AMANAT AGUNG DAN ROH KUDUS (Bagian 2)
Pdt. Dr. Stephen Tong
PEKERJAAN ROH KUDUS
Waktu Roh Kudus bekerja untuk mempertobatkan manusia, pekerjaan
PERTAMA-Nya adalah memuliakan Kristus. Karena Roh Kudus datang
bukan untuk memuliakan diri-Nya sendiri sebagai Pribadi ketiga dari
Allah Tritunggal, melainkan justru untuk menjunjung tinggi dan
mempermuliakan Pribadi kedua yang pernah dipermalukan secara tidak
wajar dalam sejarah manusia. Yesus dipaku di kayu salib, dihina,
dibuang oleh manusia, dan dengan mulut-Nya sendiri mengatakan Dia
juga dibuang oleh Allah Bapa. Sekarang waktunya sudah tiba, Roh
Kudus turun mendampingi orang yang bersaksi untuk membalikkan hal
ini. Roh Kudus mengurapi, memenuhi seseorang supaya dia mengerti
maksud Roh Kudus. Roh Kudus memenuhi seseorang supaya dia
meninggikan dan memuliakan Kristus, bukan memuliakan diri atau
pengalaman-pengalaman diri sendiri, juga bukan memuliakan karunia-karunia tertentu, tetapi memuliakan Yesus Kristus yang mati di salib
dan bangkit pula dari antara orang mati.
Dalam 1Korintus 2:2 Paulus berkata, "Aku telah memutuskan untuk
tidak mengetahui apa-apa, selain Kristus dan Dia yang tersalib."
Benarkah Paulus tidak tahu apa-apa? Tidak! Paulus tahu Stoicisme,
Epicurianisme, filsafat-filsafat Yunani baik dari Skeptisisme atau
Gnostisisme, tetapi fokus pemberitaan Injil Paulus adalah kayu
salib, Kristus, dan kemenangan Kristus di atas kayu salib.
KEDUA, Roh Kudus menerangi hati manusia. Sebelum Roh Kudus bekerja,
orang-orang berdosa hanya dapat memuliakan dosa dirinya, dan
mengangkat tinggi segala perbuatan yang salah dalam diri sendiri.
Tetapi setelah Roh Kudus memberikan pencerahan, menembus hati
manusia dengan cahaya surgawi, barulah manusia sadar bahwa dirinya
adalah orang berdosa, dan apa yang dikerjakannya terlalu jauh dari
kehendak Tuhan.
KETIGA, Roh Kudus datang untuk menginsafkan manusia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman. Lalu Yesus sendiri memberi penjelasan:
"Tentang dosa, karena mereka tidak percaya kepadaKu. Tentang
kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa. Dan tentang penghakiman,
karena penguasa dunia ini sudah dihukum." Pada waktu saya berumur 17
tahun dan membaca ayat-ayat ini, saya merasa bahwa tiga hal yang di
depan tidak ada kaitannnya dengan tiga hal yang di belakang. Secara
hermeneutika kedua bagian itu sulit digabungkan; secara homeletika
mereka terlepas satu dengan yang lain. Tetapi setelah menyelidiki,
membaca, merenungkan, dan berdoa terus-menerus barulah saya
menemukan hal yang luar biasa, yang tersembunyi di dalam pekerjaan
Roh Kudus.
Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang dosa. Bukan dosa
berzinah, membunuh, berjudi, membakar, menulis cek kosong, atau dosa-dosa lain yang ditegur-Nya, tetapi dosa "karena mereka tidak percaya
kepada-Ku." Apa hubungannya antara dosa yang kita perbuat dengan
tidak percaya kepada Yesus Kristus? Dosa tidak seharusnya hanya
dimengerti dari segi etika yang menyangkut perbuatan manusia yang
salah saja, tetapi harus dimengerti juga dari segi mental kita yang
telah kehilangan kemuliaan Allah, yang selalu memberontak terhadap
sumber kebenaran yaitu Allah sendiri, yang membuat kita tidak
percaya kepada-Nya.
Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang kebenaran, karena "Aku
pergi kepada Bapa." Roh Kudus berkata, "Engkau tidak benar. Coba
lihat, Yesus kembali kepada Bapa." Apa hubungannya antara Yesus
kembali kepada Bapa dengan kebenaran? Dalam Injil Yohanes, "Aku
kembali kepada Bapa" adalah suatu istilah yang khusus. Perhatikan
perkataan Yesus dalam Yohanes 16:28, "I come from my Father to the
world and I depart from the world and go back to my Father." Di
sinilah letak perbedaan Injil dengan agama-agama lain. Agama-agama
lain adalah one way traffic, dari manusia menuju kepada Allah yang
tidak mereka kenal, sedangkan Injil adalah two way traffic, dari
Bapa turun ke dunia dan dari dunia kembali kepada Bapa.
Pada waktu Yesus disalibkan manusia menganggap Yesus sudah berdosa,
tetapi ternyata Yesus berkata, "Aku kembali kepada Bapa." Itu
berarti Dia mutlak benar, karena kalau Yesus pernah berdosa tentu
Dia tidak mungkin kembali kepada Bapa. Jadi sekarang manusialah yang
harus ditegur karena mereka telah memakukan Dia yang benar di atas
kayu salib.
Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang penghakiman, karena
penguasa dunia ini sudah diadili. Artinya: yang tidak adil telah
mengadili yang Adil secara tidak adil. Ini semua sudah terbalik.
Kalau saudara mempelajari teologi Injil Yohanes (teologi mempelajari
Allah itu siapa; manusia itu siapa; lalu relasi-relasi antara Allah
dan manusia; manusia dan Allah; Allah, manusia dan setan; Allah,
manusia, setan dan malaikat; Allah, manusia, dan bumi; bumi,
manusia, dan Allah), khususnya yang terdapat di dalam pasal 16,
saudara akan menemukan pengoreksian relasi-relasi universal yang
tidak dimengerti secara benar oleh manusia. Itulah pekerjaan Roh
Kudus di dalam penginjilan.
Relasi pertama yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia
adalah relasi antara kita dengan Yesus Kristus. Manusia seharusnya
taat kepada Yesus dan hanya ketaatan dalam Yesus kita diterima
oleh Allah Bapa, tetapi manusia malah tidak percaya kepada-Nya.
Manusia menghina Yesus, menjual Yesus, mengadili Yesus dan
memakukan-Nya di atas kayu salib. Semua ini menyatakan bahwa kita
telah salah bertindak, salah berelasi dengan Pribadi kedua dari
Allah Tritunggal, yaitu Yesus Kristus.
Relasi kedua yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia adalah
relasi antara Pribadi kedua dengan Pribadi pertama. Pada waktu Yesus
disalib, manusia berkata, "Jika Allah mengasihi Dia dan memperkenan
Dia, biarlah Allah turun dan menyelamatkan Dia." Kalau Engkau betul-betul Anak Allah, turunlah dari salib." Yesus bisa turun dari surga,
mengapa tidak bisa turun dari salib yang hanya tiga meter tingginya?
Tetapi Dia tidak mau turun, Dia rela menjadi Juruselamat bagi
manusia yang berdosa. Manusia tidak mengerti semua ini, mereka hanya
melihat Allah membuang-Nya dan mengira bahwa Allah tidak berkenan
kepada-Nya. Tetapi Roh Kudus mengoreksi: Tidak! Buktinya Dia kembali
kepada Bapa.
Relasi ketiga yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia adalah
relasi antara Anak Allah dengan setan. Manusia selalu mengira bahwa
Yesus diadili karena dosa, karena kalah dengan setan. Demikian juga
orang Kristen yang hidup di dalam dunia yang penuh dengan kegelapan
dosa telah melakukan penginjilan dengan segala jerih payah selama
hampir 2000 tahun, tetapi mengapa masih begitu banyak orang belum
menerima Yesus Kristus? Sampai-sampai teolog dari Jerman, Friedrich
Gogarten, yang pernah menjadi lawan Karl Barth mengatakan, hari
depan menunjukkan bahwa kuasa Allah semakin kecil dan kuasa setan
semakin besar. Benarkah dunia ini milik setan? Benarkah setan sudah
menang? Tidak! Dunia ini milik Tuhan. Kelihatannya seolah-olah setan
menang, tetapi sebenarnya Kristuslah yang menang untuk selama-lamanya. Untuk sementara Tuhan memperbolehkan setan memiliki
sebagian orang yang belum menerima Dia, tetapi melalui Injil,
melalui iman yang sejati, semakin banyak orang akan kembali menjadi
milik Yesus.
Roh Kudus memutarbalikkan pengenalan manusia yang salah tentang
relasi-relasi universal. Sesudah itu barulah engkau bisa menangis,
"Oh, Tuhan! Dulu saya anggap saya orang benar, tetapi sekarang saya
tahu saya orang berdosa. Dulu saya anggap Kristus perlu disalibkan
karena Dia orang berdosa, sekarang saya baru tahu Dia yang benar
karena Dia kembali kepada Bapa. Dulu saya kira dunia milik setan,
sekarang saya tahu dunia sudah dikalahkan oleh Kristus." Tanpa Roh
Kudus tidak mungkin ada orang mengalami pembaharuan konsep dan
perubahan persepsi semacam ini.
Roh Kudus melunakkan seseorang melalui tiga tahap:
1. Menerangi akalnya dengan kebenaran. Jangan memakai cara-cara lain
untuk membawa orang kepada pertobatan, kecuali melalui Firman
Tuhan, karena hanya kebenaran Firman Tuhan dapat menciptakan iman
di dalam hati manusia. Celaka sekali gereja-gereja yang
menyangkal bahwa Kitab Suci adalah Firman Tuhan. Celaka sekali
orang-orang Kristen yang menganggap Kitab Suci hanya mengandung
Firman Tuhan. Celaka sekali orang yang berusaha mengkristenkan
orang lain hanya dengan kebudayaan Kristen.
Perhatikanlah perdebatan antara surga dan neraka tentang metode
apa yang paling baik untuk penginjilan. Apakah hal ini ada
tertulis dalam Alkitab? Ada! Yaitu dalam khotbah Yesus mengenai
Lazarus dan orang kaya. Saya tidak katakan ini perumpamaan karena
inilah satu-satunya tempat Alkitab tidak menuliskan bahwa Yesus
memberikan perumpamaan. Yesus berkata bahwa dari neraka ada saran
kepada orang-orang beriman tentang cara penginjilan yang baik,
yaitu dengan menyuruh Lazarus bangkit dan berkhotbah, agar orang
yang hidup mau langsung bertobat dan percaya kepada Yesus. Cara
dari neraka ialah memakai mukjizat supaya orang bertobat. Tetapi
apa jawaban dari surga? Tidak! Abraham menjawab: "Mereka memiliki
Firman Allah. Jika mereka memiliki Firman Allah dan tidak mau
bertobat, meskipun Lazarus bangkit mereka juga tidak akan
bertobat." Cerita itu berhenti dan tidak disambung lagi.
Kita selalu berpikir, cara apa saja bisa dipakai asal orang mau
bertobat dan menjadi Kristen secepat mungkin, sampai-sampai
mengajar mereka berdoa minta kekayaan, supaya semakin cepat kaya
semakin cepat menjadi Kristen. Belajarlah dengan baik! Yesus
Kristus tidak pernah mengajarkan khotbah semacam itu. Yesus
Kristus berkata: "Barangsiapa mau mengikut Aku harus meyangkal
diri dan memikul ... salib!" Betapa jauh perbedaan ajaran kita
dengan Yesus Kristus. Di sini kita mendapatkan suatu prinsip:
"Pertobatan harus berdasarkan Firman Tuhan, penginjilan yang
benar dan sehat juga harus berdasarkan Firman Tuhan. Roh Kudus
memberikan Firman Tuhan untuk menerangi akal manusia."
2. Roh Kudus bekerja dalam emosi manusia untuk menggerakkan dia:
Kristus sedemikian mengasihi engkau, mengapa engkau masih menolak
Dia? Setiap orang yang menerima pekerjaan Roh Kudus tidak mungkin
dapat menahan diri, mereka pasti tersentuh, tergerak dan mau
mengaku dosa.
3. Roh Kudus bekerja menaklukkan kemauan mereka yang melawan Tuhan,
dan membawa mereka kembali kepada-Nya. Hanya pertobatan yang
berlangsung di bawah pimpinan Roh Kudus, dapat membuahkan orang
Kristen yang sejati, yang sehat, yang tahan uji sepanjang hidup
mereka.
Sumber:
Judul Buletin | : | Momentum, Edisi 5, Desember 1988 |
Judul Artikel | : | Amanat Agung dan Roh Kudus |
Penulis | : | Pdt. Dr. Stephen Tong |
Penerbit | : | Lembaga Reformed Injili Indonesia |
Halaman | : | 25 - 27 |
e-JEMMi 23/2003