You are hereArtikel Misi / Artikel Misi

Artikel Misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya (2)

Keputusan yang Tidak Mudah Diambil

Banyak gereja merencanakan kegiatan sepanjang hari pada Hari Kemerdekaan atau pada hari-hari libur lainnya. Oleh karena itu, khususnya pada Hari Kemerdekaan, orang-orang Kristen tidak hadir dalam kegiatan-kegiatan yang penting di tengah-tengah masyarakat. Banyak orang Kristen berpendapat bahwa bergabung bersama saudara-saudara seiman dan melakukan kegiatan-kegiatan di gereja pada hari libur lebih penting daripada ikut berpartisipasi bersama para tetangga dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lingkungan setempat. Mereka tidak mau mengecewakan saudara-saudara seimannya di gereja. Akibatnya, orang Kristen dianggap tidak tertarik kepada lingkungan dan tetangganya atau mereka tidak berjiwa nasionalis. Karena hari-hari libur umumnya merupakan waktu untuk menjalin hubungan sosial bersama para tetangga, orang-orang Kristen dianggap tidak tertarik untuk menjalin ikatan ketetanggaan yang akrab. Jadi hilanglah kesempatan untuk menjadi garam!

Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya (1)

A. Utamakan yang Terpenting

Ada dua hal penting yang perlu kita pelajari agar berhasil menginjili siapa pun, khususnya kelompok mayoritas. Tanpa kedua hal ini, usaha kita akan sia-sia. Pertama adalah hidup yang kudus, dan yang kedua adalah doa dan kepercayaan yang teguh bahwa Allah masih melakukan mukjizat guna meneguhkan kebenaran Injil.

Dasar Alkitabiah Pelayanan Lintas Budaya

Penjelmaan Yesus Kristus dan Kontekstualisasi

Misi dan Pergumulan Bangsa

Hakikat gereja yang misioner menegaskan bahwa gereja dan misi adalah integral. Kesatuan gereja dan misi ini menempatkan gereja pada posisi "harus" (wajib), dan ini menjadikan misi sebagai jantung gereja dan tugas gereja yang harus diwujudkan di mana pun gereja berada. Gereja hidup oleh misi dan harus dilakukan sebagai bagian dari hidup gereja. Misi adalah "jantung dan hidup" gereja. Oleh karena itu, gereja tidak dapat hidup tanpa misi. Pada sisi lain, gereja memiliki tanggung jawab utuh untuk turut serta dalam melakukan tugas misi. Gereja bertanggung jawab penuh melakukan tugas misi yang dilakukan secara penuh pula dari segala aspek. Pada sisi inilah, gereja dihadapkan dengan objek dan konteks pelayanan yang menuntut perlunya kearifan dalam melakukan tugas misi tersebut. Mengulas pokok bahasan seputar "Misi dan Pergumulan Bangsa" mempertegas premis di atas yang sekaligus menjawab pertanyaan tentang bagaimana sepatutnya gereja menempatkan diri serta bagaimana menyikapi pergumulan bangsa sebagai bagian dari kehidupannya.

Hati Seorang Hamba Misi

Bila Anda adalah seorang aktivis ataupun hamba Tuhan yang melayani dalam jenis pelayanan apa saja, beberapa hal penting harus Anda pelihara dan tingkatkan di dalam hati dan hidup Anda.

1. Menjadi Karakter

Peran Allah Bapa dalam Misi

Misi lahir dari kasih Allah yang mencari manusia. Allah itu kasih (1 Yohanes 4:8,16) yang tidak ingin tinggal sendiri, terpisah dari manusia, tetapi ingin berkomunikasi dengan makhluk-Nya. Oleh sebab itu, Allah telah membuktikan kasih-Nya dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Yohanes 3:16 berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Misi dari Allah berarti: misi yang berasal dari perintah-Nya.

Bagaimana Terlibat Dalam Pekerjaan Misi

Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut (Lukas 12:48)

Ada 3D yang biasa dipakai dalam pekerjaan misi: Doa, Dana, dan Daya. Menurut hemat saya, 4D lebih tepat dengan D yang pertama untuk Data. Yesus menyampaikan data ketika Dia berkata:

"Tuaian memang banyak, tapi pekerja sedikit" (Lukas 10:2).

Tanpa data, apa yang akan kita doakan? Tanpa data, apa yang akan kita kerjakan dengan sumber daya yang ada? Tanpa data, akan disalurkan ke mana dana yang ada? Berikut ini adalah tiga hal yang perlu kita perhatikan.

Menderita Karena Kristus

Pendeta Ramos, seorang warga negara Filipina, telah selesai menyampaikan khotbahnya yang terakhir. Dia memandang wajah istrinya untuk terakhir kalinya. Anak-anaknya yang masih kecil memandang ayahnya untuk terakhir kalinya. Satu lagi suara bagi Allah telah diam selamanya. Saat malam melarut di pegunungan Mindanao yang terpencil, sekelompok gerilyawan komunis menyerbu masuk ke tempat tinggal pendeta yang sederhana ini sambil mengacungkan sebuah senjata otomatis. Istrinya belum tidur dan keempat anak mereka sedang tertidur nyenyak. Sebuah suara yang bengis berkata kepada pendeta ini, "Kamu sudah kami peringatkan bahwa kamu akan mati bila kamu terus berkhotbah. Ini peringatan terakhir untukmu." Sebuah tembakan meletus dan pendeta Ramos mati terkulai.

Kapan Kita Memerlukan Revival?

Berikut ini adalah 50 "gejala" kebutuhan lawatan baru dari Roh Kudus!!

Kita Membutuhkan 'REVIVAL' (Kebangunan Rohani) ...

... ketika kita tidak mengasihi Dia seperti yang dulu kita lakukan.

... ketika kepentingan dan kesibukan duniawi lebih penting bagikita daripada kekekalan.

Pintu Terbuka Buat Kaum Kedar (Kejadian 16:1-16)

Kadang-kadang kita mendengar ungkapan, "karena Abraham salah melangkah, sekarang ini kita jadi susah." Mungkin ungkapan tersebut ada benarnya, tetapi cerita Alkitab tentang Ismael jauh lebih luas, bahkan lebih ajaib. Hari ini kita akan melihat dan mempelajari janji-janji yang Tuhan berikan kepada Ismael dan keturunannya.

Latar Belakang Ismael: Ia Anak Abraham

Karena Sarai, istri Abraham, tidak mendapat anak sendiri, ia mengusulkan kepada suaminya untuk menghampiri Hagar, budaknya (ayat 2). Sesudah Hagar mengandung ia memandang rendah Sarai (ayat 4). Namun, Hagar melarikan diri karena ditindas oleh Sarai (ayat 6). Di tengah padang gurun ia dipanggil oleh Malaikat Tuhan (ayat 7), dengan demikian, ia bertemu dengan Tuhan sendiri (ayat 13). Ini pertama kali dalam Alkitab, Malaikat Tuhan (Malaikat Tuhan di Perjanjian Lama merupakan perwujudan Yesus dalam masa yang lampau) berbicara dengan seorang manusia. Mari kita selidiki percakapan Malaikat Tuhan dengan Hagar.