You are hereKesaksian / Kesaksian

Kesaksian

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Afak

Afak lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga "muslim Orthodox". Dia mempunyai empat saudara laki-laki dan empat saudara perempuan. Ketika dia masih muda, ibunya meninggal dan dia dikirim ke sekolah Muslim, Madrassa, di mana dia belajar bahasa Arab dan Urdu. Dia adalah seorang murid yang tekun dan ingin sekali mengetahui Allah yang sejati serta mau menyembah Dia dengan sungguh-sungguh.

Gerakan Perintisan Gereja Di Asia Timur

Saat ini, di seluruh dunia, ada banyak orang-orang Kristen baru dan gereja-gereja baru yang mengalami perkembangan pesat sehingga terjadi perubahan proses pelayanan misi, seperti yang dialami oleh di lingkungan gereja-gereja Southern Baptist. Ada dua fakta yang perlu diperhatikan dari laporan

Pendeta misionaris Baptis Southern tahun lalu:

Budak Perempuan Cilik yang Pandai Membaca (Pulau Malagasy, 1882)

Bagaimana seorang budak perempuan kecil bisa dipakai Allah untuk menyatakan kasih-Nya kepada orang-orang yang belum mengenal Dia di kota Malagasy? Ikutilah sebagian kutipan kisah tentang "Budak Perempuan Cilik" berikut ini, yang diambil dari salah satu kesaksian dalam buku "Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata", karya Grace W. McGavran dengan judul asli "Stories of the Book of Books", yang diterbitkan oleh Lembaga Literatur Baptis.

Aku Bebas!!

Kevin Mills (bukan nama asli) kehilangan ujung jempol tangan kirinya. Jempolnya terpukul palu dengan keras ketika dia mencoba membuka kotak brankas, saat itu dia baru berusia 15 tahun. Namun, Kevin sudah menjadi anggota sebuah geng dan mereka telah melakukan berbagai perampokan besar. Kevin juga pecandu narkoba dan uang hasil curiannya itu dia gunakan untuk membeli obat-obatan terlarang.

"Apakah yang di Tanganmu Itu?"

Oleh Harvey Moore, San Diego, California

Sebagai seorang calon pendeta, saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan khotbah pada acara informal di rumah perawatan di sebuah kota kecil. Akan tetapi, saya baru sadar kemudian bahwa ternyata para penghuni rumah tersebut adalah orang-orang yang telah memutih rambutnya. Pada pagi Sabtu itu, rasa takut mulai memenuhi benak saya. Saat itu saya baru berumur 21 tahun. Apa yang dapat saya sampaikan pada orang-orang lanjut usia ini?

Audio dan Film "Yesus" untuk Suku Susu

Hampir 950.000 orang dari suku Susu tinggal di Guinea, Afrika Barat. Enam diantara tujuh orang Susu ini beragama Muslim, dan sisanya menganut animisme. Akan tetapi, baru-baru ini sesuatu telah terjadi pada suku Susu. Ikutilah kisah berikut ini:

Hari-Hari Pertama Di Tanah Perjanjian

Kisah ini merupakan ringkasan dari sebuah surat yang dikirimkan oleh sebuah keluarga Indonesia yang dikirim sebagai misionaris ke Asia Tengah.

Bethesda Bedok Mission Church (BBMC)

Sebuah Gereja yang Berkomitmen untuk Misi

Artikel ini merupakan ringkasan interview dengan Pdt. Sim Kam Tee.

BBMC, sebuah gereja di Singapura yang memiliki kerinduan untuk terlibat secara aktif dalam pelayanan misi. Oleh karena itu untuk menanamkan tujuan misi dengan jelas kepada jemaatnya. maka kata 'mission' menjadi bagian dari nama gereja ini -- "Bethesda Bedok Mission Church".

Ada tiga hal utama yang dilakukan oleh BBMC:

Televisi di Mongolia

Sebuah kelompok di Dakota Selatan telah dijangkau dengan Injil melalui siaran televisi kepada penduduk Mongolia. 'The AMONG (American MONGolian) Foundation' didirikan sejak tahun 1991 yang terdiri atas pengusaha-pengusaha Kristen yang bersama-sama berdoa bagi negara Mongolia yang baru saja terbebas dari komunisme."

Gubuk Kecil di Atas Bukit

Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa kita harus menyampaikan berita keselamatan kepada semua orang. Berikut ini adalah kesaksian yang dialami seorang pekerja Every Home for Christ (Red: Review tentang organisasi dan situs EHC dapat Anda lihat di kolom Profil/ Sumber Misi) saat melakukan tugasnya di India. Pekerja ini telah mengunjungi banyak desa di sebuah wilayah tertentu yang telah ditugaskan baginya. Tugas terakhirnya adalah membagikan traktat dari pintu ke pintu di sebuah desa kecil dan terpencil. Dia merasa telah mengunjungi semua rumah di desa itu dan bersiap-siap dengan sepedanya untuk kembali ke markas EHC yang jaraknya beberapa mil dari desa tersebut. Di markas itu dia akan bergabung dengan para pekerja EHC lainnya dan menghabiskan malam itu bersama-sama untuk istirahat.