You are hereArtikel Misi / Perjalanan Saya pada Teknologi dan Misi
Perjalanan Saya pada Teknologi dan Misi
Apa kaitan antara Fast Fourier Transform dan jaringan saraf buatan dengan Amanat Agung? Butuh bertahun-tahun bagi saya untuk menjawab pertanyaan ini.
Allah memimpin saya untuk memiliki hubungan dengan Dia melalui Putra-Nya Yesus Kristus saat saya masih kuliah jurusan teknik elektro di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Saya menghadiri sebuah gereja yang memiliki pandangan misi, jadi saya mendengar cukup banyak tentang orang-orang di seluruh dunia yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk mendengar Injil. Saya secara teratur ditantang untuk memikirkan peran apa yang bisa saya lakukan dalam rencana global Allah. Namun, peran yang saya dengar itu sepertinya terbatas pada pendeta, atau misionaris, atau sesuatu dalam mengurangi kemiskinan. Itu semua adalah peran yang jelas penting, tetapi, entah mengapa peran itu tidak pernah menarik perhatian saya dan saya merasa bersalah karenanya.
Ketika saya melihat ke belakang, saya menyadari bahwa jauh di lubuk hati saya, saya berharap bisa menggunakan keahlian saya dalam bidang matematika, sains, dan teknik untuk melayani Allah. Saya selalu unggul dalam matematika dan apa pun yang membutuhkan keterampilan matematika yang kuat sejak sekolah dasar. Saya sangat bersyukur mendengar seseorang mengatakan bahwa ada soal matematika yang harus diselesaikan sehingga seseorang bisa mendengar Injil.
Perhentian pertama dalam perjalanan saya untuk memuliakan Tuhan dengan kemampuan matematika dan sains saya adalah belajar melihat pekerjaan saya di dunia sekuler sebagai tindakan ibadah. Saat saya melakukan penelitian tentang penginderaan cuaca berbasis satelit untuk Ph.D. dalam teknik elektro (juga di MIT), saya secara teratur menghadiri konferensi penginderaan jauh ilmu bumi. Saya mengetahui bahwa penginderaan cuaca global yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan model iklim global, prakiraan cuaca, pengelolaan pasokan air, dan perencanaan pertanian -- yang semuanya itu penting untuk memenuhi kebutuhan dasar di seluruh dunia. Allah bisa menggunakan pekerjaan penginderaan cuaca untuk membuat jalan bagi seseorang di belahan dunia yang terpencil untuk mendengar Injil dan datang kepada-Nya! Pekerjaan saya bukan sekadar latihan akademis tapi sebenarnya adalah tindakan ibadah rohani dan pelayanan untuk dunia! Itu memberi saya motivasi yang harus saya tekuni dalam pelatihan teknis saya.
Saya mengetahui bahwa penginderaan cuaca global yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan model iklim global, prakiraan cuaca, pengelolaan pasokan air, dan perencanaan pertanian -- yang semuanya itu penting untuk memenuhi kebutuhan dasar di seluruh dunia. Tuhan bisa menggunakan pekerjaan penginderaan cuaca untuk membuat jalan bagi seseorang di belahan dunia yang terpencil untuk mendengar Injil dan datang kepada-Nya! Pekerjaan saya bukan sekadar latihan akademis tapi sebenarnya adalah tindakan ibadah rohani dan pelayanan untuk dunia!
Kemudian, saat saya beralih di antara pekerjaan demi pekerjaan, saya mulai melihat kemungkinan menggunakan keterampilan teknis saya secara lebih langsung untuk misi. Selain pemrosesan sinyal dan kecerdasan buatan, di sebagian besar hidup saya, saya juga tertarik dengan bahasa. Saya adalah generasi ke-2 Taiwan-Amerika, jadi saya tumbuh besar dengan bahasa Inggris, Mandarin Cina, dan Taiwan, dan saya selalu tertarik untuk belajar lebih banyak. Saya kagum dengan bagaimana orang mengekspresikan diri mereka melalui bahasa mereka. Kapan pun saya menghadiri konferensi misi, saya merasa tertarik pada presentasi yang diberikan oleh misionaris dengan Penerjemah Wycliffe Bible, dan memiliki hak istimewa untuk mendukung misionaris yang dikirim melalui Wycliffe.
Pada 2007, saya memberikan presentasi tentang pekerjaan saya dalam penginderaan berbasis satelit dalam sebuah konferensi tentang kecerdasan buatan di Orlando, Florida, yang kebetulan adalah tempat kantor pusat Wycliffe USA. Selama konferensi, saya melihat poster dan presentasi untuk berbagai jenis aplikasi, di antaranya terjemahan mesin.
Sehari setelah konferensi berakhir, saya melanjutkan tur ke markas Wycliffe USA. Selama tur, saya mulai melihat bagaimana kemampuan teknis saya dapat digunakan dalam usaha menerjemahkan firman Tuhan ke dalam setiap bahasa sehingga tidak ada seorang pun yang harus belajar bahasa lain untuk memahami Injil. Saya berpikir, "Tidakkah lebih bagus lagi jika seseorang di dunia teknologi bisa membawa teknologi mutakhir ke dalam dunia terjemahan Alkitab?"
Saya akhirnya menyampaikan pemikiran ini ke pemandu wisata saya, dan dia mengatur agar saya bertemu dengan beberapa anggota Wycliffe lainnya setelah tur. Rencana saya untuk kunjungan pagi ke Wycliffe berakhir baik sampai sore hari! Salah satu misionaris yang saya ajak bicara menyebut teknologi sebagai "rahasia terbaik" Wycliffe. Selama minggu itu di Orlando, akhirnya saya mengetahui bagaimana pemrosesan sinyal dan kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menerjemahkan Alkitab lebih lanjut.
Saya masih terus memuliakan Allah melalui keahlian saya sebagai insinyur elektro. Saya melihat diri saya bekerja di dunia sekuler saat berpartisipasi dalam konferensi dan membaca jurnal yang mencari teknologi yang bisa berguna bagi para penerjemah Alkitab. Bahkan, mungkin saya akan menjadi bagian dari pengembangan beberapa teknologi itu sendiri. Sementara itu, saya berharap bisa menyebarkan visi untuk menggunakan karunia di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), dan Matematika) untuk melayani Allah. Bukan hanya ada tempat untuk teknologi dalam misi, tetapi ada kebutuhan yang nyata! Apa pun keahlian Anda, ada tempat untuk Anda dalam misi global Tuhan. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama Situs | : | Urbana |
Alamat Situs | : | https://urbana.org/blog/my-journey-technology-and-missions |
Judul Asli Artikel | : | My Journey in Technology and Missions |
Penulis Artikel | : | Fred Chen |
- Login to post comments
- 3834 reads