You are hereArtikel Misi / Artikel Misi

Artikel Misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Menjalin Persahabatan dengan Orang-Orang yang Tidak Beriman: Pesta Matius

Pengantar: Artikel di bawah ini memang tidak secara spesifik ditujukan untuk menjangkau orang ateis. Namun, prinsip-prinsip di dalamnya dapat diterapkan untuk menjangkau orang-orang yang belum percaya, termasuk orang ateis. Kiranya Tuhan memberi hikmat dan membukakan pintu bagi kita untuk menjangkau mereka yang Tuhan percayakan untuk kita layani. Selamat memenangkan jiwa.

Apakah Allah Ada di Sana?

Pernahkah Anda berbaring pada waktu malam dengan mata menatap di kegelapan di luar, kemudian bertanya kepada diri sendiri, "Apakah Allah ada di sana?" Bagaimanapun juga, meski secara naluriah Anda tahu Allah itu ada di suatu tempat, Anda tetap memerlukan kepastian tentang keberadaan-Nya. Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri, "Seperti apakah Allah itu?" Memikirkan hal semacam itu memang wajar.

Orang Ateis

Orang ateis ialah orang yang menyangkal adanya Allah. Ia tidak percaya bahwa Allah itu ada. Ia tidak percaya bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah. Orang komunis berpendirian ateis. Inilah pengajaran Iblis yang merajalela di seluruh dunia pada zaman akhir ini.

Apa itu Ateisme?

Ateisme merupakan pandangan bahwa tidak ada Allah. Ateisme bukanlah perkembangan baru. Mazmur 14:1 yang ditulis oleh Daud sekitar tahun 1000 SM menyebut tentang ateisme –- "Orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah." Statistik baru-baru ini menunjukkan meningkatnya angka orang-orang yang menjadi ateis, di mana angka orang-orang yang menyatakan diri sebagai penganut ateisme mencapai 10% dari orang-orang di dunia. Jadi, mengapa makin banyak orang yang menjadi penganut ateis? Apakah ateisme benar-benar adalah posisi yang logis sebagaimana yang diklaim oleh para penganutnya?

Kelahiran Yesus Kristus

(18) Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian halnya: Tatkala Maryam, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya bersetubuh, maka nyatalah Maryam itu hamil daripada Rohulkudus.

Misi Yesus ke Dunia

Falsafah Dasar Yesus Kristus tentang Penginjilan

Falsafah dasar Yesus Kristus tentang penginjilan sebenarnya berkisar seputar pemahaman tentang diri-Nya dan misi-Nya. Rentetan pemahaman tentang pribadi Yesus dan misi-Nya dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

Supremasi Allah dalam Misi Melalui Penderitaan

Kita mengukur harga sebuah harta terpendam dengan apa yang rela kita jual untuk membeli harta tersebut. Jika kita mau menjual semua milik kita, berarti kita menghargai harta itu dengan sangat tinggi. Namun, jika kita tidak akan menjual semuanya, berarti apa yang kita miliki lebih berharga. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu" (Mat. 13:44). Tingkat pengorbanan dan besarnya sukacitanya menyiratkan harga yang ia patok untuk harta milik Allah. Kehilangan dan penderitaan, semuanya diterima dengan sukacita demi kerajaan Allah, menunjukkan bahwa supremasi Allah jelas lebih berharga di dunia daripada semua penyembahan dan doa.

Penganiayaan Terhadap Misionaris

Teks: Matius 2:16-18

"Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi" (ayat 18).

Penganiayaan terhadap umat Allah sudah tidak asing lagi bagi kita. Hal ini terjadi pada waktu Yesus dilahirkan. Dengan membabi buta Herodes membunuh anak-anak di bawah umur dua tahun. Bayi-bayi adalah martir-martir pertama ketika Yesus datang ke dalam dunia untuk melaksanakan misi Allah demi penyelamatan dunia. Pengalaman penganiayaan karena nama Tuhan tidak dapat lewat begitu saja, ini mendatangkan trauma yang tidak sedikit.

Gereja Bertumbuh di Tengah Penganiayaan

"Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk PERCAYA KEPADA KRISTUS melainkan juga MENDERITA UNTUK DIA." (Filipi 1:29) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+1:29 >

Misi yang Berorientasi pada Injil

Belum lama berselang di RRC, salah satu ladang kekristenan yang paling tandus di dunia, telah dibuka sebuah China Mission Center (CMC). [Pdt. Stephen Tong diundang sebagai pengkhotbah utama pada hari pembukaan.] CMC ini didirikan sebagai perwujudan dari kesatuan tindakan serta keyakinan untuk bersama-sama bekerja bagi suatu misi dunia, misi yang berorientasi pada pekabaran Injil. Oleh Injil, manusia didorong dan dikuatkan untuk bekerja. Kunci keberhasilan penginjilan yang efektif adalah memiliki dasar firman Tuhan yang kokoh dan penguasaan teologi yang mantap. Pada setiap generasi, kita yang terpanggil untuk melayani harus mengulangi lagi Amanat Agung yang sudah diberikan oleh Yesus Kristus.

Melayani Wanita Adalah Kunci Mengembangkan Masyarakat

Oleh: Yulia Oeniyati

Mungkin judul di atas terdengar sedikit berlebihan. Tapi fakta membuktikan bahwa wanita, disadari atau tidak, memiliki peran yang tidak kecil dalam keseluruhan hidup manusia pada umumnya. Alkitab pun mendukung gambaran ini. Coba Anda perhatikan baik-baik seluruh ayat dalam Amsal pasal 31. Ini merupakan pujian yang tidak main-main terhadap wanita. Bayangkan, dari pagi sampai petang, wanita mengerjakan semua tugas, dari menyiapkan makan sampai menyediakan sandang dan papan bagi seluruh anggota keluarga. Itu pun belum cukup karena ternyata wanita juga sanggup mengurus semua stafnya untuk mengerjakan industri rumah tangga yang akan menghasilkan pemasukan bagi keluarga. Belum lagi urusan pendidikan anak-anak, wanita juga yang harus mengerjakannya. Bagaimana dengan tugasnya terhadap suami? Di tengah semua kesibukannya, wanita masih menyempatkan diri berdandan untuk melayani suaminya. Tidak ayal lagi, peran wanita yang serba bisa ini akan menjadi tonggak kestabilan dan kesejahteraan keluarga. Jika keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat ini bisa stabil dan sejahtera, masyarakat pun pasti akan terkena dampaknya yang positif.