" APA? AKU, HANYA SEORANG HAMBA?"
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
Anak-Nya." (Roma 8:28,29)
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Filipi 2:5)
Apa? Aku, hanya seorang hamba? Bagaimana mungkin aku dapat
mempengaruhi kehidupan orang lain?
Seperti Musa, kita mungkin merasa tidak sanggup untuk melakukan
tugas pekerjaan yang Yesus berikan kepada kita. Tetapi, apa yang
membedakan kita dengan dunia ini adalah bukan hanya mengenai hal-hal
apa yang kita katakan, melainkan apa yang kita lakukan -- bagaimana
kita menjalani hidup kita sehari-hari.
Salah seorang wanita paling saleh yang saya kenal tidak pernah
menulis buku atau berkhotbah, namun kita dapat melihat betapa
tekunnya ia dalam mendengarkan! Seringkali kita menganggap remeh
karunia yang kelihatannya kecil itu, padahal perkara-perkara kecil
itulah yang dapat menunjukkan kepada orang lain jika Allah yang
berdiam di dalam diri kita adalah nyata. Salah seorang kawan dekat
saya datang kepada Kristus bukan karena khotbah bagus yang ia
dengar, melainkan karena seorang Kristen yang dengan setia
mengunjunginya tiap hari selama sebulan, setelah ia mendapat
kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mabuk.
Tidak seorang pun di antara kita yang tidak berarti. Kita semua bisa
memberikan pengaruh! Kita mungkin tidak bisa seperti Billy Graham,
tetapi Allah akan menempatkan kita pada posisi yang di situ kita
bisa melayani dan memuliakan Dia. Yang perlu kita lakukan hanyalah
memohon pada-Nya.
Salah seorang pahlawan dalam Perjanjian Baru adalah Stefanus. Ia
melayani orang-orang dengan jalan mengurus diakonia. Ketika itu
gereja mula-mula sedang bertumbuh dengan sangat cepat (lebih dari
tiga ribu orang menjadi Kristen pada satu hari Pentakosta saja).
Namun setelah itu, timbul perselisihan mengenai pembagian makanan di
antara orang-orang percaya. Para rasul menyadari bahwa di satu sisi
mereka tetap harus memberitakan Firman, sehingga mereka merasa
memerlukan bantuan untuk menangani administrasi. Para murid
mengetahui bahwa tugas orang-orang ini akan banyak mempengaruhi
kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Maka dengan seksama,
dipilihlah tujuh orang (termasuk Stefanus) untuk melakukan tugas
itu.
Lalu, apa yang terjadi kemudian? Firman Allah terus menyebar, bukan
hanya karena para pengkhotbah luar biasa seperti Petrus dan Yohanes,
melainkan juga karena orang-orang lain seperti Stefanus yang "penuh
dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda
di antara orang banyak (lihat Kisah Para Rasul 6:8). Dan Stefanus
waktu itu hanya sebagai pengurus diakonia!
Dengan kedudukannya itu, tidak membuat peran Stefanus menjadi kurang
penting dibanding mereka yang lain. Ia hanya membiarkan Allah
memakai dirinya, sementara ia menjalani hidup dengan penuh ketaatan.
Orang biasa pun menjadi luar biasa, yang pasif menjadi bersemangat,
semua karena Stefanus bersedia melayani dan memberikan segalanya
untuk memuliakan Tuhan.
"Maka, orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau
makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami
melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40)
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku : Pola Hidup Kristen
Judul Artikel: Apa? Aku, Hanya Seorang Hamba?
Penulis : Shawn Robinson
Penerbit : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, YAKIN
Halaman : 965 - 967