You are heretokoh misi / tokoh misi

tokoh misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Ingwer Ludwig Nommensen

Ingwer Ludwig Nommensen

Nommensen adalah seorang tokoh pekabar Injil berkebangsaan Jerman yang terkenal di Indonesia. Hasil dari pekerjaannya adalah berdirinya sebuah gereja terbesar di wilayah suku bangsa Batak Toba. Gereja itu bernama Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Tidak berlebihan jikalau ia diberi gelar Rasul Batak. Ia sudah memberikan seluruh hidupnya bagi pekerjaan pekabaran Injil di tanah Batak.

Nommensen dilahirkan pada tanggal 6 Februari 1834 di sebuah pulau kecil, Noordstrand, di Jerman Utara. Nommensen sejak kecil sudah hidup di dalam kemiskinan dan penderitaan. Sejak kecil ia sudah mencari nafkah untuk membantu orang tuanya. Ayahnya adalah seorang yang miskin melarat dan selalu sakit-sakitan.

Hudson Taylor

Hudson Taylor dilahirkan di Yorkshire, Inggris, pada tahun 1832. Sejak masih kecil, ayahnya -- seorang ahli farmasi, telah menanamkan nilai- nilai Kristiani kepadanya. Setiap hari ayahnya selalu membacakan dan menjelaskan ayat-ayat dalam Alkitab. Bahkan ia menginginkan agar anaknya kelak menjadi seorang misionaris. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia karena ternyata sebelum berumur lima tahun Taylor sudah mempunyai keinginan untuk menjadi seorang misionaris dan tempat yang menjadi tujuan dari misinya adalah Cina.

Florence Young -- Bunga di Pulau Queensland

Sekitar abad 18, kepulauan Pasifik dikenal sebagai surganya bumi pada saat itu. Banyak penjelajah dan pedagang yang singgah di kepulauan tersebut selalu terpana dengan keindahan dari kepulauan ini. Termasuk juga para penulis antara lain: William Melville, Robert Louis Stevenson, dan James Michener mengungkapkan dengan piawai melalui novel-novel tulisan mereka.

Elizabeth "Betty" Greene

Meskipun Betty Greene tidak menganggap dirinya sebagai pendiri MAF (Mission Aviation Fellowship), tetapi pada kenyataannya dialah yang bekerja paling banyak pada tahun-tahun pertama pengajuan konsep organisasi misi penerbangan (mission aviation) sebagai sebuah pelayanan misi khusus. Lebih jauh lagi, dia adalah staf pekerja full-time pertama dan pilot pertama yang terbang pada saat organisasi itu baru terbentuk. Meskipun dia seorang wanita, pengalaman dan keahliannya sebagai pilot tidak diragukan lagi. Betty bekerja di Air Force selama bulan-bulan pertama Perang Dunia II, menerbangkan misil-misil radar dan terakhir dia ditugaskan untuk mengembangkan beberapa proyek termasuk menerbangkan pesawat-pesawat pengebom B-17. Namun, pelayanan di dunia militer bukanlah pilihan karier Betty. Oleh karena itu sebelum PD II berakhir dia telah meninggalkan dunia militer dan memulai pelayanan seumur hidupnya sebagai seorang pilot misionaris.

Don Richardson dan Suku Sawi Di Irian Jaya

Salah satu dari ahli teori misi praktis yang telah menarik banyak minat di dunia Barat adalah Don Richardson. Bukunya "Peace Child" (Anak Perdamaian) dan "Lords of the Earth" (Para Penguasa Bumi) yang ditujukan bagi orang-orang Kristen awam ini menyajikan tentang kerumitan dalam mengomunikasikan Injil secara lintas budaya kepada orang-orang non-Kristen, khususnya suku- suku yang jauh dari peradaban barat. Mungkin lebih dari misionaris lainnya di Amerika, dia bisa menarik baik orang awam maupun para ahli misiologi.

Don Richardson

Prinsipnya tentang "Redemptive Analogy" (Analogi Penebusan) -- penerapan tentang prinsip keselamatan ke dalam budaya lokal -- telah menyebabkan antusiasme dan debat dalam siklus misiologi semenjak dia menjelaskan prinsip tersebut di sebuah seminar di Dallas Theological Seminary tahun 1973. Sejak saat itu pengaruhnya telah berkembang melalui buku-buku dan artikel-artikel yang ditulisnya, konferensi yang diadakannya, pembuatan film "Peace Child", dan asosiasinya dengan U.S. Center for World Mission di Pasadena.