|
Resources |
|
|
|
|
Artikel
Artikel-artikel MISI |
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia & Para Pengubah Dunia |
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia : 48 Kisah Nyata |
Buku
Buku-buku Misi |
|
Doa |
|
Info |
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
artikel 70 dari 163 artikel |
|
|
|
METODE MENGABARKAN INJIL -- BEBERAPA PETUNJUK UNTUK "MI" UMUM
Definisi
Yang dimaksud dengan MI umum ialah memberitakan Injil kasih karunia
Allah kepada sekelompok atau sejumlah orang secara umum.
Pentingnya MI umum
Betapa pentingnya upaya ini jelas dari teladan Tuhan Yesus dan rasul
Paulus, misalnya Khotbah di Bukit (Matius 5-7), khotbah kepada 5.000
orang (Yohanes 6), Petrus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2),
rasul Paulus di Atena (Kisah Para Rasul 17), dan contoh-contoh lain
dalam Perjanjian Baru.
Keuntungan metode ini ialah, dalam satu waktu tertentu banyak orang
dapat serentak mendengar berita Injil. Pada zaman ini dunia terasa
makin kecil karena segala alat komunikasi semakin canggih. Penduduk
dunia bertambah terus, aliran-aliran atau lembaga-lembaga lain terus
giat memberitakan ajarannya melalui media cetak dan media elektronik
-- buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, film, ceramah,
kelompok studi, dll. Dan tidak dapat disangkal, bahwa zaman ini
adalah zaman persaingan komunikasi yang menuntut keahlian,
ketrampilan, dan alat-alat canggih. Maka kita, mau tidak mau, harus
memikirkan cara yang paling tepat guna dan berhasil dengan
memanfaatkan sarana dan fasilitas komunikasi canggih, untuk
mengkomunikasikan terang Kristus kepada masyarakat. Sudah saatnya --
kalau tidak hendak dikatakan terlambat -- gereja, badan-badan misi,
dan lembaga-lembaga penginjilan di Indonesia memikirkan peningkatan
bobot pelayanan Injil melalui media komunikasi, dengan membina dan
mempersiapkan komunikator-komunikator trampil dan lembaga-lembaga
komunikasi tangguh yang mencakup media cetak, media elektronik,
media panggung, dan bahkan media tradisional.
Pelaksanaan MI Umum
I. MI di Gereja
Apabila Alkitab diuraikan secara alkitabiah dan komunikatif dari
mimbar gereja setiap minggu, maka kebaktian Minggu merupakan
kesempatan emas MI bagi masyarakat umum, sebab semua khotbah
alkitabiah dan komunikatif adalah pemberitaan Injil yang paling
berhasil. Namun kadang-kadang khotbah perlu disederhanakan dan
ditujukan secara khusus kepada orang-orang yang belum percaya,
supaya mereka tergugah dan diarahkan kepada pertobatan dan iman
kepada Yesus Kristus.
Misalnya, sebulan sekali adakanlah kebaktian khusus pada sore hari.
Khusus untuk kebaktian itu buatlah undangan istimewa dengan catatan:
'tidak menyalahi kerukunan dan toleransi.' Untuk kebaktian demikian,
pengkhotbah harus mengarahkan khotbahnya bagi pendengar non-Kristen.
Kebaktian itu perlu disusuli kebaktian lanjutan pada pekan
berikutnya, dengan mengundang mereka dan anjuran supaya mereka
mengajak saudara atau teman mereka. Sementara kebaktian berlangsung,
satu tim pengamat yang telah dipersiapkan, perlu dikerahkan untuk
kemudian mengadakan pendekatan atau percakapan pribadi dengan
pengunjung yang benar-benar berminat. Pendekatan ini dapat
dilanjutkan antara peminat dan pengkhotbah. Dan kebaktian khusus
demikian dapat diperluas menjadi suatu Kebaktian Kebangunan Rohani.
Namun, kebaktian semacam ini janganlah mengganggu apalagi menggeser
pemberitaan Firman Tuhan setiap minggu. Kebaktian Minggu harus tetap
berjalan dan merupakan pemberitaan Injil untuk kebangunan rohani
jemaat.
II. MI di Rumah Sakit
Rumah Sakit Kristen
Kita diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit.
Rumah sakit Kristen dengan usahanya menyatakan dan menerapkan kasih
Kristus melalui pelayanan praktis dan langsung, adalah merupakan
suatu pos MI yang sangat efektif dan berkesan.
Kita, sebagai orang Kristen yang awam dalam bidang medis, dapat
menyumbangkan tenaga untuk menata atau mengurus rumah sakit Kristen
sesuai kemampuan kita. Misalnya menjahit, muda-mudi mencat gedung
rumah sakit atau merawat kebun -- pendeknya cukup banyak kemungkinan
dimana kita dapat terlibat secara praktis membantu tim dokter dan
jururawat.
Kesaksian di Rumah Sakit
Di samping memberikan kesaksian sosial secara praktis, rumah sakit
Kristen dapat dan wajib sekaligus memberikan pemberitaan Injil,
supaya para pasien dapat melihat dan mengerti motivasi yang
mendasari pelayanan sosial itu, dan menyadari kebutuhan mereka akan
Juruselamat.
Kita juga harus memanfaatkan kesempatan, bahwa sebagai tim Kristen
kita bisa memperoleh izin untuk mengadakan kebaktian di rumah sakit
pemerintah -- sejauh keadaan memungkinkan hal itu. Dalam hal ini dan
untuk semua kebaktian, apakah itu akan diadakan di ruangan khusus,
di bangsal atau di teras rumah sakit, maka hal-hal berikut penting
kita pedomani:
Disamping izin, kebaktian itu harus didukung oleh karyawan rumah
sakit.
Kebaktian harus pendek, sederhana dan teratur. Para pasien kurang
kuat, tidak tahan lama mengikuti kebaktian.
Karena mereka dalam penderitaan, maka mereka memerlukan
penghiburan yang ada pada Kristus. Segi-segi positif mengenai
Yesus dan karya penyelamatan-Nya perlu mendapat penekanan. Maut
dan penghukuman janganlah terlalu ditonjolkan.
Sediakan bacaan sederhana untuk diberikan kepada mereka seusai
kebaktian. Kalau ada kesempatan berbicara dengan mereka,
usahakanlah:
Bicara seperlunya -- ringkas dan pendek, dan jangan
mengganggu pasien lainnya.
Jangan berdebat.
Berlakulah sopan dan bersedia mendengarkan keluhan atau apa
saja yang merupakan beban hatinya.
Jangan banyak bertanya tentang penyakitnya. Usahakanlah
mengarahkan pembicaraan kepada hal-hal positif yang memberi
harapan, terutama perihal hidup baru dengan Yesus Kristus.
MI di Lembaga Pemasyarakatan
MI di Lembaga Pemasyarakatan menuntut persyaratan yang sangat ketat:
Harus dengan izin khusus; jangan melanggar peraturan Kehakiman.
Selalu waspada; hindari jangan sampai Injil, atau kita sebagai
penginjil, diperalat untuk suatu tujuan jahat.
Bila mungkin, bentuklah kelompok penelaahan Alkitab di antara
mereka. Harus diakui bahwa ini sukar sekali bagi mereka dalam
keadaan demikian, apalagi untuk mandiri sebagai Kristen.
Kalau kita konsekuen memberitakan Injil, maka kita harus bersedia
menolong mereka apabila mereka bebas. Dalam hal ini mungkin kita
akan mengalami banyak perilaku pahit. Karena itu sebaiknya dalam
kebijakan ini kita mohon didampingi orang-orang yang cukup
berpengalaman dan berwibawa, terutama bila terjadi sesuatu yang
sifatnya kriminal.
Dalam pemberitaan jangan sekali-kali menyinggung perasaan para
tahanan. Menyinggung perasaan mereka berarti kita telah melakukan
tindakan dosa. Sedapat mungkin kita harus mengindentifikasikan
diri dengan mereka, guna membawa mereka kepada hidup baru dalam
Kristus.
Seorang tahanan cenderung putus asa. Jadi tepat sekali apabila
pemberitaan kita tekankan pada masa depannya yang penuh harapan
yang hidup dan pasti dalam Kristus. Dan bahwa ia dapat menjadi
'ciptaan baru' melalui pengampunan penuh dari Allah Bapak.
Akan sangat menolong bila kita mengunjungi keluarga tahanan itu,
untuk dapat lebih mengerti latar belakangnya, dan bila mungkin
juga menolong mereka.
-
MI Rumahtangga
Kebaktian-kebaktian rumahtangga merupakan tempat yang ideal bagi
pekabaran Injil kepada para tetangga yang belum Kristen. Tapi dalam
hal pendekatan dengan tetangga, kita harus lugas dan bijaksana.
Harus menghindari kesan 'mengkristenkan' yang begitu peka di negeri
kita ini. Karena itu penting sekali memperhatikan hal-hal berikut:
Kesaksian hidup anggota keluarga kita sendiri sehari-hari harus
sedemikian rupa (dalam pergaulan sehari-hari, peran serta kita
dalam kegiatan sosial, dll.) sehingga tetangga tidak segan datang
ke rumah kita, karena mereka sudah menyaksikan sendiri bahwa
hidup kita sesuai dengan amanat Injil.
Kalau kebaktian itu diadakan setiap minggu, maka baik sekali
mengundang pengkhotbah berbakat penginjil. Untuk itu acara harus
dipersiapkan matang dan undangan khusus untuk mengundang
tetangga-tetangga yang belum mengenal Kristus harus sopan dan
bersahabat, supaya dengan demikian nyata bahwa kita menghormati
mereka, dan mereka pun tergerak datang untuk mendengar berita
Injil keselamatan.
Hari-hari besar seperti Paskah, Natal dan ulang tahun dapat kita
gunakan untuk MI. Dalam hal ini kita wajib menghargai hari-hari
besar golongan lain dan menerima undangan teman atau tetangga
untuk merayakannya.
Kebaktian tidak usah terlalu formil, tapi harus tertib dan
menghormati setiap peserta. Acara sederhana namun menarik seperti
berikut perlu mencakup:
Pembukaan -- Bisa berupa selamat datang disertai ucapan
terimakasih dan sekedar penjelasan tentang acara.
Nyanyian -- Koor atau nyanyian tunggal baik sekali dilibatkan.
Nyanyian gerejawi secara bersama harus dipertimbangkan secara
bijaksana. Itu perlu mengingat yang datang bukan Kristen, dan
tentu bisa dimaklumi bila mereka malu atau segan ikut
menyanyikan nyanyian Kristen.
Doa -- Doa hendaknya singkat, praktis dan dalam bahasa sehari-
hari. Yang berdoa hendaknya menjabarkan dirinya nya dengan
jemaatnya. Akan kurang bijaksana bila doa itu berbunyi, 'Ya
Tuhan, bukalah mata orang-orang yang belum Kristen, supaya
mereka percaya', dsb. Karena itu sebaiknyalah berdoa, 'Ya
Tuhan, bukalah mata kami masing-masing supaya kami dapat
percaya dan melihat Yesus sebagai juruselamat Dan doa itu
janganlah dijadikan seperti khotbah.
Renungan dan khotbah -- Renungan atau khotbah harus betul-
betul dipersiapkan, singkat, sederhana, tepat dan sesuai
dengan daya nalar hadirin. Pengkhotbah harus menyesuaikan
kata-katanya dengan suasana kebaktian itu. Dan yang terpenting
ialah pimpinan Roh Kudus.
Kesaksian -- Kesaksian pribadi juga penting karena dapat
membawa orang lain kepada Kristus. Tapi harus hati-hati sekali
bila bersaksi, sebab yang kita saksikan adalah Kristus, bukan
kehebatan dan kepintaran diri kita sendiri. Dan kesaksian itu
harus pengalaman diri sendiri, jangan meniru kesaksian orang
lain. Dalam bersaksi kita harus jujur dan rendah hati, jangan
terjebak oleh dosa kesombongan. Acara kesaksian harus betul-
betul dipertimbangkan sebelum diadakan.
Tanya jawab -- Dalam kebaktian MI, bila suasana dan waktu
tidak mengizinkan acara tanya jawab lebih baik ditunda untuk
kesempatan lain; jangan sampai merusak suasana. Tapi bila ada
yang sungguh berminat untuk bertanya, lebih baik dilayani
dengan mengatur pertemuan antara dia dengan pengkhotbah secara
pribadi seusai kebaktian.
Lain-lain -- Bila mungkin menyajikan hidangan kendati
sederhana. Janganlah MI rumahtangga ditiadakan hanya karena
tidak mampu menyajikan makanan enak.
Film ataupun sandiwara adalah alat MI yang efektif, justru perlu
dimanfaatkan. Traktat dan bacaan-bacaan lain dapat diberikan kepada
orang-orang yang belum Kristen. Hendaknya kita sedia dengan buku-
buku kecil untuk diberikan kepada mereka. Tapi isi buku-buku itu
harus kita mengerti lebih dulu, apakah cocok dengan keadaan mereka.
MI Melalui Kelompok
Yesus memilih 12 orang untuk menyertai-Nya, dan akhirnya mereka
menjadi saksi-saksi-Nya. Pada saat mereka dipilih, mereka belum
mengenal Yesus dengan baik. Metode Yesus memilih suatu kelompok
pengikut telah terbukti merupakan metode MI yang luar biasa
efektifnya.
Ada beberapa buku mengenai metode MI kelompok. Metode-metode itu
dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Bentuk kelompok kecil yang terdiri dari saudara seiman.
- Berkumpul sekali seminggu untuk penelaahan Alkitab, dan untuk
mendoakan soal-soal yang dihadapi setiap anggota dan membuat
rencana untuk suatu kegiatan MI.
- Sekali seminggu bersama-sama melakukan kegiatan MI, misalnya
berkunjung ke rumah sakit atau penjara, mengajar Sekolah Minggu,
dll.
- Mengajak orang-orang lain, baik Kristen maupun yang hanya
bersimpati; untuk mengikuti pertemuan-pertemuan maupun kegiatan
itu.
- Kalau kelompok itu sudah berkembang menjadi kira-kira 10 orang,
kelompok itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yang mandiri.
- Tentukan jadwal pertemuan dan usahakan agar waktu pertemuan tidak
terganggu.
- Selalu setia pada tujuan-tujuan kelompok:
- Bersekutu dalam Kristus.
- Mempelajari Alkitab.
- Berdoa.
- Bersaksi.
- Berkembang dan bertumbuh.
Kita harus, menjaga supaya kelompok itu jangan sampai menjadi
semacam arisan atau pertemuan belaka.
Diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Pedoman Penginjilan |
Judul Artikel | : | Metode Mengabarkan Injil - Petunjuk untuk MI Umum |
Penulis | : | D.W. Ellis |
Penerbit | : | Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF - 1993 |
e-JEMMi 20/2004
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|