Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| renungan 1
dari 19 renungan
TAHUN BARU

Tiba lagi saatnya kita mengingat tahun yang telah lalu dan mulai memikirkan tentang Tahun Baru yang akan kita lewati. Sering kali kita merasa bahagia karena telah meninggalkan segala penderitaan dan permasalahan yang terjadi seiring dengan berakhirnya tahun 2001.

Di banyak negara, Tahun Baru merupakan waktu yang terpenting. Beberapa kelompok masyarakat merayakan Tahun Baru pada tanggal yang berbeda-beda. Hari keempat Divali ('Festival of Lights' yang dirayakan di India dan beberapa kelompok masyarakat Asia selama bulan Oktober) dianggap sebagai permulaan Tahun Baru sesuai dengan kalender Vikrama. Pada hari tersebut, setiap orang mengharapkan nasib baik dan hubungan yang baik di Tahun Baru. Umat Islam merayakan Idul Adha berdekatan dengan dimulainya tahun Islam. Hari tersebut mengingatkan banyak orang pada kesiapan Abraham untuk mengorbankan anaknya, namun kemudian Allah mengirimkan binatang sebagai penggantinya. Di Eid, orang-orang mengampuni musuh-musuhnya dan membuat resolusi-resolusi baru.

Banyak orang memutuskan untuk membuat sebuah "Resolusi Tahun Baru" dan mencoba mengubah cara mereka bertingkah laku di tahun yang baru. Seringkali mereka memilih hal-hal seperti: berhenti merokok, mengurangi minum beralkohol, atau lebih berhati-hati dalam menggunakan uang, dsb. Seberapa lama resolusi-resolusi tersebut dapat bertahan? "Saya hanya dapat bertahan selama seminggu," kata Dave, 19. Dave telah mengemukakan pokok permasalahannya, yang juga menjadi permasalahan setiap orang. Sangatlah sulit bagi kita untuk berubah. Kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan ternyata memberikan pengaruh besar dalam diri kita.

Banyak orang sering kuatir tentang segala sesuatu yang akan mereka alami di tahun yang baru. Sering kali mereka berpikir bahwa ramalan bintang ataupun ramalan nasib akan memandu mereka dalam memasuki Tahun Baru.

Kesimpulannya, Tahun Baru menunjukkan pada kita tentang dua permasalahan besar:

  1. Bagaimana kita dapat menemukan kekuatan untuk mengubah kebiasaan dan tindakan kita sehingga menjadi lebih baik?
  2. Bagaimana kita dapat bertahan dan mengatasi kesulitan- kesulitan yang akan kita hadapi di tahun yang baru ini?
Bagaimana kita dapat mengubah hidup kita? Apakah ada cara untuk melindungi kita dari hal-hal yang jahat dan menolong kita untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat? Apakah kita perlu meramalkan nasib kita di tahun yang baru?

Yesus menjanjikan kepada kita kehidupan yang berkelimpahan. Dia dapat memberikan kuasa Roh Kudus dalam diri kita yang memampukan kita hidup dengan cara yang baru. Dia ingin menjadi seorang teman yang akan menolong dan menuntun kita dalam menghadapi waktu-waktu sulit yang akan terjadi di tahun 2002. Sama seperti rumah-rumah yang bersinar terang pada saat Divali, Yesus dapat menjadi terang dalam kehidupan kita. Kematian-Nya sama seperti binatang yang dikorbankan sebagai pengganti anak Abraham. Dengan kematiaan-Nya, dia mengambil alih semua hukuman setiap orang yang mau menerima-Nya. Kita dapat merasakan kebebasan di tahun 2002. Kita dapat menaruhkan harapan dan masa depan kita kepada Yesus.

Sumber: SOON, Issue no. 170



|



 Ke atas 
© 2003 YLSA