You are hereArtikel / Menumbuhkan Hati untuk Misi
Menumbuhkan Hati untuk Misi
Misi. Kata ini bisa menjadi kata yang menakutkan atau membingungkan. Sementara mata Anda melirik kata itu, berbagai gambaran mungkin muncul dalam benak Anda. Pasangan tidak jelas yang tinggal di hutan. Orang-orang berkemeja putih dan berdasi hitam mengendarai sepeda. Membangun rumah di Meksiko. Ketika saya dan istri yang sedang hamil 7 bulan berencana untuk pindah secara permanen ke Thailand sebagai misionaris, orang-orang cenderung memandang kami dengan keheranan, lantas mendoakan agar 'perjalanan' kami menyenangkan. Terlepas dari apa pun pemikiran Anda tentang Misi, pada inti konsepnya, Anda mungkin melihat misi sebagai sesuatu yang dimaksudkan untuk orang lain, atau untuk "orang-orang itu". Apakah misi adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian semua orang atau hanya beberapa orang terpilih? Pada akhirnya, pertanyaan yang perlu kita tanyakan kepada diri sendiri adalah bagaimana dengan saya, mengapa saya harus peduli?
Pergeseran dalam pemahaman kita tentang Allah dan dunia kita pasti terjadi. Dalam Matius 28, Yesus meninggalkan murid-murid-Nya dengan mengamanatkan perintah - "Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Misi yang benar dapat dijabarkan hanya dengan pernyataan itu, pergi dan menjadikan murid bagi Yesus. Jadi, bagaimana kita menumbuhkan dan menyalakan semangat untuk menjangkau yang terhilang di seluruh dunia? Saya percaya bahwa jika kita ingin menumbuhkan hati yang lebih dalam untuk misi, sebagai orang Kristen, ada tiga hal yang harus kita dapatkan kembali.
1. Pemahaman Sejati tentang Injil
Di sini, di dunia barat, kita hidup dalam budaya pascamodernisme – tempat orang memandang semua sistem kepercayaan sama benarnya. Seperti diungkapkan lirik terkenal U2, "Semua warna melebur menjadi satu." Di sinilah letak masalah penjangkauan misional jika kita percaya bahwa: a) semua sistem kepercayaan pada akhirnya akan menciptakan hasil yang sama, atau b) Injil Kristus hanyalah tambahan atau perbaikan dasar dalam hidup kita, maka kita tidak akan pernah terbeban tentang misi. Akan tetapi, jika kita memahami Injil, kita akan memperlakukan orang lain secara berbeda. Penting bagi kita untuk memahami bahwa semua orang mengidap penyakit, yaitu dosa. Penyakit ini tidak hanya mendistorsi dan merusak kehidupan manusia saat ini, tetapi pada akhirnya akan menyebabkan kematian, (dan bahkan neraka, kata yang amat dihindari), kecuali jika seseorang menemukan obat penawarnya.
Satu-satunya penangkal itu tidak memerlukan biaya apa pun, ia bersifat gratis, tetapi ia ditemukan di kayu salib, Yesus Kristus, dan pengorbanan-Nya untuk dosa-dosa kita. Orang tidak akan pernah mengalami kasih karunia, damai sejahtera, dan keselamatan selain dengan menerima fakta bahwa Kristus telah mati menggantikan kita; dan dengan menempatkan-Nya sebagai Tuhan atas kehidupan kita. Dengan benar-benar memahami Injil, hidup kita seharusnya didorong untuk mengasihi orang lain, untuk mengasihi orang-orang dari berbagai suku dan bahasa, sebab Allah sendiri mengasihi semua orang. Misi adalah mengumumkan kabar baik kebebasan dalam Kristus kepada semua orang. Semoga hati kita hancur bagi orang-orang yang belum terjangkau di seluruh dunia. Jika kita mengasihi Allah, mengasihi manusia, dan ingin menyatukan keduanya, kita akan menyukai misi.
2. Kesadaran akan Kebutuhan
Bagi sebagian dari kita, masalahnya bukanlah karena kita tidak mengerti Injil, atau karena kita tidak peduli terhadap orang lain, melainkan hanya karena kita tidak menyadari kebutuhan universalnya. Konsep ini ditegaskan kembali dalam Kisah Para Rasul 1:8, "Tetapi kamu akan mendapat kuasa jika Roh Kudus turun ke atas kamu; Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Kita telah melakukan pekerjaan yang cukup memuaskan dalam memberitakan Injil di Yerusalem (kampung halaman kita), Yudea dan Samaria (daerah sekitarnya), tetapi ujung bumi masih butuh sedikit usaha. Sebagai contoh, berikut terdapat statistik:
- 95% dari semua pekerja Kristen bekerja di daerah Kristen atau secara nominal Kristen
- Hanya 1 dari 20.000 orang Kristen yang memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum pernah mendengarnya sebelum Kisah Para Rasul 4:12
- 1/3 dari dunia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mendengar Injil
- kurang dari 0.9% pendapatan orang Kristen diberikan untuk misi
- Dari 6.900 bahasa, baru 5% yang memiliki Alkitab lengkap, bahasa Inggris memiliki lebih dari 100 terjemahan
Seperti yang bisa kita lihat, upaya penjangkauan terkadang agak berat sebelah. Statistik seperti ini seharusnya menghancurkan hati kita, dan mendorong kita untuk bertindak. Salah satu kunci untuk menumbuhkan hati bagi misi adalah pengetahuan. Jika kita tidak menyadari untuk apa Kristus memanggil kita, jika kita tidak mengetahui kebutuhan yang besar itu, bagaimana kita dapat terbeban untuk misi?
3. Kesadaran Bahwa Semua Orang Dapat Dilibatkan
Mungkin Anda menyadari kebutuhan akan misi, tetapi mengambil bagian di dalamnya adalah hal besar, menakutkan, dan tuntutannya terlalu banyak. Atau, mungkin Anda merasa bahwa tidak ada tempat untuk melibatkan diri. Kuncinya adalah Allah telah menciptakan kita semua dengan kemampuan, keterampilan, dan kemungkinan yang berbeda-beda. Salah satu asumsi keliru tentang misi adalah bahwa misi hanya untuk "orang-orang tertentu", atau bahwa semua yang terlibat dalam misi perlu melakukan hal yang sama. Dalam 1 Korintus 12:12-27, Paulus mengemukakan fakta bahwa sebagai gereja, kita adalah satu tubuh dengan banyak peran berbeda. Dan, semua peran itu sama krusial dan sama pentingnya bagi misi gereja. Demikian halnya dengan Misi. Bagaimana dengan Anda? Bidang apakah yang paling cocok bagi Anda? Keterampilan apa yang Allah berikan kepada Anda? Mungkin bagi Anda, Anda dipanggil untuk pergi - entah untuk seumur hidup atau untuk kesempatan jangka pendek. Mungkin Anda adalah pendoa syafaat yang hebat, dan Anda bisa menjadi orang yang membuka pintu dan menghalau kegelapan melalui doa. Mungkin Allah memberkati Anda secara finansial dan Anda bisa menjadi orang yang menciptakan sumber daya bagi orang lain untuk pergi. Atau, mungkin Anda bahkan memiliki cara yang lebih kreatif untuk menjangkau.
Akan tetapi, satu hal yang pasti, hati Allah ialah agar seluruh umat-Nya menjadi satu, dan agar kita melakukannya bersama. Saya tahu saat istri dan saya berkunjung dan berbincang dengan berbagai orang dari organisasi dan denominasi pengirim kami (C&MA), kami merasakan bahwa kami tidak pergi ke Thailand sendirian, tetapi semua di dalamnya beriringan, sebagai satu kesatuan yang mengenyahkan kegelapan di seluruh dunia bersama-sama.
Allah mengasihi semua orang dan rindu untuk kembali bersatu dengan mereka. Untuk alasan tertentu, Dia bermitra dengan bejana-bejana rusak seperti kita untuk membawa kabar baik ke seluruh dunia. Kiranya kita menyadari hak istimewa dan tanggung jawab besar yang kita miliki. Orang yang terhilang di seluruh dunia penting bagi Allah. Apakah mereka penting bagi Anda? (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Kingdom Come Discipleship |
Alamat situs | : | http://kingdomcomediscipleship.com/cultivating-a-heart-for-missions/ |
Judul asli artikel | : | Cultivating a Heart for Missions |
Penulis artikel | : | Keith Neigenfind |
Tanggal akses | : | 17 November 2016 |
- Login to post comments
- 2425 reads