Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 15
dari 61 suku
SUKU BUGIS
Sulawesi Selatan

Letak : Sulawesi Selatan
Populasi : 3.500.000 jiwa
Bahasa : Bugis
Anggota Gereja : 2000 (0,06%)
Alkitab dalam bahasa Bugis : Ada
Film Yesus dalam bahasa Bugis : Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Bugis : Ada

Suku Bugis atau yang sering disebut dengan Ugi adalah kelompok masyarakat yang bermukim di propinsi Sulawesi Selatan. Suku ini mendiami 10 Dati II di Sulawesi Selatan. Wilayah Bugis di Sulawesi Selatan dikenal dengan nama "Tellumponcoe", yaitu Kabupaten Bone, Wajo dan Soppeng. Pemukiman suku Bugis juga tersebar ke daerah lain seperti dari Pelosok pedalaman Luwu sampai ke daerah /sidenneng, Pol mas, Pinrang, Pare-Pare, Barru, Pangkajene, Maros, Bukumba dan Sinjai. Orang Bugis hidupnya dinamis dan memiliki mobilitas tinggi, terlihat mereka suka merantau dan bermigarasi ke Sumbawa, Jawa, Irian Jaya bahkan Malaysia. Mereka tersebar hampir di seluruh Indonesia.

SOSIAL BUDAYA

Suku Bugis hidup dari berburu, menangkap ikan, bertani, beternak dan kerajinan. Mereka yang tinggal dipegunungan hidup dari bercocok tanam, sedang yang dipesisir hidup sebagai nelayan. Mereka dikenal sebagai pedagang barang kelontong; juga terkenal sebagai pelaut yang sering merantau & menyebar ke seluruh Indonesia. Di daerah rantau mereka membuat komunitas sendiri dan kuat. Untuk transportasi digunakan kuda, sapi (di darat), rakit atau sampan (di sungai), lambok, benggok, pinisi & sandek (di laut). Pakaian tradisional mereka bernama Wajo Ponco, yang diperkirakan muncul dari pengaruh Melayu. Sekarang baju ini hanyak untuk upacara-upacara, tarian dan penjemputan secara adat. Bahasa mereka adalah bahasa Ugi yang terbagi dalam beberapa dialek, seperti Luwu, Wajo, Bira, Selayar, Palaka, Sindenneng dan Sawito. Makanan utama mereka yaitu beras dan jagung. Mereka memiliki minuman khas seperti tuak, sarabba dan air tape.

Suku Bugis sangat percaya kepada hari baik yang jatuh pada hari Rabu pertama dan hari Kamis terakhir pada tiap bulan. Sedangkan hari yang dianggap tidak baik adalah hari Sabtu. Dalam trdisi suku Bugis terdapat status sosial yang berdasarkan keturunan, seperti keturunan Raja, Orang-orang mulia (keluarga dari La Patau), Aru Lili (penguasa distrik) dan Hamba sahaya. Pandangan hidup atau nilai budaya yang dianggap sangat tinggi dan berharga sebagai tingkah laku dalam kehidupan suku bangsa Bugis & Makassar disebut siri/siri-pesse (kehormatan dan harga diri). Orang Bugis harus menjaga, mempertahankan, dan menegakkan siri. Mereka akan berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan siri itu. Bila seseorang melanggar kehormatan orang lain, ia akan menaggung akibat serius. Siri-pesse ini juga telah menyatu dengan ajran Islam dan budaya masyarakat Bugis, bahkan Islam memperkuat posisi siri tadi. Terkaitnya siri dengan Islam memberi identitas diri pada orang Bugis.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Suku Bugis terkenal sebagai penganut agama Islam yang taat (Islam Sunni) dalam norma-norma dan aturan-aturan kehidupannya. Mereka juga masih banyak terikat dengan aturan-aturan adatnya yang dianggap keramat dan sakral yang keseluruhannya mereka sebut panngaderreng (atau pangadakkang dalam bahasa Makassar). Bugis karena dilatarbelakangi oleh nilai kepercayaan yang mengandung nilai religius.

KEBUTUHAN

Saat ini mereka membutuhkan pengembangan di bidang pelayaran dan perikanan karena kedua sektor ini tampaknya ada potensi yang cukup besar. Selain itu, bidang pertambangan dan industri juga dapat dikembangkan.

POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Bugis, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Bugis
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Bugis yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA