You are hereMisi Tidak Mungkin Tanpa Doa
Misi Tidak Mungkin Tanpa Doa
Banyak orang Kristen, khususnya kaum Injili yang sering berbicara mengenai misi. Bahkan di satu sisi ada gereja-gereja di antara mereka yang bersedia mengumpulkan uang bagi para Misionaris, namun sangat disayangkan, mereka tidak sepenuhnya mengerti apa maknanya terlibat atau mengambil bagian dalam penginjilan misi sedunia. Di sisi lain ada gereja-gereja yang kurang tertarik dengan misi, karena takut kehilangan dana dan tenaga yang mereka anggap sangat dibutuhkan.
Kita sebagai orang Kristen yang sudah lahir baru dan yang sudah menikmati keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus, seharusnya bertanya kepada diri kita sendiri, "Bagaimana saya bisa mengambil bagian dalam misi sedunia?" Apakah saya harus pergi atau mempersembahkan uang atau terbeban untuk berdoa bagi misi sedunia? Memang dapat dikatakan bahwa tidak semua orang Kristen terpanggil untuk pergi ke Ladang Misi dan memberitakan Injil di sana. Seorang bapak atau ibu rumah tangga yang sudah berumur, yang sibuk mengurus keluarganya, bisa jadi terhalang untuk meninggalkan semuanya, pergi ke negara atau suatu daerah baru dan menjadi Misionaris di sana. Namun apakah ini berarti dia tidak bisa terlibat dalam misi sedunia? Tentu saja tidak berarti demikian. Dia tetap dibutuhkan untuk melaksanakan Amanat Agung. Dia bisa mengambil bagian dalam persembahan dana dan doa untuk mendukung pekabaran Injil di seluruh dunia. Doa adalah pegangan utama bagi keefektifan pekerjaan misi sedunia.
Kita semua mengetahui bahwa memang ada aktivitas yang bisa dilaksanakan tanpa doa. Namun tidak demikian halnya dengan aktivitas yang berkaitan dengan misi. Apabila pelayanan misi dapat berhasil dengan baik, maka hal ini tidak lepas dari peran doa orang- orang Kristen. Doa orang Kristen merupakan rahasia. Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu, menginginkan dan meminta doa setiap orang Kristen, supaya Kerajaan Allah bisa dibangun di dunia ini. Dan kalau kita melihat keadaan dunia saat ini yang penuh dengan berbagai halangan dan kesulitan bagi tersebarnya Injil, maka kita tetap tidak boleh lupa, bahwa bukan kita sebagai manusia yang terbatas, sering bersalah, dan patah semangat, namun marilah kita melihat kepada Allah yang adalah sang Pemilik Tuaian, yang telah berfirman, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku...." (Matius 28:19-20).
"Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng." (2 Korintus 10:3-4). Dalam Efesus 6:12 dikatakan, "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." Dan dalam Wahyu 5:1-8:5 disebutkan bahwa di satu pihak hanya Anak Domba Allah yaitu Yesus Kristus yang berkuasa membuka meterai-meterai dan bahwa hanya Dialah yang berkuasa mengontrol seluruh dunia dan sejarah. Namun di lain pihak doa-doa orang percaya, yaitu orang Kristen yang sudah lahir baru sangat dibutuhkan supaya rencana Allah untuk dunia ini terlaksana (bandingkan Wahyu 5:8 dengan 8:1-5).
Dengan kata lain, Allah yang mahakuasa ingin menyelamatkan manusia dan bersedia untuk melibatkan umat Kristen dalam membangun Kerajaan-Nya. Dia ingin jemaat-Nya berdoa bagi dunia yang penuh dengan orang yang belum diselamatkan. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita sebagai orang Kristen untuk berdoa agar Amanat Agung bisa terlaksana di dunia ini. Tetapi apabila kita malas dan tidak peduli akan keselamatan jiwa orang lain, maka banyak orang yang tidak akan diselamatkan, oleh karena jemaat Allah tidak menaati perintah dan Amanat Agung Tuhannya. Namun jikalau kita berdoa maka kita bisa mengubah dunia ini. "Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari Wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14).
Pada masa sekarang ini, kita sebagai orang Kristen sangat dihimbau untuk membuka mata rohani kita serta melihat bahwa dunia ini dan negara kita, sangat memerlukan dukungan doa syafaat, agar dipulihkan dari dosa mereka. Masih sangat banyak orang yang tersesat dan belum dijangkau oleh Injil. Jumlah orang yang membutuhkan Kabar Baik ini, semakin bertambah jumlahnya. Bandingkan dengan statistik di bawah ini:
------------------------------------------------------------------- Tahun Penduduk Dunia Orang Kristen Orang Non-Kristen [yang perlu dijangkau] ------------------------------------------------------------------- 0030 170.000.000 puluhan ribu 170.000.000 (Tugas Rasul Paulus) ------------------------------------------------------------------- 1900 1.620.000.000 588.000.000 1.032.000.000 1960 3.010.000.000 1.008.000.000 2.002.000.000 1981 4.585.000.000 1.473.000.000 3.112.000.000 2000 6.240.000.000 1.900.000.000 4.340.000.000 (Tugas KITA !! ) -------------------------------------------------------------------
Kalau kita melihat statistik ini, kita harus mengakui bahwa gereja selama 200 tahun terakhir telah bekerja dengan keras, dan memang sudah ada hasilnya. Akan tetapi masih ada begitu banyak orang yang belum tercapai oleh Injil. Dan jumlah mereka saat ini masih sangat besar.
Setiap orang dari 4.3 milyar jiwa tersebut mempunyai kepribadian sendiri dan berhak untuk mendengar Kabar Baik. Firman Tuhan menyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus sangat mengasihi mereka, dan Ia telah rela mati di atas kayu salib, supaya mereka dapat diselamatkan dari kebinasaan yang kekal. Jumlah 4.3 milyar ini bukan sekadar angka saja, tetapi merupakan manusia yang sangat berharga di mata Allah yang menciptakan mereka. Mereka hanya satu kali saja hidup di dunia ini, dan hanya di dunialah mereka mempunyai kesempatan untuk bertobat. Apabila mereka sudah mati, maka tidak ada lagi kesempatan kedua mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus Kristus. Hidup di dunia ini sangat menentukan di mana mereka kelak berada. Apakah mereka nantinya berada di surga dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus Kristus, atau berada di neraka di mana tidak ada damai sejahtera. Masa depan setelah kematian bukanlah suatu jangka waktu yang pendek, tetapi merupakan jangka waktu yang sangat panjang, yaitu jangka waktu yang kekal.
Kalau kita sebagai orang Kristen berdia dan menggumuli mereka yang masih tersesat, maka Tuhan akan menyelamatkan mereka dari kuasa iblis dan akan keluar dari kerajaan kegelapan. Kita harus diperbarui lagi dan apabila kita lebih setia kepada-Nya kita yakin bahwa Tuhan sedang bekerja di dunia ini.
Melakukan pembicaraan tentang kasih Allah kepada sesama manusia, adalah suatu perkara yang mulia. Namun alangkah lebih mulianya, apabila kita berbicara kepada Allah tentang manusia.
Seorang murid Kristus tidak akan dapat bersaksi dengan baik dan sukses, apabila dia sebelumnya tidak belajar untuk memperjuangkan dunia yang perlu diselamatkan di hadapan Allah. Segala kesaksian dan pelayanan bagi Tuhan Yesus Kritus tidak akan berhasil apabila tidak disertai dengan doa. makin sedikit komunikasi seorang murid Kristus dengan Tuhannya, maka semakin sedikit pula doa syafaat dan hasil pelayanannya bagi Tuhan. Sebagai murid Kristus dan agar hidup kita tidak sia-sia di dunia ini, maka sangat perlu bagi kita untuk berperan serta di dalam misi sedunia, supaya Amanat Agung bisa terlaksana sampai Tuhan Yesus datang kembali ke dalam dunia ini. Seluruh tubuh Kristus, yaitu tiap-tiap anggota jemaat di dunia ini, harus mengambil bagian agar tujuan misi dapat tercapai. Jemaat harus bangun dari tidurnya secara rohani dan berperang serta berdoa, supaya banyak orang bisa diselamatkan. Tiap-tiap kita diminta dan dibutuhkan untuk berdoa.
Artikel ini dikutip dari:
Judul buku | : | Doa dan Misi |
Judul artikel | : | Pekabaran Injil Tidak Mungkin Tanpa Doa |
Penulis | : | Dr. Veronika J. Elbers |
Penerbi | : | Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) |
Halaman | : | 1 - 7 dari 50 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 5198 reads