M harus menanggung hukuman mati karena ia telah meninggalkan agamanya yang lama dan menjadi pengikut Kristus.
Sembari dipukuli dan diperlakukan kasar, M terus berdoa dan menulis surat-surat. Dalam suratnya yang terakhir (13 Februari 2011), M yang telah diamputasi kakinya, ayah dari 6 anak ini mengatakan bahwa perwakilan dari kedutaan di Kabul mengunjunginya saat ia berada dalam penjara dan menawarkan suaka. Tetapi sesaat setelah mereka pergi, ia dipindahkan ke ruangan lain, di mana para petugas mencoba memaksanya untuk menyangkal imannya. Mereka berjanji akan membebaskannya dalam jangka waktu satu kali dua puluh empat jam setelah ia melakukan penyangkalan.