang percaya akan Dia dapat dibenarkan.

    3. Tuhan kita telah menanggung hukuman dosa kita. "Ia telahdijadikan-Nya menjadi dosa, yaitu korban karena dosa kita. Sebab Iadijadikan dosa, Ia harus menanggung hukuman dosa."

    VII. YESUS KRISTUS SEBAGAI RAJA

    Bagian yang ketiga dalam pekerjaan Yesus Kristus yaitu Ia sebagai Raja, termasuk asas pelajaran mengenai akhirat, dan akan dibahas sesudah pelajaran tentang kerajaan Tuhan seribu tahun. Kita akan menyelidiki bagian itu kelak.

    11. KEMATIAN YESUS KRISTUS


    I. PENTINGNYA KEMATIAN TUHAN YESUS

    Kematian Yesus Kristus disebut dalam Perjanjian Baru lebih dari 175 kali. Selain itu sering juga disebut dalam ibarat dan nubuat dalam Perjanjian Lama. Dalam Ibrani 2:14 dikatakan bahwa Yesus Kristus telah menjadi sama dengan manusia dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.

    Yesus Kristus menjelma menjadi manusia supaya Ia mati menggantikan kita. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, untuk menjadi penebus kita, (Matius 20:28).

    Kematian Yesus Kristus menjadi pokok yang dibicarakan oleh Musa dan Elia dan Yesus waktu mereka itu ada di dalam kemuliaan di atas gunung, Lukas 9:30,31. Yesus Kristus telah disalibkan supaya dengan darah-Nya Ia menebus orang-orang, dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, supaya mereka itu menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Wahyu 5:8-12. Pentingnya kematian Yesus Kristus dinyatakan dalam kebangkitan-Nya, dan hal itu sesuai dengan nubuat, menurut 1Korintus 15:1,3,4.

    A. Tujuan Kematian Yesus Kristus

    Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa manusia, yaitu dosa yang menyebabkan dan yang menuntut kematian-Nya, Yesaya 53:5,8,11,12; 1Petrus 3:18; Roma 4:25; 1Korintus 15:3; 1Petrus 2:24. Bukan dosa-dosa-Nya sendiri yang ditanggung-Nya, melainkan dosa-dosa orang lain, sebab Ia sendiri tidak berdosa.

    Kematian-Nya adalah karena kita dan untuk menggantikan kita, yaitu seorang yang benar yang wajib hidup, telah mati karena kita yang wajib dibunuh. Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan, yaitu tebusan untuk melepaskan kita dari kematian, Matius 20:28.

    Nyawa Yesus Kristus telah menjadi korban karena dosa, dan oleh sebab kematian-Nya pengampunan diberikan kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan percaya, Yesaya 53:10.

    Darah Yesus Kristus telah menjadi korban pendamaian karena dosa-dosa kita. Oleh karena kematian-Nya dan oleh karena darah-Nya yang tertumpah itu maka murka Allah kepada kita telah dihapuskan, 1Yohanes 4:10; Roma 3:25. Allah itu suci, Ia harus membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian-Nya akan dosa harus dinyatakan. Murka-Nya kepada dosa harus dinyatakan atas orang berdosa atau atas seorang penggantinya. "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian," Yesaya 53:6. Ia telah mati, "Karena pemberontakan umat-Ku, ia kena tulah," Yesaya 53:8. Siksa dosa kita telah jatuh atas Kristus dan kesucian Allah menuntut supaya Dia mati ganti kita, sebab kita sendiri tidak dapat menjadi korban karena dosa-dosa kita. Yesus Kristus mati untuk menebus kita dari laknat Taurat, yaitu dalam hal Ia terlaknat ganti kita, Galatia 3:10,13. Yesus Kristus mati menjadi domba Paskah kita, yaitu supaya darah-Nya menyebabkan Allah melalui kita, 1Korintus 5:7; Keluaran 12:13,23. Yesus Kristus mati untuk menebus orang yang di bawah Taurat supaya kita pun beroleh hak anak angkat, yaitu supaya kita dilepaskan daripada Taurat, dan menjadi anak-anak Allah Galatia 4:4,5. Yesus Kristus mati untuk melepaskan kita daripada zaman yang jahat ini. Kita telah dikuasai oleh zaman ini oleh sebab dosa-dosa kita. Tetapi sekarang kita telah menjadi anak-anak Allah dan tanah air kita ada di sorga, Galatia 1:4.

    Tuhan Yesus mati supaya kita dapat dibawa oleh-Nya kepada Allah, 1Petrus 3:18. Perhatikanlah Yohanes 14:6. Kematian Kristus telah menghilangkan jurang pemisah antara Allah yang suci dan manusia yang berdosa.

    Tuhan Yesus mati supaya Ia berbuah banyak, Yohanes 12:24. Tuhan Yesus mati dan bangkit lagi supaya Ia menjadi Tuhan bagi orang yang mati dan orang yang hidup, Roma 14:9.

    B. Karena siapakah Kristus mati?

    Tuhan Yesus mati "Karena kita", yaitu kita yang percaya kepada Dia, Roma 8:32; Efesus 5:2; Titus 2:14; 1Korintus 5:7; 2Korintus 5:21, Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena jemaat. Walaupun Yesus Kristus mati karena manusia sekalian maka Ia mati teristimewa karena mempelai perempuan-Nya yaitu jemaat-Nya, Efesus 5:25-27.

    Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena seseorang yang percaya, dan bukan hanya karena seluruh jemaat, melainkan karena tiap-tiap orang yang percaya, supaya tiap-tiap orang yang percaya boleh berkata, "Ia telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku", Galatia 2:20.

    Tuhan Yesus telah mati karena orang yang lemah, Roma 14:15; 1Korintus 8:11. Kristus tidak hanya mati karena orang-orang Kristen yang kuat, yang maju kerohaniannya, melainkan juga karena saudara-saudara seiman yang lemah imannya. Kalau kita ingat hal ini tentu kita akan lebih sabar menghadapi orang Kristen yang lemah, walaupun ia tidak maju sebagaimana yang kita kehendaki. Ingatlah bahwa ia saudara kita yang lemah, yang karenanya Kristus mati.

    Yesus Kristus mati karena orang banyak, bukan karena beberapa orang saja, Matius 20:28.

    Tuhan Yesus mati karena orang-orang berdosa dari tiap-tiap suku dan bahasa, dan kaum dan bangsa di dunia ini, Wahyu 5:9. Inilah alasan pekerjaan pemberitaan Injil, yaitu supaya kita pergi mencari dan mendapatkan orang-orang dari segala bangsa yang karena mereka Tuhan Yesus telah mati.

    Tuhan Yesus mati karena segenap dunia, Yohanes 1:29. Oleh sebab kematian-Nya Allah dapat dan boleh memberikan rahmat-Nya kepada segenap dunia. Kematian Kristus cukup untuk semua manusia, asal mereka bertobat dan percaya kepada-Nya.

    Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan semua orang, 1Timotius 2:6. Perhatikanlah, Tuhan Yesus mati karena semua manusia. Tebusan untuk segenap manusia sudah diadakan. Keselamatan tersedia bagi semua orang, sehingga rahmat Allah boleh diberitakan kepada segenap manusia. Tebusan karena dosa-dosa orang seisi dunia telah digenapkan. Pengampunan dosa sudah tersedia, yang perlu adalah orang datang dan menerima pengampunan itu dalam iman kepada Yesus Kristus.

    Tuhan Yesus telah merasai maut karena tiap-tiap orang, Ibrani 2:9. Tuhan Yesus mati karena tiap-tiap orang. Bukan hanya karena seluruh umat manusia, melainkan karena tiap-tiap orang. Allah Bapa dapat memberikan rahmat kepada tiap-tiap orang dan memberikan keselamatan oleh sebab kematian Kristus.

    Tuhan Yesus mati karena orang yang tidak benar, 1Petrus 3:18. Tuhan Yesus mati karena orang berdosa, Roma 5:8.

    Tuhan Yesus mati karena orang fasik, Roma 5:6. Adakah orang yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok itu? "Tidak". Oleh sebab itu pelajaran mengenai pilihan, yaitu kita dipilih Allah sebelum dunia ini dijadikan, patut diajarkan kepada orang Kristen, bukan kepada orang yang belum percaya. Kepada orang yang belum percaya kita patut mengabarkan bahwa Kristus mati karena orang sekalian. Kita dapat melihatnya dari ayat-ayat yang berikut: Yohanes 3:16, "setiap orang", Wahyu 22:17 "barang siapa", 2Petrus 3:9 "jangan ada yang binasa".

    II. HASIL KEMATIAN YESUS KRISTUS

    A. Hasil kematian Yesus Kristus bagi manusia

    Oleh kematian Kristus semua orang ditarik kepada Allah, Yohanes 12:32,33. Kematian Kristus menjadi suatu tarikan kepada semua manusia walaupun ada yang menolak tarikan itu sehingga binasa.

    Kematian Tuhan Yesus mengadakan suatu korban pendamaian bagi seisi dunia, 1Yohanes 2:2. Perhatikanlah: Korban pendamaian itu menjadi alasan bagi Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada dunia ini. Segenap rahmat Allah beralaskan kematian Yesus Kristus. Dari sebab kematian-Nya Allah dapat memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun.

    Pertanyaan : Bagaimana Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang pada masa sebelum kematian Kristus?
    Jawab : Anak Domba telah disembelih sejak permulaan dunia ini. Allah telah menetapkan kematian Kristus sejak permulaan. Mereka percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, Wahyu 13:8 (Lihat TKB).

    Oleh kematian-Nya, Tuhan Yesus mengangkat dosa isi dunia ini, Yohanes 1:29. Kematian-Nya mengangkat dosa isi dunia supaya jalan kepada Allah terbuka dan pengampunan diberikan kepada semua orang. Oleh kematian Tuhan Yesus semua orang akan dibangkitkan dari kematian, Roma 5:18; 1Korintus 15:21,22. Kebangkitan itu dapat menjadi kebangkitan untuk memperoleh hidup kekal atau kebangkitan untuk memperoleh kebinasaan (Yohanes 5:28,29; Daniel 12:2). Yang mana dari kedua hal ini yang menjadi bagian kita, ditentukan oleh diri kita, apakah kita menerima atau menolak Yesus Kristus.

    B. Hasil kematian Kristus bagi orang yang percaya

    Yesaya 53:10. Oleh sebab Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa, yaitu mati di salib, Ia melihat keturunan-Nya. Perhatikanlah: Satu kaum yang baru, yaitu anak-anak Allah, telah terbentuk oleh sebab kematian Kristus, lihat Yohanes 12:24. Oleh sebab Ia melihat keturunan-Nya (yaitu orang percaya) maka puaslah hati-Nya. Ibrani 9:23,26. Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menghapuskan dosa. Jelas hal ini membicarakan dosa orang yang sudah percaya.

    Galatia 3:13. Oleh kematian Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus dari pada kutuk Taurat. Hukuman sebab pelanggaran kita terhadap Taurat telah berlaku atas Dia dan Taurat tidak dapat lagi menghukum orang percaya.

    Kolose 2:14. Oleh kematian-Nya pada salib itu, Tuhan Yesus telah menghapuskan surat hutang kita, yaitu Taurat. Bukan hanya kutuk yang berlaku atas orang yang melanggar Taurat yang dihapuskan, bahkan Taurat itu sendiri juga telah dihapuskan oleh kematian Kristus, tidak berlaku lagi terhadap kita orang Kristen. Tuhan Yesus telah memenuhi segenap tuntutan lalu menghapuskan Taurat itu bagi kita yang percaya. Perhatikanlah Roma 7:1-4,6. Kita telah mati bagi hukum Taurat itu.

    Efesus 2:14-16. Oleh kematian Tuhan Yesus, tembok pemisah antara orang Israel dan bangsa asing telah dirobohkan. Memang Tauratlah yang telah menceraikan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Taurat itu telah dihapuskan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan tubuh-Nya dan sekarang di dalam Dia tidak ada orang Israel atau Yunani, melainkan sekaliannya satu dalam Kristus, Lihat Galatia 3:28. Darah Yesus Kristus mempersatukan segala bangsa.

    Galatia 4:3-5. Oleh kematian Tuhan Yesus orang Yahudi yang percaya diluputkan daripada hukum Taurat dan diterima menjadi anak.

    Efesus 2:11-13,19. Oleh kematian Kristus bangsa asing yang tidak termasuk kewarganegaraan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia, dijadikan berkat dalam Kristus oleh sebab percaya. Mereka dijadikan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

    Roma 5:10. Oleh kematian Anak Allah itu, saleh-saleh yang dahulu berdosa diperdamaikan dengan Allah. Perseteruan diantara orang berdosa dan Allah sudah dihapuskan oleh Tuhan Yesus, dan Ia sudah memperdamaikan kita oleh darah-Nya. Lihat Kolose 1:20-22, Efesus 1:7. Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus, yaitu mendapat pengampunan atas segala dosa mereka. Pengampunan dosa bukan merupakan satu hal yang kita perlu cari, melainkan sudah ada di dalam darah Kristus, kita hanya menerima saja apa yang sudah disediakan oleh Tuhan. 1Yohanes 1:7. Bagi orang yang hidup di dalam terang, maka darah Yesus Kristus menyucikan dia dari pada segala dosa.

    Pertanyaan : Apakah ini berarti bahwa darah Yesus menyucikan kita dari hukuman yang datang dari sebab dosa, atau berarti darah Yesus menyucikan sampai dosa tidak ada lagi dalam orang yang percaya? Lihatlah Imamat 14:19,31; Imamat 16:30; Imamat 17:11; Yeremia 33:8; Mazmur 51:9; Wahyu 7:14; Ibrani 9:22,23; Efesus 1:7; Roma 3:25; Matius 26:28.
    Jawab : Dari ayat-ayat di atas, nyata di dalam Alkitab bahwa disucikan oleh darah artinya disucikan dari segala dosa.

    Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya dibenarkan, Roma 5:9. "Dibenarkan" artinya kita dianggap benar oleh Tuhan. Tuhan tidak lagi melihat kesalahan dalam kita. Ini dapat terjadi sebab Tuhan Yesus telah menggantikan tempat kita. Ia sudah mengambil tempat kita di atas kayu salib serta dihukumkan oleh karena kita, dan Ia sudah memberikan kebenaran-Nya sendiri kepada kita. Oleh sebab itu kita diterima baik oleh Allah. Lihat 2Korintus 5:21.

    Oleh sebab kematian Kristus, tidak ada makhluk yang dapat menuduh atau menyalahkan orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang percaya akan Dia, Roma 8:33,34. Maka tidak ada lagi hukuman bagi orang yang ada di dalam Yesus Kristus, kematian Kristus telah menyelesaikan itu dengan sejelas-jelasnya, lihat Roma 8:1-3.

    Oleh kematian Tuhan Yesus segenap jemaat yaitu tiap-tiap orang yang percaya, ditebus (dibeli) oleh Allah, dan sekarang semuanya menjadi milik-Nya atau kepunyaan Allah, Kisah 20:28; 1Korintus 6:20; Wahyu 5:9,10. Kita adalah kepunyaan Allah, bukan kepunyaan diri kita sendiri, atau kepunyaan dunia, atau kepunyaan Iblis, 1Petrus 2:9.

    Oleh kematian Tuhan Yesus (pengorbanan diri-Nya) orang yang percaya akan Dia kuduskan, Ibrani 10:10. Kematian Kristus memisahkan kita daripada dunia ini serta membawa kita kepada Allah. Ini bukan berarti tiap-tiap orang Kristen dikuduskan dengan sempurna. Sebab kalau begitu mengapa Paulus mendoakan orang-orang Tesalonika supaya mereka dikuduskan dengan sempurna. Segala saleh boleh dikuduskan dengan sempurna kalau mereka menyerahkan diri kepada Allah dengan kerinduan untuk dikuduskan dengan sempurna.

    Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri. Tuhan Yesus telah menyempurnakan segala orang yang dikuduskan. Oleh kematian Kristus, orang yang dikuduskan disempurnakan sampai kekal, Ibrani 10:14.

    Darah Tuhan Yesus menyucikan hati nurani (orang yang percaya) dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, Ibrani 9:14.

    Oleh darah Yesus orang yang percaya sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. Ibrani 10:19,20.

    Orang yang telah membasuh jubahnya dalam darah Kristus akan memperoleh hak atas pohon hayat dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu, Wahyu 7:14; 22:14; lihat juga Kejadian 3:22,24.

    Oleh sebab kematian Kristus, entah kita berjaga-jaga entah kita tidur, kita hidup bersama-sama Dia, 1Tesalonika 5:10.

    Oleh kuasa darah itu, semua orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba, akan berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya (Wahyu 7:14,15).

    Melalui kematian Tuhan Yesus, kita juga mati beserta-Nya, Galatia 2:20; 6:14; 2Korintus 5:14; Roma 6:3,6,8. Kita telah disalibkan dengan Kristus, dan diri kita yang lama juga telah dipaku pada kayu salib-Nya bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus kita juga dibangkitkan beserta-Nya. Demikianlah keadaan kita oleh sebab kematian Kristus. Orang Kristen patut mencapai segala hal ini. Kalau kita telah disalibkan beserta Tuhan Yesus, kita patut senantiasa melihat diri kita telah tersalib di atas kayu salib, bukan kita yang hidup lagi, melainkan Tuhan yang hidup di dalam kita. Dan karena diri kita yang lama telah disalibkan, hendaknya kita memandang bahwa kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Tuhan Yesus (Roma 6:11). Kita harus mati beserta Kristus supaya kita juga dapat hidup beserta-Nya dalam kebangkitan-Nya, dalam suatu kehidupan yang berkemenangan.

    Dengan kematian-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita suatu teladan yang patut kita ikuti, 1Petrus 2:21; Matius 16:24. Perhatikanlah: Meninggalkan teladan bukanlah tujuan-Nya yang terutama, tetapi hal itu hanyalah sebagian daripada hasilnya.

    Melalui kematian Anak Allah maka Allah Bapa menjamin akan memberikan segala sesuatu kepada orang yang percaya! Roma 8:32.

    C. Hasil kematian Kristus terhadap Iblis dan kuasa-kuasa gelap

    Yohanes 12:31 serta ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Oleh sebab kematian Kristus penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Iblis sedang merampas kekuasaan dalam dunia ini, akan tetapi ia telah ditentukan untuk kalah.

    Ibrani 2:14. Oleh kematian-Nya, Yesus Kristus memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.

    Kolose 2:14,15. Dengan memakukan Tuhan Yesus pada kayu salib, Tuhan Allah telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Mengenai pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa kegelapan itu dapat kita baca di dalam Efesus 6:12. Di atas kayu salib Allah berperang melawan setan dan mengalahkan dia. Iblis beranggapan bahwa ia menang pada waktu Tuhan Yesus disalibkan, akan tetapi hal itu justru merupakan kekalahan bagi Iblis. Sekarangpun Iblis telah dikalahkan bagi kita orang Kristen.

    D. Hasil kematian Kristus atas alam ini

    Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus, Kolose 1:19,20; 2Petrus 3:13. Sungguh ajaib pengorbanan Tuhan Yesus sebagai korban pendamaian.

    12. KEBANGKITAN YESUS KRISTUS


    I. BUKTI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS

    Ada banyak tanda yang membuktikan kebangkitan Yesus Kristus (Kisah 1:3). Kesaksian para rasul dan orang-orang yang mula-mula percaya adalah sangat berharga oleh sebab itu janganlah meremehkan peristiwa kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus telah disalibkan, mati dan dikuburkan; lalu pada hari yang ketiga tubuh-Nya tidak berada lagi di dalam kubur itu walaupun kubur itu dimeteraikan dan dijaga oleh tentara-tentara Roma. Seorang malaikat telah memberitahukan kepada perempuan-perempuan yang pergi ke kubur itu pada dini hari, bahwa Yesus telah bangkit dan sudah mendahuluinya pergi ke Galilea, Matius 28:1-7. Kain kapan Tuhan telah terletak ditanah, dan dari kain kapan itu terbukti bahwa tubuh-Nya telah menerobos ke luar tanpa membuka atau mengoyakkan kain kapan itu, hanya kempis saja.

    Tuhan Yesus telah menampakkan diri dalam "tubuh jasmani" kepada rasul-rasul-Nya dan meyakinkan bahwa tubuh-Nya itulah tubuh yang telah disalibkan. Di samping itu, rasul-rasul-Nya juga menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mendapat kuasa yang baru dan ajaib, yang lebih besar daripada yang dinyatakan-Nya sebelum Ia disalibkan. Selama empat puluh hari, dari kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga, Ia menyatakan diri sebagai berikut: Kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:15,16 dan Markus 16:9); kepada perempuan-perempuan yang lain (Matius 28:9,10); kepada Petrus (Lukas 24:34); kepada dua murid yang pergi ke Emaus (Lukas 24:13-35); kepada sepuluh orang rasul, Tomas tidak hadir (Yohanes 20:19); kepada sebelas rasul, Tomas hadir (Yohanes 20:26-29); kepada rasul-rasul waktu mereka mencari ikan di danau Tiberias (Yohanes 21:1-14); kepada orang banyak di atas gunung (Matius 28:16); kepada Yakobus (1Korintus 15:7); kepada lima ratus orang pada satu saat (1Korintus 15:6); kepada rasul-rasul dan yang lain-lain pada waktu Ia naik ke sorga (Lukas 24:50,51); dan terakhir sekali, tetapi bukan dalam empat puluh hari itu, Ia kelihatan kepada Rasul Paulus (1Korintus 15:8). Tidak jelas waktunya kapan Tuhan Yesus kelihatan kepada rasul-rasul dan orang banyak di atas gunung di Galilea. Boleh jadi waktu itulah Ia kelihatan kepada 500 orang lebih yang dikatakan oleh Rasul Paulus.

    Satu bukti lagi dari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang tidak dapat ditolak, yaitu perubahan besar dan nyata yang terjadi dalam hati rasul-rasul. Sesudah Tuhan dikuburkan mereka menjadi takut, kecewa, tidak percaya dan muram; tetapi sesudah kebangkitan Tuhan Yesus mereka tiba-tiba berubah, menjadi orang-orang yang percaya dan bersukacita. Bukti yang terbesar atas Kebangkitan Tuhan Yesus yaitu, karunia Roh Kudus kepada rasul-rasul dan murid-murid, dan oleh karunia itu mereka menjadi penginjil-penginjil yang giat dan berani, memiliki kuasa yang besar dalam memberitakan Firman Tuhan. (Lihat Kisah 4:33; 5:32; 10:4; Ibrani 2:4). Satu bukti lain mengenai kebangkitan Tuhan Yesus terdapat dalam Matius 27:52,53. Diterangkan bahwa sesudah Tuhan Yesus bangkit maka banyak kubur orang saleh terbuka dan mereka dibangkitkan serta kelihatan kepada banyak orang. Hal itu membuktikan dan menggenapkan perkataan Tuhan Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup." Itu adalah gambaran kebangkitan besar yang nanti akan terjadi.

    Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh

    Kebangkitan Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangkitan roh atau rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan rohani saja, tentu mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur itu.

    Tetapi ada bukti bahwa kubur itu kosong (Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:3,12; Yohanes 20:1,2). Kubur yang kosong itu disaksikan oleh sahabat-sahabat dan musuh-musuh-Nya; yaitu perempuan-perempuan, rasul-rasul, malaikat-malaikat dan prajurit-prajurit Romawi. Dalam Matius 28:11-15 dikatakan bahwa mayat itu tidak dicuri orang, sebab serdadu-serdadu Romawi diberi uang supaya mereka berkata bahwa mayat-Nya dicuri. Serdadu-serdadu itu pasti tidak membiarkan mayat Yesus dicuri sebab kalau begitu mereka harus dibunuh. Dan kalau mereka sungguh-sungguh tertidur bagaimanakah mereka tahu apa yang terjadi? Tentu kesaksian mereka tidak akan diterima oleh hakim yang benar. Lagipula kalau mayat Tuhan Yesus dicuri tentu kain kapannya tidak ditinggalkan seperti yang diterangkan di Alkitab, yaitu teratur baik. Pencuri tidak meninggalkan barang-barang dalam keadaan teratur.

    Ada kebangkitan-kebangkitan lain dalam Alkitab yang sungguh-sungguh merupakan kebangkitan tubuh (Matius 9:18-26; Lukas 7:11-18; Yohanes 11:1-44). Kejadian-kejadian ini juga menunjukkan cara kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu secara tubuh. Mengapa orang-orang Yahudi berkata, "Perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia", Kalau mereka itu tidak berbicara dari hal tubuh-Nya? Tentu mereka tidak dapat mencuri jiwa-Nya.

    Orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya mengenal Dia serta mengakui bahwa Dia mempunyai tubuh yang mereka kenal, yaitu tubuh-Nya yang dahulu. Lubang bekas paku-Nya masih ada (Yohanes 20:27; Lukas 24:37-39). Memang ada saat-saat di mana Tuhan Yesus tidak dikenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak kenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak mau menyatakan diri-Nya pada waktu itu; hal itu terjadi karena pekerjaan Tuhan. Tomas telah mengenal Dia oleh sebab bekas luka-Nya, dan masih ada bekas luka-Nya sampai sekarang.

    Sudah tentu rasul-rasul percaya bahwa kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan tubuh. Paulus menulis pasal 1Korintus 15:1-58 untuk membuktikan hal itu. Yesus sendiri menyaksikannya juga sebelum dan sesudah kebangkitan-Nya (Matius 17:23; Lukas 24:39; Wahyu 1:18). Petrus menengok ke kubur yang kosong, dan setelah ia melihat letak kain kapan yang dipakai oleh Yesus, ia percaya. Kita patut menerima kesaksiannya itu. Setiap kali Tuhan Yesus menyatakan diri sesudah kebangkitan-Nya. Ia menyatakan bahwa Ia bukan hantu, atau roh, melainkan seorang manusia yang sungguh-sungguh mempunyai tubuh kebangkitan. Mereka telah melihat Dia, menjamah Dia, memegang Dia, mengenal Dia, dan Ia telah makan dan minum beserta dengan mereka.

    Tentu banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang tidak dapat kita mengerti kalau Tuhan Yesus tidak sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh jasmani. Lihat Roma 8:11,23; Efesus 1:19,20; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:13-17. Kebangkitan Tuhan Yesus ialah kemenangan yang terbesar dalam segenap sejarah manusia.

    II. KEBANGKITAN TUHAN YESUS ADALAH DASAR AGAMA KRISTEN

    Dari semua agama, hanya agama Kristen yang menuntut agar setiap orang menerima ajaran-Nya, sebab Kristus, "Pendiri" agama itu, dibangkitkan dari antara orang-orang mati. Tidak ada pendiri lain yang dibangkitkan dari antara orang mati.

    Dijelaskan dalam 1Korintus 15:1-58 bahwa agama Kristen itu mutlak bergantung pada kebangkitan Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, maka sia-sialah agama Kristen, tetapi sebab Ia sudah bangkit maka benarlah agama itu. Rasul Paulus berkata, "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah kepercayaan kamu" (ayat 1Korintus 15:14). "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka... kamu masih hidup dalam dosamu" (ayat 1Korintus 15:17). "Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus" (ayat 1Korintus 15:18). "Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati" (ayat 1Korintus 15:20 TKB). Kalau kebangkitan Tuhan Yesus dicabut dari Injil, maka Injil itu sia-sia belaka. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah inti Injil.

    Rasul-rasul mengutamakan hal kebangkitan itu dan senantiasa memberitakannya, hal ini menunjukkan pentingnya asas pengajaran tentang kebangkitan itu (Kisah 2:24,32; 3:15; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,34; 17:31; 1Korintus 15:1-58; Filipi 3:21; 1Petrus 1:21,23).

    Jemaat Kristus dibentuk atas kepercayaan kepada kebangkitan Kristus (Kisah 4:33). Pada waktu itu orang-orang yang percaya serta menyaksikan kebenaran ini menderita banyak aniaya. Walaupun demikian, pada waktu jemaat Kristus mulai berdiri, tidak ada orang yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit, meskipun bukti-bukti itu dicari.

    Sebetulnya kehormatan Tuhan Yesus ditegakkan atas kebangkitan-Nya. Sesudah bangkit Tuhan Yesus tinggal empat puluh hari lamanya di atas bumi ini, supaya kebangkitan-Nya dibuktikan oleh banyak orang dan tak dapat ditolak lagi. Tuhan Yesus telah membuktikan kebenaran perkataan-Nya dalam hal Ia bangkit dari antara orang-orang mati (Matius 12:39,40; Yohanes 2:20-22).

    Orang-orang Kristen mengaku bahwa kebangkitan Kristus adalah dasar agama Kristen; musuh agama Kristen juga mengakui hal itu dan mereka mencoba hendak meniadakan kebangkitan itu. Musuh menolak segala bukti; sedangkan orang Kristen juga mengakui bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, agama Kristen sia-sia belaka. Paulus telah menerangkan bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka perubahan hati orang Kristen hanya dibuat-buat saja, dan pengikut-pengikut Kristus telah ditipu. Kalau Tuhan Yesus tidak dibangkitkan maka perbuatan-perbuatan-Nya yang suci dan mulia di dunia ini hanya beralaskan suatu dusta. Kita tahu bahwa hal itu mustahil, dan kita sudah mendapat banyak bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Kebangkitan Kristus disebutkan lebih dari seratus kali dalam Alkitab.

    III. CARA KEBANGKITAN YESUS KRISTUS

    A. Tuhan Yesus benar-benar mati

    Rasul-rasul dan murid-murid Tuhan meyakinkan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Para ahli anatomi memang mengakui bahwa kalau seseorang mati sebab jantungnya pecah, (yaitu oleh sebab suatu dukacita yang merusak jantungnya), maka orang itu mengeluarkan darah dengan air. Itulah yang terjadi pada Tuhan Yesus, dan ini membuktikan bahwa Ia benar-benar mati. Kepala pasukan, prajurit-prajurit dan bahkan Pilatus telah mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah mati (Markus 15:44,54; Yohanes 19:33). Sesudah Pilatus tahu bahwa Yesus sudah mati maka tubuh-Nya diberikan kepada Yusuf dari Arimatea (Matius 27:57,58). Perempuan-perempuan telah datang ke kubur dengan maksud akan meminyaki mayat Tuhan Yesus (Markus 16:1). Di samping segala kesaksian ini Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan, "Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya" (Wahyu 1:18).

    B. Keadaan tubuh kebangkitan Kristus

    Seperti dikatakan di atas, tubuh kebangkitan Kristus adalah tubuh yang nyata, yaitu tubuh yang berdaging dan bertulang (Lukas 24:36-43). Tubuh-Nya tidak lagi berdarah sebab darah-Nya telah tertumpah di atas kayu salib. Tubuh kita sekarang mendapat kekuatan dari darah, tetapi tubuh kebangkitan tidak; tubuh itu mendapat kekuatan langsung dari roh. Tubuh kebangkitan kita akan serupa dengan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus (1Yohanes 3:2; Filipi 3:20,21). Ada banyak persamaan antara tubuh Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan dengan sesudah Ia bangkit, sehingga Ia dikenal oleh murid-murid-Nya (Yohanes 20:24-29). Rupanya hal ini menguatkan kepercayaan banyak orang bahwa saleh-saleh akan saling mengenal di dalam sorga. Tubuh yang sudah dilihat oleh Tomas adalah tubuh yang sekarang ada pada Tuhan Yesus.

    Tubuh kebangkitan Tuhan Yesus lebih mulia dan lebih banyak kuasanya daripada tubuh-Nya sebelum Ia disalibkan. Tubuh Kebangkitan-Nya mempunyai sifat-sifat sorgawi, yaitu tubuh itu dapat menerobos kubur tanpa menggulingkan batunya, dan menembus pintu-pintu yang tertutup (Yohanes 20:19). Tubuh kebangkitan tidak dapat dibatasi seperti tubuh kita sekarang. Ada kalanya tubuh kebangkitan-Nya tidak dikenal oleh murid-murid-Nya (Yohanes 20:14,15; Lukas 24:13-16; Yohanes 21:4,12). Ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, boleh jadi hal itu sengaja diperbuat oleh Tuhan, sebab dikatakan bahwa "Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia." Kedua, dalam tubuh kebangkitan roh memerintah tubuh menurut kehendak roh, supaya roh dapat mengubah tubuh menurut kehendak-Nya. Nyata pula bahwa dalam tubuh Kebangkitan-Nya Tuhan berkuasa melenyapkan diri-Nya daripada pandangan manusia. Walaupun demikian Tuhan Yesus dapat memperkenalkan diri-Nya kepada orang-orang dengan perbuatan-perbuatan yang kecil, melalui cara-Nya Ia memecahkan roti, atau melalui suara-Nya. Dengan demikian kita dapat bertanya, "Apakah kita juga akan membawa beberapa sifat kita dalam kehidupan ini ke seberang sana, di sorga? Apakah kita dapat mengenal kekasih-kekasih kita melalui sifat-sifat mereka?"

    Tubuh kebangkitan Kristus tidak dapat mati lagi. Sejak Tuhan Yesus dibangkitkan sampai selama-lamanya maka tubuh itu tidak mungkin mati (Roma 6:9,10; Wahyu 1:18, bandingkan dengan Lukas 20:36).

    IV. KEBANGKITAN KRISTUS PATUT DIPERCAYAI

    Dalam sepanjang sejarah manusia tidak ada mujizat yang lebih banyak disertai bukti yang nyata selain daripada kebangkitan Yesus Kristus.

    Kebangkitan Tuhan Yesus terbukti merupakan hal yang pasti dalam sejarah dunia, dan patut dipercayai umat manusia. Beberapa hal sudah terjadi dalam dunia ini oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Berikut ini kita akan menyelidiki beberapa di antaranya.

    Kubur itu kosong. Apa sebabnya kosong? Bagaimanakah kubur itu menjadi kosong? Seorang pun tidak dapat memberi jawaban yang tepat atas persoalan itu, kecuali hanya mengakui bahwa Tuhan Yesus telah dibangkitkan. Kalau persoalan ini diselidiki betul-betul, maka orang terpaksa mengakui bahwa Ia telah bangkit. Renan, seorang Perancis yang tidak percaya, telah berkata demikian: "Orang-orang Kristen itu hidup dalam baunya kubur yang kosong." Memang betul, sebab Tuhan Yesus telah bangkit.

    Hari Tuhan adalah hari Minggu, bukan hari Sabtu, yaitu hari khusus untuk berkumpul dan beribadat kepada Tuhan. Siapakah yang berani mengubah hal itu? Apakah sebabnya diubah? Renungkan baik-baik betapa kuatnya orang Yahudi memegang hari Sabat yang ditentukan menjadi hari perhentian dan ibadat dalam Taman Eden, dan yang disahkan dalam Taurat. Pada waktu itu orang-orang Yahudi lebih suka mati daripada berperang pada hari Sabat. Walaupun begitu sesudah kebangkitan Tuhan ada beberapa orang Yahudi yang mengubah hari yang pertama sebagai hari untuk beribadat, bukan hari yang ketujuh lagi. Hari itu adalah hari untuk memperingati Tuhan Yesus Kristus; hari itu disebut hari Tuhan. Bagaimanakah hal itu terjadi? Oleh sebab Tuhan Yesus Kristus telah bangkit pada Hari Tuhan, yaitu hari Minggu.

    Jemaat Kristus adalah suatu perkumpulan yang ajaib. Jemaat Kristus itu sudah membawa banyak berkat kepada manusia dan dunia ini. Bagaimanakah terjadinya perkumpulan itu? Setelah Tuhan Yesus bangkit, Ia datang kepada murid-murid-Nya yang kecewa dan putus pengharapan, dan pada waktu itu Ia menghidupkan iman dan pengharapan mereka, lalu mereka segera pergi dengan iman kepada Tuhan yang bangkit untuk memberitakan kehidupan-Nya, kematian-Nya, kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Banyak orang yang percaya akan berita itu, kemudian mereka berkumpul untuk menyelidiki Alkitab, untuk berdoa, untuk menyembah Kristus, dan melebarkan Kerajaan-Nya. Bagaimana terjadinya jemaat Kristus? Hanya satu jawaban, yaitu oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus Kristus!

    Perjanjian Baru tidak akan ada kalau Tuhan Yesus tinggal tetap dalam kubur-Nya. Karena, cerita mengenai kehidupan dan kematian-Nya tetap terkubur beserta Dia. Perjanjian Baru ada oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus telah menjadi puncak kehidupan-Nya, dan kalau tidak ada kebangkitan tentu tak ada cerita yang ajaib itu. Cerita yang ajaib itu beralaskan kebangkitan-Nya; dan Perjanjian Baru adalah kitab tentang kebangkitan Tuhan Yesus.

    V. SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

    Kebangkitan Tuhan Yesus disaksikan oleh lebih dari lima ratus orang pada satu waktu (1Korintus 15:3-9), dan oleh orang-orang yang lain juga. Di dalam pengadilan, dua atau tiga orang saksi sudah cukup untuk mengesahkan sesuatu. Kesaksian orang sebanyak itu tentu tidak dapat ditolak.

    Suatu kesaksian akan lebih kuat kalau sifat orang yang memberikan kesaksian itu baik. Kalau sifat dan sikap saksi itu jahat tentu kesaksiannya kurang dapat dipercayai. Tak ada orang yang dapat menyalahkan kehidupan rasul-rasul dan murid-murid Tuhan yang menyaksikan kebangkitan-Nya. Kesucian mereka itu sudah menarik beribu-ribu orang, dan mereka telah menjadi teladan yang baik bagi semua orang selama hampir dua ribu tahun. Seorang saksi biasanya diselidiki lebih dahulu, dan kalau ia memang bermaksud baik, tentu kesaksiannya lebih dapat dipercayai. Mungkinkah para rasul itu mempunyai maksud yang tidak benar dalam menjadi saksi? Semuanya, kecuali satu, telah mati sahid oleh karena kesaksian mereka atas kebangkitan Tuhan Yesus. Mustahil mereka menyaksikan dusta bila kesaksian itu mendatangkan kematian kepada mereka. Mungkinkah orang mau mengorbankan nyawanya untuk suatu dusta?

    Kesaksian dari penulis-penulis sejarah dunia membuktikan kebangkitan Tuhan. Ignatius, seorang penulis sejarah dunia yang terkenal, hidup pada waktu Tuhan Yesus berada di dunia, dan juga seorang Kristen yang mati sahid, telah berkata demikian: "Kristus benar-benar mati dan benar-benar bangkit. Aku tahu bahwa sesudah kebangkitan-Nya Ia tetap memiliki tubuh, dan saya percaya Ia masih tetap begitu." Dan ketika Tuhan Yesus datang kepada Petrus dan yang lain-lain Ia telah berkata, "Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya." Tertullian juga seorang penulis sejarah dunia yang termasyhur yang telah menyaksikan kebenaran kebangkitan Tuhan, serta mengakui bahwa hal itu diketahui juga oleh Kaisar di negeri Roma. Kesaksian kedua orang ini tidak dapat ditolak oleh siapapun juga.

    VI. HASIL KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS

    A. Oleh kebangkitan-Nya semua pengakuan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya disahkan dan diteguhkan

    Tuhan Yesus "dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Roma 1:4). Kubur yang kosong mengesahkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Oleh sebab kebangkitan Kristus maka rasul-rasul mendapat bukti yang baru dan pengertian yang baru yang lebih jelas mengenai diri Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya. Kebangkitan itu telah mempersiapkan rasul-rasul untuk menerima wahyu yang lebih jelas yang diberikan melalui kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Lukas 24:45,49; Yohanes 20:22,23). Dengan kebangkitan Kristus Allah mengesahkan pekerjaan Kristus dan pengakuan Kristus atas diri-Nya; dan melalui kebangkitan itu tujuan dan maksud Kristus dijelaskan kepada rasul-rasul dan murid-murid-Nya.

    Dalam Matius 12:38-42 dan Yohanes 2:13-22 Tuhan Yesus mengalaskan kuasa-Nya dan kebenaran pelajaran-Nya atas kebangkitan-Nya.

    B. Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya diterima serta dibenarkan oleh Allah.

    Kita dibenarkan hanya berdasarkan kebangkitan Kristus (Roma 4:25). Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa manusia, tetapi Ia bangkit supaya kita dibenarkan. Kalau Tuhan tetap tinggal didalam kubur, pekerjaan penebusan tidak diterima oleh Allah. Tetapi oleh sebab Allah telah membangkitkan Dia, maka hal itu menyatakan bahwa pengorbanan-Nya karena dosa diterima baik oleh Allah. Orang berdosa yang bertobat serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus boleh yakin bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Allah. Hal ini dilukiskan dalam Lukas 1:21 di mana orang-orang Yahudi menunggu di luar Bait Allah menantikan imam besar ke luar, untuk mendapatkan kepastian bahwa korban sembelihannya diterima baik oleh Allah.

    C. Oleh kebangkitan Kristus seorang Imam Besar ditetapkan untuk kita di sorga.

    Kebangkitan Kristus mengesahkan pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Di dalam Roma 8:34 dikatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi Pembela bagi kita. (Lihat juga Ibrani 7:25) Kristus perlu mendoakan kita supaya kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan sehari-hari.

    Ia perlu duduk di sebelah kanan Allah supaya Iblis tidak dapat menuduh kita. Imam Besar kita senantiasa didengar oleh Allah Bapa (Yohanes 11:42), dan Ia selalu mendoakan kita supaya iman kita jangan gugur (Lukas 22:32). Walaupun kita jatuh dalam dosa atau dalam kesalahan, kita tidak akan binasa kalau kita bertobat, sebab Imam Besar kita mendoakan kita. Lihat 1Yohanes 2:1.

    Tetapi di samping itu pekerjaan Imam Besar ialah berkenaan dengan pengudusan kita. Kita dapat dikuduskan oleh sebab Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya satu kali untuk selama-lamanya (Lihat Ibrani 10:9-12 TKB). Oleh sebab itu kebangkitan menjadi suatu kuasa kebenaran, suatu alasan bagi anugerah yang membenarkan serta menguduskan kita. Ibrani 10:14,15 menyatakan bahwa pekerjaan pengudusan oleh kuasa Roh Kudus berhubungan erat dengan kebangkitan Kristus dan kedudukan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah untuk kita.

    D. Kebangkitan Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru.

    Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. Tuhan Yesus adalah Anak Sulung yang lebih utama dari segala yang diciptakan, dan yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (Kolose 1:15,18,19). Dalam Mazmur 2:7 dan Kisah 13:33 Tuhan Allah bersabda, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini". Pada hari apakah Kristus diperanakkan oleh Allah? Tentu pada hari kebangkitan-Nya. Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29). Oleh sebab itu kita yang telah percaya pada Dia dan telah dilahirkan kembali, dan beserta dengan Dia, telah menjadi suatu kaum yang baru, yaitu kita yang diangkat anak oleh karena Yesus Kristus (Efesus 1:5). Kaum yang baru itu mendapatkan persekutuan rohani yang baru juga (Efesus 4:24; Kolose 3:9,10). Persekutuan baru itu ada di dalam Jemaat Kristus, yaitu tubuh-Nya.

    E. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja.

    Dalam Perjanjian Baru ada dua ayat yang menyatakan kuasa Allah di dalam saleh-Nya, yaitu Efesus 1:19-22 dan Filipi 3:10. "Betapa hebat kuasanya ... yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" dan seterusnya; dan "Yang Kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya", dan seterusnya.

    Dalam Perjanjian Lama ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa-Nya yang membawa orang Israel ke luar dari negeri Mesir (Mikha 7:15). Dalam Perjanjian Baru ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa Tuhan yang membangkitkan Kristus dari antara orang-orang mati. Untuk dapat melihat kuasa Allah kita harus memandang kebangkitan Kristus dan apa yang dapat Ia perbuat bagi kita. Orang Kristen wajib dipersatukan dengan Kristus yang telah dibangkitkan; dengan demikian kita memperoleh kuasa untuk mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Alasan mengapa hanya sedikit orang-orang Kristen yang berbuah ialah karena mereka kurang sekali mengenal Kristus (Kolose 2:12). Kita patut hidup dalam kehidupan yang baru (Roma 6:4). Kuasa kebangkitan Kristus akan memberikan kepada kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah. Kita patut hidup di dalam Kristus yang bangkit supaya hidup dalam kemenangan (Roma 7:4).

    13. KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS


    I. ARTI KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS

    Arti kenaikan Yesus Kristus yaitu Ia dipisahkan dari murid-murid-Nya serta dibawa naik ke sorga. Peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan-Nya, dengan disaksikan oleh para murid-Nya ketika mereka sedang berkumpul bersama Dia di bukit Zaitun. Peristiwa itu ditulis dalam Kisah 1:9-11.

    Kemuliaan Kristus menyatakan pekerjaan Allah di mana Kristus yang telah dibangkitkan dan dinaikkan diberi tempat kuasa di sebelah kanan Allah. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah Bapa!" (Filipi 2:9-11). Lihat juga Efesus 1:20,21 dan Ibrani 1:31.

    A. Firman Allah tentang kenaikan dan kemuliaan Kristus

    Hikmat telah diberikan kepada nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama. Mazmur 110:1; 68:19. Di dalam penglihatan nabi-nabi itu melihat Yesus yang dinubuatkan bukan hanya lemah lembut dan rendah hati, tetapi juga sebagai Tuhan yang telah dinaikan dan dipermuliakan.

    Tuhan Yesus sendiri telah beberapa kali memberitahukan lebih dahulu tentang kenaikan-Nya dan kemuliaan-Nya. Hal itu sudah selalu terbayang-bayang dihadapan mata-Nya. (Lukas 9:51; Yohanes 6:62; 20:17). Kenaikan atau kemuliaan Kristus disebut paling sedikit 33 kali dalam Perjanjian Baru.

    Penulis-penulis Perjanjian Baru menulis tentang hal itu dalam ayat-ayat yang berikut: Markus 16:19; Lukas 24:51; Yohanes 3:13; Kisah 1:9-11; Efesus 4:8-10; Ibrani 10:12.

    Pada waktu Stefanus mati ia diberi penglihatan tentang Kristus dalam kemuliaan-Nya. Ia telah melihat "Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" (Kisah 7:55,56). Kenaikan dan kemuliaan Kristus telah diajarkan dan diberitakan oleh Petrus (Kisah 2:33,34; 5:31; 1Petrus 3:22), juga oleh Paulus (Efesus 4:8-10; Ibrani 4:14; 10:12; 1Timotius 3:16). Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Tuhan Yesus telah kembali ke sorga duduk di sebelah kanan Allah.

    B. Perlunya Kenaikan dan Kemuliaan Kristus

    Sesudah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang-orang mati, maka Ia mempunyai tubuh kebangkitan. Tubuh kebangkitan itu tidak dapat dibatasi oleh pintu atau tembok atau lain-lain. Tubuh itu adalah tubuh yang mulia dan tentu sesuai dengan keadaan di bumi ini; oleh sebab itulah Tuhan Yesus harus naik ke sorga, suatu tempat yang sesuai dengan tubuh rohani-Nya. Lagi pula sifat Yesus Kristus yang lain daripada orang-orang di dunia ini menuntut supaya Ia keluar dari dunia ini dengan cara yang ajaib. Ia masuk ke dalam dunia ini dengan cara yang ajaib, maka patutlah Ia keluar dengan cara yang ajaib pula. Suatu kehidupan yang tidak berdosa wajib berakhir dengan cara yang ajaib dan mulia.

    Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu untuk melanjutkan dan menggenapkan pekerjaan tebusan. Pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit dari antara orang-orang mati. Ia harus menduduki tempat di sebelah kanan Allah. Dari situlah Ia akan mencurahkan karunia-karunia kepada orang-orang saleh, teristimewa karunia Roh Kudus.

    Kristus perlu naik ke sorga dan dipermuliakan supaya Ia dapat melaksanakan pekerjaan-Nya supaya mendoakan kita di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar kita.

    Oleh sebab Kenaikan Tuhan Yesus dilihat oleh rasul-rasul-Nya maka mereka itu dapat memberikan jawaban kepada orang-orang yang mengolok-olok serta bertanya, "Dimanakah Mesias mu?" Rasul-rasul dapat menjawab, "Kami telah melihat Ia telah dinaikkan ke sorga." Jawaban itu membungkamkan mulut orang yang tidak mau percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus.

    Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu supaya Ia menjadi Oknum yang dapat disembah oleh segala manusia. Waktu Ia berada di bumi hanya beberapa orang yang dapat menyembah Dia, tetapi bila Ia berada di sorga semua orang dapat menyembah Dia. Penyembahan itu harus beralaskan iman, bukan berdasarkan adanya satu pribadi yang kelihatan, seperti waktu Ia berada di atas bumi ini.

    C. Kemuliaan Tuhan Yesus dan cara kenaikan-Nya ke sorga

    Yesus Kristus naik ke sorga dengan tubuh yang nyata, dapat dilihat oleh rasul-rasul-Nya. Tuhan Yesus naik ke sorga dengan tubuh yang serupa dengan tubuh-Nya pada waktu Ia berada di bumi ini, hanya tubuh-Nya adalah tubuh yang dipermuliakan. Tangan bertanda luka bekas paku yang ditunjukkan kepada Tomas itu juga yang diulurkan untuk memberkati rasul-rasul-Nya pada waktu Ia naik ke sorga. Tangan itu juga yang mempersembahkan doa-doa kita kepada Bapa (Wahyu 8:3-5). Dan bilamana Tuhan kembali kita akan mengenal Dia oleh bekas luka pada tangan, kaki, dan rusuk-Nya. Tubuh kemuliaan-Nya itu bukan daging bercampur darah, melainkan tulang dan daging saja (Lukas 24:39), sebab darah-Nya telah tertumpah karena dosa-dosa manusia. Demikian pula tubuh orang-orang saleh yang akan diangkat akan serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus itu (1Korintus 14:51,52).

    D. Yesus Kristus telah menembus segala langit

    Dalam Ibrani 4:14; 7:26; dan Efesus 4:10, dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah menebus dan ditinggikan dari segala langit. Kita tidak tahu berapa langit yang ada di antara tempat bumi dan takhta Allah dalam sorga. Hal ini berarti Tuhan Yesus telah mengalahkan segala kuasa kegelapan di langit. (Efesus 6:12), yang sudah tentu mencoba merintangi Dia supaya jangan sampai kepada Bapa-Nya dan mempersembahkan pekerjaan-Nya yang sudah digenapi kepada Bapa-Nya. Sebagaimana Imam Besar dahulu harus melalui tirai Kemah agar sampai kepada tempat yang paling kudus, begitu juga Tuhan Yesus telah menembusi langit sampai kehadirat Allah.

    E. Kristus telah duduk di sebelah kanan Allah Bapa

    Tuhan Yesus telah ditinggikan serta duduk di sebelah kanan Allah, Efesus 1:20,21; Kolose 2:15; 3:1; Kisah 5:31. Ia ditinggikan di atas segala kuasa dan pemerintah, meskipun kuasa kegelapan sudah melawan Dia dengan sedapat-dapatnya. Walaupun begitu Ia menang atas sekaliannya (Kolose 2:15). Hal ini menyatakan bahwa Ia benar-benar duduk pada kanan Allah, yaitu satu tempat yang pasti, dan tempat di mana Ia memegang kekuasaan. Oleh sebab itu Tuhan Yesus berkuasa atas segala makhluk dan lebih tinggi dari semuanya kecuali Allah Bapa sendiri.

    Oleh sebab Tuhan Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah maka Iblis tidak dapat datang lagi ke sana untuk menuduh kita dihadapan Allah. Lihat Zakharia 3:1; dan Wahyu 12:10. Itulah tempat Kristus mendoakan kita (Roma 8:34), tempat di mana Kristus diterima baik (Mazmur 110:1), tempat kekuasaan dan berkat yang terbesar (Kejadian 48:13-19; Mazmur 110:5). Segala kuasa dan hak ada pada Tuhan Yesus oleh sebab Ia telah menggenapi pekerjaan penebusan.

    II. MAKSUD KENAIKAN DAN KEMULIAAN KRISTUS

    A. Kristus kembali ke sorga untuk menjadi perintis kita

    Tuhan Yesus telah masuk ke sorga untuk menjadi perintis bagi kita, Ibrani 6:20. Ia pergi mendahului kita untuk menentukan dan menyediakan tempat bagi kita. Bintang Timur yang gilang-gemilang itu disebut juga bintang perintis, yang memastikan fajar terang yang akan datang itu sudah dekat. Begitu juga Kristus mendahului kita ke surga supaya kita yang percaya akan dia pasti akan mengikuti dia ke situ. Karena di mana Tuhan kita berada di sanalah kita akan berada.

    B. Kristus pergi untuk menyediakan tempat bagi umat-Nya

    Yohanes 14:2,3. Tuhan Yesus pergi ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita masing-masing, yaitu untuk mempelai perempuan-Nya, Jemaat yang dikuduskan. Betapa indah tempat yang disediakan di sana untuk kita yang percaya akan Dia.

    C. Tuhan Yesus menghadap Allah Bapa guna kita

    Janganlah beranggapan bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga hanyalah perpindahan dari suatu tempat dalam alam ini ke tempat yang lain. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah menarik diri dari dunia ini dan masuk ke hadirat Allah. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah mengambil suatu pekerjaan baru, yaitu mendoakan kita serta menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita" (Ibrani 9:24) Kristus ada disana menjadi Imam Besar yang bekerja dengan kita. Ibrani 7:27, "Ia sudah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban ". Ia sudah mempersembahkan Diri-Nya dan darah-Nya sekali kepada Allah untuk kita. Dialah Imam yang mempersembahkan korban dan Dialah korban yang dipersembahkan. Selain itu Kristus ada dihadapan Allah sebagai pengantara antara Allah dan manusia (1Timotius 2:5). Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan itu. Berhubung dengan pekerjaan-Nya itu maka Ia tetap mendoakan kita yang percaya akan Dia. Seperti Tuhan Yesus telah mendoakan Petrus, sehingga Petrus mendapat kemenangan, begitu pun sekarang Tuhan mendoakan kita sehingga kita mendapat kemenangan. Pekerjaan Tuhan itu sangat berfaedah untuk kita dan besar kuasanya. Kita membaca dalam Ibrani 7:25, "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. "Sebab ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka." Pekerjaan ini diterangkan lebih mendalam dalam Roma 8:34 dan 1Yohanes 2:1.

    Oleh sebab Tuhan Yesus telah naik ke sorga, maka Ia mengutus Roh Kudus untuk tinggal di dalam hati orang yang percaya kepada Dia dan yang menurut perintah-Nya. Roh kudus yang tinggal didalam kita berhubungan erat sekali dengan pekerjaan Kristus di dalam mendoakan kita. Itulah sebabnya Roh Kudus mau mendiami hati kita serta berdoa di dalam kita seperti Tuhan mendoakan kita di hadapan Allah Bapa, lihat Roma 8:26,27. Doa Kristus pada hadirat Allah bagi kita sama dengan Doa Roh Kudus di dalam kita, karena Roh Kudus menunjukkan perkara-perkara Kristus kepada kita. Kalau kita insaf bahwa Kristus mendoakan kita ke hadirat Allah, dan juga Roh Kudus berdoa di dalam kita; serta menyadari bahwa keduanya berkuasa, maka kita tidak akan takut sesuatupun dan kita tentu akan selalu mencapai kemenangan. Betapa indah pekerjaan Kristus untuk kita di sebelah kanan Allah.

    D. Tuhan Yesus ada di sebelah kanan Allah untuk memenuhi segala sesuatu serta menunggu waktu-Nya untuk memerintah segenap alam

    Tuhan Yesus memenuhi segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri dan dengan pekerjaan-Nya (Efesus 4:10). Tuhan Yesus bukan Kristus untuk satu tempat saja melainkan untuk segenap alam. Lihatlah Yeremia 23:34. Dalam Kisah 2:34,35; 3:20,21; dan Ibrani 10:12 dijelaskan bahwa Kristus masih duduk di sebelah kanan Allah dan menunggu sehingga segala musuh-Nya menjadi tumpuan kaki-Nya dan Ia memerintah segala sesuatu. Karena Kristus telah menang di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan-Nya, maka Ia sekarang sedang menunggu dengan kepastian untuk memperoleh penyempurnaan kemenangan-Nya. Dalam Kitab Wahyu kita melihat Kristus mencapai kemenangan-Nya dan kerajaan-Nya.

    III. HASIL KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS

    A. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memastikan kita untuk dapat menghadap hadirat Allah dengan hati yang berani

    Oleh sebab Kristus, Imam Besar kita, berada di sebelah kanan Allah, maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita dan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia (Ibrani 4:14-16). Imam Besar kita berada di hadapan takhta anugerah Allah untuk memohonkan kepada Allah pengampunan dan doa-doa permintaan kita. Janganlah kita takut menghampiri takhta anugerah Allah.

    B. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memberikan kepastian bahwa Roh Kudus dicurahkan atas orang yang mentaati perintah-Nya

    Roh Kudus (Penghibur) itu diutus oleh Tuhan Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah. Lihat Yohanes 15:26; 16:7; 7:39; Efesus 4:8; Kisah 2:33-36. Inilah karunia yang terpenting dan terbesar yang diberikan kepada orang-orang saleh yang menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan.

    C. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memberi pengharapan kepada kita untuk mendapat tubuh yang tidak dapat binasa

    Dalam 2Korintus 5:1-8 diterangkan tentang kerinduan orang Kristen untuk mendapat suatu tubuh yang tidak dapat binasa. Bagaimanakah hal itu terjadi diterangkan dalam 1Korintus 15:50-54. Dalam 1Yohanes 3:2 dan Filipi 3:20-21, dikemukakan bahwa tubuh yang tak dapat binasa lagi itu akan serupa dengan tubuh kebangkitan Kristus. Oleh sebab itu, kenaikan dan kemuliaan Kristus memberikan kepastian bahwa orang Kristen akan mendapat tubuh kebangkitan yang tak dapat binasa yang serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus.

    D. Kenaikan dan kemuliaan Kristus menentukan Ia menjadi Kepala atas segala sesuatu dalam Jemaat

    Segala sesuatu ditaklukkan di bawah kaki Kristus oleh karena Ia adalah Kepala Jemaat dan segala sesuatu yang ada, Efesus 1:2. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus Kristus, Kolose 1:19. Lihat Kolose 2:9,10. Jelas bahwa Tuhan Yesus yang mencurahkan Roh Kudus atas jemaat, Kisah 2:33; Yohanes 7:39. Kristus yang dipermuliakan dan Ialah yang memberi karunia-karunia kepada jemaat, Efesus 4:8-12.

    Bagian D. Asas Pengajaran Tentang Roh Kudus

    14. PRIBADI ROH KUDUS

    Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari antara orang-orang mati, yang telah naik ke sorga serta dipermuliakan disebelah kanan Allah, ialah yang mengutus Roh Kudus agar tinggal di dalam hati orang-orang saleh. Roh Kudus itu tidak mempunyai tubuh bagi dirinya sendiri, kecuali orang-orang yang ditebus oleh Kristus menyerahkan tubuhnya kepada-Nya untuk menjadi tempat kediaman roh itu. Pada hari Pentakosta Roh Kudus mulai tinggal di dalam hati orang-orang yang ditebus oleh Kristus, yaitu yang menjadi tubuh Kristus dan jemaat-Nya. Pelajaran mengenai Roh Kudus penting sekali bagi jemaat Kristus. Marilah kita menyelidiki hal itu.

    I. KEPRIBADIAN ROH KUDUS

    Roh Kudus bukan suatu kuasa yang tidak memiliki kepribadian, dan bukan hanya suatu gerakan, Roh Kudus ialah satu pribadi yang pasti. Hal ini diajarkan dalam Alkitab seperti berikut:

    A. Sebutan Ia dan Dia dipakai untuk Roh Kudus

    Sebelum Ia dan Dia biasa dipakai hanya kepada suatu pribadi, dan dalam Yohanes 14:16,17; 15:16; 16:7-14; dua perkataan itu dipakai untuk Roh Kudus, yang membuktikan bahwa Ia adalah satu pribadi yang pasti.

    B. Sifat-sifat suatu pribadi ada pada Roh Kudus

    Roh Kudus mempunyai pengetahuan - 1Korintus 2:10,11.
    Roh Kudus berkehendak - 1Korintus 12:11.
    Roh Kudus mempunyai kasih - Roma 15:30.
    Roh Kudus mempunyai pikiran - Roma 8:27.
    Nyata bahwa sifat-sifat penting yang ada pada satu pribadi dimiliki oleh Roh Kudus.

    C. Perbuatan Roh Kudus yang menyatakan Ia adalah satu pribadi

    Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu yang tersembunyi dalam diri Allah - 1Korintus 2:10.
    Roh Kudus dapat berkata-kata kepada manusia - Wahyu 2:7; Kisah 13:2; 21:11.
    Roh Kudus bersaksi tentang Kristus - Yohanes 15:26.
    Roh Kudus memohon untuk kita - Roma 8:26.
    Roh Kudus mengajarkan segala kebenaran - Yohanes 14:26; 16:12,14.
    Roh Kudus memimpin orang-orang saleh - Kisah 16:6; Roma 8:14.
    Roh Kudus memerintah - Kisah 16:6,7.
    Roh Kudus memanggil manusia serta memberi jabatan kepada mereka Kisah 13:2; 20:28.
    Roh Kudus telah melakukan banyak hal yang hanya dapat dilakukan oleh satu pribadi.

    D. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap Roh Kudus

    Roh Kudus dapat didukacitakan dan didurhakai - Kejadian 6:3; Yesaya 63:10; Kisah 7:51; Efesus 4:30. Roh Kudus dapat diolok-olok - Ibrani 10:29. Kepada Roh Kudus orang dapat berdusta - Kisah 5:3. Roh Kudus dapat diterima atau disambut - Yohanes 20:22; Kisah 19:2. Roh Kudus dapat dihujat - Matius 12:31-32. Sikap semacam itu hanya dapat dilakukan kepada satu pribadi.

    E. Roh Kudus Menggantikan Tuhan Yesus di atas Bumi ini

    Memang Tuhan Yesus adalah satu pribadi, dan ketika Ia di dunia ini orang-orang mengakui bahwa Ia adalah satu pribadi. Oleh sebab Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk menggantikan Dia (Yohanes 14:16-18), maka hal itu membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi; sebab hanya satu pribadi yang dapat menggantikan Tuhan Yesus. Roh Kudus bukan hanya satu kuasa yang melaluinya Allah bekerja, melainkan Ia adalah satu pribadi yang pasti. Satu pribadi mempunyai pengetahuan, kehendak dan niat dalam dirinya. Tuhan Yesus telah mengatakan bahwa Roh Kudus sebagai satu pribadi akan mengajarkan segala perkara kepada kita serta menyaksikan tentang Yesus Kristus. Kita patut menganggap Roh Kudus sebagai satu pribadi sama seperti kita memikirkan Tuhan Yesus adalah satu pribadi.

    II. KETUHANAN ROH KUDUS

    Roh Kudus adalah Pribadi ilahi; Ia adalah Allah. Ini adalah ajaran Alkitab. Roh Kudus adalah salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal.

    A. Sifat-sifat Ketuhanan ada pada Roh Kudus

    Roh Kudus Kekal - Ibrani 9:14.
    Roh Kudus Mahatahu - Yohanes 14:26; 16:13; 1Korintus 2:10.
    Roh Kudus Mahakuasa. Hal ini dapat dilihat dalam hal Maria mengandung Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus - Lukas 1:35.
    Roh Kudus Mahahadir - Mazmur 139:7-10.
    Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat ilahi dan sifat-sifat itu ada juga pada Roh Kudus.

    B. Pekerjaan-pekerjaan ilahi dikerjakan oleh Roh Kudus

    Roh Kudus berkuasa menciptakan -- Ayub 33:4; Mazmur 104:30 Roh Kudus berkuasa menghidupkan, yaitu Ia memberi hidup kepada manusia -- Yohanes 6:63; Roma 8:2,11 Melalui ilham ilahi Roh Kudus memakai para nabi dan rasul untuk bernubuat -- 2Samuel 23:2,3; 2Petrus 1:21. Roh Kudus melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus -- Yohanes 3:5-8.

    C. Nama Roh Kudus disebut bersama-sama dengan nama-nama Allah dan nama Kristus

    Nama Roh Kudus disamakan dengan Nama Kristus dalam Amanat Agung Kristus, Matius 28:19. Nama Roh Kudus disamakan dengan Nama Allah dan dengan Nama Anak Allah dalam doa nikmat, 2Korintus 13:13; dan dalam menjalankan pekerjaan jemaat - 1Korintus 12:4-6. Berdasarkan semuanya itu patutlah kita juga mengaku bahwa Roh Kudus adalah Allah.

    D. Roh Kudus disebut Allah dan Tuhan

    Dalam Kisah 5:3 Petrus memberitahukan kepada Ananias bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus; dan dalam ayat yang berikutnya Petrus berkata kepadanya bahwa ia telah berdusta kepada Allah. Nyata bahwa Roh Kudus sesuai dengan Allah dan Ia adalah Allah. Dan di dalam 2Korintus 3:17,18 Tuhan dan Roh Kudus disamakan dan dipakai berganti-ganti.

    E. Sebutan-sebutan dalam Perjanjian Lama yang jelas ditujukan kepada Tuhan dalam Perjanjian Baru ditunjukan kepada Roh Kudus.

    Bandingkanlah Yesaya 6:8-10 dengan Kisah 28:25-27. Ayat-ayat tersebut juga dikenakan kepada Tuhan Yesus. Jadi rupanya Yesaya 6:3 juga ditujukan kepada Allah Tritunggal, sebab ayat tersebut dapat dikenakan pada tiap pribadi dari Allah Tritunggal itu, masing-masing dikenakan kepada Tiga Pribadi yang menjadi Allah yang Esa. Bandingkanlah Keluaran 16:7 dengan Ibrani 3:7-9 dan Mazmur 95:8-11. Oleh karena hal-hal ini dinyatakan dalam Perjanjian Baru maka nyatalah bahwa Roh Kudus adalah Allah.

    F. Roh Kudus berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak

    Walaupun Roh Kudus adalah Allah, kita harus ingat bahwa Ia adalah satu Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Hal ini nyata dari ayat-ayat yang berikut: Lukas 3:21,22; Matius 28:19; Yohanes 14:16; 16:7; Kisah 2:33.

    G. Roh Kudus mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak

    Dalam Alkitab jelas dikatakan bahwa Roh Kudus dengan sukarela mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak. Kita dapat membaca dari ayat-ayat yang berikut: Yohanes 14:26; 15:26; 16:13,14.

    III. NAMA-NAMA ROH KUDUS

    Nama-nama Roh Kudus penting sekali sebab nama-nama itu menyatakan sifat-Nya dan pekerjaan-Nya. Berikut ini adalah beberapa nama yang terdapat dalam Alkitab.

    A. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan Allah Bapa

    Roh Allah yang hidup - 2Korintus 3:3.
    Roh Allah - 1Korintus 3:16.
    Roh-Mu - Mazmur 104:30.
    Roh Tuhan - Yesaya 11:2; 61:1.
    Roh - Yohanes 3:6-8.

    B. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan Yesus Kristus

    Roh Kristus - Roma 8:9.
    Roh Anak-Nya - Galatia 4:6.
    Roh Yesus Kristus - Filipi 1:19.
    Roh Yesus - Kisah 16:7.

    Dengan demikian jelas bahwa Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa dan Allah Anak (Yohanes 14:26; 15:26). Patutlah kita ingat bahwa "Ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta itu, maka Ia telah datang sebagai Roh Tuhan Yesus yang telah dipermuliakan, yaitu Roh Kristus yang menjelma menjadi manusia, disalibkan, dan dipermuliakan, yang bukan membawa kehidupan Allah kepada kita, melainkan kehidupan yang ada pada Pribadi Yesus Kristus." (Andrew Murray).

    C. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan perangai dan pekerjaan-Nya

    Roh Kudus - Lukas 11:13.
    Roh Kekudusan - Roma 1:4.
    Roh yang mengadili dan yang membakar - Yesaya 4:4. Nama ini menyatakan bahwa Ia menyelidiki, menghukum, dan menyucikan dengan api.
    Roh Kebenaran - Yohanes 14:17; 15:26; 16:13. Roh Kudus adalah kebenaran, dan Ia bersaksi tentang kebenaran itu, dan memberitakan kebenaran itu.
    Roh Kudus yang dijanjikan - Efesus 1:13. Ialah yang dijanjikan oleh Bapa dan Anak, Lukas 24:49; Kisah 1:4.
    Roh yang memberi hidup_ - Roma 8:2.
    Roh kasih karunia - Ibrani 10:29. Ialah yang memberitakan anugerah Allah.
    Roh kemuliaan - 1Petrus 4:14.
    Roh yang kekal - Ibrani 9:14.
    Penghibur - Yohanes 14:26; 15:26; 16:7. Perkataan yang diterjemahkan "Penghibur" mempunyai arti lebih daripada itu. Memang perkataan itu berarti "orang yang mendampingi", yaitu orang yang berdiri di sisi kita untuk membela kita. Dalam 1Yohanes 2:1, perkataan itu diterjemahkan "Pengantara". Roh Kuduslah yang dipanggil ke sisi kita untuk menolong dan membela kita. Itulah nama yang mengandung kasih yang besar. Baiklah kita selalu ingat bahwa Roh Kudus senantiasa ada di dekat kita untuk menolong dan membela kita dalam segala kesusahan, pencobaan, bahaya atau apapun.

    Kita wajib mengenal Roh Kudus menurut sifat-sifat yang dijelaskan dalam setiap nama-nama itu.

    D. Tanda-tanda Roh Kudus

    Ada beberapa benda atau hal-hal lain yang dipakai dalam Alkitab untuk menandakan Roh Kudus, yaitu burung merpati, air, api, angin, air anggur dan minyak.

    Burung merpati menandakan Roh Kudus sebab burung itu dipakai pada waktu Yesus Kristus dibaptiskan. Matius 3:16; Markus 1:10; Lukas 3:22; Yohanes 1:32; Kejadian 1:2; 8:8-12. Pada burung merpati terdapat sifat-sifat seperti berikut: kasih, tulus hati, suka berdamai, lemah lembut dan tidak menyakiti. Merpati tidak mempunyai empedu, dan tidak mau berkelahi. Roh Kudus dapat didukacitakan tetapi Ia tidak menjadi marah.

    Air menandakan Roh Kudus sebab air menyucikan. Yesaya 44:3; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14; Yohanes 7:38,39. Air menandakan pembaharuan, kepuasan dan kepenuhan. Roh Kudus melakukan hal itu di dalam kita.

    Api menandakan Roh Kudus sebab api itu menyelidiki, menyucikan, dan menerangi. 1Raja 18:38; Kisah 2:3; Yesaya 6:6,7; Matius 3:11,12; Lukas 3:16,17. Api itu menandakan kehadiran Allah, kuasa Allah, dan bagaimana Allah menyucikan.

    Angin menandakan Roh Kudus sebab angin itu menyatakan kehidupan dan gerakan. Yohanes 3:3-8; Kisah 2:2; Kejadian 2:7; Yohanes 20:22. Ini menyatakan dua pekerjaan Roh Kudus di dalam manusia, yaitu melahirkan kembali dan membaptiskan dengan Roh Kudus. Angin membawa kehidupan dan menumbuhkan segala tanaman; begitu juga Roh Kudus bekerja di dalam kita.

    Air anggur menandakan Roh Kudus sebab air anggur membuat orang menjadi berani dan bersemangat, Efesus 5:18; Kisah 2:13. Kehendak Allah ialah supaya Roh Kudus saja yang dapat membuat orang menjadi bersemangat; tetapi Iblis telah menipu manusia supaya mereka mencari kedua hal itu dalam air anggur.

    Minyak menandakan Roh Kudus sebab Ia yang mengurapi, menguasai, dan menerangi manusia. 1Samuel 16:13; Keluaran 30:23-33; Mazmur 92:11; Yesaya 61:1-3; Mazmur 23:5; Kisah 10:38; Yakobus 5:14; 1Yoh 2:20,27. Roh Kudus mengurapi dan menguasai kita dalam melakukan pekerjaan dan dalam kehidupan kita, dan Ia juga menerangkan hati kita.

    Untuk mengakhiri pasal ini kami kutip perkataan dari Andrew Murray: "Roh Kudus ada di dalam saya sebagai suatu kuasa atau satu Pribadi, yang mempunyai kehendak dan maksud terhadap saya. Saya menyerahkan seluruh pribadi saya kepada Roh Kudus, dan kepribadian saya tidak dihilangkan melainkan dibaharui dan dikuatkan. Alangkah baiknya melihat bagaimana Roh Kudus menguasai hal-hal yang sebelumnya diperintah oleh keinginan tubuh.

    IV. BERDOSA ATAU BERSALAH KEPADA ROH KUDUS

    Hal ini patut direnungkan baik-baik oleh orang-orang Kristen maupun orang-orang yang belum percaya, sebab dosa kepada Roh Kudus membawa akibat-akibat yang berat sekali. Ada dua bagian, yaitu dosa-dosa kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya dan yang diperbuat oleh orang-orang yang sudah percaya.

    A. Berdosa atau bersalah kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya

    Dalam Kisah 7:51-57 diterangkan bagaimana orang-orang melawan Roh Kudus yang sedang menarik hati mereka untuk datang kepada Tuhan Yesus. Dosa ini dilakukan oleh banyak orang di dalam dunia pada waktu ini.

    Dalam Ibrani 10:29 dikemukakan tentang dosa orang-orang yang menghina (menginjak-injak) Roh Kudus. Bandingkan dengan Lukas 18:32. Kalau seseorang menolak kesaksian Roh Kudus dari hal Kristus maka orang itu menghina Roh Kudus.

    Dalam Matius 12:31-32 ditulis tentang dosa karena menghujat Roh Kudus. Itulah dosa yang terbesar, sebab Tuhan Yesus berkata bahwa dosa itu tidak dapat diampuni. Rupanya dosa itu dilakukan bila seseorang mengatakan bahwa pekerjaan yang sebenarnya dilakukan oleh Allah dengan kuasa Roh Kudus itu dilakukan oleh Iblis. Lihat Matius 12:24,27,28.

    B. Dosa atau kesalahan kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang percaya

    Dalam Efesus 4:30,31 kita diminta agar tidak mendukacitakan Roh Kudus. Lihat Yesaya 63:10; Efesus 5:4; dan Galatia 5:17-21. Kalau orang-orang Kristen mengatakan hal-hal yang sia-sia atau jenaka (Efesus 5:4), atau kalau kita melakukan sesuatu seperti yang disebut dalam Galatia 5:17-21, mendukacitakan Roh Kudus. Janganlah kita mendukacitakan Dia supaya tidak terjadi atas kita apa yang disebut dalam Yesaya 63:10.

    Dalam Kisah 5:3,4 diceritakan tentang seorang Kristen yang berdusta kepada Roh Kudus. Seringkali orang Kristen berkata, "Aku menyerahkan semuanya kepada Tuhan", padahal kenyataannya tidak, jadi itu adalah dusta. Ananias menginginkan supaya orang-orang menganggap ia telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Bandingkanlah dengan pasal Yosua 7:1-26 dan 2Raja 5:20-27.

    Dalam 1Tesalonika 5:19 kita diminta agar jangan memadamkan Roh Kudus. Itu berarti jangan memadamkan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita sendiri, misalnya bila Roh Kudus mengajak serta memimpin kita di dalam kesucian. Juga dalam pelayanan kita untuk Tuhan, kalau kita tidak menurut perintah-Nya kepada kita maka kita memadamkan Roh Kudus. Janganlah kita menyalahkan pekerjaan orang lain dalam ladang Tuhan, sebab dengan demikian seringkali kita memadamkan Roh Kudus.

    15. PEKERJAAN ROH KUDUS


    I. PEKERJAAN ROH KUDUS SEBAGAI SALAH SATU DARI ALLAH TRITUNGGAL

    Alkitab mengajarkan bahwa dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja bersama-sama. Di dalam pekerjaan menciptakan alam ini beserta isinya, di dalam menebus manusia, dan di dalam menyelamatkan manusia kita melihat pekerjaan daripada tiap-tiap Tritunggal sebagai berikut: dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka kuasa untuk menciptakan berasal dari Bapa; kuasa untuk mengatur berasal dari Anak; dan kuasa untuk menyelenggarakan atau menyempurnakan berasal dari Roh Kudus. Oleh sebab itu dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, bagian atau tugas Roh Kudus ialah menggenapkan apa yang dimaksudkan oleh Bapa dan yang diatur atau dilaksanakan oleh Anak- (Roma 11:36; 1Korintus 8:6).

    "Dinyatakan dalam Alkitab bahwa segala pekerjaan berasal daripada Bapa, dengan melalui Anak, dan oleh Roh Kudus. Dan dalam hal manusia berbalik kepada Allah oleh jalan tebusan, manusia selalu menuju kepada Bapa, dengan melalui Anak, oleh Roh Kudus, (Efesus 2:18)" - Hodge.

    II. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ALAM SEMESTA

    Dalam Alkitab nyata bahwa masing-masing mendapat satu bagian dalam pekerjaan penciptaan, yaitu: Allah Bapa - Kejadian 1:1. Allah Anak - Kolose 1:16; Ibrani 11:3. Allah Roh Kudus - Mazmur 33:6; 104:30.

    Dalam pekerjaan penciptaan terlihat tiga kuasa yang bekerja, yaitu kuasa yang mengadakan, yang datang dari Bapa; kuasa yang mengatur dan membentuk, yang datang dari Anak; dan kuasa yang menyempurnakan dan menggenapkan yang datang dari Roh Kudus.

    Pekerjaan istimewa dari Roh Kudus dalam penciptaan yaitu "membawa segenap kejadian kepada tujuannya yaitu mempermuliakan Allah". Kuyper.

    Dengan perkataan lain, pekerjaan Roh Kudus ialah memelihara dan menyempurnakan kehidupan, membawa peraturan, kebaikan dan keelokan di dalam alam ini. Roh Kudus telah mengatur angkasa raya, Ayub 26:13; Mazmur 33:6; Yesaya 40:12,13.

    Apakah pekerjaan Roh Kudus dalam alam ini hanya berhubungan dengan penciptaan-Nya yang sudah selesai, atau apakah Ia masih bekerja sampai sekarang? Alkitab menyatakan bahwa Ia masih bekerja dalam alam ini. Roh Kudus membaharui muka bumi dan makhluk-makhluk yang hidup dipelihara oleh-Nya (Mazmur 104:30). Roh Kudus memelihara tumbuh-tumbuhan (Mazmur 104:10-13). Roh Kudus memelihara binatang-binatang (Mazmur 104:11,12,14,21,27). Dunia yang telah menjadi kacau diperbaiki oleh Roh Kudus (Kejadian 1:2,3; 2:7). Dalam segala kejadian yang dikerjakan oleh Roh Kudus, rupanya kejadian itu terjadi menurut tingkatan yang makin lama makin tinggi. Pertama-tama yang terjadi adalah terang, yang tidak mempunyai kehidupan, lalu rumput dan tumbuh-tumbuhan, lalu binatang, lalu manusia, dan kemudian anak Manusia, yaitu Kristus, pada waktu Ia dikandung oleh kuasa Roh Kudus.

    Dalam hal ini terlihat kemajuan, tetapi bukan kemajuan sebagaimana yang dikatakan dalam pengajaran yang sesat yaitu pengajaran evolusi (evolution).

    III. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM ALKITAB

    Dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, ada pekerjaan Roh Kudus yang penting sekali.

    Roh Kudus telah menyatakan Wahyu; yaitu kebenaran baru yang tidak dapat diterima oleh pikiran manusia tanpa pertolongan Roh Kudus. Segenap Alkitab perlu diilhamkan untuk menyatakan kebenaran yang baru ataupun yang lama kepada manusia (2Timotius 3:16). Lihat juga ayat ini dalam terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup dan Kabar Baik Masa Kini. Bukan berarti bahwa segenap Alkitab adalah suatu penyataan kebenaran yang baru, sebab dalam Alkitab terdapat juga kenyataan sejarah. Akan tetapi segenap Alkitab itu diilhamkan, baik bagian sejarahnya maupun bagian yang merupakan kebenaran baru yang manusia tidak dapat menerimanya tanpa pertolongan Roh Kudus. Perlu sekali segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah supaya kebenaran yang dihadapkan kepada manusia tidak ada yang salah. Lihat 2Samuel 23:1,2; Yohanes 14:26; 15:26. Roh Kudus juga menerangi, yaitu Ia menerangi pikiran kita supaya dapat mengerti kebenaran yang diilhamkan oleh Tuhan.

    Tanpa pertolongan Roh Kudus kita tidak dapat mengerti hal-hal tentang Allah (1Korintus 2:10-16; Efesus 1:17,18). Roh Kudus juga menjelaskan dan menempelak hati kita melalui pelajaran Alkitab. Oleh sebab itu kita mendapat berkat rohani dan bertambah-tambah secara rohani oleh sebab Firman Allah.

    IV. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM KRISTUS

    Roh Kudus telah melakukan satu pekerjaan yang pasti dan penting di dalam Yesus Kristus. Kesaksian-kesaksian tentang kedatangan Kristus telah diberitahukan oleh Roh Kudus (1Petrus 1:10-12; Wahyu 19:10). Roh Kudus juga ikut campur dalam pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas bumi ini, dan Ia juga ikut mengambil bagian dalam pekerjaan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah.

    A. Hubungan Roh Kudus dengan pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas bumi ini

    Yesus Kristus telah dilahirkan oleh anak dara dengan kuasa Roh Kudus, Matius 1:20; Lukas 1:35.

    Yesus Kristus dibaptiskan oleh Roh Kudus, Matius 3:16,17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21. Yesus Kristus diurapi oleh Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan-Nya, Kisah 10:38; Yesaya 61:1; Lukas 4:14,18. Yesus Kristus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis, Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13.

    Roh Kudus ada di dalam Yesus Kristus untuk pekerjaan-Nya, yaitu mengabarkan Injil, menyembuhkan orang-orang sakit, dan mengusir setan,Matius 12:28; Lukas 4:16-22; Kisah 10:38. Oleh Roh Kudus Tuhan Yesus mati di atas kayu salib serta menyerahkan diri-Nya kepada Allah, Ibrani 9:14. Yesus Kristus dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, Roma 8:11; 1Timotius 3:16. Roh Kudus menyertai Kristus dalam pekerjaan-Nya sesudah Ia dibangkitkan, Kisah 1:2.

    B. Hubungan Roh Kudus dengan pekerjaan Yesus Kristus sekarang di sebelah kanan Allah

    Roh Kudus telah dicurahkan atas jemaat oleh sebab doa Kristus dan sebab pekerjaan-Nya, Yohanes 15:26; Kisah 2:33; Efesus 4:8. Roh Kudus hadir di dalam jemaat sebagai wakil Kristus, Yohanes 14:16-18. Roh Kudus di dalam Jemaat, dan Kristus di dalam sorga bekerja bersama-sama dalam berdoa bagi kita, Roma 8:26,27,34. Doa Roh Kudus dan Mempelai Perempuan yaitu supaya Kristus segera kembali, Wahyu 22:17.

    C. Nasihat berkenaan dengan pekerjaan Roh Kudus dalam Kristus

    Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia. Ia telah hidup, berpikir, mengajar, menaklukkan dosa, dan mencapai kemenangan bagi Allah dengan kuasa Roh Kudus, yaitu kuasa yang kita semua boleh menerimanya. Kita juga harus bersandar pada Roh Kudus. Kalau Tuhan Yesus, Anak Tunggal Allah, telah melakukan semua yang disebut di atas dengan kuasa Roh Kudus, terlebih lagi kita harus bersandar sepenuhnya kepada Roh Kudus.

    Kesempatan baik, keberhasilan, berkat, dan kemenangan ada pada kita sekalian oleh karena Roh Kudus. Roh Kudus, yang oleh kuasa-Nya Kristus dilahirkan, dapat juga melahirkan kita kembali yang mati dalam dosa. Roh Kudus yang telah menolong Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya dengan tidak bercela kepada Allah, boleh diterima juga oleh kita, supaya kita menyerahkan diri kita kepada Allah dengan tidak bercela. Begitu pula Roh Kudus yang telah mengurapi Yesus Kristus dapat mengurapi kita semua. Yesus Kristus ialah teladan kita (1Yohanes 2:6), anak sulung dari antara banyak saudara. Segala sesuatu yang telah dicapai oleh Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus, boleh juga dicapai oleh kita semua. Kalau kita menjunjung tinggi Roh Kudus maka Roh Kudus akan menghormati kita. Apakah kita juga mengutamakan Roh Kudus dalam pekerjaan kita?

    V. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM ORANG-ORANG YANG TIDAK PERCAYA

    Sebelum kita menyelidiki pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat, baiklah kita memperhatikan pekerjaan-Nya di dalam orang-orang di luar jemaat Kristus. Ada orang yang berkata bahwa Roh Kudus tidak bekerja di dalam orang-orang di luar jemaat Kristus, tetapi itu tidak benar. Sudah jelas dalam Alkitab bahwa ada tiga macam pekerjaan Roh Kudus di antara orang-orang yang ada di luar jemaat:

    1. Roh Kudus menahan kejahatan sehingga kehendak Allah digenapkan dalam dunia ini. Ialah yang "menahan" dan tidak membiarkan kejahatan digenapkan sampai si pendurhaka menyatakan dirinya (2Tesalonika 2:7).
    2. Roh Kudus menempelak isi dunia ini tentang dosa, dan kebenaran dan hukuman (Yohanes 16:8-11). Roh Kudus terutama menempelak orang-orang tentang dosa yang membawa kebinasaan, yaitu dosa menolak Yesus Kristus. "Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku". Sesudah Tuhan Yesus naik kepada Bapa-Nya, kehidupan-Nya yang tidak bercela dihadapan orang-orang tidak lagi dapat menempelak mereka akan kejahatan mereka. Sebab itu Roh Kudus telah datang supaya Ia dapat menempelak isi dunia. "Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi". Juga kenaikan Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa perkataan-Nya tentang diri-Nya adalah benar, dan hal itupun dapat menempelak orang-orang dari hal kejahatan. Jikalau orang-orang tetap mengikuti Iblis, penguasa dunia ini, tentu mereka akan mendapat hukuman yang serupa dengan hukuman Iblis, yaitu dicampakkan ke dalam lautan api. Oleh sebab itulah Roh Kudus "menempelak akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum". Roh Kudus menginsafkan akan dosa, yaitu dosa manusia; akan kebenaran, yaitu kebenaran kepunyaan Kristus; dan akan hukuman, yaitu hukuman bagi Iblis.
    3. Roh Kudus menyaksikan tentang kebenaran yang ada dalam Yesus Kristus, serta menyatakan kebenaran pengabaran Injil dan kesaksian tentang Kristus (Yohanes 15:26,27; 14:16,17; Kisah 5:30-32). Kesaksian ini bukan hanya ditujukan kepada orang yang percaya saja, melainkan juga kepada orang berdosa. Rupanya Roh Kudus bekerja di dalam orang-orang berdosa dengan perantaraan orang-orang yang sudah percaya. Oleh sebab itu patut kita berhati-hati supaya kita masing-masing menjadi alat dalam tangan Roh Kudus dan supaya tidak ada dosa dalam diri kita sehingga menjadi penghalang bagi pekerjaan Roh Kudus. Tugas kita ialah mengabarkan Injil dan berharap kepada Roh Kudus agar Ia menempelak hati orang-orang yang mendengar. Lihat Kisah 2:4,37.

    VI. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM JEMAAT KRISTUS

    Roh Kudus ada di dalam jemaat Kristus - perhimpunan orang-orang yang percaya. Jemaat yang mula-mula telah menjadi saksi yang menyiarkan terang di dalam dunia yang tidak mengenal Allah ini.

    "Dalam jemaat yang mula-mula terlihat dua sifat yang utama, yaitu: (1) Kasih satu kepada yang lain antara orang-orang Kristen. (2) Kasih kepada yang memusuhi mereka. Kasih itu nyata dalam hal kesabaran dan dalam hal menanggung aniaya. Dengan semangat yang berkobar-kobar mereka memberitakan Injil; dan mereka dikuatkan serta disucikan oleh iman mereka." - H.T. Sell.

    Apa yang telah dimulai dalam jemaat yang mula-mula oleh Roh Kudus, Ia lanjutkan dan sempurnakan di dalam kita.

    1. Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah mengadakan serta membangunkan tubuh Kristus, yaitu jemaat-Nya. Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta. Hari raya itu terjadi lima puluh hari sesudah hari raya Perjamuan Buah Bungaran. Pada hari raya Buah Bungaran biasanya seorang Imam Israel mempersembahkan gandum (padi) yang pertama-tama masak (dipotong). Maka pada hari Pentakosta di negeri Yerusalem, yaitu pada hari ketika imam sedang mempersembahkan dua buah roti unjukan kepada Allah, Roh Kudus telah turun ke atas jemaat itu, membangunkan dan mempersatukan mereka dan mempersembahkan jemaat itu kepada Allah sebagai satu perhimpunan orang-orang yang percaya - yaitu suatu perhimpunan orang-orang yang penuh dengan kuasa dan kehidupan Roh Kudus sendiri (Kis 2:1-4; Ef 1:22,23).
    2. Roh Kudus memiliki jemaat, yaitu Bait Allah. Lukisan mengenai bangunan ini baik sekali. Tiap-tiap orang yang percaya dibangunkan di atas alasan nabi-nabi dan rasul-rasul, dan Yesus Kristus adalah batu penjuru, dan segenap bangunan itu menjadi tempat kediaman Allah oleh Roh Kudus (Efesus 2:19-22).
    3. Roh Kudus adalah kepala yang memimpin jemaat ke dalam segenap kehendak Allah. Kami tidak membicarakan golongan dan aliran-aliran orang-orang Kristen. Kami hanya membicarakan tentang orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dari segenap golongan dan aliran. Mereka yang sungguh-sungguh percaya dipersatukan dengan kepala, yaitu Yesus Kristus. Mereka yang menjadi tubuh Kristus dan menjadi jemaat yang sejati. Jemaat yang sejati itu dikepalai oleh Roh Kudus serta dipimpin oleh-Nya. Dalam pasal Kisah 15:1-41 diterangkan bagaimana Roh Kudus menjadi kepala jemaat di atas bumi ini, serta mengatur segala pelaksanaan-Nya. Pada waktu itu orang-orang yang percaya berkumpul di Yerusalem untuk berunding tentang bangsa asing yang sudah percaya. Tuhan Allah dengan Roh Kudus telah memimpin persidangan itu sehingga diputuskan bahwa bangsa-bangsa asing yang telah percaya memiliki hak dan kebebasan yang sama seperti orang-orang Yahudi yang telah percaya. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap perhimpunan jemaat mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.

      Walaupun begitu Allah sudah dan tetap menyelenggarakan jemaat-Nya; dan Roh Kudus setia dalam memimpin jemaat itu ke dalam kehendak Allah.

    4. Roh Kudus masih membangun Tubuh Kristus dengan cara memanggil suatu kaum bagi nama Kristus. Maksud Allah bagi jemaat bukannya untuk mengkristenkan segenap dunia, melainkan untuk mengabarkan Injil kepada segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang menjadi milik-Nya, yang terdiri dari segala bangsa di dunia ini. Sesudah kebangkitan-Nya Tuhan Yesus menerangkan kepada murid-murid-Nya bahwa Allah tidak bermaksud supaya mereka mengetahui segala masa dan ketika yang ditetapkan oleh-Nya, melainkan supaya mereka mengerjakan tugas yang diserahkan kepada mereka, yaitu bersaksi. Dan kalau mereka hendak melakukan tugas itu dengan sebaik-baiknya haruslah mereka menantikan Roh Kudus yang telah dijanjikan (Kisah 1:1-8; 15:14-18).

    Kelengkapan Roh Kudus bagi Jemaat

    Karena itu mereka pergi ke segala tempat untuk mengumpulkan orang-orang dari segala bangsa agar menjadi mempelai perempuan Kristus, dan menggenapi apa yang dikatakan dalam Wahyu 5:9,10. Dalam Perjanjian Lama, Eliezer, hamba Abraham yang pergi mencari mempelai perempuan untuk Ishak, melukiskan hal itu.

    Roh Kudus telah melengkapi jemaat-jemaat-Nya sehingga jemaat itu dapat melakukan dan menggenapkan maksud Allah (Efesus 4:7,8,11,12). Kalau kesucian jemaat tidak nyata di dalam kesaksiannya, maka kesaksian itu tidak akan berhasil. Oleh sebab itu Roh Kudus melengkapi jemaat dengan jalan mengeluarkan buah-buahan Roh Kudus dalam mereka itu. Dari segala buah-buah Roh, kasihlah yang terutama (Galatia 5:22,23).

    Disamping buah-buah Roh itu, Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia (1Korintus 12:1-11). Hanya oleh kelengkapan Roh Kudus itu dapatlah jemaat menggenapkan pekerjaan yang diamanatkan kepadanya.

    "Buah-buah dan karunia-karunia Roh tidak sama. Buah-buah Roh adalah untuk sikap dan sifat kita; karunia-karunia yaitu perlengkapan kuasa. Karunia-karunia diberikan menurut kedaulatan kehendak Allah; buah-buah Roh itu menyatakan kehidupan yang halus dan merupakan suatu proses. Karunia-karunia berguna untuk pekerjaan pengabaran Injil; buah-buah Roh berguna untuk perangai yang halus. Karunia-karunia adalah untuk pelayanan istimewa; buah-buah Roh adalah sifat kehidupan. Karunia-karunia diberikan; buah-buah Roh adalah suatu kenyataan sifat. Karunia-karunia dapat diberikan sekaligus; buah-buah Roh harus di tanam dan bertumbuh perlahan-lahan. Jadi ada hubungan antara karunia-karunia Roh dan buah-buah Roh walaupun keduanya tidak sama.

    "Segenap buah Roh termuat dalam kasih, tetapi kasih tidak termasuk dalam daftar karunia. Tidak semua orang yang percaya dapat bernubuat, tetapi semuanya harus mengasihi sesamanya. Kita boleh merindukan karunia-karunia, yang semata-mata ada di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi mengeluarkan buah-buah Roh diwajibkan kepada kita. Karunia-karunia Roh tidak dapat menggantikan buah-buah Roh." Samuel Chadwick.

    VII. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PENGABARAN INJIL

    Dengan ringkas kita dapat menyatakan pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan pengabaran Injil.

    1. Roh Kudus memilih pengabar Injil - Kisah 13:2.
    2. Roh Kudus mengutus pengabar Injil - Kisah 13:4.
    3. Roh Kudus memberi kuasa kepada pengabar Injil untuk mengabarkan Injil - Kisah 13:9.
    4. Roh Kudus menguatkan pengabar Injil pada waktu mereka dianiaya Kisah 13:52.
    5. Roh Kudus menyaksikan dan memeteraikan pekerjaan pengabar Injil - Kisah 15:8.
    6. Roh Kudus memimpin dalam mengatur pekerjaan pengabaran Injil - Kisah 15:28.
    7. Roh Kudus menahan para pengabar Injil agar tidak masuk ke ladang-ladang yang belum dibuka oleh Tuhan - Kisah 16:6,7.

    VIII. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ORANG YANG PERCAYA

    Pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang percaya merupakan pekerjaan yang besar dan luas. Dalam sepanjang kehidupan Kristen, Roh Kudus tetap bekerja di dalam kita, dari permulaan sekali, dalam tiap-tiap kemajuan rohani, sampai kepada kesempurnaan. Roh Kudus (seperti Kristus) tentu ikut ambil bagian dalam tiap-tiap pekerjaan keselamatan untuk kita, yaitu dalam hal pertobatan, dilahirkan kembali, pengudusan dan kepenuhan Roh Kudus, dan dalam segala kemajuan rohani. Semuanya itu akan dibahas dalam, pasal mengenai ASAS PELAJARAN TENTANG KESELAMATAN. Dalam pasal ini kita hanya mempelajari sebagian dari pertolongan dan pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang percaya, tetapi bukan khusus mengenai hubungannya dengan pekerjaan keselamatan kita. Selanjutnya kita akan menyelidiki pekerjaan Roh Kudus yang terbesar di dalam kita, yaitu dipenuhi dengan Roh Kudus.

    Beberapa pekerjaan Roh Kudus di dalam orang yang percaya

    Roh Kudus itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita ini anak-anak Allah, Roma 8:16. Paulus tidak berkata dalam ayat ini "menyaksikan kepada Roh kita", melainkan "bersaksi bersama-sama dengan roh kita". Artinya ada dua oknum yang menyaksikan bahwa kita anak Allah: pertama, roh kita menyaksikan bahwa kita anak Allah; kedua, Roh Kudus menyaksikan beserta dengan roh kita bahwa kita anak Allah. Bagaimanakah Roh Kudus menyaksikan hal ini? Lihat Galatia 4:6.

    Roh Kudus menguatkan dengan kuat kuasa-Nya dalam batin orang yang percaya, Efesus 3:16. Hasil kekuatan ini terlihat dalam ayat Efesus 3:17-19. Dalam ayat-ayat ini dinyatakan kuasa Roh Kudus bukan hanya dalam hal Ia memberikan kemenangan melainkan juga dalam hal:

    1. Kristus mendiami kita. 2. Kita beralas dan berakar dalam kasih. 3. Kita bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Semuanya ini adalah hasil yang nyata bila kita mendapat segala kelimpahan atau kepenuhan Allah.

    Roh Kudus itu membawa orang yang percaya kepada seluruh kebenaran, Yohanes 16:13. Perjanjian ini mula-mula diberikan kepada rasul-rasul tetapi sesungguhnya meliputi semua orang yang percaya (1Yohanes 2:20,27). Memang kita semua akan memperoleh kesempatan untuk diajar oleh Allah. Dan tiap-tiap orang yang percaya tidak bergantung kepada seorang guru manusia - "Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain". Ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu belajar dari orang-orang lain yang sudah diajar oleh Roh Kudus. Jikalau Yohanes berpikir bahwa kita tidak perlu belajar dari orang lain tentu ia tidak menulis surat ini untuk menjadi pelajaran bagi orang lain. Hal ini juga tidak berarti bahwa kalau kita sudah diajar oleh Roh Kudus maka kita tidak perlu lagi memperdulikan Firman Allah. Sebab Roh Kudus justru akan memimpin kita semua kepada Firman Tuhan, dan itulah yang selalu dipakai oleh Roh Kudus dalam mengajar murid-murid-Nya yaitu kita (Efesus 6:17; Yohanes 6:63; Efesus 5:18,19; Bandingkan Kolose 3:16). Walaupun kita belajar banyak dari manusia tetapi kita tidak dapat bergantung semata-mata kepada manusia, sebab kita telah memiliki Guru Ilahi yaitu Roh Kudus.

    Kita tidak akan dapat mengetahui kebenaran dengan sesungguhnya sebelum kebenaran itu diajarkan kepada kita oleh Roh Kudus. Siapa pun juga yang menjadi guru kita, ataupun kita belajar banyak dari Alkitab dalam bahasa aslinya, kita tidak dapat mengerti kebenaran itu kalau kita tidak diajar oleh Roh Kudus. Orang yang diajar oleh Roh Kudus, walaupun ia tidak tahu bahasa aslinya, akan lebih mengetahui Firman Allah daripada orang yang tidak diajar oleh Roh Kudus, meskipun ia pandai dalam bahasa aslinya.

    Roh Kudus mengadakan buah-buah rohani di dalam orang-orang yang percaya, supaya mereka mencerminkan budi pekerti Kristen, Galatia 5:22,23. Segala sifat yang baik, sikap dan perbuatan yang sama seperti Kristus, semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan buah Roh Kudus. Dalam ayat-ayat itu dikemukakan tentang suatu kehidupan yang mulia dan indah. Tiap-tiap perkataan dari ayat itu patut direnungkan baik-baik. Kasih-sukacita-damai sejahtera-kesabaran-kemurahan-kebaikan-kesetiaan-kelemahlembutan-penguasaan diri. Bukankah kita semua rindu mencapai kehidupan ini yang seperti kehidupan Kristus? Tetapi kehidupan ini bukanlah kehidupan yang memang ada pada kita, dan tidak dapat dicapai melalui usaha diri sendiri. Kehidupan yang memang ada pada kita diterangkan dalam Galatia 5:19-21. Pada saat kita menyadari bahwa kehendak tubuh adalah jahat dan kita tidak dapat melakukan apa-apa yang baik oleh kuasa tubuh, artinya pada waktu kita putus asa terhadap kuasa tubuh atau kekuatan diri sendiri, lalu kita menyerahkan diri kepada Roh Kudus supaya Ia tinggal dan bekerja di dalam kita, maka pada waktu itu barulah Roh Kudus menyatakan buah-buah-Nya dalam hidup kita. Maukah saudara memiliki buah-buah Roh dalam perangai dan kehidupan saudara? Hendaklah saudara menyangkali diri sendiri untuk mendapatkan kesucian, lalu biarlah Roh Kudus memerintah saudara untuk mengeluarkan buah-buah-Nya dalam hidup saudara. Pelajaran ini sesuai dengan yang diajarkan dalam Galatia 2:20.

    Roh Kudus itu mengingatkan perkataan-perkataan Kristus kepada kita, Yohanes 14:26. kalau kita telah menaruh Firman Tuhan dalam hati kita, serta menghafalkannya, tentu Roh Kudus akan mengingatkan kepada kita ayat-ayat yang perlu bagi kita pada waktu kita ada dalam kesusahan, dukacita, takut, atau dalam keadaan apa saja. Dan Ia pun akan memperingatkan ayat-ayat yang perlu bilamana kita sedang membawa seseorang kepada Kristus.

    Dalam 1Korintus 2:9-14 dikemukakan dua bagian pekerjaan Roh kudus:

    1. Roh Kudus menyatakan kepada kita hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah, dan berkata-kata tentang karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan oleh hikmat manusia, yang merupakan kebodohan bagi manusia duniawi.

    2. Roh Kudus menjelaskan pernyataan-Nya, yaitu memberikan kuasa untuk mengerti, mengetahui dan menerima pengajaran yang diajarkan-Nya. Roh kudus ialah pemberi ilham untuk Firman Allah yang dituliskan, dan Ia juga yang menulis dan menegaskan Firman itu. Kita akan dapat mengerti sebuah kitab dengan lebih mudah apabila si penulis itu ada di samping kita untuk menerangkan ini kitab itu. Begitu pun halnya kalau kita mempelajari Alkitab, Penulisnya, yaitu Roh Kudus ada di samping kita sambil menerangkan isi kitab itu kepada kita. Dengan pertolongan Roh Kudus semuanya menjadi jelas. Patut kita selalu berdoa seperti Daud dalam Mazmur 119:18. Kita tidak hanya perlu berpegang pada Alkitab yang sudah diilhamkan Allah, tetapi kita perlu juga mendapat penjelasan dalam batin kita mengenai isi kitab itu, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus. Banyak orang telah tersesat sebab mereka mencoba memahami pernyataan yang rohani ini dengan pikiran jasmani saja.

    Roh Kudus menolong orang yang percaya supaya ia dengan penuh kuasa dapat meneruskan kepada orang-orang lain kebenaran yang diajarkan oleh Roh Kudus kepadanya (1Korintus 2:1-5; 1Tesalonika 1:5; Kisah 1:8). Di sini kita mendapat kesimpulan:

    1. Kita perlu pernyataan kebenaran dari Roh Kudus, dan
    2. Kita perlu penjelasan tentang kebenaran dari Roh Kudus, dan
    3. Kita perlu kuasa dari Roh Kudus untuk memberitakan kebenaran yang telah dijelaskan-Nya itu kepada kita.

    Kita selalu memerlukan pertolongan Roh Kudus. Yang menyebabkan gagalnya pekerjaan banyak pemberita Injil dan pekerja Kristen ialah karena mereka mencoba mengajarkan Firman Tuhan "Dengan perkataan budi yang membujuk orang", yaitu dengan ilmu-ilmu manusia dan dunia ini. Padahal kita perlu "keterangan dan kuasa Roh kudus".

    Roh Kudus itu memimpin serta memberi kuasa kepada orang yang percaya dalam berdoa, Yudas 1:20; Efesus 6:18. Rasul-rasul tidak tahu bagaimana mereka harus berdoa, oleh sebab itu mereka meminta Tuhan Yesus mengajar mereka bagaimana harus berdoa, lihat Lukas 11:1 dan Roma 8:26. Roh Kuduslah yang mengajar kita berdoa. Dan doa yang berkenan kepada Tuhan yaitu doa di dalam Roh Kudus, yaitu Roh Kudus sendiri yang berdoa di dalam kita. Bilamana kita menghadap Takhta anugerah Tuhan kita patut mengakui bahwa kita tidak tahu bagaimana berdoa dengan sepatutnya, lalu kita meminta Roh Kudus agar memimpin doa kita menurut kehendak-Nya.

    Kalau kita menghadap hadirat Tuhan dengan tidak memikirkan apa yang hendak kita minta, hal itu berarti kita tidak berdoa dalam Roh Kudus. Doa yang diilhamkan oleh Roh Kudus, atau yang dinaikkan oleh Roh Kudus sendiri di dalam kita, tentu didengar oleh Allah Bapa.

    memuji dan mengucap syukur, Efesus 5:10-20. Dalam hal ini nyata bahwa Roh Kudus bukan hanya mengajar kita berdoa, tetapi juga mengajar kita mengucap syukur. Hal ini sangat penting bagi orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Lihat Kisah 2:4,11 dan Efesus 2:18.

    Roh Kudus menolong kita menyembah Allah, Filipi 3:3. Berdoa lain daripada menyembah: mengucap syukur lain daripada menyembah. Menyembah menyatakan persekutuan kita dengan Allah, atau kasih kita kepada Allah, atau rasa hormat kita terhadap Allah, atau cara kita mempermuliakan Dia dalam hati kita. Di dalam doa kita mengutamakan keperluan kita; dalam pengucapan syukur kita mengutamakan segala berkat-berkat kita; tetapi dalam penyembahan kita mengutamakan pribadi Allah Bapa sendiri. Doa yang sejati dilakukan oleh Roh Kudus di dalam hati kita, lihat Yohanes 4:23. Ingatlah bahwa seringkali orang menyembah menurut keinginan daging yang sebenarnya merupakan kebencian bagi Allah. Tidak semua penyembahan, meskipun dilakukan dengan ketulusan hati, dipimpin oleh Roh Kudus atau berkenan kepada Allah. Orang yang menyembah Allah harus menyembah Dia menurut pimpinan Roh kudus.

    Roh Kudus memanggil orang-orang serta mengutus mereka untuk melakukan pekerjaan yang ditentukan-Nya, Kisah 13:2,4. Roh kudus menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen bersaksi bagi Kristus, namun Ia juga memanggil orang-orang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Ada orang yang bertanya, "Di mana saya harus bekerja, di Kalimantan, atau di Irian, atau di Sumatra?" Sebetulnya hanya Roh Kudus yang menentukan. Tidak setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi utusan Injil. Tuhan sendiri mengetahui siapakah yang Ia panggil dan Ia tentu menyatakan kehendak-Nya kepada orang yang dipanggil-Nya itu.

    Bagaimana Roh kudus memanggil seseorang? Dalam Kisah 13:2,4 hal itu tidak dijelaskan. Mungkin hal itu sengaja tidak dijelaskan agar orang-orang tidak beranggapan bahwa Tuhan memanggil seseorang hanya dengan satu cara. Yang penting dalam ayat ini, ialah Roh Kudus akan menyatakan kehendak-Nya dengan jelas dan pasti kepada orang-orang yang dipanggil-Nya. Memang seharusnya Roh Kudus yang mengutus seseorang, bukan kehendak orang itu. Bagaimana kita mengetahui panggilan Roh Kudus? Kita patut membuka hati untuk mendengar panggilan-Nya dan kita harus taat bila Tuhan memanggil.

    Roh Kudus itu memimpin kita sehari-hari dalam tiap-tiap hal, ke mana kita harus pergi dan apa yang harus kita lakukan, Kisah 8:27-29; 16:6,7. Memang kita perlu mendapat pimpinan yang jelas dan tegas dari Roh Kudus dalam tiap-tiap perkara baik yang besar ataupun yang kecil. Umpamanya dalam hal membawa jiwa kepada Kristus. Tentunya Filipus telah melalui banyak orang dalam perjalanan ke Gaza sebelum Roh Kudus menyuruh dia naik ke dalam kereta itu. Dari peristiwa itu nyata bahwa Roh kudus mau memimpin kita dalam segala perkara kehidupan kita, dalam berdagang, bekerja, belajar, dan dalam setiap hal Tuhan mau memberikan hikmat-Nya kepada kita. Marilah kita melihat perjanjian yang jelas dan tegas dalam Yakobus 1:5-7:

    Bagaimana kita mendapatkan hikmat itu? Ada lima langkah:

    1. Kita harus menyadari bahwa kita "kekurangan hikmat", yaitu bahwa kita ada kekuatan di dalam diri kita. Kekuatan diri sendiri harus dihilangkan.
    2. Kita harus rindu mengetahui jalan Allah serta Rindu melakukan kehendak Allah. Kalau kita sungguh-sungguh merindukannya, pasti kita akan memintanya dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting. Dengan demikian jelas mengapa seringkali orang Kristen tidak dapat mengetahui kehendak Allah dan tidak mendapat pimpinan Roh Kudus. Hal itu disebabkan mereka tidak sungguh-sungguh mau melakukan apa yang dinyatakan oleh Roh Kudus kepada mereka. Tuhan akan menunjukkan jalan-Nya kepada orang yang lembut hati, lihat Mazmur 25:10. Dari Yohanes 7:17 kita dapat mengetahui bahwa orang yang sungguh-sungguh "mau melakukan" kehendak Allah, Tuhan akan memberitahukannya.
    3. Kita harus meminta dengan tekun supaya kita dipimpin oleh Tuhan.
    4. Kita harus yakin dalam hati bahwa tentu kita akan dipimpin oleh Tuhan (Lihat Yakobus 1:6,7).
    5. Kita harus mengikuti pimpinan itu langkah demi langkah. bagaimana pimpinan itu dinyatakan kepada kita tidak diberitahukan lebih dahulu, tetapi kita mengetahui bahwa Tuhan akan memimpin kita. Seringkali pimpinan itu hanya diberikan langkah demi langkah setiap saat. Sebetulnya satu langkah saja yang perlu kita ketahui, dan sesudah langkah itu dituruti, maka barulah kita akan mengetahui yang berikutnya. Ada orang yang bimbang sebab tidak mengetahui pimpinan Tuhan baginya untuk minggu depan, atau bulan depan, atau tahun depan. Bila saudara sudah mengetahui langkah yang di depan saudara, itu sudah cukup. Turutlah langkah itu dan Tuhan akan menunjukkan langkah yang berikutnya. Periksalah Bilangan 9:17-23. Pimpinan dari Tuhan adalah pimpinan yang tegas dan jelas, lihat Yohanes 1:5. Banyak orang yang bimbang dan kuatir apakah kalau pimpinan yang diperolehnya berasal dari Tuhan atau bukan. Tetapi kita berhak untuk mengetahuinya dengan pasti. Kita dapat menghadap takhta anugerah Allah untuk menyerahkan diri kita kepada Allah dan memberitahukan bahwa kita mau dan akan menurut pimpinan Tuhan asal pimpinan itu jelas kepada kita. Kita harus mengatakan demikian kepada Tuhan. "Ya Tuhan, jelaskanlah kiranya kehendak-Mu kepada hamba, hamba akan menurutinya" Tentu Tuhan mau menyatakan kehendak-Nya kepada kita, dan janganlah kita berbuat sesuatu kalau kehendak Allah belum jelas kepada kita. Tidak sepatutnya kita memberi saran kepada Allah tentang jalan yang harus dipakai-Nya untuk memimpin kita; misalnya, menuntut suatu tanda, atau dengan sembarangan saja menunjuk salah satu ayat dalam Alkitab. Kita harus minta hikmat dan pimpinan dari Tuhan, tetapi tidak patut bagi kita untuk menyuruh Tuhan memakai cara kita untuk menunjukkan kehendak-Nya kepada kita. Lihat 1Korintus 12:11. Setelah kita membaca semua yang sudah dikatakan di atas, ada dua hal yang nyata tentang pekerjaan Roh kudus dalam orang yang percaya.

    Pertama: Kita semata-mata bergantung kepada Roh Kudus dalam segenap kehidupan kita.

    Kedua: Betapa sempurna perlengkapan Tuhan bagi kehidupan dan pelayanan kita, dan betapa besar kesempatan yang diberikan kepada orang saleh melalui pekerjaan Roh Kudus di dalamnya. Kepandaian kita, pengetahuan kita, kerohanian kita, semua itu tidak penting, melainkan apa yang dapat dilakukan oleh Roh kudus di dalam kita kalau kita memberi kesempatan kepada-Nya, itulah yang bagi kita. Seringkali Roh Kudus memilih orang yang tidak memiliki bakat (kecakapan dan kepandaian) untuk memakai orang itu lebih daripada orang yang cakap dan yang pandai. Kehidupan Kristen tidak berada dalam kuasa diri sendiri, dan pelayanan Kristen itu tidak dikerjakan dengan kekuatan diri sendiri atau kepandaian diri sendiri, tetapi kehidupan Kristen itu ada di dalam kuasa Roh Kudus, begitu pula pelayanan Kristen. Roh kudus menghendaki dan rindu untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya di dalam kita. Ia akan melakukan semua yang kita izinkan bagi Dia untuk bekerja di dalam kita.

    16. BAPTISAN ROH KUDUS

    A. Apakah baptisan Roh Kudus itu?

    Di dalam Perjanjian Baru ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan baptisan Roh Kudus: "Dibaptis dengan Roh Kudus", "Penuh dengan Roh Kudus", "turunlah Roh Kudus ke atas semua orang", "Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga", "Aku mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku", "Terimalah Roh Kudus", "Kekuasaan dari tempat tinggi", dan "Roh Kudus telah mengurapi". Semua perkataan di atas menerangkan satu pekerjaan atau pengalaman, yaitu berkenaan dengan menyambut Roh Kudus. Lihat Kisah 1:5; 4:8; 10:44-46; 11:15-17; 19:2-6; Lukas 4:18; 24:49. Menyambut satu pribadi adalah satu pengalaman yang jelas dan pasti. Jadi orang yang mengalami itu dapat mengetahui apakah ia sudah menerima-Nya atau belum. Lihat Kisah 19:1,2 dan bandingkan dengan Kisah 8:12,15,16. Istilah "penuh dengan Roh Kudus" maupun "Dibaptis dengan Roh Kudus", sesungguhnya yang dimaksud adalah "dipenuhi dengan Roh Kudus".

    Memang Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Yohanes 3:3-5. Orang itu dibaptiskan ke dalam tubuh Kristus. Dengan demikian Roh Kudus ada pada tiap-tiap orang yang sungguh-sungguh percaya akan Kristus; akan tetapi itu bukan berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Jelas dari Kisah 19:1,2 bahwa baptisan dengan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang berbeda dengan kelahiran kembali sebagai kelanjutan dari kelahiran kembali itu. Baptisan Roh Kudus adalah suatu puncak gerakan yang pasti dan penting dalam kehidupan orang-orang yang sudah dilahirkan kembali. Dalam kelahiran kembali kita menerima hidup baru oleh pekerjaan Roh Kudus, yaitu diselamatkan, tetapi dalam hal dibaptiskan dengan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup dalam kesucian dan kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan.

    Berikut ini kita menyelidiki beberapa hal dalam Kisah para Rasul:

    1. Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah turun ke atas sekelompok orang yang sudah dilahirkan kembali (Tuhan Yesus sudah mengatakannya dalam Yohanes 15:3 dan Yohanes 13:10) tetapi baru pada hari Pentakosta mereka itu dibaptiskan dengan Roh Kudus.
    2. Jelas dari Kisah 8:12 bahwa orang-orang Samaria itu sudah diselamatkan, tetapi dalam ayat Kisah 8:15,16 diterangkan bahwa sesudah rasul-rasul tiba di sana, rasul-rasul mendoakan mereka lalu mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Nyatalah bahwa mereka dibaptis dengan Roh Kudus sesudah mereka dilahirkan kembali.
    3. Orang-orang dalam rumah Kornelius telah percaya akan Tuhan Yesus, lalu mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus sehingga mereka dapat berkata-kata dalam berbagai-bagai bahasa. Di sini kita melihat dua hal yang dilakukan oleh Roh Kudus yaitu Roh Kudus membuat seseorang percaya dan dilahirkan kembali, dan orang itu dibaptiskan dengan Roh Kudus.
    4. Ketika orang-orang di Efesus baru percaya, mereka tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka hanya dibaptiskan dengan baptisan Yohanes, yaitu baptisan pertobatan, tetapi Paulus telah meminta mereka agar dibaptiskan dalam nama Tuhan Yesus lalu Paulus mendoakan mereka supaya mereka menerima Roh Kudus.

    "Dari Kitab Kisah para Rasul kita dapat mengetahui bahwa Allah bekerja menurut kedaulatan-Nya sendiri, dan tidak menurut aturan-aturan asas pelajaran manusia. Meskipun demikian ada empat hal yang tegas:

    1. Kelahiran kembali dan menerima Roh Kudus adalah dua pengalaman yang berbeda dan tidak sama.
    2. Seseorang dapat diselamatkan tanpa dibaptis oleh Roh Kudus.
    3. Adakalanya seseorang langsung dibaptis oleh Roh Kudus pada waktu ia percaya (dilahirkan kembali).
    4. Seringkali Roh Kudus disambut sesudah seseorang diselamatkan Dr. Pardington.

    Hati kita tidak layak dan kurang bersih untuk menerima Roh Kudus. Itulah sebabnya kita harus menerima Tuhan Yesus agar disucikan oleh darah-Nya, baru kita siap untuk menerima Roh Kudus dengan kepenuhan-Nya dan Kuasa-Nya.

    Tuhan menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan terlebih baik kalau hal itu terjadi langsung setelah mereka dilahirkan kembali. Sayang sekali tidak banyak orang yang menyelidiki hal ini dalam jemaat sebagaimana yang dilakukan oleh rasul-rasul. Lihat Kisah 8:15; 19:1,2. Dari semua itu jelas bahwa orang-orang harus diselamatkan serta menyambut Yesus Kristus menjadi Juruselamatnya, barulah ia dapat menerima Roh Kudus.

    Baptisan Roh Kudus tidak lain adalah menyambut satu pribadi yang hidup, yaitu Roh Kudus sendiri. Kita wajib menerima Dia sama seperti kita telah menerima Tuhan Yesus Kristus.

    Kewajiban setiap orang Kristen untuk menerima Roh Kudus telah nyata pada hari Pentakosta itu. Pada hari itu Roh Kudus telah turun ke atas jemaat, yaitu Tubuh Kristus, tetapi Ia juga masuk ke dalam tiap-tiap orang yang berhimpun di situ. Lidah api itu hinggap di atas tiap-tiap orang, dan bukan satu lidah api di atas semua orang (Kisah 2:3).

    Tidak cukup kalau seorang Kristen hanya menyadari bahwa Roh Kudus telah datang ke atas seluruh jemaat, tetapi setiap orang Kristen wajib mengalami hal itu untuk dirinya sendiri. Janganlah kita hanya mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan di dalam kita, melainkan kita wajib mengalaminya. Kewajiban ini juga dilukiskan dalam lukisan-lukisan dalam Perjanjian Lama. Imam-imam diurapi dengan minyak (Imamat 8:12) yang mengibaratkan baptisan dengan Roh Kudus atas tiap-tiap hamba Allah. Dalam hal menyucikan orang yang sakit kusta (pasal Imamat 14:1-45) ada suatu lambang bahwa Roh Kudus memeteraikan tiap-tiap orang yang telah dilahirkan kembali. Perhatikanlah bahwa darah yang dipercikkan lebih dahulu melambangkan pekerjaan keselamatan, lalu minyak yang dicurahkan melambangkan pekerjaan Roh Kudus dalam menyucikan kita. Orang Israel yang menyeberangi Sungai Yordan mengibaratkan orang-orang saleh yang memasuki Kanaan, yaitu kehidupan yang suci dan tempat perhentian. Bagi orang-orang Israel dan bagi kita sekarang, peristiwa ini merupakan sesuatu yang penting sekali. Dari Ibrani 4:1-11 nyata bahwa negeri Kanaan bukan melambangkan sorga, melainkan kehidupan kemenangan dalam Roh Kudus.

    B. Roh Kudus sudah dijanjikan kepada kita

    Kita didorong untuk melaksanakan kewajiban ini oleh perjanjian-perjanjian Tuhan. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji akan mencurahkan Roh Kudus di dalam kita (Yohanes 7:37-39; 14:16; 16:7; Kisah 1:8). Rasul Petrus telah menjanjikan perjanjian ini serta mengajak orang-orang untuk menerimanya. Kisah 2:39; 5:32. Rasul Paulus juga memberitakannya serta mengajak orang-orang agar menerima Roh Kudus, Kisah 19:1,2.

    C. Perintah Tuhan Yesus tentang Roh Kudus

    Tuhan Yesus sendiri telah mewajibkan serta memerintahkan agar kita menerima Roh Kudus. Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya menunggu di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus, Lukas 24:49. Hal itu juga diperintahkan kepada kita dalam Efesus 5:18. Ayat ini sama seperti ditujukan kepada murid-murid, tetapi juga ditujukan kepada kita sekarang. Dalam Yohanes 20:22 Tuhan bersabda, "Terimalah Roh Kudus". Ini menyatakan tugas manusia untuk menerima atau menyambut Tamu Sorgawi. "Tuhan mau mengaruniakan Roh Kudus kepada kita dan kita wajib menyambut Dia yang Tuhan ingin berikan kepada kita. Bila kita telah siap untuk menyambut Dia, maka Roh Kudus bersedia datang. Pada zaman dahulu, rasul-rasul dan orang-orang lain menyediakan hatinya untuk menyambut Roh Kudus itu dengan iman pada hari Pentakosta. Tuhan bersedia memberi dan kita hanya menerima saja, demikianlah caranya kita menyambut Roh Kudus." Dr. Elder Cumming.

    D. Maksud Tuhan dalam memberikan Roh Kudus kepada kita

    Roh Kudus diberikan kepada kita untuk menjadi wakil Allah yang mengerjakan di dalam kita kekudusan yang telah dikerjakan oleh Kristus pada kayu salib; dan supaya kita dikuasai oleh kuasa Roh Kudus untuk mencapai kemenangan atas dosa, dunia, kedagingan, dan setan; dan supaya kita mendapat kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan.

    Pada pokoknya Roh Kudus diberikan kepada kita untuk kesucian dan kuasa, kuasa untuk menjalani kehidupan Kristen dan untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan.

    Dalam Matius 3:11,12 kita membaca, "Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam Maleakhi 3:2, Roh Kudus adalah seperti api tukang pemurni logam. Ia dengan api membersihkan orang-orang yang menerima Dia,"Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. "Ini tidak berarti bahwa ada dua pembaptisan, satu dengan Roh dan yang satu dengan api, melainkan api itu menerangkan betapa besarnya kuasa pembaptisan Roh Kudus. Artinya, jiwa yang dibaptiskan dengan Roh Allah adalah bagaikan satu jiwa yang menyala-nyala sebagai api. Api lebih berkuasa daripada zat-zat yang lain, khususnya api itu melambangkan Roh Kudus.

    "Api memurnikan dan memisahkan segala sanga daripada emas, menghanguskan debu jerami, dan membersihkan segala macam kotoran. Api mengibaratkan pekerjaan Roh Kudus yang menyucikan jiwa daripada segala sanga dosa. Roh Kudus adalah seperti pemurni perak yang seolah-olah diletakkan di atas untuk menyucikan segala kenajisan, sehingga kita, seperti perak yang bersih, dapat memancarkan rupa Tuhan Yesus yang tidak bercacat, dan kita akan dikeluarkan dari dalam api itu bila pekerjaan-Nya sudah genap. Tuhan ingin agar kehidupan kita memancarkan Yesus Kristus kepada semua orang (2Korintus 3:18), yaitu supaya orang-orang dapat melihat Yesus Kristus di dalam kita. Kita wajib menjadi gambaran Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia yang jahat ini.

    "Api juga melindungi daripada bahaya. Binatang buas tidak berani mendekat kepada kawanan domba pada malam hari, kalau gembala sudah memasang api di tempat mereka, Zakharia 2:5. Roh Kudus itu melindungi dari kuasa kejahatan. Hati yang menyala-nyala dengan api Roh Kudus akan mengalahkan beribu-ribu pencobaan. Kalau air dituangkan ke atas besi yang panas sekali, maka air itu akan langsung mendidih dan dengan cepat pergi dari tempat itu. Begitu pula hati orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus dilindungi terhadap pencobaan, dosa, dukacita, dan penyakit. "Dr. A.B. Simpson.

    "Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus maka pekerjaan Roh Kudus itu memberi kuasa dan memimpin kita ke dalam kehidupan yang berkemenangan atas dunia, kedagingan dan Iblis, dan ini adalah hal yang penting sekali." Dr. R.A. Torrey. Roh Kudus senantiasa menyatakan dan menekankan kemenangan Kristus untuk kita.

    Segenap kesucian berasal dari Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib, tetapi Roh Kudus yang mengerjakan di dalam kita. Nama Roh Kudus sudah menyatakan pekerjaan-Nya. Jadi kita tidak dapat mencapai kehidupan yang suci kalau tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus. Dan kalau kita sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus mau tak mau kita sudah mencapai kehidupan yang suci itu, jikalau kita tetap berjalan dengan Roh Kudus. Buah-buah Roh Kudus diberikan di dalam kehidupan kita yang suci itu, Galatia 5:22,23.

    Di samping itu baptisan Roh Kudus diberikan kepada kita supaya kita dilengkapi untuk pekerjaan Tuhan, untuk memberitakan nama Tuhan, untuk melayani Dia. Hal itu nyata dalam ayat-ayat yang berikut: Kisah 1:5-8; Lukas 24:29; Kisah 2:4; 9:17,20; 1Korintus 12:4-14. Melalui baptisan Roh Kudus karunia-karunia diberikan supaya si penerima itu dilengkapi untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan.

    E. Bagaimanakah kita menerima baptisan Roh Kudus?

    Sebelum membahas persoalan ini kami berharap para pembaca ingat bahwa baptisan itu perlu sekali bagi tiap-tiap orang Kristen. Dalam Kisah 2:38,39 dinyatakan bahwa baptisan Roh Kudus itu bagi setiap orang Kristen.

    Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang perlu bertobat lebih dahulu serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus (Kisah 2:38), yaitu wajib diselamatkan lebih dahulu. Dalam Kisah 5:32 Rasul Petrus menerangkan bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang-orang yang "mentaati Dia". Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang harus menyerahkan kehendak dirinya sendiri dan segenap kehidupannya kepada Tuhan. Ia harus mati terhadap kehendaknya sendiri (Roma 6:13). Dalam Roma 12:1,2 Rasul Paulus mengajak orang-orang Kristen untuk mempersembahkan tubuhnya kepada Tuhan. Memang kita tidak dapat menyucikan diri kita sendiri, tetapi kita dapat menyerahkan diri kita kepada Allah yang suci. Menyerahkan diri dan mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah bagian kita, atau pekerjaan kita untuk menerima baptisan Roh Kudus. Penyerahan ini harus dengan kerelaan hati, merupakan penyerahan seluruhnya dan untuk selama-lamanya. Pembaptisan mengibaratkan kematian dan kebangkitan. Dalam hal ini kita dibaptiskan ke dalam kematian Kristus dan dibangkitkan kepada hidup baru, artinya kita menyerahkan dan mempersembahkan diri kita kepada Tuhan kepada Roh Kudus dapat hidup dalam kita. Kita harus mati terhadap kehidupan diri sendiri lalu menerima segenap kehendak Tuhan bagi kita. Dalam Lukas 11:13 Tuhan Yesus menyatakan bahwa Allah Bapa rindu sekali untuk memberikan Roh Kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya. Ini menyatakan bahwa kita harus percaya akan perjanjian Tuhan dan harus menyambut Roh Kudus dengan iman kepada perjanjian Allah. Seperti kita telah menyerahkan diri kita kepada Tuhan dengan kepastian yang mantap untuk suatu hal tertentu, demikian pun kita harus dengan kepastian yang mantap untuk menyambut Roh Kudus dengan iman kepada Allah. Dan jangan kuatir, tentu Tuhan akan melakukan bagian-Nya (pekerjaan-Nya), yaitu memberi Roh Kudus serta menguduskan kita.

    Yang wajib diperbuat oleh orang Kristen supaya memperoleh baptisan Roh Kudus adalah seperti berikut:

    1. Menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan, yaitu menyerahkan segenap diri, baik tubuh, roh dan kehendak kepada Tuhan, Kisah 5:32; Roma 12:1-3. Penyerahan itu harus disertai dengan pengakuan dosa kepada Tuhan dan permintaan ampun. Janganlah ada dosa yang tidak diakui. Semua dosa harus dibenci dan dibuang, juga segala kuasa gelap dan jimat.
    2. Meminta dengan pasti dari Tuhan supaya Roh Kudus diberikan, Lukas 11:13. Kalau kita bersikap pasti dan mantap dihadapan Tuhan, tentu Tuhan akan bersikap pasti dan mantap juga terhadap kita. Yang terpenting ialah, apakah kita sungguh-sungguh rindu dipenuhi dengan Roh Kudus? Apakah kita mau berdoa sehingga Tuhan mempersiapkan kita untuk menyambut Roh Kudus?
    3. Menyambut dengan yakin, ini merupakan pekerjaan iman, Lukas 11:13; Yohanes 14:13-16. Bila kita telah menggenapi semua tuntutan Tuhan ini tentu Tuhan sudah mengerjakan bagian-Nya di dalam kita (1Tesalonika 5:24), lalu kita wajib berbuat sesuai dengan keyakinan kita, yaitu yakin bahwa Tuhan sudah melaksanakan bagian-Nya di dalam kita.

    "Jikalau Tuhan melihat dalam kita suatu penyerahan diri yang sungguh-sungguh kepada kehendak Tuhan, dan ketaatan terhadap perintah dan pimpinan Roh Kudus, kita boleh yakin bahwa baptisan Roh Kudus tidak akan ditahankan daripada kita. Tuhan memanggil kita agar kita membenci kehidupan yang mementingkan diri sendiri, itu merupakan panggilan untuk menyerahkan jiwa kita dan kehendak kita kepada kematian, supaya jiwa kita mendapat kehidupan yang baru yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kalau hal ini belum dilaksanakan, maka itu berarti bahwa kita belum mati terhadap diri kita sendiri dan kebijaksanaan diri sendiri, jadi kita tidak mengetahui dan mengalami kebergantungan kepada Roh Kudus, yang memang amat penting dalam kehidupan rohani. Andrew Murray.

    Apabila ketiga hal yang disebut di atas dilaksanakan pasti Tuhan akan memberi keyakinan dan kesaksian di dalam hati kita bahwa kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Keyakinan dan kesaksian di dalam hati timbul pada waktu kita membaca Alkitab, atau pada saat kita berdoa, atau bersaksi bagi Tuhan Yesus dan di dalam kita taat kepada-Nya dan berjalan dengan Roh Kudus.

    Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus niscaya ada kemenangan atas dosa (Galatia 5:16). Kita patut tetap mentaati segala perintah Tuhan kepada kita (Efesus 4:30; 1Tesalonika 5:19), dan memakai kuasa Roh Kudus itu untuk bersaksi bagi Tuhan supaya pada waktu kita membagikannya kepada orang lain, Tuhan tetap mencurahkan ke dalam kita kepenuhan Roh Kudus itu. Kita tidak diperkenankan mabuk oleh air anggur, melainkan kita hendaknya penuh dengan Roh Kudus setiap hari, Efesus 5:18. Setiap hari kita patut mengalami kepenuhan Roh Kudus, sehingga hal itu akan menjadi kebiasaan dalam hidup kita. Dan untuk setiap pekerjaan yang baru dan yang besar bagi Tuhan, kita memerlukan lebih banyak kepenuhan Roh Kudus. Bejana kita patut diisi dengan minyak Roh Kudus setiap hari, lalu kita salurkan lagi sebagai berkat kepada orang lain. Hal ini dilukiskan dengan indah dalam cerita perempuan janda, dalam 2Raja 4:1-7.

    Baptisan Roh Kudus berhubungan erat dengan kekudusan kita dan sebenarnya tidak dapat dipisahkan daripada kekudusan kita yang dibahas dalam Pasal mengenai Asas Pelajaran tentang Keselamatan. Baiklah saudara membandingkannya.

    17. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

    A. Karunia-karunia Roh Kudus berasal dari Tuhan yang telah naik ke surga

    Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, lalu Ia memberikan karunia-karunia-Nya pada hari Pentakosta untuk melengkapi jemaat-Nya dengan kuasa dalam melakukan pekerjaan-Nya. Karunia-karunia ini merupakan kuasa Allah sendiri, bukan kecakapan manusia. Dalam jemaat di Korintus terdapat banyak orang yang salah mengerti bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai di dalam jemaat. Begitu pula pada waktu ini ada banyak salah pengertian mengenai karunia-karunia ini. Ada banyak orang dalam jemaat pada masa ini yang tidak mau mengakui adanya mujizat-mujizat di dalam jemaat dan tidak mau mengakui tanda-tanda yang menyatakan kuasa Allah. Pada pihak lain di luar jemaat ada banyak orang yang bertenung (spiritisme) (1Samuel 28:7), yang melakukan hal-hal yang ajaib dengan kuasa Iblis untuk menipu banyak orang. "Hal-hal yang berlebih-lebihan, kefanatikan dan kesesatan daripada orang-orang Kristen yang pada dasarnya jujur dan bermaksud baik, berhubungan erat dengan manifestasi-manifestasi kuasa Iblis dalam Spiritisme. Sebab itu, orang Kristen yang bermaksud baik itu masuk ke dalam bahaya, yaitu mereka akan menerima tipuan ganti manifestasi kuasa ilahi, dan dengan demikian mereka menyebabkan orang lain meragu-ragukan realitas kuasa Allah yang sejati. Pada satu pihak ada bahayanya menganut kepercayaan mutlak pada naturalisme yang menolak segala sesuatu yang tidak dapat diterangkan dalam ilmu pengetahuan. Pada pihak lain ada bahaya supernaturalisme yang palsu, yang memalsukan dan meniru pekerjaan kuasa Allah atau menggantikannya dengan pekerjaan kuasa Iblis, dan hal ini merupakan salah satu tanda utama dari akhir zaman.

    "Jaminan satu-satunya bagi keseimbangan dari dua keadaan yang ekstrim ialah jangan bersikap masa bodoh mengenai karunia-karunia rohani, melainkan mengerti dengan benar kuasa Allah yang sejati serta memakainya dan menyatakan kepada dunia sesuai dengan Firman Allah, serta menghindari hal-hal yang ekstrim dan berlebih-lebihan dari kesesatan manusia dan penipuan si Iblis." Dr. A.B. Simpson.

    B. Karunia-Karunia Roh Kudus

    Dalam pasal-pasal 1Korintus 12:1-14:40 Rasul Paulus memberikan pelajaran dan nasihat bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai.

    Karunia yang pertama (1Korintus 12:8) adalah berkata-kata dengan hikmat. Ini berarti menyelidiki segala sesuatu serta mengetahui bagaimana harus bertindak dalam hal itu. Arti karunia itu ialah penuh dengan akal budi Allah dalam segala masalah karunia yang berikutnya yaitu berkata-kata dengan pengetahuan. Ini berbeda dengan hikmat; karunia ini berhubungan dengan kebenaran atau perkataan yang menerangkan tentang kebenaran, berhubungan dengan pikiran, sedangkan hikmat berhubungan dengan tindakan. Pengetahuan ini menolong untuk menerapkan Firman Allah di dalam segala hal. Kedua hal ini melengkapi seseorang untuk melaksanakan pelayanan yang baik bagi Tuhan.

    Berikutnya yaitu karunia iman. Ini bukan berarti iman yang mendatangkan keselamatan, melainkan iman untuk melakukan pekerjaan Kristus, iman yang memungkinkan jawaban atas doa kita. Dapat dikatakan juga bahwa itu adalah iman untuk melakukan perkara-perkara besar. Kemudian karunia untuk menyembuhkan. Ini berarti menyembuhkan orang seperti dalam Kisah 4:30 dan Yakobus 5:14-16. Lalu kuasa untuk mengadakan mujizat (tanda ajaib). Menyembuhkan orang dan mengadakan mujizat tidak sama, sebab tidak semua penyembuhan adalah mujizat. Contoh-contoh mujizat ialah kebutuhan yang dialami Elimas, kekebalan Paulus ketika ia digigit ular berbisa, atau kematian Ananias ketika ia berada di hadapan Petrus. Hal itu merupakan kejadian yang di luar hukum alam ini, suatu hukum sorgawi yang berlaku di dunia ini, seperti pada waktu Tuhan Yesus masuk ke dalam rumah padahal segala pintu dan jendela tertutup. Kedua hal itu, yaitu penyembuhan dan mujizat, wajib ada di dalam jemaat Kristus. Selanjutnya adalah karunia bernubuat. Karunia ini berkenaan dengan penyampaian Firman dari Allah. Ada kalanya karunia bernubuat mengandung unsur memberitahukan hal-hal yang akan terjadi tetapi pada umumnya artinya ialah menyampaikan Firman dari Allah. Seorang nabi mendapat pesan dari Allah lalu ia meneruskannya kepada orang banyak. Ia juga seorang yang menerangkan tentang Firman Tuhan kepada orang-orang. Ia dapat mengetahui pesan Allah untuk satu generasi. Lalu menyampaikannya kepada orang-orang itu. Dalam 1Korintus 14:3 diterangkan lebih jauh bahwa pekerjaan seorang nabi ialah meneguhkan iman, memberikan nasihat, dan memberikan penghiburan. Nabi itu berkata-kata dengan kuasa Roh Kudus, dan perkataannya adalah pesan dari Allah untuk manusia. Paulus mengutamakan karunia ini di atas segala-galanya (1Korintus 14:19).

    Kemudian karunia membedakan bermacam-macam roh. Ini perlu sekali untuk dapat mengetahui apakah karunia-karunia itu berasal dari Roh Kudus atau hanya dari manusia, atau dari Iblis asalnya. Iblis sendiri sering datang kepada orang-orang saleh seperti malaikat terang, dengan maksud untuk menipu orang-orang pilihan juga, 2Korintus 11:14; Matius 24:24. Orang yang memiliki karunia ini akan tahu dan dapat membedakan apakah kuasa itu berasal dari Tuhan atau dari si Iblis.

    Pada hari Pentakosta orang banyak mendengar karunia bahasa lidah dalam bahasa mereka masing-masing, kemungkinan besar mujizat itu terjadi dalam pendengaran orang-orang itu. Dalam jemaat di Korintus nyata bahwa karunia lidah bukanlah suatu bahasa yang pasti atau yang diketahui orang, melainkan bahasa roh yang perlu ditafsirkan. Ada kalanya karunia lidah sering dibuat-buat orang sehingga membawa kekacauan di dalam jemaat. Kita mau menerima karunia itu kalau karunia itu sesuai dengan yang dikatakan dalam pasal 1Korintus 14:1-40. Di dalam jemaat Korintus ada orang-orang yang memegahkan diri oleh sebab karunia lidah, padahal Rasul Paulus mendaftarkan karunia itu pada urutan yang paling akhir. Karunia menafsirkan bahasa lidah itu perlu supaya dapat dimengerti oleh jemaat, dan jemaat dapat dibangunkan. Dua karunia yang terakhir ini mengherankan tetapi faedahnya kurang sekali bila dibandingkan dengan karunia-karunia lain.

    Ada beberapa orang Kristen yang berkata bahwa karunia lidah adalah tanda istimewa, dan orang yang berkarunia lidah menandakan bahwa ia sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahwa hanya karunia itu saja yang menjadi tanda seseorang dibaptiskan dengan Roh Kudus. Sesungguhnya tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menerangkan bahwa hanya karunia lidah yang menandakan bahwa seseorang sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Paulus menerangkan bahwa segala karunia ini dapat dijadikan tanda bahwa seseorang dibaptiskan dengan Roh kudus. Dalam Kisah para Rasul ditulis tentang sejarahnya dan dalam Korintus ditulis tentang asas pelajarannya, kedua hal itu perlu diperhatikan. Penjelasan tentang karunia lidah dibahas oleh penulis buku ini dalam Tafsiran Surat Korintus yang pertama pasal empatbelas (1Korintus 14:1-40), dengan judul "Uraian tentang karunia lidah" dan "Kesimpulan dari hal karunia lidah".

    C. Karunia-karunia ini di bawah perintah Roh Kudus

    Segala karunia roh ada di bawah perintah Roh Kudus, dan Ialah yang mengerjakan karunia-karunia ini dalam jemaat dan di dalam anggota-anggotanya. Oleh sebab itu tidak boleh seseorang memegahkan dirinya oleh sebab karunia-karunia yang diberikan kepadanya (Lihat 1Korintus 12:11). Semuanya dikerjakan semata-mata oleh kuasa Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di atas bumi ... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu". Tuhan yang mempunyai kuasa dan Ia menyertai kita. Sebab itu segala pujian patutlah dipersembahkan kepada-Nya. Dan jikalau seseorang memegahkan dirinya sebab karunia-karunia yang ada padanya, berarti ia menghina Tuhan. Kita tidak mempunyai kuasa apa-apa kalau Roh Kudus tidak menyertai kita. Kesombongan telah menyebabkan malaikat-malaikat jatuh, oleh sebab itu patut kita berjaga-jaga.

    "Kita boleh meminta kepenuhan kuasa Roh Kudus asal hal itu dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Orang-orang yang memakai kuasa itu dengan akal budinya akan mengalami bahwa kuasa itu terlipat ganda, tetapi orang-orang yang tidak mau memakai kuasa itu untuk kemuliaan Tuhan akan disalahkan oleh Tuhan sehingga kuasa itu diambil daripadanya". Dr. A.B. Simpson.

    Orang-orang Kristen yang memiliki karunia-karunia yang penting tidak patut mengangkat dirinya lebih tinggi daripada orang-orang yang memiliki karunia-karunia yang kurang penting. Dalam pasal 1Korintus 12:1-31 dikemukakan bahwa satu anggota tubuh tidak boleh memegahkan dirinya lebih tinggi daripada yang lain, sebab semuanya sama pentingnya. Begitu pula dalam jemaat Kristus. Di dalam tubuh kita tiap-tiap anggota bekerja sama, maka demikian pula seharusnya dalam jemaat Kristus, yang satu menabur, yang lain menuai. Begitu juga orang-orang yang mempunyai karunia-karunia yang kurang penting tidak patut merasa iri kepada orang lain yang memiliki karunia yang lebih penting.

    Satu hal yang nyata bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak akan membawa kekacauan di dalam jemaat. Segala sesuatu di dalam jemaat patut dilakukan dengan sopan santun dan dengan teratur, 1Korintus 14:26,40.

    D. Kita hendaknya merindukan karunia-karunia yang lebih tinggi, yang lebih berfaedah

    Tidak salah kalau kita merindukan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi hendaknya kita merindukan karunia-karunia yang akan lebih berguna untuk meneguhkan iman orang-orang di dalam jemaat, lihat 1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1. Kita harus ingat bahwa kita tidak boleh memerintah Roh Kudus dalam menentukan karunia mana yang akan Ia berikan kepada kita. Kalau kita memakai suatu karunia dengan benar maka Tuhan akan menambahkan karunia-karunia yang lain.

    {Lihat Tafsiran Surat Korintus yang disusun oleh penulis Kitab ini, yang dikeluarkan oleh Penerbit Kalam Hidup.}

    Bagian E. Asas Pengajaran Tentang Manusia

    18. PENCIPTAAN MANUSIA

    A. Manusia diciptakan oleh Allah

    Alkitab menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa manusia diciptakan oleh Allah, manusia diciptakan dalam jangka waktu yang singkat dan berlangsung sebagai manusia dewasa yang sempurna, Kejadian 1:27; 2:7. Dalam bahasa Ibraninya, kata "menciptakan" dalam Kejadian 1:27 yang dipakai adalah "bara", tetapi dalam ayat Kejadian 1:25 kata yang dipakai adalah "asah", yang berkenan dengan binatang, yang liar dan yang jinak. Kedua kata itu tidak mengandung arti "bertumbuh" atau "berubah rupa" atau "menjadi lain". Perkataan "asah" berarti "membuat dengan memakai bahan-bahan" seperti membuat meja dari kayu. Istilah "bara" berarti "menjadikan dengan tidak memakai bahan apa-apa". Jadi, Alkitab tidak mengemukakan alasan apa pun sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia langsung, Kejadian 1:27; 5:1,2. Cara Tuhan menjadikan manusia diterangkan dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:21,22. "Pelajaran evolusi (suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih tinggi tingkatannya) tidak dapat didasarkan pada pasal Kejadian 1:1-2:25. Pengarang kitab Kejadian juga memakai perkataan Ibrani "yatsar" yang berarti "membuat", bukan bertumbuh atau bertambah-tambah... Tidak ada binatang yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah; badan binatang tidak dibuat atau diciptakan seperti badan manusia." Leader S. Keyser.

    B. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa

    Di dalam Alkitab ada banyak bukti bahwa semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, Kejadian 1:27,28; 9:19. Akan tetapi ada bukti yang lain di samping bukti dari Alkitab. Ada bukti dari sejarah dunia: Sejarah negara-negara dan bangsa-bangsa dari seluruh dunia menunjukkan bukti bahwa segenap manusia asalnya dari satu pasang suami isteri di Asia. Ada pula bukti dari bahasa-bahasa manusia: Menurut para ahli yang menyelidiki asal-usul bahasa-bahasa di dunia, maka ada banyak tanda-tanda yang membuktikan bahwa semua bahasa yang terkenal di dunia ini berasal dari satu bahasa. Dan tidak ada bukti bahwa bahasa-bahasa yang tidak terkenal tidak berasal dari satu bahasa. Bukti dari ilmu jiwa manusia: Semua bangsa dan suku-suku bangsa di dunia ini, memiliki cara berpikir yang sama. Ini nyata dari adanya persamaan di dalam pepatahnya, adat-istiadatnya, budi pekertinya, dongeng-dongeng nenek moyang, dan kemungkinan segala bangsa menjadi orang Kristen. Ini membuktikan bahwa semua manusia hanya satu asalnya. Bukti dari ilmu tubuh manusia: Segala bangsa dapat mengadakan perkawinan antara bangsa dan mereka dapat memperoleh keturunan. Suhu tubuh segala bangsa sama panasnya. Segala bangsa mempunyai nadi yang sama banyaknya. Segala bangsa dapat diserang segala macam penyakit. Hal-hal demikian tidak dapat terjadi pada binatang, dan darah manusia selalu dapat dibedakan dari darah binatang, kalau dilihat dengan mikroskop.

    Rasul Paulus menerangkan bahwa segenap umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada segala manusia. Begitu pula di dalam Kristus ada keselamatan yang cukup untuk segala manusia, Roma 5:12,19; 1Korintus 15:21,22. Bandingkan Kisah 17:26.

    C. Manusia diciptakan atas gambar dan rupa Allah

    Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26,27; 1Korintus 11:7. Dalam dua hal manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu (1) hal kesucian, (2) sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian berarti bahwa manusia dijadikan dengan pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat; manusia dijadikan suci dan tidak berdosa, Pengkhotbah 7:29; Efesus 4:24; Kolose 3:10. "Adam dijadikan dengan perangai yang suci, yaitu dengan kerinduan akan Allah: semua orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan kerinduan untuk menjauhkan diri daripada Allah". Farr. Sebagai suatu pribadi berarti bahwa manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah adalah satu pribadi; dan manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, dan mempunyai kehendak diri sendiri. Ia mempunyai pengetahuan, perasaan dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian. Manusia mempunyai hati nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan yang jahat. Akan tetapi bisikan kalbu bukan suatu ukuran atau patokan yang sempurna, sebab hati nurani mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu perlu sekali kita selalu membaca Firman Tuhan supaya hati nurani kita disesuaikan dengan Firman itu.

    Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia boleh memilih yang baik atau yang jahat, dan karena itu manusia harus bertanggung jawab atas kelakuannya. Allah adalah Roh: dengan demikian Ia tidak mempunyai tubuh. Oleh sebab itu manusia tidak diciptakan menurut gambar Allah secara tubuh, walaupun tubuh manusia ajaib. Pada pihak lain kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus ialah gambar Allah dan pada waktu yang akan datang kita akan serupa dengan Dia, 1Yohanes 3:2.

    Manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Ia mempunyai bagian jasmani dan rohani. Bagian jasmani ialah tubuhnya, yang rohani yaitu roh dan jiwanya. Ada dua pandangan daripada ahli teologi yaitu yang mengatakan bahwa roh dan jiwa merupakan dua kesatuan dan yang mengatakan bahwa roh dan jiwa itu merupakan satu kesatuan. Alkitab tidak menjelaskan mengenai hal ini, jadi hal ini tidak dapat dipastikan. Oleh sebab itu sebaik-baiknya kita tidak perlu mencoba memastikan hal ini.

    D. Hasil penciptaan manusia

    Hasil dari penciptaan manusia ada tiga. Secara jasmani manusia elok dan mulia, Mazmur 139:14. Secara jiwa, pikirannya tidak dihalangi. Manusia telah mengetahui banyak hal dari sebab akal budinya. Karena pikirannya tidak dihalangi maka manusia dapat menamai segala jenis binatang, dan hal itu menandakan bahwa Adam pandai dan luas pengetahuannya. Secara rohani, ia mempunyai kesadaran yang tidak dihalangi dosa; ia mempunyai keinsafan akan hal-hal rohani dan mempunyai persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi. Secara jasmani, jiwa dan rohani manusia itu sempurna. Manusia yang diciptakan itu sungguh amat baik, Kejadian 1:31.

    Oleh sebab segala bangsa di dunia ini berasal dari satu keturunan (Kisah 17:26), maka kita yang percaya akan Yesus Kristus wajib memberitahukan Injil kepada segala saudara kita. Pekerjaan pengabaran Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan manusia.

    I. MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

    A. Ujian untuk manusia

    Alkitab menyatakan bahwa sesudah manusia diciptakan, maka Allah menempatkan mereka di dalam Taman Eden di mana ditempatkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 2:8-17. Allah menempatkan pohon itu karena Ia hendak menguji manusia apakah manusia akan mentaati apa yang telah dipesankan Allah kepadanya. Kalau manusia mentaati peraturan itu maka tentu ia akan mendapat pahala, dan kalau tidak taat tentu ia akan mendapat hukuman. Di dalam Taman Eden itu hanya satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Itu merupakan suatu peraturan yang istimewa, karena tidak jelas apa sebabnya peraturan itu diberikan. Sepuluh hukum Tuhan adalah hukum yang nyata sebabnya, dan hukum itu dapat disebut sebagai hukum moral. Misalnya ada peraturan, "Jangan mencelupkan tangan ke dalam air" maka peraturan itu merupakan peraturan istimewa sebab kita tidak mengetahui alasannya, apa kebaikan dan keburukannya. Demikian pula Adam dan Hawa tidak mengetahui alasan dari peraturan Allah, "...pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya ..." Tuhan telah memberikan peraturan itu, dan Adam dan Hawa wajib mentaati perintah itu.

    B. Maksud ujian untuk manusia

    Apa sebabnya manusia perlu diuji oleh Allah? Ada tiga jawaban untuk pertanyaan itu.

    Pertama, ujian itu perlu oleh sebab manusia memiliki kehendak bebas. Manusia dapat menentukan segala perbuatannya oleh kehendak dirinya sendiri. Oleh sebab itu manusia memerlukan sesuatu untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kehendak dirinya. Kalau tidak ada ujian untuk manusia apakah gunanya ia diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya? Misalnya: kita mengerti bahwa ikan laut bernafas dengan insang, dan insang itu sesuai dengan suasana air. Tetapi, insang tidak sesuai dengan suasana udara, jadi insang itu menuntut supaya ikan hidup dalam air. Begitu pula manusia, ia diberi hak dan kuasa untuk menentukan segala kelakuannya, oleh sebab itu haruslah ia diuji supaya kebebasan menentukan kelakuannya dapat bekerja atau berfungsi. Kalau manusia tidak diberi kuasa untuk menentukan sendiri kelakuannya maka itu bertentangan dengan perangainya.

    Kedua, manusia diuji oleh Allah untuk membuktikan apakah ia mentaati perintah Allah dan setia kepada Allah. Tentu Allah yang telah menjadikan manusia berhak menguji manusia dan memberikan suatu hukum yang sesuai dengan keadaan batin mereka. Sebelum Adam bersekutu dengan Allah, ia harus diuji sebab persekutuan menuntut ketaatan dan kasih menuntut kesetiaan.

    Ketiga, kita mengetahui dengan pasti bahwa apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada manusia adalah hal yang mendatangkan kebaikan untuk manusia. Oleh sebab itu perintah ini diberikan kepada manusia untuk membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Adam dan Hawa diciptakan dalam keadaan suci dan dengan sifat yang ingin dekat kepada Allah. Jadi seandainya mereka telah memilih untuk mentaati perintah Allah, tentu hati nuraninya yang suci akan menyatakan tabiat dan kelakuan yang suci. Seandainya mereka dengan dalam ujian itu, tak dapat tiada kemenangan itu akan meneguhkan manusia di dalam kesucian. Akan tetapi, oleh sebab manusia sudah salah pilih dan sudah melanggar Firman Allah, maka hati nuraninya yang suci menjadi kotor oleh dosa, dan oleh karena itu akibat dan hukuman dosa ditanggung ke atas mereka dan atas segala keturunannya, sehingga dengan demikian mereka sekalian telah terjerumus di dalam dosa. Meskipun Adam dan Hawa telah diciptakan dengan perangai yang suci mereka itu mungkin juga dicobai dan mereka bahkan sudah dicobai.

    C. Pencobaan manusia

    Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai untuk berbuat dosa dengan melanggar perintah Allah yang istimewa, Kejadian 3:1-6; 2Korintus 11:3; 1Timotius 2:14. Ular telah dipakai sebagai alat dalam tangan Iblis untuk mencobai Adam dan Hawa, Kejadian 3:1,4; 2Korintus 11:3.

    Iblis, makhluk yang telah jatuh sebelum manusia diciptakan, selalu berusaha menjatuhkan manusia. Ia cerdik sekali sehingga ia dapat memakai si ular. Boleh jadi ular asli adalah seekor binatang yang elok rupanya, dan boleh jadi ia berjalan dengan kaki (Kejadian 3:14). Sesudah Iblis memasuki ular itu lalu ia datang kepada Hawa dan mencobai dia. Iblis itu cerdik sekali, sebab sesudah ia mencobai Hawa sehingga jatuh, Hawa kemudian mencobai Adam. Pencobaan yang dilakukan dengan perantaraan Hawa akan jatuh lebih efektif daripada pencobaan yang datangnya langsung dari Iblis. Patut kita ingat bahwa maksud Iblis yang terutama ialah supaya Adam jatuh ke dalam dosa. Apakah sebabnya? Sebab Adam ialah kepala segala manusia dan raja atas segenap bumi (Kejadian 1:26-28; 1Korintus 11:7-9), dan ialah yang harus bertanggung jawab. Jatuhnya Adam ke dalam dosa mengakibatkan semua manusia tercemar dan ikut jatuh ke dalam dosa, dan itulah yang diinginkan oleh iblis.

    D. Cara pencobaan itu.

    Pencobaan terhadap Hawa itu dilakukan melalui 3 cara:

    1. Melalui tubuh. Iblis mencobai dengan perantaraan tubuh Hawa. Hawa telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, Kejadian 3:6[a].
    2. Melalui jiwa. Iblis mencobai Hawa dengan perantaraan pikirannya. Ia merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya (Kejadian 3:6[b]), yang menyangkut unsur kesenian, tetapi ia menjadi lebih tertarik karena ia berpikir bahwa pohon itu akan memberi pengertian, Kejadian 3:6[c].
    3. Melalui roh. Dengan rohnya Adam dan Hawa bersekutu dengan Allah. Iblis telah mencobai Hawa melalui rohnya dengan berkata bahwa kalau buah itu dimakan Hawa akan menjadi seperti Tuhan Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:5. Keinginannya untuk menjadi seperti Allah yang mengetahui baik dan jahat merupakan suatu cita-cita yang mulia, tetapi sesungguhnya itu adalah ambisi yang berpusat pada diri sendiri dan berasal dari Iblis, yaitu ambisi yang sama yang menyebabkan jatuhnya Iblis, Yesaya 14:14.

    Apakah mereka mengetahui baik dan jahat sebelum mereka jatuh dalam dosa? Tentu! Mereka tahu bahwa mentaati perintah Allah adalah baik dan melanggar perintah itu adalah jahat. Jadi, tidak ada sesuatu yang ditambahkan kepada pengetahuannya kecuali mengetahui dan menginsafi bahwa diri mereka berdosa.

    Perhatikanlah bahwa Iblis juga telah mencobai Tuhan Yesus dengan tiga cara tersebut, (Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13). Sampai sekarang pun Iblis tetap mencobai segala manusia dengan cara seperti itu. Dalam 1Yohanes 2:16 terdapat (1) "keinginan daging" (2) "keinginan mata" (3) "keangkuhan hidup".

    E. Jatuhnya manusia ke dalam dosa.

    Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa Adam dan Hawa telah jatuh dari kesucian mereka yang mula-mula, ketika mereka melanggar perintah Allah yang istimewa itu, yaitu larangan untuk makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:6; Roma 5:12,19; 1Timotius 2:14. Itulah dosa manusia yang pertama, dan akibat dosa itu besar lagi hebat, dan hukumannya segera datang. Dr. R.A. Torrey telah mengemukakan lima hal mengenai dosa yang pertama itu:

    1. mendengar fitnah yang ditujukan terhadap Allah.
    2. kurang percaya akan perkataan Allah dan kasih Allah.
    3. memandang akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
    4. ingin akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
    5. melanggar perintah Tuhan.

    Dosa Adam dan Hawa dilakukan atas kehendak diri mereka sendiri. Segala dosa disebabkan oleh pilihan kehendak manusia. Oleh sebab Adam dan Hawa telah diciptakan dalam keadaan suci, maka dosa datang dari luar mereka. Dosa itu asalnya dari Iblis dengan perantaraan ular. Dosa Adam dan dosa semua keturunannya tidak lain daripada dosa karena tidak percaya akan Firman Allah: mereka mempercayai perkataan Iblis. Oleh sebab itu wajib kita menerima nasihat ini: Kita tidak dapat sungguh-sungguh menjadi milik Allah kalau kehendak kita belum dimiliki Allah serta belum tunduk kepada-Nya. Artinya, kehendak kita harus dikuduskan serta dibebaskan sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Inilah kemerdekaan yang sempurna.

    F. Akibat dosa (akibat jatuhnya manusia ke dalam dosa)

    Ketika si ular memberitahukan kepada Hawa bahwa mereka akan menjadi seperti Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, ular itu berdusta walaupun ada juga sebagian kata-katanya yang betul. Tuhan Allah tidak tahu tentang kejahatan sebab Allah tidak dapat melakukan kejahatan dan tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Tetapi Adam dan Hawa sudah mengetahui kejahatan karena mereka melakukan atau mengalami kejahatan itu. Sejak saat itu, lebih mudah bagi mereka untuk melakukan kejahatan daripada kebenaran. Sejak saat itu pula perangai manusia dan semua keturunannya ada di dalam dosa.

    Akibat dosa mereka ialah:

    1. Mereka merasa malu (Kejadian 3:7). Sebab mereka telah makan buah pohon itu, maka mereka melihat kenyataan diri mereka sendiri, dan mereka merasakan tekanan dosa mereka. Pada saat itu juga Tuhan telah mulai menyadarkan hati nurani mereka.

  112. Mereka berusaha sendiri. Mereka telah menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kejadian 3:7). Setelah Adam jatuh di dalam dosa, maka manusia selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri; ia telah mencobai menenun bagi dirinya sendiri suatu jubah kebenaran. Tudung itu bukan tudung darah dan bukan tudung yang berasal dari Allah, dan bukan jalan keselamatan dari Allah. Pengharapan manusia hanya di dalam menerima tudung kebenaran yang telah disediakan oleh Tuhan (Kejadian 3:21; Filipi 3:9).
  113. Mereka menjadi takut (Kejadian 3:8-10). Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, ia tidak takut, ia dan Hawa bagaikan anak-anak yang selalu senang, mereka menemui Allah pada waktu kapan saja bila mereka mendengar suara-Nya. Tetapi kini sesuatu yang baru telah masuk ke dalam kehidupan manusia, yaitu ketakutan. Dosa telah membuat suatu rantai ketakutan yang sampai kini masih mengikat manusia.
  114. Mereka mencoba menyembunyikan diri (Kejadian 3:8). Dengan bodoh Adam dan Hawa menyangka bahwa mereka dapat menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah. Keturunan mereka juga bodoh karena mereka pun masih mencoba menyembunyikan pelanggarannya, tidak mau menghadap Allah untuk mengakui dosa mereka dan mencari keampunan (Amsal 28:13).
  115. Mereka telah mencoba membenarkan diri sendiri (Kejadian 3:12). Di sini kita melihat satu akibat dosa yang paling buruk. Meskipun mereka berdosa dan bersalah, tetapi mereka mencoba membenarkan diri sendiri. Bilamana seseorang mencoba membenarkan dirinya sendiri, ia selalu menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa, tetapi lebih daripada itu ia telah menyalahkan Allah juga dalam perkataannya, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku" (Kejadian 3:12). Seolah-olah ia berkata, "Itu salah Tuhan sendiri, yang telah memberikan perempuan itu kepadaku, sebab kalau Tuhan tidak memberikan perempuan itu, tentu pelanggaran itu tidak terjadi. "Pada masa ini banyak orang berdosa yang juga mencoba menyalahkan Allah.
  116. Mereka telah menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa dari sebab dosanya sendiri, dan Hawa telah menyalahkan si ular (Iblis) dari sebab dosanya sendiri (Kejadian 3:12,13).
  117. Sebab yang dikatakan di atas adalah akibat dosa di dalam pribadi manusia.

    G. Hukuman dosa

    Dosa selalu membawa hukuman, dan beberapa hukuman telah langsung ditanggung oleh Adam dan Hawa oleh sebab dosa mereka.

    1. Hukuman telah dijatuhkan kepada ular. Sebab ular itu telah menjadi alat Iblis, maka ular itu dikutuk (Kejadian 3:14; Mikha 7:17). Bahkan dalam Kerajaan Tuhan seribu tahun kutukan itu tetap berlaku atas ular itu (Yesaya 65:25). Ular itu mengibaratkan Iblis (Wahyu 12:9).

  118. Hukuman telah dijatuhkan kepada perempuan, yaitu penderitaan pada waktu bersalin dan perempuan harus tunduk kepada suaminya (Kejadian 3:16; Yohanes 16:21). Akan tetapi berkat Injil, Injil mengurangi hukuman itu (1Timotius 2:15; 1Petrus 3:7).
  119. Hukuman telah dijatuhkan kepada laki-laki. Hukuman ini berupa kesusahan dan kelelahan (Kej 3:17-19; Ayub 5:7; Pengkhotbah 2:22,23). Pekerjaan adalah suatu berkat, bukan laknat, tetapi laknat atas tanah menyebabkan pekerjaan lebih berat.
  120. Hukuman telah dijatuhkan kepada bumi, oleh sebab manusia. Akibat hukuman itu bumi mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej 3:18). Seperti ular, begitu pula duri adalah musuh manusia (Mat 7:16). Dalam Alkitab duri itu melukiskan kejahatan (Bil 33:55; 2Korintus 12:7). Pada waktu Tuhan Yesus disalib, Ia diberi mahkota duri. Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun, laknat atas bumi akan dihapuskan (Yesaya 25:8).
  121. Semua yang dikatakan di atas adalah akibat dari luar manusia, yaitu dari Allah.

    H. Dosa menyebabkan perceraian

    Dosa selalu membawa perceraian. Adam dan Hawa telah diceraikan dari tiga hal:

    1. Mereka dan keturunan mereka diceraikan dari pohon kehidupan. Dalam hal ini rahmat Allah dinyatakan, sebab seandainya manusia dapat hidup selama-lamanya dalam keadaan berdosa, maka hal itu menjadi bahaya besar. Oleh sebab itu Adam dan Hawa diusir dari pohon kehidupan tetapi oleh penebusan dan kebangkitan Kristus, keturunannya yang menerima Kristus akan dapat makan buah pohon itu (Wahyu 2:7; 22:14). Tubuh manusia akan menjadi rusak dan lemah, tetapi Tuhan telah menyediakan pohon kehidupan untuk meniadakan kerusakan itu. Hal ini nyata bahwa sebelum air bah, manusia berumur panjang sekali. "Mungkin, seandainya manusia tidak berdosa maka tubuhnya akan diangkat atau dibawa naik ke sorga tanpa melintasi kematian." (Strong). Dr. Campbell Morgan menerangkan bahwa kenaikan Yesus Kristus menjamin kebangkitan dan kenaikan semua manusia, jikalau sekiranya tidak ada dosa dalam manusia.

    2. Adam dan Hawa diceraikan (diusir) dari Taman Eden. Hal ini dilakukan supaya jangan sampai mereka makan buah pohon kehidupan itu. Mungkin jadi manusia dapat menghampiri Taman Eden pada sebelah Timur, di mana beberapa Kerub menjaga, dan di sana mereka menyembah serta mempersembahkan korban-korban kepada Allah. Barang kali itulah kaabah yang pertama.

    3. Adam dan Hawa diceraikan dari hadirat Allah yang dapat dilihat oleh mereka. Ketika Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah, hal itu terjadi sebab mereka itu dalam keadaan berdosa, tidak layak memandang Allah atau bersekutu dengan Dia. Sejak saat itu manusia harus menghampiri Allah melalui seorang pengantara (1Timotius 2:5).

    I. Dosa menyebabkan kematian

    Oleh sebab hukuman Allah yang melarang manusia makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, maka Tuhan telah berfirman, "Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian ini yang disebabkan oleh dosa meliputi 3 aspek:

    1. Kematian jasmani. Kematian jasmani adalah perceraian antara roh dan jasmani, yang menyebabkan kerusakan tubuh. Kematian telah datang kepada manusia dari sebab dosa, dan kematian adalah upah dosa (Roma 5:12; 6:23). Jikalau tidak ada dosa tentu Tuhan menentukan suatu jalan lain bagi orang saleh untuk dibawa ke sorga. Di dalam Kitab Tesalonika dinyatakan suatu jalan bagi saleh-saleh Tuhan untuk dibawa ke sorga selain dari kematian (1Tesalonika 4:17).

    2. Kematian rohani. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (Matius 8:22; Lukas 15:32; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13; Efesus 2:1). Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa terutama adalah kematian jiwa dan roh, yaitu perceraian dari Allah. Dengan demikian kematian itu telah dialami oleh Adam dan Hawa pada hari mereka telah makan buah yang dilarang itu (Kejadian 2:17). Hidup yang kekal bukan hanya berarti hidup secara jasmani untuk selama-lamanya. Demikian pula kematian bukan hanya berarti kematian secara tubuh saja (Roma 5:12-21). Ketika dosa telah masuk, maka roh itu mati, dan itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:7). Lihat juga Lukas 15:24; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6; Wahyu 3:1.

    3. Kematian Kekal. Kematian kekal adalah akibat kematian rohani, dan merupakan penggenapan dari kematian rohani. Kematian kekal adalah hukuman Tuhan atas orang yang tidak bertobat dan tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, dan hukuman ini diberikan kepada tubuh dan roh orang berdosa (Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9; Matius 10:28; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11). Akan tetapi kematian rohani dan kematian kekal dapat dihapuskan oleh anugerah Tuhan yang telah menyediakan suatu grafirat (tebusan) dalam Tuhan Yesus (Kejadian 3:21; 4:4; Ibrani 9:22; Yohanes 5:24; 8:51).

    II. KEADAAN MANUSIA SEKARANG

    Alkitab menerangkan bahwa dosa telah masuk ke dalam semua manusia oleh sebab dosa Adam (Roma 5:12-19). Oleh sebab itu tiap-tiap manusia dilahirkan dalam dosa dan mempunyai sifat dosa (Roma 3:9-23; 11:32; Galatia 3:22; Mazmur 14:1-7; 51:7 Yesaya 53:6). Dosa tidak diadakan oleh Hukum-hukum Allah yang diberikan di atas bukit Sinai. Hukum-Hukum itu hanya menyatakan dosa yang memang sudah ada sebelumnya (Roma 5:20) (Roma 7:7-12). Manusia melakukan dosa oleh sebab sifat dosa yang sudah ada di dalam dirinya. Manusia adalah orang berdosa sebab tiap-tiap manusia penuh dengan dosa. Tuhan Allah telah berkata bahwa semua orang telah berdosa (Roma 3:10,23). Oleh sebab itu segenap dunia berada di bawah hukuman, murka, dan kutuk Allah (Roma 3:19; Galatia 3:10) (Efesus 2:3). Hukuman Allah menuntut supaya manusia betul-betul mentaati Hukum-Hukum Allah, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang mentaati Hukum-hukum itu. Oleh sebab itu laknat hukum-hukum yang dilanggar itu akan ditanggungkan ke atas orang yang berdosa itu. Jadi murka Allah tinggal di atas semua orang yang tidak sungguh-sungguh percaya akan Yesus Kristus (Yohanes 3:36). Lain daripada itu, orang-orang yang belum dilahirkan kembali berarti masih menjadi anak-anak Iblis dan bukan anak-anak Allah (1Yohanes 3:8-10; Yohanes 8:44; 1Yohanes 5:19). Segenap manusia ditaklukkan oleh Iblis dan dosa sehingga mereka itu tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kita dapat melihat buktinya dalam seluruh pasal tujuh dari Kitab Roma Roma 7:1-23 dan Yohanes 8:13-36; Efesus 2:3. Jelas dari Alkitab bahwa dosa telah menguasai segenap perangai manusia. Pengertian mereka gelap (Efesus 4:18; 1Korintus 2:14). Hatinya licik dan sudah membatu (Yeremia 17:9,10). Hati nurani dan pikirannya telah cemar (2Korintus 7:5). Kehendaknya dilemahkan (Roma 7:18), dan (Roma 7:18). Oleh sebab semua ini, Injil menyatakan bahwa manusia berada di dalam keadaan berdosa dan sesat jiwanya. Manusia berada di bawah hukuman oleh sebab sifat dosanya dan sebab ia juga sudah melakukan dosa. Oleh sebab itu maka perlu sekali manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:3,7). Hukum-Hukum Allah itu menyatakan dosa di dalam tiap-tiap diri manusia.

    III. TANGGUNG JAWAB MANUSIA

    A. Tanggung jawab manusia oleh sebab ia bebas memilih

    Ketika Tuhan Allah menjadikan manusia serta menempatkan dia dalam Taman Eden, maka Tuhan telah mengaruniakan kepadanya kuasa untuk memilih. Oleh sebab Adam telah memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka akibatnya dosa yang hebat telah masuk ke dalam diri manusia. Meskipun Adam telah jatuh ke dalam dosa, hal itu tidak menghilangkan kuasanya untuk memilih, tetapi kuasa untuk memilih itu telah menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu maka penebusan di dalam Injil itu menggerakkan kehendak manusia, dan manusia harus memilih Injil. Dengan perkataan lain, manusia masih bebas memilih (menentukan) kehendaknya; yaitu ia masih bebas untuk memilih Yesus Kristus walaupun ia telah terjerumus ke dalam dosa. Bilamana seorang manusia memilih Yesus Kristus, maka Allah menopang kehendak yang lemah itu dengan kuat kuasa-Nya.

    Kehendak yang bebas berarti manusia bebas memilih, tetapi harus bertanggung jawab atas pilihan yang sesuai dengan kelakuan dan tabiatnya itu. Setiap kelakuan yang berasal dari kehendak yang bebas dikendalikan oleh niat hati. Walaupun begitu, niat hati bukanlah yang menyebabkan pilihan manusia. Manusia mempunyai beberapa niat hati, dan ia dapat memilih salah satu di antaranya. Maka, kehendak manusia itulah yang menentukan pilihannya. Manusia diberi kehendak bebas, dan di dalam hal itu pilihannya ditentukan oleh kehendaknya, bukan oleh niat hatinya.

    B. Tanggung jawab manusia oleh sebab bisikan hati nuraninya

    Manusia mempunyai perangai yang mengetahui yang baik dan yang jahat, oleh karena itu ia berkuasa untuk berbuat baik dan jahat. Ketika Adam jatuh dalam dosa maka hati nuraninya disadarkan. (Sebenarnya sebelum Adam jatuh ia juga telah mengetahui yang baik dan yang jahat. Ia telah mengetahui yang baik, yaitu mentaati perintah Tuhan, dan ia tahu juga bahwa melanggar perintah Tuhan adalah jahat. Tidak ada suatu pengetahuan yang ditambahkan kepada Adam sesudah ia berdosa. Ia hanya mengalami dosa, dan menyadari bahwa dirinya telanjang, dan ia tahu bahwa ia sudah bersalah dan berdosa sebab ia menjadi takut serta mencoba lari dari hadirat Tuhan Allah). Sesudah hati nuraninya disadarkan maka sejak saat itu Adam harus memilih yang baik atau yang jahat, sesuatu yang sudah diketahuinya, jadi hal itu merupakan suatu tanggung jawab baru baginya; bila ia ingin memilih yang baik.

    Hati nurani manusia adalah sifat pikirannya atau batinnya yang mengetahui yang baik dan yang jahat. Hati nurani itu lebih daripada keinginan untuk mentaati batasan-batasan atau undang-undang yang di luar hatinya sendiri, dan undang-undang itu berlainan pada setiap bangsa. Hati nurani membuat undang-undang bagi dirinya kalau tidak ada undang-undang lain (Roma 2:15). Oleh sebab perangai (batin) manusia telah dicemarkan oleh dosa, boleh jadi hati nuraninya kurang sekali memahami hal-hal yang baik dan yang jahat, atau mungkin hati nurani itu tidak berfungsi lagi sebab sering diabaikan (1Timotius 4:2). Sebab itu hati nurani bukanlah suatu pemimpin yang tidak dapat bersalah. "Sifat-sifat lain di dalam diri manusia bisa bersalah, begitu pula hati nurani. Sebab itu hati nurani wajib diterangi dan disucikan. Aneh sekali kalau sifat-sifat lain bisa bersalah tetapi hati nurani tidak. Jadi hati nurani itu juga dapat bersalah. "(L.S. Keyser).

    Hati nurani itu mempunyai batasan (ukuran) bagi dirinya. Batasan atau ukuran itu dapat dipengaruhi dari luar dan dapat juga dibuat oleh hati nurani itu sendiri, atau dapat juga karena dipaksakan oleh peraturan suatu bangsa. Oleh sebab itu hati nurani dapat juga kurang baik, atau salah, atau juga benar. Oleh karena bisikan kalbu dapat salah, dan oleh karena manusia telah dicemarkan oleh dosa, maka lebih baik hati nurani itu mentaati undang-undang yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah kepada manusia. Di Gunung Sinai Tuhan Allah telah memberikan undang-undang bagi hati nurani manusia, dan dengan itu Tuhan telah membuktikan kepada manusia bahwa "manusia telah kehilangan kemuliaan Allah", dan oleh sebab manusia "lemah karena daging" maka ia perlu mendapat seorang Juruselamat yang di luar dirinya sendiri, sama seperti manusia memerlukan undang-undang dari luar dirinya sendiri. Lihat Roma 8:3.

    Kalau begitu apakah pekerjaan hati nurani? Hati nurani menunjukkan kepada manusia suatu bidang pengertian tentang yang baik dan yang jahat. Bidang itu mungkin kecil atau luas, sesuai dengan pengertian yang dimiliki oleh orang itu. Tetapi bidang itu diberikan kepada tiap-tiap orang dan orang itu sendiri tahu apakah ia mau atau tidak mau mentaati bisikan dari hal yang baik dan yang jahat. Hati nurani tidak memaksa seseorang, hanya menasihatkan, dan manusia sendiri yang menentukan pilihannya. Sejauh mana seseorang mentaati bisikan hati nuraninya, ia akan merasakan apakah ia benar atau dipersalahkan. Hati nurani seseorang membuat dia bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.

    C. Tanggung jawab manusia berkenaan dengan kekekalan yang menjadi kodratnya.

    Manusia itu kekal. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah. Ada dua rupa Allah di dalam manusia: manusia yang suci dan manusia yang pribadi. Tetapi kesucian manusia hilang ketika ia jatuh ke dalam dosa. Pada waktu ia mati secara rohani ia telah bercerai dari Allah. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (1Timotius 5:6; Yakobus 5:20). Gambar Allah di dalam manusia (kesucian-Nya) sudah hilang oleh sebab dosa. Tetapi rupa Allah, yaitu dalam hal manusia adalah satu pribadi, tidak hilang. Sungguhpun manusia jatuh ke dalam dosa ia masih tinggal suatu pribadi. Kesucian manusia dapat hilang, tetapi pribadi manusia tidak dapat hilang atau rusak. Manusia itu kekal, yaitu pribadinya yang kekal.

    "Roh manusia sesungguhnya merupakan pribadi manusia, dan roh manusia yang menurut teladan Allah akan hidup sampai selama-lamanya. Pribadi manusia tidak akan berhenti. Roh manusia tidak lain adalah pribadi manusia yang akan tetap selama-lamanya meskipun tubuh manusia telah mati." (Wm. N. Clarke).

    Oleh sebab itu manusia mempunyai tanggung jawab yang penting, sebab ia akan hidup selama-lamanya baik dalam kehidupan kekal atau dalam kebinasaan kekal. Jadi manusia wajib menerima hidup kekal dari Anak Allah itu (Roma 6:23). Tuhan Allah mau mengaruniakan kepada kita kuasa Roh-Nya supaya kita dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8:4). Inilah yang membawa tanggung jawab besar kepada kita, dan kita patut bertanya kepada diri kita sendiri, "Sudahkah saya menerima kuasa Roh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya?"

    19. ASAS PENGAJARAN TENTANG DOSA


    I. ASAL MULA DAN BUKTI DOSA

    A. Asal mula dosa tidak begitu nyata

    Dosa tidak berasal dari Allah. Allah itu kudus, dan Allah tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Sebetulnya asal mula dosa tidak begitu nyata. Hanya di dalam Alkitab terdapat sedikit keterangan mengenai asal mula dosa itu. Mungkin di dalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus memberikan sedikit keterangan atas pertanyaan, "Mengapa Tuhan Allah membiarkan dosa masuk ke dunia", "Bukan dia (berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia". Dalam 2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu bekerjanya secara rahasia, juga di dalam Wahyu 17:5; mengenai asal mula dosa memang membingungkan banyak orang.

    "Beberapa orang yang tidak percaya telah menyalahkan Alkitab oleh sebab dosa dan kesusahan dalam dunia. Akan tetapi Alkitab tidak mengadakan tentang dosa, melainkan Alkitab memberikan bukti bahwa dosa sudah ada di dalam dunia. Jikalau Alkitab tidak ada maka persoalan dosa akan lebih membingungkan manusia. Sebetulnya kalau tidak ada Alkitab maka asal mula dosa tidak dapat diduga dan tidak dapat diterangkan. Manusia tidak boleh menyalahkan Allah dalam hal Ia telah membiarkan dosa masuk ke dalam dunia ini. Pengertian kita tidak akan menjadi lebih jelas kalau kita menolak Alkitab yang menerangkan bagaimana dosa telah masuk dunia ini." (Leander S. Keyser).

    B. Asal mula dosa adalah dari si Iblis

    Alkitab menerangkan bahwa dosa asalnya dari suatu makhluk yang mempunyai kehendak bebas, yaitu si Iblis. Pada mulanya Iblis adalah seorang malaikat terang yang agung dan suci. Iblis telah memberontak serta mendurhaka kepada Allah, tetapi sebabnya kita tidak tahu. Hanya ada sedikit keterangan dalam Alkitab mengenai sebabnya dosa dalam diri si Iblis, yaitu kesombongan. Dosa berasal dari kehendak Iblis. Tuhan Allah telah menjadikan malaikat-malaikat dengan kehendak yang bebas, dan hal itu akan menjadi baik asal dipimpin dengan baik. Jadi rupanya dosa mulai ada ketika Iblis mendurhaka kepada Allah.

    Dalam Yesaya 14:12-17 diterangkan bahwa Bintang Timur, putera Fajar, telah jatuh dari langit karena mendurhaka kepada Allah. Perhatikan perkataan "Aku hendak" yang diulangi lima kali, dan akhirnya "Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi!" (ayat Yesaya 14:14). Bandingkanlah hal itu dengan 2Tesalonika 2:4 di mana Antikristus, wakil Iblis, akan mengaku dirinya sebagai Allah. Juga dalam pasal Yehezkiel 28:1-26, di mana Nabi Yehezkiel menangisi atau meratapi Raja Soer itu, terdapat sedikit keterangan bahwa Iblis telah jatuh dari sebab kesombongannya (ayat Yehezkiel 28:17).

    "Menurut penafsiran Alkitab secara umum, makhluk pertama yang dianugerahi kehendak bebas adalah malaikat-malaikat. Dan dengan demikian, maka asal mulanya dosa dalam alam ini disebabkan makhluk yang bebas kehendaknya, sebab kalau tidak, dosa tidak menjadi dosa, hanya suatu kesalahan atau nasib. Rupanya beberapa malaikat telah mulai iri terhadap kuasa Allah, dan tidak melawan iri hati itu, lalu mendurhaka kepada Allah. Itulah asal mula jatuhnya beberapa malaikat ke dalam dosa. Dosa mengubah mereka sehingga mereka menjadi setan dan roh-roh jahat. Yang menjadi penghulunya adalah Iblis, yang paling mendurhaka kepada Allah." Leander S. Keyser.

    Jadi, rupanya dosa telah timbul di dalam Bintang Timur itu ketika kehendaknya menyimpang pada jalan yang salah, yaitu melawan Allah. Pada waktu beberapa malaikat berdosa, tidak semua malaikat ikut berdosa. Keadaan ini tidak sama dengan dosa Adam yang mendatangkan dosa ke atas segenap manusia.

    C. Asal mulanya dosa di dalam manusia

    Semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu mereka mempunyai sifat dosa. Semua orang telah berdosa. "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak" (Roma 3:10). Bagaimana hal ini terjadi? Alkitab memberikan jawaban atas persoalan itu. Dalam pasal Kejadian 3:1-24 diterangkan bagaimana dosa telah masuk ke dalam hati manusia. Dosa itu masuk karena empat hal:

    1. karena tertipu, 1Timotius 2:14 (TKB; FAYH; BIS)
    2. karena melanggar hukum Allah, Roma 5:19
    3. karena mendengar bujukan si ular, Kejadian 3:1-6 dan
    4. karena Iblis menggoda dan merusak, Wahyu 12:9 Sejak Iblis mendurhaka ia meneruskan niatnya yang jahat itu sampai sebatas yang diizinkan Allah. Oleh sebab itu kita tidak heran mendapati dia di dalam Taman Eden karena ia berusaha untuk menjatuhkan manusia. Nyata kepada kita bahwa dalam hal ini jatuhnya Bintang Timur ke dalam dosa sama dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa, keduanya jatuh melalui kebebasan kehendak mereka sendiri, mereka salah memilih melawan hukum Allah yang mereka ketahui.

    D. Dosa memang ada

    Dosa memang ada di dalam dunia; ini merupakan kenyataan dan sangat hebat. Hanya ada tiga bukti yang akan kita perhatikan:

    1. Alkitab menerangkan dengan jelas sekali bahwa dosa memang ada. Banyak ayat yang membuktikan hal itu tetapi kami hanya menyebutkan tiga: Yohanes 1:29; Roma 3:23; Galatia 3:22.

  122. Kesaksian manusia. Kesaksian manusia atas bukti dosa:
    1. telah dimasukkan dalam undang-undang negara-negara,
    2. telah diakui di dalam tiap-tiap agama, meskipun dalam agama yang salah.
    3. telah diakui oleh ahli-ahli filsafat dari berbagai negara.
  123. Kesaksian dari hati nurani manusia. Hati nurani manusia menyaksikan adanya dosa. Tiap-tiap orang tahu bahwa ia berdosa. Tidak ada seorang dewasa yang tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Hati nurani telah menempelak semua anak-anak Adam. Akibat dosa yang hebat telah nyata dalam tubuh dan pikiran manusia, dan dalam hal semua manusia telah terjerumus ke dalam dosa.
  124. E. Beberapa persoalan tentang dosa

    Jikalau dosa tidak dibiarkan dalam dunia ini bagaimanakah manusia dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah? Sebab ada dosa, manusia di dalam dunia ini dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan keberaniannya untuk melawan dosa itu. Ini bukan berarti bahwa dosa adalah suatu hal yang baik, melainkan hal yang jahat yang dipakai oleh Allah untuk menguji manusia; dan manusia perlu diuji supaya ia dapat menunjukkan kasihnya kepada Allah. Seandainya saudara memiliki sebuah alat listrik yang dapat diputar sehingga segala dosa dan kesusahan dan penyakit dalam dunia ini dilenyapkan, apakah yang akan saudara perbuat, apakah saudara akan memutar alat itu atau tidak? Kalau saya, saya tidak akan memutar alat itu sebab Allah tidak memutarnya. Dosa ialah mendurhakai Allah, tetapi dosa yang terbesar ialah tidak percaya (menolak) Yesus Kristus.

    Perhatikan bahwa manusia memiliki kuasa untuk menentukan kehendaknya, yaitu kuasa untuk memilih yang baik atau yang jahat. Hal ini nyata pada waktu Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang menangkap ikan, memanggil Zakheus, perempuan Samaria, orang muda yang kaya, orang-orang Farisi dll. Didalam membawa jiwa kepada Tuhan Yesus, sebaiknya kita mengemukakan kepada orang itu kenyataan bahwa ia berdosa, lalu tunjukkan kepadanya keselamatan dari dosa dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

    II. KEADAAN DAN CARA BEKERJANYA DOSA

    A. Hal yang bukan dosa

    Dosa bukan kemalangan yang kebetulan terjadi. Alkitab menyatakan bahwa dosa telah terjadi oleh kehendak Adam, dan dosa itu ditanggungkan kepadanya (Roma 5:19). Hal ini terbukti bahwa Tuhan Allah telah menyediakan korban penebusan dosa sebelum dunia ini dijadikan (1Petrus 1:19,20).

    Dosa bukan suatu penyakit atau kelemahan yang oleh sebab hal itu manusia tidak disalahkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa manusia harus menanggung akibat karena dosanya. Kalau dosa itu hanya suatu penyakit, tentu manusia tidak boleh dihukum karena dosa itu. Firman Tuhan menanggungkan kesalahan orang-orang berdosa ke atas diri mereka sendiri (Yehezkiel 18:4).

    Dosa bukan sesuatu yang diada-adakan. Dosa bukan hanya berarti tidak ada kebenaran. Dosa adalah perlawanan atau kedurhakaan yang pasti terhadap Allah (Mazmur 51:6). Dosa bukan suatu kemajuan dalam hal tahu yang baik dan yang jahat seperti yang dikatakan oleh si ular.

    Dosa bukan suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang karena ia tidak dapat menolaknya. Alkitab menerangkan kepada kita bahwa darah Yesus Kristus dapat menyucikan kita dari segala dosa (1Yohanes 1:7). Tuhan Allah telah menyediakan jalan dalam Injil itu supaya manusia dapat memilih yang benar dan dapat melepaskan dirinya dari dosa. Kuasa Allah yang menyertai kita akan menolong kita untuk memilih Yesus Kristus yang dapat mengalahkan dosa di dalam kita.

    B. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama mengenai dosa

    Di dalam Imamat 16:21 terdapat tiga perkataan untuk dosa, yaitu dosa, pelanggaran dan kesalahan.

    1. Dosa. Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "tidak kena" atau "tidak sampai". Ini dapat dihubungkan dengan anak panah yang "tidak kena" sasarannya. Dosa dalam perkataan ini berarti tidak kena, tidak sampai, atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah. Dalam perkataan ini termasuk bukan saja perbuatan-perbuatan dosa, tetapi juga keadaan hati dan maksud hati yang berdosa. Lihat Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11; Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36.

  125. Durhaka (TKB), pelanggaran/pemberontakan (LAI). Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti melawan yang berhak, yaitu melawan perintah Allah, dan melakukan bidat, Mazmur 51:3; Amsal 28:2.
  126. Kejahatan (TKB), kesalahan/kedurjanaan (LAI). Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "bengkok" atau "diputar". Ini berarti hati yang bengkok, yang diputar dari yang benar. Perkataan ini tidak terlalu mengenai perbuatan jahat, melainkan berkenaan dengan hati dan tabiat yang jahat (Kejadian 15:16; Mazmur 32:5; Yesaya 5:18). Ada juga beberapa perkataan yang lain untuk dosa, seperti: pendurhakaan, kejahatan, pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dll. Kejadian 41:9; Imamat 4:13; Yehezkiel 34:6; Mazmur 119:21; Imamat 19:17; Mazmur 94:20.
  127. C. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Baru untuk dosa

    1. Dosa (harmatia). Mengherankan bahwa perkataan yang paling umum untuk dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti "tidak mengenai sasaran". Perkataan ini ditulis 174 kali, 71 kali ada di dalam surat-surat Rasul Paulus. Perkataan ini bukan hanya mengenai perbuatan dosa, melainkan juga keadaan hati dan pikiran yang jahat. Perkataan ini berarti manusia ada dalam keadaan ditipu, Roma 3:23.

  128. Pelanggaran (parabasis). Perkataan ini berarti menyimpang dari yang seharusnya. Perkataan ini selalu dipakai dalam hal pelanggaran terhadap hukum yang pasti, Roma 4:15. Hukum-hukum Allah menuntut supaya manusia mentaatinya, dan bilamana manusia tidak mau mentaatinya, berarti ia adalah pelanggar hukum dan berdosa, dan murka Allah akan jatuh ke atas dia, Roma 4:15.
  129. Kejahatan (adikia). Perkataan ini sama artinya dengan perkataan yang diterangkan pada no.3 dalam daftar Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama. Dalam 1Yohanes 1:9 diterjemahkan "kejahatan", juga dalam 1Yohanes 5:17 diterjemahkan "kejahatan". Perkataan ini menunjukkan suatu keadaan hati dan pikiran. Oleh sebab itu Yohanes berkata bahwa dosa-dosa kita diampuni dan kita dan kita disucikan dari kejahatan.
  130. Durhaka (anomia). Kata ini dapat kita jumpai di dalam Alkitab terjemahan Bode (TKB). Perkataan ini juga terdapat dalam 1Yohanes 3:4 (TKB). Perkataan ini bukan berarti melanggar hukum dalam suatu perbuatan yang pasti, melainkan dalam hal tidak menuruti atau tidak memperdulikan hukum itu. Ini menerangkan tentang keadaan hati.
  131. Kefasikan (asebeia). Ini berarti keadaan fasik, yaitu tidak ber-Tuhan. Kata ini mengandung arti bahwa tabiatnya berlawanan dengan tabiat Allah, Roma 1:18; Yudas 1:14,15.
  132. Kesalahan (paraptoma). Perkataan ini berarti, "tidak berdiri teguh pada saat harus teguh", "tidak sampai kepada yang seharusnya," Matius 6:14,15; Galatia 6:1 (TKB); Yakobus 5:16 (TKB). Dari keterangan-keterangan di atas nyata bahwa dosa ialah perbuatan-perbuatan yang pasti dan juga suatu keadaan hati. Ada dosa yang disebabkan tidak melakukan yang patut dilakukan, dan ada dosa yang dilakukan dengan pasti seperti melanggar hukum. Oleh sebab itu kita memerlukan korban pendamaian Yesus Kristus bagi keadaan kita dan karena perbuatan-perbuatan kita.
  133. Dalam Perjanjian Baru ada banyak kata lain yang di pakai untuk menyatakan dosa, misalnya: kefasikan, kelaliman, keinginan jahat, kecemaran, loba, dendam, kedengkian, pembunuhan, perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu, zinah, cemburu, menyembah berhala, percederaan, dan lain-lain.

    D. Keterangan Alkitab tentang dosa

    1. Roh Kudus menginsyafkan dunia "akan dosa karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku" (Yohanes 16:8,9). Menolak Yesus Kristus adalah dosa yang terbesar.

  134. "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17). Tidak melakukan apa yang patut dilakukan adalah dosa.
  135. "Dosa ialah pelanggaran hukum Allah" (1Yohanes 3:4). Ini adalah dosa yang pasti dilakukan.
  136. "Semua kejahatan adalah dosa" (1Yohanes 5:17). Dalam hal ini termasuk perbuatan dosa dan keadaan hati yang berdosa.
  137. "Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (Roma 14:23). Kurang beriman adalah dosa. Berdasarkan keterangan itu, maka tiap-tiap orang berdosa telah melanggar Firman Tuhan. Bacalah ayat-ayat tentang dosa yang berikut dalam Amsal 21:4; 24:9.
  138. E. Keterangan asas pengajaran Kristen mengenai dosa

    1. "Dosa ialah tidak mentaati atau melanggar hukum Allah" (Westminster Catechism).

  139. "Dosa ialah tidak mentaati hukum Allah, dalam hal perbuatan, pikiran, atau keadaan" (Dr. A.H. Strong).
  140. F. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dosa

    Apakah alat dosa yang terbesar? Pengkhotbah 5:5; Yakobus 3:1-12. Di manakah dosa bercokol di dalam diri manusia? Amsal 4:23; Yeremia 17:9; Matius 5:28. Hati manusia adalah tempat bercokolnya dosa, tetapi tiap-tiap perbuatan dosa adalah pekerjaan kehendak manusia. Seorang pun tidak ada yang dapat mengatakan bahwa ia telah mentaati sebagian besar hukum-hukum Allah, oleh sebab itu ia patut dimaafkan bila melanggar yang lainnya; orang itu tetap bersalah terhadap seluruhnya, Yakobus 2:10.

    III. AKIBAT DOSA

    A. Akibat dosa di dalam sorga dan di udara

    Dosa dan jatuhnya Iblis serta malaikatnya ke dalam dosa telah membawa beberapa akibat di dalam sorga dan di udara. Oleh sebab dosa maka sorga perlu disucikan, dan hal itu digenapkan di dalam darah Kristus (Ibrani 9:23,24). Yesus Kristus sendiri telah masuk ke dalam sorga yang benar. Rupanya di situlah tempat Iblis dahulu mendurhaka, dan dari situ pula Iblis telah dicampakkan. Sejak saat itu tempat bergerak Iblis adalah di udara, yaitu di bawah sorga. Iblis dan setannya menguasai udara dan dari situ mereka menyerang semua saleh Tuhan (Efesus 1:3; 2:6; 6:11,12). Akan datang kelak suatu hari bilamana Iblis dan para setannya akan dilemparkan ke bumi dan sejak saat itu ia hanya akan bergerak di bumi ini saja (Wahyu 12:7-12). Hal ini akan terjadi pada waktu Antikristus memerintah serta menipu dunia ini.

    B. Akibat dosa di dalam dunia ini

    Dosa dan jatuhnya Adam dan Hawa telah mendatangkan akibat-akibat di dalam dunia ini. Tanah dikutuk oleh sebab dosa manusia (Kejadian 3:17,18). Selama Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti, kutuk ini akan dicabut (Yesaya 55:13). Dosa manusia membawa akibat pada dunia binatang. Ular juga dikutuk. Sejak terjadi air bah, hubungan manusia dan binatang menjadi hubungan ketakutan, binatang menjadi takut kepada manusia (Kejadian 9:2). Hal itu berlainan sekali dengan keadaan dalam Taman Eden sebelum manusia berdosa. Akibat dosa binatang-binatang menjadi liar. Hal ini jelas karena nanti pada masa Kerajaan seribu Tahun, binatang-binatang tidak menjadi liar lagi (Yesaya 11:6-9). Sebenarnya oleh sebab dosa dan jatuhnya manusia maka "segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin ... sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita" (Roma 8:19-23). Di dalam ayat-ayat Rasul Paulus telah menyatakan hubungan yang erat antara manusia dan binatang. Dosa manusia telah membawa binatang ke dalam "perhambaan kebinasaan", tetapi penebusan yang sempurna bagi manusia akan membawa kelepasan kepada binatang juga (ayat Roma 8:21). Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti segenap bumi dan isinya akan diperbaiki. Pada waktu itu Iblis akan dibelenggu. Terlebih lagi, bila tiba masanya langit baru dan bumi baru, maka segala sesuatu akan disempurnakan dan tidak akan ada dosa lagi, dan Iblis dan setan-setannya dilemparkan ke dalam lautan api. Pada waktu itu tidak akan ada lagi air mata, perkabungan, ratap tangis, dukacita dan maut sekalipun (Wahyu 21:1-5).

    C. Akibat dosa bagi segenap manusia

    Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia sudah melanggar hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi kacau. Dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1Samuel 15:23) atau tidak mengasihi Allah dengan segenap hati (Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti melanggar hukum Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam tidak dapat mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia tidak mengetahuinya, ia tidak dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah diketahuinya. Dosa adalah juga kesalahan kepada sesama manusia (Imamat 19:18; Markus 12:31). Dosa merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia telah membenci serta membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah menguasai segenap diri manusia - baik roh, jiwa, maupun badan.

    1. Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang manusia tidak tahu tentang perkara-perkara Allah sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani (1Korintus 2:14). Manusia harus dilahirkan kembali agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3).

  141. Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab dosa. Hatinya penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat (Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11; Roma 7:18).
  142. Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11).
  143. Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan Allah, roh manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap dan bodoh, tubuhnya bisa diserang penyakit serta takluk pada kematian. Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak berpengharapan sebab ia berdosa. Manusia telah TERHILANG!

    Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke atas manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan dosa artinya manusia insaf bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman yang datang sesudah dosa dilakukan, baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun hukuman yang pasti dari Allah atas dosa itu.

    Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa (Roma 6:17; 7:5,14), dalam keadaan mati (Efesus 2:1). Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan Allah? (Lihat Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk mengadakan penebusan itu? (Lihat 2Korintus 5:18-21). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat kehidupannya bukan lagi Allah, melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut Dia (Matius 16:24).

    "Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan kepada perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang berdosa melainkan menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa merupakan akibat dari keadaan berdosa di dalam batin; perbuatan dosa berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang dinajiskan oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar kehendak Allah, maka pikiran orang itu digelapkan dan kehendaknya dilemahkan ... Pada permulaannya seseorang bertobat oleh sebab kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh sebab keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir bahwa ia harus memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri, barulah ia merasakan bahwa dirinya perlu dilahirkan kembali." (James Denney).

    Dosa mendatangkan kematian - kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh membuka jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala kefasikan. Kematian kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa serta tidak percaya yang kekal. "Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang kekal untuk roh; roh kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa adalah keadaan durhaka", yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa ialah maut, maksudnya adalah hukuman untuk dosa." (Watson).

    D. Hukuman Dosa

    Hukuman dosa tidak lain daripada tindakan Allah terhadap dosa, karena kesucian-Nya. Hukuman ialah kesusahan atau kesakitan yang diberikan oleh yang memberi hukuman kepada orang yang telah melanggar hukum itu. Maksud yang terutama dari hukuman dari dosa bukan untuk memperbaiki orang yang dihukum, dan bukan untuk menakut-nakuti orang-orang supaya jangan berbuat dosa, melainkan supaya kesucian Allah dibenarkan.

    E. Hukuman dosa bukan hanya akibat langsung dari perbuatan dosa itu

    Hukuman yang merupakan akibat langsung bagi orang berdosa berarti hukuman yang menimpa tubuh, jiwa, dan roh orang berdosa pada waktu sekarang. Umpamanya, seorang bapa telah melarang anaknya memanjat pohon untuk mencegah agar anaknya tidak jatuh. Tetapi anak itu tetap naik juga. Kemudian ia jatuh dan patah lengannya. Sesudah anak itu sembuh bapanya memberi hukuman kepadanya. Hukuman sebagai akibat langsung yaitu patah lengan, dan hukuman yang sudah ditentukan sebagai undang-undang ialah hukuman dari bapanya. "Hukuman yang langsung sebagai akibat dari perbuatan dosa merupakan sebagian dari hukuman dosa, tetapi bukan merupakan hukuman yang pasti. Di dalam tiap-tiap hukuman terdapat juga murka Allah ... Orang yang berpikir bahwa hanya ada hukuman langsung sebagai akibat dari perbuatan dosanya, maka orang itu lupa bahwa Allah berada dalam alam ini, dan Ia berkuasa atas segala-galanya; dan kalau seseorang jatuh dalam tangan Allah yang hidup (Ibrani 10:31), maka ia berarti jatuh ke dalam tangan Dia yang telah memberi hukum-hukum itu." (Farr).

    F. Hukuman dosa bukan berarti bahwa roh dan jiwa lenyap

    Semua roh manusia akan hidup selama-lamanya walaupun ia tidak mengenal Yesus Kristus. Itu berarti bukan hanya orang yang percaya kepada Kristus yang akan hidup selama-lamanya, dan orang yang tidak percaya akan lenyap, melainkan semuanya kekal. Perkataan yang diterjemahkan dengan arti "tidak binasa" ditulis enam kali di dalam Perjanjian Baru. Tiga kali perkataan itu berarti "tidak binasa" (Roma 2:7; 1Timotius 1:17 TKB; 2Timotius 1:10), dan tiga kali berarti "tidak ada kematian" (1Korintus 15:53,54; 1Timotius 6:16). Di dalam Perjanjian Baru bila perkataan "binasa" dipakai, hal itu bukan berarti benda atau orang itu dilenyapkan; hal itu dapat diartikan dengan "sudah rusak", atau lebih dalam berarti "tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semula". Misalnya, dalam Matius 9:17 terdapat perkataan "dan kirbat itu juga binasalah" (TKB; 'dan kantong itupun hancur' LAI). Itu bukan berarti kantong kulit itu dilenyapkan, melainkan tidak dapat di pakai lagi untuk maksud yang semula. Ini nyata juga dalam Matius 26:8 di mana kata yang sama dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan "pemborosan". Perkataan "binasa" dengan arti yang di sebut di atas dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menyatakan keadaan orang-orang yang menolak Yesus Kristus serta tidak bertobat, lihat Matius 7:13; Filipi 1:28; 1Timotius 6:9; Ibrani 10:39. Jelas bahwa hukuman dosa (kebinasaan) bukan berarti roh atau jiwa dilenyapkan, melainkan hidup selama-lamanya dalam keadaan binasa dan dihukum.

    G. Hukuman yang kekal dan pasti bagi orang berdosa

    Hukum yang pasti berarti hukuman akibat bagi orang berdosa, yaitu hukuman kekal yang diberikan oleh Tuhan. Hukuman itu dinyatakan dalam Alkitab dengan beberapa perkataan seperti berikut: "Bangkit untuk dihukum" Yohanes 5:28,29. "Murka dan geram; penderitaan dan kesesakan" Roma 2:8,9. "Lautan api "Wahyu 20:15. "Siksaan api kekal" Yudas 1:7. "Api yang kekal" Matius 25:41. "Lautan api yang menyala-nyala oleh api" Wahyu 19:20. "Kematian yang kedua" Wahyu 21:8. "Neraka" 2Petrus 2:4. "Kebinasaan selama-lamanya" 2Tesalonika 1:9. Semua perkataan diatas hanya satu artinya, yaitu hukuman bagi orang berdosa yang tidak bertobat. Akan tetapi hukuman yang kekal di dalam Alkitab sering disebut "Kematian" dan "Kebinasaan". Oleh sebab itu kalau kita dapat mengerti arti kedua perkataan itu (sebagaimana dipakai dalam Alkitab) tentu kita dapat mengerti hukuman kekal.

    1. Kematian

    Mengenai kematian sudah diterangkan dalam pasal sebelumnya. Kematian jasmani disebut dalam Yohanes 11:14; Kisah 2:24; Roma 8:38. Kematian Rohani disebut dalam Lukas 15:24; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6 dan Wahyu 3:1. Kematian kekal disebut dalam Matius 10:28; 25:41,46; 2Tesalonika 1:9; Wahyu 4:11.

    Kematian yang kekal mempunyai arti lebih daripada tinggal tetap selama-lamanya dalam keadaan mati rohani. Kematian kekal juga disebut "Kematian yang kedua" Wahyu 2:11; 20:6,14,15; 21:8. Dalam Wahyu 20:10 disebutkan suatu "lautan api" yaitu tempat di mana orang-orang disiksa siang malam tak ada hentinya, sebab ketika Iblis dilemparkan ke tempat itu, "binatang dan nabi palsu" itu sudah ada di sana seribu tahun lamanya, disiksa siang malam. Oleh sebab itu kematian yang kedua adalah suatu tempat siksaan yang tidak ada akhirnya; tempat itu adalah tempat siksaan yang nyata dan dapat dirasakan. "Dalam Alkitab dijelaskan bahwa kehidupan itu yang dimaksud bukan hanya bergerak secara jasmani saja, melainkan hidup didalam kebenaran dengan mengenal Allah, yaitu hidup beserta Kristus. Jadi, kematian itu bukan suatu keadaan tidak ada, dihapuskan atau dilenyapkan, melainkan berada dalam keadaan yang salah, keji, hina dan mengikuti Iblis." -Dr. Torrey (Lihat Wahyu 21:8).

    2. Kebinasaan

    Sudah diterangkan bahwa "binasa" berarti "rusak" yaitu tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semestinya (Matius 9:17; 26:8). Akan tetapi "kebinasaan" juga dipakai dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman yang pasti bagi orang yang berdosa. Kalau kita menyelidiki dan membandingkan Wahyu 17:8,11; 2Petrus 3:16; Filipi 3:19; 2Petrus 3:7 dengan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10, maka nyata kepada kita bahwa "kebinasaan" berarti keadaan makhluk-makhluk yang disiksa dengan tidak ada akhirnya, dan keadaan itu diinsafi oleh orang yang disiksa. Telah dijelaskan dalam Wahyu 14:10,11; Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9,10 bahwa siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, sampai selama-lamanya. Perhatikanlah cerita tentang orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31). Banyak orang menganggap cerita ini sebagai perumpamaan, tetapi Tuhan Yesus tidak menyebut perumpamaan dalam cerita itu. Rupanya hal-hal berikut ini merupakan keadaan yang akan terjadi. Perhatikanlah bahwa orang kaya itu:

    1. masih dapat mengingat (Lukas 16:25),
    2. ia menyesal (Lukas 16:24),
    3. ia disiksa (Lukas 16:24),
    4. ia masih mempunyai perasaan sayang terhadap saudara-saudaranya (Lukas 16:28),
    5. ia dapat melihat Lazarus yang senang (Lukas 16:25),
    6. ia memohon kasihan dan kelepasan (Lukas 16:25 dan Lukas 16:26),
    7. ada jurang yang tak terseberangi antara saleh-saleh Tuhan dan orang-orang jahat (Lukas 16:26). Jelaslah bahwa siksaan bagi orang-orang yang tidak bertobat dan tidak percaya akan Tuhan Yesus Kristus adalah siksaan yang tidak ada akhirnya. Siksaan itu dahsyat sekali.

    H. Di manakah orang-orang akan tinggal sepanjang masa kekekalannya ?

    Jawaban untuk pertanyaan itu ada di dalam kehendak pribadi masing-masing. Satu hal yang nyata dari Alkitab ialah persoalan itu harus dipastikan dalam kehidupan sekarang ini. Lihat Lukas 16:26; Yohanes 5:28,29; 8:21,24; Ibrani 9:27.

    I. Ringkasan tentang hukuman yang kekal

    Akibat orang berdosa yaitu siksaan yang kekal. Siksa itu dinyatakan dengan perkataan-perkataan "murka", "geram", "siksaan" dan "hukuman kebinasaan" dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 2:8,9; Yudas 1:7; 2Tesalonika 1:9.

    Hukuman dan siksaan itu kekal. Dalam Alkitab perkataan "selama-lamanya" sering dipakai. "Perkataan itu dipakai dalam menyatakan kehidupan Kristus (Yoh 12:34); Roh Kudus yang tetap tinggal di antara kaum-Nya (Yohanes 14:16); pekerjaan Imam Kristus (Ibrani 7:1-28); Firman Allah (1Pet 1:23); kebenaran orang percaya (2Kor 9:9). Perkataan itu juga dipakai untuk menyatakan akibat orang-orang berdosa (Yudas 1:13; 2Petrus 2:17). Dalam ayat-ayat itu tidak disebutkan bahwa ada suatu tempat yang menunjukkan bahwa keadaan di situ tidak sampai "selama-lamanya" (F.W. Grant).

    J. Tempat hukuman yang kekal

    Tempat hukuman yang kekal ialah neraka, (Markus 9:43-48). Api neraka disediakan khusus untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius 25:41). Api itu adalah api yang sungguh-sungguh, lihat Matius 7:19; Yohanes 15:6; Yes 66:24; Ibrani 6:8; 10:26,27; Wahyu 20:15; 21:8; Mat 13:30,41,42. Tuhan Allah merindukan supaya semua manusia diselamatkan, dan hal itu dibuktikan tatkala Ia mengutus Anak-Nya ke Golgota. Tuhan tidak mau seorang pun binasa (2Petrus 3:9), dan Tuhan telah menyediakan tebusan supaya jangan ada manusia yang binasa. Akan tetapi kalau manusia sengaja mengikuti Iblis tak dapat tidak ia akan menuju ke tempat yang disediakan untuk Iblis itu.

    Rupanya ada perbedaan tingkat hukuman dalam tempat itu (Luk 12:47,48; Roma 2:2-16). Tetapi ayat-ayat ini bukan berarti bahwa ada beberapa orang tidak akan dihukum, sebab semua orang telah berdosa dan melanggar terang yang ada padanya. Maksud kami dalam mengemukakan hal ini ialah untuk menerangkan bahwa hukum-hukum Allah adalah adil. Tiap-tiap orang dihukum sesuai dengan perbuatannya (Wahyu 20:12).

    Tempat hukuman yang kekal ialah di dalam lautan api, dan orang yang disiksa di dalamnya dapat merasakan dan menginsafi siksaan itu. Di dalam Lukas 16:19-31 dikatakan bahwa orang-orang jahat terus masuk ke tempat siksaan sesaat sesudah mati. Mereka itu akan dipanggil dan dibangkitkan dari tempat itu untuk menghadap takhta Allah (takhta putih yang besar) pada kebangkitan yang ke dua (Yohanes 5:28,29; Wahyu 20:11-15). Pengadilan itu bukan untuk orang yang percaya kepada Kristus, sebab mereka telah masuk dalam kebangkitan yang pertama (Wahyu 20:4; 1Tesalonika 4:14-17) dan mereka itu tidak akan kena hukuman lagi (Yohanes 5:24).

    Hukuman yang kekal itu dinamakan kematian yang kedua. Kematian yang pertama bukan berarti jiwa dan roh dihapuskan, dan begitu pula dalam kematian yang kedua (Wahyu 20:14; 21:8).

    K. Masih adakah kesempatan bagi orang-orang yang sudah mau mendengar tentang keselamatan Yesus Kristus?

    Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menawarkan hal itu. Dan semua orang telah memiliki terang yang cukup untuk dapat menghukumkan dia kalau terang itu tidak ditaatinya. Lihat Yohanes 14:6; Kisah 4:12; Roma 2:12-16.

    "Akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang menolak keselamatan di dalam Yesus Kristus yang ditawarkan kepadanya yaitu siksaan yang dirasakan dan dialami tanpa ada akhirnya. Ini merupakan sesuatu yang dahsyat sekali, tetapi sesuai dengan isi Alkitab. Betapa hebatnya dosa menolak rahmat Allah yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi Juruselamat kita. Orang yang tidak menginsyafi akan hebatnya dosa, dan tidak mengerti tentang kesucian Allah atau kemuliaan Kristus, serta apa yang dituntut oleh Kristus dari manusia, orang itu lebih suka memegang ajaran yang melemahkan hukuman atas orang yang tidak bertobat. Bila kita tahu betapa dahsyatnya dosa, dan tahu akan kesucian Allah yang sempurna, serta kemuliaan Yesus Kristus, tentu hati kita akan menuntut hukuman yang kekal bagi orang yang menolak Kristus, yang mengasihi dosa dan memilih dosa, dan yang lebih menyukai kegelapan daripada terang. " Dr. R.A. Torrey.

    Berhubung dengan asa ini, bagaimanakah saudara-saudara kita yang tidak bertobat dan yang menolak Kristus? Dr. R.A. Torrey menjawab, "Lebih baik kita mengakui hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Lebih baik kita berusaha menyelamatkan saudara-saudara kita dari bahaya dan tidak berbantah-bantah tentang hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Ketidakpercayaan kita bahwa topan akan datang tidak dapat mencegah datangnya topan itu. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, serta insaf akan kemuliaan-Nya dan apa yang dituntut oleh Tuhan dari manusia, tentu kita akan berkata bahwa orang-orang yang menolak dan menghina Kristus patut disiksa sampai selama-lamanya, walaupun orang itu saudara kita.

    "Misalnya seorang yang sangat kita kasihi melakukan kesalahan yang besar kepada seorang lain yang lebih kita kasihi, dan ia tetap berada di dalam kesalahannya, tentu kita akan menghendaki bahwa orang itu patut dihukum selama-lamanya.

    "Walaupun manusia telah berdosa, tetapi Tuhan memberikan rahmat-Nya dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri supaya dapat menyelamatkan manusia. Jadi, kalau manusia tetap menolak rahmat-Nya serta menghina Anak Allah itu dan ia disiksa selama-lamanya, tentu kita harus mengaminkannya serta mengatakan, 'Benar dan adil hukuman-Mu, ya Allah!'

    "Bagaimanapun juga sudah nyata di dalam Alkitab bahwa orang-orang yang tidak bertobat serta menolak Kristus akan disiksa selama-lamanya. Senang atau tidak senang, kita harus percaya akan hal ini dan menunggu sampai kita tiba di sorga, dan di sanalah kelak kita dapat mengetahui apa sebabnya Tuhan mengatur demikian. Dalam hal ini tentu Tuhan mempunyai maksud yang berbudi. Walaupun kita tidak mengerti maksud itu. Manusia, yang paling berhikmat sekalipun, tidak dapat memerintah Tuhan dalam hal ini. Kita hanya dapat mengetahui hal-hal yang sudah dinyatakan Tuhan kepada kita. Sebagai kesimpulan ada dua hal yang jelas. Pertama: semakin dekat seseorang berjalan beserta Allah, dan semakin ia berserah kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, mereka akan semakin lebih mempercayai asas ini. Ada orang yang berkata, "Saya tidak dapat menerima asas itu sebab saya sangat mengasihi sesama manusia saya. ' Lebih baik orang itu menunjukkan kasihnya dengan menyerahkan dirinya bagi sesamanya manusia, seperti Yesus, agar jiwanya selamat, daripada menentang asas pelajaran ini, sebab kita sama sekali tidak dapat mengubah hal-hal yang sudah dipastikan Allah.

    "Orang Kristen yang duniawi tidak berpegang pada pengajaran tentang asas siksaan yang kekal. Banyak asas pengajaran yang salah mengenai hukuman yang kekal sudah diberitakan di dalam dunia, Lihat 1Timotius 4:1; 2Timotius 4:3. Kalau orang Kristen menolak kesucian, berarti ia juga menolak asas pengajaran yang benar. Jemaat yang duniawi, yang mengikuti kehendak dunia, juga tidak senang dengan asas pengajaran yang mengemukakan tentang hukuman yang kekal. Orang-orang yang berpegang pada asas yang salah mengenai hukuman dosa, akan segera kehilangan kuasa Allah. Boleh jadi orang itu pandai berkhotbah, tetapi satu hal yang jelas, ia tidak pandai menarik jiwa kepada Tuhan. Orang itu tidak dapat meminta kepada orang-orang lain untuk diperdamaikan dengan Allah. Orang semacam itu seringkali merusak iman orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya bahwa akan ada hukuman yang kekal, dan kalau hal itu tertanam dalam hati kita, tentu kita akan sangat berusaha supaya orang-orang yang terhilang dapat diselamatkan. Dan kalau kita telah meringankan hal ini, berarti kita tidak lagi bernyala-nyala dengan kasih Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada asas pengajaran yang diterangkan dalam Alkitab ini, tentu kita akan menyerahkan diri kepada Tuhan untuk dipakai bagi keselamatan orang-orang yang terhilang.

    "Janganlah menerima asas pengajaran ini secara akal saja. Sebab kalau saudara mencoba mengajarkan asas pengajaran ini dengan akal, maka saudara akan menjauhkan orang-orang dari Kristus. Tetapi kalau asas ini ditanamkan dalam hati yang penuh dengan kasih, sehingga hati kita terbeban untuk orang-orang berdosa, tentu tenaga kita, uang kita, dan segala yang ada pada kita akan kita pakai untuk keselamatan manusia, yaitu menyelamatkan mereka itu dari neraka, tempat siksaan yang pasti dialami dan dirasakan sampai selama-lamanya." (Dr. R.A. Torrey).

    Robert Murray Mc Cheyne, pengkhotbah yang termasyur di Skotlandia, selalu bersandar pada mimbar sambil menangis apabila ia berkhotbah tentang kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Itu merupakan teladan baik untuk tiap-tiap pengkhotbah.

    20. ASAS PENGAJARAN TENTANG KESELAMATAN

    Dalam pasal ini kita akan membahas asas pengajaran tentang keselamatan. Bagian-bagian yang akan diselidiki adalah mengenai: Kasih Karunia, pilihan dan takdir Allah, pertobatan, iman, kelahiran kembali, dibenarkan, diangkat sebagai anak, kesaksian Roh Kudus dan kesadaran akan keselamatan, dikuduskan, ayat-ayat peringatan, dan nasihat-nasihat bagi orang yang percaya, kesembuhan tubuh, ibadat orang Kristen, doa, pengucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah, persepuluhan dan persembahan, dan kasih orang yang percaya.

    I. KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH

    Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang menolak Kristus.

    Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:4-7). Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).

    "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir zaman" (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus memanggil manusia.

    Panggilan itu adalah sebagai berikut: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).

    " 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).

    "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Petrus 3:9).

    "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).

    "Marilah, baiklah kita berperkara! - Firman Tuhan - sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18).

    "Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31).

    Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua manusia dengan cuma-cuma.

    Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti panggilan itu. "Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).

    "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita" (2Tesalonika 2:13,14).

    "Allah dari mulanya telah memilih kamu". Saya mempunyai hak untuk menunjukkan dan mengenakan perkataan "Kamu" kepada siapa saja yang saya kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu dari kita. Apakah sebabnya? Sebab "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Tuhan Allah telah memberikan Anak-Nya kepada "setiap orang" yang mau menerima Dia.

    Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib dihukum. "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu, lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak angkat Allah oleh karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.

    Kasih karunia Allah tidak perlu dibagi-bagi. Manusia tidak perlu memberi nama untuk bagian-bagian kasih karunia Allah. Bagian-bagian dan nama-nama itu hanya akan membuat orang bingung terhadap pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia.

    Kita tidak perlu bingung mengenai takdir Allah, pilihan dan kasih karunia Allah. Takdir Allah dan pilihan Allah hanyalah penyataan kasih karunia Allah sejak permulaan dunia. "Karena Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Hak untuk menerima atau menolak kasih karunia Allah itu ditanggungkan kepada manusia. Baiklah saudara jangan menolak.

    Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah. Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan.

    Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan (memberitakan), "Marilah!, baiklah kita berperkara!", "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu"; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma"; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yesaya 1:18; Matius 11:28; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14).

    II. PERTOBATAN

    A. Pentingnya pertobatan

    Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat (Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan (Markus 6:12; Lukas 24:47).

    Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus (Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Menyesal sekali sebab ada banyak pengabar Injil yang tidak pernah memberitakan tentang pertobatan. Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus, apalagi pada zaman yang penuh dosa ini. Tuntutan Tuhan untuk masuk ke dalam kerajaan sorga tidak pernah dikurangi atau diubah.

    B. Apakah pertobatan itu?

    Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Allah.

    C. Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang:

    1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang.

    "Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga," Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Lukas 15:11-31, dan juga dalam pasal Lukas 18:1-43. Melalui cara ini kita insaf bahwa diri kita berdosa, lihat Mazmur 32:5; Mazmur 51:1-19; Roma 1:32; 3:19,20.

    2. Pertobatan menyangkut perasaan hati.

    Rasul Paulus berkata, "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat" (2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13 dan Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa, menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar.

    3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang.

    Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti "berbalik". Anak yang hilang itu telah berkata, "Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku". Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4. Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh termasuk pengakuan dosa kepada Allah serta permintaan ampun, Mazmur 38:19; Lukas 18:13; Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24; Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal, membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat kita.

    D. Bagaimanakah seseorang bertobat?

    Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. "Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan gerakan Roh Kudus di dalam hatinya.

    Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11).

    E. Bukti Pertobatan

    Pertobatan bukan hanya untuk orang-orang yang baru mau percaya kepada Tuhan Yesus. Orang-orang yang sudah percaya pun perlu bertobat (Wahyu 2:5; 3:2,3,19). Bilamana Roh Kudus menempelak hati seorang Kristen mengenai suatu dosa, maka ia wajib segera bertobat serta mengakuinya supaya dosa itu ditutupi oleh darah Yesus Kristus. Bukti-bukti pertobatan ialah: orang itu sungguh-sungguh menyesal oleh sebab dosa-dosanya, merendahkan dirinya serta mengakui bahwa dirinya bersalah (Lukas 10:13; Yoel 2:12,13; Ayub 42:5,6). Orang itu mengakui dosanya serta berdoa kepada Allah meminta pengampunan (Hosea 14:1-3; Lukas 18:13,14). Orang itu berpaling dari segala kejahatannya, berhalanya, kekejiannya, dan pikirannya yang jahat (Matius 12:41; Yesaya 55:7). Inilah bukti-bukti yang penting dari suatu pertobatan, dan inilah yang paling dipentingkan dalam Alkitab. Perhatikanlah bahwa perkataan "berbalik" sering dipakai di dalam Alkitab, lihat Kisah 3:19. Orang yang bertobat berbalik kepada Allah serta bersandar kepada-Nya dan melayani Dia (Kisah 26:20; 1Samuel 7:3; Matius 3:8). Dalam pertobatan seseorang harus meninggalkan dosanya serta berbalik kepada Allah (1Tesalonika 1:9). Pertobatan itu selain berhenti berbuat jahat, juga harus berbuat baik, lihat Lukas 3:10-14. Membetulkan kesalahan adalah bukti pertobatan. Misalkan seorang telah mencuri, lalu ia bertobat; tentu ia akan mengembalikan barang curian itu kalau pertobatannya sungguh-sungguh. Pertobatan itu dibuktikan oleh perbuatan, yaitu tindakan untuk menyelesaikan dosa-dosa dan kesalahannya - menyelesaikan dihadapan Allah dan dihadapan manusia. Dengan menyelesaikan dosa dan kesalahan kita tidak dapat memperoleh keselamatan, sebab keselamatan diberikan oleh sebab iman; akan tetapi menyelesaikan dosa-dosa ialah suatu bukti pertobatan. Lihat Matius 5:23-25; 3:8. Pertobatan terdiri dari dua bagian: satu dari pihak Tuhan dan satu dari pihak manusia. Pertobatan bukan hanya suatu tindakan dari pihak manusia saja yang dilakukan hanya oleh kuasa manusia tanpa pertolongan dari Tuhan. Sebaliknya, pertobatan juga bukan suatu tindakan dari pihak Tuhan saja tanpa reaksi manusia. Pikiran yang salah mengenai hal ini akan menyebabkan putus asa atau kurang perhatian terhadap pertobatan. Kemurahan Allah menarik kita kepada pertobatan, Roma 2:4; Kisah 11:18. Tuhan memberikan pertobatan dengan membantu dan memberikan dorongan kepada kita agar kita mau bertobat.

    Pertobatan meliputi penyesalan dan dukacita karena dosa. Dalam hal ini orang berdosa berpihak kepada sikap Tuhan terhadap dosa. Mempunyai pikiran yang sama seperti Tuhan mengenai dosa; membenci dosa sama seperti Tuhan membenci dosa.

    F. Hasil Pertobatan

    Bilamana seseorang bertobat maka ada sukacita besar pada malaikat-malaikat Allah (Lukas 15:7-10). Pertobatan juga membawa sukacita kepada Allah sendiri, tetapi siapakah yang bersukacita dihadapan malaikat Allah (Lukas 15:10, TKB)? Apakah saudara-saudaranya yang sudah ada di seberang sana juga mengetahui bahwa ada seorang yang bertobat?

    Pertobatan dan iman mendatangkan pengampunan dosa (Yesaya 55:7; Kisah 3:19). Di luar pertobatan tidak ada jalan untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pertobatan itu sendiri tidak mendatangkan pengampunan tetapi Allah Bapa memberikan pengampunan oleh sebab seseorang bertobat dari dosanya. Seseorang tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh bertobat kecuali bila ia menginsafi betapa buruknya dosanya pada pandangan Allah.

    Dan Roh Kudus hanya dicurahkan atas orang-orang yang bertobat. Kalau seorang Kristen keras kepala serta tidak mau bertobat maka orang itu tidak mungkin mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam kehidupannya. Pertobatan, iman dan pengampunan dosa adalah tiga langkah dalam keselamatan. Masing-masing merupakan satu langkah yang pasti tetapi ketiganya tidak dapat diceraikan dalam keselamatan kita.

    III. IMAN

    A. Pentingnya iman

    Iman sangat penting bagi orang Kristen (Ibrani 11:6). Tuhan Yesus mengutamakan dan menuntut iman dalam hati orang-orang yang percaya akan Dia; dan iman selalu dihargai-Nya.

    B. Apakah iman itu ?

    Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar dan keyakinan ini ialah Firman Allah (Ibrani 11:1). Lihat juga ayat-ayat yang berikut: Ibrani 11:7,11,17-19,22,30. Perkataan Ibrani yang diterjemahkan "iman" sebenarnya berarti "menyokong" atau "meneguhkan". Perkataan Yunani yang diterjemahkan "iman" atau "percaya" sebenarnya berarti "berharap kepadanya" atau "bersandar padanya". Jadi kita disokong oleh Allah, dan yakin bahwa kita bersandar kepada-Nya. Itulah iman. Iman mengandung unsur ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia. Dasar iman adalah Firman Allah, Roma 4:20,21. Tujuan iman adalah Pribadi Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan ialah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

    C. Iman secara umum meliputi tiga hal:

    1. Keyakinan yang timbul berdasarkan pengetahuan (Mazmur 9:11; Roma 10:17). Iman bukan percaya akan sesuatu yang tidak ada buktinya, melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling baik dan teguh, yaitu Firman Allah. Bukti yang lain di luar Firman Allah (yang tidak dapat berdusta) tidak perlu. "Bagaimanakah seseorang dapat percaya kepada apa yang belum didengarnya?" Haruskah orang itu harus mendengar lebih dahulu barulah ia dapat percaya. Iman bukan suatu tindakan yang membabi buta, bukan seolah-olah berjalan dalam kegelapan. Kita harus percaya dengan hati tetapi juga dengan pengetahuan. Dalam Alkitab percaya dengan segenap hati berarti dengan segenap pikiran, hati, dan kehendak.

    2. Keyakinan sehingga mengakui kebenarannya (Markus 12:32). Begitulah tuntutan Tuhan Yesus kepada orang yang meminta kesembuhan dari pada-Nya. "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan orang itu menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya." Kita harus tahu bahwa Yesus Kristus ialah Juruselamat dunia ini, tetapi kita harus mengakui kebenarannya dalam hati kita. Lihat Yohanes 1:12.

    3. Keyakinan sehingga bertindak untuk menerapkannya bagi diri sendiri, Yohanes 1:12; 2:24. Iman adalah bagaikan seorang yang menerima cek dari bank, tetapi ia harus pergi ke bank itu untuk menandatanganinya, baru ia menerima uang itu. Haruskah kita mengalami dan menerapkan kepada diri kita sendiri hal-hal tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang kita ketahui dan yang kita akui kebenarannya. Kalau hanya mengetahui saja, maka itu bukan iman. Boleh jadi seseorang tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan tetapi ia tetap menolak Dia sebagai Juruselamatnya. Pengetahuan tentang Allah tidak cukup sebab pengetahuan itu tidak menentukan apakah ia menerima atau menolak hal-hal itu. Begitu juga hanya mengakui kebenarannya bukanlah iman. Mungkin juga seseorang mengakui bahwa hal ini benar tetapi ia tidak menyerahkan hatinya kepada Kristus. Oleh sebab itu kita perlu menerapkan semua itu bagi diri kita sendiri, dan hal itu sama dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Kristus. Jadi jelaslah bahwa tiga hal ini perlu untuk menyatakan iman yang sungguh. Iman adalah suatu tindakan dalam kehendak manusia. Kehendak seseorang mempengaruhi pikirannya tentang kebenaran. Bandingkan Wahyu 2:21 dan Wahyu 22:17.

    D. Iman kepada Allah

    Iman atau percaya kepada Allah berarti yakin bahwa kesaksian Firman Allah itu benar walaupun tidak ada bukti di luar kesaksian itu, dan yakin bahwa janji Allah akan digenapkan walaupun ada banyak rintangan terhadap janji itu (1Yohanes 5:10; Yohanes 5:24; Kisah 27:22-25 Roma 4:3; 4:19-21).Percaya kepada Allah berarti bersandar kepada Dia dan Firman-Nya serta berharap akan janji-Nya dan berharap akan Dia sendiri.

    E. Iman kepada Yesus Kristus

    Iman kepada Yesus Kristus berarti bersandar kepada Dia, dan mendapat sokongan daripada-Nya. Itu berarti kita yakin bahwa Ia akan melakukan semua hal itu (2Timotius 1:12, TKB; FAYH). Kalau kita bersandar pada Dia kita tidak akan jatuh atau kecewa (Yohanes 14:1; Matius 9:21,22,29; Lukas 7:48-50; Yohanes 14:12 Matius 15:25,28; 8:8-10). Kita mempunyai hak untuk beriman dan bersandar pada Yesus Kristus atas semua hal yang sudah Ia janjikan kepada kita. Untuk pertolongan, penyembuhan, kuasa, atau kemenangan, semua itu juga akan kita peroleh (Matius 9:29).

    F. Iman di dalam doa

    Iman di dalam doa ialah pengharapan yang teguh atau keyakinan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta, tanpa keragu-raguan (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Doa yang disertai iman menimbulkan keyakinan bahwa apa yang kita minta itu sudah kita peroleh, sebab Allah telah mendengar doa itu serta memberikannya kepada kita. Lihat 1Yohanes 5:14,15.

    G. Iman yang menyelamatkan

    Perkataan "iman yang menyelamatkan" yang dimaksud bukanlah iman yang lain daripada biasa, melainkan iman yang membawa keselamatan kepada kita. Iman yang menyelamatkan yaitu iman kepada Pribadi Juruselamat. Iman yang menyelamatkan ialah penyerahan jiwa yang najis dan berdosa kepada Tuhan serta menyambut Yesus Kristus sebagai sumber pengampunan, kesucian, dan kehidupan (Matius 11:28,29; Kisah 16:31; Yohanes 1:12; 20:31; Efesus 3:17; Wahyu 3:20).

    Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, Roma 10:9,10. Iman yang hanya ada dalam alam pikiran sebagai pengetahuan tidak cukup untuk memberikan keselamatan. Dalam Alkitab "hati" berarti pikiran, perasaan, dan kehendak. Selidikilah Ibrani 11:7,8,17,19,20,22,24-26,28, Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai penanggung dosa kita, dan iman yang menyelamatkan menerima Dia seperti demikian serta berharap hanya kepada darah-Nya untuk menebus kita dari dosa. Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai pelepas kita dari kuasa dosa (Yohanes 8:34,36). Kita wajib menerima Dia seperti demikian. Dan Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan dan Guru kita. Wajiblah kita menerima Dia seperti demikian serta menyerahkan pikiran kita semata-mata kepada pengajaran-Nya dan nyawa kita kepada perintah-Nya (Yohanes 13:13).

    Iman yang menyelamatkan ialah iman yang menginsafkan diri kita bahwa kita akan binasa, yang sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan, yang meninggalkan segala pengharapan selain daripada Tuhan Yesus, yang berseru kepada-Nya untuk meminta pengampunan, yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan (Roma 10:9,13,14).

    Ada beberapa tuntutan di dalam iman yang menyelamatkan :

    1. Harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Yohanes 20:31.
    2. Harus percaya kepada Injil, Roma 1:16; 1Korintus 15:1-4. Dengan perkataan lain itu berarti kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dan dibangkitkan oleh Allah, supaya kita dibenarkan, dan percaya bahwa Ia mau dan dapat menyelamatkan kita (Roma 10:9; 1:4; 4:25; Ibrani 7:25; Lukas 7:48-50).

    H. Hasil iman kepada Yesus Kristus

    Kita diselamatkan dan dosa-dosa kita diampuni oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Efesus 2:8; Kisah 10:43). Kita dibenarkan oleh sebab iman kepada Kristus (Roma 3:28; 5:1; Filipi 3:9). Kita mendapat hidup yang kekal oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Yohanes 20:31). Pada saat kita diselamatkan maka Kristus tinggal di dalam hati kita (Efesus 3:17). Bukan hanya iman secara sembarangan yang menyelamatkan kita, melainkan iman kepada Yesus Kristus; Ialah tujuan iman kita (Kisah 10:43; 16:31; 1Yohanes 3:23). Tubuh kita disembuhkan oleh iman kepada Kristus (Yakobus 5:14,15; Matius 9:22,29). Doa kita dikabulkan Allah oleh sebab iman (Matius 21:22; Markus 11:24; Yakobus 1:5-7). Ada banyak hal dan berkat yang diberikan kepada kita oleh sebab iman kepada Kristus. Apabila saudara ingin mengetahui beberapa diantaranya, saudara dapat menyelidiki ayat-ayat yang berikut: Seluruh pasal sebelas dari Surat Ibrani (Ibrani 11:1-40); dan Yohanes 1:12; 2Petrus 1:4,5; Kisah 15:9; 1Yohanes 5:4,5; Efesus 6:16; 1Petrus 1:8; Yohanes 7:38,39; Matius 21:21; Yohanes 14:12. Iman kita seharusnya bertambah-tambah sebab iman itu hidup (2Korintus 10:5; 1Tesalonika 1:10; 1Tesalonika 1:3).

    I. Asalnya iman

    Sebagaimana pertobatan adalah karunia Allah demikian pula iman (Ibrani 12:2), dan segala karunia Allah adalah untuk semua orang. Tuhan tidak memandang rupa orang. Firman Allah dipakai oleh Allah sebagai dasar iman, dan Firman itu tersedia bagi tiap-tiap orang (Roma 12:3; 1Korintus 2:4,5; 12:4,8,9; Roma 10:17). Sebagai orang Kristen kita memandang kepada Yesus Kristus, bukan kepada suasana di sekitar kita; dan janji Kristus dalam Firman-Nya menjadi dasar iman kita. Kalau kita rindu untuk mendapatkan iman yang lebih kuat, wajiblah kita memakai iman yang ada pada kita, maka iman kita akan bertambah-tambah (Matius 25:29). Berdoa dan membaca Firman Tuhan adalah cara untuk menambah iman kita (Lukas 22:32; 17:5). Iman bertambah-tambah di dalam diri kita oleh karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita dan oleh sebab ketaatan kita kepada perintah Kristus serta di dalam hal kita memandang akan Dia (Galatia 5:22; Matius 14:30,31).

    J. Hubungan pertobatan dengan iman

    Alkitab menghubungkan pertobatan dengan iman (Kisah 20:21). Pertobatan adalah suatu sikap terhadap Allah sendiri, sebab Allahlah yang murka oleh sebab dosa-dosa kita. Iman adalah suatu sikap terhadap Yesus Kristus, sebab Ialah yang telah menanggung dosa-dosa kita. "Jarang sekali seorang dapat berdukacita karena dosa-dosanya dengan tidak berharap kepada rahmat Allah. Kita tidak patut berdukacita karena dosa dengan dasar akibatnya yang dahsyat bagi kita, melainkan kita harus berdukacita karena dosa oleh sebab hal itu merupakan kebencian bagi Allah dan bertentangan dengan kesucian dan kasih Allah. Kematian Kristus di kayu salib itulah yang mula-mula membangunkan pertobatan di dalam kita (Yohanes 12:23-33). Oleh sebab itu segala khotbah mengenai pertobatan harus dilengkapi dengan khotbah tentang iman (Matius 3:2-12; Kisah 19:4). Bertobat (berpaling) kepada Allah harus berkaitan dengan iman (percaya) kepada Tuhan kita Yesus Kristus (Kisah 20:21; Lukas 15:10,24; 19:8,9; juga Galatia 3:7)." - A.H. Strong.

    Jelas di dalam Kisah 2:38 bahwa pertobatan dan iman kepada Kristus tidak dapat diceraikan, sebab baptisan dalam nama Yesus Kristus memang menuntut iman kepada Dia. Dalam pertobatan, hal yang terpenting yaitu sikap menolak Kristus berubah menjadi sikap menerima dan percaya akan Dia.

    K. Hubungan iman dengan pekerjaan

    Keselamatan kita tidak bergantung pada perbuatan baik (amal) kita. Keselamatan kita semata-mata bergantung pada iman kepada Kristus. Akan tetapi, sesudah kita diselamatkan tak dapat tidak kita akan melakukan perbuatan (amal) yang baik sebab hal itulah yang berkenan kepada Bapa kita dalam sorga, dan sebab kita rindu untuk menjadi sama seperti Kristus. Iman ialah suatu sikap terhadap Yesus Kristus tetapi perbuatan baik adalah hasil dari iman.

    Rasul Paulus dan Rasul Yakobus tidak berselisih paham dalam hal ini (Yakobus 2:14-26; Roma 4:1-12). Rasul Paulus berkata, "Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat." Rasul Yakobus menyatakan tentang hasil iman yang kelihatan kepada manusia, yaitu perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyertai iman yang mendahuluinya. Iman membawa kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik. Iman yang tidak membawa kita kepada ketaatan akan perintah Yesus Kristus adalah iman yang mati (Yakobus 2:14-26).

    L. Nasihat yang berfaedah

    Pada zaman kasih karunia ini patutkah kita hanya berkhotbah dari hal iman, atau patutkah disertai pertobatan? Apakah yang dikhotbahkan oleh Petrus (Kisah 2:38), dan Paulus (Kisah 17:30; 20:21; 26:20)? Apakah hal itu termasuk di dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada kita? (Lukas 24:45-49).

    Ada beberapa ukuran iman: iman yang kecil atau kurang percaya (Matius 6:30); iman yang besar (Matius 8:10); iman yang teguh (Ibrani 10:22); dan diperkuat dalam imannya (Roma 4:20).

    IV. KELAHIRAN KEMBALI

    A. Pentingnya kelahiran kembali

    Kelahiran kembali adalah asas pengajaran yang sangat penting dan patut diketahui dengan benar. Hanya melalui kelahiran kembali kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tak ada jalan lain untuk menjadi seorang Kristen. Kelahiran kembali adalah pintu masuk Kerajaan Allah dan cara untuk menjadi murid Yesus Kristus; dan orang yang tidak masuk dari pintu itu tidak akan dapat masuk, ia akan tetap tinggal di luar.

    B. Perlunya kelahiran kembali

    Di mana ada manusia, di situ ada dosa; dan di mana ada dosa, di situ manusia perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus telah berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3). Tidak ada kecualinya, dari semua bangsa dan apapun pangkatnya. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti terhilang dan akan binasa. Yang dilahirkan oleh daging berarti harus dilahirkan kembali oleh Roh Allah (Yohanes 3:3-7). Manusia harus dilahirkan kembali oleh sebab Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, demikian pula keturunannya. Jadi, kalau manusia mau diangkat dari keadaan itu kepada suatu tingkat yang lebih tinggi, hanya satu jalan yaitu dilahirkan kembali (Roma 8:7; 1Korintus 2:14; Galatia 5:19-21).

    Tuhan Yesus Kristus telah memberikan perintahnya agar manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:7). Dalam hal ini bukanlah manusia boleh kalau ia mau, melainkan ini adalah suatu keharusan. Lagipula tidak ada hal lain yang dapat menggantikan kelahiran kembali. Amal, agama, pengetahuan, baptisan, usaha memperbaiki diri, menjadi anggota gereja, semuanya tidak cukup dan tidak dapat menyelamatkan seseorang (Galatia 6:15).

    "Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging." Yang berasal daripada daging adalah daging, oleh sebab itu haruslah seseorang dilahirkan kembali supaya genap perkataan "Apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh" (Yohanes 3:5-6). Tabiat tubuh atau kedagingan tidak akan berkenan kepada Allah (Galatia 5:20,21; Yeremia 13:23). Oleh sebab itu, manusia tidak perlu memperbaiki tabiatnya yang lama, melainkan ia harus mendapat tabiat yang baru.

    Semua manusia sudah mati di dalam dosa dan kejahatannya (Efesus 2:1). Dalam keadaan demikian manusia tidak dapat bergaul atau bersekutu dengan Allah. Dosa telah menceraikan dia dari Allah, dan hanya apabila ia dilahirkan kembali barulah ia dapat bersekutu lagi dengan Allah. Di samping itu kesucian Allah menuntut supaya manusia dilahirkan kembali (Ibrani 12:14).

    Manusia perlu mendapat hidup yang baru dan perubahan yang terjadi melalui kehidupan yang baru itu. Tabiat manusia bukanlah seperti sebuah mangga yang mentah yang perlu menjadi sempurna hanya dengan menjadi lebih matang; tetapi manusia adalah seperti sebuah mangga yang bibitnya busuk oleh sebab ulat dosa, yang kalau dibiarkan saja, pasti akan binasa. Usaha memperbaiki diri sendiri sama halnya dengan memetik buah yang busuk dari pohon, lalu mengikatkan buah mangga yang baik pada pohon itu dengan tali. Jadi, kelahiran kembali itu penting sekali.

    C. Apakah kelahiran Kembali itu?

    Di dalam Alkitab ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan tentang kelahiran kembali:

    dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
    dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13; 1Yohanes 3:9; 4:7; 5:1,4,18)
    dilahirkan dari Roh (Yohanes 3:5,6)
    dihidupkan (Efesus 2:1,5; Kolose 2:13)
    pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1Yohanes 3:14)
    ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15)
    mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Petrus 1:4)
    hati yang baru dan Roh yang baru (Yehezkiel 36:26)
    pembaharuan (Matius 19:28; Titus 3:5)
    (Dua ayat yang terakhir akan diterangkan dengan jelas)

    Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru di dalam Kristus oleh pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah, kepada jiwa yang mati dalam dosa dan kejahatan. DR. A.J. Gordon menjelaskan tentang kelahiran kembali demikian: "Dilahirkan kembali berarti menerima kodrat ilahi oleh pekerjaan Roh Kudus dengan perantara Firman Allah. DR. R.A. Torrey menerangkan hal itu demikian: "Dalam kelahiran kembali Allah memberikan perangai-Nya yang suci dan berbudi, yaitu perangai yang berpikir seperti Allah (Kolose 3:10), berperasaan akan seperti Allah, dan berkehendak seperti Allah (1Yohanes 3:14; 4:7,8)."

    Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15). Orang yang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut ke dalam hidup yang baru (1Yohanes 3:14; Efesus 2:1,4,5). Itulah pekerjaan Roh Kudus, dan oleh sebab itu kita boleh berkata bahwa orang itu telah dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13).

    Jelas dari ayat-ayat di atas bahwa kelahiran kembali bukan baptisan; dan baptisan tidak dapat membuat seseorang dilahirkan kembali. Ada orang yang sudah dibaptiskan tetapi belum dilahirkan kembali; dan ada orang yang sudah dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan. Ayat-ayat di atas tidak menyatakan tentang pembaptisan. Dalam Galatia 6:15 dikemukakan bahwa kelahiran kembali berbeda dengan sunat dan syarat-syarat lain yang lahiriah. Begitu juga hal itu dinyatakan dalam 1Korintus 4:15. Dalam ayat itu Paulus memberitahukan bahwa orang-orang saleh di Korintus dilahirkan kembali dalam Injil Yesus Kristus. Tetapi Paulus juga berkata dalam 1Korintus 1:14,17 bahwa ia tidak membaptiskan orang-orang di sana. Tidak mungkin Paulus berkata demikian mengenai pembaptisan, kalau mereka itu dilahirkan kembali melalui pembaptisan. Dari semua itu nyata bahwa baptisan bukan kelahiran kembali.

    Dalam Kisah 8:13,20-23 dikemukakan bahwa baptisan bukan kelahiran kembali. Dalam ayat itu diberitahukan bahwa Simon telah dibaptiskan, tetapi hatinya seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Rupanya Simon itu belum dilahirkan kembali, walaupun ia sudah dibaptiskan. Pada pihak lain, nyata sekali bahwa si penjahat di atas kayu salib itu telah diselamatkan, sebab Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) tetapi ia tidak dibaptiskan. Di samping itu kita membaca tentang Roh Kudus yang dicurahkan ke atas orang-orang di dalam rumah Kornelius, dan mereka menerima karunia lidah seperti yang terjadi pada Hari Pentakosta, dan semua itu terjadi sebelum mereka itu dibaptiskan (Kisah 10:44-48). Tentu tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa mereka itu belum dilahirkan kembali. Nyata di sini bahwa mereka itu dilahirkan kembali dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Sebenarnya, hanya darah Yesus Kristus yang dapat menyucikan kita dari dosa (1Yohanes 1:7), bukan air baptisan. Jikalau kelahiran kembali terjadi melalui pembaptisan, mengapa semua Rasul telah berkhotbah, "Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!"? Bila demikian, mereka hanya perlu menyuruh orang-orang agar dibaptiskan saja.

    Baptisan hanyalah suatu tanda yang kelihatan, yang membuktikan suatu pekerjaan yang sudah dilakukan di dalam hati nurani. Hati nurani tidak dapat disucikan oleh pembasuhan air. Rasul-rasul Tuhan selalu menyuruh orang-orang percaya lebih dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Pekerjaan itu terjadi oleh sebab iman, lalu orang itu dibaptiskan untuk menyatakan imannya kepada orang-orang lain.

    Ada tiga ayat yang patut kita selidiki baik-baik yang menyatakan bahwa Firman Allah dipakai oleh Roh Kudus untuk melahirkan kembali orang-orang yang percaya. Dalam 1Petrus 1:23 dikatakan bahwa kelahiran kembali terjadi karena Firman Allah. Dalam Yakobus 1:18 dikatakan bahwa itu terjadi karena Firman Allah yang benar. Dalam Korintus 4:15 dikatakan bahwa itu terjadi karena Injil (yaitu Firman Allah). Tuhan Yesus juga berkata, "Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan" (Yohanes 15:3). Dan "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Dan Rasul Paulus berkata, "Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman" (Efesus 5:26). Dengan memakai ayat-ayat itu kita akan dapat memahami perkataan Tuhan Yesus kepada Nikodemus, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Mengapa Tuhan berkata tentang air dan Roh? Dr. R.A. Torrey berpendapat bahwa "air" dalam perkataan itu melukiskan kesucian atau pembasuhan-Ku yang terjadi oleh Firman Allah; Roh Kudus melahirkan kembali seseorang dengan perantaraan Firman Allah. Boleh jadi air itu melukiskan Firman Allah. Kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja dengan memakai Firman Allah, sebab Firman Allah adalah Pedang Roh Kudus (Efesus 6:17).

    Di sini kami memberikan sedikit keterangan mengenai Titus 3:5; Efesus 5:26, dan Matius 19:28. Ada satu perkataan dalam bahasa Yunani yang berarti dilahirkan kembali, atau "dijadikan ciptaan baru". Perkataan itu hanya dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Matius 19:28 dan Titus 3:5. Dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan oleh Dr. Bode, perkataan dalam Matius 19:28 itu diterjemahkan "Pada masa kejadian alam yang baharu", sedangkan dalam terjemahan Dr. Shellabear dikatakan, "Dalam kejadian yang baharu". Perkataan itu sesungguhnya berarti "dilahirkan kembali" dan "diciptakan baru", tetapi karena di sini hal itu berkenaan dengan dunia atau alam ini, jadi lebih tepat diterjemahkan "kejadian yang baharu". Dalam kedua terjemahan itu, dalam Titus 3:5 perkataan tersebut diterjemahkan, "kejadian yang baharu". Akan tetapi arti perkataan itu tidak lain adalah "diciptakan baru" atau "dilahirkan kembali", sebab jelas di situ bahwa kelahiran kembali yang dibicarakan oleh Rasul Paulus. Oleh sebab itu dalam Titus 3:5 perkataan "kejadian yang baharu" (TKB) pantas diganti dengan perkataan "Kelahiran kembali" (LAI).

    Selanjutnya, dalam Titus 3:5 dan Efesus 5:26 terdapat satu perkataan Yunani "loutron", yang hanya berarti "pembasuhan". Akan tetapi dalam terjemahan yang baru (LAI) dipakai "Permandian" untuk kata "loutron". Terjemahan itu sebenarnya salah. Dalam bahasa Yunani hanya kata "baptiso" yang berarti "baptisan", dan dalam dua ayat tersebut "baptiso" tidak dipakai. Oleh sebab itu terjemahan Dr. Shellabear-lah yang tepat dengan bahasa Yunaninya. Terjemahannya demikian: "melainkan menurut seperti rahmat-Nya juga, dalam pembasuhan kejadian baharu, dan dalam hal kita dibaharui oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Dan, "Setelah sudah disucikan dengan pembasuhan air itu oleh perkataan Allah" (Efesus 5:26). Rasul Paulus memakai kata "baptiso" 19 kali dengan maksud "baptisan" atau "dibaptiskan". Seandainya Rasul Paulus bermaksud memakai kata "baptisan" dalam ayat-ayat ini, mengapa ia tidak memakai kata "baptiso"? Jelas bahwa Paulus tidak bermaksud memakai perkataan "baptiso". Dr. Thayer dalam kamusnya Yunani-Inggris menerangkan "Loutron" demikian: "tempat mandi, mandi, hal memandikan dan membasuhkan". Kata "louo" dalam Alkitab dipakai 6 kali, semuanya berarti "basuh". Oleh sebab perkataan "baptisan" (dalam terjemahan Dr. Bode) digunakan salah dalam kedua ayat itu, maka ada orang yang salah mengerti, yaitu bahwa baptisan itu sama dengan kelahiran kembali; padahal banyak ayat dalam Alkitab menyatakan bahwa baptisan tidak sama dengan kelahiran kembali, dan tidak mendatangkan kelahiran kembali kepada kita. Kelahiran kembali ialah pekerjaan Roh Kudus dalam hati nurani seseorang yang percaya kepada Kristus.

    Kelahiran kembali mendatangkan perubahan besar di dalam kehidupan kita, sebab ingatan kita dibaharui, yaitu segenap pikiran, perasaan dan kehendak hati kita. Dan bukan itu saja, kita dibaharui dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Petrus 1:4). Orang yang tidak dilahirkan kembali, yang masih tetap dalam tabiat duniawi, tidak akan mengerti hal ini dan tidak dapat mengerti tentang perkara-perkara Roh (1Korintus 2:14); pikiran najis (Galatia 5:19-21), dan kehendaknya bertentangan dengan Allah (Roma 8:7). Meskipun dia adalah seorang terpelajar, sopan, ataupun yang halus kelakuannya, ia tetap tidak berkenan kepada Allah kalau ia belum dilahirkan kembali. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali, maka segala hal yang sudah lama berlalu, dan semuanya menjadi baru (2Korintus 5:17). "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku daripada pikiranmu" (Yesaya 55:9). Betapa indahnya kelahiran kembali itu! kita didapati dalam keadaan terjerumus di dalam dosa cemar tetapi diangkat Allah, dilahirkan kembali, dan mendapat bagian dalam kodrat ilahi.

    D. Tanda-tanda dan hasil kelahiran kembali

    Orang yang dilahirkan kembali mengalami beberapa hal yang ajaib:

    1. Ia mengalami perubahan dalam perasaannya. Dahulu ia adalah seteru Allah (Roma 8:7), tetapi sekarang ia mengasihi Allah (Roma 5:5; 1Yohanes 4:19). Dahulu ia membenci sesama manusia (Titus 3:3), tetapi sekarang ia mengasihi mereka (Roma 5:5; 1Yohanes 3:14).
    2. Ia mengalami perubahan dalam kehidupannya dan kelakuannya. Kehidupan yang lama, yaitu hidup di dalam dosa, telah berlalu (1Yohanes 3:9; 5:18). Dan sebagai gantinya, ia hidup di dalam kebenaran (1Yohanes 2:29).
    3. Ia menerima kuasa untuk mengalahkan dunia ini dan mengalahkan dosa-dosanya (1Yohanes 5:4). Tetapi rahasia kemenangannya yaitu kuasa Roh Kudus yang patut disambut (Galatia 5:16) dan di dalam hal tetap tinggal di dalam Yesus Kristus (1Yohanes 3:6).

    Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi dalam taman Eden. Orang itu memperoleh kehidupan rohani dan benarlah perkataan Rasul Paulus tentang dia: "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu ... dihidupkan" (Efesus 2:1,5).

    E. Hubungan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman

    Kita sudah mengetahui bahwa pertobatan dan iman berhubungan erat sekali. Jadi, jelas juga bahwa pertobatan dan iman juga berhubungan erat dengan kelahiran kembali. Sebenarnya ketiga hal itu tidak dapat diceraikan. Pertobatan dan iman adalah bagian atau pekerjaan manusia, dan kelahiran kembali adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati manusia. Bilamana ketiga hal itu telah terjadi dalam diri seseorang, maka ia diselamatkan, ia mendapat hidup yang kekal. Bilamana ia menerima Tuhan Yesus Kristus, maka Tuhan melakukan ini di dalam hatinya. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yohanes 1:12,13). Inilah jawaban kepada pertanyaan Nikodemus: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" (Yohanes 3:9).

    Di dalam terjemahan Klinkert Bode, Yohanes 1:13 itu dimulai dengan kata "yang kejadiannya", tetapi sebenarnya "yang diperanakkan" lebih tepat dengan bahasa aslinya. Dalam naskah aslinya yang dimaksud dalam perkataan itu berarti lebih dari satu orang. Hanya satu naskah dalam bahasa Latin yang kemudian diterjemahkannya dengan arti hanya satu orang. Karena itu, ayat ini tidak mungkin berkenaan dengan Kristus, melainkan orang-orang yang menerima Kristus yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. Ireneus (abad kedua) dan Tertullian (abad ketiga) menafsirkan ayat Yohanes 1:13 adalah berkenaan dengan Kristus untuk memperkuat asas bahwa Yesus Kristus diperanakkan oleh seorang anak dara. Tetapi tidaklah demikian menurut naskah-naskah lama. Mereka tidak berhak mengubah Alkitab, mereka bukan rasul-rasul. Jadi, sesuai dengan naskah dalam bahasa Yunani yang lama, haruslah diterjemahkan dengan: "Yang diperanakkan", dan yang dimaksudkan ialah orang-orang yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12.

    F. Kesaksian Roh Kudus

    Bilamana seseorang telah dilahirkan kembali maka Roh Kudus bersaksi dalam hati orang itu bahwa orang itu telah menjadi anakmu Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Lihatlah Roma 8:15; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6,10.

    V. MENGENAI HAL DIBENARKAN

    A. Apakah maksudnya dibenarkan itu?

    Dibenarkan berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dikuduskan berkenaan dengan perubahan keadaan, yaitu keadaan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang oleh karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan ke atas orang itu, dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain, dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan menerima mereka sebagai orang benar dihadapan-Nya, oleh sebab mereka telah percaya dan menerima Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab perkataan dibenarkan berarti dianggap benar. Bilamana seseorang berdosa menerima Kristus sebagai korban karena dosa-dosanya, dan percaya akan Dia, maka Allah dapat dan akan menganggap orang itu benar dihadapan-Nya. Kalau kita menyelidiki perkataan "dibenarkan" dalam Alkitab, kita akan mengetahui bahwa itu berarti "dianggap benar", "disebut benar", "memperhitungkan sebagai kebenaran". Lihat Ulangan 25:1; Keluaran 23:7; Yesaya 5:23; Lukas 16:15; Roma 2:13; 3:23,24; 4:2-8; Lukas 8:14.

    Bilamana Allah membenarkan orang berdosa, keadilan Allah tidak dilanggar sebab orang berdosa itu telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban karena dosanya, dan sebab Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa orang itu di kayu salib.

    B. Ada dua hal bagi orang yang dibenarkan

    1. Dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan. Jikalau seseorang dibenarkan, maka tak dapat tidak dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan, sebab bagaimanakah seseorang dapat dibenarkan kalau hukuman dosanya masih akan ditanggungkan kepadanya? Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa pengampunan dosa termasuk di dalam hal dibenarkan. Lihatlah Roma 3:24,25; Efesus 1:7; Kisah 13:38,39; Mazmur 32:2; 130:4; Mikha 7:18; Yohanes 3:16. Bagi orang yang ada di dalam Kristus hukuman dosanya dibatalkan sebab Tuhan Yesus telah menanggung hukuman dosa orang itu sebagai penggantinya.

  144. Orang yang dibenarkan dikembalikan ke dalam keadaan berkenan kepada Allah. Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:22-24). Lihat juga Roma 5:1,2. Keadaan berkenan kepada Allah yaitu keadaan seseorang dapat bersahabat kembali dengan Allah (2Korintus 5:18), keadaan itu disebut juga didamaikan dengan Allah. Menjadi anak Allah, yaitu keadaan menjadi anak angkat Allah (Yohanes 1:12; Roma 8:15).
  145. C. Bagaimana seseorang dibenarkan

    Manusia dibenarkan sama sekali bukan karena melakukan Hukum Taurat, Roma 3:20-23; Galatia 2:16. Hukum Taurat menyatakan dosa dalam hati seseorang tetapi tidak dapat membenarkan, sebab semua orang telah berdosa. Maksud Taurat yaitu menyatakan dosa serta memimpin manusia kepada Kristus. Walaupun seseorang hanya melanggar satu Hukum Taurat, tetapi laknat Taurat itu ditanggungkan ke atasnya (Galatia 3:10), jadi mustahil ia dibenarkan oleh Taurat itu.

    Manusia dibenarkan oleh karunia Allah karena kasih karunia-Nya, Roma 3:24. Amal dan segala perbuatan baik manusia tidak dapat melayakkan dia untuk dapat dibenarkan. Manusia dibenarkan hanya karena kasih karunia Allah. Hanya Allah pokok kebenaran, Mazmur 71:16; Yesaya 45:24; Yeremia 23:6. Hanya sebab Salib Yesus Kristus Allah dapat membenarkan manusia, yaitu melalui tebusan yang ada di dalam Yesus Kristus. Darah Kristus yang tertumpah (kematian-Nya) menjadi dasar kebenaran kita (2Korintus 5:21; Roma 5:9), dan kebangkitan-Nya menjadi keteguhan kebenaran kita (Roma 4:25). Itu adalah dari pihak Allah, dan dari pihak manusia, manusia harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban penggantinya (1Petrus 2:24; Roma 3:26; 4:3-5; 5:1; Galatia 2:16; 3:22). Bukan amal (perbuatan baik) kita yang membenarkan kita, melainkan iman kepada pekerjaan Kristus di atas kayu salib. Sayang sekali sebab ada orang yang berpikir bahwa ia harus membantu pekerjaan Kristus dengan beramal dan berbuat baik, tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita harus membuang segala usaha diri kita sendiri dan merasakan kekecewaan atas segala perbuatan kita lalu menyerahkan diri kepada Yesus Kristus serta percaya bahwa Ia membenarkan orang berdosa yang bertobat dan percaya. Semua orang harus dibenarkan dengan cara demikian. Dan barangsiapa yang bertobat dan percaya pasti ia dibenarkan (Kisah 13:39).

    Perbuatan seseorang mengikuti imannya, dan orang yang dibenarkan akan menyatakan imannya melalui perbuatannya (Yakobus 2:14,18-24). Kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman atau percaya tetapi perbuatannya tidak ada yang sesuai dengan imannya itu, maka orang itu tidak dapat dibenarkan. Iman yang dibenarkan yaitu iman yang sungguh-sungguh, yang menggerakkan hati seseorang supaya bertindak sesuai dengan iman dan kebenaran itu. Memang kita dibenarkan oleh iman, bukan karena perbuatan kita, tetapi iman sejati pasti diikuti dengan perbuatan. Iman yang berkenan pada Tuhan, dan olehnya kita dibenarkan, selalu memimpin kita kepada perbuatan-perbuatan yang nyata kepada manusia. Bukti iman nyata dengan jelas dalam Galatia 2:16-21, dan terutama ayat dua puluh (Galatia 2:20) menyatakan bahwa orang yang dibenarkan tidak lagi hidup seperti dahulu, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Bilamana Kristus mendiami kita, maka perbuatan yang baik, yang berkenan kepada-Nya pasti akan menyertai kita.

    Tuhan Yesus telah bertukar tempat dengan orang-orang yang percaya dan yang dibenarkan. Yesus Kristus telah menggantikan kita, yaitu menjadi kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia telah dijadikan dosa karena kita (2Korintus 5:21). Tuhan Allah telah berbuat kepada Kristus sama seperti kepada seorang berdosa (Yesaya 53:6; Matius 27:46). Dan bilamana kita dibenarkan maka kita mengambil bagian dalam kodrat Kristus, kita diterima oleh Bapa. Kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus.

    Dibenarkan lebih daripada diampuni. Pengampunan berarti dosa-dosa dihilangkan, tetapi hal dibenarkan merupakan satu hal yang positif, yaitu orang mendapat suatu kebenaran yang sempurna. Yesus Kristus dipersatukan dengan orang yang percaya sedemikian rupa sehingga Allah menanggungkan dosa-dosa mereka kepada Kristus. Dan orang yang percaya itu dipersatukan dengan Kristus sedemikian rupa sehingga kebenaran Kristus diberikan kepadanya. Allah melihat kita di dalam Yesus Kristus serta menganggap kita sama benar dengan Dia.

    Pada saat seorang percaya kepada Kristus, maka pada saat itu juga ia dipersatukan dengan Kristus dan dibenarkan (Kisah 13:39).

    D. Hasil pembenaran

    Bagi orang yang sudah dibenarkan kesalahannya tidak diperhitungkan (Mazmur 32:2). Seorang pun tidak dapat menuduh orang yang dibenarkan (Roma 8:33,34), dan tidak ada hukuman lagi atas mereka (Roma 8:1). Orang yang dibenarkan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Roma 5:1). Orang yang dibenarkan diselamatkan dari murka Allah (Roma 5:9; Yohanes 5:24) yang akan dijatuhkan ke atas dunia ini bagi yang menolak Yesus Kristus. Bagi orang yang percaya maka hukuman atas dosa sudah berlalu. Dosa-dosa kita telah dipikul oleh Yesus Kristus dikayu salib (1Petrus 2:24; Galatia 3:13). Akan tetapi tiap-tiap orang yang percaya harus menghadap takhta pengadilan Yesus Kristus. Lihat 2Korintus 5:10; 1Korintus 3:11-15; Roma 14:10. Pada waktu itu kelak pelayanan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan. Semua pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan sesudah kita diselamatkan akan diperhitungkan oleh Kristus. Kemudian kita akan mendapat balasan atas tiap-tiap perbuatan kita (sesudah kita percaya), perbuatan yang baik maupun yang jahat.

    E. Hubungan antara kelahiran kembali dan pembenaran

    Kelahiran kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan Allah. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang diperbuat di dalam kita; pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang diperbuat karena kita dihadapan takhta Allah. Pekerjaan itu dialaskan pada korban perdamaian Kristus dan iman kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan perubahan keadaan kita; pembenaran berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah. Pada waktu Allah melahirkan kita kembali, pada saat itu Ia membenarkan kita.

    F. Nasihat yang berfaedah

    Iblis paling suka menuduh dan menyiksa orang-orang saleh agar mereka putus asa. Tetapi kita harus lari ke Golgota sebab tidak ada hukuman lagi ke atas orang yang ada di dalam Yesus Kristus (Roma 8:1). Tetapi tegoran terhadap dosa yang datang dari Roh Kudus memimpin kita kepada pengakuan dosa itu dan perdamaian. Bawalah tegoran terhadap dosa saudara ke Golgota dengan mengakui dosa itu serta meninggalkannya.

    VI. MENJADI ANAK ANGKAT

    Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan dilahirkan kembali. Orang yang percaya diangkat menjadi anak Allah ketika ia dilahirkan kembali (Yohanes 1:12). Dalam hal menjadi anak angkat, orang yang dilahirkan kembali diakui atau diberi hak sebagai anak-anak Allah. Dalam satu segi dijadikan anak angkat menyatakan dan mengesahkan bahwa kita telah dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak Allah, dianggap sebagai anak yang dewasa dengan memiliki segala haknya; seolah-olah yang muda menjadi dewasa (Galatia 4:1-7).

    A. Arti menjadi anak angkat

    Menjadi anak angkat berarti diangkat menjadi anak; dijadikan anak sendiri dengan mendapat segala hak seperti anak sendiri. Perkataan itu hanya dikenakan kepada orang-orang yang percaya seperti yang disebut dalam Roma 8:15,23; 9:4; Efesus 1:5; Galatia 4:5. Perkataan itu dipakai untuk menyatakan anak-anak Allah. Dalam kelahiran kembali kita menerima kedudukan dan hak sebagai anak-anak Allah.

    B. Dasar untuk menjadi anak angkat

    Dasar untuk menjadi anak angkat adalah kasih karunia Allah, dan pekerjaan Yesus Kristus bagi kita (Efesus 1:3-6).

    C. Siapa yang menjadi anak angkat

    Hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diangkat Tuhan Allah menjadi anak-anak-Nya, Galatia 4:4-7; Yohanes 1:12.

    D. Saat menjadi anak angkat Allah

    Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dijadikan anak angkat pada waktu ia dilahirkan kembali, Yohanes 1:12; 1Yohanes 3:1,2; Galatia 3:26.

    Penggenapan penyataan hak kita sebagai anak angkat, yaitu penyataan kepada segenap dunia bahwa kita anak-anak Allah, masih belum terjadi, belum kita alami, tetapi hal itu akan terjadi pada waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali. Lihat Kolose 3:4.

    E. Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah

    Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah yaitu kesaksian Roh Allah di dalam hati kita yang menyatakan bahwa kita sudah menjadi anak-anak Allah, sehingga kita dapat berkata, "Ya Abba, ya Bapa." Galatia 4:6; Roma 8:15,16.

    F. Hasil menjadi anak angkat

    Hasil menjadi anak angkat Allah adalah:
    Kita dapat menyebut Allah itu Bapa kita, Galatia 4:6.
    Kita dilepaskan dari ketakutan, Roma 8:15.
    Kita dapat melayani Tuhan dengan kebebasan sebagai anak-anak, Galatia 4:6,7.
    Kita menjadi sewaris dengan Yesus Kristus, Roma 8:17; 1Korintus 3:21,23.
    Kita menerima tegoran yang berasal dari Bapa, Allah, Ibrani 12:5-11.
    Kita akan mendapat warisan yang kekal, 1Petrus 1:4.
    Kita dipimpin oleh Roh Kudus, Roma 8:4; Galatia 5:18.
    Kita menaruh harap kepada Allah, Galatia 4:5,6.
    Kita memperoleh hak untuk menghadap takhta anugerah Allah, Efesus 3:12; Ibrani 4:16.
    Kita mengasihi saudara-saudara, 1Yohanes 2:9-11; 5:1.
    Kita mentaati perintah Tuhan, 1Yohanes 5:1-3.

    VII. KESAKSIAN ROH KUDUS DAN KEINSAFAN AKAN KESELAMATAN KITA

    A. Kesaksian Roh Kudus

    Perkataan "Kesaksian Roh Kudus" berarti bukti di dalam hati nurani kita dan kesaksian Roh Kudus yang menyaksikan bahwa kita telah menjadi anak-anak Allah serta telah diselamatkan. Roh Kudus menyatakan hal itu dalam hati nurani orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebaiknya tiap-tiap orang Kristen patut mengetahui dengan pasti bilamana, di mana, dan bagaimana ia diselamatkan. Tuhan juga menginginkan kita mengetahui hal itu dan telah memberikan beberapa ayat di dalam Alkitab yang menyatakan hal itu kepada kita. Ada kesaksian tentang hal itu di dalam Perjanjian Lama dari Habel, Henokh, dan Ayub (Ibrani 11:4,5; Ayub 19:25). Demikian pula dari Daud dan Yesaya (Mazmur 32:5; 103:1,3,12; Yesaya 6:7). Dalam Perjanjian Baru terdapat banyak ayat yang membuktikan hal itu. Dalam Kisah 2:46 dan Kisah 16:34 dikatakan tentang kesukaan yang datang oleh sebab kesaksian itu. Lihat pula Kisah 8:39; Roma 8:14-16; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6-12. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Roh Kudus menyaksikan dalam hati orang yang percaya tentang kenyataan sebagai anak Allah dan tentang keselamatannya.

    Bilamana seseorang dilahirkan kembali maka Roh Kudus menyaksikan dalam hatinya bahwa ia adalah anak Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan Roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Roh kita menyaksikan bahwa kita ini anak-anak Allah dalam hal kita berseru "Ya Abba, ya Bapa". Tetapi Roh Kudus juga menyaksikan dalam hati kita, bahwa kita dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak-anak Allah. Kesaksian Roh Kudus itu penting sekali, sebab hal itu berhubungan dengan keselamatan kita. Tuhan Allah telah memberikan kesaksian ini sebab Ia tidak mau kita kuatir atau ragu-ragu, Ia tidak mau kita digodai Iblis sehingga hati kita menjadi syak. Tiap-tiap orang Kristen harus dapat memandang akan Allah serta menyeru "Ya Abba, ya Bapa" dengan kesadaran di dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Dan tiap-tiap orang Kristen harus mendapat kesaksian Roh Kudus dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Bila kita tahu dengan pasti bahwa kita adalah anak Allah, barulah kita dapat berharap dan percaya akan Dia dalam kesusahan apa pun juga.

    B. Keinsafan akan keselamatan kita

    Tuhan Allah menghendaki agar tiap-tiap orang Kristen benar-benar menginsafi bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal dan diselamatkan; Tuhan telah mengutus Rasul Yohanes untuk menulis suratnya yang pertama supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada nama Anak Allah, menginsafi dan tahu dengan pasti bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal (1Yohanes 5:13). Itulah hak tiap-tiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus boleh mengetahui dan yakin bahwa ia telah menjadi anak Allah, karena Firman Allah berkata demikian (Yohanes 1:12).

    Kita dapat mengetahui bahwa kita memperoleh hidup yang kekal oleh sebab apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu oleh karena kesaksian Allah sendiri, terutama kesaksian-Nya dalam surat Yohanes yang pertama (1Yohanes 5:13). Kesaksian Alkitab adalah kesaksian Allah. Kita tahu bahwa itu benar, dan tiap-tiap orang yang percaya boleh menginsafi hal itu. Apa yang disaksikan dalam Alkitab tentang keselamatan dan hidup yang kekal diterangkan dalam ayat-ayat berikut: Yohanes 3:36; 5:24; 6:47; 1:12; Kisah 10:43. Ayat-ayat itu menyatakan kepada kita apakah kita percaya atau tidak, menyatakan apakah kita sudah menerima Kristus di dalam hati kita atau belum. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka kita memiliki kesaksian Allah bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, kita telah mendapat hidup yang kekal dan telah menjadi anak Allah. Kata "tahu" ada 33 kali dalam Surat Yohanes yang pertama.

    Kita tahu bahwa kita telah lepas dari kematian dan memperoleh hidup oleh sebab kesaksian kehidupan itu yang ada pada kita. Seseorang yang hidup menyadari bahwa kehidupan itu ada di dalam dirinya. Begitu pula orang yang mempunyai hidup rohani, ia insaf bahwa dirinya hidup. Sebab ia mengasihi saudara-saudaranya maka ia tahu bahwa ia mempunyai hidup (1Yohanes 3:14). Tetapi kasih yang bagaimanakah yang menentukan bahwa kita hidup? Kasih itu diterangkan dalam 1Yohanes 3:16-18. Kalau kita menyerahkan diri kita untuk saudara-saudara kita, maka hal itu membuktikan bahwa ada kasih di dalam kita. Boleh jadi kita dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, untuk membuktikan kasih kita. Akan tetapi meskipun kita tidak dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, tentu kita semua dipanggil untuk menyerahkan nyawa kita dalam hal melayani mereka. Kita dipanggil untuk memberikan milik kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan. Relakah kita melakukan hal itu? Kalau ada saudara kita yang di dalam kekurangan, dan kita mampu menolong dia tetapi kita tidak mau melakukannya, berarti tidak ada kasih di dalam kita, dan kita tidak mempunyai hidup.

    VIII. MENGENAL HAL DIKUDUSKAN

    A. Pentingnya pengudusan

    Tuhan Allah memerintahkan kepada semua orang yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Petrus 1:16). Dan Tuhan juga menyuruh kita menjadi sempurna seperti Ia adalah sempurna (Matius 5:48). Manusia tidak dapat menuruti perintah ini dengan kuasanya sendiri. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan jalan supaya kita, oleh kuasa Allah, dapat mentaati perintah itu. Kalau tidak, tentu Tuhan akan mengolok-olok kita. Puji syukur kepada Allah, Ia telah menyediakan jalan di dalam Yesus Kristus, "Yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan dan menguduskan, dan menebus kita" (1Korintus 1:30). "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu" (1Tesalonika 4:3). Alangkah baiknya bila pelajaran Alkitab tentang pengudusan diketahui dan dialami oleh semua anak-anak Allah sehingga terjadi suatu gerakan kesucian dalam jemaat Kristus.

    Perkataan "pengudusan", "suci", atau "disucikan" dan perkataan-perkataan lain yang sama artinya ada 1400 kali dalam Firman Allah. Mengenai hal pengudusan penting sekali sebab hal itu berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah, dan hal itu perlu sekali untuk mempersiapkan kita dalam melayani Tuhan. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan" (Ibrani 12:14).

    B. Hubungan pengudusan dengan hal dibaptiskan dengan Roh Kudus

    Sebenarnya tidak ada pengudusan atau kesucian di luar baptisan dengan Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus itulah yang menguduskan kita. Menyerahkan diri, mempersembahkan segenap diri kepada Tuhan serta menerima Roh Kudus adalah suatu hal yang pasti dan nyata, suatu titik tolak di dalam kehidupan Kristen. Itulah permulaan pengudusan di dalam hati orang yang percaya. Tetapi kelanjutan pengudusan itu ialah menghasilkan buah-buah Roh Kudus sebagai pernyataan bahwa Roh Kudus ada di dalam kita. Bagian kita yaitu menyerahkan dan mempersembahkan diri kepada Tuhan lalu menyambut Roh Kudus ke dalam hati kita dengan iman. Bagian Allah yaitu menyucikan dan menguduskan serta memenuhi hati kita dengan Roh Kudus.

    Evan Roberts, pendeta yang telah membawa kebangunan rohani yang besar di dalam sebuah jemaat di Inggris (bagian Wales), mengatakan: "Kalau seseorang sudah diselamatkan, maka itu merupakan satu hal, tetapi dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang lain lagi." Roberts berkata bahwa ia telah menerima dari Tuhan empat perintah kepada orang-orang berdosa, yaitu: 1) mengaku kepada Allah setiap dosa yang sudah dilakukan; 2) kalau ada kekuatiran atau tempelakan terhadap sesuatu di dalam kehidupannya haruslah ia menjauhkan diri dari hal itu; 3) menyerahkan diri semata-mata kepada Roh Kudus; 4) mengakui Kristus dihadapan orang lain. Dan perintah-Nya kepada orang Kristen hanya satu, yaitu "membuka hati kepada Roh Kudus, meminta Tuhan Allah memenuhi hatinya dengan Roh Kudus, dan percaya bahwa Allah sungguh-sungguh melakukan hal itu. Kemudian ia hanya memerlukan satu hal, yaitu taat serta menuruti perintah Tuhan kepadanya". Pelajaran itu dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebangunan rohani yang besar di dalam jemaat.

    C. Perlunya seseorang dikuduskan

    Biasanya seseorang belum sungguh mendapat penyataan atau mengerti tentang kekejian hatinya sebelum ia dilahirkan kembali. Sesudah itu Roh Kudus melalui Firman Allah mulai menyatakan hal itu kepadanya (Roma 7:1-24). Seringkali terjadi bahwa seorang Kristen pada suatu saat berada di puncak kemenangan atas dosa dan pada saat yang lain berada di lembah kekalahan. Orang Kristen itu mengetahui bahwa ia tidak dapat mengalahkan dosa di dalam dirinya. Ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang berlawanan dengan Allah, yang mengalahkan dirinya. Lalu ia mulai melawan musuh yang ada di dalam jiwanya itu. Ia berjanji kepada Allah bahwa ia tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi janjinya tidak dapat digenapi, dan kehendaknya tidak mampu untuk menang. Kasih kepada dosa memang telah hilang tetapi kuasa dosa di dalam dirinya belum dihancurkan. Begitulah pengalaman orang-orang Kristen, dan keadaan itu bisa digambarkan dengan perjalanan orang-orang Israel di padang belantara. Hal itu diterangkan oleh Rasul Paulus dalam pasal Roma 7:1-24.

    Jadi apakah artinya hal itu bagi orang Kristen? Sebetulnya orang itu sudah mengenal Yesus Kristus sebagai kebenaran tetapi belum mengenal Dia sebagai kekudusan. Bila seorang dilahirkan kembali maka kasih akan dosa ditiadakan tetapi kuasa dosa tidak dihancurkan. Kemenangan atas kuasa dosa hanya diperoleh bilamana orang itu menerima Roh Kudus dan bila Kristus yang bangkit itu mendiami hatinya. Di dalam pasal Roma 7:1-24 dikatakan bahwa Roh Kudus menyertai orang yang percaya dan menyatakan kepadanya keadaan hatinya. Dalam pasal Roma 8:1-39 dikemukakan bahwa Roh Kudus ada di dalam hati orang yang percaya serta memberi kemenangan atas kuasa dosa.

    Seperti dikatakan di atas, kepada orang Kristen yang hidup dalam tabiat duniawi Tuhan Allah memberikan suatu penyataan tentang dirinya yang lama dan tentang kejahatan tabiatnya yang telah jatuh di dalam dosa. Jadi, wajiblah diri yang lama itu diserahkan kepada Allah untuk disalibkan dan agar kita dilepaskan dari kuasanya. Kita harus tetap membiarkan diri yang lama itu di dalam tangan Tuhan dan tidak berkuasa lagi atas kita.

    D. Apakah pengudusan itu?

    Pengudusan merupakan kasih karunia Allah; melalui kasih karunia itu orang yang percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa. Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala yang jahat dan najis (2Tawarikh 29:5,15-18; Imamat 11:14; 20:7; 1Tawarikh 15:12,44; Keluaran 19:20-22; 1Tesalonika 4:3,7; 5:22,23; Ibrani 9:13). Oleh sebab tidak ada kesucian di dalam manusia dan sumber kesucian hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat menguduskan dirinya sendiri. Pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh Allah. Tetapi ada juga arti lain untuk perkataan "dikuduskan", yaitu diserahkan dan dipersembahkan kepada Allah. Ini adalah bagian manusia dan memang manusia harus dengan kehendak-Nya sendiri mempersembahkan dirinya kepada Allah. Setelah itu barulah Tuhan menguduskan apa yang kita persembahkan kepada-Nya. Tanpa dipenuhi dengan Roh Kudus tidak ada kekudusan di dalam kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan kita. Kita menyebut Yesus Kristus Pengudus kita, tetapi Ia bekerja melalui Roh Kudus.

    Ada tiga bagian pada pihak orang yang percaya dan dua bagian pada pihak Allah. Orang yang percaya harus menjauhkan diri dari dunia dan dosa; mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Allah. Lalu Tuhan akan menyucikan dan memenuhi dia dengan Roh Kudus. Hal ini berbeda dengan hal diselamatkan, dan hal ini terjadinya sesudah keselamatan itu.

    1) Menjauhkan diri dari dunia dan dosa. Memang kita harus menjauhkan diri kita dari segala yang najis, dan dari kasih kepada dunia; lihat 2Korintus 6:17 dan 1Yohanes 2:15. Kita harus melepaskan pegangan kita pada dosa dan dunia ini. Dalam suatu jemaat ada seorang saleh yang dipenuhi dengan Roh Kudus; ia bersaksi dalam jemaat itu tentang kehidupan kemenangan dalam Kristus. Lalu ada seorang lain berkata, "Saya bersedia memberikan segenap dunia, seandainya saya bisa bersaksi seperti itu, tetapi rasanya saya tidak dapat mengalami yang sedemikian". Orang yang telah bersaksi itu menjawab, "Begitulah juga harganya bagi saya - segenap dunia - saya sudah bercerai daripada dunia, dan tuan akan bisa bersaksi demikian dengan harga yang sama".

    2) Di samping menjauhkan diri dari dunia dan dosa haruslah orang itu mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu mengalami kematian beserta dengan Kristus. Sebab hanya ada satu tempat di mana manusia mendapat kelepasan dari dirinya yang lama dan kehidupan bagi dirinya sendiri, yaitu pada kayu salib Kristus (Roma 6:6,8,11; Galatia 2:20). Kematian semacam itu membawa hidup yang baru, yaitu hidup kebangkitan; Kristus yang dibangkitkan mendiami hati orang itu. Seluruh pasal enam dari Kitab Roma (Roma 6:1-23) menjelaskan tentang kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Dan orang yang telah dipersatukan dengan Kristus tidak lagi dikuasai oleh dosa melainkan di bawah kasih karunia (Roma 6:14). Bukan hanya kita yang dipersatukan dengan Kristus tetapi Ia pun dipersatukan dengan kita dalam hal Ia mendiami hati kita (Galatia 2:20). Hal ini dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:

    Dulu ada orang lain dalam 'ku,
    Anak dunia, hamba Setan dia;
    Telah dipaku ke salib Yesus,
    Tak hubunganya lagi padaku.
    S'karang Yesus hidup dalam aku,
    Hidup-Nya menjadi hidupku;
    Mati serta-Nya jadi hidupku,
    Hidup-Hu t'lah bangkit dalam 'ku.

    3) Sesudah kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, kita patut menyerahkan dan mempersembahkan diri kita kepada Allah; menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah sebagai korban yang hidup (Roma 12:1,2), dengan kesadaran bahwa kita sudah dibeli dengan harga tunai; dan sebab itu kita patut memuliakan Allah dengan tubuh kita (1Korintus 6:20).

    Dari pihak Allah, Ia menyucikan dan memenuhi dengan Roh Kudus. Dan seperti yang dikatakan di atas, maka tentang hal dikuduskan tidak dapat dipisahkan dari hal dipenuhi dengan Roh Kudus. Bilamana kita mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Allah serta menyambut Roh Kudus di dalam hati kita, maka dengan demikian kita mengizinkan Tuhan menguduskan kita. Apa yang dipersembahkan di atas mezbah, akan dikuduskan oleh Tuhan (Matius 23:19). Jelas dikemukakan di dalam Matius 3:11,12 bahwa pekerjaan Roh Kudus ialah menyucikan kita. Bilamana seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka ia mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa serta mendapat kuasa dalam melayani Tuhan (Kisah 1:8). Orang-orang yang telah percaya di Efesus tidak memiliki kuasa itu (Kisah 19:2-6). Lalu Rasul Paulus berdoa untuk mereka dan mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Inilah kuasa yang menjadikan kita saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8).

    Pekerjaan Roh Kudus ialah semata-mata meninggikan dan mengutamakan Yesus Kristus (Yohanes 15:26; 16:13-15). Oleh pekerjaan Roh Kudus Yesus Kristus sungguh-sungguh hidup di dalam diri orang yang percaya. Karena itu hal dikuduskan bukanlah suatu berkat, melainkan berkenaan dengan satu pribadi yang hidup dan diam di dalam kita, yaitu Kristus. Hal ini dikemukakan oleh Dr. A.B. Simpson dalam syairnya:

    Dulu yang kucari yakni berkat-Hu, S'karang yang kurindu hanya Tuhanku;
    Dulu hal merasa yang kuinginlah, S'karang yang kucinta Firman sajalah;
    Dulu kuberharap t'rima 'nugrah-Nya, S'karang ku beroleh Dia yang memb'ri;
    Dulu ku bernanti kesembuhan-Nya, S'karang ku mendapat Tabib Almasih.
    Dapat Tuhan Yesus, dapat s'muanya;
    S'mua dalam Yesus, dan Yesus s'muanya.

    Pengudusan merupakan suatu hal yang terjadi secara jelas dan pasti. Hal itu terjadi pada suatu saat yang pasti secara mutlak, dan merupakan suatu pekerjaan yang dilangsungkan terus-menerus. Tentang hal itu diterangkan dalam bagian yang berikut.

    E. Bilamanakah seseorang dikuduskan?

    Dalam satu segi pengudusan itu mulai pada waktu seseorang dilahirkan kembali, sebab kelahiran kembali mempersiapkan seseorang untuk menerima Roh Kudus dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Demikian juga Roh Kudus tinggal di dalam orang yang baru dilahirkan kembali, tetapi Ia tidak tinggal dengan kepenuhan-Nya. Sebab tiap-tiap orang yang sudah dilahirkan kembali harus dengan tegas dan pasti menyerahkan dirinya kepada Allah untuk dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus (Lukas 24:29; Kisah 1:5,8; 19:2).

    Pengudusan dalam menjauhkan diri dari dunia dan segala yang najis dan jahat adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Galatia 6:14). Kita harus menganggap diri kita mati terhadap dosa, dunia ini dan kesenangannya. Kita dapat melepaskan semua itu dengan satu tindakan yang pasti, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan demikian keinginan akan dunia dan kesenangannya akan lepas dari kita seperti daun yang layu dan gugur dari pohonnya. Pada waktu itu Yesus Kristus menjadi pusat pandangan kita dan daya tarik utama bagi hati kita.

    Seringkali orang mencoba menghilangkan dosa dan keinginan duniawi dengan kuasanya sendiri. Usaha itu bagaikan mencoba mengeluarkan udara dari gelas dengan pompa, tetapi mustahil usaha itu berhasil sebab makin dipompa makin tipis udara itu dan selalu masih tinggal sedikit dalam gelas itu. Tetapi ada jalan yang mudah untuk mengeluarkan udara itu, yaitu mengisi gelas itu dengan air. Cara untuk menghilangkan dosa-dosa dan keinginan-keinginan duniawi ialah dipenuhi dengan Roh Kudus.

    Pengudusan dalam kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Roma 12:1,2). Tindakan ini tidak perlu sering diulangi. Seorang isteri tidak perlu menyatakan setiap hari bahwa ia menyerahkan diri kepada suaminya, sebab hal itu sudah diperbuat sekali saja pada hari pernikahannya.

    Pengudusan dengan disucikan oleh Allah dan dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Yohanes 1:5). Pada Hari Pentakosta Roh Kudus datang dengan sekonyong-konyong, begitu pula di Samaria (Kisah 8:14-17), dan di dalam rumah Kornelius (Kisah 10:44). Pada masa sekarang juga orang-orang yang percaya dapat dibaptiskan dengan Roh Kudus dengan jelas dan pasti, dengan keinsafan bahwa hal itu sudah terjadi. Kita patut mengejar dan mencapai kekudusan itu (Ibrani 12:14).

    Pengudusan dalam menjauhkan diri dari segala yang najis dan jahat serta mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah dan dikuduskan oleh Tuhan serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Hal itu dapat terjadi pada suatu saat tertentu secara pasti. Mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, disucikan oleh Tuhan dengan baptisan Roh Kudus, dua hal itu sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu pada suatu saat tertentu secara pasti. Tiap-tiap pekerjaan yang baik harus ada permulaanya, begitu pula orang-orang Kristen patut mengetahui kapan saatnya ia mencari dan kapan ia dikuduskan.

    Sesudah terjadi penyerahan yang pasti dan jelas, maka pekerjaan pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang yang percaya. Dengan demikian kita bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus (2Petrus 3:18). Hal itu merupakan satu kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita harus mencapai segala sasaran yang menjadi rencana Allah bagi kita, yang untuk rencana itu Kristus telah mencapai kita (Filipi 3:12-15). Kehidupan Kristen merupakan suatu peperangan melawan dosa, dunia, dan Iblis; dan kita harus selalu dalam keadaan siap melawan di dalam perlawanan itu. Sama seperti orang Israel, sesudah mereka itu masuk ke negeri Kanaan, masih ada banyak tanah yang wajib mereka rebut dari musuh. Pada waktu itu terjadi banyak peperangan. Demikian pulalah kehidupan orang yang dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus. Tetapi orang yang telah dikuduskan itu tidak berperang sendiri melawan dosa, diri yang lama, dunia, dan Iblis, melainkan ia menyerahkan semua musuhnya kepada Tuhan, dan Kristus yang hidup di dalam dirinya itulah yang mengalahkan segala musuh itu. Hal ini dilukiskan dalam Yosua 5:13,14, di mana Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Panglima bala tentara Tuhan; dan dalam 2Tawarikh 20:15, di mana Tuhan berfirman, "Sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah". Tuhan Yesus, Panglima bala tentara Tuhan, akan mengalahkan segala musuh itu.

    Di samping itu, di dalam kelangsungan pengudusan itu Tuhan menghendaki kita "menjadi serupa dengan gambaran Kristus" (Roma 8:29; 2Korintus 3:18; Filipi 1:6; Kolose 3:10; Efesus 4:15). Dari sehari-hari kita patut makin menjadi serupa dengan gambaran Kristus.

    Mengenai kelangsungan pengudusan, pelajarilah seluruh pasal tiga Kitab Kolose (Kolose 3:1-25). Perhatikan perkataan-perkataan yang berikut: "carilah" ayat Kolose 3:1; "pikirkanlah" ayat Kolose 3:2; "matikanlah" ayat Kolose 3:5; "kenakanlah" ayat Kolose 3:12; "kasih" dan "damai sejahtera" ayat Kolose 3:14,15; "perkataan Kristus" ayat Kolose 3:16. Nasihat yang berkenaan dengan perkataan-perkataan itu sangat berfaedah bagi orang yang ingin bertumbuh dalam hal kekudusan. Perhatikanlah juga ayat-ayat berikut yang berisi pelajaran yang sangat menolong dalam hal kesucian: Roma 12:9-21; 14:21; 15:1,2; 1Korintus 13:1-13; 2Korintus 6:17-7:1. Pelajaran lain yang sangat menolong juga dalam kehidupan kesucian terdapat dalam tiga perkataan "memandangnya", "berkuasa", dan "menyerahkan", dalam Roma 6:11-13.

    F. Bagaimanakah seseorang dikuduskan?

    Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus mengambil bagian dalam menguduskan kita (1Tesalonika 5:23; Efesus 5:25,26; Ibrani 13:12; 2Tesalonika 2:13; Roma 8:2; 1Petrus 1:2). Orang yang percaya sepatutnya menjauhkan dirinya dari kejahatan serta mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, barulah Tuhan menguduskan serta membaptiskan dia dengan Roh Kudus. Tetapi baiklah kita memperhatikan apa yang menjadi alasan dari pengudusan itu.

    Kita dikuduskan oleh Firman Tuhan (Yohanes 17:17; 15:3). Penting sekali perkataan Allah dalam pengudusan, sebab Firman itu menyatakan betapa perlunya kita disucikan. Firman Tuhan adalah seperti cermin yang menyatakan noda-noda yang Tuhan lihat di dalam kita.

    Kita dikuduskan oleh darah Kristus (Yohanes 1:7). Firman Tuhan menyatakan dosa kita dan darah Kristus menyucikan kita dari segala dosa. Darah Kristus adalah pancaran di mana kita senantiasa pergi untuk mendapatkan kesucian.

    Segala ganjaran dan pengajaran Tuhan kepada kita juga dipakai untuk pengudusan kita (Ibrani 12:10). Di samping itu, tiap-tiap carang di dalam Tuhan yang berbuah dibersihkan supaya makin lebat lagi ia berbuah (Yohanes 15:2). "Dibersihkan" dalam ayat itu berarti cabang yang tidak baik dipotong.

    Kita dikuduskan oleh iman (Kisah 26:18; 15:19), dan patut kita tetap memandang diri kita mati bagi dosa (Roma 6:11). Penggenapan pengudusan, itu bergantung pada ketetapan dan keteguhan kita di dalam iman (Kolose 1:21-23).

    G. Hasil pengudusan

    Ada beberapa hasil pengudusan yang patut kita perhatikan. Kerinduan hati seseorang yang telah dikuduskan tidak lain hanyalah menyempurnakan pengudusannya dengan takut akan Allah (2Korintus 7:1; Kolose 3:8).

    Orang yang dikuduskan akan mengganti pikiran duniawinya dengan pikiran Kristus. Ia dapat menang atas pencobaan untuk marah, iri hati, cemburu, dan dengki. Kristus akan menguasai pikirannya dan kehendaknya, bertakhta di dalam hatinya, dan keakuannya akan tetap disalibkan. Roh Kudus selalu meninggikan Yesus Kristus, jadi bila seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka Kristus diberi tempat tertinggi dan terutama di dalam hati dan kehidupannya. Kehidupan orang yang demikian dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:

    Tak'ku, Ya Kristus dicinta-tinggikan;
    Tak'ku, Ya Kristus dilihat-dengar;
    Tak'ku, Ya Kristus dalam tiap kelakuan;
    Tak'ku, Ya Hu, dalam pikir-kata.

    Orang yang sudah dikuduskan tidak lagi menyukai kesenangan-kesenangan dunia ini sebab Kristuslah yang menjadi kesenangan dalam segenap kehidupannya. Persoalan-persoalan yang membimbangkan orang-orang yang setengah Kristen dan setengah duniawi, dijawab dan diselesaikan oleh Kristus. Segenap perbuatannya dilaksanakan dengan maksud untuk mempermuliakan Tuhan Yesus dengan kesadaran bahwa Ia akan segera datang. Orang itu tidak akan senang pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dapat membawa Kristus sertanya, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada-Nya.

    Kehendak orang yang dikuduskan senantiasa diserahkan kepada Tuhan sehingga ia selalu berkata, "Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42).

    Perkataan orang yang dikuduskan akan "senantiasa penuh kasih, dan tidak hambar" (Kolose 4:6). "Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna" (Yakobus 3:2). Perkataan orang itu akan meneguhkan dan membangunkan orang-orang.

    Apabila seorang dipenuhi dengan Roh Kudus ia mendapat kekuatan untuk melawan dosa dan Iblis. Dengan kuasa kita sendiri kita bagaikan karung kosong yang tidak dapat berdiri tegak; tetapi jikalau karung itu diisi dengan beras tentu dapat berdiri tegak. Demikianlah kekuatan kita yang dipenuhi Roh Kudus.

    Pelajaran ini sebaiknya dipelajari bersama-sama dengan pelajaran tentang Baptisan Roh Kudus.

    IX. AYAT-AYAT PERINGATAN DALAM ALKITAB

    Kita sudah mempelajari asas-asas pelajaran Alkitab tentang keteguhan dan keselamatan orang-orang yang percaya. Setelah kita membahas pelajaran tentang kekudusan, maka baiklah kita mempelajari tentang ketekunan orang-orang yang percaya dan berusaha sampai akhir.

    Tuhan Allah berkuasa menyelamatkan dengan sempurna orang-orang yang datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Allah berkuasa memelihara kita supaya kita tidak jatuh. Tetapi Ia tidak akan memelihara kita kalau kita tidak menghendaki untuk dipelihara. Pada waktu kita berkehendak untuk dipelihara oleh Allah, maka segala kuasa-Nya dilimpahkan kepada kita untuk mengalahkan dosa dan Iblis. Segala sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan Allah akan terjadi, dan Allah berkuasa melakukan kehendak-Nya, tetapi Ia menghormati kehendak kita. Tuhan Allah tidak memaksa kita, tidak melawan kehendak diri kita. Dengan macam-macam daya upaya Allah mengajak kita tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menurut Yesus Kristus, Anak-Nya. Kita harus menyatakan kehendak kita sendiri untuk mengikuti Dia.

    Ada beberapa orang yang memegang jabatan penting di dalam jemaat Kristus yang menjadi murtad. Mereka tidak lagi percaya akan asas Alkitab dan Firman Tuhan. Ada juga orang-orang yang dengan sengaja berbalik dari Yesus Kristus. Oleh sebab itu Tuhan memberikan beberapa ayat peringatan di dalam Alkitab, bukan supaya kita takut sehingga putus asa, tetapi untuk menjaga agar kita sampai kepada kehendak Allah, dan supaya kita tetap bertahan dan berusaha sampai kepada kesudahan. Kita patut menyelidiki diri kita apakah kita tetap tegak di dalam iman. Untuk setiap ayat peringatan ada lima ayat yang menyatakan jaminan keselamatan orang yang percaya.

    Walaupun begitu ayat-ayat peringatan itu tertulis dalam Alkitab, dan Tuhan memberikan ayat-ayat itu dengan suatu maksud. Maksudnya ialah supaya kita tetap berjaga-jaga dan tekun sampai kesudahan. Oleh sebab itulah juga kami telah mengumpulkan ayat-ayat peringatan itu supaya para pembaca dapat mempelajarinya, dan berjaga-jaga, dan bertahan sampai kepada kesudahannya.

    Ayat-ayat itu adalah: 1Korintus 9:27; 2Petrus 1:1-11; 1Yohanes 5:4; 1Korintus 11:19; 1Yohanes 2:19; Ibrani 10:25-29; 2Timotius 2:19; Ibrani 6:4-6,11,12; 2Petrus 2:20-22; 1Korintus 10:12; 2Petrus 3:14; 1Petrus 1:1-9; Ibrani 3:6,12-14; Ibrani 4:1; Efesus 5:15; Efesus 6:10; 1Timotius 6:12; Kolose 1:23; Wahyu 2:10,11,17,26; 1Korintus 6:9,10; 16:13; Wahyu 22:15; 2Korintus 7:1; Galatia 5:19-21; Efesus 5:5; Ibrani 12:14.

    Apakah kita diselamatkan oleh sebab kita berjaga-jaga dan bertekun dan berusaha? Tidak! Tetapi hal-hal itu menyatakan hubungan kita dengan Kristus, menyatakan kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus. Sebaliknya, apakah kita diselamatkan oleh iman jikalau kita tetap dalam dosa-dosa kita? Tidak! Lihatlah 1Korintus 6:9,10; Wahyu 22:15 dan Galatia 5:19-21.

    X. PENYEMBUHAN TUBUH

    Dasar Penyembuhan dalam Alkitab

    "Manusia mempunyai dua sifat, yaitu sifat jasmani (badani) dan sifat rohani. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sudah mempengaruhi dua tabiat itu. Penyakit telah mengena tubuhnya; dan dosa telah menajiskan jiwanya. Tetapi syukur, tebusan yang sempurna itu meliputi kedua sifat itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi roh. Penebus kita, Yesus Kristus, telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan orang yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh. Ia telah menyerahkan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat yang sempurna. Roh-Nya yang mendiami kita menjadi hidup bagi roh kita, dan tubuh kebangkitan-Nya menjadi hidup bagi tubuh kita". DR.A.B. Simpson.

    Segala berkat Tuhan sampai kepada kita berdasarkan korban pendamaian (tebusan) Yesus Kristus, dan penyembuhan tubuh termasuk di dalam tebusan itu.

    Kalau jemaat Kristus merindukan penyembuhan tubuh seperti yang terjadi dalam jemaat yang mula-mula, maka iman kita harus beralaskan pada Perjanjian Tuhan dalam Alkitab. Perjanjian pertama untuk penyembuhan tubuh dalam Alkitab terdapat dalam Keluaran 15:25,26. Dalam ayat itu ditulis sebutan bagi Tuhan, yaitu "Yehova-Rafa", yang artinya "Tuhanlah yang menyembuhkan engkau". Mazmur 105:37 menyatakan bagaimana perjanjian dalam Keluaran itu digenapi oleh Tuhan. Dalam Mazmur 103:2,3 penulis memuji-muji Allah yang mengampuni dosa dan dengan ayat yang sama ia juga memberitahukan bahwa Allah menyembuhkan segala penyakit kita. Di dalam ayat itu tidak disebutkan adanya seorang tabib, hanya dengan berharap dan percaya kepada Allah.

    "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya - dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:4,5). Di sini terdapat suatu gambaran Penebus yang datang dan Injil yang dinubuatkan. Jelas bahwa yang dibicarakan di sini ialah penebusan dari dosa dan dari penyakit. Perhatikan artinya perkataan "dipikulnya". Perkataan dalam Yesaya itu dikutip di dalam Mat 8:16,17. Ayat ini dikutip untuk memberitahukan apa sebabnya Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sakit. Bukannya Tuhan Yesus ingin menunjukkan ketuhanan-Nya, melainkan Ia mau menggenapkan pekerjaan-Nya sesuai dengan sifat-Nya yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya itu. Kalau Ia tidak menyembuhkan orang-orang sakit, tentu Ia tidak bekerja sesuai dengan sifat-Nya. Dan kalau sekarang Ia tidak menyembuhkan orang sakit tentu Ia bukan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit yang datang kepada-Nya. Dan "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Matius 14:36). Karena itu pada masa ini juga Tuhan dapat menyembuhkan kita.

    Dr.A.J. Gordon menerangkan tentang Matius 8:17 dan Yesaya 53:4,5 demikian: "Di atas kayu salib Tuhan Yesus telah memikul dosa-dosa kita dan penyakit kita ditanggung-Nya, supaya genaplah, 'Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita' (yaitu oleh Allah); demikian pula Allah telah membuat Dia (yang tidak pernah sakit) menjadi sakit karena kita. Dia yang hati-Nya telah digerakkan oleh karena kesakitan kita (yang merupakan buah-buah dosa), Ia juga telah menanggung kesakitan kita (yang merupakan hukuman dosa): Ayat-ayat ini menyatakan bahwa Kristus telah merasai kesakitan kita menggantikan kita".

    Yesus Kristus telah memikul dosa-dosa kita dan Ia telah menanggung kesakitan-kesakitan kita. Maka, seringkali di dalam pekerjaan-Nya Tuhan Yesus mengatakan, "Dosamu sudah diampuni" dan "sembuhlah engkau". Kedua perkataan ini sejajar dan tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. Jelas bahwa Penebus kita tidak dapat mengangkut dosa-dosa kita dengan tidak mencabut akar-akar kesakitan yang telah ditanamkan ke dalam tubuh kita oleh dosa itu.

    Dalam Markus 16:15-18 Tuhan Yesus memberikan pesan yang utama dan yang terbesar. Pesan itu disertai dengan janji keselamatan dan janji penyembuhan. Tuhan telah berjanji bahwa tanda-tanda akan menyertai orang-orang percaya. Perhatikanlah bahwa janji ini tidak khusus ditujukan kepada rasul-rasul saja, melainkan kepada siapa saja yang percaya. Oleh sebab itu tak benar bila seseorang berkata bahwa janji ini hanya untuk rasul-rasul. Janji-janji ini untuk semua orang yang percaya. Orang-orang yang mengabarkan Injil harus memberitahukan tentang janji kesembuhan ini. Orang itu tidak perlu takut menumpangkan tangannya ke atas orang-orang yang sakit. Kita tidak berhak menuntut supaya orang-orang percaya kepada berita itu jikalau kita tidak menunjukkan tanda-tanda yang telah dikatakan itu. Janganlah kita berpendapat bahwa sebagian janji itu (yaitu tentang penyembuhan) hanya ditujukan kepada para rasul oleh sebab kita tidak tahu memakainya. Oleh sebab tanda-tanda semacam itulah jemaat di Yerusalem didirikan; demikian pula di Samaria dan tempat-tempat yang lain. Pada zaman para Rasul, mujizat itu dibuat oleh orang-orang yang bukan rasul, seperti Filipus dan Stefanus. Sebenarnya hanya ketidakpercayaan yang melemahkan janji itu, serta menghilangkan mujizat kesembuhan dari kita. Menyembuhkan orang sakit adalah bagian dari pesan Kristus, sama seperti mengabarkan Injil dan membaptiskan orang.

    Di samping janji yang disebutkan di atas, kita patut memperhatikan juga janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:12,13. Dan baik kita ingat bahwa karunia menyembuhkan orang sakit merupakan suatu hal yang umum dalam jemaat yang mula-mula (1Korintus 12:9-30). Tetapi bagaimanakah karunia itu akan diteruskan sesudah rasul-rasul meninggal? Jawabannya terdapat dalam Yakobus 5:14,15. Roh Kudus telah memberikan pesan itu kepada kita melalui Yakobus; dan jangan lupa, Paulus menyebut Yakobus sebagai "sokoguru" jemaat (Galatia 2:9). Perhatikanlah bahwa kuasa ini tidak diberikan kepada rasul-rasul, yang pada waktu itu hampir semuanya sudah meninggal; tetapi kuasa ini diberikan kepada para penatua jemaat yang mudah dipanggil oleh anggota jemaatnya yang sakit. Sebaiknya selama ada jemaat dan para penatua penyembuhan orang sakit patut dilaksanakan. Pesan ini diberikan pada waktu zaman rasul-rasul hampir berakhir, dan itu juga membuktikan bahwa Tuhan ingin tetap melaksanakan hal ini dalam jemaat-Nya.

    Kita patut menyelidiki bagaimana pesan ini dilaksanakan, yaitu dengan "Doa yang lahir dari iman" dan dengan "mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan". Mengolesi minyak di sini sama dengan yang terdapat dalam Markus 6:13, yaitu yang biasa dilakukan oleh rasul-rasul. Ini bukan mengolesi dengan obat. Dengan mengolesi di sini melukiskan kuasa Roh Kudus. Minyak selalu melambangkan Roh Kudus. Ini menandakan pekerjaan Roh Kudus yang memberikan hidup kebangkitan Tuhan Yesus kepada tubuh orang sakit itu. Orang yang sakit itulah yang wajib memanggil penatua-penatua jemaat. Hal itu merupakan pengakuan dan pernyataan imannya kepada Yesus Kristus. Tidak ada pengampunan dosa atau kesembuhan tubuh tanpa pengakuan akan Kristus. Ada banyak orang yang lebih suka mendapat kesembuhan ilahi secara diam-diam, tidak mau mengakui dihadapan umum bahwa ia telah datang kepada Tabib sorgawi itu. Hal itu tidak benar! Tuhan menghendaki supaya orang-orang yang disembuhkan dengan terus terang mengakui imannya kepada Tuhan Yesus". - Dr.A.J. Gordon.

    Yakobus 5:14 adalah pesan Tuhan yang diwajibkan kepada kita. Itulah jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mendapatkan penyembuhan tubuh. Pesan dan janji ini mendatangkan iman kepada kita. Tetapi janganlah kita lupa bahwa ada hubungan antara dosa dan penyakit. Melalui penyakit mungkin Tuhan sedang menghajar kita. Oleh sebab itu, pada waktu kita menderita sakit kita patut mencari hadirat Tuhan serta menyelidiki hati kita, dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kemudian kita mengakui dosa dan kesalahan kita, sebab dalam janji itu Tuhan menjanjikan pengampunan dosa dan penyembuhan tubuh.

    Sehubungan dengan pelajaran ini, sebaiknya kita menyelidiki ayat-ayat berikut: 3Yohanes 1:2; Efesus 5:30; Roma 8:11; 2Korintus 4:10,11; Ibrani 13:8.

    Beberapa pertanyaan tentang penyembuhan:

    1. Bolehkah kita menggunakan obat? Biarlah Tuhan memimpin kita di dalam hal itu tiap kali pada waktu kita sakit.
    2. Jikalau seseorang menggunakan obat atau pergi ke dokter, apakah ia kurang beriman? Mungkin ya! Dan mungkin tidak! Biarlah Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan itu.

  146. Jikalau seseorang percaya kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan obat, apakah kita harus menyalahkan dia atau menyokong imannya? Tentunya kita harus menyokong imannya!
  147. XI. IBADAT ORANG KRISTEN

    Ibadat orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: berdoa, mengucap syukur, dan pemberian persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan. Mengucap syukur meliputi juga pujian, menyanyi dan makan minum Perjamuan Tuhan. Di dalam berdoa wajib disertai dengan pembacaan Alkitab.

    (I). BERDOA

    Berdoa adalah persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah; yaitu manusia yang diterima Allah oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruselamatnya dan Penebusnya. Dalam doa termasuk: meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah. Doa-doa Daud dan Salomo adalah contoh doa dalam Perjanjian Lama (1Raja 8:22-53; Mazmur 51:1-19). Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus dan rasul-rasul telah memberikan contoh-contoh doa kepada kita. Hal itu akan dilihat pada bagian yang berikut.

    "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang saleh" (Efesus 6:18). Ayat ini menyatakan betapa pentingnya berdoa. Perhatikan perkataan "setiap waktu", "yang tak putus-putusnya" dan "segala orang saleh". Kita patut "menaikkan permohonan yang tak putus-putusnya", bukan mengantuk, melainkan berjaga-jaga.

    A. Pentingnya berdoa

    Apakah sebabnya kita perlu berdoa dengan tekun pada setiap waktu?

    1. Sebab Iblis ada, dan ia setiap saat melawan kita dengan sekuat-kuatnya. Kita sedang bergumul dengan dia (Efesus 6:12), jadi kita harus menggunakan selengkap senjata Allah untuk menghadapi hal itu, lalu berdoa (ayat Efesus 6:18).
    2. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk memperoleh sesuatu dari Allah. Kekurangan kita dalam hal-hal rohani disebabkan kita kurang berdoa (Yakobus 4:2).
    3. Sebab rasul-rasul Kristus (yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi teladan kita) menganggap berdoa adalah pekerjaan mereka yang terpenting (Kisah 6:2-4).
    4. Salah satu sebab yang terutama yaitu karena berdoa sangat dipentingkan oleh Yesus Kristus (Markus 1:35; Lukas 6:12). Dan juga pada waktu ini berdoa adalah pekerjaan mereka yang utama bagi Tuhan kita yang ada di sebelah kanan Allah (Ibrani 7:25; Roma 8:34).
    5. Sebab berdoa ditentukan oleh Allah sebagai jalan bagi kita untuk mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pertama pada masa kita memerlukannya (Ibrani 4:16). Kita mendapat kasih karunia kalau kita rajin berdoa.
    6. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan oleh Tuhan bagi kita untuk mendapatkan sukacita yang penuh (Yohanes 16:24).
    7. Sebab berdoa dengan mengucap syukur adalah cara yang ditentukan oleh Allah bagi kita untuk menghilangkan kekuatiran serta mendapatkan damai sejahtera (Filipi 4:6,7).
    8. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk menerima Roh Kudus (Lukas 11:13).
    9. Sebab kalau kita tidak berdoa, kita berdosa (1Samuel 12:23).
    B. Siapakah yang dapat berdoa supaya Allah mengabulkan doanya?

    Orang yang membiarkan kejahatan di dalam hatinya niscaya doanya tidak didengar oleh Allah (Mazmur 66:18). Tuhan membenci dosa, dan sikap kita juga patut demikian. Boleh jadi itulah sebabnya doa kita tidak didengar.

    Orang yang tidak mau mendengar dan mentaati hukum Allah, doanya juga menjadi suatu kebencian kepada Allah serta tidak didengar oleh-Nya (Amsal 28:9). Kalau kita memalingkan telinga kita terhadap Firman Allah, maka Ia akan memalingkan telinga-Nya terhadap doa kita (Zakharia 7:11-13).

    Tuhan Allah tidak mendengar doa orang yang menyumbat telinganya terhadap tangisan orang miskin (Amsal 21:13). Pepatah orang-orang duniawi adalah: "Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri". Tetapi sebenarnya Tuhan menolong orang yang menolong orang-orang lain.

    Orang berdosa yang menyesal dan mencela dirinya oleh sebab dosanya, yang mau mendapat pengampunan, maka doanya didengar oleh Allah (Lukas 18:13,14). Kita patut mengajak orang-orang berdosa supaya mereka berdoa dan berseru kepada Allah (Roma 10:13), sebab berdoa adalah pekerjaan iman. Berdoa adalah tindakan dari orang-orang yang mau diselamatkan.

    Orang-orang yang percaya kepada nama Anak Allah itu doanya didengar oleh Allah (1Yohanes 5:13-15). Janji-janji di dalam Perjanjian Baru tidak dapat diterapkan kepada setiap orang. Janji-janji untuk orang-orang yang percaya hanya dapat diterapkan kepada orang yang sudah percaya. Begitu pula janji-janji untuk orang yang menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah, haruslah diterapkan hanya kepada orang yang sudah menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Bila ada janji yang memakai perkataan "kami" dan "kamu" patutlah kita menyelidiki siapakah yang dimaksudkan, dan apakah kita termasuk di antara orang-orang yang dimaksudkan itu.

    Allah mendengar doa orang yang benar (Mazmur 34:16,18; Amsal 15:29; 15:8).

    Allah mendengar doa orang yang suci atau orang yang saleh (Mazmur 32:6). Bahasa asli yang dipakai dalam ayat ini untuk menyebut orang suci atau orang saleh, di ayat yang lain diterjemahkan "berrahmat" atau "yang beragama", tetapi arti yang sebenarnya dari kata itu adalah "kemurahan". Tiap-tiap orang saleh patut menjadi orang yang berkemurahan. Doa orang itu didengar oleh Allah.

    Orang-orang yang takut akan Allah serta memelihara hukum-hukum Allah doanya didengar Allah (Mazmur 145:19; 1Yohanes 3:22). Takut akan Allah berarti memberi hormat, berbakti dan taat kepada Allah (Ibrani 12:28,29; 1Petrus 2:17; Wahyu 14:7; 2Korintus 7:1; 2Samuel 23:3; Amsal 8:13; 16:6; Yesaya 11:2,3; Mazmur 2:11; 25:14; 33:18; 34:8,10; Wahyu 19:5; Mazmur 115:11; 118:4). Kalau kita taat kepada Firman Allah, Ia akan mendengar doa kita. Memelihara hukum-hukum Allah berarti lebih dari mentaati saja, itu berarti menghormati dan menjaganya sebagai barang yang indah dan patut dijagai. Kalau kita tidak sungguh-sungguh mengindahkan perkataan Allah, tentu Allah tidak akan mengindahkan doa kita.

    Orang yang tinggal di dalam Kristus dan perkataan Kristus ada di dalam dia, ialah orang yang doanya didengar Allah dan dikabulkan (Yohanes 15:7). Inilah rahasia bagi orang yang ingin didengar doanya. Apakah artinya tinggal di dalam Kristus? Artinya tetap di dalam persatuan dengan Kristus. Tetap di dalam hubungan dengan Kristus sama seperti hubungan antara pohon anggur dan cabangnya yang sehat dan hidup, yang tetap mengeluarkan buah dari pohon anggur itu. Cabang itu tidak mempunyai kehidupan pada dirinya sendiri. Airnya dan kekuatannya diperoleh dari pohon anggur itu. Daunnya, bunganya, buahnya, semuanya berasal dari kehidupan pohon anggur itu. Begitu pula kita yang tinggal di dalam Tuhan Yesus tidak mempunyai kehidupan sendiri yang terpisah dari Kristus, tetapi kita menerima kehidupan dari Kristus. Kita wajib berusaha supaya kita tidak mempunyai pikiran, peraturan, perasaan, dan kehendak sendiri, juga bekerja dan mengeluarkan buah dengan usaha kita sendiri, melainkan kita harus membiarkan Kristus yang berpikir, berkehendak, bekerja dan mengeluarkan buah-buah-Nya melalui kita. Bilamana kita sungguh-sungguh melakukan hal itu, maka kita dapat meminta segala sesuatu, dan akan dikabulkan. Dan kalau kita tetap tinggal di dalam Kristus, tentu kita tidak meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

    Orang yang duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi, yang mengasihi Allah serta kenal akan nama-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 91:1,14,15). Apa artinya duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi? Tempat perlindungan berarti tempat di mana seseorang dapat menyembunyikan diri supaya terlindung dari bahaya. Hal itu berarti kita menempatkan diri kita dalam tempat persembunyian, tempat perlindungan yang Mahatinggi, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Allah terhadap segala bahaya. Kita menyerahkan diri kita dan segala keadaan kita ke dalam tangan Allah serta percaya dan harap kepada-Nya. Mengenal nama-Nya berarti mengetahui Dia sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan kita hanya dapat mengetahui Dia sedemikian bila kita menyelidiki Alkitab.

    Orang yang bersukacita dalam Allah dan menyerahkan jalannya kepada Allah serta berharap kepada-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 37:4,5). Apakah saudara sudah menyerahkan segenap jalan saudara kepada Allah? Serahkan semuanya kepada-Nya, pimpinan dan segala sesuatu yang akan terjadi pada masa datang, maka jalan saudara akan menjadi sebegitu dekat kepada Tuhan supaya Ia dapat mendengar segala seruan saudara.

    Orang yang rendah hati dan orang miskin doanya didengar Allah (Mazmur 9:13; 10:17; 69:34; 102:18). Orang miskin tidak dipandang oleh dunia ini tetapi mereka dihargai oleh Allah di sorga.

    Doa anak-anak Allah yang menderita akan didengar oleh Allah (Yakobus 5:13). Kalau ada seseorang yang sedang bersusah hati, hendaklah ia lebih banyak berdoa. Tiap-tiap kesusahan mendorong kita untuk berdoa dan memastikan bahwa Tuhan akan mendengar: lihat Matius 11:28.

    Ayat-ayat lain yang menerangkan tentang doa-doa siapakah yang didengar Allah adalah: Keluaran 22:22,23; Yakobus 1:5; Kisah 10:24,31,32; 11:14.

    C. Kepada siapakah kita patut berdoa?

    Kita dapat berdoa kepada Allah Bapa (Kisah 12:5). Seringkali orang-orang beriman berdoa bukan kepada Allah. Seringkali Allah tidak dipikirkan pada waktu ia berdoa, tetapi yang dipikirkan adalah orang lain, atau keperluannya, dan tidak menginsafi bahwa ia datang menghadap hadirat Allah, Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang kepada-Nya ia meminta pertolongan. Bila kita berdoa kita menghadap hadirat Allah, jadi kita harus membuang segala pikiran duniawi atau hal-hal yang tidak sesuai dengan doa kita, lalu meminta Roh Kudus membawa kita kepada hadirat Allah dan memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mendengar kita. Roh Kudus dapat menolong kita untuk menginsafkan bahwa Allah sungguh-sungguh menyertai kita pada waktu kita berdoa. Dalam Alkitab doa yang dinaikkan kepada Allah Bapa dimulai dengan beberapa perkataan sebagai berikut: Ya Bapa yang kudus, Bapa yang benar, Ya Bapa kami yang di sorga, Ya Tuhan dll. Periksalah ayat-ayat yang berikut: Yohanes 17:1; 17:11; 17:25; Matius 6:9; Kisah 4:24; Efesus 1:17; 3:14.

    Kita dapat berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah (Kisah 7:59; 2Korintus 12:8,9; Kisah 9:9,10,13,17,20,21; 2Timotius 2:22; 1Korintus 1:2; Roma 10:12,13). Berdoa kepada Tuhan Yesus adalah kebiasaan orang Kristen yang mula-mula. Pada waktu itu orang Kristen dinamai "orang yang menyeru nama Yesus Kristus".

    Di dalam Alkitab tidak ada doa kepada Roh Kudus. Kita dapat berdoa dalam Roh Kudus, yaitu Ia yang menolong kita berdoa. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah Bapa dan Allah Anak, dengan kuasa Roh Kudus, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus. Periksalah Roma 8:15,16,26,27; Efesus 6:18; Yudas 1:20; Zakharia 12:10.

    D. Untuk siapakah kita patut berdoa?

    Kita patut berdoa untuk diri sendiri. Ini bukan berarti menyayangi diri sendiri. Kita patut berdoa untuk diri sendiri supaya Allah dipermuliakan di dalam kita, lihat Mazmur 50:15. Kalau kita banyak berdoa untuk diri sendiri, tentu Tuhan dipermuliakan di dalam kita, dan di samping itu kita menjadi berkat yang lebih besar kepada orang lain. Seringkali Tuhan Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri. Kalau seseorang mendoakan orang-orang lain tetapi untuk diri sendiri tidak, maka itu adalah tanda yang kurang baik. Lihatlah 1Tawarikh 4:10; Mazmur 106:4,5; 2Korintus 12:7,8; Ibrani 5:7; Yohanes 17:1.

    Orang-orang yang percaya kepada Kristus patut berdoa untuk saudara-saudaranya yang seiman (Yakobus 5:16; Roma 1:9).

    Kita patut berdoa untuk semua pengabar Injil (Efesus 6:19,20; Kolose 4:3; 2Tesalonika 3:1,2; Kisah 13:2,3; Matius 9:38). Semua orang percaya hendaklah dengan yakin dan tekun berdoa bagi tiap-tiap orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah untuk mengabarkan Injil. Seringkali terjadi bahwa seorang pengabar Injil kurang memiliki kuasa Roh sebab anggota-anggota jemaatnya kurang berdoa untuk dia.

    Kita patut mendoakan orang-orang yang telah kita bawa kepada Tuhan Yesus, yaitu anak-anak iman kita (1Tesalonika 3:9-13). Tuhan Yesus telah berbuat demikian (Yohanes 17:9-26), dan juga para Rasul Paulus. Pada masa ini banyak para pengabar Injil yang kurang mendoakan anak-anak iman mereka.

    Kita patut berdoa untuk saudara-saudara seiman kita yang menderita sakit (Yakobus 5:14-16)

    Kita patut berdoa untuk saudara kita yang berbuat dosa (1Yoh 5:16), kalau dosa kita itu bukan dosa yang mendatangkan maut. Tidak ada faedahnya berdoa untuk orang yang berdosa kepada Roh Kudus; lihat Matius 12:32.

    Kita patut berdoa untuk orang-orang saleh (Ef 6:18). Semua orang yang percaya dari segala zaman termasuk dalam doa Tuhan Yesus di dalam Yohanes 17:9-20. Sebab itu kita patut untuk mendoakan segenap jemaat Kristus. Mengherankan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang berdoa untuk orang-orang lain. Tiap-tiap anak Allah adalah saudara kita dan patut kita doakan.

    Kita patut mendoakan anak-anak kita (1Tawarikh 29:19)

    Kita patut mendoakan pemerintah negara kita (1Timotius 2:2,3). Pada masa sekarang banyak orang yang bersalah dalam hal ini. Banyak orang menyalahkan pemerintah negaranya, tetapi sesungguhnya hal itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan, lihat Yudas 1:8,9; 2Petrus 2:10,11; 1Petrus 2:17. Kalau orang-orang Kristen mendoakan pemerintah negaranya akan bertambah baik.

    Kita patut berdoa untuk bangsa Israel (Roma 10:1; Yoel 2:17; Yesaya 62:6,7). Orang-orang yang berdoa untuk bangsa Israel akan mendapat berkat yang istimewa (Mazmur 122:6,7). Bangsa Israel adalah bangsa yang sangat dikasihi Allah (Zakharia 2:7,8,10-12).

    Kita patut berdoa untuk orang yang menyiksa dan menganiaya kita (Lukas 6:28; Matius 5:44). Bacalah Lukas 23:34 dan Kisah 7:60. Kita diwajibkan untuk mendoakan orang-orang yang bersalah kepada kita (Roma 12:20,21).

    E. Bilamana kita patut berdoa?

    Orang-orang suci dalam Alkitab berdoa tiga kali sehari, yaitu pagi, tengah hari, dan petang (Daniel 6:11; Mazmur 55:18; Kisah 10:9,30). Lihat juga Mazmur 119:146,147; Markus 1:35.

    Tuhan Yesus, yang menjadi teladan kita, berdoa semalam-malaman kepada Allah (Luk 6:12). Tuhan berdoa sepanjang malam sebab keesokan harinya Ia akan memilih kedua belas Rasul, dan itu adalah satu hal yang amat penting. Tuhan Yesus juga berdoa sepanjang malam pada saat lain ketika Ia di dalam suatu keadaan yang penting sekali, yaitu orang-orang hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, lihat Yoh 6:15 dan Mar 6:46-48. Ini merupakan satu teladan yang baik sekali dan patut kita ikuti. Mengherankan sebab ada juga orang Kristen yang tidak setuju dengan berdoa sepanjang malam. Mereka mengatakan bahwa iman yang benar akan menerima apa yang dimintanya pada waktu diminta. Bukankah Tuhan mempunyai iman? Ia sering berdoa sepanjang malam. Lihat Yesaya 40:31. Berdoa sepanjang malam kepada Allah tentu diikuti oleh kuasa sepanjang hari di hadapan manusia. John Livingston, dari Skotlandia, pada suatu malam berdoa sepanjang malam bersama dengan beberapa orang lain, lalu pada esoknya ia berkhotbah dengan kuasa Allah sehingga 500 orang diselamatkan atau mengalami berkat rohani pada hari itu.

    Kita patut mengucap syukur setiap kali kita makan (Matius 14:19; Kisah 27:35; 1Timotius 4:4,5).

    Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15; Mazmur81:8; 77:2,3; 86:7), pada masa peperangan (1Tawarikh 5:20), dan bila musuh-musuh menyerang kita (1Tawarikh 14:8,9,11).

    Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kita merasakan tekanan dosa-dosa kita, yaitu bila kita merasa jauh dari Allah dan kita rindu kembali kepada-Nya. Ganjaran dari Allah merupakan suatu pendorong untuk berdoa.

    Kita patut berdoa senantiasa, dengan tidak tawar hati, pada setiap waktu (Lukas 18:1; Efesus 6:18; 1Tesalonika 5:17). Hati kita patut berseru kepada Allah pada setiap waktu. Segenap hidup kita haruslah menjadi satu doa kepada Allah. Orang-orang Kristen patut senantiasa hidup dalam semangat berdoa. Kita yang beriman kepada Allah selalu mempunyai kesempatan untuk menyeru Dia. Pengharapan kepada Allah selalu diteguhkan dalam doa yang tekun.

    F. Tempat berdoa

    Kita boleh, dan patut berdoa kepada Allah di segala tempat. Tempat tidak penting, yang penting ialah berdoa dengan roh dan kebenaran (Yohanes 4:20-24). Akan tetapi dalam Alkitab kita disuruh masuk ke dalam kamar kita, di tempat yang tidak kelihatan oleh orang lain, dan di situlah kita berdoa (Matius 6:6). Dengan demikian kita diasingkan dari dunia untuk bersekutu dengan Allah. Hal ini untuk menjaga supaya kita tidak berdoa dengan pura-pura supaya didengar manusia, seperti orang-orang Farisi. Selain itu Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita ketika Ia pergi ke gunung untuk berdoa. Itulah tempat yang sunyi di mana Ia menjauhkan diri dari manusia, untuk menyendiri beserta dengan Allah (Matius 14:23). Rasul-rasul Tuhan berdoa dalam penjara (Kisah 16:25). Penjarapun mungkin jadi pintu surga. Kita patut berdoa kepada Allah bila ajal kita dekat; kita dapat berdoa bersama-sama dengan orang-orang yang percaya; di antara orang-orang yang tidak percaya; dan di mana-mana tempat (Yunus 2:2; Yohanes 17:1; Kisah 27:35; 1Timotius 2:8).

    G. Untuk apakah kita berdoa?

    1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
    2. Berdoa untuk para pengabar Injil
    3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani
    4. Berdoa untuk berkat jasmani

    1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya

    Kita patut berdoa supaya Allah dipermuliakan (Matius 6:9). Mengho mati dan mempermuliakan Allah patut menjadi kerinduan dan tujuan kita yang utama. Segala doa kita hendaknya bertujuan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, lihat Yohanes 17:1; 12:27,28. Apakah saudara sungguh-sungguh rindu dan ingin supaya Allah dipermuliakan dalam segala doa saudara? Apakah saudara sering berdoa demikian? Apakah tujuan itu memenuhi segala doa saudara?

    Kita patut berdoa supaya Kerajaan Allah datang (Matius 6:10). Kerajaan Allah pasti akan datang, apakah kita mendoakan hal itu atau tidak, tetapi doa-doa kita akan mempercepat kedatangan Kerajaan itu. Kebanyakan orang Kristen tidak menyadari bahwa kedatangan Kerajaan Allah dapat dipercepat oleh sebab doa orang-orang saleh, atau kedatangan-Nya dirintangi sebab orang-orang saleh tidak berdoa. Orang yang sungguh-sungguh sudah dilahirkan kembali tentu akan sangat merindukan supaya Kerajaan Allah segera datang. Walaupun begitu doa ini sering diucapkan tanpa memikirkan apa maksudnya.

    Kita patut berdoa supaya Raja yang ditentukan oleh Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus, segera datang (Wahyu 22:20). Kerajaan itu tidak akan datang sebelum Rajanya datang. Banyak orang berdoa supaya Kerajaan Allah datang, tetapi jarang orang berdoa supaya Rajanya datang. Inilah puncak kerinduan orang-orang Kristen, dan inilah doa yang terakhir dalam Alkitab. Segenap nubuat dari Alkitab diarahkan kepada hal ini. Apakah saudara berdoa untuk hal ini?

    Kita patut berdoa supaya kehendak Allah jadi di atas bumi ini seperti di dalam surga (Mat 6:10). Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menjadi anak Allah, inilah yang paling dirindukan daripada segala sesuatu dalam dunia ini. Kita wajib dengan segenap hati berdoa. "Jadilah kehendak-Mu, ya Allah." Itulah yang patut menjadi doa yang terutama bagi orang Kristen.

    Kita patut berdoa supaya pekerjaan Tuhan dihidupkan, yaitu supaya terjadi gerakan dan kebangunan rohani di dalam jemaat Tuhan.

    Perhatikanlah bahwa pekerjaan Tuhan harus dihidupkan, dan umat Allah harus mendapat suatu gerakan dari Tuhan. Saleh-saleh Tuhan yang sudah menjadi lemah perlu dikuatkan. Tuhan Allah mau mengabulkan doa untuk kebangunan rohani di antara umat Allah. Dalam sejarah Israel dan dalam sejarah gereja juga Tuhan Allah telah memberikan kebangunan rohani itu. Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa orang saleh. Kebangunan rohani sering terjadi meskipun orang yang memimpinnya tidak pandai berkhotbah, akan tetapi tidak pernah terjadi kebangunan rohani kalau tidak ada orang yang berdoa. Bilamana jemaat Tuhan suci dan bersih kelakuannya, pada waktu itu Tuhan akan menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat. Tuhan tidak mau menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat yang tidak suci. Pada masa sekarang doa ini sangat perlu didoakan dengan tekun dalam jemaat Kristus.

    2. Berdoa untuk para pengabar Injil

    Kita patut berdoa kepada Tuhan yang mempunyai tuaian itu supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:37,38). Sepanjang waktu sejarah jemaat Tuhan, sekarang masanya doa ini sangat diperlukan. Kiranya kita mentaati pesan ini. Ladang Tuhan sudah kuning dan siap untuk dituai, tetapi, masih banyak diperlukan orang-orang untuk menuai. Ada banyak pekerja di dalam ladang Tuhan yang tidak dipanggil oleh Tuhan. Cara untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang baik bagi ladang Tuhan yaitu berdoa untuk mereka. Bacalah Kisah 1:24. Jikalau Paulus dan Barnabas terlebih dahulu berdoa kepada Allah tentang Markus harus dibawa atau tidak, dan mereka tidak mencoba memutuskannya sendiri, sudah tentu ayat Kisah 15:39 yang kurang menyenangkan itu tidak perlu ditulis. Banyak percekcokan yang terjadi di antara pengabar-pengabar Injil akan dapat dihindarkan kalau mereka mentaati Kisah 1:24.

    Kita patut berdoa supaya Allah membukakan pintu bagi orang-orang yang memberitakan Firman Allah (Kol 4:3). Inilah jalan yang terbaik supaya pintu pengabaran Injil terbuka. Orang-orang yang merasa dirinya dipanggil oleh Allah tetapi tidak menemukan tempat untuk bekerja, patut berdoa demikian. Dan kalau ada tempat yang memerlukan pemberitaan Injil tetapi pintu tidak terbuka, maka inilah cara untuk membuka pintu itu. Tuhan sudah membukakan pintu bagi Rasul Paulus pada waktu ia di dalam penjara, dalam hal ia menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat Tuhan. Surat-surat Paulus itu masih ada pada kita sekarang dan melalui surat-surat itu Injil dikabarkan kepada banyak orang. Banyak pintu bagi orang kafir dibukakan melalui doa. Kalau orang-orang saleh berdoa kepada Allah, doa-doa mereka akan membuka lebih banyak pintu daripada permintaan kepada pemerintah-pemerintah dunia.

    Kita patut berdoa supaya pengabar-pengabar Injil diberikan karunia dalam memberitakan rahasia Injil, sehingga mereka dapat memberitakannya dengan berani, sebagaimana yang sepatutnya (Efesus 6:19,20). Bukan hanya pintu-pintu yang perlu dibukakan, melainkan mulut-mulut juga. Masih diperlukan pengabar-pengabar Injil yang berkata-kata dengan keberanian hati, dan orang-orang saleh patut berdoa supaya hal itu terjadi. Kalau hal itu perlu bagi Rasul Paulus, sudah tentu perlu juga bagi kita sekarang ini.

    Kita patut berdoa untuk pengabar-pengabar Injil supaya Firman Tuhan makin luas diberitakan dan dipermuliakan. Jangan menyalahkan pengabar-pengabar Injil, melainkan doakanlah mereka. Di samping itu patut kita berdoa supaya para pengabar Injil berpakaian kebenaran (Mazmur 132:9). Ingatlah, Iblis paling suka menyerang pengabar-pengabar Injil, oleh sebab itu kita wajib mendoakan mereka dengan tekun supaya kebenaran menjadi jubah mereka. Baiklah kita ingat bahwa oleh kejatuhan mereka Allah dihina dan oleh kebenaran mereka Allah dipermuliakan.

    3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani

    Kita patut berdoa untuk pengampunan dosa-dosa kita (Matius 6:12; Mazmur 25:11; 51:3; Lukas 18:13; Hosea 14:2; Keluaran 34:9; 32:31,32; 1Raja 8:47-50; Kisah 8:22). Allah Bapa kita telah menyediakan pengampunan dosa untuk kita orang-orang saleh, yaitu dengan darah Kristus; tetapi jelas dikemukakan dalam Alkitab bahwa Tuhan menghendaki kita, orang Kristen, mengakui dosa kita serta berdoa untuk pengampunan itu. Kalau kita berdoa kepada Allah dan meminta pengampunan dosa; dan karena kita tahu bahwa Tuhan sudah mengampuni maka tidak perlu kita meminta ampun sekali lagi untuk dosa itu.

    Kita patut berdoa agar Tuhan menyelidiki kita dan menguji kita (Mazmur 139:23,24; 51:11; 19:13). Anak Tuhan yang sungguh-sungguh akan merindukan supaya tiap-tiap hal yang jahat di dalam dirinya diselidiki dan dinyatakan kepadanya. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan dengan benar oleh kita sendiri, melainkan Allah yang harus melaksanakannya; dan Ia akan melaksanakan hal itu, sebab di dalam doa kita meminta Ia melakukannya. Hal ini wajib sering dilakukan. Dosa, sifat mengasihi diri sendiri, tabiat duniawi, dan keinginan untuk menurut dunia selalu mengelilingi kita seperti udara, dan hal-hal itu sering masuk ke dalam hati kita walaupun kita tidak menginsafinya. Oleh sebab itu patutlah tiap-tiap hari kita menghadap Allah dan membuka hati kita kepada-Nya, serta meminta Dia menyelidiki hati dan kelakuan kita untuk menyatakan segala sesuatu di dalam kita yang tidak berkenan kepada-Nya. Tentunya hal itu kadang-kadang menyakiti kita, akan tetapi akan memperbaiki diri kita serta berfaedah bagi kita.

    Kita patut berdoa supaya Allah menjadikan di dalam kita suatu hati yang bersih (Mazmur 51:12). Mustahil manusia dapat menyucikan hatinya sendiri. Hati yang bersih merupakan suatu pekerjaan Allah. Tuhan mau melakukan hal itu sesuai dengan doa kita. Tuhan berkenan menjadikan di dalam kita suatu hati yang suka akan kebenaran dan yang membenci dosa.

    Kita patut berdoa supaya Allah menyokong dan membimbing kita, memegang kita dalam tangan-Nya (Mazmur 119:117). Jikalau Allah membimbing dan memegang kita dalam tangan-Nya tentu kita akan selamat. Memang mustahil kita berdiri sendiri. Jalannya terlalu licin dan kita akan mudah tergelincir. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Allah dapat, dan bersedia memegang kita supaya kita tidak jatuh, dan caranya ialah dengan banyak berdoa dengan kerendahan hati; lihat 1Korintus 10:13.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak menghindarkan kita dari dosa congkak (Mazm 19:14, TKB). Ini berarti dosa-dosa yang diperbuat dengan kecongkakan, dengan mempermainkan rahmat Allah. Kita patut berdoa supaya Allah menahan kita sehingga kita tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya (Mazmur 119:10). Domba itu mudah tersesat, begitu pula dengan tiap-tiap anak Adam. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu berseru dan berharap kepada Allah supaya Ia memelihara kita pada jalan yang betul.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak membawa kita masuk ke dalam pencobaan (Mat 6:13; Mar 14:38). Kalau kita benar-benar mengetahui kelemahan diri kita dan kalau kita rendah hati, tentu doa ini akan sering kita ucapkan. Orang yang demikian tidak akan bermain-main dengan pencobaan, melainkan ia akan lari dari pencobaan itu serta meminta Tuhan menjauhkan dia daripadanya. Banyak orang yang telah maju dalam hal rohani jatuh sebab mereka lupa dan tidak menaikkan doa ini.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari si jahat (Matius 6:13). Tiap-tiap orang yang menyelidiki Perjanjian Baru dan yang sudah mulai menjalankan kehidupan Kristen itu tentu akan menginsafi bahwa ada suatu kuasa yang dahsyat, cerdik dan jahat, yaitu Iblis. Perlindungan dan kelepasan dari kuasa itu hanyalah di dalam Allah, dan kita dapat memperolehnya hanya dengan senantiasa berdoa.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengawasi mulut kita dan menjaga pintu bibir kita (Mazmur 141:3). "Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan" (Yak 3:8), akan tetapi Allah dapat menaklukkan lidah kita sebagaimana doa kita.

    Kita patut berdoa supaya Allah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, agar kita hidup menurut kebenaran-Nya (Mazmur 86:11; 119:33; 25:4; 143:10).

    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengajar kita bagaimana kita harus berdoa, Lukas 11:1; Roma 8:26.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan membukakan mata kita untuk melihat hal-hal ajaib dalam Firman-Nya (Mazmur 119:18). Kita tidak akan dapat menyadari hal-hal ajaib dalam Firman Tuhan bila Tuhan sendiri tidak membukakan mata kita untuk melihatnya. Hal ini akan Tuhan lakukan kalau kita berdoa memintanya. Dengan berdoa kita dapat melihat hal-hal rohani yang indah, yang tak dapat dilihat oleh orang yang tidak berdoa. Meskipun seorang pandai sekali dalam bahasa asli Alkitab, tetapi keahlian orang itu tidak dapat membukakan matanya yang telah dibutakan oleh dosa. Jikalau seorang buta memakai kaca mata yang terbaik sekalipun ia tetap tidak dapat melihat permainya alam ini; begitu pula orang yang tidak berdoa tidak dapat melihat permainya kebenaran Firman Allah, walaupun ia memakai kaca mata pengetahuan bahasa Yunani dan Ibrani sekalipun. Orang yang celik matanya dapat melihat lebih banyak keindahan alam ini dari pada orang buta walaupun si buta itu memakai kaca mata yang terbaik. Begitu juga orang yang celik mata rohaninya dapat melihat lebih banyak keindahan Firman Allah, walaupun ia tidak terpelajar, daripada orang yang terpelajar yang tertutup mata rohaninya. Seorang yang duduk satu jam saja di bawah kaki Yesus, akan lebih banyak melihat keindahan Firman Tuhan, daripada orang yang duduk empat tahun pada kaki manusia yang menganggap dirinya berbudi, tetapi sebenarnya bodoh (Roma 1:22; Markus 10:51). Setiap orang Kristen harus belajar dalam "sekolah doa". Baik orang terpelajar maupun orang yang bodoh akan tahu bahwa keindahan Firman Tuhan hanya dapat dilihat dengan berdoa. Setiap kali kita membuka Alkitab untuk membacanya, baiklah kita berdoa, "Celikkan mataku, ya Tuhan, supaya aku dapat melihat hal-hal yang ajaib dari dalam Firman-Mu".

    Kita patut berdoa supaya Tuhan memimpin kita (Mazmur 31:4; 27:11; 139:24). Siapakah yang mengetahui jalan yang patut diturutnya? Ada bahaya pada sebelah kanan dan kiri, tetapi puji Tuhan, sebab selalu ada tangan yang tidak dapat bersalah yang memimpin kita dengan selamat. Melalui doa tangan Tuhan itu dapat kita pegang (dan kita dipegang oleh-Nya). Tiap-tiap langkah kita harus dipimpin oleh Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memimpin kita pada jalan yang benar (Mazmur 27:11).

    Kita patut berdoa supaya Tuhan memberikan roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar (Efesus 1:16-19). Kita dapat mengenal Kristus hanya oleh karena roh hikmat yang diberikan oleh Allah sesuai dengan doa kita. Apabila kita telah menerima roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar, maka mata hati kita menjadi terang, sehingga kita mengetahui pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus dan betapa hebatnya kuasa-Nya bagi kita yang percaya.

    Kita patut berdoa supaya kita mengetahui kehendak Allah dengan sempurna, sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9,10).

    Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah, dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan supaya Yesus Kristus mendiami hati kita oleh iman, dan kita berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:14-19). Ini adalah suatu doa yang mulia dan tidak ada hentinya.

    Kita patut berdoa supaya kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang (1Tesalonika 3:12). Kalau saudara insaf bahwa saudara masih kurang dalam hal kasih, inilah jalan untuk mendapatkan kasih itu. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu."

    Kita patut berdoa supaya Allah menguduskan segenap diri kita, yaitu roh, jiwa serta tubuh kita, agar terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23,24). Perhatikan bahwa Tuhan rindu menguduskan segenap diri kita dengan sempurna. Kurang dari itu tidak memuaskan hati Tuhan ataupun hati seorang yang bersungguh-sungguh menjadi anak Allah.

    Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus, yaitu menerima karunia Roh Kudus (Kisah 2:38; Lukas 24:49; Efesus 5:18; Yohanes 20:22; Kisah 19:1,2; Lukas 11:13; Kisah 8:15).

    Kita patut berdoa supaya kita tinggal tetap di dalam Allah, selalu bersekutu dengan Dia, serta selalu memandang kepada keindahan-Nya (Mazmur 27:4). Daud tidak selalu rindu akan berkat dan karunia Allah, tetapi ia rindu kepada Allah sendiri. Bilamana sukacita keselamatan kita telah hilang, kita patut berdoa supaya Tuhan mengembalikan sukacita itu (Mazmur 51:14).

    4. Berdoa untuk berkat jasmani

    Tuhan telah banyak menyediakan berkat jasmani untuk kita yang percaya kepada Yesus Kristus, dan kita patut berdoa untuk berkat-berkat itu. Kita patut berdoa untuk hikmat (Yakobus 1:5); untuk rezeki kita sehari-hari (Matius 6:11); untuk kesembuhan tubuh kita (Yakobus 5:14-16); untuk hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah (1Yohanes 5:14,15); untuk segala sesuatu yang kita perlukan (Filipi 4:6,19). Sebagai orang Kristen kita hidup tanpa kekuatiran atau kebimbangan. Tetapi hal ini hanya dapat dilakukan oleh Tuhan kalau tiap-tiap keperluan kita dihadapkan kepada Allah di dalam doa. Dengan demikian barulah digenapkan, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (ayat Filipi 4:7).

    H. Bagaimana kita harus berdoa

    Kita harus berdoa dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:13,14; 15:16). Apakah artinya berdoa dalam nama Yesus Kristus? Cobalah periksa ayat-ayat yang berikut: Lukas 24:47; Matius 7:22; Markus 9:38,39; Kisah 3:6; 1Korintus 6:11; Efesus 5:20; Kolose 3:17; Yakobus 5:14; Yohanes 16:23. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti berdoa dan meminta dengan kesadaran dan keyakinan bahwa kita akan mendapat apa yang kita minta oleh sebab kasih karunia dan kebajikan Tuhan Yesus, karena Ia telah diterima baik oleh Allah Bapa-Nya. Tuhan Yesus memberi hak dan kuasa kepada tiap-tiap orang yang percaya kepada-Nya untuk memakai nama-Nya dalam meminta segala sesuatu yang disimpan-Nya di dalam sorga bagi mereka itu. Sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa yang tersimpan di dalam sorga, tetapi Tuhan Yesus memiliki segala sesuatu yang tersimpan di situ. Dan kalau kita meminta dari Allah atas nama kita sendiri atau sebab jasa-jasa kita, tentu kita tidak akan mendapatkan apa yang kita minta itu. Kita patut selalu dalam keadaan berkenan kepada Tuhan supaya kita dapat menerima apa yang kita minta daripada-Nya (1Yohanes 3:22). Dalam hal inilah doa orang Kristen berbeda dengan doa-doa orang kafir. Doa orang Kristen selalu dinaikkan dalam nama Tuhan Yesus.

    Dalam terjemahan lama (TKB) dikatakan bahwa kita harus berdoa dan berseru kepada Allah dengan sebenarnya (Mazmur 145:18). Apakah artinya berseru kepada-Nya dengan sebenarnya? Berseru kepada Allah dengan "Sebenarnya" berarti" dengan hati yang tulus dan tidak berpura-pura". Berseru kepada Tuhan dengan sebenarnya artinya memohon sesuatu yang sungguh-sungguh kita rindukan dan percaya dengan yakin bahwa Tuhan akan memberikannya. Sering orang meminta dari Allah sesuatu yang mereka tidak sungguh-sungguh rindu untuk memperolehnya. Dan sering juga orang meminta sesuatu dari Allah dengan hati yang tidak percaya bahwa Allah akan memberikan hal itu kepadanya. Sebelum kita meminta sesuatu dari Allah, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sungguh-sungguh memerlukan hal ini ?" Dan: "Percayakah saya bahwa Tuhan akan memberikan hal itu kepada saya?" Banyak doa memakai nama Tuhan dengan sia-sia sebab orang itu tidak percaya Tuhan akan memberikan apa yang dimintanya.

    Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati (Yeremia 29:12,13; Ulangan 4:29). Seringkali orang berdoa dengan tulus hati tetapi bukan dengan segenap hati. Doa yang demikian kurang dihargai oleh Tuhan. Bilamana kita berdoa dengan segenap hati kita, tentu doa kita dikabulkan dengan segenap hati Tuhan. Di Taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh (Lukas 22:44). Dalam Roma 15:30 Rasul Paulus meminta agar kita bergumul dalam doa. Bergumul dalam ayat itu berarti berusaha, berjuang, bertekun. Pada masa sekarang ini hanya sedikit orang yang berdoa demikian. Kita patut bersikap demikian di dalam segala doa kita. Doa semacam itu tentu dikabulkan oleh Allah. Bacalah Kejadian 32:26; Ibrani 5:7

    Kita patut berdoa dengan bertekun (Roma 12:12; Kolose 4:2; Lukas 18:1-8). Janganlah kita berhenti berdoa kalau permintaan itu belum dikabulkan pada pertama kali kita berdoa. Seringkali seorang yang mengalami hal itu segera berpendapat bahwa "bukan kehendak Allah untuk memberikan hal itu kepadanya". Itu adalah kemalasan dalam berdoa. Iman kita sering diuji oleh Tuhan. Lihat Matius 20:31; 15:23-28. Seringkali juga kita merasa yakin benar bahwa apa yang kita minta itu sudah dikabulkan dan tentu akan diberikan. Lihat Yohanes 11:4; 1Yohanes 5:14,15; Markus 11:24. Pada waktu itu tidak perlu meminta untuk hal itu lagi dari Tuhan, melainkan kita mengucap syukur untuk hal itu. Ada orang yang berpendapat bahwa kalau kita berulang-ulang meminta, hal itu menandakan kita kurang beriman; tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berdoa tiga kali untuk satu permintaan, lihat Matius 26:44

    Jangan kita mengulang-ulangi dan menambah-nambah perkataan dalam doa, sebab kita tidak didengar karena kita menambah-nambah perkataan dalam doa kita (Matius 6:7).

    Kita patut berdoa dengan berpuasa (Daniel 9:3; Kisah 14:23; 13:2,3). Itu bukan berarti bahwa kita harus berpuasa tiap-tiap kali kita berdoa. Tetapi dalam beberapa hal yang penting kita patut berdoa dengan berpuasa. Bilamana kita menahan diri selama beberapa waktu dari hal-hal duniawi yang mengikat kita, dan kita memusatkan diri seluruhnya untuk berdoa, maka doa kita akan berkuasa di hadapan Tuhan. Setiap persoalan yang besar dan penting dalam kehidupan kita patut diputuskan dengan jalan demikian, lihat Matius 9:15.

    Pada waktu kita berpaling dari Allah, kita patut berdoa kepada Allah dengan merendahkan diri, menyesal serta meninggalkan dosa-dosa kita (2Tawarikh 7:14). Inilah penawaran untuk segala kesusahan di dunia ini. Perhatikanlah bahwa umat Allahlah yang harus merendahkan diri serta mengaku dosa-dosanya.

    Kita patut berdoa dengan disertai ucapan syukur kepada Tuhan (Filipi 4:6; Kolose 4:2). Bilamana kita menghadap Allah Bapa dalam doa, kita patut mengucap syukur oleh karena segala berkat yang telah diberikan oleh Bapa sorgawi kita. Banyak doa kita tidak berkenan di hadapan Allah sebab tidak disertai ucapan syukur. Tuhan Allah berdukacita kalau kita melalaikan kewajiban ini, lihat Lukas 17:17,18.

    Kita patut berdoa bersama-sama dengan orang lain, dengan sepakat (Matius 18:19,20). Dalam Alkitab Tuhan sering berpesan supaya kita berdoa bersama-sama, dan doa semacam itu mengandung kuasa yang luar biasa dan selalu diberkati oleh Allah. Hal ini bukan berarti hanya bersama-sama meminta, tetapi harus sehati dan sepakat dalam permintaan itu. Bilamana Roh Kudus menaruh satu permohonan yang sama dalam hati dua orang dan mereka sepakat dalam permintaan itu, tentu ada kuasa yang besar dalam doa-doa mereka. Kalau mereka sepakat di dalam permintaan mereka, tentu mereka lebih berani dalam meminta.

    Kita patut berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta (Matius 21:22). Percaya dalam ayat ini bukan berarti hanya percaya kepada Allah secara umum, tetapi ini berarti kita percaya dan yakin bahwa kita sudah menerima apa yang kita minta, lihat Yakobus 1:5,6 dan Markus 11:24. Tuhan Allah menghormati dan menghargai iman semacam itu. Bagaimanakah kita dapat memiliki iman yang semacam itu? Kita dapat memilikinya dari Firman Allah, melalui janji-janji-Nya (Roma 4:20,21; 10:17); dan dari Roh Kudus yang mengajar kita (Roma 8:26,27).

    Kita patut berdoa dalam Roh Kudus (Efesus 6:18; Roma 8:26,27; Yudas 1:20). Kita hendaknya selalu berdoa menurut pimpinan dan kuasa Roh Kudus. Mungkin terjadi bahwa kehendak daging kita menginginkan kita berdoa untuk beberapa hal, tetapi kita tidak boleh menuruti kehendak daging, baik dalam pencobaan ataupun dalam doa. Tiap-tiap kehendak diri kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, serta mencari pimpinan-Nya dalam segala doa kita. Sering kali doa-doa kita menuruti kehendak diri kita, oleh sebab itu tidak dikabulkan Allah. Kita harus menuruti pimpinan Roh Kudus dalam doa kita. Sebagaimana murid-murid Tuhan Yesus telah meminta kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa", begitu pula kita patut meminta dari Roh Kudus. Dan kalau kita memintanya, tentu kita akan memperolehnya, Yohanes 14:16; 16:7.

    I. Halangan-halangan di dalam doa; alasan mengapa banyak permintaan doa tidak dikabulkan

    Seringkali doa tidak dikabulkan sebab orang itu meminta dengan maksud menyayangi diri sendiri, atau ingin menuruti kehendak diri sendiri (Yakobus 4:3). Tiap-tiap orang yang berdoa hendaknya bertujuan supaya dengan tujuan dengan dikabulkannya doa kita Allah juga dipermuliakan. Kalau kita berdoa dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu kesenangan bagi diri sendiri atau supaya diri kita dipuji, tentu doa itu tidak akan dikabulkan oleh Allah.

    Doa tidak dikabulkan kalau ada dosa yang menceraikan orang itu dari Allah (Yesaya 59:1,2; Mazmur 66:18). Kalau kita sudah berdoa kepada Tuhan tetapi Tuhan lama tidak memberikan apa yang kita minta, janganlah segera berpendapat bahwa Tuhan tidak berkehendak mengabulkan permintaan itu. Lebih baik kita bertanya dulu kepada Tuhan apakah masih ada dosa di dalam kita yang menceraikan kita daripada-Nya, yang menyebabkan Ia tidak mendengar doa kita. Kalau kita membiarkan dosa yang ada di dalam kita tentu Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita.

    Kalau orang yang berdoa menyimpan berhala di dalam hatinya tentu doanya tidak dikabulkan (Yehezkiel 14:3). Ada juga orang-orang Kristen yang masih menyimpan berhala di dalam hatinya. Mereka tidak mengaku bahwa hal-hal itu adalah berhala, tetapi sebenarnya itu merupakan berhala. Apa saja yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melepaskan diri dari padanya, tetapi kita tidak mau, maka hal itu menjadi berhala. Sering Tuhan Allah tidak mengabulkan doa kita sebab Ia menghendaki kita insaf bahwa kita masih menyimpan berhala di dalam hati kita. Banyak orang Kristen di Indonesia yang tetap menggunakan jimat, tiup-tiupan, guna-guna, ikat pinggang merah, batu licin, mantera, doti-doti, suanggi, sihir, hobatan, keris, berhubungan dengan orang mati, dll., semua itu adalah berhala. Kalau Tuhan sudah menjadi pelindung kita, untuk apa lagi kita percaya kepada benda-benda mati dan roh-roh jahat? Semua itu menjadi berhala dan Tuhan tidak akan mendengar doa orang yang masih menggunakan benda-benda itu atau yang percaya kepada benda-benda itu.

    Sering doa kita tidak dikabulkan oleh sebab kita tidak mau mengampuni seseorang atau sebab kita masih menaruh dendam kepadanya. Doa seringkali terhalang oleh hal itu. Tuhan Allah mengabulkan doa kita sebab dosa-dosa kita sudah diampuni, tetapi kalau kita tidak mengampuni orang lain tentu kita tidak berhak untuk menuntut agar Tuhan mendengar doa kita. Kalau kita menaruh dendam terhadap orang lain, tentu telinga Allah tertutup bagi doa kita.

    Sering doa kita tidak dikabulkan sebab kita tidak percaya; kita bimbang apakah benar-benar kita akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepada kita (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Allah menuntut agar kita dengan kesungguhan hati percaya akan Firman-Nya. Kalau kita bimbang terhadap janji-janji Allah, hal itu sama dengan menganggap Allah sebagai pendusta.

    Boleh jadi doa suami dan isteri tidak dikabulkan sebab hubungan suami isteri itu tidak sesuai dengan isi Alkitab (1Petrus 3:6,7).

    J. Hasil Doa

    Doa menggerakkan tangan yang Mahakuasa, tangan yang menggerakkan alam ini, dan tangan yang menggerakkan hati manusia. Doa itu mengandung kuasa yang luar biasa (Yakobus 5:16-18; 1Raja 18:37,38). Banyak orang Kristen tidak memiliki Kuasa dalam kehidupannya, dan banyak pula jemaat Tuhan yang demikian. Alasannya dikemukakan di dalam Yakobus 4:2, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."

    Apa juga yang kita minta di dalam doa akan kita peroleh (Yohanes 14:13,14). Segala sesuatu yang kita minta dari Allah akan dapat kita peroleh kalau kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (1Yohanes 3:22). Jikalau kita minta sesuatu menurut kehendak Tuhan, niscaya Ia akan mendengarkan kita, dan tentu kita memperoleh apa yang kita minta (1Yohanes 5:14,15).

    K. Contoh-contoh doa dalam Alkitab

    Akan sangat menolong bagi kita apabila kita menyelidiki doa Tuhan Yesus Kristus yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4; Yohanes 11:40-43; 12:27,28; 17:1-26; Matius 26:29,42; Lukas 23:34; Matius 27:46; Matius 11:25,26.

    Disamping itu kita perlu juga menyelidiki doa Rasul Paulus dan Yohanes: Kisah 9:5,6; Roma 16:25-27; Efesus 1:16-20; Efesus 3:14-21; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14; 1Tesalonika 3:10-13; 2Tesalonika 1:11,12; Ibrani 13:20,21; Wahyu 22:20.

    Demikian pula doa Abraham dan perempuan Kanaan: Kejadian 18:23-33; Matius 15:22-28.

    (II). UCAPAN SYUKUR DAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH

    Kehidupan orang-orang Kristen tidak sempurna kalau tidak disertai dengan banyak ucapan syukur. Ucapan syukur adalah hal yang sangat dipentingkan dalam Alkitab. Hal ini jelas oleh sebab banyak ayat dan pasal yang berisi ucapan syukur kepada Allah. Maka diwajibkan kepada orang-orang Kristen untuk mengucap syukur dan memuji-muji Allah (Mazmur 92:2,3,5; 107:8,15,21,31; 103:1,2; Efesus 5:4; Kolose 3:15,17; 1Tesalonika 5:18). Kita melanggar hukum Allah kalau kita tidak mengucap syukur kepada Allah untuk segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya ke atas kita. Semangat orang-orang Kristen yang mula-mula ialah senantiasa mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepada Allah (Lukas 24:52,53; Kisah 2:46,47). Segenap Alkitab penuh dengan ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah. Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus akan sering mengucap syukur (Efesus 5:18-20). Hal itu mempermuliakan Allah, di samping itu dapat menarik orang-orang lain untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 11:41,42). Kalau kita menginginkan doa yang sempurna maka doa kita haruslah disertai dengan ucapan syukur (Filipi 4:6).

    Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh sebab Ia telah memberikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita patut mengucap syukur untuk pengampunan dosa dan kelepasan dari kuasa dosa. Kita patut mengucap syukur untuk segala sesuatu yang Tuhan Yesus telah perbuat bagi kita; dan oleh sebab Tuhan telah mengabulkan doa kita. Kita patut mengucap syukur untuk Roh Kudus dan karunia-karunia Roh itu; dan karena orang-orang yang baru bertobat.

    Kita patut mengucap syukur dalam segala hal dan untuk segala hal (Filipi 4:6; 1Tesalonika 5:18; Efesus 5:20). Oleh sebab pada masa ini telah beredar ajaran palsu berkenaan dengan mengucap syukur untuk segala hal, maka kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya,"Apakah yang dimaksud Paulus ketika ia berkata, "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan serta Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita' (Efesus 5:20)?" Apakah Paulus bermaksud bahwa kita patut mengucap syukur atas kejahatan dan juga kebaikan, tanpa membedakannya.

    Akhir-akhir ini telah muncul beberapa penafsir Alkitab yang mengemukakan tafsiran yang ekstrim. Contohnya: Mereka mengatakan, "Andaikata seorang anak laki-laki telah terjerumus ke dalam dunia narkotik sehingga ia menjadi pecandu heroin, atau seorang anak perempuan telah menjadi pelacur, selayaknya ibu mereka patut mengucap syukur kepada Allah untuk hal itu." Apakah Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk hal-hal demikian?

    Ayat yang sejajar dengan Efesus 5:20 yaitu Kolose 3:17, berbunyi: "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita". Apakah ketika Paulus berkata "Lakukanlah semuanya itu", termasuk kejahatan juga? Tidak mungkin! Jadi, bilamana Ia berkata, "Ucaplah syukur atas segala sesuatu", tidak mungkin bahwa kejahatan juga termasuk.

    Efesus 5:20 menyatakan kebenaran tafsiran itu. Paulus telah menasihati orang Kristen agar jangan hidup di dalam dosa, sebagaimana keadaan mereka dahulu. Sikap yang tepat terhadap kejahatan dan dosa ialah, "menanggalkan" (Efesus 4:22). Dan "buanglah" (Efesus 4:25) kejahatan dan dosa itu. Perkataan kotor tidak boleh diucapkan (Efesus 4:29); perbuatan kotor tidak boleh dilakukan (Efesus 5:5). Kejahatan harus ditelanjangi, dan orang Kristen tidak boleh terlibat dalamnya (Efesus 5:11). Tidak masuk akal kalau Paulus mengajar kita agar mengucap syukur kepada Allah untuk kejahatan. Kejahatan adalah hal yang seharusnya dilawan dan dikalahkan dengan kebaikan (Roma 12:21), bukan merupakan suatu hal yang untuknya kita patut mengucap syukur kepada Allah. Kita patut mengucap syukur dengan tidak putus-putus (1Tesalonika 2:13). Pujian kepada Allah akan memenuhi hati kita dengan sukacita.

    (III). PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

    A. Peraturan Perjanjian Lama tentang Persepuluhan dan Persembahan kepada Tuhan

    Persepuluhan Tuhan berarti satu persepuluh daripada segala hasil, pemberian, pendapatan, dan gaji yang wajib dipersembahkan kepada Allah Bapa kita "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1Timotius 6:17). Dengan perkataan lain, kita wajib memberikan kepada Tuhan satu persepuluh dari seluruh gaji atau pendapatan kita, dari segenap hasil tanah dan kebun, dan dari hasil ternak kita, dan dari segala bunga uang dan keuntungan kita. Itulah yang disebut persepuluhan Tuhan.

    B. Persepuluhan Tuhan itu telah ada sebelum Taurat Musa

    Pemberian persepuluhan kepada Allah sudah dilakukan orang-orang sejak purbakala, baik oleh orang Ibrani maupun bangsa-bangsa lain. Sebelum Musa memberikan Taurat kepada bani Israel, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk memberi persepuluhan kepada Tuhan. Rupanya hal itu telah ditanamkan di dalam hati nurani manusia sejak purbakala. Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian. Abraham telah memberi persepuluhan kepada Melkisedek, imam Allah (Kejadian 14:18-20). Ketika Yakub di Bethel ia berjanji akan memberi persepuluhan kepada Allah. Kalau cerita itu diselidiki, maka rupanya hal memberi persepuluhan itu adalah sebagai pengakuan kesalahannya karena ia belum memberikan persepuluhan, dan sejak itu ia mulai melakukannya (Kejadian 28:20-22). Oleh sebab memberi persepuluhan itu sudah ada sebelum Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada semua manusia.

    C. Persepuluhan diteguhkan dalam Taurat

    Tentang memberi persepuluhan kepada Tuhan telah diteguhkan oleh Allah dalam Taurat (Imamat 27:30-33; Bilangan 18:21-26; Ulangan 12:17-19; 14:22-29; 26:12-15). Walaupun persepuluhan itu telah dilaksanakan sebelum zaman Nabi Musa, tetapi hal itu wajib pula dimuat dalam Taurat. Dan itulah yang menjadi alasan bagi bangsa Israel untuk memberikan persepuluhan termasuk dalam Taurat. Oleh karena persepuluhan termasuk dalam Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada segenap bangsa Israel.

    D. Tujuan memberi persepuluhan

    Segala sesuatu yang ada pada kita adalah karunia dari Allah. Segala hasil tanah, hasil ternak, kesehatan tubuh, sehingga kita dapat bekerja dan memperoleh hasil, gaji, atau upah, semuanya itu asalnya dari Allah, dan kita wajib berharap kepada Allah untuk semua itu. Dalam hal memberi persepuluhan kepada Tuhan seseorang mengakui dan menyatakan bahwa ia sangat berharap dan bersandar kepada Allah untuk segala keperluannya. Orang yang memberi persepuluhan mengucap syukur kepada Allah atas segala sesuatu yang sebenarnya berasal dari tangan Allah. Orang itu mengakui bahwa ia tidak dapat hidup sendiri di luar pertolongan Tuhan. Sebenarnya dalam hal ini ia memberikan semuanya kepada Allah dan Allah mengembalikan sembilan persepuluh untuk keperluan orang itu. Kepada orang-orang yang mentaati Firman Tuhan itu, maka Ia berjanji akan memberikan berbagai macam berkat yang indah (Ulangan 14:29; Maleakhi 3:10).

    E. Peraturan Perjanjian Baru tentang persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan

    Oleh sebab hal memberi persepuluhan itu telah ditetapkan sebelum ada Taurat; dan dalam Kitab Maleakhi kita juga diperintahkan untuk melaksanakannya (Maleakhi 3:8-10); dan Firman Tuhan melalui Maleakhi itu tidak pernah dibatalkan oleh Tuhan, jadi wajiblah orang-orang Kristen memberi persepuluhan kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita memikirkan hal itu sebagai perintah, melainkan sebagai suatu berkat, suatu perjanjian yang indah sekali. Tuhan ingin agar kita menguji Dia, supaya janji Tuhan itu digenapkan dan diteguhkan. "Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Ini bukan suatu tanggungan berat, melainkan suatu berkat yang Tuhan mau curahkan kepada kita.

    F. Peraturan memberi persepuluhan disahkan oleh Kristus

    Ketika orang-orang Farisi datang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan berkata, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Orang-orang Farisi itu berharap supaya Tuhan Yesus bersalah terhadap Kaisar. Mereka menyangka bahwa Tuhan akan berkata, "Berikan persembahanmu hanya kepada Tuhan saja". Dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk menyalahkan Tuhan Yesus terhadap Kaisar. Tetapi Tuhan menjawab demikian: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan" (Matius 22:16-21). Apakah yang "wajib diberikan kepada Allah" itu? Tentu persepuluhan Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus telah menyatakan tentang persepuluhan, dan dengan demikian hal memberi persepuluhan kepada Tuhan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.

    Tetapi pada bagian lain Tuhan juga mengesahkan persepuluhan itu, lihat Matius 23:23 dan Lukas 11:42. Dalam ayat-ayat itu Tuhan tidak menegur orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tentang persepuluhan, sebab mereka memberikan persepuluhan, meskipun dari selasih, adas manis dan jintan, melainkan Tuhan menegur tentang keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan yang tidak ada pada mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa hal yang hal penting itu harus dilakukan. Tetapi perhatikanlah bahwa Tuhan juga berkata, "Dan yang lain jangan diabaikan". Artinya, mereka itu wajib melakukan hal yang lebih penting, tetapi janganlah mereka mengabaikan hal memberi persepuluhan, sampai kepada persepuluhan selasih, adas manis dan jintan (rempah-rempah). Dengan perkataan itu Tuhan Yesus telah mengesahkan tentang memberi persepuluhan, dan oleh sebab kita orang Kristen kita wajib mentaatinya.

    G. Rasul-rasul menetapkan tentang memberi persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan

    Dalam Ibrani 7:1-10 penulis tidak bermaksud memberi pelajaran tentang persepuluhan, melainkan ia memberikan pelajaran tentang Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita, yang lebih besar dari imam-imam keturunan Harun. Akan tetapi mengenai persepuluhan dikatakan empat kali dalam ayat-ayat itu. Kalau seandainya orang-orang Kristen tidak perlu memberi persepuluhan, tentu penulis tidak memakai lukisan tentang Melkisedek yang di dalam lukisan itu banyak mengemukakan tentang persepuluhan. Satu hal yang nyata yaitu tidak ada alasan apa pun dalam Perjanjian Baru yang membatalkan persepuluhan, justru mengesahkan.

    Di samping itu rasul-rasul mengajarkan agar orang-orang Kristen tetap memberikan persembahan-persembahan mereka pada waktu-waktu tertentu. Bacalah 1Korintus 16:1,2 dan Kisah 20:7. Jelas bahwa jemaat yang mula-mula berhimpun pada hari yang pertama dalam seminggu (hari Minggu). Dan pada tiap-tiap hari pertama itu orang-orang Kristen diajar memberi persembahan tetap kepada Tuhan. Persembahan itu adalah persembahan sukarela, sesuai dengan berkat yang ia terima dari Tuhan pada Minggu itu.

    Sejarah gereja menyatakan bahwa setelah zaman rasul-rasul pemimpin-pemimpin jemaat Kristus berpegang teguh pada peraturan memberi persepuluhan.

    H. Persepuluhan sebagai alat Tuhan untuk membiayai para pengabar Injil

    Rasul Paulus menerangkan kepada kita bahwa Tuhan telah menetapkan mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu (1Korintus 9:14). Hal itu lebih diteguhkan oleh lukisan-lukisan dalam ayat 1Korintus 9:7-11, juga dalam Galatia 6:6 Rasul Paulus memberi pesan tentang hal itu.

    Dalam Perjanjian Lama imam-imam dan orang-orang Lewi hidup dari persepuluhan orang-orang Israel. Begitu pula Tuhan menghendaki supaya para pengabar Injil hidup dari persepuluhan orang-orang Kristen. Oleh sebab perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 (yang diterangkan di atas), maka pesan dalam Maleakhi 3:10 diwajibkan bagi orang-orang Kristen.

    Rasul Paulus pada mulanya tidak menerima pemberian apa-apa dari jemaat di Korintus. Tetapi kemudian Rasul Paulus mengakui bahwa hal itu salah, dan ia meminta ampun dari jemaat itu (2Korintus 12:13). Paulus memberitahukan bahwa jemaat di Korintus masih terbelakang dibandingkan dengan jemaat-jemaat yang lain hanya karena jemaat Korintus tidak membiayai Rasul Paulus. Saya kira banyak gembala sidang patut meminta ampun karena kelalaian mereka dalam mengajarkan persepuluhan kepada jemaat mereka.

    I. Berkat dan hasil memberi persepuluhan

    Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberi banyak berkat jasmani kepada orang-orang yang memberikan persepuluhan (2Tawarikh 31:10; Mazmur 50:14,15; Amsal 3:9,10; Maleakhi 3:10). Tuhan akan memberkati ladang, sawah, kebun, pohon-pohon, ternak, usaha, mata pencaharian dan kesehatan tubuh orang yang memberi persepuluhan itu. Sisanya yang sembilan persepuluh akan diperbanyak oleh Tuhan lebih daripada sepuluh persepuluh yang ada pada orang yang tidak memberi persepuluhan.

    Banyak orang yang mempunyai perusahaan, atau pabrik, dan banyak orang yang bekerja sehari-hari untuk penghidupannya, memberikan kesaksian bahwa sesudah ia mulai memberi persepuluhan secara tetap maka Tuhan sangat memberkati perusahaannya atau pabriknya atau pekerjaannya.

    Dalam Kitab 1Raja 17:8-16 ada cerita tentang Nabi Elia dan perempuan janda. Oleh sebab perempuan janda itu lebih dahulu memberi makan kepada nabi Allah, maka tepung dan minyaknya tidak habis. Ini merupakan pelajaran bagi kita sekarang, yaitu ada berkat jasmani untuk orang-orang Kristen yang menyokong secara tetap pengabar Injil dalam jemaat.

    Kalau seorang Kristen mencuri hak Allah dengan tidak memberi persepuluhan (Maleakhi 3:8-10), maka sebenarnya ia mencuri berkat dari dirinya sendiri. (Perkataan "menipu Allah" dapat juga diterjemahkan "mencuri dari Allah").

    Berkat rohani bagi orang yang memberi persepuluhan itu jauh lebih indah daripada berkat-berkat jasmaninya. Patut diketahui bahwa berkat-berkat yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 juga mengandung berkat-berkat rohani.

    Kasih karunia Allah kepada kita tidak dapat diduga. Tuhan Yesus sangat kaya tetapi Ia menjadi miskin karena kita supaya oleh karena kemiskinan-Nya kita menjadi kaya (2Korintus 8:9). Kasih karunia Tuhan yang memberi pengampunan dan menebus kita sangat indah. Kalau kita menyadari akan kasih karunia Allah kepada kita, maka kita akan memberikan lebih daripada hanya persepuluhan saja; kita akan memberi dengan kerelaan dan bukan paksaan atau dukacita (2Korintus 9:6,7). Kepada orang yang memberi dengan kerelaan hati, Allah akan melimpahkan kasih karunia-Nya (ayat 2Korintus 9:8); dan Tuhan akan melipatgandakan hasilnya (ayat 2Korintus 9:10); dan orang itu akan diperkaya dalam segala kemurahan hati (ayat 2Korintus 9:11).

    Orang-orang saleh dalam jemaat di Makedonia merasakan sukacita yang meluap selagi dicobai dengan berat, dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2Korintus 8:2). Mereka telah memberi lebih daripada kemampuan mereka (ayat 2Korintus 8:3). Apakah sebabnya? Sebab mereka pertama-tama memberikan diri mereka sendiri kepada Allah (ayat 2Korintus 8:5). Dan inilah yang ingin kami katakan, yaitu: memberi persepuluhan adalah sebagian dari menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Memberi persepuluhan mengajar kita dalam hal beriman kepada Allah; melalui hal ini kita dapat mengetahui bahwa Allah selalu mencukupkan segala keperluan kita, dan dengan demikian jiwa kita diberkati dan kasih kita kepada Allah makin bertambah-tambah.

    Orang Kristen yang memberi dengan kerelaan hati dapat mengetahui bahwa Tuhan mengembalikan lebih daripada yang kita berikan. Perjanjian dalam Filipi 4:19 diberikan sebab mereka telah memberi dengan rela hati. Hal ini jelas dalam ayat-ayat sebelum ayat sembilan belas (Filipi 4:10-19; Filipi 4:6-9). Sebenarnya orang Kristen hanya boleh menuntut penggenapan perjanjian ini jikalau ia memberi persepuluhan kepada Tuhan.

    Bila seorang Kristen dengan setia memberi persepuluhan kepada Tuhan maka orang itu sangat diberkati dengan berkat-berkat rohani. Begitu pula bila anggota-anggota suatu jemaat memberi persepuluhan dengan setia maka jemaat itu akan maju dalam hal-hal rohani. Hal ini dibuktikan oleh banyak orang dan jemaat-jemaat yang mengalami hal itu.

    J. Kemurahan hati orang-orang Kristen

    Ada banyak pesan dalam Alkitab yang menganjurkan agar orang-orang Kristen bermurah hati kepada semua orang dan terutama kepada orang-orang Kristen lain yang berkekurangan. Selidikilah ayat-ayat yang berikut: Lukas 12:33; Filipi 4:10-19; 2Korintus 9:1-15; Roma 12:8; Ibrani 13:16; 2Korintus 8:1-9.

    XII. KASIH ORANG YANG PERCAYA

    (I). KASIH KEPADA ALLAH

    Kasih kepada Allah merupakan suatu tuntutan yang terutama bagi orang Kristen. Hukum Allah yang besar dan terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Matius 22:37).

    A. Bukti kasih kepada Allah

    Kita sebagai orang Kristen wajib menyelidiki diri kita sendiri apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Bila kita mengasihi Allah, maka akan ada buktinya. Kita membuktikan kasih kita kepada Allah dalam hal kita memeliharakan hukum-hukum Allah (1Yohanes 5:3). Tetapi bukan hanya itu, sebab kalau kita mengasihi Allah tentu kita akan melayani dan berbakti kepada-Nya (Ulangan 10:12; 1Tesalonika 1:3). Kalau kita mengasihi Tuhan kita akan bekerja bagi-Nya. Bukti yang terbesar bahwa saudara seorang Kristen ialah: saudara mengasihi Allah dan Yesus Kristus dan sesama orang Kristen juga.

    Kasih kepada Allah dibuktikan dalam hal kita membenci dosa (Mazmur 97:10), dan tidak mengasihi dunia (1Yohanes 2:15). Orang yang mengasihi Allah tidak akan merindukan atau mengasihi hal-hal duniawi. Kasih kepada Allah juga dibuktikan dalam hal kita mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:20,21). "Saudara" dalam ayat itu berarti orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mustahil seseorang mengasihi Allah dan mengasihi dosa pada waktu yang sama.

    B. Hasil kasih kepada Allah

    Seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan mendapat banyak berkat dari Allah (Ulangan 5:10; 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 69:36; 91:4). Dalam Perjanjian Baru dikemukakan banyak janji berkat kepada orang-orang yang mengasihi Allah. Orang itu akan dikenal oleh Allah (1Korintus 8:3). Mahkota kehidupan akan diberikan kepadanya (Yakobus 1:12). Ia akan menjadi ahli waris kerajaan yang telah dijanjikan kepadanya (Yakobus 2:5). Hal-hal indah yang belum pernah dilihat oleh mata atau timbul di dalam hati manusia disediakan untuk orang-orang yang mengasihi Allah (1Korintus 2:9). Segala kejadian dan keadaan akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah, dan di akhirat kelak orang itu akan dipermuliakan (Roma 8:28-30).

    C. Kasih berasal dari Allah

    Kasih berasal dari Tuhan Allah dan orang-orang yang lahir dari Allah akan mengasihi Allah, sebab kasih itu dicurahkan ke dalam hatinya (1Yohanes 4:7). Kita mengasihi Allah sebab Ia telah lebih dahulu mengasihi kita, dan bila kita merenungkan kasih Allah kepada kita maka kasih kita kepada-Nya semakin bertambah-tambah (1Yohanes 4:19). Dengan mempelajari dan menyelidiki Firman Tuhan (Alkitab) dan dengan berdoa maka kasih kita kepada Allah bertambah-tambah (2Tesalonika 3:5).

    (II). KASIH KEPADA KRISTUS

    Kasih kita kepada Yesus Kristus membuktikan kasih kita kepada Allah (Yohanes 8:42). Kalau kita mengasihi Allah tentu kita percaya kepada Anak Allah itu. Sebenarnya Tuhan Yesus menuntut dari murid-murid, rasul-rasul, dan para pengikut-Nya kasih yang lebih besar daripada kasih kepada ibu, bapa dan saudara-saudaranya (Matius 10:35-38). Dalam Lukas 14:26 dikatakan bahwa kita harus membenci ibu, bapa dan saudara kita. Itu bukan berarti kita harus membenci mereka, sebab orang Kristen tidak boleh membenci orang lain. "Benci" dalam ayat itu adalah untuk perbandingan. Maksudnya, kasih kita kepada Kristus haruslah sedemikian besar sehingga bila dibandingkan dengan kasih kita kepada ibu, bapa dan saudara kita seolah-olah kita membenci mereka, sebab jauh sekali perbedaan antara keduanya. Kalau seseorang tidak mengasihi Kristus, maka jelas bahwa orang itu bukanlah anak Allah (1Korintus 16:22). Dan semua orang yang tidak mengasihi Kristus akan binasa.

    A. Bukti kasih kepada Kristus

    Kita membuktikan kasih kita kepada Kristus dalam hal kita memelihara hukum-hukum-Nya (Yohanes 14:15,21,23); dalam hal kita hidup bagi Kristus (2Korintus 5:14,15); dalam hal kita memelihara domba-domba Kristus (Yohanes 21:15-17); dalam hal kita melayani Kristus (Lukas 7:44-47). Seorang yang mengasihi Kristus dengan sukacita akan menyerahkan segala sesuatu bagi Kristus (Filipi 3:7,8); dan kita akan rela menderita kesusahan atau mati karena Kristus (Kisah 21:13). Kasih kita kepada Kristus dinyatakan dalam hal kita rindu untuk diam bersama-sama dengan Dia (2Korintus 5:8; Filipi 1:23); dan dalam hal kita merindukan kedatangan-Nya yang kedua kali (2Timotius 4:8; Wahyu 22:20).

    B. Hasil kasih kepada Kristus

    Semua orang yang mengasihi Kristus dikasihi oleh Allah dan Kristus (Yohanes 14:21-23). Tuhan Allah mengasihi semua manusia, tetapi kasih-Nya lebih besar kepada orang-orang yang mengasihi Anak-Nya. Allah mengasihi mereka itu sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (Yohanes 17:23). Kristus menyatakan diri-Nya kepada orang yang mengasihi Dia (Yohanes 17:15,16,23; 16:14). Allah Bapa dan Kristus diam di dalam orang-orang yang mengasihi Kristus. Karunia Allah, yaitu Roh Kudus, diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Kristus (Yohanes 14:15-17).

    Kasih kepada Tuhan Yesus akan terus-menerus bertambah di dalam kita, bila kita insaf betapa besarnya dosa-dosa kita dan betapa besar kasih Tuhan Yesus kepada kita sehingga Ia mengampuni dosa-dosa kita (Lukas 7:47-50). Hal ini dilukiskan dalam kehidupan Rasul Paulus dan Yohanes. Lihat 1Timotius 1:12-15; Galatia 2:20; 1Yohanes 4:10.

    (III). KASIH KEPADA MANUSIA

    Allah itu kasih (1Yohanes 4:8), dan Ia telah membuktikan kasih itu di dalam Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib untuk kita. Sebab itu wajiblah kita mengasihi Allah. Tetapi kita tidak dapat mengasihi Allah kalau kita tidak mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:21). Kasih lebih besar daripada iman dan pengharapan (1Korintus 13:13). Kasih adalah hal yang terbesar dan terutama dalam dunia ini. Sebab kasih itu asalnya dari Allah, maka Ia telah menyediakan jalan supaya kasih itu dicurahkan di dalam hati kita. "Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Roma 5:5). Oleh sebab itu orang-orang Kristen tidak dapat mengasihi dengan benar di luar pertolongan Roh Kudus.

    Tetapi syukurlah! Bila kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan sungguh-sungguh mengasihi saudara kita dan sesama manusia, bahkan seteru kita.

    Kita patut mengasihi saudara-saudara kita seiman, yaitu semua orang saleh (1Petrus 2:17; Efesus 1:15). Memang orang Kristen harus mengasihi semua orang, tetapi terutama ia patut mengasihi saudara-saudara Kristen yang lain (Galatia 6:10). Kita patut mengasihi sesama kita (Matius 19:19; 22:39). (Siapakah sesama manusia itu dapat kita ketahui dalam Lukas 10:29-37). Di samping itu patutlah kita mengasihi semua orang, juga lawan dan musuh kita (1Tesalonika 3:12; Matius 5:44). Di samping itu patutlah kita mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). Suami dan isteri patut mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4).

    Bukti kasih kepada manusia

    Kita membuktikan kasih kita kepada orang lain dalam hal kita tidak mengerjakan suatu kejahatan kepadanya (Roma 3:10), melainkan kita berbuat baik kepada semua orang (Galatia 6:10). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita melayani orang-orang lain (Galatia 5:13). Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam hal Ia melayani orang lain (Yohanes 13:1-5), lihat Filipi 2:4-7. Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menanggung beban sesama kita (Galatia 6:2), dan dalam hal kita mengampuni serta menghibur orang yang berdosa (2Korintus 2:7,8; Galatia 6:1).

    Kasih kita buktikan dalam hal kita tidak berbuat sesuatu yang menjadi batu antukan kepada saudara kita yang lain (Roma 14:15,21), dan dalam hal kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita berbuat baik kepada orang lain serta memberi pinjaman kepadanya (Lukas 6:35; 1Yohanes 3:17). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menegur seseorang yang berbuat salah (Amsal 27:5; Matius 18:15-17), dan dalam hal kita mendoakan mereka (Matius 5:44). Pelajaran lain mengenai kasih terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 12:10; 1Korintus 13:4-7; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16.

    Kasih adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22; Roma 5:5), dan kita patut berdoa kepada Allah supaya kita bertambah-tambah di dalam kasih (Filipi 1:9). Kalau kita ingin mengasihi orang-orang lain, maka sebaiknya kita membiarkan Tuhan Yesus berdiam di dalam hati kita (Galatia 2:20).

    21. ASAS PENGAJARAN TENTANG JEMAAT KRISTUS


    I. ASAL MULA DAN ARTI JEMAAT KRISTUS

    Jemaat Kristus adalah suatu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka, dan telah percaya kepada Yesus Kristus, dan telah dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, dan telah dipersatukan dengan Kristus, Kepala mereka, yang senantiasa menyertai mereka (Yohanes 3:7; Kisah 5:14; 11:24). Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah Kepalanya (Efesus 1:22,23). Jemaat adalah kabah (tempat kediaman) Roh Kudus (Efesus 2:21,22); dan jemaat itu telah dipersatukan dengan Kristus sebagai satu tubuh (Efesus 5:30,31); dan sebagai anak dara yang suci ia dipertunangkan kepada Kristus (2Korintus 11:2-4).

    Yesus Kristus disebut Kepala Jemaat dan Gembala Agung, Mempelai Laki-laki, Imam Besar dan Batu Penjuru. Anggota-anggota jemaat disebut imam-imam, mempelai perempuan, isteri, kawanan domba, tiang-tiang dan batu-batu yang hidup.

    Dalam Perjanjian Baru ada suatu istilah dalam bahasa Yunani untuk jemaat, yaitu "Eklesia", yang berarti "Orang-orang yang dipanggil". Perkataan-perkataan yang berarti "memanggil" atau yang berhubungan dengan "panggil" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 8:30; 1Kor 1:9; 2Tesalonika 2:14; 1Petrus 2:9; Roma 1:6,7; 8:28; 1Korintus 1:1,2; Yudas 1:1; Matius 16:18; 18:17.

    Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa jemaat telah dipanggil kepada Kristus, dan ada dibawah perintah Kristus. Jadi, jemaat adalah orang-orang yang telah dipanggil (2Timotius 1:9). Jemaat Kristus lebih besar daripada suatu golongan atau bagian dalam jemaat. Suatu golongan tidak dapat mengatakan, "Kami adalah jemaat yang sejati" adalah orang-orang dari antara banyak golongan dan dari antara banyak bangsa dimana-mana tempat. Perkataan "Gereja" lebih cenderung berarti "rumah" atau "Rumah Tuhan". Kata itu berasal dari perkataan Yunani "Kuriakon" yang berarti "milik Tuhan" dan perkataan "Kuraika" yang berarti "rumah Tuhan".

    Tuhan Yesus telah memberi pelajaran tentang jemaat-Nya kepada rasul-rasul dan orang-orang yang percaya kepada Dia, lihat Mat 16:18; Markus 11:17; Matius 18:17. Di dalam doa-Nya (pasal Yohanes 17:1-26) Tuhan telah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk jemaat yang akan didirikan.

    Susunan anggaran dasar jemaat adalah seperti berikut: &&Kepala jemaat : Yesus Kristus, Efesus 1:22,23. Anggota-anggota jemaat-Nya : Orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, Yohanes 3:1-18. Kerinduan Kristus untuk jemaat-Nya : Segenap pasal Yohanes 17:1-26, Efesus 4:13; 5:27; 1Tesalonika 3:13; Kolose 1:28. Pemimpin-pemimpin jemaat : Pemimpin-pemimpin harus menjadi hamba kepada Kristus dan kepada anggota-anggota jemaat, Efesus 6:6; 2Petrus 1:1; 2Korintus 4:5; Yohanes 13:5,14. Tujuan jemaat : supaya Allah dan Kristus dapat tinggal di dalam hati kita, Yohanes 17:3; Yohanes 14:23; supaya Injil Kristus dikabarkan kepada semua orang, Markus 16:15; Matius 28:19,20. Disiplin jemaat : Lihat Matius 18:15-20; dan pasal 1Korintus 6:1-20. Anggaran rumah tangga jemaat : Khotbah Kristus di atas bukit, pasal Matius 5:1-7:29.

    A. Jemaat Kristus terbentuk pada hari Pentakosta

    Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari itulah jemaat terbentuk. Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus turun keatas mereka, dan demikian jemaat Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar jemaat telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, yang telah berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18,19). Batu karang ini tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri, bukan Petrus. Sebenarnya Petrus tidak diangkat lebih tinggi daripada rasul-rasul lain, seperti yang nyata dalam ayat-ayat: Yohanes 20:19-23; Matius 18:18. Dalam ayat-ayat itu kuasa untuk mengikat dan melepaskan diberikan kepada semua rasul dan kepada segenap jemaat. Tuhan Yesus berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Barang siapa jatuh keatas batu itu, ia akan hancur, dan barang siapa ditimpa batu itu, ia akan remuk" (Lukas 20:17,18). Kalau ayat itu dibandingkan dengan Matius 18:18; 16:18,19; 1Korintus 3:11; 1Petrus 2:6; dan Efesus 2:20, nyata bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara rasul-rasul. Jelas juga dari ayat itu bahwa Tuhan Yesus Kristuslah batu penjuru jemaat. Kesaksian Petrus baik sekali, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi jemaat. Memang kesaksian itu patut menjadi kesaksian tiap-tiap orang Kristen, dan kesaksian itu telah menjadi asas pelajaran orang Kristen. Tuhan Yesus Kristus yang mendirikan jemaat dan Ia adalah dasar jemaat. Jemaat didirikan oleh rasul-rasul dan orang-orang percaya. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, akan tetapi Tuhan menambahi jumlah mereka setelah mereka sendiri bertobat dan percaya (Kisah 11:24).

    Jemaat yang mula-mula itu mempunyai tempat-tempat tertentu untuk berhimpun, misalnya: dalam bilik yang di atas (Kisah 1:13), dalam Kabah (Kisah 5:12), dalam rumah-rumah anggota (Kisah 2:46; 12:12). Maka mereka berhimpun pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada mulanya setiap hari (Kisah 21:46), kemudian pada tiap-tiap hari yang pertama dalam seminggu (Kisah 20:7; Wahyu 1:10). Ada juga jam-jam tertentu untuk berdoa (Kisah 3:1; 10:9). Dan setiap hari bertambahlah orang yang diselamatkan (Kisah 2:47; 1:15; 2:41; 4:4).

    Jemaat itu meluas sampai ke Yudea dan Samaria seperti yang dikatakan dalam Kisah 8:1-25. Kemudian meluas lagi sampai ke Antiokhia di Siria, dan Rasul Paulus menjadi pemimpinnya seperti Petrus dan Yakobus menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Sebenarnya bilamana ada dua, tiga, atau lebih orang yang percaya berhimpun untuk menyembah kepada Tuhan Yesus, maka disitulah terbentuk jemaat Kristus.

    B. Dalam Perjanjian Baru ada dua arti untuk Jemaat

    Perkataan jemaat mempunyai dua arti dalam Perjanjian Baru. Pertama, jemaat yang tidak kelihatan. Ini berarti perhimpunan semua orang saleh sepanjang masa yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus, baik di dalam sorga maupun di atas bumi (Ef 1:2; 3:21; Ibrani 12:23). Itulah jemaat seperti yang dilihat oleh Allah. Kedua, jemaat yang kelihatan. Ini berarti perhimpunan orang-orang yang percaya yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus. Tetapi ada juga diantaranya orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen. Namun tidak pernah bertobat atau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jemaat yang kelihatan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

    1. Suatu perkumpulan kecil di dalam rumah orang yang percaya, Roma 16:5; dan Filemon 1:2.
    2. Jemaat di dalam suatu kota atau daerah, 1Kor 1:2; 1Tesalonika 1:1.
    3. Seluruh jemaat dalam satu negara atau kerajaan, Galatia 1:2.

    Dalam sebuah jemaat yang kelihatan terdapat orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dan dilahirkan kembali, ada pula orang-orang yang mentaati peraturan jemaat tetapi mereka belum dilahirkan kembali, meskipun nama mereka tercatat dalam daftar anggota jemaat itu. Hal ini diterangkan dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, dan tentang ikan yang baik dan yang tidak baik (Matius 13:24-43,47-52).

    Jemaat secara keseluruhan berarti segenap jemaat dari segala bangsa dan dari semua negara. Suatu golongan atau tatacara jemaat hanyalah merupakan sebagian daripada jemaat secara keseluruhan. Tiap-tiap orang Kristen patut mencari dan menjadi anggota dalam jemaat dimana segenap Injil diberitakan. Yang dimaksud "Jemaat yang sejati" ialah semua orang yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus serta sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali. Baiklah kita menyelidiki lebih jauh tentang jemaat yang kelihatan.

    C. Lukisan-lukisan tentang Jemaat

    Jemaat Kristus dilukiskan seperti suatu tubuh, seperti kabah, seperti mempelai perempuan dan seperti ranting-ranting. Jemaat adalah tubuh Kristus dan Kristus ialah Kepalanya. Jadi ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan jemaat. Sesungguhnya hal itu lebih daripada suatu hubungan, itu adalah persatuan dengan Kristus. Seperti Kristus dan Allah Bapa itu satu, begitu pula kita dengan Kristus (Yohanes 17:21). Keduanya dapat hidup dari satu pancaran, sama seperti kepala dan tubuh manusia. Tuhan Yesus ialah Kepala Jemaat dan pemberi kehidupan kepada jemaat (Efesus 5:23,24; 1:22,23; Kolose 1:18; 2:19). Kristuslah pusat persatuannya dan dengan kuasa-Nya jemaat makin bertambah-tambah (Efesus 4:15,16; Kolose 2:19). Demikian juga ada hubungan yang erat sekali di antara anggota-anggota jemaat seperti yang diterangkan dalam 1Korintus 12:12-27; Roma 12:4,5; Efesus 4:1-4,15,16. Anggota-anggota "Tubuh" itu wajib bekerja sama, serta saling menolong dan saling membantu supaya Kepala itu ditinggikan dan dipermuliakan; dan supaya tubuh itu bertambah suci, menuju kesempurnaan, sesuai dengan teladan Kristus (Efesus 4:12,13). Mengenai Tuhan Yesus sebagai pusat persatuan jemaat dilukiskan dengan roda dan jari-jarinya. Lebih dekat dengan pusat roda jari-jari itu lebih dekat satu kepada yang lain. Demikian pula keadaan kita dengan Kristus, sebagai pusat roda itu. Makin lebih dekat kepada Kristus, makin lebih dekat pula anggota-anggota satu dengan yang lain.

    Jemaat itulah kabah (tempat tinggal) bagi Roh Kudus (Efesus 2:21,22). Rasul Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Dasar" jemaat (1Korintus 3:9-17). Petrus dan Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Batu Penjuru" jemaat (Efesus 2:20; 1Petrus 2:4-8).

    Ada satu pasal dimana Rasul Paulus menjelaskan tentang tiap-tiap orang Kristen sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai kabah Roh Kudus (1Korintus 6:15,19). Lalu Rasul Petrus berkata bahwa orang-orang Kristen adalah batu-batu yang hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, dan imam-imam yang kudus (1Petrus 2:5). Rasul-rasul mengerti bahwa Tuhan sendiri berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus akan tetap mendoakan mereka di hadapan Allah, dan Tuhan Yesus akan menyertai mereka dengan perantaraan Roh Kudus. Seperti Kristus adalah kabah Roh Kudus yang mendiami Dia dengan tidak dibatasi, demikian pula jemaat yang menjadi Tubuh-Nya adalah kabah Roh Kudus yang dikaruniakan kepada jemaat itu dengan perantaraan Kepalanya yang hidup, yaitu Kristus. Sebagaimana Allah hanya dapat dilihat dalam Kristus, demikian pula Roh Kudus hanya dapat dilihat dalam jemaat itu. Selanjutnya, sebagaimana Kristus adalah teladan Allah begitu pun jemaat adalah teladan Kristus; dan kelak bila anggota jemaat dipermuliakan maka mereka itu akan menjadi serupa dengan Dia. "Jemaat Kristus dan kerajaan Kristus, yaitu kerajaan Kristus di atas bumi, tidak sama. Dalam arti lain keduanya sama, sebab sebagaimana rajanya demikian pun kerajaannya. Pada waktu ini Raja itu ada di dalam dunia melalui Roh Kudus, dan tidak kelihatan. Demikianlah Kerajaan Kristus itu ada didalam hati orang yang percaya dan tidak kelihatan. Tentu Raja itu akan datang kembali dengan kemuliaan dan dalam kenyataan, sebagaimana kerajaan-Nya nanti datang di dalam kenyataan dan dengan kemuliaan. Dengan perkataan lain, Kerajaan Kristus sudah ada di sini, tetapi belum tampak, dan kelak akan dinyatakan. Sekarang kerajaan rohani itu diatur oleh Roh Kudus, dan kerajaan rohani itu ada sejak hari Pentakosta sampai hari kedatangan-Nya kelak (Parousia). Pada waktu Ia datang dalam kemuliaan-Nya pada waktu Ia mengambil kekuasaan-Nya lalu memerintah (Wahyu 11:17), pada waktu Ia, yang sekarang telah pergi ke tempat yang jauh untuk menerima kerajaan-Nya, kembali dan mengambil kuasa untuk memerintah (Lukas 19:15), barulah yang tidak kelihatan akan dinyatakan dengan terus terang dalam kerajaan itu, dan pada waktu itu kuasa untuk memerintah akan diserahkan oleh Roh Kudus kepada Yesus Kristus". Dr. A.J. Gordon.

    Jemaat adalah mempelai perempuan, dan Tuhan Yesus adalah mempelai laki-laki. Memang hal ini merupakan satu rahasia, tetapi benar (2Korintus 11:2; Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7-9; 22:17). Tuhan Yesus sangat mengasihi mempelai perempuan-Nya (jemaat-Nya) sehingga nanti Ia akan menghadapkan mempelai perempuan itu kepada Allah dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, dan dalam keadaan kudus. Rupanya hal itu akan terjadi pada perkawinan Anak Domba, yang dikatakan dalam kitab Wahyu. Peristiwa itu tentu merupakan suatu peristiwa yang sangat mulia dan penuh kesukaan.

    Jemaat ataupun anggota-anggotanya dilukiskan sebagai ranting-ranting dan Kristus adalah pokok anggur (Yohanes 15:1-10; Roma 11:24). Hal itu menyatakan bahwa anggota-anggota jemaat tidak dapat hidup kalau terpisah dari Tuhan Yesus.

    II. MENGATUR JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA

    A. Mengatur Jemaat

    Dalam jemaat yang mula-mula, anggota-anggotanya telah menyadari bahwa di dalam suatu jemaat perlu ada beberapa peraturan, lalu mereka mulai mengatur jemaat itu. Sebelum hari Pentakosta mereka telah memilih seseorang yang menggantikan Yudas (Kisah 1:15-26). Pada waktu Rasul Paulus berjalan keliling mengabarkan Injil di tempat-tempat itu ia menentukan ketua-ketua di dalam jemaat-jemaat yang baru terbentuk itu (Kisah 14:23). Dan rupanya peraturan itu tetap dijalankan dalam jemaat-jemaat selanjutnya (Titus 1:5).

    Dalam hal mengatur jemaat kita meneguhkan jemaat itu serta memberikan cara bagaimana jemaat itu dapat bertambah-tambah dan bagaimana jemaat itu melaksanakan tugasnya, yaitu mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Orang-orang Kristen bebas untuk mengatur jemaat asal mereka mentaati segenap Perjanjian Baru. Akan tetapi kalau suatu perhimpunan menganggap bahwa jemaatnya sempurna, yang paling benar, dan melebihi segenap jemaat yang lain, maka orang-orang itu menabur bibit perpecahan. Memang orang-orang Kristen bebas mengatur jemaatnya, tetapi tidak boleh ada suatu golongan yang berpendapat bahwa hanya jemaatnya yang benar.

    Ingatlah bahwa peraturan jemaat itu hanyalah sebagai kaki pelita, bukan pelitanya. Kaki pelita hanya menolong pelita, dan kalau pelita sudah padam maka kakinya tidak berfaedah lagi (Wahyu 2:5).

    Mula-mula peraturan jemaat itu sederhana sekali, tetapi makin lama makin bertambah peraturannya. Kita patut menjaga supaya tidak ada peraturan-peraturan yang kurang penting, dan segala peraturan harus dialaskan pada Perjanjian Baru. Pada mulanya, jemaat Kristus adalah perhimpunan beberapa orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Itulah perhimpunan yang suci, lalu berkembang menjadi perhimpunan asas yang benar, selanjutnya menjadi perhimpunan yang dikepalai oleh ketua-ketua dan uskup-uskup. Kita harus menjaga agar asas pengajaran yang diberitakan tetap benar, tetapi terutama kita harus berjaga-jaga supaya jemaat tetap merupakan suatu perhimpunan yang suci.

    B. Anggota-anggota Jemaat

    Tiap-tiap anggota jemaat harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menebusnya (Matius 16:16-18; Kisah 2:38,39). Seluruh khotbah Petrus dalam Kisah para Rasul dua menerangkan hal ini. Tiap-tiap anggota wajib diselamatkan, yaitu dilahirkan kembali (Kisah 2:47, bandingkan dengan Yohanes 3:3,5). Dalam jemaat yang mula-mula anggota-anggotanya harus "bertambah di dalam Tuhan" sebelum bertumbuh di dalam jemaat (Kisah 5:14; 11:24). Tiap-tiap anggota harus sudah bertobat, lalu dibaptiskan dengan nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Kisah 2:38-41; 10:47,48; 22:16; Matius 28:19; Roma 10:9,10). Tiap-tiap anggota harus percaya serta mentaati pengajaran rasul-rasul (Kisah 2:42; Efesus 2:20), yang tidak lain adalah pengajaran Alkitab.

    C. Jabatan dalam Jemaat

    Dalam jemaat yang mula-mula sudah ada pemilihan orang-orang untuk menerima jabatan, yaitu, penatua pemilik jemaat dan diaken (Kisah 1:15-26; 14:23; Titus 1:5; Kisah 6:3). Dalam jemaat yang mula-mula itu hanya ada dua jabatan, yaitu ketua (penatua) atau uskup (penilik jemaat) dan syamas atau diaken (pelayan jemaat). Sesudah zaman rasul-rasul jemaat mulai membedakan antara ketua dan uskup, padahal pada mulanya kedua jabatan itu sama. Waktu itu uskup ditinggikan, lihat Kisah 20:17,28; Filipi 1:1; 1Timotius 3:1,8; Titus 1:5,7; 1Petrus 5:1. Perkataan "uskup" dalam bahasa Yunani artinya "pengatur", dan "ketua" berarti orang yang tua yang mempunyai banyak pengalaman dan berakal budi. Diaken berarti pelayan atau pembela jemaat. Jadi, ketua atau uskup ialah orang yang mengatur hal-hal rohani dalam jemaat dan diaken mengatur perkara jasmani dan juga membantu dalam hal rohani. Diaken itu mula-mula ditentukan dalam Kisah 6:1-6, dan mereka itu diberi pekerjaan mengatur makanan. Tetapi dua dari mereka (Stefanus dan Filipus) telah melakukan pekerjaan rohani, dan rupa-rupanya yang lain juga demikian. Memang tuntutan bagi mereka itu adalah tuntutan rohani sama seperti untuk ketua-ketua (Kisah 6:3). Diaken mulai ditentukan mulai tahun 33 (Kisah 6:1-6), dan ketua-ketua ini mulai ditentukan mulai tahun 45 (Kisah 11:30). Akan tetapi dalam jemaat yang mula-mula itu terdapat dua jabatan lagi, yaitu diaken perempuan (Filipi 4:2,3; Roma 16:1), dan pemberitaan Injil (Evangelist) (Efesus 4:11). Pengabar Injil biasanya berjalan berkeliling diantara jemaat-jemaat, tetapi diaken perempuan itu bekerja dalam jemaatnya sendiri.

    Pada mulanya jelas bahwa atas kehendak semua jemaat rasul-rasul itu menjadi pengurus jemaat. Akan tetapi rasul-rasul juga menyerahkan pekerjaan menjadi pengurus itu kepada orang lain, seperti Timotius dan Titus.

    Rasul Paulus dalam Efesus 4:11 menyebutkan pejabat-pejabat sebagai: rasul, nabi, pemberita Injil (evangelist), gembala dan guru. Gembala dan guru patut dipersatukan sebab tugas keduanya tidak dapat diceraikan. Pada masa sekarang tidak lagi rasul dan nabi-nabi, yaitu dalam hal bernubuat tentang hal-hal yang akan datang. Sekarang nabi tidak lain adalah orang yang menyampaikan Sabda Allah kepada manusia, dan dalam hal itu ia sama dengan gembala sidang atau pemberita injil. Pemberita injil (evangelist), gembala sidang dan guru masih ada sampai sekarang. Gembala sama dengan yang mula-mula disebut ketua atau uskup. Jabatan diaken pada masa kini hampir sama dengan jabatan majelis gereja.

    D. Kewajiban Pejabat dalam Jemaat

    Di dalam jemaat pada waktu ini hanya ada tiga macam jabatan yang sesuai dengan keadaan pada masa jemaat yang mula-mula yaitu Gembala Sidang, Pemberita Injil (evangelist) dan Majelis Gereja. Kewajiban Gembala Sidang dan Majelis Gereja akan diselidiki pada bagian selanjutnya karena kedua jabatan itu penting bagi jemaat Kristus pada masa kini.

    1. Kewajiban Gembala Sidang

    Gembala Sidang wajib menjadi teladan rohani serta guru untuk hal-hal rohani baik kepada umum maupun kepada setiap pribadi anggota jemaatnya (Kisah 20:20,21,35; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7,17; 1Timotius 2:1-4,8; 4:12-16; 5:1,19-22; 6:10-14,20,21; 2Timotius 1:6-8; 2:1-6,15,23,24; 4:1-8). Berdoa dan menjadi tauladan rohani sama pentingnya dan lebih penting daripada pekerjaan berkhotbah. Gembala Sidang patut menjadi pembawa jiwa, membawa orang-orang kepada Tuhan Yesus, dan menjadi teladan bagi anggota-anggotanya dalam hal itu, supaya mereka menuruti teladannya. Di samping itu Gembala Sidang wajib melakukan tanda Ezrar (Perjamuan Tuhan dan Pembaptisan) pada waktu-waktu yang ditetapkan dalam jemaat (Matius 28:19,20; 1Korintus 11:20-54). Gembala Sidang wajib menjadi ketua bagian tata usaha jemaat dan ketua bagian yang bertugas menjalankan disiplin (1Korintus 5:4,5).

    2. Kewajiban Majelis Gereja

    Majelis Gereja harus menjadi penolong Gembala Sidang dalam hal-hal rohani, dan mengatur hal-hal jasmani (Kisah 6:1-6; 8:20; Roma 12:7; 1Korintus 12:28; Filipi 1:1). Majelis Gereja harus membantu Gembala Sidang dalam mengunjungi dan menolong anggota-anggotanya yang sakit, yang miskin, serta anggota-anggota yang perlu ditolong baik dalam hal-hal rohani maupun jasmani (1Timotius 3:8-13; Kisah 6:1-4; Roma 16:1,2; 1Timotius 3:11). Sebenarnya, yang diwajibkan kepada Gembala Sidang diwajibkan juga kepada Majelis Gereja; dan tuntutan rohani untuk keduanya juga sama.

    E. Sistem pengaturan dalam Jemaat

    Pada umumnya, ada tiga sistem pengaturan dalam jemaat, yaitu Episcopal, Presbyterian dan Congregational. Tiap-tiap jemaat termasuk dalam salah satu dari ketiga golongan itu meskipun tidak disebut demikian. Dalam gereja Roma Katolik kekuasaan tertinggi ada di dalam tangan Paus. Hal itu tidak benar dan tidak beralaskan Alkitab.

    Episcopal berarti pemerintahan oleh uskup-uskup. Uskup adalah pendeta (Gembala Sidang) yang diangkat lebih tinggi daripada pendeta-pendeta biasa supaya ia mengatur dan memerintah jemaat.

    Presbyterian berarti pemerintahan oleh ketua-ketua serta anggota-anggota. Dalam perkataan lain "ketua-ketua" termasuk juga pendeta-pendeta.

    Congregational berarti pemerintahan oleh anggota-anggota, yaitu anggota-anggota dalam jemaat setempat, tidak ada ikatan dengan jemaat-jemaat lain.

    Walaupun ada jemaat-jemaat yang dengan tepat menuruti salah satu dari ketiga sistem ini serta berusaha membuktikan bahwa sistemnya berasal dari Perjanjian Baru, tetapi sebenarnya Perjanjian Baru tidak mengemukakan satu sistem yang pasti dan tetap. Sistem pengaturan dalam Perjanjian Baru bukan semata-mata Episcopal, walaupun ada yang cenderung kepada sistem itu. Setiap jemaat mempunyai hak untuk mengatur sendiri, dan pendeta-pendeta serta ketua-ketua mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam mengatur jemaat. Jemaat-jemaat yang mula-mula diatur oleh rasul-rasul, tetapi setiap jemaat berdiri sendiri dan tidak digabungkan. Jadi, masing-masing mempunyai kuasa untuk mengurus persoalannya sendiri serta berdiri sendiri; akan tetapi Rasul Paulus telah memberikan hak kepada orang-orang di dalam jemaat untuk melantik ketua-ketua dan gembala-gembala sidang. Bacalah ayat-ayat berikut: Kisah 20:17,28; 14:23,24; Titus 1:5; Kisah 1:23-26; 6:3-6; 13:2,3; 15:2,4,22,30; 2Korintus 8:19; Matius 18:17; 1Korintus 5:4,5,13. Tiap-tiap jemaat berhak menjalankan disiplin serta mengucilkan seseorang yang bersalah (Matius 18:17; 1Korintus 5:1-5; 2Tesalonika 3:6). Tiap jemaat memilih pemimpin-pemimpinnya sendiri (Kisah 1:26; 6:1-6).

    III. PENYEMBAHAN DAN TANDA ESRAR DALAM JEMAAT

    Kewajiban yang terutama bagi orang Kristen yaitu menyembah dan mempermuliakan Allah (Yohanes 4:23); dan kedua yaitu supaya ia menjadi suci (Efesus 1:4-6; 1Petrus 1:15; Efesus 5:27; Roma 12:1; Kolose 1:22). Juga jemaat diwajibkan mengabarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua bangsa, mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Tuhan Yesus, dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19,20; Markus 16:15-18; Kisah 2:1-47; 5:42; 6:5-8; Efesus 3:8; Kisah 15:7). Dengan perkataan lain jemaat wajib memberitakan Yesus Kristus serta menyatakan Kristus melalui kehidupan yang suci. Selain itu tiap-tiap orang Kristen wajib disempurnakan sampai menjadi seperti teladan Yesus Kristus (Efesus 4:11-15). Tiap-tiap orang Kristen harus dibaptis dan dipenuhi dengan Roh Kudus (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah 1:4,5; 19:2; 1Petrus 1:12). Perjanjian-perjanjian itu adalah untuk semua orang Kristen, dan tuntutan-tuntutan itu diwajibkan kepada semua orang Kristen pada masa ini juga. Sebenarnya kita tidak dapat hidup dalam kesucian kalau kita tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus barulah kita dapat menjadi saksi-saksi yang baik bagi Tuhan Yesus (Kisah 1:8; 8:1-4).

    Kebaktian umum dalam jemaat yang mula-mula meliputi tujuh bagian, yaitu: Puji-pujian (yaitu menyanyi dan bermazmur), berdoa, bernubuat (1Korintus 14:3,26,29-31), membaca Alkitab serta memberikan penjelasannya, membaca surat rasul-rasul, penyerahan persembahan dan persepuluhan, dan mengadakan Perjamuan Tuhan. Sikap dalam berbakti: sederhana, penuh rasa hormat dan takut akan Allah, dengan ucapan syukur dan dengan bersukacita (Kisah 2:46,47; Lukas 24:52,53).

    Kalau kita mempelajari Perjanjian Baru kita akan mengerti bagaimana jemaat yang mula-mula itu menyembah. Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan puji-pujian (Mar 14:26, bandingkan dengan Ef 5:19). Orang-orang yang percaya berkumpul untuk berdoa sebelum hari Pentakosta (Kisah 1:14). Mereka biasa memecahkan roti (yang tidak lain adalah Perjamuan Tuhan), serta berdoa (Kisah 2:42,46; 20:7). Mereka biasa berhimpun pada hari Minggu (Yohanes 20:19; Kisah 20:7).

    Justin Martyr menulis bagaimana kebaktian Kristen dilakukan semasa hidupnya, "Pada hari Minggu setelah orang-orang berhimpun lalu dibacakan surat-surat Rasul dan Kitab para Nabi. Kemudian si pemimpin memberi nasihat supaya orang-orang saleh itu mengikuti jejak rasul-rasul dan nabi-nabi itu serta meniru kelakuan mereka. Sesudah itu mereka berdoa. Kemudian Perjamuan Tuhan diadakan lalu persembahan-persembahan diberikan kepada Tuhan.

    A. Hari untuk berbakti yaitu hari Minggu

    Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula biasa berkumpul pada hari pertama dalam Minggu. Hari Minggu umumnya disebut "Hari Tuhan" dalam jemaat yang mula-mula. Mereka tidak lagi memegang hari Sabat (hari Sabtu) orang-orang Yahudi. Sudah nyata bahwa perubahan itu dikehendaki Tuhan oleh sebab: 1) Teladan Yesus Kristus, 2) Pesan Rasul-Rasul, 3) Dibiasakan dalam jemaat yang mula-mula.

    Hari yang pertama (hari kebangkitan Tuhan) disahkan oleh Tuhan Yesus dengan beberapa kali sesudah kebangkitan-Nya Ia berhimpun dengan murid-murid-Nya pada hari itu (Yohanes 20:1,19,26). Kemudian rasul-rasul juga mensahkan perubahan itu; rupanya hal itu menuruti teladan Yesus Kristus sesudah Ia bangkit, yang dikatakan-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam masa empat puluh hari. Selidikilah Kisah 1:1,2; 20:7; 1Korintus 16:1,2; Wahyu 1:10. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam memeliharakan Hari Tuhan (hari Minggu) terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Yesaya 58:13; Yohanes 4:24; Markus 2:27,28.

    B. Tanda Esrar dalam jemaat

    Tanda Esrar adalah suatu syarat atau peraturan yang dipesankan oleh Tuhan Yesus, yang menyatakan atau mengibaratkan bahwa keselamatan adalah oleh Kristus. Ada DUA, dan hanya ada DUA tanda Esrar dalam jemaat Kristus, yaitu Baptisan, dan Perjamuan Tuhan. Barangsiapa menambah dengan yang lain lagi berarti tidak sesuai dengan isi Alkitab. Tanda Esrar tidak lain adalah tanda-tanda persatuan orang-orang Kristen dengan Tuhan sendiri. Dalam jemaat yang mula-mula tiap-tiap tanda Esrar diberikan dan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi jelas bahwa dalam Alkitab hanya ada DUA tanda Esrar yang diberikan oleh Tuhan Yesus.

    1. Baptisan
    2. Perjamuan Tuhan

    1. Baptisan

    Pada umumnya baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah menjadi pengikut Kristus. Lebih dalam lagi dan lebih lanjut baptisan adalah tanda bahwa oleh iman orang itu telah dipersatukan dengan Yesus Kristus. Itulah tandanya bahwa ia telah dilahirkan kembali karena ia telah dipersatukan dengan Kristus (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16; Kisah 2:38; Roma 6:3-5; Kolose 2:11,12; Kisah 19:4). Dalam Matius 21:25 Tuhan Yesus mengesahkan baptisan oleh Yohanes (Matius 3:13-17). Baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus, dan itu merupakan pengakuan kepada umum bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus. Selain itu baptisan juga merupakan tanda bahwa oleh iman orang itu sudah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

    a. Siapa yang patut dibaptiskan

    Jelas dalam Alkitab bahwa hanya orang yang percaya yang patut dibaptiskan, yaitu yang sudah bertobat serta sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Atau, dengan perkataan lain, hanya orang yang sudah dilahirkan kembali yang patut dibaptiskan (Kisah 2:37-41; 8:12; Roma 6:1-4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12; Matius 28:19; Kisah 18:8; 19:4). Bagaimana mungkin anak-anak kecil dapat bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus ? Tentu hanya orang yang sudah cukup umurnya yang dapat melakukan hal itu. Baptisan sekali-kali tidak menghapuskan dosa seseorang, oleh karena baptisan itu hanya suatu tanda bahwa dosa-dosanya sudah terhapus di dalam darah Yesus Kristus, sebab ia telah percaya dan dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru perkataan bertobat selalu mendahului perkataan baptisan (Matius 3:2,36; Kisah 2:37-41; 8:12; 18:8; 19:4). Hal itu menyatakan bahwa kanak-kanak tidak layak untuk dibaptiskan sebab mereka belum percaya. Dalam sebagian besar jemaat pada masa sekarang, orang Kristen mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, yaitu Gembala Sidang menggendong kanak-kanak itu atau menumpangkan tangan ke atasnya, lalu mendoakan mereka serta menyerahkan mereka kepada Tuhan. Lihat Matius 19:14; 1Samuel 1:27,28; Lukas 2:23-28). Pada waktu itu ibu bapa anak itu berjanji di hadapan jemaat bahwa anak itu akan diajar tentang Firman Tuhan dan keselamatan di dalam Kristus.

    b. Cara baptisan

    Kebanyakan para ahli bahasa Yunani berpendapat bahwa "Baptiso" hanya berarti baptisan selam. Demikian pula banyak ahli dan guru-guru besar mengakui bahwa baptisan yang sah yaitu baptisan selam. Kepercayaan itu diteguhkan oleh ayat-ayat yang berikut: Markus 1:5,8,10; Yohanes 3:23; Kisah 8:38,39; Roma 6:3,4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12.

    2. Perjamuan Tuhan

    Perjamuan Tuhan diberikan kepada jemaat serta disahkan oleh Yesus Kristus (Matius 26:26-30; Markus 14:22-24; Lukas 22:19,20; 1Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan adalah tanda Esra yang diadakan oleh Yesus Kristus dan diwajibkan kepada orang-orang Kristen. Perjamuan Tuhan menandakan persekutuan orang-orang Kristen dengan Kristus, dan bahwa orang-orang Kristen yang makan dan minum Perjamuan itu tetap mempunyai persekutuan dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan makan dan minum Perjamuan Tuhan kita bersekutu dengan Kristus, dan oleh iman kita makan daging Kristus serta minum darah-Nya, lihat Yohanes 6:51-58. Perjamuan Tuhan harus dimakan dengan iman. Kalau hal itu hanya dilaksanakan secara jasmani saja, maka orang yang makan dan minum perjamuan itu salah besar. Perjamuan Tuhan haruslah dilakukan dengan sikap rohani yang benar. Orang-orang yang ikut makan dan minum dalam perjamuan itu wajib menyelidiki hatinya sendiri dan jangan membiarkan dosa di dalam hatinya. Bila kita makan dan minum dengan sikap rohani yang benar dan disertai iman, tentu kita berkenan kepada Kristus dan jiwa serta tubuh kita disucikan di dalam darah-Nya. Dengan hal itu kita memasyhurkan kematian Kristus sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Nanti bilamana Tuhan kembali ke dunia, maka hal itu tidak perlu lagi dilakukan. Dengan cara yang ajaib di dalam Perjamuan Tuhan kita dipersatukan dengan Yesus Kristus. Biasanya hanya orang-orang yang sudah dibaptiskan yang diperbolehkan ikut makan dan minum Perjamuan Tuhan.

    Pelajaran Alkitab dan keyakinan orang-orang Protestan tentang Perjamuan Tuhan adalah demikian: Roti dan anggur itu sesudahnya dipersembahkan kepada Tuhan tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus, tetapi tetap sebagai roti dan anggur. Tidak ada jalan untuk menerima Kristus dengan makan atau minum. Akan tetapi Perjamuan Tuhan lebih daripada sekedar perjamuan peringatan untuk Tuhan. Kalau roti itu dimakan dan anggur itu diminum dengan iman, dan dengan cara rohani, maka hal itu membawa hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus, dan lebih lagi menguatkan persatuan dengan Dia, yang sesungguhnya tidak didapati melalui cara lain. Dengan iman dan dengan sikap rohani kita makan daging dan minum darah Kristus.

    Pelajaran rohani dari hal Perjamuan Tuhan dan persekutuan kita dengan Dia terdapat dalam Yohanes 6:48-58. Kalau Perjamuan Tuhan dimakan dengan sikap yang benar maka kita dapat menginsafi serta mengalami apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal enam itu.

    Jadi dapat dikatakan, bahwa baptisan adalah tanda Esrar yang melambangkan kelahiran kembali; dan Perjamuan Tuhan adalah Tanda Esrar yang melambangkan kekudusan. Pertama-tama melambangkan persatuan kita dengan Kristus, kedua melambangkan keadaan kita yang tinggal tetap di dalam Kristus.

    IV. PEKERJAAN JEMAAT DAN PAHALA BAGI JEMAAT

    A. Pekerjaan Jemaat

    Pekerjaan jemaat itu ada dua, yaitu meneguhkan orang-orang yang percaya dan mengabarkan Injil.

    1. Meneguhkan orang-orang yang percaya yaitu mengajarkan dan meneguhkan orang-orang saleh dalam anugerah Tuhan dan kebenaran yang ada di dalam Injil. Sesudah orang-orang percaya, maka mereka itu patut diajar tentang asas pelajaran yang benar, dan mereka patut dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada lima unsur yang membantu dalam meneguhkan jemaat Kristus, yaitu: a) Pengabar-pengabar Injil (Efesus 4:11-13); b) Alkitab (Kolose 3:16; Ibrani 5:14; 1Petrus 2:2); c) Roh Kudus (Galatia 5:25; Efesus 5:18); d) Karunia-karunia Roh Kudus (1Korintus 12:4-12); e) Kedua Tanda Esrar (1Korintus 11:26).

    Tuhan Yesus memanggil kita supaya kita menerima Dia dan mengikuti Dia. Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan kita juga bertambah-tambah dalam kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan (2Petrus 3:18). Kita bukan hanya diangkat dari lumpur dosa, tetapi kita juga dibangunkan menjadi suatu kabah yang suci, tempat kediaman Allah (Efesus 2:21).

    2. Mengabarkan Injil merupakan usaha jemaat supaya orang-orang berdosa diselamatkan, yaitu dilepaskan dari perhambaan dosa-dosa mereka dan dari hukuman yang kekal. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus tetapi kita harus membawa Kristus kepada segenap dunia, yaitu kepada manusia disegala tempat. Jadi pekerjaan jemaat adalah mengabarkan Injil kepada segala bangsa. Dalam masa ini tidak semua orang mau menerima Injil, jadi tidak semuanya mau menerima Kristus (pasal Matius 13:1-58). Kalau begitu apakah kewajiban kita dalam hal ini? Kita harus menjadi saksi, memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 28:19,20; Markus 16:15; Kisah 1:8). Dan apakah yang akan terjadi? Beberapa orang akan percaya dan beberapa orang tidak. Markus 16:16 mengemukakan hal itu. Apakah yang masih diperbuat oleh Tuhan dalam masa kasih karunia ini? "Tuhan masih menilik orang kafir serta memilih daripadanya suatu kaum untuk Nama-Nya" (Kisah 15:14, TKB). Kalau kita mengerti hal itu, kita dapat mengatur pekerjaan kita sesuai dengan maksud dan peraturan Tuhan.

    B. Disiplin dalam Jemaat

    Disiplin dalam jemaat, yaitu membetulkan kesalahan atau dosa anggota jemaat, adalah tanggungjawab segenap jemaat dan Majelis Gereja, dan kalau tidak dapat dibetulkan mereka itu dikucilkan dari jemaat. Melaksanakan disiplin juga merupakan salah satu hal untuk meneguhkan orang Kristen. Kalau dosa dibiarkan dalam jemaat maka hal itu akan menajiskan segenap jemaat (1Korintus 5:1-8). Sama seperti satu mangga yang busuk dibiarkan di dalam keranjang, maka mangga itu akan membusukkan semuanya.

    Ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan terhadap satu atau dua orang anggota dan kesalahan terhadap jemaat. Disiplin untuk kesalahan antara dua anggota terdapat dalam Matius 5:23,24 dan Matius 18:15-17. Pertama-tama orang yang bersalah ditegur, dan kalau ia mau mendengar teguran itu serta bertobat, maka selesailah persoalan itu. Tetapi kalau orang yang bersalah itu tidak mau mendengar teguran itu, orang yang mempersalahkan dia wajib membawa dua orang saksi, dan kalau ia tidak mau mendengar mereka, maka perkara itu haruslah dibawa kepada segenap jemaat dengan perantaraan Majelis Gereja. Kalau hal ini ditaati dengan benar, tentu jarang terjadi perselisihan di dalam jemaat. Sayang sekali bahwa seringkali perselisihan itu dibawa ke hadapan segenap jemaat sebelum Gembala Sidang dan Majelis mendapat kesempatan untuk memecahkan persoalannya dan memperdamaikan orang-orang itu. Lalu, kalau orang itu tidak mau bertobat serta meminta ampun dan menyelesaikan hal itu maka tidak ada jalan lain dari mengucilkan dia dari jemaat itu (1Korintus 5:5,13). Dalam hal ini orang yang bersalah itu dipandang sebagai orang kafir. Tetapi meskipun demikian, kalau ia bertobat dan menyelesaikan hal itu, maka harus ia diampuni serta diterima kembali dalam jemaat (2Korintus 2:5-8). Suatu jemaat tidak dapat diteguhkan dan tidak dapat bertumbuh kalau tidak suci (2Korintus 7:11,12).

    Disiplin untuk kesalahan terhadap segenap jemaat terdapat dalam 1Korintus 5:3-5; 2Korintus 2:6-8; 2Tesalonika 3:6; 1Korintus 5:9,11,12. Dalam ayat-ayat ini terdapat disiplin yang merupakan teguran kepada satu anggota, juga teguran kepada satu anggota di hadapan beberapa orang, dan di hadapan jemaat seluruhnya. Ada juga disiplin yang menyatakan agar anggota-anggota jemaat melepaskan diri mereka dari persekutuan dengan orang yang bersalah itu dengan pengharapan ia akan bertobat (1Korintus 5:9,11,12). Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum orang itu dikucilkan dari jemaat. Akhirnya terdapat disiplin yang mengucilkan seseorang dari jemaat sebab dosanya dan sebab ia tidak mau bertobat (1Korintus 5:5,13). Kalau ada satu anggota yang dikucilkan, maka ia patut dikasihani dan didoakan, dan yang lain patut mencari jalan supaya ia bertobat lalu mengembalikan dia ke dalam jemaat. Menghadapi hal itu anggota-anggota jemaat harus bersikap seperti yang dikatakan dalam Galatia 6:1 dan Yakobus 5:19-20.

    C. Pahala yang disediakan Allah untuk Jemaat yang sejati

    Ada dua lukisan yang menyatakan keadaan jemaat pada masa ini, yaitu garam dan terang. Garam mengasinkan dan mencegah kerusakan. Demikianlah seharusnya jemaat bagi manusia pada masa ini. Hanya jemaat Kristus yang dapat mengasinkan dunia ini (Matius 5:13). Terang mengibaratkan kesaksian jemaat dalam dunia ini (Matius 5:14). Terang itu patut disinarkan oleh kesucian asas pelajaran dan kesucian kehidupan anggota-anggota jemaat itu.

    Ada tiga lukisan yang menyatakan hubungan jemaat dengan Kristus pada masa yang akan datang. Ketiga lukisan itu adalah mempelai perempuan, permaisuri, dan permata yang indah. Sebagai anak dara yang menjadi mempelai perempuan, jemaat itu dinikahkan dengan Kristus (Efesus 5:27; 2Korintus 11:2; Wahyu 21:9). Sebagai permaisuri jemaat itu akan ikut memerintah bersama dengan Kristus (1Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 3:21; 20:6). Sebagai permata yang indah, jemaat itu adalah seperti sebuah kota, yaitu Yerusalem Baru yang turun dari sorga (Wahyu 21:9-11). Pada masa yang akan datang jemaat itu akan menyatakan pujian, kasih karunia dan kemuliaan Allah (Efesus 1:6,12; 3:10). Orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus akan hidup sampai selama-lamanya, dan hal ini merupakan pahala yang ajaib sekali.

    22. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS DAN MALAIKAT


    I. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS

    A. Iblis benar-benar ada

    Benarkah bahwa Iblis itu ada? Benarkah bahwa Iblis itu adalah suatu pribadi? Jawaban untuk kedua pertanyaan itu terdapat dalam Alkitab, yaitu, Iblis memang sungguh-sungguh ada, dan Iblis adalah suatu pribadi yang pasti. Hal ini terbukti oleh karena: Iblis bergaul dengan pribadi-pribadi yang lain, seperti anak-anak Allah (Ayub 1:6; 2:1; Zakharia 3:1). Iblis bersifat seperti suatu pribadi, ia berkata-kata (Ayub 1:7; 2:2), ia mencobai orang-orang (Yohanes 13:2; Kisah 5:3). Sikap rasul-rasul kepada Iblis adalah sikap kepada suatu pribadi (Yakobus 4:7; 1Petrus 5:8,9); begitu pula sikap malaikat-malaikat kepadanya (Yudas 1:9; Wahyu 2:1-3); dan juga sikap Tuhan Yesus kepadanya (Matius 4:1-11; Lukas 10:18). Ayat-ayat berikut juga membuktikan bahwa Iblis itu ada: Matius 13:19; Efesus 6:11,12.

    Iblis ialah penghulu malaikat-malaikat jahat dan jin-jin. Kita patut mengetahui pengajaran Alkitab tentang hal Iblis; dan pengajaran itu haruslah mendorong kita supaya semata-mata bersandar pada Allah serta banyak berdoa. Bila kita akan belajar tentang Iblis, baiklah kita berdoa supaya kita dibungkus dengan darah Kristus.

    Di dalam Alkitab disebutkan beberapa julukan untuk Iblis, yaitu dalam ayat-ayat berikut: Wahyu 9:11; Matius 12:24,27; 2Korintus 6:15; Matius 4:1; Zakharia 3:1; 1Petrus 5:8; Wahyu 12:9; 2Korintus 4:4; Yohanes 8:44; Yesaya 14:12; Yohanes 12:31; Efesus 2:2; 1Tesalonika 3:5; Matius 13:19.

    B. Asal mula si Iblis

    Keadaan Iblis yang mula-mula dikemukakan di dalam Yesaya 14:12-20 dan Yehezkiel 28:11-19. Dari ayat-ayat itu kita tahu bahwa mula-mula Iblis adalah suatu malaikat yang tinggi kedudukannya, sangat mulia, sangat bagus (elok), dan diciptakan sempurna. Akan tetapi oleh sebab kemuliaannya, timbullah kesombongan dan iri hati di dalam hatinya sehingga ia menuntut penyembahan yang hanya patut diberikan kepada Allah. Maka oleh sebab dosa itu ia jatuh dan kedudukan serta kuasa yang ada padanya diambil oleh Allah. Lalu ia menjadi musuh Allah dan manusia serta melawan Allah dan manusia (Kolose 1:16; 1Timotius 3:6; 2Petrus 2:4; Yudas 1:6,9).

    Dalam Yehezkiel 28:2 dikatakan mengenai seorang manusia, yaitu Raja Tirus. Tetapi dalam ayat Yehezkiel 28:12 dari pasal itu mulai dibicarakan seorang raja yang lain, yaitu kuasa yang ada di belakang takhta raja Tirus itu, yaitu Iblis. Dari ayat Yehezkiel 28:12 ada orang yang menyangka bahwa ada suatu Taman Eden sebelum Taman Eden dalam Kitab Kejadian. Akan tetapi ayat ini tidak cukup untuk membuktikannya. Boleh jadi ada suatu taman Firdaus Allah sebelum taman Firdaus yang didiami oleh Adam, tetapi kita harus berhati-hati dalam hal-hal yang demikian. Semua itu hanya persangkaan orang dan tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Kita patut berhati-hati mengenai hal-hal yang tidak jelas dalam Alkitab. Begitu pula mengenai pendapat beberapa orang bahwa ada suatu golongan makhluk yang hidup sebelum Adam dan diam di atas bumi sebelum terjadi keadaan campur baur (Kejadian 1:2; TKB), dan oleh sebab dosa-dosanya maka dunia dihukum sehingga keadaannya menjadi tidak berbentuk. Keadaan dunia yang tidak berbentuk dan kosong itu pasti, tetapi tentang makhluk-makhluk itu tidak pasti. Itu hanya persangkaan manusia dan tidak ada buktinya dalam Alkitab. Satu hal yang nyata, yaitu Iblis adalah suatu makhluk yang sempurna sejak hari penciptaan-Nya sampai kecurangan terdapat padanya (Yehezkiel 28:15).

    C. Jatuhnya Iblis

    Di dalam pasal Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26 terdapat cerita tentang jatuhnya Iblis dan sebab dari kejatuhan itu. Alasan dari kejatuhan itu adalah karena kesombongan dan kehendak dirinya yang ingin ditinggikan melebihi Allah. Dalam pasal Yesaya 14:1-32 banyak terdapat perkataan "Aku hendak". Dari hal ini jelas bahwa ia menghendaki apa yang hanya patut bagi Allah saja. Ia ingin menjadi seperti Allah Yang Mahakuasa. Hal itu sama seperti perbuatan manusia durhaka (Antikristus) (2Tesalonika 2:4). Iblis akan menjelma dalam diri Antikristus itu dengan maksud akan melawan Allah lagi. Dalam Yehezkiel 28:1-26 dinyatakan juga apa sebabnya kejatuhan Iblis itu, yaitu kesombongan atas keelokannya, hikmat, kuasa dan kemuliaan yang dimilikinya (Yehezkiel 28:17). Oleh sebab itu ia berdosa maka ia dicampakkan ke bumi (Yehezkiel 28:17). Barangkali pembuangannya itu adalah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 10:18.

    D. Pekerjaan Iblis

    Meskipun Iblis telah dicampakkan dari tempat yang tinggi di sorga, ia tidak dibatasi pada suatu tempat yang pasti. Akan tetapi, tempat bergeraknya adalah di udara dan di atas bumi (Efesus 6:11; 1Petrus 5:8). Sesudah dicampakkan dari sorga ia mulai menyerang manusia (peristiwa di taman Firdaus). Tentu jatuhnya Iblis itu terjadi sebelum manusia dijadikan sebab Iblis sudah berada di Taman Firdaus sebagai Iblis yang mencobai Hawa, sebagai musuh Allah dan manusia.

    Iblis tetap melawan orang-orang saleh (1Petrus 5:8; Ayub 1:7). Iblislah yang mengadakan dan menyebabkan dosa dalam dunia ini (Kejadian 3:1-6). Pada umumnya Iblis yang menyebabkan kesakitan dalam dunia ini (Kisah 10:38; Lukas 13:16). Boleh jadi Iblis mempunyai kuasa maut untuk orang-orang yang tidak percaya, tetapi pada kayu salib Tuhan telah mengalahkan dia, yang mempunyai kuasa maut itu, serta membuat ia tidak berdaya (Ibrani 2:14; Kolose 2:15). Oleh sebab itu Iblis tidak lagi memegang kuasa maut atas kita, orang-orang percaya. Iblis mencoba serta menggoda orang-orang supaya berdosa (1Tawarikh 21:1; Matius 4:1-9). Iblis menjerat manusia (1Timotius 3:7). Iblis membutakan pikiran manusia supaya jangan percaya (2Korintus 4:4). Iblis menaruh maksud-maksud jahat dalam hati manusia (Yohanes 13:2; Kisah 5:3). Iblis menabur bibit lalang di antara bibit-bibit yang baik (Matius 13:25; Markus 4:15). Iblis merupakan dirinya sebagai malaikat terang (2Korintus 11:14-15). Iblis melawan, menyerang, dan merintangi hamba-hamba Allah (Daniel 10:13; Zakharia 3:1; Lukas 22:31; 2Korintus 12:7; 1Tesalonika 2:18). Iblis mendakwa saudara-saudara kita (Wahyu 12:9,10). Hal ini tidak dapat kita mengerti dengan jelas, tetapi hal itu terjadi; akan tetapi kita memiliki penolong bicara dihadapan Allah Bapa, yaitu Yesus Kristus. Kita akan merasa heran melihat segala pekerjaan Iblis itu. Meskipun Iblis adalah makhluk yang jauh lebih berkuasa daripada manusia, tetapi ia bukan yang mahakuasa. Ia bukan yang mahatahu. Ia tidak ada di mana-mana tempat. Kuasa Iblis telah dibatasi dan ia semata-mata takluk kepada Allah (Ayub 1:10,12; 2:6). Apalagi kuasa Iblis telah dihancurkan (untuk orang yang percaya) di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan Tuhan (Yohanes 12:31,32; 16:11; 1Yohanes 3:8; Kolose 2:15; Ibrani 2:14).

    E. Sikap kita terhadap Iblis

    Bagaimanakah sepatutnya sikap orang-orang Kristen terhadap Iblis? Kita wajib mengetahui daya upayanya (2Korintus 2:11). Janganlah kita berbantah-bantah dengan dia, mencerca dia, atau menghardik dia (Yudas 8:9). Janganlah kita memberi tempat kepada Iblis (Efesus 4:27) meskipun ia berusaha mencari tempat dalam hati kita. Kita patut berjaga-jaga sebab Iblis itu seperti singa yang mengaung yang berjalan keliling mencari orang yang dapat ditelannya (1Petrus 5:8). Kalau kita abaikan musuh yang begitu besar itu, tentu kita akan mendapat kesusahan. Kita wajib melawan dan menolak Iblis dengan iman dan dengan nama Tuhan Yesus Kristus (1Petrus 5:9; Yakobus 4:7), maka ia akan lari dari kita. Kita hanya dapat melawan dan menolak si Iblis. Kalau kita memakai selengkap senjata Allah (Efesus 6:13-18) - selidikilah tentang senjata Allah itu. Ingatlah, Iblis sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus (Kolose 2:15; Ibrani 2:14); dan kita telah dilepaskan dari segala kuasa kegelapan itu (Kolose 1:13) serta dipindahkan ke dalam kerajaan Kristus. Jadi kita senantiasa dapat mengalahkan Iblis dengan darah Kristus dan dalam nama Tuhan Yesus (Wahyu 12:11; Lukas 10:17,18). Segenap hidup kita wajib senantiasa diserahkan kepada Allah.

    F. Nasib si Iblis

    Nasib si Iblis sudah pasti. Perhatikanlah bagaimana kejatuhannya sampai kepada hukuman yang kekal.

    1. Pada mulanya di dalam sorga ia memiliki kedudukan yang tertinggi dari antara makhluk yang dijadikan. Hal ini tertulis dalam pasal Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26.
    2. Pasal-pasal itu juga menerangkan kejatuhannya dan bagaimana ia dicampakkan dari sorga. Rupanya ia masih diizinkan untuk masuk ke dalam sorga serta mengadukan perbuatan orang-orang (Ayub 1:6; Wahyu 12:9,10).
    3. Sekarang ia disebut "Penguasa kerajaan angkasa" (Efesus 2:2). Kelak ia tidak dapat lagi masuk ke sorga untuk mengadukan orang-orang dihadapan Allah dan ia juga akan dilemparkan Allah dari udara (Wahyu 12:7-9,12,13), yaitu pada waktu Tuhan datang dalam awan-awan di angkasa untuk melantik jemaat-Nya.
    4. Pada waktu Tuhan Yesus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya 1000 tahun lamanya maka Iblis akan dilemparkan ke dalam jurang maut (Wahyu 20:1-3). Kemudian setelah kerajaan Tuhan 1000 tahun itu Iblis akan dilepaskan untuk seketika saja, dan dalam waktu itu ia akan menyesatkan lagi bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi (Wahyu 20:7-9).
    5. Setelah itu Iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (Wahyu 20:10). Iblis tidak akan bertobat dan tidak akan diselamatkan. Iblis tetap selamanya akan melawan Allah, oleh sebab itu akhirnya Iblis dimasukkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya.

    Pekerjaan Iblis telah dibinasakan oleh kematian Tuhan Yesus (1Yohanes 3:8), oleh sebab itu segala pekerjaannya akan sia-sia belaka. Juga oleh kematian Tuhan Yesus, Iblis dilemparkan ke luar (Yohanes 12:31). Kerajaan Iblis dikalahkan dan dibinasakan di atas Bukit Golgota pada waktu Tuhan Yesus disalibkan. Walaupun kita belum melihat kebinasaan itu digenapkan dengan sempurna, tetapi hal itu sudah ditentukan oleh Allah. Iblis sudah dikalahkan, lihat Lukas 10:18.

    II. MALAIKAT-MALAIKAT YANG JAHAT

    Pada awal mulanya segala yang diciptakan Allah itu baik. Malaikat-malaikat dijadikan dalam keadaan suci, tetapi ia telah jatuh ke dalam dosa. Dengan demikian ia berubah menjadi jahat. Ada dua tingkatan di antara makhluk-makhluk yang jahat itu, yaitu malaikat-malaikat jahat dan jin-jin (roh-roh jahat). Jadi hanya ada satu Iblis atau Setan, tetapi banyak jin.

    A. Malaikat-malaikat jahat

    Ini adalah makhluk-makhluk bangsa roh-roh yang rupanya mereka dijadikan agar menolong Iblis sebelum ia jatuh, tetapi rupanya mereka berkehendak mengikut Iblis di dalam dosanya. Tentang malaikat-malaikat yang jahat dibicarakan dalam Efesus 6:12, di mana mereka itu disebut pemerintah dan penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara.

    Malaikat-malaikat itu telah jatuh ke dalam dosa. Dalam 2Petrus 2:4 dikatakan mereka itu telah "berdosa"; dan dalam Yudas 1:6 dikatakan mereka itu "tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka". Dosa mereka tidak dijelaskan kepada kita. Rupanya mereka itu telah mengikuti Iblis pada waktu ia memberontak terhadap Allah di sorga. Karena perbuatan mereka itu beberapa di antara mereka dilemparkan ke dalam neraka, ke dalam gua-gua yang gelap (2Petrus 2:4). Mereka berdosa, mendurhaka, dan teguh dalam kejahatannya. Hukuman mereka telah dipastikan, yaitu api neraka (Matius 25:41). Mereka itu tidak akan bertobat dan tidak dapat diselamatkan. Kelak orang-orang saleh Tuhan akan menghakimi malaikat-malaikat yang jahat (1Korintus 6:3). Kalau kita menyelidiki semua ayat dalam Alkitab mengenai malaikat-malaikat, kita dapat mengetahui bahwa rupanya mereka itu memiliki suatu tubuh halus yang lebih berkuasa dari tubuh manusia dan yang tidak dibatasi seperti tubuh manusia.

    B. Roh-roh jahat

    Tidak ada keterangan apa-apa dalam Alkitab yang menyatakan bahwa roh-roh jahat mempunyai tubuh. Jadi kemungkinan mereka ialah roh-roh yang tidak bertubuh, yang suka masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang. Mengenai asal-mula roh-roh jahat itu tidak diterangkan dalam Alkitab. Ada beberapa orang yang menyangka bahwa roh-roh jahat itu adalah roh-roh suatu bangsa yang hidup sebelum Adam, tetapi sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa hal itu tidak ada buktinya dalam Alkitab, oleh sebab itu kita tidak boleh menerimanya sebagai satu hal yang sudah pasti. Itu hanyalah persangkaan manusia.

    Roh-roh jahat itu berbahaya, mengerikan, dan jahat (Matius 8:28; 9:33; 10:1; Markus 1:23; 5:2-5; 9:17,20; Lukas 6:18; 9:39). Mereka itu mempunyai kepala (Matius 12:24). Mereka berada di bawah kuasa si Iblis dan bekerja baginya (Matius 12:26). Rupanya jumlah mereka banyak sekali, sebab sudah banyak yang masuk pada satu orang saja (Markus 5:9).

    Pekerjaan roh-roh jahat itu semata-mata hanyalah melakukan kejahatan, dan mereka membangkitkan hal-hal yang jahat dalam hati manusia (Matius 10:1; Markus 5:2). Mereka merusak pikiran orang sehingga orang itu menjadi gila (Markus 5:4,5). Juga mereka itu dapat mendatangkan penyakit kepada orang-orang (Lukas 9:37-42). Maksudnya bukanlah setiap penyakit datangnya dari roh-roh jahat, tetapi ada juga penyakit-penyakit yang dibawa oleh Iblis atau roh jahat kepada manusia (Lukas 13:16). Mereka itu memasuki tubuh manusia dan binatang (Markus 5:8,11-13). "Mereka itu biasa ada dalam kegelapan. - Mereka membenci nama Tuhan Yesus Kristus dan mengolok-olok kenyataan bahwa Alkitab itu diilhamkan oleh Allah". -Farr.

    Oleh sebab itulah kuasanya dibatasi. Tempat roh-roh yang jahat itu ialah jurang maut. (Lukas 8:31). Kelak pada waktu yang telah ditentukan Allah, roh-roh jahat itu akan disiksa (Matius 8:29). Hukuman mereka sama dengan hukuman yang diberikan kepada Iblis. Roh-roh jahat itu tunduk kepada Tuhan Yesus (Matius 8:29,31; Kisah 19:15; Yakobus 2:19). Orang Kristen tidak perlu takut kepada roh-roh jahat sebab orang Kristen memiliki senjata yang sangat kuasa, yaitu NAMA TUHAN YESUS KRISTUS. Kita memiliki seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:13) dan diselimuti dengan darah Kristus (Wahyu 12:11). Kita sendiri memiliki senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng (2Korintus 10:4).

    Dalam masa Perjanjian Baru dan juga sekarang ini masih ada orang yang dirasuk setan. Ada juga orang yang hanya diperalat oleh Iblis. Bila seseorang dirasuk oleh setan, maka ia ada di bawah kuasa setan itu, tetapi yang hanya diperalat tidak sepenuhnya di bawah kuasanya. Orang-orang yang diperalat oleh Iblis contohnya ialah orang-orang yang menyimpang dari pengajaran yang benar (1Timotius 4:1), dan yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (2Korintus 4:4). Murid-murid Tuhan bersukacita sebab roh-roh jahat itu tunduk kepada mereka ketika mereka memakai nama Tuhan Yesus (Lukas 10:17). Kuasa yang sama telah diberikan oleh Tuhan kepada semua pengikut-Nya (Markus 16:17). Oleh sebab itu kita berani pergi ke seluruh dunia untuk mewakili dan menjadi utusan-Nya yang mempunyai segala kuasa baik dalam sorga maupun di atas bumi (Matius 28:18,19).

    Kita mempunyai hak dan kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dari orang-orang yang dirasuknya. Akan tetapi pekerjaan itu menuntut ketekunan doa dan puasa dari kita (Matius 17:21; 10:1). Dalam pekerjaan itu kita harus dipimpin oleh Roh Kudus dan perlu mendapat hubungan doa dari teman-teman yang sehati (Matius 18:19; Markus 16:15-18).

    III. TENTANG BERHUBUNGAN DENGAN ROH ATAU MENYEMBAH ROH

    Rupanya jemaat di Kolose mulai berbuat pelanggaran dengan beribadah kepada malaikat-malaikat, oleh sebab itu Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat itu (Kolose 2:18). Penganut-penganut ajaran sesat dalam jemaat itu mencoba-coba membawa kesalahan itu ke dalam jemaat. Oleh sebab surat Rasul Paulus, hal itu dapat dicegah.

    Pada akhir zaman ini penyembahan kepada roh-roh serta berhubungan dengan roh-roh makin bertambah-tambah. Kita membaca dalam Alkitab tentang "roh-roh penyesat" dan "ajaran-ajaran setan" (1Timotius 4:1). Sebenarnya hal itu bukan merupakan suatu hal yang baru, melainkan sudah lama, bahkan sejak dari purbakala. Di dalam Alkitab semua hal itu dilarang dan dianggap sama dengan menyembah berhala (1Samuel 15:23), dan tidak diperkenankan oleh Tuhan (Ulangan 18:9-12). Menurut Taurat ahli sihir janganlah dibiarkan hidup (Keluaran 22:18). Demikian pula orang yang menjadi petenung atau peramal (Imamat 20:27). Ayat-ayat lainnya yang mengemukakan hal itu adalah: Maleakhi 3:5; Wahyu 21:8; 22:15.

    Segala sesuatu yang berhubungan dengan roh-roh jahat dilarang dalam Alkitab, misalnya: guna-guna dan mantera (Yesaya 47:9-13; Kisah 8:11; 16:16; 19:19; Wahyu 22:15). Bertenung atau meramal dilarang (Ulangan 18:10-12). Dalam cerita Lazarus (Lukas 16:19-31), Lazarus tidak diperkenankan pergi kepada orang kaya itu, juga tidak diperkenankan kembali ke dunia. Daud juga tahu bahwa hal itu tidak diizinkan oleh Allah (2Samuel 12:22,23). Mengenai Saul dan perempuan petenung yang memanggil arwah Samuel itu, tidak jelas dikatakan apakah benar-benar Samuel yang datang atau Iblis yang merupakan diri seperti Samuel dan berkata-kata dengan perempuan itu. Barangkali dengan izin istimewa dari Allah Samuel sungguh-sungguh datang. Kalau Samuel benar-benar datang, tentu hal itu bukan karena panggilan perempuan itu, melainkan karena perintah Tuhan. Satu hal yang nyata yaitu Saul telah kehilangan kerajaannya oleh sebab perbuatannya itu (1Tawarikh 10:13,14). Jadi biarpun seseorang dapat melakukan hal-hal yang luar biasa dan dapat menyatakan hal-hal yang akan terjadi, hal itu tidak berarti bahwa ia mempunyai hubungan dengan Allah, bahkan mungkin juga hal itu menyatakan hubungannya dengan si Iblis. Jadi, meramal atau melakukan telaah (Imamat 19:26; Yehezkiel 21:21) juga dilarang oleh Tuhan. Juga mengamat-amati peredaran bintang (astrologi) untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi (Yesaya 47:13). Hal-hal lain yang dilarang diterangkan dalam Keluaran 8:7; Bilangan 23:23; 24:1.

    Semua itu sangat bertentangan dengan pimpinan Roh Kudus kepada kita, orang-orang Kristen. Selain itu juga tidak sepadan dengan kasih Allah kepada kita dan dengan pimpinan Roh Kudus (Roma 8:28,38,39).

    Pada zaman akhir ini, "ajaran-ajaran setan" akan bertambah-tambah (1Timotius 4:1). Pada masa Antikristus kelak berkuasa di dunia ini akan ada nabi palsu yang dapat menurunkan api dari langit dengan pertolongan Iblis (Wahyu 13:13). Tuhan Yesus sendiri akan menolak serta menghukum beberapa orang yang tidak benar yang berkata bahwa mereka telah melakukan mujizat demi nama Tuhan (Matius 7:22,23). Tuhan tidak pernah mengenal mereka itu.

    Ada satu hal untuk menguji segala ajaran setan-setan itu, yaitu dalam hal kepercayaannya dan pengakuannya akan Yesus Kristus. - Tentang ketuhanan-Nya dan kemanusiaan-Nya; tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya (1Yohanes 4:1-13). Kita patut menguji segala roh untuk mengetahui apakah itu roh yang baik atau roh yang jahat. Kitab 2Tesalonika, Timotius pertama dan kedua, dan surat Yohanes pertama memberikan keterangan tentang ajaran-ajaran sesat yang akan ada pada akhir zaman ini.

    IV. MALAIKAT-MALAIKAT YANG BAIK

    A. Asal mula malaikat

    Kita tidak dapat mengetahui kapan Allah menjadikan malaikat-malaikat. Dalam Ayub 38:7 malaikat-malaikat disebut "bintang fajar" dan "anak Allah". Oleh sebab ayat itu dan hal-hal yang lain dalam Alkitab kami berpendapat bahwa malaikat-malaikat dijadikan sebelum dunia ini dijadikan. Tetapi dalam Kolose 1:16 dikemukakan bahwa mereka itu diciptakan oleh Anak Allah dan untuk Dia. Malaikat-malaikat tidak sama dengan manusia, mereka lebih berkuasa dalam keadaannya sekarang (Mazmur 8:6; Ibrani 2:6,7).

    B. Perangai malaikat

    Malaikat yang baik tetap dalam sifatnya yang baik dan tidak berdosa. Sebagaimana malaikat-malaikat yang durhaka itu tetap di dalam kejahatannya, demikian pula yang baik tetap di dalam kebenaran. Malaikat disebut "suci" atau "kudus" (Markus 8:38, lihat juga #Ulangan 33:2; Zakharia 14:5; Kisah 10:22; 2Korintus 11:14). Malaikat-malaikat itu adalah makhluk roh, dan Alkitab menyebut mereka itu "roh-roh yang melayani" (Ibrani 1:14). Rupanya malaikat-malaikat itu memiliki tubuh halus yang sesuai dengan keadaan mereka sendiri. Kadang-kadang malaikat kelihatan kepada manusia sebagaimana adanya dan adakalanya dalam rupa manusia (pasal Kejadian 19:1-29; Hakim 2:1; 6:11-22; Matius 1:20; Lukas 1:26; Yohanes 20:12).

    Malaikat lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada manusia (Bilangan 22:23; Kisah 12:7). Mereka tidak terdiri atas jenis lelaki atau perempuan, dan mereka tidak bertambah-tambah jumlahnya (Luk 20:35). Dalam Alkitab (menurut tata bahasa Yunani) mereka selalu disebut sebagai laki-laki. Malaikat tidak mati (Lukas 20:36). Malaikat berpengetahuan dan besar kuasanya (2Samuel 14:17; Mazmur 103:20; 2Tesalonika 1:7; 2Petrus 2:11); dan merekalah makhluk yang mulia (Matius 28:2,3).

    C. Pekerjaan malaikat

    Tuhan telah memberi suatu tugas kepada malaikat-malaikat, yaitu menolong melaksanakan kehendak Allah bagi orang-orang saleh, dan juga orang-orang jahat. Taurat diberikan dengan perantara malaikat (Kisah 7:53; Galatia 3:19; Ibrani 2:2). Malaikat memimpin hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan dan negara-negara (Daniel 10:12,13,21; 11:1; 12:1). Malaikat menolong dan memelihara orang-orang saleh (1Raja 19:5; Mazmur 91:11; Daniel 6:22; Kisah 12:15; 27:23,24; Ibrani 1:14). Rupanya malaikat juga bertugas menjagai anak-anak (Matius 18:10). Malaikat-malaikat membawa hamba-hamba Allah ke sorga (Lukas 16:22). Nanti bilamana Tuhan Yesus kembali ke dunia ini, malaikat-malaikat-Nya akan menyertai Dia (Matius 25:31; 2Tesalonika 1:7,8). Malaikat akan melaksanakan hukuman Allah ke atas orang-orang jahat (Matius 13:24-30,39-42,47-50). Malaikat-malaikat menahan hukuman atas dunia ini oleh karena hamba-hamba Allah (Wahyu 7:1-3). Malaikat-malaikat akan menghimpunkan semua umat pilihan Allah (Matius 24:31).

    D. Tempat kediaman malaikat

    Dalam Perjanjian Baru ada beberapa ayat yang menunjukkan bahwa tempat kediaman malaikat adalah di dalam sorga (Mar 12:25; Luk 1:19; 12:8,9); akan tetapi agak mengherankan sebab dalam Kejadian 28:12 (Ibrani; TKB), dan juga pada Yohanes 1:51 (Yunani; TKB) dikatakan bahwa malaikat "naik turun", bukan turun lalu naik. Nyata dari ayat-ayat itu bahwa malaikat mempunyai hubungan yang erat sekali dengan dunia ini, dan dunia ini menjadi tempat pekerjaannya.

    E. Tingkatan-tingkatan malaikat

    Malaikat itu banyak sekali jumlahnya, barangkali tidak terhitung banyaknya (Mazmur 68:18; Ibrani 12:22). Tuhan Yesus pernah berkata bahwa Ia dapat memanggil lebih dari dua belas legion malaikat, berarti lebih dari 72.000.

    Rupanya ada tingkatan-tingkatan di antara malaikat. Kita tahu bahwa ada dua malaikat yang lebih tinggi daripada yang lain, yaitu Mikhael dan Gabriel. Mikhael disebut "penghulu malaikat" dalam Yudas 1:9. Rupanya Mikhael merupakan utusan istimewa bagi bangsa Israel (Daniel 10:13,21; 12:1; Wahyu 12:7).

    Gabriel adalah malaikat pembawa rahmat dan janji (Daniel 8:16-26; 9:21,22; Lukas 1:19,26). Dalam Perjanjian Baru ada suatu pernyataan tentang malaikat-malaikat: "segala malaikat, kuasa dan kekuatan" (1Petrus 3:22), dan "segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan" (Efesus 1:21). Bagaimanapun juga pangkatnya, malaikat tidak boleh disembah oleh manusia. Malaikat-malaikat yang benar tidak pernah menerima sembah dari manusia, dan sebaliknya mereka itu menyembah Allah (Wahyu 22:8,9; Ibrani 1:6).

    Keadaan kita, orang-orang berdosa, yang telah ditebus oleh darah Kristus, lebih mulia daripada keadaan malaikat-malaikat. Ada juga hal-hal yang tidak diketahui oleh malaikat-malaikat (1Petrus 1:12). Mereka itu tidak dapat merasakan kesukaan seperti yang dialami oleh orang-orang saleh yang diselamatkan.

    23. ASAS PENGAJARAN TENTANG SORGA DAN NERAKA


    I. SORGA

    Dalam Alkitab lebih banyak ditulis tentang keadaan dan berkat kekal bagi orang-orang yang percaya daripada tentang keadaan dan kebinasaan kekal bagi orang-orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia Allah yang memberi peringatan kepada orang-orang jahat, juga memastikan berkat kekal bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita akan mempelajari tentang sorga dalam lima bagian sebagai berikut: &1) Di mana letak sorga, &2) Sorga itu kekal, &3) Kesucian sorga, &4) Penduduk sorga, &5) Pusat kerinduan (daya tarik) bagi penduduknya yaitu Kristus.

    Lanjutan 00807

    A. Di mana letak sorga

    Surga bukan hanya suatu keadaan yang baik; melainkan juga suatu tempat yang pasti dan nyata. Hal ini jelas sebab pada hari kenaikan-Nya Tuhan Yesus telah kembali ke sorga, ke suatu tempat yang pasti (Kisah 1:9). Apalagi pada waktu itu Tuhan telah mempunyai tubuh manusia, yaitu tubuh yang pasti. Memang tubuh itu adalah tubuh kebangkitan, akan tetapi itu adalah tubuh yang sesungguhnya. Bagi tubuh itu haruslah ada tempat yang pasti. Begitu pula kita mengetahui bahwa takhta Allah ada di dalam sorga dan takhta itu haruslah merupakan suatu tempat yang pasti. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji kepada penjahat di kayu salib di sampingnya bahwa hari itu juga ia akan bersama-sama dengan Dia di dalam Firdaus (Lukas 23:43). Tuhan Yesus sendiri telah berkata bahwa ada banyak tempat kediaman di dalam "rumah Bapa-Nya" (Yohanes 14:2); tentu yang dibicarakan-Nya itu adalah suatu tempat yang pasti. Dalam Surat Ibrani dikatakan bahwa kita menanti-nantikan tanah air yang lebih baik, yaitu suatu tempat yang pasti (Ibrani 11:10,16). Yohanes telah memberikan pernyataan tentang Yerusalem Baru yang tidak dapat tidak adalah suatu tempat yang pasti (Wahyu 21:1-3). Di tempat itu kelak kita akan melihat wajah Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 22:4). Tuhan Yesus telah meminta kepada Bapa-Nya supaya orang-orang saleh ada bersama-sama dengan Dia serta memandang kemuliaan-Nya (Yohanes 17:24). Pada suatu ketika seorang anak perempuan ditanya oleh seorang pengolok, "Di manakah sorga itu?" dan anak itu menjawab, "Di mana Tuhan Yesus ada di situlah sorga".

    Kita patut memperhatikan tentang kemuliaan tempat yang pasti itu. Dalam Wahyu 21:10-26 diterangkan tentang kemuliaan dan keadaan Yerusalem Baru itu, dan dalam pasal Wahyu 22:1-5 kemuliaannya dijelaskan lagi. Kami tidak akan membahas ayat-ayat itu, tetapi kami harap para pembaca memperhatikan kemuliaan tempat itu. Ada juga ayat-ayat lain yang membicarakan tentang kemuliaan kita bila nanti kita bersama-sama Tuhan Yesus di dalam sorga, yaitu Kolose 3:4; Roma 8:18; Yohanes 17:22.

    Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyediakan tempat kediaman bagi kita masing-masing yang percaya (Yohanes 14:1-3). Tuhan juga telah berjanji akan kembali, untuk menjemput kita pergi ke tempat itu. Ada satu pertanyaan yang timbul yaitu, bagaimanakah keadaan tempat tinggal yang kita nantikan itu? Barangkali hanya ada beberapa petunjuk dalam Alkitab tentang hal itu, dan tidak salah kalau kita mempelajarinya. Dalam Matius 6:20 Tuhan Yesus menyuruh kita menghimpunkan harta benda kita di sorga. Juga dalam 1Korintus 3:12-15 kita membaca mengenai ujian api atas pekerjaan-pekerjaan kita untuk Kristus. Jelas dari ayat-ayat itu bahwa hanya emas, perak, dan batu yang indah-indah yang tinggal tetap. Jadi kalau tempat kediaman kita dalam sorga itu dihiasinya dengan harta benda yang telah kita kumpulkan di sana, dan dengan emas, perak, dan batu indah yang tahan api dari pekerjaan kita untuk Tuhan, bagaimanakah kelak hiasan untuk tempat tinggal saudara dan saya? Sebagian harta benda kita yang disimpan di dalam sorga adalah uang dan persepuluhan dan yang telah kita berikan untuk pekerjaan Tuhan.

    B. Sorga itu kekal

    Tuhan Yesus telah menjanjikan hidup yang kekal kepada tiap-tiap orang yang percaya akan Dia (Yohanes 3:16), dan Tuhan menjanjikan hukuman kekal kepada orang-orang yang tidak percaya (Matius 25:46). Dari ayat itu kita dapat memastikan bahwa kedua tempat itu kekal. Dalam Wahyu 22:5 dikatakan bahwa mereka yang ada di Yerusalem Baru itu akan memerintah sebagai raja selama-lamanya. Maka sorga itu disebut "kota Allah" yaitu "kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah" (Ibrani 11:10). Tempat itu disebut "suatu tanah air yang lebih baik" (Ibrani 11:16), dan sebuah "kerajaan yang tidak tergoncangkan" (Ibrani 12:28). Perkataan kekal atau selama-lamanya dihubungkan dengan sorga dalam 2Korintus 5:1; 1Petrus 5:10; 2Petrus 1:11.

    C. Kesucian sorga

    Sorga adalah tempat yang sama sekali tidak terdapat di dalam sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Tempat itu semata-mata suci (Wahyu 21:27). Segala yang najis atau penyembah berhala harus tinggal di luar tempat itu (Wahyu 22:15). Mengenai orang yang tidak boleh masuk sorga dijelaskan di dalam 1Korintus 6:9,10. Maka air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita tidak akan ada lagi disitu (Wahyu 7:16; 21:4), sebab hal yang lama sudah lenyap. Iblis tidak ada lagi di situ, oleh sebab itu orang-orang saleh di dalam surga tidak dapat dicobai. Tidak ada lagi kerinduan untuk berbuat dosa. Tidak ada lagi kematian (Lukas 20:35,36), dan keadaan di situ semata-mata baik dan senang. Penduduk di negeri itu akan menjadi sama seperti Dia, yaitu dalam keadaan yang suci (1Yohanes 3:2,3). Di dalam sorga nanti tiap-tiap kerinduan yang baik dapat dicapai.

    Ibadat dan sembahyang penduduk sorga itu sempurna. Di dunia ini sering hati kita menuduh bahwa ibadat kita kurang daripada yang kita rindukan atau maksudkan, tetapi tidak demikian di sorga. Di sana tidak ada halangan untuk menyembah Tuhan, dan ibadat kita akan sempurna. Dalam Kitab Wahyu dijelaskan tentang ibadat orang-orang di dalam sorga (Wahyu 4:8-12; 6:9-13; 7:9-12; 19:1-6). Ibadat di sorga itu sempurna, mulia, dan penuh dengan sukacita.

    D. Penduduk sorga

    Semua orang saleh yang tinggal di dalam sorga itu adalah orang-orang yang benar dan rohnya telah disempurnakan (Ibrani 12:23). Keselamatannya sempurna dan teguh. Orang-orang saleh itu berbahagia dan segala perbuatan menyertai mereka ke dalam tempat mulia itu (Wahyu 14:13). Segala perbuatan kita bagi Tuhan Yesus Kristus akan kelihatan kepada semua orang di dalam sorga. Hal itu patut mendorong kita untuk melakukan dengan sepenuhnya kehendak Allah bagi kehidupan kita. Penduduk negeri itu akan menjadi suatu kerajaan dan iman-iman bagi Allah (Wahyu 5:10). Orang-orang saleh di dalam sorga akan bercahaya seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka (Matius 13:43), dan orang-orang yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang (Daniel 12:3).

    Di dalam sorga orang-orang saleh akan saling mengenal. Jadi kita akan mengenal Abraham, Ishak, dan Yakub (Matius 8:11), dan kalau kita mengenal mereka itu maka tentu kita akan mengenal juga orang-orang lain. Kita akan mengenal orang-orang lain seperti kita dikenal oleh mereka (1Korintus 13:12). Tubuh kebangkitan kita akan berbeda dengan tubuh kita sekarang (1Korintus 15:41-42), dan tentunya pengetahuan kita akan bertambah, tidak seperti sekarang ini, pengetahuan kita terbatas; sebab itu kita akan saling mengenal.

    Orang-orang saleh di dalam sorga akan mengenakan tubuh baru yang kelihatan (Lukas 24:39). Mereka itu akan mendapat tubuh kebangkitan, yaitu tubuh sorgawi, yang sangat besar kuasanya dan yang sesuai dengan keadaan yang sempurna itu (1Korintus 15:35-58). Tubuh kebangkitan itu tidak akan binasa (1Korintus 15:42). Keadaan kita sebagai anak-anak Allah akan nyata sekali dalam tubuh kebangkitan sebab kita akan serupa dengan Tuhan kita Yesus Kristus.

    Dalam keadaan yang sempurna itu tentu ada persekutuan yang sempurna. Kita akan duduk bersama-sama dengan para nabi, rasul-rasul, orang-orang yang mati sahid dan orang-orang yang telah melakukan hal-hal ajaib demi nama Tuhan Yesus. Persekutuan yang sempurna akan terlihat dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Tetapi, yang terlebih indah yaitu persekutuan dengan Allah yang akan diam bersama-sama dengan manusia (Wahyu 21:3). Betapa mulianya pula persekutuan kita dengan orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus.

    Kita akan mengalami sukacita yang besar di dalam sorga, sukacita karena pengampunan dosa dan keselamatan. Di dunia ini meskipun kita berjalan dalam lembah kesukaran, sering pula kita mengalami sukacita di dalam hati kita; apalagi di seberang sana, di sorga. Sukacita yang terutama ialah bertemu muka dengan Yesus Kristus. Sukacita yang lain ialah sukacita yang disebabkan oleh orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus (1Tesalonika 2:19). Selain itu adalah sukacita sebab kita bertemu lagi dengan kekasih-kekasih kita yang telah mendahului kita ke sana. Kita yang dibasuh dengan darah Kristus akan mengalami sukacita yang penuh.

    Sorga bukan hanya suatu tempat di mana kita akan berhenti dan bersukacita saja, melainkan kita akan melayani Allah dan Tuhan Yesus sampai selama-lamanya (Wahyu 22:3; 7:15). Pelayanan kita di dunia ini sering tidak sampai kepada tujuan yang sebenarnya sebab kita lemah. Di sana kita akan mendapat kuasa untuk melayani Tuhan dengan cara yang semata-mata berkenan kepada Allah.

    Tuhan telah menyediakan banyak berkat dan pahala untuk kita yang telah melayani dan mengasihi Dia. Apa yang tidak pernah timbul di dalam hati kita telah disediakan untuk kita (1Korintus 2:9). Suatu warisan telah disediakan untuk kita (1Petrus 1:4; Yakobus 2:5). Boleh jadi kita tidak mendapat warisan di dalam dunia ini, tetapi kita mempunyai warisan yang pasti di dalam sorga, yang lebih indah dari segala sesuatu yang terdapat di dalam dunia ini. Bahkan kerajaan pun dijanjikan kepada orang-orang yang setia (Lukas 12:32; 22:28,29,30).

    Ada juga pahala-pahala yang diberikan kepada kita sesuai dengan kesetiaan dan pekerjaan kita di atas bumi ini (1Korintus 3:11-15; Roma 14:10; 2Korintus 5:10). Demikian pula suatu mahkota kebenaran akan dikaruniakan kepada semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus Kristus (2Timotius 4:8). Orang-orang yang setia dan baik pekerjaannya akan mendapat kuasa atas beberapa negeri sesuai dengan pekerjaannya di atas bumi ini (Lukas 19:12-19).

    Mengenai pahala yang lain terdapat di dalam tujuh surat di dalam pasal Wahyu 2:1-3:22. Pahala itu akan dikaruniakan kepada orang-orang yang menang. Orang saleh yang menang akan: diberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah (Wahyu 2:7); ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua (Wahyu 2:11); ia akan diberi manna yang tersembunyi (Wahyu 2:17); ia akan diberi karunia kuasa atas bangsa-bangsa (Wahyu 2:26); ia akan dikenakan pakaian putih dan namanya tidak akan dihapus dari kitab Kehidupan (Wahyu 3:5); ia akan dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah (Wahyu 3:12); dan ia akan duduk bersama-sama dengan Bapa di atas takhta-Nya (Wahyu 3:21). Itu bukan berarti bahwa tiap-tiap orang akan memperoleh semuanya, tetapi ia akan mendapat apa yang layak baginya.

    E. Pusat kerinduan (daya tarik) penduduknya yaitu Kristus

    Mengingat semua yang indah itu, Rasul Paulus lebih suka meninggalkan dunia ini supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan (2Korintus 5:8). Dalam Wahyu 1:13-18 dijelaskan tentang Tuhan Yesus dan kemuliaan-Nya, dan tentu kerinduan orang-orang saleh yaitu untuk bertemu dengan Dia dan bersama-sama dengan Dia. Di dalam sorga kelak segala makhluk, manusia ataupun malaikat-malaikat, semuanya menyembah Yesus Kristus serta meletakkan mahkotanya pada kaki-Nya sebab hanya Dia saja yang layak dipermuliakan (Wahyu 5:6-13; 4:10,11). Memang Tuhan Yesus adalah Raja segala Raja, dan Tuan di atas segala tuan (Wahyu 19:16). "Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu" (Wahyu 22:14). "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).

    II. NERAKA

    Tuhan Allah menghadapkan manusia kepada dua macam akhirat, sorga dan neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah manusia, Yesus Kristus atau Iblis. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau Iblis, sorga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan masuk ke sorga, dan kalau seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk ke neraka. Tiap-tiap orang yang menolak Tuhan Yesus berarti ia memilih Iblis, biarpun ia menginsafi hal itu atau tidak.

    Neraka telah dijadikan untuk Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat, tetapi manusia yang menolak Kristus serta memilih Iblis mau tak mau akan menyertai Iblis dalam tempatnya. Alkitab tidak menyatakan dengan jelas di mana neraka itu, tetapi neraka itu pasti ada. Satu hal yang nyata ialah, orang-orang di tempat itu terpisah dari Allah dan tidak mendapat pertolongan lagi dari Allah.

    Sebutan untuk neraka di dalam Alkitab

    Dalam Alkitab terdapat empat perkataan untuk neraka dalam bahasa asli. Perkataan yang umum dipakai dalam Perjanjian Lama ialah "sheol" (syiol), yang berarti "alam maut" atau "kubur". Seringkali kata itu dipakai dengan arti yang jelas sekali yaitu suatu tempat siksaan, dan kadang-kadang kata "api" disebut besertanya.

    Dalam Perjanjian Baru ada satu perkataan yang sama artinya dengan "syiol", yaitu "hades". Perkataan itu selalu ada hubungannya dengan arti kerusakan dan kegelapan. Kata itu juga berarti "dunia orang mati" atau "alam maut". Perkataan itu ditulis sepuluh kali dalam Perjanjian Baru, yaitu: Matius 11:23; Lukas 10:15; Matius 16:18; Lukas 16:23; Kisah 2:27,31; Wahyu 1:18; 6:8; 20:13,14. Adalagi satu perkataan dalam Perjanjian Baru yaitu "gehenna", yang selalu berarti suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat. Perkataan itu terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Matius 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33; Lukas 12:5; Markus 9:43,45,47; Yakobus 3:6. Dalam 2Petrus 2:4 terdapat perkataan "tartarus", yaitu tempat Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.

    Istilah-istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu menyatakan satu tempat saja. Roh Kudus memakai empat istilah itu dari segi kekristenan, dan Ia menghendaki kita mengartikannya satu hal, yaitu suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat, tempat yang dikuasai Iblis, tempat siksaan bagi Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.

    Keadaan neraka dijelaskan lebih jauh seperti berikut: api yang kekal (Matius 25:41); lubang jurang maut (Wahyu 9:2,11); kegelapan yang paling gelap (Matius 8:12); siksaan (Wahyu 14:10,11); tempat siksaan kekal (Matius 25:46); murka dan hukuman Allah (Roma 2:5); kematian yang kedua (Wahyu 21:8); hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan (2Tesalonika 1:9); dosa yang kekal (Markus 3:29); lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 20:10,14,15). Jelas sekali dari Wahyu 20:14 bahwa neraka itu akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Demikian pula semua orang yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke situ (Wahyu 20:15). Di dalam Wahyu 20:10 diterangkan juga bahwa siksaan di tempat itu akan sampai selama-lamanya.

    Kesucian Allah menuntut siksaan atas dosa. Kesucian Allah telah menyebabkan siksaan atas Yesus Kristus di kayu salib, supaya manusia diselamatkan. Jadi kalau orang-orang menolak keselamatan dari Kristus itu, tentu kesucian Allah menuntut siksaan atas orang-orang itu, dan tempat siksaan itu adalah neraka.

    Dalam bab 19 yang membahas tentang "Hukuman Atas Dosa" sudah diterangkan mengenai hukuman dosa, dan juga diterangkan dengan singkat bahwa kebinasaan yang kekal tidak berarti jiwa itu ditiadakan atau dilenyapkan. Dalam bab itu disebutkan ayat yang membuktikan bahwa siksaan atas orang berdosa, yang menolak Tuhan Yesus, adalah siksaan yang kekal. Oleh sebab siksaan atas orang-orang yang menolak Yesus Kristus itu kekal tentu tempat siksaan itu kekal juga. Perkataan-perkataan yang berarti kekal, yang dipakai untuk menyatakan keadaan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, juga yang dipakai untuk menyatakan kesenangan orang-orang yang diselamatkan, dan untuk sorga, juga dipakai untuk neraka. Andaikata yang satu tidak kekal tentu yang lainpun tidak kekal (lihat Matius 25:46).

    Dalam cerita tentang Lazarus dan orang kaya di dalam Lukas 16:19-31, terdapat beberapa hal yang pasti yaitu: 1) Tidak ada pengampunan sesudah kematian; 2) Orang kaya itu berdoa supaya siksaannya dikurangi, tetapi tidak dapat; 3) Orang kaya itu berdoa meminta supaya seseorang diutus kembali ke dunia untuk memberitahukan bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan janganlah orang-orang datang ke sana, tetapi tidak diizinkan. Ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru juga menerangkan bahwa siksaan itu kekal, oleh sebab itu jelas bahwa sesudah kematian jiwa tidak lenyap begitu saja.

    Dalam Wahyu 19:20 kita membaca bahwa pendurhaka (Antikristus) dan nabi-nabi palsu dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang, lalu sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun Iblis sendiri yang dilemparkan ke situ, bersama-sama dengan mereka (Wahyu 20:10). Jiwa orang-orang itu tidak lenyap.

    Tuhan Yesus sendiri berkata mengenai Yudas bahwa "lebih baik kalau orang itu tidak dilahirkan". Pernyataan itu membantah ajaran sesat yang mengatakan bahwa semua orang akan diampuni dan akhirnya diperdamaikan dengan Allah. Ajaran sesat itu didasarkan pada salah pengertian mengenai Efesus 1:9,10 dan Kolose 1:19,20. Kalau orang-orang berdosa pada akhirnya dapat diperdamaikan dengan Allah, tentunya keadaan itu lebih baik daripada "tidak dilahirkan". Tetapi Tuhan Yesus dengan terus terang mengatakan bahwa lebih baik orang itu tidak dilahirkan. Dan perhatikanlah, di dalam Kolose 1:20 tidak dikatakan bahwa mereka yang di dalam neraka akan diperdamaikan dengan Allah. Oleh sebab itu baiklah kita memperhatikan syarat-syarat ini sebelum menentukan suatu asas pengajaran, yaitu: ayat yang kurang jelas tidak boleh dipakai sebagai dasar suatu asas pengajaran bilamana ada ayat-ayat lain yang jelas bertentangan dengan pengajaran itu. Banyak ayat yang membuktikan bahwa neraka dan siksaannya itu kekal. Oleh karena semua itu, doa-doa untuk orang yang sudah mati tidak berfaedah, tidak akan menghasilkan apa-apa.

    Para pengabar Injil perlu berkhotbah tentang neraka dan siksa yang kekal, untuk mengingatkan orang-orang supaya mereka lari kepada Yesus Kristus serta bertobat. Robert McCheyne (seorang pengabar Injil yang masyhur di Skotlandia) berkata demikian, "Kecuali dengan mencucurkan air mata, seorang pengabar Injil tidak pantas berkhotbah tentang neraka dan siksaan kekal". Karena ia selalu berkhotbah tentang siksaan kekal dengan kesungguhan hati dan dengan mencucurkan air mata, maka banyak orang yang telah bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus.

    24. ASAS PENGAJARAN TENTANG AKHIRAT


    I. RINGKASAN MENGENAI URUTAN RENCANA KEDATANGAN TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI

    "Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yohanes 16:13).

        1. Janji Tuhan:                    Yohanes 14:2,3
                                           Yohanes 14:28
                                           Yohanes 16:16
                                           Yohanes 16:22
        2. Kesetiaan Tuhan:                2Petrus 3:9
                                           Ibrani 10:23,25
                                           Ibrani 10:37
                                           Yakobus 5:8
                                           Wahyu 22:20
        3. Pengharapan Jemaat:             Ibrani 9:28
                                           Filipi 3:20
                                           Roma 8:23
                                           1Korintus 1:7
                                           Titus 2:13
                                           2Tesalonika 3:5
                                           1Tesalonika 1:10
        4. Pelantikan Jemaat.              1Tesalonika 4:16
           Mempelai Laki-laki datang       1Korintus 15:52
           untuk Jemaat-Nya, yaitu mempelai 1Tesalonika 4:14
           perempuan-Nya.  (Bagian pertama
           dari kedatangan Tuhan yang
           kedua kali.)
        5. Kebangkitan orang-orang yang    1Tesalonika 4:16
           di dalam Kristus.  (Bagian      1Korintus 15:22,23
           pertama dari kebangkitan yang   1Korintus 15:52
           pertama):                       1Korintus 15:42-52
        6. Orang-orang saleh yang masih    1Tesalonika 4:15
           hidup diubahkan.                1Korintus 15:51,52
                                           Filipi 3:20,21
                                           1Korintus 15:49
                                           1Korintus 15:53
        7. Diangkat dalam awan menyongsong 1Tesalonika 4:17
           Tuhan di angkasa.               2Tesalonika 2:1
        8. Orang-orang saleh akan          1Tesalonika 4:17
           selama-lamanya bersama-sama     Yohanes 14:3
           dengan Tuhan.                   Yohanes 12:26
                                           Wahyu 3:12
                                           Yohanes 17:24
                                           Yohanes 10:28
                                           1Tesalonika 5:10
        9. Kursi pengadilan Kristus        2Korintus 5:10
           (Hanya untuk orang-orang saleh.) Roma 14:10-12
                                           Wahyu 22:12
        10. Pekerjaan tiap-tiap orang      1Korintus 3:12-17
            diuji dan dinyatakan.          1Korintus 4:5
                                           Matius 25:14-30
                                           Lukas 19:12-27
        11. Pekerjaan yang baik.           1Korintus 3:14
                                           Efesus 6:8
        12. Pekerjaan yang tidak baik.     1Korintus 3:15-17
                                           Kolose 3:25
        13. Pahala untuk pelayanan         1Korintus 3:8
            dan pekerjaan kita bagi Tuhan. Filipi 3:14
                                           Kolose 3:24
                                           Yakobus 2:5
                                           Yakobus 1:12
                                           Wahyu 2:10
                                           2Timotius 4:8
                                           1Petrus 5:4
                                           1Korintus 9:25
                                           1Korintus 2:9
                                           1Korintus 4:5
        14. Perkawinan Anak Domba          Wahyu 19:7,8
            dengan Jemaat-Nya:             Efesus 5:25-27
        15. Masa kesengsaraan              Daniel 12:1
            di dunia ini.                  Matius 24:21
                                           Wahyu 11:3
                                           Wahyu 13:5
        16. Si Pendurhaka (Antikristus)    Wahyu 16:12-21
            menghimpunkan orang-orang      Wahyu 19:17-21
            pada peperangan Harmagedon     2Tesalonika 2:8
            lalu ia dilempar ke dalam
            lautan api.
        17. Kedatangan Tuhan Yesus         Kisah 1:11
            sebagai Raja di atas dunia.    Matius 24:29,30
            (Bagian yang kedua dari        Markus 13:26
            kedatangan Tuhan yang kedua    Lukas 21:27
            kali):                         Zakharia 2:10
                                           Matius 25:31
                                           Wahyu 19:11-21
                                           Daniel 7:13,14
                                           Yesaya 26:21
                                           Mikha 1:3
                                           Yesaya 59:20
                                           Zakharia 14:4,5
                                           Wahyu 1:7
                                           2Tesalonika 1:7
                                           2Tesalonika 2:8
        18. Kedatangan Tuhan bersama       Wahyu 19:14
            dengan saleh-saleh-Nya.        Wahyu 17:14
                                           Zakharia 14:5
                                           Yudas 1:14
                                           1Tesalonika 3:13
                                           Kolose 3:4
                                           1Yohanes 3:2
        19. Kebangkitan menuju kehidupan.  Wahyu 20:4
            (Bagian kedua dari kebangkitan Wahyu 20:5
            yang pertama).                 Yohanes 5:29
                                           Wahyu 20:6
                                           Daniel 12:2
        20. Bangsa-bangsa diadili          Matius 25:31-46
            Tuhan Yesus Kristus:           Kisah 17:31
                                           Daniel 2:44
        21. Kerajaan seribu tahun.         Daniel 2:44
                                           Lukas 1:32
                                           Mazmur 72:8,11
                                           Mazmur 2:6
                                           Mikha 4:7
                                           1Korintus 15:25
                                           Wahyu 11:15
                                           Zakharia 9:10
                                           Yeremia 23:5
                                           Yesaya 9:6
                                           Yesaya 24:23
                                           Zefanya 3:15
                                           Wahyu 20:2-7
                                           Wahyu 19:15,16
        22. Tuhan Yesus Kristus akan       2Timotius 2:12
            memerintah bersama-sama        Roma 8:17
            para saleh-Nya.                Wahyu 3:21
                                           Wahyu 5:9,10
                                           Wahyu 1:6
                                           Wahyu 20:4,6
                                           1Korintus 6:2
        23.  Iblis dirantai.               1Korintus 6:2
                                           Wahyu 20:1,2
        24. Iblis dilepaskan seketika      Wahyu 20:7-10
            lamanya; pemberontakannya
            dan hukuman baginya.
        25. Kebangkitan menuju kebinasaan. Yohanes 5:29
            (Kebangkitan yang kedua).      Daniel 12:2
                                           Wahyu 20:12,13
                                           Wahyu 20:5
        26. Langit dan bumi yang lama      Matius 24:35
            lenyap.                        2Petrus 3:10-13
                                           Wahyu 20:11
                                           Yesaya 51:6
                                           Ibrani 1:11,12
        27. Penghakiman di depan           Yohanes 5:22
            takhta Putih. (Hanya untuk     Kisah 17:31
            orang-orang yang tidak         Wahyu 20:11-13
            selamat).
        28. Lautan api yang menyala-nyala  Wahyu 21:8
            oleh belerang, yaitu kematian  Wahyu 20:14,15
            yang kedua, musuh yang         1Korintus 15:26
            terakhir.
        29. Langit yang baru dan bumi      Wahyu 21:5
            yang baru.                     2Petrus 3:13
                                           Yesaya 65:17
                                           Wahyu 21:1
        30. Yerusalem yang baru.           Wahyu 21:2,9-27
                                           Wahyu 3:12
        31.  Keindahan kota itu.           Wahyu 21:12-14
                                           Wahyu 21:18,19
                                           Wahyu 21:22
        32. Kemuliaan dan kesucian         Wahyu 21:22-27
            kota itu.                      Wahyu 21:11
        33. Allah diam bersama-sama        Wahyu 21:3
            dengan manusia.
        34. Allah menjadi semua di         1Korintus 15:24-28
            dalam semua.
        35.  Peringatan dan ajakan.        Wahyu 22:11,12
                                           Wahyu 22:17

    Lanjutan 00814

    II. KEDATANGAN TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI

    A. Bukti kedatangan Kristus yang kedua kali

    Tuhan Yesus pasti akan kembali. Hal ini mutlak sama seperti Firman Allah adalah mutlak. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan kembali, dan masih banyak bukti lain tentang hal itu di dalam Alkitab (Yohanes 14:3; Matius 24:27,36; Markus 13:26; Lukas 21:27; Wahyu 22:7,20). Berita tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya itu terdapat dalam segenap Alkitab. Daniel telah menubuatkan tentang hal itu (Daniel 7:13,14). Demikian pula Zakharia (#Zakharia 14:4), Yesaya dan Yehezkiel telah bernubuat mengenai hal itu (Yesaya 45:23; Yehezkiel 21:25-27). Rasul-rasul Tuhan menyatakan hal itu dalam pengajarannya (Kisah 3:20,21; 2Petrus 1:16; 2Tesalonika 1:7; Yakobus 5:8; Yudas 1:14; 1Yohanes 2:28; Wahyu 1:7). Malaikat-malaikat juga telah mewartakannya (Kisah 1:11). Tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali disebutkan 318 kali dalam Perjanjian Baru (antara lain: Ibrani 9:28; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:16,17).

    B. Pentingnya kedatangan Tuhan yang kedua kali

    Banyak nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Tuhan Yesus akan digenapkan pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali. Dengan keyakinan itu kita dapat menghibur orang-orang saleh yang berdukacita (1Tesalonika 4:18). Kedatangan Kristus yang kedua kali itu menjadi pengharapan yang penuh bahagia bagi tiap-tiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Tit 2:13). Asas pengajaran tentang kedatangan Tuhan dibenci dan diolok-olok oleh orang-orang yang tidak percaya (2Petrus 3:3,4). Kepastian kedatangan Tuhan yang kedua kali itu patut meneguhkan kita untuk berjaga-jaga, setia, rajin berdoa, dan tinggal tetap di dalam Kristus (Matius 24:44-46; Lukas 21:34-36; 1Yohanes 2:28). Tuhan telah menjanjikan suatu berkat besar kepada orang yang tetap menantikan kedatangan-Nya (Lukas 12:35-37).

    C. Arti dan cara kedatangan Tuhan

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti saat kematian orang yang percaya. Kematian adalah musuh kita; dan musuh itu akan dikalahkan pada waktu Tuhan Yesus datang (1Korintus 15:50-57). Pada hari kematian orang saleh tidak akan ada "bunyi sangkakala" dan "seruan" dari penghulu malaikat, tidak ada kebangkitan orang-orang saleh dan hal-hal lain yang dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17. Kedatangan-Nya bukan berarti saat kematian orang-orang Kristen. Dalam pasal Yohanes 21:15-25 Tuhan sendiri membedakan antara kematian dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Di situ Tuhan Yesus memberitahukan bahwa Petrus akan mati tetapi tentang Yohanes Ia berkata demikian: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu". Jadi beberapa rasul salah mengerti perkataan itu dan berpendapat bahwa Yohanes tidak akan mati, tetapi akan tetap hidup sampai kedatangan-Nya.

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kedatangan Roh Kudus. Roh Kudus sendiri adalah satu pribadi yang pasti, dan kedatangan-Nya bukan kedatangan Kristus. Dalam Alkitab terdapat banyak ayat tentang kedatangan Kristus yang ditulis sesudah Roh Kudus datang pada Hari Pentakosta (Filipi 3:21; 1Tesalonika 4:16; 2Timotius 4:8), jadi jelas bahwa yang dimaksudkan bukanlah kedatangan Roh Kudus. Lihatlah Yohanes 14:15-18. Apa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17 tidak terjadi pada waktu Roh Kudus turun atas kita.

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kebinasaan Yerusalem. Kedatangan Kristus adalah suatu penghiburan, sedang kebinasaan Yerusalem adalah penghukuman. Kira-kira dua puluh tahun setelah Yerusalem dibinasakan Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu yang menyatakan kedatangan Tuhan yang kedua kali. "Pengharapan yang penuh bahagia", bagi jemaat itu masih belum terjadi, oleh karena itu sekarang ini kita menantikan kedatangan-Nya.

    D. Kedatangan Tuhan yang kedua kali terdiri atas dua bagian

    Kalau semua ayat tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali itu diselidiki dengan teliti, maka nyatalah bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali itu terdiri atas dua bagian. Pada bagian yang pertama Tuhan Yesus datang hanya sampai di angkasa dan dari sana Ia memanggil orang-orang saleh-Nya naik ke awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus. Pada bagian yang pertama Tuhan datang untuk orang-orang saleh-Nya, yaitu untuk menjemput mereka. Tentang kedatangan-Nya bagian pertama dikemukakan dalam 1Tesalonika 4:16,17. Bagian yang pertama itu disebut PELANTIKAN JEMAAT. Pada bagian yang pertama Tuhan tidak sampai ke bumi ini. Pada bagian yang kedua Tuhan Yesus turun bersama-sama dengan orang-orang saleh-Nya ke dunia ini untuk memerintah serta mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini seribu tahun lamanya. Itulah yang disebut PENYATAAN KRISTUS sebab Ia dinyatakan kepada semua orang di bumi ini.

    Di antara bagian pertama (pelantikan jemaat) dan bagian kedua (pernyataan Kristus) terjadilah masa kesengsaraan di atas bumi ini. Masa itu pendek, kira-kira hanya tujuh tahun lamanya. Pada waktu terjadi masa kesengsaraan di atas bumi ini, jemaat Kristus yang sudah dilantik itu tinggal di dalam sorga bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

    Dalam Perjanjian Baru ada tiga perkataan dalam bahasa Yunani yang dipakai untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "Parousia" berarti "ada" (hadir) atau "ada di sini", dan diterjemahkan "kedatangan". Perkataan itu sering dipakai, yaitu dalam 1Tesalonika 3:13; 1Tesalonika 2:19; 1Tesalonika 5:23; 2Tesalonika 2:1,8,9. Biasanya perkataan "Parousia" dipakai untuk menjelaskan bagian yang pertama (pelantikan jemaat), bukan untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Akan tetapi sekali atau dua kali perkataan itu dipakai juga dalam mengemukakan bagian yang kedua. Perkataan "epiphaneia" (epifaneia) berarti "penyataan" atau "cahaya penyataan", dan diterjemahkan dengan "kedatangan" atau "penyataan". Perkataan itu biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang kedua dari kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "epifaneia" itu terdapat dalam ayat-ayat: 2Tesalonika 2:8; 1Timotius 6:14; 2Timotius 1:10; 2Timotius 4:1,8; Titus 2:13. Perkataan "apokalupsis" berarti "penyataan", seolah-olah barang yang diselimuti dibuka selimutnya supaya terlihat. Perkataan "apokalupsis" sering dipakai misalnya dalam ayat-ayat Roma 2:5; 16:25; 1Korintus 1:7; 14:6,26; 2Korintus 12:1,7; Galatia 1:12; 2:2; Efesus 1:17; 3:3; 1Petrus 1:13; Wahyu 1:1. Perkataan "apokalupsis" biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali itu. Adakalanya ketiga perkataan itu tidak dipakai dengan arti yang seharusnya, misalnya kata "apokalupsis" yang biasanya dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian kedua kadang-kadang dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian pertama.

    "Pelantikan Jemaat terjadi bilamana orang-orang saleh yang percaya diangkat ke awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus di sana, yaitu sebelum masa kesengsaraan. Penyataan Kristus itu akan terjadi pada waktu Ia datang beserta dengan saleh-saleh-Nya, setelah masa kesengsaraan itu berakhir, untuk menghakimi dunia ini dengan kebenaran. Pada saat pelantikan jemaat Tuhan datang ke angkasa (awan-awan) untuk menjemput orang-orang saleh-Nya. Pada waktu itu Tuhan datang sebagai mempelai laki-laki untuk menjemput mempelai perempuan-Nya untuk memerintah bangsa-bangsa dan segenap dunia. Pada masa pelantikan jemaat-Nya, Tuhan Yesus datang hanya sampai ke awan-awan untuk mengangkat orang-orang saleh-Nya (1Tesalonika 4:17). Pada waktu penyataan Kristus, Ia datang ke dunia ini dan kaki-Nya berpijak pada bukit Zaitun dari tempat mana Ia telah naik ke sorga (Zakharia 14:4). W.E. Blackstone.

    E. Penjelasan mengenai dua bagian kedatangan Tuhan

    Kita telah mencoba membedakan ayat-ayat yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan bagian pertama dan ayat-ayat yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan bagian kedua. Hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit bagi kami, akan tetapi kami berharap agar hal ini dapat berfaedah bagi jemaat. Tentunya banyak doa telah dinaikkan kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya dalam pekerjaan ini.

    Ayat-ayat berikut ini berhubungan dengan bagian pertama dari kedatangan Tuhan Yesus: 1Tesalonika 4:16,17; Filipi 3:20,21; Ibrani 9:28; Yohanes 14:3; Titus 2:13; 1Yohanes 3:2; Kolose 3:4; 2Tesalonika 2:1-3; 1Korintus 15:51-53; 1Tesalonika 5:1-5; Wahyu 3:3; Lukas 12:38,39; Matius 24:42-44.

    Pada bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu ada beberapa hal yang akan terjadi, yaitu: 1) Tuhan Yesus akan turun dari sorga dengan sorak; 2) Penghulu Malaikat akan berseru; 3) Sangkakala Allah akan berbunyi; 4) Orang-orang yang telah mati dalam Kristus akan dibangkitkan lebih dahulu, yaitu dibangkitkan dari kuburnya; 5) Lalu kita, orang-orang Kristen yang masih hidup di bumi ini akan bersama-sama dengan mereka itu diangkat ke dalam awan-awan; 6) Pada waktu itu orang-orang saleh yang diangkat itu akan diubah oleh Tuhan dan diberi tubuh kebangkitan, yaitu tubuh kemuliaan, yang tidak dapat binasa, lihat Filipi 3:20,21; 1Korintus 15:51-53; 7) Orang-orang saleh, baik yang dibangkitkan dari antara orang mati, maupun yang masih hidup, tubuhnya diubahkan, dan mereka akan bertemu dengan Tuhan di udara; 8) Mereka akan selalu tinggal bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Itulah bagian yang pertama dalam kebangkitan yang pertama.

    Ayat-ayat yang berikut menyatakan bagian yang kedua dari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali: Matius 25:31,32; Zakharia 14:4,5; Kisah 1:11; Wahyu 1:7; Matius 24:26,27,30; Yesaya 25:9; Yeremia 23:5,6; Kisah 15:16,17; Mazmur 72:8-11; Wahyu 20:10; 19:11-21; 20:24; 16:15; 2Petrus 3:10,12,13. Ini terjadi pada waktu Tuhan Yesus datang bersama-sama orang-orang saleh-Nya untuk menyatakan diri-Nya serta mendirikan kerajaan seribu tahun. Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama pada waktu Ia lahir di dunia ini sampai kenaikan-Nya ke sorga, memerlukan waktu tiga puluh tiga tahun lamanya, tetapi kedatangan-Nya yang kedua kali kelak tidak akan terbatas waktunya.

    Sebenarnya 2Tesalonika 2:7,8 mengemukakan tentang kedua bagian dari kedatangan Tuhan itu sebab ada hal yang mengenai bagian yang disebut dalam ayat itu yang mengenai bagian pertama dan ada hal yang mengenai bagian yang kedua. Dalam ayat 2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu telah mulai bekerja secara rahasia. Kuasa yang menahan pekerjaan durhaka itu tidak lain adalah Roh Kudus di dalam jemaat yaitu di dalam diri orang-orang saleh. Bilamana jemaat yaitu orang-orang saleh Tuhan sudah dilantik, maka Roh Kudus tidak mempunyai tempat tinggal lagi di dunia ini (sebab jemaat dan orang-orang saleh adalah kaabah-Nya) dan Roh Kudus itu naik bersama-sama dengan jemaat Tuhan. Tetapi itu bukan berarti bahwa Roh Kudus tidak bekerja lagi dalam dunia ini atau dalam hati manusia di dunia ini. Pada waktu itu Roh Kudus akan bekerja seperti Ia telah bekerja dalam masa Perjanjian Lama. Hanya Ia tidak mempunyai kaabah lagi di dunia. Roh Kudus itu diangkat bersama-sama dengan jemaat Tuhan, pada waktu mereka dilantik, yaitu pada waktu kedatangan Tuhan bagian pertama. Akan tetapi yang dikatakan dalam ayat 2Tesalonika 2:8, yaitu kebinasaan sipendurhaka (AntiKristus) akan terjadi pada waktu Tuhan kembali ke dunia ini untuk memerintah, yaitu bagian yang kedua dari kedatangan-Nya.

    Oleh karena ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian pertama kami bedakan dari ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian kedua, berikut ini akan dijelaskan tentang Tuhan Yesus yang "datang seperti pencuri". Ada beberapa bagian dalam Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa Tuhan akan datang seperti seorang pencuri, yaitu 1Tesalonika 5:1-6; Wahyu 3:3; 16:15; 2Petrus 3:10-12; Lukas 12:38,39; Matius 24:42-44.

    Jelas dari perkataan Tuhan Yesus dalam Matius dan Lukas bahwa Tuhan menghendaki supaya orang-orang saleh, yaitu jemaat-Nya, tetap berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dari kedua pernyataan itu jelas bahwa kedatangan-Nya akan terjadi seperti datangnya seorang pencuri, yaitu kepada orang-orang yang tidak berjaga-jaga dan tidak menunggu kedatangan-Nya. Hal itu sesuai dengan perkataan Rasul Paulus dalam 1Tesalonika 5:1-5. Rasul Paulus juga berkata bahwa hari Tuhan akan datang seperti pencuri (ayat 1Tesalonika 5:1,2). Tetapi kepada siapakah Ia akan datang seperti pencuri? Tentunya bukan kepada orang-orang saleh di Tesalonika. Hal itu nyata dari ayat 1Tesalonika 5:4,5, sebab mereka menunggu Tuhan dan siap untuk menyambut kedatangan-Nya. Demikian pula bukan kepada orang-orang saleh yang sekarang berjaga-jaga dan menunggu kedatangan-Nya.

    Dalam 1Tesalonika 5:4 Rasul Paulus membedakan antara jemaat yang sejati dengan kegelapan yang ada pada dunia ini dan pada orang-orang berdosa. Sebab kedatangan Kristus seperti pencuri, hal itu merupakan jerat kepada dunia ini dan orang berdosa. Tuhan datang dengan membawa hukuman kepada dunia ini, dan dunia ini tidak sempat melepaskan diri-Nya, lihat 1Tesalonika 5:3. Lalu dalam ayat 1Tesalonika 5:4 Paulus berkata, "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri". Perhatikanlah, Tuhan dengan setia selalu memberitahukan kepada orang-orang saleh-Nya tentang hal-hal yang akan mereka alami. Artinya Tuhan selalu menerangkan kepada orang-orang saleh-Nya nubuat yang akan terjadi atas orang-orang saleh itu. Ingatlah baik-baik bahwa Tuhan mewajibkan kepada orang-orang saleh-Nya agar mereka berjaga-jaga setiap saat. Tentunya hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah. Tak seorang pun tahu bilamana hari atau jamnya Tuhan akan datang. Tetapi tentang hal itu orang-orang saleh adalah anak-anak terang, bukan di dalam gelap. Mereka tahu tanda-tanda kedatangan-Nya, dan bilamana hal-hal dan tanda-tanda itu terjadi, maka mereka akan "bangkit dan mengangkat muka sebab penyelamatan mereka sudah dekat" (Lukas 21:28). Kalau begitu, tentu kedatangan-Nya seperti seorang pencuri bagi orang-orang yang tidak percaya, bagi orang-orang di dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga, yang tidak siap serta tidak menunggu kedatangan-Nya. Berdasarkan semua itulah maka 1Tesalonika 5:1-5 menyatakan bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    Semua itu sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada jemaat di Sardis, "Jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu" (Wahyu 3:3). Tentunya akan ada juga orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga, oleh sebab itu peringatan ini diberikan sama seperti di dalam Matius dan Lukas. Wahyu 3:3 berarti juga berhubungan dengan bagian pertama dalam kedatangan Tuhan itu, tetapi mengenai orang-orang yang tidak siap dan tidak berjaga-jaga.

    Dalam Wahyu 16:15 Tuhan berkata bahwa Ia akan datang seperti seorang pencuri. Hal itu berkenaan dengan bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ayat itu seperti suatu sisipan di antara hukuman-hukuman selama masa kesengsaraan. Dalam ayat itu tidak dikemukakan suatu perjanjian apapun mengenai pelantikan jemaat. Diberitahukan bahwa mereka yang tidak berjaga-jaga kelak akan dinyatakan dihadapan semua manusia di bumi ini, dan malaikat-malaikat juga, bahwa mereka itu telanjang, tidak dilindungi terhadap hukuman-hukuman dan kesusahan yang datang ke dunia ini. Memang ayat itu sukar ditafsirkan, bilamana kita ingat hubungannya dengan Wahyu 3:3 dan Wahyu 3:18. Akan tetapi menurut pendapat kami, orang-orang di Sardis yang tidak berjaga-jaga dan orang-orang yang telanjang di Laodikea akan bersama-sama merasai hukuman dunia ini bersama dengan orang-orang berdosa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 5:3 dan lain-lain. Mereka yang di Sardis dan di Laodikea diberi kesempatan yang baik sekali, akan tetapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu, maka oleh sebab kealpaan hilanglah pakaian mereka dan Tuhan datang kepada mereka seperti seorang pencuri untuk menghukum mereka.

    Oleh sebab semua itu kita dapat mengatakan bahwa kedatangan Tuhan untuk melantik jemaat-Nya adalah seperti seorang pencuri yang mengejutkan orang-orang berdosa dan orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga. Begitu pun dalam bagian yang kedua pada akhir masa kesengsaraan itu, kedatangan Tuhan ke dunia ini akan seperti seorang pencuri kepada orang-orang berdosa dan orang-orang yang lengah, yang tidak berjaga-jaga. Mungkin ada yang bertanya, "Kepada siapakah perkataan dalam Wahyu 16:15 itu ditujukan? Kepada jemaat atau kepada yang lain ?" Tentu bukan kepada jemaat. Kami hanya dapat mengatakan bahwa hal itu ditujukan kepada orang-orang dalam masa kesengsaraan itu, di mana mereka seharusnya berjaga-jaga. Barangkali orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga pada waktu Tuhan datang melantik jemaat-Nya akan tertinggal di bumi ini dan merasakan kesengsaraan itu.

    Dalam 2Petrus 3:10-12 Rasul Paulus mengemukakan dengan jelas tentang hukuman-hukuman yang terjadi pada bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    Tentang keadaan orang-orang di dunia ini pada waktu Tuhan Yesus hampir datang untuk melantik jemaat-Nya diterangkan dalam: Matius 24:37-42; Lukas 21:34-36.

    F. Saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali

    Yang kami maksudkan di sini ialah kedatangan Tuhan di atas awan-awan untuk melantik jemaat-Nya. Inilah bagian yang pertama dalam rencana kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita tidak dapat menentukan secara pasti kapan hari atau jamnya Tuhan Yesus akan datang untuk melantik orang-orang saleh-Nya (Matius 24:36,42; Markus 13:32). Sebenarnya maksud Tuhan bukan supaya kita tidak tahu waktunya, tetapi supaya kita selalu berjaga-jaga. Saat kedatangan Tuhan itu sudah ada dalam pengetahuan Allah Bapa dan sudah dipastikan oleh-Nya, tetapi hal itu merupakan rahasia bagi diri-Nya sendiri (Kisah 1:7). Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali itu akan terjadi pada waktu yang tidak disangka-sangka oleh manusia (Matius 24:44). Pada waktu Tuhan datang dunia ini tetap dalam keadaannya yang biasa, semua orang tetap sibuk dalam pekerjaannya dan kesenangannya (Lukas 17:26-30).

    Pada akhir zaman, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk jemaat-Nya, akan terjadi masa yang sukar; banyak orang menjadi murtad, berpaling kepada roh-roh penyesat, dan ajaran setan-setan sehingga sukar sekali mendapati orang-orang yang masih beriman (1Timotius 4:1; 2Timotius 3:1-5; Lukas 18:8). Kita banyak dinasihati agar selalu berjaga-jaga dan menantikan kedatangan Tuhan (Markus 13:34,36; Lukas 12:35,36; Matius 24:42,44; 25:13). Jadi, hal itu berarti kedatangan Tuhan dapat terjadi pada setiap waktu yang tidak terduga. Dari semua hal yang dinubuatkan dalam Alkitab yang harus terjadi sebelum Tuhan Yesus datang untuk melantik jemaat-Nya, tidak ada satupun yang belum digenapi pada masa ini. Jadi saat kedatangan-Nya itu sudah dekat.

    Mungkin ada orang yang bertanya: "Tidakkah semua orang di dunia ini akan diselamatkan sebelum Tuhan Yesus datang kembali?" Jawaban untuk pertanyaan itu terdapat dalam Matius 24:14; 25:31,32; 2Tesalonika 2:1-4; Lukas 18:8; 21:35; 2Timotius 3:1-5. Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa tidak semua orang akan percaya sebelum Tuhan Yesus datang. Juga dalam Matius 24:14 diterangkan tentang maksud Tuhan untuk masa sekarang ini. Diterangkan di situ bahwa Injil itu akan diwartakan ke seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, bukan semua bangsa akan diselamatkan dan menerima Injil itu. Hal ini diterangkan lebih jelas lagi dalam Kisah 15:14,16,17. Maksud Tuhan sekarang yaitu memilih suatu bangsa bagi nama-Nya dari segala bangsa di dunia ini. Ia menginginkan supaya mempelai perempuan Kristus diambil dari tiap-tiap suku, dan bahasa, dan bangsa, dari seluruh dunia. Tetapi hal itu tidak berarti semua orang di dunia akan diselamatkan.

    III. HAL-HAL YANG TERJADI SESAAT SESUDAH PELANTIKAN JEMAAT

    Sebelumnya kita telah membahas tentang pelantikan jemaat serta hal-hal yang terjadi pada waktu itu, yang merupakan bagian yang pertama dari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Berikut ini kita akan membahas hal-hal yang terjadi setelah pelantikan jemaat, sebelum Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya di dunia ini, yang merupakan bagian kedua dari kedatangan-Nya. Hal itu terjadi seperti suatu selingan, seolah-olah disisipkan di antara bagian pertama dan kedua dalam kedatangan Tuhan. Kita akan membahasnya dalam dua bagian, yaitu: 1) hal-hal yang terjadi di sorga dan 2) hal-hal yang terjadi di atas bumi ini.

    A. Hal-hal yang terjadi di dalam sorga

    Setiap orang Kristen harus menghadap kursi pengadilan Yesus Kristus, bukan untuk mendapat hukuman atas dosa-dosanya, melainkan untuk memberi pertanggungan jawab atas pekerjaannya atau pelayanannya. Dosa-dosa kita, orang Kristen, telah dihukum di atas kayu salib, yaitu dosa-dosa yang karenanya kita sudah bertobat serta meminta ampun dari Tuhan Yesus Kristus. Akan tetapi kalau ada dosa di dalam kita yang tidak kita akui dan kita tidak bertobat dari dosa itu, maka tak dapat tidak dosa itu akan dihakimi di depan takhta pengadilan Yesus Kristus (Kolose 3:25).

    Jadi semua orang yang percaya, harus berdiri di hadapan kursi pengadilan Yesus Kristus (2Korintus 5:10; Roma 14:10-12; Wahyu 22:12). Hal itu akan terjadi di dalam sorga sesudah jemaat-Nya dilantik. Tujuan pengadilan itu adalah untuk menentukan pahala-pahala bagi kita yang sesuai dengan pekerjaan dan pelayanan kita masing-masing. Hal ini dapat kita ketahui juga melalui perumpamaan tentang talenta dan tentang uang mina (Matius 25:14-30; Lukas 19:11-27). Pahala yang akan kita terima sesuai dengan pekerjaan kita untuk Tuhan, yaitu sesuai dengan pekerjaan yang kita bangunkan di atas dasar yang teguh, yaitu Yesus Kristus. Boleh jadi seseorang dapat diselamatkan tetapi pekerjaannya hangus dalam api (1Korintus 3:12-17). Pada pihak lain ia dapat juga membangun dengan bahan emas, perak, dan batu indah yang dapat tahan api. Oleh sebab segala pekerjaan kita bagi Tuhan akan diuji dengan api maka baiklah kita bekerja sehari-hari sambil mengingat akan hal itu (1Korintus 3:8).

    Tentang pahala bagi orang-orang yang setia dan yang menang terdapat dalam: Filipi 3:14; Kolose 3:24; Yakobus 2:5; 1:12; 2Timotius 4:8; 1Petrus 5:4; 1Korintus 9:25; 1Korintus 2:9; 1Korintus 4:5. Kita juga patut mengetahui tentang pahala-pahala yang dijanjikan kepada orang-orang yang menang, dalam surat-surat kepada ketujuh jemaat dalam pasal-pasal Wahyu 2:1-3:22, di samping pahala-pahala itu ialah segala berkat bagi penduduk Yerusalem Baru (pasal-pasal Wahyu 21:1-22:21).

    Kemudian sesudah kursi pengadilan Kristus dan pahala-pahala yang diberikan kepada orang-orang saleh, terjadilah perkawinan Anak Domba Allah dan Perjamuan Kawin Anak Domba itu (Wahyu 19:7-9; Efesus 5:25-27). Tidak dinyatakan dengan jelas kepada kita hal-hal yang berhubungan dengan Perkawinan Anak Domba itu, tetapi tentunya pada saat itu jemaat dihadapkan kepada Allah Bapa oleh Yesus Kristus dalam segala kemuliaan sorgawi. Hal itu akan merupakan suatu peristiwa yang sangat indah, tak dapat dilukiskan.

    B. Hal-hal yang terjadi di atas bumi

    Ada tiga hal yang akan terjadi pada waktu itu, yaitu masa kesengsaraan di mana si pendurhaka (Antikristus) akan menyatakan diri dan kemudian dibinasakan, dan peperangan Harmagedon.

    C. Masa kesengsaraan (kesukaran)

    Masa kesengsaraan merupakan suatu masa yang pendek antara saat pelantikan jemaat dan saat penyataan Kristus, yaitu kira-kira tujuh tahun lamanya (Daniel 9:27; Wahyu 3:10; 11:3; 13:5). Pada mulanya banyak orang Yahudi akan pulang kembali ke Palestina, mereka tidak percaya kepada Yesus dan mereka mendirikan kaabah di Yerusalem, lalu mereka mengadakan perjanjian dengan si pendurhaka (Antikristus) (Daniel 9:27; Yohanes 5:43). Setelah tiga setengah tahun si pendurhaka atau anti Kristus itu dinyatakan (2Tesalonika 2:3), lalu si pendurhaka itu membunuh "dua saksi Allah" yang telah menubuatkan tentang masa itu, dan ia juga menghentikan korban sembelihan di dalam kaabah. Kemudian si pendurhaka itu mendirikan patungnya di atas tempat kudus (Daniel 9:27; 11:31; 12:11). Lalu Setan yang murka itu beserta malaikat-malaikat pengikutnya dibuangkan ke dalam dunia sebab waktunya telah singkat, diikuti tiga setengah tahun yang akhir dari tujuh tahun itu di mana negeri yang kudus itu diinjak-injak (Daniel 9:26; Lukas 21:24; Wahyu 11:2) dan terjadilah masa kesengsaraan yang besar itu (Yeremia 30:7; Daniel 12:1; Matius 24:21; Wahyu 13:14,17). Masa kesengsaraan yang terbesar itu terjadi pada waktu anti Kristus dan Nabi Palsu menguasai dunia ini. Akan diberikan hukuman mati kepada orang yang tidak menyembah patung binatang itu, dan orang yang tidak menerima tandanya akan disiksa (Wahyu 13:15-17). Sepertiga dari orang Yahudi yang ada di Palestina pada waktu itu akan melalui masa kesengsaraan itu dengan selamat (Zakharia 13:8,9) dan mereka itu akan dikumpulkan oleh Tuhan di Yerusalem dan akan disucikan dari kesalahan mereka. Lalu kerajaan-kerajaan akan menyerang Yerusalem dan isi negeri Yerusalem ditawan oleh raja-raja itu. Sisa orang-orang Israel itu akan tetap bersandar kepada Tuhan. Pada waktu itu raja-raja dunia ini akan berhimpun untuk berperang melawan Allah dan Mesias (Mazmur 2:1-3; Wahyu 16:14,16; 17:14; 19:19). Lalu Tuhan sendiri akan turun dari sorga beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk membinasakan segala musuh-Nya serta melepaskan kaum pilihan-Nya.

    D. Si Pendurhaka (Antikristus)

    Dikemukakan dalam Alkitab bahwa ada sesuatu golongan kejahatan di dunia ini yang diantaranya banyak Antikristus (1Yohanes 2:18). Pada akhir zaman si pendurhaka itu akan dinyatakan sebagai kepala dalam hal agama dan politik, dan Iblis sendiri yang akan menguasai dirinya. Di dalam Alkitab ditulis beberapa sebutan untuk Antikristus yang menyatakan sifat dan pekerjaannya. Ia dikatakan sebagai tanduk kecil di antara sepuluh tanduk dalam Daniel 7:7,8. Sepuluh tanduk itu mengibaratkan golongan politik yang terakhir sebelum Tuhan datang. Ia dinamai "Raja dengan muka yang garang" (Daniel 8:23). Rupanya dalam #Zakharia 11:15-17 ia disebut "gembala yang pandir, yang meninggalkan domba-domba". Tuhan Yesus telah menyebut tentang dia dalam Yohanes 5:43. Dalam 2Tesalonika 2:3 ia disebut "manusia durhaka". Dalam pasal Wahyu 13:1-18 ia dinyatakan sebagai "binatang" yang mengumpulkan kerajaan-kerajaan dunia dalam golongan yang akhir itu (selidiki juga pasal Daniel 7:1-28 yang berhubungan dengan pasal Wahyu 13:1-18). Dalam Wahyu 13:1-18 perdana menterinya disebut "nabi palsu" dan dinyatakan sebagai "binatang" kedua yang bertanduk dua (bandingkan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10). Juga dalam pasal Wahyu 17:1-18 ia dinyatakan sebagai "binatang" yang menjadi kepala dari segala kekuasaan agama dan politik. Binatang itu, yaitu Antikristus, ialah suatu pribadi (bukan suatu peraturan politik) yang menjadi kepala golongan politik dan agama untuk seluruh dunia. Hal itu jelas dari Wahyu 13:18 dan 2Tesalonika 2:3. Nama binatang itu ialah sebuah bilangan (666), dan ia adalah seorang manusia yang dikuasai Iblis.

    Pekerjaan Antikristus itu dinyatakan dalam ayat-ayat yang telah disebut di atas. Ia melawan Allah dan kebenaran-Nya. Ia meninggikan dirinya serta mengaku dirinya Allah. Iblis memberi kekuasaan besar kepadanya, yaitu kuasa dalam hal politik dan agama. Kita tidak mengetahui kapan ia menyatakan diri di dunia ini. Kita hanya mengetahui bahwa ia akan muncul pada akhir zaman dan ia tidak dapat dinyatakan dengan jelas hingga jemaat Tuhan dilantik (2Tesalonika 2:1-12). Pada akhirnya Antikristus itu akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 2Tesalonika 2:8).

    E. Peperangan Harmagedon

    Selama masa kesengsaraan itu hukuman lepas hukuman dijatuhkan ke atas orang-orang berdosa dan atas kerajaan "binatang" itu. Akhirnya murka Allah dicurahkan ke atas kerajaan si pendurhaka itu. Orang-orang berdosa tidak mau bertobat, melainkan makin lama mereka makin mengeraskan hati sehingga berani melawan Allah dengan terus terang. Anak-anak durhaka itu di bawah pimpinan Antikristus akan berkumpul di suatu tempat yang bernama Harmagedon di Palestina. Mereka datang dari sebelah timur dan utara dengan maksud untuk membinasakan bangsa Yahudi serta berperang melawan Yesus Kristus. Hal-hal yang akan terjadi pada waktu itu akan diterangkan dalam Wahyu 16:12-21; 19:17-21; dan 1Tesalonika 2:7. Pada waktu itu Tuhan datang beserta dengan orang-orang saleh-Nya dan membinasakan Antikristus dan Nabi Palsu itu. Dahsyat sekali hukuman Allah atas mereka, dan akhirnya binatang dan Nabi Palsu itu dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Orang-orang yang telah menjadi pengikut mereka itu dibunuh dengan hujan batu, pedang Tuhan, dan gempa bumi yang amat hebat. Dalam Perjanjian Lama juga ada ayat-ayat yang menyatakan tentang peperangan itu (Yesaya 29:1-8; Yoel 2:11; 3:9-17; Zakharia 14:12-15). Sebenarnya ini bukan suatu peperangan sebab mereka itu hanya bersiap-siap mau melawan orang-orang Yahudi dan Tuhan Yesus, tetapi pada waktu itu Tuhan datang beserta dengan orang-orang saleh-Nya dan bala tentara sorga lalu membinasakan mereka semua.

    IV. PENYATAAN KRISTUS

    Saat penyataan Kristus berarti saat kedatangan-Nya beserta orang-orang saleh-Nya ke atas bumi ini, untuk mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini selama seribu tahun. Tentunya tindakan Tuhan yang pertama-tama pada waktu Ia datang yaitu membinasakan si pendurhaka (Antikristus) dan Nabi Palsu serta orang-orang durhaka yang mengikut mereka dalam peperangan Harmagedon itu. Penyataan Kristus termasuk bagian kedua dalam kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada waktu itu Tuhan akan datang beserta dengan semua orang saleh-Nya dari sorga. Kedatangan itu dinyatakan dalam Wahyu 19:11-21; 1:7; Daniel 7:13,14; Zakharia 14:4,5; 2Tesalonika 2:8.

    "Yesus Kristus akan nyata dan kelihatan kepada semua orang di dunia ini. Kedatangan-Nya di awan-awan hanya akan kelihatan oleh orang-orang yang akan dilantik saja. Yohanes telah melihat penyataan Kristus ketika ia berkata, 'Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia'; dan itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan ketika Ia berkata, 'Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit; dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya'" - Dr. A.B. Simpson.

    Pada waktu penyataan Kristus, orang-orang Yahudi akan melihat Dia serta insaf bahwa Ialah Mesias yang telah mereka salibkan, lalu mereka akan bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus. Pada waktu itu suatu bangsa akan dilahirkan hanya dalam waktu sehari (Zakharia 12:10-12; Yesaya 66:8); dan musuh orang-orang Israel akan dibinasakan. Ingat, inilah bagian kedua dalam kedatangan Yesus Kristus. Berikut ini adalah ayat-ayat lain yang berhubungan dengan penyataan Kristus: Matius 24:29,30; Markus 14:62; Matius 26:64; Zakharia 12:10; Yudas 1:14; 1Tesalonika 3:13.

    Pada waktu penyataan Kristus, sebelum Tuhan mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini, tentunya ada kebangkitan orang-orang saleh yang mati sahid dalam masa kesengsaraan itu (Wahyu 6:9-11; 20:4-6). Ada orang yang berpendapat bahwa kebangkitan itu adalah bagian terakhir atau penggenapan kebangkitan yang pertama.

    A. Hukuman atas bangsa-bangsa

    Dalam waktu yang singkat sesudah Tuhan kembali ke dunia ada beberapa hukuman dijatuhkan untuk mempersiapkan dunia ini bagi kerajaan-Nya seribu tahun lamanya (Wahyu 20:4). Maka bangsa-bangsa di dunia ini akan diadili dan dihukum menurut perbuatan mereka terhadap orang-orang Yahudi dan terhadap orang-orang saleh Tuhan. Hukuman itu dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46; Kisah 17:31. Bangsa-bangsa itu dihukum atas perbuatan mereka yang dilakukan sebelum Tuhan kembali ke dunia ini. Yohanes telah melihat beberapa takhta (Wahyu 20:4), maka boleh jadi ada beberapa macam hukuman yang tidak diterangkan jelas dalam ayat itu. Jadi jelaslah bahwa dunia ini akan dibersihkan dan disiapkan untuk Kerajaan Tuhan 1000 tahun lamanya. Pada waktu itu kebenaran akan memerintah di atas bumi.

    B. Kerajaan Tuhan seribu tahun

    Kerajaan Tuhan seribu tahun di atas bumi ini disebut "Millennium". Perkataan "millennium" berasal dari bahasa Latin dan artinya "seribu tahun". Dalam pasal Wahyu 20:1-15 kerajaan seribu tahun itu disebut enam kali. Itu merupakan suatu masa yang pasti dan dalam pasal itu dikatakan hal-hal yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Kerajaan Tuhan seribu tahun lamanya mulai pada waktu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia ini beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk berkerajaan di atas seluruh muka bumi ini.

    1. Hal-hal yang terjadi dalam kerajaan Tuhan seribu tahun itu

    Baiklah kita memperhatikan hal-hal yang akan terjadi pada saat sebelum kerajaan Tuhan itu. Sebelumnya, Antikristus dan Nabi Palsu telah dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Orang-orang durhaka dalam peperangan Harmagedon telah dibinasakan dan bangsa-bangsa (kerajaan-kerajaan) telah diadili dan dihukum. Masa kesengsaraan sudah lalu dan Tuhan beserta orang-orang saleh-Nya telah turun ke bumi.

    Dalam pasal Wahyu 20:1-14 kita mengetahui bahwa dalam kerajaan Tuhan itu, Iblis akan dirantai di dalam jurang maut. Orang-orang saleh Tuhan di dalam tubuh kebangkitan bersama-sama dengan Tuhan Yesus di atas bumi ini. Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan percaya kepada Mesias mereka dan akan diselamatkan, lalu mereka itu akan membawa berita keselamatan itu kepada orang-orang di seluruh dunia yang pada waktu itu belum percaya kepada Yesus Kristus. Lihat Zakharia 8:13-23 dan bandingkan dengan Kisah 15:14-17. Bangsa Yahudi akan menjadi bangsa yang terkemuka di dunia ini, dan kerajaan-kerajaan lain akan terpaksa mengaku dan menyembah Yesus Kristus. Pada waktu itu Yerusalem akan menjadi ibu kota seluruh dunia (Yesaya 2:1-4; Zakharia 14:16). Pada waktu itu Tuhan Yesus akan memerintah kerajaan itu dengan keadilan dan kebenaran (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9). Dunia ini akan diubah dan diperbaiki (Roma 8:19-21; Yesaya 65:17-25; 35:1; 55:13). Binatang yang buaspun akan menjadi jinak.

    Orang-orang saleh Tuhan akan memerintah bersama dengan Tuhan. Mereka itu akan mendapat bagian dalam hal memerintah dunia ini selama seribu tahun.

    Orang-orang Yahudi akan menjadi terkemuka dalam masa itu. Pada waktu itu mereka akan diselamatkan (bandingkan Yeremia 23:5,6 dan Roma 11:26). Tuhan Allah telah mengadakan suatu perjanjian yang kekal dengan Daud dan perjanjian itu tidak akan pernah dibatalkan (pasal 2Samuel 7:1-29). Ia berjanji bahwa senantiasa akan ada seorang yang akan duduk di atas takhta Daud (Yeremia 33:17). Dan ketika Tuhan Yesus datang di dunia zaman dahulu, hanya Ia yang berhak atas takhta itu, bahkan sampai sekarang juga (Lukas 1:32). Bilamana Tuhan datang kembali maka Ia akan duduk di atas takhta Daud itu (Yesaya 9:6,7). Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan menjadi suatu berkat besar di dunia ini (Zakharia 8:13), dan orang-orang lain akan mencari Allah bangsa Yahudi itu (Zakharia 8:23). Pada waktu sekarang ini orang-orang Yahudi mulai kembali ke tanah air mereka, tetapi dalam kerajaan Tuhan seribu tahun kelak hal ini digenapkan. Mereka akan disucikan dari segala kecemaran mereka dan diberi hati baru (Yehezkiel 27:23,25; 36:25-27,29). Pada waktu itu padang belantara akan menjadi seperti Taman Eden dan bilangan kaum itu akan bertambah-tambah. Maka Yerusalem akan di sebut sebagai "kota kebenaran".

    Sehubungan dengan semuanya ini maka di dunia ini akan mengalami suatu masa damai. Dalam peperangan Harmagedon tidak semua orang dibinasakan melainkan hanya para bala tentara si pendurhaka itu. Sebagian besar manusia akan tetap tinggal di tanah airnya dan mereka akan hidup dalam kerajaan seribu tahun itu. Semuanya akan mengakui Yesus Kristus dan semuanya akan tunduk kepada-Nya (Yesaya 45:23; Roma 14:11). Kalau ada orang yang mendurhaka kepada perintah Tuhan maka ia akan dibinasakan, dan semua kerajaan akan tunduk kepada Tuhan Yesus Kristus (Zak 14:16-19). Pada masa kerajaan seribu tahun itu tidak akan ada peperangan, orang-orang akan menghancurkan alat-alat peperangan dan menjadikannya alat-alat pertanian seperti bajak, dll. (Yesaya 2:4; Mikha 4:3, bandingkan dengan ketujuh ayat yang pertama dalam pasal-pasal itu). Tuhan Yesus Kristus akan memerintah dengan kebenaran dan dengan tongkat besi (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9; Wahyu 2:27; 12:5; 19:15), raja-raja, para pembesar dan semua bangsa akan menyembah Kristus (Mazmur 2:8; Wahyu 15:4; Zakharia 14:16; Yesaya 49:7; Mazmur 72:8-11). Dunia ini akan penuh dengan pengetahuan akan Tuhan seperti air laut yang menutupi dasarnya (Yesaya 11:9).

    2. Maksud kerajaan seribu tahun

    Kerajaan Tuhan yang seribu tahun lamanya itu akan menjadi zaman keemasan atau masa yang terbaik di atas bumi ini. Akan tetapi masa itu juga merupakan suatu masa ujian bagi manusia sama seperti masa-masa sebelumnya. Pada masa itu dunia ini akan mengalami keadaan yang terbaik. Selama waktu itu Iblis dirantai sehingga ia tidak dapat menggoda orang-orang, dan Tuhan Yesus memerintah dengan kebenaran.

    "Maksud Allah yaitu menguji manusia dalam masa seribu tahun itu untuk melihat apakah manusia akan mentaati perintah-Nya atau tidak. Tuhan sudah menguji manusia dalam masa tidak ada dosa, dalam masa di mana manusia bergantung pada tempelakan hati nurani, dalam masa pemerintahan manusia, dalam masa perjanjian, dalam masa Taurat, dan sekarang manusia sedang diuji dalam masa kasih karunia. Dalam kerajaan seribu tahun itu manusia akan diuji dalam masa kebenaran. Ujian itu akan menyatakan apakah manusia akan berkenan kepada Allah atau tidak dalam suasana yang terbaik, yaitu dengan Iblis diikat, keadaan dunia akan diperbaiki, damai di dunia, dan Tuhan Yesus memerintah dengan keadilan dan kebenaran". - Charles Feinberg. Tetapi walaupun demikian manusia dalam keadaan hatinya yang sebenarnya tidak dapat berkenan kepada Allah, meskipun dalam suasana yang terbaik sekalipun.

    Sesudah kerajaan seribu tahun itu maka Iblis akan dilepaskan untuk waktu yang singkat. Lalu ia mulai menggoda manusia lagi dan banyak orang yang akan terpikat oleh Iblis itu (Wahyu 20:7-9) serta melawan Allah. Hal itu menunjukkan bahwa selama seribu tahun itu hati manusia belum diubahkan. Mereka itu telah tunduk kepada Kristus secara lahir, tetapi akhirnya mereka mendurhakai kepada Kristus. Hal itu juga menyatakan betapa perlunya manusia dilahirkan baru. Hal itu juga menyatakan bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri meskipun dalam suasana yang terbaik. Oleh sebab itu manusia tidak dapat berdalih.

    C. Durhaka yang terakhir

    Sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun, maka Iblis akan dilepaskan dari jurang maut. Pada waktu itu Iblis akan menggoda manusia dan bangsa-bangsa dan manusia, dan mengajak mereka berontak kepada Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 20:7-10). Kita akan merasa heran sebab ribuan manusia akan mengikuti Iblis dalam maksudnya yang jahat itu. Jumlah mereka adalah seperti pasir di tepi laut. Maksud si Iblis adalah akan melawan Kristus dan orang-orang saleh-Nya, dan mereka mulai menyerang negeri yang dikasihi (Yerusalem) itu. Pada waktu itu kesabaran Allah terhadap dosa, orang-orang berdosa dan makhluk yang berdosa, sudah habis. Lalu Tuhan Allah menurunkan api dari sorga ke atas mereka itu dan Iblis dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Di situ Iblis akan disiksa selama-lamanya dan ia tidak dapat lagi menggoda manusia atau pun malaikat. Itulah akhir dosa.

    D. Kebangkitan menuju kebinasaan

    Ketika Yesus berada di bumi ini Ia telah berkata bahwa semua orang mati itu akan mendengar suara-Nya lalu bangkit (Yohanes 5:28,29). Bagi orang yang berbuat jahat kebangkitan itu akan menjadi kebangkitan menuju kebinasaan. Rasul Paulus juga berkhotbah mengenai kebangkitan dalam Kisah 17:31,32, sebab kebangkitan itu adalah salah satu bagian dalam Injil. Akan tetapi kebangkitan orang-orang yang percaya tidak sama waktunya dengan kebangkitan orang-orang yang tidak percaya. Kebangkitan orang-orang yang percaya akan terjadi pada waktu pelantikan jemaat yaitu pada bagian pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali, sebelum kerajaan seribu tahun. Kebangkitan orang-orang yang tidak percaya akan terjadi sesudah kerajaan seribu tahun (Wahyu 20:5,12). Tuhan Yesus mengatakan (Yohanes 5:29) itu adalah kebangkitan menuju kebinasaan, sebab mereka itu akan dibinasakan (Wahyu 20:15).

    E. Penghakiman Takhta Putih

    Dosa orang-orang yang percaya telah dihukum di atas kayu salib. Kelak orang yang percaya harus berdiri dihadapan takhta pengadilan Yesus Kristus untuk membuat perhitungan mengenai pekerjaan dan pelayanannya. Hal itu sudah dibahas dan tidak perlu diulangi lagi. Jadi tinggal orang-orang berdosa saja yang harus dihukum.

    Hanya orang-orang berdosa yang tidak percaya yang akan berdiri di hadapan penghakiman Takhta Putih itu. Di situlah hukuman yang terakhir dijatuhkan ke atas orang-orang berdosa, dan itulah akhir dari hukuman atas dosa. Hukuman Takhta Putih diterangkan dalam Wahyu 20:11-15. Tuhan Yesus Kristus adalah Hakim yang duduk di atas takhta itu (Yohanes 5:22; Kisah 17:31). Mereka itu diadili sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab Allah. Barangsiapa yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan, ia akan dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Semua orang mati yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk dihakimi di depan Takhta Putih itu, pasti akan dilemparkan ke dalam lautan api. Tidak ada keterangan dalam ayat-ayat tersebut tentang seorangpun yang lepas dari hukuman itu. Kitab Kehidupan ada di situ tetapi orang-orang yang namanya tertulis dalam Kitab itu tidak ada.

    F. Langit yang baru dan bumi yang baru

    Rupanya langit dan bumi ini akan lenyap pada waktu orang-orang berdosa menghadap takhta Putih (Wahyu 20:11; Matius 24:35; 2Petrus 3:10-13), supaya pada waktu itu hanya Takhta Allah yang tetap teguh. Seolah-olah Tuhan Allah menginginkan segala makhluk sorga, orang-orang saleh, orang-orang jahat dan roh-roh jahat sekalipun hanya memandang kepada Allah pada waktu Ia memberikan hukuman yang terakhir atas dosa itu. Kejadian itu dahsyat. Langit dan bumi yang lama itu akan lenyap sehingga tidak tampak lagi bekasnya. Api dari Allah akan menghanguskan dan melenyapkan semuanya, seperti yang dikatakan oleh Petrus. Lalu Tuhan mengadakan langit dan bumi yang baru, dan itulah yang dilihat oleh Yohanes dalam Wahyu 21:1-27 dan Wahyu 22:1-21. Akan ada orang-orang baru yang tinggal di Yerusalem Baru yang terdapat di bumi yang baru dan langit yang baru itu, yang semuanya semata-mata suci.

    Di dalam langit yang baru dan bumi yang baru itu tidak ada sesuatu yang najis, melainkan sekaliannya suci. Allah sendiri akan diam di Yerusalem Baru itu bersama-sama dengan manusia yang telah ditebus-Nya. Segala akibat dosa telah dihapuskan (Wahyu 21:4). Air Kehidupan diberikan kepada semuanya (Wahyu 21:6). Kota itu lebih mulia dari apa yang dapat kita bayangkan (Wahyu 21:11-27). Tidak perlu lagi Bait Suci sebab Allah dan Anak Domba adalah Bait Sucinya (Wahyu 21:22). Tidak perlu lagi matahari atau bulan sebab Allah dan Anak Domba itu adalah lampunya (Wahyu 21:23). Rupanya akan ada bangsa-bangsa baru di bumi baru itu (Wahyu 21:24). Sungai air kehidupan ada di situ (Wahyu 22:1). Pohon kehidupan ada di situ (Wahyu 22:2). Penduduk negeri itu akan melayani Tuhan sepanjang abad yang kekal (Wahyu 22:3). Tuhan telah menyediakan suatu pekerjaan bagi masing-masing kita, dan pekerjaan itu akan dilakukan dengan sempurna tanpa diganggu oleh Iblis seperti yang terjadi di atas bumi yang lama. Pada waktu itu Allah akan menjadi semua di dalam semua (1Korintus 15:24-28). Dengan demikian nyatalah kemenangan Allah atas dosa dan Setan.

    G. Peringatan dan ajakan

    Pada pasal yang terakhir dalam Alkitab, Tuhan Allah memberikan dua ayat peringatan dan satu ayat ajakan. Wahyu 22:11,12 berisi peringatan kepada orang yang tidak mau bertobat dan peringatan kepada semua orang saleh bahwa Tuhan akan datang segera. Tetapi Tuhan tidak menutup Alkitab ini tanpa ajakan kepada orang-orang yang mau bertobat (Wahyu 22:17). Maka Roh Kudus memanggil semua orang. Mempelai perempuan (jemaat) memanggil semua orang. Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "marilah". Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia berkata: "Marilah". Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu berkenaan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" (2Korintus 6:2).

    "Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikkan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus" (Efesus 2:7).

    "Alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya" (Roma 11:33).

    "Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu tak kedapatan tak bercacat dan tak berdosa dihadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia" (2Petrus 3:14).

    "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak ternoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang Esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa, sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin" (Yudas 1:24,25).

    "Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin" (Ibrani 13:20,21).

    "Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: 'Ya, Aku datang segera! Amin, datanglah, Tuhan Yesus!'" (Wahyu 22:20).

    Bagian F. Lampiran

    I. PREMILLENNIALISME

    Kedatangan Tuhan Yesus adalah sebelum kerajaan Seribu Tahun

    Penjelasan yang tegas tentang Premillennialisme sangat perlu untuk jemaat Tuhan pada dewasa ini.

    Premillennialisme berarti kita percaya kepada "pengharapan kita yang penuh bahagia" (Titus 2:13), yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita yang terjadi sebelum kerajaan seribu tahun, dan Ia sendiri yang akan datang. Hal itu akan terjadi pada saat kapan saja, dalam waktu yang tidak lama lagi.

    Premillennialisme mengajarkan bahwa kerajaan Tuhan Yesus akan didirikan di atas bumi ini selama seribu tahun, dan kerajaan itu akan berlangsung pada waktu Tuhan Yesus kembali ke dunia ini. Sebaliknya, Postmillennialisme (post = sesudah, millennium = 1000 tahun) mengajarkan bahwa Tuhan Yesus akan datang sesudah seribu tahun itu. Sedangkan Amillennialisme (tak ada millennium) mengatakan bahwa tak ada kerajaan seribu tahun, melainkan masa itu akan selesai dengan hukuman akhir, dan barulah akan terjadi bumi yang baru dan langit yang baru.

    "Perlu diketahui bahwa Premillennialisme ialah salah satu cara menafsirkan Alkitab, bukan merupakan bagian dari keselamatan kita. Seseorang dapat juga dilahirkan kembali dengan tidak memegang ajaran Premillennialisme. Jadi orang yang berpegang pada paham Premillennialisme janganlah menyebut orang yang bukan Premillennial itu "bidat". Dan sebaliknya kelompok Postmillennialisme janganlah menyebut orang Premillennial itu "bidat".

    Alkitab dan sejarah gereja menyatakan dengan terus terang bahwa jemaat yang mula-mula pasti berpegang pada Premillennialisme. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan "pengharapan yang penuh bahagia" bagi jemaat yang mula-mula pada waktu mereka menderita aniaya dan siksa di bawah pemerintahan kerajaan Romawi. Pada zaman Agustinus terjadilah perubahan pada penafsiran nubuat Alkitab; kemudian dalam abad-abad kegelapan (sebelum Reformasi) pengharapan akan kedatangan Tuhan yang akan terjadi pada waktu yang tak disangka-sangka itu menjadi kabur. Pada waktu Reformasi mereka tidak memperhatikan pengajaran itu. Tetapi dalam tiga abad yang terakhir ini pengajaran tentang ajaran Premillennialisme dihidupkan kembali.

    Postmillennialisme mengatakan bahwa orang-orang Kristen dengan usaha sendiri akan mencapai masa keemasan itu (kerajaan 1000 tahun) tanpa Tuhan hadir di dunia ini secara badani. Mereka mengatakan bahwa orang Kristen sendiri akan menyediakan dan memperbaiki dunia ini untuk kedatangan Tuhan.

    "Postmillennialisme berkembang pada akhir abad 19 dan permulaan abad 20. Pada abad 19 banyak terjadi kebangunan-kebangunan rohani yang besar di Inggris dan Amerika Serikat, dan hal itu menghasilkan kemajuan besar dalam pengabaran Injil oleh misi-misi Protestan. Perluasan pengabaran Injil itu telah sampai ke tiap-tiap benua dan sampai juga ke daerah-daerah pedalaman negara-negara. Waktu itu terjadi beberapa perbaikan sosial, dan kemajuan dalam beberapa bidang. Hal-hal itu disangka merupakan langkah-langkah yang menuju pada kerajaan seribu tahun itu. Terlebih pula mereka bertambah yakin akan hampirnya kedatangan kerajaan seribu tahun itu dengan lahirnya satu perserikatan bangsa-bangsa yang dinamai 'League of Nations'. Banyak orang yang menyangka bahwa perserikatan Bangsa-Bangsa itu akan dapat menjamin perdamaian dunia yang dirindukan manusia sejak berabad-abad lamanya. Lalu munculah perang dunia yang kedua. Perang dunia yang kedua itu telah membingungkan kelompok Postmillennialisme serta menghancurkan impian-impian mereka tentang perdamaian itu. Sekarang hampir-hampir tak terdengar lagi sesuatu dari kelompok itu tentang nubuat Alkitab.

    "Amillennialisme bukanlah suatu cara penafsiran Alkitab, melainkan suatu tantangan terhadap tafsiran Premillennialisme dan Postmillennialisme. Tak ada suatu susunan asas Amillennialisme. Ajaran Amillennialisme lebih menitikberatkan kepada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali dan korban perdamaian-Nya daripada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali". Mereka yang berpegang pada Amillennialisme berpendapat bahwa millennium yang dinubuatkan adalah yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Paham ini tidak menganggap millennium itu suatu masa keemasan yang kelak terjadi, melainkan menyamakan millennium itu suatu dengan masa sekarang, yang disebut "masa Injil". Pengajaran itu juga tidak membedakan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan maksud-Nya terhadap jemaat Kristen. Selanjutnya, mereka berpegang pada pendirian bahwa pada masa ini Iblis sedang dirantai.

    "Premillennialisme adalah sebagai teropong. Pandangan terhadap Alkitab oleh pengajaran Premillennialisme adalah sebagai teropong untuk memandang dari jauh kepada keseluruhannya. Kita yakin bahwa pengajaran Premillennialisme sesuai dengan isi Alkitab.

    "Perjanjian Lama dan Baru tidak menyebutkan perhitungan tahun (tawarikh) yang tepat, oleh sebab itu kalau seseorang mencoba menentukan hari dan tahun kedatangan Tuhan pasti ia akan salah menentukan. Menentukan hari kedatangan Tuhan dan mementingkan hal-hal kecil dalam nubuat akan menyebabkan kekeliruan dan berbahaya bagi kita. Adakalanya seseorang salah sangka tentang si pendurhaka (Antikristus), misalnya orang-orang menyangka Napoleon, Kaisar Wilhelm II atau Mussolini dan lain-lain adalah si pendurhaka itu. Sejarah dunia sekarang ini tidak menerangkan tentang nubuat Alkitab, tetapi nubuat Alkitab mungkin menerangkan bahwa sejarah dunia sekarang ini.

    "Adakalanya orang yang berpegang pada Premillennialisme salah memusatkan perhatiannya. Mereka berusaha mengetahui tentang kedatangan Antikristus, bukan kedatangan Kristus. Oleh sebab itu ada orang yang menyalahkan pengajaran itu. Akan tetapi seorang yang sungguh-sungguh mengerti serta menurut pengajaran Premillennialisme, ia akan sangat memperhatikan serta mentaati Amanat Agung dari Tuhan Yesus (mengabarkan Injil kepada seluruh dunia), bukan hanya memperhatikan masa kesengsaraan itu saja. Orang yang sungguh-sungguh menuruti pengajaran Premillennialisme akan menjadi seorang yang dapat diajar dan yang gemar menyelidiki Alkitab. Ia mengetahui keperluan orang-orang Kristen dan orang-orang yang belum mengenal Kristus; Ia adalah seorang yang taat kepada suara Roh Kudus.

    "Asas pengajaran itu menjadi dasar pikiran kita, filsafat kita, dan perbuatan kita. Pengajaran itu memberi arti kepada segenap hidup dan pelayanan kita.

    "Pengajaran Premillennialisme itu memberikan pandangan yang patut mengenai penciptaan dan kesudahan segala sesuatu. Pengajaran itu mengakui bahwa Tuhan telah mempunyai rencana, peraturan dan maksud untuk dunia ini serta manusia yang mendiaminya. Rasul Petrus dengan ilham dari Roh Kudus telah berkata kepada orang banyak di Serambi Salomo: 'agar Tuhan ... mengutus Yesus yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Kisah 3:20,21.

    "Yang dimaksud dalam pelajaran nabi-nabi tentang waktu pemulihan segala sesuatu' (Kisah 3:21) ialah zaman keemasan dan keberkatan di dunia ini pada waktu laknat dosa dicabut (Yesaya 11:1-9; Roma 8:19-23); dan kerajaan Israel akan didirikan lagi, (Yesaya 11:10; 12:6; Ulangan 4:27-31; 31:9; Hosea 3:4,5, dll).

    "Waktu pemulihan segala sesuatu, menunjuk ke belakang kepada penciptaan yang mula-mula dan maksud Tuhan atas penciptaan itu. Para penganut ajaran Premillennialisme itu juga percaya akan karya Allah yang menciptakan segala sesuatu oleh kuasa perintah-Nya. Sungguhpun mereka tidak mempersoalkan perkara-perkara yang kecil, baik yang telah lalu maupun yang belum digenapkan, namun mereka telah memiliki kepastian tentang yang lalu dan yang akan terjadi. Oleh sebab mereka percaya kepada Tuhan Yesus dan Alkitab, mereka mengenal sang Khalik itu serta membuktikan bahwa Ia setia. Bagi mereka, dunia ini bukan suatu jam besar yang kelak akan berhenti, melainkan dunia ini juga akan mengalami suatu masa keemasan yang akan terjadi di atas bumi ini, setelah itu akan mendapat langit yang baru dan bumi yang baru.

    "Ajaran Premillennialisme memberi arti kepada sejarah dunia dan dorongan kepada pelayanan kita. Alkitab menyatakan bahwa Allah mempunyai hubungan yang erat dengan manusia dan 'mata Tuhan menjelajah seluruh bumi', dan 'Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa'.

    "Sejarah dunia berjalan terus sampai kepada akhirnya; berjalan terus dari mulai menerima tanggung jawab sampai kepada saat menerima hukuman. Alkitab menyatakan masa-masa di mana Tuhan Allah mempunyai hubungan yang istimewa dengan manusia. Tiap-tiap masa itu sudah diakhiri dengan hukuman, dan masa kasih karunia inipun akan diakhiri dengan hukuman.

    "Ajaran Premillennialisme itu mengutamakan tanggung jawab jemaat untuk mengabarkan Injil kepada seluruh dunia dan hubungan tugas itu dengan kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali. Ajaran itu membenarkan bahwa sisa orang Israel akan kembali ke tanah air mereka serta mendirikan negaranya di sana. Andaikata kembalinya bangsa Israel ke tanah air mereka tidak dinubuatkan dalam Alkitab, tentunya hal itu sangat luar biasa, sebab Alkitab adalah kitab yang dianggap orang adi kodrati (super natural); sebab biasanya apabila suatu bangsa dikalahkan dan diusir dari tanah airnya, mereka tidak dapat kembali lagi. Ajaran itu juga membenarkan hukuman melalui masa kesengsaraan atas bangsa-bangsa dunia ini, yang kemudian diikuti oleh "Waktu pemulihan segala sesuatu". Di luar tinjauan Premillennialisme sejarah dunia merupakan suatu rahasia dan kebodohan.

    "Orang yang menurut ajaran Premillennialisme wajib mengetahui pesan Kristus kepada jemaat-Nya yang harus dilaksanakan dalam masa antara Tuhan Yesus naik ke sorga sampai saat Ia akan datang kembali. Pesan itu ialah 'Kamu akan menjadi saksi-Ku ... sampai ke ujung bumi', yang dikatakan-Nya sebelum Ia naik ke sorga. Lalu malaikat berkata kepada murid-murid Yesus pada waktu itu: 'Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga', Kisah 1:8,11.

    "Orang Kristen yang menuruti ajaran Premillennialisme memperhatikan benar-benar tugasnya pada masa ini dan tidak kuatir terhadap hal-hal yang akan datang. Ia melihat serta mengerti segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sebagaimana adanya, dan ia bersuka cita dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ia seorang yang rajin melakukan segala kewajibannya sebagai orang Kristen, dan ia tidak dibingungkan oleh keributan yang melanda dunia ini. Ia insaf bahwa sejarah dunia tentu akan menggenapkan kehendak Tuhan.

    "Ajaran Premillennialisme membedakan nilai hal-hal yang kekal dengan yang tidak kekal. Suatu pengadilan umum pada akhir masa ini merupakan hal yang samar-samar bagi sebagian besar orang Kristen. Di samping itu mereka tidak merasakan pentingnya pengadilan semacam itu sehingga mereka menganggap masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap menghadapi pengadilan itu".

    Namun, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu dapat terjadi pada saat kapan saja dan Ia sendiri yang akan datang, jadi hal ini menyatakan betapa penting dan hebatnya saat kita sekalian harus menghadap takhta pengadilan Kristus, dan mungkin kita segera dipanggil ke situ untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita, 1Korintus 3:9-15; 2Korintus 5:9-11; Roma 14:10.

    Oleh sebab orang Kristen harus menghadap takhta pengadilan Kristus, hal itupun patut menimbulkan keinsafan bahwa kehidupan kita adalah suatu amanat suci daripada Allah. Oleh sebab itu kita harus merebut tiap-tiap kesempatan hari demi hari untuk mempermuliakan dan melayani Allah. Ajaran Premillennialisme membenarkan pepatah, "Hanya ada satu kehidupan bagi kita yang akan cepat berlalu, tetapi yang kita buat untuk Kristus tak akan berlalu". Hanya emas, perak, dan batu-batu indah yang tahan uji pada waktu pengadilan Kristus.

    "Ajaran Premillennialisme membenarkan pengajaran Alkitab bahwa kita janganlah mementingkan hal-hal duniawi, baik berkat-berkatnya maupun kepahitan-kepahitannya yang menyebabkan putus asa. Semua itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan diberikan kepada anak-anak Allah. Jadi, baiklah kita tetap giat di dalam pekerjaan kita tanpa memperdulikan balasan dari dunia ini, baik pujian maupun kecamannya. Yang kita rindukan hanyalah perkataan Tuhan kepada kita: 'baik sekali perbuatanmu itu, hak hambaku yang baik dan setia'.

    "Jelas kepada kita, bahwa asas Premillennialisme memusatkan perhatian kita kepada nilai-nilai yang sejati. Ajaran itu menekankan tanggung jawab kita dan pahala-pahala bagi orang-orang yang setia. Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) dan perumpamaan tentang uang mina (pasal Lukas 19:11-27) adalah hal-hal yang sangat penting bagi orang Kristen yang berpegang pada Premillennialisme. Janji Tuhan Juruselamat, kepada kita adalah, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya, Wahyu 22:12.

    "Ajaran Premillennialisme menekankan bahwa kita, orang Kristen, memiliki dua kewarganegaraan. Alkitab mengatakan bahwa kita adalah warganegara dari suatu negara, tetapi juga warganegara dari kerajaan Allah. Prinsip-prinsip kewarganegaraan dunia ini diterangkan dalam Roma 13:1-7 dan 1Petrus 2:13-17. Pemerintahan manusia dibentuk oleh Allah untuk kebaikan manusia, dan mereka yang memerintah harus bertanggung jawab kepada Allah. Orang Kristen wajib mentaati undang-undang negara, menghormati yang berwajib serta menjadi warganegara yang baik, sebagai saksi Kristen.

    "Orang Kristen juga harus menginsafi bahwa pemerintahan manusia dibatasi oleh yang Mahakuasa. Rasul Petrus mengatakan, "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia" (1Petrus 2:13), juga dihadapan Mahkamah Agama bangsa Yahudi, 'Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia' (Kisah 5:29). Dengan kata lain Rasul Petrus menuntut haknya untuk mengabarkan Injil, tetapi ia mengakui bahwa dapat juga ia diusir dari kabah ketika ia mengabarkan Injil.

    "Pada saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus, saat itulah ia menjadi warganegara kerajaan Allah. Kolose 1:13 mengatakan bahwa Allah 'memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih'. Orang-orang yang percaya adalah 'anak-anak kerajaan' (Matius 13:38) walaupun pada waktu ini Raja itu belum datang. Jikalau mereka itu tidak dilahirkan kembali tentu mereka tidak dapat melihat kerajaan Allah (Yohanes 3:3). Oleh sebab mereka menjadi warganegara Kerajaan Allah, maka patutlah mereka mencari lebih dahulu hal-hal tentang kerajaan itu (Matius 6:33).

    "Tujuan kewarganegaraan surga ialah memberitahukan tentang Yesus Kristus, bahwa Ia adalah Tuhan dan Juruselamat, dan di samping itu melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara tanah airnya. Kita patut 'tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia' (Filipi 2:15). Orang Kristen bertanggung jawab kepada pemerintahan manusia dan kepada kerajaan Allah, itulah yang ditekankan oleh ajaran Premillennialisme.

    "Ajaran Premillennialisme memberi dorongan yang kuat sekali dalam hal kesucian hidup dan pengharapan pada masa ini. Kita diajar untuk tidak berkuatir tentang sesuatu, tetapi hal itu tidak berarti bahwa kita harus bersikap tidak peduli. 1Yohanes 3:2,3 mengatakan: 'Akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.' Banyak nasihat mengenai hal itu di dalam Alkitab. 'Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik,' Titus 2:11-14. Demikian pula 2Petrus 3:11-14. Dan 1Tesalonika 5:1-11 menyatakan dengan tegas bahwa orang-orang yang percaya ialah 'anak-anak terang' dan mereka wajib berjaga-jaga dan bersiap menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    "Kepada hamba yang setia dan taat pada pujian, 'Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang' (Matius 24:46). Tetapi ayat-ayat yang berikut ini merupakan peringatan yang keras: 'Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan-minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi' (Matius 24:48-51). Oleh sebab kedatangan Tuhan sudah dekat, hendaklah orang Kristen yang Premillenial itu berhati-hati, jangan saling memukul dengan teman-temannya yang sama-sama melayani Tuhan.

    "Bagi anak-anak terang kedatangan Tuhan yang sudah dekat itu bagaikan pelita dalam malam yang gelap. Hal itu memberi kesabaran kepada-Nya seperti yang dikatakan oleh Tuhan, 'Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu', Lukas 21:19. Hal itu patut mengajar kita menjadi rajin dan hidup suci. Kita mengingat perkataan Tuhan, 'Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri dihadapan Anak Manusia, Lukas 21:36.

    "Kedatangan Tuhan yang dapat terjadi pada setiap saat itu ditegaskan oleh perkataan ini: 'Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat' Lukas 21:28.

    "Ajaran Premillennialisme memberikan pandangan yang patut mengenai penciptaan dan kesudahan segala sesuatu, memberikan arti kepada sejarah dunia, memberikan dorongan bagi pelayanan, menyatakan perbedaan nilai hal-hal yang kekal dengan yang tidak kekal, menginsafkan kita akan tanggung jawab dunia ini dan juga sebagai warganegara kerajaan Allah, serta memberikan dorongan kepada kita untuk hidup suci dan untuk tetap berpegang kepada pengharapan kita pada akhir zaman ini.

    "Orang yang berpegang pada ajaran Premillennialisme bukanlah orang yang pesimis (yang selalu berpengharapan/berpandangan tidak baik dalam menghadapi segala hal), melainkan ia adalah orang yang optimis (yang selalu berpengharapan/berpandangan baik dalam menghadapi segala hal).

    Dilahirkan Untuk Berbuah (Dawson Trotman)

    Pendahuluan

    Beberapa tahun yang lalu, ketika mengunjungi Endiburg (Skotlandia), saya berdiri di jalan raya yang tidak jauh dari tempat peristirahatan saya. Pada waktu saya berdiri di sana, saya melihat sepasang suami istri datang ke arah saya dengan mendorong kereta bayinya. Mereka kelihatan senang sekali, berpakaian baik dan kelihatannya orang kaya. Saya mencoba memandangi bayi itu sekilas ketika mereka lewat, melihat perhatian saya kepada bayi mereka, mereka berhenti dan mempersilahkan saya untuk melihat si kecil yang berpipi merah muda.

    Saya mengamati mereka sebentar, ketika mereka berjalan terus dan berpikir betapa indahnya bahwa Allah mengizinkan seorang laki-laki memilih seorang wanita yang kelihatan sangat cantik dan yang mengasihi dia, dan wanita itu memilih dia dari semua laki-laki yang dia kenal. Kemudian mereka memisahkan diri mereka untuk menjadi satu, dan Allah dalam rencanaNya memberi mereka kemampuan untuk melahirkan. Bayi yang telah lahir dalam keluarga itu sesuatu yang menakjubkan, karena mempunyai beberapa ciri yang kelihatan sama dengan ayah dan ibunya. Setiap orang tua melihat gambaran dirinya pada anak yang dikasihinya.

    Melihat kejadian masa kecil di atas saya rindu kepada masa kecil saya. Yang sangat saya sayangkan karena tidak akan pernah saya alami lagi. Pada waktu saya terus berdiri di jalan itu saya melihat kereta bayi lain datang ke arah saya. Sebuah kereta bayi bekas dan sudah tua. Jelas kedua ayah dan ibunya miskin. Kedua-duanya berpakaian kurang baik dan sangat sederhana, tetapi pada saat saya menunjukkan keinginan untuk melihat bayi mereka, mereka berhenti dan merasa bangga sama seperti orang tua tadi yang mengizinkan saya memandangi bayinya yang berpipi merah muda dan bermata indah.

    Saya berpikir pada waktu mereka melanjutkan perjalanan, "Allah telah memberikan bayi kecil ini yang orang tuanya tidak punya apa-apa yang Dia berikan juga kepada orang lain. Anak kecil itu memiliki lima jari-jari pada setiap tangannya, bibirnya yang mungil dan mempunyai dua buah mata. Kalau dirawat sebagaimana mestinya, tangan-tangan kecil itu pada suatu hari nanti dapat menjadi tangan-tangan seniman atau musikus.

    Kemudian timbul pikiran lain dalam benak saya: "Tidaklah mengherankan bahwa Allah tidak memilih yang sehat dan berpendidikan dan berkata, 'Kamu boleh mempunyai anak', dan kepada yang miskin dan tidak berpendidikan berkata, 'Kamu tidak boleh mempunyai anak'. Setiap orang di bumi ini mempunyai hak untuk mempunyai anak.

    Perintah pertama yang diberikan kepada manusia ialah "Beranak cuculah dan bertambah banyak." Dengan perkataan lain, ia melahirkan seperti dirinya sendiri. Allah tidak berkata kepada Adam dan Hawa, orang tua pertama kita, untuk menjadi orang tua rohani. Mereka telah menjadi serupa dengan gambarNya. Dosa belum berkuasa. Ia hanya berkata, "Beranak cuculah, saya ingin lebih banyak lagi seperti anda, lebih banyak lagi seperti gambaranKu."

    Hambatan-hambatan

    Hanya sedikit hal yang membuat manusia tidak bertambah banyak secara jasmani. Salah satu adalah tidak menikah. Jika mereka tidak menikah mereka tidak akan melahirkan. Kebenaran ini perlu dipegang orang Kristen berkenaan dengan reproduksi rohani. Pada waktu seseorang menjadi anak Allah, ia harus menyadari bahwa ia bersatu dengan Yesus Kristus jika ia akan memenangkan orang lain kepada Sang Penyelamat.

    Faktor lain yang dapat menghambat reproduksi adalah penyakit atau kelemahan alat reproduksi. Dalam hal rohani dosa adalah penyakit yang dapat mencegah memenangkan yang hilang.

    Faktor lain yang dapat mencegah orang mempunyai anak adalah belum dewasa. Allah dalam hikmatNya menunjukkan hal itu bahwa anak kecil tidak dapat mempunyai anak. Seorang laki-laki yang masih kecil harus bertumbuh menjadi cukup dewasa supaya dapat mencari nafkah, dan seorang wanita yang masih kecil harus cukup umur untuk bisa merawat bayi.

    Setiap orang harus dilahirkan kembali. Ini adalah keinginan Allah. Allah tidak pernah bermaksud bahwa manusia hanya hidup dan kemudian mati - menjadi mayat berjalan yang akan dikuburkan. Banyak orang tahu bahwa ada sesuatu setelah mati, dan oleh karena itu setiap orang yang dilahirkan ke dalam keluarga Allah harus menjadi orang lain untuk dilahirkan kembali.

    Seseorang dilahirkan kembali saat ia menerima Yesus Kristus. "Tetapi setiap orang yang menerima Dia, diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah ... orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yoh 1:12-13) - itulah kelahiran baru. Rencana Allah untuk bayi-bayi yang baru lahir dalam Kristus adalah bertumbuh. Semua perlengkapan dibuat untuk pertumbuhan mereka kearah kedewasaan, dan kemudian melipat - gandakan - tidak hanya kepada orang kaya atau orang yang berpendidikan, tetapi kepada setiap orang. Setiap orang yang dilahirkan kedalam keluarga Allah harus melipat-gandakan.

    Secara jasmani kalau anak anda mempunyai anak, anda menjadi seorang nenek. Ayah anda menjadi buyut, dan ayah buyut menjadi moyang. Demikian juga dalam hal rohani.

    Bayi-Bayi Rohani

    Di mana saja anda bertemu dengan orang Kristen yang tidak sedang memimpin orang lain kepada Kristus, mesti ada sesuatu yang salah dalam diri orang itu. Mungkin ia masih bayi. Saya tidak berkata bahwa dia tidak cukup dalam doktrin dan tidak mengerti dengan baik kalau mendengarkan khotbah. Saya kenal banyak orang yang dapat memberi penjelasan tentang sebelum, sesudah dan masa pemerintahan Kristus seribu tahun di bumi dan yang banyak mengetahui tentang masa-masa pembebasan, tetapi tetap belum dewasa. Seperti yang dikatakan Paulus di Korintus, "Dan aku, saudara- saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara kepada kamu seperti dengan manusia rohani (atau dewasa rohani), tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus." (1Kor 3:1)

    Karena masih bayi, mereka belum dewasa, belum mampu memproduksi secara rohani. Dengan perkataan lain, mereka tidak mampu menolong orang lain untuk dilahirkan kembali. Paulus melanjutkan, "Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya ... . Karena kamu manusia duniawi (bayi rohani). Sebab, jika diantara kamu ada iri hati dan perselisihan ... (1Kor 3:2,3). Saya kenal banyak anggota gereja, guru sekolah minggu dan anggota perkumpulan missionaris wanita yang berkata kepada orang lain, "Apakah anda sudah mendengar tentang si anu?" dan menceritakan beberapa gunjingan. Hal yang sangat buruk di hadapan Allah. Betapa mengejikan kalau orang Kristen lain mendengar dan menyebarluaskan cerita itu! Alkitab berkata, "Enam perkara yang dibenci Tuhan, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hatiNya: ... lidah dusta ..." (Amsal 6:16,17). Oh, banyak orang Kristen yang saya tahu, baik pria maupun wanita yang terlibat dalam lidah dusta!

    "... dan yang menimbulkan pertengkaran saudara" (Amsal 6:19) adalah bentuk lain. Inilah cara berjalan bayi, dan saya percaya bahwa inilah salah satu alasan yang mendasar mengapa banyak orang Kristen tidak dapat melahirkan orang kembali kedalam keluarga Allah melalui mereka. Mereka sakit secara rohani. Ada sesuatu yang salah. Ada penyakit rohani dalam kehidupan mereka. Mereka belum dewasa. Tidak ada persekutuan dengan Kristus.

    Tetapi kalau semua hal benar antara anda dan Allah tidak peduli berapa banyak atau betapa sedikit pengetahuan anda tentang Firman Tuhan dari sudut pandang rohani, anda dapat menjadi orang tua rohani. Dan secara kebetulan saja anda mungkin masih sangat muda didalam Tuhan.

    Seorang wanita muda bekerja sebagai penerima telepon di kantor kami di Colorado Springs. Satu setengah tahun yang lalu dia bergabung dengan Perkumpulan Pemuda Komunis di Inggris. Wanita ini pernah menghadiri KKR Billy Graham dan menerima Tuhan Yesus Kristus. Setelah itu dia dan dua orang teman wanitanya yang lain di sekolah seni dan drama dipakai Tuhan untuk memenangkan beberapa wanita kepada Kristus. Kami mengajar Pat dan beberapa orang lain, dan mereka kembali mengajar wanita-wanita yang lain kepada Kristus. Beberapa dari mereka dari mereka sudah memimpin wanita-wanita yang lain kepada Kristus, dan juga melatih teman-teman mereka. Patricia telah menjadi nenek, walaupun dia masih berusia sekitar satu tahun empat bulan di dalam Tuhan.

    Kami sering melihat kejadian seperti di atas. Saya mengenal seorang pelaut yang telah menjadi moyang. Ia telah memimpin beberapa pelaut kepada Tuhan dan orang yang telah dipimpinnya memimpin beberapa pelaut lain kepada Kristus, dan pelaut-pelaut yang terakhir ini sedang memimpin pelaut lain kepada Tuhan - walaupun pelaut yang pertama masih berumur empat bulan dalam Kristus.

    Bagaimana hal itu bisa terjadi? Allah memakai saluran murni dari kehidupan orang-orang Kristen muda ini melalui kesungguhan dan kasih mereka kepada Kristus, dan hati mereka disuapi dengan benih Firman Tuhan yang mereka tabur dalam hati orang lain. Benih itu bertumbuh dan berbuah. Iman timbul karena pendengaran dari Firman Tuhan. Mereka lahir kembali karena iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Mereka mengamati orang-orang Kristen yang memimpin mereka kepada Kristus dan yang membagikan sukacita, damai dan itu semua menggetarkan hati mereka. Dan di dalam kesukacitaan mereka, mereka ingin orang lain juga mengalaminya.

    Dalam setiap pertemuan orang Kristen, saya yakin ada laki-laki dan wanita yang telah menjadi orang Kristen lima, sepuluh atau dua puluh tahun tetapi yang belum pernah membawa satu orangpun yang hidup untuk Yesus Kristus kepada mereka. Saya maksud bukan orang yang sedang bekerja untuk Kristus, tetapi orang yang sedang melahirkan untuk Kristus. Seseorang mungkin berkata, "saya sudah menyebarkan 100.000 buah traktat". Itu baik, tetapi berapa banyak domba yang telah anda bawa ke dalam keluarga Allah.

    Beberapa waktu yang lalu saya berbicara kepada 29 orang calon misionaris. Mereka telah lulus dari universitas, sekolah Alkitab atau seminari. Sebagai salah satu anggota panitia saya bertanya kepada setiap orang selama lima hari, setiap calon mendapat waktu setengah jam sampai satu jam. Diantara beberapa pertanyaan saya menanyakan dua pertanyaan yang sangat penting. Yang pertama tentang kehidupan ibadah pribadi mereka. Saya tanyakan kepada mereka, "Bagaimana dengan kehidupan ibadah pribadi anda?" "Berapa banyak waktu yang anda berikan untuk Tuhan?" "Apakah anda merasa bahwa ibadah pribadi anda merupakan sesuatu yang dikehendaki Tuhan?"

    Dari ke 29 orang ini hanya satu orang berkata, "Saya percaya bahwa ibadah pribadi saya merupakan hal yang sangat penting". Kemudian pertanyaan saya berikutnya kepada yang lain, "Mengapa anda merasa ibadah pribadi anda tidak begitu penting?"

    "Ya, anda tahu sendiri, saya disini hanya pada musim panas", sebuah jawaban klise. Kami berkonsentrasi pada kuliah. Kami dalam setahun hanya belajar sepuluh minggu. "Kami sangat sibuk".

    Saya berkata, "Baik. Sekarang coba lihat kembali pada waktu anda masih mahasiswa. Apakah anda dapat melakukan ibadah pribadi?".

    "Ya, tidak juga."

    Kami menelusuri kembali kebelakang dan menemukan mereka tidak pernah mengerti bahwa Penebus yang mereka miliki sangat mementingkan ibadah pribadi mereka. Itulah salah satu alasan untuk kemandulan rohani mereka - kurang bersekutu dengan Kristus.

    Pertanyaan lain yang saya tanyakan kepada mereka, "Anda akan pergi ke negara lain. Anda berharap dipakai Allah untuk memenangkan laki-laki dan wanita bagi Kristus. Benarkah itu?"

    "Ya, benar".

    "Anda menginginkan mereka hidup dalam berkemenangan, bukan? Anda tidak ingin mereka hanya membuat keputusan percaya kepada Kristus dan kemudian kembali ke dunia mereka, bukan?"

    "Ya, benar."

    "Bolehkah saya menanyakan anda satu pertanyaan lagi? Berapa banyak orang yang anda ketahui namanya saat ini yang sudah anda menangkan untuk Kristus dan sekarang sedang hidup untuk Dia?"

    Sebagian besar mengakui bahwa mereka telah siap menyeberangi lautan dan belajar bahasa asing, tetapi mereka belum pernah memenangkan satu jiwapun yang terus berjalan dengan Yesus Kristus. Beberapa diantara mereka berkata bahwa mereka telah banyak membawa orang pergi ke Gereja; yang lain berkata mereka telah meyakinkan beberapa orang maju kedepan pada saat KKR.

    Kemudian saya tanya, "Apakah mereka hidup untuk Kristus sekarang?" Mereka tertunduk. Kemudian saya lanjutkan, "Apa yang anda harapkan dengan menyeberangi lautan dan berbicara dalam bahasa asing dengan orang yang mencurigai anda, yang cara hidupnya tidak lazim, apakah anda mampu melakukannya di sana dengan apa yang anda belum pernah anda lakukan di sini?"

    Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya berlaku untuk para missionaris atau calon missionaris. Tetapi juga berlaku untuk setiap anak-anak Allah. Setiap anakNya harus menjadi seorang yang dapat mereproduksi secara rohani.

    Apakah anda sedang mereproduksi sekarang? Jika tidak, mengapa tidak? Apakah itu karena kekurangan persekutuan dengan Kristus, Tuhan anda, Yang sangat mementingkan keakraban dengan Dia? Atau ada dosa dalam kehidupan anda, suatu dosa yang belum diakui akan menghambat aliran rohani dari anda? Atau apakah anda masih tetap bayi? "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu perlu lagi diajarkan.." (Ibrani 5:12) .

    Diambil dari:

    Judul Buku : Dilahirkan untuk Berbuah
    Judul Bab : Bayi-Bayi Rohani
    Penulis : Dawson Trotman
    CD SABDA : Topik No.18212; 18215

    e-JEMMi 31/2002

    Bagaimana Menghasilkan Orang-Orang Yang Memproduksi Secara Rohani

    Alasan mengapa kita sampai sekarang belum menyebarkan Injil sampai ke ujung bumi bukan karena kita tidak cukup kuasa.

    Dua puluh tiga tahun yang lalu saya melahirkan kembali seorang pelaut dan memberikan cukup banyak waktu untuk dia, menunjukkan kepada dia bagaimana mereproduksi secara rohani seperti dia. Perlu banyak waktu. Tidak terburu-buru, dengan menantang dia selama 30 menit di kebaktian gereja dan mengundang supaya datang minggu depan. Kami memakai waktu bersama-sama. Kami menyelesaikan persoalannya dan mengajar dia tidak hanya mendengarkan Firman Tuhan dan membacaNya, tetapi juga bagaimana mempelajariNya. Kami mengajar dia bagaimana mengisi hatinya dengan Firman Tuhan, sehingga Roh Tuhan dapat memakai panah itu dari hatinya dan meletakkannya dibibirnya dan melepaskannya demi Kristus.

    Dia menemui beberapa orang di kapalnya, tetapi tidak satu orangpun yang mau datang kepada Tuhan. Mereka mau datang ke gereja, tetapi pada saat tiba waktunya untuk melakukan sesuatu, mereka tetap menolak. Dia datang kepada saya sebulan kemudian dan berkata, "Dawson, saya belum mendapatkan beberapa orang di kapal saya untuk diinjili.

    Saya berkata kepada dia, dengarkan, minta kepada Allah untuk mengirim satu orang. Kamu tidak akan mempunyai dua kalau kamu belum mempunyai satu orang. Minta kepada Allah untuk memberikan satu orang yang sesuai dengan hatimu.

    Ia mulai berdoa. Pada suatu hari dia datang kepada saya dan berkata, "Saya telah menemukannya." Akhirnya dia telah membawa seorang pengikut. Tiga bulan setelah itu saya mulai bekerja sama, ia telah mempunyai orang yang seperti dia. Pelaut yang pertama ini bukanlah jenis orang yang anda perlu dorong atau hargai sebelum dia melakukan sesuatu. Dia mengasihi Tuhan dan mau membayar harga untuk melipat gandakan. Dia bekerja sama dengan bayi yang baru dalam Kristus dan kedua pengikut ini mulai bertumbuh dan mereproduksi secara rohani. Pada kapal itu ada 125 orang yang menemukan Penyelamat sebelum kapal itu tenggelam di Pearl Harbour. Orang pertama dari kapal perang itu sekarang sebagai missionaris di salah satu benua. Bagaimanapun juga, sangat penting untuk memulai. Tipu muslihat iblis yang licik akan menghambat setiap usaha seperti itu sebelum ia dapat memulai sesuatu. Iblis juga akan menghambat anda, jika anda membiarkan dia menghambat anda.

    Beberapa orang Kristen hanya dalam lingkaran, walaupun mempunyai keinginan menjadi orang tua rohani.

    Misalnya dalam kehidupan sehari-hari. Anda bertemu dengan dia di pagi hari saat dia pergi kerja dan bertanya kepadanya, "Mengapa anda pergi bekerja?"

    "Ya, supaya saya memperoleh uang." "Ya," dia menjawab, "Supaya saya mempunyai makanan". "Untuk apa makanan?", "Supaya saya bisa makan dan menambah kekuatan untuk pergi bekerja dan dapat menghasilkan uang lebih banyak."

    "Apa yang anda inginkan dengan uang yang lebih banyak lagi?"

    "Saya dapat membeli baju sehingga saya dapat berpakaian untuk pergi bekerja dan dapat memperoleh uang lebih banyak lagi."

    "Untuk apa lagi uang yang banyak itu?"

    "Saya dapat membeli rumah atau membayar sewa rumah sehingga saya akan merasa segar kalau pergi bekerja dan bisa mendapat uang lebih banyak lagi." Dan begitu seterusnya. Banyak orang Kristen seperti itu yang terus hidup dalam lingkaran kerutinitasan. Dan anda dapat melanjutkan pertanyaan anda dan bertanya, "Apa lagi yang anda lakukan?"

    "Oh, saya melayani Tuhan. Saya berkhotbah dimana-mana tempat." Tetapi di balik itu semua dia harus mempunyai satu keinginan menjadi orang tua rohani. Dia harus berdoa kepada Allah supaya mengirim satu orang untuk diajar. Mungkin perlu berdoa selama 6 bulan. Sebenarnya waktu yang tidak lama, tetapi bagi dia yang mungkin perlu 6 bulan untuk memulai membicarakan Firman Tuhan dan membagikanNya dan menyiapkan diri untuk mengajar orang yang sesuai dengan hatinya.

    Jadi orang pertama pada akhir bulan ke enam telah mempunyai orang lain. Masing-masing orang ini mulai mengajar orang lain dalam enam bulan berikutnya. Pada akhir tahun sudah ada empat orang. Mungkin setiap orang mungkin memimpin kelompok pemahaman Alkitab atau menolong dalam KKR, tetapi dalam waktu yang sama tujuan utamanya adalah orangnya dan bagaimana dia sedang melakukannya. Jadi pada akhir tahun keempat orang itu telah bersama-sama dan mempunyai kelompok doa yang teratur. "Sekarang jangan biarkan sesuatu yang dapat menggelincirkan kita. Mari kita mengabarkan Injil sebanyak mungkin, tetapi perhatikanlah satu orang dan lihatlah orang banyak melalui dia.

    Jika ke empat orang itu dalam 6 bulan berikutnya masing-masing menginjili satu orang. Semua akan menjadi delapan orang setelah satu setengah tahun. Setelah dua tahun ada 16 orang. 16 adalah empat pangkat dua. Pada akhir tahun ke tiga ada 64 orang; pada akhir tahun ke lima ada 1024 orang. Kira-kira pada akhir tahun ke-15 ada lebih kurang 2.147.500.000 orang. Jumlah ini adalah penduduk dunia sekarang yang berumur 3 tahun keatas.

    Tetapi tunggu sebentar! Andaikata setelah orang pertama A, menolong B dan B telah siap menolong orang lain sementara itu A juga mulai menolong orang lain lagi, B tergelincir, gagal dan tidak dapat menghasilkan orang pertamanya. Setelah 15,5 tahun anda dapat mengurangi jumlahnya 2.147.500.000 menjadi 1.073.750.000 karena setan menghantam B menjadi steril.

    Allah berjanji kepada Abraham "....yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak" (Kejadian 21:12), jadi Abraham menunggu lama, untuk memperoleh keturunan. Janji Allah membuat Abraham bapa banyak bangsa yang semuanya melalui satu orang, yaitu Ishak. Jika Hitler hadir dan membunuhnya pada waktu Abraham berhenti mengangkat pisau diatas Ishak di gunung Moria, Hitler dapat membunuh setiap orang Yahudi hanya sekali pukul saja.

    Saya percaya mengapa Iblis sungguh berusaha untuk membuat orang Kristen sibuk, sibuk, sibuk tetapi tidak menghasilkan.

    Anda yang sebagai pria, dimana anak rohani anda? Anda sebagai wanita dimana anak rohani anda? Dimana orang yang anda pimpin kepada Kristus dan yang sekarang terus berjalan bersama-sama Dia.

    Ada sebuah cerita dalam 1Raja 20:1-43 tentang seseorang yang memberikan seorang tawanan kepada hambanya untuk menjaganya. Tetapi hamba itu sibuk pergi kemana-mana, sehingga tawanan itu dapat melepaskan diri.

    Hal yang sama juga terjadi saat ini bahwa kita terlalu sibuk. Yang saya maksud bukan sibuk mencari uang untuk membeli makanan. Saya maksud sibuk melakukan kegiatan Kristen. Kita mempunyai kegiatan rohani yang hasilnya sedikit. Dan keberhasilan ada karena hasil dari apa yang kami sebut dengan "Bimbingan Lanjutan (Follow-Up)".

    Utamakan Reproduksi

    Lima tahun yang lalu Billy Graham datang kepada saya dan berkata, "Daws, kami ingin anda menolong kami dalam memberi bimbingan lanjutan. Saya telah belajar tentang Penginjilan yang sangat besar dan kebangunan rohani dan saya belum melihat begitu banyak program bimbingan lanjutan. Kami memerlukan program itu. Kami sedang mempunyai sekitar 6000 orang yang telah maju kedepan menerima Yesus Kristus dalam sebuah kampanye penginjilan. Saya rasa anda terbiasa dengan pekerjaan itu, anda dapat datang dan menolong kami."

    Saya berkata, "Billy, saya tidak dapat memberi bimbingan lanjutan kepada 6000 orang. Pekerjaan saya selalu dengan pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok kecil."

    "Dengar, Daws, "dia menjawab, "kemana-mana saya pergi, saya bertemu dengan orang-orang Navigator. Mereka sekarang sedang belajar di sekolah saya (Dia presiden sekolah Northwestern pada saat itu). Mesti ada sesuatu dalam hal ini."

    Saya berkata, "Saya tidak mempunyai waktu sekarang."

    Ia kembali membujuk saya. Yang ketiga kali dia minta saya dan berkata, "Daws, saya tidak dapat tidur untuk memikirkan apa yang terjadi pada petobat baru setelah kebaktian kebangunan rohani selesai."

    Pada waktu itu saya sedang dalam perjalanan ke Formosa dan berkata, "Sementara saya di Formosa saya akan berdoa tentang permintaan itu, Billy." Diatas pantai Formosa sambil jalan bolak-balik saya berdoa selama dua atau tiga jam sehari, "Tuhan, bagaimana saya dapat melakukan ini? Saya tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang telah Kau berikan untuk saya kerjakan. Bagaimana saya dapat memberikan enam bulan pada tahun ini untuk Billy?" Tetapi Allah telah menaruh beban itu dalam hati saya.

    Mengapa Billy meminta saya untuk melakukan itu? Saya berkata kepadanya pada hari itu sebelum saya meninggalkan Formosa, "Billy, anda bisa mencari orang lain."

    Ia memegang bahu saya dan berkata, "Siapa orang lain? Siapa yang paling berpengalaman dalam bimbingan lanjutan?" Memang, saya telah mempunyai pengalaman dalam hal bimbingan lanjutan.

    Apakah kesenangan kita diambil dahulu dan baru kita berdoa secara khusus, "Allah beri saya seseorang yang dapat saya menangkan untuk Kristus, atau berikan saya satu orang yang telah siap dimenangkan, sebagai bayi rohani di dalam Kristus dan mencoba melatih orang itu supaya dia dapat mereproduksi secara rohani."

    Betapa senangnya kita kalau melihat banyak orang memenuhi tempat duduk di gereja. Tetapi dimana anak rohani anda? Saya lebih menyukai satu orang "Ishak" yang hidup daripada seratus orang yang mati atau steril atau tidak dewasa.

    Mulai Dengan Bimbingan Lanjutan

    Pada suatu hari beberapa tahun yang lalu, saya sedang mengendarai mobil Ford saya yang kecil dan melihat seorang anak muda sedang menyelusuri jalan raya. Saya berhenti dan mempersilahkan dia naik. Setelah dia masuk ke dalam mobil, dia menggerutu dan berkata, "Sangat sulit untuk memperoleh mobil tumpangan." Saya belum pernah mendengar seseorang memakai nama Juruselamat saya dengan sia-sia yang menyakitkan hati saya. Saya mengambil traktat dari kantong saya dan berkata, "Lad, tolong baca ini."

    Ia memperhatikan saya dan berkata, "Apakah saya sudah pernah bertemu dengan anda sebelum ini ?"

    Saya memperhatikan dia lebih dekat. Ia kelihatan seperti seorang yang pernah saya kenal. Kami mengingat-ingat bahwa kami sudah pernah bertemu tahun yang lalu pada jalan yang sama. Dia sedang berjalan ke latihan golf, saat saya bertemu dengan dia. Ia memasuki mobil saya dan memulai dengan cara yang sama dengan nama, "Yesus Kristus". Saya merasa tersinggung karena dia memakai nama itu dan saya membuka Perjanjian Baru dan menjelaskan kepada dia jalan keselamatan. Ia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Dibagian lain saya membagikan kepada dia Fili 1:6, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. "Allah memberkati anda. Tolong baca ini", Saya berkata sambil mempercepat mobil saya dengan rasa sukacita.

    Satu tahun terakhir, tidak ada hal-hal kelahiran baru dan ciptaan baru dalam laki-laki ini selain mendengar Yesus Kristus.

    Saya mempunyai keinginan yang besar untuk memenangkan jiwa dan itulah keinginan saya yang paling besar. Tetapi setelah saya bertemu dengan laki-laki ini kedua kalinya di jalan menuju lapangan golf, saya mulai mundur kebelakang dan perlu "bertobat" dalam beberapa hal. Saya ingin berkata kepada anda, hati saya merasa sakit. Kelihatannya Fili 1:6 tidak berlaku sekarang.

    Pada suatu hari seorang laki-laki Armenia datang ke kantor saya dan memberitahukan kepada saya semua jiwa-jiwa yang ia telah menangkan. Ia berkata bahwa mereka semua orang Armenia dan dia mempunyai daftar nama-nama sebagai buktinya.

    Saya berkata, "Baik, Apakah itu saja yang dikerjakan?"

    Dia berkata, "Bukankah ini satu-satunya pekerjaan yang paling baik. Ia selalu mengerjakan hal-hal yang sama.

    "Bagaimana tentang ini?" Kami memeriksa semua daftar nama-nama dan tidak ada satupun yang hidup berkemenangan.

    Saya berkata, "Berikan kepada saya Alkitab anda." Saya membuka Filipi dan meletakkan penggaris persis di bawah ayat 6, saya mengambil pisau silet dari kantong saya dan mulai memotong ayat itu. Dia memegang tangan saya dan bertanya, "Apa yang sedang anda lakukan?"

    "Saya akan memotong ayat ini, "Saya berkata, "Ayat ini tidak lagi berlaku."

    Anda tahu apa yang salah? Saya telah memakai ayat 6 diluar konteksnya, ayat 3 sampai ayat 7. Paulus tidak hanya berkata, "Baik, Ia yang memulai pekerjaan yang baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya." Tetapi anda tahu, bahwa banyak orang berkata kepada saya pada waktu mereka telah memenangkan jiwa. Mereka berkata, "Baik, saya telah menyerahkan dia kepada Allah."

    Seandainya saya bertemu dengan seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak dan bertanya kepada dia, "Siapa yang memelihara anak-anak anda?"

    "Keluarga saya? Oh, Saya menyerahkan mereka kepada Tuhan." Dengan segera saya akan berkata seperti ini, "Saya mempunyai sebuah ayat untuk anda: 'Tetapi jika ada seseorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman' (1Timotius 5:8)."

    Paulus berkata kepada penatua di Efesus: "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anakNya sendiri." (Kis 20:28). Anda tidak dapat membuat Allah menjadi penilik. Dia menetapkan anda sebagai penilik.

    Kami mulai dengan bimbingan- lanjutan. Ini yang menjadi tekanan untuk memperoleh dan menolong beberapa petobat baru selama 2 atau 3 tahun sebelum pelayanan Para Navigator berdiri. Selama itu pekerjaan kami terlibat dengan beberapa petobat baru dan banyak memberi waktu kepada mereka. Dengan segera saya dapat berkata seperti Paulus berkata kepada jemaat Filipi. "Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini" (Fili 1:3-5). Dia memberi bimbingan lanjutan kepada petobat barunya dengan berdoa setiap hari dan bersekutu. Kemudian dia berkata, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Fili 1:6). Dengan terus membaca ayat 7 (Fili 1:7) "Memang sepatutnya aku berpikir demikian, sebab kamu ada di dalam hatiku ..."

    Sebelum saya memulai memberi bimbingan lanjutan Allah telah memakai saya. Tetapi jika saya memberikan waktu saya untuk menolong mereka. Itulah sebabnya mengapa pada waktu terakhir ketika pelaut pertama datang kepada saya, saya mulai memberikan waktu 3 bulan bersama dia. Saya telah melihat Ishak melalui dia. Ishak mempunyai Yakub dan Yakub mempunyai 12 orang, dan semua bangsa datang melalui ke 12 orang ini.

    Butuh Waktu untuk Melaksanakan Pekerjaan Allah

    Anda dapat membawa jiwa kepada Kristus dalam 20 menit sampai 2 jam. Tetapi membutuhkan 20 minggu sampai 2 tahun untuk membawa dia pada jalan kedewasaan, kemenangan atas dosa dan persoalan yang datang berulang-ulang. Dia harus belajar bagaimana membuat keputusan yang benar. Dia harus diingatkan berbagai-bagai bentuk "isme" yang dapat mengikat dia, menjerumuskan dia, dan mengalihkan dia dari Firman Tuhan. Tetapi kalau Anda memberikan diri Anda kepada seseorang, Anda melipat gandakan pelayanan saudara. Anda tahu mengapa? Ketika Anda mengajar seseorang, dia melihat bagaimana itu dilakukan, dan dia akan meneladani Anda.

    Jika saya melayani sebuah gereja dan memunyai Diaken atau penatua mengedarkan kantong persembahan dan anggota Koor untuk menyanyi. Saya akan berkata, "Terima kasih Allah atas pertolongan-Mu. Kami memerlukan pertolongan-Mu. Puji Tuhan untuk sesuatu yang Anda lakukan," tetapi saya tetap mempunyai pekerjaan besar di rumah "Berbuah dan Melipat gandakan". Semua yang lain hanya sementara terhadap tugas yang mulia untuk memenangkan pria/wanita untuk Kristus dan menolong mereka untuk terus bertumbuh.

    Di mana anak rohani anda? Apakah Anda sudah memunyai satu? Anda dapat meminta satu orang kepada Allah. Selidikilah hati Anda. Tanyakan kepada Allah, "Apakah saya mandul secara rohani?" Jika mandul, mengapa mandul?

    Jangan terus biarkan kebodohan Anda. Hal yang selalu dipakai para Navigator pada awal berdirinya kapan saja pelaut-pelaut makan malam bersama-sama kami setiap orang diminta untuk mengutip ayat Firman Tuhan setelah selesai makan.

    Saya berkata seperti ini, "kutip ayat yang Anda telah anda pelajari paling lama 48 jam terakhir. Atau cara lain, kutipkan sebuah ayat untuk kami". Pada suatu sore hari ketika kami mengutip ayat-ayat di meja makan, anak wanita saya yang kecil berumur 3 tahun datang masuk. Ada seorang pelaut baru yang duduk disebelahnya yang tidak menyangka anak saya sudah menghafal ayat, sehingga tanpa memberi dia kesempatan, pelaut itu sudah mulai mengutip. Anak saya melihat pelaut itu terus menerus sambil berkata, "Saya seorang manusia," kemudian dia mengutip Yohanes 3:16 dalam versinya. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Dia memberi tekanan pada "setiap orang" karena pada waktu pertama kali dia memikirkan ayat itu dia tidak dapat mengucapkan kata itu dengan baik.

    Belakangan hari pelaut itu datang dan berkata kepada saya, "Anda tahu, saya telah menghafal ayat itu. Hanya ayat yang satu itu yang saya ketahui. Tapi saya tidak sungguh-sungguh mengerti tentang ayat itu, sampai Ruthie mengutip ayat itu. Pada waktu itu dia berkata, "setiap orang" saya pikir 'yang dia maksud saya'. Saya menerima Tuhan Yesus di kapal setelah kembali dari sini. Sekarang orang muda ini seorang missionaris di Amerika Selatan.

    Sampai beberapa tahun setelah kami menikah ayah istri saya belum mengenal Tuhan. Di sini lagi Allah memakai anak-anak untuk mencapai hati yang haus. Pada waktu Ruthie 3 tahun dan Bruce 5 tahun mereka pergi mengunjungi kakek dan nenek mereka. Kakek mereka mencoba mengutip kembali sajak anak-anak. Ia berkata, "Mary mempunyai seekor domba kecil" dan "Anak kecil berbaju biru," tetapi anak saya hanya melihat kepada kakeknya dan bertanya, "Siapa anak kecil berbaju biru?" Ia pikir anak saya tidak tahu banyak.

    Ibu mereka berkata, "Mereka tahu sesuatu. Kutip Roma 3:23." Bruce mengutip. Kemudian dia bertanya, "Bolehkah saya mengutip satu lagi, Kek?

    "Tentu," jawab kakeknya.

    Bruce mulai mengutip ayat Alkitab, lebih kurang 15 ayat, dan Ruthie beberapa diantaranya. Hal ini sangat menyenangkannya kakeknya. Kakeknya membawa mereka ke tetangganya, ke bibinya dan pamannya, memberitahukan mereka betapa baiknya pengenalan anak saya tentang Alkitab. Dalam pada itu Firman Tuhan sedang bekerja. Tidak lama setelah itu Roh Kudus, melalui suara anak-anak, menanam benih dalam hatinya. "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak menyusu telah Kau letakkan dasar kekuatan..." (Mazmur 8:3) .

    Pemenang jiwa bukanlah pemenang jiwa karena apa yang mereka tahu, tetapi karena Pribadi yang mereka kenal, seberapa baik mereka mengenal Dia, dan berapa lama mereka memperkenalkan Dia kepada orang lain.

    "Oh, tetapi saya takut" Jawab saudara. Ingat, "Tidak ada sesuatupun di sorga kecuali dosa ketidakdewasaan dan kurangnya ibadah yang menyebabkan anda tidak berbuah secara rohani. Selanjutnya, tidak ada satupun di sorga yang dapat mencegah bayi rohani yang baru lahir untuk tetap terus berjalan dengan Tuhan kalau dia memunyai orang tua rohani untuk merawat dia dan memberi dia makanan rohani yang telah disediakan Allah untuk pertumbuhannya yang wajar.

    Pengaruh ketaatan mereka menyebabkan hukum-hukum sangat menarik. Kalau Anda menanam benih Firman Tuhan Anda akan menuai hasilnya. Tidak semua hati akan menerima Firman Tuhan tetapi kalau ada beberapa yang menerimanya, bayi baru pasti akan lahir. Kalau jiwa sudah lahir rawatlah dia seperti Paulus merawat petobat-petobat baru. Paulus percaya manfaat bimbingan lanjutan. Ia adalah seorang penginjil yang sibuk, tetapi dia menyediakan waktu untuk memberi bimbingan lanjutan. Sebagian besar Perjanjian Baru adalah surat-surat Paulus mengenai bimbingan lanjutan untuk petobat-petobat baru.

    Yakobus percaya manfaat bimbingan lanjutan. "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja," Ia berkata dalam Yakobus 1:22. Petrus juga percaya manfaat bimbingan lanjutan. "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2). Juga Yohanes mempercayai itu, "Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran (3 Yohanes 1:4). Semua tulisan Petrus, Paulus Yakobus dan sebagian besar surat Yohanes adalah makanan untuk orang Kristen baru.

    Penyebaran Injil sampai dikenal dunia selama abad pertama adalah tanpa radio, televisi atau media cetak karena Injil diberitakan oleh orang-orang yang mau memberitakan lagi. Tetapi sekarang kita mempunyai banyak orang datang ke gereja hanya duduk -- mereka pikir jika mereka setia menghadiri gereja, memberi persembahan dan mengundang orang lain datang, mereka merasa sudah melakukan bagian mereka.

    Di mana anak rohani Anda? Setiap kita, tidak perduli berapapun umurnya, harus sibuk menghafal Firman Tuhan. Dalam salah satu kelas sekolah minggu ada seorang wanita berumur 72 tahun dan seorang lagi berumur 78 tahun telah menyelesaikan Sistem Penghafalan Ayat (TMS) para Navigator. Setelah itu mereka memunyai sesuatu untuk dibagikan.

    Penuhilah hati Anda dengan Benih yang sangat berharga. Anda akan merasakan pimpinan Allah yang memimpin Anda kepada orang yang dapat Anda bawa kepada Kristus. Banyak hati yang telah siap menerima Injil saat ini.

    [Dawson Trotman adalah pendiri Pelayanan Para Navigator dan mempengaruhi ribuan orang bagi Kristus]

    Diedit dari sumber:

    Judul Buku : Dilahirkan untuk Berbuah
    Judul Bab : [Bab 7] Butuh Waktu untuk Melaksanakan Pekerjaan Allah
    Penulis : Dawson Trotman
    CD SABDA : Topik No. 18212; 18219

    e-JEMMi 26/2003

    Empat Hukum Rohani (LPMI) (Traktat)

    Kereta api dapat terus berjalan dengan atau tanpa gerbong penumpang, asal saja batu bara dimasukkan ke dalam lokomotip. Sebaliknya adalaah mustahil untuk membuat kereta api itu berjalan dengan memasukkan batu bara ke dalam gerbong penumpang. Demikian juga, sebagai orang Kristen janganlah kita menggantungkan iman kita kepada perasaan, melainkan kita harus mendasarkan iman kita paada janji-janji Allah dalam FirmanNya.

    SEJAK SAUDARA MENERIMA KRISTUS, BANYAK HAL TELAH TERJADI DALAM KEHIDUPAN SAUDARA, TERMASUK:

    1. Tuhan Yesus yang diwakili oleh Roh Kudus telah berada di dalam hati saudara.
    2. Wahyu 3:20; Efesus 1:13,14; Roma 8:14-17
    3. Dosa-dosa saudara telah diampuni. Kol 1:13,14; 1Yohanes 1:9
    4. Saudara telah menjadi seorang anak Tuhan. Yohanes 1:12; Roma 8:15,16
    5. Saudara telah memulai perjalanan hidup yang sesuai dengan rencana Allah bagi hidup saudara. Efesus 2:10; 2Kor 5:17

    Dengan demikian, menerima Kristus merupakan pengalaman lebih indah dari pada pengalaman-pengalaman lain yang manapun dalam hidup saudara. Karena itu, maukah saudara berdoa untuk menyatakan terima kasih saudara kepadaNya?

    Sekarang bagaimana selanjutnya?

    SARAN-SARAN UNTUK PERTUMBUHAN ROHANI

    Pertumbuhan rohani adalah hasil dari ketaatan pada Kristus. "Karena orang yang benar akan hidup oleh iman " Galatia 3:11
    Hidup berdasarkan iman akan memungkinkan saudara untuk taat akan Allah dalam setiap segi kehidupan saudara serta mempraktekkan hal-hal berikut ini:

    T Tiap-tiap hari hendaknya saudara datang ke hadirat Tuhan di dalam doa. Yohanes 15:7
    U Usahakanlah membaca Alkitab setiap hari - Saudara dapat mulai dengan Injil Yohanes. Kisah 17:11
    M Mintalah kepada Tuhan supaya saudara dapat mentaati apa yang telah saudara baca dari Alkitab. Yohanes 14:21
    B Biasakan diri untuk bersaksi tentang Kristus kepada orang lain. Matius 4:19; Yohanes 15:8
    U Usahakanlah untuk mempercayakan setiap segi kehidupan saudara kepada Tuhan. Dengan demikian, maka saudara dapat mengalami kehidupan yang penuh kelimpahan itu hari lepas hari. 1Petrus 5:7
    H Hendaklah saudara membiarkan Roh Kudus menguasai hidup dan kesaksian saudara sehari-hari.
    Galatia 5:16-17; Kisah 1:8

    PENTINGNYA MENGIKUTI IBADAH DAN PENELAAHAN ALKITAB DI GEREJA

    Ibrani 10:25 menasehatkan agar "... janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan ibadah ..." Kalau ada beberapa potong kayu bersama-sama terbakar, maka nyalanya besar dan memberi kehangatan. Tetapi apabila salah satu dari beberapa potong kayu itu diambil, kemudian ditaruh di hawa dingin, maka padamlah apinya. Demikian juga hubungan saudara dengan orang-orang Kristen yang lain.

    Jika saudara tidak menjadi anggota sesuatu gereja, janganlah saudara menunggu untuk diundang. Ambilah tindakan; hubungilah pendeta dari gereja yang berdekatan dimana Kristus diagungkan dan firman Allah diberitakan. Buat rencana sekarang agar saudara dapat turut berbakti pada hari Minggu yang akan datang.

    Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat





    GERAKAN-GERAKAN PERINTISAN JEMAAT

    [Indeks 00000]

    diterjemahkan dari:

    Church Planting Movements

    David Garrison

    Office of Overseas Operations

    International Mission Board of the Southern Baptist Convention

    P.O. Box 6767 o Richmond, VA 23230-0767

    Untuk informasi lebih lanjut tentang buku ini dan bahan-bahan sejenis, hubungi:

    Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

    Kotak Pos 25/SLONS

    Surakarta 57135

    Email: ==> explorer mailto:ylsa@sabda.org

    Situs Web: ==> explorer http://www.sabda.org/ylsa/





    Pengantar

    [Indeks 00000]

    Laporan-laporan berdatangan dari segala penjuru dunia. Awalnya hanya sedikit, tapi sekarang menjadi semakin sering, satu sama lain saling mempertegas laporan-laporan tentang jumlah yang mencengangkan dari orang-orang yang percaya kepada Kristus: ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu, membentuk jemaat-jemaat dan menyebarluaskan iman mereka yang baru.

    Asia Tenggara
    Ketika seorang koordinator bagian strategi mengawali penugasannya pada tahun 1993, hanya ada tiga gereja dan 85 orang percaya di antara populasi yang berjumlah lebih dari 7 juta jiwa yang belum terjangkau. Empat tahun kemudian, terdapat lebih dari 550 gereja dan sekitar 55.000 orang percaya.

    Afrika Utara
    Dalam khotbah Jumat mingguannya, seorang imam Muslim Arab, berkeberatan bahwa lebih dari 10.000 muslim yang tinggal di daerah pegunungan sekitar situ telah beralih dari Islam dan menjadi orang Kristen.

    Sebuah Kota di Tiongkok

    Dalam kurun waktu empat tahun (1993-1997), lebih dari 20.000 orang menjadi percaya, dan menghasilkan terbentuknya lebih dari 500 gereja.

    Amerika Latin

    Dua persatuan gereja Baptis berhasil mengatasi penganiayaan yang serius dari pemerintah sehingga bertumbuh dari 235 gereja dalam tahun 1990, menjadi lebih dari 3200 di tahun 1998.

    Asia Tengah

    Seorang koordinator bagian strategi melaporkan: "Kira-kira pada akhir tahun 1996, kami berkunjung ke bermacam-macam gereja di daerah itu dan memperoleh catatan mereka tentang berapa banyak orang yang menerima Kristus dalam sepanjang tahun itu. Waktu seluruh catatan itu dijumlahkan, didapati ada 15.000 pembaptisan dilakukan dalam setahun. Tahun sebelumnya kami perkirakan keseluruhannya hanya 200 orang."

    Eropa Barat

    Seorang misionaris di Eropa melaporkan: "Tahun lalu (1998), saya dan istri saya memulai 15 kelompok gereja sel yang baru. Waktu kami harus pergi selama enam bulan untuk tugas luar daerah, kami bertanya-tanya kira-kira apa yang akan kami dapati waktu kembali. Benar-benar mengejutkan! Kami dapat membuktikan bahwa saat ini paling tidak ada 30 gereja, tapi saya yakin jumlah yang ada sebenarnya b

    Injil Barnabas Suatu Kesaksian Palsu (Sumber : The Good Way)


    A. Satu Pertanyaan: Mengapa Orang Kristen Tidak Mengenal Injil Barnabas?


    A.Q Jazzin, Libanon

    B. PENDAHULUAN

    Sudah ditetapkan bahwa kitab yang dikenal sebagai "Injil" Barnabas sama sekali tidak berkaitan dengan kekristenan. Karena kitab itu adalah satu kesaksian palsu tentang Injil kudus dan merupakan satu upaya untuk menyatakan hal-hal yang sangat keliru tentang agama Kristen. Dalam banyak hal kitab ini disamakan dengan bentuk Al Qur'an yang ditulis oleh Museilma, si pendusta, atau yang dikarang oleh Al-Fadhl bin Rabi'. Kitab yang dikaitkan dengan Barnabas ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Khalil Sa'adah, dari salinan dalam bahasa Inggeris pada tahun 1907 untuk memenuhi permintaan Sayyid Muhammad Rashid Ridha, seorang pendiri majalah Manar. Hal mana ditolak sepenuhnya oleh orang-orang Kristen karena terjemahan itu merupakan satu pemalsuan naskah. Mereka yang menerimanya adalah suatu sekte orang Muslim. Mereka berbuat demikian dengan alasan yang sangat sederhana karena bagian-bagian kitab itu menyokong pernyataan bahwa Al-Masih tidak disalibkan, tetapi kemiripan-Nya jatuh pada Yudas yang disalibkan menggantikan Dia.

    C. PANDANGAN PARA SARJANA

    Sarjana-sarjana yang meneliti dengan cermat tentang pokok ini secara bulat berpendapat bahwa buku ini, yang dikaitkan dengan Barnabas, tidak pernah ada sebelum abad ke 15. Hal ini muncul hampir 1.500 tahun sesudah kematian Barnabas. Seandainya buku ini dapat digunakan pada periode tersebut, maka sarjana-sarjana Muslim seperti Al-Tabari, Al-Baidhawi, dan Ibn Kathir tentunya tidak akan terpecah-pecah dalam pandangan mereka tentang akhir kehidupan Al-Masih, dan tentang pengenalan secara pribadi akan seseorang yang dikatakan telah disalibkan menggantikan Dia.

    Jika kita hubungkan dengan tulisan-tulisan Muslim seperti "Golden Pastures" (Penggembalaan Emas) oleh Al-Mas'udi, "The Beginning and the End" (Yang Awal dan Yang Akhir), oleh Imam 'Imad-ud-Din, dan "Ibrizi's Version" (Versi Ibrizi) oleh Ahmad Al-Magrizi, kita dapat mencatat bahwa sarjana-sarjana yang terpandang ini menyatakan dalam karya-karya tulisan mereka, bahwa Injil orang Kristen yang ditulis oleh keempat penulis Injil, yakni Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Al-Mas'udi menulis, "Kami telah menyebutkan nama-nama kedua belas dan ketujuh puluh murid-murid Al-Masih, tentang penyebaran mereka di seluruh negeri, dan berita-berita lain meliputi pekerjaan dan tempat penguburan mereka. Penulis keempat Injil termasuk Yohanes dan Matius ada diantara kedua belas orang itu, sedangkan Lukas dan Markus ada diantara kelompok tujuh puluh" (Al-Tanbih wal Isharaf, halaman 136).

    Kalau kita melihat pada naskah-naskah kuno dari Alkitab, jauh ke belakang pada masa sebelum Islam dan masa di mana Al Qur'an menunjukkan dan menyaksikan kebenarannya, maka kita tidak akan temui apa yang disebut Injil yang dihubungkan dengan Barnabas. Dan juga tidak disebutkan dalam daftar isi dari kitab-kitab yang membentuk Alkitab sebagaimana yang disiapkan oleh pemimpin-pemimpin gereja.

    Suatu penelitian sejarah menunjukkan bahwa naskah asli dari Injil palsu ini muncul untuk pertama kali pada tahun 1709 dalam barang Craemer, seorang Penasehat Raja Prusia. Naskah ini diambil dari padanya dan disimpan di Perpustakaan Wina pada tahun 1738. Semua sarjana yang menelitinya mencatat bahwa sampul buku ini terbuat dalam gaya Timur karena itu mempunyai catatan pinggir dalam bahasa Arab. Dari pengujian kertas dan tinta yang digunakan, nampak bahwa itu ditulis pada abad ke 15 atau ke 16.

    Sarjana Inggeris, Dr. Sale, mengatakan bahwa ia menemukan buku ini dalam bahasa Spanyol yang ditulis oleh seorang Ukraina bernama Mustafa Al 'Arandi, yang mengklaim telah menterjemahkannya dari bahasa Itali. Dalam pendahuluan dari salinan ini dinyatakan bahwa seorang biarawan bernama Marino, yang dekat dengan Paus Sixtus V, mengunjungi perpustakaan Paus pada satu hari di tahun 1585, dan menemukan sebuah surat dari St. Irenaeus yang mengeritik rasul Paulus dan mendasarkan kritikannya itu pada Injil Barnabas. Setelah itu Marino berkeinginan kuat untuk menemukan Injil itu.

    Suatu hari ia berjumpa dengan Paus Sixtus V dalam perpustakaan kepausan, dan ketika mereka berbincang-bincang, Paus tertidur. Biarawan ini menggunakan kesempatan tersebut, ia mencari buku itu dan menemukannya, ia menyembunyikannya dalam salah satu lengan bajunya. Ia berada di sana sampai Paus terbangun, baru ia meninggalkan tempat itu, dengan membawa buku tersebut. Walaupun begitu, setiap orang yang membaca tulisan St. Irenaeus ini tidak akan menemui petunjuk-petunjuk menyangkut Injil Barnabas dan juga tidak ada kritikan dalam bentuk apapun yang ditujukan kepada Rasul Paulus.

    Memang ada satu fakta yang dapat diketahui oleh setiap orang. Ada dituliskan dalam Kisah Para Rasul bahwa Barnabas sendiri bersama-sama dengan Paulus selama Paulus memberitakan Injil di Yerusalem, Antiokia, Ikonium, Listera dan Derbe. Barnabas juga memberitakan Injil bersama keponakannya di pulau Siprus. Ini menyatakan bahwa Barnabas adalah seorang yang percaya pada Injil salib yang diberitakan oleh Paulus, Markus dan Rasul-Rasul lainnya dan dapat disingkatkan dalam satu kalimat pendek: Al-Masih telah mati di kayu salib sebagai satu korban penebusan bagi dosa-dosa dunia dan bangkit kembali pada hari yang ketiga untuk pembenaran bagi setiap orang yang percaya. Karena Injil Barnabas menyangkali akan dasar kenyataan ini, maka buktinya pun sudah jelas bahwa kitab tersebut adalah satu pemalsuan.

    Beberapa sarjana beranggapan bahwa penulis Injil Barnabas ini adalah biarawan Marino sendiri, sesudah ia memeluk agama Islam dan dinamakan Musatafa Al-'Arandi. Sarjana-sarjana lainnya cenderung percaya bahwa versi Italia ini bukan copy yang pertama karena diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai yang asli. Karena setiap orang yang membaca injil yang diduga sebagai Injil Barnabas dapat menyadari bahwa penulisnya memiliki satu pengetahuan Al Qur'an yang luas dan hampir seluruh isinya merupakan terjemahan secara hurufiah dari ayat-ayat Al Qur'an. Satu-satunya di antara yang pertama memeluk pandangan ini adalah Dr. White, di tahun 1784.

    D. PENGARANGNYA: SEORANG KRISTEN YANG BERALIH MEMELUK AGAMA ISLAM

    Apapun pandangan-pandangan para sarjana nantinya, yang pasti adalah bahwa buku ini mengkaitkan sejarah Al-Masih dalam suatu bentuk yang selaras dengan isi Al Qur'an dan bertentangan dengan isi Injil. Hal ini menuntun kita untuk meyakini, bahwa penulisnya adalah seorang Kristen yang kemudian memeluk agama Islam. Seperti yang kita lihat dalam beberapa contoh berikut ini, di mana terdapat suatu petunjuk yang melebih-lebihkan Muhammad di atas Al-Masih. Dituliskan bahwa Al-Masih berkata, "Dan ketika Aku telah paham kepadanya, jiwaku telah dipenuhi dengan penghiburan sembari berkata, 'Oh Muhammad, semoga Allah beserta engkau, dan mudah-mudahan Dia menjadikan Aku layak untuk membuka tali sepatumu karena mencapai ini, Aku akan menjadi seorang Nabi Besar dan orang kudus utusan Allah' " (Injil Barnabas 44 alinea 30-31). Juga dikatakan, "Dan Al-Masih berkata, walaupun Aku tidak layak membuka ikatan tali (sepatu) nya, Aku telah menerima anugerah dan karunia (Injil Barnabas 97 alinea 10).

    Buku ini berisikan ungkapan-ungkapan yang cocok dengan tulisan-tulisan Muslim kuno. "Al-Masih menjawab, 'Nama dari Messiah itu adalah 'Terpuji', karena Allah sendiri memberinya nama itu, ketika Dia menciptakan roh-Nya, dan menempatkannya dalam sebuah kemuliaan surgawi. Dan bersabda, 'Tunggulah Muhammad, karena demi engkau, Aku berkehendak menciptakan surga, dan dunia dan semua makhluk, yang aku serahkan kepadamu, sehingga siapa pun yang memberkati akan diberkati, dan siapa saja yang mengutuki engkau, akan dilaknat. Apabila Aku mengutus engkau ke dunia itu, Aku akan jadikan engkau sebagai PesuruhKu untuk keselamatan, dan perkataanmu akan benar, langit dan bumi akan hancur musnah namun kepercayaanmu (agamamu) tak akan pernah musnah. 'Muhammad, datanglah cepat-cepat untuk keselamatan dunia" (79 alinea 14-18).

    "Dan ketika Adam bangun dan berdiri ia suatu tulisan surya, yang berbunyi, 'Hanya adalah Allah Maha Esa, dan Muhammad adalah pesuruh Allah Dalam pada itu Adam membuka mulutnya dan berkata, 'Aku berterima kasih padaMu, O Allah Tuhanku, bahwa Engkau telah sudi menciptakan daku, akan tetapi ceritakan kepadaku, aku mohon kepada Engkau, apa maksud amanat dari kata-kata ini, 'Muhammad adalah Pesuruh Allah'". Allah menjawab: "Selamat datang, hambaKu Adam. Sesungguhnya Aku berkata padamu bahwa engkau adalah ciptaanKu yang pertama dari semua mahluk. Hal yang kamu lihat ini adalah anakmu yang datang kedunia kelak. Dia akan menjadi pesuruhKu yang mana telah Aku ciptakan baginya. Kalau ia datang, ia akan memberi terang kepada dunia, yang mana jiwanya telah ada di surga 6.000 tahun sebelum aku menciptakan semua. Adam menjawab: Oh, Tuhan berikanlah tulisan ini pada kuku jariku, dan Allah menuliskan tulisan pada jempol kanan Adam. Tiada illah lain kecuali Allah dan pada jempol kiri Muhammad adalah pesuruh Allah (39:14-26).

    "Allah mengundurkan diri, dan malaikat Mikhail mengusir mereka keluar dari taman firdaus. Ketika Adam menoleh ke belakang ia melihat tulisan dilantai. Tiada illah lain, selain Allah dan Muhammad adalah pesuruh Allah. Oleh sebab itu ia menangis dan berkata, semoga hal ini menjadi keridhaan Allah, Muhammad datanglah segera selamatkan kami dari kesengsaraan" (41 alinea 29-31). Pernyataan-pernyataan ini lebih sejalan baik dalam kata-kata maupun rohnya dengan tulisan-tulisan Muslim kuno, seperti "Al-Ithafat Al-Saniyya bil Ahadith Al-Qudusiyyah" dan "Al-Anwar Al-Muhammaddiyyah minal Mawahib Al-Laduniyyah" dan "Al Isra Mu'jiza Kubra, "dan lain-lainnya.

    E. SANGAT BERTENTANGAN DENGAN INJIL KUDUS

    Tak terbilang banyaknya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa penulis Injil Barnabas ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan para rasul Al-Masih, atau murid-murid-Nya yang menuliskan kitab mereka di bawah ilham Roh Kudus. Berikut ini beberapa bukti tentang hal itu.

    Bukti pertama adalah ketidak-tahuan penulisnya tentang ilmu bumi Palestina dan negara tempat terjadinya kisah-kisah yang bersifat agama ini. Dia berkata, " Al-Masih pergi ke laut Gelilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya Nazareth; dalam pada itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya perahu itu hampir tenggelam" (20 alinea 1-2). Sudah sama diketahui dengan baik bahwa Nazareth terletak di atas bukit di Gelilea dan bukan sebuah kota di pesisir pantai, seperti yang dikatakan penulis ini. Di bagian lainnya dia berkata, "Ingatlah bahwa Allah-telah mentaqdirkan untuk menghancurkan Nineveh, karena Dia tiada menjumpai seorang pun yang takut kepada Allah. Allah telah memanggil Nabi Yunus dan mengutusnya ke kota itu, tetapi dia telah melarikan diri ke Tarsus karena takut kepada penduduk itu, oleh sebab itu Allah menyebabkan dia dilemparkan ke dalam laut, lalu di telan oleh seekor ikan dan dilontarkan keluar dekat Nineveh" (63 alinea 4-7). Sudah diketemukan dengan baik bahwa kota Nineveh ini adalah ibu kota dari Kerajaan Asyur dan didirikan di atas jalur sebelah timur sungai Tigris, di atas satu pintu keluar (gerbang) yang dikenal dengan nama Al-Khirs. Sebab itu kota ini tidak terletak di daerah Timur Tengah, seperti yang dilaporkan penulis.

    Kedua, ketidak-pahaman penulis tentang sejarah kehidupan Al-Masih. Pada pasal ketiga dari Injil yang palsu ini, ada tertulis, "ketika Al-Masih lahir , Pilatus adalah Gubernur, sedangkan jabatan kepala agama dipegang oleh Annanias dan Caiphas" (3 alinea 2). Hal ini sama sekali tidak benar, karena Pilatus menjadi Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi. Sedangkan Annanias menjabat sebagai kepala agama pada tahun 6 Masehi dan Caiphas dari tahun 8-36 Masehi. Dalam pasal 142 dituliskan bahwa Messiah tidak akan datang dari keturunan Daud tetapi dari keturunan Ismail, dan bahwa Perjanjian itu diberikan kepada Ismail dan bukan kepada Ishaq (124:14). Ini merupakan kesalahan yang besar karena setiap orang yang membaca silsilah Al-Masih dalam Injil yang sejati (benar) akan melihat bahwa silsilah itu, menurut daging, Dia berasal dari keturunan Daud, dari suku Yehuda.

    Ketiga, pengarangnya memasukkan kisah-kisah yang sama sekali tidak berakar pada agama Kristen. Kutipan-kutipan berikut ini merupakan contoh dari kisah-kisah tersebut. " Lalu firman Allah kepada pengikut setan, 'Bertobatlah kamu dan bersyahadatlah kepada Aku karena Allah, Pencipta kalian.' Mereka menjawab, 'Kami telah berpaling dari melaksanakan sujud kepada Engkau, karena Engkau tidak adil; hanya Satan adalah adil dan tak berdosa dan dia adalah Tuhan kami. '..Kemudian Satan, sambil pergi telah meludah pada tanah bumi itu, dan Malaikat Jibril mengangkatkan ludah itu beserta sedikit tanah, sehingga sekarang manusia mempunyai pusat pada perutnya" (35 alinea 25-27).

    "Al-Masih membalas, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku telah kasihan kepada syaithan, ketika Aku tahu tentang kejatuhannya; dan Aku kasihan kepada manusia yang digodanya kepada dosa. Karena itu Aku telah berdoa dan puasa kepada Allah kita yang berbicara kepadaKu dengan perantaraan MalaikatNya Jibril, "apakah tuntutan engkau O Al-Masih, dan apakah permohonan Engkau?" Aku menjawab, Allah, Engkau mengetahui tentang dosa yang disebabkan syaithan dan lewat godaan-godaannya yang banyak yang binasa, dia adalah ciptaanMu karena itu Aku mohon ampunilah mereka. Ya Tuhan Allah menjawab, 'Al-Masih perhatikanlah, Aku mau mengampuni dia, hanya kalau dia berkata, Allah Tuhanku, aku telah berdosa, berilah ampunan kepadaku, dan Aku akan mengampuni dia dan mengembalikannya kepada kedudukannya semula. Kata Al-Masih, ketika aku mendengar ini, aku sangat gembira percayalah bahwa aku telah membuat perdamaian ini. Karena itu aku memanggil syaithan, dan dia bertanya "Apa yang harus aku perbuat untukmu, O Al-Masih? Aku menjawab, 'Engkau akan melakukannya untuk dirimu sendiri, O syaithan, karena aku tidak senang terhadap perbuatanmu, tetapi untuk kebaikanmu telah aku panggil engkau. 'Syaithan membalas, 'Jika kamu tidak berkeinginan kepada bantuanku aku juga tidak menginginkan bantuanmu; karena aku lebih mulia dari pada kamu, kamu tidak layak untuk melayani aku, kamu adalah dari debu sedangkan aku adalah roh" ( 51 alinea 4-20).

    Tidak ada orang yang berpikiran sehat dapat percaya bahwa kisah tahyul ini berasal dari Injil yang diilhami Allah. Pertama, karena Allah tidak berkenan kepada syaithan ketika syaithan jatuh dan dibuang dari hadiratNya. Hal ini juga tidak sejalan dengan kesucian Allah yang illahi itu untuk membicarakan perdamaian dengan syaithan. Kedua, sejak mulanya Al-Masih telah masuk dalam peperangan dengan sikap tak pernah mengalah dengan syaithan. Alkitab berkata, "Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis (syaithan), sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (I Yohanes 3:8). Ketiga, dalam peperangannya dengan Al-Masih, syaithan tidak berani berkata bahwa dia lebih hebat dari Al-Masih. Sebaliknya, di tengah-tengah orang banyak di Kapernaum ketika ia diperintahkan untuk keluar dari seseorang, dengan suara keras ia berseru, "Hai Engkau, Al-Masih orang Nazaret, apa urusanMu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau; Yang Kudus dari Allah" (Lukas 4:34).

    Dengan demikian sudah ada satu kepastian yang mutlak bahwa penulis Injil Barnabas ini adalah seorang Muslim. Setiap orang yang membaca Injil Barnabas ini dengan teliti akan menemukan banyak sekali ajaran-ajaran Islam di dalamnya. Pertama, kitab ini berisikan suatu kisah keserupaan dengan Al-Masih. Pada pasal 112 dikatakan. "Ketahuilah, O Barnabas, bukan karena inilah aku harus berhati-hati salah seorang muridku akan mengkhianati aku dengan 30 keping perak untuk selanjutnya aku yakin bahwa orang yang akan menjual aku akan terbunuh dengan namaku, karena Allah akan mengangkat aku dari ini, dan akan mengubah rupa pengkhianat itu sedemikian rupa sehingga setiap orang akan percaya dia apabila dia mati dia akan alami suatu kematian yang buruk, aku akan tetap dalam noda beberapa lama waktu di dalam dunia ini. Akan tetapi apabila Muhammad Pesuruh suci Allah itu, datang nama buruk itu akan diangkatkan" (112 alinea 13-17). Kisah ini cocok sekali dengan pengajaran Islam pada abad pertengahan. Kedua, ada satu pendapat yang kuat bahwa Alkitab telah diselewengkan. Dalam pasal l12 dikutipkan seolah-olah Al-Masih sedang berkata, " Sesungguhnya aku berkata kepadamu, bahwa sekiranya kebenaran itu belum dihapuskan dari kitab Musa, Allah tak kan memberikan kepada Daud bapak kita, Kitab yang kedua. Dan jikalau kitab Daud itu belum dicemarkan, Allah tidak akan menyerahkan Injil kepadaku, mengingat bahwa Allah Tuhan kita tidak berubah-ubah, berbicara satu amanah untuk seluruh manusia. Oleh sebab itu bilamana Pesuruh Allah itu akan datang, dia akan datang untuk memurnikan kembali hal-hal yang telah mencemarkan Kitabku yang telah dilakukan oleh orang-orang tak beriman" (124 alinea 8-10).

    Pernyataan ini merupakan satu hujatan terhadap keabsahan Alkitab, dan tidak mungkin berasal dari Al-Masih, yang berfirman, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu" (Matius 24:35).


    F. INJIL BARNABAS ADALAH KESAKSIAN PALSU TERHADAP AL QUR'AN

    Dari mulanya sudah saya tegaskan bahwa kitab yang dihubungkan dengan Barnabas adalah satu kesaksian palsu terhadap Injil karena keseluruhan isinya bertentangan dengan Injil. Dibawah ini saya ketengahkan beberapa bagian yang terdapat dalam Injil yang palsu itu, yang juga pada gilirannya merupakan satu kesaksian palsu terhadap Al Qur'an:


    1. Maka Yusuf berangkat dari Nazareth, suatu kota di daerah Galelee, dengan Maryam isterinya yang sedang hamil, .... agar dia dapat mendaftarkan nama sesuai dekrit Caesar. Setelah Yusuf sampai di Bethlehem, karena kotanya kecil, dan sejumlah besar mereka merasa asing di sana, dia tiada menemukan tempat, oleh karena itu ia mengambil penginapan di luar kota pada sebuah pemondokan yang dibuat untuk tempat berteduh penggembala. Sementara Yusuf bertempat tinggal di sana, genaplah waktunya bagi Maryam untuk melahirkan. Perawan itu dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit" (3 alinea 5-10). Sedangkan isi Al Qur'an membenarkan bahwa Maryam merasakan kesakitan melahirkan seperti wanita lain umumnya, karena dikatakan: "Kemudian Maryam mengandungnya, lalu ia berpindah ke tempat yang jauh. Lalu ia berlindung ke pohon korma, karena sakit melahirkan anak, ia berkata: 'Aduhai kiranya, matilah aku sebelum ini dan adalah aku lupa yang dilupakan'" (Surat Maryam 22-23).


    2. "Celaka kepada dunia ini, karena hal itu pasti akan mengalami siksaan abadi. Oh umat manusia bedebah, karena Allah telah memilih kamu sebagai seorang anak, dan menempatkan engkau di firdaus, dalam pada itu engkau, O orang celaka oleh gerakan syaithan telah termasuk ke dalam hal yang tidak diridhai Allah dan telah terlontar keluar jannah.." (102 alinea 18-19). Sedangkan Al Qur'an memandang kepercayaan kepada ke-bapa-an Allah sebagai satu penghujatan, dan layak mendapatkan hukuman dalam neraka. Ia menyuarakan sebagai peringatan kepada "orang-orang yang mengatakan: Allah itu mempunyai anak" (Surat Al-Kahfi 4-5).


    3. "Hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya (116.18)". Sedangkan Al Qur'an mengajarkan poligami (dapat beristeri lebih dari satu orang) dengan berkata, "kawinilah bagimu perempuan-perempuan yang baik bagimu, berdua, bertiga atau berempat orang. Tetapi jika kamu takut, bahwa tiada akan berlaku adil maka kawinilah seorang saja," (Surat Al-Nisa' 3).


    4. Ketika "Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang Raja yang kebebasan kepada hamba-hambaNya untuk menunjukkan kemurahanNya supaya hamba-hambaNya lebih mencintaiNya maha kuasaanNya, ...." (155 alinea 13). Hal ini bertentangan dengan Al Qur'an yang mengatakan: "Tiap-tiap manusia Kami ikatkan usahanya (amalnya) masing-masing kedudukanya" (Surat Al-Isra' 13). Tafsir Al-Jalalayn, dengan mengutip Muhajid sebagai sumber pendukung, menjelaskan ayat ini demikian: "Tidak seorangpun yang di lahirkan tanpa selembar kertas yang diikatkan pada lehernya dan bertuliskan apakah ia susah atau bahagia."


    5. "Kemudian Pesuruh Allah itu akan berkata, O Allah, ada diantara orang-orang yang beriman yang telah berada dalam neraka 70.000 tahun. O Allah, dimana gerangan ampunan Engkau? Hamba mohon kepada Engkau, Allah, untuk membebaskan mereka dari azab-azab pedih itu. Lalu Allah memerintahkan 4 Malaikat kesayangan Allah supaya mereka pergi ke neraka dan mengeluarkan setiap orang yang telah menganut aqidah Pesuruh-Nya dan memimpin ke dalam surga" (137 alinea 1-4). Ayat ini bertentangan dengan Al Qur'an yang sama sekali menyangkal akan permohonan ampun, karena dikatakan: "Sesungguhnya Allah mengutuki orang-orang yang kafir dan menyediakan untuk mereka api yang bernyala-nyala (neraka). Sedang mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, mereka tiada memperoleh wali dan tiada pula penolong" (Surat Al- Ahzab 64-65).


    6. "Al-Masih mengaku dan mengatakan kebenaran, 'Aku bukan Messiah itu'. Mereka berkata, 'Apakah kamu Eliyah atau Yeremiah, atau salah seorang di antara Nabi-nabi dulu?' Al-Masih menjawab, 'Tidak.' Lalu kata mereka, 'Siapakah kamu? Katakanlah supaya kami boleh memberikan kesaksian kepada orang yang diutus kepada kami?' Al-Masih berkata, 'Aku adalah suatu suara yang berseru melalui seluruh Yudea, dan berteriak, 'Persiapkan olehmu jalan untuk Pesuruh Allah itu'" (42 alinea 5:11). Al Qur'an berkata: "(Ingatlah) ketika malaikat berkata, 'Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari pada-Nya (yakni seorang anak), namanya Almasih 'Isa anak Maryam, yang mempunyai kebesaran di dunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepada Tuhan" (A.Surat Ali Imran 45). Masih adakah, dalam kenyataannya, satu kesaksian palsu yang menentang Injil dan Al Qur'an dari pada Injil Barnabas ini? Masihkah ada seorang Muslim yang mempercayai pemalsuan ini bahwa Mesias itu adalah Muhammad anak Abdullah dan bukan Al-Masih anak Maryam?


    BERBAHAGIALAH ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN KARENA MEREKA AKAN DIPUASKAN.
    Mat 5: 6

    G. Bahan Kajian
    Injil Barnabas Suatu Kesaksian Palsu


    1. Bagaimana pendapat para sarjana setelah meneliti dengan cermat mengenai adanya Injil Barnabas?
    2. Sejak kapan muncul Injil, Barnabas itu?
    3. Apa bukti yang menguatkan bahwa Injil Barnabas baru ada sesudah abad ke 15?
    4. Menurut penelitian sejarah di mana pertama kali naskah asli Injil Barnabas ditemukan?
    5. Bagaimana pandangan Dr. White tentang penulis Injil Barnabas? Jelaskan!
    6. Siapakah sebenarnya pengarang Injil Barnabas itu?
    7. Berikan beberapa contoh yang membuktikan bahwa Injil Barnabas ditulis oleh seorang yang memeluk agama Islam?
    8. Jika diteliti dengan cermat pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas, maka sampai pada kesimpulan bahwa isinya lebih sejalan dengan tulisan-tulisan mana?
    9. Apakah ada hubungan penulis Injil Barnabas dengan para rasul atau murid Al-Masih?
    10. Berikan tiga bukti yang mengatakan bahwa penulis Injil Barnabas tidak ada hubungannya dengan para rasul atau murid Al-Masih!
    11. Kutiplah beberapa bagian isi Injil Barnabas yang sebenarnya merupakan kesaksian palsu terhadap Al Qur'an!
    12. Apa kesimpulan akhir anda mengenai Barnabas?

    Mengenal Kebenaran Injil (Sumber :The Good Way)


      Mengenal Kebenaran Injil


      1. Beberapa Pertanyaan
      2. Kata Pengantar
      3. Bab I KeAnakan Al Masih
      4. Bab II Keunggulan Al Masih
      5. Bab III Pengubahan Injil
      6. Bab IV Penyaliban Al Masih
      7. Bab V Perubahan Dalam Kita
      8. Bab VI Banyaknya Kitab Injil
      9. Bahan Kajian

    A. Beberapa Pertanyaan:


    M.Z.S.TRIPOLI - LIBANON


    B. KATA PENGANTAR

    Injil memang selalu menarik untuk dibaca, direnungkan dan diteliti kebenarannya. Karena Injil yang berpusatkan Al-Masih itu terbuka bagi setiap orang tanpa membedakan-bedakan ras dan warna kulit.

    Kali ini dengan senang hati kami mengetengahkan tanya jawab dari salah seorang yang mencari kebenaran Injil dengan bapak Iskander Jadeed melalui surat-menyurat yang tentunya menurut hemat kami akan sangat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

    Seperti biasanya, kutipan ayat-ayat Alkitab diambil dari Alkitab terjemahan baru yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta tahun 1988. Sedangkan ayat-ayat Al Qur'an dikutip dan "Tarjamah Al Qur'an Al Karim", oleh Prof. H. Mahmud Yunus dan diterbitkan oleh PT Al-Ma'arif, Bandung, Tahun 1982.

    Adalah doa dan harapan kami, kiranya melalui buku ini pengetahuan anda akan Injil semakin diperkaya.


    Jakarta, Oktober 1990
    PENERBIT

    Sahabatku yang budiman,

    Saya sungguh senang mengetahui bahwa anda mempunyai keingintahuan untuk menyelidiki kebenaran-kebenaran Injil. Sungguh baik anda memiliki keinginan ini, karena kita temui Paulus, seorang rasul dan seorang pahlawan iman berkata: "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (I Tesalonika 5:21).

    Dari kata-kata pembukaan dalam surat, nampaknya anda ingin membicarakan beberapa pokok iman Kristen. Namun, semangat anda telah membawa anda kepada dunia perdebatan dengan "Ahli kitab", yang bertentangan dengan perintah Al Qur'an yang berbunyi "Janganlah berdebat dengan Ahli Alkitab melainkan dengan (jalan) yang terbaik" (S.29 Al-'Ankabut 46).

    Anda juga telah melupakan nasihat Al Qur'an yang mengatakan, "Bagaimana mereka itu meminta hukum kepada engkau, sedang di sisi mereka ada Taurat, di dalamnya ada hukuman Allah?" (S.5 Al-Maidah 43). Dalam upaya anda menyinggung pokok-pokok keyakinan Kristen yang paling peka, anda banyak menggunakan ayat-ayat Al Qur'an dari pada Alkitab yang ditetapkan Al Qur'an sebagai wasit atas setiap masalah antara orang-orang Kristen dan Islam. Satu bukti nyata dari hal ini adalah bahwa Muhammad sendiri telah menunjuk pada "Ahli kitab" untuk menegaskan kebenaran setiap kepercayaan. Al Qur'an berkata: "Jika engkau syak wasangka, tentang apa yang Kami turunkan kepada engkau (ya Muhammad), hendaklah engkau tanyakan kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau" (S.10 Yunus 94).

    Perintah ini menuntut setiap orang Muslim, dalam menghadapi setiap persoalan yang mendasar dengan Ahli-ahli kitab untuk menerima apa yang digariskan dalam kitab itu sendiri. Berkaitan dengan itu, satu ayat dalam Al Qur'an berkata: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan nur (cahaya), sedang nabi-nabi yang tunduk (kepada Allah) menghukum dengan Taurat itu, terhadap orang-orang Yahudi dan (begitu pula) ulama dan ketua-ketua agama, sebab mereka menghafal kitab Allah dan mereka itu menjadi saksi atas demikian itu.... Barang siapa yang tiada menghukum menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang kafir" (S.5 Al-Maidah 44).

    Kemudian dikatakan bahwa orang Kristen tidak terikat pada kata-kata Al Qur'an. Sebaliknya, Al Qur'an menghimbau orang Kristen untuk berpegang teguh pada kitabnya, dengan berkata: "Hendaklah Ahli Injil menghukum menurut yang diturunkan Allah dalam Injil itu" (S.5 Al-Maidah 47).

    Selanjutnya saya akan menjawab sanggahan anda atas beberapa pengajaran Kristen:


    C. KEANAKAN Al-Masih

    Dalam upaya anda menentang Keanakan Al-Masih, anda menggunakan dua ayat Al Qur'an, yakni Surat Al-Ikhlash dan Maryam, tetapi anda lalai mengkaitkannya dengan satu ayat dalam Surat Al-An'am yang mana berkata, "Yang menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan ada bagiNya anak, sedang Dia tidak mempunyai isteri? Dia menciptakan tiap-tiap sesuatu dan Dia Maha mengetahui tiap-tiap sesuatu" (S.6 Al-Anaam 101).

    Maksud saya dengan menunjuk pada ayat ini, ialah untuk menarik perhatian anda pada kelemahan dari sanggahan-sanggahan Islam yang dikemukakan apabila menghadapi masalah Keanakan Al-Masih. Sebelum kebangkitan Islam beberapa penganut agama Kristen, kebanyakan berlatar belakang kafir, menyebar-luaskan suatu pengajaran sesat yang mengatakan bahwa Perawan Maryam adalah Dewi. Barangkali mereka mengenalinya sama dengan dewa mereka "Al-Zhara". Aliran sesat ini menamakan diri "Maryamisme" atau "Pengikut-pengikut Maryam". Sarjana Ahmad Al-Makreezy menyebutkan mereka dalam bukunya, "Al-Kawl-Al-Ibreezy" (hal 26). Demikian juga dengan penulis lain, Ibn-Hazm, mencantumkan aliran sesat ini dalam bukunya, "Al-Milal Wal-Ahwaa Wal-Nihal"(hal 47). Sekarang ini tidak ada seorang Kristen pun yang mempercayai ajaran ini. Sebaliknya orang-orang Kristen memandangnya sebagai satu penghinaan yang ditujukan pada kemuliaan kesucian Allah yang melampaui seluruh sifat jasmaniah. Para teolog Kristen telah menyerang kesalahan ini dengan penuh semangat dan menggunakan setiap ayat-ayat Alkitab dan alasan-alasan yang dapat diterima akal sehat sampai hal tersebut menghilang pada akhir abad ketujuh.

    Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa Al Qur'an tidak mengkritik ajaran Kristen, tetapi mengkritik Pengikut-pengikut Maryam yang sesat ini yang sesungguhnya berakar pada kekafiran. Karena ketika itu kekafiran merupakan hal yang lazim di seluruh Mesir, Arab dan Yunani, di mana semua penganutnya percaya bahwa dewa-dewa mereka kawin dan mempunyai anak.

    Umat Kristen bagaimanapun tidak mempercayai keanakan Al-Masih dari hubungan secara jasmaniah yakni hasil hubungan suami- isteri. Mereka meyakini dia sebagai Anak Allah dalam arti keluar dari diriNya sendiri dalam keadaan Illahi. "Dia adalah Firman Allah dan berasal dari RohNya."

    Rasul Paulus menunjuk pada kebenaran ini ketika ia menyatakan: "Dari Paulus, hamba Al-Masih, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikanNya dengan perantaraan nabi-nabiNya dalam kitab-kitab suci, tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita" (Roma 1:1-4).

    Dalam mengkaji ulang semua ucapan Al-Masih, kita menemukan pernyataan-pernyataan yang jelas mengukuhkan keanakanNya secara illahi itu, misalnya:

    "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga" (Matius 16:17).

    "Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat juga demikian terhadap kamu,.."(Matius 18:35).

    "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?" (Lukas 2:49).

    Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga" (Yohanes 5:17).

    Kita juga baca dalam kitab Injil, "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" (Yohanes 10:32).

    Tulisan kitab Injil tentang baptisan Al-Masih di sungai Yordan, menunjukkan bahwa suatu suara yang berasal dari langit yang terdengar pada peristiwa itu berbunyi:"...inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNya Aku berkenan" (Matius 3:17).

    Sekarang kita kembali pada ayat Al Qur'an: "Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan". Imam Al-Baidawi menafsirkan hal ini sebagai berikut: "tidak beranak", dalam arti bahwa dia tidak mempunyai hubungan seksual dan tidak membutuhkan penolong (atau kerjasama), juga seorang penerus.... "tidak diperanakkan" berarti, dia tidak kekurangan apa-apa dan ada kehampaan yang mendahuluinya. Maka "lahir" (atau memperanakkan) seperti yang dipakai dalam Surat Al-Ikhlash tidak diartikan lain kecuali kelahiran dalam hubungan seksual, secara jasmaniah. Dan ini secara pasti bukanlah keyakinan orang-orang Kristen!


    D. KEUNGGULAN AL-MASIH

    Umat Muslim biasanya menganggap Muhammad melebihi nabi-nabi lainnya. Seandainya Al-Masih seorang nabi, tentunya saya telah berdebat dengan anda untuk mencari siapa yang terbesar. Namun tidak perlu lagi dipersoalkan bahwa Al-Masih adalah yang terbesar dari semua nabi dan semua malaikat termasuk para penghulu malaikat. Dia di atas semua ciptaan baik di surga maupun di bumi; di atas segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Sebab itu perlu sekali untuk membicarakan pokok ini lebih lanjut. Dalam Yohanes 1:1-5 kita dapat membaca tentang Al-Masih: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Ibrani 3:1-6 berkata, "Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Al-Masih, yang setia kepada Dia yang telah menetapkanNya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumahNya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Al-Masih setia sebagai Anak yang mengepalai rumahNya: dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan."

    Kita juga dapat membaca dalam Ibrani 1:1-6, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah menjadikan alam semesta, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepadaNya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan, "AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"? dan "Aku akan menjadi BapaNya, dan Ia akan menjadi AnakKu"? Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Mazmur 2:7 berkata, "AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini." Selanjutnya kita baca dalam Kolose 1:15, "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan."


    E. PENGUBAHAN KITAB INJIL

    Setiap kitab yang bersifat agamawi tentunya akan dikutuk dari pengubahan. Tetapi ada satu perbedaan antara membuat satu tuduhan dan menyiapkan bukti bagi tuduhan anda. Bukti pertama yang anda ajukan ialah bahwa Perjanjian Baru melarang perceraian sedangkan Al Qur'an mengijinkannya; dan Injil mengijinkan anggur sedangkan Al Qur'an melarangnya. Hal ini hanyalah merupakan sanggahan yang lemah yang tidak didasarkan atas pemahaman yang benar karena dua hal:

    1. Kitab-kitab Injil tidak melarang perceraian, tetapi berupaya membatasi alasan-alasan para ahli Taurat dan orang Farisi dalam menafsirkan hukum Taurat mengenai perceraian (Ulangan 24:1). Al-Masih menghimbau seluruh umat untuk kembali pada apa yang telah ditetapkan Allah dari mulanya (Kejadian 2:24), yakni agar pria dan wanita harus tetap tinggal bersama selama hidup. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara masalah keluarga, menjaga sendi-sendi kehidupan pada umumnya dan memelihara penghargaan kepada isteri sebagai ibu dan pasangan dalam kerohanian dengan suami. Al-Masih hanya mengijinkan perceraian apabila terjadi perzinahan dari masing-masing pihak, suatu tindakan yang akan memutuskan tali pernikahan (Matius 5:31). Pada tahun-tahun terakhir ini kami telah menyaksikan bahwa beberapa cendekiawan dan pemimpin Islam telah menetapkan hukum-hukum dalam melarang perceraian yang tak terduga untuk menjaga integritas keluarga dan bangsa. Mungkin ini merupakan tanggapan terhadap tradisi yang bersifat nubuat yang mana berbunyi: "Perceraian adalah satu kelonggaran yang paling dibenci Allah" (Sunan Abi Davood Buku 13 ayat 3).

    2. Injil tidak mendorong untuk minum anggur, sebaliknya Injil melarangnya dengan berkata, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Efesus 5:18). Juga dikatakan, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah tersesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (I Korintus 6:9-10).

    Selanjutnya, perbedaan yang ada antara Injil dan Al Qur'an dalam hal-hal yang legal tidak memberikan anda hak untuk menghakimi bahwa Injil telah diubah. Seandainya kita mulai dengan soal ini, maka apakah yang dapat menyangga perkataan umat Kristen bahwa Al Qur'an telah diubah karena mengijinkan perceraian yang sebab-sebabnya tidak dikenal dalam Injil?


    F. PENYALIBAN AL-MASIH

    INJIL BERKATA BAHWA AL-MASIH DISALIB, SEDANGKAN AL QUR'AN MENGATAKAN BAHWA AL-MASIH TIDAK DISALIB

    Nampaknya anda dapat disamakan dengan banyak orang yang berusaha bertahan pada huruf dari isi Al Qur'an dengan melupakan bahwa Al Qur'an sendiri menceritakan kepada kita kesaksian bangsa Yahudi bahwa mereka telah menyalibkan Al-Masih. Karena dikatakan, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa anak Maryam, seorang rasul Allah" (S.4 An-Nisaa' 157).

    Bangsa Yahudi telah menurunkan tradisi ini dari ayah kepada puteranya sejak abad pertama sampai sekarang. Kesaksian mereka ini bukanlah satu-satunya kesaksian yang berhubungan dengan penyaliban Al-Masih. Berikut ini adalah laporan lain dari mereka yang juga telah menyaksikan peristiwa akbar ini:

    1. Nubuatan-nubuatan: Inilah bukti yang tidak dapat disangkali. Berabad-abad sebelumnya para nabi telah diilhami untuk menuliskan banyak hal secara rinci tentang kematian Al-Masih di kayu salib: seperti contoh ini:

      • Menjual Al-Masih dengan harga 30 keping perak. "Lalu aku berkata kepada mereka, 'jika itu kami anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!' Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak" (Zakharia 11:12).

      • Membeli ladang penuang logam dengan uang tersebut "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku, 'Serahkanlah itu kepada penuang logam!' - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN" (Zakharia 11:13).

      • Ejekan dan cemo'ohan kepada Al-Masih sebelum Dia disalibkan - "Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepungi aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku" (Mazmur 22:17-18)

      • Luka-luka parah yang dideritanya "Tetapi dia tertikam karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita di timpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:5).

      • Dia tidak membuka mulut dalam penderitaan. - "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan dirinya ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulut" (Yesaya 53:7).

      • Dia dicambuk dan diludahi. -"Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi" (Yesaya 50:6).

      • Mereka mentertawakan Dia. - "Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum" (Mazmur 22:13-14).

      • Mereka membagi-bagikan pakaianNya di antara mereka dan membuang undi atas jubahNya. -"Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku" (Mazmur 22:19).

      • Dia bertanya mengapa Bapa telah meninggalkan Dia. - "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Mazmur 22:2).

      • Sebuah tombak akan menembusi lambungNya - "..dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung" (Zakharia 12:10).

      • Dia akan disalibkan di antara pencuri dan dikuburkan dengan orang kaya - "Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya" (Yesaya 53:9).

      • Tidak ada satupun tulangNya yang remuk. - "Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah" (Mazmur 34:21).

      Jika kita membaca laporan Perjanjian Baru maka kita akan melihat bahwa semua nubuatan ini telah digenapi secara hurufiah.

    2. Tanda Salib: Orang Kristen mula-mula menggunakan tanda salib sebagai tanda kenal diri ketika mereka dianiaya. Mereka mengukir tanda salib itu di kubur-kubur dan di katakombe-katakombe tempat mereka berkumpul, dalam menyembunyikan diri dari kelaliman Nero, Raja Romawi. Setiap orang yang mengunjungi kota Roma dapat menyaksikan tanda-tanda ini.

    3. Pemberitaan Al-Masih yang tersalib oleh murid-muridNya: Petrus berkata kepada umat Yahudi, "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Al-Masih dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu" (Kisah Rasul 2:22-24).

    4. Pernyataan Al-Masih sendiri. Para penulis kitab Injil melaporkan bahwa Al-Masih menyebutkan penyaliban dan kematian berulang kali karena keselamatan mereka dari dosa menuntut kematianNya di atas kayu salib. Berikut ini sebuah contoh dalam satu kesempatan: "Ketika Al-Masih akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas muridNya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan, 'Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius 20:17-19).

    5. Kesaksian yang teguh dari tradisi-tradisi umat Kristen: Sejak munculnya Kekristenan pengikut-pengikut Al-Masih telah merayakan 'Perjamuan Kudus', yang juga disebut sebagai 'persekutuan dengan tubuh dan darah Al-Masih'. Perintah ini telah ditetapkan oleh Al-Masih sendiri pada malam ketika Dia dikhianati. Dia mengatakan ini kepada murid-muridNya untuk dilakukan sebagai peringatan akan Dia. Al-Masih berkata, "'Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu; Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah'. Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata, 'Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu; mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang'. Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kataNya, 'Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku'" (Lukas 22:15-19).


      Al-Masih telah memberikan satu penegasan bahwa Dia telah mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dikorbankan untuk umat manusia. Murid-murid telah melaksanakan sakramen ini dan melanjutkannya kepada anda: "Bahwa Al-Masih, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkan dan berkata, 'Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!' Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan lalu berkata, 'Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku'" (I Korintus11: 23-25).

    6. Kesaksian Sejarah: Sejarah juga menuliskan tentang kematian Al-Masih. Para sejarahwan menuliskan peristiwa ini, memberikan ruang yang cukup banyak untuknya dalam tulisan-tulisan mereka. Di antara sejarahwan-sejarahwan itu adalah; Tacitus, seorang sejarahwan bangsa kafir, pada tahun 55 Sesudah Al-Masih; Lucianus, seorang Yunani, yang menulis pada tahun 100 Sesudah Al-Masih; Yosephus, seorang bangsa Yahudi yang hidup beberapa tahun sesudah penyaliban itu. Semua tulisan-tulisan ini sejalan dengan tulisan Injil berhubungan dengan kelahiran, ajaran-ajaran, penyaliban, dan kebangkitan Al-Masih.

    7. Kesaksian dari kutipan-kutipan Romawi: Satu laporan yang sangat penting adalah laporan yang dikirimkan Pilatus kepada Kaisar Tiberias. Di dalamnya ia menjelaskan secara rinci semua kegiatan Al-Masih, tuduhan-tuduhan bangsa Yahudi yang menentang Dia, dan bagaimana dipandang perlu baginya untuk menjatuhkan hukuman mati padaNya dengan penyaliban guna menghindari kericuhan. Dokumen ini adalah salah satu dari banyak dokumen yang digunakan oleh sarjana Kristen, Tertulianus dalam pembelaannya terhadap umat Kristen yang terkenal.

    8. Kesaksian kitab Yahudi Talmud: Sudah dikenal dengan baik oleh semua orang bahwa umat Yahudi adalah bangsa yang mengikuti Taurat yang ditulis oleh Musa. Tetapi hanya sedikit yang mengetahui kitab penting lainnya dari tradisi bangsa Yahudi yang dikenal sebagai 'Talmud'. kitab ini berisikan kumpulan dari tradisi-tradisi leluhur mereka, yang dalam banyak hal, merupakan pengganti Hukum Allah. Al-Masih pernah menegur mereka sehubungan dengan masalah ini dengan berkata, "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?" (Matius 15: 3).


      Dalam kitab Talmud halaman 42 kita baca bahwa, "Al-Masih disalibkan sehari sebelum hari Paskah, dan bahwa hal itu telah dikemukakan 40 hari lebih awal bahwa dia akan dibunuh karena dia adalah seorang petenung dan bermaksud menipu bangsa Israel dan menyesatkan mereka."

    9. Kesaksian Al Qur'an: Paling sedikit ada 5 ayat dalam Al Qur'an yang membenarkan kematian Al-Masih. Tiga di antaranya yang menggunakan kata mati atau wafat, adalah:

      • S.19 Maryam 30
      • S.3 Al-Imran 55
      • S.5 Al-Maidah 116-117

      Dan yang menggunakan kata "bunuh" adalah:
      • S.2 Al-Baqarah 87
      • S.3 Al-Imran 183

    10. Kebangkitan Al-Masih: Barangkali kebangkitan Al-Masih merupakan bukti yang paling kuat dari kematianNya di atas kayu salib, karena Injil yang Kudus mengatakan kepada kita bahwa "Sesudah itu Yusuf dari Arimatea - ia murid Al-Masih, dengan sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi - meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Al-Masih. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Al-Masih, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Al-Masih disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Al-Masih ke situ" (Yohanes 19:38-42). Tetapi pada hari yang ketiga sebelum fajar menyingsing, terjadilah gempa bumi yang besar, karena seorang malaikat Tuhan turun dari surga dan menggulingkan batu besar dari pintu kubur itu. Hal ini menakutkan para penjaga yang menunggui mayat itu sesudah kubur dimeteraikan sesuai dengan perintah Pilatus. Barangkali bentuk malaikat yang sangat mempesona itu telah menghalangi para penjaga melihat bahwa Al-Masih telah bangkit, ketika hal itu terjadi. Namun, malaikat itu sendiri memberitahukan kepada Maria Magdalena dan mereka yang bersama dengan dia bahwa Al-Masih telah bangkit, sewaktu mereka tiba di kuburan pada waktu hari masih gelap untuk menjenguk mayat tersebut.


    Demikianlah, kebangkitan merupakan satu bukti yang tak dapat diganggu gugat bahwa seseorang yang disalibkan adalah Al-Masih, karena Al-Masih sendiri telah memberitahukan kepada bangsa Yahudi, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yohanes 2:19). Setiap orang yang menyangkali hal ini sesungguhnya dia telah menuduh Allah, Al-Masih dan para malaikat telah bersekongkol menipu umat manusia.

    Adapun maksud orang Yahudi untuk tidak terlalu menghiraukan Al-Masih adalah untuk menghambat berkembangnya agama Kristen karena mereka merasakan dalam pemberitaanNya sebagai akhir dari kefanatikan rasialisme yang dangkal. Sebab itu ketika mereka berhasil meyakinkan penguasa Romawi untuk menghukum mati Dia, dan Dia diletakkan dalam kubur, maka mereka menganggap telah mencapai tujuan mereka. Tetapi Injil Allah tidak dapat dikekang oleh kuasa-kuasa jahat. Sebentar saja Injil telah tersebar sampai ke ujung-ujung bumi. Ribuan orang tertarik pada salib Al-Masih.

    Demikianlah kaum Yahudi sebenarnya tidak mencapai tujuan akhir mereka, hanya berkhayal seolah-olah mereka telah mencapainya...Itulah sebabnya kata-kata dalam Al Qur'an muncul enam ratus tahun kemudian. Mereka yang mempersoalkan Dia sebenarnya tidak begitu yakin dengan fakta-fakta mereka dan beranggapan bahwa pendapat mereka sendiri itulah yang benar. Mereka sesungguhnya tidak membunuh dia, karena "Dia bangkit sesudah tiga hari!" Kata-kata dalam Al Qur'an, kemudian, muncul sebagai penegasan atas peristiwa yang luar biasa ini: "Selamat sejahtera bagiku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali"(Surat Maryam 33). Dan, 'Ya, 'Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepadaKu dan menyucikan engkau dari orang-orang kafir..." (S.3 Ali Imran 55).

    Selanjutnya ijinkanlah saya membahas cerita aneh yang anda sebutkan dalam suratnya yang sebenarnya tidak lebih dari satu dongeng yang berkembang di antara kaum Muslim. Secara singkat dikatakan bahwa seorang pengganti yang disalibkan menggantikan Al-Masih. Ijinkan saya berkata bahwa ucapan-ucapan nubuatan sebelum Inkarnasi (penjelmaan), sama halnya dengan pernyataan Al-Masih sendiri menjadikan cerita bohong "orang pengganti" ini bukan saja merupakan satu khayalan yang tidak berhasil tetapi juga sebagai satu mitos (dongeng) yang hampa. Kekeliruannya yang jahat adalah bahwa hal itu menjadikan Allah - Yang dimuliakan, diagungkan, muncul sebagai tidak adil dan penipu. Bukankah tidak ada lagi suatu ketidakadilan yang lebih besar dari pada ia harus melemparkan rupa Al-Masih kepada yang orang lain, yang akan mati menggantikanNya, sedangkan korban itu sendiri tidak diberikan kesempatan mengatakan sesuatu tentang masalah itu. Dan tidak ada lagi penipuan yang lebih buruk dari pada Allah mengilhami para nabi bahwa Al-Masih akan datang menebus dunia dengan korban kematianNya, untuk mengangkat dosa mereka. Dan ketika saatnya tiba maka Dia harus mengubah rencanaNya, dengan mengijinkan orang lain dihukum mati tanpa dijelaskan penyebabnya, dan meninggalkan masyarakat dalam keraguan atas kejujuranNya? Bukankah jelas bagi anda bahwa seseorang yang salah dikorbankan sudah memenuhi dunia ini dengan jeritan ketidakbersalahnya sebelum ia di bunuh?

    Ya, cerita seperti itu terlalu dangkal dan harus ditolak oleh mereka yang berpikiran sehat. Akibatnya, sarjana-sarjana Muslim yang dihormati sudah menolak cerita tersebut, dan yang paling berwibawa di antara mereka adalah Fakhr-Ed-Deen Al Razi. Dialah yang menyelidikinya secara mendalam, dan berkesimpulan bahwa itu adalah satu pemalsuan atau penyimpangan yang disengaja dari tradisi-tradisi yang sudah diterima. Bacalah komentarnya pada pokok ini yang merupakan tafsiran dari S.3 Al Imran 55.


    G. PENGUBAHAN ALKITAB

    Anda berkata dalam surat: "Saya yakin bahwa 'Isa (selamat sejahtera atasnya), ketika Ia mengetahui persekongkolan mereka untuk menyalibkanNya, Ia 'meninggalkan kitabNya di bumi.' Pada waktu seseorang yang mirip dengannya disalibkan, tentunya semua buku-buku itu telah dibakar. Sehingga orang-orang tertentu menuliskan kembali apa yang mereka ketahui, dengan menambah banyak hal lain yang dari khayalan mereka. Inilah yang menjelaskan kepada kita tentang adanya Injil yang banyak itu, yang berbeda satu dengan lainnya. Sebaliknya Al Qur'an tidak terpisah-pisah dan tidak diubah. Demikianlah kitab Taurat telah diubah karena bukan lagi seperti yang diturunkan pada Musa."

    Saya tidak akan mendebat anda dengan mempersoalkan bahwa Al Qur'an juga terpisah-pisah dan sudah diubah; hal mana bukanlah urusan saya. Tetapi, pertama sekali saya mempunyai hak mendasar untuk bertanya kepada anda tentang buku-buku mana yang telah dibakar secara keseluruhan? Kalau anda menunjuk pada kitab-kitab Injil, maka ini adalah suatu ketidakmungkinan karena kitab-kitab itu sendiri pada saat itu belum ditulis. Tetapi jika yang dimaksud adalah kitab Taurat, jawabannya juga tidak mungkin, karena kitab-kitab ini disimpan dengan penjagaan ketat ditempat-tempat sembahyang dan sinagoge. Saya tidak tahu apakah yang anda maksudkan secara hurufiah bahwa Al-Masih memiliki sebuah kitab yang ditinggalkanNya di bumi, jatuh ke tangan pembakar-pembakar kitab; atau mereka mengubah seluruh isi ataupun sebagian dari kitab itu.

    Saya tidak berpendapat bahwa seorang Muslimpun di dunia ini akan sepaham dengan anda dalam masalah ini yang pada hakekatnya tidak dapat diterima akal sehat. Khususnya sejak Al Qur'an, umat Muslim menyaksikan kejujuran kitab Injil, dengan berkata, "Katakanlah; Hai ahli kitab, kamu bukan atas suatu (kebenaran), kecuali jika kamu turut Taurat dan Injil dan apa-apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhan-Mu" (S.5 Al-Maidah 68). Dan, "Hendaklah ahli Injil menghukum menurut yang diturunkan Allah dalam Injil itu. Barangsiapa yang tidak menghukum menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang fasik" (S.5 Al-Maidah 47).

    Jika kita menambahkan pada ayat-ayat ini perintah kepada Muhammad untuk percaya pada apa yang telah dituliskan dalam Alkitab (S.42 Asy-Syura 15) maka anda diperhadapkan dengan satu pertanyaan yang memalukan, katakanlah: Bukankah bahwa, setelah ratusan tahun setelah kenaikan Al-Masih ke surga, Allah harus memerintahkan Muhammad untuk mempercayai sebuah kitab yang cacad?

    Saya berpendapat anda tidaklah terlalu dungu dengan kenyataan bahwa kaum Muslim pada setiap generasi dan umur didorong oleh Al Qur'an untuk mempercayai Alkitab. Karena dikatakan, "Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya (Muhammad) dan kitab yang diturunkan sebelum itu" (S.4 An-Nisaa 136). Dan, "Dia telah mengaturkan agama bagimu, sebagaimana telah diwasiatkannya kepada Nuh, dan yang kami wahyukan kepadamu, dan yang kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa, yaitu; Hendaklah kamu dirikan agama dan janganlah kamu berpecah-pecah dalam agama" (S.26 Asy-Syu'araa 13).

    Jika kita teliti Al Qur'an secara mendalam maka kita akan temukan di dalam halaman-halamannya tidak hanya sepuluh kesaksian-kesaksian tentang pada kebenaran Taurat dan Injil tetapi juga beberapa janji dari Allah untuk memelihara FirmanNya, bebas dari pengrusakan dan pengubahan. Di antaranya adalah:

    Dengan mengatakan bahwa Firman Allah telah diubah sudah merupakan satu pengakuan bahwa janji-janjiNya yang dituliskan dalam Al Qur'an untuk memelihara Firman tersebut telah gagal. Suatu hal yang tidak mungkin karena Allah yang setia dan adil itu mampu memelihara FirmanNya. Hal ini sungguh benar karena kesucian dan kebenaranNya menuntut demikian. Akhirnya, apa lagi yang dapat anda kemukakan dari Al Qur'an sedangkan Al Qur'an sendiri berkata, "Katakanlah: Maka kamu tunjukkanlah sebuah kitab dari sisi Allah, yang terlebih baik dari pada keduanya (Taurat dan Injil) = seperti dalam terjemahan Inggeris "Say, Bring a Book from God that gives better guidance than these (Torah and Gospel). (Jikalau ada) niscaya aku ikut akan dia, jika kamu orang yang benar" (S.28 Al-Qashash 49).

    Sekarang dengan bersikap jujur kepada kebenaran, saya tidak dapat berbuat lain selain bertanya kepada mereka yang berpaham keras terhadap pengubahan dalam Alkitab untuk mengajukan bilamana pengubahan-pengubahan ini terjadi.

    Jika pengubahan ini terjadi sebelum munculnya Islam, mengapa Al Qur'an sudah bersaksi tentang Alkitab, dengan membenarkan isi Alkitab itu dan menguji kebenarannya? Jika dugaan keras ini berubah dengan mengatakan bahwa hal itu muncul sesudah berkembangnya Islam maka pandangan ini juga tidak berlaku karena ada banyak sekali naskah Alkitab tersimpan dalam museum-museum mendahului datangnya Islam, yaitu tiga abad sebelumnya. Isi dari naskah-naskah itu tidak berbeda satu katapun dengan isi dari salinan-salinan yang sedang beredar sekarang ini.

    Dalam kaitan inilah saya tidak dapat menahan diri lagi untuk bertanya seandainya memang baik bagi Al Qur'an untuk bersaksi tentang Alkitab mulia itu sebagai Kebenaran yang diturunkan oleh Allah untuk bimbingan manusia dan kasih karuniaNya dan sesudah itu berubah sikap terhadapnya? Dalam prakteknya, jika benar hal tersebut memang terjadi maka ini dapat diartikan bahwa Al Qur'an telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga Alkitab. Karena dikatakan: "Kami telah menurunkan kitab kepada engkau (ya Muhammad) dengan (membawa) kebenaran yang membenarkan kitab yang dihadapannya serta mengawasinya" (S.5 Al-Maidah 48).

    Masih ada satu pertanyaan akhir tentang pokok ini: Apakah kedudukan mereka yang berpaham pengubahan dari kacamata faktor-faktor yang kokoh (diterima akal) yang telah mengakhiri perdebatan tentang Taurat yang sudah diubah itu? Tidaklah dapat diterima akal sehat untuk mengatakan, bahwa orang-orang Yahudi telah mengubahnya sebelum Al-Masih. Karena kalau memang demikian, Al-Masih tidak akan menguji ataupun mengutip darinya. Demikian juga tidak dapat diterima akal sehat pandangan yang mengatakan bahwa mereka telah mengubah ini sesudah Al-Masih. Karena tentunya akan ditentang oleh orang-orang Kristen. Sesungguhnya tidak mungkin kaum Yahudi dan Kristen bersepakat mengubah isi Alkitab. Pertama, karena kedua kaum ini saling berselisih, dan kedua karena Alkitab telah tersebar ke seluruh dunia dalam banyak bahasa. Berarti tidak ada kemungkinan untuk mengumpulkan semua salinan kitab yang tak terhitung jumlahnya itu untuk dipalsukan.


    H. BANYAK KITAB INJIL

    Pendapat Anda bahwa dengan adanya lebih dari satu Injil dan Surat membuktikan bahwa isinya telah diubah, sangatlah disesalkan. Nampaknya anda tidak menyadari bahwa keempat Injil, Surat-surat, kitab Wahyu dan kitab Kisah Para Rasul bersama-sama membentuk "Perjanjian Baru". Sebab itu dengan adanya sejumlah kitab dalam Perjanjian Baru tidak berarti bahwa Injil telah dipalsukan 114 SURAT DALAM Al Qur'an yang menyatakan bahwa Al Qur'an dipalsukan.


    I. Bahan Kajian
    MENGENAL KEBENARAN INJIL

    1. Apakah pengertian anda atas S.10 Yunus 94?
    2. Apakah Al Qur'an menentang aliran Maryamisme yang sesat itu dan mengapa?
    3. Apakah Orang Kristen menerima atau menyangkal kepercayaan dan kesesatan pengikut Maryamisme ini?
    4. Apakah kritikan-kritikan tajam dari Al Qur'an atas kekafiran dan pemujaan kepada banyak allah (politeisme) diarahkan kepada umat Kristen atau penganut paham Maryam?
    5. Jelaskanlah perbedaan antara kepercayaan umat Kristen dan pengikut paham Maryam tentang Al-Masih.
    6. Jelaskan dalam arti apakah umat Kristen memandang Al-Masih sebagai "Anak Allah".
    7. Berikanlah beberapa pernyataan Al-Masih yang menegaskan keAnakkan-Nya secara illahi.
    8. Bentuk kelahiran apakah yang diartikan dalam S.112 Al-Ikhlash?
    9. Adakah Al-Masih sekedar seorang Nabi? Benarkah kita apabila menyejajarkan Dia dengan nabi-nabi lain?
    10. Tuliskanlah secara singkat pengertian anda tentang Ibrani 1:1-6 dan Mazmur 2:7
    11. Bagaimanakah penjelasan Al-Masih tentang perintah sehubungan dengan perceraian dalam Injil?
    12. Dalam kasus apakah Al-Masih mengijinkan perceraian?
    13. Apakah pengajaran Injil tentang minuman keras dan para pemabuk?
    14. Apakah perbedaan-perbedaan yang ada antara Al Qur'an dan Injil memberikan kita hak untuk mengklaim bahwa satu atau kedua-duanya telah diubah?
    15. Apakah kesaksian bangsa Yahudi yang diutarakan Al Qur'an sehubungan dengan penyaliban Al-Masih?
    16. Apakah kesaksian umat Yahudi sebagai satu-satunya bukti bagi penyaliban Al-Masih?
    17. Sebutkanlah beberapa nubuatan yang dihubungkan dengan kematian Al-Masih.
    18. Tanda apakah yang digunakan orang-orang Kristen mula-mula sebagai tanda pengenal?
    19. Apakah isi dari Kisah Para Rasul 2:22-24?
    20. Adakah Al-Masih menyatakan bahwa Dia akan disalib pada waktu Ia masih hidup? Dimana?
    21. Upacara keagamaan apakah yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Al-Masih untuk menyatakan kematian, kebangkitan dan kedatanganNya kembali?
    22. Adakah sesuatu dalam sejarah yang menyokong pernyataan Injil tentang penyaliban Al-Masih?
    23. Apakah nama kitab umat Yahudi yang kedua?
    24. Berapa banyakkah ayat dalam Al Qur'an yang menunjang kematian Al-Masih?
    25. Apakah yang merupakan bukti terkuat bagi kematian Al-Masih disalib?
    26. Siapakah yang meminta mayat Al-Masih pada Pilatus ketika Dia tergantung disalib?
    27. Apakah yang terjadi tiga hari setelah kematian Al-Masih?
    28. Apakah pengertian anda dengan ungkapan, "hanyalah seorang yang menyerupai dia yang diperlihatkan kepada mereka"?
    29. Siapakah sarjana Muslim yang menolak cerita "keserupaan" atau seorang pengganti yang telah disalibkan ganti Al-Masih?
    30. Adakah Al Qur'an menyaksikan kejujuran Injil?
    31. Adakah Al Qur'an meminta ahli kitab untuk melakukan apa yang terdapat dalam kitab-kitab hukumnya atau yang lain.
    32. Adakah Muhammad dan bangsanya diperintahkan untuk mempercayai Alkitab?
    33. Apakah pengertian anda tentang S.28 Al Qashash 49?
    34. Dapatkah Al Qur'an itu ada jika pernyataannya mengenai Alkitab itu berubah?
    35. Apakah mungkin untuk mengumpulkan semua salinan Alkitab dari seluruh penjuru bumi ini untuk diubah?
    36. Terdiri dari apakah isi Perjanjian Baru itu?

    Mengenali Kebenaran

    1. Bagian A. Wewenang
      1. Bab 1 Arti dan Sumber Wewenang
        1. Ps 1.1 Arti Wewenang
        2. Ps 1.2 Sumber Wewenang
        3. Sb 1.2.a Pengakuan-pengakuan Iman (Kredo)
        4. Sb 1.2.b Pernyataan-pernyataan Histori
        5. Sb 1.2.c Pikiran Gereja
        6. Sb 1.2.d Pengalaman Kristen
        7. Sb 1.2.e Berpikir secara Kristen
        8. Sb 1.2.f "Kata hati"
        9. Sb 1.2.g Sumber Pokok
        10. Bahan Alkitab
        11. Bahan Diskusi/penelitian
        12. Kepustakaan
      2. Bab 2 Penyataan
        1. Ps 2.1 Arti Penyataan
        2. Sb 2.1.a Manusia adalah Makhluk Ciptaan
        3. Sb 2.1.b Manusia Sudah Menjadi Orang Berdosa
        4. Ps 2.2 Kemungkinan Penyataan
        5. Ps 2.3 Penyataan Umum
        6. Sb 2.3.a Karya Ciptaan
        7. Sb 2.3.b Pengalaman Moral
        8. Sb 2.3.c Sejarah
        9. Sb 2.3.d Naluri Religius yang Universal
        10. Sb 2.3.e Faktor Dinamis
        11. Sb 2.3.f Fungsi-fungsinya
        12. Sb 2.3.g Keterbatasannya
        13. Sb 2.3.h Ringkasan
        14. Ps 2.4 Penyataan Khusus
        15. Sb 2.4.a Yesus Kristus
        16. Sb 2.4.b Kitab Suci
        17. Sb 2.4.c Hubungan antara Kedua Bentuk Kenyataan Itu
        18. Sb 2.4.d Bentuk yang Ketiga?
        19. Sb 2.4.e Penyataan yang Menyelamatkan
        20. Sb 2.4.f Ringkasan
        21. Bahan Alkitab
        22. Bahan Diskusi/penelitian
        23. Kepustakaan
      3. Bab 3 Alkitab
        1. Ps 3.1 Alkitab: Bentuk Nyata dari Penyataan Khusus
        2. Sb 3.1.a Allah Merendahkan Diri
        3. Sb 3.1.b Penyataan Dalam Bentuk Kata-kata
        4. Sb 3.1.c Kebenaran Berdasarkan Analogi
        5. Sb 3.1.d Keuntungan Penyataan Tertulis
        6. Ps 3.2 Alkitab sebagai firman Allah yang Tertulis
        7. Sb 3.2.a Pandangan Yesus terhadap Perjanjian Lama
        8. Sb 3.2.b Pandangan Para Rasul thd Perjanjian Lama
        9. Sb 3.2.c Kata-kata dan Ajaran Yesus
        10. Sb 3.2.d Wewenang Khusus Para Rasul
        11. Sb 3.2.e Allah Sendiri Menyapa Manusia mll Alkitab
        12. Ps 3.3 Pengilhaman
        13. Sb 3.3.a Cara Pengilhaman
        14. Sb 3.3.b Teori-teori Pengilhaman
        15. Sb 3.3.c Dua Istilah yang Berkaitan Dgn Pengilhaman
        16. Sb 3.3.d Ulasan Akhir
        17. Ps 3.4 Kanon
        18. Sb 3.4.a Kanon Perjanjian Lama
        19. Sb 3.4.b Kanon Perjanjian Baru
        20. Ps 3.5 Masalah-masalah Lain
        21. Sb 3.5.a Tidak Dapat Khilaf
        22. Sb 3.5.b Tidak Salah
        23. Sb 3.5.c Sesuai Dengan yang Asli
        24. Sb 3.5.d Kesulitan-kesulitan
        25. Ps 3.6 Ilmu Tafsir (Hermeneutika)
        26. Sb 3.6.a Penafsiran Secara Wajar
        27. Sb 3.6.b Penafsiran Menurut Kitab Suci
        28. Sb 3.6.c Penafsiran Oleh Roh
        29. Sb 3.6.d Penafsiran Secara Dinamis
        30. Bahan Alkitab
        31. Bahan Diskusi/penelitian
        32. Kepustakaan
      4. Bab 4 Penerapan
        1. Ps 4.1 Kelahiran Kembali
        2. Ps 4.2 Memahami Alkitab
        3. Ps 4.3 Memberitakan Firman
        4. Ps 4.4 Menaati Alkitab
    2. Bagian B. Allah
      1. Bab 5 Keberadaan Allah
        1. Ps 5.1 Alasan-alasan Bagi Teisme Kristen
        2. Ps 5.2 Bukti Rasional tentang Keberadaan Allah
        3. Sb 5.2.a Ontologi
        4. Sb 5.2.b Kosmologi
        5. Sb 5.2.c Teleologi
        6. Sb 5.2.d Moral
        7. Sb 5.2.e Akal Budi
        8. Sb 5.2.f Kristologi
        9. Ps 5.3 Mengevaluasi Pendekatan Rasional
        10. Sb 5.3.a Alasan-alasan yang Melawan Pendekatan Rasional
        11. Sb 5.3.b Alasan-alasan yang Mendukung Teologi Alami.
        12. Sb 5.3.c Ulasan Akhir
        13. Bahan Alkitab
        14. Bahan Diskusi/penelitian
        15. Kepustakaan
      2. Bab 6 Allah Tritunggal
        1. Ps 6.1 Ajaran Alkitab
        2. Sb 6.1.a Perjanjian Lama
        3. Sb 6.1.b Perjanjian Baru
        4. Ps 6.2 Mengerti Ajaran Ini
        5. Sb 6.2.a Keterbatasan Bahasa
        6. Sb 6.2.b Cara Memakai Kata "Allah"
        7. Sb 6.2.c Tiga __Apa__?
        8. Sb 6.2.d Adakah Analogi Tritunggal dalam Manusia?
        9. Ps 6.3 Pentingnya Ajaran Ini
        10. Bahan Alkitab
        11. Bahan Diskusi/penelitian
        12. Kepustakaan
      3. Bab 7 Sifat-sifat Allah
        1. Ps 7.1 Kemuliaan Allah
        2. Ps 7.2 Ketuhanan Allah
        3. Ps 7.3 Kekudusan Allah
        4. Ps 7.4 Kasih Allah
        5. Bahan Alkitab
        6. Bahan Diskusi/penelitian
        7. Kepustakaan
      4. Bab 8 Karya Penciptaan
        1. Ps 8.1 Penciptaan Dari yang Tidak Ada
        2. Ps 8.2 Penciptaan yang Berkesinambungan
        3. Ps 8.3 Masalah Bahasa
        4. Ps 8.4 Usaha Ilmiah
        5. Ps 8.5 Mujizat
        6. Ps 8.6 Masalah Asal Usul
        7. Sb 8.6.a Kisah dalam Kitab Kejadian
        8. Sb 8.6.b Persoalan Lain
        9. Ps 8.7 Penciptaan Dunia Rohani
        10. Bahan Alkitab
        11. Bahan Diskusi/penelitian
        12. Kepustakaan
      5. Bab 9 Karya Pemeliharaan
        1. Ps 9.1 Jangkauan Pemeliharaan
        2. Ps 9.2 Pemeliharaan dan Kejahatan
        3. Bahan Alkitab
        4. Bahan Diskusi/penelitian
        5. Kepustakaan
      6. Bab 10 Penerapan
        1. Ps 10.1 Keberadaan dan Tabiat Allah
        2. Sb 10.1.a Dia Harus Disembah
        3. Sb 10.1.b Dia Harus Dilayani
        4. Sb 10.1.c Dia Harus Diberitakan
        5. Ps 10.2 Penciptaan
        6. Ps 10.3 Pemeliharaan
    3. Bagian C. Manusia
      1. Bab 11 Watak Manusia
        1. Ps 11.1 Pertanyaan yang Abadi
        2. Ps 11.2 Manusia Dalam Hubungan dengan Allah
        3. Sb 11.2.a Asal Usul Kehidupan
        4. Sb 11.2.b Asal Usul Manusia
        5. Sb 11.2.c Gambar Allah
        6. Ps 11.3 Manusia Dalam Hubungan dengan Dirinya
        7. Sb 11.3.a Dikotomi atau Trikotomi?
        8. Sb 11.3.b Kesatuan Pribadi Manusia
        9. Ps 11.4 Manusia Dalam Hubungan dengan Sesamanya
        10. Sb 11.4.a Makhluk Sosial
        11. Sb 11.4.b Laki-laki dan Perempuan
        12. Ps 11.5 Manusia Dalam Hubungan dengan Alam
        13. Ps 11.6 Manusia Dalam Hubungan dengan Waktu
        14. Bahan Alkitab
        15. Bahan Diskusi/penelitian
        16. Kepustakaan
        17. Bahan Alkitab
        18. Bahan Diskusi/penelitian
        19. Kepustakaan
    4. Bab 12 Manusia Berdosa
      1. Ps 12.1 Kejatuhan Manusia
      2. Ps 12.2 Sifat Serta Jangkauan Dosa
      3. Sb 12.2.a Sifat Dosa
      4. Sb 12.2.b Jangkauan Dosa
      5. Sb 12.2.c Penyebaran Dosa: Dosa Warisan
      6. Ps 12.3 Pengaruh dosa
      7. Sb 12.3.a Dalam Hubungan dengan Allah
      8. Sb 12.3.b Dalam Hubungan dengan Sesama
      9. Sb 12.3.c Dalam Hubungan dengan Dirinya
      10. Sb 12.3.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta
      11. Sb 12.3.e Dalam Hubungan dengan Waktu
      12. Ps 12.4 Soal-soal Lain
      13. Sb 12.4.a Dosa yang Tak Terampuni
      14. Sb 12.4.b Kebebasan Manusia
      15. Ps 12.5 Perdebatan Akhir-akhir Ini
      16. Sb 12.5.a Marxisme
      17. Sb 12.5.b Eksistensialisme
      18. Ps 12.6 Ringkasan
      19. Bahan Alkitab
      20. Bahan Diskusi/penelitian
      21. Kepustakaan
    5. Bab 13 Manusia dalam Anugerah
      1. Ps 13.1 Yesus Kristus: Allah dan Manusia
      2. Sb 13.1.a Dalam Hubungan dengan Allah
      3. Sb 13.1.b Dalam Hubungan dengan Sesama-Nya
      4. Sb 13.1.c Dalam Hubungan dengan Diri-Nya
      5. Sb 13.1.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta
      6. Sb 13.1.e Dalam Hubungan dengan Waktu
      7. Ps 13.2 Orang Kristen: ciptaan Baru dalam Kristus
      8. Sb 13.2.a Dalam Hubungan dengan Allah
      9. Sb 13.2.b Dalam Hubungan dengan Sesama Kita
      10. Sb 13.2.C Dalam Hubungan dengan Diri Kita Sendiri
      11. Sb 13.2.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta
      12. Sb 13.2.e Dalam Hubungan dengan Waktu
      13. Ps 13.3 Manusia yang Akan Dimuliakan
      14. Bahan Alkitab
      15. Bahan Diskusi/penelitian
      16. Kepustakaan
    6. Bab 14 Penerapan
      1. Ps 14.1 Watak Manusia
      2. Sb 14.1.a Ketergantungan
      3. Sb 14.1.b Penegasan
      4. Sb 14.1.c. Konfrontasi
      5. Sb 14.1.d. Tujuan
      6. Ps 14.2 Manusia Berdosa
      7. Sb 14.2.a Pandangan Kita Mengenai Dunia (Masyarakat)
      8. Sb 14.2.b Pandangan Kita Mengenai Diri Kita
      9. Ps 14.3 Manusia dalam Anugerah
      10. Sb 14.3.a Ibadah
      11. Sb 14.3.b Pengharapan
      12. Sb 14.3.c Persekutuan
      13. Sb 14.3.d Kemuliaan
      14. Bagian D. Yesus Kristus
    7. Bab 15 Kemanusiaan Yesus Kristus
      1. Ps 15.1 Kehidupan Beragama
      2. Ps 15.2 Pengetahuan yang Terbatas
      3. Ps 15.3 Pencobaan
      4. Ps 15.4 Sesudah Kebangkitan
      5. Bahan Alkitab
      6. Bahan Diskusi/penelitian
      7. Kepustakaan
    8. Bab 16 Keilahian Yesus Kristus
      1. Ps 16.1 Pernyataan-pernyataan Langsung
      2. Ps 16.2 Kesamaan Yesus dengan Tuhan Allah
      3. Sb 16.2.a Nama Allah
      4. Sb 16.2.b Kemuliaan Allah
      5. Sb 16.2.c Ibadah kepada Allah
      6. Sb 16.2.d Penciptaan
      7. Sb 16.2.e Keselamatan
      8. Sb 16.2.f Penghakiman
      9. Sb 16.2.g Kesaksian
      10. Ps 16.3. Bukti-bukti Lain
      11. Sb 16.3.a Kebangkitan
      12. Sb 16.3.b Kenaikan
      13. Sb 16.3.c Kesadaran diri Yesus dan Pernyataan-Nya
      14. Sb 16.3.d Kelahiran dari Anak Dara
      15. Ps 16.4 Kesimpulan
      16. Bahan Alkitab
      17. Bahan Diskusi/penelitian
      18. Kepustakaan
    9. Bab 17 Satu Pribadi
      1. Ps 17.1 Perdebatan-perdebatan Awal
      2. Sb 17.1.a Ebionisme
      3. Sb 17.1.b Doketisme
      4. Sb 17.1.c Gnostisisme
      5. Sb 17.1.d Arianisme
      6. Sb 17.1.e Apolinarianisme
      7. Sb 17.1.f Nestorianisme
      8. Sb 17.1.g Eutychianisme
      9. Sb 17.1.h Konsili Kalkedon
      10. Ps 17.2 Beberapa Konsep Penting
      11. Sb 17.2.a Kesatuan Hipostatik
      12. Sb 17.2.b Persekutuan Sifat-sifat
      13. Sb 17.2.c Pandangan Calvinis
      14. Sb 17.2.d Kristologi Dua Keadaan
      15. Sb 17.2.e Kenosis
      16. Ps 17.3 Tafsiran-tafsiran modern
      17. Sb 17.3.a Kristologi Fungsional Melawan Kristologi Ontologis
      18. Sb 17.3.b "Mitos" Penjelmaan
      19. Ps 17.4 Komentar Selanjutnya
      20. Bahan Alkitab
      21. Bahan Diskusi/penelitian
      22. Kepustakaan
    10. Bab 18 Pendamaian I: Ajaran Alkitab
      1. Ps 18.1 Pendamaian dalam Perjanjian Lama
      2. Ps 18.2 Yesus Sang Mesias
      3. Sb 18.2.a Jabatan Nabi
      4. Sb 18.2.b Jabatan Imam
      5. Sb 18.2.c Jabatan Raja
      6. Bahan Alkitab
      7. Bahan Diskusi/penelitian
      8. Kepustakaan
    11. Ps 19.1 Tafsiran-tafsiran Objektif
      1. Sb 19.1.a Anselmus dan Teori Pemuasan
      2. Sb 19.1.b Luther dan Teori Penghukuman
      3. Ps 19.2 Tafsiran-tafsiran Subjektif
      4. Sb 19.2.a Abelard dan Pandangan Pengaruh Moral
      5. Sb 19.2.b Schleiermacher dan Pandangan Mistik
      6. Ps 19.3 Tafsiran-tafsiran Modern
      7. Sb 19.3.a Aulen dan Pandangan Klasik
      8. Sb 19.3.b Tafsiran Politis
      9. Bahan Diskusi/penelitian
      10. Kepustakaan
    12. Bab 20 Penerapan
      1. Ps 20.1 Pribadi Kristus
      2. Sb 20.1.a Penegasan
      3. Sb 20.1.b Merendahkan Diri
      4. Sb 20.1.c Teladan
      5. Ps 20.2 Kematian Kristus
      6. Sb 20.2.a Takjub
      7. Sb 20.2.b Tantangan
      8. Sb 20.2.c Syukur
      9. Sb 20.2.d Pengudusan
      10. Sb 20.2.e Penginjilan
      11. Ps 20.3 Kebangkitan Kristus
      12. Sb 20.3.a Sukacita
      13. Sb 20.3.b Damai
      14. Sb 20.3.c Ibadah
      15. Sb 20.3.d Pengharapan
      16. Sb 20.3.e Kemenangan
      17. Ps 20.4 Kenaikan Kristus
      18. Sb 20.4.a Keamanan dalam Dunia yang Gelisah
      19. Sb 20.4.b Penghiburan dalam Penderitaan
      20. Sb 20.4.c Penginjilan dalam Nama Kristus
      21. Sb 20.4.d Sumber bagi Kehidupan dan Pelayanan Kristen
      22. Sb 20.4.e Janji tentang Pemerintahan Kristus Kelak
  148. Bagian E. Roh Kudus
    1. Bab 21 Pribadi Roh Kudus
      1. Ps 21.1 Ajaran Perjanjian Lama
      2. Ps 21.2 Ajaran Perjanjian Baru
      3. Sb 21.2.a Oknum Berpribadi
      4. Sb 21.2.b Oknum Ilahi
      5. Bahan Alkitab
      6. Bahan Diskusi/penelitian
      7. Kepustakaan
    2. Bab 22 Roh yang Dijanjikan
      1. Ps 22.1 Roh Kudus sebelum Kedatangan Kristus
      2. Sb 22.1.a Kehidupan
      3. Sb 22.1.b Pengetahuan
      4. Sb 22.1.c Janji
      5. Ps 22.2 Roh Kudus dan Kristus
      6. Sb 22.2.a Kristus Menerima Roh
      7. Sb 22.2.b Kristus Mengaruniakan Roh
      8. Bahan Alkitab
      9. Bahan Diskusi/penelitian
      10. Kepustakaan
    3. Bab 23 Menjadi Orang Kristen
      1. Ps 23.1 Anugerah Allah
      2. Ps 23.2 Persatuan dengan Kristus melalui Roh Kudus
      3. Sb 23.2.a Pemilihan
      4. Sb 23.2.b Panggilan
      5. Sb 23.2.c Kelahiran Kembali
      6. Sb 23.2.d Pertobatan
      7. Sb 23.2.e Iman
      8. Sb 23.2.f Pembenaran
      9. Sb 23.2.g Pengangkatan
      10. Bahan Alkitab
      11. Bahan Diskusi/penelitian
      12. Kepustakaan
    4. Bab 24 Pertumbuhan Kristen
      1. Ps 24.1 Kepastian
      2. Ps 24.2 Pengudusan
      3. Sb 24.2.a Arti Pengudusan
      4. Sb 24.2.b Inti Pengudusan: Persatuan Dengan Kristus
      5. Sb 24.2.c Perspektif Masa Depan
      6. Sb 24.2.d Beberapa Pertanyaan mengenai Pengudusan
      7. Sb 24.2.e Peristilahan Pengudusan
      8. Ps 24.3 Ketekunan
      9. Ps 24.4 Cara dan Tujuan
      10. Sb 24.4.a Roh Kudus dan Firman Allah
      11. Sb 24.4.b Roh Kudus dan Akhir Zaman
      12. Bahan Alkitab
      13. Bahan Diskusi/penelitian
      14. Kepustakaan
    5. Bab 25 Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah
      1. Kepustakaan
    6. Bab 26 Penerapan
    7. Ps 26.1 Melayani Allah
    8. Sb 26.1.a Pengalaman Mengenai Allah
    9. Sb 26.1.b Ibadah kepada Allah
    10. Sb 26.1.c Pelayanan kepada Allah
    11. Ps 26.2 Hidup di Dunia
    12. Sb 26.2.a Kelahiran Kembali dari Luar Dunia Ini
    13. Sb 26.2.b Hubungan dengan Dunia
    14. Sb 26.2.c Tanggung Jawab terhadap Dunia
    15. Ps 26.3 Diri Kita Sendiri
    16. Sb 26.3.a Persekutuan
    17. Sb 26.3.b Peri Laku
    18. Sb 26.3.c Penggenapan
  149. Bagian F. Gereja
    1. Bab 27 Identitas Gereja
      1. Ps 27.1 Kiasan-kiasan tentang Gereja dalam Alkitab
      2. Sb 27.1.a Umat Allah
      3. Sb 27.1.b Tubuh Kristus
      4. Sb 27.1.c Mempelai Perempuan Kristus
      5. Sb 27.1.d Bangunan Allah
      6. Sb 27.1.e Kerajaan Allah
      7. Sb 27.1.f Keluarga Allah
      8. Sb 27.1.g Kawanan Domba Allah
      9. Sb 27.1.h Kebun Anggur Allah
      10. Ps 27.2 Ciri-ciri Gereja yang Sejati
      11. Sb 27.2.a Esa
      12. Sb 27.2.b Kudus
      13. Sb 27.2.c Am
      14. Sb 27.2.d Rasuli
      15. Sb 27.2.e Tanda yang Dikemukakan Para Reformis
      16. Sb 27.2.f Misi - Suatu Tanda yang Dilalaikan?
      17. Bahan Alkitab
      18. Bahan Diskusi/penelitian
      19. Kepustakaan
    2. Bab 28 Kehidupan Gereja
      1. Ps 28.1 Ibadah
      2. Sb 28.1.a Contoh-contoh dalam Alkitab
      3. Sb 28.1.b Unsur-unsur Ibadah
      4. Sb 28.1.c Ciri-ciri Ibadah
      5. Sb 28.1.d "Luapan" Ibadah
      6. Ps 28.2 Persekutuan
      7. Ps 28.3 Pelayanan
      8. Sb 28.3.a Karunia-karunia Roh
      9. Sb 28.3.b Kepemimpinan Kristen
      10. Sb 28.3.c Pelayanan di Luar Gereja
      11. Ps 28.4 Kesaksian
      12. Bahan Alkitab
      13. Bahan Diskusi/penelitian
      14. Kepustakaan
    3. Bab 29 Pertumbuhan Gereja
      1. Ps 29.1 Firman Allah
      2. Sb 29.1.a Khotbah (Pemberitaan Firman)
      3. Sb 29.1.b Penelaahan Alkitab Secara Pribadi
      4. Sb 29.1.c Penelaahan Alkitab Berkelompok
      5. Ps 29.2 Sakramen
      6. Sb 29.2.a Baptisan
      7. Sb 29.2.b Perjamuan Kudus
      8. Ps 29.3 Doa
      9. Ps 29.4 Persekutuan
      10. Ps 29.5 Penderitaan
      11. Bahan Alkitab
      12. Bahan Diskusi/penelitian
      13. Kepustakaan
    4. Bab 30 Gereja dalam Sejarah
      1. Ps 30.1 Bentuk-bentuk Organisasi
      2. Sb 30.1.a Episkopal
      3. Sb 30.1.b Presbiterial
      4. Sb 30.1.c Kongregasional (Independen)
      5. Sb 30.1.d Kesimpulan
      6. Ps 30.2 Perspektif Sejarah
      7. Sb 30.2.a Abad-abad Pertama
      8. 30.2.b Abad Pertengahan
      9. Sb 30.2.c Reformasi
      10. Sb 30.2.d Zaman Modern
      11. Ps 30.3 Masa Depan Gereja
      12. Bahan Alkitab
      13. Bahan Diskusi/penelitian
      14. Kepustakaan
    5. Bab 31 Penerapan
      1. Ps 31.1 Pentingnya Gereja
      2. Ps 31.2 Kehidupan Gereja
      3. Sb 31.2.a Ibadah
      4. Sb 31.2.b Persekutuan
      5. Sb 31.2.c Pelayanan
      6. Sb 31.2.d Kesaksian
      7. Ps 31.3 Masa Depan Gereja
      8. Sb 31.3.a Pertumbuhan
      9. Sb 31.3.b Visi
  150. Bagian G. Akhir Zaman
    1. Bab 32 Kerajaan Allah
      1. Ps 32.1 Latar Belakang Perjanjian Lama
      2. Ps 32.2 Yesus dan Kerajaan Allah
      3. Ps 32.3 Ajaran Lain dalam Perjanjian Baru
      4. Ps 32.4 Kerajaan Allah dan Kehidupan Kristen
      5. Bahan Alkitab
      6. Bahan Diskusi/penelitian
      7. Kepustakaan
    2. Bab 33 Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya
      1. Ps 33.1 Istilah-istilah Perjanjian Baru
      2. Ps 33.2 Sifat Kedatangan Kristus yang Kedua Kali
      3. Ps 33.3 Tujuan Kedatangan Kristus yang Kedua Kali
      4. Sb 33.3.a Untuk Menyelesaikan Karya Penyelamatan
      5. Sb 33.3.b Untuk Membangkitkan Orang Manusia
      6. Sb 33.3.c Untuk Menghakimi Semua Orang
      7. Sb 33.3.d Untuk Mengumpulkan Umat-Nya
      8. Ps 33.4 Waktu Kedatangan Kristus yang Kedua Kali
      9. Ps 33.5 Masalah-masalah yang Terkait
      10. Sb 33.5.a Antikristus
      11. Sb 33.5.b Israel
      12. Sb 33.5.c Kerajaan Seribu Tahun
      13. Bahan Alkitab
      14. Bahan Diskusi/penelitian
      15. Kepustakaan
    3. Bab 34 Keadaan Akhir
      1. Ps 34.1 Kematian
      2. Sb 34.1.a Dosa dan Kematian
      3. Sb 34.1.b Kebangkitan Tubuh atau Kekekalan Jiwa?
      4. Sb 34.1.c Pengharapan Kristen
      5. Ps 34.2 Keadaan Peralihan
      6. Sb 34.2.a Ajaran Alkitab
      7. Sb 34.2.b Teori-teori Lain
      8. Ps 34.3 Kebangkitan Orang Mati
      9. Ps 34.4 Penghakiman
      10. Sb 34.4.a Iman atau Perbuatan?
      11. Sb 34.4.b Ketidakpercayaan dan Penghakiman
      12. Sb 34.4.c Orang yang Belum Mendengar Injil
      13. Sb 34.4.d Penghakiman bagi Orang Kristen
      14. Ps 34.5 Hukuman yang Kekal
      15. Sb 34.5.a Neraka
      16. Sb 34.5.b Universalisme
      17. Sb 34.5.c Kekekalan Bersyarat
      18. Ps 34.6 Kehidupan yang Akan Datang
      19. Sb 34.6.a Kehidupan dalam Tubuh
      20. Sb 34.6.b Kehidupan Bersama
      21. Sb 34.6.c Kehidupan yang Bertanggung Jawab
      22. Sb 34.6.d Kehidupan yang Sempurna
      23. Sb 34.6.e Kehidupan yang Tiada Akhirny
      24. Sb 34.6.f Kehidupan yang Berpusat Pada Allah
    4. Bab 35 Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen
      1. Ps 35.1 Abad-abad Pertama
      2. Ps 35.2 Abad Pertengahan
      3. Ps 35.3 Reformasi
      4. Ps 35.4 Abad ke-19
      5. Ps 35.5 Abad ke-20
    5. Bab 36 Penerapan
      1. Ps 36.1 Pengharapan
      2. Ps 36.2 Kekudusan
      3. Ps 36.3 Kegiatan
      4. Sb 36.3.a Menyebarkan Injil
      5. Sb 36.3.b Membangun Umat Allah
      6. Sb 36.3.c Melayani Sesama Manusia
      7. Ps 36.4 Sikap
      8. Sb 36.4.a Berdoa
      9. Sb 36.4.b Waspada
      10. Sb 36.4.c Kasih
      11. Sb 36.4.d Puji-pujian
      12. Kepustakaan Umum


    Info: MENGENALI KEBENARAN

    [Indeks] [Hak Cipta]

    Mengenali Kebenaran membahas bidang-bidang penting dari Teologi Kristen, secara sitematis dan praktis. Dilengkapi dengan tinjauan bagaimana ajaran itu diungkapkan oleh para Teolog dan Pemikir Kristen selama berabad-abad serta mengenai kecenderungan Teologi masa kini. Dilengkapi pula dengan ayat-ayat Alkitab yang menjadi dasar dari pembahasan tersebut.

    Dalam versi elektronik, Indeks buku ini dibagi menjadi "Indeks Bagian" dimana kita bisa melihat secara penuh setiap satu bagian, dan "Indeks Bab" dimana kita bisa melihat secara lengkap dan detail setiap satu bab. Sistem pengindeksan semacam ini merupakan standar kami untuk materi berbentuk buku, dan akan Anda temui dalam buku-buku lain.

    - YLSA



    HAK CIPTA

    [Info] [Indeks]

    * VERSI BUKU (TINTA-KERTAS) *

    JUDUL : Mengenali Kebenaran
    PENULIS : Bruce Milne TAHUN: 1982*
    JUDUL ASLI : Knowing The Truth: A Handbook of Christian belief
    PENERJEMAH : Connie Item-Corputty TAHUN: 1993*
    PENERBIT : PT BPK Gunung Mulia EDISI: 1*
    PERCETAKAN : PT BPK Gunung Mulia
    COPYRIGHT : PT BPK Gunung Mulia Lihat Halaman Judul di bawah
    NOMOR BUKU : BPK/3412/174/93-B
    JML HALAMAN : 391
    BIBLIOGRAFI : Milne, Bruce. 1993. Mengenali Kebenaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia
    BISA DIDAPAT : Di Toko Buku Kristen
    Atau hubungi Penerbit PT BPK Gunung Mulia
    JL. Kwitang 22-23, Jakarta 10420

    * VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *

    IZIN DARI : PT BPK Gunung Mulia
    COPYRIGHT : Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
    DIPROSES OLEH: Tim YLSA TAHUN: 1995*
    DESKRIPSI :

    Buku ini membahas tujuh bidang penting (terdiri dari 36 bab) dari teologi
    Kristen, yaitu: Wewenang, Allah, Manusia, Yesus Kristus, Roh Kudus, Gereja,
    dan Akhir Zaman. Pada setiap akhir bidang pembahasan terdapat bab-bab penerapan.
    Masing-masing bidang memberikan tinjauan mengenai bagaimana ajaran itu
    diungkapkan selama berabad-abad dan mengenai kecenderungan teologi masa kini.
    Pada setiap akhir bab diberikan daftar ayat-ayat Alkitab yang menyangkut masing-
    masing tema dan pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi (penyelidikan) dan daftar
    pustaka.

    CATATAN YLSA:

    Sesuai dengan perjanjian dengan pihak Penerbit, maka kami hanya mengubah bentuk
    format teks, tetapi TIDAK MENGEDIT/MENGUBAH ISI dari bahan ini. Kami berusaha
    untuk setia kepada naskah aslinya, namun demikian, penilaian dan penggunaan
    terhadap isi bahan/buku ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemakai.

    - YLSA -

    HALAMAN JUDUL

    MENGENALI KEBENARAN

    Panduan iman Kristen

    Bruce Milne

    MENGENALI KEBENARAN

    Panduan iman Kristen

    diterjemahkan oleh Connie Item-Corputty

    PT BPK Gunung Mulia Jl. Kwitang 22-23, JAKARTA 10420, IND 1993

    Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)

    Bruce Milne Mengenali Kebenaran: Panduan iman Kristen/ oleh Bruce Milne; terjemahan oleh Connie Item-Corputty - Cet.1. - Jakarta: Gunung Mulia, 1993. 391 hlm.; 21 cm.

    Judul asli: Knowing the Truth: A handbook of Christian belief

    ISBN 979-415-755-4

    1. Teologi Kristen
    2. Item-Corputty, C.
    3. Judul

    230

    MENGENALI KEBENARAN
    Panduan iman Kristen

    Judul asli: Knowing the Truth: A handbook of Christian belief
    Coyright 1982: Bruce Milne
    Published by Inter-Varsity Press, 38 De Montfort Street,
    Leicester LE1 7GP, England

    Hak cipta terjemahan Indonesia
    PT BPK Gunung Mulia
    Jl. Kwitang 22, Jakarta 10420
    Anggota IKAPI

    Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

    Rancangan sampul: Sigit S.
    Cetakan pertama: 1993

    Dicetak oleh
    Percetakan PT BPK Gunung Mulia

    TEKS KULIT HALAMAN BELAKANG

    Sikap anti-teologi sangat berpengaruh dalam kebudayaan Kristen modern, baik di Barat maupun di Timur. Namun sebenarnya sikap ini adalah penyimpangan besar dari naluri Kristen pada abad-abad yang lalu. Lagi pula, mengingat bahwa agama Kristen dalam dasawarsa terakhir abad ke-20 ini menghadapi tantangan dan kesempatan yang luar biasa, maka penolakan teologi hanya membawa bencana. Sebaliknya kita harus mengenali kebenaran iman kita, agar kita mampu mempertanggungjawabkannya secara rasional kepada mereka yang berbeda pendapat serta menerapkannya secara praktis dalam kehidupan kita sehari-hari.

    Oleh karena itu, buku panduan ini ditunjukan bukan hanya kepada mahasiswa teologi tetapi kepada semua orang yang ingin tahu lebih banyak tentang iman Kristen. Di dalamnya bidang-bidang penting dari teologi Kristen dibahas secara sistematis dan praktis. Dasar semuanya adalah ajaran Alkitab, dilengkapi dengan tinjauan mengenai bagaimana ajaran itu diungkapkan oleh para teolog dan pemikir Kristen selama berabad-abad dan mengenai kecenderungan teologi masa kini.

    BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

    Dr. Bruce Milne berasal dari Skotlandia. Dia pernah melayani di Gereja Afrika Timur, demikian juga di Inggris. Dia menjadi dosen dalam bidang teologi Alkitab serta sejarah teologi di Spurgeon`s College, London, dan telah menulis beberapa buku.

    BPK GUNUNG MULIA

    ISBN 979-415-755-4

    [Lanjutan 01002]



    KATA PENGANTAR

    [Info] [Indeks]

    "Tentu saja aku bukan teolog". Betapa sering saya mendengar ucapan ini. Orang yang berkata demikian biasanya bermaksud bahwa berpikir serius tentang kepercayaan Kristen dan berusaha untuk menuangkannya ke dalam bentuk yang teratur adalah tugas para teolog. Sedangkan untuk orang Kristen biasa, kekristenan menyangkut hal-hal praktis saja seperti iman pribadi dengan Tuhan, kasih, kesaksian dan sebagainya. Mungkin saja orang itu mengakui bahwa para teolog ada gunanya, namun dia menganggap bahwa orang Kristen biasa tidak perlu direpotkan dengan mempelajari teologi. Bahkan ada orang yang berpendapat bahwa pelajaran demikian dapat menghambat kehidupan Kristen kalau dikaji terlalu dalam.

    Sikap anti-teologi ini sangat berpengaruh dalam kebudayaan Barat kontemporer dan juga mempengaruhi kita di Indonesia. Namun sikap ini adalah penyimpangan besar dari naluri Kristen pada abad-abad yang lalu. Mengingat bahwa gereja Kristen dalam dasawarsa terakhir abad ke-20 ini menghadapi tantangan dan kesempatan yang luar biasa, maka penolakan teologi hanya membawa langsung kepada bencana.

    Lalu mengapa pelajaran teologi itu begitu penting?

    Pertama-tama, sebenarnya setiap orang Kristen adalah seorang teolog! Arti harfiah dari kata "teologi" adalah `ilmu tentang Tuhan` atau - lebih lengkap lagi - `pikiran dan perkataan yang didasarkan pada pengetahuan tentang Tuhan` (bnd. 1Kor 1:5*). Melalui kelahiran kembali seorang Kristen mulai mengenal Allah, dan oleh sebab itu mempunyai pengertian mengenai hakikat dan perbuatan-Nya. Artinya, sadar atau tidak, setiap orang beriman memiliki semacam teologi. Jadi tepatnya, teologi bukan hanya untuk beberapa orang cerdik pandai yang suka berdebat tentang hal-hal abstrak, tetapi teologi adalah urusan semua orang. Jika kita sudah sadar akan hal itu, maka tugas kita adalah menjadi teolog sebaik mungkin demi kemuliaan Tuhan. Pengertian kita tentang Allah dan karya-Nya menjadi semakin jelas dan mendalam melalui pelajaran kitab yang diberikan-Nya kepada kita khusus untuk itu, yaitu Alkitab (2Tim 3:16*). Buku panduan ini ditulis dengan maksud membantu Anda dalam mempelajari Alkitab sebagai sumber utama iman Kristen.

    Kedua, teologi yang benar adalah kunci untuk mengetahui kebenaran tentang segala sesuatu yang lain. Jika kita ingin mengetahui tentang siapa Tuhan, siapa kita dan apa yang Tuhan kehendaki dari kita, maka kita harus mempelajari Alkitab. Ini berarti mempelajari ajaran-Nya secara keseluruhan, yang berarti pula mempelajari teologi. Dan ini menyangkut semua segi kehidupan Kristen: ibadah (Yoh 4:23*), kesaksian (Kis 17:11), kemuridan (Yoh 8:31*), hubungan dengan orang Kristen lain (1Kor 17:12), pekerjaan sehari-hari (Ef 6:5-9*). Hidup secara benar senantiasa dimulai dengan berpikir secara benar. Para penulis Perjanjian Baru menuruti prinsip ini. Sewaktu diperhadapkan pada masalah praktis di gereja, pertama-tama mereka berusaha menguraikan pokok persoalan teologis yang melatarbelakangi masalah tersebut. Baru kemudian mereka mengusahakan penyelesaian praktisnya. Teologi dalam arti mendalam ini merupakan kunci kehidupan; Roh Kudus menggunakan kebenaran-kebenaran ilahi dalam karya-Nya di dalam dan melalui kita.

    Tentunya teologi yang benar saja tidak cukup, karena kebenaran-kebenaran ilahi itu harus dilaksanakan dalam praktik. Sayang, itu tidak selalu terjadi, dan inilah salah satu alasan mengapa teologi sering mendapat nama buruk. Jika teologi benar tidak membawa sang teolog kepada kehidupan yang kudus, matang dan penuh kasih, maka ada sesuatu yang sangat tidak beres. Tetapi itu bukanlah alasan untuk mengabaikan atau menolak teologi. Pokok ini digarisbawahi dengan pasal tentang penerapan yang mengakhiri setiap bagian utama buku ini. Apa yang disarankan dalam penerapan itu memang belum lengkap, namun dapat menunjukkan bahwa teologi yang benar adalah dasar bagi kehidupan benar.

    Ketiga, pelajaran teologi adalah ungkapan kasih kepada Tuhan dengan pikiran kita (Mat 22:37*). Pemikiran yang benar adalah respons kita kepada Tuhan, yang sama nilainya dengan perbuatan dan perkataan yang benar, dan sama pentingnya untuk memuliakan nama Tuhan, sumber segala kebenaran. Pada zaman ini banyak orang menganggap praktik sebagai ukuran tentang apa yang benar; namun perlu ditekankan bahwa mencari kebenaran sendiri adalah usaha yang memuliakan Tuhan.

    Keempat, teologi penting karena tidak mungkin memisahkan Yesus Kristus sepenuhnya dari kebenaran yang dinyatakan Alkitab tentang Dia. Tidak ada Kristus lain selain Kristus yang dikenal melalui ajaran-ajaran yang terdapat di seluruh Alkitab. Sebab itu, kesetiaan kepada Kristus tidak bisa tidak akan meliputi keterikatan terhadap kebenaran mengenai Dia. Sebaliknya, jika kita acuh tak acuh terhadap ajaran Alkitab, maka kita tidak setia terhadap Dia.

    Keempat alasan di atas saling mengisi. Pesan bersamanya ialah sederhana dan tak terelakkan: teologi itu penting. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang terus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2Tim 2:15*).

    Buku panduan ini ditujukan bukan hanya kepada mahasiswa teologi tetapi kepada semua orang Kristen yang berpikir, yang ingin tahu lebih banyak tentang iman mereka. Di dalamnya dibahas bidang-bidang penting dari teologi Kristen sebagaimana yang sudah dirumuskan selama berabad-abad. Dasar semuanya adalah apa yang diajarkan oleh Alkitab, dilengkapi dengan tinjauan mengenai bagaimana ajaran itu diungkapkan selama berabad-abad, dan mengenai kecenderungan teologi masa kini.

    Karena tujuan pokok adalah menguraikan ajaran Alkitab, maka pada akhir setiap pasal dalam buku ini diberikan daftar bahan utama dalam Alkitab yang menyangkut masing-masing tema. Mungkin ada pembaca yang lebih suka membaca pasal-pasal Alkitab itu terlebih dahulu sebelum membaca uraian. Juga disajikan pertanyaan-pertanyaan pada akhir tiap pasal untuk merangsang adanya refleksi dan diskusi. Selain itu diberikan juga daftar pustaka tentang setiap pokok bahasan dengan maksud mendorong pembaca untuk belajar lebih lanjut.

    Lanjutan 01003 atau Lanjutan 01005



    Tim penerjemah

    Penerjemah : Ny. Connie Item-Corputty
    Penyunting pengelola : Dr. David L. Baker
    Penyunting peneliti : Pdt. Martin B. Dainton, M.A.
    Pembaca pengoreksi : Ny. Hotmaida T. Hutasoit-Simanjuntak, B.A.
    Penyunting teknis : Dra. Lisda T. Gamadhi
    Laksmi Hutapea
    Renni Setiono

    [Lanjutan 01004]



    Daftar singkatan ayat-ayat

    BIS Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (1985), juga
    disebut "Alkitab Kabar Baik"
    bnd. bandingkanlah
    dkk. dan kawan-kawan (et al.)
    dll. dan lain-lain (etc.)
    dsb. dan sebagainya
    dst. dan seterusnya (ff.)
    har. terjemahan harfiah
    hlm. halaman
    IBD The Illustrated Bible Dictionary (IVP, 1980). Buku ini
    sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diharapkan
    akan terbit dalam waktu dekat (Red. ini sudah terbit) dengan judul
    Ensiklopedi Alkitab Masa Kini.
    Ibr. bahasa Ibrani
    Ing. bahasa Inggris
    Lat. bahasa Latin
    M Masehi
    ps pasal
    sM sebelum Masehi
    TB Alkitab dalam Terjemahan Baru (1974)
    t.t. tanpa tahun terbit
    Yun. bahasa Yunani

    Nama-nama kitab dari Alkitab disingkatkan sesuai dengan apa yang terdapat dalam TB [Red. tiga huruf pertama], misalnya "Yes" menyebut Kitab Yesaya.

    Buku dan artikel lain disebut dengan nama penulis serta tahun terbit, dan keterangan lengkap dapat ditemukan dalam kepustakaan pada akhir setiap pasal atau dalam kepustakaan umum.

    Lanjutan 01005



    Indeks Buku: MENGENALI KEBENARAN

    [Info]

    Daftar Bagian

    Judul Nomor-Nomor



    Prawacana Kata Pengantar dan Lain ................... 01006

    Bagian A. Wewenang .................................. 01007

    Bagian B. Allah ..................................... 01008

    Bagian C. Manusia ................................... 01009

    Bagian D. Yesus Kristus ............................. 01010

    Bagian E. Roh Kudus ................................. 01011

    Bagian F. Gereja .................................... 01012

    Bagian G. Akhir Zaman ............................... 01013





    Indeks Bagian/Bab: DAFTAR ISI


    Judul Nomor-Nomor

    Prawacana Kata Pengantar dan Lain ...................... 01006

    Bab P1 Kata Pengantar .................................. 01002

    Bab P2 Tim Penerjemah .................................. 01003

    Bab P3 Daftar Singkatan ................................ 01004

    Bab L1 Kepustakaan Umum ................................ 01392



    Bagian A. WEWENANG 01007


    Bab 1 Arti dan Sumber Wewenang ........................ 01014

    Bab 2 Penyataan ....................................... 01022

    Bab 3 Alkitab ......................................... 01039

    Bab 4 Penerapan ....................................... 01063


    Bagian B. ALLAH 01008



    Bab 5 Keberadaan Allah ................................ 01068

    Bab 6 Allah Tritunggal ................................ 01079

    Bab 7 Sifat-sifat Allah ............................... 01089

    Bab 8 Karya Penciptaan ................................ 01097

    Bab 9 Karya Pemeliharaan .............................. 01110

    Bab 10 Penerapan ....................................... 01116


    Bagian C. MANUSIA 01009



    Bab 11 Watak Manusia ................................... 01121

    Bab 12 Manusia Berdosa ................................. 01135

    Bab 13 Manusia dalam Anugerah .......................... 01152

    Bab 14 Penerapan ....................................... 01163


    Bagian D. YESUS KRISTUS 01010



    Bab 15 Kemanusiaan Yesus Kristus ....................... 01170

    Bab 16 Keilahian Yesus Kristus ......................... 01178

    Bab 17 Satu Pribadi .................................... 01193

    Bab 18 Pendamaian I: Ajaran Alkitab .................... 01206

    Bab 19 Pendamaian II: Perspektif Sejarah ............... 01214

    Bab 20 Penerapan ....................................... 01223


    Bagian E. ROH KUDUS 01011



    Bab 21 Pribadi Roh Kudus ............................... 01233

    Bab 22 Roh yang Dijanjikan ............................. 01240

    Bab 23 Menjadi Orang Kristen ........................... 01247

    Bab 24 Pertumbuhan Kristen ............................. 01260

    Bab 25 Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah ...... 01272

    Bab 26 Penerapan ....................................... 01275


    Bagian F. GEREJA 01012



    Bab 27 Identitas Gereja ................................ 01280

    Bab 28 Kehidupan Gereja ................................ 01299

    Bab 29 Pertumbuhan Gereja .............................. 01311

    Bab 30 Gereja dalam Sejarah ............................ 01324

    Bab 31 Penerapan ....................................... 01336

    Bagian G. AKHIR ZAMAN 01013



    Bab 32 Kerajaan Allah .................................. 01341

    Bab 33 Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya ........... 01349

    Bab 34 Keadaan Akhir ................................... 01362

    Bab 35 Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen ............. 01379

    Bab 36 Penerapan ....................................... 01385



    Kepustakaan Umum ......................................... 01392


    Indeks Prawacana MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Prawacana KATA PENGANTAR DAN LAIN

    Judul Nomor-Nomor

    Bab P1 Kata Pengantar .................................. 01002

    Bab P2 Tim Penerjemah .................................. 01003

    Bab P3 Daftar Singkatan ................................ 01004



    Indeks Bagian A: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian A. WEWENANG

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 1 Arti dan Sumber Wewenang ........................ 01014

    Ps 1.1 Arti Wewenang ................................ 01016

    Ps 1.2 Sumber Wewenang .............................. 01017

    Bab 2 Penyataan ....................................... 01022

    Ps 2.1 Arti Penyataan ............................... 01023

    Ps 2.2 Kemungkinan Penyataan ........................ 01026

    Ps 2.3 Penyataan Umum ............................... 01027

    Ps 2.4 Penyataan Khusus ............................. 01033

    Bab 3 Alkitab ......................................... 01039

    Ps 3.1 Alkitab: Bentuk Nyata dari Penyataan Khusus... 01040

    Ps 3.2 Alkitab Sebagai Firman Allah yang Tertulis.... 01042

    Ps 3.3 Pengilhaman .................................. 01046

    Ps 3.4 Kanon ........................................ 01051

    Ps 3.5 Masalah-masalah Lain ......................... 01054

    Ps 3.6 Ilmu Tafsir (Hermeneutika) ................... 01057

    Bab 4 Penerapan ....................................... 01063

    Ps 4.1 Kelahiran Kembali ............................ 01064

    Ps 4.2 Memahami Alkitab ............................. 01065

    Ps 4.3 Memberitakan Firman .......................... 01066

    Ps 4.4 Menaati Alkitab .............................. 01067



    Indeks Bagian B: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian B. ALLAH

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 5 Keberadaan Allah ................................ 01068

    Ps 5.1 Alasan-alasan Bagi Teisme Kristen ............ 01069

    Ps 5.2 Bukti Rasional tentang Keberadaan Allah ...... 01070

    Ps 5.3 Mengevaluasi Pendekatan Rasional ............. 01074

    Bab 6 Allah Tritunggal ................................ 01079

    Ps 6.1 Ajaran Alkitab ............................... 01080

    Ps 6.2 Mengerti Ajaran Ini .......................... 01082

    Ps 6.3 Pentingnya Ajaran Ini ........................ 01085

    Bab 7 Sifat-sifat Allah ............................... 01089

    Ps 7.1 Kemuliaan Allah .............................. 01090

    Ps 7.2 Ketuhanan Allah .............................. 01091

    Ps 7.3 Kekudusan Allah .............................. 01092

    Ps 7.4 Kasih Allah .................................. 01093

    Bab 8 Karya Penciptaan ................................ 01097

    Ps 8.1 Penciptaan dari yang Tidak Ada ............... 01099

    Ps 8.2 Penciptaan yang Berkesinambungan ............. 01100

    Ps 8.3 Masalah Bahasa ............................... 01101

    Ps 8.4 Usaha Ilmiah ................................. 01102

    Ps 8.5 Mujizat ...................................... 01103

    Ps 8.6 Masalah Asal Usul ............................ 01104

    Ps 8.7 Penciptaan Dunia Rohani ...................... 01106

    Bab 9 Karya Pemeliharaan .............................. 01110

    Ps 9.1 Jangkauan Pemeliharaan ....................... 01111

    Ps 9.2 Pemeliharaan dan Kejahatan ................... 01112

    Bab 10 Penerapan ....................................... 01116

    Ps 10.1 Keberadaan dan Tabiat Allah .................. 01117

    Ps 10.2 Penciptaan ................................... 01119

    Ps 10.3 Pemeliharaan ................................. 01120



    Indeks Bagian C: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian C. MANUSIA

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 11 Watak Manusia ................................... 01121

    Ps 11.1 Pertanyaan yang Abadi ........................ 01122

    Ps 11.2 Manusia dalam Hubungan dengan Allah .......... 01123

    Ps 11.3 Manusia dalam Hubungan dengan Dirinya ........ 01126

    Ps 11.4 Manusia dalam Hubungan dengan Sesamanya ...... 01128

    Ps 11.5 Manusia dalam Hubungan dengan Alam ........... 01130

    Ps 11.6 Manusia dalam Hubungan dengan Waktu .......... 01131

    Bab 12 Manusia Berdosa ................................. 01135

    Ps 12.1 Kejatuhan Manusia ............................ 01136

    Ps 12.2 Sifat serta Jangkauan Dosa ................... 01137

    Ps 12.3 Pengaruh Dosa ................................ 01140

    Ps 12.4 Soal-soal Lain ............................... 01144

    Ps 12.5 Perdebatan Akhir-akhir Ini ................... 01146

    Ps 12.6 Ringkasan .................................... 01148

    Bab 13 Manusia Dalam Anugerah .......................... 01152

    Ps 13.1 Yesus Kristus: Allah dan Manusia ............. 01153

    Ps 13.2 Orang Kristen: Ciptaan Baru dalam Kristus .... 01156

    Ps 13.3 Manusia yang akan Dimuliakan ................. 01159

    Bab 14 Penerapan ....................................... 01163

    Ps 14.1 Watak Manusia ................................ 01164

    Ps 14.2 Manusia Berdosa .............................. 01166

    Ps 14.3 Manusia dalam Anugerah ....................... 01168



    Indeks Bagian D: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian D. YESUS KRISTUS

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 15 Kemanusiaan Yesus Kristus ....................... 01170

    Ps 15.1 Kehidupan Beragama ........................... 01172

    Ps 15.2 Pengetahuan yang Terbatas .................... 01172

    Ps 15.3 Pencobaan .................................... 01173

    Ps 15.4 Sesudah Kebangkitan .......................... 01174

    Bab 16 Keilahian Yesus Kristus ......................... 01178

    Ps 16.1 Pernyataan-pernyataan Langsung ............... 01179

    Ps 16.2 Kesamaan Yesus dengan Tuhan Allah ............ 01180

    Ps 16.3 Bukti-bukti Lain ............................. 01184

    Ps 16.4 Kesimpulan ................................... 01189

    Bab 17 Satu Pribadi .................................... 01193

    Ps 17.1 Perdebatan-perdebatan Awal ................... 01194

    Ps 17.2 Beberapa Konsep Penting ...................... 01198

    Ps 17.3 Tafsiran-tafsiran modern ..................... 01200

    Ps 17.4 Komentar Selanjutnya ......................... 01202

    Bab 18 Pendamaian I: Ajaran Alkitab .................... 01206

    Ps 18.1 Pendamaian dalam Perjanjian Lama ............. 01207

    Ps 18.2 Yesus Sang Mesias ............................ 01208

    Bab 19 Pendamaian II: Perspektif Sejarah ............... 01214

    Ps 19.1 Tafsiran-tafsiran Objektif ................... 01215

    Ps 19.2 Tafsiran-tafsiran Subjektif .................. 01217

    Ps 19.3 Tafsiran-tafsiran Modern ..................... 01219

    Bab 20 Penerapan ....................................... 01223

    Ps 20.1 Pribadi Kristus .............................. 01224

    Ps 20.2 Kematian Kristus ............................. 01226

    Ps 20.3 Kebangkitan Kristus .......................... 01229

    Ps 20.4 Kenaikan Kristus ............................. 01231



    Indeks Bagian E: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian E. ROH KUDUS

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 21 Pribadi Roh Kudus ............................... 01233

    Ps 21.1 Ajaran Perjanjian Lama ....................... 01234

    Ps 21.2 Ajaran Perjanjian Baru ....................... 01235

    Bab 22 Roh yang Dijanjikan ............................. 01240

    Ps 22.1 Roh Kudus sebelum Kedatangan Kristus ......... 01241

    Ps 22.2 Roh Kudus dan Kristus ........................ 01243

    Bab 23 Menjadi Orang Kristen ........................... 01247

    Ps 23.1 Anugerah Allah ............................... 01248

    Ps 23.2 Persatuan dengan Kristus melalui Roh Kudus ... 01249

    Bab 24 Pertumbuhan Kristen ............................. 01260

    Ps 24.1 Kepastian .................................... 01261

    Ps 24.2 Pengudusan ................................... 01262

    Ps 24.3 Ketekunan .................................... 01267

    Ps 24.4 Cara dan Tujuan .............................. 01268

    Bab 25 Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah....... 01272

    Bab 26 Penerapan ....................................... 01275

    Ps 26.1 Melayani Allah ............................... 01276

    Ps 26.2 Hidup di Dunia ............................... 01277

    Ps 26.3 Diri Kita Sendiri ............................ 01279



    Indeks Bagian F: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian F. GEREJA

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 27 Identitas Gereja ................................ 01280

    Ps 27.1 Kiasan-kiasan tentang Gereja dalam Alkitab ... 01282

    Ps 27.2 Ciri-ciri Gereja yang Sejati ................. 01289

    Bab 28 Kehidupan Gereja ................................ 01299

    Ps 28.1 Ibadah ....................................... 01300

    Ps 28.2 Persekutuan .................................. 01302

    Ps 28.3 Pelayanan .................................... 01303

    Ps 28.4 Kesaksian .................................... 01307

    Bab 29 Pertumbuhan Gereja .............................. 01311

    Ps 29.1 Firman Allah ................................. 01312

    Ps 29.2 Sakramen ..................................... 01315

    Ps 29.3 Doa .......................................... 01318

    Ps 29.4 Persekutuan .................................. 01319

    Ps 29.5 Penderitaan .................................. 01320

    Bab 30 Gereja dalam Sejarah ........................... 01324

    Ps 30.1 Bentuk-bentuk Organisasi ..................... 01325

    Ps 30.2 Perspektif Sejarah ........................... 01329

    Ps 30.3 Masa Depan Gereja ............................ 01332

    Bab 31 Penerapan ....................................... 01336

    Ps 31.1 Pentingnya Gereja ............................ 01337

    Ps 31.2 Kehidupan Gereja ............................. 01338

    Ps 31.3 Masa Depan Gereja ............................ 01340



    Indeks Bagian G: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks]

    Bagian G. AKHIR ZAMAN

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 32 Kerajaan Allah .................................. 01341

    Ps 32.1 Latar Belakang Perjanjian Lama ............... 01342

    Ps 32.2 Yesus dan Kerajaan Allah ..................... 01343

    Ps 32.3 Ajaran Lain dalam Perjanjian Baru ............ 01344

    Ps 32.4 Kerajaan Allah dan Kehidupan Kristen ......... 01345

    Bab 33 Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya ........... 01349

    Ps 33.1 Istilah-istilah Perjanjian Baru .............. 01351

    Ps 33.2 Sifat Kedatangan Kristus yang Kedua Kali ..... 01352

    Ps 33.3 Tujuan Kedatangan Kristus yang Kedua Kali .... 01353

    Ps 33.4 Waktu Kedatangan Kristus yang Kedua Kali ..... 01355

    Ps 33.5 Masalah-masalah yang Terkait ................. 01356

    Bab 34 Keadaan Akhir ................................... 01362

    Ps 34.1 Kematian ..................................... 01363

    Ps 34.2 Keadaan Peralihan ............................ 01365

    Ps 34.3 Kebangkitan Orang Mati ....................... 01367

    Ps 34.4 Penghakiman .................................. 01368

    Ps 34.5 Hukuman yang Kekal ........................... 01371

    Ps 34.6 Kehidupan yang Akan Datang ................... 01373

    Bab 35 Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen ............. 01379

    Ps 35.1 Abad-abad Pertama ............................ 01380

    Ps 35.2 Abad Pertengahan ............................. 01381

    Ps 35.3 Reformasi .................................... 01382

    Ps 35.4 Abad ke-19.................................... 01383

    Ps 35.5 Abad ke-20.................................... 01384

    Bab 36 Penerapan ....................................... 01385

    Ps 36.1 Pengharapan .................................. 01386

    Ps 36.2 Kekudusan .................................... 01387

    Ps 36.3 Kegiatan ..................................... 01388

    Ps 36.4 Sikap ........................................ 01390



    Indeks Bab 1: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.A 01007]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 1 Arti dan Sumber Wewenang ........................ 01015

    Ps 1.1 Arti Wewenang ................................ 01016

    Ps 1.2 Sumber Wewenang .............................. 01017

    Sb 1.2.a Pengakuan-pengakuan Iman (Kredo) .......... 01017

    1.2.b Pernyataan-pernyataan Histori ................ 01018

    1.2.c Pikiran Gereja ............................... 01018

    1.2.d Pengalaman Kristen ........................... 01019

    1.2.e Berpikir secara Kristen ...................... 01019

    1.2.f "Kata hati" .................................. 01020

    1.2.g Sumber Pokok ................................. 01020

    Bahan Alkitab ............................................. 01021

    Bahan Diskusi/penelitian .................................. 01021

    Kepustakaan ............................................... 01021



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    A. WEWENANG

    1. ARTI DAN SUMBER WEWENANG

    "Berbicara dalam bahasa lidah hanya hasil emosi. Hal seperti itu terjadi dalam upacara penyembahan berhala dan tidak ada hubungan dengan Roh Kudus."

    "Jangan main-main! Ada banyak pasal dalam Alkitab yang menyinggung hal itu. Saya sendiri sering memakai bahasa lidah".

    Tidak banyak topik yang lebih sengit diperdebatkan daripada bahasa lidah di antara orang Kristen akhir-akhir ini. Tetapi karena suasana debat yang panas, kita sering tidak sadar bahwa pertentangan yang lebih mendasar terdapat di balik perdebatan itu, yakni pertentangan mengenai wewenang dalam agama Kristen. Apakah wewenang tertinggi adalah pengalaman pribadi kita mengenai Roh Kudus? Ataukah kita harus berpegang kepada ajaran Alkitab saja? Perlukah kita mendengar apa yang dikatakan para psikolog dan antropolog tentang sifat dan pola-pola pengalaman religius?

    Pertentangan mengenai wewenang keagamaan juga terdapat di balik pokok-pokok lain yang senantiasa diperdebatkan, seperti keberadaan Allah, reinkarnasi, kebangkitan, aktivisme Kristen dalam bidang politis dan sebagainya. Boleh dikatakan bahwa hampir tidak ada pokok persoalan tentang iman atau perilaku Kristen yang tidak ditentukan oleh keputusan terlebih dulu, yang diambil secara sadar atau tidak, mengenai letak wewenang keagamaan. Dengan mengemukakan soal wewenang, kita mungkin tidak dapat menyelesaikan segala perselisihan, namun mungkin kita dapat menjelaskan tentang pokok-pokok perselisihan yang sesungguhnya; dan dengan demikian mencegah salah pengertian yang tidak perlu.

    Setiap pembahasan ajaran dasar Kristen harus bertitik tolak dari sini. Bagaimana kita menentukan apa yang menjadi ajaran Kristen yang tepat? Ke mana harus berpaling untuk penyelesaian perbedaan pendapat kita? Apa yang menjadi tolok ukur kebenaran? Inilah persoalan pertama yang harus mendapat perhatian kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    1.1 Arti wewenang

    Wewenang adalah hak atau kuasa untuk mewajibkan kepatuhan. Akhir-akhir ini ada krisis wewenang yang menyebar luas dalam masyarakat, dan satu-satunya wewenang yang diterima oleh banyak orang adalah wewenang yang secara sadar dipilih oleh dirinya sendiri.

    Dari segi iman Kristen, Allah mempunyai hak dan kuasa tertinggi untuk menuntut kepatuhan, karena Dialah sang Pencipta dan Tuhan segala bangsa. Seorang Kristen sejati tidak boleh berkata, `Aku tahu pandangan Allah tentang hal ini, tetapi aku tidak merasa wajib untuk menyesuaikan diri dengan pandangan itu`. Mungkin dia pernah melawan kehendak Allah, bahkan kadang-kadang dengan sadar. Tetapi ini selalu dilakukan secara bertentangan dengan pertimbangannya yang lebih baik. Perasaan bersalah yang dirasakannya kemudian akan menyaksikan bahwa wewenang Tuhan tetap berlaku dan terus diakui. Wewenang ada pada Tuhan.

    Apabila orang Kristen telah mengerti prinsip ini, maka soal wewenang menjadi soal praktis tentang mencari tahu kehendak dan pikiran Allah dalam setiap masalah yang dihadapinya. Akan tetapi, bagaimana orang dapat menemui Allah dan mengetahui pikiran dan kehendak-Nya? Khususnya, apakah Allah telah menyediakan sumber dari mana kita dapat menimba kebenaran-Nya, dan dengan demikian menempatkan diri di bawah wewenang-Nya?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    1.2 Sumber wewenang

    Selama berabad-abad orang-orang Kristen telah meletakkan wewenang tertinggi dalam berbagai tempat.

    a. Pengakuan-pengakuan iman (Kredo)

    Beberapa ringkasan kebenaran Kristen dihasilkan pada zaman Kristen mula-mula dan menyatakan intisari iman Kristen pada zaman yang penuh kekacauan teologis itu. Pengakuan Iman Rasuli adalah kredo yang paling tua dan terkenal, yang berasal dari abad ketiga dan meringkaskan iman yang dipelajari calon-calon yang mau menerima baptisan. Isinya dapat dikatakan `rasuli`, walaupun pengakuan itu sendiri tidak ditulis pada zaman para rasul. Pengakuan itu memberikan patokan-patokan yang dapat dipakai dalam penjelasan iman Kristen, namun tak dapat dipakai sebagai sumber akhir dan tolok ukur kebenaran Kristen. Ada dua alasan. Pertama, karena pengakuan ini terlalu umum. Pengakuan itu dapat dipakai untuk menilai pandangan ekstrim, tetapi tidak memberikan keterangan yang cukup jelas tentang ajaran yang disebutkan di dalamnya. Kedua, karena wewenangnya terus terang didasarkan pada sesuatu yang lebih tua dan memiliki wewenang yang lebih mendasar, yaitu ajaran Yesus Kristus serta para rasul-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    b. Pernyataan-pernyataan historis

    Beberapa pernyataan iman Kristen dihasilkan pada zaman Reformasi dan sesudahnya. Pernyataan itu lebih lengkap daripada pengakuan-pengakuan kuno, tetapi sekali lagi tidak dapat dilihat sebagai wewenang tertinggi. Pertama, pada umumnya pernyataan itu adalah milik "partai" yang hanya membeberkan pandangan salah satu pihak dari gereja am; dan oleh karena itu mengandung unsur-unsur yang tidak diterima oleh pihak-pihak lain. Selain itu, pernyataan-pernyataan itu bersifat sekunder, yang secara sadar membenarkan penegasan-penegasannya dengan mengacu pada ajaran Alkitab.

    c. Pikiran gereja

    Menurut pandangan ini, kehadiran Tuhan dalam gereja berarti bahwa pikiran-Nya dapat diketahui dengan meneliti aliran utama dari pemikiran dalam gereja ("pikiran gereja"). Tetapi ada hambatan-hambatan serius untuk menerima pandangan ini. Konsensus orang-orang Kristen sulit untuk dipastikan. Kepada siapa harus kita dengar: para teolog, para pendeta, komisi gereja, pendapat awam umumnya atau siapa? Selanjutnya, kalau pikiran gereja itu adalah wewenang tertinggi, setiap perbedaan pendapat dalam gereja membawa kita pada jalan buntu, karena tidak ada wewenang yang lebih tinggi yang dapat menyelesaikannya. Lagi pula, sudah jelas bahwa konsensus pandangan gereja selama berabad-abad tidak selalu sesuai sepenuhnya dengan "iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3*), juga tidak konsisten dengan konsensus pada abad lain.**1**

    --------------------
    **1**.Menurut gereja Roma Katolik, Kristus mendirikan jawatan mengajar dalam gereja, yang dipegang oleh Petrus dan para penggantinya dalam kepausan: karena itu suara Paus adalah suara Tuhan. Beberapa kesulitan yang disebut di atas berlaku pada pernyataan ini pula. Pandangan Roma itu akan dibahas di bawah: ps 27.2@@.
    --------------------



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    d. Pengalaman Kristen

    Pandangan ini dimulai dari pengalaman manusia tentang Allah, dan mencoba untuk mengenal ajaran yang dinyatakan dalam pengalaman itu. Banyak teolog yang berpengaruh pada abad ke-19 mengikuti pandangan ini. Namun ada dua keberatan besar terhadap hal ini. Dalam pengalaman manusia tentang Allah, harus dibedakan kebenaran objektif mengenai Tuhan dan pandangan manusia secara subjektif yang serba terbatas dan berpraduga tentang Dia. Untuk itu diperlukan norma yang lebih tinggi daripada pengalaman itu sendiri. Kesulitan ini bertambah besar lagi karena manusia yang berdosa mempunyai pikiran yang berdosa pula. Pandangan ini juga membatasi penyataan kebenaran Kristen, karena tidak memberi kesempatan untuk memikirkan ajaran yang tak dapat dialami langsung, misalnya: ajaran tentang Allah Tritunggal.

    e. Berpikir secara Kristen

    Menurut pandangan ini, kebenaran Kristen adalah apa yang dapat kita tunjukkan mengenai Allah melalui penalaran. Pernah ada pengikut-pengikut pandangan ini sejak abad ketiga. Memang kita tidak sama sekali membuang pertimbangan-pertimbangan rasional bila kita merumuskan kebenaran Kristen, tetapi nalar tidak cukup sebagai wewenang tertinggi. Persepsi manusia yang telah jatuh dalam dosa mengenai kebenaran sangat terbatas, khususnya di bidang moral dan spiritual. Akal budi makhluk ciptaan tidak sanggup memahami sang Pencipta, lagi pula pendekatan ini selalu gagal memperlihatkan dinamika agama alkitabiah yang otentik.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    f. "Kata hati"

    Beberapa orang menegaskan bahwa Allah langsung berbicara di kedalaman kesadaran dan bahwa "kata hati" ini adalah wewenang tertinggi. Pandangan ini lazim pada masa kini dan sering ditafsirkan sebagai dorongan Roh Kudus. Tentu saja ada unsur kebenaran di dalamnya, karena Roh Kudus memainkan peran penting dalam pengertian Kristen mengenai wewenang, namun pada hakikatnya Ia bekerja di dalam dan melalui Alkitab. Tiap pernyataan pribadi tentang dorongan dari Roh Kudus harus diterima dengan rasa curiga kalau tidak ada acuan pada firman Tuhan yang tertulis ataupun ada dukungan dari pengalaman jemaat. Dalam hal ini ketulusan banyak orang yang yakin telah menerima dorongan tadi jangan sampai menutupi bahaya yang amat besar, bahwa orang dapat menipu diri sendiri. Penipuan diri ini berulang kali menyebabkan kerapuhan spiritual sebagaimana telah terbukti dari catatan-catatan sejumlah penyuluh Kristen.

    g. Sumber pokok

    Tak satu pun dari pandangan tersebut tadi dapat menerangkan pikiran Allah dan oleh sebab itu tidak dapat dianggap sumber kebenaran Kristen yang berwenang. Namun, masing-masing memberi sumbangan ke arah itu. Pengakuan iman, pernyataan-pernyataan historis dan pikiran gereja menitikberatkan tempat kita dalam gereja Yesus Kristus yang sudah hampir dua ribu tahun umurnya. Jelaslah bahwa kita harus mempertimbangkan kesaksiannya dengan saksama. Pengalaman Kristen mengingatkan kita bahwa teologi tidak bersifat intelektual saja, sedangkan nalar Kristen menuntut agar kita merumuskan teologi menurut cara berkomunikasi yang cocok. Akan tetapi sumber pokok wewenang adalah Allah Tritunggal sendiri sebagaimana Ia menyatakan diri melalui Alkitab. Ada tiga aspek kebenaran ini.

    Pertama, Allah mengambil inisiatif. Kita belajar tentang Dia dan langsung masuk di bawah wewenang-Nya karena Ia sendiri memutuskan untuk memperkenalkan diri dan kehendak-Nya kepada kita. Inilah "penyataan diri".

    Kedua, Allah telah datang kepada kita dalam Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia. Sebagai Firman abadi dan hikmat Allah, Yesus Kristus menyampaikan segala pengetahuan tentang Allah kepada kita (bnd. Yoh 1:1; 1Kor 1:30*; Kol 22:3; Wahy 19:13*).

    Ketiga, pengetahuan kita tentang Allah datang melalui Alkitab. Ia telah membuat Alkitab ditulis dan melalui kata-kata Alkitab Ia berbicara kepada kita sebagaimana Ia berbicara kepada bangsa-Nya ketika kata-kata itu pertama-tama diberikan. Alkitab harus diterima sebagai firman Tuhan kepada kita dan oleh sebab itu dihormati dan ditaati. Pada waktu kita tunduk kepada wewenangnya, kita menempatkan diri di bawah wewenang Allah yang hidup, yang diperkenalkan kepada kita di dalam diri Yesus Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 1. Arti dan Sumber Wewenang [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 1:1; Ayub 39:34-38;Ayu 42:1-6*;
    Mazmur 95:6; Yesaya 40:21-23; 45:9*;
    Roma 9:19-20; 11:33-36; Efesus 1:11; Wahyu 4:9-11*.

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan pandangan Kristen mengenai wewenang.
    2. Selidiki dampak pandangan ini bagi

      1. orang Kristen yang terlibat dalam pendidikan di semua tingkat,
      2. masalah penegakan hukum serta tata tertib masyarakat, dan
      3. pendekatan Kristen kepada kesenian.
    3. Secara ringkas, sebutkan kelebihan dan kelemahan dari berbagai pandangan tentang sumber wewenang.
    4. Uraikan nasihat yang akan Anda berikan kepada seorang Kristen yang mencari kehendak Allah tentang suatu masalah tertentu.

    Kepustakaan (1)

    Artikel "Authority" dalam _IBD_.
    Henry, C. F. H.
    1976 _God, Revelation and Authority_ 1 & 2 (Word).
    Heppe, H.
    1978 _Reformed Dogmatics_ (Baker).
    Ramm, B.
    1957 _The Pattern of Religious Authority_ (Eerdmans).
    Schaff, P.
    1977 _The Creeds of Christendom_ (Baker).



    Indeks Bab 2: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.A 01007]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 2 Penyataan ............................................. 01023

    Ps 2.1 Arti Penyataan ................................... 01023

    Sb 2.1.a Manusia adalah Makhluk Ciptaan ................ 01024

    2.1.b Manusia Sudah Menjadi Orang Berdosa ........... 01025

    Ps 2.2 Kemungkinan Penyataan ............................ 01026

    Ps 2.3 Penyataan Umum ................................... 01027

    Sb 2.3.a Karya Ciptaan ................................. 01027

    2.3.b Pengalaman Moral .............................. 01028

    2.3.c Sejarah ....................................... 01029

    2.3.d Naluri Religius yang Universal ................ 01029

    2.3.e Faktor Dinamis ................................ 01030

    2.3.f Fungsi-fungsinya .............................. 01031

    2.3.g Keterbatasannya ............................... 01032

    2.3.h Ringkasan ..................................... 01032

    Ps 2.4 Penyataan Khusus ............................. ...01033

    Sb 2.4.a Yesus Kristus ................................. 01033

    2.4.b Kitab Suci .................................... 01033

    2.4.c Hubungan antara Kedua Bentuk Kenyataan Itu ....01033

    2.4.d Bentuk yang Ketiga?............................ 01034

    2.4.e Penyataan yang Menyelamatkan .................. 01034

    2.4.f Ringkasan ..................................... 01035

    Bahan Alkitab .................................................. 01036

    Bahan Diskusi/penelitian ....................................... 01037

    Kepustakaan .................................................... 01038



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    2. PENYATAAN

    2.1 Arti penyataan

    Penyataan berarti melepaskan selubung dari hal yang tersembunyi, supaya dapat dilihat dan diketahui apa sebenarnya hal itu. Akar kata yang dipakai dalam Perjanjian Lama, _gala_, berarti keadaan telanjang (bnd. Kel 20:26*), tetapi sering dipakai secara kiasan: dalam Yesaya 53:1* tangan Allah secara harfiah "ditelanjangi" dalam pekerjaan penyelamatan-Nya (bnd. Yes 52:10); dalam 2Samuel 7:27*, "Engkau telah menyatakan kepada hambaMu ini, demikian", secara harfiah berarti "Engkau telah menelanjangi telinga hamba-Mu". Padanannya dalam bahasa Yunani, _apokalupt“_, dalam Perjanjian Baru dipakai hanya dalam arti teologis yang sudah diolah, yaitu membuat kenyataan-kenyataan religius diketahui (bnd. Luk 10:21; Ef 3:5*).

    Istilah-istilah ini menguraikan apa yang tersirat setiap kali Alkitab berbicara tentang Allah yang berfirman atau berhubungan dengan manusia. Agama Alkitab adalah agama penyataan; suatu iman yang didasarkan atas penegasan bahwa Allah telah mendatangi manusia dan menyatakan diri-Nya. Kalau manusia hendak mengenal Allah maka penyataan sangat diperlukan berdasarkan dua alasan yang saling mengisi.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    a. Manusia adalah makhluk ciptaan

    "Pada mulanya Allah menciptakan ... manusia" (Kej 1:1,27*). Kata-kata pertama Alkitab ini mengungkapkan perbedaan antara Allah dan umat manusia. Allah sebagai Pencipta berada bebas, terlepas dari manusia; sedangkan keberadaan tiap makhluk tergantung sepenuhnya pada Allah (bnd. laki-laki dan perempuan disebut "debu" dalam Kej 2:7; 3:19*; Mazm 103:14*). Allah dan umat manusia termasuk golongan keberadaan yang berbeda. Istilah teknis ialah "perbedaan ontologis", suatu perbedaan dalam cara keberadaan.

    Perbedaan ini tidak mutlak, karena manusia dijadikan "menurut gambar dan rupa Allah". Allah berkomunikasi dengan manusia (Kej 1:28* dst.), Allah menjadi manusia dalam Tuhan Yesus Kristus (Yoh 1:1,14*); Roh Kudus diam di dalam orang-orang Kristen dan menciptakan hubungan pribadi dengan Allah (Rom 8:9-17*). Bukti ini menegaskan adanya semacam persesuaian antara Allah dan umat manusia. Kendatipun demikian, tetap ada perbedaan mendalam yang tak mungkin diubah.

    Perbedaan dalam keberadaan ini meliputi perbedaan dalam hal mengetahui. "Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah" (1Kor 2:11*). Hanya Allah yang sesungguhnya mengenal diri-Nya. Karena Allah adalah Pencipta dan Tuhan umat manusia, pengetahuan-Nya meliputi juga pengetahuan diri manusia (Mazm 139:2-4*); akan tetapi pengetahuan manusia tidak meliputi pengetahuan Allah akan diri-Nya. Oleh sebab itu, keadaan manusia sebagai makhluk memerlukan penyataan diri Allah jika ia ingin memperoleh pengetahuan secukupnya mengenai Dia. Bahkan Adam sebelum kejatuhannya dalam dosa perlu disapa Allah sebelum ia dapat mengetahui apa kehendak-Nya (Kej 1:28; 2:16*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    b. Manusia sudah menjadi orang berdosa

    Kebutuhan manusia akan penyataan menjadi makin besar karena keadaannya sebagai orang yang berdosa. Kejatuhan dalam dosa telah mempengaruhi setiap segi keberadaannya, khususnya pengertiannya tentang realitas moral dan spiritual. Dosa membuat manusia buta dan bodoh mengenai perihal Allah (Rom 1:18; 1Kor 1:21; 2Kor 4:4*; Ef 2:1; 4:18*).

    Oleh karena itu, tak ada jalan menuju pengetahuan sejati tentang Allah melalui persepsi intelektual dan moral manusia. Satu-satunya jalan menuju pengetahuan akan Allah bagi manusia adalah jika Allah rela menempatkan diri-Nya dalam jangkauan persepsi manusia dan memperbarui pengertiannya mengenai dirinya yang berdosa. Maka, jika manusia ingin mengenal Tuhan dan mendapatkan dasar yang cukup untuk pemahaman dan pengalaman Kristen, penyataan itu mutlak perlu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    2.2 Kemungkinan penyataan

    Oleh karena Allah adalah Pencipta, maka tidak mengherankan apabila Allah menyatakan diri kepada manusia yang diciptakan-Nya agar mereka mengetahui rencana-Nya dalam penciptaan. Dan karena manusia jelas adalah makhluk yang responsif dan mampu mengadakan hubungan, agaknya tujuan Allah ketika menciptakan manusia meliputi semacam hubungan dan respons terhadap diri-Nya. Hubungan serta respons seperti itu memerlukan suatu bentuk penyataan; penciptaan itu sendiri rupanya juga menyangkut penyataan. Rasanya tidak masuk akal kalau Pencipta yang jelas bijaksana dan cerdas akan membiarkan makhluk-makhluk-Nya meraba-raba dalam kegelapan mengenai keberadaan-Nya tanpa usaha dari pihak-Nya untuk menyatakan diri-Nya.

    Selanjutnya, kalau kita yakin bahwa Allah Pencipta itu penuh kasih, maka kemungkinan akan terjadinya penyataan menjadi kuat sekali. Orang tua yang menyayangi anaknya tidak akan sengaja pergi jauh supaya tidak tampak oleh anaknya, hingga ia berkembang tanpa mengetahui bahwa ia mempunyai orang tua. Memang kita tidak dapat menyamakan kasih manusia dengan kasih Allah, namun kita dapat menganggap adanya taraf kesamaan yang cukup untuk mengatakan bahwa Allah yang mahakasih pasti akan menyatakan diri kepada mereka yang dikasihi-Nya. Namun senantiasa harus diingat bahwa kesanggupan manusia untuk memahami dan menarik keuntungan sepenuhnya dari penyataan menjadi sangat terbatas karena kejatuhannya ke dalam dosa, sebagaimana akan terlihat di bawah ini.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    2.3 Penyataan umum

    Para teolog biasanya membedakan antara dua cara penyataan: yang "umum" dan yang "khusus". Penyataan umum adalah penyataan Allah kepada semua orang di mana-mana. Ada bermacam-macam bentuk dan ciptaan.

    a. Karya ciptaan

    Dalam Roma 1:18-32*, Paulus menjelaskan hukuman Allah atas orang non-Yahudi sezamannya. Allah telah "menyerahkan mereka" (Rom 1:24,26,28*) kepada kecenderungan merusak diri yang ada dalam sifat berdosa mereka, "sebab, sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya" (Rom 1:21*). Sebaliknya mereka "menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana...dengan gambaran yang fana... menggantikan kebenaran dengan dusta tentang Allah yang terhilang itu ialah mengakui "apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, [yang] dapat nampak dari karyaNya sejak dunia diciptakan" (Rom 1:20*). Sebab itu, mereka "tidak dapat berdalih" karena penyataan Allah ini sudah ada "sejak dunia diciptakan" (Rom 1:20*). Rupanya Paulus melihat tatanan ciptaan sebagai penyataan Allah kepada semua manusia tentang kekuasaan dan keilahian-Nya yang kekal, yang mengharuskan mereka mengenal Dia dan memuliakan serta mengucap syukur kepada-Nya. Dalam Kisah 14:17*, Paulus memberitahukan kepada bangsa kafir di Listra bahwa Allah "bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan". Dan Kisah 17:26* menyebut bagaimana sang Pencipta mengatur perkara-perkara manusia pada tingkat individu dan bangsa "supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia."



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    b. Pengalaman moral

    Menurut Roma 2:24-25*, "apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat...mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela". Dengan demikian konflik-konflik hati nurani manusia berhubungan dengan pokok-pokok penghakiman Allah yang terakhir (Rom 2:16; bnd. Rom 1:32*). Para nabi Perjanjian Lama sering berbicara mengenai penghakiman Allah yang adil terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi, walaupun bangsa-bangsa ini tidak diajarkan mengenai hukum Taurat (misalnya Yer 46:51; Am 1:6-2:3*). Perjanjian Baru mengakui bahwa hati nurani orang bukan Kristen sanggup menilai cara hidup orang Kristen pada umumnya (misalnya 1Tim 3:7; 1Pet 2:12*). Bahkan daya tarik Injil dilihat dari segi moral, penegasannya bahwa semua orang telah berbuat dosa (Rom 3:9-23*), ajakannya untuk bertobat (Kis 17:30*), tafsirannya mengenai karya Kristus dalam arti moral (Rom 3:21-26; 1Kor 15:3*), semuanya menunjukkan adanya kesinambungan sejati antara pengalaman moral universal dan pengalaman moral orang Kristen; dan ini pun pada gilirannya menunjukkan adanya kesadaran tertentu akan kehendak Allah dari pihak orang bukan Kristen.

    Bahan Alkitab ini membenarkan pandangan bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya kepada semua orang dalam pengalaman moral mereka. Tentu saja tidak semua tata susila manusia adalah sama dengan yang lain. Allah menyatakan diri-Nya kepada orang bukan Kristen dalam hati nuraninya, tetapi hal itu tidak berarti bahwa mereka mengetahui kehendak Allah dengan sempurna, karena mereka juga sudah jatuh ke dalam dosa. Dosa mengakibatkan kebebalan moral yang mengacaukan kesadaran manusia akan Allah dan kehendak-Nya. Karena itu, suara hati nurani orang bukan Kristen jelas bukan seratus persen "suara Tuhan dalam batin". Namun demikian, Allah telah menyatakan diri. Di balik semua pengalaman moralnya, manusia mempunyai semacam kesadaran bahwa kewajiban berbuat baik dan menolak kejahatan mencerminkan kehendak Tuhan Allah yang tertinggi, yang kepada-Nya manusia harus memberikan pertanggungjawaban.

    Hal ini tidak "membuktikan" keberadaan Allah: sama seperti penyataan umum dalam ciptaan juga tidak membuktikannya. Lebih tepat dikatakan, Alkitab menegaskan bahwa Allah sebenarnya menyatakan diri kepada semua orang dalam dimensi-dimensi tertentu dari pengalaman mereka, terlepas dari apakah ini dapat dibuktikan dengan penalaran atau tidak.

    Ada dua segi lain dari penyataan umum yang kadang-kadang disinggung, walaupun dasarnya dalam Alkitab kurang jelas.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    c. Sejarah

    Pernah dikatakan, bahwa Allah dalam arti tertentu menyatakan diri-Nya melalui proses penghakiman sebagaimana tercermin dalam timbul tenggelamnya bangsa-bangsa dan negara-negara adikuasa.

    d. Naluri religius yang universal

    Dikatakan pula bahwa naluri religius manusia yang universal itu memperlihatkan sesuatu dari penyataan diri Allah kepada manusia. Pandangan ini sering didukung dengan mengacu kepada Yohanes 1:9*, "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia"; tetapi arti sesungguhnya dari ayat ini masih dipersoalkan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    e. Faktor dinamis

    Penyataan Allah bukan sesuatu yang terlepas dan objektif seperti benda yang dipamerkan di museum. Penyataan Allah bersifat dinamis dan berkesinambungan. Allah berulang kali menyatakan diri dan manusia berulang kali menentang, menutupi dan menyalahgunakan penyataan itu (Rom 1:21-28*). Oleh sebab itu, hanya melalui sikap yang tunduk dan patuh sepenuhnya manusia dapat bertemu dengan penyataan Allah yang sesungguhnya. Bila orang menolak untuk bersikap demikian, ia menutup kemungkinan akan penyataan lain (misalnya Mat 25:29; Luk 8:18*; bnd. Herodes dalam Mr 6:21-28 dan Luk 23:9*).

    Seorang yang berkali-kali menolak penyataan Allah pada akhirnya dapat hilang kesanggupan untuk mengenal dan menyambut-Nya. Alkitab memang mengenal "manusia duniawi" yang tidak menunjukkan pengertian akan realitas Allah. Tetapi Alkitab menegaskan bahwa Allah adil, Ia menyatakan diri kepada semua orang pada saat atau saat-saat tertentu dalam petualangan hidup mereka. Bila seseorang menolak terang itu dan hatinya dikeraskan, mungkin terang itu akan diambil dari orang itu.

    Karena manusia berdosa senantiasa menunjukkan reaksi melawan penyataan Allah, walaupun penyataan ini membuktikan kebaikan dan kasih Allah terhadapnya, maka benarlah komentar mendalam bahwa kita manusia adalah orang bebal (Mazm 14:1; Rom 1:2*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    f. Fungsi-fungsinya

    Jika penyataan umum menunjukkan kekurangan seperti tersebut di atas, apa gunanya penyataan itu?

    Pertama, penyataan umum memantapkan masyarakat dengan memberi sanksi khusus kepada hukum moral. Pengertian tentang kewajiban moral, yang membedakan antara baik dan jahat, dengan mana kejahatan terkendalikan dan kehidupan manusia pada umumnya diperbolehkan berfungsi dengan lumayan tanpa dilanda oleh ledakan kejahatan yang tak terkendali, pada akhirnya hanya dapat ada berkat penyataan Allah, walaupun ini hampir-hampir tidak diakui oleh manusia.

    Kedua, penyataan umum menyatakan kesalahan manusia. Allah bukan tidak menyatakan diri. Dalam pengalaman hidup Ia bersabda kepada semua orang. Bila terang yang diberikan-Nya dipadamkan, maka kegelapan yang kemudian timbul adalah tanggung jawab manusia sendiri. "Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong" (Rom 3:4*).

    Kebenaran ini terutama penting untuk penginjilan Kristen. Setiap orang dihadapkan kepada Allah dan oleh sebab itu harus bertanggung jawab atas kealpaannya memelihara hubungan sejati dengan Dia. Injil memperkirakan adanya kesalahan universal ini pada manusia. Sudah tentu, pada akhirnya manusia akan dihakimi menurut pengetahuan serta kesempatan yang diperolehnya; yang jelas tidak sama bagi setiap orang (Mat 13:11; Luk 10:13-14*; bnd. di bawah: ps 34.4@@). Namun Alkitab jelas mengajarkan bahwa terang sedikit atau banyak diberikan kepada semua orang, dan oleh sebab itu orang bersalah karena tidak mengenal Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    g. Keterbatasannya

    Ada keterbatasan pada penyataan umum. Rupanya penyataan umum tidak cukup bagi Adam sebelum jatuh ke dalam dosa, karena Allah harus langsung berbicara kepadanya sebelum ia mengerti apa kehendak-Nya (Kej 1:28-9; 2:17-8*). Khususnya ada kekurangan penyataan umum, mengingat bahwa manusia sudah berdosa. Dosa menciptakan jurang yang tak terjembatani antara pemikiran dan pengalaman manusia pada satu pihak dan pribadi serta sikap Allah pada pihak lain. Seperti dikatakan Paulus (1Kor 1:21*), sekalipun berhikmat dunia tidak mengenal Allah.

    Jadi, karena penyataan umum tidak cukup, maka diperlukan penyataan lanjutan yang lengkap. Agar manusia dapat mengenal Dia, maka Allah masih memberi kesaksian lagi tentang diri-Nya secara khusus.

    h. Ringkasan

    Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya. Manusia hidup di dalam dunia Allah sebagai makhluk, setiap saat ia hidup di hadapan Allah. Kendatipun pengaruh dosa membutakan, namun manusia tidak dapat menuntut tidak adanya penyataan ilahi. Melalui penyataan umum Allah telah memperlihatkan sebagian dari hakikat-Nya serta rencana-Nya kepada manusia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    2.4 Penyataan khusus

    Yang dimaksudkan dengan penyataan khusus ialah cara-cara Allah menyatakan diri dengan lengkap dan jelas yang jauh melebihi penyataan umum. Penyataan itu berpusat pada mujizat penjelmaan, dan diketahui melalui kata-kata Alkitab yang diilhami Allah. Dengan demikian, penyataan khusus dapat mengambil berbagai bentuk.

    a. Yesus Kristus

    Yesus Kristus adalah Firman Allah yang abadi yang "menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yoh 1:1,14*). Di sinilah terletak inti dan puncak seluruh penyataan ilahi, yaitu Allah menyatakan diri dalam Yesus Kristus, yang merupakan Allah hakiki dan manusia hakiki.

    b. Kitab Suci

    Alkitab akan dibicarakan dalam pasal berikut. Di sini hanya akan disebut penegasan bahwa Alkitab mencatat ucapan Allah kepada makhluk-Nya (Yoh 10:35; Rom 3:2; 2Tim 3:16*). Kata-kata Alkitab, yang pada mulanya ditulis atau diucapkan kepada generasi tertentu, berkat pemeliharaan-Nya ditujukan kepada setiap generasi (Kis 7:38; Rom 15:4; 1Kor 10:11*).

    c. Hubungan antara kedua bentuk penyataan itu

    Kedua bentuk ini tidak dapat dipisahkan. Kristus, Firman yang menjelma menjadi manusia, dikenal melalui firman Allah yang tertulis, yaitu Alkitab. Mengenal Kristus sudah tentu adalah pengalaman yang lebih kaya daripada mengenal ajaran Alkitab tentang Dia. Namun Kristus yang dikenal melalui pengalaman pribadi adalah Kristus yang disaksikan oleh Alkitab. Tidak ada Kristus lain. Respons kepada Kristus yang membawa keselamatan berarti terikat kepada-Nya, sesuai dengan kesaksian Alkitab tentang Dia.

    Sebaliknya, firman yang tertulis tidak dapat dipisahkan dari Firman yang terjelma itu. Alkitab hanya dapat ditafsirkan dengan tepat kalau penafsir bermula dari iman yang hidup dalam Kristus, yang merupakan tema pokok, puncak dan pusat penyataan Alkitab tentang pribadi dan rencana Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    d. Bentuk yang ketiga?

    Ada penulis yang berbicara tentang bentuk ketiga dari penyataan khusus, yaitu kesaksian orang Kristen tentang Injil, yang meliputi pemberitaan formal dan segala bentuk kesaksian atau pengajaran informal. Walaupun tidak setaraf dengan Kristus dan Alkitab, namun kesaksian Kristen ini menghubungkan bentuk-bentuk utama penyataan khusus itu dengan pengalaman pada masa kini, sama seperti terjadi pada zaman para rasul (Kis 2:37-38; 8:4-5,26 dst.; Kis 11:20*). Akan tetapi, pemberitaan dan kesaksian Kristen hanya melayani penyataan Allah kalau senantiasa setia memberitakan firman Allah yang terjelma dan tertulis.

    e. Penyataan yang menyelamatkan

    Penyataan khusus merupakan kemajuan yang sangat besar atas penyataan umum. Jauh lebih banyak rahasia Allah yang tersingkap melalui salib Yesus daripada melalui langit yang diterangi beribu-ribu bintang. Meskipun demikian, penyataan khusus melalui Kristus dan Alkitab masih belum cukup untuk mendapatkan pengetahuan yang lengkap dan memuaskan tentang Allah, disebabkan oleh kodrat manusia. Sekiranya Adam tetap tidak berdosa, maka penyataan khusus sudah cukup sekali, sama seperti sebelum kejatuhan (Kej 2:16*). Tetapi manusia berdosa cenderung menentang setiap bentuk penyataan Allah dan berpaling daripada-Nya. Banyak orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus menolak baik ajaran Alkitab (Mat 15:6; 22:29) maupun Tuhan Yesus sendiri (Yoh 19:15*; Kis 7:1-60*). Dan semua saksi Kristen telah menyesali bagaimana manusia menentang bukan saja penyataan umum di dalam alam raya dan hati nurani, tetapi juga firman Tuhan, yang tertulis, terjelma dan diberitakan. Manusia berupaya menyembunyikan atau menutup kebenaran tentang Allah (Rom 1:18; 2Kor 4:4*). Maka untuk mengenal Allah, manusia harus diselamatkan dan diubah oleh penyataan, bukan hanya diberitahukan dan diajarkan.

    Menurut keajaiban anugerah Allah, memang itulah sifat penyataan khusus-Nya dalam Kristus dan Alkitab. Alkitab mencatat penyataan diri Allah yang makin lama makin jelas serta rencana penyelamatan-Nya bagi manusia. Penyataan berpusat pada salib, di mana Kristus mati untuk dosa kita (1Kor 15:3*), supaya rintangan yang menghalangi kita untuk benar-benar mengenal Allah dapat diatasi. Roh Kudus membuat penyelamatan Kristus menjadi efektif, Ia membuat kemauan orang yang suka melawan menjadi patuh dan membukakan mata buta supaya orang percaya kepada Injil. Dengan demikian Dia memungkinkan orang masuk kerajaan Allah dan sungguh-sungguh mengenal-Nya (Yoh 3:1; 15:26; 1Tes 1:5*; Tit 3:5*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    f. Ringkasan

    Ada dua bagian penyataan Allah: penyataan umum kepada semua orang terutama melalui alam dan melalui suara hati; dan penyataan khusus dalam Yesus Kristus dan Alkitab. Penyataan khusus itu harus dibagi lagi. Oleh sebagian orang penyataan khusus ini ditolak, sedangkan yang lain menerimanya melalui karya Roh Kudus yang memampukan mereka percaya kepada Kristus. Apabila kita menerimanya, maka terjadilah penyataan sesungguhnya yang membawa kita kepada pengetahuan sebenarnya tentang Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Penyataan secara umum:
    Ulangan 29:29; Yesaya 55:8-9; Daniel 2:22*;
    Roma 1:18; 1Korintus 1:21; 2:6-14*.

    Kebutuhan manusia akan penyataan

    1. sebagai makhluk ciptaan:
      Kejadian 2:7; Ayub 12:13-25; 42:1-6; Mazmur 103:14*.

    2. sebagai orang berdosa:
      Ayub 37:19; Mazmur 73:22; 82:5; Yeremia 17:9*;
      Kisah 17:23,30; Roma 1:18-32; 1Korintus 1:21*;
      2Korintus 4:4; Efesus 2:1-2; 4:18*.

    Penyataan umum:
    Mazmur 19:2-3; Yohanes 1:9; Yeremia 46:1-51:64; Amos 1:2-2:5*;
    Roma 1:19-32; 2:14-15; Kisah 14:17; 17:26-27; 2Korintus 4:2*.

    Penyataan khusus:
    Keluaran 31:18; 2Raja 22:1-20; Mazmur 19:8-12*;
    Yesaya 55:11; Yeremia 20:9*;
    Markus 7:13; Yohanes 1:1-18; 10:35; 14:6*;
    1Korintus 1:21,30; 2Korintus 4:6; Galatia 1:12; Kolose 2:2-3*;
    2Timotius 3:16; Ibrani 4:12; 2Petrus 1:21*.

    Karya Roh Kudus:
    Yohanes 3:1-16; 14:25; 15:26; 16:13-14; 1Korintus 2:4-16*;
    Efesus 1:17; 1Tesalonika 1:5; 1Yohanes 2:20,27; 3:24; 5:7-8*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. "Hanya Allah yang dapat bersaksi tentang diri-Nya". "Kita hanya dapat mengenal Allah jika Ia menempatkan diri-Nya dalam jangkauan pengertian kita". Apakah pernyataan ini dapat didukung oleh Alkitab? Selidikilah dampak-dampaknya untuk cara manusia dapat mengenal Allah.
    2. Sebutkan perbedaan antara penyataan umum dan penyataan khusus. Apakah pembedaan ini perlu? Apakah Anda dapat memberikan istilah lain untuk itu?
    3. Apa dampak-dampak dari penyataan umum bagi

      1. pekabaran Injil,
      2. pandangan Kristen tentang kebudayaan,
      3. apologetika Kristen, dan
      4. pandangan Kristen tentang negara?
    4. Apakah Allah dikenal oleh agama-agama dunia lain?
    5. Dalam hal apa suara hati dapat dijadikan penunjuk jalan kepada Tuhan?
    6. Selidikilah hubungan antara Kristus dan Alkitab dalam penyataan Kristen.
    7. Apa fungsi Roh Kudus dalam pengenalan manusia akan Allah?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 2. Penyataan [Indeks]

    Kepustakaan (2)

    Artikel "Revelation" dalam _IBD_.
    Berkouwer, G. C.
    1955 _General Revelation_ (Eerdmans).
    Henry, G. F. H.
    1959 _Revelation and the Bible_ (Tyndale Press).
    1976 _Revelation and Authority_ 1 & 2 (Word).
    Kuyper, A.
    1963 _Principles of Sacred Theology_ (Eerdmans).
    McDonald, H. D.
    1980 _What the Bible says about the Bible_ (Kingsway).
    Morris, L.
    1976 _I Believe in Revelation_ (Hodder).
    Packer, J. I.
    1965 _God Has Spoken_ (Hodder; edisi ke-2, 1979).
    Pinnock, C.
    1971 _Biblical Revelation_ (Moody Press).
    Ramm, B.
    1961 _Special Revelation and the Word of God_ (Eerdmans).



    Indeks Bab 3: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.A 01007]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 3 Alkitab ............................................... 01040

    Ps 3.1 Alkitab: Bentuk Nyata dari Penyataan Khusus ........ 01040

    Sb 3.1.a Allah Merendahkan Diri ........................ 01040

    3.1.b Penyataan Dalam Bentuk Kata-kata .............. 01040

    3.1.c Kebenaran Berdasarkan Analogi ................. 01041

    3.1.d Keuntungan Penyataan Tertulis ................. 01041

    Ps 3.2 Alkitab sebagai firman Allah yang Tertulis ....... 01042

    Sb 3.2.a Pandangan Yesus terhadap Perjanjian Lama ...... 01042

    3.2.b Pandangan Para Rasul thd Perjanjian Lama ...... 01043

    3.2.c Kata-kata dan Ajaran Yesus .................... 01043

    3.2.d Wewenang Khusus Para Rasul .................... 01044

    3.2.e Allah Sendiri Menyapa Manusia mll Alkitab ..... 01045

    Ps 3.3 Pengilhaman ...................................... 01046

    Sb 3.3.a Cara Pengilhaman .............................. 01047

    3.3.b Teori-teori Pengilhaman ....................... 01048

    3.3.c Dua Istilah yang Berkaitan Dgn Pengilhaman .... 01049

    3.3.d Ulasan Akhir .................................. 01050

    Ps 3.4 Kanon ............................................ 01051

    Sb 3.4.a Kanon Perjanjian Lama ......................... 01052

    3.4.b Kanon Perjanjian Baru ......................... 01053

    Ps 3.5 Masalah-masalah Lain ............................. 01054

    Sb 3.5.a Tidak Dapat Khilaf ............................ 01055

    3.5.b Tidak Salah ................................... 01055

    3.5.c Sesuai Dengan yang Asli ....................... 01055

    3.5.d Kesulitan-kesulitan ........................... 01056

    Ps 3.6 Ilmu Tafsir (Hermeneutika) ....................... 01057

    Sb 3.6.a Penafsiran Secara Wajar ....................... 01057

    3.6.b Penafsiran Menurut Kitab Suci ................. 01058

    3.6.c Penafsiran Oleh Roh ........................... 01059

    3.6.d Penafsiran Secara Dinamis ..................... 01060

    Bahan Alkitab .................................................. 01061

    Bahan Diskusi/penelitian ....................................... 01062

    Kepustakaan .................................................... 01062



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3. ALKITAB

    3.1 Alkitab: Bentuk nyata dari penyataan khusus

    Penyataan khusus dari Allah sampai kepada kita di dalam dan melalui Alkitab. Di sana kita belajar tentang Yesus Kristus dan bertemu dengan-Nya. Alkitab merupakan dasar dan norma bagi seluruh pemberitaan dan pengajaran Kristen. Oleh sebab itu, Alkitab dapat disebut bentuk nyata dari penyataan khusus. Ini menimbulkan berbagai-bagai dampak.

    a. Allah merendahkan diri

    Manusia mengetahui tentang Allah karena Dia berkenan merendahkan diri untuk berkomunikasi dengan kita. Seperti orang dewasa yang berbicara dengan anak kecil, Allah menyesuaikan bahasa dan ungkapan-Nya dengan kemampuan kita. "Seperti pengasuh terhadap bayi, Allah berbicara kepada kita" (Calvin; bnd. 1Tes 2:7*). Sebab itu, jangan kita merasa tersinggung oleh bahasa yang terus terang dari Alkitab atau oleh isinya yang sering kali sederhana saja.

    b. Penyataan dalam bentuk kata-kata

    Penegasan bahwa Allah telah berbicara melalui kata-kata dalam Alkitab adalah sesuai dengan perkiraan Kristen akan adanya Allah yang tidak diciptakan, yang berpribadi. Ia sanggup sepenuhnya untuk berkomunikasi dengan makhluk milik-Nya yang rasional dan yang dapat berbicara, pada tingkat daya tangkap mereka sendiri, yaitu dengan bahasa. Seandainya kita menolak kemungkinan penyataan lisan, seperti yang dilakukan beberapa orang, maka berarti kita menolak realitas Allah sang Pencipta. Dia yang membentuk mulut, masakan tidak berbicara (bnd. Mazm 94:9*)?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    c. Kebenaran berdasarkan analogi

    Allah menyatakan diri kepada manusia dengan menggunakan prinsip analogi, di mana sesuatu dalam bidang pengalaman dan bahasa tertentu dipakai untuk menjelaskan sesuatu di bidang lain. Dalam hal penyataan khusus, manusia pada satu pihak memperhatikan pengalaman Allah tentang diri-Nya serta ungkapan abadi tentang diri-Nya, dan pada pihak lain pengalaman manusia serta ungkapannya mengenai pengalaman itu. Allah memilih unsur-unsur dari pengalaman serta bahasa manusia yang dapat dipakai sebagai analogi yang relevan untuk pengalaman dan ungkapan diri-Nya sendiri. Hanya Dia yang mengenal diri-Nya sendiri, dan sebagai pencipta dan penebus Ia juga mengenal manusia, dan oleh sebab itu dengan kuasa mutlak Ia dapat menentukan titik-titik pertemuan, di mana bidang pengalaman-Nya benar-benar tercermin dalam bidang pengalaman kita. Ungkapan nyata dari penyataan diri Allah yang berupa analogi ini adalah Alkitab.

    Tentu saja bahasa analogi tidak mencerminkan secara lengkap kebenaran yang diungkapkan dalam bentuk analogi itu. Manusia tetap manusia yang terbatas, dan bahasa Alkitab tetap bersifat manusiawi. Tidak semua kebenaran Allah yang dapat diungkapkan dengan cara itu. Alkitab sendiri membedakan antara "hal-hal yang tersembunyi", yang diperuntukkan bagi Allah, dan "hal-hal yang dinyatakan" yang diperuntukkan "bagi kita dan anak-anak kita sampai selama-lamanya" (Ul 29:29*; Yes 55:8-11*). Tetapi itu tidak berarti bahwa Alkitab bukanlah benar dalam segala kenyataannya. Bahasa manusia adalah alat komunikasi yang cukup ampuh untuk menyampaikan kebenaran Allah kepada kita. Penegasan-penegasan mengenai penyataan khusus dalam Alkitab, kalau diterima sebagai firman Tuhan yang dapat dipercaya, memberikan laporan yang benar dan andal mengenai Allah serta rencana-Nya.

    d. Keuntungan penyataan tertulis

    Allah dalam hikmat-Nya yang besar memberikan kepada manusia dokumen tertulis yang berisi penyataan-Nya. Kuyper mencatat empat keuntungan dari adanya laporan tertulis:




    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3.2 Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis

    Salah satu cara untuk menyatakan keyakinan bahwa Allah sendirilah yang berbicara dalam Alkitab, adalah dengan menyebut Alkitab sebagai "firman Allah". Konsep ini terdapat dalam Alkitab sendiri. Perjanjian Lama berbicara tentang firman Allah yang kreatif (Kej 1:11; Mazm 33:6*), hikmat Allah yang dianggap berpribadi (Ams 8:1-36*), yang adalah wahana aktivitas Allah (Yes 55:11*). Yesus menyebutkan Perjanjian Lama sebagai "firman Allah" (Mr 7:13; Yoh 10:35*) dan para rasul berbuat demikian pula (misalnya Kis 6:4; Rom 9:6; Ibr 4:12*). Istilah "Firman" juga dipakai untuk Yesus sendiri (Yoh 1:1,14*; 1Yoh 1:1; Wahy 19:13*).

    Dalam kebudayaan Yunani klasik, kata _logos_ (`firman`) diartikan sebagai prinsip rasional yang mempersatukan semesta alam. Pada dasarnya, _logos_ menyampaikan pikiran tentang karya Allah untuk menyatakan diri. Orang Kristen menggunakan istilah ini untuk keseluruhan Alkitab, karena ingin mengikuti sikap Yesus terhadap Perjanjian Lama.

    a. Pandangan Yesus terhadap Perjanjian Lama

    Yesus mengutip dari Perjanjian Lama sebagai sumber otoritatif (Mat 4:4; Mr 14:27). Ia menyebutnya "firman Allah" (Mat 19:4-5; Mr 7:11-13; Yoh 10:34-5*). Ia percaya bahwa seluruhnya adalah penyataan Allah yang diilhami Roh Kudus (Mr 12:36*) dan karena itu berwenang (Luk 24:25-27,44*). Ia memakai bahan dari setiap bagian utamanya, termasuk kelima kitab Taurat (Mat 4:4*), kitab-kitab sastra (Mr 12:10-11) dan kitab-kitab nubuat (Mr 7:6*).

    Ia menganggap sejarah dalam Perjanjian Lama itu benar, termasuk adanya para bapa leluhur (Mat 22:23; Yoh 8:56*), panggilan kepada Musa di semak belukar yang menyala (Mr 12:26*), kunjungan ratu Selatan pada Salomo (Luk 11:31), pelayanan Yunus (Luk 11:30*), pembunuhan Habel dan Zakharia (Mat 23:35*), Daud yang makan roti sajian di rumah Allah (Mat 12:3), Nuh dan air bah (Luk 17:26-7*), Lot dan pembinasaan Sodom (Luk 17:28), penghakiman atas Tirus dan Sidon (Mat 11:21-2*) serta pelayanan Elia dan Elisa (Luk 4:26-7*). Ia juga menerima mujizat-mujizat yang tercatat di situ sebagai peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi (Luk 4:25-27; Yoh 3:14*).

    Yesus menerima nubuat Perjanjian Lama (Mat 11:10; Mr 7:6*). Ia menerima etika Perjanjian Lama sebagai tolok ukur (Mat 5:17; 19:3-6*; Mr 10:19*). Ia menegaskan bahwa Perjanjian Lama berbicara tentang Dia (Luk 24:46; Yoh 5:39,45*). Sebab itu, tidaklah mengherankan bahwa Ia mencela orang yang tidak mempercayai apa yang dikatakannya (Mat 22:29-30; Luk 24:25*) atau menghapus wewenang ilahi dengan berpaling kepada adat manusiawi (Mat 15:3*).

    Walaupun sebagai Allah yang menjelma Yesus mempunyai kuasa penuh dari Allah, namun Dia tidak pernah menggunakan wewenang pribadi-Nya melawan wewenang Perjanjian Lama. Ia memang menambahkan ajaran baru dan memberi tafsiran baru (bnd. Mat 5:21-48*) tetapi sekaligus Ia menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan kitab Taurat dan para nabi melainkan untuk menggenapinya (Mat 5:17-19*; bnd. Lloyd-Jones 1959). Ia menghormati wewenang Alkitab tentang dua hal pokok: ajaran dan perbuatan-Nya (Mat 12:3-5; 19:4-5; Yoh 10:35*) dan pelayanan-Nya sebagai Mesias (Mat 26:24,53-54; Luk 24:46*).

    Pokok yang terakhir itu sangat berarti. Yakin bahwa Dia adalah Mesias yang ditunggu-tunggu, dan bahwa melalui Dia kerajaan Allah akan datang, maka Yesus menyesuaikan peranan mesianik-Nya dengan ajaran Perjanjian Lama. Perjanjian Lama itu meyakinkan Yesus bahwa Ia akan ditolak dan harus menderita, dan Perjanjian Lamalah yang mendorong-Nya untuk pergi ke Yerusalem dan akhirnya menyerahkan diri kepada kengerian kayu salib (Mat 26:24; Mr 8:31; Luk 22:37*).

    Sudah barang tentu hubungan unik antara Yesus dan Bapa-Nya menjamin adanya bimbingan pada tiap tahap hidup-Nya. Namun, pengarahan intuitif ini jelas didukung dan dilengkapi dengan rencana ilahi bagi pelayanan Mesias yang tertera dalam Perjanjian Lama.

    Hal ini penting dalam menghadapi keberatan-keberatan yang lazim dikemukakan terhadap penegasan di atas mengenai sikap Yesus terhadap Perjanjian Lama. Pernah dikatakan bahwa Yesus mengacu kepada Perjanjian Lama yang dianggap mempunyai wewenang dalam soal-soal agama pada waktu itu, karena hanya dengan cara demikian ajaran-Nya dirasakan lebih berbobot oleh orang-orang sezaman-Nya. Pendapat ini dibuktikan salah dengan cara Yesus membiarkan firman tertulis itu mengarahkan misi-Nya; dengan cara Ia memakai Perjanjian Lama untuk melawan Iblis di padang gurun (Mat 4:1-11; Luk 4:1-13*); dan dengan cara Ia mengutip dari Perjanjian Lama pada saat penderitaan-Nya terakhir di kayu salib (Mat 27:46; Luk 23:46*). Yesus tidak pernah mengalah kepada situasi. Ia tunduk kepada pengarahan Perjanjian Lama karena menurut Dia itulah sikap yang paling tepat, terlepas dari apakah sikap itu mengikuti atau berlawan dengan teologi tradisional atau radikal pada zaman-Nya (atau teologi masa kini sekalipun).

    Juga pernah dikatakan bahwa keyakinan Yesus dalam hal ini sama dengan keyakinan dan pola-pola pikir masyarakat dan kebudayaan pada zaman-Nya, bahwa memang hal "penjelmaan" mencakup hal penyesuaian diri demikian; karena itu sebenarnya keyakinan Yesus tidak begitu ber pengaruh dewasa ini. Akan tetapi, pandangan itu adalah berdasarkan asumsi yang sama sekali tidak beralasan, yaitu: karena _kita_ ditempa menurut aksioma dan norma-norma masyarakat, maka pasti Yesus demikian juga. Tetapi sebenaranya belum tentu hal itu berlaku mengenai tokoh sejarah mana pun yang agung, karena kehebatan tokoh itu justru terletak pada hal mempertanyakan asumsi-asumsi generasinya. Apabila Yesus terikat erat pada pandangan masyarakat-Nya mengenai soal dasar wewenang agama, berarti Dia kalah cemerlang dengan tokoh-tokoh sejarah lain.

    Pandangan tersebut juga gagal memperhitungkan kesaksian Alkitab tentang apa yang terjadi dalam peristiwa kedatangan Kristus, yaitu bukan munculnya kesadaran manusiawi yang terikat oleh waktu seperti manusia biasa, tetapi pengambilan kodrat manusia oleh Dia yang adalah Firman dan hikmat Allah yang abadi (Yoh 1:1-14; 8:58; 17:5; Fili 2:5-11*; Kol 1:15-20*). Pandangan ini juga mengabaikan kodrat manusia-Nya yang tidak berdosa (Yoh 8:46; Ibr 4:15; 1Pet 1:19*). Sebab itu, amatlah salah untuk menggunakan pengalaman biasa untuk menilai Yesus. Ia hanya dapat dimengerti kalau orang mengesampingkan norma-norma wawasan berdosa yang tidak lengkap dan membiarkan cara berpikir dibentuk oleh kesaksian Allah tentang Yesus sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab Injil. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengesampingkan sikap-Nya terhadap apa saja, khususnya sesuatu yang begitu dekat pada pusat pikiran dan perbuatan-Nya.

    Pada dasarnya soal itu lebih bersifat moral daripada akademis. Jika orang berpandangan lebih rendah terhadap sifat ilahi Perjanjian Lama daripada Yesus sendiri, bagaimanakah atau berdasarkan hak apa orang itu dapat mengakui-Nya sebagai Guru dan Tuhan? (Yoh 13:13*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    b. Pandangan para rasul terhadap Perjanjian Lama

    Para rasul mengacu kepada Perjanjian Lama untuk memberi wewenang pada ajaran mereka dan senantiasa mengemukakan iman Kristen sebagai penggenapan Perjanjian Lama (Kis 2:16-35; 3:22-25; 4:11; 7:2-53; 13:29-37* Rom 1:2; Gal 3:16-18*; dll.). Bahkan untuk penggenapan inilah Perjanjian Lama ditulis (Rom 15:4; 1Pet 1:12*).

    Para rasul sadar akan wewenang khusus mereka sebagai pendiri-pendiri gerakan baru (bnd. 2Kor 10:8; Gal 1:1*) dan sebagai penerima penyataan diri Allah (1Kor 2:13; 1Tes 2:13; 1Yoh 1:1-3*). Namun mereka selalu menghubungkan ajaran mereka dengan Perjanjian Lama. Paulus, misalnya, sangat prihatin supaya ajarannya tentang pembenaran didasarkan pada Perjanjian Lama (bnd. Rom 4:1-25*). Bagi para rasul, sama seperti bagi Guru mereka, Perjanjian Lama adalah firman Allah dalam bentuk tertulis (Kis 4:25; Rom 3:2; 2Tim 3:16; Ibr 4:3; 10:15-17*; 2Pet 1:21*).

    c. Kata-kata dan ajaran Yesus

    Yesus jelas yakin bahwa kata-kata-Nya berkuasa dan berwenang secara unik (Yoh 6:63; 15:3). Kata-kata-Nya tidak akan berlalu (Mr 13:31*) dan harus didengar dan ditaati (Mat 5:21-22; 7:24; Yoh 8:31-32*).

    Para rasul mengakui kuasa ilahi kata-kata Yesus (Kis 20:35*; 1Kor 7:10; 11:23-24). 1Timotius 5:18* sangat berarti dalam hubungan ini karena menggabungkan ayat dari Perjanjian Lama (Ul 25:4*) dengan ayat dari ajaran Yesus (Luk 10:7*). Sebagai bagian kitab suci yang berwenang, dua ayat itu dianggap mempunyai kuasa ilahi yang sama dan masing-masing mengungkapkan pikiran dan kehendak Allah. Penghormatan para rasul terhadap kata-kata Yesus juga ditunjukkan dengan adanya empat kitab Injil.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    d. Wewenang khusus para rasul

    Yesus sengaja memilih orang-orang tertentu untuk menjadi murid-murid-Nya (Luk 5:27; 6:12-16; Yoh 17:6*) dan memberi mereka Roh Kudus secara khusus (Yoh 20:22; bnd. Kis 1:5*). Ia menyuruh mereka pergi dan mengajar dalam nama-Nya (Mat 28:18-20; Yoh 20:21; Kis 1:8*) dan menjanjikan bahwa Roh Kudus akan memimpin mereka dalam mengajar dan bersaksi (Yoh 14:26; 15:26; 16:13*).

    Para rasul menegaskan bahwa mereka langsung mengalami wewenang dan pengetahuan unik (1Kor 2:3*). Mereka memberitakan Injil dengan keyakinan bahwa mereka berbicara "oleh Roh Kudus" (1Pet 1:12*) dan mereka mengakui bahwa isi dan bentuk berita itu diberikan oleh Roh Kudus (1Kor 2:3*). Mereka berbicara dengan keyakinan mantap (Gal 1:7-8) dan menyuruh dengan wewenang (2Tes 3:6,12*). Bahkan pernyataan seseorang bahwa dia mempunyai Roh Kudus dinilai dengan ukuran, apakah ia mengakui wewenang ilahi ajaran para rasul (1Kor 14:37*).

    Pandangan itu mengenai ajaran dan pemberitaan para rasul berlaku bukan hanya untuk penyataan lisan, tetapi untuk tulisannya juga. Ujian kebenaran adalah "apa yang kukatakan dalam surat" (1Kor 14:37*; 2Tes 3:14*). Petrus menyebutkan surat-surat Paulus setaraf dengan Perjanjian Lama (2Pet 3:16*) **1** dan Paulus menyuruh jemaat Kolose agar suratnya dibacakan juga di jemaat (Kol 4:16*).

    --------------------
    **1**.TB "tulisan-tulisan yang lain" menerjemahkan Yun. tas loipas grafas dan
    kata graf-biasanya menyebut kitab-kitab Perjanjian Lama.
    --------------------

    Kadang-kadang dikatakan bahwa argumentasi tadi tidak berujung pangkal, karena membuktikan wewenang Alkitab dengan cara mengacu pada ayat-ayat Alkitab. Sebagian respons kami terhadap tantangan ini tercakup dalam alasan terakhir di bawah ini, yang kami kemukakan untuk mendukung wewenang Alkitab. Di sini kami tekankan kesulitan menentukan letaknya wewenang tertinggi kecuali dengan mengacu pada apa yang berwenang tertinggi itu sendiri; karena jika kita mengukur wewenang itu dengan memakai pengukur lain, maka pengukur lain itu menjadi wewenang yang tertinggi. Prinsip ini juga berlaku bagi bidang-bidang ilmu yang lain. Yang dapat kami kemukakan ialah bahwa ajaran Kristen tentang wewenang adalah sesuai dengan fakta bahwa penulis-penulis Alkitab sendiri sering mengacu pada Alkitab. Dengan demikian, Allah yang berbicara dalam Alkitab secara konsisten merupakan wewenang tertinggi.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    e. Allah sendiri menyapa manusia melalui Alkitab

    Banyak orang Kristen mengakui Alkitab sebagai firman Allah, terutama karena Allah sendiri berbicara kepada mereka melalui Alkitab itu. Ia berbicara dengan kata-kata Alkitab sedemikian rupa sehingga tiap keragu-raguan mengenai asal, sifat serta wewenang ilahinya hilang sama sekali. Akhirnya, hanya Allah yang dapat menjadi saksi yang memadai bagi diri-Nya sendiri. Segala kesaksian lain, seperti bukti sejarah atau pun ke-simpulan filsafat hanya mempunyai nilai sekunder.

    Jutaan orang Kristen dari tiap generasi bersaksi bahwa ketika mereka membaca Alkitab atau mendengar uraian daripadanya, maka mereka tergerak untuk mengakui kuasa yang melekat padanya. Calvin melihat hal ini sebagai pekerjaan Roh Kudus yang memberi kesaksian ilahi mengenai Alkitab, dan dia menyebutnya "kesaksian batin dari Roh Kudus" yang "lebih kuat dari bukti apapun".

    Orang Kristen yang mengenal "kesaksian batin" ini akhirnya hanya dapat bersaksi bahwa memang demikian halnya. Alkitab datang kepada kita dengan kuasa karena merupakan firman Allah yang menyentuh kita sampai ke lubuk hati. Di dalamnya kita menjumpai keagungan suatu panggilan tanpa syarat yang hanya dapat digambarkan sebagai suara dan firman Allah, Pencipta dan Penebus kita. Apabila ada tuduhan subjek-tivisme, maka kita dapat menjawab sebagai berikut:

    1. Meskipun unsur subjektif harus ada jika wewenang yang dipersoalkan benar-benar pribadi (Allah menyapa _aku_), namun kesaksian Roh Kudus menuntun orang dari dirinya menuju suatu wewenang objektif yakni Alkitab tertulis. Dengan demikian, kalau orang Kristen membela "kesaksian batin" ini, ia tidak berbicara tentang pengalaman batin diri sendiri, tetapi mengutip Alkitab.

    2. "Kesaksian batin" ini bukan soal pribadi, tetapi hal yang biasa bagi umat Allah. Persekutuan Kristen adalah bendungan terhadap subjek-tivisme, yang diambil dari pengalaman kesaksian Roh Kudus.

    3. Kesaksian ini lazim di antara orang Kristen pada tiap zaman dan tiap kebudayaan dan pada tiap tingkat pemahaman. Allah tidak menggantungkan wewenang firman-Nya pada kesimpulan para ahli. Firman itu bersifat am, penuh kasih dan kemurahan sebagaimana yang kita harapkan dari Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus.

    4. Ajaran wewenang ini adalah pandangan Kristen ortodoks, yang didukung secara implisit maupun eksplisit oleh tulisan-tulisan para teolog terkemuka dari gereja hampir setiap zaman.

    5. Ada juga pengukur objektif terhadap ajaran ini berupa bukti sejarah dan bukti lain. Memang ada orang yang berpendapat bahwa tidak konsisten, bahkan tidak relevan, untuk mengemukakan bukti-bukti untuk memperkuat wewenang kesaksian Roh Kudus. Akan tetapi Perjanjian Baru sendiri memberi bukti rasional dan historis untuk mendukung keyakinan Kristen itu (Kis 1:3; 2:32; 4:20; 1Kor 15:3-11*; bnd. 1Pet 3:15*). Bukti ini menangkis keberatan bahwa kesaksian Roh Kudus, karena akhirnya subjektif, tidak berharga.

    6. Tuduhan mengenai subjektivisme menjadi pudar di hadapan kesaksian Roh Kudus yang begitu menyentuh hati dan persuasif. Allah telah berbicara dan masih berbicara dengan kata-kata Alkitab. Setiap orang yang langsung ikut serta dalam penginjilan serta pemeliharaan orang Kristen baru, akan melihat bagaimana orang-orang itu terdorong secara naluri untuk mempelajari dan mematuhi Alkitab (bnd. analogi Petrus tentang susu bagi bayi yang baru lahir, 1Pet 2:2*).

    Para kritikus wewenang Alkitab tidak dapat melawan hal ini. Bagaimanapun kuatnya alasan mereka dan bagaimanapun canggihnya pertimbangan yang mereka kemukakan, semuanya akan tumbang di hadapan karya Roh Kudus yang penuh kuasa, pada waktu Ia menghidupkan generasi baru dan menanamkan di hati mereka kesadaran akan wewenang ilahi yang terdapat dalam Alkitab.

    Akhirnya, kita mengakui wewenang Alkitab sebagai firman Allah karena tidak ada pilihan lain. Desakan datang dari luar diri manusia, dan kita tidak dapat berbuat lain kecuali membiarkan Allah bertindak sebagai Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3.3 Pengilhaman

    Bila dibicarakan bagaimana penyataan diri Allah telah diungkapkan dalam kata-kata Alkitab, maka istilah yang dipakai ialah "ilham" atau "pengilhaman". Istilah ini menyebut kegiatan Roh Allah yang mengawasi para penulis Alkitab, sehingga tulisan mereka menjadi salinan firman Allah kepada manusia. Mengatakan bahwa Alkitab "diilhami" searti dengan mengatakan bahwa Alkitab adalah penyataan diri Allah yang berwenang. Sesungguhnya pengilhaman ilahi memberi kepada Alkitab wewenangnya yang ditegaskan kembali oleh Roh Kudus. Sebab itu semua alasan yang dipakai untuk membuktikan wewenang Alkitab yang unik sebagai firman Allah, juga merupakan alasan yang mendukung pengilhamannya.

    Setiap orang Kristen sejati sepakat bahwa Alkitab diilhami. Tetapi ada perbedaan pendapat tentang _cara _pengilhaman itu dan dampaknya bagi wewenang dan keterandalan kata-kata Alkitab sebagaimana adanya sekarang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    a. Cara pengilhaman

    Pengilhaman berarti Allah langsung terlibat dalam penulisan Alkitab. Seberapa jauh pengaruh ilahi itu terjadi?

    Tiga perikop penting dari Perjanjian Baru

    2Timotius 3:16* menyebut "Segala tulisan [=tulisan suci] yang diilham kan Allah". Kata "diilhamkan" secara harfiah berarti `dihembus nafas` dan nafas Allah adalah metafora yang lazim menggambarkan karya Allah dalam Perjanjian Lama, khususnya melalui Roh-Nya (Kej 2:7; Ayub 33:4*; Mazm 33:6*). Pernyataan bahwa tulisan suci itu diilhami menyatakan asal dan sifat ilahinya: tulisan suci itu dihembus oleh nafas Allah. Objek perbuatan Allah itu ialah tulisan suci, penulis-penulis manusianya tidak disebut. Memang mereka itu terlibat, namun di sini penciptaan tulisan suci sepenuhnya dilihat sebagai perbuatan Allah. Jangkauan pengilhaman itu adalah "segala" tulisan suci, yang segalanya hasil "penghembusan nafas" Allah. Dalam konteks ini maksudnya ialah seluruh Perjanjian Lama.

    2Petrus 1:19-21* mendukung dan memperluas penegasan itu. Kesaksian dari saksi mata tidak sekuat "firman yang telah disampaikan oleh para nabi" (artinya Perjanjian Lama). Firman itu tidak timbul dari renungan pribadi para penulis, melainkan "oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang berbicara atas nama Allah". Kata kerja Yunani _fer“_ yang diterjemahkan "didorong" dipakai juga dalam Kisah 27:15* tentang kapal yang terombang-ambing oleh badai. Jelaslah bahwa Petrus menguatkan pengertian perbuatan ilahi dalam menghasilkan segala tulisan suci.

    Yohanes 10:34-46 mencatat diskusi tentang pemakaian kata "Allah" dalam Perjanjian Lama, dalam hal ini Mazmur 82:1-8*. Yesus mengemukakan bahwa wewenang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan. Dengan keyakinan yang sama Ia menyamakan kata-kata Perjanjian Lama dengan kata-kata Allah dalam Matius 19:5*, "Dan firmanNya".

    Pengakuan Yesus akan wewenang dan pengilhaman ilahi seluruh Perjanjian Lama sudah disebutkan di atas. Hal yang sama berlaku bagi tulisan Perjanjian Baru, sebagaimana ditunjukkan oleh:


    Dengan demikian, seluruh Alkitab yang sampai kepada kita ditegaskan sebagai hasil pengilhaman ilahi, naskah yang dihembus nafas Allah.

    Nabi-nabi Perjanjian lama

    Pengertian mengenai bagaimana pengilhaman ini berpengaruh pada penulis-penulis Alkitab dapat diperoleh dengan mempelajari nabi-nabi Perjanjian Lama.

    Inti pengilhaman kepada nabi diungkapkan dalam Yeremia 1:5-9*: "Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa . . . Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu" (bnd. Yes 6:8; Yeh 2:1-10*). Sebab itu, para nabi bisa mendahului berita mereka dengan kata-kata: "Demikianlah firman Tuhan". Firman Tuhan datang kepada mereka dan ucapan-ucapan mereka biasa berbentuk berita langsung dari Allah kepada bangsa-Nya. Para nabi (termasuk Musa dan para pemazmur, Luk 24:25-27*) begitu dikuasai oleh Allah dan firman-Nya sehingga dengan diilhami Roh Kudus berita mereka dapat disamakan dengan ucapan Allah sendiri.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    b. Teori-teori pengilhaman

    Sejumlah teori telah dikemukakan dalam usaha menggambarkan bagaimana Tuhan menghasilkan Alkitab.

    Dikte (imla)

    Teori ini dalam bentuk ekstrim menduga bahwa sebenarnya para penulis manusia tidak terlibat dalam menghasilkan Alkitab. Mereka hanya seperti mesin tik atau alat rekam manusiawi yang dilalui firman Allah dalam jalannya sampai pada himpunannya dalam kitab suci.

    Contoh para nabi di atas yang menekankan peranan Allah mungkin mendukung teori dikte ini. Tetapi teori ini tidak memadai sepenuhnya, karena tidak menampung faktor manusia yang juga disebut dalam Alkitab, misalnya "orang berbicara" (2Pet 1:21; bnd. Mr 7:6; 12:19* dll.). Oleh sebab itu, biarpun fenomena seperti penglihatan, kerasukan dan suara-suara surgawi memang terjadi, namun fenomena itu tidak perlu terjadi dalam pengilhaman Alkitab.

    Cara pengilhaman yang tidak langsung terdapat dalam Injil Lukas, yang ditulis karena "aku mengambil keputusan" (Luk 1:3*). Lagi pula, tidak dikatakan ada pendorong supernatural di balik bagian-bagian Alkitab lainnya, misalnya Kidung Agung, Surat Filemon dan perkataan-perkataan Agur (Ams 30:1-33*). Selanjutnya, sejarah proses pembentukan Alkitab dalam banyak hal bersifat manusiawi: sejarah itu meliputi penyelidikan sejarah (Luk 1:3*), ketergantungan langsung pada sumber-sumber terdahulu (I dan II Tawarikh), pinjaman dari kitab lain (II Petrus dan Yudas) atau mengalami berbagai edisi (Ams 10:1; 24:23; 25:1*). Bahasa di berbagai tempat jelas-jelas menunjukkan gaya bahasa penulis lain ataupun kekurangan gayanya.

    Jadi cara pengilhaman Alkitab umumnya tidak membiarkan pribadi serta niat para penulis manusianya dilampaui. Tidak benar bahwa mereka hanya seperti mesin tik. Pandangan "dikte" tidak didukung oleh teolog Protestan mana pun yang bertanggungjawab, sejak zaman Reformasi sampai pada masa kini.

    Penyesuaian

    Menurut pandangan ini, dalam proses pengilhaman, Allah menyesuaikan diri dengan keterbatasan para penulis. Ahli-ahli yang menganggap bahwa Alkitab banyak mengandung kekhilafan sering memperjuangkan teori ini. Menurut mereka kekhilafan manusia tak terelakkan karena Allah berkenan menyesuaikan diri pada keterbatasan manusia yang menulisnya. Sama seperti cahaya yang menembus kaca berwarna menjadi berwarna, begitu pula penyataan ilahi muncul dalam Alkitab diwarnai oleh keterbatasan penulisnya. Tetapi teori ini langsung bertentangan dengan pandangan Alkitab sendiri serta keyakinan orang Kristen yang diperoleh dari Roh Kudus, yakni bahwa Alkitab itu berasal dari Allah dan andal.

    Pengawasan

    Ini variasi dari teori penyesuaian dan menampung wawasan baik dari kedua alternatif tadi tanpa kelemahannya. Teori ini menyatakan bahwa dalam proses pengilhaman, Allah secara berdaulat mengawasi dan mengatur latar belakang, warisan keturunan dan keadaan sekitar masing-masing penulis. Sebagai akibat, pada waktu penulis-penulis itu mencatat kejadian, renungan atau khotbah, walaupun mereka secara sadar menggunakan kata-kata mereka sendiri namun kata-kata itu sekaligus merupakan firman Allah.

    Kata-kata mereka yang diilhami itu dengan demikian jelas merupakan kepunyaan mereka sendiri dan langsung membahas situasi sekeliling mereka, namun dalam pemeliharaan Allah sekaligus merupakan bagian firman Allah kepada bangsa-Nya pada tiap zaman. Jadi perumpamaan kaca berwarna itu masih dapat dipakai, tetapi dengan arti lain. Boleh dikatakan bahwa jendela kaca berwarna itu sengaja dirancang oleh arsiteknya dengan tujuan supaya terang yang menembus kaca dan membanjiri katedral mendapat corak warnanya dari kaca berwarna itu. Dengan demikian firman Allah yang datang kepada bangsa-Nya dibentuk justru melalui kualitas orang-orang yang menyampaikannya, yang dibina oleh Allah khusus untuk tujuan itu.

    Pernah dikatakan sebagai keberatan terhadap pandangan ini bahwa dosa manusia tidak diperhitungkan. Bagaimana jurang pemisah yang begitu besar antara Allah dan manusia dapat dijembatani sehingga manusia dapat mengeluarkan perkataan Allah sendiri? Sebagai jawaban dapat dikemukakan bahwa orang yang dipilih Allah untuk menyatakan kebenaran-Nya bukanlah "alami" melainkan orang yang telah diperbarui oleh Roh-Nya dan terhisap dalam hubungan dengan Dia. Walaupun para penulis Alkitab tetap orang berdosa sampai mati, namun itu tidak meng-hambat mereka menjadi alat penyampaian kebenaran ilahi. Mereka diawasi secara unik oleh Allah yang Mahakuasa, yang melalui Roh Kudus menguasai segala unsur yang mempengaruhi peran mereka.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    c. Dua istilah yang berkaitan dengan pengilhaman

    Verbal

    Istilah "verbal" berarti bahwa para penulis Alkitab tidak hanya diilhami dalam gagasan-gagasan umum, tetapi juga dalam perkataan yang mereka gunakan. Ini tidak sama dengan teori pengilhaman melalui "dikte". Sebenarnya, penegasan mengenai perkataan para penulis Alkitab hanya berlaku untuk tulisan asli mereka, bukan versi yang ada sekarang, yang merupakan turunannya. Namun dalam praktek perbedaan antara yang asli dengan versi Alkitab yang ada sekarang bersifat teoretis saja (lihat di bawah: ps 3.5.c).

    Lengkap

    Kata "lengkap" (Ing. _plenary_) menunjukkan bahwa pengilhaman berlaku bagi seluruh Alkitab. Allah menyebabkan seluruh Alkitab ditulis, bukan hanya bagian-bagian di mana pengilhaman itu nyata sekali. Ini tidak berarti bahwa semua bagian sama pentingnya dalam menjelaskan berita Alkitab. Dalam sebuah lukisan, bisa saja figur di tengah lebih penting dibanding dengan rincian latar belakangnya. Kendatipun demikian, kedua-duanya adalah hasil karya sang seniman dan masing-masing memberi sumbangan pada lukisan itu secara keseluruhan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    d. Ulasan akhir

    Alkitab merupakan kitab yang diilhami oleh Allah secara langsung dan berdaulat, dan karena itu harus dipatuhi sebagai firman-Nya yang hidup, yang ditujukan kepada kita. Jika kita mengakui wewenangnya, maka pada saat itu pun kita harus mengakui dua hal, yakni bahwa firman Allah itu diilhami dan bahwa kita harus memperlakukannya dengan penuh hormat dan kepatuhan. Memegang pandangan lain daripada itu berarti melawan ajaran Alkitab.

    Tentu saja selalu akan ada unsur misteri yang menyelubungi cara bagaimana Alkitab terjadi. Hal ini seharusnya tidak mengherankan, karena karya Allah terhadap makhluk-Nya sering diliputi oleh misteri. Begitupun penjelmaan merupakan misteri, karena manusia tidak pernah sanggup menjelaskan dengan tuntas bagaimana kodrat ilahi dan manusiawi dapat bersatu dalam pribadi Yesus Kristus yang satu itu. Namun misteri perbuatan Allah dalam kedua kasus itu tidak menghambat orang dalam percaya dan bersukacita karena kebenarannya.

    Pada akhirnya, soal pengilhaman itu tergantung pada kepercayaan tentang Allah. Orang yang mengaku Allah "yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya" (Ef 1:11*) dan yang "melakukan apa yang dikehendakiNya" (Mazm 135:6*), tidak akan menemui kesulitan besar. Tidak ada hal yang tidak layak mengenai perbuatan-Nya dalam menghasilkan suatu kitab yang, meskipun timbul dari pengalaman makhluk-Nya, namun melalui peraturan-Nya yang berdaulat juga merupakan firman-Nya kepada mereka.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3.4 Kanon

    Istilah kanon berasal dari kata Yunani _kanon_ yang berarti `peraturan` atau `patokan`. Kata ini muncul dalam Perjanjian Baru, misalnya Galatia 6:16*: "Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera atas mereka" (Gal 6:16*), yaitu semua orang yang hidup menurut Injil rasuli. Kanon dipakai secara umum tentang Alkitab, dan membicarakan batas-batas sastranya serta hal-hal seperti mengapa hanya kitab-kitab tertentu yang dianggap diilhamkan dan mengapa kitab-kitab itu semuanya dimasukkan dalam Kitab Suci yang diilhamkan.

    Ada beberapa ulasan umum. Pengertian tentang suatu kitab suci pada dasarnya mengikat kita pada gagasan kanon, yakni suatu kumpulan tulisan berwenang dengan batas-batas yang persis. Gagasan ini terdapat dalam Alkitab sendiri (Luk 11:51; Kol 4:16; Wahy 22:18*). Faktor-faktor dalam sejarah juga sangat penting dalam menentukan apakah kitab-kitab tertentu boleh dimasukkan ke dalam kanon, misalnya apakah suatu kitab ditulis oleh atau di bawah pengawasan seorang rasul. Lagi pula kitab-kitab Alkitab yang otentik memiliki wewenang inheren; artinya, umat Allah dapat mengenal suara-Nya yang berbicara kepada mereka melalui kitab-kitab itu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    a. Kanon Perjanjian Lama

    Ada kesan dalam Perjanjian Lama bahwa kelima kitab Taurat (Pentateukh) diterima resmi pada waktu dini (misalnya Ul 31:11; Yos 1:7*; 2Taw 23:18*). Tidak diketahui apa yang menjadi dasar kanon pada zaman itu, sehingga yang penting bagi kita ialah bahwa Yesus serta rasul-rasul-Nya menerima kanon Perjanjian Lama. Yesus berdebat dengan pemimpin-pemimpin agama sezaman-Nya mengenai berbagai pokok persoalan, tetapi agaknya mereka tidak berselisih mengenai kanon. Dalam Lukas 11:51* tersirat bahwa kanon yang dipakai dalam rumah ibadat pada zaman Yesus, sama dengan Perjanjian Lama zaman kita.

    Rupanya jarang terjadi perselisihan paham antara orang Yahudi dari zaman mana pun mengenai isi kanon itu. Perjanjian Lama versi Yunani memuat beberapa kitab dari Apokrifa, tetapi rupanya tak satu pun di antaranya diakui di Palestina. Tidak ada bukti bahwa kitab-kitab Apokrif pernah diakui atau diterima oleh agama Yahudi secara resmi, baik di Palestina maupun di Alexandria, dan orang Yahudi zaman sekarang hanya menerima apa yang orang Kristen sebutkan Perjanjian Lama sebagai kitab suci mereka.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    b. Kanon Perjanjian Baru

    Pada zaman rasuli tambahan pada kanon Perjanjian Lama belum dirasakan perlu. Ada sedikit-sedikitnya dua sebab:


    Oleh karena lokasi gereja-gereja yang terpencar, maka pengumpulan dan pengakuan kitab-kitab Perjanjian Lama membutuhkan waktu yang cukup lama.

    Meskipun demikian, pada zaman para rasul ada faktor-faktor tertentu yang menunjukkan bahwa kelak akan muncul kumpulan tulisan yang berwenang. Keprihatinan gereja untuk mempertahankan tradisi-tradisi mengenai Yesus menunjukkan kesadaran mereka tentang sifat normatif dari misi Yesus dan, berhubungan dengan itu, tentang sifat normatif dari catatan tertulis mengenai misi itu. Kesadaran itulah yang mendasari penulisan keempat kitab Injil. Selain itu gereja-gereja sangat menghormati surat-surat para rasul. Paulus, misalnya, membubuhi tanda tangannya pada suratnya untuk memperkuat wewenang rasulinya (1Kor 16:21*; Kol 4:18; 2Tes 3:17*) dan memberi petunjuk supaya suratnya dibacakan di gereja-gereja. 2Petrus 3:16* menunjukkan bahwa surat Paulus dianggap sebagai "bagian kitab suci". Wahyu 22:18* membuktikan lebih lanjut adanya perbedaan antara tulisan yang berwenang dan yang tidak.

    Petunjuk lain akan munculnya kanon Perjanjian Baru datang dari penulis-penulis Kristen dari masa langsung sesudah rasul-rasul. Para bapa gereja membedakan antara wewenang tulisan-tulisan mereka dengan wewenang utama dari tulisan-tulisan para rasul.

    Usaha paling dini yang diketahui untuk membuat daftar kitab-kitab kanonis adalah "kanon Muratori" dari sekitar tahun 175 M. Daftar lengkap yang paling dini dibuat oleh Eusebius (meninggal tahun 340). Ia membedakan antara kitab-kitab yang diterima secara umum dan yang diterima oleh mayoritas jemaat-jemaat (sebanyak enam buah). Dasar sangsi terhadap enam kitab ini penting: kitab-kitab itu tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan salah satu sumber rasuli. Hal ini menunjukkan bahwa gereja menjaga supaya kitab-kitab kanon memberi kesaksian langsung dan otentik tentang kebenaran-kebenaran pokok iman Kristen. Jadi bahaya justru terletak dalam hal tidak mengikutsertakan kitab-kitab kanonis bukan dalam hal mengakui kitab-kitab bukan kanonis. Dapat dipahami bahwa pada umumnya orang enggan mengakui Kitab Wahyu sebagai kitab kanonis; beritanya agak terselubung dan orang yang berpandangan ekstrim sudah mulai menggunakan lambang-lambangnya untuk memperjuangkan pandangan fantastis. Tetapi menjelang akhir abad keempat, gereja mencapai kesepakatan mengenai kitab-kitab dalam kanon Perjanjian Baru.

    Dengan membaca sepintas lalu kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Baru sudah cukup untuk memperlihatkan perbedaannya dengan kitab-kitab Perjanjian Baru. Perlu disadari bahwa dalam proses kanonisasi, gereja tidak ingin memaksa wewenangnya atas beberapa di antara sekian banyak dokumen yang beredar di antara kelompok-kelompok Kristen. Seperti Newton tidak menciptakan gaya berat tetapi hanya menemukannya, begitu pula gereja tidak menciptakan kanon Perjanjian Baru tetapi mengakui dan mendefinisikannya. Dalam tulisan-tulisan ini dan hanya di situ, gereja yang dipimpin oleh Roh Allah mendengar suara otentik dari Gembalanya yang Baik (Yoh 10:4-5*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3.5 Masalah-masalah lain

    Jika Alkitab adalah wewenang tertinggi yang diilhamkan Allah sampai pada kata-kata yang dipakai para penulis aslinya, seberapa jauhkah harus diakui kebenaran dan keterandalan pernyataannya?

    a. Tidak dapat khilaf

    Bila dikatakan bahwa Alkitab "tidak dapat khilaf" (Ing. _infallible_), berarti bahwa pernyataannya tidak menyesatkan. Penegasan Alkitab adalah benar dan patut dipercaya, yang secara tidak langsung berbeda dengan kata-kata manusia yang bisa khilaf. Ditegaskan bahwa Alkitab tidak menyesatkan karena merupakan kesaksian Allah sendiri. Namun istilah ini dalam hubungannya dengan Alkitab harus didefinisikan dengan cermat dengan mengacu kepada sifat tulisan-tulisan Alkitab yang ada.

    Alkitab "tidak dapat khilaf" dalam beritanya secara keseluruhan. Ini jangan diartikan bahwa ayat-ayat tertentu dapat khilaf, tetapi bahwa setiap pernyataan tidak dapat khilaf apabila dimengerti dalam konteks seluruh Alkitab. Kalau misalnya kita mengutip secara tersendiri pertanyaan Yakobus, "Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" (Yak 2:14*) dengan jawaban tersirat "Tidak", maka nampaknya ini salah karena menurut bagian Alkitab lain iman dapat menyelamatkan. Kebenaran tidak khilaf dalam Surat Yakobus itu nampak hanya bila orang membaca pertanyaan tadi dalam konteks seluruh surat itu, kemudian surat itu dibacakan dalam hubungannya dengan bagian-bagian Alkitab lain yang melengkapinya, terutama surat-surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan Roma (tentang hal ini, lihat lagi di bawah: ps 23.2.f.).

    Alkitab "tidak dapat khilaf" berkaitan dengan maksud yang terkandung dalam pikiran si penulis. Kejadian 1:1-31*, misalnya, akan dikatakan tidak khilaf dalam mengajarkan bahwa alam semesta diciptakan dalam 6 hari, masing-masing terdiri dari 24 jam, hanya kalau itulah yang dimaksud si penulis. Kalau bukan itu maksudnya, maka rincian pasal itu tidak dapat dianggap "tidak khilaf" dan karena itu berwenang bagi kosmologi kita zaman ini (tentang masalah "asul usul", lihat di bawah ini: ps 8.6). Juga suatu cerita dapat menjadi wahana untuk menampung kebenaran teologis, seperti dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus. Kita tidak harus percaya bahwa orang Samaria yang baik hati adalah tokoh sejarah, karena Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang itu dan kata-kata Yesus tidak boleh khilaf. Bentuk sastra suatu perikop akan mempengaruhi cara kita menyatakan ketidak-khilafannya.

    Pokok-pokok di atas sebenarnya mengatakan bahwa Alkitab hanya tidak dapat khilaf kalau ditafsirkan dengan tepat. Tentu saja tidak mungkin setiap tafsiran ayat Alkitab atau Alkitab secara keseluruhan bersifat "tidak dapat khilaf". Intinya ialah bersepakat dengan Yesus bahwa "Kitab Suci tidak dapat dibatalkan" dan "firman-Mu adalah kebenaran" dan dengan cermat menuruti isi Alkitab seperti Dia. Bila Allah berbicara, ucapan-Nya tidak khilaf.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    b. Tidak salah

    Istilah "tidak salah" (Ing. _inerrant_) sering dipakai seiring dengan "tidak dapat khilaf" dan juga merupakan akibat wajar dari pengilhaman ilahi. Kalau Alkitab telah diawasi sampai pada kata-katanya oleh Allah yang benar, pastilah tidak akan salah. Jadi apabila Alkitab menentukan isi ajaran Kristen (doktrin) atau pola kehidupan (etika) ataupun mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi (sejarah), itu adalah benar. Sekali lagi harus ditegaskan di sini bahwa tingkat "tidak salah" tergantung pada apa yang mau diajarkan oleh penulis yang bersangkutan. Bila suatu ayat Alkitab ditafsirkan sesuai dengan maksud penulisnya selaras dengan ayat-ayat Alkitab lain, maka kebenarannya akan jelas terlihat.

    c. Sesuai dengan yang asli

    Ungkapan "sesuai dengan yang asli" (Ing. _as originally given_) sering dipakai untuk mengakui bahwa kita tidak memiliki naskah asli Alkitab. Pemeliharaan Allah yang secara berdaulat mengatasi kesulitan dan mengilhamkan catatan firman Allah kepada manusia yang tak bersalah dan tak dapat khilaf, tidak sampai menjamin ketidak-khilafan salinan-salinan dan terjemahan-terjemahan yang ada dalam tangan kita sekarang.

    Pandangan tentang wewenang yang diuraikan di atas tidak terpengaruhi oleh hal itu. Penelitian terhadap sejumlah besar naskah yang masih ada menunjukkan bahwa naskah-naskah itu tidak jauh berbeda dengan aslinya. Pekerjaan menyalin dilakukan dengan penuh tanggung jawab karena penyalin percaya bahwa aslinya bersifat ilahi. Salah seorang ahli yang telah meneliti naskah-naskah Alkitab beserta versi-versinya secara terinci menyimpulkan bahwa oleh pemeliharaan Allah secara luar biasa, teks Alkitab diturunkan kepada kita dalam keadaan begitu murni, sehingga bahkan edisi paling tidak kritis dari naskah Yunani dan Ibrani, atau terjemahan yang paling buruk ataupun yang paling berat sebelah, tidak memudarkan secara efektif berita Alkitab sejati atau mengurangi kuasanya untuk menyelamatkan (Bruce 1943). Ahli lain telah memperkirakan bahwa jumlah ketidaktentuan dalam pengetahuan tentang kata-kata aslinya hanya mencapai kurang dari seperseribu dari teks Perjanjian Baru.

    Hal itu memberi kesaksian objektif bahwa Roh Allah tidak menyesatkan orang bila Ia bersaksi dalam gereja sekarang mengenai wewenang ilahi salinan-salinan itu. Dengan menggunakan ungkapan "sesuai dengan aslinya" orang menjaga agar tidak menuntut terlalu banyak untuk suatu naskah dan mendorong para ahli untuk terus mencari naskah yang lebih murni dan lebih andal.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    d. Kesulitan-kesulitan

    Pandangan tentang Alkitab yang digambarkan di atas tanpa terlalu banyak kesulitan dapat dibuktikan sebagai ajaran ortodoks tentang wewenang Alkitab, yang berabad-abad telah didukung oleh mayoritas orang Kristen, secara tidak langsung melalui praktiknya dan secara langsung melalui pengakuan-pengakuan dan tulisan-tulisan teologis.

    Akan tetapi, selama tiga abad terakhir pandangan ini sering dipersoalkan. Perdebatan terus-menerus terjadi dalam enam bidang, yaitu:


    Pembicaraan panjang lebar mengenai pokok-pokok ini akan membutuhkan satu buku bagi masing-masing pokok (lihat kepustakaan pada akhir pasal ini). Tetapi berikut ini tercantum beberapa pokok umum yang dapat kami sampaikan.

    1. Banyak kesulitan dapat dipecahkan dengan menegaskan batas-batas mana Alkitab dapat dikatakan "tidak dapat khilaf" dan "tidak salah".

    2. Penelitian tulisan-tulisan yang bersangkutan akan menunjukkan bahwa tidak ada satu pun masalah yang dikemukakan oleh orang yang menyangkal bahwa Alkitab "tidak dapat khilaf" yang tidak dapat dijawab.

    3. Kesulitan-kesulitan tersebut tidak dikemukakan hanya oleh ahli-ahli modern. Banyak di antaranya dihadapi oleh para bapa gereja mula-mula dan kemudian oleh para reformis serta tokoh-tokoh Puritan, yang sering menemukan penyelesaian yang memuaskan.

    4. Janganlah kita segera menerima tuntutan ahli-ahli yang mengatakan telah menemukan bukti-bukti yang melawan pernyataan Alkitab. Sejarah kritik Alkitab penuh bertebaran dengan tuntutan demikian yang setelah diteliti lebih lanjut ternyata tidak benar. Misalnya, cerita-cerita Perjanjian Lama tentang para bapa leluhur Israel pernah disebutkan sebagai dongeng belaka oleh beberapa ahli. Tetapi sekarang dihadapkan bukti nyata bahwa isi Kitab Kejadian sangat cocok dengan sejarah dan kebudayaan di Asia Barat kuno sekitar dua ribu tahun sebelum Masehi; maka pandangan tersebut harus dibuang.

    5. Ada beberapa masalah yang belum terpecahkan. Dalam hal seperti itu kita harus menunggu sampai ada pemecahan yang memuaskan. Sementara itu, perlu dijaga jangan sampai suatu masalah tertentu yang belum terpecahkan membuat kita ragu-ragu tentang ajaran Alkitab secara keseluruhan, atau mengaburkan kesaksian Allah sendiri mengenai firman-Nya melalui Roh.

    6. Harus diingat, ajaran tentang wewenang Alkitab merupakan salah satu dari tumpukan ajaran iman Kristen. Sama seperti segala ajaran lain, ajaran ini juga menuntut kepercayaan dari pihak kita, yaitu penyerahan dengan iman yang berkesinambungan dengan iman Yesus Kristus dan para rasul-Nya serta dengan gereja Kristen yang historis. Kita tidak mengharapkan akan menerima keterangan mengenai segala pikiran, perkataan dan perbuatan Yesus sebelum kita percaya pada ketidak-berdosaan yang membuat-Nya layak menjadi Juruselamat; kita tidak mengharapkan akan menerima pernyataan yang ditandatangani para saksi mata sebelum kita percaya dan bergembira atas kebangkitan-Nya; demikian pula kita tidak perlu menunggu sampai setiap masalah dipecahkan sebelum kita percaya pada kebenaran Alkitab yang tidak salah itu dan mengabdikan diri di bawah wewenangnya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    3.6 Ilmu tafsir (hermeneutika)

    Sebagaiman telah dikatakan di atas, soal "tidak dapat khilaf" tidak bisa dipisahkan dari soal menafsirkan Alkitab. Pernah terjadi ada orang yang menyatakan bahwa tafsiran-tafsiran yang tidak pasti dan bahkan yang eksentrik bersifat "tidak salah". Mengingat bahwa Alkitab bersifat "tidak dapat salah" kalau ditafsirkan dengan benar, maka kita bertanya: prinsip-prinsip apa yang harus membimbing tafsiran-tafsiran kita? Atau dengan istilah teknik, apa hermeneutika yang benar? Ada empat prinsip utama.

    a. Penafsiran secara wajar

    Alkitab harus ditafsirkan secara wajar (Ing. _historico-grammatical method_, yakni metode berdasarkan sejarah dan tatabahasa). Menurut prinsip ini, yang terpenting dalam tafsiran suatu ayat atau perikop adalah arti wajarnya. "Yang wajar" harus dibedakan dengan "yang harfiah", yaitu cara baku yang tidak memperhatikan kiasan, metafora, gaya sastra dan lain-lain. Sebagai contoh, kalimat "mata Tuhan menjelajah seluruh bumi" (2Taw 16:9*) mengajarkan tentang kemahatahuan Allah dan bukan mengenai sepasang mata angkasa yang pergi ke mana-mana untuk menyelidiki seluruh muka bumi. Prinsip "wajar" ini dalam penafsiran Alkitab mencakup tiga pokok utama.

    1. Alkitab harus ditafsirkan menurut artinya yang asli. Firman Allah asli dialamatkan pada keadaan-keadaan tertentu. Orang harus mengetahui sedapat mungkin tentang keadaan asli dan arti firman bagi orang dalam keadaan asli itu, sebelum menerapkan firman pada keadaan masa kini.

    2. Alkitab harus ditafsirkan menurut bentuk sastranya. Firman Allah terdiri dari berbagai bentuk sastra: puisi, prosa, perumpamaan, alegori (misalnya Yeh 16:1-63*), apokaliptik (Kitab Wahyu), fabel (misalnya Hak 9:8-15*) dan lain-lain. Memang itu tidak berarti bahwa bagian berbentuk puisi tidak mungkin menyampaikan fakta, tetapi bahwa bahan berbentuk puisi atau bagian yang melaporkan penglihatan jangan ditafsirkan seolah-olah mengandung sejarah atau ajaran. Para penafsir juga harus peka terhadap penggunaan metafora dan bahasa kiasan lainnya.

    3. Alkitab harus ditafsirkan menurut konteksnya. Latar belakang suatu ayat atau ucapan dari Alkitab harus diperhatikan dalam penafsiran yang tepat. Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa pembagian dalam pasal dan ayat tidaklah terdapat dalam naskah Alkitab asli.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    b. Penafsiran menurut Kitab Suci

    "Patokan yang tidak dapat khilaf untuk menafsirkan Alkitab adalah Alkitab sendiri. Sebab itu, kalau ada persoalan mengenai pengertian yang sebenarnya dan selengkapnya dari suatu bagian Alkitab, maka kejelasan harus dicari melalui bagian-bagian lain yang berbicara dengan lebih jelas" (Pernyataan Iman Westminster). Prinsip ini, yang secara teknis dikenal sebagai prinsip penyelarasan, mengakui kesatuan dan kemantapan Alkitab yang berasal dari satu-satunya penulis yang ilahi. Prinsip ini dapat diperluas dengan sejumlah sub-prinsip.

    1. Alkitab harus ditafsirkan menurut tujuan Alkitab. Ini berlaku bagi Alkitab secara keseluruhan (Yoh 20:31; 2Tim 3:15*). Alkitab diberikan supaya manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang keselamatan dan, seperti dikatakan Calvin, "Kalau Anda ingin belajar astronomi atau ilmu lain yang rumit, carinya di tempat lain". Prinsip ini juga berlaku untuk tiap bagian Alkitab: keadaan yang dialamatkan harus dipelajari. Yakobus, misalnya, menulis kepada orang-orang yang tidak mempedulikan akibat-akibat moral dan sosial dari kepercayaan mereka. Dalam Surat Galatia, Paulus menulis kepada orang-orang dalam keadaan lain, yaitu orang-orang yang bersandar pada jasa moral dan agama untuk mendapatkan anugerah Tuhan. Tidak mengherankan bahwa kedua penulis itu mengatakan hal-hal yang berbeda walaupun saling mengisi.

    2. Alkitab harus ditafsirkan dengan penjelasan dari bagian lain yang temanya sama. Prinsip ini dipakai kalau membaca buku pelajaran mana pun: pembaca menyelidiki apakah pokok yang sulit dijelaskan penulis di tempat lain. Misalnya beberapa ketidakjelasan dalam Kitab Wahyu dapat dimengerti jika dihubungkan dengan nubuat-nubuat dalam bagian Alkitab lain.

    3. Alkitab harus ditafsirkan dengan penjelasan yang datang kemudian dan lebih lengkap. Penyataan Alkitab semakin berkembang mengikuti penyataan diri Allah serta maksud-maksud-Nya kepada umat-Nya. Khususnya, Perjanjian Baru menafsirkan Perjanjian Lama. "Kristus menggenapkan hukum" dan karenanya Perjanjian Lama harus ditafsirkan dalam terang penggenapan ini. Begitu juga surat-surat para rasul menafsirkan kitab-kitab Injil, karena dari pengajaran rasulilah dapat kita lihat seluruh tujuan Allah, yang mencapai puncaknya dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Komentar Calvin mengenai Surat Roma adalah nasihat yang masuk akal: "Kalau orang memahaminya, jalan yang pasti terbuka baginya untuk menuju pengertian seluruh Alkitab".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    c. Penafsiran oleh Roh

    Alkitab hanya dapat ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus. Pengertian sejati tidak mungkin bagi kita secara alami, tetapi merupakan pemberian Allah (Mat 11:25; 16:17) melalui Roh-Nya (Yoh 16:13*). Hal ini tidak membebaskan orang dari kerja keras, begitu pula itu tidak berarti bahwa orang dapat memencilkan diri dari umat Kristen lain dalam usaha mengerti Alkitab. Roh Kudus adalah Roh yang dimiliki bersama, yang hidup di dalam semua bangsa Allah (1Kor 12:12-13*). Bodoh sekali mengharapkan bahwa Allah akan mengajar orang melalui firman-Nya kalau kita mengabaikan cara-cara yang diperintahkan Allah untuk membawa kebenaran, termasuk karunia mengajar.

    Prinsip hermeneutis yang ketiga ini mengandung tantangan spiritual yang mendalam. Roh Allah adalah kudus; karena itu, apa yang dimengerti oleh seseorang dari kebenaran-Nya tidak hanya berhubungan dengan daya pikir saja, tetapi terlebih dengan ketaatannya. Seberapa jauh orang dapat melihat, lebih tergantung pada seberapa jauh orang itu mendaki gunung daripada bagaimana lengkapnya perbekalan orang itu. Yesus berkata "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat 5:8*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    d. Penafsiran secara dinamis

    Alkitab harus ditafsirkan secara dinamis. Prinsip terakhir ini sebenarnya memperluas prinsip ketiga. Roh Allah adalah Roh yang hidup, yang menggunakan firman Allah untuk tujuan-Nya yang mulia bagi umat Allah, yaitu kelahiran kembali dan pengudusan. Penafsiran Alkitab tidak terbatas hanya pada menjelaskan arti Alkitab yang sesungguhnya menurut konteksnya. Firman yang digali dari tambang kebenaran abadi Allah harus diangkat ke permukaan dan dipergunakan. Pertama-tama kita bertanya, apa maknanya pada masanya serta dalam konteksnya sendiri dan apa maksudnya dalam konteks seluruh Alkitab. Kemudian kita bertanya, apa maknanya firman itu sekarang, pada saat ini, di sini, dalam kehidupan jemaat, bagi orang itu, atau bagi saya sendiri?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Mengenai Kitab Suci:

    Kejadian 15:1,4; Keluaran 20:1; Bilangan 22:38; Ulangan 5:22*;
    Yosua 3:9; 2Samuel 7:28; Neh 9:13-14; Mazmur 12:7; 19:8-14; 119:1-176*;
    Yeremia 1:9; 30:2; Daniel 7:1-2; 8:15-18; 10:1-2*;
    Matius 4:1-11; 5:17-19; 19:4-5; 22:31-32,43; 26:53-54; Markus 7:6-13*;
    Lukas 16:17; 11:49; Yohanes 3:33-34; 10:34-35; 17:17; 19:35; 21:24*;
    Roma 3:2; 15:4; 1Korintus 10:11; 2Korintus 6:16-17; 2Timotius 3:15-16*;
    Titus 1:9; Ibrani 4:12-13; 10:15-17; 1Petrus 1:21; Wahyu 21:5; 22:6-8*.

    Perkataan Yesus:

    Matius 5:21-24; 7:24; Markus 13:31; Yohanes 15:26*;
    Kisah 20:35; 1Korintus 7:10,25; 11:23-24; 1Timotius 5:18*.

    Kewibawaan para rasul:

    Matius 28:18-20; Yohanes 14:26; 15:26-27; 16:13-14; 17:6,8,26; 20:21*;
    Kisah 1:8; 1Korintus 2:9-13; Galatia 1:7-8; Kolose 4:16*;
    2Tesalonika 3:6,12*.

    Kesaksian batin Roh Kudus:

    Yohanes 14:25; 15:26; 16:13-14; Roma 8:15-16; 2Korintus 1:22*;
    Galatia 4:6-7; Efesus 1:13; 2Timotius 1:14*;
    1Tesalonika 1:5; 1Yohanes 2:20,27; 3:24; 5:7-8,20*.

    Kanon:

    Keluaran 24:4-7; 31:18; Ulangan 31:9-26; Yosua 1:7-8; 24:26*;
    Ezra 7:6,14; Nehemia 8:1-3; Yesaya 8:16; Yeremia 36:32; Daniel 9:2*;
    Matius 21:42; Lukas 24:27,44; Yohanes 5:39-47; 1Korintus 14:37-38*;
    2Korintus 10:8-9; Kolose 4:16; 2Tesalonika 2:15; 3:17; 1Timotius 5:18*;
    2Petrus 3:16; Wahyu 1:1-3; 22:8-9*.

    Hermeneutika:

    Kejadian 40:8; Nehemia 8:8; Daniel 4:18*;
    Matius 5:17-48; 15:3-9; 22:29-32; Lukas 24:27-44*;
    Yohanes 1:45; 5:39,46; 16:5-15; Kisah 2:16-21; 17:2-3*;
    Roma 1:2-3; 3:21-22; 4:24; 10:4; 16:25; 1Kor 10:11; 2Kor 1:20*;
    2Timotius 2:15; 1Petrus 1:10-12; 2Petrus 1:20*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 3. Alkitab [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan berbagai arti ungkapan "firman Allah". Sebutkan alasan bagi pandangan bahwa Alkitab adalah firman Allah.

    2. Apa pandangan Yesus mengenai Perjanjian Lama dan apa dampaknya bagi sikap orang terhadap Alkitab akhir-akhir ini? Apa jawaban Anda terhadap keberatan orang bahwa pandangan-Nya bersifat "kultural" saja dan karena itu tidak relevan pada masa kini?

    3. Apa "kesaksian batin Roh Kudus" dan apa pengaruhnya bagi pengertian tentang wewenang Alkitab?

    4. Apa yang dimaksudkan dengan "pengilhaman Alkitab"? Uraikan berbagai pandangan dengan menilai kelebihan serta kelemahan masing-masing.

    5. Mengapa orang berbicara tentang

      1. pengilhaman verbal dan
      2. pengilhaman lengkap?
    6. Selidiki hubungan antara wewenang Alkitab dan pengilhamannya.

    7. Apa yang dimaksudkan dengan "kanon Alkitab"? Gambarkan proses penetapan

      1. kanon Perjanjian Lama dan
      2. kanon Perjanjian Baru.
    8. Selidikilah dasar keyakinan bahwa Alkitab tidak dapat khilaf dan tidak salah. Sampai berapa jauh jangkauan sifat-sifat itu?

    9. Sebutkan satu demi satu pertimbangan-pertimbangan yang perlu dipikirkan kalau menghadapi apa yang kelihatannya kontradiksi atau kekhilafan dalam Alkitab. Bagaimana jawaban Anda terhadap tuduhan, "Alkitab penuh kesalahan" dan "Orang cerdas tidak lagi percaya bahwa Alkitab itu benar"?

    10. Sebutkan prinsip-prinsip penafsiran yang utama. Jelaskan maknanya dengan contoh-contoh kekhilafan yang timbul karena mengabaikan prinsip tersebut.

    11. Bahaslah pandangan bahwa "Hanya Roh Kudus saja yang diperlukan untuk membantu orang memahami Alkitab".

    12. Apa peranan bahan pembantu seperti buku-buku pengantar dan tafsiran untuk memahami Alkitab? Apa peranan khotbah dalam menambah pemahaman Alkitab, dan bagaimana prinsip-prinsip penafsiran mempengaruhinya?

    Kepustakaan (3)

    Artikel "Canon","Inspiration","Interpretation" dalam _IBD_.
    Berkhof, L.
    1950 _The Principles of Biblical Interpretation_ (Evangelical Press).
    Bruce, F. F.
    1943 _The New Testament Documents_ (IVP, edisi baru 1960). Buku ini sudah
    diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul _Dokumen-dokumen
    Perjanjian Baru_ (BPK).
    Calvin, J.
    _Genesis_ (Banner of Truth, terjemahan, 1975): hlm. 79,
    tafsiran Kej 1:6.
    France, R. T.
    1971 _Jesus and the Old Testament_ (Tyndale Press).
    Geisler, N. (penyunting)
    1979 _Inerrancy_ (Zondervan).
    Harris, R. L.
    1975 _The Inspiration and Canonicity of the Bible_ (Zondervan).
    Henry, C. F. H. (penyunting)
    1959 _Revelation and the Bible_ (Tyndale Press).
    1976 _God, Revelation and Authority_ 1 & 2 (Word).
    Kuyper, A.
    1963 _Principles of Sacred Theology_ (Eerdmans).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1959 _Studies in the Sermon on the Mount 1_ (IVP): hlm. 180-320.
    Montgomery, J. W. (penyunting)
    1974 _God`s Inerrant Word_ (Bethany).
    Packer, J. I.
    1965 _God Has Spoken_ (Hodder, 1979**2**).
    1980 _Under God`s Word_ (Lakeland).
    Pinnock, C.
    1967 _A Defense of Biblical Infallibility_ (Presbyterian & Reformed).
    1971 _Biblical Revelation_ (Moody).
    Ramm, B.
    1971 _Hermeneutics_ (Baker).
    Stonehouse, N. B. & Woolley, P. (penyunting)
    1946 _The Infallible Word_ (Presbyterian & Reformed).
    Stott, J. R. W.
    1972 _Christ the Controversialist_ (Tyndale Press).
    Warfield, B. B.
    1951 _The Inspiration and Authority of the Bible_ (Presbyterian & Reformed).
    Wenham, J. W.
    1972 _Christ and the Bible_ (Tyndale Press).
    1974 _The Goodness of God_ (IVP).



    Indeks Bab 4: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.A 01007]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 4 Penerapan .......................................... 01064

    Ps 4.1 Kelahiran Kembali ............................ 01064

    Ps 4.2 Memahami Alkitab ............................. 01065

    Ps 4.3 Memberitakan Firman .......................... 01066

    Ps 4.4 Menaati Alkitab .............................. 01067



    Mengenali Kebenaran -- Bab 4. Penerapan [Indeks]

    4. PENERAPAN

    4.1 Kelahiran kembali

    Karena manusia adalah makhluk berdosa, maka kebenaran Allah hanya dapat diperoleh sebagai anugerah yang mengatasi perlawanan naluri manusia terhadap diri-Nya, dan menerangi pikiran gelap. Menurut bahasa Alkitab, orang tidak dapat mengenal Allah dan kebenaran-Nya sebelum dilahirkan kembali (Yoh 3:3*).

    Mujizat kelahiran kembali dan penerangan ini selalu dihubungkan dengan respons pada Injil (atau "kabar baik") yang merupakan inti iman Kristen. Harus diakui, berita ajaib ini mula-mula tidak nampak sebagai kabar "baik", karena menghadapkan orang pada dosa, keadaan moral yang tidak berdaya, kebutaan intelektual dan hal yang suram yaitu murka Allah. Namun orang sekaligus diyakinkan akan kasih Allah yang maha-kuasa bagi manusia berdosa, yang diungkapkan dengan menganugerahkan putra-Nya, Yesus Kristus, yang mati di kayu salib bagi semua orang berdosa. Injil memanggil orang untuk meninggalkan dosa dan menggantungkan diri pada anugerah Allah yang ditawarkan Kristus kepada manusia.

    Orang yang menjawab panggilan tersebut dengan penuh percaya mengalami permulaan baru dalam hidupnya, yakni suatu kelahiran baru, dan bersama dengan itu mendapat kemampuan baru untuk menanggapi penyataan Allah. Bagi orang Kristen sejati, kelahiran kembali ini sudah merupakan realitas, tetapi ia senantiasa harus mengingat "jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah". Prinsip ini bekerja sepanjang kehidupan Kristen. Allah memberikan kebenaran-Nya hanya kepada orang yang rendah hati. Bila orang datang kepada-Nya dengan penuh rasa ketergantungan pada-Nya sambil mengaku kebodohan yang penuh dosa serta kebutaan yang selalu memerlukan pencerahan ilahi, maka Ia akan menjenguk dalam kemurahan-Nya dan sekali lagi memberikan anugerah kebenaran-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 4. Penerapan [Indeks]

    4.2 Memahami Alkitab

    Alkitab sampai kepada orang modern dari zaman yang meliputi sekian ribu tahun, dari pengalaman bangsa-bangsa yang kebudayaannya asing, dan dalam bahasa yang bukan bahasa kita. Oleh sebab itu, untuk mengerti dan menafsirkan Alkitab dengan tepat memerlukan disiplin untuk menjembatani jurang kultural dan linguistik yang memisahkan kita dari dunia dan zaman Alkitab.

    Sudah jelas bahwa Roh Kudus adalah pemandu yang mutlak perlu, dan orang Kristen sederhana (artinya, tanpa pendidikan) yang mempunyai Roh Kudus dapat menangkap berita Alkitab dan menggunakannya sepenuhnya untuk memperkaya kehidupan rohaninya. Menyangkal kemampuan orang sederhana itu berarti mengambil sikap melawan bukti-bukti sejarah. Ada bahaya bahwa kita mengulangi kesalahan gereja Roma pra-Reformasi, yang menempatkan perantara antara Allah dan jiwa orang secara individu. Pada abad pertengahan di Eropa, imamat gereja menjadi perantara itu; pada zaman kita para ahli Alkitab. Ada kalanya Tuhan memberikan penerapan langsung, khusus dan relevan dari firman-Nya melalui Roh Kudus dalam keadaan tertentu, namun tentu saja ini tidak selalu terjadi dan biasanya dibutuhkan suatu proses belajar untuk merealisasikan apa yang dimaksud dengan hidup menurut Alkitab.

    Sebagian besar kebenaran dalam Alkitab hanya dapat ditemui melalui penelitian yang saksama. Sering ditemukan segi-segi baru dari kebudayaan-kebudayaan pada waktu Alkitab ditulis, dengan akibat bahwa bagian-bagian Alkitab yang terkenal pun mendapat penyorotan baru. Panggilan menjadi ahli Alkitab dan ahli teologi sangat penting bagi gereja, dan sekalipun panggilan itu tidak datang kepada mayoritas, namun mayoritas itu juga pasti dipanggil untuk menggunakan pikiran mereka sebaik mungkin, dengan mempelajari Alkitab menurut kemampuan dan kesempatan mereka. Tidak ada pengganti bagi kerja keras dalam memahami firman Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 4. Penerapan [Indeks]

    4.3 Memberitakan firman

    Sarana paling unggul untuk mengungkapkan dan menyebarkan kebenaran Allah yang telah diberikan-Nya di dalam gereja adalah pemberitaan firman. Segala sesuatu yang telah kami kemukakan dalam bagian ini hanya menggarisbawahi betapa pentingnya khotbah dalam gereja bersifat dan mempunyai daya tarik yang alkitabiah.

    Tentu saja hal ini tidak hanya berarti mengucapkan beberapa ayat Alkitab secara berturut-turut. Pada saat jemaat Kristen berkumpul untuk beribadah, harus diusahakan supaya pengkhotbah menjelaskan Alkitab secara mendalam dan kemudian secara peka menerapkannya langsung dalam kehidupan dan keadaan pendengar-pendengarnya. Segala sesuatu yang dikatakan mengenai kebutuhan untuk bekerja keras dalam memahami Alkitab tadi harus diterapkan pada persiapan khotbah seperti ini.

    Orang yang tidak terpanggil untuk menjadi pengkhotbah tetap dapat memainkan peranan yang amat penting dengan berdoa dan menganjurkan khotbah-khotbah berdasarkan Alkitab. Tidak ada apa pun yang lebih mampu membawa pembaruan dalam hidup, semangat dan iman gereja dari generasi mana pun selain pemberitaan firman Allah yang kekal, yang dibawakan kepada umat Allah oleh pelayanan pengkhotbah yang menjelaskan firman itu di bawah pengurapan Roh Kudus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 4. Penerapan [Indeks]

    4.4 Menaati Alkitab

    Jika Allah menyatakan diri-Nya serta rencana-Nya kepada kita dalam Yesus Kristus yang dikenal melalui Alkitab, maka jelaslah kita wajib menyerahkan hidup kita seutuhnya untuk dipimpin oleh ajaran Alkitab. Khususnya di dunia akademis, pandangan bahwa kebenaran dialamatkan pada akal saja merupakan penggoda yang besar. Tetapi bagi Alkitab hal "mengenal kebenaran" berarti hidup menurut kebenaran itu dalam situasi tertentu. Dalam Perjanjian Lama, kebenaran terutama bersifat moral yang meliputi sifat dapat dipercaya atau setia (mis Mazm 51:8*). Pengertian ini juga diungkapkan oleh Yohanes yang memperhatikan berbuat yang benar (Yoh 3:21; 1Yoh 1:6*). Jadi, bagian akhir ini berpadu dengan uraian tentang ajaran Kristen tentang wewenang, karena kebenaran Kristen dalam arti paling mendalam hanya berada bila ada pikiran yang bertekad untuk mengerti maupun menaatinya. Kalau hasrat akan kebenaran tidak meliputi hasrat untuk taat pada kebenaran, maka orang sebenarnya tidak serius mengenai kebenaran itu.

    Pada dasarnya ajaran tentang wewenang itu praktis sekali. Ajaran ini menghadapkan orang pada tantangan khusus, yakni menaati semua ajaran Alkitab setiap saat. Tidak ada yang lebih sederhana, sekalipun sangat menyelidiki hati, daripada tantangan itu.



    Indeks Bab 5: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 5 Keberadaan Allah .................................. 01069

    Ps 5.1 Alasan-alasan Bagi Teisme Kristen ............ 01069

    Ps 5.2 Bukti Rasional tentang Keberadaan Allah ...... 01070

    Sb 5.2.a Ontologi .................................. 01070

    5.2.b Kosmologi ................................. 01071

    5.2.c Teleologi ................................. 01071

    5.2.d Moral ..................................... 01072

    5.2.e Akal Budi ................................. 01073

    5.2.f Kristologi ................................ 01073

    Ps 5.3 Mengevaluasi Pendekatan Rasional ............. 01074

    Sb 5.3.a Alasan-alasan yang Melawan Pendekatan
    Rasional .................................. 01074

    5.3.b Alasan-alasan yang Mendukung Teologi Alami. 01075

    5.3.c Ulasan Akhir .............................. 01076

    Bahan Alkitab .............................................. 01077

    Bahan Diskusi/penelitian ................................... 01077

    Kepustakaan ................................................ 01078



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    B. ALLAH

    5. KEBERADAAN ALLAH

    5.1 Alasan-alasan bagi teisme Kristen

    Dasar kepercayaan kepada Allah secara prinsip telah dikemukakan di Bagian A di atas, yakni: Allah telah menyatakan diri kepada kita. Mengenai keberadaan Allah, Alkitab tidak memberikan petunjuk-petunjuk berdasarkan akal, tetapi menyajikan pokok-pokok tentang keberadaan-Nya yang tak dapat diragukan, misalnya:

    "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej 1:1*);

    "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah" (Yes 45:5; bnd. Rom 11:36*).

    Keberadaan-Nya dan penyataan diri-Nya merupakan prakiraan dasar agama Alkitab.

    Kesadaran intuitif dari manusia akan adanya Allah dibenarkan oleh antropologi sosial, yang mengakui adanya kesadaran religius yang universal. Orang ateis tetap merupakan minoritas dalam dunia. Calvin menyebut kesadaran dasar akan Allah ini sebagai "suatu perasaan tentang keilahian". Seorang teolog Amerika, Hodge (1797-1879), berbicara tentang keyakinan universal pada manusia bahwa "ada Oknum yang menjadi tumpuan mereka dan mereka bertanggungjawab kepada-Nya". Namun, kesadaran lahiriah ini janganlah dinilai terlalu tinggi, karena:

    1. Alkitab tidak menganggap pandangan ini sebagai dasar yang memadai untuk hubungan dengan Allah yang menyelamatkan;

    2. dengan demikian orang Kristen dapat menjadi tidak peka dan menolak kesulitan yang menghalangi orang bukan Kristen untuk percaya; dan

    3. Alkitab mengatakan bahwa manusia harus menghampiri Allah melalui iman (Ibr 11:6*).

    Kesadaran lahiriah tentang adanya Allah tidak meniadakan perlunya mendekati Allah melalui iman dan rumusan-rumusan iman Kristen historis dimulai dengan kata-kata: "Aku percaya".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    5.2 Bukti rasional tentang keberadaan Allah

    Pemikir-pemikir Kristen sepanjang masa sudah berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah dari unsur-unsur dalam dunia ini. Usaha ini disebut "teologi alami" dan didasarkan pada hukum-hukum logika, kenyataan dunia ini dan beberapa gagasan filsafat. Ada versi kuat, yang berargumentasi bahwa keberadaan Allah secara logis dibutuhkan. Ada juga versi lemah, yakni bahwa keberadaan Allah adalah mungkin, atau bahwa argumen-argumen bahwa Ia tidak ada kurang kuat, atau bahwa hal percaya akan keberadaan Allah bukan hal yang tidak masuk akal. Pandangan-pandangan utama yang dikemukakan akan diuraikan di bawah ini.

    a. Ontologi

    Secara filsafat, pandangan ini yang paling penting. Pernyataan klasik yang diberikan Anselmus (1033-1109) terdiri dari dua tahap:


    Kalau kedua tahap itu digabung, berarti kalau Allah hanya berada dalam pikiran dan tidak dalam kenyataan, maka dapat dibayangkan oknum yang lebih sempurna yaitu yang berada dalam pikiran dan juga dalam kenyataan. Tetapi Allah adalah oknum yang tidak bisa dibayangkan bahwa ada yang lebih sempurna daripada Dia, jadi Allah tidak berada hanya dalam pikiran saja. Karena itu harus diterima alternatifnya: oknum yang paling sempurna berada dalam kenyataan dan dalam pikiran.

    Pandangan ontologis ini sangat dikritik oleh filsuf Jerman, Kant (1724-1804). Ia menunjukkan bahwa argumentasi ini hanya membuktikan bahwa jika ada oknum yang tertinggi, maka ia harus ada. Sifat ada saja tidak menambahkan apa-apa kepada suatu konsep. Contohnya, menurut pendapat ini, Rp. 1000,- yang nyata tidak bernilai lebih tinggi dari Rp 1000,- yang dibayangkan saja.

    Akhir-akhir ini pandangan ontologis ini mengalami semacam kebangkitan kembali. Beberapa filsuf keagamaan masa kini percaya bahwa, jika diakui bahwa suatu oknum yang tertinggi adalah mungkin, maka Ia harus berada dalam kenyataan (lihat Plantinga 1974; Ross 1980).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    b. Kosmologi

    Pandangan ini, yang pernyataan klasiknya diberikan oleh Aquinas (kira-kira 1225-74), menegaskan bahwa keberadaan dunia memerlukan oknum tertinggi yang menyebabkan keberadaannya itu. Perhatian ditujukan pada fakta kausalitas yang berarti setiap kejadian ada sebabnya, yang pada gilirannya juga mempunyai sebab, dan seterusnya sampai pada sebab pertama, yaitu Allah.

    Para kritikus menyatakan bahwa pandangan ini tidak dapat menghadapi alternatifnya, yaitu bahwa mungkin tidak ada "sumber" atau asal pertama. "Alam semesta ada, dan tak ada yang lain yang dapat dikatakan" (Russell). Tetapi para pembelanya yakin bahwa pandangan ini tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Akhir-akhir ini pandangan ini sering dirumuskan dengan memakai istilah "kemungkinan" (Ing. _contingency_). Segala sesuatu bersifat "mungkin" (= ada walaupun tidak harus ada) ataupun "perlu" (= harus ada). Adanya kenyataan-kenyataan tertentu yang mungkin, dapat dijelaskan pada tingkat tertentu dengan mengacu pada sebab-sebab terdahulu yang juga mungkin. Tetapi terjadinya dan kelanjutan segala sesuatu yang mungkin, dianggap sebagai keseluruhan, hanya dapat dijelaskan jika ada sesuatu yang harus ada, yaitu Allah (bnd. Geisler 1976; Mascall 1943; Farrer 1943).

    c. Teleologi

    Pandangan purba ini masuk ke dalam pikiran dunia barat melalui percakapan Plato, _Timaeus_. Dikatakan, bukti-bukti perencanaan dan tujuan dalam alam semesta mengharuskan adanya Perencana umum, yaitu Allah. Pernyataan klasik diberikan oleh Paley (1743-1805). Dalam karyanya_ Natural Theology_ (1802), ia menggunakan analogi suatu jam tangan yang masih jalan, yang ditemukan di atas tanah. Secara teoretis, keberadaannya dapat dijelaskan sebagai hasil pertemuan secara kebetulan dari kekuatan-kekuatan alam, seperti angin, hujan, panas dan sebagainya. Tetapi ini jelas kurang masuk akal dibandingkan dengan dugaan bahwa ada seorang ahli pintar yang membuat jam tangan tersebut. Begitu pula semesta alam yang memperlihatkan perencanaan menunjukkan adanya suatu Perencana Agung.

    Kritikan terpenting terhadap pandangan ini dirumuskan oleh filsuf Skotlandia, Hume (1711-76). Menurut pandangan Hume, dalam waktu yang tak terhingga, suatu semesta alam seperti yang kita tempati ini dapat muncul karena probabilitas saja. Lagi pula semesta alam yang berada karena probabilitas saja itu tidak dapat tidak menunjukkan bukti "perencanaan", karena perlu ada penyesuaian antara faktor yang satu dengan yang lain jika alam semesta itu dapat berada dan berkesinambungan. Pandangan teleologis juga harus mempertimbangkan hal adanya disteleologi, yaitu proses-proses dalam alam semesta yang kelihatannya tanpa tujuan atau perencanaan, sepanjang pengetahuan kita.

    Seorang ahli hukum Amerika, Horigan, berusaha untuk merehabilitasi pandangan teleologis dengan pendapat bahwa Darwinisme yang anti-agama tidak memperhitungkan fakta bahwa alam yang tak hidup bersifat harmonis dengan evolusi organik. Ditegaskannya pula, bahwa teori evolusi tidak dapat menjelaskan munculnya otak besar secara cepat dalam rumpun manusia yang sedang berkembang. Sudah tentu, banyak orang kalau diperhadapkan pada perencanaan dalam alam semesta dari jarak dekat, misalnya kalau menyaksikan keajaiban bayi yang baru lahir, atau melihat kecanggihan yang menakjubkan dari sel-sel mata manusia, menganggap keberatan-keberatan Hume agak teoretis. Namun, secara filsafat keberatan ini harus dipertimbangkan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    d. Moral

    Pandangan ini mengatakan bahwa pengalaman universal manusia mengenai kewajiban moral, atau pengertian tentang "apa yang seharusnya dibuat", serta kegagalannya memenuhi tuntutan moral itu dari hati nuraninya, tidak dapat diterangkan secara memadai baik sebagai kepentingan diri sendiri saja, ataupun sebagai hasil penyesuaian sosial. Keberadaan nilai-nilai moral objektif ini menunjukkan keberadaan suatu dasar nilai-nilai yang transenden, yaitu Allah. Pernyataan klasik dari pandangan ini diberikan oleh Kant, yang mengatakan bahwa Allah (dan kebebasan dan kekekalan) adalah "landasan" kehidupan moral, yaitu kepercayaan dahulu yang mengakibatkan perasaan akan kewajiban moral tanpa syarat.

    Penganut pandangan ini dituduh justru mengandaikan kebenaran yang hendak dibuktikannya, yakni bahwa pengalaman moral hanya dapat dijelaskan secara memuaskan dalam hubungannya dengan agama. Ia juga harus menghadapi bukti-bukti bahwa orang-orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang apa yang dimaksudkan dengan "baik" serta adanya dilema-dilema moral. Agar dapat dipertahankan, pandangan ini harus juga menunjukkan bahwa penjelasan-penjelasan lain (yang sosio-psikologis) tentang timbulnya serta berlanjutnya perasaan moral ini tidak memuaskan. Beberapa filsuf moral dan pembela Kristen berpendapat bahwa kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi (lihat Owen 1965; Lewis 1952).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    e. Akal budi

    Pandangan ini mengemukakan bahwa materialisme murni tidak dapat menerangkan kemampuan pikiran manusia untuk mengambil kesimpulan dari dasar-dasar pikiran. Operasi intelek manusia dengan efektif, dan sifat-sifat lain dari pikiran dan bayangan, hanya dapat diterangkan atas dasar adanya pikiran supra-alami, yaitu Allah. Seandainya tidak ada intelegensi ilahi, bagaimana orang dapat mengharapkan bahwa pemikirannya benar dan oleh sebab itu, apa alasannya sehingga argumen-argumen yang dikemukakan untuk mendukung ateisme dapat diterima? Lewis (1947) merupakan pendukung utama pandangan ini dan akhir-akhir ini didampingi oleh filsuf agama kebangsaan Amerika, Plantinga (1967), walaupun melalui jalan yang berbeda.

    f. Kristologi

    Pandangan ini mengacu pada kriteria dari probabilitas sejarah untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus hanya dapat dijelaskan secara memuaskan jika diperkirakan bahwa Allah hadir dan berkarya di dalam Dia. Para pendukung pandangan ini menunjukkan sifat pribadi-Nya yang tak bernoda, pernyataan-Nya yang mengherankan tentang diri-Nya dan misi-Nya, dan khususnya bukti kebangkitan-Nya. Dalam hal terakhir ini, perhatian khususnya ditujukan pada kesulitan yang dialami untuk memberikan penjelasan lain yang lebih memadai tentang munculnya gereja Kristen dengan begitu cepat sesudah kematian Yesus, jika Ia tidak bangkit.

    Pandangan ini harus menghadapi pertanyaan mengenai keterandalan historis tulisan Perjanjian Baru dan kesulitan filosofis yang ditimbulkan oleh mujizat-mujizat Yesus. Akhir-akhir ini ada ahli-ahli yang bergabung dengan para pembela Kristen populer dalam pernyataan bahwa keberatan-keberatan ini dapat diatasi dan pertimbangan-pertimbangan yang historis semata-mata membawa orang dekat kepada kepercayaan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    5.3 Mengevaluasi pendekatan rasional

    a. Alasan-alasan yang melawan pendekatan rasional

    Ada penulis-penulis Kristen yang secara prinsip kurang senang dengan pendekatan ini. Mereka menekankan bahwa "bukti-bukti" yang diuraikan di atas sebenarnya tidak membuktikan keberadaan Allah secara tuntas, dan selanjutnya mereka mengajukan beberapa pertanyaan.

    1. Siapakah Allah itu? Setinggi-tingginya pandangan-pandangan rasional dapat membuktikan adanya suatu Kuasa Mahabesar, Sebab Pertama, Penjamin moral dan sebagainya. Tetapi ini belum tentu sama dengan Allah Alkitab, yakni objek iman dan ibadah Kristen. (Tentulah argumentasi kristologis tidak kena keberatan ini.)

    2. Bagaimana Allah dapat dikenal? Alkitab mengajarkan bahwa sesungguhnya Allah hanya dikenal melalui iman. Pembelaan rasional menganggap bahwa Ia dapat dikenal tanpa penyataan khusus. Tetapi justru inilah teori pengetahuan yang dipegang dalam abad pertengahan yang ditolak para reformis demi agama alkitabiah. Selanjutnya, seperti ditunjukkan dalam sejarah dengan jelas, kalau akal manusia diberikan otonomi sejauh ini, maka cepat atau lambat ia akan berkembang melampaui batas-batasnya dan merebut tempat iman; pada gilirannya hal ini mengancam pengertian tentang anugerah yang menyelamatkan dan mengurangi kemuliaan Allah. Misalnya, ada Socinianisme pada abad ke-16, unitarianisme pada abad ke-17, deisme pada abad ke-18, dan liberalisme klasik pada abad ke-19.

    3. Apa sikap manusia dalam hubungannya dengan Allah? Pandangan rasional menganggap adanya kesinambungan antara manusia dan Allah, yang disangkal oleh Alkitab yang membuka fakta bahwa ketidak-percayaan merupakan permusuhan terhadap Allah. Rasionalisme tidak menolong orang yang tidak percaya karena menyembunyikan kenyataan ini. Lagi pula, kalau argumen rasional gagal meyakinkan orang bukan Kristen ada kemungkinan besar orang ini bahkan dikuatkan dalam sikap tidak percaya dan dengan demikian menjadi lebih tertutup terhadap tantangan moral Injil apabila dijumpai pada kemudian hari.

    4. Apa yang diajarkan oleh Alkitab? Menurut Alkitab, manusia sudah sadar akan kehadiran Allah akan tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, yang kehadiran-Nya sudah ia sadari sendiri, bukan untuk mempertim-bangkan prakiraannya bahwa mungkin Allah tidak ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus sesudah mereka percaya kepada Injil.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    b. Alasan-alasan yang mendukung teologi alami

    Ada juga beberapa pemikir Kristen yang memanfaatkan pendekatan rasional.

    1. _Secara teologis_ dikemukakan bahwa manusia, biarpun jatuh dalam dosa, tetap merupakan makhluk yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Oleh sebab itu Allah tidak sepenuhnya absen dari pikiran dan pengalaman manusia. Dengan demikian, pengalaman serta penalaran manusia tentang dunia boleh jadi merupakan jalan kepada Allah.

    2. _Secara alkitabiah_ ditandaskan bahwa Yesus dan Paulus sering berdebat dengan pendengar-pendengarnya. Kesaksian Paulus di pusat-pusat kebudayaan Yunani meliputi pembelaan Injil terhadap kritik rasional (Kis 19:9*). Di Atena, Paulus bertukar pikiran dengan pendengar-pendengarnya berdasarkan pengalaman mereka langsung (Kis 17:22-23*). Untuk mendukung argumentasinya, Ia juga mengacu pada sastrawan mereka (Kis 17:28), selain Injil dan penyataan (Kis 17:30-31*). Paulus dan Petrus menyebut suara hati kafir sebagai tolok ukur yang dapat dipercaya untuk mengukur sifat moral Kristen (1Tim 3:7; 1Pet 3:16*) dan kelihatannya prinsip ini dapat diberlakukan juga bagi akal orang kafir. Orang Kristen mula-mula juga mendasarkan diri pada bukti-bukti sejarah untuk mendukung tuntutannya tentang Yesus, khususnya kebangkitan-Nya (Kis 3:15; 5:31-32; 1Kor 15:3-4*).

    3. _Secara penginjilan_ dianjurkan bahwa jurang antara orang Kristen dengan bukan Kristen begitu lebar, sehingga perlu memulai pekabaran Injil di tempat orang bukan Kristen hadir dan menghadapi keberatan serta pertanyaannya. Pembelaan rasional khususnya dapat membantu menghilangkan salah paham yang menyatakan bahwa menjadi Kristen itu sama dengan membunuh akal seseorang.

    4. _Secara historis_ dijelaskan bahwa metode rasional telah membantu banyak orang untuk menjadi Kristen.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    c. Ulasan akhir

    Evaluasi kita tentang manfaat pendekatan rasional terhadap pembelaan Kristen akan mencerminkan evaluasi kita mengenai seberapa jauh kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mempengaruhi kesadaran dan kemampuan asli manusia bagi persekutuan dengan Allah.

    Kelihatannya ada tempat bagi argumentasi pembelaan untuk menghadapi prasangka anti-rasional yang tajam terhadap agama Kristen. Agaknya ini sebaiknya dilakukan dengan cara menunjukkan kekonsekwenan dan kelebihan pandangan Kristen secara menyeluruh sebagai keterangan keberadaan, dan bukan mengikuti satu atau dua argumen tertentu.

    Pendekatan rasional, khususnya dengan mendasarkan diri pada bukti keilahian Kristus serta kesaksian Alkitab tentang Dia, dapat membantu menangkis tuduhan bahwa iman Kristen tergantung pada faktor-faktor subjektif.

    Akan tetapi orang Kristen harus menghindari pendekatan apa pun kepada orang bukan Kristen yang mengurangi kemuliaan Allah, yang tidak mengindahkan atau yang mengaburkan sifat moral dalam hubungan manusia dengan Allah, atau perlunya pertobatan, pengampunan dan perdamaian.

    Memang Allah dalam Alkitab adalah jauh lebih besar daripada Allah dalam teologi alami. Cara mengenal Allah hanya dapat dibicarakan dengan baik dalam hubungannya dengan siapa sebenarnya Dia, maka orang Kristen akan menolong orang yang ingin mereka sadarkan akan iman, dengan cara menunjukkan sebaik-baiknya Allah Alkitab dalam keseluruhan kemuliaan dan kebesaran-Nya yang transenden, keindahan dan kuasa, anugerah dan kekudusan-Nya. Dan mereka harus juga memperlihatkan realitas-Nya dalam hidup pribadi mereka dan dalam persekutuan Kristen.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 1:1; Keluaran 3:14-15; Ayub 23:1-17; 37:19*;
    Yesaya 40:25-28; 42:8; 43:11-13*;
    Kisah 14:14-18; 17:16-34; Roma 1:18-32; 11:33; 2Korintus 4:4*;
    1Tesalonika 1:9; 1Timotius 6:16; Ibrani 11:6*.

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkanlah beberapa pandangan filsafat tentang keberadaan Allah. Menurut Anda, manakah yang paling meyakinkan?

    2. Selidiki nilai pandangan tersebut dalam terang

      1. ajaran Alkitab tentang hakikat Allah,
      2. ajaran Alkitab tentang sifat manusia, dan
      3. kesaksian para rasul.
    3. Apa fungsi dan keterbatasan pembelaan dalam hal

    4. memperteguh iman orang Kristen,

    5. membela iman terhadap kritikan, dan

    6. membawakan Injil kepada orang bukan Kristen?

    7. Apa pandangan Alkitab mengenai hubungan antara iman dan akal manusia?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 5. Keberadaan Allah [Indeks]

    Kepustakaan (5)

    Barclay, O. R.
    1974 _Reasons for Faith_ (IVP).
    Brown, C.
    1969 _Philosophy and the Christian Faith_ (Tyndale Press).
    Farrer, A. M.
    1943 _Finite and Infinite_ (Westminster, 1959**2**).
    Geisler, N.
    1976 _Christian Apologetics_ (Baker).
    Henry, C. F. H.
    1976 _God, Revelation and Authority_ 1 (Word).
    Holmes, A. F.
    1979 _All Truth is God`s Truth_ (IVP).
    Horigan, J. E.
    t.t. _Chance or Design?_
    Lewis, C. S.
    1947 _Miracles_ (Geoffrey Bles).
    1952 _Mere Christianity_ (Fontana).
    Mascall, E. L.
    1943 _He Who Is_ (London).
    Owen, H. P.
    1965 _The Moral Argument for Christian Theism_ (London).
    Platinga, A.
    1967 _God and Other Minds_ (Ithaca, New York).
    1974 _The Nature of Necessity_ (Oxford).
    Ramm, B.
    1972 _The God who Makes a Difference_ (Word).
    Ross, J. F.
    1980 _Philosophical Theology_ (Hackett, edisi ke-2).
    Schaeffer, F. A.
    1968a _Escape from Reason_ (IVP).
    1968b _The God Who is There_ (Hodder).
    Van Til, C.
    1955 _The Defense of the Faith_ (Presbyterian & Reformed).



    Indeks Bab 6: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 6 Allah Tritunggal .................................. 01080

    Ps 6.1 Ajaran Alkitab ............................... 01080

    Sb 6.1.a Perjanjian Lama ........................... 01080

    6.1.b Perjanjian Baru ........................... 01081

    Ps 6.2 Mengerti Ajaran Ini .......................... 01082

    Sb 6.2.a Keterbatasan Bahasa ....................... 01082

    6.2.b Cara Memakai Kata "Allah" ................. 01083

    6.2.c Tiga __Apa__?.............................. 01083

    6.2.d Adakah Analogi Tritunggal dalam

    Manusia?................................... 01084

    Ps 6.3 Pentingnya Ajaran Ini ........................ 01085

    Bahan Alkitab .............................................. 01086

    Bahan Diskusi/penelitian ................................... 01087

    Kepustakaan ................................................ 01088



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    6. ALLAH TRITUNGGAL

    Bagaimana rupa Allah? Jawaban umum sementara adalah "Allah itu Roh berpribadi yang hidup". Allah yang dinyatakan dalam Alkitab sungguh-sungguh hidup dan bertindak (Mazm 97:7; 115:3*). Ia bukan kuasa atau kekuatan tak berpribadi, tetapi Allah berpribadi dan berwatak dengan kodrat khusus. Dia adalah Roh yang melebihi seluruh tatanan dunia, walaupun tatanan itu bergantung pada-Nya.

    6.1 Ajaran Alkitab

    Alkitab berbicara tentang Allah sebagai tiga oknum yang dapat dibedakan, yang biasa disebut sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Istilah teknis untuk gagasan ini, Tritunggal, tidak terdapat dalam Alkitab, tetapi termasuk golongan istilah yang bersifat alkitabiah dalam arti mengungkapkan dengan jelas ajaran Alkitab.

    a. Perjanjian Lama

    Bagi bangsa Israel, keesaan Allah merupakan aksioma: "Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa" (Ul 6:4*). Penekanan pada keesaan ilahi ini sangat penting, mengingat politeisme yang memuja berhala dan bersifat dekaden dari bangsa-bangsa di sekeliling Israel. Namun Perjanjian Lama juga mengandung isyarat tentang "kepenuhan" dalam Allah yang merupakan landasan ajaran Perjanjian Baru tentang Tritunggal.

    Acapkali Allah memakai istilah jamak untuk diri-Nya sendiri (Kej 1:26; 3:22; 11:7; Yes 6:8*) dan penulis Injil Yohanes memperlakukan perikop Yesaya itu sebagai penglihatan Yesus (Yoh 12:41*). Ada sebutan mengenai "malaikat Tuhan" yang disamakan dengan Allah tetapi berbeda dengan-Nya (Kel 3:2-6; Hak 13:2-22*). Perjanjian Lama juga menyebutkan Roh Allah sebagai wakil pribadi Allah (Kej 1:2*; Neh 9:20; Mazm 139:7; Yes 63:10-14*). Ada juga disebutkan tentang hikmat Allah, khususnya dalam Amsal 8:1-36*, sebagai perwujudan Allah di dunia, dan mengenai firman Allah sebagai ungkapan yang kreatif (Mazm 33:6,9; bnd. Kej 1:26*). Ada juga nubuat yang menyamakan Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu itu dengan Allah (Mazm 2:1-12*; Yes 9:5-6*).

    Jelaslah bahwa Perjanjian Lama tidak mengajarkan mengenai Tritunggal secara lengkap, tetapi dengan menyajikan keesaan Allah dalam bentuk jamak, perikop-perikop tadi mendahului ajaran Perjanjian Baru yang lebih lengkap.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    b. Perjanjian Baru

    Ajaran tersirat dalam Perjanjian Lama muncul ke permukaan dalam Perjanjian Baru. Pertama, para rasul semakin tergerak untuk menyembah Yesus sebagai Tuhan, berdasarkan pengaruh dampak kehidupan dan watak-Nya, tuntutan dan mujizat-mujizat, dan terutama kebangkitan serta kenaikan-Nya. Kedua, realitas dan kegiatan Roh Kudus di antara mereka jelas merupakan kehadiran Allah sendiri. Sebab itu, acuan yang Yesus berikan kepada mereka (Mat 28:19*) menentukan pemahaman mereka. Allah adalah esa, namun dapat dibedakan dalam tiga oknum: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.

    Berbagai perikop mengandaikan atau menyatakan ketritunggalan Allah, secara langsung atau tidak langsung (Mat 3:13-17; 28:19*; Yoh 14:15-23; Kis 2:23; 2Kor 13:14; Ef 1:1-14; 3:16-19*). Masing-masing oknum ditegaskan bersifat ilahi:


    Dengan demikian Alkitab menyajikan realitas yang misterius dan unik: satu Allah, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus.

    Satu cara untuk memahami perbedaan antara sang Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah dengan menghubungkan fungsi yang berbeda dengan masing-masing oknum itu. Bentuk paling populer menghubungkan penciptaan dengan sang Bapa, penyelamatan dengan Anak dan pengudusan dengan Roh Kudus. Paulus memberikan bentuk lain dalam Efesus 1:1-23*, di mana pemilihan dihubungkan dengan sang Bapa (Ef 1:4,5,11*), penyelamatan dengan Anak (Ef 1:3,7,8*) dan pemeteraian dengan Roh Kudus (Ef 1:13-14). Berdasarkan Roma 11:36* ada pengertian lain yang memakai kata-kata depan berkaitan dengan kegiatan Allah dalam alam semesta: dari Dia (Bapa) dan oleh Dia (Anak) dan kepada Dia (Roh Kudus). Tetapi perbedaan-perbedaan ini jangan sampai memudarkan kebenaran dasar mengenai keesaan ilahi di mana ketiga-tiganya terlibat dalam kegiatan siapa pun di antara ketiga oknum itu. Misalnya, walaupun penciptaan khususnya dikaitkan dengan sang Bapa, namun juga dihubungkan dengan Anak (Yoh 1:3) dan Roh Kudus (Yes 40:13*)



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    6.2 Mengerti ajaran ini

    Penyataan Alkitab tentang ketritunggalan Allah itu telah diteliti oleh beberapa gereja pasca-rasuli yang mencoba menjelaskan imannya secara rinci dalam konteks kebudayaan Yunani Romawi. Hasil perdebatan ini dituangkan dalam Pengakuan Iman Athanasius (kira-kira abad ke-8): "Kita menyembah satu Allah dalam ketritunggalan, dan Tritunggal dalam kesatuan; tanpa mengacau-balaukan Oknum-oknum, atau membeda-bedakan keilahian".

    Bukan maksud buku ini untuk menelusuri rincian pertikaian yang timbul mengenai pokok ini. Kiranya cukuplah membahas secara singkat empat persoalan penting.

    a. Keterbatasan bahasa

    Kehidupan Allah sebagai Tritunggal jelas tidak ada padanannya dalam pengalaman manusia. Kita berbicara tentang misteri ini hanya karena Allah sendiri telah berbicara tentang hal ini dalam Alkitab. Sudah tentu timbul kesulitan dalam mengungkapkannya dengan bahasa yang dapat dimengerti. Augustinus, misalnya, dalam membahas kelayakan memakai istilah "oknum" berhubungan dengan Tritunggal, mengatakan,

    "Ketika ditanyakan tiga _apa_?, bahasa manusia sangat terbatas karena miskin dalam perbendaharaan kata. Namun dikatakan `tiga oknum`, bukan untuk menjelaskan sejelas-jelasnya, tetapi untuk mengatakan sesuatu yang menyampaikan arti sekalipun terbatas".

    Hal yang serupa dikemukakannya tentang angka tiga berkaitan dengan keberadaan Allah: "Dalam ketritunggalan ini dua atau tiga oknum tidak lebih besar daripada salah satu oknum."



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    b. Cara memakai kata "Allah"

    Para penulis Kristen memakai kata "Allah" dengan dua cara: kadang-kadang mereka maksudkan sang Bapa khususnya dan kadang-kadang Allah dalam ketritunggalan-Nya. Jika dianggap bahwa yang dimaksudkan dengan "Allah" hanya sang Bapa, maka perendahan Anak dan Roh Kudus di bawah sang Bapa tak terelakkan. Banyak sekte tidak menyadari perbedaan yang sangat penting itu, dan oleh karena itu terjadi kesulitan dengan ajaran Alkitab mengenai keilahian penuh dari Anak dan Roh Kudus. Saksi-saksi Yehowa, misalnya, tidak mengerti bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah (_Yhwh_, yang mereka sebut "Yehowa") berarti Allah yang Tritunggal (bnd. ps 16 di bawah tentang keilahian Kristus). Sang Bapa tidak dibedakan dengan Anak dan Roh Kudus karena Dia adalah Allah. Keilahian sama-sama dimiliki oleh ketiga Oknum; berdasarkan ini Allah adalah esa tetapi juga tritunggal.

    c. Tiga _apa_?

    Bagaimana manusia dapat mengacu pada ketritunggalan dalam diri Allah tanpa membahayakan keesaan-Nya? Di Indonesia, masyarakat Kristen telah memakai istilah "oknum" sebagai padanan istilah klasik Yunani _hupostasis _dan Latin _persona_. Pada zaman ini, istilah itu hampir tidak dipakai lagi kecuali dalam konteks teologi Kristen, sehingga dapat dikatakan tidak lagi mempunyai arti bagi orang biasa. Istilah "pribadi" yang acapkali dipakai cenderung memberi kesan bahwa ada tiga kepribadian dalam Allah, masing-masing dengan ciri-ciri kekhususan secara tersendiri, dan karena itu membahayakan keesaan Allah. Istilah "cara berada" pernah dipakai, tetapi sekali lagi memberi kesan bahwa keberadaan Bapa berbeda dengan keberadaan Anak, dan seterusnya. Tetapi karena masih belum ada istilah yang dapat diterima secara umum sebagai alternatifnya, maka istilah tradisional "oknum" tetap dipertahankan sekalipun tidak seratus persen memadai.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    d. Adakah analogi Tritunggal dalam pengalaman manusia?

    Kesulitan memahami Allah sebagai "tiga dalam satu" telah mendorong para pemikir Kristen berabad-abad untuk mencari analogi-analogi Tritunggal yang dapat mencerahkan pemahaman. Dalam pembahasan klasik Augustinus, Tritunggal digambarkan dengan mengacu pada kesatuan dan perbedaan daya ingat, pengertian dan kehendak dalam jiwa manusia. Tetapi dilihat dari segi psikologi modern, pandangan tentang manusia ini agak sewenang-wenang; lebih parah lagi, analogi ini tidak menyoroti kesatuan Allah yang unik, di mana ketiga Oknum saling menyusup dan terlibat dalam karya masing-masing.

    Di bawah pengaruh pandangan modern tertentu tentang kepribadian, maka sejumlah teolog telah menghidupkan kembali analogi purba tentang kelompok tiga orang. Sama seperti kepribadian orang dapat bergabung dan menyatu dengan kepribadian-kepribadian lain, begitu pula Oknum-oknum dalam Allah menyusup satu dengan yang lain dan mengungkapkan diri dalam kesatuan ilahi. Mungkin ada ayat-ayat Alkitab yang mendukung pandangan ini, khususnya yang berbicara tentang perkawinan. Yesus mengatakan bahwa dalam perkawinan "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:15*). Analogi ini yang disebut "analogi sosial" memberikan penjelasan yang berharga tentang pluralitas oknum-oknum dalam Allah, tetapi juga dapat membahayakan keesaan ilahi.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    6.3 Pentingnya ajaran ini

    Permasalahan yang kompleks ini dapat menimbulkan pertanyaan, apa gunanya membahas pokok ini, khususnya mengingat tidak ada keterangan tentang teka-teki "satu tambah satu tambah satu adalah satu". Namun hampir semua pokok yang penting dalam agama Kristen tergantung pada ajaran bahwa Allah adalah tiga dalam satu.

    Ambillah pokok persoalan mengenai dosa yang memisahkan manusia dari Allah dan mengakibatkan murka-Nya. Dosa melibatkan dua pihak saja, yaitu orang yang berdosa yang melanggar hukum dan Allah yang hukum-Nya dilanggar. Jadi kalau Yesus bukan ilahi, dosa bukanlah urusan Dia. Suatu ketika, pada waktu Yesus mengampuni dosa seseorang, Ia dituduh menghujat karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa (Mr 2:5-7*). Para pengritik-Nya memang benar dalam pendapat itu, kekhilafan mereka adalah bahwa mereka tidak menyadari siapa Yesus. Hanya jika Yesus adalah Allah yang datang kepada manusia, Ia sanggup mengampuni dosa kita; sebaliknya, kalau Ia mengampuni dosa, tentu Ia adalah Allah. Dengan demikian, Allah bukanlah Keberadaan tanpa perbedaan-perbedaan di dalam-Nya.

    Sama halnya dengan Roh Kudus. Orang Kristen percaya bahwa kuasa Allah telah menguasai hidupnya serta memberinya hidup baru. Ia mengenal Tuhan dan mengalami kehadiran-Nya, ia yakin akan kuasa firman-Nya dan mendapat kekuatan untuk hidup bagi Dia dan menerima karunia untuk melayani Dia. Akan tetapi, kalau bukan Allah sendiri yang bekerja di dalam orang Kristen, maka keyakinan akan kegiatan Roh Kudus hanyalah khayalan yang tidak ada kaitan dengan realitas ilahi. Hanya kalau Roh Kudus yang bertindak atas manusia adalah Allah maka pengalaman tentang keselamatan benar-benar menyelamatkan. Sekali lagi harus diakui bahwa keesaan Allah adalah kompleks.

    Dengan demikian, seluruh pengertian keselamatan Kristen dan penerapannya pada pengalaman manusia tergantung pada ketritunggalan Allah. Begitu penting maknanya. Ketritunggalan dalam Allah juga merupakan dasar pokok penegasan bahwa Allah itu kasih adanya. Allah tidak kesepian, yang memerlukan ciptaan sebagai objek kasih-Nya. Sebagai Tritunggal, Allah sudah puas dengan diri-Nya dan tidak _perlu_ menciptakan ataupun menyelamatkan. Penciptaan dan penyelamatan merupakan tindakan kemurahan hati sepenuhnya, ungkapan Allah sebagai kasih yang bebas dan abadi.

    Dalam ajaran ini ada kesulitan yang muncul dari rumusan sederhana yang dibentuk berdasarkan pengalaman manusia. Tetapi kita harus mengingat bahwa Allah adalah Tuhan segala yang ada yang berada di luar segalanya. Seandainya kita tidak menemukan keajaiban dan misteri yang sangat dalam mengenai keberadaan Allah, maka itulah alasan untuk meragukan penegasan Alkitab. Jadi kendatipun sulit dipahami, namun ajaran tentang ketritunggalan melukiskan Allah yang cukup mulia untuk disembah dan dilayani.

    Akhirnya, merenungkan Allah dalam ketritunggalan-Nya, Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang dapat dibedakan-bedakan menurut oknum dan tugas tetapi tetap merupakan keesaan yang sempurna dan harmonis dalam kasih mengasihi yang kekal, membuat orang melihat sesuatu yang agung dan tak terperikan, bahkan indah dan menarik. Sepanjang masa, misteri yang mulia itu telah menggerakkan hati orang dan membawanya kepada puncak pujaan dan ibadah, kasih dan pujian.

    Kudus, kudus, kudus Tuhan mahakuasa, Allah Tritunggal, agung nama-Mu!



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 1:2,26; 3:22; 11:7; Keluaran 3:3-6; Yosua 5:13-6:2*;
    1Raja 22:19-20; Nehemia 9:20; Mazmur 33:6,9; Amsal 8:1-36*;
    Yesaya 6:2,8; 9:5-6; 11:1-2; Yehezkiel 37:24-25; Zakharia 9:9*;
    Matius 3:13-17; 28:19; Yohanes 14:15-23; Kisah 2:32-33; 2Kor 13:14*;
    Efesus 2:18; 4:4-6; Filipi 3:3; 1Yohanes 5:1-12*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Apa yang ditegaskan oleh ajaran Tritunggal?

    2. Tunjukkan bagaimana ajaran Kristen tentang Tritunggal berakar dalam (a) Perjanjian Lama dan (b) Perjanjian Baru.

    3. Bagaimana Anda akan menerangkan ketritunggalan Allah kepada orang yang beragama lain (yang tidak mengakui wewenang Alkitab tetapi mengakui adanya satu Allah)?

    4. Apa jawaban Anda atas ucapan: "Tritunggal adalah ajaran yang tidak praktis dan kurang penting?"



    Mengenali Kebenaran -- Bab 6. Allah Tritunggal [Indeks]

    Kepustakaan (6)

    Augustinus
    _On The Trinity_ (SCM, terjemahan, 1954).
    Bavinck, H.
    1977 _The Doctrine of God_ (Banner of Truth).
    France, R. T.
    1971 _The Living God_ (IVP).
    Hodgson, L.
    1943 _The Doctrine of the Trinity_ (Nisbet).
    Knight, G. A. F.
    1953 _A Biblical Approach to the Doctrine of the Trinity_ (Oliver and Boyd).
    Wainwright, A. W.
    1962 _The Trinity in the New Testament_ (SPCK).



    Indeks Bab 7: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 7 Sifat-sifat Allah ................................. 01090

    Ps 7.1 Kemuliaan Allah .............................. 01090

    Ps 7.2 Ketuhanan Allah .............................. 01091

    Ps 7.3 Kekudusan Allah .............................. 01092

    Ps 7.4 Kasih Allah .................................. 01093

    Bahan Alkitab .............................................. 01094

    Bahan Diskusi/penelitian ................................... 01095

    Kepustakaan ................................................ 01096



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    7. SIFAT-SIFAT ALLAH

    Allah Tritunggal telah menyatakan diri-Nya sedemikian rupa sehingga kita dapat mengenal beberapa sifat diri-Nya. Sifat-sifat Allah itu telah digolongkan menurut berbagai cara. Cara yang paling penting membedakan antara:


    Dalam membahas sifat-sifat Allah, Calvin menulis "agar kita tetap bijaksana, Allah berbicara sedikit saja tentang hakikat-Nya". Oleh sebab itu, tanpa meniadakan satu segi pun dari penyingkapan diri Allah sebaiknya kita jangan menggambarkan dan membedakan terlalu rinci. Perlu pula mengingat bahwa sifat-sifat itu ada pada Allah sebagai kesatuan yang tak terpisahkan.

    7.1 Kemuliaan Allah

    Istilah "kemuliaan" sering ditemukan dalam Alkitab dan biasanya berarti manifestasi keberadaan Allah. Kemuliaan-Nya mengungkapkan inti keberadaan-Nya sebagai Allah, kemegahan ilahi-Nya, dan keilahian-Nya yang murni. Istilah senada "kemahatinggian" menunjukkan sifat Allah yang melampaui realitas yang terbatas.

    Dalam Alkitab, sifat ini dinyatakan pada saat Allah memperlihatkan diri di Gunung Sinai (Kel 19:1-24:18*): "Tampaknya kemuliaan Tuhan sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu" (Kel 24:17*; bnd. Kel 19:16-22*). Yehezkiel menerima wahyu yang menakjubkan tentang Allah di tepi Sungai Kebar (Yeh 1:1-28*). Juga agak mirip dengan gambaran Yesus yang dimuliakan: "mataNya bagaikan nyala api . . . wajahNya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik" (Wahy 1:14-16*). Paulus bersaksi telah melihat "kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus" (2Kor 4:6; bnd. Yoh 1:14*) dalam penampakan diri Kristus yang menyilaukan di jalan menuju Damsyik. Kemuliaan ilahi hanya dapat kelihatan kalau orang bersembah sujud di hadapan-Nya dengan rasa khidmat dan memuja.

    Sifat ini juga meliputi berbagai segi lain. Kemuliaan Allah menunjukkan:


    Kemuliaan Allah menyatakan keunggulan dan swasembada Allah yang mutlak. Penciptaan alam semesta dan manusia adalah perbuatan-perbuatan anugerah yang bebas, bukan keperluan bagi Allah. Dengan begitu, nilai akhir dan arti manusia terletak dalam kemuliaan-Nya itu (bnd. Ef 1:12*).

    Pandangan tentang Allah ini tidak disukai oleh manusia modern. Ada juga orang yang berpendapat bahwa Allah yang swasembada, yang bertindak hanya demi kemuliaan-Nya sendiri, tidak patut dipuja. Namun orang ini lupa bahwa Allah yang mulia juga murah hati, yang mengorbankan diri di kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian, sekalipun rencana Allah mencakup kemuliaan-Nya sendiri, namun rencana itu sekaligus ditujukan untuk memperoleh kesejahteraan yang kekal bagi manusia. Prinsip yang mendasari pemikiran ini dinyatakan oleh Calvin: "Di atas segala-galanya kita dilahirkan bagi Allah dan bukan bagi diri kita sendiri". Apakah orang setuju atau tidak dengan pernyataan itu merupakan batu ujian bagi seluruh pemikiran manusia mengenai Tuhan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    7.2 Ketuhanan Allah

    Nama Allah yang paling sering dipakai dalam Perjanjian Lama ialah _Yhwh_, yang dihubungkan khususnya dengan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. _Yhwh_ adalah sebutan Allah bagi diri-Nya ketika Musa menanyakan nama-Nya (Kel 3:13-15*), yang diartikan "AKU ADALAH AKU". Sebutan itu dapat juga berarti "Aku akan ada yang Aku akan ada" dan merupakan janji Allah untuk memenuhi rencana-Nya untuk membebaskan Israel dari Mesir dan menempatkan mereka di negeri perjanjian. Nama itu menunjuk pada kesetiaan Allah kepada bangsa-Nya dan kepastian janji-Nya.

    Keyakinan yang sama diperlihatkan dengan menunjuk pada _kedaulatan_ Allah. Ia memerintah dunia dan kehendak-Nya merupakan penyebab akhir dari segala sesuatu, termasuk penciptaan dan pemeliharaan (Mazm 95:6*; Wahy 4:11), pemerintahan manusiawi (Ams 21:1; Dan 4:35*), penyelamatan umat Allah (Rom 8:29; Ef 1:4,11*), penderitaan Kristus (Luk 22:42; Kis 2:23), penderitaan orang Kristen (Fili 1:29*; 1Pet 3:17), hidup dan masa depan manusia (Kis 18:21; Rom 15:32*), bahkan soal-soal paling kecil dalam kehidupan (Mat 10:29*). Allah memerintah di alam semesta-Nya, ditinggikan di atas semua penuntut kekuasaan dan kewenangan. Hanya Dia yang adalah Allah: "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain" (Yes 45:6*, bnd. Yes 43:11; 44:8; 45:21*).

    Ketuhanan Allah diungkapkan dalam tiga sifat yang terkait, yakni kemahakuasaan, kemahahadiran dan kemahatahuan.

    Kemahakuasaan Allah

    Allah adalah Yang Mahakuasa (Kej 17:1*). Hal ini jelas sekali dalam pertanyaan: "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan?", yang ditanyakan setelah Allah menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham dan Sara dalam usia mereka yang sudah lanjut (Kej 18:14*) dan diulangi lagi ketika Yerusalem akan dihancurkan oleh tentara Babel dan Allah menjanjikan akan memulihkan dan membebaskan Yerusalem (Yer 32:27*). Dalam kedua kasus itu janji Allah ditepati persis.

    Ada bukti serupa dalam Perjanjian Baru. Allah menyatakan diri sebagai Dia yang bagi-Nya "tidak ada yang mustahil", antara lain kelahiran Yesus dari anak dara (Luk 1:37*) dan kelahiran kembali manusia yang jatuh dalam dosa (Mr 10:27*).

    Inilah inti ketuhanan Allah yang menuntut sikap kepercayaan penuh di tengah-tengah "kemustahilan" sejarah manusia dan situasi pribadi. Allah adalah Tuhan: "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan?".

    Kemahahadiran Allah

    Dia hadir di seluruh alam semesta (Mazm 139:7-12*). Terpikir akan kehadiran Allah yang menggelisahkan, pemazmur sadar bahwa ia tidak mungkin luput dari Allah baik di ruang, waktu maupun kekekalan. Perzinahan Daud dengan Batsyeba serta kematian suaminya dapat didiamkan di istana Yerusalem, tetapi sudah disaksikan oleh Allah yang sewaktu-waktu dapat membongkarnya (2Sam 12:11*). Dalam Alkitab, diceritakan tentang beberapa pembongkaran hal seperti itu oleh Allah (Kej 3:11; Yos 7:10-26; 2Raj 5:26; Kis 5:1-11*).

    Kemahahadiran Allah dapat juga memberikan rasa aman. Kalau kejahatan merajalela dan ketidakadilan serta kekuasaan mutlak tidak ditentang, Allah mengetahui dan melihat semuanya (Mazm 66:12; Yes 43:2* Kis 23:11). Ia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Gal 6:7*) dan Dia telah menetapkan hari untuk menghakimi dunia (Kis 17:31*). Begitu pula pada saat-saat pencobaan pribadi atau penderitaan karena iman, kita dapat berkata:

    "Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" (Mazm 56:9; bnd. Wahy 6:9; 18:24*).

    Sifat lain yang berhubungan dengan kemahahadiran adalah _kekekalan_ Allah. Kemahahadiran di ruang angkasa ada jajarannya dalam waktu. "Dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah" (Mazm 90:2*). Tidak ada saat sebelum Dia atau sesudah Dia.

    Kemahatahuan Allah

    Sifat Allah yang ketiga ini erat hubungannya dengan kemahahadiran-Nya (Mazm 139:1-12*). Sebab itu dampak praktisnya sama, yaitu menggelisahkan tetapi juga menenteramkan: Allah melihat dan mengetahui segala sesuatu. Ini berhubungan secara khusus dengan tema penghakiman dan diungkapkan secara kiasan sebagai "dibuka semua kitab" (Wahy 20:12*). Masa lampau tidak hilang untuk selama-selamanya; seluruh waktu adalah masa kini bagi Allah. Pada penghakiman terakhir akan diperiksa bukti yang jauh melebihi bukti-bukti yang dipikirkan oleh hakim duniawi. Seluruh kehidupan terdakwa, semua perbuatannya dan motivasinya yang hampir tak disadari serta sikapnya akan diketahui seperti pemutaran kembali film. Penghakiman terakhir oleh Allah itu betul-betul adil. Ini menempatkan misteri-misteri kehidupan perorangan, yaitu kejadian-kejadian yang kelihatan tiada arti, pada perspektif yang sebenarnya: karena Allah mengetahui semuanya, maka misteri-misteri ini juga dimengerti-Nya dan dikendalikan oleh kehendak-Nya. Bagi Allah ada misteri tetapi tidak pernah ada kesalahan.

    Sifat ini merupakan dasar gagasan bahwa penyataan diri Allah adalah lengkap. Seandainya Allah hanya mengetahui sebagian, kebenaran-Nya bersifat sementara saja. Kemahatahuan Allah berarti kita tidak menunggu penyataan lagi yang dapat menggantikan penyingkapan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Sebagai Anak Allah yang kekal, Yesus adalah penyataan yang terakhir, kebenaran yang di dalamnya tersembunyi segala hikmat dan pengetahuan (Yoh 14:6; Kol 2:3*). Kemahatahuan Allah juga merupakan dasar pekerjaan Roh Kudus yang menyingkapkan pikiran dan kebenaran Allah dalam Alkitab dan dengan demikian menjamin keter-andalan dan finalitasnya (Yoh 16:13; 17:17*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    7.3 Kekudusan Allah

    Ada orang yang merasa kesulitan dalam menghubungkan Allah sebagai pemberi hukum yang kudus, dengan Allah yang penuh kasih dalam Injil. Sebagian orang mencoba mengatasi kesulitan ini dengan terlalu menitik-beratkan kekudusan Allah. Allah digambarkan secara keras dan kaku, yang memaksakan orang tanpa henti-hentinya untuk bergumul secara moral karena ancaman penghakiman kelak. Yang lain terlalu menitik-beratkan kasih Allah dan mengubah-Nya menjadi tokoh yang pemurah dan sentimental, yang tidak ada keteguhan moral. Sedangkan Allah dalam Alkitab adalah kudus dan juga pengasih, dan kedua sifat itu terikat dalam kesatuan yang tak terpisahkan dalam masing-masing oknum Allah.

    Kekudusan Allah adalah inti keberadaan-Nya dan terutama menonjol dalam Perjanjian Lama (Im 11:44; 19:2; Yos 24:19; 1Sam 6:20*; Mazm 22:4; Yes 57:15*). Dalam Perjanjian Baru, sifat itu nampaknya tidak dititik-beratkan, tetapi harus diingat bahwa Perjanjian Baru menekankan kepribadian dan pekerjaan Roh yang Kudus. Unsur dasar dalam arti kata Ibrani _qodesy_ (`kudus`) mungkin sekali "pemisahan", dengan pengertian positif bahwa sesuatu dipisahkan supaya menjadi milik Allah. Kalau konsep ini dipakai tentang Allah sendiri, ada dua dampak.

    Pertama, Allah terlepas dari oknum-oknum lain; hanya Dialah Allah. Menurut pengertian ini, kekudusan Allah mirip dengan kemuliaan-Nya. Hal ini diungkapkan dalam penglihatan Yesaya: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya" (Yes 6:3*). Dan itu digemakan dalam penglihatan Yohanes seribu tahun kemudian:

    "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" (Wahy 4:8; bnd. 1Tim 6:16*). Kekudusan ilahi ini juga diterapkan pada sang Anak (Mr 9:2; Luk 1:35*; Kis 9:3; Wahy 1:12) dan Roh Kudus (Luk 1:13; Kis 2:4; 4:31*; Ef 4:30; Ibr 9:8*).

    Kedua, yang dimaksudkan dengan kekudusan Allah dalam pengertian etis adalah pemisahan diri-Nya dari segala sesuatu yang menentang dan melawan Dia. Inilah dasar semua perbedaan moral. Yang baik adalah yang dikehendaki Allah; yang jahat adalah yang menentang dan melawan kehendak-Nya, dan oleh sebab itu hakikat-Nya juga.

    Kekudusan Allah berarti bahwa Ia betul-betul murni dan sempurna, tanpa dosa atau kejahatan; keberadaan-Nyalah yang merupakan penyemarakan dan luapan kemurnian, kebenaran, kebajikan, keadilan, kebaikan serta kesempurnaan moral apa pun. Tantangan etis yang diakibatkan oleh kekudusan itu cukup jelas dalam Alkitab. Dalam Kitab Yesaya, Allah sering disebut "Yang Mahakudus, Allah Israel" (Yes 5:19; Yes 30:12; 43:3*; Yes 55:5*) yang menghendaki agar Israel mengubah sikapnya dan mengikuti tabiat Allah yang diam di tengah-tengah mereka (Yes 12:6*). Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus mendiami batin orang Kristen dengan dampak etis yang jelas: orang Kristen harus "menjauhkan diri dari percabulan" dan "hidup di dalam pengudusan" (1Kor 6:18; 1Tes 4:3,7*).

    Kegagalan orang dalam mendasarkan kekudusan Allah pada hakikat-Nya menyebabkan kekhilafan mereka yang memisahkan kekudusan dari kasih-Nya. Jika kekudusan adalah kehendak Allah, maka perbuatan kasih dan pengampunan-Nya harus juga merupakan perbuatan kudus.

    Ada tiga istilah terkait yang perlu dicatat.

    1. _Keadilan_ atau _kebenaran_ Allah berarti kesesuaian-Nya yang kudus dengan diri-Nya, dan juga tindakan kehendak-Nya yang kudus: "adil dan benar Dia" (Ul 32:4*). Dalam Perjanjian Lama, sifat ini kelihatan dalam hubungan-Nya dengan penciptaan-Nya (Mazm 145:17*) dan dengan bangsa-Nya (Mazm 31:2; Yer 11:20*).

      Keadilan ini meliputi membebaskan dan membenarkan bangsa-Nya (Yer 23:6*), dengan begitu Ia dapat digambarkan sebagai "Allah yang adil dan Juruselamat" (Yes 45:21*). Kekurangan keadilan dan kebenaran menempatkan manusia dalam kedudukan moral yang pelik di hadapan Allah: penyediaan kebenaran oleh Allah sendiri melalui Kristus menjadi inti Injil anugerah-Nya (Rom 1:17; 3:21; Rom 5:17-21*).

      Beberapa teolog membedakan antara keadilan Allah dalam pemerintahan-Nya atas dunia pada umumnya dan keadilan-Nya yang membagi-bagikan ganjaran dan hukuman. Sifat ini berhubungan dengan kasih dan anugerah Allah, karena keadilan-Nya kadang-kadang membenarkan orang miskin dan orang yang bertobat (Mazm 76:10; 146:7*; 1Yoh 1:9*).

    2. _Murka_ Allah timbul dari kemantapan diri Allah yang kekal. Watak-Nya yang dinyatakan adalah pengungkapan hakikat-Nya yang tak dapat berubah. Segala sesuatu yang menentang Dia dilawan secara menyeluruh dan final. Murka Allah adalah reaksi Allah yang kudus melawan apa yang berlawanan dengan kekudusan-Nya. Murka Allah itu bersifat pribadi, yakni merupakan sifat dari Pribadi yang menjadi patokan semua kepribadian. Tanpa sifat ini, Allah tidak lagi benar-benar kudus dan kasih-Nya merosot menjadi sentimentalitas. Murka-Nya tidak sewenang-wenang, tersendat-sendat atau emosional seperti kemarahan manusia. Murka Allah dinyatakan dalam sejarah bila manusia memetik hasil moral dan spiritual dari penolakannya terhadap penyataan ilahi (Rom 1:18-19*), tetapi ini baru bentuk pendahuluan dari murka yang akan dinyatakan pada akhir zaman, yang kelihatan jelas dalam salib Kristus (Mazm 78:31; Hos 5:10; Yoh 3:36; Ef 2:3; 1Tes 1:10; Wahy 6:16*).

    3. _Kebaikan_ Allah dapat digolongkan di bawah kekudusan maupun kasih dan oleh sebab itu menggarisbawahi kenyataan bahwa tidak mungkin memisahkan kedua sifat tersebut (Kel 33:19; 1Raj 8:66*; Mazm 34:9; Rom 2:4*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    7.4 Kasih Allah

    "Allah kasih adanya" (1Yoh 4:8*) adalah definisi Alkitab yang paling dikenal tentang Allah. Namun di antara manusia, kasih meliputi beraneka ragam sikap dan tindakan. Digunakan untuk Allah, kasih itu mengandung gagasan yang khas. "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia . . . sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1Yoh 4:9*).

    Kata Yunani yang dipakai dalam Alkitab untuk menyebut kasih Allah (_agape_) tidak banyak dipakai di luar Perjanjian Baru. Ada kata Yunani yang lebih sering dipakai secara umum, yakni _eros_, yang menyebut cinta-kasih yang berhubungan dengan objek yang layak. Sedangkan _agape_ adalah kasih kepada objek yang tidak layak, yaitu orang yang tidak berhak atas kesetiaan kekasihnya. Dalam Perjanjian Lama, ada kesaksian tentang hal ini berhubung dengan kasih Allah kepada Israel (Ul 7:7*) dan kasih Hosea kepada istrinya yang tidak setia (Hos 3:1*).

    Ini seolah-olah menghadirkan lagi pemisahan antara kekudusan dan kasih Allah. Bagaimana Allah yang bertindak bebas dalam kasih dapat disamakan dengan Allah yang kudus, yang mempedulikan kemuliaan-Nya? Akan tetapi, harus diingat bahwa kekudusan Allah adalah dasar dan sumber segala sesuatu yang baik; dengan begitu kita dapat melihatnya sebagai landasan kasih-Nya. Di samping itu, hanya Dia yang adalah Allah sepenuhnya dapat dengan bebas merendahkan diri sepenuhnya dan mengasihi yang lain dengan kasih _agape_, didasarkan pada saling mengasihi yang kekal di antara ketiga Oknum dalam Tritunggal.

    Kekudusan dan kasih bergabung dengan sempurna dalam diri Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya. Sebagai Anak Allah, Ia mewujudnyatakan kekudusan ilahi yang terlepas dari dosa dan kejahatan apa pun, namun justru kedatangan-Nya merupakan jawaban kasih Allah yang penuh kemurahan terhadap kesalahan manusia dan keadaannya yang tak berdaya. Kedua sifat itu juga bersatu dalam pelayanan Roh Kudus, yang membaharui dan menguduskan umat Allah sebagai penggenapan rencana kasih Allah.

    Sebab itu, kasih Allah selalu erat hubungannya dengan anugerah, seperti Allah membungkuk untuk memeluk mereka yang tidak layak. Kasih-Nya adalah keputusan-Nya yang bebas dan tak dipaksa untuk menyelamatkan orang berdosa dalam Yesus Kristus dan memperbarui serta menguduskan mereka dalam Roh Kudus. Karena itu kasih Allah ini sungguh-sungguh merupakan mujizat.

    Tiga aspek tambahan perlu dicatat. Pertama, kasih (_agape_) Allah diungkapkan terutama dalam pembebasan orang-orang berdosa serta segala yang berhubungan dengan hal itu. Tetapi kasih ini juga dinyatakan dalam kepedulian-Nya terhadap ciptaan-Nya. Ini sering disebut sebagai kebaikan atau kemurahan yang juga kelihatan dalam alam (Kis 14:17*).

    Kedua, rahmat Allah adalah kasih-Nya pada saat menghadapi dosa manusia. Dalam rahmat-Nya, Ia mengampuni pelanggaran-pelanggaran manusia. Rahmat Allah selalu mahal harganya karena menyangkut penerimaan konsekuensi dosa manusia di kayu salib oleh Allah (Ef 2:4*; Tit 3:5*).

    Ketiga, perjanjian adalah gagasan penting dalam Alkitab dan banyak ajaran tentang kasih Allah berkisar pada hal itu. Perjanjian mengacu pada kasih Allah ketika Ia mengadakan hubungan dengan manusia. Perjanjian pokok dalam Perjanjian Lama diadakan dengan Abraham dan mencapai puncak perkembangan dengan perjanjian baru dalam Kristus. Dengan perjanjian ini, Allah secara bebas mengikat diri-Nya untuk membebaskan umat-Nya dan tetap menjadi Allah mereka. Kata-kata Ibrani untuk anugerah (_khen, khesed_) dipakai berhubungan dengan perjanjian dengan arti kasih setia, atau kasih yang tabah.

    Aspek kasih yang ketiga ini adalah jaminan yang paling mendasar bagi orang Kristen: "jika kita tidak setia, Dia tetap setia" (2Tim 2:13*). Kedudukan orang Kristen di hadapan Allah tidak tergantung dari pegangannya pada Kristus dan akhirnya juga tidak ditentukan oleh ketidakpatuhan atau kekurangan dalam responsnya terhadap Injil. Allah mengasihi kita dan dalam kenyataan inilah terletak jaminan serta damai sejahtera akhirnya.

    Inilah Allah yang dinyatakan dalam Alkitab:

    Yang Mahamulia, dalam kemegahan yang tak terhampiri;
    Yang Mahatinggi, Tuhan atas segala sesuatu,
    yang memakai segala sesuatu untuk pemenuhan rencana-Nya;
    Yang Mahakudus, yang agung dan lepas dari dosa dan kejahatan;
    Yang Mahakasih, yang kekal, murah hati dan suka menebus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kemuliaan Allah:
    Keluaran 19:1-24:18; Bilangan 14:21; 16:19-20; 1Raja 8:11*;
    Mazmur 19:2; Yesaya 6:1-8; Yehezkiel 1:28*;
    Lukas 9:32; Yohanes 1:14; 1Timotius 6:16; Wahyu 1:8-17; 21:11*.

    Ketuhanan Allah:
    Kejadian 12:8; 17:1; Keluaran 3:14-15; Mazmur 135:6; 139:1-12*;
    Amsal 21:1; Yesaya 43:11; 45:6; Yeremia 32:27; Daniel 2:20-21*;
    Matius 10:29; Markus 10:27; Kisah 17:31; Roma 8:29; Galatia 6:7*;
    Efesus 1:11; Wahyu 1:7; 4:11*.

    Kekudusan Allah:
    Keluaran 3:5; 19:10-25; 28:36; Imamat 11:45; 1Samuel 2:2*;
    Yesaya 6:1-3; 57:15; Amos 4:2; Zakharia 14:20*;
    Matius 3:7; Markus 9:2; Luk 5:8; Yoh 3:36; Kisah 2:1-2; 4:27,31-32*;
    Roma 1:18; 3:21-31; 1Korintus 1:30; 6:19; Kolose 3:6; 1Tes 4:8*;
    1Yohanes 1:5,9; Wahyu 4:8; 15:4*;

    Kasih Allah:
    Bilangan 14:18; Ulangan 7:8; Neh 9:17; Mazm 86:5; 103:1-22; 118:29*;
    Hosea 3:1*;
    Lukas 11:42; Yohanes 3:16; Roma 5:8; 8:35-36; Galatia 2:20*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Apa yang dimaksudkan dengan

      1. kemuliaan Allah,
      2. ketuhanan Allah,
      3. kekudusan Allah, dan
      4. kasih Allah?

      Berikan dasar alkitabiah bagi masing-masing sifat itu.

    2. Coba hubungkan masing-masing sifat dengan ketiga oknum Tritunggal.

    3. Bagaimana pengaruh sifat-sifat ini terhadap

      1. penginjilan Kristen,
      2. prioritas dalam gereja lokal, dan
      3. watak Kristen kita?
    4. Bagaimana usaha Anda dalam menguraikan sifat ilahi ini kepada orang yang

      1. sakit sekali,
      2. menghadapi kegagalan moral pribadi,
      3. berduka cita,
      4. imannya loyo,
      5. mengalami kekecewaan, dan
      6. dalam keadaan hubungan putus dengan kekasihnya?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 7. Sifat-sifat Allah [Indeks]

    Kepustakaan (7)

    Bavinck, H.
    1977 _The Doctrine of God_ (Banner of Truth).
    Charnock, S.
    1958 _The Attributes of God_ (Evangelical Press).
    Packer, J. I.
    1973 _Knowing God_ (Hodder).
    Pink, A. W.
    t.t. _The Attributes of God_ (Reiner Publications).
    Mikolaski, S. J.
    1966 _The Grace of God_ (Eerdmans).
    Tozer, A. W.
    1976 _The Knowledge of the Holy_ (STL).



    Indeks Bab 8: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 8 Karya Penciptaan .................................. 01098

    Ps 8.1 Penciptaan Dari yang Tidak Ada ............... 01099

    Ps 8.2 Penciptaan yang Berkesinambungan ............. 01100

    Ps 8.3 Masalah Bahasa ............................... 01101

    Ps 8.4 Usaha Ilmiah ................................. 01102

    Ps 8.5 Mujizat ...................................... 01103

    Ps 8.6 Masalah Asal Usul ............................ 01104

    Sb 8.6.a Kisah dalam Kitab Kejadian ................ 01104

    8.6.b Persoalan Lain ............................ 01105

    Ps 8.7 Penciptaan Dunia Rohani ...................... 01106

    Bahan Alkitab .............................................. 01107

    Bahan Diskusi/penelitian ................................... 01108

    Kepustakaan ................................................ 01109



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8. KARYA PENCIPTAAN

    Penciptaan adalah karya pertama Allah Tritunggal. Dalam karya itu Ia memberi keberadaan pada segala yang ada, yang sebelumnya tidak ada, baik materi maupun spiritual.

    Selain Kejadian 1:1-2:25*, ada keterangan yang jelas mengenai penciptaan dalam tiap bagian Alkitab, misalnya Kitab Mazmur (Mazm 90:2; 102:26-27); tulisan para nabi (Yes 40:26-27*; Yer 10:12-13; Am 4:13); Kitab Injil (Mat 19:4; Yoh 1:3*); surat-surat rasuli (Rom 1:25; 1Kor 11:9; Kol 1:16*); dan Kitab Wahyu (Wahy 4:11; 10:6). Nehemia 9:6* mengungkapkan kesaksian Alkitab secara jelas:

    Hanya Engkau adalah Tuhan! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepadaMu.

    Perlu dicatat bahwa masing-masing Oknum dari Tritunggal diikutsertakan dalam penciptaan: sang Bapa (1Kor 8:6), Anak (Yoh 1:30*) dan Roh Kudus (Kej 1:2; Yes 40:12-13*). Oleh sebab itu, penciptaan adalah kebenaran yang dinyatakan Allah sehingga merupakan ajaran pokok iman Kristen (Ibr 11:3*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.1 Penciptaan dari yang tidak ada

    Pada mulanya Allah menciptakan alam semesta dari yang tidak ada (Lat. _ex nihilo_). Walaupun ungkapan "dari yang tidak ada" itu tidak terdapat secara langsung dalam Alkitab, namun gagasannya jelas diajarkan oleh Alkitab (Kej 1:1-2; Mazm 33:6; Yoh 1:3; Rom 4:17; 1Kor 1:28*; Ibr 11:3*). Gagasan ini penting pada masa pertikaian gereja mula-mula melawan ajaran Gnostik yang menganggap materi sebagai hal yang jahat.

    Kita mengalami penciptaan sebagai penataan kembali bahan yang sudah ada menjadi bentuk dan pola baru. Jadi perbuatan yang menyebabkan munculnya ruang angkasa dan waktu adalah sama sekali di luar daya tangkap kita. Akan tetapi, mengingat bahwa Allah telah menyatakannya, kita dapat meyakini fakta ciptaan, walaupun kita tidak mungkin memahaminya sepenuhnya.

    Ada persamaan penting antara ciptaan _ex nihilo_ dengan penebusan (2Kor 4:6*). Hidup baru dalam Roh Kudus bukan seperti pekerjaan perbaikan saja, yang mengubah bentuk tetapi masih menggunakan bahan-bahan yang sama. Roh Kudus menciptakan makhluk yang sama sekali baru (2Kor 5:17*).

    Secara positif ajaran tentang penciptaan ini menunjukkan kemaha-tinggian Allah yang bebas dan berdaulat serta ketergantungan segala sesuatu pada-Nya. Secara negatif tersirat di dalamnya tiga hal.

    Pertama, Allah tidak membuat alam semesta dari zat yang sudah ada sebelumnya. Hal ini jelas bertentangan dengan pemikiran Plato yang mengakui dua prinsip yang mendasari dunia, yaitu Allah dan zat utama. Melawan segala macam dualisme, ajaran Alkitab tentang penciptaan menegaskan kausalitas tunggal dari Allah, dengan kata lain bahwa Dia sendiri menciptakan segala sesuatu dan sebelumnya tidak ada apa-apa.

    Kedua, beberapa orang telah menafsirkan rumusan "penciptaan dari yang tidak ada" seolah-olah "yang tidak ada" itu adalah sesuatu yang ada, yakni sesuatu yang bersifat negatif yang diatasi Allah dalam karya penciptaan-Nya. Spekulasi yang tak beralasan ini tidak ada dukungannya dalam bahan Alkitab tentang ciptaan.

    Ketiga, Allah tidak menciptakan dunia dari diri-Nya sendiri. Dunia bukan perluasan dari keberadaan Allah. Dunia diberi keberadaan yang sungguh-sungguh dan bebas, di luar Allah. Karena itu, penciptaan _ex nihilo_ tetap melawan segala bentuk panteisme. Ini mempunyai akibat yang mendalam bagi masalah asal kejahatan; sebab kalau dunia adalah perluasan dari Allah maka (a) kejahatan dan kebaikan sama-sama bersifat final atau (b) tidak ada perbedaan akhir antara yang jahat dan yang baik: apa yang ada adalah baik. Pandangan pertama tadi dianut oleh pengikut Zoroaster dan yang kedua oleh agama Hindu. Ada juga dampaknya bagi penelitian manusia akan dunia, seperti akan dilihat nanti.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.2 Penciptaan yang berkesinambungan

    Pandangan Alkitab mengenai Allah sebagai pencipta meliputi pemeliharaan dan pembaruan-Nya terhadap dunia secara terus-menerus dan tak terputus-putus. Ini diungkapkan dengan istilah menopang (Ibr 1:3*, Yun. _feron_, har. `membawa serta`; Kol 1:17*, Yun. _sunesteken_, har. `berdiri bersama` atau `bersatu padu`; bnd. Kis 17:25*) dan juga tersirat dalam partisip-partisip Ibrani yang dipakai untuk karya penciptaan Allah (Ayub 9:8-9; Mazm 104:2-3; Yes 42:5; 45:18*). Partisip aktif (dalam bahasa Ibrani) menunjukkan seseorang atau benda yang dipahami sebagai yang tak terputus-putus melakukan suatu kegiatan.

    Kegiatan penciptaan yang berkesinambungan ini kelihatan dalam cara Alkitab mengacu pada apa yang kita sebut tatanan alam. Bintang-bintang dan musim (Ayub 38:31-33; Yes 40:26; Kis 14:17*), perubahan cuaca (Ayub 39:1-30; Mat 5:45*), putaran kehidupan binatang yang paling kecil (Ayub 39:1-30; Mat 6:28-30*), putaran kehidupan manusia (Mazm 104:27-29,35*), kesemuanya dianggap karya langsung dari Allah; begitu pula keterampilan-keterampilan manusia seperti bercocok tanam (Yes 28:24), tukang besi (Yes 54:16*) dan keterampilan lain (Kel 31:2-5) dan tak lupa pula peperangan (Mazm 144:1*).

    Dalam bahasa filsafat dapat dikatakan bahwa Allah menciptakan semesta alam dari yang tidak ada dan karena itu pada setiap saat semesta alam dapat dikatakan tergantung di atas jurang ketidakberadaan. Sekiranya Allah menarik firman-Nya yang menopang, maka semua keberadaan, material maupun spiritual, langsung jatuh ke dalam jurang ketiadaan dan tidak lagi ada. Maka kesinambungan semesta alam dari saat ke saat merupakan mujizat yang sama besar dan sama-sama merupakan karya Allah seperti penciptaannya pada permulaan zaman. Menurut pengertian ini, maka semua manusia hidup dari saat ke saat hanya karena rahmat Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.3 Masalah bahasa

    Orang sering membedakan "alam" (di mana segala sesuatu terjadi menurut hukum sebab-akibat) dan "alam gaib" atau "daerah supra-alami" (di mana Allah ada dan bekerja). Perbedaan ini dapat menyesatkan, dan kedua segi penciptaan yang baru diuraikan menyoroti bahaya itu.

    Banyak perdebatan antara ilmu pengetahuan dan agama telah diadakan dalam kerangka alam/supra-alami itu, dengan hasil yang merugikan kedua belah pihak. Pernah dikatakan bahwa Allah adalah aktif dalam "kesenjangan-kesenjangan" dalam ilmu pengetahuan, di mana yang "alami" mengalah pada yang "supra-alami". Tetapi bila karya Allah hanya dilihat dalam hal-hal yang belum bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, dan para ahli terus-menerus mengumpulkan penjelasan dan rangkaian sebab-sebab, maka kesenjangan atau wilayah intervensi ilahi menciut praktis sampai nol. Dalam keadaan demikian, orang percaya mempertahankan imannya dengan menolak usaha ilmiah, dan ahli ilmu pengetahuan mempertahankan kejujuran ilmiahnya dengan melepaskan agama Alkitab yang sejati.

    Para ahli pikir di Barat cenderung memahami Alam (Ing. _Nature_) sebagai suatu kuasa yang menguasai alam semesta dan menyebabkan segala fenomena alami. Tetapi dalam pemikiran Ibrani, sebagaimana ditemukan dalam Alkitab, kuasa itu tidak lain dari Allah sendiri. Menurut pandangan Alkitab, "peristiwa alami" seperti hujan dan "peristiwa supra-alami" seperti "hujan burung puyuh" (Kel 16:1-36*) kedua-duanya merupakan perbuatan Allah. Bagi Alkitab, kelanjutan dunia saja adalah mujizat, dalam arti bahwa dunia sama sekali tergantung pada Allah untuk kelanjutan eksistensinya. Oleh sebab itu, penciptaan tidak lebih ajaib daripada pemeliharaan tatanan alam, dan kegiatan kreatif dapat diteliti sama seperti kegiatan pemeliharaan.

    Pandangan Alkitab ini dapat ditelusuri sepanjang sejarah teologi dan tercermin pada tokoh-tokoh Kristen yang menjadi bapa-bapa revolusi pengetahuan modern (misalnya Galileo, Kepler dan Newton, untuk menyebut beberapa ahli termashyur saja; bnd. Hooykaas 1972). Oleh sebab itu dalam beberapa hal, lebih baik menggantikan perbedaan alami/supra-alami dengan perbedaan lain seperti imanen/transenden yang sejarahnya lebih panjang dan yang menggambarkan kegiatan penciptaan Allah yang berkesinambungan dalam alam semesta secara lebih baik.

    Gagasan alkitabiah ini harus dibedakan dengan pandangan filsafat bukan alkitabiah, yang juga dikenal sebagai teori "penciptaan berkesinambungan", yang mengajarkan bahwa Allah sendiri juga berkembang dan mengalami evolusi bersama-sama dengan dunia.

    Secara ringkas, ajaran tentang penciptaan menegaskan dua pokok:




    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.4 Usaha ilmiah

    Ajaran bahwa Allah menciptakan _ex nihilo_ sangat penting bagi penelitian ilmiah terhadap dunia. Kendatipun tergantung sama sekali pada Allah untuk keberadaannya, namun dunia berbeda dengan Allah. Allah tidak menciptakan dunia dari diri-Nya sendiri. Karena itu dunia dapat diteliti tanpa mencari keterangan di luar dunia.

    Pendekatan Kristen kepada usaha ilmiah tidak mencari Allah dalam kesenjangan penjelasan ilmiah, melainkan dengan kagum melihat alam semesta sebagai ciptaan dan pemberian-Nya. Karya Allah kelihatan dalam penjelasan ilmiah sama seperti dalam kesenjangan pengetahuan ilmiah. Alam bersaksi tentang kuasa serta kemegahan ilahi (Kis 14:17*; Rom 1:20*) walaupun tentulah Allah dapat dipahami benar-benar hanya melalui firman-Nya, baik yang tertulis maupun yang menjelma. Dengan demikian ajaran Alkitab tentang penciptaan tidak bertentangan dengan penyelidikan ilmiah.

    Ini juga benar dalam pengertian lebih lanjut. Proses-proses alami bukan peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tetapi merupakan respons ciptaan kepada perintah sang Pencipta. Dengan demikian pernah dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada hukum-hukum alam, hanya ada kebiasaan-kebiasaan Allah. Justru karena itu, proses-proses alami dapat diandalkan dan diramalkan sesuai dengan kemantapan diri dan kesetiaan sang Pencipta. Keseragaman sebab-sebab alami yang menjadi dasar eksperimen ilmiah adalah dampak langsung dari penyataan Alkitab. Bukan kebetulan bahwa revolusi ilmiah terjadi di negara Barat yang beragama Kristen pada penghujung abad pertengahan, begitu pula tidak kebetulan bahwa banyak pemimpin revolusi itu adalah orang Kristen yang berpegang pada iman Alkitab.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.5 Mujizat

    Kalau begitu, apakah kekristenan itu hanya suatu cara khusus untuk memandang alam semesta? Bagaimana dengan hal mujizat dan keyakinan tradisional bahwa itu adalah tindakan Allah di dunia?

    Dalam rangka pengertian Kristen tentang Allah dan alam semesta, maka semesta alam milik Allah terbuka di hadapan-Nya. Ia berdaulat dan bebas dan pada saat mana pun Dia dapat mengatur dunia-Nya menurut cara yang lain, seandainya demikian kehendak-Nya. Apakah Ia akan berbuat demikian? Jawabannya tergantung pada pertanyaan lain: mengapa Allah menciptakan dunia? Dan jawaban terhadap pertanyaan itu melibatkan penciptaan umat manusia oleh Allah untuk menerima penyataan Allah tentang diri-Nya, untuk menikmati hubungan dengan Allah dan untuk memuliakan Penciptanya.

    Dengan demikian tindakan Allah pada saat-saat tertentu yang kritis dalam sejarah untuk menyatakan diri dengan jelas dan untuk menjalin hubungan yang memuaskan dengan umat manusia bukan saja mungkin tetapi hampir pasti. Pada waktu-waktu seperti itu Allah bertindak secara luar biasa, meskipun juga di sini proses-proses alami tercakup dalam tindakan-Nya (misalnya keterangan mengenai angin pada peristiwa pembelahan Laut Merah, Kel 14:21*). Tindakan Allah dalam peristiwa ini sesuai sekali dengan keseluruhan rencana-Nya, dan oleh karena itu tidak sewenang-wenang dan tidak pula terlalu banyak jumlahnya, dan berpusat pada penyataan diri Allah yang paling agung dalam Yesus Kristus.

    Dengan kerangka dasar ini, orang percaya dapat hidup dalam keyakinan teguh akan penebusan ajaib yang Allah kerjakan dalam Yesus Kristus pada masa lampau, dan akan perhatian Allah dan kebebasan-Nya yang berdaulat untuk mengabulkan doa dan menggenapkan rencana penebusan-Nya pada waktu sekarang dan yang akan datang. Seorang ilmuwan Kristen dapat sekaligus melakukan penyelidikan dengan penuh keyakinan akan kemantapan Allah sebagaimana terungkap dalam keteraturan-keteraturan yang diamati dalam alam semesta fisik pada masa lampau dan yang akan datang.

    Pandangan bahwa mujizat tidak mungkin terjadi kelihatan lebih kuat ketika pengikut-pengikut Newton menggambarkan alam semesta sebagai mekanisme tertutup yang bekerja menurut prinsip-prinsip melangsungkan diri. Bila model "mesin" itu diterima, maka mujizat merupakan campur tangan ilahi yang tidak perlu dalam alam yang seragam dan berpautan. Tetapi teori relativitas yang dikemukakan Einstein telah memberikan gambaran baru mengenai alam semesta, sehingga pembatasan dulu yang tajam antara materi dan roh serta gagasan tentang hukum gerakan yang tak dapat diubah, sebagian besar harus dilepaskan. Ini tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan telah membuktikan agama. Masih ada pokok-pokok yang menyebabkan ketegangan. Tetapi kita tidak perlu terikat pada gambaran semesta alam yang sifat alaminya menutup kemungkinan mujizat. Pada masa kini sebagian besar para ahli tidak begitu dogmatis tentang fenomena apa yang dapat terjadi atau tidak dapat terjadi dalam semesta alam.

    Ada juga beberapa filsuf yang menganggap bahwa mujizat tidak mungkin terjadi, misalnya Hume (belakangan ini diperbarui oleh beberapa pemikir skeptis seperti Flew). Namun tak satu pun dari argumen-argumen yang dikemukakan bersifat meyakinkan. Usaha menyangkal terjadinya mujizat secara prinsip hanya dapat berhasil kalau kesimpulannya diterima dahulu sebagai dasar pemikiran. Pada akhirnya terjadi atau tidaknya mujizat menjadi persoalan menyelidiki setiap peristiwa ajaib dan menimbang bukti yang ada sangkut pautnya. Berdasarkan prakiraan alkitabiah-teistis, kemungkinan terjadinya mujizat tidak perlu dipersoalkan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.6 Masalah asal usul

    Apa kaitannya antara kisah Alkitab tentang penciptaan (Kej 1:1-2:25*) dan penjelasan yang diberikan para ahli ilmu alam, yang kadang-kadang menolak adanya "titik permulaan" atau menempatkannya pada masa dulu yang tak terbatas?

    a. Kisah dalam Kitab Kejadian

    Pasal-pasal pembukaan Kitab Kejadian sepenuhnya diilhami oleh Roh Kudus seperti bagian lain dari Alkitab. Yesus Kristus serta para rasul jelas melihatnya demikian (lihat misalnya Mat 19:4; Mr 10:6; 13:19*; Yoh 1:1; Kis 17:24; 1Kor 6:16; 11:7,9; 15:45,47; 2Kor 4:6; Ef 5:31*; Kol 3:10; Yak 3:9; 2Pet 3:5; Wahy 2:7; 22:2,14,19*). Jadi kita tidak mempersoalkan bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah, hanya tafsiran yang tepat tentang bahan tentang itu dalam Alkitab.

    Salah satu pendekatan menafsirkannya secara harfiah. Alam semesta dibentuk oleh Allah dari yang tidak ada melalui enam sabda selama enam periode berturut-turut yang terdiri dari 24 jam. Variasi pendekatan ini melihat "hari" dalam Kitab Kejadian sebagai zaman atau tahapan dalam pembentukan kosmos oleh Allah (bnd. Mazm 90:4; 2Pet 3:8*). Variasi lain menganggap "enam hari" itu sebagai kurun waktu enam hari yang digunakan untuk menyatakan ciptaan kepada penulis Kitab Kejadian atau yang digunakan untuk menjelaskannya kepada bangsa Israel. Pendekatan lain lagi melihat keseluruhannya itu bersifat gambaran saja, rinciannya kurang penting dibandingkan dengan tema utama, yakni bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dalam alam semesta.

    Pada bagian pertama di atas ditekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan menurut bentuk sastranya (puisi sebagai puisi, sejarah sebagai sejarah, dst.) dan bahwa maksud si penulis harus dipertimbangkan. Dalam hal ini timbul pertanyaan, apakah Kejadian 1:1-2:25*: berbentuk puisi religius atau tulisan ilmiah tentang asal semesta alam? Ataukah pasal-pasal itu menggabungkan keduanya dan menjadi kisah peristiwa yang benar-benar terjadi dan juga menyampaikan kebenaran religius?

    Dalam usaha mencari jawaban atas pertanyaan seperti ini, ada baiknya menyelidiki perikop-perikop Alkitab lain yang mengacu pada hal-hal alami. Kesimpulan-kesimpulan yang muncul adalah sebagai berikut:


    Semua faktor itu perlu dipertimbangkan dengan saksama sebelum kita mengemukakan pendapat tentang tafsiran Kejadian 1:1-2:25*: yang tepat.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    b. Persoalan lain

    Pertama, gagasan ciptaan waktu menimbulkan kesulitan khusus. Augustinus memperhatikan ini berabad-abad yang lalu ketika mengatakan bahwa Allah tidak mencipta di dalam waktu tetapi dengan waktu. Manusia tidak dapat memahami peristiwa seperti itu dengan tepat, oleh karena semua pemikiran kita berlandaskan pengertian waktu sebagai masa yang terdiri dari masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Dalam tiap sistem yang dapat diterima menurut penalaran manusia, tiap peristiwa ada masa lampaunya yang dalam prinsip dapat diketahui. Jadi tindakan mencipta pada prinsipnya tidak dapat diselidiki manusia karena tidak ada masa lampau sebelumnya: masa lampau yang dalam prinsip dapat diketahui adalah bagian dari apa yang dijadikan Allah pada saat menciptakan ruang dan waktu.

    Kedua, ruang dan waktu saling berkaitan. Terjadinya semesta alam pada titik tertentu di dalam waktu juga menyiratkan terjadinya pada titik tertentu di dalam ruang. Hal ini seharusnya membuat kita hati-hati sebelum berbicara mengenai dampak kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian itu bagi keterangan ahli fisika mengenai asal usul alam semesta (lihat juga pembahasan tentang teori evolusi di bawah: ps 11.2.b.).

    Ada banyak buku yang membahas persoalan ini secara lebih mendalam. Di sini cukuplah dikatakan bahwa kita berbicara tentang penciptaan pada permulaan zaman karena begitulah kata Alkitab. Kita jangan ragu-ragu berbicara tentang tindakan Allah pada permulaan zaman, yang menciptakan alam semesta dari yang tidak ada. Tetapi alangkah baiknya bila kita tidak terlalu ketat mengenai penafsiran bahan Alkitab tentang caranya alam semesta itu diciptakan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    8.7 Penciptaan dunia rohani

    Karya penciptaan Allah tidak terbatas pada alam semesta yang dapat dilihat, tetapi meliputi juga alam rohani (Mazm 148:2,5; Kol 1:16*). Waktu penciptaannya tidak disebutkan dalam Alkitab, tetapi Kej 1:1-2:25*: menyarankan bahwa dunia rohani dan jasmani terjadi secara bersamaan (Kej 1:1; 2:1; namun bnd. Ayub 38:4-7*).

    Makhluk yang mendiami dunia rohani digambarkan dengan bermacam cara seperti: malaikat, roh, setan, kerub, seraf, anak-anak Allah, pemerintah, kuasa, penguasa (Yes 6:2; Rom 8:38; Ef 6:7*). Ada dua yang dikenal namanya, yakni Gabriel (Luk 1:26) dan Mikhael (Dan 12:1*; Wahy 12:7). Mereka tidak memiliki tubuh jasmani (Ibr 1:7*) dan dikatakan jumlahnya banyak sekali (Ul 33:2; Mazm 68:18; Mat 26:53*; Mr 5:13; Wahy 5:11*).

    Tugas mereka antara lain ialah memuja Allah (Yes 6:1-13*; Wahy 4:1-11*), melaksanakan kehendak Allah (Mazm 103:20*) dan melayani "mereka yang harus memperoleh keselamatan" (Ibr 1:14*). Secara khusus mereka dihubungkan dengan pelayanan dan misi Yesus (Mat 1:20; 4:11; 28:2; Yoh 20:12; Kis 1:10*).

    Berbeda dengan nenek moyang kita, orang Kristen kini tidak begitu memikirkan malaikat Allah. Kita enggan terhadap pokok ini karena pengaruh masyarakat modern yang tidak percaya adanya dunia rohani, kesadaran akan bahaya perasaan ingin tahu di bidang ini dan keseganan menampilkan perantara Allah dan manusia selain Kristus (keseganan yang timbul dari ekses dalam gereja tertentu). Dan Alkitab memang tidak memberi tempat yang menonjol kepada pelayan-pelayan surgawi Allah ini. Namun perhatian yang makin besar terhadap setan-setan dan roh-roh jahat lain dalam masyarakat modern, dan daya pesona cerita-cerita fiksi tentang ilmu pengetahuan, seharusnya mendorong kita merenungkan "beribu-ribu malaikat", kumpulan meriah warga-warga tatanan surgawi, yang antara lain sibuk melayani kepentingan kita (Ibr 1:14; 12:22*).

    Dua bahaya muncul. Ada kemungkinan orang praktis mengabaikan ajaran ini, seperti yang terjadi dalam banyak tulisan teologi modern. Pada pihak lain, orang dapat terlalu menitikberatkannya, khususnya mengenai setan. Menjadi orang Kristen alkitabiah berarti bukan saja percaya pada segala yang diajarkan oleh Alkitab, tetapi juga menjaga keseimbangan antara berbagai ajaran di dalam Alkitab. Oleh sebab itu, kita harus memandang serius terhadap pergumulan dengan kuasa-kuasa jahat, sebagaimana dilakukan Yesus dan para rasul. Namun dimensi ini tidak terlalu muncul di dalam Perjanjian Baru dan harus demikian juga dalam pemikiran kita.

    Keseimbangan alkitabiah sekali lagi harus menentukan sikap dalam memikirkan roh-roh jahat. Mereka pun makhluk Allah, yang keberadaannya tergantung pada Dia, dan akhirnya merupakan pelayan maksud-Nya. Agaknya jelas bahwa mereka tidak diciptakan jahat (Kej 1:31*; bnd. 2Pet 2:4*). Seperti umat manusia mereka jatuh, mungkin karena kesombongan (Yud 1:6*). Menurut pandangan lama, berdasarkan tafsiran salah dari Kejadian 6:2*, mereka jatuh karena nafsu birahi tetapi pandangan ini harus ditolak. Mengenai seluruh bidang ini tidak baik untuk berspekulasi. Iblis atau Setan (= `lawan`) sering disebut sebagai pemimpin kuasa-kuasa jahat (Mat 25:41; Yoh 8:44; 2Kor 11:14*; 1Yoh 3:8; Wahy 12:9*). Dalam Alkitab ia disebut "ilah zaman ini" (2Kor 4:4*), yang aktif menentang Allah dan pemerintahan-Nya. Kristus mengalahkan Iblis dan tatanan roh-roh jahat melalui karya pendamaian-Nya (Yoh 12:31; Kol 2:15; Ibr 2:14*) dan kemenangan itu akhirnya akan disempurnakan pada saat Ia datang kembali (2Tes 2:8*; Wahy 20:10*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 1:1-2; Ayub 26:13; 33:4; Mazmur 90:2; 102:27-28; 148:2,5*;
    Yesaya 40:26-27; Yeremia 10:12-13; Amos 4:13*;
    Matius 19:4; Yohanes 1:3; Roma 1:25; 1Korintus 8:6; Kolose 1:16*;
    Ibrani 11:3; Wahyu 4:11; 10:6*.

    Penciptaan "dari tidak ada":
    Kejadian 1:1; 2:4; Mazmur 33:6*;
    Yohanes 1:3; Roma 4:17; 1Korintus 1:28; 2Korintus 5:17; Ibrani 11:3*.

    Kebergantungan:
    Mazmur 104:27-30; Yesaya 42:5*;
    Kisah 17:26-28; Kolose 1:17; Ibrani 1:3*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan ajaran Kristen tentang penciptaan dan tunjukkan dasarnya.

    2. Jelaskan mengapa orang Kristen sepanjang masa mengartikan penciptaan "dari yang tidak ada". Selidiki dampak pandangan ini

      1. secara negatif, yakni apa yang ditolaknya, dan
      2. secara positif, yakni apa yang ditegaskannya.
    3. Apa makna sikap Allah yang menopang semesta alam terhadap cara berpikir tentang hubungan-Nya dengan dunia?

    4. Dalam hal apa ajaran Alkitab tentang penciptaan dapat menyumbang kepada penyelidikan ilmiah?

    5. Sebutkan pertimbangan-pertimbangan yang harus dipakai dalam menafsirkan kisah penciptaan dalam Kejadian 1:1-31 dan Kejadian 2:1-25*.

    6. Pernah dikatakan, "Mujizat tidak terjadi". Orang lain berkata "Mujizat harus dialami sebelum dapat dipercayai". Bahaslah kedua pendapat ini.

    7. Apa yang Alkitab ajarkan mengenai malaikat Allah? Manfaat apa yang dapat ditarik orang Kristen dari ajaran ini?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 8. Karya Penciptaan [Indeks]

    Kepustakaan (8)

    Artikel "Miracles" dalam _IBD_.
    Geisler, N.
    1976 _Christian Apologetics_ (Baker).
    Hooykas, R.
    1959 _Natural Law and Divine Miracle_ (Brill).
    1972 _Religion and the Rise of Modern Science_ (Scottish Academic Press).
    Jeeves, M. A.
    1969 _The Scientific Enterprise and Christian Faith_ (Tyndale Press).
    Klaaren, E. M.
    1977 _Religious Origins of Modern Science_ (Eerdmans).
    Lewis, C. S.
    1960 _Miracles_ (Fontana).
    Mackay, D. M.
    1965 _Christianity in a Mechanistic Universe_ (IVP).
    1973 _Science and Christian Faith Today_ (Falcon).
    1974 _The Clockwork Image_ (IVP).
    1978 _Science, Chance and Providence_ (OUP).
    Ridderbos, N. H.
    1957 _Is There a Conflict Between Genesis I and Natural Science?_ (Eerdmans).
    Schaeffer, F. A.
    1972 _Genesis in Space and Time_ (Hodder).



    Indeks Bab 9: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 9 Karya Pemeliharaan ................................ 01111

    Ps 9.1 Jangkauan Pemeliharaan ....................... 01111

    Ps 9.2 Pemeliharaan dan Kejahatan ................... 01112

    Bahan Alkitab .............................................. 01113

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01114

    Kepustakaan ................................................ 01115



    Mengenali Kebenaran -- Bab 9. Karya Pemeliharaan [Indeks]

    9. KARYA PEMELIHARAAN

    Istilah "pemeliharaan" menyebut karya sang Pencipta yang memelihara semua makhluk-Nya, bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi di dunia dan mengarahkan segala hal kepada tujuan yang ditetapkan-Nya. Dengan demikian ajaran tentang pemeliharaan berhubungan erat dengan ajaran tentang penciptaan. Pemeliharaan menyatakan bahwa Allah yang menyebabkan dunia ini terjadi senantiasa mempertahankan, memperbarui dan mengaturnya. Ajaran ini digambarkan dalam kisah Yusuf, yang diculik dan dibuang ke Mesir: pada kemudian hari peristiwa itu dilihat sebagai pemeliharaan Allah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang dilanda kelaparan (lihat Kej 45:1-28*).

    9.1 Jangkauan pemeliharaan

    Menurut Alkitab, pemeliharaan Allah meliputi seluruh alam semesta dan Allah bekerja dalam segala sesuatu (Mazm 115:3; Mat 10:30; Ef 1:11*). Gejala-gejala alam seperti angin dan hujan, bahkan yang kelihatan sebagai musibah (Luk 13:1-5*), diatur oleh Dia. Kejahatan sekalipun ada di bawah kuasa-Nya dan digunakan untuk rencana-Nya (Kej 50:20*; Kis 2:23; Fili 1:17-18*).

    Untuk mengurangi kesulitan moral yang timbul karena ajaran ini, beberapa teolog menyatakan bahwa Allah pada umumnya bekerja di "latar belakang" dengan menyediakan "masukan" yang perlu untuk hidup, yang kemudian berjalan menurut prinsip-prinsipnya sendiri secara relatif bebas. Melawan pandangan ini Calvin mengemukakan pengertian Alkitab mengenai pemeliharaan dengan menegaskan bahwa kemahakuasaan Allah berarti Ia memerintah surga dan dunia melalui pemeliharaan-Nya, dan mengatur segala sesuatu sehingga tak ada yang terjadi tanpa pertimbangan-Nya.

    Sang Pemelihara yang bertindak untuk menopang dan mengarahkan dunia adalah Allah Tritunggal. Hal ini sangat penting diingat bila membedakan pandangan Kristen dengan teori kausalitas buta atau nasib, sebagaimana diajarkan oleh aliran Stoa pada zaman dulu dan dalam beberapa agama pada masa kini. Tujuan karya Allah dalam dunia adalah rencana-Nya untuk menyelamatkan dan menguduskan manusia dan rencana itu berpusat pada Yesus Kristus. Demikianlah bila kita membaca bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan" bagi umat-Nya (Rom 8:28*), maka kita harus mengerti bahwa kebaikan yang dimaksud ialah hal memilih dan mengubah umat-Nya agar menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Rom 8:27*).

    Kadang-kadang dibedakan antara kausalitas Allah yang primer dan sekunder. Yang pertama berarti peristiwa-peristiwa di mana Allah bertindak langsung tanpa perantaraan manusia, seperti kebangkitan Yesus; yang kedua menyangkut peristiwa di mana Allah bertindak dengan perantaraan faktor-faktor dalam ciptaan, seperti ketika menentukan timbul tenggelamnya bangsa-bangsa atau pengaturan hidup umat-Nya sehari-hari.

    Perbedaan yang serupa kadang-kadang diadakan antara kehendak Allah yang mengarahkan dan kehendak-Nya yang membiarkan. Yang pertama menyangkut peristiwa-peristiwa yang diarahkan-Nya secara berdaulat untuk penggenapan rencana anugerah dan penghakiman-Nya, sedangkan yang terakhir menyangkut peristiwa-peristiwa yang dibiarkan terjadi. Meskipun tidak selalu mudah menerapkannya dalam praktek, namun perbedaan ini perlu untuk menyangkal bahwa Allah menyebabkan kejahatan. Namun harus diingat, kalau kejadian mengerikan seperti peristiwa kayu salib dapat dikatakan terjadi oleh karena Allah menghendakinya (Kis 2:23*), maka ada kemungkinan bahwa hal-hal lain yang sekarang kelihatannya menentang rencana Allah, bila dilihat dari segi kekekalan akan kelihatan sebagai sesuatu yang diperintahkan langsung oleh Dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 9. Karya Pemeliharaan [Indeks]

    9.2 Pemeliharaan dan kejahatan

    Bagaimana kita dapat mempertemukan pemerintahan Allah dalam pemeliharaan dengan kejahatan dan dosa dalam dunia ini? Usaha memecahkan masalah ini disebut "teodiki". Dalam kepustakaan pada akhir pasal ini didaftarkan beberapa karya filsafat dan apologetika yang memakai alasan-alasan rasional untuk mencoba menyelaraskan fakta kejahatan dengan keyakinan Kristen bahwa Allah bersifat baik dan Mahakuasa.

    Alkitab mengakui masih adanya rahasia dalam hal kejahatan dan dosa (2Tes 2:7*). Pendekatan alkitabiah terhadap masalah kejahatan pada dasarnya bersifat praktis dan tidak banyak membahas asal usul kejahatan melainkan memberi kesaksian tentang kemenangan Kristus atas kejahatan dan membawakan penghiburan dan ketenteraman dari Allah bagi umat-Nya yang menderita. Agama Alkitab bukanlah idealisme yang terlepas dari kenyataan, yang menggambarkan kehidupan seolah-olah bebas dari kebingungan, kesedihan dan penderitaan. Dalam Alkitab kejahatan dan penderitaan selalu dilihat dalam konteks _hakikat dan masa depan manusia_, serta _pribadi dan karya Kristus_.

    Dalam hal _hakikat manusia_, Alkitab menceritakan bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa (Kej 3:1-24; Rom 5:12-13*). Dunia yang kita alami sekarang termasuk kejahatan dan penderitaan, tidak sesuai lagi dengan maksud Allah atau dalam keadaan sebagaimana diciptakan semula. Kendatipun Alkitab tidak menyingkapkan asal mula kejahatan, namun ditegaskan bahwa manusia dijadikan dengan kesanggupan untuk melawan kejahatan dan mengakui Allah saja sebagai Tuhannya. Adam tidak mematuhi Allah dan dengan demikian dia membuka jalan masuk bagi kejahatan dan penderitaan ke dalam kehidupan manusia (Kej 3:14-19*; Rom 5:12-21*). Dosa sebagai pemberontakan melawan sang Pencipta membawa akibat-akibat serius dan meluas untuk alam semesta yang mencerminkan kekudusan Penciptanya. Ini tidak berarti bahwa selalu ada hubungan langsung antara dosa seseorang dan penderitaan yang dialami orang itu. Namun ada kaitannya karena seluruh dosa kita bersumber dari Adam, yang menjebloskan seluruh alam semesta secara progresif maupun retrogresif ke dalam kerontokan dan kejahatan, dan dengan demikian terjadilah kemungkinan penderitaan.

    Dalam hal _masa depan manusia_, Alkitab menempatkan kejahatan dan penderitaan dalam konteks kemenangan rencana Allah bagi manusia kelak. Dosa, kejahatan dan penderitaan bukan merupakan bagian rencana asli Allah bagi manusia, juga bukan merupakan bagian permanen dari pengalamannya. Hal-hal ini merupakan gangguan-gangguan sementara yang tidak dapat mencegah kenyataan akhir dari rencana-Nya pada saat "Allah ada di tengah-tengah manusia . . . Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (Wahy 21:3-4*).

    Dalam _diri Kristus_, Allah telah mengambil daging manusia dalam kepekaan dan kelemahannya, suatu dimensi penting lain lagi dari tanggapan Alkitab terhadap masalah kejahatan. Persamaan jati diri Kristus dengan kita mencapai ungkapan paling mulia di kayu salib, di mana Allah menerima penderitaan manusia menjadi penderitaan-Nya sendiri dan memasuki penderitaan manusia yang paling dalam, dengan mengubah kengerian Golgota menjadi alat pengampunan dan kegembiraan bagi semua yang percaya.

    Dalam terang _kebangkitan Yesus_, kita lihat kemenangan Allah atas segala kuasa kejahatan dan kegelapan. Kemudian, melalui hidup baru di dalam Kristus yang dikerjakan Roh Kudus, orang dapat masuk ke dalam kerajaan Allah dan mulai mengalami kuasa-kuasa zaman yang akan datang di mana semua kuasa kebinasaan tidak ada lagi.

    Dari segi _kedatangan Kristus kembali_, jelas bahwa tatanan dosa dan penderitaan sekarang ini bukan realitas terakhir. Kita yang berada dalam dunia tidak mendapat sudut pandang yang memadai untuk menilai sifatnya yang benar. Iman Kristen mengharapkan kembalinya Kristus, ketika ketidakadilan dan penderitaan kehidupan sekarang akan hilang dan segala sesuatu akan kelihatan dalam terang penyataan Allah serta kemenangan sepenuhnya dari rencana-Nya. Boleh dikatakan perspektif akhir Kristen sebenarnya bersifat doksologis, yaitu pemujaan Allah karena Ia menang atas segala lawan-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 9. Karya Pemeliharaan [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 22:8; 45:1-28; Ulangan 8:18; 2Raja 19:28; Nehemia 9:6*;
    Mazmur 76:11; 104:20-21,30; 115:3; 136:25; 145:15; Dan 4:3; Amos 3:6*;
    Markus 5:45; 10:29-30; Lukas 13:1-5; Kisah 14:17; 17:28;
    Roma 8:28; Filipi 2:13; Kolose 1:17; 1Timotius 6:15*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 9. Karya Pemeliharaan [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Apa yang dimaksudkan dengan pemeliharaan oleh Allah? Apa dasar Alkitab untuk pemahaman ini? Selidikilah dampak-dampak kepercayaan akan pemeliharaan itu bagi kehidupan sehari-hari.

    2. Bahaslah ketepatan pembedaan antara kehendak Allah yang mengarahkan dan yang membiarkan.

    3. Apa "masalah kejahatan"? Dalam menghadapi masalah ini, wawasan apa yang diperoleh dari hubungannya dengan

      1. kejatuhan manusia
      2. penjelmaan Kristus
      3. salib dan
      4. kembalinya Kristus?
    4. Apa yang Anda jawab kepada orang yang bertanya, "Mengapa doaku untuk penyembuhan tidak terjawab?" atau "Mengapa Tuhan membiarkan ibuku meninggal dalam kecelakaan lalu lintas?"



    Mengenali Kebenaran -- Bab 9. Karya Pemeliharaan [Indeks]

    Kepustakaan (9)

    Berkouwer, G. C.
    1952 _The Providence of God_ (Eerdmans).
    Carson, H. M.
    1978 _Facing Suffering_ (Evangelical Press),
    Farrer, A. M.
    1966 _Love Almighty and Ills Unlimited_ (Fontana).
    Lewis, C. S.
    1957 _The Problem of Pain_ (Fontana).
    Orr, J.
    1947 _The Christian View of God and the Word_ (Eerdmans).
    Whale, J. S.
    1936 _The Problem of Evil_ (SCM).



    Indeks Bab 10: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.B 01008]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 10 Penerapan ......................................... 01117

    Ps 10.1 Keberadaan dan Tabiat Allah .................. 01117

    Sb 10.1.a Dia Harus Disembah ........................ 01117

    10.1.b Dia Harus Dilayani ........................ 01118

    10.1.c Dia Harus Diberitakan ..................... 01118

    Ps 10.2 Penciptaan ................................... 01119

    Ps 10.3 Pemeliharaan ................................. 01120



    Mengenali Kebenaran -- Bab 10. Penerapan [Indeks]

    10. PENERAPAN

    10.1 Keberadaan dan tabiat Allah

    Siapakah Allah? Jawaban kita terhadap pertanyaan tersebut boleh dikatakan hal yang paling penting mengenai kita. Apabila kita mengenal Allah, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus, sempurna dalam kemuliaan, ketuhanan, kekudusan dan kasih, maka pastilah hal itu mempengaruhi seluruh kehidupan kita.

    a. Dia harus disembah

    Percaya kepada Allah yang demikian berarti dipanggil untuk:


    Percaya kepada Allah demikian berarti mengaku dan menyembah Dia sebagai Allah Tritunggal, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus yang bersatu dan tak terpisahkan secara abadi, berhubungan secara sempurna, masing-masing berada dan bekerja dalam kesatuan yang sempurna dengan oknum-oknum yang lain, selalu satu, selalu tiga. Hal itu juga berarti mengaku dan menyembah Dia di dalam kekayaan yang tak terperikan dan keindahan yang kekal sebagai Allah, yang di samping-Nya segala sistem kebenaran memudar menjadi bayangan yang fana, berhala yang menyedihkan, yang sama sekali tidak sanggup bertahan.

    Pada waktu menyembah Allah, kita perlu merenungkan setiap sifat ilahi dan menyembah Dia menurut masing-masing sifat itu.

    Kita memuja Dia, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena sifat _kemuliaan-Nya_. Ia yang Mahatinggi di atas segala-galanya, Allah satu-satunya di dalam kemegahan-Nya yang tak terdekati. Terpujilah nama-Nya.

    Kita memuja Dia, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena sifat _ketuhanan-Nya_. Ia yang Mahatinggi yang membedakan diri dari ilah-ilah dan objek penyembahan lain dan menegaskan kuasa-Nya di atas mereka. Terpujilah nama-Nya.

    Kita memuja Dia, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena sifat _kekudusan-Nya_. Dialah Allah dalam kemegahan yang mengagumkan, ditinggikan atas segala-galanya, yang memisahkan diri dari segala yang menantang dan melawan-Nya. Terpujilah nama-Nya.

    Kita memuja Dia, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena sifat _kasih-Nya_. Ia yang mengasihi sejak sebelum pembentukan dunia, dalam kemurahan hati-Nya berkenan merangkul dan menebus makhluk berdosa yang telah menyangkal dan menentang Dia. Terpujilah nama-Nya.

    Pemujaan ini dapat terjadi baik dalam ibadah umat Allah (Kel 4:31*; 2Taw 29:28; 1Kor 14:25; Wahy 7:11*) maupun dalam ibadah pribadi setiap orang yang percaya (Kej 24:26-27; Kel 34:8; Ayub 1:20*). Kuasa yang mendorongnya adalah Roh Kudus, yang menimbulkan dan melancarkan pemujaan umat-Nya (Rom 8:26-27; Ef 5:18-19; Fili 3:3*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 10. Penerapan [Indeks]

    b. Dia harus dilayani

    Satu-satunya respons yang tepat kepada Allah yang demikian adalah melayani Dia. Secara negatif, pelayanan kepada Allah berarti melepaskan segala hak atas diri dan menempatkan kehendak kita di bawah kehendak Dia (1Kor 6:19; 2Kor 5:15; Fili 3:7-8; Yak 4:8; 1Pet 2:1-2*). Secara positif, pelayanan berarti mengakui bahwa kita berada di bawah kehendak Allah dan oleh karena itu sengaja hidup bagi kemuliaan dan hormat-Nya dalam setiap bidang kehidupan. Untuk itu kita akan berpikir, berbicara dan melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Dia.

    c. Dia harus diberitakan

    Sebagian respons kita terhadap Allah adalah pemberitaan tentang Dia di dalam dunia yang umumnya tidak mengindahkan-Nya atau yang menolak-Nya. Dunia tidak netral, tetapi penuh dengan berhala, yaitu objek-objek pujaan palsu. Objek-objek ini dapat berupa pemimpin manusia, ideologi politik, kelompok atau kelas sosial, sistim pemikiran manusia, bahkan kuasa-kuasa gelap. Orang Kristen terpanggil untuk menentang perampas-perampas kekuasaan ini dan menghadapi ilah-ilah palsu ini demi nama Allah yang benar dan hidup. Ini meliputi hal menyebarkan pengetahuan mengenai Allah ke seluruh dunia, baik secara geografis maupun budaya, melalui doa, melalui sumbangan keuangan dan melalui kesaksian pribadi.

    Pemberitaan Allah tidak hanya secara langsung dengan kata-kata, tetapi juga secara tidak langsung. Orang Kristen harus hidup sedemikian rupa sehingga Allah yang diberitakan dengan kata-kata juga dinyatakan dalam tiap bidang kehidupan kita. Di sini kita perlu mengingat pemeliharaan Allah melalui Anak-Nya dan Roh Kudus untuk membuat apa yang tidak mungkin secara manusiawi menjadi mungkin (Mat 28:19-20*; Yoh 14:15-16; Kis 1:8*).

    Ketiga penerapan dari keberadaan dan tabiat Allah itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain:




    Mengenali Kebenaran -- Bab 10. Penerapan [Indeks]

    10.2 Penciptaan

    Kenyataan bahwa Allah adalah Pencipta mempunyai beberapa dampak praktis.

    Pertama, dunia tidak boleh disangkal. Dunia yang datang dari Dia adalah kepunyaan-Nya. Memang dunia sangat tercemar oleh dosa, tetapi dosa tidak merenggutnya dari Allah atau mengasingkannya sama sekali daripada-Nya. Oleh sebab itu, kita harus menolak gagasan bahwa keberadaan dalam waktu dan ruang tidak bernilai. Demikian pula pandangan bahwa dari perspektif Kristen usaha manusia tidak ada harganya harus ditolak, begitu pula pandangan bahwa seksualitas manusia tidak layak. Kebudayaan dan adat, kreativitas dalam bidang seni, pekerjaan sosial dan politik, prestasi di bidang olah raga dan lain-lain, semuanya mempunyai tempat dalam dunia yang diciptakan Allah. Pandangan yang merendahkan dunia mencerminkan kegagalan melihat Allah sebagai Pencipta atau kekhilafan karena membedakan antara Allah Pencipta dan Allah Penebus.

    Kedua, dunia jangan dipuja. Dunia dibuat Allah tetapi dunia bukanlah Allah. Dunia terlibat dalam akibat-akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa dan karena itu tidak boleh dinilai berlebihan. Kesetiaan akhir manusia harus disediakan bagi Allah sendiri, yang dicari di luar ciptaan, walaupun kadang-kadang orang bertemu dengan Dia di dalam ciptaan itu. Itulah sebabnya dunia pada akhirnya tidak pernah memberi kepuasan. Manusia diciptakan oleh Allah bagi diri-Nya; dan dengan begitu, dengan kata-kata Augustinus yang sering dikutip, "hati kita gelisah sampai mendapatkan perhentiannya di dalam Dikau". Jadi, bila pengalaman hidup di dunia pada akhirnya tidak memuaskan, bila orang tidak pernah sukses, bila karena keadaan yang menyedihkan kemampuan menikmati dunia hilang, bila kehidupan terancam, janganlah kita terlalu putus asa. Allah sendiri adalah tujuan dan penggenapan kita. Mengenal Dia kini dan di dunia akhirat adalah pemenuhan terlengkap kehidupan manusia.

    Ketiga, dunia harus digunakan. Allah menciptakan dunia untuk maksud-Nya sendiri, sebagai pentas kemuliaan-Nya. Dalam dunia waktu-ruang ini Ia telah menjelma dan menyatakan kemuliaan-Nya, dan kita pun harus menggunakan dunia dengan menyembah, melayani dan memberitakan Allah sepanjang hidup kita.

    Perspektif Kristen ini merupakan dasar untuk penilaian dunia secara tepat, sehingga sumber-sumbernya dipakai dengan baik, keterbatasannya diakui tanpa pura-pura dan kita hidup dengan penuh sukacita, rasa terima kasih dan kebebasan demi kemuliaan Allah Pencipta.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 10. Penerapan [Indeks]

    10.3 Pemeliharaan

    1. Pemeliharaan Allah berarti bahwa Ia menguasai seluruh hal ikhwal kita. Kita tidak terletak dalam tangan kuasa-kuasa tak berpribadi yang sewenang-wenang, melainkan sepanjang hidup kita berhadapan dengan Allah sendiri: sang Bapa, Anak dan Roh Kudus. Maka perlu kiranya disebutkan dengan jelas segala manfaat dan berkat khas yang diberikan kepada kita, supaya kita dapat mengucapkan syukur kepada-Nya.

      Tujuan keseluruhan karya pemeliharaan Allah, seperti juga karya-Nya dalam penciptaan dan penyelamatan, adalah untuk kemuliaan-Nya dan untuk kebaikan kita. Lebih khusus lagi, Allah bermaksud menguduskan kita, baik secara individu maupun sebagai kelompok, dalam keluarga, masyarakat dan gereja. Begitu pula Dia menghendaki Injil disebarkan untuk memperluas kerajaan-Nya. Maksud-maksud inilah yang menerangkan perbuatan-Nya terhadap kita. Di dalamnya Allah tidak hanya campur tangan secara langsung tetapi sering memakai sebab-sebab sekunder seperti bakat pribadi, aktivitas dan minat anggota keluarga, tetangga, teman sekerja, kerangka fisik, sosial dan ekonomi kehidupan.

      Karena Allah bekerja melalui faktor-faktor ini dalam pemeliharaan-Nya, kita seharusnya tidak membatasi campur tangan-Nya dalam hidup kita hanya pada saat-saat pengambilan keputusan yang kritis penting saja; dan sebaliknya jangan kita anggap bahwa faktor-faktor sehari-hari yang sekunder ini selalu merupakan intervensi-Nya secara langsung. Sebaiknya kita menerima hidup ini sebagai pemberian tangan-Nya dan kita jalani dengan tenang dan penuh keyakinan untuk kemuliaan-Nya, sambil percaya bahwa dalam segala hal kita berada di dalam tangan pengasihan-Nya. Kita yakin, Ia yang menciptakan dan menebus kita, dan dengan pengaturan hidup sehari-hari Ia sedang melanjutkan rencana-Nya melalui kita.

    2. Pemeliharaan Allah seharusnya membuat kita rendah hati karena olehnya kita disadarkan akan ketergantungan pada Dia. Sebab itu, kebanggaan akan kuasa dan prestasi seharusnya mundur sewaktu kita mengakui ketergantungan total pada pemeliharaan yang menopang dan memerintah kita.

    3. Pemeliharaan Allah sangat menghibur pada saat menghadapi kesulitan dan penderitaan yang bukan akibat kebodohan atau kejahatan kita melainkan Allah secara berdaulat membiarkannya terjadi. Ia yang terlibat dalam siklus kehidupan burung pipit, terlibat sepenuhnya dalam kehidupan dan keadaan kita yang dijadikan-Nya objek khusus untuk kasih-Nya. Oleh sebab itu, kita dapat hidup dengan yakin meskipun menghadapi kesulitan seperti itu, karena pasti bahwa Allah Bapa dalam pemeliharaan-Nya membiarkan hal ini terjadi bagi kebaikan kita dan kemuliaan-Nya. Dan pasti Ia akan menopang dan menjaga kita pada waktu menghadapinya. Bagi orang yang sedang menderita sekali, mungkin perkataan ini kedengaran hambar dan tidak ada apa-apanya. Tetapi Alkitab menyaksikan kebenarannya dan kesaksian ini diperkuat lagi oleh pengalaman orang Kristen sepanjang masa.

    4. Kepercayaan akan pemeliharaan Allah dapat membantu kita melihat masa-masa kegembiraan dan kesuksesan dalam perspektif yang tepat, yaitu sebagai anugerah Allah dan bukan sebagai hasil kemampuan dan kebijaksanaan kita belaka. Sikap ini juga mempersiapkan kita untuk kemungkinan bahwa nanti kegembiraan dan keberhasilan itu akan ditarik, seandainya Allah dalam hikmat pengasihan-Nya menganggap itu perlu.

    5. Pemeliharaan Allah memberi ketenteraman di tengah-tengah dunia yang tidak tenteram bahkan penuh kekerasan. Dia bertakhta di atas segala kekuatan militer, politik, sosial dan ekonomi dalam zaman ini; rencana-Nya yang ditetapkan dari semula secara kekal berlangsung terus semakin matang. Tidak ada yang tak terkendalikan dan tidak bakal terjadi. Karena itu kita dapat hidup hari demi hari dalam pengetahuan bahwa tangan yang berkuasa atas kehidupan kita adalah tangan yang mengendalikan segala sesuatu.

    6. Pemeliharaan Allah berarti kemenangan terakhir dari rencana-Nya terjamin. Ada banyak kuasa yang melawan Allah -- dosa dan kejahatan, korupsi dan ketidakadilan, keserakahan dan eksploitasi, dan lain-lain - dan semuanya dikuasai Allah, dikendalikan oleh pemerintahan-Nya dan sebenarnya hanya mempunyai arti sementara saja. Allah telah menetapkan satu hari ketika kemuliaan pemerintahan-Nya akan nyata di seluruh alam semesta dan segala sesuatu yang melawan Dia akan dihakimi dan akan dienyahkan dari hadapan-Nya untuk selama-lamanya.

    7. Pengakuan akan pemeliharaan Allah tidak membebaskan kita dari tanggung jawab atas kehidupan pribadi kita. Alkitab mengajarkan secara jelas bahwa Allah adalah Tuhan semesta alam dan manusia bertanggung jawab kepada Dia atas dirinya dan apa yang dilakukannya. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan berusaha secara sadar untuk bertindak dan mengatur kehidupan sedekat-dekatnya dengan kehendak Allah bagi diri kita.

    Maka tanggapan Kristen terhadap pemeliharaan Allah jangan diungkapkan dengan menarik diri dari tanggung jawab biasa atau dari keterlibatan dalam masalah-masalah yang dihadapi dunia dan masyarakat. Sebaliknya, orang Kristen yang menerima tanggung jawab ini mendapat kepastian yang luar biasa bahwa nilai-nilai adil, murni dan luhur yang mencirikan kehidupannya di dunia sehari-hari mencerminkan hakikat Allah yang memerintah dan mengatur segala sesuatu. Selain itu kendatipun masalah-masalah yang dihadapi orang sangat rumit, namun kita yakin bahwa nilai-nilai ini akan bertahan sampai selama-lamanya dalam zaman baru pemerintahan Allah.



    Indeks Bab 11: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.C 01009]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 11 Watak Manusia ..................................... 01122

    Ps 11.1 Pertanyaan yang Abadi ........................ 01122

    Ps 11.2 Manusia Dalam Hubungan dengan Allah .......... 01123

    Sb 11.2.a Asal Usul Kehidupan ....................... 01123

    11.2.b Asal Usul Manusia ......................... 01124

    11.2.c Gambar Allah .............................. 01125

    Ps 11.3 Manusia Dalam Hubungan dengan Dirinya ........ 01126

    Sb 11.3.a Dikotomi atau Trikotomi?................... 01126

    11.3.b Kesatuan Pribadi Manusia .................. 01127

    Ps 11.4 Manusia Dalam Hubungan dengan Sesamanya ...... 01128

    Sb 11.4.a Makhluk Sosial ............................ 01128

    11.4.b Laki-laki dan Perempuan ................... 01129

    Ps 11.5 Manusia Dalam Hubungan dengan Alam ........... 01130

    Ps 11.6 Manusia Dalam Hubungan dengan Waktu .......... 01131

    Bahan Alkitab .............................................. 01132

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01133

    Kepustakaan ................................................ 01134

    Bahan Alkitab .............................................. 01132

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01133

    Kepustakaan ................................................ 01134



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    C. MANUSIA

    11. WATAK MANUSIA

    11.1 Pertanyaan yang abadi

    "Apakah manusia?" tanya pemazmur berabad-abad yang lalu (Mazm 8:5*). Kini pertanyaan ini menghadapi kita lagi, namun kemungkinan mendapat jawaban yang tuntas jauh lebih tipis daripada sebelumnya.

    Berbagai faktor berpadu menjadi penyebab krisis antropologi (pengetahuan tentang manusia) itu. Akhir-akhir ini kita menghadapi kemungkinan kemusnahan umat manusia secara total, apakah itu karena bom nuklir, kekurangan bahan pangan, polusi lingkungan hidup ataupun gangguan-gangguan lain yang tak terduga. Unsur-unsur lain yang turut mempercepat krisis ini adalah kecepatan dan luasnya perubahan (_future shock_), serta kehidupan modern yang luar biasa rumitnya sehingga mengakibatkan rontoknya dasar-dasar pikiran kebudayaan yang seragam.

    Namun antropologi sekuler tidak memberikan bantuan yang diperlukan. Terlepas dari masalah jumlah teori yang terlalu besar, antropologi gagal memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling pokok seperti:


    Di samping itu, dalam pengertiannya mengenai umat manusia, ilmu ini masih dilanda ketegangan-ketegangan yang belum terpecahkan. Apakah kita harus melihat diri kita terutama dalam pengertian kemampuan rasional dan spiritual, seperti dalam filsafat klasik atau pemikiran Timur, atau terutama dalam pengertian jasmani kita, seperti yang dikemukakan Epicurus, Marxisme dan segala bentuk materialisme? Apakah manusia harus dilihat terutama sebagai individu, seperti yang dianjurkan eksisten-sialisme dan banyak psikologi modern; atau sebagai masyarakat, seperti dalam sosiologi dan Marxisme? Apakah kita seharusnya pesimistis, seperti pada eksistensialisme dan beberapa bentuk penafsiran psikologis; atau optimistis seperti pada humanisme, Marxisme dan hedonisme populer?

    Pertanyaan ini mengarisbawahi relevansi pandangan Kristen karena menimbulkan pertanyaan apakah semua bukti sudah dipertimbangkan. Apakah tidak ada dimensi lebih lanjut yang menjadi kunci buat pengertian diri kita sendiri? Menurut antropologi Kristen memang ada dimensi demikian dan asal mula semua kekacauan sekarang ialah pengabaiannya. Calvin menyatakan begini, "Manusia tidak pernah mencapai pengetahuan jelas akan dirinya kecuali jika ia sebelumnya melihat wajah Tuhan, kemudian beranjak dari memandang Dia dan mulai meneliti dirinya sendiri". Manusia hanya dapat dimengerti sepenuhnya dalam hubungannya dengan Allah serta rencana-Nya untuk umat manusia, yaitu dalam terang penyataan ilahi.

    Menurut Alkitab, manusia adalah mutlak ciptaan Allah (bnd. Kej 1:26*; Kej 2:7-8,21-22; Mazm 8:3; Kis 17:26,28*; dll.). Kita bukan buatan sendiri, bukan pula hasil kebetulan dari suatu proses kosmik. Apa pun yang dikatakan tentang kita, bagaimana pun kita gambarkan hubungan antara tindakan kreatif Allah dan proses sebab akibat dari kelahiran manusia, namun inilah dasar kokoh Alkitab: setiap laki-laki dan setiap perempuan ada hanya karena Allah menciptakannya. Ini ditandaskan di seluruh Alkitab (Kej 5:1-2; Mazm 139:13-14; Pengkh 12:1; Mat 19:4; Rom 1:25; Yak 3:9*; 1Pet 4:19*). Ada dua aspek penciptaan Adam oleh Allah: "TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" (Kej 2:7*). Tindakan ganda Allah ini sesuai dengan aspek ganda watak manusia, yakni fisik dan spiritual. Namun, sebaiknya jangan membuat pemisahan yang terlalu tajam antara kedua aspek tersebut. Manusia terdiri dari tubuh dan roh, yang saling terkait secara mendalam (lihat di bawah: ps 11.3.b). Hawa dibentuk dari Adam dengan perbuatan penciptaan khusus yang lain lagi (Kej 2:21*), yang mengarisbawahi sifat saling mengisi dari laki-laki dan perempuan. Meskipun generasi-generasi berikut memperoleh hidup dengan cara yang lain dengan Adam, namun pada dasarnya ikhwal kita tidak berbeda (bnd. di atas: ps 8.2), karena kita sepenuhnya menerima hidup dari Allah. Alkitab menjaga rasa pesona yang wajar pada waktu merenungkan munculnya kehidupan manusia (Mazm 139:13 dst.; Ayub 10:8-12*).

    Pada waktu diciptakan, manusia diberi harkat khusus. Diangkat Allah sebagai pemerintah dunia di bawah Dia, ia mendapat tugas untuk memiliki dan menguasainya serta memerintah makhluk-makhluk lain (Kej 1:27-2:3*; bnd. Kej 8:5*). Keadaan kita sekarang, yang sudah jatuh ke dalam dosa, jangan sampai menutup mata terhadap keluhuran dan harkat manusia semula.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    11.2 Manusia dalam hubungan dengan Allah

    a. Asal usul kehidupan

    Mereka yang menolak adanya Pencipta melihat penyebab kehidupan di bumi sebagai hal untung-untungan saja. Dalam sejenis kolam air pada zaman pertama, dan sesudah kurun waktu yang sangat besar, suatu rentetan reaksi dan kombinasi yang unik tetapi kompleks akhirnya menghasilkan protoplasma dengan ciri-ciri yang membuatnya layak dikatakan "hidup". Eksperimen-eksperimen untuk menciptakan kembali kondisi-kondisi ini telah menimbulkan pertanyaan apakah kehidupan dapat "diciptakan" dalam tabung kimia, dan jika demikian apa pula dampaknya bagi ajaran Kristen tentang ciptaan. Namun:


    Sebenarnya adalah hampir tidak mungkin bahwa kehidupan yang begitu kompleks terjadi di planet ini secara kebetulan. Mengingat hal ini, maka kepercayaan Kristen akan adanya penciptaan bertujuan oleh kehendak sang Pencipta jelas lebih mudah diterima.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    b. Asal usul manusia

    Masalah asal manusia telah menimbulkan perdebatan yang menggairahkan dan kadang-kadang juga sengit selama dua ratus tahun terakhir ini. Penerbitan karya Darwin, _The Origin of Species_ (1859), menyebabkan terjadinya bentrokan antara penjelasan biologis dan agama yang sudah lama membara. Kami mengakui pengilhaman sepenuhnya dan kewenangan ilahi dari perikop Alkitab yang bersangkutan dengan hal ini (Kej 1:20-2:9*). Namun dalam usaha menafsirkannya secara tepat kami ajukan dua pertanyaan yakni:


    Yang menjadi pokok persoalan adalah hubungan antara perikop-perikop Alkitab ini dengan teori evolusi. Evolusi organik secara umum dapat didefinisikan sebagai "asal usul spesies dari spesies yang sudah ada sebelumnya melalui proses penurunan dengan modifikasi". Ada empat pandangan utama tentang teori ini.

    Pertama, _evolusionisme_ yakin bahwa teori evolusi mempunyai penjelasan menyeluruh mengenai asal usul manusia dan membuang segala keterangan mengenai karya suatu Pencipta. Tentu saja seorang Kristen tidak mungkin menerima pandangan tersebut.

    Kedua, ada pandangan _kreationisme langsung_ yang percaya bahwa asal mula manusia adalah secara harfiah seperti yang digambarkan dalam Kejadian 2:7-8*. Adam diciptakan dari debu dan Hawa dari tulang rusuknya oleh perbuatan ilahi yang khusus. Bukti paleontologis tentang perkembangan dalam spesies dan hubungan manusia dengan proses ini tentu merupakan masalah untuk pandangan ini. Bukti itu dijelaskan berdasarkan berbagai alasan, misalnya "teori air bah" yang mengatakan bahwa banjir pada zaman Nuh menjelaskan adanya bahan fosil. Menurut "teori kesenjangan", Kejadian 1:2* berarti perbuatan penciptaan pertama diikuti oleh malapetaka global yang mengakibatkan kenyataan-kenyataan geologis yang dapat diamati sekarang, dan peristiwa ini pada gilirannya diikuti oleh perbuatan penciptaan kembali yang menghasilkan dunia sebagaimana dikenal sekarang.

    Ketiga, pandangan _kreationisme progresif_ menyatakan bahwa Kejadian 1:1-31* secara garis besar mencatat perbuatan-perbuatan kreatif Allah yang berturut-turut yakni dari penciptaan _ex nihilo_ (Kej 1:1) sampai pada munculnya manusia (Kej 1:27*), yang dilihat sebagai tahapan penciptaan ilahi baru. Teori ini mengakui adanya perkembangan evolusioner dalam spesies-spesies utama, tetapi menerangkan kesenjangan-kesenjangan di antaranya sebagai tindakan penciptaan yang berturut-turut. Tindakan itu mungkin tidak menurut urutan yang diutarakan dalam Kejadian 1:1-31*, yang memang berlainan dari yang disebutkan dalam Kejadian 21:1-31*.

    Keempat, _evolusi teistis_ menerima teori evolusi sebagai penjelasan umum tentang bagaimana Allah bekerja dalam menciptakan dunia dan membentuk kehidupan di dalamnya. Namun, mengenai munculnya manusia diajukan faktor lain lagi, yaitu tindakan ilahi di mana antropoid tertentu dipisahkan dan dikembangkan sampai tingkat kesadaran baru dan dalam hubungan dengan Allah. Dalam mengevaluasi pandangan-pandangan itu harus dipertimbangkan delapan pokok berikut.

    1. Seharusnya penciptaan dari "yang tidak ada" jangan dipersoalkan. Menurut pandangan ketiga dan keempat, bahkan untuk sebagian pandangan kedua juga, ada pola sebagai berikut:

      • tindakan penciptaan pertama dari yang tidak ada mengadakan bahan baku semesta alam;

      • proses yang dikendalikan oleh Allah, yang mungkin ditandai oleh lanjutan tindakan-tindakan kreatif primer, yang membentuk semesta alam yang kita kenal sekarang ini;

      • puncak proses ini yakni penciptaan manusia secara khusus, atau sebagai suatu produk baru atau dengan pembentukan kembali dari bentuk makhluk yang sudah dikembangkan.

    2. Kita sebaiknya menghindari pandangan yang kaku tentang hal ini. Penafsir-penafsir Alkitab yang terpercaya, cerdas dan beriman pernah mendukung pandangan kedua, ketiga dan keempat di atas. Hal ini mengharuskan adanya toleransi antara orang Kristen yang keyakinannya berbeda-beda. Para ahli ilmu pengetahuan juga tidak boleh bersifat dogmatis karena evolusi masih merupakan teori saja, yang mungkin akan diganti dengan teori yang lebih tepat pada suatu waktu.

    3. Manusia berbeda dari binatang lain karena sifatnya yang luar biasa. Daya rasional, kesadaran moral, pengutamaan keindahan, pemakaian bahasa, rasa takut akan punah dan persepsi spiritual, segalanya menunjang penegasan Alkitab bahwa manusia adalah unik dalam kerangka penciptaan. Beberapa ahli ilmu pengetahuan Kristen yang lebih muda percaya bahwa dasar ilmiah teori evolusi harus dipertanyakan dan bahwa pandangan kreationisme langsung bukan saja sesuai dengan Alkitab tetapi tidak perlu bertentangan dengan penyelidikan ilmiah paling teliti tentang asal manusia.

    4. Para pendukung teori evolusi teistis menunjukkan kemanusiaan Yesus Kristus sebagai faktor yang membantu pandangan mereka. Secara jasmani, Yesus tidak berbeda dari orang-orang sezaman-Nya. Ia mendapat bentuk fisik-Nya menurut proses normal keturunan dari generasi ke generasi (bnd. Mat 1:1-17; Luk 3:23-38*). Dengan begitu, keunikan-Nya tak akan tampak bagi ahli biologi abad pertama. Apakah ini situasi yang sama dengan situasi Adam dalam hubungannya dengan "nenek moyang-Nya" yang diduga berupa binatang antropoid? Memang patut dicatat bahwa sejumlah teori dan teknik ilmiah seperti astronomi Copernicus, operasi bidang kedokteran dan anestesi, pernah dinyatakan bertentangan dengan agama Alkitab, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Mungkin juga teori tentang asal usul tubuh Adam melalui proses evolusi, nanti akan masuk kelompok teori itu.

    5. Satu pokok persoalan ialah bahwa proses penciptaan pada titik-titik perkembangan tertentu nampaknya serampangan. Bayangkanlah seekor serangga yang merayap di Borobudur: apakah serangga itu dapat mengetahui tujuan keseluruhan candi itu? Seandainya pun serangga itu dapat mengerti susunan batu-batu dalam bangunan itu dan terbang memandangnya secara keseluruhan, apakah ia dapat menangkap tujuan gedung itu menurut pemahaman manusia? Demikian juga, kita mengakui adanya tujuan ilahi bagi semesta alam karena penyataan sang Pencipta, walaupun belum tentu kita memahami semuanya.

    6. Persoalan lain yang terkait adalah mengenai kepurbaan manusia. Persoalan ini timbul karena silsilah-silsilah yang terdapat dalam Kitab Kejadian, yang menunjukkan hubungan kekeluargaan Adam dengan Abraham dan bangsa Israel (Kej 5:1-32; 11:10-27*) dan menyebabkan Uskup Agung Ussher pada abad ke-17 menghitung waktu penciptaan pada tahun 4004 sM. Namun sebenarnya silsilah dalam Kitab Kejadian bukan laporan keturunan langsung dari ayah kepada anak. Silsilah tersebut merupakan hasil penyingkatan dari beberapa generasi, bahkan kadang-kadang mengacu pada dinasti dan bukan perorangan. Barangkali hal ini dapat menjelaskan umur panjang orang sebelum air bah.

      Jadi kapan Adam itu hidup? Jika bukti paleontologi dapat diterima secara umum, ia dapat ditempatkan pada bagian permulaan pada skala waktu genealogis ataupun mendekati bagian akhirnya.

      Kalau kita menempatkannya pada permulaan skala waktu, maka ini cocok dengan penegasan dalam Kisah 17:26* bahwa bangsa-bangsa diturunkan dari satu orang. Namun, untuk menyesuaikan ini dengan keseluruhan skala waktu, maka silsilah-silsilah dalam Kitab Kejadian harus dianggap meliputi 200.000 tahun. Hal ini bukan tidak mungkin. Akan tetapi ada hal lain yang mempersulit pula, yaitu gambaran tentang peradaban yang sudah maju dalam Kejadian 4:26*, yang menurut bukti-bukti di luar Alkitab harus ditempatkan sekitar 8.000 tahun atau paling tidak 16.000 tahun sM.

      Alternatifnya adalah pandangan bahwa Adam muncul agak kemudian pada skala waktu. Dengan demikian dihasilkan hubungan yang lebih baik antara skala waktu Alkitab dan skala waktu paleontologis, tetapi tidak menyelesaikan kesulitan adanya "manusia" lain yang hidup pada zaman yang sama dengan Adam. Salah satu penyelesaiannya adalah bahwa Adam mempunyai fungsi khusus sebagai wakil manusia dalam hubungan asli dengan Allah (bnd. tentang federalisme di bawah ini: ps 12.2.c) dan bahwa ia mewakili semua leluhurnya serta "manusia" lain yang hidup pada zaman itu. Yang kedua itu ditingkatkan bersama dengan dia kepada tingkat manusia benar. Ini cocok dengan kesan yang diberikan Kejadian 4:16* mengenai populasi bumi.

      Namun, "manusia" lain itu (hominid) mungkin juga punah begitu saja, seperti dikatakan kebanyakan ahli antropologi akhir-akhir ini. Dalam hal demikian, maka varietas bangsa-bangsa yang ada di dunia sekarang semua berasal dari satu keturunan, _homo sapiens _(Kis 17:26*).

      Pada lain pihak, bukti paleontologis secara keseluruhan dapat dipertanyakan, menurut beberapa ilmuwan. Kalau begitu, mungkin juga tidak ada ketegangan penting antara pandangan alkitabiah dan ilmiah.

    7. Banyak tergantung pada cara kita menafsirkan Kej 1:1-31-3:1-32. Apakah ini mitos agama? Ataukah gambaran sejarah yang terus terang, bahkan gambaran "ilmiah"? Suatu penafsiran "religius" (bahwa Kitab Kejadian mengajarkan kebenaran-kebenaran agama, bukan kebenaran-kebenaran sejarah) tentu mengurangi konflik dengan teori-teori evolusi yang umum diterima; pendekatan demikian diterima oleh cukup banyak orang Kristen, tetapi juga mempunyai kesulitan-kesulitan.

      Misalnya, pandangan ini tidak memberi tempat layak pada segi ruang dan waktu dalam Kejadian 1:1-3:24*, misalnya lokasi taman Eden yang cukup tepat (Kej 2:8-14*) dan hubungan sejarah antara Adam dengan Abraham dan Kristus (Kej 10:1-11; Luk 3:23-38; Kis 17:26*). Bentuk cerita dalam Kejadian 1:1-3:24 berkesinambungan dengan Kejadian 4:1-26*, demikian juga Kejadian 1:1-11:32 dan Kejadian 12:1-20*. Lagi pula Kejadian 1:1-2:25* menggambarkan dunia yang sempurna di mana penderitaan, kematian dan kejahatan kemudian masuk sebagai akibat ketidakpatuhan Adam.

      Dalam semuanya ini, kita harus mengingat sifat khusus dari peristiwa-peristiwa ini yang berada pada batasan antara dunia yang kita ketahui (yang penuh dosa) dan dunia sebelum masuknya dosa, yang tidak kita ketahui. Pengalaman kita secara tegas dibatasi oleh dosa dan kejatuhan dan peristiwa-peristiwa dalam Kejadian 1:1-2:25* berada di luar batasan itu. Jelaslah bahwa ada kesinambungan, karena Adam dan Hawa masih merupakan oknum-oknum yang sama sesudah kejatuhan mereka, namun janganlah kita terlalu cepat menentukan apa yang dimaksudkan atau yang tidak dimaksudkan oleh Kejadian 1:1-3:24*.

    8. Akhirnya, kita harus menjaga supaya perdebatan mengenai hal-hal ini tidak meniadakan pernyataan pokok Alkitab, yakni bahwa umat manusia adalah makhluk yang ditempatkan Allah di dunia kepunyaan-Nya, yang berhubungan secara unik dengan Dia serta bertanggung jawab secara khusus untuk menjaga tatanan ciptaan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    c. Gambar Allah

    Manusia dikatakan telah diciptakan "menurut gambar dan rupa" Allah (Kej 1:26*). Ungkapan itu diterapkan pada Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru (2Kor 4:4; Kol 1:15; bnd. Ibr 1:3*) dan dikatakan juga bahwa orang Kristen akan ikut memiliki gambar ilahi itu melalui hubungan mereka dengan Kristus (Rom 8:29; 1Kor 15:49; Kol 3:10*).

    Bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah membedakannya dari makhluk-makhluk lain. Dalam tradisi Kristen, "gambar" itu ditafsirkan sebagai ciri-ciri seperti pengetahuan, kesadaran moral, kesempurnaan moral asli dan kekekalan. Beberapa pakar ingin memberikan arti fisik kepada "gambar" itu (bnd. Kej 5:3*), namun kenyataan bahwa Allah adalah Roh melawan pandangan ini. Pakar yang lain mengartikannya sebagai "wakil" atau "simbol", sehingga manusia merupakan wakil Allah di dunia ini (sebagaimana patung dalam agama kafir berfungsi sebagai wakil dewa yang disembah oleh umatnya; atau gambar Presiden di kantor atau sekolah merupakan simbol kekuasaannya yang berlaku di tempat itu).

    Ada bermacam-macam pandangan mengenai bagaimana gambar itu dipengaruhi oleh kejatuhan. Irenaeus (130-200) membedakan antara "gambar" (Ibr. _tselem_), yang diartikannya sebagai akal manusia dan kebebasan moral, dan "rupa" (Ibr. _demut_) yang disamakan dengan kebenaran aslinya, dan dia mengajarkan bahwa hanya "rupa" itu yang hilang pada saat kejatuhan. Tafsiran ini diikuti terus sepanjang abad pertengahan di Eropa dan membantu menghasilkan pandangan yang pada dasarnya optimistis tentang sifat manusia tersebut. Sedangkan Luther menjelaskan bahwa Kejadian 1:26* adalah contoh kesejajaran dalam bahasa Ibrani, sehingga "gambar" dan "rupa" mempunyai arti yang sama. Oleh sebab itu, gambar Allah hilang sama sekali dan hanya dapat dipulihkan melalui kelahiran kembali oleh Roh Kudus.

    Namun Alkitab sebenarnya tidak berbicara tentang kehilangan total gambar Allah dan pada tempat-tempat tertentu memakai istilah itu untuk manusia yang sudah jatuh (bnd. Kej 9:6; 1Kor 11:7; Yak 3:9*). Oleh sebab itu, Calvin berbicara tentang "sisa" gambar Allah dalam manusia yang telah jatuh. Sisa itu tidak memberi dasar bagi pembenaran manusia, namun masih membedakannya dari binatang dan menerangkan bakat dan prestasi manusia bukan Kristen. Beberapa pakar Belanda seperti Kuyper (1837-1920) dan Bavinck (1854-1921) memakai istilah "anugerah umum" dengan maksud bahwa Allah dalam kemurahan-Nya menahan akibat yang paling buruk dari kejatuhan dan memungkinkan kehidupan sosial yang lumayan bagi manusia.

    Namun pandangan alkitabiah juga mencakup anugerah Allah melalui Yesus Kristus, karena melalui Dia gambar Allah akan pulih sepenuhnya dalam mereka yang percaya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    11.3 Manusia dalam hubungan dengan dirinya

    Alkitab membedakan beberapa segi dalam sifat manusia, misalnya:


    Kata "hati" (Ibr. _lev_, Yun. _kardia_) biasanya mengacu pada manusia seluruhnya, yang dilihat dari pusat pengendalian dirinya, manusia secara hakiki. Ada tiga pokok persoalan teologis yang perlu dicatat.

    a. Dikotomi atau trikotomi?

    Telah terjadi perdebatan mengenai apakah manusia terdiri dari tubuh dan jiwa (dikotomi) atau tubuh, jiwa dan roh (trikotomi).

    Para pendukung dikotomi menunjukkan pemakaian istilah jiwa dan roh secara berganti-ganti dalam Alkitab (bnd. Mat 6:25; 10:28; Luk 1:46* dengan Pengkh 12:7; 1Kor 5:3-5*). Kematian dilukiskan sebagai "menghembuskan nafas terakhir" (Kej 35:18*) dan "menyerahkan nyawa" (Mazm 31:6; Luk 23:46). Orang mati disebut "roh" (Ibr 12:23*) dan juga "jiwa" (Wahy 6:9*).

    Pendukung trikotomi terutama mengacu pada Ibrani 4:12* dan 1Tesalonika 5:23*, namun kedua ayat itu tidak dapat menentukannya dengan pasti. Dalam Ibrani 4:12* diterjemahkan "jiwa dan roh", tetapi mungkin sekali artinya firman Allah menyoroti manusia dari segi mana pun (bnd. Ibr 4:13*), bukan bahwa ada pemisahan antara jiwa dan roh. 1Tesalonika 5:23* menegaskan kuasa Allah untuk menguduskan manusia seutuhnya.

    Beberapa pihak, termasuk John Wesley, mengatakan bahwa manusia adalah dikotomi sebelum lahir kembali dan sesudahnya menjadi trikotomi, namun patut diragukan apakah kelahiran kembali itu memberi unsur tambahan kepada pribadi orang. Sikap ini dapat mendorong pandangan bahwa "unsur ketiga" pada orang percaya adalah Allah yang merupakan Roh Kudus itu sendiri. Secara teologis pandangan ini berbahaya karena membuka pintu pada pendapat yang hampir bersifat menghujat bahwa manusia "memiliki Allah" sebagai bagian dari dirinya. Secara pastoral pandangan ini berbahaya karena berdasarkannya orang dapat menyatakan bahwa keinginan rohnya adalah pancaran dari Roh Allah dan dengan demikian mengesampingkan koreksi dari Alkitab dan gereja.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    b. Kesatuan pribadi manusia

    Kini persoalan dikotomi/trikotomi sebagian besar sudah digeser dengan menekankan keterpaduan pribadi manusia. Menurut Alkitab, manusia tidak terdiri dari beberapa bagian yang digabung, apakah dua bagian atau tiga, melainkan merupakan kesatuan psikosomatis. Istilah yang digunakan Alkitab -- "tubuh", "jiwa", "roh", "hati", "akal budi" dan sebagainya -- kesemuanya hanya merupakan cara yang berbeda-beda untuk melihat pribadi yang satu itu. Penting sekali bahwa kata-kata yang diterjemahkan sebagai "jiwa" (Ibr. _nefesy_, Yun. _psukhe_) di tempat-tempat tertentu (1Raj 17:22; Luk 16:22*) disebut terlepas dari tubuh, namun pada umumnya yang dimaksud adalah pribadi manusia seutuhnya (Yos 10:28*; 1Raj 19:14; Mat 6:26; Kis 27:37*).

    Keterpaduan alkitabiah ini kelihatan jelas sekali bila dibandingkan dengan pemikiran filsafat Yunani. Plato melihat manusia terdiri dari dua bagian yang dapat dipisahkan yakni tubuh dan jiwa; pada saat meninggal jiwa dibebaskan, api ilahi dalam manusia meninggalkan kehidupan dalam perangkap gelap tubuh manusia untuk kehidupan di dunia nyata yang melampaui peleburan fisik. Bertentangan dengan hal itu, pandangan Alkitab tentang hidup sesudah kematian adalah kebangkitan tubuh. Manusia hanya dapat masuk dalam kehidupan sebenarnya jika ia mempunyai tubuh.

    Namun dua hal perlu dikemukakan di sini. Pertama, meskipun kehidupan manusia yang sesungguhnya adalah bertubuh, namun ini tidak berarti bahwa tubuh itu mutlak perlu untuk pengungkapan dirinya yang hakiki. Perjanjian Baru dan khususnya Yesus melihat kemungkinan manusia terlepas dari tubuhnya (Mat 10:28; Luk 19:19-31; 23:43*). Ini mempunyai dampak yang penting bagi keadaan sementara orang Kristen antara kematian fisiknya dan kedatangan Kristus kembali saat Ia menerima tubuh kebangkitan (bnd. di bawah: ps 34.2). Akan tetapi keadaan tak bertubuh ini bukan keadaan yang ideal (2Kor 5:1-10*). Tujuan selengkapnya dan sesungguhnya bagi orang percaya tercapai pada kembalinya Kristus "yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia" (Fili 3:21*).

    Kedua, tujuan akhir manusia ini terletak dalam hubungannya dengan Allah pada tingkat rohani dan akhlak. Kendatipun hubungan ini mempunyai dampak pada setiap tingkat kehidupan manusia, termasuk tingkat lahiriah dan sosial, dan juga mengandung janji akan pembaruan akhir seluruh keberadaan manusia, namun dimensi-dimensi ini bukanlah hal yang pokok dari hubungan ini. Demikianlah kelahiran kembali tidak mempunyai dampak langsung bagi tubuh manusia sekarang (bnd. 2Kor 12:7; 2Tim 4:20* dsb.) ataupun bagi status sosial atau politik (1Kor 7:17-24*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    11.4 Manusia dalam hubungan dengan sesamanya

    a. Makhluk sosial

    Sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah menyatakan bahwa keadaan Adam yang seorang diri itu "tidak baik" (Kej 2:18*). Hawa diberikan kepada Adam sebagai manusia pelengkap dan mitra. Jadi dari permulaan "manusia diciptakan sebagai makhluk sosial" (Calvin). Mungkin ini mencerminkan sifat Allah sendiri sebagai Tritunggal. Pandangan ini terdapat dalam seluruh Alkitab. Kisah Alkitab berkisar pada satu bangsa (Israel) dan satu persekutuan (gereja). Meskipun dimensi individual penting sekali, namun aspek sosial manusia dipertahankan dan mencapai puncaknya di kota kudus, Yerusalem baru, pada saat kembalinya Kristus (Wahy 21:1-27*). Pertanyaan Kain, "Apakah aku penjaga adikku?" (Kej 4:9*), harus dijawab "ya". Manusia tidak sendiri dan memang tidak dimaksudkan untuk hidup secara tersendiri. Setiap orang dijadikan dengan dan untuk sesamanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    b. Laki-laki dan perempuan

    Di samping membenarkan sifat hidup manusia sebagai hidup berkelompok di bawah Allah, hubungan Adam dan Hawa mengungkapkan perbedaan kelamin yang diciptakan Allah. Alkitab mengatakan dua hal yang saling mengisi mengenai hal ini.

    Laki-laki dan perempuan sederajat dalam nilai dan status Hawa adalah "tulang dari tulangku dan daging dari dagingku" bagi Adam (Kej 2:23*). Persamaan ini bukan hanya secara biologis, karena Hawa oleh Penciptanya dikatakan "penolong . . . yang sepadan dengan dia" (Kej 2:18*), yang mempunyai makna "sama dan cukup". Perempuan itu tidak lebih rendah ataupun lebih tinggi daripada laki-laki. Dia bukan budak laki-laki atau bawahannya, tetapi dengan tulus hati berdiri di sampingnya menghadap Allah. Martabatnya paling jelas kelihatan dalam kitab-kitab Injil. Yesus menghargai wanita dengan cara yang sama seperti pria, salah satu segi yang mencolok dan revolusioner dari pelayanan-Nya (Luk 7:36-50; Yoh 4:1-30; 8:11; 12:1-8*). Dan pernyataan yang paling jelas mengenai persaaman ini terdapat dalam Galatia 3:28*, "dalam Kristus tidak ada laki-laki atau perempuan".

    Fungsi laki-laki dan perempuan berbeda tetapi saling melengkapi Persamaan status diwujudnyatakan dalam peranan yang saling melengkapi. Ini pada dasarnya dinyatakan dalam peranan laki-laki dan perempuan yang berbeda, walaupun saling melengkapi, dalam memimpin keluarga (Kej 3:16; 1Kor 11:3-16; Ef 5:21-33; 1Pet 3:1-7*) serta melahirkan anak (Kej 3:16*). Kepemimpinan itu tidak mengorbankan persamaan yang hakiki walaupun dari penyalahgunaannya sering mengakibatkan eksploitasi wanita. Dengan menghubungkan kasih yang saling melengkapi dari suami istri dengan kasih Kristus dan gereja (Ef 5:23*), Paulus mengangkat seluruh hubungan laki-laki dan perempuan di dalam Kristus ke tingkat yang mempesona. Hubungan suami istri Kristen yang teratur baik, walaupun secara samar-samar, menggambarkan perjanjian kekal antara Allah dan umat-Nya. Tidak ada hubungan antara manusia yang lebih luhur daripada hubungan ini.

    Ada yang menegaskan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan merupakan patokan bagi kehidupan manusia, artinya manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Di sinilah terdapat kebenaran yang mendalam (bnd. Kej 2:20-25*) dengan dampak yang penting bagi pemenuhan peranan sosial maupun bagi kelayakan perkawinan heteroseksual. Namun, kita tidak boleh menarik kesimpulan bahwa orang yang tidak menikah tidak termasuk umat manusia sejati, karena justru Yesus -- orang yang normatif -- tidak menikah, dan Perjanjian Baru sama sekali tidak menganjurkan pernikahan sebagai hal yang hakiki untuk pemenuhan kehidupan Kristen.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    11.5 Manusia dalam hubungan dengan alam

    Untuk membahas pokok ini kita perlu memperhatikan Kejadian 1:29* dan Kejadian 2:19*, juga perjanjian Allah dengan Nuh sesudah kejatuhan (Kej 9:2*).Kendatipun kita mungkin tidak sanggup menyebut burung-burung itu sebagai "saudara-saudara" seperti Fransiskus dari Assisi, namun lingkungan adalah ciptaan Allah dan oleh sebab itu patut dihormati. Memang lingkungan itu berada terlepas dari Allah dan Alkitab mengesampingkan pemujaan alam (Kel 20:4; 2Raj 23:5*) maupun pengaguman yang menjurus pada pendewaan alam dalam beberapa bentuk roman-tisisme.

    Hubungan manusia dengan dunia sesuai dengan kehendak Allah dapat diungkapkan dengan dua kata. Yang pertama adalah _kuasa_. Manusia ditempatkan di atas bentuk-bentuk kehidupan lain (Kej 1:28; 9:2-3*; Ibr 2:8*). Manusia merupakan puncak penciptaan dan melekat dengan rencana seluruh alam semesta, suatu keyakinan yang tidak berkurang karena semesta alam itu begitu luas (gagasan itu tidak baru, lihat Kej 15:5; Ayub 22:12*). Tetapi kekuasaan manusia diimbangi dengan _penatalayanan_. Allah tetap merupakan pemilik segala-galanya (1Taw 29:11; Mazm 24:1*); oleh sebab itu boleh dikatakan pemilikan oleh manusia berupa kontrak sewa bukanlah pemilikan mutlak. Pada suatu hari kita harus memberikan pertanggungjawaban kita kepada-Nya, yakni bagaimana kita menggunakan pemberian-Nya (Mat 25:26-27; Luk 12:24*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    11.6 Manusia dalam hubungan dengan waktu

    Dunia tempat manusia hidup, berkuasa dan mengadakan penatalayanan adalah dunia waktu dan ruang. Manusia diberi waktu oleh Allah supaya dia mengisinya secara bertanggung jawab dan menikmati persekutuan dengan Pencipta (Kej 3:8*). Ada perdebatan tentang apakah waktu yang diberikan kepada Adam terbatas atau tidak. Apakah manusia pada hakikatnya kekal dan menjadi tidak kekal hanya sebagai akibat dari dosa? Ataukah umur manusia yang terbatas memang sudah direncanakan oleh Allah?

    Alkitab secara nyata menghubungkan kematian dengan dosa (Kej 2:17*; Kej 3:19; Rom 5:12* dst.). "Jika Adam tidak berbuat dosa, ia tentu masih hidup secara badani dan membutuhkan makanan, minuman dan istirahat. Hidupnya akan bertumbuh, bertambah dan berkembang sampai Tuhan mengangkatnya ke dalam kehidupan dalam roh. Di sana ia hidup tanpa sifat kebinatangan yang alami, kalau boleh saya katakan demikian . . . Namun, ia tetap orang bertubuh dan bukan roh yang murni seperti para malaikat" (Luther).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Manusia diciptakan oleh Allah:
    Kejadian 1:26; 2:7,21-23; 5:1; Ayub 33:4; Mazmur 139:13-14*;
    Matius 19:4; Markus 10:6; Roma 1:25; Yakobus 3:9*.

    Manusia sebagai gambar Allah:
    Kejadian 1:26; 5:3; 9:5-6*;
    1Korintus 11:7; 15:49; 2Korintus 4:4; Kolose 3:10*.

    Sifat manusia:
    Pengkhotbah 7:29; 12:7*;
    Matius 10:28; 22:37; Markus 8:35-36; 16:19-31; 23:43;
    1Korintus 2:14; 5:5; 15:35-37; 2Korintus 5:1-10; Filipi 3:20-21*;
    1Tesalonika 5:23; Ibrani 4:12*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Uraikan relevansi pandangan Kristen tentang manusia mengingat

      1. ancaman terhadap kelangsungan hidupnya pada masa modern dan
      2. kekacauan masa kini di bidang antropologi.
    2. Dapatkah penjelasan secara alkitabiah dan penjelasan ilmiah tentang asal usul manusia disesuaikan? Bagaimana penilaian Anda terhadap kekuatan dan kelemahan dari berbagai penyelesaian yang dikemukakan?

    3. Apa penafsiran Anda mengenai ungkapan "gambar Allah"? Selidikilah dampak-dampaknya bagi

      1. penginjilan Kristen,
      2. kehidupan Kristen, dan
      3. pengharapan Kristen.
    4. Menurut pandangan Anda, apakah manusia itu terdiri dari dua bagian, tiga bagian atau berbentuk lain lagi? Tunjukkanlah dasar alkitabiah bagi pendapat Anda.

    5. "Manusia adalah manusia dalam masyarakat." Sebutkanlah ajaran Alkitab yang berhubungan dengan pernyataan ini dan selidikilah dampak-dampaknya bagi

      1. masyarakat dan
      2. perkawinan serta keluarga.


    Mengenali Kebenaran -- Bab 11. Watak Manusia [Indeks]

    Kepustakaan (11)

    Berkouwer, G. C.
    1962 _Man: the Image of God_ (Eerdmans).
    Boston, T.
    1964 _Human Nature in its Fourfold State_ (Banner of Truth).
    Cairns, D.
    1973 _The Image of God in Man_ (Fontana).
    Davidheiser, B.
    1969 _Evolution and the Christian Faith_ (Presbyterian & Reformed).
    Houston, J. M.
    1979 _I Believe in God the Creator_ (Hodder).
    Kidner, D.
    1967 _Genesis_ (Tyndale Press).
    Machen, J. G.
    1965 _The Christian View of Man_ (Banner of Truth).
    MacKay, D. M.
    1973 _Science and Christian Faith Today_ (Falcon).
    Orr, J.
    1948 _God`s Image in Man_ (Eerdmans).
    Pearce, E. K. V.
    1976 _Who was Adam?_ (Paternoster).
    Ramm, B.
    1955 _The Christian View of Science and Scripture_ (Paternoster).
    Schaeffer, F. A.
    1972a _Genesis in Space and Time_ (Hodder).
    1972b _Back to Freedom and Dignity_ (Hodder).
    Whitcomb, J. C. & Morris, H. M.
    1961 _The Genesis Flood_ (Evangelical Press).



    Indeks Bab 12: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.C 01009]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 12 Manusia Berdosa ....................................01136

    Ps 12.1 Kejatuhan Manusia ............................ 01136

    Ps 12.2 Sifat Serta Jangkauan Dosa ................... 01137

    Sb 12.2.a Sifat Dosa ................................ 01137

    12.2.b Jangkauan Dosa ............................ 01138

    12.2.c Penyebaran Dosa: Dosa Warisan ............. 01139

    Ps 12.3 Pengaruh dosa ................................ 01140

    Sb 12.3.a Dalam Hubungan dengan Allah ............... 01140

    12.3.b Dalam Hubungan dengan Sesama .............. 01141

    12.3.c Dalam Hubungan dengan Dirinya ............. 01142

    12.3.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta ........ 01142

    12.3.e Dalam Hubungan dengan Waktu ............... 01143

    Ps 12.4 Soal-soal Lain ............................... 01144

    Sb 12.4.a Dosa yang Tak Terampuni ................... 01144

    12.4.b Kebebasan Manusia ......................... 01145

    Ps 12.5 Perdebatan Akhir-akhir Ini ................... 01146

    Sb 12.5.a Marxisme .................................. 01146

    12.5.b Eksistensialisme .......................... 01147

    Ps 12.6 Ringkasan .................................... 01148

    Bahan Alkitab .............................................. 01149

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01150

    Kepustakaan ................................................ 01151



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12. MANUSIA BERDOSA

    Pasal 11 di atas memberi gambaran mengenai apa yang mungkin terjadi seandainya Adam tetap setia. Tetapi kenyataannya ia jatuh, jadi kita harus menilik umat manusia dalam dosa.

    12.1 Kejatuhan manusia

    Kejadian 3:1-7* mengisahkan tentang dosa pertama umat manusia, dan ada juga banyak lagi bahan Alkitab yang mengacu pada kejatuhan manusia ini (lihat akhir pasal ini). Lagi pula, terlepas dari acuan-acuan eksplisit itu, kejatuhan merupakan bagian integral dari seluruh berita Alkitab. Ada berapa tafsiran kisah kejatuhan yang perlu kita pertimbangkan.

    Pertama,_ pandangan harfiah _melihat kisah dalam Kitab Kejadian sebagai tulisan sejarah. Inilah pandangan yang diterima secara umum di gereja selama berabad-abad dan masih terus dibela oleh banyak pendukung. Namun akhir-akhir ini timbullah pendapat-pendapat yang lain.

    Kedua, _pandangan mitologis _menolak adanya sedikit pun unsur sejarah. Pandangan ini menganggap cerita dalam Kitab Kejadian sebagai suatu gambaran religius yang menyampaikan kebenaran-kebenaran penting tentang manusia dan kondisi moralnya. Dengan demikian cerita Kejadian bukan mengenai asal dosa melainkan mengenai hakikatnya. Memang ada unsur kebenaran dalam pandangan ini dan dalam Roma 1:1-32* Paulus sedikit banyak menggunakannya ketika ia menggambarkan dosa dan pemberontakan di dunia bukan Yahudi pada zamannya. Namun pandangan ini bukanlah arti utama dari Kejadian 3:1-24* karena menolak adanya unsur sejarah dan ini jelas tidak sejalan dengan penulis-penulis Alkitab kemudian.

    Ketiga, _pandangan "historis" _menegaskan bahwa -- walaupun Kej 2:1-3:24*: tidak selalu dapat ditafsirkan secara harfiah -- namun jelas peristiwa-peristiwa diceritakan di dalamnya yang dibatasi oleh waktu dan ruang. Alkitab berbicara tentang kejatuhan sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi (Rom 5:12-13*), memberi lokasi taman Eden secara cukup jelas (Kej 2:10-14*) dan menempatkan Adam pada garis sejarah yang berlanjut sampai pada Abraham dan Israel (Kej 4:1; 5:4; Kej 11:27; Luk 3:38*). Jadi kejatuhan merupakan peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi dalam sejarah moral umat manusia.

    Untuk menafsirkan perikop yang sangat penting ini dengan tepat, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan.

    1. Ada kesulitan dalam memakai bahasa sehari-hari kita dengan keadaan sebelum kejatuhan, karena _semua bahasa dibentuk oleh pengalaman sejak kejatuhan_. Begitu pula, tentang waktu pengaruh-pengaruh kejatuhan itu ditiadakan oleh kedatangan kembali Kristus, Alkitab sekali lagi menggunakan semacam simbolisme untuk menggambarkan situasi masa mendatang (Wahy 21:1-22:21*).

    2. Berkouwer mengemukakan bahwa kejatuhan tidak mungkin dipahami sepenuhnya kalau kita tidak mengakui keterlibatan pribadi kita dalam peristiwa menyedihkan itu. Sekalipun prinsip ini tidak perlu menghambat segala pembahasan tentang sifat kejatuhan, namun sebaiknya kita hindari pendekatan yang terlalu teoretis.

    3. Para evolusionis sering menolak gagasan tentang dosa dan argumen-argumen Kristen lain yang terkait. Akan tetapi orang percaya sekurang-kurangnya dapat melihat bahwa sekali kegagalan moral manusia diakui (dan bukti empiris bagi kegagalan itu cukup besar!) maka kecenderungan dalam manusia itu harus ada titik pangkal dalam waktu. Telah terjadi suatu tindakan pemberontakan pertama yang melawan norma-norma moral yang diketahui, dalam hal ini kehendak Allah. Oleh sebab itu asal dosa dapat ditempatkan dalam waktu dan dihubungkan dengan keseluruhan rangkaian peristiwa manusia.

    4. Dalam Roma 5:12 (bnd. 1Kor 15:22*), Paulus menggunakan kejatuhan sebagai tema pengiring penjelasan rinci mengenai karya penyelamatan Kristus. Pengaruh "satu" (yaitu "yang pertama") dosa Adam (Rom 5:16,18*) ditiadakan oleh "satu perbuatan kebenaran" (Rom 5:18*) Kristus dengan kematian-Nya bagi orang berdosa (bnd. Rom 3:25; 4:25; 5:8*). Tidak mungkin mempertahankan analogi antara perbuatan Adam dan perbuatan Kristus jika kejatuhan tidak diterima sebagai peristiwa dalam waktu dan ruang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12.2 Sifat serta jangkauan dosa

    a. Sifat dosa

    Alkitab menggunakan beraneka macam istilah untuk dosa. Hal ini tidak mengherankan karena tema utama Alkitab adalah pemberontakan manusia terhadap Allah dan jawaban-Nya yang penuh anugerah. Istilah-istilah alkitabiah serta berbagai corak artinya dapat dicari dalam ensiklopedi Alkitab. Di sini kita cukup mencatat kata-kata utama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diterjemahkan sebagai "dosa".

    Istilah paling lazim dalam Perjanjian Lama adalah _khattat_ (misalnya Kel 32:30) serta istilah seasal _khet_ (Mazm 51:11*). Kata ini muncul ratusan kali dalam Perjanjian Lama dan mengungkapkan tentang pikiran yang tidak mengenai sasaran atau membuat salah. _Pesya _(Ams 28:13*) mempunyai arti pemberontakan aktif, dosa atau pelanggaran terhadap kehendak Allah. _Syaga _(Im 4:12*) mengungkapkan tentang pikiran yang memilih jalan sesat. _Awon _(1Raj 17:18*) berkaitan dengan bentuk yang berarti memutar, dan mengacu pada rasa bersalah yang dihasilkan dosa.

    Kata utama untuk dosa dalam Perjanjian Baru _hamartia _(Mat 1:21*). Kata ini juga mempunyai makna tidak kena sasaran dan meliputi gagasan kegagalan, salah dan perbuatan jahat. _Adikia_ (1Kor 6:8*) berarti ketidakjujuran atau ketidakadilan. _Parabasis _(Rom 4:15*) mengenai pelanggaran hukum. _Anomia_ (1Yoh 3:4*) juga berarti tidak mempunyai hukum. _Asebeia_ (Tit 2:12*) mengandung arti kuat mengenai tidak mengenal Allah, sedangkan _ptaio_ lebih berarti tergelincir secara moral (Yak 2:10*).

    Aspek yang paling khas dari dosa adalah bahwa dosa bertujuan melawan Allah (bnd. Mazm 51:6; Rom 8:7; Yak 4:4*). Setiap usaha untuk mengurangi ini, misalnya dengan mengartikan dosa sebagai sifat mementingkan diri, sangat meremehkan kegawatannya. Ungkapan dosa yang paling jelas ialah saran Iblis bahwa manusia dapat merampas tempat penciptanya, "kamu akan menjadi seperti Allah ..." (Kej 3:5*). Dalam peristiwa kejatuhan, manusia berusaha meraih persamaan dengan Allah (bnd. Fili 2:6*), mencoba memberlakukan kemerdekaan dari Allah serta mempertanyakan integritas sang Pencipta dan pemeliharaan-Nya dalam kasih. Dengan sikap menghujat ia menahan dirinya dari ibadah dan kasih yang memuja, yang merupakan tanggapan manusia yang wajar terhadap Allah. Ia memberi penghormatan kepada musuh Allah dan juga memperhatikan ambisi-ambisinya sendiri.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    b. Jangkauan dosa

    Dosa itu _universal_. "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak" (Rom 3:10; bnd. Rom 3:1-10,23; Mazm 14:1*). Hanya Yesus Kristus yang hidup sebagai orang "tidak berdosa" (Ibr 4:15*). Penilaian alkitabiah ini cukup banyak dibenarkan oleh antropologi sosial dan pengalaman umum.

    Dosa itu menyeluruh bukan hanya secara geografis, tetapi mempengaruhi setiap manusia secara keseluruhan:


    Keadaan ini menurut tradisi disebut "kerusakan total" (_total depravity_). Ini tidak berarti bahwa taraf kejahatan setiap manusia sudah maksimal, yang akan membuatnya setaraf dengan setan, tetapi bahwa tak satu pun dari segi watak yang luput dari pengaruh dosa. Tidak ada satu segi dari kepribadian manusia yang dapat dikemukakan untuk menyatakan diri benar.

    Kenyataan bahwa orang sewaktu-waktu berpikir, berbicara atau bertindak dengan cara yang relatif "baik" (Luk 11:13; Rom 2:14-15*) tidak membantah kerusakan total, karena "baik" ini bukanlah kebajikan sepenuhnya sepanjang hidup yang memungkinkan kita menghadap kepada Tuhan. Tidak ada "suaka alam" di dalam pribadi manusia, tempat "keadaan asli" manusia tetap terpelihara. Kita jatuh secara total dan sebab itu memerlukan penebusan secara total.

    Alkitab juga mengajarkan mengenai kerusakan total dengan mengatakan bahwa dosa telah mempengaruhi inti manusia. Hati (Ibr. _lev_) adalah hakikat seseorang, yang telah disesatkan oleh dosa. Kita ingat pernyataan Yesus, "dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan...Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang" (Mr 7:21-23; bnd. Kej 6:5; Yer 17:9*; Rom 3:10-18; 7:23*).

    Justru karena "kerusakan total" dalam arti alkitabiah ini, manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Kerusakan total berarti "ketidak mampuan total".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    c. Penyebaran dosa: dosa warisan

    Hubungan antara ketidaktaatan Adam dan dosa manusia selanjutnya adalah persoalan dosa warisan. Alkitab mengajarkan bahwa dosa Adam melibatkan seluruh umat manusia. Dalam Roma 5:12* Paulus menegaskan bahwa melalui ketidaktaatan Adam, dosa dan kematian menjadi kenyataan bagi semua orang "karena semua orang telah berbuat dosa" artinya karena mereka semua berdosa di dalam dosa Adam (Rom 5:14-19*; 1Kor 15:22*). Ada dua penjelasan tradisional mengenai hal ini.

    _Realisme _menafsirkan kata-kata Paulus dalam Roma 5:12* secara harfiah. "Semua orang telah berbuat dosa dalam Adam" berarti bahwa semua hadir dan terlibat ketika Adam berbuat dosa. Sifat manusia umum yang universal, yang meliputi sifat pribadi semua orang, dengan satu atau lain cara hadir "dalam Adam" sehingga ketika ia berbuat dosa setiap orang berdosa dengan dia (bnd. Rom 7:4-10*; Lewi ada "dalam tubuh" bapa leluhurnya, Abraham). Tafsiran ini adalah usaha menghindari kesewenangan dalam penafsiran dosa warisan. Namun, terlepas dari kesulitan dalam mengerti apa yang dimaksud dengan gagasan sifat manusia umum, maka kita masih diperhadapkan dengan kesulitan yang disebabkan oleh dampaknya bagi kemanusiaan Kristus. Jika kemanusiaan Kristus bukan bagian dari umat manusia secara umum dan universal di dalam Adam, maka kesatuannya yang hakiki dengan manusia terancam. Sebaliknya kalau Ia termasuk di dalamnya, itu berarti bahwa Ia juga turut dalam kejatuhan.

    _Federalisme _mengingat perbandingan yang diadakan antara Adam dengan Kristus (Rom 5:12-19; 1Kor 15:22,45-49*), dan menerangkan bahwa solidaritas universal kita dengan Adam adalah sejenis dengan solidaritas Kristus dengan mereka yang Ia tebus, yaitu sebagai wakil, atau kepala federal. Zaman sekarang istilah federal biasanya berarti suatu sistem politik tertentu. Secara teologis istilah ini, yang artinya diturunkan dari kata Latin _foedus_ `perjanjian`, berarti "sesuai perjanjian". Perjanjian Allah dengan Adam, yang sering disebut "perjanjian perbuatan", dilanggar oleh Adam dengan dosanya dan membawa akibat yang mengerikan bagi mereka yang ia wakili atau kepalai. Dalam Kristus, perjanjian ini diperbarui dan di bawahnya kebajikan-Nya yang sempurna menjadi jalan berkat dan penyelamatan bagi mereka yang Ia wakili atau kepalai (Kej 2:15-17; Yer 31:31; Rom 3:21-31; 5:12-12; 1Kor 11:25*). Prinsip yang berlaku dalam kedua hal itu sama:


    Prinsip ini jangan dianggap sewenang-wenang, seolah-olah manusia dihukum untuk dosa yang tidak diperbuatnya. Allah yang adil menyatakan seluruh dunia bersalah di hadapan-Nya (Rom 3:19*) dan hal itu cukup nyata dalam dosa-dosa yang diperbuat baik oleh orang Yahudi maupun oleh yang bukan Yahudi (Rom 1:18-3:8*). Tentu ada kaitan dengan dosa warisan "dalam Adam" (Rom 5:12*), namun Alkitab umumnya mengaitkan penghakiman terakhir manusia dengan perbuatan-perbuatannya yang tidak memenuhi syarat Allah dan bukan terutama dengan persatuannya dengan Adam (misalnya Mat 7:21-27; 13:41; 25:31-46; Luk 3:9; Rom 2:5-10*; Wahy 20:11-14*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12.3 Pengaruh dosa

    Kejatuhan ke dalam dosa mempunyai pengaruh luas sekali bagi masing-masing bagian manusia yang diuraikan dalam pasal terdahulu.

    a. Dalam hubungan dengan Allah

    Inilah inti dari segala dampak dosa yang diuraikan secara rinci di bawah. Dalam hubungannya dengan Allah, dosa berarti beberapa hal.

    Pertama, _kita tidak layak untuk menghadap kepada Allah._ Pengusiran Adam dari Taman Eden adalah ungkapan secara geografis dari pemisahan spiritual manusia dari Allah, serta ketidaklayakan untuk menghadap Dia dan menikmati keakraban dengan Dia (Kej 3:23*). Tempat kehadiran-Nya menjadi tempat yang menakutkan; pedang yang bernyala-nyala yang menutup jalan kembali ke Eden melambangkan kebenaran mengerikan bahwa dalam dosanya, manusia menghadapi pertentangan dan perlawanan Allah, yaitu murka Allah yang kudus (Kej 3:24; Mat 3:7; Rom 1:18; 1Tes 1:10*). Dibandingkan dengan murka Allah, semua ketakutan dan kekuatiran manusia hanya seperti mimpi buruk saja; segala kebutuhan yang lain, betapa pentingnya atau besarnya pun memudar sampai terasa tidak penting lagi.

    Kedua, _kita tidak sanggup melakukan kehendak Allah._ Walaupun Allah memanggil dan memerintah manusia dan menawarkan kepada kita jalan kehidupan dan kebebasan, kita tidak sanggup lagi menjawab panggilan-Nya sepenuhnya. Manusia tidak bebas lagi untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah dan telah menjadi budak dosa (Yoh 8:34*; Rom 7:21-22*).

    Ketiga, _kita tidak benar di hadapan Allah._ Kegagalan untuk mematuhi kehendak atau hukum Allah mempunyai dampak lanjut yang serius bahwa manusia sudah di bawah kutukan hukum, rasa bersalah dan penghukuman yang makin bertambah bagi pelanggar hukum (Ula 27:26,28; Rom 3:19; 5:16; Gal 3:10*).

    Keempat, _kita tidak peka lagi terhadap firman Allah._ Allah berbicara melalui ciptaan, melalui hukum moral, melalui bangsa Israel dalam Perjanjian Lama dan gereja dalam Perjanjian Baru, dan di atas segala-galanya melalui Firman-Nya baik yang menjelma maupun yang tertulis. Dalam keadaan berdosa manusia hanya mendengar secukupnya sehingga tidak beralasan untuk tidak percaya, namun tidak cukup untuk benar-benar mengerti jalan dan kehendak Allah. Pada akhirnya, dosa membawa manusia pada keadaan tidak mengenal Allah dan tidak sanggup mengerti hal-hal mengenai Roh.

    Pengaruh-pengaruh dosa ini nyata dalam _keangkuhan _manusia. Manusia menentang pemerintahan Allah dan menentukan diri sebagai penguasa, membuat diri sebagai patokan realitas, dan akal serta pengalaman adalah patokan kebenaran. Manusia menyatakan kekuasaan atas dunia dan memikul tanggung jawab atas masa depan ras. Keangkuhan yang paling parah berbentuk perasaan seperti raksasa yang serba bisa, yang membuat manusia seperti di Babel memanjat ke arah surga dengan maksud merendahkan Allah (bnd. Kej 11:1-9; 2Tes 2:4*).

    Dalam lingkungan keagamaan, keangkuhan ini diungkapkan sebagai _pembenaran diri_. Manusia menentukan norma-norma bagi dirinya dan membenarkan diri menurut norma-norma tersebut. Ia mencari-cari alasan bagi dosa dan merasa yakin di hadapan Allah karena prestasi-prestasi moral dan religiusnya.

    Namun manusia tidak luput dari Allah. Hubungan yang terputus nyata sebagai ketakutan kepada Allah; bukan sikap rendah hati dari orang yang beriman (bnd. Ul 10:12*) tetapi sikap ketakutan seorang buronan yang lari dari Allah yang tidak ditaatinya. Rasa takut ini dapat mendorong orang untuk mencari ilah pengganti yang tidak menyingkapkan kesalahannya. Ada yang menolak eksistensi Allah secara teori (ateisme), ada lagi yang menganut suatu paham alternatif seperti Marxisme dan melibatkan diri dalam aktivitas yang tak ada henti-hentinya. Tetapi sebenarnya semua itu hanya untuk bersembunyi dari Allah (seperti Adam dan Hawa di Eden) dan menghindari keseraman apabila harus berdiri di hadapan Allah dengan kesalahannya terpampang di depannya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    b. Dalam hubungan dengan sesamanya

    Putusnya hubungan dengan Allah langsung mempengaruhi hubungan manusia dengan sesamanya. Adam menuduh Hawa dan mempersalahkannya mengenai kelakuannya sendiri (Kej 3:12*) dan kisah kejatuhan segera disusul dengan laporan pembunuhan Habel (Kej 4:1-16*). Manusia yang melawan Allah juga adalah manusia yang melawan sesamanya sebagai orang asing dan musuh, sebagai ancaman bukan teman.

    Dosa membawa konflik dan menghasilkan perpecahan-perpecahan besar di antara bangsa-bangsa. Dosa menyebabkan prasangka rasial dan antagonisme, dan membentuk blok-blok kekuasaan internasional yang besar. Dosa menciptakan perpecahan sosial dan dengan begitu membawa kepada konflik antar kelompok atau kelas. Dosa memisahkan orang-orang kaya dengan orang-orang miskin dan menyebabkan konflik dalam semua kelompok manusia, baik kelompok pendidikan, masyarakat, sosial, waktu senggang maupun agama. Lagi pula dosa membawa perpecahan dalam keluarga dan gereja. Secara paradoks, ancaman dari sesama membuat manusia mencari keamanan dengan membentuk berbagai persekutuan yang kadang-kadang tidak masuk akal.

    Dosa juga menyebabkan eksploitasi sehingga kita "memakai" sesama kita. Kita mengeksploitasi dia untuk menjaga harga diri, untuk membenarkan rencana-rencana jahat dan untuk menopang kelemahan-kelemahan diri kita. Kita membuat dia menjadi korban dari frustrasi dan perasaan bersalah kita. Eksploitasi ini bahkan dinyatakan sebagai kekerasan fisik atau psikologis, seperti dalam hubungan pria/wanita yang sepanjang sejarah bercirikan dominasi pria, penggunaan wanita untuk kepentingan egois pria dan penolakan memberinya persamaan hak dan martabat yang hakiki. Bahkan dalam mengasihi sesama kita mencoba mendapat manfaat dari tanggapan terhadap kasih itu: pemberian kita tidak lain dari penerimaan belaka.

    Putusnya hubungan dengan sesama sering dinyatakan sebagai ketakutan bahwa orang lain akan menjadi sadar akan pribadi kita sebenarnya dengan segala kelemahan, rasa bersalah dan rasa jijiknya. Oleh sebab itu kita mencoba bersembunyi dari dia, di satu pihak dengan memproyeksikan gambaran palsu dari diri kita dan di pihak lain dengan usaha memadamkan ancaman dari dia dengan mengotak-ngotakkannya, melihatnya sebagai anggota suatu kelompok: "kasus", "mahasiswa", "guru", "direktur", "pekerja".

    Salah satu hasil paling getir dari pemisahan diri dari sesama adalah pengalaman yang berulang kali terjadi ialah _salah paham_ bahkan juga walaupun ada keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengenal dan dikenal orang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    c. Dalam hubungan dengan dirinya

    Dosa mengadudombakan manusia melawan dirinya; ia hidup dengan konflik batin dan perpecahan sambil berseru, "Aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku?" (Rom 7:23*). Orang kehilangan arah batin dan menjadi tidak jelas bagi dirinya sendiri, sejuta dorongan yang saling bertentangan. Pengaruh dosa dinyatakan dalam _penipuan diri sendiri_. Kehilangan pengetahuan diri yang sebenarnya akan mengakibatkan semacam pemujaan diri atau penghakiman diri yang neurotik berdasarkan patokan yang tidak realistis. Orang tidak mampu menilai diri dengan tepat, namun juga tidak sanggup untuk menyerahkan segala hal kepada Allah dan membiarkan Dia menjadi hakim (1Kor 4:3*). Konflik batin ini juga terungkap sebagai _rasa malu_, perasaan tidak enak dengan diri sendiri (bnd. Kej 3:7-8*). Dosa telah menyita kepercayaan diri dan kesanggupan melihat diri sebagai makhluk Allah; orang malu akan dirinya. Segala ungkapan konflik batin manusia ini mengakibatkan keresahan yang tak terobati dalam dirinya. "Orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tenang, . . . `Tiada damai bagi orang-orang fasik itu` firman Allahku" (Yes 57:20-21*).

    d. Dalam hubungan dengan alam semesta

    Umat manusia kehilangan keharmonisan dengan alam. Penatalayanan lingkungan sesuai dengan kehendak Allah tergeser oleh perampasan oleh manusia yang berdosa. Ini diwujudkan sebagai eksploitasi dan perusakan dunia, tanpa memikirkan keindahannya yang tercipta ataupun nilai hakikinya. Ini juga terungkap sebagai polusi, penggunaan bahan baku yang mengotorkan samudera dan suasana secara serakah, hanya untuk kepentingan diri dengan keuntungan ekonomi belaka, kehidupan mewah dan pemuasan hati.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    e. Dalam hubungan dengan waktu

    Manusia yang jatuh ke dalam dosa hidup dalam waktu yang dibatasi karena dosa itu. Karena dosa, manusia kehilangan kekekalan (Kej 2:17; 3:19*), hari-harinya terbatas. Penghakiman melalui kematian adalah pertanda penghakiman Allah nanti. Oleh Allah, manusia diberi waktu, tetapi waktu itu berjalan terus mendekati akhirnya ketika semua rencana, tujuan dan mimpi akhirnya dihentikan oleh kematian.

    Pengaruh dosa ini terungkap dalam _materialisme _manusia serta hedonisme praktis yang sebenarnya hanyalah penerapan materialisme. Kita berpegang pada dunia yang nyata bagi pancaindera sebagai usaha untuk mempunyai pegangan dalam dunia yang terus bergolak. Usaha ini juga nyata dalam keinginan untuk menciptakan tanda-tanda peringatan, bentuk-bentuk materi yang dapat memperpanjang kenangan kepada orang setelah ia tiada.

    Pembatasan waktu ini juga mengkibatkan _kegelisahan_. Kematian tak ada bandingnya untuk menyadarkan orang akan keadaannya yang tak berarti dan kelemahannya, dan menunjukkan kebodohan orang yang berlagak mulia. Bahkan kalaupun seorang mencoba menghadapi kematian dengan hati teduh, ia tidak berhasil sepenuhnya mengatasi kegelisahan ini. Takut akan kematian menguasai manusia sampai akhirnya ia juga pergi menerima hasil dosanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12.4 Soal-soal lain

    a. Dosa yang tak terampuni

    Beberapa perikop Perjanjian Baru berbicara tentang dosa yang tidak dapat diampuni, yakni dosa atau penghujatan terhadap Roh Kudus. Yesus menyinggung hal ini (Mat 12:31-32; bnd. Ibr 6:4-6; 10:26-29; 1Yoh 5:16*). Ada yang menganggapnya sebagai perbuatan langsung untuk menghujat Roh Kudus, biasanya dalam hubungan dengan kesaksian-Nya mengenai Kristus.

    Penafsiran akhir-akhir ini melihat hakikat dosa itu lebih bersifat kristologis. Yesus membedakan antara dosa terhadap Roh Kudus dan dosa "menentang Anak Manusia" (Mat 12:32*) sebelum kematian dan kebangkitan-Nya dan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sebelum Paskah pertama "Anak Manusia" merupakan penyataan Allah yang terselubung dan penuh teka-teki. Kegagalan mengenal Yesus selama misi-Nya di dunia (misalnya keluarga-Nya sendiri, Mr 3:21*) tidak begitu serius dibandingkan dengan sikap percaya bahwa seluruh misi-Nya, khususnya karya-karya baik-Nya, adalah pekerjaan Iblis seperti yang dituduhkan orang Farisi kepada-Nya. Dengan adanya peristiwa Pentakosta, perbedaan itu hilang. Yesus diperlihatkan sebagai Anak Allah dan Injil salib diberitakan dengan kuasa Roh Kudus. Penolakan terhadap pesan ini serta terhadap Kristus yang diabadikan oleh pesan ini, berarti menolak Roh Kudus yang menyaksikan akan kebenaran-Nya (Ibr 10:29*). Dosa ini tidak diampuni jika dilanjutkan, karena olehnya orang menolak harapan satu-satunya akan penebusan. Yohanes menyebutnya "dosa yang mendatangkan maut" (1Yoh 5:16*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    b. Kebebasan manusia

    Masalah arti dan batas kebebasan manusia sejak kejatuhan telah diperdebatkan dengan gigih berabad-abad. Sering perdebatan ini lebih banyak menghangatkan situasi daripada memberi kejelasan. Ini cukup sering disebabkan oleh kecenderungan mengacau permasalahan teologis dengan masalah yang jelas-jelas bersifat filsafat, yakni determinisme dan indeterminisme. Ada paling sedikit tiga arti istilah "kebebasan".

    Pertama, orang mengalami kebebasan secara psikologis sehari-hari ketika dia menghadapi beberapa alternatif dan membuat pilihan. Ini meliputi hal-hal sepele, seperti "Koran mana yang akan saya beli pagi ini?" sampai pada yang serius seperti "Maukah engkau menikah dengan saya?" Inilah kebebasan yang mendasari tanggung jawab moral. Alkitab menganggap bahwa kuasa untuk memilih secara bertanggungjawab dan atas kemauan sendiri adalah milik semua orang, baik orang Kristen maupun yang bukan Kristen.

    Tingkat pengertian yang kedua timbul dari pertanyaan apakah perbuatan-perbuatan kita pada masa mendatang akan ditentukan oleh faktor-faktor pada masa kini dan oleh sebab itu dapat diramalkan. Agaknya Alkitab tidak membenarkan atau menolak kebebasan dalam arti ini. Yang pasti adalah bahwa watak dipengaruhi oleh perbuatan orang: keputusan dan perbuatan masa lampau membentuk tipe manusia yang ada sekarang. "Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Gal 6:7*). Di lain pihak, Alkitab tidak membenarkan adanya pengurangan tanggung jawab manusia.

    Ketiga, segi teologis dari kebebasan muncul dengan persoalan apakah orang bukan Kristen bebas untuk menggenapi kehendak Allah, khususnya apakah mereka bebas untuk menyesali dosanya dan percaya kepada Kristus sebagai Penebus dan Tuhan. Perbudakan kemauan manusia karena kejatuhan kelihatannya tidak memungkinkan orang benar-benar secara bebas menaati Allah. Ketidaksanggupan untuk berpaling kepada Allah tanpa bantuan-Nya tercermin dalam kenyataan bahwa orang hanya dapat masuk ke dalam kerajaan surga melalui kelahiran kembali (tentang ini lihat di bawah: ps 23.2.c).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12.5 Perdebatan akhir-akhir ini

    Persoalan-persoalan antropologis merupakan inti perdebatan antara orang Kristen dan bukan Kristen masa kini, dan kita tidak dapat meramalkan hubungan apa antara pandangan Kristen tentang manusia dan penafsiran ilmiah, psikologis, dan sosiologis yang nantinya akan muncul. Di sini kita akan menyelidiki dua pendekatan yang sangat berpengaruh. Untuk pembahasan yang lebih lengkap, pembaca dipersilakan membaca bahan kepustakaan pada akhir pasal ini.

    a. Marxisme

    Antropologi Marxis sebaiknya dilihat sebagai suatu bentuk antropologi humanis: umat manusia ditempatkan pada pusat dan peningkatan kehidupan manusia merupakan tujuan nyatanya. Namun, berlainan dengan kebanyakan teori humanis akhir-akhir ini, Marxisme tidak merasa optimis secara naif tentang umat manusia tetapi mengambil kesengsaraannya sekarang sebagai titik tolaknya.

    Segala sesuatu tentu tergantung pada pengertian kesengsaraan itu. Dalam Marxisme, agama dianggap sebagai bagian dari proyeksi diri manusia yang bersifat khayalan, jadi dimensi keagamaan ditolak. Manusia dimengerti menurut kategori-kategori materialis dan sosiologis semata-mata, sebagai wujud nyata dari hubungan-hubungan sosial dan ekonomi. Sumber segala kesedihan manusia terletak dalam kenyataan bahwa hubungan-hubungan tadi salah sehingga manusia menjadi terasing dari keberadaannya yang benar. Tentu saja analisis sosial ekonomi Marxisme merupakan satu di antara sekian banyak alat untuk menemukan sebab-sebab kejahatan sosial ekonomi yang hendak dikurangi oleh orang Kristen atau jika mungkin ditiadakan.

    Marxisme gagal dalam semua usahanya untuk memikirkan "manusia kongkret yang sebenarnya" sekalipun, karena tidak melihat keterasingan manusia dari Allah dan keadaannya yang tak terlindungi dari murka-Nya. Dan lagi, bagi Marxisme umat manusia hanya merupakan bagian dari arus kesadaran yang sedang terbentang, yang terbentuk oleh hubungannya dengan faktor-faktor sosial ekonomi. Karena itu ia dapat diubah secara wajar. Secara khusus, ia dapat diubah melalui revolusi sosial untuk menjadi Manusia Baru, yang hidup dalam sistem sosial baru yaitu komunisme.

    Tentu saja komunisme dalam praktek nyata-nyata telah gagal menghasilkan manusia baru, seperti disaksikan oleh pertikaian-pertikaian antar negara komunis, pengusikan dan penganiayaan pemrotes-pemrotes, penolakan hak-hak asasi, kamp-kamp tawanan yang biadab dan sistem polisi rahasia yang sangat luas di negara-negara Marxis. Kegagalannya tak terelakkan, karena manusia memang tidak dapat diubah secara fundamental oleh lingkungan sosial ekonomi, ataupun oleh inisiatif atau kuasa manusia mana pun. Ini tidak berarti tanggapan tepat terhadap kejahatan sosial adalah berdiam diri secara sosial, tetapi dengan jelas menunjukkan kesemuan akhir Marxisme.

    Sekian banyak analisis ilmiah sosial pun tak akan berhasil memberi dasar yang efektif bagi optimisme Marxisme mengenai masa depan umat manusia. Optimisme ini merupakan kepercayaan buta yang diperoleh dengan memasukkan faktor-faktor ideologi yang sudah ditentukan terlebih dahulu ke dalam analisis sosial itu. Kegagalannya mengidentifikasikan masalah yang sebenarnya mempunyai dampak lebih lanjut, yang digarisbawahi oleh ajaran Kristen tentang penciptaan. Dalam Marxisme, setiap orang merupakan titik sementara, dan karena itu kebetulan saja, dari kesadaran diri material yang terjadi karena proses sosial. Dengan demikian diletakkanlah dasar untuk penaklukan individu demi kepentingan masal, dan penggunaan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan secara amoral. Dampak-dampak mengerikan dari pandangan ini dalam rezim-rezim Marxis di seluruh dunia sudah cukup terkenal.

    Bertentangan dengan itu, ajaran Kristen tentang penciptaan manusia menurut gambaran Allah, serta kasih Allah bagi kita hingga pada pengorbanan diri-Nya dalam diri Yesus di kayu salib, membuka jalan untuk mengakui nilai hakiki dan arti dari setiap individu, serta martabat manusia meskipun dalam kemalangan dan dosa. Oleh sebab itu, Alkitablah yang meletakkan dasar untuk humanisme sejati, bebas dari optimisme humanisme sekuler seperti Marxisme. Alkitab mengungkapkan kebutuhan manusia yang sebenarnya dan mendalam serta menunjukkan satu-satunya penyelesaiannya, yakni manusia baru dalam Yesus Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    b. Eksistensialisme

    Antropologi eksistensialis sebaiknya dipelajari melalui Kierkegaard (1813-55), pemikir Denmark yang saleh walaupun tidak ortodoks. Kierkegaard menuduh gereja negara Lutheran mengaburkan kekristenan yang sejati, karena sama sekali tidak menitikberatkan keadaan manusia sebagai orang berdosa di hadapan Allah, rasa bersalah, penderitaan batin, serta keputusasaan pribadi, yang oleh Kierkegaard dianggap sangat penting untuk dialami sebelum orang dapat menjadi Kristen. Ia juga menentang filsafat Hegel yang sangat berpengaruh pada waktu itu, yang menerangkan segala sesuatu menurut suatu kerangka cakupan menyeluruh, tetapi tidak menerangkan kebebasan pribadi serta kegelisahan yang diciptakannya bagi manusia, yang oleh Kierkegaard dilihat sebagai realitas manusia yang fundamental. Eksistensialisme Kristen dikembangkan, walaupun dengan perubahan, oleh para ahli teologi seperti Tillich (1886-1965) dan Bultmann (1884-1976), yang teologinya jelas menyimpang dari ortodoksi Kristen historis.

    Untuk bagian terbesar masa pengaruhnya, eksistensialisme terputus dari asalnya yang Kristen. Nietzsche (1844-1900) secara nyata membawanya ke arah anti-Kristen. Bagi Sartre (1905-80), tidak adanya Tuhan merupakan aksioma, sebab hanya jika Tuhan mati maka manusia dapat bebas. Eksistensialisme menolak setiap pembahasan keberadaan manusia yang bersifat umum, teoretis, objektif, baik pembahasan filsafat maupun ilmiah. "Kebenaran adalah subjektivitas" (Kierkegaard), yang hanya dapat dialami oleh subjek manusia secara individual dengan berpartisipasi secara pribadi dan batiniah dalam keberadaan. "Dengan melibatkan diri dalam dunia, dengan menderita dan bergumul, manusia mendapat arti sedikit demi sedikit" (Sartre). Menurut pandangan ini, manusia hanya "berada" sebagaimana ia menciptakan dirinya dengan memutuskan untuk bertanggung jawab atas keberadaannya dan menegaskan diri menghadapi tantangan-tantangan hidup dan panggilan menuju kebebasan.

    Dalam praktek, eksistensialisme menekankan unsur-unsur keberadaan yang negatif dan tragis. Keberadaan manusia sewenang-wenang sekali, tanpa arti akhir: "Setiap orang yang ada dilahirkan tanpa alasan, memperpanjang keberadaannya karena kelemahan dan mati secara kebetulan" (Sartre). Meskipun demikian, manusia terpanggil secara tak terelakkan untuk bebas dan dengan begitu mengalami rasa takut dan kegelisahan.

    Peradaban modern cenderung tak bersifat pribadi, seringkali mengorbankan individu untuk kepentingan program atau keuntungan, dan merencanakan pada skala besar serta cenderung ke arah monopoli dalam administrasi dan pemerintahan. Sebagai protes terhadap pengurangan kesadaran individual ini, maka eksistensialisme dapat dianggap sebagai jeritan dari lubuk hati untuk nasib manusia. Dalam hal itu, diperlukan perspektif yang lebih bersifat Kristen. Penekanan pada individu yang bertentangan dengan masyarakat sosial merupakan perbaikan yang bermanfaat atas teori sosial Marxis.

    Penekanannya pada ketidakcakapan dan rasa bersalah manusia, kelihatannya juga dapat menguntungkan. Novel dan drama eksistensialis menyuguhkan penilaian manusia yang lebih realistis daripada utopianisme akhir abad ke-19, dan memberi imbangan yang bermanfaat bagi optimisme sentimental yang bahkan juga berasal dari beberapa mimbar dan penerbit Kristen. Namun, sampai pada titik ini pun eksistensialisme pada akhirnya tidak menyajikan kebenaran; analisis kesengsaraan manusia tidaklah cukup. Kepelikan manusia tidak terletak dalam keputusasaan eksistensinya, atau "keberadaan yang tidak otentik" (Heidegger), _Angst_ atau `ketakutan` (Kierkegaard), "kegelisahan" (Tillich). Semua ini merupakan ciri-ciri dari sesuatu yang lebih dalam dan lebih menakutkan, yakni pemisahan manusia dari Tuhan dan keadaan tak terlindungi dari murka-Nya. "Jalan ateisme yang panjang dan berat" yang dibicarakan Sartre menjadi jalan menyenangkan dibandingkan dengan jalan orang terkutuk di hadapan Allah, jalan yang ditempuh Yesus ke Bukit Golgota, yakni jalan yang menunggu mereka yang tidak bertobat pada hari penghakiman. "Ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup" (Ibr 10:31*).

    Selanjutnya, eksistensialisme pada akhirnya akan membawa pada kehancuran umat manusia, pada penyangkalan martabat manusia sebagai makhluk kesayangan Allah, karena eksistensialisme tidak dapat membenarkan masyarakat manusia, bahwa manusia hidup dengan dan bagi orang lain. Berdasarkan prakiraan ekistensialis, sesama manusia menjadi ancaman yang menghambat dan mempengaruhi kebebasan individu. Bahkan kasih yang dimengerti sedcara eksistentialis berakhir dengan frustrasi karena bertujuan memiliki yang dikasihi. Bertentangan dengan gambaran suram ini terdapat pengalaman mengenai kasih sejati yaitu kasih kepada sesama yang diwujudkan oleh Kristus (Yoh 13:1; 15:12*) dan sekarang diwujudkan dalam umat-Nya melalui Roh Kudus (Rom 5:5*).

    Akan tetapi, keputusasaan akhir dari eksistensialisme bukan kebetulan. Ia tak mengenal penebus yang dapat mengangkat manusia dari keadaannya yang tanpa arti, mengampuni kesalahan yang lalu, menanamkan kekuatan moral dan spiritual baru di tengah-tengah persekutuan mereka yang ditebus pada waktu sekarang, dan mengisi kehidupan dengan tujuan akhir dalam pelayanan kerajaan Allah yang kekal.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    12.6 Ringkasan

    Alkitab mengajarkan dua hal mendasar tentang umat manusia. Pertama, kita adalah makhluk-makhluk Allah yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, bukan suatu kejadian kosmis yang kebetulan saja ataupun angka birokratis. Manusia pernah berdiri dengan gemilangnya di hadapan Penciptanya. Kedua, kita adalah orang berdosa yang jatuh menjauhi Tuhan dan maksud-Nya bagi kita. Kita hidup dalam pemberontakan secara implisit dan eksplisit melawan Dia. Pascal memadukan kedua kebenaran ini ketika ia berbicara tentang manusia sebagai raja yang diturunkan dari takhtanya, didepak dari kebesarannya, ditundukkan, bejat moral, namun tak pernah dapat melupakan keadaannya dulu yang seharusnya dinikmati sekarang juga.

    Kita harus mempertahankan kebenaran ajaran Alkitab mengenai umat manusia sebagai makhluk dan orang berdosa melawan semua antropologi alternatif, baik yang dari zaman purba maupun yang modern.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejatuhan:
    Kejadian 3:1-7; Ulangan 32:8; Ayub 31:33; Pengkhotbah 7:29*;
    Yesaya 43:27; Hosea 6:7*;
    Lukas 3:38; Roma 5:12 dst.; 1Korintus 15:22-23*;
    2Korintus 11:3; 1Tesalonika 2:13-14; 1Timotius 2:13-14; Yudas 1:14*.

    Sifat dan jangkauan dosa:
    Kejadian 3:6; Mazmur 14:1-3; 51:6; Yesaya 64:6; Yeremia 17:9*;
    Markus 7:21-22; Yohanes 8:34-35; Roma 3:9-20; 5:10; 7:14-24*;
    Galatia 5:19-21; Efesus 4:17-18; Yakobus 3:5-9; 2Petrus 2:19*.

    Pengaruh dosa:
    Kejadian 3:17-24; 4:14; 19:1-12; 1Samuel 31:1-6; Mazmur 90:5-10*;
    Pengkhotbah 1:1-2:26; Yesaya 5:8-23*;
    Roma 1:18-32; Efesus 2:1-3; Yakobus 5:1-6; 2Petrus 3:5-10*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Menurut Anda, tafsiran mana tentang kejatuhan yang paling cocok dengan ajaran Alkitab? Mengapa pandangan "mitos" tidak cukup?

    2. "Kejatuhan merupakan hipotesis bisu dari seluruh ajaran Alkitab tentang dosa dan penebusan". Bahaslah.

    3. Apa artinya "kerusakan moral total"? Apa pengaruh ajaran ini bagi pesan serta cara-cara para penginjil?

    4. Apa penafsiran Anda mengenai pernyataan Paulus, "oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa" (Rom 5:19*)?

    5. Sebutkan pengaruh-pengaruh utama dosa terhadap hubungan manusia dengan

      1. Allah,
      2. sesamanya,
      3. dirinya sendiri,
      4. lingkungannya, dan
      5. waktu.

      Berikan contoh-contoh dari biografi Alkitab dan dari surat kabar.

    6. Sebutkan pengaruh dosa terhadap hubungan manusia dengan sesamanya dalam kaitannya dengan

      1. hubungan internasional,
      2. masyarakat Anda,
      3. lingkungan terdekat Anda,
      4. tempat kerja/tempat kuliah Anda,
      5. gereja Anda/kelompok Kristen Anda, dan
      6. kehidupan Anda.
    7. Bayangkan diri Anda berbicara dengan

      1. seorang Marxis dan
      2. seorang eksistensialis.

      Bagaimana akan Anda sampaikan Injil Kristus kepada mereka masing-masing?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 12. Manusia Berdosa [Indeks]

    Kepustakaan (12)

    Berkouwer, G. C.
    1971 _Sin_ (Eerdmans).
    Luther, M.
    1957 _The Bondage of the Will_ (James Clarke).
    Murray, J.
    1959 _The Imptutation of Adam`s Sin_ (Eerdmans).
    Philip, J.
    1972 _The Christian Warfare and Amour_ (Victory Press).
    Venning, R.
    1965 _The Plague of Plagues_ (Banner of Truth).

    Perdebatan akhir-akhir ini

    Bockmuehl, K.
    1980 _The Challenge of Marxism_ (IVP).
    Carey, G.
    1977 _I Believe in Man_ (Hodder).
    Cook, D.
    1980 _Blind Alley Beliefs_ (Pickering & Inglis).
    Guinness, O.
    1973 _The Dust of Death_ (IVP).
    Jeeves, M. A.
    1976 _Psychology and Christianity, the View Both Ways_ (IVP).
    Kaye, B. & Wenham, G.
    1978 _Law, Morality and the Bible_ (IVP).
    Kitwood, T. M.
    1970 _What is Human?_ (IVP).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1959 _Conversions, Psychological and Spiritual_ (IVP).
    1979 _Karl Marx_ (Lion).
    MacKay, D. M.
    1979 _Human Science and Human Dignity_ (Hodder).
    Stott, J. R. W.
    1972 _Your Mind Matters_ (IVP).



    Indeks Bab 13: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.C 01009]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 13 Manusia dalam Anugerah ............................ 01153

    Ps 13.1 Yesus Kristus: Allah dan Manusia ............. 01153

    Sb 13.1.a Dalam Hubungan dengan Allah ............... 01154

    13.1.b Dalam Hubungan dengan Sesama-Nya .......... 01154

    13.1.c Dalam Hubungan dengan Diri-Nya ............ 01155

    13.1.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta ........ 01155

    13.1.e Dalam Hubungan dengan Waktu ............... 01155

    Ps 13.2 Orang Kristen: ciptaan Baru dalam Kristus .... 01156

    Sb 13.2.a Dalam Hubungan dengan Allah ............... 01157

    13.2.b Dalam Hubungan dengan Sesama Kita ......... 01157

    13.2.C Dalam Hubungan dengan Diri Kita Sendiri ... 01158

    13.2.d Dalam Hubungan dengan Alam Semesta ........ 01158

    13.2.e Dalam Hubungan dengan Waktu ............... 01158

    Ps 13.3 Manusia yang Akan Dimuliakan ................. 01159

    Bahan Alkitab .............................................. 01160

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01161

    Kepustakaan ................................................ 01162



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    13. MANUSIA DALAM ANUGERAH

    Tak ada sesuatu dalam manusia yang dapat memperpanjang sejarahnya melampaui penciptaan dan kejatuhan. Manusia yang "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" (Ef 2:1*) tidak mampu memperpanjang riwayat hidupnya, ataupun menyebabkan kebangkitannya sendiri.

    13.1 Yesus Kristus: Allah dan manusia

    Riwayat manusia diperpanjang melampaui kejatuhan, semata-mata karena mujizat anugerah Allah. Dengan penjelmaan-Nya, Allah mempersatukan keberadaan manusia dengan diri-Nya dan bergerak dalam waktu dan ruang sebagai mitra manusiawi. Paulus menggambarkan Yesus sebagai Adam terakhir atau yang kedua (Rom 5:12; 1Kor 15:22,47-48*), yang memulihkan situasi Eden; sekali lagi terdapat seseorang yang berdiri di hadapan Allah dalam kemanusiaan penuh tanpa dosa, manusia sejati sebagaimana yang dimaksudkan.

    Meskipun Alkitab tidak menyajikan biografi Yesus yang lengkap, namun cukup banyak bahan terdapat dalam kitab-kitab Injil untuk menunjukkan kesempurnaan kemanusiaan Yesus sebagaimana yang terungkap dalam lima aspek antropologi yang tercatat dalam dua pasal terdahulu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    a. Dalam hubungan dengan Allah

    Yesus selalu hidup dalam hubungan erat dengan Bapa yang menyatakan kekuasaan atas tatanan yang tercipta yang tadinya diberikan kepada umat manusia

    (Mat 13:3-9; Luk 5:4; 15:3-6*). Inilah seorang manusia yang benar-benar menyadari suatu kehidupan yang memuliakan Allah (Yoh 12:28; 17:4*). Jelas, beberapa unsur keberadaan Yesus tidak terdapat dalam diri Adam, bahkan sebelum kejatuhan, karena Yesus secara bersamaan merupakan manusia dan juga Allah. Namun demikian, karena penjelmaan-Nya yang nyata, Ia benar-benar berada pada kedudukan Adam sehingga menjadi manusia normatif dan dengan demikian merupakan manusia yang berhubungan dengan Allah.

    b. Dalam hubungan dengan sesama-Nya

    Yesus dengan sempurna mewujudkan perintah untuk mengasihi sesama manusia (Mat 9:36; Yoh 13:1,34; 15:12-16*). Sebagai "manusia bagi orang lain", Ia tidak menahan diri-Nya untuk diri sendiri tetapi memberikan diri-Nya sepenuhnya bagi sesama-Nya manusia. Tidak ada contoh yang lebih jelas lagi dari perwujudan pengabdian diri-Nya daripada kematian-Nya (Mr 10:45; Rom 5:8; Gal 2:20; 1Yoh 3:16*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    c. Dalam hubungan dengan diri-Nya

    Sedikit sekali disinggung tentang kehidupan batin Tuhan Yesus, tetapi sudah cukup untuk memperlihatkan bahwa Ia tidak mengalami ketegangan batin, kebingungan dan konflik yang disebabkan oleh kejatuhan dan rasa bersalah (Mat 22:46; Mr 3:4; Yoh 19:8-11*). Ia tampil sebagai manusia secara utuh dalam kesadaran akan diri-Nya, yakni dalam hubungannya dengan sang Bapa, dan komitmen sepenuhnya untuk menggenapkan kehendak Bapa-Nya yaitu membangun kerajaan Allah. Inilah contoh seorang manusia yang menyadari sepenuhnya potensinya di hadapan Allah (Mat 11:28-29*).

    d. Dalam hubungan dengan alam semesta

    Walaupun tidak banyak buktinya, jelaslah Yesus memperlihatkan kepekaan terhadap tatanan dunia di sekitar-Nya dengan mengakuinya sebagai ciptaan Allah (Mat 6:26-30*). Yesus juga menyatakan kekuasaan atas tatanan yang tercipta yang tadinya diberikan kepada umat manusia (Mat 13:3-9; Luk 5:4; 15:3-6*).

    e. Dalam hubungan dengan waktu

    Yesus bebas dari dosa yang mengakibatkan kematian. Ia menguasai kematian (Luk 7:11-16; 8:49-56; Yoh 11:1-57*), tetapi pada akhirnya Ia tunduk padanya, bukan karena kematian mempunyai semacam tuntutan terhadap diri-Nya, tetapi dengan menggelutinya Ia mengatasinya untuk kita manusia. Bahwa Ia tetap berkuasa dan tidak terkalahkan, pada akhirnya ditunjukkan dengan tegas melalui kebangkitan-Nya yang megah (Mat 28:1-20*; Yoh 5:21-29:20; 2Tim 1:10; Ibr 2:14*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    13.2 Orang Kristen: ciptaan baru dalam Kristus **1**

    -------------------- **1**.Tema-tema ini dibahas secara lebih lengkap di bawah ini: ps 20-21. --------------------

    Segi terakhir dari antropologi Alkitab ini paling bagus diuraikan dengan dua istilah, kelahiran kembali dan pengudusan. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Roh Kudus yang memampukan orang-orang berdosa untuk berbalik dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai penebus mereka, dan bangkit dari kematian rohani menuju kehidupan yang baru (bnd. Yoh 1:13; 3:1-8; 1Pet 1:3,23; Tit 3:5*), yang bergabung dengan Kristus dalam kematian, kebangkitan dan kehidupan yang ditinggikan (Rom 6:1-11*; Ef 2:5,6*). Dari perspektif ini, keajaiban dan pentingnya kemanusiaan Kristus yang sejati dapat dimengerti; karena orang percaya, melalui kesatuan dengan Kristus, menikmati buah-buah dari kemanusiaan yang sempurna pada setiap tingkat keberadaan.

    Dari segi Allah, kesatuan dengan Kristus ini dicapai pada saat kelahiran kembali; dari segi manusia, kesatuan itu mulai pada saat adanya pertobatan secara sadar dari dosa dan beriman kepada Kristus. Hal ini diikuti oleh suatu periode di mana keuntungan dari iman dengan Kristus semakin disadari, yaitu suatu proses yang biasa disebut pengudusan. Jadi manusia baru, karena anugerah, adalah manusia yang telah dilahirkan kembali dan sekarang dalam proses untuk dikuduskan; hal ini mempengaruhi setiap bagian keberadaan kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    a. Dalam hubungan dengan Allah

    Penghalang dosa dihilangkan melalui iman dalam Kristus. Kita didamaikan dengan Allah dan murka-Nya disingkirkan (Rom 5:9-10*); kita dibenarkan di hadapan Allah, dan hukum-Nya dipenuhi secara menyeluruh oleh Kristus (Rom 3:24-25; Gal 3:13*); kita ditebus dari perbudakan dosa dan kejahatan (Ef 1:7*); kita diterangi oleh kebenaran ilahi oleh Roh Kudus (1Kor 2:10-11*). Orang-orang Kristen diangkat menjadi anggota keluarga Allah dan menikmati hidup bersama Allah dan secara spontan dapat memanggil Dia sebagai Bapa surgawi (Luk 11:2*), dengan menggunakan kata _abba_ sebagaimana digunakan oleh Yesus (Rom 8:15*).

    b. Dalam hubungan dengan sesama kita

    Bersatu dengan Kristus berarti bersatu dengan umat-Nya, yaitu tubuh Kristus (Rom 12:4-5; 1Kor 12:13*). Pada waktu Yesus sang Mesias menggenapi misi-Nya dalam kasih kebersamaan dengan umat mesianik yang diwakili oleh murid-murid-Nya, kemanusiaan yang Ia berikan kepada kita adalah sesama manusia yang makin meluas dan mencakup mereka yang betul-betul berada "di dalam Kristus" bersama kita. Orang Kristen, sama seperti Yesus, harus menjadi orang yang hidup bagi orang lain sehingga keberadaannya yang sejati diungkapkan dalam pelayanan bagi sesamanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    c. Dalam hubungan dengan diri kita sendiri

    Selanjutnya kita semakin sadar mengenai diri kita sendiri dalam hubungan dengan Allah dan semakin bebas dari pandangan yang salah mengenai diri kita sendiri. Dengan kesadaran dan kemanusiaan baru, kita melihat diri kita sebagaimana sebenarnya dan kita menemukan kebebasan baru dari cara kita berpikir dalam hubungan dengan tujuan Allah secara keseluruhan. Dengan hal ini rasa menghargai diri juga akan bertambah, karena walaupun perbuatan kita yang jahat terungkap, namun kita mengakui bahwa kita adalah makhluk dan anak-anak Allah, dan merupakan sasaran kasih-Nya yang berlimpah. Kita juga menyadari adanya kemampuan kita sejak lahir dan karunia-karunia Roh. Bila hal-hal ini dipersembahkan kepada Allah dan secara aktif digunakan, maka akan ada perkembangan yang semakin bertambah mengenai kepuasan diri yang sejati.

    d. Dalam hubungan dengan alam semesta

    Kita mempunyai perasaan hormat dan tanggung jawab terhadap dunia yang tercipta dengan bermacam-macam spesiesnya. Jelaslah bahwa tebalnya perasaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, pendidikan dan watak, tetapi setiap orang Kristen sedikit atau banyak akan dibina mengenai suatu hubungan seperti yang dikenal Adam di Taman Eden sebagai tuan dan penatalayan alam.

    e. Dalam hubungan dengan waktu

    Kelahiran kembali mengantar kita melalui krisis yang oleh Alkitab dilukiskan sebagai hal dibuat mitra Kristus dalam kematian-Nya di kayu salib (Gal 2:20; Kol 2:12*). Oleh sebab itu, manusia baru sudah melampaui kematian. Walaupun dalam arti fisik kita masih akan mengalami kebinasaan badani, namun kengerian terhadap kematian serta penghakiman sebagai akibat dosa sudah ditinggalkan untuk selama-lamanya. Kebenaran ini tercermin dalam keterangan mengenai "kehidupan kekal" sebagai pemberian Allah (Yoh 3:16,36* dsb.). Ini tidak hanya berarti hidup di surga, tetapi suatu hidup baru yang dimulai sekarang dan berlangsung terus-menerus sampai kekal.

    Bagi orang Kristen, waktu tidak lagi merupakan musuh yang bergerak terus tak terkendalikan, yang mendorong orang setiap jam lebih mendekati akhir hidup yang tak terelakkan. Orang Kristen mempunyai waktu, bukan untuk disia-siakan tetapi untuk digunakan dalam pelayanan menurut pengarahan Kristus. Dimensi akhir keberadaan baru ini mengantar kita melampaui batas kehidupan fana menuju bagian terakhir antropologi Alkitab, yaitu umat manusia dalam kemuliaan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    13.3 Manusia yang akan dimuliakan

    Pokok ini akan dibahas dnegan lebih lengkap di bawah (ps 34). Di sini kita hanya mencatat bahwa keadaan manusia yang dimuliakan adalah penggenapan pembaruan dan pemulihan umat Allah yang oleh anugerah sudah dimulai pada zaman ini. Umat manusia akan bangkit sekali lagi untuk mencapai ketinggian dari mana ia jatuh. Alkitab menyebut ini sebagai pemulihan menjadi serupa dengan gambaran Kristus (Rom 8:29*; 1Kor 15:49; Kol 3:10*). Dengan demikian, kita yang telah dibuat serupa dengan gambar Allah akan tampil di hadapan-Nya dengan gambar itu juga pada zaman baru yang akan mulai pada kedatangan Kristus kembali (2Pet 3:13; Wahy 22:1-5*).

    Begitulah kelima aspek antropologi, yang dibicarakan dalam bagian ini sebagai kerangka pembahasan, akan disempurnakan. Dalam kemuliaan, manusia akan berhubungan secara sempurna dengan Allah (Wahy 21:3; 22:4), dengan sesamanya (Ef 4:13; Wahy 21:10*), dengan dirinya (Wahy 21:4), dengan lingkungannya (Rom 8:21-23*; Wahy 22:1) dan dengan waktu (1Pet 1:3*; Wahy 21:40).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Yesus Kristus: Allah dan manusia:
    Matius 1:23; 9:36; 10:27; 11:28-29; Lukas 5:4-5; 9:35; 12:24-28*;
    Yohanes 1:14; 4:34; 5:30; 6:38; 10:11,18; 15:12-16; 1Kor 15:47-48*;
    Efesus 5:25; 1Timotius 3:16; Ibrani 2:14; 10:7*.

    Orang Kristen: ciptaan baru:
    Yohanes 1:12; 3:1-8; Roma 6:1-2; 8:15; 1Korintus 13:1-13*;
    Galatia 2:20; 5:22; Kolose 3:1-2; 1Tesalonika 4:9; 2Timotius 2:11*;
    1Petrus 1:3-5*.

    Manusia dalam kemuliaan:
    Yesaya 2:1-4; 11:1-9*;
    Matius 22:30; Yohanes 11:24; Roma 8:18-30; 1Korintus 15:35-57*;
    2Korintus 5:1-10; Filipi 3:20; 1Yohanes 3:1-2; Wahyu 21:1-22:21*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Menurut Anda, apa yang dimaksudkan dengan menyebut Kristus sebagai "Adam kedua"? Selidikilah dampak-dampak julukan ini.

    2. Sebutkanlah bukti-bukti Alkitab yang menopang keyakinan Kristen bahwa Yesus adalah manusia sempurna atau manusia normatif.

    3. Pada titik-titik mana kemanusiaan Kristus yang sempurna paling tegas menantang pengalaman serta sikap saat ini

      1. di gereja Anda/kelompok Kristen Anda dan
      2. dalam hidup Anda sendiri?
    4. Menurut Anda, dengan cara bagaimana kemuliaan manusia pada masa yang akan datang seharusnya mempengaruhi sikap kita sekarang?

    5. Selidikilah dampak ajaran Alkitab tentang umat manusia bagi

      1. sikap Kristen sosial dan politik,
      2. diskriminasi rasial,
      3. perkembangan ekonomi dunia ketiga,
      4. gerakan pembebasan wanita,
      5. pengguguran, eutanasia dan transplantasi organ-organ tubuh, dan
      6. kampanye untuk memelihara lingkungan dan melindungi spesies yang terancam punah.


    Mengenali Kebenaran -- Bab 13. Manusia dalam Anugerah [Indeks]

    Kepustakaan (13)

    Kuyper, A.
    1931 _Calvinism_ (Eerdmans).
    Lewis, C. S.
    1955 _Mere Christianity_ (Fontana).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1974a _Life in the Spirit_ (Banner of Truth).
    1974b _Romans 8:5-17 -- The Sons of God_ (Banner of Truth).
    1975 _Roma 8:17-39 -- The Final Perseverance of the Saints_
    (Banner of Truth).
    Macaulay, R. & Barrs, J.
    1979 _Christianity with a Human Face_ (IVP).
    Schaeffer, F. A.
    1970 _The Church at the End of the Twentieth Century_ (Norfolk Press).
    Stott, J. R. W.
    1966 _Men Made New_ (IVP).
    Triton, A. N.
    1970 _Whose World_ (IVP).



    Indeks Bab 14: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.C 01009]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 14 Penerapan ......................................... 01164

    Ps 14.1 Watak Manusia ................................ 01164

    Sb 14.1.a Ketergantungan ............................ 01164

    14.1.b Penegasan ................................. 01164

    14.1.c. Konfrontasi ............................... 01165

    14.1.d. Tujuan .................................... 01165

    Ps 14.2 Manusia Berdosa .............................. 01166

    Sb 14.2.a Pandangan Kita Mengenai Dunia (Masyarakat). 01166

    14.2.b Pandangan Kita Mengenai Diri Kita ......... 01167

    Ps 14.3 Manusia dalam Anugerah ....................... 01168

    Sb 14.3.a Ibadah .................................... 01168

    14.3.b Pengharapan ............................... 01168

    14.3.c Persekutuan ............................... 01169

    14.3.d Kemuliaan ................................. 01169



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    14. PENERAPAN

    14.1 Watak manusia

    a. Ketergantungan

    Penciptaan menjelaskan ketergantungan manusia sepenuhnya pada Allah. Seluruh keberadaan kita dan segala yang kita miliki datang dari Dia, setiap nafas kita memang sesungguhnya merupakan anugerah-Nya. Oleh sebab itu, tanggapan kita yang pantas adalah kerendahan hati di hadapan-Nya, baik secara nyata dalam ibadah maupun secara tidak langsung dalam seluruh semangat kehidupan.

    b. Penegasan

    Karena manusia dan dunia adalah ciptaan Allah, maka orang Kristen menerima dan menegaskan kenyataan yang tercipta dalam segala bentuknya.

    Pertama sekali, orang Kristen menerima dan menegaskan _diri sendiri_. Kadang-kadang dalam Alkitab Allah memperlihatkan semacam "ketidaksabaran" kepada orang yang tidak melakukan hal itu (bnd. Kel 4:10-14; 1Sam 15:17; Yer 1:6*). Allah menegaskan bahwa kita adalah makhluk-Nya dan dalam Kristus telah menjadi anak-anak-Nya sendiri, dan Dia mengajak kita untuk mengiakan penegasan itu. Begitu pula Yesus melihat bahwa murid-murid-Nya mempunyai potensi untuk masa mendatang (Mat 4:19; 16:17; Kis 9:5,15*).

    Penegasan diri ini meliputi ciri-ciri khas dan unik dari kepribadian, "aku" yang hakiki, dengan makna tersendiri yang tak dapat diganti dalam hubungan dengan Allah dan rencana-Nya (bnd. 1Kor 12:14-26*). Hal ini juga menyangkut tubuh yang adalah pemberian Allah dan oleh karena itu tidak boleh dianggap hina (1Kor 6:13; Ef 5:29; 1Tim 4:8*). Pekerjaan dan ketegangan yang berlebihan, mengabaikan kebersihan atau olah raga, mengambil resiko fisik yang tak perlu, kesemuanya ini menyangkal kekudusan tubuh yang diciptakan Allah untuk menjadi bait bagi Roh-Nya. Hal ini juga meliputi seksualitas kita serta keinginan dan dorongannya. Meskipun kewaspadaan dan disiplin diri senantiasa perlu (Mr 9:43*; 1Kor 7:1-6*), namun sifatnya yang pokok sebagai pemberian Tuhan dan kebaikan dari naluri seks itu harus tetap dipertahankan. Menurut Alkitab ungkapan sepenuhnya dari naluri itu ditemukan dalam perkawinan yang bersifat monogami antara pribadi-pribadi berlainan kelamin. Namun ungkapan itu tidak terbuka bagi semua orang karena ada yang terpanggil untuk tidak kawin dan kepada mereka dijanjikan anugerah untuk disiplin dan kesempatan khusus yang tak terpisahkan dari panggilan itu (Mat 19:11; 1Kor 7:7,32-35*).

    Kedua, orang Kristen menerima dan menegaskan _sifat sosialnya_ (Kej 2:18; 22:39). Ini berarti menerima kehidupan berkeluarga dari Allah dan mengakui sepenuhnya tanggungjawabnya. Mereka yang mengabaikan tugas ini ditegur tajam oleh Alkitab (1Tim 5:8*), walaupun menjadi warga kerajaan surga tetap merupakan hal yang paling utama (Luk 14:25*). Tanggung jawab ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan, orang tua serta kedua mitra perkawinan (Yoh 19:26; Ef 5:21-6:4*), seperti sering dilukiskan dalam biografi Alkitab. Kehidupan bermasyarakat harus juga dilihat sebagai pemberian Allah. Kehidupan sebagai pertapa menolak keberadaan yang diciptakan dan mengurangi kesempatan untuk mengasihi orang lain; warga negara yang bertanggung jawab serta padanannya dalam lingkungan universitas, akademi, pabrik, kantor dan rukun tetangga mewujud-nyatakan secara praktis kepercayaan akan ajaran Alkitab ini. Kehidupan sosial harus juga dinyatakan dalam bidang-bidang kebudayaan lain, seperti kesusastraan, musik serta bentuk-bentuk seni lain, olah raga dan sebagainya. Memang kita harus memperhitungkan selera pribadi dan harus tahu bertindak dengan bijaksana kalau kita menjumpai pengaruh kejatuhan, namun prinsip alkitabiahnya tetap berlaku "semua yang diciptakan Allah itu baik...jika diterima dengan ucapan syukur ... Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1Tim 4:4; 6:17*).

    Kemanusiaan yang dinyatakan Yesus dan dikuduskan-Nya membenarkan hal ini. Ia menjadi "sahabat" bagi koruptor dan wanita tuna susila untuk menolong mereka dan Dia sering disambut di pertemuan-pertemuan sosial (Luk 15:1-2; 5:27-32; 7:36-50; Yoh 2:1-11*). Dalam ajaran-Nya kadang-kadang ada nada humor yang tulen (Mat 23:24*; Luk 7:31-34*). Ada dimensi kemanusiaan yang hangat, terbuka dan riang yang wajar untuk kehidupan Kristen di dunia dan tak berlawanan dengan kepekaan mendalam terhadap penderitaan atau kebejatan moral dalam hati manusia. Penciptaan sesuai dengan gambar Allah juga merupakan alasan untuk mengasihi orang lain yang diungkapkan dengan perasaan terlibat dan keprihatinan sungguh-sungguh terhadap kesejahteraan pada setiap tingkat. Ketiga, ajaran tentang penciptaan juga membuat kita menerima dan menegaskan _dunia alam_ sebagai pemberian Allah, menerima mandat Allah untuk mengadakan penatalayanan yang bertanggungjawab dan melawan segala bentuk pencemaran lingkungan yang tak perlu serta perusakan (Kej 1:26; 2:20*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    c. Konfrontasi

    Fakta bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu berarti bahwa tidak ada satu pun bagian kehidupan (bahkan dari kehidupan seluruh kosmos) yang berada di luar perhatian-Nya atau asing di hadirat-Nya. Karena itu, orang Kristen harus membawa sikap sungguh-sungguh dan tanggung jawab yang wajar dalam segala aspek kehidupannya, karena Allahlah yang selalu dihadapinya pada setiap saat di tempat pekerjaan, di rumah, dalam masyarakat, gereja, aktivitas waktu luang dan lain-lain.

    d. Tujuan

    Segala sesuatu diciptakan untuk tujuan tertentu. Oleh sebab itu, manusia juga dijadikan sebagai makhluk bertujuan, yang dibentuk untuk mencari kemuliaan Allah di dalam segala hal, kebaikan bagi orang lain dan pewujudnyataan diri di bawah bimbingan Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    14.2 Manusia berdosa

    a. Pandangan kita mengenai dunia (masyarakat)

    Fakta bahwa semua orang berdosa menghindarkan orang Kristen dari rasa optimisme yang tidak realistis. Kita harus mengakui keterbatasan segala usaha untuk mencapai perbaikan moral, yang hanya mengarah pada kesanggupan manusia untuk mengangkat diri menuju pengendalian diri dan persaudaraan. Tidak mengherankan kalau rencana perbaikan sosial gagal, kalau "orang-orang besar" ternyata ketahuan juga berbuat dosa; bahkan di lingkungan Kristen pun, kita harus menjaga agar jangan terlalu mengangkat-angkat pemimpin sebagai orang ideal, begitu pula dengan hamba-hamba Tuhan yang lain yang teramat diandalkan.

    Kejatuhan ke dalam dosa juga berarti dunia sudah menjadi wilayah kegiatan kuasa kegelapan. Kendatipun kuasa Iblis dipatahkan oleh kemenangan Kristus, namun dia tetap mempertahankan cengkeramannya di tempat-tempat di mana Injil tidak diterima. Jadi kejatuhan telah mengakibatkan dunia ini menjadi tempat percekcokan dan peperangan bagi mereka yang mengikuti Yesus Kristus; dan oleh sebab itu, penegasan orang Kristen terhadap dunia, seperti tersebut di atas, harus dilakukan dengan mata terbuka dan hati yang bijaksana. Dunia bukan tempat yang netral, namun itu pun jangan dijadikan sebagai alasan untuk lari dari dunia. Orang Kristen yang mengingat kejatuhan akan mempelajari Alkitab untuk mengenal musuh rohaninya, tentang bagaimana Iblis menyatakan diri di dunia, jenis serangan yang dilancarkannya terhadap anak-anak Allah serta karya-Nya dan bagaimana ia dapat dikalahkan oleh orang Kristen yang menggunakan senjata-senjata Allah dalam perang rohani ini (2Kor 10:3-5; Ef 6:10-18*).

    Dengan mengakui kejatuhan dunia dan kepelikan manusia sezamannya, kita harus menyampaikan kepada dunia satu-satunya berita yang dapat menyelamatkan dan membebaskannya, yakni kabar baik tentang Yesus Kristus. Motivasi untuk menginjili lebih daripada belas kasihan saja, tetapi unsur ini juga terdapat di dalamnya (Mat 9:36*). Karena mengetahui bahwa pada akhirnya baik pria maupun wanita tidak berdaya secara moral dan spiritual, maka kita mohon kepada Allah dalam rahmat dan anugerah-Nya untuk menyadarkan generasi ini akan kebutuhannya, supaya dengan berpaling kepada-Nya mereka dapat mengalami kasih sayang-Nya serta keselamatan yang kekal.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    b. Pandangan kita mengenai diri kita

    Ajaran tentang kejatuhan manusia seharusnya membangkitkan kerendahan hati dan penyesalan atas dosa bila kita melihat diri sebagai orang yang dalam ketololan dan pemberontakannya terhadap Allah tidak dapat diselamatkan dengan jalan lain kecuali melalui salib Kristus. Meskipun kesalahan kita diampuni di hadapan Allah, namun kita tetap berwatak jatuh dalam dosa. Semua dosa adalah perlawanan terhadap Allah dan rencana-Nya bagi kita tidak dapat dipenuhi sebelum seluruh dosa dihapuskan dari hidup kita. Jadi, bagi setiap orang Kristen ada tugas pembaruan moral yang harus dilakukan, suatu kursus sepanjang hidup tentang pembangunan kembali watak kita. Karena itu, kita terpanggil untuk mawas diri dalam terang firman Allah untuk mengenal dosa-dosa, agar kita dapat bertobat dan meninggalkannya. Dalam hal ini, kita harus realistis secara praktis dan alkitabiah dan mengakui bahwa dosa telah berakar dalam diri kita dan bahwa pekerjaan pembaruan yang dibutuhkan sangat luas, sehingga kita pun jangan cepat putus asa kalau pekerjaan anugerah dalam diri kita itu kelihatan lambat dan terputus-putus.

    Dalam proses pembaruan ini, kita dapat mengharapkan bahwa Allah akan menggunakan keadaan kehidupan kita, bahkan peristiwa yang mungkin terjadi yang membawa penderitaan atau cobaan seperti kekecewaan, frustrasi, penyakit fisik atau emosional, dan lain-lain. Itu tidak berarti bahwa kita tidak harus mencari pertolongan, malahan sebaliknya. Akan tetapi, kalau peristiwa itu datang tanpa diharapkan, atau bahkan sebagai hasil kebodohan atau ketidaktaatan, seringkali kita dapat melihat tangan Allah yang menertibkan kita "untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya" (Ibr 12:10*).

    Semua ini hanya merupakan segi negatif dari pekerjaan Allah di dalam kita. Ada juga segi positifnya, yaitu mengalami berkat kehidupan Kristen karena Roh Kudus dan perkembangan buah Roh dalam diri kita (Gal 5:22*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    14.3 Manusia dalam anugerah

    a. Ibadah

    Kisah umat manusia tidak akan berkelanjutan kalau manusia dibiarkan mengurus dirinya sendiri. Adanya pria dan wanita yang hidup di dalam anugerah hanya terjadi karena Allah yang hidup memiliki anugerah. Pada waktu menyadari itu, orang tidak bisa berbuat lain kecuali memuji dan beribadah kepada-Nya.

    b. Pengharapan

    Walaupun terdapat halangan terhadap pertumbuhan sebagai orang Kristen, serta serangan-serangan si jahat dan masa-masa kekeringan, namun orang yang menerima anugerah tidak putus asa sama sekali karena sadar bahwa "Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya" (Fili 1:6*). Orang itu berkali-kali berpaling kepada Kristus dan melihat di dalam Dia tujuan mereka, yaitu seseorang yang sudah mencapai hubungan yang sempurna dengan Allah, sesamanya, dirinya, dunia dan waktu. Bila kita memandang kepada Kristus dengan penuh harapan, maka kita akan belajar melihat perintah-perintah Alkitab sebagai janji-janji gemilang, sehingga apa yang diperintahkan-Nya kepada kita akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, perintah-perintah itu merupakan janji yang akan berkembang.

    Pengharapan orang Kristen juga diungkapkan dalam sikap terhadap orang bukan Kristen; sebab jika Allah telah mengubah kehidupan kita oleh anugerah-Nya yang berdaulat, maka ada pengharapan bagi setiap orang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 14. Penerapan [Indeks]

    c. Persekutuan

    Karya anugerah Allah berlangsung terus dalam persekutuan umat Allah yang hidup. Dalam persekutuan itu keterbatasan dan kelemahan masing-masing individu dilengkapi dan umat Allah bertumbuh bersama menuju kedewasaan di dalam Kristus (Ef 4:12-16*). Perhatian terhadap pembaruan dan pertumbuhan di dalam diri kita akan diungkapkan secara bersama dalam komitmen yang semakin mendalam kepada persekutuan jemaat setempat.

    d. Kemuliaan

    Di sini pengharapan Kristen terungkap sepenuhnya. Pada suatu hari umat manusia akan diperbarui sepenuhnya dan akan berdiri di hadapan Allah sebagaimana Adam pernah berdiri sebelum kejatuhan. Banyak orang Kristen telah diracuni pikirannya oleh materialisme yang semakin merajalela, sehingga praktis mengabaikan prospek surga, sampai betul-betul dihadapkan kepada kematian dan dunia sesudah mati. Para penulis Perjanjian Baru tidak dihambat demikian, begitu pula orang Kristen pada zaman-zaman terdahulu. Calvin misalnya menganggap bahwa hal merenungkan hidup masa depan adalah ciri utama orang Kristen. Hanya kalau kita sengaja menerima perspektif abadi ini, maka kita dapat melihat keberadaan manusia di dunia ini dalam proporsi sebenarnya dan melihat kematian sebagai pintu gerbang yang akan kita lalui menuju hidup yang kekal. Selanjutnya, sifat moral yang sempurna yang akan jadi milik kita di dunia yang akan datang, akan merupakan rangsangan penting untuk maju terus dalam pekerjaan pengudusan.

    Perspektif ini akan memacu puji-pujian yang baru, sehingga kita memuliakan Allah karena segala yang telah dicapai-Nya dalam mengangkat umat manusia yang jatuh dari kedalaman kerusakannya dan menempatkannya di hadapan diri-Nya serta mengucapkan kata-kata yang pertama-tama diucapkan-Nya mengenai Adam, yakni "sungguh amat baik" (Kej 1:31; Yes 42:1; Mat 17:5; Luk 3:22; Wahy 21:1-4*).



    Indeks Bab 15: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 15 Kemanusiaan Yesus Kristus ......................... 01171

    Ps 15.1 Kehidupan Beragama ........................... 01172

    Ps 15.2 Pengetahuan yang Terbatas .................... 01172

    Ps 15.3 Pencobaan .................................... 01173

    Ps 15.4 Sesudah Kebangkitan .......................... 01174

    Bahan Alkitab .............................................. 01175

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01176

    Kepustakaan ................................................ 01177



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    D. YESUS KRISTUS

    15. KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS

    Ada cukup banyak bahan dalam kitab-kitab Injil untuk menetapkan bahwa Yesus adalah manusia sejati. Bahkan pokok ini merupakan salah satu pokok yang disetujui oleh hampir semua peneliti kitab Injil akhir-akhir ini.

    Berita Injil dimulai dengan menempatkan Yesus dalam rentetan silsilah manusia (Mat 1:1-16; Luk 3:23-38*). Terlepas dari cara pembuahan, kelahiran-Nya adalah kelahiran normal seperti manusia lain (Mat 2:7*; Gal 4:4*). Janinnya berkembang dalam rahim Maria dan masuk ke dunia melalui saluran kelahiran seusai masa kehamilan dan persalinan. Sama seperti kita, hidup-Nya berlangsung dalam masa pertumbuhan dan perkembangan normal (Luk 8:40-52; Ibr 5:8*) dalam lingkungan rumah tangga dan keluarga (Mr 6:1-6*).

    Menurut kitab-kitab Injil, Yesus juga mempunyai keterbatasan fisik normal: keletihan (Yoh 4:6), kelaparan (Mat 21:18*), rasa haus (Mat 11:19*). Pada saat-saat terakhir hidup-Nya, Ia mengalami penderitaan lahir dan batin yang sangat mendalam sebelum kematian-Nya secara fisik (Mr 14:33-36; Luk 22:63; 23:33*).

    Ia mengalami segala macam emosi manusia, misalnya kegembiraan (Luk 10:21), kesedihan (Mat 26:37), kasih (Yoh 11:5*), belas kasihan (Mat 9:36), rasa heran (Luk 7:9), marah (Mr 3:5*). "Orang yang mengira bahwa Anak Allah bebas dari emosi manusia, tidak sungguh-sungguh mengakui dia sebagai manusia" (Calvin). Penelitian kata-kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru Yunani menyingkapkan kedalaman dan intensitas emosi manusiawi-Nya, misalnya kesedihan (Luk 19:41*), kecemasan (Mat 27:46; bnd. Yoh 12:27), kemarahan (Yoh 2:17*) dan lain-lain (Warfield 1950: hlm. 93-145).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    15.1 Kehidupan beragama

    Yesus mengikuti ibadah umum (Luk 4:16*) dan Dia mempelajari, merenungkan dan menjelaskan Kitab Suci (Mat 4:4; 19:4; Luk 2:46; 24:27*). Terlepas dari persekutuan batin yang terus-menerus dengan Bapa-Nya, Yesus sering menyuarakan doa-Nya (Luk 3:21*) dan kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:21*). Injil Yohanes khususnya menyaksikan tentang kehidupan Yesus yang taat dan bergantung sepenuhnya pada Bapa yang telah mengutus-Nya (Yoh 4:34; 6:38; 12:49* dsb.). Walaupun hubungan-Nya dengan Bapa jelas berbeda dengan kita (Luk 10:21-22; Yoh 20:17*), namun Yesus dapat disebut perintis yang memimpin kita dalam iman (Ibr 12:2*).

    15.2 Pengetahuan yang terbatas

    Hal ini sulit untuk ditentukan dengan tegas, karena sudah tentu pengetahuan Yesus tidak pernah hanya setingkat dengan kesadaran kita yang terbatas dan berdosa. Dengan demikian, Ia mengetahui sejarah seseorang yang belum pernah terungkap (Yoh 1:47; 4:47*) dan pikiran musuh (Luk 6:8) serta sahabat (Luk 9:47*). Lagi pula Ia memahami Perjanjian Lama dengan cara yang tidak pernah dipahami orang lain (Mat 22:29; Mat 26:54,56; Luk 4:21; 24:27,44-45*). Tetapi perlu kita bandingkan ayat-ayat itu dengan Markus 5:30; 6:38; 9:21*; dan Lukas 2:46*, pada waktu Yesus nampaknya bertanya untuk mengatasi ketidaktahuan-Nya. Khususnya Ia mengaku tidak tahu "hari atau saat" kembali-Nya (Mr 13:32*). Namun ketidaktahuan tidak sama dengan kesalahan. Penting sekali artinya bahwa ayat ini langsung didahului oleh pernyataan tentang keabsahan ajaran-Nya: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu" (Mr 13:31*).

    Perbedaan antara ketidaktahuan dan kesalahan penting sekali. Pikiran, pengalaman dan persepsi manusia merupakan rangkaian kesatuan yang tak terputus-putus. Karena itu, tidak mungkin menganggap bahwa Yesus salah mengenai keyakinan-Nya, atau dalam pengajaran-Nya, dan sekaligus percaya bahwa Ia bertindak sebagai wakil tak bercela yang menanggung dosa kita (bnd. di atas: ps 3.2.a). Alkitab di sini menyajikan keseimbangan dalam hal pengetahuan Yesus yang terbatas namun tanpa salah. Yesus mempunyai kesadaran unik dan jelas mengenai sang Bapa dan kehendak-Nya (Luk 2:49*) dan sekaligus Ia ingin memahami secara lebih mendalam lagi (Luk 2:46*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    15.3 Pencobaan

    Kemanusiaan Yesus jelas juga dalam hal pencobaan (Mat 4:11; 27:42*; Mr 1:24; 8:33; Luk 11:15-20*). Kesaksian kitab-kitab Injil dirangkum dalam Surat Ibrani, "sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibr 4:15*).

    Sering dikemukakan keberatan bahwa pencobaan Yesus tidak murni karena Ia bukan orang berdosa dan karena itu dosa dan Iblis tidak berpengaruh atas Dia, atau karena sebagai Allah yang menjadi manusia, Ia tidak mungkin berbuat dosa. Tetapi penegasan bahwa pencobaan-pencobaan itu bersifat "tidak murni" sama sekali tidak sesuai dengan penyajian Alkitab mengenai hal itu. Selain itu, Adam sebelum kejatuhan adalah contoh watak manusia tak berdosa yang mengalami pencobaan yang sungguh-sungguh (Kej 3:1-2*). Memang dalam arti tertentu tidak masuk akal kalau Yesus sebagai penjelmaan ilahi berdosa; tetapi itu sama sekali tidak menghilangkan atau mengurangi realitas konfrontasi-Nya terhadap serangan Iblis berhubung dengan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya.

    Apabila satu pasukan tentara menyerang tentara lain, faktor penentu adalah kekuatan menyeluruh dari serangan. Dalam hal pencobaan Yesus oleh Iblis, Ia menghadapi serangan yang sama atau malahan lebih dahsyat daripada kita. Paulus menyebut tindakan Allah untuk mengekang kuasa pencobaan supaya kita dicobai "tidak melebihi kekuatan manusia" tetapi akan diberikan "jalan ke luar" (1Kor 10:13*), jadi agaknya pencobaan yang kita alami disaring oleh tangan pemeliharaan Tuhan. Dalam pencobaan Yesus, saringan itu ditiadakan. Siapa di antara kita yang mengalami pencobaan tak terputus-putus selama 40 hari dan 40 malam (Mat 4:1-2*) atau berkeringat darah dalam usaha melakukan kehendak Allah pada waktu menghadapi pencobaan (Luk 22:44*)? Hanya Dia yang menentang pencobaan sepenuhnya yang dapat mengalami kuasa pencobaan itu sepenuhnya. Walaupun Yesus menjadi manusia, namun Dia tidak berdosa dan Dia tetap tak bercela sepanjang hidup, tetapi sebagai manusia sejati Ia menderita tekanan dan daya tarik pencobaan yang teramat sangat. Pencobaan segawat itu tidak pernah akan kita alami.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    15.4 Sesudah kebangkitan

    Sesudah kebangkitan-Nya Yesus masih nampak sebagai manusia sejati. Misalnya sewaktu bertemu dengan Maria (Yoh 20:11-12*), Tomas (Yoh 20:24-25) dan Petrus (Yoh 21:15-16*), Dia memperlihatkan kepekaan manusiawi dan simpati mendalam, mungkin karena penderitaan di kayu salib telah memperkokoh tali persaudaraan Yesus dengan saudara-saudara manusia-Nya.

    Bukti yang dikemukakan sampai sekarang pada umumnya terbatas pada keempat kitab Injil. Tetapi bagian Perjanjian Baru lainnya memberi kesaksian lebih lanjut yang sangat mengesankan tentang kemanusiaan Yesus yang sejati (Kis 2:22; 13:38; 17:31; Rom 8:3; Fili 2:8; Kol 1:22*; 1Tim 2:5; 1Pet 4:1*). Tak ragu lagi, menurut ajaran Alkitab, Yesus adalah betul-betul manusia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Matius 1:1-16,25; 4:1-10; 9:36; 11:19; 21:18; 27:43,46*;
    Markus 3:5; 6:1-3; 9:21; 10:21; 13:32; Lukas 2:7,40-52*;
    Lukas 4:16,17; 7:9; 19:41; 22:41-44; 24:41,42*;
    Yohanes 1:14; 4:6; 6:38; 7:16; 12:27,28; 15:14,15; 19:28,34*;
    Kisah 2:22; 13:38; 17:31; Roma 8:3; Galatia 4:4; Fili 2:8; Kol 1:22*;
    1Timotius 2:5; 3:16; Ibrani 2:14; 5:7,8; 12:2; 1Petrus 2:21-24; 4:1*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan secara ringkas bukti-bukti Perjanjian Baru tentang kemanusiaan Yesus yang sejati. Menurut Anda segi mana yang paling meyakinkan dan mengapa?

    2. Pernah dikatakan bahwa (a) pencobaan dan (b) ketidaktahuan Yesus tidak nyata atau tidak sesuai dengan keilahian-Nya. Bagaimana reaksi Anda terhadap pendapat-pendapat tersebut?

    3. Sebutkan dampak-dampak teologis dari kemanusiaan Kristus yang sejati bagi

      1. ajaran Kristen mengenai manusia dan
      2. ajaran Kristen tentang penebusan.
    4. Bagaimana kemanusiaan Kristus yang sejati dapat membantu orang yang sedang mengalami

      1. pencobaan berat,
      2. perasaan telah ditinggalkan oleh Tuhan, dan
      3. penderitaan fisik berat?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 15. Kemanusiaan Yesus Kristus [Indeks]

    Kepustakaan (15)

    France, R. T.
    1975 _The Man they Crucified_ (IVP).
    Grogan, G. W.
    1979 _What is the Bible Says about Jesus_ (Kingsway).
    McDonald, H. D.
    1968 _Jesus, Human and Divine_ (Pickering & Inglis).
    Morris, L.
    1958 _The Lord from Heaven_ (IVP).
    Stott, J. R. W.
    1970 _Christ the Controversialist_ (Tyndale Press).
    Warfield, B. B.
    1950 _The Person and Work of Christ_ (Presbyterian & Reformed).



    Indeks Bab 16: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 16 Keilahian Yesus Kristus ........................... 01179

    Ps 16.1 Pernyataan-pernyataan Langsung ............... 01179

    Ps 16.2 Kesamaan Yesus dengan Tuhan Allah ............ 01180

    Sb 16.2.a Nama Allah ................................ 01180

    16.2.b Kemuliaan Allah ........................... 01181

    16.2.c Ibadah kepada Allah ....................... 01181

    16.2.d Penciptaan ................................ 01182

    16.2.e Keselamatan ............................... 01182

    16.2.f Penghakiman ............................... 01183

    16.2.g Kesaksian ................................. 01183

    Ps 16.3. Bukti-bukti Lain ............................. 01184

    Sb 16.3.a Kebangkitan ............................... 01184

    16.3.b Kenaikan .................................. 01185

    16.3.c Kesadaran diri Yesus dan Pernyataan-Nya ... 01186

    16.3.d Kelahiran dari Anak Dara .................. 01188

    Ps 16.4 Kesimpulan ................................... 01189

    Bahan Alkitab .............................................. 01190

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01191

    Kepustakaan ................................................ 01192



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    16. KEILAHIAN YESUS KRISTUS

    Di sini kita tiba pada salah satu pokok kepercayaan dalam agama Kristen yang menggemparkan, yakni bahwa Kristus bukan hanya manusia yang sejati tetapi sekaligus juga Allah yang sejati. Ini salah satu kekhasan agama Kristen. Orang Yahudi dan Islam juga mengakui Allah sebagai yang Mahaesa dan Mahatinggi, dan mereka menghormati para bapa leluhur dan nabi Perjanjian Lama, tetapi mereka menolak keyakinan Kristen mengenai Yesus. Dalam pemahaman tentang Yesus, agama Kristen unik.

    16.1 Pernyataan-pernyataan langsung

    Ayat-ayat yang menegaskan keilahian Kristus adalah yang paling diperdebatkan dalam seluruh Perjanjian Baru. Banyak ayat yang menyinggung pokok ini dapat ditafsirkan secara berbeda-beda. Namun dalam sekurang-kurangnya lima perikop, bukti yang berbobot menunjang tafsiran bahwa di sini terdapat penegasan langsung tentang keilahian Kristus:


    Perjanjian Baru juga berisi banyak ayat lain yang mungkin menunjukkan keilahian Kristus, walaupun penafsirannya tidak pasti (mis Mat 1:23*; Yoh 1:18; 17:3; 2:2; Kis 20:28; 2Tes 1:12; 1Tim 1:17; Tit 2:13*; Yak 1:1; Yoh 5:20*). Bagaimanapun, kelima ayat yang dikutip di atas sudah cukup jelas.

    Keilahian Kristus juga ditegaskan oleh ayat-ayat tentang Allah Tritunggal, yang menyamakan Dia dengan Bapa dan Roh Kudus dalam keilahian (Mat 28:19; Yoh 14:15-23; 1Kor 12:4-6; 2Kor 13:14; Ef 1:3-14*; Ef 2:18,22; 3:14-17; 4:4-6; Wahy 1:4-5*).

    Selain pernyataan-pernyataan langsung seperti itu, ada banyak bahan lagi yang menyangkut keilahian Yesus secara tidak langsung.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    16.2 Kesamaan Yesus dengan Tuhan Allah

    Perjanjian Baru menghubungkan Yesus dengan beberapa sifat Tuhan Allah (_Yhwh_), sang Pencipta dan Penebus dalam Perjanjian Lama. Ada tujuh pokok utama persamaan.

    a. Nama Allah

    Pada abad kedua dan ketiga sebelum Masehi, Perjanjian Lama diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani (Septuaginta). Dalam terjemahan itu, nama Allah yang kudus (_Yhwh_, yang kadang-kadang diucapkan "Yahweh") diterjemahkan dengan kata Yunani _kurios_ (`Tuhan`) sebanyak kurang lebih 7000 kali. Menurut Perjanjian Baru, panggilan yang mulia dan kudus ini diberikan juga kepada Yesus (Rom 10:9; 1Kor 12:3; Fili 2:11*; bnd. juga gelar dengan "Tuan di atas segala tuan", 1Tim 6:15*; Wahy 17:14; 19:16*). Pengakuan "Yesus adalah Tuhan" mungkin merupakan pengakuan iman yang paling dini (Rom 10:9; 1Kor 12:3; 2Kor 4:5*). Pada beberapa bagian, ayat-ayat Perjanjian Lama mengenai Tuhan Allah langsung dihubungkan oleh penulis-penulis Perjanjian Baru dengan Yesus (Kis 2:34-35; 8:34; Ibr 10:12-13; 1Pet 3:22* menggunakan Mazm 110:1; Rom 10:13 menggunakan Yoel 2:32; Fili 2:9-11* menggunakan Yes 45:23; Yoh 12:41 menggunakan Yes 6:10; Ef 4:8* menggunakan Mazm 68:19*). Ayat-ayat ini jelas menyamakan Yesus dengan Tuhan Allah.

    Bukti lain juga terdapat dalam sebutan Allah bagi diri-Nya sendiri yang juga digunakan oleh Yesus, atau yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menyebut Yesus. Yang paling penting artinya adalah ungkapan "AKULAH AKU" (Kel 3:14; bnd. Yoh 8:58; 6:35; 8:12,24; 11:25*; Yoh 14:6; Mr 14:62). Begitu pula ungkapan "mempelai" (Yes 62:5*; Yer 2:2; Yeh 16:8; bnd. Mr 2:19-20; Yoh 3:29; 2Kor 11:2*; Wahy 19:7); "gembala" (Mazm 23:1; 80:2; Yes 40:11; Yeh 34:15*; bnd. Yoh 10:11-16; Ibr 13:10; 1Pet 2:25; 5:4*); "yang terdahulu dan yang terkemudian" (Yes 44:6; 48:12; bnd. Wahy 2:8; 22:13*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    b. Kemuliaan Allah

    Kemuliaan Allah adalah penyataan kemegahan-Nya secara visual (Kel 24:15-18; 40:34-35; Im 9:6,23; 2Taw 7:1-3; Yes 6:1-4; Yeh 1:28*). Dalam agama Yahudi, untuk menyatakan penghormatan, kata "kemuliaan" dipakai sebagai pengganti nama kudus Allah sendiri. Kemuliaan Allah tidak dapat diteruskan pada yang lain (Yes 42:8; 48:11*), meskipun demikian Perjanjian Baru berbicara tentang Yesaya 6:1-13* sebagai perwujudan kemuliaan Yesus (Yoh 12:41*) dan tentang Yesus sebagai penyataan kemuliaan Allah (1Kor 2:8; 2Kor 4:4; Ibr 1:3; Yak 2:1*; bnd. Yoh 17:5*).

    c. Ibadah kepada Allah

    Beribadah kepada siapapun selain Tuhan Allah (_Yhwh_) sangat menjijikkan bagi orang Yahudi. Itulah dosa yang paling mendasar (Kel 20:3-6*; Ul 6:4,13-15*). Namun para murid terdahulu, semuanya orang Yahudi, beribadah kepada Yesus. Kenyataan inilah, walaupun tidak begitu sering disebut, yang membuat pengakuan Perjanjian Baru akan keilahian Kristus begitu mengesankan.

    Lagu-lagu pujian diberikan bagi Kristus (Rom 9:5; 2Tim 4:18*; 2Pet 3:18; Wahy 1:5*); dua ditujukan bagi Bapa dan Anak (Wahy 5:13; 7:10). Doa-doa ditujukan kepada Kristus (Kis 7:59*; Kis 9:13; 1Kor 16:22; Wahy 22:20*). Ayat-ayat ibadah Perjanjian Lama dialihkan dari Tuhan Allah kepada Kristus (Yes 8:13* dalam Rom 9:33; 1Pet 2:7; 3:15; Ul 32:34 LXX dalam Ibr 1:6*). Ibadah digunakan dalam hubungan dengan Kristus: dalam LXX _syakha_ (`beribadah, sujud`) biasanya diterjemahkan sebagai _proskuneia_. Dalam ajaran Yesus istilah ini menggambarkan sikap yang harus kita pergunakan hanya untuk Allah (Mat 4:10*). Namun para penulis Injil mempergunakan kata itu untuk menggambarkan sikap orang terhadap Yesus (Mat 2:2,8,11; 14:33*; Mr 5:6; Yoh 9:38*). Reaksi para murid terhadap Kristus yang bangkit adalah khas: "mereka menyembahNya" (Mat 28:17; Luk 24:52*), tanggapan yang juga diberikan oleh kumpulan malaikat dari surga: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima...hormat, dan kemuliaan dan puji-pujian" (Wahy 5:12*), suatu penegasan yang sangat jelas mengenai keilahian-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    d. Penciptaan

    Allah menciptakan segala sesuatu dan karena itu Dia adalah Tuhan segala sesuatu. Hal itu diterima oleh Perjanjian Lama tanpa dipertanyakan (Kej 1:1; Mazm 33:6-9; Yes 42:5; 48:13; 51:9-16*). Namun Perjanjian Baru dengan leluasa menghubungkan fungsi ilahi ini dengan Yesus. Karya penciptaan Allah mempunyai empat segi:


    Keempat segi ini dikaitkan dengan Yesus. Melalui Dia segala sesuatu terjadi (Yoh 1:1,3; Ibr 1:3; bnd. Kol 1:16; 1Yoh 1:1*); Ia adalah pemelihara dan penopang segala sesuatu (Mat 28:18; 1Kor 8:6; Kol 1:17*; Ibr 1:3*); di dalam Dia semesta alam akan diantar pada tujuannya (Rom 11:36; Ef 1:9; Kol 1:16*); dan "ciptaan baru" itu tak lain dari perwujudan rencana Allah di dalam Yesus Kristus (Yes 65:17; 66:22* "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru", bnd. Yoh 3:5; 20:22; 2Kor 5:17; Fili 3:20; Kol 3:10; 2Pet 3:1-18*; Wahy 21:1-22:21*).

    e. Keselamatan

    Tuhan Allah adalah penyelamat, demikian keyakinan Perjanjian Lama. Bertentangan dengan ilah-ilah lain, hanya Dia yang mempunyai kuasa untuk menyelamatkan: "Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu" (Yes 43:11; bnd. Yes 45:21; Yer 3:23; 11:12*). Dia sering membebaskan dengan perantaraan juruselamat manusiawi (Yos 10:6; Hak 2:16,18; 6:14-15*), tetapi pengampunan dosa dan kebangkitan dari kematian menuju hidup yang kekal adalah kuasa khusus Allah sendiri. Meskipun demikian, justru ini yang dihubungkan Perjanjian Baru dengan Yesus. Pada waktu kelahiran-Nya Ia disambut sebagai "yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka" (Mat 1:21*). Ia mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa (Mr 2:7-10; Luk 7:48*), Ia dilihat sebagai Juruselamat orang berdosa (Yoh 3:17; Kis 4:12; 15:11*; Gal 1:4; Ef 5:23; Ibr 7:25; Wahy 1:5). Ia membangkitkan orang mati (Mar 5:35-43; Mar 7:11-17,22; Yoh 11:1-57*) dan melalui Dia sekarang hidup yang kekal diberikan kepada semua yang percaya kepada-Nya (Mr 10:21; Yoh 3:16; 5:24; 1Yoh 5:11*) dan akan dialami sepenuhnya oleh mereka pada masa yang akan datang (Mr 10:30; 1Kor 15:22,54*; 1Tes 1:10*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    f. Penghakiman

    Bagi Perjanjian Lama, hanya Allah adalah hakim. Kekudusan serta kemegahan-Nya diungkapkan dalam penghakiman-Nya yang adil (Ul 32:4; Mazm 99:1-9*; Yes 5:16*). Beberapa bentuk penghakiman ilahi tertentu diwujudkan melalui manusia sebagai pelaku (Ul 1:16; Yes 10:5; 45:1*), tetapi penghakiman akhir adalah hak khusus Allah (Ul 7:9; Pengkh 12:14*; Yoel 2:31*). Sekali lagi tugas-tugas ilahi yang unik ini dituntut oleh Yesus dan dengan leluasa dihubungkan dengan Dia (Mat 25:31-46*; Mr 8:38; Yoh 5:22-30; Kis 17:31; 2Kor 5:10; 2Tes 1:7-10*; Wahy 14:14-20*). Pada hari terakhir, Yesus akan mengadili "segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia" (Rom 2:16*) dengan penghakiman ilahi yang pasti.

    g. Kesaksian

    Satu lagi hubungan antara Yesus dan Tuhan Allah dapat disebutkan. Dalam Perjanjian Lama, Allah menugaskan umat-Nya sebagai saksi-saksi-Nya (Yes 43:10*); dan dalam Perjanjian Baru Yesus mengutus murid-murid-Nya dengan kata-kata yang sama, "Kamu akan menjadi saksiKu" (Kis 1:8*).

    Seperti telah kita lihat, beberapa penulis Perjanjian Baru pernah menyebut Yesus sebagai Allah secara langsung, namun demikian alam pikiran Yahudi mereka lebih mudah menyatakan keyakinan ini dengan menyebutkan bahwa Yesus melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan dengan baik oleh Allah. Oleh sebab itu, cara mereka membicarakan keilahian Yesus tidak berbentuk pernyataan metafisik (seperti "Yesus adalah Allah"), tetapi berupa penegasan bahwa Ia mengambil bagian dalam ciri-ciri serta tugas-tugas Allah yang tak dapat dibagi-bagikan. Dengan demikian kebenaran yang menggemparkan itu disingkapkan: Yesus -- manusia yang hidup di Nazaret, bergumul di Getsemane dan mati pada kayu salib di Golgota -- harus disamakan dengan Tuhan, Allah Pencipta dan Penebus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    16.3 Bukti-bukti lain

    a. Kebangkitan

    Kebangkitan Yesus adalah peristiwa yang sangat pokok dalam Alkitab dan ada banyak sekali acuan kepada peristiwa itu dalam seluruh Perjanjian Baru. Menyangkal fakta ini sama dengan mencabut isi dan nilai iman Kristen (1Kor 15:14*). Karena itulah kebangkitan telah mengalami kritik gencar sekali.

    Kritik tentang teks kitab-kitab Injil

    Serangan dipusatkan pada dua pokok:


    Tetapi sebenarnya cerita-cerita tentang penampakan itu tidak bertentangan dan pendapat bahwa kubur kosong itu bukan merupakan bagian dari kesaksian rasuli adalah pendapat yang sewenang-wenang dan tidak terbukti. Dari penampakan Yesus yang sudah bangkit itu tentu saja para rasul menarik kesimpulan mengenai jenazah yang telah dilihat oleh para pengikut-Nya di kayu salib, dan yang telah dibaringkan di dalam kuburan (Mar 15:57). Di samping itu, kubur kosong itu dengan jelas dinyatakan secara tidak langsung dalam pemberitaan terdahulu dari Injil Kristen (Kis 2:22-32; 1Kor 15:3*). Para rasul tidak mungkin meyakinkan pendengar mereka di Yerusalem mengenai iman yang berpusatkan kebangkitan (Kis 5:28*), kurang lebih satu kilometer dari kubur Yesus, tanpa membicarakan keadaannya yang kosong. Selain itu cerita-cerita tersebut menggabungkan unsur kubur kosong dan penampakan Yesus secara lancar tanpa menimbulkan keganjilan (Mat 28:1-9; Yoh 20:1-18*).

    Kritik teologis

    Menurut filsafat Kant (1724-1804), ada perbedaan antara fakta dan arti. Berdasarkan perbedaan tersebut pernah dikemukakan bahwa faktor Perjanjian Baru yang menentukan adalah iman para murid, yaitu keyakinan bahwa Kristus telah mengalahkan musuh mereka dan mengangkat mereka menuju kehidupan baru yang penuh harapan dan arti. Apakah Yesus benar-benar bangkit dari kubur atau tidak, kurang penting menurut pandangan ini dan sulit untuk dipastikan. Pada masa kini diakui bahwa fakta dan arti tidak dapat dipisahkan secara demikian, lagi pula perbedaan ini jelas tidak cukup untuk menerangkan timbulnya iman Kristen dalam kebangkitan Yesus. Pandangan tersebut mengatakan bahwa tradisi mengenai fakta kebangkitan timbul dari iman para murid, padahal yang sebaliknya yang benar. Keadaan sekitar kematian Yesus membuat pandangan tersebut terlalu fantastis.

    Bukti-bukti historis

    Ada tiga macam bukti tentang kebangkitan Yesus yang sulit untuk dikesampingkan, artinya tafsiran skeptis apa pun mengenai hal itu lebih sulit dipertahankan daripada penjelasan Perjanjian Baru bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Tiga bukti tersebut adalah:


    Kenyataan yang ketigalah (yang berdasar pada kedua bukti terdahulu) yang menampilkan gereja di dunia dan, walaupun banyak kelemahannya, gereja masih tetap ada sekarang untuk bersaksi tentang Kristus. Dalam pengertian ini, bukti tentang kebangkitan Yesus tidak dapat dibantah, sama seperti iman yang mendasari penulisan buku ini tidak dapat dibantah, ataupun batu-batu dan semen dari gereja terdekat. Tanpa kebangkitan tidak akan ada umat Kristen yang mempertahankan dan memberitakan Injil selama dua puluh abad. Mengingat keadaan meninggalnya Yesus, kebangkitan merupakan satu-satunya penjelasan yang dapat diterima mengenai kelahiran gereja dengan penuh gairah dan keyakinan, dan kita masih dapat menyelidikinya dan mengalaminya dari karya sastranya, yaitu Perjanjian Baru.

    Kebangkitan dan keilahian Yesus

    Pernah dikatakan bahwa kebangkitan itu, kalaupun benar, tidak membuktikan keilahian Yesus karena Ia membangkitkan orang lain dari kematian tanpa menganggap mereka ilahi. Namun pandangan ini tidak mempertimbangkan dua hal. Pertama, kebangkitan-kebangkitan ini dilakukan oleh kuasa Yesus, suatu kenyataan yang penuh arti; orang-orang tidak setiap hari bertemu dengan seseorang yang dapat membangkitkan orang mati, dalam masyarakat mana pun! Kedua, kebangkitan Yesus tidak hanya menyangkut pemulihan kehidupan fisik. Ia tidak tampil di hadapan para murid sebagai mayat yang bangkit kembali untuk sementara. Yang menyebabkan pujaan dan penyembahan spontan mereka adalah kemenangan atas kematian oleh seseorang yang telah bergumul dan menginjak-injak musuh yang ditakuti itu (Rom 6:9; 2Tim 1:10*).

    Dalam Perjanjian Lama pemberian hidup adalah hak istimewa Allah (Kej 2:7; 1Sam 2:6*). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai yang meng hidupkan (Yoh 5:21; 11:25*) dan membuktikannya dengan bangkit dari kematian (1Kor 15:45*). Kalau dilihat tersendiri, kebangkitan itu mungkin tidak cukup untuk membuktikan keilahian, namun dalam konteks seluruh pengajaran serta pelayanan Yesus rasanya sulit untuk menafsirkannya lain daripada penegasan akan keilahian-Nya. Paulus mengatakan demikian juga, mengingat kaitan antara gelar "Tuhan" dan nama _Yhwh_ dalam Perjanjian Lama: Ia "dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita" (Rom 1:4*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    b. Kenaikan

    Kenaikan Yesus (Mat 28:16; Luk 24:50; Kis 1:1-11*) pernah dikritik sebagai ungkapan pandangan dunia yang mitologis dan ketinggalan zaman, yaitu semesta alam bertingkat tiga. Padahal kenaikan itu baru dapat dipahami dengan baik dalam konteks keseluruhan pelayanan Kristus sebagai penyelamat. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus muncul di antara murid-murid-Nya selama 40 hari untuk menyelesaikan pengajaran-Nya kepada mereka dan untuk memberikan mereka kepastian sepenuhnya akan kemenangan-Nya atas kematian dan kedatangan kerajaan Allah melalui Dia. Keadaan luar biasa ini tentu berakhir dan membutuhkan suatu peristiwa yang bersifat klimaks untuk mengungkapkannya. Kalau kita simak kembali makna awan itu dalam Perjanjian Lama sebagai manifestasi kemuliaan dan kehadiran Allah (Kel 40:34; 1Raj 8:10-11; bnd. Luk 9:34-35*), serta perhatian Yesus yang telah bangkit untuk meyakinkan murid-murid-Nya bahwa kini Ia memerintah semesta alam (Mat 28:18; Kis 2:33*), maka kita sudah mendapat dasar rasional bagi kenaikan sebagai kejadian sungguh-sungguh dalam ruang dan waktu. Para rasul menyaksikan Tuhan Yesus terangkat dan awan menutupNya dari pandangan mereka. Seperti yang selalu ditegaskan oleh surat-surat Perjanjian Baru, kenaikan Yesus merupakan penegasan penting tentang kodrat ilahi-Nya; artinya Ia mempunyai bagian dalam kemuliaan Allah dan mempunyai kuasa untuk memerintah di surga dan di dunia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    c. Kesadaran diri Yesus dan pernyataan-Nya

    Kesadaran diri Yesus tak ada tandingannya dalam sejarah dan merupakan bukti kuat tentang kekhasan kodrat-Nya. Hal ini khususnya diungkapkan dalam hubungan-Nya dengan Bapa-Nya. Pada usia 12 tahun Dia menunjukkan perasaan hubungan khusus dan tanggung jawab luar biasa kepada Bapa (Luk 2:42-50*). Sering kali Ia menyinggung hubungan khusus itu (misalnya Yoh 4:34; 5:17-24; 10:30*), sambil menarik garis yang jelas antara keadaan-Nya sebagai Anak Allah dan keadaan sebagai anak yang dialami orang lain (Mat 11:27; Mr 12:6*). Keunikan hubungan ini juga dinyatakan dalam doa-doa-Nya; hanya dengan satu pengecualian, yaitu jeritan karena ditinggal sendiri di atas kayu salib, Ia selalu menyapa Allah dengan cara unik dan khas. _Abba_ adalah panggilan akrab dan penuh hormat seorang anak bagi bapaknya sendiri, yang berarti `ayahku sayang` atau `ayahanda`. Tidak ada bandingannya di seluruh Perjanjian Lama, juga tidak dalam doa dan liturgi Yahudi pada abad pertama. Agaknya Yesus sendiri yang pertama sekali menyebut Allah sebagai _Abba_. Keunikan-Nya itu tidak lenyap dengan pemakaian istilah ini oleh orang Kristen purba (Rom 8:16*). Hak untuk menggunakan istilah akrab ini mereka peroleh hanya karena keunikan Yesus sebagai Anak Allah, yang oleh anugerah Allah juga dinikmati oleh mereka karena "Roh AnakNya" (Gal 4:6*).

    Yesus juga sadar akan eksistensi-Nya terdahulu, waktu hidup dengan Bapa sebelum menjelma di bumi (Yoh 3:31; 8:58*). Ia bahkan menerima sembah (Luk 5:8; Yoh 20:28*), bertentangan sekali dengan Paulus dalam situasi yang serupa (Kis 14:11-15*). Yesus melihat diri-Nya sebagai penggenapan seluruh pengharapan Perjanjian Lama akan penyelamatan (Mr 1:14; 12:35; Luk 11:31*), yang terbukti dalam gelar-gelar yang diberikan kepada Yesus dalam kitab-kitab Injil. Kini kita pelajari empat gelar yang paling menonjol, yang mengungkapkan kesamaan Yesus dengan Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    Mesias

    Gelar "Mesias" (Ibr. _masyiakh_), dalam bentuk "Kristus" (Yun. _khristos_), menjadi panggilan yang paling lazim bagi Tuhan Yesus. Secara harfiah gelar ini berarti "Ia yang diurapi". Dalam Perjanjian Lama kata ini biasanya dipakai untuk raja (1Sam 9:16; 24:6*) tetapi juga untuk para nabi (1Raj 19:16), imam (Im 8:12*), bahkan bagi raja kafir (Yes 45:1*). Dengan pembuangan bangsa Yahudi ke Babel, janji-janji kepada raja (Mazm 72:1-20; 86:3*) mulai dilihat dalam kerangka munculnya seorang raja baru pada masa mendatang, yang adalah dari keturunan Daud (Yeh 37:24*). Antara zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, pengharapan ini berkembang menjadi pengharapan umum akan seorang raja Mesias politis yang sangat diwarnai oleh nasionalisme.

    Ada yang mempertanyakan apakah Yesus menganggap diri-Nya sebagai Mesias, mengingat bahwa Ia enggan menggunakan gelar tersebut khususnya pada awal pelayanan-Nya. Keengganan ini sebagian besar dapat dijelaskan karena salah pengertian pada zaman-Nya baik dari orang Yahudi (Yoh 6:14) maupun bukan Yahudi (Mr 10:42*) mengenai hal Mesias. Ada bukti jelas bahwa Ia sadar akan diri-Nya sebagai Mesias, khususnya bahwa Dia dan misi-Nya mutlak penting bagi kedatangan kerajaan Allah (Mat 12:28; Luk 17:21*). Terdapat juga pernyataan yang jelas mengenai gelar Mesias, seperti pada waktu Ia masuk Yerusalem dengan penuh kemenangan (Mr 11:1-10*) dan kesaksian-Nya pada pengadilan-Nya (Mr 14:61*). Selain itu Ia menerima gelar tersebut dari murid-murid-Nya yang paling dekat (Mr 8:29*). Jelas bahwa bagian kemudian dari Perjanjian Baru tidak segan-segan menggunakan gelar tersebut (1Kor 1:1; Ibr 3:6; 1Pet 4:1*). Yesus adalah yang diurapi Allah, yang mewarisi janji kepada Daud (Luk 1:32*) dan yang akan mendatangkan hari mulia yang telah dijanjikan saat Allah akan memerintah sebagai raja.

    Anak Manusia

    Inilah sebutan yang paling disukai Yesus untuk menyebut diri-Nya. Asalnya terutama dari Daniel 7:13-14*, yang berkata bahwa Anak Manusia, (seorang penghuni surga) akan datang pada akhir sejarah sebagai tuan dan hakim dari semua dan mewarisi kerajaan dunia. Walaupun penggunaannya tidak selalu mempunyai makna yang sama pentingnya, namun banyak keterangan yang jelas mempunyai arti mendalam (Mat 9:6; 12:40*; Mat 16:24; Mr 8:31; Luk 19:10; Yoh 3:14). Markus 14:62* penting karena di sini Yesus menyinggung peranan-Nya yang melebihi peranan-Nya sebagai Mesias, gelar yang ditawarkan kepada-Nya, dan Dia menyatakan bahwa Ia memenuhi peranan Anak Manusia dari Daniel 7:1-28*. Dalam pengertian Yesus, Anak manusia khususnya berhubungan dengan penghakiman (Mat 25:31-46; Yoh 5:27*).

    Konsep Paulus tentang Kristus sebagai Adam terakhir (Rom 5:14*; 1Kor 15:45; Fili 2:5*) mungkin mengacu pada penyamaan Anak Manusia dengan Adam, manusia asli, dalam Yudaisme pada abad pertama.

    Anak Allah

    Dalam kebudayaan berbahasa Yunani pada zaman Perjanjian Baru, gelar "anak Allah" diberikan kepada para kaisar dan kepada orang yang bisa mengadakan mujizat. Dalam Perjanjian Lama, istilah ini dipakai tentang:


    Perjanjian Baru juga menghubungkan gelar ini dengan Mesias (Mat 16:16; Mr 14:61*). Semua penggunaan ini menekankan pilihan ilahi dan ketaatan yang dituntut sebagai tanggapan terhadap pilihan itu (Mal 1:6*).

    Gelar ini juga dihubungkan dengan Yesus pada baptisan-Nya (Mat 3:17*) dan pencobaan-Nya (Mat 4:3,6*). Dia memakai gelar ini pada umumnya bukan berhubungan dengan pengadaan mujizat, melainkan dengan kesetiaan-Nya pada tugas yang dibebankan kepada-Nya, khususnya penderitaan (Mat 16:16; Mr 15:39*). Gelar tersebut menunjukkan keesaan dengan Allah, sehingga orang Yahudi mengartikan penggunaan gelar itu oleh Kristus sebagai pernyataan tentang keilahian yang menurut mereka bersifat menghujat (Yoh 10:33,36*). Gereja purba sering menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Kis 9:20; Rom 1:4; Ibr 1:1-2; 1Yoh 4:15*), suatu gelar yang sekaligus menunjuk pada hidup-Nya yang taat dan pada hubungan-Nya yang unik dengan Bapa, serta dampaknya bahwa sebagai Anak Allah yang kekal Ia bersifat ilahi.

    Tuhan

    Gelar "Tuhan" (Yun. _kurios_) dipakai pada zaman Perjanjian Baru dengan arti umum "tuan" atau "pemilik", juga sebutan lazim bagi ilah (1Kor 8:5*). Kalau dipakai untuk kaisar, dimaksudkan kekuasaan politik serta keilahiannya. Para rabi Yahudi kadang-kadang disapa demikian sebagai tanda penghormatan besar (Mat 7:21*); tetapi "Tuhan" (Ibr. _adon_) paling banyak dipakai sebagai pengganti nama Allah yang dianggap terlalu suci untuk disebut. Demikianlah padanan bahasa Yunani untuk Tuhan (_kurios_) dipakai dalam Septuaginta untuk menerjemahkan nama _Yhwh_ dan setelah Paskah digunakan untuk Kristus yang agung dan yang memerintah (Kis 2:36*).

    Kini Yesus adalah Tuhan atas semesta alam (Rom 10:9*) serta "Tuan di atas segala tuan" (1Tim 6:15*) dan dalam pengertian ini gelarnya hampir serupa dengan "raja". Perjanjian Baru juga sering menggunakan Mazmur 110:1 dengan acuannya kepada "Tuhan" (Kis 2:34-35*; Rom 8:34*; Kol 3:1; Ibr 1:13; 1Pet 3:22*). Dalam ayat-ayat inilah gelar kemaha-kuasaan dan keagungan ini menegaskan keilahian Kristus (Yes 45:21-23*; bnd. Fili 2:9-11; Yoel 2:32; bnd. Kis 2:21,36*).

    Pernyataan tidak langsung

    Yesus memanggil orang untuk mengikuti diri-Nya. Panggilan radikal itu mendengungkan panggilan Allah dalam Perjanjian Lama (Ul 1:36*; Yos 14:8; Mr 1:17,20*) karena bukan semata-mata untuk mengikuti ajaran-Nya, melainkan mengikuti diri-Nya dengan penyerahan mutlak (Mat 10:38; Luk 14:26*). Kedatangan Yesus merupakan peristiwa pokok dalam karya Allah dengan manusia; tujuan ilahi bagi seluruh manusia tergantung pada diri-Nya dan misi-Nya. Kita akan diadili pada hari terakhir sesuai dengan respons kita terhadap Yesus (Mat 25:31-46; Yoh 5:25-29*).

    Jelaslah Yesus adalah tokoh yang luar biasa, yang tak ada bandingnya dalam seluruh sejarah manusia. Pernyataan-Nya dan kesadaran diri-Nya, serta dampak moral Yesus pada orang sezaman-Nya, memperlihatkan segi kepribadian Yesus yang tidak dapat dijelaskan secara memadai jika kita berpendapat bahwa Ia manusia saja.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    d. Kelahiran dari anak dara

    Kelahiran Yesus dari anak dara diajarkan dengan jelas (Mat 1:18*; Luk 1:39*). Markus dan Yohanes tidak menyinggung hal ini karena Injil mereka dimulai dengan pelayanan Yesus di depan umum, walaupun dalam pendahuluan Injil Yohanes asal usul Yesus diundurkan jauh ke belakang sampai pada keberadaan-Nya sebelum segala sesuatu ada (Yoh 1:1). Ada kemungkinan bahwa Paulus mengetahuinya (Gal 4:4*) dan pasti tidak ada sesuatu pun dalam Perjanjian Baru yang menyangkal cara kelahiran tersebut. Dengan cara yang khas, Matius mendapat petunjuk mengenai hal ini dalam Perjanjian Lama (Yes 7:14*), walaupun perdebatan masih terus berlangsung mengenai arti tepat dari kata Ibrani _alma_ yang digunakan oleh Yesaya dalam ayat tersebut. Teks riwayat kelahiran Yesus dalam Injil Matius dan Lukas terbukti dengan cukup kuat, sama kuatnya seperti bagian-bagian penting lain dalam kitab-kitab Injil; lagi pula, tidak mungkin membaca cerita tersebut selain sebagai cerita yang dimaksudkan sebagai sejarah.

    Beberapa pengritik menolak kelahiran dari anak dara dengan berkata bahwa ajaran itu bersifat doketis (artinya, menyangkal kemanusiaan Yesus yang sejati). Tetapi kesimpulan itu tidak perlu. Asal saja kita menegaskan bahwa Anak abadi sungguh-sungguh dipersatukan dengan kodrat manusia sejak saat pembuahan, maka ajaran tersebut tidak menyangkal kemanusiaan-Nya yang sejati.

    Di pihak lain ada bahaya bahwa kita terlalu membesar-besarkan arti kelahiran dari anak dara. Ajaran itu hanya menjelaskan bahwa kemanusiaan Yesus tidak berasal dari seorang ayah insani, seperti orang lain. Perlu diperhatikan bahwa Alkitab tidak pernah melukiskan Allah Bapa sebagai leluhur pria yang memberikan kromosom laki-laki untuk pengembangan janin. Harus ditegaskan pula bahwa orang Kristen tidak percaya bahwa Allah kawin dengan Maria dan mendapat anak dengan cara persetubuhan insani. Kalau dipikir sepintas lalu memang pandangan ini harus ditolak, karena makhluk yang akan dilahirkan dengan cara demikian tentu bukan Allah dan manusia sejati tetapi semacam hibrida yang setengah Allah dan setengah manusia. Pandangan seperti itu tentang Yesus pernah muncul pada abad kelima dan dinyatakan sebagai ajaran sesat (lihat di bawah tentang Eutychianisme: ps 17.1.g). Pandangan ini membuka pintu bagi pendapat Ireneus yang melihat persamaan yang tak beralasan antara Hawa dan Maria, sehingga pada kemudian hari Maria dipandang sebagai penebus di samping Yesus. Bagi orang yang peka terhadap ajaran Alkitab, pandangan ini kedengaran sebagai penyangkalan bahwa Kristus adalah Penebus satu-satunya yang sempurna dan mantap. Dalam sejarah pemikiran Roma Katolik, pandangan ini telah menyebabkan pengagungan yang berlebihan akan keperawanan.

    Penggabungan kodrat kekal Anak Allah dan kodrat manusia sejati dalam satu pribadi merupakan misteri. Misteri itu tidak dikurangi oleh kelahiran dari seorang anak dara. Namun kita boleh bertanya, apa saja maknanya?

    1. Peristiwa ini memproklamasikan keunikan bayi yang dilahirkan. Dalam Alkitab, bayi-bayi istimewa biasanya lahir secara khusus (Kej 21:1-7; Luk 1:5-23*).

    2. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah yang supra-alami itu bekerja dalam penjelmaan. Karena itu keberatan-keberatan biologis sama sekali tidak pada tempatnya. Berdasarkan keyakinan bahwa Allah mahakuasa, maka pembuahan pada anak dara memang tidak mustahil.

    3. Turunnya Roh Kudus atas Maria menyatakan bahwa dalam Kristus, Allah masuk selengkapnya dan sepenuhnya ke dalam pengalaman manusia sejak saat pembuahan.

    4. Peristiwa ini sesuai dengan ajaran Paulus (Rom 5:12-13*; 1Kor 15:22*) bahwa Kristus adalah Adam kedua dan dalam Dia terjadi permulaan baru sejarah moral manusia.**1** Kelahiran Yesus dari anak dara ini memproklamasikan tindakan Allah yang berdaulat untuk melepaskan belenggu perbudakan dan dosa berabad-abad yang disebabkan oleh keterlibatan umat manusia dalam kejatuhan wakil dan sekaligus kepalanya, Adam.

    5. Kelahiran itu konsisten dengan keberadaan Yesus sebelum segala sesuatu. Untuk semua orang lain, penghamilan adalah permulaan eksis-tensi suatu pribadi baru; dalam hal Yesus, Firman abadi berada sebelum saat pembuahan. Ini diungkapkan dalam kata-kata Alkitab, "Roh Kudus akan turun atas" dan "menaungi" Maria (Luk 1:35*).

    6. Peristiwa ini menyuguhkan analogi dengan penebusan yang digambarkan sebagai "kelahiran kembali" (Yoh 1:12; 3:3 dst.; 1Pet 2:2*; Tit 3:5*). Yusuf dikesampingkan dan dengan demikan ditunjukkan keadaan manusia yang tak berdaya, dan di bawah hukuman, di hadapan karya penyelamatan Allah.

    --------------------
    **1**.Tidak dikatakan bahwa dosa warisan dielakkan dengan cara tidak ada
    persetubuhan seksual warisan, seolah-olah dosa adalah penyakit genetik. Kalaupun
    itu benar, maka dosa warisan masih akan diwariskan kepada Yesus melalui Maria
    sendiri. Memang ada orang yang berpendapat bahwa Maria tak tercela, atas dasar
    prinsip bahwa hanya seorang ibu tak berdosa dapat melahirkan anak tak berdosa.
    Tetapi sama sekali tidak ada dukungan Alkitab untuk pendapat itu.
    ---------------------



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    16.4 Kesimpulan

    Bukti-bukti yang dikemukakan di atas menunjukkan secara meyakinkan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah abadi yang telah menjelma menjadi manusia untuk menebus orang berdosa. Ia adalah pribadi kedua dalam Tritunggal, Allah yang menjadi manusia.

    Terlepas sama sekali dari bukti-bukti ini, keilahian Yesus Kristus merupakan dasar pokok bagi kepercayaan bahwa penyataan Kristen bersifat akhir dan penyelamatan Kristen adalah sejati. Jika bukan Allah sendiri yang datang kepada kita dalam Kristus, maka penyataan yang dibawa-Nya bukanlah penyataan terakhir dan mungkin masih akan diganti dengan yang lain. Penolakan keilahian Kristus dengan sekali pukul menumbangkan kebenaran pokok kekristenan dan kita kembali lagi pada situasi sebelum Injil disampaikan kepada kita, yaitu mencari-cari kebenaran dalam kegelapan.

    Jika Yesus bukan Allah sendiri yang datang kepada kita, penyelamatan yang dibawa-Nya tak berdaya untuk mengampuni dan menyelamatkan. Allah yang ditentang manusia dan hanya Allah yang dapat menebusnya. Jika Yesus bukan Anak Allah, Ia tidak relevan bagi soal hubungan manusia dengan Allah, kematian dan pendamaian-Nya tidak relevan bagi keadaan moral manusia di hadapan Allah, dan perasaan kita tentang damai dan pengampunan melalui Dia tinggal hanya perasaan dan tidak lebih dari subjektivitas saja. Dan sekali lagi kita terikat pada tugas yang tak ada habis-habisnya dan tak mungkin berhasil untuk membenarkan diri di hadapan Allah.

    Syukurlah kita dapat melupakan dua mimpi buruk ini. Kita mengingat lagi akan kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan dengan demikian kebenaran akhir terungkap dalam Dia dan penebusan akhir dibawa melalui Dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Yesus Kristus sebagai Allah:
    Matius 28:19; Yohanes 1:1-2,18; 20:28; Kisah 20:28; Roma 9:5*;
    1Korintus 12:4-6; 2Korintus 13:14; Efesus 1:1-15; 2:18,20-22; 4:4-6*;
    Kolose 1:15-19; 2:9; 2Tesalonika 1:12; Titus 2:13; Ibrani 1:8*;
    Yakobus 1:1; 2Petrus 1:1; 1Yohanes 5:20; Wahyu 5:13*.

    Yesus dan Tuhan Allah:
    Matius 24:30-31; Markus 2:1-12,19-20; 8:38; 14:62*;
    Yohanes 1:1-3; 5:22-30; 6:35; 8:12,24,58; 10:9,11-12; 11:25; 12:41*;
    Yohanes 14:6; 15:1; 17:5; 18:5-6; Kisah 1:8; 2:34-35; 7:59-60*;
    Kisah 9:13-14; 17:31; Roma 8:34; 9:5; 10:9; 1Kor 2:8; 12:3; 16:22*;
    2Korintus 4:4-5; Efesus 1:9-10,20; 4:8; Filipi 2:9-11; Kol 1:16; 3:1*;
    1Tesalonika 3:11-12; 2Tesalonika 3:5; Ibrani 1:1-13; 13:20-21*;
    Yakobus 2:1; 1Petrus 2:7-8; 3:15,22; 2Petrus 3:18*;
    Wahyu 1:5-6; 2:8*; 5:12,21.

    Keterangan Perjanjian Baru lainnya:
    Matius 3:17; 7:21-22; 9:2; 11:2-6,27; 16:16; 25:31-46*;
    Markus 1:17; 4:41; 10:21; 12:6-7; 13:32; 16:1-8*;
    Lukas 1:35; 5:8,21; 7:14-15,47; 11:20; 24:1-52*;
    Yohanes 3:31; 5:17-24; 8:46; 10:29-38; 11:1-57; 13:13; 14:6*;
    Kisah 2:24-33; 8:36-38; Roma 1:3-4; 8:1,34; 16:7; 1Kor 15:1-20,45*;
    2Korintus 5:15; Galatia 2:20; 3:28; Efesus 1:10-23; 3:8-9; Kol 3:1*;
    Ibrani 1:1-2; 3:6; 4:14; 1Petrus 1:19; 2:21-22; 3:18,22*;
    1Yohanes 3:5; 4:15; Wahyu 17:14; 19:16*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Uraikan tanggapan Anda atas pernyataan, "Tidak ada pernyataan dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus adalah Allah."

    2. Tunjukkan bukti-bukti utama Alkitab yang menyamakan Yesus dengan Tuhan Allah.

    3. Apa arti

      1. pernyataan-Nya,
      2. kelahiran-Nya dari anak dara, dan
      3. kebangkitan-Nya bagi pribadi Yesus?
    4. Mengapa penting untuk menegaskan bahwa kebangkitan Yesus sungguh-sungguh merupakan fakta sejarah?

    5. Selidikilah dampak keilahian Yesus bagi usaha manusia untuk mencari

      1. kebenaran dan
      2. penyelamatan.


    Mengenali Kebenaran -- Bab 16. Keilahian Yesus Kristus [Indeks]

    Kepustakaan (16)

    Anderson, J. N. D.
    1950 _The Evidence for the Resurection_ (IVP).
    Green, M.
    1977 _The Truth of God Incarnate_ (Hodder).
    Ladd, G. E.
    1975 _I Believe in the Resurection_ (Hodder).
    Machen, J. G.
    1958 _The Virgin Birth of Christ_ (James Clarke).
    McDonald, H. D.
    1968 _Jesus: Human and Divine_ (Pickering and Inglis).
    Marshall, I. H.
    1976 _The Origins of New Testament Christology_ (IVP).
    Morris, L.
    1958 _The Lord from Heaven_ (IVP).
    Moule, C. F. D.
    1977 _The Origins of Christology_ (CUP).
    Owen, J.
    1965 _The Glory of Christ_ (_Works_ 1, Banner of Truth).
    Vos, G.
    1954 _The Self-Disclosure of Jesus_ (Eerdmans).



    Indeks Bab 17: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 17 Satu Pribadi ...................................... 01194

    Ps 17.1 Perdebatan-perdebatan Awal ................... 01194

    Sb 17.1.a Ebionisme ................................. 01195

    17.1.b Doketisme ................................. 01195

    17.1.c Gnostisisme ............................... 01196

    17.1.d Arianisme ................................. 01196

    17.1.e Apolinarianisme ........................... 01197

    17.1.f Nestorianisme ............................. 01197

    17.1.g Eutychianisme ............................. 01197

    17.1.h Konsili Kalkedon .......................... 01197

    Ps 17.2 Beberapa Konsep Penting ...................... 01198

    Sb 17.2.a Kesatuan Hipostatik ....................... 01198

    17.2.b Persekutuan Sifat-sifat ................... 01198

    17.2.c Pandangan Calvinis ........................ 01199

    17.2.d Kristologi Dua Keadaan .................... 01199

    17.2.e Kenosis ................................... 01199

    Ps 17.3 Tafsiran-tafsiran modern ..................... 01200

    Sb 17.3.a Kristologi Fungsional Melawan Kristologi 01200

    Ontologis ................................. 01200

    17.3.b "Mitos" Penjelmaan ........................ 01201

    Ps 17.4 Komentar Selanjutnya ......................... 01202

    Bahan Alkitab .............................................. 01203

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01204

    Kepustakaan ................................................ 01205



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    17. SATU PRIBADI

    Bukti Alkitab menghasilkan dua pernyataan mengenai pribadi Tuhan Yesus Kristus: Ia manusia sejati; Ia Allah sejati. Bagaimana dua kenyataan ini bisa digabungkan dalam satu orang yang otentik, Yesus Kristus, selalu akan merupakan misteri. Namun, ini tidak perlu menghentikan usaha untuk menyelidiki penjelmaan secara mendalam. Kalau kita mengabaikan tugas ini, pihak lain akan mengusahakannya dengan cara-cara yang akan mengakibatkan kekeliruan dan kebingungan. Dalam hal ajaran tentang pribadi Kristus, sama seperti dalam bidang-bidang ajaran Kristen lain, gembala yang kurang hati-hati pasti akan mengundang serigala buas untuk datang (Yoh 10:11-13*). Jadi kita akan menimbang persoalan-persoalan yang terpenting di bidang ini, yang secara teknis disebut kristologi.

    17.1 Perdebatan-perdebatan awal

    Pembahasan teologis sebelum tahun 500 Masehi masih penting karena selama berlangsungnya kebanyakan pandangan penting tentang kristologi sudah muncul. Pembicaraan yang mencapai puncaknya dengan menghasilkan rumusan yang disetujui di Kalkedon pada tahun 451 adalah kerangka semua pembicaraan selanjutnya.

    Generasi-generasi pertama orang Kristen mungkin puas dengan iman yang tidak berbelit-belit. Plinius dalam suratnya kepada Kaisar Trajanus pada permulaan abad kedua melaporkan bahwa orang Kristen "menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Kristus seperti kepada Allah". Namun pada zaman purba itu pun sudah ada pandangan yang berbeda-beda.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    a. Ebionisme

    Cabang Kristen Yahudi ini memecahkan persoalan hubungan kemanusiaan dengan keilahian dalam Kristus dengan cara menghapuskan sama sekali keilahian-Nya. Yesus cuma manusia, meskipun diangkat oleh Allah sebagai Mesias, yang ditakdirkan kembali pada akhir zaman untuk memerintah dunia berdasarkan kuasa Allah yang berdaulat. Sebenarnya pandangan ini gagal menjembatani kesenjangan antara Allah dan manusia.

    b. Doketisme

    Gerakan ini sudah ada sejak zaman rasuli. Berlawanan dengan Ebionisme, gerakan ini menyelesaikan masalah dengan menghilangkan kemanusiaan Kristus. Menurut mereka, Yesus hanya menyerupai manusia (Yun. _dokeo_ berarti `menyerupai`). Gerakan ini mempunyai akarnya dalam keyakinan Yunani dan Asia Barat bahwa materi pada hakikatnya jahat dan bahwa Allah tidak mempunyai perasaan serta pengalaman manusiawi lain. Doketisme tidak diterima karena memutuskan jembatan Allah dengan manusia di ujung seberang; Allah tidak sesungguhnya datang kepada manusia, jadi tidak terjadi pengorbanan yang efektif bagi dosa-dosanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    c. Gnostisisme

    Waktu tepatnya aliran ini muncul masih dipersoalkan, namun sudah dibuktikan bahwa bukan zaman pra-Kristen. Dunia pemikiran Gnostis-isme sarat dengan spekulasi aneh dan tidak jelas sampai berapa jauh merupakan sistem pemikiran terpadu. Kristus oleh beberapa penulis Gnostik dikatakan turun dari surga tertinggi atau "kegenapan" (Yun. _pleroma_). Selama beberapa waktu Ia menggabungkan diri dengan pribadi historis Yesus, yang badan-Nya dibentuk dari bahan psikis dan kedua unsur terdapat pada hubungan yang tidak erat. Gnostisisme jelas cenderung ke arah Doketisme dan secara efektif memutuskan jembatan di kedua ujung: Kristus bukan Allah sejati ataupun manusia sejati.

    d. Arianisme

    Ketiga pandangan yang baru disebut tidak banyak mempengaruhi gereja secara keseluruhan. Hal ini tidak dapat dikatakan mengenai pandangan kemudian, khususnya sekitar pandangan Arius (256-336), seorang presbiter dari Aleksandria yang telah dipengaruhi oleh guru besar Origenes. Arius mengemukakan bahwa "Anak itu diciptakan". Ia telah menyerap pembedaan yang dibuat Plato antara dunia yang terjamah pengalaman indera, dan dunia gagasan-gagasan yang tak terjamah. Allah yang absolut dan unik, sumber segala sesuatu yang tak berasal, termasuk dunia kedua tadi sehingga dengan radikal terpisah dari dunia tercipta. Jika kerangka ini diterima, maka sulitlah untuk menempatkan Anak (_logos_, Firman, Yoh 1:1*) di dalamnya. Arius menarik kesimpulan bahwa _logos_ tergolong dunia yang diciptakan; sebab itu Ia tidak kekal tetapi Ia sendiri diciptakan pula. Menurut pandangan ini, Kristus memang adalah makhluk yang paling agung, namun sesungguhnya hanya makhluk saja.

    Perdebatan berlangsung berapi-api sepanjang hampir seluruh abad keempat. Setelah Kaisar Konstantinus menjadi Kristen pada tahun 312, politik kekaisaran menjadi faktor penting dalam pasang surut perdebatan tersebut, yang bahkan segi teologisnya sering mengalami kekacauan. Konstantinus mengkhawatirkan keesaan gereja dan memanggil Konsili Nikea pada tahun 325 untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi baru pada Konsili Konstantinopel pada tahun 381 perdebatan terselesaikan secara berarti.

    Oposisi terhadap Arius dipimpin Athanasius (296-373) yang dididik di sekolah uskup Aleksandria dan yang tetap mempunyai hubungan dengan tradisi Alkitab dan Ibrani. Penderitaan dan kematian martir-martir Kristen yang disaksikannya pada waktu ia masih remaja, sewaktu Diokletianus memerintah, meninggalkan kesan yang mendalam. Ia menolak dualisme absolut dalam pandangan lawannya Arius dan berusaha memahami Yesus Kristus melalui kesaksian Alkitab baginya. Athanasius bersikap tegar dan gagah berani, dan kadang-kadang praktis sendirian dalam mempertahankan pendiriannya. Dengan ketajaman berpikir yang luar biasa ia menyadari bahwa untuk kebutuhan manusia diperlukan seorang Penebus yang ilahi sepenuhnya. Oleh sebab itu, ia berpegang erat pada pendapat bahwa Kristus sehakikat (_homoousios_) dengan sang Bapa, yaitu pandangan yang telah dikukuhkan di Nikea dan Konstantinopel.

    Kristologi corak Arius masih tetap ada. Saksi-saksi Yehowa, aliran Christadelphian serta banyak lagi aliran lain tidak mengakui keilahian sesungguhnya Yesus Kristus. Hal ini sering dituangkan dalam istilah filsafat dan teologi yang canggih-canggih. Ajaran sesat tak alkitabiah ini dengan tegas harus ditolak dalam segala bentuknya, seperti pada abad keempat, begitu pun sekarang ini, karena menolak Injil dan tidak mengakui siapa sebenarnya Tuhan kita Yesus Kristus.

    Walaupun Nikea dan Konstantinopel menetapkan ajaran bahwa Kristus bukan makhluk yang diciptakan dan menjelaskan hubungan-Nya dengan Bapa, namun masalah-masalah lain belum diselesaikan. Dalam periode berikut perhatian dipusatkan pada pribadi Yesus sendiri dan menanyakan mengenai bagaimana unsur ilahi dan manusiawi digabungkan dalam diri-Nya. Tiga pandangan diunggulkan tetapi kemudian terpaksa ditolak.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    e. Apolinarianisme

    Apolinarius (310-390), pendukung Athanasius yang terlalu bersemangat, mengatakan bahwa Firman kekal (_logos_) menggantikan jiwa manusiawi dalam Yesus. Dengan kata lain, Allah Anak menempati tubuh manusia sehingga Kristus tidak mempunyai kodrat manusia sepenuhnya. Gagasan yang jelas berbau Doketisme ini, kemudian ditolak karena sebenarnya menyangkal bahwa Allah benar-benar menjadi manusia.

    f. Nestorianisme

    Nestorius diangkat sebagai uskup Konstantinopel pada tahun 428. Ia ingin mempertahankan kemanusiaan Sang Perantara, dan untuk itu ia mengajarkan pemisahan kedua kodrat dalam diri Kristus sedemikian rupa sehingga membuat kesatuan kepribadian Kristus dipersoalkan. Dampaknya ialah hampir meniadakan penjelmaan dan penebusan terancam. Namun kita dapat mencatat bahwa banyak ahli akhir-akhir ini berpendapat bahwa banyak pandangan yang oleh lawan-lawannya dikatakan berasal dari Nestorius sebenarnya bukanlah keyakinannya. Setelah dipecat sebagai uskup pada tahun 431, ia menghabiskan sisa hidupnya dengan kerja keras dalam tugas pekabaran Injil.

    g. Eutychianisme

    Eutyches, lawan Nestorianisme secara terang-terangan, memperjuangkan pandangan bahwa pribadi Kristus merupakan kesatuan. Ditegaskannya bahwa, walaupun ada dua kodrat sebelum penjelmaan, namun setelah itu hanya ada satu kodrat gabungan. Ini berarti bahwa Yesus adalah semacam oknum jenis ketiga yang bukan manusia sejati dan bukan Allah sejati; dan karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ia tidak sanggup untuk bertindak sebagai perantara. Eutyches dikutuk pada Sinode Konstan-tinopel tahun 448, tetapi dengan cara yang agak meragukan ia dikembalikan pada kedudukannya semula oleh Konsili Efesus pada tahun 449.

    h. Konsili Kalkedon

    Jelaslah bahwa keadaan demikian tidak boleh berlangsung terus, sehingga suatu konsili besar dipanggil di Kalkedon pada tahun 451 untuk menyelesaikan perdebatan secara tuntas. Pernyataan Konsili Kalkedon, yang dipengaruhi teologi Barat yang bersifat pragmatis, gagal memuaskan semua pihak; meskipun begitu, pernyataan itu telah menjadi dasar perumusan ortodoks mengenai pribadi Kristus sejak waktu itu. Pasal utamanya menegaskan "kita harus mengakui bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Anak tunggal yang sama...sempurna dalam keilahian...sempurna dalam kemanusiaan...sehakikat (_homoousios_) dengan Bapa dalam keilahian, sehakikat (_homoousios_) dengan kita dalam kemanusiaan bauran, tanpa perubahan, tanpa pembagian, tanpa pemisahan...sifat-sifat kedua kodrat tetap terpelihara dan berada sekaligus dalam satu pribadi (_prosopon_) dan satu hakikat (_hupostasis_)."



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    17.2 Beberapa konsep penting

    a. Kesatuan hipostatik

    Ini adalah istilah pendek untuk apa yang terlibat dalam inkarnasi, yakni: penyatuan dalam satu pribadi (Yun. _hupostasis_) dari kodrat manusia sepenuhnya dan kodrat ilahi sepenuhnya. Di Kalkedon, gereja mengungkapkan hal ini dengan pernyataan yang hati-hati dan berimbang: kedua kodrat bersatu dalam kesatuan pribadi ini, "tanpa pembauran, tanpa perubahan, tanpa pembagian, tanpa pemisahan".

    b. Persekutuan sifat-sifat

    Menurut rumusan lama ini, walaupun kedua kodrat dalam kesatuan hipostatik masing-masing mempertahankan sifat-sifat hakikinya, namun ada persekutuan sungguh-sungguh antara kedua kodrat sehingga sifat masing-masing disampaikan kepada yang lain. Yang hendak dihindarkan di sini ialah kenyataan bahwa beberapa tindakan Yesus tertentu berasal dari kodrat ilahi-Nya (misalnya membangkitkan orang mati, melipat-gandakan roti dan ikan), sedangkan yang lain berasal dari kodrat manusia-Nya (misalnya keletihan, ketidaktahuan mengenai waktu kembali-Nya).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    c. Pandangan Calvinis

    Menurut pandangan Calvinis dalam perdebatan abad ke-16, baik selama pelayanan-Nya di dunia maupun kemudian sebagai Tuhan yang sudah naik ke surga, Firman abadi tidak pernah melepaskan fungsi atau ciri-ciri keilahian-Nya. Ia terus mempertahankan segala sesuatu (Kol 1:17*; Ibr 1:3) dan tetap sebagai kepala para malaikat (Mat 26:53*). Kalau gagasan ini dikembangkan terlalu jauh, akan dihasilkan pembagian pribadi Kristus seperti pada Nestorianisme. Namun secara umum, baik "persekutuan sifat-sifat" maupun pandangan Calvinis tadi sesuai dengan bukti-bukti alkitabiah.

    d. Kristologi dua keadaan

    Gerakan Reformasi membawa pengalaman baru akan realitas hidup dari Kristus dalam Injil anugerah-Nya sebagaimana ditemukan dalam sejarah. Ini membuat gerakan Reformasi memperkaya rumusan Kalkedon, yang didukung sepenuhnya, dengan "kristologi dua keadaan". Dalam hal ini, pribadi Kristus dilihat dalam kerangka gerakan dinamis suatu pribadi tunggal dari keadaan penghinaan dalam daging yang mencapai puncaknya di kayu salib, menuju keadaan kemuliaan dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya (Kis 2:22-36; 2Kor 8:9; Fili 2:5-11*).

    e. Kenosis

    Teori kenosis mengembangkan kristologi dua keadaan dengan mengemukakan bahwa dalam kehidupan-Nya sebagai manusia, Firman abadi menanggalkan banyak ciri ilahi yang hakiki (sering diperinci sebagai kemahakuasaan, kemahatahuan dan kemahahadiran). Sebagai pendukung alkitabiah diambil penegasan bahwa Kristus "mengosongkan diri" (Yun. _ekenosen_) dalam Filipi 2:7*. Dengan ini ingin dijaga kemanusiaan Kristus, termasuk juga pengakuan akan keterbatasan manusiawi-Nya, di samping pengakuan tradisional akan keilahian-Nya. Dalam bentuk lemah dari teori ini dikemukakan bahwa ciri-ciri ilahi bukan ditiadakan tetapi "dibuat tersembunyi" atau "hanya digunakan sekali-sekali", atau bahwa kenosis hanya berlaku bagi kesadaran Kristus dan bukan eksistensi-Nya.

    Memang benar bahwa semacam bentuk merendahkan diri terjadi bagi Firman abadi dalam menyatukan diri dengan kodrat manusia yang terjadi di dalam rahim Maria. Namun dapat diragukan apakah konsep kenosis membantu untuk mengungkapkan hal ini. Filipi 2:7* bukan dukungan yang meyakinkan karena yang dimaksudkan dalam ayat itu bukan melepaskan kuasa dan ciri ilahi melainkan melepaskan kemuliaan dan keagungan ilahi. Arti sebenarnya ialah "Ia membuat diri-Nya tak berarti".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    17.3 Tafsiran-tafsiran modern

    a. Kristologi fungsional melawan kristologi ontologis

    Akhir-akhir ini sejumlah penulis ingin menggantikan "kristologi ontologis" (yang menafsirkan pribadi Kristus dengan berpikir tentang keberadaan dan kodrat-Nya, biasanya dengan memakai rumusan Kalkedon) dengan "kristologi fungsional" (yang menafsirkan pribadi Kristus dengan berpikir tentang peranan aktif-Nya dalam rencana Allah). Tentu saja ada perbedaan antara kedua pandangan ini, namun jangan kita mengatakan keduanya adalah pilihan dan tidak saling mengisi. Pengertian ontologis tidak dapat dilepaskan tanpa mengurangi pribadi Kristus serta kesanggupan-Nya sebagai Perantara. Keinginan melepaskan ontologi itu tidak ada dukungan dari Alkitab. Peryataan seperti "Firman itu menjadi manusia" (Yoh 1:14*) memang bersifat ontologis dan menjawab pertanyaan mengenai keberadaan dan kodrat Sang Perantara (bnd. Yoh 1:1-18; 2Kor 8:9; Fili 2:5-11; Kol 1:15-20; Ibr 1:1-3*).

    Selanjutnya pandangan Alkitab tentang realitas, perbedaan antara berbagai keberadaan dengan kodrat tetap (Allah, manusia, malaikat, dsb.) dan kategori-kategori umum yang mendasari tafsiran penebusan ("dalam Adam", "dalam Kristus") bersifat ontologis dan menyediakan kerangka tentang "substansi" dan "entiti" yang dipakai dalam rumusan Kalkedon. Jadi ontologi tidak mungkin dibuang begitu saja. Memang rumusan Kalkedon tidak ada dalam Alkitab dan pada prinsipnya terbuka untuk ditinjau kembali atau diganti. Namun apabila kita bertanya tentang penyajian Alkitab mengenai Kristus, maka sesuatu yang praktis serupa dengan rumusan Kalkedon itu tak terelakkan. Ajaran kristologi harus bersifat ontologis dan juga fungsional.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    b. "Mitos" penjelmaan

    Akhir-akhir ini beberapa penulis tentang kristologi mengemukakan bahwa berbicara tentang Yesus sebagai Allah yang menjelma adalah cara yang mitologis atau puitis untuk mengungkapkan kepentingan-Nya bagi manusia. Menurut mereka Yesus sebenarnya hanya seorang yang disetujui Allah, terbuka bagi Allah secara khusus dan mempunyai kesadaran unik tentang kenyataan ilahi. Pada dasarnya pandangan ini menghidupkan kembali pemikiran yang berasal dari Ebionisme pada zaman gerjea mula-mula. Persoalannya dipecahkan dengan mencabut unsur ilahi dan menyusutkan Yesus menjadi orang biasa saja: memang orang istimewa, namun tetap manusia belaka.

    Pernyataan ulang modern dari ajaran sesat kuno ini, sama seperti pendahulu historisnya, tak meyakinkan. Usaha menemukan seorang "Yesus asli" yang hanya manusia belaka di balik tokoh Perjanjian Baru yang begitu agung itu sudah sering ditangani, namun gagal total. Kepercayaan akan keilahian Yesus bukanlah suatu tambahan pada pengertian asli tentang Dia, tetapi dari permulaan sudah merupakan kepercayaan gereja. Lagi pula, bukti Alkitab yang mapan tentang keilahian Kristus tak tergoyahkan.

    Kristologi insani ini berarti:


    Tak satu pun orang Kristen yang mengasihi kemuliaan Allah akan tertarik untuk mendukung pandangan ini.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    17.4 Komentar selanjutnya

    Petunjuk akan pengertian lebih mendalam tentang inkarnasi dapat ditemukan dalam Injil Yohanes (bnd. Anderson 1978: ps 6; Packer 1977). Dasar penyajian mengenai Kristus itu adalah ketergantungan-Nya yang mutlak pada Bapa-Nya (Yoh 4:34; 6:38,44; 7:16,50,53; 10:18*). Firman Allah yang kekal sepenuhnya berkodrat ilahi, dan sebagai Anak kekal secara abadi keluar dari Bapa; keturunan ilahi yang penuh rahasia ini diungkapkan-Nya dengan cara hidup sebagai Allah dan manusia yang bergantung sepenuhnya kepada Bapa yang diagungkan-Nya. Pada setiap saat dan setiap hal semua hak istimewa dan kesempurnaan ilahi dikuasai-Nya, namun Dia tunduk pada kehendak Bapa dalam segala hal: pengetahuan, pembicaraan, perbuatan, pertentangan dan penderitaan.

    Akhirnya harus diakui bahwa penjelmaan berada dalam kelas tersendiri, sehingga tidak mungkin ditafsirkan berdasarkan analogi dengan pengalaman manusia. Memang, analogi manusiawi ada gunanya karena Kristus adalah Allah yang menjadi manusia dan umat manusia diciptakan menurut gambaran dan rupa Allah, tetapi semua analogi ada batasnya karena kita tidak tahu apa artinya menjadi ilahi dan manusiawi sekaligus. Melebihi batas tertentu Yesus dapat dimengerti hanya dari kesaksian diri-Nya, yang berarti kesaksian Alkitab yang diilhami Allah. "Agunglah rahasia ibadah kita: `Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia"` (1Tim 3:16*). Sikap rasul yang hati-hati ini tidak meniadakan kemungkinan menelusuri rahasia tersebut, terutama untuk menampik kekhilafan; tidak pula menunjukkan keragu-raguan tentang kenyataan mendasar dari Yesus Kristus sebagai Allah sejati dan manusia sejati. Tetapi pernyataan itu mengingatkan kita akan keterbatasan manusia untuk memahami kenyataan tentang Allah. Rahasia pribadi Kristus itu dinyatakan secara paling mendalam kepada mereka yang datang kepada-Nya seperti gembala-gembala Natal dulu, yang dengan iman penuh dan hati rendah datang memuja dan beribadah kepada-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Yohanes 1:1-18; 10:30-38; Kisah 2:22-36; Roma 1:4*;
    2Korintus 8:9; Filipi 2:5-11; Kolose 1:15-20; 2:9; 1Timotius 3:16*;
    Ibrani 1:1-3; 1Yohanes 1:1-2*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan ajaran-ajaran sesat utama tentang pribadi Kristus. Dapatkah Anda sebutkan dalam bentuk apa kekhilafan-kekhilafan ini muncul akhir-akhir ini?

    2. "Tidak ada kristologi yang dapat melepaskan rumusan Kalkedon". Bahaslah!

    3. Apa yang dimaksudkan dengan "kenosis"? Seberapa jauh konsep ini membantu atau menghalangi pemahaman tentang pribadi Kristus?

    4. Jelaskan pentingnya kristologi yang tepat dalam hubungannya dengan

      1. pandangan mengenai Allah,
      2. Injil penyelamatan,
      3. pandangan tentang umat manusia, dan
      4. pendekatan terhadap Alkitab.


    Mengenali Kebenaran -- Bab 17. Satu Pribadi [Indeks]

    Kepustakaan (17)

    Artikel "Incarnation" dalam _IBD_.
    Anderson, J. N. D.
    1978 _The Mystery of the Incarnation_ (Hodder).
    Berkouwer, G. C.
    1954 _The Person of Christ_ (Eerdmans).
    Green, M.
    1977 _The Truth of God Incarnate_ (Hodder).
    Marshall, I. H.
    1976 _The Origins of New Testament Christology_ (IVP).
    Mascall, E. L.
    1977 _Theology and the Gospel of Christ_ (SPCK).
    Moule, C. F. D.
    1977 _The Origin of Christology_ (CUP).
    Packer, J. I.
    1977 "Jesus Christ the Lord" dalam _Obeying Christ in a Changing World 1_
    (Fountain Books).



    Indeks Bab 18: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 18 Pendamaian I: Ajaran Alkitab ...................... 01207

    Ps 18.1 Pendamaian dalam Perjanjian Lama ............. 01207

    Ps 18.2 Yesus Sang Mesias ............................ 01208

    Sb 18.2.a Jabatan Nabi .............................. 01208

    18.2.b Jabatan Imam .............................. 01209

    18.2.c Jabatan Raja .............................. 01210

    Bahan Alkitab .............................................. 01211

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01212

    Kepustakaan ................................................ 01213



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    18. PENDAMAIAN I: AJARAN ALKITAB

    Inti pokok karya Kristus ialah pendamaian antara Allah dan manusia, khususnya cara hubungan yang terganggu akibat dosa diperbaiki sehingga mereka didamaikan.

    18.1 Pendamaian dalam Perjanjian Lama

    Ada pendapat yang mengatakan bahwa agama Perjanjian Baru berdasarkan anugerah (manusia diterima Allah berdasarkan iman kepada Kristus), sedangkan agama Perjanjian Lama berdasarkan hukum (manusia diterima Allah berdasarkan perbuatannya). Tetapi sebenarnya, sama seperti dalam Perjanjian Baru, keselamatan dalam Perjanjian Lama bergantung pada anugerah dan kemurahan secara cuma-cuma dari Allah (Kej 12:1-7*; Kel 3:6-10; Ul 6:21-23; Yes 41:8-9*), yang diwujudkan dalam perjanjian-Nya dengan Abraham dan keturunannya (Kej 15:18; Kel 6:6-8*; Mazm 105:8-15,42-45; Yes 51:1-6; Yeh 37:25-26; Luk 1:32-33,54-55*; Kis 13:17-23*). Anugerah ini menghendaki respons berupa iman atau kepercayaan (Kej 22:17-18; Mazm 33:16-20; Yes 31:1*).

    Dengan perjanjian sebagai dasar, hukum Taurat berlaku sebagai tuntutan Allah supaya umat-Nya hidup menurut sifat-Nya yang kudus (Kel 20:1-2*). Sayang, agama Yahudi lupa akan hal ini dan hukum Taurat sendiri menjadi faktor dominan yang menghasilkan legalisme dan pengandalan diri sendiri seperti orang Farisi, yang disingkapkan oleh Yesus (Mat 6:5; Luk 18:9-14*). Legalisme ini bukan agama Perjanjian Lama itu sendiri melainkan ajaran sesat yang muncul dari agama Perjanjian Lama itu. Dalam agama Perjanjian Lama, keselamatan dan pendamaian tidak berakar dalam hukum tetapi -- sama seperti dalam Perjanjian Baru -- dalam anugerah Allah.

    Sistem persembahan kurban dalam Perjanjian Lama juga setujuan dengan ajaran Perjanjian Baru mengenai pendamaian. Ada beberapa macam kurban. Kurban persembahan mengungkapkan rasa hormat dan syukur (Ul 33:10*; Hak 6:21*); kurban bakaran biasanya untuk masyarakat seluruhnya (Kel 29:38-42; Bil 28:1-31*). Yang paling berarti bagi pendamaian adalah kurban penebus dosa dan salah. Kurban-kurban ini meliputi pelanggaran yang tidak sengaja terhadap Allah, yang dimaksudkan untuk memohon pengampunan (Im 4:1-5:19*). Persembahan paling penting diberikan pada Hari Pendamaian yang diadakan setiap tahun sekali. Hanya pada kesempatan ini Imam Besar masuk ke tempat kudus di belakang tabir dengan kurban darah sebagai alat pendamaian atas segala dosa yang dilakukan bangsa Israel selama ibadahnya (Im 16:1-23*). Aspek yang paling inti dari keseluruhan sistem ini ialah pertumpahan darah dalam kematian kurban pengganti.

    Sistem mempersembahkan kurban ini menanamkan kesadaran akan kekudusan Allah dan mengajarkan bahwa melawan kehendak Allah (melanggar hukum-Nya) menuntut kematian pengganti yang bersih untuk mendapatkan pendamaian dengan Allah. Kalau dipersembahkan dengan iman dan ketaatan, terlepas dari kemungkinan bertambahnya amal dan dengan kepercayaan akan rahmat Allah saja, persembahan itu membawa berkat perjanjian. Perjanjian Lama mengetahui dengan jelas bahwa persembahan itu sendiri tidak dapat menebus dosa (Hos 6:6; Mi 6:6-8*). Mazmur 51:1-19* khususnya membeberkan ini dengan penuh perasaan. Kesalahan moral tidak dapat dihapuskan dengan kurban (Mazm 51:16*), tetapi hanya oleh rahmat Allah secara cuma-cuma (Mazm 51:1*) sebagai jawaban atas pertobatan pemazmur yang ikhlas (Mazm 51:17*). Dalam pembahasan Perjanjian Baru tentang persembahan Perjanjian Lama dalam Ibrani 9:9*, hal ini menjadi jelas sekali.

    Fokus anugerah Allah juga identik dalam kedua perjanjian, yakni pada pribadi dan karya Kristus. Kalau bagi kita dampak salib Kristus diproyeksikan ke depan, bagi orang percaya dalam Perjanjian Lama dampak itu diproyeksikan ke belakang (Mat 8:16; Luk 2:38; Yoh 3:14; 8:56*; Rom 4:1-25; 10:11-13; 1Kor 5:7; Ibr 9:15; 10:12-14; 1Pet 1:18*). Bagi mereka, seperti juga bagi kita, pendamaian pada dasarnya terjadi oleh karena darah Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    18.2 Yesus sang Mesias

    Seperti telah kita lihat, Mesias berarti yang diurapi Allah. Di Israel ada tiga jabatan yang pejabatnya diangkat dengan upacara pengurapan dengan minyak, yakni raja (1Sam 16:1-23), imam (Im 8:1-36*) dan nabi (dalam hal ini mungkin secara spiritual, bukan secara harfiah, Yes 61:1*). Para teolog dari generasi ke generasi telah berbicara tentang jabatan Yesus yang "rangkap tiga", yang berarti bahwa Ia diurapi Allah (Kis 10:38; Ibr 1:9*) untuk memenuhi secara sempurna jabatan rangkap tiga itu, sebagai nabi,imam dan raja bagi umat Allah.

    a. Jabatan nabi

    Nabi berbicara atas nama Allah (Kel 7:1-2; Ul 18:18-19*). Secara umum manusia tidak mengetahui kehendak dan rencana Allah. Sebagai penyambung lidah Yang Mahakuasa, nabi berusaha memberitahukannya. Tugas kenabian nampak dengan jelas dalam Musa dan nabi-nabi Perjanjian Lama kemudian seperti Yesaya, Amos, Hosea dan Yeremia. Pengharapan akan Mesias dalam Perjanjian Lama juga meliputi peran ini: "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan" (Ul 18:15*). Gereja mula-mula telah melihat nubuat ini digenapi dalam Yesus (Kis 3:22-23; 7:37*).

    Orang sezaman Yesus mengenal Dia sebagai nabi (Mat 21:46*; Mr 8:28; Luk 7:16; 9:17). Ia menerima sebutan ini (Mar 6:4*; Luk 13:33), meskipun bukan dengan bulat hati (Mat 11:9-11*) dan sebutan ini saja memang tidak memadai untuk mengungkapkan siapa sebenarnya Yesus (Mr 9:1-8; Yoh 10:30; 14:6*). Yesus adalah salah satu dari sederetan panjang nabi yang membawa firman Allah; walaupun demikian, Ia menonjol jauh di atas mereka sebab Ia sendiri adalah Firman (Yoh 1:1-14*). Mata rantai dasar antara karya Kristus dan pribadi-Nya nyata sekali dalam Yohanes 1:14*, "Firman itu telah menjadi manusia". Dalam diri Yesus, Firman Allah yang profetis diungkapkan sebagai kebenaran yang menyangkut bukan saja ajaran-Nya melainkan juga keberadaan-Nya. Bagian Perjanjian Baru yang kemudian menguatkan hal ini: Yesus adalah hikmat Allah (1Kor 1:30*), yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3*).

    Sebab itu, Kristus berfungsi sebagai nabi dalam hal membawa kebenaran Allah yang sesungguhnya kepada manusia yang bebal dan buta karena dosa. Dengan menyatakan Allah sendiri kepada kita (Yoh 14:9*), Yesus adalah Guru Agung yang ucapan-Nya berwenang dan yang harus kita patuhi dalam segala hal (Mat 7:24-29; Mr 1:22-23; Yoh 13:13-14*). Ia menyatakan dan menjelmakan tuntutan Allah terhadap kita serta anugerah Allah yang membuka jalan bagi kita untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Mr 1:14; Yoh 1:17; 10:9*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    b. Jabatan imam

    Keimaman mengisyaratkan adanya keterasingan manusia berdosa dari Allah. Imam adalah perantara yang ditetapkan Allah untuk menjembatani keterasingan itu (Ibr 5:1*). Alur agama Perjanjian Lama yang penting ini (Kel 28:1-29:46*) khususnya diwujudkan dalam diri Imam Besar yang tugas-tugasnya meliputi memberi persembahan di tempat kudus dalam Rumah Allah sekali setahun pada Hari Pendamaian (Im 16:1-23; Ibr 9:1-8*). Karya Kristus dilihat dalam arti penggenapan tugas keimaman terutama dalam Surat Ibrani, yang menghubungkan-Nya dengan Imam Besar Perjanjian Lama dalam dua hal.

    Pertama, _identitas-Nya_: "imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah" (Ibr 5:1*). Sebagai manusia sejati Kristus memenuhi syarat untuk bertindak atas nama manusia dalam hubungannya dengan Allah (Ibr 2:7-17*; Ibr 4:15; 5:1-3; 10:5-9*). Kesetiakawanan dengan umat manusia ini digambarkan lebih lanjut dalam Perjanjian Lama dengan gagasan _go`el_ atau saudara-penebus. Dalam keadaan-keadaan tertentu sanak saudara dapat bertindak sebagai _goel_ untuk membebaskan saudaranya dari kesulitan tertentu (Im 25:48); tindakan Boas sehubungan dengan Rut (Rut 4:1-13*) merupakan salah satu contoh. Sebutan ini juga diberikan kepada Allah (Kel 6:6; Yes 41:14*). Dalam Kristus, Allah bertindak sebagai saudara-penebus manusia dengan menjadi manusia (Yoh 1:14*) dan bertindak demi manusia untuk menyelamatkannya dari kutukan dan kuasa dosa.

    Kedua, _pengurbanan diri-Nya_: "Setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan" (Ibr 8:3*). Kristus bukan saja imam yang mempersembahkan, melainkan juga kurban yang dipersembahkan. Dengan kasih yang tak dapat dilukiskan, Ia masuk ke tempat kudus dan mempersembahkan diri-Nya di mezbah kayu salib (Ibr 1:3; Ibr 9:12-14*; Ibr 10:10-22; 13:12*). Jelaslah Yesus mengerti tugas-Nya sebagai imam karena Ia dengan bebas menggunakan istilah-istilah persembahan (Mr 10:45; Luk 22:20; Yoh 10:11,15; 15:13*).

    Pandangan ini diperkuat karena Yesus menyinggung gagasan tentang hamba yang menderita dalam Kitab Yesaya. Perikop-perikop tentang hamba yang menderita (Yes 42:1-4; 49:1-7; 50:4-11; 52:13-53:12*) ini mendapat berbagai penafsiran pada zaman Yesus, tetapi hampir tidak ada kecenderungan untuk menafsirkan secara mesianik, karena ayat-ayat tersebut rupanya tak dapat dipertemukan dengan motif Mesias sebagai Raja. Hubungan Yesus dengan hamba tadi dimantapkan oleh Bapa pada pembaptisan-Nya (Mr 1:11; bnd. Yes 42:1*) serta keterangan-keterangan yang sering dibuat dalam kitab-kitab Injil (Mat 8:16-17; 12:18-21; Yoh 1:29) dan ditemukan juga dalam kitab-kitab lain (Kis 3:13; 8:32; 1Pet 2:21*). Mungkin ada lagi petunjuk tentang Yesus yang mengambil tugas keimaman dalam Markus 14:62, ketika Ia menerapkan Mazmur 110:1* pada diri-Nya dan dengan demikian juga secara tersirat Mazmur 110:4*.

    Tugas keimaman meliputi seluruh karya Kristus yang menyelamatkan melalui kematian-Nya. Untuk menguraikan arti sepenuhnya, perlu diuraikan tiga kiasan Perjanjian Baru yang dipakai untuk menafsirkan kematian Kristus.

    Kiasan hukum: pembenaran

    Pemikiran Ibrani mengenai kebenaran senantiasa bernafaskan hukum dan keadilan. Orang benar adalah "yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN" (Mazm 32:2*). Tetapi manusia semua bersalah karena melanggar hukum moral Allah (Mazm 14:1-3*) dan berada di bawah kutukan atau penghakiman hukum itu (Ul 27:26; Mazm 1:5-6*). Lagi pula, tidak ada kemungkinan bahwa Allah akan mengendurkan hukum-Nya dan tidak mengindahkan pelanggaran hukum oleh manusia. Hukum Allah itu bukanlah serangkaian tuntutan semena-semena yang dibebankan pada hati nurani manusia. Pada hakikatnya, hukum Allah merupakan tuntutan Allah agar manusia menyesuaikan diri kepada keberadaan-Nya dan memihak kepada-Nya melawan segala sesuatu yang mengancam dan menentang-Nya (Im 11:44-45; Yes 1:4*). Hukum itu adalah hukum Allah, "kudus, benar dan baik" (Rom 7:12,22*).

    Sebab itu, setiap pelanggaran hukum moral adalah serangan langsung terhadap Allah. Saat orang melakukannya, tindakan itu menjadi bagian integral dari seluruh perlawanan manusia terhadap Allah yang harus diperhitungkan dan ditentang oleh Allah untuk menegaskan keilahian-Nya.

    Tindakan Allah dalam "memperhitungkan" dosa menarik perhatian pada perasaan bersalah yang senantiasa menyertai semua perbuatan dosa. Saat orang berbuat dosa, tindakan itu terhitung masa lampau dan tak dapat diubah-ubah. Orang berdosa adalah orang dengan masa lampau buruk, yang lembaran-lembaran hidupnya cacat dan bernoda. Kita tidak dapat mulai dengan lembaran baru karena dosa yang lalu masih tetap ada, yang pasti menghadapi Allah dan menentang kemegahan dan keilahian-Nya. Kita cenderung menganggap bahwa waktu saja mampu membatalkan dosa, tetapi sebenarnya waktu sendiri tidak dapat mengubah fakta atau salahnya dosa.

    Kalau begitu, apa yang dapat dilakukan? Dari satu segi, tidak ada yang dapat dilakukan. Ketika berhadapan dengan kesalahan dosa, manusia tidak berdaya dan hanya dapat menunggu penghakiman akhir yang merupakan dampak dosa, yang tak terelakkan di dunia yang diciptakan Allah.

    Pada tahap menghadapi keadaan tak berdaya itu, Alkitab menuntun orang pada keajaiban anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Sebagai manusia, Ia "takluk kepada hukum Taurat" (Gal 4:5*) dan mematuhi sepenuhnya semua perintah Allah (Yoh 4:34; 8:29*), bahkan "sampai mati" (Fili 2:8*). Dalam kematian-Nya Ia menanggung "kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita" (Gal 3:13*). Dengan begitu, dalam kematian Kristus dosa-dosa umat-Nya diadili (Rom 3:23-26*) dan tidak lagi diingat (Ibr 8:12*), dan "oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup" (Rom 5:18*). Penghakiman dan kutukan ketidaktaatan ditanggung oleh Kristus di kayu salib, dengan "dibuat berdosa" Ia diperlakukan dan dihukum sebagai orang yang berdosa, "supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2Kor 5:21*).

    Allah mengampuni orang bersalah dan membenarkan mereka berdasarkan ketaatan Kristus sebagai wakil dan kematian penebusan-Nya, dan pegampunan itu dalam Alkitab disebut "pembenaran" (Luk 18:14*; Rom 3:24; 4:25; 1Kor 6:11; Tit 3:7*). Pembenaran itu sama sekali bukanlah imbalan bagi usaha manusia untuk hidup benar, ataupun untuk kesediaannya bekerja sama dengan Allah untuk memberi sumbangan moral kepada pembenaran kita. Pembenaran itu adalah karya Allah yang penuh rahmat kepada manusia yang tidak layak.

    Perlu diperhatikan tentang segi positif pembenaran (Rom 4:1-12*: Fili 3:9*) karena sering kurang ditekankan. Pembenaran bukan hanya soal Allah yang memaafkan kesalahan. Kebutuhan manusia hanya dipenuhi kalau kebenaran, yakni kekudusan watak yang penuh dan sempurna, menjadi miliknya. Inilah pemberian anugerah yang menakjubkan. Ketaatan Kristus kepada hukum dan kebenaran-Nya (1Kor 1:30; Fili 3:9*) menjadi milik orang percaya karena iman. Kegagalan kita secara total dalam ujian moral kehidupan tidak diperhatikan; dan bukan hanya itu, kita lulus dengan nilai 100%! Tepat sekali kalau Athanasius berbicara tentang "pertukaran yang menakjubkan" ketika Anak Allah yang murni dan tak bercela menanggung kenistaan dosa kita dan sebaliknya Ia meliputi kita dengan kemurnian-Nya.

    Allah berbuat adil dengan membenarkan orang-orang berdosa di dalam Kristus, Ia tidak mengesampingkan dosa atau menganggapnya tidak penting (Rom 3:25*). Ia sungguh-sungguh menghakimi dan menghukum dosa di atas kayu salib dan dengan demikian menegaskan anta-gonisme-Nya yang kekal dan kudus terhadapnya. Dengan demikian juga tidak terjadi pengurangan standar bagi orang berdosa; Allah hanya menerimanya berdasarkan kebenaran Kristus yang sempurna yang dianggap sebagai milik orang berdosa karena persekutuannya dengan Kristus melalui iman.

    Secara singkat, Alkitab mengajarkan bahwa inti karya Kristus adalah sebagai berikut: demi kita Ia telah menanggung hukuman yang seharusnya kita jalani karena dosa, dan Dia telah membawa pengampunan dan pendamaian bagi kita. Ajaran ini disebut _penal substitution_ (orang lain menjadi pengganti orang yang dihukum) dan merupakan pokok ajaran dan pemberitaan pendamaian sejak Reformasi.

    Ajaran ini sering dikritik dengan alasan bahwa:


    Namun, ajaran bahwa orang pengganti yang dihukum dapat dipertahankan walaupun melawan tiga macam kritikan tadi. Pertama-tama kita ingat bahwa hal ini jelas diajarkan dalam firman Allah: ajaran ini bukanlah buatan manusia tetapi bagian dari ajaran ilahi mengenai salib Kristus. Secara lebih khusus lagi mengenai keberatan bahwa ajaran tersebut mengurangi hubungan pribadi Allah dengan manusia, maka cukup jelas bahwa Alkitab tidak membedakan dasar pribadi dan hukum dengan cara demikian. Para penulis Alkitab gemar menggunakan kiasan hukum dan berulang kali mengacu pada proses peradilan untuk menjelaskan cara Allah berurusan dengan manusia. Mendasari kritikan seperti ini hampir selalu terdapat kegagalan mengerti hukum secara alkitabiah, yakni sebagai sifat Allah yang tak berubah yang menyentuh keberadaan manusia.

    Kritikan kedua menolak Allah yang menghendaki hukuman, dan melukiskan-Nya sebagai Allah yang dalam kasih tidak mengindahkan dosa. Tetapi Allah seperti ini sebenarnya hanya khayalan manusia yang tidak terdapat dalam Alkitab. Pasti ini bukan Allah Perjanjian Lama. Ia juga bukan Allah yang dinyatakan Yesus, sebagaimana nyata dari peringatan-Nya yang serius dan berulang kali akan bahaya tidak bertobat (Mat 11:20-24; Luk 13:1-5; 16:19-31*). Yesus sering berbicara tentang fungsi kematian-Nya dalam rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dan hal ini juga menunjukkan bahwa Ia sendiri tidak percaya kepada Allah khalayan itu (Mr 8:31; 10:45; 14:24; Yoh 10:11; 12:24*).

    Mengenai tuduhan ketiga tentang ketidakadilan, Packer (1974) mengemukakan bahwa adalah salah jika kita memaksakan kategori Alkitab seperti orang pengganti yang dihukum itu melebihi batas yang dimaksudkan. Ajaran ini sebenarnya merupakan kiasan yang diberikan Allah untuk mengajar kita tentang diri-Nya serta karya-Nya. Pembenaran adalah pemberian Allah Tritunggal dalam kasih-Nya, yang dikerjakan oleh Anak-Nya sesuai dengan keadilan-Nya.

    Jika dilihat dari sudut pandang ini, kiasan tentang hukuman pada orang pengganti dapat dipertahankan tanpa mengacu pada praktek hukum manusia atau pada norma-norma lain mengenai hubungan-hubungan pribadi. Walaupun kita tidak menyepelekan naluri moral manusia yang umum, karena Allah adalah pencipta dan penebus, namun kita juga tidak dapat menjadikan norma-norma kita yang telah jatuh sebagai pengukur terakhir atas tindakan Allah. Pada hakikatnya terjadi ungkapan keadilan yang paling mendalam ketika Allah mengampuni orang-orang berdosa yang terhukum dan tak berdaya melalui salib Kristus, yaitu keadilan kasih Allah yang menyelamatkan (Rom 3:21-26*).

    Kiasan ibadah: pendamaian

    Kiasan ini berkaitan dengan kiasan terdahulu dan memaparkan lebih lanjut cara pembenaran. Salah satu hasil ketidaktaatan manusia terhadap hukum Allah adalah ketidaklayakannya di hadirat Tuhan, serta keadaannya yang tak terlindung dari murka Allah. Jalan kembali ke Taman Eden dihalangi oleh pedang berapi (Kej 3:24*). Manusia yang sudah terasing dari Allah kini menjadi musuh-Nya. Sekali lagi kita melihat keadaan manusia yang tak berdaya sama sekali dalam dosanya, yang digambarkan dengan kata-kata seram. Dalam hubungan ini Alkitab sekali lagi menunjukkan keajaiban kasih Allah dalam Kristus.

    "Pendamaian" berarti penghapusan permusuhan antara dua pihak yang telah bertikai. Istilah ini digunakan untuk penyelamatan Kristen dalam beberapa ayat penting (Rom 5:10; 2Kor 5:18-20; Ef 2:16; Kol 1:20*). Manusia adalah musuh Allah (Rom 5:1; Kol 1:20; Yak 4:4*), bukan hanya tidak dekat dengan Allah. Pendamaian tercapai dengan menghilangkan sebab pertikaian (dalam hal ini dosa), yang telah dilakukan Allah dalam Kristus khususnya dalam kematian-Nya. Jadi Kristus adalah "damai kita" (Ef 2:5*); kita telah didamaikan "melalui kematian AnakNya" (Rom 5:10), "oleh darahNya, ditumpahkan di kayu salib" (Kol 1:20*).

    Ajaran Alkitab sangat disalahtafsirkan kalau pendamaian dibatasi pada pihak manusia saja dalam hubungan ini, seolah-olah hanya sikap manusia saja yang perlu berubah. Walaupun gambarannya kadang-kadang sangat menyimpang, namun murka Allah adalah kenyataan Alkitab yang sungguh-sungguh (Kel 22:24; Mazm 78:31; Yos 5:10; Luk 3:7*; Yoh 3:36*). Mengatakan bahwa salib Kristus mengungkapkan kasih Allah yang sudah damai kembali dengan kita, seperti dikatakan beberapa orang, berarti mengabaikan murka Allah dan tidak mengerti tujuan salib yang sebenarnya. Bahkan salib hanya menunjukkan kasih Allah karena arti teologis yang lebih mendalam ini, yaitu kasih yang menghadapi akibat dosa dengan penuh pengorbanan (Yoh 3:16; 1Yoh 4:9*). Hanya pemahaman ini yang menunjukkan makna sebenarnya dari pandangan Perjanjian Baru tentang salib sebagai tindakan penyelamatan yang menentukan, yang melepaskan orang percaya dari murka Allah. Boleh dikatakan, peralihan dari murka kepada anugerah terjadi dalam lingkungan sejarah.

    Cara pendamaian ini dirinci lebih cermat lagi dengan istilah yang erat hubungannya, yaitu _hilasterion_ (Rom 3:25; Ibr 9:5; 1Yoh 2:2; 4:10*). Istilah Yunani ini mengacu pada pendamaian murka dengan penawaran suatu persembahan. Persembahan Kristus bukan tidak bersifat pribadi atau yang sembarang saja; begitu pula Ia bukan pihak ketiga yang dilibatkan terlepas dari hubungan manusia dengan Allah: Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam Kristus (2Kor 5:19*). Kristus tak lain dari Allah sendiri, yang menerima konsekuensi dari murka-Nya dalam hati-Nya sendiri yang kudus. Memang di sini ada rahasia yang tak dapat dipahami, namun semua gagasan ini terdapat secara jelas dalam penafsiran Perjanjian Baru tentang Kristus, khususnya dalam pengertian pendamaian.

    Aspek lain dari kiasan ini adalah _pengurbanan_ (1Kor 5:7; Ef 5:2*; Ibr 7:27; 8:3; 9:23-28; 10:10-26; 13:10-13*). Perjanjian Baru mengambil beberapa aspek sistem kurban Perjanjian Lama untuk menerangkan kematian Kristus; Ia adalah domba yang disembelih (Yoh 1:29*; 1Pet 1:18); domba Paskah (1Kor 5:6-8; bnd. Kel 12:1-12*); kurban untuk dosa (Rom 8:3; bnd. Im 5:6); kurban Hari Pendamaian (Ibr 9:1*; bnd. Im 16:1-34); penggenapan kurban-kurban perjanjian (Mr 14:24*; bnd. Kel 24:8*). Tema dasar dari sistem kurban Perjanjian Lama adalah pendamaian: murka Allah dihindarkan karena ada pembayaran untuk kesalahan dan dosa umat-Nya.

    Unsur dasar lain lagi dari karya Kristus yang terdapat di sini adalah _penggantian_. Segi ini tak terelakkan lagi kalau konteks Perjanjian Lama tetap menjadi perhatian. Kematian binatang yang bersih secara keagamaan (ini yang dimaksudkan dengan pertumpahan darah) sebenarnya bersifat menggantikan; binatang mati sebagai ganti dari pemberi kurban yang bersalah (Im 1:1-5:19; 16:1-34*). Penggantian juga merupakan inti pelayanan hamba Tuhan (Yes 53:4-6,10-12*). Begitu juga ketika Kristus menumpahkan darah-Nya di kayu salib, kematian-Nya adalah kematian pengganti "bagi kita" agar kita boleh luput dari kematian yang disebabkan oleh dosa (Mr 10:45; Yoh 11:50-51; Rom 5:8; 1Kor 15:3; Gal 3:13*; 1Tim 2:6; Tit 2:14; 1Pet 2:21,24; 3:18*).

    Kadang-kadang ada desakan supaya konsep penggantian diubah menjadi _perwakilan_ agar hubungan antara Kristus dan orang berdosa dalam pekerjaan pendamaian-Nya menjadi lebih nyata. Istilah ini dapat diterima, khususnya untuk mengungkapkan persekutuan orang Kristen dengan Dia dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Rom 6:1-2; 2:20*; Kol 2:12; 3:1-2; 2Tim 2:11*); dan juga mencakup pemikiran tentang Kristus sebagai Adam terakhir (Rom 5:12-13; 1Kor 15:22*). Namun, dalam hal pendamaian penggunaan kata itu membawa dampak bahwa seorang wakil dicari dan diajukan oleh orang yang diwakilinya. Dalam hal ini kata perwakilan memancing pengertian yang salah karena manusia tidak mengajukan Kristus. Kita tak berdaya dan terhukum, "tanpa Kristus . . . dan tanpa Allah di dalam dunia" (Ef 2:12*). Karya-Nya sepenuhnya adalah karya anugerah. Ia bertindak demi kita dalam arti radikal bahwa Ia pergi ke tempat yang tidak sanggup kita tuju dan melakukan apa yang tak dapat kita buat. Jadi istilah satu-satunya yang dapat mengungkapkan unsur hakiki pendamaian adalah penggantian.

    Kiasan dramatis: penebusan

    Penebusan adalah istilah dengan dua tingkat pengertian. Kata ini sering dipakai sebagai padanan dari karya penyelamatan dan sering digabungkan dengan penciptaan (Mazm 19:2,14; Yes 43:14; Ibr 9:12*). Tetapi ada juga arti tepat yang berhubungan dengan perbudakan manusia kepada dosa (Yoh 8:34; Rom 7:14; 2Pet 2:19) dan Iblis (Ef 2:2; 1Yoh 5:19*). Allah dalam anugerah-Nya menebus manusia dari keadaannya yang tak berdaya.

    Penebusan mengandung arti pembebasan dengan membayar harga (Mazm 49:8; Yes 43:3; Mr 10:45; 1Pet 1:18*). Ada beberapa contoh dalam Perjanjian Lama. Keluaran 21:30* berbicara tentang menebus hidup dengan membayar sejumlah uang. Tindakan penebusan yang utama dalam Perjanjian Lama adalah pembebasan Israel dari Mesir (Kel 6:6; 13:13*). Harga tebusan adalah kematian binatang-binatang yang dikurbankan oleh Israel. Dalam Perjanjian Baru, perhambaan kepada dosa dan kejahatan diungkapkan oleh Yesus: "setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa" (Yoh 8:34*). Harga tebusan dosa adalah kematian Kristus sendiri: "oleh darahNya kita beroleh penebusan" (Ef 1:7*), "penebusan dalam Kristus Yesus... jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya" (Rom 3:24-25*). Ayat terakhir ini menempa dengan sempurna ketiga bentuk penyelamatan, yaitu pembenaran, pendamaian dan penebusan.

    Orang pernah ragu-ragu tentang harga tebusan. Mengapa Allah harus membayarnya? Dan kepada siapa? Ada orang yang menghindari kesulitan ini dengan menciutkan arti kata penebusan menjadi sinonim pembebasan. Ini tidak memadai dan membingungkan. Penebusan yang dipaparkan Alkitab sebagai salah satu segi keselamatan, dicapai Yesus dengan pengurbanan diri di bukit Golgota. Makna gagasan harga tebusan itu adalah bahwa keselamatan itu mahal harganya. Allah tidak dapat membebaskan manusia dengan cara yang semena-mena. Ada bayaran, yang tidak kurang dari hidup Kristus, Allah yang menjadi manusia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    c. Jabatan raja

    Jabatan ini berakar dalam nubuat Perjanjian Lama mengenai takhta dan kerajaan Daud yang berkesinambungan (2Sam 7:12-13; Mazm 89:4-5*). Dengan demikian harapan akan Mesias disebutkan dalam kata-kata agung (Yes 9:5-6; Yer 30:8-9; Yeh 37:21-22; Za 9:9*). Perlunya kerajaan mesianik itu terletak dalam kepatuhan orang lemah dan durhaka kepada dosa dan kegelapan, yang membuat manusia tak berdaya di bawah perintah dosa dan sekutu-sekutunya, kuasa iblis, kematian dan penghakiman (Luk 4:6; Rom 5:17-18; 7:14-24; Ef 2:1 dst.; 1Yoh 5:19*).

    Pada saat kelahiran-Nya Yesus disambut sebagai yang memenuhi harapan Perjanjian Lama ini (Mat 1:1; 2:2; Luk 1:31*). Ia adalah Raja yang datang untuk mengembalikan keberuntungan umat Allah dan memberlakukan hukum Allah di atas dunia. Gelar ini erat hubungannya dengan "Tuhan". Yesus enggan menerimanya karena takut orang-orang di sekeliling-Nya akan salah mengerti (Yoh 6:14; Kis 1:6*). Tetapi gagasan itu tersirat dalam gagasan sentral dari ajaran-Nya, yaitu kerajaan Allah yang sudah dekat karena Ia sendiri sudah datang (Mr 1:15; 12:34; Luk 17:21*). Masuknya ke Yerusalem dalam suasana kemenangan ("Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja", Luk 19:38) dan pengadilan-Nya (Mr 14:61; Yoh 18:33-37; 19:14-22*) memberi kesaksian mengenai penggenapan peranan-Nya sebagai Mesias, dan bagian Perjanjian Baru yang kemudian menggarisbawahi hal ini (Kis 17:7*; 1Tim 6:15; Wahy 17:14*).

    Peranan Yesus sebagai raja terkait secara penuh arti dengan bukit Golgota karena di sana Ia bergumul dengan kuasa-kuasa kegelapan yang memperbudak (Yoh 12:31; Kol 2:14*). Kebangkitan memastikan kemenangan-Nya dan mengumumkan-Nya sebagai "Anak Allah yang berkuasa" (Rom 1:4) serta Raja dan Tuhan atas segala sesuatu (Mat 28:18*; Kis 2:33; 7:55; Wahy 1:5*).

    Tugas raja ini berkaitan dengan tiga peristiwa khusus dalam misi Yesus: kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya dan kedatangan-Nya kembali dalam kemegahan. Ketiganya bersama-sama menjadi puncak karya-Nya.

    Kebangkitan

    Kami telah mengomentari kebangkitan dalam hubungannya dengan pribadi Tuhan Yesus. Di sini kita akan menyelidiki dampaknya bagi pekerjaan-Nya.

    _Kebangkitan menggenapi karya keimaman-Nya_. Perantaraan Kristus sebagai Imam meliputi hal menanggung hukum dan murka Allah yang kudus di kayu salib, supaya kita dibenarkan, diperdamaikan dengan Allah dan dibebaskan dari dosa. Dengan membangkitkan-Nya, sesungguhnya Allah Bapa mengucapkan "Amin" ilahi atas karya keimaman Anak-Nya (2Kor 1:20*). Karya itu dengan jelas dikatakan efektif; pendamaian nyata tercapai dan karena itu pembenaran dan kebebasan benar-benar diberikan kepada orang berdosa (Rom 4:25*). Selain itu, di dalam Kristus yang sudah bangkit itu, kemanusiaan darah daging yang kita miliki, dipelihara dan ditegaskan di hadapan Allah, terlepas dari kutukan, murka dan segala serangan kejahatan. Manusia sekarang berdiri di luar jangkauan penghakiman. Di hadapan semua serangan hati nurani atau iblis, kita dapat menjawab dengan menantang: "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang akan membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit" (Rom 8:33-34*).

    _Kebangkitan mengungkapkan karya-Nya sebagai raja_. Di kayu salib, Yesus menghadapi musuh turun-temurun dari manusia yang malang, yaitu dosa, kematian dan kuasa-kuasa kegelapan. Kebangkitan-Nya memberitakan kemenangan-Nya atas ketiga-tiganya. Ia telah menaklukkan dosa (Ibr 9:28), pemerintah dan penguasa kegelapan (Ef 1:21*) serta memusnahkan kematian (2Tim 1:10*). Yesus yang bangkit adalah bukti kemenangan Allah di dalam Dia atas segala tantangan terhadap ketuhanan dan pemerintahan-Nya, dan oleh sebab itu menunjukkan peneguhan kerajaan Allah.

    _Kebangkitan mewujudkan janji akan pemerintahan-Nya nanti_. Ketika para murid bertemu dengan Yesus yang bangkit, mereka benar-benar menatap akhir zaman: kemenangan akhir dari Allah berupa ciptaan surga dan dunia baru yang adil (Yes 65:17-25; 2Pet 3:13; Wahy 21:1-22:21*). Paulus menghubungkan kemenangan Kristus dalam kebangkitan-Nya dengan kemenangan-Nya yang terakhir serta pemerintahan-Nya yang akan nyata kelak atas segala sesuatu (1Kor 15:20-25*). Yesus yang bangkit adalah "buah sulung" panen orang-orang mati yang akan terjadi pada waktu Dia kembali dalam kemuliaan (lihat di bawah: ps 33).

    Kenaikan

    Jabatan Kristus sebagai raja nyata dalam kenaikan-Nya untuk duduk di sebelah kanan Allah.

    _Kenaikan memberitakan kemenangan Kristus_. Ia ada "di sebelah kanan Allah...sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepadaNya" (1Pet 3:22*). Ia "dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat" (Ibr 2:9) dan Allah "sangat meninggikan Dia" (Fili 2:9*). "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan" (Ef 4:8*). Oleh kenaikan, Yesus diberi pemerintahan berdaulat atas jagat raya, yang dalam Perjanjian Lama dikatakan adalah milik Allah (Mazm 8:1-9; 115:1-18; Yes 40:28*). Orang dari Nazaret sekarang menjadi Tuhan atas segala sesuatu (1Kor 12:3; Ef 1:22*). Pemerintahan-Nya tidak terbatas pada kalangan gereja, begitu pula tidak ditangguhkan sampai Ia kembali pada akhir zaman. Perjanjian Baru dengan jelas dan tegas memberitakan bahwa kini Kristus adalah Tuhan dan Raja atas segala sesuatu.

    _Kenaikan menetapkan keadaan bagi pelayanan gereja_. Kita hidup, bekerja, berdoa, percaya, bersaksi, beribadah, tunduk dan mati di bawah Tuhan yang sekarang ditinggikan sebagai kepala di bumi dan di surga. Inilah rahasia kegairahan yang tak terpendam dan optimisme yang meluap-luap dari orang Kristen mula-mula pada waktu menghadapi penganiayaan dan pertentangan keras. Inilah rahasia ketenteramanan gereja ditengah-tengah dunia yang bergolak dan bekalnya untuk pelayanan yang efektif. Yesus sebagai Kepala mengirimkan Roh-Nya kepada gereja seperti arus hidup yang mengalir dari kepala yang diagungkan kepada anggota-anggota badan yang terpaut di dunia dan dengan demikian Dia menyampaikan kuasa kemenangan-Nya kepada mereka (lihat di bawah: bagian E).

    Ini juga memberi semangat besar bagi gereja dalam hubungannya dengan pelayanan Kristus sebagai Imam Besar. Kristus mengenakan kemanusiaan-Nya ketika naik menuju Allah. Karena itu, Ia dapat memihak kepada kita dengan penuh pengertian dan dalam kemurahan hati melayani umat-Nya dalam berbagai ragam penderitaan dan kebutuhan mereka (Ibr 4:14-16*). Pelayanan ini juga melibatkan doa syafaat (Rom 8:34; Ibr 7:25*), dalam hal ini Yesus bertindak sebagai perantara kita di hadapan Allah (1Yoh 2:1*).

    _Kenaikan menjamin pemerintahan akhir Kristus dalam kemuliaan_. Dengan kenaikan-Nya Ia mengambil alih kekuasaan atas semesta alam. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi penggenapan kemenangan-Nya. Allah "telah menetapkan suatu hari" (Kis 17:31*; bnd. Kis 13:32*); Kristus ditakdirkan untuk memerintah "sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya" (1Kor 15:25*).

    Kedatangan Kristus yang kedua kali

    Aspek ini dari jabatan raja akan dibahas secara lengkap dalam Bagian G di bawah, dan di sini perlu sekadar disebutkan saja. Pembahasan tentang karya Kristus yang tidak mengikutsertakan segi mendatang (keakanan) tidak memadai karena pemerintahan Kristus yang akan datang dalam kemuliaan adalah perspektif yang harus menjadi titik tolak segala sesuatu. Pada saat itu Ia akan menghimpun segala sesuatu di bawah Dia dan memerintah secara terbuka atas jagat raya yang diselamatkan sepenuhnya (Rom 8:21-23*).

    Di sinilah ungkapan tertinggi dari jabatan kerajaan Kristus, karena pada kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan Dia akan diungkapkan sebagai Raja dan kepala dari semua, Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan (Fili 2:9-11; Wahy 19:11-21; 21:22-27*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Pendamaian dalam Perjanjian Lama:
    Kejadian 11:31-12:7; 15:17-18; Keluaran 3:6-10; 12:1-27*;
    Imamat 16:1-23; Mazmur 51:1-19; Yesaya 52:13-53:12; Yeremia 31:31-32*;
    Yehezkiel 37:26; Mikha 6:6-8*.

    Kristus sebagai nabi:
    Bilangan 18:15-18; Yesaya 16:1-2*;
    Matius 7:29; 11:9-10; Markus 1:14; 6:4; Lukas 7:16; 13:33*;
    Yohanes 1:1-14; 7:15-18; 13:13-14; Kisah 3:22-23; 7:37; 1Korintus 1:30*;
    Kolose 2:3*.

    Kristus sebagai imam:
    Mazmur 110:4*;
    Matius 8:16-17; 12:18-21; Lukas 4:18; Roma 8:32*;
    Ibrani 4:14-15:10; 7:23-28; 9:11-14,23-26; 10:11-18.

    Pembenaran:
    Mazmur 32:2*;
    Lukas 18:9-14; Roma 3:21-4:25; 1Korintus 1:30; 6:11*;
    2Korintus 5:21; Galatia 2:15-3:29; Filipi 3:9; Titus 3:7*.

    Pendamaian:
    Yohanes 1:29-30; 3:16,36; Roma 1:16-18; 3:25; 5:1,8-11; 8:3; 15:3*;
    2Korintus 5:18-20; Galatia 3:13; Efesus 2:14,16; 5:2; Kolose 1:19* dst.;
    1Petrus 3:18; 1Yohanes 2:2; 4:9-10; Wahyu 5:6-12*.

    Penebusan:
    Keluaran 6:6; 13:13-14; Ayub 19:25; Mazmur 49:8-9*;
    Markus 10:45; Lukas 1:68; Yohanes 8:34-36; Roma 3:24-26; 6:17-18*;
    1Korintus 1:30; 6:19-20; Efesus 1:7; Kolose 1:14; 1Petrus 1:18-19*;
    Wahyu 5:9*.

    Kristus sebagai raja:
    2Samuel 7:12-13; Mazmur 2:1-12; 89:4-5; Yesaya 9:5-6*;
    Yehezkiel 37:21-22; Zakharia 9:9*;
    Matius 2:2; 28:18; Lukas 1:32-33; 17:21; 19:38*;
    Yohanes 6:14-15; 12:31; 18:33-37; 19:14-22; Kisah 2:33-34; Roma 1:4*;
    1Korintus 15:24-25; Efesus 1:20-22; Filipi 2:9-10; Kolose 2:10*;
    Wahyu 17:14*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Pokok-pokok mana yang menunjukkan kesinambungan ajaran pendamaian dari Perjanjian Lama menuju Perjanjian Baru dan pokok mana yang menunjukkan ketidaksinambungan?

    2. Apa yang dimaksudkan dengan jabatan Kristus sebagai nabi? Baca Yohanes 14:6 dan Kolose 2:3*! Selidikilah dampak pernyataan-pernyataan Alkitab ini berkaitan dengan

      1. kemuridan Kristen,
      2. ajaran Kristen,
      3. penyelidikan orang dalam bidang kesenian dan sosial,
      4. bentuk-bentuk organisasi politik dan sosial,
      5. kebudayaan manusia, dan
      6. rumah dan kehidupan keluarga.
    3. Mengapa Kristus menjadi "Imam Besar Agung" kita? Apa dampaknya bagi

      1. pembersihan dari dosa,
      2. perasaan batin bersalah,
      3. godaan dan pencobaan,
      4. ibadah Kristen, dan
      5. persekutuan Kristen?

      Cari dan pelajari ayat-ayat tentang pokok-pokok ini dalam Surat Ibrani.

    4. Berikan definisi pembenaran, disokong dengan ayat-ayat Alkitab. Mengapa Allah tidak dapat "acuh tak acuh" terhadap dosa kita?

    5. Apa yang dimaksudkan dengan "kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada orang percaya", dan apa dampaknya bagi sikap orang Kristen terhadap kegagalan?

    6. Bagaimana ajaran "orang pengganti yang dihukum" dapat dipertahankan terhadap pendapat bahwa ajaran itu tidak adil?

    7. Apa yang dimaksudkan dengan pendamaian? Sebutkan ayat-ayat Alkitab yang menunjang jawaban Anda.

    8. Apa makna

      1. penggantian dan
      2. penebusan dalam pendamaian?

      Sebutkan ayat-ayat Alkitab yang mendukung kesimpulan Anda.

    9. Apa yang dimaksudkan dengan jabatan Kristus sebagai raja? Bagaimana kebangkitan dan kenaikan terkait dengan pengertian tentang pendamaian? Selidiki dampaknya bagi

      1. gereja dan misinya,
      2. kehidupan Kristen serta pekabaran Injil,
      3. keterlibatan Kristen dalam masyarakat, dan
      4. pengharapan Kristen.
    10. Apa titik pertemuan antara inkarnasi dan pendamaian?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 18. Pendamaian I: Ajaran Alkitab [Indeks]

    Kepustakaan (18)

    Bruce, F. F.
    1979 _What the Bible Says About the Work of Christ_ (Kingsway).
    Bannerman, J.
    1961 _The Doctrine of Justification_ (Banner of Truth).
    Colquhoun, F.
    1962 _The Meaning of Justification_ (IVP).
    Davies, R. E.
    1970 "Christ in our Place"_, Tyndale Bulletin_ 21: hlm. 71-91.
    Denney, J.
    1951 _The Death of Christ_ (Tyndale Press).
    Forsyth, P. T.
    1948 _The Cruciality of the Cross_ (Independent Press).
    Green, M.
    1965 _The Meaning of Salvation_ (Hodder).
    Guillebaud, H. E.
    1937 _Wahy the Cross?_ (IVF).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1970 _Roma 3:20-4:25 -- Atonement and Justification_ (Banner of Truth).
    Marshall, I. H.
    1969 _The Work of Christ_ (Paternoster).
    Morris, L.
    1955 _The Apostolic Preaching of the Cross_ (Tyndale Press).
    1965 _The Cross in the New Testament_ (Paternoster).
    Murray, J.
    1961 _Redemption Accomplished and Applied_ (Banner of Truth).
    Packer, J. I.
    1974 "What Did the Cross Achieve?" _Tyndale Bulletin_ 25: hlm. 3-45.



    Indeks Bab 19: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 19 Pendamaian II: Perspektif Sejarah ................. 01215

    Ps 19.1 Tafsiran-tafsiran Objektif ................... 01215

    Sb 19.1.a Anselmus dan Teori Pemuasan ............... 01215

    19.1.b Luther dan Teori Penghukuman .............. 01216

    Ps 19.2 Tafsiran-tafsiran Subjektif .................. 01217

    Sb 19.2.a Abelard dan Pandangan Pengaruh Moral ...... 01217

    19.2.b Schleiermacher dan Pandangan Mistik ....... 01218

    Ps 19.3 Tafsiran-tafsiran Modern ..................... 01219

    Sb 19.3.a Aulen dan Pandangan Klasik ................ 01219

    19.3.b Tafsiran Politis .......................... 01220

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01221

    Kepustakaan ................................................ 01222



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    19. PENDAMAIAN II: PERSPEKTIF SEJARAH

    Kami hanya dapat memberi secara garis besar beberapa pandangan penting tentang bagaimana Kristus mengerjakan penebusan bagi umat-Nya. Sebagian pandangan ini menekankan pendamaian yang dicapai secara objektif oleh Kristus sedangkan yang lain menekankan tanggapan subjektif dari manusia pada apa yang dilakukan oleh Kristus.

    19.1 Tafsiran-tafsiran objektif

    a. Anselmus dan teori pemuasan

    Anselmus (1033-1109) berusaha menunjukkan bahwa Allah tidak dapat begitu saja melupakan dosa. Dosa itu telah merampas hormat Allah sehingga Ia harus menghukumnya (yang akan menghalangi tujuan-Nya), atau menerima pemuasan yang memadai untuk pencemaran hormat-Nya. Namun manusia tidak pernah mampu memberi pemuasan yang diperlukan, sekalipun dia hidup dengan sempurna dari saat ini sampai mati. Sebabnya ialah karena pencemaran hormat Allah pada waktu dahulu masih tetap ada. Biarpun begitu, manusialah yang harus memberi pemuasan karena ia yang telah melakukan pelanggaran. Dilemanya yaitu, hanya Allah yang sanggup memberikan pemuasan itu dan hanya manusia yang harus mempersembahkannya. Penyelesaian ada dalam tangan Dia yang adalah Allah dan juga manusia. Karena hidupnya sempurna, Kristus tidak perlu mati. Sebab itu, kematian-Nya adalah kebajikan yang tak terhingga nilainya, yang tersedia bagi manusia sebagai jalan untuk mengadakan pemuasan bagi dosa karena Dia. Tetapi Anselmus tidak menjelaskan cara bagaimana kita dapat memperoleh kebajikan tersebut.

    Ada segi-segi tertentu dari teori ini yang terlalu dicari-cari seperti mengukur kebajikan, atau pendapat bahwa Allah dapat menghadapi dilema. Kelemahan lain adalah pandangan bahwa penghukuman ialah alternatif dari pemuasan dan bukan cara pemuasan yang paling dasar; keterangan yang kurang memadai mengenai kasih ilahi sebagai dasar dan motif pendamaian; dan tidak adanya ajaran mengenai persekutuan dengan Kristus berdasarkan iman sebagai jalan menerima berkat pendamaian. Namun ada juga kekuatannya. Anselmus berusaha mendasarkan pendamaian di dalam sifat moral Allah, ia sangat merasakan kemegahan dan ketuhanan Allah yang menentukan cara perlakuan-Nya terhadap makhluk-Nya, ia mengakui keseriusan satu dosa sekalipun, dan sadar akan pentingnya salib bagi penebusan umat manusia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    b. Luther dan teori penghukuman

    Martin Luther (1483-1546) dikenal sebagai salah satu tokoh sejarah gereja yang besar. Seluruh kehidupannya menunjukkan kebutuhan yang teramat besar akan ajaran sejati mengenai pendamaian dan malapetaka yang akan menimpa gereja kalau hubungannya dengan Injil alkitabiah terputus. Sebagai biarawan ordo Augustinus, Luther bertahun-tahun begumul dengan masalah penyelamatan pribadinya. Ia berusaha dengan tekun mendapatkannya melalui berbagai upaya seperti doa, sakramen dan amal sebagaimana yang ditentukan oleh gereja saat itu. Baru ketika ia menggumuli Kitab Suci dan ajaran Paulus tentang pembenaran melalui iman dalam Kristus (Rom 1:17*), ia mulai mengerti dan merasa damai. Dia mengemukakan tiga slogan terkenal, yang menekankan pentingnya iman, anugerah dan Alkitab (_sola fide, sola gratia, sola Scriptura_). Keberaniannya mengakibatkan konfrontasi langsung dengan pimpinan gereja, yang mulai dengan protes terhadap perdagangan surat-surat penghapusan dosa dan kemudian menjadi perdebatan mengenai Injil sendiri. Umat Kristen terpecah belah tetapi timbullah pengertian yang diperbarui tentang Injil anugerah Allah.

    Dalam generasi berikut, Calvin mengembangkan ajaran Luther dan menguraikan teologi reformasi secara sistematis. Ia memandang dosa sebagai perbuatan melawan hukum moral yang pada akhirnya ada hubungannya dengan sifat kekal Allah. Pendamaian adalah perbuatan kasih Allah yang menebus, yang dalam Kristus telah menanggung sendiri hukuman dan penghakiman dosa; dan dengan demikian memperoleh pengampunan dari kesalahan serta pemberian kebenaran di hadapan Allah secara cuma-cuma, melalui iman kepada Kristus yang menanggung dosa itu. Dengan begitu alternatif Anselmus, hukum atau pemuasan, digabungkan menjadi satu, yaitu pendamaian oleh pemuasan hukum.

    Para reformis juga melawan bahaya objektivitas yang berlebihan dalam penafsiran karya Kristus. Luther, misalnya, menegaskan bahwa walaupun "hanya iman membenarkan, namun iman tidak pernah berdiri sendiri" tetapi diikuti oleh kasih. Calvin memberi dasar teologis yang lebih lengkap pada pandangan ini dengan ajaran mengenai iman sebagai persatuan dengan Kristus melalui iman (lihat di bawah: ps 23). Kebenaran kita sepenuhnya merupakan kebenaran Kristus, yang diterapkan kepada orang percaya yang tidak menyumbangkan apa-apa. Namun orang yang percaya kepada Kristus dipersatukan dengan Dia, sehingga pembenaran terkait dan tak terpisahkan dari pengudusan. Umat Allah diperbarui secara moral oleh persatuan dengan Kristus melalui iman.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    19.2 Tafsiran-tafsiran subjektif

    Tafsiran ini hampir tidak menaruh perhatian pada karya Kristus dari segi penanganan kesalahan melalui salib, dan memusatkan perhatiannya pada dampak karya tersebut bagi manusia. Pandangan ini secara eksplisit atau implisit menyangkal karya objektif Kristus, maka sebenarnya kurang pantas menyebutnya pandangan Kristen sejati, namun penganut-penganutnya masih banyak. Pendekatan ini umumnya dianggap berasal dari Abelard.

    a. Abelard dan pandangan pengaruh moral

    Bagi Abelard (1079-1142), Allah yang sepenuhnya adalah kasih tidak membutuhkan pengurbanan Kristus. Dosa bukanlah rintangan objektif antara manusia dan Allah, tetapi suatu keadaan pikiran subjektif, yang dapat diatasi dengan kasih yang dibangkitkan dalam hati orang berdosa oleh kematian Kristus. "Penebusan adalah kasih yang mahabesar yang dihidupkan dalam diri kita oleh penderitaan Kristus". Kasih yang dibangkitkan ini menebus sehingga memungkinkan orang untuk hidup dalam kepatuhan kepada Allah karena kasih kepada-Nya. Pandangan ini bermanfaat dalam mengingatkan orang bahwa rasa syukur dan terima kasih adalah respons yang pantas atas pendamaian yang dikerjakan Allah dalam Kristus, namun sebagai teori pendamaian pandangan ini sangat tidak memadai. Tidak disebut atas dasar apa orang berdosa dapat didamaikan dengan Allah; lagi pula kekudusan dan kemuliaan Allah serta gawatnya dosa di hadapan Dia praktis diabaikan, diganti dengan pemikiran yang agak sentimental tentang kasih-Nya yang menyebar pada segala sesuatu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    b. Schleiermacher dan pandangan mistik

    Abelard menyibukkan diri dengan tanggapan moral kepada Kristus. Schleiermacher (1768-1834), dalam "Injil untuk manusia modern", menaruh perhatiannya pada penyampaian kepada manusia semacam persekutuan mistik dengan Allah. Schleiermacher melihat Yesus sebagai manusia pola dasar, panutan, kepala spiritual dari ras, manusia sempurna yang keunikan dan kesempurnaan-Nya adalah kesadaran yang tak putus-putus tentang persatuan dengan Allah. Pendamaian berarti hal menyampaikan kepada orang berdosa pengalaman batin tentang kesadaran akan Allah seperti yang dimiliki Kristus sendiri. "Sang penebus mengangkat orang percaya ke dalam kuasa kesadaran akan Allah, dan inilah karya penebusan-Nya". Pandangan ini pun gagal total untuk memperhitungkan gawatnya dosa dan kesalahan di hadapan Allah yang tercakup di dalamnya. Pandangan ini tidak menghargai kesaksian Alkitab yang jelas mengenai Yesus, bukan saja sebagai manusia sempurna melainkan juga sebagai Allah yang menjadi manusia, dan dengan demikian mengurangi peranan-Nya sebagai perantara. Lagi pula, pandangan Schleiermacher ini mengesampingkan seluruh kesaksian Alkitab tentang kematian Kristus sebagai perbuatan yang menebus orang berdosa sekali untuk selama-selamanya. Sama seperti pandangan mengenai pengaruh moral, sebenarnya pandangan ini bukanlah teori pendamaian, tetapi usaha untuk menjelaskan unsur-unsur psikologis tertentu dalam pengalaman manusia mengenai Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    19.3 Tafsiran-tafsiran modern

    a. Aulen dan pandangan klasik

    Aulen (1879-1978), dalam bukunya _Christus Victor_, melihat kemenangan atas dosa dan Iblis sebagai inti karya Kristus. Kristus sebagai pemenang membebaskan manusia dari perbudakan dengan kemenangan-Nya di atas salib. Dalam arti tertentu Aulen hanya menerangkan gagasan Alkitab tentang penebusan. Tetapi ia membuat gagasan ini menjadi keterangan utama mengenai pendamaian dan berusaha menunjukkan bahwa gagasan ini pula yang merupakan pokok pemikiran mengenai pendamaian sepanjang sejarah gereja mula-mula; sebab itu diberi nama "pandangan klasik".

    Pandangan ini sederhana dan dinamis dibandingkan dengan pendekatan lain yang agak abstrak dan bersifat hukum. Kesadarannya akan realitas keadaan manusia yang terikat pada dosa dan kuasa-kuasa jahat juga berhubungan dengan kesadaran manusia masa kini. Pandangan ini tidak dapat dikatakan tidak alkitabiah karena penebusan dari perbudakan pada dosa sering dibicarakan dalam Alkitab. Tetapi kekurangannya terdapat dalam pernyataannya sebagai keterangan eksklusif. Dosa tidak digambarkan dalam Alkitab hanya sebagai perbudakan; dosa juga mencakup ketidaktaatan yang membuat manusia jahat dan berada di bawah kutukan, dan kenajisan moral yang membuatnya objek dari amarah ilahi. Dengan kata lain, keterangan tentang pendamaian harus juga meliputi kesalahan masa lampau.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    b. Tafsiran politis

    Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan cukup besar untuk menafsirkan karya Kristus dari segi sosial politik. Kecenderungan ini sebagian bersumber dari teologi radikal tahun enam pulanan: pengertian mengenai Allah yang "jauh di sana", yang benar-benar secara objektif dan dikenal melalui penyataan, digeser oleh pengertian mengenai Allah yang hadir "di sini", yang terlibat dalam proses kehidupan manusia dan dijumpai dalam persoalan hidup sehari-sehari. Pandangan tersebut dikembangkan dalam Dewan gereja-gereja sedunia, yang perhatiannya semakin berkembang untuk menafsirkan misi gereja dalam pengertian sosial politik, yang mencapai puncaknya pada pertemuan Uppsala pada tahun 1968. Di sana tujuan misi dinyatakan sebagai "humanisasi" bukan penginjilan. Namun sumber utama tafsiran politis adalah kenyataan sosial dan budaya, seperti kemiskinan yang berurat berakar, ketidakadilan, ketergantungan ekonomis dan kegagalan gereja dalam menghadapi masalah-masalah itu.

    Kunci pandangan teologis ini adalah istilah Marxis, _praksis_, yang menegaskan bahwa teori dan praktek tak terpisahkan. Menurut pandangan ini, pernyataan teologis pasti bersifat ideologis dan mencerminkan tanggung jawab sosial politik dari sang teolog. Oleh sebab itu, teologi harus mulai dari kenyataan sosial politik dan keterlibatan gereja dan teolog Kristen di dalamnya, sebagaimana dimengerti dalam ilmu pengetahuan sosial. Dari analisis praksis akan berkembang suatu pengertian Alkitab dan tradisi gereja yang bersifat baru.

    Unsur kedua dalam tafsiran politis adalah gagasan bahwa kerajaan Allah dapat diartikan sebagai orde sosial dan politik yang ideal, yang merupakan tujuan yang dijanjikan dalam rencana Allah bagi dunia. Orde yang akan datang ini menghakimi semua sistem pemerintahan dan tatanan sosial yang tidak adil akhir-akhir ini dan mendorong semua upaya untuk membentuk kembali kehidupan manusia.

    Lalu bagaimana dengan karya Kristus? Ini ditafsirkan sesuai dengan pandangan "klasik" mengenai pendamaian. Kristus mewujudkan rencana Allah bagi dunia, dalam hidup dan kematian Dia menghadapi kuasa-kuasa kejahatan dalam alam semesta, dan dengan demikian menjanjikan orde baru pada masa mendatang. Kuasa-kuasa yang diatasi-Nya bukan dosa dan kejahatan pribadi tetapi terlebih "dunia" dalam pengertian tatanan politik dan sosial, khususnya kuasa-kuasa reaksioner seperti ketidakadilan, penindasan, ketidaksamaan hak, prasangka dan sebagainya.

    Teologi politis, khususnya teologi pembebasan (suatu gerakan terkait yang berasal dari Amerika Latin), masih berkembang dan rupanya sudah mulai mengubah penekanan tertentu. Walaupun terlalu dini untuk memperkirakan bentuk akhirnya, namun perlu diadakan penilaian sementara.

    Secara positif, tafsiran karya Kristus ini setidaknya menyadarkan orang akan bahaya bahwa ekonomi dan politik dapat mempengaruhi cara orang mendengar Injil dan memberi respons kepada firman Allah. Tentu saja gereja dan individu-individu Kristen sering gagal atau jelas menolak menerapkan penilaian kritis Alkitab serta hukum-hukum Allahnya yang kudus, pada dasar politik dan ekonomi dalam masyarakat mereka sendiri. Para ahli teologi politik menggemakan ajakan Yakobus, yang memanggil jemaat untuk mengungkapkan iman dengan "karya" yang relevan bagi dunia dan sesama manusia masa kini (lihat Yak 2:1-26*). Alkitab mengajarkan bahwa Allah memperhatikan orang miskin dan yang tertindas secara khusus (1Sam 2:8; Mazm 35:10; 113:7; 140:12; Yes 10:2; 41:17; Am 5:12*; Za 7:9; Mat 11:5; Luk 1:46-55; 6:20; Gal 2:10; Yak 2:3*). Karena itu, kita harus peka sekali, sebagaimana Allah juga amat peka, terhadap jeritan orang sengsara dan tertindas.

    Tetapi walaupun ada segi positifnya, ada juga beberapa pertanyaan penting. Seharusnya kita tidak berusaha mengerti tentang apa yang benar dengan cara mulai dari pengalaman manusia tetapi mulai dari Allah sebagaimana Ia menyatakan diri dalam Firman-Nya yang menjelma dan yang tertulis. Kita tidak tahu apa yang benar tentang manusia kecuali jika Allah memberitahukannya kepada kita. Jika prinsip dasar ini ditinggalkan, maka sejarah Kristen selama berabad-abad menyaksikan bahwa mau tidak mau orang tidak mengerti lagi kodrat manusia, dan kembali lagi harus bertumpu pada wawasan sendiri yang menyimpang dan yang jatuh.

    Dalam pandangannya mengenai kebutuhan manusia, teologi politik sangat tidak memadai. Keadaan manusia yang pelik tidak dapat dianggap sebagai pengasingan sosial dan politik saja. Memang sukar untuk memastikan penyebab utama pengasingan itu dan cara penanganan sosial dan politik yang tepat, karena ini pun sering merupakan masalah yang subjektif. Tetapi kebutuhan manusia yang paling dalam jauh lebih berat daripada kehilangan secara ekonomis dan politik. Seperti diajarkan oleh Yesus sendiri, kebutuhan manusia bukan mengenai tubuh tetapi jiwa (Luk 12:4*), murka Allah adalah terhadap dosa kita. Teologi politis tidak menyinggung dimensi ini. Jika mengacu pada pembebasan manusia dari dosa, teologi ini cenderung kepada ajaran universalisme: semua orang sudah diselamatkan dari dosa sehingga masalah kedudukan kekal di hadapan Allah dapat dikesampingkan dan orang bebas untuk memusatkan perhatian pada keselamatan sosial politik di dunia ini. Pandangan ini salah sama sekali.

    Kerajaan Allah dikaitkan dengan orang tunasosial dalam beberapa ucapan Yesus, namun jelas Ia tidak menafsirkannya menurut pemikiran sosial politik. Gerakan fanatik Zelot berusaha menggulingkan kekuasaan penindas Roma dengan kekerasan. Jalan ini ditolak sama sekali oleh Yesus. Dia menafsirkan kerajaan Allah pada pokoknya secara moral dan spiritual dengan menekankan iman dan pengampunan serta pertobatan kepada Allah (Mat 6:12 dst.; Mat 9:2* dst., Mat 22:1-46; 11:20; 15:28; Luk 7:47-48; 13:3; 18:42*). Hal ini dikuatkan oleh arti penting yang Ia berikan pada kematian-Nya yang segera akan berlangsung dan cara menafsirkannya (sebagai tebusan, perjanjian baru, pengurbanan diri bagi kawanan domba Allah, dsb.). Ia juga menghubungkan kerajaan Allah dengan Roh Kudus (Mat 12:28; Yoh 3:3-8*). Arah perkembangan ini berlangsung dalam ajaran para rasul. Kerajaan Allah dimasuki melalui Roh Kudus dalam konteks iman pribadi dalam Kristus (Rom 14:17; Gal 5:21-22; Kol 1:13*). Tidak ada kerajaan Allah kecuali yang dimasuki melalui penyerahan diri kepada Kristus sang raja (Kis 8:12; 20:20-25; 28:23; 1Kor 6:9-11; 15:24; Ef 5:5; 2Pet 1:11*; Wahy 1:9; 11:15*).

    Perhatian Allah secara khusus bagi orang miskin serta penghakiman-Nya terhadap penindas ditekankan dalam Alkitab. Namun, jangan sampai kita terlalu menitikberatkan hal ini dan membahayakan salah satu kemuliaan Injil, yakni daya tariknya yang universal. Kemurahan Allah ditawarkan kepada semua orang, terlepas dari sejarah moral, status ekonomi atau tanggung jawab politik mereka. Manifestasi kebejatan moral manusia dapat lebih besar dalam kelompok sosial tertentu dibandingkan dengan kelompok sosial lain, sehingga dampak Injil dan tuntutan etisnya mungkin lebih tajam bagi suatu kelompok daripada bagi kelompok lain. Namun kita tidak boleh menutup-nutupi kenyataan bahwa Allah juga mengasihi si penindas, bahwa Kristus juga mati untuk orang kaya dan, sebaliknya, bahwa yang miskin dan yang tertindas juga harus menghadapi penghakiman Allah kelak kalau mereka tidak bertobat.

    Akhirnya, tidak adanya ajaran tentang kelahiran kembali dalam teologi politik ini berarti bahwa janji kebebasan sangat meragukan, juga pada tingkat sosial. Memang setiap kesempatan untuk memperbaiki keadaan sosial seharusnya tidak disia-siakan, namun pada akhirnya hanya kelahiran kembali oleh Roh Kudus dalam konteks iman pribadi terhadap Injil Kristus yang dapat mematahkan kuasa dosa dan egoisme yang sudah berurat berakar dalam hati manusia. Dan hanya kelahiran baru itulah yang dapat menghasilkan orang yang menjadi bahan baku bagi masyarakat yang benar-benar bebas.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Bahaslah hubungan antara unsur subjektif dan objektif dalam teori tentang pendamaian. Mengapa teori objektif itu sangat dibutuhkan?

    2. "Kebenaran, tetapi bukan segala kebenaran". Apakah ini penilaian yang wajar terhadap teori "klasik" mengenai pendamaian?

    3. Bagaimana penilaian Anda terhadap segi positif dan negatif dari teologi politik dan teologi pembebasan mengenai karya Kristus?

    4. Ciri-ciri apa yang sangat diperlukan bagi suatu "teori pendamaian masa kini"?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 19. Pendamaian II: Perspektif Sejarah [Indeks]

    Kepustakaan (19)

    Anselm
    _Cur Deus Homo_.
    Aulen, G.
    1970 _Christus Victor_ (SPCK).
    Berkouwer, G. C.
    1965 _The Work of Christ_ (Eerdmans).
    Cave, S.
    1937 _The Doctrine of the Work of Christ_ (ULP).
    Denney, J.
    1918 _The Christian Doctrine of Reconciliation_ (Hodder & Stoughton).
    Kirk, J. A.
    1980 _Theology Encounters Revolution_ (IVP).
    Wells, D. F.
    1978 _The Search for Salvation_ (IVP).



    Indeks Bab 20: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.D 01010]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 20 Penerapan ......................................... 01224

    Ps 20.1 Pribadi Kristus .............................. 01224

    Sb 20.1.a Penegasan ................................. 01224

    20.1.b Merendahkan Diri .......................... 01225

    20.1.c Teladan ................................... 01225

    Ps 20.2 Kematian Kristus ............................. 01226

    Sb 20.2.a Takjub .................................... 01226

    20.2.b Tantangan ................................. 01227

    20.2.c Syukur .................................... 01227

    20.2.d Pengudusan ................................ 01228

    20.2.e Penginjilan ............................... 01228

    Ps 20.3 Kebangkitan Kristus .......................... 01229

    Sb 20.3.a Sukacita .................................. 01229

    20.3.b Damai ..................................... 01229

    20.3.c Ibadah .................................... 01230

    20.3.d Pengharapan ............................... 01230

    20.3.e Kemenangan ................................ 01230

    Ps 20.4 Kenaikan Kristus ............................. 01231

    Sb 20.4.a Keamanan dalam Dunia yang Gelisah ......... 01231

    20.4.b Penghiburan dalam Penderitaan ............. 01231

    20.4.c Penginjilan dalam Nama Kristus ............ 01232

    20.4.d Sumber bagi Kehidupan dan Pelayanan Kristen 01232

    20.4.e Janji tentang Pemerintahan Kristus Kelak... 01232



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    20. PENERAPAN

    20.1 Pribadi Kristus

    Kenyataan bahwa Allah menjadi manusia membawa dampak besar bagi seluruh sikap kita terhadap hidup di dunia.

    a. Penegasan

    "Firman itu menjadi manusia" (Yoh 1:14*). Allah telah datang langsung kepada manusia dalam diri Yesus dan mengambil darah dan daging, ruang dan waktu dalam persatuan dengan diri-Nya. Hal ini menegaskan kembali pentingnya dunia dan kehidupan manusia, yang sebenarnya sudah jelas dari ajaran tentang Allah sebagai pencipta (lihat di atas: ps 8 & 10.2). Kendatipun kuasa-kuasa kegelapan berusaha merampas kekuasaan, tatanan bumi tetap di tangan Allah sehingga Ia memainkan peranan nyata di dalamnya. Sebab itu, dengan kedatangan Yesus, Allah menguduskan hidup dalam daging. Perhatian dan keprihatinan-Nya tidak terbatas pada masalah batin dan spiritual, karena hal lahir dan material juga diikutsertakan dalam persekutuan dengan Dia dalam Kristus. Melalui penjelmaan Dia memegang seluruh hidup manusia. Jadi rumah tangga, pekerjaan, persahabatan, kuliah, kehidupan bermasyarakat, kebudayaan, waktu senggang, segala bagian hidup manusia dituntut oleh Dia dan dapat didedikasikan kepada Dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    b. Merendahkan diri

    "Kristus Yesus mengosongkan diriNya" (Fili 2:7*). Dengan menjadi manusia Allah sendiri telah merendahkan diri untuk melayani kebutuhan makhluk ciptaan-Nya (Yoh 13:1-16*); Allah menjadi hamba! Dampak kejadian yang menakjubkan ini sangat jauh pengaruhnya dan penuh tantangan bagi murid-murid Kristus. Kita harus menunjukkan kerendahan hati secara mendasar yang menolak kepentingan diri dan kecongkakan yang sia-sia; perhatian dan rasa iba sejati terhadap orang lain dan kepentingannya dengan menganggap mereka lebih baik dari kita (Fili 2:1-5*). Singkatnya, tidak kurang dari pikiran dan perasaan Yesus dalam diri kita.

    c. Teladan

    "Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu" (Yoh 13:15*). Seluruh kehidupan Tuhan Yesus yang dilukiskan dalam kitab-kitab Injil merupakan teladan untuk kita. Kita harus seperti Dia dalam memberi perhatian tulus ikhlas untuk memuliakan nama Bapa (Yoh 8:49-50*); meniru Dia dalam kehidupan yang selalu berhubungan erat dengan Bapa (Mr 1:35), kepatuhan tak terputus-putus (Yoh 8:29*), perhatian terhadap kebutuhan manusia (Mat 9:36*) dan rasa tanggung jawab untuk memberitakan Injil (Mr 1:38*). Penelaahan dan renungan kita tentang Alkitab seharusnya meliputi ayat-ayat dari kitab-kitab Injil secara teratur, supaya kita setiap hari sengaja mengarahkan pandangan kepada Dia. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus ... Ingatlah selalu akan Dia" (Ibr 12:2-3*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    20.2 Kematian Kristus

    Inilah pusat kepercayaan dan pengertian Kristen, pemberitaan dan kehidupan, pelayanan dan kematian. Ada beberapa dampak yang seharusnya nampak dalam kehidupan kita.

    a. Takjub

    "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku" (Gal 2:20*). Memang salib Kristus lebih daripada teori pendamaian untuk dikuasai dengan pikiran, meskipun semakin besar persesuaian antara pengertian kita mengenai salib dan ajaran Alkitab, semakin besar rasa takjub bila kita merenungkannya. Sepanjang abad, dalam pengalaman manusia tiada yang begitu mendatangkan rasa takjub, kasih dan pujian seperti perbuatan di atas Bukit Golgota. Dan memang begitu seharusnya, sebab sesungguhnya tiada sesuatu pun sebanding dengan itu. Inilah tempat berdiam, menutup mulut dan menanggalkan sepatu, inilah tempat Anak Allah disalibkan bagi kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    b. Tantangan

    "Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita" (1Kor 15:3*). Injil pendamaian melalui kematian Kristus telah diuraikan di atas. Dalam penerapan, mau tidak mau pembaca harus bertanya, apakah kematian Kristus telah membawa pendamaian bagi Anda? Apakah Anda melihat dosa dan kesalahan Anda diletakkan di pundak Kristus di Golgota, di sanalah diadili dan dihukum dalam Dia? Apakah Anda sudah berseru untuk diselamatkan dan sudah mendapat anugerah untuk percaya akan karya-Nya yang terselesaikan di kayu salib bagi pengampunan, damai dan keadilan Anda? Jika tidak, Anda dapat datang kepada Dia sekarang. "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat". "Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang" (Mat 11:28; Yoh 6:37*).

    c. Syukur

    "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya . . . bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya" (Wahy 1:5-6*). Jika kita mengalami keselamatan melalui salib, maka dari dalam kalbu kita harus mengucap syukur dan pujian-pujian, sadar bahwa pengampunan dan pembenaran dan semua berkat yang timbul dari salib itu sepenuhnya berasal dari anugerah Allah yang kekal, yang diberikan kepada kita dalam Kristus, dan khususnya dari kasih yang akhirnya membawa-Nya ke Golgota. "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima . . . puji-pujian" (Wahy 5:12*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    d. Pengudusan

    "Demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Rom 12:1*). Mengingat penyerahan diri Anak Allah bagi kita di salib, kita sudah kehilangan hak atas diri kita sendiri. Jika kita melawan kehendak Allah dan menolak untuk mengabdikan diri kepada Dia, kita hanya menyatakan kegagalan untuk mengerti makna salib.

    e. Penginjilan

    "Kasih Kristus yang menguasai kami . . . dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah" (2Kor 5:14,20*). Kita yang sudah datang ke kayu salib dan di sana mengalami mujizat pembenaran cuma-cuma, pendamaian dan penebusan, harus memberitakan tentang salib kepada sesama kita yang juga orang berdosa. Kita yakin bahwa anugerah yang telah menyelamatkan kita, dapat juga menyelamatkan semua orang yang bersandar pada anugerah itu, apa pun kebutuhan mereka dan betapa besarnya dosa mereka. Penerapan terakhir ini akan mempengaruhi seluruh pola hidup, percakapan, pemakaian waktu dan keuangan, tema dan jangkauan doa, keterlibatan dalam penginjilan melalui gereja wilayah atau kelompok Kristen, bahkan sampai pada pekerjaan dan tempat tinggal kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    20.3 Kebangkitan Kristus

    Kebangkitan Yesus mempunyai arti banyak bagi orang Kristen.

    a. Sukacita

    "Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan" (1Pet 1:8*). Mengetahui bahwa Ia bersama kita dan mengasihi kita dengan kasih mendalam yang berlimpah-limpah menimbulkan sukacita di atas segala sukacita dalam hati.

    b. Damai

    Ia "dibangkitkan karena pembenaran kita" (Rom 4:25*). Yesus yang bangkit merupakan janji bahwa pengurbanan-Nya untuk membuat pendamaian benar-benar bermanfaat bagi kita: dosa kita lenyap dan di dalam Kristus kita diterima di hadapan Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    c. Ibadah

    "Dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah" (Rom 1:4*). Kebangkitan menegaskan lagi keilahian Yesus yang kekal dan oleh sebab itu kita patut beribadah kepada-Nya. Sama seperti murid-murid Yesus yang pertama, kita sambut Yesus yang bangkit dengan pengakuan, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28*; bnd. Luk 24:52*).

    d. Pengharapan

    "Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal" (1Kor 15:20*). Kematian sudah dikalahkan. Yesus adalah buah sulung tuaian yang akan datang dari orang mati, anak sulung dari anak-anak kebangkitan. Karena Ia telah bangkit, kita pun akan hidup di balik kubur dalam orde baru Allah. Kebangkitan mendesak mundur masa depan kita ke batas-batas kekekalan, dan ini mempunyai dampak yang tak terhitung besarnya pada setiap tingkat kehidupan. Tidak perlu kita berpegang kuat-kuat pada kehidupan di sini, kita bebas untuk memakai hidup dalam pelayanan orang lain. Sebab hidup di dunia ini hanya permulaan dari hidup kekal yang menunggu kita sesudah mati dan yang memang sudah menjadi milik kita di dalam Dia.

    e. Kemenangan

    "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi" (Mat 28:18*). Kemenangan atas dosa dan kejahatan sungguh-sungguh sudah diperoleh. Kuasa-kuasa kegelapan dan keputusasaan sudah tidak berkutik lagi di bawah telapak kaki Kristus yang menang. Kendatipun ada bukti yang bertentangan, namun kesudahan dosa sudah tercatat, sebab pemerintahan dan kerajaan Allah ada di tangan Juruselamat kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    20.4 Kenaikan Kristus

    Kenaikan mempunyai dampak atas kehidupan Kristen yang besar sekali.

    a. Keamanan dalam dunia yang gelisah

    "KepadaKu telah diberikan segala kuasa" (Mat 28:18*). Kenaikan memproklamasikan pemerintahan Kristus. Di mana pun kita berada dan bagaimana pun keadaan kita, Ia adalah Raja dan Tuhan di atasnya. Dunia saat ini pun berada di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang dapat mempengaruhi atau menimpa kita, kecuali seizin Dia.

    b. Penghiburan dalam penderitaan

    "Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit" (Ibr 4:14*). Kristus telah membawa kemanusiaan-Nya ke dalam keberadaan ilahi-Nya. Sekarang ada manusia dalam keallahan: kenaikan Yesus berarti Allah mempunyai hati manusia untuk selamanya. Ini dilukiskan secara hidup dalam penglihatan akan Domba tersembelih di atas takhta (Wahy 5:6*). Bilur-bilur-Nya di surga bukanlah tanda kegagalan-Nya mengatasi keadaan fisik yang terkoyak-koyak, melainkan tanda kesetiakawanan-Nya yang penuh kasih di dalam penderitaan dan sukacita yang kita alami.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 20. Penerapan [Indeks]

    c. Penginjilan dalam nama Kristus

    "KepadaKu telah diberikan segala kuasa . . . Karena itu pergilah" (Mat 28:18-19*). Tuhan yang sudah naik ke surga mengutus gereja untuk memberitakan Injil kepada setiap makhluk, mengajar, menyembuhkan dan melayani segala kebutuhan manusia dalam nama Kristus. Hal ini tidak ditujukan untuk membuat Yesus raja di dunia. Sebaliknya, Ia sudah Raja dan sebagai Raja Ia menyuruh kita.

    d. Sumber bagi kehidupan dan pelayanan Kristen

    "Roh Kudus yang dijanjikan itu . . . maka dicurahkanNya" (Kis 2:33*). Yesus yang ditinggikan dalam kemuliaan mengirimkan Roh Kudus kepada gereja, supaya Roh itu mengikat tubuh Kristus di dunia kepada kepalanya yang dimuliakan. Melalui Roh Kudus, hidup dalam kemenangan mengalir dari kepala kepada anggota-anggota badan. Yesus yang naik memberi pemberian-pemberian Roh (Ef 4:8-12*) dan meneguhkan saksi-saksi-Nya dengan kuasa dan wewenang (Kis 1:8*). Dengan kenaikan Yesus, gereja menerima tidak kurang dari kuasa yang membangkitkan Yesus dan menempatkan-Nya di sebelah kanan Allah dalam kemuliaan (Ef 1:19-20*).

    e. Janji tentang pemerintahan Kristus kelak

    "Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya" (1Kor 15:25*). Kebangkitan dan kenaikan dengan mantap menunjuk ke depan pada kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaan, ketika Ia akan menghakimi semua orang dan mendirikan kerajaan Allah yang kekal di surga dan di dunia baru yang akan mengenal keadilan. Mengenal, memuja dan melayani Kristus di sini berarti mengharapkan kedatangan-Nya dalam kemuliaan dan pemerintahan-Nya yang mulia untuk selama-lamanya. Nampaknya konsep ini bersifat agak halus dan surgawi namun, kalau diterapkan dengan tepat, akan menerangi setiap bagian hidup kita.



    Indeks Bab 21: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 21 Pribadi Roh Kudus .............................. 01234

    Ps 21.1 Ajaran Perjanjian Lama ....................... 01234

    Ps 21.2 Ajaran Perjanjian Baru ....................... 01235

    Sb 21.2.a Oknum Berpribadi ............................ 01235

    21.2.b Oknum Ilahi .................................... 01236

    Bahan Alkitab ........................................... 01237

    Bahan Diskusi/penelitian................................. 01238

    Kepustakaan ............................................. 01239



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    E. ROH KUDUS

    21. PRIBADI ROH KUDUS

    21.1 Ajaran Perjanjian Lama

    Kata Ibrani untuk "Roh" (_ruakh_) juga berarti "angin" (Mazm 148:8*; Yeh 1:4) atau "nafas" (Yeh 37:5*). Pada mulanya Roh Allah muncul sebagai kuasa Allah, yang bergerak seperti angin besar di atas samudera raya, dan ikut serta dalam pekerjaan menciptakan langit dan bumi (Kej 1:2*). Roh itu juga dilukiskan sebagai nafas Allah yang memberi hidup kepada apa yang diciptakan-Nya; dan kalau Roh ditarik kembali oleh Allah, maka ciptaan itu kembali menjadi debu tanah (Mazm 104:29-30*; bnd. Kej 2:7*). Dengan demikian kelanjutan hidup manusia tergantung pada kehadiran Roh Allah di dalam diri manusia sendiri (Kej 6:3*). Dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan dan terus hidup oleh karena Roh Allah (Ayub 33:4*). Lagi pula manusia akan memperoleh hidup baru daripada Roh (Yeh 37:9-14*).

    Ada hubungan antara Roh Allah dengan kecakapan manusia. Misalnya, Firaun menyadari bahwa Yusuf berakal budi dan bijaksana oleh karena dia penuh dengan Roh Allah (Kej 41:38-39*) dan Bezaleel, seorang seniman dalam Kemah Suci, mendapat keterampilan untuk karya itu dari Roh Allah (Kel 31:3; bnd. Kel 28:3*).

    Roh Allah juga berperan dalam menetapkan dan memampukan para pemimpin Israel dalam tugas mereka. Musa memperoleh Roh Allah untuk menyanggupkan dia dalam mengemban tanggung jawab atas bangsa Israel (Bil 11:17,25*). Pemberian Roh ini kemudian dibagikan Musa kepada mereka yang membantu dia dalam kepemimpinan dan sewaktu dia hendak menetapkan penggantinya, ia disuruh Allah mengangkat seorang yang "penuh roh", yaitu Yosua (Bil 27:18*). Roh Allah dianggap sebagai tenaga pendorong bagi para hakim (Hak 3:10; 6:34*; Hak 11:29; 14:6,19; 15:14*). Pada zaman mula-mula pengurapan raja ditandai oleh kedatangan Roh (1Sam 10:1-6; 16:13*). Lagi pula ada hubungan erat antara kepenuhan Roh dengan tugas kenabian (Bil 11:25-30; 24:2; Neh 9:30; Yes 59:21; Yeh 3:22-24*), walaupun hal itu tidak ditekankan oleh para nabi sebelum pembuangan.

    Akhirnya, Perjanjian Lama melihat ke depan pada zaman baru, yakni zaman Roh Allah (Yes 11:2; 44:3; Yeh 36:27; Yoel 2:28*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    21.2 Ajaran Perjanjian Baru

    Istilah Yunani untuk Roh (_pneuma_) juga mencakup "angin" dan "nafas" (Yoh 3:8; Wahy 11:11*). Dalam Perjanjian Baru, yang menceritakan dimulainya zaman mesianik, Roh Kudus kelihatan lebih jelas dan Dia menonjol dalam peristiwa yang berhubungan dengan kelahiran Yesus (Mat 1:18; Luk 1:35,41,67-68; 2:27*). Pada pembaptisan Yesus, ia muncul "seperti burung merpati" (Mat 3:16*) dan sering disebut dalam hubungan dengan misi-Nya (Mat 4:1; 12:28; Luk 4:14,18; Ibr 9:14*).

    Dalam pesan perpisahan kepada murid-murid, Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Penghibur" (Yoh 14:16,26; 15:26; 16:7*). Kata asal Yunani (_parakletos_) berarti pengacara yang menangani kasus seseorang atau sekutu yang memihak, menguatkan dan memberi semangat. Zaman baru yang dibuka dengan kematian dan kebangkitan Yesus menghasilkan turunnya Roh Kudus sebagaimana dijanjikan (Kis 2:1*). Ia menciptakan gereja dan memberikan kuasa untuk misinya dalam dunia. Kehidupan Kristen dalam masa antara kedua kedatangan Kristus adalah kehidupan dalam Roh (Rom 5:5; 8:1-17; 1Kor 12:1-14:40; Gal 5:16-26*).

    a. Oknum berpribadi

    Roh Kudus bukan "sesuatu", suatu daya atau kuasa tak berpribadi. Walaupun kata benda Yunani untuk "roh" itu tidak menyatakan jenis kelamin tertentu, namun Perjanjian Baru selalu mengacu pada Roh Kudus dengan sebutan "Ia" yang berarti kepribadian (Yoh 16:13*).

    Istilah_ parakletos_ atau penghibur pada dasarnya mengacu pada seorang wakil pribadi (Yoh 14:16 dll.; bnd. 1Yoh 2:1*). Dalam Yohanes 14:15*, Yesus berbicara tentang Roh Kudus sebagai "penghibur _lain_"; persamaan antara Yesus dan Roh Kudus hanya bermakna kalau Roh Kudus ini dianggap memiliki sifat-sifat penuh dari suatu kepribadian. Paulus berbicara tentang "mendukakan" Roh Kudus (Ef 4:30*); orang dapat menentang suatu kuasa tetapi hanya dapat mendukakan suatu kepribadian.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    b. Oknum ilahi

    Alkitab secara jelas menyaksikan keilahian Roh Kudus. Ia adalah Allah yang disembah, dikasihi dan dipuji, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak mempunyai kodrat ilahi (Mat 28:18; 2Kor 13:14; Ef 4:4-6*).

    Roh itu "Roh Tuhan" (_Yhwh/kurios_; Hak 3:10; 2Kor 3:17*). Sering Ia disebut sebagai Allah dalam tindakan penciptaan dan penyelamatan (Ayub 33:4; Mazm 51:12; Yeh 37:14; 2Kor 3:3*). Yesus mengatakan bahwa dosa terhadap Roh Kudus lebih berat daripada dosa terhadap Anak Manusia (Mat 12:28-32*). Anak Manusia yaitu Yesus memang ilahi, sehingga kenyataan ini adalah bukti tambahan akan keilahian Roh Kudus. Lagi pula Roh Kudus harus bersifat ilahi, sebab melalui Dia Allah menyatakan diri kepada manusia dan hanya melalui Allah sendiri Allah dapat dikenal (1Kor 2:10; 1Yoh 5:7-9*). Akhirnya perikop-perikop tentang Tritunggal menghapus keraguraguan (Mat 28:19; Yoh 14:15-24; 2Kor 13:14; Ef 1:13*; Ef 2:18; 2Tes 2:13; 1Pet 1:2*). Dalam ayat-ayat tersebut Roh Kudus ditunjukkan dalam keesaan yang tak dapat diubah dengan Bapa dan Anak.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Hakim 3:10; 11:29; Ayub 33:4; Mazmur 51:13; 139:7*;
    Yesaya 11:2; 59:21; 61:1; Yehezkiel 37:1-4; Hagai 2:4-5; Zakharia 7:12*;
    Matius 3:16; 12:28-32; 28:19; Lukas 1:35; 4:18*;
    Yohanes 3:8; 14:16,26; 15:26; 16:7-15; Kisah 13:2; Roma 8:9-10*;
    1Korintus 6:11; 12:3; 2Korintus 3:3,17; 13:14*;
    Efesus 1:13-14; 2:18; 4:4-6,30*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan bukti-bukti Alkitab untuk keilahian Roh Kudus.

    2. Selidikilah dampak-dampak keilahian Roh Kudus bagi

      1. wewenang Alkitab,
      2. pribadi Yesus Kristus yang memberikan Roh Kudus, dan
      3. keabsahan pengalaman Kristen.
    3. Bandingkanlah ajaran Kristen tentang Roh Kudus dengan kepercayaan dalam agama-agama suku tentang adanya roh-roh yang beurkuasa atau yang harus disembah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 21. Pribadi Roh Kudus [Indeks]

    Kepustakaan (21)

    Green, M.
    1975 _I Believe in the Holy Spirit_ (Hodder).
    Kuyper, A.
    1966 _The Work of the Holy Spirit_ (Eerdmans).
    Morris, L.
    1960 _Spirit of the Living God_ (IVP).
    Moule, C. F. D.
    1978 _The Holy Spirit_, Oxford (Mowbray).
    Neve, L.
    1972 _The Spirit of God in the Old Testament_ (Tokyo).
    Owen, J.
    1966 _Works_ 3 (Banner of Truth).
    Packer, J. I.
    1984 _Keep in Step with the Spirit_ (IVP).
    Peck, J.
    1970 _What the Bible Teaches about the Holy Spirit_ (Kingsway).
    Stibbs, A. M. & Packer, J. I.
    1967 _The Spirit Within You_ (Hodder).
    Winslow, O.
    1961 _The Work of the Holy Spirit_ (Banner of Truth).



    Indeks Bab 22: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 22 Roh yang Dijanjikan ............................... 01241

    Ps 22.1 Roh Kudus sebelum Kedatangan Kristus ......... 01241

    Sb 22.1.a Kehidupan ................................. 01241

    22.1.b Pengetahuan ............................... 01242

    22.1.c Janji ..................................... 01242

    Ps 22.2 Roh Kudus dan Kristus ........................ 01243

    Sb 22.2.a Kristus Menerima Roh ...................... 01243

    22.2.b Kristus Mengaruniakan Roh .................... 01243

    Bahan Alkitab .............................................. 01244

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01245

    Kepustakaan ................................................ 01246



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    22. ROH YANG DIJANJIKAN

    22.1 Roh Kudus sebelum kedatangan Kristus

    Karya Roh Kudus pada masa itu dapat dihimpun dalam sekitar tiga tema utama.

    a. Kehidupan

    Roh Kudus sering disebutkan dalam kerangka penciptaan alam semesta. Kejadian 1:2* dapat diterjemahkan "Roh Allah mengeram di atas air", seperti burung yang melayang-layang di atas anaknya (bnd. Mazm 104:30*; Yes 40:12-13*). Perbuatan-Nya yang menciptakan kehidupan dari kekosongan pada permulaan dunia adalah pertanda dari karya-Nya nanti pada zaman Perjanjian Baru, yaitu memberi kehidupan rohani bagi umat Allah (kelahiran baru). Roh juga memberi hidup insani kepada manusia (Ayub 27:3; 33:4; Mazm 104:29-30*). Sebagaimana kita bergantung sepenuhnya kepada firman Allah untuk menopang kehidupan terus-menerus (Kol 1:17; Ibr 1:3*), begitu pula kita bergantung pada daya pemberi hidup yang terus-menerus dari Roh Kudus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    b. Pengetahuan

    Roh Kudus mencerahkan pikiran dengan pengetahuan tentang Allah dan kebenaran-Nya (Ul 34:9; Mazm 143:10*), umumnya kesanggupan untuk mengerti (Kej 41:38-39*), khususnya dalam wawasan para nabi (1Sam 10:10*). Contoh penting adalah penulisan Perjanjian Lama: Roh mengilhami saksi-saksi yang dipilih dan disiapkan khusus supaya tulisan-tulisan mereka mengungkapkan firman Allah (2Pet 1:21*). Inilah juga pertanda pelayanan-Nya pada zaman Perjanjian Baru (Yoh 16:12*; 1Kor 2:9-13; 2Pet 3:15*).

    c. Janji

    Hubungan Roh Kudus dengan zaman mesianik berangkap dua. Pertama, Mesias yang akan datang akan diurapi oleh Roh Kudus (Yes 11:2; 42:1*; Yes 61:1-2; bnd. Luk 4:16-20*). Kedua, dalam zaman mesianik, Roh Tuhan akan dicurahkan dengan cara dan tingkat khusus (Yeh 36:27-28*; Yoel 2:28-29*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    22.2 Roh Kudus dan Kristus

    Hubungan Yesus dengan Roh Kudus menetapkan dasar teologis bagi pelayanan Roh Kudus, sehingga pemahaman hubungan itu mutlak perlu untuk mendapatkan pandangan tepat tentang pekerjaan-Nya. Kita dapat membedakan dua segi dalam hubungan itu.

    a. Kristus menerima Roh

    Penerimaan Roh Kudus oleh Kristus terlihat paling jelas pada saat baptisan-Nya ketika "turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasNya" (Luk 3:22*). Peran Roh Kudus dimulai pada waktu pembuahan dan kelahiran Yesus (Luk 1:25*) dan diteruskan selama pelayanan-Nya (Mat 4:1; 12:28*). Hal ini sama sekali tidak mengurangi keilahian Yesus, namun kita adalah manusia seperti Yesus juga manusia dan oleh karena itu kita dapat melihat ketergantungan Yesus kepada Roh Kudus sebagai contoh atau panutan bagi ketergantungan hidup kita juga kepada-Nya.

    b. Kristus mengaruniakan Roh

    Yohanes Pembaptis menubuatkan bahwa pelayanan Yesus akan meliputi pembaptisan "dengan Roh Kudus dan dengan api" (Mat 3:11*). Hal ini dihubungkan dengan puncak pelayanan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Kis 1:5, bnd. Kis 2:33*). Hubungan ini dinyatakan dalam Yohanes 7:39*, "Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (yang mengacu pada kemenangan-Nya dalam kematian, kebangkitan dan kenaikan, bnd. Yoh 13:31; 20:22*). Ini memberi kepada kita kunci pengertian akan pelayanan Roh Kudus menurut Perjanjian Baru, yakni: _hubungan erat antara pelayanan Roh Kudus dan pemuliaan Yesus_.

    Kita ingat bahwa Perjanjian Lama menghubungkan zaman baru yang akan datang dengan pemberian baru dan mulia dari Roh Kudus. Zaman baru kerajaan Allah dimulai dan ditetapkan oleh Yesus dalam kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya. Jadi pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah kedatangan kerajaan Allah ke dalam sejarah manusia yang dimulai oleh kemenangan Yesus. Inilah alasan Yesus untuk menyatakan bahwa jika Ia tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang (Yoh 16:7*). Memang Yesus tidak bermaksud bahwa kedua oknum ilahi tidak dapat hadir bersama-sama. Maksudnya ialah bahwa jika Ia tidak pergi kepada Bapa (Yoh 14:5,12*) dalam kematian, kebangkitan dan kenaikan, maka Roh Kudus tidak dapat turun kepada murid-murid, menjadi Penolong dan bersaksi kepada dunia melalui mereka. Dengan kata lain, _pencurahan Roh Kudus ke atas gereja dan dunia, yang pertama-tama diungkapkan pada Hari Pentakosta, bergantung sepenuhnya pada kemenangan Yesus_ (Yoh 7:39*).

    Hal ini dikuatkan oleh Lukas dengan cara yang sengaja memulai kisahnya tentang kelahiran dan permulaan gereja di bawah dampak pencurahan Roh Kudus (Kis 2:1*) dengan laporan tentang kenaikan Yesus (Kis 1:9-11*). Hal ini dibuatnya, meskipun dia telah menceritakan tentang kenaikan itu pada akhir kitab pertamanya yakni Kitab Injilnya (Luk 24:50*). "Apakah artinya ini?" tanya orang-orang yang berkumpul pada hari Pentakosta (Kis 2:12*). Dalam jawabannya, Petrus mengemukakan dua pokok. Pertama, pencurahan Roh Kudus adalah kedatangan zaman baru kerajaan: "Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi" (Kis 2:16-21*). Kedua, peristiwa itu adalah hasil pengagungan Yesus Kristus: "Yesus inilah... ditinggikan oleh tangan kanan Allah... dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar" (Kis 2:32; bnd. Kis 2:22-36*). Paulus juga berbicara tentang pemberian-pemberian Roh Kudus untuk pembangunan gereja dalam konteks kenaikan Kristus (Ef 4:8-10*). Pemberian-pemberian Roh Kudus merupakan buah kemenangan Kristus.

    Oleh karena itu, Roh Kudus _adalah Allah yang menerapkan hasil-hasil kemenangan Kristus yang dicapai melalui hidup, kematian dan pengagungan-Nya ke dalam hidup umat Allah._ Dalam hal ini, pelayanan Roh Kudus dapat diartikan sebagai semacam "tumpahan" dari takhta Allah dari berkat-berkat yang diperoleh Kristus demi orang berdosa.

    Pengertian demikian membawa dampak yang penting. Antara lain digarisbawahi tentang kebodohan setiap usaha memisahkan karya Roh Kudus dari karya Kristus. "Penyataan Roh" (1Kor 12:7*), yaitu karunia-karunia-Nya, harus dihubungkan dengan upaya yang melampaui segala upaya lain untuk memuliakan Allah dalam Yesus Kristus (bnd. 1Kor 12:3-6*). Kalau tidak, maka karunia-karunia itu sama sekali tidak sesuai dengan Alkitab yang diilhami Roh Kudus, dan dapat merusak atau melawan tugas Kristen agung untuk memuliakan Allah dengan membawa Injil dan membangun umat-Nya. "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah pujian dan hormat dan kemuliaan" adalah seruan otentik dari orang-orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus (Wahy 1:10; 5:13*).

    Pada pihak lain, bila kita mengakui hubungan yang tak terputuskan antara pelayanan Roh Kudus dan pengagungan Yesus, maka kita akan dilepaskan dari ketakutan mengenai pelayanan Roh Kudus itu. Roh itu bukan hantu, suatu kuasa yang mengerikan atau sewenang-wenang. Ia adalah "Roh Yesus" (Kis 16:7*) yang datang untuk membawa Kristus kepada umat Kristen. Rasa takut akan pelayanan otentik Roh Kudus dapat ditenteramkan sebagaimana ketakutan para murid yang ditenteramkan ketika mereka melihat Yesus berjalan di atas laut dan berseru karena mengira Ia hantu. Yesus berkata "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Mat 14:26-27*). Ini juga yang memberikan patokan untuk menguji tiap pernyataan mengenai pelayanan Roh Kudus: jika tidak dapat diselaraskan dengan Yesus yang ditemukan dalam kitab-kitab Injil, yang berbelas kasihan dan iba hati dan sehat pikiran-Nya, maka pernyataan tersebut dapat ditolak. Roh itu Yesus, dalam pengertian bahwa Ia berusaha membawa Kristus kepada kita dan memampukan kita menerima lebih banyak lagi berkat-berkat Kristus dalam penebusan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Perjanjian Lama:
    Kejadian 1:2; 2:7; Keluaran 31:1-5; 35:31; Bilangan 11:17-18*;
    Hakim 13:25; 1Samuel 10:10; 1Tawarikh 28:12; Ayub 33:4*;
    Mazmur 104:30; Yesaya 11:2; 40:13; 42:1; 44:3-4; 61:1-2*;
    Yehezkiel 2:2; 36:27-28; Yoel 2:28-29; Mikha 3:8*.

    Roh dan Kristus:
    Matius 1:18,20; 3:11; 4:1; 12:28; Lukas 1:35; 3:16,22; 4:14,18*;
    Yohanes 3:34; 7:39; 14:5,17; 16:7; Kisah 1:5; 2:32-33; Efesus 4:7-16*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan unsur-unsur pokok dari karya Roh Kudus dalam Perjanjian Lama. Tunjukkan bagaimana unsur-unsur ini dikembangkan dalam Perjanjian Baru.

    2. "Anak sekaligus menjadi pembawa dan pembagi Roh Kudus". Apakah pernyataan ini mengungkapkan dengan tepat ajaran Perjanjian Baru?

    3. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hal bahwa Roh Kudus pada saat-saat tertentu melayani Yesus?

    4. Selidikilah ayat-ayat Alkitab mengenai hubungan antara karya Roh Kudus dan karya Anak. Apa dampaknya bagi pengalaman kita akan Roh Kudus akhir-akhir ini?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 22. Roh yang Dijanjikan [Indeks]

    Kepustakaan (22)

    Berkhof, H.
    1964 _The Doctrine of the Holy Spirit_ (John Knox).
    Green, M.
    1975 _I Believe in the Holy Spirit_ (Hodder).
    Kuyper, A.
    1966 _The Work of the Holy Spirit_ (Eerdmans).
    Morris, L.
    1960 _Spirit of the Living God_ (IVP).
    Smail, T. A.
    1975 _Reflected God_ (Hodder).



    Indeks Bab 23: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 23 Menjadi Orang Kristen ............................. 01248

    Ps 23.1 Anugerah Allah ............................... 01248

    Ps 23.2 Persatuan dengan Kristus melalui Roh Kudus ... 01249

    Sb 23.2.a Pemilihan ................................. 01250

    23.2.b Panggilan ................................. 01251

    23.2.c Kelahiran Kembali ......................... 01252

    23.2.d Pertobatan ................................ 01253

    23.2.e Iman ...................................... 01254

    23.2.f Pembenaran ................................ 01255

    23.2.g Pengangkatan .............................. 01256

    Bahan Alkitab .............................................. 01257

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01258

    Kepustakaan ................................................ 01259



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    23. MENJADI ORANG KRISTEN

    Kehidupan Kristen dibahas dalam bagian mengenai Roh Kudus ini, dan tidak di tempat lain yang mungkin, karena semua pengalaman Kristen yang sah adalah karya Roh Allah dalam dan melalui orang percaya. Namun uraian kami ini mencakup hubungan antara karya Roh Kudus dan karya Kristus di satu pihak (bnd. bagian D) dan antara pekerjaan Roh Kudus dan gereja di pihak lain (bnd. bagian F).

    23.1 Anugerah Allah

    Realitas tertinggi yang melandasi seluruh pengalaman Kristen tentang Roh Kudus adalah anugerah Allah yang berdaulat (Kel 34:6; Ef 1:7-8*). Anugerah**1** berarti sikap murah hati yang diperlihatkan secara bebas, khususnya dari atasan kepada bawahan. Anugerah Allah berarti keputusan-Nya terlepas dari segala paksaan dan sama sekali tidak terdorong oleh amal manusia, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya yang berdosa dan menyelamatkan mereka dari segala pengaruh dosa melalui Yesus Kristus (Kis 15:11; Ef 2:8; Tit 2:11*). _Kebebasan_ anugerah ini perlu digarisbawahi. Allah bertindak untuk menyelamatkan karena Ia memilih untuk berbuat demikian. Ia tidak harus menyelamatkan karena Ia Pencipta. Sama seperti dengan Israel, begitu pula dengan gereja: Allah tidak menyelamatkan umat-Nya karena sifatnya atau perbuatannya, baik pada masa dulu maupun pada masa mendatang (Ul 7:7-8*). Allah mengasihi dan menyelamatkan umat-Nya karena Ia mengasihi dan berkehendak untuk menyelamatkan mereka. Tidak ada penjelasan lain daripada itu.

    --------------------
    **1**.TB: "kasih karunia"; Ibr. kh-n; Yun. kharis; Lat. gratia.
    --------------------

    Anugerah Allah juga _berdaulat_ (Kis 18:27; Rom 11:5-6; 1Kor 15:10*). Yang bermaksud untuk menyelamatkan umat-Nya ialah Allah yang Mahakuasa, yang pasti akan merealisasikan tujuan-Nya. Tak ada kuasa, baik Iblis ataupun manusia, yang dapat menggagalkan maksud-Nya. Biarlah Tuhan tetap Tuhan! Berbagai segi pengalaman Kristen akan Roh Kudus akan dibahas di bawah dan semuanya hanya merupakan segi-segi yang dapat dibedakan dari realitas asasi itu, yaitu anugerah berdaulat dari Allah yang bekerja untuk menyelamatkan orang berdosa.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    23.2 Persatuan dengan Kristus melalui Roh Kudus

    Inti pengalaman Kristen tentang Roh Kudus adalah bahwa Ia membawa orang percaya ke dalam hubungan yang hidup dengan Yesus Kristus, sehingga mereka ikut menikmati penebusan dan berkat-berkat yang mengalir dari penebusan itu. Seluruh pengalaman Kristen difokuskan pada pemberian satu-satunya dari Allah ini melalui Roh Kudus, yaitu persatuan dengan Kristus.

    Dasar alkitabiah dari persatuan dengan Kristus terdapat dalam pandangan Perjanjian Baru mengenai iman. Iman adalah iman "kepada" atau "dalam" Kristus (Kis 16:30-31; Rom 3:22; Fili 3:9-10*). Kata-kata depan Yunani yang dipakai (_eis_, _en_, _epi_) mengandung gagasan percaya "dalam" atau "pada" Kristus. Sebab itu, iman mencakup hubungan penting dengan objeknya; menjadi orang Kristen yang percaya berarti dipersatukan dengan Kristus.

    Latar belakang gagasan "persatuan dengan Kristus melalui iman" adalah konsep Perjanjian Lama mengenai solidaritas antara Mesias dan umat mesianik. Seorang Mesias yang dipisahkan dari umat-Nya tidak masuk akal; Ia mewakili Allah kepada umat-Nya (Yes 11:9*) dan umat kepada Allah (Yer 30:21*). Karena itu, dua gambaran Mesias, yaitu Anak Manusia dan hamba Tuhan, kadang-kadang bersifat individu dan kadang-kadang bersifat kelompok (Ul 7:13, bnd. Ul 7:15* dst.; Yes 42:1, bnd. Yes 41:8-9*).

    Selanjutnya, dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan Dia dalam keseluruhan misi penebusan-Nya (bnd. Fili 2:5-11*). Orang Kristen mati dengan Kristus (Rom 6:1-11; Gal 2:20*), dibangkitkan dengan Kristus (Ef 2:5-6; Kol 3:1-2*), naik dengan Kristus untuk memerintah sekarang di surga (Rom 5:17; Ef 2:6*) dan akan mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus pada waktu mendatang (Fili 3:20-21*; 1Yoh 3:2*). Dengan demikian karya Roh Kudus yang melahirkan kembali orang percaya adalah perbuatan mempersatukannya dengan Kristus. Unsur-unsur utama dalam persatuan ini adalah pemilihan, panggilan, kelahiran kembali, pertobatan, iman, pembenaran dan pengangkatan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    a. Pemilihan

    Pemilihan adalah karya anugerah Allah yang memilih individu-individu serta kelompok-kelompok untuk suatu rencana atau tujuan sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam Perjanjian Lama pemilihan pertama-tama berhubungan dengan Abraham (Kej 11:31-12:7*), kemudian dengan keturunannya, bangsa Israel (Kel 3:6-10*). Hal ini juga terjadi sehubungan dengan Mesias (Yes 42:1-2; 53:10-11*) dan dalam Perjanjian Baru Yesus menjadi objek pemilihan khusus (Luk 9:35; 1Pet 2:4-5*).

    Gereja disebut "yang dipilih" (Mat 22:14; Mr 13:20; Luk 18:7*; 1Pet 2:9*). Hal ini telah menyebabkan ketidakpastian dan perdebatan, yang dapat diatasi dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu dari ajaran Alkitab.

    Pemilihan adalah kebenaran yang _dinyatakan_, disingkapkan dalam Alkitab. Oleh sebab itu, pemilihan harus diterima dari Allah dengan kerendahan hati dan dipercaya dengan teguh sama seperti kebenaran lain yang dinyatakan. Allah telah berbicara mengenai pemilihan dan hal itu jelas berarti ada manfaatnya bagi manusia dan kemuliaan bagi Allah kalau ajaran itu diterima dan dipercaya.

    Pemilihan adalah kebenaran _Kristen_ yang hanya dapat dinilai sesudah mengalami kelahiran kembali karena anugerah Allah. Ajaran ini bukanlah bagian Injil yang harus diberitakan kepada orang tak percaya. Lagi pula ajaran ini seharusnya tidak menghambat pekabaran Injil Kristen kepada semua orang (Mat 28:18-19; Kis 1:8*).

    Pemilihan adalah kebenaran yang berhubungan dengan _Tritunggal_, tidak hanya berhubungan dengan Allah Bapa. Yesus Kristus memilih murid-murid-Nya (Yoh 15:16*) dan pelayanan Roh Kudus juga disebutkan dalam konteks pemilihan (1Pet 1:2*).

    Pemilihan adalah kebenaran _kristologis_. Menurut Perjanjian Baru, rencana Allah yang kekal berpusat pada pribadi dan karya Yesus Kristus. Alkitab tidak menyajikan pemilihan sebagai keputusan sewenang-wenang oleh Bapa, diambil dalam kekekalan dan terisolasi total dari pelayanan dan kehendak Anak. Ada hubungan dan identitas yang tak terpisah-pisahkan antara Bapa dengan Anak. Orang "dipilih di dalam Kristus" (Ef 1:4*); mereka yang terpilih diselamatkan hanya melalui pekerjaan pendamaian Kristus (Rom 8:29-30; Ef 1:7-8*). Semua berkat untuk orang terpilih datang melalui Kristus (Ef 1:3*), artinya melalui persatuan dengan Dia. Setiap usaha yang memisahkan secara mutlak sang Bapa dari Anak dan Roh Kudus dalam hal pemilihan, atau memindahkan pusat perhatian dalam ajaran Kristen tentang penyelamatan dari pribadi dan karya Kristus kepada sesuatu yang lain, adalah usaha yang tidak bersifat alkitabiah dan karena itu merusak.

    Pemilihan adalah kebenaran yang _tidak berdiri sendiri_. Pemilihan harus dipegang bersama-sama dengan penegasan Alkitab yang jelas mengenai tanggung jawab manusia untuk mendengarkan panggilan Allah dalam Injil (Mat 23:37; Ibr 12:25*). Menekankan hanya satu dari kedua alur Alkitab ini dan mengabaikan yang lain adalah sama dengan mencerai-beraikan apa yang dipersatukan oleh Allah.

    Pemilihan adalah kebenaran _ilahi_. Hubungan kebebasan manusia dengan pilihan ilahi itu tidak pernah dapat dipahami oleh akal budi manusia. Keduanya diajarkan oleh Alkitab dan kedua-duanya harus dipercayai. Janganlah orang Kristen berhenti mempercayai kedua kebenaran ini, atau meragukan keabsahan atau asal ilahinya. Jika kita mengaku bahwa setiap usaha menggambarkan Allah sendiri tidak mungkin lepas dari misteri, maka kita tidak perlu merasa heran atau menolak misteri mengenai hal bagaimana Allah yang transenden berhubungan dengan kita manusia.

    Pemilihan adalah kebenaran _praktis_. Sama seperti semua kebenaran yang diajarkan dalam Alkitab, ajaran tentang pemilihan diberikan untuk kebaikan dan pertumbuhan umat Allah. Selalu akan ada bahaya dalam membahas ajaran tentang pemilihan kalau konteks praktisnya dalam Alkitab tidak diperhatikan. Konteks itu dapat dijelaskan dengan tiga kata, yang akan kita bahas satu demi satu.

    1. Pembicaraan tentang pemilihan terlalu sering mengabaikan hal bahwa pembahasan terlengkap Paulus tentang pemilihan adalah _doksologi_ (tulisan tentang pengagungan Allah). Efesus 1:1-14* adalah luapan pujian yang tak terputus-putus. Paulus tidak berdiri di samping meja tulisnya lalu berargumentasi dengan cara dialektika; ia bertelut dan menyembah, hanyut dalam kekaguman. Kalau orang mau jujur, harus diakui bahwa salah satu keberatan terhadap ajaran pemilihan adalah bahwa dasar keselamatan diambil dari tangan manusia, karena pemilihan menyaran kan bahwa tanggapan manusia kepada Allah dimungkinkan hanya karena anugerah-Nya. Keselamatan adalah karunia belaka. Bila orang mengerti ini, ia dibebaskan untuk memuja dan memuji Allah.

    2. Dalam Roma 8:1-39*, Paulus menunjukkan dampak lain, yaitu _keamanan_ sepenuhnya yang diberikan ajaran pemilihan kepada anak-anak Allah untuk menghadapi setiap ancaman, baik moral (Rom 8:33*), fisik (Rom 8:35), maupun spiritual (Rom 8:38; bnd. Yoh 10:8*).

    3. Kata ketiga adalah _kekudusan_. Pemilihan Israel meliputi pelayanan berat yang banyak tuntutannya (Im 18:4-5; 19:2-3; 20:22-23; Yeh 20:5-7*). Pemilihan Allah tidak boleh dianggap alasan untuk kelalaian moral yang memaafkan diri ("Apa pengaruhnya? Pada akhirnya aku juga diselamatkan"). Paulus dengan ngeri menolak kemungkinan bahwa anugerah akan mengizinkan dosa. Malah tujuan pemilihan ialah bahwa orang menjadi "kudus dan tak bercacat di hadapanNya" (Ef 1:4*). Bukti sejarah dari bangsa-bangsa seperti Belanda dan Skotlandia, di mana kepercayaan akan pemilihan ilahi merupakan faktor penting dalam pembentukan watak nasional, menghancur gagasan bahwa ajaran tentang pemilihan menggerogoti motivasi moral. Bahkan kenyataan adalah sebaliknya.

    Masalah-masalah yang terkait

    Ada satu cara untuk meredakan ketegangan antara pemilihan ilahi berdaulat dan kebebasan manusia, yakni pandangan bahwa pemilihan itu tidak lain dari _pra-pengetahuan_. Allah yang maha-tahu melihat bagaimana manusia akan bereaksi terhadap Injil, lalu "memilih" mereka yang diketahui-Nya akan memberi tanggapan bebas. Walaupun mengacu kepada Roma 8:29*, pandangan ini sebenarnya meniadakan arti pemilihan, karena pemilihan tidak lagi dianggap tindakan Allah yang berdaulat. Pandangan ini juga kandas pada kata "pengetahuan". Dalam Alkitab pengetahuan, khususnya dalam hubungannya dengan Allah, mengandung arti lebih daripada kesadaran intelektual; di balik Roma 8:29* terdapat kata Ibrani _yada_, yang berarti "mengetahui" dengan pengertian mengadakan hubungan dengan orang lain (Kej 4:1; Am 3:2*). Pra-pengetahuan Allah tidak pasif, dan istilah itu lebih merupakan sinonim untuk pemilihan-Nya yang aktif daripada penjelasan tentang hal itu.

    Istilah _penolakan_ mengacu pada pandangan bahwa Allah bukan hanya memilih orang tertentu untuk diselamatkan, tetapi juga memilih orang tertentu untuk dikutuk. Memang secara logis pemilihan sejumlah orang berarti ada orang lain yang ditolak, tetapi Alkitab secara jelas enggan untuk menyeimbangkan kedua gagasan ini. Perikop yang paling sering dikutip untuk menopang ajaran tentang penolakan (Rom 9:14-24*) perlu dibaca dalam konteksnya, yang menunjuk pada kasus khusus Israel, bukan kepada manusia pada umumnya. 1Petrus 2:8 dan Yudas 1:4* merupakan keterangan yang lebih jelas mengenai penolakan, tetapi ayat-ayat ini juga menyebut tanggung jawab manusia ("mereka tidak taat", 1Pet 2:8*; "Mereka adalah orang-orang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus", Yud 1:4*). Bahkan dalam hal keputusan manusia untuk menolak Dia, Allah tetap adalah Tuhan. Namun Alkitab selalu enggan untuk menguraikan ajaran tentang pemilihan sampai pada kesimpulan logisnya sebagai ajaran mengenai penolakan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    b. Panggilan

    Unsur kedua persatuan dengan Kristus adalah panggilan. Yang dimaksud adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus yang memanggil orang untuk menerima rahmat-Nya dalam Yesus Kristus. Gagasan Allah "yang memanggil" sering ditemukan dalam Alkitab (Kej 3:9; Kel 3:4; 1Sam 3:4*; Yes 43:1; Yer 7:13; Yoh 10:3*). Allah khususnya memanggil melalui pemberitaan Injil, apakah itu dalam bentuk "khotbah" formal atau melalui cara-cara lain (Ef 1:11-13; 2Tes 2:13-14*). Anugerah Allah yang berdaulat tidak bekerja menurut cara sewenang-wenang sebagai suatu kekuatan, tetapi selalu secara pribadi penuh tujuan. Ia menyapa makhluk-makhluk-Nya secara pribadi dan dengan murah hati dan sabar memanggil mereka untuk berpaling kepada-Nya dan menaruh percaya kepada belas kasihan-Nya dalam Yesus Kristus.

    Tidak semua orang yang mendengar panggilan Allah melalui Injil memberi tanggapan yang diharapkan dan hal ini adalah misteri ketidak-percayaan manusia. Dengan demikian kita dapat membedakan antara panggilan Allah secara umum, yaitu bila Ia memanggil orang yang mendengar Injil untuk datang kepada-Nya (Mat 9:13*), dan panggilan Allah yang efektif, yang mengakibatkan tanggapan berupa pertobatan dan iman dalam Kristus (Rom 1:6; 8:28-30; 1Pet 1:15*). Perbedaan ini nyata dalam ajaran Yesus (Mat 22:14*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    c. Kelahiran kembali

    Perjanjian Lama mengacu pada pekerjaan Roh Kudus pada masa yang akan datang ketika Ia akan tinggal "di dalam" umat Allah dan membawa kehidupan baru, sehingga mereka dapat memenuhi kehendak Allah (Yeh 36:25-26; bnd. Yer 31:33*). Dalam Perjanjian Baru, Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang kelahiran kembali oleh Roh Kudus sebagai satu-satunya jalan masuk kerajaan Allah (Yoh 3:1-8*). Istilah-istilah Alkitab lainnya mirip: "lahir dari Allah" (1Yoh 2:29; 3:9; 4:7; 5:4,18*; Yoh 1:13), "dilahirkan kembali... oleh firman Allah" (1Pet 1:23*; bnd. Yak 1:18), "ciptaan baru" (2Kor 5:17; Gal 6:15*), "buatan Allah" (Ef 2:10; 4:24*).

    Kelahiran kembali menandakan saat dan cara kita memasuki persatuan dengan Kristus, suatu perubahan serentak dari kematian spiritual menuju kehidupan spiritual, suatu kebangkitan spiritual (Ef 2:1-5*), peristiwa yang terjadi sekali untuk selama-lamanya pada permulaan kehidupan Kristen, sejajar dengan kelahiran fisik. Kelahiran kembali berbeda dengan pertobatan, yang erat hubungannya, dalam hal menitikberatkan perbuatan Allah yang memberi hidup baru. Pertobatan berarti tindakan manusia berbalik dari dosa kepada kebenaran yang menyertai kelahiran kembali. Melalui kelahiran kembali, orang percaya menerima watak rohani baru yang akan terungkap dalam perhatian dan minat-minat baru. Orang yang telah mengalami kelahiran baru terutama mempedulikan "hal-hal yang dari Allah" seperti firman-Nya, umat-Nya, pelayanan-Nya, kemuliaan-Nya dan -- di atas semua itu -- Tuhan Allah sendiri. Mereka juga menerima kuasa baru untuk menolak dosa dan menaati serta melayani Tuhan.

    Belum tentu kelahiran kembali disertai emosi-emosi tertentu. Kesadaran orang akan perubahan dalam pandangan hidup, keinginan, dan sikapnya mungkin timbul secara berangsur-angsur. Seorang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen dan diajarkan tentang Injil sejak kecil, mungkin tertarik kepada Kristus dan mencapai kedewasaan dengan keyakinan jelas mengenai Kristus tanpa mengalami krisis tertentu sebagai saat tepat ketika ia dilahirkan kembali. Tidak perlu setiap orang menunjukkan waktu dan tempat tertentu sebagai saat kelahirannya kembali. Banyak orang dapat menyatakannya dan memberi "kesaksian" tentang cara mereka bertobat dan mengalami kelahiran kembali, tetapi tidak harus demikian. Bahkan ada orang yang pernah mengalami krisis emosi dan rohani, yang mungkin disebut atau dianggap "pertobatan", yang selanjutnya tidak memberi bukti bahwa ia dilahirkan kembali. Mengenai soal waktu ini, Spurgeon berkata bahwa ketidaktahuan orang akan waktu tepat kelahirannya tidak membuktikan bahwa ia tidak hidup! Bukti bahwa kelahiran kembali oleh Roh Kudus telah terjadi ialah keinsafan orang itu sendiri bahwa Kristus sesungguhnya adalah Tuhan dan Juruselamatnya, serta bukti-bukti kehidupan Roh Kudus di dalam dan melalui dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    d. Pertobatan

    Pertobatan atau penyesalan, dengan arti harfiah "mengubah pikiran", dalam konteks Alkitab mengacu pada perubahan pikiran mengenai dosa dan kejahatan. Dalam Alkitab, hal ini dilihat sebagai unsur dasar dari respons manusia kepada Allah dan biasanya dikaitkan dengan iman: orang berbalik _dari _dosa _kepada _Kristus (Mr 1:15; Kis 2:38; 20:12*).

    Panggilan Allah untuk bertobat adalah peringatan bahwa Injil dan kehidupan baru yang muncul sebagai respons terhadapnya pada dasarnya bersifat moral. Injil pada hakikatnya meliputi dosa manusia dan cara Allah menanganinya. Pertobatan adalah unsur dalam semua respons yang sungguh-sungguh terhadap Injil. Sebaliknya, tidak adanya perubahan sikap terhadap dosa merupakan bukti bahwa seseorang tidak benar-benar dilahirkan kembali (1Yoh 3:9*).

    Seperti iman juga, pertobatan tidak terbatas pada permulaan pengalaman Kristen. Orang Kristen terpanggil pada pertobatan yang berlangsung sepanjang hidup, tindakan yang berulang terus-menerus, yaitu berpaling dari dosa setiap kali ia menjadi sadar sudah berbuat dosa. Sikap pertobatan atau perasaan hancur di hadapan Allah, kematian setiap hari terhadap diri sendiri dan dosa, merupakan tanda keakraban dengan Allah dan kedewasaan sejati.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    e. Iman

    Iman mendasari semua pengalaman Kristen sejati. Tanpa iman "tidak mungkin orang berkenan kepada Allah" (Ibr 11:6*). Iman berarti "kepercayaan akan kebenaran Yesus Kristus yang disalibkan dan telah bangkit". Iman itu meliputi tanggung jawab pribadi yang aktif kepada Allah dalam Kristus dan bukan hanya kesadaran akan realitas Allah. Dalam pengertian terakhir ini, Iblis dan setan-setan juga "percaya" (Yak 2:19*). Iblis bukan ateis, bukan pula agnostis, ia sadar sesadar-sadarnya akan realitas Allah dan penebusan-Nya dalam Kristus. Akan tetapi ia tidak mempunyai komitmen kepada Allah; ia tidak mempunyai iman.

    Iman itu percaya kepada _kebenaran_. Iman bertumpu pada realitas yang objektif. Iman adalah tanggapan yang cocok dengan kebenaran pernyataan Allah dalam Kristus dan Injil. Seperti pernah dikatakan Luther ketika membenarkan perdebatannya untuk membela Injil, "tak ada kekristenan jika tidak ada penegasan". Oleh sebab itu, mengubah atau mengurangi isi Injil demi keperluan komunikasi efektif kepada manusia modern adalah usaha yang berbahaya, yang pada akhirnya akan merusak dirinya, karena melemahkan iman atau bahkan membuatnya tidak mungkin dengan menghilangkan tumpuannya.

    Iman percaya akan kebenaran bahwa _Yesus Kristus tersalib dan bangkit_. Dasar iman adalah Kristus "yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita" (Rom 4:25*; bnd. Yoh 1:12; 3:16; Kis 16:30-31; Rom 10:9*). Iman kepada Kristus berarti komitmen kepada Dia yang mati dan bangkit bagi kita. Artinya dipersatukan dengan Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    f. Pembenaran

    Pembenaran adalah karya anugerah Allah yang memperhitungkan orang berdosa sebagai orang benar di hadapan Allah karena persatuan imannya dengan Kristus yang mematuhi Allah dan mati karena dosa (lihat juga di atas: ps 18.2.b). Penting sekali untuk menyadari bahwa pembenaran berkenaan dengan status orang berdosa sebagai yang benar, dan bukan dengan kebenaran atau keadilan orang itu sendiri. Hal inilah yang menjadi landasan damai, jaminan dan sukacita orang Kristen. Sekalipun orang berdosa, namun dia diterima Allah, bukan atas dasar usaha menaati Allah melainkan karena Dia telah memperhitungkan kebenaran Kristus yang sempurna kepada kita.

    Apakah ini berarti bahwa cara hidup orang yang sudah dibenarkan itu tidak relevan? Ini telah lama dibahas, dan Perjanjian Baru seolah-olah berbicara dengan dua suara:


    Tetapi apa yang kelihatan sebagai kontradiksi antara Yakobus dan Paulus akan hilang bila kita memperhatikan cara mereka menggunakan istilah yang berbeda-beda serta kesalahan yang mereka bicarakan.

    Menurut Yakobus, iman berarti penerimaan monoteisme secara intelektual (Yak 2:14*). Iman ini dimiliki setan-setan dan di atas telah dibedakan dengan iman dalam arti penuh menurut Perjanjian Baru, yakni kepercayaan pribadi kepada Kristus. Bagi Yakobus perbuatan berarti "menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: `kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"` (Yak 2:8*). Sedangkan Paulus menggunakan istilah yang sama ("perbuatan") dengan arti perbuatan menurut hukum Taurat yang dilakukan khusus untuk mendapatkan keselamatan terlepas dari Kristus. Dengan demikian Roma 3:28* mempertentangkan iman yang hidup dan perbuatan untuk membenarkan diri, sedangkan Yakobus 2:24* mempertentangkan iman yang nominal dan perbuatan spontan yang menghormati Allah. Kebenaran bagi Yakobus ber arti watak moral seseorang, sedangkan bagi Paulus biasanya istilah itu dipakai dalam konteks pembenaran dengan arti suatu kebenaran yang diberikan atau diperhitungkan. Kalau Paulus berpikir tentang peng hakiman pada masa depan, ia juga memasukkan soal perilaku (Rom 2:6; 2Kor 5:10*). Seperti Yakobus, ia juga memperhatikan "iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6*) dan sangat merasa jijik terhadap kelalaian moral di antara orang yang dibenarkan (Rom 6:1-2*).

    Paulus bergumul dengan keyakinan Yahudi tentang perbuatan baik yang layak diberi imbalan sebagai dasar keselamatan; melawan pandangan ini ia menyatakan bahwa keselamatan oleh anugerah hanya dicapai melalui iman. Yakobus menghadapi masalah lain, yaitu ortodoksi beku, yang "percaya" tetapi tidak melihat konsekuensi moral di dalamnya. Ia ingin membangunkan pembacanya dengan peringatan bahwa iman yang tidak mengubah kehidupan sehari-hari adalah iman palsu yang mati. Jadi bagi Yakobus maupun Paulus, iman dan perbuatan kedua-duanya hal yang mutlak perlu dalam respons yang sungguh-sungguh kepada Allah. Perbuatan-perbuatan baik ada tempatnya, bukan sebagai dasar pembenaran tetapi sebagai hasilnya yang tak terelakkan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    g. Pengangkatan

    Pengangkatan atau adopsi berarti orang percaya diterima sebagai anak Allah melalui Kristus dan dalam persatuan dengan Dia. Praktek mengadopsi secara legal dilakukan di mana-mana pada zaman purba. Contoh-contohnya dapat dilihat dalam Perjanjian Lama (Kej 2:10; 1Raj 11:20*; Est 2:7*) dan gagasan ini juga terdapat dalam gambaran Israel sebagai anak Allah (Kel 4:22; Hos 11:1*). Pada abad pertama di bawah undang-undang Roma, orang dewasa yang menginginkan ahli waris boleh mengadopsi laki-laki remaja atau lebih tua. Kebiasaan ini dengan mudah dialihkan pada hubungan baru orang Kristen dengan Allah. Paulus khususnya menggunakan gagasan ini (Rom 8:14-17; Gal 4:1-7; Ef 1:5*; bnd. 1Yoh 3:1*).

    Kalau orang ingat kembali tentang keadaannya yang berdosa, maka gagasan pengangkatan sebagai anak Allah memberi kesan kuat sekali tentang besarnya belas kasihan Allah. Pengampunan semua dosa memang ajaib, bahkan merupakan mujizat di atas segala mujizat bila pemberontak yang diampuni itu menjadi anak Allah dan ditempatkan dalam keakraban lingkungan keluarga-Nya!

    Pengangkatan berarti bahwa kehidupan Kristen terutama adalah kehidupan dengan Allah sebagai Bapa (Rom 8:15; Gal 4:6*). Kedua ayat itu berbicara mengenai Allah sebagai _Abba_, sepatah kata khas yang dipakai Yesus dalam doa-Nya yang berarti "Ayah sayang".

    Kedua, pengangkatan berarti hidup dengan orang lain dalam keluarga. Orang-orang seiman menjadi saudara-saudari dalam keluarga Allah. Mungkin inilah keterangan yang paling dalam maknanya yang dapat dipakai tentang persekutuan Kristen: orang-orang Kristen terhisab dalam keluarga besar Allah yang diambil dari semua bangsa dan semua generasi.

    Ketiga, pengangkatan berarti hidup dengan Kristus sebagai kakak (Rom 8:14,29; Ibr 2:10-11*). Pada zaman Roma, anak laki-laki yang diadopsi diberikan status hukum penuh di samping anak laki-laki keturunan keluarga. Ia bahkan dapat diangkat oleh si ayah sebagai ahli waris sah melampaui hak anak-anak keturunannya sendiri. Alangkah besar rahmat ilahi yang memberikan manusia status penuh dalam keluarga Allah di samping Anak yang sah, Tuhan Yesus Kristus.

    Akhirnya, pengangkatan mengungkapkan kepastian harapan (Rom 8:14*; Gal 4:6*). Orang percaya adalah pewaris Allah, pewaris bersama dengan Kristus. Dalam anugerah-Nya yang cuma-cuma, sang Bapa memberinya hak untuk menerima bagian dalam kemuliaan Kristus yang akan datang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Anugerah Allah:
    Kejadian 6:8; 12:1 dst.; Kejadian 15:1-5; Keluaran 34:6*;
    Bilangan 7:7-8; Nehemia 9:31; Mazmur 145:8*;
    Yohanes 1:14-17; Kisah 15:11; 18:27; Roma 3:24; 5:15-21; 11:5-6*;
    2Korintus 8:9; Efesus 1:7-8; 2:8; Titus 2:11*.

    Persatuan dengan Kristus:
    Daniel 7:13-18*;
    Yohanes 15:1-16; Roma 5:12-6:14; Galatia 2:20*;
    Efesus 2:5-10; Kolose 3:1-4; 2Timotius 2:11-13*.

    Pemilihan:
    Kejadian 11:31-12:7; 1Tawarikh 16:13; Yesaya 42:1*;
    Matius 3:17; 22:14; 24:22,24,31; Lukas 9:35; 18:7; Yohanes 15:16,19*;
    Kisah 2:23; 4:28; 9:15; 13:48; Roma 8:29-30,33; 9:11; 11:5,7,28*;
    1Korintus 1:27-28; Efesus 1:5,11; Kolose 3:12; 2Timotius 2:9-10*;
    Titus 1:1; Yakobus 2:5; 1Petrus 1:2; 2:4,6,9; 2Petrus 1:10; Wahy 17:14*.

    Panggilan:
    Kejadian 3:9; Keluaran 3:4; 1Samuel 3:4; Yesaya 49:1; Yoel 2:32*;
    Matius 9:13; Markus 1:20; Yohanes 10:3; Kisah 2:39*;
    Roma 1:6-7; 4:17; 8:29-30; 9:11,24-25; 1Korintus 1:2,24,26*;
    Gal 1:15; 1Tes 2:12; 2Tes 1:11; 2:13-14; 2Tim 1:9; Ibr 3:1*;
    1Petrus 1:15; 2Petrus 1:10*.

    Kelahiran kembali:
    Yeremia 31:33; Yehezkiel 36:25-26; 37:1-14*;
    Yohanes 1:12-13; 3:1-8; Roma 8:9; 1Korintus 12:13; 2Korintus 5:17*;
    Galatia 6:15; Titus 3:5; Yakobus 1:18; 1Petrus 1:23; 1Yohanes 5:4,18*.

    Pertobatan:
    Ayub 42:6; Yehezkiel 14:6; 18:30; Yoel 2:12* dst.;
    Matius 3:2; 11:20-21; 12:41; Markus 1:15; 6:12; Lukas 15:17-19*;
    Kisah 2:38; 3:19; 8:22; 17:30; 26:20; 2Korintus 7:10; Wahyu 2:5; 16:9*.

    Iman:
    Kejadian 15:6; Keluaran 14:31; 2Tawarikh 20:20; Mazmur 116:10*;
    Amsal 3:5-6; Yesaya 7:9; Habakuk 2:4*;
    Matius 8:13; 9:22; 21:21-22; Markus 9:23-24; Lukas 8:48,50; 22:32*;
    Yohanes 1:12; 3:15-18,36; 11:25-26; 14:1; Kis 3:16; 8:37; 10:43; 15:9*;
    Kisah 16:31; Roma 1:16-17; 5:1; 10:9-10; 1Korintus 1:21; 15:14*;
    Galatia 2:20-21; 3:22-29; Efesus 1:13; 2:8; 3:17; Filipi 3:9*;
    Kolose 2:12; 2Tesalonika 2:13; 2Timotius 4:7; Ibrani 10:39-11:39*;
    1Yohanes 5:1-4,10; Yudas 1:3*.

    Pembenaran:
    Ayub 25:4; Mazmur 143:2; Habakuk 2:4*;
    Lukas 18:14; Kisah 13:39; Roma 3:21-4:25; 8:30,33; 1Korintus 6:11*;
    Galatia 2:15-3:29; 1Timotius 3:16; Yakobus 2:14-26*.

    Pengangkatan:
    Keluaran 4:31; Yesaya 1:2; Yeremia 3:19; Hosea 11:1*;
    Matius 5:9; Lukas 6:35; 20:36; Yohanes 1:12; Roma 8:14-17,21; 9:4,8*;
    Galatia 3:26; 4:1-7; 5:6; Efesus 1:5; 5:1; Ibrani 2:10-14*;
    1Yohanes 3:1-2,10*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Apa yang dimaksud Alkitab dengan "anugerah"? Bahaslah pandangan bahwa istilah ini adalah kata yang paling penting dalam kosa kata Kristen.

    2. Menurut pengertian Anda, apa yang dimaksud dengan "persatuan dengan Kristus"? Selidikilah dampaknya bagi

      1. penyelamatan Kristen,
      2. pelayanan Kristen,
      3. persekutuan Kristen, dan
      4. pemuridan Kristen.
    3. Apa yang dimaksud dengan pemilihan oleh Allah? Bagaimana pemilihan Israel dapat menjelaskan hal ini? Bagaimana penilaian Anda secara alkitabiah mengenai pra-pengetahuan sebagai dasar pilihan dan mengenai penolakan.

      Apa dampak-dampak pemilihan terhadap

      1. kepastian orang Kristen akan keselamatannya,
      2. ibadah Kristen, dan
      3. pengharapan Kristen tentang masa depan?
    4. Apa perbedaan antara panggilan Allah yang umum dan yang efektif?

    5. Apa artinya kelahiran kembali? Apakah itu harus dialami secara sadar? Apa dampaknya bagi pengertian mengenai pekerjaan Roh Kudus umumnya dan khususnya untuk penginjilan?

    6. Apa peranan iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan pembenaran dan dengan Injil Kristen?

    7. Apa yang dimaksudkan dengan pengangkatan? Apa dampak dampaknya bagi

      1. ucapan syukur orang Kristen,
      2. citra diri orang Kristen,
      3. persekutuan Kristen, dan
      4. harapan orang Kristen sesudah kematian?
    8. Jelaskanlah dengan sederhana tetapi lengkap apa yang dimaksudkan dengan "percaya kepada Kristus". Apa arti pertobatan dan di mana tempatnya

      1. dalam Injil dan
      2. bagi kehidupan Kristen (bnd. Wahy 2:5,16; 3:3,19*)?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 23. Menjadi Orang Kristen [Indeks]

    Kepustakaan (23)

    Artikel "Grace", "Election", "Regeneration", "Calling",
    "Repentance", "Faith", "Justification", "Adoption" dalam _IBD_.
    Berkouwer, G. C.
    1954 _Faith and Justification_ (Eerdmans).
    1960 _Divine Election_ (Eerdmans).
    Burkhardt, H.
    1980 _The Biblical Doctrine of Regeneration_ (Paternoster).
    Calvin, J.
    _Institutes of the Christian Religion_ 3.
    Cotterell, P.
    1980 _What the Bible says about Personal Salvation_ (Kingsway).
    Ferguson, S. B.
    1981 _The Christian Life_ (Hodder).
    Kuyper, A.
    1966 _The Work of the Holy Spirit_ (Eerdmans).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1974 _Romans 8:5-17 -- The Sons of God_ (Banner of Truth).
    Luther, M.
    1953 _Commentary on Galatians_ (James Clarke).
    Machen, J. G.
    1925 _What is Faith?_ (Eerdmans).
    Murray, J.
    1961 _Redemption Accomplished and Applied_ (Banner of Truth).



    Indeks Bab 24: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 24 Pertumbuhan Kristen ............................... 01261

    Ps 24.1 Kepastian .................................... 01261

    Ps 24.2 Pengudusan ................................... 01262

    Sb 24.2.a Arti Pengudusan ........................... 01262

    24.2.b Inti Pengudusan: Persatuan Dengan Kristus . 01263

    24.2.c Perspektif Masa Depan ..................... 01264

    24.2.d Beberapa Pertanyaan mengenai Pengudusan ... 01265

    24.2.e Peristilahan Pengudusan ................... 01266

    Ps 24.3 Ketekunan .................................... 01267

    Ps 24.4 Cara dan Tujuan .............................. 01268

    Sb 24.4.a Roh Kudus dan Firman Allah ................ 01268

    24.4.b Roh Kudus dan Akhir Zaman ................. 01268

    Bahan Alkitab .............................................. 01269

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01270

    Kepustakaan ................................................ 01271



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    24. PERTUMBUHAN KRISTEN

    24.1 Kepastian

    Aspek lain dari pekerjaan Roh Allah mencakup keyakinan spiritual umat Allah, yaitu kepastian berdasarkan iman: "demikianlah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang Ia karuniakan kepada kita" (1Yoh 3:24*). Paulus mengacu pada Roh Kudus sebagai "meterai" (2Kor 1:22; Ef 1:13; 4:30*), suatu kata yang dalam abad pertama dipakai untuk alat menjamin keamanan seperti alat pengunci (Mat 27:66*; Wahy 20:3*) dan juga sebagai tanda pemilikan. Gagasan-gagasan ini diungkapkan ketika Roh Kudus datang ke atas Yesus pada saat pembaptisan-Nya dan Bapa menegaskan bahwa Yesus adalah Anak-Nya sendiri (Mat 3:16*). Ada ayat-ayat mengenai kesaksian Roh Kudus dalam pengalaman orang percaya (Rom 8:16; Gal 4:6; 1Yoh 3:24; 4:13; 5:10*).

    Secara subjektif, pengalaman kepastian terdiri dari damai batin seorang mengenai kedudukannya di hadapan Allah, suatu keyakinan teguh bahwa jasa-jasa Kristus menebus dosanya dan bahwa ia telah masuk ke dalam terang, kemerdekaan dan kedudukan anak Allah karena Kristus. Keyakinan yang subjektif ini ada titik penghubung objektifnya, yaitu "kesaksian batin Roh Kudus" (bnd. di atas: ps 3.2.e), yang merupakan keyakinan mengenai kebenaran dan keilahian Alkitab yang berpusat pada Injil Kristus. Dalam praktek, ada variasi dalam masing-masing keyakinan ini, bahkan dalam hubungan yang satu dengan yang lain. Orang dapat yakin akan kebenaran dan keabsahan firman Allah serta Injil yang terkandung di dalamnya sambil meragukan apakah ia sendiri memperoleh berkat-berkatnya: sebaliknya, orang dapat merasa pasti akan kedudukannya dalam Kristus sambil mempertanyakan firman Allah dalam hal-hal tertentu. Tentu saja kedua keadaan itu bukanlah yang dimaksud Allah bagi anak-anak-Nya. Kepastian sejati meyakinkan pada kedua tingkat, baik yang objektif maupun yang subjektif.

    Apa yang harus kita lakukan kalau kita dilanda keraguan mengenai posisi kita dalam Kristus? Pertama, kita harus sadar bahwa keraguan tidak berarti bahwa kita tidak dilahirkan kembali, karena keraguan dapat berasal dari Iblis "pendakwa saudara-saudara kita" (Wahy 12:10*). Orang percaya berseru "Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (Mr 9:24*).

    Kedua, kita harus membaca firman Tuhan dan mendengar firman itu dijelaskan. Pada mulanya Roh Kudus menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mengaruniakan kepastian kepada kita dan itu tetap merupakan cara-Nya. Dalil Calvin masuk akal: "Untuk mendapat kepastian tentang keselamatan, kita harus mulai dengan firman Allah."

    Ketiga, kita harus mencari bukti dari karya Allah dalam hidup kita. Ini mungkin sulit karena hanya Allah yang dapat menilai sesungguhnya (1Kor 4:3*), tetapi Surat I Yohanes mendaftarkan tanda-tanda anugerah yang dapat dikenal. Salah satu di antaranya adalah sikap terhadap dosa: orang yang sungguh-sungguh menjadi anak Allah, sekalipun dia jatuh ke dalam dosa, namun tidak dapat bersikap tidak menghiraukan sambil berbuat dosa terus (1Yoh 3:9*). Oleh sebab itu, keinginan untuk sungguh-sungguh bebas dari dosa adalah tanda anugerah Allah dalam kehidupan kita. Tanda lain ialah sikap mengasihi orang Kristen lainnya. "Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita" (1Yoh 3:14*). Bukti ketiga adalah pendekatan kepada kebenaran Allah. "Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah" (1Yoh 5:1*). Bila seorang sungguh-sungguh mengadakan komitmen pada kebenaran bahwa Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, itulah juga tanda bahwa orang itu dilahirkan kembali.

    Keempat, kita harus memperhatikan bahwa sakramen-sakramen Injil dapat memperdalam dan memperteguh iman.

    Ada orang yang menganggap bahwa kepastian tentang keselamatan tidak mungkin ada sebelum penghakiman terakhir dan bahwa pernyataan akan hal itu adalah kesombongan; ada orang lain yang mengatakan bahwa hanya sekelompok kecil orang yang dapat merasakan kepastian itu. Akan tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa setiap orang Kristen dapat mengetahui statusnya sebagai anak Allah. Ini tercakup dalam ajaran pengangkatan: orang tua mana yang sengaja membiarkan anaknya dalam keadaan tidak pasti tentang hubungannya dengan orang tuanya atau tentang statusnya dalam keluarga? Melalui Roh Kudus, Bapa di surga memberikan kepastian kokoh bahwa Ia telah menerima kita menjadi anak-anak-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    24.2 Pengudusan

    Seusai melahirkan orang kembali sehingga ia dipersatukan dengan Kristus, Roh Kudus bekerja terus dalam diri orang Kristen untuk membuatnya semakin sesuai dengan citra Kristus. Proses pembaruan moral dan perubahan itu biasanya disebut "pengudusan".

    a. Arti pengudusan

    Gagasan dasar dari "menguduskan" adalah "menempatkan tersendiri" atau "mengkhususkan". Sebenarnya ada persamaan antara arti dasar ini dan "membenarkan", karena kata itu juga mengacu pada suatu realitas sekali untuk selama-lamanya, yaitu "disendirikan" atau dikhususkan oleh Allah sebagai milik-Nya (Kis 26:18; 1Pet 1:2*). Akan tetapi ada arti kedua dalam Alkitab yang kini lebih sering dipakai dalam teologi, yaitu mencapai kekudusan moral yang nyata (Im 11:44-45; 1Tes 4:3; 5:23*; bnd. 2Kor 3:17-18*). Dalam Alkitab, tidak ada istilah yang khas untuk menggambarkan pertumbuhan dalam kekudusan, dan yang lazim dipakai ialah istilah yang berakar dalam status yang diterima sekali untuk selama-lamanya yaitu persatuan dengan Kristus melalui iman. Hal ini menggaris-bawahi kenyataan bahwa tidak mungkin memisahkan krisis pembaruan dari perubahan moral yang menyusul. Menurut istilah teologi, pembenaran (tindakan sekali untuk selama-lamanya yang memberi orang Kristen kedudukan benar di hadapan Allah) tidak dapat dipisahkan dari pengudusan (proses perubahan moral sepanjang hidup untuk lebih mendekati citra Kristus).

    Pengudusan oleh Roh

    Peranan Roh Kudus yang menentukan digarisbawahi oleh bahasa yang digunakan untuk kehidupan Kristen: "hidup menurut Roh" (Rom 8:5*; bnd. Gal 5:16*); "Kerajaan Allah . . . soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rom 14:17; bnd. Kis 9:31*). Dalam perubahan moral orang percaya, Roh menghasilkan "buah Roh [yaitu] kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22*). Dalam Perjanjian Baru, tempat khusus diberikan kepada _kasih_ (Mat 25:31-46; Luk 7:47*; Yoh 13:34; 17:21; Rom 5:5; 1Tes 4:9; 1Yoh 3:11-18*). Kasih ini dibahas dengan baik sekali dalam 1Kor 13:13*, tempat Paulus menggambarkan berbagai unsur kasih yang dihasilkan Roh Kudus dalam persekutuan Kristen. Sesungguhnya "yang paling besar di antaranya ialah kasih" (1Kor 13:13*).

    Pengudusan dalam Kristus

    Pelayanan Roh Kudus dalam proses menguduskan harus dilihat dari perspektif hubungan dasar yang tak dapat dicairkan antara Kristus dan Roh Kudus. Kesalahan yang biasa dibuat adalah melihat kehidupan Kristen sebagai proses dua tingkat dengan permulaan (pembenaran) yang berhubungan dengan Kristus, dan kelanjutannya (pengudusan) yang berhubungan dengan Roh Kudus. Tetapi sebenarnya pengudusan itu adalah karya Kristus sama seperti pembenaran (Ef 5:26*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    b. Inti pengudusan: persatuan dengan Kristus

    Pengudusan pada hakikatnya ialah pekerjaan Roh Kudus yang membuat persatuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya menjadi semakin nyata dalam hidup orang Kristen. Ada dua dampak yang jauh jangkauannya.

    Pertama, kehidupan Kristen tidak lain dari proses menjadikan nyata apa yang sudah terjadi dalam Kristus. Kita harus menjadi seperti keadaan kita sebenarnya, itulah ringkasan panggilan kepada hidup yang kudus dalam Efesus 5:8*. Iman adalah persatuan dengan Kristus oleh Roh Kudus dalam keseluruhan penebusan-Nya, dan itu berarti bahwa _semua_ orang Kristen, walaupun mungkin iman mereka masih baru dan belum matang, sudah mati dan bangkit bersama Kristus, dan akan mendapat bagian dalam kemuliaan Kristus. "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:19-20*). Itulah rumusan seorang Kristen. Dampak-dampak kebenaran yang menakjubkan ini tentu saja tercapai oleh orang Kristen sampai pada tingkatan yang banyak variasinya. Bahkan orang yang paling suci sekalipun hanya dapat mewujudnyatakannya untuk sebagian, tetapi dampak-dampak tersebut berlaku bagi semua orang. Dalam pengertian ini, kehidupan Kristen adalah pemberian anugerah dari permulaan (saat orang pertama kali percaya akan Kristus) hingga akhir (saat Ia membagikan kemuliaan-Nya dengan orang percaya). Allah telah mempersatukan kita dengan Anak-Nya; bagian kita adalah untuk percaya dan menerima persatuan ini dan hidup di dalam terang-Nya sambil berterima kasih. Dalam hal ini, Roh Kudus adalah penolong yang makin banyak mewujudnyatakan kemenangan Kristus dalam hidup kita (2Kor 3:18*).

    Kedua, kehidupan Kristen adalah kehidupan dalam persekutuan. Sayang, pengajaran mengenai kekudusan Kristen telah sering memusatkan perhatian pada "pria kudus" atau "wanita kudus" dan mengabaikan perhatian Alkitab mengenai "umat kudus" atau "gereja kudus". Idaman individu Kristen yang cakap di segala bidang, yang mampu menghadapi setiap tantangan rohani dan mengalami kemenangan yang tak putus-putusnya atas dosa dan Iblis, pasti telah menghasilkan contoh-contoh watak Kristen yang luar biasa. Namun sebagaimana diketahui setiap penyuluh Kristen, penekanan pada perorangan ini telah menjebloskan banyak orang ke dalam perjuangan seorang diri yang berakhir dengan keputusasaan dan kekecewaan atau, lebih buruk lagi, dengan kemunafikan hidup berpatokan ganda. Tetapi bagian terbesar dari ajaran Perjanjian Baru mengenai kehidupan Kristen, termasuk bagian-bagian penting tentang kekudusan, terdapat dalam surat-surat yang dialamatkan kepada jemaat-jemaat, yaitu kelompok-kelompok orang Kristen. Semua nasihat tentang kehidupan kudus adalah dalam bentuk jamak -- "kita", "saudara sekalian" (Rom 6:1-23; Gal 5:13-6:10; Ef 4:17-6:18*) -- termasuk nasihat: "Kenakanlah seluruh perlengakpan senjata Allah" (Ef 6:11-18*; Kol 3:1-17; 1Tes 4:1-12; 1Pet 1:13-2:12; bnd. Mat 5:1-7:29*). Demikian pula semua janji dalam Perjanjian Baru akan kemenangan diberikan kepada orang dalam persekutuan (1Kor 15:57; 1Yoh 5:4; Wahy 15:2*). Dengan kata lain, para rasul mengharapkan bahwa kehidupan dan pengudusan Kristen akan terjadi dalam konteks persekutuan yang penuh kasih dan perhatian. Kelemahan pribadi, kekurangan dalam watak, masalah dalam kepribadian, yang ada pada kita semua, dilengkapi dan didukung, disembuhkan dan diimbangi oleh anggota-anggota lain dalam tubuh Kristus. Memang janganlah hal ini disalahtafsirkan, karena Allah juga berurusan dengan kita sebagai individu: tiap orang Kristen harus berpaling dari dosa untuk mencapai standar kekudusan yang tertinggi. Kesadaran akan aspek kebersamaan dari pengudusan bukanlah kompromi moral. Yang benar ialah, orang Kristen menjadi kekudusan yang sehat, realis dan lengkap, hanya dalam persekutuan dengan orang Kristen lainnya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    c. Perspektif masa depan

    Ada ketegangan antara segi "telah datang" dan segi "masih akan datang" dalam konsep kerajaan Allah (lihat di bawah ini: ps 32) dan ketegangan ini tercermin juga dalam kehidupan orang Kristen. Ia sudah berada dalam kerajaan Allah melalui persatuannya dengan Kristus (Kol 1:13*) dan sekarang mempunyai status surgawi dalam Kristus oleh Roh Kudus. Tetapi ia masih tetap mengalami zaman lama dengan kebusukan dan kebobrokan dosa dan kematian fisik. Perjanjian Baru menyatakan ketegangan ini dengan berbagai cara. "Manusia lama", artinya keadaan manusia "di dalam Adam" di bawah kutukan, telah disalibkan bersama Kristus (Rom 6:6*; Kol 3:9*); namun kita harus mematikan "manusia lama" itu dalam diri kita dengan keinginan dan kecenderungannya yang jahat (Rom 8:12-13*; Gal 5:16-17; Kol 3:5-6*). Iblis telah ditumbangkan dan dikalahkan dalam Kristus (Yoh 12:31; Kol 2:15*); kendatipun begitu, orang Kristen terpanggil untuk memerangi Iblis (Ef 6:12-13; 1Pet 5:8-9*).

    Begitu pula kenyataan-kenyataan iman kadang-kadang menonjol begitu jelas dan tanggung jawab kita pun jelas dan sungguh-sungguh, tetapi kadang-kadang pula kita terpanggil untuk berpegang teguh kepada keyakinan kita walaupun segala sesuatu seolah-olah berlawanan dengannya dan kita harus berperang melawan dunia, daging dan Iblis sekalipun kuasa-kuasa surga seperti sama sekali tidak hadir. Keteguhan percaya "sekalipun..." merupakan sifat situasi kita pada zaman ini, sebelum kepenuhan kerajaan Allah datang.

    Syukurlah orang Kristen mengetahui bahwa keadaan ini tidak akan berkepanjangan. Allah telah memulai pekerjaan-Nya yang baik di dalam kita dan telah bersumpah untuk menyelesaikannya secara tuntas pada hari kedatangan Kristus nanti (Fili 1:6*). Kita dipersiapkan untuk menjadi "sama seperti Dia" (1Yoh 3:2*). Bukan main indahnya prospek ini! Dan sudah pasti. Prospek inilah yang menjadi pendorong melanjutkan pekerjaan pengudusan dalam anugerah dan kuasa Roh Kudus sampai pada hari ketika umat Allah, bersih tak bercacat, dihadapkan kepada Pengantin laki-laki surgawi (Ef 5:26; Wahy 21:1*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    d. Beberapa pertanyaan mengenai pengudusan

    Krisis atau proses?

    Apakah pengudusan terjadi secara berangsur-angsur atau segera melalui suatu pengalaman yang dapat disebutkan sebagai "pemberkatan kedua", "baptisan", "kepenuhan", "kasih sempurna", "hati yang bersih", "kepastian sepenuhnya" atau dan nama-nama lain?

    Berdasarkan ajaran tentang persatuan dengan Kristus oleh karya Roh Kudus dan tentang kehidupan Kristen sebagai perwujudan dari apa yang telah menjadi milik orang percaya karena persatuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengudusan merupakan suatu proses. Ini didukung oleh penegasan-penegasan Perjanjian Baru lain: "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut" (1Kor 15:31*); "kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami" (2Kor 4:10*); "yang terus-menerus diperbaharui" (Kol 3:10*); "diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2Kor 3:18*); "bertumbuh ke arah Dia" (Ef 4:15*); "kamu telah menyerahkan... tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan (nya) menjadi hamba kebenaran yang membawa...pengudusan" (Rom 6:19*).

    Namun ini tidak mengesampingkan kemungkinan adanya krisis dalam pengalaman Kristen. Jelaslah bahwa Allah secara berkala bertindak terhadap umat-Nya dengan cara begitu sepanjang masa. Roh Kudus bebas dan berdaulat. Ia dapat sewaktu-waktu menyadarkan orang akan dampak persatuan dengan Kristus dengan cara krisis yang selanjutnya mempengaruhi pengalaman Kristennya. Bila mempertimbangkan krisis-krisis seperti itu patut dicatat empat pokok.

    1. Pengalaman krisis mungkin terjadi karena dahulu orang keras melawan kehendak Allah. Kalau menggunakan analogi medis, keadaan seseorang mungkin lebih memerlukan pembedahan radikal daripada perawatan berangsur-angsur.

    2. Suatu pengalaman mungkin diberikan untuk mempersiapkan seseorang untuk pengujian iman yang berat pada waktu mendatang.

    3. Pengalaman krisis mungkin mempersiapkan orang untuk pelayanan atau tanggung jawab Kristen baru (misalnya Kis 18:9-10; 23:11*). Berkat khusus yang berkaitan dengan pelayanan khusus itu hanya menyentuh soal pengudusan secara sekunder. Ada banyak pemimpin Kristen yang terpaksa belajar dari pengalaman pahit bahwa pemberian karunia khusus dari Roh Kudus untuk pelayanan istimewa, tidak membebaskannya dari kewajiban mendisiplin diri tiap hari.

    4. Lazimnya Allah tidak mengesampingkan kepribadian "alami" bila Ia menguduskan seseorang. Sang Penebus juga adalah sang Pencipta. Karena itu ada orang Kristen yang karena perangai alaminya lebih cenderung untuk mengalami krisis dalam pengudusan daripada orang Kristen lainnya.

    Yang menjadi sangat berbahaya ialah jika kita menduga bahwa pengalaman khusus yang telah dialami oleh beberapa orang Kristen perlu dialami oleh semua orang Kristen. Menurut ajaran Alkitab, umat Allah bertumbuh dalam kekudusan oleh pemeliharaan Roh Kudus sehari-hari yang memungkinkannya untuk semakin baik menghayati persatuannya dengan Kristus dalam kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya.

    Bersandar atau bergumul?

    Apakah orang Kristen harus bergumul terus untuk mencapai penyesuaian dengan patokan-patokan moral yang dipaparkan dalam Alkitab, ataukah ia terpanggil untuk beriman dalam Kristus serta karya-Nya, seolah-olah "bersandar" pada Kristus yang akan menjadi pengudusannya?

    Perjanjian Baru mengandung kedua unsur itu. Bersandar pada Kristus sebagai pengudusan mendapat dukungan dari ayat-ayat yang mengajak orang memandang kepada-Nya dalam iman, menyerahkan diri kepada Dia dan "tinggal" di dalam Dia (Yoh 15:1-10; Rom 6:13; 1Kor 1:30*; Gal 2:20*). Berdampingan dengan itu Alkitab menegaskan perlunya "aktif dan berkarya" dalam pekerjaan pengudusan sambil mematikan tabiat lama dengan keinginannya dan mengenakan tabiat baru dalam Kristus (Rom 8:12; 12:1-21; 1Kor 6:12-20; Gal 5:13-26; Kol 3:1-7*). Dorongan dalam Perjanjian Baru untuk hidup suci tidak pernah hanya merupakan ajakan samar-samar untuk menyerahkan diri kepada Allah atau untuk berserah supaya dibimbing oleh Roh Kudus. Alkitab menguraikan secara rinci pola hidup suci dan mendorong untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk mengikutinya.

    Perjanjian Baru juga menggarisbawahi perang rohani terhadap kuasa-kuasa jahat. Orang Kristen harus berdiri "tegap" dalam Kristus dan dalam kemenangan-Nya atas Iblis; tetapi ia juga harus mengenakan "seluruh perlengkapan senjata Allah" dan menggunakan pedang Roh (Ef 6:4*). Dengan demikian, pengudusan meliputi keduanya, baik bersandar pada Kristus dalam iman maupun bergumul untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya.

    Sepenuhnya atau sebagian?

    Pernah ada orang Kristen yang menyatakan telah mencapai keadaan yang memungkinkan mereka tidak lagi berbuat dosa. Mereka berpendapat bahwa hal ini mungkin bagi semua orang Kristen yang selalu memandang kepada Kristus.

    Pandangan ini harus ditolak. Ajaran tadi tidak dapat dicocokkan dengan 1Yohanes 1:8,10*.

    Selain itu, bila diselidiki akan menjadi jelas bahwa pendukung pandangan ini mempunyai pengertian sempit tentang dosa, yang mereka batasi pada ketidaktaatan dengan sengaja terhadap kehendak Allah atau hal serupa. Akan tetapi kita harus memakai definisi dosa yang terdapat dalam Alkitab, dan Alkitab merumuskan bahwa dosa meliputi pemikiran, sikap, kata-kata maupun perbuatan, tugas yang tidak dikerjakan maupun hal-hal buruk yang dikerjakan. Menurut pengertian alkitabiah, keadaan tak berdosa berarti mengasihi Allah dan sesamanya setiap saat dengan seluruh hati, akal, kehendak dan kekuatan, yaitu dalam keadaan sepenuhnya menyerupai sifat Yesus Kristus. Menurut pengertian alkitabiah ini, jelaslah bahwa kesempurnaan tak berdosa tidak mungkin tercapai di dunia ini. Sesungguhnya orang yang tabiatnya paling mendekati Kristus pada umumnya menunjukkan perasaan tidak layak dan lemah (Yes 6:5; Dan 9:4-19; Ef 3:8; 1Tim 1:15*). Kesempurnaan semacam itu tidak alkitabiah dan tidak mungkin, lagi pula dapat juga menyebabkan kecongkakan dan menyesatkan serta mengacaukan iman orang lain.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    e. Peristilahan pengudusan

    Banyak pembicaraan tentang pengudusan berkisar pada arti dua istilah pokok.

    Penuh dengan Roh Kudus

    Dasar alkitabiah bagi istilah ini ialah Efesus 5:18*, yang mengajak semua orang Kristen untuk menjadi penuh dengan Roh Kudus, serta perikop-perikop dalam Kisah Para Rasul yang menyebutkan orang Kristen "penuhlah dengan Roh Kudus" (Kis 2:4; 4:31; 6:5; 7:55; 9:17; 11:24; 13:9*). Jelaslah bahwa "penuh" itu hanya merupakan kiasan, dan kiasan itu akan menyesatkan kalau diartikan secara harfiah, seolah-olah manusia yang menerima Roh Kudus adalah wadah tak berpribadi dan Roh Kudus hanya suatu zat rohani belaka. Jika kita berkata bahwa seseorang bersifat "penuh harapan", artinya orang itu memiliki sifat yang sangat menonjol yakni harapannya. Begitu juga, "penuh dengan Roh Kudus" berarti bahwa Roh Kudus adalah pengaruh dominan bagi perilaku seseorang.

    Apakah seseorang menjadi "penuh dengan Roh" melalui pengalaman sekali untuk selama-lamanya? Pertanyaan ini terjawab oleh fakta bahwa dalam Kisah Para Rasul orang dikatakan "penuh dengan Roh Kudus" dua tiga kali (lihat ayat-ayat yang disebut di atas). Hal ini sesuai dengan bentuk kata kerja Yunani dalam Efesus 5:8* yang dapat diterjemahkan harfiah sebagai "hendaklah kamu terus-menerus penuh dengan Roh Kudus", bukan "hendaklah kamu mengalami kepenuhan Roh Kudus".

    Mengingat ajaran Alkitab ini, maka "dipenuhi" Roh Kudus berarti orang Kristen dipengaruhi Roh dengan cara dan menurut taraf sedemikian rupa sehingga Ia menjadi kuasa yang dominan dalam kehidupan. Roh Kudus membuat orang percaya hidup dan berlaku, kadang-kadang dengan cara yang khususnya menunjukkan kehadiran-Nya dan umumnya sedemikian rupa sehingga Allah dimuliakan di dalam dia (Ef 5:19-20*). Keadaan ini perlu diusahakan terus-menerus oleh orang Kristen. Dan karena Roh yang memenuhi orang percaya adalah Roh Kudus, yang karya-Nya telah kami bahas di atas, maka tanda pemenuhan-Nya adalah kalau orang menyerupai Kristus.

    Baptisan dengan Roh Kudus

    Ungkapan ini banyak dibahas selama abad kedua puluh. Aliran Pentakosta menggunakannya untuk mengacu pada pengalaman kedua dari Roh Kudus yang meliputi hal berbicara dengan bahasa lidah, yang terjadi setelah orang bertobat. Akhir-akhir ini gerakan kharismatik (lihat di bawah: ps 25) membuat diskusi ini menjadi pusat perhatian.

    Kata kerja "mem/dibaptis dengan Roh Kudus" muncul tujuh kali dalam Alkitab. Enam di antaranya menunjuk kepada kontras yang dikemukakan Yohanes Pembaptis antara pelayanannya yang mempersiapkan dan memberitakan, yakni "membaptis dengan air", dan pelayanan mesianik Yesus yang akan datang, yakni membaptis "dengan Roh Kudus" (Mat 3:11; Mr 1:8; Luk 3:16; Yoh 1:33; Kis 1:5; 11:16*). Bentuk ini juga muncul ketika Paulus menjelaskan kesatuan hakiki dalam pengalaman semua orang Kristen akan Roh Kudus: "dalam satu Roh kita semua . . . telah dibaptis menjadi satu tubuh" (1Kor 12:13*).

    Tinjauan terhadap ayat-ayat ini serta seluruh gagasan Perjanjian Baru tentang baptisan menghasilkan kesimpulan bahwa "baptisan dalam Roh" adalah satu segi permulaan Kristen. Dengan kata lain, dalam Alkitab "dibaptis dalam Roh" termasuk dalam rangkaian gagasan mengenai permulaan Kristen, yaitu pertobatan dan iman, pembenaran, menjadi Kristen, kelahiran kembali, baptisan dengan air, menyatu dengan Kristus, diangkat menjadi keluarga Allah, dan lain-lain. Ungkapan itu menyoroti apa yang dilambangkan oleh kelahiran kembali, yaitu masuk ke dalam kerajaan mesianik yang dijanjikan dengan cara menjadi terbenam dalam kehidupan Roh Kudus, yang menjiwai kerajaan Allah. Oleh sebab itu, "baptisan dalam Roh Kudus" adalah salah satu cara Perjanjian Baru berbicara tentang "menjadi Kristen"; karena itu, setiap orang percaya sejati dalam Kristus telah dibaptis dalam Roh Kudus, seperti mereka juga telah dilahirkan kembali, dipersatukan dengan Kristus, dibenarkan di hadapan Allah dan sebagainya. Kebiasaan menggunakan ungkapan tersebut untuk pengalaman kedua dari kuasa Roh Kudus, bagaimana pun menakjubkannya, melampaui pemakaian Alkitab dan karena itu kurang membantu dan menyesatkan.

    Kalau begitu, apa yang harus dikatakan tentang pengalaman-pengalaman Roh Kudus sesudah permulaan kehidupan Kristen, kalau tidak dapat menyebutnya "baptisan dalam Roh Kudus"? Ada beberapa kemungkinan.

    1. Menolak keabsahan pengalaman itu. Sikap ini terlalu luas, terutama kalau ada tanda-tanda dari kenyataan dan keampuhan spiritual baru yang disebabkan oleh pengalaman itu. Memang ada bahaya pengalaman palsu dan tafsiran salah, tetapi tak dapat disangkal bahwa Roh memberi pengalaman rohani yang sejati.

    2. Mengikuti tradisi Pentakosta dan terus menyebutkan pengalaman itu "baptisan dalam Roh Kudus" walaupun melawan pemakaian Perjanjian Baru. Keadaan menjadi rumit karena ada orang yang inisiasinya ke dalam agama Kristen begitu dangkal sehingga pengalaman berikut terasa seperti bertobat untuk pertama kali. Dalam hal ini pengalaman kedua benar-benar merupakan "baptisan dalam Roh Kudus" dalam arti Alkitab. Namun jika sudah terjadi pengalaman dari Roh Kudus pada titik memulai kehidupan Kristen, maka tidak alkitabiah untuk menyebut pengalaman berikut sebagai "baptisan dengan Roh Kudus".

    3. Melihat pengalaman kedua (atau kemudian) sebagai perwujudan dalam pengalaman yang baru dan lebih tinggi daripada apa yang telah diberikan pada waktu menjadi Kristen. Pengalaman kedua ditafsirkan sebagai kedatangan Roh Kudus, yang di dalam-Nya orang telah dibaptis pada saat dilahirkan kembali, dengan pencurahan hidup-Nya yang lebih penuh dan mungkin baru. Ini bukan "baptisan" dalam Roh Kudus, melainkan perwujudan berikut dari realitas-Nya.

    Pengalaman ini jangan ditafsirkan terlalu kaku. Jika kita coba untuk menempatkan pengalaman-pengalaman tentang Roh Kudus yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul dalam kerangka yang terlalu rapi, maka timbullah kesulitan. Jika kita mencari istilah tepat untuk pengalaman berikut, maka "kepenuhan" Roh Kudus sudah lebih baik dibandingkan dengan "baptisan" (lihat ayat-ayat dari Kisah Para Rasul yang dikutip di atas). Pada masa Perjanjian Baru, istilah Alkitab ini mencakup sejumlah besar pengalaman tentang kedatangan Roh Kudus yang berbeda-beda kepada murid-murid Kristen sesudah pengenalan mereka tentang zaman baru melalui kuasa Roh Kudus yang menghidupkan.

    Mungkin kita ragu-ragu akan istilah "pemberkatan kedua", namun janganlah itu membuat kita menjadi miskin secara rohani. Kita harus menginginkan kepenuhan sebanyak-banyaknya dari kuasa Roh Allah sebagaimana Bapa berkenan memberi kepada kita (Mat 5:6; Luk 11:13*; 1Kor 21:31).

    Aspek kebersamaan dari karya Roh Kudus sekali lagi mendasar. Roh yang memenuhi dan memberi kuasa adalah Roh yang mempersatukan dengan Kristus dan karena itu dengan keseluruhan tubuh-Nya. Pengalaman dan pelayanan Roh Kudus tidak pernah dikaruniakan hanya untuk menyenangkan pribadi secara egois. Hal itu dimaksudkan untuk kebaikan dan pertumbuhan jemaat dan pada akhirnya untuk keagungan Kristus melalui umat-Nya (Kis 2:1-2; bnd. Kis 2:42-47; 4:31-35*; Ef 4:11-16*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    24.3 Ketekunan

    Jika seseorang dimampukan untuk percaya dan karena itu karya Kristus diterapkan secara efektif padanya, apakah sesudah itu ia dapat kehilangan keselamatannya? Pokok ini menimbulkan cukup banyak perdebatan.

    Gagasan bahwa sekali diberikan, keselamatan tidak dapat hilang, dikenal sebagai ketekunan orang kudus. Pandangan ini dipegang terus dalam teologi Reformasi dan didukung secara jelas oleh Alkitab. Kristus mengatakan kepada murid-murid-Nya, "mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tanganKu" (Yoh 10:28; bnd. Yoh 6:37,40*). Paulus menegaskan, "mereka yang dibenarkanNya itu juga dimuliakanNya ... makhluk [apa pun] tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rom 8:30,39*); "Ia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya" (Fili 1:6*). Petrus meyakinkan pembacanya bahwa "kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan . . . pada zaman akhir" (1Pet 1:5*). Ketekunan ini adalah efek kebenaran yang telah digarisbawahi, bahwa keselamatan adalah pekerjaan anugerah Allah yang berdaulat. Kedatangan manusia kepada Allah adalah pekerjaan Allah bukan pekerjaan manusia sendiri, dan ketekunan orang bersama-sama Dia juga merupakan pekerjaan-Nya.

    Ketekunan juga dinyatakan dalam ajaran lain yang sudah dibicarakan. Jika kita dipersatukan dengan Kristus dalam penyelamatan-Nya, kita nanti akan bersama-sama dalam kemenangan-Nya yang akan datang. Paulus justru berkata demikian: jika orang mati dalam Kristus, pasti dia akan nampak bersama dengan Dia dalam kemuliaan dan sekarang seharusnya hidup sesuai dengan harapan itu (Kol 3:1-5*). Ketekunan juga merupakan akibat wajar dari pilihan, karena jika Allah memiliki kita dari selama-lamanya itu berarti bahwa kita akan bersama dengan Dia juga untuk selama-lamanya. Pembenaran juga memberi kepastian akan dinyatakan benar pada penghakiman terakhir (Rom 5:1-2; Tit 3:7*).

    Pada pihak lain, ada satu alur ajaran Alkitab yang agaknya membuka pintu bagi kehilangan orang yang pernah percaya. Surat Ibrani memperingatkan orang Kristen terhadap anggapan-anggapan palsu dan akibat mengerikan kalau menolak iman dalam Kristus (Ibr 2:3-4; 4:1-2; 6:1-9*; Ibr 10:1-2). Yesus sendiri juga berbuat demikian (Mat 24:13*; Yoh 15:6; Wahy 2:5*).

    Peringatan itu dan ajaran tentang ketekunan tidak bertentangan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang yang tertarik kepada Kristus dan beriman kepada Dia dibebaskan secara kekal dari dosa dan hukumannya, tetapi tidak pernah menyajikan hal ini sebagai alasan untuk kecerobohan moral. Orang yang benar-benar dilahirkan kembali oleh Roh Kudus akan memberi kesaksian tentang hal itu dengan berusaha untuk hidup suci, biarpun merealisasikannya sangat lambat, seperti dilukiskan dengan jelas dalam biografi alkitabiah. Orang yang dengan segenap hati kembali pada dosa, menolak cara-cara Kristen dulu, tidak menyesal melakukan itu dan terus melanjutkan kemurtadan ini sampai akhir hidupnya, tidak benar-benar "dilahirkan dari Allah", walaupun mula-mula kelihatannya demikian.

    Pada titik ini, orang yang sensitif perlu diyakinkan. Tentu saja orang Kristen tidak tanpa dosa, dan kegelisahan yang membuat orang menelusuri hidupnya untuk mendapatkan tanda-tanda pembaruan moral, adalah bukti ia sudah dilahirkan kembali. Selanjutnya harus diakui bahwa kemunduran, walaupun patut disesalkan, sering terjadi dalam hidup orang Kristen. Kadang-kadang orang Kristen sejati tergelincir jauh sekali. Namun ia tidak pernah sama sekali kehilangan kesadaran spiritual dan bahkan dalam kemunduran masih merasakan keinginan untuk kembali kepada Tuhan. Sedangkan ada orang murtad yang tidak pernah menjadi murid sejati, dan dia menunjukkan hal itu dengan kehilangan keprihatinan moral dan spiritual, bahkan menolak bahwa kematian Kristus mengalahkan dosa (Ibr 10:26-29*).

    Ayat-ayat yang dikutip sebagai bukti bahwa orang Kristen sejati dapat kehilangan mengacu kepada kasus-kasus yang dari semula tidak mempunyai iman (1Yoh 2:19*) atau hanya merupakan peringatan akan kesungguhan moral kehidupan Kristen. Tetapi kita harus mempertahankan keseimbangan Alkitab. Keselamatan Kristen meliputi pembebasan dari murka yang akan datang. Orang Kristen boleh yakin bahwa mereka akan dipelihara untuk kerajaan Allah yang kekal bukan karena kesanggupan mereka sendiri, tetapi karena mereka adalah di tangan Allah yang berdaulat dan murah hati, yang telah memberi mereka kehidupan dari kuburan. Sekarang Ia menjaga mereka dari serangan dunia, daging dan Iblis, dan pasti akan melanjutkan pelayanan anugerah ini selama-lamanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    24.4 Cara dan tujuan

    a. Roh Kudus dan Firman Allah

    Untuk melengkapi bahasan tentang Roh Kudus dan pertumbuhan Kristen ini, kita catat lagi bahwa Ia mengilhami dan menerangkan Alkitab (Yoh 14:26; 15:26; 16:13-14; Ef 1:17; Ibr 3:7; 1Pet 1:11; 2Pet 1:21*; 1Yoh 2:20,27*). Ikatan antara Roh Kudus dan firman Allah adalah salah satu kunci menuju pemahaman seluruh pelayanan-Nya dalam gereja. Dalam kegiatan-Nya membimbing, mengilhamkan, menguduskan dan membangun umat Allah, alat-Nya yang paling unggul adalah Alkitab (2Tim 3:16-17*). Sebaliknya setiap tuntutan akan kehadiran, pimpinan dan berkat Roh Kudus, yang melalaikan firman Allah atau mengurangi wewenang-Nya, jelas tidak sesuai dengan Roh yang membimbing dan memberi kuasa kepada Yesus dan para rasul dan karena itu tidak sesuai dengan iman yang sungguh-sungguh menghormati Allah (bnd. ps 3.2).

    b. Roh Kudus dan akhir zaman

    Berbagai perikop Perjanjian Lama menghubungkan pelayanan Roh Kudus dengan zaman baru (misalnya Yeh 39:29; Yoel 2:28-29*). Pelayanan umat Allah oleh Roh Kudus akhir-akhir ini adalah bukti jelas bahwa Zaman Baru sudah dimulai dalam sejarah manusia. Melalui Roh Kudus orang percaya mengharapkan kenyataan-kenyataan yang akan muncul apabila zaman baru menjadi nyata sepenuhnya.

    Paulus menggunakan dua istilah untuk mengungkapkan dimensi men datang dari pelayanan Roh Kudus. Roh Kudus adalah _aparkhe_, `buah sulung` (Rom 8:23*). Dalam Perjanjian Lama, ini adalah persembahan yang dipersembahkan kepada Allah (Bil 28:26-31*) untuk menunjukkan rasa syukur umat-Nya karena Allah memberikan panen. Paulus menggunakan istilah ini untuk pengikut-pengikut pertamanya di daerah tertentu (bnd. Rom 16:15*). Istilah ini juga digunakan mengenai Kristus yang bangkit, sebagai buah sulung dari panen besar yang akan datang pada kebangkitan orang-orang mati (1Kor 15:23*). Dalam Roh Kudus kita mengecap "karunia-karunia dunia yang akan datang" (Ibr 6:5*) dan kita adalah orang-orang yang "hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba" (1Kor 10:11*).

    Roh Kudus juga disebut _arrabon_ `uang tanggungan` (2Kor 1:22; 5:5*; Ef 1:14*), kata yang lazim dipakai di dunia perdagangan abad pertama. Apabila diadakan kontrak atau transaksi ditutup, orang membayar _arrabon_ yang menjamin bahwa pembayaran penuh akan dilakukan. Pengalaman tentang Roh Kudus akhir-akhir ini adalah cicilan pertama, jaminan kehidupan dalam kemuliaan pada masa yang akan datang. Dalam bahasa Yunani modern _arrabon_ berarti cincin tunangan, tanda hubungan yang menjanjikan persatuan lebih sempurna pada waktu yang akan datang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kepastian:
    Roma 6:21; 8:14-17,28-39; 14:5; 2Korintus 1:22; Galatia 4:4-7*;
    Efesus 1:13; 4:20; Kolose 2:2; 1Tesalonika 1:5; 2Timotius 1:12*;
    Ibrani 6:20; 10:22; 1Yohanes 3:24; 4:13; 5:7,9*.

    Pengudusan:
    Keluaran 19:6; Imamat 11:44-45; Ulangan 7:6; Yesaya 62:12*;
    Matius 5:1-7:29; Yohanes 15:1-10; 17:17; Kisah 20:28-32; 26:18*;
    Roma 6:1-23; 8:12-13; 12:1-21; 15:16; 1Korintus 6:11-20; 15:31*;
    2Korintus 3:17-18; 7:1; Galatia 5:13-6:10; Efesus 4:17-6:18*;
    Kolose 1:22; 3:1-17; 1Tesalonika 4:1-12; 2Timotius 1:9; 2:21*;
    Ibr 12:10,14; 1Pet 1:13-2:17; 2Pet 3:11; 1Yohanes 2:6,24-28; 3:6*.

    Ketekunan:
    Yohanes 6:37,40; 10:27; Roma 8:30-39; 11:29; Filipi 1:6*;
    2Tesalonika 3:3; 2Timotius 4:18; 1Petrus 1:5*.

    Roh dan Firman:
    Yehezkiel 2:1-2*;
    Yohanes 14:26; 16:13-14; 1Korintus 2:4-16; 2Tesalonika 2:13*;
    2Timotius 3:16; Ibrani 3:7; 2Petrus 1:20-21*.

    Roh dan akhir zaman:
    Yesaya 11:2; 44:3; Yeremia 31:31-32; Yehezkiel 39:29; Yoel 2:28-29*;
    Roma 8:23; 1Korintus 10:11; 15:23; 2Korintus 1:22; 5:5*;
    Efesus 1:13-14; 4:30; Ibrani 6:5*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Apa arti "pengudusan" dalam Alkitab maupun dalam bahasa sehari-hari? Bagaimanakah pengudusan dibedakan dari pembenaran?

    2. Apa artinya persatuan dengan Kristus bagi pengudusan? Bagaimana Anda akan coba menafsirkan pengalaman dari Roh Kudus yang bersifat krisis? Apa masalah-masalah yang dihubungkan dengan pengertian tentang pengudusan yang menekankan "berkat kedua"?

    3. Apakah menurut Alkitab pengudusan bergantung juga pada usaha manusia?

    4. Apa yang dapat Anda artikan dari ajaran Alkitab mengenai

      1. "baptisan dalam Roh Kudus" dan
      2. "kepenuhan Roh Kudus"?
    5. Menurut Anda, apa tanda-tanda bahwa pengudusan semakin bertambah dalam hidup semua orang Kristen? Terlepas dari unsur-unsur umum ini, cara bagaimana orang dapat mengharapkan bahwa pengudusan akan diungkapkan oleh seorang

      1. ibu rumah tangga Kristen,
      2. mahasiswa,
      3. tukang cat,
      4. guru,
      5. pekerja pabrik, dan
      6. pegawai negeri?
    6. Dapatkah orang yakin bahwa ia sungguh-sungguh orang yang percaya kepada Kristus dan sudah dilahirkan kembali? Kutiplah dari Alkitab sebagai dukungan atas jawaban Anda.

    7. Pertimbangkanlah peranan Roh Kudus dalam kaitannya dengan Alkitab. Apa fungsi Alkitab dalam menghayati kehidupan Kristen?

    8. Apakah mungkin bahwa seorang Kristen yang dilahirkan kembali pada akhirnya hilang? Bagaimana Anda menafsirkan "ayat-ayat peringatan" dalam Surat Ibrani?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 24. Pertumbuhan Kristen [Indeks]

    Kepustakaan (24)

    Artikel "Sanctification" dalam _IBD_.
    Berkouwer, G. C.
    1952 _Faith and Sanctification_ (Eerdmans).
    1958 _Faith and Perseverance_ (Eerdmans).
    Edwards, J.
    1961 _The Religious Affections_ (Banner of Truth).
    Ferguson, S. B.
    1980 _Add to Your Faith_ (Pickering & Inglis).
    Green, M.
    1975 _I Believe in the Holy Spirit_ (Hodder).
    Kirby, G.
    1979 _What the Bible says about Christian Living_ (Kingsway).
    Kuyper, A.
    1966 _The Work of the Holy Spirit_ (Eerdmans).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1971 _Romans 5 -- Assurance_ (Banner of Truth).
    1972 _Romans 6 -- The New Man_ (Banner of Truth).
    1975 _Roma 8:17-39 -- The Final Perseverance of the Saints_
    (Banner of Truth).
    Lovelace, R.
    1979 _The Dynamics of Spiritual Life_ (Paternoster).
    Owen, J.
    1967 _Works_ 4 & 5 (Banner of Truth).
    Packer, J. I.
    1973 _Knowing God_ (Hodder).
    Philip, J.
    1964 _Christian Maturity_ (IVP).
    Prior, K.
    1967 _The Way of Holiness_ (IVP).
    Ryle, J. C.
    1952 _Holiness_ (James Clarke).
    Smail, T. A.
    1975 _Reflected God_ (Hodder).
    Stott, J. R. W.
    1975 _Baptism and Fullness_ (IVP).
    Watson, D.
    1973 _One in the Spirit_ (Hodder).
    Wesley, J.
    1958 _A Plain Account of Christian Perfection_ (Epworth).



    Indeks Bab 25: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 25 Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah 01273
    Kepustakaan ....................................... 01274



    Mengenali Kebenaran -- Bab 25. Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah [Indeks]

    25. ROH KUDUS PADA MASA KINI:

    PERSPEKTIF SEJARAH

    Selama abad kedua puluh telah timbul perhatian besar terhadap Roh Kudus, yang akhir-akhir ini berpusat pada apa yang disebut "gerakan kharismatik". Gerakan itu menekankan "baptisan dalam Roh Kudus" serta pemakaian karunia-karunia Roh, khususnya bahasa lidah. Sejak tahun lima puluhan gerakan itu mempengaruhi hampir setiap gereja di Amerika, kemudian di Eropa dan sekarang di seluruh dunia. Sejak semula gerakan itu menembus gereja Roma Katolik, dan ada yang berpendapat bahwa gerakan kharismatik menciptakan kesempatan untuk kerukunan ekumenis yang lebih gemilang daripada cara tradisional yang rasanya kurang berhasil, yakni dialog teologis.

    Mula-mula perhatian terpaut pada berkat rohani secara individual, termasuk bahasa lidah dan sebagainya. Pada tahap kedua, yang boleh dikatakan lebih matang, perhatian utama dari gerakan itu diarahkan untuk menemukan kembali persekutuan Kristen secara praktis, serta arti gereja sebagai tubuh Kristus. Pada apa yang dapat dilihat sebagai tahap ketiga, perhatian sudah bergeser pada pencarian bentuk-bentuk gerejawi yang paling sesuai bagi gerakan kharismatik itu. Akibatnya terjadilah dua sayap:


    Kadang-kadang gerakan kharismatik telah menyebabkan perpecahan dalam gereja, dan kadang-kadang terjadi ketidakseimbangan dan ekses-ekses. Namun harus diakui bahwa kontak dengan gerakan itu sering juga membawa kesegaran dalam kehidupan rohani. Beberapa gereja Kristen tetap tidak menyukainya, mungkin sebagian disebabkan oleh aliran Pentakosta tradisional yang terlalu ekstrim. Sama seperti seluruh gereja masa kini, maka gerakan kharismatik pun menghadapi tantangan untuk menerjemahkan pengalaman mereka mengenai realitas dan hidup Roh Kudus ke dalam pembaruan misi gereja, baik dalam hal membawa orang dari setiap lapisan masyarakat kepada Kristus, maupun dalam hal menerapkan Injil secara efektif dalam lingkungan sosial budaya.

    Kita bersyukur pada Tuhan atas hal-hal positif yang dicapai gerakan itu, lagi pula kita bersukacita karena banyak bukti nyata tentang pekerjaan Roh Kudus dalam banyak gereja yang tradisional. Namun banyak orang Kristen masih tetap rindu dan berdoa untuk suatu pemulihan kembali agama Kristen (Ing. _revival_) di seluruh dunia. Memang manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan dibuat oleh Roh Kudus yang berdaulat: tetapi sejak abad pertama secara periodik Allah berkenan mencurahkan Roh atas umat-Nya dengan berlimpah-limpah sehingga bukan saja kehidupan gereja mencapai kegairahan mendekati tingkat seperti pada waktu Pentakosta, melainkan masyarakat sekelilingnya secara mendalam menyadari realitas Allah serta kebutuhan sungguh-sungguh untuk memperoleh kedudukan sebagai anak-anak-Nya. Pemulihan kembali seperti ini terjadi di berbagai daerah di sepanjang abad ini, terutama di Afrika Timur, Cina dan Asia Tenggara. Demikian juga pada saat ini, gereja hanya dapat menghadapi tantangan yang menakutkan pada tahun-tahun mendatang kalau sudah mengalami pencurahan kuasa Roh Kudus lagi, sehingga dapat sungguh-sungguh memenuhi panggilannya untuk memegahkan Tuhan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 25. Roh Kudus pd Masa Kini: Perspektif Sejarah [Indeks]

    Kepustakaan (25)

    Abineno, J. L. Ch.
    1979 _Kelompok Doa_ (BPK).
    Baker, D. L.
    1991 _Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat_ (BPK).
    Banks, R.
    1988 _Paul`s Idea of Community_ (Eerdmans/Anzea, cetakan ulang).
    Bittlinger, A. (penyunting)
    1981 _The Church is Charismatic_ (WCC).
    Bruner, F. D.
    1970 _A Theology of the Holy Spirit_ (Eerdmans).
    Dunn, J. D. G.
    1975 _Jesus and the Spirit_ (SCM).
    Graham, B.
    1985 _Roh Kudus_ (LLB, terjemahan dari bahasa Inggris).
    Groenen, C.
    1982 _Kitab Suci tentang Roh Kudus_ (Kanisius).
    Hollenweger, W. J.
    1972 _The Pentecostals_ (SCM, terjemahan dari bahasa Jerman).
    1984 _Konflik di Korintus_ (Kanisius, terjemahan dari bahasa
    Inggris/Jerman).
    Hummel, C. E.
    1978 _Fire in the Fireplace: Contemporary Charismatic Renewal_
    (InterVarsity).
    Jacobs, T.
    1980 _Berbagai macam kharisma dalam satu Roh_ (Kanisius).
    Lindberg, C.
    1983 _The Third Reformation?_ (Mercer University).
    McDonnell, K. (penyunting)
    1980 _Presence, Power, Praise_ (Liturgical Press, 3 jilid).
    Nichol, J. T.
    1966 _Pentecostalism_ (Harper & Row).
    Packer, J. I.
    1984 _Keep in Step With the Spirit_ (Inter-Varsity).
    Sugiri, L. dkk.
    1980 _Gerakan Kharismatik: Apakah Itu?_ (BPK).
    Taylor, J. V.
    1972 _The Go-Between God: The Holy Spirit and the Christian Mission_ (SCM).
    Tugwell, S.
    1979 _Did You Receive the Spirit?_ (Darton, Longman & Todd, edisi yang
    direvisi). Ukur, F. (penyunting)
    1980 "Gerakan Kharismatik (Suatu Studi Pendahuluan)", _Peninjau_ 7:
    hlm. 1-53.



    Indeks Bab 26: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.E 01011]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 26 Penerapan ......................................... 01276

    Ps 26.1 Melayani Allah ............................... 01276

    Sb 26.1.a Pengalaman Mengenai Allah ................. 01276

    26.1.b Ibadah kepada Allah ....................... 01276

    26.1.c Pelayanan kepada Allah .................... 01276

    Ps 26.2 Hidup di Dunia ............................... 01277

    Sb 26.2.a Kelahiran Kembali dari Luar Dunia Ini ..... 01277

    26.2.b Hubungan dengan Dunia ..................... 01277

    26.2.c Tanggung Jawab terhadap Dunia ............. 01278

    Ps 26.3 Diri Kita Sendiri ............................. 01279

    Sb 26.3.a Persekutuan ............................... 01279

    26.3.b Peri Laku ................................. 01279

    26.3.c Penggenapan ............................... 01279



    Mengenali Kebenaran -- Bab 26. Penerapan [Indeks]

    26. PENERAPAN

    26.1 Melayani Allah

    a. Pengalaman mengenai Allah

    Kenyataan dari pekerjaan Roh Kudus memperlihatkan bahwa Allah secara mengagumkan memberikan _diri-Nya_ kepada manusia dalam pengalamannya. Allah bukan hanya bekerja di atas dan untuk manusia dalam penciptaan dan penebusan tetapi juga bekerja _di dalam_ manusia sehingga tubuhnya menjadi tempat Roh berdiam, Allah sendiri hadir dalam eksistensi manusia. Walaupun mengenal dan memahami kenyataan ini tidak selalu sederhana, dan ini salah satu alasan untuk terus mempelajari dan tunduk kepada Alkitab, namun kita mempertahankan pernyataan berikut: _Allah dapat dialami oleh makhluk-makhluk-Nya_ (1Kor 6:19; Ef 2:22*).

    b. Ibadah kepada Allah

    Allah dalam rahmat-Nya yang berdaulat telah berkenan untuk memberikan diri-Nya dalam Roh Kudus kepada orang lemah, rusak dan berdosa, dan hal ini merupakan alasan tertinggi bagi ibadah dan syukur kita. Banyak hal yang telah, sedang dan akan dilakukan Allah melalui persatuan orang dengan Kristus, yaitu pilihan, panggilan, kelahiran kembali, pertobatan, iman, pembenaran, pengangkatan, kepastian, pengudusan dan ketekunan. Semuanya ini adalah alasan untuk menyembah, memberkati dan beribadah kepada-Nya. "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita oleh darahNya -- dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya" (Wahy 1:5-6*). Dalam ibadah orang percaya, Roh yang sama bersukacita untuk memberi semangat baru bagi rasa syukur dan ibadah yang melemah dan membuatnya berkobar menjadi api pujian dan kemegahan bagi Allah (Fili 3:3*).

    c. Pelayanan kepada Allah

    Roh Kudus melengkapi jemaat untuk melayani Allah dengan memberikan karunia-karunia-Nya, mengarahkan pelayanan dan mengurapi dengan kuasa-Nya. Maka dalam pelayanan kepada Allah cakrawala kita seharusnya tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi kita yang terbatas, tetapi menurut ukuran pembekalan Roh Kudus yang berlimpahlimpah (Rom 15:18-19; 2Kor 3:5-6; Ef 1:19-21*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 26. Penerapan [Indeks]

    26.2 Hidup di dunia

    a. Kelahiran kembali dari luar dunia ini

    Orang Kristen tidak termasuk zaman di bawah kuasa dosa dan kegelapan ini, tetapi telah dilahirkan kembali dalam Roh sebagai warga baru dalam tatanan kerajaan yang akan datang. Oleh karena itu, kita tidak lagi berpaling kepada dunia untuk membina batin atau untuk mencari kepuasan yang paling mendalam. Kita bergerak pada tingkat yang berbeda dan mendapatkan penggenapan yang mendasar dalam tatanan yang berlainan, dalam kehidupan dari Allah melalui Roh Kudus (Mazm 16:11; 84:2-3*; Rom 8:5 dst.; Ibr 11:1-40*).

    b. Hubungan dengan dunia

    Walaupun penggenapan kita yang paling mendalam terdapat di alam baka, namun pelayanan Roh Kudus yang melahirkan kembali dan menguduskan sangat jelas berkenaan dengan tatanan alam semesta dan pengalaman dalam dunia ini. Roh yang sama, yang pada hari Pentakosta dicurahkan dengan kuasa adikodrati dan karena itu telah melahirkan gereja, pada mulanya bersama dengan Allah Bapa dan Anak terlibat dalam melahirkan dunia fisik. Roh yang sama, yang mengilhami dan memberi kuasa kepada umat Allah, juga hadir dengan satu dan lain cara sebagai kenyataan dalam kehidupan semua orang (Ayub 33:4*; Mazm 104:29-30*). Jikalau kedua dimensi karya Roh Kudus ini dipisahkan secara tajam, terjadilah ketidakseimbangan yang berbahaya, yang mengucilkan Roh Kudus dari alam semesta yang diciptakan dan membatasi karya-Nya pada yang jelas-jelas bersifat adikodrati.

    Hal ini dapat dilukiskan dengan contoh dari dua bidang. Mengenai soal bimbingan ilahi, orang Kristen yang mengikuti ajaran Alkitab lengkap tentang Roh Kudus, akan percaya bahwa Roh Allah akan memimpinnya dalam hal menilai dengan saksama semua faktor yang terlibat termasuk bakat alami dan wataknya, dan juga melalui pengalaman yang dramatis. Begitu juga dalam penyembuhan fisik ia akan mengaku bahwa satu-satunya Roh Kudus yang akan menyembuhkan yang sakit, apakah itu dengan cara medis modern, sumber-sumber penyembuhan inheren dalam badan atau dengan menggunakan bakat khusus untuk penyembuhan bersama dengan doa-doa umat Allah.

    Dari segi praktis, cara terbaik untuk mencegah terjadinya ketidak-seimbangan adalah dengan selalu mengingatkan diri bahwa Roh Kudus mengilhami dan menyoroti Alkitab. Ia selalu bekerja sama dengan firman dan karena itu pengalaman tentang Roh Kudus perlu pemeriksaan, pengembangan dan pengarahan dari seluruh firman Allah tertulis.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 26. Penerapan [Indeks]

    c. Tanggung jawab terhadap dunia

    Roh Kudus adalah saksi ilahi di dunia tentang Allah, hukum-Nya dan keselamatan-Nya dalam Kristus. Ia adalah "pengacara" yang mensahkan kesaksian gereja. Sesuai dengan itu, maka orang Kristen yang dipimpin Roh Kudus akan memperlihatkan rasa tanggung jawab atas dunia yang tidak percaya dan tidak mengenal Allah, dan dia akan berusaha untuk bersaksi tentang Injil. Besar artinya bahwa laporan Alkitab yang penting mengenai pelayanan Roh Kudus dalam gereja (Kisah para Rasul) berpusat pada penyebaran Injil di dunia. Kehadiran Roh Kudus dalam seseorang atau dalam suatu jemaat selalu akan membuahkan perhatian bagi kemuliaan Allah dalam menyelamatkan orang hilang. Apabila pengalaman Roh, apakah secara individual atau dalam jemaat, menghasilkan perhatian berlebihan terhadap emosi dan hal-hal ajaib, maka berdasarkan alasan-alasan alkitabiah kita harus bertanya apakah "roh" bersangkutan adalah Roh Yesus sesungguhnya yang kita jumpai dalam Perjanjian Baru. Rasa tanggung jawab atas dunia selalu merupakan tanda kehadiran Roh Kudus, yang dijanjikan akan memberikan semangat dan kebijaksanaan, yang mensahkan kesaksian jemaat dan membawa orang hilang kepada iman yang hidup (Kis 1:8; 4:31; 14:27*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 26. Penerapan [Indeks]

    26.3 Diri kita sendiri

    a. Persekutuan

    Roh Kudus yang mempersatukan kita dengan Kristus sekaligus dengan seluruh umat Allah; pengudusan melalui pembaruan Roh Kudus ditempatkan secara tepat dalam konteks persekutuan umat Allah, khususnya jemaat setempat di mana Allah menempatkan kita. Roh Kudus tidak mengenal usaha atau pelayanan Kristen sendirian lepas dari orang Kristen lain. Kita perlu waspada terhadap pernyataan orang bahwa ia dipimpin Roh Kudus, jika ini tidak disahkan pada tingkat jemaat. Hubungan-hubungan kasih mengasihi dan saling membagi yang diberikan-Nya kepada kita dalam hubungan kekeluargaan umat Allah adalah segi pekerjaan Roh Kudus yang paling memperkaya.

    b. Peri laku

    Roh itu kudus, terlepas dari segala dosa dan kejahatan. Maka, kehadiran-Nya dalam hidup manusia selalu akan dinyatakan dalam peri laku moral. Perlu kita memperhitungkan hal ini dalam memikirkan kehidupan Kristen kita. Ia sedih karena dosa-dosa kita. Ia ingin supaya kita hidup suci. Karena itu, Roh itu disalahtafsirkan kalau hanya dipandang dari sudut pengalaman-pengalaman tertentu dari Allah. Memang itu akan diberikan-Nya, jika dan pada saat dikehendaki-Nya, namun pengalaman itu hanya sebagian dari pekerjaan-Nya dan harus dipadukan dengan pelayanan-Nya yang senantiasa dilakukan-Nya, yaitu menyesuaikan kita dengan gambaran Kristus.

    c. Penggenapan

    Roh itu merupakan kehidupan baru dari zaman yang akan datang, yang diberikan kepada kita dalam keadaan dewasa ini yang bercirikan kejatuhan ke dalam dosa. Kehadiran-Nya selalu bersifat menjanjikan: Ia mengarahkan kita pada masa depan dalam pengharapan akan penggenapan ketika Kristus datang dalam kemuliaan. Sebab itu, orang Kristen yang didiami Roh Kudus akan mendambakan dengan pengharapan yang semakin kuat akan kepenuhan hidup dan berkat Roh Kudus, yang akan merupakan pengalaman umat Allah yang penuh sukacita pada hari itu.



    Indeks Bab 27: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.F 01012]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 27 Identitas Gereja .................................. 01281

    Ps 27.1 Kiasan-kiasan tentang Gereja dalam Alkitab ... 01282

    Sb 27.1.a Umat Allah ................................ 01282

    27.1.b Tubuh Kristus ............................. 01283

    27.1.c Mempelai Perempuan Kristus ................ 01284

    27.1.d Bangunan Allah ............................ 01285

    27.1.e Kerajaan Allah ............................ 01286

    27.1.f Keluarga Allah ............................ 01287

    27.1.g Kawanan Domba Allah ....................... 01287

    27.1.h Kebun Anggur Allah ........................ 01288

    Ps 27.2 Ciri-ciri Gereja yang Sejati ................. 01289

    Sb 27.2.a Esa ....................................... 01290

    27.2.b Kudus ..................................... 01291

    27.2.c Am ........................................ 01292

    27.2.d Rasuli .................................... 01293

    27.2.e Tanda yang Dikemukakan Para Reformis ...... 01294

    27.2.f Misi - Suatu Tanda yang Dilalaikan?........ 01295

    Bahan Alkitab .............................................. 01296

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01297

    Kepustakaan ................................................ 01298



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    F. GEREJA

    27. IDENTITAS GEREJA

    Agama dalam Alkitab selalu menyangkut manusia secara bersama. Sebelum Adam jatuh, disebutkan bahwa dia tidak lengkap bila tidak ada seorang penolong (Kej 2:18*). Sifat kebersamaan dari tujuan Allah dalam penciptaan diulangi dalam tujuan-Nya dalam penyelamatan. Perjanjian dengan Nuh (Kej 9:8) dan Abraham (Kej 12:1-3; 15:1-5; 28:14*) jelas bukan hanya meliputi orang perorangan saja, tetapi juga keturunan mereka sampai pada seluruh bangsa di bumi.

    Dalam Perjanjian Lama diceritakan tentang suatu bangsa dan perlakuan Allah terhadap mereka. Memang ada tokoh-tokoh yang menonjol, dan hubungan tiap orang dengan Allah bersifat mendasar (Ul 24:16*; Mazm 23:1; 51:12-14; Yeh 18:1-32*), tetapi hubungan itu berkembang dalam kerangka persamaan. Persekutuan orang percaya merupakan tanah tempat bunga iman pribadi bertumbuh dan dipupuk. Harapan Perjanjian Lama akan Mesias mempunyai dimensi persamaan, tokoh Anak Manusia dan hamba yang menderita dapat dikatakan sebagai tokoh pribadi dan tokoh korporat (Dan 7:13-14,27; Yes 42:1; 44:1*). Dalam pengertian tentang penggenapan dalam Perjanjian Baru, kita lihat bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada Kristus. Tetapi Mesias tanpa umat mesianik tidaklah mungkin.

    Sifat ini terjadi dalam Perjanjian Baru juga. Yesus datang untuk menyelamatkan umat-Nya (Mat 1:21*). Ia mengumpulkan dua belas murid yang jumlahnya sama dengan jumlah suku Israel dan jelas Ia bermaksud supaya mereka menjadi titik dasar dari Israel Baru, umat Allah yang baru yang akan terikat pada Allah dalam perjanjian yang baru melalui misi-Nya sebagai penebus. Yesus langsung berbicara tentang "gereja" yang akan timbul sesudah puncak misi-Nya tercapai (Mat 16:18; 18:17*) dan penugasan-Nya yang terakhir kepada murid-murid-Nya membayangkan adanya persekutuan orang percaya yang bersaksi dan berkesinambungan (Mat 28:19-20*).

    Peristiwa Pentakosta pada hakikatnya bersifat peristiwa yang dialami bersama-sama (Kis 2:1*). Dari situ pengalaman para rasul berkembang dalam pengalaman bersama-sama (Kis 2:44; 4:32-35; 5:12-16; 6:1-7*). Ketika Injil tersebar ke dunia bukan Yahudi, orang-orang Kristen baru dikumpulkan dalam gereja-gereja di pusat-pusat penduduk (Kis 11:26*; Kis 13:1; 14:23*). Pengertian para rasul akan rencana Allah diungkapkan oleh Yakobus sebagai "memilih suatu umat dari antara mereka [bangsa-bangsa lain] bagi namaNya" (Kis 15:14*).

    Demikianlah, Alkitab tidak mengenal agama yang bersifat perorangan saja. Tak ada orang yang dapat diperdamaikan dengan Allah kalau ia tidak juga diperdamaikan dengan umat yang dimasukinya karena pengalaman anugerah Allah. Jadi soteriologi (ajaran tentang penyelamatan) terjalin sepenuhnya dengan eklesiologi (ajaran tentang gereja).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    27.1 Kiasan-kiasan tentang gereja dalam Alkitab

    a. Umat Allah

    Hubungan Allah dengan umat-Nya merupakan tema pokok Perjanjian Lama yang berulang kali diungkapkan dalam pernyataan "Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu" (Kel 6:7; 19:5; Im 26:12*; Yeh 36:28; Hos 2:23*). Hubungan ini dimulai dengan perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 6:18*) dan kemudian dengan Abraham dan keturunannya (Kej 12:1; 15:1-19; 17:3-14*). Perjanjian terakhir ini ditegaskan kembali pada tingkat nasional pada zaman Musa (Kel 6:6-7; 19:1-24:18*) dan zaman Daud (Mazm 89:4-5; 2Sam 7:12-17*). Perjanjian di sini tidak berarti kontrak antara dua pihak yang membuat Allah berkewajiban terhadap umat-Nya; yang dimaksud adalah perjanjian anugerah, perjanjian dengan Allah sebagai pihak yang mengambil inisiatif dan yang menentukan. Ada jaminan kehadiran dan berkat Allah bagi Israel dalam konteks ketaatan kepada Dia.

    Gagasan tentang umat Allah dilanjutkan dalam gereja Perjanjian Baru, "Israel milik Allah" (Gal 6:16*). Khususnya Petrus menggunakannya (1Pet 2:9; bnd. Tit 2:14*) dan Alkitab menutup dengan penegasan bersifat kemenangan, "kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya" (Wahy 21:3*).

    Perjanjian sebagai dasar hubungan tersebut dilanjutkan juga dalam Perjanjian Baru. Gereja mewarisi janji-janji kepada Israel berdasarkan perjanjian baru yang dibuat melalui pengurbanan Mesias, yaitu Yesus (Mat 26:23; Luk 22:20; Ibr 9:15; bnd. Yer 31:31*).

    Sebagian dari sifat dasar "umat Allah" terungkap dalam dua kata Perjanjian Lama yang menyebutkannya. Yang pertama, _qahal_, berarti orang-orang yang dikumpulkan oleh panggilan Allah (Kel 35:1; Bil 16:26*; Ul 9:10*); kata ini kemudian diterjemahkan dalam Perjanjian Lama bahasa Yunani sebagai _ekklesia_. Yang kedua, _eda_, berarti persekutuan agama nasional yang dimasuki orang karena kelahirannya (Kel 12:3*; Bil 16:9; 31:12*). Orang Kristen mula-mula mencontohkan diri pada gagasan dinamis dari _qahal_, umat Allah yang berkumpul dalam ketaatan pada panggilan Allah. Tetapi itu bukan intinya.

    Panggilan Allah yang telah menciptakan umat Allah (Kej 12:1-2*; Kel 3:1-2; Hos 11:1-2) terdengar lagi dalam Yesus (Mat 11:28-29*; Mr 1:14-20; Yoh 7:37-38*). Sesudah kenaikan-Nya panggilan itu terus terdengar dalam panggilan Injil (Kis 2:39; 2Tes 2:14*). Ketika seseorang memberi tanggapan pada panggilan Allah dalam Injil, ia masuk ke dalam jemaat atau umat Allah atas dasar perjanjian.

    Latar belakang Alkitab ini berarti bahwa jemaat terdiri dari mereka yang telah menjawab panggilan ilahi, karena itu bukan salah satu struktur gerejawi. Struktur itu dapat digabungkan dengan gagasan _ekklesia_ tetapi hal ini bukan merupakan hakikatnya.

    _Ekklesia_ dalam Perjanjian Baru digunakan baik untuk kelompok-kelompok setempat (Kis 8:1; Rom 16:16; 2Tes 1:4*) maupun untuk umat Allah di seluruh dunia sepanjang abad (Mat 16:18; 1Kor 15:9*; Ef 5:25-26*). Hubungan kumpulan orang Kristen lokal dengan keseluruhan umat Allah sangat halus dan tidak ada padanan insani, karena kelompok lokal itu bukan hanya bagian yang relatif tidak lengkap dari kelompok besar yang lengkap. Gereja setempat yang dikaitkan secara erat dengan gereja am merupakan gereja lengkap yang menerima segala janji Allah. Kristus sebagai kepala dan Tuhan gereja hadir di tengah-tengahnya, sama seperti Ia hadir dalam kelompok-kelompok yang lebih besar (Mat 18:20*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    b. Tubuh Kristus

    Kiasan "tubuh Kristus" sangat disukai oleh Paulus dan dipakainya untuk menekankan hal-hal yang dimiliki oleh umat Allah secara bersama-sama. Panggilan yang mengumpulkan mereka adalah panggilan untuk percaya kepada Yesus Kristus ("Firman" yang telah menjadi "manusia"); karena itu mereka dipersatukan dalam Dia dan menjadi anggota-anggota tubuh-Nya. Jelaslah bahwa konsep ini mempunyai arti kiasan (bnd. Yoh 15:5*: "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya"). Hubungan gereja dengan Kristus sungguh erat, yakni suatu bentuk kesatuan organik yang olehnya orang percaya dibuat menjadi satu dalam hidup bersama dengan Dia (Kol 3:4*).

    Ada kalanya Kristus digambarkan sebagai keseluruhan tubuh, sedangkan orang percaya merupakan anggota-anggota "di dalam" Dia (Rom 15:5*; 1Kor 10:16; 12:27*). Paulus juga menggunakan kiasan ini dengan cara yang agak berbeda, yakni Kristus sebagai kepala tubuh (Ef 5:23*; Kol 1:18; 2:19*). Ini bukan perubahan mendasar, karena Kristus tetap sebagai Tuhan seluruh tubuh yang menjadi milik-Nya.

    Kiasan ini juga menekankan hubungan timbal balik antara Kristus dan umat-Nya. Kristus memerintah di sebelah kanan Allah bagi gereja (Ef 1:22-23*). Keberadaan-Nya sebagai kepala berarti bahwa hidup dan pemeliharaan datang dari Dia; umat-Nya hidup dari Dia, melalui Dia dan bagi Dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    c. Mempelai perempuan Kristus

    Kiasan ini berakar dalam Perjanjian Lama: Israel disebut mempelai perempuan Allah (Yes 54:5-8; 62:5; Yer 2:2*). Sayang Israel tidak setia (Yer 3:1-25; Yeh 16:1-63*). Yesus memakai kiasan yang sama dengan menyebut diri-Nya mempelai laki-laki yang kehadiran-Nya di antara tamu-tamu pesta pernikahan berarti berpuasa tidak pantas (Mr 2:18-20*). Kristus mewujudkan kasih Allah sebagai suami bagi gereja dengan ungkapannya yang paling mulia yakni pengurbanan diri-Nya bagi gereja, agar gereja dapat dipersembahkan kepada mempelai laki-laki surgawi "dengan cemerlang tanpa cacat atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tak bercela" (Ef 5:27*). Demikianlah Yohanes melihat tujuan gereja pada masa mendatang: "hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia". Klimaks nubuatnya menyingkapkan "kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan unutk suaminya" (Wahy 19:7; 21:2*).

    Kiasan ini menggarisbawahi hal bahwa hubungan Allah dengan umat-Nya adalah berupa kasih total. Ia telah memilih dan menebus umat-Nya karena keinginan-Nya terhadap dia, objek kasih abadi-Nya. Kiasan ini juga menghadapkan kita pada tanggung jawab beribadah dengan tulus ikhlas; dan menyadarkan kita bahwa kasih dan kesetiaan kepada hal-hal lain, apalagi ambisi dan minat pribadi, sangat gawat. Kasih Allah begitu mendalam sehingga tidak dapat mentoleransi kasih tandingan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    d. Bangunan Allah

    Kiasan ini berasal dari ayat-ayat Perjanjian Lama yang mengacu pada kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya (Kel 25:8; Mazm 132:13-14*; Yes 12:6*) dalam kemah suci yang di dalamnya terdapat tabut perjanjian (Kel 25:8-22; 1Sam 4:21-22*), dan kemudian di dalam Rumah Allah yang dibangun oleh Salomo (2Taw 6:18; Mazm 139:7-12*).

    Rumah Allah yang didirikan Salomo dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 sM. Rumah Allah kedua yang dibangun oleh orang yang kembali dari pembuangan (Ezr 3:1-13*) berdiri hampir 500 tahun dan kemudian diganti oleh Rumah Allah Herodes yang diselesaikan beberapa tahun sebelum kelahiran Yesus. Yesus mengisyaratkan bahwa Rumah itu tidak lagi merupakan tempat kediaman Allah dengan perkataan, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yoh 2:19*). Yang dimaksudkan sebenarnya adalah tubuh-Nya sendiri sebagai tempat Allah berdiam (Yoh 2:21*). Ia juga menegaskan bahwa dalam mendekati Allah, pertimbangan penting bukanlah lokasi geografis tetapi kecenderungan hati dan watak orang (Yoh 4:32*). Kata-kata Yesus tentang Rumah Allah ternyata bersifat nubuat: Rumah itu dihancurkan oleh tentara Roma pada tahun 70 M (bnd. Mr 13:1-2*).

    Akan tetapi gagasan bahwa Allah diam di tengah-tengah umat-Nya tetap dipegang, sebab tubuh Yesus yang dikurbankan di atas kayu salib memungkinkan kedatangan Roh Kudus, yang membentuk gereja sebagai tubuh Kristus, Rumah Allah yang baru untuk kehadiran Allah. Kristus sendiri adalah dasar bangunan (1Kor 3:11; Ef 2:20*) dan di atasnya dibangun umat Allah sebagai "bait Allah" (1Kor 3:16*), "tempat kediaman Allah di dalam Roh" (Ef 2:22*). Penyelesaiannya kelak pada kedatangan Yesus kembali: "kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka" (Wahy 21:3*).

    Harus ditekankan bahwa pengertian gereja sebagai bangunan dalam Perjanjian Baru hanya kiasan saja dan bukan alasan untuk menyamakan gereja dengan gedung. Kiasan ini dalam pengertian Perjanjian Baru justru bergeser menjauhi gagasan bangunan batu. Kiasan itu menggarisbawahi sifat spiritual yang hakiki dari gereja sebagai ciptaan Roh Kudus serta tempat Kristus yang sentral sebagai landasan dan batu penjuru; dan menekankan kehidupan Kristen yang bersifat timbal balik secara mendasar. Dalam kehidupan ini pengalaman dan pelayanan bagi Allah terjadi dan diungkapkan melalui kesatuan antara yang satu dengan yang lain sebagai batu-batu hidup bagi Rumah Allah yang satu itu (1Pet 2:5*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    e. Kerajaan Allah

    Gagasan dasar Alkitab ini akan dibahas dengan lebih lengkap di bawah ini (ps 32). Asalnya juga terdapat dalam Perjanjian Lama. Pemerintahan Allah ditolak dan tidak diindahkan oleh dunia. Bahkan dalam Israel sekalipun, meskipun Allah telah memilih mereka sebagai "wilayah kekuasaanNya" (Mazm 114:2*), kehendak-Nya ditentang, dan hukum-Nya dilanggar dan diabaikan. Dari keadaan ini muncullah pengharapan para nabi akan hari yang akan datang ketika Allah akan menegaskan kekuasaan-Nya dan menegakkan pemerintahan-Nya sebagai Raja di atas manusia. Yesus memberitakan tibanya masa tersebut. Melalui pelayanan-Nya yang mencapai puncaknya pada hari kebangkitan, pemerintahan Allah sudah ditegakkan, meskipun ungkapannya yang sepenuhnya menunggu kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan. Sementara itu pemerintahan Allah ditegakkan di dalam mereka yang "Ia telah melepaskan . . . dari kuasa kegelapan dan memindahkan . . . ke dalam kerajaan AnakNya yang kekasih" (Kol 1:13*) dan Kristus memerintah melalui Roh Kudus (Rom 14:17*).

    Meskipun salah untuk menyamakan gereja dengan kerajaan Allah, namun gereja menjadi alat pemerintahan Allah kalau benar-benar menyerahkan diri kepada Kristus dengan mematuhi firman-Nya. Kiasan ini menyatakan sifat dasar gereja sebagai pelayan serta menunjukkan bahwa gereja perlu senantiasa meletakkan seluruh kehidupannya dengan segala aspeknya di bawah pemerintahan Allah melalui firman-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    f. Keluarga Allah

    Dalam Perjanjian Lama sudah ada petunjuk ke arah kiasan ini ketika Israel disebut anak Allah (Hos 11:1*), yang pada gilirannya mengacu ke depan kepada Yesus (Mat 2:15*), Anak Allah dalam arti yang mendasar.

    Dalam Perjanjian Baru, seluruh arti kiasan ini menjadi jelas. Dalam Kristus, orang dilahirkan kembali ke dalam keluarga Allah; kita diangkat menjadi anak-anak-Nya dan Roh Allah dikirim ke dalam hati agar orang dapat menyebut-Nya Bapa (Rom 8:14-17*). Sebab itu gereja adalah keluarga atau rumah tangga Allah (Ef 2:19; 1Tim 3:15*). Kiasan ini mengingatkan akan Allah yang berkenan kepada orang yang diangkat-Nya ke status yang mulia sebagai anak-anak-Nya. Kiasan ini juga menunjukkan sifat hubungan timbal balik orang sebagai anggota-anggota satu keluarga dan menantang kita untuk percaya bahwa Allah Bapa di surga akan memenuhi seluruh kebutuhan kita (Mat 6:25-24*).

    g. Kawanan domba Allah

    Israel merupakan kawanan domba Allah (Mazm 80:2; 95:7*). Ketika pemimpin-pemimpin Israel atau "gembala" gagal menjaga kawanannya, Allah menyatakan keprihatinan-Nya, "Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu" (Yeh 34:15*). Yesus menjadikan pelayanan penggembalaan itu sebagai tugas-Nya sendiri (Yoh 10:1-30*). Ia adalah Gembala Agung umat Allah (1Pet 5:4; 2:25; Ibr 13:20*), yang memberikan nyawa-Nya untuk mereka (Yoh 10:11*). Kini Ia mengutus pelayan-Nya sebagai "pembantu gembala" untuk menjaga kawanan domba Allah (Yoh 21:17*; Kis 20:28-30; 1Pet 5:1-3*). Kiasan ini menitikberatkan ketergantungan sepenuhnya dari gereja kepada kepala dan Tuhannya, rahmat dan kasih-Nya, dan tanggung jawab-Nya untuk membina, melindungi dan memelihara umat-Nya (Yoh 10:2-15*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    h. Kebun anggur Allah

    Israel adalah pokok anggur yang dibawa Allah dari Mesir dan ditanam di Kanaan, "maka berakarlah ia dalam-dalam dan memenuhi negeri" (Mazm 80:10*). Tetapi ketika Allah datang untuk memetik hasilnya, yaitu buah anggur yang baik (= ketaatan dan keadilan), yang dihasilkan hanya buah anggur asam (= ketidakadilan dan penindasan; Yes 5:2,7*). Karena itu Allah menjadikan tanahnya tandus (Yes 5:6*). Dalam salah satu perumpamaan-Nya, Yesus menggunakan kiasan ini untuk pemindahan rencana penyelamatan Allah kepada bangsa bukan Yahudi. Ia menam bahkan bahwa anak pemilik kebun, yang dibunuh oleh penggarap kebun, akan menjadi pelaku perubahan tersebut (Mr 12:1-12*). Ia sendiri adalah pohon anggur yang benar, yang ranting-rantingnya akan berbuah bila tinggal di dalam Dia (Yoh 15:1-8*). Kiasan ini berbicara tentang pemeliharaan Allah terhadap gereja, tentang ketergantungan sepenuhnya gereja terhadap Tuhannya untuk kehidupan dan eksistensinya, dan tentang perhatian Allah akan kemurnian dan kesuburannya di dunia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    27.2 Ciri-ciri gereja yang sejati

    Di mana kita dapat menemukan gereja sejati sekarang ini dan apa ciri-cirinya yang hakiki? Pertama harus kita bedakan antara berbagai arti kata "gereja".

    1. Kumpulan orang-orang Kristen setempat yang berkumpul untuk beribadah dan melayani. Arti ini mencakup sebagian besar acuan mengenai gereja (_ekklesia_) dalam Perjanjian Baru, dan hampir sama dengan pengertian kata "jemaat".

    2. Seluruh umat Allah di dunia pada waktu yang sama, yang dapat juga disebut "gereja universal". Gereja dalam arti ini hanya sekali-sekali muncul dalam Perjanjian Baru (1Kor 10:32; Gal 1:13*).

    3. Keseluruhan umat Allah yang tersebar sepanjang masa, seluruh kumpulan dari mereka yang terpilih. Ini yang oleh para reformis disebut "gereja yang tidak nyata".

    4. "Gereja di dalam gereja". Telah dicatat di atas perbedaan yang dibuat dalam Perjanjian Lama antara _eda_ (seluruh jemaat yang nyata) dan _qahal_ (anggota-anggota jemaat yang menjawab panggilan Allah). Yesus mengajarkan bahwa kerajaan surga sesuai dengan pola ini: benih gandum tercampur dengan lalang (Mat 13:24-30,36-43*). Dalam seluruh persekutuan Kristen terdapat umat Allah, yakni gereja sejati. Jadi tidak ada gereja di dunia yang dapat dikatakan murni; dalam setiap jemaat agaknya ada orang yang mencari-cari, yang belum mengaku iman, dan ada pula yang pengakuan imannya pada hari terakhir akan ternyata tidak sungguh-sungguh (Mat 7:21-23*).

    Harus diakui, sebelum zaman kemuliaan tidak mungkin ada gereja yang sempurna di dunia. Lalu ke mana kita harus mencari umat Allah sejati yang berkumpul secara nyata? Menurut tradisi ada empat tanda gereja yang sejati: esa, kudus, am dan rasuli.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    a. Esa

    Keesaan gereja tercipta karena dialaskan pada satu Allah (Ef 4:1-6*). Semua orang yang benar-benar termasuk dalam gereja merupakan satu umat dan karena itu gereja yang benar akan nyata dari kesatuannya. Namun, keesaan ini tidak perlu berarti keseragaman secara total.

    Dalam gereja Perjanjian Baru terdapat berbagai macam pelayanan (1Kor 12:4-6*), dan berbagai pandangan mengenai hal-hal yang kurang penting (Rom 14:1-15:13*). Terdapat keseragaman dalam hal keyakinan-keyakinan teologi mendasar (1Kor 15:11; Yud 1:3*), namun keyakinan itu diberi penekanan berbeda-beda menurut masalah yang dihadapi para rasul (Rom 3:20; bnd. Yak 2:24; Fili 2:5-7; bnd. Kol 2:9-10*).

    Ada juga beraneka macam bentuk ibadah. Bentuk ibadah di Korintus (1Kor 14:26* dst.) mungkin sekali tidak biasa di gereja-gereja Palestina yang mempunyai bentuk ibadah yang berkembang menurut pola dari sinagoge (rumah ibadah Yahudi), mengikuti pola yang lebih formal dan berpusat pada penjelasan firman tertulis. Contoh sinagoge menyebabkan jemaat pertama dianggap sebagai cabang agama Yahudi; bahkan Yak 2:2* menggunakan kata _sunagoge_ untuk kumpulan orang-orang Kristen. Ada juga variasi dalam bentuk pengurusan gereja (lihat di bawah: ps 30).

    Kesatuan sejati dalam Roh Kudus dari semua orang yang lahir kembali adalah kenyataan, sekalipun ada perbedaan denominasi yang lahiriah. Maka ajakan dalam Perjanjian Baru untuk bersatu merupakan panggilan untuk "memelihara" kesatuan kehidupan mendasar yang telah diberikan oleh Roh Kudus yang satu melalui kelahiran kembali (Ef 4:3*). Para reformis mengemukakan pokok ini dengan membedakan antara gereja yang tidak nyata (semua orang terpilih yang benar-benar satu dalam Kristus) dan gereja yang nyata (campuran orang yang telah lahir kembali dan yang belum). Kesatuan gereja yang tidak nyata merupakan fakta yang diberikan dengan keselamatan.

    Pernah dikatakan bahwa kesatuan gereja Roma Katolik adalah bukti bahwa itulah gereja sejati, dibanding dengan gereja-gereja Protestan yang terpecah-pecah. Namun pandangan ini tidak memperhitungkan fakta bahwa gereja Roma Katolik melepaskan diri dari gereja Ortodoks pada tahun 1054 dan tidak pernah diakui oleh gereja itu sebagai gereja satu-satunya yang benar. Lagi pula tanda-tanda gereja saling melengkapi: adanya keturunan historis atau kesatuan formal tidak ada gunanya kalau tidak dihubungkan dengan "sifat kerasulan" (lihat di bawah: ps 27.2.d), yakni kesetiaan pada Injil rasuli. Kendatipun gereja-gereja Protestan sering terpecah-pecah, namun dapat dikemukakan bahwa gereja Roma Katolik juga merupakan penyebab perpecahan karena penyimpangannya dari ajaran Alkitab.

    Alkitab menganjurkan agar kesatuan diungkapkan sepenuhnya oleh umat Allah, namun diterangkan juga bahwa jika yang menjadi taruhan adalah hakikat kekristenan, maka pemisahan adalah sesuai sepenuhnya dengan kehendak Allah. Contohnya ialah perbedaan pandangan Paulus dengan pandangan orang-orang Yahudi (Gal 1:6-12*) dan perselisihan Yesus dengan orang Farisi (Mr 7:1-13*). Ketika Yudas ingin menulis tentang "keselamatan kita bersama", ia merasa perlu untuk mendorong pembacanya agar "tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3*). Bagi Perjanjian Baru, kesatuan adalah tanggung jawab secara sadar akan kebenaran-kebenaran yang dinyatakan melalui para rasul.

    Perjanjian Baru menujukan ajarannya mengenai kesatuan kepada kelompok-kelompok Kristen tertentu, dengan dampak langsung terhadap hubungan nyata mereka (Ef 2:15; 4:4; Kol 3:15*). Yesus berdoa untuk kesatuan yang akan membawa dunia kepada iman (Yoh 17:23*). Persamaan kesatuan orang Kristen ini dan kesatuan Yesus dengan Bapa (Yoh 17:11,22*) menegaskan sifat spiritual mendasar dari kesatuan menurut Alkitab. Namun jelas tercakup di dalamnya kesamaan kehidupan dan tujuan yang nyata, sebagaimana keseluruhan misi Yesus mengungkapkan keesaan dengan kehendak Allah yang nyata. Dengan kata lain, ada kebutuhan untuk mencari kesatuan yang lebih nyata, lebih sempurna daripada yang sekarang dialami oleh orang Kristen yang menganut Injil rasuli.

    Hal ini relevan secara khusus apabila dua badan yang mengaku iman Kristen yang hakiki melayani di tempat yang sama, seperti misalnya di kampus universitas. Namun tantangan paling mendalam dari ajaran ini terdapat pada tingkat hubungan-hubungan dalam satu jemaat dan antara jemaat itu dengan jemaat yang lain. Dalam konteks ini sebaiknya kesatuan hidup dalam Kristus diungkapkan sebagai kepedulian dan tanggung jawab yang sungguh-sungguh antara yang satu dengan yang lain. Kegagalan dalam hal ini mau tidak mau mempermasalahkan pernyataan sebagai gereja Kristen sejati (1Kor 3:3-4*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    b. Kudus

    Umat Allah adalah "bangsa yang kudus" (1Pet 2:9*). Artinya gereja adalah kudus, begitu juga setiap orang Kristen adalah kudus, berdasarkan persekutuannya dengan Kristus. Kita dipisahkan untuk menjadi milik-Nya dan diberikan-Nya kebenaran yang sempurna (bnd. ps 18.2.b). Gereja berdiri di hadapan Allah "di dalam Kristus" tak bernoda dan tak bercacat secara moral. Perbedaan antara gereja nyata dan tidak nyata berlaku di sini, karena kekudusan ini hanya menjadi milik anggota jemaat yang menaruh kepercayaannya pada Kristus sebagai Juruselamat.

    Persatuan dengan Kristus juga menyangkut kehidupan kudus secara nyata. Hubungan gereja dengan Kristus sebagai kepalanya akan nyata dari sifat moralnya dan kualitas kehidupannya sehari-hari. Gereja yang tidak mengenal kekudusan, tidak mengenal Kristus. Ketika Kristus berbicara kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil, Ia dengan jelas mengharapkan perbedaan dalam sikap moral itu dan apabila hal ini tidak didapati-Nya Ia sangat keras dalam penghakiman-Nya (Wahy 2:1-3:22*).

    Tentu saja belum ada gereja yang sempurna di dunia ini. Kehidupan di gereja-gereja Perjanjian Baru ditandai kekhilafan, perpecahan, kegagalan moral dan ketidakstabilan, dan masalah-masalah seperti itu tetap ada sampai saat ini. Namun demikian, mau tidak mau, gereja Allah yang sejati pasti akan menunjukkan beberapa tanda kekudusan dan kemajuan menuju kekudusan yang lebih sempurna.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    c. Am

    Kata "am" (atau "katolik") berarti `menyangkut keseluruhan`. Istilah ini mula-mula menunjuk pada gereja am untuk membedakannya dari gereja setempat. Kemudian artinya berubah menunjuk pada gereja yang mengaku iman ortodoks untuk membedakannya dari bidat-bidat. Kelak gereja Roma mengambil alih istilah ini untuk mengacu pada organisasi gerejanya yang sudah berkembang secara historis dan menyebar luas secara geografis dan berpusat pada Paus. Para reformis abad ke-16 berusaha mengembalikan arti kata ini kepada arti semula, yakni mengaku iman ortodoks, dan mereka menganggap diri sebagai gereja katolik yang sebenarnya dan bukan gereja Roma.

    Segi utama dari sifat am dalam gereja mula-mula adalah keterbukaannya terhadap semua orang. Berbeda dengan agama Yahudi dengan ekslusivisme rasialnya dan aliran Gnostik dengan ekslusivisme intelektualnya, maka gereja membuka pintunya lebar-lebar bagi semua yang ingin masuk, dari tiap ras, warna kulit, status sosial, kecakapan intelektual atau sejarah moralnya. Gereja masuk ke dalam dunia dan membawa iman bagi semua (Mat 28:19; Wahy 7:9*). Syarat satu-satunya untuk masuk ialah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan baptisan yang mengungkapkan Injil anugerah itu sebagai upacara masuk (Mat 28:19*; Kis 2:38,41*).

    Pada tingkat dasar inilah tanda "am" harus diterapkan. Gereja-gereja yang menetapkan ujian-ujian lain harus diwaspadai. Gereja sejati tidak memberi tempat pada diskriminasi ras, warna kulit, status sosial, kecakapan intelektual atau moral, asal saja ada bukti pertobatan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    d. Rasuli

    Seorang rasul adalah saksi tentang pelayanan dan kebangkitan Yesus, dan karena itu adalah pembawa Injil yang berwenang (Luk 6:12-13*; Kis 1:21-22; 1Kor 15:8-10*). Dalam Perjanjian Baru yang disebut "rasul" ialah kedua belas murid Yesus, Paulus dan beberapa orang lain. Para rasul menempati posisi antara Yesus dan semua generasi penganut iman Kristen berikutnya. Kita mengenal Kristus hanya melalui kesaksian para rasul tentang Dia, yang telah dicatat dalam Perjanjian Baru. Dalam pengertian mendasar ini, gereja "dibangun di atas dasar para rasul" (Ef 2:20; bnd. Mat 16:18*; Wahy 24:14). Sebab itu, sifat rasuli dari gereja tergantung pada penyesuaiannya dengan iman rasuli yang telah disampaikan kepada kita (Kis 2:42; Yud 1:3*). Boleh dikatakan para rasul masih tetap memimpin dan mengatur gereja sejauh gereja membiarkan kehidupan, pengertian dan pemberitaan firmannya senantiasa disesuaikan dengan ajaran Alkitab.

    Istilah "rasul" (_apostolos_) secara harfiah berarti `utusan`, dan Perjanjian Baru kadang-kadang mengacu pada rasul-rasul dengan arti yang lebih luas (Rom 16:7*). Dalam pengertian umum ini, semua orang yang diutus oleh Tuhan sebagai penginjil, pengkhotbah, pendiri gereja dan sebagainya, dapat disebut `utusan` dan berfungsi seperti rasul. Namun ini tidak berarti bahwa mereka mempunyai status atau wewenang khusus yang dapat menandingi kelompok rasul asli, yang pimpinannya berlangsung terus melalui tulisan-tulisan rasuli.

    Ada dua pengertian yang salah tentang jabatan rasuli ini yang perlu dihindari. Pada satu pihak, ada pemimpin di gereja atau persekutuan tertentu yang menyatakan diri "rasul". Hal ini berbahaya karena menyalahartikan ajaran Alkitab dan dalam praktek menentang wewenang dan sifat mutlak dari penyataan Allah dalam Perjanjian Baru. Pada pihak lain, ada yang menafsirkan tanda rasuli sebagai kesinambungan historis dalam pelayanan gereja yang dimulai dari Kristus serta rasul-rasul-Nya dan dilanjutkan melalui garis penggantian uskup. Penafsiran ini sama sekali tidak mendapat dukungan dari Perjanjian Baru. Anugerah Allah tidak disampaikan hanya melalui garis pejabat gereja. Lagi pula garis itu tidak menjamin penerusan kebenaran Kristen tanpa salah. Allah tidak terikat oleh organisasi gereja, dan kadang-kadang Dia bekerja melalui gereja sebagai lembaga, kadang-kadang di luar lembaga itu.

    Garis pengganti para rasul, tepatnya penurunan atau pewarisan Injil, berarti kebenaran rasuli harus diteruskan dari satu generasi kepada generasi yang lain: "orang-orang yang dapat dipercayai . . . mengajar orang lain" (2Tim 2:2*). Singkatnya, suatu gereja bersifat rasuli kalau dalam praktek ia mengakui wewenang tertinggi dari tulisan-tulisan rasuli.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    e. Tanda yang dikemukakan para reformis

    Para reformis tidak menolak empat tanda tradisional ini, namun perhatian mereka tertuju pada hal-hal lain karena perselisihan mereka dengan gereja Roma Katolik. Mereka mengemukakan dua tanda lain dari gereja nyata yang sejati, yakni pemberitaan firman dan pelayanan sakramen.

    Tanda pemberitaan firman menarik perhatian pada keunggulan Injil alkitabiah dan justru karena inilah terjadi perpecahan dengan Roma. Mendasari penekanan ini terdapat keyakinan bahwa ada ikatan kokoh antara firman tertulis dan Roh Allah. Seorang yang termasuk persekutuan dengan Roh pasti akan mengungkapkan ini dengan mematuhi firman yang telah diilhamkan oleh Roh itu. Para reformis yakin bahwa Roh mengarahkan orang kepada firman; dan kasih tidak terlepas dari iman dan kebenaran.

    Pokok lain yang menurut mereka merupakan tanda gereja sejati, yaitu sakramen, juga bersifat polemis. Justru dalam ajaran dan praktek mengenai sakramen, para reformis melihat pelanggaran gereja saat itu yang paling jelas terhadap agama Alkitab. Memang ada kelompok Kristen (misalnya Bala Keselamatan) yang tidak menjalankan sakramen, sehingga kita harus hati-hati sebelum menyatakan bahwa sakramen itu menjadi tanda hakiki gereja sejati. Namun Tuhan Yesus jelas menghubungkan baptisan itu dengan berita gereja dan respons manusia terhadapnya (Mat 28:19-20*) dan perjamuan kudus dikemukakan sebagai landasan bagi kelangsungan kehidupan gereja (Luk 22:19; 1Kor 11:24-25*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    f. Misi -- suatu tanda yang dilalaikan?

    Dalam perintah Yesus mengenai kehidupan gereja (Yoh 13:1-16:33*; Luk 10:1-20; Kis 1:1-8*) ada unsur yang hampir tidak kelihatan dalam tanda-tanda gereja yang telah dikemukakan sampai sekarang, yakni misi: tanggung jawab untuk membawa kabar baik tentang Yesus sampai ke ujung bumi.

    Dalam Kisah Para Rasul, tema pokok adalah penyebaran pekabaran Injil secara berturut-turut dari Yerusalem ke Yudea, Samaria dan kemudian ke dunia orang bukan Yahudi (Kis 1:8*; bnd. Kis 6:8-9; 7:1-60; 8:1-40; 10:34-48; 11:19-26; 13:1* dst.). Pekabaran Injil merupakan tugas utama gereja menurut Alkitab.

    Jadi gereja yang tidak memberitakan Injil, juga tidak mempedulikan kesejahteraan moral dan spiritual masyarakat di sekelilingnya, serta tidak mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap orang miskin di mana saja mereka ditemukan, telah kehilangan sifatnya sebagai gereja sejati dan menyangkal Tuhannya.

    Secara ringkas, gereja sejati dikenal karena persatuannya, keharmonisan dalam hubungan-hubungannya, kekudusan kehidupannya, keterbukaannya bagi semua orang, ketaatannya terhadap wibawa tulisan-tulisan rasuli, pemberitaannya tentang Kristus dalam kata dan sakramen, dan komitmennya kepada pekabaran Injil.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kejadian 9:8-9; Keluaran 6:6-8; Mazmur 95:7; Yesaya 5:1-7*;
    Matius 16:18; 18:15-20; 28:18-20; Markus 12:1-12; Lukas 24:47-49*;
    Yohanes 10:1-30; 17:17-23; Kisah 1:8; 2:42-47; 4:23-37*;
    Kisah 15:13-18; 20:28-32; 1Korintus 11:23-26; 12:1-28*;
    Ef 2:17-22; 4:1-6; 5:22-27; 1Petrus 2:4-10; Wahyu 7:9-11; 21:1-22:5*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Selidikilah hubungan antara individu dan persekutuan dalam pengalaman keselamatan dalam

      1. Perjanjian Lama dan
      2. Perjanjian Baru.
    2. Periksalah kiasan-kiasan Alkitab utama mengenai gereja. Sebutkan apa yang diajarkan oleh masing-masing kiasan tentang

      1. Allah dan sikap-Nya kepada jemaat,
      2. hak-hak istimewa gereja,
      3. tanggung jawab gereja, dan
      4. misi gereja di dunia.
    3. Bahaslah nilai dan bahaya dari perbedaan antara gereja nyata dan gereja tidak nyata.

    4. Selidikilah "tanda-tanda" esa, kudus, am, dan rasuli dari segi

      1. dasar alkitabiah,
      2. penerapan di gereja setempat atau kelompok Kristen Anda, dan
      3. penerapan di gereja-gereja sedunia.
    5. Seberapa jauh "tanda-tanda" gereja yang dikemukakan para reformis berdasarkan Alkitab dan relevan?

    6. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa misi (pekabaran Injil) termasuk hakikat gereja? Tegaskan jawaban Anda dengan mengutip dari Alkitab. Apa dampak pernyataan ini bagi program mingguan gereja setempat Anda?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 27. Identitas Gereja [Indeks]

    Kepustakaan (27)

    Balchin, J.
    1979 _What the Bible says about the Church_ (Kingsway).
    Berkouwer, G. C.
    1976 _The Church_ (Eerdmans).
    Carson, H. M.
    1976 _Dawn or Twilight?_ (IVP).
    Griffiths, M.
    1975 _Cinderella with Amnesia_ (IVP).
    Kuiper, R.
    1967 _The Glorious Body of Christ_ (Banner of Truth).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1962 _The Basis of Christian Unity_ (IVP).
    Stott, J. R. W.
    1969 _One People_ (Falcon).
    Watson, D.
    1978 _I Believe in the Church_ (Hodder).
    Wells, D.
    1973 _Revolution in Rome_ (Tyndale Press).



    Indeks Bab 28: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.F 01012]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 28 Kehidupan Gereja .................................. 01300

    Ps 28.1 Ibadah ....................................... 01300

    Sb 28.1.a Contoh-contoh dalam Alkitab ............... 01300

    28.1.b Unsur-unsur Ibadah ........................ 01301

    28.1.c Ciri-ciri Ibadah .......................... 01301

    28.1.d "Luapan" Ibadah ........................... 01301

    Ps 28.2 Persekutuan .................................. 01302

    Ps 28.3 Pelayanan .................................... 01303

    Sb 28.3.a Karunia-karunia Roh ....................... 01304

    28.3.b Kepemimpinan Kristen ...................... 01305

    28.3.c Pelayanan di Luar Gereja .................. 01306

    Ps 28.4 Kesaksian .................................... 01307

    Bahan Alkitab .............................................. 01308

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01309

    Kepustakaan ................................................ 01310



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    28. KEHIDUPAN GEREJA

    Dalam bagian ini kita beralih dari tinjauan mengenai sifat gereja menuju tinjauan mengenai perbuatannya. Tugas dan tanggung jawab gereja ditentukan oleh sifat gereja itu. Oleh karena gereja adalah umat Allah, maka tujuan keberadaannya bukan terletak dalam dirinya, melainkan dalam pelayanannya bagi kemuliaan dan hormat Allah (Rom 11:36*; 1Kor 8:6*). _Bagaimana_ gereja melayani kemuliaan Allah itu?

    28.1 Ibadah

    Ibadah (Yun. _latreia_) adalah cara yang paling jelas bagi gereja untuk memenuhi tujuannya, yakni menghormati Allah.

    a. Contoh-contoh dalam Alkitab

    Ibadah sering disebut atau tercermin dalam Alkitab. Ungkapannya yang terindah terdapat dalam Kitab Mazmur, yang merupakan kumpulan nyanyian rohani Perjanjian Lama.

    Dalam Perjanjian Baru ada contoh-contoh ibadah (Mat 6:9*; Mr 14:12-13; Luk 1:46-55,68-79; 2:14,29-32; 4:16; Kis 3:1-2; 4:24-25*) serta banyak nyanyian dan doa yang memuliakan Allah (Rom 11:33-36*; Rom 16:27; 1Tim 1:17; 6:15-16; Yud 1:24-25; Wahy 1:5-6*). Ada juga baris-baris dari nyanyian rohani Kristen mula-mula (Ef 5:14*; Fili 2:5-11; Kol 1:15-20; 1Tim 3:16*) dan rumusan liturgis (misalnya _Maranatha_, artinya: `Ya Tuhan datanglah`, 1Kor 16:22*; _Amen_ yang berarti `kiranya jadilah demikian`, Rom 1:25*; _Abba_, `Bapa`, Rom 8:15*). Diperlihatkan juga bahwa ibadah adalah unsur dasar dalam tatanan surgawi (Wahy 4:8-11; Wahy 5:11-14; 7:9-12*).

    Gereja berfungsi seperti kelompok imam yang mempersembahkan kurban syukur kepada Allah (Ibr 13:15; 1Pet 2:5*). Bila gereja mengenal tanggungjawabnya untuk mempersembahkan ibadah maka hal ini cocok dengan arti dasar kata _latreia_, yaitu "kebaktian" atau "pelayanan". Sayang terlalu sering orang mengikuti ibadah dengan pikiran, "Apa yang dapat saya peroleh dari kebaktian ini?"; sedangkan pikiran yang lebih tepat ialah, "Apa yang dapat saya persembahkan [kepada Tuhan] dalam kebaktian ini?"



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    b. Unsur-unsur ibadah

    _Persembahan puji-pujian_ sangat mendasar. _Firman Allah_, unsur dasar yang lain, diwarisi kepada ibadah Kristen dari sinagoge Yahudi, yang memprioritaskan pembacaan dan penjelasan hukum Taurat dalam ibadahnya (Luk 4:16-27; Kis 13:14-15*). Dalam ibadah Kristen mula-mula Alkitab dibacakan di depan umum (Kol 4:16; 1Tes 5:27*) dan diuraikan (Kis 2:42-43; 6:2*). Pemberitaan firman Allah bukanlah tambahan pada ibadah tetapi seharusnya merupakan puncaknya, yakni kesempatan mendengar suara Allah yang hidup lalu menyerahkan diri kepada Dia dalam kesalehan dan pelayanan. Unsur ibadah yang lain ialah _persembahan_. Mengenai unsur ini terdapat latar belakang Perjanjian Lama yang kaya dalam hal membawa persepuluhan dan persembahan kepada Allah (Kel 14:20; Im 27:30*; 1Taw 29:6-7; Ezr 1:6; Mal 3:10*). Dalam Perjanjian Baru, ayat terpenting adalah 1Kor 16:1-4 (bnd. Mat 6:2-4; 2Kor 8:1-9:15*). _Sakramen-sakramen_ Injil, yakni baptisan dan perjamuan kudus, adalah segi lain lagi yang mendasar (lihat di bawah).

    c. Ciri-ciri ibadah

    Ada tiga hal utama yang seharusnya mencirikan ibadah Kristen.

    Pertama, Kristus yang hidup hadir di tengah-tengah jemaat-Nya. Ini tidak ada padanannya dalam agama lain. Orang berkumpul bukan hanya untuk mengingat saja, tetapi untuk merayakan kehadiran Tuhan, untuk bersukacita sebab Tuhan sudah menang dan untuk berjumpa dengan Dia dalam Roh melalui firman (Mat 18:20; 28:20*).

    Kedua, Roh Kudus memberi kuasa untuk beribadah (Yoh 4:24; Fili 3:3*). Ia menciptakan realitas (1Kor 12:3*), membatasi dan mengatur (1Kor 14:32-33,40), mengilhamkan doa (Rom 8:26*), menggerakkan puji-pujian dan syukur (Ef 5:18-19*), mengantar kepada kebenaran (1Kor 2:10-13), memberikan karunia-karunia-Nya (Rom 12:4-8*) dan menginsafkan orang tak percaya (Yoh 16:8; 1Kor 14:24-25*).

    Ketiga, suasana kasih dalam persekutuan meliputi jemaat. Ibadah Kristen mula-mula ditandai oleh perhatian mendalam terhadap sesama dan partisipasi sungguh-sungguh dalam pertemuan jemaat (Kis 2:42-47*; Kis 4:32-35*). Hal ini khusus dinyatakan dalam bentuk perhatian untuk saling memberi semangat dan bertumbuh dalam Kristus (Ef 4:12-16*).

    d. "Luapan" ibadah

    Ibadah tidak terbatas pada puji-pujian bersama dan pelayanan firman, tetapi seharusnya diteruskan dan dijadikan sikap seluruh hidup. Begitulah Paulus mendorong budak-budak di Kolose untuk taat dan melayani tuannya dengan rajin dan dengan segenap hati "seperti untuk Tuhan" dan karena "takut akan Tuhan" (Kol 3:22-23*). Ibadah harus menjadi pola hidup, sehingga "segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (Kol 3:17*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    28.2 Persekutuan

    Persekutuan (Yun. _koinonia_) berhubungan erat dengan gereja yang memuliakan Allah: "Terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Rom 15:7*). Kalau orang Kristen hidup bersama dalam persekutuan sejati, Allah dimegahkan. _Koinonia_ pada dasarnya berarti bersama-sama menerima bagian dalam sesuatu: penekanannya agak berbeda dengan pengertian persekutuan akhir-akhir ini, yakni saling bersahabat. Namun kedua hal ini pada akhirnya tidak terpisah artinya, karena saling berpartisipasi yang meliputi saling bersahabat.

    Persekutuan umat Allah dialaskan pada partisipasi bersama dalam kehidupan Allah (1Yoh 1:3,7*). Ini adalah ciri khas gereja sejak semula (2Tes 1:3*).

    Namun persekutuan Perjanjian Baru tidaklah tanpa diskriminasi; persekutuan dapat ditarik kembali dalam hal kelakuan yang sangat tidak pantas (1Kor 5:4-5; 2Tes 3:14*) dan tidak meliputi mereka yang menyangkal ajaran para rasul (Kis 2:42; Gal 1:8-9*). Ungkapan mendasarnya adalah _agape_, kasih yang memberikan diri untuk sesamanya (1Kor 13:1-13; 1Yoh 3:16*), yang oleh Yesus disebut sebagai ciri yang membedakan persekutuan baru (Yoh 13:34-35*) dan akan membawa dunia kepada iman oleh beritanya (Yoh 17:23*).

    Mencolok sekali, kata _agape_ tidak dipakai umum di luar Perjanjian Baru dan gereja. Istilah umum untuk kasih (_eros_) dirasakan tidak memadai untuk menyatakan sifat hakiki kasih Kristen, yakni kasih bagi orang yang hina, kasih yang dijumpai para rasul dalam diri Yesus dan kasih yang mereka saling alami melalui Roh Kudus. Inilah sebabnya mengapa definisi _agape_ dalam Perjanjian Baru mengacu pada salib: "Inilah _agape_ (kasih) itu . . . Allah telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1Yoh 4:10; bnd. Rom 15:7*). _Agape_ berarti kasih Golgota, yaitu kasih berharga yang merendahkan diri dan mengampuni dosa, ciri khas persekutuan orang Kristen mula-mula dan sifat hakiki gereja yang memuliakan Allah dalam setiap generasi. Kasih kualitas itu tidak mungkin bagi manusia, itulah sebabnya mengapa Perjanjian Baru senantiasa menyebutnya sebagai pemberian Roh Kudus (Rom 5:5). Namun, kasih itu sangat praktis (1Yoh 3:17-18*; bnd. Rom 15:25-26; 2Kor 8:1-9:15*).

    Ayat-ayat terakhir ini mengacu pada persembahan yang dikumpulkan Paulus dari gereja-gereja bukan Yahudi untuk membantu orang Kristen Yahudi di Palestina, yang menderita akibat kelaparan. Persembahan itu tidak hanya menyatakan persekutuan di antara orang-orang Kristen mula-mula, tetapi memperkokoh dan membina persekutuan tersebut.

    Persekutuan dalam Perjanjian Baru juga meliputi keramahan (Ibr 13:2*; 1Pet 4:9); tolong menolong dalam menanggung beban (Gal 6:2*); saling memberi semangat (Ibr 10:25*) dan saling mendoakan (Fili 1:9-11,19*). Persekutuan ini khususnya nyata dalam perjamuan kudus (1Kor 10:16-17*).

    Kehidupan orang Kristen mula-mula sebagai persekutuan sangat menarik bagi orang kafir zaman itu. Demikian juga pada zaman kita ini, persekutuan lokal maupun internasional merupakan syarat mutlak untuk menjamin kelangsungan hidup gereja. Hampir tidak ada hal lain yang dimiliki gereja yang lebih relevan bagi dunia ini sekarang daripada rahasia hubungan antara manusia dengan sesamanya secara tulus ikhlas. Maka ajakan untuk mengasihi merupakan salah satu tantangan yang sangat mendalam yang disampaikan Kristus kepada gereja-Nya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    28.3 Pelayanan

    Gereja mula-mula merasa wajib melayani (Yun. _diakonia_ `pelayanan`), sebagai cara lain untuk memuliakan Allah (1Pet 2:12*). Berlainan dengan dunia bukan Yahudi, yang melihat kebesaran sebagai perpadanan dari otoritas atau kuasa untuk memaksa, Yesus mengajar bahwa kebesaran terdapat dalam pelayanan dengan rendah hati (Mr 9:33-37; Luk 22:24-27*). Hal ini secara radikal menantang sikap kita sekarang ini seperti juga terjadi pada zaman para rasul. Pelayanan itu bukan jalan atau persiapan bagi kebesaran seperti dianggap pada umumnya; pelayanan adalah kebesaran. Di balik pandangan ini terdapat pelayanan Yesus sendiri, "Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Mr 10:45*). Mesias yang adalah Hamba mengajak gereja untuk mengikuti teladan-Nya dalam persekutuan melayani. Kebenaran ini mengandung imbalan luar biasa; yang berarti bahwa penggenapan kehidupan ada dekat pada kita, dalam pelayanan penuh kerendahan hati satu dengan yang lain.

    Masih ada tiga aspek lagi ajaran Alkitab tentang pelayanan gereja.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    a. Karunia-karunia Roh

    Bersama dengan kelahiran kembali dan hidup baru, Roh Kudus memberikan kepada setiap orang percaya karunia khusus untuk pelayanan. Semua perikop Perjanjian Baru yang membahas tema ini menyatakan bahwa karunia Roh dimiliki setiap orang yang benar-benar dilahirkan kembali (Rom 12:3-8*; 1Kor 12:7-11; Ef 4:7,16; 1Pet 4:10*). Dengan kiasan tubuh (Rom 12:5; bnd. 1Kor 12:12-26*) Paulus mengajarkan bahwa setiap anggota mempunyai tugas yang bermanfaat untuk melayani seluruh tubuh. Perjanjian Baru tidak mengisyaratkan bahwa penerimaan dan penggunaan karunia Roh Kudus ini bergantung pada suatu pengalaman khusus dari Roh Kudus sesudah kelahiran kembali. Jadi setiap orang Kristen dipanggil untuk melayani; menjadi anggota Kristus berarti menjadi pelayan Kristus (1Kor 12:7,11*).

    Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memberi contoh-contoh karunia dan pelayanan Roh Kudus (Kel 35:30-33; Hak 3:10*; Rom 12:3-8; 1Kor 12:4-11,28; Ef 4:11-12; 1Pet 4:10-11*). Roh Kudus memang bebas dan berdaulat untuk membagi-bagikan karunia dan pelayanan: "Semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikendakiNya" (1Kor 12:11*). Masing-masing orang percaya bertanggung jawab untuk mengenal karunia dan pelayanannya lalu menggunakannya untuk kebaikan gereja setempat atau kelompok Kristen lain. Maksud karunia dan pelayanan ini ada dua:




    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    b. Kepemimpinan Kristen

    Karunia Roh dibutuhkan secara khusus oleh orang-orang yang mendapat pelayanan khusus sebagai pemimpin dalam kelompok Kristen. Perjanjian Lama mengutamakan pelayanan oleh imam-imam (Kej 14:18; Kel 28:1-2*), nabi-nabi (Ul 18:15-16; Yes 6:1 dst.) dan tua-tua (Kel 3:16*; Ul 19:12*). Yesus melanjutkan prinsip ini dengan memanggil dua belas murid, dan tulisan-tulisan Perjanjian Baru yang kemudian mencerminkan pola yang sama dalam pengangkatan penatua (_presbuteroi_) atau uskup (_episkopoi_) serta diaken (_diakonoi_) (Kis 14:23*; 1Tim 3:1-3; Tit 1:5*). Pola itu nampak juga dalam pelayanan seperti penginjil, gembala dan guru (Ef 4:11*).

    Jabatan dan tugas pelayanan ini tidak berarti kehidupan Kristen bertingkat dua. Perbedaan antara pelayanan kaum pendeta dan pelayanan kaum awam pada dasarnya bersifat fungsional. Pekerja Kristen purna-waktu, apa pun gelarnya, tidak lebih utama atau lebih dekat kepada Tuhan dibanding dengan anggota-anggota jemaat yang awam.

    Dapatkah jemaat setempat mengangkat seseorang untuk pelayanan tanpa mengacu pada gereja yang lebih luas? Ada yang berpendapat bahwa pentahbisan untuk pelayanan memerlukan otorisasi dari pimpinan sinode atau sebagainya. Sedangkan ada yang lain percaya bahwa gereja setempat boleh bertindak atas nama Kristus untuk mengangkat petugas-petugas tanpa konsultasi dengan gereja secara lebih luas. Dalam hal ini kita sebaiknya mengikuti kebiasaan yang berlaku dalam gereja kita sendiri.

    Wewenang jabatan-jabatan ini berbeda-beda. Namun perlu ditegaskan bahwa Perjanjian Baru tidak mengenal jabatan imam, yang berfungsi sebagai perantara manusia kepada Allah serta menyampaikan anugerah Allah kepada orang berdosa. Dalam Perjanjian Baru kata "imam" dipakai dalam bentuk tunggal hanya untuk Yesus. Dia unik sebagai Imam Agung sebagaimana diberlakukan-Nya di Golgota, dan keunikan-Nya itu membuat imam-imam perantara lainnya tak perlu lagi. Jika seseorang mencoba bertindak sedemikian, itu merupakan penghujatan yang menolak kurban Kristus yang berlaku sekali untuk selama-lamanya, dan seolah-olah berkata bahwa kurban-Nya tidak efektif. Namun konsep keimaman masih terdapat dalam Perjanjian Baru, yakni dalam "keimaman semua orang percaya" yang menunjuk pada tugas-tugas keimaman umum dari seluruh umat Allah (Ibr 13:15-16; bnd. Rom 12:1-2; 1Pet 2:5,9; Wahy 1:6*).

    Ada bahaya besar kalau orang-orang tertentu terlalu ditinggikan dalam gereja, apakah dia ditahbiskan atau tidak. Bahaya itu dapat dihindari dengan mengakui bahwa sebenarnya pelayanan Kristen adalah pelayanan oleh Kristus sendiri. Ucapan paling mendalam yang dapat diutarakan tentang pelayanan Kristen dalam segala bentuknya ialah bahwa pelayanan itu tak lain dari pelayanan Tuhan yang bangkit di antara dan melalui umat-Nya (Rom 15:18*). Pengertian ini juga tersirat dalam gagasan gereja sebagai tubuh Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    c. Pelayanan di luar gereja

    Pelayanan gereja pertama-tama ditujukan kepada mereka yang tercakup dalam persaudaraan seiman (Gal 6:10*). Namun tak mungkin kegiatan itu berhenti di situ saja, sebab pelayanan Yesus yang paling mendalam ditujukan kepada musuh-musuh-Nya (Rom 5:6-8*). Karena itu gereja harus memuliakan Tuhan dengan bertindak sebagai garam dan terang dalam masyarakat (Mat 5:16*), tidak hanya melalui pekabaran Injil tetapi juga melalui usaha-usaha lain untuk mempengaruhi masyarakat untuk hidup dengan lebih adil, murni, jujur dan rahmani, yang lebih mendekati sifat Allah sendiri dan karena itu menghormati Dia.

    Cara utama yang dipakai gereja dalam melaksanakan tanggung jawab itu, selain kesaksian langsung mengenai Injil, adalah membentuk pria dan wanita Kristen yang kuat dan teguh, yang kehadiran sehari-harinya mempengaruhi corak dan suasana masyarakat. Tambahan pula, kadang kala gereja akan merasa perlu untuk bertindak secara kelompok sebagai respons atas kebutuhan-kebutuhan sosial tertentu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    28.4 Kesaksian

    Ajakan untuk bersaksi (Yun. _marturia_ `kesaksian`) merupakan pokok perintah terakhir Yesus kepada rasul-rasul (Kis 1:8*) dan pada hari Pentakosta mereka mulai melaksanakannya. Gereja di Yerusalem tidak langsung mengadakan pekabaran Injil ke seluruh dunia; baru sesudah kematian Stefanus sebagai martir dan pelayanan Paulus, gereja dihadapkan pada tanggung jawabnya dengan segala dimensinya. Tetapi seperti diceritakan dalam Kisah, rencana Tuhan terlaksana: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8*). Gereja sekarang ini adalah keturunan secara rohani dari generasi pertama orang percaya, hanya kalau menyerahkan diri pada tugas untuk bersaksi seperti mereka.

    Dalam konteks hukum, _marturia_ berarti membuat pembelaan; kesaksian lisan adalah intinya. Tentu saja perbuatan orang Kristen harus sesuai dengan perkataannya, tetapi tugas pokok yang dipercayakan Yesus kepada gereja meliputi kesaksian dengan kata-kata (Mat 28:19-20*; Yoh 20:21 dst.; Kis 10:42-43*).

    Bila bersaksi, perhatian harus ditujukan kepada karya Allah yang objektif dalam Kristus. Sayang sekali bahwa hal bersaksi itu kadang-kadang disamakan dengan menceritakan bagaimana seorang pribadi beroleh iman. Tak perlu diragukan bahwa cerita seperti itu kadang kala dapat memberi warna otentik kepada kesaksian, namun harus ditekankan bahwa inti kesaksian terletak dalam usaha mengarahkan orang kepada Kristus sambil mencoba menghadapkan mereka kepada karya-Nya untuk menyelamatan manusia.

    Tugas kesaksian ini diwarisi oleh gereja Perjanjian Baru sebagai Israel baru dari tugas yang gagal direalisasikan oleh Israel dalam Perjanjian Lama (Kej 12:1-3; 18:18; Yes 49:6; bnd. Yes 43:10,12; 44:8*).

    Terlalu sering dilupakan oleh gereja, dan khususnya oleh para teolog, bahwa tulisan-tulisan luhur Perjanjian Baru ditulis oleh misionaris dan penginjil yang terlibat dalam kegiatan yang sangat sulit, berupa penginjilan dan penggembalaan yang meminta pengorbanan besar. Hanya orang yang benar-benar menghayati misi mereka dan merasakan kegairahan yang mendesak untuk meletakkan dunia di kaki Kristus, yang sanggup menilai pemikiran dan menafsirkan ajaran mereka.

    Cukup banyak perdebatan terjadi mengenai hubungan antara pemberitaan dalam bentuk kata-kata dan bentuk-bentuk pelayanan Kristen lain di dunia, misalnya di bidang pendidikan, medis dan sosio-politis. Boleh dikatakan, kesaksian dalam pengertian Perjanjian Baru terutama sekali merupakan pernyataan verbal, namun kita harus sadar bahwa ini tidak mencakup seluruh tugas gereja di dunia. Perspektif yang lebih luas ini dapat disebut "misi", yang mencakup segala sesuatu yang ditugaskan kepada gereja yang diutus Allah ke dalam dunia. Dengan demikian memberi kesaksian bukanlah keseluruhan tugas gereja, walaupun tetap sentral dalam penugasannya. Tugas untuk bersaksi mengenai Injil di seluruh dunia dalam setiap generasi merupakan prioritas gereja setiap generasi. Unsur tugas gereja itu tidak boleh diturunkan menjadi sekunder saja.

    Dapat dicatat bahwa tanggung jawab untuk bersaksi, yaitu mengembangkan tugas rasuli, pertama-tama terletak di tangan persekutuan rasuli, yaitu gereja. Sebagai individu, orang bertanggung jawab untuk bersaksi kepada teman, rekan dan tetangganya; namun hal itu tidak terlepas dari gereja setempat yang ditugaskan Tuhan untuk mengadakan kesaksian di tempat tersebut. Sebab itu, seharusnya jemaat setempat memampukan serta mengatur anggota-anggotanya agar menjadi saksi-saksi Kristus di dunia. Dan kiranya setiap orang Kristen melimpahkan seluruh usaha, doa dan karunianya kepada program penginjilan dari gereja atau kelompok Kristen setempat.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Ibadah:
    Kejadian 8:20; Keluaran 15:1-18; 1Samuel 2:1-10; 1Tawarikh 29:10-13*;
    Nehemia 9:5-6; Mazmur 148:1-150:6; Yesaya 6:1* dst.;
    Amos 5:21-27; Maleakhi 3:10*;
    Matius 6:1-18; 18:20; Markus 14:22-26; Yohanes 4:24; Roma 12:4-8*;
    1Korintus 11:18-22; 16:1-4; Filipi 1:9-11; 3:3; 4:20*;
    1Timotius 1:17; 3:16; 4:13; 6:15-16; Ibrani 10:19-25; 13:15*;
    Yakobus 5:13; Yudas 1:24-25; Wahyu 1:5-6; 4:8-11; 5:11-14; 22:16*.

    Persekutuan:
    Kisah 2:42-47; Roma 5:5; 12:13; 15:1,5-7,25-26*;
    1Korintus 10:16; 13:1-13; 1Tesalonika 3:6,12-13; 2Tesalonika 1:3*;
    Ibrani 13:2,16; 1Petrus 4:9; 1Yohanes 1:3,7*.

    Pelayanan:
    Keluaran 35:10-33; Bilangan 18:15-16; 19:12; Hakim 3:10*;
    1Samuel 10:10; Nehemia 8:7-8*;
    Markus 4:10-11; Lukas 6:12-13; 22:24-27*;
    Yohanes 13:14-16; 20:21; Kisah 6:1-7; 11:30; 14:23*;
    Efesus 4:11-16; 1Timotius 3:1-13; 1Petrus 5:1-5; Wahyu 1:6*.

    Kesaksian:
    Yesaya 43:10-13*;
    Matius 28:18-19; Kisah 1:8; 4:20; 13:1-3*;
    2Korintus 5:11-20; 1Yohanes 1:2*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Prinsip-prinsip apa yang melandasi ibadah umat Allah dalam Perjanjian Lama? Sebutkanlah beberapa perbedaan dengan ibadah menurut Perjanjian Baru.

    2. Bahaslah peranan kebebasan dan keteraturan dalam ibadah: petunjuk apa yang diberikan oleh Alkitab di sini?

    3. Apa yang dimaksudkan dengan "persekutuan" (_koinonia_)? Selidikilah cara-cara persekutuan ini dinyatakan dalam gereja-gereja Perjanjian Baru. Apa padanannya sekarang ini?

    4. Cobalah menilai arti pokok-pokok berikut bagi persekutuan sejati:

      1. ajaran rasuli (Kis 2:42*),
      2. perjamuan kudus (1Kor 10:11*), dan
      3. Roh Kudus serta karunia-Nya (1Kor 12:1-31*).
    5. Apa artinya ajaran Alkitab mengenai karunia-karunia Roh dalam hubungannya dengan pelayanan di gereja?

    6. Sebutkan syarat-syarat Perjanjian Baru untuk pelayanan-pelayanan khusus di gereja (bnd. 1Tim 3:1-13; Tit 1:9-15; Kis 6:3*).

    7. Bagaimana kesaksian gereja dapat memuliakan Allah?

    8. Apa yang tercakup dalam "misi"?

    9. Apa dasar-dasar alkitabiah bagi keterlibatan sosial orang Kristen?

    10. Apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang misi melalui

      1. doa,
      2. persembahan berupa uang,
      3. kesaksian secara perorangan, dan
      4. kesaksian secara bersama?

    Selidikilah dampaknya di setiap bidang bagi tanggung jawab pribadi Anda kepada misi.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 28. Kehidupan Gereja [Indeks]

    Kepustakaan (28)

    Allen, Roland.
    1960 _Missionary Methods -- St. Paul`s or Ours?_ (World Dominion Press).
    Bavinck, J. H.
    1961 _An Introduction to the Science of Missions_ (Presbyterian &
    Reformed),
    Blauw, J.
    1974 _The Missionary Nature of the Church_ (Lutterworth).
    Bridge, D. & Phypers, D.
    1973 _Spiritual Gifts and the Church_ (IVP).
    Copley, D.
    1978 _Building with Bananas_ (Paternoster).
    Douglas, J. D.
    1975 _Let the Earth Hear His Voice_ (Worldwide).
    Green, E. M. B.
    1964 _Called to Serve_ (Hodder).
    Martin, R. P.
    1964 _Worship in the Early Church_ (Morgan & Scott).
    Milne, B.
    1978 _We Belong Together_ (IVP).
    Morris, L.
    1964 _Ministers of God_ (IVP).
    Packer, J. I.
    1961 _Evangelism and the Sovereignty of God_ (IVP).
    Stott, J. R. W.
    1969 _Our Guilty Silence_ (IVP).
    1975a _Baptism and Fullness_ (IVP, edisi ke-2; ada juga terjemahan ke
    dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh YKBK).
    1975b _Christian Mission in the Modern World_ (Falcon).



    Indeks Bab 29: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.F 01012]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 29 Pertumbuhan Gereja ................................ 01312

    Ps 29.1 Firman Allah ................................. 01312

    Sb 29.1.a Khotbah (Pemberitaan Firman) .............. 01313

    29.1.b Penelaahan Alkitab Secara Pribadi ......... 01313

    29.1.c Penelaahan Alkitab Berkelompok ............ 01314

    Ps 29.2 Sakramen ..................................... 01315

    Sb 29.2.a Baptisan .................................. 01316

    29.2.b Perjamuan Kudus ........................... 01317

    Ps 29.3 Doa .......................................... 01318

    Ps 29.4 Persekutuan .................................. 01319

    Ps 29.5 Penderitaan .................................. 01320

    Bahan Alkitab .............................................. 01321

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01322

    Kepustakaan ................................................ 01323



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    29. PERTUMBUHAN GEREJA

    Seharusnya gereja lebih merupakan organisme daripada organisasi, artinya gereja adalah sesuatu yang hidup dan bertumbuh. Pertumbuhan itu menyangkut baik kuantitas (menambah anggota melalui pekabaran Injil) maupun kualitas (memperdalam dan mematangkan kehidupan dan imannya). Dalam pasal ini kita memperhatikan secara khusus aspek kedua itu, tetapi sebenarnya kedua dimensi itu tidak pernah dapat terpisah. Gereja yang sehat dan bertumbuh akan diberkati baik dengan penambahan orang yang baru bertobat maupun akan menjadi semakin serupa dengan Kristus. Allah telah menyediakan sarana tertentu untuk mencapai pertumbuhan ini.

    29.1 Firman Allah

    Sarana Allah yang paling unggul untuk memperbarui umat-Nya menurut citra Kristus adalah firman-Nya (Yoh 17:17; bnd. 2Tim 3:16-17*), karenanya pengajaran firman adalah sentral dalam pekerjaan pendeta (2Tim 4:2*) sebagaimana terlihat dalam contoh Paulus sendiri (Kis 20:20-21*). Sama seperti Roh Kudus menggunakan firman untuk membawa orang kepada iman dalam Kristus (Ef 1:13*), begitu juga Ia memakainya untuk pengudusan (Ef 5:26-27*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    a. Khotbah (pemberitaan firman)

    Pembacaan dan penjelasan Alkitab oleh kuasa Roh Kudus mempunyai arti yang tak terhitung nilainya bagi pembaruan dan pertumbuhan umat Allah. Sesungguhnya kehidupan gereja setempat bergandengan dengan penjelasan firman yang diterimanya, artinya, khotbah-khotbah yang mengupas ajaran Alkitab dan menerapkannya secara relevan. Jika pengajaran dalam khotbah dangkal saja, demikian pula kehidupan gereja.

    b. Penelaahan Alkitab secara pribadi

    Menjadi orang Kristen yang mantap berarti harus belajar firman Allah. Karena itu, disiplin menelaah Alkitab setiap hari adalah cara pertumbuhan rohani yang nyata dan diberkati Tuhan. Membaca dan merenungkan Alkitab secara pribadi dapat membawa berkat-berkat yang tak terhitung banyaknya.

    Memang harus diakui juga ada bahaya dalam kebiasaan ini, misalnya sikap yang bersifat takhyul saja bisa berkembang jika bagian Alkitab untuk dipelajari dilepaskan dari konteksnya dalam Alkitab, dan si pembaca mencoba memperoleh pesan khusus dari dalamnya yang berhubungan dengan keadaannya hari itu. Tentu saja sewaktu-waktu Allah membuat firman-Nya menjadi luar biasa relevan untuk keadaan khusus, tetapi perlu diingat bahwa seluruh Alkitab adalah firman Allah untuk manusia sepanjang waktu; kebenaran yang terkandung di dalam setiap ayat adalah bagian dari keseluruhan kebenaran dalam konteks alkitabiah dan teologis (lihat di atas: ps 3.6). Prinsip-prinsip penafsiran yang tepat harus dipakai dalam usaha pribadi untuk mengerti Alkitab, bukan hanya dalam usaha di depan umum.

    Perlu juga menjaga terhadap bahaya lain, yaitu menganggap bahwa kita layak menerima berkat Tuhan karena sudah memenuhi kewajiban sehari-hari untuk belajar Alkitab; atau sebaliknya, bahaya merasa salah dan yakin bahwa "hari ini pasti kacau" karena tidak sempat mempelajari Alkitab. Allah yang berdaulat dalam kemuliaan tidak bergantung pada usaha kita yang lemah. Tanpa itu pun Dia dapat memberlakukan maksud-Nya dalam kehidupan kita, untuk melindungi dan memberkati menurut kemurahan-Nya.

    Namun demikian, janganlah kita membiarkan bahaya-bahaya ini menghalangi kebiasaan seumur hidup untuk mempelajari firman Allah setiap hari, suatu kebiasaan yang tak ternilai manfaatnya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    c. Penelaahan Alkitab berkelompok

    Kita melihat adanya kelompok penelaahan Alkitab informal dalam Perjanjian Baru (Kis 17:11*). Kelompok seperti ini telah menjadi faktor dalam pembaruan gereja, khususnya ketika berkhotbah di depan umum dilarang atau ditolak. Namun agar menjadi bermanfaat, diperlukan kepemimpinan tangguh dan keuletan dalam menghindari kecenderungan untuk menyimpang dari pokok pembicaraan, menonjolkan pendapat sendiri, atau tukar menukar kesaksian yang tidak jelas hubungannya dengan bagian Alkitab yang sedang dipelajari. Asalkan bahaya ini disadari dan dihindari, tak salah lagi, penelaahan Alkitab berkelompok merupakan cara yang benar-benar melestarikan pertumbuhan gereja.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    29.2 Sakramen

    "Sakramen" (Lat._ sacramentum_) secara sederhana dapat disebut "ungkapan lahir dan nyata dari anugerah batin dan tidak nyata" (Katekismus gereja Anglikan). Jika istilah ini dibatasi pada yang diperintahkan oleh Kristus, hanya ada dua sakramen: baptisan dan perjamuan kudus. Ada yang menganggap bahwa hal ini ditegaskan dalam dua ketetapan Perjanjian Lama yaitu sunat dan Paskah.

    Pada Konsili Trent (1545-63) Gereja Roma Katolik mengaku tujuh sakramen, karena mereka menambahkan hukuman dosa (_penitentia_), pentahbisan imam, pernikahan, peneguhan sebagai anggota jemaat dan pemberian minyak kepada orang pada saat meninggal. Mungkin saja acara-acara seperti itu ada gunanya dalam kehidupan gereja, namun tidak ada dukungan dalam Alkitab untuk menganggapnya sakramen. Sedangkan orang Kristen Menonit mengenal satu sakramen tambahan, yaitu "pembasuhan kaki" berdasarkan Yohanes 13:14-15*. Harus diakui bahwa pembasuhan kaki itu sering menghasilkan kerendahan hati dan keindahan watak dalam budi pekerti kelompok-kelompok tersebut, namun hampir semua penafsir setuju bahwa perintah Yesus ini hanya menuntut sikap saling melayani dengan rendah hati, bukan menetapkan sakramen.

    Ada juga orang Kristen, seperti Bala Keselamatan, yang tidak melaksanakan sakramen, bahkan mereka melawan usaha untuk menghargai sakramen secara berlebihan atau membatasi anugerah Allah kepadanya. Namun kebanyakan orang Kristen berpendapat bahwa ini tidak cukup sebagai alasan untuk mengabaikan perintah Kristus untuk melaksanakan sakramen.

    Sakramen mempunyai tiga unsur utama, yakni tanda, anugerah dan hubungan antara kedua-duanya.

    1. _Tanda yang dilihat_ berupa air pada baptisan dan roti serta anggur pada perjamuan kudus.

    2. _Anugerah yang tidak dilihat_ ditunjukkan oleh sakramen itu. Banyak orang Kristen ingin menambahkan di sini bahwa sakramen memeteraikan anugerah itu (menjaminnya) bagi orang percaya. Dalam hal baptisan, anugerah ini adalah "permandian kelahiran kembali" (Tit 3:5*), pengampunan dosa (Kis 2:28*), penyatuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan (Rom 6:1*) serta keanggotaan dalam tubuh Kristus (1Kor 12:12*). Dalam hal perjamuan kudus, anugerah adalah penerimaan manfaat pengurbanan Kristus (1Kor 10:16*), semacam makanan rohani dari tubuh Kristus (1Kor 11:24*) dan persekutuan dengan umat Allah (1Kor 10:17*).

    3. _Hubungan sakramental_ antara tanda yang dilihat dan anugerah yang tidak dilihat diartikan menurut berbagai cara. Pada satu ekstrim, ada yang menganggap tanda dan anugerah itu identik; sedangkan pada ekstrim yang lain, hubungan antara tanda dan anugerah diartikan hanya secara simbolis. Yang terakhir itu sering dihubungkan dengan reformis abad ke-16, Zwingli. Ayat-ayat utama yang menyatakan bahwa Kristus menetapkan baptisan dan perjamuan kudus juga menyebut hal mengajar (Mat 28:20) dan memberitakan (1Kor 11:26*). Sakramen-sakramen adalah sakramen Injil, yang menunjuk kepada Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya bagi orang berdosa. Para reformis ketika mengoreksi penyalahgunaan sakramen oleh gereja yang bersifat takhyul itu, menekankan perlunya memberitakan firman pada waktu melaksanakan sakramen. Mereka mendukung Augustinus yang melukiskan sakramen sebagai "kata-kata Allah yang nyata". Ini prinsip yang penting, karena hanya dalam terang firman sakramen itu dapat berperan secara tepat, yaitu sebagai penegasan dan dukungan yang mengantar kepada Kristus dan menegaskan iman kepada Dia.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    a. Baptisan

    Perjanjian Lama menyebutkan upacara penyucian atau acara lain yang menggunakan air untuk menyatakan pembersihan dari polusi dan rasa bersalah karena dosa (Kel 19:14-15; Im 16:4,24; bnd. Mazm 51:4*).

    Dalam konteks langsung misi Yesus, baptisan yang dilaksanakan oleh Yohanes (Mr 1:2-11; Yoh 19:34*) menitikberatkan dua pokok. Baptisan itu adalah baptisan karena bertobat (Mat 3:2*), mendahului kedatangan kerajaan Allah yang akan membawa penghakiman berat (Mat 3:7-12*).

    Yesus sendiri dibaptiskan oleh Yohanes. Ini menimbulkan pertanyaan mengapa Dia harus dibaptis sebagai tanda pertobatan, sedangkan Dia tak berdosa, suatu hal yang juga membingungkan Yohanes (Mat 3:14*). Penjelasannya ada dua. Pertama, Yesus sadar bahwa Mesias yang dijanjikan harus menjadi satu dengan mereka yang Ia selamatkan: "Biarlah hal itu terjadi karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Mat 3:15*). Kedua, Yesus menyerahkan diri terhadap Bapa-Nya di depan umum untuk karya penyelamatan (Mat 3:17*) dengan cara yang jelas mengakui Yohanes sebagai pendahulu-Nya yang dipilih Allah (Luk 7:24 dst.; Mal 3:1*).

    Yesus mengizinkan murid-murid-Nya untuk membaptis pada permulaan pelayanan umum-Nya ketika Yohanes masih aktif (Yoh 3:22; 4:1*). Ia juga menyebutkan pekerjaan-Nya sebagai pembaptisan, suatu penyelaman dalam air penuh penderitaan (Luk 12:50*; Yun. _baptizo_ `selam`, atau `menyebabkan binasa karena tenggelam`).

    Sebagai Tuhan yang telah bangkit Yesus mengutus gereja untuk menjadikan bangsa-bangsa sebagai murid-Nya dan membaptisnya dalam nama Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19-20*). Selebihnya, Perjanjian Baru menceritakan bagaimana gereja menggenapi penugasan itu.

    Arti baptisan

    Baptisan adalah _pengakuan iman dalam Kristus _(Rom 6:3-4; 1Pet 3:21*; Kis 8:37*), yang berhubungan dengan pengakuan di depan umum bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:38; 10:48; 8:16*).

    Baptisan adalah _mengalami persekutuan dengan Kristus_ (Kol 2:12*). Calon baptisan dihubungkan oleh iman dengan Tuhan yang atas nama-Nya ia dibaptis, supaya dalam pengertian tertentu ia ikut serta dalam kematian dan kebangkitan Kristus itu. Maka bagi Perjanjian Baru baptisan adalah saat ideal ketika orang berdosa bergabung dalam persekutuan dengan seluruh kegiatan penebusan Kristus, hidup, kematian, kebangkitan, kenaikan dan pemerintahan-Nya (Gal 2:20; Ef 2:5-6*). Ini tidak berarti bahwa keselamatan diberikan melalui acara baptisan itu sendiri. Hanya iman yang menyelamatkan atau, lebih tepat lagi, Kristus (yang diterima oleh iman) yang menyelamatkan. Tetapi dalam Perjanjian Baru, baptisan biasanya dilakukan saat iman itu dinyatakan di hadapan umum, sehingga merupakan tanda seseorang mengaku iman kepada Kristus dan memperoleh berkat penyelamatan-Nya berupa penyucian dari dosa, pembaruan dalam Roh, perlengkapan untuk pelayanan dan penerimaan menjadi anggota tubuh Kristus (1Kor 12:12; 1Pet 3:21*).

    Baptisan adalah _penyerahan diri untuk hidup bagi Kristus_ (Rom 6:4-22*). Jadi hidup sembrono dilihat sebagai penyangkalan baptisan.

    Baptisan adalah _janji penggenapan melalui Kristus_ (Rom 6:22*). Seperti perjamuan kudus, baptisan mengarahkan perhatian ke belakang kepada peristiwa-peristiwa besar tentang Injil pada masa lampau, dan ke depan kepada penggenapan kerajaan, yang sudah mulai dialami oleh orang yang bersatu dengan Kristus melalui iman.

    Baptisan dan gereja

    Pada zaman Perjanjian Baru tidak ada orang Kristen yang tidak termasuk salah satu gereja atau persekutuan Kristen, karena respons kepada Injil dengan baptisan membawanya ke dalam persekutuan dengan kelompok umat Kristen setempat. Kesulitan sekarang untuk menerapkan ajaran ini pada masa kini adalah karena baptisan dipisahkan dari pertobatan (pengakuan menjadi pengikut Kristus) sehingga sering kali bertahun-tahun memisahkannya. Kita juga terhambat karena "gereja" sudah mendapat struktur berlembaga dan tidak lagi hanya persekutuan hidup dari orang-orang dalam Kristus seperti dulu.

    Baptisan dan Roh Kudus

    Sejumlah ayat menunjukkan kaitan antara baptisan dengan air dan baptisan dengan Roh (Gal 3:26-27; 1Kor 12:12; Kis 2:38*).

    Siapa yang boleh dibaptis?

    Ajaran di atas akan diterima oleh orang Kristen yang termasuk dalam beraneka ragam gereja (denominasi), tetapi ada satu pokok perbedaan dasar yang masih perlu disebut. Apakah baptisan itu terbatas untuk orang yang menyatakan iman dalam Kristus, ataukah baptisan dapat dilaksanakan juga kepada anak-anak orang percaya? Dalam Perjanjian Baru baptisan agaknya dilaksanakan bagi orang yang menyatakan iman pribadi mereka, sehingga masalahnya menjadi: dukungan Alkitab apa yang dapat dikemukakan untuk pembaptisan anak? Di bawah ini diberikan beberapa argumentasi yang sering dipakai.

    1. Menurut beberapa orang ada dua sakramen dalam Perjanjian Lama, yakni sunat dan Paskah. Di dalam Perjanjian Baru baptisan menggantikan sunat sebagai upacara permulaan, dan perjamuan kudus menggantikan Paskah sebagai upacara persekutuan. Sunat dilakukan dalam keluarga setelah bayi laki-laki berumur delapan hari (Kej 17:12*); dengan begitu baptisan seharusnya juga berlaku bagi anak-anak orang percaya. Menurut pandangan ini kedua sakramen dikatakan sama dalam Kolose 2:11-12*, dan sifat kedua perjanjian sebagai perjanjian anugerah dan iman dinyatakan oleh Paulus dalam Roma 3:21-4:24*. Demikian juga pengertian janji dalam Kisah 2:39*.

      Tetapi masalahnya ialah, apakah ini penafsiran yang tepat dari Kolose 2:11-12* dan ajakan Paulus dalam Surat Roma? Ada juga pertanyaan, apakah pandangan ini dapat menampung kenyataan bahwa pada zaman Perjanjian Baru kedua upacara, sunat dan baptisan, dilangsungkan berdampingan. Yesus, murid-murid-Nya dan generasi pertama orang Kristen Yahudi semuanya diberikan kedua upacara itu; jadi tidak ada bukti bahwa gereja mula-mula menganggap yang satu sebagai pengganti dari yang lain.

    2. Dalam Perjanjian Baru ada berbagai laporan tentang baptisan terhadap seluruh anggota rumah tangga (Kis 16:15,13; 1Kor 1:16*; 1Kor 16:15-16*). Bukankah ini berarti bahwa anak-anak juga ikut dibaptis? Penangkis pandangan ini menunjuk pada keterangan mengenai iman dalam Kisah 16:31,34*; bahwa Lidia tidak dilukiskan sebagai seorang ibu muda dengan bayi kecil; dan bahwa anggota rumah tangga di Korintus disebut sebagai anggota yang bertanggung jawab (1Kor 16:15-16*). Apakah pokok-pokok penyanggahan ini meyakinkan?

    3. Paulus berbicara tentang anak-anak orang percaya dan menyebutnya "suci" (1Kor 7:14*). Walaupun tidak ada sebutan langsung tentang baptisan, agaknya ia menunjukkan perbedaan antara anak orang percaya dan anak orang yang tidak percaya. Tetapi dari segi yang lain, ditunjukkan bahwa istilah "kudus" (Yun. _hagios_, _hagiazo_) dipakai lebih dulu dalam ayat yang sama mengenai pengaruh "penyucian" suami atau istri Kristen terhadap jodohnya yang bukan Kristen. Rupanya kesimpulan apa pun yang diambil dari ayat ini mengenai anak-anak orang percaya harus juga diterapkan pada jodoh yang tidak percaya dalam perkawinan.

    4. Beberapa orang menyokong baptisan anak karena menganggapnya cara yang unik untuk menunjukkan kemurahan Allah yang bersedia menyelamatkan bahkan sebelum objek rahmat-Nya (anak) mendapat kesempatan untuk menunjukkan iman. Sedangkan mereka yang menentang pendapat ini mempertanyakan apakah pemisahan antara rahmat dan iman itu sesuai dengan ajaran Perjanjian Baru mengenai anugerah ataupun iman.

    Demikianlah beberapa alasan untuk membaptis anak dan jawaban terhadapnya yang sering didengar. Pada akhirnya pokok perselisihan yang hakiki adalah soal kesinambungan dan perbedaan antara perjanjian yang lama dan yang baru.

    Pada satu pihak, ada orang yang membatasi baptisan hanya pada orang percaya (aliran "baptis", yaitu gereja Baptis, Pentakosta dan lain-lain). Orang itu perlu merenungkan apakah mereka benar-benar memberi tempat pada unsur kesinambungan antara kedua perjanjian itu. Jika kesinambungan ini dianggap penting, maka fakta bahwa Perjanjian Baru tidak menyinggung masalah ini mendukung hal baptisan anak-anak, sejajar dengan penyunatan anak-anak, sama seperti kalau hal itu jelas disebutkan.

    Pada pihak lain, ada orang yang membaptis anak orang percaya (aliran "paedo-baptis", mencakup gereja Kalvinis dan Lutheran, Metodis dan Anglikan, demikian juga gereja Roma Katolik). Sebaiknya orang itu juga bertanya pada dirinya apakah mereka pernah mempertimbangkan unsur perbedaan antara kedua perjanjian itu. Apakah perjanjian baru yang mereka anut benar-benar _baru_? Apakah mereka sudah merenungkan fakta bahwa kerajaan Allah sudah dekat dan Mesias sudah datang, dengan segala dampaknya bagi arti iman? Jika tidak, fakta bahwa Perjanjian Baru tidak menyinggung baptisan anak-anak merupakan kesulitan serius.

    Orang Kristen masih tidak sependapat mengenai soal ini. Tetapi janganlah kita mengabaikan kenyataan bahwa Allah telah memberkati pelayanan hamba-hamba-Nya dari kedua belah pihak perselisihan, misalnya Luther dan Wesley (dari aliran "paedo-baptis") serta Spurgeon dan Billy Graham (dari aliran "baptis"). Pada zaman modern ada banyak orang Kristen yang berpendapat "paedo-baptis" dan banyak juga yang berpendapat "baptis". Sekalipun kita berbeda pendapat namun kita harus saling menghargai. Tidak perlu ada perselisihan fanatik mengenai masalah ini.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    b. Perjamuan kudus

    Sakramen Kristen kedua ini diberi berbagai nama, antara lain: perjamuan kudus, perjamuan malam, pemecahan roti, ekaristi, komuni, misa. Asalnya dari perjamuan malam terakhir, ketika "pada malam waktu Ia diserahkan" (1Kor 11:13*) Yesus menetapkannya sebagai acara yang harus dilangsungkan terus oleh murid-murid-Nya. Penyelidikan bukti yang relevan menyokong pandangan bahwa perjamuan malam terakhir itu adalah perjamuan Paskah tradisional yang oleh Yesus diberi arti baru. Pengidentikan ini membantu penafsiran dalam beberapa hal.

    "Inilah tubuhKu . . . Cawan ini adalah perjanjian baru . . . perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (Luk 22:19-20*). Yesus berbicara dalam bahasa Aram, jadi sebenarnya tidak ada kata yang berarti "adalah". Mungkin saja maksudnya "berarti" atau "mewakili".

    Pada abad pertama orang Yahudi melihat hubungan antara makan Paskah dan peristiwa keluaran yang dilukiskannya (Ul 16:3*). Dengan makan Paskah mereka percaya bahwa peristiwa masa lampau hidup kembali pada saat sekarang sehingga, seperti dikatakan Misyna, "di setiap generasi orang harus menganggap bahwa ia sendiri seolah-olah keluar dari Mesir". Mengikuti pikiran ini maka roti yang dipecahkan oleh Yesus pada makan malam itu dan cawan yang diambil-Nya berbicara tentang tubuh dan darah-Nya yang dikurbankan sebagai jalan keluaran baru (bnd. Luk 9:31*) dan untuk menetapkan perjanjian baru. Ketika perjamuan itu diulangi oleh murid-murid-Nya, acara itu berarti bahwa mereka berbagi rasa dalam peristiwa yang mendasari perjanjian itu (yaitu kematian Kristus) dan mengambil bagian dalam berkat-berkatnya.

    Kebanyakan bahasa Eropa harus menambah kata yang berarti "adalah" pada kalimat "roti ini tubuh-Ku" dan karena itu timbul teori yang menyamakan roti dan anggur dengan daging dan darah Yesus yang sesungguhnya, seolah-olah roti "adalah" (sama dengan) tubuh Yesus dan anggur adalah darah-Nya. Hal ini sama sekali tidak benar. Tetapi pandangan ekstrim yang lain, yang hanya melihat perjamuan kudus sebagai peringatan simbolis, semacam Hari Pahlawan versi Kristen, juga tidak memuaskan karena agaknya ada hubungan batin yang sungguh-sungguh dengan Tuhan dalam kematian-Nya dan bukan hanya peringatan bersifat mental (bnd. 1Kor 10:16*).

    Perjanjian yang lama antara Allah dan Israel sudah lama dirusakkan oleh ketidaktaatan dan kemurtadan bangsa itu (Yer 3:20*). Di tengah-tengah reruntuhan tatanan lama, Yeremia memimpikan suatu perjanjian baru yang akan dibuat oleh Allah ketika Ia akan menulis hukum-Nya "dalam hati mereka" dan dosa mereka tidak diingat lagi (Yer 31:31-34*). Hubungan baru ini menitikberatkan batin, tanggung jawab pribadi dan pengampunan dosa secara penuh dan tuntas, dan hubungan baru ini dimulai oleh Yesus dengan pengurbanan-Nya.

    "Cawan" perjanjian mempunyai berbagai hubungan dalam Perjanjian Lama. Pada umumnya cawan itu mengacu pada hubungan manusia dengan Allah. Kalau hubungan ini positif, manusia beriman menikmati piala yang penuh melimpah (Mazm 23:5*). Jika manusia berdosa dan berpaling dari Allah, ia mendapat piala beranggur pahit (Mazm 75:9*). Inti kepahitan itu terletak dalam hal menjadi kurban murka ilahi, dan rupanya di sinilah harus dicari arti sepenuhnya dari acuan pada saat perjamuan kudus sedang berjalan. Inilah cawan yang diminta oleh Yesus untuk dilewatkan dari-Nya di Getsemane (Luk 22:42-43*). Perjanjian baru dengan segala berkatnya tidak ringan dan tidak mudah untuk diberlakukan. Hanya ketika dampak-dampak yang mengerikan dari terputusnya hubungan manusia dengan Allah itu dihadapi, yaitu dengan jalan ada Orang yang menanggung murka ilahi terhadap dosa, maka perjanjian yang baru itu diwujudkan dan manusia yang berdosa itu ditebus.

    Orang Yahudi harus mengadakan perjamuan Paskah setiap tahun dan setiap kali mengakui ketergantungan mereka atas karya penebusan yang bersejarah itu serta menggunakan manfaatnya (Kel 12:14; 13:9*). Begitu pula, gereja dalam setiap perayaan perjamuan kudus memberi kesaksian mengenai karya bersejarah yang menjadi dasarnya itu, yaitu penebusan (1Kor 11:24-26*), dan kembali lagi merasakan melalui iman manfaat-manfaat kurban kudus itu.

    Setiap laporan tentang perjamuan itu mengarahkan pikiran ke depan pada akhir zaman. Menurut Matius dan Markus, Yesus mengatakan bahwa Ia tidak akan minum hasil pokok anggur sampai Ia minum yang baru dalam kerajaan yang akan datang (Mat 26:29; Mr 14:25*). Lukas mencatat bahwa Yesus mengatakan dalam konteks yang sama bahwa para murid akan "makan dan minum semeja dengan Aku di dalam kerajaanKu" (Luk 22:29-30*). Paulus menambahkan bahwa perjamuan kudus selalu harus dirayakan "sampai Ia datang" (1Kor 11:26*). Jadi, perjamuan kudus menurut pemikiran Yesus harus dengan sengaja dan sadar dirayakan sambil menunggu penggenapan kerajaan Allah yang akan datang. "Pada selamat tinggal-Nya ditambahkan `sampai jumpa lagi"` (Martin). Sayang pada perjamuan kudus modern, dimensi alkitabiah ini -- yakni sukacita mengharapkan penyatuan sempurna dengan Tuhan pada kedatangan-Nya kembali -- sudah hampir hilang.

    Ada empat garis penafsiran utama dalam gereja tentang pengertian tentang perjamuan kudus, yakni pandangan Roma dan tiga pandangan Protestan.

    Pandangan Roma

    Dalam misa, unsur-unsur roti dan anggur dikuduskan oleh imam, yang menurut peraturan sudah ditahbiskan dalam garis keturunan dari para rasul. Dengan demikian, menurut pandangan Roma, roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Memang rasa dan bentuknya masih tetap sama, tetapi substansi atau sarinya tidak lain dari tubuh dan darah Kristus sebenarnya. Secara teknis ini dikenal sebagai "transubstansiasi". Sebagai pengakuan akan hal ini, imam mengangkat hosti (Lat. _hostia_ `kurban persembahan`) untuk disembah oleh jemaat. Mereka yang mengambil bagian dalam sakramen dikatakan telah dijamu dari tubuh dan darah Kristus sendiri. Dasar pandangan ini berasal dari filsuf Yunani, Aristoteles, dan menuruti kerangka acuan yang gagasannya asing sekali bagi seorang Yahudi seperti Yesus. Lagi pula pandangan ini mengaburkan, bahkan menentang, penegasan yang sangat menentukan bahwa satu-satunya kurban pendamaian yang berlaku sudah dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya di Golgota (Ibr 7:27; 9:12; 10:10*). Selanjutnya pernyataan bahwa imam mempersembahkan Kristus di mezbah kedengaran seperti menghujat bagi orang yang akrab dengan Alkitab.

    Pandangan Luther

    Luther menolak "transubstansiasi". Menggantikan pandangan itu ia mengemukakan bahwa tubuh dan darah Kristus ada "dalam" dan "di bawah" unsur roti dan anggur. Tidak ada perubahan dalam substansi unsur-unsur itu, tetapi pada waktu menerimanya jemaat sesungguhnya menerima tubuh Kristus yang sudah dimuliakan dan memang ada di mana-mana. Dengan demikian, Kristus benar-benar hadir dalam Perjamuan, dilokalisasi dalam unsur-unsur roti dan anggur yang tidak berubah sifatnya.

    Pandangan Zwingli

    Menurut pandangan ini perjamuan hanya bersifat simbolis. Secara hidup, sakramen ini mengingatkan jemaat akan apa yang dilakukan Kristus baginya di kayu salib dan dia diajak untuk kembali menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam terang salib. Kristus hadir hanya dengan pengertian bahwa Ia selalu hadir dengan orang percaya melalui Roh Kudus yang mendiami manusia.

    Pandangan Calvin

    Calvin mengemukakan bahwa Kristus benar-benar menjadi jamuan, kalau peserta perjamuan datang dengan iman yang tulus. Kristus seutuhnya, daging maupun roh, yang dijamukan. Namun penekanan jatuh pada segi spiritual dan mistik dari persekutuan dengan Kristus melalui Roh Kudus. Oleh Roh Kudus, gereja mengalami persekutuan dalam perjamuan dengan kepala gereja yang dimuliakan, Tuhannya, dan makan dari-Nya untuk memupuk imannya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    29.3 Doa

    Dalam Perjanjian Lama terdapat sejumlah besar contoh tentang Allah yang memberkati bangsa-Nya sebagai jawaban atas doa mereka (Kej 18:16-33; Kel 3:7-10; Bil 21:4-9; 1Raj 18:20-39; Neh 1:1-11*). Lagi pula doa diberikan tempat yang sangat penting dan teratur dalam pelayanan Yesus (Luk 3:21; 5:16; 9:28-29; Ibr 5:7*) dan murid-murid dengan tekun mengikuti teladan-Nya baik secara bersama maupun secara individual (Kis 1:14; 2:42; 4:4-6,23-31; Ef 1:16; Fili 4:1-23*). Yesus tidak hanya memberi contoh. Ia juga mengajar murid-murid untuk selalu berdoa dan juga tentang bagaimana melakukannya (Mat 5:44*; Mat 6:5-15; Luk 1:1-13; 18:1-8*).

    Nasihat untuk berdoa bergema dalam tulisan-tulisan rasuli (Ef 6:18*; Kol 4:2; 1Tes 5:17; 1Tim 2:1-2; Yak 5:13-18*). Tentu saja orang tidak berdoa hanya karena doa itu menyenangkan. Doa yang seimbang mengandung puji dan syukur kepada Allah dan doa syafaat bagi orang lain selain permohonan pribadi. Meskipun begitu, kita didorong agar sering menghadap Allah dan memohon pertolongan dan berkat dalam tantangan hidup dan melayani Dia di dunia ini.

    Doa seharusnya tidak dilalaikan, baik secara bersama maupun secara perorangan. Janji akan berkat khusus dihubungkan dengan doa bersama (Mat 18:19-20). Hal ini dialami dalam gereja mula-mula (Kis 1:14*; Kis 2:42*). Cara berdoa secara teratur dengan teman seiman akan membawa angin baru dan kegairahan dalam permohonan dan syafaat pribadi yang sering kurang semangat dan tersendat-sendat. Kiranya tidak perlu disangsikan lagi bahwa sejak dahulu pemulihan kembali dalam gereja didahului serta diiringi doa pribadi dan bersama yang sungguh-sungguh.

    Alkitab menjanjikan bahwa doa yang demikian didengar dan Allah berkenan mengabulkannya. Jawaban atas doa mungkin tidak selalu seperti yang kita harapkan, tetapi kita boleh yakin bahwa pemberian Allah kepada orang yang berdoa merupakan hal terbaik untuk kepentingannya sebagai ungkapan kasih-Nya yang paling dalam. Selain itu, ada semacam anugerah bila kita menyisihkan waktu untuk berhubungan dengan Allah dalam doa. Anugerah itu tidak langsung nyata dan tidak dapat langsung diukur dan ada baiknya demikian, agar kita tidak mencari Allah hanya untuk apa yang bisa didapatkan dari-Nya. Namun sejarah Kristen membenarkan bahwa kehidupan yang dibina dengan berdoa secara teratur dan sungguh-sungguh adalah kehidupan yang akan banyak mengenal damai dan kuasa Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    29.4 Persekutuan

    Persekutuan dengan orang lain dalam tubuh Kristus mendatangkan anugerah yang ampuh bagi orang Kristen. Allah tidak pernah bermaksud agar orang Kristen hidup menyendiri dan mencoba untuk hidup seperti itu adalah bodoh (Yoh 15:1-8; Ef 4:1-16*). Sewaktu-waktu bisa timbul situasi yang membuat orang Kristen tidak mungkin bersekutu dengan orang Kristen lain, dan kita dapat yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan seorang pun dari anak-anak-Nya dalam keadaan seperti itu, tanpa penghiburan dan kehadiran-Nya yang khusus (1Raj 19:1-18; Kis 23:11*). Tetapi jika persekutuan terbuka bagi kita, maka kita hanya mengundang malapetaka rohani kalau tetap menyendiri. Dalam hal ini, bukanlah tidak berarti bahwa sebagian besar ajaran Alkitab mengenai kehidupan Kristen ditujukan kepada gereja, artinya kepada kelompok orang Kristen dalam persekutuan. Maka orang Kristen harus sadar bahwa orang lain dapat menyediakan persekutuan untuk kehidupan dan pertumbuhan Kristen kita; demikian juga kita harus berpartisipasi sepenuhnya dalam memberi dukungan untuk pertumbuhan anggota-anggota segerejanya (1Kor 12:24-25*; Gal 6:2; 1Tes 5:14*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    29.5 Penderitaan

    Gereja terpanggil untuk mengikuti Kepala dan Tuhannya, khususnya dalam penderitaan dan penolakan (Luk 14:25-33; Yoh 12:23-25; Rom 8:17*; Wahy 1:9*). Salib itu menentukan kehidupan dan misi Yesus, demikian pula harus menentukan kehidupan dan misi pengikut-Nya. Gereja itu merupakan persekutuan di bawah salib (Mr 8:3-38; Kis 14:22*; 2Tim 3:12*). Menurut Perjanjian Baru, penderitaan merupakan tanda dasar kesaksian dan kehidupan Kristen. Kata Yunani untuk "saksi" adalah _martus_ dan kata "martir" diturunkan dari kata itu.

    Dalam menggenapkan rencana-Nya untuk membentuk gereja menurut citra Tuhan dan memperluas kesaksiannya agar semakin lengkap di dunia, Allah memakai penderitaan, baik secara berkelompok maupun perorangan (Ayub 23:10; Mazm 119:67,71; Yoh 15:2; Rom 5:3; Ibr 12:4-13*; 1Pet 1:6-7*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Firman Allah:
    Bil 29:29; 2Tawarikh 34:14-33; Nehemia 8:1-8; Mazmur 1:1-3; 19:7-11*;
    Mat 4:1-10; Markus 12:24; Kisah 17:11; 20:27-32*.

    Baptisan:
    Keluaran 19:14-15; Imamat 16:4*;
    Matius 3:1-17; 28:19-20; Markus 10:38-39; Yohanes 3:22; 4:1*;
    Kisah 2:38,42-43; 8:16,36; 9:18; 10:47; 16:15*;
    1Korintus 1:13-17; 10:2; 12:12; Galatia 3:27-28; 1Petrus 3:21*.

    Perjamuan kudus:
    Keluaran 13:1-16; Yeremia 31:31-34; Matius 26:17-30*;
    Lukas 22:7-23; 1Korintus 10:14-22; 11:17-34*.

    Doa:
    Kejadian 18:16-33; 32:9-32; Keluaran 17:4-16; 33:12-23; Yosua 7:6-13*;
    2Samuel 7:18-29; 1Raja 3:3-15; 18:20-39*;
    2Raja 19:14-37; 20:1-11; Nehemia 1:1-11; Daniel 9:1-23*;
    Matius 9:38; 26:36-44; Markus 1:35; 9:29; 11:22-25*;
    Lukas 3:21; 5:16; 11:1-13; 18:1-8; Yohanes 16:24; 17:1-26*;
    Kisah 1:14; 12:5,9; Roma 1:9; 8:26; 10:1; 12:12; Efesus 6:18*;
    Kolose 4:2; 1Tesalonika 5:17; 1Timotius 2:1-2; Ibrani 5:7*;
    Yakobus 5:13-18*.

    Persekutuan:
    Kejadian 2:18; Keluaran 17:8-16; 1Samuel 23:16*;
    Lukas 22:28; Yohanes 15:1-8; Kisah 2:42-47; 4:32-37*;
    Roma 1:12; 15:1-7; 1Korintus 12:24* dst.;
    2Korintus 7:6; Galatia 6:2; Filipi 2:4; 1Tesalonika 5:11,14*;
    Ibrani 3:13; 10:24-25; Yudas 1:20*.

    Penderitaan:
    Ayub 23:10; Mazmur 66:10-12; 119:67,71*;
    Markus 8:35-38; Lukas 14:25-35; Yohanes 12:23-35; 15:2,18-19*;
    Kisah 14:22; Roma 5:3; 8:17; 2Korintus 1:3-9; 4:10-11; 12:7-10*;
    Galatia 6:14; Filipi 1:29; 3:10; 2Timotius 3:12; Ibrani 12:4-13*;
    1Petrus 1:6-7; 4:13; Wahyu 1:9*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Menurut Anda apa artinya "cara mendapatkan anugerah"? Berdasarkan Alkitab, tunjukkan peranan apa yang dipegangnya dalam pertumbuhan umat Allah.

    2. "Gereja tidak dapat bertumbuh lebih tinggi daripada tingkat keterangan tentang firman yang diterima melalui khotbah". Bahaslah!

    3. Selidikilah manfaat dan masalah yang berhubungan dengan

      1. penelaahan Alkitab pribadi, dan
      2. penelaahan Alkitab berkelompok.
    4. Apa "sakramen"? Jelaskan dasar alkitabiah dari pandangan bahwa ada dua, dan hanya dua, sakramen saja.

    5. Peranan apa yang harus disediakan dalam liturgi perjamuan kudus untuk

      1. firman Allah,
      2. persekutuan seluruh jemaat,
      3. peringatan akan penderitaan Kristus di salib,
      4. kepastian akan pengampunan bagi orang percaya yang bertobat, dan
      5. pengharapan akan kedatangan Kristus kembali dalam kemuliaan?
    6. Apa yang dapat dipelajari tentang baptisan dari

        Perjanjian Lama, dan
        Yesus?

    7. Apa argumentasi alkitabiah yang dikemukakan untuk mendukung pembaptisan anak-anak? Apakah hal-hal itu cukup meyakinkan Anda? Selidikilah kemungkinan persekutuan sejati dan kerjasama bagi mereka yang tidak sependapat mengenai masalah ini.

    8. Dengan cara apa persekutuan dan penderitaan mendapatkan anugerah? Tunjukkan nilainya dengan gambaran dari

      1. ajaran Alkitab dan biografi,
      2. pengalaman Anda, dan
      3. pengalaman orang Kristen yang Anda kenal.


    Mengenali Kebenaran -- Bab 29. Pertumbuhan Gereja [Indeks]

    Kepustakaan (29)

    Beasley-Murray, G. R.
    1972 _Baptism in the New Testament_ (Paternoster).
    Berkouwer, G. C.
    1962 _The Sacraments_ (Eerdmans).
    Bounds, E. M.
    1954 _Power through Prayer_ (Marshall, Morgan & Scott).
    Bonar, H.
    1966 _When God`s children suffer_ (Evangelical Press).
    Bridge, D. & Phypers, D.
    1977 _The Water that Divides_ (IVP).
    Fraser, J. O.
    1963 _The Prayer of Faith_ (CIM).
    Hallesby, O.
    1961 _Prayer_ (IVP).
    Kevan, E. F.
    1966 _The Lord`s Supper_ (Evangelical Press).
    Kingdon, D.
    1973 _Children of Abraham_ (Carey Publications).
    Lloyd-Jones, D. M.
    1971 _Preaching and Preachers_ (Hodder).
    Marcel, P. C.
    1953 _The Biblical Doctrine of Infant Baptism_ (James Clarke).
    Martin, R. P.
    1964 _Worship in the Early Church_ (Marshall, Morgan & Scott).
    Milne, B.
    1978 _We Belong Together_ (IVP).
    Murray, J.
    1952 _Christian Baptism_ (Presbyterian & Reformed).
    Packer, J. I.
    1963 _Eucharistic Sacrifice_ (Church Book Room Press).
    Ryle, J. C.
    1964 _Knots United_ (James Clarke).
    Sproul, R. C.
    1980 _Knowing God`s Word_ (Scripture Union).
    Spurgeon, C. H.
    1977 _Lectures to My Students_ (Baker).
    Stott, J. R. W.
    1961 _The Preacher`s Portrait_ (Tyndale Press).
    Stibbs, A. M.
    1950 _Understanding God`s Word_ (IVP).
    1955 _Obeying God`s Word_ (IVP).
    1960 _Expounding God`s Word_ (IVP).
    1962 _Sacrament, Sacrifice and Eucharist_ (Tyndale).



    Indeks Bab 30: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.F 01012]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 30 Gereja dalam Sejarah .............................. 01325

    Ps 30.1 Bentuk-bentuk Organisasi ..................... 01325

    Sb 30.1.a Episkopal ................................. 01325

    30.1.b Presbiterial .............................. 01326

    30.1.c Kongregasional (Independen) ............... 01327

    30.1.d Kesimpulan ................................ 01328

    Ps 30.2 Perspektif Sejarah ........................... 01329

    Sb 30.2.a Abad-abad Pertama ......................... 01329

    30.2.b Abad Pertengahan .......................... 01330

    30.2.c Reformasi ................................. 01330

    30.2.d Zaman Modern .............................. 01331

    Ps 30.3 Masa Depan Gereja ............................ 01332

    Bahan Alkitab .............................................. 01333

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01334

    Kepustakaan ................................................ 01335



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    30. GEREJA DALAM SEJARAH

    30.1 Bentuk-bentuk organisasi

    Kita dapat membedakan tiga pola umum, walaupun ada banyak kelompok yang tidak sepenuhnya tergolong salah satu pola tersebut.

    a. Episkopal

    Kata "episkopal" berarti pimpinan oleh para uskup (_episkopos_). Ini merupakan pola yang diikuti oleh gereja Anglikan dan, dengan modifikasi, gereja Lutheran dan Metodis. Mereka mengenal pelayanan rangkap tiga yang mencakup uskup, pendeta dan diaken. Dalam praktiknya, para diaken biasanya adalah pendeta dalam masa percobaan. Hanya para uskup yang boleh mentahbiskan yang lain untuk pelayanan, dan suksesi mereka harus ditelusuri kembali melintasi abad-abad yang lampau. Sistem ini tidak bisa dinyatakan alkitabiah dalam pengertian bahwa Alkitab mengajarkan sistem organisasi gereja seperti itu. Kini sudah diterima secara umum di antara para ahli dari semua tradisi bahwa kata Yunani _episkopos_ (uskup) dan _presbuteros_ (penatua) adalah padanan dalam Perjanjian Baru (Kis 20:17,28; Fili 1:1; Tit 1:5,7*). Jadi pengertian Perjanjian Baru tentang "uskup" pada umumnya tidak sama dengan pengertian dalam tradisi episkopal. Dalam Perjanjian Baru uskup adalah pejabat gereja setempat, dan biasanya beberapa uskup bekerja di dalam satu jemaat menurut pola penatua di sinagoge Yahudi.

    Pada pihak lain, gereja episkopal mengemukakan dua faktor penting untuk mendukung tradisi mereka. Pertama, adanya pelayanan di gereja mula-mula yang melampaui pelayanan jemaat setempat. Para rasul adalah contoh terbaik; dan rupanya para nabi kadang-kadang juga bekerja dengan cara demikian. Timotius, Titus dan Yakobus dianggap sebagai contoh pelayanan Perjanjian Baru "dimensi ketiga" ini, karena mereka jelas diberi tanggung jawab atas sejumlah jemaat. Kedua, sudah hampir pasti bahwa pelayanan rangkap tiga ini mempunyai sejarah yang dimulai tak lama sesudah zaman rasuli, dan menjelang pertengahan abad kedua sudah menjadi pola pelayanan Kristen hampir di mana-mana. Ketika gereja dihadapkan pada ajaran sesat di dalam lingkungan sendiri dan penganiayaan dari luar, pimpinan resmi diperkuat, khususnya jabatan uskup, untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Karena itu pola ini merupakan bentuk pelayanan yang telah memberi manfaat besar kepada gereja selama berabad-abad.

    Gereja Roma Katolik juga mengikuti paham episkopal. Ciri unik dari organisasinya adalah keunggulan uskup Roma, yakni Paus. Perbedaan dengan gereja Reformasi juga terdapat dalam pengertiannya mengenai pendeta sebagai imam yang berhak mempersembahkan kurban, suatu pengertian yang juga terdapat pada gereja Ortodoks Yunani dan aliran Anglo-Katolik dalam gereja Anglikan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    b. Presbiterial

    Pimpinan oleh para penatua (_presbuteros_) merupakan ciri khas gereja-gereja Calvinis di seluruh dunia. Biasanya para penatua membentuk satu badan pusat seperti majelis nasional dan dewan-dewan setempat dengan wewenang di wilayah geografis yang lebih kecil. Suatu bentuk presbiterial juga berlaku di gereja setempat yang dipimpin oleh sekelompok penatua. Bentuk ini dikatakan mendapat dukungan langsung dari Perjanjian Baru, yaitu tentang mengangkat penatua-penatua di jemaat-jemaat setempat. Pejabat-pejabat ini muncul dalam konsultasi dengan para rasul pada sidang Yerusalem dalam Kisah Para Rasul Kis 15:1-41*. Di antara penatua jemaat setempat, seorang dapat dipilih sebagai "penatua yang mengajar" untuk melayani firman dan sakramen, berbeda dengan penatua-penatua lainnya yang bersama dengan dia memegang pimpinan (bnd. 1Tim 5:17*). Pada tingkat lebih umum, organisasi gereja terdiri dari suatu sistem panitia-panitia, atau dewan, yang ditunjuk oleh gereja dengan wewenang berjenjang. Paham Presbiterial juga mengakui hak seluruh jemaat untuk ikut memilih pendeta. Para diaken bertindak sebagai pelayan pembantu yang memperhatikan urusan gereja sehari-hari. Berbeda dengan paham episkopal, maka di sini semua pendeta secara resmi berstatus sama.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    c. Kongregasional (independen)

    Dalam pola ini kepemimpinan ditangani oleh seluruh jemaat setempat (dari Ing. _congregation_ `jemaat`). Pola ini diikuti oleh gereja Baptis, gereja Kongregasional, sebagian besar gereja Pentakosta dan beberapa gereja independen lain. Jemaat setempat adalah kesatuan dasar: tidak ada pejabat atau badan gerejawi yang berhak memerintahnya. Segala urusan dan kebijaksanaan penting diserahkan kepada seluruh jemaat untuk memberi keputusan terakhir. Dalam hal ini pendeta, diaken dan penatua (kalau ada) setingkat dengan anggota lain. Masing-masing jemaat bebas mencari kehendak Tuhan tanpa campur tangan dari jemaat atau badan lain, walaupun dalam praktiknya kebanyakan gereja independen berkerja sama dengan yang lain dalam masalah yang menyangkut mereka bersama. Pentahbisan pendeta dapat dilaksanakan tanpa melibatkan gereja lain, walaupun dalam praktiknya hal ini jarang terjadi; bahkan banyak "kongregasionalis" menganggap perwakilan yang lebih luas penting. Pelayanan biasanya rangkap dua -- pendeta dan diaken -- meskipun dalam beberapa jemaat tanggung jawab rohani dipegang oleh pendeta bersama dengan sejumlah penatua. Ada juga beberapa jemaat kongregasional yang tidak mengangkat pendeta, dan para penatua melayani firman dan sakramen.

    Pendukung-pendukung pandangan ini mengacu pada peranan jemaat setempat dalam Perjanjian Baru. Sebagaimana telah kita lihat, Alkitab membahas sifat gereja berhubungan dengan jemaat setempat maupun tentang gereja secara keseluruhan. Agaknya dalam Perjanjian Baru kehidupan jemaat setempat tidak dikendalikan oleh badan-badan yang lebih tinggi atau pejabat dari luar jemaat itu, kecuali oleh para rasul dan wakil-wakil pribadi mereka seperti Titus dan Timotius. Pandangan ini dilandasi oleh keyakinan bahwa Kristus sebagai kepala gereja senantiasa ada di tengah-tengah umat-Nya dan berkuasa untuk menyampaikan kehendak-Nya tanpa perantaraan seseorang atau suatu kelompok.

    Dalam praktik, pola kongregasionalis mengakui manfaat persekutuan dan kerja sama antar gereja, asalkan tidak membatasi kebebasan dan tanggung jawab jemaat setempat untuk mencari dan melakukan kehendak Tuhan dalam urusan jemaat itu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    d. Kesimpulan

    Dari uraian yang singkat ini tentang pola episkopal, presbiterial dan kongregesional, jelaslah tidak ada pola tunggal yang dapat dikatakan didukung oleh Alkitab secara gamblang. Ini tidak berarti bahwa bukti Alkitab harus dikesampingkan dan persoalan ini diputuskan berdasarkan alasan-alasan pragmatis. Namun, dalam menjadi anggota tubuh Kristus, kita harus memilih gereja yang mengikuti salah satu pola organisasi tersebut. Tanpa komitmen demikian, keanggotaan jemaat tidak ada artinya. Tetapi setiap orang Kristen harus mengakui bahwa pengertiannya terbatas, dan memberi kelonggaran dalam hal-hal yang tidak menentang ajaran Alkitab. Kasih adalah ciri khas umat Allah (Yoh 13:34-35*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    30.2 Perspektif sejarah

    a. Abad-abad pertama

    Pada masa sesudah zaman rasuli, gereja diartikan sebagai umat Allah, persekutuan rohani baru orang-orang yang percaya kepada Yesus. Orang boleh menjadi anggotanya melalui baptisan. Mereka membentuk semacam bangsa ketiga di samping dan yang berlainan dengan orang Yahudi dan orang kafir, dan mereka dikenal karena norma-norma moralnya yang tinggi dan kehidupan persekutuan yang rapat sekali.

    Selama abad kedua, perubahan-perubahan nyata mulai terjadi. Timbulnya ajaran-ajaran sesat memaksa mereka untuk memastikan batas-batas yang jelas. Tradisi-tradisi rasuli dipertahankan oleh para uskup yang dilihat sebagai pewaris para rasul. Hal ini menjurus pada pembentukan struktur-struktur yang tersentralisasi. Sifat gereja yang pada asalnya bersifat spiritual bergeser dan diganti dengan gereja sebagai lembaga lahiriah. Pergantian ini tidak tanpa perlawanan. Montanisme (abad kedua), Novatianisme (abad ketiga) dan Donatisme (abad keempat) dengan cara-cara yang berbeda berusaha mengembalikan kemurnian moral dan spiritual semula.

    Pimpinan gereja pada umumnya menolak gerakan-gerakan ini dan pergeseran terus terjadi. Cyprianus, yang menulis kira-kira pada pertengahan abad ketiga, berpendapat bahwa mengundurkan diri dari gereja nyata sama dengan melepaskan keselamatan. Seabad kemudian, Augustinus mengakui bahwa gereja sejati adalah persekutuan tidak nyata dari orang-orang yang dipilih oleh Allah, yang kudus, yang memiliki Roh Kudus dan yang dikenal karena kasih mereka yang sejati. Namun demikian ia berpendapat bahwa gereja sejati itu terdapat di dalam gereja Katolik, yang memegang wewenang rasuli melalui garis pergantian uskup dalam sejarah. Menurut dia, hanya dalam lingkungan gereja seseorang dapat dipenuhi dengan kasih ilahi dan menerima Roh Kudus melalui sakramennya.

    Pada abad-abad permulaan, gereja Kristen terpecah menjadi gereja Timur (Ortodoks) dan Barat. Asal-usul perpecahan terletak dalam pembagian kekaisaran Roma secara administratif dan politis, tetapi secara gerejawi perpecahan itu disebabkan oleh kegagalan menyelesaikan pertikaian mengenai pribadi Kristus seusai Konsili di Kalkedon. Gereja-gereja Timur lebih bersimpati pada pandangan Nestorius (bnd. di atas: ps 17.1.f) dan pandangan Monofisit (bahwa hanya ada satu kodrat dalam diri Kristus). Mereka juga berbeda pendapat tentang Roh Kudus, yang dikatakan keluar hanya dari Bapa, sedangkan pihak Barat menegaskan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    b. Abad pertengahan

    Pada abad pertengahan gereja merupakan landasan masyarakat seluruhnya, sehingga tidak dianggap perlu adanya pembenaran teoretis. Dua perkembangan khusus dapat dicatat.

    Yang pertama menyangkut tradisi bahwa Petrus diunggulkan di atas rasul-rasul lain dan menjadi uskup Roma pertama. Kepada tradisi tersebut ditambahkan pernyataan bahwa wewenang tertinggi itu diteruskan kepada pewaris-pewaris Petrus yang menjadi uskup Roma. Paus dinyatakan sebagai "uskup sedunia" pada awal abad ketujuh. Perkembangan kepausan ini ditentang di Timur dan mengakibatkan pemisahan lagi antara gereja Ortodoks dan gereja Barat.

    Kedua, gereja Katolik yang nyata semakin disamakan dengan kerajaan Allah. Pandangan ini, yang didasarkan pada salah pengertian tentang pemikiran Augustinus, dikembangkan lebih jauh dengan penyebarkan dua dokumen palsu dari abad kesembilan yang menyatakan bahwa pengertian ini sudah diterima pada zaman kuno. Sebagai akibatnya, orang semakin mengupayakan supaya urusan kebudayaan dan politis ditempatkan di bawah wewenang gereja.

    c. Reformasi

    Dalam gereja pada abad keenam belas ada kebiasaan mengeluarkan surat penghapusan siksa atas dosa. Keberatan terhadap surat-surat itu segera meluas sampai mempersoalkan sifat gereja itu sendiri. Dipimpin oleh Martin Luther, para reformis mempertanyakan seluruh struktur gereja yang diwarisi dari abad pertengahan dan mempertahankan Injil keselamatan yang berdasar hanya pada anugerah Allah. Mereka ingin memperbarui gereja dari dalam, tetapi ketika ternyata hal itu tidak mungkin maka mereka keluar dari lingkungan Roma dan membentuk jemaat-jemaat baru. Dari sini kemudian muncul gereja-gereja Protestan. Pengertian Reformasi tentang gereja mengharuskan penulisan kembali buku-buku pelajaran teologi abad-abad terdahulu. Reformasi tidak menghasilkan satu pandangan umum mengenai gereja, tetapi suatu pendekatan tunggal yang meliputi beberapa tafsiran yang berbeda.

    Luther menolak ajaran Roma tentang ketidakkhilafan gereja di bawah pimpinan Paus, demikian juga ajarannya tentang keimanan dan sakramen. Ia memulihkan kembali pengertian gereja sebagai persekutuan rohani orang-orang percaya, yang semua adalah imam. Calvin menambahkan penekanan pada disiplin dan fungsi pendidikan dari gereja. Ia berusaha mengubah seluruh masyarakat Jenewa atas dasar firman Allah.

    Pandangan ketiga tentang gereja yang muncul pada waktu itu dapat dikatakan paling berpengaruh. Inilah pandangan anabaptis, yang dinamakan begitu karena mereka hanya membaptis orang percaya saja dan karena itu mereka membaptis kembali (Yun. _ana_) orang yang dibaptis waktu anak-anak. Walaupun ada sejumlah anggota anabaptis bertindak kurang waras dan menerima banyak sorotan, namun pada umumnya mereka mempunyai pandangan yang bijaksana dan kesalehan yang mengesankan. Mereka mengupayakan suatu reformasi yang lebih radikal lagi daripada reformasi Luther dan Calvin, dengan membentuk suatu gereja sektarian yang terdiri dari orang-orang yang menyatakan beriman dan memberi bukti tentang realitasnya. Ketetapan-ketetapan gereja dan hirarki pelayanan dianggap kurang penting dan pengalaman langsung seseorang akan anugerah Allah diberikan tempat sentral. Orang anabaptis mengajarkan pemisahan sepenuhnya dari gereja dan negara.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    d. Zaman modern

    Dari Reformasi muncullah cabang-cabang utama Protestantisme yang berkembang di samping tradisi Roma yang berlangsung terus. Dari banyak faktor penting periode terakhir, beberapa dapat dicatat.

    1. Gagasan bahwa gereja dan negara adalah sama, terus digempur. Meskipun dalam banyak negara Barat salah satu dari gereja-gereja Reformasi diberi hak istimewa sebagai gereja "nasional", namun di negera-negera itu masa kini agama makin menjadi soal keyakinan pribadi saja.

    2. Gerakan misi telah membawa Injil ke ujung dunia. Dampak usaha penuh pengorbanan dan visi ini ialah bentuk gereja sekarang ini sebagai persekutuan Kristen internasional.

    3. Terkait dengan gerakan misi itu adalah gerakan ekumenis internasional, yang mengakibatkan dibentuknya Dewan gereja-gereja sedunia (DGD) pada tahun 1948. Gerakan ini menyangkal usaha mempersatukan orang Kristen sedunia, namun secara konsisten menganjurkan kegiatan-kegiatan ke arah itu. Akhir-akhir ini jalannya agak susah, alasannya antara lain karena badan ini telah memperjuangkan beberapa sikap teologi yang radikal dan heterodoks.

    4. Ada tanda-tanda perubahan dalam gereja Roma Katolik. Selama tiga abad sesudah Reformasi dan Konsili Trent (1545-63), gereja Katolik mengikuti jalannya sendiri dan menolak gagasan-gagasan Reformasi. Namun suatu "katolisisme baru" telah muncul, khususnya sejak Konsili Vatikan II (1962-65) yang dipanggil oleh Paus Yohanes XXIII. Sikap terbuka terhadap pengaruh-pengaruh modern berlangsung terus pada tahun-tahun sesudah Vatikan II, termasuk di dalamnya kontak dengan gereja-gereja Protestan. Namun, kendatipun sebagian pihak Katolik lebih terbuka terhadap pengaruh kebudayaan dan dialog dengan orang Kristen dari tradisi lainnya, sikap resmi Roma mengenai beberapa ajaran pokok tidak berubah.

    5. Selama tahun-tahun terakhir ini telah muncul gereja-gereja dan kelompok-kelompok Kristen independen yang berkembang di seluruh dunia. Kebanyakan dari mereka bersifat Pentakosta dalam pengalaman pribadi dan bentuk ibadah. Mereka sangat mengutamakan ajaran Alkitab dan sering menunjukkan semangat besar untuk pekabaran Injil, kehidupan berkorban, sifat tidak kaku dalam struktur dan keterbukaan untuk menerima pimpinan langsung dari Allah. Begitu juga gereja-gereja dan kelompok-kelompok ini tidak merasa terikat pada tradisi atau bentuk iman Kristen yang dianut oleh gereja-gereja yang lebih besar dan bersejarah. Gereja semacam ini sangat mencolok di Barat dan Timur, di Utara dan Selatan.

    6. Materialisme, khususnya di negara industri Barat, telah mengakibatkan sekularisasi kehidupan dan karena itu keyakinan Kristen melemah secara mendalam dibandingkan generasi-generasi terdahulu. Dampak proses ini masih terus terasa, khususnya oleh mereka yang dahulu menganjurkan bentuk kekristenan "liberal". Di dunia sekarang ini, orang tidak tertarik lagi akan versi iman Kristen yang tidak tegas dan sudah melepaskan sifat supernaturalnya. Untung saja bahwa banyak gereja di dunia ketiga masih mempertahankan kegairahan iman yang jelas merupakan kelanjutan dari kekristenan zaman-zaman terdahulu. Ada juga getaran-getaran harapan dalam gereja-gereja lama dengan ditemukannya kembali wibawa Alkitab dan agama Kristen sebagai pengalaman dari Allah yang hidup dan dapat dirasakan, dan gaya hidup yang bersemangat di dunia ini, khususnya oleh para pemuda. Kebangkitan kembali aliran yang mengutamakan Alkitab dan iman ini sudah mulai melanda seluruh dunia, walaupun masih terlalu dini untuk meramalkan apakah aliran ini akan menjadi aliran dominan dalam agama Kristen secara internasional pada abad depan. Tidak perlu diragukan lagi bahwa ada masalah-masalah raksasa dalam peradaban internasional modern sehingga kebangunan kembali iman Kristen yang sejati sungguh-sungguh diperlukan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    30.3 Masa depan gereja

    Sebagai ciptaan Roh Kudus, gereja selalu melihat ke depan. Roh Kudus adalah kehidupan zaman baru, semacam cicipan dari kemuliaan yang akan datang, yang membuat umat Allah merindukan kepenuhan pada hari pengantin perempuan dipersatukan dengan suami surgawinya (Ef 5:25 dst.; Wahy 21:1* dst.).

    Sebab itu, kita tidak datang membatasi pemikiran kita pada gereja yang kita lihat sekarang, yang sering sama sekali tidak menyerupai pengantin perempuan surgawi sebagaimana ia akan jadi. Kita jangan lupa tentang persekutuan yang mulia pada masa mendatang yang akan menemani Kristus dan menerima bagian dalam warisan kekal-Nya. Ajaran tentang gereja tidak mungkin mengabaikan dimensi ini, yang akan dibahas dengan lebih lengkap di bawah dalam Bagian G.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Ul 11:16-17; Yehezkiel 34:1-31*;
    Mat 18:15-20; Luk 5:1-12; 6:12-16; Kisah 6:1-6; 15:1-29; 20:17,28*;
    1Korintus 1:2; 4:1; Efesus 4:1-16; Filipi 1:1*;
    1Timotius 3:1-13; 5:1,17-18; Titus 1:3,5-9; Ibrani 13:17*;
    2Yohanes 1:1-13; Wahyu 21:1-22:5*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan dukungan alkitabiah dan berikan penilaian Anda berhubung dengan pola organisasi gereja episkopal, presbiterial dan kongregasional. "Mengenai organisasi gereja, Perjanjian Baru lebih memberi prinsip-prinsip daripada pola yang rinci". Bahaslah pernyataan tersebut.

    2. Apa manfaat mempelajari sejarah gereja?

    3. Sebutkan tanda-tanda harapan dalam perkembangan akhir-akhir ini dari

      1. gereja setempat Anda atau kelompok Kristen Anda,
      2. situasi Kristen nasional, dan
      3. kemajuan kekristenan sedunia.
    4. Bagaimana masa depan gereja?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 30. Gereja dalam Sejarah [Indeks]

    Kepustakaan (30)

    Balchin, J. F.
    1979 _What the Bible Teaches about the Church_ (Kingsway).
    Chadwick, O.
    1964 _The Reformation_ (Penguin).
    Griffiths, M.
    1975 _Cinderella with Amnesia_ (IVP).
    Murray, I.
    1965 _The Reformation of the Church_ (Banner of Truth).
    Renwick, A. M.
    1958 _The Story of the Church_ (IVP).
    Smith, M. A.
    1971 _From Christ to Constantine_ (IVP).
    Stibbs, A. M.
    1959 _God`s Church_ (IVP).
    Watson, D.
    1978 _I Believe in the Church_ (Hodder).
    Walls, D. F.
    1973 _Revolution in Rome_ (Tyndale).



    Indeks Bab 31: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.F 01012]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 31 Penerapan ......................................... 01337

    Ps 31.1 Pentingnya Gereja ............................ 01337

    Ps 31.2 Kehidupan Gereja ............................. 01338

    Sb 31.2.a Ibadah .................................... 01338

    31.2.b Persekutuan ............................... 01338

    31.2.c Pelayanan ................................. 01339

    31.2.d Kesaksian ................................. 01339

    Ps 31.3 Masa Depan Gereja ............................ 01340

    Sb 31.3.a Pertumbuhan ............................... 01340

    31.3.b Visi ...................................... 01340



    Mengenali Kebenaran -- Bab 31. Penerapan [Indeks]

    31. PENERAPAN

    31.1 Pentingnya gereja

    Persekutuan dengan Kristus melibatkan persekutuan dengan umat-Nya. Gereja bukan hanya sarana penyaluran anugerah yang bermanfaat untuk pertumbuhan orang Kristen, melainkan merupakan bagian hakiki pengalaman Kristen. Menurut pengertian ini setiap orang Kristen sudah terhisap dalam gereja, yang merupakan konteks kehidupannya yang tak terelakkan.

    Kasih dan kepedulian Allah terhadap umat-Nya yang membawa Kristus sampai ke salib-Nya di Golgota (Ef 5:25*). Karena itu, tingkat penyesuaian kita dengan pemikiran Kristus akan menentukan sejauh mana kita memperhatikan gereja, panggilannya dan penyebarannya, kehidupan dan semangatnya, pengertian dan keyakinannya, perkembangan dan persatuannya, kemurnian dan kekudusannya di seluruh dunia maupun di dalam situasi diri kita setempat.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 31. Penerapan [Indeks]

    31.2 Kehidupan gereja

    a. Ibadah

    Gereja adalah persekutuan orang-orang yang beribadah. Orang Kristen perlu menegaskan komitmennya untuk beribadah secara umum dan memeriksa sikap kita terhadapnya. Sebagai imam-imam kita mempunyai hak istimewa dan juga tanggung jawab untuk membawa kurban syukur kita kepada Allah (Ibr 13:15*) sewaktu kita berkumpul setiap minggu. Bagaimana penghayatan kita terhadap pelayanan ibadah ini?

    b. Persekutuan

    Gereja adalah persekutuan dalam Roh. Orang Kristen perlu menegaskan komitmennya kepada persekutuan gereja setempat dan sikapnya terhadap teman seiman Kristen. Apakah ada perasaan benci, cemburu atau kesombongan yang harus kita sesali? Mungkin ada kritik, fitnah atau pergunjingan yang harus kita akui, bahkan mungkin sekali kita harus minta maaf, atau memaafkan karena sakit hati kita yang lama. Mungkin diperlukan kemurahan hati yang lebih besar dalam membagikan keramahan dalam hal waktu, persahabatan, dengan uang atau doa, atau dalam hal-hal praktis yang lain.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 31. Penerapan [Indeks]

    c. Pelayanan

    Gereja adalah persekutuan pelayanan. Orang Kristen perlu memeriksa sikapnya dan menegaskan komitmennya untuk melayani gereja dan dunia dalam nama Kristus. Untuk tujuan ini hendaklah tiap orang Kristen mengenal karunia-karunia yang diberikan Allah kepadanya melalui Roh agar dipakai dalam mengembangkan gereja setempat. Ia menghendaki supaya orang Kristen selalu siap untuk melayani di lingkungan dan di tempat kerja. Semua hal ini akan mempengaruhi orang dalam memilih pekerjaannya, juga di mana tempatnya.

    d. Kesaksian

    Gereja adalah persekutuan yang bersaksi. Orang Kristen perlu menegaskan komitmennya dan memeriksa sikapnya sebagai saksi bagi Kristus di dunia. Ini mencakup kejujuran dalam menghadapi beberapa pertanyaan. Apakah kita berdoa secara teratur dan penuh semangat untuk penyebaran Injil di seluruh dunia? Apakah doa itu diarahkan secara jelas dengan menggunakan informasi untuk doa yang tersedia? Apakah kita menyumbang secara teratur dengan pengorbanan kepada pekerjaan Kristus di seluruh dunia? Apakah kita terlibat dalam usaha-usaha gereja setempat untuk memperkenalkan Kristus di lingkungan kita? Apakah kita mencari kekuatan dari Tuhan untuk menjadi saksi yang setia dan efektif demi Kristus kepada tetangga, teman sekerja, teman pelajar atau di mana saja Tuhan telah menempatkan kita?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 31. Penerapan [Indeks]

    31.3 Masa depan gereja

    a. Pertumbuhan

    Orang Kristen perlu memeriksa sikapnya terhadap saluran anugerah dan penggunaannya. Ini berarti tanggung jawab untuk secara teratur membaca dan menelaah Kitab Suci, untuk mendengar khotbah dan eksposisi, dan untuk menerapkan pesan firman Allah itu dalam kehidupan sehari-hari. Lagi pula perlu menyisihkan waktu untuk berdoa dan menantikan pimpinan Tuhan, serta secara teratur mengikuti ibadah dan perjamuan kudus. Itu berarti komitmen yang sungguh-sungguh kepada persekutuan gereja setempat, dan kesediaan untuk ikut menanggung penderitaan demi Injil dan demi pertumbuhan kita sendiri dan gereja.

    b. Visi

    Gereja sebagaimana kita kenal, apakah itu dalam situasi nasional atau di persekutuan Kristen setempat, mungkin kurang menarik. Terkadang sulit untuk melihat persamaan dengan citra Kristus. Tetapi kita harus melawan rasa cemas atau kecewa melihat gereja yang nyata ini. Kendatipun banyak kelemahan akhir-akhir ini, gereja dipersiapkan untuk menjadi agung dan indah. Kadang-kadang kita perlu melihat di balik kenyataan sekarang dan membayangkan gereja megah yang akan datang, umat Kristus yang disempurnakan, pengantin perempuan-Nya yang tidak beraib, yang akan dipersembahkan kepada suami surgawinya pada kedatangan-Nya.

    Visi itu akan menguatkan tekad kita untuk memberikan waktu dan milik kita, untuk mengarahkan daya dan doa, dan untuk berkarya sepanjang tahun-tahun yang diberikan kepada kita untuk menyesuaikan tubuh Kristus sekarang ini, yang patah dan penuh ketidaksempurnaan, menjadi dewasa dan cemerlang di hadapan Tuhan yang akan kembali untuk menjemputnya.



    Indeks Bab 32: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.G 01013]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 32 Kerajaan Allah ................................. 01342

    Ps 32.1 Latar Belakang Perjanjian Lama ............... 01342

    Ps 32.2 Yesus dan Kerajaan Allah ..................... 01343

    Ps 32.3 Ajaran Lain dalam Perjanjian Baru ............ 01344

    Ps 32.4 Kerajaan Allah dan Kehidupan Kristen ......... 01345

    Bahan Alkitab .............................................. 01346
    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01347
    Kepustakaan ................................................ 01348



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    G. AKHIR ZAMAN

    32. KERAJAAN ALLAH

    Pembahasan tentang akhir zaman secara teologis disebut "eskatologi", dari kata Yunani _eskhatos_ `akhir`. Mungkin ini istilah yang paling dominan dalam teologi abad kedua puluh.

    Pokok utama eskatologi Alkitab adalah kerajaan Allah, suatu perkataan yang sering terdengar dari mulut Yesus (Mat 12:28*; Mr 1:14; 9:1; Luk 13:18-20; Yoh 3:3*). Arti dasarnya adalah "pemerintahan" Allah atau "kuasa kerajaan-Nya" (Luk 19:12*), bukan wilayah geografis. Kerajaan Allah adalah gagasan yang dinamis, pemerintahan-Nya yang sedang beraksi (Mazm 145:13; Dan 2:44*).

    32.1 Latar belakang Perjanjian Lama

    Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu. "TUHAN adalah Raja . . . Raja yang besar mengatasi segala allah" (Mazm 93:1; 95:3*) adalah konsep dasar seluruh agama Perjanjian Lama (Kel 15:18; Yes 43:15*). Tetapi pemerintahan Allah ditentang dan dilawan. Iblis mengajak umat manusia untuk memberontak terhadap Allah (Kej 3:1-24*), bangsa-bangsa memuja berhala dan melakukan kejahatan (2Raj 17:29*) dan Israel sendiri mengalami kemunduran rohani dan dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Di tingkat pribadi, setiap orang Israel mengalami pertentangan antara kehendak Allah dan keberhasilan moralnya.

    Dari pertentangan-pertentangan ini timbullah keyakinan bahwa Allah pasti akan mempertahankan kuasa-Nya sebagai Raja (Yes 2:1-5; Zef 3:15*; Za 14:9-10) pada "hari Tuhan" yang akan datang (Am 5:18-19*; Mal 4:1-2). Hari itu dihubungkan dengan Mesias (Yes 4:2; 9:6-7*; Yes 11:1-2*). Ia merupakan pemimpin yang besar seperti Daud (1Taw 17:11-14; Mazm 72:1-20*) dan melalui Dia hari Tuhan akan datang dengan membawa penghukuman bagi bangsa-bangsa serta pembebasan bagi Israel (Mal 3:1* dst.). Kadang-kadang kesinambungan sejarah dunia ditekankan (Yes 11:1-16*); kadang-kadang perbuatan Allah pada masa mendatang ini dilihat sebagai hal yang di luar sejarah (Dan 7:1-28*).

    Sesudah masa Perjanjian Lama, harapan ini diungkapkan sebagai zaman baru yang akan datang. Pada zaman Yesus, perbedaan ini sudah lazim (Mat 12:32; Mr 10:30*), dengan ciri tambahan bahwa zaman yang akan datang kini biasa disebut "kerajaan Allah" (Mr 10:23-30*; Luk 18:29-30*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    32.2 Yesus dan kerajaan Allah

    Latar belakang ini penting untuk mengerti pernyataan pokok Yesus bahwa "Kerajaan Allah sudah dekat" (Mr 1:15; Mat 12:28*); hari penyelamatan yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama dan yang sudah ditunggu-tunggu itu kini sudah tiba.

    Pengajaran Yesus tentang kerajaan Allah mempunyai dua aspek. Pertama, melalui pengajaran dan pelayanan-Nya, yang mencapai klimaks dengan kematian dan kebangkitan-Nya, pemerintahan Allah sekarang menjadi kenyataan dalam sejarah manusia. Apabila orang mempercayai dan mengikuti-Nya, mereka masuk kerajaan Allah (Luk 17:20-21; 18:28-30*). Kedua, jangkauan penggenapan janji tentang kerajaan Allah melampaui Paskah hingga pada kedatangan Kristus kembali dengan kemuliaan pada akhir sejarah (Luk 21:1-38; 22:29-30*).

    Kedua aspek ini merupakan kunci pengajaran Yesus mengenai kerajaan Allah: kerajaan Allah sudah tiba, namun masih juga akan datang.

    Dalam Injil Matius, yang ditulis khususnya untuk orang Yahudi, "kerajaan Allah" muncul sebagai "kerajaan surga". Surga adalah sinonim yang biasa dipakai untuk Allah oleh orang Yahudi saleh dari abad pertama. Mereka menganggap nama Allah terlalu kudus untuk diucapkan. Yesus menggunakan kedua ungkapan itu. Sebab itu, tidak ada perbedaan arti antara ungkapan "kerajaan Allah" dan "kerajaan surga".

    Gagasan lain yang terkait adalah "hidup yang kekal", yang berarti secara harfiah "hidup pada zaman yang akan datang". Ini praktis sama dengan pengertian kerajaan Allah bagi orang Yahudi pada zaman Yesus (Mr 10:17*). Tentu saja kehidupan itu kekal, tetapi bukan itu yang menjadi pokok penting melainkan kualitasnya, yakni kehidupan di kerajaan Allah sebagaimana telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Persamaan ini terdapat khususnya dalam ajaran Yesus sebagaimana dicatat oleh Yohanes (Yoh 3:16,36; 4:14; 5:24; 10:28*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    32.3 Ajaran lain dalam Perjanjian Baru

    Waktu berlalu dan Injil disebarkan kepada orang bukan Yahudi yang kemungkinan besar akan salah tafsir terhadap gagasan mengenai raja itu, dan ini sudah disebutkan oleh Yesus sebelumnya (Mr 10:42-43*). Karena itu, konsep-konsep lain digunakan untuk menyampaikan pernyataan Kristen tentang Yesus, yang kemungkinan salah pengertiannya lebih kecil. Contohnya adalah "keselamatan" (Kis 16:30-31; Rom 1:16-17*) dan persekutuan "di dalam Kristus" (Rom 8:1; Fili 3:9-10*).

    Kalau yang dimaksudkan adalah kerajaan Allah, bisanya disebut penggenapannya pada waktu yang akan datang pada akhir zaman (Kis 1:6; 1Kor 15:24,50*). Kalau yang dibicarakan adalah kerajaan yang sudah tiba, itu dilihat sebagai kerajaan Kristus, yang kita capai oleh Roh Kudus (Kol 1:13; bnd. Yoh 3:1-8*). Dengan demikian, arti mendalam tentang kedaulatan Allah yang terdapat dalam Perjanjian Lama, di Perjanjian Baru dipindahkan kepada pribadi Yesus, yang menjalankan pemerintahan Allah di sebelah kanan Allah melalui Roh Kudus (Kis 2:33*). Karena itu kerajaan Allah kini dialami manusia melalui pelayanan Roh Kudus, yang atas dasar pekerjaan Kristus membawa kehidupan dalam kemuliaan pada zaman yang akan datang ke dalam zaman sekarang.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    32.4 Kerajaan Allah dan kehidupan Kristen

    Ketegangan antara kedua dimensi ini merupakan konteks kehidupan Kristen. Pada satu pihak orang Kristen adalah manusia baru, yang dipersatukan dengan Kristus dalam kematian, kebangkitan dan kerajaan-Nya, dan ikut mempunyai kekuasaan dalam zaman baru kerajaan oleh Roh Kudus. Pada pihak lain, sifat lama masih tetap merupakan kenyataan yang pahit, yang masih saja bertahan terus. Sifat itu menyeret orang Kristen menjauhi keberhasilan moral yang menjadi tujuannya dalam kehidupannya yang baru.

    Dengan demikian, kita bersukacita karena kedatangan kerajaan Allah, kenyataan keselamatan yang kekal, dan berkat-berkat zaman baru dalam persekutuan kita dengan Kristus; namun, kita tetap merindukan pembebasan, kedatangan kerajaan Allah yang terakhir, penggenapan keselamatan kita dan munculnya manusia baru dalam Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Keluaran 15:18; 1Tawarikh 29:11; Mazmur 2:6; 99:1; 145:11-13*;
    Yesaya 9:6-7; Yeremia 23:5-6; Daniel 2:44; 7:9-14; Amos 5:18-19*;
    Zakharia 14:9*;
    Matius 6:10; 11:2-5; 12:28; 13:16-17,24-30; 16:28; 19:28-29*;
    Markus 1:15; 10:23-30; Lukas 17:20-21; Yohanes 3:5*;
    Kisah 1:3; 14:22; 20:25; 28:23; Roma 14:17; 1Kor 4:20; 6:9; 15:24,50*;
    Kolose 1:13; 1Timotius 6:15; Wahyu 1:5-6; 11:15*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Menurut Anda, apa "kerajaan Allah" itu? Bagaimana hubungannya dengan Perjanjian Lama? Apa saja yang menjadi pokok-pokok utama dalam ajaran Yesus tentang kerajaan Allah?

    2. "Kerajaan Allah sudah ditegakkan, tetapi belum diwujudnyatakan". Bahaslah.

    3. Bagaimana kerajaan Allah dapat dikaitkan dengan

      1. kehidupan kekal,

      2. keselamatan,
      3. persekutuan dengan Kristus,
      4. kelahiran baru, dan
      5. kemuliaan akhir dari gereja?
    4. Bagaimana ajaran Alkitab tentang kerajaan Allah dapat mempengaruhi respons orang Kristen terhadap masyarakat manusia serta kebutuhannya?



    Mengenali Kebenaran -- Bab 32. Kerajaan Allah [Indeks]

    Kepustakaan (32)

    Artikel "Kingdom of God" dalam _IBD_.
    Ladd, G. E.
    1964 _Jesus and the Kingdom_ (SPCK).
    Ridderbos, H.
    1978 _The Coming of the Kingdom_ (Paideia Press).
    Vos, G.
    1972 _The Teaching of Jesus concerning the Kingdom of God and the Church_
    (Presbyterian & Reformed).



    Indeks Bab 33: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.G 01013]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 33 Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya ............. 01350

    Ps 33.1 Istilah-istilah Perjanjian Baru .............. 01351

    Ps 33.2 Sifat Kedatangan Kristus yang Kedua Kali ..... 01352

    Ps 33.3 Tujuan Kedatangan Kristus yang Kedua Kali .... 01353

    Sb 33.3.a Untuk Menyelesaikan Karya Penyelamatan .... 01353

    33.3.b Untuk Membangkitkan Orang Manusia ......... 01354

    33.3.c Untuk Menghakimi Semua Orang .............. 01354

    33.3.d Untuk Mengumpulkan Umat-Nya ............... 01354

    Ps 33.4 Waktu Kedatangan Kristus yang Kedua Kali ..... 01355

    Ps 33.5 Masalah-masalah yang Terkait ................. 01356

    Sb 33.5.a Antikristus ............................... 01356

    33.5.b Israel .................................... 01357

    33.5.c Kerajaan Seribu Tahun ..................... 01358

    Bahan Alkitab .............................................. 01359

    Bahan Diskusi/penelitian.................................... 01360

    Kepustakaan ................................................ 01361



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33. KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALI

    Inti ajaran Alkitab mengenai akhir zaman adalah kedatangan Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan. Yesus sendiri mengungkapkannya demikian: "Pada waktu itu orang akan melihat kekuasaan dan kemuliaanNya." (Mr 13:26*). Ringkasan pengharapan Kristen oleh Paulus bernada sama: "Dari situ [surga] juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" (Fili 3:20*).

    Sejumlah besar ayat Perjanjian Lama berbicara tentang kemuliaan kerajaan mesianik dengan cara-cara yang belum terpenuhi pada kedatangan Kristus yang pertama (2Sam 7:16; Mazm 2:1-12; 72:1-20; Yes 2:1-5*; Yes 9:6-7; 11:1-10; 40:3-5; 49:6; 61:2; Yer 33:15; Mi 4:1-3*). Selain itu, Daniel 7:13-14* langsung mengacu pada kedatangan Tuhan dalam kemuliaan (bnd. Mr 13:26; 14:62; 1Tes 4:17; Wahy 1:7,13; 14:14*).

    Di dalam Perjanjian Baru ada lebih dari 250 acuan yang jelas kepada kedatangan Tuhan kembali (misalnya Mat 24:1-25:46; Mr 13:1-37*; Luk 21:1-38; Yoh 14:3; Kis 1:11; 3:20; 17:31; 1Kor 15:23* dst.; 1Tes 4:13-5:11; Ibr 9:28; Yak 5:7; 2Pet 3:8-13; 1Yoh 3:2-3*; Wahy 1:7; 22:20*). Keterangan-keterangan ini menunjukkan dengan pasti bahwa kedatangan Tuhan kembali diajarkan di semua alur utama Perjanjian Baru.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33.1 Istilah-istilah Perjanjian Baru

    _Parousia_ adalah istilah yang paling sering dipakai dalam Perjanjian Baru Yunani untuk kedatangan kembali (Mat 24:3; 1Kor 15:23; 1Tes 2:19*; 2Tes 2:1,8*). Artinya "kedatangan", "tibanya" atau "kehadiran", dan pada abad pertama dipakai untuk kunjungan seorang kaisar atau orang terhormat lain. Yang disampaikan kepada kita ialah gagasan bahwa kedatangan Tuhan kembali adalah perbuatan yang pasti dan menentukan dari pihak-Nya. Ia akan datang sendiri. Hal ini suatu kepastian yang sama kuatnya seperti kedatangan-Nya dalam penjelmaan sebagai Anak Manusia. Peristiwa itu akan merupakan kedatangan kembali sang Raja (Luk 19:12*).

    _Apokalupsis_ berarti "penyataan" (1Kor 1:7; 2Tes 1:7; 1Pet 1:7*). Kedatangan Tuhan akan menyingkapkan tentang siapa Dia dan apa sebenarnya dunia ini. Pada waktu itu hal-hal yang sekarang tersembunyi akan menjadi jelas.

    _Epifaneia_ berarti "muncul" atau "manifestasi" (2Tes 2:8*; Tit 2:13*). Kata ini juga mengandung arti penyingkapan suatu selubung supaya apa yang sudah ada benar-benar terlihat seperti adanya.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33.2 Sifat kedatangan Kristus yang kedua kali

    Tidak mungkin kita lukiskan kedatangan Tuhan kembali secara sempurna. Pada peristiwa itu Tuhan kita yang sudah dimuliakan akan menyatakan diri dengan cara yang merupakan puncak segala sejarah sebelumnya. Ini jelas akan melebihi semua peristiwa dalam ruang dan waktu yang dikenal hingga kini. Karena itu, setiap usaha menjelaskan kedatangan Kristus itu sampai pada rincian yang paling kecil pasti gagal.

    Yesus menyamakan kedatangan-Nya dengan kilat yang memancar (Mat 24:27*), suatu gambaran yang menunjukkan unsur misteri kepada pendengar-pendengar pada abad pertama. Kedatangan Tuhan ada di luar jangkauan penggambaran secara duniawi dan kita terpaksa memakai gambaran simbolis untuk melukiskannya. Namun simbol-simbol Alkitab ini diilhamkan oleh Allah sehingga kita dapat menafsirkannya dengan keyakinan penuh bahwa, meskipun tidak mengungkapkan semuanya, simbol-simbol ini memberitahukan secukupnya untuk kita ketahui.

    Kedatangan itu bersifat _mulia_, dengan "segala kekuasaan dan kemuliaan" (Mat 24:30*) sehingga "setiap mata akan melihat dia" (Wahy 1:7*). Pada kedatangan-Nya yang pertama, Tuhan kita berada dalam keadaan lemah dan tidak dikenal orang, seolah-olah tidak mempunyai dampak sama sekali atas sejarah manusia. Sebaliknya, kedatangan-Nya yang kedua akan nyata di seluruh alam semesta. Ia akan datang "dengan awan-awan dari langit" (Dan 7:13; bnd. Mat 24:30; Kis 1:9,11; Wahy 1:7*). Awan-awan menandakan kemuliaan Allah serta menyatakan kehadiran-Nya di antara umat-Nya (Kel 24:15-18; 2Taw 5:13-14*). Dalam pengertian ini, kedatangan Tuhan kembali akan merupakan babak terakhir dari penyingkapan kehadiran Allah, penyataan yang tersempurna dari Allah Tritunggal dalam kemuliaan-Nya.

    Kedatangan itu bersifat _menentukan_: "Kemudian tiba kesudahannya" (1Kor 15:24*). Sejarah akan berakhir: waktu akan berakhir, Kristus akan datang. Sebab itu, kejadian itu merupakan peristiwa dalam sejarah semua orang. Kedatangan itu tidak terbatas pada gereja atau orang Kristen yang hidup di dunia kalau hal itu tejadi. Apakah mereka tahu atau peduli akan hal itu, setiap pria dan wanita yang hidup semakin mendekati kedatangan Kristus. Semua berbaris menemui Tuhan.

    Kedatangan itu _mendadak_. Meskipun ada keterangan mengenai tanda-tanda zaman, Alkitab secara jelas berbicara tentang kedatangan Tuhan kembali secara tiba-tiba (Mat 24:37-44; 1Tes 5:1-6*). Kita dapat menyimpulkan dalam perkataan Yesus bahwa "Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kamu duga" (Mat 24:44*). Bahkan Tuhan sendiri mengakui bahwa Ia tidak mengetahui kapan hal itu akan tiba (Mr 13:32). Sebab itu, orang Kristen harus "berjaga-jaga" (Mr 13:37*).

    Setiap tafsiran mengenai agama Kristen yang tidak mengandung harapan untuk waktu yang akan datang tidak seirama dengan kesaksian Alkitab. Salah satu kesalahan adalah menafsirkan keterangan-keterangan ini dari sudut pandang kedatangan Kristus yang pertama, yang menghadirkan kerajaan Allah. Penafsiran semacam ini tidak akan bertahan kalau dilihat dalam rangka ucapan-ucapan Yesus yang secara jelas mengacu pada masa yang akan datang (Mat 13:24 dst.; Mat 19:28; Mr 14:25*), apa lagi ajaran Perjanjian Baru selebihnya yang menyatakan hal ini secara blak-blakan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33.3 Tujuan kedatangan Kristus yang kedua kali

    a. Untuk menyelesaikan karya penyelamatan

    Dengan kedatangan-Nya, Kristus akan menyelesaikan rencana penyelamatan Allah sepanjang masa. Semua musuh Allah, yaitu dosa, kematian dan Iblis, akan digeser dari dunia milik Allah (1Kor 15:22-28,42-57*; Wahy 12:7-11; 20:1-10*) dan zaman baru akan didirikan serta di dalamnya maksud-maksud Allah yang sebenarnya untuk umat manusia akan diwujudnyatakan secara tuntas (2Pet 3:1-13; Wahy 22:1-5*).

    Penting sekali untuk mempertahankan kaitan yang hakiki antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua. Hal ini bukan karena kedatangan pertama tidak memadai sehingga memerlukan kedatangan kedua untuk melaksanakannya dengan baik. Lebih tepat adalah bahwa Kristus datang kembali untuk melaksanakan penaklukan dan kemenangan yang telah dicapai-Nya secara menentukan pada kedatangan-Nya yang pertama (Yoh 14:3; Wahy 5:5-14*). Kaitan yang mendasar antara keberhasilan misi Yesus yang lalu dan puncaknya yang akan datang sangat membantu untuk menjelaskan mengapa pengharapan akan kembalinya Kristus yang segera akan terjadi itu muncul dalam seluruh tulisan Perjanjian Baru. Kesudahan sudah dekat; pada prinsipnya tidak ada lagi yang perlu diselesaikan untuk mewujudnyatakannya dalam kemegahan. Tidak ada peristiwa yang dapat menghalang-halangi kemenangan Kristus yang bangkit dan oleh karena itu kita dapat hidup sambil terus-menerus mengharapkan kedatangan-Nya kembali.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    b. Untuk membangkitkan orang mati

    "Semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yoh 5:28-29*). Oleh kuasa Allah yang bekerja melalui Kristus pada kedatangan-Nya, semua orang yang pernah hidup akan dipanggil kembali untuk kehidupan dalam suatu bentuk tubuh. Kebangkitan ini dimaksudkan untuk penghakiman.

    c. Untuk menghakimi semua orang

    Kristus "akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati" (2Tim 4:1*; bnd. Kis 17:31*). Kedatangan-Nya untuk menghakimi diajarkan baik dalam Perjanjian Lama (Mazm 2:9; 110:5; Yes 61:2; Mal 3:1-3*) maupun dalam Perjanjian Baru (Mat 16:27; Kis 10:42; Rom 2:3-16; 1Kor 4:5*; Yud 1:14-15*). Semua harus menghadap Dia pada kedatangan-Nya.

    d. Untuk mengumpulkan umat-Nya

    Beberapa ayat menyatakan bahwa penganiayaan terhadap umat Allah akan sangat intensif pada kedatangan Tuhan (Dan 7:21; Mat 24:12,21* dst.). Pada kedatangan-Nya, Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari musuh-musuh mereka dan Dia akan mengumpulkan mereka yang terpilih dari semua zaman (1Tes 4:17; Wahy 6:9* dst.).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33.4 Waktu kedatangan Kristus yang kedua kali

    Yesus menjawab secara panjang lebar pertanyaan para murid, "Apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?" (Mat 24:3*). Paulus memberikan penjelasan serupa mengenai waktu terjadi krisis terbesar sepanjang masa (2Tes 2:1-12*) dan Kitab Wahyu, yang mengembangkan kiasan-kiasan Perjanjian Lama, khususnya dari Kitab Daniel, kelihatannya membentangkan perkembangan yang menuju pada kedatangan Tuhan kembali. Berdasarkan materi ini serta bukti-bukti pendukung dari tulisan-tulisan nubuat, seperti Yehezkiel 38:1-23*, beberapa pengajar Kristen telah mengembangkan sejumlah "tanda-tanda zaman" yang berlebihan, yang dipersembahkan sebagai gambaran situasi politik, moral dan religius pada waktu kembalinya Yesus. Apakah ini dapat dibenarkan?

    Yesus menjawab pertanyaan murid-murid-Nya dengan berbicara tentang suatu masa yang mendahului kedatangan-Nya kembali yang ditandai oleh empat ciri umum: pemurtadan (Mr 13:5-6*), penganiayaan dan kesaksian gereja di seluruh dunia (Mr 13:9-11,13,19*), peperangan dan konflik antar bangsa (Mr 13:7-8*) serta kekacauan dalam tatanan alam (Mr 13:8,24-25*).

    Paulus kelihatannya berbicara dengan nada yang serupa dalam 2Tim 3:1-17. "Akan datang masa yang sukar" (2Tim 3:1*), yang disebabkan oleh sikap mementingkan diri sendiri yang luar biasa, disertai segala macam ekspresi anti-sosial di lingkungan keluarga dan masyarakat (2Tim 3:2-4*). Kehidupan beragama hanya diungkapkan secara lahir tetapi tidak dihayati (2Tim 3:5). Dalam 2Tesalonika 2:1-17*, Paulus menyatakan dengan jelas bahwa sebelum kedatangan Tuhan akan ada "murtad" dan orang "durhaka" akan muncul (2Tes 2:3*), yang akan meninggikan diri sedemikian rupa sehingga menyatakan diri sebagai Allah (2Tes 2:4*). Ia akan dibunuh oleh Kristus pada kedatangan-Nya (2Tes 2:8*).

    Apa yang dapat kita simpulkan dari ajaran ini? Apakah berjaga-jaga (Mr 13:37*) berarti bahwa kita senantiasa harus melihat apakah tanda-tanda ini akan dipenuhi dalam masa hidup kita, dan haruskah kita mengusahakan untuk meramalkan saat yang tepat pada waktu Kristus akan kembali, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang?

    Ada beberapa faktor yang mengisyaratkan untuk berhati-hati dalam hal ini.

    1. Kita perlu berhati-hati mengenai ungkapan "hari-hari terakhir". Dalam beberapa ayat (misalnya Kis 2:17; 1Kor 10:11; Ibr 6:5*) jelaslah bahwa yang dimaksudkan adalah seluruh periode antara kedua kedatangan Yesus, ketika kerajaan Allah sungguh-sungguh sudah datang tetapi masih menunggu dinyatakan sepenuhnya. 2Timotius 3:1-17* menyebutkan ciri-ciri utama kehidupan dalam periode itu. Apa yang diberikan Yesus kepada kita adalah tanda-tanda kehadiran kerajaan Allah. Dalam pengertian ini kesudahan selalu dekat, karena Yesus sang Raja adalah dekat (Fili 4:5; Wahy 22:20*).

    2. Yesus tidak menganjurkan untuk banyak berpikir tentang "tanda-tanda zaman". Dia menyatakan bahwa kerajaan Allah tidak datang secara nyata dan menolak membuat tanda atau memberitahukannya dalam hubungan dengan pelayanan-Nya dan untuk membuktikan kebenarannya (Mat 12:38-39; 16:4*). Memang pada kesempatan lain Dia berbicara lebih positif mengenai tanda, misalnya ketika Ia menegur orang Farisi karena mereka tidak dapat membaca tanda-tanda zaman dengan tepat (Mat 16:3*; Luk 12:56*) dan Yohanes melihat mujizat-mujizat Yesus sebagai tanda-tanda pribadi-Nya yang unik (Yoh 2:11,23; 7:31; 12:37; 20:30-31*). Sikap negatif Yesus terhadap tanda-tanda tersebut dapat dijelaskan dalam rangka dampak moral dan spiritualnya. Orang Farisi dan "pencari tanda-tanda" lain tidak bersungguh-sungguh untuk mengakui Yesus dan memberi respons seperlunya terhadap Dia. Perhatian terhadap tanda dan nubuat yang digenapi dapat mengalihkan perhatian kita dari kehendak Allah dan menjurus pada tindakan atau pikiran yang merangsang sifat-sifat kita yang kurang terpuji. Ada manfaatnya mengingat bahwa justru hal-hal ini merupakan keasyikan dalam aliran seperti Saksi-saksi Yehowa.

    3. Ada ayat-ayat yang menjelaskan bahwa kedatangan Tuhan terjadi secara mendadak. Penelaahan terhadap tanda-tanda itu tidak akan menghilangkan rasa heran, bahkan pada mereka yang setia (Mat 24:44*). Para murid pun tidak mengetahui kapan waktu kedatangan itu akan berlangsung: "Kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang" (Mat 24:42). Memang, kita tidak akan tahu (Kis 1:7*).

    4. Dalam Matius 24:36 (Mr 13:32*) Yesus menyatakan bahwa Ia pun pada saat itu tidak mengetahui waktu kedatangan-Nya. Ini lebih mengherankan lagi, karena sebelumnya Ia memberi pernyataan yang menunjukkan kesadaran-Nya akan keilahian-Nya yang tidak ada bandingannya dengan pernyataan lain (Mr 13:31*). Jika Yesus menyatakan tidak mengetahui tentang waktu kembali-Nya, kita pun harus mengakui secara tulus ikhlas bahwa kita tidak tahu.

    5. Petrus menunjukkan bahwa skala waktu Allah sama sekali berlainan dengan skala waktu kita: "Di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" (2Pet 3:8*). Kedua aspek penghitungan itu perlu dipertimbangkan. Bagi Allah, waktu itu mempunyai intensitas dan keringkasan yang tidak tertangkap oleh kita. Karena itu kita perlu berhati-hati sebelum menempatkan Allah di dalam skala waktu manusiawi kita.

    6. Sejak dahulu ada orang-orang Kristen yang percaya bahwa tanda-tanda itu akan digenapi dalam masa hidup mereka dan bahwa kesudahan segera akan tiba. Di antara orang Kristen ini termasuk beberapa anggota yang sangat bijaksana dan saleh pada masa lampau, jadi patutlah kita hati-hati sebelum kita mengritik orang yang berkeyakinan seperti itu. Keyakinan bahwa akhir zaman segera akan tiba sudah tersebar luas saat ini, khususnya di antara generasi Kristen muda. Namun kita tidak dapat menutup mata terhadap bahaya-bahaya pastoral yang dibawa oleh minat yang berlebihan akan hal ini.

    Kalau begitu, bolehkah kita simpulkan bahwa Yesus dapat saja kembali setiap saat? Paulus mengajarkan bahwa ada peristiwa-peristiwa tertentu dalam sejarah yang akan mendahului kembalinya Kristus (2Tes 2:3* dst.); Dia tidak akan datang kembali pada suatu waktu dengan "begitu saja". Secara umum, kejahatan akan terjadi lebih banyak pada masa sebelum kedatangan Tuhan. Tetapi ini pun tidak begitu jelas sehingga kita dapat mengenalnya tanpa ragu-ragu sebagaimana telah terbukti oleh sejarah kegagalan yang tercatat.

    Jika demikian, apa yang dapat dikatakan sebagai ringkasan? Faktor yang benar-benar penting adalah sikap moral kita: keberadaan kita, keinginan kita untuk berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan dan menganjurkan orang lain untuk menunjukkan kepatuhan yang sama. Kita jangan merencanakan rincian peristiwa-peristiwa akhir zaman serta mencoba meramalkan tanggal dan waktu kembalinya Tuhan. Namun sikap yang berlawanan, yakni menolak adanya tanda-tanda salah juga. Sikap yang tepat adalah sikap berjaga-jaga sambil menyadari bahwa pertentangan antara baik dan buruk akan meruncing sebelum kesudahan, walaupun itu juga tidak terlepas dari ketidakjelasan sejarah. Tuhan selalu siap sedia untuk datang. Waktu yang tepat adalah pilihan waktu yang sempurna yang dilakukan Allah.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    33.5 Masalah-masalah yang terkait

    Sejumlah masalah terkait yang berhubungan dengan kembalinya Tuhan Yesus masih diperdebatkan. Hal-hal itu jangan terlalu kita pikirkan, karena hal-hal itu bersifat sekunder saja. Yang terpenting ialah fakta bahwa Yesus akan datang kembali.

    a. Antikristus

    Keterangan Alkitab yang paling jelas tentang antikristus terdapat dalam Surat-surat Yohanes. Menurut Yohanes, antikristus sudah ada dan sudah bekerja; bahkan ada banyak antikristus dan munculnya antikristus merupakan tanda jelas bahwa "waktu ini adalah waktu [hari-hari] yang terakhir" (1Yoh 2:18*). Antikristus dapat dikenal dari ajarannya. "Dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak" (1Yoh 2:22*). Ia "tidak mengaku Yesus" (1Yoh 4:3*). Ia "tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia" (2Yoh 1:7*). Kebanyakan penafsir menganggap bahwa ajaran Paulus tentang "manusia durhaka" dalam 2Tes 2:1-17* membahas pokok yang sama.

    Unsur lain yang lebih kontroversial dalam ajaran Alkitab tentang anti-kristus terdapat dalam Kitab Daniel dan Kitab Wahyu. Daniel 7:20-21* menyebut tanduk "yang mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang menyombong [dan] berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, sampai yang lanjut usianya datang". Dalam Wahyu 13:1-18* suatu binatang yang aneh bentuknya keluar dari laut (Wahy 13:1-4*), menghujat nama Allah dan kepadanya diberikan kuasa di atas semesta alam (Wahy 13:5-10*). Ia mempunyai "bilangan seorang manusia", yaitu 666 (Wahy 13:18*).Binatang itu ditumbangkan oleh firman Allah dan tentara surgawi (Wahy 19:19-21*).

    Berdasarkan ayat-ayat ini, selama bertahun-tahun sudah terdapat banyak sekali usaha untuk mengenali "orang durhaka" atau "antikristus" itu. Dalam tafsirannya, ada baiknya mengingat bahwa menurut gambaran yang paling jelas dari antikristus dalam Surat-surat Yohanes figur itu tidak terbatas pada satu tokoh saja, tetapi merupakan roh yang berhubungan dengan kelompok orang-orang yang kehadirannya adalah salah satu ciri akhir zaman.

    Berdasarkan 2Tesalonika 2:1-17*, tepat sekali untuk mengharapkan semacam perwujudnyataan akhir yang bersifat puncak dari semangat antikristus ini, menjelang hari kembalinya Tuhan. Tidak perlu berusaha mengidentifikasinya, mengingat kekhilafan-kekhilafan yang begitu sering terjadi di masa lampau. Seberapa jauh keterangan dalam Kitab Daniel dan Kitab Wahyu harus dianggap relevan pada soal antikristus, serta pelajaran apa yang dapat ditarik daripadanya, masih kurang jelas.

    Lalu, apa yang harus kita lakukan dengan gagasan ini? Ada prinsip penafsiran yaitu apa yang tidak jelas harus ditafsirkan oleh yang jelas. Tentang antikristus, yang jelas adalah gambaran Surat-surat Yohanes. Gagasan tentang antikristus di situ mengajak orang Kristen untuk waspada terhadap segala sesuatu yang menyangkal kebenaran Allah khususnya keilahian dan kemanusiaan sempurna Anak-nya yang kekal.

    Apabila seorang antikristus pribadi muncul pada zaman kita, yang menyangkal Allah dan Kristus dengan ukuran seperti yang disinggung oleh Paulus, kita mungkin akan menarik kesimpulan bahwa penyelamatan kita sudah dekat (Luk 21:28*). Sementara itu kita tidak boleh malas, tetapi dengan kehidupan dan kesaksian kita harus menghadapi kuasa-kuasa antikristus yang bekerja secara luas di dunia kita.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    b. Israel

    Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi saluran rencana-Nya di dunia. "Mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur" (Rom 9:4-5*). Kepada Israel telah datang juruselamat dunia, Yesus Kristus. Dalam pengertian ini, "keselamatan datang dari bangsa Yahudi" (Yoh 4:22*). Walaupun hal-hal ini telah terjadi, orang Yahudi menolak panggilan Allah dengan menyalibkan Mesias. Penyelamatan Allah lalu ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi dalam bentuk yang disebut Paulus "rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad" (Kol 1:26-27*), bahwa "orang-orang bukan Yahudi turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus" (Ef 3:6*).

    Apakah Allah tidak akan mempedulikan Israel lagi? Ada yang berpikir demikian. Yang lain yakin bahwa Israel mempunyai peran dalam rencana Allah pada masa yang akan datang khususnya dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi tepat sebelum kembalinya Kristus.

    Golongan terakhir ini melihat tiga peristiwa politik dalam abad kedua puluh ini yang mempunyai arti luar biasa. Yang pertama adalah Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang menjanjikan dukungan bagi terbentuknya tempat pemukiman nasional bagi bangsa Yahudi. Yang kedua adalah pembentukan negara Israel pada tahun 1948, katanya untuk menggenapkan sejumlah nubuat Perjanjian Lama (Yes 11:11 dst.; Am 9:14-15*; Za 8:1-8*). Yang ketiga adalah perebutan kota Yerusalem oleh Israel pada bulan Juni 1967 dalam perang enam hari, yang dilihat ada kaitannya dengan kata-kata Yesus mengenai berakhirnya "zaman bangsa-bangsa" bila Yerusalem "diinjak-injak" (Luk 21:24*). Sebagai "tanda zaman", ketiga peristiwa yang berkaitan ini mendapat arti yang sangat besar, yaitu bahwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya sudah dekat.

    Apakah ini benar? Banyak ayat yang menubuatkan pemulihan bangsa Yahudi kelihatannya mengacu pada konteks sejarah terdekat dalam Perjanjian Lama, yaitu kembalinya dari pembuangan di Babel (Ul 30:1-10; Yeh 36:17-24*; Hos 11:10-11*). Janji-janji ini diberikan kepada sisa bangsa Israel yang percaya kepada Tuhan, suatu syarat yang tentu saja tidak dipenuhi pada abad ini dalam ketiga peristiwa politik tersebut, melainkan dipenuhi oleh orang yang kembali dari Babel (Ezr 3:4-5; 7:10; Neh 1:4-11*). Kata-kata Yesus dalam Lukas 21:24* dapat berarti bahwa bangsa Yahudi akan digeser dari kedudukan sentral mereka dalam rencana penyelamatan Allah sampai akhir zaman ini, yaitu masa ketika Injil disebarkan ke ujung-ujung dunia bukan Yahudi.

    Di pihak lain beberapa nubuat Perjanjian Lama nampaknya mencakup lebih dari pemulihan dari Babel (Yes 29:1; Yeh 36:24-28; Am 9:15*; Za 8:1-8) dan Lukas 21:24* ditempatkan dengan latar belakang pendudukan militer.

    Pembahasan mengenai masa depan bangsa Yahudi dalam rencana Allah sebagian besar terkait dengan penafsiran berbagai ayat Perjanjian Baru dan Roma 11:26* ("seluruh Israel akan diselamatkan") adalah yang paling penting. Ada beberapa tafsiran tentang arti ayat ini, sebagai berikut.

    1. Pada akhirnya seluruh bangsa Israel akan diselamatkan. Penafsiran ini membuat arti "Israel" menurut Paulus tetap konsisten sepanjang perikop, tetapi berlawanan langsung dengan argumennya dalam Roma 9:1-11:36*, yaitu bahwa Israel sudah dihakimi oleh Allah karena gagal mencari Dia berdasarkan anugerah-Nya. Penyelamatan Israel karena mereka adalah Israel justru dibantah Paulus dalam perikop ini. Modifikasi pandangan ini ialah bahwa sebelum kembalinya Tuhan, karena rahmat Allah, orang Yahudi di seluruh dunia akan berbalik dan mengakui Yesus sebagai Mesias mereka, dan peristiwa ini pada gilirannya akan menjadi berkat besar di seluruh dunia bagi gereja dan misinya (bnd. Rom 11:12-15*).

    2. Yang dimaksud ialah semua orang di Israel yang percaya. Paulus berkata bahwa dalam rahmat Allah ada sebagian orang Yahudi diselamatkan, walaupun sebagai bangsa orang Yahudi yang menolak Kristus.

    3. "Seluruh Israel" berarti keseluruhan umat Allah yang terdiri dari orang Yahudi maupun bukan Yahudi yang percaya kepada Kristus. Jadi "Israel" di sini sama artinya dengan "gereja" (bnd. Gal 6:16*).

    4. Ada pandangan yang mempertanyakan apakah Paulus sungguh-sungguh memikirkan masa yang akan datang berhubungan dengan pokok ini. Pokok persoalan dalam Surat Roma ini adalah tujuan dan motifnya sebagai penginjil Kristen yang merindukan penyelamatan untuk bangsanya (Rom 9:1-3). Roma 11:26* menyatakan pengharapannya berhubung dengan kesaksiannya kepada orang Yahudi pada zamannya, dan keyakinannya bahwa Allah dapat memulihkan kembali umat-Nya yang lama.

    Evaluasi pandangan-pandangan ini akan memerlukan penulisan satu buku, dan pembaca yang berminat dianjurkan membaca daftar pustaka pada akhir pasal ini. Tetapi cukup jelas, untuk menerapkan acuan-acuan Alkitab tentang Israel begitu saja dengan negara sekuler Israel zaman sekarang, agaknya tidak dapat diterima. Prospek bahwa pada masa yang akan datang sejumlah orang Yahudi akan menerima Yesus sebagai Kristus masuk akal berdasarkan Roma 11:11-24*. Tetapi tafsiran kedua dan ketiga di atas juga mungkin sekali.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    c. Kerajaan seribu tahun

    Kerajaan seribu tahun (milenium) adalah salah satu pokok yang paling hangat debatnya dari seluruh bidang eskatologi. Istilah ini berasal dari Wahyu 20:2,7* yang mengatakan bahwa Kristus akan memerintah untuk seribu (Lat. _mille_) tahun dengan "mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus" (Wahy 20:4*). Selama masa itu Iblis diikat (Wahy 20:2*). Sesudah masa itu berlalu, Iblis dilepaskan sebagai pendahuluan konflik terakhir dan dia serta sekutu-sekutunya ditumbangkan (Wahy 20:7-10*). Kepercayaan akan pemerintahan yang benar-benar berlangsung selama seribu tahun dikenal sebagai "milenialisme" (atau "khiliasme" dari bahasa Yunani _khilias_ `seribu`).

    Apa yang harus kita mengerti tentang ajaran Alkitab ini? Tidak mungkin tidak dilihat bahwa ungkapan ini hanya terdapat dalam satu pasal dari Alkitab dalam kitab yang penuh dengan angka-angka simbolis yang tafsirannya menjadi bahan debat. Gagasan tentang pemerintahan Kristus di dunia selama seribu tahun pada akhir zaman terdapat dalam tulisan-tulisan beberapa bapa gereja terdahulu, dipegang oleh orang Montanis pada abad kedua dan diterima oleh sejumlah kaum Anabaptis pada zaman Reformasi. Tetapi bapa-bapa gereja lain tidak menyebutnya, bahkan juga tidak ketika membahas tema-tema eskatologis.

    Augustinus (354-430), pada mulanya tertarik pada pandangan milenialis, namun kemudian menafsirkan perikop dalam Wahyu 20:1-15* sebagai seluruh periode antara kedua kedatangan Kristus. "Pengikatan" Iblis dalam masa itu adalah kuasa yang diberikan kepada gereja untuk "mengikat" dan "melepaskan" dosa (Yoh 20:22*).

    Gagasan-gagasan milenialis pada umumnya ditolak oleh para reformis utama. Calvin menganggapnya "terlalu kekanak-kanakan untuk diperlukan serta tidak layak untuk disangkal".

    Milenialisme muncul kembali pada abad ke-19 dan akhir-akhir ini dianut dalam beraneka bentuk oleh banyak orang Kristen di seluruh dunia, khususnya di Amerika Serikat. Kita dapat membedakan tiga aliran utama dalam penafsiran milenium.

    Pascamilenialisme

    Pandangan ini melihat milenium sebagai pemerintahan di dunia selama seribu tahun dan parousia terjadi _sesudah_ (pasca) kerajaan seribu tahun itu. Periode seribu tahun ini adalah masa kesuburan besar bagi penginjilan, yang menyebar ke seluruh dunia dan mendapat pengakuan terhadap Kristus di mana-mana sebelum Ia sendiri datang dengan segala kemuliaan untuk memberlakukan tatanan kekal. Ada yang menafsirkan Roma 11:1-36* dengan cara demikian.

    Bukti Alkitab yang biasa disebut sebagai dukungan pandangan ini, termasuk Matius 28:18-20*, dilihat sebagai janji akan penginjilan semua bangsa, dan penyataan Yesus akan kemenangan gereja (Mat 16:18*). Ayat-ayat lain juga disebut (Mat 13:31-35,47-48; 24:14; Rom 11:11-16*; 1Kor 15:25*), termasuk juga acuan pada pemerintahan Mesias di seluruh dunia (Bil 14:21; Mazm 2:8; 72:1-20; Yes 11:9; Za 9:10*). Mereka yang menganut pandangan ini harus mencari penyesuaian dengan kesaksian Alkitab bahwa akan ada masa penganiayaan yang intensif pada waktu penginjilan seperti terdapat pada titik surut terendah, sebelum kesudahan zaman (Mat 24:6-14; Luk 18:8; 2Tes 2:3-12; Wahy 13:1-18*). Begitu pula, sulit untuk mempertemukan pandangan ini dengan peringatan Yesus yang berulang kali untuk waspada karena kedatangan-Nya kembali akan terjadi secara mendadak.

    Pada akhir abad ke-19, ketika terjadi ledakan kegiatan misi ke seluruh dunia dan optimisme menandai masyarakat Barat, pandangan ini populer. Tetapi pada masa kini pesimisme serta perasaan bahwa adanya krisis dalam kebudayaan mempengaruhi kepercayaan Kristen sehingga pandangan ini tidak begitu populer lagi.

    Pramilenialisme

    Ini adalah pandangan bahwa kembalinya Kristus akan terjadi _sebelum_ (pra) pemerintahan seribu tahun-Nya di dunia. Kedatangan Kristus akan mengakhiri sejarah manusia di bawah kutukan kejatuhan. Setelah kembali-Nya, antikristus akan ditumpas dan Iblis serta kuasa-kuasa kegelapan dibasmi dari bumi. Sesudah ini, selama kurang lebih seribu tahun akan ada damai dan kebahagiaan di bumi ketika Kristus memerintah umat-Nya, termasuk banyak orang Yahudi yang mengakui Yesus sebagai Kristus mereka pada saat Ia kembali ke bumi. Kejahatan masih ada tetapi akan terkendalikan. Alam pun akan turut dalam kebahagiaan. Tetapi menjelang akhir zaman ini, Iblis akan dibebaskan dan akan mengumpulkan kekuatannya untuk konflik terakhir melawan umat Allah. Ia akan dikalahkan oleh api dari langit, kemudian akan ada kebangkitan semua orang yang sudah meninggal, penghakiman umum dan dimulainya zaman kekal di surga dan di bumi baru.

    Dukungan Alkitab bagi pandangan ini diambil dari perikop-perikop yang melukiskan kerajaan Mesias sebagai tatanan dunia yang ideal (Yes 2:2-5; Mi 4:1-3; Za 14:9,16-17*). Pandangan ini juga mengacu pada ayat yang menggambarkan zaman yang akan datang dengan bentuk materi (Mat 19:28; Kis 1:6-7*) atau perikop yang menunjukkan adanya waktu antara kedatangan Kristus dan zaman kekal (1Kor 15:23-25; 1Tes 4:13* dst.). Tetapi dukungan utama jelas datang dari Wahyu 20:1-15*.

    Namun penafsiran Wahyu 20:1-15* bukan tanpa liku-liku. Misalnya, siapa yang terlibat dalam kerajaan seribu tahun? Apakah hanya martir-martir yang mati karena dipenggal kepalanya? Penafsiran naskah Yunani yang paling wajar agaknya menyokong pendapat ini, walaupun pendapat bahwa para martir mewakili seluruh umat Allah tidak dapat dikesampingkan sama sekali.

    Ada masalah lain yang timbul jika dianggap bahwa Wahyu 20:1-15* menunjuk pada pemerintahan Kristus di bumi bersama umat-Nya, yakni apakah kerajaan itu memang diberlakukan di bumi? Seluruh Kitab Wahyu berbicara tentang kenyataan dalam tatanan surgawi (Wahy 4:2; 11:19; 12:7* dst.; dsb.). Mereka yang turut ambil bagian dalam milenium adalah "jiwa-jiwa" (Wahy 20:4*), suatu istilah yang menunjukkan keadaan tanpa tubuh. Walaupun keberatan-keberatan itu tidak menentukan, namun menggelisahkan juga bila satu-satunya perikop yang menjadi dasar pandangan ini menimbulkan kesulitan seperti itu.

    Pertanyaan serupa timbul dalam hubungan dengan ayat-ayat yang dianggap membuktikan pandangan pramilenialis (misalnya 1Kor 15:22-28*; 1Tes 4:13* dst.). Penafsiran pramilenialis mengenai kata-kata Paulus tidak termasuk penafsiran paling wajar. Nampaknya peristiwa-peristiwa yang ditempatkan sebelum dan sesudah milenium dalam pandangan ini, pada hakikatnya akan terjadi bersamaan: hal ini agaknya diajarkan di tempat lain (misalnya Dan 12:2; Mat 13:37-43,47-50; 24:29-31; 25:31-46*; Kis 24:15; Wahy 20:11-15*).

    Lagi pula, kesulitan terbesar bagi pandangan ini ialah bahwa penganutnya harus mengakui bahwa dosa dan kejahatan berlangsung terus, bahkan sesudah Kristus kembali dalam kemuliaan. Pemikiran mengenai orang-orang kudus yang kembali ke bumi yang masih penuh dengan kejahatan merupakan kesulitan yang serupa.

    Namun demikian, tafsiran Wahyu 20:1-15* yang paling wajar kira-kira senada dengan konsep pramilenialis. Selanjutnya kerajaan Allah yang akan datang menurut Perjanjian Lama kadang-kadang dilukiskan dengan istilah yang sangat duniawi (bnd. Yes 11:1-10; 35:1-10; Mi 4:1-3* dsb). Dan ada kemungkinan, walaupun tipis, bahwa akan terjadi suatu ledakan kejahatan sesudah pemulihan dan penegakan kerajaan Allah yang kekal, dalam Yehezkiel 36:1-39:29*, sekalipun sangat ragu-ragu apakah ada urutan menurut waktu dalam pasal-pasal itu.

    Rasa kurang tertarik kepada pramilenialisme, baik di gereja mula-mula maupun sekarang, disebabkan karena pandangan ini disamakan dengan kecenderungan fanatik, yang menggunakan gagasan milenialisme ini untuk mengembangkan pandangan yang jelas tidak alkitabiah dalam bidang etika dan politik. Namun penyalahgunaan sesuatu jangan dijadikan alasan untuk menolaknya. Di sini, seperti yang terjadi selalu, faktor yang menentukan ialah apa yang sebenarnya diajarkan oleh Alkitab.

    Amilenialisme

    Pandangan ini menegaskan bahwa milenium hanya bersifat simbolis dan tidak ada kerajaan seribu tahun dalam arti harfiah (Yun. _a-_ `tanpa`). Pandangan ini berusaha mengikuti prinsip penafsiran bahwa yang tidak jelas dan yang bersifat simbolis harus ditafsirkan oleh yang jelas dan yang bersifat didaktis. Kelihatannya konsensus ajaran Perjanjian Baru ialah bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali adalah tindakan tunggal dari Allah yang banyak seginya. Berdasarkan itu maka amilenialisme menolak gagasan adanya waktu seribu tahun ketika Kristus memerintah secara nyata di bumi. Keterangan dalam Wahyu 20:1-15* dianggap sebagai lambang pemerintahan Kristus, yang menekankan kesempurnaan dan kelengkapannya.

    Banyak penganut amilenialisme melihat "pengikatan" Iblis sebagai pengikatannya oleh Kristus melalui karya penyelamatan-Nya (Mat 12:29*). Kerajaan seribu tahun tidak berlangsung di bumi, tetapi di surga bersama dengan Kristus; yang dimaksud adalah zaman penginjilan antara kedua kedatangan Kristus. Kuasa Iblis dibatasi oleh karya Kristus, yang memerintah di kerajaan surga. Penafsir yang lain tidak merasa perlu untuk memberi penafsiran yang terinci tentang perikop itu. Mereka melihatnya sebagai penegasan simbolis tanpa dampak kronologis, tentang kekuasaan Kristus atas kejahatan. Bahkan para martir yang tak berdaya dan dikalahkan, pada hakikatnya menang bersama dengan Dia, seperti akan terungkap pada akhir zaman ketika Kristus datang dalam kemuliaan.

    Bahaya pandangan ini adalah kehilangan segala perhatian mengenai peristiwa-peristiwa terakhir, sehingga pandangan menjadi terlalu bersifat rohani. Kerajaan Allah dianggap begitu surgawi dan transenden sehingga tidak berdampak atas fakta-fakta sekarang ini dan tidak lagi membawa firman anugerah dan penghukuman di tengah-tengah realitas dunia ini. Kemudian pandangan ini harus menghadapi suatu pertanyaan eksegetis. Apakah Wahyu 20:1-15* dapat ditafsirkan dengan memuaskan dengan cara simbolis ini? Apakah janji-janji kepada Israel pada hakikatnya telah dipenuhi dengan pemulihan di bawah Ezra dan Nehemia? Apa unsur kesinambungan dalam visi alkitabiah akan kerajaan Allah serta hubungannya dengan tatanan dunia sekarang ini?

    Pengharapan Kristen tidak bersifat rohani semata-mata. Prospek Alkitab adalah surga baru dan bumi baru. Kendatipun kita berpikir bahwa pertimbangan teologis dan eksegetik mengucilkan segala gagasan tentang pemerintahan seribu tahun Kristus yang diapit oleh dua kedatangan dan dua kebangkitan, namun janganlah kita melepaskan semangat visi itu, yakni pembuktian secara total akan kebenaran sang Pencipta dalam pengungkapan terakhir dari Penebus. Seluruh rencana asli Allah bagi ciptaan-Nya harus mendapat penggenapan. Ternyata dukungan untuk masing-masing versi dari harapan Kristen itu telah berbeda menurut kemajuan atau kemunduran nyata dari upaya Kristen dalam dunia ini. Walaupun keadaan gereja seharusnya tidak pernah menjadi faktor penentu, namun kenyataan yang tidak dapat dikesampingkan ialah bahwa keadaan itu sering mempengaruhi daya tarik tafsiran opti-mistis ataupun pesimistis.

    Selanjutnya dalam praktik, ketiga pandangan milenialis telah, dan masih terus, menjadi dorongan bagi iman dan upaya gereja, dan sekaligus menjadi penghambat. Yang terakhir ini seharusnya membantu kita menjaga supaya masalah ini tetap dilihat dalam perspektif yang wajar. Pokok harapan Kristen adalah Kristus sendiri serta kedatangan-Nya dalam kemuliaan. Perbedaan pendapat tentang milenium seharusnya tidak memecah belah kita yang telah dipersatukan dalam iman, kasih dan pengharapan akan Tuhan Yesus Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Kedatangan Kristus yang kedua kali:
    Kejadian 3:15; 2Samuel 7:16; Mazmur 2:1-12*;
    Yesaya 2:1-5; 11:1-10; 53:10-12; 66:15-23; Maleakhi 4:1-2*;
    Matius 24:1-25:46; Lukas 21:1-38; Yohanes 5:28-29; 14:3*;
    Kisah 1:7,11; 2:17; 3:20; 17:31; Roma 8:18-23; 1Korintus 15:22-57*;
    Filipi 3:20-21; 1Tesalonika 4:13-5:11; 2Tesalonika 1:7* dst.;
    2Tesalonika 2:3-4,7-12; Ibrani 9:28; Yakobus 5:7; 2Petrus 3:8-13*;
    1Yohanes 3:2-3; Wahyu 1:7; 22:8-21*.

    Antikristus:
    Daniel 7:20-21*;
    2Tes 2:1-11; 1Yoh 2:18-22; 4:3; 2Yoh 1:7; Wahyu 13:1-18*.

    Israel:
    Ulangan 30:1-10; Ezra 6:16-22; Nehemia 1:4-11; Yeremia 30:24-31:6*;
    Yehezkiel 36:17-28; Amos 9:14-15; Zakharia 8:1-8*;
    Matius 19:28; Luk 21:24; Yoh 4:22; Roma 4:1-25; 9:6-13; 11:17-26*;
    Galatia 6:16; Efesus 2:14-22; 3:6*.

    Kerajaan seribu tahun:
    Wahyu 20:2-10*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Sebutkan ayat-ayat utama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang mengacu pada kembalinya Kristus. Mengapa salah untuk mengharapkan gambaran yang rinci tentang kejadian itu? Apa gejala-gejala utamanya?

    2. Bagaimana Anda menanggapi pendapat bahwa pembahasan Alkitab tentang kembalinya Kristus mencakup

      1. hanya kedatangan-Nya yang pertama,

      2. kedatangan-Nya sekarang ini secara spiritual kepada orang melalui pekabaran Injil?
    3. Apa yang diajarkan Alkitab mengenai waktu kedatangan Kristus kembali? Apa artinya bagi kehidupan kita sekarang ini?

    4. Apa yang diajarkan Alkitab mengenai peranan

      1. antikristus dan

      2. Israel dalam hubungannya dengan kesudahan?
    5. Pandangan mana tentang milenium yang menurut Anda paling konsisten dengan ajaran Alkitab? Apa dampaknya bagi

      1. kehidupan gereja,

      2. kemuridan pribadi Anda,
      3. pekabaran Injil, dan
      4. kepedulian Kristen tentang masalah sosial?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 33. Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya [Indeks]

    Kepustakaan (33)

    Artikel "Eschatology" dalam _IBD_.
    Berkouwer, G. C.
    1972 _The Return of Christ_ (Eerdmans).

    Grier, W. J.
    1970 _The Momentous Event_ (Banner of Truth).
    Hendriksen, W.
    1968 _Israel in Prophecy_ (Baker).
    1981 _More than Conquerors_ (Baker).
    Hoekema, A. A.
    1978 _The Bible and the Future_ (Paternoster).
    Ladd, G. E.
    1956 _The Blessed Hope_ (Eerdmans).
    1977 _Crucial Questions about the Kingdom of God_ (Eerdmans).
    Milne, B.
    1979 _What the Bible Says about The End of the World_ (Kingsway).
    Murray, I.
    1971 _The Puritan Hope_ (Banner of Truth).
    Travis, S.
    1980 _The Jesus Hope_ (IVP).



    Indeks Bab 34: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.G 01013]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 34 Keadaan Akhir ..................................... 01363

    Ps 34.1 Kematian ..................................... 01363

    Sb 34.1.a Dosa dan Kematian ......................... 01363

    34.1.b Kebangkitan Tubuh atau Kekekalan Jiwa?..... 01363

    34.1.c Pengharapan Kristen ....................... 01364

    Ps 34.2 Keadaan Peralihan ............................ 01365

    Sb 34.2.a Ajaran Alkitab ............................ 01365

    34.2.b Teori-teori Lain .......................... 01366

    Ps 34.3 Kebangkitan Orang Mati ....................... 01367

    Ps 34.4 Penghakiman .................................. 01368

    Sb 34.4.a Iman atau Perbuatan?....................... 01368

    34.4.b Ketidakpercayaan dan Penghakiman .......... 01369

    34.4.c Orang yang Belum Mendengar Injil .......... 01370

    34.4.d Penghakiman bagi Orang Kristen ............ 01370

    Ps 34.5 Hukuman yang Kekal ........................... 01371

    Sb 34.5.a Neraka .................................... 01371

    34.5.b Universalisme ............................. 01372

    34.5.c Kekekalan Bersyarat ....................... 01372

    Ps 34.6 Kehidupan yang Akan Datang ................... 01373

    Sb 34.6.a Kehidupan dalam Tubuh ..................... 01373

    34.6.b Kehidupan Bersama ......................... 01374

    34.6.c Kehidupan yang Bertanggung Jawab .......... 01374

    34.6.d Kehidupan yang Sempurna ................... 01375

    34.6.e Kehidupan yang Tiada Akhirny .............. 01375

    34.6.f Kehidupan yang Berpusat Pada Allah ........ 01375



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34. KEADAAN AKHIR

    34.1 Kematian

    "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja" (Ibr 9:27*). Pernyataan Alkitab ini tak dapat ditentang. Sepanjang hidupnya, manusia adalah "makhluk yang bertujuan mati" (Heidegger).

    a. Dosa dan kematian

    Alkitab secara konsisten mengaitkan kematian dengan dosa (Kej 2:17*; Mazm 90:7-11; Rom 5:12; 6:23; 1Kor 15:21; Yak 1:1-5*). Kematian tidak sesuai dengan kodrat manusia tetapi disebabkan oleh pemberontakannya terhadap Allah. Kematian adalah salah satu bentuk hukuman ilahi. Tetapi menurut Alkitab, walaupun kematian tak terelakkan, namun bukan merupakan akhir riwayat.

    b. Kebangkitan tubuh atau kekekalan jiwa?

    Konsep Alkitab tentang kehidupan orang percaya sesudah kematian biasanya diungkapkan sebagai "kebangkitan tubuh" (1Kor 15:35-58*), yang mencerminkan kesaksian Alkitab tentang kesatuan hakiki manusia (lihat di atas: ps 11). Ini berlawanan dengan konsep "kekekalan jiwa", yaitu pandangan filsafat Plato tentang masa yang akan datang. Orang Kristen mengharapkan kehidupan dengan tubuh kebangkitan baru yang akan diberikan Allah bagi umat-Nya pada kedatangan Kristus (1Kor 15:42-44*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    c. Pengharapan Kristen

    Iman dalam Kristus berarti bahwa kita akan mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya; peristiwa-peristiwa Paskah pertama menjadi peristiwa dalam hidup kita juga (Gal 2:20; Kol 3:1*). Sebab itu, orang Kristen sudah melalui lembah kematian dengan Kristus dan sampai pada kehidupan baru yang kekal.

    Jika kedatangan Kristus yang kedua kali ditunda, maka orang percaya tentu saja menghadapi "kematian" dalam arti bahwa ia akan berlalu dari keberadaan dalam waktu dan ruang. Meskipun tetap merupakan musuh (Rom 8:34,38; 1Kor 15:26*), kematian ini tidak lagi mengandung kengerian, seperti sering digambarkan dalam Alkitab, sebagai penghakiman atas dosa (Luk 12:4-5; Ibr 2:14-15; 9:27*). Manusia baru sudah memiliki bagian dalam kehidupan kekal karena persekutuan dengan Kristus dan bergerak maju dengan pasti ke arah surga dan dunia baru. Namun dari ajaran Alkitab timbullah persoalan tentang bagaimana orang Kristen melihat "keadaan peralihan" atau "keadaan sementara" yang terjadi di antara kematian fisik dan kedatangan Tuhan kembali.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34.2 Keadaan peralihan

    a. Ajaran Alkitab

    Perjanjian Lama

    Perjanjian Lama menyinggung tentang kehidupan di balik kuburan sebagai sesuatu yang kurang bersifat lahiriah dibandingkan dengan yang dialami manusia sekarang (bnd. Ayub 7:9-10; 10:20-21; Mazm 6:6; 30:10*). Apakah itu berarti manusia akan terus hidup tetapi tanpa tubuh?

    Di luar waktu?

    Satu jalan keluar dari kesulitan pemikiran tentang eksistensi tanpa tubuh adalah dengan mengemukakan bahwa meninggalkan kehidupan ini berarti melepaskan diri dari keseluruhan tatanan waktu. Jadi, dilihat dari pandangan orang yang telah mati, saat berikut dalam kesadarannya adalah kedatangan Tuhan dan kebangkitan. Jelas kita tidak tahu apakah waktu ada artinya sesudah kematian atau tidak. Mungkin saja arti waktu itu tidak sama dengan arti waktu di sini. Namun ajaran Alkitab yang ada tidak mendukung pandangan ini (Luk 9:30-31; 20:37-38; 23:43*; Kis 7:55-56*).

    "Tidur"

    Istilah Alkitab untuk keadaan orang mati adalah "tidur". Tidak sulit melihat mengapa istilah ini dipakai, sebab kematian memang mempunyai sifat-sifat tidur: istirahat dari pekerjaan, berkurangnya tanggung jawab, penarikan diri dari keterlibatan langsung dalam peristiwa, kesadaran yang lain sifatnya (Kis 7:60; 1Kor 15:51; 1Tes 4:14*). Namun patut dicatat bahwa tidur itu dapat juga merupakan kesibukan yang bermakna (Kej 28:10-17; 41:1-57; Dan 2:1-49; Mat 1:20-21; 2:13*).

    Ada yang berpandangan lebih jauh dengan mengemukakan bahwa dalam Alkitab istilah ini berarti bahwa kematian menghentikan kesadaran sampai kedatangan Tuhan dan kebangkitan orang mati. Ini sulit untuk dipertemukan dengan ayat-ayat yang mengacu pada eksistensi dalam keadaan sadar selama masa peralihan (Luk 16:22 dst.; 2Kor 5:8; Fili 1:23). "Pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus" (Fili 1:23*) rupanya sangat tepat di sini, begitu pula keterangan Yesus mengenai orang mati yang setia sebagai "orang hidup" bagi Allah (Luk 20:37-38*). Ada juga sekian banyak adegan dalam Kitab Wahyu tentang orang percaya yang telah mati tetapi masih sedang menyembah Bapa dan Anak Domba.

    "Dengan Kristus"

    Inilah gambaran yang paling penting (Luk 23:43*). "Beralih dari tubuh ini" (2Kor 5:8*) berarti "menetap dengan Tuhan". Mati adalah pergi untuk berada bersama-sama "dengan Kristus" yang adalah "jauh lebih baik" (Fili 1:23*).

    "Menunggu"

    Walaupun keadaannya "jauh lebih baik", namun masih belum merupakan keadaan yang sempurna. Kita tidak dapat mengetahui bagaimana orang mati mengalami waktu, tetapi Kitab Wahyu menyebutkan bahwa para martir di bawah mezbah Allah yang menunggu kedatangan Tuhan dan zaman baru berseru, "Berapa lamakah lagi, ya Tuhan?" (Wahy 6:9*). Rupanya orang-orang mati juga mengalami ketegangan yang dialami gereja karena terjebak di antara dua zaman.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    b. Teori-teori lain

    Api penyucian

    Menurut gagasan Roma Katolik mengenai api penyucian, dalam periode antara kematian dan penggenapan zaman baru, jiwa-jiwa orang percaya harus menjalani penyucian agar menjadi layak untuk menghadap kepada Allah.

    Tidak ada bukti Alkitab untuk pandangan ini. 1Korintus 3:15* sering disebut dalam hubungan ini tetapi sebenarnya menyangkut penghakiman atas ibadah dan pelayanan orang Kristen, bukan jiwanya. Ayat-ayat lain yang dikemukakan sebagai dukungan untuk gagasan api penyucian (Yes 4:4; Mal 3:2-3; Mat 12:32; 18:34*) tidak mengajarkan pandangan ini jika ditafsirkan secara wajar. Pandangan tentang api penyucian juga harus ditolak karena secara mendasar berlawanan dengan ajaran Alkitab mengenai pembenaran (bnd. di atas: ps 18.2.b). Seorang yang mati dalam iman, bahkan kalau iman itu baru dilaksanakan dalam saat hidup yang terakhir (Luk 23:43; Rom 5:1; 8:1,33-34*) tetap dinyatakan bahwa ia mati sebagai orang yang dibenarkan dan diberikan kebenaran sempurna dari Kristus dan karena itu pasti akan mendapat pembebasan sepenuhnya di hadapan penghakiman Allah.

    Kesempatan kedua

    Gagasan mengenai kesempatan kedua untuk memberi respons pada Injil selama "keadaan peralihan" sering dimasukkan dalam pandangan universalisme (lihat di bawah: ps 34.5.b). Tidak ada dasar alkitabiah bagi pandangan ini. "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibr 9:27*). Ini sama jelasnya dengan cerita Yesus tentang orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34.3 Kebangkitan orang mati

    Menurut Perjanjian Baru, pada saat Tuhan Yesus datang kembali, orang-orang mati akan bangkit. Semua yang pernah menduduki dunia akan menerima bagian dalam peristiwa pembaruan yang megah ini.

    Kadang-kadang diperkirakan bahwa Perjanjian Lama tidak menawarkan harapan akan kebangkitan. Ini salah, seperti dibuktikan oleh Yesus (Mat 22:29-32*). Memang keyakinan akan kebangkitan semakin berkembang dan mendalam selama masa Perjanjian Lama, namun tidak perlu diragukan bahwa harapan itu ada (Ayub 19:25-27; Mazm 49:16; 73:24* dst.; Ams 23:14; Yes 26:19; Yeh 37:1-14; Dan 12:2*). Perjanjian Baru langsung mengajarkan bahwa orang mati akan bangkit (Mat 22:29-32*; Yoh 5:23-29; 6:39,40,44-45; 1Kor 15:1-58*). Peristiwa ini adalah perlengkapan sejati dari penyelamatan (Rom 8:23*).

    Akan bagaimanakah kebangkitan itu? Mengenai hal itu dapat kita kemukakan dua pokok.

    Pertama, kehidupan yang akan diterima itu akan lain dengan pengalaman kita sekarang. Kehidupan di surga dan dunia baru akan bebas dari keterbatasan yang diakibatkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kita akan berubah; daging dan darah sebagaimana kita kenal "tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah" (1Kor 15:50*). Dengan mengambil tubuh kebangkitan Yesus sebagai contoh, kita akan mendapatkan sifat-sifat baru yang ajaib (Luk 24:31,36 dst.; Yoh 20:19-29*). Kehidupan baru itu akan berbeda dengan kehidupan di sini, sebagaimana batang subur dan bulir gandum berbeda dengan biji gandum kecil dan tidak berkulit yang merupakan asalnya (1Kor 15:35-38*).

    Kedua, akan ada kesinambungan tertentu dengan keberadaan kita di sini. Orang pernah ragu-ragu tentang hal ini karena terpikir tentang "kemustahilan" atau besarnya kuasa yang dibutuhkan untuk membangkitkan tubuh-tubuh duniawi yang sudah mengalami pelarutan fisik dan pembusukan. Maka sebaiknya kita merenungkan kata-kata Yesus yang ditujukan kepada orang-orang yang kurang percaya pada zaman-Nya, "Kamu sesat sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah" (Mat 22:29*). Bila kita ingat bahwa segala sesuatu di alam semesta diadakan dari yang tiada oleh kuasa Allah, maka kita akan terbebas dari kesulitan mengenai kebangkitan. Tidak ada yang mustahil buat Allah yang mahakuasa.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34.4 Penghakiman

    Dalam Perjanjian Lama, Allah sering muncul sebagai hakim (Kej 18:25*; Ul 1:17; Mazm 50:4; 75:8*) yang bertindak melawan kejahatan. Rahmat-Nya dan murka-Nya membentang sepanjang sejarah manusia (Ul 10:17-18*; Ul 28:15-46; Hos 1:10*). Menjelang berakhirnya zaman Perjanjian Lama, penghakiman Allah mulai disamakan dengan kedatangan "hari Tuhan" yang akan menyertai penegakan kerajaan-Nya (Am 5:18 dst.;Mal 4:1-6*).

    Juga Perjanjian Baru melihat penghakiman Allah sebagai hakikat kodrat-Nya (1Pet 1:17*); yang sudah bekerja dalam hidup manusia (Rom 1:18-28*). Penghakiman khususnya dihubungkan dengan Kristus yang menjalankan penghakiman Bapa (Yoh 5:38*) dalam penghakiman yang akan terlaksana pada kedatangan Kristus kembali (Mat 25:31-46*). Semua orang akan dihakimi (2Tim 4:1), termasuk orang Kristen (1Kor 3:12-15; 2Kor 5:10*).

    Dasar penghakiman adalah respons manusia terhadap kehendak Allah yang telah dinyatakan. Akan dipertimbangkan seberapa jauh kehendak Allah itu diketahui dan sanggup dipenuhi (Mat 11:21-24; Rom 2:12-16*). Penghakiman akan dijalankan dengan adil sekali dan dengan meyakinkan (Rom 3:19*). Dalam dunia ini sering terjadi ketidakadilan tetapi kita boleh merasa tenteram dalam kepastian bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dan bahwa Ia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Ia telah menetapkan hari pada waktu Ia akan menghakimi dunia dengan adil (Kis 17:31*).

    a. Iman atau perbuatan?

    Alkitab dengan jelas menghubungkan pembenaran di hadapan Allah hanya dengan iman kepada Kristus, tanpa memperhitungkan perbuatan baik manusia (Rom 3:28*). Namun demikian, penghakiman dinyatakan berdasarkan perbuatan (Rom 2:6*).

    Ketidakselarasan ini hanya pada permukaan dan sebenarnya tidak ada kontradiksi. Pembenaran berarti seseorang dibebaskan di hadapan takhta penghakiman Allah; ketaatan Kristus yang sempurna dalam hidup dan kematian diperhitungkan kepada orang Kristen sekarang ini dan pada hari penghakiman mereka akan dibenarkan oleh karenanya (Rom 5:1*). Dengan kata lain, "perbuatan baik" Kristus dialihkan pada laporan kehidupan orang percaya. Ayat-ayat Alkitab yang mengaitkan penghakiman dengan "perbuatan baik" manusia tidak menentang kebenaran mendasar ini.

    Perumpamaan mengenai domba dan kambing (Mat 25:31-46*) sering dikutip dalam hubungan ini. Berdasarkan perumpamaan ini, ada dugaan bahwa seseorang dapat menolak Kristus secara eksplisit namun karena perbuatan baiknya (seperti menolong orang miskin, memberi makan kepada yang lapar, bahkan berjuang dalam perang kemerdekaan) akan dibebaskan pada penghakiman. Sebabnya dengan perbuatan baik ini tanpa disadari ia telah melayani Kristus sendiri.

    Tafsiran demikian mengutamakan salah satu ayat sebagai dasar pandangan yang melawan bagian lain dari ajaran Yesus dan ajaran Alkitab secara keseluruhan. Padahal perumpamaan ini dengan gampang dapat ditafsirkan selaras dengan segi-segi ajaran Yesus yang lain. Perbuatan baik dalam perumpamaan itu ditujukan kepada "saudara-saudara" Kristus (Mat 25:40*). Yang dilakukan adalah perbuatan kasih kepada murid-murid Kristus yang merupakan tanda iman yang hidup: "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita" (1Yoh 3:14-17; bnd. Mat 10:42*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    b. Ketidakpercayaan dan penghakiman

    Kadang-kadang didesak bahwa satu-satunya dasar yang membuat orang kena penghakiman terakhir Allah adalah penolakan langsung terhadap Injil Kristus. Berbagai ayat (misalnya Yoh 3:18,36; Rom 10:9-12; Ef 4:18*) dituntut sebagai dasar pandangan bahwa hanya orang yang tidak percaya akan dihakimi. Sebagai jawaban dapat kita catat tiga pokok.

    Pertama, ayat-ayat ini hanya menunjukkan bahwa iman dalam Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. Itu tidak berarti bahwa penolakan secara sadar terhadap Kristus adalah satu-satunya dasar untuk penghukuman.

    Kedua, Alkitab menyatakan bahwa manusia sudah di bawah penghukuman sebelum Injil diberitakan kepada mereka. Justru penghukuman inilah yang mendorong Allah yang penuh kasih untuk menyediakan Injil (Rom 1:16-18*).

    Ketiga, menurut statistik sebagian besar orang yang mendengar Injil menolaknya. Jika penolakan Injil secara sadar mengakibatkan penghukuman, maka berdasarkan alasan praktis seharusnya orang Kristen tidak mengabarkan Injil sama sekali! Kesimpulan yang menggelikan ini menunjukkan bagaimana salahnya pandangan bahwa satu-satunya dasar penghukuman ialah ketidakpercayaan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    c. Orang yang belum mendengar Injil

    Dari pandangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bertambahnya pengetahuan dan kesempatan menambah juga tanggung jawab. Alkitab memang mengakui bahwa setiap orang tidak mendapat kesempatan yang sama untuk mengenal Allah. Faktor ini akan dipertimbangkan kalau Allah melaksanakan penghakiman (Mat 11:20-24; Rom 2:1-24; 2Pet 2:21*). Prinsip bahwa "setiap orang yang kepadanya banyak diberi, daripadanya akan banyak dituntut" (Luk 12:48*) juga berlaku di sini. Orang yang tidak pernah mendengar Injil akan dihakimi sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Namun Allah bukan tidak menyatakan diri-Nya (Kis 14:17*). Ia telah menyatakan diri kepada semua bangsa dalam ciptaan-Nya (Rom 1:19-32*) dan lebih khusus lagi melalui norma-norma etis-Nya yang dimiliki setiap orang dalam hati nuraninya walaupun sedikit sekali (Rom 2:14-16*).

    Karena itu, berdasarkan Alkitab harus kita simpulkan bahwa semua orang telah berpaling dari terang Allah, bagaimana pun bentuk terang tersebut dalam situasi mereka masing-masing. "Semua orang telah berbuat dosa" dan jatuh ke bawah hukuman Allah (Rom 3:9-23*). Hanya dalam Yesus Kristus ada pengharapan akan keselamatan (Yoh 14:6*; Kis 4:12*).

    d. Penghakiman bagi orang Kristen

    Orang Kristen juga akan menghadapi penghakiman (2Kor 5:10*). Namun ini tidak akan membahayakan keselamatan kekalnya, karena "tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Rom 8:1*). Bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, hukuman Allah sudah dijatuhkan berdasarkan kebenaran Kristus yang sempurna, yang diperhitungkan kepada kita. Penghakiman orang Kristen berhubungan dengan penatalayanan karunia, talenta, kesempatan dan tanggung jawab yang diberikan dalam hidup ini. Penghakiman ini akan dijalankan oleh Bapa (1Pet 1:17*), yang seperti ayah akan mengerti dan bersimpati, namun janganlah orang acuh tak acuh tentang penghakiman yang seperti dari ayah itu, yang akan dilaksanakan oleh Kristus pada kedatangan-Nya.

    Dua perikop penting dalam Perjanjian Baru berbicara tentang orang percaya yang menerima imbalan dalam kehidupan sesudah mati. Dalam 1Korintus 3:10-15* nilai pelayanan seorang Kristen disamakan dengan ketahanan relatif dari berbagai bahan bangunan. Akan ada semacam evaluasi pada hari Tuhan (1Kor 3:13*), ketika pelayanan masing-masing orang diuji oleh api. Jika pekerjaan seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah (1Kor 3:14*). Apa upah itu tidak diterangkan, namun dapat disimpulkan bahwa nilainya setimpal dengan ketahanan relatif dari pekerjaan. Lukas 19:11-26* harus ditafsirkan dengan hati-hati karena perumpama-an pada umumnya menyampaikan satu pokok pikiran sentral dan kita seharusnya tidak terlalu memperhatikan rincian sekunder. Dalam hal ini, perkerjaan para hamba diteliti dan mereka yang pekerjaannya dinilai baik akan mendapat upah. Perbedaan dalam upah yang diterima adalah menurut tingkat tanggung jawab setelah raja itu kembali.

    Demikianlah penatalayanan talenta, karunia, kesempatan, pelayanan, kesaksian dan lain-lain akan mengalami semacam evaluasi di hadapan Tuhan pada waktu Ia kembali. Sejauh orang terbukti sebagai hamba yang baik dan setia, ia akan mendapat upah yang sesuai, berupa perasaan puas melihat pekerjaannya terpelihara untuk kerajaan kekal dan mungkin juga berupa tambahan tanggung jawab pada zaman surgawi. Namun harus diingat bahwa dasar upah adalah anugerah Allah. Ini tepat sekali diungkapkan oleh Calvin sebagai "warisan seorang anak", bukan "upah seorang pelayan".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34.5 Hukuman yang kekal

    a. Neraka

    Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa akan ada pemisahan pada pengadilan terakhir antara mereka yang dibebaskan dan mereka yang terhukum oleh Allah (Dan 12:2; Mat 13:39-43; Yoh 5:28-29*). Istilah lazim bagi tujuan akhir manusia yang terhukum ialah "neraka". Kengerian hukuman yang kekal tercermin dengan jelas dalam sejumlah ayat (Mat 5:29-30*; Mr 9:43; Wahy 14:11*). Ajaran Alkitab di sini sangat jelas dan mengandung kesungguhan yang mengerikan. Orang yang tidak bertobat ketika dihadapkan pada panggilan Allah, yang menolak kehendak-Nya walaupun mereka mengetahuinya, dan yang sepanjang hidupnya terus melakukan dosa yang berarti penghujatan dan pemberontakan terhadap Allah, akan dihadapkan pada murka Allah yang adil.

    Tentu saja bahasa yang dipakai untuk menggambarkan neraka terpaksa harus bersifat simbolis, sama seperti ketika menggambarkan surga. Namun lambang-lambang itu tak dapat diabaikan atau disepelekan. Lambang-lambang ini diberi oleh Tuhan, dan walaupun tidak dapat memberitahukan segala sesuatu yang ingin kita ketahui, namun lambang-lambang itu tidak menyesatkan. Neraka adalah fakta dan dalam hal ini kesaksian Alkitab tidak dapat dikesampingkan (Yoh 3:18-20,36*).

    Tentu saja kita perlu berhati-hati kalau berbicara tentang neraka. Dalam hal ini pun kita harus dipimpin oleh Yesus dan Alkitab. Yesus kadang-kadang merasa perlu untuk berbicara dengan kata-kata yang menyeramkan tentang penghakiman yang akan datang (Mr 9:43-49*; Luk 12:4-5*). Jika Dia adalah Tuhan kehidupan kita, Ia harus juga menjadi Tuhan pengertian kita akan Injil dan cara kita menjelaskannya (Yoh 13:13*). Kita tidak boleh menyatakan kesetiaan kepada Yesus, namun mengesampingkan unsur yang sangat berarti dalam ajaran-Nya.

    Namun jangan sampai kita mengambil alih penghakiman terakhir dengan menentukan sendiri apabila seseorang masuk ke neraka atau ke surga. Akan ada kejutan-kejutan pada hari penghakiman (Mat 7:21-23; Mat 25:37-46*). Pada hari itu rahmat Allah akan menjangkau sejauh mungkin. Jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, kita tidak perlu takut. Selebihnya harus kita letakkan di tangan Tuhan, lalu melanjutkan tugas menyebarkan satu-satunya harapan bagi orang berdosa di dunia, yakni Injil Kristus.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    b. Universalisme

    Menurut pandangan ini, pada akhirnya semua orang akan diselamatkan. Rahmat Allah dan pengorbanan Kristus begitu besar sehingga pada akhirnya semua orang akan diampuni dan masuk surga serta dunia baru. Ada beberapa ayat Alkitab yang dikemukakan untuk mendukung pan dangan ini, antara lain: Roma 5:18; 2Kor 5:19; Ef 1:10; 1Tim 2:4; 4:10*. Akhir-akhir ini pandangan universalisme sudah tersebar luas, termasuk di Indonesia.

    Dilihat dari segi ajaran Alkitab, pandangan ini salah. Perbedaan antara orang Kristen dan bukan Kristen sangat jelas dalam hidup ini. Sebenarnya tidak ada ayat yang dikutip oleh penganut universalisme yang menopang pandangan mereka kalau ditinjau secara saksama. Empat faktor harus tetap dipertimbangkan.

    Pertama, bila Alkitab berkata bahwa semua orang akan mengakui Kristus sebagai Tuhan pada akhir zaman, itu tidak berarti bahwa mereka melakukannya atas kemauannya sendiri dengan iman. Universalisme tidak dapat dikembangkan berdasarkan fakta bahwa Kristus akan dinyatakan sebagai Tuhan atas segala sesuatu pada saat kedatangan-Nya.

    Kedua, pada abad pertama Injil dibawakan dengan latar belakang kelompok-kelompok yang membatasi keselamatan pada kelompok rasial mereka sendiri (orang Yahudi) atau pada himpunan biara (orang Esena), atau pada orang yang sudah diterima melalui upacara aneh (agama rahasia kafir). Dengan latar belakang kelompok-kelompok eksklusif ini, Injil Kristen mencolok karena mempunyai daya tarik universal. Barangsiapa yang mau boleh datang (Wahy 22:17*).

    Ketiga, sudah jelas bahwa Paulus, yang surat-suratnya menjadi sumber hampir semua ayat yang dikutip kaum universalis, bukanlah penganut universalisme (1Kor 1:18-24; Ef 5:4-6; Fili 1:28*).

    Keempat, ajaran Yesus sangat sulit untuk ditafsirkan menurut pandangan universalisme. Sesungguhnya perumpamaan-Nya (Mat 12:37-50*; Mat 22:11-14; 25:40-46*) maupun penegasan-Nya yang langsung lebih banyak mengandung peringatan akan kehancuran akhir orang yang tak bertobat, dibanding dengan bagian-bagian lain dari Alkitab.

    Kita terlalu menganggap enteng terhadap dosa dan cepat sekali mencari alasan-alasan untuk meringankannya. Sedangkan Allah tidak berbuat demikian. Dosa melawan ketuhanan-Nya atas alam semesta, yang bertentangan dengan rencana kasih-Nya dan menyerang kemuliaan-Nya. Bagaimana seriusnya Ia menganggap dosa dapat dilihat dari kengerian salib Kristus.

    Kadang-kadang dikemukakan bahwa pandangan Allah yang begitu serius terhadap dosa di dalam salib dapat dipertemukan dengan universalisme, sebab dengan matinya Kristus, Ia telah menanggung penghakiman bagi seluruh umat manusia. Tetapi bentuk universalisme ini justru kena kesulitan tersebut di atas: kesimpulan bahwa semua orang akan diselamatkan tidak selaras dengan keterangan Alkitab yang jelas mengenai orang yang akan menghadapi penghukuman Allah nanti, biarpun telah terjadi pengurbanan di kayu salib. Pandangan ini juga menyangkal hubungan hakiki antara keselamatan dan iman pribadi (Yoh 3:36; Kis 16:30-31; Rom 1:17; 5:1; 10:9-10*). Kritikan ini tidak berarti bahwa kemenangan kosmik terakhir dari rencana Allah akan kabur, juga tidak mengurangi kepenuhan dan kesempurnaan karya penyelamatan Kristus. Pada akhirnya, segala yang ada akan bertekuk lutut (Fili 2:10*) dan Allah akan menjadi "semua di dalam semua" (1Kor 15:28*). Dalam kesempurnaan itulah terdapat kehancuran mereka yang bertekuk lutut karena paksaan, bukan karena penyerahan diri yang penuh sukacita dan sembah sujud.

    c. Kekekalan bersyarat

    Menurut pandangan ini, orang yang tidak dibenarkan akan berlalu ke dalam keadaan terlupakan pada waktu meninggal atau seusai penghakiman terakhir. Pandangan ini menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk fana; kekekalan adalah pemberian Allah dalam Kristus kepada semua yang percaya akan Dia. Orang yang menolak Injil tidak memperoleh karunia kekekalan itu.

    Pandangan ini mencoba menghindari kesalahan universalisme sambil memperhitungkan penghakiman yang benar-benar kekal. Tetapi walaupun kekekalan itu memang anugerah Allah, Ia memberikannya ketika Ia menciptakan manusia menurut gambar-Nya, bukan waktu manusia menanggapi Injil (Kej 1:27; 2:7,17*). Kematian manusia masuk ke dalam dunia oleh dosa (Rom 5:12*). Alkitab menggunakan berbagai istilah untuk penghakiman orang yang tidak bertobat. Beberapa istilah itu mungkin menunjukkan penghancuran; yang lain jelas tidak demikian (misalnya Wahy 14:11*).

    Orang berdosa akan menerima ganjaran secara adil menurut dosanya. Jika ia dijadikan fana, ganjaran ini akan terhalangi, sebab tidak mungkin berbicara tentang keadilan ilahi kalau orang yang selama hidupnya penuh kerakusan serta kejahatan luar biasa, akan berlalu begitu saja. Apakah cocok dengan kesaksian Alkitab tentang keadilan Allah bahwa seorang jahat seperti Hitler tidak harus memberi pertanggungjawaban tentang kejahatannya yang begitu besar, atau jika dia memang diminta pertanggungjawaban, hukumannya hanya bahwa ia menjadi terlupakan?

    Ada yang menganjurkan pandangan "kekekalan bersyarat" karena khawatir tidak menghargai sewajarnya kemenangan Allah yang penuh dan terakhir: adanya neraka dan pengucilan secara sadar dan abadi dari kemuliaan Allah akan berarti bahwa kemenangan Allah itu terbatas. Namun pada akhirnya kesempurnaan dan kemenangan Allah harus ditegaskan oleh Allah sendiri dan tidak mungkin ada kesempurnaan atau kemuliaan yang dengan satu atau lain cara mengurangi watak moral Allah.

    Dalam segala pikiran ini, kita jangan lupa bahwa kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (1Kor 13:12*) dan bahwa ada ajaran Alkitab yang disampaikan melalui simbol atau lambang. Sudah jelas bahwa gagasan penghakiman kekal sangatlah mengerikan, bahkan dalam hubungannya dengan orang yang paling jahat. Tetapi menurut pendapat kami, Alkitab tidak mendukung gagasan "kekekalan bersyarat".



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    34.6 Kehidupan yang akan datang

    Tujuan akhir bagi umat Allah dan kenyataan yang menjadi tujuan rencana Allah disebut "langit yang baru dan bumi yang baru" (Yes 65:17; 66:22*; 2Pet 3:13*). Walaupun kini secara prinsip kita hanya mempunyai "gambaran yang samar-samar" (1Kor 13:12*), namun kita dapat menegaskan beberapa hal mengenai masa depan umat Allah.

    a. Kehidupan dalam tubuh

    Sudah jelas bahwa "bumi yang baru" lain dengan dunia yang dalam bentuk "seperti yang kita kenal sekarang yang akan berlalu" (1Kor 7:31*). Sesungguhnya alam semesta seperti yang kita kenal akan berlalu menurut Yesus (Mat 24:35*). Walaupun demikian, ciptaan sekarang bersama dengan kita mengharapkan akan mengambil bagian dalam kebebasan mulia yang akan datang bagi anak-anak Allah (Rom 8:19-25*) dan hal itu mengisyaratkan adanya kesinambungan antara bumi yang lama dan yang baru. Begitu pula dengan manusia, walaupun pada akhirnya akan beralih menjadi abu kematian, namun tubuhnya menunggu dalam pengharapan (Ayub 19:26*, BIS). Orang Kristen akan bangkit dari abu kematian menuju tubuh baru, yakni tubuh kebangkitan kekal yang akan diberikan Allah (1Kor 15:35-37*). Oleh karena itu, kita mengharapkan suatu keberadaan yang bertubuh sebagai sambungan kehidupan di dunia ini, walaupun tentu saja pada tingkat baru dengan kuasa-kuasa baru.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    b. Kehidupan bersama

    Semua gambaran dalam Alkitab tentang kehidupan surgawi menyangkut hidup bersama. Kehidupan itu seperti kota sempurna (Ibr 13:14*), kerajaan yang jaya (Ibr 12:28), sebagai Bait Suci (Yeh 40:1-48:35*) dan seperti pesta perkawinan (Wahy 19:7*). Sebab itu amatlah salah bila membayangkan kehidupan mendatang itu sebagai ziarah pribadi menuju penglihatan Allah yang mulia. Kehidupan kelak akan menggenapi semua rencana Allah bagi makhluk-makhluknya, tidak kalah penting dalam hal saling berhubungan. Langit baru dan bumi baru menawarkan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbayangkan dalam hubungan-hubungan sosial manusia. Jikalau begitu banyak kegembiraan yang mantap dan kesenangan yang langgeng dari kehidupan sekarang ini disampaikan kepada kita melalui pasangan dan tetangga kita, betapa jauh lebih banyak lagi dalam masyarakat kemuliaan!

    c. Kehidupan yang bertanggung jawab

    Dasar Alkitab bagi penegasan ini kurang jelas, namun satu dua ayat memberi kesan bahwa kehidupan yang akan datang meliputi tanggung jawab baru yang luar biasa. Perumpamaan dalam Lukas 19:11-26* menyampaikan pemikiran mengenai tanggung jawab dalam kehidupan ini yang dibawa ke dalam zaman baru, dan Paulus berbicara tentang orang-orang Kristen yang akan menghakimi dunia dan malaikat-malaikat (1Kor 6:2-3*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    d. Kehidupan yang sempurna

    Dalam zaman baru, manusia akan mencapai kepenuhan dalam hidup yang memang merupakan tujuan aslinya. Ia akan mengalami kesempurnaan dalam hubungan dengan Allah, dengan sesamanya, dengan lingkungan dan dengan dirinya. Ia akan memuliakan Penciptanya dengan Sempurna dan mendapat pemenuhan diri secara total (Kej 1:28; Mazm 8:5-7*).

    e. Kehidupan yang tiada akhirnya

    Tibanya zaman baru mungkin sekali berarti bahwa urutan waktu akan berubah. Sekarang tidak mungkin kita memahami apa artinya waktu dalam dunia surgawi. Bagaimana keberadaan kekal itu tidak dapat dimengerti sekarang secara terinci; cukuplah kita berteduh dalam kasih Tuhan yang tak terbatas, karena Dia sedang mempersiapkan segala sesuatu yang perlu buat kita kelak (bnd. Yoh 14:2-3*).

    f. Kehidupan yang berpusat pada Allah

    Inilah ciri utama kehidupan yang akan datang. Segala sesuatu yang lain yang dapat dikatakan tentang kehidupan itu hanya nomor dua dan timbul dari ciri ini. Allah akan menyatakan diri kepada kita dengan cara yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan keyakinan bahwa kita bersama dengan Dia akan mewarnai hidup baru itu di atas hal-hal lain. Demikianlah Tuhan sendiri adalah Bait Suci di Yerusalem baru (Wahy 21:22*). Alkitab menyebut ini "melihat Allah": "Mereka akan melihat wajahNya" (Wahy 22:4; bnd. Mat 5:8*); "kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya" (1Yoh 3:2*).

    Melihat dan mengenal Allah adalah hakikat kehidupan surgawi, sumber segala kebahagiaannya: "Di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah. Di tangan kananMu ada nikmat senantiasa" (Mazm 16:11*). Kita boleh yakin bahwa dalam surga kita akan semakin mengenal Allah secara tak henti-hentinya, dalam keindahan, kemegahan, kasih, kekudusan, kuasa, sukacita dan anugerah yang tak terperikan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    Bahan Alkitab

    Masa depan perseorangan:
    Kejadian 2:17; 3:19; Ayub 19:25-27; Mazmur 49:16; 73:24* dst.;
    Amsal 23:14; Yesaya 26:19*;
    Matius 22:29-32; Markus 8:38; Lukas 12:4-5,33; 16:19-31; 23:43*;
    Yohanes 6:39-40; 17:24; Roma 6:23; 8:28-29; 1Korintus 15:51-55*;
    2Korintus 5:8-10; Filipi 1:23; 2Timotius 2:11; Ibrani 2:14-15; 9:27*;
    Wahyu 5:13*.

    Penghakiman:
    Kejadian 18:25; Yesaya 30:18; Daniel 12:1-3; Zefanya 1:14* dst.;
    Maleakhi 2:17-3:5; 4:1* dst.;
    Matius 3:7,11-12; 5:29-30; 11:20-24; 13:37-43; 16:27; 22:13*;
    Lukas 13:1-5; 19:12-27; Yohanes 3:19,36; Roma 1:18-28; 3:5* dst.;
    Roma 1:9; 8:1; 14:10-22; Efesus 2:3; 1Tesalonika 1:10*;
    Ibrani 12:23; Yakobus 3:6; 2Petrus 2:4,9; 1Yohanes 4:17*;
    Wahyu 6:16-17; 20:11-15*.

    Kehidupan yang akan datang:
    Mazmur 16:8 dst.; Mazmur 23:6; Zakharia 14:5*;
    Matius 5:8; 6:19-21; 22:1-14; 25:34; Lukas 14:16-24; 19:11-26*;
    Kisah 2:26; Roma 8:19-25; 1Korintus 6:2-3; Ibrani 11:10; 13:14*;
    2Petrus 3:13; 1Yohanes 3:2; Wahyu 19:7; 21:1-22:21*.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    Bahan diskusi/penelitian

    1. Mengapa kebangkitan tubuh lebih baik untuk menggambarkan masa depan orang Kristen daripada kekekalan jiwa?

    2. Apa dasar pengharapan orang Kristen dalam menghadapi kematian? Apa yang akan Anda katakan kepada orang yang baru kehilangan seorang kekasih?

    3. Apa ajaran Alkitab tentang "keadaan peralihan"? Mengapa kita harus menolak teori

      1. api penyucian dan

      2. kesempatan kedua?
    4. Bagaimana gagasan tentang pentingnya perbuatan-perbuatan dalam penghakiman terakhir dapat dipertemukan dengan ajaran Alkitab mengenai keselamatan hanya melalui iman?

    5. Apa yang diajarkan oleh Alkitab mengenai neraka? Apakah ajaran ini selaras dengan kasih Allah yang kekal?

    6. Apakah Alkitab mendukung universalisme atau kekekalan bersyarat?

    7. Apa yang diajarkan Alkitab mengenai ganjaran di surga?

    8. Apa ciri-ciri utama kehidupan yang akan datang? Kalau kita mempercayai hal tersebut, apa pengaruhnya terhadap

      1. kemuridan sehari-hari,
      2. hidup berkeluarga,
      3. hubungan-hubungan dalam gereja,
      4. penginjilan, dan
      5. sikap terhadap masyarakat?


    Mengenali Kebenaran -- Bab 34. Keadaan Akhir [Indeks]

    Kepustakaan (34)

    Artikel "Heaven", "Hell" & "Judgement" dalam _IBD_.
    Baxter, R.
    1961 _The Saints` Everlasting Rest_ (Epworth Press).
    Berkouwer, G. C.
    1972 _The Return of Christ_ (Eerdmans).
    Boettner, L.
    1956 _Immortality_ (Presbyterian & Reformed).
    Cotterell, P.
    1979 _What the Bible Says about Death_ (Kingsway).
    Milne, B.
    1979 _What the Bible says about the End of the World_ (Kingsway).
    Morris, L.
    1955 _The Wages of Sin_ (Tyndale Press).
    1960 _The Biblical Doctrine of Judgment_ (Tyndale Press).
    Motyer, J. A.
    1965 _After Death_ (Hodder).
    Sanders, J. O.
    1966 _What of the Unevangelized?_ (OMF).
    Travis, S.
    1980a _Christian Hope and the Future of Man_ (IVP).
    1980b _The Jesus Hope_ (IVP).



    Indeks Bab 35: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.G 01013]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 35 Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen ............... 01380

    Ps 35.1 Abad-abad Pertama ............................ 01380

    Ps 35.2 Abad Pertengahan ............................. 01381

    Ps 35.3 Reformasi .................................... 01382

    Ps 35.4 Abad ke-19.................................... 01383

    Ps 35.5 Abad ke-20.................................... 01384



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    35. AKHIR ZAMAN DALAM PEMIKIRAN KRISTEN

    35.1 Abad-abad pertama

    Dalam gereja mula-mula pentingnya eskatologi masih dipertahankan karena orang Kristen banyak dianiaya. Dengan berlalunya abad demi abad, gereja menjadi organisasi yang semakin memikirkan kehidupan di dunia ini dan pada umumnya kurang tertarik tentang akhir zaman. Pembahasan teologis diarahkan pada hal-hal lain. Rupanya pendapat umum tentang masa depan bersifat milenial dan mengharapkan pemerintahan Kristus di dunia ini.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    35.2 Abad pertengahan

    Pada abad pertengahan, pergantian fokus dari masa yang akan datang ke masa kini mencapai perkembangannya yang terakhir dalam gereja Katolik, yang pernah disebut "kota Allah" dan disamakan dengan kerajaan Allah. Kuasa gereja atas dunia kekal dan masa depan manusia sangat dititikberatkan. Secara periodik pada abad pertengahan muncul juga spekulasi mengenai milenium.

    Gereja menyatakan bisa menyalurkan "perbendaharaan amal", semacam rekening rohani atau jasa spiritual yang telah dikumpulkan orang kudus dahulu kala dengan perbuatan baik mereka. Gagasan tempat penyucian api diperkembangkan dalam kurun waktu ini dan menjelang abad ke-16 mengakibatkan penafsiran tentang masa depan secara materialistis yang dipakai secara komersial. Mungkin inilah hal yang paling mendorong munculnya Luther dan Reformasi Protestan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    35.3 Reformasi

    Perhatian Reformasi terpusat pada arti keselamatan dan bagaimana memperolehnya. Sebab itu pemikiran eskatologis hanya pada tempat kedua. Akhir zaman terutama dilihat sebagai langkah terakhir pada masa yang akan datang bagi keselamatan individual dan kelompok. Pada zaman Reformasi, kelompok-kelompok tertentu dari aliran Anabaptis menghidupkan kembali eskatologis milenialis.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    35.4 Abad ke-19

    Pada abad ke-19 timbullah kritikan rasionalistis terhadap ajaran-ajaran Alkitab. Dosa dipandang secara dangkal karena tradisi pencerahan humanistis dan terjadilah reaksi terhadap usaha yang terlalu bersemangat untuk menggiring orang kepada kerajaan Allah dengan menitikberatkan kengerian neraka. Hal tanggung jawab manusia menjadi masalah yang kompleks disebabkan teori evolusi dan keturunan serta pembahasan tentang pikiran bawah sadar. Kesemuanya itu menyebabkan kurangnya perhatian teologis terhadap eskatologi selama abad ini. Yesus dilihat hanya sebagai teladan tertinggi bagi manusia, perwujudan tertinggi dari tujuan moral manusia.

    Namun dalam golongan evangelikal terjadi kebangkitan perhatian besar terhadap akhir zaman. Pandangan-pandangan tentang milenium diandalkan dan pengharapan akan kedatangan Tuhan kembali berkobar-kobar. Semuanya ini sangat mempengaruhi upaya-upaya penginjilan, maupun perhatian golongan evangelikal terhadap peningkatan taraf kehidupan sosial.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    35.5 Abad ke-20

    Dengan tibanya abad ke-20, gambaran Protestan liberal tentang Yesus menjadi sasaran kritikan yang menunjukkan bahwa ajaran Yesus tentang kerajaan Allah dan kedatangan-Nya kembali bukan hal-hal yang bersifat tambahan melainkan menjadi inti pemikiran dan misi-Nya. Kesadaran ini telah mengarahkan teologi pada abad ke-20, bahkan boleh dikatakan eskatologi menjadi tema yang dominan.

    Di antara orang Kristen evangelikal sekarang ini terdapat peningkatan harapan yang mencolok akan kedatangan Kristus segera, yang tentu saja dipupuk lagi oleh krisis internasional yang makin mendalam. Sayang sekali pemulihan keyakinan akan kedatangan Kristus ini kadang-kadang dicemarkan oleh penafsiran harfiah yang berlebihan dalam menafsirkan ajaran Alkitab. Sayang juga, sering perbedaan paham mengenai rincian-rincian eskatologis menjadi alasan untuk memisahkan diri dari orang Kristen lain yang juga percaya kepada Alkitab. Dan kadang-kadang orang gagal menghayati ajaran Alkitab mengenai akhir zaman sepenuhnya sampai pada dampak-dampak moralnya.



    Indeks Bab 36: MENGENALI KEBENARAN

    [Info] [Indeks bag.G 01013]

    Judul Nomor-Nomor

    Bab 36 Penerapan ......................................... 01386

    Ps 36.1 Pengharapan .................................. 01386

    Ps 36.2 Kekudusan .................................... 01387

    Ps 36.3 Kegiatan ..................................... 01388

    Sb 36.3.a Menyebarkan Injil ......................... 01388

    36.3.b Membangun Umat Allah ...................... 01389

    36.3.c Melayani Sesama Manusia ................... 01389

    Ps 36.4 Sikap ........................................ 01390

    Sb 36.4.a Berdoa .................................... 01390

    36.4.b Waspada ................................... 01390

    36.4.c Kasih ..................................... 01391

    36.4.d Puji-pujian ............................... 01391

    Kepustakaan Umum ........................................... 01392



    Mengenali Kebenaran -- Bab 36. Penerapan [Indeks]

    36. PENERAPAN

    Penerapan secara etis sangat penting dalam hal ajaran Alkitab tentang akhir zaman. Berlawanan dengan pengamat-pengamat bola kristal dan ahli-ahli tenung, Alkitab senantiasa menyajikan ajaran yang bersifat moral. Ajaran itu tidak bermaksud untuk memuaskan rasa ingin tahu, tetapi memanggil orang untuk komitmen dan ketaatan (Ul 29:29*). Dampak ajaran Alkitab mengenai akhir zaman dapat diringkaskan dengan empat pokok utama.

    36.1 Pengharapan

    Kedatangan Tuhan kembali adalah "pengharapan kita yang penuh bahagia" (Tit 2:13*). Ini sangat relevan untuk zaman yang ditandai ketidakpastian luas tentang kemampuan manusia untuk bertahan sampai masa mendatang. Sering perasaan ini paling kuat diungkapkan oleh orang yang paling mengetahui keadaan manusia. Orang-orang bijak sekarang ini termasuk yang paling khawatir.

    Pada zaman keputusasaan ini orang Kristen berdiri terpisah dari yang lain. Pengharapannya tidak timbul dari pandangan humanis yang optimis tentang watak manusia, juga tidak dari kepercayaan Marxis bahwa pada hakikatnya manusia dapat berubah karena perubahan dalam konteks sosial kehidupannya. Orang Kristen mempunyai harapan karena percaya kepada Allah, dan khususnya kepada Allah yang telah menciptakan dunia ini untuk maksud tertentu.

    Dunia ini tidak sedang berjalan membabi buta langsung menuju kehancuran. Allah adalah Raja dunia ciptaan-Nya dan Dia tidak akan membiarkannya lepas dari pemeliharaan-Nya. Tuhan Yesus akan datang. Sesungguhnya ini harapan yang penuh kebahagiaan.

    Keyakinan orang Kristen tentang kedatangan Tuhan mempengaruhi sikapnya terhadap kematian (1Tes 4:13-18*). Kita tidak boleh "berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (1Tes 4:13*). Apakah kita meninggal sebelum Tuhan kembali atau termasuk orang-orang yang hidup pada saat Ia datang, kita akan "hidup bersama-sama dengan Dia" (1Tes 5:10*). Karena itu, kebenaran mengenai akhir zaman menghiburkan orang Kristen dalam menghadapi kematian dan segala perpisahan dari kekasih-kekasih yang tak terelakkan.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    36.2 Kekudusan

    Tiga garis pemikiran mengantar kita dari ajaran tentang akhir zaman kepada sifat moral kita sekarang.

    Pertama, berakhirnya riwayat segala sesuatu menunjukkan betapa dunia sekarang ini pada dasarnya tidak langgeng, dan bahwa sikap hidup yang melihat dunia ini sebagai realitas tertinggi adalah suatu kebodohan besar (Ibr 11:13-16*).

    Kedua, orang Kristen dan gereja direncanakan untuk mengalami kehidupan kekal, yang kudus dan tanpa dosa. Karena itu kita terpanggil untuk setiap hari bertobat dan makin lama makin mendekati kehendak Allah yang kudus (2Pet 3:13; 1Yoh 3:2*).

    Ketiga, pada waktu kedatangan Kristus kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya (2Kor 5:10*). Orang yang benar-benar percaya dan mengharapkan kedatangan Tuhan kembali akan berusaha mengejar kekudusan (Ibr 12:14*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    36.3 Kegiatan

    Alkitab tidak mendukung orang yang berpendapat bahwa kepercayaan akan kembalinya Tuhan mengakibatkan sikap tidak bertanggung jawab dan bermalas-malasan (1Tes 5:14; 2Tes 3:6*). Kebenaran mengenai akhir zaman seharusnya menyebabkan adanya kegiatan, bukan kemalasan.

    a. Menyebarkan Injil

    Ada orang yang mengaitkan pekabaran Injil dengan kedatangan Tuhan dalam arti bahwa kita harus memberitahukan orang dan menganjurkan agar mereka mencari Kristus untuk menghindari penghakiman yang akan datang itu. Yesus sendiri pernah memberi peringatan seperti itu (Mat 3:7-12; Luk 13:1-5*). Namun kaitannya menjadi lebih jelas di tempat lain.

    Rencana Allah untuk masa antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua adalah untuk memilih "suatu umat untuk nama-Nya" dari bangsa-bangsa (Kis 15:14*). Yesus mengaitkan rencana ini dengan akhir zaman: "Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya" (Mat 24:14*). Demikianlah Allah menahan kesudahan sampai Injil disebarkan ke seluruh dunia dan seluruh umat-Nya terkumpul. Sebab itu, kedatangan Tuhan terjalin erat dengan penyebaran Injil. Jadi kita harus mengerahkan diri dengan segenap hati untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia dan setiap bagian masyarakat, dengan keyakinan bahwa pekabaran Injil dan keselamatan manusia yang dihasilkannya adalah salah satu alat yang dipakai Allah untuk menghasilkan kemenangan-Nya yang terakhir.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    b. Membangun umat Allah

    Salah satu gambaran Perjanjian Baru yang terindah tentang gereja adalah sebagai pengantin Kristus (Ef 5:21-23*). Pada waktu Tuhan kembali, gereja -- yang terdiri dari umat Allah dari segala zaman -- akan dipersembahkan kepada-Nya sebagai pengantin kepada suaminya (Wahy 21:2*). Maka kita harus berusaha membangun umat Allah, dengan menguduskan kehidupannya, membersihkannya dari segala sesuatu yang mencemarkan dan merusak kesaksian dan kemurniannya. Kiranya pada waktu Kristus datang gereja akan siap untuk menerima-Nya, "dengan tak bercacat pada kedatangan Tuhan" (1Tes 5:23*).

    c. Melayani sesama manusia

    Ajaran tentang akhir zaman juga mempengaruhi keterlibatan orang Kristen pada masalah-masalah dalam masyarakat. Alkitab menggambarkan dunia baru yang, walaupun memakai bahasa kiasan, menjanjikan suatu bentuk masyarakat yang disempurnakan. Nilai-nilai sosial luhur seperti damai, keadilan, persamaan hak, toleransi, pengertian, simpati, keprihatinan bagi orang tak berdaya dan yang lemah, kasih sejati bagi sesamanya, penggunaan semua sumber untuk kebaikan orang banyak dan sebagainya akan terpenuhi dan terungkap. Kendatipun tidak akan terwujud sebelum kedatangan Tuhan, impian ini sangat relevan dalam dua hal.

    Pertama, hal itu memberikan garis besar buat bentuk masyarakat yang sesuai dengan kehendak Allah dan kemuliaan-Nya. Maka setiap cara yang membawa masyarakat sekarang ini lebih dekat pada gambaran alkitabiah mempunyai nilai yang langgeng.

    Kedua, tatanan sempurna yang akan datang juga menguatkan orang Kristen supaya ia tidak sampai pada keputusasaan terakhir, entah apa intensitas dan kedalaman masalah sosial dan politik yang begitu mengejutkan yang harus dihadapi. Setiap usaha demi keadilan dan pembaruan sosial, biarpun kelihatannya berlainan, sejalan dengan maksud dan tujuan sejarah (Wahy 21:24*).



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    36.4 Sikap

    a. Berdoa

    Jika kita percaya akan kedatangan Tuhan dan akhir zaman, kita seharusnya berdoa untuknya. Yesus menempatkan permohonan tentang akhir zaman di tengah-tengah doa "Bapa kami": "Datanglah kerajaanMu". Ada contoh-contoh lain dalam Perjanjian Baru (1Kor 16:22; Rom 8:19*; Wahy 22:20*).

    b. Waspada

    Salah satu petunjuk dan akibat yang jelas dari kepercayaan akan akhir zaman adalah sikap waspada (Mat 24:42; 25:13*). Orang yang mengharapkan kedatangan itu tidak ada dalam keadaan mabuk tetapi waspada, tidak terbenam dalam persoalan zaman ini seperti orang-orang pada zaman Nuh (Mat 24:37-39*). Kedatangan Tuhan tidak akan mengagetkannya. Mungkin Dia tidak datang dalam masa hidup kita dan kita tidak berani menuntut supaya Ia datang. Namun kemungkinan itu tetap ada dan kita dipanggil untuk bersiap-siap.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    c. Kasih

    Kedatangan Tuhan dan kerajaan-Nya yang kekal berarti hubungan-hubungan orang Kristen dalam persekutuan gereja bersifat abadi. Ini merupakan alasan untuk mengasihi sesama orang Kristen. Kalau kita nanti akan masuk ke dalam kemuliaan dalam persekutuan besar umat Allah yang tak terbinasakan, bukankah kita harus mengasihi sesama kita sekarang ini? Justru untuk itu Allah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5*).

    d. Puji-pujian

    Akhirnya, keyakinan orang Kristen akan kemenangan Kristus yang nanti akan terungkap itu dapat dinyatakan dalam ibadah dan puji-pujian. Dalam Kitab Wahyu, tentara surga dan gereja yang sudah menang digambarkan sedang asyik dalam ibadah dan puji-pujian, mengingat kesudahan yang akan segera datang (Wahy 5:12 dst.; Wahy 7:10-12; 11:17-18; 15:3-4*; Wahy 19:1-5*). "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahy 5:13*). Mendengar ini setiap orang Kristen mengucapkan "Amin!" dan sangat mengharapkan kemenangan Allah yang akan datang itu.



    Mengenali Kebenaran -- Bab 35. Akhir Zaman dalam Pemikiran Kristen [Indeks]

    Kepustakaan umum

    Bavinck, H.
    1977 Our Reasonable Faith (Baker).
    Berkhof, L.
    1959 Systematic Theology (Banner of Truth).
    1969 The History of Christian Doctrines (Banner of Truth).
    Berkouwer, G. C.
    1977 A Half Century of Theology (Eerdmans).
    Bromiley, G. W.
    1978 Historical Theology (T. & T. Clark).
    Calvin, J.
    1536-59 Institutes of the Christian Religion
    Griffith Thomas, W. H.
    1960 The Principles of Theology (Church Bookroom Press).
    Hammond, T. C.
    1968 In Understanding Be Men (IVP).
    Hodge, C.
    1960 Systematic Theology (James Clarke).
    Kelly, J. N. D.
    1977 Early Christian Doctrines (A.& C. Black).
    Machen, J. G.
    1946 Christianity and Liberalism (Eerdmans).
    Orr, J.
    1962 The Progress of Dogma (Eerdmans).
    Packer, J. I.
    1981 God`s Words (IVP).
    Vos, G.
    1976 Biblical Theology (Banner of Truth).


    Misi Allah Bagi Dunia

    Bahan PA Misi Allah Bagi Dunia

    Pendahuluan Misi Allah Bagi Dunia

    Betapa sering kita mendengar khotbah tentang misi yang hanya menunjuk kepada Amanat Agung, "Pergilah ke seluruh dunia . . ." sebagai dasar kegiatan misionari. Berhubung bagian itu terlalu ditekankan di luar bagian-bagian Alkitab lainnya, timbul kesan bahwa perintah terakhir Yesus kepada murid-murid-Nya itu hanyalah merupakan gagasan yang mendadak, "Ah, sebelum Aku pergi, lebih baik Kukatakan kepada mereka apa yang harus dilakukan sekarang".

    Walaupun itu mungkin terlalu dilebih-lebihkan, nampaknya kita mempunyai kesan yang keliru tentang misi Allah untuk dunia karena kita tidak mengetahui betapa luas dan dalamnya bahan yang dijumpai dalam Alkitab mengenai topik yang sangat penting ini. Seperti halnya bangsa Israel tidak yakin Tuhan sungguh-sungguh memerintah atas segala bangsa. Karena itu, pengertian mereka tentang misi sangat dipengaruhi konsep mereka tentang Allah.

    Sekarang kita bertanya, apakah Allah cukup besar untuk dapat memperhatikan seluruh isi dunia? Apakah Ia mempunyai pandangan ke depan yang cukup sehingga dapat menyusun rencana untuk segala waktu? Pengertian tentang Allah serta tujuan-tujuan-Nya untuk seluruh dunia juga mempengaruhi konsep kita tentang diri kita sendiri dan tujuan hidup kita di dunia ini. Jelas dibutuhkan pengertian yang benar mengenai hal tersebut bila kita ingin menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah yang menjalankan kehendak-Nya di dunia ini. Karena itulah, rangkaian pelajaran ini dimulai dengan pembahasan tentang Allah di Kej 1:1-31 dan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya bagi kita dan bagi seluruh dunia. Kemudian tujuan Allah diuraikan lebih lanjut dalam semua Kitab Perjanjian Lama. Kita dapat mempelajari puji-pujian yang terdapat dalam Kitab Mazmur ("Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya"- Mazm 24:1; "Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran" - Mazm 96:10). Kita juga dapat mempelajari penghakiman Allah yang dinubuatkan para nabi. ("Tuhan akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suara-Nya dari tempat pernaungan-Nya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaan-Nya, suatu pekik seperti dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap seluruh penduduk bumi." - Yer 25:30; "Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru." Yoel 3:12). Sayang tempatnya kali ini tidak memungkinkan pembahasan hal itu.

    Namun demikian, kami telah memilih beberapa bagian Alkitab yang memberi gambaran mengenai kehendak dan tujuan Allah bagi seluruh dunia. Anda akan melihat janji-Nya kepada semua bangsa melalui Abraham. Anda juga akan memperoleh pandangan sekilas mengenai kerajaan-Nya dalam kitab Yesaya, serta pandangan yang lebih lengkap lagi dalam kehidupan Yesus sendiri. Dan kami berharap dan berdoa, Anda juga dapat melihat lebih jelas di manakah Allah menghendaki kita masing-masing berada dalam rencananya bagi dunia ini.

    Pelajaran ini dapat digunakan baik perorangan maupun kelompok. Jika digunakan kelompok, alangkah baiknya jika setiap anggota mempunyai buku penuntun ini dan mempelajari dulu setiap pelajaran sebelum kelompok tersebut berkumpul untuk mengadakan diskusi. Untuk keperluan pelajaran ini, gunakanlah Alkitab dari beberapa versi, baik bahasa Indonesia maupun asing.

    Petunjuk Bagi Pemimpin Kelompok

    Bila Anda memimpin sebuah kelompok diskusi, ada dua hal yang perlu Anda persiapkan, yaitu doa dan pelajaran.

    Pertama, berdoalah untuk diri Anda. Kemudian pelajarilah bacaan tersebut untuk mendengar yang Allah katakan kepada Anda. Jangan pikirkan dulu kelompok Anda. Pikirkanlah maksud Firman Tuhan untuk diri Anda. Bacalah terus bagian tersebut sampai Anda merasa terbiasa dengannya.

    Kemudian pelajarilah kembali bacaan tersebut sambil membayangkan kelompok Anda. Catatlah hal-hal penting yang sangat relevan bagi kelompok Anda. Berlatihlah selalu. Apakah yang Anda lakukan untuk menciptakan suasana yang santai dan terbuka sehingga setiap orang merasa bebas untuk saling bertukar pikiran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dalam hati mereka, dan membagikan hal-hal pribadi mereka sendiri? Berdoalah untuk tiap anggota kelompok Anda. Buku ini, apalagi bila hanya Anda sendiri yang memilikinya, hanyalah berfungsi sebagai penuntun untuk persiapan Anda, dan bukan merupakan pola mekanik yang harus diikuti kelompok Anda. Bersikaplah luwes sekaligus tegas. Artinya, jangan sampai keluwesan Anda menjadi tanpa tujuan, ataupun sebaliknya ketegasan Anda menjadi kaku.

    Bila Anda telah mengadakan persiapan dengan baik, dalam pelajaran maupun doa, Anda akan merasa bebas bersikap terbuka terhadap bimbingan Roh Kudus selama studi atau diskusi kelompok berjalan. Anda akan lebih santai dalam memimpin dan dapat mendengarkan dengan lebih baik.

    Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan spontan yang tidak terdapat dalam buku penuntun tetapi dibutuhkan oleh kelompok Anda supaya mereka menyelidiki Firman Tuhan dengan lebih teliti serta memikirkan maksudNya dengan lebih mendalam.

    Sebelum membahas suatu bagian bacaan, sebaiknya konteksnya dibacakan juga. Konteks tersebut dapat memberikan pandangan mengenai sejarah atau urut-urutan kejadian yang dapat mempengaruhi tafsiran mengenai sesuatu ayat. Tetapi sebelumnya, Andapun perlu memberikan suatu introduksi secara singkat untuk memperlihatkan relevansi dari studi itu dan juga untuk membantu para anggota kelompok agar dapat memperkirakannya lebih dahulu.

    Catatan yang diberikan untuk ayat-ayat dimaksudkan untuk menjelaskan kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang kurang jelas maupun yang sudah sangat dikenal. Barangkali diskusi Anda tidak memerlukan penjelasan-penjelasan tersebut, tetapi bila seandainya diperlukan buatlah secara sederhana.

    Pembagian-pembagian yang dilakukan, dimaksudkan untuk membantu Anda dalam mengingat struktur ayat-ayat dan jalannya perkembangan dari ide-ide pokok menuju ke arah klimaks atau kesimpulannya. Jadi Anda perlu terikat pada catatan-catatan Anda selama diskusi berlangsung.

    Kadang-kadang pertanyaannya perlu dirumuskan kembali menurut cara yang Anda anggap baik, supaya sesuai dengan tingkatan kelompok Anda.

    Tetapi Anda perlu berhati-hati supaya maksudanya tidak menyimpang dan susunannya secara umum tidak berubah. Dalam mempersiapkan diri Anda, janganlah hanya menjawab pertanyaan- pertanyaan itu secara umum dan tidak jelas, tetapi carilah pengertian atau maksud yang lebih dalam lagi. Tanyakanlah kepada diri Anda, apa lagi yang dapat Anda temukan. Dengan demikian Anda akan merasa mantap untuk menganjurkan orang lain menggali ayat-ayat itu.

    Ketika Anda mempersiapkan diri, bayangkanlah diskusi kelompok Anda supaya Anda dapat mengantisipasi jawaban yang mungkin timbul terhadap pertanyaan Anda. Tanyakanlah pada diri Anda, bagaimanakah kira-kira para anggota kelompok akan menjawab pertanyaan itu. Dengan demikian, Anda akan memperoleh pandangan mengenai pertanyaan- pertanyaan mana yang perlu disesuaikan atau dirumuskan kembali. Anda akan mengetahui pula pertanyaan-pertanyaan mana yang akan diajukan selanjutnya ataupun yang sebaliknya jangan diajukan.

    Pada akhir setiap studi, selalu diberikan beberapa pertanyaan untuk renungan atau penerapan. Tetapi mungkin waktu yang tersedia bagi kelompok hanya cukup untuk mendiskusikan satu pertanyaan saja. Bila Anda mempelajari semua pertanyaan itu, Anda akan mengetahui pertanyaan mana yang tepat untuk dibahas kelompok.

    Selama berlangsung studi itu sendiri, ada beberapa hal dasar yang perlu Anda perhatikan.

    Pertama, tujuan dari setiap pemahaman Alkitab adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian yang baru tentang Allah yang akan mempengaruhi hidup kita.

    Kedua, tanggung jawab Anda yang utama sebagai pemimpin adalah membantu para anggota kelompok menemukan maksud Firman Tuhan bagi diri mereka.

    Karena itu, alat Anda yang utama adalah pertanyaan-pertanyaan (dan telinga yang baik), yang bila digunakan secara tepat dan bijaksana, akan memungkinkan anggota kelompok Anda belajar bersama-sama. Koordinirlah diskusi kelompok Anda dengan cara menjalin konstribusi dari para anggota, dan secara berkala membuat kesimpulannya. Tetapi berhati-hatilah agar diri Anda jangan terus menerus dijadikan pedoman atau penentu keputusan akhir. Cobalah untuk tidak hanya membahas bahan studi ini, tetapi juga mengembangkan aktivitas timbal balik yang penuh kasih dan bersahabat di antara para anggota. (Ada orang-orang yang tidak biasa ikut di dalam diskusi kelompok ataupun pemahaman Alkitab. Jangan paksa mereka untuk ikut aktif. Mereka akan ikut dengan sendirinya bila Firman Tuhan telah menggerakkan hati mereka).

    Kebanyakan pertanyaan dalam buku ini dimaksudkan untuk memancing beberapa kemungkinan jawaban dari bahan bacaan atau beberapa kemungkinan pendapat yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, supaya para anggota kelompok ikut aktif secara maksimum supaya tercipta aktivitas timbal balik yang sehat. Setiap konstribusi baik "besar" maupun "kecil", dapat mengubah pemikiran anggota kelompok, sehingga mereka dan Anda bersama-sama melangkah lebih maju dalam menggali kebenaran. Sebagai pemimpin, Anda dapat merangsang kelompok Anda untuk menyelidiki lebih dalam dengan tidak berhenti setelah memperoleh jawaban pertama, tetapi segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan "Apalagi yang Anda lihat di sini?" atau "Barangkali ada yang berpendapat lain?"

    Terakhir, perhatikanlah waktu Anda dan gunakan seperempat bagian waktu yang terakhir untuk membahas penerapan di dalam praktek. Ini berarti, Anda tidak boleh terlalu lama membahas pertanyaan sebelumnya. Bila ada anggota yang masih kurang mengerti mengenai suatu pertanyaan, Anda boleh mengatakan bahwa pengertiannya akan menjadi lebih jelas lagi bila kelompok telah memperoleh pengertian dari bahan bacaannya secara keseluruhan. Kadang-kadang ada juga pertanyaan yang dapat dilewati, karena secara tak sengaja telah tercakup di dalam diskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Jadi ringkasnya, seorang pemimpin yang bijaksana haruslah:

    • Menciptakan suasana penerimaan yang jujur dan terbuka.
    • Menganjurkan para anggota agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan secara bebas, dan biasanya dilakukan dengan mengembalikan pertanyaan dan pernyataan tersebut kepada kelompok.
    • Memberikan waktu kepada anggota untuk berpikir.
    • Menganjurkan para anggota untuk membandingkan pendapat-pendapat mereka dengan isi Alkitab.
    • Mencari beberapa pendapat mengenai pertanyaan-pertanyaan yang terpenting.
    • Membedakan antara pengetahuan umum, pendapat dan fakta Alkitab.
    • Membuat kesimpulan secara singkat.
    • Mengakhiri pertemuan tepat pada waktunya.

    Dengan perkataan lain, ia tidak akan:

    • Bersikap fanatik atau suka berdebat.
    • Memborong seluruh pembicaraan.
    • Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya sendiri.
    • Bergantung pada pengalaman pribadi atau pendapat-pendapat subyektif sebagai sumber.
    • Merasa segan menghadapi perbedaan-perbedaan pendapat atau jawaban-jawaban dangkal yang diberikan secara menantang.
    • Menyimpang dari pokok pembicaraan.

    Petunjuk Bagi Anggota Kelompok

    Tentu saja anggota kelompok pun mempunyai tanggung jawab. Tugas Anda yang utama dalam setiap studi atau diskusi adalah menyelidiki bahan bacaan dan bersama-sama memikirkan arti dan maksudnya. Jadi, kedatangan Anda ke pertemuan kelompok haruslah disertai dengan harapan untuk belajar dan memperoleh pengatahuan baru. Datanglah dengan kerendahan hati untuk mendengarkan dan membagi diri dengan anggota yang lain. Datanglah dengan ketetapan hati untuk mengubah dan diubah. Semakin banyak Anda berpartisipasi, Anda akan dapat semakin menikmati pertemuan tersebut.

    Partisipasi para anggota kelompok secara maksimum memang sangat diharapkan. Tetapi, lebih banyak bicara tidaklah selalu menghasilkan kemajuan kelompok, sebab suatu diskusi hanya akan bermanfaat bila bersifat reflektif, yaitu anggota kelompok saling mendengarkan dengan cermat, merenungkan hal-hal yang diucapkan dan kemudian menggabungkan hasil pemikiran bersama mengenai bahan bacaan yang dibahas.

    Anda menggabungkan diri dengan teman-teman Anda serta pemikiran-pemikiran mereka, bila Anda menambahkan, mengembangkan, menanyakan, mengkoreksi (dengan bijaksana), menjelaskan atau memperkuat apa yang mereka katakan. Anda memberikan konstribusi, bila Anda melontarkan suatu pendapat baru dan bila Anda mengajukan pertanyaan yang relevan untuk meminta keterangan, penjelasan atau pemikiran yang lebih mendalam. Kadang-kadang Anda juga dapat membantu teman Anda untuk memperbaiki atau merumuskan kembali suatu pertanyaan yang sulit atau kaku. Kembangkanlah kepekaan terhadap teman-teman Anda bantulah meredakan ketegangan-ketegangan yang mungkin terjadi.

    Ciri suatu diskusi yang baik adalah bila anggota kelompok melontarkan kata-kata "Saya mempunyai pendapat lain mengenai hal ini" atau "Saya benar-benar tidak mengerti. Dapatkah Anda menjelaskannya dengan cara lain?" atau "Saya pikir, barangkali si penulis mempunyai maksud lain" atau "Hal yang membingungkan saya mengenai ayat ini adalah . . ."

    Allah Menyatakan Maksudnya Kepada Manusia (Kej 1:1-2:3)


    Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
    (Kej 1:28).


    Kadang-kadang Alkitab menggunakan "bahasa rupa", dan hal itu terutama terlihat pada bacaan berikut ini. Si penulis, dengan memperhatikan apa yang tampak oleh mata manusia, memberikan uraian yang tidak kurang seksama jika dibandingkan dengan uraian seorang ilmuwan yang biasa menggunakan istilah-istilah teknis. Hanya caranya saja yang berbeda dan fokus uraiannya bukan pada keterangan yang bersifat ilmiah.


    Selidikilah apa yang dikatakan oleh ayat-ayat tersebut. Teruslah bertanya, apakah yang ingin disampaikan penulis kepada pembacanya? Apa tujuannya? (Misalnya dengan menyebut Allah 35 kali dalam ayat tersebut, penulis menunjukkan pusat perhatiannya). Dengan cara demikian, Anda akan mengetahui mengapa (dan juga bagaimana) Allah menciptakan dunia untuk umat manusia.



    Catatan mengenai Ayat-ayat



    Kejadian 1:1 Menciptakan: Di dalam Kitab Perjanjian Lama, semua subyek kalimat dari kata kerja bara (Kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi menciptakan) selalu Allah. Perhatikanlah ayat-ayat 1,21, dan 27, dimana terdapat 3 permulaan yang agung:
    l Penciptaan sesuatu dari yang tidak ada
    l Penciptaan binatang
    l Penciptaan manusia
    Kejadian 1:26 Gambar, Rupa. Bukan secara kebetulan, tetapi dengan sengaja dibuat serupa.
    Kejadian 1:26 Kita. Istilah orang Ibrani ini kemudian ditulis di dalam Kitab Suci sebagai Allah Tritunggal, untuk menunjukkan bahwa keesaan tersebut bersifat jamak.


    Pandangan Mengenai Allah dan Penciptaan (Kej 1:1-31)

    1. Apa yang dapat Anda kemukakan ketika berfikir tentang Allah?
      Jawab:

    2. Bacalah Kej 1:1-31 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Catatlah
      kata-kata dan ide-ide yang ditulis berulangkali. Hal apakah yang ditekankan?
      Jawab:

    3. Pengertian-pengertian apakah yang dapat disimpulkan dari kalimat "Allah melihat bahwa
      semuanya itu baik"?
      Jawab:

    4. Catatlah berbagai kata kerja dimana Allah menjadi subyeknya. Ide-ide pokok apakah yang
      Anda lihat mengenai Allah?
      Jawab:

    5. Pertentangan-pertentangan apakah yang terdapat di dalam bacaan tersebut? Dan kemajuan
      apakah, bila ada, yang terlihat di sana?
      Jawab:

      Dari hal-hal tersebut, apa lagi yang dapat Anda pelajari tentang Allah?
      Jawab:

      Sekarang tinjaulah jawaban Anda untuk pertanyaan nomor 1. Setelah selesai mempelajari
      bab ini, apakah pengertian Anda tentang Allah perlu diubah atau diperdalam?
      Jawab:

      Pandangan Yang Lebih Dekat Mengenai Manusia (Kej 1:24-31)

    6. Bacalah Kej 1:24-31. Pada hari keenam, Allah menciptakan binatang-binatang darat dan
      manusia. Bagaimanakah ayat tersebut menunjukkan bahwa mahluk-mahluk itu mempunyai
      persamaan?
      Jawab:

      Sebaiknya, bagaimanakah binatang-binatang darat tersebut dan manusia dikatakan berbeda?
      Jawab:

    7. Tanggung jawab apakah yang diberikan kepada manusia (ayat-ayat 26-29)?
      Jawab:

    8. Apakah yang dinyatakan mengenai manusia dan penciptaan, dengan adanya fakta bahwa
      kita memikul tanggung jawab itu?
      Jawab:

      Bagaimanakah hubungan antara kita dengan Allah Pencipta kita?
      Jawab:

      Bila kita memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, sifat-sifatNya yang manakah
      seharusnya terdapat dalam diri manusia?
      Jawab:

    9. Apa lagi yang dinyatakan bacaan tersebut mengenai manusia?
      Jawab:

      Kebenaran apakah mengenai manusia, yang dinyatakan di dalam bacaan tersebut, yang
      Anda anggap paling penting?
      Jawab:

    10. Gunakanlah waktu selama beberapa menit untuk menulis dengan kata-kata Anda sendiri,
      tujuan Allah menciptakan manusia.
      Jawab:



      Allah Pada Hari Ketujuh (Kej 2:1-3)

    11. Bacalah Kej 2:1-3. Gambaran apakah mengenai Allah yang ditekankan oleh si penulis di
      dalam bagian kesimpulan ini?
      Jawab:

      Bagaimanakah hal itu melengkapi gambaran mengenai Allah dalam Kej 1:1-31?
      Jawab:



      Renungan/Penerapan.

    12. Apakah Anda mempunyai sikap membeda-bedakan orang lain? Selayaknyakah demikian?
      Atau, haruskah Anda mempunyai sikap yang sama terhadap semua orang?
      Berilah alasannya.
      Jawab:

      Sebelum mempelajari ini, bagaimanakah definisi Anda tentang "manusia"? Hal-hal apakah
      yang tidak Anda setujui mengenai apa yang dikatakan kitab Kejadian itu?
      Jawab:

    13. Kita diciptakan menurut gambar Allah. Sebagai seorang Kristen, bagaimanakah Anda
      mencerminkan atau menyimpang dari keagungan Tuhan serta kebaikan dan kemuliaanNya?
      Jawab:

    Manusia Memberontak Terhadap Penciptanya (Kej 3:1-24)


    Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (Kej 3:8)

    Jika Kej 1:1-31 menceritakan tentang penciptaan secara keseluruhan, Kej 2:1-25 memusatkan uraiannya pada manusia, mahkota dari Ciptaan Allah. Si penulis menguraikan secara terinci tentang bagaimana Allah menciptakan manusia dan menggambarkan unsur-unsur kemanusiaan. Ia juga menunjukkan hubungan kita yang unik dengan Allah dan mahluk-mahluk lainnya. Penciptaan alam dan persiapan yang dilakukan Allah dengan penuh kasih untuk dinikmati dan digunakan oleh kita, sungguh-sungguh bertentangan dengan cerita yang terdapat dalam Kej 3:1-24 .


    Catatan Mengenai Ayat-ayat.


    Kej 3:1 Ular . . . cerdik : Licik, licin, banyak tipu muslihat; bandingkan dengan ayat 14, yang memberikan kesimpulan bahwa bentuk tubuh ular pada saat itu berbeda dengan yang kita lihat sekarang.
    Kej 3:6 Suaminya memakannya : komentar para penulis Perjanjian Baru menunjukkan laki-laki itu dianggap sama bersalahnya dengan si perempuan. Lihat Rom 5:12-14 dan 1Tim 2:13-14.
    Kej 3:8 Tuhan Allah berjalan-jalan : Merupakan suatu theofani Allah digambarkan seperti manusia.
    Kej 3:14,17 Terkutuk : Bukan manusia yang dikutuk, melainkan si ular dan lingkungan hidup.
    Kej 3:15 Ini merupakan isyarat pertama dari kabar baik mengenai Yesus Kristus. Meremukkan kepala mengakibatkan kematian, sedangkan meremukkan tumit tidak.
    Kej 3:22, 24 Pohon kehidupan : Wah 2:7 dan Wah 22:2,19 memperkuat pandangan kita bahwa kehidupan kekal adalah pemberian khusus dari Allah, dan bukan merupakan hak kita.

    Akibat-akibatnya ( Kej 3:1-7 )


    1. Sambil mempelajari studi ini, bacalah seluruh Kej 3:1-24 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Pasal ini merupakan salah satu pasal Alkitab yang paling mendalam, yang menceritakan tentang manusia di dalam masa pencobaan, sesaat setelah diciptakan. Pasal ini diawali dengan suatu dialog yang dimulai si ular dengan penuh kelicikan dan manipulasi. Bagaimanakah ia membuat si perempuan menjadi ragu akan kebaikan dan Kekuasaan Allah?
      Jawab:

      Ketika perempuan itu menjawab si penggonda, dalam hal-hal apakah ia mulai menyimpang dari jalur yang benar? (Bandingkanlah jawaban perempuan itu dengan Kej 2:9,16-17).
      Jawab:

      Bagaimanakah hal ini dapat memperingatkan kita terhadap kecenderungan kita untuk memberontak terhadap Allah?
      Jawab:

      Bagaimanakah ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa si laki-laki juga bersalah?
      Jawab:

    2. Si penulis melukiskan secara fisik tentang pemberontakan pasangan manusia itu terhadap Allah dan akibat-akibatnya yang langsung terjadi. Apakah yang ingin disampaikannya kepada kita tentang dosa manusia dan akibat-akibatnya?
      Jawab:

      Apakah Anda berpendapat bahwa ketelanjangan mereka merupakan akibat yang utama? Berikan penjelasan.
      Jawab:



      Konfrontasi Dengan Allah ( Kej 3:8-13 )

    3. Ayat 7 menunjukkan suatu gambaran diri yang hancur dan hubungan kemanusiaan yang terputus. Lihatlah kembali ayat-ayat 3:8-13. Petunjuk-petunjuk apakah yang Anda temukan di sini tentang perpecahan hubungan antara Adam dan Hawa dan Pencipta mereka?
      Jawab:

      Bagaimanakah konsep mereka terhadap Allah berubah?
      Jawab:

    4. Perhatikanlah, siapa yang memprakarsai perdamaian kembali? Menurut Anda, mengapa Allah mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada keadaan ini?
      Jawab:

      Apa pentingnya masing-masing makna keempat pertanyaan yang diajukan Allah itu?
      Jawab:

      Apa yang selalu diusahakan Allah bagi kita?
      Jawab:

    5. Kajilah jawaban si laki-laki dan si perempuan. Seperti apakah hubungan diantara mereka ?
      Jawab:



      Penghakiman, Belas Kasihan dan Anugerah ( Kej 3:14-24 )

    6. Bacalah kembali Kej 3:14-24. Penghakiman Allah atas ketiga pemberontak tersebut sangat luar biasa. Apakah inti dari hukuman kepada masing-masing pemberontak itu?
      Jawab:

      Jelaskan, bagaimana sesungguhnya hukuman Allah itu telah diperingan ! (Cobalah pikirkan, bukankah sebenarnya dapat jauh lebih berat?)
      Jawab:

    7. Apa lagi yang Anda lihat di sini mengenai belas kasihan dan anugerah Tuhan?
      Jawab:

    8. Apa kesimpulan Anda tentang sikap Allah dan tujuan (kehendaknya)-Nya terhadap manusia?
      Jawab:



      Renungan/Penerapan

    9. Fakta-fakta apakah yang terdapat dalam bacaan ini mengenai manusia dan Allah, yang seharusnya menjadi dorongan bagi orang-orang Kristen untuk menyebarluaskan kabar baik tentang Yesus?
      Jawab:

    10. Pada suatu hari dalam minggu ini, gunakanlah bahan bacaan ini untuk menceritakan kepada seseorang yang bukan Kristen tentang kebesaran potensi manusia yang direncanakan Allah.
      Jawab:


    Abraham : Bapa Bangsa Diperbudak (Kej 12:1-20; 22:1-19)


    Berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah Bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."(Kej 12:1-3)

    Kej 4:11 menceritakan sejarah pemberontakan manusia terhadap Allah menurut urut-urutan peristiwanya, walaupun Allah banyak sekali melimpahkan anugerahNya kepada mereka. Peristiwa air bah pada jaman Nuh dan menara Babel yang angkuh, menunjukkan bahwa Allah terus-menerus melakukan penghakiman dan melimpahkan belas kasihan secara berganti-ganti.

    Sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi, Allah kembali melakukan campur tangan. Di Ur-Kasdim, ibukota Kerajaan Kaldea yang penuh dengan kemewahan, Ia menemukan seorang laki-laki yang percaya kepadaNya dan visiNya bagi suatu dunia baru. Sejarah dan ilmu purbakala ilmu pengetahuan, arsitektur dan keindahan. Tetapi dilain pihak, juga terdapat kebejatan moral yang amat sangat dan pemujaan berhala. Penyembahan kepada bulan merupakan pemujaan yang paling banyak dilakukan orang.

    Ke dalam kegelapan itulah terang cahaya Allah datang melalui laki-laki tersebut. Sejarah kemudian menunjukkan suatu perubahan yang pasti, dan bagian-bagian Alkitab yang selanjutnya adalah catatan mengenai segala kejadian yang disebabkan oleh iman seorang laki-laki dan visi Allah tersebut.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat



    Kej 12:1 Abram: Berarti "bapa yang luhur"; perhatikan juga Kej 17:5 dimana Allah mengubah namanya menjadi Abraham, yang berarti "bapa yang luhur dari sejumlah besar bangsa".
    Kej 12:1 Panggilan ini datang kepada Abraham di Haran, tetapi menurut Kisah 7:2-4 Allah sebenarnya telah memanggilnya ketika ia berada di Ur-Kasdim. Mungkin juga Allah telah memanggil ayahnya Terah ("menunda"), tetapi tanpa hasil. Lihatlah Kej 11:31-32.
    Kej 12:2-3 Sebenarnya janji ini merupakan pendirian kembali Firman Allah yang mula-mula kepada dunia, yang kemudian di dalam Kej 17:1-8 menjadi suatu perjanjian yang demikian pentingnya, sehingga Allah mengulangnya lagi di dalam Kej 18:18; 22:7-18; 26:3-4; 28:3-4,12-14; 35:11.
    Kej. 12:6 Tempat dekat Sikhem: Perhatikanlah juga Betel di dalam ayat 8. Tampaknya kedua tempat tersebut merupakan tempat suci pemujaan berhala bagi kaum kafir pada zaman purba.
    Kej 12:13 Adikku: sesungguhnya memang benar (lihatlah Kej 20:12 ); masyarakat Haran sangat menghargai hubungan istri-saudara perempuan, tetapi Abraham jelas bermaksud hendak menipu orang-orang Mesir; dalam usia 65 tahun, Sara masih amat cantik (ia baru menjadi ibu pada usia 90 tahun!).
    Kej 22:4 Hari ketiga: Perjalanan selama 3 hari itu menempuh jarak sejauh 50 mil antara pantai Gerar ( Kej 20:1 ) dengan Moria di pedalaman (Kej 22:2)
    Kej 22:8 Menyediakan: Berasal dari kata kerja "memperlengkapi"; jadi malaikat "Allah akan menyediakan" merupakan suatu terjemahan yang cocok. Perhatikan juga ayat 14.



    Titik Permulaan
    ( Kej 12:1-3)

    1. Bacalah dahulu Kej 12:1-20 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan tersebut di atas. Mengingat faktor-faktor manusiawi yang bekerja menentang panggilan Allah kepada Abraham itu, seperti misalnya lingkungan kebudayaan dan keadaan pribadinya (perhatikan juga Kej 11:30 dan Kej 12:4 ), bagaimanakah kira-kira perjuangan yang harus dilalui oleh Abraham?

      Jawab: __

      Boleh jadi panggilan itu menakutkan. Atau, malah menarik, Mengapa?

      Jawab: __

    2. Allah memberikan hanya satu perintah saja kepada Abraham, namun isinya sangat luas dan meliputi banyak perkara. Disamping itu, Ia juga memberikan beberapa janji. Apakah janji itu?

      Jawab: __

      Cobalah tempatkan diri Anda pada tempat Abraham. Bagaimanakah Anda membayangkan kemungkinan-kemungkinan dari pemenuhan tiap-tiap janji? Hal apakah yang paling Anda ragukan? Mengapa?

      Jawab: __



      Jalan Pencobaan yang Panjang (Kej 12:4-20)

    3. Iman dan visi Abraham serta Sara mengalami cobaan yang makin lama makin berat dalam kurun waktu 25 tahun, berikutnya. Sampai pada akhirnya Ishak dilahirkan oleh Sara yang sebenarnya telah lama mati haid. Kej 12:1-20:18 mencatat perjalanan iman tersebut sebagai suatu pengalaman yang isinya silih berganti antara keraguan manusiawi dan ketaatan yang semakin berkembang. Lihatlah Kej 12:4-20 . Bilakah Abraham merasa bimbang terhadap Allah dan janjiNya?

      Jawab: __

      Sifat apakah yang tampak pada diri Abraham sebagai akibat dari keraguannya itu?

      Jawab: __

      Di manakah Anda menemukan contoh-contoh peristiwa tentang ketaatan Abraham yang semakin bertumbuh kepada Allah?

      Jawab: __

      Ujian Atas Usia Hidup
      (Kej 22:1-19)

    4. Bacalah Kej 22:1-19 untuk memeriksa dan membandingkan catatan mengenai ayat-ayat diatas. Dari awal kita telah dapat mengetahui hasil akhir dari peristiwa yang sangat dramatis itu, tetapi Abraham baru mengetahuinya pada saat terakhir. Bagaimanakah kira-kira pikiran dan perasaannya sepanjang malam setelah ia menerima perintah Allah yang mengejutkan itu dan selama 3 hari dalam perjalannya menuju ke gunung?

      Jawab: __

      Dalam ayat manakah si penulis melukiskan kehangatan hubungan antara Ayah dan anak laki-lakinya itu?

      Jawab: __

    5. Mengapa Allah menguji Abraham sedemikian beratnya?
      Jawab: __

      Hubungan macam apakah di antara mereka yang digambarkan peristiwa tersebut secara keseluruhan?

      Jawab: __

      Apakah yang diinginkan Allah bagi Abraham? Dan kemudian juga bagi seluruh dunia?

      Jawab: __



      Renungan/Penerapan

    6. Dalam seluruh peristiwa tersebut, renungkanlah apa yang dipertaruhkan bagi Allah, bagi Abraham dan bagi dunia! Visi yang diberikan Allah kepada Abraham itu terus berjalan di luar dirinya sebagai seorang pribadi, sampai suatu bangsa yang diperbudak yang menjadi berkat seluruh dunia. Bagaimanakah kita, sebagai gerejaNya, diharapkan oleh Allah melayani dunia?

      Jawab: __

    7. Apakah yang menyulitkan Anda untuk lebih aktif terlibat dalam misi Allah bagi dunia?

      Jawab: __

      Aspek manakah dari Iman Abraham yang dapat membantu Anda?

      Jawab: __

    8. "Allah akan menyediakan!" Adakah kebutuhan-kebutuhan tertentu yang Anda percaya bahwa "Allah akan menyediakannya"?

      Jawab: __

    Yesaya : Visi Kerajaan Allah (Yes 11:1-11)


    "Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia." (Yes 11:10).

    Lebih dari seribu tahun setelah zaman Abraham, kita berada pada zaman Yesaya. Dalam kurun waktu itu, bangsa Yahudi lahir, berkembang dan menjadi sebuah kerajaan (yang tidak taat kepada kehendak Tuhan) yang mengukuhkan batas-batasnya, tetapi kemudian menjadi boneka dari kerajaan-kerajaan tetangganya yang lebih kuat. Kerajaan itu juga kemudian terpecah menjadi dua bagian.


    Kerajaan Israel, yang merupakan bagian utara, dan kerajaan Aram telah bersekutu untuk menghadapi ancaman kekuasaan orang-orang Asyur. Mereka juga berusaha, bila perlu dengan menggunakan kekerasan , untuk mendapatkan dukungan kerajaan Yehuda (yang merupakan bagian selatan ( Yes 7:1-9 ). Bukannya berpaling kepada Allah untuk meminta pertolongan, Ahas-raja Yehuda malah meminta bantuan Asyur untuk menghadapi Israel dan Aram. Akibatnya, Yehuda menjadi boneka dari kerajaan Asyur. Nabi Yesaya memperingatkan tindakan yang salah tersebut dan mereka mendesak Yehuda agar bersandar kepada Allah.

    Dalam pasal 10, Yesaya menubuatkan penghakiman yang akan datang dari Allah atas Asyur yang congkak. Bangsa yang kuat dan kasar itu digambarkan sebagai sebuah hutan yang dihancurkan. Tetapi Allah juga akan menghakimi bangsa pilihanNya (terlukis sebagai sebuah pohon yang dipotong tetapi tidak mati) karena ketidak-setiaan mereka.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat

    Yes 11:1 Tunas : Lihatlah juga Yes 11:10 dan Wah 22:16 Yes 11:1 Tunggul Isai : Isai adalah ayah Raja Daud dan juga nenek moyang Yesus. Yes 11:2-3 Takut : Ketaatan yang timbul dari rasa hormat terhadap kekuasaan Allah. Yes 11:4 Tongkat : Suatu alat untuk mengadakan disiplin dan melaksanakan hukuman. Yes 11:5 Ikat pinggang : sabuk upacara yang dipakai oleh imam- imam besar. Yes 11:10 Panji : Dalam ketentaraan, sebuah bendera yang menandakan kebangsaan.

    Tanda-tanda pengharapan (Yes 11:1-11)


    1. Isi bacaan ini merupakan salah satu nubuat mengenai Mesias yang terkenal, yang akan mulai digenapi oleh Yesus 750 tahun kemudian, serta akan disempurnakanNya pada saat kedatanganNya kembali. Tetapi Yesaya juga memberikan gambaran tentang saat kehancuran yang akan segera tiba bila sisa-sisa umat Allah berputus harapan. Bacalah Yes 11:1-11 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas.

    Tulislah tanda-tanda harapan yang diberikan Yesaya kepada Yehuda.


    Jawab: __

    Menurut Yesaya, apakah sumber pokok dari pengharapan yang disebutkannya itu?


    Jawab: __

    Sifat Mesias (Yes 11:1-3)


  151. Lihatlah kembali ayat-ayat 1-3. Walaupun Sang Mesias adalah seorang keturunan raja, tetapi sifat apakah yang lebih penting dan mendasar pada diriNya yang menjadikanNya cocok untuk menjalankan peranNya?


    Jawab: __

  152. Bakat-bakat kepemimpinan apakah yang timbul dari sifat tersebut?


    Jawab: __


  153. Bagaimanakah hubungan Mesias dengan Allah digambarkan?

    Jawab: __

    Dapatkah hubungan Anda dengan Allah digambarkan seperti itu? Mengapa?

    Jawab: __


  154. Bakat atau karunia kepemimpinan apakah pada diri Sang Mesias yang paling Anda butuhkan dalam kelompok persekutuan Anda? Mengapa?


    Jawab: __

  155. Sifat Pemerintahan Mesias (Yes 11:3-5)


  156. Bacalah sekali lagi ayat-ayat 1-5. Kualitas pemerintahan Mesias terjadi karena kualitas sifat-sifatNya (ayat 1-3). Tuliskanlah hal-hal yang menunjukkan kualitas pemerintahanNya.


    Jawab: __


  157. Melihat dasar-dasar serta metode-metode yang digunakan Mesias untuk menghakimi, hal-hal apakah yang membedakan pemerintahanNya dari pemerintahan para pemimpin duniawi?


    Jawab: __


  158. Ingatlah sifat-sifat pemerintahan Mesias sementara Anda membaca bagian berikutnya yang membicarakan hasil-hasil pemerintahanNya.


    Jawab: __

  159. Hasil-hasil PemerintahanNya (Yes 11:6-11)


  160. Sekarang bacalah kembali Yes 11:6-11. Yesaya menceritakan tentang hasil-hasil pemerintahan Mesias. Berikanlah judul untuk uraiannya itu.


    Jawab: __


  161. Hewan-hewan dibagi dalam dua kelompok. Sebutkan kelompok-kelompok tersebut.


    Jawab: __

  162. Apakah yang telah terjadi dengan mereka?


    Jawab: __

    Hubungan-hubungan apa lagi yang berubah menurut gambaran dalam ayat-ayat 8-11?


    Jawab: __

    Apakah yang menimbulkan kehidupan rukun tersebut?


    Jawab: __

    Bayangkan suasana yang damai dan tentram itu. Gambarkan apa lagi yang ingin Anda tambahkan pada suasana tersebut sehubungan dengan harapan Anda mengenai perbaikan hubungan, perubahan karakter atau peningkatan kepercayaan terhadap orang-orang lain?


    Jawab: __


  163. Gambaran apakah yang diberikan oleh ketiga ayat terakhir mengenai Allah? Mencakup apakah gambaran tersebut?


    Jawab: __

  164. Renungan/Penerapan


  165. Kerajaan Allah akan disempurnakan pada saat Tuhan Yesus datang kembali. Sementara itu, teladan apakah yang diberikanNya kepada kita untuk memikul tanggung jawab sosial di dunia?


    Jawab: __

  166. Apakah yang dapat dan seharusnya kita lakukan untuk orang-orang miskin, orang-orang lemah dan orang-orang berdosa?


    Jawab: __

    Yunus: Misionaris Yang Enggan (Yunus 3:1-4:11)



    Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya,
    demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan
    sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."
    (Yun 3:1-2.)


    Bangsa Israel, yang dipilih Allah untuk menjadi hambaNya bagi
    semua bangsa lainnya, makin lama makin tidak setia. Untuk memanggil
    kembali dan mengingatkan mereka akan kedudukan mereka yang tiada
    taranya itu, seringkali Allah harus menghukum mereka melalui tangan
    musuh, yaitu bangsa asing. Di samping itu, Ia juga memperingatkan
    mereka melalui nabi-nabiNya. Tetapi kadang-kadang, orang yang
    ditunjuk menjadi jurubicara khusus itupun sulit untuk mengerti bahwa
    perhatian Allah sebenarnya tercurah untuk seluruh dunia dan bukan
    hanya untuk bangsa Yahudi saja. Kisah Yunus ini menjadi contoh yang
    jelas mengenai masalah tersebut.

    Bagian depan dari kitab Yunus, dengan kisah ikan besarnya, lebih
    banyak dikenal orang dari pada bagian belakangnya. Fakta-faktanya
    sangat mudah dipahami : Allah memanggil Yunus untuk menyampaikan
    firmanNya kepada orang-orang Niniwe, yang bukan merupakan bangsa
    Yahudi, karena dosa dan kejahatan mereka sangat besar. Tetapi Yunus
    tidak mentaati perintah Allah dan malah melarikan diri ke arah
    Tarsis (mungkin di Spanyol) yang berlawanan. Untuk membuat Yunus
    menjadi taat, Allah menggunakan angin ribut, kepanikan yang amat
    sangat dan seekor ikan yang sangat besar.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat.



    Yun 3:3 Niniwe : Ibukota kerajaan Asyur yang amat besar.
    Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan kafir yang kuat,
    yang dalam usahanya untuk menguasai, tak henti-hentinya
    mengganggu Israel secara ganas.
    Yun 3:6 Kain kabung dan abu : Tanda berduka-cita atas kematian,
    atau atas bencana yang dialami oleh pribadi maupun
    seluruh bangsa, atau menunjukkan pertobatan dari
    dosa-dosa.
    Yun 3:7-8 Perhatikan Yun 4:11, ternakpun termasuk ciptaan yang
    disayangi dan dikasihani!
    Yun 3:10 Menyesallah Allah : Ini merupakan anthropomorfise
    (menggambarkan sikap atau tindakan Allah dengan
    menggunakan istilah-istilah seperti pada manusia) yang
    berarti berubah pikiran. Bila Alkitab menyebutkan
    bahwa Allah menyesal, maka hal itu selalu
    bersangkutpaut langsung dengan sikap manusia yang
    merasa menyesal ataupun, sebaliknya, secara mutlak
    menolak untuk bertobat. Lihatlah juga Yoel 2:13-14
    dan Yer 18:6-10.
    Yun 4:6 Pohon : Barangkali yang dimaksud adalah pohon minyak
    jarak yang berdaun lebar dan tebal.
    Yun 4:11 Tak tahu : orang Niniwe tidak tahu tentang hukum Allah
    (sebagai mana bangsa Yahudi mengetahuinya)



    Yunus dan Musuh-musuhnya Yang Kafir
    (Yun 3:1-10)


    1. Bacalah pasal 3 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan
      di atas. Mengingat hubungan antara orang-orang Niniwe dan Israel
      yang demikian buruk, sejauh manakah kira-kira simpati Yunus
      terhadap kota itu?

      Jawab: __

      Lalu, mengapa ia dapat menyampaika khotbahnya kepada mereka
      sedemikian penuh kuasa dan efektif? Hasil apakah yang kira-kira
      diharapkannya dari Allah?

      Jawab: __

    2. Pertobatan manusia jarang terjadi pada masa kini, walaupun banyak
      sekali penginjilan dilakukan. Padahal Yesus Kristus menjadikan
      hal itu sebagai prioritas utama dalam penginjilanNya. Apakah yang
      dapat kita pelajari dari bacaan ini tentang sifat dari pertobatan
      yang sungguh-sungguh?
    3. Jawab: __

      Dan apa pula yang kita pelajari tentang peranan Allah dalam
      pertobatan itu?

      Jawab: __

      Yunus dan Allahnya (Yun 4:1-11)


    4. Pasal 4 ini sangat menyenangkan serta mengandung pengajaran,
      bersifat terus terang, menunjukkan sifat manusiawi yang
      mengharukan, tetapi juga mengandung kelucuan. Bacalah pasal ini
      untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas.
      Apakah Anda bersimpati terhadap Yunus di sini? Mengapa ya atau
      mengapa tidak?

      Jawab: __

      Apa alasan sesungguhnya kemarahan Yunus? (pikirkanlah pengertian
      theologi dari ayat-ayat 2-3)

      Jawab: __

    5. Buatlah ringkasan tentang sifat-sifat Yunus sebagai seorang
      misionaris atau utusan Injil. Apakah sifat-sifatnya yang kuat?
    6. Jawab: __

      Apakah kekurang-kekurangannya?

      Jawab: __

      Apakah kelemahannya yang sangat menyolok sebagai seorang Yahudi?

      Jawab: __

    7. Bagaimanakah Allah menasehati nabiNya yang sedang marah itu?
    8. Jawab: __

      Pengajaran pokok apakah yang diberikanNya kepada Yunus?

      Jawab: __

      Sifat-sifat Allah yang manakah yang menonjol dengan kuat di sini?

      Jawab: __

    9. Kitab ini diakhiri secara menarik (atau lucu?). Barangkali juga
      si pengarang bermaksud mengajukan pertanyaan kepada para
      pembacanya : Berapa banyakkah belas kasihan yang telah Anda
      terima dari Allah? Sejauh manakah Anda bersedia untuk mendatangi
      orang-orang dan menyampaikan pesanNya supaya berbuat dan percaya
      kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan?
    10. Jawab: __


      Renungan/Penerapan


    11. Renungkanlah bagaimana sifat Allah yang kita layani. Apakah yang
      diinginkanNya agar kita perbuat bagi dunia pada saat ini?
      Siapakah "musuh yang kafir" yang perlu kita datangi untuk
      menyampaikan pesanNya?

      Jawab: __

      Mengapa sulit untuk merasa kasihan terhadap mereka?

      Jawab: __

    12. Dalam hal itu, sebenarnya Allah dapat bekerja tanpa pelayanan
      misi kita. Lalu, mengapa Ia Menuntut bila kita menghindari
      perintahNya?
    13. Jawab: __

    14. Berkhotbah dengan penuh kuasa tanpa rasa kahisan terhadap
      orang-orang - begitulah Yunus! Karena itu, biarkanlah Allah
      menyelidiki hati Anda, dan berdoalah kepadaNya agar pengertian
      anda tentang isi Alkitab benar-benar tepat seperti yang
      dimaksudkanNya, dan hati Anda juga dipenuhi dengan kasih terhadap
      sesama manusia.
    15. Jawab: __

    Yesus Menghantar Kerajaan Allah (Mar 1:14-20; Luk 4:16-44)


    Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kataNya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Mar 1:14-15)



    Sejak zaman nabi Yunus, bangsa Ibrani telah berkali-kali menghadapi peperangan dan mengalami pembuangan, dan sekarang mereka sedang dijajah pemerintah Romawi. Mereka telah lama menanti-nantikan kedatangan Mesias (Dia Yang diurapi) yang dijanjikan Allah untuk membebaskan mereka. Dalam bacaan ini dilukiskan tentang Yesus, yang baru saja melewati pencobaan selama 40 hari di padang gurun, memulai pelayananNya di Galilea yang merupakan kampung halamanNya. Penduduk di daerah itu beraneka ragam, tetapi memiliki rasa kebangsaan yang kuat. Mereka dikelilingi oleh orang-orang Yahudi dan Kafir yang bersikap tidak bersahabat terhadap mereka. Jadi orang-orang Galilea itu melambangkan umat Allah yang sedang menjadi tawanan (Yes 9:1-2), dan merekalah yang pertama-tama di datangi oleh Yesus.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat:



    Mar 1:14 Yohanes : pembabtis ini telah memberitakan tentang kedatangan Allah yang sudah dekat.
    Mar 1:15 Ini adalah inti dari berita yang disampaikan Yesus, dan merupakan kunci dari misiNya.
    Luk 4:19 Tahun rahmat : Masa yang dipilih Allah untuk melimpahkan kemurahanNya kepada manusia.
    Mar 4:26 Janda di Sarfat : Seorang Kafir (1 Raj 17:8-16)
    Mar 4:27 Naaman orang Siria : Seorang Kafir lainnya(2 Raj 5:1-14)



    Ikutlah Aku (Mar 1:14-20)


    1. Bacalah Mar 1:14-20 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Dalam inti berita yang disampaikanNya pada ayat 14-15, Anda dapat memperhatikan bahwa Yesus mempunyai rasa tanggung jawab yang mendalam atas misi yang harus dilaksanakanNya.
      Apakah yang telah dilakukan Allah?
    2. Jawab: __

      Bagaimanakah seharusnya tanggapan manusia?
      Jawab: __

    3. Lihatlah ayat-ayat 16-20. Bagaimanakah kira-kira pandangan dan perasaan keempat nelayan itu terhadap Yesus sehingga mereka mau mengikutiNya?
    4. Jawab: __

    5. Hubungan apakah yang diharapkan Yesus dari keempat orang tersebut ketika Ia memanggil mereka?
    6. Jawab: __

      Perubahan-perubahan apakah yang kira-kira diharapkanNya pada diri mereka?

      Jawab: __



      Roh Tuhan Ada padaKu (Luk 4:16-30)


    7. Sekarang bacalah Luk 4:16-30 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan diatas. Bagaimanakah Yesus mulai mengungkapkan bahwa diriNya adalah Mesias yang dijanjikan Allah?
    8. Jawab: __

      Bagaimanakah mula-mula reaksi terhadap pernyataan itu?

      Jawab: __

      Mengapa kemudian berubah menjadi kemarahan dan tindakan kekerasan?

      Jawab: __

      Aku Harus Memberitakan Injil (Luk 4:31-44)

    9. Bacalah Luk 4:31-44. Inilah kehidupan sehari-hari Yesus dalam pelayananNya. Catatlah orang-orang yang dijumpai Yesus, waktu serta tempat-tempat yang didatangiNya.
    10. Jawab: __

      Dengan cara-cara apakah Yesus memberitakan dan mendemonstrasikan Injil?

      Jawab: __

      Bagaimanakah sikapNya terhadap kebutuhan manusia yang berbeda-beda?

      Jawab: __

      Kapan Yesus bersikap keras? Dan bilakah Ia beriba hati dan menaruh belas kasihan?

      Jawab: __

    11. Yesus diutus oleh Allah dengan maksud untuk melaksanakan hal-hal seperti yang disebut di dalam ayat 18-19. Apakah hal tersebut sesuai dengan apa yang benar-benar dilakukanNya menurut ayat 31-44?
    12. Jawab: __

      Apakah sifat-sifat kerajaan Allah yang diberitakan Yesus?

      Jawab: __



      Untuk itulah Aku Diutus (Luk 4:16-44)

    13. Lihatlah kembali ayat 42-44. Disiplin pribadi apakah yang dapat Anda lihat dalam kehidupan Yesus?
    14. Jawab: __

      Mengapa hal itu diperhatikan Yesus sebelum Ia melaksanakan hal-hal yang terdapat di dalam ayat 43-44?

      Jawab: __

    15. Bayangkanlah diri Anda menjadi salah seorang pengikut Yesus yang pertama dan sungguh-sungguh mengamati Dia sambil berjalan bersamaNya melalui Galilea dan Yudea. Apakah yang kira-kira Anda pikirkan, rasakan atau ragukan mengenai identitas dan misi Mesias yang dinyatakanNya?
    16. Jawab: __

    17. Apakah yang Anda anggap sebagai sifat Yesus yang paling menonjol yang terlihat dalam peristiwa-peristiwa permulaan tersebut? Dimanakah Anda melihatnya paling jelas?
    18. Jawab: __



      Renungan/Penerapan:

    19. Kita telah merenungkan apa yang menjadi misi hidup Yesus dan bagaimana Ia mulai melaksanakanNya. Sekarang tuliskanlah secara singkat apa yang menjadi misi hidup Anda.
    20. Jawab: __

      Apakah Anda berpendapat bahwa misi Anda tersebut merupakan suatu tujuan yang bermanfaat? Bagaimanakah bila dibandingkan dengan misi Yesus?

      Jawab: __

      Pikirkanlah kembali apa yang menjadi tujuan Allah semula dengan menciptakan manusia dan apa rencanaNya untuk kerajaanNya. Bagaimanakan Anda dapat menjadikan tujuan hidup Anda sejalan dengan kedua hal tersebut?

      Jawab: __

    Yesus Mendidik Pengikutnya Untuk Misi Dunia (Luk 9:57-10:12)


    Kemudian daripada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjunginya. KataNya kepada mereka: "Tadinya memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (#Luk 10:1-2)



    Masa pelayanan Yesus di dunia hampir berakhir. Secara terus menerus Ia mempersiapkan murid-muridNya untuk menghadapi saat-saat penderitaan dan kematianNya. Kerumunan orang-orang yang sangat berminat semakin bertambah, namun tetap tidak memahami maksud-maksudNya dan tetap mengharapkan Dia datang ke Yerusalem sebagai Mesias mereka dalam hal politik. Gambaran mereka tentang Yesus Kristus dan motivasi mereka untuk mengikuti Dia berbeda-beda seperti yang terlihat pada bagian pertama bacaan kita.



    Catatan Mengenai Ayat-ayat.



    Luk 9:58 Anak manusia : Sebutan yang disenangi Yesus bagi diriNya sendiri sebagai Mesias sekaligus manusia dan Raja Kekal. Lihatlah Dan 7:13-14.
    Luk 9:60 Orang mati menguburkan orang mati : Tidak jelas tradisi orang Timur manakah yang dinyatakan disini; penguburan jenasah orang tua menjadi tanggung jawab putera pertama, dan menjadi kewajibannya pula untuk tetap tinggal di rumah untuk melaksanakan segala kehendak almarhum ayah sang ayah. Pelaksanaan hal-hal tersebut pasti akan memakan waktu dan berarti penundaan untuk mengikuti Yesus.
    Luk 10:6 Orang yang layak menerima damai sejahtera: Seseorang yang mempunyai sifat damai.
    Luk 10:11 Kebaskan di depanmu: tanda memutuskan hubungan.
    Luk 10:12 Sodom : terkenal karena penghakiman Allah atas kejahatan manusia.

    Calon-calon Untuk Pemuridan :

    1. Di mana Yesus berjumpa dengan orang-orang, Ia selalu melayani mereka. Sekarang kita melihat Dia berbicara kepada tiga laki-laki dan menantang mereka untuk berfikir lebih dalam mengenai apa yang mereka katakan.

    Bacalah Luk 9:57-62 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Pelajarilah percakapan-percakapan yang singkat dan padat antara Yesus dengan masing-masing orang tersebut. Bagaimanakah gambaran Anda mengenai tiap-tiap orang?

    Jawab: __

    Apakah persamaan di antara mereka?

    Jawab: __

    Dan apakah perbedaan di antara mereka?

    Jawab: __

  167. Menurut Anda, sejauh manakah orang yang pertama telah memikirkan pengertian yang lebih dalam dari perkataan "Aku akan mengikuti Engkau, kemana saja Engkau pergi"?
  168. Jawab: __

    Dengan mengkaji jawaban Yesus kepadanya, apakah yang dapat kita ketahui mengenai harapan-harapan pribadinya?

    Jawab: __

  169. Jawaban Yesus kepada kedua orang lainnya juga menunjukkan betapa dangkalnya pengertian mereka tentang arti mengikuti Dia. Menurut Anda, apakah yang mereka pikir tentang mengikut?
  170. Jawab: __

    Apa yang kurang dari pengertian mereka masing-masing?

    Jawab: __



    Misi Yesus Untuk Tujuh Puluh Murid (Luk 10:1-12)

  171. Bacalah Luk 10:1-12 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Setelah mendefinisikan tentang pemuridan dengan lebih seksama, Yesus menunjuk tujuh puluh orang untuk pergi mendahuluiNya ke setiap kota yang hendak dikunjungiNya. Suasana telah menjadi genting. Hal apakah yang telah mendesak? Bagaimanakah Kristus mengutarakan hal itu?
  172. Jawab: __

    Mengapa perumpamaan mengenai panen itu amat cocok?

    Jawab: __

  173. Bandingkan tantangan Yesus terhadap tiga orang calon pengikut tersebut di atas dengan perintah yang diberikanNya kepada tujuh puluh orang itu. Apakah yang diharapkan Yesus dari kedua kelompok itu?
  174. Jawab: __

  175. Yesus meletakkan dasar-dasar yang keras dan seksama bagi utusan-utusanNya yang pertama. Syarat-syarat apakah yang dituntutNya dari mereka?
  176. Jawab: __

    Coba Anda pikirkan mengenai Yesus memberikan instruksi-instruksi yang praktis tersebut?

    Jawab: __

  177. Apakah hubungan yang Anda lihat antara menjadi seorang pengikut Yesus dan menjadi seorang utusan?
  178. Jawab: __



    Renungan/Penerapan :

  179. Dalam kelompok manakah Anda berada dalam hal kesiap-sediaan untuk mengikuti Tuhan Yesus, kelompok tiga orang atau kelompok tujuh puluh orang itu? Apa alasan Anda?
  180. Jawab: __

    Adakah sifat-sifat Anda yang manakah yang sama dengan sifat ketiga orang calon pengikut tersebut? Sebutkan!

    Jawab: __

    Apakah Anda merasa siap untuk menjadi bagian dari ketujuh puluh murid tersebut? Mengapa?

    Jawab: __

  181. Melihat tujuan, metode dan berita dari misionaris yang pertama itu, hal-hal apakah, bila ada, yang telah berubah pada misionaris abad kedua puluh sekarang?
  182. Jawab: __

    Lakukanlah diskusi mengenai dasar-dasar misionaris Tuhan Yesus yang universil dan abadi itu!

    Jawab: __

  183. Tuliskan serangkaian instruksi untuk misionaris pada abad modern ini dengan menggunakan dasar-dasar yang diberikan Tuhan Yesus. Kemudian bagaimanakah dalam kelompok Anda.
  184. Jawab: __

    Yesus Mati Bagi Dunia (Yoh. 12:20-26)


    "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu" (Yoh 12:32)



    Dalam pasal ini, Yohanes mengakhiri laporannya tentang pembukaan rahasia diri Yesus kepada bangsa Yahudi. Kerumunan orang yang sangat banyak masih mengikutiNya. Mereka telah mendengar peristiwa tentang dibangkitkannya Lazarus dari kematian. Sebagian orang sungguh-sungguh percaya akan hal itu, tetapi pemimpin-pemimpin bangsa menolaknya. Pada hari raya itu, Ia datang untuk beribadah di rumah ibadah Yerusalem, dimana Ia menyampaikan pengajaranNya yang terakhir kepada orang banyak. Di antara orang-orang yang beribadah itu, terdapat orang-orang yang latar belakang dan kebudayaannya sama sekali berbeda dari bangsa Yahudi.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat


    Yoh 12:20 Hari raya : Hari raya Paskah adalah hari raya utama bangsa Yahudi pada awal musim semi untuk memperingati pembebasan nenek moyang mereka dari perbudakan bangsa Mesir oleh Allah secara ajaib.
    Yoh 12:20 Beberapa orang Yunani : Orang-orang Kafir yang baru menganut agama. Mereka tertarik kepada agama yang beribadat kepada satu Allah dan berakhlak tinggi. Mereka kemudian mengikuti Iman Kepercayaan orang Yahudi, tetapi tidak menjalankan sunat, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menjadi penganut baru secara penuh.
    Yoh 12:21 Di sebut-sebutnya nama Filipus (sebuah nama Yunani) dan Betsaida (Sebuah kota dekat perkampungan orang Yunani) menunjukkan bahwa orang Yunani menghubungi dia sebagai orang yang bersimpati kepada orang-orang bukan Yahudi.
    Yoh 12:23 Telah tiba saatnya : Saat yang ditentukan Allah untuk kematian Yesus bagi dosa-dosa dunia. Bandingkanlah dengan Yoh 12:27,37; 13:1; dan Yoh 17:1.
    Yoh 12:24 Sesungguhnya : (Bahasa Yunani: amen, amen). Seringkali digunakan oleh Yesus untuk menekankan betapa pentingnya hal yang dikatakanNya.
    Yoh 12:30 Bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu: Dalam bahasa Semit, ungkapan ini lebih merupakan suatu perbandingan daripada suatu pertentangan yang tegas, yaitu "lebih banyak untuk kepentinganmu dari pada untuk kepentinganKu". Seperti dalam peristiwa pembaptisan Yesus dan peristiwa perubahan wajahNya, suara Allah juga merupakan jaminan pribadi bagiNya.
    Yoh 12:34 Anak Manusia : Lihatlah catatan mengenai Luk 9:58 dalam pelajaran 7.

    Orang Kafir Mencari Yesus (Yoh 12:20-22)

    1. Bacalah Yoh 12:20-36 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum ini (Yoh. 12:9-19) telah membuat suasana di Yerusalem menjadi amat hangat. Lihatlah Yoh 12:20-22. Setiap orang sedang membicarakan tentang Yesus. Dari wajah-wajah yang terlihat dalam adegan itu, wajah-wajah siapakah yang telah Anda kenal? Dan siapakah yang merupakan wajah-wajah baru?

      Jawab: __

      Sikap-sikap apakah yang dinyatakan terhadap Yesus? Buatlah ringkasan mengenai sikap-sikap tersebut, masing-masing dengan sepatah atau beberapa patah kata.

      Jawab: __

  185. Mengapa orang-orang Yunani datang ke pesta itu?

    Jawab: __

    Apakah yang ditunjukkan oleh Allah itu mengenai keinginan rohaniah mereka?

    Jawab: __

    Mengapa mereka ingin bertemu dengan Yesus? (Perhatikanlah keadaan di sekitarnya dan sikap orang-orang Yunani itu)

    Jawab: __

    Menurut Anda, mengapa mereka tidak mendatangi Yesus secara langsung?

    Jawab: __

  186. Mati Untuk Hidup (Yoh 12:23-26)

  187. Yohanes tidak menceritakan, apakah orang-orang Yunani itu pada akhirnya dapat bertemu dengan Yesus atau tidak. Tetapi, sebagai tanggapan atas permohonan mereka itu, pokok persoalan apakah yang dibicarakan oleh Yesus? (Lihatlah juga ayat-ayat 27,31-33)

    Jawab: __

  188. Apakah hubungan antara pokok persoalan itu dengan keinginan orang Yunani itu untuk bertemu dengan Yesus?

    Jawab: __

  189. Apakah prinsip rohaniah yang disampaikan Yesus melalui perumpamaan tentang tanaman?

    Jawab: __

    Apakah demostrasi yang nyata dari kebenaran yang terkandung dalam tiap-tiap kalimat pada ayat 24 dan 25?

    Jawab: __

  190. Dalam ayat 25 dan 26, kita melihat bagaimana Yesus secara khusus menerapkan prinsip "mati untuk hidup" itu pada pengikut-pengikutNya. Sebagai contoh, dengan berbuat hal-hal apakah Anda telah "mencintai nyawa Anda" dan akhirnya kehilangan nyawa Anda?

    Jawab: __

    Sebaliknya, dengan melakukan hal apakah Anda "tidak mencintai nyawa Anda" dan akhirnya dapat memeliharanya?

    Jawab: __

    Apakah "melayani" dan "mengikuti" merupakan kegiatan-kegiatan yang sama atau kegiatan-kegiatan yang terpisah? Jelaskan maksud Yesus.

    Jawab: __

    Perhatikanlah satu biji yang ditaburkan-hidup dan kematian Yesus -- dan hasil-hasilnya yang kekal dan universal. AjaranNya itu terasa demikian mustahil. Kita baru dapat memahaminya setelah melihat hidup, kematian dan kebangkitanNya sebagai satu kesatuan!

  191. Mati Untuk Menyelamatkan (Yoh 12:27-36)

  192. Bacalah Yoh 12:27-36. Bagaimanakah sikap Yesus dalam doa?

    Jawab: __

  193. Pilihan-pilihan apakah yang dihadapiNya, dan apakah akibat dari masing-masing pilihan itu?

    Jawab: __

    Bayangkanlah, betapa beratnya pergumulan Yesus. Hal apakah yang paling mengharukan Anda?

    Jawab: __

    Bagaimanah sifat hubungan antara Yesus dengan Bapa?

    Jawab: __

  194. Yesus telah menyinggung tentang kematianNya dalam tanggapanNya kepada orang-orang Yunani di dalam ayat-ayat 23-24 dan 27. Sekarang Ia menjelaskannya kepada orang banyak. Apakah yang dikatakannNya (secara eksplisit dan implisit) tentang kematianNya yang akan segera tiba (ayat 31-33)?

    Jawab: __

    Mengapa orang banyak itu tidak mengerti Dia?

    Jawab: __

  195. Apakah yang digambarkan Yohanes tentang orang banyak itu?

    Jawab: __

    Apakah yang ditambahkan Yesus pada gambaran tersebut (ayat 35 dan 36)?

    Jawab: __

  196. Renungan/Penerapan :

  197. Mengapa orang-orang yang Anda kenal tidak dapat memahami makna dari kematian Yesus bagi mereka sebagai pribadi? Atau maknanya bagi dunia?

    Jawab: __

  198. Bagaimanakah Yesus dapat dijadikan contoh bagi kita untuk tidak mencintai nyawa kita sehingga orang-orang lain juga dapat diselamatkan kematian dan kebangkitanNya?

    Jawab: __

  199. Yesus Bangkit Nyatakan Ketuhanan-Nya (Mat 28:1-20)


    Yesus mendekati mereka dan berkata: "KepadaKu telah diberikan segala kuasan di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." (Mat 28:19-20)



    Pemimpin-pemimpin Yahudi yang haus darah Yesus telah berhasil menggagalkan usaha setengah hati yang dilakukan oleh Gubernur Romawi untuk mencegah pelaksanaan hukuman matiNya. Dan di tengah-tengah penghinaan paling keji yang dilakukan oleh orang banyak, Yesus telah disalibkan. Sang gubernur kemudian mengijinkan Yusuf, orang kaya dari Arimatea yang secara diam-diam menjadi muridNya, untuk mengambil mayat Yesus dan membaringkannya di dalam kuburNya yang baru. Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah menjaga kubur tersebut secara istimewa, karena mereka kuatir murid-murid Yesus akan mencuri mayat itu dan kemudian mengatakan kepada rakyat bahwa Ia telah bangkit dari dunia orang mati. Hanya beberapa perempuan miskin yang meratapi Dia.



    Catatan Mengenai Ayat-ayat:


    Mat 28:1 Setelah hari sabat: Minggu pagi menjelang fajar.
    Mat 28:7 Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu : "Itulah yang harus kuberikan kepadamu."
    Mat 28:9 Memeluk kakiNya : cara orang Timur Tengah menyatakan hormat kepada raja atau keluarga raja.
    Mat 28:19 Jadikanlah murid : Jadikanlah murid-murid yang setia.

    Orang Percaya dan Orang Tidak Percaya (Mat 28:1-15)

    1. Betapa berbedanya reaksi orang terhadap suatu peristiwa! Bacalah dengan teliti tentang peristiwa kebangkitan itu pada ayat 1-15. Perhatikan dan catatlah semua orang yang terlibat di situ serta apa yang menjadi masing-masing pusat perhatian mereka? Perhatikan kedua wanita yang pergi menengok kubur itu. Perasaan-perasaan apakah yang menghinggapi mereka?
    2. Jawab: __

      Bukti-bukti apakah yang dapat mereka berikan kepada para murid, bahwa Yesus telah bangkit dari kematian?

      Jawab: __

    3. Galilea adalah kampung halaman murid-murid Yesus. Dapatkah Anda memperkirakan mengapa Yesus menunjuk tempat tersebut sebagai tempat untuk bertemu denganNya? (perhatikanlah Mat 26:32 )
    4. Jawab: __

      Bandingkanlah reaksi dan tindakan penjaga-penjaga itu dengan reaksi dan tindakan kedua wanita tersebut.

      Jawab: __

    5. Bagaimanakah penjelasan Anda mengenai perbedaan-perbedaan itu?
    6. Jawab: __

    7. Apakah dampak dari kebangkitan Yesus itu terhadap para penguasa? (Perhatikan Mat 27:62-66)
    8. Jawab: __

      Kembali ke Galilea (Mat 28:16-17)
    9. Perhatikanlah ayat 16-17. Sementara terjadi kepanikan di Yerusalem, Yesus secara diam-diam mengadakan pertemuan dengan muridNya di atas bukit di Galilea. Bagaimanakah tanggapan para murid yang berbeda-beda terhadap Yesus?

      Jawab: __

      Bagaimanakah penjelasan Anda mengenai tanggapan yang bermacam-macam itu?

      Jawab: __

      Seandainya Anda adalah salah seorang dari mereka, bagaimanakah reaksi Anda, merasa sangsi atau menyembah Dia! Jelaskanlah alasan Anda!

      Jawab: __

    10. Mengapa pertemuan itu demikian penting bagi Yesus dan murid-muridnya?
    11. Jawab: __

      Amanat Agung dari Yesus Kristus (Mat 28:18-20)

    12. Ayat 18-20 biasanya disebut sebagai "Amanat Agung". Menurut Anda, mengapa demikian?
    13. Jawab: __

      Dalam ayat 18, bagaimanakah sesungguhnya Tuhan Yesus meletakkan dasar untuk amanat itu sendiri?

      Jawab: __

      Seberapa jauhkah murid-murid itu memahami Amanat Agung tersebut : Apakah kira-kira yang menjadi pertanyaan mereka?

      Jawab: __

    14. Kajilah kembali ayat 19. Tata bahasa Yunani harus mempunyai satu perintah: "Jadikanlah murid". Semua kata kerja lainnya adalah kata kerja yang dimodifikasi. Tindakan-tindakan apakah yang harus dilakukan untuk menjadikan murid?
    15. Jawab: __

      Apakah ajaran-ajaran pokok dari Yesus yang harus kita bagikan dalam menjadikan murid?

      Jawab: __

    16. Pemikiran tentang persekutuan kita dengan Kristus dalam melaksanakan misiNya untuk dunia adalah membingungkan! Bagaimanakah caranya Tuhan Yesus turut serta dengan muridNya dalam melaksanakan tugas dunia itu?
    17. Jawab: __

      Apakah hubungan langsung antara kebangkitan Yesus dengan Amanat yang disampaikanNya kepada muridNya?

      Jawab: __

      Renungan/Penerapan

    18. Amanat Agung telah diberikan kepada murid-murid Yesus sebagai tubuh dari orang-orang percaya. Dalam Kisah Para Rasul, amanat tersebut dilaksanakan oleh suatu kelompok kerja. Tindakan apakah yang harus dilakukan oleh gereja atau persekutuan Anda untuk lebih mentaati Amanat Agung itu?
    19. Jawab: __

    20. Dapatkah Anda membayangkan bagaimana melaksanakan Amanat Agung itu bila Yesus tidak bangkit dari kematian? Mengapa hal itu akan merupakan suatu yang mustahil?
    21. Jawab: __

      Renungkanlah: Percaya kepada kebangkitan Kristus berarti taat kepada Amanat AgungNya.

      Jawab: __

    Para Rasul Dan Misi (Kisah 10:1-48)


    Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya." (Kisah 10:34-35)



    Kisah 1:1-9:43 secara gamblang menyoroti kelahiran dan penyebaran gerakan Kristen yang mula-mula di dunia, yang berlangsung sangat menakjubkan. Tetapi orang-orang Kristen Yahudi tetap percaya bahwa penyelematan Allah itu tidak diperuntukkan bagi orang bukan Yahudi yang dianggap lebih rendah. Mereka kurang memahami isi pernjanjian yang mula-mula maupun ulangan antara Allah dengan umatNya, dan juga kurang memahami amanat Yesus sendiri. Maka Allah harus melakukan sesuatu yang tegas dan jelas untuk mendorong mereka pergi kepada bangsa-bangsa lainnya di dunia, sebagaimana yang telah diperbuatNya terhadap Yunus. Jadi jelaslah, bahwa Kisah 10:1-48 ini adalah Pernjanjian Baru yang merupakan pasangan dari Kitab Yunus.



    Catatan Mengenai Ayat-ayat:


    Kisah 10:1 Kaisarea : Kota pelabuhan yang besar dan sangat indah, yang dibangun oleh penguasa Romawi sebagai markas besar mereka di Yudea.
    Kisah 10:1 Perwira . . . pasukan Italia : Seorang pemimpin regu tentara yang terdiri dari 100 orang yang dianggap sebagai tulang punggung tentara Roma; satu pasukan terdiri dari 10 regu.
    Kisah 10:2 Ia saleh : "Orang yang takut akan Allah"; seorang simpatisan yang tidak bersunat, jadi bukan merupakan pemeluk agama secara penuh : lihatlah catatan mengenai Yohanes.
    Kisah 12:20 Tentang orang Yunani dalam pelajaran 8.
    Kisah 10:5 Yope : Kota pelabuhan di Mediterania untuk Yerusalem yang terletak kira-kira 56 kilometer jauhnya dipedalaman ; sehari perjalanan dari Kaisarea.
    Kisah 10:9 Pukul duabelas : waktu tengah hari menurut perhitungan Yahudi ; waktu tetap untuk bersembahyang.
    Kisah 10:14 Haram dan yang tidak lahir : Dalam Mar 7:14 dan seterusnya, Yesus dengan tegas telah menghapuskan adat istiadat Yahudi mengenai soal makan yang didasarkan atas Imamat 11:1-47.
    Kisah 10:34 Tidak membedakan : Ini merupakan hal yang revolusioner bagi Petrus!
    Kisah 10:36 Kristus : Kata Yunani untuk "Mesias" (Ibrani) atau "Dia Yang Diurapi"
    Kisah 10:42 ditentukan . . . menjadi Hakim : Mungkin Petrus telah mempunyai visi dalam pikirannya tentang "Anak Manusia" sebagai hakim dalam Kitab Dan 7:9-14

    Kornelius : Orang Kafir yang Takut akan Allah ( Kisah 10:1-8; 22-24; 30-33 )

    1. Bacalah Kisah 10:1-48 sambil memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Dengan menunjuk kepada peristiwa itu sampai tiga kali, Lukas ingin menunjukkan hal itu sebagai suatu persimpangan jalan yang amat penting dalam sejarah umat manusia : Kisah pasal 10:1-48 merupakan kesaksiannya, sedangkan Kisah 11:1-18 merupakan pertanggungjawaban Petrus atas tindakan-tindakannya, dan Kisah pasal 15:1-41 merupakan kisah di mana Petrus menunjuk kepada peristiwa itu ketika ia berbicara di depan sidang majelis di Yerusalem. Dengan sekian banyak fakta yang dicatat Lukas, berikanlah suatu uraian singkat mengenai karakter Kornelius.
    2. Jawab: __

      Apakah tanda-tanda (yang nyata dan tersembunyi) yang menjadi petunjuk dari kerinduannya kepada Allah?

      Jawab: __

      Siapakah di antara teman-teman Anda yang sedang mencari Allah? Apakah alasan Anda menyatakan hal itu?

      Jawab: __

      Petrus : Utusan Injil Orang Yahudi (Kisah 10:9-29)

    3. Marilah kita perhatikan Petrus dalam Kisah 10:9-29 . Walaupun kebanyakan dari Anda orang-orang Kristen yang bukan bangsa Yahudi, cobalah Anda uraikan apa yang sedang dialami Petrus secara psikologis.
    4. Jawab: __

      Apakah yang Anda pelajari tentang Allah dari caraNya menghadapi Petrus dan prasangka-prasangkanya sebagai orang Yahudi?

      Jawab: __

      Mengapa Allah menggunakan cara yang begitu dramatis?

      Jawab: __

      Menjelaskan Injil (Kisah 10:34-43)

    5. Pelajarilah ringkasan dari khotbah Petrus dalam Kisah 10:34-43. Itulah yang menjadi intisari dari Injil. Dibandingkan dengan enam atau tujuh berita Injil lainnya yang terdapat dalam Kisah Para Rasul, bagian ini memuat fakta-fakta pokok paling lengkap mengenai Yesus dari Nazaret. Sebutkanlah fakta-fakta tersebut menurut urutan yang disampaikan Petrus kepada mereka!
    6. Jawab: __

      Mengapa tiap-tiap fakta tersebut mempunyai arti yang sangat penting pada saat kita menceritakan tentang Yesus Kristus kepada orang-orang yang bukan Kristen?

      Jawab: __

      Bangsa-bangsa Lain Juga (Kisah 10:44-48)

    7. Kisah 10:44-48 merupakan catatan Lukas yang kedua mengenai petobat-petobat baru yang menunjukkan tanda-tanda lahiriah dari Roh Kudus (Lihatlah juga Kisah 2:4; 19:6 ). Mengapa Allah berkenan memberikan karunia itu terutama dalam peristiwa tersebut?
    8. Jawab: __

      Apakah yang membuat takjub orang-orang Kristen Yahudi yang menyaksikan kejadian itu?

      Jawab: __

      Apakah kesimpulan yang diperoleh Petrus dari peristiwa itu?

      Jawab: __

      Renungan/Penerapan

    9. Petrus dan Yunus adalah wakil dari bangsa mereka. Allah menjadikan kisah mereka untuk mengajar kita sebagai gerejaNya, dan bukan sebagai individu belaka. Apakah persekutuan kita masih sempit dan terbatas dalam hal penginjilan dan missi keluar?
    10. Jawab: __

      Prinsip-prinsip khusus apakah tentang penginjilan yang terdapat dalam kisah ini, yang sepatutnya mendorong kita untuk bergerak keluar dengan lebih berani dan mendatangi orang-orang yang sedang mencari Allah di sekitar kita?

      Jawab: __

      Dalam minggu ini, dengan menggunakan ringkasan dari khotbah Petrus, jelaskanlah kepada seseorang yang mencari Allah fakta-fakta penting Yesus Kristus yang akan membantu menyadarkannya, mengapa Ia harus menjadi seorang Kristen.

      Jawab: __

    Kelompok Rasul Dalam Tindakan (Kisah 17:1-15; 1Tes 1:1-2:8)



    Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka
    menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar
    kota, sambil berteriak, katanya : "Orang-orang yang mengacaukan
    seluruh dunia telah datang juta ke mari." (Kisah 17:6)


    Paulus, Silas dan Timotius baru saja meninggalkan Filipi
    tempat sebuah gereja yang baru berdiri yang telah mengalami ujian
    dalam pertumbuhannya. Berjalan menuju ke arah barat daya, mereka tiba
    di Tesalonika. Ceritanya sederhana saja. Mereka mencari pokok-pokok
    dasar untuk pekerjaan pekabaran Injil. Surat pertama Paulus untuk
    jemaat di Tesalonika, ditulis setelah ia diusir dari kota itu, juga
    memberikan penjelasan mengenai hal itu.


    Catatan Mengenai Ayat-ayat:

    Kisah 17:1 Tesalonika : Sebuah pusat perdagangan antar bangsa di
    Makaedonia (Negeri Yunani bagian utara) yang terletak
    pada Jalan Raya Ignatia yang termasyhur. Menonjol
    sebagai sebuah pelabuhan yang baik sekali.
    Kisah 17:2 Tiga hari Sabat : Setiap hari Sabat selama tiga minggu berturut-turut.
    Kisah 17:3 Kristus : Lihatlah catatan mengenai Kisah 10:36 dalam pelajaran 10.
    Kisah 17:4 Orang Yunani yang takut kepada Allah : Orang Kafir "yang takut akan Allah" yang mengikuti ibadat cara Yudaisme, tetapi tidak menjadi penganut secara penuh. Lihatlah catatan mengenai Yoh 12:20 dalam pelajaran 8 dan mengenai Kisah 10:2 dalam pelajaran 10.
    Kisah 17:5 Yason : Rupanya seorang petobat baru dan Paulus menginap dirumahnya.
    Kisah 17:10 Berea : Sebuah kota makmur yang terletak 88 kilometer
    di sebelah barat daya Tesalonika.

    Strategi Penginjilan (Kisah 17:1-15)

    1. Studi perbandingan mengenai penginjilan di Tesalonika dan Berea
      dapat diperluas sehingga mencakup juga kota-kota dan
      daerah-daerah lainnya yang disebutkan di dalam kitab Kisah Para
      Rasul. Pada dasarnya, rasul-rasul itu menginjili mereka sendiri,
      yaitu Kerajaan Romawi dalam satu generasi selama 33 tahun.
      Tesalonika dan Berea menggambarkan pekerjaan penginjilan mereka.
      Sebelumnya, bacalah Kisah 17:1-15 untuk memeriksa dan
      membandingkan ayat-ayat di atas. Di kedua kota tersebut, tempat
      apakah yang pertama-tama di datangi Paulus dan rekan-rekannya?
    2. Jawab: __

      Mengapa hal ini menjadi strategi yang masuk akal?

      Jawab: __

      Persamaan-persamaan apa lagi yang dapat terlihat pada cara-cara
      yang digunakan Paulus serta rekan-rekannya dalam menginjili
      Tesalonika dan Berea?

      Jawab: __

      Penekanan apakah yang ditunjukkan oleh persamaan-persamaan
      tersebut dalam hal mengabarkan Injil?

      Jawab: __

      Perbedaan apakah yang Anda lihat?

      Jawab: __

      Bagaimanakah penjelasan Anda mengenai perbedaan-perbedaan
      tersebut?

      Jawab: __

    3. Hampir semua kota, misalnya antara lain Tesalonika, yang diinjili
      Paulus dan rasul-rasul lainnya ialah kota-kota besar yang
      terletak pada sebuah jalan raya atau pelabuhan. Pelajaran apa
      lagi yang dapat kita tarik dari hal tersebut mengenai strategi
      penginjilan?
    4. Jawab: __

      Berita Penginjilan (Kisah 17:1-9)

    5. Hal-hal apakah mengenai "Kristus" yang ditekankan Paulus kepada
      orang-orang Tesalonika?
    6. Jawab: __

      Mengapa hal itu perlu dilakukannya?

      Jawab: __

      Metode Penginjilan (Kisah 17:1-15; 1Tes 1:1-2:8)

    7. Sebutkanlah kata-kata kerja yang melukiskan berbagai cara yang
      digunakan oleh para pekabar Injil itu dalam menyajikan
      pemberitaan mereka (Kisah 17:-3,11)!
    8. Jawab: __

      Bagaimanakah kegiatan-kegiatan rohaniah itu dihubungkan dengan
      fakta, bahwa beberapa orang dari mereka "menjadi yakin (ayat 4)
      dan menjadi percaya" (ayat 12)?

      Jawab: __

      Apakah adu debat dan akal budi dapat turut berperan dalam membawa
      seseorang kepada Kristus? Mengapa ya dan mengapa tidak?

      Jawab: __

    9. Bacalah 1Tes 1:1-2:8. Apa lagi yang dikatakan oleh
      Paulus mengenai cara ia membawa diri di antara orang-orang
      Tesalonika?
    10. Jawab: __

      Pada bagian manakah teladan dan pengajaran Paulus menunjukkan
      dengan jelas masalah-masalah yang Anda hadapi dalam penginjilan?

      Jawab: __

      Mengapa Anda menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut?

      Jawab: __

      Disiplin-disiplin pribadi apakah yang perlu Anda tegakkan guna
      mengatasi kesulitan-kesulitan itu? (Lihatlah juga 1 Tes 1:4-5; 2:1-8)

      Jawab: __

      Hasil Penginjilan (Kisah 17:1-15; 1Tes 1:6-10)

    11. Menurut Kisah 17:1-34 itu, orang-orang macam apakah
      yang menerima baik berita Injil?
    12. Jawab: __

      Mengapa Lukas menyediakan waktu untuk menulis catatan tentang
      mereka?

      Jawab: __

    13. Bagaimanakah pertobatan yang begitu banyak dihasilkan dan
      penganiayaan yang berulang kali dialami oleh para rasul itu
      menunjukkan betapa efektifnya penginjilan mereka?
    14. Jawab: __

      Menurut Anda, hal-hal apakah yang mulai dipelajari oleh Yason dan
      teman-temannya yang baru bertobat itu tentang mengikuti Yesus
      Kristus? (Lihatlah juga 1 Tes 1:6-10)

      Jawab: __

    15. Sejauh manakah Anda bersedia menderita bagi Yesus dalam merintis
      penginjilan?
    16. Jawab: __

      Bagaimanakah Anda dapat terpanggil untuk menderita di dalam
      situasi Anda sekarang?

      Jawab: __


      Lanjutan Penginjilan (Kisah 17:1-15; 1Tes 1:1-10)

    17. Masalah-masalah apakah yang dihadapi oleh orang-orang Kristen
      baru itu, sebagaimana yang dilukiskan atau disyaratkan di dalam
      Kisah 17:4-9, 13-15 dan 1Tes1:6-10?
    18. Jawab: __

      Dengan cara-cara khusus apakah Paulus membantu mereka terus
      bertumbuh, sebagaimana yang dibahas di dalam Kisah 17:9-10,14-15
      dan 1Tes 1:1-3,6-10?

      Jawab: __

      Renungan/Penerapan

    19. Bagian-bagian manakah dari pekerjaan penginjilan para rasul itu
      yang langsung dapat Anda terapkan dalam menginjili kampus atau
      lingkungan Anda?

      Dan bagian manakah yang hanya dapat diterapkan secara tidak
      langsung? Berilah penjelasan!
    20. Jawab: __

    21. Mengapa penting menghasilkan penginjil-penginjil sekaliber para
      rasul?
    22. Jawab: __

    Kembalinya Sang Raja (Wah 21:1-8; 22:6-21)


    "Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman : "Ya, Aku datang segera!" Amin Datanglah, Tuhan Yesus!" (Wah 22:20)


    Yohanes telah dibuang ke pulau Patmos di Laut Aegia oleh karena imannya. Tetapi Allah masih terus menerus berbicara kepada gereja-gerejaNya melalui pelayananNya yang setia itu. Dalam kedudukanNya sebagai Raja Agung Yang Kekal, Yesus Kristus menampakkan rangkaian peristiwa sejarah yang terjadi sampai dengan terwujudnya kerajaanNya yang baru. Pada visi yang terakhir, Yohanes melihat suatu pemandangan alam pada masa akhir sejarah yang sangat indah, ketika langit serta bumi yang lama berlalu dan langit serta bumi yang baru tercipta. Itulah tujuan Allah yang terakhir untuk manusia yang telah diselamatkan.

    Tentu saja Yohanes menggunakan bahasa manusia untuk melukiskan atau menceritakan kenyataan-kenyataan rohaniah itu, karena hanya bahasa manusialah yang dapat kita mengerti ! Jadi, tafsirkanlah uraian-uraian yang bersifat jasmaniah itu sebagai simbol-simbol saja, dengan mengingat bahwa realitas rohaniah selalu lebih besar daripada simbolnya.

    Catatan Mengenai Ayat-ayat:


    Wah 21:2 Kota yang kudus, Yerusalem yang baru : Gereja; menyatakan kelangsungan hidup jemaat di antara orang-orang percaya dari Perjanjian Lama dan Baru. Perhatikanlah Wah 21:10-14; 22:14.
    Wah 21:2 Pengantin perempuan : Gereja, tubuh Kristus. Perhatikan Wah 22:17.
    Wah 21:6 Alfa dan Omega : Huruf-huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani; sebutan yang dikenakan pada Yesus Kristus sebagai Yang mengawali dan mengakhiri segala sesuatu. Lihatlah juga Wah 1:8,17; 2:2,8; 22:13.
    Wah 21:8 Kematian yang kedua : Terpisah selamanya dari Allah. Lihatlah Mat 25:41,46.
    Wah 22:14 Mereka yang membasuh jubahnya : mereka yang memandang (Wah 6:11 dan 21:7).
    Wah 22:14 Pohon-pohon kehidupan : Lihatlah Kej 2:9; 3:22-24; Wahyu 22:2.
    Wah 22:16 Tunas, ............keturunan Daud : Penggenapan dari Yes 11:1 Lihatlah pelajaran 4.
    Wah 22:16 Bintang timur yang gilang gemilang : Lambang dari suatu hari yang baru.
    Wah 22:19 Kitab nubuat ini : Kitab Wahyu kepada Yohanes.

    Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru (Wah 21:1-8)


    1. Bacalah Wah 21:1-8 untuk memeriksa dan membandingkan catatan-catatan di atas. Pengulangan suatu gambaran atau bagian kalimat menunjukkan pentingnya gambaran atau bagian kalimat tersebut. Catatlah istilah-istilah yang disebutkan berulang kali mengenai ide-ide yang serupa yang Anda jumpai dalam bacaan itu.
    2. Jawab: __

      Bagaimanakah hubungan antara Allah dengan manusia di dalam dunia yang baru itu?

      Jawab: __

    3. Dalam gambaran yang amat jelas mengenai dunia baru itu, kita dapat melihat maksud Allah telah terpenuhi untuk manusia. Sebutkanlah gambaran-gambaran yang berbeda tentang Allah yang Anda lihat!
    4. Jawab: __

      Bagaimanakah perbedaan antara dunia baru itu dengan dunia dimana kita hidup sekarang?

      Jawab: __

    5. Kalimat-kalimat manakah yang menggambarkan orang-orang yang memenuhi syarat untuk kehidupan kekal di dalam duniaNya yang baru?
    6. Jawab: __

      Apakah kalimat-kalimat itu menggambarkan tentang diri Anda sendiri? Jika demikian jelaskanlah?

      Jawab: __

      Siapakah yang tidak memenuhi syarat? Apa alasannya?

      Jawab: __

      Aku Datang Segera (Wah 22:6-15,20)

    7. Apakah yang dapat kita pelajari tentang Tuhan Yesus dari ayat-ayat Wahy 22:6-15,20?
    8. Jawab: __

      Fakta apakah yang menonjol tentang Yesus Kristus yang disebutkan berulang kali di dalam bacaan itu?

      Jawab: __

      Subjek-subjek apakah yang dihubungkan dengan masing-masing sebutan dari fakta tersebut?

      Jawab: __

      Bagaimanakah seharusnya pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali mempengaruhi kehidupan Anda secara pribadi?

      Jawab: __

      Datanglah, Tuhan Yesus! (Wah 22:16-21)

    9. Di samping dua pokok utama mengenai saat kedatangan kembali Tuhan kita yang sudah dekat dan pengertian-pengertian morilnya bagi umatNya, masih ada pokok ketiga seperti yang dapat kita lihat pada ayat-ayat Wah 22:16-21. Sebutkan pokok tersebut, yang uraiannya dimulai pada ayat-ayat 6-7, lalu dilanjutkan dengan ayat-ayat 9-10 dan akhirnya mencapai pada ayat-ayat 18-19!
    10. Jawab: __

      Mengapa Tuhan sendiri begitu menekankan hal tersebut?

      Jawab: __

    11. Bila Tuhan kita telah demikian menekankan kepastian dari nubuat-nubuatNya, bukankah orang-orang percaya juga melihat penggenapanNya? Perhatikan ayat-ayat 17-19. Siapakah yang secara bersama-sama mendesak Tuhan Yesus untuk datang kembali ke bumi?
    12. Jawab: __

      Siapa lagi yang diajak untuk bersama-sama memohon kedatanganNya?

      Jawab: __

    13. Sebutkanlah beberapa kebenaran penting tentang Tuhan Yesus dan kerajaanNya serta diri Anda sendiri selama mempelajari rangkaian pelajaran ini!
    14. Jawab: __

      Apakah kebenaran-kebenaran itu telah menguasai diri Anda, sehingga tidak sabar lagi Andapun dapat berkata seperti Yohanes : "Datanglah, Tuhan Yesus"?

      Jawab: __

      Renungan/Penerapan

    15. Bagaimanakah gereja masa kini mungkin juga melakukan kesalahan dengan menambahkan atau mengurangi sesuatu dari nubuat yang terdapat di dalam kitab Wahyu?
    16. Jawab: __

    17. Tumpangkanlah gambaran yang kita lihat pada Yes 11:1-16 (pelajaran 4) diatas gambaran yang terdapat pada ayat-ayat Wah 21:3-7. Dengan melihat hal itu, bagaimanakah sambutan Anda terhadap sang Raja Dunia Baru?
    18. Jawab: __

    19. Apakah yang selanjutnya masih harus dilakukan gereja sebelum pengantin laki-lakinya, Tuhan Yesus, datang kembali? Bagaimanakah seharusnya gereja mempersiapkan diri?
    20. Jawab: __

    Hak Cipta

    JUDUL : Misi Allah bagi Dunia
    PENULIS : Ada dan Ginny Lum
    COPYRIGHT : PERKANTAS
    DIPROSES OLEH : Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

    DESKRIPSI :
    Buku yang berisi bahan PA ini bertujuan untuk menolong setiap orang Kristen yang telah mengalami keselamatan menyadari panggilan dan tugasnya di tengah-tengah dunia ini, yaitu untuk memberitakan kabar sukacita kepada seluruh bangsa.

    PERHATIAN!!!
    Pemegang Hak Cipta utama bahan ini adalah Persekutuan Kristen Antar Universitas. YLSA memproses teks bahan ini ke dalam VERSI ELEKTRONIK untuk digunakan dalam program SABDA/OLB. Pengguna program SABDA dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian ataupun seluruh teks bahan ini dalam bentuk dan cara apapun juga untuk tujuan komersil tanpa ijin tertulis dari pemegang Hak Cipta bahan ini.

    - YLSA -

    DUA BELAS BAHAN PA

    MISI ALLAH BAGI DUNIA

    Oleh:
    Ada dan Ginny Lum

    PERKANTAS
    (Persekutuan Kristen Antar Universitas)
    Jl. Kramat VII/29 Jakarta 10430
    PO BOX 2912 Jakarta 10001

    Buku asli diterbitkan Inter-Varsity Press
    dengan judul "World Mission" yang ditulis Ada & Ginny Lum

    © 1976 by Inter-Varsity Christian Fellowship of the USA Diterbitkan oleh Perkantas dengan ijin Ada & Ginny Lum
    Penerjemah: Tim Literatur Perkantas

    Dilarang mengutip dan memperbanyak atau menyalin isi buku ini, baik secara menyeluruh maupun dengan sebagian dengan mencetak, fotocopy, dll. tanpa seijin Perkantas

    Cetakan II: 1992

    Desain sampul: Yahya Ramali

    Para Pengubah Dunia

    Bahan PA Para Pengubah Dunia

    Ucapan Terima kasih!

    Para penulis berhutang budi kepada THEREFORE GO ("Karena itu pergilah." /TB #Matius 28:19*), oleh InterVarsity Press, 1949, sebagai bentuk dasar terhadap gagasan-gagasan yang terdapat di dalam buku penuntun ini. Ucapan terima kasih yang sama diberikan kepada Don Richardson, penulis ETERNITY IN THEIR HEARTS (Regal Books, Ventura, CA; 1981) atas penekanan khusus yang diberikan terhadap materi-materi yang terdapat di dalamnya, dan kepada Dr. Jack Layman untuk bimbingannya yang penuh pengalaman atas seluruh proyek ini.

    Tentang Penulis

    STEPHEN L. RICHARDSON hidup dan dibesarkan di antara suku Sawi di Irian Jaya, Indonesia. Kisah tentang terobosan Injil di antara suku Sawi telah diceritakan di dalam buku PEACE CHILD (Anak Perdamaian). Stephen meraih gelar Master of Arts dari Columbia Biblical Seminary, Amerika Serikat. Ia dan keluarganya telah bertahun-tahun menetap di Indonesia.

    Untuk mendapatkan buku PARA PENGUBAH DUNIA serta informasi mengenai misi-misi lainnya yang berhubungan dengan judul di atas, hubungi:

    Yayasan Segala Bangsa
    Kotak Pos 1792
    Bandung 40017
    Indonesia

    Pendahuluan Menuju Sasaran, Bersiap Dan Pergi!

    Buku ini disusun dengan tujuan untuk menolong anda menemukan kehendak Tuhan bagi kehidupan anda. Apa yang dikatakan Alkitab tentang misi dunia? Apakah perlu memberitakan Injil ke seluruh dunia? Bagaimanakah saya dapat menjadi bagian dari rencana Allah untuk memenuhi kebutuhan dunia ini yang tidak mengenal Kristus? Buku penuntun ini akan menolong anda menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut dan juga pertanyaan-pertanyaan lainnya.

    Para Pembaharu Dunia Allah disusun bukan hanya untuk orang-orang yang menaruh perhatian secara khusus terhadap misi, melainkan untuk semua orang Kristen pada umumnya.

    Metode Belajar
    Langkah pertama yang harus anda ambil adalah percaya bahwa Roh Kudus akan mengajar anda (baca Yohanes 16:13). Mintalah pertolongan-Nya dan berdoalah sebelum anda memulai setiap pelajaran. Kemudian masuklah ke dalam firman Allah dengan hati dan pikiran yang terbuka. Kunci keberhasilan anda dalam belajar adalah ketaatan. Tetapkan di hati anda sebelum anda memulai setiap pelajaran bahwa anda akan menaati apapun juga yang diajarkan Tuhan kepada anda.

    Buku Pegangan Anda Para Pengubah Dunia Allah bukan merupakan suatu buku pegangan. Buku pegangan anda adalah Alkitab, yaitu firman Tuhan. Buku penuntun ini adalah sebuah buku kerja yang sederhana untuk membimbing anda di dalam pelajaran anda, supaya anda dapat menemu-kan sendiri apa yang diajarkan Alkitab tentang misi dan mendorong anda untuk melakukan langkah selanjutnya dan mempelajarinya dengan lebih mendalam secara pribadi. Bagian terpenting dalam proses belajar ini adalah ketika saudara membukanya, membacanya, merenungkan ayat-ayatnya, dan memberikan tanggapan terhadap ayat-ayat Alkitab dalam setiap halamannya.

    Penggunaan Materi
    Materi-materi yang telah disusun dapat digunakan baik secara pribadi ataupun dalam kelompok. Agar diskusi kelompok dapat berjalan lancar sebaiknya setiap anggota harus mempelajari bagian-bagian yang akan dibahas sebelumnya secara pribadi. Jika anggota-anggotanya tidak siap maka akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pelajaran. Bacalah dengan teliti bagian Alkitab yang sudah ditentukan, mungkin menjadi bagian dari renungan ibadah anda secara pribadi. Kemudian bekerjalah melalui pelajaran itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan dari daftar ayat-ayat Alkitab yang menjadi referensi dan tulislah jawaban anda di tempat yang telah disediakan. Seringkali ayat-ayat tambahan diberikan untuk menolong anda mempelajari lebih mendalam lagi. Jika tempat yang tersedia tidak cukup, atau anda mengharapkan untuk menggunakan kembali buku itu, anda dapat mencatat pikiran-pikiran anda di dalam buku catatan yang terpisah.

    Cara Membimbing Kelompok
    Pembimbing atau ketua kelompok sebaiknya adalah seorang yang telah matang dalam persiapannya. Jawablah setiap pertanyaan dengan seksama sesuai dengan ayat-ayat Alkitab yang telah ditentukan. Libatkanlah setiap orang dalam kelompok anda ketika anda membahas materi ini. Bersiaplah untuk menjawab setiap pertanyaan mereka. Gunakanlah waktu yang telah ditentukan dengan efektif. Usahakanlah segala sesuatunya berjalan lancar untuk menyelesaikan setiap materi di dalam setiap bab sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Berdoalah dengan singkat sebelum memulai setiap pelajaran. Libatkanlah setiap anggota kelompok anda dalam pembacaan ayat-ayat yang menjadi referensi di dalam Alkitab, dan doronglah setiap anggota untuk melibatkan diri di dalam diskusi. Ingatlah tugas anda di sana untuk membimbing, bukan memberikan semua jawaban. Jagalah agar diskusi tidak menyimpang. Tujuan dari pelajaran ini adalah memberikan dasar-dasar di dalam Alkitab tentang misi dan adalah hal yang tidak bijaksana apabila mengabaikan bagian-bagian tertentu di dalam pelajaran yang dibahas karena anda telah menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Pekalah terhadap bimbingan Roh Kudus di dalam kelompok anda. Akhirilah diskusi kelompok dengan memberikan waktu kepada setiap anggota membagi pengalaman mereka mengenai bagaimana materi-materi yang dipelajari, apakah telah mengubah hidup mereka. Kemudian berdoalah supaya Tuhan menolong mereka untuk dapat mengerti dan memberikan tanggapan kepada kebenaran-kebenaran yang ada di dalamnya.

    Persiapan


    • Bacaan: Kejadian 1:24 - 28; 2:7-9, 15-23; 3:1-12, 21-24
    • Peringatan: Sekarang anda akan memulai petualangan di dalam belajar yang dapat mengubah gaya hidup anda! Anda akan menghadapi beberapa pokok pertanyaan yang paling mendalam yang orang percaya dapat tanyakan. Anda tidak akan diberikan ulasan dari jawaban-jawaban itu, tetapi anda akan didorong untuk menyelidiki Alkitab secara pribadi. Siapkah anda!

    1. Agar dapat memahami gambaran yang besar tentang apa yang Tuhan kerjakan di dunia saat ini dan bagaimana anda dapat masuk dalam rencana tersebut maka kita harus mulai dari Kitab Kejadian, yaitu kitab "permulaan". Saat ini banyak ajaran yang menyatakan bahwa manusia adalah kemajuan yang tinggi dari suatu "bentuk kehidupan" yang sederhana dan hanya sedikit berbeda dengan hewan. Bagaimana pendapat ini menurut pandangan Alkitab? Mazmur 8:3-8
      Jawab: __

    Apakah sesungguhnya yang membedakan antara manusia dengan hewan, komputer, dan segala ciptaan yang lainnya? Kejadian 1:26-27
    Jawab: __

    Tuliskan beberapa alasan penting mengapa anda percaya bahwa Allah memilih untuk menciptakan manusia itu secara istimewa?
    Jawab: __

    Dengan cara bagaimanakah Allah menunjukkan kasih-Nya terhadap manusia? Kejadian 2:8, 16-19; 3:9
    Jawab: __

    Apakah perintah-perintah penting yang Allah berikan kepada Adam dan Hawa? Mengapa? Kejadian 2:16-17
    Jawab: __

  200. Jelaskan tragedi yang terjadi di dalam Kejadian 3 yang mengubah se-jarah? Kejadian 3:1-11
    Jawab: __
  201. Apakah akibat dari ketidaktaatan Adam dan Hawa terhadap hubungan mereka dengan Allah? Kejadian 3:8-10, 22-24

    Jawab: __

    ... terhadap hubungan mereka berdua? Kejadian 3:11-12; 4:8
    Jawab: __

    ... terhadap hubungan mereka dengan dunia di mana mereka hidup? Kejadian 3:17-19; Roma 8:20-22
    Jawab: __

    ... terhadap hubungan mereka dengan keturunan mereka? Roma 5:12,14; 1 Korintus 15:22a*
    Jawab: __

    Apakah akibat yang paling utama dari dosa? Kapankah hal tersebut mulai? Kejadian 2:17; Yesaya 59:2; Roma 5:12b; 6:23a; Efesus 2:1
    Jawab: __

    Bagaimana anda telah mengalami akibat dari dosa itu di dalam kehidupan anda pribadi?
    Jawab: __

  202. Alkitab adalah tujuan dan rencana Allah untuk membawa manusia kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Dia. Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah menyediakan hanya satu jalan bagi manusia untuk menghindar dari hukuman akibat dosa. Apakah jalan untuk menghindar hukuman tersebut? Roma 3:21-25; 5:8-10; 6:23
    Jawab: __
  203. Apakah anda akan menanggung hukuman yang kekal akibat dosa anda? Jika tidak, mengapa?
    Jawab: __

    Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa setiap orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhannya dan percaya bahwa hanya Dialah sumber keselamatan, akan dibawa kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah. Pasti tidak ada kabar yang lebih baik dari pada ini. Bagaimanakah kabar baik tersebut telah mengubahkan kehidupan anda?
    Jawab: __

  204. Apakah yang akan terjadi terhadap orang-orang yang belum mendengar kabar baik tentang keselamatan melalui Anak Allah, Yesus Kristus? Roma 1:18-20; 2:12; 10:12-14
    Jawab: __
  205. Apakah Allah menginginkan supaya karya keselamatan-Nya diperoleh setiap orang? Matius 9:36-38; 28:19; Yohanes 3:16; 20:21. Adakah anda mempedulikan hal ini?
    Jawab: __

    Kesimpulan:
    Allah telah menciptakan manusia secara unik supaya ia boleh menikmati persekutuan sempurna dengan manusia. Hubungan ini telah dirusak oleh dosa, tetapi Allah telah menyediakan satu jalan agar kita dapat mengenal-Nya kembali sekali lagi. Maka kabar baik ini harus diberitakan ke seluruh dunia. *Tanda "a" atau "b" yang terdapat setelah sebuah ayat menjelaskan secara khusus bagian pertama atau bagian kedua dari ayat itu.

    Para Pelopor Dari Perjanjian

    Bacaan : Kejadian 12:1-5

    Pada pelajaran yang lalu kita telah mempelajari bahwa hubungan yang sempurna antara manusia dan Allah telah terputus akibat dosa pemberontakan manusia itu sendiri. Bagaimanapun juga sejak 4000 tahun yang lalu Allah telah bekerja melakukan rencana-rencana yang indah untuk membawa manusia kembali kepada-Nya.

    Segera pada suatu hari nanti apabila segala sesuatunya digenapi, sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung jumlahnya akan berdiri di hadapan tahta Allah. Mereka adalah orang-orang yang telah diselamatkan. "...dari setiap bangsa, suku, kaum dan bahasa." Wahyu 7:9.

    Ketika Allah untuk pertama kali menyatakan rencana-Nya, Ia memulai-Nya dengan yang sangat kecil. Kenyataannya, Ia memulai berbicara hanya kepada satu orang saja, yaitu Abraham.

    1. Apakah yang diperintahkan Allah kepada Abraham? Kejadian 12:1
      Jawab: __
    2. Apakah yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham ? Kejadian 12:2,3a
      Jawab: __

      Apakah yang dijanjikan Allah melalui Abraham untuk setiap kaum, dan suku dibumi ini?
      (Suku adalah satu kelompok yang mempunyai kebudayaan yang sama dan menganggap diri sebagai suatu masyarakat yang berbeda dari orang-orang dari kelompok lainnya). Kejadian 12:3b
      Jawab: __

      Apa sajakah yang termasuk didalam berkat tersebut? Kisah 3:25-26; Galatia 3:8,9,14
      Jawab: __

    3. Keuntungan datang disertai dengan tanggung jawab. Misalnya, dengan mendapat keuntungan untuk memiliki surat ijin mengemudi, maka pengemudi disertai juga dengan tanggung jawab supaya mengemudi dengan hati-hati, selamat dan menaati semua peraturan.
      Allah telah berjanji akan memberkati Abraham, sebaliknya apakah yang menjadi tanggung jawab Abraham? Kejadian 12:1-4; 22:16,17
      Jawab: __
    4. Bagaimanakah ketaatan Abraham dapat berpengaruh terhadap orang lain? Kejadian 12:2,3 ; 22:17,18
      Jawab: __

      Bukalah kembali Kejadian pasal 10. Perhatikanlah dalam kelompok-kelompok yang berbeda yang terdapat pada Daftar bangsa-bangsa. Sebenarnya terdapat tidak kurang dari empat puluh nama suku di dalam kitab Kejadian saja! Mengapakah hal ini ditekankan?
      Jawab: __

    5. Apakah Abraham memenuhi tanggung jawabnya untuk menjadi berkat bagi orang lain ketika dia tiba di Mesir? Kejadian 12:18-20
      Jawab: __
    6. Kita dapat melihat bahwa Abraham masih harus belajar lebih banyak lagi. Allah tetap setia dalam mempersiapkan dirinya. Dapatkah anda melihat bahwa Abraham masih belajar untuk menjadi pembawa berkat ketika dia mendoakan kota Sodom dan Gomora? Kejadian 18:16-33
      Jawab: __

    Pentingnya arti perjanjian yang diadakan Allah dengan Abraham dalam Kejadian 12:2,3 tidaklah dapat dilebih- lebihkan. Allah mengulangi kembali janji tersebut kepada Abraham sebanyak dua kali lagi dan kemudian kepada Isak dan Yakub. Hal tersebut merupakan. Rencana Kerja Allah untuk segala jaman! Rencana Allah ialah untuk memberi keselamatan kepada umat pilihan-Nya, supaya mereka juga memberitakan Injil keselamatan itu kepada segala bangsa di bumi! (Perhatikanlah : Kejadian 18:18; 22:17,18; 26:3,4; 28:13,14; Baca juga Ibrani 6:13-18; Mazmur 105:6-10)

    Tantangan:
    Jika anda telah menerima keselamatan itu secara cuma-cuma melalui Yesus Kristus, berarti anda juga telah mendapat keuntungan dari ketaatan Abraham, anda juga telah menerima suatu tanggung jawab seperti halnya Abraham. Apakah tanggung jawab anda kepada Allah? Kepada orang lain ? Kepada segala suku bangsa di bumi?


    Suku Bangsa Yang Mempunyai Tujuan

    Bacaan: Keluaran 19:1-8; 1Petrus 2:9-12

    Banyak orang Kristen yang masih beranggapan bahwa misi baru dimulai dalam Perjanjian Baru. Apakah anda mulai menyadari bahwa pendapat tersebut tidaklah tepat? Kenyataannya misi adalah inti isi hati Allah dan Rencana Allah di dalam sejarah. Alasan Allah memilih Abraham supaya Dia dapat memakai Abraham dan keturunannya untuk membawa segenap manusia di dunia ini kembali kepada-Nya.
    Sekarang kita akan melihat bagaimana Allah meneruskan rencana-Nya bagi semua bangsa melalui keturunan Abraham yaitu orang-orang Israel.

    1. Kepada bangsa apakah Yusuf, yaitu cicit Abraham, menjadi pembawa berkat? Dengan cara bagaimanakah ia menolong mereka? Kejadian 41:41,56-57
      Jawab: __

    Apakah melalui Yusuf orang-orang Mesir mengetahui tentang Allah?
    Jawab: __

    Lebih dari 400 tahun berlalu, dan bangsa Israel menjadi sangat banyak jumlahnya. Allah telah memenuhi janji-Nya untuk menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar. Tetapi apakah yang terjadi kepada bangsa Israel selama bertahun-tahun kemudian ketika mereka hidup di Mesir? Keluaran 1:6-14
    Jawab: __

    Mengapa Allah membiarkan hal ini terjadi? Keluaran 6:6-8; 7:5; Mazmur 105:42-43; 135:5,8-9
    Jawab: __

    Ketika Allah menurunkan tulah atas Mesir dan menyelamatkan Israel, Ia mempunyai dua maskud yang penting. Apakah kedua maksud itu?

    1. Keluaran 6:7
      Jawab: __

    2. Keluaran 7:5; 9:14,16; 10:2; 14:18; 15:14-18
      Jawab: __
  206. Apakah fungsi Israel sebagai suatu bangsa? Keluaran 19:3-8
    Jawab: __
  207. Imam adalah seorang yang menjadi perantara antara manusia dan Allah. Jadi apakah yang dimaksud dengan Kerajaan Para Imam?
    Jawab: __

    Bacalah kesaksian tentang seorang asing (siapakah Yitro?) yang belajar dari hal-hal yang telah dilakukan Allah bagi Israel. Keluaran 18:1, 8-12
    Jawab: __

  208. Apakah bangsa Israel menyadari akan perhatian yang juga diberikan Allah kepada bangsa-bangsa di sekitar mereka? Jika anda membaca kitab Mazmur anda akan melihat bahwa kitab tersebut mencerminkan kesadaran penuh akan kasih Allah terhadap dunia ini. Sebagian besar dari kitab Mazmur merupakan nyanyian-nyanyian pujian akan kasih Allah yang sering dinyanyikan orang. Bacalah Mazmur 67 sebagai sebuah contoh nyanyian pujian tersebut.
    Jawab: __
  209. Persamaan apakah yang dapat anda lihat antara Mazmur 67:1,2 dengan janji Allah kepada Abraham yang terdapat didalam kitab Kejadian 12:2,3? Sebutkan dua hal yang ditekankan?
    Jawab: __

  210. Jelaskan bagaimana orang-orang berikut ini menjadi berkat bagi orang-orang yang bukan Yahudi (asing), sehingga dengan demikian memper-lihatkan pengertian mereka tentang kasih Allah terhadap dunia ini :

    Salomo (1Raja 8:22-23, 41-43, 59-60)
    Jawab: __

    Yunus (Yunus 3; 4:2-3, 10-11)
    Jawab: __

    Elia (1Raja 17; Lukas 4:24-26)
    Jawab: __

    Elisa (2Raja 5; Lukas 4:27)
    Jawab: __

    Daniel (Daniel 2:46-47; 3:28-29; 4:27,34-37; 6:25-27)
    Jawab: __

    Sayangnya, Israel sering berontak melawan Allah. Oleh karena itu Allah terpaksa berhenti memberkati umat pilihan- Nya. Pemberontakan tersebut juga mengakibatkan kegagalan Israel untuk menjadi saksi yang baik dan untuk menjadi sumber berkat kepada bangsa lain. Tetapi rencana Allah belum berakhir. Ia berfirman melalui para nabi bahwa Ia akan melakukan sesuatu yang baru dan bahkan sesuatu yang lebih indah. Tahukah anda apa yang dimaksud?
    Jawab: __

    Pertanyaan:
    Bagaimanakah kita sebagai umat Allah dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hal yang terbaik dari Allah?


  211. Juruselamat Bagi Segala Suku Bangsa Bagian Pertama: Kehidupan Yang Dijalani Yesus

    Bacaan: Matius 9:35-38; 1Petrus 2:21

    Walaupun telah mendapatkan kehormatan sebagai umat pilihan Allah, bangsa Israel pada umumnya gagal menjadi contoh dan sumber berkat bagi bangsa-bangsa di sekelilingnya. Oleh karena itu, Allah membiarkan Israel dijajah, dan sebagian besar dari umat pilihan itu menjadi tawanan musuh mereka. Masa depan mereka kelihatannya sangatlah suram. Tetapi kemudian di dalam kegelapan itu muncullah sinar pengharapan, yaitu kelahiran seorang Mesias atau Yang Diurapi.

    1. Apakah yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya jauh sebelum hari kelahiran Tuhan Yesus yang berhubungan dengan maksud dari kedatangan-Nya? Yesaya 40:5; 49:6; Lukas 3:6
      Jawab: __
    2. Perhatikan keikutsertaan Rahab dan Rut sebagai dua diantara hanya lima orang wanita yang disebut oleh Matius dalam garis nenek moyang Yesus (Matius 1:5). Apakah yang menjadi keistimewaan mereka? Darimanakah asal mereka?
      Jawab: __

      Ketika tiba saatnya untuk menyerahkan bayi Yesus kepada Tuhan di Bait Allah, yaitu ketika Ia berumur delapan hari, Ia diberkati oleh nabi Simeon. Apakah sebutan yang dipakai oleh Simeon untuk bayi Yesus? Lukas 2:29-32
      Jawab: __

      Siapakah orang-orang bijaksana itu, dan dari manakah asal mereka? Apakah tujuan Allah mengijinkan mereka merayakan Kelahiran Sang Juruselamat? Matius 2:1-2, 9-12
      Jawab: __

      Dimanakah Yesus menghabiskan masa kecil-Nya? Matius 2:14- 15; Hosea 11:1
      Jawab: __

    3. Hal ini jelas dari keadaan-keadaan pada saat Yesus dilahirkan dan dari nubuatan para nabi sebelum kedatangan- Nya bahwa Yesus akan menjadi seorang Juruselamat untuk seluruh dunia ini, "tidak hanya untuk orang-orang Yahudi!"
    4. Teladan-teladan yang diberikan Yesus selama pelayanan-Nya menyatakan kepastian dari fakta-fakta itu. Marilah kita melihat beberapa pertemuan Yesus dengan orang-orang bukan Yahudi untuk melihat sikap-Nya terha-dap mereka sangatlah berbeda dibandingkan dengan sikap orang-orang sebangsa- Nya.
      Bagaimanakah biasanya sikap orang-orang Yahudi terhadap orang-orang yang bukan Yahudi? Kisah 10:28; 11:2,3
      Jawab: __

      Mereka juga menunjukkan sikap yang sama terhadap orang- orang Samaria yang adalah bagian dari suku bangsa yang bukan Yahudi (Yoh 4:19). Tetapi ketika Yesus bercakap- cakap dengan perempuan di dekat sumur di Samaria, dimanakah letak perbedaan sikap-Nya dibandingkan dengan murid-murid-Nya? Yohanes 4:9,27,34,35
      Jawab: __

      Apakah dampak dari sikap mengasihi yang diperlihatkan Yesus terhadap orang-orang Sikhar? Yohanes 4:39-42
      Jawab: __

    5. Yesus juga mengunjungi negeri orang-orang yang bukan Yahudi di samping kota-kota di wilayah Israel. Siapakah ditemui-Nya di Tirus? Ba-gaimanakah sikap para murid terhadap perempuan itu? Matius 15:21-23
      Jawab: __
    6. Sebaliknya apakah yang, dikatakan Yesus kepada perempuan asing itu? Matius 15:28
      Jawab: __

      Bagimana Yesus menjadikan seorang perwira yang bukan orang Yahudi sebagai contoh untuk orang-orang Yahudi? Lukas 7:2-10
      Jawab: __

    7. Ketika Yesus mengunjungi Bait Allah di Yerusalem Ia menjadi sangat marah melihat bahwa halaman tempat khusus untuk orang-orang asing telah disalah gunakan menjadi pasar untuk berjual beli. Daerah ini di dalam Bait Allah telah disediakan menjadi sebuah tempat untuk berdoa bagi segala bangsa (Yesaya 56:7). Apakah tindakan yang dilakukan Yesus? Markus 11:15-17
      Jawab: __
    8. Yesus menceritakan tentang Orang Samaria Yang Baik Hati ketika Dia ditanya tentang siapakah sesama manusia yang harus dikasihi menurut hukum Taurat. Bandingkanlah sikap dari Imam (pemuka agama), orang Lewi, dan orang Samaria di dalam kisah tersebut. Yang manakah diantara ketiganya yang seharusnya menunjukkan sikap yang lebih bijaksana? Lukas 10:25-37
      Jawab: __

      Siapakah diantara ketiga orang tersebut yang menunjukkan sifat mengasihi sesamanya yang berasal dari suku yang lain?
      Jawab: __

    9. Yesus memperlihatkan sikap yang berbeda. Kasih-Nya meruntuhkan segala tembok pemisah antar suku! Siapakah sebenarnya Yesus Kristus itu? Matius 16:13-17; Yohanes 1;1- 4; Kolose 1:15-17
      Jawab: __
    10. Suatu saat nanti setiap orang akan sujud menyembah Tuhan Yesus karena Ia adalah Allah. Coba renungkan sebentar betapa pentingnya arti meneladani sikap Yesus dan menaati perintah-Nya. Apakah ada yang lebih penting dari pada itu bagi orang-orang percaya? Markus 9:7; Yohanes 13:15- 17; 1Korintus 11:1; Kolose 1:18; 1Tesalonika 1:6-8
      Jawab: __

      Bagaimanakah orang-orang percaya sekarang ini apakah seperti orang-orang Yahudi pada jaman kehidupan Yesus? Khususnya di dalam menanggapi tugas yang Yesus tinggalkan bagi gereja-Nya untuk menjangkau suku-suku bangsa lainnya yang belum terjangkau Injil?
      Jawab: __

      Bagaimanakah kehidupan anda dapat lebih menyerupai kehidupan Yesus dalam hal mementingkan suku-suku bangsa yang lainnya?
      Jawab: __

      Permasalahan:
      Apakah kehidupan anda terbatas hanya dengan menunjukkan kasih terhadap orang-orang sebangsa anda saja? Bagaimanakah caranya agar kita dapat juga menunjukkan kasih terhadap sesama yaitu orang dari bangsa-bangsa yang lainnya?


    Juruselamat Bagi Segala Suku Bangsa Bagian Kedua: Kebenaran Yang Diajarkan Yesus

    Bacaan: Yohanes 17:20-26; Matius 28:16-20

    Allah telah memulai rencana-Nya bagi dunia ini ketika Ia berjanji kepada Abraham bahwa Ia akan menjadikan Abraham sebagai berkat bagi segala suku bangsa di bumi ini. Dapatkah saudara merangkum hal-hal utama dari rencana Allah tersebut di dalam satu kalimat?
    Jawab: __

    Abraham menjalankan tugasnya dengan baik tetapi Israel sering kali gagal menjadi sumber berkat bagi segenap bangsa. Kemudian, dalam pelajaran yang lalu, kita melihat bahwa Tuhan Yesus Kristus merupakan puncak dari rencana Allah. Hanya melalui Dia saja keselamatan itu dapat diperoleh oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang yang bukan Yahudi!

    Kita telah mempelajari teladan keperdulian yang ditunjukkan Yesus bagi seluruh dunia. Sekarang kita akan melihat apa yang diajarkan Yesus mengenai Misi.

    1. Mengapa Yesus datang ke dunia? Lukas 19:10; Yohanes 3:16; 6:38; Matius 20:28
      Jawab: __
    2. Yesus datang sebagai Yang Diutus dari surga ke dalam dunia. Inilah yang disebut dengan misionaris, yaitu seorang yang telah diutus untuk menye-barkan kabar baik tentang keselamatan. Untuk siapakah keselamatan ini ditujukan? Yohanes 3:14-17
      Jawab: __

      Apakah Yesus menyadari bahwa misi-Nya ini bersifat darurat? Markus 1:35-39; Yohanes 4:33-36; 9:4
      Jawab: __

      Yohanes 4:35 Yesus menunjukkan perhatian kepada orang banyak yang masih menunggu untuk mendengarkan firman Tuhan. Ia mengumpama-kan mereka sebagai ladang yang telah siap dituai. Apakah anda sadar bahwa hingga kini, 2000 tahun kemudian, lebih dari setengah penduduk dunia masih termasuk dalam kategori tersebut? Lebih dari 2.000 suku bangsa yang masih belum memiliki jemaat gereja yang dapat menyampai-kan berita keselamatan kepada mereka. Mereka adalah penduduk bumi yang tersembunyi atau yang belum terjangkau. Sebutkan tiga langkah yang dapat kita ambil untuk menanggapi kenyataan ini.

      Matius 9:35-38 (Perhatikan apa yang dilakukan Yesus, apa yang dirasakan-Nya, dan apa yang diperintahkan- Nya untuk dilakukan oleh para pengikut-Nya)
      Jawab: __

    3. Yesus menawarkan keselamatan kepada orang Yahudi, tetapi sebagian besar menolak-Nya. Mereka menolak untuk menerima Dia sebagai Juru-selamat dan Tuhan mereka. Berkali-kali Yesus menggunakan perumpa-maan mengenai orang- orang yang bukan Yahudi untuk memperingatkan orang-orang Yahudi tersebut akan ketidak-percayaan mereka. Kita telah melihat beberapa contoh mengenai hal ini dalam pelajaran- pelajaran yang lalu (Matius 15:28; Lukas 7:9). Bagaimanakah Yesus memakai orang-orang Niniwe dan Ratu Selatan sebagai contoh? Matius 12:38-42
      Jawab: __
    4. Bagaimanakah Yesus memakai kehidupan Elia dan Elisa untuk mengajar-kan bahwa Allah mempunyai hati seorang misionari? Mereka menjadi berkat kepada suku bangsa mana? Lukas 4:24-27
      Jawab: __

      Bagaimanakah tanggapan orang Yahudi terhadap pengajaran ini? Lukas 4:28-30
      Jawab: __

      Ajaran tersebut, yang mengatakan bahwa setiap orang percaya bertanggung jawab untuk menjangkau bangsa-bangsa lain, tidak begitu diterima pada masa itu dan bahkan sampai sekarang. Mengapa?
      Jawab: __

      Lihat kembali ajaran-ajaran yang ditekankan oleh Yesus mengenai iman seorang perwira yang bukan orang Yahudi didalam Matius 8:5-13. Siapakah yang akan datang dari timur dan barat untuk menghadiri pesta surgawi?
      Jawab: __

    5. Sebelum Yesus disalibkan untuk menanggung dosa manusia Ia berdoa bagi murid-murid-Nya. Ia juga mendoakan semua orang yang akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan murid-murid-Nya, jika anda orang percaya, berarti Ia juga telah mendoakan anda! Ia berdoa agar kita yang percaya kepada-Nya menjadi satu supaya siapa akan mempercayai apa? Yohanes 17:20-23
      Jawab: __
    6. Mengapakah hubungan kita dengan orang-orang beriman lainnya mempunyai arti yang sangat penting?
      Jawab: __

    7. Jika anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan terakhir sebelum ajal anda menjelang kepada keluarga dan teman-teman anda, apakah yang akan anda sampaikan?
      Jawab: __
    8. Mengapakah kita begitu menghargai pesan terakhir dari seseorang?
      Jawab: __

      Selama 40 hari terakhir dari kehidupan Yesus di dunia ini, Ia juga beberapa kali memberi pesan-pesan terakhir kepada para pengikut-Nya. Apakah isi pesan tersebut? Matius 28:18- 20; Markus 16:15-16; Yohanes 20:21; Lukas 24:46-49
      Jawab: __

      Sebutkan tujuh kata yang terakhir yang diucapkan Yesus sebelum Ia kembali ke surga? Kisah 1:8
      Jawab: __

      Mengapakah pesan tersebut sangat penting?
      Jawab: __


      Renungan: Apakah anda bersedia dipakai untuk memenuhi permintaan terkahir Yesus tersebut? Jika tidak, apakah alasan anda? Jika ya, gunakan kata-kata lakukan, rasakan, dan perintah yang terdapat didalam Matius 9:35-38 (Lihat pertanyaan bagian terakhir pada nomer satu) dan di dalam doa berikan tanggapan anda kepada Tuhan.


    Juruselamat Bagi Segala Suku Bangsa Bagian Tiga: Domba Allah Dan Para Duta Besarnya

    Bacaan: Yohanes 1:26-30;Wahyu 5:6-14;2 Korintus 5:14-21

    Banyak orang yang beranggapan bahwa ciri utama kehidupan Yesus Kristus terletak pada fungsi-Nya sebagai Guru Agung atau sebagai teladan yang patut ditiru oleh setiap orang. Kedua hal tersebut diatas memanglah benar, tetapi alasan utama mengapa Yesus menjadi manusia adalah untuk mengha- dapi kematian, untuk menjadi korban persembahan atas dosa agar manusia dapat kembali kepada Allah.

    1. Kita dapat melihat tanda-tanda dari tujuan tersebut dalam cerita kelahiran Kristus. Yusuf diperintahkan untuk memberi nama Yesus kepada bayi yang akan lahir karena Ia akan menyelamatkan orang-orang dari hukuman dosa (Matius 1:21), dan salah satu hadiah yang dipersembahkan oleh para orang Majus adalah mur yang biasanya digunakan untuk meminyaki orang mati.
      Apakah yang dimaksud oleh Yohanes Pembaptis ketika ia berkata: Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia? Yohanes 1:29,36; Yesaya 53:5-7; Kisah 8:32-35
      Jawab: __
    2. Apakah yang dimaksud dengan tebusan? Siapakah yang membayarnya? Apakah yang digunakan sebagai tebusan itu? Siapakah yang ditebus? Matius 20:28; 1Timotius 2:6
      Jawab: __

    3. Yesus mati disalibkan sebagai pengganti. Menggantikan siapa? Yohanes 3:16; 6:51; Roma 5:6,8; 2Korintus 5:14; Ibrani 9:25b; 1Petrus 3:18; 1Yohanes 2:2
      Jawab: __
    4. Apakah yang digenapi Yesus dengan mati sebagai pengganti manusia?

      1. Matius 26:26-28
        Jawab: __
      2. Yesaya 53:11
        Jawab: __
      3. Roma 5:10
        Jawab: __
      4. 1Petrus 2:24
        Jawab: __
      5. 1Petrus 3:18
        Jawab: __

      Apakah seharusnya tanggapan kita terhadap fakta bahwa Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita? Tindakan anda sendiri?

      1. 1Korintus 6:19,20
        Jawab: __
      2. 2Korintus 5:15-21
        Jawab: __
      3. 1Petrus 2:24
        Jawab: __

    5. Yesus kalahkan maut. Kuburan tak dapat menahan-Nya. Apa arti kebangkitan-Nya bagi kita? 1Korintus 15:3,4,17,20-22,51-57
      Jawab: __
    6. Apakah para saksi Kristus saat itu banyak menekankan mengenai kebangkitan Kristus? Kisah 1:3, 2:24,31-32; 3:15; 4:2,10,33 (baca juga 5:30; 7:55-56; 10:40; 13:30; 17:3,18,31; 26:23)
      Jawab: __

    7. Suatu hari nanti Domba Allah, Yesus Kristus yang telah bangkit, akan mengadakan perjamuan agung di surga, perjamuan agung dimana semua orang dari semua suku bangsa dan bahasa akan menyanyikan, Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa (Wahyu 5:6-14; 7:9-17).
      Sebelum saat itu tiba, tugas apakah yang telah dilimpahkan Tuhan kepada semua orang yang telah ditebus oleh Domba Allah? 2Korintus 5:17-20
      Jawab: __
    8. Apakah arti dari memperdamaikan? 2Korintus 5:18-19
      Jawab: __

      Kita adalah duta-duta besar dari
      Jawab: __

      (2Korintus 5:19,20) Bagaimanakah hubungan ini cocok dengan Wahyu 7:9 ?
      Jawab: __

      Apakah yang dimaksud sebagai duta besar? 2Korintus 5:20a
      Jawab: __

      Apakah pesan yang kita sebagai duta-duta besar harus sampaikan kepada dunia ini? 2Korintus 5:20b
      Jawab: __

      Terpilih:
      Ini merupakan suatu kehormatan! Kita telah ditunjuk sebagai duta-duta besar! Bukankah merupakan suatu kehormatan besar jika kita diutus untuk mewakili suatu bangsa kepada bangsa lain? Tetapi panggilan kita jauh melebihi itu. Kita adalah duta-duta besar Kristus, Sang Domba Allah, kepada dunia yang telah hilang yang harus segera mengenal Dia. Kita harus taat dalam menduduki posisi yang telah dipercayakan kepada kita.


    Menuju Keluar

    Bacaan : Lukas 24:45-49; Kisah 1:1-9

    Bagaikan air yang telah terkumpul di dalam waduk, kita telah melihat tujuan Allah ditekankan berkali-kali dalam Alkitab. Abraham, Yusuf, Musa, Daud, Solomo, dan para nabi telah melihat berkat yang dijanjikan oleh Allah bukan terbatas hanya untuk bangsa Israel saja. Karena begitu besarnya kasih Allah sehingga ia mengaruniakan Anak Tunggal-Nya yaitu Kristus mati untuk semua orang dan memerintahkan murid-muridNya untuk menyebarkan kabar baik ini sampai ke ujung bumi.

    Dalam kitab Kisah Para Rasul kita dapat melihat waduk itu pecah dan firman Allah mengalir ke seluruh dunia, mengalir melalui para laki-laki dan para wanita yang taat dan yang dikuasai oleh Roh Kudus.

    1. Di dalam Lukas 24:45-49 dan Kisah 1:8; Apakah yang dimaksud sebagai saksi? (Bayangkan di dalam sebuah sidang pengadilan)
      Jawab: __
    2. Sebutkan 3 fakta-fakta yang disaksikan oleh para murid? Lukas 24:46-48
      Jawab: __

      Dan kepada siapakah pesan itu harus disampaikan ? Apakah ini merupakan ide baru? Lukas 24:47,44-45
      Jawab: __

      Apakah yang dibutuhkan para murid jika mereka ingin menjadi saksi-saksi Krsitus yang baik? Bagaimanakah janji Yesus untuk memenuhi kebutuhan ini? Kisah 1:8a
      Jawab: __

      Apakah yang dilakukan para murid ketika mereka sedang menanti turunnya Roh Kudus? Kisah 1:14. Apakah yang terjadi dan mengapa hal tersebut dianggap penting? Kisah 2:1-4,40,41
      Jawab: __

      Apakah anda melihat bahwa sesuatu yang baru dan hebat sedang terjadi? Bagaimanakah kehidupan mereka yang percaya kepada firman Allah pada saat itu? Apakah nama yang diberikan kepada persekutuan orang-orang percaya pada saat itu? Kisah 2:42-47; 8:1b; 4:32-35
      Jawab: __

    3. Di dalam Lukas 24:47 dan Kisah 1:8 kita dapat menemukan rencana kegiatan yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan oleh orang-orang beriman. Buatlah garis besar rencana tersebut.
      Jawab: __
    4. Selanjutnya di dalam Kitab Para Rasul kita dapat melihat bagaimana rencana ini dipenuhi. Roh Kudus menolong orang- orang percaya sehingga mereka berani menjadi saksi-saksi Kristus di Yerusalem, Samaria, Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa yang lebih jauh. Gereja, yaitu semua yang mempercayai Injil, semakin bertumbuh.

      Pertama-tama pertumbuhan Gereja terlihat pada jumlah orang- orangnya. Untuk melihat bagaimana pesatnya pertumbuhan ini bacalah ayat-ayat berikut dan tuliskan angka-angka yang anda temukan. Kisah 1:2,15; 2:41; 4:4; 5:14; 6:7; 9:31;11:21; 12:24; 16:5; 19:20. Buatlah perkiraan pertumbuhan yang terjadi di Yerusalem saja.
      Jawab: __

    5. Kedua, pertumbuhan Gereja menyebar ke berbagai kota dan daerah yang lebih jauh. Ke daerah yang bagaimanakah Injil dibawa dalam ayat-ayat berikut? Kisah 5:28; 8:1,4; 13:4-6; 17:5,6; 19:10. Apakah jelas bahwa Allah bermaksud agar Injil diberitakan ke setiap tempat di dunia di mana ada manusia? Markus 16:15; 1Timotius 2:3,4,8
      Jawab: __
    6. Ketiga, pertumbuhan gereja mulai menjangkau berbagai macam suku dan budaya. Orang-orang percaya yang pertama adalah orang-orang Yahudi, tetapi dengan berjalannya waktu mereka mulai menyadari bahwa Allah juga bermaksud agar kabar baik itu juga disampaikan kepada orang-orang yang bukan Yahudi! Buatlah ringkasan tentang bagaimana hal ini terjadi dalam Kisah 8:26,27; 10:17-23; 27-28, 34-35; 11:2,3, 19-21; 18:6. Apakah hal tersebut merupakan pelajaran yang mudah bagi orang-orang percaya yang pertama?
      Jawab: __

    7. Apakah puncak dari program yang dibuat Allah seperti yang digambarkan di dalam Wahyu 5:9?
      Jawab: __
    8. Apakah anda mengetahui bahwa diperkirakan lebih dari 2000 suku bangsa yang masih memerlukan pengabaran Injil? Hingga saat ini pekerjaan misi masih jauh dari selesai! Apakah anda dapat melihat ada hubungan antara ketaatan anda kepada Amanat Agung dan Kedatangan kembali Sang Raja? Matius 24:14; Roma 11:25-26; 2Petrus 3:9,11-12

    9. Dapatkah anda mengingat ayat-ayat dimana misi dimulai? Rasul Petrus, murid Yesus, mengerti ayat mana yang dimaksudkan! (Baca Kisah 3:25).
      Jawab: __
    10. Keputusan:
      Yesus mengutus Roh Kudus untuk memberikan kuasa kepada kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus di seluruh dunia, kepada setiap orang di setiap tempat di antara setiap suku bangsa.

    Seorang Yang Mempunyai Tujuan

    Bacaan: Kisah 26:1-23

    Sadarkah anda bahwa rasul Paulus, seorang yang telah menulis paling banyak kitab dalam Alkitab dibandingkan dengan orang lainnya, adalah seorang misionaris! Sebagian besar pertumbuhan gereja yang telah kita bahas merupakan hasil dari pekerjaan Allah melalui orang tersebut. Tetapi pada permulaannya Paulus bukanlah seorang misionaris. Malahan sebalik-nya dia adalah musuh besar gereja.

    1. Selama bertahun-tahun, Rasul Paulus mengabarkan Injil di kota-kota dan daerah-daerah yang belum pernah terjangkau. Ia mengalami berbagai pende-ritaan tetapi ia tidak pernah mau menyerah. Akhirnya ia dipenjarakan. Dari dalam tahanan ia tetap berkhotbah seperti apa yang telah anda baca dalam Kisah 26, yang merupakan catatan pribadi Paulus menge-nai apa yang telah dilakukan Allah di dalam hidupnya. Bagaimana Paulus menggambarkan kehidupannya sebelum dia diselamatkan? Kisah 26:9-11
      Jawab: __

    Titik balik bagi Paulus adalah ketika ia bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus dalam perjalanannya ke Damaskus. Tugas apakah yang dipercayakan Kristus kepada Paulus? Kisah 26:17,18
    Jawab: __

    Bagaimanakah tanggapan Paulus mengenai panggilan Allah tersebut? (ayat 19) Bagaimanakah perubahan yang terjadi dalam hidup Paulus? Kisah 26:20,21

    Apakah hidup anda telah diubah oleh kuasa Kristus seperti yang terjadi pada Paulus? Jika ya apakah anda percaya bahwa Allah memiliki maksud khusus dalam kehidupan anda. Apakah itu?
    Jawab: __

    Sangatlah penting bagi setiap orang percaya untuk hidup taat, seperti hal-nya Paulus, kepada panggilan Tuhan. Bukanlah merupakan suatu dorongan bahwa Allah memiliki pekerjaan penting untuk setiap orang?

    Dan jika Allah berhasil memakai Paulus, seorang yang tadinya sangat membenci orang-orang Kristen, sebagai alat- Nya, maka Ia juga dapat bekerja melalui siapa saja yang mau berserah kepada-Nya. Setelah mempelajari isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita dapat melihat bahwa Allah bermaksud untuk memakai setiap orang percaya melalui berbagai cara untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia!

  212. Buatlah daftar kendala-kendala yang dihadapi oleh Paulus dalam melakukan perjalanan-perjalanan misinya? 2Korintus 11:21-33
    Jawab: __
  213. Mengapakah Paulus terus bertahan? Bagi Paulus semua pengorbanannya tidaklah terlalu besar jika pengorbanan itu akan membawa orang-orang kepada keselamatan. Banyak alasan mengapa Paulus rela membayar harga yang begitu mahal. Carilah alasan-alasan atau motivasinya dalam ayat- ayat berikut:

    1. Kisah 26:16,19; Titus 1:3 (juga Kolose 1:25; Roma 1:1)
      Jawab: __

  214. 2 Korintus 5:14
    Jawab: __
  215. Filipi 2:5-8
    Jawab: __
  216. Filipi 2:9-11
    Jawab: __
  217. 1 Timotius 2:3-7
    Jawab: __
  218. 2 Timotius 1:11,12; Roma 1:14
    Jawab: __
  219. 2 Korintus 4:13,14
    Jawab: __
  220. 2 Korintus 4:17; 5:10
    Jawab: __
  221. Kisah 17:30,31
    Jawab: __
  222. Apakah anda juga memiliki motivasi tersebut? Tuliskanlah beberapa motivasi yang salah dalam melayani Allah. Matius 6:1; 2Korintus 2:17; Filipi 1:15-17; 1Petrus 5:2,3
    Jawab: __

  223. Dalam bab 2 kita melihat betapa pentingnya arti dari Perjanjian yang dibuat Allah dengan Abraham (Kejadian 12:1-3) Bagaimanakah Paulus menghubungkan perjanjian tersebut dengan kegiatan misionarisnya? Galatia 3:8,9 (perhatikan juga Roma 15:8-13; Efesus 3:2-8)
    Jawab: __
  224. Apakah yang menjadi tujuan Paulus sebagai misionaris? Roma 1:5 (perhatikan juga 2Korintus 10:15b-16; Roma 15:20-24; 1 Tesalonika 3:2; 2 Tesalonika 3:1)
    Jawab: __
  225. Bagaimana sikap Paulus terhadap tanggung jawabnya sebagai misionaris? Roma 1:9:1-5; Kolose 1:29; 1 Korintus 16:9
    Jawab: __

    Apakah yang dapat dikatakan Paulus menjelang ajalnya? Kisah 26:19,20; 2 Timotius 4:6-8
    Jawab: __

    Putuskanlah:
    Apakah pesan yang anda ingin sampaikan jika ajal sudah diambang pintu yang menyangkut tentang bagian yang telah dipercayakan Allah kepada anda untuk menjangkau dunia ini bagi Kristus?


    Telapak Kaki Yang Indah

    Bacaan: Roma 10:13-15; 15:17-22

    Sekarang anda telah mengetahui bahwa sejak dulu hingga sekarang dan untuk selamanya, Misi telah menjadi inti dari isi hati Allah dan rencana Allah bagi dunia ini. Alkitab merupakan buku yang senantiasa mencatat bagaimana Allah telah melakukan berbagai cara untuk membawa segenap manusia di dalam dunia ini menjadi keluarga Allah.

    Anda mungkin berkata Ya, tetapi apa hubungannya dengan saya? Apakah saya juga mempunyai bagian dalam rencana Allah? Suatu pertanyaan yang bagus! Ingatkah anda bagaimana Allah telah memakai Abraham ? Dan Bangsa Israel? Dan juga Rasul Paulus? Allah akan memakai anda juga jika anda mengijinkan-Nya. Anda dapat membuat perubahan total di dalam kehidupan seseorang yang terhilang di dalam dunia ini.

    1. Sebagian orang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang saksi, terutama melalui pekerjaan misionaris, sebenarnya tidaklah perlu, sebab Allah sangat mengasihi semua orang sehingga Ia tidak akan membuang mereka ke dalam neraka. Kita mengetahui bahwa Allah mengasihi dunia ini melalui ayat-ayat seperti Yohanes 3:16. Karena kasih tersebutlah Yesus turun ke dunia dan kemudian mati disalibkan. Tetapi apakah yang juga dikatakan dalam ayat tersebut mengenai hal yang akan terjadi kepada mereka yang tidak percaya? (juga di dalam Yohanes 3:18,36).

      Jawab: __

    2. Kita lebih senang memikirkan tentang surga dari pada neraka, tetapi Yesus mengajarkan bahwa keduanya adalah nyata. Apakah yang dikata-kan-Nya mengenai hal yang akan terjadi kepada mereka yang mati sebe-lum diselamatkan? Lukas 16:19-31; Matius 18:7-9; 24:51; 25:30; 41-46.

      Jawab: __

    Bagaimanakah neraka digambarkan di dalam kitab Wahyu? Wahyu 20:11-15; 21:8; 22:12-15

    Jawab: __

    Jelaskan bagaimanakah hal tersebut digambarkan dalam 2 Tesalonika 1:8,9? Pemisahan dari

    Jawab: __

    Kabar baik yang terkandung dalam Alkitab adalah : Semua orang dapat diselamatkan dan masuk menjadi anggota keluarga Allah melalui Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ada juga kabar buruk: Karena dosa mengakibatkan kematian rohani (memisahkan manusia dari Allah), siksaan yang tak berkesudahan menanti mereka yang belum dilahirkan kembali melalui imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

  226. Ada yang beranggapan bahwa walaupun kesaksian dan misi meru-pakan hal yang baik, tetapi keadilan Allah akan memastikan bahwa semua orang yang tidak pernah mendapat kesempatan mendengar Injil dan mengenai keselamatan akan lolos dari keharusan membayar hukuman dosa. Apakah yang dikatakan Paulus mengenai hal itu dalam Roma 1:18-20? (baca juga Roma 3:9-18).

    Jawab: __

  227. Apakah isi dari kedua ayat berikut (21,22) mengenai yang dilakukan manusia dengan pengetahuan yang telah dikaruniakan Allah? Dapatkah anda memberikan sebuah ilustrasi jaman modern ini yang menyangkut hal tersebut?

    Jawab: __

    Memang benar, Allah menghakimi manusia berdasarkan pengetahuan-nya, tetapi Roma 2:12-16 mengatakan bahwa semua orang telah gagal.

    Kita dapat percaya bahwa Allah akan melakukan apa yang benar karena Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih dalam segala perbuatan-Nya. Mazmur 145:17 (baca juga Kejadian 18:25)

    Apakah Alkitab juga mengajarkan bahwa seseorang dapat diselamatkan tanpa terlebih dahulu mendengar dan mempercayai isi Injil? 1Timotius 2:3-6; Yohanes 14:6; Kisah 4:12

    Jawab: __

    Alkitab menegaskan bahwa barang siapa menolak Yesus Kristus adalah sesat. Yohanes 3:18,36; Roma 2:8. Jika seorang yang belum pernah men-dengarkan Injil dapat diselamatkan melalui cara lain, apakah yang terburuk yang dapat kita lakukan sebagai orang yang percaya terhadap orang tersebut?

    Jawab: __

    Apakah hal itu yang diajarkan Alkitab kepada kita ? Roma 10:13-15

    Jawab: __

  228. Beberapa waktu yang lalu di Inggris, seorang bernama Willliam Carey mempelajari Alkitab seperti yang anda lakukan saat ini. Ketika dia berdoa mengenai kebenaran Alkitab, maka ia berkesimpulan bahwa Allah memanggilnya untuk menjadi seorang misionaris. Ketika Carey mengungkapkan keyakinannya ini kepada sekelompok pendeta, diantara mereka ada yang berkata, "Anak muda, duduklah! Jika Allah bermaksud untuk menyelamatkan orang- orang sesat, Ia akan melakukan-Nya tanpa bantu-anmu maupun saya!" Apakah anda menganggap bahwa tanggapan tersebut merupakan sebuah saran yang baik? Jelaskan!

    Jawab: __

  229. William Carey berangkat ke India, dan melalui dia Allah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Padahal Carey hanyalah seorang pembuat sepatu dengan sedikit pendidikan formal, tetapi kehidupannya merupakan bukti bahwa Allah memakai orang-orang awam yang mengasihi dan menaati-Nya. Bagaimanakah Allah memakai Filipus? Ananias Petrus? Kisah 8:26-29; 9:10-12; 10:19-22

    Jawab: __

  230. Apakah anda memiliki telapak kaki yang indah? Kita jarang menganggap bahwa telapak kaki itu indah. Tetapi telapak kaki menyimbolkan perjalanan, dan dihadapan Allah mereka yang memberitakan tentang Yesus Kristus mulai dengan orang-orang yang ada di sekitarnya sampai ke seluruh dunia (Yesaya 52:7,10; Roma 10:13-15) adalah orang- orang yang mempunyai telapak kaki yang indah.

    Jawab: __

    Buatlah daftar cara-cara bagaimana anda dapat menjadi bagian dari rencana Allah bagi dunia saat ini?

    Jawab: __

    Dengan cara bagaimanakah Ia dapat memakai anda pada masa yang akan datang?

    Jawab: __

  231. Berjalan Keluar:

    Dapatkah anda memilih seorang sahabat atau kenalan yang terhilang dan dengan penuh kasih dan kesabaran menyaksikan tentang Yesus Kristus? Catatlah siapakah orang tersebut, kapan anda akan melakukan hal tersebut, dan bagaimana anda akan memulainya. Gunakan catatan ini untuk meng-ingatnya alam doa dan mengingatkan anda untuk bersaksi. Tetapi jika anda sendiri belum pernah menghadap Yesus secara pribadi lakukanlah itu hari ini juga* dan bergabunglah dalam keluarga Allah. Sangatlah indah jika keselamatan anda pribadi merupakan hasil pertama keputusan anda dalam menjadi bagian dari rencana Allah yang Agung.
    * Didalam doa ingatlah untuk bersyukur kepada Allah karena Ia telah mengaruniakan Anak-Nya. Ingatlah untuk memberitahukan kepada orang Kristen yang lain apa yang telah anda lakukan dan mulailah bersaksi kepada seorang teman. Anda pasti memiliki banyak hal untuk dibagikan kepadanya.


    Panggilan Tuhan Untuk Para Pengubah Dunia Allah!

    Bacaan: Lukas 9:57-62; 14:25-35

    Sebelum memulai pelajaran terakhir ini, renungkanlah beberapa menit rencana agung Allah, yaitu yang telah dilakukan-Nya dari dulu hingga kini bagi semua bangsa. Jika anda belajar dengan kelompok, tunjuklah salah seorang dari anggota kelompok anda untuk meringkaskan hal-hal yang penting dalam sejarah yang sudah kita pelajari, dan satu orang lagi untuk menerangkan bagaimana semua ini berhubungan dengan misi Allah dalam dunia. Apakah yang dapat anda lihat sedang dikerjakan oleh Allah?
    Jawab: __

    1. Allah kita yaitu Allah yang digambarkan dalam Alkitab, merupakan satu-satunya Allah yang benar. Jelaskan dari Yesaya 44:6-8; 24-26 mengapa demikian?
      Jawab: __
    2. Manusia telah menolak Allah dan menyembah allah-allah lain ciptaan mereka. Dimanakah letak perbedaan allah-allah tersebut dengan Allah yang sejati? Yesaya 40:12-26; 44:17-19
      Jawab: __

      Keadaan dunia saat ini adalah sebagai berikut: Mereka menyembah allah-allah yang berupa batu, uang, kesenangan, dan bahkan kadang-kadang setan itu sendiri! Tetapi Allah pencipta telah menyelamatkan kita, jadi kita tentu-lah berbeda. Dimanakah letak perbedaan kita yang mengasihi Tuhan de-ngan orang lain? 2Korintus 5:14-17; 1Petrus 2:9- 12. Mengapakah kita berbeda?
      Jawab: __

    3. Apakah pernah terlintas dalam pikiran anda mengenai apa yang dikehen-daki Allah untuk anda lakukan dalam hidup anda? Pada saat kita menyadari dan mengerti apa yang sedang Allah kerjakan, kemudian bahwa setiap orang diantara kita dapat berpartisipasi di dalam rencana-Nya untuk men-jangkau dunia ini! Apakah kebenaran-kebenaran Alkitab yang telah kita pelajari ini akan berpengaruh di dalam pendidikan dan karir yang akan anda pilih? Bagaimana?
      Jawab: __
    4. Setiap orang percaya memang memiliki peranan yang berbeda- beda, te-tapi kita semua harus mengambil bagian dalam tujuan global Allah yang telah dimulai sejak 4000 tahun yang lalu! Dapatkah anda menggambar-kan prinsip ini melalui sudut pandang bidang olah raga seperti permainan sepak bola, bola basket, atau cabang olah raga lainnya? Apakah sebagian posisi dalam peranannya lebih memiliki strategi yang lebih penting?
      Jawab: __

      Ke arah satu tujuan manakah kita seharusnya berusaha? Matius 24:14
      Jawab: __

      Dengan cara bagaimankah Allah dapat menunjukkan kepada setiap orang bagian yang harus dilaksanakannya? (Mazmur 19:105; Amsal 3:5,6; Ezra 8:21-23; Kisah 13:1-3; Roma 12:6-8; Galatia 2:8,9; Efesus 4:11,12)
      Jawab: __

      Kita tidak boleh tinggal diam menunggu suara dari surga atau perasaan yang kuat untuk memberitahukan apa yang harus kita lakukan dengan kehidupan kita. Tetapi kita harus mencari dengan informasi dan keahlian yang telah diberikan-Nya kepada kita. Jika kita hidup taat dan menerima perintah-perintah-Nya, Ia akan membawa kita kedalam kehidupan yang bermanfaat dan memuaskan!

    5. Anda tentu perlu berdoa dan akan mempunyai banyak pertanyaan pa-da saat anda telah memutuskan cara terbaik untuk melayani Allah. Jangan lupa, ada lebih dari setengah penduduk bumi yang belum pernah mende-ngarkan bahwa Yesus Kristus mengasihi mereka dan telah memberikan nyawa-Nya demi keselamatan mereka. Sesuai dengan ini, pelayanan yang bagaimanakah yang pertama-tama sebaiknya anda rencanakan?
      Jawab: __
    6. Sebutkan beberapa orang yang telah kita pelajari dari Alkitab yang telah dipakai Allah untuk mengubah dunia. Mengapa Allah memakai mereka?
      Jawab: __

      Apakah yang telah dicapai dalam jaman Rasul Paulus ketika ia dan sejumlah orang lainnya mengijinkan Allah untuk bekerja melalui mereka? Kisah 17:6b; 19:10; Kolose 1:6
      Jawab: __

    7. Hal-hal apa sajakah yang mungkin menyebabkan anda menghindarkan diri dari menjadi pengikut Tuhan dalam hal ini? Matius 6:19-21; 16:24-26; Lukas 12:29-34; 2 Timotius 4:10a
      Jawab: __
    8. Dari Lukas 14:25-35, berapakah yang harus anda bayar jika anda memutuskan untuk menjadi salah satu dari Pengubah dunia Allah?
      Jawab: __

      Apakah anda telah siap untuk membayar harga tersebut?
      Jawab: __

      PERJANJIAN:
      Penekanan dalam pelajaran ini terletak pada apa yang dapat dan apa yang seharusnya kita lakukan untuk Tuhan dalam mengambil bagian dalam rencana-Nya bagi unia yang tersesat Bagaimanapun juga ada suatu kejutan istimewa untuk orang-orang yang menaati-Nya dalam kehidupan mereka.
      Yesus berjanji, kita akan mendapatkan pahala, kepuasan dan kebahagiaan. Hal-hal inilah yang selalu dicari manusia di dunia ini. Tetapi mereka tidak dapat menemukannya. (Matius 6:33; 16:24-27; Markus 10:28-31; Yohanes 12:24-26; 14:24-27; 15:8-11; 1Petrus 4:13; Wahyu 21:6-7; 22:12) Akhirnya, Matius 28:19-20 menyerukan bahwa Yesus Kristus akan selalu menyertai kita sampai akhir jaman. Alangkah indahnya! Kepada siapakah janji tersebut secara khusus diberikan?


    Hak Cipta



    JUDUL : Para Pengubah Dunia
    COPYRIGHT : Yayasan Segala Bangsa
    DIPROSES OLEH : Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

    DISKRIPSI:
    Buku PA yang bertujuan untuk menolong orang Kristen agar memiliki panggilan menjadi pekerja Kristus yang akan mengubah dunia.

    PERHATIAN!!!
    Pemegang Hak Cipta utama bahan ini adalah Yayasan Segala Bangsa. YLSA memproses teks bahan ini ke dalam VERSI ELEKTRONIK untuk digunakan dalam program SABDA/OLB. Pengguna program SABDA dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian ataupun seluruh teks bahan ini dalam bentuk dan cara apapun juga untuk tujuan komersil tanpa ijin tertulis dari pemegang Hak Cipta bahan ini.

    - YLSA -


    Judul Indonesia


    PARA PENGUBAH DUNIA


    Copyright 1996 Yayasan Segala Bangsa Kotak Pos 1792 Bandung 40017 Indonesia


    Penerjemah: Mega Taufik
    Ilustrasi : Toto Winarno


    Judul Asli
    God's World Changers
    © 1985
    RICHARDSON BOOKS
    4603 Romberg Pl.
    Woodland Hills, CA 91364
    U.S.A.


    Pemuridan: Seni yang Hilang (LeRoy Eims)

    Pendahuluan

    Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan manusia, dan untuk maksud inilah Ia mati. Namun dalam pelayananNya menuju salib, Ia memusatkan pelayananNya kepada pembentukan beberapa murid. Murid- murid-Nya digembleng agar mereka dapat melanjutkan pekerjaanNya sehingga melalui proses pelipatgandaan tersebut, Injil akan sampai ke ujung bumi.

    Dengan cara demikian teladan Tuhan Yesus menjadi pola bagi mereka yang bermaksud mengikuti jejakNya -- suatu patokan yang dijelaskan dalam Amanat AgungNya untuk "menjadikan semua bangsa muridKu." Setiap orang yang menerima Kristus terpanggil untuk menjadikan murid menurut karunianya.

    Sayang sekali banyak orang Kristen yang tidak mengerti maksud Tuhan ini. Demikian pula dengan orang-orang Kristen yang menduduki jabatan kepemimpinan di dalam gereja. Mereka sering kali tidak mengetahui bagaimana cara mengajar orang lain untuk melakukan segala sesuatu yang dipesankan Tuhan kepada kita. Jadi tidaklah mengherankan jika banyak orang yang gagal dalam perjalanan imannya, apalagi dalam menumbuhkan potensi pelayanan mereka.

    Oleh karena itu saya mengusulkan buku catatan ini. Buku ini berisi cara-cara yang nyata dalam pemuridan orang lain; bukan sesuatu program yang melembaga, tetapi suatu pedoman yang sangat jelas bagi setiap diri pribadi.

    LeRoy Eims menulis bukan hanya berdasarkan teori saja tetapi berdasarkan pengalaman. Bertahun-tahun ia sendiri yang aktif terjun dalam pembinaan kehidupan banyak orang. Ada puluhan orang yang sekarang sedang menuai ladang yang luas di seluruh dunia yang dapat bersaksi tentang kesetiaan Eims dalam pelayananya dengan mereka.

    Cara penulisannya mencerminkan dasar-dasar pemuridan dalam Perjanjian Baru. Setiap orang yang membaca buku ini pasti akan memperoleh manfaatnya. Namun lebih dari itu penerapannya akan menghasilkan banyak jiwa yang hidup dan bergerak untuk melaksanakan Amanat Agung.

    Robert E. Coleman

    Seminari Theologia Asbury

    Prakata

    Pada waktu anak saya masih di sekolah dasar, kami sering berjalan-jalan bersama. Kami berjalan di antara pohon-pohon yang tinggi dan di antara bermacam-macam tanaman serta bunga di daerah yang indah tak jauh dari tempat tinggal kami. Pada suatu hari kami bercakap-cakap tentang sebuah pohon kecil di pinggir jalan. Saya menjelaskan kepadanya bahwa kita harus bangga akan pohon kecil itu. Walaupun ia tidak sebesar pohon cemara, tetapi ia sudah bertumbuh semaksimal mungkin menurut kekuatannya. Ia bertumbuh sesuai dengan sinar dan air hujan yang diserapnya.

    Para bayi juga serupa dengan contoh pohon itu. Mereka bertumbuh jika ada orang yang mau menolongnya. Mereka senang sekali jika ada orang yang mau memberinya makan.

    Sekarang anak saya sudah bertumbuh, menikah, dan mempunyai anak. Saya kagum menyaksikan bagaimana ia memberi makan anaknya. Pada waktu anaknya melihat makanan, kegembiraannya luar biasa. Yang kami lakukan adalah meletakkan makanan itu di tempat yang terjangkau olehnya, dan dia sendirilah mengambilnya.

    Semua orang yang percaya dalam Yesus Kristus mempunyai hak untuk memperoleh pemeliharaan dan pertumbuhan. Setiap orang Kristen baru, diharapkan menumbuhkan kemampuannya secara penuh bagi Allah. Dan kebanyakan dari mereka akan bertumbuh demikian. Jika ada seseorang yang memberikan makanan di tempat yang terjangkau olehnya; jika ada seseorang yang cukup mau memperlihatkannya dan sedikit menderita, sedikit berkorban, dan banyak berdoa untuk dia.

    Dalam buku ini kita akan melihat proses pertumbuhan dalam diri seorang Kristen, dari saat orang itu datang kepada Kristus sampai orang itu menjadi murid dan kemudian menjadi seorang pembina murid. Kita akan memeriksa pemeliharaan dan bimbingan apakah yang diperlukan untuk mengembangkan seorang pekerja yang memenuhi syarat rohani di dalam gereja Yesus Kristus.

    Konsep-konsep yang akan kami kemukakan dan periksa tidak akan menghasilkan pertumbuhan cepat atau kematangan yang segera. Pertumbuhan yang sungguh-sungguh membutuhkan air mata dan kasih dan kesabaran. Seorang pemimpin memerlukan iman untuk melihat orang-orang lain menjadi seperti yang diharapkan dan diinginkan Allah. Untuk menolong mereka sampai pada tujuan itu ada juga pengetahuan yang diperlukan.

    Buku ini tidak merupakan buku yang sempurna berkenaan dengan proses melatih. Buku ini juga tidak mengandung seluruh jawaban dari persoalan pertumbuhan rohani. Buku ini mencoba menyediakan keterangan untuk menolong para pemimpin Kristen menguatkan suatu bagian dari keseluruhan rangkaian mata rantai pelayanan mereka bagi Kristus. Buku ini tidak juga merupakan semua mata rantai itu. Buku ini hanya berkenaan dengan satu mata rantai; bagaimana melatih pekerja-pekerja Kristen yang kerohaniannya memenuhi syarat bagi Kristus.

    Buku ini didasarkan pada penyelidikan Firman Allah dan pengalaman banyak orang yang mengabdikan dirinya untuk menjadikan murid dan menolong menghasilkan pekerja-pekerja demi Kristus. Buku ini diterbitkan dengan doa kiranya Roh Kudus akan memakainya untuk menguatkan kelemahan di sana sini, yaitu menolong orang-orang Kristen agar menjadi alat yang lebih efektif dalam pelayanannya bagi Tuhan.

    -LeRoy Eims-

    1. Pentingnya Melipatgandakan Murid

    Berikut ini adalah salah satu bagian dari buku "PEMURIDAN: SENI YANG HILANG", tulisan LeRoy Eims. Buku ini menguraikan tentang proses pertumbuhan iman orang percaya dan pola pembimbingan yang menjadi pengalaman pribadi dari penulis. Buku ini sangat menarik dan cocok dipakai sebagai pola untuk melakukan pemuridan di kalangan warga gereja (dan juga pelayanan mahasiswa).

    "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak." (Kisah Para Rasul 6:7)

    Pada suatu hari seorang pendeta yang sibuk minta saya untuk bertemu dengan dia untuk membicarakan tentang cara melatih orang di gerejanya. Ia menggembalakan sebuah gereja yang bertumbuh dan sehat. Sering ada orang yang menerima Kristus. Jumlah hadirin bertambah sampai ia harus mengadakan kebaktian Hari Minggu pagi dua kali. Ternyata Allah memberkati pelayanannya.

    Tetapi pendeta itu juga mempunyai persoalan. Kecuali ia melatih pekerja-pekerja yang kerohaniannya memenuhi syarat, ia tahu bahwa banyak orang Kristen baru tidak dapat memperoleh pertolongan yang diperlukannya dalam pertumbuhan rohani. Juga mereka tidak dapat berkembang menjadi murid Yesus Kristus yang kuat. Dan pendeta itu tahu bahwa ia adalah kuncinya. Keseluruhan proses itu harus dimulai dari dia. Ia tidak dapat menyerahkannya kepada orang lain. Sebagai pemimpin rohani dari orang-orang itu, ia harus menjadi perintis dalam pelayanan itu.

    Persoalan yang lain: ia sibuk sekali. Banyak hal menuntut perhatiannya; banyak orang menuntut waktunya. Seperti banyak pendeta lainnya, ia memakai banyak waktunya untuk mengatasi persoalan-persoalan kecil dalam gerejanya. Satu soal belum selesai, soal lainnya sudah timbul.

    Pendeta itu menggunakan terlalu banyak waktu untuk melayani orang- orang yang selalu mempunyai banyak persoalan. Dia sibuk membereskan persoalan, mendamaikan seorang dengan yang lain, mengurus perselisihan keluarga yang sulit, dan menghadapi 1001 soal lainnya. Ia menjadi frustasi.

    Tetapi ia mempunyai angan-angan. Kadang-kadang ia masuk ke dalam kamar belajarnya, dan memikirkan keadaannya dari sisi yang lain. Ia melamun, tidakkah lebih baik jika ia memiliki orang-orang yang kerohaniannya telah bertumbuh untuk menolong mengatasi persoalan- persoalan "rohani" yang terus-menerus timbul di gereja ini?

    Yang ia maksudkan bukanlah orang-orang yang hanya membawakan pita rekaman khotbah pendeta untuk orang-orang di penjara, membagikan makanan, pakaian dan bantuan keuangan untuk yang memerlukan, mengajar di Sekolah Minggu, atau menolong pendeta mengatur urusan dan keuangan gereja. Maksudnya ialah orang-orang yang mengetahui bagaimana memenangkan orang kepada Kristus dan kemudian membimbingnya dari saat pertobatannya sampai menjadi seorang murid yang kokoh, berserah, mengabdi, berbuah, dan dewasa; dan yang pada suatu waktu dapat mengulangi proses itu dalam kehidupan orang lain.

    Teman saya tersenyum di dalam kamar belajarnya ketika melamunkan lamunan yang indah itu. Kemudian ia merasa gentar kembali ketika melihat kenyataan yang sebenarnya. Dan ialah orang satu-satunya di dalam jemaat itu yang memenuhi syarat secara rohani dan dapat menolong. Maka ia mengesampingkan lamunannya, membawa Alkitabnya, dan keluar pintu.

    Sesudah kami membicarakan bersama-sama mengenai bagaimana menjadikan orang murid dan bagaimana melatih pekerja, pendeta itu kembali ke gerejanya dan mulai menjalankan prinsip-prinsip yang saya utarakan kepadanya dan yang diajarkan di dalam buku ini.

    Dewasa ini, melalui pelayanannya timbul secara tetap arus murid- murid dan pekerja-pekerja yang mempengaruhi masyarakat sekitarnya bagi Kristus. Orang-orang dari gereja ini dipakai oleh Allah untuk memenangkan orang lain kepada Kristus dan menolong orang-orang yang bertobat itu, supaya mengulangi proses itu.

    Melipatgandakan Atau Tidak?

    Beberapa tahun yang lalu saya bercakap-cakap dengan seorang Kristen muda yang bersemangat. "Bob," tanya saya, "hal apakah yang bagimu paling membawa sukacita dalam hidup ini?"

    "Akh, LeRoy, mudah sekali," jawabnya. "Membimbing seseorang kepada Kristus."

    Saya setuju dengannya. Setiap orang merasa bahagia pada waktu hal itu terjadi. Saudara bahagia, orang yang baru bertobat itu juga bahagia. Ada sukacita di dalam surga. "Tetapi," saya katakan kepada Bob, "ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada itu."

    Dia heran. Apa yang lebih hebat daripada membawa seseorang kepada Kristus?

    Saya melanjutkan. "Jika orang yang kau bawa kepada Kristus itu bertumbuh dan berkembang menjadi seorang murid yang mengabdikan diri kepada Tuhan, berbuah, menjadi dewasa, dan kemudian membimbing orang lain kepada Kristus dan menolong mereka melakukan hal yang sama."

    "Aha!" serunya. "Saya belum pernah memikirkannya!"

    Ia tidak pernah mendengar atau memikirkan hal itu, tetapi ia siap mulai menggunakan waktu untuk belajar, dan ia melakukannya. Dewasa ini banyak murid yang masak, menyerahkan diri, dan berbuah di dua benua oleh sebab pengaruh kehidupan Bob dan visinya untuk melipatgandakan murid.

    Pada suatu waktu, seorang kawan sekuliah saya dan saya memberikan suatu lokakarya penginjilan di sebuah Seminari. Lokakarya itu berlangsung selama tiga hari, untuk dua setengah jam setiap pertemuan, dan hadirin cukup banyak. Tema yang kami bawakan adalah mengenai "Pemuridan di Gereja Setempat."

    Pada saat diskusi, seorang pendeta yang agak tua berbicara dan menceritakan pengalamannya dalam menjadikan murid diantara anggotanya di gereja. Ia telah memulai tiga tahun sebelumnya dan sekarang memiliki sekelompok orang yang setia yang dapat dipanggil sewaktu-waktu diperlukan. Ia memulai dengan seorang; kemudian ia dan orang itu bekerja dengan dua orang lainnya yang sudah menyatakan minatnya. Proses pemuridan itu diteruskan, dan selang beberapa waktu mereka berempat mulai bertemu dengan empat orang lainnya. Pelayanan itu berlipat ganda sampai sekarang ia memiliki kelompok orang-orang yang mengabdi dan yang sungguh-sungguh kerohaniannya memenuhi syarat dalam pekerjaan gereja.

    Pendeta tua itu mengatakan bahwa pelayanan ini lebih menguntungkan, memuaskan, dan menggairahkan daripada pelayanannya yang lain selama tigapuluh lima tahun. Sesudah semua itu dipaparkan, mata dari banyak mahasiswa seminari itu memancar dengan penuh gairah. Hampir-hampir mereka tidak tahan untuk menunggu-nunggu lagi untuk pergi ke tempat pelayanan mereka dan mulai melipatgandakan murid.

    Yang sangat saya sukai tentang pelayanan melipatgandakan murid ialah bahwa hal itu berdasarkan Alkitab dan dapat dijalankan. Pertama, hal itu adalah cara Alkitabiah untuk menolong menaati Amanat Agung Kristus (Matius 28:18-20), dan untuk menolong melatih pekerja- pekerja (Matius 9:37,38) yang dewasa ini, seperti pada zaman Kristus, masih sedikit.

    Kedua, saya telah menyaksikan pelaksanaannya dan hasilnya lebih dari duapuluh lima tahun. Ketika kami beberapa orang terlibat dalam pelayanan melipatgandakan murid dalam tahun 1950-an, kami masih belum menyusun dan mengorganisasikannya dengan baik. Kami hanya menyebutnya "bekerja dengan beberapa orang." Tetapi sejak itu saya telah memperhatikan pendeta, ibu rumah tangga, utusan Injil, perawat, kontraktor bangunan, guru sekolah, dan pemilik toko terlibat dalam kehidupan beberapa orang itu. Saya telah melihat Tuhan memberkati usaha mereka dan melipatgandakan hidup mereka dalam Kristus ke dalam hidup orang lain.

    Pada waktu Saudara mulai memakai waktu Saudara secara pribadi dengan orang Kristen lain dengan maksud membangun kehidupannya -- meluangkan waktu bersama membaca Firman, berdoa, bersekutu, berlatih secara sistematik -- ada sesuatu yang terjadi dalam hidup Saudara juga. Biarlah kiranya Allah mengaruniakan kesabaran, kasih dan ketekunan pada waktu Saudara membagikan kehidupan yang telah diberi-Nya kepada Saudara dengan orang lain.

    2. Contoh-contoh Latihan Pemuridan Dalam Alkitab

    Ketika hari siang, Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka duabelas orang, yang disebutnya rasul (Lukas 6:13).

    Bila seorang gembala sidang memperhatikan sidangnya, apa yang dilihat? Banyak macam kebutuhan. Barangkali ada orang yang belum menjadi Kristen. Ada orang yang sedang mencari-cari. Ada yang ingin tahu, dan ada sebagian yang telah dibawa ke gereja oleh seorang kawan yang menaruh perhatian. Ia melihat orang-orang yang berbeban berat dengan penderitaan dan orang-orang yang ditimpa tekanan-tekanan, keputusasaan, dan sakit hati.

    Gembala sidang itu melihat orang-orang Kristen muda yang bergairah dalam kehidupan barunya dalam Kristus. Ia melihat orang Kristen lama yang sudah pernah mendengar tentang semua itu tetapi acuh tak acuh. Ia melihat orang-orang yang setia hadir dalam semua kegiatan gereja.

    Gembala sidang itu melihat pengantin baru. Ia melihat mereka yang mengalami kesulitan dalam rumah tangganya. Ia melihat keluarga yang ada dalam kesukaran ekonomi; usahanya tidak berjalan lancar. Ia melihat usahawan yang berhasil dan suami yang kehilangan pekerjaan. Ia melihat petani yang menantikan hujan turun; kalau tidak, panennya akan gagal. Dan berbagai hal lainnya dilihatnya pada sidang itu.

    Pada waktu pengkhotbah itu berdiri dihadapan orang-orang itu, terlintas dalam pikirannya : "Bagaimana dapat saya melayani orang-orang itu dan memenuhi kebutuhan mereka hanya dengan satu atau dua kali berkhotbah saja setiap minggu?" Mungkin setiap orang di dalam sidang itu masing-masing mempunyai kebutuhannya sendiri. Apa jawaban bagi soalnya itu?

    Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus bertanya dulu, "Apakah Yesus pernah menghadapi soal seperti itu?" Pelayanannya dipenuhi dengan mijizat-mujizat, kerumunan orang banyak, pekerjaan yang berat, kelesuan dan pertentangan rohani. Orang-orang kusta datang memerlukan sentuhanNya. Orang buta memanggil namaNya ketika ia lewat. Para ahli hukum mencoba untuk menipu Dia. Orang berdosa yang bermacam-macam mengasihi Dia, menyediakanNya makan, dan membasuh kakinya dengan air mata. Berbondong-bondong orang mengikut dan mengelu-elukan Dia; orang- orang banyak itu kemudian menuntut kematianNya. HidupNya dipenuhi dengan segala macam bentuk emosi, segala macam perlawanan, dan segala macam kegiatan.

    Mendekati akhir pelayananNya, Yesus berbicara kepada BapaNya dalam doa syafaatNya yang dinaikkan untuk murid-muridNya. Ia mengatakan sesuatu yang mengejutkan: Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya (Yohanes 17:4).

    Mengapa hal itu sedemikian hebatnya? Tidakkah Yesus mempermuliakan Allah dengan segala pikiran, kata, dan perbuatan pada setiap saat dalam setiap hari selama hidupNya diantara manusia? Ya, memang betul. Dan itulah yang mengagumkan kalau dibandingkan dengan kegagalan kita. Tetapi yang mengherankan dalam pernyataanNya itu, Dan saya sudah menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tugaskan kepada saya (KBMK).

    Kita sudah paham akan pekerjaan penebusan Kristus dan ingat kata-kataNya dari salib, Sudah selesai (Yoh 19:30). Oleh perbuatanNya yang mulia dan lengkap itu, Ia menebus kita; Ia mati bagi dosa-dosa kita; Ia membebaskan kita.

    Lalu apakah yang dimaksudkan pada waktu Ia mengatakan dalam doaNya, Aku telah menyelesaikan pekerjaan? Pada waktu Saudara membaca doanya dengan teliti, Saudara akan mendapatkan bahwa Ia tidak menyebutkan mujizat atau orang banyak, tetapi limapuluh kali Ia menyebutkan orang-orang yang Allah berikan di dunia ini, yaitu murid- muridNya. PekerjaanNya adalah dengan orang-orang itu. PelayananNya menyentuh beribu-ribu orang, tetapi Ia melatih duabelas orang. Ia menyerahkan nyawanya disalib bagi berjuta-juta orang, tetapi selama tiga setengah tahun Ia memberikan hidupNya secara khusus kepada duabelas orang.

    Dalam pengajaran dan khotbah kita sering kita tekankan dengan jelas tentang pelayanan Kristus dalam penebusan dosa, dan memang kita harus berbuat demikian. Tetapi kita juga perlu mempelajari, mengerti, dan mengajarkan tentang pelayananNya dalam melatih beberapa orang itu. Dalam hal melatih murid ini dapat kita temukan tiga prinsip.

    Prinsip Pemilihan

    Orang-orang yang dipilih oleh Yesus adalah orang-orang biasa--penjala ikan, pemungut cukai, dan lain sebagainya. Pada saat sebelum Ia memilih orang-orang yang akan Ia latih, Ia berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12,13).

    Ini adalah segi yang penting dalam pemilihan. Ia tidak terburu- buru menangkap orang pertama yang menunjukkan minat. Bagi-Nya keputusan ini merupakan keputusan yang sangat penting yang akan berakibat langgeng. Sejauh mana jangkauannya? Secara manusiawi kita tidak akan dapat menerkanya, tetapi inilah yang kita ketahui. Hasil daripada pelayanan Yesus masih terasa dan bahkan terus berlangsung hingga saat ini dan dengan Anugerah Allah akan terus berlangsung melalui hidup kita bagi ribuan orang ditahun-tahun mendatang.

    Siapapun yang berminat atau yang sekarang terlibat dalam pelayanan pemuridan (Mat 28:19) hendaklah berpikir dengan bijaksana mengenai perkara pemilihan ini. Lebih mudah bagi Saudara untuk meminta orang mulai ikut bersama Saudara daripada meminta seseorang berhenti karena ternyata bahwa Saudara telah memilih orang yang salah.

    Mengapa Yesus memilih orang-orang dengan kecenderungan kemanusiaannya dan kelemahannya? Misalkan ia hanya memilih orang yang terpelajar, berada dan pandai, yang tidak pernah merasa takut atau ragu-ragu; orang yang tidak pernah berbuat salah atau mengatakan sesuatu yang tak mengenal kelemahan, nafsu, persoalan, dan dosa kita semuanya. Bagaimana pengaruhnya terhadap kita? Kita tidak dapat menyamakan diri dengan orang semacam itu. Mungkin kita akan dicobai untuk berputus asa, berbalik, dan meneruskan jalan kita yang biasa lagi.

    Bukan saja bahwa mereka itu adalah orang-orang biasa, mereka adalah orang-orang yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Mereka tidak sama satu dengan yang lainnya. Mereka tidak merupakan fotocopy satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, Simon orang Zelot membenci orang Romawi yang menguasai Palestina, sedang Matius adalah pemungut cukai yang bekerja bagi mereka.

    Pelajaran apakah yang kita dapat daripadanya? Manfaat apakah yang dapat kita ambil bagi kehidupan kita? Sudah pasti ada satu pelajaran. Kalau kita ingin menjadikan orang murid Yesus, jangan kita hanya memilih mereka yang sama dengan kita dalam perangi dan kepribadian. Juga kita tidak hanya memilih mereka yang kita sukai dan tingkah lakunya yang cocok dengan kita dalam standar yang dapat kita terima. Baik sekali jika dalam team kita ada orang yang kasar dan juga yang terpelajar dan yang tenang.

    Pekerjaan Kristus adalah sesuatu yang penuh dengan kesemarakan, dan ada kalanya orang yang kasar dan siap itu lebih cocok bagi suatu pekerjaan tertentu daripada orang pemikir dan sebaliknya. Allah menyukai keanekaragaman. Dalam alam Saudara akan menemukan bunga mawar, pohon cemara, pohon palem, tanaman kaktus, bungan seruni dan bunga matahari. Di kebun binatang Saudara akan kagum pada jerapah, kuda nil, rusa, ular sawah, burung colibri, dan burung rajawali. Dalam memilih orang, Saudara harus menghilangkan kecenderungan Saudara untuk menyesuaikan diri dan mengikuti contoh Yesus.

    Murid-muridNya disebut orang-orang Galilea. Mereka adalah orang-orang yang dianggap agak kedesa-desaaan dan kuno oleh saudara-saudaranya yang lebih pintar di Yerusalem. Pada umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja keras dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin yang berfilsafat dan ilmuwan-ilmuwan dari kota besar. Mereka belum merasa diri terdidik, itulah sebabnya mereka lebih mudah diajar daripada orang-orang yang terpelajar di Yerusalem. Ini bukan berarti bahwa Yesus adalah orang yang menolak pendidikan dan kepandaian. Ia bercakap-cakap lama sekali dengan Nikodemus. Kemudian ia memilih Saulus dari Tarsus untuk menjadi seorang pemimpinNya di gereja.

    Prinsip Hubungan Akrab

    Untuk tujuan apakah Yesus memilih duabelas rasul? Ia menetapkan duabelas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14).

    Yesus memilih orang-orang ini untuk menyertai Dia. Ini bukanlah buah pikiran yang revolusioner pada zamanNya, sebab ada beberapa kasus dalam Perjanjian Lama di mana orang-orang dilatih untuk pekerjaan Allah dengan menjalin hubungan akrab dengan hamba-hamba Allah.

    Allah menyuruh Elia memilih Elisa untuk menolongnya dan meneruskan pekerjaannya setelah ia tiada. Elia tidak menemukan Elisa sedang belajar dan bermeditasi di sekolah nabi-nabi, tetapi di lapangan sedang bekerja (1Raja 19:15-16,19). Para murid juga dipanggil dari pekerjaan sehari-hari mereka untuk pergi bersama-sama Yesus (Mat 4:18-22; 9:9).

    Elia tidak memohon Elisa untuk pergi dengannya atau menggunakan jabatan kenabiannya untuk memaksa dia ke dalam pelayanan. Setiap orang harus memperhitungkan untung dan ruginya dan masuk ke dalam latihan pemuridan dengan rela. Sebetulnya, dari catatan pembicaraan mereka, Elia tidak keberatan jika Elisa tidak jadi mengikut dia. Jika ia mau bekerja sama dengan Elia ia harus belajar darinya dengan sukarela (1Raja 19:19-21).

    Mengikut Elia merupakan suatu pengorbanan bagi Elisa. Karena amukan Ratu Izebel dari Israel, waktu itu bagi nabi Allah atau siapa saja yang berhubungan dengan dia merupakan waktu yang tidak menentu. Jika Elisa bertanya dahulu kepada orang lain, tentu ia akan menerima nasihat agar ia tetap tinggal bersama lembu-lembunya di ladang. Itu lebih aman dan menguntungkan.

    Tetapi Elisa sadar bahwa akan diperkaya kerohaniannya jika ia meluangkan waktu bersama-sama dengan nabi Allah yang mulia itu. Maka setelah ia beristirahat dan membunuh lembu-lembunya, atau alat untuk kehidupannya--suatu perbuatan yang final bagi penyerahan yang sepenuhnya--ia pergi dengan Elia (1Raja 19:21). Apa yang ia perbuat? Melayani Elia. Memang benar bagi mereka yang akan memimpin harus belajar melayani. Begitu juga seseorang yang akan melatih orang- orang lain harus dengan rela meluangkan waktunya dengan mereka dalam percakapan yang memakan waktu berjam-jam dan menjalin hubungan dalam kehidupan sehari-hari.

    Itulah salah satu sebabnya mengapa Saudara tidak dapat melatih terlalu banyak orang sekaligus. Saudara tak akan dapat membagi diri Saudara secukupnya dengan mereka. Saudara hanya mempunyai persediaan emosi terbatas. Maka dalam satu hari Saudara dapat melatih orang dalam jumlah yang terbatas oleh waktu yang tersedia dan kapasitas rohani dan emosi dalam kehidupan Saudara sendiri. Kesalahan yang umum ialah orang ingin mencoba melakukan terlalu banyak, terlalu cepat, dan dengan terlalu banyak orang.

    Kita belajar dari hubungan antara dua orang ini bahwa Elia tak pernah mendorong Elisa untuk selalu menyertai dia dalam pekerjaannya. Sebaliknya, tiga kali Elia mendorong Elisa untuk meninjau kembali hubungan mereka dan meninggalkannya jika ia mau, tetapi tiga kali Elisa menolaknya. Elia telah memilih orang yang betul. Di Gilgal, Betel, dan Yeriko Elisa diberi kesempatan untuk berhenti, tetapi ia memilih untuk tetap tinggal disisi Elia (2Raja 2:1-6).

    Pada waktu Elisa memutuskan untuk mengikut Elia dan melayani Dia, itu merupakan suatu keputusan yang tetap. Ia telah memperhitungkan untung ruginya dan memilih hidup ini sebagai yang terbaik baginya. Maka dalam pemilihan Saudara dan hubungan selanjutnya dengan mereka dalam pelayanan, penting sekali bahwa Saudara membiarkan orang-orang itu mencari kehendak dan pikiran Allah, mengetahui sebenarnya apa yang terlibat dalam pemuridan, dan menyadari bahwa pertemuan-pertemuan itu bukan semata-mata untuk manfaat Saudara tetapi untuk manfaat mereka.

    Hubungan Musa dengan Yosua merupakan gambaran yang lain mengenai hubungan pekerjaan dan muridnya. Allah memberikan Yosua kepada Musa sebagai jawaban doa Musa. Salah satu hal yang pertama-tama dilakukan oleh Musa adalah untuk memberikan sebagai kewibawaannya kepada Yosua (Bil 27:15-20). Hal itu merupakan segi yang penting. Saya pernah berbicara dengan orang-orang yang takut melatih orang lain sebagai pemimpin rohani dalam sidang sebab kuatir kehilangan kesetiaan atau penghargaan dari orang-orang di sidang itu. Pemimpin-pemimpin semacam itu senang menjadi pusat perhatian. Mereka senang karena orang-orang itu bersandar kepada mereka dan hanya mereka. Musa membagikan kekuasaannya kepada Yosua.

    Pada waktu kita memperhatikan Musa dalam konteks ini, kita melihat bahwa Musa merasa aman di dalam Allah. Ia bersukacita melihat Yosua mulai menanggung sebagian bebannya. Dalam hubungan mereka, Yosua ada untuk menolong Musa dalam pelayanannya dan meneruskan pekerjaannya setelah Musa tiada. Ia berhasil dalam kepemimpinannya beberapa tahun kemudian (Yosua 1:1-2).

    Perjanjian Lama memberikan banyak contoh bagaimana melatih pekerja. Itu bukanlah metode yang baru timbul pada masa Yesus. Ketika Yesus mengemukakan maksudNya kepada murid-muridNya, mereka mengerti metode itu dan gembira mendapat kesempatan itu. Pada mulanya mereka tidak mengetahui seluruhnya tentang apa saja yang termasuk dalamnya. Walaupun demikian mereka tidak ragu-ragu tetapi gembira dan menghargai pemilihannya.

    Kemudian, pada waktu gereja berkembang di bawah pimpinan mereka, prosedur itu diteruskan. Ada orang-orang yang menyertai Petrus pada waktu ia pergi ke rumah Kornelius atas undangan yang dikirim oleh perwira pasukan itu (Kisah 11:12). Kemudian Rasul Paulus meneruskan pelyanan ini, yaitu melatih orang dengan menjalin hubungan akrab (Kisah 20:4).

    Pada waktu ia menulis surat yang terakhir kepada Timotius, Paulus mengingatkannya akan sebagian yang telah ia ajarkan. Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku (2Timotius 3:10).

    Dalam pelayanan pemuridan hubungan akrab adalah unsur yang menguatkan, bahkan mengubah hidup murid. Hampir tidak dapat dipercaya jika kita melihat perubahan yang terjadi dalam kehidupan keduabelas murid itu. Kejadian itu merupakan mujizat yang terbesar di dalam Firman Tuhan. Kita perhatikan mereka pergi dari kalangan sederhana di Galilea kepada pusat kalangan atas di Yerusalem. Di situ mereka mampu mempertahankan keyakinannya dihadapan Mahkamah Agama Yahudi, yaitu dewan kekuasaan yang tertinggi di Yerusalem. Kenyataan itu sangat mentakjubkan.

    Setiap gembala memiliki orang-orang di dalam sidangnya yang hanya sebagai penonton dalam Kerajaan Allah, tetapi sebenarnya mereka rela terlibat dalam pelayanan yang penting. Tetapi pelayanan itu memerlukan pengorbanannya. Orang yang demikian itu memerlukan khotbah dan ajaran, tetapi gembala juga harus membagikan hidupnya dengan mereka. Dan itulah pengorbanan. Rasul Yohanes mengatakan, Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawanya untuk; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (1Yohanes 3:16).

    Apakah hal itu sedemikian berharganya? Apakah untungnya pelayanan semacam itu?

    Yesus menetapkan dua belas orang supaya mereka bersekutu dengan Dia, dan supaya Dia dapat mengutus mereka keluar untuk memberitakan FirmanNya. Ia mempunyai dua tujuan dalam melatih duabelas orang itu. Pertama, ialah agar mereka dapat menolongNya dalam pelaksanaan pekerjaanNya. Kedua, agar mereka dapat melanjutkan pekerjaan itu sesudah ia pergi.

    Ia akan mengirim mereka untuk berkhotbah kepada Mahkamah Agama Yahudi, kepada ahli filsafat di Atena, kepada penyembah berhala, kepada orang-orang barbar, kepada serdadu-serdadu Romawi--kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Ia tahu bahwa Ia harus melatih mereka secara mendalam sebab mereka akan menghadapi perlawanan yang berat. Mereka akan dirajam, dipukuli, dan dijebloskan ke dalam penjara. Maka persiapan mereka sangat penting sekali. Latihan yang dangkal dan penyerahan yang setengah-setengah tidak akan tahan uji. Mereka diselamatkan untuk menyelamatkan orang lain, tetapi kebanyakan perjalanannya itu sulit dan berbatu-batu.

    Prinsip Pembinaan

    Di samping menjalin hubungan akrab dengan murid-muridNya dalam pelayanan sehari-hari, Yesus juga meluangkan waktu yang khusus untuk membina mereka.

    Mereka tahu bahwa hal itu akan seringan berpiknik. Yesus mempersiapkan mereka untuk menghadapi perlawanan, bahkan penolakan (Matius 10:16-18; Markus 6:11).

    Lebih baik kalau orang-orang tidak begitu saja masuk pemuridan. Ketika Yesus memilih Paulus, Ia memberikan penglihatan melalui Ananias tentang penderitaan yang akan dialaminya (Kisah 9:15-16).

    Pada waktu Saudara sedang melatih calon murid dan pekerja, beritahu kepada dia tentang sebagian kesulitan pelayanan yang pernah Saudara hadapi. Berbicaralah dengan dia tentang saat-saat Saudara ditolak pada waktu bersaksi kepada tetangga. Beritahu dia tentang risiko pemuridan.

    Yesus memberitahu murid-muridNya, Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu (Yohanes 15:16).

    Ia melatih langsung di medan pertempuran. Sewaktu-waktu Ia membawa orang-orangNya menyepi untuk waktu yang khusus bersama-sama, tetapi kebanyakan latihanNya diberikan langsung di lapangan. Mereka melayani bersama-sama dengan Dia.

    Yesus selalu dapat dicari oleh murid-muridNya. Firman kekal itu menjelma supaya dapat didengar, dilihat, dan disentuh. Mereka dekat kepadaNya. Mereka dipilih untuk bersama-sama dengan Dia, tetapi bagi tujuan yang agung yaitu mempersiapkan mereka bagi pelayanan. Ia merancanglkan latihanNya sedemikian sehingga hidup mereka harus menghasilkan buah kekal. Ia tidak menyiapkan mereka untuk kehidupan persekutuan yang tertutup, maka Ia tidak mempersiapkan mereka dalam persekutuan yang menyendiri.

    Dalam hal ini saya pernah berbuat kesalahan. Saya pernah berusaha untuk melatih orang dengan cara mengumpulkan mereka di tempat yang tenang sekali seminggu untuk mendiskusikan kehidupan Kristen dan kemudian ditambah dengan sekali-kali seminar atau pertemuan yang khusus. Cara itu tidak berhasil. Tetapi orang yang pernah bekerja dengan saya dalam liku-liku hidup, di mana kita menghadapi kemenangan dan kekalahan sehari-hari, di dunia atau kehidupan yang nyata, mereka yang sekarang produktif bagi Kristus. Saya telah melihat mereka mengeluarkan buah yang masih tetap.

    Sebagai kesimpulan, ada tiga hal yang harus dilakukan bagi orang yang ingin menolong orang lain menjadi kuat imannya, setia dan berhasil di dalam pelayanan Yesus Kristus.

    1. Ia harus mempunyai tujuan jelas tentang apa yang ia kehendaki agar mereka mengetahui dan mengerti mengenai Allah dan kebenaranNya. Ia harus tahu unsur-unsur dasar dalam kehidupan seorang murid Kristus.
    2. Ia harus memiliki suatu gambar yang jelas tentang apa yang seharusnya murid-murid ini menjadi nantinya. Ia harus mengetahui unsur dasar watak Kristen yang harus mereka miliki dan orang macam bagaimana yang mereka harus menjadi.
    3. Ia harus memiliki visi yang baik akan apa yang harus mereka pelajari supaya tercapai tujuannya dan rencana untuk menolong mereka menjalankannya.
    Dalam pasal ini telah kita lihat bahwa Kristus Yesus, para murid, dan nabi-nabi Perjanjian Lama memilih pengikut mereka dengan hati-hati. Mereka menggunakan priinsip besertaNya--konsep menjalin hubungan dan teladan. Dan mereka mempunyai waktu yang khusus untuk pembinaan yang kokoh dan jelas.

    Menarik sekali bahwa hal-hal itu tak ada yang di luar jangkauan orang Kristen biasa. Kita semua dapat saling membagi apa yang telah kita pelajar. Dan kita dapat berdoa agar hidup kita dapat menjadi teladan bagi orang lain untuk menolong mereka bertumbuh dalam penyerahan mereka kepada Kristus dan dalam keefektifan mereka demi Kristus.

    3. Menjadikan Murid Dalam Gereja Yang Mula-mula

    Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:42).

    Pada waktu kita melihat pembangunan sebuah gedung baru, sungguh mengherankan kalau mengetahui seberapa banyak waktu yang diberikan untuk membuat fondasinya. Kelihatannya pekerja-pekerja konstruksi itu tidak akan pernah memulai pembangunan gedungnya. Kadang-kadang mereka memerlukan beberapa bulan hanya untuk menggali lubang di tanah. Semakin banyak waktu yang dipergunakan untuk membuat dasarnya semakin besarlah bangunan yang dapat ditunjang.

    Hampir dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus Kristus memulai suatu gerakan yang akan disebarkan sampai ke ujung bumi. Injilnya itu akan disampaikan kepada raja yang mulia dan sampai kepada buruh yang paling sederhana sekalipun. Gerakannya dirancangkan untuk menjangkau seluruh dunia dengan Kabar Baik tentang keselamatan yang tersedia untuk manusia.

    Teladan dan Amanat Yesus

    Kristus Yesus memulai misiNya dengan pelayanan secara pribadi selama tiga tahun lebih sedikit. Salah satu segi utama dari masa pelayananNya ialah latihanNya kepada keduabelas muridNya. Latihan itu merupakan dasar dari keseluruhan pelayananNya. Kebanyakan waktuNya dalam tiga tahun lebih sedikit itu dipusatkan kepada orang-orang itu. Ia menyadari jika pekerjaanNya mau berhasil, sebagian besar harus bergantung dari pengabdian, kesetiaan, keberanian, dan iman orang-orang yang telah dipilih dan dilatihNya.

    Mula-mula saya insaf akan pentingnya metode ini ketika saya masih menjadi seorang Kristen baru. Saya mengikuti sebuah konperensi Kristen dan dalam salah satu khotbah yang disampaikan ditekankan betapa penting keduabelas murid itu bagi pekerjaan Yesus. Ia membicarakan tentang kenaikan Yesus ke surga dan kegembiraan diantara para malaikat.

    Penceramah mengisahkan bagaimana ketika salah satu malaikat itu bertanya kepada Anak Allah yang baru kembali itu, "Rencana apa yang kau miliki untuk meneruskan pekerjaanMu di bumi?"

    Yesus menjawab tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai rencana lainnya!"

    Malaikat yang lain bertanya, "Bagaimana jika mereka gagal?"

    Sekali lagi tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai rencana lainnnya!"

    Pembicara itu menjelaskan bahwa dialog itu hanya merupakan sebuah dongeng, tetapi gambaran itu sampai pada sasarannya. Hari depan jatuh bangunnya agama Kristen tergantung pada pelayanan orang-orang ini.

    Kata-kata Yesus yang terakhir kepada murid-muridNya ialah, Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Kata-kata kamu akan menjadi saksiKu adalah kunci bagi perkembangan pekerjaan Yesus dalam buku Kisah Para Rasul. Siasat penjangkauan pertama-tama ialah pergi ke Yerusalem, kemudian Yudea dan Samaria, dan akhirnya sampai ke ujung bumi.

    Apakah kiranya tanggapan para rasul akan amanat agung Yesus? Tentunya pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa tugas Yesus bagi mereka itu merupakan suatu pekerjaan yang sangat besar. Bumi itu besar, dan ada banyak orang serta banyak bahasa. Siapa diantara mereka yang mengenal bahasa Partia atau Media? Apakah ada diantara mereka yang mengenal bahasa Mesopotamia dan Kapadokia?.

    Jika seandainya mereka kuatir mengenai hal itu, semestinya mereka tidak sanggup. Seperti biasanya, Yesus selalu mempunyai suatu rencana. Ia sudah memberitahu murid-muridNya agar mereka jangan meninggalkan Yerusalem. Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian katanya-- "Telah kamu dengar daripadaKu. Sebab Yohanes Pembabtis membaptiskan dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kisah 1:4-5).

    Hari Pentakosta

    Janji kedatangan Roh Kudus dipenuhi pada hari Pentakosta, yaitu sepuluh hari seseudah kenaikan Tuhan Yesus (Kisah 2:1-4).

    Dalam perayaan Pentakosta--sama dengan perayaan Yahudi lainnya yang sudah lama--orang-orang Ibrani dari negara-negara yang dekat datang ke Yerusalem. Mereka merayakan hari itu, bergembira mengingat kebaikan dan berkat Allah, kemudian berpisah kembali.

    Pada hari Pentakosta itu para rasul dipenuhi dengan Roh Kudus dan diberi kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing. Mereka memberitakan Injil di jalan-jalan Yerusalem. Orang-orang dari negeri lainnya mendengarkan mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri (Kisah 2:5-11). Orang-orang Yerusalem menjadi kagum. Sebenarnya banyak dari mereka yang datang untuk berbagai hari raya selama bertahun-tahun dan belum pernah melihat atau mendengar hal seperti itu. Ada orang yang menuduh bahwa para rasul itu mabuk. Lalu Petrus berdiri dan menyampaikan khotbah yang pertama yang dicatat di dalam buku Kisah Para Rasul.

    Untuk menjawab orang-orang yang mengumpat mereka, ia memulai dengan mengutip bagian dari Firman Tuhan. Inilah dia, penjala ikan dari Galilea yang seherhana. Dia berdiri dipusat kota Yerusalem, mengangkat suaranya dan membuat jalan-jalan kuno itu berkumandang dengan kabar tentang Kristus yang telah bangkit. Bagaimana hal itu terjadi padanya untuk menjawab pengejek-pengejek itu dengan kutipan dari Firman Tuhan? Jawabannya jelas sekali. Ia telah berjalan bersama Yesus lebih dari tiga tahun, dan ia pernah melihat Yesus menjawab kritik-kritik yang dilontarkan banyak kali. Ia telah melewatkan waktu lebih dari tiga tahun dengan orang yang sering mengutip Firman Tuhan. Petrus telah belajar dengan baik dan pada waktu itu mengutip Yoel 2:28-32. Kemudian Petrus langsung masuk kepada inti dari masalah itu: berita Injil. Ia berkhotbah mengenai Kristus yang telah disalibkan dan bangkit dan mendukung apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan (Kisah 2:22-24).

    Hasil sangat mengejutkan: Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul- rasul yang lain: `Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?' (Kisah 2:41).

    Ujian bagi berita suci yang mana saja tidak didasarkan kepada khotbah yang baik atau jelek, tetapi Apakah Allah memakainya. Adakah berkat Allah atas berita itu? Di sini Allah memberkati secara luar biasa dengan tiga ribu orang yang menerima Injil itu (Kisah 2:41).

    Kemudian diikuti dengan pernyataan yang paling menarik di dalam Firman Tuhan. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:42).

    Yang lebih menarik ialah apa yang tidak dicatat. Apa yang terjadi diantara ayat 41 dan 42? Bagaimana rasul-rasul itu pergi berkeliling untuk mengumpulkan orang-orang itu dalam persekutuan yang tekun? Pernahkah Saudara mencoba untuk mengadakan pertemuan bagi orang-orang yang baru bertobat sesudah pertemuan kebangunan rohani atau kebaktian istimewa? Berapa di antara mereka yang muncul? Biasanya tidak terlalu banyak. Tetapi rasul-rasul itu telah dilatih oleh Yesus, dan mereka dapat melakukannya.

    Pelayanan Bimbingan Orang Kristen Baru

    Coba bayangkan situasi ini: para rasul dengan ketiga ribu orang yang baru bertobat. Apa rencana tindak lanjut untuk orang-orang itu? Mungkin yang biasa mereka lakukan--menikmati pesta dan pulang, terpencar ke empat penjuru angin. Tetapi rasul-rasul itu mempunyai rencana lain.

    Apakah tugas mereka? Mencari pengikut? Bukan, tugas mereka (dan kita) adalah untuk menjadikan orang murid (Mat 28:19). Bagi Yesus hal itu tidak menjadi masalah, dan orang-orang ini telah mendengar Dia membicarakan tentang pemuridan banyak kali. Mereka tahu harkatNya dan apa yang diharapkan dari pengikut-pengikutNya.

    Harkat Yesus. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu (Yohanes 15:7-8).

    Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap di dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31,32).

    Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh 13:34-35).

    Jikalau seorang darang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu (Lukas 14:26-27).

    Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Lukas 14:26-27).

    Rencana Yesus. Apakah yang harus diperbuat oleh rasul-rasul terhadap orang-orang yang bertobat? Berdiam diri saja sedang ketiga ribu orang yang baru mengaku percaya itu begitu saja berjalan ke luar kota? Sama sekali tidak!

    Pada peristiwa lainnya sesudah kebangkitan, Yesus bertanya kepada Petrus dengan pertanyaan yang agak tajam. Bacalah Yohanes 21:15-17 sambil memperhatikan pertanyaan Yesus, jawaban Petrus, dan perintah Yesus.

    Apa yang terutama diperintahkan Yesus ialah untuk memelihara domba-dombaNya. Ada tiga ribu domba yang baru lahir ke dalam Kerajaan Allah. Dan Yesus menugaskan mereka agar memberi makan dan menjadikan orang itu murid.

    Kegiatan rasul-rasul. Para rasul mengambil tindakan darurat. Karena harus memberi makan dan tempat tinggal bagi mereka yang memerlukan pemeliharaan dan pelayanan sebagai murid baru. Tadinya mereka tidak bermaksud untuk tinggal lebih lama lagi di Yerusalem. Dengan demikian orang-orang baru itu dapat tinggal dan menerima latihan dan pertolongan sebagai tindak lanjut yang mereka butuhkan (Kisah 2:44-47). Dalam laporan berikutnya di dalam Kisah Para Rasul, orang-orang yang baru percaya itu tidak lagi disebut-sebut. Tentunya mereka sama seperti kanak-kanak di dalam sebuah keluarga, memperhatikan segala sesuatu, mendengarkan segala sesuatu, dan kemudian menirukan segalanya itu. Jumlah mereka mulai bertambah. Pada suatu saat jumlah mereka bertambah menjadi lima ribu orang (Kisah 4:4). Kemudian, jumlah orang yang percaya bertambah banyak (Kisah 5:14).

    Teladan bagi orang-orang yang baru percaya,. Ketika ribuan orang dimenangkan ke dalam kerajaan, apa yang terjadi dalam hidup orang-orang yang baru bertobat itu? Mereka melihat rasul-rasul dipukuli, dianiaya, dan dijebloskan ke dalam penjara karena kesaksian mereka bagi Kristus (Kisah 4:17; 5:18,40). Mereka memperhatikan para rasul pada waktu mereka mengkhotbahkan Injil pada setiap kesempatan. (Kisah 3:14-15; 4:10,33; 5:30-31).

    Mereka berada di saa pada waktu rasul-rasul dengan sukacita menerima penganiayaan yang harus diderita (Kisah 5:41). Dan mereka mendengarkan dengan cermat pada waktu rasul-rasul itu mengajar mereka dengan setia perkara-perkara dari Tuhan (Kisah 5:42).

    Pengaruh apakah yang terjadi dalam hidup murid-murid yang bertumbuh itu? Pelajaran apakah yang mereka peroleh? Jawabnya menjadi jelas pada waktu kita melihat mereka menjada murid-murid dan pekerja-pekerja yang berguna di dalam tubuh Kristus. Latihan yang mereka terima dari tubuh Kristus. Latihan yang mereka terima dari para rasul meresap dalam. Mereka menjadi seperti alat perekam yang dijalankan. Kemudian mereka akan menjalankan kembali pita rekaman itu kepada dunia.

    Saat ujian. Maka datanglah saat mereka diuji. Sesudah kematian Stefanus, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah 8:1).

    Menarik sekali bahwa kejadian ini merupakan langkah yang berikutnya dalam pemenuhan dari amanat yang diberikan (Kisah 1:8). Perhatikan bahwa semua murid berpencar kecuali rasul-rasul. Mengapa rasul itu tidak tersebar? Sebab mereka diberi suaka keagamaan oleh Gamaliel, yang menyatakan, Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah (Kisah 5:38-39).

    Pemimpin-pemimpin agama setuju akan hal itu, tetapi tidak ada perlindungan untuk orang-orang percaya yang biasa. Jadi mereka melarikan diri, tetapi tidak dalam kepanikan. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil (Kisah 8:4).

    Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa mereka pergi ke mana-mana memberitakan Injil? Sebab mereka sudah didewasakan dari dalam suatu suasana bersaksi. Mereka menganggap bahwa itulah hal wajar yang harus mereka lakukan. Itulah yang mereka ketahui tentang iman pada Kristus. Mereka telah diajar dan sudah diberi teladan.

    Pada waktu kita memikirkan pelayanan menjadikan orang murid Yesus, kita harus memperhatikan segi ini dengan sungguh-sungguh. Jika kita ingin melihat tindakan tertentu atau kelakuan tertentu yang berkembang dalam diri mereka yang bekerja bersama kita, kita harus ingat akan kekuatan teladan perorangan. Orang-orang Kristen yang baru ini hanya mengikuti teladan dari pemimpin mereka.

    Pelayanan Filipus. Kemudian Roh Allah mengalihkan perhatian kita kepada salah satu dari orang-orang itu, seorang diakon. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ (Kisah 8:5). Dia memberitakan Kristus di daerah itu dan mengakibatkan sukacita yang besar dalam kota itu (Kisah 8:8).

    Kemudian, dia bersaksi kepada seseorang dalam kereta kuda. Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya (Kisah 8:35). Sekali lagi, itulah apa telah diperlihatkan kepadanya dan diajarkan kepadanya yang menjadikan dia seorang saksi yang efektif. Latihan yang telah diperolehnya mempersiapkan dia bagi tanggung jawab ini.

    Pelayanan orang-orang lain. Sebagian dari orang-orang yang di Yeruselem pada hari Pentakosta berasal dari Kirene (Kisah 2:10). Sebagian dari mereka menerima berita Injil ini dan menerima latihan pemuridan dari rasul-rasul. Setelah mereka tercerai berai oleh penganiayaan, mereka muncul kembali memberitakan Yesus Kristus (Kisah 11:19-21). Kesaksian mereka sangat berkuasa, seakan-akan tangan Tuhan ada pada hidup mereka. Berita mereka sederhana; mereka memberitakan tentang Tuhan Yesus. Dan banyak orang yang percaya.

    Minat yang terus menerus dari para rasul. Pada waktu murid-murid itu meninggalkan para rasul, mereka tidak dilupakan. Para rasul mengikuti mereka dengan doa dan dengan perhatiannya. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan (Kisah 11:22-24).

    Prinsip latihan yang penting ternyata di sini. Orang-orang ini tidak nampak tetapi tidak dilupakan. Pada waktu terjadi sesuatu hal kepada mereka yang memerlukan bantuan dalam pelayanannya, mereka mendapatkannya dari pemimpinnya.

    Kesimpulan dan tambahan. Kita telah meninjau pelayanan para rasul sesudah kenaikan Yesus dan pelayanan berikutnya dari murid-murid yang mereka latih. Semua itu sangat berguna bagi hidup kita dan pelayanan kita. Gembala-gembala sidang pernah bertanya kepada saya, "Tetapi apakah kiranya latihan pemuridan ini dapat berjalan di dalam gereja kami dewasa ini?"

    Jawaban saya selalu sama: Hal itu berjalan di gereja di Yerusalem. Hal itu juga berjalan di gereja di Antiokhia. Semua ini dimulai dalam gereja Perjanjian Baru. Latihan pemuridan itu bertumbuh dan subur dalam gereja-gereja ini. Dan tak ada alasan di bumi ini mengapa hal itu tak dapat dilaksanakan dewasa ini.

    Amanat Agung masih tetap sama. Berita Injil itu masih tetap sama. Kita melayani dengan kuat kuasa dari Roh Kuds yang sama. Kita memiliki Firman Allah yang sama. Dan kita memiliki janji yang diberikan oleh Yesus beserta dengan perintah untuk menjadikan murid. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20).

    Lalu apakah persoalannya dewasa ini? Mengapa kita tidak melihat latihan pemuridan lebih sering dipraktekkan? Mengapa murid-murid yang menghasilkan buah, mengabdikan diri, dan matang sedemikian jarangnya? Alasan yang terbesar ialah bahwa kita terlalu sering bersandarkan program atau bahan-bahan atau hal-hal lainnya dalam melakukan pekerjaan Tuhan.

    Pelayanan itu harus dijalankan oleh orang-orang bukan program. Pemuridan harus disampaikan oleh seseorang bukan oleh sesuatu. Murid- murid tidak dapat dihasilkan secara massal. Kita tidak dapat memasukkan orang ke dalam suatu "program" dan melihat murid muncul sebagai hasil produksi. Menjadikan orang murid memakan waktu. Perhatian secara pribadi dan perorangan diperlukan. Waktu berjam-jam untuk mendoakan mereka diperlukan. Pengertian dan kesabaran diperlukan untuk mengajar bagaimana menghayati Firman Allah bagi mereka sendiri, bagaimana memelihara jiwa mereka, dan oleh kuat kuasa Roh Kudus bagaimana memakai Firman itu bagi hidup mereka. Lebih dari semua itu kita perlu menjadi teladan bagi mereka.

    Teladan Rasul Paulus

    Pelayanan menjadikan orang murid Yesus memakan waktu dan usaha, tetapi hasilnya abadi. Rasul Paulus adalah suatu contoh dari apa yang diperlukan dan apakah untung ruginya dari pelayanan semacam itu.

    Pernah Ia selesai dengan perjalanan pengutusan Injilnya, dan Allah telah memberkati usahanya dengan berkelimpahan. Banyak orang telah dibawa kepada Tuhan. Beribu-ribu orang telah mendengarkan Injil. tugasnya hampir saja merenggut nyawanya. Tetapi pada perjalanan itu, sesudah ia dilempari batu dan ditinggalkan karena disangka telah mati, ia kembali ke tempat di mana permusuhannya merupakan yang terhebat. Dan di situ dia menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman (Kisah 14:22).

    Kemudian ia kembali ke Antiokhia dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Paulus merasa terbeban bagi orang-orang itu yang telah percaya dan berkata kepada Barnabas Baiklah kita kembali kepada saydara-saudara kita du setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka (Kisah 15:36). Sering kita menyebut perjalanan ini sebagai perjalanan pengutusan Injil Paulus yang kedua. Sebetulnya perjalanan ini merupakan permulaan dari perjalanan pemuridan yang pertama. Berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ" (Kisah 15:41).

    Sesudah perjalanan yang lama dan sulit itu, ia kembali ke Antiokhia. Roh Allah bergerak dalam hatinya, dan ia pergi sekali lagi pada perjalanan pengutusan Injil yang berikutnya. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. (Kisah 18:23). Ya, memang hal itu memerlukan waktu dan usaha, tetapi Rasul Paulus adalah seorang pembina murid yang sejati.

    Kemudian dalam suratnya Paulus mengutarakan aspek ini dari pelayanannya. Dalam membicarakan Yesus ia berkata: Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1:28-29).

    Perhatikanlah kesaksian Paulus. Ia menguasahakan dan menggumulinya dengan segala kuat kuasa yang diberikan Allah. Apa yang dikerjakannya? Ia memenangkan orang-orang kepada Kristus dan membawa mereka sampai kepada kematangan yang penuh di dalam Dia. Proses ini sangat memerlukan waktu dan pengorbanan. Pada suatu saat ia menyatakan hal itu kepada mereka yang akan meneruskan pelayanannya: Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata (Kisah 20:31).

    Ia juga melayani demikian di antara orang-orang Tesalonika. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya (1Tesalonika 2:11-12).

    Kita sudah meninjau sepintas lalu pelayanan rasul-rasul yang dipilih oleh Yesus untuk meneruskan pekerjaanNya. Pelayanan mereka ditempatkan dalam latar belakang penjara, penganiayaan, ancaman, gempa bumi, kecelakaan kapal, komplotan pembunuh, mujizat, dan banyak kejadian-kejadian lainnya yang terjadi di jalanan dan di lautan di sekitar dunia Laut Tengah.

    Iblis telah mencoba sedapatnya untuk menghentikan mereka, tetapi mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya. Mereka bertekun terus. Tugas mereka sudah jelas: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu (Matius 28:19). Dan mereka melakukannya. Mereka berdiri tegak, tidak goyah, dan selalu giat dalam pekerjaan yang telah ditugaskan oleh Tuhan.

    4. Seorang Menolong Orang Lain

    Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu dihadapanKu (Yeh 22:30).

    Di dalam jemaat mana selau saja selalu ada minat yang beraneka ragam mengenai pekerjaan Tuhan. Ada orang yang hanya menjadi penonton, yaitu mereka yang hanya datang untuk melihat dan mendengarkan. Mereka berada di sana karena bermacam-macam alasan: kebiasaan, rasa tanggung jawab, desakan kawan, keperluan perusahaannya, atau keperluan sosial. Sebagian adalah orang-orang yang bukan Kristen yang hanya ikut-ikutan. Sebagian adalah orang-orang yang bukan Kristen yang kebetulan menghadiri kegiatan gereja.

    Selain penonton, ada juga kelompok orang yang giat mengambil bagian. Orang-orang ini mau mengambil bagian dalam pelayanan gereja, dan di dalam kebanyakan hal mereka memberikan yang terbaik. Mungkin mereka melayani sebagai penyambut tamu di Sekolah Minggu atau di kebaktian, dan mungkin melayani dalam panitia-panitia atau sebagai petugas lain di jemaat. Sebagian mungkin mengajar di Sekolah Minggu atau terlibat dalam kegiatan pelayanan yang aneka ragam.

    Orang-orang yang berpartisipasi ini merupakan tulang punggung gereja. Gereja tidak dapat berjalan tanpa mereka. Maka pada waktu kita membicarakan pelayanan pemuridan di dalam gereja, jangan kita melalaikan orang-orang ini yang memainkan peranan yang berharga. Gereja harus tetap menyuguhkan acara yang bermacam-macam supaya semua orang merasa disambut dan kerasan. Sekolah Minggu harus tetap menjalankan kelas-kelas untuk segala umur. Organisasi lainnya harus menyediakan persekutuan bagi orang-orang yang minat dan keperluannya berlainan. Di dalam semua program ini yang terutama ialah orangnya. Pada mereka akhirnya tidak dapat ditolong oleh sesuatu tetapi harus ditolong oleh seseorang.

    Kita semua mempunyai keperluan yang khas yang hanya dapat dipenuhi oleh orang lain. Tak ada program atau sistim yang dengan sendirinya dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sebab kita adalah individu, dan masing-masing mempunyai kebutuhan yang khas yang hanya dapat dipenuhi oleh sesamanya.

    Dalam hal ini ada suatu bahaya yang timbul ketika kita tidak menyadari bahwa ada orang yang belum siap atay yang tidak menginginkan pemuridan. Dalam semangatnya yang baru untuk mengadakan pelayanan pemuridan dan ketergesaannya untuk menjalankannya ke dalam kehidupan gereja, ada gembala yang akan mengesampingkan beberapa anggota yang baik atau akan menyebabkan mereka merasa seperti warga Kerajaan Allah kelas II. Seringkali pendeta-pendeta itu tergesa-gesa dalam usahanya dengan memaksakan tuntutan pemuridan pada setiap orang secara sekaligus. Mereka tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan dari orang-orang itu, tetapi sebaliknya banyak dari antara mereka akan kecewa di dalam proses ini. Gereja agar dapat berfungsi secara efektif, harus memakai berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Kristen sungguh-sungguh.

    Untuk melibatkan anggota gereja dalam pelayanan pemuridan dan untuk menolong mereka menjadi murid, sebagai langkah permulaan ada tiga hal yang perlu diikuti. (1) Mereka harus diberi motivasi untuk menjadi murid. (2) Mereka harus mengadakan persekutuan dengan Yesus Kristus secara teratur. (3) Mereka harus bersaksi bagi Dia.

    Motivasi Untuk Pemuridan dan Pelibatan Dengan Orang Lain

    Langkah pertama untuk membentuk sekelompok orang yang berminat bagi pemuridan ialah motivasi pada dua arah--ke dalam dan ke luar. Secara ke dalam mereka harus diberi motivasi untuk mengadakan persekutuan dengan Yesus Kristus. Dan secara keluar mereka harus menjadi saksi bagi Kristus Yesus. Proses keseluruhannya harus dijalankan dengan banyak doa dan pikiran. Mungkin proses itu dapat digambarkan dengan sebuah proyek bangunan.

    Pernah gereja kami menyadari bahwa fasilitas pendidikan perlu diperluas. Keperluan ini diumumkan dari minggu ke minggu di dalam Sekolah Minggu. Karena pertumbuhan SM, kami harus memindahkan tempat pertemuan beberapa kelas, dan kelas kami adalah salah satunya. Kelas dewasa kami tidak mempergunakan seluruh ruangan, maka kami bertukar ruangan pertemuan kelas dengan kelas lain yang lebih besar. Hal ini tidak dilaksanakan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kami mendiskusikannya untuk beberapa minggu. Kebutuhan menjadi jelas, dan pada waktu tiba hari pertukaran ruangan kelas maka kami sudah mengerti maksudnya.

    Kemudian kami diberitahu bahwa telah dibentuk suatu panitia untuk mempelajari tentang kebutuhan penambahan ruang kelas. Mereka memikirkan dan membahas segala kemungkinan dan pilihan, dan gagasan untuk membangun tambahan pada fasilitas yang sudah ada disebutkan. Perubahan pemikiran berjalan untuk beberapa bulan dan setiap ada perubahan kami diberi laporan tentang perkembangan dari panitia. maka jemaat lama kelamaan mengerti akan kebutuhan ini.

    Karena pertumbuhan yang terus menerus, keadaannya semakin mendesak, dan keperluan untuk perluasan makin dibutuhkan. Akhirnya datanglah pengumuman: kita akan membangun! Sedikit orang tidak yakin bahwa itulah jalannya, tetapi kebanyakan dari kami merasa pasti bahwa itulah langkah yang benar. Kesempatan pertama diberikan kepada kami untuk berjanji akan memberikan persembahan yang melebihi ongkosnya! Orang-orang mempunyai hati untuk memberi.

    Apa yang akan terjadi jika semua itu dilakukan dengan tiba-tiba tanpa ada pembicaraan sebelumnya? Misalnya, pada suatu kebaktian Minggu pagi, pendeta mengedarkan kartu dan menuntut agar segera kami memberikan janji persembahan untuk bangunan baru? Tentunya kami tidak siap bahkan terkejut. Hal itu merupakan pemikiran yang baru, dan kebanyakan orang akan menolak hal baru yang tiba-tiba timbul. Tanpa persiapan yang sepatutunya, tentu tak akan ada tanggapan yang positif.

    Untuk memulai pelayanan pemuridan di dalam gereja, kita memerlukan pandangan dan rencana yang serupa dengan pembangunan gedung tambahan tadi. Kuncinya ialah melaksanakannya dengan perlahan-lahan, dan jangan mencoba untuk melakukannya terlalu cepat dengan terlalu banyak. Para penonton masih ada di sana, dan kebanyakan dari mereka ingin tetap begitu saja.

    Memberi motivasi untuk pemuridan orang adalah proyek yang sangat menarik. pada suatu waktu Saudara akan dapat menyorot mereka yang menunjukkan minat untuk menjadi murid. Mereka akan menjadi sadar akan keperluan mereka sendiri dan mengadakan waktu untuk Firman -- membacakannya, menyelidikinya, menghafalkannya -- dan menentukan waktu doa setiap hari. (Penjelasan lebih lanjutan terdapat dalam pasal 5.)

    Persekutuan Dengan Tuhan

    Pada waktu Saudara mulai melihat di antara anggota gereja ada yang berminat dalam pemuridan maka Saudara suap untuk menekankan pokok yang lain, yaitu persekutuan dengan Tuhan dengan teratur.

    Sasaran Saudara ialah melihat munculnya sekelompok orang yang mempelajari Firman Tuhan secara pribadi dengan teratur dan yang berdoa secara efektif. Orang-orang itu hidup di dalam persatuan dengan Yesus Kristus yang vital hari demi hari, dan melalui hidup mereka kehidupan Yesus Kristus mengalir dalam kuat kuasa penyelamatan kepada orang lain di sekitar mereka.

    Untuk menyempurnakan hal ini Saudara harus pasti bahwa anggota-anggota Saudara itu tidak hanya bergantung pada makanan dari khotbah mingguan tetapi yang dapat mengambil makanan sendiri sehari-hari dari Firman Tuhan.

    Pada suatu kali keluarga saya dan saya mengadakan perjalan melalui Florida, di Amerika Serikat. Dalam perjalanan itu saya sangat terkesan dengan keindahan rumpun tanaman jeruk yang berhektar-hektar luasnya. Seajuh mata memandang, semua pohon-pohon itu penuh dengan buah jeruk.

    Pada waktu kami berhenti untuk bermalam di sebuah hotel, kami masih berada di tengah-tengah daerah perkebenan kebun jeruk. Pada keesokan paginya kami pergi ke rumah makan untuk makan pagi, dan saya memesan air jeruk dengan telur.

    Tak lama kemudian pelayan datang dengan kabar buruk. "Pak," katanya, "Kami tidak dapat menyajikan air jeruk. Mesin kami rusak."

    Pada mulanya saya tidak dapat mengerti. Saya tahu bahwa kami dikelilingi dengan berjuta-juta buah jeruk, dan saya tahu bahwa di dapur ada jeruk. Tetapi saat itu saya menginginkan air jeruk, dan saya tidak bisa memperolehnya.

    Saya mulai memikirkan keadaannya. Apa persoalannya? Tak ada air jeruk? Pada hal kami berada di tengah-tengah ribuan liter air jeruk. Persoalannya ialah bahwa pelayanan itu bergantung pada alat, dan jika alat itu rusak ia tidak dapat menyajikan air jeruk. Kadang-kadang orang orang Kristen juga seperti itu. Mungkin mereka dikelilingi Alkitab dirumahnya. Tetapi jika pada suatu hari Minggu sesuatu terjadi sehingga tak ada kebaktian, mereka pulang tanpa makanan rohani. Mereka tidak mendapat santapan rohani bagi jiwa mereka. Jika tak ada orang yang dapat membuka Firman Allah dan memberi makan mereka, mereka pulang kelaparan.

    Persoalannya bukanlah bahwa tidak ada makanan rohani. Persoalannya ialah bahwa banyak orang Kristen tidak tahu bagaimana memperolehnya bagi dirinya sendiri. Mereka sama seperti bayi di dalam gudang yang penuh dengan kaleng-kaleng susu. Tetapi mereka akan mati kelaparan kecuali ada orang yang membukakan kaleng-kaleng itu bagi mereka.

    Sesudah kebangkitanNya, Yesus Kristus memberitahu Petrus agar memelihara domba-dombaNya. Sebagian dari perintah itu ialah untuk memimpin mereka supaya mereka dapat makan sendiri. pada waktu seorang datang kepada Kristus, ia membutuhkan seseorang untuk menolongnya belajar bagaimana makan sendiri. Dan mungkin ada orang-orang di gereja yang tidak belajar bagaimana memelihara diri mereka sendiri dari Alkitab.

    Tanggung jawab kita yang pertama dan yang utama sebagai orang Kristen adalah untuk tetap hari demi hari tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus dengan makan dari FirmanNya. Dan kita perlu menolong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

    Bersaksi Bagi Tuhan

    Melatih orang untuk bersaksi adalah salah satu aspek yang paling memuaskan dalam pelayanan pemuridan. Tetapi seseorang tidak akan bersaksi kecuali mereka sudah berpengalaman mengadakan waktu bersama Yesus Kristus. Dua prinsip harus diajarkan kepadanya: pertama, Allah yang mengerjakannya; dan kedua, Ia menggunakan orang.

    Allah yang mengerjakannya. Prinsip pertama dari bersaksi ialah menyadarkan orang akan kenyataan bahwa Allah yang mengerjakannya. Bersaksi bukanlah ciptaan manusia dan juga tidak dilakukan dalam kekuatan manusia sendiri.

    Jika kita melihat kembali kepada hari Pentakosta dan melihat kepada Petrus yang mengkhotbahkan khotbahnya yang hebat, (Kisah 2:1-47), apa yang kita perhatikan? Kita akan mengagumi bahwa ia memproklamirkan berita tentang Yesus Kristus dengan berani sekali. Dengan mudah kita akan menyatakan, "Orang itu hebat!" Tetapi kemudian kita akan mengetahui apa yang dinyatakan oleh penulis yang telah diilhami itu sesudah hari yang penting itu: Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kisah 2:47). Itu bukan pekerjaan Petrus. Itu pekerjaan Allah.

    Jika ada sesuatu rohani yang terjadi di dunia ini, itu sebab Allah yang mengerjakannya. Hal itu nyata di dalam seluruh Firman Tuhan, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

    Hal ini digambarkan di dalam kehidupan Daud dan para pahlawan yang mengiringinya. (2Sam 23:8) Salah satu pahlawan adalah Eleazar, anak Dodo. Ia adalah orang yang melawan orang Filistin sesudah semua orang Israel melarikan diri. Ia berperang sedemikian hebatnya sehingga tangannya melekat pada pedang. Kita melihat keberaniannya dan ketekunannya dan mengaguminya sebagai seorang pahlawan di dalam pasukan Allah. Dan memang betul demikian. Tetapi perhatikan kata-kata ini, Tuhan memberikan pada hari itu kemenangan yang besar (2Sam 23:9-10). Tuhan? Kita kiranya itu adalah Eleazar. Tetapi penulis mengatakan bahwa Allahlah yang memberi kemenangan.

    Prinsip ini harus diyakini orang jika mereka mau menghasilkan buah, mengabdikan dirinya, dan seumur hidupnya bersaksi bagi Yesus Kristus. Pengertian dari prinsip ini dapat mengurangi ketakutan dan kegentaran orang bersaksi, sebab mereka menaruh kepercayaannya kepada Allah. Dia yang melakukan semua itu melalui mereka.

    Allah menggunakan orang. Prinsip kedua dari bersaksi ialah bahwa Allah menggunakan orang-orang. Pria dan wanita Kristen adalah alat pilihanNya bagi meluaskan Injil kepada orang yang perlu mendengar Kabar Baik.

    Salah satu gambaran yang jelas dan menarik ialah peristiwa pertobatan Kornelius. Ia adalah seorang perwira pasukan Romawi yang takut akan Allah dan yang suka memberi sedekah kepada orang yang memerlukannya. Lagi dia senantiasa berdoa. Pada suatu sore seorang malaikat berkata kepadanya, Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut (Kisah 10:5-6).

    Pada waktu kita mempelajari kejadian ini kita dihadapkan kepada sebuah pertanyaan. Mengapa malaikat itu tidak berkata saja demikian, Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31). Pada hal ia merupakan orang yang setia berdoa, telah memberikan uangnya dan jujur--seorang yang selalu taat akan Allah. Mengapa malaikat itu tidak memberikan berita Injil secara langsung?

    Sebaliknya ia meninggalkan perwira pasukan itu dengan perintah yang agak rumit. Bagaimana jika ia lupa nama kotanya atau nama orangnya, atau nama orang yang rumahnya ditinggali Petrus? Lalu bagaimana?

    Alasan mengapa malaikat itu tidak melakukan semua hal itu agak sederhana. Allah tidak menggunakan malaikat sebagai saksiNya. Ia menggunakan manusia.

    Coba bayangkan sebenarnya apa saja yang dapat dilakukan Allah untuk menyampaikan Kabar Baik tentang Yesus Kristus kepada dunia yang membutuhkannya. Ia dapat saja merencanakan agar bintang-bintang disusun sehingga tertulis Yohanes 3:16 di langit dalam segala bahasa di dunia agar semua dapat melihat. Ia juga dapat mengorbitkan malaikat untuk memancarkan Injil dalam segala bahasa. Tetapi ia tidak berbuat demikian. Ia memilih untuk menggunakan orang.

    Manusia adalah saksi-saksi Allah, dan mereka menjadi demikian karena tinggal di dalam Kristus (Yohanes 15:4,5).

    Kita dapat menghasilkan buah itu sebagai akibat dari tinggal di dalam Kristus. Maka persekutuan dengan Kristus itu harus terjadi lebih dulu, sebab bersaksi itu bukanlah pekerjaan yang melampaui batas tenaga tetapi hasil tenaga yang meluap. Itu adalah Kristus berbicara melalui seorang kepada orang lain.

    Perlunya bersaksi itu diajarkan oleh banyak bagian dalam Firman Tuhan. Kata-kata Yesus yang terakhir di bukit Zaitun adalah kamu akan menjadi saksiKu (Kisah 1:8).

    Banyak tahun kemudian rasul Paulus menulis surat kepada gereja di Roma, dan memberitahu kepada mereka bahwa kehidupannya itu dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah (Roma 1:1). Ia hidup dalam kerangka kehidupan itu--ia telah dipisahkan untuk Injil.

    Dari mana ia mendapat pendapat itu? Dalam kesaksiannya di hadapan raja Agripa, ia mengulangi bagian dari kata-kata Kristus yang pertama kepadanya pada jalan menuju Damsyik. Yesus mengatakan, Tetapi sekarang bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat daripadaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti (Kisah 26:16).

    Menarik sekali bahwa kata-kata akhir Kristen kepada murid-muridNya di bukit Zaitun dan kata-kata pertamanya kepada rasul baruNya pada jalan menuju Damsyik berkenaan dengan hal bersaksi. Inilah juga yang dalam hati Allah bagi umatNya yang telah ditebus. Allah menyelamatkan Paulus untuk dipakai dalam usaha yang besar untuk menyampaikan Injil. Ia diselamatkan untuk bersaksi.

    Penginjilan adalah hal yang menjamin program pemuridan yang hidup. Tanpa penginjilan tujuan Allah akan terhalang. Umat Allah itu bukanlah hanya untuk menampung segala kekayaan Kristus, tetapi mereka adalah penyalur berkat untuk membawa Kristus kepada dunia.

    Penginjilan pribadi dimulai dengan banyak doa, pemikiran, dan perencanaan. Dan orang yang akan melakukannya adalah murid yang telah Saudara latih sehingga masak dan penuh penyerahan. Kesempatannya tidak terbatas, dan kebutuhannya besar sekali. Tetapi murid yang penuh penyerahan, yang mengadakan persekutuan dengan Tuhan, dapat mengambil kesempatan itu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

    Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada pemimpin gereja adalah, "Mana yang lebih Saudara inginkan dalam jemaat Saudara: 100 orang yang menyerahkan diri 90% atau 10 orang yang menyerahkan diri 100%?" Jawaban Saudara akan pertanyaan ini akan menentukan filsafat pelayanan Saudara dan seberapa banyak usaha yang akan Saudara tanamkan untuk mengembangkan sekumpulan pekerja-pekerja yang memenuhi syarat rohani bagi Yesus Kristus.

    Dewasa ini ada banyak orang digereja yang minat mengetahui Alkitab. Banyak yang menginginkan pengetahuan Firman Allah yang praktis. Banyak yang rindu untuk menjadi saksi yang lebih efektif bagi Kristus. Banyak orang Kristen yang kecewa karena ketidakefektifan mereka sendiri dalam doa. Mereka merindukan untuk menjadi orang-orang Allah yang gagah--kuat dalam iman, sungguh-sungguh dalam semangat, dan setia dalam pengabdian mereka kepada Kristus.

    Mereka membanjiri toko-toko buku untuk mendapatkan buku terbitan penerbit Kristen yang terbaru. Mereka membanjiri seminari Injili dan sekolah-sekolah Alkitab untuk mendapatkan latihan Alkitab. Mereka membanjiri seminar-seminar dan pertemuan kebangunan rohani yang dipimpin oleh orang yang terkenal.

    Tetapi jawaban bagi kebanyakan orang-orang yang haus akan realitas rohani dapat didapatkan dalam program pemuridan yang tenang dan kuat tetapi terus-menerus dalam gereja setempat mereka. Itulah tantangan bagi generasi kita sekarang.

    5. Proses Menjadikan Murid

    Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan di bangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7).

    Bayangkan sebuah pabrik besar yang menghasilkan tekstil. Pimpinan pabrik itu menanamkan modal uang yang besar sekali dan tenaga kerja yang banyak sekali untuk menghasilkan tekstil yang sebaik mungkin. Uang dikeluarkan untuk membayar gaji para karyawan dan membeli perlengkapan dan bahan-bahan pembuatan tekstil itu. Pabrik itu berjalan dengan ratusan karyawan yang mondar-mandir dengan tergesa-gesa. Mesin-mesin dijalankan dengan kecepatan penuh, dan kegiatan dilakukan semaksimal mungkin.

    Pada suatu hari direktur pabrik bertanya kepada koordinator bagian produksi, "Sudah berapa banyak tekstil yang kita hasilkan sampai sekarang?"

    "Belum ada hasilnya?" tanya direktur itu dengan heran. "Sudah berapa lama pabrik kita berjalan?"

    "Dua tahun."

    "Dua tahun, dan belum ada hasilnya?"

    "Memang betul," kata koordinator itu "Belum ada tekstil yang jadi, tetapi kita sungguh sibuk sekali. Sebetulnya, kami sedemikian sibuknya sampai-sampai kami kelelahan. Kami semua bekerja dengan rajin pada bagian kami masing-masing."

    Diagram pabrik yang tidak menghasilkan ini kurang lebih seperti gambar A.

                                                                             
     
           ---------------                                                   
         < 
               Uang       )                                                  
          
           -------------   )     ------------------                          
          
                        )  )     :                :     --------             
          
                        )   ====<: Pabrik Tekstil :====< Kosong              
          
                        )  )     :                :     --------             
         < 
           -------------   )     ------------------                          
          
            Tenaga Kerja  )                                                  
          
           ---------------   
         

    \_(BAGAN A)\_

    Apa yang harus diperbuat oleh direktur pabrik dalam keadaan seperti ini? Menderita tekanan darah tinggi atau serangan jantung? Marah? Prihatin? Memecat seseorang? Mencari apa persoalannya? Mungkin mereka melakukan semua hal itu. Sebab pabrik ini didirikan untuk menghasilkan tekstil. Direktur ingin agar uang modal kembali dan ingin agar pabrik itu kelihatan seperti gambar B.

           ---------------                                                   
          
               Uang       )                                                  
          
           -------------   )     ------------------                          
         
                        )  )     :                :     ---------            
         
                        )   ====<: Pabrik Tekstil :====< Tekstil             
      
                        )  )     :                :     ---------            
         
           -------------   )     ------------------                          
         
            Tenaga Kerja  )                                                  
         
           ---------------   
         

    \_(BAGAN B)\_

    Sekarang marilah kita membubuhi salib di atas bangunan itu dan mengubahnya menjadi sebuah gereja-gereja Saudara. Sekali lagi, ada banyak kegiatan. Pria dan wanita bekerja keras. Anggaran tahun ini lebih tinggi dari tahun yang lalu. Jemaat sangat giat. Tujuan tentu bukan untuk menghasilkan tekstil tetapi murid-murid Yesus. Seharusnya kelihatan seperti gambar C.

                                         #                                   
     
                                       #####                                 
          
              ---------------            #                                   
          
                  Uang       )           #                                   
          
              -------------   )     ----------                               
          
                           )  )     :        :     -------------------       
          
                           )   ====<: Gereja :====< Murid-murid Yesus        
          
                           )  )     :        :     -------------------       
          
              -------------   )     ----------                               
          
               Tenaga Kerja  )                                               
          
              ---------------
         

    \_(BAGAN C)\_

    Pendiri para Navigator, Dawson Trotman, pernah mencari beberapa pembina untuk membimbing orang yang menerima Kristus dalam salah satu pertemuan kampanye Billy Graham di sebuah kota besar. Ia bertanya kepada gereja-gereja "Dapatkah kami memperoleh nama-nama dari anggota jemaat Saudara yang mengenal Alkitabnya cukup baik untuk memimpin seseorang kepada Kristus?"

    Sekretaris dari salah satu gereja yang agak besar di kota itu, menjawab, "Coba saudara mengulangi syarat-syarat sekali lagi?"

    Pak Trotman mengulangi lagi.

    Sesudah berdiam agak lama, dengan prihatin sekretaris itu berkata, "Yah, dulu kami mempunyai seorang yang seperti itu di gereja ini, tetapi dia sudah pindah dari sini."

    Barangkali gereja itu meruapakan suatu kekecualian. Tetapi dari segi lain, analisa Yesus pada zaman itu ilah. Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Matius 9:37). Jika kita jujur terhadap diri kita sendiri, kita semua dengan prihatin harus mengakui bahwa sampai masa ini keadaan itu masih sama. Jarang sekali ada pekerja-pekerja yang secara rohani memenuhi syarat-syarat--murid-murid yang bekerja keras untuk menjadikan orang lain murid Yesus.

    Keperluan-Keperluan Seorang yang Bertobat

    Umpamanya Saudara berada memimpin seseorang kepada Kristus. Apakah Saudara bahagia? Tentu Semua orang merasa gembira pada waktu seorang berdosa datang kepada Yesus--surga bergembira. Tetapi apakah Saudara puas? Tidak. Seharusnya Saudara tidak. Amanat Yesus kepada Saudara adalah menjadikan murid, bukan hanya sampai bertobat. Maka tujuan Saudara sekarang adalah untuk menolong orang baru mengaku percaya ini bertumbuh sampai ia menghasilkan buah, dan menjadi murid yang dewasa dan mengabdi. Saudara dapat menggambarkannya seperti bagan D.

                    
      Proses: Penginjilan     Hasil:       Proses Pembinaan                     
          
         . . . .                           . . . .                                
         .           .        +* *+        .           .         +* *+               
       .               .    +*     *+    .               .     +*     *+             
      .  (Mar 16:15)   .  +* Calon *+  . (Kolose 2:6-7) .   +* Hasil *+
           Bersaksi        +* Murid *+      Membimbing        +* Murid *+            
      ==================<   +*     *+   ==================<    +*     *+        
      
                           +* *+                              +* *+    
         

    \_(BAGAN D)\_

    Saudara perlu ketahui apakah unsur-unsur untuk menjadi murid Yesus Kristus, dan kemudian bagaimana menolong supaya ciri-ciri khas itu terbentuk di dalam kehidupan orang itu.

    Ia memerlukan jaminan. Ia perlu mengetahui bahwa ia sungguh telah dilahirkan baru. Dan jika Saudara harus menolong dia, Saudara perlu mengetahui itu juga. Saya pernah berusaha menolong beberapa orang yang mengambil beberapa keputusan untuk bertumbuh di dalam anugerah dan di dalam pengenalan dengan Tuhan Yesus Kristus, lalu menginsafi bahwa mereka masih tetap mati di dalam dosa dan kesalahan mereka. Mereka tidak memiliki kehidupan rohani. Tidakkah mungkin untuk menjadikan seseorang murid kalau di masih mati secara rohani.

    Untuk mengetahui kalau seorang telah bertobat dengan murni, Saudara haru dapat melihat perubahan sikapnya terhadap dosa (2Korintus 5:17).

    Ini tidaklah berarti bahwa sekarang ia mengerti sepenuhnya asas kepercayaan tentang ketuhanan Yesus atas kehidupannya, ataupun bahwa ia dapat mengatasi semua kesulitannya. Tetapi sikap dasarnya telah berubah. Sekarang ia memiliki Yesus di dalam hidup yang terang (1Yoh 5:11-12). Dan ia tidak senang akan dosa (1Yohanes 1:9). Dalam kata lain ia menunjukkan hidup baru.

    Ia perlu penerimaan. Ia perlu diberikan kasih dan penerimaan, yaitu dua segi dari satu kebenaran. Paulus menyatakan pola ini kepada kita di dalam sikapnya terhadap orang-orang Tesalonika. Demikiankah kami, dalam kasih sayang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu., tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kaishi (1Tesalonika 2:8).

    Tak heran jika orang-orang Tesalonika dalam kehidupannya dan kesakisiannya berjalan terus sedemian kuatnya. Kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu Firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersisa kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kamu tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu (1Tesalonika 1:7-8).

    Paulus mengasihi mereka dan menaruh perhatian yang dalam terhadap mereka, maka mereka mengetahui bahwa dikasihi dan diterima (1Tesalonika 2:10-11). Dan pada waktu ia tidak bersama-sama dengan mereka, mereka ada dalam pikiran dan doanya (1Tesalonika 2:17-20).

    Paulus menganggap mereka sebagai bayi rohani yang baru memulai hidup. Pikirkan tentang itu sejenak. Apa yang dibutuhkan bayi yang baru lahir? Tentu hal utama antara yang lain adalah kasih. Tanpa kasih, bayi akan meninggal. Dalam penyelidikan yang diadakan di sebuah rumah sakit yang besar, orang-orang yang bekerja pada bagian kanak-kanak mendapatkan bahwa bayi-bayi yang diletakkan di dekat pintu kelihatannya lebih sehat dan lebih senang daripada bayi yang di sebelah dalam. Mereka menjadi heran. Sesudah diadakan penyelidikan yang teliti, mereka mendapatkan bahwa para perawat dengan mudah dapat lebih memberikan perhatiannya kepada bayi di dalam pintu, yaitu pada waktu mereka keluar atau masuk kamar. Mereka mengangkat bayi-bayi itu, menggendongnya dan bercakap- cakap dengan mereka. Sama seperti itu bayi-bayi rohani memerlukan kasih dan penerimaan--perhatian kasih sayang.

    Keperluan-Keperluan Dasar Bagi Seorang Kristen yang Bertumbuh

    Di samping jaminan dan penerimaan, seorang Kristen yang bertumbuh mempunyai empat keperluan dasar. Ia memerlukan perlindungan, persekutuan, makanan, dan latihan.

    Ia memerlukan perlindungan. Paulus terus merasa beban sama seperti sakit bersalin bagi orang-orang yang baru bertobat sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka (Gal 4:19). Ia berdoa bagi orang- orang Korintus agar mereka tidak berbuat kejahatan (2Kor 13:7).

    Bayi-bayi bary memerlukan perlindungan. Di dalam sebuah rumah sakit pada bagian kamar bayi, para juru rawat mensterilkan segala sesuatu. Mereka mengenakan masker untuk melindungi anak-anak yang kecil itu dari kuman-kuman. Kehidupan baru itu belum kuat dan harus dilindungi dari penyakit. Demikian juga dengan bayi-bayi di dalam Kristus. Mereka memerlukan perlindungan dari ajaran-ajaran palsu dan berbagai macam serangan musuh. Orang-orang yang menyebarkan penyakit dari agama palsu akan muncul di pintu mereka. Teman-teman lama akan mencoba untuk memikat orang Kristen baru supaya kembali kepada jalan lama. Kekasih lama akan memperbaharui hubungannya. Iblis, seperti singa yang mengaum, ingin menghancurkan mereka. maka mereka perlu dilindungi dan dikebalkan dengan Firman Allah.

    Ia memerlukan persekutuan. Ia telah dilahirkan ke dalam dunia sebuah keluarga, dan ia memerlukan persekutuan dengan saudara-saudaranya di dalam Kristus. Pada waktu istri saya dan saya datang kepada Kristus, seorang wanita di gereja itu bersusah payah mencarikan pasangan yang sebaya dengan kami untuk menemui kami. Ia membuang banyak waktu untuk mencarikan jawaban dari dalam Alkitab atas pertanyaan-pertanyaan kami. ia memperkenalkan kami kepada anggota gereja lainnya yang mau mengundang kami ke rumah mereka untuk persekutuan. Seorang petani, seorang bankir, seorang tukang cukur--mereka mendekati kami dan menjadikan kami betah di Sekolah Minggu dan di gereja.

    Pada waktu itu saya tetap keluar sekali-kali bersama teman di angkatan laut, tetapi orang-orang dari gereja ini bergaul dengan kami seperti kulit pada sebuah jeruk. Saya tahu mungkin bahasa dan gaya hidup kami mengganggu perasaan mereka dan mungkin juga menyakitkan hati mereka, tetapi mereka tidak mendendam. Kanak-kanak kadang-kadang mengacau, berbuat hal yang bodoh dan mungkin mengganggu. Demikian juga bayi-bayi rohani. Teman-teman kami dari gereja tidak terganggu dengan itu, dan sesudah beberapa bulan saya menyadari sesuatu. Saya lebih merasa betah dengan teman-teman lama. Roh Allah, yang telah menjadikan kami sebagian daripada tubuh Kristus, mulai membuat kami merasa bagian dalam tubuh itu.

    Pada waktu saya masih di sekolah menengah atas saya bekerja di pabrik roti. Sering kali kami harus membuat lapisan gula untuk kue dan donat. Saya mengambil sebungkah pecahan coklat, meletakkannya ke dalam suatu kuali, dan memanaskannya dengan api yang kecil. Gumpalan coklat itu kemudian meleleh, dan melekat menjadi satu, dan kemudian menjadi sekuali penuh coklat yang cair.

    Demikian jugalah keadaan persekutuan Kristen: sekelompok orang di dalam sebuah gedung yang bukan seperti banyak kelereng di dalam sebuah kantong, tetapi seperti sebungkah coklat yang sudah menjadi satu dan menjadi bagian satu sama lainnya. Hal ini hanya dapat terjadi melalui pelayanan Roh Kudus pada waktu Ia memanaskan perlahan-lahan hati kita bersama di dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

    Ia membutuhkan makanan. Kanak-kanak perlu diberi makan dengan teratur. Kanak-kanak rohani juga membutuhkan makanan secara teratur. Dan makanan rohani mereka adalah Firman Allah (1Petrus 2:2-3).

    Saudara dapat memberi makanan kepada orang-orang yang baru percaya dengan dua cara. Yang pertama ialah mengajar dia Firman Tuhan. Pada waktu istri saya dan saya baru percaya, kami mengunjungi rumah seorang kawan Kristen. Percakapan kami berkisar mengenai hal rohani. Kami menanyakan beberapa pertanyaan, dan dia mengambil Alkitabnya dan memberikan jawaban atas pertanyaan saya, dia pergi kepada pemimpin lainnya yang menolong dia dan kemudian dia memberitahukan kepada kami. Saya juga telah mulai mempelajari Firman Tuhan di Sekolah Minggu dan di gereja.

    Tetapi ketika saya bertemu dengan Waldron Scott, baru saya mempelajari cara yang kedua untuk makan dari Firman. Kawan saya memberi say makan dari Alkitab, tatapi Scott mengajar saya agar saya dapat makan sendiri. Ia mengajar Virginia dan saya mempelajari Alkitab melalui tanya jawab Alkitab dasariah. Kami sendiri harus menggali jawabannya. Ia mengajar kami untuk menghafalkan Firman Tuhan bagi diri kami sendiri. Ia menunjukkan bagaimana kami dapat makanan bagi diri kami sendiri dari Alkitab.

    Maka, untuk menolong seorang Kristen baru bertumbuh, Saudara harus mengajarkannya Firman dan juga mengajar dia bagaimana menggali untuk dirinya sendiri. Berusahalah sebaik mungkin untuk melepaskan botol susu rohani daripadanya. Berusahalah sebaik mungkin untuk melewatkan masa di mana kita harus menyuapkan makanan bayi rohani kepadanya. Ajarkan agar dia dapat makan sendiri.

    Kecuali Saudara mengajarkan kebiasaan yang sangat penting itu kepadanya, ia akan bergembira kepada orang lain seumur hidupnya. Allah mendekati dia agar bertumbuh dan berkembang menjadi murid Yesus Kristus yang kuat, yang kemudian dapat memenuhi kebutuhan orang lain dan pada akhirnya mengajar mereka untuk mengulangi proses itu.

    Ia membutuhkan latihan. Sekali lagi Paulus memberi kita sebuah teladan, Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadapa anak-anaknya, telah menasihati kamu dan mengatakan hatimu seorang dari seorang (1Tes 2:11). Contohnya sebagai seorang ayah itu menarik sekali.

    Seorang ayah tidak mengajar anaknya segala sesuatu. Ia tidak mengajarkannya sejarah dunia atau ilmu bumi, tetapi ia tahu bahwa anaknya memerlukannya dan menyekolahkan anaknya. Mungkin ia akan mencarikan pelatih berenang; mungkin seorang ayah itu akan mencarikan pelatih untuk mengajarkan anaknya berolah raga. Mungkin seorang lain yang baik untuk memasak, tetapi ayahlah yang bertanggung jawab atas perkembangan anak itu secara keseluruhannya.

    Dalam melatih seorang Kristen baru, Saudara harus memusatkan pada bagaimana caranya atau metode ini dan. Jawaban atas megapa? akan menyusul, tetapi pada mulanya seorang Kristen baru belajar bagaimana. Paulus memberitahu orang-orang Tesalonika, akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal it memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi (1Tesalonika 4:1).

    Orang percaya yang sedang bertumbuh perlu mempelajari bagaimana mengadakan waktu doa pagi dan membaca Alkitab, bagaimana menghafalkan Firman Allah, bagaimana menyelidiki Alkitab, bagaimana membagikan Injil dalam cara yang sederhana dan jelas. Hal-hal itu akan meamkan waktu, tetapi hal itu adalah tanggung jawab Saudara untuk mengajarkan semua itu kepadanya.

    Orang yang mengajarkannya tentu harus mempraktekkannya sendiri. Pada waktu Waldron Scott mulai membimbing saya untuk menghafalkan ayat- ayat Firman Tuhan, ia mengatakan, "Hafalan ayat telah banyak menolong saya." Dan ia memberi saya sebuah kangong kecil yang penuh dengan ayat- ayat yaitu kumpulan ayat-ayat Mulai Berjalan Dengan Kristus.

    Bagaimana jika ia mengatakan "Inilah hal yang mungkin dapat menolong Saudara. Terus terang saja, saya sendiri belum pernah mencobanya." Bagaimana kesannya kepada saya? Kurang baik.

    Menjadi teladan adalah salah satu cara yang terbaik untuk mengajar orang lain. Paulus menyatakan, Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu (Filipi 4:9).

    Pernah Kenny, seorang Kristen, bekerja sekantor di angkatan laut dengan Don. Sesudah Kenny membimbing Don kepada Kristus, Don menyadari bahwa Kenny datang ke kantor lebih awal setengah jam, mengeluarkan Alkitabnya dari meja tulisan dan membacanya sebelum mulai pekerjaan hari itu.

    Don beranggapan bahwa itulah hal yang harus dilakukan orang Kristen, maka ia juga datang ke kantor setengah jam lebih awal untuk membaca Alkitabnya. Kemudian Don mengetahui juga bahwa Kenny pergi ke tempat yang sepi untuk berdoa sesudah pulang dari kantor. Maka Don juga pergi ke tempat lain untuk berdoa.

    Pada suatu petang Kenny membawa Don ke dalam suatu ruang pertemuan dan menunjukkan sebuah bagan yang bergantung di dinding. Di atas bagan itu ada nama-nama orang dengan tanda X dan nomer-nomer pada garis-garis di antara nama-nama itu. Kenny menjelaskan bahwa nomer-nomer itu merupakan tanda sampai di mana kemajuan para palaut Kristen itu akan penyelidikan Alkitab dan ayat hafalannya. Kemudian ia bertanya kepada Don kalu namanya juga mau dicantumkan pada bagain itu seperti teman- teman lainnya.

    "Tentu saja!" jawab Don.

    Pada waktu Don melihat apa yang dilakukan orang-orang lain itu, ia juga ingin melakukannya. Ia diberi motivasi oleh teladan mereka dan apa yang mereka lakukan. mereka menunjukkan kepadanya bagaimana memulainya, dan ia melesat untuk menjadi pemimpin kristen seperti kemudian memang terjadi.

    Ciri-ciri Utama dalam Pertumbuhan

    Jika Saudara harus menolong orang yang baru percaya agar bertumbuh, Saudara harus menolongnya mengembangkan dua ciri utama di dalam kehidupannya: yaitu keinginan yang dalam untuk persekutuan dengan Yesus Kristus dan kemantapan dalam kehidupannya.

    Persekutuan dengan Kristus. Tanpa yang nyata dari orang-orang yang dipakai Allah sepanjang masa ialah keakraban mereka berhakan dengan Yesus dan keintiman mereka dengan Dia. Berabad-abad sebelum Kristus, ayub menyatakan, Perintah dari bibirNya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulutNya (Ayub 23:12). Saudara harus menilong membangun sikap yang demikian itu ke dalam kehidupan orang Kristen baru. Berdoalah agar ia akan merindukan Firman Allah dan menggemarinya. Saudara dapat menolongnya mengembangakan minatnya untuk persekutuan dengan Yesus Kristus dalam empat cara.

    1. Ceritakan mengapa Saudara sendiri bersekutu dengan Kristus setiap hari. Jangan berbicara seakan-akan Saudara telah berhasil menjadi sempurna. Tetapi beritahu secara dasarnya mengapa Saudara melakukannya: manfaat yang Saudara dapatkan dari saat-saat itu dan mengapa Saudara membaca Alkitab dan berdoa setiap pagi secara teratur. Saling membagikan pengalaman ini akan praktek. Orang Kristen baru itu akan dapat mempersamakan diri dengan Saudara di dalam semua hal ini dan melihat keperluan pribadinya sendiri.

    2. Bagikan sebagian berkat-berkat yang Saudara dapat dari waktu Saudara sendirian bersama Tuhan. Pada waktu Saudara bertemu dengan seorang Kristen baru, bagikan kebenaran yang Saudara dapat dari Allah dan FirmanNya. Bagikan sepotong santapan rohani yang diberikan Tuhan kepada Saudara dan berdoalah agar keinginannya akan dirangsang. Ceritakan tentang jawaban doa dan ayat-ayat dari Alkitab yang sudah menjadi berkat bagi Saudara.

    3. Ajaklah dia mengikuti persekutuan dengan orang Kristen lain yang dengan setia meluangkan waktu setiap hari bersama dengan Tuhan. Tolonglah dia bertemu dengan orang-orang yang mengadakan persekutuan dengan Tuhan secara teratur. Sering seorang dapat memberi motivasi yang benar dalam suatu kelompok jika ia melihat orang lain yang hidup di dalam kehidupan pemuridan.

    Saya ingat pertemuan Navigator yang pertama saya hadiri. Pertemuan itu dimulai dengan nyanyian-nyanyian yang penuh semangat. Tetapi ada perbedaan dari pertemuan menyanyi yang biasanya. Jika kami akan menyanyikan sebuah lagu yang membicarakan anugerah Allah, pemimpin nyanyi itu menanyakan, "Siapa yang dapat mengutip sebuah ayat tentang anugerah Allah?" Tak lama kemudian ada orang-orang yang berdiri dan mengutip ayat dari Firman Tuhan, dan menyebutkan Kitan, nomor pasal, dan nomornya itu. Proses itu diulangi lagi lagu-lagu tentang kasih Allah, kesetiaan atau Kristus di atas kayu salib.

    Saya kagum sekali. Saya berpikir, ruangan itu penuh dengan nabi-nabi kecil! Tetapi pada pada waktu saya perhatikan lebih dekat, saya menginsafi bahwa kebanyakan dari mereka adalah pelajar dan buruh--orang-orang biasa yang seperti saya. Kemudian pembicaranya menceritakan tentang perlunya makanan rohani yaitu membaca Firman Allah dan berdoa. Malam itu merupakan malam yang menggairahkan, dan Allah memakainya untuk menciptakan keinginan yang besar di dalam saya akan persekutuan dengan Allah.

    4. Berdoa untuk dia. Pentingnya doa syafaat tak dapat ditekankan secara berlebihan. Rasul Paulus menulis: Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak dihadapanNya serta berkenan kepadaNya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9-10). Mulailah dengan mendoakannya kiranya kebenaran ayat-ayat Firman Tuhan ditanamkan dalam kehidupannya. Sebagai contoh:

    Senin : Betapa kucintai Tauratmu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119:97). Berdoalah "Ya, Tuhan, kiranya ia mengasihi hukumMu dan merenungkan setiap hari."
    Selasa : Peringatan-peringatanMu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya (Mazmur 119:129). Berdoalah, "Tuhan, kiranya dia menginsafi bahwa FirmanMu itu indah dan kiranya dia mematuhinya sepenuhnya."
    Rabu : Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu (Mazmur 119:131). Berdoalah. "Tuhan, kiranya ia memiliki keinginan akan FirmanMu yang sedemikian itu."
    Kamis : "JanjiMu sangat teruji, dan hambamu mencitainya" (Mazmur 119:140). Berdoalah, "Tuhan, kiranya ia memiliki cinta yang dalam akan FirmanMu."
    Jumat : Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu (Mazmur 119:148). Berdoalah, "Kiranya ia mengharapkan malam lekas tiba ya Tuhan, supaya ia dapat merenungkan FirmanMu pada waktu ia mau tidur."
    Sabtu : Aku gembira atas janjiMu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. (Mazmur 119:162). Berdoalah "Ya, Tuhan, tolonglah dia gembira dalam FirmanMu selalu."

    Waldron Scott bertemu dengan saya secara teratur selama dua tahun pertama saya menjadi orang Kristen. Sesudah saya meninggalkan tempat itu untuk belajar di Universitas yang lain, ia mengirimi saya selembar halaman doa yang lama dari buku catatannya. (Halaman doa adalah sehelai kertas di mana kita mencatat permohonan yang khusus dan jawaban yang telah diberikan oleh Allah atas doa itu.) Selama dua tahun itu nama saya dicatat dalam baris yang teratas pada daftar doanya. Jadi ia telah mendoakan saya selama dua tahun itu.

    Dahulu J. O. Fraser adalah seorang utusan Injil yang melayani suku-suku minoritas yang tinggal di daerah pegunungan di barat daya daratan Cina. Sesudah beberapa tahun di ladang pelayanan, ia melihat sesuatu yang aneh. Gereja-gereja yang berada di tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggalnya kelihatannya lebih maju daripada yang berada di kotanya sendiri. Kadang-kadang ia mengunjungi gereja-gereja yang jauh- jauh itu dan mendfapatkan bahwa mereka sehat, giat, berbakti, dan bertumbuh lebih daripada jemaat-jemaat yang ia layani secara teratur. Mengapa demikian? Akhirnya Tuhan menunjukkan sebabnya kepadanya. Ternyata ia lebih banyak berdoa bagi gereja-gereja yang jauh-jauh itu daripada mendoakan gereja di mana ia bersekutu secara tetap.

    Dari penemuan ini ia menyimpulkan bahwa ada empat unsur dasar untuk mengembangkan murid dan gereja: doa, doa, doa, dan Firman Allah. Kelihatannya yang paling penting adalah yang kita lakukan paling sedikit. Lebih mudah bagi kita berbicara kepada manusia mengenai Allah daripada berbicara kepada Allah mengenai manusia.

    Dengarlah kesaksian dari Samuel ini: Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya di antara kamu (1Samuel 12:23,24).

    Kemantapan. Ciri utama yang kedua yang harus dikembangkan dalam kehidupan orang yang baru percaya ialah kemantapan atau konsekwensi dan ketekunan. Saudara harus menolong dia untuk melihat keperluan untuk berhubungan erat dengan Allah sehari-hari--setiap hari makan makanan rohani, Firman Tuhan. Secara jasmani, kebanyakan dari kita makan dua atau tiga kali sehari. Setiap hari kita memerlukan gizi yang seimbang untuk menjaga supaya kita tetap sehat. Kita memerlukan vitamin-vitamin tertentu dan mineral juga.

    Demikian juga secara rohani. Kita telah diperbolehkan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Pet 1:4). Karena itu dimensi rohani dalam hidup kita memerlukan makanan rohani secara teratur.

    Tetapi kesetiaan tidak dapat dipaksakan. Saya telah mencoba untuk memaksakannya dan gagal. Dalam tahun sembilan belas limapuluhan saya diminta untuk mengembangkan suatu program lain untuk pelajar SMA dan mahasisiwa. Dalam kursus itu, pembantu saya dengan saya mengajak dan memberi murid itu suatu jadwal disiplin kerohanian yang keras. Kami menuntut agar mereka mengadakan saat teduh. Kami meminta mereka untuk menghafalkan ayat-ayat setiap hari. Kami memaksa mereka melakukan penyelidikan Alkitab sehari-hari. Kami menjejalkan semua itu ke dalam jadwal harian mereka.

    Sesudah program itu selesai, banyak dari anak muda itu meninggalkan tempat itu dengan kecewa. Kami belum belajar bahwa kesetiaan dan ketekunan adalah hasil dari dorongan Roh Kudus dari dalam, bukan usaha manusia dari luar.

    Kita dapat menolong mengembangkan kesetiaan ini dengan empat cara-cara bagaimana hidup orang-orang Kristen baru dibuka kepada pelayanan Kudus.

    1. Berilah dia tugas penyelidikan Alkitab yang gampang dan yang Saudara tahu akan menjadi berkat baginya. Banyak orang merasa bahwa selebaran Tujuh Menit Bersama Tuhan (terbitan LLB) dapat banyak menolong.

    2. Adakan saat teduh bersama-sama dengan dia. Sarankan agar dia dan Saudaran mengadakan waktu yang singkat untuk membaca Alkitab dan berdoa bersama. Pergilah ke rumahnya dan adakan waktu dengan Tuhan bersama-bersama. Sebab hal-hal ini lebih mudah dialami daripada didengar saja, ia akan belajar dari Saudara pada waktu ia mengalaminya bersama-sama dengan Saudara. Sesudah beberapa hari tanyakan kepadanya jika ia mau melakukannya lagi.

    3. Bila Saudara merasa bahwa ia dapat menangkap maksudnya, sarankan bahwa Saudara masing-masing melakukan saat teduh kemudian bertemu dan bagaimana hasilnya. Tukarlah berkat yang Saudara masing- masing terima dari waktu yang berharga bersama Tuhan.

    4. Periksalah dia dan kuatkan dia kadangkala hal ini sangat penting, tetapi tekanannya ialah untuk menguatkan. Pada waktu tahun pertama pelayanan saya pada kampus suatu universitas, beberapa orang datang kepada Kristus. Kapan saja saya bertemu dengan mereka dikampus, saya bertanya dan memeriksa penyelidikan Alkitab mereka, ayat hafalan dan pertumbuhan Kristennya.

    Kemudian saya dijuluki sebagai "Si Mandor." Jika mereka sedikit lalai, mereka menghindari saya. Maka saya berubah dan menjadi "Pak Pendorong." Semakin saya menguatkan, terjadinya lebih banyak perubahan. Orang-orang yang baru bertobat itu bertumbuh dan kami mempunyai waktu bersekutu yang indah sekali. Mereka menjadi setia dalam perjalanan mereka bersama Tuhan.

    Apakah beberapa unsur yang akan menolong orang Kristen baru menjadi seorang murid Yesus Kristus yang menyerahkan diri, menjadi dewasa dan menghasilkan buah? Dan bagaimana kita dapat menolongnya memasukkan hal-hal ini ke dalam hidupnya? Di dalam pasal berikut ini kita akan membicarakan sebagian dari tujuan latihan-latihan ini, bersama dengan beberapa kegiatan praktis, alat-alat, dan ayat-ayat Alkitab yang dapat dipakai dalam pemuridan.

    6. Tujuan Latihan Bagi Seorang Murid

    Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Kisah 14:21-22).

    Kemajuan! Itulah yang akan kita bicarakan pada tahap ini. Kita ingin menolong seorang Kristen baru menuju pemuridan--bertumbuh dalam anugerah dan di dalam pengenalan dengan Tuhan Yesus Kristus.

    Kemajuan ini tidak dapat dibentuk dengan sembrono. Ia harus dimulai dari satu titik dan kemudian menuju ke sasaran yang tertentu, seperti prises pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai SLTA. Pelajar harus menguasai banyak pelajaran, memahami banyak kenyataan, dan belajar melakukan banyak tugas. Tetapi caranya harus direncanakan dan diatur. Seseorang tidak mempelajari soal matematika yang rumid pada waktu sedang bermain sebagai anak di pasir.

    Bila menolong seorang Kristen muda bertumbuh, Saudara harus memiliki rencana yang tersusun langkah demi langkah. Saudara harus memiliki tujuan tertentu yang Saudara inginkan agar dapat dicapai sebelum ia melakukan yang lainnya. Tentu Saudara ingin melihat dia beralih dari minum susu rohani sampai ia makan daging rohani.

    Di dalam pasal ini kita ingin melihat sebagian dari tujuan-tujuan latihan yang akan dapat menolong menjadikan suatu kehidupan pemuridan. Susunan tujuan itu disusun secara umum, tidak harus berurutan. Setiap orang adalah individu yang unik dan harus dihadapi secara demikian. Urutan yang akan Saudara ajukan kepada orang Kristen baru juga akan berbeda-beda. Mungkin Saudara ingin menghilangkan sebagian tujuan itu dan menambah sebagian yang lain. Mungkin Saudara ingin melipatgandakan daftar ini atau memotongnya. Keperluan kepribadian orang yang Saudara tolong akan menentukan tujuan yang akan Saudara bangunkan ke dalam kehidupan dan urutan yang akan Saudara ikuti.

    Mungkin Saudara tidak dapat menerapkan sebagian dari tujuan yang didaftarkan di sini, sebab daftar ini hanya dimaksudkan sebagai penuntun umum yang dapat Saudara gunakan untuk merangsang pikiran Saudara. Mungkin ada gagasan di sini yang dapat Saudara memperbaiki bagi pelayanan, gaya hidup dan keperluan Saudara sendiri. Bahan ini disajikan untuk Saudara pertimbangkan sebagai sarana dari beberapa prinsip yang sudah berhasil, bukan sebagai undang-undang.

    Tujuan-tujuan latihan ini dirancangkan untuk merangsang kemajuan pada jalan pemuridan. Ketika tercapai mereka menjadi ciri khas seorang murid. Gambar yang berikut ini menggambarkan langkah-langkah bagi seorang yang baru bertobat supaya menjadi seorang murid.

    Proses: Penginjilan Hasil: Proses Pembinaan

           . . . .                        . . . .
         .         .       +* *+        .         .         +* *+
       .            .    +*     *+    .             .     +*     *+
      .  (Mar 16:15) .  +* Calon *+  . (Kolose 2:6-7) .  +* Hasil *+
          Bersaksi    . +* Murid *+      Membimbing      +* Murid *+
      =============>     +*     *+   ================>    +*     *+
                           +* *+     Tujuan Latihan         +* *+
     
          

    Bagan ini digambarkan dengan istilah yang khas. Baganini menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh seseorang selama di jalan perkembangannya dan bagaimana Saudara dapat mengetahui bahwa ia sedang melakukannya. Dalam kata lain, tujuan ini dapat dinilai. Gambar ini akan menunjukkan ciri-ciri khas dalam pemuridan. Bagan ini digambarkan untuk menolong Saudara menilai kemajuan orang yang Saudara bina. Kegiatan-kegiatannya, bahan-bahannya dan Firman Tuhan berhubungan dengan setiap tujuan latihan. Semua itu di daftarkan untuk memberi bimbingan dan petunjuk kepada Saudara bila Saudara menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi orang Kristen yang bertumbuh.

    Maksud membangun tujuan-tujuan ini ke dalam kehidupan orang percaya baru ialah supaya ia dapat dibina dalam iman. Rasul Paulus menyatakan, Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karenaa itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7).

    Ada tigapuluh tujuan latihan terdaftar di bawah ini. Perincian bagaimana daftar itu digunakan--gambarannya, kegiatannya, bahan-bahan yang menolong, ayat-ayat Alkitab--diberikan dalam lampiran I. Lampiran itu adalah suatu bagian yang perlu dipelajari bersama dengan pasal ini.

    Pada waktu konsep-konsep ini dan bahan ini pernah dibicarakan dengan para pendeta, mereka berkata bahwa tujuan latihan ini sangat menolong. Tujuan-tujuan Alkitabiah ini telah diuji dalam banyak macam situasi dan dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Pada waktu membaca pasal ini dan Lampiran I, Saudara akan menjadi sadar bahwa tujuan-tujuan ini meliputi ciri-ciri Khas untuk seorang murid Yesus.

    Tujuan Latihan

    Daftar tujuan latihan berikut ini diuaraikan secara terperinci dalam Lampiran I.

    1. Keyakinan Keselamatan 16. Iman
    2. Waktu Teduh 17. Kasih
    3. Kemenangan atas Dosa 18. Lidah
    4. Perpisahan dari Dosa 19. Pemakian Waktu
    5. Persekutuan Kristen 20. Kehendak Allah
    6. Alkitab: Firman Allah 21. Ketaatan
    7. Mendengarkan Firman 22. Roh Kudus
    8. Membaca Firman 23. Iblis
    9. Menyelidiki Firman 24. Menghadapi Dosa
    10. Menghafal Firman 25. Keyakinan akan Pengampunan
    11. Merenungkan Firman 26. Kedatangan Kristus
    12. Penerapan Firman 27. Kesaksian dan Penginjilan
    13. Doa 28. Bimbingan Orang Kristen Baru (Tindak Lanjut)
    14. Kesaksian Pribadi 29. Pemberian
    15. Ketuhanan Kristus 30. Visi Dunia

    Tigapuluh unsur vital tersebut memberi suatu gambaran atau garis besar seorang murid. Seperti yang telah disebut, Saudara dapat menambah atau mengurangi sebagian pokok daftar ini menurut keperluan orang yang Saudara bina.

    Dengan salah satu orang, mungkin Kasih (No. 17) merupakan keperluan yang paling besar dalam kehidupannya sehingga Saudara ingin memperhatikannya lebih awal. Dengan yang lainnya, mungkin keperluannya ialah Ketaataan (No. 21), dan Saudara ingin mulai dengan pokok itu. Sebagai contoh, sekarang ada dua pokok yang akan kami jelaskan dengan lebih terperinci--Kesaksian Pribadi, (No. 14) dan Penerapan Firman (No. 12).

    Kesaksian Pribadi

    Salah satu perbuatan yang paling menolong kalau dilakukan seorang Kristen baru ialah menulis kesaksian pribadi. Latihan ini akan menolongnya berpikir akan apa yang telah diperbuat Allah di dalam hidupnya dan akan mempersiapkan dia untuk memberikan kesaksiannya secara sederhana dan jelas kepada orang lain.

    Menceritakan bagaimana Saudara menjadi seorang Kristen adalah salah satu cara yang paling baik untuk bersaksi. Khususnya kesaksian pribadi sangat menolong di dalam mengemukakan Yesus Kristus kepada sanak keluarga dan teman dekat yaitu orang yang biasanya paling sukar diinjili.

    Yang berikut ini ialah beberapa saran praktis tentang kesaksian pribadi.

    1. Bersifat pribadi. Jangan berkhotbah. Ceritakan apa yang telah dibuat Kristus bagi Saudara. Pergunakan kata "saya," bukan "mereka."
    2. Singkat. Tiga atau empat menit cukuplah untuk menceritakan fakta-fakta yang penting.
    3. Berpusat pada Kristus. Selalu tekankan apa yang telah Dia perbuat bagi Saudara.
    4. Berdasarkan Firman Allah. Satu atau dua ayat dari Firman Tuhan akan menambah kuasa kepada cerita Saudara. Ingatlah bahwa Firman Allah itu pedang yang tajam (Efesus 6:17; Ibrani 4:12
    5. ).

    Coba menulis kesaksian pribadi Saudara sama seperti Saudara akan menceritakannya kepada seorang yang belum percaya. Jelaskan pengalaman pertobatan Saudara itu sedemikian sehingga seorang yang mendengarkan itu tahu bagaimana menerima Kristus.

    Ceritakan sedikit tentang kehidupan Saudara sebelum Saudara percaya kepada Kristus Yesus. Kemudian ceritakan tentang pertobatan Saudara, bagaimana Saudara menerima dan percaya kepada Yesus Kristus. Akhirnya ceritakan sesuatu tentang artinya mengenal Dia--berkat-berkat, pengampunan dosa, jaminan akan kehidupan kekal, dan perubahan-perubahan dalam kehidupan Saudara. Jika Saudara telah menjadi seorang Kristen untuk beberapa waktu lamanya, masukkan juga keterangan di dalam kesaksian tentang pengaruh Yesus Kristus yang terus-menerus di dalam kehidupan Saudara belakangan ini.

    Pada waktu Saudara mempersiapkan kesaksian Saudara, mohonlah Tuhan untuk memberikan kesempatan untuk menceritakannya kepada orang lain. Berdoalah bagi dua atau tiga orang yang khususnya akan Saudara beri kesaksian tentang Yesus Kristus. Barangkali tetangga, kawan sekerja, atau pelajar di sekolah. Kemudian mereka mencari dan memakai kesempatan untuk memberikan kesaksian Saudara kepada mereka.

    Ikutilah sebuah format yang mirip dengan ini.

                                
         ----------------------------------------                           
        |                                        |.                         
        |       KESAKSIAN SAYA                   |.                         
        |                                        |.                         
        |Sebelum saya percaya kepada Kristus:    |.                         
        |                                        |.                         
        |Bagaimana saya percaya kepada Kristus:  |.                         
        |                                        |.                         
        |Sejak saya telah percaya kepada Kristus:|.                         
        |                                        |.                         
         ----------------------------------------                
         
         

    Ingatlah bahwa Saudara tidak memiliki kuasa di dalam diri Saudara sendiri untuk meyakinkan seseorang tentang kebenaran rohani. Roh Kudus menginsafkan orang-orang yang belum menjadi Kristen akan keperluan mereka untuk mengenal Kristus (Yoh 16:8). Selagi Saudara berdoa bagi mereka, mohonlah agar Allah memberkati pemberitaan FirmanNya, menginsafkan orang-orang akan keperluan mereka, dan menguatkan Saudara pada waktu Saudara menyampaikan InjilNya.

    Allah telah memerintahkan setiap orang Kristen untuk menjadi saksi akan apa yang telah dialaminya (1Yoh 1:3). Bersaksi adalah suatu gaya hidup. Saudara adalah seorang saksi setiap waktu. Mengasihi orang lain dan menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh bagi mereka adalah cara yang praktis untuk mengkomunikasikan kasih Kristus. Saudara juga bersaksi melalui kehidupan Saudara. Perbuatan dan kelakuan sering lebih menggugah daripada kata-kata.

    Namun, kelakuan Saudara belum cukuplah untuk mengkomunikasikan berita Injil Kristus kepada orang lain. Saudara perlu bersaksi dengan kata-kata--secara terbuka mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan memberitahukan orang lain bagaimana mereka dapat diperdamaikan dengan Allah. Salah satu alat yang paling efektif untuk mengkomunikasikan Injil kepada orang lain adalah cerita tentang bagaimana Allah telah bekerja di dalam kehidupan Saudara--kesaksian pribadi Saudara.

    Penerapan Firman Tuhan

    Dwight L. Moody mengatakan bahwa Firman Allah itu tidak diberikan pertama-tama untuk menambah pengetahuan kita, tetapi untuk membimbing langkah kita. Beberapa tahun yang lalu saya membaca sesuatu yang sangat berarti bagi saya sehingga saya menulisnya dibelakang Alkitab saya. Itu hubungan dengan penggunaan Firman Allah.

    Suatu tafsiran yang baik akan berpengaruh yang praktis dari pembacaan Alkitab adalah ucapan yang sederhana dari Moran, kepala suku Piro dari suatu daerah pedalaman di Amerika Selatan. Ia mengatakan, "Pada waktu istri saya melakukan sesuatu kesalahan, saya berkata kepadanya, `Mena, Firman Allah berkata begini dan begitu.' Dan ia berkata `Moran, apakah itu yang dikatakan Firman Allah?' Maka saya tunjukkan Firman itu, dan ia membacanya sendiri. Kemudian ia tidak melakukannya lagi. Pada waktu saya melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya, ia berkata kepada saya dengan lemah lembut, 'Moran, bukankah Firman Allah mengatakan begini dan begitu?' Maka saya pergi membacanya dan dengan pertolongan Allah saya tidak melakukan hal itu lagi!"

    Menerapkan Firman Allah berarti mengambil sebagian dari Firman Tuhan yang berbicara kepada hati Saudara, merenungkannya, dan mengembangkan langkah-langkah yang praktis untuk menghayatinya dalam kehidupan Saudara. Empat langkah sederhana berikut ini dapat menolong Saudara menerapkan ayat-ayat Alkitab yang Saudara renungkan.

    1. Apakah yang dikatakan oleh bagian Alkitab ini kepada saya?
    2. Di mana kekurangan saya?
    3. Beri contoh-contoh yang tertentu.
    4. Apa yang akan saya lakukan tentang itu.

    Cara ini membawa Alkitab meninggalkan teori saja dan masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang Kristen menghargai Firman Allah tetapi tidak menghayatinya. Apakah maksud Allah pada waktu Dia memberikan Alkitab kepada kita? Paulus mengatakan, Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Timotius 3:16,17). Firman Tuhan harus diterapkan dalam kehidupan.

    Maksud Allah ialah agar FirmanNya hidup di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari, yaitu menjadi darah daging dalam hidup murid-muridNya. KeinginanNya adalah bahwa kita menjadi "Alkitab" yang hidup dan berjalan, menunjukkan keindahan dan kekokohan Firman Tuhan di rumah, di pabrik, di kantor, di sekolah, atau di mana saja kita berada.

    Tak lama sesudah saya menjadi seorang Kristen, saya disadarkan akan konsep ini dan ditantang untuk membuat penerapan Alkitab secara pribadi sebagai sebagian dalam penyelidikan Alkitab mingguan saya. Salah satu kitab yang saya pelajari paling dulu ialah Kolose. Pada waktu saya sedang mempelajari pasal ketiga, Roh Kudus menangkap perhatian saya dengan ini: Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan jaga kata kotor yang keluar dari mulutmu (Kolose 3:8).

    Saya coba untuk tidak memperdulikan ayat ini, tetapi Roh Kudus terus mengembalikan saya pada kata-kata buanglah.......marah! Pada waktu itu saya mempunyai perangai yang tidak baik. Kapan saja kalau saya menjadi marah, saya meredakannya dengan meninju pintu yang terdekat. Sesungguhnya sering saya membuat buku-buku jari saya berdarah, dan pada suatu waktu saya menghancurkan cincin pemberian istri saya yang indah sekali. Kelihatannya perangai saya itu tak dapat dikendalikan. Dan sekarang, inilah Firman Allah: Buanglah.......marah. Jelas bagi saya bahwa itu bukan saja nasihat yang baik yang diberikan kepada orang- orang di Kolose berabad-abad yang lalu. Allah berbicara kepada saya saat itu.

    Maka minggu itu saya membuat perjanjian dengan Allah. Ia tidak berbicara kepada saya mengenai dosa saya--marah. Dan saya berjanji kepada Tuhan bahwa saya akan mengusahakannya. Nyatalah bahwa saya sudah melangggar perintah itu. Cincin rusak yang saya letakkan pada sebuah kotak di lemari telah menjadi pengingat kepada saya. Maka pertanyaannya ialah, "Apa yang akan saya perbuat tentang dosa saya ini dalam hidup saya?"

    Langkah saya yang pertama ialah menghafalkan ayat itu dan mengulanginya setiap hari sampai beberapa minggu. Saya berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk mengingatkan saya akan ayat ini pada waktu ada keadaan yang mungkin membangkitkan amarah saya. Dan saya minta istri saya untuk mendoakan saya dan mengingatkan saya akan ayat itu jika ia melihat saya gagal dalam janji saya kepada Tuhan. Maka Kolose 3:8 menjadi darah daging dalam hidup saya dan lambat laun Allah mengangkat dosa itu dari saya.

    7. Pembina-pembina Murid Masih Sedikit

    Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka katanya kepada murid-muridNya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (Matius 9:36-37).

    Amanat Yesus adalah supaya kita menjadikan orang muridNya (Matius 28:19). Amanat itu selangkah lebih jauh daripada hanya memperingatkan kita untuk menjadi murid. Maka jika kita menuruti rencana besar Allah, kita harus menolong orang untuk menjadi muridNya. Kalau berhenti sebelum itu berarti kita gagal mematuhi dari amanat Kristus.

    Mari kita renungkan pertanyaan ini sekali lagi. Jika Saudara memimpin seorang kepada Kristus, apakah Saudara senang? Tentu. Saudara gembira dan demikian juga orang itu sendiri dan para malaikat Allah. Tetapi apakah Saudara puas? Tidak. Seharusnya tidak. Yesus menyusun agar kita berbuat lebih dari hanya membuat orang lain bertobat. Ia memberitahukan agar kita menjadikannya seorang murid. Maka Saudara harus akrab dengan orang yang telah Saudara bimbing kepada Kristus dan menolong dia untuk bertumbuh sampai ia dapat bertanggung jawab menyampaikan Firman Tuhan dengan semangat dan efektif. Kalau hal itu terjadi, ia dapat dianggap sebagai pengikut Yesus yang masak, mengabdi, dan menghasilkan buah.

    Sekarang, apakah Saudara bahagia sebab orang yang saudara menangkan itu telah menjadi seorang murid? Tentu. Tetapi apakah Saudara puas? Belum. Jika ia terus menunjukkan minat dalam menolong orang lain juga menjadi murid, ia sudah siap untuk melanjutkan tahap berikutnya untuk berguna dalam kerajaan Allah. Ia siap untuk menjadi pekerja yaitu pembina murid bagi Kristus.

    Tetapi ada orang-orang yang tidak pernah mencapai tahap ini. Mereka sungguh-sungguh adalah murid-murid Yesus. Mereka secara terbuka mengenal Tuhan. Mereka ada dalam persekutuan dengan Dia melalui Firman dan doa. Mereka menyatakan buah Roh (Galatia 5:22,23). Dan mereka sedang memenuhi bagiannya yang unik dalam tubuh Kristus.

    Mereka mengajar di Sekolah Minggu. Mereka melayani dalam panitia-panitia dan menyumbangkan perbuatan yang berguna. Mereka memiliki kekuatan dan kedewasaan rohani. Tetapi kelihatannya mereka tidak mendapat karunia dan panggilan untuk melibatkan diri dalam pelayanan pemuridan. Salahlah jika kita mencoba memaksa mereka ke arah itu. Mereka perlu tetap menjadi murid, tetapi tidak dapat dipaksakan terlibat dalam menjadikan murid. Kalau terlalu didesak oleh pelatihnya, mungkin mereka akan berputus asa atau memberontak. Karena melebihi karunia dan panggilan mereka.

    Dalam Firman Tuhan jelaslah bahwa pekerja Kristus meliputi pekerja-pekerja yang bermacam-macam. Sasaran kita dalam pasal ini dan berikutnya berhubungan dengan pekerja-pekerja yang khusus. Pada waktu Yesus menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit (Mat 9:37), Ia membicarakan pekerja yang secara langsung terlibat di dalam penuaian, yaitu pembina murid.

    Saya dilahirkan dan dibesarkan di sebidang tanah pertanian. Kami selalu mempunyai banyak tugas. Sepanjang tahun kami harus memelihara sapi dan kuda. Rumah, kandang dan pagar harus sering di perbaiki dan lain sebagainya. Pokoknya : bekerja, bekerja dan bekerja.

    Tetapi pada waktu tertentu setiap tahun ada saatnya kami memandang ladang kami dan menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk menuai. Kami meninggalkan kebanyakan pekerjaan kami yang lainnya dan menjadi pekerja- pekerja untuk menuai. Itulah macam orang yang disebutkan Yesus pada waktu ia menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit. Ia membicarakan tentang pekerja-pekerja kerajaan Allah yang secara langsung terlibat dalam tugas mengumpulkan jiwa-jiwa bagi Kristus kemudian membina mereka untuk menjadi penuai juga.

    Hal itu bukanlah untuk meremehkan pekerjaan dari murid Yesus yang mana saja. Keuangan gereja harus dijalankan secara teratur. Catatan-catatan harus dipelihara sehingga kita dapat menilai pelayanan gereja dengan baik. Guru Sekolah Minggu merupakan kebutuhan yang mutlak. Pekerja-pekerja lainnya dalam gereja melakukan tanggung jawabnya dengan setia. Tetapi pembicaraan kita di sini berhubungan dengan pekerja yang berciri khusus seperti yang disebutkan oleh Yesus (Matius 9:37): pria atau wanita yang bersaksi bagi Kristus dengan sungguh-sungguh dan membangun di dalam kehidupan orang lain. Kita akan memakai istilah dengan cara demikian.

    Ciri-ciri Calon Pembina Murid

    Mereka yang terpanggil kepada pelayanan untuk menjadikan murid perlu latihan lebih lanjut untuk melengkapi mereka bagi pelayanan yang telah ditempatkan dalam hatinya oleh Kristus. Mereka telah melihat visi untuk melipat gandakan murid dan ingin melibatkan diri di pekerjaan itu. Mereka memperhatikan orang dan ingin memberikan hidup mereka untuk menolong orang lain. Mereka membutuhkan latihan tentang metode-metode pemuridan.

    Visi untuk pelipatgandaan. Tanpa visi yang sungguh akan kemanjuran pelipatgandaan murid, orang itu tidak akan berkecimpung dengan orang lain. Tetapi pada waktu ia dapat melihat seluruh dunia di dalam wajah seseorang dan kemungkinan untuk menjangkaunya bagi Kristus, gairahnya dihangatkan oleh Roh Allah. Ia akan ikut serta dalam sasaran hidup Paulus. Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap- tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1:28,29).

    Pada suatu waktu Dr.Jerry White, seorang guru astronotika di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat, menjalani suatu percobaan pada sebuah komputer. Jika selembar kertas yang tipis, yang setebal halaman Alkitab, dilipat limapuluh kali, akan menjadi berapa tebalnya? Komputer itu memberikan jawaban yang mengejutkan. Kertas itu akan menjadi setinggi 27,2 juta kilometer. Untuk membandingkannya dengan sesuatu yang dapat dimengerti, kita harus ingat bahwa jarak bumi dan bulan itu adalah 382,4 ribu kilometer.

    Percobaan ini menggambarkan kekuatan dari pelipatgandaan. (Saudara lebih suka yang mana, satu hari mendapat satu juta rupiah selama tiga puluh hari atau satu sen setiap hari dilipatgandakan dua kali selama tigapuluh hari?) Pelipatgandaan juga dapat dilaksanakan di dalam bidang rohani, seperti yang dinyatakan Paulus kepada Timotius, Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2Tim 2:2). Paulus, Timotius, orang-orang yang dapat dipercaya, dan orang lain-- itu merupakan pelipatgandaan rohani.

    Konsep ini digambarkan lebih lanjut oleh Paulus pada waktu mengingatkan orang-orang Tesalonika, Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;....dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah (1Tes 1:6,8). Hal itu juga dinyatakan dalam doa syafaat Yesus: Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka (Yohanes 17:20). Hal itu terkandung dalam amanat agung Yesus: Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:20).

    Jika seorang telah menghasilkan seorang murid, ia telah melipatgandakan dirinya sendiri sebagai seorang murid. Ia telah menjadi seorang pembina murid. Jika seseorang telah menumbuhkan seorang pembina, ia telah menghasilkan lebih banyak murid dan dirinya sendiri sebagai pembina murid. Pelipatgandaan rohani ini menghasilkan murid-murid dan juga pembina-pembina murid.

    Memperhatikan orang lain. Untuk menambah visi untuk pelipatgandaan, calon pembina harus mempunyai beban untuk memperhatikan orang lain. Ia harus melihat kemampuan orang lain bagi Allah. Orang-orang Kristen tidak saja memiliki kemampuan yang luar biasa bagi Allah; mereka juga berharga bagi Allah. Mereka adalah anak-anak Allah yang dikasihi. Ia ingin melihat mereka berkembang dan menjadi warga yang bertanggung jawab di dalam kerajaan Allah dengan kehidupannya yang menyenangkan dan memuliakan Allah. Kecuali kita melihat orang sedemikian, kita akan condong untuk memasukkan mereka ke dalam suatu program yang kita harap dapat berhasil.

    Tetapi Allah tidak memasukkan kita ke dalam suatu program. Ia secara pribadi melibatkan diri dengan kita. Anak Allah masuk ke dalam tubuh manusia dan menyamakan diri dengan kita. Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungNya, dan kesengsaraan kita yang dipikulNya (Yesaya 53:4). Ia mendekati kita dengan menjelma dalam keadaan seperti kita. Ia mengalami persoalan dan kebutuhan kita. Ia menunjukkan perhatianNya yang besar.

    Paulus mengingatkan gereja di Roma: Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberi tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara- perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai" (Roma 12:12-16).

    Perhatian untuk orang lain dan visi akan kemampuan seseorang dan akan keberhasilan pelipatgandaan murid adalah dasar dalam kehidupan seorang pembina murid bagi Kristus.

    Prinsip Pelibatan Diri

    Walaupun punya visi pelipatgandaan murid, seorang pembina yang tidak tahu metodenya akan merasa frustasi. Ia ingin melakukan sesuatu dan melibatkan diri dengan orang-orang tetapi kemampuannya terbatas sebab ia belum pernah di latih dalam metode menyampaikan visinya itu. Saudara dapat menambah pekerja-pekerja untuk masa menuai dengan menolong dia berkembang menjadi murid yang melipatgandakan murid. Ia dapat mengikuti team pemuridan Saudara dan memperluas pengaruh dan pelayanan Saudara. Namun pelibatan diri merupakan jalan dua jalur. Tentunya Saudara ingin orang melibatkan diri dalam pelayanan Saudara untuk menjadikan murid. Tetapi ada syaratnya. Saudara harus terlebih dulu melibatkan diri dengan mereka. Demikianlah teladan Allah, sebab ia inisiatif dengan kita. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita....Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:10,19).

    Yesus datang ke dunia untuk melibatkan diri dengan umatNya. Dan dalam pelibatan diriNya dengan murid-muridNya, Ia melatih mereka. Maka prinsipnya ialah: Di mana tidak ada pelibatan diri, tidak ada latihan pemuridan. Untuk memenuhi keperluan orang yang kita latih, kita harus mengenal orang itu dan melibatkan diri dengan dia.

    Apa yang Dicari Dalam Diri Seorang Calon Pembina Murid

    Di samping mengikuti kelompok bersama dia, Saudara harus meluangkan waktu banyak secara pribadi dengan calon pembina murid supaya lebih mengenal dia. Sebab unsur waktu menjadi sangat penting sekarang, Saudara harus menekankan kebenaran-kebenaran dan metode-metode yang sesuai dengan keperluan pribadinya dan tujuan pemuridan.

    Karena Saudara hanya memiliki duapuluh empat jam sehari dan sebab Saudara hanya memiliki hidup satu kali di atas bumi ini, Saudara tak mau membuang waktu. Ini berarti Saudara harus memberikan hidup Saudara kepada orang yang tepat, yaitu mereka yang siap, berkeinginan, dan dapat menerima apa yang Saudara berikan kepada mereka. Dan Saudara harus pasti bahwa apa yang Saudara ajarkan kepada mereka adalah yang dibutuhkannya.

    Perhatikanlah seorang ibu bila dia berbelanja untuk keluarga besar dengan keuangannya yang terbatas. Ia sudah belajar mana yang baik untuk dibeli. Ia tidak silau akan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Ia mendapatkan yang paling murah.

    Kunci untuk membangun sebuah jalan agar dapat menjadi jalanan yang baik ialah memilih bahan yang cocok. Bahan yang cocok dan baik di Alaska bukan bahan yang baik bagi Indonesia. Keadaan cuaca menuntut bahan bangunan yang berbeda. Pemilihan itu penting.

    Pemilihan juga merupakan salah satu kunci dalam pelayanan menjadikan orang murid Yesus. Yesus mengajar prinsip itu dengan jelas ketika Dia memilih rasul-rasulNya. Sebetulnya ada banyak murid yang mengikuti Dia. Kita tahu bahwa paling sedikit ada tujuhpuluh orang (Lukas 10:1). Tetapi dari semua itu Ia memilih duabelas orang untuk dilatih secara khusus. Pertama-tama mereka harus mengikuti dia, kemudian mereka dilibatkan dalam pelayanan. Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia (Matius 4:19).

    Pemilihan yang dilakukan oleh Yesus berdasarkan dua hal: pengamatan pribadi dan waktu lama dalam doa. Ia tidak terburu-buru tetapi memperhatikan murid-murid dalam berbagai keadaan di mana mereka melayani bersama. Cukup banyak waktu harus terluang untuk memulih orang yang tepat dilibatkan serta dilatih dalam pembinaan murid Tuhan Yesus.

    Sifat-sifat manakah yang akan Saudara cari bila mau memilih pembina-pembina untuk team pemuridan Saudara? Saya percaya bahwa mutu yang terutama ialah keinginan untuk menjadi pembina murid, dan keinginan ini dapat terlihat di dalam tiga hal.

    Keinginan untuk bekerja dalam suatu pelayanan pemuridan. Memberikan hidup Saudara kepada pembinaan orang lain sangat memakan waktu Saudara dan menuntut kemampuan yang cukup besar dari anggota team itu. Jika Saudara membagikan hidup Saudara dengan seorang yang belum siap, ia tidak akan tahan. Terlalu berat buat dia dan terlalu cepat. Ingatlah bahwa memberi makan terlalu banyak kepada seorang bayi akan lebih mudah menjadikan dia sakit daripada makan sedikit kurang.

    Maka carilah seorang yang sangat bergairah untuk terlibat dalam pelayanan. Biasanya kerinduan itu terletak pada kesediaannya untuk bekerja. Pada waktu Saudara membutuhkan dia, dia ada. Jika Saudara ingin bersama-sama dengan dia sebelum makan pagi dan menentukan waktu jam 6.00 pagi, ia telah berada di sana pada jam 5.45 dan ingin mulai.

    Keinginan akan Allah. Di samping rindu akan pelayanan pemuridan, orang yang dicari itu harus rindu akan Tuhan Allah. Ia harus memiliki hubungan tegak yang kuat dalam kehidupannya. Ia harus seperti pemazmur zaman dulu: Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah (Mazmur 42:2).

    Kerinduan untuk berkorban. Ia harus tahu betapa besar pengorbanannya dan mau melakukannya. Saudara harus menjelaskan ongkosnya dan menantang dia seperti yang dilakukan Yesus. Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Lukas 9:23).

    Sudah lama saya punya keyakinan jika kita harus menjelaskan tantang pemuridan, orang-orang yang menyerahkan diri akan menerima tantangan itu. Itulah yang dilakukan Yesus. Sesudah Ia menjelaskan perkataan keras, sebagian dari murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak mau mengikut Dia lagi (Yohanes 6:60,66).

    Pada waktu Yesus melihat mereka meninggalkan Dia, Dia berbalik kepada keduabelas murid yang lainnya dan bertanya, Apakah kamu tidak mau pergi juga? (Yoh 6:67). Menarik sekali bahwa ia tidak berusaha untuk menakut-nakuti mereka, memohon mereka, atau membujuk mereka supaya mengikut Dia. Rupanya Ia merelakan mereka pergi jika mereka ingin melakukannya. Tetapi mereka menyadari bahwa mereka tidak mengikut Yesus untuk kebaikan Yesus, tetapi mereka tahu bahwa mereka sendirilah yang memperoleh manfaat. Maka mereka tinggal. Mereka mau berkorban.

    Saya ingat seorang anak muda yang menunjukkan janjinya yang sungguh-sungguh, maka saya mulai membicarakan pelayanan pemuridan dengan dia. Sikapnya ialah, "Baiklah, saya rasa saya dapat memberikan sedikit waktu kepadamu untuk menolong dalam hal ini."

    Salah satu hal yang pertama yang harus saya tunjukkan kepadanya ialah bahwa itu caranya. Saya jelaskan kepadanya apa yang akan dialaminya, betapa besar pengorbanan waktu dan tenaga yang diperlukan dan apa tekanannya. Dan mungkin kadang-kadang kami harus datang lebih awal dan tinggal lebih lambat dan bekerja lebih lama. Saya mencoba berkomunikasi kepadanya artinya memberikan hidup kepada orang lain. Ia menyukai akan apa yang di dengar. Sejak itu ia harus melakukannya.

    orang semacam itu tahu bahwa uangnya, waktunya, dan kehidupannya bukanlah miliknya sendiri. Yesus mengatakan, Demikian pulalah tiap-tiap orang orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Lukas 14:33).

    Jika orang ini mempunyai kerinduan terlibat dalam pelayanan pemuridan, bagi Allah sendiri, dan untuk berkorban, ia siap untuk menjadi pembina murid Yesus Kristus.

    Apa yang Perlu Diutamakan dalam Melatih Seorang Pembina Murid

    Dalam pelayanan membina seorang murid, Saudara harus mengutamakan empat hal: keyakinan, titik pandang, keunggulan, dan pembangunan watak yang mendalam.

    Keyakinan. Sampai pada saat ini calon pembina itu memegang pendirian Saudara. Ia telah mempelajari mengapa ia harus menghafalkan Firman, mempelajari Alkitab dan berdoa, tetapi pelajaran itu akan melaju sesudah beberapa waktu. Ia perlu memiliki keyakinan sendiri.

    Keyakinan itu dibangun dengan dua cara: Penyelidikan Firman Tuhan secara pribadi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Mengapa.

    Pada suatu kali saya bekerja dengan sekelompok anak muda yang sukar melihat kepentingan Firman Allah dalam kehidupan mereka sehari- hari. Saya menyarankan supaya kami mempelajari Mazmur 119:1-176. Kami tidak mempelajarinya secara mendalam, tetapi hanya membacanya dan mencatat berbagai kata kerja yang digunakan di dalamnya. Kemudian kami membacanya keseluruhannya sekali lagi dan mencari kata-kata yang dipakai untuk mengartikan Firman Allah. Lalu kami berusaha menangkao sikap pemazmur itu terhadap Firman Allah. Penyelidikan memakan waktu, tetapi hasilnya meneguhkan tentang pentingnya Firman Allah.

    Cara yang kedua untuk mengembangkan keyakinan ialah meminta orang itu untuk mencatat semua alasan mengapa ia melakukan sesuatu. Mengapa mengadakan renungan pribadi? Mengapa berdoa? Sekali ia telah memikirkan semua ini, tidak usah ia bergantung pada pendapat dan perkataan Saudara saja. Ia akan punya pendiriannya sendiri. Keyakinan itu lebih dalam daripada doktrin yang dipercayai. Murid Yesus berpegang pada kepercayaannya, tetapi keyakinannya mendukung dia.

    Sebagai latihan yang praktis, mintalah calon pembina murid itu mengulangi tujuan-tujuan latihan yang diberikan dalam pasal 6 dan Lampiran I. Mintalah dia untuk mendaftarkan semua dan menuliskan mengapa ia harus melakukannya dan mengapa hal itu harus menjadi bagian dalam kehidupannya. Dalam tujuan yang negatif, tanyalah mengapa harus dihindarinya. Hal itu kelihatannya membosankan, tetapi calon pembina itu harus mengembangkan keyakinannya atas hal-hal ini jika ia mau melanjutkan pemuridan seumur hidupnya dan menjadikan orang-orang murid Yesus.

    Titik pandang. Hal kedua yang harus Saudara utamakan dalam melatih seorang pembina ialah titik pandang atau perspektif. Pada waktu seorang datang kepada Kristus, ia masih merupakan orang yang berpusat kepada dirinya. Pada waktu ia mulai bertumbuh dalam Tuhan, sudut pandangannya akan bertambah sedikit. Ia mulai sadar akan keperluan orang lain di kelas Sekolah Minggu atau dalam persekutuan gereja. Kemudian seorang utusan Injil datang ke gerejanya dan ia menjadi sadar akan keperluan yang lainnya lagi. Ia mulai memandang dunia ini dari sudut pandangan yang lainnya.

    Visinya diperbesar. Perhatiannya mulai mencapai lebih jauh daripada dirinya sendiri. Ia hidup di dalam alam kehidupan yang berbeda. Ia sedang mengembangkan pemandangan yang baru. Hal ini tidak terjadi dengan mudah. Tetapi pada tahap ini dalam kehidupannya ia harus langsung kepada tujuannya yaitu dirinya sendiri dikesampingkan sebagai latar belakang saja dan visinya dipusatkan kepada Tuhan sendiri, kehendak Allah, pekerjaanNya, dan kebutuhan orang lain.

    Keunggulan. Hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pembina ialah sikap yang ingin keunggulan. Ia harus menjadi cakap dalam pelayanannya kepada orang lain dan melakukannya dengan baik. Kesaksiannya, pelayanannya, dan keterlibatannya harus memantulkan kesaksian dari Yesus sendiri, yang menjadikan segala-gala baik (Markus 7:37).

    Seorang pengarang Alkitab pernah berdoa: Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:20,21)

    Jika kita diperlengkapi dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak Allah, tentunya semua itu melalui Yesus Kristus. Memang dialah satu-satunya yang pernah melakukan segala sesuatu itu dengan baik. Maka jika Saudara mau mengembangkan sikap akan keunggulan di dalam orang-orang yang Saudara latih, Saudara harus membawa mereka kepada tahap di mana mereka menyerahkan dirinya sendiri kepada Yesus dan membiarkan Dia hidup melalui mereka.

    Pakailah tujuan latihan dalam pasal 6 dan Lampiran I sekali lagi sebagai latihan praktis. Kali ini mintalah murid Saudara menyelidiki kembali daftar itu dan menuliskan bagaimana ia dapat melakukan hal-hal ini sebaik mungkin. Juga melatih dia sedemikian baiknya sehingga ia dapat menceritakannya kepada orang lain, orang yang sedang ditolongnya dalam kehidupan Kristen.

    Kelihatannya pekerjaan ini sulit dan memang demikian. Tetapi jika kita harus menolong seseorang menjadi seorang pembina murid yang efektif, ia harus tahu apa dan mengapa tentang pemuridan dalam pikirannya dan hatinya. Dan ia harus menjadi terampil dalam pelayanan menolong orang lain dan membangun prinsip-prinsip itu kedalam hidup mereka. Latihan dan pelajaran yang dangkal dan bodoh tidak dapat menghasilkan seorang pembina yang memantulkan keunggulan dalam pelayanan kepada Yesus Kristus.

    Watak yang mendalam. Hal yang perlu diutamakan trakhir ialah supaya watak dan pengalama murid dengan Tuhan terus diperdalam. Hal ini merupakan tekanan seumur hidup. Iman, kemurnian, kejuuran, kerandahan hati dan kebajikan lainnya tidak pernah dikuasai sekaligus dalam hidup ini. Kita harus terus bertumbuh dan menjadi dewasa.

    Yesus berkata bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Mat 9:37; Luk 10:2). Tuaian itu terdiri dari orang-orang yang lelah dan terlantar (Mat 9:36). Ini adalah gambaran dari sekelompok domba yang tak berdaya sama sekali. Mereka kepanasan, terengah-engah, haus dan lapar. Mereka sama sekali tidak berdaya dan mencari seorang gembala untuk membawakan air dan makanan. Mereka tidak mempunyai harapan kecuali ada gembala yang menolong mereka.

    Paulus juga menggambarkan tujuan itu terdiri dari orang-orang yang terpisah dari Yesus Kristus--orang yang terbuang, orang asing, orang tanpa harapan, dan tanpa Allah (Ef 2:11,12). Tuaian itu ada di mana-mana dan dalam jumlah yang besar. Yesus mengatakan bahwa ladang itu sudah siap untuk dituai (Yoh 4:35). Persoalannya bukan pada tuaian; persoalannya ialah pada kekurangan pekerja.

    Nah, seorang pembina ialah seorang murid ditambah sesuatu. Dalam Firman Tuhan ia digambarkan sebagai sorang yang sedang menuai diladang. Ia adalah seorang yang menabur dan menuai (Yohanes 4:37,38). Ia menanam dan menyiram (2Korintus 3:7-9). Ia meletakkan dasarnya, dan seorang lainnya yang membangun di atasnya (1Korintus 3:10). Ia sedang menjadikan orang-orang murid Yesus (Matius 28:19-20). Seorang pembina murid itu harus terlibat dalam memenangkan orang yang sesat dan membangun orang percaya--yaitu, menginjili dan membina.

    Pembina-pembina menolong memenuhi Amanat Agung. Yesus berkata bahwa inilah tempatnya bagi mereka. Kita harus memusatkan perhatian kita pada penambahan jumlah pembina-pembina murid Yesus.

    8. Bagaimana Mengembangkan Pembina-pembina Murid

    Dan apakah yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu (Filipi 4:9).

    Pada suatu hari, Doug dan Leila Sparks baru saja mendengar dari dokternya bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa Leila mengidap kanker. Mereka telah berjanji untuk menolong James Fox, seorang bintang filem Kristen di Inggris, dalam suatu proyek Kristen yang harus diselesaikan hari itu. Mereka bekerja sama dengan dia sepanjang hari dan sampai jauh malam.

    Belakangan James menulis surat kepada saya mengatakan, "Pertolongan mereka dalam pelayanan bersama dengan saya dalam proyek ini menunjukkan sikap dan tujuan pelayanan mereka. Pada waktu saya meninggalkan mereka malam itu saya berpikir, besar sekali pengorbanan dalam pelayanan ini. Mereka berdua mengorbankan dirinya bagi proyek ini pada saat yang sebenarnya mungkin hati mereka rindu untuk menyendiri dengan Tuhan dan berdua saja.

    "Tiga minggu yang lalu ketika saya mengunjungi rumah mereka, Leila menghabiskan 45 menit untuk menguatkan saya dan mengajar anak-anaknya untuk berminat pada apa yang dikerjakan orang lain.

    "Saya yakin saya telah melihat contoh dari Filipi 2:3-4, dan dengan demikian saya didekatkan dengan Tuhan."

    Dua alat yang utma dalam mengembangkan seorang pembina murid yang berhasil demi Kristus, ialah: memberikan teladan dan mengadakan waktu secara pribadi untuk persekutuan, pembahasan dan pelajaran bersama.

    Pembinaan Melalui Teladan

    Surat dari James Fox menggambarkan dengan jelas tentang pembinaan melalui teladan. Roh Allah mungkin dapat menggunakan Doug Sparks dalam beberapa cara untuk menghayati Filipi 2:3-4 ke dalam kehidupan James. Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

    Misalkan Doug bertemu James di station kereta api, dan mereka membicarakan ayat-ayat itu. Mungkin Doug berkata, "Baiklah James, mari kita sedikit menyelidiki ayat-ayat ini. Bukalah Alkitabmu dan ceritakan kepada saya dalam kata-katamu sendiri apa yang dikatakan Filipi 2:1-4."

    James melakukan itu.

    "Baiklah sekali. Sekarang bagaimana dengan Filipi 2:5-8 ?"

    Mungkin James menyebut dua atau tiga hal.

    "Baik. Sekarang cobalah menyatakannya sekali lagi dalam kata-katamu sendiri apa artinya ayat-ayat ini bagimu."

    James melakukan demikian.

    "Baiklah, sekarang mari kita membicarakan sedikit tentang penerapannya. Apa yang saudara lihat dalam ayat-ayat ini yang perlu diperlihatkan dalam kehidupan Saudara?"

    Doug dapat memimpin James dalam penyelidikan sebuah ayat Alkitab, dan James dapat menangkap sesuatu dari apa yang diajarkan Paulus. Tetapi bukan cara itu yang memberi kesan yang paling kuat kepada James. Doug bahkan tidak memikirkan bagian ini; ia menghayati ayat itu. Melalui kehidupannya ia memancarkan kebenaran ayat-ayat itu. Roh Kudus memasukkan bagian bagian itu ke dalam hati dan kehidupan James Fox pada waktu ia memperhatikan kehidupan Doug dan Leila Sparks. Mereka tidak mengajarkan Filipi 2:3-4; mereka menghayati Filipi 2:3-4 (Leila Sparks meninggal pada bulan Juni 1972 tak lama sesudah saya menerima surat James.)

    Paulus adalah teladan bagi orang-orang Tesalonika. Sebab Injil yang kami beritakan bukan di sampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu (1Tesalonika 1:5).

    Pikirkan apa yang telah dipelajari oleh rasul-rasul tentang prasangka mereka pada waktu mereka melihat Yesus bercakap-cakap dengan seorang wanita Samaria (Yohanes 4:1-54). Pikirkan apa yang telah mereka pelajari tentang belas kasihan terhadap orang dengan kebutuhannya ketika Yesus melayani orang-orang berdosa, orang-orang buta, dan orang-orang kusta. Pikirkan apa yang telah mereka pelajari tentang penyerahan dan kesetiaan pada waktu mereka melihat Yesus mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem (Lukas 9:51) untuk disalibkan bagi dosa-dosa manusia.

    Ajaran-ajaran Yesus diterapkanNya dalam kehidupan sehari-hari. Kelasnya adalah kejadian sehari-hari. Ia menerapkan ajarannya dalam perbuatan nyata. Ia menyalurkan ajarannya melalui kehidupan. Agar Saudara dapat berbuat demikian, ada dua sifat yang diperlukan, yaitu: kesiapsediaan dan keterbukaan.

    Kesiapsediaan. Kesiapsediaan merupakan jalan dua jalur. Saudara tidak dapat melatih orang yang sukar dicari. Sebaliknya, Saudara tidak dapat menjalankan program latihan yang berarti jika Saudara membatasi waktu Saudara sendiri pada pertemuan yang formal. Yesus dan murid- muridNya terbaur dalam kehidupan bersama.

    Rasul Yohanes mengingat akan pengalamannya yang luar biasa dan bercerita tentang Yesus sebagai seorang yang telah dilihat dan jamah oleh rasul-rasul (1Yohanes 1:1).

    Jikalau tujuan Saudara ialah untuk membagi pemikiran mengenai pengetahuan theologia, atau filsafat, maka cukuplah pertemuan formal dan waktu yang terbatas. Tetapi jika Saudara berkomunikasi dengan jelas mengenai penglihatan yang diberikan Allah mengenai pemuridan, sehingga dia dapat menjadi pembina murid yang secara rohani memenuhi syarat, maka Saudara harus bertemu secara teratur dengan calon pembina itu. Hubungan Saudara dengan Kristus Yesus harus mendalam sehingga kehidupan Saudara dijadikan teladan kuasa Roh Kudus.

    Keterbukaan. Mutu yang kedua untuk pembinaan yang efektif melalui teladan ialah keterbukaan. Cecil dan Thelma Davidson adalah antara orang-orang pembina murid yang paling efektif yang pernah saya kenal. Hidup mereka merupakan buku yang terbuka. Pintu rumah mereka selalu terbuka. Meja makan mereka menjadi tempat pertemuan bagi ratusan pemuda dan pemudi bertahun-tahun lamanya. Pada waktu ini orang-orang itu sedang melakukan pelayanan pemuridan dan banyak tempat di dunia. Ternyata bahwa mereka adalah bagian dari keluarga Davidson.

    Kita harus berhati-hati sekali bila menjadi terbuka dengan orang lain. Mungkin berbahaya kalau melepaskan kedok kita, membongkar rintangan, dan merubuhkan tembok pemisahnya. Maka orang akan melihat keadaan kita yang sebenarnya, mungkin dia akan menjadi kecewa. Mereka mengharap kita menjadi seorang malaikat, tetapi kita adalah orang yang berdosa dan diselamatkan oleh anugerah. Walaupun demikian murid kita dapat belajar dari kesalahan dan kegagalan kita seperti juga dari keberhasilan kita.

    Terlalu banyak keterbukaan terlalu cepat dapat merusak. Yesus mengetahui itu dan memberitahukan murid-muridNya, Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya (Yohanes 16:12). Pada awal pelayananNya dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan Firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka (Markus 4:33).

    Maka bukalah kehidupan Saudara bagi mereka yang mampu menerima yang mereka lihat. Curahkanlah isi hatimu seperti yang dilakukan oleh yesus. Sering ada peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus yang tidak diperlihatkan kepada ketujuhpuluh bahkan keduabelas murid Yesus sebab mereka belum mampu menerimanya. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti terang (Mat 17:1-2).

    Ia mencurahkan isi hatiNya kepada ketiga orang yang sama di Getsemani. Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-muridNya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu ia berkata kepada murid-muridNya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa. "Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kataNya kepada mereka: "HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:36-38).

    Namun kenyataannya ialah bahwa tak seorangpun yang sungguh mengenal Saudara kecuali Saudara membuka hati kepada orang lain. Maka kita akan perlu keseimbangan untuk menjadi terbuka terhadap orang lain. Pernah ada seorang utusan Injil yang berbicara kepada kami dan dengan bebasnya ia menceritakan ketidakmampuannya untuk menyempurnakan sebagian dari sasaran yang telah ia rencanakan beberapa tahun lamanya. Dengan terbuka ia mengakui ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan persoalannya dalam pelayanan. Dengan terus terang ia membicarakan keberhasilan tetapi juga kegagalannya.

    Ada orang lain yang berbicara dalam pertemuan sama yang bunyinya berdiri pada puncak sukses. Orang pertama yang kelihatannya bersama dengan kami di sana, merencah bersama pada jalan yang sulit seperti yang kami kebanyakan mengalami. Kami lebih merasa mengerti dia.

    Pada mulanya, keterbukaan dapat terjadi dengan saling membagikan pengalaman dengan pekerja baru mengenai apa yang pernah Saudara alami dalam persekutuan dengan Tuhan. Saudara boleh menceritakan kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan perjuangan dalam menghafalkan Firman Tuhan. Sesudah lebih erat hubungan Saudara dengan calon pembina murid itu, Saudara dapat membagikan hal yang lebih mendalam, seperti pencobaan yang Saudara hadapi, bagaimana Saudara mengatasinya, dan perjuangan Saudara dengan dunia, daging, dan Iblis.

    Sukar, hampir mustahil, melatih seorang calon pembina murid dengan efektif kecuali Saudara terbuka kepadanya. Pembina murid yang memenuhi syarat rohani akan timbul dari kehidupan dan pelayanan seorang pemimpin yang terbuka. Dawson Trotman sering memberikan sajak ini kepada. Dawson Trotman sering memberikan sajak ini kepada kami:

    Bagiku lebih baik melihat sebuah khotbah Daripada mendengarkan saja. Lebih baik seorang yang mau berjalan denganku. Daripada hanya memberitahu jalannya.

    Latihan Secara Perorangan

    Alat kedua yang terutama bagi perkembangan suatu team pembina murid ialah memberikan perhatian pribadi kepada setiap orang. Itu berarti ada pertemuan dengan setiap orang sendirian, dan Saudara miliki tujuan latihan yang jelas bagi orang itu. Pelayanan pelipatgandaan tidak timbul dari suatu usaha untuk menghasilkan murid secara masal. Harus ada waktu secara individu, Saudara harus bekerja dengan calon pembina Saudara secara individu.

    Beberapa pertanyaan yang penting perlu dipertimbangkan. Apa yang Saudara lakukan dalam pertemuan-pertemuan satu dengan satu ini? Seberapa sering Saudara harus mengadakannya? Di mana seharusnya Saudara berdua bertemu?

    Di mana? Di mana saja cocok. Salah seorang teman saya mengadakan pertemuan dengan calon pembina muridnya ditempat pekerjaannya pada waktu istirahat siang dan mengadakan pertemuan satu kali seminggu.

    Apa yang dilakukan? Mereka saling menceritakan apa yang mereka terima dari Allah pada waktu mereka mengadakan renungan pribadi. Mereka mengadakan waktu untuk membaca Firman Tuhan bersama-sama. Biasanya mereka saling memeriksa ayat hafalan yang baru. Mereka membicarakan pelayanan mereka yang telah ditugaskan oleh Allah. Biasanya orang itu mempunyai banyak pertanyaan berkenan dengan pelayanan pemuridan. Kemudian mereka berdoa bersama-sama.

    Tak ada peraturan yang kaku yang mengharuskan bagaimana cara memakai waktu. Kadang-kadang mereka menghabiskan kebanyakan waktunya untuk berdoa. Pada kesempatan lainnya, pembina itu akan membawa seorang teman dari kantornya yang pernah diberi kesaksian. Ketiga mereka bertemu di sebuah tempat makan, dan pelatih menolong temannya dalam penginjilan. Ia memberikan kesaksiannya dan menceritakan Injil kepada orang yang bukan Kristen. Maka mereka menjalankan dua hal: mereka menyampaikan Injil, dan orang yang dibina itu mempelajari sesuatu di dalam proses.

    Kemauan untuk meluangkan waktu banyak untuk beberapa orang berarti kita tidak dapat meluangkan waktu banyak untuk banyak kesempatan yang lain. Paulus berkata bahwa kita harus berlari-lari untuk mencapai sasaran dan menyelesaiakan perlombaan itu dengan baik (Filipi 3:13-14; 2Timotius 4:7). Demikianlah Tuhan Yesus telah menyelesaikan pelayananNya yang ditugaskan oleh BapaNya (Yohanes 17:4).

    Penyerahan untuk bekerja dengan sedikit orang akan menuntut sikap yang memusatkan kehidupan kepada pelayanan itu dan mengesampingkan banyak kesempatan lain. Memang Saudara mampu berbuat banyak hal, tetapi ada satu hal yang harus Saudara lakukan kalau Saudara harus memusatkan pikiran dan pelayanan kepada orang sedikit.

    Kalau Saudara telah menentukan sasaran ini, Saudara harus belajar mengatakan "tidak" dengan sopan sekali. Jika Allah telah memberi Saudara visi untuk pelayanan ini secara mendalam, itu bukan berarti bahwa Saudara tidak mempunyai bidang pelayanan. Sebetulnya, jika calon-calon pembina murid Saudara menjadi orang-orang yang dapat dengan Efektif membimbing dan memenuhi keperluan orang lain, pelayanan Saudara akan berlipatganda lebih cepat daripada jika Saudara melakukan semuanya sendirian. Maka ketekunan dan kesabaran adalah sifat yang utama dalam kehidupan seorang pelatih.

    Apakah ini berarti bahwa Saudara tidak dapat mengadakan pelayanan umum? Bahwa orang lain akan menggantikan Saudara berkhotbah? Bahwa saudara harus menolak semua undangan untuk berbicara dalam pertemuan khusus? Tentu tidak. Apakah Yesus melayani secara umum? Ya, dan bahkan secara luas. Ia berkhotbah di rumah-rumah, di rumah sembahyang, di lereng bukit, dan tepi pantai (Mar 2:1; 3:1; 4:1; Mat 5:1). Ia juga memberikan contoh berkhotbah dalam pembinaan keduabelas muridNya. Ia berkata, Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang (Markus 1:38).

    Saudara harus mendisiplin diri Saudara sendiri supaya tetap memikirkan pelatihan pembinaan. Anggaplah pelayanan Saudara yang lain sebagai kesempatan untuk membangun dalam hidup calon pembina Saudara. Dan saudara dapat menilai kalau yang saudara lakukan mencapai atau, paling sedikit, menuju tujuan utama yaitu mengembangkan pembina-pembina murid yang memenuhi syarat. Pelayanan Saudara hanya akan berarti jika itu menambh kedewasaan bagi orang-orang itu. Apakah pelayanan rasul Paulus?

    Penginjil, ahli theologi, ahli strategi pengutusan Injil, penabur gereja, guru dan rasul. Tetapi selalu ada orang-orang tertentu disekitarnya. Pada suatu peristiwa, Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, danTimotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus (Kisah 20:4). Ia menggunakan pelayanannya yang luas untuk memusatkan latihan sedikit.

    Ketika menulis kepada orang-orang Korintus, Paulus mengingatkan mereka bahwa ia adalah bapa rohani mereka dan menantang mereka untuk meneladani dia. Kemudian ia menerangkan kepada mereka bahwa ia sedang mengutus Timotius untuk melayani mereka (1Korintus 4:15-17). Timbul pertanyaan: jika Paulus ingin mereka meneladani dia, apa gunanya mengutus Timotius? Pada waktu kita membaca keterangan Paulus, kita mendapatkan kebenaran yang mengejutkan. Pada waktu Timotius datang ke Korintus, keadaan itu akan sama seperti kalau Paulus datang kepada mereka. Timotius itu lebih daripada hanya seorang pengajar. Sebenarnya dia adalah perluasan dari kehidupan dan pelayanan Paulus.

    Paulus dapat melakukan itu sebab dia mempunyai keyakinan dalam orang yang telah dibina. Selanjutnya ia telah memberitahu kepada orang-orang Filipi. Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu sungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (Filipi 2:19-23).

    Orang-orang yang sependirian, dapat dipercaya, dan tangkas tidak dibuat pada jajaran produksi seperti dalam sebuah pabrik sepeda motor. Mereka dikembangkan dengan berhati-hati dan dengan penuh doa di bawah bimbingan seorang pembina yang penuh kasih dan bijaksana. Dia menghabiskan banyak waktunya pada lututnya berdoa bagi mereka.

    Latihan pembina murid memakan waktu, dan menuntut usaha. Itu berarti waktu bersukacita dan waktu penuh air mata. Itu juga berarti kehidupan Saudara.

    Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (1Yohanes 3:16).

    Cara Memecahkan Persoalan

    Waktu bekerja dengan orang-orang secara perseorangan dan intensif ini, beberapa persoalan dapat timbul dalam kehidupan pembina.

    Sikap memiliki. Pembina itu akan digoda mengembangkan sikap memiliki, yaitu sikap suka menguasai. Biasanya hal itu terlihat dalam istilah-istilah yang dipakainya seperti "orang saya," "team saya," "orang-orang yang saya bina." Dalam Perjanjian Baru, Walaupun Paulus dan rasul-rasul lainnya merasa dekat kepada orang-orang yang mereka layani dan kadang-kadang menyebut mereka sebagai "anak-anak kecil," tetapi juga mereka mengingatkan orang-orang itu bahwa sebenarnya mereka milik Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang Kristus, bukan pengikut rasul-rasul. Petrus telah mempelajari pelajaran ini dengan baik. Yesus telah memberitahu kepadanya, Gembalakanlah domba-dombaKu (Yoh 21:16). Kemudian Petrus menasihati para penatua untuk Gembalakanlah kawanan domba Allah (1Pet 5:2). Bukan kawanan dombamu tetapi kawanan domba Allah.

    Sikap memiliki yang bukan Alkitabiah ini dapat menghambat pertumbuhan orang-orang yang terlibat jika pembinanya ragu-ragu memperkenalkan mereka kepada orang-orang Allah lainnya yang dapat mempengaruhi hidup mereka. Ia dapat menjadi prihatin bahwa pelayanannya sendiri mungkin akan kehilangan sebagian dari kemasyhurannya dalam pandangan muridnya jika mereka melihat orang lain yang mungkin dikarunia kekuatan dan kemampuan yang tidak dimiliki Pembina itu. Atau ia berusaha memagari muridnya supaya mereka terbatas kepada dia dan pelayanannya.

    Buta terhadap kelemahan. Persoalan yang lain ialah sikap yang menganggap semuanya selalu baik. Pada waktu Saudara melihat perkembangan murid-murid Saudara, dan mengetahui berapa jauh kemajuannya, dan melihat pertumbuhan keefektifannya bagi Kristus, mudah untuk dibutakan akan kelemahan mereka. Saudara mulai melihat mereka melalui kaca mata yang mengaburkan-- "anak saya tidak dapat berbuat salah!" Maka Saudara melakukan kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya Saudara menolong. Sekali lagi, memperkenalkan mereka kepada pengamatan dan penyelidikan orang- orang rohani yang lainnya akan menolong Saudara dalam penilaian kekuatan dan kelemahan mereka obyektif.

    Pelipatgandaan kelemahan. Yesus dalam pelayananNya menunjukkan persoalan lainnya. Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, tetapi barangsipa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya (Lukas 6:40). Orang-orang yang bekerja dengan kita akan memungut kekuatan kita dan juga kelemahan kita. Kalau hanya saya saja yang membina seorang, mungkin orang itu akan mengambil kelemahan saya.

    Seperti yang telah dikemukakan, untuk mengataso tiga persoalan utama ini kita harus membimbing murid kita kepada latihan dan penilaian orang lain juga. Kita memperkenalkan orang-orang kita dengan sengaja kepada pembina-pembina lainnya yang dapat memperluas visi mereka dan memperdalam hidup mereka. Ia adalah orang-orang yang dapat menunjukkan kelemahan mereka yang terlewatkan oleh Saudara sendiri atau yang Saudara tak dapat melihatnya karena keakraban Saudara kepada mereka. Penilaian dari luar ini dapat menolong Saudara mendapatkan gambaran yang sebenarnya dari kemajuan orang-orang itu.

    Dalam pembinaan jangan heran kalau sekali-kali ada kemunduruan. Kemunduran itu juga terjadi dalam hidup orang-orang dalam lingkungan Yesus--Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Pada suatu waktu Yohanes dan Yakobus menunjukkan sikap yang sangat membenci dan merusak--mereka ingin memanggil api turun dari langit untuk memusnahkan suatu desa Samaria yang orang-orangnya menolak Yesus (Lukas 9:51-55). Tiga kali Petrus menyangkali Tuhannya (Lukas 22:54-62). Di taman Getsemani tiga orang itu semuanya tertidur sementara Yesus menjalani kesengsaraanNya (Lukas 22:45-46). Tetapi kepercayaan di dalam mereka memperoleh hasilnya, sebab latihan yang diberikannya itu tidak sia-sia. Mereka keluar untuk meneruskan pelayananNya dalam kuasa Roh Kudus.

    Memang betul tuaiannya banyak, tetapi pekerja-pekerja -- penuai- penuai -- masih sedikit. Pada waktu Saudara menyerahkan hidup Saudara untuk pelayanan membina murid-murid, berdoalah agar Allah mau memungkinkan Saudara untuk menjadi teladan, bekerja dengan orang-orang secara individu, dan memeriksalah segala persoalan yang mungkin akan timbul.

    9. Latihan Bagi Seorang Pembina Murid

    Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar- pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-12).

    Dalam mengembangkan pekerja-pekerja bagi kerajaan Allah, saudari bertanggung jawab kepada Allah untuk mempersiapkan orang-orang ini bagi pelayanan mereka dalam hidup orang lain. Saudari harus memperhatikan sikap rohanian mereka: penyerahannya, pertanggungjawabnya, kedewasaannnya, visinya, ketrampilannya, pelayanannya dan pertumbuhan hidup mereka di dalam Tuhan.

    Saudara telah melihat Roh Kudus mengerjakan tujuan tertentu yang memungkinkan murid itu menjadi dewasa, berpenyerahan dan menghasilkan buah (lihat Pasal 6 dan Lampiran I). Karena kelihatannya orang itu memiliki kerinduan, karunia dan panggilan untuk terus mengambil bagian dalam pelayanan pemuridan, maka saudara siap untuk menambahkan sifat yang lain ke dalam kehidupannya.

    Sekarang saudara ada puncak pelayanan kerohanian saudari. saudari siap meluncurkan seorang yang rohaninya memenuhi syarat ke dalam dunia yang sudah masak untuk dituai dan penuh jeritan manusia yang meminta pertolongan. Namun, hanya ada sedikit pekerja untuk menuai.

    Dalam keadaan ini saudara harus memusatkan diri pada sejumlah hal yang akan melengkapi orang yang sedang saudaratolong itu, sehingga memungkinkan dia untuk menjadi seorang penuai bagi Kristus. Tujuan-tujuan yang dibicarakan dalam pasal ini merupakan suatu proses. Hasilnya adalah seorang pekerja di ladang tuaian. Pada akhir latihannya, sifat ini seharusnya menjadi bagian yang terpadu dalam kehidupannya.

    Hati yang Mengasihi Orang

    Saudara harus menolong calon pembina murid untuk mempunyai suatu hati yang mengasihi orang. Mudah sekali untuk seorang terperangkap sehingga dia menganggap manusia sebagai alat dan bukan sebagai tujuan pelayanan.

    Saya pernah melihat pemimpin-pemimpin yang jatuh ke dalam perangkap ini. Mereka tiba di ladang pelayanan dan mengumpulkan beberapa orang yang kelihatannya haus rohani dan berkempuan untuk melayani. Sebenarnya para pemimpin itu tidak pernah sungguh-sungguh mengatakan hal berikut ini, tetapi sikap mereka menunjukkannya dengan jelas: "Baiklah kamu orang-orang yang beruntung, inilah aku. Aku telah datang ke sini dan kesulitanmu berlalu. Aku sudah dilatih dengan baik. Aku tahu pekerjaanku, dan secara rohani aku telah masak. Aku ada di sini untuk mengerjakan sesuatu, bukan untuk bermain-main. Allah telah memberikan suatu visi kepadaku dan kamu adalah kuncinya untuk mencapai visi itu. Jika kamu tidak setia mengerjakannya, visiku untuk melihat angkatan kepemimpinan yang timbul dan mulai berlipat ganda akan terhalang. Maka marilah kita mulai. Saya tidak dapat membuang waktu."

    Bagaimanakah kiranya tanggapan orang setempat-terhadap cara pendekatan semacam itu? Mungkin ia akan berkata kepada dirinya sendiri, "Orang ini tidak sungguh memperdulikan aku. Baginya aku tidak penting sebagai seorang pribadi. Ia tidak memiliki kasih kepadaku sama sekali. Ia hanya ingin menggunakan aku, bukan bersekutu dan menolongku. Ia sama sekali tidak memiliki hati yang mengasihi saya."

    Hal itu dapat mematikan. Sebab pelayanan kita tidak dirancangkan untuk memperalat orang tetapi untuk menolong orang. Saya mendengar seorang teman saya menyatakan alasan mengapa ia berkecimpung dengan Skip Gray dalam pembinaan pemuridan. Katanya karena ia mengetahui bahwa Skip mengasihinya, memperhatikan dia sebagai seorang pribadi, dan sungguh memperhatikan hati seseorang. Skip tidak datang untuk mempergunakan dia, tetapi untuk menolong dia menjadi murid yang dewasa, setia, berbuah, dan berlipat ganda. Sikap ini memantulkan hati Rasul Paulus pada waktu ia mengatakan, Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi (1Tesalonika 2:7-8).

    Gairah akan Visi Pelipatgandaan

    Hal kedua yang harus Saudara lakukan ialah menolong calon pekerja mengembangkan gairah akan visi pelipatgandaan. Bukan saja manusia itu indah di pandangan Allah, tetapi mereka memiliki kemampuan yang luar biasa bagi Allah. Allah ingin melipatgandakan hidup dan pelayanan murid kita. Kita harus menolong calon-calon pekerja melihat pentingnya seorang individu, kemampuannya bagi Allah, dan betapa banyak orang dapat menjadi murid dan pembina murid melalui dia.

    Sebuah contoh yang luar biasa dari prinsip ini terdapat dalam pelayanan Paulus. Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudariku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia (2Korintus 2:12-13).

    Apakah Paulus ditugaskan untuk mengkhotbahkan Injil? Ya, Kristus menampakkan diri kepadanya dan menugaskan dia, untuk membukakan mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (Kisah 26:18).

    Apakah Paulus terbeban untuk mengkhotbahkannya? Ya, sebab ia menceritakan kepada orang-orang di Korintus, Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1Korintus 9:16).

    Apakah ia datang ke Troas untuk memberitakan Injil? Ya, Apakah Tuhan mebuka pintu pintu? Ya. Tetapi apakah yang dilakukan Paulus? Ia meninggalkan pintu kesempatan yang terbuka untuk mencari Titus. Ia meninggalkan kota yang pintunya terbuka lebar untuk mencari seorang! Mengapa ia berbuat demikian? Ada dua alasan. Pertama, Titus baru saja mengunjungi orang-orang Kristen di Korintus, dan Paulus sangat ingin tahu keadaan kerohanian mereka. Kedua, ia tidak tahu di mana salah satu dari muridnya itu berada, dan ia merasa prihatian. Titus penting baginya. Apakah dia lebih penting baginya. Apakah dia lebih penting daripada seluruh kota Troas? Tampaknya demikian.

    Paulus sadar jika sesuatu terjadi pada Titus, pelayanannya akan menderita kemuduran yang parah. Bagi Paulus, orang itu lebih penting pada khalayak ramai, sebab pelipatgandaan orang adalah kunci untuk menjangkau orang banyak. Jika ia dapat menolong Titus terus maju dan bertumbuh, pekerjaan Kristus akan maju lebih pesat.

    Pada waktu Saudara mempelajari firman Tuhan, Saudara akan menemukan bahwa perhatian Allah selalu terarah pada seseorang secara pribadi. Orang-orang banyak itu selalu diperhatikan oleh Allah, tetapi kelihatannya mereka merupakan latar belakang dari panggung kekekalan. Yang dipusatkan dipanggung selalu merupakan latar belakang dari panggung kekekalan. Yang dipakai Allah untuk pelipatgandaan pelayanan. Ia tahu jika ada seorang Yosua atau Gideon atau Musa atau Daud atau Paulus, orang banyak akan dapat dijangkau dan menerima petunjuk dan pertolongan yang diperlukan.

    Sikap sebagai Pelayan

    Hal ketiga yang perlu Saudara lakukan ialah menolong calon pembina murid mengembangkan dan memperdalam sikapnya sebagai seorang pelayan. Dalam kedudukannya sebagai seorang pekerja Kristus, penting sekali baginya untuk menunjukkan sifat ini. Dan sisa hidupnya ia harus mengesampingkan dirinya sendiri. Ia harus mengurangi haknya sendiri pada waktu ia melayani orang lain. Ini adalah ciri khas utama Yesus. Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani orang lain.

    Ini adalah ciri khas utama Yesus. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Bagi seorang pengikut hal itu merupakan sifat yang diwajibkan. Sering Allah meminta dia untuk mengebawahkan kepentingannya sendiri kepada pelayan Kristus dan kepada pelayan orang lain. Sikapnya yang paling dasar hendaknya seperti Yohanes Pembaptis, yang mengatakan tentang Yesus, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yohanes 3:30). Dua hal diperlukan bagi orang yang mau menjadi pelayan yang baik: hasrat dan latihan.

    Anggota Penting Dalam Regu Pemuridan

    Saudara harus menolong calon pekerja belajar menjadi bagian team yang menjadikan orang murid. Ia harus melihat dirinya sendiri sebagai salah satu kendaraan dalam iringan konvoi. Ia harus mengetahui bahwa setiap perbuatan akan mempengaruhi pekerjaan dari keseluruhan team itu. Ini merupakan salah satu hal yang paling sukar untuk dipelajari dalam pemuridan. Manusia itu merupakan individu dan lebih senang menjalankan haknya secara individu. Salah satu persoalan yang paling besar yang pasti akan dihadapi oleh seorang pemimpin ialah keengganan orang untuk bekerja bersama-sama sehingga mencapai tujuan. Doa yang tekun dan bimbingan yang lemah lembut dan penuh kasih diperlukan untuk melibatkan orang bersama-sama dalam pelayanan pemuridan itu.

    Unsur-unsur team yang menjadikan murid. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam membuat suatu team di mana-mana anggota-anggota bekerja dengan baik satu dengan yang lainnya? Empat hal diperlukan dalam pembentukan dan keberhasilan suatu team pemuridan.

    1. Penyelidikan Alkitab. Libatkan orang yang sedang bekerja dengan Saudara dalam penyelidikan Alkitab yang berbobot. Saudara harus mempunyai standar yang masuk akal. Misalkan setiap orang harus menyelesaikan penyelidikan pada waktunya, ikut dalam setiap pertemuan, dan dengan bebas menceritakan pengalamannya kepada teman lainnya. Setiap anggota mempelajari bagian dari Alkitab yang sama dan menyiapkan pelajarannya sesuai dengan rencana yang ditentukan.

    Orang-orang yang mengambil bagian ini harus mengambil sedikit waktu pada permulaan pelajaran untuk saling menyebutkan ayat hafalan yang telah ditunjukkan oleh Roh Kudus ketika mereka mempelajari Alkitab dan apa yang terkesan kepada mereka untuk dipakai dalam hidup mereka sebagai satu team.

    2. Doa. Anggota-anggota team harus berdoa bersama-sama. Pusatkan doa Saudara pada pelayanan itu. Doakan mereka yang telah Saudara beri kesaksian tetapi yang sampai sekarang belum menerima Kristus. Doakan mereka yang Saudara harapkan untuk menerima Injil. Doakan orang-orang Kristen baru dan yang telah mulai pada langkah pemuridan. Doakan keperluan pelayanan itu. Berdoalah agar Allah membangkitkan pekerja- pekerja yang secara rohani memenuhi syarat dari kelompok Saudara untuk pergi sampai ke ujung bumi dengan Injil.

    3. Bersaksi. Ceritakan iman Saudara kepada orang lain sebagai satu team. Sewajarnya setiap orang akan bersaksi secara perorangan di tempat ia bekerja dan di lingkungannya yang ia pengaruhi: di antara teman-teman, sanak keluarga, dan para tetangga. Tetapi baik juga kalau teamnya pergi bersama dalam rencana yang ditentukan di gereja atau usaha kesaksian bersama yang lainnya.

    4. Ramah tamah dan bersantai. Pada suatu konperensi seorang pembicara memberitahu kami bahwa bentuk perkenalan yang tertinggi ialah dengan mengadakan waktu bersantai bersama. Bermain bola basket, bola voli dan olah raga lainnya dapat mempersatukan hati. Bekerja dalam suatu proyek di gereja, pergi bersama-sama mengumpulkan dana sosial--semua ini dapat dipakai oleh Tuhan untuk membentuk kesatuan dan kemampuan untuk bekerja sama sebagai suatu team.

    Kesatuan dalam team menjadikan orang murid. Sifat suatu team ialah kesatuan. Bukan kesamaan pendapat, tetapi adanya bersamaan dalam hati. Maka penting sekali bagi orang-orang itu supaya bertanggung jawab kepada suatu sasaran yang dapat mendebarkan hati dan menggairahkan semangatnya. Umpamanya: Untuk menolong memenuhi amanat Kristus dengan melatih pembina murid yang melipatgandakan diri. Sasaran itu harus merupakan sesuatu yang menantang penyerahan hidup murid-murid Saudara, sesuatu yang penting, berharga dan agung--seperti Amanat Agung.

    Orang-orang akan bersatu jika mereka terikat dengan suatu usaha yang mulia, khususnya jika di dalamnya ada petualangan atau pengorbanan. Paulus berkata, teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (Filipi 1:27). Pengenalan tujuan, jika kita sungguh-sungguh menyerahkan diri, dan membimbing kepada persatuan roh. Orang-orang rohani yang mempunyai satu gol merasa bahwa mereka dikuatkan dan di dorong oleh suatu kekuatan dan gairah yang di luar kemampuan mereka.

    Tuhan Yesus mendoakan kesatuan kita. Ia memohon, Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh 17:21). Kesatuan kita dengan Kristus menghasilkan kesatuan dengan yang lain dan memungkinkan kita untuk menjadi saksi yang benar kepada dunia.

    Beberapa tahun yang lalu saya menyelidiki Kisah Para Rasul ayat demi ayat. Saya mencari rahasia keberhasilan gereja yang mula-mula. Saya kagum oleh pernyataan-pernyataan seperti, Kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu; orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia; dan semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kisah 5:28; 17:6; 19:10).

    Apa yang menyebabkan mereka berpengaruh sedemikian rupa pada dunia mereka? Sesudah penyelidikan yang agak lama dan penuh doa, saya berkesimpulan bahwa hasilnya itu karena dua hal: kesatuan dan pengorbanan. Penulis sering mmenyebutkan bahwa mereka seia sekata, sepikiran, satu roh, dan satu hati.

    Kasihnya membimbing mereka kepada kesatuan roh, dan mereka rela memberikan apa yang mereka miliki--uangnya, ladangnya, barangnya, hidupnya--supaya pekerjaan itu dapat diselesaikan. Pengorbanan merupakan pengalaman hidupnya yang wajar.

    Dalam kitab-kitab Injil, kesatuan diungkapkan dengan cara lain juga. Yesus berkata, Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di surga (Mat 18:19). Kata sepakat dapat digambarkan dengan sebuah paduan suara. Dalam musik paduan suara. Dalam musik paduan suara adalah suatu harmoni dari nada dan suara yang berbeda. Tidak semua penyanyi di dalam paduan suara menyanyikan nada yang sama pada waktu yang bersamaan dan dengan kekuatan yang sama pula. Juga bukan berarti bahwa setiap penyanyi dapat membunyikan suara semuanya. Melainkan koor itu merupakan perpaduan yang indah dari nada-nada yang menciptakan bunyi yang betul sehingga menyenangkan untuk didengar.

    Pikirkanlah team pemuridan Saudara sebagai suatu paduan suara. Setiap orang merupakan seorang pribadi, bukanlah patung plastik yang di bentuk dari cetakan yang sama satu dengan yang lainnya. Setiap orang membuat sumbangannya yang unik sesuai dengan karunia dan panggilannya dari Allah.

    Rasul Paulus menggambarkan kesatuan Kristen dengan tubuh (Efesus 4:15-16). Gambaran itu menunjukkan bagian-bagian tubuh yang bekerja sama dalam suatu harmoni. Ditunjukkannya sikap saling ketergantungan. Setiap anggota berfungsi sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan dengan yang lain. Mata dan telinga masing-masing mempunyai sumbangannya yang vital; demikian juga tangan dan kaki. Kita saling melayani; kita saling melayani dalam suatu harmoni (Juga lihat 1Korintus 12-14 mengenai harmoni ini.)

    Pelayanan pemuridan akan jauh lebih efektif jika dilakukan oleh suatu team. Ada kekuatan dalam suatu usaha bersama-sama. Bekerja bersama-sama dalam satu regu adalah salah satu kunci untuk membuka dan melepaskan kuasa Allah. Tuhan akan menunjukkan kegembiraanNya dengan memberkati sekelompok orang Kristen yang bersatu dan menjalankan tugasnya bersama-sama di dalam kasih.

    Team itu harus terlihat seperti regu sepak bola bukan seperti petinju. Usaha tinju itu dilakukan oleh perseorangan dan teman-teman lainnya dalam team itu hanya mendukung dengan sorakan. Di dalam sepak bola harus ada usaha bersama dari team itu--kesebelas orang itu harus bekerja bersama dan mengikuti aba-aba dalam permainannya.

    Demikian gambaran dari pengaruh gereja yang mula-mula dalam Kisah Para Rasul. Itulah yang Allah kehendaki agar dilakukan oleh Saudara beserta team pemuridan Saudara sekarang. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. (Kisah 4:32,33).

    Sikap Sukarela

    Sifat kelima yang harus diperkembangkan di dalam kehidupan seseorang ialah sikap sukarela. Kesukarelaan adalah sikap seorang Kristen. Yesus tidak menjerit-jerit dan memberontak pada waktu menuju ke kayu salib. Ia pergi ke Yerusalem dan mengetahui apa yang akan dihadapinya (Markus 10:32-34).

    Ia pergi ke Yerusalem sebagai seorang sukarelawan. Ia menyerahkan hidupnya dengan kamauanNya sendiri. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari padaku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu (Yohanes 10:17,18).

    Bagi seorang yang mau terlibat dalam pelayanan menjadikan orang murid, sikap sukarela merupakan suatu keharusan. Orang yang setengah hati tak dapat seorang yang sungguh-sungguh sukarela terdapat dalam Yesaya: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: " Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8). Inilah semangat yang kita semua butuhkan.

    Teladan Baik

    Berhubung calon-calon pekerja itu harus mengajar kebenaran Kristus dan kehidupan Kristen, maka ia harus menghayati dalam kehidupannya sendiri. Ia harus memberikan teladan bagi mereka yang dibinanya. Supaya dapat menolong orang lain hidup dalam disiplin kehidupan Kristen, kita sendiri juga harus mempraktekkannya. Allah tidak memakai orang yang kehidupan doanya lemah untuk menolong orang lain menjadi seorang yang kuat dalam doa.

    Jika ia ingin menolong orang lain mengadakan waktu untuk renungan pribadi dengan tetap, ia harus bertemu dengan Tuhan secara teratur. Paulus mengatakan, Dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu (Filipi 4:9). Ia mengajak orang Korintus. Jadilah pengikutKu, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1).

    Meninggalkan seseorang itu bukanlah pekerjaan seorang pemimpin. Ia bertugas untuk menolong orang lain melakukan pekerjaan yang terbaik. Pembina itu harus memberi petunjuk dan membimbing, bukan hanya memberi kesan. Ia bertugas untuk menolong murid berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibrani 12:1).

    Seorang Saksi yang Berhasil

    Saudara harus menolong calon pembina murid itu menjadi seorang saksi yang berhasil. Mudah sekali bagi seseorang, jatuh ke dalam perangkap bersekutu dengan orang Kristen saja dan tidak terlibat dalam perjuangan bagi jiwa manusia. Jika ia tetap giat menceritakan Injil kepada yang lain, ada tiga hal ayang akan terjadi.

    1. Jumlah orang percaya baru akan bertambah.
    2. Ia menjadi teladan kepada murid lainnya.
    3. Ia akan menarik orang-orang yang bersama untuk melanjutkan latihannya supaya menjadi pekerja-pekerja Yesus Kristus.

    Jika ia tidak tetap giat, ia akan mulai melalaikan bagian-bagian yang penting dalam kehidupan Kristen, sebab mudah tenggelam ke dalam persoalan-persoalan penting yang lain.

    Istri saya dan saya pernah mempunyai pengalaman yang melukiskan itu. Kami pernah pergi ke sebuah rumah makan. Pada waktu itu hanya kami yang menjadi tamu. Kami memesan makanan kami. Kami menunggu dan menunggu. Kemudian keluarlah seorang pelayan wanita yang bingung. Dia datang ke meja kami dan berkata, "Wah, pak, makanan bapak akan segera disediakan."

    "Baiklah," kata saya, "Kami tidak terburu-buru." Maka ia meninggalkan kami.

    Sesudah agak lama ia muncul kembali. "Oh, pak," katanya sambil meremas-remas tangannya, "segera makanan bapak akan sampai."

    "Tidak apa-apa, kami tidak tergesa-gesa, jangan bingung."

    Dengan tergesa-gesa ia masuk dan kembali lagi sesudah lama menunggu. Masih meremas-remas tangannya ia berkata, "Pak, sebentar lagi saja."

    Saya tersenyum. "Baiklah."

    Tetapi ia masih kelihatan bingung sekali. Maka saya coba menenangkan dia, "Nah, saya sedang duduk bersama kekasih saya di sebuah rumah makan yang bagus. Maka tidak ada alasan untuk tergesa-gesa."

    Ia kelihatan lebih tenang, tetapi saya ingin tahu apa sebabnya. "Sebetulnya, bukan karena saya sudah lapar atau akan meninggalkan tempat ini, tetapi saya ingin tahu apakah sebabnya sehingga pesanan kami itu sedemikian lamanya belum juga selesai dibuat?"

    "Aduh pak," katanya "tukang masaknya lupa memasaknya." Saya menjadi heran sekali. Mana mungkin lupa? Maka saya bertanya pula, "Saya ingin bertanya, mengapa rumah makan ini menggaji seorang tukang masak? Apa tugasnya?"

    "Memasak," jawabnya.

    "Memang begitu," kata saya. "Lalu bagaimana dia dapat lupa memasak pesanan saya?"

    "Yaah," jawabnya, "soalnya besok peninjau bagian kesehatan dari pemerintah akan kemari, dan semua orang sibuk membenahi dapur. Mereka sedang membersihkan lantai, dinding, membersihkan panci-panci dan kuali juga, membereskan kompor untuk siap diperiksa."

    Saya bisa mengerti. Saya juga pernah melihat hal yang sama terjadi di gereja. Orang-orang sibuk dengan soal-soal mereka sehingga lupa akan tujuan yang utama.

    Kata-kata Yesus yang terakhir masih tercatat: Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8).

    Seorang Pemimpin Pelajaran Alkitab

    Berhubung banyak pekerjaan dari calon pembina murid itu akan dilakukan dalam suasana kelompok penyelidikan Alkitab yang kecil, maka Saudara harus menolong dia untuk menjadi seorang pemimpin pemahaman Alkitab. Pada waktu ia memimpin penyelidikan itu, sebagian dari anggota itu akan bersedia untuk mengadakan waktu pertemuan secara pribadi bersama dengan dia. Jika ia merencanakan pelajaran itu dengan teliti, mendoakannya dengan setia, dan memimpinnya dengan efektif, kelompok kecil itu dapat menghasilkan murid-murid dan pembina murid.

    Dua hal terjadi dalam hidup manusia pada waktu Yesus membuka Firman Tuhan bagi mereka; pikiran mereka dibuka dan hati mereka berkobar- kobar (Lukas 24:32,45). Oleh sebab itu, calon pembina murid itu harus mengerjakan pekerjaan rumahnya, berdoa, dan bersiapsedia untuk memimpin kelompoknya karena penyelidikannya sendiri yang dalam dan menyeluruh. Ia juga harus menceritakan penerapannya--keterlibatan hati dan hidupnya sendiri dalam kebenaran itu. Pengetahuan saja tidaklah cukup. Kebenaran Allah harus dihidupkan oleh kuasa penerapan dari Roh Kudus.

    Dwight Hill adalah seorang pemimpin dari suatu program latihan bagi para mahasiswa. Saya bertanya kepada salah seorang dari stafnya bagaimana keadaan Dwight.

    "Ia hebat sekali," kata orang itu. "Sungguh mentakjubkan melihat dia bekerja. Dan terlebih lagi, pada waktu ia duduk di bawah pohon dengan seorang lain dan membuka Alkitabnya, ada sesuatu yang terjadi!"

    Itulah tandanya dari seorang pemimpin pelajaran Alkitab. Bila ia mengumpulkan kelompoknya bersama-sama dengan Alkitab yang terbuka, sesuatu akan terjadi. Mereka meninggalkan pelajaran itu dengan hati yang ringan dan bermotivasi.

    Seorang yang Peka Terhadap Orang Lain

    Tujuan yang kesembilan ialah menolong orang yang Saudara biana itu supaya peka terhadap orang lain. Ia berkomunikasi dengan orang lain dengan perkataannya, sikapnya, dan perbuatannya--apa yang dikatakan dan bagaimana ia mengetakannya, apa yang dilakukan dan bagaimana ia melakukannya. Ia harus belajar bagaimana mengatakan hal yang benar dalam cara yang betul pula pada waktu yang tepat. Ia harus belajar bagaimana melakukan sesuatu yang benar dalam cara yang betul dan pada waktu yang tepat.

    Rasa peka Yesus terhadap orang lain merupakan teladan yang paling utama. Pendekatannya kepada Zakheus (Lukas 19:1-10) berbeda dengan pendekatannya kepada wanita Samaria di dekat sumur (Yohanes 4:2-42). PerlakuanNya terhadap Andreas tidak sama dengan perlakuanNya terhadap Petrus (Yoh 1:35-42). Undangannya kepada orang-orang untuk mengikut Dia tidak selalu sama. (Bandingkanlah Mat 11:28-30 dengan Luk 9:23-26). Ia menghadapi setiap keadaan dengan kata-kata yang tepat dan dalam cara yang tepat pula. Tidak ada cara pendekatan yang mutlak. Ia tidak akan meneroboskan manusia dengan metodeNya seperti sebuah tank. Melainkan ia mempunyai rasa sebagai seorang seniman yang menciptakan karya yang penuh dengan keindahan.

    Kepekaan terhadap suasana kadang-kadang akan menyebabkan Saudara untuk tidak mengatakan apa-apa. Pada lain peristiwa hal itu akan menyebabkan Saudara untuk langsung terjun di tengah-tengah situasi itu. Kepekaan terhadap pengorbanan dan keperluan orang lain jangan dengan perasaan sentimentil. Tidak ada perasaan sentimentil dalam kehidupan Yesus, tetapi rasa belas kasihanNya menonjol. Pada satu babak dalam pelayananNya ia didatangi oleh seorang yang telah ditipu saudaranya. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada Saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku" (Luk 12:13).

    Mungkin orang lain mau menghibur orang itu dengan kata-kata halus dan kalimat yang sentimentil. "Oh, kau orang yang malang! Kasihan kau telah ditipu oleh kakakmu. Tetapi, yah sudahlah, nanti semuanya akan beres." Tetapi Yesus tidak berbuat demikian.

    Jawabannya baik sekali, penuh dengan kasih, bukan semata-mata sentimentilitas murahan. Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu? .... Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah- limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu. (Lukas 12:14-15).

    Tujuan Yesus adalah untuk menolong orang-orang itu. Persoalan mereka adalah ketamakan. Sehingga ia menghadapi keduanya dan mencoba untuk mengangkat tingkat pengertian mereka mengenai masalah keserakahan. Yang seorang mempunyai uangnya; yang lain menghendakinya. Yesus mencoba mengangkat keduanya kepada tingkat pengertian yang lebih dalam.

    Kata-kata dapat menyengat dan melukai tetapi dapat pula menyembuhkan. Seorang yang bijaksana hendaknya mengerti bagaimana memberi dan menerima teguran (Lihatlah Amos 9:8-9).

    Salomo berkata: perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak (Amsal 25:11).

    Seorang Pemikir

    Tujuan terakhir pada waktu Saudara melatih calon pembina adalah menolong mereka untuk berpikir. Seorang pengusaha berkata "Saya dapat menyuruh seseorang untuk mengerjakan apa saja kecuali dua hal: berpikir dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan kepentingannya."

    Belajar berpikir ialah belajar untuk selalu siaga, selalu memperhatikan, dan selalu berjaga. Salomo adalah seorang yang penuh perhatian dan seorang pemikir. Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran" (Amsal 24:30-32). Ia melihat...dan belajar.

    Orang yang hanya mengharapkan suapan dari orang lain akan kehilangan banyak pelajaran yang berharga di dalam hidup ini. Jadi berusahalah agar orang-orang yang Saudara ajar untuk memuridkan orang lain, sadar dan waspada akan apa yang sedang terjadi disekelilingnya. Tolonglah mereka agar dapat berpikir secara teliti tentang konsekwensi tindakan mereka. "Jika hal ini kukerjakan, apakah akibatnya? Jika akibat itu memang terjadi, apakah yang akan berlangsung? Apakah hasil itu yang memang kita inginkan? Tidak? Kalau begitu jangan mengikuti cara tadi, ambil jalan lain."

    Dengan kesepuluh tujuan dalam latihan tersebut, Saudara sudah bergerak dalam kawasan sikap, kehidupan pribadi, pertumbuhan rohani, dan ketrampilan pelayanan pembina murid yang berpotensi. Ketika Saudara memeriksa daftar tujuan tersebut, Saudara dapat menambahkan atau menghilangkan beberapa tujuan. Sasaran-sasaran itu bukanlah suatu hal yang tidak bisa berubah-ubah lagi, melainkan suatu gambaran yang menyeluruh yang berisi sifat-sifat tertentu yang diperlukan untuk memperlengkapi penuai-penuai.

    Dalam Pasal 6 dan Lampiran I kita telah memeriksa tujuan-tujuan latihan yang merupakan proses pembinaan seorang yang bertobat sampai menjadi seorang murid yang menghasilkan buah, membaktikan diri, dan menjadi dewasa secara rohani. Kesepuluh tujuan dalam pasal ini adalah bagian dari proses yang melengkapi seorang murid sehingga dia menjadi seorang pembina murid yang menyerahkan diri, berpengetahuan dan produktif. Perhatikanlah gambaran proses ini di dalam 151.

    Dalam bagan E kita dapat melihat orang dalam perspektifnya. Ia sekarang telah diperlengkapi untuk menginjili orang, menghasilkan orang yang percaya, dan Kemudian membina orang Kristen baru untuk menjadi murid Yesus.

    Mungkin berharga kalau Saudara memikirkan kembali setiap tujuan ini sama seperti Saudara telah memikirkan tujuan-tujuan latihan murid (Pasal 6; Lampiran I). Buatlah penilaian Saudara sendiri; sebutkan tujuannya; daftarkan kegiatan yang akan Saudara pergunakan; mencari bahan tambahan; dan tuliskan bahan Alkitab yang akan Saudara gunakan.

    BAGAN CARA MELIPAT GANDAKAN PELAYANAN
     
     PENGINJILAN                   PEMBINAAN MURID
     (Mar 16:15)     (Kolose 2:6-7)
     Bersaksi   Calon    Membimbing       Murid
     *--------> Murid ------------------->  |
      **          *  TUJUAN - TUJUAN   *    |
        * *         *   PEMBINAAN    *      | Melatih       P
          *  *        *           * Tujuan- | Secara        E
            *   *       *       *   Tujuan  | Perseorangan  N
              *    *      *  *   Pengarahan |               G
                *     *     *               |Ef 4:11-12
                  *      *    *             |               A
                    *           *           |               R
                      *           *         |               A
                        *           *       V               H
                          * <== * * * *   pembina           A
                                           murid            N
     

    10. Perlunya Kepemimpinan

    Ia menetapkan duabelas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14).

    Agar supaya dapat melipatgandakan pelayanan pembinaan murid, seseorang yang telah menjadi murid dan telah menjadi seorang pembina murid haruslah mengambil satu langkah lagi. Ia harus menjadi seorang pemimpin. Babak terakhir dalam perkembangan seseorang untuk pelayanan ini ialah kepemimpinan.

    Namun hal ini bukanlah berarti jika nanti ia menyelesaikan pelajaran-pelajaran mengenai kepemimpinan ini bahwa ia akan berhenti bertumbuh dan berkembang. Tidak, karena pertumbuhan merupakan proses seumur hidup. Kita tidak akan pernah tamat selama kita hidup (1Yohanes 3:1-3). Saudara telah menyaksikan bagaimana perkembangan langkah seseorang dari bertobat sehingga dia menjadi seorang murid. Saudara telah menyaksikan prosesnya sehingga ia menjadi seorang pembina murid--seseorang yang mengetahui bagaimana menjadikan seorang murid dan yang mengambil bagian dalam team pemuridan Saudara. Sekarang ada satu langkah lagi yang harus ditempuhnya. Saudara harus memeriksa orang-orang yang ada dalam team Saudara kalau-kalau ada satu atau dua orang dalam kelompok yang perlu dibimbing lebih lanjut. Adakah di antara mereka yang mempunyai bakat, kemauan dan panggilan dari Allah untuk menjadi pemimpin dalam pelayanan pemuridan ini? Adakah mereka yang dapat mengerjakan apa yang sekarang Saudara lakukan? Jika ada, maka mereka perlu menerima latihan kepemimpinan secara khusus supaya mampu melaksanakan tugasnya kelak.

    Saudara perlu juga menyadari baik-baik bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah orang yang nanti akan menjadi pekerja Kristen sepenuh waktu tetapi itu bukanlah tujuan utama. Ada banyak orang awam yang merupakan pemimpin pelayanan sepenuh waktu tetapi itu bukan tujuan utama. Ada banyak orang awam yang merupakan pemimpin pelayanan pemuridan yang terbaik di dunia dewasa ini. Mereka sangat dihargai oleh para pekerja Kristen sepenuh waktu yang memang mengenal mereka dan yang kerap kali mengundang mereka untuk melatih para pendeta dan utusan Injil dalam pelayanan semacam itu. Mereka punya pekerjaan lain untuk penghidupannya. Tetapi hidup mereka ialah memimpin suatu team pembina murid Kristen.

    Dua kata kunci dalam memperkembangkan pemimpin kelompok pemuridan adalah pemilihan dan waktu. Kita akan memeriksanya dengan cermat.

    Pentingnya Pemilihan

    Saudara telah melayani pekerja yang berpotensi itu selama berbulan- bulan bahkan mungkin bertahun-tahun. Saudara mengenalnya sejak ia masih menjadi petobat baru. Saudara membentuknya dengan jalan menolongnya sehingga ia menjadi murid yang berbuah, berpenyerahan dan berhasil. Saudara memperlengkapinya dengan memberikannya latihan agar ia menjadi sorang pembina seorang pembina murid. Sekarang merupakan titik kritis dalam kehidupannya. Apakah Allah sedang memimpinnya untuk mengambil langkah yang berikutnya, untuk menjadi pemimpin team orang-orang yang mampu menjadikan orang lain murid Yesus?

    Paling sedikit ada ciri khas dalam seorang pemimpin. Saudara perlu mencari ciri-ciri khas itu di dalam diri seorang calon pemimpin. Kemungkinan kelima hal itu tidak terdapat dalam kehidupan seseorang. Ia tidak perlu menjadi seorang superman rohani. Namun jika ada dua atau tiga sifat itu yang nyata, Saudara perlu berdoa dengan serius agar Tuhan menunjukkan pimpinanNya dalam keterlibatan Saudara yang lebih jauh dengan orang itu. Hal ini menjadi lebih penting lagi apabila Saudara ada di ladang pelayanan yang subur, sedang pekerjaannya hanya sedikit sekali.

    Misalnya, Saudara sedang melayani di Indonesia. Saudara mempunyai sebuah kelompok yang bekerja sama dengan Saudara. Saudara tahu bahwa ada jutaan orang yang tersebar di antara ribuan pulau ini yang memerlukan pertolongan rohani. Bagaimana mereka akan mendapatkannya?

    Mungkin sekali Saudaralah kuncinya. Barangkali Allah akan memimpin Saudara untuk memberikan latihan kepemimpinan khusus kepada pekerja Saudara sehingga mereka dapat pergi ke pelbagai tempat dan melakukan hal yang sama seperti Saudara lakukan sekarang. Sungguh suatu peristiwa yang mendebarkan hati ialah melihat mereka pergi menjangkau beberapa orang bagi Kristus, terus membina orang-orang itu sehingga mereka menjadi murid yang berbuah, berpenyerahan, dan dewasa. Dan kemudian beberapa diantaranya terus maju menjadi pembina murid yang efektif dalam team pemuridan.

    Bila memilih calon pemimpin untuk dilatih, inilah kelima ciri khas yang Saudara cari.

    1. Ia mempunyai semangat berjuang. Ia tidak cepat putus asa. Ia tidak akan berpaling dan lari pada waktu melihat gejala perlawanan pertama. Tidak pula ia berhenti karena rintangan pertama. Ia maju terus dengan penuh gairah dan suatu sikap positip, berserah dan beriman, tanpa memperdulikan perlawanan, rintangang dan pencobaan dalam keterlibatannya menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.

    Ia mencerminkan jawaban Paulus terhadap pernyataan Roh Kudus bahwa penjara, kesengsaraan dan kesulitan akan menantinya. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang tentang Injil kasih karunia Allah (Kisah 20:24).

    Ia sadar bahwa lorong yang harus ditempuh sukar. Ia sadar bahwa akan ada oposisi. Ia dengan rela berusaha mencapai tujuan panggilan Allah yang luhur (Filipi 3:14). Dengan senang ia akan bersiap dan mempertaruhkan nyawanya demi peperangan iman.

    Ia menerima jalan kesengsaraan. Sebab kepada kamu dikaruniakan buka saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29). Carilah orang yang berjiwa demikian, karena seorang pemimpin akan terus berjuang ketika yang lainnya mandeg.

    2. Ia mampu menemukan dan mendapatkan orang yang telah membuktikan diri. Hal ini penting karena akan menentukan dengan team macam apa ia akan mulai. Ia harus membedakan di antara orang yang efektif dengan orang yang baik. Ia harus mampu menunjukkan dan mendapatkan orang-orang yang berhasil dalam pelayanannya. Mengapa hal itu penting? Sebab jika ia harus mengumpulkan orang-orang yang belum dapat berinisiatip, orang-orang yang diharapkan tidak akan muncul.

    Pada suatu hari saya berbicara dengan seorang dokter muda yang mempunyai kerinduan di dalam hatinya untuk melayani. Ia mengatakan bahwa ia sedang merencanakan untuk membagi waktu dan perhatian yang lebih bayak kepada satu orang tertentu. Saya bertanya apakah orang tersebut merupakan macam orang yang dibutuhkan dalam team pemuridannya.

    "Bukan," jawabnya, tetapi ia adalah satu-satunya orang yang bersedia pada saat ini."

    Saya memperingatkan dia agar bersabar sebentar dan memohon agar Allah akan mengirimkan seorang yang efektif kepadanya. Puji Tuhan, Allah mengabulkan, dan sekarang terdapat berbagai hasil dari pelayanan itu banyak orang yang sedang memimpin team-team pemuridan di Amereika Serikat, Kanada, Amerika Latin, Asia dan Australia. Sebagian dari sukses tersebut berasal dari percakapan pendahuluan itu yakni untuk menunggu munculnya orang yang tepat.

    Bagaimana Saudara dapat menunjukkan dan menemukan seorang yang efektif? Inilah beberaoa syarat yang dapat dicari.

    (1) Ia dapat dipercaya. Hal ini bukan berarti bahwa ia tidak pernah berbuat kesalahan. Setiap orang dapat bersalah. Tetapi ketika ia diberikan tugas, ia akan melaksanakannya dengan baik. Seorang nabi Perjanjian Lama menceritakan sebuah perumpamaan mengenai seorang pengawal yang diperintahkan untuk menjaga seorang tawanan, tetapi tawanan tersebut melarikan diri. Jawaban penjaga itu adalah, Ketika hambamu ini repot sana sini, orang itu menghilang (1Raja 20:39-40). Masalahnya ialah bahwa ia tidak dapat diserahi tanggung jawab. Tugas itu diberikan kepada orang yang tidak dapat dipercayai.

    (2) Ia dapat memanfaatkan sumber yang ada. Ia melaksanakan tugasnya dengan baik dengan apa yang telah ia terima. Dulu Dawson Trotman senang sekali menceritakan peristiwa ketiga regu follow-up kehabisan bahan bimbingan dalam Kampanye Penginjilan Billy Graham di London. Seorang di antara para penasihat lari kepada Trotman dan berkata "Kita kehabisan paket Mulai Berjalan Dengan Kristus!"

    "Tidak mengapa," jawab Trotman. "Pada hari Pentakosta, mungkin para rasul pun kehabisan bahan bimbingan ketika 3000 orang bertobat."

    Mulanya orang itu tercengang tidak mengerti; namun pada akhirnya ia melihat maksudnya. Para rasul tidak mempunyai paker Mulai Berjalan Dengan Kristus pada hari Pentakosta, tetapi mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan bahan yang sedikit mereka pun dapat melaksanakan hal yang sama di London. Dan memang mereka berhasil.

    Salah seorang Hakim dalam Perjanjian Lama, Shamgar, berjuang dengan sumber yang ada padanya. Pertempuran melawan orang Filistin sedang berkecamuk dengan hebat, dan ia tidak mempunyai sebilah pedang pun. Jadi ia bertempur melawan musuh dengan sebatang tongkat penghalau lembu dan membunuh enam ratus orang (Hakim 3:31).

    (3) ia dapat menyesuaikan diri. Dengan panjang lebar Paulus menguraikan sifat ini kepada irang-orang di Korintus (1Kor 9:19-23). Para pemimpin sering kali diundang untuk melakukan berbagai macam tugas. Ia harus dapat menyesuaikan diri.

    Seorang pemimpin harus menjadi seorang ahli, dan pemuridan harus menjadi hidupnya. Namun ia harus pula dapat serba guna. Ia harus mempunyai kemampuan untuk bergerak dalam berbagai macam situasi. Ia akan diundang untuk melayani berbagai macam golongan dan melayani berbagai ragam orang.

    (4) Ia seorang yang bersemangat. Hatinya tertuju kepada pelayanannya, dan ia menyerahkan segala sesuatu yang ada padanya. Ia memiliki sikap seperti pemazmur ini terhadap Tuhan: Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah- perintaMu (Mazmur 119:10).

    Sifat macam ini penting untuk dimiliki. Seseorang bisa saja berbuat kesalahan-kesalahan yang pandir. Namun jika ia sungguh-sungguh berusaha berbuat yang terbaik, maka kesalahannya dapat diampuni. Carilah orang yang sungguh-sungguh berkeinginan, bukan orang yang hanya berniat saja.

    Pada suatu ketika saya berbicara dengan seorang muda yang sedang memimpin sebuah kelompok pemuridan. Ia bertanya kalau-kalau saya membutuhkan teamnya untuk menolong dalam suatu proyek pelayanan. Saya merasa bahwa tawaran itu baik sekali sehingga saya menentukan tanggalnya. Kira-kira tiga hari sebelum saatnya tiba, ia mencari saya dan berkata, "Pak sudah ada enam orang yang rela datang pada hari sabtu."

    Saya menjawab, "baiklah." Namun kata-katanya itu agak mengganggu saya. Orang-orang itu tersebut rela, bukan sungguh-sungguh ingin. Hal ini melawan segala sesuatu yang pernah saya lakukan sebelumnya. Saya tidak pernah dengan sengaja terlibat di dalam suatu proyek bersama-sama dengan orang-orang yang sukarela saja. Saya telah belajar bahwa jika seseorang bekerja hanya karena ia harus melakukannya, ia tidak akan berbuat yang terbaik. Saya tidak ingin ada enam orang yang bekerja namun hatinya tidak ada di situ, karena pastilah mereka akan melakukan pekerjaan dengan ceroboh. Jadi saya menghubungi pemimpin itu kembali dan membatalkan rencana proyek tersebut.

    (5) Ia siap bekerja. Yesus tidak mengambil orang yang sedang bersantai di tepi pantai Danau Galilea. Ia memanggil nelayan yang sedang menambal jala mereka. Berabad-abad sebelumnya Allah memanggil Musa ketika ia sedang menggembalakan ternak di gurun dan kemudian Daud ketika ia sedang bekerja di ladang. Pekerjaan Kristen adalah pekerjaan yang sukar.

    Pernah kami mengadakan pertemuan di kantor pusat kami. Dan hadirin sedemikian besarnya sehingga kami harus memakai ruang di tingkat empat untuk tempat loka karya. Hal itu berarti tujuh puluh lima kursi harus diangkut dari truk di luar dan dibawa ke atas melaui empat undakan tangga. Salah seorang memandang saya dan berkata, "Nah, ini pekerjaan berat!"

    "Ya," jawab saya kepadanya, "itulah sebenarnya arti pelayanan kita, pekerjaan berat."

    Jadi carilah orang yang sungguh-sungguh bekerja keras dan lebih lama. Kemungkinan orang semacam itu memiliki bakat-bakat sebagai pemimpin.

    (6) Ia waspada. Seorang pemimpin pembina-pembina murid harus selalu waspada akan keadaan sekelilingnya. Jika gagal dalam hal ini, kemungkinan besar keefektipan pelayanannya membuat murid akan berkurang pula.

    Seorang pemain bola yang waspada tidak hanya mengikuti ke mana larinya sang bola, tetapi juga sudut matanya akan mengawasi gerak-gerik lawan.

    Seorang yang waspada tahu ke mana ia pergi dan bagaimana sampai ke tempat itu. Namun ia tidak terlalu dibatasi oleh visinya itu sehingga ia tidak waspada terhadap kejadian disekelilingnya. Sasarannya memang sempit namun visinya luas.

    Salah satu cara bagaimana Saudara menemukan orang yang waspada adalah melalui percakapan. Apakah ia sadar akan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya? Dapatkah ia mencari dan mendapatkan pelajaran dari padanya? Seorang yang waspada dapat belajar dari keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak memiliki kemampuan ini terbatas pelayanannya dan ada di antara golongan orang banyak yang perlu diajarkan segala sesuatu, langkah demi langkah.

    (7) Ia mempunyai inisiatif. Pernah saya diundang untuk berbicara pada sebuah ritrit kaum pria. Saat pertemuan telah tiba dan para pemimpinnya belum muncul. Salah seorang yang berada di baris depan memandang berkeliling dan memberikan komentar bahwa waktunya telah tiba. Ia terus menerus memandang jam tangannnya. Kami membuang waktu dari 150 orang yang sudah meninggalkan keluarganya untuk datang ke ritrit ini. Sesudah memandang berkeliling beberapa kali lagi, orang ini berdiri, menenangkan para hadirin, dan mulai pertemuan itu. Pada saat itulah ia menjadi pemimpin kami.

    Inisiatif adalah salah satu ciri orang yang berhasil. Ia menyadari apa yang harus diperbuat dan mengambil langkah untuk melakukannya. Ia tidak perlu didorong, karena ia akan bertindak sendiri. Alkitab tidak menyebutkan bahwa rasul Petrus "berencana" untuk menyampaikan khotbah pada hari Pentakosta. Tetapi ketika ada kesempatan itu, ia siap di bawah kuasa Roh Kudus. Ia berdiri, mengambil inisiatif, dan berkhotbah. Kita semua mengetahui akan hasilnya.

    Alkitab juga tidak menceritakan kepada kita bahwa beberapa waktu kemudian Petrus "berencana" untuk memerintahkan agar orang lumpuh di muka Pintu Elok itu berdiri dan berjalan (Kisah 3:1-7). Tetapi ia siap, dan di dalam nama Yesus, orang Nazaret, ia mengambil inisiatif. Kita ketahui pula hasilnya. Sifat macam ini penting sekali bagi seorang pemimpin.

    (8) Ia percaya akan dirinya. Ia akan menghadapi berbagai ragam orang, dan ia harus dapat menyesuaikan diri dengan setiap golongan. Orang-orang kaya akan mengundangnya untuk melayani mereka; orang-orang miskin juga membutuhkan pertolongannya. Umat Allah yang kaya dan ternama maupun yang sederhana dan papa memerlukan pelayanannya dan akan meminta dia agar mengulurkan tangannya menolong.

    Kalau hanya sanggup melayani segolongan orang tertentu saja dan menghindari diri dari yang lain, itu bukanlah ciri pelayanan seperti Kristus. Yesus sanggup berhadapan dengan para pemuka agama di Yerusalem dan melayani mereka secara efektif. Ia dapat pula duduk bersama-sama orang bersahaja di Galilea dan tetap melayani secara efektif. Orang bisa menyambutnya dengan gembira. Demikian pula ia dapat melayani secara efektif kebutuhan rohani Nikodemus, seorang penghulu Yahudi.

    Para Rasul melayani banyak orang di Yerusalem dan juga dapat menjangkau beberapa imam. Paulus dapat melayani orang muda dan penakut seperti Timotius, dan pada waktu yang bersamaan bersahabat pula dengan beberapa pejabat tinggi propinsi Asia.

    Ke delapan sifat yang disebutkan di atas dapat menolong Saudara untuk mencari seseorang dari antara team Saudara yang bisa dijadikan pemimpin. Setiap sifat tersebut tidaklah perlu sudah mendarah daging dalam kehidupan orang itu, namun harus sudah kelihatan ciri-cirinya, meskipun dalam tahap permulaan.

    Saudara tidak mencari seorang superman dalam iman Kristen. Kita semua mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kita melakukan beberapa hal lebih baik dari yang lain. Daftar tadi hanyalah semata-mata gambaran yang dapat Saudara anggap penting bila Saudara menemukan seorang calon pemimpin yang dapat Saudara latih.

    3. Ia bersifat stabil. Ia tahan desak-desakan yang menimpanya. Kepemimpinan itu penuh dengan tekanan-tekanan--dari segala sisi, dari banyak orang. Ada yang positif, dan ada yang negatif. Sebagian orang akan menuntutnya terus-menerus agar dia berbuat lebih banyak. Yang lain, yang tidak suka akan apa yang dilakukannya akan menyerang dia.

    Saya pernah melayani di sebuah kota di mana ada seorang pendeta dari gereja terbesar di kota itu yang mempunyai tujuan untuk menyingkirkan seorang pekerja Kristen keluar dari kotanya. Ia mengadakan tekanan yang bertubi-tubi terhadap orang ini--tuduhan palsu, bisik-bisik dan sebagainya. Orang itu hampir tidak tahan lagi, namun ia tetap bertahan dan mengikuti panggilan Tuhan. Di tengah-tengah perlawanan hebat itu, pelayanannya berhasil dengan baik. Banyak orang yang dimenangkan bagi Kristus karena pelayanannya itu.

    Gangguan-gangguan normal dari kehidupan sehari-hari juga akan datang--kesulitan keuangan, persoalan keluarga, penyakit yang berlarut-larut, Daud merupakan buah hati Allah, namun ia juga menghadapi persoalan juga--rakyatnya bermaksud merajam dia dengan batu, istrinya melawan dia, anaknya memberontak kepadanya. Tekanan-tekanan itu ada namun ia melayani Allah dalam generasinya.

    Kemantapan merupakan sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, dan sifat itu ada karena mempunyai iman yang teguh akan kedaulatan Allah. Dia harus yakin bahwa Allah yang di surga menguasai keadaan (Mazmur 115:3); bahwa segala sesuatu dikerjakan oleh Allah untuk menghasilkan kebaikan bagi kita dan untuk membentuk kita agar lebih dekat dengan teladan Kristus (Roma 8:28-29); dan bahwa tangan Allah sedang membentuk dan mencetak setiap bagian kehidupan kita.

    Iman adalah kunci kestabilan: kepercayaan kepada Allah sebagai Bapak yang mengasihi dan memperdulikan kita.

    4. Ia mempunyai kemampuan pengelolaan. Ia dapat merangkai orang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah team. Dia adalah orang yang mengerti kebijakan sederhana bahwa dua orang dapat mencapai hasil yang lebih baik daripada satu orang, jika mereka bersatu dan diorganisir. Ia tahu juga bahwa hal itu benar dengan tiga, empat orang atau lebih. Proyek yang bagaimana besarnya sekalipun dapat dibagi-bagi menjadi kesatuan kecil yang dapat berfungsi jika kita tahu cara mengaturnya.

    Salah satu rahasia untuk melihat apakah seseorang mampu mengelola atau tidak ialah dengan melihat apakah orang tersebut mampu mengorganisasikan dirinya sendiri? Apakah ia dapat mencapainya? Apakah ia dapat menjaga jadwal waktunya atau selalu terlambat? Apakah ia seorang yang untung-untungan atau seorang ahli siasat? Apakah ia kelihatannya hanya melakukan pekerjaan yang muncul dihadapannya atau ia sungguh sudah merencanakan hidupnya sesuai dengan tujuan dan prioritas yang diberikan Allah kepadanya? Jika ia tidak dapat mengatur dirinya sendiri, tentu saja ia tidak akan mampu mengurus orang lain.

    Pengelolaan diri adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Ada enam kunci bagi pengelolaan diri.

    1. Pandangan realisitik pada kemampuan pribadi.
    2. Keyakinan yang kuat akan apa yang Allah ingin dilakukan.
    3. Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan menurut urutan kepentingannya.
    4. Akal sehat untuk memberikan waktu luang di antara dua proyek, dengan menyadari bahwa seringkali pekerjaan memakan waktu lebih daripada yang sudah direncanakan, dan juga selalu timbul gangguan yang tidak kite perkirakan sebelumnya.
    5. Kesetiaan mengatur waktu bersama dengan Allah dan memprioritaskan keluarga.
    6. Belajar bagaimana dapat fungsi dengan fleksibilitas tertentu yang dipusatkan kepada manusia dan bukan berpusatkan proyek. Tak seorang pun dapat menjadi pemimpin yang baik jika ia mementingkan proyek lebih daripada orang.

    Yang berikut ini adalah enam peraturan dasar yang dapat menolong seseorang mengorganisasikan sebuah proyek atau suatu kegiatan.

    1. Jelaskan tujuan secara tepat dengan istilah yang tertentu.
    2. Bagilah tujuan itu menjadi kesatuan-kesatuan yang dapat dikerjakan dan ditangani.
    3. Bentuklah suatu organisasi yang akan menolong setiap untuk melaksanakan bagiannya.
    4. Isilah posisi-posisi penting dengan orang-orang yang terlatih.
    5. Berikanlah kekuasaan penuh kepada mereka untuk melaksanakan tugasnya.
    6. Awasi mereka dan perhatikan apakah mereka tetap berada pada tugas utamanya.

    5. Ia mempunyai rasa penilaian dan daya cipta. Kedua hal ini ditempatkan bersama-sama karena mereka saling berkaitan, meskipun bagi beberapa orang yang satu biasanya lebih menonjol. Jika pikiran yang kritis memegang peranan yang lebih besar, orang itu akan menjadi pemimpin yang teguh, bijak, metodis dan produktif. Jika pikiran kreatif yang menonjol maka orang itu akan pandai sekali memilih kegiatan yang menarik dan berlainan daripada yang lain.

    Pikiran kritis tentu saja, dapat menghasilkan ide-ide kreatif, dan seringkali memang demikian kenyataannya. Orang semacam ini melaksanakan ide-ide baru dengan keyakinan yang kuat. Pikiran kreatif menyangkut dua perkara: berusaha membuang sepuluh gagasan gemilang yang memasuki pikirannya, memilih satu yang terbaik, dan melaksanakan ide itu dengan keyakinan bahkan dengan penuh kegairahan.

    Hal yang terbaik jika kedua macam sifat ini akan dapat bertemu ialah dengan mencari pasangannya di dalam team. Disinilah nanti akan terlihat bagaimana aneka ragam bakat dan kemampuan muncul dan berjalan. Jika seorang pemimpin mengisi teamnya dengan orang-orang yang mempunyai pendapat yang sama seperti dia, itulah suatu kesalahan besar. Mungkin lebih baik jika ia mempunyai teman dekat mempunyai pandangan yang berlawanan dalam kepribadian, bakat, dan kemampuannyaa. Demikianlah teamnya akan menjadi lebih seimbang. Yesus mempraktekkan prinsip ini.

    Jadi kelima hal di atas merupakan sifat yang harus dicari dalam seorang calon pemimpin. Pemimpin team pembina murid merupakan fungsi yang penting bagi pelayanan Kristus dan harus dipilih melalui banyak pengamatan dan doa.

    Unsur Waktu

    Kunci kedua dalam menumbuhkan pemimpin team pemuridan adalah waktu. Saudara harus rela menyediakan banyak waktu bersama dengan orang-orang itu. Contoh yang diterapkan Tuhan Yesus jelas sekali. Contoh dari Paulus juga nampak. Saudara harus mengadakan waktu bersama mereka baik itu dipelayanan, di rumah Saudara, di dalam kehidupan sehari-hari yang biasa, diperjalanan, di pekerjaan dan pada waktu bermain.

    Waktu bersama itu dipakai untuk menyelidiki isi Alkitab dan membahas ajarannya, dan berkat-berkatnya. Hendaklah ada waktu bersama di dalam doa dan perencanaan. Saudara tentu ingin membagi-bagikan perjuan pribadi Saudara, kemenangan dan kekalahan Saudara, sebagaimana adanya.

    Penanaman waktu memang mahal sekali. Namun jika Saudara dipanggil Allah untuk menolong melipatgandakan pekerja di ladang pelayanan dunia, Saudara tentu tidak akan melarikan diri oleh karena sesuatu yang sukar dan mahal. Dan memang demikian kenyataannya jika Saudara membagi waktu Saudara dengan seseorang. Air mata, kekecewaan, mimpi yang gagal dan sakit hati cukup besar untuk menyebabkan Saudara menyerah: hal-hal itu berada di ambang pintu Saudara.

    Beberapa tahun yang lalu saya bekerja dengan dua pemuda yang menunjukkan kemampuan yang besar. Saya mengasihi kedua orang tersebut dan merindukan agar mereka menempati kedudukan dalam pelayanan Kristus. Kami mengadakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bersama-sama. Kami menyelidiki Alkitab. kami berdoa. Kami bepergian ke pertemuan-pertemuan akhir minggu dan ke ritrit-ritrit gereja. Tetapi justru ketika saya merasa bahwa mereka sudah maju, salah satu atau keduanya melakukan sesuatu yang sangat mengecewakan dan yang hampir tidak dapat saya percayai.

    Lalu saya memulai lagi. Tidak terhitung waktu yang telah dipakai untuk berdoa bagi mereka. Sesudah banyak tahun dilewati dalam kesukaan, kegembiraan, kekecewaan dan kemenangan, mereka akhirnya mempunyai tanggung jawab yang besar di dalam pekerjaan Tuhan. Mereka menjadi pembina murid dalam arti yang sebenarnya. Namun hal itu memakan waktu yang banyak sekali.

    Rasul Paulus merupakan contoh dari seorang pemimpin yang menyediakan waktu bagi orang lain dan menolong melatih mereka menjadi pemimpin. Timotius menyertai Paulus dalam perjalanan pengutusan Injil. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (Filipi 2:22-23).

    Karena eratnya hubungang mereka, paulus dapat berkata, Tetapi engkau telah mengikuti ajaranKu, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan keturunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya (2Timotius 3:10-11). Kekecewaan menimpa Paulus pula, karena beberapa orang yang lama bersama-sama dengan dia akhirnya berpaling dari padanya (2Timotius 4:10).

    Tuhan Yesus Kristus adalah contoh keunggulan orang yang menanam modal waktu di dalam kehidupan beberapa orang. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14). Kebanyakan waktunya dihabiskan dengan keduabelas rasul.

    Membagi waktu dengan seseorang adalah suatu aspek penting dalam latihan kepemimpinan. Hal itu berdasarkan ajaran Alkitab. Juga seseorang yang hanya bersama Saudara pada waktu-waktu tertentu saja akan dapat mengelabui Saudara. Namun dengan melihat jadwal waktu yang dipakai Yesus maupun Paulus dalam latihan kepemimpinan mereka, orang-orang itu tidak dapat berpura-pura saja. Yesus mengetahui benar orang-orangnya, termasuk Yudas.

    Pemilihan menjadi penting sekali karena Saudara tentu tidak mau membuang-buang waktu Saudara dalam melatih seorang pemimpin dan akhirnya mengetahui bahwa Saudara telah melatih orang yang salah. Waktu itu penting karena untuk melaksanakan pekerjaan yang baik memang akan memakan waktu banyak. Beberapa dari antara kita mungkin berpikir, "Saya tidak mempunyai waktu sedemikian itu. Pasti ada cara lain yang lebih cepat." Tidak ada! Metode Yesus yang telah teruji masih tetap berlaku sampai sekarang.

    11. Bagaimana Melatih Pemimpin-pemimpin

    Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2Timotius 2:2).

    Sambil Saudara terus melayani seseorang dengan menolongnya menjadi pemimpin team pemuridan, Saudara perlu memusatkan perhatian Saudara kepada beberapa tujuan khusus (sama seperti apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya--Pasal 6, Lampiran I, dan Pasal 9). Tujuan-tujuan untuk seorang pemimpin tidak berbeda banyak dengan yang telah Saudara kerjakan sampai saat ini. Tidak perlu banyak perubahan karena tujuan- tujuan tersebut merupakan perluasan dari apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya. Tujuan-tujuan itu tidak akan memimpin Saudara kepada cara baru dan tekanan baru. Tujuan-tujuan itu adalah perkembangan yang wajar, suatu langkah yang logis dalam proses latihan.

    Sekali lagi, kiranya Saudara akan mempelajari kesembilan tujuan ini dan menentukan yang mana Saudara butuhkan. (Dengan orang yang berbeda Saudara memerlukan perangkat tujuan yang berbeda pula.) Boleh menambahkan atau mengurangi beberapa; sesuaikanlah dengan keadaan jika Saudara merasa perlu. Namun, ingatlah, dalam bentuk apapun juga sifat-sifat ini harus menjiwai seorang pemimpin team yang menjadikan murid.

    Mengembangkan Kehidupan Rohani yang Mendalam

    Tujuan pertama ini merupakan lanjutan daripada apa yang telah Saudara mulai pada waktu Saudara melayani orang baru pertama kali bertobat kepada Kristus. Saudara telah bekerja untuk memperkembangkan kehidupan rohaninya, kekuatan dalam wataknya, dan pengetahuannya tentang Allah. Kuncinya ialah pengertian dan pengenalan akan Allah. Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya itu Kusukai, demikianlah Firman Tuhan (Yeremia 9:23-24). Demikianlah Rasul Paulus juga mendambakan pengenalan akan Allah yang makin mendalam bagi kehidupannya sendiri (Filipi 3:10).

    Jika orang itu akan dipakai Allah sebagai seorang pemimpin kelompok pembina murid, kehidupannya harus dihayati dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Sumber pimpinan, hikmat, kekuatan dan kuasa rohani berasal dari Allah sendiri. Mungkin ia sudah mengikuti beberapa seminar; mungkin ia sudah membaca bertumpuk-tumpuk buku yang dikarang oleh orang- orang kenamaan; tetapi kecuali ia terus-menerus mencari Tuhan, semua pelayanannya akan menjadi sia-sia.

    Menemukan Pekerjaan dan Karunia-KaruniaNya

    Hal kedua yang harus Saudara perhatikan ialah menolong mereka menemukan dan memperkembangkan karunia-karunianya dan meyakinkannya akan panggilan Allah. Panggilannya itu akan menentukan jurusan mana yang akan diambilnya dalam pekerjaannya bagi Kristus. Kebanyakan dari orang yang Saudara latih akan tetap berstatus orang awam dan melayani Tuhan menurut kadar kemampuannya.

    Sebenarnya hal itu merupakan panggilan Allah yang luhur dan terhormat. Berbeda dengan anggapan umum bahwa untuk melayani Tuhan dengan efektif Saudara harus menjadi pekerja Kristen yang sepenuh waktu. Pada waktu nama orang-orang suci Allah dipanggil kelak, yang akan berdiri dan dihitung adalah hampir semua orang awam (Ibrani 11:1-40). Nabi Samuel didaftarkan di antaranya, namun pahlawan-pahlawan iman yang lainnya adalah orang-orang biasa yang melayani Allah melalui liku-liku kehidupan sehari-hari.

    Pekerjaannya. Pendapat, yang bukan berdasarkan Alkitab, yaitu bahwa seseorang harus menjadi pendeta, utusan Injil atau pekerja Kristen sepenuh waktu jika memang ia menyerahkan diri kepada Kristus, telah merusakkan citra pelayanan Kristen. Banyak orang awam yang sebenarnya dapat menjadi saksi Kristus yang berhasil telah terdesak untuk menjadi seorang pendeta sehingga mereka kecewa dan terhalang sepanjang hidupnya. Karena itu bukan panggilan Tuhan bagi mereka.

    Kemungkinan besar bahwa beberapa dari orang yang Saudara latih akan merasakan panggilan Allah dalam hidupnya untuk menjadi pelayan sepenuh waktu. Mereka membutuhkan bimbingan tentang pendidikan theologia yang lebih lanjut. Rundingkanlah dengan mereka di dalam suasanan doa.

    Apabila seseorang meninggalkan Saudara untuk melanjutkan studinya, jangan melupakan dia. Doakan dia. Kunjungi dia. Pakai cukup waktu untuk menjelaskan kepadanya mengenai keadaan dan kemajuan team pemuridan Saudara dan hasil-hasil pelayanan di mana dia pernah ikut serta.

    Pola yang umum adalah sebagai berikut: kebanyakan murid Saudara akan tetap sebagai orang awam; beberapa akan masuk ke dalam pelayanan sepenuh waktu. Baiklah saya tekankan sekali lagi: mereka yang dipanggil untuk melayani Tuhan sebagai orang awam memiliki panggilan yang sama tinggi dan terhormat dengan rekan-rekannya kaum pendeta. Mereka bukan golongan warga kelas dua.

    Karunia-karunianya. Pertolongan serta doa Saudara diperlukan juga untuk memungkinkan calon pemimpin itu menemukan dan memperkembangkan karunia-karunia rohani atau bakat-bakatnya. Pelajari dan doakan daftar karunia yang disebut di dalam Alkitab (Roma 12:6-8; 1Kor 12:4-11; 1Kor 28-31; Efesus 4:11-12), dan bersama-sama mereka menemukan apa macam karunia yang diberikan Allah kepada mereka. Seseorang mungkin menerima karunia penginjilan, karunia mengajar, memberi pinjaman atau lain-lainnya. Suatu pedoman sederhana yang sangat menolong adalah dengan menanyakan serangkaian pertanyaan ini. Ketika ia melayani Tuhan di dalam suatu bidang pelayanan sesuai dengan karunianya: (1) Apakah ia menyukainya? (2) Apakah orang lain merasa ditolong? (3) Apakah berkat Allah nyata? Jika ketika jawabannya "ya," kemungkinan besar orang tersebut memiliki karunia yang khusus itu.

    Suatu kesalahan yang umum ialah mencoba membimbingnya di dalam suatu bidang pelayanan yang menyenangkan Saudara dan mendukung usaha pelayanan Saudara tetapi yang tidak cocok dengan penghasilannya dan karunia-karunianya. Apa yang sebenarnya Saudara harus lakukan ialah memikirkan karunia orang itu, panggilannya dari Allah dan pelayanan serta efektifitasnya bagi Kristus.

    Mengembangkan Kekuatannya

    Saudara harus memakai banyak waktu untuk mengembangkan kekuatannya, bukan mengoreksi kelemahan-kelemahannya saja, meskipun kelemahan perlu diperbaiki. Jalan terbaik untuk melaksanakannya ialah dengan meminta bantuan pelatih lain.

    Dua penolong terbaik dalam pelayanan saya ialah mengadakan evaluasi silang dan latihan silang. Manfaat yang besar ialah meminta seorang rekan sekerja untuk bertemu sewaktu-waktu bersama-sama dengan orang-orang yang saya latih. Saya mempunyai kelemahan yang saya kira berlaku pula bagi kebanyakan orang yaitu terlalu meninggikan atau sebaliknya terlalu menganggap remeh seseorang.

    Jika saya hanya melihat titik-titik kekuatan seseorang yang saya latih, saya memerlukan pelatih lain untuk melihat hal-hal yang tidak saya lihat. Ia dapat menolong saya karena ia tidak terlibat secara subyektif dengan orang yang saya latih itu. Cukup menarik perhatian bahwa istri saya sangat membantu saya dalam bidang ini. Kaum wanita sering dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang laki-laki, dan saya telah belajar untuk menghargai pengamatan istri saya. Pertolongan dari orang lain secara obyektif akan menolong saya membangun dan menguatkan orang-orang yang saya latih.

    Jika persoalan saya ialah memandang remeh seseorang, saya membutuhkan pertolongan yang orang lain sehingga saya dapat memandang segi-segi yang baik dan kemampuan orang itu. Kita cenderung untuk menilai cacat-cacat kecil sehingga evaluasi dari orang lain sangat kita butuhkan. Hendaklah kita ingat bahwa bisa membangun orang lain mempunyai pelayanan yang positif. Kita tidak akan sampai kepada tujuan jika kita memusatkan perhatian hanya untuk memperbaiki kekurangan kecil. Kita harus beriman bahwa anugerah Allah akan menolong kita dalam hal ini.

    Melatih Dia Dalam Kepemimpinan

    Calon seorang pemimpin perlu dilatih untuk memimpin. Ia telah melayani bersama-sama Saudara dan dengan begitu seharusnya dia dapat menangkap visi mengenai pelipatgandaan murid dan seharusnya sudah menguasai ketrampilan pelayanan tertentu. Ia telah menunjukkan kecakapan dan kemampuan mengerjakan prinsip-prinsip pemuridan kepada orang- orang yang setia dan yang kelak akan mengulangi proses tersebut (2Timotius 2:2). Namun ia memerlukan latihan lebih jauh dalam paling sedikit empat hal di bawah ini.

    Sikap. Yang paling penting dalam semua hal ini adalah sikapnya. Ia perlu dijaga agar jangan menjadi besar kepala, karena hal itu dapat mematikan. Sangat mudah bagi dirinya, meskipun dalam tingkat sedini ini, untuk dipenuhi dengan kesombongan sehingga bisa dimanfaatkan oleh si Iblis.

    Ia perlu juga menjaga sikapnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baru mempunyai kecenderungan untuk berkuasa, untuk meyakinkan orang lain bahwa dia yang sedang berperan, untuk memakai dan menuntut, dan pada umumnya akan melakukan hal-hal yang keji di pemandangan Allah dan manusia. Alasan timbulnya kelakuan macam ini ialah karena merasa tidak yakin di dalam jabatannya dan berusaha menutupi perasaan tidak aman itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada juga ada keinginan untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

    Perundingan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana berunding dengan anggota teamnya yaitu dengan melibatkan anggota teamnya dalam tahap-tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Mereka akan merasa lebih terlibat dan akan memandang pekerjaan itu sebagai pekerjaan mereka, yang memang seharusnya begitu. Tetapi kurang bijaksanalah pemimpin yang hanya memberi pengumuman kepada orang-orangnya akan apa yang harus mereka perbuat tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan buah pikirannya dan mendiskusikannya sehingga sampai kepada pengambilan keputusan. Ia dapat mengikut-sertakan usaha mereka tetapi bukan hatinya. Sangat bermanfaat bagi seorang pemimpi untuk melibatkan setiap anggota team dalam membicarakan bersama-sama rencana yang akan dibuat karena dengan demikian akan melibatkan juga banyak buah pikiran yang baik dari orang lain. Mereka pasti akan sampai kepada perencanaan yang lebih baik jika mereka dapat menyumbangkan pikiran mereka bersama-sama. Mereka akan bekerja dengan lebih rajin jika pekerjaan itu adalah rencana kita.

    Praktek. Salah satu cara terbaik untuk melatih orang dalam kepemimpinan adalah dengan memberi apa yang sudah diperoleh sebelumya dalam latihan, disertai pengawasan seperlunya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri. Juga akan dapat melihat mana kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Kemudian Saudara dapat bersama-sama dengan dia membuat rencana sederhana untuk meningkatkan kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

    Ia juga akan dapat melihat dirinya sebagai seorang pemimpin dan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan rekan sekerjanya dan dengan orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia diberi kesempatan untuk mempraktekkan hal itu, ia akan segera mendapatkan pelajaran berharga yang tidak dapat dipelajarinya dengan cara lain. Ia akan belajar bagaimana...

    • mengatur dirinya sendiri.
    • mengatur waktunya.
    • mengatur pelayanannya.
    • menilai murid-muridnya.
    • mengatur keuangannya.
    • memakai rumahnya dalam pelayanan bersama dengan menghargai keluarganya.
    • Untuk berhubungan dengan orang lain secara produktif dalam pelayanan Kristus.

    Saran-saran. Untuk menolong dia menjadi efektif, ada beberapa hal yang Saudara dapat melakukan untuk memperkembangkannya di dalam suasana di mana ia akan berjuang dan bertumbuh sebagai seorang pemimpin. Hal-hal ini adalah hasil pengalaman saya pribadi, dan kebanyakan saya dapatkan melalui perjuangan yang berat.

    1. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara mempercayainya, mengasihinya, dan bersyukur kepada Allah karena dia.
    2. Biarlah ia mengetahui bahwa ia bebas untuk membahas hal apa saja dengan Saudara.
    3. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara selalu siap sedia bertemu dengan dia.
    4. Biarlah ia mengetahui bahwa dirinya penting dalam pelayanan ini.
    5. Ceritakan kepadanya sukses dan kegagalan Saudara.
    6. Buatlah suatu patokan perbuatan yang tinggi baginya. Tanpa itu kepuasan Saudara tidak akan berarti baginya.
    7. Dapatkan selalu keterangan mengenai pelayanannya. Sunguh menyakitkan hati jika orang lain akan berkata demikian tentang pemimpinnya. "Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi disekelilingnya.
    8. Beri dorongan terus menerus. Usahakanlah agar ia terlibat dalam kegiatan yang sekit lebih berat dari apa yang dia merasa mampu melakukan. Penting sekali bagi Saudara untuk sungguh-sungguh mengenal murid Saudara. Jika diberi terlalu banyak tugas dan terlalu cepat, ia akan menjadi kecil hati dan kecewa. Jika terlalu sedikit dan terlalu lamban, ia tidak akan merasa tertantang.
    9. Jika ia membutuhkan pertolongan, berbicara dengan dia. Nyatakan kepadanya bahwa Saudara siap menolongnya kapan saja, di mana saja. Jangan biarkan dia berjuang sendirian dalam kebimbangan.
    10. Jika ia kurang percaya diri, gambarkan suatu situasi tertentu dan bertanya kepadanya, "Apa yang Saudara akan perbuat di dalam situasi semacam ini?" Ia akan belajar bagaimana mengambil keputusan, dan ia akan dapat memikul lebih banyak tanggung jawab.
    11. Periksalah kemajuannya. Murah hati dalam memberi pujian; lemah lembut dan kasih dalam mengoreksi.

    Banyak hal berhubungan dengan latihan kepemimpinan bergerak di sekitar keterlibatan Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara. Melatih orang merupakan pekerjaan yang berat, namun sangat diperlukan.

    Mengambil Langkah-Langkah Untuk Penambahan Imannya

    Tolonglah calon pemimpin itu untuk maju dalam imannya. Berikan proyek-proyek yang menyebabkan dia bergantung kepada Allah saja. Saya ingat pertama kali saya bertanggung jawab untuk menjual buku pada suatu pertemuan akhir minggu. Rupanya tugas itu merupakan sesuatu yang hebat bagi saya. Saya berdoa. Saya mencari keterangan dari orang-orang yang pernah melakukannya. Saya mencoba mengumpulkan daftar buku lama yang laku. Saya menyelidiki daftar-daftar buku baru yang dikarang oleh orang- orang yang pernah melayani kami. Hasilnya ialah bahwa Allah ikut campur tangan sehingga pelayanan menjual buku selama akhir minggu itu berhasil sekali. Pengalaman itu sungguh-sungguh memperluas iman saya.

    Yesus menantang iman murid-muridNya. Di Tasik Galilea, ketika badai menimpa dan gelombang menempas perahu kecil itu dan mengisinya dengan air, iman para rasul itu gugur. Dan mereka berteriak Guru, Guru, kita binasa (Lukas 8:24). Setelah Yesus menenangkan mereka dan juga badai itu, Ia bertanya mengapa mereka takut dan Di manakah kepercayaanmu? (Lukas 8:25). Ruang kelasNya adalah perahu; kurikulumNya adalah badai; pelajaranNya tentang iman. Melalui semua hal itu mereka ditolong dan dikuatkan.

    Salah satu jalan terbaik untuk melatih orang melebihi kemampuan dan kecakapannya yang ada sekarang ialah dengan jalan menyuruhnya berbuat sesuatu. Yesus melaksanakan hal itu. ia memanggil keduabelas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua (Markus 6:7).

    Orang-orang itu telah mengikuti Yesus dan belajar daripadaNya. Bukan waktunya untuk menambahkan keterangan untuk pengetahuannya tetapi untuk melatih mereka dalam medan perang. Ketika Saudara melibatkan diri dengan orang-orang, Saudara akan memperhatikan bahwa sewaktu-waktu mereka telah mencapai titik jenuh dalam pelajaran mereka. Inilah saatnya bagi mereka untuk diterjunkan sehingga mereka sungguh-sungguh mendapat pengalaman baru.

    Latihan selama seminggu penuh dalam sebuah Pekan Penyelidikan Alkitab dalam menimbulkan rasa jenuh rohani, tetapi suatu kesempatan memberikan kesaksian atau melatih seseorang akan segera memberikan rasa lapar akan perkara-perkara Tuhan Allah. Saudara dapat mempertajam rasa lapar rohani dari anak buah Saudara dengan membiarkan mereka sibuk dalam pelayanan membagikan pengalaman hidup mereka.

    Menghaluskan Kemampuan Pelayanannya

    Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. Sekembalinya rasul-rasul itu menceritakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan (Lukas 9:6,10).

    Bukanlah mendebarkan hati kalau kita dapat berkumpul bersama-sama dengan mereka dan mendengar laporan dari setiap murid dan ulasan dari Yesus?

    Anak buah Saudara memerlukan kesempatan semacam itu sehingga mereka dapat saling membagikan pengalaman dan saling menilai. Mereka perlu membicarakan bersama dengan Saudara prinsip-prinsip memuali dan melanjutkan pelayanan pemuridan. Mereka perlu mendiskusikan proses perencanaannya dan cara bagaimana mengorganisasikan regu-regu pelayanan. Mereka perlu membahas prinsip-prinsip kepemimpinan dan belajar bagaimana mengadakan penilaian tentang kemajuan pelayanannya dan keberhasilahn regu mereka.

    Sediakan waktu secukupnya untuk mendengarkan murid Saudara supaya dia merasa bebas datang kepada Saudara dan supaya dia merasa bahwa Saudara sungguh mau mendengarkan. Jangan ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan jangan kaget jika ia mengajukan juga beberapa pertanyaan yang kedengarannya terlalu sederhana. Jangan menjawab dengan sikap "Akh, Saudara seharusnya sudah tahu jawabannya. Saya telah mangajarakannya enam bulan yang lalu!" Belajar merupakan proses yang berbelit-belit, dan kadang-kadang pelajaran bisa hilang begitu saja atau perlu disajikan di dalam suatu bentuk lain. Tugas Saudara ialah menolong calon pemimpin itu belajar bagaimana melaksanakan pelayanannya.

    Belajar Menjadi Bijaksana

    Sangat penting bagi seorang pemimpin muda untuk menjadi orang yang bijaksana. Ketika ia memulai pelayananya sendiri, ada banyak tuntutan yang akan menghabiskan waktunya. Raja Salomo berkata: Orang yang tak berpengalama percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya (Amsal 14:15).

    Pemimpin harus dapat belajar bagaimana membedakan perkara-perkara yang produktif dari yang tidak akan menghasilkan buah, yang terbaik dari yang baik, yang sungguh-sungguh penting dari yang hanya tampaknya penting. Hal-hal yang sebenarnya akan mempergandakan murid sering kali terselubung pakaian yang kelihatannya usang. Mata yang terlatih akan dapat menembus topeng. Dan sering terjadi, seorang akan datang dengan suatu progran yang kelihatannya hebat namun yang dibalik itu hanya merupakan pemborosan waktu belaka.

    Ia akan memerlukan kebijaksanaan untuk mempertimbangkan segala segi dan mengetahui kapan untuk menjawab "Ya" dan kapan untuk mengatakan "tidak." Melalui doa, penyuluhan, Firman Allah, dan pengertian tugas dan panggilan, roh Kudus akan memimpinnya langkah demi langkah kepada jalan pelayanan yang produktip.

    Musa, hamba Allah itu, berdoa demikian: Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh atahun, dan kebanggaannya adalah kesukaraan dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap...Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana...Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu. (Mazmur 90:10,12,17).

    Belajar Kemahiran Berkomunikasi

    Seorang pemimpin perlu belajar untuk mengkomunikasikan kebenaran secara sederhana dan jelas. Suatu kelemahan yang biasa pada orang-orang yang baru memulai pelayanan ceramah ialah terlalu meruwetkan penjelasannya atau mencoba menjelaskan terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Tujuannya ialah melihat kebenartan dihayati dalam kehidupan, bukan mengisi pikirannya penuh dengan kenyataan.

    Firman Tuhan menjelaskan bahwa Yesus berbicara dengan kuasa. Mereka takjub mendengar pelajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa (Lukas 5:32).

    Sebagian orang kelihatannya merasa bahwa untuk berkata-kata dengan kuasa ialah mengucapkannya dengan suara besar dan dengan berapi-api, agar pendengar terpukau? Kita mengetahui bahwa ucapan Yesus berkuasa karena apa yang Ia katakan itu terjadi demikian. Itulah kuasa melihat perbaikan atau pengarahan yang baru; melihat hidup dibersihkan atau keluarga yang dipersatukan kembali; melihat kebiasaan yang lama dihapus dan penyerahan yang bersifat abadi; melihat wanita dan pria merindukan persekutuan dengan Yesus Kristus dan orang-orang mulai menggali Firman Allah dan mengadakan waktu untuk berlutut dalam doa.

    Dua pernyataan dari Alkitab memberikan pengertian kepada kita mengenai kuasa dalam pemberitaan Yesus. Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya (Lukas 4:22). Ia berbicara dengan ramah sehingga memenangkan hati pendengarNya. Ia mengatakan tentang kebenaran secara terbuka dan kadang- kadang tajam serta menusuk. Tetapi ada keramahan dalan ucapanNya yang menyebabkan suatu pesona.

    Pernyataan kedua dicatat oleh Markus, Mereka takjub mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat (Mar 1:22). Ia berbicara dengan kekuasaan. Pada waktu seorang pemimpin muda berbicara dengan kebenaran dari Firman Allah sedang kuasanya dan perkataannya di bawah pengaruh Roh Kudus, pemberitaannya akan mengandung kuasa.

    Mempunyai Dasar Asas Kepercayaan yang Kuat

    Jika seseorang hendak memimpin orang lain dalam pelayanan pemuridan, ia harus memiliki dasar doktrin yang kuat. Banyak orang yang baik akan menyimpang dalam ajarannya karena doktrin yang kabur atau tidak benar. Ada orang yang membedakan di antara hal praktis dari Alkitab dan pkoko-pokok asas kepercayaan. Pembedaan itu kurang baik. Pengalaman saya bekerja bersama orang lain telah mengajar saya untuk meletakkan pondasi doktrin yang benar, kuat, dan mendalam pada diri seseorang karena itu adalah hal yang sangat praktis dan penting. Iblis adalah musuh kita yang licik. Ia akan terus-menerus menyelewengakan kebenaran-kebenaran Alkitab dengan orang yang Saudara latih, Saudara dapat menilai pentingnya dan terus bekerja untuk menambah kekurangan-kekurangannya.

    Yang berikut adalah rencana sederhana untuk mempelajari doktrin. Mintalah murid Saudara menulis di atas kartu-kartu ayat-ayat Alkitab yang ada hubungannya dengan doktrin yang sedang dipelajarinya. Kemudian mintalah dia untuk meletakkan kartu-kartu itu di atas meja dan merenungkannya seraya melihat bagaimana bagaian-bagian tertentu ada hubungannya satu dengan yang lain dan tekanan apa yang diberikannya berhubungan dengan pokok yang tertentu. Sesudah lewat satu atau dua minggu dengan merenungkan serta menghubungkannya, mintalah dia untuk memilih delapan kunci, dan suruh dia menghafalkannya. Hal ini akan memberikan kepadanya pelajaran mengenai pokok itu secara pribadi, langsung diambil dari Alkitab. Dan karena ia telah menghafalkan bagian-bagian kunci itu, ia akan menguasai pokok itu dengan baik seumur hidupnya.

    Paulus berbicara tentang pentingnya menjadi dewasa dan mengenal Firman Tuhan. Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Efesus 4:14).

    Dengan kesembilan nilai yang ditanamkan ke dalam hatinya, calon pemimpin pembinaan murid sudah siap untuk pelayanan sendiri. Namun pekerjaan Saudara belum selesai. Doa dan nasihat Saudara masih diperlukan sekalipun Saudara telah melatihnya bagi suatu pelayanan yang efektif. Saudara telah memenuhi tugas Saudara untuk mencetak seorang ahli bangunan (1Korintus 3:10).

    12. Yakin dan Tidak Malu

    Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24).

    Ketika seorang datang kepada Kristus, ia memerlukan seseorang lain untuk memberinya makanan dan bimbingan bagaimana mencari makanan sendiri dari Firman Allah. Tidak ada orang yang mengingkari kenyataan bahwa seorang bayi di dalam Kristus memerlukan pertolongan semacam itu. Tetapi hal yang hendaknya menggugah kita ialah adanya banyak orang yang memerlukan pertolongan itu terus menerus. Bacalah Ibrani 5:12-14.

    Membimbing seorang Kristen baru menuju kedudukan sebagai seorang pemimpin akan menghabiskan waktu bertahu-tahun yang penuh dengan kesabaran, pemerliharaan, latihan, dan doa. Tentu saja ongkosnya tenaga dan waktu besar sekali.

    Marilah kita memikirkan ongkos dan latihan ini dari kacamata seorang gembala sidang yang bertanggung jawan bagi kawanan domba Allah. Rasul Paulus menyatakan demikian: Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela ditengah- tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah (Filipi 2:14-16).

    Pada bagian ini sang rasul membesarkan hati orang di Filipi untuk melaksanakan pekerjaan dengan bersukacita dan jangan menghabiskan waktu dengan bersungut-sungut dan mengeluh. Ia menasihita mereka agar melakukan hal itu pada waktu mereka membagikan Firman Tuhan kepada orang lain.

    Alasan mengapa dia sangat prihatin akan hal ini ialah karena ketakutannya bahwa ia telah bekerja dengan sia-sia. Ini betul-betul membagikan Firman Tuhan kepada orang lain, Paulus akan merasa bahwa segala pekerjaannya itu sia-sia saja?

    Yohanes menulis perkataan yang agak bersamaan maksudnya, Maka sekarang, anak-anakku, tinggalah di dalam Kristus, supaya apabila ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya (1Yohanes 2:28). Bukankah dia berkata bahwa kecuali orang-orang ini belajar untuk tetap berpaut kepada Kristusnya yaitu, bersekutu dengan Dia setiap hari melalui FirmanNya dan doa sang rasul akan merasa malu bertemu dengan Kristus pada waktu Ia datang?

    Pernah saya bacakan ayat ini dengan seorang kawan saya yang menggembalakan sebuah jemaat di pinggiran sebuah kota besar. Ia membaca dan membaca ulang Filipi 2:16 dan 1Yohanes 2:28 dan hampir merasa sakit. Ia memandang saya dan berkata, "LeRoy, apa yang saya lakukan? Saya tidak melatih umat saya untuk membagikan Firman Tuhan kepada orang lain atau untuk hidup dalam persekutuan bersama Kristus."

    Ia melihat kebenaran yang diajarkan dalam ayat-ayat Alkitab tersebut dan hubungannya dengan pelayanannya. Dia hampir merasa bahwa lebih baik menanggalkan pekerjaannya. Namun ia menangkap pula penglihatan untuk menyerahkan dirinya kepada pembinaan beberapa orang untuk memimpin mereka kepada langkah-langkah pemuridan, pembinaan murid dan pemimpin. Hari ini ia tidak lagi merasa dihantui oleh kebenaran yang terdapat dalam kedua bagian Alkitan itu.

    Dalam hubungan ini, coba perhatikan baik-baik apa yang dikatakan dalam 1Yoh 2:12-14. Ia memulai dengan menulis kepada anak-anak, orang yang baru mengerti bahwa dosanya telah ditebus. Ia juga menulis kepada mereka karena mereka telah mengenal Bapa. Kemudian ia menulis kepada bapa-bapa, yaitu mereka yang telah sungguh-sungguh mengenalNya. Akhirnya ia berbicara kepada anak muda dan mengingat mereka bahwa mereka kuat dalam Firman Allah dan telah mengalahkan si jahat. Anak-anak baru mengenal Bapa; orang muda melalui Firman Allah dapat mengalahkan si jahat; dan bapak-bapak kenal Allah secara intim.

    Salah satu kunci keberhasilan ialah dengan menolong murid-murid Saudara berpindah dari masa kanak-anak kepada masa muda dan sehingga menjadi ayah. Dan cara menjadikan mereka pemenang ialah menanamkan Firman Tuhan ke dalam hati dan kehidupan mereka.

    Hal ini mengingatkan kita akan bagian yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang-orangdi TEalonika, Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima Firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya (1Tes 2:13). Paulus berkata bahwa Firman Allah sekarang sedang bekerja di dalam mereka laksana sebuah dinamo yang besar, menghasilkan kekuatan yang melebihi kekuatan manusia yang biasa. Pada suatu hari saya jelaskan kebenaran ini kepada seorang pendeta, dan ia mengatakan kepada saya "LeRoy, rupanya Saudara seorang fanatik dalam menarik orang kepada Firman Tuhan dan menanamkan Firman Tuhan ke dalam hidup mereka".

    Saya mengatakan bahwa saya lebih daripada seorang fanatik dalam memasukkan Firman Tuhan ke dalam kehidupan orang dan membiarkan Firman itu bertumbuh dengan subur. Saya sudah menyaksikan apa yang telah diperbuat oleh Firman Tuhan kepada ratusan orang selama beberapa tahun dan hasil yang luar biasa yang telah mengubah kehidupan mereka.

    Masalahnya ialah bahwa hal itu tidak bisa diterima secara obralan. Tidak pula dapat dilakukan melalui suatu program tertentu. Hal itu hanya dapat diperoleh melalui perhatian secara pribadi kepada manusia dengan menolong mereka menerapkan apa yang telah diperolehnya dan melakukan prinsip-prinsip yang telah dibicarakan di atas sehingga menjadi bagian hidup mereka sehari-hari.

    Segera setelah kita berbicara mengenai perlunya perhatian kepada orang yang secara individu dan pribadi, beberapa masalah akan timbul. Yang pertama adalah masalah waktu. Banyak orang sibuk sekali sekarang. Mereka melakukan pekerjaan lebih dari pada waktu yang tersedia. Apa yang perlu kita sadari adalah bahwa proses pemuridan tidak makan waktu lebih banyak tetapi melipatgandakan waktu yang sudah sempit itu. Jika gembala sidang dapat melayani beberapa orang yang rohani dan bermutu, baik laki- laki maupun perempuan, mereka dapat mulai meringankan sedikit beban gembala itu. Mereka dapat melayani bersama-sama dengan dia.

    Satu masalah yang lain adalah pilih kasih. Gembala sidang harus berusaha untuk menghindari diri agar tidak dikritik karena seolah-olah menganakemaskan beberapa orang. Pada suatu kali saya menantang seorang pendeta muda untuk mencari orang-orang yang paling baik di dalam sidangnya dan mulai menolong mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar mereka bagaimana mencari orang-orang yang paling baik di dalam sidangnya dan mulai menolong mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar mereka bagaimana mencari makanan Firman Allah sendiri. Namun ia kuatir tentang masalah pilih kasih ini. Sehingga saya menyarankan agar dia memberi pengumuman kepada seluruh anggota gerejanya dalam kebaktian Minggu pagi bahwa ia bermaksud memulai sebuah kelompok pemuridan setiap hari Senin pagi pukul lima dan terbuka bagi setiap anggota yang mau datang. Ia sebenarnya telah mempunyai dua tiga calon dalam pikirannya. Sebagai tambahan kepada undang-undang yang telah diumumkannya kepada seluruh sidangnya, ia menghubungi mereka secara pribadi dan mendorong mereka untuk datang. Setiap orang mengetahui bahwa sekarang sedang berlangsung suatu kelas pemuridan, dan setiap orang diberi kesempatan untuk menghadirinya.

    Kenyataannya ialah bahwa hanya yang sungguh-sungguh lapar rohani yang akan datang. Beberapa waktu kemudian dua atau tiga orang akan gugur namun mereka yang tinggal tetap adalah mereka yang menjadi bakal pemimpin gereja yang sungguh.

    Salah satu jalan terbaik bagi seorang gembala sidang untuk memulai pelayanan semacam ini ialah dengan meprioritaskannya kepada para penatua atau diakon. Gembala yang ingin berhasil dalam pemuridan banyak anggota gereja harus memulainya dengan kepemimpinan yang sudah ada. Para penatua atau diakon adalah orang-orang yang tepat untuk mulai. Jika orang-orang semacam ini dapat dijangkau dan dilatih, pendeta akan membungkamkan tukang kritik dan hal-hal negatif lainnya dari anggota jemaat.

    Hal lain yang dapat diperbuat oleh pendeta ialah dengan menggunakan kreativitas dalam menentukan bagaimana ia dapat memperlengkapi dengan baik organisasi dan program-program yang sudah ada untuk menolong tujuan pemuridannya. Organisasi di dalam gereja seperti Sekolah Minggu, kaum wanita dan kaum pria dapat dibimbing supaya membantu program pemuridan. Pemuridan yang sesungguhnya tidak dapat dilakukan secara besar-besaran melalui organisasi yang sudah besar ini, tetapi kita harus menyadari bahwa banyak pria dan wanita yang setia akan muncul dari kelompok tersebut.

    Seorang pendeta yang sudah melaksanakan pelayanan semacam itu selama tiga setengah tahun menceritakan kepada saya bahwa kelompok orang di dalam gerejanya yang paling terbuka dan dapat diajar adalah sekelompok pemuda yang tidak menduduki jabatan apa-apa di dalam kepentingan gereja. Karena mereka membuka diri dan bersedia, ia mulai dengan mereka. Sekarang, setelah tiga setengah tahun, orang-orang muda ini telah menduduki posisi kepemimpinan di dalam gereja dan sedang melakukan pekerjaan yang baik.

    Kesaksian pendeta itu memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak ada peraturan tertentu yang harus diikuti. Yang haru kita perbuat adalah menggunakan setiap situasi dan mulai dari sana dengan usaha penuh dan daya cipta. Jika para diakon atau penatua menyukai dan menyambutnya, maka kita harus melatih mereka dalam kepemimpinan. Namun jika mereka tidak melihat kegunaannya, barangkali Allah akan memakai orang lain di dalam sidang yang akan menyambutnya.

    Pendeta perlu terus menggunakan kedua belah lututnya dan mengikuti teladan Kristus (Mar 3:14). Jadi pakailah semalam penuh untuk berdoa, meminta kepada Tuhan agar menunjukkan orang-orang--pria dan wanita--yang tepat untuk dilibatkan dalam pelayanan Saudara. Di samping masalah yang mungkin timbul melalui cara pendekatan ini, kita harus menyadari bahwa menjadikan murid bukanlah sesuatu tugas tambahan atau usulan, tetapi suatu perintah. Hal itu merupakan bagian yang penting dalam Amanat Agung (Matius 28:19). Kita harus mencari Allah di dalam doa dan membiarkan Dia memberikan kepada kita buah pikiran yang baru dan segar.

    * * * * * *

    Beberapa dari bahan yang ada di dalam buku ini mungkin tidak sesuai dengan situasi di tempat Saudara sekarang. Mungkin Saudara berharap agar saya bisa membicarakan beberapa hal secara lebih terperinci. Memang sukar sekali untuk membayangkan setiap situasi yang mungkin terjadi. Kemungkinan besar ada beberapa hal yang tidak cocok dengan pelayanan Saudara.

    Meskipun ada banyak hal yang tidak dapat diterapkan, kiranya Saudara akan berusaha menerapkan beberapa di dalam hidup Saudara sendiri dan di dalam pelayanan Saudara. Biarlah buku ini merupakan buku referensi tentang suatu metode yang telah berhasil di seluruh dunia dan yang didasarkan pada ajaran Firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus akan menggunakannya untuk mengangkat ribuan pekerja yang bermutu rohani tinggi bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.

    Lampiran 1 Tujuan-tujuan Pembinaan Murid Yesus

    Tujuan-tujuan latihan murid Yesus telah dijelaskan dalam Pasal 6. Dua tujuan di antaranya telah diuraikan dengan lebih teliti.

    Dalam Lampiran I tiap tujuan di jelaskan secara singkat dan disertai beberapa saran untuk kegiatan, bahan dan ayat-ayat Alkitab yang baik dipakai. Memang Saudara dapat menambahkan atau mengurangi penjelasan, kegiatan, bahan dan ayat juga.

    Walaupun tujuan-tujuan ini tersusun nomor 1 s/d 30, penggunaannya dalam pembinaan seseorang tidak harus menurut urutan itu. Tiap orang adalah seorang individu dan perlu perhatian khusus.

    1. KEYAKINAN KESELAMATAN

    Tujuan:
    Murid dengan yakin dapat menjelaskan kepada orang lain keyakinan keselamatannya sendiri yang berdasarkan pada iman pribadi dalam Kristus dan satu atau lebih banyak janji dari Firman Tuhan.

    Firman:

    1. 1Yohanes 5:13 --
    2. Yohanes 1:12-13 --
    3. 1Yohanes 5:11-12 --
    4. Roma 8:16 --
    5. Yohanes 5:24 --

    Kegiatan:

    1. Mengulangi berita Injil sekali lagi kepadanya.
    2. Menanyakan kepadanya bagaimana dia tahu bahwa dia adalah seorang Kristen sejati, yaitu telah dibebaskan dari segala hukuman dosa dan diselamatkan.
    3. Mengamati bagaimana ia menjelaskan pengalaman pertobatannya kepada orang lain.
    4. Mempelajari suatu pemahaman Alkitab tentang keyakinan keselamatan bersama-sama dengan dia.

    Firman:

    1. 1Yohanes 5:13 -- Kita dapat tahu bahwa kita memiliki hidup kekal
    2. Yohanes 1:12-13 -- Berdasarkan pada pekerjaan Kristus
    3. 1Yohanes 5:11-12 -- Janji dari Firman Allah
    4. Roma 8:16 -- Kesaksian Roh
    5. Yohanes 5:2 -- Sudah pindah dari mati kepada hidup.

    Bahan:

    1. Hidup dalam Kristus, Pelajaran 1.
    2. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 4,13.
    3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian 1.
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, Pelajaran Yohanes 1,2.
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 1, pasal 4.
    6. Pelajaran Tentang Jaminan, pasal 1.
    7. Pemuridan I, Kesatuan I.

    2. WAKTU TEDUH

    Tujuan:
    Setiap hari ia akan mengadakan waktu yang berisi pembacaan Firman Tuhan dan Doa.

    Firman:

    1. Markus 1:35 --
    2. Kejadian 19:27 --
    3. Keluaran 34:2-3 --
    4. Mazmur 5:4 --
    5. Daniel 6:11 --
    6. 1Korintus 1:9 --

    Kegiatan:

    1. Mengadakan waktu teduh bersama dengan dia.
    2. Membagikan beberapa berkat yang Saudara dapatkan dari waktu teduh bersama-sama dengan dia.
    3. Menjelaskan mengapa Saudara mendapat berkat tersebut dan menunjukkan caranya bagaimana.
    4. Berdoa dengan menggunakan sebuah Mazmur bersama-sama dengan dia.
    5. Mendorong dia untuk mengadakan waktu teduhnya dengan orang-orang lain.

    Firman:

    1. Markus 1:35 -- Contoh Tuhan Yesus
    2. Kejadian 19:27 -- Contoh Abraham
    3. Keluaran 34:2-3 -- Contoh Musa
    4. Mazmur 5:4 -- Contoh Daud
    5. Daniel 6:11 -- Contoh Daniel
    6. 1Korintus 1:9 -- Panggilan untuk bersekutu dengan Tuhan Yesus

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
    2. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 1
    3. Pedoman Kehidupan Kristen, bagian II
    4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 3
    5. Pemuridan I, Kesatuan V
    6. Tujuh Menit Bersama Tuhan

    3. KEMENANGAN ATAS DOSA

    Tujuan:
    Dia tahu bagaimana mengalami kemenangan atas pencobaan melalui ketergantungan kepada Roh Kudus dan janji dari Firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan kesaksiannya yang jelas tentang kemenangannya baru-baru ini atas suatu pencobaan yang tertentu.

    Firman:

    1. 1Korintus 10:13 --
    2. 1Korintus 15:57 --
    3. Yesaya 41:13 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan kepadanya tentang kemenangan atas dosa yang baru-baru ini Saudara alami.
    2. Mempelajari 1Korintus 10:13 secara teliti dengan dia.
    3. Menghafalkan Mazmur 119:9,11, bersama-sama dengan dia.

    Firman:

    1. 1Korintus 10:13 -- Dijanjikan jalan ke luar
    2. 1Korintus 15:57 -- Kemenangan melalui Yesus
    3. Yesaya 41:13 -- Dijanjikan bantuan Allah

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
    2. Mengikuti Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
    3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian III
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-25 s/d IV-26
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 1 pertanyaan 12 s/d 21
    6. Pemuridan II, Kesatuan IV

    4. PERPISAHAN DARI DOSA

    Tujuan:
    Dia mengambil langkah untuk bercerai dari dosa dengan menghindarinya, menghafalkan Firman Tuhan seperti 2Korintus 6:17,18, mendoakannya, dan meminta didoakan oleh orang lain.

    Firman:

    1. 1Yohanes 1:5-2:2 --
    2. Yakobus 1:12 --
    3. 2Timotius 2:19-22 --
    4. Roma 6:12-14 --
    5. 1Yohanes 2:15-16 --
    6. Roma 12:2 --

    Kegiatan:

    1. Berdoa dengan dia mengenai bidang ini.
    2. Berdoa bagi dia secara khusus.
    3. Menceritakan kemenangan Saudara sendiri atas dosa yang dulu merintangi Saudara.
    4. Melibatkan dia dalam persekutuan dengan orang-orang yang mengalami kemenangan.
    5. Membaca dan mendoakan 2Korintus 6:14-18 dengan dia.

    Firman:

    1. 1Yohanes 1:5-2:2 -- Berjalan dalam terang
    2. Yakobus 1:12 -- Bertahan dalam pencobaan
    3. 2Timotius 2:19-22 -- Meninggalkan kejahatan
    4. Roma 6:12-14 -- Dosa tidak boleh berkuasa atas kita
    5. 1Yohanes 2:15-16 -- Kita tidak boleh mengasihi dunia
    6. Roma 12:2 -- Jangan menjadi serupa dengan dunia.

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
    2. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 5 s/d 8
    3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian IV
    4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 1, pertanyaan 22 s/d 25
    5. Pemuridan II, Kesatuan I,IV
    6. Tujuh Dosa Maut

    5. PERSEKUTUAN KRISTEN

    Tujuan:
    Ia mengikuti kegiatan-kegiatan gereja, kelompok pemahaman Alkitab dan kelompok doa dengan setia.

    Firman:

    1. Kisah 2:42 --
    2. 1Yohanes 1:3 --
    3. Ibrani 10:24-25 --
    4. Mazmur 122:1 --

    Kegiatan:

    1. Mencari tahu mengenai latar belakang gerejanya.
    2. Mengantar dia ke gereja bersama-sama dengan Saudara.
    3. Mengundang dia untuk makan dan bertemu dengan orang-orang Kristen lain.
    4. Melibatkan dia dalam kelompok pemahaman Alkitab.
    5. Menjelaskan kepada dia mengapa Saudara ke gereja.

    Firman:

    1. Kisah 2:42 -- Contoh gereja permulaan
    2. 1Yohanes 1:3 -- Persekutuan bersama-sama
    3. Ibrani 10:24-25 -- Jangan menjauhi persekutuan
    4. Mazmur 122:1 -- Pergi ke gereja dengan gembira

    Bahan:

    1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 6
    2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 6
    3. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 10 s/d 13
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-11 s/d IV-13
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 1
    6. Pemuridan I, Kesatuan VI

    6. ALKITAB: FIRMAN ALLAH

    Tujuan:
    Ia sedang mempelajari kitab-kitab dalam Alkitab dan menyatakan keyakinannya bahwa Alkitab adalah Firman Allah.

    Firman:

    1. 2Timotius 3:16-17 --
    2. 2Petrus 1:21 --
    3. Matius 22:29 --
    4. Mazmur 19:8-12 --
    5. Mazmur 119:105 --

    Kegiatan:

    1. Menolong dia mendapatkan terjemahan baru yang tepat.
    2. Menunjukkan bagaimana caranya menggunakan konkordansi.
    3. Menunjukkan bagaimana menggunakan referensi silang, lembar catatan dan alat-alat lain untuk mempelajari Alkitab.

    Firman:

    1. 2Timotius 3:16-17 -- Ilham dari Allah
    2. 2Petrus 1:21 -- Alkitab berasal dari kehendak Tuhan
    3. Matius 22:29 -- Bahaya jika tidak tahu Firman Allah
    4. Mazmur 19:8-12 -- Firman Hidup dan Kekal
    5. Mazmur 119:105 -- Pelita dan cahaya

    Bahan:

    1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 2
    2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
    3. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 5 s/d 9
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-1
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, Pasal 2
    6. Pemuridan I, Kesatuan I, IV
    7. Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, pasal 1
    8. Seri Pedoman Alkitab Praktis
    9. Ensiklopedia Alkitab Praktis
    10. Konkordansi Alkitab
    11. Menggali Isi Alkitab
    12. Tafsiran Alkitab Masa Kini

    7. MENDENGARKAN FIRMAN

    Tujuan:
    Ia akan mendengarkan Firman Tuhan dikhotbahkan dan diajarkan dan akan mencatat paling sedikit satu khotbah seminggu.

    Firman:

    1. Amsal 28:9 --
    2. Yeremia 22:29 --
    3. Lukas 19:48 --

    Kegiatan:

    1. Pergi ke gereja bersama-sama.
    2. Mengajarkan kepada dia pentingnya dan metode membuat catatan.
    3. Menceritakan apa yang Saudara dapatkan dari Khotbah.

    Firman:

    1. Amsal 28:9 -- Mendengarkan Firman adalah salah satu kunci untuk dijawabnya doa
    2. Yeremia 22:29 -- Panggilan untuk mendengarkan Firman Tuhan
    3. Lukas 19:48 -- Mendengarkan Firman dengan penuh perhatian

    Bahan:

    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-3 s/d V-4
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, buku 3, pasal 3, pertanyaan 13-15
    3. Pemuridan 2

    8. MEMBACA FIRMAN

    Tujuan:
    Dia akan membaca Alkitab secara teratur.

    Firman:

    1. 1Timotius 4:13 --
    2. Wahyu 1:3 --
    3. Ulangan 17:19 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan beberapa berkat pribadi dari pembacaan Alkitab Saudara kepadanya.
    2. Membacakan suatu bagian dari Alkitab bersama-sama.
    3. Menolong dia untuk mulai membaca sebuah kitab dalam Perjanjian Baru (Markus atau Yohanes)

    Firman:

    1. 1Timotius 4:13 -- Baca dengan tekun
    2. Wahyu 1:3 -- Berkat dari membaca
    3. Ulangan 17:19 -- Perlunya membaca tiap hari

    Bahan:

    1. Alkitab: Bagaimana Membacanya?
    2. Bagaimana Membaca Alkitab?
    3. Daftar Bacaan Alkitab Setiap Hari atau lain rencana pembacaan Alkitab.
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-5, V-7, V-9
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 16 s/d 19
    6. Pemuridan II

    9. MENYELIDIKI FIRMAN

    Tujuan:
    Dia akan secara teratur menyelesaikan penyelidikan Alkitab pada waktunya.

    Firman:

    1. Kisah 17:11 --
    2. Amsal 2:1-5 --
    3. Ezra 7:10 --

    Kegiatan:

    1. Menjelaskan mengapa Saudara mempelajari Alkitab
    2. Membuat suatu pelajaran Alkitab bersama-sama dia.
    3. Menunjukkan bedanya antara mempelajari dan membaca Alkitab.
    4. Menolong dia mulai penyelidikan Alkitab secara pribadi.

    Firman:

    1. Kisah 17:11 -- Pentingnya pemahaman Alkitab
    2. Amsal 2:1-5 -- Mempelajari seperti mencari harta terpendam.
    3. Ezra 7:10 -- Contoh Ezra

    Bahan:

    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-11 s/d V-29
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 18-19.
    3. Pemuridan II
    4. Temukanlah Sendiri--Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab.

    10. MENGHAFAL FIRMAN

    Tujuan:
    Dengan teratur ia menghafalkan ayat-ayat dan mengulangi ayat-ayat yang sudah dihafal.

    Firman:

    1. Kolose 3:16 --
    2. Ulangan 6:6-7 --
    3. Matius 4:4 --
    4. Mazmur 37:31 --
    5. Amsal 7:1-3 --

    Kegiatan:

    1. Menjelaskan berkat-berkat pribadi Saudara dalam penghafalan ayat.
    2. Menghafalkan sebuah ayat bersama-sama.
    3. Mengulangi ayat-ayat Saudara bersama-sama dengan dia.
    4. Memeriksa rencana dia untuk mengulangi ayat-ayat.
    5. Mempertemukan dia dengan orang lain yang sedang menghafalkan ayat.

    Firman:

    1. Kolose 3:16 -- Penghafalan memperkaya kita
    2. Ulangan 6:6-7 -- Musa mendorong penghafalan ayat-ayat
    3. Matius 4:4 -- Contoh Tuhan Yesus
    4. Mazmur 37:31 -- Memberikan kemantapan
    5. Amsal 7:1-3 -- Harus dituliskan dalam hati

    Bahan:

    1. Berjalan Terus dengan Kristus
    2. Hidup Dalam Kristus
    3. Mulai Berjalan Dengan Kristus
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-2, V-31 s/d V-33
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 20 s/d 33
    6. Pemuridan I, II
    7. Penghafalan ayat Berjudul

    11. MERENUNGKAN FIRMAN

    Tujuan:
    Ia dapat menjelaskan arti merenungkan Firman dan berkat-berkat pribadi dari merenungkan ayat yang baru-baru ini dihafal.

    Firman:

    1. Mazmur 1:1-6 --
    2. Yosua 1:8 --
    3. Yeremia 15:16 --
    4. Filipi 4:8 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan berkat yang Saudara sendiri terima karena merenungkan Firman Tuhan.
    2. Bacalah suatu bagian Alkitab, perhatikan konteksnya dan menanyakan dia mengenai apa yang diajarkan. (Siapa, apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan bilamana).
    3. Menjelaskan kepada dia satu rencana untuk merenungkan Firman Tuhan.

    Firman:

    1. Mazmur 1:1-6 -- Hasil merenungkan
    2. Yosua 1:8 -- Janji merenungkan
    3. Yeremia 15:16 -- Merenungkan membawa sukacita
    4. Filipi 4:8 -- Disiplin mental dari merenungkan

    Bahan:
    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-3 s/d II-6; V-5 s/d V-8.
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 24 s/d 27

    12. PENERAPAN FIRMAN

    Tujuan:
    Ia menyatakan keinginannya untuk menerapkan Firman Tuhan dengan menulis dan menyelesaikan satu atau lebih penerapan yang tertentu.

    Firman:

    1. Yakobus 1:22-25 --
    2. Mazmur 119:59-60 --
    3. 2Timotius 3:16-17 --
    4. Lukas 6:46-49 --

    Kegiatan:

    1. Menunjukkan kepadanya suatu penerapan yang telah Saudara tulis.
    2. Mintalah dia menunjukkan kepada Saudara suatu penerapan yang telah dia tulis.
    3. Berdoa tentang penerapan dia dan penerapan Saudara.
    4. Menjelaskan bahwa sebuah penerapan harus di tulis dengan sedemikian teliti sehingga jelas bila penerapan itu telah dilakukan.

    Firman:

    1. Yakobus 1:22-25 -- Kita harus melakukan apa yang dikatakan dalam Firman Tuhan
    2. Mazmur 119:59-60 -- Merenungkan Firman dengan pengarahan kepada penerapannya
    3. 2Timotius 3:16-17 -- Firman Tuhan menguntungkan bagi kehidupan
    4. Lukas 6:46-49 -- Ketaatan adalah landasan yang kokoh

    Bahan:

    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-3 s/d II-6; V-2 s/d V-28
    2. Pemuridan I,II

    13. DOA

    Tujuan:
    Ia menunjukkan kehidupan doa yang konsekwen dengan berdoa setiap hari minimum sepuluh menit dan mengikuti kelompok doa dengan semangat.

    Firman:

    1. 1Tesalonika 5:17 --
    2. Yohanes 17:1-26 --
    3. Yakobus 5:17 --
    4. Filipi 4:6-7 --
    5. Matius 21:22 --
    6. 1Yohanes 3:22 --
    7. 1Yohanes 5:14-15 --
    8. Matius 6:6 --

    Kegiatan:

    1. Meminta dia menceritakan beberapa doa yang telah dikabulkan.
    2. Mengamati apa yang dia doakan dalam kelompok doa.
    3. Menunjukkan Firman Tuhan yang dia dapat pakai untuk berdoa.
    4. Menolong dia memperkembangkan suatu daftar doa.
    5. Meminta dia mendoakan salah satu kebutuhan Saudara.
    6. Berdoa secara teratur dengan dia pada saat yang telah di janjikan maupun sewaktu-waktu bila tidak direncanakan.
    7. Menceritakan tentang jawaban-jawaban atas doa Saudara.
    8. Mengantar dia ke kelompok doa.
    9. Menemukan dia dengan orang yang kuat dalam doa.

    Firman:

    1. 1Tesalonika 5:17 -- Berdoa dengan tidak berkeputusan
    2. Yohanes 17:1-26 -- Contoh Tuhan Yesus
    3. Yakobus 5:17 -- Doa mendatangkan hasil
    4. Filipi 4:6-7 -- Berdoa waktu kuatir
    5. Matius 21:22 -- Berdoa dalam iman
    6. 1Yohanes 3:22 -- Ketaatan adalah seperti doa yang di jawab
    7. 1Yohanes 5:14-15 -- Doa berdasarkan kehendak Allah
    8. Matius 6:6 -- Berdoa secara pribadi

    Bahan:

    1. Cara Berdoa Bersama
    2. Doa yang Dikabulkan
    3. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
    4. Kuasa Karena Doa
    5. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 1 s/d 4
    6. Mujizat Terjadi Bila Wanita Berdoa
    7. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-7 s/d II-12, IV-8 s/d IV-10
    8. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 3
    9. Pemuridan I, Kesatuan V

    14. KESAKSIAN PRIBADI

    Tujuan:
    Ia telah menyiapkan sebuah kesaksian tertulis yang dapat diceritakan dalam waktu tiga menit termasuk paling sedikit satu ayat Firman Tuhan dan telah menceritakannya paling sedikit kepada dua orang yang bukan Kristen dalam jangka waktu satu bulan.

    Firman:

    1. Lukas 8:38-39 --
    2. Kisah 26:1-23 --
    3. Yohanes 9:25 --
    4. 1Yohanes 1:3 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan kesaksian Saudara kepada dia.
    2. Meminta dia menceritakan kesaksiannya kepada Saudara.
    3. Mempelajari Kisah 26:1-23 bersama-sama, menunjukkan cara pendekatan yang dipakai Paulus, latar belakang kehidupannya dan pertemuannya dengan Tuhan Yesus.
    4. Mengantar dia bersaksi bersama-sama dengan Saudara.
    5. Meminta dia membagikan kesaksiannya diantara orang Kristen (misalnya di kelompok pelajaran Alkitab).
    6. Bersama-sama dengan dia memeriksa kesaksiannya mengenai isi dan kejelasannya.
    7. Berdoa supaya dia mempunyai keinginan bersaksi.

    Firman:

    1. Lukas 8:38-39 -- Contoh hidup yang diubah
    2. Kisah 26:1-23 -- Kesaksian Paulus
    3. Yohanes 9:25 -- Kesaksian orang yang dulu buta
    4. 1Yohanes 1:3 -- Jelaskan apa yang Saudara alami

    Bahan:

    1. Hidup dalam Kristus, Pelajaran 7
    2. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-14 s/d IV-19
    3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 4
    4. Pemuridan I, Kesatuan VII

    15. KETUHANAN KRISTUS

    Tujuan:
    Ia membuktikan penyerahannya kepada ketuhanan Kristus dengan membiarkan Kristus menguasai paling sedikit satu bidang kehidupan yang belum diserahkan.

    Firman:

    1. Lukas 6:46 --
    2. Roma 12:1-2 --
    3. Kolose 1:18 --
    4. Ibrani 1:2 --

    Kegiatan:

    1. Meminta dia membaca Hatiku Tempat Kediaman Kristus oleh Robert Munger.
    2. Memeriksa kelanjutan penerapan-penerapannya dari penyelidikan Alkitab.
    3. Pelajari Kolose 1:18; Ibrani 1:1-14 dengan dia.
    4. Memberi nasihat dan mendiskusikan dengan dia tentang bidang-bidang kehidupan dan Ketuhanan Kristus.

    Firman:

    1. Lukas 6:46 -- Ketaatan pada Kristus diperlukan
    2. Roma 12:1-2 -- Penyerahan diri diperlukan
    3. Kolose 1:18 -- Kristus yang paling utama
    4. Ibrani 1:2 -- Kristus berhak menerima segalanya

    Bahan:

    1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
    2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 3
    3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
    4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, Pasal 2
    5. Pemuridan II, Kesatuan I

    16. IMAN

    Tujuan:
    Ternyata bahwa dia percaya kepada Tuhan untuk kebutuhan-kebutuhan yang khusus.

    Firman:

    1. Ibrani 11:6 --
    2. Efesus 6:16 --
    3. 1Yohanes 5:4-5 --
    4. Roma 4:20-21 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan suatu kesaksian pribadi yang masih masih baru tentang apa yang dikerjakan Tuhan Yesus sebagai jawaban pada iman Saudara.
    2. Membaca Ibrani 11:1-40 bersama-sama.

    Firman:

    1. Ibrani 11:6 -- Mustahil berkenan kepada Allah tanpa iman
    2. Efesus 6:16 -- Iman memberi kemenangan atas iblis
    3. 1Yohanes 5:4-5 -- Iman mengalahkan dunia
    4. Roma 4:20-21 -- Iman memuliakan Allah

    Bahan:

    1. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5
    2. Pemuridan I, Kesatuan II

    17. KASIH

    Tujuan:
    Ia menunjukkan kasih bagi orang-orang lain dengan jalan memperhatikan mereka, bertindak dalam sikap mengasihi, dan berbuat sesuatu untuk orang yang membutuhkannya (paling sedikit seminggu satu kali).

    Firman:

    1. Yohanes 13:34-35 --
    2. 1Yohanes 3:17-18 --
    3. Yohanes 15:13 --
    4. 1Korintus 13:4-7 --
    5. 1Yohanes 4:7-21 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan pengalaman Saudara pribadi.
    2. Menterjemahkan kasih kepadanya.
    3. Menjelaskan contoh-contoh Alkitab dan prinsip-prinsip kepadanya.
    4. Menyelidiki 1Korintus 13:1-13 bersama-sama.

    Firman:

    1. Yohanes 13:34-35 -- Perintah untuk mengasihi
    2. 1Yohanes 3:17-18 -- Kasih memenuhi kebutuhan orang lain
    3. Yohanes 15:13 -- Kasih berarti pengorbanan penuh
    4. 1Korintus 13:4-7 -- Bagaimana mengasihi orang lain
    5. 1Yohanes 4:7-21 -- Kita harus saling mengasihi

    Bahan:

    1. Dua Menjadi Satu, Pelajaran 2
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 2
    3. Pemuridan I, Kesatuan VI

    18. LIDAH

    Tujuan:
    Ia mengendalikan lidahnya.

    Firman:

    1. Efesus 4:29 --
    2. Amsal 26:20 --
    3. Amsal 18:6-7 --
    4. Mazmur 71:15 --
    5. Kolose 4:6 --
    6. Yakobus 1:26 --
    7. Yakobus 3:1-12 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan kepada dia bagaimana Saudara mengendalikan lidah Saudara.
    2. Mempelajari Yakobus 3:1-18 bersama-sama.

    Firman:

    1. Efesus 4:29 -- Mengatakan hanya hal-hal yang membangun
    2. Amsal 26:20 -- Jangan menjadi pemfitnah
    3. Amsal 18:6-7 -- Mulut orang bodoh adalah kebinasaannya
    4. Mazmur 71:15 -- Memuji Tuhan dengan mulut
    5. Kolose 4:6 -- Berkata-kata selalu dengan kasih
    6. Yakobus 1:26 -- Mengendalikan pembicaraan yang negatif
    7. Yakobus 3:1-12 -- Bahaya lidah yang tak terkendalikan

    Bahan:

    1. Dua Menjadi Satu, Pelajaran 4, pertanyaan 9-11
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 3, pertanyaan 1 s/d 8

    19. PEMAKAIAN WAKTU

    Tujuan:
    Ia menunjukkan pertumbuhan dalam penggunaan waktu yang efektif dan efisien dengan merencanakan dan mengikuti jadwal waktu.

    Firman:

    1. Efesus 5:15-17 --
    2. Mazmur 90:10,12 --
    3. Pengkhotbah 3:1 --
    4. Yakobus 4:13:14 --
    5. Roma 13:11 --
    6. Amsal 31:27 --

    Kegiatan:

    1. Membuat jadwal waktu bersama dia.
    2. Mengajar dia bagaimana memakai waktu dengan lebih efektif.
    3. Dorong dia dalam bidang ini dengan berdoa bersama.

    Firman:

    1. Efesus 5:15-17 -- Mempergunakan waktu yang ada
    2. Mazmur 90:10,12 -- Merencanakan waktu
    3. Pengkhotbah 3:1 -- Prioritas waktu
    4. Yakobus 4:13:14 -- Hidup singkat sekali
    5. Roma 13:11 -- Mendesaknya waktu
    6. Amsal 31:27 -- Jangan membuang waktu

    Bahan:

    1. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4, pertanyaan 1 s/d 8
    2. Pemuridan I, Kesatuan III

    20. KEHENDAK ALLAH

    Tujuan:
    Ia menceritakan bagaimana ia mengambil suatu keputusan besar dengan menggunakan prinsip-prinsip Alkitab untuk mengetahui kehendak Allah.

    Firman:

    1. Mazmur 119:105 --
    2. Amsal 15:22 --
    3. Yohanes 16:13 --
    4. Roma 12:1-2 --

    Kegiatan:

    1. Menceritakan salah satu pengalaman Saudara sendiri dalam menemukan
    2. kehendak Allah.
    3. Meminta orang-orang lain untuk memberi kesaksian tentang pengalaman
    4. mereka juga.
    5. Dorong dia untuk menjelaskan kepada Saudara bagaimana dia membuat
    6. keputusan-keputusan yang besar.

    Firman:

    1. Mazmur 119:105 -- Pengarahan melalui Firman Tuhan
    2. Amsal 15:22 -- Mendapatkan nasihat orang suci
    3. Yohanes 16:13 -- Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita
    4. Roma 12:1-2 -- Kehendak Allah adalah apa yang baik, sempurna dan berkenan kepada Allah.

    Bahan:

    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VIII-1 s/d VIII-24
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4, pertanyaan 17 s/d 28
    3. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 5
    4. Pemuridan II, Kesatuan V

    21. KETAATAN

    Tujuan:
    Terbukti bahwa ia terus belajar menjadi orang Kristen yang taat karena dia melakukan penerapan-penerapan dari penyelidikan Alkitabnya.

    Firman:

    1. Yohanes 14:21 --
    2. Ayub 17:9 --
    3. Yohanes 15:10,14 --
    4. 1Samuel 15:22 --
    5. Yakobus 4:17 --
    6. Yohanes 14:23 --
    7. Mazmur 119:59-60 --

    Kegiatan:

    1. Membahas dengan dia bagaimana membuat penerapan-penerapan yang tertentu.
    2. Memeriksa penerapannya yang terakhir.
    3. Menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi Saudara.
    4. Menceritakan hasil-hasil penerapan pemahaman Alkitab Saudara.

    Firman:

    1. Yohanes 14:21 -- Kasih dibuktikan dengan ketaatan
    2. Ayub 17:9 -- Kekuatan berasal dari ketaatan terus-menerus.
    3. Yohanes 15:10,14 -- Ketaatan menghasilkan buah-buah dan menyukakan Allah.
    4. 1Samuel 15:22 -- Ketaatan lebih baik dari korban
    5. Yakobus 4:17 -- Ketidaktaatan adalah dosa
    6. Yohanes 14:23 -- Motivasi untuk ketaatan
    7. Mazmur 119:59-60 -- Allah menginginkan ketaatan

    Bahan:

    1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
    2. Pedoman Kehidupan Kristen, IV-20 s/d IV-24
    3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4
    4. Pemuridan I, Kesatuan I, III

    22. ROH KUDUS

    Tujuan:
    Ia dapat menjelaskan dengan Alkitab siapakah Roh Kudus dan bagaimana Ia menolong kita dalam kehidupan tiap hari. Ia dapat menjelaskan pada orang lain bagaimana berjalan dalam Roh.

    Firman:

    1. Yohanes 14:16-17 --
    2. Roma 8:26 --
    3. Yohanes 16:7-11 --
    4. Galatia 5:22-23 --
    5. Efesus 5:18 --
    6. Roma 8:5-6 --
    7. Roma 12:38 --
    8. Zakharia 4:6 --
    9. Roma 8:16-17 --
    10. Yohanes 15:26-27 --
    11. Galatia 5:16 --

    Kegiatan:

    1. Mengajarkan siapa Roh Kudus dengan menjelaskan konsep Tri Tunggal.
    2. Berdoa bersama dia, minta bimbingan Roh Kudus.
    3. Mengamati dan menunjukkan bidang-bidang kemenangan pribadi dia.
    4. Memberikan contoh berdoa agar Roh Kudus menguasai dan membimbing Saudara.
    5. Mendaftarkan hal-hal yang mendukakan dan memadamkan Roh Kudus.

    Firman:

    1. Yohanes 14:16-17 -- Ia adalah Penolong
    2. Roma 8:26 -- Ia menolong kita berdoa
    3. Yohanes 16:7-11 -- Ia menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
    4. Galatia 5:22-23 -- Buah Roh
    5. Efesus 5:18 -- Kepenuhan Dengan Roh
    6. Roma 8:5-6 -- Pertentangan antara Roh dan daging
    7. Roma 12:38 -- Karunia-karunia Roh
    8. Zakharia 4:6 -- Kuasa Roh
    9. Roma 8:16-17 -- Roh bersaksi dengan roh kita
    10. Yohanes 15:26-27 -- Kesaksian Roh
    11. Galatia 5:16 -- Hidup oleh Roh

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 5
    2. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 5 s/d 8
    3. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman 1-17 s/d 1-20
    4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 2
    5. Pemuridan I, Kesatuan III
    6. Roh dan Firman
    7. Temperamen Anda Dapat Diubah

    23. IBLIS

    Tujuan:
    Ia menyatakan kemenangan pribadi atas iblis dengan menggunakan doa dan Firman Tuhan. Ia bersaksi bagaimana ia mengatasi suatu serangan iblis dalam hidupnya dengan menggunakan Firman Tuhan. Ia berdoa melawan iblis sebagai musuh rohani pribadi.

    Firman:

    1. Efesus 6:10-18 --
    2. 2Korintus 10:3-5 --
    3. 1Yohanes 4:4 --
    4. 1Petrus 5:8,9 --
    5. Yohanes 8:44 --
    6. Yesaya 14:12-15 --
    7. 2Korintus 2:11 --
    8. 1Yohanes 3:8 --
    9. 2Korintus 4:3-4 --
    10. Matius 4:4 --

    Kegiatan:

    1. Menyatakan pencobaan yang terbesar bagi dia.
    2. Menceritakan beberapa pergumulan Saudara dan kemenangannya.
    3. Berdoa dengan dia melawan serangan Iblis.
    4. Mengulangi ayat-ayat Alkitab yang menjelaskan bagaimana Iblis menyerang.
    5. Menceritakan pengalaman pribadi bagaimana mengalahkan Iblis dengan Firman Tuhan.
    6. Menyelidiki Matius 4:1-11 bersama-sama.
    7. Jangan membuat dia terlalu tertarik oleh pokok ini.

    Firman:

    1. Efesus 6:10-18 -- Senjata-senjata rohani untuk berperang
    2. 2Korintus 10:3-5 -- Senjata-senjata kita bukan daging
    3. 1Yohanes 4:4 -- Kuasa Iblis terbatas
    4. 1Petrus 5:8,9 -- Kegiatan Iblis sebagai musuh
    5. Yohanes 8:44 -- Iblis adalah pembohong
    6. Yesaya 14:12-15 -- Kejatuhan iblis
    7. 2Korintus 2:11 -- Kita dapat mengetahui musuh
    8. 1Yohanes 3:8 -- Perbuatan Iblis dibinasakan
    9. 2Korintus 4:3-4 -- Penipuan Iblis
    10. Matius 4:4 -- Memakai Firman untuk mengalahkan Iblis

    Bahan:

    1. Malaikat Agen Rahasia Allah, halaman 66 s/d 78
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 3

    24. MENGHADAPI DOSA

    Tujuan:
    Ia mengetahui dosa yang ada dalam kehidupannya, dan membuat rencana untuk mendapatkan kemenangan dan sedang maju terus.

    Firman:

    1. Kolose 3:9-10 --
    2. 1Petrus 1:14-16 --
    3. Efesus 6:10-20 --
    4. Roma 13:14 --
    5. Markus 14:38 --
    6. 1Yohanes 1:9 --

    Kegiatan:

    1. Menjelaskan cara untuk menang.
    2. Menceritakan masalah Saudara dan kemenangan-kemenangan.
    3. Mendoakan bidang-bidang kehidupannya yang belum dimenangkan.
    4. Menjelaskan bahayanya jika terus dalam dosa.

    Firman:

    1. Kolose 3:9-10 -- Menghayati kehidupan baru
    2. 1Petrus 1:14-16 -- Hidup kudus
    3. Efesus 6:10-20 -- Semua senjata Allah
    4. Roma 13:14 -- Mempercayai Kristus
    5. Markus 14:38 -- Berjaga-jaga dan berdoa.
    6. 1Yohanes 1:9 -- Pengakuan dosa

    Bahan:

    1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
    2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
    3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-25 s/d IV-26
    5. Pemuridan II, Kesatuan IV
    6. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 3 dan 4

    25. KEYAKINAN AKAN PENGAMPUNAN

    Tujuan:
    Ia dapat menjelaskan kepada orang lain keyakinan pribadinya mengenai pengampunan dosanya yang berdasarkan pada satu atau lebih banyak janji dari Firman Allah.

    Firman:

    1. 1Yohanes 1:9 --
    2. Mazmur 32:1 --
    3. Matius 5:23-24 --
    4. Matius 18:15 --

    Kegiatan:

    1. Menanyakan apakah dia telah mengalami pengampunan dosa dari Allah.
    2. Menolong dia menyelesaikan pertentangan dengan orang lain dan mengganti kerugian kalau perlu.
    3. Menceritakan pengalaman Saudara pribadi mengenai dosa yang diampuni.

    Firman:

    1. 1Yohanes 1:9 -- Pengampunan melalui pengakuan dosa
    2. Mazmur 32:1 -- Berkat-berkat karena pengampunan
    3. Matius 5:23-24 -- Perlunya meminta maaf dan mengganti kerugian
    4. Matius 18:15 -- Perlunya bertobat

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2, pertanyaan 20 s/d 22
    2. Mulai Berjalan Dengan Kristus
    3. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 5 s/d 8
    4. Pelajaran Kehidupan Kristus, Buku 5, pasal 4
    5. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 4
    6. Pemuridan I, Kesatuan II

    Firman:

    1. 1Yohanes 1:9 -- Pengampunan melalui pengakuan dosa
    2. Mazmur 32:1 -- Berkat-berkat karena pengampunan
    3. Matius 5:23-24 -- Perlunya meminta maaf dan mengganti kerugian
    4. Matius 18:15 -- Perlunya bertobat

    26. KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALINYA

    Tujuan:
    Ia telah menyatakan kesadaran baru mengenai kedatangan kembali Tuhan Yesus dan dapat menunjukkan bagian-bagian Alkitab yang bersesuaian.

    Firman:

    1. 1Tesalonika 4:16-17 --
    2. Yohanes 14:2-3 --
    3. 1Yohanes 3:2,3 --
    4. Titus 2:11-14 --
    5. Wahyu 19:11-16 --

    Kegiatan:

    1. Menanyakan kepada dia apa yang sekiranya dia mau mengerjakan jika umpamanya dia tahu bahwa Kristus akan datang hari ini.
    2. Menceritakan bagaimana kedatangan Kristus yang kedua kali mendorong Saudara.
    3. Menyelidiki bersama-sama beberapa bagian Alkitab tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya, misalnya 1Tesalonika 4:13-18.

    Firman:

    1. 1Tesalonika 4:16-17 -- Janji bahwa Kristus akan kembali
    2. Yohanes 14:2-3 -- Ia akan menjemput kita
    3. 1Yohanes 3:2,3 -- Tantangan bagi kehidupan kita
    4. Titus 2:11-14 -- Menghayati kehidupan saleh
    5. Wahyu 19:11-16 -- KedatanganNya dalam kemuliaanNya

    Bahan:

    1. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 11 s/d 13
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 5
    3. Planet Bumi pada Zaman Akhir
    4. Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, halaman 177-194

    27. KESAKSIAN DAN PENGINJILAN

    Tujuan:
    Ia mengambil inisiatip untuk memberitakan Injil dengan jelas dan dengan menggunakan Firman Allah.

    Firman:

    1. Kolose 1:28-29 --
    2. Roma 1:16 --
    3. 2Timotius 4:1-2 --
    4. Amsal 11:30 --
    5. Kisah 8:35 --
    6. Amsal 28:1 --
    7. Yohanes 4:1-42 --
    8. 1Korintus 15:3-4 --
    9. Lukas 19:10 --

    Kegiatan:

    1. Berdoa untuk keyakinan dalam bersaksi.
    2. Mengantar dia bersaksi kepada orang lain.
    3. Berdoa bersama untuk orang-orang yang dapat menjadi calon untuk
    4. mendengarkan kesaksiannya.
    5. Memimpin sebuah kelompok pemahaman Alkitab yang bersifat menginjili.
    6. Membuat dan menggunakan daftar doa untuk teman-teman bukan Kristen.

    Firman:

    1. Kolose 1:28-29 -- Memberitakan Kristus dengan rajin
    2. Roma 1:16 -- Keyakinan kokoh dalam Injil
    3. 2Timotius 4:1-2 -- Bersaksi kapan saja
    4. Amsal 11:30 -- Orang bijak memenangkan jiwa-jiwa
    5. Kisah 8:35 -- Pakai Alkitab untuk memperkenalkan Yesus
    6. Amsal 28:1 -- Keberanian diperlukan
    7. Yohanes 4:1-42 -- Contoh Tuhan Yesus
    8. 1Korintus 15:3-4 -- Definisi Injil
    9. Lukas 19:10 -- Mencari orang berdosa

    Bahan:

    1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 7
    2. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 1 s/d 5
    3. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-14 s/d IV-19; VI-1 s/d VI-16
    4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 1
    5. Pemuridan 1, Kesatuan VII
    6. Pemuridan II
    7. Saudara Saksi, Berdirilah
    8. Traktat: Empat Hukum Rohani
    9. Traktat: Langkah-langkah Menuju Perdamaian Dengan Allah

    28. PEMBIMBINGAN ORANG KRISTEN BARU (TINDAK LANJUT)

    Tujuan:
    Ia telah mulai berdoa supaya Allah memberikan kepadanya seorang Kristen baru untuk dibimbing (follow-up, tindak lanjut).

    Firman:

    1. Kolose 1:28 --
    2. 3Yohanes 1:4 --
    3. 2Timotius 2:2 --
    4. 2Timotius 1:3 --

    Kegiatan:

    1. Menjelaskan rencana pembimbingan (follow-up) Saudara.
    2. Pergi dengan dia bila Saudara menolong orang Kristen baru.
    3. Meminta dia menyanyikan Mulai Berjalan Dengan Kristus kepada Saudara.
    4. Berdoa dengan dia untuk orang-orang yang ada di sekolahnya atau di tempat pekerjaannya.
    5. Berdoa tentang petobat baru yang akan dibimbing lebih lanjut.

    Firman:

    1. Kolose 1:28 -- Menolong tiap-tiap orang menjadi sempurna
    2. 3Yohanes 1:4 -- Sukacita melihat orang lain hidup dalam Kristus
    3. 2Timotius 2:2 -- Mengajar orang yang setia untuk melipatgandakan dirinya sebagai murid Yesus
    4. 2Timotius 1:3 -- Doa dalam pembimbingan orang Kristen baru

    Bahan:

    1. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 6 s/d 9
    2. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VII-1 s/d VII-14
    3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 2
    4. Pemuridan II, Kesatuan VII s/d IX

    29. PEMBERIAN

    Tujuan:
    Ia memberi uang dan sebagainya secara teratur bagi pekerjaan Tuhan.

    Firman:

    1. Amsal 3:9-10 --
    2. 2Korintus 9:6-8 --
    3. Lukas 6:38 --
    4. Amsal 3:27 --
    5. Galatia 6:6 --
    6. Maleakhi 3:10 --
    7. Amsal 11:24-25 --
    8. 2Korintus 8:9 --

    Kegiatan:

    1. Menolong dia mendaftarkan prinsip-prinsip mengenai pemberian dan pengabdian dalam Alkitab.
    2. Memeriksa bagaimana hasilnya rencana pemberiannya.
    3. Menolong dia membuat anggaran belanja pribadi (bila perlu).
    4. Menolong dia menetapkan rencana untuk pemberian.

    Firman:

    1. Amsal 3:9-10 -- Memberi pertama-tama kepada Allah
    2. 2Korintus 9:6-8 -- Memberi dengan sukacita
    3. Lukas 6:38 -- Menerima menurut ukuran memberi
    4. Amsal 3:27 -- Memberi bila Saudara dapat
    5. Galatia 6:6 -- Membagikan sumber-sumber yang ada dengan guru-guru rohani
    6. Maleakhi 3:10 -- Memberi persepuluhan dan persembahan dan menerima berkat Tuhan
    7. Amsal 11:24-25 -- Orang yang murah hati diberkati
    8. 2Korintus 8:9 -- Meskipun Ia kaya, Kristus menjadi miskin bagi kita.

    Bahan:

    1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 8
    2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 6
    3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 1 s/d 4
    4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-29 s/d IV-40
    5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 4
    6. Penyerahan Penuh Dalam Pengabdian
    7. Persembahan dan Persepuluhan

    30. VISI DUNIA

    Tujuan:
    Ia menunjukkan perhatian dan keprihatinan dalam visi dunia melalui doa mingguan bagi utusan-utusan Injil dan orang-orang di lain daerah dan negeri. Ia memberi persembahan bagi pengutusan Injil.

    Firman:

    1. Matius 9:35-38 --
    2. Matius 28:19-20 --
    3. Markus 16:15 --
    4. Yohanes 20:21 --
    5. Lukas 24:47 --
    6. Yesaya 6:8 --

    Kegiatan:

    1. Memperkenalkan dia kepada utusan Injil yang sedang berkunjung.
    2. Berdoa dengan dia menggunakan surat-surat permintaan doa pengutusan Injil.
    3. Menggunakan peta dunia dan berdoa untuk negara-negara lain.
    4. Surat-menyurat dengan pekerja Tuhan di lain daerah atau negeri tentang pekerjaan Tuhan di daerah atau negeri itu.
    5. Membaca dan mendiskusikan riwayat-riwayat hidup beberapa utusan Injil.

    Firman:

    1. Matius 9:35-38 -- Berdoa untuk pekerja-pekerja di ladang-ladang dunia.
    2. Matius 28:19-20 -- Membuat murid di mana-mana
    3. Markus 16:15 -- Memberitakan Injil kepada semua orang
    4. Yohanes 20:21 -- Amanat Yesus kepada kita, berdasarkan pada pengutusan Dia yang berhasil.
    5. Lukas 24:47 -- Membawa berita Injil kepada semua bangsa
    6. Yesaya 6:8 -- Kemauan untuk pergi.

    Bahan:

    1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VI-3 s/d VI-16
    2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 5
    3. Peta dunia atau bola dunia
    4. Riwayat-riwayat hidup utusan Injil
    5. Surat-surat permintaan doa utusan Injil

    Saran: Beberapa Pokok yang lain Untuk Tujuan Pembinaan

    Allah -- TRITUNGGAL
    Bahan:
    Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, pasal 2

    KELUARGA KRISTEN
    Bahan:
    1. Dua Menjadi Satu
    2. Hidup Sebelum dan Sesudah Nikah
    3. Kekasihku: Sebelum Pernikahan
    4. Kekasihku: Sesudah Pernikahan
    5. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-41 s/d IV-48

    KARUNIA ROHANI
    Bahan:
    Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VIII-1 s/d VIII-8

    DAFTAR BUKU-BUKU
    YANG DISARANKAN DALAM LAMPIRAN I

    Cara Berdoa Bersama, John Paterson, LLB
    Bagaimana Membaca Alkitab, PPA/BPK
    Daftar Bacaan Alkitab Setiap Hari, LLB
    Doa yang Dikabulkan, Catherine Marshall/Betsy T, BPK
    Dua Menjadi Satu, J. Allan Peterson, Elvin and Joyce Smith, LLB
    Hatiku Tempat Kediaman Kristus, Robert Munger, KH
    Hidup Dalam Kristus, LLB
    Konkordansi, D. F. Walker, BPK
    Kuasa Karena Doa, E. M. Bounds, Yakin
    Langkah-langkah Menuju Perdamaian Dengan Allah, GM
    Malaikat: Agen Rahasia Allah, Billy Graham, LLB
    Menggali Isi Alkitab, J. Sidlow Baxter, BPK
    Mengikut Tuhan Yesus, Jack Selfridge dan John Ingouf, LLB
    Mujizat Terjadi Bila Wanita Berdoa, Evelyn Christension, GM
    Mulai Berjalan Dengan Kristus, KH
    Pedoman Kehidupan Kristen, Waylon Moore, LLB
    Pelajaran Tentang Jaminan, KH
    Pelajaran Kehidupan Kristen, Nav
    Pemuridan, Avery Willis dan Marvin Leech, LLB
    Penghafalan Ayat Berjudul, Nav
    Planet Bumi Pada Zaman Akhir, Hal Lindsey, KH
    Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, J. Clyde Turner, LLB
    Rencana Agung Penginjilan, Robert E. Coleman, KH
    Roh dan Firman, Robert E. Coleman, KH
    Saudara Saksi, Berdirilah, Ralph W. Neighbour, LLB
    Tafsiran Alkitab Masa Kini, BPK
    Temperamen Anda Dapat Diubah, Tim LaHaye, KH
    Temukanlah Sendiri--Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab, Oletta Ward, GM
    Tujuh Dosa Maut, Billy Graham, BPK
    Tujuh Menit Bersama Tuhan, Robert Foster, LLB (Periksa juga Pola Pemuridan, KH).
    Semua buku di atas dapat dipesan dari Toko Buku Baptis, Kotak Pos 56, Jl. Tamansari 16, Bandung, atau di toko buku Kristen lain.v Penjelasan Kode Penerbit:
    BPK -- Badan Penerbit Kristen
    GM -- Gandum Mas
    KH -- Kalam Hidup
    LLB -- Lembaga Literatur Baptis
    Nav -- Para Navigator
    Yakin -- Yakin

    Lampiran 2 Cara Melipatgandakan Pelayanan

    Bagan yang berjudul Cara Melipatgandakan Pelayanan menggambarkan proses-proses membimbing seorang calon murid bertumbuh sehingga menjadi seorang murid, seorang pembina murid, dan akhirnya, seorang pemimpin pembina murid.

    Proses pertama ialah penginjilan. Kita taat kepada perintah Kristus dan bersaksi tentang Dia dan pekerjaanNya dalam kehidupan kita. Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Markus 16:15). Hasil proses ini adalah seorang calon murid, seorang petobat, bila Tuhan memberkati kita dalam pelayanan pemberitaan Injil.

    Proses kedua adalah pembinaan. Tujuannya dijelaskan dalam Kolose 2:6-7 -- Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun diatas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Dalam proses ini kita membina calon murid, membangun dalam hidupnya sifat-sifat seorang murid, seperti yang diuraikan dalam daftar Tujuan-Tujuan Pembinaan Murid Yesus, Pasal 6 dan Lampiran I. Hasilnya ialah seorang murid yang dapat menginjili orang lain.

    Proses ketiga ialah pengarahan atau perlengkapan. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-12). Kita bekerja secara perseorangan dengan seorang murid dan membimbing dia mencapai tujuan-tujuan sehingga menjadi seorang pembina murid, seorang pekerja dalam tuaian Tuhan. Hasilnya ialah dia dapat menginjili orang luar dan dapat membina orang menjadi murid Yesus. Sampai hari ini, seperti dikatakan oleh Tuhan Yesus, Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Matius 9:37).

    Proses yang terakhir ialah pelipatgandaan, yaitu latihan secara intensip dan perseorangan menurut teladan Tuhan Yesus. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14). Dalam latihan kepemimpinan ini, kita menerapkan prinsip menyertai dia dan memakai waktu banyak dan yang bermutu membimbing calon pemimpin supaya mencapai tujuan-tujuan latihannya. Hasilnya seorang pemimpin yang dapat melipatgandakan semua proses tersebut. Dia dapat menginjili orang luar, membina murid Yesus, mengarahkan murid, dan melatih pembina murid secara intensip. Hasilnya ialah pemimpin-pemimpin untuk regu-regu pembinaan murid Yesus. Akhirnya, seorang pemimpin yang bersifat pelayan dapat di bawah pimpinan Roh Kudus melipatgandakan semacam pelayanan seperti yang pernah membina dia sendiri.

    BAGAN CARA MELIPAT GANDAKAN PELAYANAN

                                                    
     
     PENGINJILAN             PEMBINAAN MURID
     (Markus 16:15)         (Kolose 2:6-7)
     bersaksi      Calon        Membimbing
     ------------> Murid -------------------------> Murid
     A                    TUJUAN-TUJUAN                 
    | |                     PEMBINAAN                  |              P
     |                                                     |              E
     |                                        Melatih Secara Perseorangan N
       *                                                   |              G
         *                                     TUJUAN-TUJUAN PENGARAHAN   A
           *                                        (Efesus 4:11-12)      R
             *                PELIPATGANDAAN               |              A
               *            LATIHAN KEPEMIMPINAN           |              H
                 *            (Markus 3:14)                V              A
                   *          Menyertai Dia             pembina           N
                 pemimpin  <---------------------------  murid
                                TUJUAN-TUJUAN
                                 KEPEMIMPINAN
     

    Lampiran 3 Ciri-Ciri Khas Calon Murid, Murid Pembina Murid, Dan Pemimpin

    Lampiran ini memuat sebuah garis besar ciri khas untuk tiap langkah dalam proses pembinaan murid. Saudara dapat memakainya dalam penilaian kemajuan Saudara dan murid Saudara dalam tiap proses.

    CIRI KHAS CALON MURID
    1. Ternyata oleh sikapnya dan perbuatannya bahwa dia memiliki hidup baru (2Korintus 5:17).
    2. Dia bersikap baik terhadap Tuhan Yesus Kristus.
    3. Dia bersikap negatip terhadap dosa.
    CIRI KHAS MURID
    1. Dia memprioritaskan Yesus Kristus dalam kehidupannya dan sedang mengambil langkah untuk memisahkan diri dari dosa (Lukas 9:23; Roma 12:1-2).
    2. Dengan setia dia menyelidiki dan menghafal Firman Allah dan menerapkannya dalam kehidupannya dengan pertolongan Roh Kudus (Yohanes 8:31; Yakobus 1:22-25; Mazmur 119:59).
    3. Dia mengadakan waktu teduh dengan teratur dan sedang bertumbuh dalam iman dan doa syafaat (Markus 1:35; Ibrani 11:6; Kolose 4:2-4).
    4. Dia setia dan giat di dalam gerejanya dan menyatakan kasih Kristus melalui pelayanan kepada saudara-saudaranya dalam Kristus (Mazmur 122:1; Ibrani 10:24-25; Yohanes 13:34-35; 1Yohanes 4:20-21; Galatia 5:13).
    5. Dia dikenal sebagai pengikut Yesus Kristus dilingkungan tempat tinggalnya dan pekerjaannya, menyatakan semangat untuk bersaksi, menceritakan kesaksian pribadinya dengan jelas, dan memberitakan Injil dengan setia dan dengan makin efektif (Matius 5:16; Kolose 4:6; 1Petrus 3:15).
    6. Dia adalah seorang pelajar yang terbuka dan dapat diajar (Kisah 17:11).
    7. Ternyata bahwa dia adalah seorang pengikut dan murid Yesus yang menyatakan kesetiaannya dalam segala bidang tersebut di atas (Lukas 16:10).
    CIRI KHAS PEMBINA MURID
    1. Dia menyatakan pertumbuhannya dalam sifat-sifat dan ketrampilan- ketrampilan yang digarisbesarkan dalam Ciri Khas Murid (2Petrus 3:18).
    2. Dia menyatakan pertumbuhan belas kasihan terhadap orang luar dan membuktikan kemampuannya dalam membimbing mereka kepada Kristus secara pribadi (Matius 9:36-38; Roma 1:16).
    3. Dia sedang dipakai oleh Tuhan untuk membina orang menjadi murid Yesus, secara pribadi atau di dalam sebuah kelompok pemuridan (Kolose 1:28-29).
    4. Dia sedang bekerja dalam usaha menjadikan orang murid Yesus (Matius 28:19-20).
    5. Dengan setia mengadakan waktu teduh dan memakai segala metode untuk memahami Firman Allah (Filipi 4:9).
    CIRI KHAS PEMIMPIN
    1. Dia seorang pembina murid yang telah diperlengkapi dan menyatakan pertumbuhan dalam sifat-sifat dan ketrampilan-ketrampilan yang terdaftar dalam Ciri Khas Pembina Murid.
    2. Dia dipakai oleh Tuhan untuk membimbing murid-murid menjadi pembina-pembina murid (2Timotius 2:2).
    3. Dia mengumpulkan dan memimpin pembina-pembina murid dalam penginjilan orang-orang luar dan dalam pembinaan calon-calon murid (Markus 1:38).
    4. Dia menunjukkan kesetiaan dan keutuhan dalam kehidupan dan pelayanannya (2Timotius 2:19-21).

    Penginjilan dan Pelayanan Pribadi

    PRAKATA

    Pada tahun 1963, di Bandung sekelompok pemuda memulai pertemuan pada setiap hari Sabtu untuk memikirkan cara penginjilan yang tepat bagi bangsa Indonesia. Dalam waktu yang singkat mereka berhasil. Hampir setiap minggu ada kesaksian mengenai orang-orang yang baru dibawa kepada Yesus. Adakalanya seseorang sudah mulai menginjil walaupun baru hadir tiga kali saja.

    Apa rahasia keberhasilan mereka? Padahal banyak orang tidak terlalu mengharapkan hasil yang sedemikian karena menduga bahwa tugas pemberitaan Injil merupakan tugas yang berat, yang menuntut pendidikan yang memakan waktu yang lama. Rahasia pertama, mereka menemukan kembali kesederhanaan Injil, sehingga cara penyampaiannya dapat segera dikuasai. Kedua, mereka sadar bahwa Roh Yesus bekerja-sama dengan siapapun yang mau menginjil, karena Dialah yang bertugas menyakinkan Injil kepada seseorang, asalkan Injil diberitakan kepadanya.

    Buku persiapan untuk para pembimbing GERAPI (Gerakan Pekabaran Injil di mana lima puluh dua gereja mengadakan kampanye bersama di kota Bandung pada tahun 1966) merupakan usaha pertama dalam menyusun hasil pengalaman kelompok itu secara tertulis. Pada tahun-tahun berikutnya, bahan itu diperluas dengan:

    1. Penjelasan-penjelasan, yang menurut pengalaman biasa mendorong dan memberikan seseorang untuk menginjil.
    2. Ajaran-ajaran Alkitab yang paling dibutuhkan sebagai dasar teologis bagi sang penginjil.

    Dengan demikian buku yang baru terbit ini adalah hasil dari pengalaman dalam mendidik ratusan penginjil pribadi di Indonesia selama kurang lebih dua belas tahun. Sebelumnya, bahan ini telah diterbitkan berulang kali dalam bentuk sementara. Dan kami berharap supaya dalam bentuk yang tetap dan lebih menarik ini terbuka jalan untuk menginjil bagi ribuan orang lain.

    1. Mempersiapkan Diri Menjadi Penginjil Pribadi

    Pelajaran 1

    MEMPERSIAPKAN DIRI MENJADI
    PENGINJIL PRIBADI

    Telah banyak digunakan dalam usaha mengajak orang percaya untuk terjun ke dalam pekerjaan penginjilan pribadi seperti:

    • Menegaskan bahwa penginjilan adalah suatu tugas dan perintah dari Tuhan Yesus.
    • Pembentukan regu-regu yang berlomba-lomba mencari jiwa dengan disediakan hadiah-hadiah bagi regu pemenang.
    • Diajarkan bahwa usaha mencari jiwa akan menambah pahala di sorga.

    Bagaimana pendapat saudara? Tepatkah semua pendorong yang diajukan di atas? ... Tidak! Hanya satu saja yang sesuai dengan Firman Tuhan, yaitu dorongan Kasih. II Korintus 5 berbunyi: "Karena kasih Kristus menggerakkan hati kami ... dan sudah menanggung ke atas kami kabar perdamaian itu. Sebab itu kami menjadi utusan bagi pihak Kristus," (ayat 14, 19, 20).

    Kalau saudara pergi mencari jiwa-jiwa yang sesat dengan dorongan yang lain dari Kasih Kristus, maka sikap saudara terhadap orang yang cukup waktu dan dengan tenang merenungkan sengsara Yesus pada salib, dan merenungkan keadaan manusia yang belum percaya kepadaNya, pasti dengan segera saudara akan tergerak oleh kasih itu untuk pergi. Siapakah, yang walaupun hanya memiliki sedikit kasih akan dengan sadar membiarkan teman-temannya menuju ke kebinasaan? Tentu, semua akan diajak untuk melarikan diri ke tempat yang aman, bukan?

    Apa sebabnya peristiwa penyaliban Yesus harus direnungkan sedalam-dalamnya sebagai penggerak kasih? Apakah hal ini suatu disiplin psikologis untuk membangkitkan perasaan...? Tidak! Perasaan hanya akan bertahan sesaat saja, lalu menghilang. Pengetahuanlah yang akan bertahan lama sebagai pembangkitan Kasih. Sebabnya dapat kita lihat dalam ayat yang berikut ini.

    "Kasih Kristus itu menggerakkan kami ... sebab kami yakin seseorang telah mati karena orang sekalian" (II Korintus 5:14).

    Demikianlah hubungan antara pengetahuan ("yakin") dan penggerak kasih. Dan pengetahuan itu tidak akan datang melalui khayal, melainkan telah disediakan bagi saudara di dalam Alkitab. Selidikilah nats-nats dasar dalam pelajaran ini, yakni II Korintus 5:11-20. Nats itu merupakan dasar pengetahuan saudara mengenai rencana Allah dan peranan saudara dalam pemberitaan Injil Yesus. Kiranya dengan merenungkannya, saudara akan tergerak untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus, Juru Selamat saudara.

    Tetapi Tuhan Allah tidak akan memberikan tugas tersebut tanpa adanya kerelaan dari saudara sendiri. Panggilan terhadap nabi Yesaya merupakan contoh baik dari sikap terhadap panggilan Allah itu. Allah bertanya: "...Siapakah akan menjadi utusanKu?" Maka jawabanku: "Suruhkanlah aku" (Yesaya 6:8).

    A. KEINSYAFAN AKAN RENCANA ALLAH BAGI SAUDARA

    1. Keadaan manusia yang belum percaya kepada Yesus.

    Manusia berkeadaan "mati dalam dosa" (Ef 2:1). Arti dari ucapan itu dapat saudara lihat dalam Yesaya 59:2, yaitu bahwa dosa telah menceraikan manusia dari pada Allah. Dengan kata lain, manusia dalam keadaan TERPISAH DARI ALLAH yang adalah sumber kehidupan satu-satunya.

    Yesus melukiskan keadaan itu dalam Injil Yohanes pasal 15. Dalam perumpamaan "Pokok Anggur yang Benar" itu terlihat bilamana seseorang mempunyai hubungan dengan Yesus, barulah ia memiliki hidup. Kalau hubungan tersebut putus, ia menjadi kering serta tidak berguna bagi pemilik kebun (bandingkan I Yohanes 5:11,12).

    a. Beberapa sifat dan sikap manusia

    Tentu saja manusia yang berada di luar persekutuan dengan Allah memiliki sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan yang najis; dan tentu juga bahwa Tuhan Allah akan menentukan beberapa batas kesanggupan bagi mereka. Sebagai perincian dari sifat-sifat tersebut perhatikanlah pernyataan-pernyataan Tuhan yang berikut. Dan bila saudara belum melihat persesuaian antara penjelasan ini dengan pengalaman saudara dalam pergaulan sehari-hari periksalah diri saudara. Mungkin saudara masih mempunyai cita-cita dan sentimen-sentimen yang mengelabuhi pengertian saudara yang seharusnya.

    1) Orang berdosa gemar melakukan yang jahat.

    Mereka memberontak, melanggar setiap pernyataan dan kehendak Allah; malah mereka demikian bermusuhan dengan Allah, sehingga sering membenci orang-orang yang memihak Yesus (Efesus 2:1-3; Matius 10:16-24; Yohanes 15:18-21).

    2) Mereka belum mempunyai pancaindra rohani.

    Mereka tidak dapat melihat ataupun mengerti perkara-perkara rohani (Yohanes 3:3, I Korintus 2:14) sehingga Injil Yesus merupakan suatu kebodohan kepadanya (I Korintus 1:23). Si Iblis telah turut terlibat dalam hal ini membuat pemikiran mereka lebih kacau lagi (II Korintus 4:4), tetapi manusia tetap menganggap dirinya cerdas (Roma 1:22). Karena mereka memiliki hati yang bejat dan kehendak yang telah menyeleweng, orang-orang berdosa lebih menyukai kegelapan tersebut; bahkan menikmatinya sehingga mereka sering menolak sumber terang yang satu-satunya itu, yakni Yesus Kristus (Yohanes 1:4, 5, 9-11; 3:19-21).

    3) Sia-sialah segala usaha, amal dan kebenaran dirinya.

    Semua jalan keagamaan yang ditempuhnya ternyata buntu (Efesus 2:8, 9, Roma 3:20). Sama seperti nenek moyang kita telah menukarkan Allah yang benar dengan patung-patung berhala buatan tangannya (Roma 1:23), orang-orang berdosa sibuk menciptakan agama yang sesuai dengan keinginannya sendiri.

    Hai saudara, semua keterangan ini agak berat untuk diterimanya, bukan? Berdoalah sejenak, ucapkanlah terima kasih kepada Yesus yang telah memindahkan saudara keluar dari lumpur kecemaran yang sama dengan orang-orang berdosa yang lain itu. Sungguh hidup baru dalam Yesus itu ringan, tetapi tidak ringan bagi Yesus - Ia harus disiksa untuk melepaskan saudara dari siksaan yang seharusnya ditanggung oleh saudara.

    b. Kasih Allah dinyatakan kepada seluruh manusia.

    Meskipun setiap bagian dari hidup manusia itu merosot serta segala perbuatannya najis, Tuhan tetap menganugerahkan dua pernyataan kasih untuk mendorong manusia kepada kesadaran dan kepercayaan. Selama hubungan dengan Yesus ini belum tercapai, seseorang tidak akan pernah puas bahkan akan tetap gelisah.

    Yang pertama, bahwa setiap orang yang belum memperoleh keselamatan dalam Yesus akan merasakan suatu kekosongan dalam dirinya. Kekosongan yang seharusnya menjadi tempat kediaman Roh Yesus. Kekosongan itulah yang telah menggerakkan manusia untuk mencari-cari melalui macam-macam agama, tetapi keagamaan ternyata tidak memberi kepuasan.

    Yang kedua, adalah "hati kecil." Fungsi hati kecil menjadi jelas bagi kita dalam Yohanes 16:8. Rohulkudus selalu memakai hati kecil untuk membangunkan kesadaran seseorang bahwa ia telah berbuat dosa. Selain menempelak, suara hati inilah yang akan memeteraikan kebenaran Firman Allah kepadanya supaya ia boleh memperoleh keselamatan. Akan tetapi jikalau tidak ada seorangpun memberitakan Firman itu kepadanya, maka tidak ada bahan yang bersifat kekal untuk disetujui oleh hati kecil itu.

    2. Penyaliban Yesus perlu diberitakan

    Kita yang percaya mengetahui bahwa segala sesuatu yang mustahil bagi orang berdosa telah dilaksanakan oleh Yesus. Orang yang najis sekalipun dapat dilepaskan dari hukuman maut melalui iman kepada Yesus Kristus. Yesus telah menggenapkan semua syarat yang dari Tuhan Allah kita. Di dalam Yesus setiap orang dapat memperoleh penebusan dan keselamatan.

    Bacalah surat Roma 10:13-15. Jelas bahwa semua usaha dan pekerjaan Yesus pada salib menjadi sia-sia kalau orang berdosa tidak mengetahui tentang jalan kelepasan itu. Jikalau mereka dibiarkan saja meraba-raba dalam dunia yang gelap ini, pastilah mereka akan sesat sampai mati, lalu binasa. Mereka membutuhkan orang lain, yang dapat memegang tangan mereka dan mengantarnya kepada Yesus.

    Tetapi siapakah orang itu yang akan memperkenalkan mereka kepada Kristus? Apakah setiap orang layak memangku jabatan yang luhur itu? Bukankah tugas itu sedemikian mulia, sehingga Tuhan hanya memilih petugas-petugas tertentu saja untuk melaksanakannya? ... Tidak demikian, saudara! Kalau Tuhan harus menunggu orang yang cukup layak dan suci, Injil tidak akan sampai terberitakan. Hanya Yesuslah orang yang layak dan suci. Yesuslah Penebus! Kita hanya alat pemberita saja.

    Saudara boleh memberitahu jalan keselamatan itu. Sebab Tuhan Allah tidak melarang seorangpun dari anak-anakNya untuk menikmati sukacita sebagai pemberita Injil. Kita mempunyai contoh yang baik dalam Alkitab. Perhatikan Kisah Para Rasul 8:1-4. Siapakah orang-orang yang melarikan diri dari kota Yerusalem? Mereka adalah anggota-anggota biasa dari jemaat pertama itu. Perhatikan ayat 1: "kecuali rasul-rasul saja." Siapakah yang memberitakan kabar kesukaan itu? "sekalian orang yang terpecah-pecah itu" (ayat 4). yang memberitakan Injil Kabar Kesukaan di Yudea dan Samaria adalah semua orang percaya, kecuali petugas-petugas istimewa. Mungkin orang-orang ini sama seperti saudara sendiri. Mereka agak takut juga karena sedang melarikan diri. Tetapi ketakutan tersebut tidak dapat memadamkan berita sukacita yang mengalir dari hati yang penuh semangat.

    3. Peranan Roh Kudus dalam pemberitaan Injil.

    Roh Kudus merupakan kunci pengertian, apakah sebabnya orang-orang biasa juga dapat memberitakan Injil. Kalau pemberita Injil itu tergantung pada kesanggupan dan tenaga si pemberita Injil sendiri, maka hanya sedikit saja yang dapat menjalankannya. Kebanyakan orang merasa tidak mampu untuk belajar dan melatih diri dalam penginjilan sampai merasa cukup lancar.

    Tetapi saudara boleh bersyukur kepada Tuhan bahwa tidaklah demikian halnya. Roh Kudus yang mempunyai peranan utama, dan saudara yang mempunyai peranan pelengkap. Saudara yang pergi, Roh yang melaksanakannya. Yang perlu bagi saudara hanyalah memberitahukan tentang jalan keselamatan kepada orang yang sesat dan Roh Kudus yang akan bekerja untuk meyakinkan dia. Dan kalau orang itu mau menerima Kristus, Roh Kuduslah yang akan mengerjakan mujizat pembaruan didalam batinnya. Dalam penginjilan hanya perlu supaya Injil diberitakan dengan sangat sederhana, serta mengajak orang itu untuk percaya.

    B. PERSIAPAN ROHANI UNTUK MENJADI PEMBERITA INJIL

    1. Saudara harus mengalaminya terlebih dahulu.

    Dalam mencari jiwa-jiwa, saudara akan menemukan bermacam-macam penyakit rohani. Di kemudian hari, setiap jiwa yang saudara telah perkenalkan kepada Yesus Kristus akan menghadapi bermacam-macam pencobaan dan rintangan yang lain lagi. Orang buta tidak dapat menolong orang buta (Lukas 6:39). Jadi saudara sendirilah yang harus memanfaatkan segala janji Allah dalam hidup saudara. Saudara harus berkemenangan supaya saudara dapat dengan tegas menawarkan pertolongan Yesus kepada orang lain.

    Beberapa pemberian rahmat Yesus yang saudara perlu alami adalah:

    a. Kelahiran baru.

    Kalau saudara sendiri belum diselamatkan menjadi Anak Allah, saudara perlu dilayani, bukan melayani. Kalau kelahiran baru belum saudara alami, betapa baiknya untuk menerima Yesus sekarang karena tak mungkin saudara selamat tanpa pembaharuan itu (Yohanes 3:3, 5; 1:12).

    b. Kepastian selamat

    Apakah saudara telah mendapatkan kepastian bahwa dosa-dosa saudara telah diampuni dan bahwa saudara telah memiliki tempat di sorga? Kepastian yang mutlak hanya diperoleh melalui Firman Allah. Kalau Tuhan mengatakan bahwa saudara telah selamat tentu saudara telah selamat (I Yohanes 5:13; Yohanes 5:24; Yohanes 1:12; I Petrus 2:24). Si iblis akan menertawakan segala dasar kepastian yang lain karena dasar-dasar yang lain itu hanyalah khayalan belaka.

    c. Kemenangan terhadap godaan

    Saudara telah disuruh supaya hidup dengan suci serta sempurna (Matius 5:8; 5:48; Roma 6:6). Iblis akan mengusahakan kelakuan yang bukan dengan maksud menodai dan meniadakan kesaksian saudara. Tetapi Iblis itu ompong, ia hanya dapat mengaum saja. Ia tidak berdaya lagi, karena giginya telah tercabut pada salib (I Yohanes 3-8b; Roma 6:14).

    Melalui iman terimalah segala rahmat kemenangan yang telah disediakan Yesus (I Korintus 15:57;10:13; Filipi 4:13).

    d. Persekutuan dan persaudaraan dalam kasih.

    Yesus tidak bermaksud supaya saudara hidup dan bertahan seorang diri. Ia telah merencanakan suatu lingkungan khusus demi pertumbuhan iman saudara. Persekutuan itu menggantikan segala kerugian di dunia luar (Markus 10:29,30). Persekutuan dengan Yesus sendiri melalui doa dan Alkitab, dan persekutuan kasih dengan saudara-saudara seiman menjadi sumber penyegaran dan penghiburan bagi saudara dalam dunia yang kering ini.

    2. Dipersenjatai oleh Roh Yesus

    Bersediakah saudara dilengkapi untuk pekerjaan penginjilan pribadi? Roh Kudus menunggu untuk memberikan pertolongan-Nya atas dasar kerelaan dan ketaatan saudara. Fungsi utama Roh ialah untuk memasyhurkan nama Yesus. Jadi Roh itu hanya memberikan kuasa kepada seseorang yang "rela" dan "taat" memberitakan Injil.

    a. Kuasa sebagai saksi.

    Apakah saudara merasa tidak sanggup meyakinkan orang-orang lain? Sebenarnya hal "meyakinkan" bukanlah urusan saudara melainkan peranan Roh Allah. Menurut janji-janji dalam Firman Tuhan (Kisah 1:8; 2;38,39), saudara dapat diurapi dengan kuasa. Kuasa itu bukanlah sesuatu yang harus saudara tunggu-tunggu seperti rasul Petrus dan rasul Thomas. Mereka disuruh menunggu sampai pada waktunya Roh itu datang, yaitu sampai hari Pentakosta. Pada hari Pentakosta Roh Kudus yang bukan dari dunia, datang menetap di dunia. Sekarang Roh itu ada beserta kita setiap saat. Apalagi Ia telah mendiami anak-anak Allah, dan menunggu kesempatan untuk menyempurnakan mereka.

    Kuasa ilahi adalah sesuatu yang dialami "sementara berjalan." Kuasa itu bukanlah milik saudara yang dapat dipegang-pegang dan dirasa terlebih dahulu, melainkan mempunyai maksud tertentu: "kuasa dalam bersaksi" yang tidak terlihat jelas terpisah dari aktivitas pemberitaan Injil. Kuasa itu bukan bagi saudara melainkan bagi kemuliaan Kristus.

    b. Pedang Roh.

    Hanya satu senjata yang diberikan kepada orang-orang percaya untuk menyerang, yaitu Alkitab. Tidak perlu saudara menunggu untuk diperlengkapi dengan Firman Tuhan. Ambil saja dan pakailah!

    c. Perlengkapan rohani.

    Paulus pernah melukiskan perlengkapan rohani yang diperuntukkan bagi kita sebagai persenjataan (Efesus 6:10-20). Perlengkapan ini boleh juga dilukiskan sebagai buah-buah Roh (Galatia 5:22,23; Yohanes 15:1-7). Tujuan Roh Kudus adalah untuk menimbulkan kehidupan dalam kehidupan seseorang buah-buah rohani yang sesuai dengan pemberitaannya. Kalau orang luar melihat Injil yang saudara beritakan itu terwujud dan diperlihatkan dalam kelakuan saudara sehari-hari, pastilah keyakinannya akan bertambah mengenai kebenaran Injil itu. Roh Kudus menginginkan dua jalan bagi pemberitaan Yesus, yaitu: melalui bibir dan melalui kesucian hidup - dalam sifat, sikap dan kehidupan saudara yang melawan segala anak panah iblis itu.

    C. DISIPLIN ROHANI SEHARI-HARI

    Hanya sejauh mana saudara menyediakan diri untuk diperlengkapi, sejauh itu pula Roh Kudus dapat bekerja di dalam diri saudara. Anak-anak Allah yang biasa menginjili telah mengalami bahwa hal-hal yang berikut perlu dilakukan sebagai langkah-langkah penyerahan rohani.

    1. Menyelidiki Firman Allah.

    Secara teratur dan terus menerus. Jangan hanya membaca saja, melainkan renungkan dan bandingkanlah nats dengan nats sampai ajaran-ajaran pokok meresap dan menjadi darah daging saudara ( I Petrus 2:2; Mazmur 119:11-18).

    2. Menghafal ayat-ayat.

    Roh Kudus akan bekerja dalam batas pengetahuan saudara tentang Firman Tuhan. Dalam hal ini saudara seumpama sebuah komputer di mana segala sesuatu yang telah tersimpan di dalamnya dapat diambil kembali oleh Roh Kudus untuk dipergunakan. Makin banyak ayat yang telah terhafalkan, berarti makin banyak pula ayat yang dimiliki oleh Roh Kudus sebagai dalam penginjilan. Menghafal merupakan hal yang penting sekali supaya saudara selalu dapat mengingat kembali letaknya suatu keterangan dari Firman Tuhan.

    3. Berdoa

    Berikanlah waktu-waktu tertentu pada setiap hari untuk bersekutu dengan Tuhan melalui doa. Jangan terburu-buru, melainkan dalam waktu yang tenang supaya Tuhan berkesempatan berbisik kepada saudara mengenai tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan rintangan-rintangan pribadi yang harus diserahkan. Buatlah suatu daftar pokok doa yang penting yang perlu didoakan setiap hari.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 1

    1. Pilihlah 5 ayat yang paling mengesankan saudara dari pelajaran ini. Hafalkan ke 5 ayat tersebut.
    2. Daftarkanlah beberapa kebenaran Alkitab yang dapat merangsang pemberitaan Injil.
    3. Tulislah ringkasan "sifat dan keadaan manusia yang berdosa" dalam tiga atau empat kalimat.
    4. Bagaimanakah caranya supaya seseorang memperoleh kuasa dalam penginjilan?
    5. Daftarkanlah beberapa berkat rohani yang saudara telah alami. Untuk setiap berkat tersebut catatlah satu ayat Alkitab yang merupakan perjanjian untuk berkat itu.
    6. Sudahkah saudara turut serta dalam suatu kelompok pelajaran Alkitab dan doa? Kalau belum, tulislah nama 5 teman yang akan saudara ajak untuk membentuk sebuah kelompok doa dan pelajaran Alkitab

    2. Apakah Injil Itu?

    Penginjil-penginjil pribadi melaksanakan taraf pertama dari amanat Yesus: "Jadikanlah sekalian bangsa itu muridKu" (Matius 28:19). Kalau tugas itu diuraikan, akan saudara lihat bahwa kata "menjadikan" mencakup dua fungsi, yaitu pemberitaan dan pelayanan. Saudara akan selalu memberitakan INJIL yaitu tentang Yesus. Selanjutnya orang-orang yang ingin memperoleh keselamatan yang diberitakan itu akan dilayani dengan bahan tertentu. Penjelasan yang dibutuhkan dalam taraf pelayanan ini biasanya disebut JALAN KESELAMATAN (Pelajaran 4).

    Ingatlah! orang-orang berdosa sangat terbatas pengertiannya. Mereka belum dapat meresapkan ajaran-ajaran rohani. Jadi berita dan penjelasan Injil itu harus diberikan dengan sederhana sekali. Tidak boleh saudara anggap bahwa seorang dewasa sanggup menangkap lebih dari pada yang dapat dimengerti oleh kanak-kanak (Matius 18:3). Dalam pelajaran ini saudara akan melihat apa yang harus diketahui tentang Injil yang menjadi dasar keselamatan.

    "INJIL YESUS KRISTUS"

    Rasul Paulus adalah contoh yang amat baik sebagai penginjil. Perhatikanlah sikapnya terhadap jemaat Korintus. Sewaktu ia memberitakan Injil - yang diutamakannya hanyalah inti yang penting saja, yaitu Yesus dan salibnya (I Kor 2:1-5). Di kemudian hari ia rasa perlu meringkaskan kembali Injil itu (I Korintus 15:1-4).

    Rupanya orang-orang percaya di Korintus itu tidak berbeda dengan orang-orang zaman modern yang selalu ingin menambah-nambah dan meruwetkan hal-hal yang seharusnya sederhana. Mereka suka mencampuri dasar iman dengan nasehat-nasehat, ajaran-ajaran dan tafsiran-tafsiran, sehingga Injil menjadi ruwet dan kabur. Rasul Paulus merasa perlu mengingatkan mereka untuk kembali kepada Injil yang sebenarnya.

    Telitilah ringkasan Injil dalam I Korintus fasal 15. Saudara akan menemui empat unsur. Dua di antaranya ialah mengenai Yesus dan karyaNya, dan dua mengenai pekerjaan Allah Bapa.

    A. DUA HAL MENGENAI YESUS

    1. Siapakah Yesus itu?

    Pada zaman Yesus banyak orang yang mati tersalib. Menyalibkan merupakan cara pemerintah untuk membunuh penjahat. Kalau Yesus itu manusia saja, tentu salib tersebut tidak akan sampai mempunyai kuasa menyelamatkan seseorang. Kuasa salib terletak pada oknum Yesus yang mati padanya.

    Perhatikanlah keistimewaan Yesus pada ayat 3. Ia disebut "Kristus," yaitu Messias atau Pelepas. Ia yang ditetapkan diutus dan diurapi Allah guna suatu tugas khusus pada salib itu (Filipi 2:5-11). Ialah yang digelari "Anak Allah" atau sesuai dengan nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama "Anak Manusia". Tidak pernah ada seorang yang seperti Yesus. Ia mempunyai dua tabiat yang tergabung menjadi satu pribadi. Sebagai Anak Allah, Yesus mempunyai kuasa untuk mengerjakan keselamatan manusia pada salib itu. Sebagai anak manusia, Ia berhak mewakili manusia yang berdosa, sehingga mujizat pemersatu itu dapat diselesaikan. Dalam Surat Efesus kita membaca bahwa "Perseteruan kita dilenyapkan" karena "Ia merobohkan dinding penyekat ... dalam penyerahan tubuhnya" (Efesus 2:14-16).

    2. Apakah tugas Yesus itu?

    Banyak golongan agama ingin angkat suara mengenai inti luas atau batasnya peranan Yesus di dunia ini. Tetapi mereka semua keliru sama seperti orang-orang pada zaman Yesus (Matius 16:13, 14). Saudara juga telah mendengar suara-suara tersebut "Nabikah Dia? Gurukah Dia? Seorang Rajakah Dia?" Terhadap suara-suara yang keliru itu, saudara harus menjawab "Mungkinkah seorang raja terbunuh ketika sedang mewartakan kerajaannya yang tak terkalahkan?" "Seorang gurukah, memakai perumpamaan untuk menjelaskan sesuatu supaya jangan murid-muridnya mengerti?" (Lukas 8:10). "Seorang nabikah, menonjolkan diri sebagai oknum yang layak disembah?"

    Kalau Yesus bukan raja, nabi atau guru dalam tugas utamaNya, apakah tugas sebenarnya? Tugas Yesus sebagai utusan Allah harus dilihat dari titik kemenanganNya. Ia menjelma hanya dengan satu tujuan saja, yaitu untuk mati ganti kita pada kayu salib (Filipi 2:5-11). Fungsi-fungsi lainnya hanyalah merupakan pernyataan sifat dan kodratNya. Mujizat-mujizat yang dibuatNya hanyalah merupakan hal-hal yang sekunder dalam menjalankan tugasNya sebagai Penebus manusia.

    Perhatikan bahwa di dalam I Korintus 15:3, 4 rasul Paulus menyebutkan hanya satu tugas Yesus yaitu - DISALIBKAN, Pertama dipakai gelar "Kristus" bagi Yesus; kedua dijelaskan "Ia mati karena dosa." Injil tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal lain.

    B. DUA HAL MENGENAI PERANAN ALLAH BAPA

    Dua pokok lain dalam nats tersebut di atas adalah perbuatan-perbuatan Allah untuk memeteraikan dan mengesyahkan salib Yesus sebagai jalan keselamatan yang benar.

    1. Kebangkitan Yesus

    Kadang-kadang Injil disebut "Injil kebangkitan." Di kota Atena Paulus pernah memberitakan kebangkitan tubuh, tanpa menyebutkan salib (Kisah 17:22-23). Apakah hal itu merupakan suatu kelalaian dalam pelayanan Paulus? Tidak! Jikalau seorang tidak mau percaya akan Allah yang berkuasa membangkitkan tubuh Yesus maka tentu ia juga tidak akan menghargai berita tentang penyaliban Yesus. Penolakan terhadap yang satu berarti menolak kedua-duanya.

    Kubur yang kosong adalah suatu bukti bahwa pengorbanan Yesus pada salib itu telah diterima oleh Tuhan Allah. Dengan membangkitkan tubuh Yesus, Allah telah mengumumkan kepada manusia bahwa hutang dosa manusia telah dilunasi. Karena kubur yang kosong telah menjadi suatu fakta dalam sejarah dengan demikian saudara telah mempunyai pegangan untuk menolak segala bisikan iblis yang meremehkan pekerjaan Yesus pada salib. Kuasa kebangkitan adalah kuasa yang luar biasa. Yesus telah mengumumkan sebelumnya bahwa Ia memiliki kuasa itu (Yohanes 10:17, 18), supaya murid-muridNya dapat dihiburkan serta dapat melihat bahwa segala sesuatu sungguh terjadi sesuai dengan apa yang Yesus telah katakan terlebih dahulu kepada mereka.

    2. Setuju dengan nats Alkitab

    Ini ditegaskan dua kali dalam nats kita. Paulus ingin supaya orang-orang Korintus mempunyai keyakinan yang kuat. Seolah-olah ia berkata: "Engkau herankah? Selidikilah Firman Tuhan sendiri dan lihatlah, karena segala-galanya telah dinubuatkan ratusan tahun yang lalu."

    Hal ini merupakan bukti kedua yang diberikan Tuhan Allah, Manusia tidak sanggup meramalkan sesuatu, hanya Allah yang tidak terbatas pada masa kini. Salib dan kebangkitan bukan peristiwa-peristiwa yang kebetulan saja. Melalui banyak nabi, Allah telah menyediakan bagi semua manusia suatu perincian peristiwa yang akan terjadi sehubungan dengan penyaliban Mesias itu. Maksud pernyataan tersebut ialah, supaya setiap orang boleh melihat, merasa heran dan takut akan Allah yang telah menguasai dunia sedemikian rupa, sampai Ia dapat menetapkan suatu rencana ratusan tahun sebelumnya. Saudara boleh percaya bahwa penyaliban tersebut adalah pekerjaan Allah sendiri. Tidak perlu saudara ragu-ragu tentang apakah salib itu mempunyai kuasa untuk menyelamatkan jiwa seseorang dari dosanya atau tidak.

    C. RINGKASAN INJIL

    Keempat unsur dari I Korintus 15:3, 4 itu dapat diringkaskan sebagai berikut:

    "Yesus adalah Anak Allah, yang telah mengganti hukuman saya pada kayu salib. Ia telah disyahkan menjadi penebus pribadi saya, dalam hal Allah sudah membangkitkan Dia dari kuburNya sesuai dengan isi Alkitab."

    Dalam pelaksanaan tugas saudara sebagai pemberita Injil perkara-perkara lain tidak terlalu penting. Kalau saudara rela membatasi diri pada Injil yang sederhana itu saja, tentu hasil penuaian saudara akan menjadi besar.

    Ringkasan Injil di atas dapat dimanfaatkan juga oleh saudara dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita didatangi oleh orang-orang yang ingin menyajikan suatu ajaran atau corak penafsiran yang baru kepada kita. Tetapi setiap ajaran baru itu dapat dinilai dengan empat ukuran ini.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 2

    1. Selidikilah "Amanat Kristus" dalam Matius 28:18-20.
      1. Apakah kedua fungsi yang lain itu, yang tidak menjadi tugas saudara pribadi?
      2. Menurut nats itu apakah kunci yang mensukseskan saudara sebagai penginjil pribadi?
    2. Perhatikanlah kembali ringkasan Injil dalam I Korintus 15:3, 4. Daftarkanlah beberapa hal yang biasanya dijelaskan oleh penginjil- penginjil pribadi yang tidak disebutkan oleh rasul Paulus.
    3. Jelaskan "Siapakah Yesus itu?" dalam sebuah karangan pendek.
    4. Pelajarilah traktat yang berjudul "Apakah Injil itu?" (lihat lampiran A).
    5. Coba jelaskan Injil kepada 5 orang!.

    3. Mendekati Seseorang Dengan Injil

    Pelajaran 3

    MENDEKATI SESEORANG DENGAN INJIL

    Dalam pelajaran yang kedua telah dibedakan "Injil" yang wajib diwartakan kepada semua orang dan "Jalan Keselamatan" yang akan dijelaskan kepada mereka yang ingin menerimanya (yang terbuka terhadap Injil). Dalam pelajaran ini akan kita bicarakan peranan saudara dalam membawa seseorang agar sampai kepada keinginan itu.

    Tidak ada dua orang yang sama di dunia ini. Jadi mustahil saudara melatih diri dalam suatu jalan pendekatan tertentu yang berlaku untuk segala keadaan. Dalam pelajaran in kami hanya mengusulkan beberapa patokan saja supaya jangan saudara berputar-putar tanpa tujuan. Yang paling penting adalah beberapa langkah yang terarah. Tidak diperlukan suatu cara yang terperinci, karena Roh Kudus menyertai saudara dalam melaksanakan panggilan ini (lihat Matius 28:18-20). Roh Kudus selalu menunggu untuk menolong saudara. Bagi saudara hanyalah perlu mempunyai tujuan tertentu; dan saudara harus bijaksana mencari pokok-pokok yang dapat dialihkan kepada pelayanan rohani.

    A. SIKAP SAUDARA MERUPAKAN HAL YANG PENTING

    Tugas penginjilan pribadi lain sekali dibanding dengan tugas seorang penginjil umum. Orang-orang yang mengikuti suatu kebangunan rohani telah mempunyai sifat "ingin tahu." Sedangkan pribadi-pribadi yang saudara mau dekati dalam pergaulan sehari-hari pada umumnya belum mempunyai keinginan itu. Mereka telah merasa puas dengan pegangan agamanya dan keadaan jiwanya. Saudara perlu mengendalikan setiap pembicaraan, sehingga timbullah pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu dalam hati mereka. Kalau mereka ingin tahu, barulah saudara dapat mulai menjelaskan Jalan Keselamatan itu.

    Sikap saudara merupakan hal yang penting sekali. Janganlah menghakimi atau menasehatkan orang-orang yang masih duniawi. Mereka tidak akan gemar membicarakan perkara-perkara rohani dengan seorang yang disangkanya picik atau ganjil. Haruslah mempunyai sikap terbuka, dan memakai setiap kesempatan untuk menuju kepada Yesus, sebagai jawab terhadap setiap kebutuhan, khususnya pelepasan dari kuasa dosa.

    Biarlah orang itu banyak berbicara.

    Saudara harus menghindari perdebatan. Kalau seorang mulai berdebat, hatinya menjadi tertutup. Ia akan mulai membenarkan diri saja dan melawan setiap penjelasan saudara. Mulainya suatu perdebatan, menandakan macetnya usaha penginjilan pribadi. Supaya perdebatan tersebut dapat terhindarkan, dan tetap melancarkan diagnosa rohani yang harus dilaksanakan, biarlah orang yang dilayani itu banyak berbicara. Tetapi saudara perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengendalikan percakapan itu.

    Orang yang didekati itu harus banyak berbicara. Ia akan menjadi lebih senang karena saudara ingin mengetahui isi hatinya, sehingga lambat laun kecurigaannya terhadap saudara akan hilang lenyap. Besar kemungkinan, selesai mengeluarkan segala isi hatinya, seperti keputus asaannya dan kekecewaannya, dengan penuh perhatian ia akan berkeinginan supaya saudara juga menjelaskan pendapat rohani saudara. Dan inilah kesempatan yang kita tunggu-tunggu.

    Kalau ia telah berbicara banyak, itu akan menolong saudara untuk mengetahui keadaan jiwanya. Makin lama ia berbicara, makin jelas jenis kebutuhan rohaninya sehingga sampailah saatnya, obat yang dibutuhkannya, yaitu Firman Tuhan, dapat saudara berikan dengan tepat. Kalau si penginjil terlalu banyak berbicara akan menjadi kaburlah gejala-gejala penyakit rohaninya. Seorang penginjil pribadi harus berlatih untuk berdiam diri. Renungkanlah sikap seorang dokter terhadap pasiennya. Dokter tersebut tidak akan memberikan penjelasan. Ia hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sampai diagnosa selesai. Dan tanpa banyak bicara ia menentukan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasiennya.

    B. GARIS BESAR DARI SUATU PENDEKATAN

    1. Titik Tolak

    Banyak orang yang sungguh-sungguh berhasrat untuk memberitakan Injil, tetapi takut untuk memulainya. Mereka gelisah memikirkan teknik pendekatannya.

    Biasanya saudara dapat memulai dengan pertanyaan pertama dari deretan pertanyaan yang diberikan dalam bagian berikut ini. Tetapi sebelumnya, beberapa contoh permulaan lain diberikan supaya saudara bertambah yakin bahwa segala sesuatu dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan Tuhan Yesus. Mungkin saudara akan heran melihat bermacam-macam hal yang dapat dipakai sebagai permulaan untuk menjelaskan Injil.

    a. Marah atau kecewakah kita melihat kelakuan seorang penjahat, atau jemu terhadap korupsi pada umumnya?

    Contoh: "Aduh! Lihat, jeep itu menabrak sepeda lalu melarikan diri, jahat sekali!" ... Keluhan itu telah menyangkut kerohanian. Saudara dapat menjawab bahwa kelakuan semacam itu tidak mengherankan. "Bukankah semua berdosa di hadapan Allah? Apakah Allah membedakan dosa yang besar dan dosa yang kecil? Dosa kecil itu dipupuk, sampai akhirnya menghasilkan kejahatan-kejahatan yang mengerikan. Dalam hal yang manakah saudara dan saya mempunyai perbedaan dengan penjahat itu? Bukankah kita orang berdosa juga? Bagaimanakah rencana saudara, untuk melenyapkan dosa pribadi di hadapan Allah, yang akan menghakimi kita pada Hari Kiamat?"

    b. Jengkel karena tingkah laku yang tidak baik seorang tetangga, yang beragama Kristen.

    Inilah titik permulaan yang baik sekali. Sama seperti contoh pertama tentang kejengkelan itu, keluhan itu dapat dipakai sebagai titik tolak untuk merangsang pengakuan mereka bahwa keagamaan tidak dapat menyelamatkan. Mengaku diri sebagai "orang Kristen" belum berarti apa-apa. Soal yang sebenarnya adalah apakah ia telah mempunyai iman kepada Yesus.

    Saudara boleh berkata: "Apa yang dapat kita harapkan dari orang yang dosanya belum diampuni? ... Sudahkah dosa-dosa anda sendiri diampuni? " Dengan landasan orang Kristen "semu" ini saudara dapat berterus terang bahwa mutlaklah Injil Yesus itu. Oleh karena seorang "Kristen" yang dibicarakan, maka orang yang saudara ingin Injil itu tidak akan merasa tersinggung.

    c. Orang tua dari pemuda-pemuda yang nakal - crossboy-crossboy.

    Biasanya pemuda-pemuda tersebut menjadi perisau karena orang tuanya juga belum selamat. Mereka menyangsikan Injil karena mereka belum melihat bukti iman pada ayah dan ibunya, padahal orang tuanya mengakui Yesus sebagai Juru Selamat. Yang berikut adalah dua contoh tentang bagaimana memakai masalah itu menuju penginjilan.

    "Pernahkah ibu menjelaskan jalan pengampunan dosa kepadanya pada waktu ia masih kecil?" "Kalau tidak, apakah ibu sendiri sudah mengetahui jalan itu? Apakah ibu telah mengalami pengampunan dosa?" "Sudahkah ibu mempunyai hak di hadapan Tuhan untuk meminta pertolonganNya dalam hal ini?" "Tuhan tidak akan mendengar doa semua orang. Ia telah menentukan bahwa mereka harus diselamatkan lebih dahulu, baru boleh meminta pertolongan," "Sudahkah ibu menjadi seorang anak Allah?"

    d. Orang sakit yang minta didoakan.

    Saudara boleh berdoa bagi orang sakit bila mereka minta didoakan (Yakobus 5:14-16). Tetapi periksalah terlebih dahulu, apakah orang itu telah selamat atau belum. Di hadapan Allah penyakit tubuh itu hanyalah soal kecil saja, jiwanya yang paling penting. Jangan biarkan dia mendatangi hamba-hamba Tuhan hanya demi "kepentingan diri" saja, tetapi supaya rela membereskan dirinya melalui Yesus. Selalu bedakan kesembuhan jasmani dan keselamatan jiwa sebagai dua perkara yang terpisah, meskipun sumber dari keduanya adalah rahmat salib Yesus. Yang sakit selalu bersikap serius terhadap penjelasan Injil, tetapi seringkali maksud dan tujuan mereka kabur.

    2. Suatu deretan pertanyaan-pertanyaan.

    Marilah kita beralih kepada deretan pertanyaan-pertanyaan yang dipakai dalam pendekatan, yaitu jikalau tidak ada jalan masuk seperti contoh-contoh di atas.

    Supaya ia jangan merasa tersinggung, janganlah terlalu cepat menanyai hal-hal yang menyangkut pribadinya. Saudara harus mulai dengan pertanyaan-pertanyaan rohani yang umum dan tidak bereaksi terhadap jawaban-jawabannya, sekalipun ia hanya menyebut kejengkelan-kejengkelan terhadap kaum Kristen.

    Pertanyaan-pertanyaan yang berikut diusulkan oleh seorang pelopor dan pengarang dalam bidang penginjilan pribadi, Gene Edwards. Perhatikanlah arah pertanyaan-pertanyaan ini, yang harus dimulai dengan perkara-perkara rohani yang umum menuju kepada hal-hal yang khusus di mana terbongkar kebutuhan pribadinya. Saudara harus memakai pertanyaan-pertanyaan semacam ini dengan lemah lembut supaya jangan ia tersinggung karena merasa bahwa saudara telah mencampuri urusan pribadinya.

    • Pernahkan saudara pikirkan hal-hal rohani?
    • Menurut pendapat saudara apakah kebutuhan rohani yang terbesar untuk seseorang?
    • Pernahkah dalam hidup saudara, saudara alami suatu waktu bila saudara pikirkan kebutuhan saudara sendiri untuk hidup yang kekal?
    • Menurut pendapat saudara apakah yang harus diperbuat supaya seseorang dapat masuk hidup yang kekal itu?
    • Bolehkah kita membaca tiga atau empat ayat dari Firman Allah yang menunjukkan kehendak Allah dengan hal ini?.

    Kalau pertanyaan-pertanyaan yang di atas diteliti nampak suatu peralihan yang harus dari yang umum, yaitu "seseorang" kepada yang spesifik, "saudara sendiri." Tentu saja jawaban-jawabannya akan menunjukkan pendapat pribadi dari orang yang sedang didekati itu meskipun ditanyai tentang seseorang. Dengan jalan yang halus ini, ia tidak akan merasa suatu serangan terhadap dirinya. Apakah ia akan sedang mengeluarkan pendapatnya sendiri. Sikap kita yang selalu bertanya "menurut pendapat saudara" sangatlah menolong kita menuju pelayanan yang berhasil.

    Pertanyaan yang keempat merupakan kunci.

    Saudara boleh menyusun suatu deretan pertanyaan yang sesuai dengan pribadi dan lingkungan saudara sendiri. Tetapi harus selalu ada suatu pertanyaan yang seperti pertanyaan keempat di atas. Pertanyaan keempat itulah yang penting karena memungkinkan saudara sampai kepada suatu diagnosa (penilaian rohani). Saudara harus secara mutlak mengetahui penyakitnya sebelum ia diobati dengan Firman Allah. Pertanyaan yang keempat akan menentukan apakah ia telah mengetahui jalan keselamatan atau belum. Kalau belum, maka pastilah ia juga belum selamat. Kalau ternyata bahwa ia telah mengetahuinya, baiklah kita menambahkan suatu pertanyaan lagi, untuk menentukan apakah ia telah memanfaatkan pengetahuan itu dalam hatinya.

    Saudara haruslah dengan terarah menggunakan "pertanyaan diagnosa" itu, khususnya kata kerja dari kalimat tersebut. Kata kerjanya harus selalu menanyakan suatu titik permulaan misalnya. "Masuk ke dalam hidup yang kekal," atau "memperoleh pengampunan dosa," atau "menjadi seorang Kristen" (yang terakhir bagi kaum Kristen saja). Dengan demikian saudara akan bebas untuk menanyakan kembali, kalau diagnosa itu masih kabur. Perhatikanlah contoh yang berikut, teristimewa kata-kata kerja yang dipakai. Inilah suatu percakapan antara seorang penginjil (P) dengan temannya (T).

    P - "Apakah yang harus diperbuat supaya seseorang memperoleh keselamatan?"
    T - "Ia harus hidup dengan baik dan taat kepada segala peraturan agamanya."
    P - "Memang benar, seseorang yang telah selamat akan berbuat baik, tetapi bagaimanakah caranya supaya ia memperoleh keselamatannya?"
    T - "Ia harus berusaha hidup suci dan berdoa meminta pertolongan dari Allah bukan?"
    P - "Tentu saja, seorang yang telah mempunyai hidup yang kekal akan berbuat demikian, tetapi bagaimanakah jalannya supaya seseorang mendapat hidup yang kekal itu?"
    T - "Ia harus dibaptiskan!"
    P - "Seseorang yang diselamatkan pasti akan dibaptiskan, tetapi persoalannya ialah titik permulaannya. Bagaimanakah caranya supaya memperoleh keselamatan itu?"
    T - "Saya tidak tahu. Bagaimana pendapat anda?"
    P - "Bukan pendapat saya yang penting. Tetapi apakah saudara ingin melihat, apa yang Tuhan Allah telah katakan mengenai hal ini?"

    Dalam percakapan di atas, ternyata bahwa teman penginjil itu belum selamat. Orang-orang yang telah selamat (sekalipun keliru pengertiannya) akan menyebutkan sesuatu tentang Yesus, karena Yesuslah sumber keselamatan yang satu-satunya. Meskipun ia seorang yang beragama Kristen yang telah dibaptiskan, rajin ke gereja, senantiasa berdoa, menjadi guru Sekolah Minggu, atau majelis gereja, dan ia sungguh-sungguh patuh; tetapi kalau ia belum mempunyai hubungan dengan Yesus secara pribadi, maka ia belum selamat. Semua kebaikan itu hanyalah usaha-usaha untuk menyelamatkan dirinya melalui keagamaan. (lihat Yohanes 6:28, 29; Matius 7:21, 23).

    3. Beralih kepada "Jalan Keselamatan."

    Kalau saudara telah yakin bahwa orang yang dilayani itu belum selamat, maka dengan sopan beralihlah kepada ke empat fakta rohani, sebagai penjelasan Jalan Keselamatan (pelajaran ke 4). Pertanyaan ke 5 (pada halaman 28 sesuai untuk menuju keperalihan ini).

    Saudara harus waspada dalam mengendalikan seluruh percakapan pendekatan itu, supaya ketiga hal yang berikut ini telah diakuinya sebelum beralih kepada Jalam keselamatan. Kalau ia belum sampai kepada ketiga pengakuan yang berikut ini, ada kemungkinan bahwa ia akan menentang terhadap salah satu dari ke empat fakta rohani. Sebaiknya sebelum pertanyaan ke empat diajukan, ia telah:

    a. mengaku adalah seorang berdosa.
    b. mengaku tidak puas dengan pegangan yang lama, dan telah melihat bahwa prinsip lama atau "agama" itu tidak mungkin memberikan kepuasan rohani.
    c. mulai berkeinginan untuk mengetahui tentang jalan yang harus ditempuhnya untuk memperoleh keselamatan.

    4. Beberapa petunjuk praktis.

    a. Jangan mengeluarkan senjata (Alkitab) sebelum ditentukan penyakit rohaninya dan sebelumnya ia berkeinginan melihat jawaban dari Firman itu.
    b. Jangan mengajar atau menasihati. Fungsi saudara adalah untuk "menginjili." Meskipun orang itu kurang bersusila ataupun tidak beradab, jangan kaget atau heran. Perkara itu tidak akan diselesaikan oleh nasehat saudara, melainkan pada salib Yesus. Hanya berterima kasihlah karena dosanya demikian jelas sehingga ia insyaf bahwa ia membutuhkan seorang Juruselamat.
    c. Injil Yesus sangat indah. Jangan membuang Injil itu di hadapan pengolok-olok. Rangsanglah dahulu, dan kalau timbul suatu minat, barulah memberitakan jalan kelepasan dalam Yesus itu.
    d. Boleh juga kita mengambil sikap bahwa: "layaklah seorang yang ber - Pancasila mengetahui dasar kepercayaan orang-orang Kristen."
    e. Kalau waktunya sempit, boleh juga lebih lekas menuju penjelasan Injil atau memberi kesaksian. Baik juga memberikan suatu traktat yang tepat. Tetapi lebih sempurna lagi untuk menentukan suatu waktu di mana saudara dapat berbicara dengan dia dengan tenang.
    f. Kesaksian bukanlah riwayat hidup. Dalam suatu kesaksian Yesuslah yang harus menonjol dan bukan pengalaman saudara.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 3

    1. Apakah syarat-syarat yang harus digenapkan sebelum saudara beralih kepada penjelasan Injil?
    2. Tulislah sebanyak mungkin jawaban-jawaban salah yang dapat diberikan kepada pertanyaan pendekatan nomor empat.
    3. Hafalkanlah Yohanes 3:3 dan Yohanes 6:37b.
    4. Menurut pendapat saudara, apakah batas waktu bagi saudara untuk menginjili dalam beberapa keadaan? Tulislah situasi dan beberapa menit saudara boleh bercakap-cakap.
    5. Tulislah suatu pertanyaan tak langsung yang menyangkut iman. Tanyakan pertanyaan tersebut kepada sepuluh orang, satu demi satu. Pertimbangkanlah sendiri makna segala jawaban itu.

    4. Menjelaskan Jalan Keselamatan

    Pelajaran 4

    Menjelaskan Jalan Keselamatan

    Kalau hati seseorang telah terbuka terhadap Injil dan ia mau dilayani, saudara harus beralih kepada penjelasan selanjutnya, yaitu bagaimana caranya supaya memanfaatkan Injil itu. Penjelasan praktis ini diberi judul JALAN KESELAMATAN.

    Pengetahuan dan keinsyafan

    Belum cukup bagi seseorang hanya mengetahui jalan keselamatan itu saja. Ia sendiri harus bertindak untuk memperoleh keselamatan jiwa yang ditawarkan itu. Hanya pengetahuan yang disertai keinsyafan yang dapat mendorong dia untuk berbuat sesuatu. Dengan keinsyafan berarti ia sudah menyadari bahwa keterangan yang dimilikinya itu menyangkut dia sendiri; bahwa ialah yang berdosa dan perlu diselamatkan. Sebelum kebenaran itu ia resapkan, ia tidak akan merasa perlu untuk melarikan diri kepada Yesus. Tetapi bila ia telah insyaf ia tidak akan berkata lagi: "Semua manusia adalah berdosa!" "Sayalah orang yang celaka!"

    Keempat fakta rohani

    Telah lazim bahwa penginjil-penginjil pribadi menjelaskan Jalan Keselamatan itu menurut apa yang disebut "KE EMPAT FAKTA ROHANI." Fakta-fakta tersebut hanyalah alat saja, yaitu suatu urutan pokok-pokok dari Alkitab, supaya jangan saudara menyimpang dalam tugas pelayanan. Saudara akan menemukan bermacam-macam bentuk dari ke empat pokok ini, dalam buku-buku penuntun dan traktat-traktat dari pelbagai pengarang; tetapi garis besarnya selalu sama. Dengan memakai cara yang demikian sederhana setiap anak-anak Allah sanggup menginjili karena setiap orang sanggup menguasai empat buah kalimat saja.

    Fakta-fakta yang pertama, kedua dan ketiga semata-mata merupakan tinjauan terhadap Injil. Ketiga pengajaran itu selalu diberitakan oleh setiap gereja Kristen; yaitu mengenai kegagalan manusia dan kemenangan Yesus pada salib. Tetapi fakta keempat yang sering dilalaikan. Mungkin kelalaian ini disebabkan karena sebagian pejabat-pejabat gereja belum sampai memikirkannya. Ada juga hamba-hamba Tuhan yang kuatir bahwa kalau "anugerah saja" yang terlalu ditekankan, maka orang-orang percaya akan bertambah malas dalam tugas-tugas gerejanya. Tetapi justru langkah keempat itulah yang menghidupkan, karena langkah ini akan memindahkan Injil dan bahan pemikiran menjadi dasar iman.

    Terangkanlah yang berikut ini dengan jelas dan sederhana. Pada setiap langkah ingat bahwa keseluruh hidup seseorang harus diikut sertakan pada Yesus. Pembagian berikut akan menentukan sikap dan cara pelayanan saudara.

    1. Nyatakanlah fakta-fakta Alkitab dengan teratur. AKALNYA harus menguasai fakta-fakta itu sebelum ia diajak untuk menerima Yesus.
    2. Dalam berbicara hendaklah dengan penuh perasaan dan kasih. HATINYA (EMOSINYA) juga harus tertarik kepada Yesus.
    3. Berikanlah suatu tantangan yang positif. KEHENDAKNYA haruslah menyetujui Yesus sebagai dasar keselamatannya.

    Ayat-ayat yang dicetak tebal harus dihafalkan dengan sempurna.

    A. Fakta No. 1 - DOSA DAN HUKUMANNYA

    "Saya telah berbuat dosa dan patut menerima hukuman maut yang kekal" (Roma 3:23; Roma 6:23; Yesaya 59:2).

    Setiap orang telah berbuat dosa (Roma 3:23; Yesaya 53:6). ARTI dari dosa di sini adalah kurang dari ukuran Allah, yang Maha Suci dan Maha Adil itu.

    Akibat dosa adalah maut (Roma 6:23). ARTI dari maut itu adalah perceraian dengan Allah (Yesaya 59:2). Oleh karena setiap orang telah berbuat dosa, maka ia harus hidup terpisah dari Allah dan kasihNya untuk selama-lamanya.

    Biasanya orang-orang yang saudara akan layani itu mempunyai keinsyafan akan dosa-dosanya. Kalau demikian, bacakanlah bersama-sama dengan dia satu ayat sebagai landasan saja, kemudian langsung pindah pada fakta kedua.

    Kalau hal dosa belum jelas bagi seseorang, keterangan yang berikut dapat diberikan. "Allah telah menyatakan ukuranNya bagi semua manusia dalam SEPULUH PERINTAH yang diberikan melalui Nabi Musa, tapi kemudian dalam "Khotbah di bukit" (Matius 5) Yesus telah menunjukkan, betapa luasnya ruang lingkup perintah-perintah tersebut. Disamping itu Yesus sendiri sudah menjadi suatu teladan (contoh) dari hidup manusia yang sesuai dengan kehendak Allah .... Jikalau orang yang dilayani itu tidak mau sadar atau mengaku fakta dosanya, suruhnya ia membandingkan dirinya dengan Yesus. Relakah ia secara pribadi menurut suatu hidup sebaik Yesus? ... Kalau tidak, tentu ia telah kurang diri ukuran Allah dan ini berarti bahwa ia termasuk golongan orang berdosa.

    Kalau orang yang dilayani itu belum merasa gelisah atau berduka cita karena dosanya, maka perlu sekali fakta yang pertama ini dibicarakan sampai matang dahulu (II Korintus 7:8-10). Untuk keterangan yang lebih mendalam lagi selidikilah pasal 5 dari buku ini. Bimbingan tidak dapat diteruskan kepada fakta kedua sebelum ia "bertobat".

    B. Fakta No. 2 - USAHA MANUSIA ITU SIA-SIA ADANYA

    "Saya tidak sanggup melepaskan diri saya dari hukuman maut itu" (Efesus 2:8,9; Roma 3:20; Yohanes 14:6).

    Pada umumnya manusia berada dalam alam fikiran yang sangat bertentangan dengan Injil Kristus. Mereka semua ingin memperoleh keselamatan, tetapi karena akalnya telah dinoda oleh dosa, maka dicari-carinya keselamatan itu dengan jalan-jalan yang salah. Mereka semua menganggap bahwa ada suatu usaha yang dapat membawa mereka kembali kepada jalan pergaulan dengan Allah. Lihatlah sikap orang muda yang kaya (Markus 10:17, 22). Ia telah merasa haus dalam jiwanya sehingga tergesa-gesa meminta nasihat dari Yesus. Segala perbuatannya yang salah itu belum memuaskan kehausan jiwanya. Tetapi tidak bertanya demikian: "Bagaimanakah jalannya supaya saya dapat memperoleh hidup yang kekal?" Sama sekali tidak! Sebab ia mempunyai maksud yang lain. Ia bertanya: "Apakah yang patut hamba perbuat?" Dalam pemikirannya, segala sesuatu harus berkisar pada usahanya sendiri. Demikian kabur mata rohaninya sehingga ia tidak dapat mengerti maksud Tuhan Yesus. Yesus seolah-olah menjawab: "Tahukah kamu siapa Aku?" Orang muda itu belum bersedia menerima sesuatu yang tidak dapat diusahakan sendiri ... Setelah pemuda itu pergi, dengan sedih Yesus menerangkan kepada kedua belas muridNya, bahwa keselamatan adalah mustahil untuk diusahakan oleh manusia; hanya dapat disediakan oleh Allah (ayat 27).

    Kalau arti "dosa" itu kita tinjau kembali, nampaklah bahwa segala kesibukan manusia itu kosong belaka. Manusia telah mutlak kalah terhadap syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah. Seandainya tidak ada rahmat, maka tidak ada juga keselamatan. Allah tidak dapat ditipu. Meskipun seorang menonjolkan segala perbuatannya yang baik, Allah mempunyai mata yang tajam dan dapat melihat setiap kejahatan yang telah disembunyikan di belakang tirai kesalehan itu (I Samuel 6:7b).

    C. Fakta ke 3 - YESUSLAH JALAN

    "Yesus adalah satu-satunya jalan pelepasan bagi saya karena Ia telah menjadi pengganti saya untuk dihukum pada salib itu" (Roma 5:8; I Petrus 2:24; I Petrus 3:18).

    Sukakah saudara mengatakan bahwa Allah itu Kasih adanya? Tetapi saudara tidak boleh lupa bahwa Allah juga Maha Suci dan Maha Adil. Allah tidak akan membiarkan hutang dosa seseorang dengan begitu saja. Kalau Allah tidak menuntut upah dari dosa kita (maut) yang telah ditetapkanNya sendiri itu, Ia tidak tepat lagi dinamakan "Allah yang benar." Haruslah ada pembayaran terhadap hutang manusia itu.

    Karena Allah sungguh kasih adanya Yesus telah menjelma menjadi manusia. Yesus datang untuk menebus manusia. Arti "menebus" adalah menyediakan jalan keluar bagi manusia yang tak berdaya lagi itu. Dengan cara yang kita sukar mengerti, Yesus telah memenuhi kesucian dan keadilan Allah dalam kematiannya pada salib. Sehingga manusia dapat dibebaskan dari hukuman maut (Yohanes 3:16; Roma 5:8).

    Janganlah bicarakan unsur-unsur yang lain, kecuali Yesus. Setiap jalan pemikiran yang tidak menuju kepada penerimaan Yesus, harus dihindarkan. Hanya ada dua perkara yang terpenting di sini, yaitu bahwa:

    1. Yesus adalah Sang Penebus.
    2. Yesus pada saat ini sedang menawarkan pengampunan dosa dan keselamatan.

    Adakah orang yang dilayani akan menjadi sedikit takut dan akan menunda keputusan. Ia akan mencari jalan keluar seperti membicarakan ajaran-ajaran Kristus, gereja, kelakuan orang-orang Kristen dan sebagainya. Tetapi hal-hal yang seperti ini tidak akan menempelak hati kecilnya. Hanya berita tentang Yesus tersalib yang berkuasa mendukakan hatinya. Karena itu janganlah saudara masuk ke dalam perangkap suatu percakapan agama.

    Hanya Yesuslah yang dapat melaksanakan tugas penebusan itu, karena Yesus memiliki dua hal yang istimewa, yaitu:

    - Yesus bukan hanya manusia saja. Ada dua tabiat yang tergabung dalam diri Yesus yaitu kemanusiaan dan keilahian. Dengan keilahiannya itu, Ia sanggup mengerjakan sesuatu bagi seluruh umat manusia.

    - Hanya Yesus saya yang pernah hidup tanpa dosa. Sehingga Ia tidak memperoleh hukuman atas diriNya. Kalau perlu ditegaskan bahwa tidak ada jalan lain, lihatlah Yohanes 14:6 dan Kisah Para Rasul 4:12.

    D. Fakta ke 4 - MENERIMA YESUS

    "Untuk memperoleh keselamatan yang telah Yesus sediakan, saya harus menerima Dia secara pribadi" (Yohanes 1:12; Wahyu 3:20).

    Keinsyafan terhadap fakta-fakta yang pertama, kedua dan ketiga itu tanpa penerimaan adalah seumpamanya sebuah hadiah yang tetap terbungkus. Hadiah itu telah diletakkan ke dalam tangannya. Orang itu mungkin sedang memandang kepada bungkusan yang sangat indah itu, tetapi ia belum menggunakan isinya. Sebelum hadiah Injil itu dia buka berarti selama itu pula pemiliknya masih seorang yang sesat. Kalau dia buka, ia akan menikmati isinya, yang pengampunan dosa, pembaharuan hidup, dan hidup yang kekal. Langkah penerimaan inilah yang akan membukakan semua anugerah kepada seseorang.

    Tetapi "penerimaan" bukanlah suatu "penyerahan." Penyerahan berarti bahwa seseorang yang telah didiami oleh Roh Yesus akan memutuskan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepadaNya. Dari segi disiplin pribadinya ia melepaskan ikatan-ikatan duniawi yang mengelabuhi mata rohani. Penyerahan itu memungkinkan pengendalian dan penyesuaian pola-pola hidupnya.

    Jagalah urutan yang tepat ini dalam setiap pelayanan. Ajaklah seseorang yang berdosa untuk "menerima" Yesus sebagai sumber pengampunan dosa. Ajaklah anak-anak Allah agar "menyerahkan diri" untuk pekerjaan Tuhan.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 4

    1. Hafalkanlah kelima ayat yang dicetak tebal dalam pelajaran ini.
    2. Di luar kepala, tulislah keempat fakta itu. Setiap fakta harus merupakan kalimat lengkap.
    3. Banyak usaha pelayanan menjadi macet karena penginjil tidak dapat menjelaskan arti dari istilah-istilah yang dipakainya. Untuk setiap istilah berikut ini, jelaskanlah artinya (dalam satu kalimat pendek).
      1. Dosa
      2. Keselamatan
      3. Maut
      4. Bertobat
    4. Mulailah menginjili teman-temanmu sekarang ini juga. Tidak usah merasa kuatir. Saudara telah mempunyai cukup bahan, dan Roh Kudus menunggu kesempatan untuk memanfaatkan bahan itu melalui saudara. Pelajaran-pelajaran selanjutnya hanyalah bahan untuk melancarkan pelajaran saudara dan untuk memperluas lapangan kerja bagi saudara.

    5. Perluaslah Dasar Pengertian Saudara

    Pelajaran 5

    PERLUASAN DASAR PENGERTIAN SAUDARA

    Pada umumnya keterangan yang diberikan dalam pelajaran keempat, telah cukup untuk menjelaskan jalan keselamatan. Dengan penjelasan ini orang-orang yang bukan Kristenpun tidak akan keliru tentang maksud Injil tersebut. Tetapi untuk mereka yang tergolong "Kristen semu," apalagi kalau mereka telah didatangi oleh bidat-bidat, seringkali dibutuhkan penjelasan yang lebih terperinci. Pengertian mereka sangat kabur karena iblis itu licik sekali (II Korintus 4:4). Perhatikanlah bagaimana cara iblis mencobai Tuhan Yesus (Matius 4). Ia lebih suka membelokkan Firman Allah daripada terang-terangan menolaknya.

    Maksud dari pada pelajaran kelima ini adalah untuk meletakkan dasar yang lebih luas. Bahan ini disusun berdasarkan pengalaman dalam melayani orang-orang yang menganggap dirinya telah mengetahui isi kekristenan itu, padahal belum. Kami harap agar bahan ini dapat membantu saudara untuk melayani bermacam-macam orang dengan aneka ragam keragu-raguan.

    Dalam pelayanan, berikanlah bahan-bahan yang seperlunya saja. Tugas saudara bukan untuk mengajarkan segala kebenaran, melainkan untuk membimbing kepada keinsyafan pribadi. Kalau orang yang dilayani itu telah sadar berdasarkan keempat fakta rohani, jangan ditambahi dari pasal ini. Usahakanlah selalu supaya Injil itu diberikan sesederhana mungkin.

    A. PERTOBATAN DAN PENYERAHAN

    1. Arti pertobatan

    "Bertobat" mempunyai arti tertentu dalam pelayanan rohani, dan arti itu lebih daripada "menyesal." Seorang narapidana akan menyesal karena tertangkap basah. Hal itu bukanlah berarti pertobatan, jikalau ia tetap bermaksud untuk melakukan kejahatan yang sama setelah dibebaskan kembali. Seorang anak kecil akan merasa menyesal, kalau ia telah mendukakan ibunya. Tetapi pada keesokan harinya ia akan melakukan hal yang sama juga. Yang pertama, "bertobat" berarti bahwa seseorang telah demikian jemu dan menyesal atas kelakuannya sehingga ia memutuskan untuk mengubahnya.

    Yang kedua, "bertobat" berarti bahwa setelah seseorang menyesal, ia akan berpaling kepada jalan yang benar (I Tesalonika 1:9, 10). Sering terjadi bahwa orang yang menyesal itu berpaling kepada jalan palsu yang lain, misalnya dengan membuat kompensasi. Satu contohnya orang-orang Parisi yang mencuri dari janda-janda (Lukas 20:27) tetapi berusaha menyembunyikan kelakuan yang jelek itu dibalik suatu kelakuan yang baik, yaitu menghiasi batu-batu kuburan para nabi (Matius 23; 29-36). Mereka berharap agar supaya perbuatannya yang baik itu demikian menyolok, sehingga keburukannya tidak diingat lagi oleh orang-orang lain. Itu bukan pertobatan. Bertobat berarti berubah dan berpaling kepada Yesus.

    Yang ketiga, "bertobat" tidak mempunyai arti sesungguhnya bila terlepas dari sesuatu hubungan dengan Tuhan Allah. Misalnya, kadang-kadang seorang akan merasa berdosa karena telah melanggar adat istiadat sukunya. Pelanggaran itu, belum mempunyai orientasi rohani, karena hanya melihat kepada norma-norma manusia. Dosa adalah yang berhubungan dengan keadaan seseorang dan sikap Allah terhadap dia. Seseorang harus insyaf bahwa Tuhanlah yang dia hina, sehingga keadaannya sangat berbahaya.

    2. Menyangkut seluruh pribadi

    Pertobatan yang menyelamatkan itu mencakup keseluruhan dari pribadi seseorang:

    1. Ia akan merasa berdosa.
    2. Ia akan mengetahui bahwa ialah seorang yang jahat dan bahwa kejahatan itu mengakibatkan hukuman Allah.
    3. Ia akan memutuskan untuk berpaling kepada Allah melalui Yesus Kristus.

    Petobat itu akan memihak kepada Allah dan menentang dirinya sendiri karena ia telah yakin bahwa Tuhan sajalah yang benar dan adil.

    3. Pertobatan orang-orang percaya

    Banyak tokoh gereja yang telah mementingkan pertobatan orang-orang percaya, misalnya Matinus Luther dan John Wesley. Memang benar bahwa anak-anak Allah lebih bersedia bertobat dari pada mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Banyak nats Alkitab yang menyangkut hal pertobatan itu, seperti I Yohanes 1:9 dan II Korintus 7:8-10 yang dialamatkan kepada kaum Kristen.

    Sudahkah saudara memikirkan kebutuhan seorang yang telah selamat supaya bertobat? Perhatikanlah kebenaran-kebenaran yang berikut:

    1. Anak-anak Allah telah mempunyai Alkitab sebagai ukuran moralnya. Mereka tidak lagi keliru tentang kehendak Allah dan mengenai kecenderungan mereka untuk berbuat jahat.
    2. Hati yang didiami oleh Roh Yesus akan lebih berperasaan. Hati kecilnya lekas tertempelak atas sesuatu pelanggaran.
    3. Yesus mau diakui bukan saja sebagai Juruselamat saja, melainkan sebagai Tuhan.

    Biasanya pada ketika menerima Yesus seseorang hanya sadar bahwa Yesus telah menyediakan tempat di sorga baginya. Padahal Yesus berkehendak untuk menjadi Juruselamat dan Tuhan bagi orang itu dalam kekekalan dan kekinian, karena Yesus jugalah yang telah menciptakan alam yang fana. Roh Yesus akan terus menerus berusaha untuk mengisyafkan dan menggelisahkan seseorang sampai ia bertobat dari kesia-siaan hidupnya serta menyerahkan diri secara bulat kepada Tuhan Yesus (Matius 22:37).

    B. DOSA DAN HUKUMANNYA

    Orang-orang yang percaya perlu mengetahui arti sebenarnya dari "dosa" dan arti sebenarnya dari "maut" itu.

    Alkitab senantiasa membedakan dosa-dosa yang dilakukan dan difikirkan oleh seseorang, dari kedukaannya sebagai orang berdosa. Kelakuan-kelakuan itu hanya menandai keburukan batin dan keadaan batin itulah yang dipersoalkan.

    1. Dosa-dosa dan kelakuan

    Ada beberapa kata yang tidak sama artinya di dalam bahasa asli, yang semuanya diterjemahkan "dosa" atau "kesalahan" dalam Alkitab bahasa Indonesia. Di antaranya terdapat kata-kata yang berarti "melanggar," "tidak ber - Tuhan" dan "najis" tetapi kata yang banyak dipakai, "harmatia" berarti "kurang dari ukuran Allah" atau "tidak tepat pada ketetapan Allah." Kata inilah yang dipakai dalam Roma 3:23 dan dalam Roma 6:23, yaitu Allah yang Maha Suci telah menetapkan suatu ukuran bagi manusia. Ukuran tersebut ialah kesempurnaan hidup sehingga tak seorangpun berhak menuntut akan suatu jasa atas kelebihan mereka. Segala kebaikan telah termasuk syarat. Satu kelalaian atau pelanggaran, sekalipun kecil telah menggagalkan seseorang terhadap ukuran itu.

    Pada lazimnya yang diakui oleh manusia sebagai ukuran yang dari Allah adalah yang disebut "Sepuluh Hukum" atau "Dasa Titah" (Keluaran 20:1-17). Mungkin seseorang yang salah tangkap tentang maksud Dasa Titah itu akan merasa bahwa ia telah menaati segala hukum Allah, seperti orang muda yang kaya itu (Markus 10:19-20). Kalau demikian, sebaiknyalah ia merenungkan Matius 5. Di situ Yesus sendiri memberikan penjelasan lanjutan bahwa maksud Sepuluh Hukum itu bukanlah hal-hal lahir yang ringan dilaksanakan, melainkan suatu taraf kesempurnaan batin (Matius 5:48). Dengan melihat apa yang dipikirkan dalam batin saja, sifat sebenarnya dari orang itu telah diketahui oleh Allah.

    Pada taraf yang tertinggi ukuran Allah itu dinyatakan dalam diri Yesus, Yesuslah yang telah menjadi contoh hidup bagi manusia yang dikehendaki oleh Allah Yesuslah satu-satunya yang pernah melakukan syarat-syarat Torat itu dengan sempurna. Sanggupkah saudara untuk mencapai ukuran yang sesempurna Dia? Dengan melakukan suatu tindakan pemberontakan, satu kenajisan atau satu saja pemikiran yang tidak beres, atau satu kelalaian yang tidak disadari sudah berarti saudara gagal dan "kurang dari ukuran Allah" itu.

    2. Hal "orang-orang berdosa."

    Alkitab menjelaskan bahwa dosa-dosa kelakuan merupakan gejala-gejala saja, yang menyatakan pokok keadaan yang sebenarnya yaitu bahwa manusia sudah masuk golongan "orang-orang berdosa." Keadaan itu diwarisi sebagai akibat dosa dari Adam dan Hawa. Menurut Firman Tuhan, bukan kelakuan seseorang yang terpenting melainkan sumber kelakuannya yang ada dalam hati yang jahat. Dan itulah yang menimbulkan buah-buah yang pahit (Matius 7:15-20; 23:25-28). Jadi bukanlah "Sayalah orang berdosa, karena saya telah berbuat dosa" melainkan "Saya berbuat dosa karena sayalah seorang berdosa."

    Meskipun seseorang merasa bahwa ia belum pernah berbuat dosa, tetapi secara rohani ia tetap tergolong orang berdosa. Tuhan hanya melihat kepadanya sebagai mayat rohani karena dalam jiwanya belum terjadi proses pembaharuan melalui iman (Efesus 2:1, 5, 6).

    Kadang-kadang gambar "Jurang pemisah" dipakai untuk menjelaskan keadaan manusia yang berdosa. Gambar ini tepat sekali karena jarak yang memisahkan manusia dari Allah yang suci (Yesaya 59:2) demikian lebarnya sehingga tidak ada seorang juarapun yang sanggup meloncat untuk menyeberanginya.

    3. Arti dari pada "maut."

    Maut adalah akibat daripada dosa (Roma 6:23a). Apakah artinya maut? Boleh dikatakan bahwa manusia telah mati (Efesus 2:1) karena mewarisi upah dosa Adam dan Hawa. Dan kalau manusia tidak berpaling kepada Yesus Kristus, mereka akan mati untuk selama-lamanya. Kalau seseorang belum percaya kepada Yesus, meskipun ia mempunyai kehidupan jasmaniah, ia belum memiliki kehidupan rohani. Ia berada dalam keadaan mati rohani. Ia belum mempunyai hubungan dengan Allah yang Roh adanya (Yohanes 4:24).

    Suatu riwayat dalam Alkitab yang paling jelas mengenai keadaan yang ganjil ini ditemukan dalam Kitab Kejadian pasal 2 dan 3, di mana Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden. Sebelum mereka berbuat dosa mereka mempunyai kehidupan jasmaniah yang sama seperti kita. Mereka dapat bergerak dan berbicara, mereka memikirkan dan memutuskan sesuatu. Di samping kehidupan jasmaniah itu mereka memiliki sesuatu yang lebih indah. Yaitu pergaulan pribadi dengan Tuhan Allah. Justru kehidupan rohaniah itulah yang lenyap pada saat mereka berbuat dosa.

    Kalau seseorang tidak mengambil tindakan untuk menghubungkan dirinya kembali dengan Allah melalui Yesus, ia akan tinggal untuk selama-lamanya dalam kematian rohani yang diwarisnya itu. Dengan setiap dosa kelakuan yang ia perbuat, ia menyatakan bahwa ia menyetujui "kemayatan" itu.

    C. HAL-HAL AGAMAWI YANG KELIRU

    Menyesal sekali, tetapi dapat dimengerti juga adanya banyak unsur-unsur keagamaan yang hanya merupakan buah maut itu, perbuatan yang sia-sia belaka karena bukan Allah yang menetapkannya. Seringkali hal-hal agamawi itu nampak juga pada orang-orang yang menyebabkan dirinya Kristen. "Kristen semu" ini belum memiliki dasar pengertian dari Firman Allah, mereka menyisipkan pemikiran-pemikiran duniawi ke dalam kepercayaannya. Di samping memperpadukan unsur-unsur kekafiran dengan kepercayaan yang sebenarnya, seringkali acara-acara dan ajaran-ajaran Kristen yang benar itu diberi pengertian yang salah karena alam fikirannya yang duniawi.

    Selidikilah Firman Tuhan tentang contoh-contoh berikut:

    1. Upacara-upacara keagamaan

    a. Kebaktian-kebaktian.

    Sering orang-orang Kristen semu itu menganggap bahwa kewajiban yang satu-satunya telah mengikuti kebaktian-kebaktian. Sebaliknya iman yang benar itu seharusnya dinyatakan setiap hari melalui kelakuan-kelakuan yang sesuai dengan pengakuan (Mazmur 51:18, 19; Yesaya 1:12-18; Mazmur 24:3,4; Yakobus 2:26).

    b. Perjamuan Kudus.

    Kadang-kadang seorang menganggap bahwa ia diselamatkan "karena" mengikuti Perjamuan Kudus. Ada kalanya roti dan anggur itu dianggap menjadi barang suci yang mempunyai daya kekuatan dalam dirinya. Sebenarnya upacara itu hanyalah peringatan, bukan saluran berkat (Yohanes 6; I Korintus 11:23-26).

    c. Pembaptisan.

    Pembaptisan adalah pengakuan umum dan lambang dari apa yang telah terjadi dalam diri seorang melalui kepercayaannya. Bukti dari iman bukanlah surat pembaptisan, melainkan hidup yang baru dan suci (Kisah Para Rasul 10:47, 48; I Petrus 3:21; Roma 6:1-4).

    2. Syarat-syarat Torat.

    Hukum Allah diberikan sebagai "pelatih" atau skala pemeriksa diri bagi manusia. Maksudnya bukanlah supaya seseorang mencari keselamatan melalui ketaatannya. Tetapi diberikan untuk menyatakan keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa setiap manusia telah melanggar dan gagal. Jadi janganlah berharap pada jalan yang kosong melainkan kepada Yesus yang telah menggenapkan Torat itu (Matius 5:17; Roma 3:20; Roma 7:7; Galatia 2:16).

    3. Kesusilaan dan amal.

    Kesusilaan dan amal menyatakan kehendak yang baik tetapi belum menyatakan bahwa orang itu diperkenankan oleh Allah. Kornelius adalah contoh yang baik bahwa meskipun Allah ingin menyelamatkan seseorang yang berkelakuan baik tetapi Ia telah membatasi diriNya untuk hanya memperkenalkan mereka yang percaya kepada berita Injil (Kisah Para Rasul 10:1-11; 18, khususnya 11:13, 14).

    D. LAMBANG-LAMBANG DARI KARYA KRISTUS

    Yang paling penting dalam penginjilan ialah pengertian tentang Penyaliban Yesus. Walaupun hal-hal yang lain tetap kabur, tetapi harus jelas sekali baginya bahwa Yesus sudah mengerjakan sesuatu yang mutlak pada waktu Ia menyerahkan nyawaNya di kayu salib. Pekerjaan Yesus itu sedemikian ajaib sehingga sukar bagi manusia untuk mengertinya. Untuk menambah pengertian kita, Allah telah menyediakan beberapa gambaran. Dua di antaranya akan kita selidiki yaitu "korban perdamaian" dan "darah dan tubuh."

    1. "Korban perdamaian."

    Dalam Ibrani 10:24-28 dan Efesus 2:14-16 persembahan diri Yesus dibicarakan. Nats-nats tersebut menjelaskan bahwa persembahan itu telah memperdamaikan kita dengan Allah. Korban perdamaian adalah suatu istilah yang tetap bagi jalan kelepasan itu. Korban merupakan pembayaran hutang kepada Allah. Kita yang tidak sanggup lagi berbuat apa-apa wajiblah datang kepada salib Yesus bagaikan pengemis-pengemis. Di situlah seolah-olah diletakkan ke dalam tangan kita korban yakni Yesus itu. Kemudian kita pergi menghadap Allah dengan korban itu dalam tangan kita, dan korban itulah yang diterimaNya. Allah tidak lagi menuntut upah maut melainkan telah mengijinkan kita bersekutu kembali dengan Dia sebagai anak-anakNya.

    2. "Darah dan tubuh."

    Setiap kali kita merayakan perjamuan kudus, berarti kita memperingati kematian Yesus (I Korintus 11:24-26). Kita senantiasa makan roti dan minum anggur yang menjadi dua lambang dari apa yang Yesus telah lakukan bagi kita. Kedua lambang itu menyatakan dua segi dari pengorbanan Yesus.

    Roti adalah lambang dari tubuh Yesus. Tubuh yang telah menerima hukuman kita. Segala siksaan yang patut diterima oleh kita sebagai orang berdosa, telah ditanggung oleh Yesus (I Petrus 2:24). Setiap langkah penghinaan dan penyiksaan yang Yesus alami menjadi bukti betapa najisnya diri kita ini, sehingga penderitaan yang sekejam itu harus dirasai oleh Yesus selaku pengganti kita. Kulit badanNya yang robek-robek dan kesakitanNya yang tak terhingga itu adalah pukulan yang layak bagi kita masing-masing.

    Anggur adalah lambang dari darah Yesus yang ditumpahkan. Darah itulah yang menjadi alat penyucian segala kejahatan dan kenajisan kita (I Yohanes 1:7,9), dan juga menjadi sumber hidup yang kekal. Pada permulaan dari siksaannya darah mengalir keluar tetes demi tetes akibat penderaan cemeti yang berduri besi dan mahkota duri yang menusuk kepalaNya. Pada waktu rusuk Yesus ditembus dengan tombak oleh laskar Roma masih ada sejumlah darah yang keluar dari jantungnya, darah yang sudah terurai zat-zatnya, yang hanya dapat terjadi akibat dukacita yang hebat. Jantungnya hancur juga untuk memukul dosa kita yang sangat keji ini.

    E. PENERIMAAN YESUS

    Apakah yang terjadi pada saat penerimaan itu?

    Jelas sekali dalam Firman Tuhan bahwa Allah mempunyai suatu rencana tertentu bagi manusia, yaitu mendiami hati manusia dengan rohNya. Istilah "menerima Dia" dalam Yohanes 1:12 bukanlah suatu kebetulan. Ada banyak istilah lain yang juga dapat dipakai untuk menjelaskan langkah memperoleh keselamatan, tetapi "menerima Dia" yang paling tepat.

    Menerima berarti bahwa Roh Yesus yang menunggu di luar diterima ke dalam. Yesus telah ber Firman: "Ia tinggal beserta dengan kamu, dan Ia akan ada di dalam kamu" (Yohanes 14:17). "Kristus di dalam kamu" ialah istilah yang menjadi dasar bagi banyak penghiburan rohani (Efesus 1:13, 14; Kolose 1:27; I Yohanes 4:4 dan seterusnya). Paulus telah mengumpamakan orang-orang beriman sebagai "rumah Roh Kudus," yaitu bahwa Roh Kudus telah mendiami mereka. Paulus harus berkata kepada orang-orang Korintus: "Tidakkah kamu mengetahui ...?" Hal ini demikian ajaib, sehingga sukar bagi orang-orang di kota Korintus untuk percaya terhadap kemungkinannya (I Korintus 6:19, 20).

    Roh Yesus selalu menunggu untuk memasuki rumah-rumah tubuh manusia yang telah ditebusNya itu. Ia sudah membayar harganya pada salib. DarahNya berkuasa untuk menyucikan tempat kediamanNya. Yesus hanya menunggu pada pintu hati yang dimilikiNya itu sambil mengetuk (Wahyu 3:20). Ia hanya menunggu supaya pintu hati dibukakan dari dalam, dan kalau dibukakan bagiNya. Ia sendiri akan masuk untuk membereskan dan selanjutnya bertempat tinggal di situ. Yesus akan menjaga, merawat dan memakai rumah yaitu tubuh manusia, sesuai dengan kehendakNya sendiri.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 5

    1. Setelah selesai membaca pelajaran ini, selidikilah nats-nats yang berikut:
      1. Keluaran 20:1-17 dan Matius 5:17-48.
      2. Roma 1:18-32 dan Galatia 5:16-26.
      3. Efesus 2:1-10 dan Mazmur 51.
      4. I Korintus 11:23-32 dan Yesaya 1:12-20.
    2. Perhatikanlah istilah "di dalam kamu" dari Roma 8:9-11. Dapatkah saudara menulis suatu definisi "orang Kristen" berdasarkan nats ini?
    3. Apakah sebabnya seorang yang telah selamat akan lebih merasa dirinya sebagai orang berdosa daripada sebelum ia menerima Yesus?

    6. Membimbing Seorang Untuk Menerima Yesus

    Pelajaran ini kita khususkan pada pelayanan orang yang belum menerima pengampunan dosa. Jenis-jenis pelayanan yang lain akan dibicarakan dalam pelajaran ketujuh.

    A. BEBERAPA PETUNJUK UMUM

    1. Maksudnya harus jelas.

    Langkah penerimaan adalah sangat penting. Saudara harus lebih dahulu memastikan diri bahwa orang yang sedang dilayani itu mempunyai maksud yang sungguh-sungguh. Kadang-kadang seseorang hanya "tunduk saja" untuk melaksanakan suatu doa penerimaan, padahal baginya belum jelas siapa Yesus, bahkan juga belum yakin bahwa ia sendirilah orang yang najis di hadapan Allah. Perhatikanlah kedua contoh yang berikut ini.

    a. Seorang yang bersikap ramah serta terbuka dan sudah dilayani selama satu setengah jam, tiba-tiba merelakan diri untuk menerima Yesus. Maksud sebenarnya bukanlah untuk memperoleh keselamatan. Ia hanya ingin minta diri dari penginjilan itu, dan ini dia lakukan dengan sopan. Karena pada sangkanya, setelah ia berpura-pura berdoa untuk menerima Kristus, maka ia telah bebas untuk pulang.

    b. Seseorang minta dibimbing dalam penerimaan Yesus. Mungkin hal ini dilakukan sebab ia telah merasa bosan oleh desakan teman yang telah berusaha menginjili dia. Kalau ia sudah satu kali dilayani, maka pada sangkanya ia tidak akan disusahkan lagi. Setiap kali seorang lain ingin memperkenalkan dia kepada Yesus, ia dapat mencari jalan keluar dengan mengatakan: "Saya telah menerima Kristus pada tanggal sekian, tidak usah lagi."

    Untuk menghindari pelayanan yang salah saudara harus waspada. Tujuan saudara bukan untuk melayani sekian banyak jiwa dalam "penerimaan." Tujuan saudara adalah untuk memperkenalkan jiwa-jiwa yang sesat kepada Yesus yang hidup.

    Doa tidak mempunyai kuasa penyelamatan. Hanya Yesus yang berkuasa mengampuni dosa. Penerimaan yang pura-pura hanya mengebalkan hati seseorang, sehingga ia tidak akan terbuka lagi terhadap Injil.

    2. Intelek, Emosi dan Kehendak

    Manusia mempunyai intelek, emosi dan kehendak. Kalau saudara mau membimbing seseorang untuk menerima Yesus di samping melihat kesungguhannya, perlu saudara memperoleh kepastian bahwa penerimaan itu adalah penerimaan total. Ia perlu mengikut sertakan akal budi, perasaan dan kehendaknya kepada Yesus Kristus.

    a. Akal - budi

    Ia harus mengetahui bahwa Yesuslah jalan satu-satunya untuk memperoleh pengampunan dosa. Ia harus mengetahui bahwa keselamatan itu disediakan hanya melalui salib dan darah Yesus.

    b. Emosi - perasaan.

    Ia harus merasa bahwa dirinya seorang berdosa. Pengetahuan yang teoritis tidak akan menggerakkan dia untuk meninggalkan hidup yang lama untuk melekat pada Yesus. Hati kecilnyalah yang menjadi tempat pelayanan Roh Kudus terhadap mereka yang belum selamat (Yohanes 16:8). Roh kebenaran itu akan menempelak hati kecilnya dengan keinsyafan akan dosa. Roh itu akan bekerja juga dalam hati kecilnya untuk memeteraikan kebenaran dari Firman, "Jalan Keselamatan" yang telah saudara sampaikan kepadanya.

    c. Kehendak - keinginan.

    Meskipun ia telah mengatahui bahwa Yesus adalah Juru selamat dunia dan meskipun ia telah merasa dirinya seorang berdosa yang dimurkai Allah, jikalau ia belum memutuskan untuk menerima Yesus, ia belum selamat. Kehendak itu harus bertindak. Kalau ia belum memihak kepada Yesus, ia tetap berada pada pihak iblis.

    B. CARA PELAKSANAAN PELAYANAN INI

    Langkah-langkah ini adalah lanjutan dari pendekatan dan diagnosa yang telah dibicarakan dalam pasal 3. Kalau ia telah ingin tahu maka jalankanlah bimbingan yang berikut. Tiga langkah yaitu penjelasan, penerimaan, dan peneguhan harus berjalan satu persatu. Bahan yang perlu untuk langkah pertama itu telah dibicarakan dalam pelajaran yang keempat.

    1. Langkah penjelasan.

    a. Pakailah ayat-ayat landasan.

    Penjelasan dari "keempat fakta rohani" itu menjadi bahan pertimbangan bagi inteleknya. Saudara harus dapat memastikan bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh dapat dimengerti. Janganlah saudara menjelaskan seperti memberikan kuliah. Tunjukkanlah ayat-ayat landasan. Ia sendiri harus membacanya dengan nyaring. Jangan anggap kalau ia telah membacanya dengan cara demikian ia telah mengertinya. Tanyakanlah mengenai setiap bagian kalimat dari nats-nats tersebut, sampai nyata bahwa maksud - arti Firman Tuhan itu telah diresapkannya.

    Memberikan terlalu banyak ayat akan membingungkan. Seorang penginjil terkenal telah menegaskan bahwa satu dua ayat sudah cukup, supaya Injil itu diberikan sesederhana mungkin. Penginjil tersebut suka memakai Yesaya 53:6 bertalian dengan Yohanes 1:12. Tetapi sebagai patokan bagi saudara pakailah empat ayat saja, satu ayat untuk setiap faktor rohani dan dapat ditambah dengan satu ayat lagi bila perlu untuk menjelaskan sesuatu yang keliru.

    Walaupun orang yang dilayani itu buta huruf, masih perlu juga saudara menunjukkan ayat-ayatnya kepadanya. Saudara sendiri harus membacakannya, tetapi ikutilah dengan jari saudara supaya ia melihat bahwa ini sungguh-sungguh dari Alkitab. Ia harus dapat membedakan perkataan Allah dengan perkataan saudara.

    b. Tunggulah keinsyafan orang itu.

    Perhatikan kembali bagian pengetahuan dan keinsyafan dari halaman 33. Dapatkah ia mengucapkan Roma 6:23 kembali dengan kata-katanya sendiri seperti berikut? "Sayalah seorang berdosa yang dimurkai Allah yang Maha Kuasa. Tetapi sekarang saya boleh pilih. Ada dua kemungkinan di hadapan saya. Saya boleh berjalan terus menuju maut itu, atau saya boleh mempercayakan diri kepada Yesus yang telah mati bagi saya. Dengan percaya, maka saya akan luput dari hukuman Allah itu, dan sangat berbahaya bagi saya untuk menunggu."

    c. Tunggulah keinginan orang itu.

    Kalau telah nyata bahwa ia mengerti dan insyaf maka masih perlu menanyakan lagi apakah ia "ingin" untuk menerima Yesus. Tidak boleh saudara meneruskan pembimbingan kalau ia belum mau. Banyak orang yang dengan semangat mengikuti penjelasan mengenai Injil hanya karena "ingin tahu" saja, tanpa maksud bertindak atas keterangan itu.

    2. Langkah penerimaan

    Bagaimanakah caranya untuk seseorang menerima Yesus? Pertama-tama harus diingat keadaan sebenarnya. Yesus sedang menunggu untuk diundang masuk dan mendiami hati orang itu. Biasanya undangan itu diberikan dalam doa, dan seringkali orang tersebut akan ragu-ragu mengenai cara berdoa. Sebaiknya penjelasan yang berikut diberikan sebelum ia menundukkan kepala untuk berdoa.

    a. Berdoa kepada Yesus.

    Gambaran Tuhan Allah masih terlalu umum, hanyalah Yesus yang telah mempunyai bentuk definisi baginya. Ajaklah ia berbicara kepada Yesus Kristus.

    b. Apa yang diminta?

    Tiga hal yang perlu diucapkan kepada Yesus yaitu:

    1. Masuklah ke dalam hatiku!
    2. Bersihkanlah hatiku yang buruk ini!
    3. Tinggallah tetap dalam hatiku untuk memelihara daku terus!

    Ada beberapa cara doa yang lain berdasarkan perjanjian-perjanjian dalam Alkitab, tetapi doa yang di atas yang paling tepat. Cara ini agak memudahkan pelayanan rohani selanjutnya. Kalau seseorang telah mengetahui bahwa hatinya didiami Yesus, maka itulah dasar yang baik untuk digunakan menurut segala berkat yang telah disediakan oleh Yesus bagi orang-orang percaya.

    Kadang-kadang orang yang dilayani itu telah menerima Yesus sementara mendengar penjelasan Injil yaitu sebelum sampai kepada doa penerimaan. Kalau demikian, bentuk doanya akan berubah menjadi pengucapan terima kasih, karena Yesus telah mengampuni dosanya.

    Siapakah yang berdoa? Janganlah saudara menjadi seorang "dukun doa." Saudara bukan pengantar bagi orang lain. Tugas dan hak istimewa itu dimiliki oleh Yesus (I Timotius 2:5). Orang yang dilayani itu - ia sendirilah yang harus berurusan dengan Yesus. Saudara tidak boleh diminta mewakilinya dalam doa penerimaan. Kalau ia tidak mau berdoa karena malu, pimpinlah ia dalam satu doa pendek. Umumnya penjelasan mengenai maksud dari pada doa itu telah cukup. Kalau Roh Kudus telah menempelak hati dia sampai insyaf bahwa ia nyaris mati di hadapan Tuhan, maka ia akan lekas berdoa.

    Doa adalah suatu percakapan bersama antara orang-orang percaya dengan Allah bapa. Kalau perlu saudara boleh mengganggu dia sementara ia berdoa. Kalau isi doanya menyatakan bahwa Injil belum jelas, hentikan saja doanya dan jelaskanlah kembali segala apa yang masih kurang jelas. Kalau ia mulai berdoa dengan menyebut bermacam-macam kesulitan pribadi dan kesulitan rumah tangga, maka hentikan saja. Sebelum Yesus diundang mendiami hatinya, ia belum mempunyai hak untuk meminta hal-hal yang lain itu dari Allah. Pada kemudian hari ia boleh mempersoalkan hal-hal yang lain itu, dan banyak juga persoalan-persoalan itu akan lenyap akibat penerimaan tersebut.

    Suruhlah ia berdoa terlebih dahulu. Setelah ia selesai, barulah saudara boleh menyatakan persetujuan saudara dalam doa. Jagalah diri saudara! Hanya sedikit saja yang boleh diucapkan oleh saudara. Kalau saudara berdoa dengan panjang lebar, doa itu akan menghalangi dalam perkembangan imannya. Kemudian hari ia akan malu berdoa di hadapan orang lain karena merasa belum mengetahui ucapan-ucapan yang baik, yaitu contoh dari saudara itu yang menjadi teladan baginya. Pakailah doa yang sederhana tanpa berputar-putar, yang terdiri dari beberapa kalimat saja. Jangan sebutkan hal-hal yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan orang yang dibimbing itu.

    3. Langkah peneguhan

    Langkah pertama dalam tugas peneguhan ini hanya mempunyai satu maksud saja, yaitu memberikan keyakinan bahwa ia telah selamat. Setelah ia berdoa untuk menerima Yesus jelaskanlah jalan keselamatan itu sekali lagi, dan ajaklah ia berdoa untuk kedua kalinya.

    Apakah sebabnya langkah-langkah meninjau kembali itu perlu? Karena dengan penerimaan Yesus itu ia telah menjadi orang baru dengan kedudukan baru. Sebelum penerimaan, ia masih digolongkan orang berdosa yang terpisah dari Allah. Sekarang ia digolongkan anak-anak Allah dan telah diberikan kedudukan baru. Ia telah selesai mempertimbangkan Injil itu, sebagai seorang yang harus memutuskan apakah ia mau selamat atau tidak. Sekarang ia memandang Injil itu sebagai yang memiliki keselamatan. Dengan mata rohaninya yang baru, ia dapat memeriksa kembali jalan keselamatan itu menjadi dasar kepastian bahwa ia telah diselamatkan melaluiNya.

    Demikian pula doa kedua merupakan jenis doa yang baru. Sebelum ia bertindak menerima dan tinjauan dasar kepastian itu, ia dapat berdoa dengan "iman." Sekarang sebagai suatu langkah iman, ia akan berdoa mengucapkan terima kasih kepada Yesus karena ia telah diselamatkan olehNya.

    Setelah ia selesai dengan pengucapan syukur kepada Tuhan - maka tetapkanlah waktu dan tempat untuk bertemu kembali, untuk menyelidiki Firman Allah dan berdoa bersama-sama.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 6

    Sudahkah anda mulai menginjili pribadi-pribadi bagi Kristus?

    Sudahkah anda mempunyai hasil yang nyata dari pelayanan anda?

    Kalau anda dapat menjawab "Ya!" kami hanya dapat mengucap syukur bersama dengan anda serta mengajak anda untuk berjalan terus, dan untuk belajar terus.

    Seandainya anda belum sukses memperkenalkan beberapa orang kepada Juruselamatnya janganlah meneruskan dengan pelajaran ketujuh. Tunggu dahulu. Pergilah keluar dan mempraktekkan bahan yang anda telah pelajari itu. Pelajaran-pelajaran berikut adalah sia-sia kalau pelajaran-pelajaran sampai sekarang belum dimanfaatkan.

    Janganlah takut untuk berpraktek. Ingatlah bahwa Roh Kudus bersedia untuk menolong anda dalam pekabaran Injil.

    7. Membimbing Anak-anak Allah

    Seringkali seorang yang telah menerima Yesus Kristus harus dilayani kembali. Hal ini mungkin disebabkan karena ia kurang dibimbing pada waktu ia mengalami suatu kesulitan yang lain, pada kemudian harinya. Saudara harus berhati-hati dalam membuat diagnosa, karena tidak mungkin seseorang menerima Yesus dua kali. Kalau betul-betul ia telah menerima Yesus, ia membutuhkan jenis pelayanan yang lain lagi.

    Ingatlah bahwa jarang sekali seseorang rela untuk langsung menyatakan persoalannya yang sebenarnya, karena malu. Tambahan pula biasanya ia menyadari beberapa kesulitan saja, yang hanya merupakan gejala-gejala. Ia belum sadar akan akar dari kesulitan-kesulitannya itu. Si pembimbing harus mengambil sikap seperti seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya. Dokter seperti seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya. Dokter itu akan bertanya-tanya tentang gejala-gejala penyakit pasien itu. Segala pertanyaan itu akan menuju kepada pengupasan sesuatu yang belum dipikirkan oleh si pasien, akhirnya akan diketahui penyakitnya dengan tepat. Demikian juga halnya dalam bimbingan rohani. Perkara-perkara yang ia akui sebenarnya hanya merupakan akibat-akibat dari suatu dosa atau kekeliruan tertentu. Saudara harus mencari sesuatu di belakang gejala-gejala yang sementara itu, untuk melihat sumber dari kesulitan yang sedang dialaminya.

    Menurut seorang penginjil yang bernama Oswald Smith, persoalan-persoalan Kristen dapat digolongkan menjadi tiga jenis pelayanan tertentu. Pembagian yang sederhana dan praktis itu dapat diselidiki dalam bukunya yang berjudul "The Consuming Fire" (Api yang menghanguskan). Ketiga jenis persoalan itu adalah:

    1. Keragu-raguan tentang keselamatan.
    2. Keputus-asaan karena kegagalan.
    3. Kemunduran ke dalam dosa.

    Sebelum kita menyelidiki ketiga jenis persoalan itu sebaiknya ditegaskan sekali lagi bahwa penilaian dari si petobat sendiri jarang tepat. Seseorang yang belum menerima Yesus akan selalu mementingkan perkara-perkara kegagalan dan kesulitan hidup. Saudara harus dapat memastikan tentang apakah ia telah menerima Kristus atau belum. Kalau ia belum menerima Kristus, maka ia harus dilayani seperti dalam pelajaran keenam. Seringkali dengan menerima Kristus maka perkara-perkara yang lain yang dibicarakannya itu akan lenyap dan hilang tanpa memerlukan bimbingan khusus.

    Dalam setiap jenis pelayanan ini, sedapat-dapatnya pakailah satu ayat saja, supaya dikemudian hari ia dapat mengingat kembali dasar pelayanannya.

    A. ORANG-ORANG YANG RAGU-RAGU

    Keragu-raguan adalah akibat dari tidak mengetahui atau tidak mempercayai isi Alkitab. Banyak orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, tetapi belum merasa pasti bahwa tempat di surga itu telah disediakan bagi pribadi-pribadi mereka. Bahkan ada pendeta-pendeta yang karena terlalu memikirkan hanya doktrin-doktrin yang tertentu saja, juga sama sekali belum mengenal bagian-bagian dari Firman Tuhan yang menjelaskan bahwa seseorang dapat mendapatkan kepastian tentang pengampunan dosa dan mendapat tempat di sorga. Keragu-raguan sungguh menghina nama Yesus, karena itu berarti menyatakan pendapat bahwa penyaliban Yesus itu tidak cukup berkuasa untuk membayar hutang dosa manusia seluruhnya.

    Kitab yang paling tepat untuk seseorang yang ragu-ragu adalah Surat Pertama Yohanes. Dalam surat itu perkataan "mengetahui" atau "mengenal" dipakai sebanyak 42 kali. Ayat yang saudara akan pergunakan adalah I Yohanes 5:13 "Segala perkara ini telah kusuratkan kepadamu supaya kamu mengetahui, bahwa kamu beroleh hidup yang kekal yaitu kamu yang percaya akan nama Allah." Dalam pelayanan tersebut perlu saudara tegaskan dua perkataan yaitu: "mengetahui" dan "kusuratkan."

    1. "Mengetahui."

    Rasul Yohanes berpendapat bahwa ada sesuatu yang kurang beres pada seseorang yang belum merasa pasti mengenai keselamatannya. Dalam ayat 13 ini ia menyatakan apa sebabnya ia telah menulis, yaitu agar orang-orang percaya mengetahui ("yakin") bahwa mereka telah memperoleh hidup yang kekal dalam Tuhan Yesus.

    Dasar keyakinan ini adalah kesempurnaan karya Yesus pada salib itu. Kesempurnaan dari salib tidak dapat diragu-ragukan lagi (I Yohanes 2:2).

    Rasul Paulus juga mengupas persoalan yang sama. Ia memberitakan bahwa hutang dosa telah dilunasi bagi orang-orang yang percaya (I Korintus 6:20). Yesus sendiri sebelum mati pada salib, berkata: "Sudah genap" (Yohanes 19:30).

    2. "Kusuratkan."

    Kebanyakan orang yang ragu-ragu itu suka memeriksakan keadaan jiwanya pada pihak yang salah. Mereka boleh disebut "Hippis Rohani" karena tidak meneliti Firman Allah yang obyektip itu, melainkan meraba-raba dalam dunia khayal dan emosinya sendiri.

    Titik pemeriksaan untuk mendapatkan kepastian selamat bukan terletak pada perasaan, melainkan pada dasar yang "tersurat." Allah yang setia telah menyuratkan (menetapkan) beberapa perjanjian. Antara lain Allah telah mengesahkan salib sebagai sumber keselamatan. Kalau seseorang percaya kepada Yesus, maka ia telah selamat karena Allah tidak akan ingkar janji yang disuratkanNya itu.

    Tentu saja ada hal-hal yang "dirasai" oleh seorang anak-anak Allah. Ia telah "diperanakkan pula" menjadi "kejadian yang baru" (Yohanes 3:3, 5, 6; II Korintus 5:17). Tetapi janganlah ia salah tangkap terhadap perasaan-perasaan yang baru itu. Mulai pada saat penerimaan Yesus, kekaburan dosa dilenyapkan oleh darah Kristus. Pembaruan itu paling nampak pada hati kecilnya. Oleh karena proses penghalusan hati kecil itu, maka seorang anak Allah akan merasa lebih berdosa dari pada sebelum ia menerima Yesus. Di samping dapat dengan lebih tajam membedakan hal-hal yang baik dan yang jahat itu (Roma 12:1, 2), seorang anak Allah akan merasa haus untuk membaca Firman Tuhan, berdoa, dan bergaul dengan saudara-saudara seiman.

    Perincian langkah-langkah pelayanan ini adalah sebagai berikut:

    1. Bicarakanlah I Yohanes 5:13 bersama-sama.
    2. Kalau orang yang ragu-ragu itu telah mengisyafi arti I Yohanes 5:13, pindahlah kepada ayat yang dahulu dipakainya sebagai dasar keselamatan. Kalau ia sungguh-sungguh percaya bahwa ayat itu benar, maka ia harus yakin bahwa ia telah memenuhi syarat yang ditetapkan Allah.
    3. Suruhlah ia berdoa kepada Yesus; yakin suatu doa pengucapan terima kasih, bahwa ia telah diselamatkan oleh darah Yesus.

    B. ORANG-ORANG YANG SELALU JATUH DALAM PENCOBAAN

    Ada beberapa ayat yang berfaedah untuk meneguhkan seseorang yang berada dalam penggodaan, misalnya Matius 11:28; Filipi 4:13 dan I Yohanes 4:4. Tetapi kami usulkan supaya saudara memakai ayat yang lazim dalam bimbingan ini, I Korintus 15:57, yang berbunyi: "Syukurlah kepada Allah yang mengaruniai kita kemenangan oleh sebab Tuhan kita Yesus Kristus." Kalau saudara mau memakai ayat ini, jelaskanlah ketiga perkataan ini, yaitu "syukurlah,""mengaruniai" dan "kemenangan."

    1. "Kemenangan."

    Alkitab tidak menawarkan sesuatu yang kosong belaka. Kemenangan telah disediakan bagi kita dalam kemenangan Yesus. Demikian ajaibnya berkat itu sehingga I Korintus 15 menyatakan kemenangan terhadap pencobaan yang paling ngeri, yaitu maut. Kemenangan bukan hanya berkat yang dapat dinikmati oleh anak-anak Allah, melainkan juga merupakan tugas dalam panggilan kita (I Yohanes 3:8; Efesus 2:7). Orang-orang percaya telah dipanggil untuk memperlihatkan kuasa rohani ini di hadapan dunia yang berdosa (Roma 6:14), bukti utama adalah kesucian hidup.

    Banyak orang ingin "dibebaskan" dari penggodaan, tetapi rencana Allah lain, Allah telah menempatkan orang-orang percaya di dalam dunia yang penuh dosa dan godaan ini untuk menjadi bukti dari kuasaNya. Orang-orang beriman akan selalu digodai tetapi tidak perlu jatuh. Kunci pertama dari kemenangan ialah kesadaran bahwa setiap orang akan dicobai seumur hidupnya. Hanya dalam pencobaan, Yesus dapat memperlihatkan keajaiban kuasaNya. Meskipun seorang beriman akan dicobai namun ia tidak perlu merasa takut. Iblis akan mengaum-ngaum melihat siapa yang dapat ditipunya (I Petrus 5:8), tetapi iblis ompong, giginya telah dicabut oleh Tuhan Yesus (I Yohanes 3:8). Di mana saja seorang Kristen memutuskan untuk sedia menghadapi iblis itu, di situ juga ia akan menang (Roma 6:14).

    2. "Mengaruniai."

    Karunia bukan sesuatu yang dapat diusahakan seperti upah. Karunia adalah sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma, yang diperoleh hanya melalui iman. Pada umumnya arti karunia itu belum jelas bagi kaum Kristen. Kekaburan itu terbukti melalui demikian banyaknya penghias-penghias dinding yang berbunyi: "Berdoa dan bekerja." Kutipan itu salah seharusnya adalah "berdoa dan berjaga" (Matius 26:41). Orang-orang Kristen disuruh berjaga supaya jangan ditipu oleh si iblis. Kalau iblis mendatangi mereka, mereka hanya perlu melawan dan berdoa maka iblis terpaksa mundur (Yakobus 4:7).

    Hanya dengan karunia saja seseorang dapat mengalami kemenangan rohani. Usaha pribadi yang sekuat-kuatnyapun tidak dapat mengatasi penggodaan. Selama seseorang masih berusaha selama itu pula belum ada kesempatan bagi Tuhan Yesus untuk memberi karunia kemenangan itu kepadanya. Hal ini dapat dijelaskan dengan lukisan berikut. Seorang yang nyaris mati tenggelam dalam air akan berusaha sekeras-kerasnya menyelamatkan diri, tetapi ia tidak tahu cara berenang. Seseorang penyelamat yang berpengalaman akan bertindak dengan menunggu sampai orang itu kehabisan tenaga, barulah orang itu dapat dihantarkan ke pantai. Demikian pula halnya dengan Yesus yang sedang menunggu kesempatan untuk menolong orang-orang yang gagal.

    Contoh lain terdapat dalam Keluaran 14:13, yang dapat diucapkan kembali secara bebas seperti berikut, "Berdiam diri dan melihat keselamatan Tuhan!"

    3. "Syukurlah."

    Agar seorang dapat menikmati kemenangan rohani ia harus memberi kesempatan kepada Yesus untuk menolong. Tetapi cara memberikan kesempatan itu, bukanlah dengan memohonkan. Kemenangan itu telah menjadi bagian dari rahmat Allah, telah termasuk ke dalam "hak anak" bagi orang Kristen yang gagal tersebut, walaupun masih belum dipakainya. Bodoh sekali bagi seseorang untuk meminta sesuatu dari Tuhan yang ia sendiri telah memiliki. Ayat 57 itu menyuruh dia untuk mengucap syukur kepada Tuhan, karena kemenangan yang telah ada ini. Harus ia sadari dan berjanji untuk mulai memanfaatkan kemenangan yang telah disediakan itu.

    C. ORANG-ORANG YANG TELAH MUNDUR

    Inilah pelayanan satu-satunya di mana seorang pembimbing harus bertanya-tanya tentang dosa yang sebenarnya telah dilakukan. Dalam jenis-jenis pelayanan lain sudahlah cukup dengan mengetahui adanya persoalan dan kemudian memperkenalkannya kepada jawab dalam Tuhan Yesus. Tetapi bagi orang yang telah mundur, selalu ada titik permulaan yaitu suatu dosa tertentu yang dilakukannya dengan sengaja. Ribuan dosa yang lain yang merupakan akibat dari pemberontakan pertama.

    Layani orang yang mundur berdasarkan I Yohanes 1:9. Ayat ini tidak menyuruh dia untuk "minta ampun" melainkan untuk "mengakui" dosanya. Tuhan menunggu pengakuannya bahwa persoalan pertama itu adalah benar-benar dosa. Biasanya seseorang rela mengaku ribuan dosa-dosanya yang lain asal dosa yang dicintainya itu boleh ia sembunyikan dan nikmati terus. Kalau dosa itu telah diakuinya, barulah Tuhan dapat mengurusnya. Ayat 9 telah menyatakan bahwa dengan pengakuan yang terang-terangan, ia akan diampuni dan disucikan. Tuhan bersedia melenyapkan dosa-dosa dan noda-noda akibat dosa itu juga, supaya orang itu dapat berjalan di dalam terang.

    Suruhlah ia berdoa dengan mengaku dosa, serta mengucapkan terima kasih bahwa pengampunan tetap tersedia dalam Yesus yang rahmatnya tidak terbatas.

    Kalau ia sungguh-sungguh, ia tidak akan meneruskan dosanya itu. Kehendak Tuhan tidak berubah sampai sekarang. Satu contoh ketetapan Allah ialah Kitab Yunus dalam Perjanjian Lama. Karena Yunus tidak mau taat akan perintah Tuhan ia melarikan diri, sehingga ia mengalami banyak goncangan, sampai ia ditelan oleh ikan besar. Setelah Yunus bertobat dan dibebaskan kembali, sekali lagi Tuhan berbicara kepadanya. Tuntutan Allah itu tetap sama. "Apakah Yunus mau pergi ke tempat di mana Allah telah menyuruhnya atau tidak?"

    D. BEBERAPA TAMBAHAN

    Hampir setiap kesulitan rohani dapat dilayani berdasarkan ketiga golongan di atas. Misalnya seorang ibu yang mempersoalkan kelakuan anak-anaknya yang tidak beres, atau suaminya yang belum percaya. Sebenarnya itu merupakan keputus-asaan atau kegagalan dari si ibu. Apakah yang ia harus lakukan? Ia harus berterima kasih karena rahmat yang telah disediakan baginya dalam Yesus. Biasanya dalam persoalan-persoalan pada si ibu tersebut juga.

    Mungkin ia kurang menyatakan kasih dan kemenangan. Mungkin juga tujuannya tidak beres. Kadang-kadang seorang istri ingin supaya suaminya percaya, bukan supaya jiwa suaminya itu selamat, melainkan untuk menjamin kesejahteraan rumah tangganya saja. Wanita-wanita yang serupa itu sebenarnya kurang mengasihi suaminya.

    Sama halnya seperti dalam penginjilan, ketiga jenis pelayanan ini menuntut pelanjutan. Bimbingan pertama hanyalah suatu krisis yang selalu harus ditinjau kembali, untuk pada kemudian kemenangan, kepastian atau pengampunan. Perlu saudara tentukan "waktu dan tempat" untuk bertemu kembali dengan orang yang dilayani itu. Pada pertemuan kedua itu pelayanan pertama ditinjau kembali dan perkara-perkara yang lain lagi dapat dibicarakan.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 7

    1. Hafalkanlah ketiga ayat dasar untuk pelayanan terhadap anak-anak Allah yaitu I Yohanes 5 : 13; I Korintus 15: 57 dan I Yohanes 1 : 9.
    2. Periksalah seluruh Surat Pertama Yohanes untuk melihat bahwa surat itu sungguh berfaedah bagi orang-orang yang percaya. Carilah ayat- ayat tambahan di dalamnya yang dapat dipakai untuk ketiga jenis pelayanan ini.
    3. Selidikilah dirimu untuk melihat kalau-kalau masih terdapat sesuatu dalam hidup anda sendiri yang perlu diselesaikan sesuai dengan ketiga macam kesulitan yang baru dipelajari ini.

    8. Bimbingan Lanjutan: Coraknya

    Pelanjutan ("Follow up") adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang setelah ia dilayani untuk menerima Yesus Kristus atau karena sesuatu persoalan rohani yang lain. Dalam pelanjutan ini ia dibimbing supaya hidupnya sungguh berakar dalam Firman Tuhan. Sebenarnya langkah pertama dari pelanjutan ini telah dilaksanakan pada waktu bimbingan pertama, yaitu pada waktu ia memperoleh kepastian selamat berdasarkan nats-nats tertentu dari Firman Tuhan.

    A. KETAHUILAH TUJUAN DAN BATASNYA

    Setelah seseorang menerima Yesus selaku Juruselamatnya ada suatu jangka waktu (selama beberapa minggu) yang sangat berfaedah untuk pelayanan rohani. Menyesal sekali bahwa kesempatan ini seringkali disia-siakan berhubung si pembimbing tidak tahu apa yang harus dilaksanakannya. Saudara harus mengetahui maksud pelanjutan ini, supaya kesempatan itu dimanfaatkan bagi Tuhan Yesus.

    Saudara harus mengetahui batas pelayanan ini juga. Pada hakekatnya, bimbingan lanjutan ini berjalan serentak dengan pelayanan yang diberikan dari pihak gereja. Dengan demikian ada kalanya usaha pelayanan dari saudara akan disalah pahami dan dicurigai. Asal saudara jelas mengenai maksud dan batas-batas pelayanan ini, saudara dapat memberikan jawaban yang tepat tanpa perlu terjadi bentrokan dengan para rohaniawan.

    1. Hubungan dengan gereja.

    Sangat luas jenis-jenis pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan. Gereja mempunyai tugas pelayanan sebagai gereja dan mungkin saudara turut mengambil bagian dalam pelayanan itu sebagai anggota gereja. Tetapi sebagai pribadi saudara mempunyai tugas pelayanan juga.

    Untuk melihat batas-batas bimbingan pribadi itu betapa baiknya kita merenungkan "Amanat Yesus" dan Injil Matius 28:19, 20. Dalam ayat-ayat itu dapat dibedakan tiga fungsi dari pelayanan, yaitu: tugas "menjadikan murid," tugas "membaptiskan" dan tugas "mengajar." Seorang penginjil pribadi hanya menjalankan tugas yang pertama saja dengan menyerahkan tugas yang kedua dan sebagian dari tugas ketiga itu kepada pelayanan gereja.

    Meskipun pelayanan saudara hanya mencakup sebagiannya saja, tetapi seharusnya saudara membedakan dua segi dari tugas tersebut. Tugas pelayanan saudara itu mencakup:

    1. Membawa seorang kepada penerimaan Kristus sebagai Juruselamat.
    2. Membawanya kepada Yesus sebagai Tuhan.

    Biasanya kedua fungsi itu dibedakan dengan istilah-istilah "Penginjilan" dan "Peneguhan." Penginjilan berarti bahwa saudara akan memperkenalkan seseorang kepada Kristus sehingga ia lahir baru dan menjadi bayi rohani. Fungsi yang kedua, "Peneguhan" berarti bahwa saudara akan membimbing orang itu sampai ia dapat berjalan dengan teguh atas dasar Firman Allah.

    Tugas saudara belum boleh dianggap selesai sebelum orang yang dilayani itu dihubungkan kepada suatu gereja supaya dapat dilangsungkan tugas-tugas kedua dan ketiga dari amanat Yesus itu. Kalau ia belum mengikuti gereja belum boleh dikatakan bahwa ia telah diteguhkan dalam Alkitab.

    2. Peneguhan bukan pelajaran Sidi.

    Setelah orang yang dibimbing secara pribadi itu diserahkan kepada suatu gereja, ia akan diberi pengajaran yang disebut "Sidi." Dalam "Sidi" ia belajar tentang Tuhan Allah, dan tentang pertanggungjawabannya sebagai seorang Kristen dan sebagai anggota Gereja setempat. Biasanya pokok-pokok pertumbuhan iman kurang dibicarakan dalam pelajaran sidi.

    Pokok-pokok pertumbuhan iman itu harus dipertanggung jawabkan oleh saudara sendiri sebagai penginjil pribadi. Walaupun gereja saudara menegaskan pokok-pokok tersebut, janganlah terlalu lekas meletakkan tugas pelanjutan itu, sebelum saudara pertimbangkan hal-hal berikut:

    1. Seperti telah dijelaskan maksud dari pelanjutan bukan semata- mata mengajar, tetapi untuk meneguhkan.
    2. Biasanya orang yang baru diinjili itu belum mempunyai ikatan dengan suatu gereja. Belum tentu gereja saudara yang paling tepat bagi dia. Ia harus diteguhkan lalu digabungkan dengan salah satu sidang jemaat.
    3. Biasanya rohaniawan setempat, yaitu pendeta-pendeta dan anggota- anggota majelis, demikian sibuk dengan waktu lagi untuk berkunjung kepada petobat-petobat baru.
    4. Kalau seorang bayi rohani langsung diserahkan kepada salah satu gereja dengan maksud supaya gereja itu meneruskan bimbingan, maka hal itu tidak tepat sebab kadang-kadang ia terpaksa menunggu sampai 6 atau 10 bulan, baru dimulai kelas-kelas baru untuk calon-calon anggota. Dan tentu saja peneguhan ini tidak boleh ditunda sedemikian lama.

    B. CORAK-CORAK BAGI PELAYANAN YANG BAIK

    Saudara mempunyai tugas yang sangat penting. Dan tentu saja saudara ingin mempunyai perincian atas tugas tersebut. Bahan apakah yang harus diberikan? Apakah filsafat pendekatan terhadap tugas ini? Apakah yang diperlukan seorang bayi rohani supaya ia dapat mewakili Kristus dalam lingkungannya yang penuh dosa itu?

    1. Corak "Pengenalan."

    Kalau kita memeriksa kembali pengalaman rohani kita sendiri, maka akan menjadi nyata bahwa "pengenalan" lebih penting dari "pengetahuan." Banyak orang mempunyai pengetahuan yang baik, tetapi memusuhi Yesus Kristus. Mungkin tidak pernah ada seorang Kristen yang lebih mengetahui isi Alkitab dari pada si iblis itu. Karl Marx tidak dididik dalam jurusan sosial politik. Charles Darwin tidak dididik dalam ilmu pengetahuan alam. Kedua-duanya memperoleh gelar dalam ilmu theologia. Tetapi mereka memusuhi Yesus Kristus. Pengetahuan itu hanyalah merupakan barang mati, kalau belum dihidupkan melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Pengetahuan yang sedikit akan dimanfaatkan oleh iman, tatapi pengetahuan yang banyak akan sia-sia kalau tidak ada ketaatan.

    Kalau seseorang yang hatinya tergerak untuk taat kepada Yesus sebagai Tuhannya, maka ia akan memanfaatkan segala sesuatu yang telah diajarkan kepadanya. Tambahan pula kalau ia menemukan hal-hal yang belum diselidikinya, maka ia sendiri akan mencari-cari jawabannya dari Alkitab.

    Oleh karena itu corak pelayanan saudara haruslah merupakan pelayanan yang mengikut sertakan jiwa-jiwa kepada Kristus. Pengikutsertaan mana memerlukan beberapa kesadaran, yaitu:

    a. Mengenal Tuhan Yesus.

    Yang terutama dalam segala bahan pelanjutan harus ditonjolkan Tuhan Yesus Kristus. Dalam setiap pelajaran carilah contoh-contoh dari kehidupan dan perkataan Tuhan Yesus. Inilah corak yang harus menggariskan setiap langkah peneguhan, terhadap pokok-pokok pelajaran manapun.

    Orang itu harus demikian mengenal Yesus sehingga nama Yesus selalu dihargainya. Dorongan terbesar untuk menjaga kesucian hidup ialah perasaan takut kalau-kalau sesuatu akan menajiskan nama Yesus.

    • Pelajaran-pelajaran tentang penyaliban Yesus akan membangunkan rasa terima kasih dan pengucapan syukur.
    • Pelajaran tentang kebangkitan Yesus akan memberikan kepastian selamat serta ketegasan dalam melawan pencobaan-pencobaan.
    • Pelajaran tentang perumpamaan-perumpamaan dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus, akan meletakkan dasar untuk mengambil keputusan-keputusan sehari-hari.

    Suatu gejala bahwa seseorang sungguh-sungguh mengenal Tuhan Yesus ialah, keinginan untuk memperkenalkan teman-temannya kepadaNya. Gejala lain lagi ialah keinginan dan kerinduan untuk lebih mengenal Yesus melalui Alkitab.

    b. Mengenal diri sendiri.

    Setiap orang Kristen harus mengenal diri sendiri. Inilah kunci yang mensukseskan hidup dengan berkemenangan. Ada dua kesadaran yang dibutuhkan, yaitu kesadaran mengenai "waktu dahulu" dan "waktu sekarang."

    1) Waktu dahulu: Dengan Alkitab sebagai dasarnya ia harus melihat dan mengaku bahwa sebelum ia menerima Yesus Kristus ia adalah seorang berdosa yang sesat. Seandainya ia meninggal dunia pada waktu itu, pastilah ia telah terbuang ke neraka. Tidak ada suatu jasa apapun yang ia perbuat dalam hidupnya yang lama itu. Semuanya termasuk kesalahannya dan dimurkai Allah (Efesus 2:1-3). Setiap orang yang belum menerima Yesus tetap dalam kesesatan dan kesia-siaan itu.

    2) Waktu sekarang: Ia harus mengetahui dan mengakui bahwa ia telah menjadi seorang anak Allah melalui iman kepada Yesus. Meskipun dari waktu ke waktu ia masih melihat dosa dalam dirinya, namun ia tetap mempunyai kedudukan sebagai anak Allah (Efesus 2:4-10; I Yohanes 1:5-2:2).

    Keyakinan tentang kesesatannya yang dahulu itu mendorong pengucapan terima kasih dan penghargaan kepada Yesus. Pengetahuan tentang kedudukannya sebagai seorang anak Allah (Roma 8:15) memberanikan dia untuk memanfaatkan segala berkat yang telah disediakan oleh Allah Bapa.

    c. Mengenal sifat dunia ini.

    Banyak orang Kristen tidak menampilkan ciri-ciri kehidupan rohani, karena mereka belum mengakui sifat yang sebenarnya dari dunia ini. Mereka masih berharap akan pahala-pahala duniawi. Untuk orang yang percaya hanya ada satu pengharapan yang benar, yaitu Tuhan Yesus.

    Seseorang yang baru percaya harus menyadari bahwa dunia ini akan membencinya. Dunia yang penuh dengan dosa tentu tidak akan senang bergaul dengan seseorang yang memihak kepada Yesus yang suci. Yesus sudah berkata bahwa Ia datang "membawa pedang" (Yohanes 15:18-27; Matius 10:34-39).

    Kalau seseorang sungguh insyaf bahwa dunia ini adalah medan peperangan antara Yesus dengan Iblis, maka ia akan menjadi berhati-hati untuk memihak kepada dunia atau berharap kepada pahala dunia (I Yohanes 2:15-17). Kalau ia tahu bahwa segala barang yang fana ini akan dihanguskan dengan api (II Petrus 3:10) pada Hari Kiamat, maka ia akan tahu juga bahwa semua tawaran dunia itu kosong belaka.

    Janganlah saudara sangka bahwa kesadaran ini akan melemahkan seorang bayi rohani, tetapi sebaliknya pengetahuan ini pasti akan menguatkannya. Makin cepat ia sadar tentang sifat sebenarnya dari dunia ini, makin cepat ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik. Juga Iblis mengetahui hal itu dan akan berusaha menjatuhkan dia sebelum imannya berakar dalam Alkitab. Kalau saudara kurang berterus terang dalam pelayanan, berarti saudara akan membahayakan jiwa baru itu. Tetapi kalau ia didasarkan tentang daya upaya iblis dan kesia-siaan dunia ini, ia akan berlindung kepada Yesus melalui persekutuan dengan anak-anak Allah yang lain.

    2. Corak "pengetahuan."

    Dasar obyektip untuk kehidupan rohani yang stabil adalah Alkitab. Tugas pelanjutan bukan semata-mata mengajarkan tentang isi Alkitab, melainkan juga membiasakan orang itu untuk menggunakan Firman. Kalau saudara hanya mempunyai kesempatan satu atau dua kali saja untuk bertemu dengan orang yang dilayani itu, maka itu sudah cukup untuk memberi contoh yang baik. Asal ia sudah tahu bagaimana caranya untuk menyelidiki satu bagian dari Alkitab, maka ia dapat menggunakan cara yang sama itu terhadap bagian-bagian yang lain.

    Bagaimanakah contoh yang baik itu, yang dapat diteladaninya pada kemudian hari? Yaitu janganlah saudara loncat dari satu ayat ke ayat yang lain menurut suatu pokok melainkan ambillah satu bagian yang tertentu dan batasi dari pada nats tersebut. Kalau saudara berpindah-pindah saja, maka Alkitab akan dianggapnya sabagai teka-teki di mana ia sendiri belum mempunyai kunci pengertiannya. Jangan lupa juga bahwa Allah lebih tahu dari kita. Kebijaksanaan Allah dalam menyusun suatu kitab tidak boleh dilupakan.

    Supaya jangan sampai Alkitab itu terlalu asing baginya, berilah penjelasan tentang kitab-kitab yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Setelah beberapa pelajaran saja, segera, tuntun orang itu untuk mulai menyelidiki satu Kitab tertentu. Kitab-kitab yang baik untuk orang-orang yang baru percaya adalah: Injil Matius, Injil Yohanes, Galatia, I Petrus dan I Yohanes. Janganlah memakai Perjanjian Lama. Ia membutuhkan dua atau tiga tahun untuk menguasai isi Perjanjian Baru sebelum dibacakan Perjanjian Lama.

    Jauhkanlah segala tafsiran-tafsiran yang memakai kiasan. Pakailah arti yang nyata dan jelas saja.

    Padamkanlah segala kecenderungan untuk mempersoalkan karena kemudian hari bagian Alkitab yang lain akan menerangkan ayat itu juga.

    3. Corak "rahmat."

    Banyak sekali orang memeriksa Alkitab untuk melihat syarat-syarat yang perlu dipenuhi, untuk memperoleh berkat-berkat tertentu. Janganlah memakai cara itu. Pengertian itu keliru sekali, sebab saudara mempunyai tugas untuk mengutamakan rahmat dan bukan "Torat."

    Apakah arti rahmat itu? Dan apakah yang ia harus ketahui mengenai rahmat itu?

    1. Bahwa segala sesuatu yang dibutuhkannya telah tersedia pada Yesus.
    2. Bahwa setiap berkat itu dapat dinikmatinya melalui iman tanpa syarat-syarat tambahan.

    Dengan menerima Yesus ia sudah diberi hak untuk menikmati setiap berkat yang ada di Alkitab. Janganlah mengajak ia "berusaha" memperoleh sesuatu berkat. Asal ia sadar bahwa sesuatu berkat telah tersedia dalam Yesus, dengan sendirinya ia akan menikmati berkat tersebut.

    Satu segi lain dari rahmat perlu dijelaskan. Kalau mengalami kesulitan, janganlah sekali-kali dibiarkan memeriksa diri tentang kemungkinan adanya dosa-dosa tertentu yang mengakibatkan persoalannya itu. Cara itu sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Itulah sejenis ketidak percayaan. Banyak kesulitan dialami akibat lingkungan yang berdosa dan bukan karena ketidak beresan pribadinya. Satu contoh ialah penyakit-penyakit yang hubungannya bukan langsung dengan dosa, melainkan dengan kuman.

    RESAPKANLAH PELAJARAN NO. 8

    1. Pelajarilah kembali bahan yang dipakai bagi kelas-kelas Sidi dalam gereja anda sendiri. Daftarkanlah pokok-pokok peneguhan yang tidak termasuk dalam rencana itu.
    2. Siapakah Tuhan Yesus itu? Jelaskan dalam beberapa kalimat saja.
    3. Selidikilah Efesus 2:1-10. Ringkaskanlah:
      1. keadaan anda sebelum menerima Yesus.
      2. Hal-hal yang baru bagi anda dalam Yesus.
    4. Pikirkanlah pengalaman-pengalaman anda sendiri dalam penginjilan. Atau kalau anda baru saja mulai menginjili, pertimbangkanlah pengalaman seorang penginjil yang anda kenal:
      1. Dalam hal-hal apakah ia dicurigai atau salah dimengerti?
      2. Dalam hal-hal manakah ia harus dibenarkan?
      3. Hal-hal apakah seharusnya ia perbaiki?

    9. Bimbingan Lanjutan: Cara Dan Bahan

    Dalam menjalankan langkah-langkah pertama dalam pelanjutan ini, maka saudara harus melayaninya secara pribadi. Seseorang yang baru percaya, akan mempunyai beberapa pokok persoalan yang ingin dibicarakannya dengan saudara tanpa ditonton oleh orang lain. Itu hal yang biasa. Jadi sedikit-dikitnya saudara harus menyediakan waktu untuk bertemu 3 atau 4 kali, sampai bayi rohani ini dapat diikutsertakan dalam sebuah kelompok pelajaran Alkitab.

    Seorang yang baru percaya, seumpama bayi yang baru lahir secara jasmani. Bayi itu harus dilayani dengan segera pelayanan yang diberikan itu harus cukup sederhana untuk dimanfaatkannya. Itulah kedua ciri khas dari pelayanan taraf pertama terhadap bayi-bayi rohani:

    1. Dengan segera.
    2. Dengan sangat sederhana.

    A. CARA PELAYANAN DALAM TUGAS PELANJUTAN

    Telah jelas dari pelajaran yang kedelapan bahwa pelanjutan semata-mata merupakan dorongan untuk mengikut sertakan diri sebulat-bulatnya kepada Kristus dan untuk memberi dasar yang realistis. Tetapi bagaimanakah cara pelaksanaan terhadap tugas ini? Apakah sejumlah bahan tertentu akan disajikan begitu saja? Atau bagaimanakah?

    Petobat itu harus segera dapat berdiri sendiri sebagai seorang beriman, tanpa pelayanan dari saudara lagi. Kalau demikian, berarti saudara harus membiasakan dia dalam menghadapi perkara-perkara yang perlu bagi kehidupan rohaninya.

    Perkara-perkara itu juga dapat diumpamakan seperti kebutuhan seorang bayi jasmani, fungsi-fungsi kehidupan yang utama ada dua, yaitu pernafasan dan pencernaan. Seseorang harus bernafas dan makan. Kalau tidak, ia tidak dapat meneruskan hidupnya. Bagi bayi-bayi rohani, DOA adalah pernafasan dan ALKITAB merupakan makanannya (I Petrus 2:2).

    Sebaiknya saudara jangan mengajar orang itu untuk berdoa dan mempelajari Alkitab sebagai pelajaran-pelajaran tertentu yang tersusun rapih. Sebab sedikit demi sedikit pengertian tentang kedua hal itu akan datang dengan sendirinya sementara ia memikirkan pokok-pokok yang lain. Pada setiap pertemuan ajaklah ia berdoa dan mempelajari Alkitab bersama-sama dengan saudara. Dan berikanlah dia tugas untuk mempelajari Alkitab tentang pokok-pokok yang lain lagi. Demikian seterusnya sehingga kedua hal itu akan menjadi suatu kebiasaan dalam hidupnya. Ia perlu juga diajar untuk tidak menunggu saja kedatangan saudara, sebelum berdoa dan mempelajari Alkitab. Kalau saudara memberikan tugas-tugas tertentu kepadanya, ia akan melaksanakannya sendiri.

    1. Pengertian tentang doa.

    Janganlah saudara saja mendoakan perkara-perkara hidupnya (I Tim 2:5). Petobat itu sendiri harus dibiasakan berdoa dalam bentuk doa pribadi, tanpa merasa malu berdoa di hadapan orang lain.

    Haruslah ditegaskan bahwa doa adalah percakapan dengan Allah Bapa. Tidak perlu ia mempelajari kalimat-kalimat sastra untuk bercakap-cakap dengan Bapanya sendiri. Hanya perlu agar ia berbicara dengan sopan dan tepat. Ia harus menyadari bahwa berulang-ulang dan berputar-putar dalam doa hanyalah merupakan kebodohan seperti orang-orang kafir saja. Allah tidak tuli atau tertidur.

    Doa Bapa Kami dalam Injil Matius adalah contoh yang baik tentang isi doa, apalagi contoh yang diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri. Suruhlah agar ia mempelajarinya. Jelaskan bahwa doa itu bukan mantera untuk diucapkan dalam bentuk sempurna, melainkan hanya untuk menyatakan pokok-pokok yang penting dan lazim. Di samping memohonkan keperluannya kepada Allah, ia juga harus menyediakan waktu yang tenang untuk mendengar jawab dan petunjuk-petunjuk dari Allah. Jangan lupa bahwa doa adalah dialog.

    2. Pemakaian Alkitab.

    Kebutuhan yang kedua itu makanan. Makanan rohani adalah Firman Tuhan. Sama seperti adanya jenis-jenis makanan yang tersedia, maka Alkitab juga mempunyai banyak jenis-jenis makanan rohani. Perlu sekali saudara memberikan petunjuk-petunjuk tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan untuk petunjuk tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan rohani. Sama seperti mengambil makanan dari warung, kalau ia mengambil dengan sembarang saja ia akan sakit perut. Karena itu sebaiknya ia mulai dengan Surat Pertama Yohanes, kemudian membacakan salah satu Injil, teristimewa Injil Matius atau Injil Yohanes. Hindarkanlah Kitab-kitab Daniel dan Wahyu yang merangsang banyak teori. Utamakanlah bagian-bagian yang praktis yang menyangkut pergaulan dan kehidupan sehari-hari.

    Ingatlah bahwa bukan saudara yang mengajar (I Yohanes 2:27) melainkan ia yang belajar. Ia harus belajar langsung dari Firman Allah. Janganlah menjelaskan setiap nats. Suruhlah ia sendiri membacakannya dengan nyaring. Lantas tuntunlah saja dengan pertanyaan-pertanyaan sampai ia sendiri menyimpulkan arti dari nats itu.

    3. Ia membutuhkan waktu.

    Janganlah saudara mengharapkan perkembangan yang terlalu cepat. Untuk seorang yang baru percaya, setiap kebiasaan hidupnya harus dipertimbangkan kembali dalam terang Injil Yesus Kristus. Setiap ketaatan akan menjadi pangkal untuk penyerahan yang selanjutnya. Perubahan yang langkah demi langkah itu akan memerlukan waktu. Kalau bayi-bayi rohani dibandingkan dengan bayi-bayi jasmani kita lihat bahwa makin lama makin luas dunia kesadarannya. Mula-mula ia sadar akan kehadiran ibunya saja, kemudian pandangannya meluas mencakup rumah tangga. Kemudian ia melihat tetangga-tetangga dan beberapa tahun kemudian sesudah ia masuk sekolah dasar, dunianya makin meluas lagi.

    Demikian juga bayi rohani. Ia akan mulai dengan kesadaran tentang kedudukannya sebagai seorang anak Allah. Lambat laun pandangannya akan meluas sampai kedudukannya yang baru dalam Kristus itu mengubahkan setiap bagian hidupnya. Perubahan itu akan mulai nyata pada perkara-perkara yang dekat. Kalau imannya sudah dewasa, kesadaran dan rasa bertanggung jawabnya itu akan mencakup negaranya malah seluruh umat manusia.

    4. Jagalah keseimbangan.

    Janganlah saudara menjadi membimbing satu-satunya yang menolong orang yang baru percaya itu. Ia tidak boleh dibinasakan untuk bersandar kepada saudara. Untuk menghindari kesalahan itu, sebaiknya di samping ia bertemu dengan saudara secara pribadi, hendaklah ia diikutsertakan dalam satu kelompok saudra-saudara seiman. Perkembangan imannya akan menjadi pesat dalam sebuah kelompok pelajaran Alkitab. Sebenarnya di samping sebagai anggota gereja, maka setiap anak-anak Allah membutuhkan pergaulan dalam suatu kelompok yang kecil dan intim.

    Kelompok intim ini adalah kelompok perhimpunan beberapa saudara seiman, sekelamin, seumur, di mana masing-masing dapat membuka hatinya. Anggota-anggota kelompok ini bersama-sama mencari jawab Firman Tuhan terhadap setiap kesulitan dan perkara pribadinya. Kelompok-kelompok sejenis ini tidak dapat diatur secara organisasi tetapi harus dengan bebas dipimpin oleh Roh Kudus (II Korintus 3:17) supaya berkembang. Biasanya seorang akan berbakti dan bekerja dalam gerejanya. Tetapi "bertumbuh" dalam kelompok intimnya.

    Inilah lingkungan pertumbuhan rohani yang terbaik. Makin hari makin ia bertambah dalam pengetahuan Alkitab dan dalam kelompoknya ia akan merasa bebas untuk mengucapkan imannya yang baru itu. Dalam kelompok ini akan segera menyesuaikan pola hidup dan tingkah lakunya dengan kehendak Yesus. Dan akan terdorong juga untuk memberitakan Injil kepada orang-orang lain.

    B. BAHAN-BAHAN PELANJUTAN

    Dalam memilih bahan, saudara harus selalu ingat akan maksud bimbingan itu dan harus menjaga keseimbangan bahan.

    Untuk menjaga keseimbangan baham daftarkanlah petobat-petobat dalam suatu kursus Alkitab surat menyurat. Kursus itu akan berjalan serentak dengan bimbingan yang saudara sendiri berikan dan akan menjamin teraturnya pelanjutan, walaupun saudara tidak berhubungan dengan petobat itu lagi. Kursus-kursus yang paling lengkap di Indonesia disediakan oleh kantor Terang Hidup, Kotak Pos 146, Bandung. Dalam kursus-kursus tersebut, petobat-petobat dituntun selama 1 atau 2 tahun untuk meletakkan dasar pengetahuan Alkitab.

    1. Pelanjutan tahap pertama.

    Layanilah dia secara pribadi sampai ia rela bertindak maju sendiri. Menyesal sekali bahwa kebanyakan bahan pelanjutan lebih mengutamakan pengetahuan dari pada penghayatan. Saudara harus bijaksana sekali dalam memilih bahan. Bahan-bahan yang biasa, baik yang berbentuk kursus tertulis maupun yang berbentuk buku-buku penuntun itu merupakan bahan pendidikan. Untuk pendidikan bahan itu baik. Pada umumnya bahan tersebut tersusun sebagai berikut:

    1. Bagaimana caranya berdoa.
    2. Bagaimana caranya membaca Alkitab.
    3. Bagaimana caranya melawan Iblis.
    4. Dan sebagainya.

    Saudara boleh memakai bahan tersebut "pada waktunya." Bahan itu harus selalu didahului dengan bahan-bahan yang lain, yang sesuai dengan corak-corak yang telah diuraikan dalam pelajaran 8.

    Urutan bahan yang paling tepat bagi seorang yang baru percaya adalah sebagai berikut: Selalu menyelidiki hasil dari satu pelajaran sebelum menuju ke langkah berikutnya.

    Langkah 1: Hafalkan tiga ayat pegangan, yaitu I Yohanes 1:9; 1 Korintus 10:13 dan I Yohanes 5:13 sebagai senjata darurat terhadap serangan-serangan pertama dari Iblis.

    Langkah 2: Renungkan penyaliban Yesus berdasarkan Injil Yohanes 19:1-37.

    Langkah 3: Renungkanlah kebangkitan Yesus berdasarkan Injil Yohanes 20:1-29.

    Langkah 4: Renungkanlah sifat dunia berdasarkan Injil Yohanes 15: 18-27 atau Matius 10:16-39.

    Langkah 5: Pelajarilah Surat Pertama Yohanes.

    Surat pertama Yohaneslah yang paling tepat bagi orang-orang yang baru percaya. Beberapa faedah dari surat itu adalah:

    1. Sering dikatakan - "Hai anak-anakKu" - surat ini dialamatkan kepada mereka yang sudah percaya.
    2. Terdapat keterangan tentang setiap kesulitan rohani yang lazim dialami oleh orang-orang yang baru percaya.
    3. Banyak bahan pemeriksaan diri diberikan untuk meyakinkan seorang bahwa sungguh ia telah menjadi anak Allah.
    4. Dibicarakan sikap yang sebenarnya bagi seorang anak Allah terhadap dirinya sendiri, terhadap Yesus, saudara-saudaranya seiman, dunia, dosa, roh-roh jahat, dan sebagainya.

    2. Pelanjutan tahap kedua.

    Selambat-lambatnya pada langkah kelima dalam pelayanan yang diuraikan di atas berusahalah menggabungkanlah petobat itu pada sebuah kelompok intim. Serentak dengan itu melanjutkan pelayanan pribadi selama beberapa minggu untuk membicarakan hal-hal yang lazim dalam kehidupan Kristen. Betapa bahan yang dapat dipakai adalah tersebut di bawah ini:

    1. Bahan "Para Navigator." Bahan ini tersusun lengkap untuk tugas peneguhan.
    2. Beberapa buku yang sederhana tentang iman Kristen; misalnya "Apakah Agama Kristen itu?"; "Pedoman Hidup" dan "Keluarga yang bahagia." Ketiga buku tersebut merupakan bahan untuk orang-orang Kristen baru dan sedang diusahakan supaya lengkap dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Sunda.
    3. Sebuah buku penuntun untuk orang Kristen, "Jalan Menuju Kebenaran" (BPK), atau "Rahasia Berhasilnya Kehidupan Kristen" (YAKIN).

    Bahan manapun yang dipakai saudara harus selalu memeriksa bahan itu terlebih dahulu, supaya saudara dapat menjelaskan hal-hal yang keliru dan supaya saudara dapat memilih bagian-bagian yang tepat. Selalu memakai bahan yang menegaskan anugerah, janganlah memakai buku-buku yang menekankan syarat-syarat atau disiplin pribadi. Petobat itu harus dibiasakan untuk hidup dalam rahmat (Roma 6:14).

    3. Pelanjutan tahap ketiga.

    Boleh dikatakan bahwa tugas peneguhan pribadi telah selesai. Sekarang tinggal petobat itu harus dibiasakan dalam suatu lingkungan pertumbuhan sebagai orang Kristen. Perlu menggabungkan petobat itu pada sebuah kelompok seperti telah disebutkan di atas, yang mempelajari Alkitab bersama-sama dan dengan teratur. Perlu juga bagi saudara sendiri sebagai seorang penginjil pribadi untuk mendirikan beberapa kelompok intim yang terdiri dari orang-orang yang telah saudara injili.

    Ada beberapa buku penuntun untuk kelompok-kelompok Alkitab yang telah tersusun dalam bahasa Indonesia, misalnya "Mengikut Tuhan Yesus" (BPK). Tetapi yang sebaiknya kelompok-kelompok ini berjalan tanpa buku penuntun. Tugaskan sebuah kitab yang sederhana dan pendek. Suruhlah kelompok ini untuk merenungkan dan membahasnya pasal demi pasal. Nasihatkan agar mereka hanya mempersoalkan ayat-ayat yang gampang dimengerti saja. Dan percayalah bahwa Roh Kudus sendiri akan menghasilkan buah-buah yang tak terhingga melalui kelompok bebas itu (I Yohanes 2:27), tanpa pimpinan dari saudara.

    Perlu ditambahkan bahwa bagi saudara juga perlu untuk turut serta dalam suatu kelompok pelajaran Alkitab. Janganlah saudara menjadi kering kerohaniannya karena terlalu sibuk untuk meluangkan waktu bagi perkembangan diri saudara sendiri. Tetapi gabungkan diri pada suatu kelompok yang terdiri dari penginjil-penginjil. Janganlah menggabungkan orang-orang baru dan penginjil-penginjil dalam kelompok yang sama, hal itu pasti memadamkan inisiatip dari orang-orang baru itu.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 9

    1. Carilah sebuah "kelompok intim" bagi anda sendiri. Kalau tidak ada di dekat tempat tinggal anda, kumpulkan beberapa teman seiman, sekelamin, dan seumur dan mulai saja.
    2. Pakailah bahan untuk tahap pertama itu untuk memperteguh iman anda sendiri.
    3. Selidikilah buku-buku yang disebut dalam pelajaran ini sebagai bahan tahap kedua dan memilih buku-buku yang anda sendiri hendak gunakan.

    10. Petunjuk-Petunjuk Untuk Kebangunan Rohani

    Prinsip dan cara pelaksanaan kampanye-kampanye kebangunan rohani akan diuraikan dalam jilid lain dari serie buku ini. Dalam pelajaran ini kami hanya memberikan beberapa patokan kepada saudara sebagai seorang pembimbing.

    A. KESUKSESAN BERKISAR PADA RUANG BIMBINGAN

    Percayakah saudara, bahwa saudara pembimbing mempunyai tugas yang sama pentingnya dengan pengkhotbah? Pada umumnya ruang bimbingan ialah kunci kesuksesan dari suatu kebangunan rohani. Asal seri kebaktian tersebut direncanakan dengan serius dan disertai dengan banyak doa, hasilnya tidak akan tergantung dari sang pengkhotbah. Hal itu dapat terjadi karena Tuhan tidak bermaksud menghormati seorang manusia saja, melainkan untuk menghormati FirmanNya sendiri.

    Ruang bimbingan itu penting, karena di sanalah Alkitab menjadi dasar iman. Tampilnya orang-orang pada waktu ajakan hanyalah menyatakan bahwa ada kebutuhan-kebutuhan rohani yang belum diketahui jawabannya. Meskipun Injil sudah jelas sekali dalam khotbah yang didengarnya itu, belum tentu mereka telah mengetahui Injil itu. Pada umumnya mulai dari saat Roh Kudus menempelak kesadarannya, mereka tidak lagi terlalu ingat akan isi khotbahnya itu, melainkan mereka hanya menunggu kesempatan untuk dilayani secara pribadi, dan saudaralah yang harus memberi terang Firman itu kepadanya.

    Tugas pembimbing

    Tugas saudara sebagai pembimbing rohani itu terlalu penting untuk dirugikan dengan kesibukan-kesibukan lain. Kalau saudara ingin melayani dalam suatu kampanye, janganlah saudara aktip pula dalam paduan suara ataupun dalam suatu tugas administrasi. Pekerjaan bimbingan pribadi ini menuntut tenaga saudara sebaik-baiknya. Tinjaulah daftar yang berikut ini untuk melihat betapa beratnya tugas itu.

    1. Persiapan (selama 3 bulan sebelum kampanye).

    1. Tinjau kembali dasar pelayanan pribadi.
    2. Periksalah bahan pelanjutan yang akan dipakai.
    3. Mengikuti setiap latihan persiapan, dan banyaklah berdoa.

    2. Pelayanan (Membutuhkan antara 4 bulan dan 1 tahun).

    1. Melayani di ruang bimbingan selama kampanye berjalan.
    2. Mengunjungi para petobat selama beberapa bulan.
    3. Kalau belum ada kelompok-kelompok di mana para petobat dapat mempelajari Alkitab, saudara sendirilah yang harus membentuk dan mengasuh kelompok-kelompok tersebut.

    Dalam suatu kebangunan rohani, para petugas lain dapat bernafas lega pada kebaktian terakhir. Tetapi para pembimbing harus berjalan terus sampai setiap petobat telah menggabungkan diri dengan sebuah persekutuan Kristen.

    B. PELAYANAN DALAM RUANG BIMBINGAN

    Sebelum kebaktian dimulai, semua petugas di ruang bimbingan harus berkumpul untuk menyediakan bahan-bahan dan tempat, juga untuk berdoa. Sebagian boleh ditugaskan mengikuti acara dalam ruang kebaktian. Semua orang yang tampil ke depan akan dibagikan kepada para pembimbingnya; laki-laki dengan laki-laki dan wanita dengan wanita. Setelah pelayanan selesai maka setiap pembimbing akan memperkenalkan petobat yang dilayaninya kepada seorang peneguh. Setelah ia selesai berbicara dengan peneguh itu, dan setelah ditentukan waktu dan tempat untuk bertemu kembali, ia harus diantar keluar dari ruang bimbingan. Perlu bagi saudara pembimbing untuk menghemat waktu, karena seringkali orang yang dilayani itu ditunggu oleh familinya.

    Sebagai patokan, kalau seseorang memasuki ruang bimbingan dengan serius, maka saudara seharusnya dapat menyelesaikan pelayanan dalam waktu 10 atau 15 menit. Kalau dapat, pakailah Alkitab yang mempunyai huruf yang agak besar, karena biasanya ruang bimbingan tidak terlalu terang. Janganlah corat-coret Alkitab saudara, karena banyak juga orang yang akan merasa bahwa hal itu merupakan suatu penghinaan kepada Firman Allah. Kalau saudara tidak mempunyai huruf yang agak besar, saudara juga boleh menulis beberapa ayat Alkitab di atas blanko-blanko, supaya lebih gampang untuk melayani mereka yang matanya sudah lemah.

    Orang-orang yang sakit dan yang ingin didoakan dan orang-orang yang dirasuk setan harus diasingkan ke dalam ruangan yang lain, biasanya di dalam kamar doa. Di dalam ruangan itu beberapa pembimbing yang berpengalaman akan memberi pelayanan seperlunya.

    Beberapa pembimbing yang berpengalaman diberi tugas sebagai "peneguh," fungsi mereka adalah sebagai berikut:

    1. Mereka akan memberi pertolongan sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pembimbing.
    2. Setelah seseorang dilayani maka mereka akan mendengar kesaksiannya dan memutuskan apakah bimbingan itu telah selesai atau belum. Kalau ternyata ia masih keliru, tugas pelayanan harus diserahkan kembali kepada seorang pembimbing dengan petunjuk-petunjuk tertentu.
    3. Waktu petobat-petobat mau pulang, harus dicek kembali agar waktu dan tempat pelanjutan sudah ditetapkan.

    C. PERBEDAAN DARI PENGINJILAN PRIBADI

    Tugas bimbingan dalam suatu kampanye lebih ringan dari pada tugas penginjilan pribadi. Dalam penginjilan pribadi saudara harus memberikan waktu untuk mendekati orang itu. Dalam suatu kampanye, orang-orang yang masuk ruang bimbingan telah terbuka, telah ingin tahu dan ingin untuk memutuskan perkara rohaninya. Demikian tugas saudara menjadi lebih sederhana.

    Meskipun demikian, janganlah melalaikan taraf diagnosa. Saudara harus menentukan dengan tepat kebutuhan rohani yang sebenarnya bagi orang itu. Kemudian baru ia dilayani dalam penerimaan Kristus atau untuk persoalan yang lain. Cara pelayanan ini adalah sama seperti diagnosa dan pelayanan penginjilan pribadi.

    Setiap kampanye mempunyai sistem pelanjutan sendiri. Saudara harus merelakan diri untuk mengikuti bahan pelanjutan yang telah ditetapkan panitia penyelenggara. Bahan itu harus diselidiki sedalam-dalamnya supaya saudara dapat memakainya dengan baik. Saudara yang harus menyesuaikan diri dengan sistem administrasi yang ditentukan. Tujuan administrasi itu adalah untuk menghindari kelalaian-kelalaian dalam pelayanan.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 10

    Menghadiri beberapa kebaktian kebangunan rohani di kota anda sendiri. Nilailah pelaksanaan pelayanan itu.

    1. Apakah pengajakannya diberikan dengan tegas dan tepat?
    2. Apakah khotbah-khotbahnya sungguh berlandaskan bagian-bagian Alkitab yang tepat? Ataukah khotbah-khotbah itu hanyalah beberapa lukisan sebagai dorongan emosi belaka?
    3. Apakah pelayanan pribadi diberikan? Kalau demikian bicaralah dengan seorang yang melayani. Sudahkah ia mengikuti persiapan khusus bagi tugas ini? Bahan apakah dari Alkitab yang dipakainya?
    4. Selidikilah kalau-kalau para petobat dilayani dalam suatu rencana "follow-up" tertentu.

    11. Pelajaran Berkelompok

    Menurut pengalaman, penginjil-penginjil pribadi sering diundang untuk memberi renungan di kebaktian-kebaktian rumah tangga dan pada pertemuan-pertemuan lain. Inilah kesempatan yang baik untuk penginjilan.

    Di samping melayani kelompok-kelompok tersebut sebagai seorang tamu, saudara sendiri akan mengelompokkan orang-orang yang baru percaya itu, untuk menghemat waktu dalam tugas pelanjutan.

    DUA MACAM KELOMPOK

    Jangan saudara sengaja mencampuri orang yang belum percaya dengan mereka yang sudah menerima Yesus. Orang-orang yang baru percaya membutuhkan pelajaran-pelajaran Alkitab untuk peneguhan kehidupan imannya. Mereka akan dirugikan kalau kelompok itu dipakai untuk menjelaskan Injil terhadap seribu satu macam pertanyaan orang yang masih bingung (Ibrani 6:1-2). Saudara harus terang-terangan mengatakan bahwa bagi orang yang belum menerima Kristus, belum waktunya masuk ke dalam suatu kelompok peneguhan. Pikiran mereka harus terlebih dahulu diperbarui dalam Kristus sebelum mereka dapat mengerti bahan yang akan dipelajari itu (Yohanes 3:31; I Korintus 2:14).

    Kalau saudara merasa terdorong untuk menginjili secara kelompok Alkitab, bentuknya dua kelompok terpisah, satu antaranya untuk penginjilan dan yang lain untuk peneguhan. Segera setelah seseorang menerima Yesus, pindahkan dia ke dalam kelompok peneguhan itu.

    A. KELOMPOK-KELOMPOK PENEGUHAN

    Corak-corak dan bahan pelajaran untuk kelompok-kelompok peneguhan telah dibicarakan dalam pelajaran-pelajaran delapan dan sembilan. Yang berikut hanyalah sekedar penjelasan mengenai beberapa segi teknis dari pelayanan berkelompok itu.

    Kumpulkanlah mereka dalam kelompok-kelompok kecil. Janganlah lebih dari enam orang dalam satu kelompok. Kalau satu kelompok menjadi terlalu besar, maka satu atau dua orang akan menyombongkan dirinya terhadap yang lain dengan berdebat. Empat atau lima orang masih dapat belajar bersama-sama tanpa kesulitan itu, dan masing-masing memperoleh faedahnya dari pelajarannya.

    Kalau tempat mengijinkan, lebih banyak orang dapat dikumpulkan dengan acara berikut: Semua bernyanyi bersama-sama. Kemudian kelompok besar itu dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang intim untuk pelajaran Alkitab dan doa.

    B. KELOMPOK PENGINJILAN

    Sebaiknya jangan saudara sendiri mengusahakan suatu "kelompok penginjilan." Kelompok itu pasti dihadiri oleh yang suka berdebat saja. Hasil penginjilannya akan sedikit sekali.

    Untuk penginjilan berkelompok, sebaiknya saudara hadir sebagai tamu saja. Kelompok-kelompok pergaulan biasa dan ormas-ormas merupakan kesempatan yang baik. Saudara boleh menawarkan diri untuk memberi penjelasan tentang Injil. Kalau mereka rela mengundang saudara, itu berarti bahwa saudara boleh berterus terang dan tegas menjelaskan Injil serta mengajak mereka untuk percaya. Apalagi kalau saudara hanyalah sebagai tamu dengan demikian saudara sangat menghemat waktu. Orang-orang lain yang harus mengurus tempat, makanan kecil dan sebagainya. Orang-orang lain itulah yang sibuk mengumpulkan teman-temannya. Ialah yang akan memberitahukan kepada bapak R.T. dan sebagainya.

    1. Ciri-ciri kelompok-kelompok Penginjilan.

    1. Penginjilan berkelompok sifatnya lain dengan penginjilan pribadi. Dalam penginjilan pribadi saudara harus mencari jalan untuk menuju kepada Injil. Tetapi dalam kelompok, mereka sendirilah yang sudah meminta penjelasan sehingga saudara boleh langsung menuju kepada Injil itu.
    2. Kalau saudara diundang sebagai tamu, biasanya tidak akan ada reaksi negatip terhadap penjelasan saudara. Tentu saja sebagian orang-orang tidak akan mau menerima Injil itu tetapi mereka tidak dapat mempersalahkan saudara, mereka sendiri yang telah mengundang saudara, bukan? Injillah yang ditolaknya.
    3. Sebaiknya renungan diberikan secara bebas. Janganlah membekukan kesempatan ini dengan berkotbah. Berusahalah membawa suasana kepada "percakapan terpimpin," sehingga para hadirin diikut sertakan dalam pokok-pokok pemberitaan itu. Kalau suasananya telah bebas, para hadirin tidak akan malu mengaku suatu kebutuhan rohani mereka.
    4. Selalu sediakan sebuah renungan yang jelas dan tertib sebagai permulaan. Tetapi janganlah ikatkan diri saudara pada batas- batas renungan tersebut.

    Kalau kelompok itu tetap kaku, renungan itu boleh dipakai terus. Kalau suasana mulai bebas, lekas berpindah dari renungan itu dan masuk ke dalam ruang tanya jawab. Seringkali terjadi bahwa seseorang mempunyai suatu persoalan tertentu yang menghalangi penerimaan terhadap Yesus. Kalau pertanyaan itu terjawab, ia akan menjadi terbuka terhadap Injil. Tetapi saudara harus dapat menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak serius. Kalau sudah tercapai suasana bebas dalam ruang tanya jawab ini, dengan segera kemukakan sebuah persoalan yang hidup bagi kelompok itu, sehingga saudara dapat beralih kepada suatu penjelasan Alkitab yang tepat.

    2. Cara pengajakan dalam kelompok.

    Pengajakan harus diberi dengan tenang dan sopan. Dalam kelompok-kelompok yang kecil, seseorang akan malu menonjolkan diri di hadapan teman-temannya seandainya diajak untuk tampil ke depan. Itulah sebabnya harus ada kebebasan dalam kelompok-kelompok penginjilan. Kadang-kadang suasana akan mengijinkan saudara untuk bertanya langsung kepada beberapa orang tua kalau mereka sudah menerima Yesus (bukan kepada pemuda/i terlebih dahulu).

    Tetapi janganlah langsung melayani mereka di hadapan orang-orang lain. Kalau mereka belum lahir baru, janganlah bertanya kalau mereka "mau" lahir baru. Beritahukanlah bahwa setelah kebaktian selesai, mereka akan dilayani dari Firman Tuhan secara pribadi. Pada waktu beramah-tamah mereka dapat ditolong sedemikian rupa untuk menghilangkan keragu-raguan mereka dan untuk memiliki perhubungan yang baik dengan Tuhan Yesus Kristus, dan tanpa ditonton oleh orang-orang yang kurang serius.

    3. Suasana dalam kelompok-kelompok penginjilan.

    Saudara harus rela menyesuaikan diri dengan suasana setempat. Kadang-kadang saudara akan merasa jengkel terhadap suatu kebiasaan yang tidak cocok dengan Firman Tuhan. Tetapi ingatlah, Roh Tuhanlah yang harus bekerja sedemikian rupa sampai mereka meresapkan Injil itu. Kalau saudara tidak dapat bersikap tenang terhadap hal-hal duniawi, saudara tidak dipakai oleh Roh Kudus dalam penginjilan berkelompok.

    Sikap yang positip selalu dihargai. Meskipun saudara menjelaskan Injil dengan sempurna, kalau saudara bersikap murung dan kecewa mereka tidak akan menerima berita itu; bahkan saudara akan lebih menjauhkan mereka, untuk tidak mau menerima penjelasan Injil dari penginjil yang lain pada kemudian hari. Kalau mereka bertindak untuk menerima Kristus, dengan sendirinya suasana itu akan mulai berubah. Saudara tidak diundang untuk menegur, melainkan untuk menjelaskan Injil.

    Kalau saudara telah mengenal tempat itu, dan merasa bahwa saudara tidak dapat bertahan diri karena ada beberapa perkara yang mengganggu saudara, berbicaralah dengan tuan rumah. Tetapi percakapan itu harus diadakan sebelum saudara berjanji untuk menghadirinya. Saudara boleh meminta batas-batas waktu dan ketentuan-ketentuan lain asal semuanya itu diurus oleh tuan rumah atau ketua kelompok itu sebelum mereka berkumpul. Tetapi bagaimanapun janganlah mempersoalkan hal-hal yang tidak penting. Janganlah lupa bahwa saudara adalah tamu dan tidak mempunyai hak untuk mengacau acara mereka. Segala instruksi dan larangan harus berasal dari tuan rumah atau yang memimpin acara. Kalau saudara mengetahui suasana di tempat itu terlalu ramai karena gangguan anak-anak, mintalah agar disediakan papan tulis atau bawalah alat-alat peraga. Kalau berita dari saudara cukup menarik, maka anak-anak itu akan menaruh perhatian juga.

    RESAPKANLAH PELAJARAN No. 11

    1. Bagaimanakah sikap anda sampai sekarang ini? Pernahkah anda mengeluh atau mempersulit orang-orang lain karena perkara-perkara yang sebenarnya tidak berarti?
    2. Daftarkanlah 10 pokok pelajaran yang tepat untuk kelompok-kelompok penginjilan dan 10 pokok yang lain untuk kelompok-kelompok.
    3. Selidikilah setiap nats Alkitab yang disebut dalam buku ini untuk memperluas pengertian anda terhadap Firman Allah.

    Lampiran A -Apakah Injil itu?

    Karangan di bawah sangat jelas tentang Injil. Penjelasan ini diterbitkan sebagai traktat oleh Kalam Al Hayat Kota Pos 312, Bandung; dan dapat diberikan kepada mereka yang ingin selamat tetapi masih ragu-ragu tentang arti Injil. Setelah orang yang dilayani memikirkan traktat ini, adalah perlu untuk saudara bertemu kembali dengan dia untuk pelayanan berikutnya.

    Alkitab mulai dengan suatu upacara yang sangat sederhana: "Pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi." Maksud Firman Tuhan bukan untuk memaksa manusia percaya kepada Tuhan Allah secara logika, dengan jalan menyajikan sekian banyak fakta yang mengagumkan, melainkan untuk memperkenalkan Tuhan kepada mereka yang telah salah jalan dalam dunia yang serba kompleks ini.

    Sifat utama Tuhan Allah yang ditekankan dalam Alkitab ialah kasihNya. Dengan sungguh-sungguh Tuhan mengasihi kita. Hal ini berarti juga bahwa Ia selalu mengerti akan kita dan selalu menyatakan kehendakNya kepada kita. Kasih semacam ini bukan sesuatu yang pasif melainkan kasih yang hidup, dengan memperlihatkan DiriNya secara praktis. Justru ayat Alkitab yang terkenal menyatakan kebenaran itu kepada kita: "Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal itu ...." (1). Kasih adalah sifat mutlak dari Tuhan. Tuhan bukan hanya seorang polisi tingkat kosmos - sebagaimana anggapan sebahagian orang - yang selalu mencari jalan untuk melenyapkan segala penghiburan manusia. Sama sekali tidak benar, melainkan sebaliknya: Tuhan mengasihi kita.

    Juga Tuhan Allah suci dan adil. Banyak orang menyangka bahwa suci harus diartikan "aneh" atau "ganjil." Mereka membayangkan seorang biarawan. Tetapi arti yang sebenarnya dari suci itu adalah "tidak bercela" dan "tanpa kejahatan." Tuhanlah menjadi inti dari kata "suci" itu dan pribadiNyalah mengukur kebenaran. Sepuluh Perintah Allah telah menjadi suatu ucapan mengenai tabiatNya. Dapat ditegaskan bahwa Allah sendiri adalah Hakim tertinggi. TabiatNya yang murni merupakan ukuran mutlak yang akan menguji segala kelakuan manusia. Dan Tuhanlah yang nanti akan menghakimi segala sesuatu yang kurang dari ukuran yang sempurna itu.

    Pada permulaan sejarah Tuhan Allah sendiri memutuskan untuk menciptakan manusia. Di dalam kita Ia telah menanamkan banyak sifat dari tabiatNya sendiri, misalnya: kecakapan berfikir, mengetahui sesuatu, memutuskan sesuatu dan untuk bertindak secara pribadi. Ia memberikan kepada kita kesanggupan untuk menaruh kasih.

    Dan di dalam segala hal diberiNya kepada manusia semacam kehidupan yang tidak dialami oleh makhluk-makhluk lain. Kita dapat hidup bersekutu dengan Allah. Suatu gambar dari persekutuan ini adalah Taman Firdaus (2) di mana Adam dan Hawa telah mengalami suatu persekutuan erat dengan Tuhan. Damai adalah istilah yang paling tepat untuk melukiskan suasana di Taman Firdaus itu. Justru di dalam perhubungan itu, yaitu persekutuan rohani dengan Tuhan, kita mendapat arti bagi hidup kita dan dapat mengalami puncak kepribadian kita masing-masing kehidupan yang berkelimpahan dalam persekutuan rohani dengan Tuhan Allah sendiri.

    Akan tetapi fakta yang mengecewakan dalam sejarah manusia maupun riwayat hidup setiap pribadi adalah bahwa kita telah menjadi manusia durhaka. Kita telah menjauhkan diri kita dari Tuhan. Fakta ini telah diucapkan oleh seorang nabi demikian: "Sesatlah kita sekalian seperti domba, masing-masing kita balik (dari Tuhan) kepada jalannya sendiri." (3) Meskipun berkesempatan untuk hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah kita telah mengambil sikap sebagai pemberontak-pemberontak rohani. Penyakit itu telah menjadi hal yang biasa bagi manusia. Kita tidak menghargai persekutuan dengan Tuhan melainkan lebih menyukai mengepal tangannya melawan Tuhan dengan menegaskan: "Janganlah mengganggu saya!" "Keluarlah dari hidupku!" "Biarlah saya hidup seenak-enaknya!" Sebahagian lain hanya sibuk dengan hidup menurut keinginannya sendiri, dengan tidak memperdulikan/tidak mengindahkan Tuhan; lalu Tuhan tidak dianggap penting lagi dalam dunia modern ini.

    Kemasabodohan ini pernah diungkapkan demikian: "Kita telah menyangkal Tuhan yang benar dan suci supaya memegang jabatan Ketuhanan bagi diri kita sendiri. Sekarang kita senang menentukan jalan kita sendiri, kita memilih apa yang kita kehendaki, kita memutuskan sendiri apa yang benar/salah secara waras." Justru inilah, saudara-saudara, yang dimaksudkan dengan istilah DOSA di dalam Firman Tuhan (Alkitab). Dosa berarti kita tidak lagi mengijinkan Allah memangku FungsiNya di dalam hidup pribadi kita. Perbuatan-perbuatan yang biasanya disebut dosa (berdusta, mencuri, berjinah, dan sebagainya) hanya merupakan tanda-tanda yang menyatakan bahwa memang benar kita telah menjauhkan diri kita dari Tuhan Allah.

    Kesalahan ini menimbulkan dua akibat: "Segala kejahatan kita sudah menceraikan kita dari pada Allah" (4). Kita telah terpisah dari Allah, satu-satunya sumber dari hidup dan tujuan hidup ini. Kita sekarang telah menjadi seperti sebuah kapal terbang pada waktu malam yang sedang mengelilingi lapangan menunggu untuk mendarat, tetapi perhubungan dengan pusat telah putus karena pesawat radio kita rusak, mati. Pemisahan dan Tuhan ini menimbulkan bermacam-macam gejala dalam manusia. Penyakitnya sama, tetapi gejala-gejalanya berlainan. Ada yang merasa bersalah terhadap Tuhan, ada yang merasa kekosongan jiwa, yang lain mencari arti dan tujuan hidup dengan sia-sia, yang lain tidak sanggup menahan sesuatu, dan yang lain bercenderung memikirkan hal-hal yang tidak susila.

    Alkitab yang kedua adalah suatu hukuman: mati untuk selama-lamanya. Tuhan telah menegaskan bahwa "upah dosa itulah maut" (5). Tuhan telah menerapkan DiriNya menjadi Hakim atas dunia ini, dan Ia yang Maha Adil, tidak akan membebaskan orang-orang berdosa dengan begitu saja. Masyarakatpun tidak mau mempertahankan seorang hakim yang cukup membebaskan pembunuh-pembunuh dan pencuri-pencuri. Seorang hakim harus menjatuhkan suatu hukuman yang setimpal dengan kesalahan/pelanggaran. Hukuman Tuhan atas perlawanan kita telah ditetapkan: kita harus diasingkan dari Tuhan, sumber kasih itu, untuk selama-lamanya.

    Meskipun kita telah menjadi orang-orang berdosa. Tuhan Allah masih tetap mengasihi kita. Inilah suatu sifat Tuhan yang sangat mengherankan kita. KasihNya begitu dalam sehingga Ia sendiri telah rela bertindak menciptakan kembali jalan persekutuan rohani yang telah dirusakkan manusia. Untuk melakukan hal ini Ia telah menghampakan diriNya, menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus ... (6). Allah sendiri mengunjungi bumi ini pada Hari Natal Pertama itu. Pada saat Yesus lahir di palungan. Ia datang untuk membuka kembali kesempatan bagi manusia untuk bersekutu dengan Tuhan dalam keadaan rohani.

    Yesus telah hidup secara sempurna sebagai manusia. Setiap Kitab Injil menyatakan kemurnian hidupNya, belas-kasihanNya terhadap orang-orang lain, KuasaNya menyembuhkan orang-orang sakit dan kuasaNya mengalahkan si Jahat. Ia menyatakan DiriNya Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Ia melihat dalam DiriNya jawaban atas segala kebutuhan rohani manusia; makanan untuk orang yang lapar (7), terang untuk orang yang hidup dalam kegelapan (8), jalan kembali kepada Tuhan Allah (9). Sumber pengampunan dosa dan Sumber Hidup yang kekal.

    Setelah memberitakan kerajaan sorga selama tiga tahun Ia ditangkap oleh petugas-petugas pemerintah agama dan disalibkan. Yesus sendiri tidak heran diperlakukan demikian, karena Ia telah menyatakan tujuan penjelmaanNya yaitu untuk menyerahkan NyawaNya menggantikan orang-orang lain. Jauh sebelum Ia harus menghadapi salib itu, Ia telah memberitahukan kepada murid-muridNya, bahwa Ia harus memberikan NyawaNya menjadi tebusan bagi orang banyak (10). Dengan kematianNya pada kayu salib itu telah dilunaskannya 100% hutang dosa kita. Ia telah mati menggantikan kita, "Orang benar karena orang-orang yang tiada benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah" (11). Atas alasan itu Ia dapat mengampuni kita masing-masing. Tiga hari setelah Ia dikuburkan Ia bangkit kembali menjadi Pemenang atas kuasa maut. Sekarang Ia hidup dan menawarkan hidup kekal kepada setiap orang yang ingin mendekatiNya, suatu hidup baru penuh persekutuan dengan Tuhan. Perkataan-perkataanNya adalah: "Aku ini datang supaya domba itu memperoleh kehidupan dengan berkelimpahan" (12).

    Mungkin sekarang saudara ingin bertanya: "Bagaimanakah caranya untuk memiliki perjanjian itu untuk diri saya?" Pertama saudara harus insyaf akan kebutuhan pribadi saudara dan rela berpaling dari dosa-dosa saudara serta datang kepada Yesus yang suci itu. Saudara tak dapat sendiri membersihkan lebih dahulu hidup saudara untuk menjadi layak menghadap Yesus. Pembaharuan hidup saudara tidak didasarkan atas usaha-usaha saudara. Untuk memperbaiki perhubungan rohani yang telah rusak, adalah suatu hal yang sama sekali di luar kesanggupan/kemampuan saudara. Saudara hanya dapat mengaku dosa-dosa Saudara dan mengaku bahwa saudara telah menjauhkan diri dari Tuhan Allah. Dan saudara harus dengan tegas berhenti memberontak melawan Tuhan. Inilah arti pertobatan.

    Yang kedua, saudara harus percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus telah mati menggantikan hukuman saudara pribadi atas hal dosa dan bahwa pada saat ini juga Yesus menawarkan pengampunan kepada saudara: pengampunan itu akan mulai berlaku pada saat Yesus diterima dalam hidup/hati saudara.

    Yang ketiga, saudara harus bertindak secara tegas menerima Yesus menjadi Juruselamat dan Tuhan di dalam hidup saudara dengan memberi suatu undangan pribadi kepadaNya, serta memohon sudilah Ia masuk ke dalam hidup saudara. Di dalam Alkitab Yesus telah mengumpamakan hidup saudara sebagai sebuah rumah. Dalam gambaran ini Yesus telah berdiri di muka pintu dari rumah itu sambil mengetuk, dengan menunggu putusan dan undangan saudara (13). Ia tidak akan memaksa atau mendobrak pintu itu. Ia selalu menunggu suatu undangan pribadi dari pemilik rumah itu yaitu saudara sendiri. Kalau pada saat ini saudara menyampaikan undangan itu kepadaNya, pasti Ia akan masuk untuk menyucikan hidup saudara dan memberi hidup yang baru kepada saudara. "Jikalau barang seorang hidup di dalam Kristus, maka ialah kejadian yang baharu" (14). Perjanjian itu diucapkan demikian dalam Injil Yohanes: "Seberapa banyak orang yang menerima Dia (Yesus Kristus) kepada mereka itulah diberiNya hak menjadi anak-anak Allah" (15).

    Doa ini dapatlah menjadi doa saudara sendiri: "Tuhan Allah, saya telah menjauhkan Tuhan dari hidup saya. Sekarang saya minta supaya Engkau kembali menjadi Tuhan dalam hati saya. Saya percaya, bahwa Yesus Kristus telah mati menggantikan hukuman pribadi saya, dan bahwa Yesus ingin mengampuni dosa saya. Pada saat ini saya membuka pintu hati saya. Masuklah Tuhan Yesus, jadilah Tuhan dan Juruselamat saya. Amin."

    (1) Yohanes 3:16 (9) Yohanes 14:6
    (2) Kejadian 2:3 (10) Markus 10:45
    (3) Yesaya 53:6a (11) I Petrus 3:18
    (4) Yesaya 59:2 (12) Yohanes 10:10b
    (5) Roma 6:23 (13) Wahyu 3:20
    (6) Filipi 2:5-8 (14) II Kor 5:17
    (7) Yohanes 6:35 (15) Yohanes 1:12
    (8) Yohanes 8:12


    Diterjemahkan dari

    Majalah HIS

    Pebruari 1966

    Lampiran B -Buku-buku Yang Penting

    LAMPIRAN B - BUKU-BUKU YANG PENTING


    Buku-buku berbahasa Indonesia mengenai Penginjilan:

    COLEMAN, R.A.
    "Rencana Agung Penginjilan" (Kalam Hidup, 1968).

    Cook,
    "Setelah Aku Percaya" (Kalam Hidup, 1967).

    JONES, M.A
    Bagian kedua dari "Keluarga yang Bahagia" (YAKIN).

    OVERHOLTZER, J.I.
    "Buku Pegangan tentang Penginjilan Anak-anak" (P. E. A., Kotak Pos 312, Bandung, 1967).

    STEWART, J.A.
    "Pergilah Kamu" (B.P.K. 1966).

    STOTT, JOHN R.
    "Fundamentalisme dan Penginjilan" (Kalam Hidup, 1975).

    WEEKLY, W.W.
    "Merencanakan Kampanye Kebangunan Rohani" (Sidang Jemaat Allah, Malang, 1968).
    "Penuntun Belajar untuk Pembimbing-pembimbing Rohani" (Institut Alkitab Tiranus, 1975).

    Buku-buku berbahasa English yang penting
    mengenai Penginjilan

    EDWARD, G.
    "How To Have a Soul Winning Church" (1962).

    MOORE, W.B
    "New Testament Follow-Up" (1963).

    SMITH, O.J.
    "The Consuming Fire" (1954).

    WILKES, A.P
    "The Dynamics of Service" (1955).

    Kursus-kursus Alkitab surat menyurat tersedia pada:

    "Kantor Terang Hidup," Kotak Pos 156, Bandung.

    "Pusat Hidup Baru," Kotak Pos 14, Solo.

    Bahan Pelanjutan khusus dapat dipesan dari kantor-kantor berikut:

    "Kalam Al Hayat," Kotak Pos 312, Bandung.

    "Para Navigator," Kotak Pos 281, Bandung.

    Rencana Agung Penginjilan

    RENCANA AGUNG PENGINJILAN

    Kata Pengantar
    Pendahuluan -- Tuhan Yesus dan Rencana-Nya
    Masalah dalam Metoda Penginjilan
    Tujuan Menentukan Cara
    Mencari Prinsip-Prinsip Dasar
    Penyelidikan dari Sumber Lain
    Rencana Penyelidikan Kita
    Kristuslah Teladan yang Sempurna
    Tujuan-Nya Jelas
    Ia Merencanakan untuk Menang
    Penyelidikan yang Tepat

    1. Pemilihan
    Orang-Orang adalah Metoda-Nya
    Orang-Orang yang Ingin Belajar
    Memusatkan Perhatian kepada Pribadi-Pribadi
    Prinsip yang Ditekankan
    Tidak Melalaikan Orang Banyak
    Orang Banyak Dibangkitkan
    Tampaknya Hanya Sedikit Saja yang Saya Mengerti
    Strategi-Nya
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini
    Satu Demonstrasi Modern
    Sekaranglah Waktunya untuk Bertindak

    2. Persekutuan
    Ia Tinggal Bersama Mereka
    Bersekutu untuk Mengerti
    Prinsip yang Ditekankan
    Makin Lama Makin Erat
    Yesus Mengajar Sambil Melayani Orang Banyak
    Cara Ini Memakan Waktu
    Prinsip Tindak Lanjut
    Gereja sebagai Tempat Persekutuan
    Masalah Kita
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    3. Penyediaan
    Ia Menghendaki Ketaatan
    Jalan Salib
    Harus Memperhitungkan Harga Penyerahan Diri
    Hanya Sedikit yang Rela Berkorban
    Taat adalah Belajar
    Bukti dari Kasih
    Yesus Menunjukkan Ketaatan
    Prinsip yang Ditekankan
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    4. Pengurapan
    Ia Menyerahkan Diri-Nya Bagi Mereka
    Keharusan untuk Memberitakan Injil
    Pengudusan-Nya
    Meterai Pelayanan-Nya
    Pekerjaan Roh Kudus
    Penghibur yang Lain
    Rahasia Hidup yang Berkemenangan
    Kebenaran yang tidak Terlihat oleh Orang-orang yang Belum Percaya
    Masalah Pokok Dewasa Ini

    5. Percontohan
    Ia Memperlihatkan Cara Hidup-Nya
    Peranan Doa
    Menggunakan Alkitab
    Yang Terutama: Memenangkan Jiwa
    Mengajar dengan Wajar
    Kelas Latihan yang Terus-Menerus Berjalan
    Prinsip yang Ditekankan
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    6. Pengutusan
    Yesus Memberi Tugas
    Pengutusan Pertama Terhadap Kedua Belas Murid
    Memberi Petunjuk-petunjuk Kerja
    Mencontoh Metoda-Nya
    Kesulitan Pasti akan Dialami
    Injil akan Memisahkan
    Satu dengan Kristus
    Berdua-Dua
    Pengutusan Terhadap Ketujuh Puluh Murid
    Amanat-amanat Setelah Kebangkitan
    Prinsip-Nya Telah Jelas
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    7. Pengawasan
    Ia Mengawasi Mereka
    Terus-Menerus Ditinjau Kembali dan Diterapkan
    Ia Mengajar Murid-Murid-Nya Bersabar Hati
    Prinsip yang Ditekankan
    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini
    Tujuan Harus Selalu Jelas

    8. Pelipatgandaan
    Yesus Mengharapkan Supaya Mereka Melipatgandakan Diri
    Kemenangan Melalui Kesaksian
    Prinsip yang Ditekankan
    Ujian Terhadap Pelayanan-Nya
    Amanat Agung
    Berdoa bagi Para Penuai
    Penerapan Prinsip Ini dalam Hidup Kita
    Gereja Kristen Telah Menjadi Buktinya
    Jalan Pintas Membawa Kegagalan
    Masalah yang Dihadapi Dewasa Ini

    Kesimpulan -- Tuhan Yesus dan Rencana Anda
    Setiap Kehidupan Mempunyai Rencana
    Metoda akan Berbeda
    Prioritas Manusia
    Mulailah dengan Beberapa Orang Saja
    Bersekutu Setiap Hari
    Berilah Waktu yang Cukup kepada Mereka
    Persekutuan Kelompok
    Harapkan Sesuatu dari Mereka
    Doronglah Mereka
    Bantulah Mereka dalam Memikul Tugas-tugas
    Kita Harus Rela Melepaskan Diri
    Yang Paling Penting: Pengalaman Rohani
    Kemenangan yang Mahal Harganya
    Apakah Ini Telah Menjadi Kerinduan Anda



    Info: RENCANA AGUNG PENGINJILAN

    [Indeks 18332] [Hak Cipta 18331] [Pengantar 18333]

    Setiap kehidupan mempunyai tujuan. Kita perlu menyusun rencana yang mantap untuk mencapai tujuan itu. Rencana kerja adalah suatu prinsip yang mengatur terwujudnya tujuan hidup seseorang.

    Tujuan yang jelas memungkinkan kita mengetahui cara kerja yang tepat untuk melaksanakan rencana Allah yan sempurna dalam kehidupan kita. Inilah yang harus kita perhatikan dalam menyusun rencana untuk memberitakan injil.

    Buku ini bukanlah suatu penafsiran mengenai metoda-metoda penginjilan Tuhan Yesus, melainkan suatu penyelidiksn mengenai prinsip pelayanan-Nya yang mendasari Rencana Agung Penginjilan-Nya. Prinsip-prinsip ini perlu kita ketahui, juga cara menerapkannya dalam pelayanan setiap anak Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu memberitakan Injil Keselamatan kepada dunia.

    BIBLIOGRAFI : E. Coleman, Robert. 1996. Rencana Agung Penginjilan. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

    DESKRIPSI :

    Buku Rencana Agung Penginjilan karangan Dr. Coleman ini sangat menolong, khususnya untuk mengembangkan pelayanan kita. Buku ini dapat memberi petunjuk tentang bagaimana melaksanakan suatu program latihan kaum awam yang bermutu. Dengan menyelidiki kehidupan Tuhan Yesus serta prinsip-prinsip pelayanan-Nya terhadap kedua belas murid- Nya, Dr. Coleman telah menyusun buku mengenai prinsip-prinsip serta metode untuk melatih tenaga yang dibutuhkan ini.

    - Yayasan Kalam Hidup -



    Halaman Judul

    RENCANA AGUNG PENGINJILAN

    Robert E. Coleman

    YAYASAN KALAM HIDUP
    Jalan Naripan 67
    Bandung 40112

    Buku asli: THE MASTER PLAN OF EVANGELISM

    Copyright: (c) 1963, 1964 by Robert E. Coleman
    Fleming H. Revell Company, Westwood, New Jersey, USA

    Hak pengarang dilindungi Undang-Undang
    Diterjemahkan oleh: Ir. G.J. Tiendas dan W. Stanley Heath, Ph. D., M. Div.
    Diredaksi oleh: Bestiana Simanjutak dan Dra. Lina Maria

    KH/VI/22R,3R/19960443
    000-010-008
    Cetakan ke-6 Juli 1996
    Anggota IKAPI, 051-JBA/5 Okt' 93



    Indeks: DAFTAR ISI

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331]

    18333 KATA PENGANTAR
    18334 PENDAHULUAN -- Tuhan Yesus dan Rencana-Nya
    18334 Masalah dalam Metoda Penginjilan
    18335 Tujuan Menentukan Cara
    18336 Mencari Prinsip-Prinsip Dasar
    18337 Penyelidikan dari Sumber Lain
    18338 Rencana Penyelidikan Kita
    18339 Kristuslah Teladan yang Sempurna
    18340 Tujuan-Nya Jelas
    18341 Ia Merencanakan untuk Menang
    18342 Penyelidikan yang Tepat

    18343 1. PEMILIHAN
    18343 Orang-orang adalah Metoda-Nya
    18344 Orang-orang yang Ingin Belajar
    18345 Memusatkan Perhatian kepada Pribadi-Pribadi
    18346 Prinsip yang Ditekankan
    18347 Tidak Melalaikan Orang Banyak
    18348 Orang Banyak Dibangkitkan
    18349 Tampaknya Hanya Sedikit Saja yang Saya Mengerti
    18350 Strategi-Nya
    18351 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini
    18352 Satu Demonstrasi Modern
    18353 Sekaranglah Waktunya untuk Bertindak

    18354 2. PERSEKUTUAN
    18354 Ia Tinggal Bersama Mereka
    18355 Bersekutu untuk Mengerti
    18356 Prinsip yang Ditekankan
    18357 Makin Lama Makin Erat
    18358 Yesus Mengajar Sambil Melayani Orang Banyak
    18359 Cara ini Memakan Waktu
    18360 Prinsip Tindak Lanjut
    18361 Gereja sebagai Tempat Persekutuan
    18362 Masalah Kita
    18363 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    18364 3. PENYEDIAAN
    18364 Ia Menghendaki Ketaatan
    18365 Jalan Salib
    18366 Harus Memperhitungkan Harga Penyerahan Diri
    18367 Hanya Sedikit yang Rela Berkorban
    18368 Taat Adalah Belajar
    18369 Bukti dari Kasih
    18370 Yesus Menunjukkan Ketaatan
    18371 Prinsip yang Ditekankan
    18372 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    18373 4. PENGURAPAN
    18373 Ia menyerahkan Diri-Nya bagi Mereka
    18374 Keharusan untuk Memberitakan Injil
    18375 Pengudusan-Nya
    18376 Meterai Pelayanan-Nya
    18377 Pekerjaan Roh Kudus
    18378 Penghibur yang Lain
    18379 Rahasia Hidup yang Berkemenangan
    18380 Kebenaran yang tidak Terlihat oleh Orang-orang yang
    Belum Percaya
    18381 Masalah Pokok Dewasa Ini

    18382 5. PERCONTOHAN
    18382 Ia Memperlihatkan Cara Hidup-Nya
    18383 Peranan Doa
    18384 Menggunakan Alkitab
    18385 Yang Terutama: Memenangkan Jiwa
    18386 Mengajar dengan Wajar
    18387 Kelas Latihan yang Terus-menerus Berjalan
    18388 Prinsip yang Ditekankan
    18389 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa ini

    18390 6. PENGUTUSAN
    18390 Yesus memberi Tugas
    18391 Pengutusan Pertama terhadap Kedua Belas Murid
    18392 Memberi Petunjuk-Petunjuk Kerja
    18393 Mencontoh Metoda-Nya
    18394 Kesulitan Pasti akan Dialami
    18395 Injil akan Memisahkan
    18396 Satu dengan Kristus
    18397 Berdua-dua
    18398 Pengutusan terhadap Ketujuh Puluh Murid
    18399 Amanat-amanat setelah Kebangkitan
    18400 Prinsip-Nya Telah Jelas
    18401 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    18402 7. PENGAWASAN
    18402 Ia Mengawasi Mereka
    18403 Terus-Menerus Ditinjau Kembali dan Diterapkan
    18404 Ia Mengajar Murid-Murid-Nya Bersabar Hati
    18405 Prinsip yang Ditekankan
    18406 Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini
    18407 Tujuan Harus Selalu Jelas

    18408 8. PELIPATGANDAAN
    18408 Yesus Mengharapkan Supaya mereka Melipatgandakan Diri
    18409 Kemenangan melalui Kesaksian
    18410 Prinsip yang Ditekankan
    18411 Ujian terhadap Pelayanan-Nya
    18412 Amanat Agung
    18413 Berdoa bagi Para Penuai
    18414 Penerapan Prinsip Ini dalam Hidup Kita
    18415 Gereja Kristen Telah Menjadi Buktinya
    18416 Jalan Pintas Membawa Kegagalan
    18417 Masalah yang Dihadapi Dewasa Ini

    18418 KESIMPULAN -- Tuhan Yesus dan Rencana Anda
    18418 Setiap Kehidupan Mempunyai Rencana
    18419 Metoda akan Berbeda
    18420 Prioritas Manusia
    18421 Mulailah dengan Beberapa Orang Saja
    18422 Bersekutu Setiap Hari
    18423 Berilah Waktu yang Cukup kepada Mereka
    18424 Persekutuan Kelompok
    18425 Harapkan Sesuatu dari Mereka
    18426 Doronglah Mereka
    18427 Bantulah Mereka dalam Memikul Tugas-Tugas
    18428 Kita Harus Rela Melepaskan Diri
    18429 Yang Paling Penting: Pengalaman Rohani
    18430 Kemenangan yang Mahal Harganya
    18430 Apakah Ini Telah Menjadi Kerinduan Anda



    KATA PENGANTAR

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    Dalam perkembangan gereja-gereja di Indonesia selalu dirasakan kurangnya tenaga untuk pelayanan rohani. Sering seorang pendeta begitu sibuk dengan pelayanan kebaktian-kebaktian umum, pernikahan, dan penguburan, sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk mengunjungi anggota-anggota jemaatnya, apalagi untuk membimbing mereka yang mengalami kesulitan rohani.

    Telah lama kami menyadari perlunya mengetengahkan peranan kaum awam dalam tugas pelayanan gereja. Kita tahu bahwa kalau kaum awam dalam tugas pelayanan gereja. Kita tahu bahwa kalau kaum awam dapat diikutsertakan dalam pelayanan rohani, maka taraf kerohanian jemaat akan meningkat, dan gereja-gereja akan berkembang lebih pesat.

    Buku Rencana Agung Penginjilan karangan Dr. Coleman ini sangat menolong, khususnya untuk mengembangkan pelayanan kita. Buku ini dapat memberi petunjuk tentang bagaimana melaksanakan suatu program latihan kaum awam yang bermutu. Dengan menyelidiki kehidupan Tuhan Yesus serta prinsip-prinsip pelayanan-Nya terhadap kedua belas murid-Nya, Dr. Coleman telah menyusun buku mengenai prinsip-prinsip serta metoda untuk tenaga yang dibutuhkan ini. Kami harap Anda dapat memahami dan mempraktekkan rencana ini.

    Kami bersyukur dapat mencetak ulang buku ini disertai beberapa perbaikan bahasa dan disesuaikan dengan ayat-ayat Alkitab terjemahan baru.

    Kami mempersembahkan buku Rencana Agung Penginjilan ini kepada Anda dengan harapan bahwa buku ini akan sangat bermanfaat dalam pelayanan Anda. Penerbit



    PENDAHULUAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    Tuhan Yesus dan Rencananya "Akulah jalan" (Yohanes 14:6).

    Masalah dalam Metoda Penginjilan

    Setiap usaha penginjilan harus diuji dengan dua ukuran: Pertama, apakah usaha itu mempunyai tujuan tertentu; kedua, apakah usaha ini mempunyai arti bagi dunia sekarang ini. Kedua hal ini saling berhubungan, dan keserasian hubungan keduanya akan menentukan makna segala kegiatan kita. Kecakapan ataupun kesibukan dalam mengerjakan sesuatu belum berarti bahwa kita telah menghasilkan sesuatu. Karena itu, dalam setiap kegiatan, kita harus selalu bertanya, "apakah usaha ini sangat penting?", "Apakah usaha ini akan mencapai tujuannya?"

    Demikian pula, semua usaha penginjilan di gereja-gereja harus terus-menerus diuji: "Apakah segala usaha kita telah dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi amanat Yesus?", "Sebagai hasil usaha ini, apakah kita melihat kader pekerja-pekerja rohani yang semakin bertambah jumlahnya untuk memberitakan Injil?" Memang kita sibuk dengan berbagai program penginjilan, tetapi apakah usaha kita sedang mencapai tujuan yang benar?



    Tujuan Menentukan Cara

    Apabila kita menggunakan kedua ukuran itu -- tujuan dan arti -- kita perlu menyusun rencana kerja yang mantap untuk dilaksanakan hari demi hari dalam usaha mencapai tujuan jangka panjang. Jika kita ingin mengalami sukacita dalam melaksanakan rencana kerja yang sudah jelas ada manfaatnya itu, kita harus tahu cara bertindak yang sesuai dengan rencana Allah yang menyeluruh bagi kehidupan kita itu. Inilah yang harus kita perhatikan dalam menyusun rencana ataupun cara untuk memberitakan Injil. Seperti sebuah gedung yang dibangun menurut rencana penggunaannya, demikian pula halnya dengan sesuatu yang kita kerjakan harus mempunyai tujuan. Kalau tidak, segala usaha kita sia-sia dan kacau.



    Mencari Prinsip-Prinsip Dasar

    Itulah tujuan penulisan buku itu. Untuk menyesuaikan usaha-usaha kita dengan ukuran yang benar, terlebih dahulu kita harus melihat prinsip-prinsip dasar yang telah mempengaruhi metoda Tuhan Yesus. Karena itu, buku ini bukanlah suatu penafsiran mengenai metoda-metoda penginjilan khusus yang dipergunakan oleh Tuhan Yesus, baik secara pribadi maupun massal, melainkan suatu penyelidikan mengenai prinsip-prinsip dasar pelayanan-Nya, yaitu prinsip-prinsip yang menentukan metoda-Nya. Buku ini dapatlah disebutkan penyelidikan mengenai strategi penginjilan-Nya ditinjau dari cara Yesus hidup dan melayani selama Ia ada di dunia.



    Penyelidikan dari Sumber Lain

    Buku-buku dalam bidang ini jarang ditemukan. Memang hampir setiap karangan tentang kehidupan Tuhan Yesus menjelaskan juga prinsip-prinsip dasar penginjilan-Nya. Buku-buku penyelidikan mengenai metoda-metoda pengajaran Tuhan Yesus dan buku-buku yang menceritakan kehidupan serta pekerjaan-Nya, biasanya mengandung prinsip-prinsip dasar ini juga. Sebuah buku yang paling berfaedah bagi kita ialah "The Training of the Twelve (Latihan terhadap Kedua Belas Murid) oleh A.B. Bruce. Buku ini pertama-tama diterbitkan tahun 1871, dan diredaksi kembali tahun 1899, mengisahkan pertumbuhan murid-murid di bawah asuhan Tuhan Yesus. Sebuah buku yang lain, yaitu Pastor Pastorum (Pelayanan Pendeta) oleh Henry Lathan, ditulis tahun 1890, mengupas cara Tuhan Yesus melatih orang-orang. Kemudian terbit beberapa buku kecil yang menguraikan pekerjaan Yesus.

    Baru-baru ini ditambah beberapa buku lagi mengenai kehidupan dan pelayanan gereja, khususnya, mengenai pertumbuhan kelompok-kelompok kecil dan kesaksian kaum awam. Walaupun pengarang buku-buku itu kurang menekankan strategi penginjilan, namun kita harus berterima kasih atas penjelasan mereka mengenai prinsip-prinsip dasar dari pelayanan dan pekerjaan Tuhan kita.

    Bagaimanapun juga prinsip-prinsip dasar penginjilan yang dipergunakan Tuhan Yesus ini merupakan pusat perhatian kita, karena itu kita memerlukan penyelidikan dan penjelasan lebih lanjut, khususnya dari Alkitab.



    Rencana Penyelidikan Kita

    Untuk dapat memahami dengan baik rencana kerja Tuhan Yesus, kita harus mempelajari Kitab Perjanjian Baru, khususnya keempat Kitab Injil. Hanya kitab-kitab inilah sebenarnya yang memberikan kesaksian yang benar mengenai Yesus dan pekerjaanNya (Luk 1:2-3; Yoh 20:30; 21:24; 1Yoh 1:1).

    Keempat Kitab Injil itu pertama-tama ditulis untuk menunjukkan kepada kita bahwa Yesuslah Mesias. Anak Allah, dan supaya kita oleh iman memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yoh 20:31). Tetapi, kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa pernyataan itu juga mencakup cara hidup-Nya sendiri dan cara hidup yang diajarkan-Nya kepada orang lain. Para penulis Kitab Injil bukan sekedar melihat cara hidup Yesus yang benar, namun kehidupan merekapun telah diubah oleh kebenaran itu. Itulah sebabnya mereka menuliskan hal-hal yang telah membuat mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Tentu saja tidak semua hal diceritakan. Seperti halnya para penulis sejarah, para penulis Injilpun melukiskan suatu gambaran yang lengkap dengan menonjolkan beberapa pribadi pilihan serta pengalaman mereka, dan peristiwa yang penting. Akan tetapi, kita yakin bahwa segala sesuatu yang telah dengan cermat dipilih dan dituliskan di bawah pimpinan Roh Kudus itu bertujuan untuk mengajar kita bagaimana mengikut Yesus. Itulah sebabnya riwayat kehidupan Tuhan Yesus di dalam Alkitab merupakan penuntun yang terbaik mengenai metoda penginjilan.

    Rencana penyelidikan ini juga dimaksudkan untuk mengikuti langkah-langkah yang dipergunakan Tuhan Yesus seperti yang ditunjukkan dalam keempat Injil -- meneliti riwayat hidup-Nya dari berbagai sudut untuk memahami cara pelayanan-Nya, dan menganalisa rencana pelayanan-Nya secara umum untuk menanggapi makna yang lebih luas dari metoda-metoda yang dipakai-Nya dalam pelayanan. Memang tugas ini tidak mudah dan masih banyak yang harus dipelajari. Kesempurnaan Tuhan yang mulia tidak dapat dibatasi oleh pengertian manusia. Makin lama kita memandang Dia, makin jelas kita melihat kebenaran itu.



    Kristuslah Teladan yang Sempurna

    Tidak ada penyelidikan yang lebih menguntungkan selain penyelidikan mengenai kehidupan Kristen. Walaupun kita mendapat memahami seluruhnya, kita tahu bahwa Yesuslah Guru yang sempurna. Ia tidak pernah berbuat salah. Sebagai manusia, Ia sering dicobai seperti kita, tetapi Ia tidak pernah berbuat dosa. Ia tidak dibatasi oleh keadaan tubuh manusiawi yang diterima-Nya demi kita. Sekalipun Ia tidak mempergunakan sifat keilahian-Nya, namun pikiran-Nya jernih. Ia senantiasa tahu apa yang benar, dan sebagai Manusia yang sempurna, Ia hidup sebagai Allah yang hidup di antara manusia.



    Tujuan-Nya Jelas

    Sejak semula, tujuan hidup-Nya di dunia ialah untuk menyatakan rencana Allah. Inilah yang senantiasa dipikirkan-Nya. Ia bertujuan untuk menyelamatkan bagi-Nya suatu bangsa, dan membangun suatu jemaat rohani yang tidak akan binasa. Ia menantikan Kerajaan-Nya yang akan datang dalam kemuliaan dan kuasa. Ia menciptakan dunia ini, tetapi Ia bertujuan bukan untuk menjadikan dunia ini tempat tinggal-Nya yang kekal. Rumah-Nya adalah surga. Di sana Ia menyediakan tempat bagi umat-Nya.

    Tidak ada seorang pun yang luput dari tujuan-Nya yang penuh kasih karunia. Ia mengasihi semua orang. Jangan kita salah paham tentang kasih-Nya yang besar itu. Ia adalah "Juruselamat dunia" (Yoh 4:42). Allah menghendaki "supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1Tim 2:4). Untuk itulah Yesus menyerahkan diri-Nya bagi orang-orang berdosa. Ia mati untuk satu orang dan untuk semua orang. Cara berpikir-Nya sangat berbeda dengan kita. Ia tidak membedakan pemberitaan Injil di dalam maupun di luar negeri, karena bagi Dia seluruh dunia harus diinjili.



    Ia Merencanakan untuk Menang

    Tujuan hidup Yesus hanya satu, yaitu menebus dunia ini bagi Allah. Tujuan inilah yang menjadi dasar dari setiap kata dan perbuatan-Nya. Tujuan inilah yang mengatur langkah-langkah-Nya. Perhatikanlah hal ini. Tidak pernah sedikit pun Yesus menyimpang dari tujuan-Nya.

    Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk meneliti cara kerja Yesus yang merupakan cara Allah untuk memenangkan dunia ini. Ia yakin akan masa yang akan datang, sebab Ia hidup sesuai dengan rencana itu. Tidak ada sesuatu kebetulan yang terjadi dalam hidup-Nya. Ia tidak pernah membuang tenaga dan kata-kata-Nya dengan percuma. Ia hanya melakukan pekerjaan Allah. Ia hidup, mati, dan bangkit kembali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Allah. Seperti seorang jendral yang merencanakan siasat peperangan, demikian pula Anak Allah merencanakan untuk menang. Dengan mempertimbangkan setiap kemungkinan dan keadaan yang berubah-ubah dalam pengalaman manusia, Ia telah membuat suatu rencana yang tidak mungkin gagal.



    Penyelidikan yang Tepat

    Banyak rahasia terungkap dengan menyelidiki rencana Yesus. Seorang murid Kristus akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang dalam, dan mungkin pula beraneka-ragam dengan merenungkan pokok ini sungguh-sungguh, walaupun kesimpulan-kesimpulan ini datangnya lambat dan terasa sukar. Mula-mula tampaknya Yesus tidak mempunyai rencana apa pun. Dengan pendekatan lain, mungkin tampak bahwa Yesus menggunakan suatu teknik tertentu, tetapi pola dasar teknik inipun tetap tersembunyi. Cara kerja-Nya demikian sederhana dan tenang, sehingga tidak akan mungkin tampak oleh petugas gereja yang selalu tergesa-gesa. Akan tetapi, apabila murid-murid menyelidiki metoda ini dengan pikiran yang jernih dan terbuka, mereka pasti merasa heran akan kesederhanaan rencan-Nya yang tidak mereka sadari sebelumnya. Namun, bila rencana-Nya ini dipikirkan, tampak bahwa prinsip dasar dari rencana-rencana kerja-Nya berbeda sekali dengan prinsip dasar dari rencana gereja masa kini, dan jelas bahwa implikasi-implikasi-Nya benar-benar revolusioner.

    Pasal-pasal yang berikut menerangkan delapan prinsip dasar dari rencana Yesus. Sebenarnya, semua langkah itu tidak selalu harus dilakukan secara beruntun. Misalnya, pasal terakhir tidak selalu harus dilakukan setelah pasal-pasal sebelumnya. Demikian pula, kita tidak selalu harus mulai dari pasal pertama. Garis besar ini dimaksudkan untuk memberikan susunan mengenai rencana-Nya. Dengan mempelajari pasal-pasal selanjutnya, maka prinsip-prinsip atau langkah- langkah itu akan makin jelas.



    1. PEMILIHAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Ia...memilih dari antara mereka dua belas orang" (Lukas 6:13).

    Orang-Orang Adalah Metoda-Nya

    Pelayanan Tuhan Yesus dimulai pada saat Ia memanggil beberapa orang untuk mengikut Dia. Hal ini langsung menyatakan strategi penginjilan-Nya. Perhatian-Nya tidak ditujukan kepada cara-cara untuk mendekati orang banyak, tetapi mendekati beberapa orang yang kemudian akan diikuti oleh orang banyak. Tampaknya cukup mengherankan bahwa Yesus mulai mengumpulkan orang-orang ini sebelum Ia berkeliling memberitakan Injil ataupun mengadakan suatu kampanye penginjilan, atau berkhotbah di muka umum. Pribadi-pribadi itulah metoda-Nya untuk memenangkan dunia ini bagi Allah.

    Tujuan utama dari rencana Tuhan Yesus ialah untuk memilih orang-orang yang dapat memberi kesaksian tentang hidup-Nya, dan melanjutkan pekerjaan-Nya sesudah Ia kembali kepada Bapa. Yohanes dan Andreas adalah orang-orang yang pertama yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sewaktu Ia meninggalkan Betania, di seberang Sungai Yordan, tempat Yohanes Pembaptis membaptiskan orang (Yoh 1:35-40). Kemudian Andreas membawa Petrus, saudaranya (Yoh 1:41-42). Keesokan harinya, dalam perjalanan-Nya ke Galilea, Tuhan Yesus bertemu dengan Filipus; dan kemudian, Filipus bertemu dengan Natanael (Yoh 1:43-51). Ia memilih murid-murid-Nya dengan terburu-buru. Yakobus, saudara Yohanes, baru disebut murid yang tergabung dalam kelompok itu, beberapa bulan kemudian setelah keempat nelayan itu dipanggil kembali untuk kedua kalinya (Mat 4:21; Mar 1:19). Tidak lama kemudian, Matius (Lewi) dipanggil untuk mengikut Tuhan Yesus ketika Ia melalui Kapernaum (Mat 9:9; Mar 2:13-14; Luk 5:27-28). Cara Yesus memanggil murid-murid yang lain tidak dijelaskan dalam Alkitab, tetapi diperkirakan bahwa semuanya dipanggil pada tahun pertama pelayanan-Nya.1

    Tampaknya usaha-usaha pertama untuk memenangkan jiwa ini hanya mempunyai sedikit pengaruh bagi kehidupan rohani orang-orang pada masa itu. Walaupun demikian, Tuhan Yesus tidak bertidak dengan tergesa-tergesa. Ia tahu bahwa usaha ini memerlukan waktu. Kemudian ternyata bahwa beberapa orang yang pertama-tama bertobat kepada Tuhan inilah yang menjadi pemimpin-pemimpin gereja Tuhan, yang pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil. Dipandang dari segi tujuan-Nya, pengaruh orang-orang yang pertama itu secara khusus dapat dirasakan untuk selama-lamanya.

    -----
    1. Salah satu syarat bagi seorang rasul seperti yang diterangkan dalam Kisah 1:21-22, ialah bahwa ia harus senantiasa berada bersama-sama dengan Yesus, "yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga." Walaupun hal ini tidak menjelaskan mulai kapan kita harus menghitung (tentu tidak mulai dari permulaan baptisannya atau baptisan Yesus sendiri), namun cukup meragukan mengenai adanya persekutuan pendahuluan antara semua rasul dengan Yesus, mungkin mulai dari masa Yohanes Pembaptis di penjarakan. Lihat buku yang ditulis oleh Samuel J. Andrews, The Life of Our Lord, Grand Rapids, Zondervan, 1958, hal. 268; bandingkan dengan Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah, I, New York, E.R. Herrick abd Co., 1886, hal. 521.



    Orang-orang yang Ingin Belajar

    Yang mengesankan mengenai orang-orang ini ialah bahwa tampaknya mereka bukanlah orang-orang yang sangat menonjol. Mereka bukan pemimpin sinagoga, bukan pula imam. Mereka adalah buruh-buruh biasa. Mungkin juga mereka bekerja tanpa melalui latihan atau pendidikan secara khusus sebelumnya. Memang ada dari antara mereka berasal dari keluarga yang cukup berada, seperti Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus itu. Tetapi tidak ada seorang pun yang dapat digolongkan kaya. Mereka tidak mempunyai gelar dalam ilmu sastra ataupun filsafat. Seperti Guru mereka, mereka hanya tamatan sinagoga. Mereka kebanyakan dibesarkan dalam lingkungan orang miskin di daerah Galilea. Dari kedua belas murid itu, hanya satu orang saja yang tampaknya lebih terkemuka, datang dari daerah Yudea, yaitu Yudas Iskarioat. Dinilai dari tingkat pendidikan, baik pada waktu itu maupun sekarang, mereka seharusnya dianggap sebagai kelompok orang-orang yang agak kasar. Sungguh mengherankan bahwa Tuhan Yesus dapat memakai mereka. Mereka adalah orang-orang yang mudah dipengaruhi dan mudah tersinggung. Singkatnya, mereka yang dipilih oleh Tuhan menjadi pengikut-pengikut-Nya adalah orang-orang dari berbagai tingkatan dan golongan masyarakat pada waktu itu. Orang-orang pada waktu itu sedikit pun tidak mengira bahwa kelompok inilah yang kelak memenangkan dunia bagi Kristus.

    Meskipun demikian, Yesus melihat di dalam orang-orang yang sederhana ini suatu sumber kepemimpinan bagi kerajaan-Nya. Mereka sebenarnya adalah orang "orang biasa yang tidak terpelajar" menurut ukuran dunia (Kisah 4:13), tetapi mereka mau diajar. Walaupun mereka sering mengambil keputusan yang salah dan lambat mengerti hal-hal rohani, namun mereka adalah orang-orang yang jujur dan berterus-terang mengenai kebutuhan mereka. Tata cara mereka sering kurang lembut dan kecakapan mereka sangat terbatas, tetapi mereka adalah orang-orang yang berjiwa besar, kecuali salah seorang murid-Nya yang kemudian menjadi pengkhianat itu.

    Yang paling menonjol dalam diri mereka adalah kerinduan mereka terhadap Allah dan terhadap hal-hal yang nyata dalam kehidupan-Nya. Kedangkalan kehidupan agama di sekeliling mereka tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bertemu dengan Mesias (Yoh 1:41,45,49; 6:69). Mereka sudah bosan dengan kemunafikan kaum ningrat yang memerintah pada masa itu. Sebagian dari mereka yang kemudian menjadi murid-murid Tuhan Yesus, sebelumnya sudah menggabungkan diri dengan gerakan pemabaharuan dari Yohanes Pembabtis yang memanggil orang berdosa untuk bertobat kepada Allah (Yoh 1:35). Mereka sedang mencari seseorang yang dapat memimpin mereka kepada jalan keselamatan. Orang-orang yang demikianlah yang dapat dibentuk menjadi ciptaan baru dalam tangan Yesus. Ia dapat memakai siapa saja yang mau dipakai-Nya.



    Memusatkan Perhatian kepada Pribadi-Pribadi

    Dalam hal ini, kita perlu mengamati kebenaran praktis dalam cara Yesus bekerja. Inilah kebijaksanaan dari metoda-Nya, dan dalam mempertimbangkan hal ini, kita kembali lagi kepada prinsip pokok mengenai pemusatan perhatian kepada mereka yang hendak dipakai-Nya. Dunia dapat diubah hanya apabila orang-orang yang ada di dalamnya telah diubah lebih dahulu. Orang-orang itu hanya dapat diubah apabila mereka telah dibentuk menjadi ciptaan baru dalam tangan Tuhan Yesus. Jadi, jelaslah bahwa kita bukan hanya perlu memilih beberapa kaum awam saja, tetapi juga membatasi jumlah orang dalam kelompok itu supaya tidak terlalu banyak, sehingga kita dapat bekerja dengan mereka dan berhasil baik.

    Karena itu, ketika jumlah pengikut Yesus bertambah, pada pertengahan tahun kedua dari pelayanan-Nya Ia merasa perlu memperkecil kelompok pilihan-Nya ini menjadi satu kelompok inti, yang mudah dipimpin-Nya. Itulah sebabnya Yesus "memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul" (Luk 6:13-17; bandingkan dengan Mar 3:13-19). Terlepas dari arti simbolik yang hendak kita kenakan pada angka dua belas ini, jelaslah bahwa Yesus ingin supaya orang-orang ini mempunyai hak istimewa yang unik serta kewajiban khusus dalam pekerjaan Kerajaan-Nya.2

    Apabila Tuhan Yesus menjatuhkan pilihan-Nya hanya kepada kedua belas murid itu saja, bukan berarti bahwa Ia menolak orang-orang lain yang ingin mengikut Dia. Seperti kita ketahui, banyak lagi yang lain yang mengikut Dia dan beberapa dari mereka menjadi mereka pekerja- pekerja yang baik di dalam gereja, misalnya: ketujuh puluh murid-Nya (Luk 10:1); Markus dan Lukas, penulis-penulis Kitab Injil; Yakobus, saudara Tuhan Yesus sendiri (1Kor 15:7; Gal 2:9,12; bandingkan dengan Yoh 2:13; 7:2-10). Namun kita harus mengakui bahwa sedikit demi sedikit Tuhan Yesus mengurangi perhatian-Nya kepada orang-orang di luar kelompok murid-Nya yang dua belas orang itu.

    Prinsip yang sama ini masih terus dipakai di kalangan rasul-rasul yang terpilih itu. Petrus, Yakobus, dan Yohanes tampaknya mempunyai hubungan yang lebih istimewa dengan Tuhan daripada sembilan rasul lainnya. Hanya ketiga orang yang mempunyai hak istimewa inilah yang diminta masuk ke dalam kamar anak Yairus yang sakit (Mar 5:37; Luk 8:51); mereka inilah yang naik bersama-sama dengan dengan Tuhan Yesus dan melihat kemuliaan-Nya di atas gunung (Mat 17:1; Mar 9:2; Luk 9:20); dan di tengah-tengah pohon zaitun di Taman Getsemani yang melemparkan bayangannya dalam fajar Paskah, ketiga orang inilah yang duduk paling dekat dengan Tuhan sementara Ia berdoa (Mat 26:37; Mar 14:33). Begitu jelas pilihan yang diberikan kepada ketiga orang ini, sehingga apabila murid-murid-Nya yang lain tidak tahu bahwa Kristus tidak pernah mementingkan diri-Nya sendiri, tentu mereka tidak senang dengan adanya pemisahan ini. Terbukti bahwa di dalam Alkitab tidak tercatat tentang keluhan apa pun dari murid yang lain mengenai keistimewaan yang diberikan kepada ketiga orang ini. Walaupun mereka pernah menggerutu tetang hal- hal lain, namun ini adalah bukti bahwa apabila pilihan dinyatakan dalam cara dan untuk maksud yang benar, tidak perlu ada hal yang menyinggung perasaan.

    -----
    2. Berbagai pendapat telah dikemukakan tentang alasan mengapa kedua belas murid diberi gelar rasul, karena sebenarnya Yesus dapat memilih lebih dari jumlah itu, ataupun memilih jumlah yang lebih kecil. Tetapi mungkin teori yang paling dapat diterima ialah bahwa jumlah itu mengumpamakan hubungan secara rohani antara persekutuan rasuli dan Kerajaan Allah di bawah Mesias. Sebagaimana Edwin Schell mengatakan, "Dua belas adalah jumlah suku bangsa Israel secara rohani. Baik ditinjau dari adanya kedua belas kepala keluarga, kedua belas suku ataupun dari kedua belas dasar dari kedua belas pintu gerbang surgawi Yerusalem Baru, angka dua belas selalu melambangkan berdiamnya Allah di antara manusia - pembauran dunia dalam ketuhanan, "Edwin A. Schell, Traits of The Twelve, Cincinnati, Jenning and Graham, 1911, hal. 26. Memang ada kemungkinan bahwa para rasul melihat jumlah itu secara harfiah yang berarti angka dua belas, dan membangun di atasnya harapan-harapan yang muluk-muluk tentang pemulihan kembali bangsa Israel dalam arti politis. Mereka pasti sadar akan kedudukan masing-masing di dalam persekutuan yang berjumlah dua belas orang itu, dan berhati-hati untuk mengisi kekosongan yang ditimbulkan oleh perginya Yudas (Kisah 1:15-26; bandingkan dengan Mat 19:28). Bagaimanapun juga ada satu hal yang pasti, yaitu bahwa angka itu menekankan pentingnya kedudukan mereka dalam pekerjaan Kerajaan Allah yang akan datang.



    Prinsip yang Ditekankan

    Semuanya ini menjalaskan bagaimana cara Yesus dengan seksama membagi waktu-Nya kepada orang-orang yang hendak dilatih-Nya. Hal ini juga menunjukkan satu prinsip pokok mengenai cara mengajar. Lebih kecil jumlah orang-orang yang diajar, lebih besar kemungkinan untuk memberikan pengajaran yang berhasil baik.3

    Yesus mencurahkan sebagian besar dari sisa hidup-Nya di bumi kepada murid-murid pilihan ini. Untuk mempersiapkan murid-murid-Nya, Ia mempertaruhkan seluruh kekuatan-Nya bagi mereka. Dunia boleh saja bersikap acuh tak acuh terhadap Dia, namun sikap ini tidak dapat menggagalkan rencana-Nya. Ia bahkan tidak merasa khawatir sama sekali pada waktu pengikut-pengikut-Nya mengundurkan diri dan mereka tidak setia lagi pada waktu mereka diperhadapkan kepada arti yang sebenarnya dari Kerajaan Allah (Yoh 6:66). Tetapi Ia tidak dapat membiarkan murid-murid pilihan-Nya melepaskan diri dari tujuan-Nya. Mereka harus mengerti akan kebenaran itu dan mereka harus disucikan bagi Allah "bukan untuk dunia ini", tetapi untuk beberapa orang itu yang telah Allah berikan kepada-Nya "dari dunia ini" (Yoh 17:6,9).4 Segalanya bergantung pada kesetiaan mereka apabila mereka ingin supaya dunia ini percaya kepada Yesus "oleh pemberitaan mereka" (Yoh 17:20).

    -----
    3. Prinsip pemusatan yang dipakai dalam pelayanan Yesus, bukanlah prinsip baru bagi-Nya, sebab hal itu merupakan cara Allah Bapa sejak bumi diciptakan. Perjanjian Lama menunjukkan bagaimana Allah memilih bangsa Israel yang berjumlah sedikit untuk menyatakan maksud-Nya bagi seluruh umat manusia. Bahkan di dalam bangsa yang sedikit jumlahnya ini, biasanya kepemimpinan dipusatkan di dalam tali kekeluargaan, khususnya keturunan Daud dari suku Yehuda.

    4. Doa Tuhan Yesus sebagai Imam Besar dalam Injil Yohanes pasal 17 mempunyai arti yang khusus di dalam hubungan ini. Dari 26 ayat tentang doa itu, ada 14 ayat yang merupakan doa Tuhan Yesus bagi kedua belas murid-Nya (Yoh 17:6-19).



    Tidak Melalaikan Orang Banyak

    Berdasarkan apa yang telah ditekankan di sini, salah sekali kalau kita menganggap bahwa Tuhan Yesus melalaikan orang banyak yang mengikut Dia. Ini tidak benar. Yesus melakukan segala sesuatu yang siapapun dapat diminta untuk melakukannya - untuk menghubungi orang banyak. Hal-hal yang pertama dilakukan-Nya ketika Ia memulai pelayanan-Nya ialah memihak dengan berani kepada gerekan kebangunan rohani pada zaman-Nya dengan memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes (Mat 3:13-17; Mar 1:9-11; Luk 3:21-22), dan kemudian di depan orang banyak Ia memuji pekerjaan nabi besar itu (Mat 11:7-15; Luk 7:24-28). Ia sendiri tidak henti-hentinya berkhotbah kepada orang banyak yang mengikuti pelayanan-Nya yang penuh kuasa. Ia mengajar mereka. Ia memberi makanan kepada mereka yang lapar. Ia menyembuhkan mereka yang sakit, dan mengusir setan dari dalam mereka. Ia memberkati anak-anak mereka. Kadang-kadang sepanjang hari Ia melayani keperluan mereka, sehingga "makan pun Ia tidak sempat" (Mar 6:31). Sedapat mungkin Tuhan Yesus berusaha menunjukkan perhatian yang sejati kepada orang banyak. Untuk keselamatan merekalah Tuhan Yesus telah datang -- Ia mengasihi mereka, menangisi mereka, dan akhirnya Ia mati untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka. Tidak seorang pun dapat menganggap bahwa Yesus mencoba menghindari penginjilan kepada orang banyak.



    Orang Banyak Dibangkitkan

    Sesungguhnya, kecakapan Tuhan Yesus untuk menarik perhatian orang banyak telah menimbulkan masalah yang serius dalam pelayanan-Nya. Ia telah begitu dalam menyatakan rahmat dan kuasa-Nya kepada mereka, sehingga mereka pernah mencoba "membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja" (Yoh 6:15). Para pengikut Yohanes pembaptis melaporkan bahwa "semua orang" datang kepada-Nya (Yoh 3:16). Bahkan orang-orang Farisi sendiri mengakui bahwa seluruh dunia telah mengikuti Dia (Yoh 12:19). Para imam pun menyadari bahwa jika hal ini terus-menerus dibiarkan, maka seluruh rakyat akan percaya kepada-Nya (Yoh 11:47-48). Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus mempunyai banyak pengikut, meskipun mereka sering kurang setia. Keadaan ini terus berlangsung sampai akhir. Sebenarnya, justru karena takut akan sikap orang banyak yang bersahabat terhadap Tuhan Yesus itulah yang menyebabkan musuh-musuh-Nya berusaha mencari jalan untuk menangkap Dia pada waktu orang banyak tidak berada bersama- sama dengan Dia (Mat 21:26; Mar 12:12; Luk 20:19).

    Seandainya Yesus memberikan sedikit saja semangat kepada orang banyak untuk membuat diri-Nya terkenal, tentu Ia dapat dengan mudah menguasai seluruh kerajaan manusia. Percobaan seperti itulah yang diberikan oleh Iblis kepada Tuhan Yesus di padang gurun waktu Ia dibujuk untuk mengubah batu menjadi roti dan menjatuhkan diri-Nya ke bawah dari bubungan Bait Allah agar Allah menantang Dia di atas tangan-Nya (Mat 4:1-7; Luk 4:1-4, 9-13). Seandainya Yesus menunjukkan kuasa-Nya yang besar itu, pasti Ia akan memenangkan orang banyak itu. Sebenarnya Iblis tidak menawarkan sesuatu kepada Yesus ketika ia menjanjikan semua kerajaan dunia ini apabila Yesus mau menyembah dia (Mat 4:8-10). Kepala penipu manusia itu tahu pasti bahwa Tuhan Yesus mendapat segalanya dengan mudah jika Ia mau melepaskan perhatian-Nya dari hal-hal yang berkenaan dengan Kerajaan Allah yang kekal itu.

    Tetapi Tuhan Yesus tidak bermaksud hanya untuk menyenangkan hati rakyat jelata, melainkan sebaliknya. Berung kali dengan susah payah Ia menghadiri dukungan orang banyak yang digerakkan oleh kuasa mukjizat-Nya (misalnya Yoh 2:23-3:3; 6:26-27). Sering Ia meminta orang-orang yang sudah disembuhkan supaya jangan menceritakan tentang kesembuhan itu kepada orang-orang lain. Itu dilakukan-Nya agar tidak menimbulkan demonstrasi dari orang banyak yang mudah dibangkitkan itu.5 Demikian juga kepada murid-murid yang melihat Dia dimuliakan di atas gunung, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum anak manusia dibangkitkan dari antara orang mati (Mat 17:9; Mr 9:9). Pada peristiwa lain, waktu orang banyak bersorak-sorak memuji Dia, Yesus langsung mengasingkan diri dengan murid-murid- Nya ke tempat lain.6

    Cara kerja-Nya yang demikian sering tidak disukai oleh para pengikut-Nya yang tidak mengerti strategi-Nya. Bahkan saudara-saudara-Nya yang perempuan dan laki-laki sendiri pun yang pada waktu itu belum percaya kepada-Nya, menganjurkan Dia agar melepaskan rencana-Nya ini dan menampakkan diri-Nya kepada dunia dengan terang-terangan, tetapi Ia menolak nasihat mereka (Yoh 7:2-9).

    -----
    5. Contoh-contoh mengenai hal ini ialah penyembuhan seorang yang sakit kusta (Mat 8:4; Mar 1:44-45; Luk 5:14-16); mereka yang disembuhkan dari kerasukan setan di Danau Galilea (Mar 3:11-12); Yairus, setelah anak perempuannya dihidupkan kembali (Mar 5:42-43; Luk 8:55-56); kedua orang buta yang dicelikkan (Mat 9:30); dan penyembuhan orang buta di Betsaida (Mar 8:25-26).

    6. Contoh-contoh mengenai hal ini terdapat dalam Matius 8:18,23; Mat 14:22-23; 15:21,39; 16:4; Mar 4:34-36; 6:1; 45-46; 7:24-8:30; Lukas 5:16; 8:22; Yohanes 1:29-43; 6:14-15; dan lain-lain.



    Tampaknya Hanya Sedikit Saja yang Saya Mengerti

    Mengingat strategi-Nya ini, maka tidak heran kalau hanya sedikit yang benar-benar bertobat pada masa pelayanan Kristus. Tentu saja, banyak yang percaya kepada-Nya dalam pengertian bahwa pelayanan-Nya dapat diterima, tetapi hanya sedikit yang mengerti arti Injil. Mungkin jumlah seluruh pengikut-Nya yang setia pada akhir pelayanan-Nya di dunia ini hanya kira-kira 500 orang, kepada siapa Yesus menampakkan diri-Nya setelah Ia bangkit (1Kor 15:6), dan hanya kira-kira 120 orang yang tetap tinggal di Yerusalem untuk menerima baptisan Roh Kudus (Kisah 1:15). Sekalipun jumlah ini bukanlah jumlah yang kecil mengingat pelayanan-Nya yang aktif hanya sekitar tiga tahun, namun jika seseorang ingin mengukur hasil penginjilan-Nya atas dasar jumlah orang yang dibawa-Nya kepada pertobatan, pasti Yesus tidak akan digolongkan kepada penginjil-penginjil umum yang paling berhasil.



    Strategi-Nya

    Mengapa Yesus sengaja memusatkan perhatian-Nya hanya kepada beberapa orang saja? Bukankah Ia datang untuk menyelamatkan seluruh dunia ini? Dengan khotbah Yohanes Pembaptis yang membakar semangat, yang terus berkumandang di telinga orang banyak, Sang Guru dengan mudah dapat mengumpulkan ribuan orang untuk segera mengikut Dia jika ia menghendakinya. Akan tetapi, mengapa Ia tidak menggunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan sepasukan besar petobat untuk merebut dunia ini dengan suatu "serangan" yang mendadak? Tentu Anak Allah itu dapat memakai suatu rencana untuk mengumpulkan orang banyak. Bukankah mengecewakan bila seorang yang memiliki segala kuasa di dunia ini dalam tangan-Nya, yang hidup dan kemudian mati untuk menyelamatkan dunia ini, namun akhirnya hanya mempunyai beberapa murid saja sebagai hasil pekerja-Nya?

    Jawaban untuk pertanyaan ini segera menjelaskan maksud yang sebenarnya dari rencana penginjilan-Nya. Yesus bukan bermaksud untuk mempengaruhi orang banyak, melainkan untuk memproklamirkan kedatangan suatu kerajaan. Ini berarti bahwa Ia membutuhkan orang-orang yang dapat memimpin orang banyak. Apa gunanya tujuan-Nya yang terakhir untuk menggerakkan orang banyak supaya mengikut Dia, jika kemudian orang-orang ini tidak diperhatikan ataupun tidak diberi pengajaran dalam jalan itu? Telah dibuktikan dalam beberapa peristiwa bahwa orang banyak itu dapat dengan mudah beralih menyembah berhala-hala jika mereka tidak diperhatikan dengan baik. Orang banyak itu bagaikan domba-domba yang tidak mempunyai gembala (Mat 9:36; 14:14; Mar 6:34). Mereka bersedia mengikuti siapa saja yang datang kepada mereka dengan janji-janji yang muluk untuk kesejahteraan mereka, baik ia kawan maupun lawan. Keadaan itu sungguh menyedihkan -- cita-cita luhur dari orang-orang ini dapat dibangkitkan dengan mudah oleh Tuhan Yesus, tetapi dengan cepat pula dipadamkan oleh pemimpin-pemimpin agama-agama palsu yang menguasai mereka. Para pemimpin Yahudi yang buta rohani (Yoh 8:44; 9:39-41; 12:40; bandingkan dengan Mat 23:1-39), walaupun sedikit jumlahnya, dapat menguasai orang-orang itu.7 Oleh sebab itu, jika para petobat itu tidak diberi pemimpin-pemimpin rohani yang Tuhan pilih untuk memimpin dan melindungi mereka dari kebenaran, tentu mereka akan cepat jatuh kekacauan dan keputusasaan, dan akhirnya keadaan mereka bahkan akan lebih menyedihkan dari keadaan semula. Jadi, sebelum dunia ini dapat ditolong secara kekal, orang-orang harus dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dalam hal-hal rohani.

    Yesus seorang yang realisitis. Ia sepenuhnya menyadari kelemahan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, serta adanya kuasa Iblis di dalam dunia ini yang selalu menyerang manusia. Dengan kesadaran inilah Ia mendasarkan pemberitaan-Nya pada satu rencana yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Orang-orang yang tadinya berselisih paham dan merasa bingung akhirnya bersedia mengikut Yesus. Namun demikian tidak mungkin Ia dapat memberikan bimbingan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Jalan satu-satunya ialah memenuhi pribadi-pribadi itu dengan hidupnya sehingga mereka dapat melaksanakan amanat-Nya. Oleh sebab itu, Ia memusatkan perhatian-Nya kepada beberapa orang yang akan menjadi pemimpin-pemimpin yang pertama. Meskipun Ia berusaha sedapat mungkin untuk membantu mereka semua, Ia harus memusatkan perhatian-Nya pertama-tama kepada beberapa orang penting ("kunci"), supaya pada akhirnya semua orang dapat diselamatkan. Inilah kehebatan dari strategi-Nya.

    -----
    7. Orang Farisi dan orang Saduki adalah pemimpin-pemimpin utama bangsa Israel, di samping kekuasaan pemerintahan Romawi, dan seluruh kehidupan agama, sosial, dan pendidikan, sampai batas tertentu, kehidupan politik dari kira- kira 2.000.000 orang penduduk di Palestina pada waktu itu telah dibentuk oleh tata cara mereka. Walaupun demikian, jumlah orang yang termasuk kelompok orang Farisi, kebanyakan terdiri dari guru-guru dan orang-orang golongan atas yang menurut perkiraan Josephus (Ant, XVII, 2,4) mencapai jumlah tidak lebih dari 6.000 orang. Sedangkan jumlah seluruh orang Saduki yang kebanyakan terdiri dari imam-imam kepala dan keluarga Sanhedrin di Yerusalem, mungkin tidak lebih dari beberapa ratus orang saja. Lihat Anthony C. Deane, The World Christ Knew, Guild Books, 1944, hal. 57, 60; Edersheim, op. cit., I hal. 311. Apabila dianggap bahwa jumlah kelompok kecil yang istimewa ini tidak lebih dari dari 7.000 orang (kira-kira sepertiga dari satu persen penduduk Israel), tidaklah sukar untuk memahami mengapa Yesus begitu banyak membicarakan tentang mereka, sementara itu juga mengajar murid-murid-Nya tentang kebutuhan yang mendesak bagi kepemimpinan yang lebih baik.



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    Yang mengherankan ialah bahwa prinsip-Nya ini kurang dipakai dalam kerja pemberitaan Injil dewasa ini. Sebagian besar penginjilan gerejani dimulai dengan orang banyak dengan dugaan bahwa gereja sanggup melayani mereka selanjutnya. Hasilnya ialah kita terlalu mementingkan statistik petobat-petobat baru, calon-calon yang minta dibaptis, dan berusaha menambah anggota-anggota gereja. Dengan demikian, perhatian untuk meneguhkan jiwa-jiwa ini dalam kasih dan kuasa Allah sangat sedikit.

    Sesungguhnya jika cara Yesus bekerja pada segi ini benar-benar berarti, maka hal ini mengajarkan bahwa kewajiban utama seorang pendeta atau perhatian utama seorang penginjil ialah meletakkan dasar penginjilan yang efektif dan terus-menerus kepada orang banyak. Tentu ini akan memerlukan lebih banyak pemusatan waktu dan bakat-bakat ke atas beberapa orang di dalam gereja tanpa melalaikan kepentingan orang banyak. Ini berarti akan berarti melatih pemimpin "bagi pekerjaan pelayanan" bersama pendetanya (Ef 4:12). Beberapa orang yang sudah menyerahkan dirinya sedemikian rupa itulah yang kelak menggoncangkan dunia bagi Allah. Kemenangan tidak pernah dicapai secara massal.

    Mungkin ada orang yang menentang prinsip ini, karena seolah-olah kita lebih menghargai segolongan orang saja di dalam gereja. Meskipun demikian, itulah Cara yang Tuhan Yesus pakai dan cara ini perlu dipakai jika pemimpin-pemimpin yang mantap hendak dilatih. Apabila hal ini dipraktekkan dengan kasih yang murni demi kebutuhan orang banyak, keberatan-keberatan dapat diatasi.

    Sesungguhnya, tujuan pokok harus jelas bagi pekerja-pekerja yang bersangkutan. Orang-orang yang hendak dilatih harus dipilih dengan teliti dan dengan bijaksana, karena segala seuatu yang dikerjakan melalui beberapa orang ini adalah untuk keselamatan orang banyak.



    Satu Demonstrasi Modern

    Prinsip pemilihan dan pemusatan perhatian kepada beberapa orang telah ditemukan di seluruh dunia ini dan pasti akan membawa hasil, siapa yang mempraktekkannya, baik gereja mau menerimanya atau tidak. Yang penting kita ketahui adalah bahwa kaum komunis, yang selalu menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berhasil, telah mengambil alih metoda Tuhan ini. Dengan memakai cara ini untuk tujuan yang bengkok, sampai akhir abad kesembilan belas mereka telah berkembang dari satu satu kelompok kecil orang-orang fanatik menjadi satu komplotan besar yang memperbudak hampir setengah penduduk dunia ini. Sekarang mereka telah membuktikan apa yang telah diperlihatkan oleh Yesus dengan jelas pada zaman-Nya, bahwa orang banyak dapat dimenangkan dengan mudah jika mereka diberi pemimpin-pemimpin untuk diikuti. Bukankah penyebaran filsafat kaum komunis yang menyesatkan ini merupakan satu tempelakan terhadap gereja? Bukan saja terhadap penyerahan kita yang kurang untuk memberitakan Injil, tetapi juga terhadap cara kerja kita yang tidak sungguh-sungguh.



    Sekaranglah Waktunya untuk Bertindak

    Sudah waktunya menghadapi situasi ini dengan realistis. Saat kita bekerja dengan tidak sungguh-sungguh telah lewat. Program penginjilan gereja mengalami hambatan hampir di setiap tempat. Yang lebih buruk lagi, Injil yang diberitakan secara besar-besaran ke daerah-daerah baru, sebagian besar telah lumpuh. Di banyak tempat, gereja yang lemah bahkan tidak dapat berkembang mengikuti pertambahan penduduk. Kekuatan Iblis dalam dunia ini selalu semakin buas dan semakin terang-terangan menyerang perkembangan gereja. Sungguh mengherankan bahwa dimasa sekarang di mana fasilitas komunikasi dan transportasi yang cepat dapat dimiliki oleh gereja, namun kita orang-orang Kristen kurang berhasil memenangkan dunia ini bagi Allah dibandingkan dengan kegiatan orang-orang Kristen pada masa sebelum fasilitas modern itu diciptakan.

    Dalam menilai keadaan yang menyedihkan pada masa ini, kita tidak perlu sekaligus membalikkan arah tujuan kita. Mungkin inilah masalah kita di masa lalu. Dulu kita berpendapat, dengan mengadakan kebangunan rohani kita dapat mencapai orang banyak dengan firman Allah yang menyelamatkan. Tetapi apa yang tidak kita sadari dalam kegagalan kita ialah bahwa masalah yang sebenarnya bukanlah terletak pada orang banyak; bukan pada apa yang mereka percayai; bagaimana mereka diperlakukan; atau, apakah mereka diberi makanan yang menyehatkan atau tidak. Semua yang dianggap begitu penting itu akhirnya dapat dikerjakan oleh orang-orang lain. Itulah sebabnya, sebelum kita mengutamakan orang banyak, kita harus memilih orang-orang yag kelak diikuti oleh orang banyak itu.

    Tentu saja berarti meletakkan prioritas memenangkan dan melatih mereka yang telah menjadi pemimpin jemaat. Tetapi, jika kita tidak dapat mulai dari golongan atas, sekarang marilah kita mulai dari tempat kita berada dan melatih beberapa orang sederhana untuk menjadi orang-orang besar. Hendaknya kita juga ikut bahwa untuk dapat dipakai dalam Kerajaan Allah tidak perlu seseorang itu harus mempunyai kedudukan yang tinggi di dunia. Setiap orang yang rela mengikuti Kristus, dapat mempengaruhi dunia, asal ia dilatih dengan baik.

    Dari sinilah kita harus mulai, sama seperti yang Yesus lakukan. Memang hal itu akan berjalan perlahan-lahan, cukup meletihkan, susah, dan mungkin pada mulanya tidak diperhatikan oleh umum. Tetapi, hasil akhirnya akan mulia, sekalipun kita sudah tidak ada lagi di dunia untuk melihat hasil itu. Ditinjau dari sudut ini, jelaslah bahwa dalam pelayanan dibutuhkan satu ketepatan hati. Setiap orang harus mengambil keputusan di tempat manakah ia menginginkan pelayanannya berhasil - di dalam penerimaan orang banyak yang penuh sorak-sorai tetapi bersifat sementara, atau di dalam buah-buah kehidupannya yang tampak dalam beberapa orang pilihan yang akan meneruskan pekerjaannya setelah ia meninggal dunia. Sesungguhnya, persoalannya ialah apakah kita hidup untuk generasi sekarang atau untuk generasi mendatang.

    Bagaimana juga, kita harus maju terus. Kita perlu melihat bagaimana Yesus melatih murid-murid-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Seluruh pola kerja ini merupakan sebagian dari satu metoda yang utuh. Jika kita memisahkan satu tahap dari tahap yang lain, berarti kita merusak hasil kerjanya.



    2. PERSEKUTUAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Aku menyertai kamu senantiasa" (Matius 28:20).

    Ia Tinggal Bersama Mereka

    Setelah Tuhan Yesus memanggil murid-murid-Nya, Ia tinggal bersama mereka, dan memberi kesempatan kepada mereka untuk mengikuti Dia. Inilah inti rencana Tuhan Yesus dalam melatih murid-murid-Nya.

    Bila kita merenungkan hal itu, sesungguhnya cara ini sangat sederhana. Tuhan Yesus tidak mendirikan sekolah ataupun pendidikan agama yang resmi dengan rencana pelajaran tertentu, atau dengan kelas-kelas khusus menerima pendaftaran untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya. Suatu sistem pendidikan yang teratur yang sekarang dianggap sangat penting, tidak terdapat dalam pelayanan-Nya. Sungguh mengagumkan cara Yesus ini, karena yang Ia lakukan hanyalah mendekatkan mereka kepada-Nya. Diri-Nya sendiri sekaligus merupakan sekolah dan mata pelajaran-Nya.

    Metoda pendidikan Yesus yang sederhana ini sangat berbeda dengan metoda para ahli Taurat. Guru-guru agama ini mengharuskan para pengikut mereka menaati cara-cara pendidikan tertentu, dan cara-cara itulah yang membedakan seorang guru dari yang lain. Tuhan Yesus hanya menghendaki supaya murid-murid-Nya menaati Dia. Tuhan kita tidak mengajar melalui bentuk-bentuk hukum dan doktrin-doktrin, melainkan melalui kepribadian-Nya sendiri yang memancarkan pengajaran-Nya itu. Murid-murid-Nya menjadi terkenal bukan karena mereka diharuskan menyesuaikan diri dengan cara-cara tertentu, melainkan karena persekutuan mereka dengan Dia yang mengikutsertakan mereka dalam pengajaran-Nya (Yoh 18:19).



    Bersekutu untuk Mengerti

    Melalui persektuan ini, murid-murid-Nya dapat "mengetahui rahasia Kerajaan Allah" (Luk 8:10). Sebelum suatu pelajaran dijelaskan, pelajaran itu sudah dimengerti melalui persekutuan mereka dengan Yesus. Misalnya, pada waktu seorang murid menanyakan, "Bagaimana kami tahu jalan ke situ?" pertanyaan itu menunjukkan bahwa ia tidak mengerti tentang Tritunggal yang kudus. Tuhan Yesus segera menjawab pertanyaan ini, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:5-6). Sebenarnya pertanyaan ini sudah terjawab apabila murid-murid mau melihat Pribadi yang secara nyata menjelma di tengah-tengah mereka itu.

    Cara mengajar yang sederhana itu telah diungkapkan sejak awal pelayanan-Nya, pada waktu Yesus mengajak murid-murid untuk mengikut Dia. Yohanes dan Andreas diajak melihat tempat tinggal-Nya, "Marilah dan kamu akan melihatnya" (Yoh 1:39). Alkitab tidak menceritakan lebih lanjut mengenai hal ini. Namun dapat dipastikan bahwa di dalam rumah, mereka sempat membicarakan segala sesuatu dengan Tuhan Yesus dan di situlah mereka masing-masing dapat menyaksikan sendiri dari dekat pribadi dan pekerjaan Yesus. Filipus juga dipanggil dengan cara yang sama, "Ikutlah Aku" (Yoh 1:43). Karena tertarik oleh cara pendekatan yang sederhana ini, Filipus juga mengajak Natanael datang kepada Tuhan-Nya, "Mari dan lihatlah" (Yoh 1:46). Sebuah khotbah yang hidup ini lebih berharga daripada seratus penjelasan. Kemudian, ketika Tuhan Yesus melihat Yakobus, Yohanes, Petrus, dan Andreas didapati sedang memperbaiki pukatnya, Ia pun memanggil mereka dengan kata-kata lemah lembut yang sama, "Mari, ikutlah Aku." Hanya, kali ini Tuhan Yesus menambahkan maksud panggilan itu, ". . . dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Mar 1:17 bandingkan dengan Mat 4:19; Luk 5:10). Demikian pula cara Tuhan Yesus memanggil Matius dari rumah cukai, "Ikutlah Aku" (Mat 9:9; Mar 2:14; Luk 5:27).



    Prinsip yang Ditekankan

    Lihatlah betapa hebat strategi-Nya! Sebenarnya dengan menjawab panggilan itu para pengikut-Nya telah melibatkan diri dalam sekolah Tuhan di mana pengertian mereka dapat bertumbuh dan iman mereka dapat diteguhkan. Tentu saja masih banyak hal yang belum jelas bagi mereka - semua itu mereka kemukakan dengan terus terang sewaktu mereka berjalan-jalan bersama Yesus; tetapi, sementara mereka mengikut Yesus, segala sesuatu yang tadinya belum jelas, menjadi jelas. Dalam persekutuan dengan Dia, mereka dapat mempelajari segala hal yang perlu mereka ketahui.

    Prinsip ini, yang sudah tampak sejak awal pelayanan-Nya, lebih ditekankan oleh Tuhan Yesus pada waktu Ia memilih kedua belas murid-Nya. Ia memisahkan mereka dari satu kelompok yang agak besar, untuk menyertai Dia (Mar 3:14 bandingkan dengan Luk 6:13). Memang dikatakan, bahwa mereka diutus untuk "memberitakan Injil, dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan", tetapi sering kita melupakan langkah persiapannya. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa sebelum orang-orang ini "memberitakan Injil" atau "diberi kuasa untuk mengusir setan" mereka terlebih dahulu harus tinggal "bersama-sama dengan Dia." Sebenarnya penetapan pribadi untuk senantiasa bersama-sama dengan Dia itu merupakan bagian yang sama pentingnya dengan penetapan kuasa untuk menginjili, bahkan lebih penting lagi, karena dengan demikian mereka dipersiapkan untuk diutus.



    Makin Lama Makin Erat

    Tekad Yesus untuk melaksanakan rencana-Nya menjadi jelas apabila kita membaca Kitab-Kitab Injil. Dalam tahun pelayanan kedua dan ketiga Ia memberikan lebih banyak waktu kepada murid-murid pilihan-Nya. Hal ini bertentangan dengan cara berpikir biasa.

    Ia sering membawa murid-murid-Nya ke atas gunung, di mana Ia tidak dikenal orang, sekedar untuk menghindari perhatian umum. Mereka pernah berangkat bersama-sama ke Tirus dan Sidon (Mat 15:21; Mar 7:24) ke "daerah Dekapolis" (Mar 7:31; bandingkan dengan Mat 15:29) dan "ke daerah Dalmanuta" di sebelah tenggara Galilea (Mar 8:10; bandingkan dengan Mat 8:10; bandingkan dengan Mat 15:39); dan ke "kampung-kampung sekitar Kaisarea Filipi" (Mar 8:27; bandingkan dengan Mat 16:13). Perjanjian itu juga dilakukan karena perlawanan orang Farisi dan kebencian Herodes, tetapi yang terpenting ialah karena Yesus merasa perlu mengasingkan diri dengan murid-murid-Nya. Kemudian Ia bersama-sama dengan murid-murid-Nya selama beberapa bulan di Perea, sebelah timur Sungai Yordan (Mat 19:1- 20:34; Mar 10:1-52; Luk 13:22-19:28; Yoh 10:40-11:54). Ketika perlawanan semakin memuncak, Yesus "tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, melainkan Ia berangkat dari sana ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-Nya" (Yoh 11:54). Ketika tiba waktunya untuk pergi ke Yerusalem. Ia "memanggil kedua belas murid-Nya" (Yoh 11:54). Ketika tiba waktunya untuk pergi ke Yerusalem, Ia "memanggil kedua belas murid-Nya" dari antara orang-orang yang mengikuti Dia dalam perjalanan menuju ke kota (Mat 20:17; bandingkan dengan Mar 10:32).

    Dilihat dari sudut ini, tidaklah mengherankan bahwa pada Minggu Sengsara, Yesus hampir-hampir tidak melepas murid-murid-Nya pergi jauh; bahkan pada waktu Ia berdoa di Taman Getsemani, murid-murid-Nya hanya kira-kira sepelempar batu jaraknya dari Dia (Luk 22:41). Bukankah demikian halnya apabila waktu perpisahan dalam suatu keluarga sudah semakin dekat? Setiap menit menjadi lebih berharga sebab mereka mengetahui bahwa persekutuan yang sedemikian indah itu tidak akan berlangsung lebih lama lagi. Kata-kata yang diucapakan pada waktu itu dirasakan sangat berharga. Sesungguhnya, pada saat perpisahan hampir tiba, barulah murid-murid dapat melihat lebih dalam arti persekutuan mereka dengan Dia (Yoh 16:4). Tidak dapat disangsikan lagi mengapa penulis-penulis Injil, dengan sendirinya mencurahkan lebih banyak perhatian mereka pada hari-hari terakhir itu. Setengah dari apa yang tercatat mengenai Yesus adalah kejadian-kejadian menjelang bulan-bulan terakhir, bahwa bagian yang terbesar adalah mengenai minggu terakhir dari hidup-Nya.

    Jalan yang ditempuh oleh Yesus dalam hidup-Nya telah digambarkan dengan sebaik-baiknya pada hari-hari sesudah kebangkitan-Nya. Perlu dicatat bahwa Ia menampakkan diri-Nya hanya kepada murid-murid pilihan-Nya saja. Alkitab mengatakan, bahwa tidak seorang pun yang belum percaya dapat melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya. Hal itu tidak mengherankan karena ada gunanya menggemparkan orang banyak dengan memperlihatkan diri-Nya. Apa gerangan yang telah mereka perbuat? Akan tetapi, kepada murid-murid-Nya yang melarikan diri pada waktu Ia disalibkan, Ia menampakkan diri untuk menghidupkan iman mereka dan menegaskan kembali tugas mereka, karena melalui merekalah pelayanan-Nya dapat berkembang.

    Demikianlah segala sesuatu terjadi menurut rencana-Nya. Tuhan Yesus menghabiskan lebih banyak waktu untuk beberapa murid-Nya daripada untuk orang-oran lain. Ia makan bersama-sama mereka, tidur bersama-sama, dan bercakap-cakap dengan mereka sepanjang pelayanan-Nya. Mereka berjalan bersama-sama di sepanjang jalan yang sepi. Mereka bersama-sama mengunjungi kota yang ramai. Mereka berlayar dan menangkap ikan bersama-sama di Danau Galilea. Mereka berdoa bersama-sama, baik di padang gurun maupun di atas gunung. Mereka beribadat bersama-sama, baik di dalam sinagoga maupun di dalam Bait Allah di Yerusalem.



    Yesus Mengajar Sambil Melayani Orang Banyak

    Jangan kita lupa bahwa sebenarnya murid-murid-Nya senantiasa berada di dekat Dia, walaupun Ia sedang melayani orang-orang lain. Pada waktu Ia berbicara dengan orang banyak yang mengerumuni Dia, atau dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang berusaha menjerat Dia, atau dengan seorang pengemis di pinggir jalan, murid-murid-Nya berada di dekat Dia untuk ikut memperhatikan serta mendengarkan ajaran-Nya. Dengan cara ini, Yesus mendapat hasil dua kali lipat dari waktu yang digunakan-Nya untuk melayani mereka. Dengan demikian, mereka bukan saja menerima pelajaran melalui percakapan atau perbuatan Yesus terhadap orang-orang lain, tetapi juga menerima bimbingan pribadi bagi mereka sendiri.



    Cara ini Memakan Waktu

    Persekutuan yang erat dan terus-menerus itu menunjukkan bahwa Yesus hampir tidak mempunyai waktu untuk diri-Nya sendiri. Sama seperti anak-anak yang menuntut perghatian sang ayah, demikian pula murid-murid senantiasa berada dekat Sang Guru. Bahkan pada waktu Ia mengasingkan diri untuk berdoa, Ia tidak luput dari gangguan atas kebutuhan murid-murid-Nya (Mar 6:46-48; bandingkan dengan Luk 11:1). Namun, Yesus tidak mengubah cara-Nya, Ia ingin bersama-sama dengan mereka. Mereka adalah anak-anak rohani-Nya (Mar 10:24; Yoh 13:33; 21:5); dan satu-satunya cara seorang ayah mendidik keluarganya adalah bersekutu dengan mereka.



    Prinsip Tindak Lanjut

    Tidak ada yang lebih jelas tetapi lebih sering diabaikan dari pada pelaksanaan prinsip ini. Prinsip begitu sederhana sehingga orang cenderung untuk mengabaikannya. Sekalipun demikian Tuhan Yesus tidak menghendaki murid-murid-Nya melalaikan hal ini. Dalam perjalanan-Nya yang terakhir, Tuhan Yesus merasa sangat perlu menjelaskan kepada mereka tentang apa yang telah dilakukan-Nya selama ini. Sebagai contoh, Yesus pernah berpaling kepada mereka yang sudah mengikut Dia selama tiga tahun dan berkata, "Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku" (Yoh 15:27). Tanpa menarik banyak perhatian, Yesus melatih orang-orang untuk menjadi saksi-saksi-Nya setelah ia pergi nanti. Metoda-Nya hanya dengan tinggal "bersama-sama mereka." Seperti yang Ia katakan pada kesempatan lain, bahwa karena mereka "tetap tinggal bersama-sama dengan Dia" pada saat Ia menderita sengsara, maka mereka diangkat menjadi pemimpin-pemimpin dalam kerajaan-Nya yang kekal, di mana mereka akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel (Luk 22:28-30).

    Tidak benar kalau kita menganggap bahwa prinsip tindak lanjut secara pribadi yang demikian itu hanya berlaku bagi murid-murid-Nya saja. Memang benar, Tuhan Yesus memusatkan perhatian-Nya pada beberapa orang pilihan-Nya kepada orang-orang lain yang mengikuti Dia. Sebagai contoh: Ia pulang bersama Zakheus yang telah bertobat di jalan menuju Yerikho (Luk 19:7), dan Ia tinggal untuk beberapa waktu di rumah Zakheus sebelum meninggalkan kota itu. Yesus juga menginap dua hari di Sikhar sesudah pertobatan perempuan Samaria itu, untuk membimbing orang-orang di situ yang "percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu." Dan karena persekutuan pribadi-Nya dengan mereka, maka "lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya." Hal ini bukan disebabkan oleh kesaksian perempuan itu, akan tetapi karena mereka mendengar sendiri dari Sang Guru (Yoh 4:39-42).

    Sering terjadi bahwa orang yang sudah ditolong oleh Yesus diberi kesempatan untuk ikut dalam kelompok pengikut-Nya, misalnya Bartimeus (Mat 20:34; Mar 10:52; Luk 18:43). Dengan demikian, banyak yang ikut dalam kelompok murid-murid-Nya, seperti halnya ketujuh puluh murid yang ikut dalam pelayanan- Nya di Yudea (Luk 10:1,17). Setiap petobat mendapat perhatian secara pribadi dari Yesus, tetapi tidak sebanding dengan perhatian yang Ia curahkan kepada kedua belas murid-Nya.

    Perlu juga disebutkan tentang sekelompok kecil perempuan yang dengan setia melayani Tuhan Yesus, misalnya seperti Maria dan Marta (Luk 10:38-42), Maria Magdalena, Yohana, Susana, dan "banyak lagi perempuan lain" (Luk 8:1-3). Beberapa dari mereka mengikut Yesus sampai akhir hidup-Nya di dunia. Ia tidak menolak kebaikan mereka, bahkan Ia sering membantu mereka dalam iman. Tetapi Yesus sadar betul akan adanya dinding pemisah antara Dia sebagai laki-laki dan perempuan-perempuan itu. Walaupun Ia menyambut dengan senang hati bantuan mereka, Ia tidak memasukkan perempuan-perempuan ini ke dalam kelompok murid pilihan-Nya. Dalam tindak lanjut ada batas-batas yang harus kita akui dan taati.

    Akan tetapi, terlepas dari peraturan sopan santun, Yesus sebenarnya tidak mempunyai waktu terus-menerus memberi perhatian secara pribadi kepada orang-orang ini, baik kepada perempuan maupun kepada laki-laki. Sekalipun demikian, Ia sudah berusaha sedapat mungkin untuk memperhatikan murid-murid-Nya secara pribadi sehingga mereka diyakinkan akan perlunya segera melayani para petobat baru secara pribadi juga. Yesus harus membatasi bimbingan-Nya pada berbagai orang saja, kemudian mereka inilah dengan cara yang sama harus melayani orang-orang lain.



    Gereja sebagai Tempat Persekutuan

    Seluruh masalah pelayanan pribadi kepada para petobat baru dapat diatasi jika gereja mengerti akan hakikat dirinya dan tugasnya. Perlu diperhatikan di sini, bahwa sesungguhnya rencana Yesus bagi gereja adalah supaya setiap petobat baru dapat dibawa ke dalam persekutuan dengan orang-orang percaya yang lain. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh Yesus denga kedua belas murid-Nya, hanya gereja dapat mencakup pelayanan yang lebih luas.8 Gereja adalah tempat untuk menampung orang-orang percaya yang mau mengikut Dia selanjutnya. Orang-orang percaya ini menjadi tubuh Kristus, yang saling melayani, baik secara perorangan maupun kelompok.

    Setiap anggota gereja memegang peranan dalam pelayanan ini. Ini hanya dapat mereka kerjakan jika mereka dididik dan di penuhkan oleh kuasa Roh Kudus. Selama Yesus tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya secara manusia, Ia menjadi Pemimpin mereka. Akan tetapi, kemudian di dalam gereja, merekalah yang harus melanjutkan kepemimpinan itu. Jadi, Yesus harus melatih-melatih mereka dalam tugas ini. Artinya, Ia harus terus-menerus bersekutu dengan mereka yang sudah dipilih-Nya itu.

    -----
    8. Setiap orang tidak dapat tidak akan menemukan dalam hubungan ini, bahwa penunjukan kepada "murid-murid" sebagai kelompok yang bersatu itu lebih banyak ditulis di dalam keempat Injil daripada penunjukan kepada seorang murid sebagai pribadi. R. Ralph Morton bahkan menerangkan hal ini lebih lanjut, dan menegaskan bahwa penunjukan kepada pribadi-pribadi mengarah kepada kekalahan- kekalahan dari pihak mereka, sedangkan penunjukkan kepada kelompok sebagai satu kesatuan sering berarti kesukaran, pengertian, atau prestasi mereka. Ketika diingatkan bahwa hal ini ditulis dengan ilham oleh para murid, dan bukan oleh Yesus, jelaslah berarti bahwa mereka akan menegaskan tempat mereka dalam arti demikian. Lihat T. Ralph Morton, The Twelve Together Glasgow, The Iona Community, 1956, hal. 24-30, 103. Mengenai hal ini, kita tidak perlu menarik kesimpulan bahwa para murid tidak dipandang penting sebagai pribadi-pribadi. Ini menyatkan kepada kita bahwa para murid memahami Tuhan mereka yang memandang mereka sebagai satu tubuh yang terdiri dari orang-orang beriman yang dilatih bersama untuk diutus kepada dunia. Mereka memandang diri mereka sendiri melalui Kristus, pertama sebagai sebuah gereja, dan kedua sebagai pribadi-pribadi di dalam tubuh itu.



    Masalah Kita

    Bilakah gereja mau memakai cara Yesus ini? Sekalipun berkhotbah kepada orang banyak itu perlu, tidaklah cukup untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin untuk memberitakan Injil. Juga pertemuan doa yang sekali-kali dilakukan, dan kelas latihan bagi para pekerja Kristen, belum dapat memenuhi kebutuhan. Mempersiapkan orang tidaklah semudah itu, melainkan membutuhkan perhatian secara pribadi yang terus-menerus, sama seperti perhatian seorang ayah kepada anak-anaknya. Ini tidak dapat dikerjakan oleh suatu organisasi atau kursus, sama seperti anak-anak tidak dapat dididik secara baik dengan diwakilkan kepada orang lain. Apa yang telah Tuhan Yesus lakukan, mengajarkan kepada kita bahwa tugas ini hanya terlaksana jika para pemimpin bersekutu dengan orang-orang yang hendak dipimpinnya.

    Ternyata gereja telah gagal sama sekali dalam tugas ini. Banyak pembicaraan tentang penginjilan dan pelayanan Kristen, akan tetapi hanya sedikit perhatian yang diberikan kepada persekutuan secara pribadi. Kebanyakan gereja ingin membawa para petobat baru melalui semcam kelas sidi yang berkumpul satu jam satu minggu untuk jangka waktu satu bulan atau lebih. Tetapi selanjutnya para petobat baru itu tidak mungkin kontak sama sekali dengan acara pendidikan Kristen yang tertentu, selain mengikuti kebaktian-kebaktian gereja dari Sekolah Minggu. Dengan demikian, ia diperhadapkan seorang diri kepada masalah-masalah hidup yang dapat menghancurkan imannya, kecuali jika ia mempunyai orang tua atau teman-teman yang dapat menolong dia.

    Dengan cara tindak lanjut yang teratur itu, maka tidaklah mengherankan bahwa hampir separuh dari orang-orang yang sudah percaya dan menjadi anggota gereja akhirnya murtad. Yang terus bertumbuh dalam pengetahuan dan kasih karunia untuk melayani bagi Kerajaan Allah semakin berkurang. Apabila kebaktian-kebaktian hari Minggu dan kelas-kelas sidi dianggap sudah cukup untuk membangun petobat-petobat baru dan menjadikan mereka murid-murid yang dewasa, maka gereja gagal dalam tugasnya. Jika kita mengikuti cara ini, kita juga ikut merusak para petobat baru itu. Tidak ada cara lain untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin dalam pemberitaan Injil kecuali melalui persekutuan orang-orang percaya. Hanya dengan keajaiban cara inilah kita dapat membangun kepemimpinan Kristen yang kuat. Jika Yesus, Anak Allah menganggap perlu secara terus-menerus bersekutu dengan murid-murid-Nya selama tiga tahun lamanya, namun masih juga ada seorang dari mereka yang terhilang, bagaimana mungkin gereja dapat mengerjakan ini hanya dengan cara berkumpul beberapa hari saja dalam setahun?



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    Dengan jelas Yesus mengajarkan kepada kita bahwa metoda tindak lanjut apa pun yang dipakai oleh gereja, perlu didasarkan atas bimbingan pribadi. Jika hal itu tidak dilakukan, maka ini berarti seolah-oleh menyerahkan petobat-petobat baru kepada si Iblis.

    Bimbingan pribadi berarti bahwa setiap petobat baru diberi seorang teman Kristen untuk membimbing dia sampai pada tahap di mana ia juga dapat membimbing orang lain. Si pembimbing harus bersekutu dengan dia secara teratur dalam jangka waktu yang lama, mempelajari Alkitab dan berdoa bersama-sama, menjawab pertanyaan-pertanyaan, menjelaskan kebenaran-kebenaran, dan bersama-sama menolong orang lain. Jika gereja tidak mempunyai pembimbing-pembimbing yang demikian, maka gereja harus menunjuk pemimpin-pemimpin untuk mendidik beberapa orang dalam tugas itu.

    Cara ini telah menjawab persoalan tadi. Akan tetapi, kita harus menyadari bahwa cara ini hanya dapat berhasil apabila para pengikut mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari. Karena itu, prinsip dasar lain yang dipakai oleh Sang Guru harus juga dipahami.



    3. PENYEDIAAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Pikullah kuk yang Kupasang" (Matius 11:29).

    Ia Menghendaki Ketaatan

    Yang Yesus kehendaki dari pengikut-pengikut-Nya ialah ketaatan. Mereka tidak perlu cerdas, asal setia. Inilah sifat yang menjadi tanda pengenal mereka. Mereka disebut "murid-murid", sebab mereka adalah "pelajar-pelajar" dari Sang Guru. Tidak lama sesudah itu, mereka mulai disebut orang-orang Kristen (Kisah 11:26). Bagaimanapun juga, akan tiba waktunya bagi para pengikut yang setia itu untuk menjadi seperti pemimpin mereka.

    Cara pendekatan yang sederhana ini sangat mengagumkan. Tidak ada seorang pun dari murid-murid ini yang diminta untuk membuat suatu "Pengakuan Iman" atau menyatakan suatu ikrar tertentu, walaupun sudah jelas bahwa mereka mengakui Yesus sebagai Juruselamat (Luk 5:8; Yoh 1:41,45,49). Pada mulanya mereka hanya diminta untuk mengikuti Yesus. Dalam panggilan yang pertama ini sudah jelas bahwa mereka dipanggil kepada iman akan pribadi Yesus dan taat kepada perintah-Nya. Jika pada mulanya mereka tidak mengerti, melalui persekutuan dengan Tuhan lambat laun mereka akan menyadarinya. Tidak seorang pun mau mengikuti dan menaati seorang pemimpin, kecuali bila ia dapat mempercayainya dan menaruh iman kepadanya.



    Jalan Salib

    Pada mulanya mengikut Yesus tampaknya mudah sekali, karena mereka belum cukup lama mengikut Yesus. Kemudian semakin nyata, bahwa hidup sebagai murid Yesus bukan berarti hanya menerima janji Kristus, melainkan dituntut dari mereka suatu penyerahan diri secara mutlak, tanpa syarat dan tanpa kompromi. "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Luk 16:13). Dosa harus ditinggalkan seluruhnya! Semua pemikiran, kebiasaan, dan keinginan duniawi harus disesuaikan dengan hukum-hukum Kerajaan Allah (Mat 5:1-7:29; Luk 6:20-49). Kasih yang sempurna merupakan ukuran satu-satunya (Mat 5:48) dan kasih ini harus tampak dalam ketaatan kepada Kristus (Yoh 14:21,23) serta dalam pelayanan kepada sekalian bangsa karena untuk keselamatan merekalah Kristus sudah mati (Mat 16:24-26; 20:17-28; Mar 8:34-38; 10:32-45; Luk 9:23-25; Yoh 12:25-26; 13:1-20).

    Tuntutan ini cukup berat. Tidak banyak pengikut-Nya yang dapat melaksanakannya. Mereka mau ikut pada waktu Yesus memberi roti dan ikan, tetapi pada waktu Ia mulai berbicara tentang nilai rohani yang sebenarnya dari Kerajaan Surga dan pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkannya (Yoh 6:25-59), banyak murid-murid-Nya "mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia" (Yoh 6:66). Murid-murid-Nya berkata, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Yang mengherankan adalah bahwa Yesus tidak memaksa mereka untuk tinggal tetap bersama Dia. Ia sedang mendidik para pemimpin bagi Kerajaan Surga; dan jika mereka siap untuk melayani, mereka harus siap untuk berkorban.



    Harus Memperhitungkan Harga Penyerahan Diri

    Mereka yang tidak memenuhi syarat-syarat ini satu per satu akan memisahkan diri. Mereka memisahkan dari kelompok murid pilihan karena sifat keakuan mereka. Yudas, yang dinyatakan sebagai Iblis (Yoh 6:70) mengikut Yesus sampai akhir, tetapi kemudian ketamakannya membinasakan dia (Mat 26:14-16, 47-50; Mar 14:10-11; 43-44; Luk 22:3-6, 47-49; Yoh 18:2-9). Tidak seorang pun dapat begitu saja mengikut Yesus tanpa melepaskan ikatan duniawi, dan mereka yang hanya berpura-pura akan mendatangkan siksaan dan kesedihan bagi jiwanya sendiri (Mat 27:3-10; Kisah 1:18-19).

    Mungkin inilah sebabnya mengapa Yesus berbicara dengan keras kepada seorang ahli Taurat yang datang dan berkata kepada-Nya "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Kepada orang ini, dan dengan terus terang Tuhan Yesus berkata bahwa hal itu tidaklah mudah "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" (Mat 8:19-20; Luk 9:57-58). Murid yang lain minta agar dibebaskan dari keharusan untuk mengikut Yesus karena ia bermaksud untuk menguburkan ayahnya dulu. Akan tetapi, Yesus tidak mengizinkannya. "Ikutlah Aku," kata-Nya. "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana" (Mat 8:21- 22; Luk 9:59-60). Yang lain menyatakan mau mengikut Yesus, tetapi dengan caranya sendiri. Ia mau diri dahulu kepada keluarganya mungkin dengan harapan untuk mengadakan pesta perpisahan, tetapi Yesus dengan terus terang mengatakan, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah" (Luk 9:62). Yesus tidak ingin menghabiskan waktu dan tidak bersedia memberikan diri-Nya kepada orang-orang yang hanya mau menjadi murid-murid-Nya menurut cara mereka sendiri.

    Karena itu, seorang calon murid Tuhan harus membuat perhitungan semasak-masaknya. "Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mendirikan sebuah menara, tidak duduk dahulu membuat rencana dahulu, maka hal itu sama dengan mengharapkan ejekan dunia di kemudian hari. Sama halnya dengan seorang raja yang pergi berperang tanpa menghiraukan kalah atau menang sebelum pertarungan dimulai. Sebagai kesimpulan, Yesus berkata, "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku" (Luk 14:33; bandingkan dengan Mat 19:21; Mar 10:21; Luk 18:22).



    Hanya Sedikit yang Rela Berkorban

    Setelah kaum "opportunis" meninggalkan Tuhan di Kapernaum karena keinginan mereka tidak dipenuhi, maka pengikut-Nya tinggal beberapa orang saja. Kemudian, Ia berpaling kepada kedua belas murid-Nya dan berkata, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan ini sangat penting. Jika mereka meninggalkan Dia, apakah yang akan terjadi dengan pelayanan-Nya? Tetapi Simon Petrus menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (Yoh 6:68-69). Sudah pasti kata-kata Petrus ini telah memuaskan hati Sang Guru, karena mulai saat itu Yesus lebih banyak bercakap-cakap dengan rasul-rasul-Nya untuk menjelaskan tentang sengsara dan kematian-Nya.9

    -----
    9. Paling sedikit enam belas kali sebelum Tuhan Yesus ditangkap, Ia membicarakan tentang penderitaan dan kematian-Nya. Mula-mula hal ini masih merupakan rahasia, tetapi maksudnya jelas sekali - perbandingan antara tubuh-Nya dan perombakan Bait Allah (Yoh 2:19); tentang Anak Manusia yang ditinggikan sama seperti Musa meninggikan ular tembaga (Yoh 3:14); pernyataan tentang hari pada saat mana Ia, sebagai mempelai laki-laki, akan diambil dari mereka (Mat 9:15; Mar 2:20; Luk 5:35); perumpamaan tentang diri-Nya sebagai roti hidup yang harus dipecah-pecahkan dan dimakan (Yoh 6:51- 58); dan juga tentang pengalaman Nabi Yunus yang menjadi suatu tanda (Mat 16:4). Sesudah pernyataan yang tegas dari Petrus di Kaisarea Filipi, Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya dengan lebih tegas, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (Mat 16:21; Mar 8:21; Luk 9:22). Kemudian Ia memberitahu tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya secara terperinci dalam perjalanan-Nya di Galilea dengan murid-murid-Nya (Mat 17:22-23; Mar 9:30-32; Luk 9:43-45); juga dalam perjalanan-Nya yang terakhir ke Yerusalem sesudah perjalanan-Nya di Perea (Mat 20:18-19; Mar 10:33-34; Luk 18:32-33). Kematian-Nya merupakan pokok pembicaraan-Nya dengan Musa dan Elia di atas gunung ketika Ia dimuliakan (Luk 9:31). Pernyataan-Nya juga menunjukkan tentang seorang nabi yang tidak boleh dibunuh di luar Yerusalem (Luk 13:33). Begitu pula penunjukkan Yesus kepada penderitaa dan penolakan orang-orang sebelum kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan (Luk 17:25). Ia mengumpamakan diri-Nya sebagai Gembala yang baik "yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh 10:11,18), dan seperti biji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati sebelum ia menghasilkan buah banyak (Yoh 12:24). Beberapa hari sebelum hari raya paskah, Tuhan Yesus sekali lagi mengingatkan murid-murid-Nya bahwa Ia akan "diserahkan untuk disalibkan" (Mat 26:2), dan kemudian pada hari itu juga di rumah Simon yang kena penyakit kusta, Ia menerangkan bahwa minyak narwastu yang dicurahkan Maria ke atas kepala-Nya adalah persiapan untuk penguburan-Nya (Mat 26:12; Mar 14:8). Akhirnya, dalam perjamuan yang terakhir dengan murid- murid-Nya, Tuhan Yesus menceritakan tentang penderitaan-Nya (Luk 22:15), dan kemudian Ia menetapkan tanda peringatan atas kematian-Nya dengan makan roti dan minum anggur (Mat 26:26-29; Mar 14:22-25; Luk 22:17-20).



    Taat Adalah Belajar

    Ini sama sekali bukan berarti bahwa murid-murid-Nya dengan cepat dapat mengerti apa yang dikatakan oleh Tuhan. Kecakapan mereka untuk memahami lebih dalam tentang pelayanan penebusan Tuhan sangat dibatasi oleh kelemahan-kelemahan mereka sebagai manusia. Setelah pengakuan Petrus mengenai Mesias di Kaisarea Filipi, mereka tidak mengerti ketika Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa Ia akan dibunuh oleh pemimpin-pemimpin agama di Yerusalem, Petrus bahkan menegur Dia, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau" (Mat 16:22; bandingkan dengan Mar 8:32). Di situ juga Yesus terpaksa membicarakan kematian-Nya dan menerangkan artinya kepada mereka, tetapi hal itu baru mereka mengerti setelah Ia dikhianati dan jatuh ke tangan musuh-musuh-Nya.

    Karena berita salib itu tidak jelas, pada mulanya murid-murid merasa ragu-ragu tentang tempat mereka di dalam Kerajaan Allah. Mereka agak sukar menerima ajaran tentang merendahkan diri untuk kepentingan orang lain (Luk 22:24-30; Yoh 13:1-20). Mereka bertengkar mengenai siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga (Mat 18:1-5; Mar 9:33-37; Luk 9:46-48). Yakobus dan Yohanes ingin menduduki tempat-tempat yang paling utama (Mat 20:24; Mar 10:41). Mereka terlalu keras dalam menghakimi orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka (Luk 9:51-54). Mereka "memarahi" para orang tua yang minta agar Tuhan Yesus memberkati anak-anak mereka (Mar 10:13). Semua sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka belum memahami sepenuhnya apa arti mengikut Kristus itu.

    Sekalipun demikian, Yesus dengan sabar menerima semua kekurangan murid-murid pilihan-Nya itu, karena mereka masih mau mengikut Dia. Tidak lama setelah panggilan pertama, mereka kembali lagi mencari ikan (Mat 4:18; Mar 1:16; Luk 5:2-5; bandingkan dengan Yoh 1:35-42). Akan tetapi, mereka kembali kepada pekerjaan mereka bukan karena mereka tidak taat. Mereka belum menyadari maksud Tuhan untuk menjadikan mereka pemimpin, atau mungkin mereka belum diberitahu tentang hal itu. Ternyata sejak Tuhan memperlihatkan diri di tempat mereka bekerja dan memanggil mereka untuk mengikut Dia dan untuk menjadi "penjala manusia", mereka pun meninggalkan semuanya lalu mengikut Dia (Luk 5:11; bandingkan dengan Mat 4:22; Mar 1:20). Kemudian, walaupun masih banyak yang harus mereka pelajari, mereka dapat mengatakan bahwa mereka masih tetap setia kepada Kristus (Mat 19:27; Mar 10:28; Luk 18:28). Dengan orang-orang ini, Yesus rela memikul segala akibat dari ketidak-matangan iman mereka. Ia tahu bahwa kekurangan- kekurangan ini dapat diatasi apabila mereka sudah bertumbuh dalam kasih karunia dan pengetahuan. Kecakapan dalam menerima Wahyu akan bertumbuh, asal mereka mau terus-menerus melatih diri dengan kebenaran yang sudah mereka pahami.

    Dengan demikian, ketaatan kepada Kristus adalah satu-satunya jalan bagi pengikut-pengikut-Nya untuk belajar lebih banyak tentang kebenaran. Ia tidak meminta murid-murid-Nya untuk mengikut apa yang mereka anggap tidak benar, karena tidak seorang pun mau mengikut Dia jika ia tidak yakin akan kebenaran-Nya (Yoh 7:17). Karena itu, Yesus tidak menyuruh murid-murid-Nya berpegang teguh pada satu ajaran, melainkan membiarkan mereka terus mendengarkan perkataan-Nya sehingga mereka memahami kebenaran itu (Yoh 8:31-32).



    Bukti dari Kasih

    Ketaatan yang sungguh-sungguh adalah pancaran kasih. Ajaran inilah yang ditekankan pada malam menjelang kematian-Nya. Pada waktu murid-murid berkumpul dengan Dia di ruangan atas setelah perjamuan malam berakhir, Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku. Inilah perintah-Ku, supaya kamu saling mengasihi, seperti aku mengasihi kamu" (Yoh 14:15,21, 23-24; 15:10,12).



    Yesus Menunjukkan Ketaatan

    Ketaatan yang mutlak kepada kehendak Allah adalah prinsip yang menguasai seluruh kehidupan Sang Gur! Dalam sifat kemanusiaan-Nya Ia tidak pernah menentang kehendak Bapa, sehingga hidup-Nya dipakai sepenuhnya oleh Allah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan-Nya. Ia senantiasa berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mentutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" (Yoh 4:34). "Sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku" (Yoh 5:30; bandingkan dengan Yoh 6:38). "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku" (Yoh 15:10; bandingkan dengan Yoh 17:4). Ini dapat disimpulkan dalam seruan-Nya di Taman Getsemani, "Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Luk 22:42; bandingkan dengan Mat 26:39, 42-44; Mar 14:36).

    Salib merupakan puncak kemenangan dari ketaatan Tuhan Yesus untuk melakukan kehendak Allah. Prinsip inilah yang menguasai seluruh kehidupan-Nya - ketaatan yang tidak mengenal kompromi, sampai pada kematian-Nya.

    Para pemimpin agama yang duniawi mencemoohkan Dia, "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan" (Matius 27:42; Markus 15:31; Lukas 23:35). Tentu saja Ia tidak dapat menyelamatkan diri-Nya. Ia datang bukan untuk menyelamatkan diri-Nya. Ia datang untuk menyelamatkan dunia. Ia datang "bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28; Markus 10:45). Ia datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10). Ia datang untuk mempersembahkan diri-Nya kepada Allah bagi dosa segenap manusia. Ia datang untuk mati. Tidak ada jalan lain yang dapat menghapuskan pelanggaran terhadap hukum Allah.

    Salib inilah, karena telah ditentukan sebelumnya (Wahy 13:8; bandingkan dengan Kisah 2:32), membuat setiap langkah yang Yesus jalani di muka bumi ini diterima sebagai penggenapan tujuan Allah yang kekal bagi kehidupan-Nya. Karena itu, pada waktu Yesus berbicara tentang ketaatan, murid-murid dapat melihat hal itu terjelma dalam diri-Nya. Seperti kata Yesus, "Kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya" (Yoh 13:15-17). Setiap orang harus memperhatikan ajaran ini. Sebagaimana Yesus berbahagia dalam melakukan kehendak Bapa-Nya, demikian pula pengikut-pengikut-Nya akan berbahagia jika mereka taat kepada-Nya. Inilah satu-satunya kewajiban bagi seorang hamba. Kristus benar, dan syarat untuk menjadi murid Yesus tidak dapat ditawar sedikit pun (Luk 17:6-10; bandingkan dengan Mat 12:50; Mar 3:35; Luk 8:21).



    Prinsip yang Ditekankan

    Ditinjau dari sudut strategi-Nya, maka ketaatan itu adalah satu-satunya jalan bagi Yesus untuk mengubah hidup mereka melalui perkataan-perkataan-Nya. Tanpa ketaatan, tidak mungkin ada pertumbuhan sifat atau tujuan dalam diri murid-murid-Nya itu. Jika seorang ayah menginginkan supaya anak-anaknya menjadi sama seperti dia, ia harus mengajar mereka untuk taat kepada-Nya.

    Harus diingat pula, bahwa Yesus sedang mempersiapkan orang-orang-Nya untuk memimpin gereja-Nya menuju kemenangan. Tidak ada seorang pun yang dapat menjadi pemimpin, sebelum ia terlebih dahulu belajar menaati seorang pemimpin. Karena itu, Ia memilih calon-calon pemimpi dari rakyat jelata, melatih mereka dalam hal disiplin, dan dalam hal menghargai kekuasaan. Ketidaktaatan sama sekali tidak boleh terdapat dalam menjalankan perintah-Nya. Tidak seorang pun, kecuali Yesus, yang mengetahui tentang kuasa kegelapan Iblis yang dapat menggagalkan usaha penginjilan yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh. Murid-murid-Nya tidak dapat mengalahkan kuasa Iblis di dunia ini jika mereka tidak taat kepada Yesus, karena hanya Yesuslah yang mengetahui jalan kemenangan. Hal ini membutuhkan ketaatan mutlak kepada kehendak Sang Guru, sekalipun ini berarti bahwa mereka harus meninggalkan segala sesuatu.



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    Kita harus mempelajari lagi pelajaran ini sekarang. Kita tidak dapat menghadapi peperangan yang dapat membawa akibat mati atau hidup; setip kali kita bersikap acuh tak acuh terhadap tanggung tanggung jawab kita dalam pemberitaan Injil, berarti suatu kekalahan bagi pekerjaan Kristus. Sekalipun kita baru mempelajari dasar-dasar kebenaran yang paling sederhana tentang pemuridan, namun kita sudah harus mengetahui bahwa kita telah terpanggil sebagai hamba-hamba Tuhan. Karena itu, kita harus taat kepada firman-Nya. Kewajiban kita menjalankan perintah-perintah-Nya, bukan mempersoalkan mengapa Ia memerintahkan sesuatu. Sangat diragukan apakah kita dapat maju terus dalam meneladani kehidupan dan tugas-Nya kalau kita tidak menyerahkan diri untuk melakukan segala kehendak-Nya sekalipun pengertian kita tidak matang. Di dalam Kerajaan Surga tidak ada tempat bagi hamba-hamba yang malas, karena kemalasan bukan saja menghambat pertumbuhan dalam pengetahuan dan kasih karunia, tetapi juga merusak makna penginjilan bagi dunia.

    Kita harus bertanya, mengapa sekarang banyak orang yang mengaku dirinya Kristen, tetapi tidak bertumbuh bahkan gagal dalam kesaksiannya? Atau, mengapa gereja-gereja sekarang tidak berhasil bersaksi kepada dunia? Bukankah ini akibat kelalaian para pendeta dan kaum awam terhadap perintah-perintah Tuhan atau karena mereka tidak dengan sepenuh hati melayani Tuhan? Di manakah ketaatan kepada salib itu? Seakan-akan ajaran Kristus tentang menyangkal diri dan menyerahkan diri telah diganti dengan semacam filsafat dunia yang membenarkan orang untuk berbuat sesuka hati mereka.

    Yang sangat menyedihkan ialah bahwa tidak ada usaha yang dilakukan untuk memperbaiki, terutama oleh mereka yang mengetahui apa yang sedang terjadi. Yang diperlukan dengan segera dari mereka bukanlah sikap putus asa, melainkan suatu tindakan yang nyata. Waktunya sudah tiba untuk menetapkan "kemuridan Kristen yang sejati" sebagai syarat penerimaan anggota jemaat. Akan tetapi, syarat ini pun belum cukup. Para pengikut juga harus mempunyai pemimpin-pemimpin, dan ini berarti bahwa para petugas gereja harus lebih dahulu hidup benar. Jika syarat-syarat ini terlalu berat, kita dapat memulainya dengan beberapa orang pilihan saja dan mengajarkan arti ketaatan kepada mereka sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus.

    Apabila prinsip ini dipraktekkan, barulah kita dapat maju selangkah lagi dalam rencana kemengangan Tuhan Yesus.



    4. PENGURAPAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Terimalah Roh Kudus" (Yohanes 20:22).

    Ia menyerahkan Diri-Nya bagi Mereka

    Yesus menghendaki ketaatan dari para pengikut-Nya karena hanya dengan demikianlah mereka dapat dipenuhi oleh Roh-Nya. Dengan Roh-Nya mereka dapat melihat kasih Allah bagi dunia yang terhilang ini. Itulah sebabnya mereka menerima syarat ketaatan ini tanpa komentar. Murid-murid-Nya mengerti bahwa mereka bukan saja perlu menaati suatu hukum, melainkan mereka juga harus senang menaati "Dia" yang sangat mengasihi mereka, dan yang rela menyerahkan nyawa-Nya untuk mereka.

    Yesus hidup untuk memberi kepada manusia apa yang telah diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh 15:15; 17:4,8,14). Ia memberi mereka damai sejahtera yang dengan itu pula ia dikuatkan dalam penderitaan-Nya (Yoh 16:33; bandingkan dengan Mat 11:28). Ia memberi sukacita-Nya yang di dalamnya Ia bekerja di tengah-tengah penderitaan dan kesengsaraan-Nya (Yoh 15:11; 17:13). Ia memberi kepada mereka anak kunci Kerajaan-Nya yang tidak dapat dikalahkan oleh kuasa kegelapan (Mat 16:19; bandingkan dengan Luk 12:32). Ia bahkan memberi kepada mereka kemuliaan-Nya sendiri yang telah ada sebelum dunia ini diciptakan, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Ia dan Bapa adalah satu (Yoh 17:22,24). Ia menyerahkan segala sesuatu yang ada pada-Nya, bahkan nyawa-Nya sendiri.

    Demikianlah kasih-Nya itu - kasih yang selalu ingin memberi. Jika kasih itu hanya mengasihi diri-Nya sendiri, itu bukanlah kasih yang sejati. Dengan cara ini pula Yesus menekankan kepada para pengikut-Nya apa arti "begitu besar kasih Allah akan dunia ini" (Yoh 3:16). Artinya, Allah memberikan segala yang dimiliki-Nya bagi orang-orang yang dikasihi-Nya, bahkan "Anak-Nya telah melepaskan hak hidup-Nya, dengan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Hanya dalam pengertian ini - pengorbanan Anak Manusia untuk dunia ini - seseorang dapat mengerti makna salib itu. Kasih Tuhan yang tidak terbatas itu hanya dapat dinyatakan dengan suatu perbuatan yang tidak terbatas pula. Itulah sebabnya mengapa salib itu perlu. Sebagaimana mati karena dosanya, demikian juga Allah karena kasih-Nya telah mengutus Anak-Nya untuk mati menggantikan kita. "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13).



    Keharusan untuk Memberitakan Injil

    Yesus tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menekankan kepada pengikut-pengikut-Nya tentang kasih Allah kepada dunia yang terhilang ini. Segala sesuatu dilakukan-Nya dan dikatakan-Nya dengan kasih. Hidup-Nya mencerminkan maksud Allah yang kekal untuk menyelamatkan umat-Nya. Inilah yang harus dimengerti oleh murid-murid-Nya, bukan hanya secara teori, tetapi juga secara praktis.

    Setiap hari mereka dapat melihat kasih ini dipraktekkan dengan berbagai cara. Walaupun sangat sukar diterima, seperti pada waktu Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh 13:1-20), namun akhirnya mereka mengerti apa yang dimaksudkan. Mereka melihat bagaimana Sang Guru menolak kesenangan duniawi dan menjadi hamba di antara mereka. mereka melihat bagaimana Ia menolak perkara yang mereka idam-idamkan - kesenangan jasmani, kemasyhuran, kedudukan yang baik. Sedangkan hal- hal yang mereka hindari - kemiskinan, penghinaan, kesedihan, bahkan kematian - diterima-Nya dengan rela demi keselamatan mereka. Dengan menyaksikan pelayanan- Nya kepada orang-orang sakit, penghiburan-Nya kepada yang berdukacita dan pemberitaan Injil kepada orang-orang miskin, jelaslah bagi mereka bahwa bagi Sang Guru tidak ada pelayanan yang terlalu kecil atau pengorbanan yang terlalu besar apabila dilakukan bagi kemuliaan Allah. Mungkin mereka tidak selalu dapat mengerti hal ini, dan pasti mereka juga tidak dapat menerangkannya, tetapi mereka tidak dapat menyangsikannya lagi.



    Pengudusan-Nya

    Pembaharuan dalam penyerahan diri-Nya kepada Allah - yang terus-menerus dilakukan melalui pelayanan yang penuh kasih kepada orang lain - menjadi dasar bagi pengudusan Tuhan Yesus. Hal ini jelas diungkapkan dalam doa-Nya sebagai Imam Besar, "Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:18-19). Perhatikanlah bahwa pengkhususan diri-Nya bagi Allah, yang dinyatakan dalam kata "menguduskan", sebenarnya bukan untuk menyucikan diri-Nya, karena Ia senantiasa hidup suci. Juga pengudusan itu dilakukan bukan untuk menerima kuasa bagi pelayanan-Nya, karena Yesus sudah memiliki segala kuasa; melainkan untuk menyerahkan diri kepada tugas yang menyebabkan Ia telah "diutus ke dalam dunia" (Yoh 10:36); dan dalam pengabdian kepada tujuan penginjilan-Nya, Ia terus-menerus menyerahkan diri-Nya "untuk keselamatan mereka."

    Karena itu, pengudusan-Nya bukan untuk tujuan yang menguntungkan diri-Nya sendiri, melainkan untuk murid-murid-Nya, supaya mereka pun, "dikuduskan dalam kebenaran." Artinya dengan menyerahkan diri-Nya kepada mereka yang mengikuti Dia, sehingga melalui kehidupan-Nya mereka dapat memahami penyerahan diri yang sama terhadap tugas yang menyebabkan Dia datang ke dalam dunia. Seluruh rencana penginjilan-Nya bergantung pada pengabdian-Nya ini. Pengabdian itu telah mendorong murid-murid-Nya untuk setia menyerahkan diri mereka ke dalam kasih kepada dunia di sekitar mereka.



    Meterai Pelayanan-Nya

    Kasih harus menjadi ukuran untuk menilai pelayanan mereka bagi Tuhan Yesus. Mereka harus memberi dengan cuma-cuma sebagaimana mereka telah menerima dengan cuma-cuma juga (Mat 10:8). Mereka harus saling mengasihi sebagaimana Ia sudah mengasihi mereka (Yoh 13:34-35). Dengan kasih ini mereka dinyatkan sebagai murid-murid-Nya (Yoh 15:9-10). Kasih telah mencakup semua hukum-Nya (Yoh 15:12,17; bandingkan dengan Mat 22:37-40; Mar 12:30-31; Luk 10:27). Kasih ini - kasih Golgota - menjadi ukurannya. Setelah murid-murid-Nya mengikuti pelayanan Yesus selama tiga tahun, mereka harus mencurahkan segenap perhatian kepada orang-orang yang dikasihi Bapa yang untu mereka Sang Guru sudah mati (Yoh 17:23).

    Kasih yang mereka perlihatkan adalah jalan supaya dunia dapat mengenal kebenaran Injil. Dengan cara bagaimana lagikah orang banyak dapat diyakinkan? Kasih adalah salah-satunya jalan untuk mendapatkan sambutan dari mereka. Yesus berdoa, Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka" (Yoh 17:25-26).



    Pekerjaan Roh Kudus

    Jangan kita mengira bahwa pengalaman dengan Tuhan Yesus dapat terwujud oleh akal manusia. Yesus menyatakan dengan jelas bahwa hidup-Nya diberikan kepada manusia hanya melalui Roh Kudus. "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna" (Yoh 6:63). Itulah sebabnya, untuk dapat mulai hidup di dalam Yesus, seseorang harus dilahirkan kembali (Yoh 3:3-9). Sifat manusia yang sudah rusak harus diperbaharui oleh Roh Tuhan menjadi ciptaan baru yang sesuai dengan gambar Allah. Dengan cara yang sama, Roh itu menguatkan dan melanjutkan kehidupan baru seorang murid, sementara ia terus bertumbuh dalam pengetahuan dan kasih karunia (Yoh 4:14; 7:38-39). Roh itu juga menyucikan seseorang melalui firman-Nya dan memisahkan dia bagi Tuhan untuk pelayanan yang kudus (Yoh 15:3; 17:17; bandingkan dengan Ef 5:26). Jadi, dari awal sampai akhir, pengalaman dengan Kristus yang hidup secara pribadi adalah pekerjaan Roh Kudus.

    Demikian juga, hanya Roh Allah saja yang dapat menggupkan seseorang untuk melaksanakan tugas penginjilan. Yesus menekankan kebenaran ini dalam hubungan kerja sama dengan Roh Allah. Dengan kuasa Roh Kudus Ia memberitakan Injil kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, mengusir setan dan membebaskan orang-orang yang tertindas (Mat 12:28; Luk 4:18). Yesus adalah Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia. Sedangkan Roh Kudus adalah Allah yang bekerja di antara manusia. Ia adalah perantara Allah yang menjalankan Allah yang menjalankan rencana keselamatan yang kekal melalui orang-orang. Itulah sebabnya Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh itu akan menyediakan jalan bagi pelayanan mereka. Ia akan mengaruniakan kepada mereka apa yang harus mereka katakan (Mat 10:19-20; Mar 13:11; Luk 12:12). "Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yoh 16:8). Ia akan menyatakan kebenaran agar manusia mengenal Tuhan (Mat 22:43; bandingkan dengan Mar 12:36; Yoh 16:14). Dengan kuasa-Nya, Ia menjanjikan kepada murid-murid-Nya kecakapan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.10 Dalam hal ini, pemberitaan Injil sama sekali bukan pekerjaan manusia, melainkan rencana (pekerjaan) Allah yang telah berjalan sejak awal kejadian bumi, dan yang akan terus berlangsung hingga tujuan Allah tercapai. Penginjilan adalah semata-mata pekerjaan Roh Kudus. Kewajiban murid-murid-Nya adalah menyerahkan diri mereka untuk dikuasai sepenuhnya oleh Roh.

    -----
    10. Yohanes 14:12 baik diterapkan dalam penginjilan, karena menunjukkan hal yang mengherankan yang perlu diketahui. Tuhan Yesus mengatakan bahwa para murid tidak hanya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Kristus, tetapi Ia juga berkata bahwa mereka akan melakukan "pekerjaan yang lebih besar" karena Yesus akan pergi kepada Bapa. Dengan demikian, bagian ini juga mengajarkan kepada kita bahwa para murid dengan kuasa Roh Kudus melakukan semua hal yang telah dikerjakan oleh Tuhan mereka - ini memang sedikit - dan bahkan berbuat lebih banyak. Mengenai apa sebenarnya pekerjaan yang lebih besar ini, Yesus tidak menerangkan, tetapi dari Kisah Para Rasul akan nyata bahwa hal ini hanya terjadi dalam penginjilan yang besar-besaran. Setidak-tidaknya, dalam pengertian ini, murid-murid benar-benar melihat hasil yang lebih besar daripada Kristus. Dalam kenyataannya, hanya dalam satu hari saja, yaitu pada hari Pentakosta, jumlah yang ditambahkan pada gereja lebih banyak daripada jumlah yang dicapai dalam tiga tahun pelayanan Kristus.



    Penghibur yang Lain

    Untuk kepentingan mereka sendiri, murid-murid perlu belajar lebih dalam mengenai pekerjaan Roh. Mereka perlu mengetahui hubungan Roh dengan Tuhan mereka. Sudah tentu Yesus mengetahui hal itu dan Ia menekankannya menjelang kematian-Nya. Sampai pada saat itu Ia senantiasa berada dekat mereka, sebagai Penghibur, sebagai Guru, dan sebagai Pandu mereka. Dalam persekutuan dengan Dia, mereka mendapat keberanian dan kekuatan. Dengan Dia mereka merasakan bahwa tidak ada perkara yang mustahil. Akan tetapi, mereka mulai bimbang ketika Yesus mengatakan bahwa Ia akan kembali ke surga. Untuk menyelesaikan masalah ini, yesus menjelaskan kepada mereka bahwa mereka dapat tetap terpelihara setelah Ia pulang ke surga.

    Pada waktu itulah Yesus memberitahukan kepada mereka tentang Roh Kudus sebagai "Penghibur (Penolong) yang lain",11 Pembela atau Pribadi yang senantiasa akan menyertai mereka, sekalipun dunia tidak melihat Dia seperti mereka melihat Yesus di dunia (Yoh 14:16-17). Sama seperti Yesus telah melayani mereka selama tiga tahun, sekarang Roh itu akan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran, dan Ia akan memberitakan kepada mereka hal-hal yang akan datang (Yoh 16:13). Ia akan mengajarkan segala sesuatu kepada mereka (Yoh 14:26). Ia akan menolong mereka berdoa (Yoh 14:12-13; Yoh 16:23- 24). Kesimpulannya, Ia (Roh Kudus) akan mempermuliakan Anak Allah dengan mengambil hak Kristus untuk menyatakannya kepada para pengikut-Nya (Yoh 16:14-15). Dunia tidak dapat menerima kebenaran ini, sebab dunia tidak mengenal Dia. Akan tetapi, murid-murid-Nya menerima kebenaran ini, sebab Ia menyertai mereka dan akan diam di dalam mereka (Yoh 14:17).

    Yang dipercakapkan oleh Yesus ini bukanlah suatu teori, atau suatu kepercayaan, ataupun suatu penyelesaian sementara, melainkan suatu janji yang benar terhadap kerugian yang akan diderita oleh murid-murid-Nya. Penghibur yang lain itu, yang sama seperti Yesus sendiri, akan diam di dalam diri mereka. Sesungguhnya, sesuatu yang istimewa akam dialami oleh murid-murid, karena persekutuan yang mendalam dengan Roh Kudus lebih agung daripada yang mereka alami pada waktu berjalan-jalan dengan Yesus di Galilea. Semasa hidup-Nya, Yesus terbatas pada tubuh dan tempat, tetapi Roh Kudus tidak mengenal batas-batas itu. Mulai saat itu Tuhan Yesus dapat bersama-sama dengan mereka senantiasa, sebab Roh Kudus menyertai mereka selama-lamanya (Mat 28:20; bandingkan dengan Yoh 14:16). Dilihat dari sudut ini, jelas lebih baik Ia kembali kepada Bapa setelah Ia menggenapi pekerjaan-Nya, dan mengirim Penolong yang lain untuk menggantikan Dia (Yoh 16:7).

    -----
    11. Dalam bahasa Yunani asli, kata "lain" mempunyai arti yang khusus. Ini bukanlah yang dipakai untuk membandingkan dua hal yang tidak sama kualitasnya, akan tetapi kata ini lebih banyak dipakai untuk membandingkan dua hal yang sama kualitasnya. Perbedaannya hanya terdapat dalam pribadinya saja. Karena itu, fungsi dari perkataan ini menyatakan persamaan kualitas Roh itu dengan Anak Manusia yang telah menjelma, sehingga walaupun berbeda pribadinya, walaupun Roh itu sama seperti seperti Yesus dalam pelayanan-Nya terhadap murid-murid-NYa. Lihat G. Campbell Morgan, The Teaching of Christ, New York, Revell, 1913, hal. 65. Pembahasan yang baik tentang pengajaran Yesus mengenai pekerjaan Roh, dapat ditemukan dalam buku yang ditulis oleh Louis Burton Crane, The Teaching of Jesus Concerning the Holy Spirit, New York, American Tract Society, 1905; dan J. Ritchie Smith, The Holy Spirit in the Gospels, New York, Macmillan, 1926.



    Rahasia Hidup yang Berkemenangan

    Mudah dimengerti mengapa Tuhan Yesus menghendaki supaya murid-murid-Nya menantikan sampai janji itu menjadi kenyataan bagi mereka (Luk 24:49; Kisah 1:4-5,8; 2:33). Bagaimana mereka dapat menggenapi perintah Tuhan dengan sukacita dan damai sejahtera? Mereka membutuhkan pengalaman Kristus sedemikian hingga hidup mereka dipenuhi oleh kehadiran-Nya. Penginjilan harus menjadi suatu dorongan yang menyala-nyala dalam diri mereka, yang menyucikan keinginan mereka dan membimbing pikiran mereka. Hanya baptisan Roh Kudus secara pribadi yang dapat melakukan itu. Untuk pekerjaan yang mahabesar pribadi yang dapat melakukan itu. Untuk pekerjaan yang mahabesar itu, mereka membutuhkan bantuan yang luar biasa - suatu kepenuhan kuasa di atas. Ini berarti bahwa murid-murid harus mengakui kesombongan dan kebencian mereka yang sudah berakar, menyerahkan diri tanpa syarat kepada Kristus, dan dengan iman harus datang untuk mendapatkan kepenuhan Roh Kudus.12

    Sekalipun mereka berasal dari rakyat jelata, sama sekali tidak menjadi soal. Hal ini mengingatkan kita akan kuasa Roh Kudus yang melaksanakan kehendak-Nya dengan sempurna di dalam orang-orang yang menyerah sepenuhnya kepada-Nya. Tegasnya kuasa itu ada di dalam Roh Kristus, bukan di dalam manusia. Yang penting, bukanlah siapa kita, melainkan siapa Dia yang mengubah kita.

    -----
    12. Janji ini telah dipenuhi kepada murid-murid-Nya pada hari Pentakosta (Kisah 2:4), tetapi hal itu tidak berakhir di situ. Berulang-ulang Lukas mengingatkan kita bahwa kepenuhan Roh Kudus adalah pengalaman yang tetap dan dijunjung tinggi pada masa jemaat yang mula-mula (Kisah 4:8,31; 6:3, 5; 7:55; 9:17; 11:24; 13:9,52). Setiap orang yang mengambil bagian dalam mengembangkan orang-orang di dalam jemaat ini adalah orang- orang yang telah mengalami pengalaman ini. Jelaslah bahwa kehidupan yang dipenuhi Roh itu tampaknya diterima sebagai suatu norma yang biasa dalam pengalaman-pengalaman kekristenan pada masa jemaat yang mula-mula, walaupun tidak semua anggota jemaat mengalami hal itu. Itulah sebabnya, sebagai contoh, Paulus terpaksa menasihati orang-orang Efesus supaya "penuh dengan Roh" (Ef 5:18). Dalam hubungan ini, baik sekali jika anda membaca buku-buku yang membahas pokok ini secara populer: Willian Arthur, The Tongue of Fire, London, The Epworth Press, 1956; John Wesley, A Plain Account of Christian Perfection, London, Epworth Press; Samuel Chadwick, The Way to Pentecost, New York, Fleming H. Revell, 1932; Charles G. Finney, "Be Filled with the Spirit" di dalam Revival Lectures, New York, Fleming H. Revell, 1958; Andrew Murray, The Full Blessing of Pentecost London, Oliphants Ltd., 1954; Samel Logan Brengle, When the Holy Ghost is Come, New York, Salvation Army Printing and Publishing House, 1911; R. A. Torrey, The Baptisan with the Holy Spirit, New York, Fleming H. Revell, 1895; V. R. Edman, They Found the Secret, Grand Rapids, Zondervan, 1960; dan khotbah "How to be Filled with the Holy Spirit" oleh Billy Graham, Revival ini Our Time, Weaton, Vankampen, 1950. istilah-istilah yang dipakai untuk melukiskan pengalaman ini mungkin berlainan, bergantung pada segi pandangan teologi masing-masing. Tetapi dengan mempelajari sejarah Kristen, akan tampak bahwa pengalaman itu sendiri, bagaimanapun didefinisikan, telah menjadi umum bagi mereka yang dipakai Tuhan dalam memberitakan Injil kepada orang lain.



    Kebenaran yang Tidak Terlihat oleh Orang-Orang yang Belum Percaya

    Baik sekali ditekankan lagi, bahwa hanya orang-orang yang senantiasa menaati Tuhan Yesuslah yang dapat menikmati pengalaman yang mulia ini. Orang-orang yang hanya mengikut dari jauh, seperti orang banyak itu, dan juga mereka yang berkeras hati tidak mau menerima firman-Nya, seperti orang-orang Farisi; tidak akan mengerti tentang pekerjaan Penghibur itu. Seperti telah kita ketahui sebelumnya, Tuhan Yesus tidak ingin mencampakkan mutiara-Nya di hadapan mereka yang tidak memerlukannya.13

    Inilah ciri ajaran Tuhan Yesus dalam seluruh hidup-Nya. Yesus dengan sengaja menyediakan perkara-perkara yang sangat rahasia bagi beberapa murid-Nya yang terpilih dan terutama kedua belas murid-Nya itu (Mat 11:27; Luk 10:22; bandingkan dengan Mat 16:17). Sesungguhnya mata dan telinga mereka telah diberkatai. Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang telah mereka lihat dan yang sudah mereka dengar, tetapi mereka tidak dapat melihat dan mendengarnya (Mat 13:16-17; Luk 10:23-24; bandingkan dengan Mat 13:10-11; Mar 4:10-11; Luk 8:9-10). Cara pengajaran yang demikian kelihatannya mengherankan, sehingga nyata bahwa Yesus dengan sengaja menaruhkan segala-galanya ke dalam beberapa orang pilihan-Nya saja, agar mereka dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk bekerja bagi Dia.

    -----
    13. Contoh yang baik tentang hal ini adalah Khotbah di Bukit yang terkenal itu (Mat 5:3-7:27; Luk 6:20-49). Ini terutama ditujukan bukan kepada orang banyak yang mengikuti Dia, walaupun mereka mendengar pengajaran-Nya (Mat 7:28-29). Sebenarnya khotbah mengenai kelakuan yang bermoral dan bersusila ditujukan hanya kepada beberapa pengikut terdekat yang dapat menerimanya. "Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka" (Mat 5:1-2; bandingkan dengan Luk 6:17-20). Mungkin lukisan yang paling mudah dipahami ialah bagaimana Yesus dengan sengaja tidak mau mengajarkan kepada mereka yang tidak dapat menerimanya, yaitu mengenai hubungan antara Dia sendiri dan janji kedatangan Mesias. Walaupun Ia menunjukkan bahwa Dialah Mesias itu kepada murid-murid-Nya pada awal pelayanan- Nya menegaskan hal ini (Yoh 1:41,45,49), namun tidak pernah ada catatan bahwa Dia pernah menyatakan diri-Nya sebagai Mesias kepada para pemimpin agama di Yerusalem sampai pada waktu Dia diadili, dan sesudah imam besar itu menanyakan secara tegas apakah benar Dia Kristus (Mat 26:63-64; Mar 14:61-62).



    Masalah Pokok Dewasa Ini

    Seluruh masalah berkisar pada pribadi Sang Guru. Pada dasarnya, cara kerja-Nya adalah cara hidup-Nya sendiri. Demikian pula seharusnya cara kerja para pengikut-Nya. Kita harus memiliki Roh-Nya dalam kehidupan kita apabila kita hendak bekerja bagi Dia dan menaati ajaran-Nya. suatu pekerjaan penginjilan tanpa Roh Kudus adalah mati dan tidak ada artinya. Hanya apabila Roh Kristus yang ada di dalam kita memuliakan Anak itu, barulah orang-orang dapat ditarik kepada Bapa.

    Tentu kita tidak dapat memberikan sesuatu yang tidak kita miliki. Kesanggupan kita untuk memberikan hidup kita kepada Kristus membuktikan bahwa kita memiliki hidup itu. Kita pun tidak dapat menahan dan tetap menyimpan apa yang kita miliki dalam Roh Kudus. Roh Kudus senantiasa mendorong kita untuk menyatakan Kristus kepada orang-orang lain. Di sinilah letaknya "paradoks" hidup yang besar itu - kita harus mati terhadap diri kita, agar kita dapat hidup bagi Kristus. Dalam penyangkalan diri, kita harus menyerahkan dan mengabdi kepada Tuhan kita. Inilah metoda Yesus menginjili. Mula-mula metoda ini hanya tampak pada beberapa pengikut-Nya saja, tetapi kemudian melalui mereka metoda ini menjadi kuasa Tuhan untuk memenagkan dunia.

    Akan tetapi, kita tidak dapat berhenti di sini. Penting sekali kita memperlihatkan cara hidup kita di dalam Yesus kepada mereka yang belum percaya. Karena itu, kita harus mengerti segi lain dari rencana Yesus dengan murid-murid-Nya.



    5. PERCONTOHAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu" (Yohanes 13:15).

    Ia Memperlihatkan Cara Hidup-Nya

    Tuhan Yesus menghendaki supaya murid-murid-Nya mempelajari cara hidup-Nya, baik terhadap Allah maupun terhadap manusia. Ia mengetahui, bahwa tidaklah cukup hanya menerima seseorang ke dalam persekutuan rohani dengan Dia. Murid-murid-Nya perlu mengetahui bagaimana caranya supaya pengalaman dalam persekutuan itu dapat dipelihara dan diterapkan dalam penginjilan. Tentu saja, secara teoritis, kehidupan mendasari tindakan, tetapi secara praktis kita hidup dengan apa yang kita lakukan. Dalam pemeliharaan jasmani kita harus bernapas, makan, bergerak, dan bekerja, untuk bertumbuh. Kalau fungsi-fungsi tubuh itu berhenti, hidup juga akan berhenti. Itulah sebabnya Yesus berusaha untuk menanamkan kepada para pengikut-Nya rahasia-rahasia rohani yang harus diterima sebagai unsur mutlak dalam rencana kerja-Nya. Tentu saja Ia tahu apa yang penting.



    Peranan Doa

    Perhatikan peranan doa dalam hidup Tuhan Yesus. Sesungguhnya, bukanlah suatu kebetulan bahwa Yesus sering memberi kesempatan kepada murid-murid-Nya untuk menyaksikan Ia bercakap-cakap dengan Bapa.14 Mereka dapat melihat bahwa doa memberi kekuatan dalam hidup-Nya. Meskipun mereka tidak dapat mengerti apa doa itu, mereka harus menyadari bahwa doa merupakan bagaian dalam rahasia kehidupan-Nya. Tuhan Yesus tidak memaksakan ajaran ini kepada murid-murid-Nya. Ia hanya berdoa terus sehingga mereka tergerak untuk meminta supaya mereka diajar berdoa.

    Dalam kesempatan itu, Tuhan Yesus mulai memberikan pelajaran kepada mereka yang telah siap untuk menerima pelajaran itu. Ia menerangkan kepada mereka beberapa prinsip dasar mengenai doa, kemudian memberi ilustrasi untuk menjelaskan maksud-Nya, dengan mengucapkan sebuah contoh doa (Mat 6:9-13; Luk 11:1-11). Mungkin Anda menganggap bahwa penjelasan-Nya itu tidak sepadan dengan kemampuan murid-murid - memperinci kata demi kata yang harus mereka doakan - tetapi Tuhan Yesus tidak mau menyepelekan sesuatu yang begitu penting. Ia tahu bahwa metoda pengajaran yang sederhana sering dibutuhkan untuk mendorong orang-orang mulai melakukan ajaran ini. Tuhan Yesus memutuskan untuk mengajar sedemikian hingga pelajaran ini dapat diterima dengan sejelas-jelasnya oleh murid-murid-Nya.

    Setelah itu, Ia berulang-ulang menekankan kepada murid-murid-Nya tentang kehidupan doa. Ia terus-menerus menambah serta memperdalam arti doa dan penerapannya, sesuai dengan kesanggupan mereka untuk menerima kebenaran-kebenaran itu. Inilah bagian dari pendidikan mereka yang tidak dapat diabaikan, bahkan harus mereka teruskan kemudian kepada orang-orang lain. Satu hal yang pasti ialah mereka tidak dapat mengharapkan banyak hasil, kalau mereka tidak memahami apa arti doa dan bagaimana berdoa dengan sungguh-sungguh.

    -----
    14. Kebiasaan Yesus berdoa dicatat lebih dari dua puluh kali dalam keempat Injil. Kebiasaan berdoa ini selalu disebut-sebut pada waktu Yesus akan mengambil suatu keputusan dalam hidup-Nya, misalnya pembaptisan-Nya (Luk 3:21); pemilihan kedua belas rasul (Luk 6:12); di atas gunung (Luk 9:29) perjamuan yang terakhir (Mat 26:27); di Taman Getsemani (Luk 22:39- 46); dan di atas kayu salib (Luk 23:46). Para rasul juga telah menulis tentang Yesus yang selalu mendoakan murid-murid-Nya dan pelayanan-Nya, supaya mereja menyadari bahwa Dialah Mesias itu (Luk 9:18); juga pada waktu Yesus mendengarkan laporan- laporan mengenai penginjilan mereka (Luk 10:21-22); pada waktu Ia mengajar mereka berdoa (Luk 11:1). Contoh yang lain mengenai kebiasaan Yesus berdoa ialah doa-Nya sebagai Imam Besar sebelum Dia disalibkan (Yoh 17:6-19); doa-Nya yang penuh kasih untuk Petrus (Luk 22:32); dan di rumah kedua murid di Emaus sesudah kebangkitan-Nya (Luk 24:30). Doa juga diutamakan dan dipakai dalam melakukan mukjizat-Nya yang penuh kuasa. Misalnya, pada waktu menyembuhkan orang banyak (Mar 1:35); pada waktu memberi makan lima ribu orang (Mat 14:19; Mar 6:41; Luk 9:16; Yoh 6:11). Selanjutnya, pada waktu memberi makan empat ribu orang (Mat 15:36; Mar 8:6); pada waktu penyembuhan orang yang bisu dan tuli (Mar 7:34); dan pada waktu membangkitkan Lazarus dari antara orang mati (Yoh 11:41). Selain itu, doa selalu siap diucapkan oleh Yesus pada waktu Ia melihat orang banyak, untuk siapa Ia sebenarnya sudah datang dan hendak menyelamatkan - sebelum pertengkaran dengan pemimpin-pemimpin agama (Luk 5:16); di dalam percakapan-Nya dengan orang-orang Yunani yang datang untuk menemui-Nya (Yoh 12:27); setelah menyuruh pulang kelima ribu orang yang telah diberi makan (Mat 14:23; Mar 6:46); memberkati anak-anak (Mar 10:16); dan akhirnya mendoakan mereka yang menyalibkan Dia (Luk 23:34).



    Menggunakan Alkitab

    Segi lain dari kehidupan Kristus yang dinyatakan dengan jelas kepada murid-murid-Nya adalah pentingnya Alkitab dan cara pemakaiannya.15 Ini tampak jelas dalam hal Ia berbakti dan memenangkan jiwa-jiwa. Tidak jarang Ia menyediakan waktu khusus untuk menerangkan arti beberapa nas Alkitab kepada murid-murid-Nya. Dalam setiap percakapan Ia selalu menggunakan Alkitab. Dalam keempat Injil, Yesus telah mengutip paling sedikit enam puluh enam ayat Perjanjian Lama dalam percakapan-Nya dengan murid-murid-Nya. Ini belum terhitung percakapan-Nya dengan orang lain, di mana Ia memakai kurang lebih sembilan puluh ayat Perjanjian Lama.16

    Semua ini menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa dalam kehidupan mereka, mereka juga harus mengetahui dan menggunakan Alkitab. Yesus sering memperlihatkan kepada mereka bagaimana cara menerangkan nas Alkitab serta menggunakannya, sehingga paling tidak, mereka mengerti hal ini, dan dapat menerapkannya. Selanjutnya, kemampuan Yesus dalam mengingat ayat-ayat Perjanjian Lama dengan begitu luas pasti telah mengesankan kepada murid-murid-Nya mengenai perlu-Nya menghafalkan ayat Alkitab, dan menjadikan sumber keterangan.

    Tuhan Yesus selalu menerangkan sesuatu dengan gamblang. Segala firman yang tertulis dalam Alkitab dan firman (perkataan) yang dikatakan oleh Tuhan Yesus tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi. Murid-murid-Nya mempercayai apa yang Yesus percayai. Jadi, Alkitab serta perkataan-perkataan Yesus menjadi dasar yang objektif dari iman mereka kepada Kristus. Selanjutnya Ia menjelaskan juga kepada mereka bahwa jika mereka ingin tetap bersekutu dengan Dia di dalam Roh Kudus setelah Ia naik ke surga, mereka harus tetap tinggal di dalam firman-Nya (Yoh 15:7).

    -----
    15. Ia tidak pernah meragukan kuasa dan kesaksian firman Allah, karena Ia tahu bahwa Alkitab itu diilhami oleh Roh Kudus (Mat 22:43; Mar 12:36). Bagi-Nya ayat-ayat yang ditulis adalah "firman Allah" (Mat 15:6; Mar 7:13; Yoh 10:35; bandingkan dengan Luk 8:12). Memang dalam arti yang khusus, firman ini adalah perkataan-Nya sendiri yang telah ditafsirkan dan diperjelas (misalnya, Mat 5:21-22, 27-28), sebagaimana dinyatakan-Nya, "Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" (Yoh 5:39; bandingkan dengan Mat 5:17-18). Dengan menyadari hal ini, Dia menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan-Nya adalah penggenapan firman itu, dan sering Ia meminta murid- murid-Nya agar mereka memperhatikan hal itu (Mat 5:18; 8:17; 13:14; 26:54, 56; Mar 14:49; Luk 4:21; 21:22; Yoh 13:18; 15:25; 17:21). Tidak mengherankan bahwa Yesus mempergunakan firman yang telah tersedia mengenai pengetahuan yang tertentu ini dalam pekerjaan-Nya. Inilah makanan rohani yang mengenyangkan jiwa-Nya (Mat 4:4), dan yang menguatkan Dia dalam melawan pencobaan (Mat 4:4, 7, 10; 12:3; Luk 4:4,8,12). Tetapi, yang lebih penting, firman itu merupakan Buku Pedoman- Nya untuk mengajar orang banyak, ataupun secara pribadi mengenai kebenaran yang kekal tentang Allah (misalnya, Luk 4:17-21; 24:27,32,44-45).

    16. Ini adalah lukisan yang masing-masing terpisah tentang perkataan yang diucapkan-Nya yang diambil dari Perjanjian Lama - kadang-kadang dengan kutipan langsung untuk menyinggung suatu kejadian, atau dengan istilah-istilah yang dipergunakan dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama. Jika kutipan yang sama dalam keempat itu dihitung, jumlahnya kira-kira 160 bagian yang dikutip oleh Tuhan Yesus dari Alkitab, sebagaimana Alkitab itu ada pada masa hidup-Nya. Selanjutnya, Ia telah mengutip dua per tiga bagian dari seluruh Kitab-Kitab Perjanjian Lama mengenai hal ini. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa perkataan-perkataan Kristus benar-benar memuat pengajaran imam-imam, raja-raja, dan nabi-nabi. Seluruh alam pikiran-Nya senantiasa sesuai dengan firman yang diilhami sampai pada masa hidup-Nya itu. Lihat buku yang ditulis oleh Herman Harell Horne, Jesus the Master Teacher, New York, Association Press, 1920, hal. 93-106; dan J.M. Price, Jesus the Teacher, Nashville, Convention Press, 1954, hal. 8:11, 62-64. Sebenarnya daftar yang lengkap mengenai kutipan Perjanjian Lama yang terdapat dalam Kitab-Kitab Injil dapat ditemukan dalam buku A.T. Robertson, Harmony of the Gospels for Students of the Life of Christ, New York, 1922, hal. 295-301.



    Yang Terutama: Memenangkan Jiwa

    Melalui teladan-Nya setiap segi kehidupan Yesus diturunkan kepada murid-murid-Nya, tetapi tujuan Yesus yang terutama ialah memenangkan jiwa. Inilah yang senantiasa diajarkan kepada murid-murid-Nya.

    Setiap ucapan dan perbuatan Yesus berhubungan dengan pekerjaan penginjilan, baik berupa penjelasan mengenai suatu kebenaran rohani, maupun berupa pengajaran mengenai cara-cara berhubungan dengan manusia. Yesus tidak menciptakan situasi mengajar secara khusus, melainkan memanfaatkan situasi yang ada dengan sebaik-baiknya. Itulah sebabnya cara-Nya mengajar tampaknya realistis sekali. Dengan jalan ini, murid-murid-Nya dapat menerima pelajaran dengan mudah tanpa menyadari bahwa mereka sedang dilatih untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan dalam situasi yang sama.



    Mengajar dengan Wajar

    Yesus menguasi pengajaran-Nya sedemikian hingga Ia tidak membiarkan metoda-Nya mengaburkan pelajaran-Nya. Ia membuat agar kebenaran itu sendiri yang menarik perhatian orang dan bukan cara penyajiannya. Metoda yang demikian menunjukkan seolah-olah Ia tidak memakai suatu metoda. Diri-Nya sendirilah metoda-Nya.

    Dalam zaman teknologi yang sudah berkembang dengan pesat ini, sukar sekali kita mengerti metoda ini, karena tidak dapat dijadikan pegangan. Pada zaman modern ini, tersedia buku-buku pegangan atau alat-alat peraga yang serba menarik bagi setiap tugas yang ingin dilaksanakan. Setidaknya, Yesus diharapkan agar memberikan suatu pelajaran dalam kelas khusus untuk memenangkan jiwa. Namun, mengherankan sekali bahwa murid-murid-Nya tidak pernah memiliki alat-alat peraga yang sangat perlu itu untuk memenangkan jiwa.

    Murid-murid Yesus hanya mempunyai seorang Guru saja yang bersama dengan mereka mengerjakan apa yang patut mereka pelajari. Mereka belajar hanya dengan melihat Dia bekerja: bagaimana cara mengenal sifat orang; bagaimana mendekati dan mendapatkan kepercayaan mereka; bagaimana memberitakan Injil agar mereka diselamatkan; dan bagaimana cara membimbing mereka untuk mengambil keputusan. Murid-murid-Nya menyaksikan Dia bekerja dalam segala keadaan dan menghadapi bermacam-macam orang: yang kaya dan yang miskin; yang sehat dan yang sakit, kawan dan lawan. Metoda-Nya sangat jelas dan praktis sehingga tampaknya wajar saja.



    Kelas Latihan yang Terus-menerus Berjalan

    Para murid senantiasa berada di dekat Yesus untuk menyaksikan bagaimana Dia bekerja, baik ketika Ia menghadapi pribadi-pribadi. Apabila ada sesuatu yang tidak jelas bagi mereka, Yesus selalu dapat diminta untuk menjelaskannya. Misalnya, setelah Yesus memberikan perumpamaan mengenai "seorang penabur" yang ditujukan kepada "sejumlah orang banyak" (Mat 13:1-9; Mar 4:1; Luk 8:4-8), murid-murid-Nya menanyakan maksud perumpamaan itu (Mat 13:10; Mar 4:10; Luk 9:9). Lalu Yesus menjelaskan secara terperinci arti perumpamaan itu. Dalam peristiwa ini, tampaknya Yesus memakai waktu tiga kali lebih banyak untuk menjelaskan arti perumpamaan itu kepada murid-murid-Nya daripada waktu yang digunakan untuk menceritakan perumpamaan itu kepada orang banyak (Mat 13:10-25; Luk 8:9-18).17

    Jika murid-murid-Nya tampaknya bingung tentang sesuatu hal tetapi tidak mau menanyakannya dengan terus terang, Yesus sering mengambil inisiatif untuk menyelesaikan persoalan itu. Misalnya, dalam kisah tentang seorang muda yang kaya: Setelah Yesus melayani orang muda itu dengan tegas, dan ia pergi dengan sedih karena ia lebih mengasihi hartanya daripada mengasihi Kerajaan Allah, lalu Yesus berpaling kepada murid-murid-Nya dan berkata "Sesungguhnya sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Mat 19:23; bandingkan dengan Mar 10:23; Luk 18:24). Murid-murid-Nya tercengang- cengang mendengar perkataan-Nya itu" (Mar 10:24). Kemudian Yesus menjelaskan mengapa Ia bersikap demikian terhadap orang muda yang kaya itu. Kesempatan ini digunakan-Nya pula untuk menguji iman mereka (Mat 19:24- 20:16; Mar 10:24-31; Luk 18:25-30).

    -----
    17. Contoh-contoh lain tentang hal yang sama terdapat dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat 13:36-43); celaan Tuhan Yesus terhadap orang Farisi yang mengingkari firman Allah dengan tradisi mereka (Mat 15:15-20); pperumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk 12:15- 21); Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk 16:19-31); perkataan-Nya kepada orang Farisi mengenai kedatangan Kerajaan Allah (Luk 17:20-37); dan persoalan mengenai izin perceraian menurut hukum Musa (Mat 19:1-12; Mar 10:1-12).



    Prinsip yang Ditekankan

    Metoda Yesus ini lebih menyerupai suatu khotbah yang tidak berkeputusan, dan merupakan suatu metoda melalui demonstrasi. Inilah rahasia pengaruh-Nya dalam pengajaran-Nya. Ia tidak meminta orang lain melakukan sesuatu sebelum Ia sendiri mempertunjukkan-Nya dalam kehidupan-Nya. Inilah bukti bahwa metoda-Nya bukan saja sempurna dalam pelayanan-Nya, tetapi juga berhubungan erat dengan tugas dalam kehidupan-Nya sendiri. Cara ini dapat dilaksanakan-Nya sebab Ia terus-menerus bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Kelas latihan-Nya terus- menerus berjalan. Apa pun yang Ia katakan atau Ia lakukan merupakan pelajaran yang nyata bagi murid-murid-Nya, dan mereka dapat setiap saat belajar melalui apa yang mereka saksikan sendiri.

    Inilah cara yang terbaik. Kita dapat mengatakan kepada seseorang dengan cukup jelas apa yang kita maksudkan, tetapi yang jauh lebih baik ialah mempertujukkan kepada mereka bagaimana cara mengerjakannya. Manusia meminta contoh, bukan hanya penjelasan.



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa ini

    Bila kita ingin melatih orang-orang, kita sendiri harus sudah siap untuk mengajar mereka menurut teladan kita, seperti kita pun menjadi pengikut Kristus (1Kor 11:1). Kita menjadi teladan (Fili 3:17; 1Tes 2:7,8; 2Tim 1:13). Mereka akan melakukan apa yang mereka dengan dan lihat dari kita (Fili 4:9). Dengan memberikan waktu dan bimbingan semacam ini kita dapat memasukkan cara hidup kita kepada mereka yang selalu bersama-sama dengan kita.

    Kita harus benar-benar menyadari kewajiban kita untuk menunjukkan cara ini kepada mereka yang sedang kita latih. Kesadaran ini harus mencakup teladan untuk menyatakan buah-buah Roh Kudus melalui kehidupan kita. Ini adalah metoda Tuhan sendiri. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan orang-orang bagi pekerjaan-Nya.

    Meskipun demikian, kita tahu bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup. Ini harus dipraktekkan, jika tidak, apa yang telah kita miliki atau pelajari itu akan sia-sia belaka. Sesungguhnya, pengetahuan yang tidak diterapkan dalam kehidupan dapat menjadi penghambat bagi usaha untuk mencapai kebenaran yang lebih lanjut. Tidak ada seorang pun yang dapat memahami hal ini dengan lebih baik daripada Tuhan Yesus sendiri. Ia melatih orang-orang untuk bekerja. Apabila mereka telah cukup siap untuk bekerja, Ia tahu bahwa mereka dapat bekerja bagi-Nya. Penerapan prinsip ini demikian pentingnya, sehingga dapat dianggap sebagai bagian lain dari rencana kerja-Nya untuk memperoleh kemenangan melalui orang-orang yang telah dilatih-Nya dan yang siap secara rohani.



    6. PENGUTUSAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Matius 4:19).

    Yesus memberi Tugas

    Yesus senantiasa melatih murid-murid-Nya agar pada suatu ketika mereka dapat mengambil alih pekerjaan-Nya, untuk memberitakan Injil keselamatan kepada dunia. Rencana ini makin hari makin jelas kepada mereka sementara mereka mengikut Dia.

    Kesabaran Yesus dalam mengembangkan dan melatih murid-murid-Nya, menunjukkan kepada kita bahwa Ia sangat memperhatikan kemajuan mereka. Ia tidak pernah terburu-buru menyuruh mereka berbuat sesuatu. Pertama-tama, Ia memanggil murid-murid untuk mengikut Dia. Pada waktu itu Ia segera membicarakan tugas mereka untuk menginjili dunia ini, walaupun itulah rencana-Nya sejak semula. Cara-Nya adalah mengikutsertakan murid-murid-Nya ke dalam pengalaman-Nya dan menunjukkan kepada mereka bagaimana cara Ia bekerja, sebelum menyuruh mereka mengerjakan sendiri.

    Di pihak lain, Yesus tidak memadamkan reaksi spontan mereka untuk bersaksi mengenai iman mereka, bahkan sebenarnya, Ia merasa senang karena mereka ingin membawa orang-orang lain untuk menyaksikan apa yang telah mereka dapati. Andreas membawa Petrus, Filipus mendapatkan Natanael; Matius mengundang teman-temannya makan di rumahnya - dan Yesus menyambut dengan gembira adanya perkenalan dengan anggota-anggota baru ini. Perlu diperhatikan juga bahwa dalam beberapa peristiwa, Yesus secara khusus meminta orang-orang yang telah ditolong-Nya supaya bersaksi kepada orang-orang lain.

    Ia juga memakai murid-murid-Nya dengan cara-cara lain untuk membantu pekerjaan-Nya, misalnya: mencari makanan dan mengatur tempat tinggal bagi rombongan yang mengikut Dia. Ia juga membiarkan mereka membaptis orang-orang yang digerakkan oleh pemberitaan-Nya (Yoh 4:2).18 Tetapi yang sangat mengherankan ialah bahwa setiap membaptis, murid- murid-Nya tidak berbuat banyak selama satu tahun atau lebih. Mereka hanya melihat Yesus bekerja. Ia mengarahkan tujuan-Nya melalui tindakan-Nya. Dalam panggilan-Nya yang kedua kepada keempat nelayan itu, Ia memperingatkan mereka untuk mengikut Dia menjadi "penjala-penjala manusia" (Mat 4:19; Mar 1:17; Luk 5:10). Tetapi, kelihatannya mereka tidak berbuat banyak untuk memenuhi tugas itu. Sekalipun beberapa bulan kemudian mereka telah ditetapkan secara resmi untuk menyertai pelayanan-Nya (Mar 3:14-19; Luk 6:13-16), namun mereka belum juga menunjukkan bukti bahwa mereka dapat mengerjakan tugas penginjilan itu sendiri. Pengamatan ini hendaknya membuat kita lebih sabar terhadap petobat-petobat baru yang mengikuti kita.

    -----
    18. Tidak dapat tidak, saya harus mengemukakan di sini bahwa murid-murid Yesus diberi hak untuk membaptis sebelum mereka diizinkan untuk berkhotbah. Bila kita menarik kesimpulan dari sini tentang adanya peraturan gerejani, hal ini akan benar-benar menyatakan bahwa pelayanan khotbah lebih penting serta penuh dengan bahaya dan hak-hak istimewa daripada pelayanan sakramen, atau setidaknya daripada pembaptisan. Tiap-tiap orang yang dipercayakan untuk pelayanan firman yang suci itu mempunyai kedudukan yang meminta tanggung jawab yang jauh lebih besar daripada pelayanan pembaptisan, dan dengan demikian tanggung jawab yang lebih besar daripada pelayanan pembaptisan, dan dengan demikian tanggung jawab yang lebih besar ini akan meliputi yang lebih kecil. Penerapan kebijaksanaan ini, bagaimanapun juga, akan menimbulkan beberapa persoalan yang sukar dipecahkan dalam banyak jemaat dari gereja modern.



    Pengutusan Pertama terhadap Kedua Belas Murid

    Tetapi ketika Yesus memulai perjalanan-Nya yang ketiga di Galilea (Mat 9:35; Mar 6:6). Ia merasa bahwa sudah tiba waktunya bagi murid-murid-Nya untuk ikut serta dalam pekerjaan-Nya secara langsung. Mereka sudah menyaksikan cukup banyak untuk dapat mulai bekerja sendiri. Yang mereka butuhkan sekarang ialah, mempraktekkan apa yang telah mereka lihat. Sang Guru memanggil kedua belas murid-Nya dan mengutus mereka (Mat 10:5; Mar 6:7; Luk 9:1- 2). Sama seperti seekor induk rajawali mengajar anak-anaknya untuk terbang dengan mengusir mereka keluar dari sarangnya, demikian pula Yesus mendorong murid-murid-Nya ke dalam dunia ini untuk berdikari.



    Memberi Petunjuk-Petunjuk Kerja

    Sebelum melepas mereka pergi, Yesus memberi pentunjuk-petunjuk kerja kepada mereka. Apa yang Ia katakan kepada mereka itu penting sekali bagi penyelidikan kita, sebab pada saat itu Ia menguraikan kepada mereka dengan tegas inti dari segala yang telah disampaikan sedikit demi sedikit dalam pengajaran-Nya kepada mereka.

    Pertama-tama, Ia menegaskan kembali tujuan-Nya bagi hidup mereka. Ia mengutus mereka untuk "memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang" (Luk 9:1-2; bandingkan dengan Mat 10:1; Mar 6:7). Tidak ada sesuatu yang baru dalam penugasan ini, tetapi berguna untuk lebih menjelaskan tentang tugas-tugas mereka. Bagaimanapun, Tuhan Yesus menekankan pentingnya tugas yang baru bagi mereka untuk memberitakan bahwa "Kerajaan Surga sudah dekat" (Mat 10:7). Perlu pula dijelaskan bahwa ruang lingkup mereka bukan hanya penyembuhan saja, tetapi juga "membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-satan" (Mat 10:8).

    Tetapi, Yesus tidak berhenti sampai di sini saja. Ia memberitahukan kepada mereka siapa-siapa yang harus mereka kunjungi lebih dahulu. "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:5-6). Seolah-olah Yesus memerintahkan kepada murid-murid-Nya untuk pergi ke tempat orang-orang yang sudah siap untuk menerima berita mereka saja. Itulah cara Yesus memulai pelayanan-Nya, walaupun setelah itu Ia tidak lagi membatasi diri-Nya. Oleh sebab orang-orang sebangsa-Nya mempunyai latar belakang kebudayaan dan agama yang serupa, wajarlah kalau murid-murid mulai dengan melayani mereka. Yang sangat menarik ialah bahwa beberapa bulan kemudian, ketika Yesus mengutus ketujuh puluh murid yang lain, penugasan ini tidak diulangi-Nya lagi. Mungkin Ia ingin menunjukkan bahwa sudah tiba waktunya bagi mereka untuk memberitakan Kristus kepada orang lain yang ada di luar daerah mereka.

    Mengenai kebutuhan jasmani mereka, mereka harus bersandar kepada Allah untuk mencukupi mereka. Mereka diminta untuk melayani dengan cuma-cuma, mengingat bahwa mereka juga sudah menerima dengan cuma-cuma dari Tuhan (Mat 10:8). Itulah sebabnya Yesus berpesan kepada mereka supaya jangan membawa uang, baju, ataupun makanan (Mat 10:9-10; Mar 6:8-9; Luk 9:3). Kalau mereka setia kepada Allah, maka Allah akan memenuhi kebutuhan mereka. "Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya" (Mat 10:10).



    Mencontoh Metoda-Nya

    Rencana Yesus yang lebih khusus lagi bagi murid-murid-Nya adalah untuk mencari orang yang paling layak dalam setiap kota yang mereka kunjungi dan tinggal dengan dia selama mereka memberitakan Injil di daerah itu. "Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya, sehingga sampai kamu berangkat" (Mat 10:11; bandingkan dengan Mar 6:10; Luk 9:4). Dengan kata lain, murid-murid diperintahkan untuk memusatkan waktu dan perhatian mereka pada pribadi- pribadi yang paling cocok untuk melanjutkan pekerjaan-Nya setelah mereka pergi. Calon-calon ini harus sudah dibayangkan sebelum pemberitaan Injil diadakan di tempat itu. Sebelum hal ini terlaksana, tidak ada gunanya memulai sesuatu di kota itu. Apabila mereka tidak dapat menemukan orang yang layak itu, mereka diharuskan mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai suatu kesaksian atas penolakan itu. "Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu" (Mat 10:14-15; bandingkan dengan Mar 6:11; Luk 9:5). Prinsip untuk memilih tempat atau daerah kerja yang baru dengan menggunakan seorang calon pemimpin untuk meneruskannya ini, tidak dapat diabaikan. Yesus telah berpegang pada prinsip itu selama Ia hidup dengan murid-murid-Nya, dan Ia menghendaki agar mereka juga melakukan prinsip yang sama. Seluruh rencana pemberitaan Injil-Nya dilandaskan atas prinsip itu, dan tempat-tempat yang tidak mau mempraktekkan prinsip itu akan mendatangkan penghukuman atas diri mereka sendiri.



    Kesulitan Pasti Akan Dialami

    Yesus memperingatkan murid-murid-Nya bahwa tidak semua orang mau menerima berita Injil, dan bahwa kenyataan itu akan mengakibatkan murid-murid diperlakukan dengan tidak baik. "Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah" (Mat 10:17-18). Hal ini wajar karena "seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya" (Mat 10:24). Para pemimpin agama itu telah menyebut Yesus Beelzebul, tentu saja orang-orang seisi rumah Yesus pun tidak dapat tidak, akan menerima cacian yang sama (Mat 10:25). Ia juga menunjukkan bahwa cara-Nya itu bertentangan dengan cara duniawi. Karena itu, mereka akan dibenci oleh semua orang (Mat 10:22- 23). Namun demikian, Yesus menyatakan kepada mereka agar "jangan takut." Allah tidak akan meninggalkan mereka. Walaupun kesaksian mereka akan membahayakan jiwa-jiwa mereka sendiri, Roh Kudus akan menolong mereka menghadapi segala sesuatu (Mat 10:19-20). Apa pun yang akan terjadi atas diri mereka, Yesus menjamin bahwa setiap orang yang mengakui Dia di depan manusia, tidak akan dilupakan di hadirat Bapa-Nya di surga (Mat 10:32).

    Yang sangat mengesankan kita ialah cara Yesus yang selalu berbicara dengan terus terang kepada murid-murid-Nya mengenai kekuatan musuh-musuh, dan penolakan manusia yang lazim terhadap Injil Keselamatan. Mereka tidak perlu mencari-cari kesukaran. Peringatan yang Ia berikan kepada mereka supaya "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" (Mat 10:16), menekankan perlunya sopan-santun dan kebijaksanaan. Namun, sekalipun mereka sudah berjaga-jaga, kenyataan masih tetap menunjukkan bahwa dunia tidaka akan dapat menerima murid-murid-Nya apabila mereka dengan setia memberitakan Injil. Mereka diutus "seperti domba ke tengah-tengah serigala" (Mat 10:16).



    Injil Akan Memisahkan

    Sesungguhnya, penting juga bahwa Yesus memperingatkan mereka tentang Injil yang bersifat menentukan itu. Tidak ada kompromi dengan dosa; oleh sebab itu, jika seseorang masih senang dengan perbuatannya yang keji, ia pasti terganggu oleh pemberitaan mereka. Mereka bukanlah utusan-utusan yang membiarkan kepuasan diri yang demikian. Bahkan Yesus berkata, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat 10:34-38). Apabila pada mulanya para murid menyangka bahwa tugas mereka itu mudah, sekarang pikiran semacam itu pasti lenyap. Mereka akan memberitakan suatu Injil revolusioner, dan apabila Injil ini ditaati, akan mengakibatkan suatu perubahan yang revolusioner pula dalam masyarakat.



    Satu dengan Kristus

    Dalam segala perintah-Nya, Yesus seolah-oleh menjelaskan bahwa dalam segala prinsip ataupan metoda, tugas murid-murid-Nya tidak berbeda dengan tugas-Nya. Ia mulai dengan memberi mereka hak dan kuasa untuk mengerjakan tugas itu (Mat 10:1; Mar 6:7; Luk 9:1), dan Ia mengakhiri dengan meyakinkan mereka, bahwa apa yang mereka kerjakan seolah-oleh Ia sendiri yang mengerjakan-Nya. "Barangsiapa menyambut kamu, Ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku (Mat 10:40; bandingkan dengan Yoh 13:20). Camkanlah persamaan ini! Murid-murid dipersiapkan untuk menjadi wakil Kristus yang sesungguhnya dalam menjalankan tugas mereka. Begitu jelas persekutuan ini! Murid-murid dipersiapkan untuk menjadi wakil Kristus yang sesungguhnya dalam menjalankan tugas mereka. Begitu jelas persekutuan ini sehingga barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia pengikut Yesus, sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya daripadanya (Mat 10:42).



    Berdua-dua

    Itulah perintah-perintah Yesus kepada murid-murid-Nya. Tetapi, sebelum mereka pergi, Ia terlebih dahulu mengutus mereka berdua-dua (Mar 6:7).19 Tidak dapat disangkal bahwa rencana ini dimaksudkan untuk memberi kepada murid- murid-NYa hubungan persaudaraan yang dibutuhkan dalam tugas ini. Mereka akan saling membantu. Dalam menghadapi kesukaran yang tidak selalu dapat dihindarkan, mereka masih dapat saling menghibur. Ini menunjukkan perhatian Tuhan Yesus secara khusus mengenai persekutuan.

    "Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat" (Luk 9:6; bandingkan dengan Mar 6:12). Kelompok kecil dari murid-murid ini akhirnya dapat memulai pelayanan mereka sendiri.

    Bagi Yesus tentu saja hal itu tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja lagi. Ia tidak pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang Ia sendiri tidak ingin mengerjakan-Nya. Demikianlah, setelah murid-murid-Nya pergi, Sang Guru pun "pergilah dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka" (Mat 11:1).

    -----
    19. Rencana tentang pergi berpasangan kelihatannya menjadi cara yang sering diikuti di dalam Kitab-Kitab Injil. Misalnya, dua orang murid disuruh mencari keledai muda yang akan dipakai oleh Tuhan Yesus untuk memasuki Yerusalem (Luk 19:29). Petrus dan Yohanes bersama-sama disuruh mempersiapkan perjamuan Paskah (Luk 22:8). Mungkin Yakobus dan Yohanes bersama-sama mengadakan perjalanan sebelum Tuhan Yesus memasuki Samaria, karena mereka berdualah yang amat marah dengan penyambutan terhadap kedatangan mereka itu (Luk 9:52,54). James I. Vancer di dalam bukunha yang kecil The College of Apostles, New York, Fleming H. Revell, 1896, bahkan mencoba menggambarkan semua rasul dalam pasangan-pasangan menjadi enam kelompok yang masing-masing terdiri dari dua orang. Rencana Yesus ialah bahwa para murid di suruh pergi berpasangan supaya saling melengkapi dan memperkecil kesalahan-kesalahan masing-masing. Pengelompokan ini mempersatukan Petrus yang radikal dengan Andreas yang kuno; Yakobus yang lebih tua dengan Yohanes yang masih muda; Filipus yang bijaksana dengan Bartolomeus yang cerdik; Tomas yang selalu bimbang dengan Matius yang berkeyakinan teguh; Yakobus anak Alfeus yang selalu cemerlang dalam melakukan tugasnya dengan Tadeus yang cemerlang dalam memegang asas; dan Simon orang Zelot dengan Yudas si pengkhianat. Dukungan terhadap dugaan ini hampir seluruhnya terletak pada daftar dari para rasul yang ditulis oleh Matius (Mat 10:2- 4). Latham, Pastor Pastorum, Cambridge, Deighton Bell and Co., 1910, hal. 192. Bagaimanapun juga, secara terus terus terang, saya kira kita harus menyadari bahwa pengelompokan ini kebanyakan bertolak dari sebuah hipotesa (dugaan). Walaupun demikian, dengan jelas Kisah Para Rasul menyebut kepergian para rasul dan para penginjil dari gereja itu dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih.



    Pengutusan terhadap Ketujuh Puluh Murid

    Beberapa bulan kemudian, tujuh puluh murid yang lain diutus lagi berdua-dua untuk bersaksi bagi Tuhan (Luk 10:1). Tidak dijelaskan siapa murid-murid yang lain ini, tetapi ada tanda-tanda yang menyatakan bahwa di antara mereka termasuk juga kedua belas murid yang pertama. Jumlah rombongan ini juga menunjukkan hasil dari pekerjaan kedua belas murid dalam bersaksi bagi Kristus.

    Tugas-tugas kepada rombongan yang lebih besar ini banyak yang serupa dengan apa yang sebelumnya sudah diberikan kepada kedua belas murid (Luk 10:2-16). Hanya di sini ada suatu tambahan dalam menjalankan tugas baru ini, yaitu peringatan bahwa mereka harus pergi mendahului-Nya "ke setiap kota dan tempat, yang hendak dikunjungi-Nya" (Luk 10:1). Artinya, murid-murid ini menjadi utusan-utusan bagi Tuhan, untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi pelayanan-Nya. Pesan yang khusus ini dijelaskan kepada mereka beberapa minggu sebelumnya, sementara mereka menuju ke Samaria (Luk 9:52). Jadi, sebenarnya tugas itu bukanlah sesuatu yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Ini semata-mata menunjukkan lagi bahwa mereka semuanya harus mempraktekkan strategi penginjilan yang telah mereka pelajari dari Tuhannya.



    Amanat-Amanat setelah Kebangkitan

    Prinsip memberi tugas penginjilan kepada murid-murid-Nya telah diulang kembali oleh Yesus sebelum Ia naik ke Surga setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya. Sedikitnya pada empat pertemuan dengan murid-murid, Ia menyuruh supaya mereka ke luar dan melakukan pekerjaan-Nya. Pertama kali hal itu diucapkan-Nya kepada murid-murid-Nya, kecuali Thomas, pada malam pertama ketika mereka berkumpul di ruang atas. Setelah Yesus menunjukkan luka pada tangan dan kaki-Nya, murid-murid-Nya terkejut (Luk 24:38-40), dan Ia makan bersama-sama dengan mereka (Luk 24:41-43). Lalu Ia berkata, "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh 20:21). Kemudian Yesus mengingatkan mereka kembali akan janji-Nya bahwa Roh Kudus akan menyertai mereka dalam pelayanan mereka.

    Kemudian, setelah Yesus makan pagi dengan murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias, tiga kali Ia menyuruh Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh 21:15-17). Teguran ini diberikan kepada nelayan besar itu sebagai bukti kasihnya kepada Tuhan Yesus.

    Di atas sebuah bukit di Galilea Yesus menyampaikan amanat-Nya yang agung, bukan hanya kepada kesebelas murid-Nya (Mat 28:16), tetapi juga kepada seluruh jemaat yang pada waktu itu berjumlah lima ratus orang (1Kor 15:6). Itu adalah satu proklamasi yang jelas mengenai startegi-Nya untuk memenangkan dunia. "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:18-20; Mar 16:15- 18).

    Akhirnya, sebelum Ia naik kepada Bapa, Yesus mengulangi lagi kepada murid-murid-Nya segala sesuatu yang harus mereka lakukan. Ia menjelaskan kepada mereka segala sesuatu yang harus digenapi, ketika Ia masih bersama-sama dengan mereka (Luk 24:44-45). Dengan demikian, penderitaan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati pada hari yang ketiga itu sesuai dengan apa yang telah direncanakan (Luk 24:46). Selanjutnya, Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya bahwa "dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem" (Luk 24:47). Untuk melaksankan tujuan ilahi ini, murid-murid harus turut melakukan hal yang sama seperti yang telah Guru mereka lakukan. Mereka harus bertindak sebagai alat untuk memberitakan Injil Kabar Baik, dan Roh Kudus akan memberi mereka kuasa untuk melaksanakan tugas mereka. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria sampai ke ujung bumi" (Kisah 1:8; bandingkan dengan Luk 24:48-49).



    Prinsip-Nya Telah Jelas

    Jelas bahwa Yesus tidak membiarkan pemberitaan Injil ini dijalankan menurut gagasan dan perasaan manusia. Bagi murid-murid-Nya, panggilan itu pada mulanya hanya merupakan kesan, akan tetapi pengertian mereka menjadi lebih terang sewaktu mereka mengikuti Tuhan Yesus, dan akhirnya perintah itu disampaikan kepada mereka dalam bentuk amanat yang tegas sehingga tidak mungkin lagi mereka salah mengerti. Tidak seorang pun dari pengikut Yesus dapat melepaskan diri dari amanat-Nya itu. Hal ini berlaku pada waktu itu, dan tetap berlaku sampai pada hari ini juga.

    Murid-murid Kristen adalah utusan-utusan - untuk memberitakan Injil kepada dunia ini. Pengutusan ini sama seperti pengutusan terhadap diri Tuhan Yesus ke dalam dunia ini untuk menyerahkan nyawa-Nya. Penginjilan bukan semata-mata suatu tambahan yang baik dalam tugas kehidupan kita, tetapi juga harus menjiwai segala sesuatu dalam hidup dan pekerjaan kita. Hanya amanat yang telah diberikan kepada gereja inilah yang dapat memberi arti kepada segala sesuatu yang dilaksanakan atas nama Kristus. Dengan memusatkan pemberitaan Injil itu kepada suatu sasaran yang jelas, maka semua yang dikerjakan dan dikatakan itu akan memenuhi tujuan penebusan Allah. Lembaga-lembaga pendidikan, acara-acara sosial. Rumah- rumah sakit, pertemuan-pertemuan gereja dalam segala bentuk - segala sesuatu yang dikerjakan atas nama Kristus - itu hanya akan dapat dibenarkan bila merupakan pelaksanaan dari tugas Amanat Agung ini.



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    Tidaklah cukup menjadikan prinsip ini hanya sebagai cita-cita saja, melainkan harus dilaksanakan oleh mereka yang sedang mengikut Juruselamat itu. Jalan yang terbaik untuk memastikan hal itu ialah dengan memberi latihan dan menyuruh orang-orang mengerjakannya. Dengan demikian, mereka akan mulai bekerja, dan kalau mereka telah melihat pekerjaan itu dipertunjukkan dalam kehidupan gurunya, tidak ada alasan bagi mereka untuk menunda tugas yang diserahkan kepada mereka. Apabila gereja sungguh- sungguh memperhatikan pelajaran ini dan mulai menginjili, tentu mereka yang duduk-duduk di bangku gereja juga akan segera mulai bergerak keluar bagi Tuhan.

    Namun demikian, kenyataannya bahwa seseorang sudah mulai mengerjakan tugas ini belum menjamin bahwa ia akan meneruskannya. Sekalipun sudah dimulai, mereka masih perlu di dorong terus ke arah tujuan yang benar. Tentu saja, pertama-tama Yesus memberikan tugas-tugas kepada murid-murid-Nya. Itu bukan berarti bahwa mereka telah tamat dari sekolah latihan-Nya. Masih banyak yang harus mereka pelajari sebelum dapat dianggap siap untuk menamatkan pelajaran mereka. Sebelum saat itu tiba, Ia tidak ingin melepaskan mereka dari pengawasan-Nya secara pribadi. Perhatian-Nya dalam hal ini begitu jelas dan metoda-Nya berkenaan dengan hal ini begitu nyata, sehingga pengawasan dapat dianggap sebagai suatu langkah lain dalam rencana Yesus.



    7. PENGAWASAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Belum jugakah kamu paham?" (Markus 8:17).

    Ia Mengawasi Mereka

    Setiap kali murid-murid menyelesaikan tugas pemberitaan Injil, Yesus mendekati mereka untuk mendengarkan laporan-laporan kerja mereka dan juga membagikan pengalaman-pengalaman-Nya dalam hal-hal yang sama. Ini berarti bahwa pengajaran-Nya berkisar antara petunjuk-petunjuk dan pemberian tugas-tugas. Pada waktu Ia bersama-sama dengan mereka, Ia menjelaskan alasannya mengapa sesuatu hal dilakukan, dan menyiapkan mereka untuk mendapat pengalaman-pengalaman baru. Segala sesuatu yang Ia katakan - pertanyaan-pertanyaan-Nya, ilustrasi-ilustrasi-Nya, peringatan-peringatan-Nya, dan ajaran-ajaran-Nya - dimaksudkan untuk menunjukkan hal-hal yang perlu mereka ketahui dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya, yaitu penginjilan dunia ini.

    Sesuai dengan prinsip ini, segera setelah kedua belas murid diutus, mereka "berkumpul dengan Yesus" dan memberitahukan kepada-Nya "semua yang mereka kerjakan dan ajarkan" (Mar 6:30; Luk 9:10). Seolah-olah Alkitab menyatakan bahwa pertemuan kembali ini telah diatur sebelumnya. Oleh sebab itu, perjalanan keluar yang pertama dari para murid hanya merupakan suatu latihan, sementara mereka masih melanjutkan pelajaran mereka dengan Sang Guru.

    Sudah tentu, bahwa dengan berkumpul kembali setelah perjalanan penginjilan selesai, murid-murid mendapat kesempatan, untuk beristirahat secara jasmani maupun secara rohani, yang sangat mereka butuhkan. Tentang berapa lama para murid itu keluar, tidak dijelaskan dalam Alkitab. Mungkin hanya beberapa hari saja, atau mungkin juga seminggu. Sebenarnya unsur waktu tidaklah begitu dipentingkan. Yang penting, seperti tertulis, adalah bahwa setelah murid-murid diutus keluar, mereka harus saling membagikan pengalaman maisng-masing, dengan kelompok mereka.

    Demikian juga, setelah ketujuh puluh murid itu diutus keluar, Yesus memanggil mereka kembali untuk memberi laporan mengenai pekerjaan mereka selama perjalanan. "Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu" (Luk 10:17). Setelah pengutusan pertama, kedua belas murid tidak melaporkan hasil yang menyolok tentang pekerjaan mereka, tetapi kemudian mereka mempunyai suatu laporan yang sangat gemilang. Mungkin, perbedaan ini disebabkan oleh adanya persiapan tambahan yang diberikan kepada murid-murid itu.

    Tidak ada yang dapat membuat Tuhan Yesus lebih bersukacita selain daripada ini. Melihat kemenangan yang akhirnya dicapai oleh murid, Yesus berkata, "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit" (Luk 10:18). Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus" dan kemudian Ia memuji Allah atas segala yang telah diperbuat-Nya (Luk 10:21-22). Demikianlah cara Yesus bekerja selama berbulan-bulan dan sekarang Ia mulai melihat buah-buahnya. Untuk membuktikan bahwa Yesus sangat memperhatikan kebenaran yang perlu dipelajari melalui pengalaman-pengalaman, maka peristiwa ini juga digunakan-Nya untuk memperingatkan murid-murid agar jangan sombong karena mereka telah berhasil. Ia takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga" (Luk 10:20).



    Terus-menerus Ditinjau Kembali dan Diterapkan

    Dalam perhimpunan para murid, pengalaman-pengalaman mereka diperiksa setelah mereka kembali dari kunjungan-kunjungan mereka. Di situ kita melihat dengan jelas strategi Tuhan Yesus dalam seluruh pelayanan-Nya. Apabila Ia meninjau kembali pengalaman murid-murid-Nya, Ia juga menunjukkan kepada mereka cara yang praktis untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka.

    Sebagai contoh, perhatikan cara Dia menjawab pertanyaan para murid yang tidak berhasil menyembuhkan seorang anak. Peristiwa ini terjadi pada waktu Tuhan Yesus bersama-sama dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes di atas gunung, tempat Ia dimulaikan. Sebelum ia datang, beberapa murid sudah berusaha untuk menyembuhkan seorang anak yang dirasuk setan, yang dibawa oleh ayahnya kepada mereka. Tetapi mereka gagal, karena iman mereka belum cukup teguh. Pada waktu Tuhan Yesus turun dari atas gunung, di tengah-tengah murid-murid-Nya, Ia melihat seorang ayah dengan anaknya yang berguling-guling karena sakit. Tentu Yesus dapat menyembuhkan anak itu dengan segera, tetapi peristiwa itu tidak dilewatkan begitu saja, melainkan dipakai-Nya untuk memberi pelajaran yang mereka perlukan tentang pentingnya lebih banyak berdoa dan berpuasa agar dapat memegang janji-janji Allah (Mat 17:14-20; Mar 9:17-29; Luk 9:37-43).

    Contoh yang lain ialah cara Yesus mengingatkan kembali tugas mereka pada waktu Ia memberi makan kepada orang banyak. Ia ingin meyakinkan mereka akan kuasa-Nya dalam segala perkara serta memberi juga pelajaran kepada mereka tentang pengertian rohani (Mat 14:13-21; 15:29-38; Mar 6:30-44; 7:31- 8:9, 13:21; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-13). Peristiwa ini terjadi ketika mereka berada di dalam sebuah perahu menyeberangi Danau Galilea, sesaat setelah Sang Guru mencela dengan keras sikap kaum agama pada waktu itu, yang menuntut suatu tanda ajaib dari surga (Mat 15:39-16:4; Mar 8:11-13). Sambil mengeluh dalam hati-Nya karena kejadian di seberang danau itu, Tuhan Yesus berpaling kepada murid-murid-Nya dan berkata, Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi." Tetapi murid-murid yang lambat mengerti hal-hal yang rohani mengira bahwa maksud Yesus adalah mereka tidak boleh membeli roti dari orang-orang yang tidak percaya. Ketika mereka merasa lapar, dan mereka hanya mempunyai sepotong roti, mereka mulai bimbang dari mana mereka dapat sama sekali tidak mengerti maksud ucapan-Nya yang mengandung pelajaran rohani itu agar mereka berhati-hati terhadap ketidak-percayaan, Yesus berkata, "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk kelima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka "Dua belas bakul" (Mar 8:17-19).

    Setelah mendengar perkataan itu, tentu saja mereka ingat kembali dengan jelas peristiwa ketika mereka menyuruh orang banyak itu duduk makan serta menyaksikan Tuhan Yesus melakukan mukjizat dengan roti-roti itu.20 Mereka juga ingat bagaimana Ia memakai mereka untuk membagikan makanan itu kepada sampai setiap orang kenyang dan kemudian Ia menyuruh mereka mengumpulkan sisanya. Sesungguhnya mereka dapat mengingat semua itu dengan jelas, karena masing-masing dari kedua belas murid mendapat satu bakul sisa makanan itu. Demikian pula mereka ingat bahwa dengan cara yang sama mereka mendapat tujuh bakul sisa setelah memberi makan empat ribu orang. Dengan bukti kuasa-Nya ini, mereka tidak dapat menyangsikan lagi, bahwa apabila mereka perlu, Yesus senantiasa dapat memberi makanan kepada mereka meskipun mereka hanya mempunyai sepotong roti saja. "Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki" (Mat 16:12).

    -----
    20. Sebelum Yesus memberi makan lima ribu orang, Ia lebih dahulu meminta murid-murid-Nya memberi orang-orang itu sesuatu untuk dimakan. Ini dilakukan-Nya untuk menunjukkan betapa kecilnya iman mereka (Yoh 6:6), dan juga untuk memaparkan kepada mereka mengenai kesulitan yang timbul karena kurang beriman itu. Sesudah para murid menyadari ketidakmampuan mereka dalam menghadapi keadaan ini, barulah Yesus turun tangan. Tetapi, pada waktu itu Ia tetap melibatkan murid-murid dalam mengatasi persoalan itu.



    Ia Mengajar Murid-Murid-Nya Bersabar Hati

    Salah satu yang sangat mengesankan, dari sekian banyak teguran Tuhan terhadap kegiatan murid-murid-Nya, yaitu sikap mereka terhadap pekerjaan orang lain yang tidak termasuk dalam kelompok para murid. Dalam suatu perjalanan, mereka pernah bertemu dengan seorang yang sedang mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus, dan mereka melarang itu karena ia bukan pengikut mereka (Mar 9:38; Luk 9:49). Murid-murid mengira bahwa tindakan mereka itu benar. Tetapi ketika hal itu dilaporkan kepada Sang Guru. Tuhan Yesus merasa perlu untu menguraikan kepada mereka panjang lebar tentang bahaya melarang pekerjaan apa pun yang dijalankan karena Dia (Mat 18:6-14; Mar 9:39-50). Yesus berkata, "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu" (Luk 9:50). Lalu, untuk menjelaskan penggunaan yang lebih luas, Ia menekankan tentang orang- orang yang tulus hati, terutama anak-anak. Ia berkata, "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut" (Mar 9:42). "Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang" (Mat 18:14).

    Dalam perjalanan lain, murid-murid juga menghadapi perlawanan atas pekerjaan mereka, sementara menjalankan menjalankan tugas bersama-sama dengan Tuhan di Samaria. Dengan segera, mereka ingin meminta api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang itu (Luk 9:51-54). Akan tetapi, Yesus yang sedang berdiri dekat mereka, "berpaling dan menegur mereka". Ia berkata, "Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya" (Yoh 12:47). Setelah itu, "lalu mereka pergi ke desa yang lain" (Luk 9:56).



    Prinsip yang Ditekankan

    Banyak ilustrasi lain yang dapat dipakai untuk menunjukkan bagaimana Yesus senantiasa mengawasi tindakan dan reaksi murid-murid-Nya dalam menghadapi kesulitan. Ia terus menerus mendekati mereka, dan semakin dekat dekat akhir pelayanan-Nya di bumi, semakin banyak Ia mencurahkan perhatian-Nya kepada mereka. Ia tidak membiarkan mereka tetap diam dalam keberhasilan, ataupun dalam kegagalan. Apa pun yang telah mereka lakukan, Tuhan tetap menunjukkan kepada mereka bahwa selalu masih banyak lagi yang harus dikerjakan dan dipelajari. Memang Ia bersukacita melihat keberhasilan mereka, tetapi ia terus-menerus menekankan tujuan-Nya, yaitu untuk memenangkan seluruh dunia ini. Itulah sebabnya Ia senantiasa mengawasi segala usaha mereka.21

    Inilah latihan praktek yang terbaik. Yesus membiarkan murid-murid-Nya mencari pengalaman-pengalaman atau membuat pernyataan- pernyataan sendiri, kemudian Ia menggunakannya sebagai titik tolak untuk melanjutkan ajaran-Nya mengenai pemuridan. Apabila mereka gagal dalam berusaha untuk mengerjakan pekerjaan-Nya, mereka akan lebih menyadari kekurangan mereka, sehingga, mereka bersedia menerima teguran Sang Guru. Di samping itu, Yesus dapat pula menekankan ajaran-Nya tepat pada beberapa peristiwa tertentu dalam kehidupan dengan menjelaskan cara pelayanan yang sesuai. Seseorang senantiasa akan lebih menghargai suatu pelajaran, apabila ia diberi kesempatan untuk mempraktekkan apa yang sudah diketahuinya.

    Yang paling penting dalam pengawasan ialah bahwa Tuhan Yesus senantiasa mendorong murid-murid-Nya ke arah tujuan yang telah Ia tetapkan bagi mereka. Ia tidak mengharapkan lebih daripada apa yang sanggup mereka kerjakan, tetapi Ia menghendaki supaya mereka berusaha sekuat tenaga. Ia mengharapkan supaya mereka senantiasa maju, sementara mereka bertumbuh dalam pengetahuan dan kasih karunia. Rencana pengajaran-Nya yang terdiri dari memberi teladan, memberi tugas, dan mengawasi terus-menerus merupakan rencana-Nya untuk mendorong mereka mencapai hasil yang semaksimal mungkin.

    -----
    21. Jelas sekali bahwa Ia sangat berhati-hati dalam mengajar mereka bahwa Roh Kudus akan terus mengawasi pekerjaan mereka sesudah Ia meninggalkan mereka secara badani. Pekerja Kristen tidak pernah berjalan tanpa pengawasan secara pribadi.



    Penerapan Prinsip-Nya Dewasa Ini

    Pengawasan serupa, yang tekun dan penuh kesabaran, sangat dibutuhkan dewasa ini oleh orang-orang yang berusaha untuk melatih orang-orang lain dalam penginjilan. Jangan kita menganggap bahwa pekerjaan ini dapat dilakukan dengan baik hanya karena orang yang melakukannya telah dilatih lalu diutus keluar dengan semangat yang meluap-luap. Banyak hal dapat menggagalkan dan membelokkan pekerjaan itu. Jika hal-hal ini belum pernah dihadapi oleh para pelatih, maka mereka dapat dengan mudah menjadi kecil hati dan cemas. Demikian pula, banyak pengalaman anugerah yang membawa kesukaan hati harus dijelaskan dan diperdalam, sehingga dipandang sebagai bagian rahmat dari Kristus terhadap dunia. Oleh bidang penginjilan untuk mendapat pengawasan dan bimbingan pribadi sampai pada saat mereka boleh dilepas untuk meneruskannya sendiri.



    Tujuan Harus Selalu Jelas

    Kita harus senantiasa ingat bahwa tujuan kita adalah memberitakan Injil untuk memenangkan seluruh dunia. Janganlah memberitakan sesuatu yang belum benar-benar kita mengerti. Sering terjadi bahwa seseorang diutus ke tempat pelayanan tanpa terlebih dahulu diberi latihan ataupun petunjuk. Akibatnya, kegiatan-kegiatannya hanya terbatas pada suatu lingkungan kecil saja yang menghabiskan tenaga dengan kesibukan-kesibukan tanpa ada pertumbuhan. Orang itu memiliki percakapan, tetapi tidak dikembangkan. Dengan demikian, ia tidak dapat menjadi pemimpin yang cakap sebab kurang pengawasan. Hasilnya lenyap, justru pada saat kemenangan sudah berada di ambang pintu. Apa yang pada mulanya kelihatan baik, akhirnya menjadi batu penghalang.

    Tidak dapat disangkal lagi bahwa kebanyakan dari usaha kita bagi Kerajaan Surga terbuang percuma karena kelalaian semacam itu. Kita gagal bukan karena kita tidak berusaha mengerjakan sesuatu, tetapi karena kita membiarkan usaha-usaha kita yang kecil menjadi alasan untuk tidak berbuat yang lebih besar. Akibatnya hasil kerja dan pengorbanan kita yang sudah bertahun-tahun dilakukan itu menjadi sia-sia.

    Kapan lagi kita akan belajar kepada Kristus untuk tidak merasa puas hanya dengan hasil pertama dari mereka yang diutus untuk bersaksi? Murid-murid harus dibimbing kepada kedewasaan. Itulah yang harus kita kerjakan untuk mencapai kemenangan. Ladang kita adalah seluruh dunia ini. Kita tidak dipanggil untuk mempertahankan benteng, tetapi untuk menyerbu sampai ke puncak-puncaknya. Hanya dengan demikian kita dapat memahami langkah terakhir dalam strategi penginjilan Tuhan Yesus.



    8. PELIPATGANDAAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    "Pergi dan menghasilkan buah" (Yohanes 15:16).

    Yesus Mengharapkan Supaya mereka Melipatgandakan Diri

    Yesus menghendaki supaya murid-murid-Nya menjadi sama seperti Dia sendiri di dalam dan melalui gereja (jemaat) yang sedang dihimpunkan-Nya dari dunia ini. Jadi, pelayanan-Nya melalui Roh Kudus harus dilipatgandakan melalui kehidupan murid-murid-Nya. Melalui mereka dan orang-orang lain yang seperti mereka, pelayanan itu akan terus berkembang, sehingga banyak orang dapat mengalami hidup yang sama seperti yang telah mereka alami dengan Yesus. Dengan strategi demikian, nyatalah bahwa kemenangan atas dunia ini hanya bergantung pada waktu dan kesetiaan mereka kepada rencan-Nya.

    Dalam diri murid-murid-Nya, Tuhan Yesus telah menanamkan suatu susunan gereja yang akan mengalahkan kuasa maut dan neraka (Mat 16:18). Kerajaan-Nya telah mulai sebagai biji sesawi yang kecil, yang akan bertumbuh terus sampai menjadi pohon yang "lebih besar daripada sayuran yang lain" (Mat 13:32; Mar 4:32; Luk 13:18-19). Yesus tahu bahwa tidak semua orang akan diselamatkan. Ia mengakui adanya pemberontakan manusia terhadap anugerah yang telah disediakan, tetapi Ia melihat jauh ke masa yang akan datang, pada saat mana Injil keselamatan akan diberitakan dalam nama-Nya kepada segenap makhLuk Melalui pemberitaan ini, gereja-Nya berperang melawan dosa dan Iblis, pada suatu ketika akan menjadi gereja yang aman serta gereja yang menang.

    Kemenangan ini tidak dicapai dengan mudah. Banyak yang akan mengalami aniaya dan mati syahid di dalam peperangan itu. Tetapi, bagaimanapun beratnya ujian-ujian yang dialami oleh murid-murid-Nya, dan bagaimanapun banyaknya pemberontakan yang membawa kegagalan-kegagalan, pada akhirnya gereja-Nya pasti menang. Tidak ada yang dapat menggagalkannya seperti tertulis, "alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18).



    Kemenangan melalui Kesaksian

    Keyakinan yang teguh akan kemenangan-Nya di masa yang akan datang itu didasarkan atas pengenalan-Nya akan orang-orang yang sekarang ini berbakti kepada-Nya. Ia tahu bahwa setidak-tidaknya murid-murid-Nya sudah memahami kebenaran-Nya. Petrus, juru bicara dari kelompok-Nya, sudah menyimpulkan semua ini dalam pengakuannya kepada Yesus, bahwa Dialah "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16; bandingkan dengan Mar 8:29; Luk 9:20). Ini adalah suatu kebenaran yang tidak dapat dimusnakan. Atas dasar inilah Yesus memperlihatkan bagaimana kemenangan-Nya akan dicapai, seperti ternyata dalam jawaban-Nya kepada Petrus, "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku mendirikan jemaat-Ku" (Mat 16:18).

    Berbagai penafsiran timbul untuk menjelaskan perkataan Yesus itu. Perkataan Yesus itu ditujukan kepada seseorang yang sudah menyatakan imannya secara pribadi kepada Tuhannya. Sebenarnya kesadaran Petrus bahwa Gurunya adalah Anak Allah, bukanlah suatu hal yang disimpulkannya sendiri yang menyatakan itu kepadanya. Namun demikian, kebenaran yang sudah dialaminya sendiri dalam hidupnya itu nyata sekali telah terjadai "darah dagangnya". Dengan mengucapkan kebenaran itu kepada orang lain, maka kemenagan bagi gereja Kristus sudah tersedia dengan pasti. Bagaimanakah ia dapat dimusnahkan? Iman Rasul Petrus kepada Kristus sudah tertanam sedemikian di dalam hidupnya, hingga sudah menjadi seperti batu karang - Petrus sendiri membandingkan Tuhan Yesus dengan "Batu penjuru yang terpilih", di atas-Nya semua orang percaya menjadi "batu-batu yang hidup" dalam susunan gereja-Nya (1Pet 2:4-8; Ef 2:20-22).22

    Tetapi, janganlah kita gagal melihat hubungan yang erat antara memberi kesaksian tentang Kristus dan kesenangan-Nya yang terakhir atas dunia ini. Kita tidak dapat mencapai yang satu dengan mengabaikan yang lain. Mempersatukan kedua kenyataan yang hidup ini dengan kuasa Roh Kudus merupakan puncak kebijaksanaan Tuhan dalam strategi penginjilan-Nya.

    -----
    22. Patut dicatat bahwa Petrus sendiri yang menulis perumpamaan ini. Selanjutnya, tanpa adanya tuntutan bagi kedudukan pribadi yang tinggi di dalam surat-suratnya, dengan tegas menunjukkan bahwa Petrus tidak memahami sikap Tuhannya dalam menganugerahkan suatu kekuasaan keimanan atau kerohanian kepadanya.



    Prinsip yang Ditekankan

    Semuanya bergantung pada murid-murid-Nya. Merekalah pelapor-pelapor dalam gerakan-Nya yang sedang berkembang itu. "Oleh pemberitaan mereka" Ia mengharapkan orang-orang lain pun akan percaya kepada-Nya (Yoh 17:20). Orang-orang ini kemudian melanjutkan pemberitaan itu kepada orang-orang lain pula, sehingga pada satu ketika dunia ini akan mengetahui siapa Dia dan apa tujuan pelayanan-Nya (Yoh 17:21,23). Seluruh strategi penginjilan-Nya, bahkan penggenapan maksud yang sebenarnya dari kedatangan-Nya ke dalam dunia ini - mati di kayu salib, dan bangkit dari antara orang mati untuk keselamatan orang-orang berdosa - berdasarkan ketaatan murid-murid yang telah dipilih-Nya untuk tujuan-Nya ini. Jumlah anggota yang mulai melakukan pekerjaan ini, tidaklah penting, asal mereka berbuah dan mengajar murid-murid mereka selanjutnya untuk mengeluarkan buah-buah. Dengan cara inilah jemaat-Nya akan mencapai kemenangan, yaitu melalui penyerahan hidup secara total dari orang-orang yang sudah mengenal Juruselamatnya dengan sungguh-sungguh, sehingga Roh-Nya dan metoda-Nya menggerakkan mereka untuk memberitakan Injil kepada orang-orang lain. Walaupun kelihatannya sederhana, namun demikianlah cara Injil memenangkan dunia ini. Yesus tidak mempunyai rencana lain.



    Ujian terhadap Pelayanan-Nya

    Inilah batu ujiannya: Dapatkah murid-murid-Nya meneruskan pekerjaan-Nya setelah Ia pergi? Atau yang lebih penting lagi, dapatkah mengerjakannya dengan baik, tanpa pengawasan-Nya secara pribadi? Hal ini rupanya telah banyak dipikirkan oleh Tuhan Yesus. Sesungguhnya, secara manusia Tuhan Yesus tidak dapat memastikan bahwa penanaman-Nya dalam diri mereka akan berfaedah bagi Kerajaan Allah, sebelum ada kedewasaan iman dalam hidup mereka. apabila mereka gagal untuk memberitakan pekerjaan Roh-Nya kepada orang-orang lain yang akan meneruskan pekerjaan-Nya, maka sia-sialah pelayanan-Nya bersama mereka selama bertahun-tahun itu.

    Tidaklah mengherankan, kalau Yesus senantiasa menekankan kepada murid-murid-Nya mengenai perlunya menghasilkan buah. Sebuah lukisan tentang hal ini, yaitu perumpamaan pokok anggur dan ranting-rantingnya (Yoh 15:1-17). Dengan gambaran yang sangat sederhana tetapi mendalam, Kristus menjelaskan bahwa tujuan pokok anggur (Dia sendiri) dan ranting- rantingnya (orang-orang yang percaya kepada-Nya) ialah untuk menghasilkan buah. Oleh sebab itu, setiap ranting yang tidak berbuah dipotong oleh pengusahanya, karena ranting itu tidak berguna. Ranting-ranting yang berbuah dibersihkannya supaya lebih banyak berbuah (Yoh 15:2). Jelaslah, bahwa kekuatan yang menghidupkan pokok anggur itu tidak dapat terus-menerus diberikan kepada ranting-rantingnya yang mati. Tiap-tiap ranting harus berbuah, karena demikianlah harapan pengusahanya. Itulah sebabnya Yesus memberikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya. Jika mereka tetap tinggal di dalam Dia, pasti mereka berbuah banyak (Yoh 15:5,8) dan buah-buah mereka itu kekal (tetap) adanya (Yoh 15:16). Seorang Kristen yang tidak berbuah bertentangan dengan prinsip ini. Yesus sendiri mengatakan bahwa sebuah pohon dikenal dari buahnya.

    Dalam seluruh pelayanan-Nya, prinsip ini selalu ditekankan oleh Tuhan Yesus. Ia melihat hal itu sebagai pahala yang harus timbul sebagai akibat dari pengorbanan-Nya sendiri bagi dunia ini (Yoh 12:24; bandingkan dengan Yoh 17:19). Itulah tanda bagi orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Nya di surga (Mat 7:16-23; 4:18-20; Luk 8:14-15). Hal ini dilihat-Nya sebagai suatu kekurangan dalam kehidupan orang-orang Farisi dan Saduki yang membuat mereka begitu jahat dalam pandangan-Nya (Mat 3:7-8; 12:33-34; Luk 13:6-9). Dengan berbagai cara, dan kepada berbagai manusia, Yesus menyuruh orang-orang menilai buah-buah kehidupan mereka, supaya mereka mengenal keadaan mereka sendiri. Jika dilihat dalam konteksnya yang lebih luas, menghasilkan buah-buah rohani berarti menghasilkan kehidupan Kristus di dalam pribadi manusia: pertama-tama, dalam diri kita sendiri; kemudian, dalam diri orang-orang lain. Sesungguhnya, segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan Tuhan Yesus menunjukkan prinsip ini.



    Amanat Agung

    Amanat Agung Kristus yang telah diberikan kepada gereja-Nya ialah "menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat 28:19). Arti amanat ini ialah bahwa murid-murid itu harus pergi ke seluruh dunia dan memenangkan jiwa-jiwa yang kemudian akan menjadi yang kemudian akan menjadi murid- murid Kristus - seperti mereka sendiri. Amanat ini lebih jelas lagi apabila kita mempelajari nas Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Dalam nas itu kata-kata "pergi", "membaptis" dan "mengajar" dipakai dalam bentuk tata bahasa "partisip" yang intinya adalah kata kerja yang mengontrolnya, yaitu "menjadikan semua bangsa murid." Ini berarti bahwa Amanat Agung itu bukan hanya pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil kepada segala makhluk (Mar 16:15), bukan pula hanya membabtis para petobat dalam nama Allah Tritunggal ataupun mengajarkan kepada mereka ajaran- ajaran Kristus, melainkan "menjadikan semua bangsa itu murid" - membangun manusia-manusia lain menjadi seperti mereka sendiri. Terdorong oleh amanat Kristus ini, mereka kemudian bukan saja mengikuti Yesus, tetapi membawa orang-orang lain juga untuk mengikuti jalan-Nya. Hanya dengan menjadikan mereka murid-murid, barulah kegiatan-kegiatan pemberitaan Injil itu mencapai tujuan-Nya.



    Berdoa bagi Para Penuai

    Yang ditekankan adalah soal kepemimpinan. Tuhan Yesus menegaskan hal itu dalam pelayanan-Nya bahwa sudah waktunya untuk menuai orang banyak. Akan tetapi, tanpa gembala-gembala rohani yang memimpin mereka bagaimana mungkin mereka dapat dimenangkan? Karena itu, Tuhan Yesus mengingatkan murid-murid-Nya, "Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:37-38; bandingkan dengan Luk 10:2). Kata-kata ini kedengarannya hampir-hampir mengandung keputusasaan yang timbul karena merasakan adanya kebutuhan yang sangat mendesak bagi dunia ini. Tidak ada gunanya kita hanya mendoakan dunia ini. Apakah hasilnya? Allah telah mengasihi mereka dan telah mengaruniakan Anak-Nya untuk menyelamatkan mereka. Tidak ada gunanya hanya mendoakan dunia ini secara samar-samar. Dunia telah hilang dan dibutakan oleh dosa. Satu-satunya harapan bagi dunia ini adalah mengutus orang-orang pergi memberitakan Injil keselamatan, dan setelah memenangkan jiwa-jiwa itu bagi Juruselamat, tidak akan meninggalkan mereka, melainkan bekerja sama dengan mereka dengan setia, sabar, dan tulus hati sampai mereka menjadi orang-orang Kristen yang berbuah dan menyatakan kasih Penebus kepada dunia ini.



    Penerapan Prinsip Ini dalam Hidup Kita

    Akhirnya, di sini kita menjumpai titik penilaian terhadap segala sumbangan dari kehidupan dan kesaksian kita. Segala sesuatu harus sesuai dengan tujuan utama dari Dia. Juruselamat dunia ini. Apakah mereka yang telah kita bawa kepada Kristus juga telah memimpin orang-orang lain kepada-Nya serta menjadikan mereka murid-murid, seperti kita sendiri? Perhatikanlah: tidaklah cukup hanya menyelamatkan mereka yang sedang menuju kebinasaan, walaupun memang hal ini adalah kewajiban kita. Tidaklah cukup hanya menambahkan bayi-bayi (petobat-petobat) yang baru lahir dalam iman Kristus, walaupun hal itu juga perlu jika kita ingin mempertahankan buah-buah hasil pertama. Tidaklah cukup hanya mengutus mereka keluar untuk memenangkan jiwa-jiwa saja, sekalipun pekerjaan itu terpuji. Juga tidaklah cukup hanya mendapatkan lebih banyak pengikut. Yang benar-benar penting dalam pekerjaan kita ialah ketaatan petobat-petobat itu, yang kelak keluar untuk menjadikan petobat-petobat dan pemimpin-pemimpin baru. Tentang apakah kita dapat memenangkan generasi kita bagi Kristus, bukanlah tujuan yang kita kerjakan sekarang untuk mencapai generasi-generasi yang akan menggantikan kita. Pekerjaan kita belum dapat dikatakan selesai, sebelum prinsip tindak lanjut (follow up) dilakukan untuk memberi kepastian selamat dalam hidup orang- orang lain yang telah ditebus oleh Injil itu.

    Nilai setiap pemberitaan Injil bukanlah terletak pada apa yang dilihat sekarang, atau pada apa yang tercatat dalam laporan sinode, melainkan pada adanya kesinambungan pekerjaan itu. Demikian juga ukuran keberhasilan jemaat bukanlah terletak pada jumlah nama-nama baru yang ditambahkan dalam daftar keanggotaannya, bukan pula pada pelipatgandaan jumlah anggaran belanja, tetapi pada jumlah orang-orang Kristen yang dengan aktif memenangkan orang-orang bagi Kristus serta meneguhkan jiwa-jiwa itu yang selanjutnya akan memenangkan orang banyak. Yang penting adalah luasnya pengaruh kesaksian kita. Oleh sebab itu, nilai-nilai pekerjaan kita hanya dapat diukur dalam kekekalan.

    Bukankah telah waktunya kita meninjau kembali hidup dan pelayanan kita dari sudut ini? Dalam buku Born to Reproduce Dawson Trotman berkata, "Dimanakah pekerja-pekerja kita?" Apakah yang telah mereka lakukan bagi Allah? Camkanlah apa artinya bagi hari depan jemaat (gereja) jika kita sekarang hanya memperoleh satu murid yang sejati sebagai hasil jerih payah kita. Bukankah ini akan segera melipatgandakan pengaruh kita? Seandainya murid yang sejati ini memenangkan jiwa lagi, bukankah itu menambah pengaruh hidup kita empat kali ganda? Paling tidak, secara teoritis, apabila murid-murid Tuhan terus-menerus memenangkan jiwa dengan cara pelipatgandaan demikian, dalam waktu singkat Injil sudah dapat mencapai orang banyak. Ini hanya terwujud bila orang yang kita namakan murid itu benar-benar mengikuti jejak Tuhan Yesus.



    Gereja Kristen Telah Menjadi Buktinya

    Kita patut bersyukur karena murid-murid Tuhan yang pertama telah melaksanakan cara ini. Mereka telah memberitakan Injil kepada orang banyak, tetapi selama itu mereka juga membina persekutuan dengan orang- orang yang percaya. Sebagaimana tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, demikian juga para rasul telah mendidik orang-orang lain untuk meneruskan pelayanannya sampai ke ujung bumi. Kitab Kisah Para Rasul secara keseluruhan merupakan uraian bagaimana prinsip penginjilan ini, yaitu prinsip-prinsip mengenai kehidupan Kristus, telah dipakai dalam pertumbuhan jemaat pada abad pertama.

    Cukuplah kiranya jika kita mengatakan bahwa jemaat yang pertama telah membuktikan keberhasilan rencana Sang Guru untuk memenangkan dunia ini. Begitu hebat pengaruh kesaksian mereka, sehingga sebelum abad itu berakhir, masyarakat bangsa kafir telah digoncangkan sampai ke akar- akarnya, dan jemaat-jemaat telah dibangunkan di banyak tempat. Apabila penginjilan dilanjutkan sama pesatnya dengan penginjilan pada abad pertama, pasti dalam beberapa abad saja dunia ini sudah dapat merasakan sentuhan tangan Yesus.



    Jalan Pintas Membawa Kegagalan

    Zaman terus berganti. Lambat laun cara penginjila Yesus yang sederhana itu mulai ditinggalkan dan muncul suatu bentuk baru. Memang penyesuaian prinsip kepada perubahan keadaan senantiasa perlu, tetapi entah apa sebabnya, prinsip-prinsip itu sendiri dicampurbaurkan dengan suatu keinginan untuk memberi bentuk baru kepada Injil. Prinsip-prinsip untuk mengembangkan kepemimpinan dan menghasilkan buah-buah yang berharga telah dikabarkan oleh suatu rencana pengumpulan orang banyak dengan cara yang lebih mudah. Metoda-metoda penginjilan yang dipakai oleh jemaat secara kelompok maupun secara pribadi lebih cenderung memakai cara baru yang melihat kepada tujuan yang dekat dan bukan kepada tujuan yang jauh ke depan untuk mencapai seluruh dunia. Tidak jarang, seperti dalam zaman kebangunana rohani yang besar, prinsip-prinsip mengenai metoda Yesus ini tampil ke depan. Tetapi menurut ahli sejarah gereja, keadaan-keadaan yang demikian tidak bertahan lama dan tidak disukai oleh sebagian besar anggota gereja. Rencana Tuhan Yesus tidak disangkal, hanya dilalaikan untuk sementara. Banyak orang memikirkan prinsip Tuhan bekerja sebagai sesuatu yang dipandang baik dan harus diingat untuk menghargai peristiwa yang lampau, tetapi mereka tidak secara sungguh-sungguh memikirkannya sebagai suatu prinsip kerja pada masa sekarang.



    Masalah yang Dihadapi Dewasa Ini

    Masalah kita sekarang ialah tentang metoda. Upacara-upacara panitia-panitia, organisasi-organisasi, tugas-tugas, dan kampanye-kampanye yang tersusun baik dimaksudkan untuk menunaikan pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh pribadi-pribadi yang diurapi oleh Roh Kudus. Kita tidak bermaksud merendahkan usaha-usaha manusia, karena tanpa usaha-usaha itu gereja tidak dapat berjalan dengan baik. Namun demikian, jemaat tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, kecuali jika tugas pribadi dari Yesus menentukan tujuan-tujuan dan rencana-rencana ini.

    Kapan lagi kita akan menyadari bahwa penginjilan bukan dilaksanakan oleh sesuatu, melainkan oleh seseorang? Penginjilan adalah pernyataan kasih Allah, dan Allah sendiri adalah satu Pribadi. Hakikat-Nya sebagai pribadi hanya dapat dinyatakan melalui Roh-Nya di dalam kehidupan orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Nya. Panitia-panitia mungkin dapat mengatur dan memimpin ke arah tercapainya maksud itu, akan tetapi pekerjaan itu sendiri hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang mencapai orang lain lagi bagi Kristus.

    Itulah sebabnya kita sepaham dengan E.M. Bounds yang menyatakan dalam bukunya Power through Prayer (Kuasa karena Doa) bahwa "orang adalah metoda Allah." Sebelum kita memperoleh orang-orang yang dipenuhi dengan Roh-Nya dan yang kamu mengerjakan rencana-Nya, cara apa pun yang kita pakai tidak akan berhasil.

    Inilah metoda penginjilan baru yang kita butuhkan. Metoda ini bukanlah menekankan metoda yang lebih baik, tetapi menekankan orang-orang yang lebih baik - orang-orang yang sudah mengenal Penebusnya secara pribadi dengan sungguh-sungguh - orang-orang yang melihat tujuan-Nya dan merasakan kasih-Nya bagi dunia ini - orang-orang yang rela menjadi kecil supaya Tuhan Yesus saja yang dibesarkan - orang-orang yang semata-mata menginginkan agar Kristus menjelmakan hidup-Nya di dalam dan melalui mereka, sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Inilah jalan yang direncanakan oleh Tuhan Yesus untuk mewujudkan tujuan-Nya di atas bumi ini, dan apabila rencana itu dilaksanakan menurut strategi-Nya, semua kuasa Iblis tidak dapat mengalahkan penginjilan seluruh dunia ini.



    KESIMPULAN

    [Info 18330] [Hak Cipta 18331] [Indeks 18332]

    Tuhan Yesus dan Rencana Anda

    "Aku adalah Alfa dan Omega" (Wahyu 1:8).

    Setiap Kehidupan Mempunyai Rencana

    Apakah rencana hidup Anda? Setiap orang harus mempunyai hidup yang berencana. Rencana adalah suatu prinsip yang mengatur terwujudnya tujuan hidup seseorang. Mungkin kita belum menyadari bahwa hidup kita pun mengandung suatu rencana, namun tindakan-tindakan kita senantiasa mengikuti suatu pola kerja yang tertentu.

    Apabila kita sungguh-sungguh berusaha menilai tujuan hidup kita serta langkah-langkah untuk mencapai tujuan hidup itu, yang kita temukan mungkin tidak memuaskan. Akan tetapi, suatu penilaian yang jujur dapat membawa kita pada kesadaran akan panggilan kita. Setidak-tidaknya, bagi orang percaya, cara Yesus ini haruslah menjadi batu ujian bagi setiap tindakannya.

    Suatu rencana pelayanan yang kita hargai mungkin harus disesuaikan atau mungkin juga harus dibuang sama sekali. Mungkin juga pengertian anggota-anggota jemaat terhadap pelayanan sang pendeta harus berubah, sesuai dengan pandangan Yesus. Malahan pendeta harus berubah, sesuai dengan pandangan Yesus. Malahan, besar kemungkinan, seluruh pandangan kita mengenai pengertian "berhasil" harus ditinjau kembali. Tetapi, apabila prinsip-prinsip yang telah dijelaskan di sini ternyata benar, pakailah itu sebagai pedoman kerja. Agar bermanfaat bagi kehidupan kita, prinsip- prinsip ini perlu sekali dipakai untuk melaksanakan tugas-tugas dalam kehidupan sehari-hari.



    Metoda Akan Berbeda

    Kita masing-masing harus mencari jalan untuk memasukkan kebijaksanaan rencana Yesus ke dalam pelayanan kita. Setiap orang tidak diharuskan mengambil cara yang sama, ataupun menyesuaikan diri dengan pola kerja yang sama. Ketidakseragaman adalah bagian dari struktur alam semesta, dan metoda mana pun harus diakui baik kalau Allah mau memakainya, walaupun banyak cara yang perlu disesuaikan. Tuhan telah memberikan kepada kita suatu bagan kerja, tetapi Ia menghendaki supaya kitalah yang mengisi hal-hal yang kecilnya sesuai dengan keadaan dan kebiasaan setempat. Ini melibatkan segala kemampuan kita. Mungkin kita perlu mencoba cara-cara pendekatan yang baru, dan harus berani mengikuti perubahan keadaan dan masa. Jika kita takut gagal untuk melaksanakan suatu program kerja, kita tidak akan pernah memulainya; dan jika kita takut untuk mencobanya kembali berulang-ulang, kita pun tak akan mendapat banyak kemajuan.



    Prioritas Manusia

    Metoda apa pun yang hendak kita pakai, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa prioritas harus diberikan kepada tugas untuk mencari dan melatih orang-orang menjadi pemberita-pemberita. Orang-orang hanya dapat mengenal atau menerima Injil melalui saksi-saksi yang hidup. Tidaklah cukup hanya dengan memberi penjelasan saja kepada mereka. Dunia ini harus diberi suatu demonstrasi iman. Untuk itu, harus ada seorang yang berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Ikutlah aku; aku tahu jalannya." Inilah titik pusat segala rencana kita. Bagaimanapun tingginya nilai rohani pekerjaan kita, namun nilai yang kekal dari segala pekerjaan kita bergantung pada taraf kesempurnaan penyelesaian pekerjaan itu.

    Akan tetapi, kita harus sadar bahwa orang-orang yang dibutuhkan oleh Kristus tidaklah datang secara kebetulan. Itu membutuhkan perencanaan atau latihan yang saksama dan usaha yang sungguh-sungguh. Jika kita hendak melatih orang-orang, maka kita harus bekerja bagi mereka. Kita harus mencari mereka. Kita harus memenangkan mereka. Dan yang paling penting, kita harus berdoa bagi mereka. Beberapa di antara mereka mungkin telah mempunyai kedudukan yang baik dalam gereja, sedangkan yang lain masih menunggu-nunggu panggilan untuk datang kepada Kristus. Tetapi di mana pun mereka berada, kita harus mendekati mereka dan melatih mereka menjadi murid-murid Tuhan yang menghasilkan buah.



    Mulailah dengan Beberapa orang Saja

    Kita tidak perlu dengan banyak orang sekaligus. Pekerjaan yang terbaik senantiasa dimulai dengan sedikit orang. Lebih baik kita menyediakan waktu setahun bagi satu atau dua orang yang sungguh-sungguh mau belajar bekerja bagi Kristus daripada menghabiskan waktu seumur hidup bagi sebuah jemaat hanya untuk menjalankan acara-acara gerejani. Sekalipun kelompok yang pertama kecil, tidak menjadi soal. Yang penting ialah supaya orang-orang yang kita berikan prioritas itu, benar-benar terlatih dan menjadi murid yang berhasil memenangkan orang-orang lain bagi Tuhan kita.



    Bersekutu Setiap Hari

    Satu-satunya jalan yang tepat untuk mencapai hasil ini adalah dengan bersekutu. Supaya pengikut-pengikut kita dapat mengerti apa tujuan mereka dilatih, kita perlu bersekutu dengan mereka. Inilah inti rencana agung itu - membiarkan mereka menyaksikan cara kerja kita agar mereka dapat merasakan kebutuhan kita, dan mengetahui apa hubungannya dengan pengalaman sehari-hari. Dengan demikian, mereka mengetahui bahwa penginjilan adalah suatu hal praktis yang berhubungan dengan segala hal. Mereka melihat hal itu bukan sekadar suatu pelajaran teologi, melainkan sebagai suatu sikap hidup. Yang lebih penting lagi adalah, bahwa dengan bersekutu, mau tidak mau mereka tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan mereka dalam pekerjaan itu.



    Berilah Waktu yang Cukup kepada Mereka

    Rencana yang demikian tentu saja akan memerlukan waktu, dan hal ini memang layak dilakukan. Tetapi dengan sedikit kebijaksanaan, kita dapat merencanakan untuk melakukan banyak pekerjaan bersama-sama, yang tadinya memang kita kerjakan sendiri, seperti: berkunjung; berapat; pergi ke persekutuan; berolah raga, dan berdoa. Waktu untuk bersekutu tidak perlu terlampau banyak. Sementara kita melayani orang-orang, murid-murid kita dapat berada bersama-sama dengan kita. Dengan demikian, mereka juga dapat membantu kita untuk melayani orang-orang dalam jumlah yang lebih banyak lagi.



    Persekutuan Kelompok

    Supaya persekutuan kelompok ini berjalan lancar, kita perlu menyusun waktu-waktu tertentu untuk bertemu, baik dengan seluruh kelompok maupun dengan sebagian. Dalam pertemuan-pertemuan ini kita dapat menyelidiki Alkitab bersama-sama, berdoa, dan pada umumnya saling membagi pengalaman-pengalaman, cita-cita, dan beban-beban kita. Tidak perlu menceritakan seluruhnya apa yang ingin dikerjakan oleh kelompok kita atau membahas apa rencana kita yang terakhir, tetapi biarlah pertemuan- pertemuan itu bertumbuh dalam suasana persekutuan. Apabila tiba waktunya, kelompok ini dapat menyusun sendiri tata tertib khususnya dalam pelayanan gereja.

    Sekarang ini gagasan untuk mengadakan persekutuan kelompok ini muncul kembali dibanyak tempat. Ini menandakan adanya suatu kebangunan kembali yang mengandung harapan besar. Dalam segala lapangan hidup dan dalam setiap gereja, kelompok- kelompok rohani yang kecil ini sedang bertumbuh. Sebagian dari mereka mencapai tujuannya, sebagian lagi telah menyimpang. Namun, pada umumnya gerakan ini mengungkapkan suatu kerinduan yang dalam untuk mengalami kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Oleh karena kelompok-kelompok ini tidak terikat oleh tradisi atau peraturan tertentu dari luar, maka penekanan dan bentuk kelompok ini tidak selalu sama. Tetapi prinsip persekutuan yang erat dan berdisiplin di dalam kelompok merupakan ciri khasnya. Pemusatan pada prinsip inilah yang menyebabkan metoda ini bertumbuh. Sebab itu, baik sekali kalau kita semua selalu menggunakan prinsip itu dalam pelayanan kita.

    Di sinilah melihat betapa pentingnya pengakuan penginjil-penginjil terkemuka seperti Billy Graham, mengenai kuasa rencana kerja ini jika dipakai dengan tepat dalam gereja. Atas pertanyaan: "Bila Anda seorang pendeta dari suatu gereja yang besar dalam sebuah kota besar, apakah rencana kerja Anda?" Billy Graham menjawab, "Saya kira, salah satu tindakan saya yang pertama adalah membentuk suatu kelompok kecil, kira-kira terdiri dari delapan sampai dua belas orang yang akan bersekutu beberapa jam seminggu. Ini berarti mengorbankan waktu dan usaha dari pihak mereka. Untuk beberapa tahun lamanya saya akan membagi-bagikan kepada mereka segala sesuatu yang saya miliki. Dengan demikian, saya akan mempunyai dua belas pelayan dari kaum awam yang selanjutnya akan melatih delapan sampai dua belas orang lain lagi. Saya tahu, bahwa ada satu dua gereja yang sudah mempraktekkan cara ini dan gereja-gereja itu mengalami pembaharuan yang besar. Saya kira, Kristuslah yang mulai dengan cara yang demikian. Sebagian besar waktu-Nya dihabiskan-Nya bersama-sama dengan kedua belas murid-Nya bukan dengan orang banyak. Saya kira, setiap kali ia bersama-sama dengan orang banyak, hasil yang dicapai-Nya sangat sedikit. Hasil yang terbesar datang dari percakapan- percakapan-Nya dengan pribadi-pribadi, dan dari persekutuan-Nya dengan kedua belas murid-Nya." Di sini Billy Graham hanya menekankan kebijaksanaan dari metoda Tuhan Yesus.



    Harapkan Sesuatu dari Mereka

    Belum cukup kalau kita hanya membawa orang-orang ke dalam persekutuan kelompok dalam jemaat. Mereka harus diberi kesempatan untuk mempraktekkan hal-hal yang telah mereka pelajari. Jika mereka tidak diberi kesempatan untuk bekerja di luar kelompok, mereka akan puas di dalam lingkungan kelompok kecil masing-masing dengan hanya hormat-menghormati, dan akhirnya mereka tidak bertumbuh. Kita harus melihat tujuan kita dengan jelas. Kita sudah dipisahkan dari dunia ini, dan itu bukanlah berarti kita sudah bebas dari peperangan. Justru kesempatan ini harus digunakan sebagai suatu kesempatan untuk menghimpun kekuatan yang lebih besar untuk menghadapi serangan yang akan datang.

    Oleh sebab itu, kewajiban kita adalah menyalurkan kecakapan mereka ke dalam tugas-tugas tertentu. Masing-masing dapat berbuat sesuatu. Pembagian tugas harus dimulai dari hal-hal yang ringan serta rutin, seperti: mengirim surat-surat, mengatur alat pengeras suara untuk kebaktian-kebaktian di luar, atau dengan hanya memberi tugas sebagai tuan rumah untuk suatu pertemuan. Lambat laun setelah terbukti bahwa mereka dapat mengerjakan lebih banyak, dapat ditambah dengan tugas lain yang lebih berat. Yang mempunyai bakat mengajar dapat ditempatkan di Sekolah- Sekolah Minggu. Kemudian, mungkin kita dapat memberi tugas penggembalaan yang sesuai dengan kecakapan mereka. Mungkin beberapa orang dapat ditugaskan mengunjungi orang-orang sakit, atau mengunjungi rumah-rumah sakit. Mungkin juga beberapa orang dapat ditugaskan untuk berkhotbah. Dan tentunya, setiap orang harus diberi tugas khusus dalam penginjilan pribadi.

    Suatu pelayanan yang terbaik bagi mereka, adalah bimbingan lanjutan bagi petobat-petobat baru. Di sini mereka dapat memegang peranan yang sangat penting dalam memimpin bayi-bayi rohani ke arah disiplin dengan cara yang sama seperti yang pernah mereka pelajari. Mereka yang kita latih untuk pekerjaan ini selanjutnya, akan menjadi kunci untuk meneruskan usaha penginjilan gereja.



    Doronglah Mereka

    Semuanya ini membutuhkan banyak pengawasan, baik dalam hal perkembangan pribadi mereka maupun dalam hal mereka melayani orang-orang lain. Kita harus sering bertemu dengan mereka, dan mendengarkan hasil-hasil pekerjaan mereka. Ini berarti bahwa pada setiap kesempatan, kita harus membimbing mereka. Persoalan-persoalan yang timbul dalam pengalaman mereka harus dipecahkan selagi hal itu masih segar dalam ingatan mereka. Sikap dan reaksi yang duniawi perlu segera diketahui dan dibereskan, karena hal-hal ini dapat menjadi penghalang bagi pelayanan mereka terhadap Tuhan maupun terhadap manusia.

    Yang paling penting ialah membimbing mereka untuk bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan. Berhubung ingatan kita sering lemah, mungkin ada baiknya kita menyediakan suatu daftar rencana kerja untuk melatih mereka, dan kemudian membuat catatan-catatan mengenai kemajuan mereka. Hal ini perlu sekali, lebih-lebih jika kita bekerja dengan beberpa orang pada waktu yang bersamaan, dan masing-masing mempunyai pengalaman-pengalaman yang berlainan. Kita harus sabar karena pertumbuhan mereka mungkin akan berjalan lambat, akibat pengaruh-pengaruh luar. Tetapi apabila mereka sungguh-sungguh ingin mencari kebenaran dan bersedia mengikutinya, mereka akan bertumbuh dewasa dalam Kristus.



    Bantulah Mereka dalam Memikul Tugas-Tugas

    Mungkin bagian yang paling sulit dari seluruh proses latihan ialah bahwa kita harus dapat membayangkan kesulitan-kesulitan yang belum dialaminya, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapinya. Hal ini sangat sulit dan kadang-kadang sangat mengecewakan. Ini berarti bahwa kita tidak boleh melupakan mereka. Sekalipun kita sedang merenungkan firman Tuhan dan belajar, namun murid-murid kita harus tetap ada dalam ingatan dan doa kita. Tetapi, adakah jalan lain bagi seorang ayah yang mengasihi anak-anaknya? Kita harus memikul tanggung jawab selama masa pertumbuhan mereka sampai kita dapat melepaskan mereka untuk bekerja sendiri. Jika kita membiarkan mereka mandiri sebelum waktunya, mereka mungkin mengalami kegagalan total. Hal ini haruslah kita sadari. Sebagai pembimbing dan guru, kita bertanggung jawab dalam mengajar anak-anak rohani kita mengenai bagaimana caranya untuk hidup bagi Yesus.



    Kita Harus Rela Melepaskan Diri

    Segala usaha harus diarahkan kepada satu tujuan, yaitu memimpin orang-orang pilihan ini sampai kepada masa di mana mereka dapat bekerja sendiri di tempat mereka masing-masing. Jika masa itu sudah dikat, orang-orang itu harus sudah matang dalam melatih jiwa-jiwa yang telah dimenangkan melalui kesakian-kesaksiannya, atau dalam membimbing jiwa-jiwa yang telah diserahkan untuk diberi bimbingan lanjutan. Tanpa mereka sadari rencana kita telah tercakup dalam latihan mereka. Sebelum kita menarik kembali pengawasan kita, kita harus menjelaskan kepada mereka, apa sebenarnya rencana kita semula. Hal ini harus jelas sekali bagi mereka, supaya mereka dapat menilai sendiri dan memberitakannya kepada orang-orang yang sedang mereka layani.



    Yang Paling Penting: Pengalaman Rohani

    Hal yang menentukan ialah pengalaman rohani mereka sendiri. Sebelum mereka dapat dilepaskan dari pengawasan kita, mereka harus diteguhkan dalam iman yang telah mengalahkan dunia ini (1Yoh 5:4). Iblis yang dibantu oleh roh-roh jahat akan berusaha dengan segala tipu dayanya untuk mengalahkan mereka. Dunia yang akan mereka injili berada di bawah kuasa si jahat (1Yoh 5:19), dan sepanjang jalan mereka harus berperang. Setiap kemajuan yang terkecil pun harus mereka capai dengan berperang, karena musuh pantang menyerah. Hanya dengan kepenuhan Roh Kudus saja tantangan itu dapat dihadapi. Jika mereka tidak hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, dan tidak maju dalam kesucian dan kuasa-Nya, mereka dengan mudah dapat dikalahkan. Dengan demikian, segala hasil pekerjaan kita dengan mereka akan menjadi sia-sia.

    Oleh sebab itu, segala sesuatu yang telah kita kerjakan bergantung pada kesetiaan mereka. Beberapa banyak orang yang telah kita himpunkan untuk maksud itu, tidaklah penting. Yang penting adalah berapa banyak yang sudah memperoleh kemenangan karena Kristus. Itulah sebabnya, mutu jiwa selalu harus kita perhatikan. Apabila kita mendapat pemimpin yang tepat, yang lain-lainnya akan menyusul; jika tidak, yang lainnya pun akan tidak berarti.



    Kemenangan yang Mahal Harganya

    Mengharapkan pemimpin yang bermutu tinggi, sesungguhnya tidaklah mudah. Mungkin banyak di antara mereka yang kita bimbing merasa bahwa hal itu terlalu berat, lalu mundur. Baiklah hal ini kita hadapi sekarang juga. Pelayanan Kristen menuntut yang terbaik yang dapat kita lakukan. Jika orang-orang ingin berguna bagi Tuhan, pertama-tama mereka harus belajar mengutamakan Kerajaan Allah. Memang, pasti akan ada kekecewaan-kekecewaan. Akan tetapi, mereka yang lulus dalam ujian ini akan keluar untuk melaksanakan pekerjaan kita ke dalam ladang tuaian Tuhan, dab mereka akan mendatangkan kesukaan besar bagi kita.

    Kita hidup bukan untuk waktu sekarang saja. Kepuasan kita terletak pada keyakinan, bahwa dalam generasi-generasi yang akan datang pelayanan kita akan menghasilkan buah melalui mereka yang telah terlatih menjadi saksi bagi Kristus, dany yang terus-menerus memberitakan Injil sampai ke ujung bumi, bahkan sampai pada kesudahan alam.



    Apakah Ini Telah Menjadi Kerinduan Anda

    Dunia ini sedang mencari seseorang yang sungguh-sungguh dapat diikuti. Dan hal ini sudah pasti. Akan tetapi, apakah orang yang akan diikuti itu mengetahui jalan Kristus, ataukah ia akan serupa dengan mereka sendiri yang hanya membawa orang-orang kepada kegelapan yang lebih dahsyat lagi?

    Pertanyaan inilah yang menentukan seluruh rencana hidup kita. Kebenaran atas segala sesuatu yang kita lakukan masih menantikan buktinya dan oleh sebab itu, nasib orang banyak bergantung kepada Anda.

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-002 Bagaimana Bersaksi tanpa Berdebat?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Bagaimana bersaksi tanpa berdebat? Jawabannya haruslah lembut, berkaitan dan dapat bertahan lama. "Penginjilan persahabatan" adalah suatu cara penting untuk menarik orang-orang kepada perubahan yang Kristus sedang perbuat dalam diri kita (1Pet 3:15). Namun apakah itu jawaban yang menyeluruh? Sudahkah sebagian dari kita menggunakan strategi itu sebagai alasan untuk tidak berbicara secara terbuka entang iman kita?

    Ketika saya bertemu Bill Fay, saya merasakan iman yang dalam dan keyakinan yang menyuarakan kebenaran. Mendengar ceritanya dan mendengarkannya menjelaskan cara-cara praktis untuk lebih langsung dalam bersaksi, membangun kembali rasa kebutuhan yang amat sangat dalam hati saya sendiri.

    RBC menawarkan pengalaman dan metode kesaksian Bill bukan karena kami menganggap bahwa itulah satu-satunya cara, namun karena kebutuhan untuk dipengaruhi oleh seseorang yang sedang mengerjakan segala hal yang ia dapat lakukan untuk menjangkau orang-orang bagi Kristus.

    Martin R. De Haan II


    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria P.O. Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 Diterjemahkan dari How Can I Share My Faith Without an Argument? Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1991 pada RBC Ministries SMI-002-93. Diterjemahkan: Lianawati

    Bagian A. Tentang Penulis Buku ini

    "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa", dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan kesabaranNya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepadaNya dan mendapat hidup yang kekal.

    - Paulus (1Tim 1:15-16)

    Yesus Kristus mengubah hidup. Sama seperti Dia mengubahkan tujuan hidup Rasul Paulus secara dramatis, Tuhan terus menerus mengubah hidup manusia hingga masa kini. Bill Fay, penulis buku ini, adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Ia sedang mengejar tujuan hidupnya sendiri ketika Tuhan membuatnya jatuh tersungkur.

    Pada awal hidupnya, Bill telah memutuskan untuk menjadi orang nomor satu dalam segala hal yang ia perbuat -- tidak peduli apa pun juga. Di perguruan tinggi ia menemukan berbagai cara untuk menipu demi mencapai tujuan. Namun yang lebih penting, ia belajar berjudi. Kenyataannya, bakat-bakatnya yang luar biasa sebagai penjudi licik, membantunya untuk membiayai kehidupannya di perguruan tinggi.

    Setelah lulus ia menjadi sales dan dengan cepat menapak jenjang kariernya. Namun dalam hidupnya, ia menghadapi suatu dimensi baru ketika ia mengunjungi Las Vegas, surga para penjudi. Karena keahliannya bermain kartu, ia mulai dikenal, dan ia menjalin hubungan dengan orang-orang terkemuka di dunia hitam. Sementara ia tetap memegang jabatannya, ia mulai menjadi penghubung mafia di seluruh negara.

    Bill pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari satu istri ke istri lain, untuk mengejar tujuan pribadinya. Ia mengira akan memperolehnya ketika ia menjadi pimpinan di sebuah perusahaan besar. Ia memiliki banyak limousine, pengeluaran besar, penghargaan, jam tangan Rolex, cincin berlian, dan emas di tangan serta lehernya. Namun di tengah-tengah tumpukan uang, kekuasaan, dan kemewahan; hidupnya sunyi dan kosong.

    Di samping pekerjaan tetap, Bill kemudian memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan lain yang akan memanfaatkan kemampuan pemasarannya. Ia membangun salah satu rumah bordil terbesar di Amerika Serikat. Namun bisnis ini membawanya ke dalam kesulitan. Ia ditahan sehubungan dengan usahanya yang baru itu, dan perusahaan memecatnya. Meskipun demikian, Bill memulai bisnis penelitian dan mulai mencetak uang lagi.


    "Di tengah-tengah tumpukan uang, kekuasaan, dan kemewahan; hidupnya sunyi dan kosong"

    Sebagai hiburan yang menyenangkan selama hidupnya yang penuh gejolak dan ketegangan itu, Bill pergi ke sebuah tempat berlibur di Colorado yang bernama Lost Valley Ranch. Pada mula ia tidak tahu kalau tempat itu mempekerjakan orang-orang yang percaya pada Kristus. Namun ia memperhatikan bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan tempat tersebut.

    Bill dapat meladeni orang Kristen mana pun yang berani berdebat dengannya. Namun pada suatu pagi di hari Paskah, ia mendengar sesuatu yang mengganggunya sampai ia menyerahkan hidupnya pada Kristus. Selama kebaktian di tempat terbuka, seorang pria muda kira-kira berusia 22 tahun berbicara tentang perbedaan antara kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Bill mendengarkan dengan sungguh-sungguh karena ia tahu ia tidak memiliki kedamaian sejati. Namun saat pria itu berkata bahwa kedamaian datang hanya melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, Bill menaiki kudanya dan merengut, "Aku tidak butuh omong kosong seperti itu dalam hidupku." Dan ia mengendarai kudanya keluar dari padang rumput itu.

    Beberapa saat kemudian, Bill berjalan masuk ke tempat penyimpanan raket dan bertemu seorang pria yang kelak memainkan peran penting sampai ia beriman pada Kristus. Dr. Paul Grant baru saja bermain tenis hari itu setelah meminta kesempatan kepada Tuhan agar dapat bersaksi tentang imannya. Kedua orang itu bertemu, dan Paul bercerita tentang Kristus kepada Bill dengan penuh kasih.

    Paul mengundang Bill dan istrinya, Peggy, ke gereja. Setelah kebaktian ia mengundang mereka ke rumahnya. Paul dan istrinya, Kathie, memancarkan hubungan pribadi dengan Kristus. Walaupun tergerak oleh kesaksian mereka, Bill belum siap untuk memberikan hidupnya kepada Kristus.

    Masih dalam masa percobaan dari penahanan sebelumnya, Bill ditangkap karena kasus pemukulan polisi. Setelah berakhir minggu di penjara dengan uang jaminan sebesar $250,000 dolar, hidupnya sampai pada titik kritis. Bill hanya duduk di rumahnya selama dua hari dengan berurai air mata. Kepahitan hidup terasakan olehnya. Ia ingin lari dari kenyataan melalui obat-obatan, alkohol, bahkan bunuh diri. Berkat kemurahan Allah, ia tidak memilih salah satu dari cara-cara tersebut.

    Istri Bill menyarankan agar ia mengundang pendeta yang telah menikahkan mereka. Setelah mengemukakan beberapa keberatan, akhirnya ia menelepon juga. Apa yang ia dengar tujuh tahun yang lalu di sebuah ranch, kembali muncul di benaknya. Kepada pendeta itu ia menyampaikan keinginannya akan kedamaian sejati. Hari berikutnya ia mengendarai mobilnya sejauh lebih dari 135 km ke sebuah gereja kecil di daerah pedalaman. Dengan berlutut di atas lantai yang berdebu, ia datang untuk mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Hal itu terjadi tanggal 4 Maret 1981. Ia meninggalkan gereja itu sebagai orang yang berbeda.

    Ia kembali ke rumah dan menghadapi pemeriksaan pengadilan, namun diputus bebas. Ketika ia meninggalkan pengadilan, ia memutuskan untuk tidak pernah mendekati penjara lagi. Namun Tuhan memiliki rencana lain. Selama beberapa tahun kemudian, ia mengunjungi orang-orang hukuman di penjara untuk bersaksi tentang Yesus kepada mereka.


    Aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Filemon 1:6

    Sejak itu, Bill telah bersaksi tentang imannya kepada orang-orang dari berbagai latar belakang dan mengajar banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Namun Bill sendiri mengatakan, "Keajaiban yang terbesar dari semuanya bukanlah perubahan dalam apa yang saya lakukan, tetapi perubahan dalam diri saya. Pencarian kekuasaan, uang dan wanita telah digantikan dengan pengejaran kebajikan-kebajikan yang pernah saya rendahkan: kasih, kejujuran, kesetiaan, pengurbanan, kedisiplinan, kerendahan hati, iman, kesabaran, dan ketabahan. Dan karena saya tahu bahwa satu-satunya kehidupan yang berarti untuk dijalani adalah hidup melalui Kristus, saya telah menjadikan hidup saya hidup yang bersaksi tentang Dia kepada sesama manusia."

    Pada halaman-halaman berikut ini, Bill akan menjelaskan bagaimana ia bersaksi tentang imannya dengan penuh percaya diri, dan bagaimana Anda juga dapat melakukannya.

    Redaksi


    Bill Fay adalah lulusan Seminari Denver, pendeta khusus liga utama tim baseball Colorado Rockies dan tim baseball Denver Zephyrs Triple-A, pendeta khusus untuk dua departemen kepolisian, pembicara program radio nasional Let's Go, dan pembicara nasional dan pemimpin seminar.

    Bagian B. Mengatasi Berbagai Kendala

    Pernahkah Anda ingin bersaksi tentang iman Anda tetapi tidak jadi karena takut? Ketika saya menanyakan pertanyaan ini dalam banyak acara pertemuan di gereja, pendeta pun mengakuinya. Hal ini wajar.

    Apa yang menyulitkan kita untuk bersaksi tentang iman kita? Dalam sebuah seminar yang saya pimpin, orang-orang memberikan jawaban sebagai berikut:

    • Saya tidak tahu bagaimana mengarahkan pembicaraan ke Injil. Saya takut ditolak.
    • Saya tidak tahu bagaimana memulai percakapan tentang hal-hal yang berbau rohani.
    • Saya kurang yakin Tuhan mau berbicara melalui saya.
    • Saya tidak dapat membayangkan orang-orang akan mau mende-ngarkan apa yang saya katakan.

    Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun sebelumnya kita perlu untuk memperjelas peran dan sikap kita yang tepat.

    Kita perlu menghilangkan mentalitas "harus memenangkan mereka". Orang tidak akan beriman kepada Kristus karena kepandaian kita "memaksa" mereka untuk percaya. Kita harus menyadari bahwa jika kita "memenangkan" seseorang untuk Kristus, ia belum tentu benar-benar diselamatkan. D.L. Moody, seorang penginjil, sedang naik kereta api ketika seorang pemabuk datang kepadanya dan berkata, "Tuan Moody, saya adalah salah seorang yang bertobat karena Anda." Moody menjawab, "Saya kuatir Anda benar, karena nampak jelas Anda bukan petobat milik Tuhan."

    Kita juga harus meyakini bahwa keberhasilan di mata Tuhan adalah: bersaksi tentang iman dan memancarkan hidup kekristenan kita. Dia tidak mengukur keberhasilan dengan berapa orang yang kita bawa kepada Yesus Kristus. Tugas kita adalah beriman kepadaNya.

    Tentu saja kita masih takut gagal dan ditolak. Tidak ada perasaan yang lebih kuat di dunia ini daripada perasaan-perasaan tersebut. Perasaan itu menyakitkan. Namun kita harus ingat bahwa orang-orang dalam Injillah yang ditolak, Yesus yang mereka tolak, bukan kita. Sepertinya kita yang ditolak, tetapi kita harus membebaskan diri dari perasaan yang menyebabkan kita merasa seperti itu. Yesus berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 6:44).


    Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.

    Rasul Paulus menulis kepada orang-orang percaya di Korintus, "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar" (1Kor 2:3). Namun hal itu tidak membuatnya berhenti. Kenyataannya, sebagian besar kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis oleh orang yang "penakut" itu.

    Allah memahami bahwa kita mungkin merasa takut. Namun kita tidak memiliki alasan untuk tidak bercerita kepada orang lain tentang Kristus, karena kuasaNya menjadi sempurna di dalam kelemahan kita (2Kor 12:9).

    Saya merasa takut setiap kali harus ke rumah sakit. Hal itu terlalu berat buat saya. Namun kenyataan itu tidak menjadi alasan buat saya untuk tidak menengok orang-orang yang telah Allah percayakan untuk saya layani di rumah-rumah sakit. Kita harus pergi -- baik suka maupun tidak.

    Ingatlah Musa. Ia gagap. Musa tidak akan menjadi seorang penyiar TV yang baik pada masa kini. Allah memilih kelemahan-kelemahan yang ada di dunia ini untuk mempermalukan orang-orang bijak dan kuat. Dan jika ada orang yang memenuhi kriteria untuk hal-hal tersebut di atas, sayalah orangnya.

    Dan akhirnya, jika Anda berpikir bahwa orang yang kepadanya Anda ingin bersaksi adalah orang yang sulit, Anda harus percaya bahwa Allah adalah Allah dari segala hal yang mustahil. Anda dan saya perlu mengingat bagian kita dan bagian Allah dalam proses menyaksikan iman kita.

    BAGIAN KITA

    • "Yesus mendekati mereka dan berkata: 'KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu'" (Mat 28:18-19).
    • "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami" (2Kor 5:20).

    BAGIAN TUHAN

    • "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman TUHAN semesta alam" (Za 4:6)
    • "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh" (1Kor 2:4).
    • "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 6:44). "Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya"(Yoh 6:65).

    Bagian C. Bagaimana Saya Dapat Bersaksi?

    Saya ingin memaparkan pendekatan langkah demi langkah yang sederhana yang telah saya gunakan dalam bersaksi kepada orang lain. Dengan cara ini saya menghindari perdebatan yang tidak perlu yang akan menghalangi penyampaian Injil secara lengkap.

    Mula-mula saya menanyakan lima pertanyaan untuk menentukan kondisi rohani orang tersebut. Melalui hal itu saya mencari informasi, bukan menyampaikan alasan-alasan saya.

    Kemudian, saya meminta orang itu membaca beberapa ayat-ayat kunci dari Alkitab dan menanyakan ayat-ayat tersebut berbicara apa kepadanya. Tujuannya bukan untuk berkotbah, tetapi agar Roh Kudus memberi keyakinan, sementara orang itu membaca dan berpikir tentang kebenaran-kebenaran dari Alkitab.

    Langkah ketiga berupa lima pertanyaan yang lain lagi. Pertanyaan-pertanyaan ini meringkas kebenaran-kebenaran ayat-ayat yang baru saja ia baca, dan ia terpanggil untuk mengambil keputusan menerima Kristus.

    • Langkah 1 -- Pendekatan
    • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
    • Langkah 3 -- Penutup
    • Ringkasan

    • Langkah 1 -- Pendekatan
    • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
    • Langkah 3 -- Penutup
    • Ringkasan

    LANGKAH 1 -- PENDEKATAN

    PENDEKATAN (Pertanyaan)

    1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?
    2. Menurut Anda, siapakah Yesus?
    3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?
    4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?
    5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?

    Pada saat Anda mengajukan pertanyaan, hal itu memberi kesempatan pada orang tersebut untuk menyatakan pandangannya. Orang senang menyatakan pendapat-pendapat mereka. Ketika Anda menanyakan satu pertanyaan, jangan menanggapinya dengan jawaban Anda sendiri; maka Anda tidak akan mengakhirinya dengan debat panjang. Pada saat orang itu berkata bahwa ia akan bereinkarnasi atau berakhir saat meninggal, Anda pasti ingin melompat dan menanggapi. Tetapi jangan melakukannya!

    Sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan ini, saya kadang-kadang menggunakan pertanyaan-pertanyaan pengantar yang lain sebagai penghubung. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah: Apakah Anda ke suatu gereja tertentu? Hal itu tidak terlalu memojokkan. Cobalah hal itu pada saat orang tersebut ada di tempat kerja dan amati apa yang terjadi. Pertanyaan itu dapat menjadi alat penghubung yang efektif untuk masuk dalam pertanyaan-pertanyaan berikut.

    1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?

    Pertanyaan pertama ini tidak menanyai orang apakah mereka percaya kepada Allah -- pertanyaan seperti itu mungkin akan menyebabkan Anda mendapat jawaban, "Bukan urusanmu." Namun jika Anda menanyai mereka apakah mereka memiliki kepercayaan rohani tertentu, mereka akan berbicara kepada Anda, sekitar 5-10 menit. Biarkan mereka berbicara, sebab jika mereka melakukan hal itu, mereka tidak akan terlalu mendebat Anda. Jika mereka menjawab langsung "ya" tanpa penjelasan apa pun, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

    2. Menurut Anda, siapakah Yesus?

    Pada saat Anda bertanya pada seseorang apa pendapatnya tentang Yesus, ia biasanya akan menanggapi, "Anak Allah" atau "Orang yang mati disalib." Namun jika saya bertanya tentang hal itu kepada Anda, saya berharap jawaban Anda akan menggambarkan hubungan pribadi Anda dengan Yesus. Saya mengharapkan Anda berkata, "Allahku dan Juruselamatku." Oleh karena itu, perhatikan dengan baik jawaban orang itu.

    3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?

    Pertanyaan ini aman. Ini pertanyaan intelektual. Secara sederhana pertanyaan ini menanyakan apa yang mereka percayai tentang kehidupan yang akan datang.

    4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi? Jika ke sorga, mengapa Anda berpendapat demikian?

    Saya bertanya kepada seorang wanita, "Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?" Ia menjawab dengan tegas, "Jelas tidak ada." Namun pertanyaan keempat ini adalah bersifat pribadi. Jadi ketika saya menanyai ke mana ia akan pergi jika ia meninggal, ia berkata, "Tentu saja ke surga." Pendapat ini mengalir dari kepala ke hatinya. Ketika Anda mulai berbicara tentang aspek-aspek pribadi kehidupan seseorang, ia akan mulai serius.

    Jika orang menjawab, "Surga," tanyakan, "Mengapa?" Jawaban mereka akan menunjukkan dengan tepat kepercayaan mereka yang sesungguhnya. Jika mereka berkata, "Tidak tahu," lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

    5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?

    Pertanyaan terakhir ini adalah pertanyaan yang sulit. Yesus membuat orang-orang Farisi dan Saduki jengkel dengan pertanyaan-pertanyaanNya yang keras, jadi saya tidak ragu-ragu menanyai mereka demikian.

    Apakah dua kemungkinan jawaban atas pertanyaan nomor 5? Ya atau tidak. Jika "ya", teruskan. Jika jawabannya "tidak", berhenti. Dan tahukah Anda apa yang akan terjadi setiap kali Anda berhenti? Orang itu akan berkata, "Tidakkah Anda ingin memberitahu saya?" Kasus seperti ini sangat sering terjadi. Jika Anda mendapat jawaban tidak, ingatlah, itu bukan persoalan Anda, itu urusan Allah.

    VARIASI PENDEKATAN

    Anda dapat membuat variasi pendekatan dalam beberapa cara. Di bawah ini saya berikan beberapa contoh.

    Contoh 1: Saya sedang berada di suatu bandara dan saya berada di tempat pengambilan tiket sebelum naik ke pesawat. Saya mengamati seorang wanita yang sendirian. Saya mendekatinya dan berkata, "Saya memiliki satu pertanyaan." Dan ia bertanya, "Apa?" Saya berkata, "Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?" Ia berkata, "Ini adalah pertanyaan yang penting." Kemudian saya mengajaknya ke satu sudut, dan akhirnya ia menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus.

    Pertanyaan-pertanyaan ini hanya merupakan suatu penyelidikan untuk mengetahui kesiapan hatinya. Anda dapat mengatur mereka sesuai dengan keinginan Anda. Jika Anda ingin langsung ke persoalan inti, tanyakan saja. Tidak ada percakapan yang tidak dapat diarahkan ke pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.

    DERRINGER
    "Derringer" adalah sebuah pistol saku kecil. Para penjudi Barat kuno menggunakannya untuk menembaki lawan mereka. Jika Anda pergi ke suatu tempat dengan seseorang, jangan membawa "senjata" Anda (Alkitab yang dipakai ke gereja). Jika Anda ingin mendekati saya sebelum saya menjadi orang Kristen dan meletakkan Alkitab besar Anda di atas meja restoran, Anda dan Alkitab itu tak akan ditanggapi. Bawalah Alkitab saku yang kecil. Setiap hari bila Anda menaruh di saku atau tas, berdoalah dan katakan, "Tuhan, saya telah siap."

    Contoh 2: Anda dapat berkata kepada seseorang, "Di suratkabar Anda membaca tentang olahragawan ternama yang mencetak banyak uang namun kehidupan pribadinya kacau balau. Menurut Anda, apa yang membuat seseorang berbahagia? Saya ingin tahu apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu? Siapa Yesus menurut pemahaman Anda?"

    Contoh 3: Anda dapat berkata, "Anda tahu bukan, berbagai ketegangan di dunia dan peperangan yang sedang berlangsung, apakah Anda berpikir tentang para tentara itu yang mungkin akan meninggal? Pernahkah Anda memikirkan apa yang akan terjadi pada seseorang jika mereka meninggal? Bagaimana dengan Anda? Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?"

    Anda dapat mengarahkan percakapan apa pun ke dalam konfrontasi yang tidak kentara. Namun jangan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan tadi, atau Anda mungkin tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk berbicara tentang Tuhan kepada mereka.

    Contoh 4: Seorang saksi Yehova datang ke rumah saya. Saat itu saya sedang terburu-buru untuk pergi memenuhi suatu janji, tetapi saya membuka pintu juga. Ia berkata, "Hallo, saya dari Watchtower." Saya berkata, " Sebentar, saya benar-benar harus pergi, tetapi saya mempunyai satu pertanyaan." Ia bertanya, "Apa itu?" Saya berkata, "Jika apa yang Anda percayai ternyata salah, maukah Anda mengetahuinya?" Ia menjawab, "Tapi, Tuan, apa yang saya percayai itu benar, dan saya datang ke sini untuk membagikan kebenaran dan wahyu itu kepada Anda." Saya berkata, " Bu, itu bukan pertanyaan saya." Saya mengulang hal ini 12 kali. Akhirnya ia berkata, "Baiklah." Dan ia telah kembali ke rumah saya dua kali.

    Pokok pikiran dari seluruh pertanyaan tersebut adalah untuk masuk ke Alkitab. Kuasa itu ada pada firman Allah. Saya ingin mengarah ke dalam firmanNya.

    Contoh 5: Saya mempunyai seorang teman yang membaca 1200 kata dalam satu menit dan ingat segala hal yang ia pernah baca. Selama 20 tahun ia menjadi seorang ateis dengan hobinya menggoyahkan iman orang-orang percaya lainnya.

    Pada suatu hari di Guam, di sebuah bis, ia melihat seorang laki-laki yang sedang diganggu oleh beberapa orang. Seseorang merebut Alkitabnya dan melemparkannya keluar lewat jendela. Teman saya yang memiliki hati yang peka itu, mendekat dan berkata, "Mengapa Anda membiarkan mereka melakukan hal itu kepadamu?" Orang itu berkata, "Saya seorang Kristen."

    Teman saya menanggapi hal ini dengan berkata, "Maksud Anda, Anda mau mengatakan bahwa Anda percaya seseorang dimuntahkan dari mulut ikan paus?" Orang itu menjawab ya. Teman saya bertanya dengan cepat, "Dari mana Anda tahu?" Jawabnya, "Alkitab saya mengatakan demikian."

    Hal ini dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan lagi dan orang itu menjawab dengan ya atau tidak dan berkata, "Alkitab saya mengatakan demikian." Hal ini sangat menggusarkan teman saya sehingga ia pulang, meminjam sebuah Alkitab, dan membacanya selama akhir pekan. Sebuah ayat dalam kitab Ayub yang mengatakan, "Diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah" berbicara kepadanya (Ayub 37:14).

    Selama dua minggu ia berpikir dan bergumul antara bunuh diri atau percaya Kristus, sebelum akhirnya ia menyerahkan diri kepada Tuhan. Sekarang ia adalah seorang Kristen, pembela iman yang tangguh.

    Hal yang paling penting adalah: Jangan sampai merasa terancam. Katakan "ya" bila "ya" dan "tidak" bila "tidak".

    • Langkah 1 -- Pendekatan
    • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
    • Langkah 3 -- Penutup
    • Ringkasan

    LANGKAH 2 -- DASAR ALKITAB

    DASAR ALKITAB

    1. Roma 3:23
    2. Roma 6:23
    3. Yohanes 3:3
    4. Yohanes 14:6
    5. Roma 10:9-11
    6. Wahyu 3:20

    Allah menggunakan Alkitab untuk mengubah hidup manusia. Langkah kedua dalam bersaksi tanpa berdebat berdasarkan pada dua prinsip berikut. Pertama, dari Roma 10:17, "Iman timbul dari pendengaran." Pendengaran adalah kuncinya. Prinsip kedua, dalam Lukas 10:26, yang saya kutip, "Apa yang kaubaca di sana?" Roh Kuduslah yang akan memberi meyakinkan dan kepastian. Anda hanya bersiap dan melihat Allah melakukan sesuatu.


    Roh Kuduslah yang akan memberi keyakinan dan kepastian
    1. Roma 3:23 -- "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."

    Pada saat saya bersaksi, saya membawa Alkitab dan membukanya di depan orang lain -- di meja atau di pangkuannya. Saya menunjuk Roma 3:23 dan memintanya untuk membacanya dengan bersuara. Kemudian saya bertanya padanya, "Apa yang dikatakannya pada Anda?" Bila Anda bertanya dengan cara demikian, ia tidak dapat berkata, "Itu kan hanya interpretasi Anda sendiri." Ia akan membaca dan mengatakan kepada Anda apa yang dikatakan Alkitab padanya. Dengan demikian ia tidak dapat berkata bahwa Anda yang memberitahu padanya. Ketika Anda melakukannya, orang tersebut akan berbicara, Roh Kudus akan meyakinkan, dan tak seorang pun yang akan memulai perdebatan dengan Anda tentang interpretasi itu.

    Setelah orang tersebut membaca ayat ini dan memberitahu Anda apa yang didapatnya, bila Anda rasa orang itu memerlukan penjelasan secara sederhana katakan, "Pernahkah Anda membunuh?" Orang itu mungkin berkata, "Belum." Lalu tanyakan, "Pernahkah Anda membenci atau marah pada seseorang?" Ia mungkin akan merasa sedikit terdesak dan berkata, "Yah, Anda sendiri?" Anda berkata, "Tentu pernah." Dan kemudian Anda berkata, "Tahukah Anda bahwa Allah berkata bahwa marah itu sama dengan membunuh?" Pada saat itu ia biasanya akan diam, sebab tiba-tiba ia menyadari bahwa dilihat dari standar kesucian Allah, ia adalah sampah.

    KE MANA SELANJUTNYA? Di bawah ini adalah saran seandainya Anda bingung bagaimana mengingat ayat selanjutnya yang harus dibuka. Bukalah Alkitab Anda pada Roma 3:23. Buka sedemikian rupa sehingga orang yang sedang menghadap Anda dapat membacanya. Pada tepi yang paling dekat, tulis "Roma 6:23." Sementara Anda membaca Roma 3:23 dengan seseorang, Anda akan melihat referensi ayat berikutnya pada tepi Alkitab Anda. Kemudian, pada bagian Roma 6:23, tulislah di tepinya " Yohanes 3:3" Lakukan hal ini untuk semua ayat yang akan Anda gunakan. Setiap kali Anda membuka sebuah ayat, Anda akan tahu ke mana Anda harus meneruskannya.

    2. Roma 6:23 -- "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

    Mintalah orang itu membaca ayat ini, kemudian tanyakan, "Apa yang dikatakan ayat ini?" Ia akan berkata bahwa karena satu dosa kita binasa.

    Ayat ini dapat menghancurkan agama seseorang dan perasaan bahwa ia aman-aman saja. Dalam Roma 6:23, garis bawahi atau lingkarilah kata dosa. Kemudian tariklah garis menuju kata maut. Dengan huruf besar, tulislah kata neraka di dekatnya. Kemudian lingkari kata dalam. (Lakukan hal ini di Alkitab Anda sebelum Anda berbicara dengan orang lain.)

    Ada kecenderungan dalam diri kita untuk terburu-buru. Kita mungkin ingin memberitahu seseorang, "Dengar, tolol, karena satu dosa kamu akan pergi ke neraka. Dan agamamu tidak akan menyelamatkanmu!" Jika Anda melakukan itu, hal tersebut bukan saja tidak kasih, tetapi juga orang itu tidak akan mau mendengar. Anda dapat menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus. Kunci keseluruh-annya terletak pada bagaimana Anda menunjukkannya.


    Ada kecenderungan dalam diri kita untuk terburu-buru, tetapi kita harus penuh kasih dan lemah lembut dalam menyampaikan Injil Kristus

    Setelah orang tersebut membaca dan memberitahukan apa yang dikatakan ayat tersebut kepadanya, Anda dapat berkata, "Apakah Anda perhatikan bahwa di dalam Alkitab saya kata dosa saya garis bawahi?" (Menunjuk ke kata itu.) Ia akan berkata, "Ya." Kemudian sambil menunjuk ke kata dosa Anda dapat berkata lagi, "Hal ini mengingatkan saya bahwa dosa yang dimaksud di sini adalah satu dosa, bukan banyak dosa. Allah berkata karena satu dosa Dia akan mengirim saya ke neraka." Anda menunjuk diri Anda sendiri, tetapi orang tersebut akan mengerti maksud Anda.

    Sekarang, seandainya orang yang Anda ajak berbicara adalah orang yang biasa ke gereja, tanyakan, "Apakah Anda perhatikan bahwa saya melingkari kata dalam? Hal ini mengingatkan saya bahwa saya harus berada dalam suatu hubungan dengan Yesus Kristus, bukan di dalam sebuah agama." Saat itu juga hal-hal yang ia percayai, baptisan anak, sidi, keanggotaan gereja, atau kegiatan keagamaan apa pun lenyap. Dengan ayat ini Anda dengan sopan telah menunjukkan padanya bahwa ia tidak memiliki harapan. Dan Anda telah melakukannya dengan baik sekali.

    3. Yohanes 3:3 -- "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

    Untuk mengingatkan Anda sendiri, di tepi Alkitab di dekat Yohanes 3:3, tariklah sebuah garis silang seperti salib Kristus, dan sepanjang garis itu tulislah pertanyaan, "Mengapa Yesus datang untuk mati?"

    Kali ini ada perkecualian dimana Anda tidak bertanya pada orang itu apa arti ayat tersebut baginya. Mengapa? Karena ia tidak akan tahu.

    Cara untuk masuk ke ayat ini adalah dengan berkata pada orang tersebut, "Saya tahu seseorang seperti Anda yang mendekati Yesus Kristus dan bertanya padaNya bagaimana cara untuk masuk surga. Orang ini adalah seorang yang religius, tetapi ia tahu bahwa pergi ke gereja saja tidak cukup. Saya ingin Anda membaca dengan keras apa yang Yesus katakan padanya." Dan ia akan membaca, "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Jangan bertanya padanya apa artinya. Ia tidak akan tahu. Kita tahu dari Alkitab bahwa Nikodemus sendiri bingung.

    Selanjutnya Anda dapat berkata, "Anda mungkin bertanya-tanya apa yang dimaksud Yesus. Nikodemus berpikir Yesus bermaksud mengatakan bahwa ia harus masuk kembali ke rahim ibunya. Tetapi tidak demikian, Yesus sedang berbicara tentang kelahiran secara rohani."

    Sekarang adalah saatnya untuk mengajukan pertanyaan. Keluarkan sebuah pena dan buatlah tanda salib dengan menggunakan jari Anda dan pena itu. Kemudian tanyalah, "Mengapa Yesus datang untuk mati?" Lima puluh persen dari orang-orang tersebut tidak akan tahu. Dengarkan jawabannya. Orang itu mungkin akan berkata bahwa Yesus harus melakukan hal itu atau Dia ingin melakukannya. Tanyalah, "Mengapa?" Mungkin ia akan berkata, "Yesus datang untuk mati bagi dosa." Katakan, "Benar. Upah dosa ialah maut. Anda baru saja membacanya dalam Roma 6:23." Kemudian katakan, "Yesus tergantung di kayu salib dan Dia menanggung semua dosa-dosa Anda, dan saya, dan dosa seluruh dunia. Ketika Dia mati di kayu alib tersebut, Dia mati untuk saya, untuk pengampunan saya. Pengampunan itu merupakan karunia dari Allah.

    Kemudian pegang pena Anda, dan tanyakan, "Jika Anda menginginkan pena ini, apa yang harus Anda lakukan untuk mendapatkannya?" Ia mungkin akan menjawab, "Saya harus berterima kasih." Anda berkata tidak. Kemudian dia mungkin berkata, "Saya harus membayar." Katakan, "Tidak, ini hadiah yang diberikan gratis." Jangan beri ia jawabannya. Biasanya ia akan berkata, "Saya hanya mengambilnya atau menerimanya."

    Saya tidak tahu mengapa, orang tidak suka menerima sesuatu yang gratis. Namun pada saat mereka mengambilnya, saat itulah Anda dapat berkata, "Nah, hal itu sama dengan apa yang harus Anda lakukan dengan salib. Salib itu tidak menjadi karunia bagi Anda sampai Anda menerimanya untuk diri Anda sendiri."

    4. Yohanes 14:6 -- "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

    Saat Anda sampai pada ayat ini, mintalah orang tersebut untuk membacanya dengan bersuara, kemudian tanyakan apa yang dikatakan ayat tersebut. Orang itu akan berkata bahwa tidak ada jalan lain menuju ke surga untuk bersama-sama dengan Allah jika tidak melalui Yesus.

    Kadang-kadang saya akan berkata, "Apakah Anda melihat jalan lain menuju ke surga kecuali melalui Yesus Kristus?" Dan saya mendapati orang-orang yang dengan marah berkata, "Tidak!" Menurut Anda mengapa mereka jengkel? Karena mereka pikir itu adalah pertanyaan yang tolol, yang memang demikian, karena ayat ini sangat jelas. Jika mereka mengetahuinya, mereka mungkin akan memberi jawaban yang menunjukkan kejengkelan mereka, "Tidak!" Apa yang Anda dengar ini menunjukkan bahwa Allah sedang bekerja.

    5. Roma 10:9-11 -- "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: 'Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.'"

    Salah satu hal yang paling sulit bagi orang-orang untuk percaya adalah bahwa mereka dapat diampuni. Setelah Anda meminta orang tersebut untuk membaca Roma 10:9-11 dan ia melakukannya, tanyakan padanya apakah frase "Jika kamu...percaya...kamu akan diselamatkan" itu termasuk para pembunuh, pecandu alkohol, pecandu obat-obat bius, dan lain-lain. Anda tanyakan hal itu sebab jika ia percaya Allah akan mengampuni seorang pembunuh ia akan percaya Allah akan mengampuni ia untuk perzinahan, kecanduan alkohol, obat-obatan, rasa tidak mengasihi, atau apa saja. Hal ini adalah pokok permasalahannya.


    Salah satu hal yang paling sulit bagi orang-orang untuk percaya adalah bahwa mereka dapat diampuni

    Namun seandainya saat Anda bertanya padanya apakah itu termasuk para pembunuh dan ia berkata tidak, mintalah ia untuk membaca ayat itu lagi. Biarkan Roh Kudus mengajarnya. Ingatlah ini masalah Roh Kudus. Bukan masalah Anda untuk masuk dalam perdebatan tentang apakah Allah akan mengampuni para pembunuh atau tidak.

    6. Wahyu 3:20 -- "Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

    Seperti ayat-ayat sebelumnya, mintalah orang tersebut untuk membaca ayat ini keras-keras. Kemudian tanyakan, "Apa yang dikatakan ayat itu kepada Anda?" Ia akan berkata bahwa saat kita membuka pintu hidup kita kepada Yesus, Dia akan masuk.

    Dengan ayat ini Anda ingin orang itu sadar bahwa Yesus sangat ingin masuk ke dalam kehidupan kita. Tuhan rindu kita menjalin hubungan yang benar dengan Dia.

    Sekarang Anda siap untuk maju ke langkah terakhir.

    • Langkah 1 -- Pendekatan
    • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
    • Langkah 3 -- Penutup
    • Ringkasan

    LANGKAH 3 -- PENUTUP

    PENUTUP

    1. Apakah Anda orang yang berdosa?
    2. Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda?
    3. Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali?
    4. Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus?
    5. Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda?

    Ini adalah bagian yang paling menakutkan bagi kita -- panggilan untuk mengambil keputusan. Beginilah cara.

    Lima pertanyaan akhir ini adalah rangkuman dari ayat-ayat kunci yang telah Anda gunakan untuk membimbing orang lain.

    1. Apakah Anda orang yang berdosa? Pertanyaan ini menunjuk kembali kepada Roma 3:23, "Karena semua orang telah berbuat dosa." Pada permulaan ia telah melihat bahwa "semua orang" itu termasuk ia.

  232. Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda? Roma 6:23 berkata bahwa pengampunan adalah hadiah cuma-cuma yang disediakan Yesus Kristus. Untuk memperoleh karunia itu kita harus menerimanya sendiri.
  233. Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali? Dalam Yohanes 3:1-36, Kristus menjelaskan bahwa Dia akan mati bagi dosa-dosa kita dan kita harus mempercayai Dia untuk dilahirkan kembali.
  234. Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus? Yohanes 14:6 berkata bahwa jalan satu-satunya untuk berdamai dengan Allah ialah melalui Yesus Kristus.
  235. Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda? Roma 10:9-11 menyatakan bahwa kita diselamatkan pada saat kita menerima kebenaran tentang Yesus secara pribadi dan meletakkan iman percaya kita padaNya.
  236. Pada saat Anda menanyakan pertanyaan akhir ini, berdiam dirilah -- dan berdoalah dalam hati untuk orang tersebut. Roh Kudus akan bekerja dalam diri orang tersebut. Tiga puluh detik dalam keheningan akan terasa seperti 20 menit bagi orang tersebut. Inilah saat dimana seseorang sedang membuat keputusan apakah ia ingin mengikut Yesus atau setan. Jadi, kapan pun saya menanyakan pertanyaan akhir itu, saya berdoa dalam hati sekuat tenaga, sementara itu saya berdiam menanti jawabannya.


    Berdiam dirilah dan berdoa, dan biarkan Roh Kudus melakukan pekerjaanNya

    Saya pernah melihat seseorang yang yang sampai mandi keringat. Saya tidak mengatakan sepatah kata pun. Saya hanya tetap menatap matanya dan berdoa. Akhirnya ia berkata, "Ya." Dan saya berkata, "Ya untuk apa?" Ia berkata, "Saya siap." Saya berkata, "Siap untuk apa?" Saya ingin ia membuat keputusan pribadi yang jelas. Itu harus merupakan pilihannya, pernyataan dari keinginan hatinya.

    DOA YANG DISARANKAN

    Ketika orang yang sedang Anda ajak berbicara berkata bahwa ia siap untuk mengundang Yesus masuk dalam hidupnya, Anda dapat membimbingnya dengan doa seperti ini:

    Bapa, terima kasih untuk pemberian cuma-cuma berupa hidup yang kekal. Saya tahu saya seorang berdosa dan membutuhkan pengampunanMu. Saya menyesali dosa-dosa saya di masa lalu, dan saya memohon padaMu untuk mengampuni saya.

    Yesus, saya percaya Engkau mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa saya dan bangkit dari kematian. Sekarang saya membuka pintu hati saya dan mengundang Engkau masuk dalam hidup saya. Saya menyadari tidak ada sesuatu pun yang dapat saya lakukan untuk memperoleh keselamatan, dan saya meletakkan seluruh kepercayaan saya padaMu selama-lamanya. Saya memilih untuk mengikut Engkau sebagai Tuhan saya. Tolonglah saya menjadi orang yang Engkau kehendaki.

    RINGKASAN
    PENDEKATAN
    1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?
    2. Menurut Anda, siapakah Yesus?
    3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?
    4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?
    5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?
    DASAR ALKITAB
    1. Roma 3:23
    2. Roma 6:23
    3. Yohanes 3:3
    4. Yohanes 14:6
    5. Roma 10:9-11
    6. Wahyu 3:20
    PENUTUP
    1. Apakah Anda orang yang berdosa?
    2. Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda?
    3. Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali?
    4. Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus?
    5. Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda?

    Bagian D. Menghadapi Berbagai Keberatan

    Ketika Anda berbicara dengan orang-orang tentang beriman kepada Kristus, Anda mendengar berbagai keberatan, alasan-alasan mengapa mereka tidak mau percaya. Sehubungan dengan berbagai keberatan mereka, kata kunci yang harus Anda ingat adalah mengapa.

    Saya akan memberi sebuah contoh. Saya kenal seorang laki-laki yang memiliki beberapa restoran McDonald. Saya mendengar ia ingin berbicara dengan seseorang untuk belajar lebih banyak tentang Allah, jadi saya merencanakan untuk menemuinya di salah satu restorannya. Kami duduk di salah satu meja. Kami telah memulai dengan pertanyaan-pertanyaan dan Alkitab, dan ia berkata, "Hanya itu, Bill?" Dan saya berkata, "Hanya itu saja." Keberatannya yang pertama adalah, "Apa yang akan Allah lakukan dengan bisnis saya?" Karena saya tidak tahu apakah Allah akan memberkatinya atau membuat bisnisnya gagal, saya bertanya, "Mengapa? Bagaimana dengan bisnismu?"


    "Dalam mengatasi berbagai keberatan, kata kunci untuk diingat adalah mengapa."

    Entah karena Allah menjawab pertanyaan tersebut atau karena pertanyaan itu tidak penting, ia mengarahkan keberatannya ke suatu hal yang sangat berbeda. Ia berkata, "Bagaimana dengan ibu saya?" Saya heran mengapa seorang pengusaha yang sukses begitu memikirkan ibunya sehingga saya berkata, "Mengapa, ada apa dengan ibumu?" Ia berkata, "Ia tidak akan mengakui saya sebagai anaknya!" Saya membuka Matius 10:37 yang mengatakan, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu." Saya menyuruhnya membaca keras-keras, kemudian saya bertanya, "Apa yang dikatakannya padamu?" Ia berkata, "Lebih baik saya cemas tentang ibu saya nanti dan menyerahkan hidup saya kepada Yesus sekarang."

    Berikut ini beberapa tipe keberatan yang lain:

    1. "Saya belum siap." Apa yang akan Anda katakan? Anda tidak berpikir sama sekali mengapa orang itu belum siap, jadi dengan sederhana Anda dapat bertanya, "Mengapa?"

    2. "Saya harus berpikir dulu tentang hal itu." Sekali lagi, tanyakan mengapa. Hal itu tidak memperdayakan orang lain, bukan? Karena seringkali keberatan yang pertama hanyalah pertahanan diri yang bersifat spontan.

    3. "Saya sudah percaya Allah." Saya akan berkata seperti ini, "Jika Anda telah menjawab ya untuk kelima pertanyaan tadi, maka Anda tidak akan memiliki masalah apa pun untuk menerima Kristus. Mari saya berdoa agar Anda menerima Dia." Orang-orang selalu berkata kepada saya bahwa mereka sudah percaya Allah. Namun saya berkata kepada mereka, "Hal itu tidak akan menolong Anda sama sekali. Setan-setan pun percaya kepada Allah dan mereka gemetar" (Yakobus 2:19).

    Masih ingat tentang ilustrasi pena? () Anda dapat kembali ke ilustrasi itu dan berkata, "Saya memiliki pena di tangan, namun selama Anda tidak mengambilnya, pena itu bukan hadiah milikmu."

    4. "Teman-teman saya akan mengira saya tidak waras." Anda dapat berkata, "Hal itu mungkin benar, tetapi masalahnya sekarang adalah: Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hidup Anda?"

    5. "Agama-agama lain memberitahu bahwa saya perlu melakukan sesuatu untuk masuk surga." Hanya ada dua tipe agama di dunia. Yang satu berkata bahwa Yesus mungkin saja seorang nabi, guru, atau orang yang baik, tetapi Dia bukan Allah. Agama tersebut juga percaya bahwa Anda dapat melakukan sesuatu untuk masuk surga -- dengan kegiatan yang menghebohkan, makan makanan yang khusus, melakukan upacara-upacara keagamaan, atau hidup baik.

    Di sisi lain, kekristenan membuat dua pernyataan yang bertentangan: (1) Yesus adalah Allah, dan (2) Allah harus datang menghampiri manusia; manusia tidak dapat datang kepada Allah.

    Jadi kita memiliki dua pandangan yang bertentangan yang tidak mungkin keduanya benar. Pertanyaan-pertanyaan yang penting adalah: Mana yang benar? dan bagaimana kita tahu? Mulailah dengan pernyataan tentang Kristus. Dia mungkin seorang pembohong, seorang fanatik, atau Allah. Kristus mungkin berbohong bahwa Dia Allah, atau Dia gila, atau Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan. Tidak ada bukti bahwa Yesus berbohong. Dia secara meyakinkan tidak memiliki ciri-ciri seorang yang fanatik. Jadi hanya tinggal satu kesimpulan: Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan.


    Kristus mungkin berbohong tentang keberadaanNya sebagai Allah, atau Dia gila, atau Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan

    6. "Apakah Allah menyuruh saya berhenti minum alkohol dan mulai pergi ke gereja?" Ketika saya bertobat pada 4 Maret 1981, saya pergi ke seorang pendeta dan bertanya, "Saya tidak harus menjadi seorang pecinta Alkitab, bukan?" "Tidak," jawabnya. Saya berkata, "Bagus. Saya tidak harus membaca Alkitab untuk diselamatkan, bukan?" "Tidak," jawabnya. Saya bertanya, "Dapatkah saya pulang dan minum minuman keras?" Ia berkata, "Yah, tetapi jangan sampai mabuk." Ia tahu jika pertobatan saya sungguh-sungguh, saya tidak perlu melakukannya. (Sekarang, saya membaca Alkitab saya setiap hari dan saya tidak minum minuman keras dalam 10 tahun ini).

    Kalau orang-orang bertanya pada Anda dengan pertanyaan langsung, jangan terkecoh. Jika mereka bertanya, "Haruskah saya menghentikan cara hidup saya?" Anda lebih baik berkata ya. Mengapa? Karena kepastian itu telah mereka ketahui -- atau jika tidak, mereka tidak akan mengajukan pertanyaan tersebut. Jika mereka tidak mengungkapkannya, jangan mulai mengungkapkan semua dosa yang Anda ketahui dalam hidup mereka. Lihat semua dosa dalam hidup Anda sekarang, apalagi sebelum Anda mengenal Kristus.

    7. "Bagaimana Allah dapat mengirim seseorang ke neraka?" Apakah Anda menyadari bahwa Allah tidak melihat ke sekeliling dan dengan mudah berkata, "Saya akan mengirim orang itu dan yang itu ke neraka?" Allah mengirim AnakNya ke dunia untuk menyelamatkan seluruh dunia, tidak sebagian darinya. Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Roma 10:13).

    8. "Saya belum siap." Saya hanya memiliki satu pertanyaan untuk orang yang berkata seperti itu: "Jika Anda harus meninggal sekarang juga, sebelum menerima Kristus, ke mana Anda akan pergi?" Jika ia menyadari bahwa ia akan pergi ke neraka, ia tidak akan bertahan lebih lama.

    9. "Ada kesalahan dalam Alkitab." Waktu saya mendengar hal itu, saya hanya menyerahkan Alkitab saya kepada orang itu dan berkata, "Saya sudah dan sedang membaca Alkitab selama ini. Dapatkah Anda menunjukkan salah satu kesalahannya kepada saya?" Biasanya orang akan berkata, "Yah, saya belum membacanya." Jadi, tergantung di mana Anda berada dalam proses bersaksi tersebut, Anda dapat menunjuk kembali kepada apa yang Alkitab katakan. Maka Anda akan mendengar keberatan tersebut untuk yang terakhir kalinya.

    10. "Bukankah ada banyak terjemahan Alkitab?" Jawabnya adalah "ya". Ada banyak terjemahan, tetapi mereka berbicara tentang hal yang sama. Ketika orang bertanya tentang hal itu, biasanya hanya suatu mekanisme pertahanan diri. Katakan saja "ya", kemudian bawa mereka kembali ke ayat-ayat Alkitab yang telah Anda lihat.

    11. "Bagaimana Anda tahu bahwa Alkitab benar?" Untuk satu hal, para arkeolog membuktikan hal itu. Ada lebih dari 14.000 salinan naskah Perjanjian Baru yang masih ada sampai hari ini. Dan saat para sarjana membandingkannya, mereka hanya dapat menemukan tidak lebih dari satu paragraf yang berbeda -- dan sebagian besar dari ketidaksamaan itu adalah kesalahan ejaan atau ejaan yang berbeda. Tidak ada di antara ketidaksamaan itu yang mempengaruhi hal-hal doktrinal yang mendasar. Semua bukti itu mengacu pada kesimpulan bahwa kita memiliki teks yang akurat. Penggalan naskah Injil Yohanes yang pertama dicatat hanya 40 tahun dari saat naskah itu ditulis.

    Meskipun kita tahu bahwa Alkitab 100 persen benar, kita perlu menyadari bahwa kita tidak dapat memaksa orang-orang untuk menerimanya sebagai sesuatu yang benar. Jika mereka tidak mau menerimanya, mereka tidak akan mau, tidak peduli berapa banyak bukti yang kita berikan. Setiap kali kita menawarkan bukti-bukti, mereka akan meminta lebih -- sebab mereka tidak ingin percaya.

    Ketika saya menemui kaum intelektual yang skeptis, saya ingat bahwa mereka keras, marah, dan bingung, dan bahwa mereka telah diberi banyak info yang salah. Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa seperti itulah dulu saya sebelum diselamatkan.

    Ketika seorang pengacara terkemuka di Universitas Harvard memutuskan untuk mengadakan pemeriksaan pengadilan dengan tujuan untuk mencemooh apakah ada cukup bukti untuk membuktikan kebangkitan Yesus Kristus, tahukah Anda apa kesimpulan yang diambilnya? Ia berkata di balik bayang-bayang keraguan, bukti-bukti dalam jumlah yang lebih besar ada untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus bangkit dari kematian. Namun ia berkata, "Saya memilih untuk tidak mempercayainya."

    Anda tidak dapat membuat siapa pun percaya terhadap sesuatu. Anda dapat mencoba meyakinkan saya bahwa Abraham Lincoln hidup, tetapi jika saya tidak ingin mempercayainya saya tidak akan percaya.

    Pertanyaan yang saya tanyakan pada orang-orang yang berkata mereka tidak akan mempercayai Alkitab adalah: "Apa yang akan membuktikan bahwa buku itu adalah Firman Tuhan?" Sering kali mereka bahkan tidak tahu. Hal itu hanyalah pertahanan yang diberikan mereka pada Anda.

    Bagian E. Sebuah Tantangan Pribadi

    Orang-orang yang mati secara rohani banyak di sekitar kita. Orang-orang yang belum dilahirkan kembali, yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ada di tempat kerja kita, di lingkungan tetangga kita, di rumah kita.

    Sebagai seorang penginjil, saya melakukan cukup banyak perjalanan. Saya melihat gereja-gereja dengan segala kegiatan dan program-programnya yang kelihatannya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan untuk membawa seseorang mengenal Yesus Kristus. Saya kira ada beberapa pertanyaan keras yang harus ditanyakan pada gereja masa kini.

    1. Pertanyaan-pertanyaan keras
    2. Anda Dibutuhkan
    3. Alasan-alasan
    4. Berapa Banyak Kesaksian Iman Mereka?
    5. Sebuah Impian
    6. Maukah Kita Mengambil Resiko?

    PERTANYAAN-PERTANYAAN KERAS

    Berapa banyak di antara kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus? Apakah kita benar-benar percaya bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali akan binasa? Di mana rasa keterbebanan kita? Saya takut bahwa kita semua pada saat berdiri di depan Allah yang kudus dan hidup, akan direndahkan seperti debu karena kita telah gagal dalam melaksanakan Amanat Agung.


    "Berapa banyak dari kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus?"

    Kelihatannya kita telah melupakan misi kita, dan bahwa Allah telah memperlengkapi kita dengan segala hal yang kita butuhkan untuk memenuhi misi tersebut. Kekuatan kebangkitan Kristus, kekuatan yang membangkitkan Dia dari kematian, hidup dalam diri kita. Dengan kekuatan yang seperti itu, adakah alasan bagi kita untuk tidak bersaksi tentang iman kita?

    ANDA DIBUTUHKAN

    Dari 100 pertobatan, hanya 15 orang yang mengenal Kristus melalui acara pelayanan penginjilan seperti Kebaktian Kebangunan Rohani. Delapan puluh lima orang mengenal Kristus melalui kesaksian pribadi. Oleh karena itu betapa pentingnya bagi kita untuk berbicara kepada sesama tentang Kristus.

    Jika Anda tidak pernah membuka mulut, anda bersalah karena dosa berdiam diri. Mungkin Anda mengira Anda tidak dapat melakukan banyak perubahan, tetapi sesungguh Anda dapat. Coba pertimbangkan cerita berikut ini sebagai contoh. Pada suatu petang seorang diaken, karena alasan yang hanya dimengerti oleh ia sendiri, mengesampingkan sebuah kartu pelayanan kunjungan gereja yang telah diisi oleh seseorang yang menghendaki kunjungan di rumahnya. Pada minggu itu Presiden John F. Kennedy terbunuh. Yang membuat diaken itu terpukul, hari Selasa minggu depannya ia kembali untuk melihat kartu-kartu kunjungan, nama pada kartu yang ia sisihkan itu adalah Lee Harvey Oswald, orang yang menembak presiden.

    ALASAN-ALASAN

    Ada kecenderungan orang-orang Kristen saat ini mengharapkan orang lain yang melakukan penginjilan. Kita memiliki alasan-alasan klasik: "Saya terlalu sibuk." "Itu tugas pendeta." "Saya tidak mempunyai talenta untuk menginjili." Kita menemukan alasan, alasan dan alasan.

    Waktu Petrus menyangkal Kristus tiga kali, ia berkata dalam banyak kata, bahwa ia tidak pernah melihat atau mendengar Yesus. Tak seorang pun di antara kita yang akan memiliki keberanian untuk berkata seperti itu. Namun kita melakukan hal yang sama dengan cara yang lain: Kita menyangkal Yesus Kristus dengan alasan-alasan dan kediaman kita.

    BERAPA BANYAK KESAKSIAN IMAN MEREKA?

    Saya ingin menanyakan sebuah pertanyaan yang keras. Sudahkah Anda, dalam tahun lalu, membawa Alkitab Anda dan membuka halaman-halamannya kepada seseorang yang belum diselamatkan, untuk menunjukkan kepadanya bagaimana menjadi seorang Kristen yang mengalami lahir baru? Saya belum pernah berada di suatu gereja dimana lebih dari 10 persen jemaat menunjukkan bahwa mereka telah bersaksi pada tahun yang lalu. Kiranya Tuhan mengampuni kita!

    Ini adalah masalah yang serius. Seseorang tanpa dilahirkan kembali dan memiliki hubungan pribadi degan Kristus, sedang dalam perjalanan ke neraka, siksaan yang tak berkesudahan, kegelapan, dan kertak gigi. Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.

    SEBUAH IMPIAN

    Saya mempunyai sebuah impian. Dalam impian saya ada sebuah samudra yang penuh dengan orang-orang yang hanyut. Ada sebuah batu karang yang muncul dari dalam lautan itu. Beberapa orang merangkak naik batu itu dan selamat.


    "Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.


    Dalam penglihatan saya, 10 persen orang-orang yang berada di atas batu sibuk membuat tali dan tangga, pergi ke tepian, dan berusaha menarik orang lain untuk naik ke batu tersebut. Namun yang 90 persen sedang sibuk mengurusi taman, musik, pekerjaan, dan hidup mereka di atas batu. Mereka memiliki banyak kesempatan pertemuan dimana mereka menghabiskan sekian banyak waktu untuk mengembangkan program-program untuk kembali ke samudra - tetapi mereka tidak pernah pergi.

    Pikiran yang terus menerus mengusik dalam mimpi ini "Telah lupakah mereka bahwa mereka sendiri pernah berada dalam lautan tersebut?"

    Sekelompk kecil orang yang kelihatannya seperti para pemimpin, lebih menggusarkan saya lagi. Mereka menghabiskan waktu dengan berusaha naik lebih tinggi ke atas batu. Kelihatannya mereka tidak ingin berada di dekat tepian sebab berada di situ membawa resiko. Kematian, penyakit, kehilangan - hal itu ada di bawah sana. Namun kelompok yang berada di atas batu itu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyendiri dalam rasa aman yang palsu di bagian batu yang lebih atas. Namun demikian setiap orang mendengar suara berkata, "Maukah engkau datang? Maukah engkau menolong saya?"

    MAUKAH KITA MENGAMBIL RESIKO?

    Dalam mimpi saya, batu itu adalah salib kalvari. Suara yang mereka dengar adalah suara Yesus Kristus memanggil anda dan saya yang datang. Hanya ada satu hal yang tertinggal, dan itu adalah apakah kita bersedia atau tidak. Pertanyaannya ialah, maukah anda dan saya berubah? maukah kita mendengar suara itu dan mengambil resiko dan bicara untuk menyelamatkan yang lain?

    Jika jawaban anda adalah "ya", berdoalah demikian sekarang juga: Tuhan, jadikan saya hambaMu yang taat. Saya telah bersalah karena berdiam diri. Setiap hari, setiap saat, saya akan berusaha untuk bersaksi tentang Engkau kepada orang lain.

    INGATLAH : Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.

    Bagian F. Kata-kata Kunci

    Lahir Baru : diberi kehidupan rohani yang baru melalui Kristus menjadi anak Allah (Lih. Yoh 3:1-36).
    Orang Kristen : seseorang telah menerima karunia keselamatan secara pribadi yang disediakan oleh Yesus Kristus.
    Hidup Kekal : keadaan seseorang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah, keberadaannya di surga untuk selama-lamanya.
    Penginjilan : proses menceritakan kepada sesama tentang Yesus dan apa yang telah Dia lakukan untuk mereka.
    Iman : tindakan mempercayai, mengandalkan, bergantung pada seseorang untuk melakukan sesuatu untuk anda. Untuk diselamatkan dari hukuman dosa kita perlu untuk mempercayai Yesus Kristus.
    Pengampunan : penghapusan hukuman dosa untuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
    Injil : kebenaran tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus, dan bagaimana kita dapat memiliki hidup kekal.
    Surga : tempat keberadaan Allah yang khusus dan rumah yang kekal untuk semua orang yang telah diampuni.
    Neraka : tempat penghakiman kekal untuk semua orang yang menolak Kristus.
    Kedamaian sejati : Perasaan suka cita dan kepuasan pribadi yang dialami oleh orang-orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah.
    Yesus Kristus : Pribadi kedua dari trinitas Allah yang menjadi anak manusia untuk membayar lunas hukuman dosa kita dan memulihkan hubungan kita dengan Allah.
    Keselamatan : pekerjaan Allah dimana dia menyelamatkan orang yangberdosa yang terbelenggu neraka dan memberi pengampunan karena apa yang dilakukan Kristus di atas kayu salib.
    Dosa : pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah.

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-003 Bagaimana Membuktikan Bahwa Allah Ada?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa Allah ada? Apakah mungkin membuktikan bahwa Allah ada? Atau pada akhirnya hal tersebut hanya merupakan masalah iman secara pribadi saja? Dan bila saya percaya padaNya, bukti-bukti apa yang dapat saya berikan kepada seseorang yang tidak percaya?

    Dalam buku kecil ini staf kami meneliti bagaimana Alkitab mendekati masalah eksistensi Allah. Kami berdoa agar hal ini membantu Anda dalam merenungkan pertanyaan yang mendasar dan sangat penting ini.

    Martin R. de Haan II


    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria Jl. Faridan M. Noto 3, P.O. Box 13 YKGD Yogyakarta 55224 Diterjemahkan dari "How Can I Know There Is a God?" Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1987 pada RBC Ministries SMI 003-93 Diterjemahkan: K. Budi Santoso


    Bagian A. Lebih Indah dari Kebenaran?

    Apakah langit malam yang cerah berbicara kepada Anda? Ia mengatakan sesuatu? Tidak? Apa yang dikatakannya kepada seorang atlet berbakat berusia sembilan belas tahun yang tergeletak dalam lumuran darahnya sendiri -- ia ditusuk karena berada di tempat yang salah pada saat yang salah? Bagaimana dengan istri yang mengalami masalah dan kekecewaan, yang berusaha menghilangkan amarah dan perasaan ditolak dengan berjalan-jalan di pagi hari? Bagaimana dengan buruh pabrik berusia empat puluh lima tahun yang baru saja kena PHK untuk ketiga kalinya dalam beberapa tahun terakhir ini? Bagaimana dengan pakar astronomi yang pikirannya terpecah antara empirisme yang kaku dan hati yang berbicara bahwa ia harus percaya pada apa yang tidak ia lihat?

    Apakah Allah ada di balik tirai semesta, di balik atom, di balik kelopak dan semerbak sekuntum bunga? Apakah Allah ada di tengah-tengah kemajuan IPTEK dan kegagalan-kegagalan politik? Apakah Dia ada dan dapat dilihat melalui airmata dari orang-orang yang diperlakukan dengan kejam, diperalat, tidak dikasihi dan hampa hidupnya?

    Inilah pertanyaan-pertanyaan dasar manusia, dan dapat muncul dalam berbagai ragam bentuk sesuai dengan macam-macam orang yang hidup di bumi ini. Mereka bertanya:

    Bila Allah ada, mengapa Dia tidak menunjukkan diriNya kepada kita dengan cara yang konkrit bahwa Dia ada?

    Dalam zaman IPTEK dan penelitian yang canggih ini, bagaimana kita dapat percaya pada sesuatu yang tidak kita lihat?

    Bila saya melihat semua penderitaan yang dialami manusia di seluruh dunia, bagaimana saya dapat percaya Allah dapat berdiam diri pada saat manusia sengsara di bawah keadaan yang tak layak bagi seekor anjing sekalipun?

    Mengapa Allah yang baik membiarkan sahabat saya -- seorang yang mengasihi sesama manusia dan kehidupan -- meninggal pada usia muda?

    Bila Allah berkuasa, mengapa kita mengalami begitu banyak bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai dan angin ribut?

    Saya tidak pernah merasakan kehadiran Allah. Segala sesuatu yang telah saya capai, saya lakukan dengan kekuatan saya sendiri. Saya tidak membutuhkan tongkat penopang yang bernama Allah.

    Komentar dan pertanyaan seperti itu sedikit banyak mencerminkan paradoks yang ada antara keindahan langit bertaburan bintang dan bumi yang terlampau sering menjadi penjara yang penuh kengerian.


    Mereka yang ragu-ragu membutuhkan bukti-bukti yang kuat dan dapat dipercaya bila mereka memikirkan dengan serius tentang kemungkinan keberadaan Allah

    Dapat dimengerti bila keragu-raguan akan timbul tentang Allah yang tak tampak dan tidak mau tampil dalam siaran berita pagi untuk menjawab kritik-kritik yang dihadapiNya dan menyelesaikan masalah tentang keberadaanNya.

    Untuk alasan-alasan ini dan lainnya, mereka yang ragu-ragu membutuhkan bukti-bukti yang kuat dan dapat dipercaya bila mereka memikirkan dengan serius tentang kemungkinan keberadaan Allah. Mereka perlu melihat bahwa orang-orang yang percaya kepada Allah bersikap demikian dengan alasan dan pertimbangan yang baik. Mereka perlu menangkap dengan jelas tentang pendekatan Alkitab terhadap Allah. Mereka perlu melihat bahwa membuktikan keberadaan Allah sebenarnya tidaklah lebih indah dibanding kebenaran tentang keberadaan Allah itu sendiri.

    Bagian B. Pendekatan Alkitabiah

    Ketika penulis kitab pertama dari Alkitab mencantumkan kata-kata, "Pada mulanya Allah...," ia tidak meminta para pembacanya untuk mengandaikan keberadaan Allah. Dari pengalaman mereka tahu siapa yang dibicarakannya. Sebagaimana si penulis, bangsa Israel juga telah melihat bukti-bukti tentang "Seseorang" yang melakukan berbagai mukjizat dan bekerja dalam kehidupan mereka. Kata-kata Musa tentang Allah mengingatkan bangsa Israel tentang "Seseorang" yang menyediakan manna (roti yang disediakan Allah) bagi mereka ketika mereka mengembara di padang gurun; air yang mengalir dari batu ketika mereka haus; tiang api yang mendahului mereka ketika mereka membutuhkan pimpinan; dan jalan untuk melewati Laut Merah ketika mereka terjebak oleh pasukan Mesir. Ya, Musa menuliskan kisah tentang penciptaan untuk mereka yang telah melihat Sang Pencipta berkarya.

    Bagaimana dengan orang-orang yang belum pernah mengalami hubungan yang dekat dengan Allah seperti itu? Menurut Alkitab, Allah juga telah meninggalkan bukti-bukti yang sangat banyak tentang keberadaanNya kepada kita. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengungkapkan sejumlah bukti yang mengarah pada satu titik dan menunjukkan dengan jelas tentang keberadaan Allah yang tak nampak, yang karena sifat kekalNya, masih bersama kita hingga sekarang.

    Bukti-bukti ini mencakup apa yang oleh para teolog diklasifikasikan sebagai pernyataan umum dan pernyataan khusus. Dengan pengertian ini, kita akan menetapkan istilah-istilah yang akan kita pakai. Bila kita berbicara tentang pernyataan, kita berbicara tentang Allah yang oleh RohNya, membuka atau menyingkapkan diriNya kepada kita. Menurut Alkitab, Allah telah mengambil inisiatif untuk menyatakan diri kepada kita -- untuk memberitahukan keberadaanNya. Pernyataan umum mengacu pada bukti-bukti umum atau universal tentang keberadaan Allah melalui (1) penciptaan dan (2) akal budi manusia. Pernyataan khusus menunjuk pada bukti-bukti khusus atau supra-natural tentang keberadaan Allah melalui (3) komunikasi khusus dan terutama dalam (4) pribadi Kristus -- Anak Allah.


    Saya percaya kepada Allah untuk alasan yang sama dengan saya percaya pada matahari terbit. Saya melihatnya, tidak hanya dalam dunia sekeliling saya, namun olehnya saya melihat segala sesuatu

    Sebagaimana akan kita lihat dalam bab berikut, pendekatan Alkitabiah tentang pernyataan umum dan khusus memberikan kepada kita bukti positif yang cukup tentang keberadaan Allah sehingga memungkinkan kita menempatkan iman pada tempat yang benar. Bila kita melakukannya, kita akan mulai melihat bahwa tanpa pengetahuan tentang keberadaan dan kehadiran Allah, kita tidak memiliki penjelasan yang masuk akal tentang kehidupan seperti yang kita kenal. Pernyataan Allah kepada kita melalui RohNya memberikan kepada kita suatu pengertian rasional tentang berbagai misteri kehidupan. Hal ini menjawab berbagai pertanyaan tentang keberadaan zat-zat di jagat raya, tentang adanya kehidupan di planet ini, tentang sifat khusus manusia bila dibandingkan dengan binatang, dan suka cita yang kita peroleh dari kesadaran diri tentang siapa kita.

    Oleh karena itu, mari kita lihat pendekatan empat jalur dari Alkitab untuk meyakinkan kita bahwa Allah ada.

    Bagian C. Empat Pernyataan Diri Allah:

    Alkitab tidak meminta kita untuk menerima keberadaan Allah begitu saja. Sebaliknya, ia menunjukkan kepada kita bagaimana Allah, melalui RohNya, telah menyatakan diriNya kepada kita -- baik di masa lampau maupun masa kini.

    Saat kita meneliti empat jalur pembuktian Alkitab, ujilah hal itu dengan pengetahuan Anda tentang alam semesta, hati manusia, Alkitab dan Yesus Kristus. Lihat, apakah Anda dapat menyetujui bahwa data-data Alkitab adalah lengkap dalam hal pernyataan Allah kepada Anda.

    PERNYATAAN ALLAH:

    • Melalui Penciptaan
    • Melalui Akal Budi
    • Melalui Komunikasi
    • Melalui Kristus

    1. Melalui Penciptaan
    2. Melalui Akal Budi
    3. Melalui Komunikasi
    4. Melalui Kristus

    PERNYATAAN ALLAH: Melalui Penciptaan

    PERNYATAAN ALLAH

    Umum Khusus

    MANUSIA

    Tak seorang pun dapat menyangkal bahwa alam semesta yang kompleks ini adalah suatu keajaiban yang agung dan menakjubkan. Merenungkan keluasan dan keagungannya saja dapat membuat kita pusing. Lalu, bagaimana semua itu dapat ada? Mungkinkah semua ini terjadi karena suatu ledakan raksasa, sebagaimana dikemukakan oleh banyak ilmuwan? Atau semua ini terjadi sebagai hasil perencanaan yang teliti dari Allah yang Mahabesar?

    Mari kita lihat sejenak pada dua bagian Alkitab yang berbicara tentang pernyataan diri Allah melalui alam semesta. Pertama, kita lihat kitab Ayub dalam Perjanjian Lama. Sebagaimana Anda ingat, Ayub dicobai iblis dengan sangat berat. Seperti manusia zaman sekarang, Ayub menjumpai kesulitan besar untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana Allah yang baik dapat mengizinkan ketidakadilan seperti penyakit dan penderitaan? Ayub dikenal sebagai orang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah, namun kekayaan dan anak-anaknya diambil, dan ia sendiri dijangkiti bisul.


    Bila sebuah jam membuktikan keberadaan seorang pembuat jam, namun alam semesta tidak dapat membuktikan keberadaan Arsiteknya yang agung, maka saya setuju untuk disebut seorang bodoh
    Voltaire

    Setelah berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang Allah dalam waktu yang lama, Ayub akhirnya mendengar sendiri dari Allah. Berbicara kepadanya dalam damai, Allah memberitahu Ayub bahwa untuk melihat Dia Ayub harus melihat melampaui kesulitan-kesulitan yang menekan dan melihat alam semesta serta dunia sekitarnya (Ayub 38:1-38). Mari kita perhatikan beberapa spesifikasi alam semesta dalam firman Allah ini dan melihat kepada kesimpulan apa kita akan dibawanya.

    • Keajaiban penciptaan bumi (ayat Ayub 38:4-6)
    • Keajaiban langit (ayat Ayub 38:7 )
    • Keajaiban keseimbangan laut-darat (ayat Ayub 38:8 )
    • Keajaiban fajar yang baru (ayat Ayub 38:12)
    • Keajaiban dasar samudera raya (ayat Ayub 38:16)
    • Keajaiban siklus hidup-mati (ayat Ayub 38:17)
    • Keajaiban asalnya terang (ayat Ayub 38:19)
    • Keajaiban badai elektronik (ayat Ayub 38:24)
    • Keajaiban angin (ayat Ayub 38:24)
    • Keajaiban siklus hidrologis (ayat Ayub 38:25-30)
    • Keajaiban hewan memelihara anaknya (pasal Ayub 39:1-41:25)

    Inti perkataan Allah sebenarnya, "Dalam sengsaramu engkau bertanya di mana Aku ketika engkau menderita. Lihat kembali dunia di sekelilingmu dan engkau akan melihat Aku di situ dan diingatkan akan kebijaksanaan dan kuasaKu". Bruce Demarest, penulis buku General Revelation (Pewahyuan Umum), menulis, "Dengan perantaraan sebuah penciptaan yang hebat, Ayub mengerti realita Allah. Tertegun, merasa rendah dan dipenuhi dengan rasa hormat saat merenungkan Allah dan karya-karyaNya, Ayub membuka mulutNya dan berkata, 'Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu'" (Ayub 42:5-6).


    Pilihannya sederhana: pilih Allah yang mandiri atau alam semesta yang mandiri -- dan alam semesta tidak menampakkan gejala sebagai sesuatu yang mandiri
    - A.J. Hoover

    Banyak bagian di Mazmur juga menyaksikan bahwa alam semesta memberikan bukti tentang keberadaan Allah. Mazmur 19:1-5, misalnya, mengatakan bahwa suara Allah dapat didengar melalui seluruh ciptaanNya. Pemazmur menulis:

    Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari.

    Siang dan malam, kata Pemazmur, kemuliaan Allah diberitakan melalui langit dan cakrawala. Berita mereka tersedia bagi semua yang mau mendengar, karena suara mereka terpencar ke seluruh dunia dan akan didengar "sampai ke ujung bumi".

    Untuk memberikan contoh yang mendukung pernyataan pemazmur, kita dapat menggunakan banyak cara. Kita dapat menyampaikan ketidakmungkinan yang logis bahwa hidup dimulai tanpa stimulus dari luar, tak peduli berapa waktu yang ditetapkan para ilmuwan untuk kejadian seperti itu. Kita dapat berbicara tentang pola yang rumit dari gerak benda-benda angkasa di alam semesta -- termasuk ketepatan waktu jalur tempuh mereka satu dan lainnya. Kita dapat berbicara tentang kemiringan yang tepat dari bumi, jaraknya yang tepat dari matahari dan perjalanannya yang tepat melalui tata surya kita -- semua itu merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh iklim sedang yang dapat kita nikmati.


    Pernyataan-pernyataan dari orang-orang yang tidak percaya, tidaklah lebih berbobot daripada bukti-bukti nyata yang menunjukkan bahwa alam semesta direncanakan dengan cermat oleh sang Pencipta

    - Russell DeLong

    Untuk singkatnya, mari kita meneliti satu bagian kecil yang penting dari keberadaan kita -- mata. Mari kita lihat bagaimana rumitnya mata yang menyiratkan keterlibatan seorang perencana yang berdaya pikir tinggi dan menolak ide perkembangan yang acak.

    Menurut kebanyakan orang yang tidak percaya kepada Allah, kita mencapai keadaan fisik seperti sekarang ini atas dasar evolusi. Mereka menyatakan bahwa apa yang dimulai dari sesuatu yang bersel satu, beberapa ratus juta tahun yang lalu, akhirnya berkembang menjadi manusia. Namun mari kita perhatikan satu organ tubuh yang kecil ini dan melihat apakah secara logis ia dapat menempuh jalur evolusi. Bila tidak, bukankah secara rasio kita dapat menyimpulkan bahwa ia berasal dari tangan "Seorang" Perencana Agung?

    Inilah kasusnya. Bila kita mengambil bagian mana saja dari mata -- misalnya retina -- maka mata tidak akan berfungsi. Atau ambil lensanya. Tidak ada penglihatan. Ambil korneanya? Kebutaan. Bagi mata, untuk dapat berfungsi, semua bagian harus ada dan bekerja. Hal ini saja sudah merupakan argumentasi kuat tentang adanya perencanaan.


    Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih
    - Paulus (Roma 1:20)

    Namun mari kita lihat dengan cara lain. Kita bawa konsep ini kembali ke dalam rantai evolusi. Pada suatu ketika dalam perjalanan evolusi, suatu makhluk yang kelak akan menjadi manusia harus mulai memiliki mata. Namun bagaimana mulainya? Mata tidak mungkin berevolusi, karena tidak ada sesuatu yang dapat menyebabkan makhluk itu mulai membentuk mata yang tidak dapat melihat. Teori evolusi mengatakan bahwa perubahan terjadi karena adaptasi. Lalu, apa yang menyebabkan suatu makhluk tak bermata menghendaki mata yang tak berguna pada kepalanya? Bagaimana ia tahu bahwa ia akan membutuhkan mata yang dapat melihat?

    Mata dapat berfungsi atau tidak, dan tak ada alasan bagi suatu makhluk untuk mulai membentuk mata yang tak sempurna supaya kelak pada tingkat evolusi lebih tinggi menjadi mata yang dapat melihat. Lalu, di mana mata itu mulai? Secara kebetulan atau direncanakan? Kerumitan struktur mata yang mengherankan dan kesalingterkaitan semua bagiannya membuktikan adanya "Seorang" Perencana dan Pencipta yang tahu apa yang Dia lakukan. (Ilustrasi ini diambil dari buku The Truth: God or Evolution? karya Marshall dan Sandra Hall, terbitan Baker Book House, 1975).

    Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah sumber dari segala sesuatu. Penulis surat Ibrani menegaskan hal itu dengan mengatakan:

    Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibr 11:3).

    Ini merupakan penyataan yang mengherankan. Ia menegaskan bahwa Allah menjadikan seluruh alam semesta dengan menggunakan bahan-bahan yang tak dapat kita lihat -- hanya dengan firmanNya.


    Alam semesta adalah sumber teologi. Alkitab menegaskan bahwa Allah telah menampakkan diriNya melalui alam semesta
    - A.H. Strong

    Walaupun nampak sulit untuk dipercaya, namun hal ini masih jauh lebih masuk akal daripada pilihan lain. Jika memang alam semesta tidak diciptakan oleh Allah dari kehampaan, maka jawaban yang paling tepat setelah itu ialah bahwa alam semesta diciptakan oleh "bukan siapa pun" dari kehampaan. Bandingkan kedua ide tersebut berdasarkan akal sehat dan lihat kesimpulan apa yang Anda capai.

    • Melalui Penciptaan
    • Melalui Akal Budi
    • Melalui Komunikasi
    • Melalui Kristus

    PERNYATAAN ALLAH: Melalui Akal Budi

    PERNYATAAN ALLAH

    Umum Khusus

    MANUSIA

    Mengapa hak-hak azasi manusia begitu penting bagi orang-orang di seluruh dunia? Bagaimana suatu kelompok seperti Amnesty International dapat menentukan apa yang merupakan perlakuan layak bagi manusia, tanpa melihat siapa mereka dan di mana mereka hidup? Mengapa orang-orang di seluruh dunia memiliki standar moral yang sangat mirip satu dengan yang lain? Mungkinkah dasar pengetahuan tentang yang benar dan salah ini merupakan kesaksian dari dalam diri kita tentang keberadaan Allah? Jika demikian, kita seharusnya dapat melihat suatu pernyataan universal tentang kesadaran akan Allah.

    Satu aktivitas manusia yang nampaknya menguatkan konsep pengetahuan universal tentang Allah adalah perhatian besar manusia terhadap agama. Dalam setiap budaya dan daerah, orang-orang melakukan ibadah. Walaupun seringkali mereka tidak tahu apa yang mereka sembah, namun pasti ada alasan yang kuat mengapa mereka melakukan hal itu. Dalam diri setiap manusia, ada perasaan bahwa ada suatu "makhluk" yang berada di atasnya. Dr. Robert Ratray, seorang pakar dalam agama-agama tradisional Afrika, melihat adanya sifat yang sangat khusus tentang pengetahuan akan Allah yang ada pada manusia melalui pernyataan batin, lepas dari firman Allah. Berbicara tentang orang-orang Ashanti yang hidup di pantai Emas, Afrika, ia mengatakan: Saya yakin bahwa dalam pikiran orang Ashanti, konsep tentang makhluk tertinggi tak ada hubungannya sama sekali dengan pengaruh pekabaran Injil, hubungan dengan orang Kristen, maupun, menurut saya, dengan orang-orang dari kepercayaan lain.... Dengan demikian dapat dikatakan bahwa benar makhluk tertinggi yang konsepnya telah menyatu dengan pikiran orang Ashanti, adalah Yehovanya orang Israel. Kita telah melihat bahwa umat manusia memiliki suatu kesaksian batin tentang keberadaan Allah dan sifat moralNya.

    Dalam Kisah 17:1-34, kita melihat contoh tentang kecenderungan manusia untuk beribadah -- suatu hal yang menyaksikan tentang keberadaan Allah dan menunjukkan kecenderungan manusia untuk menyalahartikan pengetahuan yang ia miliki. Ketika Paulus tiba di Atena, ia melihat bahwa kota itu penuh dengan berhala. Mulai dari ayat Kisah 17:22 kita membaca:

    Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TIDAK DIKENAL. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu" (ayat Kisah 17:22-23).

    Kemudian Paulus menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan satu-satunya Allah yang sejati kepada penyembah-penyembah berhala itu. Yang menarik untuk disimak adalah bahwa orang-orang Atena memiliki pengetahuan yang begitu mendalam tentang Allah, sehingga di samping semua berhala, mereka juga menyembah seorang allah yang tidak dikenal, hanya untuk memastikan bahwa tidak ada satu allah pun yang luput mereka sembah. Mereka tidak perlu diyakinkan tentang keberadaan Allah; mereka hanya perlu diarahkan kepada Allah yang benar.

    Sebelumnya, dalam surat Roma Paulus mengajukan pertanyaan tentang pengetahuan batin yang mendasar dalam hati semua orang. Ketika ia berbicara tentang orang yang bukan Yahudi, ia berkata bahwa "isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi" (Rom 2:15). Paulus mengimplikasikan bahwa semua orang, hingga taraf tertentu, mengerti apa yang benar dan salah karena Allah telah memberikan pengetahuan ini kepada mereka. Juga orang-orang yang tak pernah terdidik dalam peraturan-peraturan Perjanjian Lama, khususnya Sepuluh Perintah Allah, memiliki pengetahuan batin tentang ide-ide yang mendasar ini. Menurut Paulus, hal ini adalah pengetahuan yang diberikan oleh Allah. Adanya kesadaran universal tentang perbuatan yang layak inilah yang menjadi bukti keberadaan Allah.

    Roma 1:18-32 memberikan bukti yang kuat bahwa setiap orang memiliki pengetahuan batin tentang Allah. Sebagai contoh, pikirkan ayat-ayat berikut ini:

    • "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman" (ayat Roma 1:18).

  237. "Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka" (ayat Roma 1:19).
  238. "Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya" (ayat Roma 1:21).
  239. "Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya" (ayat Roma 1:25).
  240. "...mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah" (ayat Roma 1:28).
  241. "Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, mereka tetap berbuat jahat (ayat Roma 1:32).
  242. Setiap orang memiliki pengetahuan batin tentang Allah. Paulus mengatakan bahwa "apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka." Namun walaupun semua manusia memiliki kesaksian batin bahwa Allah ada, beberapa orang tidak mau mengakuinya -- mereka "menindas kebenaran".

    Untuk mengakhiri bagian ini, mari kita ingat sejenak reaksi orang-orang di seluruh dunia bila mereka membaca tentang perbuatan-perbuatan keji terorisme atau pelanggaran hak azasi manusia. Perbuatan-perbuatan seperti itu menjijikkan bagi semua orang, tanpa memperhatikan keyakinan atau latar belakang mereka. Mengapa? Apakah ini merupakan hasil dari perilaku sosial yang dipelajari ketika kita menaiki tangga evolusi? Bila demikian, moralitas yang kita miliki hanyalah suatu sifat hewani yang maju. Demikian juga dengan sifat-sifat khusus lainnya, seperti intelektual, belas kasihan, bahkan penalaran ilmiah. Di mana permulaan sifat-sifat ini pada kera? Mengapa hanya satu makhluk -- manusia -- memiliki hal-hal ini, walaupun teori evolusi akan menyatakan bahwa keberadaan hewan-hewan jauh lebih lama dari manusia? Dan, apakah yang menyebabkan kera pertama mulai mengembangkan moral, belas kasihan dan sifat-sifat khas lainnya yang ada pada manusia?

    Apakah tidak akan jauh lebih masuk akal untuk dipercaya bahwa suatu jenis makhluk bermoral karena memiliki Pencipta yang bermoral -- "Seorang" yang menanamkan sifat-sifat tersebut pada semua manusia?

    1. Melalui Penciptaan
    2. Melalui Akal Budi
    3. Melalui Komunikasi
    4. Melalui Kristus

    PERNYATAAN ALLAH: Melalui Komunikasi
    PERNYATAAN ALLAH

    Umum Khusus

    Walaupun Allah telah menyatakan keberadaanNya melalui kesadaran batin dalam diri kita, hal ini belumlah cukup. Kita tidak akan mampu mengetahui segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang Dia bila Dia tidak memutuskan untuk mengatakannya kepada kita secara khusus tentang diriNya melalui cara-cara lain. Kita dapat melihat hasil pernyataan diri yang samar dengan memperhatikan ritual dan penyembahan berhala pada suku-suku primitif. Mereka menyadarinya melalui alam semesta dan akal budi bahwa ada "Seorang" yang lebih tinggi dari mereka, namun mereka tidak memiliki pengetahuan tentang siapa "Seorang" itu sebenarnya. Karena itu mereka berusaha menyembah Allah tanpa mengenalNya. Ritual-ritual pengurbanan mereka menunjukkan kesadaran mereka akan "Seorang" yang mereka rasa harus mereka puaskan. Perhatian mereka pada roh-roh jahat menunjukkan pengetahuan batin mereka terhadap hal yang baik dan jahat. Yang perlu dimengerti oleh orang-orang ini adalah bahwa pengetahuan belaka akan adanya Allah tak dapat memuaskan hati manusia. Manusia perlu mengenal Allah secara pribadi.

    Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk melihat cara ketiga yang dipilih Allah agar kita mengetahui keberadaanNya. Selama beribu-ribu tahun, melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dituliskan oleh orang-orang yang diilhami Allah, Allah berkomunikasi dengan umat manusia dengan cara-cara yang khusus. Melalui penyataan-penyataan khusus inilah kita mengetahui seperti apa Allah dan apa yang diharapkanNya dari kita.


    Kita tidak akan pernah memperoleh 100 persen (Allah) dalam Alkitab melalui bukti-bukti dari teologi alam semesta
    - A.J. Hoover

    Alkitab membuat hal ini jelas bahwa jejak-jejak bukti peryataan khusus mengarah ke awal Penciptaan. Misalnya, Allah berbicara secara langsung kepada Adam di taman Eden. Dia bertemu dengan Adam setiap sore untuk bercakap-cakap. Allah memberitahukan kepadanya tentang satu-satunya pohon yang terlarang baginya. Kemudian, ketika Adam dan Hawa melanggar perintah itu, Dia secara tegas menyampaikan penghakimanNya atas mereka.

    Allah terus mengadakan komunikasi dengan berbagai orang setelah Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman Eden. Kain mendengar suaraNya. Demikian juga Henokh, Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub. Bagi orang-orang zaman dulu tersebut, keberadaan Allah sungguh nyata. Mereka mendengar Dia dengan cara yang membuat keberadaanNya tidak diragukan lagi.

    Pernyataan khusus Allah kepada umat manusia juga terjadi dalam bentuk lain. Selain berbicara dengan tegas secara langsung kepada orang-orang tersebut di atas dan lainnya, Dia juga berkomunikasi dengan cara yang tidak begitu langsung, namun sama berartinya. Lewat inspirasi RohNya Dia membuat sejumlah orang menuliskan serangkaian dokumen yang kini kita namakan Alkitab.

    Untuk menunjukkan pernyataan Alkitab bahwa Allah berbicara secara langsung melalui penulis-penulisnya, kita dapat melihat beberapa ayat dalam Perjanjian Baru. Dalam 2Petrus 1:21, sang rasul berkata:

    Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

    Inilah pernyataan bahwa penulis-penulis Perjanjian Lama yang berbicara tentang hal-hal seperti penghakiman Allah, peristiwa-peristiwa masa depan, kedatangan Kristus, dan hubungan Allah dengan Israel, tidak berbicara atas nama mereka sendiri. Mereka berbicara atas nama Allah Pencipta.

    Ayat lain yang berbicara tentang pernyataan khusus adalah 2Timotius 3:16 dimana Paulus berkata:

    Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

    Sekali lagi, pernyataan tersebut disampaikan dengan cara Allah menyatakan diri secara khusus melalui kata-kata di Alkitab. Ayat-ayat dalam 2Timotius ini menunjukkan bahwa dengan membaca dan menaati kata-kata tersebut, seseorang dapat akrab dengan pikiran Allah sehingga ia dapat menjadi pribadi yang dikehendaki Allah.


    Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firmanNya ada di lidahku
    - Daud (2Samuel 23:2)

    Namun, dapatkah kita melihat bukti -- selain yang dikatakan Alkitab tentang dirinya sendiri -- bahwa buku ini berbeda dari semua buku agama-agama lain? Apakah ia cukup bermakna untuk dapat dipercaya sebagai alat komunikasi khusus dari Allah? Bila kita melihat keunikan Alkitab, hal ini menunjukkan bahwa ia bukan suatu kumpulan tulisan dari orang-orang biasa. Sebaliknya, ia merupakan kumpulan dokumen-dokumen yang akurat dan menakjubkan selama beribu-ribu tahun. Ia menjadi bukti dari sesuatu yang tersusun dan terjaga secara ajaib.

    Ia unik di antara buku-buku lain karena banyak sebab.

    • Satu cerita tunggal teranyam dalam kitab-kitabnya, walaupun orang-orang yang menulisnya tidak mungkin untuk bekerjasama.

  243. Kitab-kitab Perjanjian Lama meramalkan dan kitab-kitab Perjanjian Baru memproklamirkan kedatangan seorang Mesias-Raja.
  244. Bila Alkitab berbicara tentang hal-hal ilmiah (walaupun tentang hal-hal tersebut para penulis tidak mungkin memiliki bukti-bukti empiris), maka ia adalah tepat (Ayub 26:7-12; Yes 40:22; 1Kor 15:39).
  245. Fakta-fakta dan nama-nama bersejarah dalam Alkitab secara terus-menerus terbukti kebenarannya dalam berbagai penelitian dan penemuan arkeologi.
  246. Dokumen-dokumen yang diterjemahkan menjadi Alkitab telah terjaga dengan cara-cara yang ajaib, sehingga memberikan catatan-catatan yang tepat tentang apa yang ditulis oleh penulis-penulis Alkitab.
  247. Tulisan-tulisan itu menyatakan diri berasal dari Allah (Yer 1:2; Yeh 1:1-3; Zef 1:1).
  248. Tidak terlalu jauh bila kita menyimpulkan bahwa dengan cara-cara komunikasi yang khusus, Allah telah menyatakan kepada kita lebih dari sekadar keberadaanNya. Dia memberitahu kita tentang sifat, kehendak dan kasihNya kepada umat manusia. Itu sebabnya Alkitab begitu penting. Ia memberitahu kita bagaimana kita dapat menemukan damai dengan Allah Pencipta dan bagaimana kita dapat hidup dengan cara yang berkenan kepadaNya.

    1. Melalui Penciptaan
    2. Melalui Akal Budi
    3. Melalui Komunikasi
    4. Melalui Kristus

    PERNYATAAN ALLAH: Melalui Kristus

    PERNYATAAN ALLAH

    UmumKhusus

    MANUSIA

    Walaupun kita mengenal Allah melalui alam semesta, sadar bahwa Dia ada karena kita memiliki pengetahuan tentang Dia dalam hati kita dan telah membaca tentang Dia dalam Alkitab, namun faktor-faktor itu saja tidak akan memberikan pernyataan yang lengkap tentang Allah. Untuk mengetahui Allah selengkap mungkin, kita perlu melihatNya saat Dia berinteraksi dengan umat manusia. Kita perlu melihat bahwa Dia dapat menggenapi nubuatan-nubuatan dari para nabi Perjanjian Lama. Hal ini dapat terjadi hanya bila kita melihat Allah ketika Dia menyatakan diri melalui Kristus.

    Walaupun kita sering berpikir demikian, sebenarnya pernyataan Allah melalui Kristus tidak dimulai di palungan Betlehem. Dalam Alkitab, Yesus diidentifikasi sebagai Pencipta segala sesuatu (Yoh 1:1-3). Dia lebih dari "Seorang" bayi Yahudi terkenal yang terbaring dalam kandang di Yehuda. Dia merupakan sumber dari semua bukti tentang Allah yang dapat ditemukan dalam penciptaan, akal budi dan komunikasi.

    Selain itu, dalam hidupNya selama 33 tahun di dunia, Yesus menunjukkan kepribadian dan sifat Allah kepada manusia. Yesus mengatakan bahwa melihatNya berarti melihat Bapa (Yoh 14:9). Di samping itu, Rasul Yohanes menyatakan: "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya" (Yoh 1:18).

    Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa Allah secara khusus menyatakan diriNya kepada manusia melalui Kristus, dapat ditemukan pada permulaan surat Ibrani:

    Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantara nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantara AnakNya (Ibr 1:1-2).

    Dengan demikian, cara keempat Allah menyatakan diriNya kepada manusia adalah melalui kedatangan Kristus ke dunia. Yesus merupakan bukti darah-dan-daging bahwa Allah ada. Bahkan kedatangan Yesus ke dunia sebagai manusia merupakan pernyataan Allah yang terhebat, karena Yesus Kristus adalah Allah.

    Dalam Roma 9:5 Rasul Paulus mengatakan, "Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya". Yohanes dalam suratnya yang pertama menyatakan, "Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal" (1Yoh 5:20). Dan dalam Ibrani 1:8, Bapa berkata kepada Anak, "TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya."

    Ya, Dia yang melewati jalan-jalan berdebu di Galilea sambil menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati dan mengajarkan kebenaran kerajaan Allah, adalah Allah yang berinkarnasi. Bila Dia berbicara, Allah yang berbicara; bila Dia bertindak, Allah yang bertindak. Alkitab mengidentifikasikan diri sebagai firman yang tertulis, dan Kristus dinamakan Firman Allah yang hidup (Yoh 1:1-14). Renungkanlah apa artinya bahwa Kristus adalah pernyataan Allah yang terhebat. Bila Anda ingin mengetahui jawaban Allah terhadap mereka yang berada dalam kebutuhan fisik yang terdalam, lihatlah pada Yesus ketika ia menjawab kebutuhan orang banyak dengan penuh belas kasihan. Bila Anda ingin mengetahui sikap Allah tentang legalisme dan pembenaran diri, lihatlah hubungan Kristus dengan kaum Farisi. Bila Anda ingin mengetahui perasaan Allah terhadap mereka yang bertobat, lihatlah pada Anak Allah ketika Dia mengampuni mereka yang sungguh-sungguh berubah hatinya. Bila Anda ingin mengetahui hubungan Allah dengan mereka yang percaya kepadaNya, lihatlah pada Yesus dalam pimpinanNya yang lemah lembut terhadap murid-muridNya.


    Mengenal Yesus berarti mengenal Allah (Yoh 8:19; 14:7). Melihat Dia berarti melihat Allah (Yoh 12:45; 14:9). Percaya kepadaNya berarti percaya kepada Allah (Yoh 12:44; 14:1). Menerima Dia berarti menerima Allah (Mr 9:37)
    - John Stott

    Oleh karena itu, bila Anda ingin mengenal Allah, lihatlah Yesus Kristus. Hanya melalui Yesus yang datang sebagai manusia, terbuka jalan bagi kita yang hidup sesudah masa Perjanjian Lama untuk berkenalan dengan Allah.

    Bagian D. Melintasi Jembatan

    Kita semua memiliki pilihan. Kita dapat melihat bukti-bukti tentang keberadaan Allah dan percaya bahwa Dia ada, atau kita dapat mengesampingkan bukti-bukti itu dan menetapkan bahwa tak ada Allah. Bagaimanapun juga, kita harus melintasi jembatan iman, karena kedua jawaban tersebut tidak dapat memberikan kepastian secara laboratorium. Pertanyaan kuncinya adalah: Dalam suatu masalah yang begitu mendasar bagi kesejahteraan kita dan dalam suatu pertanyaan yang menuntut jawaban, secara jujur, posisi mana yang kita pilih? Mari kita lihat sekali lagi pilihan-pilihan yang dapat membimbing kita saat kita melintasi jembatan.

    PILIHAN 1: Allah ada

    • Alam semesta mencerminkan seorang perancang dan pencipta, sama seperti sebuah jam atau kamus.

  249. Adanya akal budi manusia sebagai suara hati yang memungkinkan seseorang yang percaya kepada Allah untuk mengikuti kebijaksanaanNya yang terbaik dan naluriNya yang tertinggi.
  250. Tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyatakan bahwa mereka berbicara atas nama Allah dengan cara yang konsisten dengan bukti-bukti tentang Allah dalam penciptaan dan akal budi.
  251. Kristus adalah bukti terhebat tentang Allah dimana Dia dinyatakan sebagai Pencipta (Yoh 1:3); sumber akal budi (Yoh 1:9), dan fokus dari Alkitab (Yoh 5:39).
  252. PILIHAN 2: Allah tidak ada

    • Dunia kita dengan segala sumber, kerumitan dan keteraturannya terjadi tanpa daya, sebab atau sumber pribadi. Segalanya "terjadi" begitu saja.

  253. Hukum-hukum yang mengatur alam semesta telah berkembang tanpa ada bimbingan dan pengarahan.
  254. Lompatan-lompatan besar terjadi karena evolusi, sehingga memungkinkan yang bukan-tumbuhan melintasi jurang dan menjadi tumbuhan, dan yang bukan-binatang menjadi binatang. Tanpa bimbingan, makhluk-makhluk ini mengembangkan otak dimana dahulu tidak ada otak dan alat-alat perasa dimana dahulu tidak ada sesuatu pun yang seperti itu.
  255. Keacakan menjadi dasar komposisi yang serba halus dan unik dari planet kita yang memungkinkan keberadaan kita dalam oase kehidupan di tengah gurun alam semesta yang bersikap bermusuhan.
  256. Manusia tidak memiliki roh. Keberadaannya berakhir pada saat kematian, sama seperti anjing dan kucing.
  257. Moralitas yang dimiliki manusia dibuat sendiri dan berasal dari masyarakat. Karena itu tak seorang pun dapat melakukan penilaian terhadap orang lain.
  258. Alkitab -- sebuah Buku yang ditulis oleh 40 orang yang berbeda dan hidup dalam tenggang waktu 1500 tahun yang membuat berbagai catatan secara terpisah dan mencatat berbagai peritiwa secara mandiri, serta menceritakan sebuah cerita yang luar biasa terpadunya -- suatu kebetulan yang menakjubkan.
  259. Tak ada rencana induk buat manusia. Keberadaan kita adalah suatu kebetulan, kerja kita di dunia tidak ada buahnya dan hubungan-hubungan kita dengan orang lain pada akhirnya tidak bermakna sama sekali. Seperti segerombolan binatang buas, kita tidak memiliki tujuan di dunia ini kecuali untuk mempertahankan hidup.
  260. Kristus tidak mengatakan kebenaran ketika Dia berkata bahwa Dia adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal dan membawa kita kepada Allah.
  261. Pada pilihan mana Anda akan mempertaruhkan masa depan kekal Anda? Jembatan mana yang akan Anda lintasi?

    Bagian E. Mengapa Sebagian Orang Tidak Percaya?

    Alkitab tidak lagi bersikap diplomatis ketika berbicara tentang mengapa sebagian orang tidak percaya akan keberadaan Allah. tidak menutupi sesuatu pun ketika mengatakan, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah.'"

    Ucapan ini tidaklah sekeras kedengarannya. Ayat ini tidak menunjuk pada keterbatasan intelektual mereka yang tidak percaya. Kata Ibrani yang diterjemahkan "bebal" di sini menunjuk pada orang yang jahat, licik dan cacat secara moral. Definisi ini didukung oleh konteksnya, karena ayat Mazmur 14:1 melanjutkan penjelasan tentang orang bebal sebagai berikut: "Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik." Dengan kata lain, ada orang-orang yang menolak keberadaan Allah karena gaya hidup mereka yang jahat.

    Dalam Mazmur 10:13 sebuah pertanyaan muncul, "Mengapa orang fasik menista Allah?" Jawabnya, "Sambil berkata dalam hatinya: 'Engkau tidak menuntut?'" Karena ia tidak mau menghadapi penghakiman untuk dosa-dosanya, ia menolak Allah. Rasul Yohanes mengatakan demikian:

    ...manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak (Yoh 3:19-20).

    Orang yang memutuskan untuk hidup dengan cara tidak mengenal Allah akan cenderung melihat alam semesta tanpa Allah.

    Kata kunci di sini bukanlah keraguan, tetapi penolakan. Kita dapat melihat sebuah ilustrasi tentang hal ini dengan meneliti sebuah kejadian dalam kehidupan Yesus. Dalam Yohanes 5:1-47 kita membaca bahwa Yesus menyembuhkan seseorang pada hari Sabat. Ketika orang-orang Farisi mendengar hal ini, mereka marah dan "berusaha menganiaya Yesus" (ayat Yohanes 5:16). Situasi menjadi semakin gawat ketika Yesus memanggil Allah sebagai "BapaKu," yang dianggap oleh orang-orang Farisi sebagai suatu pernyataan kesetaraan dengan Allah. Menghadapi para pejabat (rohani) yang marah itu, Yesus memberi berbagai alasan mengapa mereka seharusnya percaya bahwa Dia adalah Allah.

    Namun mereka tidak mau percaya. Dalam penolakan mereka untuk percaya, kita melihat suatu pola yang terulang pada setiap orang yang menolak untuk percaya bahwa Allah Ada. Inilah yang dikatakan Yesus tentang ketidakmauan mereka untuk percaya walaupun bukti-bukti telah jelas:

    • "Kamu tidak mau datang kepadaKu... (Yohanes 5:40).
    • "Kamu tidak menerim Aku" (Yohanes 5:43).
    • "Kamu tidak percaya..." (Yohanes 5:47).

    Inti dari ketidakpercayaan, demikian kata Yesus, adalah penolakan. Hal ini bukan masalah pengetahuan atau bukti -- kaum Farisi memiliki pengetahuan dan bukti dalam jumlah banyak. Ini masalah kemauan. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri dan mendengar dengan telinga sendiri perbuatan-perbuatan ajaib Yesus. Mereka mengetahui nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama tentang Mesias, namun mereka mengeraskan hati untuk menyangkal keilahian Yesus.

    Demikian juga halnya dengan banyak orang yang menolak untuk percaya pada Allah. Dengan sadar dan kemauan sendiri mereka menolak bukti-bukti yang meyakinkan. Mereka menjadi pemberontak terhadap apa yang mereka ketahui dan lihat sendiri.

    Perhatikan perkataan Rasul Yohanes tentang mereka yang memilih untuk tidak percaya:

    Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak (1Yoh 2:22).

    Kata-kata tersebut cukup keras. Namun dengan jelas kata-kata itu menggambarkan masalah mereka yang dengan kemauan mereka sendiri menentukan bahwa keempat pernyataan Allah tentang diriNya tidaklah cukup untuk meyakinkan keberadaanNya.

    Bagian F. Empat Argumen Klasik

    Para pakar telah lama mencari argumen yang tak terbantahkan tentang keberadaan Allah! Namun dengan argumen saja tidak dapat meyakinkan semua orang, karena selalu akan ada orang-orang skeptis yang menuntut bukti-bukti empiris -- bukti-bukti yang tidak tersedia.

    Namun dari abad ke abad, telah diusahakan dengan memeras otak untuk menyusun argumen-argumen guna membuktikan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pemelihara dunia ini. Di bawah ini tercantum empat upaya para ahli pikir untuk membuktikan keberadaan Allah.

    Argumen Keberadaan
    Nama klasik : Argumen ontologis.
    Berasal dari : Anselm of Canterbury.

    Pandangan Utama: Setiap orang yang mau mempertimbangkan bahwa Allah ada sebenarnya telah mengakui bahwa Allah ada. Inilah logika pernyataan tersebut. Secara definisi, Allah adalah makhluk teragung yang mungkin ada. Bila Dia tidak ada, Dia tidak dapat menjadi makhluk teragung. Oleh karena itu, makhluk seperti itu ada. Dengan kata lain, fakta yang ada di dalam diri kita bahwa ada ide tentang Allah, disebabkan oleh Allah sendiri.

    Argumen Penyebab Pertama
    Nama klasik : Argumen kosmologis.
    Berasal dari : Plato dan Aristoteles.

    Pandangan utama: Dunia kita -- kompleks, terbatas, senantiasa berubah dan dapat dimengerti dengan akal -- harus memiliki satu penyebab pertama yang meyakinkan. Para ilmuwan pada umumnya setuju bahwa dunia kita memiliki awal. Dan awal tersebut harus bertautan dengan sesuatu yang tidak bertautan dengan sesuatu pun untuk keberadaannya. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak bertautan kepada sesuatu pun ini haruslah tak terbatas, kekal, tak ada habisnya dan mandiri. Seterusnya inilah Allah.

    Argumen Perencanaan
    Nama klasik : Argumen teleologis
    Berasal dari : Berbagai pemikir

    Pandangan utama: Tujuan dan perencanaan dunia menunjuk pada keberadaan Allah. Ahli ilmu alam kagum akan kompleksitas dari segala sesuatu yang mereka pelajari. Walaupun demikian, semua sistem bekerja dengan baik. Perhatikan keseimbangan antara panas dan dingin, percampuran yang tepat antara oksigen dan gas-gas lainnya, tirai tipis yang melindungi kita dari sinar ultra violet, hubungan yang kompleks antarbagian sistem ekologi. Semua itu menunjuk pada perencanaan yang canggih.

    Argumen Manusia
    Nama klasik : Argumen antropologis

    Pandangan utama: Dasar pemikiran ini berlandaskan pada kepribadian manusia yang alamiah. Bila kita beribadah, kita mampu berpikir secara abstrak dan memproyeksikan diri secara mental ke dunia yang lain. Kita mampu mengambil keputusan-keputusan moral yang berat yang membuat kita bersedia berkurban dengan gagah berani, yang tidak mungkin muncul dari naluri. Kita mengagumi karya seni, musik dan arsitektur. Kualitas-kualitas manusia yang luar biasa ini pasti merupakan hasil karya Seorang Pencipta yang berdaya pikir, bermoral dan berpribadi.

    Bagian G. Percaya Atau Tidak -- Enam Pandangan

    Saat manusia bergumul untuk menata pandangan-pandangannya tentang Allah, ia sampai pada enam sudut pandang utama. Inilah skema berbagai kepercayaan itu.

    Kepercayaan : Agnostisisme
    Pandangan Dasar : Tidak mungkin mengetahui keberadaan Allah. Kita tidak dapat mengetahui bagaimana awal dunia ini
    Pendukung : Thomas Huxley, Herbert Spencer
    Kata Mereka : "Aku tidah tahu apakah Allah ada atau tidak."
    Kepercayaan : Ateisme
    Pandangan Dasar : Tidak perlu ada Allah. Dewa-dewa Yunani dan Allah dari Alkitab sama saja.
    Pendukung : Madalyn O'Hair, Bertrand Russell
    Kata Mereka : "Aku tahu bahwa Allah tidak ada."
    Kepercayaan : Deisme
    Pandangan Dasar : Allah mulai menggerakkan alam semesta dan meninggalkannya untuk mencapai hasilnya sendiri Allah tidak lagi menaruh perhatian pada manusia
    Pendukung : Benjamin Franklin, Thomas Jefferson
    Kata Mereka : "Dunia seperti jam yang diputar sekali oleh Allah dan sekarang sedang berputar terus sampai habis."
    Kepercayaan : Panteisme
    Pandangan Dasar : Kita semua adalah bagian dari Allah. Segala sesuatu yang ada, memiliki Allah di dalamnya.
    Pendukung : Spinoza, Goethe
    Kata Mereka : Seorang panteisme akan melihat sebuah pohon dan berkata, "Pohon itu adalah Allah."
    Kepercayaan : Panenteisme
    Pandangan Dasar : Allah meresapi seluruh alam semesta. Segala sesuatu ada di dalam Dia.
    Pendukung : Paul Tillich, New Age Movement
    Kata Mereka : Seorang panenteisme akan melihat sebuah pohon dan berkata, "Allah ada dalam pohon itu."
    Kepercayaan : Teisme
    Pandangan Dasar : Hanya ada satu Allah. Dia menciptakan alam semesta, dan kita dapat mengenalNya
    Pendukung : Orang Kristen dan Yahudi
    Kata Mereka : "Allah ada dan Dia tidak diam."

    Bagian H. Sekarang Saya Percaya Pada Allah


    Craig James Wood adalah seorang ahli meteorologi yang bekerja pada
    sebuah stasiun televisi, yang profesionalismenya dan ketepatan
    prakiraan cuacanya membuat ia sangat disegani. Di sini ia
    menceritakan tentang perjalanannya dari ateisme sampai beriman.


    Lima belas tahun yang lalu saya adalah seorang ateis. Saya
    telah memutuskan bahwa tidak ada Allah. Bagi saya, satu-satunya
    kekuatan yang bekerja di dunia adalah gaya berat -- bukan sesuatu
    yang lebih berpribadi dan peduli dari itu.

    Saya selalu diberitahu bahwa manusia diciptakan menurut
    gambar Allah. Namun berdasarkan apa yang saya lihat pada diri dan
    cara orang-orang saling memperlakukan, hal itu bukanlah gambar yang
    saya sukai. Di samping itu, penderitaan meluas yang ditanggung umat
    manusia -- disebabkan oleh banjir, gempa bumi, penyakit, kebakaran
    dan bencana-bencana lainnya -- menyebabkan saya menyimpulkan bahwa
    bila ada Allah, Dia pasti tidak mempedulikan manusia lebih baik dari
    saya. Jauh lebih masuk akal untuk dipercaya bahwa tidak ada Allah
    daripada ada "Seorang" Allah yang kejam dan semauNya sendiri.

    Dengan keyakinan-keyakinan dan semua argumen untuk
    mendukungnya, saya tiba di Grand Rapids pada tahun 1972. Saya siap
    bekerja keras untuk mencapai semua tujuan yang telah saya tetapkan
    bagi diri saya. Saya menginginkan keluarga yang bahagia, rumah yang
    bagus, pekerjaan yang menyenangkan dan penghasilan yang layak. Pada
    usia 25 tahun, kelihatannya saya telah mencapai semua tujuan itu.
    Namun sesungguhnya saya merasakan kekecewaan yang mendalam karena
    saya tidak merasakan kepuasan. Bahkan sebaliknya, saya mulai
    merasakan ketidakpuasan dan ketidaktenangan yang kuat. Saya mulai
    merasakan kebosanan dalam hidup.


    Pada masa itu saya mulai bertemu (atau memperhatikan untuk
    pertama kalinya) orang-orang yang berbeda kehidupannya. Mereka
    memiliki damai di dalam diri yang tidak saya miliki dengan kemauan
    saya sendiri. Hal ini membuat saya sangat marah. Dan ketika
    orang-orang ini mengatakan kepada saya bahwa damai mereka datang dari
    Allah yang hidup yang ada dalam diri mereka, saya menjadi lebih marah
    lagi.




    Mereka memiliki damai di dalam diri yang tidak saya miliki dengan
    kemauan saya sendiri




    Biasanya saya dapat mengabaikan percakapan tentang Allah yang
    hidup sebagai suatu yang omong kosong. Namun kenyataan adanya sesuatu
    yang berbeda dalam kehidupan orang-orang ini, terlalu kuat untuk
    dibantah. Kemudian saya melihat suatu perubahan pada istri saya
    Marcie, yang lebih tak mungkin pula untuk dibantah. Dalam sekejap,
    banyak kekecewaan, kekhawatiran dan kebencian dalam dirinya, diganti
    dengan roh kedamaian dan kemantapan, sama seperti yang dialami oleh
    teman-teman saya.


    Tiga minggu kemudian, Marcie memberanikan dirinya untuk
    menceritakan kepada saya bahwa ia telah menyerahkan hidupnya kepada
    Yesus Kristus. Saya tidak dapat melawanNya lebih lama lagi. Saya pun
    menyerahkan hidup saya kepada Allah yang hidup ini, yang telah
    memperkenalkan diriNya kepada saya melalui istri dan teman-teman saya
    yang diubahNya.


    Sekarang saya tahu bahwa Allah ada. Dia telah menyatakan
    diriNya melalui Alkitab, yang dulu tidak pernah saya percayai. Dia
    menyatakan diriNya melalui perencanaan alam semesta yang sekarang
    saya lihat dari sudut pandang yang berbeda. Dan Dia telah menyatakan
    diriNya melalui hidup orang-orang yang menjadi kunci yang membuka
    hati saya.


    Dia siap dan mau menyatakan diriNya kepada Anda juga, bila
    Anda memintaNya untuk memperkenalkan diriNya kepada Anda.

    Bagian I. Bagaimana Saya Dapat Mengenal Allah yang Ada?

    Apakah Allah ada atau tidak, merupakan pertanyaan yang penting. Namun sebenarnya, mengenal Allah ini adalah jauh lebih penting. J.I. Packer menulis: "Untuk apa kita diciptakan? Untuk mengenal Allah. Apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita? Untuk mengenal Allah. Apakah hidup kekal yang diberikan Yesus? Untuk mengenal Allah. Apakah yang terbaik dalam hidup? Mengenal Allah. Apakah yang dalam diri manusia yang paling menyenangkan Allah? Pengetahuan akan diriNya."

    Namun siapakah yang dapat memperkenalkan kita kepada Allah? Mari kita lihat apa yang dikatakan Yesus kepada murid-muridNya:

    "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu. Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Thomas kepadaNya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." (Yoh 14:1-7).

    Kami mengundang Anda untuk mengakui dosa-dosa dan kebutuhan Anda akan Juruselamat. Sadarilah bahwa Kristus telah mati untuk Anda. Dan percayalah kata-kata Yohanes: "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya" (Yoh 1:12).

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-006 Bagaimana Memahami Alkitab?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Bagaimana memahami Alkitab? Saya bahkan belum pernah belajar bahasa Yunani. Apakah saya harus menempuh pendidikan teologia dan memiliki satu seri lengkap buku tafsiran terlebih dahulu agar dapat memahami Alkitab? Atau, adakah metode tertentu bagi orang Kristen awam seperti saya untuk mempelajari Alkitab secara pribadi sehingga saya dapat mengalami kepenuhan dan sukacita? Dapatkah saya memahami apa yang dipaparkan di dalamnya dan mengaitkannya dengan situasi saat ini?

    Jika Anda mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mungkin buku ini yang Anda butuhkan untuk menolong Anda memahami Firman Allah.


    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria P.O. Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 SMI 006-94 Diterjemahkan dari How Can I Understand the Bible?
    Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1985 pada RBC Ministries (R) 317665, 014043 & 014174
    Penerjemah: Elyani N. Ilustrator: Wid. NS
    Cetakan I 1994. Cetakan II 1996. Cetakan III 1996
    Sumbangan Biaya produksi Rp. 700,00

    Bagaimana memahami Alkitab? Saya bahkan belum pernah belajar bahasa Yunani. Apakah saya harus menempuh pendidikan teologia dan memiliki satu seri lengkap buku tafsiran terlebih dahulu agar dapat memahami Alkitab? Atau, adakah metode tertentu bagi orang Kristen awam seperti saya untuk mempelajari Alkitab secara pribadi sehingga saya dapat mengalami kepenuhan dan sukacita? Dapatkah saya memahami apa yang dipaparkan di dalamnya dan mengaitkannya dengan situasi saat ini?

    Jika Anda mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mungkin buku ini yang Anda butuhkan untuk menolong Anda memahami Firman Allah.


    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria P.O. Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 SMI 006-94 Diterjemahkan dari How Can I Understand the Bible?
    Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1985 pada RBC Ministries (R) 317665, 014043 & 014174
    Penerjemah: Elyani N. Ilustrator: Wid. NS
    Cetakan I 1994. Cetakan II 1996. Cetakan III 1996
    Sumbangan Biaya produksi Rp. 700,00

    Bagian A. Menggali Pesan Allah

    Tak seorang pun yang suka jika perkataannya dikutip di luar konteks. Jika hal ini terjadi, sekalipun kata-katanya telah dipilih dengan cermat, akan kehilangan kekuatan dan arti yang dimaksud. Perhatikan, sebagai contoh, pernyataan dari seorang presiden Amerika: "Saya lebih suka beremigrasi ke negara yang tidak berpura-pura mencintai kemerdekaan -- ke Rusia misalnya...." Setelah membaca kalimat ini, mungkin Anda akan memiliki kesan yang tidak menyenangkan terhadap orang ini. Kedengarannya sangat tidak patriotik. Mungkin Anda juga akan bertanya-tanya, orang Amerika seperti apakah ia sehingga mengucapkan kata-kata seperti itu. Dan Anda mungkin akan sangat terkejut, karena kalimat ini ditulis oleh pejuang hak asasi Amerika terkenal, Abraham Lincoln.

    Permasalahan yang sebenarnya tidaklah terletak pada pernyataan Lincoln, tetapi pada bagaimana pernyataan itu diutarakan. Kata-kata itu dikutip di luar konteksnya. Kalimat ini tertulis dalam sebuah surat di mana Lincoln mengungkapkan dengan sedih berkenaan dengan kecenderungan berbahaya yang terjadi di Amerika. Ia merasa kuatir banyak orang hendak mengubah pernyataan "setiap orang diciptakan sama" menjadi "setiap orang diciptakan sama kecuali orang-orang bukan kulit putih." Jika hal ini terjadi, Lincoln berpendapat bahwa ia lebih senang tinggal di tempat yang pemerintahnya tidak berpura-pura menjunjung tinggi kemerdekaan. Konteks membuat segalanya berubah, karena kontekslah yang membuat kita mengerti dengan tepat apa yang dimaksud oleh Lincoln yang jujur.

    Kata-kata manusia bukanlah satu-satunya hal yang dapat diputarbalikkan dengan cara mengubah konteksnya. Kadang-kadang Firman Tuhan direnggut dari tambatannya dan dibelokkan dari maksud sebenarnya. Apabila hal ini terjadi, berarti kita tidak menghargai Allah dengan cara mementingkan diri sendiri. Dan Allah disalahtafsirkan, disalahtempatkan, dan disalah mengerti. Hasil "perampokan" konteks ini jauh lebih berbahaya daripada membuat Abraham Lincoln menjadi orang yang tidak patriotik.

    Kita harus sangat berhati-hati dalam mempelajari Alkitab. Merenggut bagian-bagian Alkitab dari konteksnya -- juga menambahkan asumsi-asumsi tertentu atau membenarkan suatu asumsi yang tidak benar -- merupakan suatu penghinaan terhadap sang Pencipta alam semesta. Dan hal itu akan menghancurkan usaha-usaha kita untuk menggali pesan Allah yang sesungguhnya.

    Alkitab adalah pesan Allah kepada kita semua. Dia ingin kita memahaminya, dan Dia telah memberi Roh Kudus untuk menolong kita. Namun kita tidak akan pernah mengerti pesan-Nya -- dan memahami Alkitab dengan tepat -- jika kita mengabaikan prinsip-prinsip dasar penafsiran Alkitab.


    "Kadang-kadang Firman Tuhan direnggut dari tambatannya dan dibelokkan dari maksud sebenarnya.... Allah disalahtafsirkan, disalahtempatkan, dan disalah mengerti."

    Buku ini ditulis dengan dua alasan, yakni untuk meyakinkan bahwa Anda dapat memahami Alkitab, dan untuk memperkenalkan cara penafsiran dengan metode kontekstual. Ketika Anda mempelajari Kitab dari segala kitab ini dengan jujur, dikontrol oleh Roh Kudus dan sesuai dengan konteksnya, maka Anda akan menemukan bahwa Anda dapat memahami Alkitab.

    Bagian B. Menafsir Alkitab

    Sebagai orang awam, Anda tidak perlu dibingungkan dengan
    aturan-aturan rumit untuk memahami Alkitab. Ingat saja satu kata
    dalam benak Anda: konteks. Seseorang pernah berkata, "Ada tiga
    pedoman untuk berhasil menafsir Alkitab. Pertama adalah 'konteks.'
    Kedua adalah 'konteks.' Ketiga adalah 'konteks.'" Penggunaan prinsip
    dasar ini melibatkan empat unsur seperti digambarkan di bawah ini.

          
                  + + + + + + + + + + + + + + +
                    +     Latar Belakang     +
                      +        Yang        +
                        +      Terkait   +
                          +            +
                            ----------
                Kebenaran-  +        +  Keseluruhan
                kebenaran   +  TEKS  +    Alkitab
                  Dasar     +        +
                            ----------
                          +            +
                        +    Penerapan   +
                      +    Secara Wajar    +
                    +                        +
                  + + + + + + + + + + + + + + +

    Diagram ini menggambarkan bagaimana keempat pedoman konteks
    ini berkaitan dengan upaya memahami Alkitab. Keempat pedoman ini
    adalah: latar belakang yang terkait, keseluruhan Alkitab, penerapan
    secara wajar dan kebenaran-kebenaran dasar.

    PEDOMAN KONTEKS 1: Latar Belakang yang Terkait

    PEDOMAN KONTEKS 2: Keseluruhan Alkitab

    PEDOMAN KONTEKS 3: Penerapan Secara Wajar

    PEDOMAN KONTEKS 4: Kebenaran-kebenaran Dasar


    1. Latar Belakang yang Terkait

    2. Keseluruhan Alkitab

    3. Penerapan Secara Wajar

    4. Kebenaran-kebenaran Dasar

    PEDOMAN KONTEKS 1:

    Latar Belakang yang Terkait

    Latar Belakang
    Yang
    Terkait

    Hal ini mengacu pada ayat-ayat yang secara langsung mendahului
    (sebelum) dan yang mengikuti (sesudah) bagian Alkitab tertentu.
    Seseorang yang memperhatikan dengan cermat "bahan-bahan"
    yang ada di sekitar bagian tersebut akan terhindar dari berbagai
    kesalahan yang umumnya terjadi. Perhatikan beberapa contoh
    berikut:

    1Yohanes 1:9. Kata-kata yang mudah dikenali dalam ayat ini
    adalah tentang pengakuan dosa yang sering dikaitkan sebagai penentu
    keselamatan. Namun adanya kata kita pada konteks sebelumnya membuat
    hal ini jelas bahwa Yohanes tidak mengalamatkan kalimat ini kepada
    orang-orang yang belum percaya. Melainkan lebih kepada orang-orang
    yang telah percaya (1Yohanes 1:6,7,8,10), dan ia menunjukkan
    kepada mereka bagaimana berjalan bersama Allah yang telah menyelamatkan
    mereka.

    1Petrus 3:3. Sebagian orang Kristen memakai kata-kata
    "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
    mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas" sebagai larangan
    bagi wanita untuk pergi ke salon kecantikan dan mengenakan perhiasan.
    Namun bila kita membaca terus, kita akan menjumpai kalimat "tetapi
    perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi." Jelas bahwa
    sang rasul tidak mengatakan bahwa merapikan rambut atau mengenakan
    perhiasan itu salah. Ia hanya mengatakan bahwa kaum wanita harus
    memberi tekanan yang lebih besar pada kualitas pribadi di "dalam"
    yang akan menghasilkan kecantikan karakter, bukan pada penampakan
    luar.

    Yakobus 1:5. Yakobus menasehatkan, "Tetapi apabila di antara
    kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada
    Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan
    dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan
    kepadanya." Kalimat ini banyak ditafsir sebagai janji bahwa kita akan
    menerima kecakapan atau pengetahuan tanpa harus mempelajarinya
    terlebih dahulu, dengan cara meminta melalui doa. Namun konteks
    menunjukkan bahwa Yakobus sedang berbicara secara khusus tentang
    pemberian hikmat untuk mengatasi ujian dan pencobaan.

    2Korintus 10:4. Pernyataan Paulus "karena senjata kami
    dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang
    diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan
    benteng-benteng" telah dikutip oleh orang-orang yang cinta damai
    untuk mendesak negara mereka melakukan perlucutan senjata. Namun
    konteks membuatnya jelas bahwa Rasul Paulus mengacu pada peperangan
    rohani antara orang-orang percaya melawan musuh-musuh yang tidak
    kelihatan.

    Filipi 4:13. Komentar Paulus "segala perkara dapat kutanggung
    di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" seringkali diartikan
    bahwa jika iman kita cukup kuat, kita akan menerima kekuatan untuk
    mencapai segala tujuan pribadi. Namun latar belakang bagian ini
    menunjukkan bahwa Rasul Paulus berbicara secara khusus tentang
    kekuatan Allah yang akan tetap kita terima, baik pada waktu
    kekurangan maupun kelimpahan. Terlebih lagi bagian ini harus
    diartikan bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu yang Allah
    inginkan melalui Yesus Kristus.



    "Ada tiga pedoman untuk berhasil menafsir Alkitab, yakni:
    konteks, konteks, dan konteks."


    Kesalahan menafsir teks Alkitab dapat dihindari jika kita
    memperhitungkan latar belakang yang terkait dari teks tersebut.
    Memperhatikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya seharusnya merupakan
    langkah awal yang lazim dan logis dalam menafsir Alkitab. Terlepas
    dari itu, jika kita akan mengutip pembicaraan teman-teman kita, tentu
    kita akan mempertimbangkan latar belakang pembicaraan mereka, bukan?
    Namun terkadang, jika hal itu diterapkan terhadap Allah yang adalah
    Penulis Alkitab, kita seringkali gagal dalam memberikan penghargaan
    yang sama.


    1. Latar Belakang yang Terkait

    2. Keseluruhan Alkitab

    3. Penerapan Secara Wajar

    4. Kebenaran-kebenaran Dasar

    PEDOMAN KONTEKS 2:

    Keseluruhan Alkitab

    keseluruhan

    Alkitab

    Pedoman kedua dari penafsiran kontekstual adalah mempertimbangkan
    bagian tersebut dalam hubungannya dengan keseluruhan Alkitab. Hal ini
    sangat penting karena akan mencegah orang yang mempelajari Alkitab
    melakukan kesalahan fatal.

    Tuhan Yesus sendiri menunjukkan betapa pentingnya mengenali
    konteks suatu bagian dalam hubungannya dengan kerangka dari
    keseluruhan Alkitab. Setelah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam,
    Dia dicobai Iblis. Sang Juruselamat mengutip Alkitab untuk mengatasi
    tiga pencobaan unik dari Iblis. Mula-mula ia menyarankan agar Tuhan
    menyatakan keilahian-Nya dengan cara mengubah batu menjadi roti.
    Namun Tuhan Yesus menolak dengan mengutip Ulangan 8:3 sebagai
    jawabannya. Iblis kemudian memutuskan untuk mengutip sedikit bagian
    Alkitab untuk kepentingannya. Ia membawa Tuhan Yesus ke atas bubungan
    bait Allah dan menganjurkan agar Dia menjatuhkan diri ke bawah. Si
    jahat kemudian mengutip Mazmur 91:11-12, "...Ia akan memerintahkan
    malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
    tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu" (Matius 4:6).
    Namun Yesus menjawab dengan perkataan, "Ada pula tertulis: Janganlah
    engkau mencobai Tuhan, Allahmu!," dikutip dari Ulangan 6:16

    .

    Perhatikan kata pula pada kalimat "ada pula tertulis." Dengan
    demikian Tuhan Yesus menyatakan kepada Iblis bahwa Dia tidak dapat
    menuntut janji dalam Mazmur 91:11-12 tanpa mempertimbangkan larangan
    dari Ulangan 6:16. Tak seorang pun memiliki hak untuk mengutip satu
    ayat Alkitab, mengabaikan latar belakangnya, dan menghubungkannya
    dengan bagian-bagian lain untuk membenarkan apa yang ingin dilakukan
    atau dikatakannya.

    Kata-kata Yesus dalam Matius 10:5-7 menunjukkan kepada kita
    gambaran pentingnya menafsir satu bagian dalam kerangka keseluruhan
    Alkitab.

    "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke
    dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang
    hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
    sudah dekat...."

    Yesus memerintahkan para rasul untuk mengajar hanya kepada
    orang-orang Yahudi. Apakah hal ini berarti bahwa orang-orang Kristen
    selama berabad-abad yang lalu telah melakukan kesalahan dengan
    memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa asing? Tentu saja tidak!
    Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus memerintahkan orang-orang
    yang sama agar menjadikan "semua bangsa murid-Ku" (Matius 28:19).
    Mahasiswa teologia dengan segera mengetahui bahwa ketika berada di
    dunia, Yesus hidup sebagai keturunan Yahudi di bawah wewenang hukum
    Musa, dan pada saat itu pintu keselamatan belum terbuka bagi semua
    orang sampai Dia harus mati di kayu salib.



    "Membaca satu bagian dari Alkitab sebagai bagian yang terpisah,
    sama seperti melihat sekeping jigsaw puzzle. Alkitab adalah
    satu kesatuan yang utuh."


    Oleh karena itu, seorang pemula seharusnya tidak mencoba
    menguraikan bagian yang sulit. Selagi membaca dan mempelajari
    Alkitab, pertama-tama ia harus memenuhi pikirannya dengan
    doktrin-doktrin dan bagian-bagian yang terlebih dahulu telah
    dipahaminya, sebelum meneruskan pada bagian-bagian yang lebih sulit.

    Membaca satu bagian dari Alkitab sebagai bagian yang
    terpisah, sama seperti melihat sekeping jigsaw puzzle (mainan dari
    gambar yang terpotong dan harus disusun lagi). Potongan-potongan itu
    tidaklah berarti sampai kita melihatnya terletak pada tempat yang
    tepat dalam gambar yang utuh. Seperti hal itu, Alkitab juga adalah
    satu kesatuan yang utuh. Alkitab adalah Firman Allah, bukan sekadar
    kumpulan kitab. Benar bahwa Alkitab ditulis selama jangka waktu lebih
    dari 1500 tahun. Benar pula bahwa Alkitab ditulis oleh 40 orang yang
    berbeda dan dalam tiga bahasa. Namun setiap orang menulis dalam
    pimpinan Roh Kudus. Dan Roh yang sama itulah yang menjamin bahwa
    setiap penulis menguatkan tulisan penulis lain, dan bahwa setiap
    kitab memberi sumbangan terhadap kebenaran Allah secara menyeluruh.

    Oleh karena kebenaran inilah, setiap orang Kristen harus
    mengenal secara dekat pesan utama dari keseluruhan Alkitab. Semakin
    baik kita menguasai pengajaran yang ada di dalamnya, semakin baik
    kita memahami penggalan-penggalan yang berbeda. Dan bagian-bagian
    yang sulit akan menjadi lebih mudah untuk dimengerti.


    1. Latar Belakang yang Terkait

    2. Keseluruhan Alkitab

    3. Penerapan Secara Wajar

    4. Kebenaran-kebenaran Dasar

    PEDOMAN KONTEKS 3:

    Penerapan Secara Wajar

    Penerapan

    secara wajar

    Prinsip kontekstual ketiga adalah penerapan secara wajar, artinya
    setiap kata yang dipakai diartikan sama seperti pemakaian umum. Kita
    harus memberlakukan tata bahasa yang benar dan lazim pada Alkitab,
    sama seperti pada buku-buku lain. jika kita membaca tulisan paparan
    sebagai fakta, kita harus menerimanya sebagai cerita dari peristiwa
    yang benar-benar terjadi, sebelum kita membuat penerapan secara
    rohani atau mencari arti yang tersembunyi. Jika kita membaca cerita
    perumpamaan, kita harus mencari pokok pikiran dari ilustrasi itu
    terlebih dahulu. Berusahalah menerima segala tulisan secara harfiah
    (literal), kecuali jika nyata-nyata kita tidak mungkin melakukannya
    atau menganggapnya demikian. Kalimat-kalimat kiasan, pernyataan-
    pernyataan puitis, simbol-simbol dan ungkapan-ungkapan biasanya cukup jelas sehingga mudah dikenali.

    Sebagai contoh penyimpangan aturan penerapan secara wajar,
    mari kita lihat bagaimana pemahaman beberapa orang tentang kisah
    seekor keledai yang dapat berbicara yang terdapat dalam
    Bilangan 22:1-41. Keledai betina yang dikendarai Bileam itu
    ketakutan ketika melihat Malaikat Tuhan menampakkan diri tiga kali.
    Sebanyak itu pula Bileam memukul keledai itu agar menuruti tujuannya.
    Pada penampakan Malaikat Tuhan yang ketiga, keledai itu enggan melangkah
    lagi dan berbicara, "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau
    memukul aku tiga kali?"

    Nah, pernahkah Anda melihat Malaikat Tuhan dengan pedang
    terhunus? Pernahkah Anda mendengar seekor keledai berbicara seperti
    manusia? Untuk mempercayai bahwa hal ini benar-benar terjadi,
    dibutuhkan keyakinan akan adanya mukjizat. Orang-orang tertentu
    menyatakan bahwa kita tidak boleh mempercayai bagian ini secara
    harfiah. Beberapa orang menegaskan bahwa peristiwa itu hanya suatu
    penglihatan saja. Lainnya berpendapat bahwa penulis bagian Alkitab
    ini bermaksud memberi kita sebuah alegori (kiasan) bahwa Malaikat
    dengan pedang terhunus menggambarkan perasaan bersalah Bileam.
    Sedangkan kaki yang terhimpit batu mewakili rasa pedih yang dialami
    Bileam karena terus-menerus dituduh hati nuraninya.

    Aturan dari penerapan secara wajar menuntut adanya penerimaan
    bahwa kisah Bileam ini merupakan suatu peristiwa yang benar-benar
    terjadi. Jika kita cenderung berpikir bahwa kisah ini merupakan
    penglihatan atau alegori, mestinya ada petunjuk yang diberikan kepada
    kita untuk konteks tersebut.

    Ungkapan-ungkapan Kiasan

    Penerapan secara wajar juga akan menghindarkan kita dari kebingungan
    yang ditimbulkan oleh ungkapan-ungkapan kiasan. Terlepas dari hal
    itu, kita sering menggunakannya dalam pembicaraan sehari-hari karena
    ungkapan-ungkapan kiasan dapat menyatakan pikiran dan perasaan kita
    dengan efektif. Kiasan adalah gambaran dalam kata-kata. Sebagai
    contoh, pernyataan "kakiku mulai beku." Jika yang menyatakan ini
    adalah seseorang yang sedang memancing ikan yang berada di bawah
    permukaan lapisan es, kita tidak akan melihat kalimat yang
    diucapkannya sebagai ungkapan kiasan. Kita tahu bahwa ia akan segera
    meninggalkan tempat dingin itu dan pindah ke tempat yang hangat.
    Namun jika seseorang membisikkan kalimat itu sambil mengendap
    mendekati sebuah rumah untuk menangkap seorang perampok bersenjata,
    kita akan tahu bahwa ia tentu tidak hendak menghangatkan kaki. Ia
    ingin menyatakan, "Saya takut" dan "Saya berpikir dua kali untuk
    melakukan penyergapan ini."

    Tuhan Yesus kadang-kadang memakai ungkapan-ungkapan kiasan
    untuk memancing pemikiran atau sebagai alat untuk mengajar. Biasanya
    ungkapan kiasan tidak terlalu sulit dipahami bila kita mengerti
    aturan penerapan secara wajar.



    "Kita sering menggunakan ungkapan-ungkapan kiasan dalam
    pembicaraan sehari-hari karena ungkapan-ungkapan kiasan
    dapat menyatakan pikiran dan perasaan kita dengan efektif."


    Pada suatu kesempatan, Tuhan Yesus berkata kepada Rasul
    Petrus, "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
    kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan
    di dunia ini akan terlepas di sorga" (Matius 16:19). Kita tidak perlu
    bertanya apakah kata kunci di sini merupakan ungkapan kiasan atau
    bukan. Kerajaan sorga bukanlah tempat yang dikelilingi tembok dengan
    pintu yang membutuhkan kunci (dalam arti yang sesungguhnya) untuk
    membukanya. Dalam konteks ini, kunci -- bahkan dalam Perjanjian Lama
    (Yesaya 22:22) -- merupakan simbol kewenangan. Petrus diberi wewenang
    membuka pintu kekristenan. Ia menggunakan wewenang tersebut di
    kalangan orang Yahudi pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-47), di
    kalangan orang Samaria ketika menumpangkan tangan pada orang-orang
    percaya karena pemberitaan Filipus (Kisah 8:1-40), dan di
    kalangan orang-orang bukan Yahudi saat ia berkhotbah di rumah
    Kornelius (Kisah 10:1-48).

    Tuhan berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
    orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan
    rumah janda-janda..." (Matius 23:14). Tak pelak lagi bahwa Dia
    menunjuk pada tindakan-tindakan mereka yang tidak jujur, bukan dalam
    arti harfiah memakan kayu dan adukan semen sebuah rumah. Ketika Yesus
    menyebut mereka "pemimpin-pemimpin buta" yang menapiskan nyamuk
    tetapi menelan unta (Matius 23:24), Dia mengecam mereka karena lebih
    memperhatikan pelanggaran kecil atas hukum yang mereka buat sendiri
    daripada menghargai persoalan-persoalan besar menyangkut keadilan dan
    kebenaran.

    Simbol-simbol

    Beberapa khotbah dalam Alkitab menggunakan simbol. Sebuah simbol
    biasanya adalah sebuah objek yang nampak atau melambangkan sesuatu
    yang tidak kelihatan atau bersifat rohani. Banyak simbol dalam
    Alkitab yang telah dijelaskan oleh penulisnya. Dalam Daniel 2:1-49
    misalnya, diperlihatkan suatu gambaran patung besar dengan kepala
    dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dan paha dari perunggu,
    dan kaki dari besi. Daniel kemudian menjelaskan bahwa itu adalah
    gambaran kerajaan Babilon, Media Persia, Yunani dan Romawi. Kita
    tidak perlu menerka artinya, karena secara khusus telah dinyatakan.



    "Sebuah simbol biasanya adalah sebuah objek yang nampak atau
    melambangkan sesuatu yang tidak kelihatan atau bersifat rohani."


    Meskipun beberapa simbol tidak dijelaskan, arti atau maksud
    dari simbol-simbol tersebut akan terjelaskan dengan sendirinya.
    Sebagai contoh, dalam Wahyu 1:12-16 Yesus digambarkan sedang berjalan
    di antara tujuh kaki dian emas. Kita diberitahu bahwa tujuh kaki dian
    tersebut melambangkan tujuh gereja di Asia Kecil yang kepadanya
    Kristus berbicara (ayat Wahyu 1:20). Namun bagian ini tidak memberi
    keterangan lebih lanjut mengenai kata-kata yang digunakan untuk
    menggambarkan Tuhan (ayat Wahyu 1:18). Mata-Nya bagaikan nyala api,
    kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara dan dari mulut-Nya keluar
    sebilah pedang tajam bermata dua. Namun secara umum arti simbol-simbol ini
    tidaklah sulit dipahami jika kita melihat konteksnya. Kalimat "mata-Nya
    bagaikan nyala api" menggambarkan bahwa Dia melihat dan membakar kejahatan
    dalam gereja-gereja tersebut. Gambaran ini secara keseluruhan menegaskan
    kekudusan Tuhan selagi Dia menyelidiki dan menghakimi gereja-gereja-Nya.
    Kita tidak perlu berpikir untuk menempuh pendidikan teologia terlebih
    dahulu sebelum mendalaminya.


    1. Latar Belakang yang Terkait

    2. Keseluruhan Alkitab

    3. Penerapan Secara Wajar

    4. Kebenaran-kebenaran Dasar

    PEDOMAN KONTEKS 4:

    Kebenaran-kebenaran Dasar

    Kebenaran-

    Kebenaran
    Dasar

    Seseorang yang ingin memahami Alkitab harus
    terlebih dahulu memusatkan perhatian pada hal-hal
    pokok yang menjadi dasar iman Kristen. Ia harus
    bertumbuh mantap dalam hal pemahaman rohani dan
    dan hidup kekristenan, serta menolak daya tarik
    topik-topik yang tidak utama yang dapat menyebabkan
    penyimpangan atau kesalahan.

    Rasul Paulus menegaskan prinsip-prinsip kebenaran yang
    mendasar dalam suratnya yang kedua kepada Timotius. Ketika ia
    menuliskannya dari dalam penjara, menunggu hukuman mati, ia
    memprihatinkan beberapa orang yang mengaku Kristen yang terlibat
    dalam perdebatan sia-sia mengenai hal-hal yang tidak utama. Oleh
    karena itu, ia mendesak Timotius untuk mengajarkan
    kebenaran-kebenaran utama, dan menunjuk pemimpin-pemimpin yang akan
    terus mengajar mereka (2Timotius 1:13; 2:1-2,11-13,19,22). Ia terus
    mengingatkan anak rohaninya ini untuk tidak terlibat dalam penyakit
    bersilat kata. Kemudian ia memerintahkan Timotius untuk
    memperingatkan jemaat yang suka beromong kosong tentang topik-topik
    kecil dari Alkitab (2Timotius 2:14,16-18).

    Agar berpijak pada hal-hal dasar, kita harus mengajarkan
    doktrin-doktrin utama yang dapat diringkas sebagai berikut:


    1. Satu Allah dalam tiga pribadi -- Bapa, Anak dan Roh Kudus.

    2. Ke-66 kitab dari Alkitab diinspirasikan secara lengkap, suatu
      pewahyuan yang sempurna dari Allah.

    3. Ketuhanan Yesus Kristus: Kelahiran-Nya dari anak dara,
      kemanusiaan-Nya yang tidak berdosa, kematian-Nya yang menggantikan,
      kebangkitan-Nya yang ragawi, kenaikan-Nya ke sorga, dan
      kedatangan-Nya kembali ke bumi kelak.

    4. Keselamatan hanya oleh iman kepada Yesus Kristus, bukan karena
      usaha manusia, dan semata-mata karena anugerah.

    5. Darah Kristus berkuasa menghapuskan dosa setiap orang yang datang
      kepada Allah melalui Dia.

    6. Perlunya perbuatan baik setelah menerima keselamatan untuk
      menyatakan ucapan syukur dan kesaksian yang hidup kepada dunia
      tentang kuasa Allah yang mengubahkan.

    7. Kebangkitan tubuh: tempat tinggal yang mulia dan abadi tersedia
      bagi orang yang percaya di sorga, dan penghukuman abadi di neraka
      bagi orang yang menolak Kristus.

    8. Satu gereja yang sejati, tubuh Kristus, yang terdiri dari semua
      orang percaya tanpa memandang warna kulit, ras atau kedudukan, dan
      kebutuhan akan keberadaan dan dukungan gereja lokal yang percaya
      kepada kebenaran Alkitab.

    9. Kebutuhan akan pertumbuhan iman tiap-tiap hari melalui waktu
      teduh, pemahaman Alkitab, doa dan kesaksian.

    10. Ketaatan mutlak terhadap perintah Kristus untuk mewartakan kabar
      baik kepada semua bangsa dan mengajar orang percaya akan kebenaran
      Firman Allah.

    11. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang telah dekat untuk membawa
      umat-Nya dari dunia dan kemudian membangun Kerajaan-Nya di bumi.



    "Kepercayaan yang dilandasi kasih kepada sang Penulis Alkitab
    merupakan persiapan terbaik untuk memahami Alkitab secara
    bijaksana."

    -H.C. Trumbull


    Jika kita berkonsentrasi pada kebenaran-kebenaran dasar ini,
    kita akan terhindar dari pemborosan waktu pada persoalan-persoalan
    yang tidak utama. Kita akan lebih terfokus pada aspek-aspek utama
    dari hidup kristiani. Dan yang terpenting, Allah akan menghindarkan
    kita dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

    Bagian C. 12 Aturan Pemahaman Alkitab

    Jika kita menerapkan prinsip-prinsip kontekstual yang telah dijelaskan, kita akan melihat di dalamnya telah teringkas elemen-elemen dasar penafsiran Alkitab. Namun, kita juga akan sangat terbantu dengan menggunakan 12 pedoman yang menguraikan cara tersebut dengan lebih detil, sebagaimana dipaparkan di bawah ini.

    1. Mintalah pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus dikaruniakan kepada untuk memperjelas isi Alkitab dan membuatnya menjadi hidup saat kita mempelajarinya. Mintalah penerangan dari-Nya.
    2. Pahami Alkitab secara harfiah (literal). Artikan kata-kata yang ada seperti penggunaan yang lazim. Perhatikan tata bahasa, susunan kalimat dan paragrafnya.
    3. Pertimbangkan konteks yang terkait. Latar belakang khusus dari setiap tulisan sangatlah penting. Hal itu menolong kita mengerti kapan penafsiran non-harfiah (tidak literal) diperlukan dan akan memperjelas bagian yang sedang kita baca.
    4. Tanamkan keutuhan isi Alkitab dalam pikiran. Mengembangkan pemahaman berdasarkan pesan Alkitab secara utuh akan mencegah kita membangun doktrin yang salah karena penafsiran yang tidak tepat terhadap ayat tertentu.
    5. Berkonsentrasilah pada kebenaran-kebenaran yang pokok (utama). Hindari masalah-masalah yang menjadi perdebatan, dan tolak godaan yang dapat menggelincirkan kita ke hal-hal yang spekulatif (dugaan yang tidak berdasar kuat).
    6. Ingatlah pembaca mula-mula. Setiap bagian Alkitab ditujukan kepada orang-orang tertentu dengan suatu maksud. Carilah maksud tersebut sebelum Anda membuat aplikasi yang sesuai dengan situasi saat ini.
    7. Mulailah dengan bagian-bagian yang lebih mudah. Anda harus bertumbuh dahulu dalam pemahaman tentang kitab-kitab Injil (Matius, Markus Lukas dan Yohanes) dan Roma sebelum mulai menggali kitab Yehezkiel atau Wahyu.
    8. Mulailah dari hal-hal yang diketahui ke hal-hal yang tidak diketahui. Pahamilah bagian-bagian yang sulit, tidak jelas, dan kontroversial dengan tuntunan kebenaran yang telah pasti, jelas dan mudah dipahami.
    9. Nikmatilah gambaran-gambaran dalam Alkitab. Bahasa penggambaran (metafora, kiasan, penokohan dan simbol) menjadikan Alkitab berkilauan. Gunakan kamus untuk menolong kita memahami artinya.
    10. Pekalah terhadap pola-pola nubuatan. Tandailah unsur-unsur nubuatan yang segera digenapi setelah nubutan itu dinyatakan. Kemudian carilah hal-hal yang digenapi pada kedatangan Kristus yang pertama. Akhirnya, temukan nubuatan-nubuatan yang akan digenapi pada waktu kedatangan-Nya kembali.
    11. Dapatkan gambaran umum terlebih dahulu. Bacalah sebagian besar atau seluruh kitab sebelum memahami lebih dalam satu pasal atau ayat-ayat di dalamnya. Setiap penulis memiliki gaya penulisan dan pesan-pesan khusus yang akan disampaikan dalam setiap kitab yang ditulisnya.
    12. Sadari keterbatasan Anda. Akuilah bahwa dalam hidup ini kita tidak mungkin dapat memahami seluruh kebenaran yang tertuang dalam Buku yang diinspirasikan Allah ini.

    Bagian D. Penuntun Pemahaman Alkitab Pribadi:

    1. Tabel Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
      1. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Lama
      2. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Baru
    2. Memilih Alkitab untuk Bahan Pemahaman
    3. Alat Bantu untuk Pemahaman Alkitab
    4. Bagaimana Cara Menggunakan Buku Tafsir

    PENUNTUN UNTUK MEMPELAJARI PERJANJIAN LAMA










    JENIS TULISAN : SEJARAH/BIOGRAFI (Kejadian sampai Ester, kecuali Imamat)
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA : Allah menjangkau manusia di mana mereka berada dan mewahyukan diri dan kebenaran-Nya secara bertahap.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI : Apa yang terjadi? Kapan? Mengapa hal itu dicatat? Apa yang dinyatakannya tentang Allah? Tentang sejarah manusia? Pelajaran praktis apakah bagi kita saat ini?


    JENIS TULISAN
    :
    HUKUM (Imamat; beberapa bagian Keluaran; Bilangan; dan Ulangan)
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA
    :
    Hukum-hukum ini diberikan kepada bangsa Israel yang hidup di tengah-tengah bangsa bengis penyembah berhala. Beberapa hukum diadaptasi untuk diberlakukan secara praktis waktu itu.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI
    :
    Apa maksud hukum-hukum tersebut? (Gal 3:19-25). Apakah hukum khusus yang saya pelajari adalah perintah dasar? Jika itu merupakan hukum sipil, mengapa Allah memberikannya? Jika bersifat tatacara, bagaimana hal itu dapat melambangkan bayang-bayang keselamatan dalam PB? Apa yang dapat saya pelajari dari hal tersebut?


    JENIS TULISAN
    :
    PUISI/HIKMAT (Ayub sampai Kidung Agung)
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA
    :
    Puisi Ibrani dipenuhi dengan gambaran. Gagasan-gagasan diulang dengan kata-kata yang berbeda. Secara umum Amsal mengungkapkan prinsip, bukan janji-janji Allah.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI
    :
    Apa arti bagian ini bagi orang-orang sebelum zaman Kristus? Apa artinya bagi saya? Apa yang disampaikannya tentang penyembahan? Tentang kehidupan? Tentang Allah?


    JENIS TULISAN
    :
    NUBUATAN (Yesaya sampai Maleakhi)
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA
    :
    Nubuatan bukanlah ide sederhana yang kemudian menjadi sejarah. Nubuatan atas suatu peristiwa yang akan terjadi di masa depan terkait dengan peristiwa yang akan terjadi dalam waktu dekat.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI
    :
    Apa konteks sejarah dari nubuat ini? Apakah sudah digenapi sebelum Kristus? Melalui Kristus? Unsur nubuatan apakah yang masih belum digenapi? Apa yang dapat saya pelajari dari nubuatan ini?

    1. Tabel Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
      1. Penuntun Untuk Mempelajari Perjajian Lama
      2. Penuntun Untuk Mempelajari Perjajian Baru
    2. Memilih Alkitab untuk Bahan Pemahaman
    3. Alat Bantu untuk Pemahaman Alkitab
    4. Bagaimana Cara Menggunakan Buku Tafsir

    PENUNTUN UNTUK MEMPELAJARI PERJANJIAN BARU









    JENIS TULISAN : INJIL
    (Matius sampai Yohanes): Kelahiran, pengajaran, mujizat, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA : Yesus berbicara terutama kepada orang-orang Yahudi yang hidup di bawah hukum Taurat dan yang beribadah di bait Allah. Gambaran-gambaran tersebut terdapat di dalam semua Injil.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI : Apa maksud tindakan dan perkataan Tuhan bagi orang-orang pada zaman-Nya? Bagaimana saya dapat menerapkannya pada kehidupan saat ini?




    Sejarah kekristenan pada abad pertama.





    JENIS TULISAN : KISAH PARA RASUL
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA : Kabar baik tentang keselamatan melalui Kristus diterima bukan saja oleh kaum Yahudi, tetapi juga oleh bangsa-bangsa asing. Masa transisi dari kepercayaan Yudaisme kepada kekristenan berlangsung secara berangsur-angsur.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI : Unsur apakah yang terdapat dalam pengalaman dan pengajaran para rasul yang memiliki arti penting pada masa transisi tersebut? Manakah yang dapat saya terapkan dalam kehidupan?









    JENIS TULISAN : SURAT-SURAT PARA RASUL
    (Roma sampai Yudas): Surat-surat yang ditulis dan ditujukan kepada gereja-gereja dan/atau pemimpin-pemimpin gereja.
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA : Kepada gereja-gereja dan para pemimpinnya telah diberikan petunjuk-petunjuk teliti tentang iman kepada Allah dan petunjuk-petunjuk praktis bagi gereja segala zaman.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI : Siapa penulis surat ini? Mengapa surat ini ditulis? Kepada siapa surat ini ditujukan? Apa garis besar isi surat ini? Doktrin dasar apa yang ingin diajarkan? Bagaimana menerapkannya dalam hidup saya? Dalam gereja? Pada orang non-Kristen?









    JENIS TULISAN : WAHYU
    Gambaran rencana Allah tentang akhir zaman dalam bahasa simbolik.
    SITUASI ROHANI DAN BUDAYA : Sebuah pesan bagi gereja-gereja pada akhir abad pertama dan bagi semua orang percaya segala zaman. Berbicara tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
    AJUKAN PERTANYAAN KUNCI : Mengapa kitab ini ditulis? Kepada siapa kitab ini ditujukan? Apa yang dibicarakan di dalamnya? Nilai apakah yang ingin disampaikan kepada pembaca mula-mula? Tuntunan apakah yang kita dapat darinya?

    1. Tabel Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
      1. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Lama
      2. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Baru
    2. Memilih Alkitab untuk Bahan Pemahaman
    3. Alat Bantu untuk Pemahaman Alkitab
    4. Bagaimana Cara Menggunakan Buku Tafsir

    MEMILIH BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB

    Dr. Irving Jensen, guru besar Alkitab dari Bryan College, yang pemahaman Alkitab induktifnya telah dikenal secara luas, memulai pelajaran metode pemahaman Alkitab di kelasnya dengan menunjukkan empat hal pokok untuk melakukan pemahaman Alkitab, yakni: Alkitab, mata, pensil, dan kertas.

    Hal pertama adalah Alkitab. Anda dapat menggunakan Alkitab Terjemahan Baru terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sebagai pedoman pembacaan. Juga tidak tertutup kemungkinan Anda menggunakan Alkitab dalam bahasa Indonesia sehari-hari sebagai pembanding. Namun itu saja belumlah cukup. Akan sangat menolong bila Anda juga menggunakan Alkitab bahasa Inggris dan Alkitab khusus untuk pemahaman Alkitab.

    Khusus untuk Alkitab bahasa Inggris, haruslah dipilih dengan bijaksana. Pertama-tama Anda harus mempertimbangkan versi yang akan digunakan, sebelum membeli Alkitab tersebut. Berbagai penjelasan dan catatan khusus yang ada di dalamnya akan memberi berbagai informasi yang berguna, menghemat waktu dan mencegah Anda menarik kesimpulan yang salah. Mari kita perhatikan beberapa versi Alkitab bahasa Inggris yang dapat kita gunakan dalam pemahaman Alkitab.

    Terjemahan Alkitab Dalam Bahasa Inggris

    • The King James Version. Versi ini telah digunakan selama berabad-abad. Keindahan bahasanya telah dikenal oleh berjuta pembaca. Versi ini akan sangat menolong bila digunakan sebagai rujukan untuk menjelaskan arti kata-kata yang telah kuno.

  262. The New King James Version. Versi yang lebih kemudian ini diterbitkan oleh Thomas Nelson, dengan memperbarui bahasa yang digunakan pada versi King James namun tetap mempertahankan gayanya yang unik.
  263. The New American Standard Bible Version. Bahasa yang digunakan dalam Alkitab ini adalah bahasa yang paling harfiah dari bahasa Ibrani dan Yunani. Diterbitkan oleh Lockman Foundation. Banyak pengajar Alkitab merekomendasi Alkitab versi ini untuk bahan pemahaman Alkitab pribadi
  264. The New International Version. Terjemahan ini dilakukan oleh International Bible Society bekerjasama dengan Zondervan. Versi ini mengkombinasikan teks pengajaran formal dan gaya penulisan harfiah yang mudah dibaca.
  265. Alkitab untuk Pemahaman

    • The New Scofield Reference Bible. Sebuah hasil kerja yang handal dari C.I. Scofield yang diperbarui tahun 1966 di bawah koordinasi E. Schuyler English. Catatan kaki, ringkasan doktrin, catatan pinggir dan atlas akan sangat menolong kita. Kata pengantar diberikan pada setiap kitab, disertai kepala pasal dan perikop.

  266. Thompson Chain-Reference Bible. Keistimewaannya terletak pada sistem indeks ringkasan topik yang demikian cermat dari lebih kurang 4.200 pokok bahasan dalam Alkitab. Topik-topik ini disusun sedemikian rupa sehingga menyajikan kekayaan informasi yang siap dimanfaatkan. Manfaat lainnya adalah adanya analisa pada setiap kitab, garis besar biografi karakter dalam Alkitab, keselarasan berita Injil dan atlas berindeks dari Rand-McNally.
  267. The Ryrie Study Bible. Catatan-catatan kaki dari buku karya Charles Ryre ini memberikan ringkasan tafsiran dari seluruh Alkitab. Sistem referensi silang marginal dan indeks yang penting, disajikan bersama peta Hammond dan tabel berdasarkan masa. Setiap kitab diberi garis besar yang cermat dan mendalam.
    1. Tabel Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
      1. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Lama
      2. Penuntun Untuk Mempelajari Perjanjian Baru
    2. Memilih Alkitab untuk Bahan Pemahaman
    3. Alat Bantu untuk Pemahaman Alkitab
    4. Bagaimana Cara Menggunakan Buku Tafsir

    ALAT-ALAT BANTU PEMAHAMAN ALKITAB

    Pada masa kini tidaklah sulit mencari buku-buku yang dirancang untuk memperlengkapi pembaca dalam mempelajari Alkitab secara pribadi. Di bawah ini kami sarankan beberapa di antaranya.

    Konkordansi

    • Konkordansi Alkitab. Konkordansi ini dalam bahasa Indonesia, dikerjakan oleh Dr. D.F. Walker, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia dan Kanisius.
    • Strong's Exhaustive Concordance of the Bible. Konkordansi ini telah menjadi referensi standar pemahaman Alkitab selama beberapa dekade. Daftar kata-kata yang disusun menurut abjad (teks King James Version) menawarkan referensi silang yang sangat menolong. Adanya kamus singkat bahasa Yunani dan Ibrani menambah manfaat buku ini.
    • Young's Analytical Concordance to the Bible
    • Cruden's Complete Concordance

    Ensiklopedia Alkitab

    Ensiklopedia Alkitab biasanya merupakan titik mula yang baik untuk memahami dengan lebih dalam sebuah kitab atau topik khusus.

    • Ensiklopedia Alkitab Praktis, diterbitkan oleh Lembaga Literatur Baptis.
    • Ensiklopedi Perjanjian Baru, diterbitkan oleh Kanisius.
    • The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible. Ensiklopedia ini sebanyak 5 volume, diterbitkan oleh Zondervan Publishing House.
    • Wycliffe Bible Encyclopedia. Ensiklopedia ini sebanyak 2 volume, diterbitkan oleh Moody Press
    • .
    Buku Pegangan Alkitab

    Buku pegangan pemahaman Alkitab berisi antara lain: bahan-bahan pengantar, latar belakang, tabel-tabel informasi, atlas, gambar-gambar dan komentar ringkas.

    • The New Unger's Bible Handbook, diterbitkan oleh Moody Press.
    • Eerdman's Handbook to the Bible, diterbitkan oleh Eerdmans Publishing Company.

    Kamus Alkitab

    Kamus Alkitab memuat penjelasan kata-kata penting dalam Alkitab.

    • Kamus Alkitab, diterbitkan oleh Nusa Indah.
    • Kamus Alkitab, diterbitkan oleh YPI Immanuel.
    • Kamus Istilah Teologia, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
    • Unger's Bible Dictionary, diterbitkan oleh Moody Press.
    • New Bible Dictionary, diterbitkan oleh Eerdmans Publishing Company.

    Tafsiran Alkitab

    • Tafsiran Alkitab Masa Kini (3 jilid), diterbitkan oleh Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

  268. Tafsiran Alkitab, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
  269. The Wycliffe Bible Commentary (1 vol.), diterbitkan oleh Moody Press. Eksposisi ringkas ini menyajikan informasi latar belakang, garis besar dan tafsiran.
  270. The Bible Knowledge Commentary (2 vol.), diterbitkan oleh Victor Books. Ditulis oleh staf Dallas Theological Seminary, merupakan kombinasi dari pengajaran yang tajam dan jelas.
  271. Atlas Alkitab

    Atlas dapat menjadi petunjuk yang berharga untuk menempatkan orang dan lokasi pada sudut pandang yang tepat.

    • Atlas Alkitab Masa Kini, diterbitkan oleh SAAT.
    • Atlas Alkitab, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
    • Peta Alkitab, diterbitkan oleh SAAT.
    • Atlas of Bible Lands, diterbitkan oleh Hammond, Inc.
    • Bakers's Bible Atlas, diterbitkan oleh Baker Book House.
    • The Moody Atlas of Bible Lands, diterbitkan oleh Moody Press.
    Pemahaman Bahasa

    Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang arti kata, sejarah dan konteks linguistik dalam Alkitab, buku-buku berikut ini sangat baik.

    • An Expository Dictionary of Biblical Words, karya W.E. Vine, diterbitkan oleh Revell.
    • Theological Wordbook of the Old Testament (2 vol.), diterbitkan oleh Moody Press.
    • Dictionary of New Testament Theology (3 vol.), diterbitkan oleh Zondervan Publishing House
    Pemahaman Topik

    Semua ayat dalam topik-topik khusus dikumpulkan dan diklasifikasikan.

    * Nave's Topical Bible, diterbitkan oleh Moody Press.

    Pengantar Alkitab

    Pengantar Alkitab menawarkan pandangan tentang penulis, teologia, dan latar belakang sejarah.

    • Pengantar Perjanjian Lama, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
    • Mari Mengenal Perjanjian Lama, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
    • Pengantar Perjanjian Baru, diterbitkan oleh Kalam Hidup.
    • Dunia Perjanjian Baru, diterbitkan oleh Yakin dan Gandum Mas.
    • A Survey of Old Testament, diterbitkan oleh Moody Press.
    • Introduction to the New Testament, diterbitkan oleh Eerdmans Publishing Company.
    • New Testament Indoduction, diterbitkan oleh InterVarsity Press.

    1. Tabel Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
      1. Penuntun Untuk Mempelajari Perjajian Lama
      2. Penuntun Untuk Mempelajari Perjajian Baru
    2. Memilih Alkitab untuk Bahan Pemahaman
    3. Alat Bantu untuk Pemahaman Alkitab
    4. Bagaimana Cara Menggunakan Buku Tafsir

    CARA MENGGUNAKAN BUKU TAFSIRAN

    Tafsiran adalah buku yang menguraikan dan menjelaskan teks Alkitab. Tafsiran yang baik melibatkan setiap ayat -- memberi arti kata, menjelaskan latar belakang, dan menawarkan rujukan dari bagian-bagian lain Alkitab. Sebagian besar tafsiran adalah hasil studi yang cermat, tekun dan dilandasi doa. Beberapa di antaranya diterbitkan dalam satu atau dua volume, lainnya dalam satu seri lengkap. Tafsiran sangat diperlukan bagi pemahaman Alkitab yang efektif, tetapi harus digunakan secara tepat. Sebelum Anda menggali sendiri suatu bagian Alkitab dengan teliti, kami tidak menganjurkan Anda memakai buku tafsiran.

    Setelah Anda berusaha sebaik-baiknya untuk memahami suatu bagian, barulah Anda membandingkannya dengan tiga atau empat tafsiran yang baik. Jika Anda menggunakan tafsiran sebelum berusaha menggalinya sendiri, hal itu akan mempersempit wawasan pemikiran Anda. Jika Anda hanya bersandar pada apa yang ditulis orang lain, Anda akan kehilangan gairah dalam menggali dan sukacita dari proses kreatif yang dipimpin Roh Kudus dalam pemahaman Alkitab.

    Manfaat efektif apakah yang dapat diberikan buku-buku tafsiran yang baik ketika Anda melakukan pemahaman Alkitab? Di bawah ini ada beberapa hal yang mungkin Anda harapkan.

    1. Kadang-kadang tafsiran dapat meyakinkan pengertian Anda akan bagian tersebut. Jika Anda menemukan semua tafsiran yang Anda gali secara pokok menginterpretasikan hal yang sama, Anda dapat diyakinkan bahwa kesimpulan yang Anda tarik adalah tepat.
    2. Kadang-kadang tafsiran akan mempertajam pemahaman kita akan bagian tersebut. Para penafsir mungkin memberi wawasan yang tidak pernah terpikir oleh Anda, dengan demikian akan memperdalam dan memperkaya pemahaman Anda akan bagian tersebut.
    3. Kadang-kadang tafsiran membuat Anda mengevaluasi kembali penafsiran Anda. Suatu kali mungkin Anda menemukan bahwa tafsiran yang Anda pakai memberikan kesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan yang Anda tarik. Anda juga mungkin akan menemukan bahwa antara satu tafsiran dengan tafsiran lainnya berbeda. Jika hal ini terjadi, Anda patut bersyukur atas penggalian yang Anda lakukan. Hal ini akan menolong Anda untuk mengevaluasi pandangan-pandangan tersebut. Setelah dipikirkan secara cermat, Anda mungkin akan memilih sebuah penafsiran yang sangat berbeda dengan penafsiran yang mula-mula Anda tarik.

    4. "Jika Anda menggunakan tafsiran sebelum berusaha menggalinya sendiri, hal itu akan mempersempit wawasan pemikiran Anda."

    5. Kadang-kadang tafsiran memperlihatkan bahwa pemahaman Anda akan bagian tersebut hampir semua salah. Dengan membaca tafsiran, Anda akan memperoleh informasi yang akan menyadarkan Anda dari kesalahan persepsi atau pemahaman terhadap suatu elemen dalam bagian atau ayat yang Anda pelajari. Jika hal ini terjadi, Anda harus kembali ke teks dan memikirkannya kembali.

    Bagian E. Pedoman untuk Menafsir Nubuatan

    Untuk memahami bagian-bagian Alkitab yang mengungkapkan nubuatan,
    orang Kristen harus mengetahui dua hukum, dan mengikuti enam aturan
    penafsiran.

    DUA HUKUM

    1. Hukum Referensi Ganda. Kadang-kadang nubuatan tertuju pada
    manusia, tetapi memiliki elemen-elemen yang dapat diterapkan pada
    makhluk adikodrati atau manusia di masa yang akan datang. Sebagai
    contoh, pada kisah pengutukan ular setelah kejatuhan manusia dalam
    dosa, Allah mengatakan bahwa Dia akan mengadakan permusuhan antara
    ular dan perempuan (Kejadian 3:14-15). Di sini Allah menunjuk pada
    Iblis, yang berbicara melalui ular untuk mencobai Hawa. Dia sedang
    menubuatkan pergumulan antara Kristus dan Iblis (Roma 16:20;
    Galatia 3:16; Ibrani 11:15; Wahyu 19:11 - 20:10).

    Nubuatan dalam Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26
    tertuju pada raja-raja Israel. Namun dalam setiap penggenapannya, tidak
    dapat dibatasi hanya pada orang-orang tersebut ketika mereka muncul dalam
    sejarah. Keduanya mengacu pada Iblis, memberi informasi tentang ia
    yang tidak terdapat di tempat lain dalam Alkitab.

    2. Hukum Perspektif Nubuatan. Para nabi sering menggambarkan
    peristiwa-peristiwa di masa yang akan datang dalam suatu gambaran
    tanpa menunjukkan pemisahan dalam hal waktu. Hal ini dapat
    diumpamakan seperti memandang puncak-puncak gunung dengan sekali
    pandang tanpa memperhatikan lembah-lembah di antara puncak.

    Yesus menggunakan hukum perspektif nubuatan ketika Dia
    membacakan Kitab Suci di sebuah sinagoga di Nazaret. Dia membuka
    gulungan kitab Yesaya dan membaca:

    "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
    menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
    mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
    tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
    orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
    telah datang" (Lukas 4:18-19).

    Kemudian Yesus menutup gulungan kitab tersebut. Orang-orang yang
    telah mengenal Yesaya 61:1-2 dengan baik mestinya bertanya-tanya
    mengapa Yesus berhenti di tengah-tengah ayat kedua. Dia tidak
    membacanya karena bagian terakhir dari ayat Yesaya 61:2, "dan hari
    pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung," mengacu
    pada masa kesengsaraan. Jadi bagian pertama Yesaya 61:1-2 adalah
    nubuatan tentang kedatangan Yesus yang pertama; sedangkan bagian terakhir
    adalah nubuatan tentang kedatangan-Nya yang kedua. Nabi Yesaya melihat
    semuanya itu dengan sekali pandang. Ia tidak mengetahui bahwa sedikitnya
    ada rentang waktu duaribu tahun memisahkan kedua fase dalam nubuatannya.


    Nubuatan dalam Yoel 2:28-32 juga memiliki penggenapan ganda.
    Bagian pertama digenapi saat Pentakosta, seperti yang dikatakan Rasul
    Petrus dalam khotbahnya (Kisah 2:17-21). Namun bagian
    kedua, yang mengacu pada bulan yang berubah menjadi darah dan
    tanda-tanda adikodrati lainnya, belum digenapi pada awal masa gereja
    mula-mula (Kisah 2:19-20). Hal itu akan terjadi pada masa
    kesengsaraan yang mendahului kedatangan kembali Kristus dengan segala
    kemuliaan-Nya.

    ENAM ATURAN


    1. Tafsirkan dalam konteks. Bersama seluruh bagian Alkitab,
      pertimbangkan penulis/pembicaranya, situasi, orang-orang yang menjadi
      tujuan pemberitaan, dan subjek nubuatan.

  272. Tafsirkan secara harfiah (literal). Berikan arti yang lazim pada
    setiap kata, kenalilah gambaran-gambaran yang ada dalam pembicaraan.
    Jika para nabi menyebutkan jumlah hari atau tahun, terimalah apa
    adanya.
  273. Berhati-hati dengan simbol. Jangan mengartikan bagian nubuatan
    dengan arti simbolik atau rohani bila penafsiran harfiah cukup logis.
    Sebagai contoh, gempa bumi dalam Wahyu 6:12-17 harus diterima
    sebagai gempa bumi yang sesungguhnya; bukannya diartikan sebagai
    perpecahan yang terjadi di antara umat manusia.
  274. Lihatlah penggenapan yang segera akan terjadi. Pertama-tama
    lihatlah pada unsur-unsur nubuatan yang digenapi hanya dalam jangka
    waktu beberapa tahun, kemudian yang digenapi selama kedatangan
    Kristus yang pertama dan yang akan digenapi pada kedatangan-Nya yang
    kedua.
  275. Tetaplah konsisten. Jangan memperlakukan nubuatan-nubuatan Kristus
    berbeda dari nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama.
  276. Jangan mengartikan terlalu jauh. Tolaklah godaan untuk menjadikan
    detil-detil kecil sebagai dogma. Beberapa pertanyaan berkenaan dengan
    akhir zaman, tetap tidak akan terjawab.

  277. Tujuh manfaat pemahaman Alkitab bagi kita:

    1. Menyadarkan kita akan dosa (Ibrani 4:12)

    2. Membersihkan kita dari pencemaran dosa (Mazmur 119:9,11)

    3. Memberikan kekuatan (Keluaran 12:1-51; Ulangan 8:3)

    4. Memberitahu kita apa yang harus dilakukan (Yakobus 1:2)

    5. Mempersenjatai kita untuk menang atas dosa (Efesus 6:17)

    6. Menjadikan hidup kita berbuah (Mazmur 1:1-3)

    7. Memberikan kuasa dalam doa (Yohanes 15:7)

    - Wilbur M. Smith

    Bagian F. "Alkitab Adalah Milik Kita"

    Banyak orang merasa bahwa mereka tidak mungkin dapat memahami Alkitab, tidak peduli seberapa keras mereka mencoba. Bill dan Gwen Petroski juga merasakan hal tersebut sampai sesuatu terjadi dan membukakan jalan bagi mereka. Inilah kisah mereka.

    "Salah satu berkat terbesar dalam hidup kami adalah mengetahui bahwa kami dapat membaca dan memahami Alkitab. Kami berdua tumbuh dalam kepercayaan yang tidak menekankan pada kebenaran Alkitab.

    "Setelah menikah, kami mulai memikirkan hal-hal rohani. Kami merasa tidak puas sama sekali. Kami ingin anak-anak kami mengenal Allah dan memiliki nilai-nilai kristiani. Karena itu kami mulai menyelidiki Alkitab.

    "Kemudian pada suatu saat kami menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Kami mulai menghadiri gereja yang mengkhotbahkan kebenaran Alkitab dan mendengar Firman Tuhan. Perlahan-lahan kami mulai menyadari bahwa Alkitab adalah milik kami dan kami dapat membaca dan mempelajarinya bagi diri kami sendiri."

    Gwen: "Saya masih ingat dengan jelas ketika pertama kali membaca kitab Ibrani. Suatu Minggu pagi saya membacanya sampai selesai. Airmata saya mengalir, dan hal ini masih terjadi jika saya menyadari bahwa tembok pemisah antara Allah dan saya telah dirubuhkan, dan kini saya memiliki jalan kepada Allah."

    Bill: "Ketika pertama kali membaca Efesus 2:8-9 dan memahami bahwa keselamatan hanya oleh kasih karunia karena iman, hati saya dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Bagian itu selalu menjadi favorit saya.

    "Sekarang kami tahu bahwa Alkitab adalah milik kami. Sementara kami terus membaca dan mempelajarinya, kami merasa Alkitab lebih berarti lagi bagi kami daripada sebelumnya. Kami mencoba menerapkan pengajaran-pengajarannya dalam kehidupan, sehingga anak-anak kami dapat melihat bahwa Firman Tuhan sungguh nyata bagi mereka."

    Kesaksian Bill dan Gwen ini mengungkapkan getaran hati mereka karena menemukan kekayaan kebenaran rohani melalui pemahaman Alkitab pribadi. Roh Kudus melayani setiap orang percaya dengan cara-Nya yang khusus melalui Firman Tuhan, tetapi Dia juga memberikan pemahaman kepada orang-orang non-Kristen yang membaca Alkitab dengan kesungguhan hati mencari Allah.

    Carl Armerding menceritakan kisah tentang seorang gembala domba di Australia dan istrinya yang mengenal Kristus dengan cara demikian. Mereka mulai membaca kitab Roma dari Alkitab tua milik keluarga untuk melewatkan waktu senggang di malam hari. Setelah beberapa waktu, pria itu berkata, "Istriku, jika isi buku ini benar, kita adalah pendosa-pendosa di hadapan Allah. Kita adalah orang-orang hukuman." Sebagai kesimpulan dari pembacaan mereka selama beberapa hari, pria itu berseru, "Istriku, bila buku ini benar, kita tidak perlu terus-menerus menjadi orang-orang hukuman. Seseorang bernama Yesus Kristus telah mengambil alih hukuman kita dengan cara mati bagi kita. Namun Dia hidup kembali dan Dia ingin kita percaya kepada-Nya."

    Sungguhpun orang-orang ini memiliki pendidikan yang sangat terbatas, mereka mampu memperoleh kebenaran dasar yang diperlukan bagi keselamatan mereka dari Alkitab. Ketika mereka membaca Alkitab, mereka makin menemukan bahwa Alkitab diperuntukkan bagi mereka.

    Alkitab juga diperuntukkan bagi Anda. Alkitab diperuntukkan bagi semua orang.

    Bagian G. Daftar Pertanyaan untuk Pemahaman Alkitab

    Pertanyaan-pertanyaan tentang sebuah perikop dari Alkitab.

    • Apakah saya mengerti arti dari kata-kata dalam perikop ini sebelum saya tafsirkan?
    • Sudahkah saya membaca ayat-ayat yang mendahului perikop ini?
    • Sudahkah saya memeriksa pasal sebelum dan sesudahnya?
    • Apakah saya mengerti tujuan dari kitab di mana perikop ini terletak?
    • Apakah saya mengerti arti ungkapan kiasan di dalamnya?
    • Sudahkah saya melihat di atlas tempat-tempat yang disebutkan di dalamnya?
    • Sudahkah saya menggunakan kamus Alkitab untuk mengenali orang-orang yang disebut di dalamnya?
    • Sudahkah saya membaca perikop-perikop paralelnya?
    • Sudahkah saya memeriksa kitab lain dengan topik ini?
    • Sudahkah saya mengikuti aturan penafsiran simbol, bentuk dan nubuatan?
    • Sudahkah saya memeriksa ulang tafsiran saya dengan membandingkannya dengan buku tafsiran yang handal?
    • Apakah saya terjebak dengan berfokus pada hal-hal kecil yang akan mengesampingkan kebenaran dasar?
    • Sudahkah saya menemukan janji-janji Allah untuk diharapkan?
    • Apakah ada perintah-perintah untuk ditaati?
    • Apakah saya bersedia menerapkan kebenaran-kebenaran ini dalam kehidupan saya?
    • Apakah ada dosa yang harus dihindari?
    • Sudahkah saya mengenali kutipan-kutipan Perjanjian Lama dan memeriksa konteksnya?

    Pertanyaan-pertanyaan tentang sebuah perikop dari Alkitab.

    • Apakah saya mengerti arti dari kata-kata dalam perikop ini sebelum saya tafsirkan?
    • Sudahkah saya membaca ayat-ayat yang mendahului perikop ini?
    • Sudahkah saya memeriksa pasal sebelum dan sesudahnya?
    • Apakah saya mengerti tujuan dari kitab di mana perikop ini terletak?
    • Apakah saya mengerti arti ungkapan kiasan di dalamnya?
    • Sudahkah saya melihat di atlas tempat-tempat yang disebutkan di dalamnya?
    • Sudahkah saya menggunakan kamus Alkitab untuk mengenali orang-orang yang disebut di dalamnya?
    • Sudahkah saya membaca perikop-perikop paralelnya?
    • Sudahkah saya memeriksa kitab lain dengan topik ini?
    • Sudahkah saya mengikuti aturan penafsiran simbol, bentuk dan nubuatan?
    • Sudahkah saya memeriksa ulang tafsiran saya dengan membandingkannya dengan buku tafsiran yang handal?
    • Apakah saya terjebak dengan berfokus pada hal-hal kecil yang akan mengesampingkan kebenaran dasar?
    • Sudahkah saya menemukan janji-janji Allah untuk diharapkan?
    • Apakah ada perintah-perintah untuk ditaati?
    • Apakah saya bersedia menerapkan kebenaran-kebenaran ini dalam kehidupan saya?
    • Apakah ada dosa yang harus dihindari?
    • Sudahkah saya mengenali kutipan-kutipan Perjanjian Lama dan memeriksa konteksnya?

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-011 Apakah Alkitab Dapat Dipercaya?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Apakah Alkitab dapat dipercayai? Dapatkah saya menemukan alasan yang tepat untuk menerima pandangan-pandangannya yang "kuno"? Alkitab adalah sebuah buku tua di dunia modern. Jika saya hendak mempercayai isinya, saya harus memiliki alasan yang kuat mengapa saya harus mempercayainya, dan apa konsekuensinya terhadap sikap saya mengenai masalah-masalah seks, pernikahan, pekerjaan dan ibadah.

    Andaikata pikiran-pikiran semacam ini memenuhi benak Anda dari waktu ke waktu, kami akan merasa senang bila dapat membantu Anda. Buku ini kami persembahkan kepada Anda untuk menunjukkan wibawa Alkitab yang telah teruji dari waktu ke waktu. Kami berharap Anda akan memiliki pemahaman yang baru tentang Alkitab, buku yang telah banyak memberi arti bagi kehidupan orang-orang yang mempercayainya.

    Martin R. De Haan II

    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria PO Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 SMI 011-95 Diterjemahkan dari Can I Really Trust the Bible? Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1986 pada RBC Ministries (R) 317665, 014043 & 014174 Penerjemah: Okdriati Handoyo Cetakan I 1995. Cetakan II 1996. Cetakan III 1996 Sumbangan Biaya produksi Rp. 700,00

    Bagian A. Keberatan-keberatan Terhadap Alkitab

    Lebih dari 50.000 buku diterbitkan setiap tahun di Amerika. Buku-buku itu meliputi banyak topik, mulai dari makanan ringan sampai minuman keras, dari antropologi hingga zoologi, dari Afganistan sampai Zimbabwe. Namun, orang-orang yang percaya pada Alkitab menyatakan bahwa Alkitab adalah buku yang berbeda dari buku apa pun yang pernah diterbitkan. Mereka yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang ditulis oleh Allah sendiri dan karenanya hanya Alkitab yang dapat menunjukkan kepada kita bagaimana mengenal Allah, bagaimana seharusnya kita hidup dan bagaimana memperoleh hidup yang kekal.

    Banyak orang tidak sependapat. Mereka berpikir, mana mungkin Alkitab yang di dalamnya terdapat banyak kekurangan dan hal-hal yang tak masuk akal, ditulis oleh Allah. Berikut ini beberapa komentar mereka tentang Alkitab:

    "Alkitab tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah." Orang yang berpikir demikian beranggapan bahwa Alkitab penuh dengan kesalahan-kesalahan yang tak dapat diterima secara ilmiah, dengan demikian pesan rohaninya pun tak mungkin dapat diterima.

    Sebenarnya, justru karena kesaksian-kesaksiannya yang begitu alamiah, banyak ilmuwan menemukan hal-hal yang luar biasa dari Alkitab yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi. Misalnya, bagaimana mungkin matahari pernah berhenti bergerak di tengah langit, bagaimana bangsa Israel diberi makan burung puyuh, atau bagaimana Nabi Yunus dapat tetap hidup selama tiga hari di dalam perut ikan.

    "Alkitab tidak tepat dalam hal yang berkaitan dengan sejarah." Orang-orang yang percaya Alkitab sering menekankan bahwa Alkitab berasal dari Allah dan tak mungkin salah. Itulah sebabnya orang-orang yang tidak setuju sering memakai fakta-fakta sejarah untuk menyerang. Setiap kali mereka menemukan data sejarah tertentu yang tampaknya bertentangan dengan Alkitab, mereka akan segera menyimpulkan bahwa Alkitablah yang salah. Dan, selama nama atau peristiwa yang terdapat di dalam Alkitab tidak dapat dibuktikan dengan fakta sejarah, mereka menganggap Alkitablah yang salah.

    "Alkitab adalah buku yang ketinggalan zaman." Tak terlalu banyak buku dari 2000 tahun lalu yang masih diterbitkan sampai saat ini. Namun, hal yang mengungkapkan kelebihan buku yang bernama Alkitab ini justru telah diputarbalikkan sebagai kelemahan. Para ahli pikir modern yang telah mengembangkan filsafat dan teori-teori baru tentang kehidupan mengatakan bahwa tak satu pun buku dari berabad-abad yang lampau dapat relevan dengan kehidupan modern saat ini, terutama dalam hal seks, pernikahan, etika dan bisnis.

    "Alkitab hanyalah sebuah rekayasa manusia." Orang yang berkata demikian beranggapan bahwa Alkitab adalah hasil pengembangan khayalan manusia dan mitos-mitos nenek moyang. Mereka menganggap Alkitab sama saja dengan buku-buku dongeng tentang dewa-dewi Yunani atau dengan tulisan-tulisan religius lainnya. Bagi mereka, Alkitab hanyalah salah satu buku dari buku-buku agama yang ada.


    "Dengan menolak Alkitab ...... sesungguhnya itu berarti kita menutup mata terhadap bukti-bukti yang luar biasa tentang kasih karunia."

    Demikianlah, banyak orang menolak bahwa Alkitab adalah firman Allah. Mereka juga menolak bahwa Alkitab adalah buku yang dapat kita pedomani dalam perjalanan dan tujuan hidup kita. Namun, dengan menolak Alkitab, sebagaimana akan kita bahas pada halaman-halaman berikut, sesungguhnya itu berarti kita menutup mata terhadap bukti-bukti yang luar biasa tentang kasih karunia yang besar. Dan yang lebih penting, itu berarti mengingkari kebutuhan hakiki manusia sendiri -- serta mengabaikan keselamatan yang ditawarkan lewat pemberitaannya.

    Lebih dari 50.000 buku diterbitkan setiap tahun di Amerika. Buku-buku itu meliputi banyak topik, mulai dari makanan ringan sampai minuman keras, dari antropologi hingga zoologi, dari Afganistan sampai Zimbabwe. Namun, orang-orang yang percaya pada Alkitab menyatakan bahwa Alkitab adalah buku yang berbeda dari buku apa pun yang pernah diterbitkan. Mereka yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang ditulis oleh Allah sendiri dan karenanya hanya Alkitab yang dapat menunjukkan kepada kita bagaimana mengenal Allah, bagaimana seharusnya kita hidup dan bagaimana memperoleh hidup yang kekal.

    Banyak orang tidak sependapat. Mereka berpikir, mana mungkin Alkitab yang di dalamnya terdapat banyak kekurangan dan hal-hal yang tak masuk akal, ditulis oleh Allah. Berikut ini beberapa komentar mereka tentang Alkitab:

    "Alkitab tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah." Orang yang berpikir demikian beranggapan bahwa Alkitab penuh dengan kesalahan-kesalahan yang tak dapat diterima secara ilmiah, dengan demikian pesan rohaninya pun tak mungkin dapat diterima.

    Sebenarnya, justru karena kesaksian-kesaksiannya yang begitu alamiah, banyak ilmuwan menemukan hal-hal yang luar biasa dari Alkitab yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi. Misalnya, bagaimana mungkin matahari pernah berhenti bergerak di tengah langit, bagaimana bangsa Israel diberi makan burung puyuh, atau bagaimana Nabi Yunus dapat tetap hidup selama tiga hari di dalam perut ikan.

    "Alkitab tidak tepat dalam hal yang berkaitan dengan sejarah." Orang-orang yang percaya Alkitab sering menekankan bahwa Alkitab berasal dari Allah dan tak mungkin salah. Itulah sebabnya orang-orang yang tidak setuju sering memakai fakta-fakta sejarah untuk menyerang. Setiap kali mereka menemukan data sejarah tertentu yang tampaknya bertentangan dengan Alkitab, mereka akan segera menyimpulkan bahwa Alkitablah yang salah. Dan, selama nama atau peristiwa yang terdapat di dalam Alkitab tidak dapat dibuktikan dengan fakta sejarah, mereka menganggap Alkitablah yang salah.

    "Alkitab adalah buku yang ketinggalan zaman." Tak terlalu banyak buku dari 2000 tahun lalu yang masih diterbitkan sampai saat ini. Namun, hal yang mengungkapkan kelebihan buku yang bernama Alkitab ini justru telah diputarbalikkan sebagai kelemahan. Para ahli pikir modern yang telah mengembangkan filsafat dan teori-teori baru tentang kehidupan mengatakan bahwa tak satu pun buku dari berabad-abad yang lampau dapat relevan dengan kehidupan modern saat ini, terutama dalam hal seks, pernikahan, etika dan bisnis.

    "Alkitab hanyalah sebuah rekayasa manusia." Orang yang berkata demikian beranggapan bahwa Alkitab adalah hasil pengembangan khayalan manusia dan mitos-mitos nenek moyang. Mereka menganggap Alkitab sama saja dengan buku-buku dongeng tentang dewa-dewi Yunani atau dengan tulisan-tulisan religius lainnya. Bagi mereka, Alkitab hanyalah salah satu buku dari buku-buku agama yang ada.


    "Dengan menolak Alkitab ...... sesungguhnya itu berarti kita menutup mata terhadap bukti-bukti yang luar biasa tentang kasih karunia."

    Demikianlah, banyak orang menolak bahwa Alkitab adalah firman Allah. Mereka juga menolak bahwa Alkitab adalah buku yang dapat kita pedomani dalam perjalanan dan tujuan hidup kita. Namun, dengan menolak Alkitab, sebagaimana akan kita bahas pada halaman-halaman berikut, sesungguhnya itu berarti kita menutup mata terhadap bukti-bukti yang luar biasa tentang kasih karunia yang besar. Dan yang lebih penting, itu berarti mengingkari kebutuhan hakiki manusia sendiri -- serta mengabaikan keselamatan yang ditawarkan lewat pemberitaannya.

    Bagian B. Alkitab Adalah Buku yang Berbeda

    Alkitab adalah buku yang berbeda, bukan semata-mata karena buku ini dinyatakan berasal dari Allah. Joseph Smith, pendiri aliran Mormon, menyatakan bahwa wahyu yang diterimanya berasal dari Allah. Aliran kepercayaan apa pun akan mengatakan bahwa kitab suci mereka berasal dari Allah.

    Namun Alkitab menjadi buku yang benar-benar berbeda karena pandangan-pandangannya tentang Allah, manusia, keselamatan dan kebenaran.

    1. Pandangan Alkitab tentang Allah. Alkitab memperkenalkan Allah sebagai Tuhan dan pemerintah segala sesuatu (1Tawarikh 29:11); sebagai Tuhan yang pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya (Mazmur 145:8); dan sebagai Allah yang esa (Ulangan 6:4). Sementara yang lain ada yang menggambarkan Allah sebagai Allah yang keras, tak dapat diduga dan tak berbelas kasihan. Ajaran Mormon bahkan mengatakan bahwa ada banyak allah dan Allah itu sebenarnya manusia juga, sehingga setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk menjadi Allah.

    Sebaliknya, Alkitab malah menyatakan bahwa Allah yang benar itu telah menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Seorang ahli dalam bidang perbandingan agama dari Inggris, J.N.D. Anderson, menulis:

    Agama-agama lain memang mencantumkan kepercayaannya bahwa Allah atau salah satu dari allahnya dapat mewujudkan dirinya sekali waktu atau beberapa kali menjadi manusia.... Namun, ajaran Kristen dengan jelas menyatakan bahwa dasar keesaan, kemahaadaan, kemahatahuan dan segala keberadaan tentang Allah telah terwujud dengan unik dalam karyaNya, bukan hanya dengan mengambil rupa manusia, tetapi benar-benar menjadi manusia sejati (Christianity and Religion, hal. 51).

    2. Pandangan Alkitab tentang manusia. Alkitab memberikan gambaran yang lebih seimbang dan realistis tentang manusia. Alkitab tidak meninggikan manusia di atas keadaan sebenarnya, sebagaimana yang dikatakan ajaran Yunani kuno bahwa "para dewa adalah manusia yang kekal, dan manusia adalah para dewa yang fana." Alkitab juga tidak merendahkan manusia pada keadaan yang tidak seharusnya seperti yang dikatakan psikolog B.F. Skinner bahwa manusia tidaklah lebih dari sejenis makhluk kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya.

    Sebaliknya, Alkitab dengan adil mengutarakan baik sisi keagungan maupun kehinaan manusia. Alkitab mengungkapkan keagungan penciptaan manusia sebagai gambar Allah, tetapi juga kejatuhannya dalam dosa yang membuatnya kehilangan kemuliaan. Alkitab menegaskan tanggung jawab yang harus dipikul manusia akibat dosa, sekaligus memberi pengharapan bagi kelepasannya.


    "Berita yang dibawanya tidak hanya memberi kuasa, tetapi juga memberi banyak bukti nyata."

    3. Pandangan Alkitab tentang keselamatan. Keselamatan manusia yang ditawarkan Alkitab sangatlah berbeda dengan yang ditawarkan kepercayaan lain di dunia ini. Alkitab menawarkan keselamatan melalui Yesus Kristus. Keselamatan yang bukan karena perbuatan manusia, tetapi semata-mata karena anugerah yang diterima dengan iman.

    4. Pandangan Alkitab tentang kebenaran. Pernyataan Alkitab didukung fakta-fakta sejarah dan geografis yang nyata. Itulah sebab mengapa orang-orang Kristen pada abad-abad pertama demikian tertarik pada berita tentang kebangkitan Kristus. Sebab berita yang dibawanya tidak hanya memberi kuasa tetapi juga memberi banyak bukti nyata.

    Bagian C. Anda Dapat Mempercayai Alkitab!

    Jika kita mempercayai Alkitab, kita akan mendapati bahwa Alkitab dapat dipercaya. Jika kita percaya bahwa Alkitab berasal dari Allah dan Allah telah memberikannya kepada kita, maka kita akan dapat memahami pengertian-pengertian yang dijelaskan Alkitab kepada kita. Jika kita sakit, sebagai contoh, kita tentu tidak akan memanggil seorang pelukis untuk mendiagnosa penyakit kita dan meminta resep obat darinya. Namun, kita tentu akan mencari orang yang benar-benar ahli yang dapat kita percayai untuk memberi pengobatan yang tepat bagi kita.

    Bagaimana dengan keputusan-keputusan yang lebih penting dan mendasar dalam hidup kita? Ke mana kita harus mencari pedoman mengenai hal-hal yang benar atau salah? Kepada siapa kita bertanya tentang makna dan tujuan hidup ini? Ke mana kita harus mengarahkan diri pada saat hidup kita dipenuhi beban dosa dan kelemahan? Bagaimana kita memperoleh kelepasan, petunjuk untuk masa depan dan harapan di balik keputusasaan?

    Sekali lagi, jika kita dapat mempercayai bahwa Alkitab telah diberikan Allah untuk kita, maka kita pun akan memiliki buku yang dapat kita percayai, buku yang tak ada duanya di dunia ini.

    Pada halaman-halaman berikut, kita akan menggolongkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab dapat dipercayai ke dalam empat kategori dasar, yakni: pernyataan-pernyataan Alkitab sendiri, isi naskahnya yang terjamin, ketepatan datanya yang terbukti, dan dampak positifnya yang nyata. Secara lebih terinci, kategori-kategori ini akan diuraikan menjadi 10 bagian, yakni: (1) Pernyataan Alkitab tentang Alkitab, (2) Pernyataan Kristus tentang Alkitab, (3) Pernyataan para penulis Alkitab tentang Alkitab, (4) Keselarasan isi Alkitab, (5) Keaslian isi Alkitab, (6) Ketepatan data sejarah dalam Alkitab, (7) Ketepatan data ilmiah dalam Alkitab, (8) Ketepatan nubuat dalam Alkitab, (9) Dampak Alkitab pada masyarakat, dan (10) Dampak Alkitab pada individu

    Sementara kita membahas 10 pokok bahasan yang telah meyakinkan kami bahwa Alkitab adalah firman Allah, kami berharap Anda pun akan benar-benar menjadi yakin bahwa Alkitab adalah buku yang dapat Anda percayai.

    M A N U S I A P E R C A Y A
    10. Dampak Alkitab Pd Individu
    9. Dampak Alkitab Pd Masyarakat
    8. Ketepatan Nubuat Dlm Alkitab
    7. Ketepatan Data Ilmiah Dlm Alkitab
    6. Ketepatan Data Sejarah Dlm Alkitab
    5. Keaslian Isi Alkitab
    4. Keselarasan
    3. Pernyataan Para Penulis Alkitab
    2. Pernyataan Kristus Ttg Alkitab
    1. Pernyataan Alkitab Ttg Alkitab
    F I R M A N A L L A H
    • Pernyataan-pernyataan Alkitab Sendiri
    • Isi Naskahnya yang Terjamin
    • Ketepatan Datanya yang Terbukti
    • Dampak Positifnya yang Nyata

    1. Pernyataan-pernyataannya
    2. Isi Naskahnya yang Terjamin
    3. Ketepatan Datanya yang Terbukti
    4. Dampak Positifnya yang Nyata

    PERNYATAAN-PERNYATAAN ALKITAB SENDIRI

    Bukti bahwa Alkitab dapat dipercayai dimulai dengan pernyataan-pernyataan di seputar Alkitab itu sendiri. Jika Anda menyempatkan diri membaca Alkitab, Anda akan segera menemukan bukti kuat bahwa para penulis buku ini yakin bahwa Alkitab adalah sebuah pemberian Allah yang unik. Kita akan memperhatikan tiga macam pernyataan dari bagian ini, yakni: (1) Pernyataan Alkitab tentang Alkitab, (2) Pernyataan Kristus tentang Alkitab, dan (3) Pernyataan para penulis Alkitab tentang Alkitab.

    1. Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab. Pernyataan Alkitab pertama-tama adalah bahwa Alkitab merupakan firman Allah kepada manusia (2Timotius 3:16; 2Petrus 1:20-21). Tampaknya mungkin bukan merupakan alasan yang kuat bagi kita untuk mempercayainya, akan tetapi ini merupakan permulaan yang baik. Jika Alkitab tidak membuat pernyataan tentang dirinya sendiri, kitalah yang harus melakukannya. Dengan pernyataannya ini Alkitab menyatakan bahwa meskipun Alkitab ditulis oleh manusia, tetapi para penulisnya diilhami oleh Allah. Dan sebagai sebuah buku yang diilhami Allah, Alkitab dapat menjadi buku yang benar-benar patut dipercayai.

    Apa yang dimaksud dengan diilhami? Ada satu hal di sini, yakni bahwa kita tidak mengartikan pengilhaman di sini seperti sebuah inspirasi yang muncul pada seorang penulis yang sedang berusaha menulis sebuah buku atau seorang montir yang sedang mencari kerusakan pada sebuah mobil. Sementara mereka bergumul dengan permasalahan mereka, tiba-tiba saja mereka menemukan jalan keluar yang kemudian mereka sebut sebagai mendapatkan inspirasi.

    Pengilhaman Alkitab bukanlah seperti itu. Pengilhaman dalam penulisan Alkitab berarti bahwa inisiatif penulisan itu datang dari Allah dan dikendalikan oleh Allah sendiri. Dengan caraNya yang supranatural, Roh Kudus telah memimpin Musa, Yesaya, Matius, Paulus dan para penulis Alkitab lainnya untuk menuliskan pesan Allah kepada manusia.

    Pernyataan Alkitab yang tidak lazim ini, yakni bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri, dijelaskan dalam beberapa pasal kunci di dalam Alkitab. Kita akan memperhatikan beberapa contoh di antaranya. Bagian pertama terdapat dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius:

    Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2Timotius 3:16).

    Kata yang diterjemahkan dengan "diilhamkan Allah" di sini berarti "difirmankan Allah." Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Alkitab pada dasarnya adalah buah pikiran Allah. Roh Kuduslah yang mempengaruhi setiap individu penulis Alkitab itu untuk menuliskan pesan Allah yang hendak disampaikan kepada manusia.

    Bagian penting kedua yang mengungkapkan Alkitab sebagai firman Allah terdapat dalam salah satu surat Petrus:

    Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Petrus 1:20-21).

    Pernyataan ayat ini sungguh luar biasa! Dinyatakan bahwa nubuat-nubuat dalam Alkitab tidak berasal dari kehendak para penulis, mereka hanya menyampaikan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Mereka digerakkan (atau lebih tepat "dikuasai") oleh Roh Kudus. Meskipun demikian, ini tidak berarti kepribadian dan gaya penulisan mereka diabaikan sama sekali. Mereka dikendalikan supaya mereka terhindar dari kemungkinan melakukan kesalahan pada saat menuliskannya. Mereka juga dikuasai Roh Kudus agar benar-benar hanya menyampaikan apa yang Allah kehendaki untuk diketahui manusia.

    Pernyataan Alkitab bahwa ia ditulis oleh Allah menunjukkan bahwa Alkitab adalah buku Allah, bukan buku manusia. Paulus memberitahu kita bahwa hal-hal rohani yang ditafsirkannya adalah "perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh" (1Korintus 2:13).

    Ya, Alkitab menyatakan bahwa firman Allah berkuasa, hidup, dan kekal (1Yohanes 1:1-3; Ibrani 4:12; 1Petrus 1:23-25). Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah firman Allah yang disampaikan kepada semua orang tanpa kecuali -- sebuah Buku yang dapat Anda percayai!


    "Kenyataan bahwa Kristus sendiri berpegang pada Alkitab merupakan alasan yang terkuat bagi kita untuk melakukannya juga."

    2. Pernyataan Kristus Tentang Alkitab. Sepanjang kehidupanNya di dunia ini, Yesus Kristus selalu meneguhkan apa yang dikatakan Alkitab. Baik melalui kata-kataNya tentang Alkitab maupun dalam caraNya mengutip ayat-ayat Alkitab, sang Anak Allah telah menunjukkan bahwa Alkitab adalah firman Allah. Renungkanlah hal-hal berikut ini:

    1. Yesus meneguhkan kebenaran Alkitab dengan menyebutnya:
      • "firman Allah" (Markus 7:13; Yohanes 10:35).
      • "Kitab Suci" (Lukas 4:20-21; Yohanes 5:39; 10:35).
      • "perintah Allah" (Markus 7:8).

  278. Yesus menerima nama-nama tokoh dan peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Lama sebagai bukti-bukti sejarah:
    • Adam dan Hawa (Matius 19:4-5).
    • Nuh dan air bah (Matius 24:37-39).
    • Lot, istrinya dan Sodom (Lukas 17:26-32).
    • Tanda Yunus (Matius 12:38-41).
  279. Yesus menyatakan bahwa perkataanNya adalah firman Tuhan dan karenanya dapat dipercaya (Yohanes 12:48-49).
  280. Yesus mendorong orang untuk bertangggung jawab terhadap apa yang telah ditulis di dalam Alkitab (Matius 12:3-8).
  281. Yesus menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk membungkam para pengritikNya:
    • Yohanes 10:34 sebagai kutipan dari Mazmur 82:6.
    • Matius 22:32 sebagai kutipan dari Keluaran 3:6,15.
    • Matius 22:42-44 sebagai kutipan dari Mazmur 110:1.
  282. Yesus menggunakan otoritas Alkitab untuk mengalahkan pencobaan Iblis di padang gurun (Matius 4:4,7,10).
  283. Dengan mengutip dan memakai Alkitab, Yesus telah membuktikan bahwa Dia menerima Alkitab sebagai suatu kebenaran. Sepanjang kehidupanNya di dunia ini, sang Firman Hidup itu telah meneguhkan firman tertulis (Alkitab).

    3. Pernyataan Para Penulis Alkitab Tentang Alkitab. Para penulis Alkitab mengukuhkan pernyataan Alkitab dengan menerima bagian lain dari Alkitab sebagai firman Allah. Mereka juga menguatkan pernyataan ini dengan memandang diri mereka sendiri sebagai bagian dari rencana Allah dalam rangka membuat manusia mengenal Allah.

    Pertama-tama, mari kita perhatikan pandangan para penulis terhadap Alkitab:

    • Ketika Daniel membaca nubuat nabi Yeremia bahwa penindasan Babilon atas Yerusalem akan berlaku selama 70 tahun, ia menerima hal itu sebagai suatu kebenaran dan mulai berdoa dan bermohon kepada Tuhan (Daniel 9:2-3).

  284. Petrus menerima nubuat-nubuat dalam Alkitab sebagai dorongan Roh Kudus atas orang-orang yang berbicara atas nama Allah (2Petrus 1:21).
  285. Petrus juga mengakui tulisan-tulisan Paulus sebagai karunia hikmat yang dari Tuhan, meskipun ada juga hal-hal yang sukar dipahami dalam surat-suratnya (2Petrus 3:15-16).
  286. Yohanes menyatakan bahwa tulisan-tulisan para rasul, seperti juga tulisan-tulisannya sendiri, berasal dari Allah dan berkuasa (1Yohanes 4:6).
  287. Kedua, kita akan memperhatikan bagaimana para penulis memandang diri mereka sebagai penyampai firman Allah lewat bagian-bagian berikut ini:

    • Nabi Yesaya memulai kitabnya dengan pernyataan: "Sebab TUHAN berfirman" (Yesaya 1:2).

  288. Yeremia mengawali nubuat-nubuatnya dengan perkataan: "Firman TUHAN datang kepadaku" (Yeremia 1:4).
  289. Yehezkiel pergi kepada bangsanya dan berkata kepada mereka: "Beginilah Firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 3:11).
  290. Paulus menegaskan bahwa firman yang diberitakannya adalah dari Tuhan sendiri, bukan dari manusia (Galatia 1:11-12; 1Tesalonika 2:13).
  291. Mari kita simpulkan pernyataan-pernyataan Alkitab ini. Alkitab sendiri menyatakan bahwa ia adalah buku dari Allah. Yesus Kristus mengukuhkan pernyataan ini. Dan para penulis Alkitab pun meneguhkannya dengan menerima tulisan orang lain maupun tulisannya sendiri sebagai firman Allah.

    1. Pernyataan-pernyataannya
    2. Isi Naskahnya yang Terjamin
    3. Ketepatan Datanya yang Terbukti
    4. Dampak Positifnya yang Nyata

    ISI NASKAHNYA YANG TERJAMIN

    Isi naskah Alkitab yang terjamin keabsahannya merupakan alasan berikutnya bagi kita untuk mempercayai Alkitab. Isi naskah Alkitab yang terjamin keabsahannya ini meliputi dua hal: (a) Keselarasan isi Alkitab, dan (b) Keaslian isi Alkitab. Mari kita bahas bagaimana Allah telah melindungi isi naskah-naskah Alkitab yang merupakan firmanNya itu.

    4. Keselarasan Isi Alkitab. Tulisan atau karangan manusia sering memperlihatkan ketidakselarasan dan kontradiksi. Buku-buku yang penulisnya lebih dari satu orang biasanya akan memuat banyak ketidaksesuaian dalam hal falsafah, fakta, gaya atau pun gagasannya. Tidak jarang tulisan yang dibuat oleh satu orang pun akan memuat berbagai kontradiksi dalam hal fakta maupun logika. Namun, orang-orang yang telah mengabdikan dirinya untuk menyelidiki Alkitab telah dibuat kagum secara terus-menerus oleh keselarasan dan konsistensi pengajaran yang terdapat di dalam Alkitab.

    Josh McDowell, seorang apologis (pembela) ajaran Kristen yang terkenal, pernah diminta seseorang untuk menulis The Great Books of the Western World, tulisan-tulisan yang mengisahkan tentang tokoh-tokoh terkenal dunia Barat. McDowell malah balik meminta orang itu supaya menentukan 10 penulis dari latar belakang yang sama, kurun waktu yang sama, negara yang sama dan bahasa yang sama untuk membahas satu topik permasalahan yang sama. "Apakah mereka semua akan sepaham?" tanya Josh. Orang itu berkata, "Berguraukah Anda? Bukankah hal itu hanya akan menghasilkan ide-ide yang campur aduk?"

    Keselarasan isi yang menakjubkan dalam Alkitab patut membuat kita percaya. Dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu, Alkitab terus-menerus memberitakan satu hal, yakni pembebasan manusia dari hutang dosanya melalui kematian Yesus Kristus. Perjanjian Lama memberitakan pengharapan akan kedatanganNya, dan Perjanjian Baru menyampaikan penggenapan dari semua pengharapan yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.

    Kalau saja Alkitab ditulis oleh satu orang dan dalam satu kurun waktu tertentu, bukan hal yang istimewa kalau isinya selaras dalam semua uraiannya. Namun, renungkanlah kenyataan yang sebenarnya bahwa:

    • Alkitab ditulis oleh 40 orang yang berbeda.
    • Alkitab ditulis dalam kurun waktu lebih dari 1.600 tahun.
    • Bahasa asli Alkitab terdiri dari tiga bahasa: Ibrani, Yunani dan Aram.
    • Latar belakang para penulisnya pun bermacam-macam, ada nabi (Yeremia), imam (Zakharia), gembala (Amos), raja (Daud), pelayan (Nehemia), tabib (Lukas), pemungut cukai (Matius), dan orang Farisi (Paulus).
    • Alkitab ditulis di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Jangka waktu antara penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru lebih dari 400 tahun.

    Meskipun demikian, ternyata isi Alkitab tetap merupakan satu kesatuan yang selaras. Bagaikan cabang, akar, batang dan daun yang merupakan bagian dari satu pohon, bagian-bagian dalam Alkitab terjalin dalam satu kesatuan isi. Seluruhnya mengarah pada pemberitaan dan pengajaran tentang Yesus Kristus serta keselamatan yang dianugerahkanNya kepada manusia. Inilah buku dari segala buku. Alkitab adalah buku yang dapat Anda percayai.

    5. Keaslian Isi Alkitab. Alkitab juga merupakan buku yang dapat dipercayai oleh karena isinya yang terjamin keasliannya. Memang tak satu pun dari naskah asli Alkitab yang ditulis oleh para penulis aslinya yang masih utuh sampai sekarang. Semuanya telah hilang atau rusak dimakan waktu yang berabad-abad. Hal ini memang sering menjadi sasaran serangan orang-orang yang mempersoalkan keaslian Alkitab. Namun, kita dapat meyakini bahwa Alkitab yang ada pada kita sekarang ini terjamin keaslian isinya, karena Alkitab telah disalin dan diterjemahkan dari naskah yang sama dengan aslinya.


    "Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya." Yesaya 40:8

    Perjanjian Lama. Kitab-kitab Perjanjian Lama yang asli, sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Kitab-kitab ini disalin di atas papyrus (irisan batang semacam tumbuhan ilalang yang diproses menjadi seperti kertas) atau perkamen (kulit binatang yang dikeringkan dan diolah menjadi lembaran yang halus sekali). jika salinan ini sudah tua atau rusak, maka akan dibuat salinan yang baru, sedangkan yang telah tua atau rusak itu dimusnahkan.

    Pekerjaan ini tidaklah mudah, karena saat itu belum ada mesin fotokopi seperti sekarang ini. Semuanya harus ditulis ulang dengan tangan. Dalam hal ini para penyalin kitab harus benar-benar cermat mengikuti pedoman yang telah ditentukan untuk menghindari kemungkinan melakukan kesalahan dalam penyalinan tersebut. Metode penyalinan yang telah digunakan selama berabad-abad ini, dari tahun 500-900, adalah Metode Masorit. Sistem yang dipakai para sarjana Ibrani ini adalah dengan menghitung secara teliti. Pertama-tama mereka harus menghitung semua huruf yang terdapat dalam satu halaman. Kemudian, setelah mereka selesai menyalin, mereka harus mencocokkan lagi jumlah huruf yang mereka salin. Hal ini akan membuat mereka terhindar dari kemungkinan mengulang maupun menghilangkan kata-kata atau baris-baris kalimat. Kalau ternyata jumlah yang mereka hitung tidak cocok, mereka harus menghancurkan salinan yang telah mereka buat dengan susah payah itu dan memulai proses penyalinan yang baru lagi.

    Dengan adanya metode ini, naskah-naskah Ibrani sejak tahun 900 benar-benar bebas dari kemungkinan salah salin. Namun, bagaimana dengan naskah-naskah sebelum tahun 900? Padahal sebagian besar isi Perjanjian Lama ditulis berabad-abad sebelumnya. Kitab Maleakhi sebagai kitab terakhir dari Perjanjian Lama telah selesai ditulis hampir 400 tahun sebelum kelahiran Kristus. Bukankah kesalahan-kesalahan dapat saja terselip dalam kurun waktu yang panjang itu?

    Pertanyaan semacam ini memang tidak akan terjawab dengan pasti sebelum ditemukannya naskah-naskah dari Laut Mati. Pada suatu hari yang panas berdebu di tahun 1947, seorang pemuda Arab melemparkan batu ke salah satu di antara ratusan goa yang terdapat di sekitar Laut Mati. Anak itu kemudian terkejut, karena terdengar bunyi pecahnya suatu benda dalam goa tersebut. Ketika ia merangkak masuk ke dalam goa untuk menyelidiki suara tersebut, anak itu menemukan sebuah guci yang pecah beserta naskah-naskah kuno, termasuk di dalamnya kitab Yesaya. Inilah koleksi pertama dari penemuan-penemuan yang kemudian dikenal dengan naskah-naskah dari Laut Mati.

    Sejak saat itu dimulailah penggalian besar-besaran, dan para arkeolog kemudian menemukan cuplikan-cuplikan naskah tiap kitab Perjanjian Lama, beberapa di antaranya malah berupa kitab yang lengkap.

    Lalu bagaimana dengan naskah-naskah Masorit di atas? Apakah ada perbedaannya? Penyelidikan yang teliti untuk mengadakan perbandingan pun dimulai lagi, dan hasilnya? Tidak ditemukan perbedaan antara naskah-naskah yang ditemukan di sekitar Laut Mati dengan naskah-naskah yang dikerjakan oleh para sarjana Masorit. Meskipun naskah-naskah ini telah disalin hampir 1.000 tahun sebelumnya, ternyata isinya hampir sama persis dengan naskah-naskah Masorit.

    Berdasarkan bukti-bukti yang menakjubkan ini, kita tentu dapat menjadi lebih yakin bahwa Perjanjian Lama yang telah begitu cermat diselidiki dan dibuktikan keasliannya, benar-benar adalah firman Allah yang dapat dipercayai.

    Perjanjian Baru. Apa yang telah dinyatakan tentang Perjanjian Lama di atas berlaku juga untuk Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru juga terlindung dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama berabad-abad, meskipun kitab-kitab ini telah disalin ribuan kali dan tersebar di gereja-gereja purba.

    Sarjana-sarjana peneliti naskah Perjanjian Baru telah bekerja ekstra keras dalam menyelidiki ribuan naskah yang ditemukan. Mereka meyakinkan kita bahwa naskah-naskah Perjanjian Baru yang disampaikan kepada kita sama otentiknya dengan yang ditulis oleh Matius, Paulus, dan penulis kitab Perjanjian Baru lainnya. Memang telah ditemukan variasi kecil di sana-sini, tetapi itu tidak mengubah arti pemberitaannya sama sekali. Perbedaan yang terbanyak menyangkut variasi ejaan, seperti tulisan kata "labour" digunakan di Inggris dan tulisan kata "labor" digunakan di Amerika (keduanya memiliki arti yang sama, red). Sejumlah besar naskah atau cuplikan-cuplikan naskah Perjanjian Baru telah diselidiki dan diperbandingkan. Inilah tindakan pembuktian dokumen terbesar di masa itu. Perhatikanlah perbandingan sebagai berikut:

    Nama DokumenJumlah NaskahTanda Tahun
    Strategi Perang Kaisar 10 900 sesudah Masehi
    Kisah Livy tentang Roma 20 400 sesudah Masehi
    Kisah Thucydides 8 900 sesudah Masehi
    Kisah Herodotus 8 900 sesudah Masehi
    Perjanjian Baru 14.000 125 sesudah Masehi

    Dua penemuan penting terjadi lagi beberapa tahun terakhir ini, yang semakin mendukung bukti-bukti otentik naskah Perjanjian Baru. Pertama, Papyrus Perpustakaan Rylands yang berisi cuplikan Yohanes 18:1-40 yang bertanda tahun 125 sesudah Masehi. Kedua, kumpulan Papyrus Chester Beatty yang berisi hampir semua kitab Perjanjian Baru dan bertanda tahun antara 200-275 sesudah Masehi.

    Penelitian yang sedemikian cermat terhadap naskah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dilakukan oleh para cerdik pandai -- yang sebagian bahkan bukan orang Kristen -- telah memberi kita alasan yang dibutuhkan untuk meyakini keotentikan Alkitab, meskipun kita tidak pernah melihat naskah aslinya. Isi Alkitab yang terjamin keabsahannya ini melengkapi alasan kita untuk dapat mempercayai Alkitab.

    1. Pernyataan-pernyataannya
    2. Isi Naskahnya yang Terjamin
    3. Ketepatan Datanya yang Terbukti
    4. Dampak Positifnya yang Nyata

    KETEPATAN DATANYA YANG TERBUKTI

    Alkitab yang menyebutkan fakta-fakta sejarah, berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan menubuatkan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang, dapat menjadi buku yang dipercayai karena memang apa yang dikatakannya tepat terbuki. Apa yang kita harapkan dari sebuah buku resep masakan? Kita tentu tidak berharap buku tersebut hanya merupakan kumpulan resep yang ditulis oleh koki yang hanya dapat menuang susu untuk sarapan. Kita pasti mengharapkan penulisnya telah terbukti keahliannya dalam hal masak-memasak sehingga dapat memberikan takaran bahan dan ketentuan waktu yang tepat untuk membuat masakan itu. Kita juga tentu mengharapkan pemakaian bahan-bahan yang lezat dan bergizi untuk resep-resep masakan itu.

    Patutkah kita mengharapkan hal yang seperti itu terhadap buku yang mencatat perkataan dan perbuatan Allah serta hubunganNya dengan manusia? Tentu saja kita mempunyai hak untuk menuntut ketepatan semua data yang tertulis di dalamnya.

    Apakah para penulis Alkitab menyadari apa yang telah mereka katakan? Dapatkah data-data sejarah, ilmu pengetahuan dan nubuat-nubuat yang ada di Alkitab dipercayai?

    Jika sebuah buku memaparkan jalinan sejarah manusia dan wahyu Allah namun isinya tentang manusia dan dunianya saja sudah meragukan, maka apa yang dikatakan buku itu tentang Allah pun dapat diragukan. Jika bagian-bagian tertentu dari Alkitab terbukti salah, maka bagian lainnya pun mungkin salah juga. Namun syukurlah, Alkitab ternyata telah membuktikan ketepatan tulisannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan data-data sejarah, ilmu pengetahuan dan penggenapan nubuat-nubuatnya. Semua yang tertulis dalam Alkitab terbukti tepat dan dapat dipercaya.

    6. Ketepatan Data Sejarah Dalam Alkitab. Alkitab menyajikan data-data yang akurat tentang sejarah hidup manusia. Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan nama-nama orang, tempat dan peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dunia ini. Dunia Alkitab bukanlah dunia di awang-awang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya semua terjadi di dunia kita ini dengan orang-orang yang seperti Anda dan saya.

    Kritik-kritik yang tajam terhadap ketepatan data sejarah Alkitab terus dijawab oleh para arkeolog. Mereka terus-menerus menemukan berbagai bukti yang makin lama makin menjelaskan ketepatan isi Alkitab dalam hubungannya dengan sejarah.

    Sebagai contoh, Perjanjian Lama menyebutkan hampir 50 kali tentang orang/bani Het. Selama berabad-abad orang-orang yang mempelajari sejarah purbakala bertanya-tanya mengenai data sejarah orang Het ini, karena mereka belum menemukan bukti adanya orang/bani Het itu. Namun pada tahun 1906, kota Het ditemukan di sekitar 145 km dari timur Ankara, ibukota Turki.


    "FirmanMu adalah kebenaran." - Yesus, dalam doaNya kepada Bapa (Yohanes 17:17)

    Dengan berlalunya waktu, semua kritik terhadap Alkitab akan terjawab oleh para ahli dengan penemuan-penemuan arkeologisnya. Nelson Glueck, seorang arkeolog Yahudi, berkata, "Kelak akan ternyata bahwa tak ada penemuan arkeologi apa pun yang tak dapat dikonfirmasikan dengan Alkitab" (Rivers in the Desert: History of Neteg, hal. 31).

    Penemuan tugu-tugu peringatan di kota purba Ebla di utara Siria beberapa waktu yang lalu membawa pula angin segar dalam upaya mengungkapkan ketepatan data-data sejarah dalam Alkitab. Sebuah artikel di majalah Time mengungkapkan, "Penemuan ini tidak hanya membuktikan pernah adanya kerajaan kecil yang terkenal di sekitar tahun 2400-2250 SM; tetapi juga menunjukkan bahwa data yang tertulis di dalam Alkitab benar-benar nyata" (18 Oktober 1976, hal. 63).

    Data-data dalam Perjanjian Baru pun telah didukung dengan sejumlah penelitian dan penemuan. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (keduanya ditulis oleh Lukas) telah menimbulkan kekaguman para peneliti yang mencari sejumlah referensi tentang masyarakat dan tempat-tempat pada zaman orang-orang Yahudi dan pemerintahan Romawi. Mengenai Lukas, F.F. Bruce menulis: "Orang yang ketepatan perkataannya dapat dipegang dalam hal-hal nyata akan dapat pula dipercaya dalam perkara-perkara yang tidak/belum nyata" (The New Testament Documents: Are They Reliable? hal. 90).

    Demikianlah, dapat dipercayanya Perjanjian Baru dalam hal-hal yang berhubungan dengan data-data duniawi memberi jaminan kepada kita bahwa apa yang ditulisnya tentang hal-hal surgawi pun dapat dipercaya. John Warwick Montgomery pernah menulis, "Jadi, apakah yang diketahui para ahli sejarah tentang Yesus Kristus? Yang pertama dan terutama, mereka tahu bahwa kitab-kitab Perjanjian Baru dapat dipercaya dalam pemberitaannya tentang Yesus Kristus. Kemudian, mereka juga tahu bahwa berita tentang Yesus Kristus ini tidak dapat dijabarkan hanya dengan akal atau filsafat manusia atau secara harafiah" (History and Christianity, hal. 40).

    7. Ketepatan Data Ilmiah Dalam Alkitab. Apakah Alkitab dan ilmu pengetahuan bertentangan? Haruskah kita melakukan pilihan antara mau hidup bersandar pada iman kepercayaan atau berdasarkan data-data ilmiah? Mendengar pembicaraan orang tertentu, Anda mungkin berpikir bahwa ada pemisahan antara iman dan ilmu pengetahuan. Padahal sebetulnya tidak. Konflik-konflik yang timbul di antara dua hal ini sebenarnya hanyalah akibat dari adanya kesimpulan/pemahaman yang keliru dari orang-orang yang sebetulnya kurang mendalami baik kebenaran isi Alkitab maupun perkembangan ilmu pengetahuan.

    Perdebatan muncul pada masa Galileo karena beberapa pemimpin agama pada masa itu berbicara tentang ilmu pengetahuan dan mengatakan bahwa bumilah yang menjadi pusat rotasi matahari. Sampai saat ini pun konflik-konflik masih terus terjadi. Pihak yang satu menyimpulkan bahwa seluruh kehidupan ini terjadi dengan sendirinya karena proses evolusi. Sementara pihak lain berkata bahwa kehidupan yang kompleks ini terjadi semata-mata karena ada yang menciptakannya. Orang yang tak percaya mujizat saling bersitegang dengan mereka yang percaya bahwa mujizat-mujizat di Alkitab memang benar-benar nyata. Hal ini terjadi karena mereka yang tidak percaya Allah tidak dapat menerima pandangan orang percaya bahwa Allah Yang Mahakuasa senantiasa turut campur tangan dalam segala aspek kehidupan manusia.

    Inti perdebatan antara iman dan ilmu pengetahuan pada dasarnya bukanlah pada aktual atau tidaknya data masing-masing, melainkan lebih pada aktual atau tidaknya kesimpulan dan pemahaman kedua pihak terhadap kebenaran datanya masing-masing.

    Alkitab memang bukan buku ilmiah. Ilustrasi yang sering digunakannya untuk menggambarkan segi-segi kehidupan, kadang diartikan berbeda dalam ilmu pengetahuan. Misalnya, gambaran Alkitab tentang terbenamnya matahari atau tentang keempat penjuru dunia. Para ilmuwan tentu saja tak dapat menerima hal ini sebagai data yang akurat. Namun sebenarnya, gambaran ini bukanlah gambaran yang harus diartikan secara harafiah. Kalau Alkitab tengah mengatakan sesuatu yang harafiah tentang ilmu pengetahuan, datanya pastilah benar.

    Sebagai kesimpulan terakhir, Alkitab dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipertentangkan. Allah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan yang mengatur segala suatu di dunia ini adalah Allah yang sama dengan Allah yang mengilhami Alkitab. Dialah Allah kebenaran yang tidak mempertentangkan diriNya sendiri. Jika Alkitab telah dipahami dengan benar dan ilmu pengetahuan juga telah sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang terbukti kebenarannya, keduanya pastilah akan mencapai titik temu yang sempurna.

    8. Ketepatan Nubuat Dalam Alkitab. Bagaimana pendapat Anda tentang seorang dokter yang mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan jantung Anda, tetapi begitu Anda meninggalkan ruang prakteknya tiba-tiba saja Anda mendapat serangan jantung? Atau, apa pendapat Anda tentang tokoh politik yang menjanjikan kemakmuran di bidang ekonomi, tetapi kebijakan-kebijakannya telah menyebabkan resesi ekonomi? Anda tentu akan meragukan apa pun yang dikatakan mereka tentang masa depan. Anda pun tentu akan bingung, siapa yang dapat Anda percayai sekarang?

    Alkitab tidaklah demikian. Firman Allah telah terbukti dapat dipercaya. Ia tidak pernah salah dalam mendiagnosa kebutuhan manusia. Ia juga tidak pernah memberi janji-janji palsu. Manusia tak memiliki alasan untuk menilai Alkitab hanya sebagai kumpulan dongeng dan isapan jempol.

    Satu hal nyata tentang dapat dipercayanya Alkitab adalah ketepatannya dalam hal penggenapan nubuat. Alkitab sendiri menganjurkan agar kita menguji setiap nubuat yang dikatakan sebagai firman Tuhan yang berkuasa. Ulangan 18:20-22 menyatakan bahwa ujian untuk nubuat yang benar adalah ketepatan penggenapannya. Alkitab berisi ratusan nubuat, dan kita dapat menguji nubuat-nubuat itu melalui ketepatan penggenapannya.

    Beberapa contoh penggenapan nubuat Alkitab yang paling dramatis menyangkut Tuhan Yesus sendiri. Yesaya 52:13 hingga Yesaya 53:12 dan Mazmur 22:1-31 menuliskan nubuat tentang kematian di atas salib ratusan tahun sebelum peristiwa yang benar-benar mengerikan ini sungguh terjadi.

    Perhatikanlah rincian penggenapan nubuat tentang Tuhan Yesus Kristus berikut ini:













































    NUBUAT PENGGENAPAN
    Yesaya 7:14 dikandung seorang perawan Lukas 1:26-35
    Mikha 5:2 dilahirkan di Bethlehem Matius 2:1
    Yesaya 7:14 dinamakan Immanuel Matius 1:23
    Yesaya 9:1-2 tampil di Galilea Matius 4:12-16
    Zakharia 9:9 dielu-elukan di Yerusalem Matius 21:1-11
    Mazmur 41:10 dikhianati oleh sahabat Matius 26:20-25
    Mazmur 35:11 dituduh bersalah Matius 26:59-68
    Yesaya 53:7 tidak membela diri Matius 27:12-14
    Mazmur 22:17 tangan dan kaki berlubang paku Yohanes 20:25
    Yesaya 53:12 disalibkan bersama penjahat Matius 27:38
    Mazmur 22:19 pakaiannya diundi Yohanes 19:23,24
    Mazmur 34:21 tak ada tulang yang patah Yohanes 19:33
    Mazmur 22:16 kehausan di kayu salib Yohanes 18:28
    Yesaya 53:9 dikuburkan di kubur orang lain Matius 27:57-61

    Contoh lain dari penggenapan nubuat Alkitab adalah mengenai kejatuhan kota yang bernama Tirus. Ratusan tahun sebelumnya, Yehezkiel menubuatkan bahwa kota itu akan diruntuhkan, dan reruntuhannya akan dibuang ke dalam air, sehingga tidak akan dibangun kembali (Yehezkiel 26:1-21). Hal ini terjadi persis seperti yang dinubuatkan. Mula-mula Nebukadnezar merobohkan kota itu, kemudian Alexander menyuruh orang-orangnya membangun jembatan layang di atas reruntuhan itu menuju ke pulau tempat orang-orang melarikan diri. Jalan lintasan ini masih ada sampai sekarang dan menjadi saksi bisu tergenapinya nubuat Alkitab atas kota itu.

    Daniel dengan tepat telah menubuatkan pemerintahan empat kerajaan besar dunia secara berurutan, yakni: Babilonia, Persia, Yunani dan Roma (Daniel 2:1-49 dan Daniel 7:1-28).

    Nubuat-nubuat tentang penghukuman Allah atas Niniwe (Nahum 1:1-3:19), Ammon dan Moab (Yeremia 48:1-49:39C), Babilonia (Yesaya 13:1-14:32; Yeremia 51:1-64) dan Edom (Yesaya 34:1-17; Yeremia 49:1-39; Yehezkiel 25:1-17; 35:1-15) juga telah digenapi dengan tepat.

    Apa pun yang dinubuatkan Alkitab, semuanya pasti tergenapi. Ratusan nubuat telah terbukti digenapi secara nyata. Berdasarkan hal ini, kita boleh meyakini perkataan Alkitab mengenai hal-hal yang akan datang. Semuanya pasti akan digenapi.

    1. Pernyataan-pernyataannya
    2. Isi Naskahnya yang Terjamin
    3. Ketepatan Datanya yang Terbukti
    4. Dampak Positifnya yang Nyata

    DAMPAK POSITIFNYA YANG NYATA

    Alkitab juga terbukti dapat dipercaya kalau dilihat dari dampak positif yang ditimbulkannya dalam kehidupan manusia, baik secara global dalam masyarakat maupun secara individu. Di mana Injil diberitakan, di situ terjadi kuasa yang mengubah kehidupan. Alkitab disebut "firman kehidupan" (Filipi 2:16). Berita yang disampaikannya adalah berita Injil yang disebut "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16). Dan semua itu menunjukkan bahwa Alkitab adalah firman Allah yang "hidup dan kuat" (Ibrani 4:12). Kenyataan ini merupakan satu hal lagi yang dapat menguatkan kepercayaan kita pada Alkitab.

    9. Dampak Alkitab Pada Masyarakat. Di mana saja Alkitab disampaikan dan berita Injilnya diterima, pasti terjadi dampak yang nyata dalam kehidupan masyarakat di situ. Jika hendak diteliti secara jujur, Alkitab terbukti telah banyak menjadi sarana yang membawa perbaikan dan peningkatan harkat hidup manusia, baik dalam segi moral maupun sosial-ekonomi. Di tempat-tempat di mana perbudakan masih terjadi, kuasa firman Allah menyadarkan kekeliruan perbuatan yang memperkosa hak manusia seperti itu. Di daerah-daerah di mana kaum wanita diperlakukan hanya sedikit lebih baik dari binatang, pengajaran Injil mengembalikan kehormatan mereka dan membebaskan mereka dari segala tindakan pelecehan. Di mana kekejaman dan berbagai penindasan terjadi, Injil hadir membawa kemerdekaan, toleransi dan perikemanusiaan. Anak-anak terlantar dan para penyandang cacat yang sering mendapat perlakuan buruk, kini lebih dihargai dan diperhatikan sejalan dengan diterimanya pekabaran Injil.

    Di saat kabar gembira tentang Injil diterima, gairah dan semangat hidup manusia pun meningkat. Cobalah bayangkan apa yang terjadi pada manusia bila tak pernah ada penerangan dari firman Tuhan. Singkirkanlah semua pengajaran tentang harkat dan penghargaan atas manusia, dan perhatikanlah, apa yang masih tertinggal? Buanglah segala pengajaran moral dari para tokoh Kristen, dan pikirkanlah apa yang akan terjadi di dunia ini. Jauhkanlah dari semua galeri setiap lukisan yang bertemakan Kristus; keluarkan dari laci-laci perpustakaan semua buku yang berintikan pengajaran Alkitab; kosongkanlah dunia ini dari semua khotbah dan musik gereja; hilangkanlah dari semua kota dan desa gedung-gedung gereja dengan menara salibnya yang melambangkan pusat pengharapan dan damai sejahtera bagi orang-orang yang berbeban berat dari masa ke masa. Singkirkanlah semua itu, dan renungkanlah apa lagi kini yang masih tertinggal? Semuanya kini bagaikan penyair tanpa syair, pemusik tanpa lagu, pengkhotbah tanpa kebaktian.

    Atau buanglah bagian-bagian yang mengajarkan segi-segi moral dalam Alkitab. Apa yang akan terjadi di dunia ini? Dalam bidang hukum dan keadilan? Apa yang akan dialami oleh orang-orang yang lemah, tak berdaya, tertindas, kesepian, putus asa? Sangatlah mengerikan membayangkan keadaan yang akan terjadi di dunia ini, tanpa firman Tuhan. Hati yang dingin, kejahatan dan segala macam hal yang buruk akan tak terkendali.

    Ya, Alkitab telah banyak memberi dampak positif yang nyata dalam masyarakat. Hal ini tidak dapat diingkari.

    10. Dampak Alkitab Pada Individu. Alkitab tidak hanya membawa dampak positif dalam kehidupan masyarakat, tetapi juga membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan manusia secara individu. Banyak pria dan wanita yang berada dalam keadaan putus asa, tak berdaya, kecewa, telah menemukan kelepasan tatkala mereka mendengar dan menerima Injil. Alkitab telah memberi pengharapan baru bagi mereka yang bersusah, dan membawa damai sejahtera bagi mereka yang tertekan. Alkitab mengangkat harkat diri manusia dan memperbaiki kebobrokan moral seseorang. Ya, Alkitab secara menakjubkan telah membebaskan dan mengubah hidup jutaan manusia.


    "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun." Ibrani 4:12

    Renungkanlah kehidupan Agustinus, seorang sarjana terkemuka yang hidup pada abad keempat dan kelima. Ibunya dengan setia mendoakannya, tetapi ia sendiri mengisi hidupnya dengan hal-hal buruk dan sia-sia di masa mudanya, sampai ia menyadari bahwa tidak ada damai di dalam dirinya. Ia pun lalu melakukan pencarian dan pemeriksaan diri. Pencarian yang sangat menyiksa ia alami sampai ia menemukan dan membaca ayat ini dari Alkitab: "Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Roma 13:13-14). Agustinus dalam pengakuannya kemudian menulis: "Begitu saya selesai membaca ayat ini, ada seberkas cahaya yang menerangi hati saya dan menghapus semua keragu-raguan di hati saya." Mantan pemabuk ini pada akhirnya menjadi uskup di Hippo, Afrika Utara dan mendirikan gereja yang pertama di daerah itu. Ia juga mempengaruhi banyak orang Kristen lewat tulisan-tulisannya.

    Charles Haddon Spurgeon telah putus asa mencari damai sampai ia mendengar ayat ini dibacakan oleh seorang pendeta: "Berpalinglah kepadaKu dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain" (Yesaya 45:22).

    Martin Luther menemukan kelepasan dari beban berat karena pergumulan dosa dan imannya, yang kemudian membakar semangatnya untuk melakukan reformasi, ketika ia membaca ayat ini: "Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya" (Habakuk 2:4).

    Chuck Colson, seorang tertuduh dalam kasus Watergate, menerima kebenaran melalui kesaksian dan pengajaran Alkitab yang dilakukan oleh teman-temannya. Ia kini memimpin sebuah lembaga pemasyarakatan dan bukunya yang berjudul Born Again telah mempengaruhi banyak orang yang pernah terjebak dalam perbuatan buruknya sendiri.

    Kesaksian-kesaksian nyata seperti ini dapat terjadi ratusan ribu kali lagi di segala tempat dan waktu oleh mereka yang menyadari bahwa kebutuhan hidupnya yang paling dalam hanya dapat dipenuhi dalam kuasa firman Tuhan. Dan, sahabatku, hal seperti ini pun akan Anda alami bila Anda mau membuka hati untuk menerima berita Injil dan mempercayainya.

    Bagian D. Bagaimana Terjadinya Alkitab Kita

    Bagaimana menentukan kitab mana saja yang merupakan Alkitab? Bagaimana kisahnya sampai yang diterima hanya 39 kitab sebagai Perjanjian Lama dan 27 kitab sebagai Perjanjian Baru? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab dalam pembicaraan tentang "kanonisasi Alkitab." Kata "kanon" di sini berarti "alat penentu" atau "standar."

    Dari sekian banyak tulisan yang ada, hanya 66 kitab yang diterima sebagai firman Allah. Ini pun tidak semua kitab dapat dengan mudah dikenali dan diterima otoritasnya. Ada kitab-kitab yang harus melalui pergumulan yang panjang untuk diterima sebagai bagian dari Alkitab. Namun, sepanjang pergumulan itu, Allah yang menjadi penentu dalam proses kanonisasi Alkitab ini, bukan manusia.

    Perjanjian Lama. Tulisan-tulisan nabi Musa dan kitab Yosua dapat dengan mudah diterima sebagai Alkitab (Keluaran 24:3; Yosua 24:26). Kitab-kitab lainnya diuji dengan pedoman-pedoman sebagai berikut:

    1. Penulisnya haruslah seorang nabi atau pemimpin bangsa Israel yang dikenal.

  292. Isinya membuktikan adanya otoritas dan kuasa. Pembaca dapat mengenalinya sebagai pernyataan Allah yang dikomunikasikan secara unik.
  293. Tulisan-tulisan yang jelas-jelas berisi kesalahan doktrin atau data, disisihkan. Kitab-kitab yang otoritasnya pernah diterima generasi sebelumnya, dipertimbangkan lebih dahulu.
  294. Pengesahan berikutnya diberikan kepada kitab-kitab Perjanjian Lama yang banyak dikutip oleh Kristus maupun penulis Perjanjian Baru.
  295. Ke-12 buku Apokrif tidak diterima sebagai bagian dari Alkitab karena:

    • Tidak terlihat sebagai kanon Ibrani.
    • Tidak pernah dikutip dalam Perjanjian Baru.
    • Tidak termasuk dalam daftar kanon-kanon sebelumnya.
    • Isinya lebih mengarah pada mitos/tradisi.

    Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang diterima sebagai Perjanjian Baru didasarkan pada otoritas kerasulan. Kitab-kitab itu diterima jika mereka ditulis oleh para rasul seperti Petrus, Yohanes, atau orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan para rasul seperti Lukas atau Markus yang juga memiliki kuasa kerasulan. Banyak cerita yang salah tentang kehidupan Yesus (Lukas 1:1-40), maupun para rasul (2Tesalonika 2:2) berkembang pada masa itu, oleh karena itu identifikasi yang cermat dalam proses kanonisasi kitab-kitab Perjanjian Baru sangatlah penting.


    "Gereja telah memberikan kanon Perjanjian Baru sebagai pedoman kita dengan cara yang hampir sama seperti Isaac Newton memberikan teori gravitasinya. Allahlah yang menciptakan gravitasi itu untuk kita, demikian pula kanon Perjanjian Baru diilhamkan dan ditentukan oleh Allah sendiri agar menjadi milik kita."
    - J.L. Packer dalam buku God Speaks to Man

    Para bapa gereja mempunyai andil dalam proses kanonisasi Perjanjian Baru ini. Mereka secara teliti telah mengindentifikasi dan memilah-milah tulisan-tulisan yang ada. Konsili di Hippo (tahun 393) dan Karthago (tahun 397) akhirnya menerima ke-27 kitab yang sekarang dikenal dengan Perjanjian Baru.

    Bagian E."Kami Berusaha Membuktikan Kesalahannya"

    Meskipun orangtuanya beragama Kristen, tetapi Joan Olsen dan suaminya yang dokter, sama sekali tidak percaya akan adanya Allah (agnostik). Hal ini telah membuat kedua pasangan itu sering terlibat dalam diskusi-diskusi yang panas mengenai Alkitab. Sampai pada suatu hari, dokter muda dan istrinya itu sepakat untuk mempelajari kekristenan. Berikut ini adalah pengakuan Dr. Viggo Olsen:

    Saya berharap penyelidikan yang kami lakukan adalah penyelidikan yang jujur dan objektif, sebagai suatu upaya yang tulus dalam mencari kebenaran. Namun latar belakang kami yang agnostik telah membuat kami memulai penyelidikan dengan cara yang cerdik. Kami ingin membuktikan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah....

    "Pertama-tama," saya berkata (kepada Joan), "marilah kita mengingat kembali segala sesuatu tentang agnostik yang pernah kita dengar selama kita menjadi mahasiswa. Kedua, kita akan mencari dan mengumpulkan kesalahan-kesalahan data ilmiah yang ada di dalam Alkitab. Kesalahan-kesalahan ini akan menunjukkan bahwa Alkitab adalah tulisan manusia, bukan Kata-kata Sang Pencipta yang sempurna."

    Maka mulailah mereka melakukan penyelidikan. Pertanyaan pertama yang mereka perdebatkan adalah: "Apakah ada Allah yang menciptakan dunia ini?" Penelitian yang cermat akhirnya membawa mereka pada kesimpulan bahwa Allah memang ada. Tetapi hal ini belum membuat mereka percaya, karena mereka tidak yakin Allah itu dapat dikenali. Mereka belum dapat melihat hal-hal yang supranatural di dalam Alkitab.

    "Apakah masuk akal kalau Allah menyatakan diriNya kepada kita?" tanya saya pada suatu malam. "Saya baru saja membaca sesuatu mengenai hal ini," jawab Joan, "yakni bahwa Allah menciptakan kita manusia sebagai satu-satunya makhluk yang berakal budi. Allah tidak menciptakan kita asal saja atau tanpa tujuan sama sekali. Maka, setelah kita diciptakan, masuk akal kalau Allah lalu menyatakan diriNya dan menyampaikan maksud dan tujuanNya menciptakan kita. Juga jika Allah mengasihi kita, Dia tentu ingin menyatakannya kepada kita agar kita tahu bahwa itulah kasih."

    Setelah meneliti lebih dalam, mereka mendapati bahwa Alkitab adalah "kitab Allah yang memperkenalkan siapa Allah." Inilah penemuan mereka:

    Alkitab...menyatakan tentang Allah, yang oleh karena kasihNya yang tak berkesudahan mencari kita agar kita mengenal Dia dan rencanaNya bagi kita.... Kami juga menemukan keselarasan dan konsistensi yang menakjubkan dalam Alkitab orang Kristen....


    "Kini sulit bagi kami untuk mencari kesalahan-kesalahan Alkitab, bahkan kami terus menerus dipaksa untuk mencoret hal-hal yang pernah kami kira sebagai kesalahan Alkitab."
    - Dr. Viggo Olsen

    Berbeda dengan pemahaman kami sebelumnya, kami menemukan banyak data akurat tentang sejarah manusia di dalam Alkitab, yang sesuai dengan penemuan-penemuan di bidang arkeologi.

    Alkitab juga ternyata akurat dalam data-data ilmiahnya. Ini merupakan hal yang sangat mengejutkan bagi Joan dan saya, karena dalam segi inilah kami sebenarnya ingin menyerang kekristenan dan Kristus.... Kini sulit bagi kami untuk mencari kesalahan-kesalahan Alkitab, bahkan kami terus-menerus dipaksa untuk mencoret hal-hal yang pernah kami kira sebagai kesalahan Alkitab, setelah penemuan-penemuan data dan informasi aktual yang terus kami dapatkan.

    Setelah penelitian yang serius selama berbulan-bulan, Dr. Olsen dan istrinya akhirnya menyimpulkan bahwa Alkitab benar-benar adalah firman Allah kepada manusia. Berdasarkan keyakinan ini, mereka berdua lalu menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Kemudian, pada tahun 1962, mereka pergi ke Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) untuk melayani sebagai utusan Injil di sana.

    Dari: Daktar: Diplomat di Bangladesh. Dikutip dengan izin.

    Bagian F. Pertimbangkanlah Baik-baik

    Kami telah menyajikan 10 alasan, 10 bukti bagi jawaban "ya" atas pertanyaan, "Apakah Alkitab dapat dipercayai?" Melalui semua ini, kami yakinkan Anda bahwa Alkitab adalah buku yang dapat Anda percayai. Luangkan waktu sejenak dan isilah tabel di bawah ini untuk mengingat kembali semua bukti yang telah kita pelajari.

    Topik ini mengajak kita untuk mempertimbangkan dua hal yang sangat penting. Pertama, jika Anda seorang Kristen, sudahkah Anda mempercayai Alkitab dengan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari? Maukah Anda menaati perintah-perintahNya sama seperti Anda memegang janji-janjiNya?

    Kedua, jika Anda belum menjadi orang Kristen, apa yang akan Anda lakukan terhadap Alkitab? Anda tidak dapat bersikap netral. Anda harus memutuskan: Menerima ajarannya tentang Allah, Yesus Kristus, dan keselamatan, atau menolaknya. Harapan kami Anda akan percaya dan menyadari kebutuhan Anda untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi Anda. Akuilah segala dosa dan percayalah bahwa Dia telah mati untuk membayar hutang dosa Anda. Mintalah Dia menyelamatkan Anda. Firman Tuhan berkata, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat" (Kisah 16:31). Maka, Anda akan merasakan, melalui pengalaman langsung, berkat dari mempercayai Alkitab -- sebuah buku yang dapat Anda percayai!

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-019 Lahir Baru: Apakah Artinya?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Lahir Baru: Apakah Artinya? Apakah saya benar-benar akan menjadi orang baru? Bagaimana hal ini dapat terjadi? Untuk apa saya lahir baru? Sudahkah saya mengalaminya? Itulah sebagian pertanyaan yang akan dijawab oleh Richard W. De Haan, seorang pengajar di Radio Bible Class, lewat buku ini.

    Penerbit

    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria P.O. Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 Diterjemahkan dari Born Again: What Does It Mean? Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1978 pada RBC Ministries (R) 317665, 014043 & 014174 Penerjemah: Yayamin Yakop. Ilustrasi: Wid. NS Sumbangan Biaya produksi Rp. 700,00

    Bagian A. Dilahirkan dari Atas

    Bertahun-tahun yang lalu di Yerusalem, dua orang terkenal terlibat dalam percakapan yang "terdengar ke seluruh dunia." Nikodemus datang berbicara kepada Tuhan Yesus. Dalam diskusi itu, Sang Juruselamat membuat pernyataan yang mengejutkan bagi Nikodemus, seorang pemimpin agama yang besar pada zamannya. Dengan jelas Yesus memberitahu, "Kamu harus dilahirkan kembali."

    Percakapan tersebut terjadi hampir 2000 tahun yang lalu. Namun kelahiran yang mengubah hidup dan supranatural, yang Yesus ucapkan pada malam tak terlupakan itu, ada dalam pikiran jutaan orang dewasa ini. Terdapat minat yang mengherankan dan meluas dalam hal kelahiran kembali. Topik ini menjadi berita pada halaman pertama! Orang-orang terkenal menyatakan bahwa mereka telah mengalaminya. Kaum profesional dalam dunia olahraga, selebriti televisi dan para pemimpin politik bersaksi atas kelahiran baru mereka. Ya, kata-kata Kristus kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan kembali" memang telah basi dan usang pada zaman ini.

    Semakin banyak orang membicarakan kelahiran kembali dibanding masa sebelumnya. Sejalan dengan berlangsungnya gerakan lahir kembali yang modern, sudah terbukti bahwa banyak orang sama sekali tidak mengerti apa sebenarnya yang Yesus maksud. Saya sangat mencemaskan informasi dan konsep yang salah yang tersebar luas ini. Karena itu saya memberi judul "Lahir Baru: Apakah Artinya?" Saya berharap sebagian pertanyaan Anda mengenai kelahiran kembali akan terjawab, tidak hanya untuk memuaskan keingintahuan Anda, tetapi juga untuk membawa Anda memahami arti lahir baru melalui pengalaman pribadi.

    • Latar Belakang Alkitab
    • Apakah Air Itu?
    • Kebutuhan akan Lahir Baru
    • Sebuah Undangan Bagi Anda

    1. Latar Belakang Alkitab
    2. Apakah Air Itu?
    3. Kebutuhan akan Lahir Baru
    4. Sebuah Undangan Bagi Anda
    LATAR BELAKANG ALKITAB

    Mari kita mulai dengan menyimak kembali percakapan yang terkenal itu:

    Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:1-3).

    Orang yang datang kepada Tuhan Yesus malam itu adalah seorang Farisi, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia adalah Nikodemus yang terkenal dan dihormati. Kepada orang yang berkedudukan tinggi seperti ini Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata "Kamu harus dilahirkan kembali."

    Ia adalah seorang pemimpin agama Yahudi! Ia adalah seorang guru besar bangsa Israel! Ia adalah seorang yang terkenal pada zamannya! Saya dapat membayangkan bahwa ketika ia sedang berjalan, orang-orang akan menunjuk kepadanya dengan kekaguman dan berkata, "Itulah Nikodemus. Kita membutuhkan lebih banyak orang seperti ia. Jika ada orang yang melakukan kehendak Allah, dialah orangnya."

    Nikodemus adalah anggota kaum Farisi. Saya menyadari bahwa kita cenderung menggolongkan kelompok ini sebagai kaum munafik karena perlakuan mereka terhadap Kristus. Namun tidak demikian pandangan terhadap mereka pada masa Perjanjian Baru. Orang-orang menghormati mereka karena pengajaran Firman Tuhan dan pemahaman mengenai adat istiadat nenek moyang mereka.

    Nikodemus juga disebut seorang "Pemimpin agama Yahudi." Ini berarti ia anggota Sanhedrin, badan pemerintahan bangsa Israel saat itu. Seperti yang ayah saya, Dr. M.R. De Haan tunjukkan, "Keputusan Sanhedrin adalah final dalam masalah-masalah doktrin dan perilaku dalam masyarakat. Sanhedrin sangat menyerupai pengadilan tertinggi dalam pemerintah sipil."

    Bayangkan! Kepada orang terhormat ini, kepada pemimpin agama Yahudi ini, kepada guru bangsa Israel ini, Juruselamat kita membuat pernyataan yang sangat khidmat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3).

    Mari kita perhatikan kata kembali, yang muncul pada ayat 3 Yoh 3:3. Kata itu adalah terjemahan dari istilah Yunani anothen dan dapat pula berarti "dari atas." Jadi dapat diterjemahkan "Jika seorang tidak dilahirkan dari atas, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

    Meskipun Nikodemus tidak mengerti apa yang Kristus maksud, pernyataan tersebut mengungkapkan apa yang Kristus pikirkan. Perhatikan, sekadar dilahirkan kembali dengan cara yang sama seperti kelahiran kita ke dalam dunia ini, tidaklah berguna -- sekalipun diulang sepuluh, seratus atau seribu kali! Kita tetap masuk ke dunia ini sebagai orang berdosa. Hanya bila kita dilahirkan dari atas barulah kita layak bagi Kerajaan Allah.

    Kelahiran kita yang pertama adalah dari bawah, kelahiran yang kedua adalah dari atas. Kelahiran kita yang pertama bersifat alami (natural); sedangkan kelahiran yang baru bersifat rohani. Kelahiran yang pertama menjadikan kita anggota bangsa yang jatuh; kelahiran kedua menjadikan kita anggota bangsa yang ditebus. Kelahiran yang pertama memberi kita sifat yang rusak; kelahiran yang kedua memberi kita sifat yang ilahi. Dilahirkan pertama kali menurut daging, kita adalah orang-orang berdosa; dilahirkan kedua kali oleh Roh Allah, kita adalah orang-orang benar.

    Ketika Nikodemus mendengar Yesus berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah," ia tidak mengerti apa yang dimaksud. Karena itu ia bertanya:

    Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi? (Yohanes 3:4).

    Yesus menjelaskan sebagai berikut:

    Aku berkata kepadamu, sesunguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:5).

    1. Latar Belakang Alkitab
    2. Apakah Air Itu?
    3. Kebutuhan akan Lahir Baru
    4. Sebuah Undangan Bagi Anda

    APAKAH AIR ITU?

    Ketika kita sampai pada ayat ini, kita masuk ke medan pertempuran teologis. Banyak perdebatan yang terjadi sehubungan dengan arti bagian ini. Karena itu, adalah baik bagi kita untuk berhenti sejenak dan mengajukan beberapa pertanyaan yang sangat penting. Apakah yang Yesus maksud ketika Dia berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air..."? Apakah Dia sedang berbicara mengenai baptisan air? Apakah Dia sedang mengatakan bahwa kita harus dibaptis agar dapat diselamatkan? Jawaban saya adalah TIDAK! Baptisan air adalah hak istimewa bagi orang-orang Kristen yang dilahirkan kembali untuk menjadi saksi. Orang percaya yang taat ingin dibaptis untuk menyatakan kehidupannya yang baru, tetapi baptisan tidak dapat menolongnya untuk mendapatkan hidup baru. Kita tidak perlu menambahkan apapun pada anugerah Allah -- baik perbuatan baik, jasa, upacara, ritual agama, baptisan anak atau bahkan baptisan dewasa. Kita diselamatkan oleh anugerah melalui iman, sepenuhnya oleh karya Kristus yang sempurna dan sama sekali tidak tergantung pada apa pun.

    "Jadi," saya mendengar seseorang berkata, "bagaimana Anda memahami kata-kata Yesus mengenai dilahirkan dari air dan Roh?" Beberapa penafsiran atas bagian ini layak untuk dikemukakan. Pertama, sebagian orang menyatakan bahwa tatkala Yesus mengatakan dilahirkan dari air, Dia mengacu pada kelahiran secara fisik. Dalam tubuh ibu, sang janin dilindungi oleh "selaput" air. Ketika bayi lahir, "air menjadi pecah" dan kelahiran terjadi. Menurut mereka yang menganut pandangan ini, Yesus menyatakan bahwa dua jenis kelahiran dibutuhkan. Pertama adalah kelahiran yang alami dan bersifat fisik -- kelahiran dari air. Kedua adalah supranatural, kelahiran dari atas oleh Roh Kudus. Penjelasan ini kelihatannya didukung oleh kata-kata Yesus selanjutnya, karena Dia berkata:

    Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:6-7).

    Ahli Alkitab lainnya yakin bahwa kata air mengacu pada Alkitab. Mereka mempertahankan bahwa gabungan air, Firman dan Roh Kudus akan membawa mujizat kelahiran baru. Mereka menunjuk bagian dari surat Petrus sebagai pendukung pendapat mereka:

    Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal (1Petrus 1:23).

    Mereka juga mengacu pada beberapa ayat dalam surat Efesus.

    Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman (Efesus 5:25-26).

    Kelompok ketiga adalah para mahasiswa teologia yang menyatakan bahwa kata dan dalam frase "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh" adalah terjemahan dari kata Yunani kai, dan dapat pula diterjemahkan sebagai "juga." Kata-kata Kristus akan menjadi, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air juga Roh." Menurut penafsiran ini, air dan Roh Kudus akan mempunyai pengertian yang sama.

    Mereka yang menganut pemahaman ini menunjuk pada bagian yang diucapkan Kristus sendiri, ketika Dia menyebut air sebagai lambang Roh Kudus.

    Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan (Yohanes 7:37-39).

    Seperti yang dapat Anda lihat pada bagian ini, Kristus menggunakan kata air sebagai lambang Roh Kudus. Karena itu, beberapa orang menyatakan bahwa Dia menggunakan metafora yang sama dalam Yohanes 3:1-36.

    1. Latar Belakang Alkitab
    2. Apakah Air Itu?
    3. Kebutuhan akan Lahir Baru
    4. Sebuah Undangan Bagi Anda

    KEBUTUHAN AKAN LAHIR BARU

    Sahabatku, terlepas dari bagaimana Anda menafsirkan kata-kata "dilahirkan dari air dan Roh," ada satu pesan yang terdengar dengan jelas, yakni lahir baru untuk semua orang adalah keharusan yang mutlak. Itulah satu-satunya cara untuk memperoleh keselamatan. Dengan hal ini dalam pikiran Anda, bacalah ucapan Yesus selanjutnya kepada Nikodemus:

    Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:6-7).

    Ya, Yesus berkata bahwa Anda harus dilahirkan kembali. Kelahiran baru tersebut melibatkan tindakan Allah yang jauh di atas kemampuan manusia. Secara tak terlihat, Tuhan bekerja di dalam hati kita untuk membawa kita kepada-Nya. Hasilnya adalah hubungan pribadi yang nyata dengan Tuhan.

    Kelahiran baru bukanlah sesuatu yang dapat kita buat. Kelahiran baru bukanlah menerima visi yang transenden, atau memulai hidup yang baru, ataupun memperoleh perasaan religius yang aneh. Kelahiran baru bukanlah suatu langkah maju dalam proses reinkarnasi. Kelahiran baru bukan sekadar kesadaran diri. Bukan sejenis renungan mistik atau perjalanan rohani. Sebaliknya, kelahiran baru adalah karya Allah yang nyata dan menetap, yang darinya kita menerima sifat yang baru dan kudus. Itulah yang tercakup dalam kelahiran baru -- suatu kelahiran yang supranatural dan rohani, dari atas, yang terjadi setiap saat tatkala seseorang menaruh pengharapannya dalam Yesus Kristus.

    Pada bagian ini kita telah mempelajari pentingnya, dan menggarisbawahi, makna dilahirkan kembali. Kita telah melihat bahwa itulah satu-satunya jalan untuk menerima pengampunan Allah dan kepastian akan surga. "Lalu, bagaimana," Anda mungkin bertanya, "dapatkah saya dilahirkan kembali?" Jawabannya sederhana. Kita diberitahu:

    Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yohanes 1:12).

    Setelah mendengar Firman Tuhan, dan digerakkan Roh Allah, Anda beriman kepada Anak Allah -- dan mujizat pun terjadi! Anda dilahirkan dari atas. Anda menjadi anak Allah, dan menerima hidup kekal dari Allah. Anda menjadi anggota keluarga Allah. Anda dibersihkan dari semua dosa oleh iman di dalam Sang Juruselamat.

    1. Latar Belakang Alkitab
    2. Apakah Air Itu?
    3. Kebutuhan akan Lahir Baru
    4. Sebuah Undangan Bagi Anda

    SEBUAH UNDANGAN BAGI ANDA

    Saya ingin bertanya, apakah Anda sudah dilahirkan kembali? Jika belum, datanglah kepada Kristus saat ini juga. Dengan beriman pada Firman, janji dan darah-Nya, terimalah Dia dalam hati dan hidup Anda. Mintalah agar Dia menyelamatkan Anda hari ini juga.

    Anda dapat berdoa seperti ini: "Tuhan Yesus, saya mengakui bahwa saya adalah orang berdosa. Saya tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Saya menerima Engkau sebagai Juruselamat saya. Dengan percaya bahwa Engkau mati bagi saya, membayar hukuman untuk semua dosa saya, saya menaruh iman percaya di dalam Engkau. Selamatkanlah saya. Saya sungguh-sungguh percaya."

    Jika Anda mendoakannya dan serius dengannya, perubahan telah terjadi dalam diri Anda. Dosa-dosa Anda telah diampuni, dan kini Anda adalah anak Allah. Anda dapat berkata kepada orang lain, "Saya juga telah dilahirkan kembali!" Hidup baru, hidup yang dari atas, sekarang ada di dalam hati Anda.

    Bagian B. Pekerjaan Roh Kudus

    Dewasa ini kita banyak membaca di media massa, dan juga mendengar lewat radio, mengenai dilahirkan kembali. Banyak dibicarakan namun sedikit yang menjalaninya membuat saya bertanya-tanya, seberapa banyak orang yang benar-benar tahu tentang lahir baru. Itulah tujuan dari buku ini. Saya ingin Anda tahu dengan pasti apa yang Alkitab katakan mengenai kelahiran baru. Saya ingin, bila Anda sudah mengalaminya, merasa yakin akan hal itu. Saya ingin Anda tahu apa yang Allah harapkan dari Anda sebagai orang percaya yang sudah lahir baru. Dan saya ingin Anda tahu apa yang dapat Anda harapkan selaku anak Allah.

    Injil Yohanes memuat bagian Alkitab terpenting mengenai lahir baru. Yesus bersabda:

    Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:5-7).

    Perhatikan dengan teliti pernyataan dalam ayat 5 Yoh 3:5, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah." Menurut Tuhan Yesus, kita harus dilahirkan dari Roh. Kuasa karya-ilahi dari Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal adalah hal yang pokok dan mendasar dalam lahir baru. Hanya melalui Dia kita dapat mengalami anugerah ini.

    Jika kita mempelajari Alkitab dengan teliti, kita segera sadar akan pentingnya Roh Allah dalam kelahiran baru. Peranan-Nya sangat vital dalam tiga aspek:

    • Pembaruan
    • Pengudusan
    • Pengubahan (transformasi)
    • Pesan Pribadi

    Bagi anak Allah, pembaruan adalah karya masa lampau, pengudusan adalah realita masa ini, dan pengubahan (transformasi) adalah harapan kita terhadap masa yang akan datang. Jika kita memperhatikan setiap fase karya Roh Kudus ini secara terinci, saya percaya hati Anda akan dihangatkan dan pikiran Anda terbuka menerima pelayanan-Nya di dalam dan melalui diri Anda.

    1. Pembaruan
    2. Pengudusan
    3. Pengubahan (transformasi)
    4. Pesan Pribadi
    PEMBARUAN

    Karya Roh Kudus adalah dasar yang mutlak dalam pembaruan. Ketika seseorang dilahirkan kembali, ia diberi hidup baru oleh Roh Kudus. Ini adalah karya vital yang tidak dapat diabaikan, karena tanpa memiliki hidup baru itu, seseorang tidak diselamatkan.

    Dalam Yohanes 3:1-7, kebutuhan untuk dilahirkan kembali disebutkan tiga kali oleh Sang Juruselamat. Dalam ayat 3 Yohanes 3:3 Dia berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah." Dalam ayat 5 Yohanes 3:5, Dia menyatakan, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah." Dan dalam ayat 7 Yohanes 3:7 Dia memberitahu Nikodemus, "Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali."

    Kelahiran baru dibutuhkan karena semua orang dilahirkan ke dunia ini dengan sifat berdosa dan rusak. Sifat lama yang diwariskan dari Adam sedemikian hina, rusak, jahat, dan tanpa sedikit pun kebaikan sehingga tak tertolong. Sedemikian jahatnya sifat lama itu sehingga Allah memulai dari "awal" dengan memberi kita sifat yang baru saat kita percaya kepada Anak-Nya.

    Jika Anda mengira gambaran tentang manusia berdosa ini terlalu dilebih-lebihkan, bacalah dengan teliti apa yang Allah katakan kepada orang-orang Romawi seperti dikutip oleh Paulus:

    Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu" (Roma 3:10-18).

    Inilah pandangan Allah terhadap diri manusia; inilah rekaman kamera Allah yang tersembunyi mengenai kemanusiaan yang busuk dan berdosa.

    Ayah saya pernah berkata, "Kamu dapat melatih seekor singa untuk melompati lingkaran, duduk di bangku, atau bersalto, namun ia tetaplah seekor singa. Kamu dapat mengenakan pakaian sutera dan kain satin pada seekor babi, namun babi itu tetap akan mencari kandangnya. Dan kamu dapat menghiasi sifat dosamu yang lama yang kamu terima dari bapa leluhurmu Adam dengan agama, pembaruan, pendidikan, kebudayaan dan apapun, namun kamu tidak akan dapat mengubahnya."

    Sahabatku, Anda membutuhkan hati yang baru. Pada dasarnya, manusia telah mati dalam dosa (Efesus 2:1). Ia terpisah dari Allah; ia adalah musuh Allah (Kolose 1:21). Ia kotor. Sang nabi juga menambahkan bahwa "Segala kesalehan seperti kain kotor" (Yesaya 64:6).

    Ketika dilahirkan, kita adalah orang berdosa. Itulah sebabnya Anda harus dilahirkan kembali -- cara yang benar. Pada kelahiran kedua itu, Roh Allah memberi hidup, sifat, hati yang baru kepada mereka yang beriman kepada Kristus, dan orang itu menjadi ciptaan baru. Itulah karya pembaruan! Itulah kelahiran baru!

    1. Pembaruan
    2. Pengudusan
    3. Pengubahan (transformasi)
    4. Pesan Pribadi
    PENGUDUSAN

    Karya Roh Kudus juga penting bagi orang-orang percaya dalam hal pengudusan. Kata pengudusan berasal dari istilah Yunani yang berarti "dipisahkan, kudus." Pembaruan bersifat seketika; pengudusan merupakan proses yang bertahap. Pengudusan dimungkinkan terjadi karena Roh Kudus, sebab Rasul Paulus menulis:

    Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2Korintus 3:17-18).

    Saat kita melihat dan memahami kemuliaan Allah, Roh Kudus mengubah kita dengan kuat ke dalam gambaran kemuliaan yang sama. Pekerjaan Roh Allah ini menghasilkan pengudusan yang progresif. Hal ini berhubungan dengan persekutuan dari hari ke hari dan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan dari orang-orang yang telah dilahirkan kembali.

    Alkitab mengungkap dua jenis pengudusan. Pengudusan secara status diberikan kepada kita saat dilahirkan kembali. Melalui iman di dalam Kristus, dosa-dosa kita diampuni, dan ketidakberdosaan Tuhan Yesus menjadi milik kita. Kita ditempatkan pada kedudukan yang diperkenankan Tuhan. Benar, karena kita berada di dalam Kristus, kita telah dikuduskan; di mana Dia telah "memisahkan kita" bagi-Nya. Ini berarti jika kita telah dilahirkan kembali, Allah melihat kita sebagai pemilik kebenaran yang sempurna dari Juruselamat kita yang tak berdosa. "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 5:1). Damai sejahtera dengan Allah berhubungan langsung dengan pengudusan secara status yang kita miliki.

    Tetapi Damai sejahtera Allah lebih berhubungan dengan aspek karya Roh Kudus yang lain -- pengudusan progresif. Rasul Paulus menulis:

    Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7).

    Setiap orang percaya menikmati keuntungan pengudusan secara status, namun ia tidak boleh melupakan kebutuhan akan pengudusan progresif, yang berlangsung setiap hari. Ketahuilah, sifat-sifat Adam tidak hilang sampai kita mati. Sifat-sifat tersebut tetap ada di dalam diri kita dan bekerja melawan kehendak Allah. Rasul Paulus menyadari bahwa manusia lama yang berdosa masih aktif 30 tahun setelah ia menerima keselamatan. Ia berkata:

    Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik (Roma 7:18).
    Beberapa saat kemudian ia berteriak:

    Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melupakan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

    Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 7:24 - 8:2).

    Jika Anda orang Kristen, kehidupan baru telah ditanamkan di dalam diri Anda. Anda adalah manusia baru -- ciptaan yang baru. Meskipun sifat Adam yang lama, berdosa dan rusak masih ada di dalam diri Anda, Anda dapat menang terhadapnya. Anda dapat mengetahui berkat dari pengudusan secara status dan pengudusan progresif. Rasul Paulus menulis:

    Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging (Galatia 5:16).

    Roh Kudus selalu siap dan sanggup mengubah hidup setiap orang percaya. Betapa tragisnya bahwa ada beberapa orang Kristen merampas diri mereka sendiri dari berkat yang dapat mereka miliki karena tidak mau berserah pada pimpinan-Nya. Tetapi saya senang karena banyak pengikut Kristus mampu berkata, "Meskipun saya jauh dari yang seharusnya, dan saya gagal menjadi yang seharusnya, saya telah berbeda dari saya yang dahulu." Hal ini disebabkan karya Roh Allah dalam hidup mereka. Setelah dilahirkan kembali, mereka bertumbuh secara rohani, mengalahkan dosa dan kebiasaan yang buruk, serta belajar berjalan dengan rendah hati dan taat pada bimbingan Roh.

    1. Pembaruan
    2. Pengudusan
    3. Pengubahan (transformasi)
    4. Pesan Pribadi

    PENGUBAHAN (TRANSFORMASI)

    Karya Roh Allah tidak hanya penting dalam hal pembaruan dan pengudusan, tetapi juga merupakan arti yang vital pada hari yang mulia ketika diubahkan. Saat Kristus datang kembali, tubuh kita yang dapat binasa ini akan diubahkan.

    Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitakan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu (Roma 8:11).

    Roh Kudus tinggal di dalam mereka yang telah dilahirkan kembali. Suatu hari kelak, Roh pembaruan dan pengudusan itu juga akan menjadi Roh pengubah. Tubuh kita akan dipulihkan ke dalam pembaruan hidup. Dengan keyakinan ini, Rasul Paulus dapat berkata:

    Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati (1Korintus 15:51-53).

    Melalui kelahiran baru oleh Roh Allah, kita menerima hidup baru dan kekal. Dan suatu hari kelak, oleh Roh yang sama, kita akan menerima tubuh yang baru dan tidak dapat binasa.

    1. Pembaruan
    2. Pengudusan
    3. Pengubahan (transformasi)
    4. Pesan Pribadi

    PESAN PRIBADI

    Kita telah melihat bahwa karya dan pelayanan Roh Kudus sangatlah penting bagi orang-orang percaya. Roh Kudus terlibat dalam pembaruan kita. Dia aktif dalam pengudusan kita. Dan Dia akan menjadi sarana dalam pengubahan kita.

    Pertanyaan terpenting adalah, apa arti semua ini bagi Anda? Tanpa pembaruan, Anda tidak dapat mengalami pengudusan atau pengubahan. Titik awalnya adalah dilahirkan -- kembali dari Roh -- dari atas. Apakah Anda telah dilahirkan kembali? Jika belum, Anda dapat mengalaminya. Yesus sendiri berkata:

    Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:14-15).

    Mungkin Anda pernah mendengar orang berkata, "Tetapi itu adalah pekerjaan Allah. Saya tidak bisa percaya. Saya tidak dapat mempraktikkan iman sampai saya telah dibarui." Orang-orang yang mengatakan ini percaya bahwa karena kodrat manusia adalah mati dan tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong dirinya sendiri, maka ia tidak dapat dilahirkan kembali kecuali ia dihidupkan oleh Roh Allah melalui kelahiran baru. Karena itu mereka menyatakan dengan tegas bahwa iman yang olehnya kita percaya pada karya Tuhan Yesus Kristus yang telah selesai, bukanlah cara kelahiran baru kita, tetapi hasilnya -- sesuatu yang telah terjadi.

    Orang lain menyatakan yang sebaliknya. Mereka mengajarkan bahwa kita dilahirkan kembali karena iman dalam Kristus. Dengan kata lain, mereka menyatakan bahwa ketika kita percaya, pembaruan terjadi dan kita adalah anak-anak Allah.

    Bukan maksud saya untuk memperdebatkan mana yang benar. Ketahuilah, jika Anda tidak diselamatkan, ini sama sekali tidak ada bedanya. Hanya Roh Allah yang dapat mengerjakan pembaruan. Orang berdosa secara pribadi harus percaya. Karena itu, masalah Anda percaya karena Anda telah dilahirkan kembali atau Anda dilahirkan kembali karena Anda percaya bukanlah hal yang utama. Yang penting adalah Anda harus percaya! Anda harus melakukan bagian Anda, dan Anda harus membiarkan Allah melakukan bagian-Nya.

    Bagian C. Ke Mana Saya Bertumbuh?

    Salah satu hukum alam yang terpenting dan tak terelakkan adalah pertumbuhan. Sebutir benih yang jatuh ke tanah atau bibit yang ditanam oleh petani diharapkan bertunas, berakar, dan tumbuh matang. Jika tidak, ada sesuatu yang salah! Pohon yang besar dan padi yang menguning adalah hasil proses pertumbuhan yang wajar.

    Ada kemiripan yang nyata dengan kerohanian. Benih-benih Firman Allah disemaikan melalui khotbah-khotbah. Kemudian, melalui pekerjaan Roh Kudus benih itu hidup. Kita menyebut hidup tersebut sebagai "hidup baru" atau "kelahiran baru." Rasul Petrus berkata kepada kita:

    Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan kekal (1Petrus 1:23).

    Ketika benih Firman Allah tertanam dan kita lahir karena Roh, kita menjadi ciptaan baru. Tetapi itu barulah suatu permulaan. Allah menantikan orang yang telah dilahirkan kembali untuk tumbuh, berkembang, dan matang secara rohani. Penulis kitab Ibrani menulis, "Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh" (Ibrani 6:1). Kemudian Rasul Petrus mendorong kita untuk "bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Petrus 3:18).

    Tetapi kelahiran baru hanyalah permulaan dari sesuatu yang sangat indah. Kelahiran itu dapat memulai suatu hidup yang paling membahagiakan dan berarti untuk belajar dan bertumbuh -- menjadi orang percaya yang dewasa. Dalam pelajaran yang ketiga ini, dengan pokok pembicaraan Lahir Baru: Apakah Artinya? kita akan menjawab sebuah pertanyaan yang akan dilontarkan setiap orang percaya kepada Kristus: "Sekarang saya telah dilahirkan kembali, ke mana saya bertumbuh?" Ya, ke mana saya pergi dan ke mana saya bertumbuh? Saya bisa menuliskan pertanyaan itu dengan cara lain. "Sekarang saya telah dilahirkan kembali, bagaimana saya bertumbuh dan matang secara rohani? Selanjutnya, apa yang Allah ingin saya perbuat?"

    Saudaraku, pertumbuhan rohani tidak terjadi begitu saja. Perkembangan yang wajar dan perhatian dibutuhkan seperti halnya pepohonan atau tumbuhan. Jika Anda telah dilahirkan kembali, tentu saja beberapa hal penting terlibat pada pertumbuhan rohani Anda. Tanpa itu semua Anda tidak akan pernah benar-benar bertumbuh dalam Kristus. Namun jika Anda memilikinya, Anda dapat menjadi orang Kristen yang bertumbuh subur, dewasa dan berbuah seperti yang diinginkan Allah.

    Sebagai tanggapan terhadap pertanyaan tersebut, saya yakin Alkitab menyajikan jawaban yang mengandung empat prinsip. Jika Anda membuat keempat prinsip ini menjadi bagian hidup, Anda akan mulai menempuh perkembangan rohani yang baik.

    Mempelajari Firman Allah
    Menyediakan Waktu Untuk Berdoa
    Beribadah ke Gereja Secara Teratur
    Bersaksi

    1. Mempelajari Firman Allah
    2. Menyediakan Waktu Untuk Berdoa
    3. Beribadah ke Gereja Secara Teratur
    4. Bersaksi
    MEMPELAJARI FIRMAN ALLAH

    Langkah pertama yang harus Anda ambil adalah mempelajari Alkitab secara teratur dan sungguh-sungguh. Saya tidak melebih-lebihkan pentingnya langkah ini dalam proses pertumbuhan. Rasul Petrus berkata:

    Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1Petrus 2:2).

    Mengertikah Anda apa yang ditekankan Petrus? Menurut ia, kita harus merindukan Firman Allah sehingga kita dapat bertumbuh karena Firman-Nya. Setiap perintah yang tertulis dalam Alkitab, setiap peristiwa dalam sejarah, setiap perkataan nabi, Injil, dan surat-surat para rasul bermanfaat untuk menjadi petunjuk bagi kita dan bagi pertumbuhan kristiani. Kita harus meminum "air susu murni dari Firman" setiap hari. Dengan cara demikian kita dipelihara dan diberi makan. Kita menjadi kuat dan dibangun dalam keyakinan. Paulus menunjukkan hasil yang diharapkan dalam suratnya kepada jemaat di Efesus.

    Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala (Efesus 4:14-15).

    Kemudian, sebagai seorang Kristen yang matang dan dewasa, kita akan mampu mencerna makanan keras dari Alkitab. Penulis kitab Ibrani menyatakan:

    Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (Ibrani 5:13-14).

    Tetapi saya dapat membayangkan seseorang bertanya, "Bagaimana Firman Allah membantu kita bertumbuh?" Jawabannya juga terdapat dalam surat Ibrani:

    Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibrani 4:12).

    Alkitab membeberkan rencana, niat dan hasrat kita yang paling dalam. Alkitab menunjukkan dosa-dosa kita. Kemudian, karena kita telah berdosa, maka dengan menyingkirkan dosa-dosa dan menggantikannya dengan sesuatu yang baik, kita berkembang menuju kedewasaan rohani.

    Apakah Anda orang Kristen yang sedang bertumbuh? Apakah kini Anda lebih matang secara rohani dibanding setahun yang lalu? Dua tahun yang lalu? Lima tahun yang lalu? Jika belum, saya mendorong Anda untuk menyediakan waktu bagi Firman Allah. Bacalah. Pelajarilah. Hafalkan. Dan taati!

    1. Mempelajari Firman Allah
    2. Menyediakan Waktu Untuk Berdoa
    3. Beribadah ke Gereja Secara Teratur
    4. Bersaksi

    MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK BERDOA

    Bagian kedua dari jawaban atas pertanyaan "Bagaimana saya bertumbuh?" adalah, orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus menyediakan waktu untuk berdoa dan bersekutu dengan Bapa surgawi. Allah sendiri telah menyediakan diri-Nya bagi persekutuan ini demi pertumbuhan rohani kita. Dalam surat Ibrani kita baca:

    Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya (Ibrani 4:14-16).

    Kutipan ini mendorong kita untuk berdoa. Namun berdoa bukanlah sekadar berkomat-kamit. Kita tidak mengejar-ngejar pemberian Allah. Kita tidak meminta kepada Allah dengan paksa, seperti untuk kesehatan atau keselamatan kita. Tentu saja, kita harus mengajukan permohonan kepada Bapa surgawi; tetapi kita juga harus menaikkan ucapan syukur, pujian, dan penyembahan kepada-Nya.

    Ingatlah, berdoa ditujukan demi pertumbuhan rohani kita. Canon Liddon menyatakan, "Keputusan-keputusan besar yang telah memperkaya dan memperindah kehidupan manusia dalam hidup kekristenan dihasilkan karena doa." Berdoa adalah salah satu ciri utama dari kepemimpinan rohani yang tangguh. Orang yang berdoa adalah orang yang perkasa. Kekuatan mereka bersama Allah memiliki kemampuan untuk menaklukkan.

    Berdoa penting bagi perkembangan orang percaya. Melalui doa kita meningkatkan iman dan memperoleh kekuatan untuk taat dan melayani. Ini adalah keharusan yang mutlak dalam kehidupan Kristen.

    1. Mempelajari Firman Allah
    2. Menyediakan Waktu Untuk Berdoa
    3. Beribadah ke Gereja Secara Teratur
    4. Bersaksi

    BERIBADAH KE GEREJA SECARA TERATUR

    Keharusan lain untuk pertumbuhan rohani adalah bersekutu secara teratur dalam persekutuan orang percaya yang mempercayai Alkitab, mengajarkan kebenaran Injil dan memuliakan Kristus. Sekali lagi, ini bukanlah penekanan yang berlebihan. Tak ada pengganti bagi kebaktian dan persekutuan dengan orang Kristen lainnya. Yohanes menekankan hal ini dalam suratnya yang pertama:

    Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semua ini kami tuliskan kepada kamu supaya sukacita kami menjadi sempurna (1Yohanes 1:3-4).

    Semua yang telah dilahirkan kembali masuk ke dalam keluarga Allah. Kita memiliki hak untuk memanggil-Nya Bapa surgawi. Kita juga memiliki hubungan baru yang istimewa dengan saudara-saudara seiman lainnya, karena mereka adalah saudara-saudara kita di dalam Kristus. Mengenai hal itu Yohanes menambahkan:

    Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa (1Yohanes 1:6-7).

    Persekutuan orang-orang yang telah dikuduskan, yang sangat indah, dapat dirasakan dan dinikmati sepenuhnya di gereja setempat. Itulah tempat yang telah ditentukan Allah bagi persembahan, pujian, dan pelayanan bersama. Penulis surat Ibrani menulis:

    Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan -- pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:23-25).

    Setiap orang yang telah dilahirkan kembali, setiap anak Allah secara teratur, harus mencari, mengikuti dan diperkuat dengan -- jika memungkinkan -- ibadah di gereja dengan khotbah Alkitabiah. Perhatikan, saya menulis "jika memungkinkan." Saya menyadari banyak orang yang tertutup dan tidak dapat mengikuti pelayanan penyembahan seperti yang mereka inginkan.

    Saya sepenuhnya menyadari bahwa saat ini banyak orang merendahkan peran gereja setempat. Mereka menganggap "kelompok kecil" atau "mendengar kaset" lebih penting. Tetapi mereka salah! Demikian pula dengan orang yang menambahkan "gereja elektrik" untuk bersekutu dengan sesama orang yang telah dikuduskan. Program TV Day of Discovery dan siaran radio Radio Bible Class milik kami tidak ditujukan untuk menggantikan ibadah Anda di gereja. Saya seratus persen mendukung setiap majelis gereja lokal yang memimpin jemaat bersekutu, menyembah dan melayanai dengan motivasi murni, berpusatkan Kristus dan memuliakan Allah. Saya sepenuhnya mendukung setiap pendeta yang setia mengajarkan Firman Allah dan menyatakan pengakuan akan Kristus pada orang yang terhilang. Saya berharap Anda juga melakukannya! Gereja membutuhkan Anda, dan Anda membutuhkan gereja. Jika Anda mengabaikan rumah penyembahan itu, pertumbuhan rohani Anda akan terhalang.

    Sepucuk surat datang beberapa saat yang lalu, melukiskan hal yang sedang saya bicarakan. Seorang wanita menuliskan bahwa 20 tahun yang lalu ia berhenti ke gereja ketika ia masih seorang istri Kristen yang muda karena pertengkaran di rumahnya. Sekarang, setelah dua dekade, keluarganya berada dalam kehancuran rohani. Hubungan dengan suaminya lebih buruk daripada yang sudah-sudah. Kedua anaknya hidup sesukanya, tidak mau mendengarkan segala macam ajaran rohani. Inilah yang dikatakannya mengenai keadaan yang menyedihkan di rumahnya: "Saya sadar jika kami dulu tetap beribadah di gereja, pasti tidak akan terjadi masalah seperti sekarang," Ya, gereja setempat berperan dalam pertumbuhan rohani. Gereja adalah tempat khotbah, pengajaran, penyembahan, pemberian, pelayanan, dan persekutuan dengan saudara-saudara seiman. Dan Anda harus mengikutinya!

    1. Mempelajari Firman Allah
    2. Menyediakan Waktu Untuk Berdoa
    3. Beribadah ke Gereja Secara Teratur
    4. Bersaksi

    BERSAKSI

    Langkah penting keempat dalam pertumbuhan rohani adalah bersaksi kepada orang lain dengan teladan dan pengakuan iman. Setelah mengalami kelahiran baru melalui iman dalam Kristus, menerima pengampunan dosa, dan menemukan sukacita dalam pertumbuhan rohani melalui Firman, doa, dan persekutuan, Anda harus memiliki kerinduan untuk membagikan apa yang telah Anda dapat kepada sesama.

    "Tetapi," Anda berkata, "saya tidak mampu melakukannya. Saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya tidak memiliki karakter seperti itu. Saya belum pernah dilatih untuk itu."

    Benar, Anda bisa saja tidak memiliki beberapa karunia tersebut. Namun Anda memiliki perkataan Yesus berikut ini, yang tertulis dalam Kisah Para Rasul:

    Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8).

    Kini saya tahu bahwa janji ini diberikan kepada para rasul. Tetapi Roh Allah yang sama juga hidup dalam hati jika Anda telah dilahirkan kembali. Dengan mempelajari Firman Allah, Anda juga dapat bersaksi tentang Kristus melalui perkataan dan cara hidup. Sebenarnya, setiap orang yang mengenal Tuhan akan mampu bersaksi tentang hal-hal yang telah dilakukan-Nya dalam hidup mereka! Ketika Anda bersaksi tentang Kristus, dan disadarkan akan kekuatan Injil, serta menyampaikannya kepada sesama, maka kesaksian Anda akan menjadi sumber kekuatan dan pertumbuhan rohani dalam hidup Anda sendiri. Dengan demikian, Anda dapat merasakan sukacita ketika menyaksikan seseorang datang untuk mengenal Sang Juruselamat.

    Anugerah kedewasaan rohani akan Anda dapatkan jika Anda setia mempelajari Firman Allah, menyediakan waktu untuk berdoa kepada-Nya, bersekutu bersama saudara-saudara dalam Kristus, dan memberitakan anugerah keselamatan-Nya kepada yang tersesat. Tuhan ingin Anda bertumbuh, dan inilah caranya. Allah memberkati Anda ketika Anda "tumbuh dari sini"!

    Bagian D. Apa yang Ada di Depan?

    Kita telah membahas arti kelahiran baru, pentingnya Roh Kudus dalam pembaruan hidup, dan bagaimana bayi yang baru lahir dalam Kristus dapat bertumbuh dan berkembang menuju kematangan rohani.

    Pada bagian ini saya akan maju selangkah, untuk menjawab pertanyaan, "apa yang ada di depan orang yang beriman kepada Kristus?" Anda mungkin bertanya-tanya sendiri, sekarang saya telah lahir dari atas, saya telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah, apa yang dapat saya harapkan? Apakah semua akan seindah sinar matahari dan bunga-bunga mawar? Apakah tidak akan ada hari-hari hujan? Tidak ada kemalangan? Tidak ada kesengsaraan? Atau haruskah saya mengharapkan pencobaan, penderitaan, dan kesulitan karena saya adalah seorang pengikut Kristus? Jika Anda baru diperkenalkan pada kehidupan Kristen, Anda harus tahu apa yang ada di depan.

    Mungkin Anda telah mengalami kelahiran baru berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun yang lalu, dan Anda telah disadarkan. Anda bertanya-tanya, apa yang salah dengan kehidupan ini. Anda berpikir telah membuat kesalahan. Segala sesuatu tidak begitu saja berjalan sesuai dengan harapan. Anda butuh dorongan. Sejujurnya, suatu waktu Anda mungkin bertanya-tanya apakah Allah masih mencintai Anda. Doa saya, bagaimanapun keadaan rohani Anda, kiranya ayat-ayat Alkitab yang dikutip pada halaman-halaman berikut akan memenuhi kebutuhan dan merangsang Anda untuk bertumbuh ke kedewasaan penuh.

    Alkitab memiliki berita baik maupun berita buruk mengenai jawaban atas pertanyaan, "Apa yang ada di depan?" Maaf, saya menyebutnya sebagai "berita buruk" karena begitulah adanya. Dan, jika Anda seperti saya, Anda lebih suka menyingkirkan berita buruk itu. Jadi, mari kita lakukan itu terlebih dahulu.

    • Dua Macam Pelaksanaan
    • Berita Baik
    • Pilihan Ada Pada Anda

    1. Dua Macam Pelaksanaan
    2. Berita Baik
    3. Pilihan Ada Pada Anda

    DUA MACAM PELAKSANAAN

    Meskipun Tuhan Yesus mengatakan "bahwa kita dapat memiliki hidup dan kita dapat memilikinya lebih berlimpah lagi," orang percaya yang telah dilahirkan kembali tahu bahwa keberadaan kita saat ini memiliki dimensi yang lain. Keberadaan kita tidak hanya berwujud perjalanan yang menyenangkan melintasi padang rumput bertabur bunga, dengan sungai kecil yang bergemericik dan kicauan burung. Kristus adalah jawaban bagi semua persoalan hidup, dan Dia bekerja sepenuhnya untuk memuaskan jiwa yang haus. Dalam kehidupan Kristen kita belajar bahwa ada penderitaan yang harus ditanggung, godaan yang harus dilawan, pencobaan yang harus dihadapi, perjuangan yang harus dilakukan, dan kemenangan yang harus diraih.

    Jika kita percaya kepada Tuhan Yesus akan penyelamatan, maka kita memperoleh ketentraman pada-Nya. Kita memperoleh kedamaian dalam Allah. Kita merasakan keharuan karena dosa-dosa kita diampuni. Dan kita memiliki pengharapan yang cerah untuk masa depan. Namun kita juga menyadari bahwa ketika dilahirkan untuk menjadi keluarga Allah, kita diperkenalkan pada peperangan rohani -- baik di dalam maupun di luar.

    Peperangan di Dalam Diri
    Peperangan di Luar Diri

    Peperangan di Dalam Diri

    Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus memberi petunjuk kepada setiap orang percaya untuk menghadapi pergumulan pribadi. Tulisnya:

    Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki (Galatia 5:17).

    Seperti kita baca pada bagian pertama, ketika dilahirkan kembali kita memperoleh kehidupan baru dari Roh Kudus. Namun, hal ini tidak berarti kehidupan lama sudah disingkirkan. Kehidupan lama tetap berada pada tempatnya, berdampingan dengan kehidupan baru, berseberangan dengan keinginan suci Allah pada kita. Kehidupan lama senantiasa menggoda kita untuk meninggalkan dan menyangkal kemuliaan Tuhan. Tetapi manusia baru, yang diterima dari atas, "diciptakan menurut Allah dalam kebenaran." Karena itulah pergumulan terjadi. Tak ada keteguhan iman seperti yang dimiliki Rasul Paulus ketika mengalami pertentangan antara kehidupan lama dan baru. Ia melukiskan pergumulan pribadinya dalam surat Roma:

    Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Roma 7:18-24).

    Apakah Anda memperhatikan penderitaan Paulus pada Roma 7:24? "Siapakah yang akan melepaskan aku...?" Tetapi ia kemudian memberikan jawaban:

    Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa (Roma 7:25-26).

    Jelaslah dari ayat-ayat tersebut bahwa setiap orang yang dilahirkan kembali dapat mengalami perjuangan rohani di dalam diri. Akan terjadi pertempuran -- pertentangan antara kehidupan lama dan manusia baru. Tetapi, terpujilah Allah, kita dapat menang "melalui Yesus Kristus, Tuhan kita!"

    Peperangan di Luar Diri

    Tidak hanya pergumulan di dalam yang dialami orang yang telah dilahirkan kembali, tetapi ia juga akan dihadapkan pada musuh-musuh di luar. Karena kita adalah pengikut Kristus dan penghunisorga, kita akan mengalami pertentangan dan perlawanan dari setan dan dunia ini. Orang-orang yang tidak mengenal anugerah Tuhan dan renggang hubungannya dengan Allah akan tersinggung dan membenci kita. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Di dunia ini kamu akan mengalami penderitaan." Dan Paulus berkata kepada Timotius, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2Timotius 3:12).

    Tentu saja Paulus paham apa yang ia bicarakan! Karena imannya dalam Kristus dan pengabdian pada kehendak-Nya, ia menjadi sasaran kebencian yang sangat dan aniaya yang kejam. Namun ia tetap tinggal di dalam Tuhan. Ia bersandar pada Bapa dalam setiap keadaan. Dan dengan penuh sukacita ia dapat berkata, "kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37). Yohanes mengungkapkan keyakinan akan kemenangan yang sama dalam suratnya:

    Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita (1Yohanes 5:4).

    Karena Anda telah dilahirkan kembali, Anda akan mengalami pertentangan. Akan terjadi pergumulan yang berkelanjutan dengan kehidupan lama di dalam diri. Dan akan ada perlawanan yang hebat dari setan dan dunia di luar diri.

    Itulah berita buruknya, Saudaraku. Kelahiran baru menempatkan Anda pada pertentangan dengan setan dan kekuatan-kekuatannya. Tetapi berita itu tak seluruhnya buruk. Dia yang menyelamatkan kita tidak hanya menjanjikan kemenangan, tetapi juga menjadikan kita sebagai sasaran utama pertolongan dan berkat-Nya.

    1. Dua Macam Pelaksanaan
    2. Berita Baik
    3. Pilihan Ada Pada Anda

    BERITA BAIK

    Kadangkala kita mendengar komentar bahwa orang-orang tertentu hidup dalam keadaan yang menyenangkan. Apapun yang terjadi seakan menguntungkan baginya. Kata bencana tak berarti apapun baginya, karena ia tak pernah mengalaminya. Ia selalu tampil "harum seperti mawar". Benar-benar terlihat hidup senang.

    Sekarang, meskipun saya tidak akan memakai istilah khusus seperti itu, saya menyadari bahwa ada beberapa orang yang memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam pandangan Allah. Apapun yang terjadi pada mereka, dan saya maksud semuanya, memberi keuntungan bagi mereka, untuk kebaikan mereka. Saya maksudkan semua dari kita yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Alkitab memuat ayat berikut dalam surat Roma:

    Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

    Semua yang mengasihi Tuhan, semua anak Allah yang dilahirkan kembali, semua yang telah menerima hidup baru melalui Kristus dapat berkata "hidupku sekarang" adalah hidup yang dipenuhi pertolongan. Kebutuhan kita dipenuhkan oleh pemberian-Nya yang penuh kasih karunia. Langkah-langkah kita ditentukan oleh Tuhan. Semua perkara di sekeliling kita dikendalikan oleh Allah sendiri. Dan segala sesuatu yang terjadi ditujukan, karena kemurahan Tuhan, untuk menguntungkan kita. Inilah yang menjadi berita baik!

    Semua berkat ini dinikmati oleh orang yang telah mengalami kelahiran baru. Suatu hari, dengan melihat kembali jatuh bangun, pencobaan dan kemenangan, kita akan memuji Allah karena perjalanan hidup kita yang gelap dan sulit. Dengan demikian kita akan mengerti maksud dan tujuannya. Petrus menguatkan kita:

    Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia (1Petrus 4:19).

    Sebagai anak Allah, Anda tidak hanya dijamin mendapat kasih karunia-Nya dalam hidup, tetapi juga bimbingan ilahi-Nya. Penulis kitab Amsal mengetahui hal ini:

    Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:5-6).

    Daud, sang pemazmur, memberi kita amanat yang sama:

    Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (Mazmur 37:23).

    Anda yang mengalami kelahiran baru dijamin oleh kasih karunia Allah yang memenuhkan setiap kebutuhan. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Filipi:

    Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19).

    1. Dua Macam Pelaksanaan

    2. Berita Baik

    3. Pilihan Ada Pada Anda

    PILIHAN ADA PADA ANDA

    Seperti telah kita lihat pada bagian ini, karena dilahirkan kembali, seseorang dapat menghadapi perlawanan dari dunia, keinginan daging dan roh jahat. Di sisi lain, ia dijanjikan memperoleh kasih karunia, bimbingan, dan pemberian dari Tuhan. Ada peperangan yang harus dilakukan. Ada godaan-godaan yang harus dihadapi. Ada pilihan-pilihan yang harus ditentukan. Orang yang dilahirkan kembali menghadapi dua kemungkinan: hidup menurut daging atau hidup menurut Roh Kudus; jalan yang buruk atau jalan yang baik. Ia dapat tersandung seperti musafir yang mengeluh, atau dapat berbaris tegak seperti orang kudus yang menaklukkan kejahatan. Yosua, pemimpin tentara Tuhan yang gagah, memberi teladan ketika kematiannya mendekat. Setelah meramalkan godaan yang akan dihadapi bangsa Israel ketika mereka memasuki tanah perjanjian, ia berkata:

    Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! (Yosua 24:15).

    Musa mengambil pilihan bijaksana yang sama. Dalam surat Ibrani tertulis:

    Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa (Ibrani 11:24-25).

    Jika Anda sudah dilahirkan kembali, Anda harus menghadapi kabar buruk dan bersukacita dalam kabar baik tentang kehidupan baru di dalam Kristus. Kiranya Allah menolong Anda mengambil keputusan yang tepat. Pilihlah Roh atas kedagingan, terang atas kegelapan, jalan yang tinggi daripada yang rendah. Pusatkan perhatian Anda pada teladan yang diberikan Kristus dan kemegahan surga yang menantikan Anda, buatlah keputusan yang tepat. Dengan demikian ketika kehidupan Anda hampir berakhir, Anda dapat berkata seperti Rasul Paulus:

    Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (2Timotius 4:7-8).

    Kehidupan Kristen bukanlah beban, melainkan berkat. Memang akan ada rintangan, godaan, kekecewaan, dan konflik. Namun berkat dan penyertaan yang murah hati dari Allah akan mencukupi semua kebutuhan Anda. Orang yang dilahirkan oleh Roh, dan berjalan di dalam Roh telah menemukan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan.

    Saya bertanya-tanya dalam diri, apakah Anda melalui pengalaman pribadi mengetahui sesuatu tentang kehidupan baru? Apakah Anda pernah dilahirkan kembali? Jika belum, Anda dapat mengalaminya. Saat ini, dengan iman yang sederhana percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus demi keselamatan Anda. Akui kebutuhan Anda, sadari keberdosaan Anda, sadari bahwa terpisah dari kuasa-Nya yang memberi kehidupan berarti mati dalam kesalahan dan dosa, percayalah kepada Kristus maka Anda beroleh hidup. Dengan demikian Anda juga akan masuk menjadi anggota keluarga Allah. Alkitab memberikan janji ini:

    Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yohanes 1:12).

    Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA)SMI-001 Kristen: Religi atau Kristus?

    Bagian 0. Kata Pengantar

    Apakah bermanfaat membedakan antara religi dan Kristus? Bukankah ini sebenarnya hanyalah masalah istilah? Perlukah kita merasa bangga membaca hasil pengumpulan pendapat bahwa 85% orang Amerika sangat religius? Mungkin kita perlu berpikir sekali lagi berdasarkan fakta pada masa pelayanan Yesus; bukankah Dia justru dibenci oleh orang-orang religius yang fanatik?

    Buku kecil ini ditulis berdasarkan asumsi bahwa ada perbedaan yang mendasar antara Kristus dan religi. Dan penelitian tentang kaum Farisi pada masa pelayanan Kristus dapat memberi kita pengertian, bukan saja tentang perbedaan ini, tetapi juga tentang hidup kita sendiri.

    Martin R. De Haan II

    Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria Jl. Faridan M. Noto 9A/19, P.O. Box 13 YKGD Yogyakarta 55224. Diterjemahkan dari Religion or Christ: What's the Difference Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1991 pada RBC Ministries Penerjemah: Hendro Susanto , S.Th.

    Bagian A. Bahayanya Bersikap

    Orang religius seringkali mirip dengan tokoh Peppermint Patty dalam cerita komik Peanuts. Dalam salah satu episode, kartunis Charles Schultz menggambarkan Patty sedang berusaha mengerjakan tugas sekolah -- membuat laporan baca tentang buku Kamarazov Bersaudara. Yang menjadi masalah, ia belum membaca buku tersebut. Dengan pensil di satu tangan dan gagang telpon di tangan lainnya, ia menghubungi temannya, Charlie Brown, untuk menanyakan apakah ia dapat menceritakan isi buku tersebut. Chuck (nama panggilan Charlie) menjawab, "Nah, ada tiga orang bersaudara, dan...." Segera Patty menyela sambil menulis, "Oh, jadi ada tiga orang, ya? Terima kasih Chuck. Saya dapat merekayasa kelanjutannya."

    Tentu saja Patty masih tetap sulit untuk menyelesaikan tugasnya, karena itu ia kemudian membicarakannya dengan Marcie, teman sekolahnya yang lain. Sambil merenung Patty berkata, "Misalnya aku belum membaca buku Kamarazov Bersaudara, dan misalnya aku juga tidak mengerjakan tugas itu, tetapi memberikan karangan bunga kepada ibu guru. Apakah karangan bunga itu akan dapat melunakkan hatinya?" Dengan sikap menyindir Marcie membalikkan badan dan menjawab, "Tentu saja tuan putri! Guru adalah orang yang bodoh. Rayuan dengan bunga akan dapat mengelabui mereka!" Patty menggerutu, "Sialan kamu, Marcie!"

    Hidup bukanlah cerita komik, namun religi mirip dengan karangan bunga. Jika diberikan pada saat yang tepat dan sebagai ungkapan kasih, keduanya sangat bermakna. Namun bila bunga atau religi dimanfaatkan untuk mengelabui atau menyembunyikan kesalahan seseorang, keduanya merupakan suatu kepalsuan. Sebagaimana bunga tidak akan dapat menghapus kesalahan seorang murid atau penyelewengan seorang suami, demikian pula religi tidak dapat menghapus atau menutupi ketidaksetiaan kita kepada Allah.

    Menurut Alkitab, neraka akan dipenuhi oleh orang-orang religius yang berusaha datang kepada Allah dengan cara mereka sendiri. Mereka percaya kepada Allah dan beribadah di gereja sepanjang hidup, tanpa menyadari perbedaan yang jelas antara religi dan Kristus.


    Kecaman-kecaman Kritus yang keras tidak ditujukan kepada orang-orang atheis tetapi kepada orang-orang yang sangat religius

    Alkitab bercerita tentang orang-orang religius yang berusaha menyenangkan hati Allah dengan cara mereka sendiri. Religi menjadi seperti obat bius rohani yang membuat mereka tidak lagi peka terhadap kondisi mereka yang sesungguhnya semakin rusak. Para nabi telah menyatakan kepada bangsa Yahudi bahwa ibadah mereka sia-sia adanya. Yesus mengatakan kepada seorang guru agama Yahudi bahwa ia harus dilahirkan kembali. Paulus menangis untuk saudara-saudaranya, orang Yahudi yang giat melayani Allah, namun tidak memiliki hubungan pribadi dengan Kristus.

    Sejak semula, yang dibutuhkan oleh manusia sebenarnya bukanlah religi, tetapi Juruselamat. Seseorang pernah berkata, "Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dua hal: dosa dan religi. Sejauh ini, tugas yang paling sulit adalah menyelamatkan orang-orang religius, yang karena religi, mereka merasa tidak membutuhkan seorang Juruselamat".

    Bagian B. Apa Perbedaan Keduanya

    Religi dan Kristus tidak bertentangan, namun keduanya sangat berbeda. Yakobus, salah seorang penulis Perjanjian Baru dan saudara Kristus, menulis, "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia" (Yak 1:27). Religi boleh jadi sangat baik, namun tetap tidak dapat menggantikan Kristus.

    Religi adalah sesuatu untuk dipercaya dan dilakukan:
    • Menghadiri ibadah-ibadah religius
    • Menyekolahkan anak-anak di sekolah Kristen
    • Melakukan perbuatan-perbuatan baik
    • Menghindari hal-hal tak bermoral
    • Percaya kepada Allah
    • Memiliki afiliasi religius
    • Dibaptis
    • Ambil bagian dalam perjamuan kudus
    • Mempelajari doktrin
    • Membaca Alkitab
    • Berdoa
    • Merayakan hari-hari haya Kristen
    • Mengajar pada kelas-kelas agama
    • Memberi bantuan pada orang miskin
    • Menyanyi dalam paduan suara
    • Dikenal sebagai orang yang mengasihi Allah

    Kristus adalah Seseorang untuk dikenal dan dipercaya:

    • Seseorang yang sangat dekat
    • Seseorang yang berkuasa menolong kita
    • Seseorang yang dapat mengampuni kita
    • Seseorang yang dapat membenarkan kita
    • Seseorang yang dapat mengkhususkan kita bagi Allah
    • Seseorang yang dapat membawa Allah kepada kita
    • Seseorang yang dapat membawa kita kepada Allah
    • Seseorang yang dapat menyatukan kita dengan kehendakNya
    • Seseorang yang dapat memimpin kita
    • Seseorang yang dapat mengajar kita
    • Seseorang yang dapat menjadi teladan bagi kita
    • Seseorang yang tidak pernah meninggalkan kita seorang diri
    • Seseorang yang dapat dipercaya
    • Seseorang yang dapat melindungi kita
    • Seseorang yang dapat menjadi perantara bagi kita
    • Seseorang yang dapat memampukan kita
    • Seseorang yang dapat menjawab pergumulan kita
    • Seseorang yang dapat merasakan penderitaan kita
    • Seseorang yang dapat memberikan sukacita kepada kita
    • Seseorang yang dapat memberikan damai sejahtera kepada kita
    • Seseorang yang dapat memberikan pengharapan kepada kita
    • Seseorang yang dapat memberikan kasih kepada kita
    • Seseorang yang telah membuktikan kasihNya kepada kita
    • Seseorang yang telah mati untuk kita
    • Seseorang yang telah bangkit dari kematianNya untuk kita
    • Seseorang yang dapat menyatakan diri melalui kita
    • Seseorang yang dapat membawa kita ke "rumah" Bapa
    • Seseorang yang dapat memberikan surga kepada kita

    Bagian C. Bagaimana Bentuk Religi Pada Masa Pelayanan Yesus?

    Yesus mengetahui bahaya-bahaya religi. Dia dibenci oleh orang-orang paling religius di Yerusalem. Sementara orang-orang berdosa dan terbuang dari masyarakat tertarik padaNya, orang-orang religius pada masa pelayananNya, yaitu orang-orang Farisi, ahli Taurat, Saduki, dan para Imam, dengan perkecualian kecil, menjadi musuh-musuh besarnya.

    Kaum Farisi: Kelompok orang Yahudi religius yang berusaha membebaskan bangsa Israel dari pengaruh buruk orang-orang kafir, dengan berpegang teguh pada Kitab Suci tradisi-tradisi lisan yang menerapkan Hukum Allah secara terinci dalam kehidupan sehari-hari.
    Para Ahli Taurat: Ahli hukum Alkitab (juga disebut ahli-ahli hukum), yang banyak didapati di antara orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi menggantungkan diri pada para ahli Taurat dalam mencari tafsiran firman Allah yang benar.
    Kaum Saduki: Kelompok Yahudi elit religius yang menolak tradisi lisan orang Farisi dan menekankan tafsiran yang kaku dan kesetiaan pada Hukum Musa.
    Para Imam: Keturunan Harun yang mewarisi tanggung jawab untuk melayani upacara-upacara di Bait Allah di Yerusalem. Mereka sering berkelompok dengan orang-orang Saduki.

    Yesus tidak memuji para pemimpin yang religius ini. Dia tidak menilai mereka sebagai orang baik yang kebetulan saja melakukan kesalahan. Yesus berkata bahwa jika mereka mengenal BapaNya, mereka akan mengenal Dia. Dengan terus terang Yesus menyebut mereka munafik, pemimpin buta yang memimpin orang-orang buta lainnya.

    Kenyataan ini mungkin tidak diduga oleh banyak orang Kristen. Kita mungkin menduga bahwa musuh-musuh Yesus muncul dari antara orang-orang atheis, pemikir sekuler dan pelaku kriminal dalam masyarakat. Namun ternyata tidak demikian. Rakyat kecil justru tertarik kepadaNya. Orang-orang berdosa menjadi sahabat-sahabatNya. Bahkan Pilatus, gubernur Romawi untuk daerah Yudea yang tidak mengenal Allah, mau memberikan pertimbangan untuk menolak tuduhan-tuduhan terhadapNya. Namun, orang-orang Saduki dan Farisi religius di Yerusalem selalu berusaha mendiskreditkan Yesus. Mereka tidak memerlukan Dia, dan yakin bahwa dunia akan menjadi lebih baik tanpa Dia.

    Pengamatan Lebih Dekat Terhadap Kaum Farisi.
    Tidak semua orang Farisi jelek. Sebagian dari mereka disegani sebagai orang Yahudi yang dekat Allah dan tekun secara spiritual, mereka adalah:

    • Theis, yang karena keyakinan mereka terhadap Allah Israel, menganjurkan hidup berpusat pada Allah.
    • Separatis, yang bertekad untuk melindungi Israel dari bahaya berkompromi, bergabung dan berbaur dalam dunia kafir.
    • Alkitabiah, yang percaya bahwa masa depan Israel bergantung pada, apakah mereka menghormati dan melakukan hukum-hukum Allah.
    • Merakyat, banyak di antara mereka adalah pengrajin dan pedagang, sehingga mereka menyatu dalam masyarakat.
    • Pragmatis, yang bergumul bukan saja terhadap apa yang dikatakan oleh hukum Allah, tetapi bagaimana hal itu dipandang dan diterapkan secara detil dalam kehidupan sehari-hari.
    • Tradisionalis, yang dengan hati-hati menghapal, mengulang dan mempertahankan cara-cara hidup nenek moyang mereka.

    Namun orang-orang Farisi melakukan penyimpangan dalam upaya mereka untuk menjadikan hukum-hukum Allah relevan dan praktis. Ketika mereka berusaha menunjukkan bagaimana firman Allah harus diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari, penerapan-penerapan kongkret mereka berubah menjadi tujuan akhir. Segera mereka hanyut dalam cara pelaksanaannya, dan menurut Yesus, "ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia" (Mat 15:9). Mereka memusatkan diri pada penerapan secara detil dan kehilangan jiwanya.

    Bagian D. Mengapa Kristus Menjadi Ancaman Bagi Religi?

    Orang-orang religius menilai Yesus berbahaya. Dia menimbulkan kericuhan yang mengancam stabilitas religius dan kemantapan politik Israel. Dia banyak melakukan hal-hal yang sulit dijelaskan. Dia mengajar dengan kuasa dan mengalihkan perhatian dari hal-hal religi yang lahiriah kepada sikap hati yang mendalam. Dia mengajarkan bahwa Allah tidak mencari orang yang berbuat baik sesuai dengan tuntutan religi, melainkan orang yang:

    • Miskin rohani, yang mengakui ketergantungan mereka pada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
    • Berdukacita, yang meratapi hakekat dan akibat dosa dalam diri mereka sendiri maupun orang lain.
    • Lemah-lembut, yang mau hidup dibawah kuasa Allah.
    • Lapar dan haus akan kebenaran, yang menerima kebenaran yang datang dari Allah.
    • Berbelas kasihan, yang memberi pertolongan tanpa pamrih kepada orang lain yang hidup dalam kesusahan.
    • Murni hatinya, yang bersih secara spiritual.
    • Pembawa damai, yang bekerja untuk mendamaikan hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya (Mat 5:1-9)

    Kristus lebih menerima hati yang hancur daripada religi yang sombong. Dia menjadi ancaman bagi orang-orang religius sebab siapa pun yang menerima Dia, tidak akan pernah lagi membutuhkan religi orang-orang Farisi. Sementara orang-orang Farisi sangat menekankan ketaatan hukum secara detil, Yesus mengajarkan bahwa Allah mau mengampuni orang-orang yang paling berdosa sekalipun. Bertahun-tahun kemudian Paulus, rasul Kristus yang dulunya orang Farisi, menyatakan bahwa hukum-hukum religi tidak pernah, tidak mampu dan tidak akan dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam surat-suratnya, Paulus menerangkan bahwa hukum Allah diberikan kepada kita untuk menunjukkan betapa kita memerlukan seorang Juruselamat yang lebih dalam segala hal dari religi.

    Kristus lebih tinggi dari religi dari segala sisi:
    • Belakang - Dia adalah Pencipta dan Firman yang kekal, yang bukan saja bersama Allah sejak semula, tetapi adalah Allah itu sendiri (Yoh 1:1-3).
    • Depan - Dia adalah Raja dan Hakim yang akan datang, yang suatu hari kelak akan memerintah bumi dan menghakimi setiap hati (Kis 1:6-11, Rom 14:7-12).
    • - Dia adalah Juruselamat dan Tuhan yang merendahkan diriNya sendiri untuk menyelamatkan kita, sekaligus menyatakan kuasaNya dengan kasih dan bijaksana (Yoh 3:13-16; Fili 2:9-11)
    • Bawah - Dia memegang kita dengan tanganNya sebagai Pemelihara dan Penopang (Kol 1:16).
    • Kanan - Jika kita "menoleh ke kanan" untuk mencari hal-hal yang benar secara moral, Dia menjadi Guru dan Teladan kita (1Pet 2:21; 1Yoh 2:6).
    • Kiri - Jika kita "menoleh ke kiri" dan meneliti hal-hal yang salah, Dia menjadi Pengantara dan Pembela kita (1Yoh 2:1-2).
    • Dalam - Dialah Hidup, Damai dan Kekuatan kita (Gal 2:20, Kol 1:27).

    Inilah Pribadi yang meliputi segala hal, yang tidak dilihat oleh orang-orang Farisi. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bagaimana mereka dapat menanti-nantikan kedatangan Mesias bersama orang-orang Israel, kemudian berusaha membunuhNya ketika Dia datang? Mari kita pelajari kata-kata Yesus sendiri tentang hal ini.

    Bagian E. Apa Kesalahan Orang-orang Farisi?

    Dalam Lukas 11 Yesus menunjukkan kepada kaum Farisi kekurangan-kekurangan dari religi mereka. Mari kita lihat apa kesalahan-kesalahan yang dilakukan, bukan hanya tentang orang-orang Farisi, namun juga tentang diri kita sendiri.

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA PUAS DENGAN PENAMPILAN BAIK

    Sebuah perusahaan kimia yang besar telah memasang sebuah iklan perbaikan citra, supaya masyarakat yakin bahwa perusahaan itu telah berwawasan lingkungan. Namun berita malam hari di televisi menayangkan adanya sekelompok pengunjuk rasa yang tidak percaya bahwa perusahaan itu telah memenuhi persyaratan lingkungan hidup. Salah seorang pengunjuk rasa membawa poster yang bertuliskan: "Kami tak dapat dikelabui. Perbaikilah tindakanmu, bukan penampilanmu".

    Poster pengunjuk rasa itu mengingatkan saya pada kata-kata Yesus tentang orang-orang Farisi. Lukas 11:39-41 menyamakan mereka dengan orang-orang yang mencuci gelas bagian luar, dan membiarkan bagian dalamnya tetap kotor. Dia berkata, "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalamnya penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu."

    Yesus menunjuk pada ritus mencuci tangan yang sangat teliti dan harus tepat pelaksanaanya oleh orang-orang Farisi sebelum duduk makan. Mereka membasuh tangan bukan dengan tujuan kebersihan, tetapi karena bangga dapat memenuhi tuntutan hukum. Tentu saja Yesus tahu bahwa "ritus pembersihan" dari religi orang-orang Farisi itu hanya di permukaan saja. Penampilan mereka baik, namun tindakan mereka jahat.

    Religi tidak pernah mengubah pokok permasalahan. Ia berurusan dengan hal-hal lahiriah. Itu sebabnya pada kesempatan lain, Yesus mengajar seorang Farisi yang juga pemimpin orang-orang Yahudi, bahwa ia perlu dilahirkan kembali (secara rohani) jika ingin melihat dan menjadi bagian dari Kerajaan Allah (Yoh 3:1-36).


    Religi dapat mengubah hal-hal lahiriah; namun hanya Kristus yang dapat mengubah hati manusia

    Doa, perjamuan kudus, penguatan, baptisan atau aktif dalam kegiatan gereja mungkin nampak baik. Namun penampilan ini tidak dapat mengelabui Allah. Yesus berkata, "Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh" (Yoh 3:6). Menerima Kristus dapat menghasilkan hal-hal yang tidak dapat diberikan oleh religi mana pun di dunia (Yoh 3:16). Percaya pada Kristus membawa perubahan hati. Kepercayaan itu memunculkan sumber kasih di dalam hati kita. Ini merupakan proses merendahan diri. Hal itu berarti mengakui kesia-siaan usaha pembersihan diri yang lahiriah, menyerahkan diri pada belas kasihan Allah, dan mempercayai Dia untuk melakukan, melalui Roh Kristus, apa yang tidak dapat kita lakukan sendiri.

    MEREKA SIBUK DENGAN HAL-HAL KECIL

    Sama seperti kelebihan-kelebihan lain, perhatian atas hal-hal detil dapat menjadi kelemahan jika tidak terus dikontrol. Yesus memberitahu tentang bahaya jatuh pada hal-hal detil ketika Dia menjelaskan kepada orang-orang Farisi bahwa kesalahan religi mereka adalah terlalu banyak mengurus hal-hal kecil. Dalam Lukas 11:42 tertulis, "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan." Dengan kata lain, hal-hal kecil penting sejauh tidak menggantikan tempat hal-hal yang besar.

    Orang-orang Farisi adalah penganut Yudaisme yang ahli logika. Mereka menarik kesimpulan-kesimpulan logis dari hukum-hukum itu. Mereka bangga akan kemampuan mereka memikirkan sesuatu dengan sangat cermat. Jika mereka membayar persepuluhan, mereka memperhitungkan semua hal yang dapat mereka perhitungkan. Jika diharuskan memberikan sepersepuluh dari hasil panen, mereka akan memberikan kepada Allah sepuluh persen dari segala sesuatu, termasuk sayur-mayur mereka, walaupun hukum tidak menuntut sampai sejauh itu.

    Kesediaan orang-orang Farisi untuk melakukan lebih dari yang dituntut tidaklah buruk. Kesalahan mereka adalah ketika memperhatikan sampai detil, mereka lupa untuk mengasihi. Menurut Yesus, mereka menjadi kehilangan jiwa dari hukum itu (Mat 22:37-40).

    Orang-orang Farisi sama seperti seseorang yang pergi ke dealer untuk membeli mobil baru. Ketika di sana, ia tertarik pada beberapa asesoris untuk meningkatkan penampilan mobil barunya nanti. Satu jam kemudian, dengan tersenyum ia meninggalkan show room itu dengan membawa tempat kopi, kompas mobil, penjepit peta perjalanan dan sebuah gantungan kunci. Seperti orang-orang Farisi, ia membawa lebih dari yang direncanakan -- namun tetap kurang. Dengan tas di tangan, ia masuk ke dalam mobilnya yang lama dan pulang.


    Yang menjadi masalah dengan perhatian religius yang mendetail, hal itu seolah-olah dapat menutupi segala hal padahal tidak

    Religi, bagaimanapun baik dan perlu, dapat menjebak kita pada hal-hal detil yang dengan mudah menjadi pusat perhatian kita. Yang menjadikan masalah ini sukar diketahui, di dalam hal-hal yang baik seperti pemahaman Alkitab, doa atau memberi persembahan, nampak seolah-olah dapat menutupi segala hal -- padahal tidak. Tidak ada yang dapat menggantikan hati, kasih dan keadilan sebagai ekspresi persekutuan yang benar dengan Allah sendiri.

    Beberapa tahun setelah Kristus, Rasul Paulus mengulangi pengajaran Yesus ketika ia menegur jemaat di Korintus. Ia menjelaskan bahwa karunia-karunia rohani, hikmat, iman dan pengorbanan diri tidak ada gunanya jika dilakukan tanpa kasih kepada Allah (1Kor 13:1-13).

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA MENYUKAI DUKUNGAN ORANG BANYAK

    Religi dapat menjadi arena pameran ego yang terbesar. Adakah hal yang lebih baik daripada dikenal sebagai orang yang baik dan suci? Atau apakah yang paling mempengaruhi kita selain kepentingan diri dan kesombongan karena dikenal sebagai orang yang diperkenan Allah?

    Tentu nampak lebih baik dikenal sebagai orang baik daripada sebagai orang jahat. Bukankah lebih baik dikenal sebagai imam atau pendeta daripada orang tak bermoral atau pelacur? Bisa jadi tidak. Yesus berkata bahwa jika tidak ada pertobatan, orang-orang Farisi juga akan dihukum di neraka bersama orang-orang jahat. Satu-satunya perbedaan, Yesus mengajukan kritik kepada orang-orang religius yang memanfaatkan reputasi rohani mereka untuk memperoleh perhatian dan kehormatan. Kepada mereka Yesus berkata: "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar" (Luk 11:43).

    Kita semua senang dikagumi oleh banyak orang. Kita senang didukung oleh mereka yang melihat sesuatu yang pantas dipuji di dalam diri kita. Itu tidak jelek. Yang jelek adalah jika dukungan orang lain menjadi lebih penting bagi kita daripada perkenan Allah. Yang berbahaya adalah jika pujian dan dukungan orang banyak menjadi seperti candu yang menumpulkan kepekaan akan kekurangan kita dalam hal kasih kepada sesama, kehadiran dan perintah Allah. Dan faktanya, penilaian orang terhadap kita sebenarnya jauh di atas kualitas kita.

    Ketaatan pada ketentuan religi dapat membuat kita memperoleh pujian dari manusia. Namun ketaatan kepada Kristus merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh perkenan Allah. Prinsip ini masih tetap berlaku meskipun seseorang telah menerima Kristus dan pergi ke gereja. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita melayani orang banyak atau melayani Tuhan, terus-menerus menjadi tantangan kita.

    Rasul Paulus tahu bagaimana rasanya menerima kecaman dan tolakan. Oleh karena itu ia menulis kepada orang-orang Kristen di Korintus yang mengritiknya, "Bagiku, sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi" (1Kor 4:3). Belakangan, dalam suratnya yang kedua, Paulus menulis, "Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!" (2Kor 10:12).

    Paulus belajar menerima kritik dengan lapang dada, bukan karena kritik itu tidak menyakitkan, tetapi karena ia mengerti bahwa pengakuan dan pujian manusia tidaklah penting (Fili 3:1-10). Yang terpenting adalah bagaimana penilaian Kristus, "Baik sekali hambaKu yang baik dan setia". Paulus dahulu adalah orang Farisi. Ia tahu perbedaan antara dihargai oleh religi dan diperkenan oleh Kristus.


    Kritik maupun pujian akan bernilai sama kalau kita mau belajar darinya
    1. Mereka puas dengan penampilan baik

    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil

    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak

    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok

    5. Mereka menambah beban hidup

    6. Mereka menipu diri sendiri

    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan

    8. Mereka menuntun orang ke neraka

    BUKANNYA MEMBUKA DIRI,MEREKA MALAH MENGENAKAN KEDOK

    "Hallo, nama saya Joe. Saya seorang peminum." Pengakuan ini merupakan dasar utama yang mengarah pada kesembuhan bagi peminum tersebut. Sayangnya, pengakuan seperti itu merupakan salah satu unsur kerendahan hati yang seringkali hilang dalam praktek religi. Salah satu perasaan yang paling sering dialami jemaat adalah perasaan kesendirian karena hubungannya dengan orang lain tidak sungguh-sungguh nyata. Mereka merasa saling bahu-membahu, namun sesungguhnya jauh dari orang-orang yang hanya mengenakan "pakaian Minggu" dan memasang "wajah Minggu" dalam kebaktian Minggu. Banyak orang senang berbuat demikian. Namun ada orang-orang yang menangis di dalam hati, "Nanti dulu, ini tidak benar. Ada yang tidak beres. Kita punya masalah. Mengapa kita tidak mau mengakui bahwa kita dalam kekuatiran, kemarahan, ketakutan, kedengkian, kepahitan, rasa malu dan dikuasai nafsu? Bukankah dengan pengakuan ini kita dapat mendukung, menghibur serta bertanggung jawab satu sama lain?"

    Yesus mendukung hal ini. Dia berkata, "Celakalah kamu (orang-orang Farisi -- red), sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya" (Luk 11:44).

    Cerita yang diambil dari The People's Almanac 2 ini dapat menggambarkan ketidakjujuran yang serupa: "Pada suatu hari raja Prusia, Frederick Agung, mengunjungi penjara Postdam. Setiap narapidana yang dijumpainya berkata bahwa mereka tidak bersalah. Akhirnya ia sampai pada seorang yang dijatuhi hukuman mati karena mencuri. Narapidana itu berkata, "Tuanku, saya memang bersalah dan pantas menerima hukuman." Raja Frederick berpaling kepada kepala penjara dan berkata, "Bebaskan orang jahat ini dan keluarkan dia dari penjara, supaya dia tidak merusak orang-orang baik yang ada di sini."

    Dalam pandangan Allah, orang-orang religius bisa jadi sama seperti orang-orang hukuman itu. Keyakinan, ritus-ritus dan persekutuan dalam religi seringkali memberikan cara kepada orang-orang religius untuk tidak mengakui perasaan malu, perasaan bersalah dan kebutuhan mereka akan seorang Juruselamat. Religi bukannya mendorong orang untuk membuka diri akan ketidakmampuannya menyelamatkan diri, tetapi justru memberikan perlindungan dan topeng untuk menutupi masalah-masalah mereka yang tidak terselesaikan.

    Upaya untuk memoles masalah-masalah kita dengan berbagai kegiatan religius merupakan reaksi perlindungan diri sejak permulaan sejarah manusia. Setelah manusia pertama jatuh dalam dosa, mereka menjadi malu atas ketelanjangannya. Mereka menggunakan dedaunan untuk menutupi tubuh dan menyusup di antara pepohonan untuk menyembunyikan diri dari Tuhan. Ketika Tuhan memasuki taman, Adam mengakui bahwa ia telah bersembunyi karena takut.

    Sejak itu, orang menyembunyikan diri di balik "pohon" kegiatan religius dan di balik "daun-daun" upaya. Bukannya merendahkan diri dan mengakui kebutuhan akan keselamatan melalui kematian Kristus, kita malah berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan religi untuk mengkompensasi dosa-dosa kita.

    Dalam proses itu kita menyembunyikan diri dari Kristus, yang menawarkan anugerah hanya kepada mereka yang merendahkan diri, mengakui ketidakjujurannya serta membutuhkan belas kasihanNya.

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA MENAMBAH BEBAN HIDUP

    Bayangkan seandainya hanya ada dua macam manusia di dunia ini: pemberi batu-bata dan pengangkat batu-bata. Setiap kali kita bertemu dengan mereka, sebuah batu-bata ditambahkan atau dikurangi dari kita. Yesus digambarkan sebagai pengangkat batu-bata dan orang-orang Farisi sebagai pemberi batu-bata. Fungsi religi menjadi jelas ketika Yesus menanggapi pertanyaan ahli Taurat dari kalangan Farisi (seorang ahli Taurat yang diandalkan orang Farisi dalam hal tafsir). Dia berkata, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun" (Luk 11:46).

    Yesus mengenal para pendengarNya. Para ahli religi ini menambahkan ratusan peraturan pada hukum Allah, namun mereka sendiri pandai menghindari kewajiban ini. Mereka bahkan memiliki trik-trik untuk melanggar hukum Sabat, yang melarang orang mengangkat beban pada hari itu. William Barclay mengutip tradisi Farisi yang berbunyi, "Orang yang membawa apa pun di tangan kanan, tangan kiri, dada, atau di pundaknya, dinyatakan bersalah. Namun orang yang membawa apa pun dengan belakang tangan, kaki, mulut, siku, rambut, tas uang yang dibalik, di antara tas uang dan baju, dalam lipatan baju, di sepatu atau sandal, tidak bersalah, sebab ia tidak membawanya dengan cara yang lazim."

    Para pemimpin religi saat ini masih mempraktekkan seni "memberi batu-bata" sambil melakukan trik-trik untuk membenarkan diri dari peraturan yang dibebankan pada orang lain. Misalnya, banyak pemimpin religi yang mengajarkan bahwa ibadah keluarga sehari-hari merupakan suatu keharusan, sambil mengatakan bahwa mereka sendiri mempunyai alasan-alasan tertentu sehingga tidak dapat melakukannya. Ada banyak pemimpin religi yang mengajarkan bahwa orang Kristen hidup di bawah anugerah, sehingga tidak harus memenuhi hukum persepuluhan, namun harus mulai memberikan persembahan sebesar 10 persen dan masih menambahinya dengan persembahan-persembahan yang lain lagi. Pemimpin lainnya mengajarkan bahwa Allah melarang dan membenci perceraian dengan alasan apa pun. Namun sebenarnya mereka mengetahui bahwa Allah sendiri menceraikan Israel karena dosa mereka memuja berhala, dan mereka mengetahui bahwa Musa, pemberi hukum itu, mengijinkan perceraian oleh karena kekerasan hati mereka (Ul 24:1-4; Mat 19:1-9).


    Tak seorang pun yang memiliki tingkat kesadaran hukum, kebenaran dan kasih seperti Kristus

    Sebaliknya, Yesus dengan konsisten memegang teguh jiwa dari hukum itu sambil membuat keputusan-keputusan yang penuh belas kasihan bagi orang-orang berdosa yang mau bertobat. Yesus memahami ketegangan yang sehat antara kekudusan dan kasih Allah ketika Dia berkata, "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah-lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan" (Mat 11:28-30).

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA MENIPU DIRI SENDIRI

    Yesus berkata bahwa orang Farisi membanggakan diri dalam memberi penghormatan dan membangun tugu-tugu peringatan untuk para nabi. Ironinya, ketika mereka bertemu dengan nabi yang sesungguhnya, mereka justru ingin membunuhNya. Barclay berkata, "Nabi-nabi yang mereka hormati hanyalah nabi-nabi yang telah mati. Jika mereka bertemu dengan nabi yang masih hidup, mereka berusaha membunuhnya. Mereka menghormati para nabi yang mati dengan kuburan dan tugu-tugu peringatan, namun mereka menghina nabi yang hidup dengan menganiaya dan membunuhnya."

    Hal ini yang dimaksud oleh Yesus dalam Lukas 11:47-51 dan Matius 23:29-32 ketika Yesus berkata, "Celakalah kamu hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu-tugu orang-orang saleh dan berkata: jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak akan ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek-moyangmu!"

    Orang-orang Farisi menipu dirinya sendiri. Mereka tidak memandang diri mereka sebagai pembunuh nabi atau Mesias. Mereka tidak menyadari bahwa religi mereka yang kosong menjadikan mereka sebagai musuh Allah. Kedagingan selalu berperang melawan Roh. Religi tidak berkuasa mengatasi obsesi edagingan yang berpusat pada pementingan diri sendiri dan cenderung membela diri. Untuk mengubah hati manusia, diperlukan Kristus yang hidup .

    Sejarah akan terus berulang jika orang mengabdikan dirinya pada religi lebih dari Kristus -- sama seperti orang-orang religius yang dihadapi Yesus. Dengan bibir mereka menghormati Allah dan Alkitab, namun jika seorang anak atau temannya menerima Kristus sebagai Juruselamat, mereka menjadi marah.


    Orang-tua religius yang tidak senang anaknya menerima Kristus, perlu diperbarui hatinya

    Orang tua yang sangat religius seringkali marah jika anaknya merasakan sesuatu yang salah dengan religi dimana ia dilahirkan, dibaptis dan mengaku percaya. Para orang tua yang selalu beribadah di gereja sepanjang hidupnya, sering naik darah mendengar anaknya berbicara tentang "lahir baru" -- istilah yang digunakan Yesus ketika bercakap-cakap dengan seorang Farisi bernama Nikodemus (Yoh 3:1-16). Orang tua religius yang tidak senang anaknya menerima Kristus perlu diperbarui hatinya. Tanggapan negatif terhadap anaknya yang menerima Kristus adalah indikasi yang kuat bahwa orang tua itu telah menipu dirinya sendiri seperti para ahli Taurat dan Farisi yang dikasihi Tuhan, namun dikecam dengan keras.

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA MENGAMBIL KUNCI PENGETAHUAN

    Salah satu bahaya terbesar dari religi adalah menjadikan kita dalam keadaan bahaya, bukan saja bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Kepada seorang ahli Taurat yang sangat religius pada zamanNya, Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalamnya kamu halang-halangi. Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus menerus mengintai dan membanjiriNya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancingNya supaya mereka dapat menangkapNya berdasarkan sesuatu yang diucapkanNya" (Luk 11:52-54).

    Di sini Yesus berkata bahwa orang-orang religius yang menentangNya telah mengambil "kunci pengetahuan" dari orang banyak. Apa maksudnya? Ada beberapa kemungkinan. Misalnya, orang Farisi mengambil kunci pengetahuan dari orang banyak dengan cara

    1. mengganti firman Allah dengan tradisi dan peraturan-peraturan yang munafik,
    2. mencoba mendiskreditkan Kristus (Yoh 14:6), dan
    3. mengaburkan orang dari perhatian yang benar (Luk 11:33-35).
    Alkitab dan Kristus, keduanya adalah kunci pengetahuan. Saya yakin Yesus menunjuk kepada kunci "perhatian yang benar", yang dipusatkan pada Alkitab dan Kristus. Dalam Lukas 11:33-35 Yesus berkata, "Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya. Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu janagan menjadi kegelapan."

    Dengan kata lain, jika "pelita" seseorang (mata atau hatinya) benar, ia akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Allah. Tetapi jika pelitanya ditutupi, orang itu akan dipenuhi oleh kegelapan (kosongnya cahaya dan pengetahuan tentang Allah).


    Tak Seorangpun yang dapat melihat terang, sebelum arah perhatiannya benar

    Ketika Yesus mengajar kebenaran tentang pelita tubuh dan kunci pengetahuan, Dia diundang ke rumah seorang Farisi untuk makan malam. Seusai makan Dia melengkapi pengajaranNya di meja makan. Sebagai tamu orang Farisi, Yesus menunjuk kepada penghalang cahaya yang diletakkan oleh orang Farisi menutupi mata mereka sendiri (perhatian hati). Sang Guru menunjukkan bahwa dengan kerohanian mereka yang bersifat lahiriah, penekanan pada hal-hal yang remeh, kehausan akan pujian, kedok dari keegoisan, sifat legalis yang hanya menaruh beban pada orang lain dan sifat menipu diri, mereka bukan saja telah kehilangan terang bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi orang lain. Dengan demikian, mereka telah mengambil kunci pengetahuan.

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka
    MEREKA MENUNTUN ORANG KE NERAKA

    Bayangkan kita menerima sebuah kunci dari seorang pemimpin rohani. Dengan kunci itu kita membuka pintu dengan label "kebahagiaan kekal," dan ketika membukanya, di dalamnya kita temukan api neraka. Orang Farisi menuntun para muridnya pada kejutan seperti itu. Dalam Matius 23:1-39, perikop yang sejajar dengan Lukas 11:1-54, Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri" (Mat 23:15).

    Yesus mungkin menyebut para murid Farisi itu sebagai "penghuni neraka yang dua kali lebih jahat" karena seringkali para murid lebih bersemangat dalam imannya daripada orang-orang yang memang telah beriman sejak lahir. Mereka telah membuat perubahan hidup yang besar dan siap untuk mempertahankan dan memacunya dengan antusias. Mereka sadar bahwa mereka tidak dapat menjawab semua masalah, namun mereka percaya kepada pemimpin mereka yang dianggap lebih banyak tahu.

    Kepercayaan ini membawa orang-orang -- yang bertobat karena mengikut orang Farisi -- ke bahaya yang sungguh-sungguh gawat. Karena Yesus menyebut orang-orang Farisi sebagai "orang buta yang menuntun orang buta" (Mat 15:14), maka para pengikut mereka akan dua kali lebih buta. Mereka bukan saja masih buta secara rohani, tetapi juga telah keliru mempercayai guru spiritual yang tidak tahu ke mana mereka akan pergi.

    Yang menjadi masalah terpenting pada religi adalah ia memberikan harapan padahal sebenarnya tidak ada harapan. Dari sisi ini, seorang atheis atau agnostik mungkin lebih aman daripada orang yang memeluk suatu religi. Orang-orang seperti itu memang tidak mempersiapkan diri untuk berdamai dengan Tuhan. Sebaliknya, orang yang religius mempercayai hal yang salah, seolah-olah ia telah tahu apa yang harus dilakukan untuk masuk ke surga, atau menyenangkan hati Allah -- walaupun mungkin ia belum yakin benar bahwa ia sungguh-sungguh "berada di sana".

    Akibatnya sangat tragis. Orang-orang religius, sama seperti orang Farisi dan para pengikutnya, diperhadapkan pada akhir yang pahit. Yesus meyakinkan kita tentang hal ini ketika Ia berkata, "Maka Aku berkata kepadamu: jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat 5:20).

    Cobalah bergabung dengan kelompok pengikut religi yang salah arah. Kita akan merasa seolah-olah telah terpilih sebagai orang baik. Kita akan melihat kesalahan orang-orang yang tidak membuka hatinya bagi Allah. Kita akan merasa kasihan terhadap orang-orang yang melalui perbuatannya menggadaikan kekekalan demi kesenangan sementara. Mereka merasa sudah memilih yang lebih baik: mempunyai pendeta, imam atau rabi yang disukai. Mereka percaya kepadanya, dan yakin bahwa ia adalah orang baik yang tidak akan pernah menjadi musuh Allah. Mereka merasa senang jika ia memimpin acara-acara kebaktian yang menolong mereka untuk merasa semakin dekat dengan Allah dan merasa diri lebih baik. Namun ketika ia memberikan kunci untuk membuka pintu yang bertanda "kebahagiaan kekal", semuanya telah terlambat.

    1. Mereka puas dengan penampilan baik
    2. Mereka sibuk dengan hal-hal kecil
    3. Mereka menyukai dukungan orang banyak
    4. Bukannya membuka diri, mereka malah mengenakan kedok
    5. Mereka menambah beban hidup
    6. Mereka menipu diri sendiri
    7. Mereka mengambil kunci pengetahuan
    8. Mereka menuntun orang ke neraka

    Bagian F. Belajar dari Seorang Religius yang Bertobat

    Ada sekitar enam ribu orang Farisi pada zaman Kristus. Seperti telah diketahui, mereka terkenal hebat dalam diskusi tentang "perbuatan-perbuatan baik" seperti, apakah diperbolehkan memakan telur yang keluar pada hari Sabat.

    Saul dari Tarsus (yang kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus) mewarisi tradisi religius ini. Ia menyatakan dirinya sebagai seorang Farisi dan seorang anak Farisi (Kis 23:6). Sebelum pertemuannya dengan Kristus yang mengubah hidupnya (Kis 9:43). Saul yakin bahwa hubungannya dengan Allah ditentukan oleh ketaatannya pada hukum.

    Setelah bertobat, ia merumuskan hubungannya dengan Allah secara berbeda. Yang berharga baginya kemudian adalah hubungannya dengan Kristus. Ia memandang penting iman kepada Kristus, memancarkan kasih Kristus bagi orang lain, dan tetap percaya bahwa semua orang akan bertanggung jawab secara pribadi kepada Kristus Tuhan.


    Cara berfikir Paulus berubah, dari hukum ke Kristus Kristus, dari hal-hal kecil ke hal-hal mendasar, dan dari hal-hal lahiriah ke hal-hal internal.

    Bila sampai pada pesan Alkitab yang dapat diperdebatkan, Paulus tidak lagi dipengaruhi oleh hukum-hukum dari para ahli Taurat. Sebaliknya, ia menghimbau anggota jemaat Allah supaya tidak saling menghakimi satu sama lain untuk hal-hal yang belum pasti. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, ia menulis, "Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain?....Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!" (Rom 14:4, 12-13).


    Mengganti kasih Kristus dengan daftar larangan akan menjadikan kita seperti Paulus sebelum menerima Kristus

    Banyak di antara kita masih perlu belajar dari pandangan Paulus setelah menerima ia Kristus. Demi menghindari kompromi, kita telah mengambil sikapnya sebelum ia menerima Kristus. Dengan memakai cara-cara orang Farisi, kita telah membuat daftar petunjuk tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh murid Kristus. Masalahnya, ada orang-orang yang berusaha menaati daftar itu dengan ketat, masih saja tidak dekat dengan Allah. Orang dapat secara "religius" menolak alkohol, musik rock, rokok, berjudi ataupun nonton di bioskop, namun ia tetap mengalami kekosongan. Orang dapat beribadah di gereja, memberi persembahan, berdoa dan membaca Alkitab, sambil masih marah-marah, cerewet dan bersikap kasar.

    Namun yang paling penting adalah yang datang dari Roh, bukan dari daging. Sikap mengasihi seperti Kristus sangat berbeda dengan kecenderungan alamiah kita, karena sikap kasih itu mendekatkan kita pada Kristus untuk memperoleh hikmat, kemampuan dan jaminan yang baru akan pengampunan. Hidup dengan prinsip-prinsip yang tidak dapat kita penuhi, namun mendekatkan kita pada Kristus, adalah lebih baik daripada memenuhi formalitas religi dan sekaligus kehilangan Dia.

    Bagian G. Bahaya-bahaya Dalam Penerapan

    Banyak di antara kita yang percaya bahwa pemahaman Alkitab harus disertai dengan pertanyaan: "Apa perubahan yang terjadi pada diri saya setelah mempelajari Alkitab kita?" dan "Bagaimana penerapannya dalam hidup saya?" Kita telah melihat bahwa generasi-generasi sebelum kita dapat mempelajari Wahyu, Daniel dan nabi-nabi kecil dengan tekun tanpa sampai kepada masalah-masalah yang membuat mereka gelisah, hirarkis, kompetitif, mati perasaan, menuntut, cerewet, kasar dan tamak.


    Jika peraturan menjadi prinsip dan perbuatan menggantikan sikap hati, maka kita telah kehilangan kontrol terhadap religi kita, dan akhirnya religi yang mengontrol kita.

    Menang baik bergumul dengan pertanyaan, "Bagaimana kebenaran ini akan terwujud dalam hidup saya?" Demikian pula yang dilakukan oleh generasi-generasi dulu dengan daftar tentang bagaimana saharusnya sikap seorang Kristen. Mereka tidak merokok (kecuali jika sedang marah), tidak minum minuman keras (kecuali jika mereka mulai ketagihan kopi), tidak berpesta pora (kecuali jika di situ ada kesempatan bergosip). Dalam hal-hal inilah orang-orang Farisi didapati sangat ahli.

    Jika peraturan-peraturan terapan ala orang-orang Farisi di atas menjadi prinsip kita, dan jika perbuatan telah menggantikan sikap hati, maka mungkin sekali kita telah menyerahkan diri pada religi yang menggantikan tempat Kristus, bukan kepada religi yang melayani Dia.

    Bagian H. Pentingnya Memfokuskan Diri Pada Kristus

    Kristus melakukan banyak hal yang tidak dapat diberikan oleh religi kepada kita. Misalnya:

    • Ia mengasihi kita (Yoh 15:13, Rom 8:35).
    • Ia membawa kita kepada Allah (1Tim 2:5)
    • Ia membawa Allah kepada kita (Kol 1:15)
    • Ia menebus kita demi Allah (Ef 1:7)
    • Ia melindungi kita di hadapan Allah (1Yoh 2:1)
    • Ia menyatakan kita tak bersalah (Rom 3:24, 5:1)
    • Ia memulihkan hubungan kita dengan Allah (2Kor 5:19)
    • Ia mengkhususkan kita bagi Allah (1Kor 1:30)
    • Ia memberi kita damai dengan Allah (Rom 5:1)
    • Ia menjadikan kita dapat diterima oleh Allah (Ef 1:6)
    • Ia mengampuni kita (Ef 1:7)
    • Ia membebaskan kita dari ikatan dosa (Rom 8:2)
    • Ia melayakkan kita untuk menjadi anak-anak Allah (Ef 1:5)
    • Ia menjadikan kita pewaris Kerajaan Surga (Ef 1:11)
    • Ia memberikan RohNya kepada kita (Yoh 14:16-17)
    • Ia memberi kita pusat hidup yang baru (Kol 3:1-2)
    • Ia hidup di dalam kita (Kol 1:27)
    • Ia membawa kita menjadi keluarga Allah (Yoh 1:12)
    • Ia menjadi pengantara bagi kita (Rom 8:34)
    • Ia menyelamatkan kita dari kuasa iblis (Kol 1:13)
    • Ia menempatkan kita pada Kerajaan Allah (Kol 1:13)
    • Ia memberi kita hidup yang kekal (Rom 6:23)
    • Ia mengajar kita bagaimana harus hidup (1Yoh 2:6)

    Bagian I. Studi Perbandingan

    Ada banyak hal dalam Alkitab yang memiliki dua sisi. Hal ini juga berlaku pada religi. Agar memperoleh pandangan yang seimbang, penting bagi kita untuk belajar menerima dua hal yang nampak bertentangan.

    Religi itu penting. Alkitab penuh dengan praktek religi yang (1) menunjuk pada Allah atau (2) menyediakan jalan untuk mengekspresikan persekutuan kita dengan Dia. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan hukum-hukum, prinsip-prinsip, kepercayaan dan ritus-ritus religi. Jika kita memandang religi sebagai sikap dan tindakan untuk menunjukkan kepercayaan, menunjuk pada Allah atau keinginan menyenangkan Allah, maka tentu religi akan memberikan:

    • pola pengajaran yang sehat (Tit 2:1)
    • persekutuan bersama (Kis 2:37-47, Ibr 10:25)
    • ekspresi iman dalam bentuk perbuatan (1Yoh 3:17-18)

    Religi itu tak berguna. Religi tidak ada gunanya, jika kita menggantungkan diri pada tindakan-tindakan lahiriah untuk membenarkan hubungan kita dengan Allah. Baik sebelum diselamatkan atau sesudahnya, tidak ada pengetahuan atau tindakan religi yang dapat menyelamatkan kita. Pengetahuan dan tindakan hanya merupakan cara untuk mengekspresikan iman kita di dalam Kristus. Dalam pengertian ini, kita harus menghindari:

    • usaha untuk memperoleh keselamatan dengan kekuatan diri sendiri (Ef 2:8-10)
    • segala pikiran tentang kesempurnaan diri kita (Gal 3:1-3)
    • segala sesuatu yang menggantikan tempat Kristus (Kol 2:6-8)

    Religi itu berbahaya bukan karena buruk, tetapi karena seringkali nampak cukup baik untuk mengalihkan kepercayaan kita dari Kristus. Kita cenderung untuk menggantikan ketergantungan kita pada karya Kristus dengan hasil usaha kita sendiri.

    Bagian J. Menguji Religi kita

    Marilah membayangkan bahwa kita mengajukan lamaran untuk masuk surga. Daftar kualifikasi apa yang akan kita buat untuk itu?

    • Saya selalu percaya kepada Allah.
    • Saya dikenal sebagai seorang yang religius.
    • Saya telah berusaha untuk hidup baik.
    • Saya telah dibaptis.
    • Saya beribadah di gereja.
    • Saya tidak melakukan hal yang sangat buruk.
    • Ada banyak sahabata yang akan menjamin kualifikasi saya.

    Saya berharap sekarang kita telah menyadari bahwa jika kita bermaksud membuat sebagian atau seluruh daftar di atas sebagai lamaran untuk masuk ke surga, berarti kita belum memahami kesia-siaan religi.

    Satu-satunya lamaran yang diterima untuk masuk ke surga adalah kualifikasi sebagai berikut:

    • Saya tidak dapat menyebutkan kebaikan saya sendiri.
    • Saya adalah orang yang berdosa sejak dilahirkan.
    • Saya datang bukan dalam nama saya, tetapi di dalam nama Kristus.
    • Saya percaya bahwa Ia adalah Anak Allah dan Juruselamat saya.
    • Saya menerima pengorbananNya bagi dosa-dosa saya.
    • Saya percaya Ia bangkit dari kematian.
    • Saya percaya Ia menyelamatkan saya.

    Inilah yang diyakini Rasul Paulus untuk membedakan religi dengan Kristus. Ia menulis, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (Ef 2:8-10).

    Bagian K. Definisi Beberapa Istilah

    Kristus= Pribadi yang kedua pada Allah tritunggal yang telah menjadi manusia, hidup dalam dunia yang berdosa, disalibkan dan bangkit dari kematian untuk menyelamatkan semua orang yang menaruh percaya kepadaNya.
    Perjamuan Kudus = Upacara simbolis dengan roti dan anggur untuk mengingatkan orang-orang percaya akan kematian Kristus bagi mereka.
    Salib= Bentuk eksekusi yang dengannya Kristus telah menderita dan mati menggantikan kita dan menebus dosa-dosa kita.
    Iman= Keyakinan pribadi yang, jika dipusatkan kepada Kristus, membentuk jiwa dari religi yang benar.
    Pembenaran= Dinyatakan "benar". Dalam penyelamatan, Allah memberikan status benar di dalam Kristus bagi semua orang yang percaya kepadaNya.
    Legalis= Orang yang percaya bahwa hukum dapat menggantikan peran yang hanya dapat dilakukan oleh Kristus.
    Religi= Sistem pemikiran dan tindakan yang mengekpresikan kepercayaan kepada Allah.
    Orang Religius= Orang yang percaya bahwa religi dapat menggantikan peran yang hanya dapat dilakukan oleh Kristus.
    Pertobatan= Perubahan pola pikir yang ditandai dengan perubahan tingkah laku.
    Kebangkitan= Tindakan dimana Kristus bangkit secara tubuh dari kematian, menunjukkan pentingnya penyelamatanNya dan kemampuanNya untuk hidup di dalam orang-orang yang percaya kepadaNya.
    Keselamatan= Tawaran kasih Allah untuk menyelamatkan manusia dari akibat dosa masa lalu, saat ini dan masa depan. Anugerah ini berlaku bagi orang yang menaruh imannya pada Kristus.
    Dosa = Segala pelanggaran terhadap hukum moral Allah; yang membawa manusia pada kematian kekal.
    Baptisan air= Upacara simbolis yang merupakan pernyataan lahiriah dari kepercayaan kepada Kristus.

    The Harmony of the Four Gospels

    Part 1. The Nativity and Early Life of Jesus

    The Divinity of Christ

    Joh 1:1-5

    Annunciation of birth of John the Baptist; Jerusalem

    Lu 1:5-25

    Espousal of the Virgin Mary; Nazareth

    Mt 1:18 Lu 1:27

    The annunciation of the birth of Jesus; Nazareth

    Lu 1:26-38

    The visitation of Mary to Elisabeth; Hebron, or Juttah

    Lu 1:39-55

    Her return to Nazareth

    Lu 1:56

    Joseph's vision; Nazareth

    Mt 1:20-25

    Birth and infancy of John the Baptist; Hebron

    Lu 1:57-80

    Birth of Jesus; Bethlehem

    Lu 2:1-7
    Adoration by the shepherds; Bethlehem

    Lu 2:8-16

    Circumcision; Bethlehem

    Mt 1:25 Lu 2:21

    Presentation and purification; Jerusalem

    Lu 2:22-29

    The Genealogies

    Mt 1:1-17 Lu 3:23-38

    Adoration by the wise men; Bethlehem

    Mt 2:1-12

    Flight into Egypt

    Mt 2:13-15

    Massacre of the innocents; Bethlehem

    Mt 2:16-18

    Return to Nazareth

    Mt 2:19-23 Lu 2:39

    Childhood of Jesus; Nazareth

    Lu 2:40

    With the doctors in the Temple; Jerusalem

    Lu 2:46-50

    Youth of Jesus; Nazareth

    Lu 2:51

    Part 2. From the Preaching of John the Baptist

    PART II FROM THE PREACHING OF JOHN THE BAPTIST TO THE FIRST PASSOVER

    Ministry of John the Baptist; Bethabara

    Mt 3:1-4 Mr 1:1-8 Lu 3:1-6 Joh 1:6-15

    Baptisms by John; Bethabara

    Mt 3:5 Mr 1:5 Lu 3:7

    First testimony of the Baptist to Christ; Bethabara

    Mt 3:11,12 Mr 1:7,8 Lu 3:15-18

    Baptism of Jesus by John; Bethabara

    Mt 3:13-17 Mr 1:9-11 Lu 3:21,22

    Temptation of Jesus Wilderness Of Judea

    Mt 4:1-11 Mr 1:12,13 Lu 4:1-13

    John the Baptist's second testimony Bethabara

    Joh 1:19-35

    Call of the first disciples Bethabara

    Joh 1:37-51

    First Miracle at Cana

    Joh 2:1-11

    Visit to Capernaum

    Joh 2:12

    First Passover: Cleansing of the Temple; Jerusalem

    Joh 2:13-23

    Discourse with Nicodemus; Jerusalem

    Joh 3:1-21

    Part 3. From the First Passover to the Second

    PART III FROM THE FIRST PASSOVER TO THE SECOND

    The Baptist's last testimony; Aenon

    Joh 3:23-36

    Christ's visit to Samaria; Sychar

    Joh 4:1-42

    Return to Cana

    Joh 4:43-46

    Miraculous Healing of the Nobleman's son; Cana

    Joh 4:46-54

    Brief visit to Jerusalem

    Joh 5:1-47

    Miracle at pool of Bethesda; Jerusalem

    Joh 5:1-47

    Imprisonment of John the Baptist; Machaerus

    Mt 4:12,17 Mr 1:14,15

    Christ preaches in Galilee

    Lu 4:14,15

    Christ preaches at Nazareth

    Mr 6:1 Lu 4:15-30

    Christ preaches at Capernaum

    Mt 4:13-16 Lu 4:31

    Call of Andrew,Peter,James & John; Capernaum

    Mt 4:18-22 Mr 1:16-20 Lu 5:1-11

    Miracle draught of fishes; Capernaum

    Lu 5:1-11

    Miraculous Healing of a demoniac; Capernaum

    Mr 1:23-27 Lu 4:33-36

    Miraculous Healing of Peter's mother-in-law; Capernaum

    Mt 8:14,15 Mr 1:29-31 Lu 4:38,39

    Miraculous Healing of many sick and diseased; Capernaum

    Mt 8:16,17 Mr 1:32-34 Lu 4:40,41

    Retirement for solitary prayer

    Mr 1:35 Lu 4:42

    Circuit through Galilee

    Mr 1:35-39 Lu 4:42-44

    Miraculous Healing of a leper; Galilee

    Mt 8:1-4 Mr 1:40-45 Lu 5:12-16

    Retirement for a solitary prayer; Galilee

    Mr 1:45 Lu 5:16

    Miraculous Healing of a paralytic; Capernaum

    Mt 9:1-8 Mr 2:1-12 Lu 5:18-26

    Call of Matthew(Levi) Discourse at the feast; Capernaum

    Mt 9:9-17 Mr 2:13-22 Lu 5:27-39

    Disciples pluck the ears of corn; Galilee

    Mt 12:1-8 Mr 2:23-28 Lu 6:1-5

    Miraculous Healing of the man with a withered hand; Capernaum

    Mt 12:9-14 Mr 3:1-6 Lu 6:6-11

    Retirement for solitary prayer

    Lu 6:12

    Call of the Twelve Apostles; Hill of Hattin?

    Mt 10:2-4 Mr 3:13-19 Lu 6:13-16

    Sermon on the Mount; Hill of Hattin?

    Mt 5:7-29 Lu 6:17-49

    Parable of House on rock or sand; Hill of Hattin?

    Mt 7:24-29 Lu 6:47-49

    Miraculous Healing of the centurion's servant; Hill of Hattin?

    Mt 8:5-13 Lu 7:1-10

    Miraculous Raising of the son of the Widow of Nain

    Lu 7:11-17

    Message from John the Baptist; Capernaum

    Mt 11:2-19 Lu 7:18-35

    Christ's testimony respecting him; Capernaum

    Mt 11:2-19 Lu 7:18-35

    The woman which was a sinner; Capernaum?

    Lu 7:36-50

    Parable of two debtors; Capernaum?

    Lu 7:41,42

    Tour through Galilee with the twelve

    Lu 8:1-3

    Miraculous Healing of a demoniac; Capernaum

    Mt 12:22

    Blasphemy against the Holy Spirit; Capernaum

    Mt 12:24-37 Mr 3:22-30

    The unclean spirit; Capernaum

    Mt 12:43-46

    The interruption of his relatives; Capernaum

    Mt 12:46 Mr 3:31

    Parables: The Sower; Plain of Gennesaret

    Mt 13:1-9,18-23 Mr 4:1,14-20 Lu 8:4,11-15

    Parables: The Tares; Plain of Gennesaret

    Mt 13:24

    Parables: The Mustard seed; Plain of Gennesaret

    Mt 13:31 Mr 4:30

    Parables: The Leaven; Plain of Gennesaret

    Mt 13:33 Lu 13:20,21

    Parables: The Candle; Plain of Gennesaret

    Mt 5:15 Mr 4:21 Lu 8:16

    Parables: The Candle; Plain of Gennesaret

    Mt 5:15 Mr 4:21 Lu 11:33

    Parables: The Treasure; Plain of Gennesaret

    Mt 13:44

    Parables: The Pearl; Plain of Gennesaret

    Mt 13:45

    Parables: The Drawnet; Plain of Gennesaret

    Mt 13:47

    Parables: The Seed growing secretly; Plain of Gennesaret

    Mr 4:26-29

    Christ miraculously calms the storm; Sea of Gennesaret

    Mt 8:24-27 Mr 4:37-41 Lu 8:23-25

    Miracle involving the Gergesene demoniacs; Gergesa

    Mt 8:28-34 Mr 5:1-15 Lu 8:27-35

    Parables: The Bridegroom; Capernaum

    Mt 9:15

    Parable of new cloth on old garment; Capernaum

    Mt 9:16 Mr 2:21 Lu 5:36

    Parable of new wine in old bottles; Capernaum

    Mt 9:17 Mr 2:22 Lu 5:37,38

    Miracles: Woman with issue of blood; Gennesaret

    Mt 9:18 Mr 5:22 Lu 8:41

    Miracles: Jairus' daughter; Capernaum

    Mt 9:18 Mr 5:22 Lu 8:41

    Miracles: Two blind men; Capernaum

    Mt 9:27,30

    Miracles: Dumb spirit; Capernaum

    Mt 9:32,33

    Mission of Twelve Apostles; Capernaum

    Mt 10:1 Mr 6:7-12 Lu 9:1-6

    Death of John the Baptist; Machaerus

    Mt 14:1-12 Mr 6:14-29 Lu 9:7

    Feeding of the five thousand; Bethsaida

    Mt 14:13-21 Mr 6:30-44 Lu 9:12-17 Joh 6:1-13

    Miraculous walking on the water; Lake Gennesaret

    Mt 14:25 Mr 6:48 Joh 6:19

    Discourse in synagogue on the Bread of Life; Capernaum

    Mt 14:34 Joh 6:26-70

    Part 4. From the Second Passover to the Third

    PART IV FROM THE SECOND PASSOVER TO THE THIRD

    Opposition of Scribes and Pharisees; Capernaum

    Mt 15:1

    Discourse on Pollution; Capernaum

    Mt 15:2-20 Mr 7:1-23

    Miraculous Healing the daughter of the Syrophoenician woman; Phoenicia

    Mt 15:21-29 Mr 7:24-30

    Miraculous Healing of the deaf and dumb man; Tyre & Sidon

    Mr 7:32

    Miraculous Healing of many sick persons; Decapolis

    Mt 15:30,31

    Miraculous Feeding of the four thousand; Gennesaret

    Mt 15:32-39 Mr 8:1-9

    Parable of the leaven of Pharisees; Gennesaret

    Mt 16:1-12 Mr 8:14-22

    Miraculous Healing of the Blind man; Bethsaida

    Mr 8:23-27

    Peter's confession of Christ; Caesarea Phillippi

    Mt 16:13-21 Mr 8:27-30

    First prediction of the passion; Caesarea Phillippi

    Mt 16:21-28 Mr 8:31-38 Lu 9:22-27

    The transfiguration; Mt. Hermon

    Mt 17:1-8 Mr 9:2-8 Lu 9:28-36

    Miraculous Healing the demoniac child; Mt. Hermon

    Mt 17:14-21 Mr 9:14-27 Lu 9:37-42

    Second prediction of the passion; Mt. Hermon

    Mt 17:22,23 Mr 9:31 Lu 9:43,44

    Miracle: The stater in the fish's mouth; Capernaum

    Mt 17:27

    Lesson on docility; Capernaum

    Mt 18:1-14 Mr 9:33-37 Lu 9:46-48

    Lesson on forgiveness; Capernaum

    Mt 18:15 Mr 9:43

    Lesson on self-denial; Capernaum

    Mt 18:18

    Parable of the unmerciful servant; Capernaum

    Mt 18:23-35

    Journey to Jerusalem through Samaria

    Lu 9:51,52

    Jealousy of the Samaritans; Samaria

    Lu 9:53

    Anger of the 'sons of thunder'; Samaria

    Lu 9:54-56

    The feast of tabernacles; Jerusalem

    Joh 7:2-10

    Discourses; Jerusalem

    Joh 7:10-46

    Officers sent to arrest Christ; Jerusalem

    Joh 7:30,46

    The adulteress; Jerusalem

    Joh 8:3

    Discourses; Jerusalem

    Joh 8:12

    Christ threatened with stoning; Jerusalem

    Joh 8:59

    Miraculous Healing of the Blind man and discourses; Jerusalem

    Joh 9:1

    Christ the Door; Jerusalem

    Joh 10:1

    Christ the Good Shepherd; Jerusalem

    Joh 10:11

    Departure from Jerusalem.

    Mission of the seventy; Judea

    Lu 10:1-16

    Return of the seventy; Judea

    Lu 10:17-24

    Parable of the Good Samaritan; Judea

    Lu 10:30-37

    Visit to Martha & Mary; Bethany

    Lu 10:38-42

    Jesus teaches his disciples to pray; Judea

    Lu 11:1-13

    Parable of importunate friend; Judea

    Lu 11:5-8

    He miraculously heals the mute demoniac; Judea

    Mt 12:22-45 Lu 11:14

    He rebukes the blasphemy of the Pharisees; Judea

    Mt 12:22-45 Lu 11:14

    Discourses:- The repentant Ninevites; Judea

    Mt 12:41 Lu 11:29-36

    God's providence to birds and flowers; Judea

    Lu 12:1-12

    Parable of the Rich fool; Judea

    Lu 12:13-21

    Parable of servants watching; Judea

    Lu 12:35-40

    Parable of the wise steward; Judea

    Lu 12:42-48

    The murdered Galileans; Judea

    Lu 13:1-5

    The barren fig tree; Judea

    Lu 13:6-9

    Miraculous Healing of a woman with an infirmity; Judea

    Lu 13:10-17

    Visit to Jerusalem at the feast of Dedication

    Joh 10:22-30

    Attempt to stone Jesus; Jerusalem

    Joh 10:31

    Jesus retires across Jordan; Peraea

    Joh 10:40

    Are there few that be saved?; Peraea

    Lu 13:23-30

    The message to Herod; Paraea

    Lu 13:31-33

    Miraculous Healing of the man with the dropsy; Peraea

    Lu 14:1-6

    Parable of the great supper; Peraea

    Lu 14:15-24

    Parable of Tower, King going to war; Paraea

    Lu 14:28-33

    Parable of the lost sheep; Peraea

    Mt 18:12,13 Lu 15:1-7

    Parable of the lost coin; Peraea

    Lu 15:8-10

    Parable of the prodigal son; Peraea

    Lu 15:11-32

    Parable of the unjust steward; Peraea

    Lu 16:1-13

    Parable of the rich man and Lazarus; Peraea

    Lu 16:19-31

    Parable of the unprofitable servants; Peraea

    Lu 17:7-10

    Sickness of Lazarus; Bethany

    Joh 11:1-10

    Return of Jesus from Peraea to Bethany

    Joh 11:11-16

    Miraculous Resurrection of Lazarus; Bethany

    Joh 11:17-46

    The council: Advice of Caiaphas; Jerusalem

    Joh 11:47-53

    Jesus retires to the town of Ephraim

    Joh 11:54

    Last journey to Jerusalem; Borders of Samaria

    Mt 19:1 Mr 10:1 Lu 17:11

    Miraculous Healing of the ten lepers; Borders of Samaria

    Lu 17:12-19

    Parable of the unjust judge; Borders of Samaria

    Lu 18:1-8

    Parable of the Pharisee and the publican; Borders of Samaria

    Lu 18:9-14

    The question of divorce; Borders of Samaria

    Mt 19:3-12 Mr 10:2-12

    Christ blesses little children; Borders of Samaria

    Mt 19:13-15 Mr 10:13-16 Lu 18:15-17

    The rich young ruler; Borders of Samaria

    Mt 19:16-22 Mr 10:17-22 Lu 18:18-23

    Parable of the labourers in the vineyard; Borders of Samaria

    Mt 20:1-16

    Third prediction of the passion; Borders of Samaria

    Mt 20:17-19 Mr 10:32-34 Lu 18:31-34

    Request of James and John; Borders of Samaria

    Mt 20:20-28 Mr 10:35-45

    Miraculous Healing of Blind Bartimaeus; Near Jericho

    Mt 20:29-34 Mr 10:46-52 Lu 18:35-43

    Jesus at the house of Zacchaeus; Jericho

    Lu 19:1-10

    Parable of the pounds; Jericho

    Lu 19:11-28

    Part 5. Holy Week

    PART V HOLY WEEK

    The supper in Simon's house; Bethany

    Mt 26:6-13 Mr 14:3-9 Joh 12:1-9

    Mary anoints Jesus; Bethany

    Mt 26:7-13 Mr 14:3-8 Joh 12:3-8

    Triumphal entry into the city; Jerusalem

    Mt 21:1-11 Mr 11:1-10 Lu 19:29-44 Joh 12:12-19

    Survey of the Temple; Jerusalem

    Mr 11:11

    Retirement to Bethany

    Mr 11:11

    Miraculous Withering of the barren fig-tree; Mt. of Olives

    Mt 21:18-19 Mr 11:12-14

    Second cleansing of the Temple; Jerusalem

    Mt 21:12-17 Mr 11:15-19 Lu 19:45-48

    Retirement to Bethany

    Mt 21:17 Mr 11:19

    The lesson of the fig-tree; Mt. of Olives

    Mt 21:20-22 Mr 11:20-25

    Discourses in the Temple:

    Mr 11:26

    The rulers' question; Jerusalem

    Mt 21:23-27 Mr 11:27-33 Lu 20:1-8

    The parable of the two sons; Jerusalem

    Mt 21:28-32

    Parable of the wicked husbandmen; Jerusalem

    Mt 21:33-46 Mr 12:1-12 Lu 20:9-19

    Parable of the wedding garment; Jerusalem

    Mt 22:1-14

    The subtle questions:-

    1a) of the Pharisees; the tribute money; Jerusalem
    # Mt 22:15-22 Mr 12:13-17 Lu 20:20-26

    1b) of the Sadducees; the resurrection; Jerusalem
    # Mt 22:23-33 Mr 12:18-27 Lu 20:27-39

    1c) of the Lawyer; the great commandment; Jerusalem
    # Mt 22:34-40 Mr 12:28-34

    Our Lord's counter question; Jerusalem

    Mt 22:41-46 Mr 12:35-37 Lu 20:41-44

    The woes on the Scribes and Pharisees; Jerusalem

    Mt 23:13-33

    The widow's mite; Jerusalem

    Mr 12:41-44 Lu 21:1-4

    The coming of the Greeks; Jerusalem

    Joh 12:20-36

    The departure to the Mount of Olives

    Mt 24:1-3 Mr 13:1-3

    The prediction -

    1a) of the destruction of Jerusalem; Olivet
    # Mt 24:3-28 Mr 13:3-23 Lu 21:5-24

    Parable of fig-tree and all the trees; Olivet

    Mt 24:32,33 Mr 13:28,29 Lu 21:29-32

    The prediction -

    1b) of the second coming; Olivet
    # Mt 24:28-51 Mr 13:23-37 Lu 21:24-36

    Parable of the householder; Olivet

    Mr 13:34

    Parables:- The ten virgins; Olivet

    Mt 25:1-13

    Parables:- The talents; Olivet

    Mt 25:14-30

    Parables:- The sheep and the goats; Olivet

    Mt 25:31-46

    The Sanhedrin in council; Jerusalem

    Mt 26:3-5 Mr 14:1-2 Lu 22:1-2

    Compact of the traitor; Jerusalem

    Mt 26:14-16 Mr 14:10,11 Lu 22:3-6

    Part 6. The Death and Burial

    PART VI THE DEATH AND BURIAL

    Preparation of the Passover; Jerusalem

    Mt 26:17-19 Mr 14:12-16 Lu 22:7-13

    Washing the apostles' feet; Jerusalem

    Joh 13:1-17

    The breaking of bread; Jerusalem

    Mt 26:26 Mr 14:22 Lu 22:19

    'One of you shall betray me'; Jerusalem

    Mt 26:21 Mr 14:18 Lu 22:21 Joh 13:21

    'Is it I ?'; Jerusalem

    Mt 26:22-25 Mr 14:19

    Giving of the sop 'That thou doest, do quickly'; Jerusalem

    Joh 13:26,27

    Departure of Judas Iscariot; Jerusalem

    Joh 13:30

    Peter warned; Jerusalem

    Mt 26:34 Mr 14:30 Lu 22:34 Joh 13:38

    Blessing the cup; Jerusalem

    Mt 26:27,28 Mr 14:23,24 Lu 22:17

    The discourses after supper; Jerusalem

    Joh 14:1-16:33

    Christ's prayer for his apostles; Jerusalem

    Joh 17:1-17:26

    The hymn; Jerusalem

    Mt 26:30 Mr 14:26

    The agony; Gethsemane

    Mt 26:37 Mr 14:33 Lu 22:39 Joh 18:1

    The thrice-repeated prayer; Gethsemane

    Mt 26:39-44 Mr 14:36-39 Lu 22:42

    His sweat and comforting by the angel; Gethsemane

    Lu 22:43,44

    The sleep of the apostles; Gethsemane

    Mt 26:40-45 Mr 14:37-41 Lu 22:45,46

    Betrayal by Judas; Gethsemane

    Mt 26:47-50 Mr 14:34,44 Lu 22:47 Joh 18:2-5

    Peter smites Malchus; Gethsemane

    Mt 26:51 Mr 14:47 Lu 22:50 Joh 18:10

    Christ miraculously heals the ear of Malchus; Gethsemane

    Lu 22:51

    Christ forsaken by his disciples; Gethsemane

    Mt 26:56 Mr 14:50

    Christ led to Annas; Jerusalem

    Joh 18:12,13

    Christ tried by Caiaphas; Jerusalem

    Mt 26:57 Mr 14:53 Lu 22:54 Joh 18:15

    Peter follows Christ; Jerusalem

    Mt 26:58 Mr 14:54 Lu 22:55 Joh 18:15

    The high priest's adjuration; Jerusalem

    Mt 26:63 Mr 14:61

    Christ condemned, buffeted, mocked; Jerusalem

    Mt 26:66,67 Mr 14:64,65 Lu 22:63-65

    Peter's denial of Christ; Jerusalem

    Mt 26:69-75 Mr 14:66-72 Lu 22:54-62 Joh 18:17-27

    Christ before Pilate; Jerusalem

    Mt 27:1,2 Mr 15:1 Lu 23:1 Joh 18:28

    Repentance of Judas; Jerusalem

    Mt 27:3

    Pilate comes out to the people; Jerusalem

    Joh 18:29

    Pilate speaks to Jesus privately; Jerusalem

    Joh 18:33

    Pilate orders him to be scourged; Jerusalem

    Mt 27:26 Mr 15:15 Joh 19:1

    Jesus crowned with thorns; Jerusalem

    Mt 27:29 Mr 15:17 Joh 19:2

    Jesus exhitited by Pilate;'Behold the man'; Jerusalem

    Joh 19:5

    Jesus accused formally; Jerusalem

    Mt 27:11 Mr 15:2 Lu 23:2

    Jesus sent by Pilate to Herod; Jerusalem

    Lu 23:6-11

    Jesus mocked, arrayed in purple; Jerusalem

    Lu 23:6-11

    'Behold your King'; Jerusalem

    Joh 19:14

    Pilate desires to release him; Jerusalem

    Mt 27:15 Mr 15:6 Lu 23:17 Joh 19:12

    Pilate receives a message from his wife; Jerusalem

    Mt 27:19

    Pilate washes his hands; Jerusalem

    Mt 27:24

    Pilate releases Barabbas; Jerusalem

    Mt 27:26

    Pilate delivers Jesus to be crucified; Jerusalem

    Mt 27:26 Mr 15:15 Lu 23:25 Joh 19:16

    Simon of Cyrene carries the cross; Jerusalem

    Mt 27:32 Mr 15:21 Lu 23:26

    They give him vinegar and gall; Golgotha

    Mt 27:34 Mr 15:23 Lu 23:36

    They nail him to the cross; Golgotha

    Mt 27:35 Mr 15:24,25 Lu 23:33 Joh 19:18

    The superscription; Golgotha

    Mt 27:37 Mr 15:26 Lu 23:38 Joh 19:19

    THE SEVEN WORDS

    1a) Father, forgive them; Golgotha
    # Lu 23:34

    His garments parted, and vesture allotted; Golgotha

    Mt 27:35 Mr 15:24 Lu 23:34 Joh 19:23

    Passers-by rail, the two thieves revile; Golgotha

    Mt 27:39-44 Mr 15:29-32 Lu 23:35

    The penitent thief; Golgotha

    Lu 23:40

    1b) Today shalt thou be with me in paradise; Golgotha
    # Lu 23:43

    1c) Woman, behold thy son, etc; Golgotha
    # Joh 19:26,27

    Darkness over all the land; Golgotha

    Mt 27:45 Mr 15:33 Lu 23:44,45

    1d) My God, my God, why hast thou forsaken me; Golgotha
    # Mt 27:46 Mr 15:34

    1e) I thirst; Golgotha
    # Joh 19:28

    The vinegar; Golgatha

    Mt 27:48 Mr 15:36 Joh 19:29

    1f) It is finished; Golgotha
    # Joh 19:30

    1g) Father, into thy hands I commend my spirit; Golgotha
    # Lu 23:46

    Rending of the veil; Jerusalem

    Mt 27:51 Mr 15:38 Lu 23:45

    Opening of the graves & resurrection of saints; Jerusalem

    Mt 27:52

    Testimony of Centurion; Golgotha

    Mt 27:54 Mr 15:39 Lu 23:47

    Watching of the women; Golgotha

    Mt 27:55 Mr 15:40 Lu 23:49

    The piercing of his side; Golgotha

    Joh 19:34

    Taking down from the cross; The Garden

    Mt 27:57-60 Mr 15:46 Lu 23:53 Joh 19:38-42

    Burial by Joseph of Arimethea & Nicodemus; The Garden

    Mt 27:57-60 Mr 15:46 Lu 23:53 Joh 19:38-42

    A guard placed over the sealed stone; The Garden

    Mt 27:65,66

    Part 7. The Resurrection and the Great Forty Days

    PART VII THE RESURRECTION AND THE GREAT FORTY DAYS

    Women carry spices to the tomb; The Garden

    Mt 28:1 Mr 16:1,2 Lu 24:1

    The angel had rolled away the stone; The Garden

    Mt 28:2

    Women announce the resurrection; Jerusalem

    Mt 28:8 Lu 24:9,10 Joh 20:1,2

    Peter and John run to the tomb; The Garden

    Lu 24:12 Joh 20:3

    The women return to the tomb; The Garden

    Lu 24:1

    The guards report these things to the chief priests; Jerusalem

    Mt 28:11-15

    APPEARANCES OF CHRIST AFTER HIS RESURRECTION

    1a) To Mary Magdalenel; The Garden

    Mr 16:9,10 Joh 20:14

    'All hail! Fear not. Touch me not'; The Garden

    Mt 28:9 Joh 20:17

    1b) To the women returning home; The Garden

    Mt 28:9

    'Go tell my brethren that they go; The Garden

    Mt 28:10

    Into Galilee; there shall they see me'; The Garden

    Mt 28:10

    1c) To two disciples going to Emmaus

    Mr 16:12 Lu 24:13

    (Exposition of prophecies on the passion)

    1d) To Peter; Jerusalem

    1Co 15:5 Lu 24:34

    1e) To ten Apostles in the upper room; Jerusalem

    Lu 24:33 Joh 20:19

    'Peace be unto you As my Father hath..; Jerusalem

    Joh 20:21

    'sent me, so send I you'; Jerusalem

    Joh 20:21

    'Receive ye the Holy Spirit..; Jerusalem

    Joh 20:22,23

    Whose sover sins ye remit,' etc; Jerusalem

    Joh 20:22,23

    1f) To the eleven Apostles in the upper room; Jerusalem

    Mr 16:14 Joh 20:26

    'Peace be unto you'

    Joh 20:26

    To Thomas' reach hither thy finger,' etc; Jerusalem

    Joh 20:27

    'Blessed are they that have not seen, yet have believed'; Jerusalem

    Joh 20:29

    Miracle - Draught of fishes; Tiberias

    Joh 21:1-11

    1g) To the disciples at the sea of Tiberias

    Joh 21:1-24

    1h) To Peter;'Feed my sheep, feed my lambs'; Tiberias

    Joh 21:15-17

    1i) To the eleven disciples on a mountain; Galilee

    Mt 28:16

    1j) in Galilee (#1Co 15:5*); Galilee

    Mt 28:16

    'All power is given unto me in heaven and in earth'; Galilee

    Mt 28:18

    'Go ye and teach all nations, baptizing them,' etc; Galilee

    Mt 28:19

    'Lo, I am with you alway,..; Galilee

    Mt 28:20

    'even unto the end of the world. Amen'; Galilee

    Mt 28:20

    1k) To five hundred brethren at once; Galilee

    1Co 15:6

    1l) To James

    1Co 15:7

    THE ASCENSION; Bethany

    Mr 16:19 Lu 24:50,51