Manusia yang lemah selalu diikat dengan berbagai keterbatasan, baik
itu keterbatasan: stamina tubuh, intelegensia kekayaan, dll.
Seringkali pekerjaan Tuhan terhambat oleh adanya berbagai
keterbatasan itu. Namun, kenaikan Yesus menerobos beberapa
keterbatasan yang menghalangi pekerjaan Tuhan.
- Kenaikan Yesus menerobos keterbatasan orientasi waktu.
Murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya, "Tuhan, maukah Engkau pada
masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Kisah Para Rasul 1:6).
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa murid-murid masih berorientasi
waktu pada masa lalu, yakni pada masa kejayaan kerajaan Israel yang
dipimpin oleh Daud dan Salomo.
Ada sebagian orang yang selalu mengenang atau dihantui oleh masa
lalu; baik itu masa lalu yang gemilang ataupun kegagalan. Masa lalu
(sejarah) dibutuhkan untuk mengenal identitas diri. Oleh karena
itu setiap siswa perlu belajar sejarah Indonesia, supaya mereka
bisa mengenal identitas mereka sebagai orang Indonesia.
Namun, jangan hanya puas atau diikat dengan masa lalu. Tuhan ingin
bertanya dua hal: apa yang sedang engkau lakukan sekarang ini? Dan
apa rencana masa depanmu bagi kemuliaan nama-Nya?
Rasul Paulus menyatakan tekadnya yang penting, "Aku melupakan apa
yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yaitu panggilan Sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."
(Filipi 3:13b-14).
Ini bukan berarti, bahwa Paulus menjadi "amnesia" (lupa) terhadap
masa lalunya. Tetapi konteks Filipi 3 adalah membahas tentang masa
lalu Paulus yang pernah menjadi orang yang "hebat" di dalam
masyarakat Yahudi. Ia pernah mencapai beberapa "prestasi" yang bisa
dibanggakan menurut versi agama Yahudi. Ia disunat pada hari
kedelapan; dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani
asli, anggota Farisi; pernah menganiaya orang Kristen yang dibenci
oleh orang Yahudi; dan ia tidak bercacat di dalam menaati hukum
Torat (Filipi 3:5-6).
Namun, apa yang pernah dibanggakan Paulus pada masa lalu, sekarang
ia anggap sebagai sampah. Sekarang, Paulus melupakan kegemilangan
masa lalu yang sia-sia itu. Ia bertekad untuk mengatakan
pandangannya ke depan kepada tujuan yang sudah ditetapkan oleh
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Orang yang berjiwa muda selalu berkata, "Nanti saya akan melakukan
ini dan itu." Hidupnya menjadi dinamis. Tetapi orang yang berjiwa
tua selalu berkata, "Dahulu aku pernah melakukan ini dan itu."
Hidupnya sekarang ini mandeg dan statis.
Bukankah ada sebagian orang yang sering berkata, "Dahulu aku pernah
menjadi anggota majelis. Aku pernah menjadi guru Sekolah Minggu.
"Itu bagus, namun, Tuhan bertanya kepada mereka, "Apa yang kalian
lakukan sekarang ini bagi kemuliaan nama-Ku?"
- Kenaikan Yesus menerobos keterbatasan kesukuan dan geografis.
Murid-murid Yesus hanya memikirkan kerajaan bagi bangsa Israel.
Mereka terkungkung oleh keterbatasan bangsa dan suku. Ruang lingkup
merekapun hanya dibatasi oleh geografis Palestina yang luasnya
hanya: 192 x 64 km saja. Padahal sasaran penginjilan tidaklah
terbatas pada satu suku/bangsa saja, juga tidak terkungkung pada
satu tempat/negara saja.
Ada sebagian orang berkata, "Agama Kristen itu agamanya orang
Barat." Apakah pendapat itu benar? Bukankah kekristenan muncul di
Timur Tengah (Israel), bukan di Barat. Yesus Kristus bukan hanya
untuk satu suku/bangsa, tetapi Dia mau menjadi Juruselamat bagi
semua suku bangsa di dunia.
- Kenaikan Yesus menerobos keterbatasan fisik.
Kerajaan Daud dan Salomo pernah memiliki tentara-tentara yang
handal dan disegani oleh banyak bangsa di sekitarnya. Namun itu
berbeda dengan Kerajaan Allah. Yesus pernah berkata kepada
Pilatus, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari
dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari
sini." (Yohanes 18:36)
Kerajaan Allah yang didirikan oleh Yesus dimulai dengan hal-hal
yang rohani, yakni pemerintahan Allah di dalam setiap hati orang
yang percaya, seperti yang tertulis di dalam Lukas 17:20b-21,
"Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang
tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."
Juga Paulus menjelaskan di dalam Roma 14:17, "Sebab Kerajaan Allah
(terj. sehari-hari: "Sebab kalau Allah memerintah hidup seseorang")
bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."
Karena sifatnya yang rohani, maka Kerajaan Allah tidaklah terbatas
pada teritorial atau bangsa tertentu. Allah dapat memerintah hidup
siapa saja dari berbagai suku bangsa, warna kulit, dan bahasa,
asalkan orang itu mau taat kepada kehendak-Nya.
- Kenaikan Yesus menerobos sikap hidup yang terpaku pada masalah
sendiri.
"Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi
Israel?" (Kisah Para Rasul 1:6). Pada waktu itu orang Israel sedang
dijajah oleh bangsa Romawi. Seolah-olah para murid Yesus berkata
kepada-Nya, "Tuhan selesaikan dulu masalah intern bangsa kami.
Bebaskan kami dahulu dari penjajahan orang Romawi." Namun Yesus
menjawab, "Pergilah kamu, jadilah saksi-Ku."
Hal yang melumpuhkan banyak gereja Tuhan di dalam ber-misi adalah
suatu nasehat yang kedengarannya 'bijaksana', "Selesaikan dahulu
masalah intern gereja kita; baru pikirkan program misi ke luar."
padahal apabila kita mempelajari sejarah gereja, tidak ada satu
gerejapun yang bisa terlepas dari masalah intern. Gereja mula-mula
di Yerusalem pernah mempunyai masalah ketidakjujuran yakni dalam
kasus "Ananias dan Safira" (Kisah Para Rasul 5); pernah terjadi
kekecewaan dari sebagian orang dalam hal pelayanan diakonia yang
terabaikan (Kisah Para Rasul 6).
Di dalam gereja Korintus pernah terjadi "klik-klikan" di antara
para anggota (1 Korintus 3); terjadi dosa "kumpul kebo" antara
seorang pemuda dengan mama tirinya (1 Korintus 5); dan pernah
terjadi penyalahgunaan karunia-karunia tertentu dari Roh Kudus
(1 Korintus 12).
Di gereja-gereja yang hanya memikirkan diri sendiri malah akan
muncul banyak masalah intern. Sedangkan di gereja yang sibuk
bermisi, para anggota mengkonsentrasikan perhatian mereka kepada
pelayanan, sehingga tidak ada waktu untuk bergosip dan mencari-cari
masalah di antara sesama anggota.
- Kenaikan Yesus menerobos kelemahan manusia.
Pernahkah Anda bayangkan, seorang Petrus dari desa Galilea, dengan
latar belakang profesi hanya sebagai nelayan yang sederhana, tetapi
sekali berkotbah dapat membawa 3000 jiwa sekaligus untuk percaya
kepada Yesus sebagai Juruselamat (Kisah Para Rasul 2:41)?
Ketika Paulus dan Silas sampai di Tesalonika, kaum Yahudi yang
menyebut mereka sebagai "orang-orang yang mengacaukan seluruh
dunia" (Kisah Para Rasul 17:6c). Kalimat ini menyatakan bahwa
pelayanan Saulus dan Silas berdampak sampai ke seluruh dunia.
Apakah yang menyebabkan dampak pelayanan mereka menjadi luar biasa?
Hal itu karena Tuhan Yesus yang naik ke Sorga mengirimkan Roh Kudus
untuk memberikan kuasa bagi umat-Nya yang ingin melayani. Yesus
berkata, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu ...."
Kata kuasa di sini di dalam bahasa Yunaninya adalah "dunamis". Dari
kata ini muncullah kata "dynamite" dalam bahasa Inggris. "Dynamite"
berkuasa untuk menghancurkan bukit batu. Demikian pula kuasa Roh
Kudus diberikan kepada umat-Nya agar mereka dapat melayani dengan
kuasa untuk menghancurkan "bukit-bukit batu" di dalam hati manusia,
sehingga mereka dapat bertobat dari kehidupan mereka yang salah.
- Kenaikan Yesus menerobos rasa takut yang keliru.
Dosa telah memutarbalikkan banyak hal di dunia ini. Seharusnya
manusia berani berkata benar, dan takut berdusta. Namun karena
dosa, manusia menjadi berani berdusta, tetapi takut berkata benar.
Murid-murid sebelum dipenuhi Roh Kudus, yang diutus oleh Yesus
setelah naik ke Sorga, tidaklah berani bersaksi tentang Sang
kebenaran. Namun setelah dipenuhi oleh Roh, mereka memiliki
keberanian yang luar biasa (Kisah Para Rasul 27--31).
Kata "saksi" didalam bahasa Yunani adalah "martus". Dan kata ini
muncullah kata "martyr" di dalam bahasa Inggris. Jadi maksudnya,
setiap orang yang ingin menjadi saksi Kristus, harus bersiap-sedia
juga untuk menjadi martyr (bandingkan Wahyu 1:5).
- Kenaikan Yesus menerobos konsep yang salah tentang penginjilan.
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)
Bagaimanakah penginjilan itu dilaksanakan? Apakah harus menunggu
sampai semua penduduk Yerusalem diinjili dahulu, baru kemudian
seluruh penduduk Yudea, lalu seluruh penduduk Samaria, akhirnya ke
negara-negara lainnya. Ternyata tidak demikian. Kata sambung "dan"
yang diulangi beberapa kali dalam Kisah Para Rasul 1:8 mempuyai
arti serempak. Maksudnya, Yerusalem perlu diinjili, bersamaan
dengan itu Yudea, Samaria, dan daerah-daerah lainnya.
Aniaya yang menimpa jemaat Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 8:1b-3
merupakan koreksi Tuhan terhadap sikap orang Kristen pada waktu itu
yang hanya mengkontrasikan pelayanan mereka di Yerusalem saja.
Aniaya mencerai-beraikan mereka ke berbagai tempat di negeri Israel
sambil memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 8:4).