You are heree-JEMMi No.22 Vol.13/2010 / Siapa yang Salah?
Siapa yang Salah?
Jika kita membaca Yohanes 9:1-5, pastilah kita memiliki pemikiran yang sama dengan murid-murid Tuhan, "Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Mengapa hal ini dipertanyakan? Karena kebanyakan dari kita ketika sedang diperhadapkan pada persoalan atau pergumulan hidup tanpa disadari mulai menyalahkan orang lain. Namun jawaban yang diberikan Tuhan Yesus sangat luar biasa dan memberi kelegaan. Paling tidak ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa saat itu, yaitu:
1. Ayat 3, "..., Tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia". Jangan pernah mengeluh atau menyalahkan orang lain ketika kita sedang diperhadapkan pada persoalan karena di balik semuanya itu ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan. Mungkin kita tidak bisa melihat sesuatu yang baik ketika persoalan datang dalam kehidupan kita, tapi kita harus menyadari bahwa bukan karena Allah tidak peduli melainkan karena Allah ingin mengajar kita supaya setiap orang boleh melihat karya Allah yang luar biasa melalui kehidupan kita. Di mana pun Tuhan menempatkan kita saat ini, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun kehidupan sosial kita, bersyukurlah karena kita tahu rencana Tuhan dalam hidup kita adalah yang terbaik.
2. Ayat 4, "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku". Kata "kita" di sini menunjuk kepada gereja yaitu Anda dan saya. Tuhan Yesus menginginkan agar gereja tidak hanya diam atau sibuk dengan pekerjaannya sendiri melainkan gereja harus bergerak untuk mengerjakan pekerjaan Allah. Apa pekerjaan Allah itu? Mencelikkan mata yang buta, memberi makan yang lapar, menyembuhkan yang sakit, dsb.. Dengan demikian orang-orang boleh tercelik matanya melihat teladan baik yang dilakukan oleh gereja, yaitu kita. Pekerjaan Allah itu tidak pernah membuat keletihan tetapi pekerjaan Allah justru mendatangkan berkat-berkat.
3. Ayat 5, "Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia". Sejak Tuhan Yesus naik ke surga secara otomatis gereja menggantikan Tuhan sebagai terang dunia. Kita harus memberi contoh atau teladan bagi dunia sehingga setiap orang bisa melihat perbuatan-perbuatan Allah nyata melalui keteladanan kita. Yesus bukan hanya Allah teori, tapi Dia adalah Allah yang penuh dengan teladan.
Ketika kita melakukan pekerjaan Tuhan, maka Allah yang mengutus kita akan memberkati kita. Amin
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Judul buletin | : | Mission.com no. 6/II/2005 |
Judul Artikel | : | Siapa yang Salah? |
Penulis | : | Pdt. Peter Tjondro |
Halaman | : | 3 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 5928 reads