MONGOLIA
Luasnya : 1.565.000 km2
Ibu Kota : Ulan Bator
Jumlah Penduduk: 2.662.000
Suku Bangsa : Orang Mongol : 91.6%
Rumpun Turki : 6.6%
Minoritas pribumi (Cina, Rusia dan Evenki) : 1.8%
Orang asing (Barat, Korea, Jepang, dll.) : 0.3%
Budaya : Nomad
Agama : Tidak beragama : 41.59%
Shamanisme : 31.20%
Budha Dalai Lama : 22.50%
Islam : 4.00%
Kristen : 0.71%
Mongolia! Sebuah nama yang mengingatkan kita kepada Jengis Khan
dengan pasukan Mongolnya yang berhasil menguasai Asia Tengah sampai
Eropa di abad ke-13, serta menaklukkan dan membinasakan segala aral
rintangnya.
LETAK
Berbatasan dengan negara-negara persemakmuran di sebelah utara dan
Cina di sebelah selatan, Mongolia merupakan suatu dataran terpencil
dengan pegunungan tinggi yang menakjubkan, danau besar, padang gurun
dan padang rumput berbukit luas, ribuan mil jauhnya dari kepulauan
lainnya.
PENDUDUK
Sepertiga dari negara yang berpopulasi 2.662.000 jiwa ini menetap di
ibu kota Ulan Bator. Sedangkan di pedesaan kebanyakan penduduknya
yang hidup nomaden tinggal di gher (tenda) di mana mereka menempuh
perjalanan jarak jauh dengan kuda sambil menuntun sekawanan domba
dan sapi.
SEJARAH
Tidak lama sesudah Jengis Khan meninggal pada abad ke-14, kerajaan
Mongol jatuh dan dikuasai Cina. Pada tahun 1921, orang Mongol
mendeklarasikan kemerdekaan negara mereka dari kekuasaan Manchu dan
Cina. Revolusi itu didukung oleh pasukan dari Uni Soviet dan pada
1924, Mongolia dijadikan republik yang dipimpin oleh partai komunis.
Hampir selama 70 tahun sejak revolusi rakyat di tahun 1921 ketika
partai komunis mengumumkan rezim barunya, Mongolia mengikuti politik
kebijaksanaan Rusia lama. Keuntungan besar diraih dari bantuan
industri dan pendidikan ala barat. Sejak tahun 1966, Mongolia
bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan RRC. Oleh karena itu,
orang Mongol dan Cina bertengkar tentang perbatasan mereka.
Komunisme di Mongolia ditolak pada tahun 1990 dan demokrasi multi-
partai didirikan melalui undang-undang 1992. Dalam pemilihan
berikutnya partai komunis yang telah diperbaharui mendapat
kemenangan besar.
AGAMA
Sejak abad 20-an yang lalu agama tidak diizinkan. Agama Budha
tradisional lenyap dari pandangan. Negara ini kemudian mengasingkan
diri dari dunia luar pada umumnya, walaupun selama ratusan tahun
shamanisme dan agama non-Kristen mendominasi Mongolia. Sebelum tahun
1921, Mongolia terkenal sebagai salah satu negara agama yang kuat.
Saat ini ada lebih dari 2000 vihara dan kira-kira 60% dari total
popularitas pria adalah biksu. Hasil tuaian misionaris pada waktu
itu sangat sedikit.
Seorang misionaris dari Inggris yang antara 1878-1898 melayani di
negara Asia ini, selama 20 tahun tidak pernah bertemu dengan orang
Mongol yang tertarik untuk menjadi Kristen. Sampai tahun 1923,
ketika semua misionaris harus meninggalkan negara Mongolia, hanya
beberapa saja yang lahir baru.
MASA KINI
Situasi politik sangat sulit sehingga banyak orang kehilangan
orientasi untuk kehidupan mereka. Data statistik menunjukkan angka
kejahatan, kemiskinan, dan pengangguran disertai dengan kekacauan
ekonomi dan kekurangan bahan untuk industri yang terus meningkat.
Sejalan dengan semua ini terbersit pula keinginan untuk bangkit
kembali pada tradisi kuno yang ditandai dengan mulai diaktifkannya
kembali tradisi agama non-Kristen.
INJIL
Orang-orang Mongol mencari norma-norma hidup yang baru. Ketika
negara ini mulai terbuka untuk dunia luar, sedikit sekali dijumpai
orang-orang Kristen. Saat ini, untuk pertama kali dalam sejarah
gereja Kristen, telah berdiri gereja di Mongolia. Sudah ada beberapa
gereja di ibu kota, tetapi di daerah-daerah masih ada ratusan desa
yang tidak memilik kesaksian orang Kristen.
Film Yesus merupakan sebuah alat yang luar biasa untuk pemberitaan
Injil. Film ini pertama kali diputar di Ulan Bator di depan 300
anggota parlemen. Pada waktu itu pemimpin dari 12 provinsi lain juga
meminta agar film ini diputar di daerah mereka, bahkan mereka
meminta agar di setiap basis militer di Mongolia, film Yesus
diizinkan untuk ditonton. Dengan demikian, ratusan orang telah
menonton film tentang Juruselamat dunia. Sayang sekali negara ini
tidak hanya terbuka untuk Injil melainkan juga untuk sekte-sekte.
Banyak orang Mongol disesatkan oleh karena tidak mengetahui Alkitab
dengan baik dan para pemimpin gereja kurang terdidik di dalam
teologi, sehingga ada banyak perselisihan di sana.
Mari kita bersatu dalam doa agar gereja di Mongolia dapat bersatu
dan mempertahankan vitalitas dan misi bagi kemuliaan dan kedewasaan
iman serta pengetahuan akan Tuhan.
POKOK DOA:
- Beryukur atas kebebasan beragama yang sementara ini bisa
dinikmati di Mongolia.
- Mengucap syukur atas pertumbuhan gereja dari 4 orang pribumi
yang percaya pada tahun 1989 menjadi sekitar 5.000 orang yang
berbakti di kurang lebih 60 gereja dan sekitar 100 persekutuan
Kristen.
- Doakan kemajuan di bidang ekonomi dan pemberantasan korupsi yang
masih tinggi di negara ini.
- Berdoa agar orang Mongolia yang kembali ke agama tradisi non-
Kristen boleh melihat keselamatan yang sebenarnya.
- Doakan gereja agar makin kuat dan mandiri.
- Berdoa untuk para pemimpin agar dapat melayani jemaat mereka
dengan hikmat surgawi.
- Doakan kesatuan gereja agar tetap mencerminkan kasih Allah.
- Doakan untuk kemunculan sekte-sekte yang menyesatkan di sana,
berdoa di dalam nama Tuhan Yesus supaya kuasa-kuasa jahat
dipatahkan. Doakan juga untuk orang Mongolia agar tidak
terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan tersebut.
- Doakan mahasiswa, orang nomad, dan suku-suku minoritas agar
mereka dapat dicapai oleh Injil.
- Berdoa agar internet, TV, radio dan film Yesus dapat menjadi
saluran berkat bagi banyak orang Mongol.
Sumber diedit dari: Terang Lintas Budaya, 2005
e-JEMMi 13/2006