You are hereTokoh Misi / Tokoh Misi
Tokoh Misi
Dr. William Carey: Tukang Sepatu yang Selalu Ingin Tahu
Bagi orang asing yang lewat, toko itu tampak seperti toko sepatu biasa yang terdapat di Inggris. Di depan toko itu tergantung sebuah papan dengan tulisan, "Jual Beli Sepatu Bekas". Orang-orang di desa Paulers Pury tahu bahwa pekerja muda di toko itu bukan seorang tukang sepatu biasa.
D. L. Moody -- Utusan Injil Terbesar Abad XIX
D. L. Moody lahir tanggal 5 Februari 1837 di Northfield, Massachusetts. Ayahnya, Edwin Moody adalah seorang tukang batu, sedangkan ibunya, Betsey Holtom berasal dari kaum alim Purilastan. Pada 28 Mei 1841, ayahnya meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa bekerja keras mengasuh tujuh orang anaknya.
Sadhu Sundar Singh: Rasul dengan Kaki Berdarah
Sundar Singh dilahirkan pada tahun 1889 dan berasal dari keluarga tuan tanah Sikh di negara bagian Patiala, India Utara. Bangsa Sikh, yang menolak ajaran agama Hindu dan agama Islam, telah menjadi bangsa yang menonjol pada abad keenam belas dengan ajaran agama mereka sendiri. Ibu Sundar Singh dari minggu ke minggu membawanya untuk belajar di hadapan seorang Sadhu -- seorang petapa suci yang hidup beberapa mil di dalam hutan, namun ia juga mengirimnya ke sebuah sekolah misi Kristen di mana ia dapat belajar bahasa Inggris.
Daws: Si Pembuat Murid
Seorang pemuda ditangkap polisi karena kedapatan di bawah pengaruh alkohol. Polisi yang mengangkut dia menatapnya serta bertanya, "Apakah kamu menyukai kehidupan seperti ini?" "Saya membenci kehidupan seperti ini," jawab pemuda itu. Tiga jam kemudian, setelah pemuda itu merasa tenang di sebuah taman, polisi mengembalikan kunci mobilnya karena ia tidak melihat masalah yang lebih dalam daripada sekadar alkohol.
John Wesley: Penginjil yang Takut Mati
Pada akhir bulan Januari 1736, sebuah kapal barang bernama Simmonds, yang sedang berlayar menuju Savannah, Georgia, AS, diserang oleh angin topan. Kapal itu terombang-ambing dan terguncang dengan hebat di sela-sela gelombang yang tingginya enam meter di laut Atlantik.
Saksi yang Setia: William Carey
Pada tanggal 13 Juni 1793, William Carey dan istrinya, Dorothy, bersama keempat anak mereka dan seorang pengasuh bayi berlayar dari Inggris menuju India menggunakan sebuah kapal. Pada waktu itu hanya beberapa orang saja yang menyaksikan keberangkatan mereka. Carey adalah seorang pembuat sepatu di desanya. Dengan pendidikannya yang sederhana, ia sebenarnya tidak punya keahlian apa-apa dalam pelayanan misi kecuali keyakinan bahwa Tuhan telah memanggilnya untuk memberikan hidupnya demi "pertobatan orang-orang asing". Lagi pula, ia pergi ke India sebagai pendatang gelap karena tidak bisa mendapatkan izin imigrasi dari Perusahaan Hindia Timur. Dia juga punya masalah dalam hal keuangan. Sebagai seorang gembala yang tidak terkenal dari sebuah gereja kecil di wilayah Midlands di Inggris, ia hanya bisa mendapatkan bantuan dari beberapa temannya. Orang-orang terkemuka dari gereja Baptis di London tidak mau mengikutsertakan denominasi mereka karena merasa bahwa perjalanan yang ia ambil memunyai banyak ketidakpastian.
Johanna Veenstra
Hal yang paling mencolok dari peranan wanita bujang dalam pelayanan misi ke luar negeri mungkin adalah profesi mereka [sebagai misionaris] itu sendiri. Hal ini juga berlaku untuk para pria. Namun berbeda dengan misionaris wanita, seorang (misionaris) pria harus unggul.
Eric Liddell -- Lebih dari Pemenang
Eric Liddell sejak berusia 16 tahun sudah menunjukkan bakat alaminya yang luar biasa, dengan ditunjuk sebagai kapten regu kriket (permainan bola menggunakan tongkat pemukul -- Red.) dan pemegang rekor lari 100 yard (91,44 meter). Pada tahun 1920, Eric menjadi mahasiswa di Universitas Edinburg. Dalam kurun waktu yang singkat, Eric menjadi bintang universitas di bidang atletik. Setelah beberapa saat, namanya segera menjadi pusat perhatian di seluruh tanah Skotlandia dan seluruh kerajaan Britania karena prestasinya yang luar biasa dalam berbagai kejuaraan atletik internasional. Pada tahun 1924, Eric mencapai puncak kejayaannya dalam bidang atletik setelah memenangkan medali perunggu dalam cabang lari 200 meter dan medali emas dalam cabang lari 400 meter kejuaraan Olimpiade di Paris.
John Wesley: Bara yang Meletup
Menjelang akhir bulan Januari 1736, sebuah kapal barang bernama Simmonds, yang berlayar menuju Savannah, Georgia, AS, diserang oleh angin topan. Angin meraung dengan dahsyatnya. Kapal itu terombang-ambing tanpa kendali dan ombak laut menghantam geladak. Seorang pendeta gereja Anglikan yang ada di atas kapal gemetar ketakutan. John Wesley telah memberitakan Injil keselamatan kepada orang lain, tetapi ia sendiri takut mati. Sementara ombak terus menghantam geladak kapal, memorak-porandakan layar kapal berkeping-keping, Wesley terheran-heran melihat beberapa orang dari Moravian Brethren yang dengan tenang menyanyikan mazmur kepada Tuhan. Setelah badai berlalu, Wesley bertanya kepada salah satu di antara mereka, apakah ia merasa takut? "Tidak," jawab orang itu. Wesley menulis, "Ini merupakan hari luar biasa yang pernah saya alami."
John Huss (1370 -- 1415)
Terinspirasi oleh John Wycliffe yang mati syahid abad sebelumnya, John Huss, seorang pembaru kebangsaan Cekoslowakia, tampil membela keadilan sosial dan melawan gereja yang tak lagi mampu menilai kebenaran yang sah.