You are hereArtikel / Pemuda dan Tantangan Misi

Pemuda dan Tantangan Misi


1 Korintus 9:16

"Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."

A. Pendahuluan

Abad 21 adalah abad ketika ilmu dan teknologi menjadi perhatian dan prioritas utama orang-orang postmodern. Teknologi yang semakin canggih membuat manusia, mulai dari anak kecil sampai orang muda, memberikan dirinya untuk dibentuk, dipengaruhi, dan dipersembahkan untuk mengikuti arus globalisasi. Kecanggihan ilmu dan teknologi secara sadar atau tidak sadar memengaruhi pola pikir iman Kristen kita. Sebagai contohnya, anak-anak TK pun sudah memakai gawai yang sangat canggih seperti iPad, atau iPhone 4s yang baru diluncurkan tahun lalu (yang terbaru adalah iPhone 6s - Red.), atau demam K-Pop (boys band/girls band) di kalangan anak muda sekarang ini. Kalau tidak mengikuti perkembangan zaman atau gawai seperti itu, mereka disebut ketinggalan zaman. Artikel berjudul "Pemuda dan Tantangan Misi" ini akan kita pelajari sebagai anak Tuhan/pemuda yang mau mengerti rencana Tuhan dalam anugerah keselamatan-Nya.

B. Isi

Misi adalah sebuah kata dari bahasa latin "missio" yang artinya utusan. Jadi, kata ini berbicara tentang mengutus/pengutusan atau yang diutus, misi adalah karya Allah atau tugas yang diberikan kepada siapa? Di dalam misi siapa yang diutus dan apa yang disampaikan?

Alkitab menjelaskan bahwa Allah mengutus nabi dalam Perjanjian Lama dan rasul dalam Perjanjian Baru untuk menyampaikan pesan yang Agung yang disampaikan kepada setiap orang untuk memperoleh anugerah Allah, yaitu karya Allah untuk menyelamatkan dunia dengan terpusat/fokus kepada Yesus Kristus. Jadi, misi identik dengan seseorang yang diutus untuk menyampaikan berita Injil.

Kalau kita perhatikan ayat ini, memberitakan Injil adalah keharusan dan kewajiban. Mengapa? Sebab, berita keselamatan bukan dimonopoli demi diri sendiri, tetapi dibagikan kepada orang lain. Apalagi kita yang mengaku Kristen dan murid-murid Kristus, kita seharusnya menjalankan amanat agung yang terdapat dalam Matius 28:19, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

Generasi ini adalah generasi yang bengkok hatinya, generasi yang tidak lagi mencari Tuhan, generasi yang tidak memedulikan Tuhan. "Masa bodoh terhadap Allah. Dia boleh ada, boleh tidak ada, tidak ada urusannya denganku," inilah yang secara sadar maupun tidak, sedang diserukan oleh zaman ini. Betapa menyedihkan! Tantangan zaman jelas semakin besar di depan mata kita, semakin besar jugakah api di dalam hati kita? Semakin besar jugakah semangat perjuangan kita sebagai anak Tuhan/pemuda?

Mungkin kita pernah mendengar, "Untuk apa membicarakan misi?" Ungkapan itu sepertinya arogan karena menganggap agama kita lebih baik dari yang lain. Biarlah orang mengikuti agama apa saja yang penting baik sehingga kita tidak perlu terlibat dalam misi. Misi sudah berakhir puluhan tahun yang lalu. Itu 'kan berhubungan dengan kolonialisme, membuka hutan, melayani orang-orang pedalaman, "Tidak mungkin mengirim misionaris". Kebutuhan gereja sangat besar, seharusnya misionaris yang datang dan melayani pelayanan di sini bukan mengirim ke tempat lain, "Gereja 'kan sudah melakukan misi". Lihatlah, kami juga punya pos-pos dan membangun gereja baru. Mendengar komentar-komentar inilah membuat misi tidak dapat berjalan dan tidak relevansi sekarang ini. Sudah seharusnya sebagai pemuda, kita peka dan sadar menghadapi tantangan-tantangan misi yang membuat gagalnya pemberitaan Injil.

Mengapa tidak bermisi/memberitakan Injil? Ada beberapa hal orang tidak bermisi/memberitakan Injil:

  1. Misi adalah tugas Pendeta/Penginjil.
    Penginjilan selalu dikaitkan bahwa pendeta/penginjillah yang seharusnya mengabarkan Injil, bukan tugas pemuda/orang awam.

  2. Allah telah menetapkan orang-orang pilihan-Nya untuk diselamatkan.
    Jikalau Allah berdaulat untuk menetapkan orang untuk diselamatkan, buat apa memberitakan Injil. Oleh karena itu, tidak perlu lagi tanggung jawab orang Kristen untuk menginjil. Hal itu adalah pandangan yang keliru dan salah total! J.I. Packer dalam bukunya "Evangelism and the Sovereignty of GOD" mengatakan -- seharusnya orang yang mengerti tentang kedaulatan Allah yang benar, akan memberikan dorongan dalam dirinya untuk memberitakan Injil, bukan sebaliknya menghalangi niat memberitakan Injil. Allah berdaulat menetapkan umat pilihan-Nya dan pada saat yang sama Allah memerintahkan agar orang Kristen yang telah menerima anugerah Allah melalui karya keselamatan Tuhan Yesus harus memberitakan Injil.

  3. Memberitakan Injil adalah pemaksaan/mengganggu privasi orang lain.
    Sebuah survei yang dilakukan di Wheaton College, sebuah sekolah Kristen di Amerika, menunjukkan bahwa 60 persen dari responden mengatakan bahwa mereka tidak mau mengabarkan Injil secara verbal karena tidak ingin dianggap memaksa orang lain. Hal ini ditegaskan juga oleh temuan Barna yang kalau boleh dibilang mencengangkan adalah bahwa di tahun 2009 hanya 45% anak muda yang mengatakan mereka pernah menceritakan tentang iman mereka kepada orang lain dalam waktu 12 bulan terakhir. Bandingkan dengan survei tahun 1997 di mana ada 63% yang menyatakan hal serupa. Dr. Duane Liftin, mantan presiden Wheaton College mengatakan bahwa telah terjadi perubahan filosofi dalam budaya kita. Saat ini, bagi banyak orang Kristen adalah kurang ramah kalau kita secara verbal menceritakan Injil kepada orang lain. Banyak orang hari ini yang akhirnya merasa lebih baik untuk menunjukkan saja Injil dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari tanpa perlu memberitakannya.

  4. Tidak merespons anugerah dan panggilan Tuhan.
    David Brainerd adalah seorang misionaris Amerika yang memberitakan Injil kepada orang Indian Amerika. Rentang waktu hidupnya sangat singkat, hanya 29 tahun 5 bulan dan 19 hari. Hanya 8 tahun dari kehidupannya yang dijalani sebagai orang percaya dan hanya 4 tahun sebagai seorang misionaris. Semasa hidupnya, ia bukanlah orang yang terkenal. David Brainerd telah menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi banyak orang Kristen. Bahkan, secara khusus, misionaris-misionaris telah dipengaruhi oleh perjalanan iman seorang David Brainerd. Namun, pertanyaan yang sangat menarik tentang dirinya adalah bagaimana hidupnya yang pendek dan diwarnai oleh beragam kesulitan memiliki pengaruh yang begitu besar?

    Menurut John Piper, jawabannya adalah karena kehidupan Brainerd merupakan sebuah kesaksian yang kuat dan gamblang tentang sebuah kebenaran bahwa Tuhan dapat memakai seorang yang lemah, sakit-sakitan, sering kecil hati, kesepian, dan penuh pergumulan, yang menangis di hadapan Tuhan siang dan malam untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan demi kemuliaan nama Tuhan. Brainerd adalah seorang yang terus-menerus bergumul dalam kelemahannya. Brainerd adalah seorang yang terus-menerus bergumul tentang imannya. Bahkan, bagi kita yang mengaku diri sebagai orang beriman pun, Brainerd mungkin bukan ideal kita. Akan tetapi, realitasnya adalah Tuhan dapat memakai seorang yang "kecil" untuk menyatakan kebesaran-Nya.

    Beberapa hal di atas inilah yang menjadi penyebab mengapa orang orang tidak bermisi, bagaimana jadinya kalau kita terpana dengan hambatan-hambatan ini, tidakkah kita memiliki kepekaan kasih bahwa masih banyak orang di dunia ini yang belum mendengar Injil dan memperoleh keselamatan! Kalau bukan kita, siapa lagi! Karena kita inilah penerus gereja yang memiliki semangat masih muda, semangat 'fighting spirit' (menantang zaman). Alkitab mengatakan dalam Roma 10:14-15, "tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: 'Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!'"

    Dengan bermisi, kita juga mentransformasi seluruh aspek kehidupan menuju hidup berkelimpahan di dalam Yesus Kristus. Pemuda sudah seharusnya memengaruhi dan mentransformasi zaman dalam segala bidang yang ada entah dia seorang pelajar/mahasiswa, pekerja, aktivis, politis, ekonom, hukum, scientis atau bidangnya masing-masing untuk dibawa ke dalam hidup seturut dengan kehendak Allah di dalam Yesus Kristus.

C. Kesimpulan

Dengan demikian, sebagai pemuda Kristus sudah menjadi keharusan bagi kita untuk bermisi. Mari kita semua bermisi, memberitakan Injil untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk kemegahan diri sehingga kita mengerti maksud dan rencana Tuhan. Siapa di antara kita berkata dan berdoa, "Tuhan, ini aku, utus aku, jadikan aku alat-Mu untuk memberitakan Injil agar setiap orang mendengar Injil. Walaupun kesulitan, tantangan yang dihadapi, aku tetap setia menjalankan perintah-Mu." Orang-orang seperti inilah yang berkenan di hati Tuhan, memiliki hati yang peka terhadap sesama dan memiliki jiwa yang tulus bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan, yang bukan hanya dimonopoli atau dimiliki sendiri, tetapi juga harus dimiliki orang lain. Dengan demikian, sudah seharusnya pemberitaan Injil diberitakan kepada siapa saja. Kiranya ini menggugah dan menggerakkan hati kita untuk semakin giat bermisi dan mengabarkan Injil. Amin.

Diambil dan disunting dari:

Nama situs : Sola Scriptura
Alamat URL : http://backtobible-reformed.blogspot.com/p/pemuda-dan-tantangan-misi.html
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 25 Juni 2015