You are herepelayanan misi / pelayanan misi
pelayanan misi
Cara Tuhan Memanggil Hambanya Tidak Akan Mudah Kumengerti
Salam sejahtera di dalam Kristus.
Saya ingin menuliskan sedikit tentang pelayanan sahabat karib saya yang pada tanggal 9 Agustus 2008 dipanggil Kristus Tuhan ke sisi-Nya melalui kecelakaan pesawat di Pegunungan Tolikara, Papua. (--cut--)
Rochunga Pudaite
Rochunga Pudaite adalah seorang misionaris yang sangat dihargai dan memberikan pengaruh besar di negara-negara Dunia Ketiga (Third World). Keterlibatan Ro memberikan dampak yang luas sekali bagi penerjemahan dan pendistribusian Alkitab. Perhatiannya bagi kelompok sukunya sendiri, Suku Hmar, dan juga bagi penginjilan dunia telah menuntunnya untuk melalui jalan-jalan panjang yang sulit dan seringkali mengecewakan dari sebuah desa terpencil di pedalaman hutan bagian timur laut India menuju Wheaton, Illinois. Di Wheaton inilah pelayanan misi dari Ro -- mendirikan Bibles for the World -- membangun kantor pusatnya.
Ralph Winter
Pelayanan misi adalah hidupnya. Namun bukan dia saja yang memiliki pelayanan misi, tetapi juga Roberta, istrinya -- yang menjadi partner sepadan dan sepenuh waktu dalam setiap pelayanannya, dan juga keempat putrinya bersama para suaminya. Semua keluarganya mendedikasikan hidup mereka dalam pelayanan misi. Ralph Winter adalah seorang motivator, innovator, ahli yang strategis dan penuh antusiasme. Banyak orang saat ini yang menyebut Ralph Winter sebagai seorang yang paling innovatif dan penuh visi dalam pelayanan misi.
Ralph Winter lahir di Los Angeles pada tahun 1924. Orang tuanya adalah pemimpin di gereja Presbiterian lokal, namun International Society of Christian Endeavor (yang sampai sekarang masih menjadi gerakan pemuda Kristen terbesar di dunia) memberikan pengaruh yang kuat dalam kehidupan keluarga ini, terutama dalam diri Ralph. Latar belakang Injili dan interdenominasi inilah yang mengakar kuat dalam diri Ralph di tahun-tahun ke depan.
Betty Olsen dan Vietnam Martyrs
Pelayanan radio misi telah berjuang keras agar dapat diterima oleh masyarakat Kristen pada umumnya; dan tanpa visi ke depan yang dimiliki oleh Clarence W. Jones maka perkembangan radio misi tidak akan seperti sekarang ini. Jones tidak takut untuk menggunakan radio yang saat itu dianggap sebagai "tool of the devil" (alat setan) untuk penginjilan.