You are hereTajik / Tajik di Afganistan
Tajik di Afganistan
Populasi terbesar suku Tajik yang ada di luar tanah air Afganistan adalah di wilayah Tajikistan, yang terletak di utara Afganistan. Lebih dari 25% populasi Afganistan adalah orang Tajik. Hal tersebut membuat suku Tajik menjadi suku terbesar kedua di Afganistan. Sejak abad ke-4, bukti sejarah menunjukkan bahwa Tajik adalah suku paling kuno di antara suku-suku Asia Tengah yang masih bertahan keberadaannya hingga sekarang. Subetnis Mediteranian dari ras Kaukasia, suku Tajik modern adalah keturunan dari orang-orang Persia. Orang-orang yang bertubuh tinggi langsing, berkulit kuning langsat dengan mata biru atau hijau, serta rambut yang sering kali berwarna merah dan pirang, yang kemudian menikah dengan orang-orang Turki dan Mongol, menghasilkan orang-orang dengan mata berbentuk oval dan berujung lancip serta berambut hitam lurus -- orang Tajik.
Istilah Turki kuno, Tajik, adalah sinonim dari Persia. Mereka selalu menuturkan bahasa Persia (atau bahasa Dari di Afganistan) yang diadopsi penutur bahasa Persia lain di Asia Tengah. Sering kali, mereka menyebut diri mereka dengan nama lembah kampung halaman daripada Tajik. Mereka tinggal di lingkungan pegunungan yang luas dan subur, yang disebut Panjsher Valley, bagian utara Kabul, di mana para petani dan penggembala miskin tinggal di rumah beratap datar yang terbuat dari batu bata lumpur atau batu. Saat persedian air melimpah, desa ini bisa menghasilkan buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian hasil panen yang terbaik. Ahmad Shah Masoud, salah seorang pemimpin yang terkemuka di Taliban, yang dibunuh pada 2001, berasal dari desa itu. Ada juga sekelompok kecil suku Tajik yang tinggal di provinsi Herat di bagian barat yang berbatasan dengan Iran. Lalu ada juga kelompok komunitas Tajik yang lebih besar dan lebih berpendidikan, yang tinggal di Kabul, di mana mereka telah merasakan kesuksesan ekonomi dan pengaruh politik. Di antara suku Tajik yang tinggal di kota itu juga terdapat para pedagang dan perajin yang sangat berbakat. Karena hubungan kekerabatan dalam keluarga besar suku Tajik dekat, orang Tajik yang tinggal di kota dikenal sangat menjaga hubungan baik dengan keluarga mereka di desa.
Mereka yang sebelumnya adalah suku, telah meninggalkan struktur organisasi yang ketat sejak dahulu. Namun demikian, tradisi budaya mereka masih dijaga dan diperhatikan -- tradisi yang tetap bertahan meski didera invasi selama berabad-abad, oleh orang-orang Arab kuno sampai para pejuang Taliban yang kini ada. Salah satu tradisi sosial adalah keramahtamahan yang luar biasa -- keramahtamahan antar orang Afganistan. Menerima tamu dianggap sebagai suatu kehormatan -- kesempatan untuk makan hidangan-hidangan istimewa. "Osh", makanan spesial yang dipersiapkan para pria Tajik, yang dibuat dari nasi, daging kambing, merica, dan sayuran, dan mungkin dihidangkan dengan roti tipis bundar yang dibakar dengan campuran beberapa tepung, buah, yogurt (susu masam kental), dan teh. Bahkan petani miskin sekalipun menyambut tamu dengan menghidangkan teh, roti, dan yogurt.
Dipaksa menganut agama Islam oleh Arab pada abad ke-7, 99% orang Tajik Afganistan kini beragama Islam. Tradisi agama mengharuskan adanya ritual untuk memperingati beberapa tahap penting kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Doa hafalan diucapkan setiap hari, dan di beberapa komunitas, praktik gaib, guna-guna, dan ritual animistis masih memiliki tempat dalam hidup masyarakat.
Tradisi artistik kuno dan dihormati seperti puisi, cerita rakyat, karya seni, musik, dan tarian menggambarkan dan menjaga nilai-nilai budaya Tajik. Kekreatifan mereka diwujudkan dalam benda-benda seperti karpet yang menawan, keramik, kostum yang kaya dengan sulaman, topi, serta perhiasan pria yang berwarna terang. Pada masa lalu, Tajik melukis langit-langit luas yang terbuat dari kayu di masjid dan istana, juga mendekorasi buku. Sering kali mereka menuliskan puisi berbahasa Persia di langit-langit dan buku itu. Pakaian adat orang Tajik Afganistan tidak terlalu spesial, para pria membalut topi bersulam dengan ikat kepala dan para wanita memakai syal dan kerudung.
Masyarakat Tajik didominasi oleh pria, namun wanita tidak dikenakan terlalu banyak peraturan ketat di tempat kerja dan masyarakat (kecuali di bawah pemerintahan Taliban) daripada wanita di komunitas Islam yang lain. Namun demikian, kehidupan pribadinya mirip, para wanita bergantung pada para pria. Wanita tidak berhak untuk mendapat warisan. Pernikahan orang Afganistan biasanya diatur, dan kata "cerai" hanya boleh dicetuskan oleh suami yang memutuskan hubungan pernikahan dengan mengatakan "saya menceraikanmu" sebanyak tiga kali.
Kenyamanan yang dirasakan komunitas Tajik pada masa lalu entah bagaimana telah terkikis oleh ketidakstabilan keadaan yang kini sedang terjadi. Namun demikian, identitas nasional yang kuat dan sifat mereka yang pekerja keras akan memberikan suku Tajik hidup yang lebih baik sementara Afganistan membangun ulang.
Apakah kepercayaan mereka?
Sebanyak 99% orang Tajik adalah orang Islam. Sebagian besar dari mereka adalah Islam Sunni Mazhab Hanafi, namun ada juga yang adalah Islam Shia Ismaili yang tinggal di daerah pegunungan yang terpencil. Islam meresap dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ritual kelahiran, pubertas, pernikahan, dan kematian, semua itu dilakukan dalam upaya mengamalkan agama mereka. Mereka patuh mengulang doa hafalan lima kali sehari.
Selain agama Islam, spiritisme (kepercayaan pada roh-roh halus yang menyertakan ilmu gaib dan guna-guna) juga tersebar luas di antara masyarakat Tajik.
Apakah yang mereka butuhkan?
Tajik banyak mengalami perang dan percekcokkan dalam komunitas mereka. Tanah mereka terus-menerus diinvasi selama berabad-abad oleh Arab, Yunani, Mongol, Persia, Turki, Rusia, dan Inggris.
Sangat sulit untuk menerobos agama Islam. Pertobatan menjadi Kristen akan membuat mereka "dilempar" dari keluarga mereka. Karena itu orang-orang Tajik, meski hangat dan ramah, menjadi semakin takut terhadap orang asing.
Orang Tajik berbahasa Persia "Dari", sebuah bahasa yang berasal dari Raja Darius (disebutkan dalam Kitab Daniel). Sayangnya, hanya sekitar 10% dari seluruh orang Tajik yang bisa membaca.
Pokok Doa
- Mohon kepada Tuhan agar memulihkan kedamaian politik dan kestabilan keamanan di Afganistan.
- Mohon agar Tuhan mengirimkan pelayan-pelayan Kristen yang fasih berbahasa Dari sehingga mereka bisa melayani orang-orang Tajik.
- Doakan agar para misionaris dan pelayan Kristen yang melayani di Pakistan dapat menjadi saksi yang efektif bagi orang-orang Tajik yang dibuang oleh keluarga mereka.
- Doakan agar mereka mengerti bahwa mereka perlu mencari kebenaran yang sejati yang hanya bisa mereka dapatkan dengan pengenalan pada Yesus Kristus.
- Doakan agar tersedia dana untuk membantu daerah-daerah miskin sehingga dapat membantu kebutuhan pokok mereka.
- Doakan agar segera ada gereja lokal yang kuat yang ada di antara orang-orang Tajik Afganistan. (t/Dian)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Joshua Project |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Alamat URL | : | http://www.joshuaproject/peopctry.php |
Sumber | : | e-JEMMi 9/2008 |
- Printer-friendly version
- 8044 reads