Kesaksian menarik tentang Mel Goebel berikut ini dituliskan oleh Ron
Humphrey. Dia menuliskan bagaimana Mel Goebel men-sharing-kan
sukacitanya dengan para narapidana dan mantan narapidana, setelah
dia mendapat pengampunan dari Tuhan dan pemerintah.
PELAYANAN DI PENJARA
Sesampainya di kantor pemerintah Negara bagian Nebraska, Mel Goebel
melangkahkan kakinya dengan gemetar sementara matanya memandang ke
sekeliling ruangan. Dia tahu bahwa kejahatannya yang dulu telah
diampuni oleh Tuhan Yesus; tapi apakah pemerintah Nebraska juga akan
mengampuninya? Dulu, 16 tahun yang lalu sekitiar tahun 1971, ketika
Mel baru berusia belasan tahun, dia terlibat dalam perampokan dan
dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun. Mel teringat masa
lalunya.
Mel menghabiskan dua tahun pertamanya dibalik jeruji besi dengan
menjadi penyelundup mariyuana di penjara. Kemudian ia berteman
dengan narapidana lain, namanya Fred yang menuliskan "Tersenyumlah,
Yesus adalah temanmu" di punggung jaketnya.
"Ceritakan padaku tentang Yesus," ejek Mel pada Fred. "Aku belum
pernah melihat kasih dalam diri seseorang."
"Kristus akan memberikan kasih-Nya padamu," jawab Fred. "Dia akan
memberimu kedamaian dalam pikiranmu. Dia akan memberi petunjuk dan
memenuhi hidupmu dengan sukacita dan kebahagiaan."
Mel teringat pada Yesus yang dikenalnya ketika ia masih anak-anak;
dia pergi mengikuti kebaktian dan berdoa. Namun ia pulang ke rumah
yang tidak memiliki kasih dan damai yang nyata. Rumahnya penuh
dengan perselisihan, pelecehan, dan kata-kata kotor. Jika Yesus itu
benar-benar nyata, mengapa Mel tidak merasakan kasih-Nya ketika ia
beranjak dewasa?
"Bisa mengalami kasih Allah merupakan perjalanan iman," jawab Fred.
"Kamu harus membaca Alkitab dan carilah sendiri jawaban pertanyaan
itu."
Karena penasaran, Mel meminjam Alkitab dari kapel dan membaca ayat
tentang kasih dan pengampunan. Suatu hari, di balik tirai kamar
mandi dia berlutut dan mengakui dosa-dosanya. "Hari itu aku
menemukan pengampunan dari Tuhan -- dan kedamaian yang selama ini
aku cari."
Sejak saat itu, Mel dan Jane Goebel, istrinya, menyebarkan Berita
Sukacita tentang kasih Yesus Kristus. Pada saat itu, fokus perhatian
Mel di penjara mulai diubahkan. Selama beberapa bulan, dia belajar
untuk memahami dan memandang penjara sebagai suatu tempat dimana ia
dapat belajar Alkitab, membangun persahabatan, dan menerapkan
kekristenannya.
Pada suatu saat Mel bertemu dengan Dallen Peterson, sukarelawan dari
suatu komunitas yang tertarik dengan senyum ceria Mel. Mel terlihat
lebih sehat dan wajah pucat yang tidak pucat seperti narapidana
lainnya di penjara itu. Peterson adalah seorang pekerja baru yang
melayani di sebuah penjara. Sukacita Mel, meskipun hidup di penjara,
jauh melebihi sukacita yang dimiliki Peterson, seorang anggota dewan
direksi Prison Fellowship Ministries (PFM).
Menurut Dallen hal itu sangat luar biasa. Di penjara, tempat yang
paling tidak berpengharapan, Allah memberikan harapan, sukacita, dan
tujuan hidup. Di balik jeruji besi, Mel Goebel yang telah diubahkan
mengabdikan hidupnya untuk menolong orang lain, khususnya para
narapidana dan mantan narapidana seperti dirinya.
Tiba saatnya Mel berdiri di kantor pemerintah negara bagian Nebraska
untuk memperoleh selembar kertas pengampunan dari pemerintah negara
bagian; sebagai bukti bahwa ia telah membayar kesalahannya. Ia
melihat gubernur, sekretaris wilayah, dan dewan pengampunan hukuman
ada di depannya. Seorang pengacara pemerintah berdiri dan
menguraikan kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Mel ketika ia
masih muda.
Kemudian Dallen Peterson berdiri. Dia menjelaskan tentang hati Mel
yang telah diubahkan dan menegaskan keinginan Mel untuk menjadi
anggota masyarakat yang produktif.
Akhirnya, gubernur berdiri dan mengumumkan bahwa Mel Goebel telah
diberi pengampunan seutuhnya dan seluruh haknya dipulihkan. Mel
mencatat bahwa "Pengampunan diberikan segera oleh Tuhan; tetapi
pengampunan dari masyarakat membutuhkan waktu yang lebih lama."
Sampai pada masa pembebasannya, Mel tetap memegang janjinya. Dia
menghadiri Prison Fellowship Washington Discipleship Seminar,
mendirikan kantor PFM di Colorado, dan memulai persekutuan Filemon
(bagi para mantan narapidana). Seiring dengan waktu, ia memperoleh
gelar di bidang komunikasi organisasi dari Universitas Nebraska.
Teman barunya Dallen Peterson mengundang Mel datang ke rumahnya,
yang kemudian memberinya nasehat dan memberi pekerjaan kepadanya.
Saat ini, Mel Goebel adalah seorang pengusaha sukses, namun ia tidak
pernah melupakan kasih dan perhatiannya bagi para narapidana dan
mantan narapidana. Ketika ia mengingat kembali hari pengampunannya
pada tahun 1986, dia berpikir, "Suatu hari nanti kita akan menghadap
Allah. Seluruh dosa kita akan disebutkan di hadapan-Nya sama seperti
yang aku alami di tahun 1986. Aku tahu bahwa Allah telah mengampuni
dosa-dosaku. Tetapi jika di hadapan pengadilan dunia saja aku sudah
gemetaran, apa yang akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak
percaya pada pengampunan Yesus Kristus di hadapan tahta Allah? Aku
tahu Yesus mau mengampuni. Oleh karena itu, aku harus mengatakannya
kepada orang lain. Pada diri sendiri kukatakan bahwa melayani di
penjara merupakan panggilan bagiku."
Mel memenuhi panggilan itu. Dia menghabiskan waktunya selama 16
tahun menjadi staf Prison Fellowship dan mulai menanjak sampai
menjadi direktur regional. Tahun 1994 dia mendirikan Network for
Life (NFL), suatu pelayanan bagi para mantan narapidana.
"NFL memperkenalkan gereja-gereja dan masyarakat dalam suatu
komunitas yang bersedia menolong masa transisi bagi pria dan wanita
yang baru keluar dari penjara," kata Mel. "Kami memperkenalkan
mereka melalui program-program Prison Fellowship, karena mereka
sudah mengenal cara itu. Kami memulai dengan belajar Alkitab, dan
saat ini banyak di antara mereka yang menolong para mantan
narapidana selama masa transisi mereka dari penjara."
Mel Goebel mempunyai visi yang jelas mengenai pelayanan termasuk
mendirikan "Window King" -- usaha membersihkan jendela yang
mempekerjakan para mantan narapidana. Sebagian dari keuntungannya
digunakan untuk mendukung pelayanan di penjara. Mel merasakan suatu
panggilan 4 tahun yang lalu untuk memisahkan diri dari Prison
Fellowship dan memulai biro jasa membersihkan jendela secara
profesional yang disebut "Window King" dan berpusat di Colorado. Mel
membuka pusat pelayanannya di dekat Denver dan dia mempunyai 17
cabang di seluruh negara. Dia mempekerjakan para mantan narapidana
dan mantan anggota geng yang telah memutuskan untuk mengikut Yesus
Kristus di tokonya. Sementara itu ada beberapa cabangnya yang kini
telah dimiliki dan dikelola oleh para mantan narapidana.
"Hanya ada satu alasan mengapa 'Window King' ada," tegas Mel.
"Yaitu untuk mengabarkan Injil. Aku percaya bahwa semua yang aku
miliki adalah milik Tuhan dan aku mempunyai tanggung jawab untuk
memberitakan Injil kepada sebanyak mungkin orang sesuai dengan
kemampuanku. Aku mendukung pelayanan-pelayanan seperti Prison
Fellowship dan Prison Impact Ministries, yang bertujuan untuk
menyebarkan Injil Tuhan. Dan kami memberikan perhatian khusus pada
para mantan narapidana dengan memuridkan mereka, bekerja bersama
dengan mereka, dan melatih mereka untuk menjadi anggota yang
produktif, tidak hanya dalam Tubuh Kristus saja tetapi juga dalam
kehidupan bermasyarakat mereka."
Mel harus membagi waktunya antara bisnisnya dan isterinya, Jane,
yang telah dinikahinya selama 22 tahun -- yang sekarang harus
menggunakan kursi roda karena penyakit multiple sclerosis. Namun
demikian, dia masih mempunyai waktu untuk mengadakan 12 kebaktian
penginjilan selama satu tahun di penjara-penjara yang ada di Amerika
Serikat.
Sumber diterjemahkan dari:
Judul Artikel | : | Prison Fellowship |
Penulis | : | Ron Humprey |
URL | : | Prison Fellowship Ministries
==> http://www.pfm.org/ |
e-JEMMi 13/2003