You are hereArtikel Misi / Artikel Misi

Artikel Misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Berdoa Bagi Penginjilan dan Misi Dunia

"Kata-Nya kepada mereka: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Matius 9:30)

Beberapa Nasihat Praktis Tentang Doa Syafaat Misi

Jelas sekali bahwa Anda tidak bisa mendoakan seluruh dunia secara konkret dan efektif. Oleh sebab itu Anda harus selektif dengan cara:

  1. Pilih beberapa utusan Injil yang didoakan dengan setia.
  2. Pilih satu badan misi dan berdoalah untuk pelayanan mereka.
  3. Pilih satu atau dua negara, atau bagian negara untuk didoakan. Kumpulkan juga informasi-informasi, baik dari media cetak maupun elektronik supaya pengetahuan Anda tentang negara tersebut bisa seluas mungkin.

Jendela 10/40

APAKAH DAN DIMANAKAH JENDELA 10/40?

Sebuah kawasan yang membentang dari Afrika Barat, Timur, Tengah, sampai Asia. Tepatnya 10'- 40' lintang utara khatulistiwa. Milyaran penduduk dunia yang belum terjangkau Kabar Baik terpusat di kawasan yang berbentuk Jendela 10/40 atau 10/40 Window.

MENGAPA KAWASAN JENDELA 10/40?

Beberapa alasan penting mengapa kita berdoa secara khusus bagi kawasan Jendela 10/40 adalah:

Mengadakan Doa Misi

Berikut ini beberapa hal mengenai doa misi yang harus kita pahami.

  1. Doa Misi adalah Kerja Sama dengan Allah

    Tidak dapat disangkal bahwa Allah sanggup menyelesaikan tugas misi-Nya dengan kuasa-Nya sendiri dalam sekejap mata. Namun, rencana Tuhan tidak demikian. Ia memberikan hak istimewa kepada dia untuk menjadi "kawan sekerja Allah" (1 Korintus 3:9). Salah satu cara paling nyata kita dapat bekerja sama dengan Dia adalah melaluli doa. Melalui doa kita dapat "menggerakkan tangan kuasa Allah" agar Dia memberikan kemajuan bagi misi universal-Nya.

Pemetaan Negara Doa (2)

D. NEGARA-NEGARA AFRIKA SOMALIA

SOMALIA: Pada tahun 1969, diktator Siad Barre berkuasa di Somalia. Ia bergantung pada politik Perang Dingin untuk mendapatkan bantuan dan persenjataan dari luar negeri. Barre juga memanfaatkan perang antarklan di Somalia untuk mempertahankan kekuasaannya. Saat pemerintahan Barre tumbang pada tahun 1991, yang ada di Somalia hanyalah perang antaretnis dan perang antarklan. Tanpa adanya pusat pemerintahan, pelaksanaan hukum agama mayoritas berbeda antara satu tempat dengan tempat lain. Bagi orang Kristen yang berjumlah 0,04% dari populasi, mengadakan persekutuan dengan saudara seiman lainnya merupakan hal yang berbahaya sejak kekuasaan agama mayoritas semakin kuat di sejumlah bagian negara tersebut. Banyak orang Kristen melarikan diri ke negara tetangga. Namun, orang-orang percaya tetap percaya bahwa Kristus akan menyediakan penghiburan dan persekutuan yang mereka perlukan.

Pemetaan Negara Doa (1)

Catatan: Artikel yang kami sajikan memuat informasi mengenai situasi dan jumlah orang Kristen di negara tertentu. Situasi saat ini dan statistik jumlah atau persentase yang dicantumkan, mungkin saja berbeda dengan informasi ketika artikel ini ditulis. Namun demikian, sampai saat ini, umat percaya di negara-negara ini masih mengalami hal yang sama.

Salah satu tantangan terbesar menjadi pendoa syafaat yang efektif adalah kurangnya pengetahuan. Yakobus 5:16 berkata, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Sama seperti sulitnya menjadi efektif dalam pekerjaan kita bila tidak ada atau ada sedikit saja pendidikan dan pelatihan, demikian pula sulit berdoa dengan efektif jika kita sedikit atau tidak memiliki pengetahuan apa-apa.

Ada dua klasifikasi negara:

  1. Negara Terlarang
  2. Negara Tidak Aman

Daftar beberapa negara dalam kedua klasifikasi tersebut ditentukan melalui penelitian mendalam atas laporan yang diterima dari para anggota dan penghubung sebagai sumber yang dapat dipercaya.

Dukungan Ketika Pulang (2)

Seorang utusan Injil yang baru pulang dari luar negeri akan mengalami satu atau lebih dari delapan tantangan di bawah ini. (Tiga yang pertama telah dibahas di edisi sebelumnya)

1. Bidang Profesional

Setelah berpetualang di luar negeri dan kembali ke pekerjaan lamanya, seorang utusan Injil bisa merasa bosan. Kemungkinan besar ia akan merasa bahwa kemampuan dan pengalamannya akan tidak terpakai. Ia juga mungkin akan merasa kehilangan kebebasan.

2. Bidang Material-Finansial

Saat para utusan Injil kembali, kemungkinan masalah finansial akan menimbulkan rasa tertekan. Kesenjangan kekayaan dapat menyebabkan stres bahkan sebelum utusan Injil tersebut berangkat. Dan anak-anak sama rentannya dengan orang dewasa.

Tantangan Bagi Utusan Injil yang Pulang

Banyak orang yang kembali ke negara asalnya, setelah tinggal di negara lain beberapa waktu, berpendapat bahwa mereka akan merasa "betah" lagi secara otomatis di negara mereka. Tetapi ternyata tidak selalu demikian. Bahkan, mereka sering merasa asing di negara sendiri dan menjadi tidak kerasan. Tanpa mereka sadari, timbul dalam diri mereka suatu sikap negatif terhadap budaya asalnya. Mereka mulai suka mengkritik, misalnya mengenai lalu lintas yang macet, orang-orang yang tidak mau antri, sistim komunikasi yang sering tidak lancar, dan lain sebagainya. Belum lagi masalah disiplin kerja atau kebersihan yang kurang mendapat perhatian. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Dukungan Ketika Pulang (1)

Kepulangan merupakan pengalaman yang paling berat ketika berada lama di luar negeri. Ada masalah-masalah yang tidak diharapkan saat kepulangan.

"Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu." (Kisah Para Rasul 14:28)

Ayah saya adalah seorang utusan Injil. Saya dan saudara-saudari saya lahir di ladang misi. Ini menjadi kenangan hidup kami. Dengan penuh tanggung jawab, Ayah memimpin sebuah sekolah teologi sementara ibu mendampinginya dengan setia. Kami banyak dididik dengan melihat kehidupan praktis mereka, sebagaimana halnya yang diajarkan di kelas kami. Sepanjang tahun, mereka menghadapi berbagai macam tantangan yang merongrong para pekabar Injil. Setiap hambatan telah membawa mereka pada tingkat komitmen yang lebih kuat kepada Allah dan untuk melatih kepemimpinan nasional.

Budaya dalam Kerangka Pikir Misiologi

MEMAHAMI BUDAYA

Setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang pun dapat dipisahkan dari budayanya sendiri. Tantangan berat bagi para misionaris (baik dalam maupun luar negeri) adalah mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang dilayani. Untuk itu, mereka dituntut memahami budaya kelompok masyarakat yang dituju.