You are hereKesaksian Misi / Kesaksian Misi
Kesaksian Misi
Korea Utara: Satu-Satunya Saksi
Saat ia datang perlahan, matanya tertuju ke asap. Ia berteriak mencari gembalanya, tetapi tak seorang pun menjawab. Karena ketakutan, ia segera mulai berusaha keluar dari tumpukan mayat dan reruntuhan.
Pagi itu, ia berada di antara sekelompok 190 orang percaya Korea Utara saat polisi menyerbu masuk, mengelilingi mereka, dan dengan kasar menggiring mereka ke pusat kota.
Menjadikan Tiap Menit Berarti
Pemuda tampan yang berada pada panggung hukuman berpaling kepada pelayannya, lalu menghiburnya. Ia berkata, "Apa yang akan kuderita sebentar lagi, Kawanku yang terkasih, tampak menakutkan dan pahit bagi daging. Tetapi ingatlah, ini merupakan jalan masuk pada kehidupan kekal, yang tidak akan dimiliki seorang pun yang menyangkali Tuhannya."
Allah Akan Memberikan Kepadaku Kekuatan
"Rowland, janganlah pergi," bujuk teman-temannya. "Engkau telah menjalankan tugasmu. Engkau telah bersaksi demi kebenaran dan melawan imam yang mencoba membawamu kembali pada berhala. Kristus Juru Selamat kita sudah mengatakan bahwa ketika mereka menganiaya kita di satu kota, kita harus menyingkir ke kota lain. Pertahankan dirimu untuk waktu lain, karena gereja memiliki kebutuhan yang besar akan guru-guru yang rajin dan pendeta-pendeta yang saleh."
Satu-Satunya Orang Kristen di Maroko
Baru-baru ini seorang percaya Maroko berkata kepada perwakilan KDP bahwa ketika menerima Kristus, ia merasa ia adalah "satu-satunya orang Kristen di Maroko". Walaupun demikian, ia kaget ketika ia bertemu beberapa orang Kristen Maroko, dan bergabung dengan persekutuan kecil mereka.
Pengantin Baru yang Menjadi Martir
Lorenzo adalah seorang pemuda yang pendiam, lemah lembut dalam berbicara, dan serius. Ibunya, Veronica, dekat dengannya karena ia berbakti dan patuh. "Ia melakukan apa yang telah dikatakannya. Ia adalah seorang pemuda yang baik," kata Veronica. Pada usia 18 tahun, Lorenzo diundang menghadiri ibadah gereja injili tidak jauh dari rumahnya. Ketika ia menerima Kristus, keluarganya melihat sebuah perubahan terjadi dalam perilakunya. "Ia menjadi lebih baik terhadap orang lain dan anggota keluarganya," kata Veronica, "ia ingin bernyanyi dan mengabarkan firman. Ketika ia berdoa pada malam hari, ia biasanya berdoa selama 2 atau 3 jam dan meminta Tuhan mengampuninya atas kesalahan selama 1 hari."
Membuat Perbedaan yang Bertahan
Stenly rindu untuk mengambil tantangan dalam lapangan misi. Sebagai lulusan baru dari sebuah sekolah Alkitab, Tuhan mengirimnya ke sebuah pulau terpencil di Indonesia. Di sana, penduduk mencampur perdukunan dan berhala dengan agama mayoritas. Stenly sangat berani dalam memberitakan Injil. Ia menyuruh kaum mayoritas untuk membakar patung-patung berhala mereka ketika mereka menerima Yesus Kristus. Suatu hari, ada seseorang yang bertobat; ia membakar berhalanya, di dalamnya terdapat kertas gulungan kitab suci agama mayoritas. Ketika warga mayoritas setempat mendengar akan hal ini, mereka menjadi amat marah dan melaporkan Stenly kepada petugas. Ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Tiongkok: Saudari Wong
"Tolong, Saudari Wong, saudariku sakit, ia telah kehilangan indra perasa di kakinya. Maukah engkau datang dan mendoakannya?" Apakah ini pria yang sama yang telah menyita ratusan Alkitab dan buku-buku Kristen darinya? Sekarang ia memintaku berdoa? Tuhan yang sejati pasti telah memerhatikan.
Dikuatkan Oleh Para Malaikat
Walau dia belum pernah berada di sana sebelumnya, Prajurit Ivan "Vanya" Moiseyev mengetahui apa yang menantinya di kantor sang Mayor. Para komunis tidak henti-hentinya memanggilnya ke kantor pusat untuk berbincang, berusaha untuk "mendidiknya ulang", untuk membuatnya mengingkari imannya kepada Allah.
Saat itu waktu makan siang, matahari bersinar dengan cerah di langit yang biru dan salju pun terlihat berkilauan. Sambil berjalan di sepanjang trotoar yang bersalju, Moiseyev memuji Allah dalam kesendiriannya. Saat itu merupakan waktu untuk bernyanyi dan berdoa baginya.
Kaum Waldensian
Kaum Waldensian merupakan salah satu contoh bagaimana kehidupan sebuah kelompok, sekalipun menderita penganiayaan, masih tetap bertahan dan dapat hidup makmur. Bagaimana mereka melakukan hal tersebut selama hampir 800 tahun? Jawabannya terletak pada inti doktrin kaum Waldensian: fokus pada memiliki hubungan yang dekat dengan Yesus Kristus melalui Alkitab dan pelajaran-pelajaran.
Sudah: Petrus
Dalam bahasa Arab, gelang kuningan itu dinamakan bacle. Petrus membawanya seolah-olah barang keramat. Gelang itu pengingat masa lalu keluarganya dan berkat luar biasa Petrus.