Doa Bagi Suku

Suku Lembak


Rumpun : Musi
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 160.000
Persentase Kristen : 0,006%
Kristen yang diketahui : 10
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini biasa disebut juga orang Bulang. Tempat tinggal suku ini terpencar-pencar, sebagian ada di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu di Kecamatan Padang Ulak Tanding; sebagian lagi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu di Kecamatan Talang Empat; selain itu sebagian lagi terdapat di Kodya Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan arah ke utara. Bahasa yang mereka pergunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Bulang. Suku Lembak pada umumnya petani.

  1. Berdoa untuk sejumlah murid Yesus (pendatang) yang tinggal di kota Bengkulu, Bajak, dan sekitarnya agar mereka dapat menyatakan kasih Yesus Kristus kepada orang Lembak. Sekali-kali ada kontak antara orang Lembak dan orang-orang percaya yang tinggal di sekitar kota Bengkulu. Doakan agar semakin banyak berita tentang orang Lembak yang "tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."

Suku Lakitan

Rumpun : Musi
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 15.000
Kristen yang diketahui : 0
Persentase Kristen : 0%
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku Lakitan berdiam di sekitar kota Lubuk Lingau dan disekitar sungai Lakitan. Tepatnya berada di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Suku ini hidup sebagai petani, sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh di perkebunan atau di industri. Hasil perkebunan mereka adalah karet, kelapa, kopi, teh, cengkeh, lada dan kayu manis. Kebutuhan utama dari suku ini adalah pengarahan untuk beradaptasi dengan kemajuan serta ketrampilan untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki serta motivasi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

  1. Mari kita berdoa agar Tuhan melembutkan hati orang Lakitan agar mereka terbuka dan mau menerima Injil Keselamatan.

Suku Bengkulu

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 55.000
Persentase Kristen : 0,04%
Kristen yang diketahui : 25
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini adalah penduduk asli wilayah Bengkulu, yang tersebar di Kotamadya Bengkulu, pesisir pantai Kab. Bengkulu Utara dan Selatan. Sebutan lain bagi suku ini ialah orang Melayu Bengkulu. Walaupun jumlah penduduk di Kodya Bengkulu sekitar 55.000 jiwa, minoritasnya orang Bengkulu asli. Dengan adanya perkembangan kota Bengkulu, yaitu sejak menjadi ibukota Propinsi Bengkulu, kelompok masyarakat suku ini menjadi terpencar-pencar, tetapi masih di dalam wilayah Bengkulu. Suku ini memakai bahasa tersendiri yang merupakan dialek bahasa Melayu. Ada di antara suku ini yang melalui perkawinan mereka menjadi orang Kristen, tetapi jumlahnya masih sedikit.

Suku Talo Serawai

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 180.000
Persentase Kristen : 0%
Kristen yang diketahui : 0
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku Melayu Talo Serawai tinggal disepanjang pantai di sebelah barat daya Bukit Barisan dan dilereng-lerengnya. Mereka terutama bermukim di dua wilayah Kab. Bengkulu Selatan: Seluma dan Talo. Dipedalaman, mereka termasuk diantara kelompok-kelompok suku pribumi yang paling miskin di Sumatera. Orang Talo Serawai menggunakan bahasa Serawai yang terdiri dari dua dialek, yaitu dialek Serawai dan dialek Menna. Sebagian besar orang Talo mencari nafkah sebagai petani. Mereka masih sering menggunakan jasa dukun dan takut akan ma'sumai, harimau ganas yang menjelma menjadi sosok manusia menarik yang memikat dan menewaskan korbannya. Banyak di antara mereka yang putus sekolah, mereka membutuhkan motivasi, keahlian dan ketrampilan khusus agar menjadi warga masyarakat yang lebih produktif.

Suku Semendo

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 105.000
Persentase Kristen : 0,009%
Kristen yang diketahui : 10
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Kecamatan Semendo dan Kec. terletak di dataran tinggi Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Adat masih memegang peranan penting, bahkan bersifat mutlak. Salah satunya adalah ketaatan kepada adat yang disebut "Tunggu Tumbang". Peraturan tentang adat ini jelas bertolak belakang dengan peraturan agama. Karena hukum adat ini menyatakan bahwa hak waris jatuh kepada anak perempuan tertua setelah menikah. Hal tersebut menjadi penyebab atas tingginya dorongan untuk merantau bagi anak laki-laki dari masyarakat suku ini. Adapun bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Semendo. Setiap kata pada bahasa ini umumnya berakhiran "e".

  1. Baru beberapa orang Semendo yang menjadi ahli waris kerajaan Allah dan masih banyak dari mereka belum percaya kepada Sang Juruselamat. Berdoa supaya orang Semendo dapat menemukan jalan kepada warisan yang kekal ini.

Suku Kaur

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 100.000
Kristen yang diketahui : 0
Persentase Kristen : 0%
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini terletak di propinsi Bengkulu, tepatnya di pinggir pantai Samudra Indonesia di kota Bintuan, Kec. Kaur Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan. Kini mereka juga banyak bermukim di Kec. kaur Utara. bahasa pergaulan sehari-hari masyarakat Kaur adalah bahasa Mulak. Mata pencaharian pokoknya ialah bertanam padi. Selain itu daerah ini terkenal dengan hasil cengkehnya dan ladanya. Hasil dari daerah ini, pada masa kini, sudah mudah pemasarannya, karena pada akhir Pelita III jalan darat antara Bengkulu dan Bintuhan telah dibuka dengan kondisi baik. Keakaraban pada sesama masyarakat suku Kaur selain nampak dari adanya sistem gotong royong yang masih terlihat di mana-mana; juga sistem kekerabatannya yang masih tetap dipertahankan, meskipun sudah ada sedikit pergeseran.

  1. Suku ini masih dibelenggu Iblis. Kemungkinan besar, belum satu orang pun yang menjadi ciptaan baru Yesus Kristus. Berdoa untuk orang-orang percaya (seandainya ada) yang tinggal di kota Bintuan, Tanjung Iman, dan sekitarnya agar mereka dapat menyatakan kasih Yesus Kristus kepada orang Kaur.

Suku Lintang

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 70.000
Kristen yang diketahui : 0
Persentase Kristen : 0%
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini mendiami daerah sekitar perbatasan bagian barat propinsi Sumatera Selatan dengan propinsi Bengkulu. Tepatnya sekitar kota Batulintang di sepanjang aliran sungai Musi. Sedangkan di Propinsi Bengkulu terdapat sebuah gunung dengan nama Gunung Melintang. Masyarakat suku ini sangat ramah dan patuh pada sopan santun adat. Kami belum mendengar tentang satu orang pun dari suku ini yang telah lepas dari ketakutan kepada setan-setan sehingga mereka tetap jauh dari anugerah keselamatan Tuhan kita Yesus Kristus.

  1. Seandainya ada murid Yesus (pendatang) yang tinggal di kota Batulintang, Tebingtinggi atau sekitarnya, berdoa agar mereka dapat menyatakan kasih Yesus Kristus kepada orang Lintang.

Suku Lematang

Rumpun : Pasemah
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 150.000
Kristen yang diketahui : 0
Persentase Kristen : 0%
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini terletak di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Muara Enim. Suku ini menempati wilayah aliran sungai Lematang, di sekitar kota Muaraenim dan kota Prabumulih, dekat dengan kota Gelumbang. Juga disepanjang wilayah dekat aliran sungai Rawas dekat kota Bingintelok dan Terusan. Raden Iskandar Alam dipercayai sebagai cikal bakal (pendiri) suku bangsa Lematang ini. Ia sering disebut-sebut dengan nama Puyang Gumai karena ia tinggal di daerah Gumai. Itulah sebabnya mengapa suku Lematang juga sering disebut-sebut sebagai suku bangsa Gumai. Suku ini membutuhkan perhatian dan kasih kita!

  1. Berdoa untuk para murid Yesus (pendatang) yang tinggal di kota Muara Enim. Pendopo, Gunung Megang, Prabumulih, Bingintelok, Terusan, dan sekitarnya agar mereka dapat menyatakan kasih Yesus Kristus kepada orang Lematang.

Suku Penghulu

Rumpun : Jambi
Wilayah : Sumatera
Jumlah Penduduk : 25.000
Persentase Kristen : 0%
Kristen yang diketahui : 0
Alkitab : Belum
Film Yesus : Belum

Suku ini berdiam di wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko, terutama di Kecamatan Sungaimanau, Batangasai. Ulu Tabir, dan beberapa tempat lainnya. Sebagian ada yang menetap di Kabupaten Bungo Tebo. Bahasa yang mereka gunakan merupakan campuran bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu Jambi. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam di ladang dan di sawah. Sebagian masyarakat menambang emas dengan cara halus dan kekuatan gaib dan sebagian masih menjalankan kebiasaan menyediakan sesajen. Gotong royong dalam mengerjakan sawah, yang dikenal dengan nama menyerayo atau parian, merupakan kebiasaan yang dilakukan orang penghulu.

  1. Mari kita berdoa agar Tuhan melembutkan hati orang Penghulu agar mereka terbuka dan mau menerima Injil Keselamatan.
Subscribe to Doa Bagi Suku