You are hereRenungan Misi / Renungan Misi
Renungan Misi
Menjadi Murid Harus Berani Bayar Harga (Lukas 14:25-35)
Lukas 14:25-35 menjelaskan banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus. Berarti, Yesus telah menjadi populer di masyarakat atau menjadi tokoh idola banyak orang. Yesus, sebagai pemimpin yang bijaksana, menyampaikan hal-hal yang sangat prinsip bagi iman Kristen kepada para pendengar-Nya.
Jembatan Menuju Hidup Baru
Manusia zaman ini mengalami banyak persoalan di dalam kehidupan mereka. Akan tetapi, ada kabar baik dari Allah.
1. Anda dapat mengenal kasih Allah dan menemukan tujuan atas hidup Anda.
Kasih Allah
Generasi Yosua(ROMA 8:37)
Generasi Yosua adalah generasi lebih dari pemenang. Menjadi lebih dari pemenang merupakan kerinduan setiap orang percaya. Sering kali, kegagalan dan kelemahan kita membuat kerinduan itu menjadi sekadar kerinduan saja, memandang hal itu hanya sebagai impian dan fantasi yang tidak mungkin terwujud. Apa yang Allah janjikan tidak pernah gagal. Dia menjanjikan kemerdekaan melalui kebenaran-Nya (Yohanes 8:32), kekuatan dalam Kristus Yesus (Filipi 4:13), serta kemenangan di dalam iman (1 Yohanes 5:4). Seperti Allah menjanjikan Tanah Kanaan kepada Bangsa Israel dan menggenapi janji-Nya, demikian pula Allah akan menggenapi janji-janji-Nya dalam kehidupan kita, yaitu jika kita beriman, setia, dan mengasihi Dia (Roma 8:28).
Yang Bodoh dari Allah (1 Korintus 1:25)
Seseorang berdiri di atas sebuah kayu dan berusaha menjaga keseimbangannya melewati beberapa meja rapuh yang ada di bawahnya, sambil bermain biola. Seorang di antara penonton menyenggol temannya, "Aku heran, mengapa ia bermain biola di depan umum. Padahal ia tidak mahir dalam memainkannya." Ini merupakan contoh bagaimana orang-orang memberi penilaian terhadap pikiran-pikiran para tahanan Kristen yang disiksa fisik dan mental, di penjara bawah tanah komunis. Yang menarik perhatian adalah apakah surga masuk akal untuk diharapkan, seperti: perbaikan kehidupan dalam waktu cepat, makanan untuk mengatasi kelaparan, penghentian penyiksaan yang mengerikan. Kita tidak memperoleh apa yang kita harapkan karena surga tidak bekerja dengan cara manusia -- masuk akal. Alkitab tidak berbicara mengenai hal-hal masuk akal tentang Allah, tetapi lebih mengenai kebodohan-Nya (1 Korintus 1:21; Lukas 15:7).
Kebajikan Bukan Milik Kita (Yohanes 3:16)
Dulu, saya adalah seorang tahanan dengan masa hukuman yang lama di suatu negara Komunis. Saya memunyai teman sesama tahanan, sejumlah besar mantan hakim dan jaksa penuntut, yang dihukum karena mereka pernah, suatu kali, mengadili orang-orang Komunis. Para hakim dan jaksa penuntut yang dulu menjatuhkan hukuman, sekarang mereka sendiri merasakan kerasnya kehidupan penjara. Mereka semua mengatakan bahwa seandainya mereka menjadi hakim lagi, mereka tidak akan pernah menjatuhkan hukuman berat yang mereka pernah jatuhkan sebelumnya. Mereka tidak pernah menyadari sebelumnya bahwa tertulis lima tahun hukuman penjara di atas kertas, tidaklah sama dengan lima tahun di balik terali besi. Tidak ada seorang pun yang mau menghabiskan lima tahun di dalam penjara. Tuhan membuat setiap hari dalam penjara berbeda dan setiap menit dari setiap hari memunyai penderitaannya sendiri. Pengalaman dalam menderita, mengubah pandangan seseorang atas pertanyaan akan penghukuman.
Rela Menderita
Setiap pekerja Kristus harus RELA menderita. 1 Petrus 4:lberkata, "Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa." Sikap dan pandangan yang benar mengenai penderitaan harus menjadi suatu bagian penting dalam perlengkapan setiap pekerja Kristus.
Menerima Kenyataan Perubahan
Setiap orang mengharapkan terjadinya perubahan yang lebih baik atau yang menyenangkan dalam kehidupannya. Kita mengharapkan agar tiap tahun pendapatan kita bertambah, memiliki kendaraan pribadi yang lebih baik, berharap punya anak setelah menikah, dan sebagainya. Perubahan jasmani menuju arah yang lebih baik memang bagus dan menyenangkan. Namun, bagaimana jika perubahan jasmani tersebut menuju arah yang lebih jelek atau buruk?
Nikmatnya Kemapanan
Pada dasarnya, dunia ini terus-menerus mengalami perubahan dan secara insting manusia bereaksi terhadap perubahan tersebut. Perubahan adalah keharusan, dan bereaksi terhadap perubahan adalah sifat dasar manusia. Dari detik ke detik, perubahan terus berlangsung, setidaknya perubahan dalam ukuran waktu. Hari ini tidak akan sama dengan hari esok dan hari kemarin tidak akan sama dengan hari ini, demikian seterusnya.
Kuasa di Atas Kejahatan
"Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan." (Lukas 9:1)
Pada saat Yesus akan pergi berkhotbah, Dia mulai membangun jemaat-Nya. Setelah berdoa semalam, Dia memilih 12 murid. Salah seorang dari ke-12 murid itu adalah Yudas. Walaupun demikian, Yesus berkata, "Aku mengenal orang-orang yang telah Aku pilih."