Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 14
dari 61 suku
SUKU BIMA
Nusa Tenggara Barat

Letak : Nusa Tenggara Barat
Populasi : 500.000 jiwa
Bahasa : Bima
Anggota Gereja : 17 (0,003%)
Alkitab dalam bahasa Bima : PB
Film Yesus dalam bahasa Bima : Dalam proses
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Bima (Juli 1998): Tidak Ada

Suku Bima tinggal di daerah dataran rendah, wilayah kabupaten Bima, Donggo dan Sangiang, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Lingkungan alam suku Bima berbeda-beda karena di daerah utara Lombok tanahnya sangat subur sedangkan sebelah selatan tanahnya gundul dan tidak subur. Kebanyakan dari mereka bermukim sekitar 5 km atau lebih dari pesisir pantai. Mereka juga disebut suku "Oma" (artinya "berpindah-pindah") karena sering hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Suku Bima memiliki hubungan dengan suku Sasak yang tinggal berdekatan di Propinsi Nusa Tenggara Barat.

SOSIAL BUDAYA

Mata pencaharian yang utama adalah meramu. Selain itu, mereka juga bersawah beternak kuda dan berburu. Suku Bima terkenal dengan kudanya yang kecil tetapi kuat. Tahun 1920-an daerah Bima sudah menjadi tempat pengembangbiakan kuda yang penting. Sistem pengairan Subak yang dikenal dalam masyarakat Bali dan Sasak juga diterapkan, disebut ponggawa. Irigasi secara permanen ini dapat dilakukan karena adanya sungai-sungai di pesisir utara dan sungai-sungai di pusat pegunungan. Selain itu, para wanita juga membuat kerajinan anyaman dari rotan dan daun lontar, juga kain tenunan 'tembe nggoli, yang terkenal.

Sebuah desa di Bima, yang disebut kampo atau kampe, dikepalai oleh kepala desa yang disebut ncuhi, mpu atau gelarang, dengan dibantu oleh golongan kerabat yang tua dan dihormati. kepemimpinan diatur secara turun-temurun di antara kerabat nenek moyang pendiri desa.

Bahasa Bima terdiri atas berbagai dialek, yaitu dialek Bima, Bima Donggo dan Sangiang. Bahasa ini membedakan bahasa halus dan kasar. Bahasa yang mereka pakai ini termasuk kelompok Melayu Polynesia.

Secara umum, penduduk Nusa Tenggara Barat sangat terikat dengan adat dan agamanya, Namun demikian, merreka tidak menutup diri sama sekali dari pengaruh luar. Dahulu, sekolah dianggap perusak adat. Saat ini anak-anak disekolahkan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Mereka cenderung beranggapan segala yang berasal dari luar itu baik, terutama yang menyangkut kebudayaan dan teknologi. Cara hidup dan berfikir sudah mengikuti pola modern, hidup hemat, cermat dan ekonomis.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Kepercayaan asli orang Bima disebut pare no bongi, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Walaupun sebagian besar masyarakat Bima memeluk agama Islam, suku Bima masih mempercayai dunia roh-roh yang menakutkan. Dunia roh yang ditakuti adalah Batara Gangga sebagai dewa yang memiliki kekuatan yang sangat besar sebagai penguasa, Batara Guru, Idadari sakti dan Jeneng, roh Bake dan roh Jim yang tinggal di pohon, gunung yang sangat besar dan berkuasa untuk mendatangkan penyakit, bencana, dll. Mereka juga percaya adanya sebatang pohon besar di Kalate yang dianggap sakti, Murmas tempat para dewa Gunung Rinjani; tempat tinggal para Batara dan dewi-dewi. Sedangkan suku Bima bagian timur menganut agama Kristen.

KEBUTUHAN

Tenaga kesehatan sangat diperlukan bagi orang Bima. Tingkat keematian sangat tinggi. Masyarakat hanya percaya kepada para dukun dan ahli sihir. Juga dibutuhkan program pendidikan dan alat pertanian yang cukup baik untuk bercocok tanam. Komoditi pertanian yang diusahakan oleh pengusaha daerah mulai terdesak oleh pengusaha kuat. Kendala pemasaran juga sangat terasa. Petani bawang merah membutuhkan penyediaan modal usaha untuk menggunakan teknologi pertanian yang tepat dengan bantuan petugas penyuluh pertanian. Semangat wiraswasta yang dimiliki leluhur perlu terus dihidupkan di kalangan angkatan muda.

POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Bima, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Bima
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Bima juga yang berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA