18. PENCIPTAAN MANUSIA
  A. Manusia diciptakan oleh Allah 
     Alkitab menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa manusia diciptakan oleh  Allah, manusia diciptakan dalam jangka waktu yang singkat dan berlangsung  sebagai manusia dewasa yang sempurna, Kejadian 1:27; 2:7. Dalam bahasa  Ibraninya, kata "menciptakan" dalam Kejadian 1:27 yang dipakai adalah  "bara", tetapi dalam ayat Kejadian 1:25 kata yang dipakai adalah "asah",  yang berkenan dengan binatang, yang liar dan yang jinak. Kedua kata itu  tidak mengandung arti "bertumbuh" atau "berubah rupa" atau "menjadi lain".  Perkataan "asah" berarti "membuat dengan memakai bahan-bahan" seperti  membuat meja dari kayu. Istilah "bara" berarti "menjadikan dengan tidak  memakai bahan apa-apa". Jadi, Alkitab tidak mengemukakan alasan apa pun  sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia  adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab  menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia langsung,  Kejadian 1:27; 5:1,2. Cara Tuhan menjadikan manusia diterangkan  dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:21,22. "Pelajaran evolusi  (suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih  tinggi tingkatannya) tidak dapat didasarkan pada pasal Kejadian 1:1-2:25.  Pengarang kitab Kejadian juga memakai perkataan Ibrani "yatsar" yang berarti  "membuat", bukan bertumbuh atau bertambah-tambah... Tidak ada binatang yang  dijadikan menurut gambar dan rupa Allah; badan binatang tidak dibuat atau  diciptakan seperti badan manusia." Leader S. Keyser. 
    B. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa 
     Di dalam Alkitab ada banyak bukti bahwa semua manusia adalah keturunan  Adam dan Hawa, Kejadian 1:27,28; 9:19. Akan tetapi ada bukti yang  lain di samping bukti dari Alkitab. Ada bukti dari sejarah dunia: Sejarah  negara-negara dan bangsa-bangsa dari seluruh dunia menunjukkan bukti bahwa  segenap manusia asalnya dari satu pasang suami isteri di Asia. Ada pula  bukti dari bahasa-bahasa manusia: Menurut para ahli yang menyelidiki  asal-usul bahasa-bahasa di dunia, maka ada banyak tanda-tanda yang  membuktikan bahwa semua bahasa yang terkenal di dunia ini berasal dari  satu bahasa. Dan tidak ada bukti bahwa bahasa-bahasa yang tidak terkenal  tidak berasal dari satu bahasa. Bukti dari ilmu jiwa manusia: Semua  bangsa dan suku-suku bangsa di dunia ini, memiliki cara berpikir yang  sama. Ini nyata dari adanya persamaan di dalam pepatahnya,  adat-istiadatnya, budi pekertinya, dongeng-dongeng nenek moyang, dan  kemungkinan segala bangsa menjadi orang Kristen. Ini membuktikan bahwa  semua manusia hanya satu asalnya. Bukti dari ilmu tubuh manusia: Segala  bangsa dapat mengadakan perkawinan antara bangsa dan mereka dapat  memperoleh keturunan. Suhu tubuh segala bangsa sama panasnya. Segala  bangsa mempunyai nadi yang sama banyaknya. Segala bangsa dapat diserang  segala macam penyakit. Hal-hal demikian tidak dapat terjadi pada  binatang, dan darah manusia selalu dapat dibedakan dari darah binatang,  kalau dilihat dengan mikroskop. 
     Rasul Paulus menerangkan bahwa segenap umat manusia adalah keturunan  Adam dan Hawa, dan dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada segala manusia.  Begitu pula di dalam Kristus ada keselamatan yang cukup untuk segala  manusia, Roma 5:12,19; 1Korintus 15:21,22. Bandingkan  Kisah 17:26. 
    C. Manusia diciptakan atas gambar dan rupa Allah 
    Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut  gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26,27; 1Korintus 11:7. Dalam dua hal  manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu (1) hal kesucian,  (2) sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian berarti bahwa manusia  dijadikan dengan pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat; manusia  dijadikan suci dan tidak berdosa, Pengkhotbah 7:29; Efesus 4:24;  Kolose 3:10. "Adam dijadikan dengan perangai yang suci, yaitu dengan  kerinduan akan Allah: semua orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan  kerinduan untuk menjauhkan diri daripada Allah". Farr. Sebagai suatu  pribadi berarti bahwa manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah adalah  satu pribadi; dan manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri,  dan mempunyai kehendak diri sendiri. Ia mempunyai pengetahuan, perasaan  dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian. Manusia mempunyai hati  nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan yang jahat. Akan  tetapi bisikan kalbu bukan suatu ukuran atau patokan yang sempurna, sebab  hati nurani mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu perlu sekali  kita selalu membaca Firman Tuhan supaya hati nurani kita disesuaikan dengan  Firman itu. 
     Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia boleh memilih yang baik atau  yang jahat, dan karena itu manusia harus bertanggung jawab atas  kelakuannya. Allah adalah Roh: dengan demikian Ia tidak mempunyai tubuh.  Oleh sebab itu manusia tidak diciptakan menurut gambar Allah secara tubuh,  walaupun tubuh manusia ajaib. Pada pihak lain kita tahu bahwa Tuhan Yesus  Kristus ialah gambar Allah dan pada waktu yang akan datang kita akan serupa  dengan Dia, 1Yohanes 3:2. 
     Manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Ia mempunyai bagian jasmani dan  rohani. Bagian jasmani ialah tubuhnya, yang rohani yaitu roh dan jiwanya.  Ada dua pandangan daripada ahli teologi yaitu yang mengatakan bahwa roh dan  jiwa merupakan dua kesatuan dan yang mengatakan bahwa roh dan jiwa itu  merupakan satu kesatuan. Alkitab tidak menjelaskan mengenai hal ini, jadi  hal ini tidak dapat dipastikan. Oleh sebab itu sebaik-baiknya kita tidak  perlu mencoba memastikan hal ini. 
    D. Hasil penciptaan manusia 
     Hasil dari penciptaan manusia ada tiga. Secara jasmani manusia elok  dan mulia, Mazmur 139:14. Secara jiwa, pikirannya tidak dihalangi.  Manusia telah mengetahui banyak hal dari sebab akal budinya. Karena  pikirannya tidak dihalangi maka manusia dapat menamai segala jenis  binatang, dan hal itu menandakan bahwa Adam pandai dan luas  pengetahuannya. Secara rohani, ia mempunyai kesadaran yang tidak  dihalangi dosa; ia mempunyai keinsafan akan hal-hal rohani dan mempunyai  persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi. Secara jasmani, jiwa dan  rohani manusia itu sempurna. Manusia yang diciptakan itu sungguh amat  baik, Kejadian 1:31. 
      Oleh sebab segala bangsa di dunia ini berasal dari satu keturunan  (Kisah 17:26), maka kita yang percaya akan Yesus Kristus wajib  memberitahukan Injil kepada segala saudara kita. Pekerjaan pengabaran  Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan manusia. 
                   
I. MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA
  A. Ujian untuk manusia 
     Alkitab menyatakan bahwa sesudah manusia diciptakan, maka Allah  menempatkan mereka di dalam Taman Eden di mana ditempatkan pohon  pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 2:8-17. Allah  menempatkan pohon itu karena Ia hendak menguji manusia apakah manusia akan  mentaati apa yang telah dipesankan Allah kepadanya. Kalau manusia mentaati  peraturan itu maka tentu ia akan mendapat pahala, dan kalau tidak taat  tentu ia akan mendapat hukuman. Di dalam Taman Eden itu hanya satu pohon  yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Itu merupakan suatu  peraturan yang istimewa, karena tidak jelas apa sebabnya peraturan itu  diberikan. Sepuluh hukum Tuhan adalah hukum yang nyata sebabnya, dan hukum  itu dapat disebut sebagai hukum moral. Misalnya ada peraturan, "Jangan  mencelupkan tangan ke dalam air" maka peraturan itu merupakan peraturan  istimewa sebab kita tidak mengetahui alasannya, apa kebaikan dan  keburukannya. Demikian pula Adam dan Hawa tidak mengetahui alasan dari  peraturan Allah, "...pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat  itu, janganlah kaumakan buahnya ..." Tuhan telah memberikan peraturan itu,  dan Adam dan Hawa wajib mentaati perintah itu. 
     B. Maksud ujian untuk manusia 
     Apa sebabnya manusia perlu diuji oleh Allah? Ada tiga jawaban untuk  pertanyaan itu. 
     Pertama, ujian itu perlu oleh sebab manusia memiliki kehendak bebas.  Manusia dapat menentukan segala perbuatannya oleh kehendak dirinya sendiri.  Oleh sebab itu manusia memerlukan sesuatu untuk menentukan pilihan yang  sesuai dengan kehendak dirinya. Kalau tidak ada ujian untuk manusia apakah  gunanya ia diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya? Misalnya: kita  mengerti bahwa ikan laut bernafas dengan insang, dan insang itu sesuai  dengan suasana air. Tetapi, insang tidak sesuai dengan suasana udara, jadi  insang itu menuntut supaya ikan hidup dalam air. Begitu pula manusia, ia  diberi hak dan kuasa untuk menentukan segala kelakuannya, oleh sebab itu  haruslah ia diuji supaya kebebasan menentukan kelakuannya dapat bekerja  atau berfungsi. Kalau manusia tidak diberi kuasa untuk menentukan sendiri  kelakuannya maka itu bertentangan dengan perangainya. 
     Kedua, manusia diuji oleh Allah untuk membuktikan apakah ia mentaati  perintah Allah dan setia kepada Allah. Tentu Allah yang telah menjadikan  manusia berhak menguji manusia dan memberikan suatu hukum yang sesuai  dengan keadaan batin mereka. Sebelum Adam bersekutu dengan Allah, ia harus  diuji sebab persekutuan menuntut ketaatan dan kasih menuntut kesetiaan. 
     Ketiga, kita mengetahui dengan pasti bahwa apa yang telah diperintahkan  oleh Tuhan kepada manusia adalah hal yang mendatangkan kebaikan untuk  manusia. Oleh sebab itu perintah ini diberikan kepada manusia untuk  membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Adam dan  Hawa diciptakan dalam keadaan suci dan dengan sifat yang ingin dekat kepada  Allah. Jadi seandainya mereka telah memilih untuk mentaati perintah Allah,  tentu hati nuraninya yang suci akan menyatakan tabiat dan kelakuan yang  suci. Seandainya mereka dengan dalam ujian itu, tak dapat tiada kemenangan  itu akan meneguhkan manusia di dalam kesucian. Akan tetapi, oleh sebab  manusia sudah salah pilih dan sudah melanggar Firman Allah, maka hati  nuraninya yang suci menjadi kotor oleh dosa, dan oleh karena itu akibat dan  hukuman dosa ditanggung ke atas mereka dan atas segala keturunannya,  sehingga dengan demikian mereka sekalian telah terjerumus di dalam dosa.  Meskipun Adam dan Hawa telah diciptakan dengan perangai yang suci mereka  itu mungkin juga dicobai dan mereka bahkan sudah dicobai. 
     C. Pencobaan manusia 
     Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai untuk berbuat dosa  dengan melanggar perintah Allah yang istimewa, Kejadian 3:1-6;  2Korintus 11:3; 1Timotius 2:14. Ular telah dipakai sebagai alat  dalam tangan Iblis untuk mencobai Adam dan Hawa, Kejadian 3:1,4;  2Korintus 11:3. 
     Iblis, makhluk yang telah jatuh sebelum manusia diciptakan, selalu  berusaha menjatuhkan manusia. Ia cerdik sekali sehingga ia dapat memakai  si ular. Boleh jadi ular asli adalah seekor binatang yang elok rupanya,  dan boleh jadi ia berjalan dengan kaki (Kejadian 3:14). Sesudah Iblis  memasuki ular itu lalu ia datang kepada Hawa dan mencobai dia. Iblis itu  cerdik sekali, sebab sesudah ia mencobai Hawa sehingga jatuh, Hawa kemudian  mencobai Adam. Pencobaan yang dilakukan dengan perantaraan Hawa akan jatuh  lebih efektif daripada pencobaan yang datangnya langsung dari Iblis. Patut  kita ingat bahwa maksud Iblis yang terutama ialah supaya Adam jatuh ke  dalam dosa. Apakah sebabnya? Sebab Adam ialah kepala segala manusia dan  raja atas segenap bumi (Kejadian 1:26-28; 1Korintus 11:7-9), dan ialah  yang harus bertanggung jawab. Jatuhnya Adam ke dalam dosa mengakibatkan  semua manusia tercemar dan ikut jatuh ke dalam dosa, dan itulah yang  diinginkan oleh iblis. 
    D. Cara pencobaan itu. 
     Pencobaan terhadap Hawa itu dilakukan melalui 3 cara: 
      - Melalui tubuh. Iblis mencobai dengan perantaraan tubuh Hawa. Hawa  telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, Kejadian 3:6[a].
- Melalui jiwa. Iblis mencobai Hawa dengan perantaraan pikirannya.  Ia merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya (Kejadian 3:6[b]), yang  menyangkut unsur kesenian, tetapi ia menjadi lebih tertarik karena ia  berpikir bahwa pohon itu akan memberi pengertian, Kejadian 3:6[c].
- Melalui roh. Dengan rohnya Adam dan Hawa bersekutu dengan Allah.  Iblis telah mencobai Hawa melalui rohnya dengan berkata bahwa kalau buah  itu dimakan Hawa akan menjadi seperti Tuhan Allah dengan mengetahui yang  baik dan yang jahat, Kejadian 3:5. Keinginannya untuk menjadi  seperti Allah yang mengetahui baik dan jahat merupakan suatu cita-cita  yang mulia, tetapi sesungguhnya itu adalah ambisi yang berpusat pada diri  sendiri dan berasal dari Iblis, yaitu ambisi yang sama yang menyebabkan  jatuhnya Iblis, Yesaya 14:14.
     Apakah mereka mengetahui baik dan jahat sebelum mereka jatuh dalam dosa?  Tentu! Mereka tahu bahwa mentaati perintah Allah adalah baik dan melanggar  perintah itu adalah jahat. Jadi, tidak ada sesuatu yang ditambahkan kepada  pengetahuannya kecuali mengetahui dan menginsafi bahwa diri mereka berdosa. 
      Perhatikanlah bahwa Iblis juga telah mencobai Tuhan Yesus dengan tiga  cara tersebut, (Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13). Sampai sekarang pun Iblis  tetap mencobai segala manusia dengan cara seperti itu. Dalam  1Yohanes 2:16 terdapat (1) "keinginan daging" (2) "keinginan mata"  (3) "keangkuhan hidup". 
     E. Jatuhnya manusia ke dalam dosa. 
     Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa Adam dan Hawa telah jatuh  dari kesucian mereka yang mula-mula, ketika mereka melanggar perintah Allah  yang istimewa itu, yaitu larangan untuk makan dari pohon pengetahuan  tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:6; Roma 5:12,19;  1Timotius 2:14. Itulah dosa manusia yang pertama, dan akibat dosa  itu besar lagi hebat, dan hukumannya segera datang. Dr. R.A. Torrey telah  mengemukakan lima hal mengenai dosa yang pertama itu: 
    - mendengar fitnah yang ditujukan terhadap Allah.
- kurang percaya akan perkataan Allah dan kasih Allah.
- memandang akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
- ingin akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
- melanggar perintah Tuhan.
     Dosa Adam dan Hawa dilakukan atas kehendak diri mereka sendiri. Segala  dosa disebabkan oleh pilihan kehendak manusia. Oleh sebab Adam dan Hawa  telah diciptakan dalam keadaan suci, maka dosa datang dari luar mereka.  Dosa itu asalnya dari Iblis dengan perantaraan ular. Dosa Adam dan dosa  semua keturunannya tidak lain daripada dosa karena tidak percaya akan  Firman Allah: mereka mempercayai perkataan Iblis. Oleh sebab itu wajib  kita menerima nasihat ini: Kita tidak dapat sungguh-sungguh menjadi milik  Allah kalau kehendak kita belum dimiliki Allah serta belum tunduk  kepada-Nya. Artinya, kehendak kita harus dikuduskan serta dibebaskan  sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Inilah kemerdekaan  yang sempurna. 
    F. Akibat dosa (akibat jatuhnya manusia ke dalam dosa) 
     Ketika si ular memberitahukan kepada Hawa bahwa mereka akan menjadi  seperti Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, ular itu berdusta  walaupun ada juga sebagian kata-katanya yang betul. Tuhan Allah tidak tahu  tentang kejahatan sebab Allah tidak dapat melakukan kejahatan dan tidak  dapat dicobai (Yakobus 1:13). Tetapi Adam dan Hawa sudah mengetahui  kejahatan karena mereka melakukan atau mengalami kejahatan itu. Sejak saat  itu, lebih mudah bagi mereka untuk melakukan kejahatan daripada kebenaran.  Sejak saat itu pula perangai manusia dan semua keturunannya ada di dalam  dosa. 
     Akibat dosa mereka ialah: 
      - Mereka merasa malu (Kejadian 3:7). Sebab mereka telah makan  buah pohon itu, maka mereka melihat kenyataan diri mereka sendiri, dan  mereka merasakan tekanan dosa mereka. Pada saat itu juga Tuhan telah  mulai menyadarkan hati nurani mereka.
      
- Mereka berusaha sendiri. Mereka telah menyemat daun pohon ara dan  membuat cawat (Kejadian 3:7). Setelah Adam jatuh di dalam dosa,  maka manusia selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri; ia telah  mencobai menenun bagi dirinya sendiri suatu jubah kebenaran. Tudung itu  bukan tudung darah dan bukan tudung yang berasal dari Allah, dan bukan  jalan keselamatan dari Allah. Pengharapan manusia hanya di dalam menerima  tudung kebenaran yang telah disediakan oleh Tuhan (Kejadian 3:21;  Filipi 3:9).
      
- Mereka menjadi takut (Kejadian 3:8-10). Sebelum Adam jatuh  ke dalam dosa, ia tidak takut, ia dan Hawa bagaikan anak-anak yang selalu  senang, mereka menemui Allah pada waktu kapan saja bila mereka mendengar  suara-Nya. Tetapi kini sesuatu yang baru telah masuk ke dalam kehidupan  manusia, yaitu ketakutan. Dosa telah membuat suatu rantai ketakutan yang  sampai kini masih mengikat manusia.
      
- Mereka mencoba menyembunyikan diri (Kejadian 3:8). Dengan  bodoh Adam dan Hawa menyangka bahwa mereka dapat menyembunyikan diri  mereka dari hadirat Allah. Keturunan mereka juga bodoh karena mereka pun  masih mencoba menyembunyikan pelanggarannya, tidak mau menghadap Allah  untuk mengakui dosa mereka dan mencari keampunan (Amsal 28:13).
      
- Mereka telah mencoba membenarkan diri sendiri (Kejadian 3:12).  Di sini kita melihat satu akibat dosa yang paling buruk.  Meskipun mereka berdosa dan bersalah, tetapi mereka mencoba membenarkan  diri sendiri. Bilamana seseorang mencoba membenarkan dirinya sendiri, ia  selalu menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa, tetapi lebih  daripada itu ia telah menyalahkan Allah juga dalam perkataannya,  "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku" (Kejadian 3:12).  Seolah-olah ia berkata, "Itu salah Tuhan sendiri, yang telah memberikan  perempuan itu kepadaku, sebab kalau Tuhan tidak memberikan perempuan itu,  tentu pelanggaran itu tidak terjadi. "Pada masa ini banyak orang berdosa  yang juga mencoba menyalahkan Allah.
      
- Mereka telah menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa  dari sebab dosanya sendiri, dan Hawa telah menyalahkan si ular (Iblis)  dari sebab dosanya sendiri (Kejadian 3:12,13).
     Sebab yang dikatakan di atas adalah akibat dosa di dalam pribadi  manusia. 
    G. Hukuman dosa 
      Dosa selalu membawa hukuman, dan beberapa hukuman telah langsung  ditanggung oleh Adam dan Hawa oleh sebab dosa mereka. 
      - Hukuman telah dijatuhkan kepada ular. Sebab ular itu telah menjadi  alat Iblis, maka ular itu dikutuk (Kejadian 3:14; Mikha 7:17). Bahkan  dalam Kerajaan Tuhan seribu tahun kutukan itu tetap berlaku atas ular itu  (Yesaya 65:25). Ular itu mengibaratkan Iblis (Wahyu 12:9).
      
- Hukuman telah dijatuhkan kepada perempuan, yaitu penderitaan pada  waktu bersalin dan perempuan harus tunduk kepada suaminya (Kejadian 3:16;  Yohanes 16:21). Akan tetapi berkat Injil, Injil mengurangi hukuman  itu (1Timotius 2:15; 1Petrus 3:7).
      
- Hukuman telah dijatuhkan kepada laki-laki. Hukuman ini berupa  kesusahan dan kelelahan (Kej 3:17-19; Ayub 5:7; Pengkhotbah 2:22,23).  Pekerjaan adalah suatu berkat, bukan laknat, tetapi laknat atas tanah  menyebabkan pekerjaan lebih berat.
      
- Hukuman telah dijatuhkan kepada bumi, oleh sebab manusia. Akibat  hukuman itu bumi mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej 3:18).  Seperti ular, begitu pula duri adalah musuh manusia (Mat 7:16). Dalam  Alkitab duri itu melukiskan kejahatan (Bil 33:55; 2Korintus 12:7).  Pada waktu Tuhan Yesus disalib, Ia diberi mahkota duri. Pada masa Kerajaan  Tuhan seribu tahun, laknat atas bumi akan dihapuskan (Yesaya 25:8).
      Semua yang dikatakan di atas adalah akibat dari luar manusia, yaitu  dari Allah. 
     H. Dosa menyebabkan perceraian 
     Dosa selalu membawa perceraian. Adam dan Hawa telah diceraikan dari  tiga hal: 
      1. Mereka dan keturunan mereka diceraikan dari pohon kehidupan. Dalam  hal ini rahmat Allah dinyatakan, sebab seandainya manusia dapat hidup  selama-lamanya dalam keadaan berdosa, maka hal itu menjadi bahaya besar.  Oleh sebab itu Adam dan Hawa diusir dari pohon kehidupan tetapi oleh  penebusan dan kebangkitan Kristus, keturunannya yang menerima Kristus akan  dapat makan buah pohon itu (Wahyu 2:7; 22:14). Tubuh manusia akan  menjadi rusak dan lemah, tetapi Tuhan telah menyediakan pohon kehidupan  untuk meniadakan kerusakan itu. Hal ini nyata bahwa sebelum air bah,  manusia berumur panjang sekali. "Mungkin, seandainya manusia tidak berdosa  maka tubuhnya akan diangkat atau dibawa naik ke sorga tanpa melintasi  kematian." (Strong). Dr. Campbell Morgan menerangkan bahwa kenaikan Yesus  Kristus menjamin kebangkitan dan kenaikan semua manusia, jikalau sekiranya  tidak ada dosa dalam manusia. 
      2. Adam dan Hawa diceraikan (diusir) dari Taman Eden. Hal ini  dilakukan supaya jangan sampai mereka makan buah pohon kehidupan itu.  Mungkin jadi manusia dapat menghampiri Taman Eden pada sebelah Timur, di  mana beberapa Kerub menjaga, dan di sana mereka menyembah serta  mempersembahkan korban-korban kepada Allah. Barang kali itulah kaabah yang  pertama. 
      3. Adam dan Hawa diceraikan dari hadirat Allah yang dapat dilihat oleh  mereka. Ketika Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari hadirat  Allah, hal itu terjadi sebab mereka itu dalam keadaan berdosa, tidak layak  memandang Allah atau bersekutu dengan Dia. Sejak saat itu manusia harus  menghampiri Allah melalui seorang pengantara (1Timotius 2:5). 
    I. Dosa menyebabkan kematian 
     Oleh sebab hukuman Allah yang melarang manusia makan buah pohon  pengetahuan baik dan jahat, maka Tuhan telah berfirman, "Sebab pada hari  engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian  ini yang disebabkan oleh dosa meliputi 3 aspek: 
      1. Kematian jasmani. Kematian jasmani adalah perceraian antara roh dan  jasmani, yang menyebabkan kerusakan tubuh. Kematian telah datang kepada  manusia dari sebab dosa, dan kematian adalah upah dosa  (Roma 5:12; 6:23). Jikalau tidak ada dosa tentu Tuhan menentukan  suatu jalan lain bagi orang saleh untuk dibawa ke sorga. Di dalam Kitab  Tesalonika dinyatakan suatu jalan bagi saleh-saleh Tuhan untuk dibawa ke  sorga selain dari kematian (1Tesalonika 4:17). 
      2. Kematian rohani. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari  Allah (Matius 8:22; Lukas 15:32; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13;  Efesus 2:1). Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa  terutama adalah kematian jiwa dan roh, yaitu perceraian dari Allah. Dengan  demikian kematian itu telah dialami oleh Adam dan Hawa pada hari mereka  telah makan buah yang dilarang itu (Kejadian 2:17). Hidup yang kekal  bukan hanya berarti hidup secara jasmani untuk selama-lamanya. Demikian  pula kematian bukan hanya berarti kematian secara tubuh saja  (Roma 5:12-21). Ketika dosa telah masuk, maka roh itu mati, dan  itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan  kembali" (Yohanes 3:7). Lihat juga Lukas 15:24; Efesus 2:1;  1Timotius 5:6; Wahyu 3:1. 
      3. Kematian Kekal. Kematian kekal adalah akibat kematian rohani, dan  merupakan penggenapan dari kematian rohani. Kematian kekal adalah hukuman  Tuhan atas orang yang tidak bertobat dan tidak percaya kepada Tuhan Yesus  sebagai Juruselamatnya, dan hukuman ini diberikan kepada tubuh dan roh  orang berdosa (Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9; Matius 10:28;  Ibrani 10:31; Wahyu 14:11). Akan tetapi kematian rohani dan  kematian kekal dapat dihapuskan oleh anugerah Tuhan yang telah menyediakan  suatu grafirat (tebusan) dalam Tuhan Yesus (Kejadian 3:21; 4:4;  Ibrani 9:22; Yohanes 5:24; 8:51). 
                         
II. KEADAAN MANUSIA SEKARANG
     Alkitab menerangkan bahwa dosa telah masuk ke dalam semua manusia oleh  sebab dosa Adam (Roma 5:12-19). Oleh sebab itu tiap-tiap manusia  dilahirkan dalam dosa dan mempunyai sifat dosa (Roma 3:9-23; 11:32;  Galatia 3:22; Mazmur 14:1-7; 51:7 Yesaya 53:6). Dosa tidak diadakan  oleh Hukum-hukum Allah yang diberikan di atas bukit Sinai. Hukum-Hukum itu  hanya menyatakan dosa yang memang sudah ada sebelumnya (Roma 5:20)  (Roma 7:7-12). Manusia melakukan dosa oleh sebab sifat dosa yang sudah  ada di dalam dirinya. Manusia adalah orang berdosa sebab tiap-tiap manusia  penuh dengan dosa. Tuhan Allah telah berkata bahwa semua orang telah  berdosa (Roma 3:10,23). Oleh sebab itu segenap dunia berada di  bawah hukuman, murka, dan kutuk Allah (Roma 3:19; Galatia 3:10)  (Efesus 2:3). Hukuman Allah menuntut supaya manusia betul-betul  mentaati Hukum-Hukum Allah, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang  mentaati Hukum-hukum itu. Oleh sebab itu laknat hukum-hukum yang dilanggar  itu akan ditanggungkan ke atas orang yang berdosa itu. Jadi murka Allah  tinggal di atas semua orang yang tidak sungguh-sungguh percaya akan Yesus  Kristus (Yohanes 3:36). Lain daripada itu, orang-orang yang belum  dilahirkan kembali berarti masih menjadi anak-anak Iblis dan bukan  anak-anak Allah (1Yohanes 3:8-10; Yohanes 8:44; 1Yohanes 5:19).  Segenap manusia ditaklukkan oleh Iblis dan dosa sehingga mereka  itu tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kita dapat melihat buktinya  dalam seluruh pasal tujuh dari Kitab Roma Roma 7:1-23 dan  Yohanes 8:13-36; Efesus 2:3. Jelas dari Alkitab bahwa dosa telah  menguasai segenap perangai manusia. Pengertian mereka gelap  (Efesus 4:18; 1Korintus 2:14). Hatinya licik dan sudah membatu  (Yeremia 17:9,10). Hati nurani dan pikirannya telah cemar  (2Korintus 7:5). Kehendaknya dilemahkan (Roma 7:18), dan  (Roma 7:18). Oleh sebab semua ini, Injil menyatakan bahwa manusia  berada di dalam keadaan berdosa dan sesat jiwanya. Manusia berada di bawah  hukuman oleh sebab sifat dosanya dan sebab ia juga sudah melakukan dosa.  Oleh sebab itu maka perlu sekali manusia dilahirkan kembali  (Yohanes 3:3,7). Hukum-Hukum Allah itu menyatakan dosa di dalam  tiap-tiap diri manusia. 
                      
III. TANGGUNG JAWAB MANUSIA
  A. Tanggung jawab manusia oleh sebab ia bebas memilih 
     Ketika Tuhan Allah menjadikan manusia serta menempatkan dia dalam Taman  Eden, maka Tuhan telah mengaruniakan kepadanya kuasa untuk memilih. Oleh  sebab Adam telah memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka akibatnya  dosa yang hebat telah masuk ke dalam diri manusia. Meskipun Adam telah  jatuh ke dalam dosa, hal itu tidak menghilangkan kuasanya untuk memilih,  tetapi kuasa untuk memilih itu telah menyimpang dari kebenaran. Oleh  karena itu maka penebusan di dalam Injil itu menggerakkan kehendak manusia,  dan manusia harus memilih Injil. Dengan perkataan lain, manusia masih  bebas memilih (menentukan) kehendaknya; yaitu ia masih bebas untuk memilih  Yesus Kristus walaupun ia telah terjerumus ke dalam dosa. Bilamana seorang  manusia memilih Yesus Kristus, maka Allah menopang kehendak yang lemah itu  dengan kuat kuasa-Nya. 
     Kehendak yang bebas berarti manusia bebas memilih, tetapi harus  bertanggung jawab atas pilihan yang sesuai dengan kelakuan dan tabiatnya  itu. Setiap kelakuan yang berasal dari kehendak yang bebas dikendalikan  oleh niat hati. Walaupun begitu, niat hati bukanlah yang menyebabkan  pilihan manusia. Manusia mempunyai beberapa niat hati, dan ia dapat  memilih salah satu di antaranya. Maka, kehendak manusia itulah yang  menentukan pilihannya. Manusia diberi kehendak bebas, dan di dalam hal itu  pilihannya ditentukan oleh kehendaknya, bukan oleh niat hatinya. 
    B. Tanggung jawab manusia oleh sebab bisikan hati nuraninya 
     Manusia mempunyai perangai yang mengetahui yang baik dan yang jahat,  oleh karena itu ia berkuasa untuk berbuat baik dan jahat. Ketika Adam  jatuh dalam dosa maka hati nuraninya disadarkan. (Sebenarnya sebelum Adam  jatuh ia juga telah mengetahui yang baik dan yang jahat. Ia telah  mengetahui yang baik, yaitu mentaati perintah Tuhan, dan ia tahu juga bahwa  melanggar perintah Tuhan adalah jahat. Tidak ada suatu pengetahuan yang  ditambahkan kepada Adam sesudah ia berdosa. Ia hanya mengalami dosa, dan  menyadari bahwa dirinya telanjang, dan ia tahu bahwa ia sudah bersalah dan  berdosa sebab ia menjadi takut serta mencoba lari dari hadirat Tuhan  Allah). Sesudah hati nuraninya disadarkan maka sejak saat itu Adam harus  memilih yang baik atau yang jahat, sesuatu yang sudah diketahuinya, jadi  hal itu merupakan suatu tanggung jawab baru baginya; bila ia ingin memilih  yang baik. 
     Hati nurani manusia adalah sifat pikirannya atau batinnya yang  mengetahui yang baik dan yang jahat. Hati nurani itu lebih daripada  keinginan untuk mentaati batasan-batasan atau undang-undang yang di luar  hatinya sendiri, dan undang-undang itu berlainan pada setiap bangsa. Hati  nurani membuat undang-undang bagi dirinya kalau tidak ada undang-undang  lain (Roma 2:15). Oleh sebab perangai (batin) manusia telah  dicemarkan oleh dosa, boleh jadi hati nuraninya kurang sekali memahami  hal-hal yang baik dan yang jahat, atau mungkin hati nurani itu tidak  berfungsi lagi sebab sering diabaikan (1Timotius 4:2). Sebab itu  hati nurani bukanlah suatu pemimpin yang tidak dapat bersalah.  "Sifat-sifat lain di dalam diri manusia bisa bersalah, begitu pula hati  nurani. Sebab itu hati nurani wajib diterangi dan disucikan. Aneh sekali  kalau sifat-sifat lain bisa bersalah tetapi hati nurani tidak. Jadi hati  nurani itu juga dapat bersalah. "(L.S. Keyser). 
     Hati nurani itu mempunyai batasan (ukuran) bagi dirinya. Batasan atau  ukuran itu dapat dipengaruhi dari luar dan dapat juga dibuat oleh hati  nurani itu sendiri, atau dapat juga karena dipaksakan oleh peraturan suatu  bangsa. Oleh sebab itu hati nurani dapat juga kurang baik, atau salah,  atau juga benar. Oleh karena bisikan kalbu dapat salah, dan oleh karena  manusia telah dicemarkan oleh dosa, maka lebih baik hati nurani itu  mentaati undang-undang yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah kepada  manusia. Di Gunung Sinai Tuhan Allah telah memberikan undang-undang bagi  hati nurani manusia, dan dengan itu Tuhan telah membuktikan kepada manusia  bahwa "manusia telah kehilangan kemuliaan Allah", dan oleh sebab manusia  "lemah karena daging" maka ia perlu mendapat seorang Juruselamat yang di  luar dirinya sendiri, sama seperti manusia memerlukan undang-undang dari  luar dirinya sendiri. Lihat Roma 8:3. 
     Kalau begitu apakah pekerjaan hati nurani? Hati nurani menunjukkan  kepada manusia suatu bidang pengertian tentang yang baik dan yang jahat.  Bidang itu mungkin kecil atau luas, sesuai dengan pengertian yang dimiliki  oleh orang itu. Tetapi bidang itu diberikan kepada tiap-tiap orang dan  orang itu sendiri tahu apakah ia mau atau tidak mau mentaati bisikan dari  hal yang baik dan yang jahat. Hati nurani tidak memaksa seseorang, hanya  menasihatkan, dan manusia sendiri yang menentukan pilihannya. Sejauh mana  seseorang mentaati bisikan hati nuraninya, ia akan merasakan apakah ia  benar atau dipersalahkan. Hati nurani seseorang membuat dia bertanggung  jawab atas perbuatan-perbuatannya. 
     C. Tanggung jawab manusia berkenaan dengan kekekalan yang menjadi  kodratnya. 
     Manusia itu kekal. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah.  Ada dua rupa Allah di dalam manusia: manusia yang suci dan manusia yang  pribadi. Tetapi kesucian manusia hilang ketika ia jatuh ke dalam dosa.  Pada waktu ia mati secara rohani ia telah bercerai dari Allah. Kematian  rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (1Timotius 5:6;  Yakobus 5:20). Gambar Allah di dalam manusia (kesucian-Nya) sudah  hilang oleh sebab dosa. Tetapi rupa Allah, yaitu dalam hal manusia adalah  satu pribadi, tidak hilang. Sungguhpun manusia jatuh ke dalam dosa ia  masih tinggal suatu pribadi. Kesucian manusia dapat hilang, tetapi  pribadi manusia tidak dapat hilang atau rusak. Manusia itu kekal, yaitu  pribadinya yang kekal. 
     "Roh manusia sesungguhnya merupakan pribadi manusia, dan roh manusia  yang menurut teladan Allah akan hidup sampai selama-lamanya. Pribadi  manusia tidak akan berhenti. Roh manusia tidak lain adalah pribadi  manusia yang akan tetap selama-lamanya meskipun tubuh manusia telah mati."  (Wm. N. Clarke). 
     Oleh sebab itu manusia mempunyai tanggung jawab yang penting, sebab ia  akan hidup selama-lamanya baik dalam kehidupan kekal atau dalam kebinasaan  kekal. Jadi manusia wajib menerima hidup kekal dari Anak Allah itu  (Roma 6:23). Tuhan Allah mau mengaruniakan kepada kita kuasa  Roh-Nya supaya kita dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8:4).  Inilah yang membawa tanggung jawab besar kepada kita, dan kita patut  bertanya kepada diri kita sendiri, "Sudahkah saya menerima kuasa Roh Tuhan  untuk melakukan kehendak-Nya?" 
                     
19. ASAS PENGAJARAN TENTANG DOSA                                                   I. ASAL MULA DAN BUKTI DOSA
  A. Asal mula dosa tidak begitu nyata 
     Dosa tidak berasal dari Allah. Allah itu kudus, dan Allah tidak dapat  dicobai (Yakobus 1:13). Sebetulnya asal mula dosa tidak begitu nyata.  Hanya di dalam Alkitab terdapat sedikit keterangan mengenai asal mula dosa  itu. Mungkin di dalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus memberikan sedikit  keterangan atas pertanyaan, "Mengapa Tuhan Allah membiarkan dosa masuk ke  dunia", "Bukan dia (berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya, tetapi  karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia". Dalam  2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu bekerjanya secara  rahasia, juga di dalam Wahyu 17:5; mengenai asal mula dosa memang  membingungkan banyak orang. 
     "Beberapa orang yang tidak percaya telah menyalahkan Alkitab oleh sebab  dosa dan kesusahan dalam dunia. Akan tetapi Alkitab tidak mengadakan  tentang dosa, melainkan Alkitab memberikan bukti bahwa dosa sudah ada di  dalam dunia. Jikalau Alkitab tidak ada maka persoalan dosa akan lebih  membingungkan manusia. Sebetulnya kalau tidak ada Alkitab maka asal mula  dosa tidak dapat diduga dan tidak dapat diterangkan. Manusia tidak boleh  menyalahkan Allah dalam hal Ia telah membiarkan dosa masuk ke dalam dunia  ini. Pengertian kita tidak akan menjadi lebih jelas kalau kita menolak  Alkitab yang menerangkan bagaimana dosa telah masuk dunia ini." (Leander S.  Keyser). 
 B. Asal mula dosa adalah dari si Iblis 
     Alkitab menerangkan bahwa dosa asalnya dari suatu makhluk yang mempunyai  kehendak bebas, yaitu si Iblis. Pada mulanya Iblis adalah seorang malaikat  terang yang agung dan suci. Iblis telah memberontak serta mendurhaka  kepada Allah, tetapi sebabnya kita tidak tahu. Hanya ada sedikit  keterangan dalam Alkitab mengenai sebabnya dosa dalam diri si Iblis, yaitu  kesombongan. Dosa berasal dari kehendak Iblis. Tuhan Allah telah  menjadikan malaikat-malaikat dengan kehendak yang bebas, dan hal itu akan  menjadi baik asal dipimpin dengan baik. Jadi rupanya dosa mulai ada ketika  Iblis mendurhaka kepada Allah. 
     Dalam Yesaya 14:12-17 diterangkan bahwa Bintang Timur, putera  Fajar, telah jatuh dari langit karena mendurhaka kepada Allah. Perhatikan  perkataan "Aku hendak" yang diulangi lima kali, dan akhirnya "Aku hendak  menyamai Yang Mahatinggi!" (ayat Yesaya 14:14). Bandingkanlah hal  itu dengan 2Tesalonika 2:4 di mana Antikristus, wakil Iblis, akan  mengaku dirinya sebagai Allah. Juga dalam pasal Yehezkiel 28:1-26,  di mana Nabi Yehezkiel menangisi atau meratapi Raja Soer itu, terdapat  sedikit keterangan bahwa Iblis telah jatuh dari sebab kesombongannya (ayat  Yehezkiel 28:17). 
    "Menurut penafsiran Alkitab secara umum, makhluk pertama yang  dianugerahi kehendak bebas adalah malaikat-malaikat. Dan dengan demikian,  maka asal mulanya dosa dalam alam ini disebabkan makhluk yang bebas  kehendaknya, sebab kalau tidak, dosa tidak menjadi dosa, hanya suatu  kesalahan atau nasib. Rupanya beberapa malaikat telah mulai iri terhadap  kuasa Allah, dan tidak melawan iri hati itu, lalu mendurhaka kepada Allah.  Itulah asal mula jatuhnya beberapa malaikat ke dalam dosa. Dosa mengubah  mereka sehingga mereka menjadi setan dan roh-roh jahat. Yang menjadi  penghulunya adalah Iblis, yang paling mendurhaka kepada Allah." Leander S.  Keyser. 
     Jadi, rupanya dosa telah timbul di dalam Bintang Timur itu ketika  kehendaknya menyimpang pada jalan yang salah, yaitu melawan Allah. Pada  waktu beberapa malaikat berdosa, tidak semua malaikat ikut berdosa.  Keadaan ini tidak sama dengan dosa Adam yang mendatangkan dosa ke atas  segenap manusia. 
 C. Asal mulanya dosa di dalam manusia 
     Semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu mereka mempunyai sifat dosa.  Semua orang telah berdosa. "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak"  (Roma 3:10). Bagaimana hal ini terjadi? Alkitab memberikan jawaban  atas persoalan itu. Dalam pasal Kejadian 3:1-24 diterangkan  bagaimana dosa telah masuk ke dalam hati manusia. Dosa itu masuk karena  empat hal:  
    - karena tertipu, 1Timotius 2:14 (TKB; FAYH; BIS)
- karena melanggar hukum Allah, Roma 5:19
- karena mendengar bujukan si ular, Kejadian 3:1-6 dan
- karena Iblis menggoda dan merusak, Wahyu 12:9 Sejak Iblis  mendurhaka ia meneruskan niatnya yang jahat itu sampai sebatas yang  diizinkan Allah. Oleh sebab itu kita tidak heran mendapati dia di dalam  Taman Eden karena ia berusaha untuk menjatuhkan manusia. Nyata kepada kita  bahwa dalam hal ini jatuhnya Bintang Timur ke dalam dosa sama dengan  jatuhnya manusia ke dalam dosa, keduanya jatuh melalui kebebasan kehendak  mereka sendiri, mereka salah memilih melawan hukum Allah yang mereka  ketahui.
  D. Dosa memang ada 
    Dosa memang ada di dalam dunia; ini merupakan kenyataan dan sangat  hebat. Hanya ada tiga bukti yang akan kita perhatikan: 
     
- Alkitab menerangkan dengan jelas sekali bahwa dosa memang ada.  Banyak ayat yang membuktikan hal itu tetapi kami hanya menyebutkan tiga:  Yohanes 1:29; Roma 3:23; Galatia 3:22.
    
- Kesaksian manusia. Kesaksian manusia atas bukti dosa:        
         - telah dimasukkan dalam undang-undang negara-negara,
- telah diakui di dalam tiap-tiap agama, meskipun dalam agama           yang salah.
- telah diakui oleh ahli-ahli filsafat dari berbagai negara.
   
- Kesaksian dari hati nurani manusia. Hati nurani manusia menyaksikan  adanya dosa. Tiap-tiap orang tahu bahwa ia berdosa. Tidak ada seorang  dewasa yang tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Hati nurani telah  menempelak semua anak-anak Adam. Akibat dosa yang hebat telah nyata dalam  tubuh dan pikiran manusia, dan dalam hal semua manusia telah terjerumus ke  dalam dosa.
 E. Beberapa persoalan tentang dosa 
     Jikalau dosa tidak dibiarkan dalam dunia ini bagaimanakah manusia dapat  menyatakan kesetiaannya kepada Allah? Sebab ada dosa, manusia di dalam  dunia ini dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan keberaniannya  untuk melawan dosa itu. Ini bukan berarti bahwa dosa adalah suatu hal yang  baik, melainkan hal yang jahat yang dipakai oleh Allah untuk menguji  manusia; dan manusia perlu diuji supaya ia dapat menunjukkan kasihnya  kepada Allah. Seandainya saudara memiliki sebuah alat listrik yang dapat  diputar sehingga segala dosa dan kesusahan dan penyakit dalam dunia ini  dilenyapkan, apakah yang akan saudara perbuat, apakah saudara akan memutar  alat itu atau tidak? Kalau saya, saya tidak akan memutar alat itu sebab  Allah tidak memutarnya. Dosa ialah mendurhakai Allah, tetapi dosa yang  terbesar ialah tidak percaya (menolak) Yesus Kristus. 
     Perhatikan bahwa manusia memiliki kuasa untuk menentukan kehendaknya,  yaitu kuasa untuk memilih yang baik atau yang jahat. Hal ini nyata pada  waktu Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang menangkap ikan, memanggil  Zakheus, perempuan Samaria, orang muda yang kaya, orang-orang Farisi dll.  Didalam membawa jiwa kepada Tuhan Yesus, sebaiknya kita mengemukakan kepada  orang itu kenyataan bahwa ia berdosa, lalu tunjukkan kepadanya keselamatan  dari dosa dalam Tuhan kita Yesus Kristus. 
              
II. KEADAAN DAN CARA BEKERJANYA DOSA 
  A.  Hal yang bukan dosa 
     Dosa bukan kemalangan yang kebetulan terjadi. Alkitab menyatakan bahwa  dosa telah terjadi oleh kehendak Adam, dan dosa itu ditanggungkan  kepadanya (Roma 5:19). Hal ini terbukti bahwa Tuhan Allah telah  menyediakan korban penebusan dosa sebelum dunia ini dijadikan  (1Petrus 1:19,20). 
     Dosa bukan suatu penyakit atau kelemahan yang oleh sebab hal itu  manusia tidak disalahkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa manusia  harus menanggung akibat karena dosanya. Kalau dosa itu hanya suatu  penyakit, tentu manusia tidak boleh dihukum karena dosa itu. Firman Tuhan  menanggungkan kesalahan orang-orang berdosa ke atas diri mereka sendiri  (Yehezkiel 18:4). 
      Dosa bukan sesuatu yang diada-adakan. Dosa bukan hanya berarti tidak  ada kebenaran. Dosa adalah perlawanan atau kedurhakaan yang pasti  terhadap Allah (Mazmur 51:6). Dosa bukan suatu kemajuan dalam hal  tahu yang baik dan yang jahat seperti yang dikatakan oleh si ular. 
     Dosa bukan suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang karena ia tidak  dapat menolaknya. Alkitab menerangkan kepada kita bahwa darah Yesus  Kristus dapat menyucikan kita dari segala dosa (1Yohanes 1:7). Tuhan  Allah telah menyediakan jalan dalam Injil itu supaya manusia dapat memilih  yang benar dan dapat melepaskan dirinya dari dosa. Kuasa Allah yang  menyertai kita akan menolong kita untuk memilih Yesus Kristus yang dapat  mengalahkan dosa di dalam kita. 
 B. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama mengenai dosa 
     Di dalam Imamat 16:21 terdapat tiga perkataan untuk dosa, yaitu dosa,  pelanggaran dan kesalahan. 
      - Dosa. Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "tidak kena" atau  "tidak sampai". Ini dapat dihubungkan dengan anak panah yang "tidak kena"  sasarannya. Dosa dalam perkataan ini berarti tidak kena, tidak sampai,  atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah. Dalam perkataan ini termasuk  bukan saja perbuatan-perbuatan dosa, tetapi juga keadaan hati dan maksud  hati yang berdosa. Lihat Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11;  Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36.
     
- Durhaka (TKB), pelanggaran/pemberontakan (LAI). Perkataan ini dalam  bahasa Ibrani berarti melawan yang berhak, yaitu melawan perintah Allah,  dan melakukan bidat, Mazmur 51:3; Amsal 28:2.
     
- Kejahatan (TKB), kesalahan/kedurjanaan (LAI). Perkataan ini dalam  bahasa Ibrani berarti "bengkok" atau "diputar". Ini berarti hati yang  bengkok, yang diputar dari yang benar. Perkataan ini tidak terlalu  mengenai perbuatan jahat, melainkan berkenaan dengan hati dan tabiat yang  jahat (Kejadian 15:16; Mazmur 32:5; Yesaya 5:18). Ada juga beberapa  perkataan yang lain untuk dosa, seperti: pendurhakaan, kejahatan,  pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dll.  Kejadian 41:9; Imamat 4:13; Yehezkiel 34:6; Mazmur 119:21; Imamat 19:17;  Mazmur 94:20.
 C. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Baru untuk dosa 
       - Dosa (harmatia). Mengherankan bahwa perkataan yang paling umum  untuk dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti "tidak  mengenai sasaran". Perkataan ini ditulis 174 kali, 71 kali ada di dalam  surat-surat Rasul Paulus. Perkataan ini bukan hanya mengenai perbuatan  dosa, melainkan juga keadaan hati dan pikiran yang jahat. Perkataan ini  berarti manusia ada dalam keadaan ditipu, Roma 3:23.
      
- Pelanggaran (parabasis). Perkataan ini berarti menyimpang dari yang  seharusnya. Perkataan ini selalu dipakai dalam hal pelanggaran terhadap  hukum yang pasti, Roma 4:15. Hukum-hukum Allah menuntut supaya manusia  mentaatinya, dan bilamana manusia tidak mau mentaatinya, berarti ia adalah  pelanggar hukum dan berdosa, dan murka Allah akan jatuh ke atas dia,  Roma 4:15.
     
- Kejahatan (adikia). Perkataan ini sama artinya dengan perkataan  yang diterangkan pada no.3 dalam daftar Perkataan-perkataan dalam  Perjanjian Lama. Dalam 1Yohanes 1:9 diterjemahkan "kejahatan", juga  dalam 1Yohanes 5:17 diterjemahkan "kejahatan". Perkataan ini menunjukkan  suatu keadaan hati dan pikiran. Oleh sebab itu Yohanes berkata bahwa  dosa-dosa kita diampuni dan kita dan kita disucikan dari kejahatan.
      
- Durhaka (anomia). Kata ini dapat kita jumpai di dalam Alkitab  terjemahan Bode (TKB). Perkataan ini juga terdapat dalam 1Yohanes 3:4  (TKB). Perkataan ini bukan berarti melanggar hukum dalam suatu perbuatan  yang pasti, melainkan dalam hal tidak menuruti atau tidak memperdulikan  hukum itu. Ini menerangkan tentang keadaan hati.
     
- Kefasikan (asebeia). Ini berarti keadaan fasik, yaitu tidak  ber-Tuhan. Kata ini mengandung arti bahwa tabiatnya berlawanan dengan  tabiat Allah, Roma 1:18; Yudas 1:14,15.
     
- Kesalahan (paraptoma). Perkataan ini berarti, "tidak berdiri teguh  pada saat harus teguh", "tidak sampai kepada yang seharusnya,"  Matius 6:14,15; Galatia 6:1 (TKB); Yakobus 5:16 (TKB). Dari  keterangan-keterangan di atas nyata bahwa dosa ialah perbuatan-perbuatan  yang pasti dan juga suatu keadaan hati. Ada dosa yang disebabkan tidak  melakukan yang patut dilakukan, dan ada dosa yang dilakukan dengan pasti  seperti melanggar hukum. Oleh sebab itu kita memerlukan korban pendamaian  Yesus Kristus bagi keadaan kita dan karena perbuatan-perbuatan kita.
     Dalam Perjanjian Baru ada banyak kata lain yang di pakai untuk  menyatakan dosa, misalnya: kefasikan, kelaliman, keinginan jahat,  kecemaran, loba, dendam, kedengkian, pembunuhan, perkelahian, tipu daya,  khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu,  zinah, cemburu, menyembah berhala, percederaan, dan lain-lain. 
 D. Keterangan Alkitab tentang dosa 
      - Roh Kudus menginsyafkan dunia "akan dosa karena mereka tetap tidak  percaya kepada-Ku" (Yohanes 16:8,9). Menolak Yesus Kristus adalah  dosa yang terbesar.
     
- "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia         tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17). Tidak         melakukan apa yang patut dilakukan adalah dosa.
     
- "Dosa ialah pelanggaran hukum Allah" (1Yohanes 3:4). Ini         adalah dosa yang pasti dilakukan.
     
- "Semua kejahatan adalah dosa" (1Yohanes 5:17). Dalam hal ini         termasuk perbuatan dosa dan keadaan hati yang berdosa.
     
-  "Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa"         (Roma 14:23). Kurang beriman adalah dosa. Berdasarkan         keterangan itu, maka tiap-tiap orang berdosa telah melanggar Firman         Tuhan. Bacalah ayat-ayat tentang dosa yang berikut dalam         Amsal 21:4; 24:9.
 E. Keterangan asas pengajaran Kristen mengenai dosa 
      - "Dosa ialah tidak mentaati atau melanggar hukum Allah" (Westminster  Catechism).
     
-  "Dosa ialah tidak mentaati hukum Allah, dalam hal perbuatan,  pikiran, atau keadaan" (Dr. A.H. Strong).
  F. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dosa 
     Apakah alat dosa yang terbesar? Pengkhotbah 5:5; Yakobus 3:1-12.  Di manakah dosa bercokol di dalam diri manusia? Amsal 4:23;  Yeremia 17:9; Matius 5:28. Hati manusia adalah tempat  bercokolnya dosa, tetapi tiap-tiap perbuatan dosa adalah pekerjaan  kehendak manusia. Seorang pun tidak ada yang dapat mengatakan bahwa ia  telah mentaati sebagian besar hukum-hukum Allah, oleh sebab itu ia patut  dimaafkan bila melanggar yang lainnya; orang itu tetap bersalah terhadap  seluruhnya, Yakobus 2:10. 
                      
III. AKIBAT DOSA
  A. Akibat dosa di dalam sorga dan di udara 
     Dosa dan jatuhnya Iblis serta malaikatnya ke dalam dosa telah membawa  beberapa akibat di dalam sorga dan di udara. Oleh sebab dosa maka sorga  perlu disucikan, dan hal itu digenapkan di dalam darah Kristus  (Ibrani 9:23,24). Yesus Kristus sendiri telah masuk ke dalam sorga  yang benar. Rupanya di situlah tempat Iblis dahulu mendurhaka, dan dari  situ pula Iblis telah dicampakkan. Sejak saat itu tempat bergerak Iblis  adalah di udara, yaitu di bawah sorga. Iblis dan setannya menguasai udara  dan dari situ mereka menyerang semua saleh Tuhan  (Efesus 1:3; 2:6; 6:11,12). Akan datang kelak suatu hari bilamana  Iblis dan para setannya akan dilemparkan ke bumi dan sejak saat itu ia hanya  akan bergerak di bumi ini saja (Wahyu 12:7-12). Hal ini akan terjadi  pada waktu Antikristus memerintah serta menipu dunia ini. 
  B. Akibat dosa di dalam dunia ini 
     Dosa dan jatuhnya Adam dan Hawa telah mendatangkan akibat-akibat di  dalam dunia ini. Tanah dikutuk oleh sebab dosa manusia  (Kejadian 3:17,18). Selama Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti, kutuk  ini akan dicabut (Yesaya 55:13). Dosa manusia membawa akibat pada  dunia binatang. Ular juga dikutuk. Sejak terjadi air bah, hubungan  manusia dan binatang menjadi hubungan ketakutan, binatang menjadi takut  kepada manusia (Kejadian 9:2). Hal itu berlainan sekali dengan  keadaan dalam Taman Eden sebelum manusia berdosa. Akibat dosa  binatang-binatang menjadi liar. Hal ini jelas karena nanti pada masa  Kerajaan seribu Tahun, binatang-binatang tidak menjadi liar lagi  (Yesaya 11:6-9). Sebenarnya oleh sebab dosa dan jatuhnya manusia  maka "segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin  ... sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh  kita" (Roma 8:19-23). Di dalam ayat-ayat Rasul Paulus telah  menyatakan hubungan yang erat antara manusia dan binatang. Dosa manusia  telah membawa binatang ke dalam "perhambaan kebinasaan", tetapi penebusan  yang sempurna bagi manusia akan membawa kelepasan kepada binatang juga  (ayat Roma 8:21). Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti  segenap bumi dan isinya akan diperbaiki. Pada waktu itu Iblis akan  dibelenggu. Terlebih lagi, bila tiba masanya langit baru dan bumi baru,  maka segala sesuatu akan disempurnakan dan tidak akan ada dosa lagi, dan  Iblis dan setan-setannya dilemparkan ke dalam lautan api. Pada waktu itu  tidak akan ada lagi air mata, perkabungan, ratap tangis, dukacita dan maut  sekalipun (Wahyu 21:1-5). 
 C. Akibat dosa bagi segenap manusia 
     Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna  dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia  sudah melanggar hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi  kacau. Dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1Samuel 15:23) atau tidak  mengasihi Allah dengan segenap hati (Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam  sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti melanggar hukum  Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar  hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam  tidak dapat mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia  tidak mengetahuinya, ia tidak dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja  melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah diketahuinya. Dosa adalah juga  kesalahan kepada sesama manusia (Imamat 19:18; Markus 12:31). Dosa  merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam  dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia  telah membenci serta membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah  mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah menguasai segenap diri manusia -  baik roh, jiwa, maupun badan. 
       - Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia  telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang  manusia tidak tahu tentang perkara-perkara Allah sebab manusia hanya berada  di tingkat jasmani (1Korintus 2:14). Manusia harus dilahirkan kembali  agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3).
      
- Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab  dosa. Hatinya penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat  (Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11; Roma 7:18).
      
- Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11).
     Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan  Allah, roh manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap  dan bodoh, tubuhnya bisa diserang penyakit serta takluk pada kematian.  Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak berpengharapan sebab  ia berdosa. Manusia telah TERHILANG! 
     Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke  atas manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan  dosa artinya manusia insaf bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut  dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman yang datang sesudah dosa dilakukan,  baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun hukuman yang pasti dari  Allah atas dosa itu. 
     Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa  (Roma 6:17; 7:5,14), dalam keadaan mati (Efesus 2:1).  Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan Allah? (Lihat  Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk  mengadakan penebusan itu? (Lihat 2Korintus 5:18-21). Setelah  manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat kehidupannya bukan lagi Allah,  melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus  menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut  Dia (Matius 16:24). 
     "Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan  kepada perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang  berdosa melainkan menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa  merupakan akibat dari keadaan berdosa di dalam batin; perbuatan dosa  berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang dinajiskan  oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan  dalam Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar  kehendak Allah, maka pikiran orang itu digelapkan dan kehendaknya  dilemahkan ... Pada permulaannya seseorang bertobat oleh sebab  kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh  sebab keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir  bahwa ia harus memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah  sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri, barulah ia merasakan bahwa  dirinya perlu dilahirkan kembali." (James Denney). 
     Dosa mendatangkan kematian - kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh  membuka jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala  kefasikan. Kematian kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk  selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa serta tidak percaya yang kekal.  "Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang kekal untuk roh; roh  kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat  hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa  adalah keadaan durhaka", yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa  ialah maut, maksudnya adalah hukuman untuk dosa." (Watson). 
 D. Hukuman Dosa 
     Hukuman dosa tidak lain daripada tindakan Allah terhadap dosa, karena  kesucian-Nya. Hukuman ialah kesusahan atau kesakitan yang diberikan oleh  yang memberi hukuman kepada orang yang telah melanggar hukum itu. Maksud  yang terutama dari hukuman dari dosa bukan untuk memperbaiki orang yang  dihukum, dan bukan untuk menakut-nakuti orang-orang supaya jangan berbuat  dosa, melainkan supaya kesucian Allah dibenarkan. 
  E. Hukuman dosa bukan hanya akibat langsung dari perbuatan dosa itu 
     Hukuman yang merupakan akibat langsung bagi orang berdosa berarti  hukuman yang menimpa tubuh, jiwa, dan roh orang berdosa pada waktu  sekarang. Umpamanya, seorang bapa telah melarang anaknya memanjat pohon  untuk mencegah agar anaknya tidak jatuh. Tetapi anak itu tetap naik juga.  Kemudian ia jatuh dan patah lengannya. Sesudah anak itu sembuh bapanya  memberi hukuman kepadanya. Hukuman sebagai akibat langsung yaitu patah  lengan, dan hukuman yang sudah ditentukan sebagai undang-undang ialah  hukuman dari bapanya. "Hukuman yang langsung sebagai akibat dari perbuatan  dosa merupakan sebagian dari hukuman dosa, tetapi bukan merupakan hukuman  yang pasti. Di dalam tiap-tiap hukuman terdapat juga murka Allah ...  Orang yang berpikir bahwa hanya ada hukuman langsung sebagai akibat dari  perbuatan dosanya, maka orang itu lupa bahwa Allah berada dalam alam ini,  dan Ia berkuasa atas segala-galanya; dan kalau seseorang jatuh dalam tangan  Allah yang hidup (Ibrani 10:31), maka ia berarti jatuh ke dalam tangan  Dia yang telah memberi hukum-hukum itu." (Farr). 
  F. Hukuman dosa bukan berarti bahwa roh dan jiwa lenyap 
    Semua roh manusia akan hidup selama-lamanya walaupun ia tidak mengenal  Yesus Kristus. Itu berarti bukan hanya orang yang percaya kepada Kristus  yang akan hidup selama-lamanya, dan orang yang tidak percaya akan lenyap,  melainkan semuanya kekal. Perkataan yang diterjemahkan dengan arti "tidak  binasa" ditulis enam kali di dalam Perjanjian Baru. Tiga kali perkataan  itu berarti "tidak binasa" (Roma 2:7; 1Timotius 1:17 TKB;  2Timotius 1:10), dan tiga kali berarti "tidak ada kematian"  (1Korintus 15:53,54; 1Timotius 6:16). Di dalam Perjanjian Baru bila  perkataan "binasa" dipakai, hal itu bukan berarti benda atau orang itu  dilenyapkan; hal itu dapat diartikan dengan "sudah rusak", atau lebih dalam  berarti "tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semula". Misalnya,  dalam Matius 9:17 terdapat perkataan "dan kirbat itu juga binasalah"  (TKB; 'dan kantong itupun hancur' LAI). Itu bukan berarti kantong kulit  itu dilenyapkan, melainkan tidak dapat di pakai lagi untuk maksud yang  semula. Ini nyata juga dalam Matius 26:8 di mana kata yang sama  dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan "pemborosan". Perkataan "binasa"  dengan arti yang di sebut di atas dipakai dalam Perjanjian Baru untuk  menyatakan keadaan orang-orang yang menolak Yesus Kristus serta tidak  bertobat, lihat Matius 7:13; Filipi 1:28; 1Timotius 6:9; Ibrani 10:39.  Jelas bahwa hukuman dosa (kebinasaan) bukan berarti roh atau jiwa  dilenyapkan, melainkan hidup selama-lamanya dalam keadaan binasa dan  dihukum. 
 G. Hukuman yang kekal dan pasti bagi orang berdosa 
     Hukum yang pasti berarti hukuman akibat bagi orang berdosa, yaitu  hukuman kekal yang diberikan oleh Tuhan. Hukuman itu dinyatakan dalam  Alkitab dengan beberapa perkataan seperti berikut: "Bangkit untuk  dihukum" Yohanes 5:28,29. "Murka dan geram; penderitaan dan kesesakan"  Roma 2:8,9. "Lautan api "Wahyu 20:15. "Siksaan api kekal"  Yudas 1:7. "Api yang kekal" Matius 25:41. "Lautan api yang  menyala-nyala oleh api" Wahyu 19:20. "Kematian yang kedua"  Wahyu 21:8. "Neraka" 2Petrus 2:4. "Kebinasaan selama-lamanya"  2Tesalonika 1:9. Semua perkataan diatas hanya satu artinya, yaitu  hukuman bagi orang berdosa yang tidak bertobat. Akan tetapi hukuman yang  kekal di dalam Alkitab sering disebut "Kematian" dan "Kebinasaan". Oleh  sebab itu kalau kita dapat mengerti arti kedua perkataan itu (sebagaimana  dipakai dalam Alkitab) tentu kita dapat mengerti hukuman kekal. 
     1. Kematian 
     Mengenai kematian sudah diterangkan dalam pasal sebelumnya.  Kematian jasmani disebut dalam Yohanes 11:14; Kisah 2:24; Roma 8:38.  Kematian Rohani disebut dalam Lukas 15:24; Yohanes 5:24; 8:51;  Roma 8:13; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6 dan Wahyu 3:1. Kematian  kekal disebut dalam Matius 10:28; 25:41,46; 2Tesalonika 1:9; Wahyu 4:11. 
    Kematian yang kekal mempunyai arti lebih daripada tinggal tetap  selama-lamanya dalam keadaan mati rohani. Kematian kekal juga disebut  "Kematian yang kedua" Wahyu 2:11; 20:6,14,15; 21:8. Dalam  Wahyu 20:10 disebutkan suatu "lautan api" yaitu tempat di mana  orang-orang disiksa siang malam tak ada hentinya, sebab ketika Iblis  dilemparkan ke tempat itu, "binatang dan nabi palsu" itu sudah ada di sana  seribu tahun lamanya, disiksa siang malam. Oleh sebab itu kematian yang  kedua adalah suatu tempat siksaan yang tidak ada akhirnya; tempat itu  adalah tempat siksaan yang nyata dan dapat dirasakan. "Dalam Alkitab  dijelaskan bahwa kehidupan itu yang dimaksud bukan hanya bergerak secara  jasmani saja, melainkan hidup didalam kebenaran dengan mengenal Allah,  yaitu hidup beserta Kristus. Jadi, kematian itu bukan suatu keadaan tidak  ada, dihapuskan atau dilenyapkan, melainkan berada dalam keadaan yang  salah, keji, hina dan mengikuti Iblis." -Dr. Torrey (Lihat Wahyu 21:8). 
     2. Kebinasaan 
     Sudah diterangkan bahwa "binasa" berarti "rusak" yaitu tidak dapat  dipakai lagi untuk maksud yang semestinya (Matius 9:17; 26:8). Akan  tetapi "kebinasaan" juga dipakai dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman  yang pasti bagi orang yang berdosa. Kalau kita menyelidiki dan  membandingkan Wahyu 17:8,11; 2Petrus 3:16; Filipi 3:19; 2Petrus 3:7  dengan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10, maka nyata kepada kita bahwa  "kebinasaan" berarti keadaan makhluk-makhluk yang disiksa dengan tidak ada  akhirnya, dan keadaan itu diinsafi oleh orang yang disiksa. Telah  dijelaskan dalam Wahyu 14:10,11; Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9,10 bahwa  siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, sampai selama-lamanya.  Perhatikanlah cerita tentang orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31).  Banyak orang menganggap cerita ini sebagai perumpamaan, tetapi Tuhan Yesus  tidak menyebut perumpamaan dalam cerita itu. Rupanya hal-hal berikut ini  merupakan keadaan yang akan terjadi. Perhatikanlah bahwa orang kaya itu: 
        - masih dapat mengingat (Lukas 16:25),
- ia menyesal (Lukas 16:24),
- ia disiksa (Lukas 16:24),
- ia masih mempunyai perasaan sayang terhadap saudara-saudaranya        (Lukas 16:28),
- ia dapat melihat Lazarus yang senang (Lukas 16:25),
- ia memohon kasihan dan kelepasan (Lukas 16:25 dan        Lukas 16:26),
- ada jurang yang tak terseberangi antara saleh-saleh Tuhan dan  orang-orang jahat (Lukas 16:26). Jelaslah bahwa siksaan bagi orang-orang  yang tidak bertobat dan tidak percaya akan Tuhan Yesus Kristus adalah  siksaan yang tidak ada akhirnya. Siksaan itu dahsyat sekali.
 H. Di manakah orang-orang akan tinggal sepanjang masa kekekalannya ? 
     Jawaban untuk pertanyaan itu ada di dalam kehendak pribadi  masing-masing. Satu hal yang nyata dari Alkitab ialah persoalan itu harus  dipastikan dalam kehidupan sekarang ini. Lihat Lukas 16:26;  Yohanes 5:28,29; 8:21,24; Ibrani 9:27. 
  I. Ringkasan tentang hukuman yang kekal 
      Akibat orang berdosa yaitu siksaan yang kekal. Siksa itu dinyatakan  dengan perkataan-perkataan "murka", "geram", "siksaan" dan "hukuman  kebinasaan" dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 2:8,9; Yudas 1:7;  2Tesalonika 1:9. 
     Hukuman dan siksaan itu kekal. Dalam Alkitab perkataan  "selama-lamanya" sering dipakai. "Perkataan itu dipakai dalam menyatakan  kehidupan Kristus (Yoh 12:34); Roh Kudus yang tetap tinggal di antara  kaum-Nya (Yohanes 14:16); pekerjaan Imam Kristus (Ibrani 7:1-28);  Firman Allah (1Pet 1:23); kebenaran orang percaya (2Kor 9:9).  Perkataan itu juga dipakai untuk menyatakan akibat orang-orang berdosa  (Yudas 1:13; 2Petrus 2:17). Dalam ayat-ayat itu tidak disebutkan bahwa  ada suatu tempat yang menunjukkan bahwa keadaan di situ tidak sampai  "selama-lamanya" (F.W. Grant). 
  J. Tempat hukuman yang kekal 
     Tempat hukuman yang kekal ialah neraka, (Markus 9:43-48). Api neraka  disediakan khusus untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius 25:41).  Api itu adalah api yang sungguh-sungguh, lihat Matius 7:19; Yohanes 15:6;  Yes 66:24; Ibrani 6:8; 10:26,27; Wahyu 20:15; 21:8; Mat 13:30,41,42.  Tuhan Allah merindukan supaya semua manusia diselamatkan, dan hal itu  dibuktikan tatkala Ia mengutus Anak-Nya ke Golgota. Tuhan tidak mau  seorang pun binasa (2Petrus 3:9), dan Tuhan telah menyediakan tebusan  supaya jangan ada manusia yang binasa. Akan tetapi kalau manusia sengaja  mengikuti Iblis tak dapat tidak ia akan menuju ke tempat yang disediakan  untuk Iblis itu. 
     Rupanya ada perbedaan tingkat hukuman dalam tempat itu (Luk 12:47,48;  Roma 2:2-16). Tetapi ayat-ayat ini bukan berarti bahwa ada  beberapa orang tidak akan dihukum, sebab semua orang telah berdosa dan  melanggar terang yang ada padanya. Maksud kami dalam mengemukakan hal ini  ialah untuk menerangkan bahwa hukum-hukum Allah adalah adil. Tiap-tiap  orang dihukum sesuai dengan perbuatannya (Wahyu 20:12). 
     Tempat hukuman yang kekal ialah di dalam lautan api, dan orang yang  disiksa di dalamnya dapat merasakan dan menginsafi siksaan itu. Di dalam  Lukas 16:19-31 dikatakan bahwa orang-orang jahat terus masuk ke tempat  siksaan sesaat sesudah mati. Mereka itu akan dipanggil dan dibangkitkan  dari tempat itu untuk menghadap takhta Allah (takhta putih yang besar) pada  kebangkitan yang ke dua (Yohanes 5:28,29; Wahyu 20:11-15). Pengadilan  itu bukan untuk orang yang percaya kepada Kristus, sebab mereka telah masuk  dalam kebangkitan yang pertama (Wahyu 20:4; 1Tesalonika 4:14-17) dan  mereka itu tidak akan kena hukuman lagi (Yohanes 5:24). 
      Hukuman yang kekal itu dinamakan kematian yang kedua. Kematian yang  pertama bukan berarti jiwa dan roh dihapuskan, dan begitu pula dalam  kematian yang kedua (Wahyu 20:14; 21:8). 
 K. Masih adakah kesempatan bagi orang-orang yang sudah mau mendengar     tentang keselamatan Yesus Kristus? 
     Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menawarkan hal itu. Dan  semua orang telah memiliki terang yang cukup untuk dapat menghukumkan dia  kalau terang itu tidak ditaatinya. Lihat Yohanes 14:6; Kisah 4:12;  Roma 2:12-16. 
     "Akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang menolak keselamatan di  dalam Yesus Kristus yang ditawarkan kepadanya yaitu siksaan yang dirasakan  dan dialami tanpa ada akhirnya. Ini merupakan sesuatu yang dahsyat sekali,  tetapi sesuai dengan isi Alkitab. Betapa hebatnya dosa menolak rahmat  Allah yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi Juruselamat  kita. Orang yang tidak menginsyafi akan hebatnya dosa, dan tidak mengerti  tentang kesucian Allah atau kemuliaan Kristus, serta apa yang dituntut oleh  Kristus dari manusia, orang itu lebih suka memegang ajaran yang melemahkan  hukuman atas orang yang tidak bertobat. Bila kita tahu betapa dahsyatnya  dosa, dan tahu akan kesucian Allah yang sempurna, serta kemuliaan Yesus  Kristus, tentu hati kita akan menuntut hukuman yang kekal bagi orang yang  menolak Kristus, yang mengasihi dosa dan memilih dosa, dan yang lebih  menyukai kegelapan daripada terang. " Dr. R.A. Torrey. 
     Berhubung dengan asa ini, bagaimanakah saudara-saudara kita yang tidak  bertobat dan yang menolak Kristus? Dr. R.A. Torrey menjawab, "Lebih baik  kita mengakui hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Lebih baik kita berusaha  menyelamatkan saudara-saudara kita dari bahaya dan tidak berbantah-bantah  tentang hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Ketidakpercayaan kita bahwa  topan akan datang tidak dapat mencegah datangnya topan itu. Kalau kita  sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, serta insaf akan kemuliaan-Nya dan apa  yang dituntut oleh Tuhan dari manusia, tentu kita akan berkata bahwa  orang-orang yang menolak dan menghina Kristus patut disiksa sampai  selama-lamanya, walaupun orang itu saudara kita. 
     "Misalnya seorang yang sangat kita kasihi melakukan kesalahan yang besar  kepada seorang lain yang lebih kita kasihi, dan ia tetap berada di dalam  kesalahannya, tentu kita akan menghendaki bahwa orang itu patut dihukum  selama-lamanya. 
    "Walaupun manusia telah berdosa, tetapi Tuhan memberikan rahmat-Nya  dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri supaya dapat menyelamatkan manusia.  Jadi, kalau manusia tetap menolak rahmat-Nya serta menghina Anak Allah itu  dan ia disiksa selama-lamanya, tentu kita harus mengaminkannya serta  mengatakan, 'Benar dan adil hukuman-Mu, ya Allah!' 
     "Bagaimanapun juga sudah nyata di dalam Alkitab bahwa orang-orang yang  tidak bertobat serta menolak Kristus akan disiksa selama-lamanya. Senang  atau tidak senang, kita harus percaya akan hal ini dan menunggu sampai kita  tiba di sorga, dan di sanalah kelak kita dapat mengetahui apa sebabnya  Tuhan mengatur demikian. Dalam hal ini tentu Tuhan mempunyai maksud yang  berbudi. Walaupun kita tidak mengerti maksud itu. Manusia, yang paling  berhikmat sekalipun, tidak dapat memerintah Tuhan dalam hal ini. Kita  hanya dapat mengetahui hal-hal yang sudah dinyatakan Tuhan kepada kita.  Sebagai kesimpulan ada dua hal yang jelas. Pertama: semakin dekat  seseorang berjalan beserta Allah, dan semakin ia berserah kepada Tuhan dan  pekerjaan-Nya, mereka akan semakin lebih mempercayai asas ini. Ada orang  yang berkata, "Saya tidak dapat menerima asas itu sebab saya sangat  mengasihi sesama manusia saya. ' Lebih baik orang itu menunjukkan kasihnya  dengan menyerahkan dirinya bagi sesamanya manusia, seperti Yesus, agar  jiwanya selamat, daripada menentang asas pelajaran ini, sebab kita sama  sekali tidak dapat mengubah hal-hal yang sudah dipastikan Allah. 
     "Orang Kristen yang duniawi tidak berpegang pada pengajaran tentang asas  siksaan yang kekal. Banyak asas pengajaran yang salah mengenai hukuman  yang kekal sudah diberitakan di dalam dunia, Lihat 1Timotius 4:1;  2Timotius 4:3. Kalau orang Kristen menolak kesucian, berarti ia juga  menolak asas pengajaran yang benar. Jemaat yang duniawi, yang mengikuti  kehendak dunia, juga tidak senang dengan asas pengajaran yang mengemukakan  tentang hukuman yang kekal. Orang-orang yang berpegang pada asas yang  salah mengenai hukuman dosa, akan segera kehilangan kuasa Allah. Boleh  jadi orang itu pandai berkhotbah, tetapi satu hal yang jelas, ia tidak  pandai menarik jiwa kepada Tuhan. Orang itu tidak dapat meminta kepada  orang-orang lain untuk diperdamaikan dengan Allah. Orang semacam itu  seringkali merusak iman orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Kalau kita  sungguh-sungguh percaya bahwa akan ada hukuman yang kekal, dan kalau hal  itu tertanam dalam hati kita, tentu kita akan sangat berusaha supaya  orang-orang yang terhilang dapat diselamatkan. Dan kalau kita telah  meringankan hal ini, berarti kita tidak lagi bernyala-nyala dengan kasih  Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada asas pengajaran yang  diterangkan dalam Alkitab ini, tentu kita akan menyerahkan diri kepada  Tuhan untuk dipakai bagi keselamatan orang-orang yang terhilang. 
     "Janganlah menerima asas pengajaran ini secara akal saja. Sebab kalau  saudara mencoba mengajarkan asas pengajaran ini dengan akal, maka saudara  akan menjauhkan orang-orang dari Kristus. Tetapi kalau asas ini ditanamkan  dalam hati yang penuh dengan kasih, sehingga hati kita terbeban untuk  orang-orang berdosa, tentu tenaga kita, uang kita, dan segala yang ada pada  kita akan kita pakai untuk keselamatan manusia, yaitu menyelamatkan mereka  itu dari neraka, tempat siksaan yang pasti dialami dan dirasakan sampai  selama-lamanya." (Dr. R.A. Torrey). 
     Robert Murray Mc Cheyne, pengkhotbah yang termasyur di Skotlandia,  selalu bersandar pada mimbar sambil menangis apabila ia berkhotbah tentang  kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Tuhan  Yesus. Itu merupakan teladan baik untuk tiap-tiap pengkhotbah. 
                
20. ASAS PENGAJARAN TENTANG KESELAMATAN
     Dalam pasal ini kita akan membahas asas pengajaran tentang keselamatan.  Bagian-bagian yang akan diselidiki adalah mengenai: Kasih Karunia, pilihan  dan takdir Allah, pertobatan, iman, kelahiran kembali, dibenarkan, diangkat  sebagai anak, kesaksian Roh Kudus dan kesadaran akan keselamatan,  dikuduskan, ayat-ayat peringatan, dan nasihat-nasihat bagi orang yang  percaya, kesembuhan tubuh, ibadat orang Kristen, doa, pengucapan syukur dan  puji-pujian kepada Allah, persepuluhan dan persembahan, dan kasih orang  yang percaya. 
             
I. KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH 
     Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang  bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan  membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi  kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu  disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus  berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa  dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak  orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa  orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau  bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi  keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan  terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan  untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan  Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari  manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang  menolak Kristus. 
     Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: "Sebab di dalam Dia  Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak  bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula  oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan  kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang  dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di  dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan  dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:4-7). Yaitu  orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang  dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan  darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas  kamu" (1Petrus 1:2). 
     "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak  ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir  zaman" (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan  kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita  sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk  pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus  di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas  kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk  kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus  ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani  seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang  mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik  orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus  memanggil manusia. 
     Panggilan itu adalah sebagai berikut: "Karena begitu besar kasih Allah  akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,  supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh  hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). 
    " 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan  barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan  cuma-cuma!" (Wahyu 22:17). 
     "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang  menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia  menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang  berbalik dan bertobat" (2Petrus 3:9). 
     "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan  memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28). 
     "Marilah, baiklah kita berperkara! - Firman Tuhan - sekalipun dosamu  merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna  merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba"  (Yesaya 1:18). 
     "Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan  selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31). 
     Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi  seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada  pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain  keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima  atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua  manusia dengan cuma-cuma. 
     Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih  orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui  kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka  yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih  dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan  takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih  dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa  mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat  dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti  panggilan itu. "Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan  yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima  percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin  melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2). 
     "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu,  saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah  memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam  kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh  Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus  Kristus Tuhan kita" (2Tesalonika 2:13,14). 
     "Allah dari mulanya telah memilih kamu". Saya mempunyai hak untuk  menunjukkan dan mengenakan perkataan "Kamu" kepada siapa saja yang saya  kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu  dari kita. Apakah sebabnya? Sebab "Ia menghendaki supaya jangan ada yang  binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Tuhan Allah  telah memberikan Anak-Nya kepada "setiap orang" yang mau menerima Dia. 
     Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau  oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai  menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya  berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang  mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan  pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang  berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib  dihukum. "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa,  kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus  menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan  keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu,  lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah  orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia  dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak  angkat Allah oleh karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh  Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut  anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. 
     Kasih karunia Allah tidak perlu dibagi-bagi. Manusia tidak perlu  memberi nama untuk bagian-bagian kasih karunia Allah. Bagian-bagian dan  nama-nama itu hanya akan membuat orang bingung terhadap pekerjaan Roh Kudus  di dalam hati manusia. 
     Kita tidak perlu bingung mengenai takdir Allah, pilihan dan kasih  karunia Allah. Takdir Allah dan pilihan Allah hanyalah penyataan kasih  karunia Allah sejak permulaan dunia. "Karena Kasih karunia Allah yang  menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Hak untuk  menerima atau menolak kasih karunia Allah itu ditanggungkan kepada manusia.  Baiklah saudara jangan menolak. 
     Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah.  Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan  kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa  mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah  mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan  diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih  dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan. 
     Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan  (memberitakan), "Marilah!, baiklah kita berperkara!", "Marilah kepada-Ku,  semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan  kepadamu"; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan  barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan  cuma-cuma"; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia  tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yesaya 1:18; Matius 11:28;  Wahyu 22:17; Yohanes 4:14). 
                        
II. PERTOBATAN 
  A. Pentingnya pertobatan 
     Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai  pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan  mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat  (Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh  orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan  (Markus 6:12; Lukas 24:47). 
     Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus  (Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah  mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia  bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau  manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Menyesal  sekali sebab ada banyak pengabar Injil yang tidak pernah memberitakan  tentang pertobatan. Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus,  apalagi pada zaman yang penuh dosa ini. Tuntutan Tuhan untuk masuk ke  dalam kerajaan sorga tidak pernah dikurangi atau diubah. 
     B. Apakah pertobatan itu? 
     Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena  dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan  gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah  pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada  Allah. 
  C. Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang: 
     1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang. 
     "Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu  pergi juga," Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah  pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang  hilang dalam Lukas 15:11-31, dan juga dalam pasal Lukas 18:1-43.  Melalui cara ini kita insaf bahwa diri kita berdosa, lihat Mazmur 32:5;  Mazmur 51:1-19; Roma 1:32; 3:19,20. 
     2. Pertobatan menyangkut perasaan hati. 
     Rasul Paulus berkata, "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu  telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat"  (2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh  perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13  dan Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa,  menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang  sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar. 
     3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang. 
     Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti "berbalik". Anak  yang hilang itu telah berkata, "Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku".  Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah  bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur  hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan  dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4.  Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa  itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang  sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh termasuk pengakuan dosa  kepada Allah serta permintaan ampun, Mazmur 38:19; Lukas 18:13;  Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai  kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24;  Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus  meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13.  Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada  Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal,  membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila  kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat  kita. 
     D. Bagaimanakah seseorang bertobat? 
     Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan  perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati  kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia.  "Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan"  (Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan  memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan  gerakan Roh Kudus di dalam hatinya. 
     Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab  Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai  pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat  Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa  pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat  kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil  memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan  dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat  Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman  mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan  hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11). 
    E. Bukti Pertobatan 
     Pertobatan bukan hanya untuk orang-orang yang baru mau percaya kepada  Tuhan Yesus. Orang-orang yang sudah percaya pun perlu bertobat  (Wahyu 2:5; 3:2,3,19). Bilamana Roh Kudus menempelak hati seorang  Kristen mengenai suatu dosa, maka ia wajib segera bertobat serta  mengakuinya supaya dosa itu ditutupi oleh darah Yesus Kristus. Bukti-bukti  pertobatan ialah: orang itu sungguh-sungguh menyesal oleh sebab  dosa-dosanya, merendahkan dirinya serta mengakui bahwa dirinya bersalah  (Lukas 10:13; Yoel 2:12,13; Ayub 42:5,6). Orang itu mengakui dosanya  serta berdoa kepada Allah meminta pengampunan (Hosea 14:1-3;  Lukas 18:13,14). Orang itu berpaling dari segala kejahatannya,  berhalanya, kekejiannya, dan pikirannya yang jahat (Matius 12:41;  Yesaya 55:7). Inilah bukti-bukti yang penting dari suatu pertobatan,  dan inilah yang paling dipentingkan dalam Alkitab. Perhatikanlah bahwa  perkataan "berbalik" sering dipakai di dalam Alkitab, lihat Kisah 3:19.  Orang yang bertobat berbalik kepada Allah serta bersandar kepada-Nya dan  melayani Dia (Kisah 26:20; 1Samuel 7:3; Matius 3:8). Dalam  pertobatan seseorang harus meninggalkan dosanya serta berbalik kepada Allah  (1Tesalonika 1:9). Pertobatan itu selain berhenti berbuat jahat,  juga harus berbuat baik, lihat Lukas 3:10-14. Membetulkan kesalahan  adalah bukti pertobatan. Misalkan seorang telah mencuri, lalu ia bertobat;  tentu ia akan mengembalikan barang curian itu kalau pertobatannya  sungguh-sungguh. Pertobatan itu dibuktikan oleh perbuatan, yaitu tindakan  untuk menyelesaikan dosa-dosa dan kesalahannya - menyelesaikan dihadapan  Allah dan dihadapan manusia. Dengan menyelesaikan dosa dan kesalahan kita  tidak dapat memperoleh keselamatan, sebab keselamatan diberikan oleh sebab  iman; akan tetapi menyelesaikan dosa-dosa ialah suatu bukti pertobatan.  Lihat Matius 5:23-25; 3:8. Pertobatan terdiri dari dua bagian: satu  dari pihak Tuhan dan satu dari pihak manusia. Pertobatan bukan hanya suatu  tindakan dari pihak manusia saja yang dilakukan hanya oleh kuasa manusia  tanpa pertolongan dari Tuhan. Sebaliknya, pertobatan juga bukan suatu  tindakan dari pihak Tuhan saja tanpa reaksi manusia. Pikiran yang salah  mengenai hal ini akan menyebabkan putus asa atau kurang perhatian terhadap  pertobatan. Kemurahan Allah menarik kita kepada pertobatan, Roma 2:4;  Kisah 11:18. Tuhan memberikan pertobatan dengan membantu dan  memberikan dorongan kepada kita agar kita mau bertobat. 
     Pertobatan meliputi penyesalan dan dukacita karena dosa. Dalam hal ini  orang berdosa berpihak kepada sikap Tuhan terhadap dosa. Mempunyai pikiran  yang sama seperti Tuhan mengenai dosa; membenci dosa sama seperti Tuhan  membenci dosa. 
    F. Hasil Pertobatan 
     Bilamana seseorang bertobat maka ada sukacita besar pada  malaikat-malaikat Allah (Lukas 15:7-10). Pertobatan juga membawa  sukacita kepada Allah sendiri, tetapi siapakah yang bersukacita dihadapan  malaikat Allah (Lukas 15:10, TKB)? Apakah saudara-saudaranya yang sudah  ada di seberang sana juga mengetahui bahwa ada seorang yang bertobat? 
     Pertobatan dan iman mendatangkan pengampunan dosa (Yesaya 55:7;  Kisah 3:19). Di luar pertobatan tidak ada jalan untuk mendapatkan  pengampunan dosa. Pertobatan itu sendiri tidak mendatangkan pengampunan  tetapi Allah Bapa memberikan pengampunan oleh sebab seseorang bertobat dari  dosanya. Seseorang tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh bertobat kecuali  bila ia menginsafi betapa buruknya dosanya pada pandangan Allah. 
     Dan Roh Kudus hanya dicurahkan atas orang-orang yang bertobat. Kalau  seorang Kristen keras kepala serta tidak mau bertobat maka orang itu tidak  mungkin mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam kehidupannya. Pertobatan, iman  dan pengampunan dosa adalah tiga langkah dalam keselamatan. Masing-masing  merupakan satu langkah yang pasti tetapi ketiganya tidak dapat diceraikan  dalam keselamatan kita. 
                             
III. IMAN 
  A. Pentingnya iman 
     Iman sangat penting bagi orang Kristen (Ibrani 11:6). Tuhan Yesus  mengutamakan dan menuntut iman dalam hati orang-orang yang percaya akan  Dia; dan iman selalu dihargai-Nya. 
  B. Apakah iman itu ? 
     Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari  segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar dan keyakinan ini ialah Firman  Allah (Ibrani 11:1). Lihat juga ayat-ayat yang berikut:  Ibrani 11:7,11,17-19,22,30. Perkataan Ibrani yang diterjemahkan  "iman" sebenarnya berarti "menyokong" atau "meneguhkan". Perkataan Yunani  yang diterjemahkan "iman" atau "percaya" sebenarnya berarti "berharap  kepadanya" atau "bersandar padanya". Jadi kita disokong oleh Allah, dan  yakin bahwa kita bersandar kepada-Nya. Itulah iman. Iman mengandung unsur  ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia.  Dasar iman adalah Firman Allah, Roma 4:20,21. Tujuan iman adalah  Pribadi Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan ialah iman kepada Yesus  Kristus sebagai Juruselamat. 
     C. Iman secara umum meliputi tiga hal: 
      1. Keyakinan yang timbul berdasarkan pengetahuan (Mazmur 9:11;  Roma 10:17). Iman bukan percaya akan sesuatu yang tidak ada  buktinya, melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling baik dan teguh,  yaitu Firman Allah. Bukti yang lain di luar Firman Allah (yang tidak dapat  berdusta) tidak perlu. "Bagaimanakah seseorang dapat percaya kepada apa  yang belum didengarnya?" Haruskah orang itu harus mendengar lebih dahulu  barulah ia dapat percaya. Iman bukan suatu tindakan yang membabi buta,  bukan seolah-olah berjalan dalam kegelapan. Kita harus percaya dengan hati  tetapi juga dengan pengetahuan. Dalam Alkitab percaya dengan segenap hati  berarti dengan segenap pikiran, hati, dan kehendak. 
      2. Keyakinan sehingga mengakui kebenarannya (Markus 12:32).  Begitulah tuntutan Tuhan Yesus kepada orang yang meminta kesembuhan dari  pada-Nya. "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan orang itu  menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya." Kita harus tahu bahwa Yesus Kristus  ialah Juruselamat dunia ini, tetapi kita harus mengakui kebenarannya dalam  hati kita. Lihat Yohanes 1:12. 
      3. Keyakinan sehingga bertindak untuk menerapkannya bagi diri sendiri,  Yohanes 1:12; 2:24. Iman adalah bagaikan seorang yang menerima cek dari  bank, tetapi ia harus pergi ke bank itu untuk menandatanganinya, baru ia  menerima uang itu. Haruskah kita mengalami dan menerapkan kepada diri kita  sendiri hal-hal tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang kita ketahui dan  yang kita akui kebenarannya. Kalau hanya mengetahui saja, maka itu bukan  iman. Boleh jadi seseorang tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan tetapi ia  tetap menolak Dia sebagai Juruselamatnya. Pengetahuan tentang Allah tidak  cukup sebab pengetahuan itu tidak menentukan apakah ia menerima atau  menolak hal-hal itu. Begitu juga hanya mengakui kebenarannya bukanlah  iman. Mungkin juga seseorang mengakui bahwa hal ini benar tetapi ia tidak  menyerahkan hatinya kepada Kristus. Oleh sebab itu kita perlu menerapkan  semua itu bagi diri kita sendiri, dan hal itu sama dengan sungguh-sungguh  bersandar kepada Kristus. Jadi jelaslah bahwa tiga hal ini perlu untuk  menyatakan iman yang sungguh. Iman adalah suatu tindakan dalam kehendak  manusia. Kehendak seseorang mempengaruhi pikirannya tentang kebenaran.  Bandingkan Wahyu 2:21 dan Wahyu 22:17. 
     D. Iman kepada Allah 
     Iman atau percaya kepada Allah berarti yakin bahwa kesaksian Firman  Allah itu benar walaupun tidak ada bukti di luar kesaksian itu, dan yakin  bahwa janji Allah akan digenapkan walaupun ada banyak rintangan terhadap  janji itu (1Yohanes 5:10; Yohanes 5:24; Kisah 27:22-25  Roma 4:3; 4:19-21).Percaya kepada Allah berarti bersandar kepada Dia  dan Firman-Nya serta berharap akan janji-Nya dan berharap akan Dia sendiri. 
  E. Iman kepada Yesus Kristus 
    Iman kepada Yesus Kristus berarti bersandar kepada Dia, dan mendapat  sokongan daripada-Nya. Itu berarti kita yakin bahwa Ia akan melakukan  semua hal itu (2Timotius 1:12, TKB; FAYH). Kalau kita bersandar pada  Dia kita tidak akan jatuh atau kecewa (Yohanes 14:1;  Matius 9:21,22,29; Lukas 7:48-50; Yohanes 14:12  Matius 15:25,28; 8:8-10). Kita mempunyai hak untuk beriman dan  bersandar pada Yesus Kristus atas semua hal yang sudah Ia janjikan kepada  kita. Untuk pertolongan, penyembuhan, kuasa, atau kemenangan, semua itu  juga akan kita peroleh (Matius 9:29). 
  F. Iman di dalam doa 
     Iman di dalam doa ialah pengharapan yang teguh atau keyakinan bahwa kita  akan menerima apa yang kita minta, tanpa keragu-raguan (Yakobus 1:5-7;  Markus 11:24). Doa yang disertai iman menimbulkan keyakinan bahwa apa  yang kita minta itu sudah kita peroleh, sebab Allah telah mendengar doa itu  serta memberikannya kepada kita. Lihat 1Yohanes 5:14,15. 
    G. Iman yang menyelamatkan 
      Perkataan "iman yang menyelamatkan" yang dimaksud bukanlah iman yang  lain daripada biasa, melainkan iman yang membawa keselamatan kepada kita.  Iman yang menyelamatkan yaitu iman kepada Pribadi Juruselamat. Iman yang  menyelamatkan ialah penyerahan jiwa yang najis dan berdosa kepada Tuhan  serta menyambut Yesus Kristus sebagai sumber pengampunan, kesucian, dan  kehidupan (Matius 11:28,29; Kisah 16:31; Yohanes 1:12; 20:31;  Efesus 3:17; Wahyu 3:20). 
     Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, Roma 10:9,10.  Iman yang hanya ada dalam alam pikiran sebagai pengetahuan tidak cukup  untuk memberikan keselamatan. Dalam Alkitab "hati" berarti pikiran,  perasaan, dan kehendak. Selidikilah Ibrani 11:7,8,17,19,20,22,24-26,28,  Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai penanggung dosa kita,  dan iman yang menyelamatkan menerima Dia seperti demikian serta berharap  hanya kepada darah-Nya untuk menebus kita dari dosa. Yesus Kristus juga  menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai pelepas kita dari kuasa dosa  (Yohanes 8:34,36). Kita wajib menerima Dia seperti demikian. Dan Yesus  Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan dan Guru kita.  Wajiblah kita menerima Dia seperti demikian serta menyerahkan pikiran kita  semata-mata kepada pengajaran-Nya dan nyawa kita kepada perintah-Nya  (Yohanes 13:13). 
     Iman yang menyelamatkan ialah iman yang menginsafkan diri kita bahwa  kita akan binasa, yang sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan, yang  meninggalkan segala pengharapan selain daripada Tuhan Yesus, yang berseru  kepada-Nya untuk meminta pengampunan, yang mengaku Yesus Kristus adalah  Tuhan (Roma 10:9,13,14). 
     Ada beberapa tuntutan di dalam iman yang menyelamatkan : 
      - Harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah,  Yohanes 20:31.
- Harus percaya kepada Injil, Roma 1:16; 1Korintus 15:1-4. Dengan  perkataan lain itu berarti kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah  mati karena dosa-dosa kita, dan dibangkitkan oleh Allah, supaya kita  dibenarkan, dan percaya bahwa Ia mau dan dapat menyelamatkan kita  (Roma 10:9; 1:4; 4:25; Ibrani 7:25; Lukas 7:48-50).
     H. Hasil iman kepada Yesus Kristus 
     Kita diselamatkan dan dosa-dosa kita diampuni oleh sebab iman kepada  Yesus Kristus (Efesus 2:8; Kisah 10:43). Kita dibenarkan oleh  sebab iman kepada Kristus (Roma 3:28; 5:1; Filipi 3:9). Kita mendapat  hidup yang kekal oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Yohanes 20:31).  Pada saat kita diselamatkan maka Kristus tinggal di dalam hati kita  (Efesus 3:17). Bukan hanya iman secara sembarangan yang menyelamatkan  kita, melainkan iman kepada Yesus Kristus; Ialah tujuan iman kita  (Kisah 10:43; 16:31; 1Yohanes 3:23). Tubuh kita disembuhkan oleh iman  kepada Kristus (Yakobus 5:14,15; Matius 9:22,29). Doa kita dikabulkan  Allah oleh sebab iman (Matius 21:22; Markus 11:24; Yakobus 1:5-7). Ada  banyak hal dan berkat yang diberikan kepada kita oleh sebab iman kepada  Kristus. Apabila saudara ingin mengetahui beberapa diantaranya, saudara  dapat menyelidiki ayat-ayat yang berikut: Seluruh pasal sebelas dari Surat  Ibrani (Ibrani 11:1-40); dan Yohanes 1:12; 2Petrus 1:4,5;  Kisah 15:9; 1Yohanes 5:4,5; Efesus 6:16; 1Petrus 1:8; Yohanes 7:38,39;  Matius 21:21; Yohanes 14:12. Iman kita seharusnya bertambah-tambah  sebab iman itu hidup  (2Korintus 10:5; 1Tesalonika 1:10; 1Tesalonika 1:3). 
  I. Asalnya iman 
     Sebagaimana pertobatan adalah karunia Allah demikian pula iman  (Ibrani 12:2), dan segala karunia Allah adalah untuk semua orang.  Tuhan tidak memandang rupa orang. Firman Allah dipakai oleh Allah sebagai  dasar iman, dan Firman itu tersedia bagi tiap-tiap orang (Roma 12:3;  1Korintus 2:4,5; 12:4,8,9; Roma 10:17). Sebagai orang Kristen kita  memandang kepada Yesus Kristus, bukan kepada suasana di sekitar kita; dan  janji Kristus dalam Firman-Nya menjadi dasar iman kita. Kalau kita rindu  untuk mendapatkan iman yang lebih kuat, wajiblah kita memakai iman yang ada  pada kita, maka iman kita akan bertambah-tambah (Matius 25:29).  Berdoa dan membaca Firman Tuhan adalah cara untuk menambah iman kita  (Lukas 22:32; 17:5). Iman bertambah-tambah di dalam diri kita oleh  karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita dan oleh sebab ketaatan kita  kepada perintah Kristus serta di dalam hal kita memandang akan Dia  (Galatia 5:22; Matius 14:30,31). 
  J. Hubungan pertobatan dengan iman 
     Alkitab menghubungkan pertobatan dengan iman (Kisah 20:21).  Pertobatan adalah suatu sikap terhadap Allah sendiri, sebab Allahlah yang  murka oleh sebab dosa-dosa kita. Iman adalah suatu sikap terhadap Yesus  Kristus, sebab Ialah yang telah menanggung dosa-dosa kita. "Jarang sekali  seorang dapat berdukacita karena dosa-dosanya dengan tidak berharap kepada  rahmat Allah. Kita tidak patut berdukacita karena dosa dengan dasar  akibatnya yang dahsyat bagi kita, melainkan kita harus berdukacita karena  dosa oleh sebab hal itu merupakan kebencian bagi Allah dan bertentangan  dengan kesucian dan kasih Allah. Kematian Kristus di kayu salib itulah  yang mula-mula membangunkan pertobatan di dalam kita (Yohanes 12:23-33).  Oleh sebab itu segala khotbah mengenai pertobatan harus dilengkapi dengan  khotbah tentang iman (Matius 3:2-12; Kisah 19:4). Bertobat  (berpaling) kepada Allah harus berkaitan dengan iman (percaya) kepada Tuhan  kita Yesus Kristus (Kisah 20:21; Lukas 15:10,24; 19:8,9; juga  Galatia 3:7)." - A.H. Strong. 
     Jelas di dalam Kisah 2:38 bahwa pertobatan dan iman kepada  Kristus tidak dapat diceraikan, sebab baptisan dalam nama Yesus Kristus  memang menuntut iman kepada Dia. Dalam pertobatan, hal yang terpenting  yaitu sikap menolak Kristus berubah menjadi sikap menerima dan percaya akan  Dia. 
     K. Hubungan iman dengan pekerjaan 
     Keselamatan kita tidak bergantung pada perbuatan baik (amal) kita.  Keselamatan kita semata-mata bergantung pada iman kepada Kristus. Akan  tetapi, sesudah kita diselamatkan tak dapat tidak kita akan melakukan  perbuatan (amal) yang baik sebab hal itulah yang berkenan kepada Bapa kita  dalam sorga, dan sebab kita rindu untuk menjadi sama seperti Kristus. Iman  ialah suatu sikap terhadap Yesus Kristus tetapi perbuatan baik adalah hasil  dari iman. 
     Rasul Paulus dan Rasul Yakobus tidak berselisih paham dalam hal ini  (Yakobus 2:14-26; Roma 4:1-12). Rasul Paulus berkata, "Manusia  dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat." Rasul  Yakobus menyatakan tentang hasil iman yang kelihatan kepada manusia, yaitu  perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyertai iman yang  mendahuluinya. Iman membawa kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik.  Iman yang tidak membawa kita kepada ketaatan akan perintah Yesus Kristus  adalah iman yang mati (Yakobus 2:14-26). 
     L. Nasihat yang berfaedah 
     Pada zaman kasih karunia ini patutkah kita hanya berkhotbah dari hal  iman, atau patutkah disertai pertobatan? Apakah yang dikhotbahkan oleh  Petrus (Kisah 2:38), dan Paulus (Kisah 17:30; 20:21; 26:20)?  Apakah hal itu termasuk di dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada kita?  (Lukas 24:45-49). 
     Ada beberapa ukuran iman: iman yang kecil atau kurang percaya  (Matius 6:30); iman yang besar (Matius 8:10); iman yang teguh  (Ibrani 10:22); dan diperkuat dalam imannya (Roma 4:20). 
                       
IV. KELAHIRAN KEMBALI 
  A. Pentingnya kelahiran kembali 
     Kelahiran kembali adalah asas pengajaran yang sangat penting dan patut  diketahui dengan benar. Hanya melalui kelahiran kembali kita dapat masuk  ke dalam Kerajaan Allah. Tak ada jalan lain untuk menjadi seorang Kristen.  Kelahiran kembali adalah pintu masuk Kerajaan Allah dan cara untuk menjadi  murid Yesus Kristus; dan orang yang tidak masuk dari pintu itu tidak akan  dapat masuk, ia akan tetap tinggal di luar. 
  B. Perlunya kelahiran kembali 
     Di mana ada manusia, di situ ada dosa; dan di mana ada dosa, di situ  manusia perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus telah berkata, "Jika seorang  tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah"  (Yohanes 3:3). Tidak ada kecualinya, dari semua bangsa dan apapun  pangkatnya. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti terhilang dan akan  binasa. Yang dilahirkan oleh daging berarti harus dilahirkan kembali oleh  Roh Allah (Yohanes 3:3-7). Manusia harus dilahirkan kembali oleh  sebab Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, demikian pula keturunannya.  Jadi, kalau manusia mau diangkat dari keadaan itu kepada suatu tingkat yang  lebih tinggi, hanya satu jalan yaitu dilahirkan kembali (Roma 8:7;  1Korintus 2:14; Galatia 5:19-21). 
     Tuhan Yesus Kristus telah memberikan perintahnya agar manusia dilahirkan  kembali (Yohanes 3:7). Dalam hal ini bukanlah manusia boleh kalau ia  mau, melainkan ini adalah suatu keharusan. Lagipula tidak ada hal lain  yang dapat menggantikan kelahiran kembali. Amal, agama, pengetahuan,  baptisan, usaha memperbaiki diri, menjadi anggota gereja, semuanya tidak  cukup dan tidak dapat menyelamatkan seseorang (Galatia 6:15). 
     "Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging." Yang berasal daripada  daging adalah daging, oleh sebab itu haruslah seseorang dilahirkan kembali  supaya genap perkataan "Apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh"  (Yohanes 3:5-6). Tabiat tubuh atau kedagingan tidak akan berkenan  kepada Allah (Galatia 5:20,21; Yeremia 13:23). Oleh sebab itu,  manusia tidak perlu memperbaiki tabiatnya yang lama, melainkan ia harus  mendapat tabiat yang baru. 
     Semua manusia sudah mati di dalam dosa dan kejahatannya  (Efesus 2:1). Dalam keadaan demikian manusia tidak dapat bergaul atau  bersekutu dengan Allah. Dosa telah menceraikan dia dari Allah, dan hanya  apabila ia dilahirkan kembali barulah ia dapat bersekutu lagi dengan Allah. Di  samping itu kesucian Allah menuntut supaya manusia dilahirkan kembali  (Ibrani 12:14). 
     Manusia perlu mendapat hidup yang baru dan perubahan yang terjadi  melalui kehidupan yang baru itu. Tabiat manusia bukanlah seperti sebuah  mangga yang mentah yang perlu menjadi sempurna hanya dengan menjadi lebih  matang; tetapi manusia adalah seperti sebuah mangga yang bibitnya busuk  oleh sebab ulat dosa, yang kalau dibiarkan saja, pasti akan binasa. Usaha  memperbaiki diri sendiri sama halnya dengan memetik buah yang busuk dari  pohon, lalu mengikatkan buah mangga yang baik pada pohon itu dengan tali.  Jadi, kelahiran kembali itu penting sekali. 
    C. Apakah kelahiran Kembali itu? 
     Di dalam Alkitab ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan  tentang kelahiran kembali: 
     dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
          dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13; 1Yohanes 3:9; 4:7; 5:1,4,18)   
     dilahirkan dari Roh (Yohanes 3:5,6)
     dihidupkan (Efesus 2:1,5; Kolose 2:13)
     pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1Yohanes 3:14) 
     ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15)
     mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Petrus 1:4)
     hati yang baru dan Roh yang baru (Yehezkiel 36:26)
     pembaharuan (Matius 19:28; Titus 3:5)
       (Dua ayat yang terakhir akan diterangkan dengan jelas)
 
     Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru di dalam Kristus  oleh pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah, kepada jiwa yang  mati dalam dosa dan kejahatan. DR. A.J. Gordon menjelaskan tentang  kelahiran kembali demikian: "Dilahirkan kembali berarti menerima kodrat  ilahi oleh pekerjaan Roh Kudus dengan perantara Firman Allah. DR. R.A.  Torrey menerangkan hal itu demikian: "Dalam kelahiran kembali Allah  memberikan perangai-Nya yang suci dan berbudi, yaitu perangai yang berpikir  seperti Allah (Kolose 3:10), berperasaan akan seperti Allah, dan  berkehendak seperti Allah (1Yohanes 3:14; 4:7,8)." 
     Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru (2Korintus 5:17;  Galatia 6:15). Orang yang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut  ke dalam hidup yang baru (1Yohanes 3:14; Efesus 2:1,4,5). Itulah  pekerjaan Roh Kudus, dan oleh sebab itu kita boleh berkata bahwa orang itu  telah dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13). 
     Jelas dari ayat-ayat di atas bahwa kelahiran kembali bukan baptisan; dan  baptisan tidak dapat membuat seseorang dilahirkan kembali. Ada orang yang  sudah dibaptiskan tetapi belum dilahirkan kembali; dan ada orang yang sudah  dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan. Ayat-ayat di atas tidak  menyatakan tentang pembaptisan. Dalam Galatia 6:15 dikemukakan bahwa  kelahiran kembali berbeda dengan sunat dan syarat-syarat lain yang  lahiriah. Begitu juga hal itu dinyatakan dalam 1Korintus 4:15. Dalam  ayat itu Paulus memberitahukan bahwa orang-orang saleh di Korintus  dilahirkan kembali dalam Injil Yesus Kristus. Tetapi Paulus juga berkata  dalam 1Korintus 1:14,17 bahwa ia tidak membaptiskan orang-orang di sana.  Tidak mungkin Paulus berkata demikian mengenai pembaptisan, kalau mereka  itu dilahirkan kembali melalui pembaptisan. Dari semua itu nyata bahwa  baptisan bukan kelahiran kembali. 
      Dalam Kisah 8:13,20-23 dikemukakan bahwa baptisan bukan  kelahiran kembali. Dalam ayat itu diberitahukan bahwa Simon telah  dibaptiskan, tetapi hatinya seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam  kejahatan. Rupanya Simon itu belum dilahirkan kembali, walaupun ia sudah  dibaptiskan. Pada pihak lain, nyata sekali bahwa si penjahat di atas kayu  salib itu telah diselamatkan, sebab Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata  kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan  Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) tetapi ia tidak dibaptiskan. Di  samping itu kita membaca tentang Roh Kudus yang dicurahkan ke atas  orang-orang di dalam rumah Kornelius, dan mereka menerima karunia lidah  seperti yang terjadi pada Hari Pentakosta, dan semua itu terjadi sebelum  mereka itu dibaptiskan (Kisah 10:44-48). Tentu tidak ada  orang yang berani mengatakan bahwa mereka itu belum dilahirkan kembali.  Nyata di sini bahwa mereka itu dilahirkan kembali dahulu, baru kemudian  dibaptiskan. Sebenarnya, hanya darah Yesus Kristus yang dapat menyucikan  kita dari dosa (1Yohanes 1:7), bukan air baptisan. Jikalau kelahiran  kembali terjadi melalui pembaptisan, mengapa semua Rasul telah berkhotbah,  "Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!"? Bila demikian, mereka  hanya perlu menyuruh orang-orang agar dibaptiskan saja. 
     Baptisan hanyalah suatu tanda yang kelihatan, yang membuktikan suatu  pekerjaan yang sudah dilakukan di dalam hati nurani. Hati nurani tidak  dapat disucikan oleh pembasuhan air. Rasul-rasul Tuhan selalu menyuruh  orang-orang percaya lebih dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Pekerjaan itu  terjadi oleh sebab iman, lalu orang itu dibaptiskan untuk menyatakan  imannya kepada orang-orang lain. 
     Ada tiga ayat yang patut kita selidiki baik-baik yang menyatakan bahwa  Firman Allah dipakai oleh Roh Kudus untuk melahirkan kembali orang-orang  yang percaya. Dalam 1Petrus 1:23 dikatakan bahwa kelahiran kembali  terjadi karena Firman Allah. Dalam Yakobus 1:18 dikatakan bahwa itu  terjadi karena Firman Allah yang benar. Dalam Korintus 4:15 dikatakan  bahwa itu terjadi karena Injil (yaitu Firman Allah). Tuhan Yesus juga  berkata, "Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan"  (Yohanes 15:3). Dan "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu  adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Dan Rasul Paulus berkata, "Ia  menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman" (Efesus 5:26).  Dengan memakai ayat-ayat itu kita akan dapat memahami perkataan Tuhan Yesus  kepada Nikodemus, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak  dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Mengapa Tuhan  berkata tentang air dan Roh? Dr. R.A. Torrey berpendapat bahwa "air"  dalam perkataan itu melukiskan kesucian atau pembasuhan-Ku yang terjadi  oleh Firman Allah; Roh Kudus melahirkan kembali seseorang dengan  perantaraan Firman Allah. Boleh jadi air itu melukiskan Firman Allah.  Kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja dengan memakai Firman Allah, sebab Firman  Allah adalah Pedang Roh Kudus (Efesus 6:17). 
     Di sini kami memberikan sedikit keterangan mengenai Titus 3:5;  Efesus 5:26, dan Matius 19:28. Ada satu perkataan dalam bahasa  Yunani yang berarti dilahirkan kembali, atau "dijadikan ciptaan baru".  Perkataan itu hanya dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam  Matius 19:28 dan Titus 3:5. Dalam Perjanjian Baru yang  diterjemahkan oleh Dr. Bode, perkataan dalam Matius 19:28 itu  diterjemahkan "Pada masa kejadian alam yang baharu", sedangkan dalam  terjemahan Dr. Shellabear dikatakan, "Dalam kejadian yang baharu".  Perkataan itu sesungguhnya berarti "dilahirkan kembali" dan "diciptakan  baru", tetapi karena di sini hal itu berkenaan dengan dunia atau alam ini,  jadi lebih tepat diterjemahkan "kejadian yang baharu". Dalam kedua  terjemahan itu, dalam Titus 3:5 perkataan tersebut diterjemahkan,  "kejadian yang baharu". Akan tetapi arti perkataan itu tidak lain adalah  "diciptakan baru" atau "dilahirkan kembali", sebab jelas di situ bahwa  kelahiran kembali yang dibicarakan oleh Rasul Paulus. Oleh sebab itu dalam  Titus 3:5 perkataan "kejadian yang baharu" (TKB) pantas diganti  dengan perkataan "Kelahiran kembali" (LAI). 
     Selanjutnya, dalam Titus 3:5 dan Efesus 5:26 terdapat satu  perkataan Yunani "loutron", yang hanya berarti "pembasuhan". Akan tetapi  dalam terjemahan yang baru (LAI) dipakai "Permandian" untuk kata "loutron".  Terjemahan itu sebenarnya salah. Dalam bahasa Yunani hanya kata "baptiso"  yang berarti "baptisan", dan dalam dua ayat tersebut "baptiso" tidak  dipakai. Oleh sebab itu terjemahan Dr. Shellabear-lah yang tepat dengan  bahasa Yunaninya. Terjemahannya demikian: "melainkan menurut seperti  rahmat-Nya juga, dalam pembasuhan kejadian baharu, dan dalam hal kita  dibaharui oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Dan, "Setelah sudah disucikan  dengan pembasuhan air itu oleh perkataan Allah" (Efesus 5:26). Rasul  Paulus memakai kata "baptiso" 19 kali dengan maksud "baptisan" atau  "dibaptiskan". Seandainya Rasul Paulus bermaksud memakai kata "baptisan"  dalam ayat-ayat ini, mengapa ia tidak memakai kata "baptiso"? Jelas bahwa  Paulus tidak bermaksud memakai perkataan "baptiso". Dr. Thayer dalam  kamusnya Yunani-Inggris menerangkan "Loutron" demikian: "tempat mandi,  mandi, hal memandikan dan membasuhkan". Kata "louo" dalam Alkitab dipakai  6 kali, semuanya berarti "basuh". Oleh sebab perkataan "baptisan" (dalam  terjemahan Dr. Bode) digunakan salah dalam kedua ayat itu, maka ada orang  yang salah mengerti, yaitu bahwa baptisan itu sama dengan kelahiran  kembali; padahal banyak ayat dalam Alkitab menyatakan bahwa baptisan tidak  sama dengan kelahiran kembali, dan tidak mendatangkan kelahiran kembali  kepada kita. Kelahiran kembali ialah pekerjaan Roh Kudus dalam hati nurani  seseorang yang percaya kepada Kristus. 
      Kelahiran kembali mendatangkan perubahan besar di dalam kehidupan kita,  sebab ingatan kita dibaharui, yaitu segenap pikiran, perasaan dan kehendak  hati kita. Dan bukan itu saja, kita dibaharui dengan mengambil bagian  dalam kodrat ilahi (2Petrus 1:4). Orang yang tidak dilahirkan kembali,  yang masih tetap dalam tabiat duniawi, tidak akan mengerti hal ini dan  tidak dapat mengerti tentang perkara-perkara Roh (1Korintus 2:14);  pikiran najis (Galatia 5:19-21), dan kehendaknya bertentangan dengan  Allah (Roma 8:7). Meskipun dia adalah seorang terpelajar, sopan, ataupun  yang halus kelakuannya, ia tetap tidak berkenan kepada Allah kalau ia belum  dilahirkan kembali. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali, maka segala  hal yang sudah lama berlalu, dan semuanya menjadi baru (2Korintus 5:17).  "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari  jalanmu dan rancangan-Ku daripada pikiranmu" (Yesaya 55:9). Betapa  indahnya kelahiran kembali itu! kita didapati dalam keadaan terjerumus di  dalam dosa cemar tetapi diangkat Allah, dilahirkan kembali, dan mendapat  bagian dalam kodrat ilahi. 
     D. Tanda-tanda dan hasil kelahiran kembali 
     Orang yang dilahirkan kembali mengalami beberapa hal yang ajaib: 
       - Ia mengalami perubahan dalam perasaannya. Dahulu ia adalah seteru  Allah (Roma 8:7), tetapi sekarang ia mengasihi Allah (Roma 5:5;  1Yohanes 4:19). Dahulu ia membenci sesama manusia (Titus 3:3),  tetapi sekarang ia mengasihi mereka (Roma 5:5; 1Yohanes 3:14).
- Ia mengalami perubahan dalam kehidupannya dan kelakuannya.  Kehidupan yang lama, yaitu hidup di dalam dosa, telah berlalu  (1Yohanes 3:9; 5:18). Dan sebagai gantinya, ia hidup di dalam  kebenaran (1Yohanes 2:29).
- Ia menerima kuasa untuk mengalahkan dunia ini dan mengalahkan  dosa-dosanya (1Yohanes 5:4). Tetapi rahasia kemenangannya yaitu kuasa  Roh Kudus yang patut disambut (Galatia 5:16) dan di dalam hal tetap  tinggal di dalam Yesus Kristus (1Yohanes 3:6).
     Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan  Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi dalam taman Eden. Orang itu  memperoleh kehidupan rohani dan benarlah perkataan Rasul Paulus tentang  dia: "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu  ... dihidupkan" (Efesus 2:1,5). 
     E. Hubungan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman 
     Kita sudah mengetahui bahwa pertobatan dan iman berhubungan erat sekali.  Jadi, jelas juga bahwa pertobatan dan iman juga berhubungan erat dengan  kelahiran kembali. Sebenarnya ketiga hal itu tidak dapat diceraikan.  Pertobatan dan iman adalah bagian atau pekerjaan manusia, dan kelahiran  kembali adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati  manusia. Bilamana ketiga hal itu telah terjadi dalam diri seseorang, maka  ia diselamatkan, ia mendapat hidup yang kekal. Bilamana ia menerima Tuhan  Yesus Kristus, maka Tuhan melakukan ini di dalam hatinya. "Tetapi semua  orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,  yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan  bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan  seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yohanes 1:12,13). Inilah  jawaban kepada pertanyaan Nikodemus: "Bagaimanakah mungkin hal itu  terjadi?" (Yohanes 3:9). 
     Di dalam terjemahan Klinkert Bode, Yohanes 1:13 itu dimulai dengan  kata "yang kejadiannya", tetapi sebenarnya "yang diperanakkan" lebih tepat  dengan bahasa aslinya. Dalam naskah aslinya yang dimaksud dalam perkataan  itu berarti lebih dari satu orang. Hanya satu naskah dalam bahasa Latin  yang kemudian diterjemahkannya dengan arti hanya satu orang. Karena itu,  ayat ini tidak mungkin berkenaan dengan Kristus, melainkan orang-orang yang  menerima Kristus yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. Ireneus (abad  kedua) dan Tertullian (abad ketiga) menafsirkan ayat Yohanes 1:13  adalah berkenaan dengan Kristus untuk memperkuat asas bahwa Yesus Kristus  diperanakkan oleh seorang anak dara. Tetapi tidaklah demikian menurut  naskah-naskah lama. Mereka tidak berhak mengubah Alkitab, mereka bukan  rasul-rasul. Jadi, sesuai dengan naskah dalam bahasa Yunani yang lama,  haruslah diterjemahkan dengan: "Yang diperanakkan", dan yang dimaksudkan  ialah orang-orang yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. 
    F. Kesaksian Roh Kudus 
     Bilamana seseorang telah dilahirkan kembali maka Roh Kudus bersaksi  dalam hati orang itu bahwa orang itu telah menjadi anakmu Allah. "Roh itu  bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah"  (Roma 8:16). Lihatlah Roma 8:15; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6,10. 
                      
V. MENGENAI HAL DIBENARKAN 
  A. Apakah maksudnya dibenarkan itu? 
     Dibenarkan berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan  antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dikuduskan  berkenaan dengan perubahan keadaan, yaitu keadaan orang yang percaya kepada  Tuhan Yesus. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang oleh  karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada  Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan ke atas orang itu,  dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain,  dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni  dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan  menerima mereka sebagai orang benar dihadapan-Nya, oleh sebab mereka telah  percaya dan menerima Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab  perkataan dibenarkan berarti dianggap benar. Bilamana seseorang berdosa  menerima Kristus sebagai korban karena dosa-dosanya, dan percaya akan Dia,  maka Allah dapat dan akan menganggap orang itu benar dihadapan-Nya. Kalau  kita menyelidiki perkataan "dibenarkan" dalam Alkitab, kita akan mengetahui  bahwa itu berarti "dianggap benar", "disebut benar", "memperhitungkan  sebagai kebenaran". Lihat Ulangan 25:1; Keluaran 23:7; Yesaya 5:23;  Lukas 16:15; Roma 2:13; 3:23,24; 4:2-8; Lukas 8:14. 
     Bilamana Allah membenarkan orang berdosa, keadilan Allah tidak dilanggar  sebab orang berdosa itu telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban  karena dosanya, dan sebab Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa orang  itu di kayu salib. 
     B. Ada dua hal bagi orang yang dibenarkan 
      
- Dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan. Jikalau seseorang  dibenarkan, maka tak dapat tidak dosanya diampuni dan hukumannya  dibatalkan, sebab bagaimanakah seseorang dapat dibenarkan kalau hukuman  dosanya masih akan ditanggungkan kepadanya? Ada beberapa ayat dalam  Alkitab yang menyatakan bahwa pengampunan dosa termasuk di dalam hal  dibenarkan. Lihatlah Roma 3:24,25; Efesus 1:7; Kisah 13:38,39;  Mazmur 32:2; 130:4; Mikha 7:18; Yohanes 3:16. Bagi orang yang ada di  dalam Kristus hukuman dosanya dibatalkan sebab Tuhan Yesus telah menanggung  hukuman dosa orang itu sebagai penggantinya.
      
- Orang yang dibenarkan dikembalikan ke dalam keadaan berkenan kepada  Allah. Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan anak yang hilang  (Lukas 15:22-24). Lihat juga Roma 5:1,2. Keadaan berkenan  kepada Allah yaitu keadaan seseorang dapat bersahabat kembali dengan Allah  (2Korintus 5:18), keadaan itu disebut juga didamaikan dengan Allah.  Menjadi anak Allah, yaitu keadaan menjadi anak angkat Allah  (Yohanes 1:12; Roma 8:15).
     C. Bagaimana seseorang dibenarkan 
     Manusia dibenarkan sama sekali bukan karena melakukan Hukum Taurat,  Roma 3:20-23; Galatia 2:16. Hukum Taurat menyatakan dosa dalam hati  seseorang tetapi tidak dapat membenarkan, sebab semua orang telah berdosa.  Maksud Taurat yaitu menyatakan dosa serta memimpin manusia kepada Kristus.  Walaupun seseorang hanya melanggar satu Hukum Taurat, tetapi laknat Taurat  itu ditanggungkan ke atasnya (Galatia 3:10), jadi mustahil ia dibenarkan  oleh Taurat itu. 
     Manusia dibenarkan oleh karunia Allah karena kasih karunia-Nya,  Roma 3:24. Amal dan segala perbuatan baik manusia tidak dapat  melayakkan dia untuk dapat dibenarkan. Manusia dibenarkan hanya karena  kasih karunia Allah. Hanya Allah pokok kebenaran, Mazmur 71:16;  Yesaya 45:24; Yeremia 23:6. Hanya sebab Salib Yesus Kristus Allah  dapat membenarkan manusia, yaitu melalui tebusan yang ada di dalam Yesus  Kristus. Darah Kristus yang tertumpah (kematian-Nya) menjadi dasar  kebenaran kita (2Korintus 5:21; Roma 5:9), dan kebangkitan-Nya  menjadi keteguhan kebenaran kita (Roma 4:25). Itu adalah dari pihak  Allah, dan dari pihak manusia, manusia harus percaya kepada Yesus Kristus  sebagai korban penggantinya (1Petrus 2:24; Roma 3:26; 4:3-5; 5:1;  Galatia 2:16; 3:22). Bukan amal (perbuatan baik) kita yang  membenarkan kita, melainkan iman kepada pekerjaan Kristus di atas kayu  salib. Sayang sekali sebab ada orang yang berpikir bahwa ia harus membantu  pekerjaan Kristus dengan beramal dan berbuat baik, tetapi sebenarnya bukan  demikian. Kita harus membuang segala usaha diri kita sendiri dan merasakan  kekecewaan atas segala perbuatan kita lalu menyerahkan diri kepada Yesus  Kristus serta percaya bahwa Ia membenarkan orang berdosa yang bertobat dan  percaya. Semua orang harus dibenarkan dengan cara demikian. Dan  barangsiapa yang bertobat dan percaya pasti ia dibenarkan (Kisah 13:39). 
     Perbuatan seseorang mengikuti imannya, dan orang yang dibenarkan akan  menyatakan imannya melalui perbuatannya (Yakobus 2:14,18-24). Kalau  seseorang mengatakan bahwa ia beriman atau percaya tetapi perbuatannya  tidak ada yang sesuai dengan imannya itu, maka orang itu tidak dapat  dibenarkan. Iman yang dibenarkan yaitu iman yang sungguh-sungguh, yang  menggerakkan hati seseorang supaya bertindak sesuai dengan iman dan  kebenaran itu. Memang kita dibenarkan oleh iman, bukan karena perbuatan  kita, tetapi iman sejati pasti diikuti dengan perbuatan. Iman yang  berkenan pada Tuhan, dan olehnya kita dibenarkan, selalu memimpin kita  kepada perbuatan-perbuatan yang nyata kepada manusia. Bukti iman nyata  dengan jelas dalam Galatia 2:16-21, dan terutama ayat dua puluh  (Galatia 2:20) menyatakan bahwa orang yang dibenarkan tidak lagi  hidup seperti dahulu, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Bilamana  Kristus mendiami kita, maka perbuatan yang baik, yang berkenan kepada-Nya  pasti akan menyertai kita. 
     Tuhan Yesus telah bertukar tempat dengan orang-orang yang percaya dan  yang dibenarkan. Yesus Kristus telah menggantikan kita, yaitu menjadi  kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia telah dijadikan dosa karena kita  (2Korintus 5:21). Tuhan Allah telah berbuat kepada Kristus sama seperti  kepada seorang berdosa (Yesaya 53:6; Matius 27:46). Dan bilamana kita  dibenarkan maka kita mengambil bagian dalam kodrat Kristus, kita diterima  oleh Bapa. Kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus. 
     Dibenarkan lebih daripada diampuni. Pengampunan berarti dosa-dosa  dihilangkan, tetapi hal dibenarkan merupakan satu hal yang positif, yaitu  orang mendapat suatu kebenaran yang sempurna. Yesus Kristus dipersatukan  dengan orang yang percaya sedemikian rupa sehingga Allah menanggungkan  dosa-dosa mereka kepada Kristus. Dan orang yang percaya itu dipersatukan  dengan Kristus sedemikian rupa sehingga kebenaran Kristus diberikan  kepadanya. Allah melihat kita di dalam Yesus Kristus serta menganggap kita  sama benar dengan Dia. 
     Pada saat seorang percaya kepada Kristus, maka pada saat itu juga ia  dipersatukan dengan Kristus dan dibenarkan (Kisah 13:39). 
     D. Hasil pembenaran 
    Bagi orang yang sudah dibenarkan kesalahannya tidak diperhitungkan  (Mazmur 32:2). Seorang pun tidak dapat menuduh orang yang dibenarkan  (Roma 8:33,34), dan tidak ada hukuman lagi atas mereka (Roma 8:1).  Orang yang dibenarkan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah  (Roma 5:1). Orang yang dibenarkan diselamatkan dari murka Allah  (Roma 5:9; Yohanes 5:24) yang akan dijatuhkan ke atas dunia ini  bagi yang menolak Yesus Kristus. Bagi orang yang percaya maka hukuman atas  dosa sudah berlalu. Dosa-dosa kita telah dipikul oleh Yesus Kristus dikayu  salib (1Petrus 2:24; Galatia 3:13). Akan tetapi tiap-tiap orang yang  percaya harus menghadap takhta pengadilan Yesus Kristus. Lihat  2Korintus 5:10; 1Korintus 3:11-15; Roma 14:10. Pada waktu itu kelak  pelayanan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan. Semua pekerjaan dan  perbuatan yang kita lakukan sesudah kita diselamatkan akan diperhitungkan  oleh Kristus. Kemudian kita akan mendapat balasan atas tiap-tiap perbuatan  kita (sesudah kita percaya), perbuatan yang baik maupun yang jahat. 
     E. Hubungan antara kelahiran kembali dan pembenaran 
     Kelahiran kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan  Allah. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang  diperbuat di dalam kita; pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang diperbuat  karena kita dihadapan takhta Allah. Pekerjaan itu dialaskan pada korban  perdamaian Kristus dan iman kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan  perubahan keadaan kita; pembenaran berkenaan dengan hubungan kita dengan  Allah. Pada waktu Allah melahirkan kita kembali, pada saat itu Ia  membenarkan kita. 
  F. Nasihat yang berfaedah 
     Iblis paling suka menuduh dan menyiksa orang-orang saleh agar mereka  putus asa. Tetapi kita harus lari ke Golgota sebab tidak ada hukuman lagi  ke atas orang yang ada di dalam Yesus Kristus (Roma 8:1). Tetapi tegoran  terhadap dosa yang datang dari Roh Kudus memimpin kita kepada pengakuan  dosa itu dan perdamaian. Bawalah tegoran terhadap dosa saudara ke Golgota  dengan mengakui dosa itu serta meninggalkannya. 
                        
VI. MENJADI ANAK ANGKAT 
     Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan  dilahirkan kembali. Orang yang percaya diangkat menjadi anak Allah ketika  ia dilahirkan kembali (Yohanes 1:12). Dalam hal menjadi anak angkat,  orang yang dilahirkan kembali diakui atau diberi hak sebagai anak-anak  Allah. Dalam satu segi dijadikan anak angkat menyatakan dan mengesahkan  bahwa kita telah dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak Allah,  dianggap sebagai anak yang dewasa dengan memiliki segala haknya;  seolah-olah yang muda menjadi dewasa (Galatia 4:1-7). 
  A. Arti menjadi anak angkat 
     Menjadi anak angkat berarti diangkat menjadi anak; dijadikan anak  sendiri dengan mendapat segala hak seperti anak sendiri. Perkataan itu  hanya dikenakan kepada orang-orang yang percaya seperti yang disebut dalam  Roma 8:15,23; 9:4; Efesus 1:5; Galatia 4:5. Perkataan itu dipakai  untuk menyatakan anak-anak Allah. Dalam kelahiran kembali kita menerima  kedudukan dan hak sebagai anak-anak Allah. 
    B. Dasar untuk menjadi anak angkat 
      Dasar untuk menjadi anak angkat adalah kasih karunia Allah, dan  pekerjaan Yesus Kristus bagi kita (Efesus 1:3-6). 
  C. Siapa yang menjadi anak angkat 
    Hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diangkat Tuhan  Allah menjadi anak-anak-Nya, Galatia 4:4-7; Yohanes 1:12. 
  D. Saat menjadi anak angkat Allah 
     Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dijadikan anak angkat pada  waktu ia dilahirkan kembali, Yohanes 1:12; 1Yohanes 3:1,2; Galatia 3:26. 
     Penggenapan penyataan hak kita sebagai anak angkat, yaitu penyataan  kepada segenap dunia bahwa kita anak-anak Allah, masih belum terjadi, belum  kita alami, tetapi hal itu akan terjadi pada waktu kedatangan Tuhan Yesus  Kristus yang kedua kali. Lihat Kolose 3:4. 
  E. Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah 
     Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah yaitu kesaksian Roh  Allah di dalam hati kita yang menyatakan bahwa kita sudah menjadi anak-anak  Allah, sehingga kita dapat berkata, "Ya Abba, ya Bapa." Galatia 4:6;  Roma 8:15,16. 
    F. Hasil menjadi anak angkat 
    Hasil menjadi anak angkat Allah adalah:
      Kita dapat menyebut Allah itu Bapa kita, Galatia 4:6.
      Kita dilepaskan dari ketakutan, Roma 8:15.
      Kita dapat melayani Tuhan dengan kebebasan sebagai anak-anak,                                                Galatia 4:6,7.
      Kita menjadi sewaris dengan Yesus Kristus, Roma 8:17;                                                 1Korintus 3:21,23.
      Kita menerima tegoran yang berasal dari Bapa, Allah, Ibrani 12:5-11.
      Kita akan mendapat warisan yang kekal, 1Petrus 1:4.
      Kita dipimpin oleh Roh Kudus, Roma 8:4; Galatia 5:18.
      Kita menaruh harap kepada Allah, Galatia 4:5,6.
      Kita memperoleh hak untuk menghadap takhta anugerah Allah,                                       Efesus 3:12; Ibrani 4:16.
      Kita mengasihi saudara-saudara, 1Yohanes 2:9-11; 5:1.
      Kita mentaati perintah Tuhan, 1Yohanes 5:1-3.
 
         
VII. KESAKSIAN ROH KUDUS DAN KEINSAFAN AKAN KESELAMATAN KITA 
  A. Kesaksian Roh Kudus 
     Perkataan "Kesaksian Roh Kudus" berarti bukti di dalam hati nurani kita  dan kesaksian Roh Kudus yang menyaksikan bahwa kita telah menjadi anak-anak  Allah serta telah diselamatkan. Roh Kudus menyatakan hal itu dalam hati  nurani orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebaiknya tiap-tiap orang  Kristen patut mengetahui dengan pasti bilamana, di mana, dan bagaimana ia  diselamatkan. Tuhan juga menginginkan kita mengetahui hal itu dan telah  memberikan beberapa ayat di dalam Alkitab yang menyatakan hal itu kepada  kita. Ada kesaksian tentang hal itu di dalam Perjanjian Lama dari Habel,  Henokh, dan Ayub (Ibrani 11:4,5; Ayub 19:25). Demikian pula dari Daud  dan Yesaya (Mazmur 32:5; 103:1,3,12; Yesaya 6:7). Dalam Perjanjian Baru  terdapat banyak ayat yang membuktikan hal itu. Dalam Kisah 2:46 dan  Kisah 16:34 dikatakan tentang kesukaan yang datang oleh sebab  kesaksian itu. Lihat pula Kisah 8:39; Roma 8:14-16; Galatia 4:6;  1Yohanes 5:6-12. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Roh Kudus  menyaksikan dalam hati orang yang percaya tentang kenyataan sebagai anak  Allah dan tentang keselamatannya. 
     Bilamana seseorang dilahirkan kembali maka Roh Kudus menyaksikan dalam  hatinya bahwa ia adalah anak Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan  Roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Roh kita  menyaksikan bahwa kita ini anak-anak Allah dalam hal kita berseru "Ya Abba,  ya Bapa". Tetapi Roh Kudus juga menyaksikan dalam hati kita, bahwa kita  dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak-anak Allah. Kesaksian Roh  Kudus itu penting sekali, sebab hal itu berhubungan dengan keselamatan  kita. Tuhan Allah telah memberikan kesaksian ini sebab Ia tidak mau kita  kuatir atau ragu-ragu, Ia tidak mau kita digodai Iblis sehingga hati kita  menjadi syak. Tiap-tiap orang Kristen harus dapat memandang akan Allah  serta menyeru "Ya Abba, ya Bapa" dengan kesadaran di dalam hatinya bahwa ia  telah menjadi anak Allah. Dan tiap-tiap orang Kristen harus mendapat  kesaksian Roh Kudus dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Bila  kita tahu dengan pasti bahwa kita adalah anak Allah, barulah kita dapat  berharap dan percaya akan Dia dalam kesusahan apa pun juga. 
     B. Keinsafan akan keselamatan kita 
     Tuhan Allah menghendaki agar tiap-tiap orang Kristen benar-benar  menginsafi bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal dan diselamatkan;  Tuhan telah mengutus Rasul Yohanes untuk menulis suratnya yang pertama  supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada nama Anak Allah, menginsafi dan  tahu dengan pasti bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal  (1Yohanes 5:13). Itulah hak tiap-tiap orang yang percaya kepada  Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus boleh mengetahui dan  yakin bahwa ia telah menjadi anak Allah, karena Firman Allah berkata  demikian (Yohanes 1:12). 
     Kita dapat mengetahui bahwa kita memperoleh hidup yang kekal oleh sebab  apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu oleh karena kesaksian Allah sendiri,  terutama kesaksian-Nya dalam surat Yohanes yang pertama (1Yohanes 5:13).  Kesaksian Alkitab adalah kesaksian Allah. Kita tahu bahwa itu benar, dan  tiap-tiap orang yang percaya boleh menginsafi hal itu. Apa yang disaksikan  dalam Alkitab tentang keselamatan dan hidup yang kekal diterangkan dalam  ayat-ayat berikut: Yohanes 3:36; 5:24; 6:47; 1:12; Kisah 10:43.  Ayat-ayat itu menyatakan kepada kita apakah kita percaya atau tidak,  menyatakan apakah kita sudah menerima Kristus di dalam hati kita atau  belum. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka kita  memiliki kesaksian Allah bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, kita telah  mendapat hidup yang kekal dan telah menjadi anak Allah. Kata "tahu" ada 33  kali dalam Surat Yohanes yang pertama. 
     Kita tahu bahwa kita telah lepas dari kematian dan memperoleh hidup oleh  sebab kesaksian kehidupan itu yang ada pada kita. Seseorang yang hidup  menyadari bahwa kehidupan itu ada di dalam dirinya. Begitu pula orang yang  mempunyai hidup rohani, ia insaf bahwa dirinya hidup. Sebab ia mengasihi  saudara-saudaranya maka ia tahu bahwa ia mempunyai hidup (1Yohanes 3:14).  Tetapi kasih yang bagaimanakah yang menentukan bahwa kita hidup? Kasih itu  diterangkan dalam 1Yohanes 3:16-18. Kalau kita menyerahkan diri kita  untuk saudara-saudara kita, maka hal itu membuktikan bahwa ada kasih di  dalam kita. Boleh jadi kita dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan  nyawa kita bagi saudara-saudara kita, untuk membuktikan kasih kita. Akan  tetapi meskipun kita tidak dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan  nyawa kita bagi saudara-saudara kita, tentu kita semua dipanggil untuk  menyerahkan nyawa kita dalam hal melayani mereka. Kita dipanggil untuk  memberikan milik kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan.  Relakah kita melakukan hal itu? Kalau ada saudara kita yang di dalam  kekurangan, dan kita mampu menolong dia tetapi kita tidak mau melakukannya,  berarti tidak ada kasih di dalam kita, dan kita tidak mempunyai hidup. 
                        
VIII. MENGENAL HAL DIKUDUSKAN 
  A. Pentingnya pengudusan 
      Tuhan Allah memerintahkan kepada semua orang yang telah ditebus oleh  darah Yesus Kristus: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Petrus 1:16).  Dan Tuhan juga menyuruh kita menjadi sempurna seperti Ia adalah sempurna  (Matius 5:48). Manusia tidak dapat menuruti perintah ini dengan kuasanya  sendiri. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan jalan supaya kita, oleh kuasa  Allah, dapat mentaati perintah itu. Kalau tidak, tentu Tuhan akan  mengolok-olok kita. Puji syukur kepada Allah, Ia telah menyediakan jalan  di dalam Yesus Kristus, "Yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia  membenarkan dan menguduskan, dan menebus kita" (1Korintus 1:30).  "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu" (1Tesalonika 4:3).  Alangkah baiknya bila pelajaran Alkitab tentang pengudusan diketahui dan  dialami oleh semua anak-anak Allah sehingga terjadi suatu gerakan kesucian  dalam jemaat Kristus. 
     Perkataan "pengudusan", "suci", atau "disucikan" dan perkataan-perkataan  lain yang sama artinya ada 1400 kali dalam Firman Allah. Mengenai hal  pengudusan penting sekali sebab hal itu berkenaan dengan hubungan kita  dengan Allah, dan hal itu perlu sekali untuk mempersiapkan kita dalam  melayani Tuhan. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat  Tuhan" (Ibrani 12:14). 
     B. Hubungan pengudusan dengan hal dibaptiskan dengan Roh Kudus 
    Sebenarnya tidak ada pengudusan atau kesucian di luar baptisan dengan  Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus itulah yang menguduskan kita.  Menyerahkan diri, mempersembahkan segenap diri kepada Tuhan serta menerima  Roh Kudus adalah suatu hal yang pasti dan nyata, suatu titik tolak di dalam  kehidupan Kristen. Itulah permulaan pengudusan di dalam hati orang yang  percaya. Tetapi kelanjutan pengudusan itu ialah menghasilkan buah-buah Roh  Kudus sebagai pernyataan bahwa Roh Kudus ada di dalam kita. Bagian kita  yaitu menyerahkan dan mempersembahkan diri kepada Tuhan lalu menyambut Roh  Kudus ke dalam hati kita dengan iman. Bagian Allah yaitu menyucikan dan  menguduskan serta memenuhi hati kita dengan Roh Kudus. 
     Evan Roberts, pendeta yang telah membawa kebangunan rohani yang besar di  dalam sebuah jemaat di Inggris (bagian Wales), mengatakan: "Kalau seseorang  sudah diselamatkan, maka itu merupakan satu hal, tetapi dibaptiskan dengan  Roh Kudus adalah satu hal yang lain lagi." Roberts berkata bahwa ia telah  menerima dari Tuhan empat perintah kepada orang-orang berdosa, yaitu: 1)  mengaku kepada Allah setiap dosa yang sudah dilakukan; 2) kalau ada  kekuatiran atau tempelakan terhadap sesuatu di dalam kehidupannya haruslah  ia menjauhkan diri dari hal itu; 3) menyerahkan diri semata-mata kepada Roh  Kudus; 4) mengakui Kristus dihadapan orang lain. Dan perintah-Nya kepada  orang Kristen hanya satu, yaitu "membuka hati kepada Roh Kudus, meminta  Tuhan Allah memenuhi hatinya dengan Roh Kudus, dan percaya bahwa Allah  sungguh-sungguh melakukan hal itu. Kemudian ia hanya memerlukan satu hal,  yaitu taat serta menuruti perintah Tuhan kepadanya". Pelajaran itu dipakai  Tuhan untuk mendatangkan kebangunan rohani yang besar di dalam jemaat. 
     C. Perlunya seseorang dikuduskan 
     Biasanya seseorang belum sungguh mendapat penyataan atau mengerti  tentang kekejian hatinya sebelum ia dilahirkan kembali. Sesudah itu Roh  Kudus melalui Firman Allah mulai menyatakan hal itu kepadanya  (Roma 7:1-24). Seringkali terjadi bahwa seorang Kristen pada suatu  saat berada di puncak kemenangan atas dosa dan pada saat yang lain berada  di lembah kekalahan. Orang Kristen itu mengetahui bahwa ia tidak dapat  mengalahkan dosa di dalam dirinya. Ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu di  dalam dirinya yang berlawanan dengan Allah, yang mengalahkan dirinya. Lalu  ia mulai melawan musuh yang ada di dalam jiwanya itu. Ia berjanji kepada  Allah bahwa ia tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi janjinya tidak dapat  digenapi, dan kehendaknya tidak mampu untuk menang. Kasih kepada dosa  memang telah hilang tetapi kuasa dosa di dalam dirinya belum dihancurkan.  Begitulah pengalaman orang-orang Kristen, dan keadaan itu bisa digambarkan  dengan perjalanan orang-orang Israel di padang belantara. Hal itu  diterangkan oleh Rasul Paulus dalam pasal Roma 7:1-24. 
     Jadi apakah artinya hal itu bagi orang Kristen? Sebetulnya orang itu  sudah mengenal Yesus Kristus sebagai kebenaran tetapi belum mengenal Dia  sebagai kekudusan. Bila seorang dilahirkan kembali maka kasih akan dosa  ditiadakan tetapi kuasa dosa tidak dihancurkan. Kemenangan atas kuasa dosa  hanya diperoleh bilamana orang itu menerima Roh Kudus dan bila Kristus yang  bangkit itu mendiami hatinya. Di dalam pasal Roma 7:1-24 dikatakan bahwa  Roh Kudus menyertai orang yang percaya dan menyatakan kepadanya keadaan  hatinya. Dalam pasal Roma 8:1-39 dikemukakan bahwa Roh Kudus ada di  dalam hati orang yang percaya serta memberi kemenangan atas kuasa dosa. 
     Seperti dikatakan di atas, kepada orang Kristen yang hidup dalam tabiat  duniawi Tuhan Allah memberikan suatu penyataan tentang dirinya yang lama  dan tentang kejahatan tabiatnya yang telah jatuh di dalam dosa. Jadi,  wajiblah diri yang lama itu diserahkan kepada Allah untuk disalibkan dan  agar kita dilepaskan dari kuasanya. Kita harus tetap membiarkan diri yang  lama itu di dalam tangan Tuhan dan tidak berkuasa lagi atas kita. 
    D. Apakah pengudusan itu? 
     Pengudusan merupakan kasih karunia Allah; melalui kasih karunia itu  orang yang percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk  mengalahkan dosa. Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala  yang jahat dan najis (2Tawarikh 29:5,15-18; Imamat 11:14; 20:7;  1Tawarikh 15:12,44; Keluaran 19:20-22; 1Tesalonika 4:3,7; 5:22,23;  Ibrani 9:13). Oleh sebab tidak ada kesucian di dalam manusia dan  sumber kesucian hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat  menguduskan dirinya sendiri. Pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh Allah.  Tetapi ada juga arti lain untuk perkataan "dikuduskan", yaitu diserahkan  dan dipersembahkan kepada Allah. Ini adalah bagian manusia dan memang  manusia harus dengan kehendak-Nya sendiri mempersembahkan dirinya kepada  Allah. Setelah itu barulah Tuhan menguduskan apa yang kita persembahkan  kepada-Nya. Tanpa dipenuhi dengan Roh Kudus tidak ada kekudusan di dalam  kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan kita. Kita menyebut Yesus  Kristus Pengudus kita, tetapi Ia bekerja melalui Roh Kudus. 
     Ada tiga bagian pada pihak orang yang percaya dan dua bagian pada pihak  Allah. Orang yang percaya harus menjauhkan diri dari dunia dan dosa;  mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan menyerahkan  serta mempersembahkan dirinya kepada Allah. Lalu Tuhan akan menyucikan dan  memenuhi dia dengan Roh Kudus. Hal ini berbeda dengan hal diselamatkan,  dan hal ini terjadinya sesudah keselamatan itu. 
      1) Menjauhkan diri dari dunia dan dosa. Memang kita harus menjauhkan  diri kita dari segala yang najis, dan dari kasih kepada dunia; lihat  2Korintus 6:17 dan 1Yohanes 2:15. Kita harus melepaskan pegangan  kita pada dosa dan dunia ini. Dalam suatu jemaat ada seorang saleh yang  dipenuhi dengan Roh Kudus; ia bersaksi dalam jemaat itu tentang kehidupan  kemenangan dalam Kristus. Lalu ada seorang lain berkata, "Saya bersedia  memberikan segenap dunia, seandainya saya bisa bersaksi seperti itu, tetapi  rasanya saya tidak dapat mengalami yang sedemikian". Orang yang telah  bersaksi itu menjawab, "Begitulah juga harganya bagi saya - segenap dunia -  saya sudah bercerai daripada dunia, dan tuan akan bisa bersaksi demikian  dengan harga yang sama". 
      2) Di samping menjauhkan diri dari dunia dan dosa haruslah orang itu  mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu  mengalami kematian beserta dengan Kristus. Sebab hanya ada satu tempat di  mana manusia mendapat kelepasan dari dirinya yang lama dan kehidupan bagi  dirinya sendiri, yaitu pada kayu salib Kristus (Roma 6:6,8,11;  Galatia 2:20). Kematian semacam itu membawa hidup yang baru, yaitu  hidup kebangkitan; Kristus yang dibangkitkan mendiami hati orang itu.  Seluruh pasal enam dari Kitab Roma (Roma 6:1-23) menjelaskan tentang  kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.  Dan orang yang telah dipersatukan dengan Kristus tidak lagi dikuasai oleh  dosa melainkan di bawah kasih karunia (Roma 6:14). Bukan hanya kita  yang dipersatukan dengan Kristus tetapi Ia pun dipersatukan dengan kita  dalam hal Ia mendiami hati kita (Galatia 2:20). Hal ini dinyatakan  dalam syair Dr. A.B. Simpson: 
      
      Dulu ada orang lain dalam 'ku,   
      Anak dunia, hamba Setan dia;     
      Telah dipaku ke salib Yesus,     
      Tak hubunganya lagi padaku.      
      S'karang Yesus hidup dalam aku,  
      Hidup-Nya menjadi hidupku;       
      Mati serta-Nya jadi hidupku,     
      Hidup-Hu t'lah bangkit dalam 'ku.
 
      3) Sesudah kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan  kebangkitan-Nya, kita patut menyerahkan dan mempersembahkan diri kita  kepada Allah; menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah sebagai korban yang  hidup (Roma 12:1,2), dengan kesadaran bahwa kita sudah dibeli dengan  harga tunai; dan sebab itu kita patut memuliakan Allah dengan tubuh kita  (1Korintus 6:20). 
     Dari pihak Allah, Ia menyucikan dan memenuhi dengan Roh Kudus. Dan  seperti yang dikatakan di atas, maka tentang hal dikuduskan tidak dapat  dipisahkan dari hal dipenuhi dengan Roh Kudus. Bilamana kita  mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Allah serta menyambut Roh Kudus  di dalam hati kita, maka dengan demikian kita mengizinkan Tuhan menguduskan  kita. Apa yang dipersembahkan di atas mezbah, akan dikuduskan oleh Tuhan  (Matius 23:19). Jelas dikemukakan di dalam Matius 3:11,12 bahwa  pekerjaan Roh Kudus ialah menyucikan kita. Bilamana seseorang dipenuhi  dengan Roh Kudus maka ia mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa serta  mendapat kuasa dalam melayani Tuhan (Kisah 1:8). Orang-orang  yang telah percaya di Efesus tidak memiliki kuasa itu (Kisah 19:2-6).  Lalu Rasul Paulus berdoa untuk mereka dan mereka dibaptiskan dengan Roh  Kudus. Inilah kuasa yang menjadikan kita saksi-saksi Kristus  (Kisah 1:8). 
     Pekerjaan Roh Kudus ialah semata-mata meninggikan dan mengutamakan Yesus  Kristus (Yohanes 15:26; 16:13-15). Oleh pekerjaan Roh Kudus Yesus  Kristus sungguh-sungguh hidup di dalam diri orang yang percaya. Karena itu  hal dikuduskan bukanlah suatu berkat, melainkan berkenaan dengan satu  pribadi yang hidup dan diam di dalam kita, yaitu Kristus. Hal ini  dikemukakan oleh Dr. A.B. Simpson dalam syairnya: 
     Dulu yang kucari yakni berkat-Hu, S'karang yang kurindu hanya Tuhanku;
     Dulu hal merasa yang kuinginlah, S'karang yang kucinta Firman sajalah;
     Dulu kuberharap t'rima 'nugrah-Nya, S'karang ku beroleh Dia yang     memb'ri;                                                             
     Dulu ku bernanti kesembuhan-Nya, S'karang ku mendapat Tabib Almasih. 
     Dapat Tuhan Yesus, dapat s'muanya;                                   
     S'mua dalam Yesus, dan Yesus s'muanya.
 
     Pengudusan merupakan suatu hal yang terjadi secara jelas dan pasti. Hal  itu terjadi pada suatu saat yang pasti secara mutlak, dan merupakan suatu  pekerjaan yang dilangsungkan terus-menerus. Tentang hal itu diterangkan  dalam bagian yang berikut. 
     E. Bilamanakah seseorang dikuduskan? 
     Dalam satu segi pengudusan itu mulai pada waktu seseorang dilahirkan  kembali, sebab kelahiran kembali mempersiapkan seseorang untuk menerima Roh  Kudus dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Demikian  juga Roh Kudus tinggal di dalam orang yang baru dilahirkan kembali, tetapi  Ia tidak tinggal dengan kepenuhan-Nya. Sebab tiap-tiap orang yang sudah  dilahirkan kembali harus dengan tegas dan pasti menyerahkan dirinya kepada  Allah untuk dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus (Lukas 24:29;  Kisah 1:5,8; 19:2). 
     Pengudusan dalam menjauhkan diri dari dunia dan segala yang najis dan  jahat adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan  seketika itu juga (Galatia 6:14). Kita harus menganggap diri kita mati  terhadap dosa, dunia ini dan kesenangannya. Kita dapat melepaskan semua  itu dengan satu tindakan yang pasti, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya  kepada Tuhan. Dengan demikian keinginan akan dunia dan kesenangannya akan  lepas dari kita seperti daun yang layu dan gugur dari pohonnya. Pada waktu  itu Yesus Kristus menjadi pusat pandangan kita dan daya tarik utama bagi  hati kita. 
     Seringkali orang mencoba menghilangkan dosa dan keinginan duniawi dengan  kuasanya sendiri. Usaha itu bagaikan mencoba mengeluarkan udara dari gelas  dengan pompa, tetapi mustahil usaha itu berhasil sebab makin dipompa makin  tipis udara itu dan selalu masih tinggal sedikit dalam gelas itu. Tetapi  ada jalan yang mudah untuk mengeluarkan udara itu, yaitu mengisi gelas itu  dengan air. Cara untuk menghilangkan dosa-dosa dan keinginan-keinginan  duniawi ialah dipenuhi dengan Roh Kudus. 
     Pengudusan dalam kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah satu  hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga  (Roma 12:1,2). Tindakan ini tidak perlu sering diulangi. Seorang  isteri tidak perlu menyatakan setiap hari bahwa ia menyerahkan diri kepada  suaminya, sebab hal itu sudah diperbuat sekali saja pada hari  pernikahannya. 
     Pengudusan dengan disucikan oleh Allah dan dibaptiskan dengan Roh Kudus  adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu  juga (Yohanes 1:5). Pada Hari Pentakosta Roh Kudus datang dengan  sekonyong-konyong, begitu pula di Samaria (Kisah 8:14-17), dan  di dalam rumah Kornelius (Kisah 10:44). Pada masa sekarang  juga orang-orang yang percaya dapat dibaptiskan dengan Roh Kudus dengan  jelas dan pasti, dengan keinsafan bahwa hal itu sudah terjadi. Kita patut  mengejar dan mencapai kekudusan itu (Ibrani 12:14). 
     Pengudusan dalam menjauhkan diri dari segala yang najis dan jahat serta  mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus sepatutnya  terjadi sekaligus, yaitu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah dan  dikuduskan oleh Tuhan serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Hal itu dapat  terjadi pada suatu saat tertentu secara pasti. Mempersembahkan diri  seluruhnya kepada Allah, disucikan oleh Tuhan dengan baptisan Roh Kudus,  dua hal itu sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu pada suatu saat tertentu  secara pasti. Tiap-tiap pekerjaan yang baik harus ada permulaanya, begitu  pula orang-orang Kristen patut mengetahui kapan saatnya ia mencari dan  kapan ia dikuduskan. 
     Sesudah terjadi penyerahan yang pasti dan jelas, maka pekerjaan  pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di  dalam diri orang yang percaya. Dengan demikian kita bertumbuh dalam kasih  karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus (2Petrus 3:18). Hal itu  merupakan satu kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita harus mencapai  segala sasaran yang menjadi rencana Allah bagi kita, yang untuk rencana itu  Kristus telah mencapai kita (Filipi 3:12-15). Kehidupan Kristen  merupakan suatu peperangan melawan dosa, dunia, dan Iblis; dan kita harus  selalu dalam keadaan siap melawan di dalam perlawanan itu. Sama seperti  orang Israel, sesudah mereka itu masuk ke negeri Kanaan, masih ada banyak  tanah yang wajib mereka rebut dari musuh. Pada waktu itu terjadi banyak  peperangan. Demikian pulalah kehidupan orang yang dikuduskan dan  dibaptiskan dengan Roh Kudus. Tetapi orang yang telah dikuduskan itu tidak  berperang sendiri melawan dosa, diri yang lama, dunia, dan Iblis, melainkan  ia menyerahkan semua musuhnya kepada Tuhan, dan Kristus yang hidup di dalam  dirinya itulah yang mengalahkan segala musuh itu. Hal ini dilukiskan dalam  Yosua 5:13,14, di mana Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Panglima  bala tentara Tuhan; dan dalam 2Tawarikh 20:15, di mana Tuhan berfirman,  "Sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah". Tuhan Yesus,  Panglima bala tentara Tuhan, akan mengalahkan segala musuh itu. 
     Di samping itu, di dalam kelangsungan pengudusan itu Tuhan menghendaki  kita "menjadi serupa dengan gambaran Kristus" (Roma 8:29; 2Korintus 3:18;  Filipi 1:6; Kolose 3:10; Efesus 4:15). Dari sehari-hari kita patut  makin menjadi serupa dengan gambaran Kristus. 
     Mengenai kelangsungan pengudusan, pelajarilah seluruh pasal tiga Kitab  Kolose (Kolose 3:1-25). Perhatikan perkataan-perkataan yang berikut:  "carilah" ayat Kolose 3:1; "pikirkanlah" ayat Kolose 3:2;  "matikanlah" ayat Kolose 3:5; "kenakanlah" ayat Kolose 3:12;  "kasih" dan "damai sejahtera" ayat Kolose 3:14,15; "perkataan Kristus"  ayat Kolose 3:16. Nasihat yang berkenaan dengan perkataan-perkataan  itu sangat berfaedah bagi orang yang ingin bertumbuh dalam hal kekudusan.  Perhatikanlah juga ayat-ayat berikut yang berisi pelajaran yang sangat  menolong dalam hal kesucian: Roma 12:9-21; 14:21; 15:1,2;  1Korintus 13:1-13; 2Korintus 6:17-7:1. Pelajaran lain yang sangat  menolong juga dalam kehidupan kesucian terdapat dalam tiga perkataan  "memandangnya", "berkuasa", dan "menyerahkan", dalam Roma 6:11-13. 
     F. Bagaimanakah seseorang dikuduskan? 
     Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus mengambil bagian dalam  menguduskan kita (1Tesalonika 5:23; Efesus 5:25,26; Ibrani 13:12;  2Tesalonika 2:13; Roma 8:2; 1Petrus 1:2). Orang yang percaya  sepatutnya menjauhkan dirinya dari kejahatan serta mempersatukan dirinya  dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu mempersembahkan diri  seluruhnya kepada Allah, barulah Tuhan menguduskan serta membaptiskan dia  dengan Roh Kudus. Tetapi baiklah kita memperhatikan apa yang menjadi  alasan dari pengudusan itu. 
     Kita dikuduskan oleh Firman Tuhan (Yohanes 17:17; 15:3). Penting  sekali perkataan Allah dalam pengudusan, sebab Firman itu menyatakan betapa  perlunya kita disucikan. Firman Tuhan adalah seperti cermin yang  menyatakan noda-noda yang Tuhan lihat di dalam kita. 
      Kita dikuduskan oleh darah Kristus (Yohanes 1:7). Firman Tuhan  menyatakan dosa kita dan darah Kristus menyucikan kita dari segala dosa.  Darah Kristus adalah pancaran di mana kita senantiasa pergi untuk  mendapatkan kesucian. 
    Segala ganjaran dan pengajaran Tuhan kepada kita juga dipakai untuk  pengudusan kita (Ibrani 12:10). Di samping itu, tiap-tiap carang di  dalam Tuhan yang berbuah dibersihkan supaya makin lebat lagi ia berbuah  (Yohanes 15:2). "Dibersihkan" dalam ayat itu berarti cabang yang tidak  baik dipotong. 
     Kita dikuduskan oleh iman (Kisah 26:18; 15:19), dan patut  kita tetap memandang diri kita mati bagi dosa (Roma 6:11). Penggenapan  pengudusan, itu bergantung pada ketetapan dan keteguhan kita di dalam iman  (Kolose 1:21-23). 
     G. Hasil pengudusan 
    Ada beberapa hasil pengudusan yang patut kita perhatikan. Kerinduan  hati seseorang yang telah dikuduskan tidak lain hanyalah menyempurnakan  pengudusannya dengan takut akan Allah (2Korintus 7:1; Kolose 3:8). 
     Orang yang dikuduskan akan mengganti pikiran duniawinya dengan pikiran  Kristus. Ia dapat menang atas pencobaan untuk marah, iri hati, cemburu,  dan dengki. Kristus akan menguasai pikirannya dan kehendaknya, bertakhta  di dalam hatinya, dan keakuannya akan tetap disalibkan. Roh Kudus selalu  meninggikan Yesus Kristus, jadi bila seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus  maka Kristus diberi tempat tertinggi dan terutama di dalam hati dan  kehidupannya. Kehidupan orang yang demikian dinyatakan dalam syair Dr.  A.B. Simpson: 
      Tak'ku, Ya Kristus dicinta-tinggikan;  
      Tak'ku, Ya Kristus dilihat-dengar;     
      Tak'ku, Ya Kristus dalam tiap kelakuan;
      Tak'ku, Ya Hu, dalam pikir-kata.
 
     Orang yang sudah dikuduskan tidak lagi menyukai kesenangan-kesenangan  dunia ini sebab Kristuslah yang menjadi kesenangan dalam segenap  kehidupannya. Persoalan-persoalan yang membimbangkan orang-orang yang  setengah Kristen dan setengah duniawi, dijawab dan diselesaikan oleh  Kristus. Segenap perbuatannya dilaksanakan dengan maksud untuk  mempermuliakan Tuhan Yesus dengan kesadaran bahwa Ia akan segera datang.  Orang itu tidak akan senang pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dapat  membawa Kristus sertanya, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan  kepada-Nya. 
     Kehendak orang yang dikuduskan senantiasa diserahkan kepada Tuhan  sehingga ia selalu berkata, "Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah  yang terjadi" (Lukas 22:42). 
     Perkataan orang yang dikuduskan akan "senantiasa penuh kasih, dan tidak  hambar" (Kolose 4:6). "Barangsiapa tidak bersalah dalam  perkataannya, ia adalah orang yang sempurna" (Yakobus 3:2).  Perkataan orang itu akan meneguhkan dan membangunkan orang-orang. 
     Apabila seorang dipenuhi dengan Roh Kudus ia mendapat kekuatan untuk  melawan dosa dan Iblis. Dengan kuasa kita sendiri kita bagaikan karung  kosong yang tidak dapat berdiri tegak; tetapi jikalau karung itu diisi  dengan beras tentu dapat berdiri tegak. Demikianlah kekuatan kita yang  dipenuhi Roh Kudus. 
     Pelajaran ini sebaiknya dipelajari bersama-sama dengan pelajaran tentang  Baptisan Roh Kudus. 
                 
IX. AYAT-AYAT PERINGATAN DALAM ALKITAB 
     Kita sudah mempelajari asas-asas pelajaran Alkitab tentang keteguhan dan  keselamatan orang-orang yang percaya. Setelah kita membahas pelajaran  tentang kekudusan, maka baiklah kita mempelajari tentang ketekunan  orang-orang yang percaya dan berusaha sampai akhir. 
    Tuhan Allah berkuasa menyelamatkan dengan sempurna orang-orang yang  datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Allah berkuasa memelihara kita  supaya kita tidak jatuh. Tetapi Ia tidak akan memelihara kita kalau kita  tidak menghendaki untuk dipelihara. Pada waktu kita berkehendak untuk  dipelihara oleh Allah, maka segala kuasa-Nya dilimpahkan kepada kita untuk  mengalahkan dosa dan Iblis. Segala sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan  Allah akan terjadi, dan Allah berkuasa melakukan kehendak-Nya, tetapi Ia  menghormati kehendak kita. Tuhan Allah tidak memaksa kita, tidak melawan  kehendak diri kita. Dengan macam-macam daya upaya Allah mengajak kita  tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menurut Yesus Kristus, Anak-Nya. Kita  harus menyatakan kehendak kita sendiri untuk mengikuti Dia. 
     Ada beberapa orang yang memegang jabatan penting di dalam jemaat Kristus  yang menjadi murtad. Mereka tidak lagi percaya akan asas Alkitab dan  Firman Tuhan. Ada juga orang-orang yang dengan sengaja berbalik dari Yesus  Kristus. Oleh sebab itu Tuhan memberikan beberapa ayat peringatan di dalam  Alkitab, bukan supaya kita takut sehingga putus asa, tetapi untuk menjaga  agar kita sampai kepada kehendak Allah, dan supaya kita tetap bertahan dan  berusaha sampai kepada kesudahan. Kita patut menyelidiki diri kita apakah  kita tetap tegak di dalam iman. Untuk setiap ayat peringatan ada lima ayat  yang menyatakan jaminan keselamatan orang yang percaya. 
     Walaupun begitu ayat-ayat peringatan itu tertulis dalam Alkitab, dan  Tuhan memberikan ayat-ayat itu dengan suatu maksud. Maksudnya ialah supaya  kita tetap berjaga-jaga dan tekun sampai kesudahan. Oleh sebab itulah juga  kami telah mengumpulkan ayat-ayat peringatan itu supaya para pembaca dapat  mempelajarinya, dan berjaga-jaga, dan bertahan sampai kepada kesudahannya. 
     Ayat-ayat itu adalah: 1Korintus 9:27; 2Petrus 1:1-11;  1Yohanes 5:4; 1Korintus 11:19; 1Yohanes 2:19; Ibrani 10:25-29;  2Timotius 2:19; Ibrani 6:4-6,11,12; 2Petrus 2:20-22; 1Korintus 10:12;  2Petrus 3:14; 1Petrus 1:1-9; Ibrani 3:6,12-14; Ibrani 4:1;  Efesus 5:15; Efesus 6:10; 1Timotius 6:12; Kolose 1:23;  Wahyu 2:10,11,17,26; 1Korintus 6:9,10; 16:13; Wahyu 22:15;  2Korintus 7:1; Galatia 5:19-21; Efesus 5:5; Ibrani 12:14. 
      Apakah kita diselamatkan oleh sebab kita berjaga-jaga dan bertekun dan  berusaha? Tidak! Tetapi hal-hal itu menyatakan hubungan kita dengan  Kristus, menyatakan kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus.  Sebaliknya, apakah kita diselamatkan oleh iman jikalau kita tetap dalam  dosa-dosa kita? Tidak! Lihatlah 1Korintus 6:9,10; Wahyu 22:15 dan  Galatia 5:19-21. 
                           
X. PENYEMBUHAN TUBUH 
  Dasar Penyembuhan dalam Alkitab 
     "Manusia mempunyai dua sifat, yaitu sifat jasmani (badani) dan sifat  rohani. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sudah mempengaruhi dua  tabiat itu. Penyakit telah mengena tubuhnya; dan dosa telah menajiskan  jiwanya. Tetapi syukur, tebusan yang sempurna itu meliputi kedua sifat  itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi roh. Penebus  kita, Yesus Kristus, telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan  orang yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh.  Ia telah menyerahkan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat yang  sempurna. Roh-Nya yang mendiami kita menjadi hidup bagi roh kita, dan  tubuh kebangkitan-Nya menjadi hidup bagi tubuh kita". DR.A.B. Simpson. 
     Segala berkat Tuhan sampai kepada kita berdasarkan korban pendamaian  (tebusan) Yesus Kristus, dan penyembuhan tubuh termasuk di dalam tebusan  itu. 
     Kalau jemaat Kristus merindukan penyembuhan tubuh seperti yang terjadi  dalam jemaat yang mula-mula, maka iman kita harus beralaskan pada  Perjanjian Tuhan dalam Alkitab. Perjanjian pertama untuk penyembuhan tubuh  dalam Alkitab terdapat dalam Keluaran 15:25,26. Dalam ayat itu ditulis  sebutan bagi Tuhan, yaitu "Yehova-Rafa", yang artinya "Tuhanlah yang  menyembuhkan engkau". Mazmur 105:37 menyatakan bagaimana perjanjian  dalam Keluaran itu digenapi oleh Tuhan. Dalam Mazmur 103:2,3 penulis  memuji-muji Allah yang mengampuni dosa dan dengan ayat yang sama ia juga  memberitahukan bahwa Allah menyembuhkan segala penyakit kita. Di dalam  ayat itu tidak disebutkan adanya seorang tabib, hanya dengan berharap dan  percaya kepada Allah. 
     "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan  kesengsaraan kita yang dipikulnya - dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi  sembuh" (Yesaya 53:4,5). Di sini terdapat suatu gambaran Penebus yang  datang dan Injil yang dinubuatkan. Jelas bahwa yang dibicarakan di sini  ialah penebusan dari dosa dan dari penyakit. Perhatikan artinya perkataan  "dipikulnya". Perkataan dalam Yesaya itu dikutip di dalam Mat 8:16,17.  Ayat ini dikutip untuk memberitahukan apa sebabnya Tuhan Yesus  menyembuhkan orang yang sakit. Bukannya Tuhan Yesus ingin menunjukkan  ketuhanan-Nya, melainkan Ia mau menggenapkan pekerjaan-Nya sesuai dengan  sifat-Nya yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya itu. Kalau Ia tidak  menyembuhkan orang-orang sakit, tentu Ia tidak bekerja sesuai dengan  sifat-Nya. Dan kalau sekarang Ia tidak menyembuhkan orang sakit tentu Ia  bukan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini, dan sampai  selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit  yang datang kepada-Nya. Dan "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"  (Matius 14:36). Karena itu pada masa ini juga Tuhan dapat menyembuhkan  kita. 
     Dr.A.J. Gordon menerangkan tentang Matius 8:17 dan Yesaya 53:4,5  demikian: "Di atas kayu salib Tuhan Yesus telah memikul dosa-dosa kita dan  penyakit kita ditanggung-Nya, supaya genaplah, 'Dia yang tidak mengenal  dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita' (yaitu oleh Allah);  demikian pula Allah telah membuat Dia (yang tidak pernah sakit) menjadi  sakit karena kita. Dia yang hati-Nya telah digerakkan oleh karena  kesakitan kita (yang merupakan buah-buah dosa), Ia juga telah menanggung  kesakitan kita (yang merupakan hukuman dosa): Ayat-ayat ini menyatakan  bahwa Kristus telah merasai kesakitan kita menggantikan kita". 
     Yesus Kristus telah memikul dosa-dosa kita dan Ia telah menanggung  kesakitan-kesakitan kita. Maka, seringkali di dalam pekerjaan-Nya Tuhan  Yesus mengatakan, "Dosamu sudah diampuni" dan "sembuhlah engkau". Kedua  perkataan ini sejajar dan tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain.  Jelas bahwa Penebus kita tidak dapat mengangkut dosa-dosa kita dengan tidak  mencabut akar-akar kesakitan yang telah ditanamkan ke dalam tubuh kita oleh  dosa itu. 
     Dalam Markus 16:15-18 Tuhan Yesus memberikan pesan yang utama dan  yang terbesar. Pesan itu disertai dengan janji keselamatan dan janji  penyembuhan. Tuhan telah berjanji bahwa tanda-tanda akan menyertai  orang-orang percaya. Perhatikanlah bahwa janji ini tidak khusus ditujukan  kepada rasul-rasul saja, melainkan kepada siapa saja yang percaya. Oleh  sebab itu tak benar bila seseorang berkata bahwa janji ini hanya untuk  rasul-rasul. Janji-janji ini untuk semua orang yang percaya. Orang-orang  yang mengabarkan Injil harus memberitahukan tentang janji kesembuhan ini.  Orang itu tidak perlu takut menumpangkan tangannya ke atas orang-orang yang  sakit. Kita tidak berhak menuntut supaya orang-orang percaya kepada berita  itu jikalau kita tidak menunjukkan tanda-tanda yang telah dikatakan itu.  Janganlah kita berpendapat bahwa sebagian janji itu (yaitu tentang  penyembuhan) hanya ditujukan kepada para rasul oleh sebab kita tidak tahu  memakainya. Oleh sebab tanda-tanda semacam itulah jemaat di Yerusalem  didirikan; demikian pula di Samaria dan tempat-tempat yang lain. Pada  zaman para Rasul, mujizat itu dibuat oleh orang-orang yang bukan rasul,  seperti Filipus dan Stefanus. Sebenarnya hanya ketidakpercayaan yang  melemahkan janji itu, serta menghilangkan mujizat kesembuhan dari kita.  Menyembuhkan orang sakit adalah bagian dari pesan Kristus, sama seperti  mengabarkan Injil dan membaptiskan orang. 
    Di samping janji yang disebutkan di atas, kita patut memperhatikan juga  janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:12,13. Dan baik kita ingat bahwa  karunia menyembuhkan orang sakit merupakan suatu hal yang umum dalam jemaat  yang mula-mula (1Korintus 12:9-30). Tetapi bagaimanakah karunia itu  akan diteruskan sesudah rasul-rasul meninggal? Jawabannya terdapat dalam  Yakobus 5:14,15. Roh Kudus telah memberikan pesan itu kepada kita  melalui Yakobus; dan jangan lupa, Paulus menyebut Yakobus sebagai  "sokoguru" jemaat (Galatia 2:9). Perhatikanlah bahwa kuasa ini tidak  diberikan kepada rasul-rasul, yang pada waktu itu hampir semuanya sudah  meninggal; tetapi kuasa ini diberikan kepada para penatua jemaat yang mudah  dipanggil oleh anggota jemaatnya yang sakit. Sebaiknya selama ada jemaat  dan para penatua penyembuhan orang sakit patut dilaksanakan. Pesan ini  diberikan pada waktu zaman rasul-rasul hampir berakhir, dan itu juga  membuktikan bahwa Tuhan ingin tetap melaksanakan hal ini dalam jemaat-Nya. 
     Kita patut menyelidiki bagaimana pesan ini dilaksanakan, yaitu dengan  "Doa yang lahir dari iman" dan dengan "mengolesnya dengan minyak dalam nama  Tuhan". Mengolesi minyak di sini sama dengan yang terdapat dalam  Markus 6:13, yaitu yang biasa dilakukan oleh rasul-rasul. Ini bukan  mengolesi dengan obat. Dengan mengolesi di sini melukiskan kuasa Roh  Kudus. Minyak selalu melambangkan Roh Kudus. Ini menandakan pekerjaan Roh  Kudus yang memberikan hidup kebangkitan Tuhan Yesus kepada tubuh orang  sakit itu. Orang yang sakit itulah yang wajib memanggil penatua-penatua  jemaat. Hal itu merupakan pengakuan dan pernyataan imannya kepada Yesus  Kristus. Tidak ada pengampunan dosa atau kesembuhan tubuh tanpa pengakuan  akan Kristus. Ada banyak orang yang lebih suka mendapat kesembuhan ilahi  secara diam-diam, tidak mau mengakui dihadapan umum bahwa ia telah datang  kepada Tabib sorgawi itu. Hal itu tidak benar! Tuhan menghendaki supaya  orang-orang yang disembuhkan dengan terus terang mengakui imannya kepada  Tuhan Yesus". - Dr.A.J. Gordon. 
     Yakobus 5:14 adalah pesan Tuhan yang diwajibkan kepada kita. Itulah  jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mendapatkan penyembuhan  tubuh. Pesan dan janji ini mendatangkan iman kepada kita. Tetapi  janganlah kita lupa bahwa ada hubungan antara dosa dan penyakit. Melalui  penyakit mungkin Tuhan sedang menghajar kita. Oleh sebab itu, pada waktu  kita menderita sakit kita patut mencari hadirat Tuhan serta menyelidiki  hati kita, dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kemudian  kita mengakui dosa dan kesalahan kita, sebab dalam janji itu Tuhan  menjanjikan pengampunan dosa dan penyembuhan tubuh. 
     Sehubungan dengan pelajaran ini, sebaiknya kita menyelidiki ayat-ayat  berikut: 3Yohanes 1:2; Efesus 5:30; Roma 8:11; 2Korintus 4:10,11;  Ibrani 13:8. 
     Beberapa pertanyaan tentang penyembuhan: 
      - Bolehkah kita menggunakan obat? Biarlah Tuhan memimpin kita di  dalam hal itu tiap kali pada waktu kita sakit.
- Jikalau seseorang menggunakan obat atau pergi ke dokter, apakah ia  kurang beriman? Mungkin ya! Dan mungkin tidak! Biarlah Tuhan sendiri yang  menjawab pertanyaan itu.
      
- Jikalau seseorang percaya kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan  obat, apakah kita harus menyalahkan dia atau menyokong imannya? Tentunya  kita harus menyokong imannya!
                         
XI. IBADAT ORANG KRISTEN 
     Ibadat orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: berdoa,  mengucap syukur, dan pemberian persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan.  Mengucap syukur meliputi juga pujian, menyanyi dan makan minum Perjamuan  Tuhan. Di dalam berdoa wajib disertai dengan pembacaan Alkitab. 
                             
(I). BERDOA 
    Berdoa adalah persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia  dengan Allah; yaitu manusia yang diterima Allah oleh karena telah  menjadikan Yesus Kristus Juruselamatnya dan Penebusnya. Dalam doa  termasuk: meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa  kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah.  Doa-doa Daud dan Salomo adalah contoh doa dalam Perjanjian Lama  (1Raja 8:22-53; Mazmur 51:1-19). Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus  dan rasul-rasul telah memberikan contoh-contoh doa kepada kita. Hal itu  akan dilihat pada bagian yang berikut. 
     "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu  itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang saleh"  (Efesus 6:18). Ayat ini menyatakan betapa pentingnya berdoa. Perhatikan  perkataan "setiap waktu", "yang tak putus-putusnya" dan "segala orang  saleh". Kita patut "menaikkan permohonan yang tak putus-putusnya", bukan  mengantuk, melainkan berjaga-jaga. 
     A. Pentingnya berdoa 
     Apakah sebabnya kita perlu berdoa dengan tekun pada setiap waktu? 
       - Sebab Iblis ada, dan ia setiap saat melawan kita dengan  sekuat-kuatnya. Kita sedang bergumul dengan dia (Efesus 6:12), jadi  kita harus menggunakan selengkap senjata Allah untuk menghadapi hal itu,  lalu berdoa (ayat Efesus 6:18).
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk  memperoleh sesuatu dari Allah. Kekurangan kita dalam hal-hal rohani  disebabkan kita kurang berdoa (Yakobus 4:2).
- Sebab rasul-rasul Kristus (yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi  teladan kita) menganggap berdoa adalah pekerjaan mereka yang terpenting  (Kisah 6:2-4).
- Salah satu sebab yang terutama yaitu karena berdoa sangat  dipentingkan oleh Yesus Kristus (Markus 1:35; Lukas 6:12). Dan juga  pada waktu ini berdoa adalah pekerjaan mereka yang utama bagi Tuhan kita  yang ada di sebelah kanan Allah (Ibrani 7:25; Roma 8:34).
- Sebab berdoa ditentukan oleh Allah sebagai jalan bagi kita untuk  mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pertama pada masa kita  memerlukannya (Ibrani 4:16). Kita mendapat kasih karunia kalau kita  rajin berdoa.
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan oleh Tuhan bagi kita untuk  mendapatkan sukacita yang penuh (Yohanes 16:24).
- Sebab berdoa dengan mengucap syukur adalah cara yang ditentukan oleh  Allah bagi kita untuk menghilangkan kekuatiran serta mendapatkan damai  sejahtera (Filipi 4:6,7).
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk  menerima Roh Kudus (Lukas 11:13).
- Sebab kalau kita tidak berdoa, kita berdosa (1Samuel 12:23).
B. Siapakah yang dapat berdoa supaya Allah mengabulkan doanya?      Orang yang membiarkan kejahatan di dalam hatinya niscaya doanya tidak  didengar oleh Allah (Mazmur 66:18). Tuhan membenci dosa, dan sikap kita  juga patut demikian. Boleh jadi itulah sebabnya doa kita tidak didengar. 
      Orang yang tidak mau mendengar dan mentaati hukum Allah, doanya juga  menjadi suatu kebencian kepada Allah serta tidak didengar oleh-Nya  (Amsal 28:9). Kalau kita memalingkan telinga kita terhadap Firman  Allah, maka Ia akan memalingkan telinga-Nya terhadap doa kita  (Zakharia 7:11-13). 
     Tuhan Allah tidak mendengar doa orang yang menyumbat telinganya terhadap  tangisan orang miskin (Amsal 21:13). Pepatah orang-orang duniawi adalah:  "Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri". Tetapi sebenarnya  Tuhan menolong orang yang menolong orang-orang lain. 
     Orang berdosa yang menyesal dan mencela dirinya oleh sebab dosanya, yang  mau mendapat pengampunan, maka doanya didengar oleh Allah (Lukas 18:13,14).  Kita patut mengajak orang-orang berdosa supaya mereka berdoa dan berseru  kepada Allah (Roma 10:13), sebab berdoa adalah pekerjaan iman.  Berdoa adalah tindakan dari orang-orang yang mau diselamatkan. 
     Orang-orang yang percaya kepada nama Anak Allah itu doanya didengar  oleh Allah (1Yohanes 5:13-15). Janji-janji di dalam Perjanjian Baru  tidak dapat diterapkan kepada setiap orang. Janji-janji untuk orang-orang  yang percaya hanya dapat diterapkan kepada orang yang sudah percaya.  Begitu pula janji-janji untuk orang yang menyerahkan diri seluruhnya kepada  Allah, haruslah diterapkan hanya kepada orang yang sudah menyerahkan diri  seluruhnya kepada Allah. Bila ada janji yang memakai perkataan "kami" dan  "kamu" patutlah kita menyelidiki siapakah yang dimaksudkan, dan apakah kita  termasuk di antara orang-orang yang dimaksudkan itu. 
     Allah mendengar doa orang yang benar (Mazmur 34:16,18;  Amsal 15:29; 15:8). 
     Allah mendengar doa orang yang suci atau orang yang saleh  (Mazmur 32:6). Bahasa asli yang dipakai dalam ayat ini untuk  menyebut orang suci atau orang saleh, di ayat yang lain diterjemahkan  "berrahmat" atau "yang beragama", tetapi arti yang sebenarnya dari kata itu  adalah "kemurahan". Tiap-tiap orang saleh patut menjadi orang yang  berkemurahan. Doa orang itu didengar oleh Allah. 
     Orang-orang yang takut akan Allah serta memelihara hukum-hukum Allah  doanya didengar Allah (Mazmur 145:19; 1Yohanes 3:22). Takut akan Allah  berarti memberi hormat, berbakti dan taat kepada Allah (Ibrani 12:28,29;  1Petrus 2:17; Wahyu 14:7; 2Korintus 7:1; 2Samuel 23:3; Amsal 8:13; 16:6;  Yesaya 11:2,3; Mazmur 2:11; 25:14; 33:18; 34:8,10; Wahyu 19:5;  Mazmur 115:11; 118:4). Kalau kita taat kepada Firman Allah, Ia akan  mendengar doa kita. Memelihara hukum-hukum Allah berarti lebih dari  mentaati saja, itu berarti menghormati dan menjaganya sebagai barang yang  indah dan patut dijagai. Kalau kita tidak sungguh-sungguh mengindahkan  perkataan Allah, tentu Allah tidak akan mengindahkan doa kita. 
     Orang yang tinggal di dalam Kristus dan perkataan Kristus ada di dalam  dia, ialah orang yang doanya didengar Allah dan dikabulkan  (Yohanes 15:7). Inilah rahasia bagi orang yang ingin didengar  doanya. Apakah artinya tinggal di dalam Kristus? Artinya tetap di dalam  persatuan dengan Kristus. Tetap di dalam hubungan dengan Kristus sama  seperti hubungan antara pohon anggur dan cabangnya yang sehat dan hidup,  yang tetap mengeluarkan buah dari pohon anggur itu. Cabang itu tidak  mempunyai kehidupan pada dirinya sendiri. Airnya dan kekuatannya diperoleh  dari pohon anggur itu. Daunnya, bunganya, buahnya, semuanya berasal dari  kehidupan pohon anggur itu. Begitu pula kita yang tinggal di dalam Tuhan  Yesus tidak mempunyai kehidupan sendiri yang terpisah dari Kristus, tetapi  kita menerima kehidupan dari Kristus. Kita wajib berusaha supaya kita  tidak mempunyai pikiran, peraturan, perasaan, dan kehendak sendiri, juga  bekerja dan mengeluarkan buah dengan usaha kita sendiri, melainkan kita  harus membiarkan Kristus yang berpikir, berkehendak, bekerja dan  mengeluarkan buah-buah-Nya melalui kita. Bilamana kita sungguh-sungguh  melakukan hal itu, maka kita dapat meminta segala sesuatu, dan akan  dikabulkan. Dan kalau kita tetap tinggal di dalam Kristus, tentu kita  tidak meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. 
     Orang yang duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi, yang mengasihi  Allah serta kenal akan nama-Nya, ialah yang doanya didengar Allah  (Mazmur 91:1,14,15). Apa artinya duduk di dalam lindungan yang  Mahatinggi? Tempat perlindungan berarti tempat di mana seseorang dapat  menyembunyikan diri supaya terlindung dari bahaya. Hal itu berarti kita  menempatkan diri kita dalam tempat persembunyian, tempat perlindungan yang  Mahatinggi, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Allah terhadap segala  bahaya. Kita menyerahkan diri kita dan segala keadaan kita ke dalam tangan  Allah serta percaya dan harap kepada-Nya. Mengenal nama-Nya berarti  mengetahui Dia sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan  kita hanya dapat mengetahui Dia sedemikian bila kita menyelidiki Alkitab. 
     Orang yang bersukacita dalam Allah dan menyerahkan jalannya kepada Allah  serta berharap kepada-Nya, ialah yang doanya didengar Allah  (Mazmur 37:4,5). Apakah saudara sudah menyerahkan segenap jalan  saudara kepada Allah? Serahkan semuanya kepada-Nya, pimpinan dan segala  sesuatu yang akan terjadi pada masa datang, maka jalan saudara akan menjadi  sebegitu dekat kepada Tuhan supaya Ia dapat mendengar segala seruan  saudara. 
    Orang yang rendah hati dan orang miskin doanya didengar Allah  (Mazmur 9:13; 10:17; 69:34; 102:18). Orang miskin tidak dipandang  oleh dunia ini tetapi mereka dihargai oleh Allah di sorga. 
     Doa anak-anak Allah yang menderita akan didengar oleh Allah  (Yakobus 5:13). Kalau ada seseorang yang sedang bersusah hati,  hendaklah ia lebih banyak berdoa. Tiap-tiap kesusahan mendorong kita untuk  berdoa dan memastikan bahwa Tuhan akan mendengar: lihat Matius 11:28. 
     Ayat-ayat lain yang menerangkan tentang doa-doa siapakah yang didengar  Allah adalah: Keluaran 22:22,23; Yakobus 1:5; Kisah 10:24,31,32; 11:14. 
     C. Kepada siapakah kita patut berdoa? 
    Kita dapat berdoa kepada Allah Bapa (Kisah 12:5).  Seringkali orang-orang beriman berdoa bukan kepada Allah. Seringkali Allah  tidak dipikirkan pada waktu ia berdoa, tetapi yang dipikirkan adalah orang  lain, atau keperluannya, dan tidak menginsafi bahwa ia datang menghadap  hadirat Allah, Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang kepada-Nya ia  meminta pertolongan. Bila kita berdoa kita menghadap hadirat Allah, jadi  kita harus membuang segala pikiran duniawi atau hal-hal yang tidak sesuai  dengan doa kita, lalu meminta Roh Kudus membawa kita kepada hadirat Allah  dan memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mendengar  kita. Roh Kudus dapat menolong kita untuk menginsafkan bahwa Allah  sungguh-sungguh menyertai kita pada waktu kita berdoa. Dalam Alkitab doa  yang dinaikkan kepada Allah Bapa dimulai dengan beberapa perkataan sebagai  berikut: Ya Bapa yang kudus, Bapa yang benar, Ya Bapa kami yang di sorga,  Ya Tuhan dll. Periksalah ayat-ayat yang berikut:  Yohanes 17:1; 17:11; 17:25; Matius 6:9; Kisah 4:24; Efesus 1:17; 3:14. 
     Kita dapat berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah  (Kisah 7:59; 2Korintus 12:8,9; Kisah 9:9,10,13,17,20,21; 2Timotius 2:22;  1Korintus 1:2; Roma 10:12,13). Berdoa kepada Tuhan Yesus  adalah kebiasaan orang Kristen yang mula-mula. Pada waktu itu orang  Kristen dinamai "orang yang menyeru nama Yesus Kristus". 
     Di dalam Alkitab tidak ada doa kepada Roh Kudus. Kita dapat berdoa  dalam Roh Kudus, yaitu Ia yang menolong kita berdoa. Sebaiknya kita berdoa  kepada Allah Bapa dan Allah Anak, dengan kuasa Roh Kudus, yaitu dengan  pertolongan Roh Kudus. Periksalah Roma 8:15,16,26,27; Efesus 6:18;  Yudas 1:20; Zakharia 12:10. 
    D. Untuk siapakah kita patut berdoa? 
     Kita patut berdoa untuk diri sendiri. Ini bukan berarti menyayangi diri  sendiri. Kita patut berdoa untuk diri sendiri supaya Allah dipermuliakan  di dalam kita, lihat Mazmur 50:15. Kalau kita banyak berdoa untuk diri  sendiri, tentu Tuhan dipermuliakan di dalam kita, dan di samping itu kita  menjadi berkat yang lebih besar kepada orang lain. Seringkali Tuhan Yesus  berdoa untuk diri-Nya sendiri. Kalau seseorang mendoakan orang-orang lain  tetapi untuk diri sendiri tidak, maka itu adalah tanda yang kurang baik.  Lihatlah 1Tawarikh 4:10; Mazmur 106:4,5; 2Korintus 12:7,8; Ibrani 5:7;  Yohanes 17:1. 
     Orang-orang yang percaya kepada Kristus patut berdoa untuk  saudara-saudaranya yang seiman (Yakobus 5:16; Roma 1:9). 
     Kita patut berdoa untuk semua pengabar Injil (Efesus 6:19,20;  Kolose 4:3; 2Tesalonika 3:1,2; Kisah 13:2,3; Matius 9:38). Semua  orang percaya hendaklah dengan yakin dan tekun berdoa bagi tiap-tiap orang  yang menyerahkan dirinya kepada Allah untuk mengabarkan Injil. Seringkali  terjadi bahwa seorang pengabar Injil kurang memiliki kuasa Roh sebab  anggota-anggota jemaatnya kurang berdoa untuk dia. 
     Kita patut mendoakan orang-orang yang telah kita bawa kepada Tuhan  Yesus, yaitu anak-anak iman kita (1Tesalonika 3:9-13). Tuhan Yesus  telah berbuat demikian (Yohanes 17:9-26), dan juga para Rasul Paulus.  Pada masa ini banyak para pengabar Injil yang kurang mendoakan anak-anak  iman mereka. 
     Kita patut berdoa untuk saudara-saudara seiman kita yang menderita  sakit (Yakobus 5:14-16) 
     Kita patut berdoa untuk saudara kita yang berbuat dosa (1Yoh 5:16),  kalau dosa kita itu bukan dosa yang mendatangkan maut. Tidak ada faedahnya  berdoa untuk orang yang berdosa kepada Roh Kudus; lihat Matius 12:32. 
     Kita patut berdoa untuk orang-orang saleh (Ef 6:18). Semua orang  yang percaya dari segala zaman termasuk dalam doa Tuhan Yesus di dalam  Yohanes 17:9-20. Sebab itu kita patut untuk mendoakan segenap jemaat  Kristus. Mengherankan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang berdoa untuk  orang-orang lain. Tiap-tiap anak Allah adalah saudara kita dan patut kita  doakan. 
     Kita patut mendoakan anak-anak kita (1Tawarikh 29:19) 
     Kita patut mendoakan pemerintah negara kita (1Timotius 2:2,3).  Pada masa sekarang banyak orang yang bersalah dalam hal ini. Banyak orang  menyalahkan pemerintah negaranya, tetapi sesungguhnya hal itu tidak sesuai  dengan Firman Tuhan, lihat Yudas 1:8,9; 2Petrus 2:10,11; 1Petrus 2:17.  Kalau orang-orang Kristen mendoakan pemerintah negaranya akan bertambah  baik. 
     Kita patut berdoa untuk bangsa Israel (Roma 10:1; Yoel 2:17;  Yesaya 62:6,7). Orang-orang yang berdoa untuk bangsa Israel akan  mendapat berkat yang istimewa (Mazmur 122:6,7). Bangsa Israel adalah  bangsa yang sangat dikasihi Allah (Zakharia 2:7,8,10-12). 
     Kita patut berdoa untuk orang yang menyiksa dan menganiaya kita  (Lukas 6:28; Matius 5:44). Bacalah Lukas 23:34 dan  Kisah 7:60. Kita diwajibkan untuk mendoakan orang-orang yang  bersalah kepada kita (Roma 12:20,21). 
    E. Bilamana kita patut berdoa? 
     Orang-orang suci dalam Alkitab berdoa tiga kali sehari, yaitu pagi,  tengah hari, dan petang (Daniel 6:11; Mazmur 55:18; Kisah 10:9,30).  Lihat juga Mazmur 119:146,147; Markus 1:35. 
     Tuhan Yesus, yang menjadi teladan kita, berdoa semalam-malaman kepada  Allah (Luk 6:12). Tuhan berdoa sepanjang malam sebab keesokan harinya  Ia akan memilih kedua belas Rasul, dan itu adalah satu hal yang amat  penting. Tuhan Yesus juga berdoa sepanjang malam pada saat lain ketika Ia  di dalam suatu keadaan yang penting sekali, yaitu orang-orang hendak datang  dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, lihat  Yoh 6:15 dan Mar 6:46-48. Ini merupakan satu teladan yang baik  sekali dan patut kita ikuti. Mengherankan sebab ada juga orang Kristen  yang tidak setuju dengan berdoa sepanjang malam. Mereka mengatakan bahwa  iman yang benar akan menerima apa yang dimintanya pada waktu diminta.  Bukankah Tuhan mempunyai iman? Ia sering berdoa sepanjang malam. Lihat  Yesaya 40:31. Berdoa sepanjang malam kepada Allah tentu diikuti oleh  kuasa sepanjang hari di hadapan manusia. John Livingston, dari Skotlandia,  pada suatu malam berdoa sepanjang malam bersama dengan beberapa orang lain,  lalu pada esoknya ia berkhotbah dengan kuasa Allah sehingga 500 orang  diselamatkan atau mengalami berkat rohani pada hari itu. 
     Kita patut mengucap syukur setiap kali kita makan (Matius 14:19;  Kisah 27:35; 1Timotius 4:4,5). 
     Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15;  Mazmur81:8; 77:2,3; 86:7), pada masa peperangan (1Tawarikh 5:20),  dan bila musuh-musuh menyerang kita (1Tawarikh 14:8,9,11). 
     Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kita merasakan tekanan  dosa-dosa kita, yaitu bila kita merasa jauh dari Allah dan kita rindu  kembali kepada-Nya. Ganjaran dari Allah merupakan suatu pendorong untuk  berdoa. 
     Kita patut berdoa senantiasa, dengan tidak tawar hati, pada setiap waktu  (Lukas 18:1; Efesus 6:18; 1Tesalonika 5:17). Hati kita patut berseru  kepada Allah pada setiap waktu. Segenap hidup kita haruslah menjadi satu  doa kepada Allah. Orang-orang Kristen patut senantiasa hidup dalam  semangat berdoa. Kita yang beriman kepada Allah selalu mempunyai  kesempatan untuk menyeru Dia. Pengharapan kepada Allah selalu diteguhkan  dalam doa yang tekun. 
     F. Tempat berdoa 
     Kita boleh, dan patut berdoa kepada Allah di segala tempat. Tempat  tidak penting, yang penting ialah berdoa dengan roh dan kebenaran  (Yohanes 4:20-24). Akan tetapi dalam Alkitab kita disuruh masuk ke  dalam kamar kita, di tempat yang tidak kelihatan oleh orang lain, dan di  situlah kita berdoa (Matius 6:6). Dengan demikian kita diasingkan  dari dunia untuk bersekutu dengan Allah. Hal ini untuk menjaga supaya kita  tidak berdoa dengan pura-pura supaya didengar manusia, seperti orang-orang  Farisi. Selain itu Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita ketika  Ia pergi ke gunung untuk berdoa. Itulah tempat yang sunyi di mana Ia  menjauhkan diri dari manusia, untuk menyendiri beserta dengan Allah  (Matius 14:23). Rasul-rasul Tuhan berdoa dalam penjara  (Kisah 16:25). Penjarapun mungkin jadi pintu surga. Kita patut  berdoa kepada Allah bila ajal kita dekat; kita dapat berdoa bersama-sama  dengan orang-orang yang percaya; di antara orang-orang yang tidak percaya;  dan di mana-mana tempat (Yunus 2:2; Yohanes 17:1; Kisah 27:35;  1Timotius 2:8). 
    G. Untuk apakah kita berdoa? 
      - Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
- Berdoa untuk para pengabar Injil
- Berdoa untuk berkat-berkat rohani
- Berdoa untuk berkat jasmani
        1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya 
     Kita patut berdoa supaya Allah dipermuliakan (Matius 6:9).  Mengho mati dan mempermuliakan Allah patut menjadi kerinduan dan tujuan  kita yang utama. Segala doa kita hendaknya bertujuan untuk mendatangkan  kemuliaan bagi Tuhan, lihat Yohanes 17:1; 12:27,28. Apakah saudara  sungguh-sungguh rindu dan ingin supaya Allah dipermuliakan dalam segala doa  saudara? Apakah saudara sering berdoa demikian? Apakah tujuan itu  memenuhi segala doa saudara? 
     Kita patut berdoa supaya Kerajaan Allah datang (Matius 6:10).  Kerajaan Allah pasti akan datang, apakah kita mendoakan hal itu atau tidak,  tetapi doa-doa kita akan mempercepat kedatangan Kerajaan itu. Kebanyakan  orang Kristen tidak menyadari bahwa kedatangan Kerajaan Allah dapat  dipercepat oleh sebab doa orang-orang saleh, atau kedatangan-Nya dirintangi  sebab orang-orang saleh tidak berdoa. Orang yang sungguh-sungguh sudah  dilahirkan kembali tentu akan sangat merindukan supaya Kerajaan Allah  segera datang. Walaupun begitu doa ini sering diucapkan tanpa memikirkan  apa maksudnya. 
     Kita patut berdoa supaya Raja yang ditentukan oleh Allah, yaitu Tuhan  Yesus Kristus, segera datang (Wahyu 22:20). Kerajaan itu tidak akan  datang sebelum Rajanya datang. Banyak orang berdoa supaya Kerajaan Allah  datang, tetapi jarang orang berdoa supaya Rajanya datang. Inilah puncak  kerinduan orang-orang Kristen, dan inilah doa yang terakhir dalam Alkitab.  Segenap nubuat dari Alkitab diarahkan kepada hal ini. Apakah saudara  berdoa untuk hal ini? 
     Kita patut berdoa supaya kehendak Allah jadi di atas bumi ini seperti di  dalam surga (Mat 6:10). Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menjadi  anak Allah, inilah yang paling dirindukan daripada segala sesuatu dalam  dunia ini. Kita wajib dengan segenap hati berdoa. "Jadilah kehendak-Mu,  ya Allah." Itulah yang patut menjadi doa yang terutama bagi orang Kristen. 
     Kita patut berdoa supaya pekerjaan Tuhan dihidupkan, yaitu supaya  terjadi gerakan dan kebangunan rohani di dalam jemaat Tuhan. 
     Perhatikanlah bahwa pekerjaan Tuhan harus dihidupkan, dan umat Allah  harus mendapat suatu gerakan dari Tuhan. Saleh-saleh Tuhan yang sudah  menjadi lemah perlu dikuatkan. Tuhan Allah mau mengabulkan doa untuk  kebangunan rohani di antara umat Allah. Dalam sejarah Israel dan dalam  sejarah gereja juga Tuhan Allah telah memberikan kebangunan rohani itu.  Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa orang saleh. Kebangunan rohani sering  terjadi meskipun orang yang memimpinnya tidak pandai berkhotbah, akan  tetapi tidak pernah terjadi kebangunan rohani kalau tidak ada orang yang  berdoa. Bilamana jemaat Tuhan suci dan bersih kelakuannya, pada waktu itu  Tuhan akan menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat. Tuhan tidak mau  menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat yang tidak suci. Pada masa  sekarang doa ini sangat perlu didoakan dengan tekun dalam jemaat Kristus. 
        2. Berdoa untuk para pengabar Injil 
     Kita patut berdoa kepada Tuhan yang mempunyai tuaian itu supaya Ia  mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:37,38).  Sepanjang waktu sejarah jemaat Tuhan, sekarang masanya doa ini sangat  diperlukan. Kiranya kita mentaati pesan ini. Ladang Tuhan sudah kuning dan  siap untuk dituai, tetapi, masih banyak diperlukan orang-orang untuk menuai.  Ada banyak pekerja di dalam ladang Tuhan yang tidak dipanggil oleh Tuhan.  Cara untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang baik bagi ladang Tuhan yaitu  berdoa untuk mereka. Bacalah Kisah 1:24. Jikalau Paulus dan  Barnabas terlebih dahulu berdoa kepada Allah tentang Markus harus dibawa  atau tidak, dan mereka tidak mencoba memutuskannya sendiri, sudah tentu  ayat Kisah 15:39 yang kurang menyenangkan itu tidak perlu ditulis.  Banyak percekcokan yang terjadi di antara pengabar-pengabar Injil akan  dapat dihindarkan kalau mereka mentaati Kisah 1:24. 
     Kita patut berdoa supaya Allah membukakan pintu bagi orang-orang yang  memberitakan Firman Allah (Kol 4:3). Inilah jalan yang terbaik supaya  pintu pengabaran Injil terbuka. Orang-orang yang merasa dirinya dipanggil  oleh Allah tetapi tidak menemukan tempat untuk bekerja, patut berdoa  demikian. Dan kalau ada tempat yang memerlukan pemberitaan Injil tetapi  pintu tidak terbuka, maka inilah cara untuk membuka pintu itu. Tuhan sudah  membukakan pintu bagi Rasul Paulus pada waktu ia di dalam penjara, dalam  hal ia menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat Tuhan. Surat-surat Paulus  itu masih ada pada kita sekarang dan melalui surat-surat itu Injil  dikabarkan kepada banyak orang. Banyak pintu bagi orang kafir dibukakan  melalui doa. Kalau orang-orang saleh berdoa kepada Allah, doa-doa mereka  akan membuka lebih banyak pintu daripada permintaan kepada  pemerintah-pemerintah dunia. 
    Kita patut berdoa supaya pengabar-pengabar Injil diberikan karunia dalam  memberitakan rahasia Injil, sehingga mereka dapat memberitakannya dengan  berani, sebagaimana yang sepatutnya (Efesus 6:19,20). Bukan hanya  pintu-pintu yang perlu dibukakan, melainkan mulut-mulut juga. Masih  diperlukan pengabar-pengabar Injil yang berkata-kata dengan keberanian  hati, dan orang-orang saleh patut berdoa supaya hal itu terjadi. Kalau hal  itu perlu bagi Rasul Paulus, sudah tentu perlu juga bagi kita sekarang ini. 
     Kita patut berdoa untuk pengabar-pengabar Injil supaya Firman Tuhan  makin luas diberitakan dan dipermuliakan. Jangan menyalahkan  pengabar-pengabar Injil, melainkan doakanlah mereka. Di samping itu patut  kita berdoa supaya para pengabar Injil berpakaian kebenaran  (Mazmur 132:9). Ingatlah, Iblis paling suka menyerang  pengabar-pengabar Injil, oleh sebab itu kita wajib mendoakan mereka dengan  tekun supaya kebenaran menjadi jubah mereka. Baiklah kita ingat bahwa oleh  kejatuhan mereka Allah dihina dan oleh kebenaran mereka Allah  dipermuliakan. 
       3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani 
     Kita patut berdoa untuk pengampunan dosa-dosa kita (Matius 6:12;  Mazmur 25:11; 51:3; Lukas 18:13; Hosea 14:2; Keluaran 34:9; 32:31,32;  1Raja 8:47-50; Kisah 8:22). Allah Bapa kita telah menyediakan  pengampunan dosa untuk kita orang-orang saleh, yaitu dengan darah Kristus;  tetapi jelas dikemukakan dalam Alkitab bahwa Tuhan menghendaki kita, orang  Kristen, mengakui dosa kita serta berdoa untuk pengampunan itu. Kalau kita  berdoa kepada Allah dan meminta pengampunan dosa; dan karena kita tahu  bahwa Tuhan sudah mengampuni maka tidak perlu kita meminta ampun sekali  lagi untuk dosa itu. 
    Kita patut berdoa agar Tuhan menyelidiki kita dan menguji kita  (Mazmur 139:23,24; 51:11; 19:13). Anak Tuhan yang sungguh-sungguh  akan merindukan supaya tiap-tiap hal yang jahat di dalam dirinya diselidiki  dan dinyatakan kepadanya. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan dengan benar  oleh kita sendiri, melainkan Allah yang harus melaksanakannya; dan Ia akan  melaksanakan hal itu, sebab di dalam doa kita meminta Ia melakukannya. Hal  ini wajib sering dilakukan. Dosa, sifat mengasihi diri sendiri, tabiat  duniawi, dan keinginan untuk menurut dunia selalu mengelilingi kita seperti  udara, dan hal-hal itu sering masuk ke dalam hati kita walaupun kita tidak  menginsafinya. Oleh sebab itu patutlah tiap-tiap hari kita menghadap Allah  dan membuka hati kita kepada-Nya, serta meminta Dia menyelidiki hati dan  kelakuan kita untuk menyatakan segala sesuatu di dalam kita yang tidak  berkenan kepada-Nya. Tentunya hal itu kadang-kadang menyakiti kita, akan  tetapi akan memperbaiki diri kita serta berfaedah bagi kita. 
     Kita patut berdoa supaya Allah menjadikan di dalam kita suatu hati yang  bersih (Mazmur 51:12). Mustahil manusia dapat menyucikan hatinya  sendiri. Hati yang bersih merupakan suatu pekerjaan Allah. Tuhan mau  melakukan hal itu sesuai dengan doa kita. Tuhan berkenan menjadikan di  dalam kita suatu hati yang suka akan kebenaran dan yang membenci dosa. 
     Kita patut berdoa supaya Allah menyokong dan membimbing kita, memegang  kita dalam tangan-Nya (Mazmur 119:117). Jikalau Allah membimbing dan  memegang kita dalam tangan-Nya tentu kita akan selamat. Memang mustahil  kita berdiri sendiri. Jalannya terlalu licin dan kita akan mudah  tergelincir. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,  hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Allah dapat,  dan bersedia memegang kita supaya kita tidak jatuh, dan caranya ialah dengan  banyak berdoa dengan kerendahan hati; lihat 1Korintus 10:13. 
     Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak menghindarkan kita dari dosa  congkak (Mazm 19:14, TKB). Ini berarti dosa-dosa yang diperbuat dengan  kecongkakan, dengan mempermainkan rahmat Allah. Kita patut berdoa supaya  Allah menahan kita sehingga kita tidak menyimpang dari  perintah-perintah-Nya (Mazmur 119:10). Domba itu mudah tersesat, begitu  pula dengan tiap-tiap anak Adam. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu  berseru dan berharap kepada Allah supaya Ia memelihara kita pada jalan yang  betul. 
     Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak membawa kita masuk ke dalam  pencobaan (Mat 6:13; Mar 14:38). Kalau kita benar-benar mengetahui  kelemahan diri kita dan kalau kita rendah hati, tentu doa ini akan sering  kita ucapkan. Orang yang demikian tidak akan bermain-main dengan  pencobaan, melainkan ia akan lari dari pencobaan itu serta meminta Tuhan  menjauhkan dia daripadanya. Banyak orang yang telah maju dalam hal rohani  jatuh sebab mereka lupa dan tidak menaikkan doa ini. 
    Kita patut berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari si jahat  (Matius 6:13). Tiap-tiap orang yang menyelidiki Perjanjian Baru dan  yang sudah mulai menjalankan kehidupan Kristen itu tentu akan menginsafi  bahwa ada suatu kuasa yang dahsyat, cerdik dan jahat, yaitu Iblis.  Perlindungan dan kelepasan dari kuasa itu hanyalah di dalam Allah, dan kita  dapat memperolehnya hanya dengan senantiasa berdoa. 
    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengawasi mulut kita dan menjaga pintu  bibir kita (Mazmur 141:3). "Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan  lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun  yang mematikan" (Yak 3:8), akan tetapi Allah dapat menaklukkan lidah  kita sebagaimana doa kita. 
     Kita patut berdoa supaya Allah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, agar  kita hidup menurut kebenaran-Nya (Mazmur 86:11; 119:33; 25:4; 143:10). 
    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengajar kita bagaimana kita harus  berdoa, Lukas 11:1; Roma 8:26. 
     Kita patut berdoa supaya Tuhan membukakan mata kita untuk melihat  hal-hal ajaib dalam Firman-Nya (Mazmur 119:18). Kita tidak akan dapat  menyadari hal-hal ajaib dalam Firman Tuhan bila Tuhan sendiri tidak  membukakan mata kita untuk melihatnya. Hal ini akan Tuhan lakukan kalau  kita berdoa memintanya. Dengan berdoa kita dapat melihat hal-hal rohani  yang indah, yang tak dapat dilihat oleh orang yang tidak berdoa. Meskipun  seorang pandai sekali dalam bahasa asli Alkitab, tetapi keahlian orang itu  tidak dapat membukakan matanya yang telah dibutakan oleh dosa. Jikalau  seorang buta memakai kaca mata yang terbaik sekalipun ia tetap tidak dapat  melihat permainya alam ini; begitu pula orang yang tidak berdoa tidak dapat  melihat permainya kebenaran Firman Allah, walaupun ia memakai kaca mata  pengetahuan bahasa Yunani dan Ibrani sekalipun. Orang yang celik matanya  dapat melihat lebih banyak keindahan alam ini dari pada orang buta walaupun  si buta itu memakai kaca mata yang terbaik. Begitu juga orang yang celik  mata rohaninya dapat melihat lebih banyak keindahan Firman Allah, walaupun  ia tidak terpelajar, daripada orang yang terpelajar yang tertutup mata  rohaninya. Seorang yang duduk satu jam saja di bawah kaki Yesus, akan  lebih banyak melihat keindahan Firman Tuhan, daripada orang yang duduk  empat tahun pada kaki manusia yang menganggap dirinya berbudi, tetapi  sebenarnya bodoh (Roma 1:22; Markus 10:51). Setiap orang Kristen harus  belajar dalam "sekolah doa". Baik orang terpelajar maupun orang yang bodoh  akan tahu bahwa keindahan Firman Tuhan hanya dapat dilihat dengan berdoa.  Setiap kali kita membuka Alkitab untuk membacanya, baiklah kita berdoa,  "Celikkan mataku, ya Tuhan, supaya aku dapat melihat hal-hal yang ajaib  dari dalam Firman-Mu". 
     Kita patut berdoa supaya Tuhan memimpin kita  (Mazmur 31:4; 27:11; 139:24). Siapakah yang mengetahui jalan yang  patut diturutnya? Ada bahaya pada sebelah kanan dan kiri, tetapi puji  Tuhan, sebab selalu ada tangan yang tidak dapat bersalah yang memimpin kita  dengan selamat. Melalui doa tangan Tuhan itu dapat kita pegang (dan kita  dipegang oleh-Nya). Tiap-tiap langkah kita harus dipimpin oleh Tuhan.  Hanya Tuhan yang dapat memimpin kita pada jalan yang benar  (Mazmur 27:11). 
     Kita patut berdoa supaya Tuhan memberikan roh hikmat dan wahyu untuk  mengenal Yesus Kristus dengan benar (Efesus 1:16-19). Kita dapat  mengenal Kristus hanya oleh karena roh hikmat yang diberikan oleh Allah  sesuai dengan doa kita. Apabila kita telah menerima roh hikmat dan wahyu  untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar, maka mata hati kita menjadi  terang, sehingga kita mengetahui pengharapan apakah yang terkandung dalam  panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi  orang-orang kudus dan betapa hebatnya kuasa-Nya bagi kita yang percaya. 
     Kita patut berdoa supaya kita mengetahui kehendak Allah dengan sempurna,  sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam  segala hal, dan dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan  bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9,10). 
    Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak  Allah, dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan supaya Yesus Kristus  mendiami hati kita oleh iman, dan kita berakar serta berdasar di dalam  kasih (Efesus 3:14-19). Ini adalah suatu doa yang mulia dan tidak ada  hentinya. 
     Kita patut berdoa supaya kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam  kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang  (1Tesalonika 3:12). Kalau saudara insaf bahwa saudara masih kurang  dalam hal kasih, inilah jalan untuk mendapatkan kasih itu. "Mintalah, maka  akan diberikan kepadamu." 
     Kita patut berdoa supaya Allah menguduskan segenap diri kita, yaitu roh,  jiwa serta tubuh kita, agar terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada  kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23,24). Perhatikan  bahwa Tuhan rindu menguduskan segenap diri kita dengan sempurna. Kurang  dari itu tidak memuaskan hati Tuhan ataupun hati seorang yang  bersungguh-sungguh menjadi anak Allah. 
     Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus, yaitu menerima  karunia Roh Kudus (Kisah 2:38; Lukas 24:49; Efesus 5:18; Yohanes 20:22;  Kisah 19:1,2; Lukas 11:13; Kisah 8:15). 
     Kita patut berdoa supaya kita tinggal tetap di dalam Allah, selalu  bersekutu dengan Dia, serta selalu memandang kepada keindahan-Nya  (Mazmur 27:4). Daud tidak selalu rindu akan berkat dan karunia  Allah, tetapi ia rindu kepada Allah sendiri. Bilamana sukacita keselamatan  kita telah hilang, kita patut berdoa supaya Tuhan mengembalikan sukacita  itu (Mazmur 51:14). 
       4. Berdoa untuk berkat jasmani 
     Tuhan telah banyak menyediakan berkat jasmani untuk kita yang percaya  kepada Yesus Kristus, dan kita patut berdoa untuk berkat-berkat itu. Kita  patut berdoa untuk hikmat (Yakobus 1:5); untuk rezeki kita sehari-hari  (Matius 6:11); untuk kesembuhan tubuh kita (Yakobus 5:14-16); untuk  hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah (1Yohanes 5:14,15); untuk  segala sesuatu yang kita perlukan (Filipi 4:6,19). Sebagai orang Kristen  kita hidup tanpa kekuatiran atau kebimbangan. Tetapi hal ini hanya dapat  dilakukan oleh Tuhan kalau tiap-tiap keperluan kita dihadapkan kepada Allah  di dalam doa. Dengan demikian barulah digenapkan, "Damai sejahtera Allah,  yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam  Kristus Yesus." (ayat Filipi 4:7). 
     H. Bagaimana kita harus berdoa 
     Kita harus berdoa dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:13,14; 15:16).  Apakah artinya berdoa dalam nama Yesus Kristus? Cobalah periksa ayat-ayat  yang berikut: Lukas 24:47; Matius 7:22; Markus 9:38,39; Kisah 3:6;  1Korintus 6:11; Efesus 5:20; Kolose 3:17; Yakobus 5:14; Yohanes 16:23.  Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti berdoa dan meminta dengan kesadaran  dan keyakinan bahwa kita akan mendapat apa yang kita minta oleh sebab kasih  karunia dan kebajikan Tuhan Yesus, karena Ia telah diterima baik oleh Allah  Bapa-Nya. Tuhan Yesus memberi hak dan kuasa kepada tiap-tiap orang yang  percaya kepada-Nya untuk memakai nama-Nya dalam meminta segala sesuatu yang  disimpan-Nya di dalam sorga bagi mereka itu. Sebenarnya kita tidak  memiliki apa-apa yang tersimpan di dalam sorga, tetapi Tuhan Yesus memiliki  segala sesuatu yang tersimpan di situ. Dan kalau kita meminta dari Allah  atas nama kita sendiri atau sebab jasa-jasa kita, tentu kita tidak akan  mendapatkan apa yang kita minta itu. Kita patut selalu dalam keadaan  berkenan kepada Tuhan supaya kita dapat menerima apa yang kita minta  daripada-Nya (1Yohanes 3:22). Dalam hal inilah doa orang Kristen  berbeda dengan doa-doa orang kafir. Doa orang Kristen selalu dinaikkan  dalam nama Tuhan Yesus. 
     Dalam terjemahan lama (TKB) dikatakan bahwa kita harus berdoa dan  berseru kepada Allah dengan sebenarnya (Mazmur 145:18). Apakah artinya  berseru kepada-Nya dengan sebenarnya? Berseru kepada Allah dengan  "Sebenarnya" berarti" dengan hati yang tulus dan tidak berpura-pura".  Berseru kepada Tuhan dengan sebenarnya artinya memohon sesuatu yang  sungguh-sungguh kita rindukan dan percaya dengan yakin bahwa Tuhan akan  memberikannya. Sering orang meminta dari Allah sesuatu yang mereka tidak  sungguh-sungguh rindu untuk memperolehnya. Dan sering juga orang meminta  sesuatu dari Allah dengan hati yang tidak percaya bahwa Allah akan  memberikan hal itu kepadanya. Sebelum kita meminta sesuatu dari Allah,  baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya  sungguh-sungguh memerlukan hal ini ?" Dan: "Percayakah saya bahwa Tuhan  akan memberikan hal itu kepada saya?" Banyak doa memakai nama Tuhan dengan  sia-sia sebab orang itu tidak percaya Tuhan akan memberikan apa yang  dimintanya. 
     Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati (Yeremia 29:12,13;  Ulangan 4:29). Seringkali orang berdoa dengan tulus hati tetapi  bukan dengan segenap hati. Doa yang demikian kurang dihargai oleh Tuhan.  Bilamana kita berdoa dengan segenap hati kita, tentu doa kita dikabulkan  dengan segenap hati Tuhan. Di Taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa dengan  sungguh-sungguh (Lukas 22:44). Dalam Roma 15:30 Rasul Paulus  meminta agar kita bergumul dalam doa. Bergumul dalam ayat itu berarti  berusaha, berjuang, bertekun. Pada masa sekarang ini hanya sedikit orang  yang berdoa demikian. Kita patut bersikap demikian di dalam segala doa  kita. Doa semacam itu tentu dikabulkan oleh Allah. Bacalah  Kejadian 32:26; Ibrani 5:7 
     Kita patut berdoa dengan bertekun (Roma 12:12; Kolose 4:2;  Lukas 18:1-8). Janganlah kita berhenti berdoa kalau permintaan itu  belum dikabulkan pada pertama kali kita berdoa. Seringkali seorang yang  mengalami hal itu segera berpendapat bahwa "bukan kehendak Allah untuk  memberikan hal itu kepadanya". Itu adalah kemalasan dalam berdoa. Iman  kita sering diuji oleh Tuhan. Lihat Matius 20:31; 15:23-28.  Seringkali juga kita merasa yakin benar bahwa apa yang kita minta itu sudah  dikabulkan dan tentu akan diberikan. Lihat Yohanes 11:4;  1Yohanes 5:14,15; Markus 11:24. Pada waktu itu tidak perlu meminta  untuk hal itu lagi dari Tuhan, melainkan kita mengucap syukur untuk hal  itu. Ada orang yang berpendapat bahwa kalau kita berulang-ulang meminta,  hal itu menandakan kita kurang beriman; tetapi sebenarnya bukan demikian.  Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berdoa tiga kali untuk satu permintaan, lihat  Matius 26:44 
     Jangan kita mengulang-ulangi dan menambah-nambah perkataan dalam doa,  sebab kita tidak didengar karena kita menambah-nambah perkataan dalam doa  kita (Matius 6:7). 
   Kita patut berdoa dengan berpuasa (Daniel 9:3; Kisah 14:23; 13:2,3).  Itu bukan berarti bahwa kita harus berpuasa tiap-tiap kali kita berdoa.  Tetapi dalam beberapa hal yang penting kita patut berdoa dengan berpuasa.  Bilamana kita menahan diri selama beberapa waktu dari hal-hal duniawi yang  mengikat kita, dan kita memusatkan diri seluruhnya untuk berdoa, maka doa  kita akan berkuasa di hadapan Tuhan. Setiap persoalan yang besar dan  penting dalam kehidupan kita patut diputuskan dengan jalan demikian, lihat  Matius 9:15. 
    Pada waktu kita berpaling dari Allah, kita patut berdoa kepada Allah  dengan merendahkan diri, menyesal serta meninggalkan dosa-dosa kita  (2Tawarikh 7:14). Inilah penawaran untuk segala kesusahan di dunia ini.  Perhatikanlah bahwa umat Allahlah yang harus merendahkan diri serta mengaku  dosa-dosanya. 
     Kita patut berdoa dengan disertai ucapan syukur kepada Tuhan  (Filipi 4:6; Kolose 4:2). Bilamana kita menghadap Allah Bapa dalam  doa, kita patut mengucap syukur oleh karena segala berkat yang telah  diberikan oleh Bapa sorgawi kita. Banyak doa kita tidak berkenan di  hadapan Allah sebab tidak disertai ucapan syukur. Tuhan Allah berdukacita  kalau kita melalaikan kewajiban ini, lihat Lukas 17:17,18. 
     Kita patut berdoa bersama-sama dengan orang lain, dengan sepakat  (Matius 18:19,20). Dalam Alkitab Tuhan sering berpesan supaya kita  berdoa bersama-sama, dan doa semacam itu mengandung kuasa yang luar biasa  dan selalu diberkati oleh Allah. Hal ini bukan berarti hanya bersama-sama  meminta, tetapi harus sehati dan sepakat dalam permintaan itu. Bilamana  Roh Kudus menaruh satu permohonan yang sama dalam hati dua orang dan mereka  sepakat dalam permintaan itu, tentu ada kuasa yang besar dalam doa-doa  mereka. Kalau mereka sepakat di dalam permintaan mereka, tentu mereka  lebih berani dalam meminta. 
     Kita patut berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa kita akan menerima apa  yang kita minta (Matius 21:22). Percaya dalam ayat ini bukan berarti  hanya percaya kepada Allah secara umum, tetapi ini berarti kita percaya dan  yakin bahwa kita sudah menerima apa yang kita minta, lihat Yakobus 1:5,6  dan Markus 11:24. Tuhan Allah menghormati dan menghargai iman semacam  itu. Bagaimanakah kita dapat memiliki iman yang semacam itu? Kita dapat  memilikinya dari Firman Allah, melalui janji-janji-Nya  (Roma 4:20,21; 10:17); dan dari Roh Kudus yang mengajar kita  (Roma 8:26,27). 
     Kita patut berdoa dalam Roh Kudus (Efesus 6:18; Roma 8:26,27;  Yudas 1:20). Kita hendaknya selalu berdoa menurut pimpinan dan kuasa  Roh Kudus. Mungkin terjadi bahwa kehendak daging kita menginginkan kita  berdoa untuk beberapa hal, tetapi kita tidak boleh menuruti kehendak  daging, baik dalam pencobaan ataupun dalam doa. Tiap-tiap kehendak diri  kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, serta mencari pimpinan-Nya dalam  segala doa kita. Sering kali doa-doa kita menuruti kehendak diri kita,  oleh sebab itu tidak dikabulkan Allah. Kita harus menuruti pimpinan Roh  Kudus dalam doa kita. Sebagaimana murid-murid Tuhan Yesus telah meminta  kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa", begitu pula kita patut meminta  dari Roh Kudus. Dan kalau kita memintanya, tentu kita akan memperolehnya,  Yohanes 14:16; 16:7. 
     I. Halangan-halangan di dalam doa; alasan mengapa banyak permintaan doa     tidak dikabulkan 
     Seringkali doa tidak dikabulkan sebab orang itu meminta dengan maksud  menyayangi diri sendiri, atau ingin menuruti kehendak diri sendiri  (Yakobus 4:3). Tiap-tiap orang yang berdoa hendaknya bertujuan supaya  dengan tujuan dengan dikabulkannya doa kita Allah juga dipermuliakan.  Kalau kita berdoa dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu kesenangan bagi  diri sendiri atau supaya diri kita dipuji, tentu doa itu tidak akan  dikabulkan oleh Allah. 
    Doa tidak dikabulkan kalau ada dosa yang menceraikan orang itu dari  Allah (Yesaya 59:1,2; Mazmur 66:18). Kalau kita sudah berdoa kepada  Tuhan tetapi Tuhan lama tidak memberikan apa yang kita minta, janganlah  segera berpendapat bahwa Tuhan tidak berkehendak mengabulkan permintaan  itu. Lebih baik kita bertanya dulu kepada Tuhan apakah masih ada dosa di  dalam kita yang menceraikan kita daripada-Nya, yang menyebabkan Ia tidak  mendengar doa kita. Kalau kita membiarkan dosa yang ada di dalam kita  tentu Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita. 
     Kalau orang yang berdoa menyimpan berhala di dalam hatinya tentu doanya  tidak dikabulkan (Yehezkiel 14:3). Ada juga orang-orang Kristen yang  masih menyimpan berhala di dalam hatinya. Mereka tidak mengaku bahwa  hal-hal itu adalah berhala, tetapi sebenarnya itu merupakan berhala. Apa  saja yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melepaskan diri dari padanya,  tetapi kita tidak mau, maka hal itu menjadi berhala. Sering Tuhan Allah  tidak mengabulkan doa kita sebab Ia menghendaki kita insaf bahwa kita masih  menyimpan berhala di dalam hati kita. Banyak orang Kristen di Indonesia  yang tetap menggunakan jimat, tiup-tiupan, guna-guna, ikat pinggang merah,  batu licin, mantera, doti-doti, suanggi, sihir, hobatan, keris, berhubungan  dengan orang mati, dll., semua itu adalah berhala. Kalau Tuhan sudah  menjadi pelindung kita, untuk apa lagi kita percaya kepada benda-benda mati  dan roh-roh jahat? Semua itu menjadi berhala dan Tuhan tidak akan  mendengar doa orang yang masih menggunakan benda-benda itu atau yang  percaya kepada benda-benda itu. 
     Sering doa kita tidak dikabulkan oleh sebab kita tidak mau mengampuni  seseorang atau sebab kita masih menaruh dendam kepadanya. Doa seringkali  terhalang oleh hal itu. Tuhan Allah mengabulkan doa kita sebab dosa-dosa  kita sudah diampuni, tetapi kalau kita tidak mengampuni orang lain tentu  kita tidak berhak untuk menuntut agar Tuhan mendengar doa kita. Kalau kita  menaruh dendam terhadap orang lain, tentu telinga Allah tertutup bagi doa  kita. 
     Sering doa kita tidak dikabulkan sebab kita tidak percaya; kita bimbang  apakah benar-benar kita akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh  Tuhan kepada kita (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Allah menuntut agar  kita dengan kesungguhan hati percaya akan Firman-Nya. Kalau kita bimbang  terhadap janji-janji Allah, hal itu sama dengan menganggap Allah sebagai  pendusta. 
     Boleh jadi doa suami dan isteri tidak dikabulkan sebab hubungan suami  isteri itu tidak sesuai dengan isi Alkitab (1Petrus 3:6,7). 
     J. Hasil Doa 
    Doa menggerakkan tangan yang Mahakuasa, tangan yang menggerakkan alam  ini, dan tangan yang menggerakkan hati manusia. Doa itu mengandung kuasa  yang luar biasa (Yakobus 5:16-18; 1Raja 18:37,38). Banyak orang  Kristen tidak memiliki Kuasa dalam kehidupannya, dan banyak pula jemaat  Tuhan yang demikian. Alasannya dikemukakan di dalam Yakobus 4:2, "Kamu  tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." 
     Apa juga yang kita minta di dalam doa akan kita peroleh  (Yohanes 14:13,14). Segala sesuatu yang kita minta dari Allah akan  dapat kita peroleh kalau kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa  yang berkenan kepada-Nya (1Yohanes 3:22). Jikalau kita minta sesuatu  menurut kehendak Tuhan, niscaya Ia akan mendengarkan kita, dan tentu kita  memperoleh apa yang kita minta (1Yohanes 5:14,15). 
    K. Contoh-contoh doa dalam Alkitab 
      Akan sangat menolong bagi kita apabila kita menyelidiki doa Tuhan Yesus  Kristus yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: Matius 6:9-13;  Lukas 11:2-4; Yohanes 11:40-43; 12:27,28; 17:1-26; Matius 26:29,42;  Lukas 23:34; Matius 27:46; Matius 11:25,26. 
    Disamping itu kita perlu juga menyelidiki doa Rasul Paulus dan Yohanes:  Kisah 9:5,6; Roma 16:25-27; Efesus 1:16-20; Efesus 3:14-21;  Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14; 1Tesalonika 3:10-13; 2Tesalonika 1:11,12;  Ibrani 13:20,21; Wahyu 22:20. 
    Demikian pula doa Abraham dan perempuan Kanaan: Kejadian 18:23-33;  Matius 15:22-28. 
               
(II). UCAPAN SYUKUR DAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH 
      Kehidupan orang-orang Kristen tidak sempurna kalau tidak disertai  dengan banyak ucapan syukur. Ucapan syukur adalah hal yang sangat  dipentingkan dalam Alkitab. Hal ini jelas oleh sebab banyak ayat dan pasal  yang berisi ucapan syukur kepada Allah. Maka diwajibkan kepada orang-orang  Kristen untuk mengucap syukur dan memuji-muji Allah  (Mazmur 92:2,3,5; 107:8,15,21,31; 103:1,2; Efesus 5:4; Kolose 3:15,17;  1Tesalonika 5:18). Kita melanggar hukum Allah kalau kita tidak  mengucap syukur kepada Allah untuk segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya  ke atas kita. Semangat orang-orang Kristen yang mula-mula ialah senantiasa  mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepada Allah (Lukas 24:52,53;  Kisah 2:46,47). Segenap Alkitab penuh dengan ucapan syukur dan  puji-pujian kepada Allah. Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus akan  sering mengucap syukur (Efesus 5:18-20). Hal itu mempermuliakan  Allah, di samping itu dapat menarik orang-orang lain untuk percaya kepada  Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 11:41,42). Kalau kita menginginkan doa  yang sempurna maka doa kita haruslah disertai dengan ucapan syukur  (Filipi 4:6). 
     Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh sebab Ia telah memberikan  Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita patut mengucap syukur untuk  pengampunan dosa dan kelepasan dari kuasa dosa. Kita patut mengucap syukur  untuk segala sesuatu yang Tuhan Yesus telah perbuat bagi kita; dan oleh  sebab Tuhan telah mengabulkan doa kita. Kita patut mengucap syukur untuk  Roh Kudus dan karunia-karunia Roh itu; dan karena orang-orang yang baru  bertobat. 
     Kita patut mengucap syukur dalam segala hal dan untuk segala hal  (Filipi 4:6; 1Tesalonika 5:18; Efesus 5:20). Oleh sebab pada masa ini  telah beredar ajaran palsu berkenaan dengan mengucap syukur untuk segala  hal, maka kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya,"Apakah yang dimaksud  Paulus ketika ia berkata, "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu  dalam nama Tuhan serta Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita'  (Efesus 5:20)?" Apakah Paulus bermaksud bahwa kita patut mengucap  syukur atas kejahatan dan juga kebaikan, tanpa membedakannya. 
    Akhir-akhir ini telah muncul beberapa penafsir Alkitab yang mengemukakan  tafsiran yang ekstrim. Contohnya: Mereka mengatakan, "Andaikata seorang  anak laki-laki telah terjerumus ke dalam dunia narkotik sehingga ia menjadi  pecandu heroin, atau seorang anak perempuan telah menjadi pelacur,  selayaknya ibu mereka patut mengucap syukur kepada Allah untuk hal itu."  Apakah Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk  hal-hal demikian? 
    Ayat yang sejajar dengan Efesus 5:20 yaitu Kolose 3:17, berbunyi:  "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,  lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh  Dia kepada Allah, Bapa kita". Apakah ketika Paulus berkata "Lakukanlah  semuanya itu", termasuk kejahatan juga? Tidak mungkin! Jadi, bilamana Ia  berkata, "Ucaplah syukur atas segala sesuatu", tidak mungkin bahwa  kejahatan juga termasuk. 
     Efesus 5:20 menyatakan kebenaran tafsiran itu. Paulus telah  menasihati orang Kristen agar jangan hidup di dalam dosa, sebagaimana  keadaan mereka dahulu. Sikap yang tepat terhadap kejahatan dan dosa ialah,  "menanggalkan" (Efesus 4:22). Dan "buanglah" (Efesus 4:25)  kejahatan dan dosa itu. Perkataan kotor tidak boleh diucapkan  (Efesus 4:29); perbuatan kotor tidak boleh dilakukan  (Efesus 5:5). Kejahatan harus ditelanjangi, dan orang Kristen tidak  boleh terlibat dalamnya (Efesus 5:11). Tidak masuk akal kalau Paulus  mengajar kita agar mengucap syukur kepada Allah untuk kejahatan. Kejahatan  adalah hal yang seharusnya dilawan dan dikalahkan dengan kebaikan  (Roma 12:21), bukan merupakan suatu hal yang untuknya kita patut  mengucap syukur kepada Allah. Kita patut mengucap syukur dengan tidak  putus-putus (1Tesalonika 2:13). Pujian kepada Allah akan memenuhi  hati kita dengan sukacita. 
                       
(III). PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN 
  A. Peraturan Perjanjian Lama tentang Persepuluhan dan Persembahan     kepada Tuhan 
      Persepuluhan Tuhan berarti satu persepuluh daripada segala hasil,  pemberian, pendapatan, dan gaji yang wajib dipersembahkan kepada Allah Bapa  kita "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk  dinikmati" (1Timotius 6:17). Dengan perkataan lain, kita wajib  memberikan kepada Tuhan satu persepuluh dari seluruh gaji atau pendapatan  kita, dari segenap hasil tanah dan kebun, dan dari hasil ternak kita, dan  dari segala bunga uang dan keuntungan kita. Itulah yang disebut  persepuluhan Tuhan. 
  B. Persepuluhan Tuhan itu telah ada sebelum Taurat Musa 
    Pemberian persepuluhan kepada Allah sudah dilakukan orang-orang sejak  purbakala, baik oleh orang Ibrani maupun bangsa-bangsa lain. Sebelum Musa  memberikan Taurat kepada bani Israel, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka  untuk memberi persepuluhan kepada Tuhan. Rupanya hal itu telah ditanamkan  di dalam hati nurani manusia sejak purbakala. Kita dapat mengetahuinya  dari Kitab Kejadian. Abraham telah memberi persepuluhan kepada Melkisedek,  imam Allah (Kejadian 14:18-20). Ketika Yakub di Bethel ia berjanji akan  memberi persepuluhan kepada Allah. Kalau cerita itu diselidiki, maka  rupanya hal memberi persepuluhan itu adalah sebagai pengakuan kesalahannya  karena ia belum memberikan persepuluhan, dan sejak itu ia mulai  melakukannya (Kejadian 28:20-22). Oleh sebab memberi persepuluhan itu  sudah ada sebelum Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada semua manusia. 
    C. Persepuluhan diteguhkan dalam Taurat 
     Tentang memberi persepuluhan kepada Tuhan telah diteguhkan oleh Allah  dalam Taurat (Imamat 27:30-33; Bilangan 18:21-26;  Ulangan 12:17-19; 14:22-29; 26:12-15). Walaupun persepuluhan itu  telah dilaksanakan sebelum zaman Nabi Musa, tetapi hal itu wajib pula  dimuat dalam Taurat. Dan itulah yang menjadi alasan bagi bangsa Israel  untuk memberikan persepuluhan termasuk dalam Taurat. Oleh karena  persepuluhan termasuk dalam Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada segenap  bangsa Israel. 
  D. Tujuan memberi persepuluhan 
     Segala sesuatu yang ada pada kita adalah karunia dari Allah. Segala  hasil tanah, hasil ternak, kesehatan tubuh, sehingga kita dapat bekerja dan  memperoleh hasil, gaji, atau upah, semuanya itu asalnya dari Allah, dan  kita wajib berharap kepada Allah untuk semua itu. Dalam hal memberi  persepuluhan kepada Tuhan seseorang mengakui dan menyatakan bahwa ia sangat  berharap dan bersandar kepada Allah untuk segala keperluannya. Orang yang  memberi persepuluhan mengucap syukur kepada Allah atas segala sesuatu yang  sebenarnya berasal dari tangan Allah. Orang itu mengakui bahwa ia tidak  dapat hidup sendiri di luar pertolongan Tuhan. Sebenarnya dalam hal ini ia  memberikan semuanya kepada Allah dan Allah mengembalikan sembilan  persepuluh untuk keperluan orang itu. Kepada orang-orang yang mentaati  Firman Tuhan itu, maka Ia berjanji akan memberikan berbagai macam berkat  yang indah (Ulangan 14:29; Maleakhi 3:10). 
     E. Peraturan Perjanjian Baru tentang persepuluhan dan persembahan     kepada Tuhan 
     Oleh sebab hal memberi persepuluhan itu telah ditetapkan sebelum ada  Taurat; dan dalam Kitab Maleakhi kita juga diperintahkan untuk  melaksanakannya (Maleakhi 3:8-10); dan Firman Tuhan melalui Maleakhi itu  tidak pernah dibatalkan oleh Tuhan, jadi wajiblah orang-orang Kristen  memberi persepuluhan kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita memikirkan hal  itu sebagai perintah, melainkan sebagai suatu berkat, suatu perjanjian yang  indah sekali. Tuhan ingin agar kita menguji Dia, supaya janji Tuhan itu  digenapkan dan diteguhkan. "Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah  Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat  kepadamu sampai berkelimpahan." Ini bukan suatu tanggungan berat, melainkan  suatu berkat yang Tuhan mau curahkan kepada kita. 
     F. Peraturan memberi persepuluhan disahkan oleh Kristus 
     Ketika orang-orang Farisi datang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan  berkata, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"  Orang-orang Farisi itu berharap supaya Tuhan Yesus bersalah terhadap  Kaisar. Mereka menyangka bahwa Tuhan akan berkata, "Berikan persembahanmu  hanya kepada Tuhan saja". Dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk  menyalahkan Tuhan Yesus terhadap Kaisar. Tetapi Tuhan menjawab demikian:  "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan  kepada Allah apa yang wajib kamu berikan" (Matius 22:16-21). Apakah  yang "wajib diberikan kepada Allah" itu? Tentu persepuluhan Tuhan. Dalam hal  ini Tuhan Yesus telah menyatakan tentang persepuluhan, dan dengan demikian  hal memberi persepuluhan kepada Tuhan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. 
     Tetapi pada bagian lain Tuhan juga mengesahkan persepuluhan itu, lihat  Matius 23:23 dan Lukas 11:42. Dalam ayat-ayat itu Tuhan tidak menegur  orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tentang persepuluhan, sebab mereka  memberikan persepuluhan, meskipun dari selasih, adas manis dan jintan,  melainkan Tuhan menegur tentang keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan yang  tidak ada pada mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa hal yang hal penting itu  harus dilakukan. Tetapi perhatikanlah bahwa Tuhan juga berkata, "Dan yang  lain jangan diabaikan". Artinya, mereka itu wajib melakukan hal yang lebih  penting, tetapi janganlah mereka mengabaikan hal memberi persepuluhan,  sampai kepada persepuluhan selasih, adas manis dan jintan (rempah-rempah).  Dengan perkataan itu Tuhan Yesus telah mengesahkan tentang memberi  persepuluhan, dan oleh sebab kita orang Kristen kita wajib mentaatinya. 
    G. Rasul-rasul menetapkan tentang memberi persepuluhan     dan persembahan kepada Tuhan 
     Dalam Ibrani 7:1-10 penulis tidak bermaksud memberi pelajaran  tentang persepuluhan, melainkan ia memberikan pelajaran tentang Tuhan Yesus  sebagai Imam Besar kita, yang lebih besar dari imam-imam keturunan Harun.  Akan tetapi mengenai persepuluhan dikatakan empat kali dalam ayat-ayat itu.  Kalau seandainya orang-orang Kristen tidak perlu memberi persepuluhan,  tentu penulis tidak memakai lukisan tentang Melkisedek yang di dalam  lukisan itu banyak mengemukakan tentang persepuluhan. Satu hal yang nyata  yaitu tidak ada alasan apa pun dalam Perjanjian Baru yang membatalkan  persepuluhan, justru mengesahkan. 
     Di samping itu rasul-rasul mengajarkan agar orang-orang Kristen tetap  memberikan persembahan-persembahan mereka pada waktu-waktu tertentu.  Bacalah 1Korintus 16:1,2 dan Kisah 20:7. Jelas bahwa jemaat  yang mula-mula berhimpun pada hari yang pertama dalam seminggu (hari  Minggu). Dan pada tiap-tiap hari pertama itu orang-orang Kristen diajar  memberi persembahan tetap kepada Tuhan. Persembahan itu adalah persembahan  sukarela, sesuai dengan berkat yang ia terima dari Tuhan pada Minggu itu. 
     Sejarah gereja menyatakan bahwa setelah zaman rasul-rasul  pemimpin-pemimpin jemaat Kristus berpegang teguh pada peraturan memberi  persepuluhan. 
    H. Persepuluhan sebagai alat Tuhan untuk membiayai para pengabar Injil 
    Rasul Paulus menerangkan kepada kita bahwa Tuhan telah menetapkan mereka  yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu  (1Korintus 9:14). Hal itu lebih diteguhkan oleh lukisan-lukisan  dalam ayat 1Korintus 9:7-11, juga dalam Galatia 6:6 Rasul  Paulus memberi pesan tentang hal itu. 
     Dalam Perjanjian Lama imam-imam dan orang-orang Lewi hidup dari  persepuluhan orang-orang Israel. Begitu pula Tuhan menghendaki supaya para  pengabar Injil hidup dari persepuluhan orang-orang Kristen. Oleh sebab  perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 (yang  diterangkan di atas), maka pesan dalam Maleakhi 3:10 diwajibkan bagi  orang-orang Kristen. 
     Rasul Paulus pada mulanya tidak menerima pemberian apa-apa dari jemaat  di Korintus. Tetapi kemudian Rasul Paulus mengakui bahwa hal itu salah,  dan ia meminta ampun dari jemaat itu (2Korintus 12:13). Paulus  memberitahukan bahwa jemaat di Korintus masih terbelakang dibandingkan  dengan jemaat-jemaat yang lain hanya karena jemaat Korintus tidak membiayai  Rasul Paulus. Saya kira banyak gembala sidang patut meminta ampun karena  kelalaian mereka dalam mengajarkan persepuluhan kepada jemaat mereka. 
    I. Berkat dan hasil memberi persepuluhan 
     Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberi banyak berkat jasmani kepada  orang-orang yang memberikan persepuluhan (2Tawarikh 31:10;  Mazmur 50:14,15; Amsal 3:9,10; Maleakhi 3:10). Tuhan akan memberkati  ladang, sawah, kebun, pohon-pohon, ternak, usaha, mata pencaharian dan  kesehatan tubuh orang yang memberi persepuluhan itu. Sisanya yang sembilan  persepuluh akan diperbanyak oleh Tuhan lebih daripada sepuluh persepuluh  yang ada pada orang yang tidak memberi persepuluhan. 
    Banyak orang yang mempunyai perusahaan, atau pabrik, dan banyak orang  yang bekerja sehari-hari untuk penghidupannya, memberikan kesaksian bahwa  sesudah ia mulai memberi persepuluhan secara tetap maka Tuhan sangat  memberkati perusahaannya atau pabriknya atau pekerjaannya. 
    Dalam Kitab 1Raja 17:8-16 ada cerita tentang Nabi Elia dan  perempuan janda. Oleh sebab perempuan janda itu lebih dahulu memberi makan  kepada nabi Allah, maka tepung dan minyaknya tidak habis. Ini merupakan  pelajaran bagi kita sekarang, yaitu ada berkat jasmani untuk orang-orang  Kristen yang menyokong secara tetap pengabar Injil dalam jemaat. 
    Kalau seorang Kristen mencuri hak Allah dengan tidak memberi  persepuluhan (Maleakhi 3:8-10), maka sebenarnya ia mencuri berkat dari  dirinya sendiri. (Perkataan "menipu Allah" dapat juga diterjemahkan  "mencuri dari Allah"). 
     Berkat rohani bagi orang yang memberi persepuluhan itu jauh lebih indah  daripada berkat-berkat jasmaninya. Patut diketahui bahwa berkat-berkat  yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 juga mengandung berkat-berkat  rohani. 
    Kasih karunia Allah kepada kita tidak dapat diduga. Tuhan Yesus sangat  kaya tetapi Ia menjadi miskin karena kita supaya oleh karena kemiskinan-Nya  kita menjadi kaya (2Korintus 8:9). Kasih karunia Tuhan yang memberi  pengampunan dan menebus kita sangat indah. Kalau kita menyadari akan kasih  karunia Allah kepada kita, maka kita akan memberikan lebih daripada hanya  persepuluhan saja; kita akan memberi dengan kerelaan dan bukan paksaan atau  dukacita (2Korintus 9:6,7). Kepada orang yang memberi dengan kerelaan  hati, Allah akan melimpahkan kasih karunia-Nya (ayat 2Korintus 9:8);  dan Tuhan akan melipatgandakan hasilnya (ayat 2Korintus 9:10); dan  orang itu akan diperkaya dalam segala kemurahan hati  (ayat 2Korintus 9:11). 
    Orang-orang saleh dalam jemaat di Makedonia merasakan sukacita yang  meluap selagi dicobai dengan berat, dan meskipun mereka sangat miskin,  namun mereka kaya dalam kemurahan (2Korintus 8:2). Mereka telah memberi  lebih daripada kemampuan mereka (ayat 2Korintus 8:3). Apakah sebabnya?  Sebab mereka pertama-tama memberikan diri mereka sendiri kepada Allah (ayat  2Korintus 8:5). Dan inilah yang ingin kami katakan, yaitu: memberi  persepuluhan adalah sebagian dari menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah.  Memberi persepuluhan mengajar kita dalam hal beriman kepada Allah; melalui  hal ini kita dapat mengetahui bahwa Allah selalu mencukupkan segala  keperluan kita, dan dengan demikian jiwa kita diberkati dan kasih kita  kepada Allah makin bertambah-tambah. 
     Orang Kristen yang memberi dengan kerelaan hati dapat mengetahui bahwa  Tuhan mengembalikan lebih daripada yang kita berikan. Perjanjian dalam  Filipi 4:19 diberikan sebab mereka telah memberi dengan rela hati. Hal  ini jelas dalam ayat-ayat sebelum ayat sembilan belas (Filipi 4:10-19;  Filipi 4:6-9). Sebenarnya orang Kristen hanya boleh menuntut  penggenapan perjanjian ini jikalau ia memberi persepuluhan kepada Tuhan. 
     Bila seorang Kristen dengan setia memberi persepuluhan kepada Tuhan maka  orang itu sangat diberkati dengan berkat-berkat rohani. Begitu pula bila  anggota-anggota suatu jemaat memberi persepuluhan dengan setia maka jemaat  itu akan maju dalam hal-hal rohani. Hal ini dibuktikan oleh banyak orang  dan jemaat-jemaat yang mengalami hal itu. 
     J. Kemurahan hati orang-orang Kristen 
     Ada banyak pesan dalam Alkitab yang menganjurkan agar orang-orang  Kristen bermurah hati kepada semua orang dan terutama kepada orang-orang  Kristen lain yang berkekurangan. Selidikilah ayat-ayat yang berikut:  Lukas 12:33; Filipi 4:10-19; 2Korintus 9:1-15; Roma 12:8; Ibrani 13:16;  2Korintus 8:1-9. 
                     
 XII. KASIH ORANG YANG PERCAYA 
                      
(I). KASIH KEPADA ALLAH 
     Kasih kepada Allah merupakan suatu tuntutan yang terutama bagi orang  Kristen. Hukum Allah yang besar dan terutama ialah: "Kasihilah Tuhan,  Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap  akal budimu" (Matius 22:37). 
  A. Bukti kasih kepada Allah 
     Kita sebagai orang Kristen wajib menyelidiki diri kita sendiri apakah  kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya.  Bila kita mengasihi Allah, maka akan ada buktinya. Kita membuktikan kasih  kita kepada Allah dalam hal kita memeliharakan hukum-hukum Allah  (1Yohanes 5:3). Tetapi bukan hanya itu, sebab kalau kita mengasihi  Allah tentu kita akan melayani dan berbakti kepada-Nya (Ulangan 10:12;  1Tesalonika 1:3). Kalau kita mengasihi Tuhan kita akan bekerja  bagi-Nya. Bukti yang terbesar bahwa saudara seorang Kristen ialah:  saudara mengasihi Allah dan Yesus Kristus dan sesama orang Kristen juga. 
     Kasih kepada Allah dibuktikan dalam hal kita membenci dosa  (Mazmur 97:10), dan tidak mengasihi dunia (1Yohanes 2:15).  Orang yang mengasihi Allah tidak akan merindukan atau mengasihi hal-hal  duniawi. Kasih kepada Allah juga dibuktikan dalam hal kita mengasihi  saudara-saudara kita (1Yohanes 4:20,21). "Saudara" dalam ayat itu  berarti orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mustahil seseorang  mengasihi Allah dan mengasihi dosa pada waktu yang sama. 
     B. Hasil kasih kepada Allah 
     Seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan mendapat banyak berkat  dari Allah (Ulangan 5:10; 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 69:36; 91:4).  Dalam Perjanjian Baru dikemukakan banyak janji berkat kepada orang-orang  yang mengasihi Allah. Orang itu akan dikenal oleh Allah  (1Korintus 8:3). Mahkota kehidupan akan diberikan kepadanya  (Yakobus 1:12). Ia akan menjadi ahli waris kerajaan yang telah  dijanjikan kepadanya (Yakobus 2:5). Hal-hal indah yang belum pernah  dilihat oleh mata atau timbul di dalam hati manusia disediakan untuk  orang-orang yang mengasihi Allah (1Korintus 2:9). Segala kejadian  dan keadaan akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah, dan  di akhirat kelak orang itu akan dipermuliakan (Roma 8:28-30). 
    C. Kasih berasal dari Allah 
     Kasih berasal dari Tuhan Allah dan orang-orang yang lahir dari Allah  akan mengasihi Allah, sebab kasih itu dicurahkan ke dalam hatinya  (1Yohanes 4:7). Kita mengasihi Allah sebab Ia telah lebih dahulu  mengasihi kita, dan bila kita merenungkan kasih Allah kepada kita maka  kasih kita kepada-Nya semakin bertambah-tambah (1Yohanes 4:19). Dengan  mempelajari dan menyelidiki Firman Tuhan (Alkitab) dan dengan berdoa maka  kasih kita kepada Allah bertambah-tambah (2Tesalonika 3:5). 
                      
(II). KASIH KEPADA KRISTUS 
     Kasih kita kepada Yesus Kristus membuktikan kasih kita kepada Allah  (Yohanes 8:42). Kalau kita mengasihi Allah tentu kita percaya kepada  Anak Allah itu. Sebenarnya Tuhan Yesus menuntut dari murid-murid,  rasul-rasul, dan para pengikut-Nya kasih yang lebih besar daripada kasih  kepada ibu, bapa dan saudara-saudaranya (Matius 10:35-38). Dalam  Lukas 14:26 dikatakan bahwa kita harus membenci ibu, bapa dan saudara  kita. Itu bukan berarti kita harus membenci mereka, sebab orang Kristen  tidak boleh membenci orang lain. "Benci" dalam ayat itu adalah untuk  perbandingan. Maksudnya, kasih kita kepada Kristus haruslah sedemikian  besar sehingga bila dibandingkan dengan kasih kita kepada ibu, bapa dan  saudara kita seolah-olah kita membenci mereka, sebab jauh sekali perbedaan  antara keduanya. Kalau seseorang tidak mengasihi Kristus, maka jelas bahwa  orang itu bukanlah anak Allah (1Korintus 16:22). Dan semua orang  yang tidak mengasihi Kristus akan binasa. 
     A. Bukti kasih kepada Kristus 
     Kita membuktikan kasih kita kepada Kristus dalam hal kita memelihara  hukum-hukum-Nya (Yohanes 14:15,21,23); dalam hal kita hidup bagi  Kristus (2Korintus 5:14,15); dalam hal kita memelihara domba-domba  Kristus (Yohanes 21:15-17); dalam hal kita melayani Kristus  (Lukas 7:44-47). Seorang yang mengasihi Kristus dengan sukacita akan  menyerahkan segala sesuatu bagi Kristus (Filipi 3:7,8); dan kita  akan rela menderita kesusahan atau mati karena Kristus (Kisah 21:13).  Kasih kita kepada Kristus dinyatakan dalam hal kita rindu untuk diam  bersama-sama dengan Dia (2Korintus 5:8; Filipi 1:23); dan dalam  hal kita merindukan kedatangan-Nya yang kedua kali (2Timotius 4:8;  Wahyu 22:20). 
  B. Hasil kasih kepada Kristus 
    Semua orang yang mengasihi Kristus dikasihi oleh Allah dan Kristus  (Yohanes 14:21-23). Tuhan Allah mengasihi semua manusia, tetapi  kasih-Nya lebih besar kepada orang-orang yang mengasihi Anak-Nya. Allah  mengasihi mereka itu sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (Yohanes 17:23).  Kristus menyatakan diri-Nya kepada orang yang mengasihi Dia  (Yohanes 17:15,16,23; 16:14). Allah Bapa dan Kristus diam di dalam  orang-orang yang mengasihi Kristus. Karunia Allah, yaitu Roh Kudus,  diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Kristus (Yohanes 14:15-17). 
     Kasih kepada Tuhan Yesus akan terus-menerus bertambah di dalam kita,  bila kita insaf betapa besarnya dosa-dosa kita dan betapa besar kasih Tuhan  Yesus kepada kita sehingga Ia mengampuni dosa-dosa kita (Lukas 7:47-50).  Hal ini dilukiskan dalam kehidupan Rasul Paulus dan Yohanes. Lihat  1Timotius 1:12-15; Galatia 2:20; 1Yohanes 4:10. 
                     
(III). KASIH KEPADA MANUSIA 
     Allah itu kasih (1Yohanes 4:8), dan Ia telah membuktikan kasih itu di  dalam Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib untuk kita. Sebab itu  wajiblah kita mengasihi Allah. Tetapi kita tidak dapat mengasihi Allah  kalau kita tidak mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:21). Kasih  lebih besar daripada iman dan pengharapan (1Korintus 13:13). Kasih  adalah hal yang terbesar dan terutama dalam dunia ini. Sebab kasih itu  asalnya dari Allah, maka Ia telah menyediakan jalan supaya kasih itu  dicurahkan di dalam hati kita. "Karena kasih Allah telah dicurahkan di  dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita"  (Roma 5:5). Oleh sebab itu orang-orang Kristen tidak dapat mengasihi  dengan benar di luar pertolongan Roh Kudus. 
     Tetapi syukurlah! Bila kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan  sungguh-sungguh mengasihi saudara kita dan sesama manusia, bahkan seteru  kita. 
     Kita patut mengasihi saudara-saudara kita seiman, yaitu semua orang  saleh (1Petrus 2:17; Efesus 1:15). Memang orang Kristen harus mengasihi  semua orang, tetapi terutama ia patut mengasihi saudara-saudara Kristen  yang lain (Galatia 6:10). Kita patut mengasihi sesama kita  (Matius 19:19; 22:39). (Siapakah sesama manusia itu dapat kita  ketahui dalam Lukas 10:29-37). Di samping itu patutlah kita  mengasihi semua orang, juga lawan dan musuh kita (1Tesalonika 3:12;  Matius 5:44). Di samping itu patutlah kita mengasihi satu kepada yang  lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). Suami dan isteri patut mengasihi satu  kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). 
  Bukti kasih kepada manusia 
     Kita membuktikan kasih kita kepada orang lain dalam hal kita tidak  mengerjakan suatu kejahatan kepadanya (Roma 3:10), melainkan kita berbuat  baik kepada semua orang (Galatia 6:10). Kasih kita dinyatakan dalam hal  kita melayani orang-orang lain (Galatia 5:13). Tuhan Yesus telah  memberikan teladan dalam hal Ia melayani orang lain (Yohanes 13:1-5),  lihat Filipi 2:4-7. Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menanggung  beban sesama kita (Galatia 6:2), dan dalam hal kita mengampuni serta  menghibur orang yang berdosa (2Korintus 2:7,8; Galatia 6:1). 
    Kasih kita buktikan dalam hal kita tidak berbuat sesuatu yang menjadi  batu antukan kepada saudara kita yang lain (Roma 14:15,21), dan dalam  hal kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19).  Kasih kita dinyatakan dalam hal kita berbuat baik kepada orang lain serta  memberi pinjaman kepadanya (Lukas 6:35; 1Yohanes 3:17). Kasih kita  dinyatakan dalam hal kita menegur seseorang yang berbuat salah  (Amsal 27:5; Matius 18:15-17), dan dalam hal kita mendoakan mereka  (Matius 5:44). Pelajaran lain mengenai kasih terdapat dalam ayat-ayat  yang berikut: Roma 12:10; 1Korintus 13:4-7; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16. 
     Kasih adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22; Roma 5:5), dan kita patut  berdoa kepada Allah supaya kita bertambah-tambah di dalam kasih  (Filipi 1:9). Kalau kita ingin mengasihi orang-orang lain, maka  sebaiknya kita membiarkan Tuhan Yesus berdiam di dalam hati kita  (Galatia 2:20). 
             
21. ASAS PENGAJARAN TENTANG JEMAAT KRISTUS                                      I. ASAL MULA DAN ARTI JEMAAT KRISTUS
     Jemaat Kristus adalah suatu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat  dari dosa-dosa mereka, dan telah percaya kepada Yesus Kristus, dan telah  dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, dan telah dipersatukan dengan  Kristus, Kepala mereka, yang senantiasa menyertai mereka (Yohanes 3:7;  Kisah 5:14; 11:24). Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah  Kepalanya (Efesus 1:22,23). Jemaat adalah kabah (tempat kediaman)  Roh Kudus (Efesus 2:21,22); dan jemaat itu telah dipersatukan dengan  Kristus sebagai satu tubuh (Efesus 5:30,31); dan sebagai anak dara  yang suci ia dipertunangkan kepada Kristus (2Korintus 11:2-4). 
    Yesus Kristus disebut Kepala Jemaat dan Gembala Agung, Mempelai  Laki-laki, Imam Besar dan Batu Penjuru. Anggota-anggota jemaat disebut  imam-imam, mempelai perempuan, isteri, kawanan domba, tiang-tiang dan  batu-batu yang hidup. 
     Dalam Perjanjian Baru ada suatu istilah dalam bahasa Yunani untuk  jemaat, yaitu "Eklesia", yang berarti "Orang-orang yang dipanggil".  Perkataan-perkataan yang berarti "memanggil" atau yang berhubungan dengan  "panggil" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 8:30; 1Kor 1:9;  2Tesalonika 2:14; 1Petrus 2:9; Roma 1:6,7; 8:28; 1Korintus 1:1,2;  Yudas 1:1; Matius 16:18; 18:17. 
    Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa jemaat telah dipanggil kepada  Kristus, dan ada dibawah perintah Kristus. Jadi, jemaat adalah orang-orang  yang telah dipanggil (2Timotius 1:9). Jemaat Kristus lebih besar  daripada suatu golongan atau bagian dalam jemaat. Suatu golongan tidak  dapat mengatakan, "Kami adalah jemaat yang sejati" adalah orang-orang dari  antara banyak golongan dan dari antara banyak bangsa dimana-mana tempat.  Perkataan "Gereja" lebih cenderung berarti "rumah" atau "Rumah Tuhan".  Kata itu berasal dari perkataan Yunani "Kuriakon" yang berarti "milik  Tuhan" dan perkataan "Kuraika" yang berarti "rumah Tuhan". 
    Tuhan Yesus telah memberi pelajaran tentang jemaat-Nya kepada  rasul-rasul dan orang-orang yang percaya kepada Dia, lihat Mat 16:18;  Markus 11:17; Matius 18:17. Di dalam doa-Nya (pasal  Yohanes 17:1-26) Tuhan telah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk  jemaat yang akan didirikan. 
     Susunan anggaran dasar jemaat adalah seperti berikut: &&Kepala jemaat :  Yesus Kristus, Efesus 1:22,23. Anggota-anggota jemaat-Nya : Orang-orang  yang sudah dilahirkan kembali, Yohanes 3:1-18. Kerinduan Kristus untuk  jemaat-Nya : Segenap pasal Yohanes 17:1-26, Efesus 4:13; 5:27;  1Tesalonika 3:13; Kolose 1:28. Pemimpin-pemimpin jemaat :  Pemimpin-pemimpin harus menjadi hamba kepada Kristus dan kepada  anggota-anggota jemaat, Efesus 6:6; 2Petrus 1:1; 2Korintus 4:5;  Yohanes 13:5,14. Tujuan jemaat : supaya Allah dan Kristus dapat  tinggal di dalam hati kita, Yohanes 17:3; Yohanes 14:23; supaya Injil  Kristus dikabarkan kepada semua orang, Markus 16:15; Matius 28:19,20.  Disiplin jemaat : Lihat Matius 18:15-20; dan pasal 1Korintus 6:1-20.  Anggaran rumah tangga jemaat : Khotbah Kristus di atas bukit, pasal  Matius 5:1-7:29. 
 A. Jemaat Kristus terbentuk pada hari Pentakosta 
     Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah  ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari  itulah jemaat terbentuk. Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di  Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus turun keatas mereka, dan demikian jemaat  Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar jemaat telah ditetapkan oleh Tuhan  Yesus sendiri, yang telah berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan  mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18,19). Batu karang ini tidak lain  adalah Yesus Kristus sendiri, bukan Petrus. Sebenarnya Petrus tidak  diangkat lebih tinggi daripada rasul-rasul lain, seperti yang nyata dalam  ayat-ayat: Yohanes 20:19-23; Matius 18:18. Dalam ayat-ayat itu kuasa  untuk mengikat dan melepaskan diberikan kepada semua rasul dan kepada  segenap jemaat. Tuhan Yesus berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang  bangunan telah menjadi batu penjuru. Barang siapa jatuh keatas batu itu,  ia akan hancur, dan barang siapa ditimpa batu itu, ia akan remuk"  (Lukas 20:17,18). Kalau ayat itu dibandingkan dengan  Matius 18:18; 16:18,19; 1Korintus 3:11; 1Petrus 2:6; dan Efesus 2:20,  nyata bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara rasul-rasul. Jelas  juga dari ayat itu bahwa Tuhan Yesus Kristuslah batu penjuru jemaat.  Kesaksian Petrus baik sekali, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi  jemaat. Memang kesaksian itu patut menjadi kesaksian tiap-tiap orang  Kristen, dan kesaksian itu telah menjadi asas pelajaran orang Kristen.  Tuhan Yesus Kristus yang mendirikan jemaat dan Ia adalah dasar jemaat.  Jemaat didirikan oleh rasul-rasul dan orang-orang percaya. Dan tiap-tiap  hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, akan  tetapi Tuhan menambahi jumlah mereka setelah mereka sendiri bertobat dan  percaya (Kisah 11:24). 
     Jemaat yang mula-mula itu mempunyai tempat-tempat tertentu untuk  berhimpun, misalnya: dalam bilik yang di atas (Kisah 1:13),  dalam Kabah (Kisah 5:12), dalam rumah-rumah anggota  (Kisah 2:46; 12:12). Maka mereka berhimpun pada waktu-waktu tertentu,  yaitu pada mulanya setiap hari (Kisah 21:46), kemudian pada  tiap-tiap hari yang pertama dalam seminggu (Kisah 20:7; Wahyu 1:10).  Ada juga jam-jam tertentu untuk berdoa (Kisah 3:1; 10:9).  Dan setiap hari bertambahlah orang yang diselamatkan  (Kisah 2:47; 1:15; 2:41; 4:4). 
    Jemaat itu meluas sampai ke Yudea dan Samaria seperti yang dikatakan  dalam Kisah 8:1-25. Kemudian meluas lagi sampai ke Antiokhia di  Siria, dan Rasul Paulus menjadi pemimpinnya seperti Petrus dan Yakobus  menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Sebenarnya bilamana ada dua, tiga,  atau lebih orang yang percaya berhimpun untuk menyembah kepada Tuhan Yesus,  maka disitulah terbentuk jemaat Kristus. 
     B. Dalam Perjanjian Baru ada dua arti untuk Jemaat 
     Perkataan jemaat mempunyai dua arti dalam Perjanjian Baru. Pertama,  jemaat yang tidak kelihatan. Ini berarti perhimpunan semua orang saleh  sepanjang masa yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus,  baik di dalam sorga maupun di atas bumi (Ef 1:2; 3:21; Ibrani 12:23).  Itulah jemaat seperti yang dilihat oleh Allah. Kedua, jemaat yang  kelihatan. Ini berarti perhimpunan orang-orang yang percaya yang  dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus. Tetapi ada juga  diantaranya orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen. Namun tidak  pernah bertobat atau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jemaat yang  kelihatan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
  - Suatu perkumpulan kecil di dalam rumah orang yang percaya,     Roma 16:5; dan Filemon 1:2.
- Jemaat di dalam suatu kota atau daerah, 1Kor 1:2; 1Tesalonika 1:1.
- Seluruh jemaat dalam satu negara atau kerajaan, Galatia 1:2.
     Dalam sebuah jemaat yang kelihatan terdapat orang-orang yang  sungguh-sungguh percaya dan dilahirkan kembali, ada pula orang-orang yang  mentaati peraturan jemaat tetapi mereka belum dilahirkan kembali, meskipun  nama mereka tercatat dalam daftar anggota jemaat itu. Hal ini diterangkan  dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, dan tentang ikan yang baik dan  yang tidak baik (Matius 13:24-43,47-52). 
      Jemaat secara keseluruhan berarti segenap jemaat dari segala bangsa dan  dari semua negara. Suatu golongan atau tatacara jemaat hanyalah merupakan  sebagian daripada jemaat secara keseluruhan. Tiap-tiap orang Kristen patut  mencari dan menjadi anggota dalam jemaat dimana segenap Injil diberitakan.  Yang dimaksud "Jemaat yang sejati" ialah semua orang yang telah bertobat  dan percaya kepada Kristus serta sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali.  Baiklah kita menyelidiki lebih jauh tentang jemaat yang kelihatan. 
    C. Lukisan-lukisan tentang Jemaat 
     Jemaat Kristus dilukiskan seperti suatu tubuh, seperti kabah, seperti  mempelai perempuan dan seperti ranting-ranting. Jemaat adalah tubuh  Kristus dan Kristus ialah Kepalanya. Jadi ada hubungan yang erat sekali  antara Kristus dan jemaat. Sesungguhnya hal itu lebih daripada suatu  hubungan, itu adalah persatuan dengan Kristus. Seperti Kristus dan Allah  Bapa itu satu, begitu pula kita dengan Kristus (Yohanes 17:21).  Keduanya dapat hidup dari satu pancaran, sama seperti kepala dan tubuh  manusia. Tuhan Yesus ialah Kepala Jemaat dan pemberi kehidupan kepada  jemaat (Efesus 5:23,24; 1:22,23; Kolose 1:18; 2:19). Kristuslah pusat  persatuannya dan dengan kuasa-Nya jemaat makin bertambah-tambah  (Efesus 4:15,16; Kolose 2:19).  Demikian juga ada hubungan yang erat  sekali di antara anggota-anggota jemaat seperti yang diterangkan dalam  1Korintus 12:12-27; Roma 12:4,5; Efesus 4:1-4,15,16. Anggota-anggota  "Tubuh" itu wajib bekerja sama, serta saling menolong dan saling membantu  supaya Kepala itu ditinggikan dan dipermuliakan; dan supaya tubuh itu  bertambah suci, menuju kesempurnaan, sesuai dengan teladan Kristus  (Efesus 4:12,13). Mengenai Tuhan Yesus sebagai pusat persatuan  jemaat dilukiskan dengan roda dan jari-jarinya. Lebih dekat dengan pusat  roda jari-jari itu lebih dekat satu kepada yang lain. Demikian pula  keadaan kita dengan Kristus, sebagai pusat roda itu. Makin lebih dekat  kepada Kristus, makin lebih dekat pula anggota-anggota satu dengan yang  lain. 
     Jemaat itulah kabah (tempat tinggal) bagi Roh Kudus (Efesus 2:21,22).  Rasul Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Dasar" jemaat (1Korintus 3:9-17).  Petrus dan Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Batu Penjuru" jemaat  (Efesus 2:20; 1Petrus 2:4-8). 
     Ada satu pasal dimana Rasul Paulus menjelaskan tentang tiap-tiap orang  Kristen sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai kabah Roh Kudus  (1Korintus 6:15,19). Lalu Rasul Petrus berkata bahwa orang-orang  Kristen adalah batu-batu yang hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,  dan imam-imam yang kudus (1Petrus 2:5). Rasul-rasul mengerti bahwa  Tuhan sendiri berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim  piatu, Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Mereka mengerti  bahwa Tuhan Yesus akan tetap mendoakan mereka di hadapan Allah, dan Tuhan  Yesus akan menyertai mereka dengan perantaraan Roh Kudus. Seperti Kristus  adalah kabah Roh Kudus yang mendiami Dia dengan tidak dibatasi, demikian  pula jemaat yang menjadi Tubuh-Nya adalah kabah Roh Kudus yang dikaruniakan  kepada jemaat itu dengan perantaraan Kepalanya yang hidup, yaitu Kristus.  Sebagaimana Allah hanya dapat dilihat dalam Kristus, demikian pula Roh  Kudus hanya dapat dilihat dalam jemaat itu. Selanjutnya, sebagaimana  Kristus adalah teladan Allah begitu pun jemaat adalah teladan Kristus; dan  kelak bila anggota jemaat dipermuliakan maka mereka itu akan menjadi serupa  dengan Dia. "Jemaat Kristus dan kerajaan Kristus, yaitu kerajaan Kristus  di atas bumi, tidak sama. Dalam arti lain keduanya sama, sebab sebagaimana  rajanya demikian pun kerajaannya. Pada waktu ini Raja itu ada di dalam  dunia melalui Roh Kudus, dan tidak kelihatan. Demikianlah Kerajaan Kristus  itu ada didalam hati orang yang percaya dan tidak kelihatan. Tentu Raja  itu akan datang kembali dengan kemuliaan dan dalam kenyataan, sebagaimana  kerajaan-Nya nanti datang di dalam kenyataan dan dengan kemuliaan. Dengan  perkataan lain, Kerajaan Kristus sudah ada di sini, tetapi belum tampak,  dan kelak akan dinyatakan. Sekarang kerajaan rohani itu diatur oleh Roh  Kudus, dan kerajaan rohani itu ada sejak hari Pentakosta sampai hari  kedatangan-Nya kelak (Parousia). Pada waktu Ia datang dalam kemuliaan-Nya  pada waktu Ia mengambil kekuasaan-Nya lalu memerintah (Wahyu 11:17),  pada waktu Ia, yang sekarang telah pergi ke tempat yang jauh untuk menerima  kerajaan-Nya, kembali dan mengambil kuasa untuk memerintah (Lukas 19:15),  barulah yang tidak kelihatan akan dinyatakan dengan terus terang dalam  kerajaan itu, dan pada waktu itu kuasa untuk memerintah akan diserahkan  oleh Roh Kudus kepada Yesus Kristus". Dr. A.J. Gordon. 
     Jemaat adalah mempelai perempuan, dan Tuhan Yesus adalah mempelai  laki-laki. Memang hal ini merupakan satu rahasia, tetapi benar  (2Korintus 11:2; Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7-9; 22:17). Tuhan Yesus  sangat mengasihi mempelai perempuan-Nya (jemaat-Nya) sehingga nanti Ia akan  menghadapkan mempelai perempuan itu kepada Allah dengan cemerlang tanpa  cacat atau kerut atau yang serupa itu, dan dalam keadaan kudus. Rupanya  hal itu akan terjadi pada perkawinan Anak Domba, yang dikatakan dalam kitab  Wahyu. Peristiwa itu tentu merupakan suatu peristiwa yang sangat mulia dan  penuh kesukaan. 
     Jemaat ataupun anggota-anggotanya dilukiskan sebagai ranting-ranting dan  Kristus adalah pokok anggur (Yohanes 15:1-10; Roma 11:24). Hal itu  menyatakan bahwa anggota-anggota jemaat tidak dapat hidup kalau terpisah  dari Tuhan Yesus. 
                
II. MENGATUR JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA 
  A. Mengatur Jemaat 
     Dalam jemaat yang mula-mula, anggota-anggotanya telah menyadari bahwa di  dalam suatu jemaat perlu ada beberapa peraturan, lalu mereka mulai mengatur  jemaat itu. Sebelum hari Pentakosta mereka telah memilih seseorang yang  menggantikan Yudas (Kisah 1:15-26). Pada waktu Rasul Paulus  berjalan keliling mengabarkan Injil di tempat-tempat itu ia menentukan  ketua-ketua di dalam jemaat-jemaat yang baru terbentuk itu  (Kisah 14:23). Dan rupanya peraturan itu tetap dijalankan dalam  jemaat-jemaat selanjutnya (Titus 1:5). 
     Dalam hal mengatur jemaat kita meneguhkan jemaat itu serta memberikan  cara bagaimana jemaat itu dapat bertambah-tambah dan bagaimana jemaat itu  melaksanakan tugasnya, yaitu mengabarkan Injil ke seluruh dunia.  Orang-orang Kristen bebas untuk mengatur jemaat asal mereka mentaati  segenap Perjanjian Baru. Akan tetapi kalau suatu perhimpunan menganggap  bahwa jemaatnya sempurna, yang paling benar, dan melebihi segenap jemaat  yang lain, maka orang-orang itu menabur bibit perpecahan. Memang  orang-orang Kristen bebas mengatur jemaatnya, tetapi tidak boleh ada suatu  golongan yang berpendapat bahwa hanya jemaatnya yang benar. 
     Ingatlah bahwa peraturan jemaat itu hanyalah sebagai kaki pelita, bukan  pelitanya. Kaki pelita hanya menolong pelita, dan kalau pelita sudah padam  maka kakinya tidak berfaedah lagi (Wahyu 2:5). 
     Mula-mula peraturan jemaat itu sederhana sekali, tetapi makin lama  makin bertambah peraturannya. Kita patut menjaga supaya tidak ada  peraturan-peraturan yang kurang penting, dan segala peraturan harus  dialaskan pada Perjanjian Baru. Pada mulanya, jemaat Kristus adalah  perhimpunan beberapa orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus  Kristus. Itulah perhimpunan yang suci, lalu berkembang menjadi perhimpunan  asas yang benar, selanjutnya menjadi perhimpunan yang dikepalai oleh  ketua-ketua dan uskup-uskup. Kita harus menjaga agar asas pengajaran yang  diberitakan tetap benar, tetapi terutama kita harus berjaga-jaga supaya  jemaat tetap merupakan suatu perhimpunan yang suci. 
    B.  Anggota-anggota Jemaat 
     Tiap-tiap anggota jemaat harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai  Tuhan yang menebusnya (Matius 16:16-18; Kisah 2:38,39).  Seluruh khotbah Petrus dalam Kisah para Rasul dua menerangkan hal ini.  Tiap-tiap anggota wajib diselamatkan, yaitu dilahirkan kembali  (Kisah 2:47, bandingkan dengan Yohanes 3:3,5). Dalam jemaat yang  mula-mula anggota-anggotanya harus "bertambah di dalam Tuhan" sebelum  bertumbuh di dalam jemaat (Kisah 5:14; 11:24). Tiap-tiap  anggota harus sudah bertobat, lalu dibaptiskan dengan nama Allah Bapa,  Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Kisah 2:38-41; 10:47,48; 22:16;  Matius 28:19; Roma 10:9,10). Tiap-tiap anggota harus percaya serta  mentaati pengajaran rasul-rasul (Kisah 2:42; Efesus 2:20), yang tidak  lain adalah pengajaran Alkitab. 
     C. Jabatan dalam Jemaat 
     Dalam jemaat yang mula-mula sudah ada pemilihan orang-orang untuk  menerima jabatan, yaitu, penatua pemilik jemaat dan diaken  (Kisah 1:15-26; 14:23; Titus 1:5; Kisah 6:3). Dalam jemaat yang  mula-mula itu hanya ada dua jabatan, yaitu ketua (penatua) atau uskup  (penilik jemaat) dan syamas atau diaken (pelayan jemaat). Sesudah zaman  rasul-rasul jemaat mulai membedakan antara ketua dan uskup, padahal pada  mulanya kedua jabatan itu sama. Waktu itu uskup ditinggikan, lihat  Kisah 20:17,28; Filipi 1:1; 1Timotius 3:1,8; Titus 1:5,7; 1Petrus 5:1.  Perkataan "uskup" dalam bahasa Yunani artinya "pengatur", dan "ketua"  berarti orang yang tua yang mempunyai banyak pengalaman dan berakal budi.  Diaken berarti pelayan atau pembela jemaat. Jadi, ketua atau uskup ialah  orang yang mengatur hal-hal rohani dalam jemaat dan diaken mengatur perkara  jasmani dan juga membantu dalam hal rohani. Diaken itu mula-mula  ditentukan dalam Kisah 6:1-6, dan mereka itu diberi pekerjaan  mengatur makanan. Tetapi dua dari mereka (Stefanus dan Filipus) telah  melakukan pekerjaan rohani, dan rupa-rupanya yang lain juga demikian.  Memang tuntutan bagi mereka itu adalah tuntutan rohani sama seperti untuk  ketua-ketua (Kisah 6:3). Diaken mulai ditentukan mulai tahun 33  (Kisah 6:1-6), dan ketua-ketua ini mulai ditentukan mulai tahun 45  (Kisah 11:30). Akan tetapi dalam jemaat yang mula-mula itu terdapat  dua jabatan lagi, yaitu diaken perempuan (Filipi 4:2,3; Roma 16:1),  dan pemberitaan Injil (Evangelist) (Efesus 4:11). Pengabar Injil  biasanya berjalan berkeliling diantara jemaat-jemaat, tetapi diaken  perempuan itu bekerja dalam jemaatnya sendiri. 
     Pada mulanya jelas bahwa atas kehendak semua jemaat rasul-rasul itu  menjadi pengurus jemaat. Akan tetapi rasul-rasul juga menyerahkan  pekerjaan menjadi pengurus itu kepada orang lain, seperti Timotius dan  Titus. 
     Rasul Paulus dalam Efesus 4:11 menyebutkan pejabat-pejabat sebagai:  rasul, nabi, pemberita Injil (evangelist), gembala dan guru. Gembala dan  guru patut dipersatukan sebab tugas keduanya tidak dapat diceraikan. Pada  masa sekarang tidak lagi rasul dan nabi-nabi, yaitu dalam hal bernubuat  tentang hal-hal yang akan datang. Sekarang nabi tidak lain adalah orang  yang menyampaikan Sabda Allah kepada manusia, dan dalam hal itu ia sama  dengan gembala sidang atau pemberita injil. Pemberita injil (evangelist),  gembala sidang dan guru masih ada sampai sekarang. Gembala sama dengan  yang mula-mula disebut ketua atau uskup. Jabatan diaken pada masa kini  hampir sama dengan jabatan majelis gereja. 
    D. Kewajiban Pejabat dalam Jemaat 
     Di dalam jemaat pada waktu ini hanya ada tiga macam jabatan yang sesuai  dengan keadaan pada masa jemaat yang mula-mula yaitu Gembala Sidang,  Pemberita Injil (evangelist) dan Majelis Gereja. Kewajiban Gembala Sidang  dan Majelis Gereja akan diselidiki pada bagian selanjutnya karena kedua  jabatan itu penting bagi jemaat Kristus pada masa kini. 
     1. Kewajiban Gembala Sidang 
     Gembala Sidang wajib menjadi teladan rohani serta guru untuk hal-hal  rohani baik kepada umum maupun kepada setiap pribadi anggota jemaatnya  (Kisah 20:20,21,35; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7,17;  1Timotius 2:1-4,8; 4:12-16; 5:1,19-22; 6:10-14,20,21;  2Timotius 1:6-8; 2:1-6,15,23,24; 4:1-8). Berdoa dan menjadi tauladan  rohani sama pentingnya dan lebih penting daripada pekerjaan berkhotbah.  Gembala Sidang patut menjadi pembawa jiwa, membawa orang-orang kepada Tuhan  Yesus, dan menjadi teladan bagi anggota-anggotanya dalam hal itu, supaya  mereka menuruti teladannya. Di samping itu Gembala Sidang wajib melakukan  tanda Ezrar (Perjamuan Tuhan dan Pembaptisan) pada waktu-waktu yang  ditetapkan dalam jemaat (Matius 28:19,20; 1Korintus 11:20-54).  Gembala Sidang wajib menjadi ketua bagian tata usaha jemaat dan ketua  bagian yang bertugas menjalankan disiplin (1Korintus 5:4,5). 
     2. Kewajiban Majelis Gereja 
     Majelis Gereja harus menjadi penolong Gembala Sidang dalam hal-hal  rohani, dan mengatur hal-hal jasmani (Kisah 6:1-6; 8:20; Roma 12:7;  1Korintus 12:28; Filipi 1:1). Majelis Gereja harus membantu Gembala  Sidang dalam mengunjungi dan menolong anggota-anggotanya yang sakit, yang  miskin, serta anggota-anggota yang perlu ditolong baik dalam hal-hal rohani  maupun jasmani (1Timotius 3:8-13; Kisah 6:1-4; Roma 16:1,2;  1Timotius 3:11). Sebenarnya, yang diwajibkan kepada Gembala Sidang  diwajibkan juga kepada Majelis Gereja; dan tuntutan rohani untuk keduanya  juga sama. 
     E. Sistem pengaturan dalam Jemaat 
     Pada umumnya, ada tiga sistem pengaturan dalam jemaat, yaitu Episcopal,  Presbyterian dan Congregational. Tiap-tiap jemaat termasuk dalam salah  satu dari ketiga golongan itu meskipun tidak disebut demikian. Dalam  gereja Roma Katolik kekuasaan tertinggi ada di dalam tangan Paus. Hal itu  tidak benar dan tidak beralaskan Alkitab. 
     Episcopal berarti pemerintahan oleh uskup-uskup. Uskup adalah pendeta  (Gembala Sidang) yang diangkat lebih tinggi daripada pendeta-pendeta biasa  supaya ia mengatur dan memerintah jemaat. 
     Presbyterian berarti pemerintahan oleh ketua-ketua serta  anggota-anggota. Dalam perkataan lain "ketua-ketua" termasuk juga  pendeta-pendeta. 
      Congregational berarti pemerintahan oleh anggota-anggota, yaitu  anggota-anggota dalam jemaat setempat, tidak ada ikatan dengan  jemaat-jemaat lain. 
     Walaupun ada jemaat-jemaat yang dengan tepat menuruti salah satu dari  ketiga sistem ini serta berusaha membuktikan bahwa sistemnya berasal dari  Perjanjian Baru, tetapi sebenarnya Perjanjian Baru tidak mengemukakan satu  sistem yang pasti dan tetap. Sistem pengaturan dalam Perjanjian Baru bukan  semata-mata Episcopal, walaupun ada yang cenderung kepada sistem itu.  Setiap jemaat mempunyai hak untuk mengatur sendiri, dan pendeta-pendeta  serta ketua-ketua mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam mengatur  jemaat. Jemaat-jemaat yang mula-mula diatur oleh rasul-rasul, tetapi  setiap jemaat berdiri sendiri dan tidak digabungkan. Jadi, masing-masing  mempunyai kuasa untuk mengurus persoalannya sendiri serta berdiri sendiri;  akan tetapi Rasul Paulus telah memberikan hak kepada orang-orang di dalam  jemaat untuk melantik ketua-ketua dan gembala-gembala sidang. Bacalah  ayat-ayat berikut: Kisah 20:17,28; 14:23,24; Titus 1:5;  Kisah 1:23-26; 6:3-6; 13:2,3; 15:2,4,22,30; 2Korintus 8:19;  Matius 18:17; 1Korintus 5:4,5,13. Tiap-tiap jemaat berhak  menjalankan disiplin serta mengucilkan seseorang yang bersalah  (Matius 18:17; 1Korintus 5:1-5; 2Tesalonika 3:6). Tiap jemaat  memilih pemimpin-pemimpinnya sendiri (Kisah 1:26; 6:1-6). 
            
III. PENYEMBAHAN DAN TANDA ESRAR DALAM JEMAAT 
     Kewajiban yang terutama bagi orang Kristen yaitu menyembah dan  mempermuliakan Allah (Yohanes 4:23); dan kedua yaitu supaya ia menjadi  suci (Efesus 1:4-6; 1Petrus 1:15; Efesus 5:27; Roma 12:1; Kolose 1:22).  Juga jemaat diwajibkan mengabarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua  bangsa, mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah  diperintahkan Tuhan Yesus, dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, dan  Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19,20; Markus 16:15-18;  Kisah 2:1-47; 5:42; 6:5-8; Efesus 3:8; Kisah 15:7). Dengan perkataan  lain jemaat wajib memberitakan Yesus Kristus serta menyatakan Kristus  melalui kehidupan yang suci. Selain itu tiap-tiap orang Kristen wajib  disempurnakan sampai menjadi seperti teladan Yesus Kristus  (Efesus 4:11-15). Tiap-tiap orang Kristen harus dibaptis dan  dipenuhi dengan Roh Kudus (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16;  Yohanes 1:33; Kisah 1:4,5; 19:2; 1Petrus 1:12).  Perjanjian-perjanjian itu adalah untuk semua orang Kristen, dan  tuntutan-tuntutan itu diwajibkan kepada semua orang Kristen pada masa ini  juga. Sebenarnya kita tidak dapat hidup dalam kesucian kalau kita tidak  dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus  barulah kita dapat menjadi saksi-saksi yang baik bagi Tuhan Yesus  (Kisah 1:8; 8:1-4). 
     Kebaktian umum dalam jemaat yang mula-mula meliputi tujuh bagian, yaitu:  Puji-pujian (yaitu menyanyi dan bermazmur), berdoa, bernubuat  (1Korintus 14:3,26,29-31), membaca Alkitab serta memberikan  penjelasannya, membaca surat rasul-rasul, penyerahan persembahan dan  persepuluhan, dan mengadakan Perjamuan Tuhan. Sikap dalam berbakti:  sederhana, penuh rasa hormat dan takut akan Allah, dengan ucapan syukur dan  dengan bersukacita (Kisah 2:46,47; Lukas 24:52,53). 
    Kalau kita mempelajari Perjanjian Baru kita akan mengerti bagaimana  jemaat yang mula-mula itu menyembah. Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya  menyanyikan puji-pujian (Mar 14:26, bandingkan dengan Ef 5:19).  Orang-orang yang percaya berkumpul untuk berdoa sebelum hari Pentakosta  (Kisah 1:14). Mereka biasa memecahkan roti (yang tidak lain  adalah Perjamuan Tuhan), serta berdoa (Kisah 2:42,46; 20:7).  Mereka biasa berhimpun pada hari Minggu (Yohanes 20:19; Kisah 20:7). 
     Justin Martyr menulis bagaimana kebaktian Kristen dilakukan semasa  hidupnya, "Pada hari Minggu setelah orang-orang berhimpun lalu dibacakan  surat-surat Rasul dan Kitab para Nabi. Kemudian si pemimpin memberi  nasihat supaya orang-orang saleh itu mengikuti jejak rasul-rasul dan  nabi-nabi itu serta meniru kelakuan mereka. Sesudah itu mereka berdoa.  Kemudian Perjamuan Tuhan diadakan lalu persembahan-persembahan diberikan  kepada Tuhan. 
    A. Hari untuk berbakti yaitu hari Minggu 
      Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula biasa berkumpul  pada hari pertama dalam Minggu. Hari Minggu umumnya disebut "Hari Tuhan"  dalam jemaat yang mula-mula. Mereka tidak lagi memegang hari Sabat (hari  Sabtu) orang-orang Yahudi. Sudah nyata bahwa perubahan itu dikehendaki  Tuhan oleh sebab: 1) Teladan Yesus Kristus, 2) Pesan Rasul-Rasul,  3) Dibiasakan dalam jemaat yang mula-mula. 
     Hari yang pertama (hari kebangkitan Tuhan) disahkan oleh Tuhan Yesus  dengan beberapa kali sesudah kebangkitan-Nya Ia berhimpun dengan  murid-murid-Nya pada hari itu (Yohanes 20:1,19,26). Kemudian rasul-rasul  juga mensahkan perubahan itu; rupanya hal itu menuruti teladan Yesus  Kristus sesudah Ia bangkit, yang dikatakan-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam  masa empat puluh hari. Selidikilah Kisah 1:1,2; 20:7; 1Korintus 16:1,2;  Wahyu 1:10. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam memeliharakan  Hari Tuhan (hari Minggu) terdapat dalam ayat-ayat yang berikut:  Yesaya 58:13; Yohanes 4:24; Markus 2:27,28. 
    B. Tanda Esrar dalam jemaat 
     Tanda Esrar adalah suatu syarat atau peraturan yang dipesankan oleh  Tuhan Yesus, yang menyatakan atau mengibaratkan bahwa keselamatan adalah  oleh Kristus. Ada DUA, dan hanya ada DUA tanda Esrar dalam jemaat Kristus,  yaitu Baptisan, dan Perjamuan Tuhan. Barangsiapa menambah dengan yang lain  lagi berarti tidak sesuai dengan isi Alkitab. Tanda Esrar tidak lain  adalah tanda-tanda persatuan orang-orang Kristen dengan Tuhan sendiri.  Dalam jemaat yang mula-mula tiap-tiap tanda Esrar diberikan dan disahkan  oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi jelas bahwa dalam Alkitab hanya ada DUA  tanda Esrar yang diberikan oleh Tuhan Yesus. 
      - Baptisan
- Perjamuan Tuhan
       1. Baptisan 
     Pada umumnya baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah menjadi  pengikut Kristus. Lebih dalam lagi dan lebih lanjut baptisan adalah tanda  bahwa oleh iman orang itu telah dipersatukan dengan Yesus Kristus. Itulah  tandanya bahwa ia telah dilahirkan kembali karena ia telah dipersatukan  dengan Kristus (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16; Kisah 2:38;  Roma 6:3-5; Kolose 2:11,12; Kisah 19:4). Dalam Matius 21:25  Tuhan Yesus mengesahkan baptisan oleh Yohanes (Matius 3:13-17).  Baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah bertobat serta percaya kepada  Yesus Kristus, dan itu merupakan pengakuan kepada umum bahwa ia telah  menjadi pengikut Kristus. Selain itu baptisan juga merupakan tanda bahwa  oleh iman orang itu sudah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan  Yesus Kristus. 
     a. Siapa yang patut dibaptiskan 
     Jelas dalam Alkitab bahwa hanya orang yang percaya yang patut  dibaptiskan, yaitu yang sudah bertobat serta sudah percaya kepada Yesus  Kristus sebagai Juruselamatnya. Atau, dengan perkataan lain, hanya orang  yang sudah dilahirkan kembali yang patut dibaptiskan  (Kisah 2:37-41; 8:12; Roma 6:1-4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12;  Matius 28:19; Kisah 18:8; 19:4). Bagaimana mungkin anak-anak kecil  dapat bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus ? Tentu hanya orang yang  sudah cukup umurnya yang dapat melakukan hal itu. Baptisan sekali-kali  tidak menghapuskan dosa seseorang, oleh karena baptisan itu hanya suatu  tanda bahwa dosa-dosanya sudah terhapus di dalam darah Yesus Kristus, sebab  ia telah percaya dan dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru perkataan  bertobat selalu mendahului perkataan baptisan (Matius 3:2,36;  Kisah 2:37-41; 8:12; 18:8; 19:4). Hal itu menyatakan bahwa  kanak-kanak tidak layak untuk dibaptiskan sebab mereka belum percaya.  Dalam sebagian besar jemaat pada masa sekarang, orang Kristen  mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, yaitu Gembala Sidang  menggendong kanak-kanak itu atau menumpangkan tangan ke atasnya, lalu  mendoakan mereka serta menyerahkan mereka kepada Tuhan. Lihat  Matius 19:14; 1Samuel 1:27,28; Lukas 2:23-28). Pada waktu itu ibu  bapa anak itu berjanji di hadapan jemaat bahwa anak itu akan diajar tentang  Firman Tuhan dan keselamatan di dalam Kristus. 
     b. Cara baptisan 
     Kebanyakan para ahli bahasa Yunani berpendapat bahwa "Baptiso" hanya  berarti baptisan selam. Demikian pula banyak ahli dan guru-guru besar  mengakui bahwa baptisan yang sah yaitu baptisan selam. Kepercayaan itu  diteguhkan oleh ayat-ayat yang berikut: Markus 1:5,8,10; Yohanes 3:23;  Kisah 8:38,39; Roma 6:3,4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12. 
       2. Perjamuan Tuhan 
     Perjamuan Tuhan diberikan kepada jemaat serta disahkan oleh Yesus  Kristus (Matius 26:26-30; Markus 14:22-24; Lukas 22:19,20;  1Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan adalah tanda Esra yang diadakan  oleh Yesus Kristus dan diwajibkan kepada orang-orang Kristen. Perjamuan  Tuhan menandakan persekutuan orang-orang Kristen dengan Kristus, dan bahwa  orang-orang Kristen yang makan dan minum Perjamuan itu tetap mempunyai  persekutuan dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan  makan dan minum Perjamuan Tuhan kita bersekutu dengan Kristus, dan oleh  iman kita makan daging Kristus serta minum darah-Nya, lihat  Yohanes 6:51-58. Perjamuan Tuhan harus dimakan dengan iman. Kalau  hal itu hanya dilaksanakan secara jasmani saja, maka orang yang makan dan  minum perjamuan itu salah besar. Perjamuan Tuhan haruslah dilakukan dengan  sikap rohani yang benar. Orang-orang yang ikut makan dan minum dalam  perjamuan itu wajib menyelidiki hatinya sendiri dan jangan membiarkan dosa  di dalam hatinya. Bila kita makan dan minum dengan sikap rohani yang benar  dan disertai iman, tentu kita berkenan kepada Kristus dan jiwa serta tubuh  kita disucikan di dalam darah-Nya. Dengan hal itu kita memasyhurkan  kematian Kristus sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Nanti  bilamana Tuhan kembali ke dunia, maka hal itu tidak perlu lagi dilakukan.  Dengan cara yang ajaib di dalam Perjamuan Tuhan kita dipersatukan dengan  Yesus Kristus. Biasanya hanya orang-orang yang sudah dibaptiskan yang  diperbolehkan ikut makan dan minum Perjamuan Tuhan. 
     Pelajaran Alkitab dan keyakinan orang-orang Protestan tentang Perjamuan  Tuhan adalah demikian: Roti dan anggur itu sesudahnya dipersembahkan kepada  Tuhan tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus, tetapi tetap sebagai  roti dan anggur. Tidak ada jalan untuk menerima Kristus dengan makan atau  minum. Akan tetapi Perjamuan Tuhan lebih daripada sekedar perjamuan  peringatan untuk Tuhan. Kalau roti itu dimakan dan anggur itu diminum  dengan iman, dan dengan cara rohani, maka hal itu membawa hubungan yang  erat dengan Tuhan Yesus, dan lebih lagi menguatkan persatuan dengan Dia,  yang sesungguhnya tidak didapati melalui cara lain. Dengan iman dan dengan  sikap rohani kita makan daging dan minum darah Kristus. 
      Pelajaran rohani dari hal Perjamuan Tuhan dan persekutuan kita dengan  Dia terdapat dalam Yohanes 6:48-58. Kalau Perjamuan Tuhan dimakan dengan  sikap yang benar maka kita dapat menginsafi serta mengalami apa yang  dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal enam itu. 
     Jadi dapat dikatakan, bahwa baptisan adalah tanda Esrar yang  melambangkan kelahiran kembali; dan Perjamuan Tuhan adalah Tanda Esrar yang  melambangkan kekudusan. Pertama-tama melambangkan persatuan kita dengan  Kristus, kedua melambangkan keadaan kita yang tinggal tetap di dalam  Kristus. 
                
IV. PEKERJAAN JEMAAT DAN PAHALA BAGI JEMAAT 
  A. Pekerjaan Jemaat 
      Pekerjaan jemaat itu ada dua, yaitu meneguhkan orang-orang yang percaya  dan mengabarkan Injil. 
     1. Meneguhkan orang-orang yang percaya yaitu mengajarkan dan meneguhkan  orang-orang saleh dalam anugerah Tuhan dan kebenaran yang ada di dalam  Injil. Sesudah orang-orang percaya, maka mereka itu patut diajar tentang  asas pelajaran yang benar, dan mereka patut dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada  lima unsur yang membantu dalam meneguhkan jemaat Kristus, yaitu: a)  Pengabar-pengabar Injil (Efesus 4:11-13); b) Alkitab (Kolose 3:16;  Ibrani 5:14; 1Petrus 2:2); c) Roh Kudus (Galatia 5:25; Efesus 5:18);  d) Karunia-karunia Roh Kudus (1Korintus 12:4-12); e) Kedua Tanda  Esrar (1Korintus 11:26). 
    Tuhan Yesus memanggil kita supaya kita menerima Dia dan mengikuti Dia.  Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan kita juga bertambah-tambah dalam  kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan (2Petrus 3:18). Kita bukan  hanya diangkat dari lumpur dosa, tetapi kita juga dibangunkan menjadi suatu  kabah yang suci, tempat kediaman Allah (Efesus 2:21). 
      2. Mengabarkan Injil merupakan usaha jemaat supaya orang-orang berdosa  diselamatkan, yaitu dilepaskan dari perhambaan dosa-dosa mereka dan dari  hukuman yang kekal. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus  tetapi kita harus membawa Kristus kepada segenap dunia, yaitu kepada  manusia disegala tempat. Jadi pekerjaan jemaat adalah mengabarkan Injil  kepada segala bangsa. Dalam masa ini tidak semua orang mau menerima Injil,  jadi tidak semuanya mau menerima Kristus (pasal Matius 13:1-58). Kalau  begitu apakah kewajiban kita dalam hal ini? Kita harus menjadi saksi,  memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 28:19,20; Markus 16:15;  Kisah 1:8). Dan apakah yang akan terjadi? Beberapa orang akan  percaya dan beberapa orang tidak. Markus 16:16 mengemukakan hal itu.  Apakah yang masih diperbuat oleh Tuhan dalam masa kasih karunia ini?  "Tuhan masih menilik orang kafir serta memilih daripadanya suatu kaum untuk  Nama-Nya" (Kisah 15:14, TKB). Kalau kita mengerti hal itu, kita  dapat mengatur pekerjaan kita sesuai dengan maksud dan peraturan Tuhan. 
    B. Disiplin dalam Jemaat 
     Disiplin dalam jemaat, yaitu membetulkan kesalahan atau dosa anggota  jemaat, adalah tanggungjawab segenap jemaat dan Majelis Gereja, dan kalau  tidak dapat dibetulkan mereka itu dikucilkan dari jemaat. Melaksanakan  disiplin juga merupakan salah satu hal untuk meneguhkan orang Kristen.  Kalau dosa dibiarkan dalam jemaat maka hal itu akan menajiskan segenap  jemaat (1Korintus 5:1-8). Sama seperti satu mangga yang busuk dibiarkan  di dalam keranjang, maka mangga itu akan membusukkan semuanya. 
     Ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan terhadap satu atau dua orang  anggota dan kesalahan terhadap jemaat. Disiplin untuk kesalahan antara dua  anggota terdapat dalam Matius 5:23,24 dan Matius 18:15-17.  Pertama-tama orang yang bersalah ditegur, dan kalau ia mau mendengar  teguran itu serta bertobat, maka selesailah persoalan itu. Tetapi kalau  orang yang bersalah itu tidak mau mendengar teguran itu, orang yang  mempersalahkan dia wajib membawa dua orang saksi, dan kalau ia tidak mau  mendengar mereka, maka perkara itu haruslah dibawa kepada segenap jemaat  dengan perantaraan Majelis Gereja. Kalau hal ini ditaati dengan benar,  tentu jarang terjadi perselisihan di dalam jemaat. Sayang sekali bahwa  seringkali perselisihan itu dibawa ke hadapan segenap jemaat sebelum  Gembala Sidang dan Majelis mendapat kesempatan untuk memecahkan  persoalannya dan memperdamaikan orang-orang itu. Lalu, kalau orang itu  tidak mau bertobat serta meminta ampun dan menyelesaikan hal itu maka tidak  ada jalan lain dari mengucilkan dia dari jemaat itu (1Korintus 5:5,13).  Dalam hal ini orang yang bersalah itu dipandang sebagai orang kafir.  Tetapi meskipun demikian, kalau ia bertobat dan menyelesaikan hal itu, maka  harus ia diampuni serta diterima kembali dalam jemaat (2Korintus 2:5-8).  Suatu jemaat tidak dapat diteguhkan dan tidak dapat bertumbuh kalau tidak  suci (2Korintus 7:11,12). 
    Disiplin untuk kesalahan terhadap segenap jemaat terdapat dalam  1Korintus 5:3-5; 2Korintus 2:6-8; 2Tesalonika 3:6; 1Korintus 5:9,11,12.  Dalam ayat-ayat ini terdapat disiplin yang merupakan teguran kepada satu  anggota, juga teguran kepada satu anggota di hadapan beberapa orang, dan di  hadapan jemaat seluruhnya. Ada juga disiplin yang menyatakan agar  anggota-anggota jemaat melepaskan diri mereka dari persekutuan dengan orang  yang bersalah itu dengan pengharapan ia akan bertobat  (1Korintus 5:9,11,12). Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum orang itu  dikucilkan dari jemaat. Akhirnya terdapat disiplin yang mengucilkan  seseorang dari jemaat sebab dosanya dan sebab ia tidak mau bertobat  (1Korintus 5:5,13). Kalau ada satu anggota yang dikucilkan, maka ia  patut dikasihani dan didoakan, dan yang lain patut mencari jalan supaya ia  bertobat lalu mengembalikan dia ke dalam jemaat. Menghadapi hal itu  anggota-anggota jemaat harus bersikap seperti yang dikatakan dalam  Galatia 6:1 dan Yakobus 5:19-20. 
    C. Pahala yang disediakan Allah untuk Jemaat yang sejati 
     Ada dua lukisan yang menyatakan keadaan jemaat pada masa ini, yaitu  garam dan terang. Garam mengasinkan dan mencegah kerusakan. Demikianlah  seharusnya jemaat bagi manusia pada masa ini. Hanya jemaat Kristus yang  dapat mengasinkan dunia ini (Matius 5:13). Terang mengibaratkan  kesaksian jemaat dalam dunia ini (Matius 5:14). Terang itu patut  disinarkan oleh kesucian asas pelajaran dan kesucian kehidupan  anggota-anggota jemaat itu. 
     Ada tiga lukisan yang menyatakan hubungan jemaat dengan Kristus pada  masa yang akan datang. Ketiga lukisan itu adalah mempelai perempuan,  permaisuri, dan permata yang indah. Sebagai anak dara yang menjadi  mempelai perempuan, jemaat itu dinikahkan dengan Kristus (Efesus 5:27;  2Korintus 11:2; Wahyu 21:9). Sebagai permaisuri jemaat itu akan ikut  memerintah bersama dengan Kristus (1Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 3:21; 20:6).  Sebagai permata yang indah, jemaat itu adalah seperti sebuah kota, yaitu  Yerusalem Baru yang turun dari sorga (Wahyu 21:9-11). Pada masa yang  akan datang jemaat itu akan menyatakan pujian, kasih karunia dan kemuliaan  Allah (Efesus 1:6,12; 3:10). Orang-orang yang telah percaya kepada  Yesus Kristus akan hidup sampai selama-lamanya, dan hal ini merupakan pahala  yang ajaib sekali. 
            
22. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS DAN MALAIKAT                                       I. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS
  A. Iblis benar-benar ada  
     Benarkah bahwa Iblis itu ada? Benarkah bahwa Iblis itu adalah suatu  pribadi? Jawaban untuk kedua pertanyaan itu terdapat dalam Alkitab, yaitu,  Iblis memang sungguh-sungguh ada, dan Iblis adalah suatu pribadi yang  pasti. Hal ini terbukti oleh karena: Iblis bergaul dengan pribadi-pribadi  yang lain, seperti anak-anak Allah (Ayub 1:6; 2:1; Zakharia 3:1). Iblis  bersifat seperti suatu pribadi, ia berkata-kata (Ayub 1:7; 2:2), ia  mencobai orang-orang (Yohanes 13:2; Kisah 5:3). Sikap rasul-rasul  kepada Iblis adalah sikap kepada suatu pribadi (Yakobus 4:7;  1Petrus 5:8,9); begitu pula sikap malaikat-malaikat kepadanya  (Yudas 1:9; Wahyu 2:1-3); dan juga sikap Tuhan Yesus kepadanya  (Matius 4:1-11; Lukas 10:18). Ayat-ayat berikut juga membuktikan  bahwa Iblis itu ada: Matius 13:19; Efesus 6:11,12. 
     Iblis ialah penghulu malaikat-malaikat jahat dan jin-jin. Kita patut  mengetahui pengajaran Alkitab tentang hal Iblis; dan pengajaran itu  haruslah mendorong kita supaya semata-mata bersandar pada Allah serta  banyak berdoa. Bila kita akan belajar tentang Iblis, baiklah kita berdoa  supaya kita dibungkus dengan darah Kristus. 
     Di dalam Alkitab disebutkan beberapa julukan untuk Iblis, yaitu dalam  ayat-ayat berikut: Wahyu 9:11; Matius 12:24,27; 2Korintus 6:15;  Matius 4:1; Zakharia 3:1; 1Petrus 5:8; Wahyu 12:9; 2Korintus 4:4;  Yohanes 8:44; Yesaya 14:12; Yohanes 12:31; Efesus 2:2; 1Tesalonika 3:5;  Matius 13:19. 
    B. Asal mula si Iblis 
    Keadaan Iblis yang mula-mula dikemukakan di dalam Yesaya 14:12-20 dan  Yehezkiel 28:11-19. Dari ayat-ayat itu kita tahu bahwa mula-mula Iblis  adalah suatu malaikat yang tinggi kedudukannya, sangat mulia, sangat bagus  (elok), dan diciptakan sempurna. Akan tetapi oleh sebab kemuliaannya,  timbullah kesombongan dan iri hati di dalam hatinya sehingga ia menuntut  penyembahan yang hanya patut diberikan kepada Allah. Maka oleh sebab dosa  itu ia jatuh dan kedudukan serta kuasa yang ada padanya diambil oleh Allah.  Lalu ia menjadi musuh Allah dan manusia serta melawan Allah dan manusia  (Kolose 1:16; 1Timotius 3:6; 2Petrus 2:4; Yudas 1:6,9). 
     Dalam Yehezkiel 28:2 dikatakan mengenai seorang manusia, yaitu Raja  Tirus. Tetapi dalam ayat Yehezkiel 28:12 dari pasal itu mulai  dibicarakan seorang raja yang lain, yaitu kuasa yang ada di belakang takhta  raja Tirus itu, yaitu Iblis. Dari ayat Yehezkiel 28:12 ada orang yang  menyangka bahwa ada suatu Taman Eden sebelum Taman Eden dalam Kitab  Kejadian. Akan tetapi ayat ini tidak cukup untuk membuktikannya. Boleh  jadi ada suatu taman Firdaus Allah sebelum taman Firdaus yang didiami oleh  Adam, tetapi kita harus berhati-hati dalam hal-hal yang demikian. Semua  itu hanya persangkaan orang dan tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang  pasti. Kita patut berhati-hati mengenai hal-hal yang tidak jelas dalam  Alkitab. Begitu pula mengenai pendapat beberapa orang bahwa ada suatu  golongan makhluk yang hidup sebelum Adam dan diam di atas bumi sebelum  terjadi keadaan campur baur (Kejadian 1:2; TKB), dan oleh sebab  dosa-dosanya maka dunia dihukum sehingga keadaannya menjadi tidak  berbentuk. Keadaan dunia yang tidak berbentuk dan kosong itu pasti, tetapi  tentang makhluk-makhluk itu tidak pasti. Itu hanya persangkaan manusia dan  tidak ada buktinya dalam Alkitab. Satu hal yang nyata, yaitu Iblis adalah  suatu makhluk yang sempurna sejak hari penciptaan-Nya sampai kecurangan  terdapat padanya (Yehezkiel 28:15). 
    C. Jatuhnya Iblis 
     Di dalam pasal Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26  terdapat cerita tentang jatuhnya Iblis dan sebab dari kejatuhan itu.  Alasan dari kejatuhan itu adalah karena kesombongan dan kehendak dirinya  yang ingin ditinggikan melebihi Allah. Dalam pasal Yesaya 14:1-32  banyak terdapat perkataan "Aku hendak". Dari hal ini jelas bahwa ia  menghendaki apa yang hanya patut bagi Allah saja. Ia ingin menjadi seperti  Allah Yang Mahakuasa. Hal itu sama seperti perbuatan manusia durhaka  (Antikristus) (2Tesalonika 2:4). Iblis akan menjelma dalam diri  Antikristus itu dengan maksud akan melawan Allah lagi. Dalam  Yehezkiel 28:1-26 dinyatakan juga apa sebabnya kejatuhan Iblis itu,  yaitu kesombongan atas keelokannya, hikmat, kuasa dan kemuliaan yang  dimilikinya (Yehezkiel 28:17). Oleh sebab itu ia berdosa maka ia  dicampakkan ke bumi (Yehezkiel 28:17). Barangkali pembuangannya itu  adalah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 10:18. 
  D. Pekerjaan Iblis 
     Meskipun Iblis telah dicampakkan dari tempat yang tinggi di sorga, ia  tidak dibatasi pada suatu tempat yang pasti. Akan tetapi, tempat  bergeraknya adalah di udara dan di atas bumi (Efesus 6:11; 1Petrus 5:8).  Sesudah dicampakkan dari sorga ia mulai menyerang manusia (peristiwa di  taman Firdaus). Tentu jatuhnya Iblis itu terjadi sebelum manusia dijadikan  sebab Iblis sudah berada di Taman Firdaus sebagai Iblis yang mencobai Hawa,  sebagai musuh Allah dan manusia. 
    Iblis tetap melawan orang-orang saleh (1Petrus 5:8; Ayub 1:7).  Iblislah yang mengadakan dan menyebabkan dosa dalam dunia ini  (Kejadian 3:1-6). Pada umumnya Iblis yang menyebabkan kesakitan  dalam dunia ini (Kisah 10:38; Lukas 13:16). Boleh jadi Iblis  mempunyai kuasa maut untuk orang-orang yang tidak percaya, tetapi pada kayu  salib Tuhan telah mengalahkan dia, yang mempunyai kuasa maut itu, serta  membuat ia tidak berdaya (Ibrani 2:14; Kolose 2:15). Oleh sebab itu  Iblis tidak lagi memegang kuasa maut atas kita, orang-orang percaya. Iblis  mencoba serta menggoda orang-orang supaya berdosa (1Tawarikh 21:1;  Matius 4:1-9). Iblis menjerat manusia (1Timotius 3:7). Iblis  membutakan pikiran manusia supaya jangan percaya (2Korintus 4:4).  Iblis menaruh maksud-maksud jahat dalam hati manusia (Yohanes 13:2;  Kisah 5:3). Iblis menabur bibit lalang di antara bibit-bibit yang  baik (Matius 13:25; Markus 4:15). Iblis merupakan dirinya sebagai  malaikat terang (2Korintus 11:14-15). Iblis melawan, menyerang, dan  merintangi hamba-hamba Allah (Daniel 10:13; Zakharia 3:1; Lukas 22:31;  2Korintus 12:7; 1Tesalonika 2:18). Iblis mendakwa saudara-saudara  kita (Wahyu 12:9,10). Hal ini tidak dapat kita mengerti dengan  jelas, tetapi hal itu terjadi; akan tetapi kita memiliki penolong bicara  dihadapan Allah Bapa, yaitu Yesus Kristus. Kita akan merasa heran melihat  segala pekerjaan Iblis itu. Meskipun Iblis adalah makhluk yang jauh lebih  berkuasa daripada manusia, tetapi ia bukan yang mahakuasa. Ia bukan yang  mahatahu. Ia tidak ada di mana-mana tempat. Kuasa Iblis telah dibatasi  dan ia semata-mata takluk kepada Allah (Ayub 1:10,12; 2:6). Apalagi  kuasa Iblis telah dihancurkan (untuk orang yang percaya) di atas kayu salib  dan pada hari kebangkitan Tuhan (Yohanes 12:31,32; 16:11; 1Yohanes 3:8;  Kolose 2:15; Ibrani 2:14). 
    E. Sikap kita terhadap Iblis 
      Bagaimanakah sepatutnya sikap orang-orang Kristen terhadap Iblis? Kita  wajib mengetahui daya upayanya (2Korintus 2:11). Janganlah kita  berbantah-bantah dengan dia, mencerca dia, atau menghardik dia  (Yudas 8:9). Janganlah kita memberi tempat kepada Iblis  (Efesus 4:27) meskipun ia berusaha mencari tempat dalam hati kita.  Kita patut berjaga-jaga sebab Iblis itu seperti singa yang mengaung yang  berjalan keliling mencari orang yang dapat ditelannya (1Petrus 5:8).  Kalau kita abaikan musuh yang begitu besar itu, tentu kita akan mendapat  kesusahan. Kita wajib melawan dan menolak Iblis dengan iman dan dengan  nama Tuhan Yesus Kristus (1Petrus 5:9; Yakobus 4:7), maka ia akan  lari dari kita. Kita hanya dapat melawan dan menolak si Iblis. Kalau kita  memakai selengkap senjata Allah (Efesus 6:13-18) - selidikilah  tentang senjata Allah itu. Ingatlah, Iblis sudah dikalahkan oleh Tuhan  Yesus (Kolose 2:15; Ibrani 2:14); dan kita telah dilepaskan dari  segala kuasa kegelapan itu (Kolose 1:13) serta dipindahkan ke dalam  kerajaan Kristus. Jadi kita senantiasa dapat mengalahkan Iblis dengan  darah Kristus dan dalam nama Tuhan Yesus (Wahyu 12:11; Lukas 10:17,18).  Segenap hidup kita wajib senantiasa diserahkan kepada Allah. 
     F. Nasib si Iblis 
     Nasib si Iblis sudah pasti. Perhatikanlah bagaimana kejatuhannya sampai  kepada hukuman yang kekal. 
      - Pada mulanya di dalam sorga ia memiliki kedudukan yang tertinggi  dari antara makhluk yang dijadikan. Hal ini tertulis dalam pasal  Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26.
- Pasal-pasal itu juga menerangkan kejatuhannya dan bagaimana ia  dicampakkan dari sorga. Rupanya ia masih diizinkan untuk masuk ke dalam  sorga serta mengadukan perbuatan orang-orang (Ayub 1:6; Wahyu 12:9,10).
- Sekarang ia disebut "Penguasa kerajaan angkasa" (Efesus 2:2).  Kelak ia tidak dapat lagi masuk ke sorga untuk mengadukan orang-orang  dihadapan Allah dan ia juga akan dilemparkan Allah dari udara  (Wahyu 12:7-9,12,13), yaitu pada waktu Tuhan datang dalam awan-awan  di angkasa untuk melantik jemaat-Nya.
- Pada waktu Tuhan Yesus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya 1000  tahun lamanya maka Iblis akan dilemparkan ke dalam jurang maut  (Wahyu 20:1-3). Kemudian setelah kerajaan Tuhan 1000 tahun itu Iblis  akan dilepaskan untuk seketika saja, dan dalam waktu itu ia akan  menyesatkan lagi bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi (Wahyu 20:7-9).
- Setelah itu Iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang  (Wahyu 20:10). Iblis tidak akan bertobat dan tidak akan diselamatkan.  Iblis tetap selamanya akan melawan Allah, oleh sebab itu akhirnya Iblis  dimasukkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya.
     Pekerjaan Iblis telah dibinasakan oleh kematian Tuhan Yesus  (1Yohanes 3:8), oleh sebab itu segala pekerjaannya akan sia-sia  belaka. Juga oleh kematian Tuhan Yesus, Iblis dilemparkan ke luar  (Yohanes 12:31).  Kerajaan Iblis dikalahkan dan dibinasakan di atas  Bukit Golgota pada waktu Tuhan Yesus disalibkan. Walaupun kita belum  melihat kebinasaan itu digenapkan dengan sempurna, tetapi hal itu sudah  ditentukan oleh Allah. Iblis sudah dikalahkan, lihat Lukas 10:18. 
                    
II. MALAIKAT-MALAIKAT YANG JAHAT 
     Pada awal mulanya segala yang diciptakan Allah itu baik.  Malaikat-malaikat dijadikan dalam keadaan suci, tetapi ia telah jatuh ke  dalam dosa. Dengan demikian ia berubah menjadi jahat. Ada dua tingkatan  di antara makhluk-makhluk yang jahat itu, yaitu malaikat-malaikat jahat dan  jin-jin (roh-roh jahat). Jadi hanya ada satu Iblis atau Setan, tetapi  banyak jin. 
     A. Malaikat-malaikat jahat 
     Ini adalah makhluk-makhluk bangsa roh-roh yang rupanya mereka dijadikan  agar menolong Iblis sebelum ia jatuh, tetapi rupanya mereka berkehendak  mengikut Iblis di dalam dosanya. Tentang malaikat-malaikat yang jahat  dibicarakan dalam Efesus 6:12, di mana mereka itu disebut pemerintah dan  penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara. 
     Malaikat-malaikat itu telah jatuh ke dalam dosa. Dalam 2Petrus 2:4  dikatakan mereka itu telah "berdosa"; dan dalam Yudas 1:6 dikatakan  mereka itu "tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka". Dosa mereka  tidak dijelaskan kepada kita. Rupanya mereka itu telah mengikuti Iblis  pada waktu ia memberontak terhadap Allah di sorga. Karena perbuatan mereka  itu beberapa di antara mereka dilemparkan ke dalam neraka, ke dalam gua-gua  yang gelap (2Petrus 2:4). Mereka berdosa, mendurhaka, dan teguh dalam  kejahatannya. Hukuman mereka telah dipastikan, yaitu api neraka  (Matius 25:41). Mereka itu tidak akan bertobat dan tidak dapat  diselamatkan. Kelak orang-orang saleh Tuhan akan menghakimi  malaikat-malaikat yang jahat (1Korintus 6:3). Kalau kita menyelidiki  semua ayat dalam Alkitab mengenai malaikat-malaikat, kita dapat mengetahui  bahwa rupanya mereka itu memiliki suatu tubuh halus yang lebih berkuasa  dari tubuh manusia dan yang tidak dibatasi seperti tubuh manusia. 
     B. Roh-roh jahat 
     Tidak ada keterangan apa-apa dalam Alkitab yang menyatakan bahwa roh-roh  jahat mempunyai tubuh. Jadi kemungkinan mereka ialah roh-roh yang tidak  bertubuh, yang suka masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang. Mengenai  asal-mula roh-roh jahat itu tidak diterangkan dalam Alkitab. Ada beberapa  orang yang menyangka bahwa roh-roh jahat itu adalah roh-roh suatu bangsa  yang hidup sebelum Adam, tetapi sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa  hal itu tidak ada buktinya dalam Alkitab, oleh sebab itu kita tidak boleh  menerimanya sebagai satu hal yang sudah pasti. Itu hanyalah persangkaan  manusia. 
     Roh-roh jahat itu berbahaya, mengerikan, dan jahat  (Matius 8:28; 9:33; 10:1; Markus 1:23; 5:2-5; 9:17,20; Lukas 6:18; 9:39).  Mereka itu mempunyai kepala (Matius 12:24). Mereka berada di bawah  kuasa si Iblis dan bekerja baginya (Matius 12:26). Rupanya jumlah  mereka banyak sekali, sebab sudah banyak yang masuk pada satu orang saja  (Markus 5:9). 
     Pekerjaan roh-roh jahat itu semata-mata hanyalah melakukan kejahatan,  dan mereka membangkitkan hal-hal yang jahat dalam hati manusia  (Matius 10:1; Markus 5:2). Mereka merusak pikiran orang sehingga  orang itu menjadi gila (Markus 5:4,5). Juga mereka itu dapat  mendatangkan penyakit kepada orang-orang (Lukas 9:37-42). Maksudnya  bukanlah setiap penyakit datangnya dari roh-roh jahat, tetapi ada juga  penyakit-penyakit yang dibawa oleh Iblis atau roh jahat kepada manusia  (Lukas 13:16). Mereka itu memasuki tubuh manusia dan binatang  (Markus 5:8,11-13). "Mereka itu biasa ada dalam kegelapan. - Mereka  membenci nama Tuhan Yesus Kristus dan mengolok-olok kenyataan bahwa Alkitab  itu diilhamkan oleh Allah". -Farr. 
     Oleh sebab itulah kuasanya dibatasi. Tempat roh-roh yang jahat itu  ialah jurang maut. (Lukas 8:31). Kelak pada waktu yang telah ditentukan  Allah, roh-roh jahat itu akan disiksa (Matius 8:29). Hukuman mereka  sama dengan hukuman yang diberikan kepada Iblis. Roh-roh jahat itu tunduk  kepada Tuhan Yesus (Matius 8:29,31; Kisah 19:15; Yakobus 2:19).  Orang Kristen tidak perlu takut kepada roh-roh jahat sebab orang  Kristen memiliki senjata yang sangat kuasa, yaitu NAMA TUHAN YESUS KRISTUS.  Kita memiliki seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:13) dan  diselimuti dengan darah Kristus (Wahyu 12:11). Kita sendiri memiliki  senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk  meruntuhkan benteng-benteng (2Korintus 10:4). 
     Dalam masa Perjanjian Baru dan juga sekarang ini masih ada orang yang  dirasuk setan. Ada juga orang yang hanya diperalat oleh Iblis. Bila  seseorang dirasuk oleh setan, maka ia ada di bawah kuasa setan itu, tetapi  yang hanya diperalat tidak sepenuhnya di bawah kuasanya. Orang-orang yang  diperalat oleh Iblis contohnya ialah orang-orang yang menyimpang dari  pengajaran yang benar (1Timotius 4:1), dan yang pikirannya telah  dibutakan oleh ilah zaman ini (2Korintus 4:4). Murid-murid Tuhan  bersukacita sebab roh-roh jahat itu tunduk kepada mereka ketika mereka  memakai nama Tuhan Yesus (Lukas 10:17). Kuasa yang sama telah diberikan  oleh Tuhan kepada semua pengikut-Nya (Markus 16:17). Oleh sebab itu  kita berani pergi ke seluruh dunia untuk mewakili dan menjadi utusan-Nya  yang mempunyai segala kuasa baik dalam sorga maupun di atas bumi  (Matius 28:18,19). 
     Kita mempunyai hak dan kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dari  orang-orang yang dirasuknya. Akan tetapi pekerjaan itu menuntut ketekunan  doa dan puasa dari kita (Matius 17:21; 10:1). Dalam pekerjaan itu kita  harus dipimpin oleh Roh Kudus dan perlu mendapat hubungan doa dari  teman-teman yang sehati (Matius 18:19; Markus 16:15-18). 
            
III. TENTANG BERHUBUNGAN DENGAN ROH ATAU MENYEMBAH ROH 
     Rupanya jemaat di Kolose mulai berbuat pelanggaran dengan beribadah  kepada malaikat-malaikat, oleh sebab itu Rasul Paulus menulis surat kepada  jemaat itu (Kolose 2:18). Penganut-penganut ajaran sesat dalam jemaat  itu mencoba-coba membawa kesalahan itu ke dalam jemaat. Oleh sebab surat  Rasul Paulus, hal itu dapat dicegah. 
     Pada akhir zaman ini penyembahan kepada roh-roh serta berhubungan dengan  roh-roh makin bertambah-tambah. Kita membaca dalam Alkitab tentang  "roh-roh penyesat" dan "ajaran-ajaran setan" (1Timotius 4:1).  Sebenarnya hal itu bukan merupakan suatu hal yang baru, melainkan sudah  lama, bahkan sejak dari purbakala. Di dalam Alkitab semua hal itu dilarang  dan dianggap sama dengan menyembah berhala (1Samuel 15:23), dan tidak  diperkenankan oleh Tuhan (Ulangan 18:9-12). Menurut Taurat ahli sihir  janganlah dibiarkan hidup (Keluaran 22:18). Demikian pula orang yang  menjadi petenung atau peramal (Imamat 20:27). Ayat-ayat lainnya yang  mengemukakan hal itu adalah: Maleakhi 3:5; Wahyu 21:8; 22:15. 
     Segala sesuatu yang berhubungan dengan roh-roh jahat dilarang dalam  Alkitab, misalnya: guna-guna dan mantera (Yesaya 47:9-13;  Kisah 8:11; 16:16; 19:19; Wahyu 22:15). Bertenung atau meramal  dilarang (Ulangan 18:10-12). Dalam cerita Lazarus (Lukas 16:19-31),  Lazarus tidak diperkenankan pergi kepada orang kaya itu, juga  tidak diperkenankan kembali ke dunia. Daud juga tahu bahwa hal itu tidak  diizinkan oleh Allah (2Samuel 12:22,23). Mengenai Saul dan perempuan  petenung yang memanggil arwah Samuel itu, tidak jelas dikatakan apakah  benar-benar Samuel yang datang atau Iblis yang merupakan diri seperti  Samuel dan berkata-kata dengan perempuan itu. Barangkali dengan izin  istimewa dari Allah Samuel sungguh-sungguh datang. Kalau Samuel  benar-benar datang, tentu hal itu bukan karena panggilan perempuan itu,  melainkan karena perintah Tuhan. Satu hal yang nyata yaitu Saul telah  kehilangan kerajaannya oleh sebab perbuatannya itu (1Tawarikh 10:13,14).  Jadi biarpun seseorang dapat melakukan hal-hal yang luar biasa dan dapat  menyatakan hal-hal yang akan terjadi, hal itu tidak berarti bahwa ia  mempunyai hubungan dengan Allah, bahkan mungkin juga hal itu menyatakan  hubungannya dengan si Iblis. Jadi, meramal atau melakukan telaah  (Imamat 19:26; Yehezkiel 21:21) juga dilarang oleh Tuhan. Juga  mengamat-amati peredaran bintang (astrologi) untuk mengetahui sesuatu yang  akan terjadi (Yesaya 47:13). Hal-hal lain yang dilarang diterangkan  dalam Keluaran 8:7; Bilangan 23:23; 24:1. 
     Semua itu sangat bertentangan dengan pimpinan Roh Kudus kepada kita,  orang-orang Kristen. Selain itu juga tidak sepadan dengan kasih Allah  kepada kita dan dengan pimpinan Roh Kudus (Roma 8:28,38,39). 
     Pada zaman akhir ini, "ajaran-ajaran setan" akan bertambah-tambah  (1Timotius 4:1). Pada masa Antikristus kelak berkuasa di dunia ini akan  ada nabi palsu yang dapat menurunkan api dari langit dengan pertolongan  Iblis (Wahyu 13:13). Tuhan Yesus sendiri akan menolak serta menghukum  beberapa orang yang tidak benar yang berkata bahwa mereka telah melakukan  mujizat demi nama Tuhan (Matius 7:22,23). Tuhan tidak pernah mengenal  mereka itu. 
     Ada satu hal untuk menguji segala ajaran setan-setan itu, yaitu dalam  hal kepercayaannya dan pengakuannya akan Yesus Kristus. - Tentang  ketuhanan-Nya dan kemanusiaan-Nya; tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya  (1Yohanes 4:1-13). Kita patut menguji segala roh untuk mengetahui apakah  itu roh yang baik atau roh yang jahat. Kitab 2Tesalonika, Timotius pertama  dan kedua, dan surat Yohanes pertama memberikan keterangan tentang  ajaran-ajaran sesat yang akan ada pada akhir zaman ini. 
                     
IV. MALAIKAT-MALAIKAT YANG BAIK 
  A. Asal mula malaikat 
     Kita tidak dapat mengetahui kapan Allah menjadikan malaikat-malaikat.  Dalam Ayub 38:7 malaikat-malaikat disebut "bintang fajar" dan "anak  Allah". Oleh sebab ayat itu dan hal-hal yang lain dalam Alkitab kami  berpendapat bahwa malaikat-malaikat dijadikan sebelum dunia ini dijadikan.  Tetapi dalam Kolose 1:16 dikemukakan bahwa mereka itu diciptakan oleh  Anak Allah dan untuk Dia. Malaikat-malaikat tidak sama dengan manusia,  mereka lebih berkuasa dalam keadaannya sekarang (Mazmur 8:6;  Ibrani 2:6,7). 
  B. Perangai malaikat 
    Malaikat yang baik tetap dalam sifatnya yang baik dan tidak berdosa.  Sebagaimana malaikat-malaikat yang durhaka itu tetap di dalam kejahatannya,  demikian pula yang baik tetap di dalam kebenaran. Malaikat disebut "suci"  atau "kudus" (Markus 8:38, lihat juga #Ulangan 33:2; Zakharia 14:5;  Kisah 10:22; 2Korintus 11:14). Malaikat-malaikat itu adalah makhluk  roh, dan Alkitab menyebut mereka itu "roh-roh yang melayani"  (Ibrani 1:14). Rupanya malaikat-malaikat itu memiliki tubuh halus  yang sesuai dengan keadaan mereka sendiri. Kadang-kadang malaikat  kelihatan kepada manusia sebagaimana adanya dan adakalanya dalam rupa  manusia (pasal Kejadian 19:1-29; Hakim 2:1; 6:11-22;  Matius 1:20; Lukas 1:26; Yohanes 20:12). 
     Malaikat lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada manusia  (Bilangan 22:23; Kisah 12:7). Mereka tidak terdiri atas jenis lelaki  atau perempuan, dan mereka tidak bertambah-tambah jumlahnya (Luk 20:35).  Dalam Alkitab (menurut tata bahasa Yunani) mereka selalu disebut sebagai  laki-laki. Malaikat tidak mati (Lukas 20:36). Malaikat  berpengetahuan dan besar kuasanya (2Samuel 14:17; Mazmur 103:20;  2Tesalonika 1:7; 2Petrus 2:11); dan merekalah makhluk yang mulia  (Matius 28:2,3). 
    C. Pekerjaan malaikat 
     Tuhan telah memberi suatu tugas kepada malaikat-malaikat, yaitu menolong  melaksanakan kehendak Allah bagi orang-orang saleh, dan juga orang-orang  jahat. Taurat diberikan dengan perantara malaikat (Kisah 7:53;  Galatia 3:19; Ibrani 2:2). Malaikat memimpin hal-hal yang  berhubungan dengan kerajaan-kerajaan dan negara-negara  (Daniel 10:12,13,21; 11:1; 12:1). Malaikat menolong dan memelihara  orang-orang saleh (1Raja 19:5; Mazmur 91:11; Daniel 6:22;  Kisah 12:15; 27:23,24; Ibrani 1:14). Rupanya malaikat juga bertugas  menjagai anak-anak (Matius 18:10). Malaikat-malaikat membawa  hamba-hamba Allah ke sorga (Lukas 16:22). Nanti bilamana Tuhan Yesus  kembali ke dunia ini, malaikat-malaikat-Nya akan menyertai Dia  (Matius 25:31; 2Tesalonika 1:7,8). Malaikat akan melaksanakan  hukuman Allah ke atas orang-orang jahat (Matius 13:24-30,39-42,47-50).  Malaikat-malaikat menahan hukuman atas dunia ini oleh karena hamba-hamba  Allah (Wahyu 7:1-3). Malaikat-malaikat akan menghimpunkan semua umat  pilihan Allah (Matius 24:31). 
    D. Tempat kediaman malaikat 
     Dalam Perjanjian Baru ada beberapa ayat yang menunjukkan bahwa tempat  kediaman malaikat adalah di dalam sorga (Mar 12:25; Luk 1:19; 12:8,9);  akan tetapi agak mengherankan sebab dalam Kejadian 28:12 (Ibrani; TKB),  dan juga pada Yohanes 1:51 (Yunani; TKB) dikatakan bahwa  malaikat "naik turun", bukan turun lalu naik. Nyata dari ayat-ayat itu  bahwa malaikat mempunyai hubungan yang erat sekali dengan dunia ini, dan  dunia ini menjadi tempat pekerjaannya. 
  E. Tingkatan-tingkatan malaikat 
    Malaikat itu banyak sekali jumlahnya, barangkali tidak terhitung  banyaknya (Mazmur 68:18; Ibrani 12:22). Tuhan Yesus pernah berkata  bahwa Ia dapat memanggil lebih dari dua belas legion malaikat, berarti  lebih dari 72.000. 
     Rupanya ada tingkatan-tingkatan di antara malaikat. Kita tahu bahwa ada  dua malaikat yang lebih tinggi daripada yang lain, yaitu Mikhael dan  Gabriel. Mikhael disebut "penghulu malaikat" dalam Yudas 1:9.  Rupanya Mikhael merupakan utusan istimewa bagi bangsa Israel  (Daniel 10:13,21; 12:1; Wahyu 12:7). 
     Gabriel adalah malaikat pembawa rahmat dan janji  (Daniel 8:16-26; 9:21,22; Lukas 1:19,26). Dalam Perjanjian Baru ada  suatu pernyataan tentang malaikat-malaikat: "segala malaikat, kuasa dan  kekuatan" (1Petrus 3:22), dan "segala pemerintah dan penguasa dan  kekuasaan" (Efesus 1:21). Bagaimanapun juga pangkatnya, malaikat  tidak boleh disembah oleh manusia. Malaikat-malaikat yang benar tidak  pernah menerima sembah dari manusia, dan sebaliknya mereka itu menyembah  Allah (Wahyu 22:8,9; Ibrani 1:6). 
     Keadaan kita, orang-orang berdosa, yang telah ditebus oleh darah  Kristus, lebih mulia daripada keadaan malaikat-malaikat. Ada juga hal-hal  yang tidak diketahui oleh malaikat-malaikat (1Petrus 1:12). Mereka itu  tidak dapat merasakan kesukaan seperti yang dialami oleh orang-orang saleh  yang diselamatkan. 
                
23. ASAS PENGAJARAN TENTANG SORGA DAN NERAKA                                I. SORGA
     Dalam Alkitab lebih banyak ditulis tentang keadaan dan berkat kekal bagi  orang-orang yang percaya daripada tentang keadaan dan kebinasaan kekal bagi  orang-orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia Allah yang  memberi peringatan kepada orang-orang jahat, juga memastikan berkat kekal  bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita akan mempelajari  tentang sorga dalam lima bagian sebagai berikut: &1) Di mana letak sorga,  &2) Sorga itu kekal, &3) Kesucian sorga, &4) Penduduk sorga, &5) Pusat  kerinduan (daya tarik) bagi penduduknya yaitu Kristus. 
  Lanjutan 00807 
    A. Di mana letak sorga 
     Surga bukan hanya suatu keadaan yang baik; melainkan juga suatu tempat  yang pasti dan nyata. Hal ini jelas sebab pada hari kenaikan-Nya Tuhan  Yesus telah kembali ke sorga, ke suatu tempat yang pasti (Kisah 1:9).  Apalagi pada waktu itu Tuhan telah mempunyai tubuh manusia, yaitu tubuh  yang pasti. Memang tubuh itu adalah tubuh kebangkitan, akan tetapi itu  adalah tubuh yang sesungguhnya. Bagi tubuh itu haruslah ada tempat yang  pasti. Begitu pula kita mengetahui bahwa takhta Allah ada di dalam sorga  dan takhta itu haruslah merupakan suatu tempat yang pasti. Tuhan Yesus  sendiri telah berjanji kepada penjahat di kayu salib di sampingnya bahwa  hari itu juga ia akan bersama-sama dengan Dia di dalam Firdaus  (Lukas 23:43). Tuhan Yesus sendiri telah berkata bahwa ada banyak  tempat kediaman di dalam "rumah Bapa-Nya" (Yohanes 14:2); tentu yang  dibicarakan-Nya itu adalah suatu tempat yang pasti. Dalam Surat Ibrani  dikatakan bahwa kita menanti-nantikan tanah air yang lebih baik, yaitu  suatu tempat yang pasti (Ibrani 11:10,16). Yohanes telah memberikan  pernyataan tentang Yerusalem Baru yang tidak dapat tidak adalah suatu  tempat yang pasti (Wahyu 21:1-3). Di tempat itu kelak kita akan  melihat wajah Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 22:4). Tuhan Yesus telah  meminta kepada Bapa-Nya supaya orang-orang saleh ada bersama-sama dengan  Dia serta memandang kemuliaan-Nya (Yohanes 17:24). Pada suatu ketika  seorang anak perempuan ditanya oleh seorang pengolok, "Di manakah sorga  itu?" dan anak itu menjawab, "Di mana Tuhan Yesus ada di situlah sorga". 
     Kita patut memperhatikan tentang kemuliaan tempat yang pasti itu. Dalam  Wahyu 21:10-26 diterangkan tentang kemuliaan dan keadaan Yerusalem Baru  itu, dan dalam pasal Wahyu 22:1-5 kemuliaannya dijelaskan lagi. Kami  tidak akan membahas ayat-ayat itu, tetapi kami harap para pembaca  memperhatikan kemuliaan tempat itu. Ada juga ayat-ayat lain yang  membicarakan tentang kemuliaan kita bila nanti kita bersama-sama Tuhan  Yesus di dalam sorga, yaitu Kolose 3:4; Roma 8:18; Yohanes 17:22. 
     Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyediakan tempat  kediaman bagi kita masing-masing yang percaya (Yohanes 14:1-3). Tuhan  juga telah berjanji akan kembali, untuk menjemput kita pergi ke tempat itu.  Ada satu pertanyaan yang timbul yaitu, bagaimanakah keadaan tempat tinggal  yang kita nantikan itu? Barangkali hanya ada beberapa petunjuk dalam  Alkitab tentang hal itu, dan tidak salah kalau kita mempelajarinya. Dalam  Matius 6:20 Tuhan Yesus menyuruh kita menghimpunkan harta benda kita di  sorga. Juga dalam 1Korintus 3:12-15 kita membaca mengenai ujian api  atas pekerjaan-pekerjaan kita untuk Kristus. Jelas dari ayat-ayat itu bahwa  hanya emas, perak, dan batu yang indah-indah yang tinggal tetap. Jadi  kalau tempat kediaman kita dalam sorga itu dihiasinya dengan harta benda  yang telah kita kumpulkan di sana, dan dengan emas, perak, dan batu indah  yang tahan api dari pekerjaan kita untuk Tuhan, bagaimanakah kelak hiasan  untuk tempat tinggal saudara dan saya? Sebagian harta benda kita yang  disimpan di dalam sorga adalah uang dan persepuluhan dan yang telah kita  berikan untuk pekerjaan Tuhan. 
     B. Sorga itu kekal 
     Tuhan Yesus telah menjanjikan hidup yang kekal kepada tiap-tiap orang  yang percaya akan Dia (Yohanes 3:16), dan Tuhan menjanjikan hukuman kekal  kepada orang-orang yang tidak percaya (Matius 25:46). Dari ayat itu kita  dapat memastikan bahwa kedua tempat itu kekal. Dalam Wahyu 22:5  dikatakan bahwa mereka yang ada di Yerusalem Baru itu akan memerintah  sebagai raja selama-lamanya. Maka sorga itu disebut "kota Allah" yaitu  "kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah"  (Ibrani 11:10). Tempat itu disebut "suatu tanah air yang lebih baik"  (Ibrani 11:16), dan sebuah "kerajaan yang tidak tergoncangkan"  (Ibrani 12:28). Perkataan kekal atau selama-lamanya dihubungkan  dengan sorga dalam 2Korintus 5:1; 1Petrus 5:10; 2Petrus 1:11. 
    C. Kesucian sorga 
     Sorga adalah tempat yang sama sekali tidak terdapat di dalam sesuatu  yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Tempat itu  semata-mata suci (Wahyu 21:27). Segala yang najis atau penyembah  berhala harus tinggal di luar tempat itu (Wahyu 22:15). Mengenai  orang yang tidak boleh masuk sorga dijelaskan di dalam 1Korintus 6:9,10.  Maka air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita tidak  akan ada lagi disitu (Wahyu 7:16; 21:4), sebab hal yang lama sudah  lenyap. Iblis tidak ada lagi di situ, oleh sebab itu orang-orang saleh di  dalam surga tidak dapat dicobai. Tidak ada lagi kerinduan untuk berbuat dosa.  Tidak ada lagi kematian (Lukas 20:35,36), dan keadaan di situ  semata-mata baik dan senang. Penduduk di negeri itu akan menjadi sama  seperti Dia, yaitu dalam keadaan yang suci (1Yohanes 3:2,3). Di dalam  sorga nanti tiap-tiap kerinduan yang baik dapat dicapai. 
     Ibadat dan sembahyang penduduk sorga itu sempurna. Di dunia ini sering  hati kita menuduh bahwa ibadat kita kurang daripada yang kita rindukan atau  maksudkan, tetapi tidak demikian di sorga. Di sana tidak ada halangan  untuk menyembah Tuhan, dan ibadat kita akan sempurna. Dalam Kitab Wahyu  dijelaskan tentang ibadat orang-orang di dalam sorga  (Wahyu 4:8-12; 6:9-13; 7:9-12; 19:1-6). Ibadat di sorga itu  sempurna, mulia, dan penuh dengan sukacita. 
     D. Penduduk sorga 
     Semua orang saleh yang tinggal di dalam sorga itu adalah orang-orang  yang benar dan rohnya telah disempurnakan (Ibrani 12:23).  Keselamatannya sempurna dan teguh. Orang-orang saleh itu berbahagia dan  segala perbuatan menyertai mereka ke dalam tempat mulia itu  (Wahyu 14:13). Segala perbuatan kita bagi Tuhan Yesus Kristus akan  kelihatan kepada semua orang di dalam sorga. Hal itu patut mendorong kita  untuk melakukan dengan sepenuhnya kehendak Allah bagi kehidupan kita.  Penduduk negeri itu akan menjadi suatu kerajaan dan iman-iman bagi Allah  (Wahyu 5:10). Orang-orang saleh di dalam sorga akan bercahaya seperti  matahari dalam kerajaan Bapa mereka (Matius 13:43), dan orang-orang  yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti  bintang-bintang (Daniel 12:3). 
    Di dalam sorga orang-orang saleh akan saling mengenal. Jadi kita akan  mengenal Abraham, Ishak, dan Yakub (Matius 8:11), dan kalau kita  mengenal mereka itu maka tentu kita akan mengenal juga orang-orang lain.  Kita akan mengenal orang-orang lain seperti kita dikenal oleh mereka  (1Korintus 13:12). Tubuh kebangkitan kita akan berbeda dengan tubuh  kita sekarang (1Korintus 15:41-42), dan tentunya pengetahuan kita  akan bertambah, tidak seperti sekarang ini, pengetahuan kita terbatas;  sebab itu kita akan saling mengenal. 
     Orang-orang saleh di dalam sorga akan mengenakan tubuh baru yang  kelihatan (Lukas 24:39). Mereka itu akan mendapat tubuh kebangkitan,  yaitu tubuh sorgawi, yang sangat besar kuasanya dan yang sesuai dengan  keadaan yang sempurna itu (1Korintus 15:35-58). Tubuh kebangkitan itu  tidak akan binasa (1Korintus 15:42). Keadaan kita sebagai anak-anak  Allah akan nyata sekali dalam tubuh kebangkitan sebab kita akan serupa  dengan Tuhan kita Yesus Kristus. 
     Dalam keadaan yang sempurna itu tentu ada persekutuan yang sempurna.  Kita akan duduk bersama-sama dengan para nabi, rasul-rasul, orang-orang  yang mati sahid dan orang-orang yang telah melakukan hal-hal ajaib demi  nama Tuhan Yesus. Persekutuan yang sempurna akan terlihat dalam perjamuan  kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Tetapi, yang terlebih indah yaitu  persekutuan dengan Allah yang akan diam bersama-sama dengan manusia  (Wahyu 21:3). Betapa mulianya pula persekutuan kita dengan  orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus. 
     Kita akan mengalami sukacita yang besar di dalam sorga, sukacita karena  pengampunan dosa dan keselamatan. Di dunia ini meskipun kita berjalan  dalam lembah kesukaran, sering pula kita mengalami sukacita di dalam hati  kita; apalagi di seberang sana, di sorga. Sukacita yang terutama ialah  bertemu muka dengan Yesus Kristus. Sukacita yang lain ialah sukacita yang  disebabkan oleh orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus  (1Tesalonika 2:19). Selain itu adalah sukacita sebab kita bertemu lagi  dengan kekasih-kekasih kita yang telah mendahului kita ke sana. Kita yang  dibasuh dengan darah Kristus akan mengalami sukacita yang penuh. 
      Sorga bukan hanya suatu tempat di mana kita akan berhenti dan  bersukacita saja, melainkan kita akan melayani Allah dan Tuhan Yesus sampai  selama-lamanya (Wahyu 22:3; 7:15). Pelayanan kita di dunia ini sering  tidak sampai kepada tujuan yang sebenarnya sebab kita lemah. Di sana kita  akan mendapat kuasa untuk melayani Tuhan dengan cara yang semata-mata  berkenan kepada Allah. 
     Tuhan telah menyediakan banyak berkat dan pahala untuk kita yang telah  melayani dan mengasihi Dia. Apa yang tidak pernah timbul di dalam hati  kita telah disediakan untuk kita (1Korintus 2:9). Suatu warisan telah  disediakan untuk kita (1Petrus 1:4; Yakobus 2:5). Boleh jadi kita tidak  mendapat warisan di dalam dunia ini, tetapi kita mempunyai warisan yang  pasti di dalam sorga, yang lebih indah dari segala sesuatu yang terdapat di  dalam dunia ini. Bahkan kerajaan pun dijanjikan kepada orang-orang yang  setia (Lukas 12:32; 22:28,29,30). 
     Ada juga pahala-pahala yang diberikan kepada kita sesuai dengan  kesetiaan dan pekerjaan kita di atas bumi ini (1Korintus 3:11-15;  Roma 14:10; 2Korintus 5:10). Demikian pula suatu mahkota kebenaran  akan dikaruniakan kepada semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus  Kristus (2Timotius 4:8). Orang-orang yang setia dan baik pekerjaannya  akan mendapat kuasa atas beberapa negeri sesuai dengan pekerjaannya di atas  bumi ini (Lukas 19:12-19). 
     Mengenai pahala yang lain terdapat di dalam tujuh surat di dalam pasal  Wahyu 2:1-3:22. Pahala itu akan dikaruniakan kepada orang-orang yang  menang. Orang saleh yang menang akan: diberi makan dari pohon kehidupan  yang ada di Taman Firdaus Allah (Wahyu 2:7); ia tidak akan menderita  apa-apa oleh kematian yang kedua (Wahyu 2:11); ia akan diberi manna yang  tersembunyi (Wahyu 2:17); ia akan diberi karunia kuasa atas bangsa-bangsa  (Wahyu 2:26); ia akan dikenakan pakaian putih dan namanya tidak akan  dihapus dari kitab Kehidupan (Wahyu 3:5); ia akan dijadikan sokoguru  di dalam Bait Suci Allah (Wahyu 3:12); dan ia akan duduk bersama-sama  dengan Bapa di atas takhta-Nya (Wahyu 3:21). Itu bukan berarti bahwa  tiap-tiap orang akan memperoleh semuanya, tetapi ia akan mendapat apa yang  layak baginya. 
    E. Pusat kerinduan (daya tarik) penduduknya yaitu Kristus 
     Mengingat semua yang indah itu, Rasul Paulus lebih suka meninggalkan  dunia ini supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan (2Korintus 5:8).  Dalam Wahyu 1:13-18 dijelaskan tentang Tuhan Yesus dan kemuliaan-Nya,  dan tentu kerinduan orang-orang saleh yaitu untuk bertemu dengan Dia dan  bersama-sama dengan Dia. Di dalam sorga kelak segala makhluk, manusia  ataupun malaikat-malaikat, semuanya menyembah Yesus Kristus serta meletakkan  mahkotanya pada kaki-Nya sebab hanya Dia saja yang layak dipermuliakan  (Wahyu 5:6-13; 4:10,11). Memang Tuhan Yesus adalah Raja segala Raja,  dan Tuan di atas segala tuan (Wahyu 19:16). "Berbahagialah mereka yang  membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan  dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu" (Wahyu 22:14).  "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang  mendengarnya, hendaklah ia berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus,  hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air  kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17). 
                             
 II. NERAKA 
     Tuhan Allah menghadapkan manusia kepada dua macam akhirat, sorga dan  neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah manusia, Yesus Kristus  atau Iblis. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau Iblis,  sorga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan  masuk ke sorga, dan kalau seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk  ke neraka. Tiap-tiap orang yang menolak Tuhan Yesus berarti ia memilih  Iblis, biarpun ia menginsafi hal itu atau tidak. 
     Neraka telah dijadikan untuk Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat,  tetapi manusia yang menolak Kristus serta memilih Iblis mau tak mau akan  menyertai Iblis dalam tempatnya. Alkitab tidak menyatakan dengan jelas di  mana neraka itu, tetapi neraka itu pasti ada. Satu hal yang nyata ialah,  orang-orang di tempat itu terpisah dari Allah dan tidak mendapat  pertolongan lagi dari Allah. 
  Sebutan untuk neraka di dalam Alkitab 
     Dalam Alkitab terdapat empat perkataan untuk neraka dalam bahasa asli.  Perkataan yang umum dipakai dalam Perjanjian Lama ialah "sheol" (syiol),  yang berarti "alam maut" atau "kubur". Seringkali kata itu dipakai dengan  arti yang jelas sekali yaitu suatu tempat siksaan, dan kadang-kadang kata  "api" disebut besertanya. 
     Dalam Perjanjian Baru ada satu perkataan yang sama artinya dengan  "syiol", yaitu "hades". Perkataan itu selalu ada hubungannya dengan arti  kerusakan dan kegelapan. Kata itu juga berarti "dunia orang mati" atau  "alam maut". Perkataan itu ditulis sepuluh kali dalam Perjanjian Baru,  yaitu: Matius 11:23; Lukas 10:15; Matius 16:18; Lukas 16:23;  Kisah 2:27,31; Wahyu 1:18; 6:8; 20:13,14. Adalagi satu perkataan  dalam Perjanjian Baru yaitu "gehenna", yang selalu berarti suatu tempat  siksaan oleh sebab kelakuan jahat. Perkataan itu terdapat dalam ayat-ayat  yang berikut: Matius 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33; Lukas 12:5;  Markus 9:43,45,47; Yakobus 3:6. Dalam 2Petrus 2:4 terdapat  perkataan "tartarus", yaitu tempat Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat. 
     Istilah-istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru  itu menyatakan satu tempat saja. Roh Kudus memakai empat istilah itu dari  segi kekristenan, dan Ia menghendaki kita mengartikannya satu hal, yaitu  suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat, tempat yang dikuasai Iblis,  tempat siksaan bagi Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat. 
    Keadaan neraka dijelaskan lebih jauh seperti berikut: api yang kekal  (Matius 25:41); lubang jurang maut (Wahyu 9:2,11); kegelapan  yang paling gelap (Matius 8:12); siksaan (Wahyu 14:10,11);  tempat siksaan kekal (Matius 25:46); murka dan hukuman Allah  (Roma 2:5); kematian yang kedua (Wahyu 21:8); hukuman  kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan  (2Tesalonika 1:9); dosa yang kekal (Markus 3:29); lautan api  yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 20:10,14,15). Jelas  sekali dari Wahyu 20:14 bahwa neraka itu akan dilemparkan ke dalam  lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Demikian pula semua orang  yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke  situ (Wahyu 20:15). Di dalam Wahyu 20:10 diterangkan juga  bahwa siksaan di tempat itu akan sampai selama-lamanya. 
     Kesucian Allah menuntut siksaan atas dosa. Kesucian Allah telah  menyebabkan siksaan atas Yesus Kristus di kayu salib, supaya manusia  diselamatkan. Jadi kalau orang-orang menolak keselamatan dari Kristus itu,  tentu kesucian Allah menuntut siksaan atas orang-orang itu, dan tempat  siksaan itu adalah neraka. 
     Dalam bab 19 yang membahas tentang "Hukuman Atas Dosa" sudah  diterangkan mengenai hukuman dosa, dan juga diterangkan dengan singkat  bahwa kebinasaan yang kekal tidak berarti jiwa itu ditiadakan atau  dilenyapkan. Dalam bab itu disebutkan ayat yang membuktikan bahwa siksaan  atas orang berdosa, yang menolak Tuhan Yesus, adalah siksaan yang kekal.  Oleh sebab siksaan atas orang-orang yang menolak Yesus Kristus itu kekal  tentu tempat siksaan itu kekal juga. Perkataan-perkataan yang berarti  kekal, yang dipakai untuk menyatakan keadaan Allah Bapa, Allah Anak, dan  Allah Roh Kudus, juga yang dipakai untuk menyatakan kesenangan orang-orang  yang diselamatkan, dan untuk sorga, juga dipakai untuk neraka. Andaikata  yang satu tidak kekal tentu yang lainpun tidak kekal (lihat  Matius 25:46). 
     Dalam cerita tentang Lazarus dan orang kaya di dalam Lukas 16:19-31,  terdapat beberapa hal yang pasti yaitu: 1) Tidak ada pengampunan sesudah  kematian; 2) Orang kaya itu berdoa supaya siksaannya dikurangi, tetapi  tidak dapat; 3) Orang kaya itu berdoa meminta supaya seseorang diutus  kembali ke dunia untuk memberitahukan bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan  janganlah orang-orang datang ke sana, tetapi tidak diizinkan. Ayat-ayat  lain dalam Perjanjian Baru juga menerangkan bahwa siksaan itu kekal, oleh  sebab itu jelas bahwa sesudah kematian jiwa tidak lenyap begitu saja. 
    Dalam Wahyu 19:20 kita membaca bahwa pendurhaka (Antikristus) dan  nabi-nabi palsu dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh  belerang, lalu sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun Iblis sendiri yang  dilemparkan ke situ, bersama-sama dengan mereka (Wahyu 20:10). Jiwa  orang-orang itu tidak lenyap. 
     Tuhan Yesus sendiri berkata mengenai Yudas bahwa "lebih baik kalau orang  itu tidak dilahirkan". Pernyataan itu membantah ajaran sesat yang  mengatakan bahwa semua orang akan diampuni dan akhirnya diperdamaikan  dengan Allah. Ajaran sesat itu didasarkan pada salah pengertian mengenai  Efesus 1:9,10 dan Kolose 1:19,20. Kalau orang-orang berdosa pada  akhirnya dapat diperdamaikan dengan Allah, tentunya keadaan itu lebih baik  daripada "tidak dilahirkan". Tetapi Tuhan Yesus dengan terus terang  mengatakan bahwa lebih baik orang itu tidak dilahirkan. Dan perhatikanlah,  di dalam Kolose 1:20 tidak dikatakan bahwa mereka yang di dalam neraka  akan diperdamaikan dengan Allah. Oleh sebab itu baiklah kita memperhatikan  syarat-syarat ini sebelum menentukan suatu asas pengajaran, yaitu: ayat  yang kurang jelas tidak boleh dipakai sebagai dasar suatu asas pengajaran  bilamana ada ayat-ayat lain yang jelas bertentangan dengan pengajaran itu.  Banyak ayat yang membuktikan bahwa neraka dan siksaannya itu kekal. Oleh  karena semua itu, doa-doa untuk orang yang sudah mati tidak berfaedah,  tidak akan menghasilkan apa-apa. 
     Para pengabar Injil perlu berkhotbah tentang neraka dan siksa yang  kekal, untuk mengingatkan orang-orang supaya mereka lari kepada Yesus  Kristus serta bertobat. Robert McCheyne (seorang pengabar Injil yang  masyhur di Skotlandia) berkata demikian, "Kecuali dengan mencucurkan air  mata, seorang pengabar Injil tidak pantas berkhotbah tentang neraka dan  siksaan kekal". Karena ia selalu berkhotbah tentang siksaan kekal dengan  kesungguhan hati dan dengan mencucurkan air mata, maka banyak orang yang  telah bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus. 
                  
24. ASAS PENGAJARAN TENTANG AKHIRAT                                   I. RINGKASAN MENGENAI URUTAN RENCANA KEDATANGAN               TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI 
     "Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang"  (Yohanes 16:13). 
    1. Janji Tuhan:                    Yohanes 14:2,3
                                       Yohanes 14:28
                                       Yohanes 16:16
                                       Yohanes 16:22
    2. Kesetiaan Tuhan:                2Petrus 3:9
                                       Ibrani 10:23,25
                                       Ibrani 10:37
                                       Yakobus 5:8
                                       Wahyu 22:20
    3. Pengharapan Jemaat:             Ibrani 9:28
                                       Filipi 3:20
                                       Roma 8:23
                                       1Korintus 1:7
                                       Titus 2:13
                                       2Tesalonika 3:5
                                       1Tesalonika 1:10
    4. Pelantikan Jemaat.              1Tesalonika 4:16
       Mempelai Laki-laki datang       1Korintus 15:52
       untuk Jemaat-Nya, yaitu mempelai 1Tesalonika 4:14
       perempuan-Nya.  (Bagian pertama
       dari kedatangan Tuhan yang
       kedua kali.)
    5. Kebangkitan orang-orang yang    1Tesalonika 4:16
       di dalam Kristus.  (Bagian      1Korintus 15:22,23
       pertama dari kebangkitan yang   1Korintus 15:52
       pertama):                       1Korintus 15:42-52
    6. Orang-orang saleh yang masih    1Tesalonika 4:15
       hidup diubahkan.                1Korintus 15:51,52
                                       Filipi 3:20,21
                                       1Korintus 15:49
                                       1Korintus 15:53
    7. Diangkat dalam awan menyongsong 1Tesalonika 4:17
       Tuhan di angkasa.               2Tesalonika 2:1
    8. Orang-orang saleh akan          1Tesalonika 4:17
       selama-lamanya bersama-sama     Yohanes 14:3
       dengan Tuhan.                   Yohanes 12:26
                                       Wahyu 3:12
                                       Yohanes 17:24
                                       Yohanes 10:28
                                       1Tesalonika 5:10
    9. Kursi pengadilan Kristus        2Korintus 5:10
       (Hanya untuk orang-orang saleh.) Roma 14:10-12
                                       Wahyu 22:12
    10. Pekerjaan tiap-tiap orang      1Korintus 3:12-17
        diuji dan dinyatakan.          1Korintus 4:5
                                       Matius 25:14-30
                                       Lukas 19:12-27
    11. Pekerjaan yang baik.           1Korintus 3:14
                                       Efesus 6:8
    12. Pekerjaan yang tidak baik.     1Korintus 3:15-17
                                       Kolose 3:25
    13. Pahala untuk pelayanan         1Korintus 3:8
        dan pekerjaan kita bagi Tuhan. Filipi 3:14
                                       Kolose 3:24
                                       Yakobus 2:5
                                       Yakobus 1:12
                                       Wahyu 2:10
                                       2Timotius 4:8
                                       1Petrus 5:4
                                       1Korintus 9:25
                                       1Korintus 2:9
                                       1Korintus 4:5
    14. Perkawinan Anak Domba          Wahyu 19:7,8
        dengan Jemaat-Nya:             Efesus 5:25-27
    15. Masa kesengsaraan              Daniel 12:1
        di dunia ini.                  Matius 24:21
                                       Wahyu 11:3
                                       Wahyu 13:5
    16. Si Pendurhaka (Antikristus)    Wahyu 16:12-21
        menghimpunkan orang-orang      Wahyu 19:17-21
        pada peperangan Harmagedon     2Tesalonika 2:8
        lalu ia dilempar ke dalam
        lautan api.
    17. Kedatangan Tuhan Yesus         Kisah 1:11
        sebagai Raja di atas dunia.    Matius 24:29,30
        (Bagian yang kedua dari        Markus 13:26
        kedatangan Tuhan yang kedua    Lukas 21:27
        kali):                         Zakharia 2:10
                                       Matius 25:31
                                       Wahyu 19:11-21
                                       Daniel 7:13,14
                                       Yesaya 26:21
                                       Mikha 1:3
                                       Yesaya 59:20
                                       Zakharia 14:4,5
                                       Wahyu 1:7
                                       2Tesalonika 1:7
                                       2Tesalonika 2:8
    18. Kedatangan Tuhan bersama       Wahyu 19:14
        dengan saleh-saleh-Nya.        Wahyu 17:14
                                       Zakharia 14:5
                                       Yudas 1:14
                                       1Tesalonika 3:13
                                       Kolose 3:4
                                       1Yohanes 3:2
    19. Kebangkitan menuju kehidupan.  Wahyu 20:4
        (Bagian kedua dari kebangkitan Wahyu 20:5
        yang pertama).                 Yohanes 5:29
                                       Wahyu 20:6
                                       Daniel 12:2
    20. Bangsa-bangsa diadili          Matius 25:31-46
        Tuhan Yesus Kristus:           Kisah 17:31
                                       Daniel 2:44
    21. Kerajaan seribu tahun.         Daniel 2:44
                                       Lukas 1:32
                                       Mazmur 72:8,11
                                       Mazmur 2:6
                                       Mikha 4:7
                                       1Korintus 15:25
                                       Wahyu 11:15
                                       Zakharia 9:10
                                       Yeremia 23:5
                                       Yesaya 9:6
                                       Yesaya 24:23
                                       Zefanya 3:15
                                       Wahyu 20:2-7
                                       Wahyu 19:15,16
    22. Tuhan Yesus Kristus akan       2Timotius 2:12
        memerintah bersama-sama        Roma 8:17
        para saleh-Nya.                Wahyu 3:21
                                       Wahyu 5:9,10
                                       Wahyu 1:6
                                       Wahyu 20:4,6
                                       1Korintus 6:2
    23.  Iblis dirantai.               1Korintus 6:2
                                       Wahyu 20:1,2
    24. Iblis dilepaskan seketika      Wahyu 20:7-10
        lamanya; pemberontakannya
        dan hukuman baginya.
    25. Kebangkitan menuju kebinasaan. Yohanes 5:29
        (Kebangkitan yang kedua).      Daniel 12:2
                                       Wahyu 20:12,13
                                       Wahyu 20:5
    26. Langit dan bumi yang lama      Matius 24:35
        lenyap.                        2Petrus 3:10-13
                                       Wahyu 20:11
                                       Yesaya 51:6
                                       Ibrani 1:11,12
    27. Penghakiman di depan           Yohanes 5:22
        takhta Putih. (Hanya untuk     Kisah 17:31
        orang-orang yang tidak         Wahyu 20:11-13
        selamat).
    28. Lautan api yang menyala-nyala  Wahyu 21:8
        oleh belerang, yaitu kematian  Wahyu 20:14,15
        yang kedua, musuh yang         1Korintus 15:26
        terakhir.
    29. Langit yang baru dan bumi      Wahyu 21:5
        yang baru.                     2Petrus 3:13
                                       Yesaya 65:17
                                       Wahyu 21:1
    30. Yerusalem yang baru.           Wahyu 21:2,9-27
                                       Wahyu 3:12
    31.  Keindahan kota itu.           Wahyu 21:12-14
                                       Wahyu 21:18,19
                                       Wahyu 21:22
    32. Kemuliaan dan kesucian         Wahyu 21:22-27
        kota itu.                      Wahyu 21:11
    33. Allah diam bersama-sama        Wahyu 21:3
        dengan manusia.
    34. Allah menjadi semua di         1Korintus 15:24-28
        dalam semua.
    35.  Peringatan dan ajakan.        Wahyu 22:11,12
                                       Wahyu 22:17 Lanjutan 00814
          
II. KEDATANGAN TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI 
  A. Bukti kedatangan Kristus yang kedua kali 
     Tuhan Yesus pasti akan kembali. Hal ini mutlak sama seperti Firman  Allah adalah mutlak. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan  kembali, dan masih banyak bukti lain tentang hal itu di dalam Alkitab  (Yohanes 14:3; Matius 24:27,36; Markus 13:26; Lukas 21:27;  Wahyu 22:7,20). Berita tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya  itu terdapat dalam segenap Alkitab. Daniel telah menubuatkan tentang hal  itu (Daniel 7:13,14). Demikian pula Zakharia (#Zakharia 14:4),  Yesaya dan Yehezkiel telah bernubuat mengenai hal itu (Yesaya 45:23;  Yehezkiel 21:25-27). Rasul-rasul Tuhan menyatakan hal itu dalam  pengajarannya (Kisah 3:20,21; 2Petrus 1:16; 2Tesalonika 1:7;  Yakobus 5:8; Yudas 1:14; 1Yohanes 2:28; Wahyu 1:7).  Malaikat-malaikat juga telah mewartakannya (Kisah 1:11). Tentang  kedatangan Tuhan yang kedua kali disebutkan 318 kali dalam Perjanjian Baru  (antara lain: Ibrani 9:28; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:16,17). 
     B. Pentingnya kedatangan Tuhan yang kedua kali 
     Banyak nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Tuhan Yesus akan digenapkan  pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali. Dengan keyakinan itu kita  dapat menghibur orang-orang saleh yang berdukacita (1Tesalonika 4:18).  Kedatangan Kristus yang kedua kali itu menjadi pengharapan yang penuh  bahagia bagi tiap-tiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Tit 2:13).  Asas pengajaran tentang kedatangan Tuhan dibenci dan diolok-olok oleh  orang-orang yang tidak percaya (2Petrus 3:3,4). Kepastian kedatangan  Tuhan yang kedua kali itu patut meneguhkan kita untuk berjaga-jaga, setia,  rajin berdoa, dan tinggal tetap di dalam Kristus (Matius 24:44-46;  Lukas 21:34-36; 1Yohanes 2:28). Tuhan telah menjanjikan suatu berkat  besar kepada orang yang tetap menantikan kedatangan-Nya (Lukas 12:35-37). 
  C. Arti dan cara kedatangan Tuhan 
     Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti saat kematian orang  yang percaya. Kematian adalah musuh kita; dan musuh itu akan dikalahkan  pada waktu Tuhan Yesus datang (1Korintus 15:50-57). Pada hari kematian  orang saleh tidak akan ada "bunyi sangkakala" dan "seruan" dari penghulu  malaikat, tidak ada kebangkitan orang-orang saleh dan hal-hal lain yang  dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17. Kedatangan-Nya bukan berarti saat  kematian orang-orang Kristen. Dalam pasal Yohanes 21:15-25 Tuhan sendiri  membedakan antara kematian dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Di situ  Tuhan Yesus memberitahukan bahwa Petrus akan mati tetapi tentang Yohanes Ia  berkata demikian: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai  Aku datang, itu bukan urusanmu". Jadi beberapa rasul salah mengerti  perkataan itu dan berpendapat bahwa Yohanes tidak akan mati, tetapi akan  tetap hidup sampai kedatangan-Nya. 
     Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kedatangan Roh  Kudus. Roh Kudus sendiri adalah satu pribadi yang pasti, dan  kedatangan-Nya bukan kedatangan Kristus. Dalam Alkitab terdapat banyak  ayat tentang kedatangan Kristus yang ditulis sesudah Roh Kudus datang pada  Hari Pentakosta (Filipi 3:21; 1Tesalonika 4:16; 2Timotius 4:8), jadi  jelas bahwa yang dimaksudkan bukanlah kedatangan Roh Kudus. Lihatlah  Yohanes 14:15-18. Apa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17  tidak terjadi pada waktu Roh Kudus turun atas kita. 
     Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kebinasaan  Yerusalem. Kedatangan Kristus adalah suatu penghiburan, sedang kebinasaan  Yerusalem adalah penghukuman. Kira-kira dua puluh tahun setelah Yerusalem  dibinasakan Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu yang menyatakan kedatangan  Tuhan yang kedua kali. "Pengharapan yang penuh bahagia", bagi jemaat itu  masih belum terjadi, oleh karena itu sekarang ini kita menantikan  kedatangan-Nya. 
     D. Kedatangan Tuhan yang kedua kali terdiri atas dua bagian 
     Kalau semua ayat tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali itu diselidiki  dengan teliti, maka nyatalah bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali itu  terdiri atas dua bagian. Pada bagian yang pertama Tuhan Yesus datang hanya  sampai di angkasa dan dari sana Ia memanggil orang-orang saleh-Nya naik ke  awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus. Pada bagian yang pertama Tuhan  datang untuk orang-orang saleh-Nya, yaitu untuk menjemput mereka. Tentang  kedatangan-Nya bagian pertama dikemukakan dalam 1Tesalonika 4:16,17.  Bagian yang pertama itu disebut PELANTIKAN JEMAAT. Pada bagian yang pertama  Tuhan tidak sampai ke bumi ini. Pada bagian yang kedua Tuhan Yesus turun  bersama-sama dengan orang-orang saleh-Nya ke dunia ini untuk memerintah  serta mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini seribu tahun lamanya.  Itulah yang disebut PENYATAAN KRISTUS sebab Ia dinyatakan kepada semua  orang di bumi ini. 
     Di antara bagian pertama (pelantikan jemaat) dan bagian kedua  (pernyataan Kristus) terjadilah masa kesengsaraan di atas bumi ini. Masa  itu pendek, kira-kira hanya tujuh tahun lamanya. Pada waktu terjadi masa  kesengsaraan di atas bumi ini, jemaat Kristus yang sudah dilantik itu  tinggal di dalam sorga bersama-sama dengan Tuhan Yesus. 
     Dalam Perjanjian Baru ada tiga perkataan dalam bahasa Yunani yang  dipakai untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "Parousia"  berarti "ada" (hadir) atau "ada di sini", dan diterjemahkan "kedatangan".  Perkataan itu sering dipakai, yaitu dalam 1Tesalonika 3:13;  1Tesalonika 2:19; 1Tesalonika 5:23; 2Tesalonika 2:1,8,9. Biasanya  perkataan "Parousia" dipakai untuk menjelaskan bagian yang pertama  (pelantikan jemaat), bukan untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Akan  tetapi sekali atau dua kali perkataan itu dipakai juga dalam mengemukakan  bagian yang kedua. Perkataan "epiphaneia" (epifaneia) berarti "penyataan"  atau "cahaya penyataan", dan diterjemahkan dengan "kedatangan" atau  "penyataan". Perkataan itu biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang  kedua dari kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "epifaneia" itu  terdapat dalam ayat-ayat: 2Tesalonika 2:8; 1Timotius 6:14;  2Timotius 1:10; 2Timotius 4:1,8; Titus 2:13. Perkataan "apokalupsis"  berarti "penyataan", seolah-olah barang yang diselimuti dibuka selimutnya  supaya terlihat. Perkataan "apokalupsis" sering dipakai misalnya dalam  ayat-ayat Roma 2:5; 16:25; 1Korintus 1:7; 14:6,26; 2Korintus 12:1,7;  Galatia 1:12; 2:2; Efesus 1:17; 3:3; 1Petrus 1:13; Wahyu 1:1.  Perkataan "apokalupsis" biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang kedua  dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali itu. Adakalanya ketiga perkataan  itu tidak dipakai dengan arti yang seharusnya, misalnya kata "apokalupsis"  yang biasanya dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian kedua  kadang-kadang dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian pertama. 
     "Pelantikan Jemaat terjadi bilamana orang-orang saleh yang percaya  diangkat ke awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus di sana, yaitu sebelum  masa kesengsaraan. Penyataan Kristus itu akan terjadi pada waktu Ia datang  beserta dengan saleh-saleh-Nya, setelah masa kesengsaraan itu berakhir,  untuk menghakimi dunia ini dengan kebenaran. Pada saat pelantikan jemaat  Tuhan datang ke angkasa (awan-awan) untuk menjemput orang-orang saleh-Nya.  Pada waktu itu Tuhan datang sebagai mempelai laki-laki untuk menjemput  mempelai perempuan-Nya untuk memerintah bangsa-bangsa dan segenap dunia.  Pada masa pelantikan jemaat-Nya, Tuhan Yesus datang hanya sampai ke  awan-awan untuk mengangkat orang-orang saleh-Nya (1Tesalonika 4:17).  Pada waktu penyataan Kristus, Ia datang ke dunia ini dan kaki-Nya berpijak  pada bukit Zaitun dari tempat mana Ia telah naik ke sorga  (Zakharia 14:4). W.E. Blackstone. 
    E. Penjelasan mengenai dua bagian kedatangan Tuhan 
     Kita telah mencoba membedakan ayat-ayat yang berhubungan dengan  kedatangan Tuhan bagian pertama dan ayat-ayat yang berhubungan dengan  kedatangan Tuhan bagian kedua. Hal ini merupakan suatu pekerjaan yang  sulit bagi kami, akan tetapi kami berharap agar hal ini dapat berfaedah  bagi jemaat. Tentunya banyak doa telah dinaikkan kepada Tuhan untuk  meminta pertolongan-Nya dalam pekerjaan ini. 
     Ayat-ayat berikut ini berhubungan dengan bagian pertama dari kedatangan  Tuhan Yesus: 1Tesalonika 4:16,17; Filipi 3:20,21; Ibrani 9:28;  Yohanes 14:3; Titus 2:13; 1Yohanes 3:2; Kolose 3:4; 2Tesalonika 2:1-3;  1Korintus 15:51-53; 1Tesalonika 5:1-5; Wahyu 3:3; Lukas 12:38,39;  Matius 24:42-44. 
    Pada bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali  itu ada beberapa hal yang akan terjadi, yaitu: 1) Tuhan Yesus akan turun  dari sorga dengan sorak; 2) Penghulu Malaikat akan berseru; 3) Sangkakala  Allah akan berbunyi; 4) Orang-orang yang telah mati dalam Kristus akan  dibangkitkan lebih dahulu, yaitu dibangkitkan dari kuburnya; 5) Lalu kita,  orang-orang Kristen yang masih hidup di bumi ini akan bersama-sama dengan  mereka itu diangkat ke dalam awan-awan; 6) Pada waktu itu orang-orang  saleh yang diangkat itu akan diubah oleh Tuhan dan diberi tubuh  kebangkitan, yaitu tubuh kemuliaan, yang tidak dapat binasa, lihat  Filipi 3:20,21; 1Korintus 15:51-53; 7) Orang-orang saleh, baik yang  dibangkitkan dari antara orang mati, maupun yang masih hidup, tubuhnya  diubahkan, dan mereka akan bertemu dengan Tuhan di udara; 8) Mereka akan  selalu tinggal bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Itulah bagian yang  pertama dalam kebangkitan yang pertama. 
     Ayat-ayat yang berikut menyatakan bagian yang kedua dari kedatangan  Tuhan Yesus yang kedua kali: Matius 25:31,32; Zakharia 14:4,5;  Kisah 1:11; Wahyu 1:7; Matius 24:26,27,30; Yesaya 25:9; Yeremia 23:5,6;  Kisah 15:16,17; Mazmur 72:8-11; Wahyu 20:10; 19:11-21; 20:24; 16:15;  2Petrus 3:10,12,13. Ini terjadi pada waktu Tuhan Yesus datang  bersama-sama orang-orang saleh-Nya untuk menyatakan diri-Nya serta  mendirikan kerajaan seribu tahun. Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama pada  waktu Ia lahir di dunia ini sampai kenaikan-Nya ke sorga, memerlukan waktu  tiga puluh tiga tahun lamanya, tetapi kedatangan-Nya yang kedua kali kelak  tidak akan terbatas waktunya. 
     Sebenarnya 2Tesalonika 2:7,8 mengemukakan tentang kedua bagian dari  kedatangan Tuhan itu sebab ada hal yang mengenai bagian yang disebut dalam  ayat itu yang mengenai bagian pertama dan ada hal yang mengenai bagian yang  kedua. Dalam ayat 2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu telah  mulai bekerja secara rahasia. Kuasa yang menahan pekerjaan durhaka itu  tidak lain adalah Roh Kudus di dalam jemaat yaitu di dalam diri orang-orang  saleh. Bilamana jemaat yaitu orang-orang saleh Tuhan sudah dilantik, maka  Roh Kudus tidak mempunyai tempat tinggal lagi di dunia ini (sebab jemaat  dan orang-orang saleh adalah kaabah-Nya) dan Roh Kudus itu naik  bersama-sama dengan jemaat Tuhan. Tetapi itu bukan berarti bahwa Roh Kudus  tidak bekerja lagi dalam dunia ini atau dalam hati manusia di dunia ini.  Pada waktu itu Roh Kudus akan bekerja seperti Ia telah bekerja dalam masa  Perjanjian Lama. Hanya Ia tidak mempunyai kaabah lagi di dunia. Roh Kudus  itu diangkat bersama-sama dengan jemaat Tuhan, pada waktu mereka dilantik,  yaitu pada waktu kedatangan Tuhan bagian pertama. Akan tetapi yang  dikatakan dalam ayat 2Tesalonika 2:8, yaitu kebinasaan sipendurhaka  (AntiKristus) akan terjadi pada waktu Tuhan kembali ke dunia ini untuk  memerintah, yaitu bagian yang kedua dari kedatangan-Nya. 
     Oleh karena ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian pertama  kami bedakan dari ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian kedua,  berikut ini akan dijelaskan tentang Tuhan Yesus yang "datang seperti  pencuri". Ada beberapa bagian dalam Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa  Tuhan akan datang seperti seorang pencuri, yaitu 1Tesalonika 5:1-6;  Wahyu 3:3; 16:15; 2Petrus 3:10-12; Lukas 12:38,39; Matius 24:42-44. 
     Jelas dari perkataan Tuhan Yesus dalam Matius dan Lukas bahwa Tuhan  menghendaki supaya orang-orang saleh, yaitu jemaat-Nya, tetap berjaga-jaga  menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dari kedua pernyataan itu jelas  bahwa kedatangan-Nya akan terjadi seperti datangnya seorang pencuri, yaitu  kepada orang-orang yang tidak berjaga-jaga dan tidak menunggu  kedatangan-Nya. Hal itu sesuai dengan perkataan Rasul Paulus dalam  1Tesalonika 5:1-5. Rasul Paulus juga berkata bahwa hari Tuhan akan  datang seperti pencuri (ayat 1Tesalonika 5:1,2). Tetapi kepada siapakah  Ia akan datang seperti pencuri? Tentunya bukan kepada orang-orang saleh di  Tesalonika. Hal itu nyata dari ayat 1Tesalonika 5:4,5, sebab mereka  menunggu Tuhan dan siap untuk menyambut kedatangan-Nya. Demikian pula  bukan kepada orang-orang saleh yang sekarang berjaga-jaga dan menunggu  kedatangan-Nya. 
     Dalam 1Tesalonika 5:4 Rasul Paulus membedakan antara jemaat yang  sejati dengan kegelapan yang ada pada dunia ini dan pada orang-orang  berdosa. Sebab kedatangan Kristus seperti pencuri, hal itu merupakan jerat  kepada dunia ini dan orang berdosa. Tuhan datang dengan membawa hukuman  kepada dunia ini, dan dunia ini tidak sempat melepaskan diri-Nya, lihat  1Tesalonika 5:3. Lalu dalam ayat 1Tesalonika 5:4 Paulus berkata,  "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,  sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri".  Perhatikanlah, Tuhan dengan setia selalu memberitahukan kepada orang-orang  saleh-Nya tentang hal-hal yang akan mereka alami. Artinya Tuhan selalu  menerangkan kepada orang-orang saleh-Nya nubuat yang akan terjadi atas  orang-orang saleh itu. Ingatlah baik-baik bahwa Tuhan mewajibkan kepada  orang-orang saleh-Nya agar mereka berjaga-jaga setiap saat. Tentunya hal  ini bukan suatu pekerjaan yang mudah. Tak seorang pun tahu bilamana hari  atau jamnya Tuhan akan datang. Tetapi tentang hal itu orang-orang saleh  adalah anak-anak terang, bukan di dalam gelap. Mereka tahu tanda-tanda  kedatangan-Nya, dan bilamana hal-hal dan tanda-tanda itu terjadi, maka  mereka akan "bangkit dan mengangkat muka sebab penyelamatan mereka sudah  dekat" (Lukas 21:28). Kalau begitu, tentu kedatangan-Nya seperti  seorang pencuri bagi orang-orang yang tidak percaya, bagi orang-orang di  dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga, yang tidak siap serta tidak menunggu  kedatangan-Nya. Berdasarkan semua itulah maka 1Tesalonika 5:1-5  menyatakan bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali. 
     Semua itu sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada jemaat di  Sardis, "Jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri  dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu"  (Wahyu 3:3). Tentunya akan ada juga orang dalam jemaat yang tidak  berjaga-jaga, oleh sebab itu peringatan ini diberikan sama seperti di dalam  Matius dan Lukas. Wahyu 3:3 berarti juga berhubungan dengan bagian  pertama dalam kedatangan Tuhan itu, tetapi mengenai orang-orang yang tidak  siap dan tidak berjaga-jaga. 
    Dalam Wahyu 16:15 Tuhan berkata bahwa Ia akan datang seperti seorang  pencuri. Hal itu berkenaan dengan bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan  yang kedua kali. Ayat itu seperti suatu sisipan di antara hukuman-hukuman  selama masa kesengsaraan. Dalam ayat itu tidak dikemukakan suatu  perjanjian apapun mengenai pelantikan jemaat. Diberitahukan bahwa mereka  yang tidak berjaga-jaga kelak akan dinyatakan dihadapan semua manusia di  bumi ini, dan malaikat-malaikat juga, bahwa mereka itu telanjang, tidak  dilindungi terhadap hukuman-hukuman dan kesusahan yang datang ke dunia ini.  Memang ayat itu sukar ditafsirkan, bilamana kita ingat hubungannya dengan  Wahyu 3:3 dan Wahyu 3:18. Akan tetapi menurut pendapat kami,  orang-orang di Sardis yang tidak berjaga-jaga dan orang-orang yang  telanjang di Laodikea akan bersama-sama merasai hukuman dunia ini bersama  dengan orang-orang berdosa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 5:3 dan  lain-lain. Mereka yang di Sardis dan di Laodikea diberi kesempatan yang  baik sekali, akan tetapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu, maka oleh  sebab kealpaan hilanglah pakaian mereka dan Tuhan datang kepada mereka  seperti seorang pencuri untuk menghukum mereka. 
     Oleh sebab semua itu kita dapat mengatakan bahwa kedatangan Tuhan untuk  melantik jemaat-Nya adalah seperti seorang pencuri yang mengejutkan  orang-orang berdosa dan orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga.  Begitu pun dalam bagian yang kedua pada akhir masa kesengsaraan itu,  kedatangan Tuhan ke dunia ini akan seperti seorang pencuri kepada  orang-orang berdosa dan orang-orang yang lengah, yang tidak berjaga-jaga.  Mungkin ada yang bertanya, "Kepada siapakah perkataan dalam Wahyu 16:15  itu ditujukan? Kepada jemaat atau kepada yang lain ?" Tentu bukan kepada  jemaat. Kami hanya dapat mengatakan bahwa hal itu ditujukan kepada  orang-orang dalam masa kesengsaraan itu, di mana mereka seharusnya  berjaga-jaga. Barangkali orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga  pada waktu Tuhan datang melantik jemaat-Nya akan tertinggal di bumi ini dan  merasakan kesengsaraan itu. 
     Dalam 2Petrus 3:10-12 Rasul Paulus mengemukakan dengan jelas tentang  hukuman-hukuman yang terjadi pada bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan  yang kedua kali. 
     Tentang keadaan orang-orang di dunia ini pada waktu Tuhan Yesus hampir  datang untuk melantik jemaat-Nya diterangkan dalam: Matius 24:37-42;  Lukas 21:34-36. 
     F. Saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali 
     Yang kami maksudkan di sini ialah kedatangan Tuhan di atas awan-awan  untuk melantik jemaat-Nya. Inilah bagian yang pertama dalam rencana  kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita tidak dapat menentukan secara pasti  kapan hari atau jamnya Tuhan Yesus akan datang untuk melantik orang-orang  saleh-Nya (Matius 24:36,42; Markus 13:32). Sebenarnya maksud Tuhan bukan  supaya kita tidak tahu waktunya, tetapi supaya kita selalu berjaga-jaga.  Saat kedatangan Tuhan itu sudah ada dalam pengetahuan Allah Bapa dan sudah  dipastikan oleh-Nya, tetapi hal itu merupakan rahasia bagi diri-Nya sendiri  (Kisah 1:7). Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali  itu akan terjadi pada waktu yang tidak disangka-sangka oleh manusia  (Matius 24:44). Pada waktu Tuhan datang dunia ini tetap dalam  keadaannya yang biasa, semua orang tetap sibuk dalam pekerjaannya dan  kesenangannya (Lukas 17:26-30). 
     Pada akhir zaman, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk  jemaat-Nya, akan terjadi masa yang sukar; banyak orang menjadi murtad,  berpaling kepada roh-roh penyesat, dan ajaran setan-setan sehingga sukar  sekali mendapati orang-orang yang masih beriman (1Timotius 4:1;  2Timotius 3:1-5; Lukas 18:8). Kita banyak dinasihati agar selalu  berjaga-jaga dan menantikan kedatangan Tuhan (Markus 13:34,36;  Lukas 12:35,36; Matius 24:42,44; 25:13). Jadi, hal itu berarti  kedatangan Tuhan dapat terjadi pada setiap waktu yang tidak terduga. Dari  semua hal yang dinubuatkan dalam Alkitab yang harus terjadi sebelum Tuhan  Yesus datang untuk melantik jemaat-Nya, tidak ada satupun yang belum  digenapi pada masa ini. Jadi saat kedatangan-Nya itu sudah dekat. 
     Mungkin ada orang yang bertanya: "Tidakkah semua orang di dunia ini akan  diselamatkan sebelum Tuhan Yesus datang kembali?" Jawaban untuk pertanyaan  itu terdapat dalam Matius 24:14; 25:31,32; 2Tesalonika 2:1-4;  Lukas 18:8; 21:35; 2Timotius 3:1-5. Dari ayat-ayat tersebut jelas  bahwa tidak semua orang akan percaya sebelum Tuhan Yesus datang. Juga  dalam Matius 24:14 diterangkan tentang maksud Tuhan untuk masa  sekarang ini. Diterangkan di situ bahwa Injil itu akan diwartakan ke  seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, bukan semua bangsa akan  diselamatkan dan menerima Injil itu. Hal ini diterangkan lebih jelas lagi  dalam Kisah 15:14,16,17. Maksud Tuhan sekarang yaitu memilih suatu  bangsa bagi nama-Nya dari segala bangsa di dunia ini. Ia menginginkan  supaya mempelai perempuan Kristus diambil dari tiap-tiap suku, dan bahasa,  dan bangsa, dari seluruh dunia. Tetapi hal itu tidak berarti semua orang  di dunia akan diselamatkan. 
        
III. HAL-HAL YANG TERJADI SESAAT SESUDAH PELANTIKAN JEMAAT 
     Sebelumnya kita telah membahas tentang pelantikan jemaat serta hal-hal  yang terjadi pada waktu itu, yang merupakan bagian yang pertama dari  kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Berikut ini kita akan membahas hal-hal  yang terjadi setelah pelantikan jemaat, sebelum Tuhan Yesus menyatakan  diri-Nya di dunia ini, yang merupakan bagian kedua dari kedatangan-Nya.  Hal itu terjadi seperti suatu selingan, seolah-olah disisipkan di antara  bagian pertama dan kedua dalam kedatangan Tuhan. Kita akan membahasnya  dalam dua bagian, yaitu: 1) hal-hal yang terjadi di sorga dan 2) hal-hal  yang terjadi di atas bumi ini. 
  A. Hal-hal yang terjadi di dalam sorga 
    Setiap orang Kristen harus menghadap kursi pengadilan Yesus Kristus,  bukan untuk mendapat hukuman atas dosa-dosanya, melainkan untuk memberi  pertanggungan jawab atas pekerjaannya atau pelayanannya.  Dosa-dosa kita,  orang Kristen, telah dihukum di atas kayu salib, yaitu dosa-dosa yang  karenanya kita sudah bertobat serta meminta ampun dari Tuhan Yesus Kristus.  Akan tetapi kalau ada dosa di dalam kita yang tidak kita akui dan kita  tidak bertobat dari dosa itu, maka tak dapat tidak dosa itu akan dihakimi  di depan takhta pengadilan Yesus Kristus (Kolose 3:25). 
      Jadi semua orang yang percaya, harus berdiri di hadapan kursi  pengadilan Yesus Kristus (2Korintus 5:10; Roma 14:10-12; Wahyu 22:12).  Hal itu akan terjadi di dalam sorga sesudah jemaat-Nya dilantik. Tujuan  pengadilan itu adalah untuk menentukan pahala-pahala bagi kita yang sesuai  dengan pekerjaan dan pelayanan kita masing-masing. Hal ini dapat kita  ketahui juga melalui perumpamaan tentang talenta dan tentang uang mina  (Matius 25:14-30; Lukas 19:11-27). Pahala yang akan kita terima sesuai  dengan pekerjaan kita untuk Tuhan, yaitu sesuai dengan pekerjaan yang kita  bangunkan di atas dasar yang teguh, yaitu Yesus Kristus. Boleh jadi  seseorang dapat diselamatkan tetapi pekerjaannya hangus dalam api  (1Korintus 3:12-17). Pada pihak lain ia dapat juga membangun dengan  bahan emas, perak, dan batu indah yang dapat tahan api. Oleh sebab segala  pekerjaan kita bagi Tuhan akan diuji dengan api maka baiklah kita bekerja  sehari-hari sambil mengingat akan hal itu (1Korintus 3:8). 
      Tentang pahala bagi orang-orang yang setia dan yang menang terdapat  dalam: Filipi 3:14; Kolose 3:24; Yakobus 2:5; 1:12; 2Timotius 4:8;  1Petrus 5:4; 1Korintus 9:25; 1Korintus 2:9; 1Korintus 4:5. Kita juga  patut mengetahui tentang pahala-pahala yang dijanjikan kepada orang-orang  yang menang, dalam surat-surat kepada ketujuh jemaat dalam pasal-pasal  Wahyu 2:1-3:22, di samping pahala-pahala itu ialah segala berkat bagi  penduduk Yerusalem Baru (pasal-pasal Wahyu 21:1-22:21). 
     Kemudian sesudah kursi pengadilan Kristus dan pahala-pahala yang  diberikan kepada orang-orang saleh, terjadilah perkawinan Anak Domba Allah  dan Perjamuan Kawin Anak Domba itu (Wahyu 19:7-9; Efesus 5:25-27).  Tidak dinyatakan dengan jelas kepada kita hal-hal yang berhubungan dengan  Perkawinan Anak Domba itu, tetapi tentunya pada saat itu jemaat dihadapkan  kepada Allah Bapa oleh Yesus Kristus dalam segala kemuliaan sorgawi. Hal  itu akan merupakan suatu peristiwa yang sangat indah, tak dapat dilukiskan. 
    B. Hal-hal yang terjadi di atas bumi 
     Ada tiga hal yang akan terjadi pada waktu itu, yaitu masa kesengsaraan  di mana si pendurhaka (Antikristus) akan menyatakan diri dan kemudian  dibinasakan, dan peperangan Harmagedon. 
  C. Masa kesengsaraan (kesukaran) 
     Masa kesengsaraan merupakan suatu masa yang pendek antara saat  pelantikan jemaat dan saat penyataan Kristus, yaitu kira-kira tujuh tahun  lamanya (Daniel 9:27; Wahyu 3:10; 11:3; 13:5). Pada mulanya banyak  orang Yahudi akan pulang kembali ke Palestina, mereka tidak percaya kepada  Yesus dan mereka mendirikan kaabah di Yerusalem, lalu mereka mengadakan  perjanjian dengan si pendurhaka (Antikristus) (Daniel 9:27;  Yohanes 5:43). Setelah tiga setengah tahun si pendurhaka atau anti  Kristus itu dinyatakan (2Tesalonika 2:3), lalu si pendurhaka itu  membunuh "dua saksi Allah" yang telah menubuatkan tentang masa itu, dan ia  juga menghentikan korban sembelihan di dalam kaabah. Kemudian si  pendurhaka itu mendirikan patungnya di atas tempat kudus  (Daniel 9:27; 11:31; 12:11). Lalu Setan yang murka itu beserta  malaikat-malaikat pengikutnya dibuangkan ke dalam dunia sebab waktunya  telah singkat, diikuti tiga setengah tahun yang akhir dari tujuh tahun itu  di mana negeri yang kudus itu diinjak-injak (Daniel 9:26; Lukas 21:24;  Wahyu 11:2) dan terjadilah masa kesengsaraan yang besar itu  (Yeremia 30:7; Daniel 12:1; Matius 24:21; Wahyu 13:14,17). Masa  kesengsaraan yang terbesar itu terjadi pada waktu anti Kristus dan Nabi  Palsu menguasai dunia ini. Akan diberikan hukuman mati kepada orang yang  tidak menyembah patung binatang itu, dan orang yang tidak menerima tandanya  akan disiksa (Wahyu 13:15-17). Sepertiga dari orang Yahudi yang ada  di Palestina pada waktu itu akan melalui masa kesengsaraan itu dengan  selamat (Zakharia 13:8,9) dan mereka itu akan dikumpulkan oleh Tuhan  di Yerusalem dan akan disucikan dari kesalahan mereka. Lalu  kerajaan-kerajaan akan menyerang Yerusalem dan isi negeri Yerusalem ditawan  oleh raja-raja itu. Sisa orang-orang Israel itu akan tetap bersandar  kepada Tuhan. Pada waktu itu raja-raja dunia ini akan berhimpun untuk  berperang melawan Allah dan Mesias (Mazmur 2:1-3;  Wahyu 16:14,16; 17:14; 19:19). Lalu Tuhan sendiri akan turun dari  sorga beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk membinasakan segala  musuh-Nya serta melepaskan kaum pilihan-Nya. 
    D. Si Pendurhaka (Antikristus) 
     Dikemukakan dalam Alkitab bahwa ada sesuatu golongan kejahatan di dunia  ini yang diantaranya banyak Antikristus (1Yohanes 2:18). Pada akhir  zaman si pendurhaka itu akan dinyatakan sebagai kepala dalam hal agama dan  politik, dan Iblis sendiri yang akan menguasai dirinya. Di dalam Alkitab  ditulis beberapa sebutan untuk Antikristus yang menyatakan sifat dan  pekerjaannya. Ia dikatakan sebagai tanduk kecil di antara sepuluh tanduk  dalam Daniel 7:7,8. Sepuluh tanduk itu mengibaratkan golongan politik  yang terakhir sebelum Tuhan datang. Ia dinamai "Raja dengan muka yang  garang" (Daniel 8:23). Rupanya dalam #Zakharia 11:15-17 ia disebut  "gembala yang pandir, yang meninggalkan domba-domba". Tuhan Yesus telah  menyebut tentang dia dalam Yohanes 5:43. Dalam 2Tesalonika 2:3 ia  disebut "manusia durhaka". Dalam pasal Wahyu 13:1-18 ia dinyatakan  sebagai "binatang" yang mengumpulkan kerajaan-kerajaan dunia dalam golongan  yang akhir itu (selidiki juga pasal Daniel 7:1-28 yang berhubungan  dengan pasal Wahyu 13:1-18). Dalam Wahyu 13:1-18 perdana  menterinya disebut "nabi palsu" dan dinyatakan sebagai "binatang" kedua yang  bertanduk dua (bandingkan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10). Juga  dalam pasal Wahyu 17:1-18 ia dinyatakan sebagai "binatang" yang menjadi  kepala dari segala kekuasaan agama dan politik. Binatang itu, yaitu  Antikristus, ialah suatu pribadi (bukan suatu peraturan politik) yang  menjadi kepala golongan politik dan agama untuk seluruh dunia. Hal itu  jelas dari Wahyu 13:18 dan 2Tesalonika 2:3. Nama binatang itu  ialah sebuah bilangan (666), dan ia adalah seorang manusia yang dikuasai  Iblis. 
     Pekerjaan Antikristus itu dinyatakan dalam ayat-ayat yang telah disebut  di atas. Ia melawan Allah dan kebenaran-Nya. Ia meninggikan dirinya serta  mengaku dirinya Allah. Iblis memberi kekuasaan besar kepadanya, yaitu  kuasa dalam hal politik dan agama. Kita tidak mengetahui kapan ia  menyatakan diri di dunia ini. Kita hanya mengetahui bahwa ia akan muncul  pada akhir zaman dan ia tidak dapat dinyatakan dengan jelas hingga jemaat  Tuhan dilantik (2Tesalonika 2:1-12). Pada akhirnya Antikristus itu akan  dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh  belerang (Wahyu 19:20; 2Tesalonika 2:8). 
    E. Peperangan Harmagedon 
     Selama masa kesengsaraan itu hukuman lepas hukuman dijatuhkan ke atas  orang-orang berdosa dan atas kerajaan "binatang" itu. Akhirnya murka Allah  dicurahkan ke atas kerajaan si pendurhaka itu. Orang-orang berdosa tidak  mau bertobat, melainkan makin lama mereka makin mengeraskan hati sehingga  berani melawan Allah dengan terus terang. Anak-anak durhaka itu di bawah  pimpinan Antikristus akan berkumpul di suatu tempat yang bernama Harmagedon  di Palestina. Mereka datang dari sebelah timur dan utara dengan maksud  untuk membinasakan bangsa Yahudi serta berperang melawan Yesus Kristus.  Hal-hal yang akan terjadi pada waktu itu akan diterangkan dalam  Wahyu 16:12-21; 19:17-21; dan 1Tesalonika 2:7. Pada waktu itu  Tuhan datang beserta dengan orang-orang saleh-Nya dan membinasakan  Antikristus dan Nabi Palsu itu. Dahsyat sekali hukuman Allah atas mereka,  dan akhirnya binatang dan Nabi Palsu itu dilemparkan ke dalam lautan yang  menyala-nyala oleh api dan belerang. Orang-orang yang telah menjadi  pengikut mereka itu dibunuh dengan hujan batu, pedang Tuhan, dan gempa bumi  yang amat hebat. Dalam Perjanjian Lama juga ada ayat-ayat yang menyatakan  tentang peperangan itu (Yesaya 29:1-8; Yoel 2:11; 3:9-17;  Zakharia 14:12-15). Sebenarnya ini bukan suatu peperangan sebab  mereka itu hanya bersiap-siap mau melawan orang-orang Yahudi dan Tuhan  Yesus, tetapi pada waktu itu Tuhan datang beserta dengan orang-orang  saleh-Nya dan bala tentara sorga lalu membinasakan mereka semua. 
                            
IV. PENYATAAN KRISTUS 
     Saat penyataan Kristus berarti saat kedatangan-Nya beserta orang-orang  saleh-Nya ke atas bumi ini, untuk mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini  selama seribu tahun. Tentunya tindakan Tuhan yang pertama-tama pada waktu  Ia datang yaitu membinasakan si pendurhaka (Antikristus) dan Nabi Palsu  serta orang-orang durhaka yang mengikut mereka dalam peperangan Harmagedon  itu. Penyataan Kristus termasuk bagian kedua dalam kedatangan Kristus yang  kedua kali. Pada waktu itu Tuhan akan datang beserta dengan semua orang  saleh-Nya dari sorga. Kedatangan itu dinyatakan dalam  Wahyu 19:11-21; 1:7; Daniel 7:13,14; Zakharia 14:4,5;  2Tesalonika 2:8. 
     "Yesus Kristus akan nyata dan kelihatan kepada semua orang di dunia ini.  Kedatangan-Nya di awan-awan hanya akan kelihatan oleh orang-orang yang akan  dilantik saja. Yohanes telah melihat penyataan Kristus ketika ia berkata,  'Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia';  dan itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan ketika Ia berkata, 'Pada waktu itu  akan tampak tanda Anak Manusia di langit; dan semua bangsa di bumi akan  meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan  di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya'" - Dr. A.B. Simpson. 
     Pada waktu penyataan Kristus, orang-orang Yahudi akan melihat Dia serta  insaf bahwa Ialah Mesias yang telah mereka salibkan, lalu mereka akan  bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus. Pada waktu itu suatu bangsa  akan dilahirkan hanya dalam waktu sehari (Zakharia 12:10-12;  Yesaya 66:8); dan musuh orang-orang Israel akan dibinasakan. Ingat,  inilah bagian kedua dalam kedatangan Yesus Kristus. Berikut ini adalah  ayat-ayat lain yang berhubungan dengan penyataan Kristus:  Matius 24:29,30; Markus 14:62; Matius 26:64; Zakharia 12:10; Yudas 1:14;  1Tesalonika 3:13. 
     Pada waktu penyataan Kristus, sebelum Tuhan mendirikan kerajaan-Nya di  atas bumi ini, tentunya ada kebangkitan orang-orang saleh yang mati sahid  dalam masa kesengsaraan itu (Wahyu 6:9-11; 20:4-6). Ada orang yang  berpendapat bahwa kebangkitan itu adalah bagian terakhir atau penggenapan  kebangkitan yang pertama. 
  A. Hukuman atas bangsa-bangsa 
     Dalam waktu yang singkat sesudah Tuhan kembali ke dunia ada beberapa  hukuman dijatuhkan untuk mempersiapkan dunia ini bagi kerajaan-Nya seribu  tahun lamanya (Wahyu 20:4). Maka bangsa-bangsa di dunia ini akan  diadili dan dihukum menurut perbuatan mereka terhadap orang-orang Yahudi  dan terhadap orang-orang saleh Tuhan. Hukuman itu dikatakan oleh Tuhan  Yesus dalam Matius 25:31-46; Kisah 17:31. Bangsa-bangsa itu dihukum  atas perbuatan mereka yang dilakukan sebelum Tuhan kembali ke dunia ini.  Yohanes telah melihat beberapa takhta (Wahyu 20:4), maka boleh jadi  ada beberapa macam hukuman yang tidak diterangkan jelas dalam ayat itu.  Jadi jelaslah bahwa dunia ini akan dibersihkan dan disiapkan untuk  Kerajaan Tuhan 1000 tahun lamanya. Pada waktu itu kebenaran akan  memerintah di atas bumi. 
  B. Kerajaan Tuhan seribu tahun 
     Kerajaan Tuhan seribu tahun di atas bumi ini disebut "Millennium".  Perkataan "millennium" berasal dari bahasa Latin dan artinya "seribu  tahun". Dalam pasal Wahyu 20:1-15 kerajaan seribu tahun itu disebut  enam kali. Itu merupakan suatu masa yang pasti dan dalam pasal itu  dikatakan hal-hal yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Kerajaan Tuhan  seribu tahun lamanya mulai pada waktu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia  ini beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk berkerajaan di atas seluruh  muka bumi ini. 
       1. Hal-hal yang terjadi dalam kerajaan Tuhan seribu tahun itu 
     Baiklah kita memperhatikan hal-hal yang akan terjadi pada saat sebelum  kerajaan Tuhan itu. Sebelumnya, Antikristus dan Nabi Palsu telah  dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Orang-orang durhaka dalam  peperangan Harmagedon telah dibinasakan dan bangsa-bangsa  (kerajaan-kerajaan) telah diadili dan dihukum. Masa kesengsaraan sudah  lalu dan Tuhan beserta orang-orang saleh-Nya telah turun ke bumi. 
     Dalam pasal Wahyu 20:1-14 kita mengetahui bahwa dalam kerajaan  Tuhan itu, Iblis akan dirantai di dalam jurang maut. Orang-orang saleh  Tuhan di dalam tubuh kebangkitan bersama-sama dengan Tuhan Yesus di atas  bumi ini. Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan percaya kepada Mesias  mereka dan akan diselamatkan, lalu mereka itu akan membawa berita  keselamatan itu kepada orang-orang di seluruh dunia yang pada waktu itu  belum percaya kepada Yesus Kristus. Lihat Zakharia 8:13-23 dan  bandingkan dengan Kisah 15:14-17. Bangsa Yahudi akan menjadi bangsa  yang terkemuka di dunia ini, dan kerajaan-kerajaan lain akan terpaksa  mengaku dan menyembah Yesus Kristus. Pada waktu itu Yerusalem akan  menjadi ibu kota seluruh dunia (Yesaya 2:1-4; Zakharia 14:16). Pada  waktu itu Tuhan Yesus akan memerintah kerajaan itu dengan keadilan dan  kebenaran (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9). Dunia ini akan diubah dan  diperbaiki (Roma 8:19-21; Yesaya 65:17-25; 35:1; 55:13). Binatang  yang buaspun akan menjadi jinak. 
     Orang-orang saleh Tuhan akan memerintah bersama dengan Tuhan. Mereka  itu akan mendapat bagian dalam hal memerintah dunia ini selama seribu  tahun. 
     Orang-orang Yahudi akan menjadi terkemuka dalam masa itu. Pada waktu  itu mereka akan diselamatkan (bandingkan Yeremia 23:5,6 dan  Roma 11:26). Tuhan Allah telah mengadakan suatu perjanjian yang  kekal dengan Daud dan perjanjian itu tidak akan pernah dibatalkan (pasal  2Samuel 7:1-29). Ia berjanji bahwa senantiasa akan ada seorang yang  akan duduk di atas takhta Daud (Yeremia 33:17). Dan ketika Tuhan  Yesus datang di dunia zaman dahulu, hanya Ia yang berhak atas takhta itu,  bahkan sampai sekarang juga (Lukas 1:32). Bilamana Tuhan datang  kembali maka Ia akan duduk di atas takhta Daud itu (Yesaya 9:6,7).  Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan menjadi suatu berkat besar di dunia  ini (Zakharia 8:13), dan orang-orang lain akan mencari Allah bangsa  Yahudi itu (Zakharia 8:23). Pada waktu sekarang ini orang-orang  Yahudi mulai kembali ke tanah air mereka, tetapi dalam kerajaan Tuhan  seribu tahun kelak hal ini digenapkan. Mereka akan disucikan dari segala  kecemaran mereka dan diberi hati baru (Yehezkiel 27:23,25; 36:25-27,29).  Pada waktu itu padang belantara akan menjadi seperti Taman Eden dan  bilangan kaum itu akan bertambah-tambah. Maka Yerusalem akan di sebut  sebagai "kota kebenaran". 
     Sehubungan dengan semuanya ini maka di dunia ini akan mengalami suatu  masa damai. Dalam peperangan Harmagedon tidak semua orang dibinasakan  melainkan hanya para bala tentara si pendurhaka itu. Sebagian besar  manusia akan tetap tinggal di tanah airnya dan mereka akan hidup dalam  kerajaan seribu tahun itu. Semuanya akan mengakui Yesus Kristus dan  semuanya akan tunduk kepada-Nya (Yesaya 45:23; Roma 14:11). Kalau ada  orang yang mendurhaka kepada perintah Tuhan maka ia akan dibinasakan, dan  semua kerajaan akan tunduk kepada Tuhan Yesus Kristus (Zak 14:16-19).  Pada masa kerajaan seribu tahun itu tidak akan ada peperangan,  orang-orang akan menghancurkan alat-alat peperangan dan menjadikannya  alat-alat pertanian seperti bajak, dll. (Yesaya 2:4; Mikha 4:3,  bandingkan dengan ketujuh ayat yang pertama dalam pasal-pasal itu). Tuhan  Yesus Kristus akan memerintah dengan kebenaran dan dengan tongkat besi  (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9; Wahyu 2:27; 12:5; 19:15), raja-raja, para  pembesar dan semua bangsa akan menyembah Kristus (Mazmur 2:8;  Wahyu 15:4; Zakharia 14:16; Yesaya 49:7; Mazmur 72:8-11). Dunia ini  akan penuh dengan pengetahuan akan Tuhan seperti air laut yang menutupi  dasarnya (Yesaya 11:9). 
       2. Maksud kerajaan seribu tahun 
     Kerajaan Tuhan yang seribu tahun lamanya itu akan menjadi zaman keemasan  atau masa yang terbaik di atas bumi ini. Akan tetapi masa itu juga  merupakan suatu masa ujian bagi manusia sama seperti masa-masa sebelumnya.  Pada masa itu dunia ini akan mengalami keadaan yang terbaik. Selama waktu  itu Iblis dirantai sehingga ia tidak dapat menggoda orang-orang, dan Tuhan  Yesus memerintah dengan kebenaran. 
     "Maksud Allah yaitu menguji manusia dalam masa seribu tahun itu untuk  melihat apakah manusia akan mentaati perintah-Nya atau tidak. Tuhan sudah  menguji manusia dalam masa tidak ada dosa, dalam masa di mana manusia  bergantung pada tempelakan hati nurani, dalam masa pemerintahan manusia,  dalam masa perjanjian, dalam masa Taurat, dan sekarang manusia sedang diuji  dalam masa kasih karunia. Dalam kerajaan seribu tahun itu manusia akan  diuji dalam masa kebenaran. Ujian itu akan menyatakan apakah manusia akan  berkenan kepada Allah atau tidak dalam suasana yang terbaik, yaitu dengan  Iblis diikat, keadaan dunia akan diperbaiki, damai di dunia, dan Tuhan  Yesus memerintah dengan keadilan dan kebenaran". - Charles Feinberg.  Tetapi walaupun demikian manusia dalam keadaan hatinya yang sebenarnya  tidak dapat berkenan kepada Allah, meskipun dalam suasana yang terbaik  sekalipun. 
      Sesudah kerajaan seribu tahun itu maka Iblis akan dilepaskan untuk  waktu yang singkat. Lalu ia mulai menggoda manusia lagi dan banyak orang  yang akan terpikat oleh Iblis itu (Wahyu 20:7-9) serta melawan Allah.  Hal itu menunjukkan bahwa selama seribu tahun itu hati manusia belum  diubahkan. Mereka itu telah tunduk kepada Kristus secara lahir, tetapi  akhirnya mereka mendurhakai kepada Kristus. Hal itu juga menyatakan betapa  perlunya manusia dilahirkan baru. Hal itu juga menyatakan bahwa manusia  tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri meskipun dalam suasana yang  terbaik. Oleh sebab itu manusia tidak dapat berdalih. 
    C. Durhaka yang terakhir 
     Sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun, maka Iblis akan dilepaskan dari  jurang maut. Pada waktu itu Iblis akan menggoda manusia dan bangsa-bangsa  dan manusia, dan mengajak mereka berontak kepada Tuhan Yesus Kristus  (Wahyu 20:7-10). Kita akan merasa heran sebab ribuan manusia akan  mengikuti Iblis dalam maksudnya yang jahat itu. Jumlah mereka adalah  seperti pasir di tepi laut. Maksud si Iblis adalah akan melawan Kristus  dan orang-orang saleh-Nya, dan mereka mulai menyerang negeri yang dikasihi  (Yerusalem) itu. Pada waktu itu kesabaran Allah terhadap dosa, orang-orang  berdosa dan makhluk yang berdosa, sudah habis. Lalu Tuhan Allah menurunkan  api dari sorga ke atas mereka itu dan Iblis dilemparkan ke dalam lautan  yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Di situ Iblis akan disiksa  selama-lamanya dan ia tidak dapat lagi menggoda manusia atau pun malaikat.  Itulah akhir dosa. 
  D. Kebangkitan menuju kebinasaan 
     Ketika Yesus berada di bumi ini Ia telah berkata bahwa semua orang mati  itu akan mendengar suara-Nya lalu bangkit (Yohanes 5:28,29). Bagi orang  yang berbuat jahat kebangkitan itu akan menjadi kebangkitan menuju  kebinasaan. Rasul Paulus juga berkhotbah mengenai kebangkitan dalam  Kisah 17:31,32, sebab kebangkitan itu adalah salah satu bagian dalam  Injil. Akan tetapi kebangkitan orang-orang yang percaya tidak sama  waktunya dengan kebangkitan orang-orang yang tidak percaya. Kebangkitan  orang-orang yang percaya akan terjadi pada waktu pelantikan jemaat yaitu  pada bagian pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali, sebelum  kerajaan seribu tahun. Kebangkitan orang-orang yang tidak percaya akan  terjadi sesudah kerajaan seribu tahun (Wahyu 20:5,12). Tuhan Yesus  mengatakan (Yohanes 5:29) itu adalah kebangkitan menuju kebinasaan,  sebab mereka itu akan dibinasakan (Wahyu 20:15). 
     E. Penghakiman Takhta Putih 
     Dosa orang-orang yang percaya telah dihukum di atas kayu salib. Kelak  orang yang percaya harus berdiri dihadapan takhta pengadilan Yesus Kristus  untuk membuat perhitungan mengenai pekerjaan dan pelayanannya. Hal itu  sudah dibahas dan tidak perlu diulangi lagi. Jadi tinggal orang-orang  berdosa saja yang harus dihukum. 
      Hanya orang-orang berdosa yang tidak percaya yang akan berdiri di  hadapan penghakiman Takhta Putih itu. Di situlah hukuman yang terakhir  dijatuhkan ke atas orang-orang berdosa, dan itulah akhir dari hukuman atas  dosa. Hukuman Takhta Putih diterangkan dalam Wahyu 20:11-15. Tuhan  Yesus Kristus adalah Hakim yang duduk di atas takhta itu (Yohanes 5:22;  Kisah 17:31). Mereka itu diadili sesuai dengan apa yang  tertulis dalam kitab-kitab Allah. Barangsiapa yang namanya tidak tertulis  dalam Kitab Kehidupan, ia akan dilemparkan ke dalam lautan yang  menyala-nyala oleh api dan belerang. Semua orang mati yang tidak percaya  akan dibangkitkan untuk dihakimi di depan Takhta Putih itu, pasti akan  dilemparkan ke dalam lautan api. Tidak ada keterangan dalam ayat-ayat  tersebut tentang seorangpun yang lepas dari hukuman itu. Kitab Kehidupan  ada di situ tetapi orang-orang yang namanya tertulis dalam Kitab itu tidak  ada. 
    F. Langit yang baru dan bumi yang baru 
     Rupanya langit dan bumi ini akan lenyap pada waktu orang-orang berdosa  menghadap takhta Putih (Wahyu 20:11; Matius 24:35; 2Petrus 3:10-13),  supaya pada waktu itu hanya Takhta Allah yang tetap teguh. Seolah-olah  Tuhan Allah menginginkan segala makhluk sorga, orang-orang saleh,  orang-orang jahat dan roh-roh jahat sekalipun hanya memandang kepada Allah  pada waktu Ia memberikan hukuman yang terakhir atas dosa itu. Kejadian itu  dahsyat. Langit dan bumi yang lama itu akan lenyap sehingga tidak tampak  lagi bekasnya. Api dari Allah akan menghanguskan dan melenyapkan semuanya,  seperti yang dikatakan oleh Petrus. Lalu Tuhan mengadakan langit dan bumi  yang baru, dan itulah yang dilihat oleh Yohanes dalam Wahyu 21:1-27 dan  Wahyu 22:1-21. Akan ada orang-orang baru yang tinggal di Yerusalem Baru  yang terdapat di bumi yang baru dan langit yang baru itu, yang semuanya  semata-mata suci. 
     Di dalam langit yang baru dan bumi yang baru itu tidak ada sesuatu yang  najis, melainkan sekaliannya suci. Allah sendiri akan diam di Yerusalem  Baru itu bersama-sama dengan manusia yang telah ditebus-Nya. Segala akibat  dosa telah dihapuskan (Wahyu 21:4). Air Kehidupan diberikan kepada  semuanya (Wahyu 21:6). Kota itu lebih mulia dari apa yang dapat kita  bayangkan (Wahyu 21:11-27). Tidak perlu lagi Bait Suci sebab Allah dan  Anak Domba adalah Bait Sucinya (Wahyu 21:22). Tidak perlu lagi matahari  atau bulan sebab Allah dan Anak Domba itu adalah lampunya (Wahyu 21:23).  Rupanya akan ada bangsa-bangsa baru di bumi baru itu (Wahyu 21:24).  Sungai air kehidupan ada di situ (Wahyu 22:1). Pohon kehidupan ada di  situ (Wahyu 22:2). Penduduk negeri itu akan melayani Tuhan sepanjang  abad yang kekal (Wahyu 22:3). Tuhan telah menyediakan suatu pekerjaan  bagi masing-masing kita, dan pekerjaan itu akan dilakukan dengan sempurna  tanpa diganggu oleh Iblis seperti yang terjadi di atas bumi yang lama.  Pada waktu itu Allah akan menjadi semua di dalam semua  (1Korintus 15:24-28). Dengan demikian nyatalah kemenangan Allah  atas dosa dan Setan. 
    G. Peringatan dan ajakan 
     Pada pasal yang terakhir dalam Alkitab, Tuhan Allah memberikan dua ayat  peringatan dan satu ayat ajakan. Wahyu 22:11,12 berisi peringatan kepada  orang yang tidak mau bertobat dan peringatan kepada semua orang saleh bahwa  Tuhan akan datang segera. Tetapi Tuhan tidak menutup Alkitab ini tanpa  ajakan kepada orang-orang yang mau bertobat (Wahyu 22:17). Maka Roh  Kudus memanggil semua orang. Mempelai perempuan (jemaat) memanggil semua  orang. Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "marilah".  Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau,  hendaklah ia berkata: "Marilah". Barangsiapa yang haus, hendaklah ia  datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan  dengan cuma-cuma! "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu berkenaan itu;  sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" (2Korintus 6:2). 
     "Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan  kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikkan-Nya terhadap  kita dalam Kristus Yesus" (Efesus 2:7). 
      "Alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak  terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami  jalan-jalan-Nya" (Roma 11:33). 
     "Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya  ini, kamu harus berusaha, supaya kamu tak kedapatan tak bercacat dan tak  berdosa dihadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia" (2Petrus 3:14). 
     "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang  membawa kamu dengan tak ternoda dan penuh kegembiraan di hadapan  kemuliaan-Nya, Allah yang Esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan  kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa, sebelum  segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya.  Amin"  (Yudas 1:24,25). 
     "Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah  membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu  Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik  untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang  berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai  selama-lamanya! Amin" (Ibrani 13:20,21). 
      "Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: 'Ya, Aku  datang segera! Amin, datanglah, Tuhan Yesus!'" (Wahyu 22:20).