DIMANAKAH ANAK ITU?
Oleh: Luis Palau
Beberapa tahun yang lalu sebuah keluarga kaya memutuskan untuk
mengadakan upacara pembaptisan bayi di rumah mereka yang megah.
Lusinan tamu diundang untuk menghadiri upacara tersebut dan mereka
semua tiba dengan mengenakan pakaian-pakaian model terbaru. Setelah
menyimpan mantel-mantel elegan mereka di sebuah tempat tidur, di
kamar tidur yang ada di ruang atas, para tamu dihibur secara meriah.
Akhirnya tiba waktunya puncak acara dari pertemuan tersebut, yaitu
upacara pembaptisan bayi. Namun dimanakah bayi itu? Tidak ada
seorang tamu pun yang tahu.
Pengasuh bayi itu segera berlari ke ruang atas, dan dia kembali
dengan wajah yang putus asa. Setiap orang mencari dimana bayi itu.
Lalu seseorang berteriak karena telah melihat bayi itu sedang
tertidur di salah satu tempat tidur. Bayi itu tertidur dan
tersembunyi dibalik tumpukan mantel, jaket, dan mantel bulu dari
para tamu. Obyek perayaan saat itu telah terlupakan, terabaikan,
dan nyaris tersembunyi!
Saya teringat cerita itu saat berjalan-jalan di sepanjang jalan kota
yang sibuk selama musim liburan ini. Di setiap tempat saya lihat
banyak lampu, hiasan-hiasan dari kertas perak dan kertas emas, dan
juga hiasan-hiasan natal. Banyak orang berbelanja dan membeli
hadiah-hadiah mahal yang kemungkinan baru lunas pembayarannya tahun
depan. Dan saya bertanya pada diri sendiri, "Apakah ini arti Natal?"
Dimanakah Anak yang Ulang Tahun-Nya Kita Rayakan Ini?
Pada Natal pertama, orang-orang majus dari Timur datang ke Betlehem
mencari bayi Kristus. Mereka datang untuk mencari Seseorang yang
akan menjadi Juruselamat dunia. Saat ini, jika kita mencari Yesus di
rumah-rumah dan di jalan-jalan yang ada di kota kita, akankah kita
menemukan-Nya?
Natal yang Lain
Seperti yang Anda ketahui, sebenarnya ada dua jenis Natal. Jenis
Natal pertama adalah komersialisme, makan-makan dan belanja yang
berlebihan. Natal jenis kedua adalah kasih, sukacita, harapan, damai
dan penghormatan kepada Dia yang mengundang kita untuk merayakan
Ulang Tahun-Nya.
Menurut Alkitab, Natal sesungguhnya adalah pernyataan yang jelas
tentang kasih Allah:
"Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita,
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam
dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita
yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi
kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi
dosa-dosa kita" (1Yohanes 4:9-10).
Yesus Kristus adalah anugerah kasih Allah kepada dunia. Dia turun ke
dunia, dilahirkan dari seorang anak dara, dan tinggal bersama
manusia. Bayi Kristus yang lahir pada Natal pertama telah menjadi
Seseorang yang mengorbankan diri-Nya sampai mati guna menebus dosa
dunia dan bangkit kembali karena kuasa Allah. Itulah alasannya,
seperti yang tertulis dalam Roma 6:23, "... karunia Allah ialah
hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Untuk mengalami dan menerima karunia Allah yaitu hidup yang kekal,
Anda harus menerima Kristus. "... semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya" (Yohanes 1:12).
Suatu Hadiah Natal bagi Anda
Tahun ini, Natal akan menjadi liburan paling menyenangkan yang
pernah Anda alami. Jika Anda menerima hadiah Allah -- yaitu Kristus
-- maka Natal ini akan menjadi sungguh berarti bagi Anda. Anda akan
merasa damai bersama Allah dan kedamaian itu ada dalam hati Anda,
suatu damai yang berbeda dengan damai yang diberikan oleh dunia.
Dimanakah Bayi Kristus dalam Natal Anda?
Cara terbaik yang saya tahu untuk menempatkan Kristus kembali dalam
Natal Anda hanya dengan mengakui semua dosa kita kepada Allah,
dengan iman kita percaya bahwa kematian Kristus adalah untuk
membayar semua dosa itu, dan menerima hadiah cuma-cuma dari-Nya
yaitu hidup yang kekal. Jika itu keputusan Anda, maka katakan hal
itu sekarang kepada Allah dalam doa dimanapun Anda berada. Anda juga
dapat menggunakan doa berikut ini:
"Bapa kami di surga, saya ingin merayakan Natal yang sesungguhnya.
Saya percaya apa yang dilakukan Putra Natal, Yesus Kristus, bagi
saya di kayu salib ketika Dia mati bagi dosa-dosa saya. Saya
belum mengerti sepenuhnya tentang hal itu, namun saya menerimanya
karena iman. Saya ingin menjadi anak-Mu juga. Saya mengundang-Mu
untuk masuk dalam hidup saya. Karena Engkau telah mengampuni
saya, maka saya mau mengikuti-Mu dan menaati-Mu selamanya." Amin.
Sumber: Luis Palau Evangelistic Association (LPEA)
==> http://www.palau.org/articles/
[Cat.Red.: Simak kolom Sumber Misi untuk ulasan mengenai situs LPEA
dan artikel lain tentang "Ide-ide Penginjilan di Hari Natal".]
e-JEMMi 51/2002