You are hereradio misi / Betty Olsen dan Vietnam Martyrs

Betty Olsen dan Vietnam Martyrs


Pelayanan radio misi telah berjuang keras agar dapat diterima oleh masyarakat Kristen pada umumnya; dan tanpa visi ke depan yang dimiliki oleh Clarence W. Jones maka perkembangan radio misi tidak akan seperti sekarang ini. Jones tidak takut untuk menggunakan radio yang saat itu dianggap sebagai "tool of the devil" (alat setan) untuk penginjilan.

Betty Olsen

Jones lahir pada tahun 1900 di Illinois, pelayanan Kristen telah menjadi pusat kehidupan Jones saat itu. Kedua orangtua Jones adalah pegawai "Salvation Army". Jones menerima Kristus melalui pelayanan Paul Rader di "Moody Memorial Tabernacle". Kemudian ia memutuskan untuk masuk ke "Moody Bible Institute" dan lulus tahun 1921. Sesudah lulus, Jones bekerja dengan Paul Rader. Pertama ia hanya menolong mengadakan pertemuan penginjilan, tapi selanjutnya ia bekerja sebagai staf Paul Rader dalam pelayanan yang baru didirikannya, yaitu "Chicago Gospel Tabernacle" (yang nantinya menjadi dasar pelayanan misi outreach-nya). Jones piawai dalam memainkan trombone dan menjadi pimpinan direksi bagi siaran radio Tabernacle yang pada mulanya adalah stasiun radio komersial pertama di Chicago.

Meskipun Jones memilih misi sebagai mata pelajaran pokok di "Moody Bible Institute", namun pelayanan misi ke luar negeri sama sekali tidak menarik perhatiannya. Namun tahun 1927, saat menjadi asisten Paul Rader di bagian musik untuk suatu konferensi Alkitab, Jones mendengar dengan jelas uraian Rader tentang pentingnya penginjilan. Setelah minggu-minggu dan bulan-bulan berlalu, Jones semakin yakin bahwa Allah menginginkannya untuk pergi ke Amerika Selatan dan merintis sebuah pelayanan radio misi.

Tahun 1928, Jones melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan berharap akan memenangkan Venezuela melalui pelayanan radio misi. Namun keinginannya kandas karena pemerintah Venezuela menolak permohonannya. Sebelum kembali pulang ke Chicago, Jones menyempatkan mengunjungi Columbia, Panama dan Kuba, untuk mengajukan permohonan yang sama, tetapi jawabannya seperti yang terjadi di Venezuela.

Saat kembali ke Chicago, Jones merasa frustrasi dan putus asa. Namun Tuhan mempertemukan Jones dengan pasangan Larson. Kemungkinan mimpi Jones untuk merintis radio misi akan kandas jika ia tidak bertemu pasangan Reuben dan Grace Larson. Pasangan itu melayani di Ekuador melalui "Christian and Missionary Alliance" sejak tahun 1924. Saat cuti di tahun 1930, mereka mengunjungi "Chicago Gospel Tabernacle" untuk menceritakan pelayanan mereka. Jones pernah mengunjungi Ekuador namun tidak terlintas untuk melakukan pelayanan di sana sampai ia bertemu pasangan Larson yang menyediakan kunci bagi Jones untuk memulai pelayanan radio misi di Amerika Selatan.

Ada banyak kesulitan saat memulai merintis radio misi di Ekuador. Namun, Clarence W. Jones dan pasangan Larson tidak menyerah dan tahun 1931 Stasiun Radio HCJB (Herald Christ Jesus' Blessings) telah menjadi kenyataan. Program radio misi pertama kali di dunia disiarkan pada hari Natal tahun 1931 dari sebuah kandang domba di Quito, Ekuador. Ke-13 pemancar di Ekuador dapat menerima siaran itu dan "Voice of Andes" telah berhasil mengudara. Beberapa bulan kemudian, "World Radio Missionary Fellowship" secara resmi berdiri.

Saat siaran dari stasiun radio HCJB mulai tersebar di berbagai tempat, jumlah pemancar juga berkembang dengan pesat dan HCJB dapat menembus wilayah-wilayah yang tertutup bagi Injil. Para misionaris (yang semula sangat tidak setuju dengan pelayanan radio misi yang dilakukan oleh Clarence W. Jones) menjadi terbuka matanya saat mereka dapat melakukan pelayanan secara terbuka di wilayah-wilayah dimana mereka semula dilempari batu dan dianiaya saat mengabarkan Injil. Dan meskipun banyak orang yang memasang tanda "Orang Kristen Tidak Diterima" di pintu-pintu rumahnya, tetapi di dalam rumah-rumah itu penghuninya dapat mendengar siaran "La Voz de los Andes", HCJB.

Pada saat Paskah tahun 1940, Presiden Ekuador, Andres Cordova, meresmikan siaran dengan menggunakan transmitter baru yang memiliki daya sebesar 10.000 watt sehingga akan menyebarkan Injil ke wilayah- wilayah yang lebih luas lagi. Tidak ada yang tahu sejauh mana siaran itu dapat diterima, tetapi yang menjadi kejutan, mereka banyak menerima surat mulai dari Selandia Baru, Jepang, India, Jerman, dan Rusia.

Sampai akhir hidupnya, Betty tetap mengasihi orang-orang yang telah menahannya dan memperlakukannya dengan kasar.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Sekitar tahun 1950 dan 1960, HCJB terus bertumbuh, dan menambah kekuatannya menjadi lebih dari 500.000 watts. Tahun-tahun penuh berkat itu juga diiringi dengan trauma-trauma pribadi yang dialami Jones dan keluarganya. Istrinya, Katherine, menderita sakit parah sampai mengalami keadaan koma, sedangkan Jones mengalami luka di wajahnya yang tidak memungkinkan bagi dia untuk memainkan trombone lagi. Pemulihannya memakan waktu lama, namun di akhir tahun, mereka berdua dapat disembuhkan dan mereka kembali melayani. Di tahun 1966, anak mereka satu-satunya, Dick, bersama istri dan anaknya, yang sedang melakukan tugas misionaris di Panama, mati dibunuh. Peristiwa itu membuat Jones semakin serius terlibat dalam pelayanan radio misi.

Tahun 1981, Jones memasuki masa pensiun dan menghabiskan waktunya di Florida, dan HCJB merayakan ulang tahunnya ke 50. Namun setengah abad semenjak didirikan, tidak hanya terbatas pada pelayanan radio misi yang mengudara selama 24 jam per hari melalui stasiun radio di Quito (dipancarkan dalam 15 bahasa), saat ini "World Radio Missionary Fellowship" telah melebarkan sayap pelayanannya dengan membuka dua rumah sakit, klinik keliling, percetakan dan program televisi berwarna, serta dua stasiun radio baru di Panama dan Texas. Puji Tuhan!

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku : From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History of Christian Missions
Penulis : Ruth A. Tucker
Penerbit : Zondervan Corporation, Grand Rapids, Michigan
Halaman : 371 - 377
Sumber : e-JEMMi 03/2002