You are hereArtikel Misi / Pelatihan untuk Para Pekerja (2)
Pelatihan untuk Para Pekerja (2)
MEMBEKALI PERLENGKAPAN KEPADA PELAYAN
Masalah yang kita hadapi adalah mencari cara untuk memadukan segala sesuatu untuk membuat pelatihan yang utuh. Pertama-tama, kita memerlukan pengajaran menyeluruh dan mendalam seperti pengajaran dari Sekolah Alkitab. Pengajaran yang cocok dalam nuansa jemaat yang berfungsi penuh seperti jemaat Perjanjian Baru. Pengajaran tersebut akan menyediakan lahan pelayanan yang memadai. Yang kedua, mereka yang dipanggil untuk merintis gereja perlu mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman tambahan dalam membangun jemaat.
Jemaat yang belajar dan bersekutu dalam gereja ini mengambil bagian aktif dalam kehidupan dan pelayanan gereja. Mereka tentu saja tidak diberikan posisi istimewa. Mereka sejajar dengan jemaat lainnya. Mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai macam aktivitas gereja, bukan karena status mereka sebagai pelajar, tetapi karena mereka adalah anggota gereja dan memunyai karunia Roh Kudus. Mereka tidak dianggap sebagai pelajar, tetapi anggota gereja yang dipanggil dalam berbagai bidang pelayanan seperti halnya jemaat lain.
Kelas pedalaman Alkitab adalah bagian normal dari pelayanan jemaat. Seluruh jemaat didorong untuk berpartisipasi. Jemaat diajarkan bahwa mereka semua dipanggil Allah untuk berpartisipasi dalam pelayanan-pelayanan jemaat sesuai dengan karunia Roh yang mereka miliki. Oleh karena itu, semua jemaat membutuhkan pengetahuan akan firman Allah.
Pendidikan Alkitab tidak hanya diperlukan untuk mempersiapkan para penginjil saja, namun untuk memperlengkapi setiap anggota gereja dengan pengetahuan akan firman Allah untuk pelayanan yang mungkin memanggil mereka: pendeta, guru, diakon, penatua, evangelis atau yang lainnya.
Jika ada pemuda yang memberitahu kami bahwa dia dipanggil untuk melayani, kami akan mengatakan kepadanya: "Mungkin". Jika ya, Allah akan memberikan jawaban-Nya. Paulus dipanggil bertahun-tahun sebelum dia melayani. Akan tetapi, jika Allah menghendaki pemuda itu pergi melayani, dia akan dibimbing oleh Roh Kudus. Jadi ceritakanlah panggilan Anda kepada penatua gereja Anda. Gereja akan menanti jawaban Allah melalui doa mereka. Jika Dia memanggil Anda menjadi seorang evangelis, Dia akan memberikan jawaban-Nya kepada gereja tepat pada waktu-Nya. Sementara ini, pergilah melayani dengan keahlian yang dianugerahkan-Nya kepada Anda, pelajarilah firman-Nya, dan pahamilah aturan dan fungsi jemaat lokal, sehingga Anda siap saat Dia memanggil Anda.
Pembelajaran Alkitab dan pengalaman dalam jemaat merupakan bekal yang cukup dalam pelayanan. Namun demikian, misionaris generasi mendatang harus mempelajari firman Allah terlebih dahulu dan memahami struktur dan pekerjaan gereja lokal yang mendasari pelayanannya.
Oleh karena itu, kita mempelajari prinsip bahwa semua orang membutuhkan persiapan yang sama. Seraya belajar, kita dan para murid mencari tahu panggilan setiap orang. Panggilan kita akan tampak dari karunia Roh yang kita miliki. Kita tidak perlu terburu-buru dalam memutuskan panggilan seseorang karena penampilan awal bisa menipu. Dalam pelayanan apa pun, karunia Roh cepat atau lambat akan bermanifestasi dan kita dapat melatih karunia-karunia tersebut.
BEBERAPA CONTOH
Ketika seseorang pemuda mendapat panggilan untuk merintis gereja, kami mengundangnya ke kelompok kami, seperti saat Paulus mengajak Timotius. Berikut adalah beberapa contoh prosedurnya.
1. Seorang pebisnis muda langsung menghadiri kelas pedalaman Alkitab.
Dia aktif dalam pelayanan jemaat, baik yang di dalam gereja maupun persekutuan di luar gereja. Lalu dia dengan yakin mengatakan kepada kami bahwa Allah memanggilnya untuk bergabung dengan kelompok misionaris. Kami menasihatinya untuk menceritakan panggilan tersebut terlebih dahulu kepada para penatua gereja. Lalu dia memberitahukan mereka.
Setelah gereja mendoakan panggilannya beberapa kali, mereka mengatakan apa yang mereka rasakan saat berdoa: dia mungkin dipanggil untuk melayani, tetapi mereka belum bisa memastikan kapan waktu yang tepat sesuai dengan waktu Allah. Dia dengan tekun menantikan jawaban Allah. Sementara itu, kami menyaksikan perkembangan rohani dan pertumbuhan karunianya. Dia mengambil bagian dalam pelayanan persekutuan para orang percaya baru di kota-kota sekitar yang memberinya pengalaman yang lebih luas.
Kira-kira satu tahun kemudian, gereja menjadi yakin bahwa Allah telah memberikan jawaban-Nya dalam doa bahwa, dia dipanggil menjadi seorang penginjil. Kami juga yakin bahwa panggilannya berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, setelah para penatua dan penginjil menumpang tangan mereka, dia berangkat oleh karena disuruh Roh Kudus". [Kisah 13:4]
2. Seorang pemuda dikirimkan kepada kami untuk mempersiapkan diri.
Badan misi yang mengutusnya percaya bahwa dia dipanggil untuk merintis gereja dan ternyata benar. Dia adalah orang yang berpendidikan, tapi dia baru saja menjadi percaya dan hanya memunyai sedikit pengetahuan tentang Alkitab. Kerohaniannya juga masih kurang dan pemahamannya tentang struktur dan pelayanan dalam jemaat juga masih remang-remang. Oleh karena itu, dia tekun belajar dan juga berpartisipasi dalam pelayanan jemaat. Dengan iman, dia datang mencari Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya agar dia bisa mencurahkan sebagian besar waktunya untuk pendidikan dan pelayanan. Ia memasak sendiri dan mencuci sendiri, padahal sebelumnya ia tidak terbiasa melakukannya.
Sejak awal dia sudah menunjukkan karunia yang diperlukan oleh misionaris. Walaupun belum terbentuk secara sempurna, namun karunianya terus berkembang. Suatu waktu ketika kami yakin akan panggilannya, kami mengajaknya bekerja sama dalam berbagai kegiatan penginjilan. Dia mengambil bagian dalam pelayanan menolong jemaat yang sedang kesusahan selama beberapa bulan. Selain itu, dia giat menolong dalam bidang pengajaran. Kami berdoa untuk beberapa hal dan mencari kehendak Allah bersama-sama.
Allah memakainya dan ia mendapatkan banyak pengalaman, walaupun dia harus menghadapi masalah-masalah berat yang tak terduga. Dengan berbekal pengalaman itu, dia kembali mendalami Alkitab. Kemudian dia mengadakan perjalanan, mengunjungi beberapa gereja yang memunyai beragam masalah. Setelah kembali, dia tinggal bersama kami sebentar saja untuk mengulas ulang pelajaran yang diperolehnya dalam perjalanannya. Setelah itu, dia kembali ke badan misi yang mengutusnya untuk bergabung dalam pelayanan mereka.
Sepanjang perjalanannya yang mencapai ratusan kilometer, ia hanya membawa bekal yang secukupnya untuk dia sampai ke tujuan selanjutnya. Dan ia mendapati bahwa Allah tidak pernah gagal mencukupi kebutuhannya.
3. Seorang wanita muda dari gereja lain datang untuk melayani dalam bidang pengajaran.
Dia terpanggil untuk berkhotbah sekaligus mengajar, terutama di rumah-rumah jemaat di antara wanita serta anak-anak. Dia bekerja paruh hari, sedangkan sisanya diisi dengan kursus pedalaman Alkitab. Kemudian, dia juga terpanggil untuk memimpin persekutuan wanita seorang diri.
Walaupun demikian, ada juga hasil yang mengecewakan. Sepasang suami istri datang dengan perasaan antusias yang tinggi, namun selang beberapa bulan kemudian terbukti hanya merupakan sesuatu yang emosional, bukan spiritual. Hati mereka mengincar posisi, keamanan finansial, dan kepuasan material. Ketika mereka menyadari harga yang harus dibayar saat mengikuti Tuhan dalam pelayanan-Nya, mereka tersinggung kemudian mundur. Kami merasa sedih, mereka gagal meraih kemenangan, tetapi kami lega karena kelemahan mereka dapat diketahui.
Seorang pemuda datang dan berkata bahwa dia dipanggil Tuhan. Kerjanya payah tahun pertama pelayanannya. Kami berkata padanya jika tidak ada perubahan, maka dia tidak boleh kembali. Dia menuliskan kerinduannya untuk kembali. Jemaat mendoakannya selama beberapa minggu. Akhirnya, semua yang mendoakannya merasa bahwa Allah menginginkan dia kembali [melayani di tempat kami]. Jawaban doa kami terbukti benar dan dia menjadi sosok yang sangat rohani.
Tuhan Yesus meluangkan waktu bersama dengan murid-murid-Nya selama tiga tahun. Semua penginjil dalam kitab Perjanjian Baru melewati beberapa tahun masa persiapan sebelum akhirnya diutus oleh Roh Kudus. Dari contoh tersebut ditambah dengan pengalaman kami dalam hal ini, kami menimbang bahwa waktu pelatihan sebaiknya tidak kurang dari 3 tahun. Walaupun demikian, kita tidak boleh memaksakan suatu batasan waktu. Tidak ada yang dapat dianggap siap untuk diutus kecuali Roh Kuduslah yang memberikan konfirmasi dan ketika Roh Kudus telah memberikan konfirmasi, tidak boleh ada yang menunda-nunda.
Beberapa orang yang datang [ke tempat kami] mendalami Alkitab, hidup dengan iman kepada Allah yang mencukupi kebutuhan material mereka, sementara mereka mencurahkan seluruh waktu untuk mendalami Alkitab dan melayani. Saat mereka dipanggil menjadi penginjil, kami merasa pengalaman mereka hidup dalam iman akan banyak berkontribusi dalam persiapan mereka.
Beberapa yang lain bekerja paruh hari. Mereka meluangkan waktu malam hari untuk belajar dan melayani.
PENGALAMAN ROHANI
Kita juga perlu mengadakan pertemuan doa secara rutin. Pokok doa diutarakan dalam beberapa menit pertama. Kemudian semua anggota dipimpin untuk turut ambil bagian dalam doa. Seusai berdoa, ajukan beberapa pertanyaan mengenai bimbingan apa yang mereka terima saat berdoa -- jawaban dan beban doa apa yang Dia berikan kepada kita.
Setiap orang bebas menyatakan apa yang dirasanya merupakan kata-kata Tuhan. Setiap orang harus mencari kehendak Allah tentang pelayanannya serta mencari konfirmasi dari anggota persekutuan doa yang lain. Kemudian, bersama-sama mereka menyerahkan masalah pelayanan mereka kepada Tuhan. Setiap detail dan rencana pekerjaan bergantung dengan jawaban doa. Tanpa bimbingan Roh Kudus dan doa semua bidang pelayanan hanyalah kapal tanpa tenaga dan tujuan.
Dalam pengajaran, kita perlu memberi penekanan dalam memperlengkapi pengalaman spiritual pribadi yang dibutuhkan dalam pelayanan rohani. Doa dan juga pengajaran Alkitab menyucikan dan mempererat hubungan mereka dengan Kristus. Mereka akan mengerti kekuatan kehadiran-Nya, sungguh-sungguh dipenuhi dengan Roh Kudus, dan memosisikan diri mereka sebagai pelayan-pelayan Allah.
Tujuan utama kami adalah membekali para murid adalah mengajak mereka menyangkal diri mereka dan memikul salib bersama-Nya. Dengan pengajaran yang sabar dan disertai dengan doa, Dia meraih tujuan-Nya: memimpin para murid menemukan iman sejati dan berserah diri. Dia mengutus mereka ketika Dia berhasil membuat mereka berserah diri dan beriman.
Inilah yang harus menjadi tujuan dan perhatian utama kita saat mempersiapkan orang-orang akan merintis gereja. Siswa yang berprestasi dan pembicara yang arif sekalipun akan lemah tanpanya. Namun dengan tujuan utama, orang biasa seperti para murid Tuhan Yesus menemukan hikmat dan kekuatan sejati.
Dalam persekutuan kami, ada beberapa pekerja yang dilatih dengan cara ini dan hasilnya lebih superior daripada mereka yang dilatih dengan cara lama. Mereka telah tahu bagaimana dipimpin oleh Roh Kudus, bagaimana memenangkan doa, bagaimana melayani firman Tuhan, dan bagaimana mendirikan jemaat seperti jemaat Perjanjian Baru. Mereka tidak membanggakan diri. Mereka tidak takut melangkah dalam iman dan bergantung kepada Tuhan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Mereka tidak mau menetap dengan posisi yang nyaman, tetapi mereka rindu mengabarkan injil dan mendirikan gereja-gereja.
Tentu saja hasilnya sangat memuaskan. Kita tidak bisa menghasilkan jumlah pekerja banyak dengan cara seperti ini, namun gereja mula-mula tidak pernah melakukan hal ini, Yesus pun tidak. Saat ini sama seperti zaman dahulu, Kristus menginginkan orang-orang yang akan memperluas gereja-Nya adalah orang-orang yang Ia panggil dan dilatih Roh Kudus; orang-orang yang akan berkata dengan Paulus, "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." Atas orang-orang ini, Dia akan memberikan kuasa-Nya yang bekerja lewat mereka secara luar biasa untuk membangun gereja-Nya.
Tetapi janganlah lupa, walaupun metode untuk melatih para pekerja sangatlah penting, metode itu sendiri tidak menghasilkan buah kerohanian. Kuasa yang menghasilkan buah kerohanian itu bukan terletak pada metode pelatihannya, tetapi pada Roh Kudus. Di balik seluruh pelayanan pengajaran kita terdapat doa yang terus-menerus didoakan oleh para guru. Setiap murid adalah satu pokok doa. Kita telah berdiri di hadapan Allah dalam iman dan doa agar setiap pekerja bergantung penuh pada-Nya dan agar semua mengerti tujuan-Nya dalam kehidupan mereka. Kita telah menyaksikan perubahan-perubahan besar terjadi. Setiap kesuksesan adalah sebuah kemenangan doa yang dijawab. (t\Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul buku | : | The New Testament Order for Church and Missionary |
Judul artikel | : | The Training of The Worker |
Penulis | : | Alex Rattray Hay |
Penerbit | : | The New Testament Missionary Union Canada |
Halaman | : | 488 -- 496 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 5878 reads