MELAYANI TUHAN DARI ATAS KAPAL
Saya merasa mendapat kehormatan dari Tuhan karena dapat melayani di
tiga kapal Operation Mobilization (OM) -- LOGOS, DOULOS dan LOGOS
II. Saya melayani di LOGOS sejak 1986 sampai karamnya di Argentina
Selatan pada tahun 1988. Sebelum menikah, saya melayani di DOULOS
dan LOGOS II dan pada tahun 2001-2004 bersama keluarga, saya
melayani di LOGOS II.
Saya bukan pelaut dan sering mengalami mabuk laut ketika berlayar.
Hanya karena panggilan-Nyalah saya dapat bertahan dalam pelayanan
ini dengan penuh sukacita. Saya adalah lulusan sekolah Theologia
yang (biasanya) dipersiapkan melayani orang-orang Kristen. Akan
tetapi, lambat laun saya mulai belajar untuk melayani orang-orang
non-Kristen dan menjadi "Ergatai" atau pekerja yang bersedia
mengotorkan tangan untuk Tuhan. Lewat proses penyangkalan diri dan
menyadari bahwa melayani itu tidak hanya dari mimbar saja, saya
memulai pelayanan dengan bekerja di gudang buku disamping pelayanan-
pelayanan PI dan khotbah. Walaupun tidak mudah, di sana saya pun
belajar untuk hidup bersama dengan 200 orang lain dari 50-an bangsa
yang berbeda.
Tapi anugerah Tuhan sangat luar biasa. Atas perkenaan-Nya, bukan
hanya pengalaman pelayanan di sekitar 100 negara yang Ia berikan,
tapi juga beraneka lingkup pendengar mulai dari presiden, hamba-
hamba Tuhan, gereja-gereja, penjara, anak jalanan sampai
suku-suku pedalaman.
Saat bersama dengan keluarga melayani di Logos II (sebagai Direktur
Pelatihan) anak-anak saya pun diberkati dengan sekolah yang sangat
baik di kapal, bersama 17 anak-anak lainnya. Mereka mendapat
pendidikan dengan British System Education. Selama itu, kami juga
mengunjungi negara-negara yang dulu pernah saya layani seperti
Polandia, Rusia, negara-negara Eropa, Amerika Latin dan Karibia,
sehingga disamping mengikuti pelayanan, anak-anak juga mengerti apa
itu arti Pelayanan Lintas Budaya.
Bagi istri saya, bahkan sebelum menikah, ia juga pernah melayani di
kapal. Tapi dengan tidak adanya "privasi" dan tidak ada dapur
sendiri serta selalu hidup berpindah-pindah, menjadikan harga yang
harus ia bayar sebagai seorang ibu adalah yang paling berat. Tuhan
memang tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu yang tidak
sanggup kita lakukan dan juga tidak pernah dimintanya sesuatu yang
belum pernah diberikannya kepada kita. Sekalipun demikian, melalui
pengalaman itu kami belajar bahwa ada harga yang harus dibayar jika
kita ingin dunia mengenal Kristus.
Pelayanan kapal (mission vessel) terbatas pada tempat-tempat yang
"terbuka" dan "aman" di negara-negara yang mau menerima kami.
Demikian juga dengan OM, secara sederhana Visi OM ships adalah:
"Bringing Hope to the Peoples of the World (Membawa Pengharapan bagi
Orang-orang di Seluruh Dunia)".
Di setiap negara kami melakukan pelayanan yang disingkat METAL:
(M) Mobilisasi gereja-gereja/umat Tuhan untuk penyampaian Kabar Baik
sedunia dengan konferensi/seminar di atas kapal, baik untuk pendeta-
pendeta, kaum profesional, ibu-ibu, dan lain-lain. Setiap Minggu ada
20-40 tim yang melayani gereja-gereja lokal melalui kesaksian dan
Firman Tuhan.
(E) Evangelism, menyampaikan Kabar Baik kepada semua lapisan
masyarakat. Hari pertama kami tiba di suatu negara biasanya diawali
dengan "Official Opening (Pembukaan Resmi)" yang dihadiri oleh
pemimpin-pemimpin tinggi negara seperti presiden, menteri-menteri,
para duta besar, dan lainnya. Dan dengan adanya liputan media massa,
telah memberi kami kesempatan menyampaikan Kabar Baik secara lebih
luas kepada kalangan yang sulit mendapat kesempatan mendengar Injil.
Di kapal kami sendiri ada Youth Rally, yaitu tim-tim yang turun ke
jalan-jalan, penjara, rumah sakit, rumah yatim piatu, dan sebagainya
juga yang pergi ke pedalaman untuk menyampaikan Kabar Baik ini.
Setiap akhir kunjungan di suatu negara kami mengadakan International
Night yang biasanya diadakan di teater, stadion atau tempat yang
bisa memuat banyak orang secara umum dan di sinilah Injil
diberitakan.
(T) Training (Pelatihan). Selain para awak kapal, di setiap negara,
kami juga memiliki sekitar 50 sukarelawan yang membantu pelayanan
kami. Para awak kapal itu adalah hamba-hamba Tuhan yang telah
menyerahkan diri mereka untuk melayani dan belajar. Kami pun
mengadakan berbagai macam pelatihan, selain dalam bidang rohani,
teologia dan juga hal-hal praktis dalam pelayanan seperti
sketchboard, khotbah, drama, dan sebagainya, tak lupa juga diajarkan
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan, misalnya mereka yang
bekerja di dek harus belajar tentang navigasi dan sebagainya. Ada
juga kelas training yang diadakan 2-4 jam setiap hari dan study
program untuk setiap awak kapal. Kenyataannya, hidup bersama dengan
berbagai bangsa dan mengunjungi negara-negara yang kami layani itu
sendiri sebenarnya sudah merupakan training lintas budaya.
(A) Aid (Bantuan pelayanan sosial). Kerajaan Allah bukan hanya
sekedar kata-kata. Olehnya kami juga melakukan pelayanan sosial baik
di bidang medis maupun mengerjakan proyek-proyek seperti memperbaiki
rumah-rumah jompo, yatim piatu, dan memberikan bantuan di mana kami
bisa.
(L) Literatur. Di setiap kapal kami membawa sekitar 300 ton buku-
buku pendidikan dan rohani. Lebih dari 4000 judul kami bawa di
Pameran Buku yang rata-rata didatangi 5.000 orang setiap harinya.
Lewat acara itu, setiap orang berkesempatan membeli litetarur
bermutu dengan harga murah dan paling tidak bisa membawa selembar
traktat di tangannya. Kami juga sering menyumbangkan buku-buku itu
ke perpustakaan nasional.
Semua kru yang terlibat di pelayanan kami adalah "sukarelawan", para
utusan gereja yang didukung dalam doa dan dana oleh gerejanya
masing-masing. Di kapal LOGOS II (juga di DOULOS) saja mereka
berasal dari sekitar 50 bangsa. Memang, untuk menjalankan kapal kami
memerlukan tenaga profesional seperti kapten, dokter, teknisi, dan
nahkoda. Tapi selain itu kami juga memerlukan penginjil, guru, dan
tenaga-tenaga lain yang mau melakukan apa saja untuk Tuhan seperti
pekerja dek, dapur, dan sebagainya. Jadi tidak semua dari kami
adalah pelaut. Tuhan memilih dan memakai orang-orang sederhana dan
biasa serta yang takut akan Dia.
Pokok Doa
Kapal DOULOS adalah kapal penumpang tertua yang masih aktif dan
dibuat pada tahun 1914. Ada 300 lebih hamba-hamba Tuhan yang
melayani di sana. Saat ini, izin operasi kapal LOGOS II telah
kembali diperpanjang karena penggantinya "LOGOS HOPE" masih belum
siap. Doakan 200 lebih hamba-hamba Tuhan di LOGOS II. Doakan agar
Tuhan mengirim pekerja-pekerja yang tepat untuk pelayanan kapal ini.
Kiranya mereka dijauhkan dari motivasi sekedar untuk "jalan-jalan
dan mau melihat dunia" sehingga pelayanan ini tetap diberkati-Nya.
Sampai sekarang ada sekitar 30 juta orang pernah mengunjungi kapal-
kapal misi ini. Doakan untuk perlindungan dari Tuhan karena hidup
di atas air itu adalah hidup yang "rawan".
OM membuka kesempatan bagi anak-anak muda Indonesia untuk melayani.
Bagi Anda anak muda yang mau mendedikasikan hidupnya pada Tuhan
melalui pelayanan OM Ships, silakan menghubungi: <info@id.om.org>
Sumber kesaksian:
Penulis: Pdt. Bagus (Ketua OM Indonesia)
e-JEMMi 42/2005
|