You are hereInjil / Injil

Injil

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Berkhotbah dari Atap Bait Allah

Yakobus menatap ke bawah dari tempat ia berdiri, dengan hati-hati ia menjaga keseimbangan pada titik tertinggi bait Allah di Yerusalem. Jauh di bawah, ia dapat melihat bahwa jalan-jalan dipenuhi dengan orang. Saat itu adalah perayaan Paskah kaum Yahudi, dan orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia telah datang ke Kota Kudus.

Sebuah tangan mencengkeram lengannya, membuatnya hilang keseimbangan. "Ayo, lekas teruskan!" sebuah suara mengancam. Di belakangnya, pada jarak yang aman dari langkah, berdiri imam besar, orang-orang Saduki, dan orang-orang Farisi. "Sangkallah bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Mesias! Di hadapan semua orang-orang ini, sangkallah bahwa Yesus adalah Putra Allah dan bahwa Ia telah dibangkitkan dari kematian," mereka meminta.

Terpanggil Bagi Kaum Miskin: Kisah Singkat Pelayanan Bunda Teresa

"By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am a Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my heart, I belong entirely to the Heart of Jesus."

Korea Utara

Gubuk Kecil di Atas Bukit

Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa kita harus menyampaikan berita keselamatan kepada semua orang. Berikut ini adalah kesaksian yang dialami seorang pekerja Every Home for Christ (Red: Review tentang organisasi dan situs EHC dapat Anda lihat di kolom Profil/ Sumber Misi) saat melakukan tugasnya di India. Pekerja ini telah mengunjungi banyak desa di sebuah wilayah tertentu yang telah ditugaskan baginya. Tugas terakhirnya adalah membagikan traktat dari pintu ke pintu di sebuah desa kecil dan terpencil. Dia merasa telah mengunjungi semua rumah di desa itu dan bersiap-siap dengan sepedanya untuk kembali ke markas EHC yang jaraknya beberapa mil dari desa tersebut. Di markas itu dia akan bergabung dengan para pekerja EHC lainnya dan menghabiskan malam itu bersama-sama untuk istirahat.

Ladang Misi Membutuhkan Anda

Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan,"

(Matius 14:13-21).

Setelah Yesus memberitakan Injil kepada orang banyak yang berkumpul ini, maka malam pun tiba. Murid-murid pun meminta agar Yesus menyuruh orang banyak ini pergi untuk mencari makanan ke kampung- kampung yang terdekat. Ini merupakan suatu cara yang mudah daripada murid-murid harus membuat panitia untuk konsumsi. Apalagi makanan yang tersedia itu hanya untuk murid-murid dan Yesus. Tapi Yesus tidak mau murid-murid hanya melemparkan tanggung jawab itu. Yesus mau supaya murid-murid mengambil bagian, sehingga orang banyak dapat makan. Lalu, Yesus menggunakan apa yang ada pada mereka dan melipatgandakannya melalui doa dan ucapan syukur. Tindakan ini, membawa kelebihan berkat untuk murid-murid dan Yesus. Sering kali dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, kita melihat ada banyak kebutuhan di ladang-ladang misi. Pelayanan misi yang ada di depan mata dapat kita dukung.

William Cameron Townsend

(Tokoh Penerjemah Alkitab pada Abad ke-20)

Salah seorang individu yang paling memberi pengaruh besar dalam gebrakan penerjemahan Alkitab pada abad ke-20 adalah William Cameron Townsend -- pendiri Wycliffe Bible Translators (WBT) dan Summer Institute of Linguistics (SIL). Cam Townsend adalah seorang pribadi yang berkeyakinan tinggi, dan memiliki sifat kepemimpinan yang tegas dalam kedua organisasi tersebut dan juga dalam memimpin JAARS (Jungle Aviation and Radio Service). Ketegasan itu seringkali mengakibatkan terjadinya kontroversi. Billy Graham menyebutnya sebagai "the greatest missionary of our time," dan pada saat kematiannya di tahun 1982, Ralph Winter (dari United States Center for World Mission) menempatkannya sebagai salah seorang misionaris yang paling menonjol selama dua abad terakhir ini -- sejajar dengan William Carey dan Hudson Taylor.