SAHABAT ORANG BERDOSA
Neil T. Anderson dan Rich Miller
Mengapa sebagian besar orang yang belum percaya tidak dapat
mempedulikan Kristus? Mengapa sedikit sekali gereja yang melihat
gerakan nyata mengenai adanya orang berdosa yang diselamatkan?
Pertanyaan ini terasa mengganggu bila Anda paham bahwa Allah telah
memanggil kita menjadi garam dan terang dunia.
Tentu saja, karena ambisi untuk mengejar kekuasaan dan ketamakan,
cinta akan uang dan harta, membuat banyak orang tidak lagi mencari
Kristus. Namun, gelombang orang-orang yang memasuki gerakan zaman
baru dan agama-agama metafisika memberi kesaksian bahwa manusia
merindukan kenyataan yang lebih mendalam. Mungkinkah hampir semua
orang menganggap Yesus kuno dan tidak ada kaitannya dengan hidup
mereka yang bergerak dengan cepat ini? Selain itu, mungkinkah
sebagian besar orang Kristen telah kehilangan kesempatan untuk
mempengaruhi dunia ini? Hanya Allah yang bisa menjawab semua
pertanyaan penting ini dan sesungguhnya, Dia yang akan mencelikkan
mata kita bila kita meminta kepada-Nya.
"Bapa surgawi, aku tahu Engkau menyelamatkan dan memerdekakanku
bukan supaya aku berbaur dengan kebudayaan di sekitarku atau duduk
di gereja dengan berpuas diri. Engkau telah memanggilku menjadi
saksi-Mu dan aku tahu hanya oleh Roh-Mu yang memberi kuasa itulah,
aku mampu melakukannya. Nyatakanlah kepadaku hati-Mu bagi orang
terhilang, Tuhan Yesus, dan jadikan aku serupa dengan-Mu. Dalam
nama-Mu, aku berdoa. Amin."
Kebenaran Mengenai Allah
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengenai bagaimana rupa Yesus, cara-
Nya berpakaian, berbicara, dan bertindak seandainya Dia memutuskan
hendak datang ke Amerika pada abad dua puluh satu, bukannya ke
Israel di abad pertama? Yah, satu hal yang pasti, Dia tidak akan
menjadi orang yang kaku, sombong, dan bersembunyi di kantor. Mungkin
ini membuat Anda heran, namun ketika Yesus hidup di dunia, Dia
dikritik karena bergaul dengan orang berdosa!
"Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak
pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan
Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu,
berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan
bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus
mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan
tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti
Firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa." (Matius 9:10-13)
Yesus begitu "sederhana" dan berhubungan dengan orang-orang dan
kehidupan ini, sehingga Dia dituduh sebagai "pelahap dan peminum,
sahabat pemungut cukai dan orang berdosa." (Matius 11:19)
Sahabat orang berdosa -- saya yakin Yesus menyukai gelar ini, sebab
untuk itulah Dia datang ke dunia. Dia menangisi kota Yerusalem
karena mereka tidak mau membuka hati kepada-Nya (Matius 23:37-39;
Lukas 13:34). Hati-Nya sedih ketika melihat kerumunan orang banyak
dan melihat betapa menderita dan sedihnya mereka (Matius 9:35-38).
Yesus terharu karena belas kasih-Nya terhadap kebutuhan-kebutuhan
dalam diri orang-orang di sekitar-Nya dan Dia sangat berduka cita
karena kekerasan hati mereka yang menolak-Nya.
Karena itulah, Dia menuju salib -- untuk mengubahkan orang berdosa
yang terhilang menjadi orang kudus yang ditebus.
"Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus
telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami." (2Korintus 5:18-19)
Apakah ini gambaran Yesus yang menyimpang dan tidak peduli? Tidak
sama sekali. Sebaliknya, ini adalah gambaran mengenai Bapa, yang
terlibat dan penuh belas kasih, yang mengorbankan kasih-Nya yang
terbesar demi memenuhi kebutuhan kita yang terbesar.
Kebenaran Mengenai Diri Anda
Anda dan saya telah diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus. Kita
bukan lagi menjadi musuh, melainkan sahabat Allah.
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-
lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita
pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita,
ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
Anak- Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan,
pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:8-10)
Salah satu tanda persahabatan adalah bahwa mereka bersama
membicarakan berbagai hal penting. Demikian pula, hubungan kita
dengan Yesus. Dia telah memilih untuk mempercayakan kepada kita,
apa yang sesungguhnya ada dalam hati-Nya kepada kita.
"Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa
yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang
telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15)
Lalu, apakah isi hati Bapa yang ingin diberitahukan Yesus, sahabat
terbaik kita, kepada kita? Allah ingin kita tahu bahwa Dia telah
memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah dan
buah kita itu harus tinggal tetap (lihat ay. 16). Kita memiliki
peranan yang pasti dalam rencana Bapa untuk menjangkau dunia yang
sedang menuju kebinasaan:
"Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah
mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang,
maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-
akan Allah memohon melalui kami; dalam nama Kristus kami memohon
kepadamu, berilah dirimu didamaikan dengan Allah."
(2Korintus 5:14-15,20)
Yesus, sahabat orang berdosa, terus menjangkau mereka dari surga
melalui kita. Kita menjadi kaki-Nya untuk pergi, lengan-Nya untuk
memeluk, dan mulut-Nya untuk memberitakan kabar baik bahwa Allah
ingin umat manusia menerima Putra-Nya dan menjadi sahabat-Nya.
Alkitab berkata bahwa kita adalah duta besar. Inilah panggilan bagi
setiap anak Allah. Pertanyaannya adalah: Setiakah kita mewakili Sang
Raja di dunia ini?
Kebenaran Mengenai Kemerdekaan
Segera setelah kita diselamatkan dan dimerdekakan oleh karena kasih
karunia dan kuasa Allah, maka sangat lazim bila kita ingin menolong
sesama. Namun, kadangkala kita tidak bebas menjadi saksi Kristus
yang berani dan yang penuh kuasa Roh Kudus (lihat Kisah Para Rasul
1:8) karena kita takut kepada manusia.
Namun, taruhannya terlalu tinggi bila menahan Firman kehidupan
terhadap orang lain yang seakan berada dalam kereta api yang tidak
bisa dikendalikan lagi sedang menuju lautan api. Bukankah sangat
egois bila kita menjaga "reputasi" diri sendiri atau "persahabatan"
kita dengan orang lain, padahal kita merampas kesempatan mereka
untuk menjadi sahabat Allah?
Anak rohani Paulus, yaitu Timotius, tampaknya bergumul dengan
ketakutan akan manusia. Kata-kata penghiburan dari pembimbingnya,
seharusnya juga menghibur kita:
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah
malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah
menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah." (2Timotius 1:7-8).
"Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang
pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam
Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal." (2Timotius 2:10)
"Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang
yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran
dan pengajaran. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan
tunaikanlah tugas pelayananmu!" (2Timotius 4:1-2,5).
Doa Hari Ini
Bapa surgawi, sungguh mulia hati-Mu yang berbelas kasih terhadap
mereka yang terhilang. Engkau menarikku dekat kepada-Mu dan aku
tidak mau lagi menahan Firman kehidupan. Sungguh, Engkau bermurah
hati, sehingga Engkau rindu bahwa tidak seorang pun akan binasa.
Maka aku menerima panggilanku sebagai duta besar bagi Kristus dan
berdoa, kiranya Engkau memerdekakan dan memberiku kuasa untuk
melakukan pelayanan pendamaian. Biarlah hatiku terbuka atas jiwa-
jiwa yang terhilang di sekitarku dan memberitakan Injil untuk
menggenapi pelayanan yang telah Kauberikan. Dalam nama Yesus,
sahabat orang berdosa, aku berdoa. Amin.
Judul Buku | : | Berjalan dalam Kemerdekaan |
Judul Artikel | : | Sahabat Orang Berdosa |
Penulis | : | Neil T. Anderson dan Rich Miller |
Penerbit | : | Metanoia 2004 |
Hal | : | 115 - 119 |
e-JEMMi 32/2004