ANUGERAH ALLAH BAGI KELASI YANG TIDAK BAIK:
JOHN NEWTON
Sambil bergumul melawan ombak-ombak yang kuat dan puing-puing yang
terapung-apung, John Newton berusaha berjalan sampai ke geladak
"Greyhound", kapalnya. Di sana ia membantu agar pompa-pompa bekerja
dan ikut serta membantu kelasi lainnya yang menimba air dengan
kebingungan serta menyumbat bagian-bagian yang bocor.
Pada jam sembilan pagi semua bagian yang bocor itu telah dijejali
selimut, sprei, serta kain-kain yang ditahan oleh papan-papan yang
dipaku di atasnya. Laut itu sedang mengganas dan kapal yang bocor
itu terombang-ambing dengan hebat. Kelasi-kelasi harus mengikatkan
diri ke geladak agar jangan terhempas keluar kapal.
Badan John Newton sakit karena kepayahan. Hampir tanpa berpikir lagi
ia memohon, "Tuhan, kasihanilah kami." Tiba-tiba otaknya yang dingin
karena takut tersentak menjadi sadar. Ia tidak pernah berdoa sejak
masa kanak-kanaknya. Apakah Allah -- seandainya Allah itu ada, dan
John Newton merasa ragu-ragu bahwa Ia memang ada -- berbelas kasihan
kepada seorang pengumpat Tuhan?
Walaupun para pelaut kapal-kapal dagang Inggris dikenal dengan
ketidaksalehannya, nakhoda kapal itu baru saja beberapa hari
sebelumnya meminta agar Newton menghentikan sumpah serapahnya yang
mengerikan. Kata-kata yang diucapkan Newton bukan sumpah-sumpah
biasa yang diucapkan oleh seorang pelaut sungguh-sungguh. Kutukan-
kutukannya menyatakan reaksinya yang serentak melawan paham tentang
Allah.
Setelah ucapannya yang mengherankan itu, si pengumpat di kapal itu
meninggalkan bagian pompa untuk menggantikan nakhoda pada kemudi.
Setiap kali kapal itu bergerak masuk ke dalam pusaran air, Newton
takut bahwa mereka mungkin tidak dapat melepaskan diri dari maut.
Tetapi, laut Atlantik yang mengganas itu akhirnya tenang kembali.
Setelah itu, ia pergi ke kamar dan menjatuhan diri ke tempat
tidurnya.
Pada saat ia mengambil alih tugas di kemudi lagi, Newton
memperhatikan bahwa hampir semua layar kapal itu robek dihembus
angin. Angin bertiup melalui tiang-tiang kapal yang rapuh, yang
menyebabkan kapal itu hampir tidak mungkin dapat berlayar.
Tujuh hari berlalu dan tidak ada daratan yang tampak. Persediaan
makanan menyusut sampai hanya tinggal beberapa ekor ikan yang
diasinkan saja. Lalu, ada seorang pria meninggal. Nakhoda kapal yang
cemas itu memanggil kelasi-kelasi berkumpul. Sambil memandang kepada
Newton, ia berkata, "Kamu semua tahu aku membawa pemuda ini dari
pantai Afrika untuk dibawa pulang kepada ayahnya. Aku anggap ia tahu
cara-cara berlayar karena ia pernah mengemudikan kapal budaknya
sendiri. Tetapi, sejak ia menjadi pembantuku, yang kita hadapi tak
lain hanya kesukaran, kesukaran, dan kesukaran."
"Ya, Kapten, benar!" teriak seorang awak kapal yang ada bekas luka
di wajahnya.
"Ia berkata bahwa ia seorang yang tidak mengakui ajaran agama. Aku
tahu ayahnya tidak pernah mengajarkannya seperti itu. Sumpah
serapahnya cukup membuat laut itu mengamuk. Seperti Yunus di dalam
Alkitab, saya kira ia merupakan laknat bagi kita."
John Newton mengendurkan otot-ototnya yang tegang dan mundur ke
belakang pada saat para kelasi itu membelalak kepadanya dengan cara
yang menuduh. Mereka tidak akan melemparkannya ke laut. Atau, apakah
mereka akan melemparkannya ke laut? Ia membalas membelalak kepada
nakhoda itu.
"Kita akan tunggu," kata nakhoda tua itu akhirnya. "Tetapi John
Newton, kamu lebih baik ikut dengan kami dalam doa jika kamu ingin
selamat."
Newton dengan diam-diam melangkah kembali ke tempat tugasnya. Sebuah
ayat Kitab Suci yang telah didengarnya pada waktu ia masih anak-anak
timbul dalam pikirannya. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di
sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepada-Nya." (Lukas 11:13)
"Ya Allah, jika Engkau benar," ia berdoa dengan giginya yang
terkatup, "Engkau pasti menepati janji-Mu. Sucikanlah hatiku yang
kotor ini."
Empat minggu kemudian dalam bulan April tahun 1748, Greyhound
memasuki sebuah pelabuhan di Irlandia dengan susah payah. Newton
pergi ke gereja dan di sana ia mengakui dan menerima Kristus sebagai
Juruselamatnya.
Orang yang semula tidak mau mengakui ajaran agama dan selalu
mengumpat itu menjadi seorang pengkhotbah injili yang penuh kuasa.
Kesaksiannya diungkapkan dalam puisi religi. Sajak yang terbaik yang
mengungkapkan keselamatannya ialah sebuah lagu pujian kesayangan
orang-orang Kristen yang masih dinyanyikan sekarang.
"Amazing grace how great Thou Art that save a wretch like me.
I once was lost but now I`m found. Was blind but now I see."
"Sangat besar anugerah-Nya, yang tlah kuterima
Dahulu aku tersesat, kini kuselamat."
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Bagaimana Tokoh-tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus |
Judul Artikel | : | Anugerah Allah Bagi Kelasi yang Tidak Baik: John Newton |
Penulis | : | James C. Hefley |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000 |
Halaman | : | 37 - 39 |
e-JEMMi 29/2005