REKAMAN MUSIK PENYEMBAHAN
John (bukan nama aslinya), adalah seorang pekerja YWAM (Youth With A
Mission) di Asia Tengah yang memulai studio rekaman sederhana di
tahun 1994. Pertama kalinya, dia merekam beberapa musik Kristen
dalam bahasa-bahasa Turki dan Asia Tengah. Menurut John, "Sebelumnya
saya tidak pernah mendengar tentang satu lagu yang ditulis oleh
seorang percaya dari suku Uighur. Lalu, tahun 1995, saya mendengar
bahwa ada seorang petani Uighur yang telah menjadi pengikut Kristus
dan petani ini mulai menulis banyak lagu yang mengekspresikan
imannya dan kasihnya kepada Allah. Saya segera menemui dia di
rumahnya dimana kami saling sharing lagu. Sungguh hari yang
menarik!" Setelah pertemuan pertama tersebut, petani itu menyediakan
waktunya selama seminggu untuk merekam lagu-lagu tulisannya.
Rekaman musik penyembahan ini memberikan dorongan semangat bagi
orang-orang percaya setempat. Bahkan beberapa dari lagu tersebut
dipakai sebagai lagu pengiring tarian dan diputar di stasiun radio
dan televisi lokal. John menceritakan, "Saya sedang naik sebuah
mobil angkutan yang menuju ke suatu desa dan pengemudinya, seorang
penduduk lokal, sedang mendengarkan lagu-lagu melalui tape recorder-
nya. Setelah beberapa lagu, salah satu lagu Kristen yang kami rekam
mulai terdengar melalui pengeras suara. Lagu itu terpilih dan
menjadi salah satu lagu yang direkam bersama lagu-lagu sekuler
lainnya dalam suatu kaset serta dijual di pasaran. Kami berhenti di
sebuah desa kecil dan saya mendatangi sebuah warung musik yang ada
desa itu. Mereka pun memiliki dan menjual kaset itu. Dapat
dipastikan, kaset itu telah terjual di desa kecil ini juga. Senyuman
menghiasi wajah saya saat mengetahui bahwa satu lagu pujian
penyembahan kepada Yesus yang ada dalam kaset itu telah dinyanyikan
dan dimainkan berulang-ulang bahkan pada saat upacara pernikahan
maupun upacara-upacara lainnya.
Sejak tahun 1995, studio yang didirikan John, telah merekam 20 kaset
penyembahan dalam berbagai bahasa asli. Hal ini disesuaikan dengan
konteks beragam latar belakang dari penduduk setempat, termasuk
Kazak, Kirghiz, Uzbek, dan Karakalpak. Dalam bekerja sama dengan
para musisi, John mengatakan, "Kami tidak menganjurkan kepada mereka
untuk menghasilkan suara-suara tertentu sehingga sesuai dengan
keinginan kami. Yang kami perlukan dari mereka adalah kualitas yang
baik dan sesuai dengan tujuan pelayanan." John merasakan bahwa
sangat penting untuk menggunakan musik yang ditulis oleh orang-orang
percaya setempat yang beribadah di gereja-gereja Asia Tengah karena
tujuan dari musik penyembahan adalah untuk menarik perhatian dan
memusatkan hati, pikiran, dan perasaan kasih kita kepada Allah.
Musik ini sungguh tepat karena bisa diterima oleh para penduduk
lokal dimana hentakan lagu dan iramanya telah dikenal mereka. Saya
juga menolong para penduduk yang belum percaya untuk mengenal dan
mengikut Yesus sesuai dengan konteks setempat. Mereka tidak merasa
harus mengadopsi budaya asing."
Sumber: Global Worship Report, June 2003
==> http://www.worship-arts-network.com/
e-JEMMi 35/2003