You are hereArtikel Misi / Artikel Misi
Artikel Misi
Diutus Dengan Paksa? Di-Ekballo?
Kisah Para Rasul pasal 8 mencatat tragedi yang terjadi pada umat percaya. Pada waktu itu, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah Para Rasul 8:1b). Pertanyaannya, dengan urapan Tuhan dan kuasa-Nya, apakah Allah tidak sanggup menjaga mereka dari penganiayaan? Sedemikian kejamkah Allah hingga Ia membiarkan umat-Nya dalam penganiayaan? Bukankah Dia mempunyai rencana yang indah untuk setiap orang percaya agar mereka hidup berkelimpahan?
Pengutusan (2)
INJIL AKAN MEMISAHKAN
Sesungguhnya, peringatan Yesus tentang Injil yang bersifat menentukan itu sangatlah penting. Tidak ada kompromi dengan dosa; jika seseorang masih senang dengan perbuatannya yang keji, ia pasti terganggu oleh pemberitaan tersebut. Mereka bukanlah utusan-utusan yang membiarkan kepuasan diri yang demikian. Bahkan Yesus berkata, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat. 10:34-38). Apabila pada mulanya para murid menyangka bahwa tugas mereka mudah, sekarang pikiran semacam itu pasti lenyap. Mereka akan memberitakan suatu Injil revolusioner yang apabila ditaati, akan mengakibatkan suatu perubahan yang revolusioner pula dalam masyarakat.
Pengutusan (1)
YESUS MEMBERI TUGAS
Yesus senantiasa melatih murid-murid-Nya agar pada suatu ketika mereka dapat mengambil alih pekerjaan-Nya, untuk memberitakan Injil keselamatan kepada dunia. Rencana ini makin hari makin nampak jelas sementara mereka mengikut Dia.
SIL International -- Apakah SIL International Itu?
Didirikan lebih dari 70 tahun yang lalu, SIL International merupakan sebuah organisasi berlandaskan iman yang mempelajari, mendokumentasikan, dan membantu pengembangan bahasa-bahasa dunia yang masih belum banyak diketahui. Para staf SIL membagikan sebuah komitmen kristiani untuk pelayanan, prestasi akademis, dan hubungan profesional lewat dunia literatur, linguistik, penerjemahan, dan disiplin ilmu lainnya. SIL menyediakan pelayanannya untuk semua orang tanpa memandang kepercayaan, ideologi politik, jenis kelamin, ras atau suku.
Membuka Mata Hati Masyarakat Pedalaman
Tahun 1980, N (nama samaran) adalah seorang gadis muda yang baru lulus dari sekolah Alkitab. Saat ia sedang memikirkan ke arah mana Tuhan hendak memanggilnya secara khusus, ia mendengar kabar tentang banyaknya orang di Indonesia yang tidak bisa mempelajari Firman Tuhan karena mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Untuk memastikan fakta ini, bersama seorang rekan perempuannya, N pergi ke daerah W di salah satu pedalaman di Indonesia untuk melihat situasi.
Suku-Suku Terabaikan, Siapa yang Akan Peduli?
Salah satu tugas gereja dan setiap orang percaya adalah pekerjaan misi. Namun apa pekerjaan itu? Misi adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk mengabarkan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai pengorbanan untuk dosa manusia serta jaminan hidup yang kekal dalam nama-Nya. Yesus adalah satu-satunya pengharapan yang dapat mengangkat orang-orang dari kematian untuk hidup yang sebenarnya. Jadi pekerjaan misi adalah Pengabaran Injil. Memang ada banyak perbuatan baik yang dilaksanakan oleh gereja-gereja dan individu-individu. Namun hanya kegiatan yang bertujuan untuk mengabarkan Injil dan menjadikan manusia sebagai murid-murid Yesuslah yang dapat sebenarnya dikatakan sebagai usaha "misi".
Gereja dan Misi
Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya dengan mengatakan "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Dia menegaskan agar para murid dan pengikut-Nya melanjutkan pekerjaan yang telah Ia mulai. Sebagaimana Kristus telah diutus ke dunia oleh Bapa untuk "mencari dan menyelamatkan" mereka yang terhilang, secara tak langsung Ia juga mengutus gereja yang telah Ia dirikan untuk melakukan hal yang sama. Tuhan telah membuat gereja untuk menjadi saksi lewat perkataan dan perbuatan mereka kepada dunia.
Menjadi Mobilisator Misi (II)
MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN YANG LEBIH LUAS TENTANG DUNIA MISI
Pengembangan pengetahuan tentang misi masih erat hubungannya dengan menumbuhkan rasa memiliki dalam pekerjaan misi. Kita dapat mengembangkan pengetahuan ini dengan membaca buku, menonton video, membaca bahan-bahan dari internet dan mendengarkan kaset. Setelah semua pengetahuan itu terserap, kita bisa mulai menggunakannya dalam menolong orang lain untuk mendapatkannya. Saya percaya jika kita perlu untuk meningkatkan jumlah informasi tentang dunia misi sepuluh kali lipat dari yang sekarang ada serta memungkinkan penggunaan semua jenis metode komunikasi jika kita ingin mencapai target yang telah ditentukan. Kita perlu memungkinkan semua orang, baik yang ada di seberang jalan atau di seluruh dunia, untuk mengalami pengalaman dengan dunia misi. Kita perlu untuk melihat bahwa bertindak secara lokal dapat memunculkan dampak yang global.
Menjadi Mobilisator Misi (I)
Seorang mobilisator misi adalah seorang Kristen yang tidak hanya ingin sekedar terlibat dalam dunia misi, namun ia juga ingin untuk dapat membuat orang lain ikut terlibat seperti dirinya. Hal ini sejalan dengan Amanat Agung dan firman Tuhan dalam 2 Timotius 2:2 yang berbunyi: "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Timotius 2:2)
Lagu Malam Kudus
Kita tentu akan merasa ada sesuatu yang kurang kalau ada perayaan Natal tanpa menyanyikan "Malam Kudus," bukan?
Terjemahan-terjemahan lagu Natal kesayangan itu sedikit berbeda satu dari yang lainnya, namun secara umum semuanya hampir serupa. Hal itu berlaku juga dalam bahasa-bahasa asing. Lagu itu begitu sederhana, sehingga tidak perlu ada banyak selisih pendapat atau perbedaan kata dalam menerjemahkannya.