Sekelompok suku terabaikan yang sama sekali belum pernah mendengar
  Injil telah berhasil dilayani. Mereka ´diadopsi´ oleh para
  misionaris pionir yang telah tinggal dan hidup bersama suku tersebut
  untuk mensharingkan Injil dan merintis gereja-gereja di desa-desa
  yang belum pernah dijamah saksi-saksi Kristen. 
Halangan terbesar
  untuk memberitakan Injil kepada suku-suku terabaikan adalah tradisi
  fetisisme (pemujaan terhadap benda-benda mati yang dianggap
  keramat). Misionari Idani Moise memberitakan Injil kepada Suku
  Mberme. Dia berhadapan langsung dengan kuasa kegelapan yang
  mematikan. Roh fetisisme yang dikenal sebagai Houpeloihou telah
  membunuh ratusan orang dari tahun ke tahun. Roh tersebut sangat
  mengerikan, bahkan dukunnya pun tidak berani mendekatinya karena
  takut terbunuh. Yang menakjubkan, saat Idani mulai memberitakan
  Injil, dukun fetisisme itu datang menemuinya dan meminta
  pertolongan. Dukun itu mengatakan, "Kabarkanlah berita pembebasan
  itu kepada penduduk desa. Dengan demikian, kami dapat terbebas dari
  serangan-serangan roh fetisisme." Idani memenuhi permintaan
  tersebut. Saat ini ada sekelompok persekutuan Kristen di tengah-
  tengah Suku Mberme.
 Sumber: E-vangelism Update, September 2004
- Bersyukur untuk pelayanan para misionaris yang telah digerakkan
 Tuhan guna menjangkau suku-suku terabaikan di Benin, khususnya
 Suku Mberme.
- Doakan persekutuan Kristen yang saat ini ada Mberme supaya mereka
 bisa bertumbuh rohaninya dan dapat menjadi saksi bagi suku-suku di
 sekitarnya. Berdoa juga untuk para misionaris pionir yang sedang
 melayani di Benin, supaya dilindungi, mendapat hikmat dan
 kebijaksanaan dari Allah.
   "Banyak orang di Cotonou, Benin (Afrika Barat), terikat pada
  ´Voodoo´. Banyak berhala didirikan di setiap ujung jalan dan kota
  ini mempunyai museum yang bahan bangunannya terbuat dari campuran
  batuan, semen, dan darah manusia untuk menghormati para dewa."
  demikian laporan dari seorang misionaris. 
Sekitar 500 pendeta dan
  pemimpin Kristen, baru-baru ini mengadakan pertemuan strategis di
  kota Cotonou. Mereka sepakat dalam satu visi untuk merintis
  berdirinya 22.000 gereja baru sampai tahun 2020 nanti. "Melalui
  gereja-gereja rintisan baru ini, diharapkan semakin banyak orang
  akan mengenal Yesus dan mau meninggalkan praktek okultismenya."
Pada suatu hari Minggu, lebih dari 60 orang memutuskan untuk
  melepaskan kuasa okultisme yang dimilikinya dan mau mengikut Yesus
  dan bersekutu bersama dalam gereja yang baru dirintis. Salah seorang
  diantaranya menyaksikan bagaimana kuasa ´Voodoo´ melumpuhkannya
  sehingga dia hanya bisa tergolek di tempat tidur. Para perintis
  gereja mengunjungi dan mendoakannya. Sekarang ia telah dibebaskan.
  Di sisi lain, ada seorang kepala desa meminta seorang perintis
  gereja untuk memindahkan gerejanya ke luar wilayah desa. Hal ini
  disebabkan karena para pemuka ´Voodoo´ mengeluh kuasa ´Voodoo-nya´
  tidak bisa bekerja semenjak ada gereja yang didirikan di desa itu.
  Gereja-gereja Benin mobilisasinya tinggi: ada dua gereja yang
  disebut ´gereja pohon´ karena para jemaat beribadah di bawah pohon
  besar. Kami sangat bersukacita dan bersemangat saat melihat
  antusiasme para pemimpin Kristen yang siap menghadapi tantangan dan
  menanggung segala resiko demi pelebaran kerajaan Allah di wilayah
  ini.
 Sumber: Dawn around the World May/June 2004
- Bersyukur untuk gereja-gereja baru yang telah dirintis di Benin.
 Doakan supaya Allah memberikan kekuatan kepada gereja-gereja ini
 dalam mengatasi para penguasa kegelapan.
- Berdoa untuk visi berdirinya 22.000 gereja di Benin sampai tahun
 2020. Doakan supaya para misionaris, jemaat, dan perintis gereja
 bisa bekerja sama dengan baik untuk memberitakan tentang kebebasan
 sejati di dalam Kristus kepada penduduk Benin.
Kategori
- Printer-friendly version
- Log in to post comments
