You are hereArtikel Misi
Artikel Misi
Artikel-artikel di bawah ini kiranya dapat semakin memotivasi Anda untuk semakin giat melayani-Nya di ladang manapun Anda ditempatkan. Dapat mengenalkan dan mendekatkan Anda ke dunia misi, menguatkan hati dan menambah wawasan. Kiranya menjadi berkat!
Pelayanan Doa Seorang Pengabar Injil
Tuhan kita menghabiskan banyak waktu-Nya dengan berdoa. Dikatakan dalam Alkitab bahwa Ia "terbiasa" pergi ke tempat-tempat doa dan menghabiskan sepanjang malam untuk bersekutu dalam doa dengan Bapa-Nya. Biasanya, doa yang singkat tidaklah cukup bagi-Nya. Ia tidak mengizinkan berbagai hal seperti tuntutan dan tekanan terhadap pekerjaan, kebutuhan dan kerinduan dari orang banyak yang dibebankan pada-Nya mengganggu waktu doa-Nya. Ia menarik diri ke dalam kesunyian bukit atau Taman Getsemani di mana mungkin tidak ada yang mengganggu-Nya.
Lebih Jauh Tentang Budaya dan Identifikasi
Jika ada orang Kristen yang menghakimi orang non-Kristen dengan menyebut mereka sebagai jahat, kafir, dan berdosa, orang Kristen itu telah bersalah. Budaya Kristen yang seperti itu sebenarnya juga suatu dosa. Pekerja lintas budaya perlu memahami bahwa sebagian besar budaya adalah netral.
Mengapa Kita Harus Mengutamakan Suku-Suku Terabaikan?
MENGAPA KITA HARUS MENGUTAMAKAN SUKU-SUKU TERABAIKAN?
DASAR ALKITAB
Dasar alkitabiah tentang kehadiran suku bangsa di dunia diambil dari firman Tuhan yang terdapat di Mazmur 86:9, "Segala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu." Dari ayat ini, kita mengerti bahwa Tuhan menciptakan beragam suku bangsa demi satu tujuan, agar mereka memuliakan nama-Nya dan menyembah hanya kepada-Nya. Itulah sebabnya, kita tidak layak mengeluhkan besarnya jumlah suku bangsa di dunia ini.
Memahami Budaya
Apa itu budaya? Bagi mereka yang baru mulai mempelajari antropologi misionaris, pertanyaan ini sering kali menjadi tanggapan pertama mengenai deskripsi, definisi, perbandingan, model, paradigma, dll. yang membingungkan. Mungkin tak ada kata dalam bahasa Inggris yang lebih luas daripada kata budaya; tak ada bidang lain yang lebih kompleks daripada antropologi budaya. Namun, pemahaman mendalam akan arti budaya adalah prasyarat agar Kabar Baik dari Tuhan dapat disampaikan secara efektif kepada kelompok orang yang berbeda.
Prosedur dasar dalam pembelajaran budaya adalah memahami budayanya sendiri. Setiap orang memiliki budayanya sendiri dan tidak ada seorang pun yang bisa lepas darinya. Memang benar bahwa siapa pun bisa menghargai budaya lain dan berkomunikasi secara efektif dengan dua atau lebih budaya. Namun, tak seorang pun yang bisa mengungguli budayanya sendiri atau budaya orang lain untuk mendapat cara pandang yang melampaui batas budaya. Karena alasan inilah perkara mempelajari budaya menjadi hal yang sulit, meskipun itu budayanya sendiri. Dan, hampir mustahil untuk melihat suatu hal yang hanya menjadi bagian dari seseorang secara menyeluruh dan objektif.
Etnomusikologi dan Penerjemahan Alkitab
Tidak seperti yang sering dikatakan banyak orang, sebenarnya musik bukan bahasa universal. Makna musikal tidak dapat menyeberang lintas budaya. Jika ingin dimengerti, kita harus berbicara dengan menggunakan bahasa musik dari budaya setempat. Inilah yang menjadi fokus bahasan dalam etnomusikologi. Apakah yang dimaksud dengan etnomusikologi? Menurut Pono Banoe, dalam kamus istilah musik, etnomusikologi adalah studi musik yang dikaitkan dengan latar belakang kebudayaan suatu bangsa. Senada dengan itu, beberapa ahli etnomusikologi mendefinisikan etnomusikologi sebagai studi tentang musik-musik etnik.
Misionaris Wanita Lajang: "Warga Kelas Dua"
MISIONARIS WANITA LAJANG: "WARGA KELAS DUA"
Sejak dahulu, wanita sudah memiliki peran dalam dunia penginjilan. Dari zaman Perjanjian Baru, gereja mula-mula dan zaman Abad Pertengahan, sampai ke periode misi modern, pelayanan wanita sangat luar biasa. Para istri Moravia bahkan sangat menonjol dan berdedikasi terhadap dunia pelayanan, seperti juga para istri misionaris (misalnya, Adoniram Judson dan Hudson Taylor). Namun, ada juga para istri yang setia melayani meski sebenarnya tidak menyukai apa yang mereka lakukan. Kita tidak akan pernah tahu berapa jumlah istri yang tetap setia melayani meskipun itu bukanlah yang mereka ingini. Edith Buxton, dalam bukunya "Reluctant Missionary" (Misionaris yang Enggan), mengisahkan perjuangan dan ketidakbahagiaannya menjalani kehidupan sebagai seorang misionaris asing sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa pelayanan ini adalah kehendak Tuhan; serta Pearl Buck yang mengisahkan tahun-tahun penuh ketidakbahagiaan yang dijalani ibunya sebagai istri seorang misionaris di Cina, sebelum akhirnya dia dapat menerima pekerjaannya.
Nama-Nya Ajaib
Konon, ada sepasang suami istri yang menamai anak perempuan mereka dengan nama Sri Rezeki. Mereka berharap anaknya kelak memiliki banyak rezeki. Namun, saat usianya baru memasuki delapan belas tahun, Sri Rezeki terpaksa menikah karena sudah hamil di luar nikah. Mau tidak mau orang tuanya merestui perkawinan tersebut. Nasib putri mereka bertentangan dengan harapan ketika mereka menamai putrinya. Menantu mereka ternyata seorang yang gagal. Alih-alih berkelimpahan rezeki, sebaliknya ia sepi rezeki.
Yang Lama dan Yang Baru
Pada suatu waktu antara tahun 114 -- 124 Masehi, tokoh terkemuka dalam gereja Kristen bernama Marcion mengemukakan sesuatu yang menentang Perjanjian Lama (PL). Dia percaya bahwa Tuhan dalam PL berbeda dengan Allah yang disebut Bapa oleh Yesus Kristus. Maka dia memutuskan untuk mengurangi Alkitab menjadi hanya bagian Perjanjian Baru (PB).