You are hereArtikel Misi / Penginjilan Anak-Anak

Penginjilan Anak-Anak


Dalam usaha mengadakan penginjilan untuk anak-anak, sebaiknya para pekerja-pekerja SM mengadakan rapat terlebih dahulu, untuk membahas visi maupun misi dalam mengadakan penginjilan tersebut. Rapat ini penting bagi semua yang melayani di Sekolah Minggu, tidak saja bagi mereka yang bekerja dalam kelas anak-anak. Kesempatan untuk penginjilan anak-anak terdapat di mana saja, di gereja, di rumah, dan dalam masyarakat.

Pertanyaan:

Kegiatan-kegiatan apakah yang memberi kesempatan untuk penginjilan anak?

Sekolah Minggu, kebaktian anak-anak, Pekan Pendidikan Anak-anak, kamp anak-anak, penyelidikan Alkitab secara berkelompok, K.K.R. Sekolah Minggu, kebaktian-kebaktian yang tetap di gereja, di rumah sewaktu berkumpul tanpa disengaja, dan sebagainya.

MASALAH-MASALAH DALAM PENGINJILAN ANAK-ANAK

Pertanyaan:

Masalah-masalah apakah yang biasa dihadapi dalam menginjili dan membimbing anak-anak menerima Kristus?

  1. Keinginan untuk bergerak atau untuk kegiatan.

    Kadang-kadang anak-anak itu menanggapi suatu undangan hanya karena mereka sudah lelah duduk atau hanya karena ingin melakukan kegiatan lainnya.

  2. Karena pengaruh keadaan.

    Ada murid yang mengangkat tangannya atau maju ke depan hanya karena orang lain melakukannya, atau karena mereka ingin menyenangkan yang memimpin.

  3. Ketakutan yang sangat.

    Perasaan anak-anak mudah sekali terangsang dan mungkin mereka maju ke depan karena takut dihukum.

  4. Perbedaan dalam pengertian dan latar belakang Alkitab.

    Murid-murid dari suatu kelas menunjukkan bermacam-macam taraf kedewasaan rohani dan pengertian, serta bermacam-macam tingkatan pengetahuan Alkitab. Ada anak yang menyadari kebutuhannya akan keselamatan pada umur yang muda sekali, sedangkan yang lain hanya memiliki sedikit pengertian rohani. Banyak anak yang mengetahui Alkitab dengan baik sekali, sedangkan yang lain sama sekali tidak mengerti pelajaran Alkitab, meskipun yang termudah.

  5. Kesukaran dengan istilah-istilah simbolis dan abstrak.

    Anak-anak tidak berpikir dalam perlambangan atau istilah abstrak seperti halnya orang dewasa. Banyak kali mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan "pembenaran, penebusan, iman, dll." Bahkan kadang-kadang perkataan, "Biarlah Yesus masuk ke dalam hatimu" dapat disalah-mengerti.

  6. Pengalaman bertobat yang berulang kali.

    Ada anak yang menanggapi setiap ajakan untuk menerima Yesus tanpa mengerti apa yang mereka lakukan atau mengapa? Lainnya lagi merasa bahwa mereka perlu diselamatkan kembali, setiap kali mereka berbuat salah.

PRINSIP-PRINSIP UNTUK MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH INI

Bicarakan bersama-sama dengan para guru SM yang ada dan bicarakan masalahnya satu persatu.

  1. Meminta tindakan yang bertentangan dengan biasanya.

    Jangan minta mereka yang ingin menerima Kristus maju ke depan, tetapi sebagai gantinya mintalah mereka yang ingin menerima Kristus tetap tinggal di tempat duduknya, sementara yang lain diperbolehkan pulang. Tidak begitu banyak yang akan menanggapi cara penyampaian seperti itu. Mereka yang menanggapi penyampaian ini biasanya bersungguh-sungguh dalam hal menerima Yesus.

  2. Berilah waktu luang.

    Prinsip ini sama dengan prinsip di atas. Dengan memberi sedikit waktu berlalu antara undangan maju ke depan dengan tanggapan, anak-anak tidak akan maju ke depan karena anak-anak lain berbuat begitu atau karena mereka ingin menyenangkan guru. Untuk menerapkan dua prinsip ini Saudara harus mempunyai kegiatan lain bagi mereka yang tidak menanggapi panggilan sehingga ada kesempatan untuk menenangkan keadaan dan memberi waktu untuk menghadapi anak-anak yang memberi tanggapan.

  3. Tekankanlah kasih Allah.

    Biasanya dalam menghadapi anak-anak kita menghindari pernyataan emosi yang berlebih-lebihan pada waktu mengajak mereka untuk menerima Kristus. Mereka harus mengerti bahwa Allah mengasihi mereka dan ingin supaya menjadi anak-anak-Nya.

  4. Hadapilah anak-anak itu secara perorangan.

    Penginjilan secara masal bukanlah cara yang baik untuk anak- anak, sebab pengertian dan pengetahuan mereka sangat berbeda. Bagi tiap anak yang menanggapi ajakan untuk menerima Yesus itu harus ada seorang pekerja yang dapat berbicara secara pribadi dengannya. Setiap guru harus mengusahakan agar berbicara di bawah empat mata dengan setiap muridnya untuk menetapkan kebutuhan dan pengertian mereka akan keselamatan.

  5. Buatlah sesederhana mungkin.

    Hindarilah simbol-simbol dan istilah abstrak yang mungkin tidak bisa dimengerti. Sedapat mungkin uraian itu harus konkrit dan berdasarkan kenyataan. Biasanya memakai satu lukisan dan satu atau dua ayat saja dalam menginjil kepada anak-anak sudah cukup.

  6. Pakailah pertanyaan-pertanyaan.

    Dengan jalan pertanyaan-pertanyaan tentukanlah mengapa murid itu menanggapi dan apa pengertiannya akan keselamatan. Terangkan perbedaan antara diselamatkan dan minta pengampunan karena berbuat salah. Tekankanlah bahwa keselamatan itu berdasarkan apa yang dikatakan Alkitab dan bukan perasaan.

PENDEKATAN SESUAI DENGAN TINGKAT UMUR

  1. Kelas Batita.
  2. Anak dalam Kelas Batita mungkin belum dapat mengerti keselamatan. Tetapi jangan lupa orang tuanya. Mungkin mereka akan terbuka sekali kepada Injil sewaktu menyadari keperluan mereka untuk menjadi orangtua yang lebih baik.

  3. Kelas Kanak-kanak/Balita.

    Ada anak yang bertobat sebelum umur enam, tetapi itu tidak selalu. Dalam menghadapi anak-anak dalam umur ini Saudara perlu meletakkan dasar untuk pengalaman pertobatan di waktu yang akan datang. Anak-anak harus mengetahui bahwa Allah mencintai mereka, bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa Ia datang untuk menyelamatkan manusia dan bahwa dosa-dosa kita dapat diampuni.

  4. Pratama dan Madya.

    Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan metode yang dipakai untuk menghadapi anak-anak pratama dan madya:

     PRATAMA MADYA
    
     Tekankanlah kasih Allah. Tekankanlah kebenaran dan
     keadilan Allah.
    
     Menjadi anggota keluarga Allah. Membuat keputusan yang paling
     penting dalam kehidupan ini.
    
     Lukisan domba yang hilang. Lukisan tentang berjuang dalam
     barisan Allah.
    
     Istilah-istilah yang gampang. Lebih banyak perlambangan dan
     simbol.
    

BIMBINGAN DAN TINDAK LANJUT

  1. Bentuklah hubungan yang akrab dengan anak. Ketahuilah nama kecil nama panggilan akrab anak itu. Tersenyumlah jika bertemu.

  2. Bantulah anak itu untuk mengerti dasar-dasar keselamatan: Allah mengasihi; saya berdosa; Kristus mati; Allah mengampuni; saya percaya; saya hidup.

  3. Tekankanlah kebutuhan untuk doa pribadi. Sedapat mungkin hindarilah doa yang diucapkan bersama guru.

  4. Pakailah pertanyaan-pertanyaan untuk menentukan apakah anak itu benar-benar menerima Kristus. Terangkan kembali arti keselamatan jika anak itu masih belum yakin. Dasarkanlah imannya pada Alkitab.

  5. Berdoalah sesudah anak itu berdoa, berterimakasihlah kepada Allah karena sudah menyelamatkan dia.

  6. Catatlah tanggal anak itu mengambil keputusan, jika mungkin dalam halaman depan yang kosong di Alkitabnya.

  7. Terangkanlah perlunya mengakui Kristus sebagai Juruselamat dengan mulut kita dan secepat mungkin sediakanlah bagi anak itu kesempatan untuk bersaksi kepada orang lain. Orang ini mungkin gurunya sendiri, pemimpin Sekolah Minggu, orangtua, pendeta, atau teman.

  8. Terangkanlah perlunya doa harian, pembacaan Alkitab, bersaksi, dan pengampunan setiap hari (1Yohanes 1:9). Tandailah beberapa ayat dalam Alkitabnya. Sarankan kepadanya untuk memulai membaca Injil Markus.

  9. Tekankanlah pelayanan kepada Allah dengan memberi mereka pekerjaan khusus untuk dilakukan dalam gereja atau Sekolah Minggu.

  10. Rencanakanlah untuk bercakap-cakap dengan orangtua si murid secepatnya. Jika mereka belum diselamatkan, jangan melalaikan kesempatan untuk memimpin mereka kepada Kristus juga.

  11. Selenggarakanlah waktu untuk anak-anak yang baru bertobat dengan mengadakan kelas penyelidikan Alkitab sebagai tindak lanjut.

Diambil dari:

Judul buku : Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1
Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang 1997
Halaman : 256 -- 258

Dipublikasikan di: http://pepak.sabda.org/02/oct/2002/anak_penginjilan_anak_anak