You are hereArtikel Misi / Mengapa Membina Murid?
Mengapa Membina Murid?
"Apakah Saudara akan menghabiskan waktu yang sama banyaknya dalam persiapan untuk memenuhi keperluan seorang seperti dalam menyiapkan sebuah khotbah bagi lima ribu orang? Sejauh manakah kepercayaan Saudara akan potensi seseorang?" [K. Bruce Miller]
Sekurang-kurangnya ada tiga contoh utama dalam Alkitab tentang membina murid-murid, yaitu pembinaan murid dalam Perjanjian Lama, dan pelayanan Yesus secara umum dan pribadi.
Pemuridan dalam Perjanjian Lama
Konsep membagikan kepada orang lain tentang apa yang telah disampaikan Tuhan kepada kita, sudah berusia berabad-abad. Musa membukakan hati dan hidupnya kepada Yosua. Tetapi pendekatan berbagi tanggung jawab ini tidak berasal dari Musa sendiri. Allah menetapkan pola pendidikan ini dengan jalan memerintahkan Musa untuk membagi hidupnya dengan Yosua dalam Ulangan 3:28. "Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanLah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini ...."
Segala sesuatu yang telah diajarkan Allah kepada Musa, hendaknya dilimpahkan kepada Yosua, muridnya. Ini berarti Musa menghabiskan banyak waktu pribadinya bersama Yosua agar Yosua dapat belajar dengan cara pengamatan dan percakapan. Musa, hamba Allah, menjadi saluran manusiawi untuk mengembangkan Yosua menjadi seorang hamba Allah.
Mengapa Allah harus memerintahkan Musa untuk melepaskan diri dari pola pelayanan kepada beribu-ribu orang untuk menjangkau satu jiwa saja? Karena manusia cenderung untuk melihat keperluan orang banyak secara massal daripada melihat potensi dalam kehidupan satu orang yang telah diserahkan kepada seluruh kehendak Allah. Seperti yang pernah dikatakan oleh Sam Shoemaker, "Manusia tidak dibentuk secara borongan dari massa yang bersifat sedang-sedang, tetapi dibentuk seorang demi seorang." (Sam Shoemaker, Revive The Church Beginning With Me, New York: Harper Brothers, 1948, page 112)
Elia juga mempunyai murid-murid dalam sekolah untuk nabi-nabi muda. Melalui kelompok itulah Allah akan bekerja untuk mendatangkan kebangunan rohani atau hukuman atas Israel. Di antara mereka terdapat seorang pemuda, Elisa namanya, yang sehati dengan dia. Mengherankan sekali, Elisa meminta kepada Elia untuk memberikan dua bagian dari kuasa Allah. Ia telah menyaksikan mujizat dan kuasa Allah yang bekerja melalui lengan Elia yang kuat. Melalui disiplin dan berbagai visi Elisa telah belajar untuk meminta perkara-perkara yang besar dari Allah.
Masih ada contoh-contoh lain dalam Perjanjian Lama mengenai orang yang menanam hidupnya dalam hidup orang lain: Daud dengan pahlawan- pahlawannya; para patriarkh yang mendidik anak-anak mereka; dan perintah-perintah konkrit kepada para ayah untuk mendidik anak- anaknya yang kemudian mereka juga akan mendidik anak-anak mereka juga (lihat Ulangan 4:9 dan 6:6-7). Perhatian pada hubungan guru- murid ini memberikan dasar bagi pelayanan pemuridan dalam Perjanjian Baru.
Pelayanan Tuhan Yesus kepada Umum
Tuhan Yesus mempunyai pelayanan yang luas kepada masyarakat umum, yang meliputi empat pendekatan pokok.
IA BERKHOTBAH. Orang banyak mendengar tentang kerajaan, tentang penghukuman atas kemunafikan agama, dan tentang sifat-sifat Allah melalui khotbah-khotbah Tuhan Yesus. Ia mengungkap hal-hal baru tentang konsepsi-konsepsi Perjanjian Lama yang terkubur dalam tradisi. Ia menyatakan kebenaran pokok yang lebih mulia dari konsepsi mengharapkan keselamatan dengan jalan melakukan hukum Taurat. "Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat" (Markus 12:37) ketika Ia berkhotbah dengan kasih dan penuh wibawa.
IA MENGAJAR. Tak pernah ada orang yang mengajar seperti Dia. Ia mengajar kepada orang banyak di lereng-lereng bukit dengan pemandangan Danau Galilea, kepada kelompok-kelompok di desa-desa, kepada orang seorang dalam rumahnya, kepada orang yang ingin tahu, dan kepada mereka yang membaktikan dirinya. Ia menyatakan kebenaran yang murni melalui perumpamaan-perumpamaan yang menerangi realitas kehidupan. Tidak mengherankan bahwa Ia menggunakan kesepuluh metode mengajar yang dicatat oleh sarjana-sarjana modern (F.H. Roberts, Master´s Thesis, Dallas Seminary, 1955, pages iii - iv).
IA MENYEMBUHKAN. Tak seorang pun yang meninggalkan Tuhan Yesus tanpa disembuhkan sama sekali. Pada suatu saat, banyak orang berkumpul di sekeliling-Nya, "Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar daripada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya" (Lukas 6:19). Dunia tanpa rumah sakit dan asuransi pengobatan telah menemukan Tabib yang Agung.
IA MENGADAKAN MUJIZAT. Orang banyak berkerumun dan menyaksikan ketika Tuhan menyembuhkan orang kusta, memberikan penglihatan kepada orang buta, memberi makan orang banyak dan membangkitkan orang mati. Murid-murid-Nya takjub ketika Ia meredakan angin ribut. Dalam keheningan setelah angin ribut diredakan, mereka melihat Yesus berjalan di atas air melalui kabut menuju perahu mereka.
Menurut sejarah, Gereja Kristus telah merangkum semua aspek dalam pelayanan Kristus kepada umum, tetapi sering kali Gereja melalaikan teladan yang diberikan Kristus dalam pelayanan-Nya kepada orang seorang.
Pelayanan Yesus kepada Orang Seorang
Yesus juga mempunyai pelayanan perseorangan yang strategis, yang begitu sederhana sehingga diabaikan sebagai suatu prinsip misi Gereja. Kristus membaktikan diri-Nya untuk membina murid-murid yang akan melipatgandakan berita tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya kepada semua bangsa. Ia berkata,
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20)
Jika kita hendak mengikut seluruh pelayanan Tuhan Yesus, maka Gereja harus memperluas pelayanannya baik dalam penginjilan maupun dalam memantapkan orang-orang bertobat. Sewaktu para petobat bertumbuh, mereka pun harus diajar bagaimana mendidik dan melatih orang percaya yang nantinya akan menjangkau orang lain juga melalui proses pelipatgandaan rohani.
Memenangkan jiwa bukan menjadikan murid, tetapi memenangkan jiwa penting sekali agar murid-murid dapat melipatgandakan diri mereka dalam kehidupan orang lain. Penginjilan merupakan mata rantai yang pertama dalam rantai pelipatgandaan rohani.
Gereja-gereja yang terlalu mengutamakan baptisan dan program gereja, atau menaruh perhatian yang terlampau besar pada "kualitas keanggotaan" harus mempertimbangkan kembali perintah Kristus untuk menjadikan murid-murid. Menyelamatkan jiwa dan membina murid tak terpisahkan dalam Kitab Suci.
Pemuridan Merupakan Metode yang Dapat Dilaksanakan
Ketika meninjau kembali motivasi saya untuk menjadikan orang lain murid Tuhan, saya teringat bagaimana ada seorang yang memperhatikan saya. Di samping memberi perhatian yang penuh kasih, ia juga melimpahkan ke dalam hidup saya segala sesuatu yang telah dipelajarinya dari Allah. Semuanya ini telah mengubah kehidupan saya. Menjadikan murid tidak dinilai sebagai sesuatu yang mengagumkan, tidak digolongkan menurut denominasi; tetapi hasilnya selalu lebih baik dari apa pun yang telah saya alami selama tiga puluh tahun bekerja dengan orang-orang lain. Ada beberapa alasan untuk hal ini.
Pemuridan merupakan salah satu cara yang strategis untuk mendapatkan suatu pelayanan pribadi yang tak terbatas. Pelayanan ini dapat dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, di mana saja dan di antara kelompok umur apa saja.
Pemuridan merupakan pelayanan yang paling mudah disesuaikan. Karena tidak perlu dilakukan dalam kerangka waktu atau susunan organisasi tertentu, maka orang yang menjadikan murid ini dapat bertindak dengan sangat fleksibel.
Pemuridan merupakan cara yang paling cepat dan paling terjamin untuk mengerahkan seluruh tubuh Kristus untuk penginjilan. Tujuan pemuridan bukan sekedar memperoleh lebih banyak murid, karena kelompok yang terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan segera akan mati jika mereka tidak berusaha secara efektif untuk merembes ke dalam dunia yang terhilang ini. Salah satu cara yang tercepat untuk meningkatkan baptisan dan memperdalam kualitas kehidupan orang-orang yang telah dimenangkan bagi Kristus ialah melalui pemuridan. Menjadikan semua bangsa murid tidak hanya menjadi hasil penginjilan, tetapi juga suatu sarana untuk menginjili dunia ini.
Dalam jangka panjang pemuridan mempunyai potensi yang lebih besar untuk menghasilkan buah daripada pelayanan lainnya. Tuhan ingin agar kita berakar dan dibangun di dalam Dia dan teguh dalam iman (lihat Kolose 2:7). Ini memerlukan waktu dan perhatian. Menaruh perhatian pada orang merupakan unsur penting. Tindak lanjut dilakukan oleh seseorang bukan oleh sesuatu.
Pemuridan akan memperlengkapi gereja setempat dengan pemimpin- pemimpin awam yang dewasa, yang berpusat pada Kristus dan Firman- Nya. Ada banyak orang yang memenuhi bangku-bangku gereja, tetapi pekerjaannya hanya sedikit. Pekerja-pekerja merupakan hasil usaha pemuridan yang dipimpin oleh Roh dalam gereja. Membangun dalam kehidupan orang lain merupakan rencana Allah untuk mendapatkan diaken-diaken baru, guru-guru, dan pemimpin gereja lainnya. Himbauan komisi pencalonan untuk pekerja-pekerja akan menjadi sorak pujian bagi Allah apabila anggota-anggota gereja melipatgandakan murid- murid yang serupa Kristus.
Diambil dari:
Judul Buku | : | Penggandaan Murid-murid |
Judul Artikel | : | Mengapa Membina Murid? |
Penulis | : | Waylon B. Moore |
Penerbit | : | Penerbit Gandum Mas - 1981 |
Halaman | : | 27-34 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 6597 reads