You are hereTokoh Misi / Tokoh Misi
Tokoh Misi
Kenneth Pike
Salah satu dari sekian banyak ahli bahasa yang paling brilian dan paling dihormati di abad ke-20, baik di kalangan sekular maupun di lingkup orang percaya, adalah Ken Pike, yang selama bertahun-tahun menjadi direktur dan presiden Summer Institute of Linguistic.
Samuel Zwemer
Kekuatan yang menjadi ciri khas para sukarelawan mahasiswa, yang menyebar ke seluruh dunia pada akhir abad ke-19, adalah kualitas yang menjadi ujung tombak dalam usaha pelayanan misi ke "dunia sepupu", sebuah tempat yang menolak kekristenan dengan begitu keras. Pelayanan misi pertama ke "dunia sepupu" dilakukan oleh Raymond Lull pada abad ke-13. Pada saat itu, ia hampir dapat dikatakan seorang diri menginjili "orang sepupu" daripada memerangi mereka. Pada abad berikutnya, menurut Stephen Neill, "tanah sepupu" sangat tidak diperhatikan oleh pelayanan misi Kristen, dibandingkan dengan ladang lain yang lebih produktif. Keadaan tersebut berubah pada akhir abad ke-19, sebuah masa yang ditandai dengan dimulainya pertemuan yang lebih nyata antara iman kepada Yesus Kristus dan iman kepada "nabi sepupu". Gereja Anglikan memasuki "wilayah sepupu" pada tahun 1860-an, dan denominasi lain perlahan-lahan mengikutinya. Akan tetapi, Samuel Zwemerlah, seorang mahasiswa yang menjadi sukarelawan dan tanpa dukungan denominasi mana pun, yang mengoordinasi usaha pelayanan misi kepada "orang-orang sepupu", serta menarik perhatian dunia kepada "masyarakat sepupu" dan kebutuhan mereka akan Kristus. Banyak sukarelawan mahasiswa yang lain, termasuk W.H. Temple Gairdner, Dr. Paul Harrison, dan William Borden, yang juga menyerahkan hidup mereka untuk bekerja keras dalam pelayanan misi yang paling sulit dan hampir tanpa penghargaan ini.
Torrey Johnson: Menjangkau Kaum Muda untuk Kristus
Waktu itu tengah malam, ketika pesawat telepon berdering di kediaman Doug Fisher, di Chicago. Suara keras yang menjadi lawan bicaranya ialah milik Torrey Johnson, pendeta dari Gereja Alkitab Midwest.
Isaac McCoy
Misi Protestan untuk orang-orang Indian Amerika telah berubah selama akhir abad ke-18. Masa Kebangkitan Besar yang telah mengobarkan api misi pada masa kolonial telah padam, dan selama bertahun-tahun setelah Revolusi Amerika, misi Protestan seakan tertidur. Lebih-lebih para pelayan tidak lagi menemukan orang-orang Indian yang tidak terjangkau dalam jemaat mereka sendiri. Banyak suku Indian yang punah karena peperangan dan penyakit yang dibawa orang-orang kulit putih, dan sebagian besar dari mereka yang selamat menemukan bahwa populasi daerah pesisir sebelah timur terlalu padat untuk gaya hidup pribumi mereka.
Dwight L. Moody
Dwight Lyman Moody dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1837 di Northfield Massachusetts. Dia baru saja berusia empat tahun saat ayahnya, seorang tukang batu bata, meninggal. Ditinggalkan bersama sembilan orang anak yang masih berusia di bawah tiga belas tahun, Betsey Moody sepenuhnya berkewajiban untuk memberi makan dan pakaian, serta membesarkan anak-anaknya yang amat banyak. Akibatnya, pendidikan yang diperoleh Dwight mungkin hanya setara dengan pendidikan hingga kelas lima Sekolah Dasar zaman sekarang.
Adoniram Judson dan Ann Judson
Adoniram Judson dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1788 di Bradford, Massachusetts. Dia adalah putra seorang pendeta Kongregasional. Pada usia enam belas tahun, dia memasuki Universitas Brown dan lulus setelah menjalani masa kuliah selama tiga tahun saja. Sambil mempertanyakan imannya, anak muda itu mulai memutuskan untuk "melihat dunia".
Peter Cartwright
Ahli sejarah Amerika, Edward Eggleston, berkata, "Para pengkhotbah keliling yang pertama kali ada merupakan orang-orang yang lebih hebat dari siapa pun, mampu melayani di tengah kekacauan. Tidak ada seseorang yang benar-benar gagah, berani di mana pun."
Betty Olsen dan Vietnam Martyrs
Meskipun banyak misionaris pergi ke Cina selama abad 19, namun hanya sedikit misionaris yang memfokuskan pelayanannya ke bagian Indo-Cina -- Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Kehidupan dan Pekerjaan George Muller
George Muller, pendiri rumah piatu Ashley Down, di Bristol, Inggris, dilahirkan di Prusia, pada 17 September 1805. Pada masa mudanya, ia hidup dengan tidak mengenal Tuhan dan baru setelah berusia 21 tahun, ia bertobat dalam suatu persekutuan doa, yang diadakan di rumah seorang saudagar yang beriman. Tidak lama kemudian, ia pergi ke Inggris tanpa membawa surat-surat ataupun uang.