Mesir

Doa Bagi Negara Mesir

Mesir Tahun 2002

"Listrik di ruangan pertemuan gereja mati lagi, Anda hanya bisa
mendengar suara-suara dari 12 jemaat yang hadir." cerita seorang
penduduk desa. "Apakah kita harus membatalkan pendalaman Alkitab
yang telah kita nanti-nanti?" Seorang dari jemaat itu berkata,
"Kita dapat bersekutu di rumahku. Tetapi karena rumahnya berhimpitan
dengan rumah-rumah tetangga maka kita terpaksa tidak bisa memuji
Tuhan dengan suara keras." Saat itu merupakan sore yang spesial.
Allah menjamah kami secara luar biasa dan perasaan sukacita
melingkupi hati kami. Jemaat-jemaat lain juga merelakan rumah mereka
sebagai tempat persekutuan. Sejak saat itu, kami bersekutu di rumah-
rumah yang berbeda setiap minggunya. Hal yang menarik, di beberapa
rumah para pemuda yang tidak pernah pergi ke gereja turut bersekutu
dengan kami. Para tetangga yang mengetahui persekutuan kami secara
spontan minta didoakan. Para tetangga berkomentar, "Lihat, gereja
sudah meruntuhkan dinding-dinding pembatasnya." Hanya dalam waktu
enam minggu, ada enam orang baru yang ikut bersekutu dengan kami,
dan ada enam orang lainnya yang kadang-kadang ikut bersekutu. Itu
adalah awal dimulainya sebuah gereja rumah yang terus berlanjut
meskipun permasalahan-permasalahan listrik di gereja telah
diselesaikan.


Sumber: Mission Network News, October 7, 2002

  • Bersyukur untuk cara Allah bekerja di tengah-tengah umat-Nya.
  • Bersyukur atas semangat penduduk desa yang tetap mau bersekutu
    meskipun ada hambatan dalam gereja setempat.
  • Doakan agar melalui gereja rumah yang terbentuk, maka akan
    memungkinkan lebih banyak orang yang tertarik untuk mengenal
    kasih Yesus.


    e-JEMMi 43/2002

  • Mesir Tahun 2003

    Presiden Mesir, Hosni Mubarak, mendeklarasikan Hari Natal sebagai
    hari libur nasional untuk pertama kalinya dalam sejarah negara
    Mesir. Coptic Christians merayakan Natal pada tanggal 7 Januari 2003
    dan tanggal ini dijadikan hari libur resmi. Di masa lalu, festival-
    festival agama Kristen tidak dianggap sebagai hari libur umum
    meskipun umat Kristen di negara ini jumlahnya kurang lebih 10% dari
    populasi penduduk Mesir. Perwakilan dari Word Centre for Human
    Rights di Kairo mengatakan bahwa mereka telah meminta pemerintah
    untuk menjadikan Hari Natal sebagai hari libur resmi sejak tahun
    1995. "Kami menyambut dengan baik keputusan dari Presiden Mubarak
    yang menyatakan tanggal 7 Januari sebagai hari libur resmi di
    seluruh Mesir." Hal ini merupakan keputusan yang bijaksana dan dapat
    semakin memperkuat kesatuan nasional.


    Sumber: What In The World, December 31, 2002


    • Bersyukur atas keputusan yang telah dibuat oleh Presiden Mubarak
      sehingga umat Kristen di Mesir bisa leluasa dalam merayakan Natal.

    • Doakan agar perhatian yang diberikan oleh pemerintah ini menambah
      semangat umat Kristen di Mesir untuk membangun iman mereka dan
      juga untuk memperkuat kesatuan nasional.


    e-JEMMi 51/2003

    Mesir Tahun 2004

    "G.S., salah satu staf kami, mengunjungi desa-desa terpencil di
    Mesir enam hari setiap minggu untuk mengabarkan Injil," seperti
    dilaporkan "Ziel 19", newsletter dari Schweizer Missionsgemeinde
    (Swiss Missions Church). "Kadang dia memutuskan untuk memberitakan
    Injil di tiga desa dalam satu hari. Dia harus menghadapi banyak
    masalah. Namun, dia melihat bahwa tugasnya ini merupakan panggilan
    Tuhan terhadap dirinya. Baru-baru ini dia menulis, ´Aku begitu
    terpanggil untuk melayani 12 desa di Propinsi Asiut. Aku harus
    mengunjungi mereka meskipun banyak tantangan yang harus aku hadapi
    di sana. Semakin kuat perlawanan yang aku hadapi, semakin banyak
    pintu terbuka yang aku temukan di desa-desa tersebut saat aku tiba
    di sana. Misalnya, para lelaki di desa E.T. memasang penghalang
    berupa bebatuan dan jerami di jalan yang kulalui. Ketika aku
    mencapai penghalang tersebut, mereka serentak membakarnya. Aku hanya
    menunggu dan berdoa. Ketika api telah padam, aku berjalan diantara
    bara-bara itu dan mereka mundur tanpa mengganggu aku. Aku dapat
    berkhotbah dengan bebas, dan banyak yang berkumpul untuk
    mendengarkan Firman Tuhan. Di E.E., mereka langsung mengalirkan air
    dari kanal ke jalan, sehingga aku tidak akan bisa melanjutkan
    perjalanan. Aku menunggu, sambil berdoa seperti dalam Yesaya 43:2,
    ´Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau,
    atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila
    engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan
    nyala api tidak akan membakar engkau.´ Air itu kemudian semakin
    surut, dan orang-orang yang ingin mengganggu aku ikut menghilang
    bersamaan dengan menguapnya air itu. Aku kembali menemukan bahwa
    orang-orang di desa itu menjadi terbuka terhadap Injil. Di desa
    lain, aku harus berhadapan dengan para pria fanatik yang mengutuki
    aku dengan suara keras dan mencoba untuk menghentikan langkahku.
    Namun, mereka tidak menyerang aku. Desa berikutnya adalah desa yang
    paling berbahaya; penduduknya melempari aku dengan batu, tetapi aku
    tidak terluka, seolah-olah ada perisai yang melindungi aku. Di desa
    itu, aku dipakai Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit melalui doa
    dan mengusir roh jahat dari tubuh seseorang. Saat ini, Injil telah
    mengubah kehidupan banyak penduduk di desa-desa yang aku kunjungi
    secara teratur.´"

    Sumber: FridayFax, September 24, 2004

    • Bersyukur untuk G.S. yang tetap memegang teguh panggilannya untuk
      memberitakan Injil di desa-desa terpencil di Mesir. Doakan untuk
      pelayanannya agar semakin diberkati Allah dan banyak jiwa boleh
      mengenal Kristus melalui pemberitaan Injil yang disampaikannya.
    • Berdoa bagi para petobat baru dan mereka yang telah mengenal
      Kristus di desa-desa tersebut. Iman mereka bisa bertumbuh dan
      mereka bisa semakin mengenal Yesus serta menjadi serupa dengan
      Dia.



    • e-JEMMi 40/2004

      Mesir Tahun 2005

      Sekelompok pelayanan misi di Mesir telah mendorong adanya kebebasan
      beragama. Reformasi yang terjadi di Mesir telah memperoleh tanggapan
      positif dari pers. Hal ini merupakan saat yang sangat menentukan
      untuk membahas tentang penganiayaan umat Kristen. Todd Nettleton,
      perwakilan dari Voice of the Martyr mengatakan bahwa baru-baru ini
      Gaser Mohammed Mahmoud telah bertobat. Keluarganya sepakat
      memasukkannya ke rumah sakit jiwa dimana dia akan mengalami
      penganiayaan. "Jika Anda seorang non-Kristen yang ingin menjadi
      Kristen, hal itu tidak mungkin dilakukan. Anda tidak bisa memperoleh
      kartu identitas baru dimana Anda tidak bisa mendaftarkan ulang
      perpindahan kepercayaan yang Anda anut. Mesir merupakan negara yang
      masih memberlakukan diskriminasi terhadap umat Kristen, khususnya
      bagi mereka yang dulunya non-Kristen dan kemudian menjadi Kristen."
      Dikatakan oleh Nettleton bahwa adanya kejadian ini menyuarakan
      kebenaran tentang tindak kekerasan yang dialami umat percaya.
      "Pemerintah Mesir menutup mata tentang kejadian tersebut, dan dapat
      dipastikan bahwa mereka tidak akan mengakuinya di depan publik bahwa
      peristiwa yang dialami Gaser berkaitan dengan penganiayaan umat
      Kristen di Mesir. Kenyataannya, jika Gaser Mohammed Mahmoud tidak
      pindah kepercayaan, pasti dia tidak berada di rumah sakit jiwa."


      Sumber: Mission Network News, May 31st 2005

      • Doakan Gaser Mohammed Mahmoud agar tetap bertahan dan teguh dalam
        imannya kepada Kristus. Berdoa juga bagi keluarganya supaya hati
        mereka dibukakan untuk menerima Gaser, terlebih juga untuk
        menerima Kebenaran Sejati.
      • Berdoa bagi petobat baru dan mereka yang telah mengenal Kristus
        agar terus dikuatkan dan dibangun imannya kepada Yesus.



      • e-JEMMi 23/2005


        "Peristiwa tersebut sungguh di luar dugaan bagi beberapa penumpang
        bus -- mereka terkejut dan pucat saat menyaksikan seorang pemuda
        yang baru saja dibebaskan dari pengaruh kuasa gelap," demikian
        laporan dari pelayanan misi Ziel 19. Ibu F.W., seorang penginjil
        dari Mesir yang sedang melakukan perjalanan dengan bus tersebut. Di
        dalam bus dia memperhatikan ada penumpang lain yang mengeluarkan
        suara-suara aneh, matanya berputar-putar, dan kadang-kadang dia
        menggeliat di tempat duduknya. Penumpang-penumpang yang lain hanya
        memalingkan muka, sampai akhirnya Ibu F.W. tidak tahan menyaksikan
        keadaan tersebut. Dia mendatangi pemuda itu dan berkata dengan suara
        keras "Dalam nama Tuhan Yesus, tinggalkan orang ini! Dan tinggalkan
        bus ini juga!" Semua penumpang memandang dengan heran saat pemuda
        itu bergumam dan badannya bergetar. Setelah itu, pemuda tersebut
        memandang sekelilingnya dengan mata bersinar dan berkata, "Hey! Si
        setan sudah pergi! Saya dapat merasakannya! Saya mengucapkan terima
        kasih untuk apa pun yang telah Anda lakukan terhadap saya!" Pemuda
        itu tertawa lepas dan sangat bersukacita. Tak pelak lagi, setan itu
        telah keluar dari badannya dan dari bus tersebut -- dan tidak ada
        penumpang lain yang kerasukan. Ibu F.W. tinggal di dalam bus itu
        lebih lama dari yang dia rencanakan. Karena pemuda yang kerasukan
        tadi dan banyak penumpang lainnya menanyakan banyak hal. Hal ini
        tidak lazim terjadi di Mesir. Dalam kenyataan biasanya tidak lazim
        bagi seorang wanita berbicara dengan kaum pria, terutama di dalam
        bus yang penuh sesak.

        Sumber: FRIDAY FAX, April 8th, 2005

        • Bersyukur untuk Ibu F.W. yang bisa menggunakan kesempatan yang
          dimilikinya untuk memberitakan Injil kepada para penumpang di bus.
          Berdoa bagi misionaris yang melakukan pekerjaan Tuhan di Mesir
          supaya dapat memakai setiap peluang untuk memberitakan Injil dan
          membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.
        • Doakan pelayanan follow-up bagi para penumpang bus tersebut supaya
          mereka bisa ditolong agar bisa bertumbuh menjadi saksi-saksi
          Kristus di wilayahnya masing-masing.



        • e-JEMMi 16/2005


          Gereja Pentakosta di Mesir berkembang tiga kali lipat. Menurut
          Presiden dari "Pentecostal Churches in Egypt", jumlah gereja dalam
          denominasinya telah berlipat ganda sejak tahun 2001. Pada tahun
          tersebut telah ada 35 gereja yang berdiri. Saat ini, jumlah gereja
          telah berkembang menjadi 75 gereja. Beliau juga menyatakan bahwa
          strategi pertumbuhan suatu gereja dilakukan bersama dengan Gereja
          Joong-Ang di Korea. Pendeta senior dari Gereja Joong-Ang yang
          mempunyai jemaat 80.000 orang di Seoul, Korea Selatan, akan
          mengadakan outreach penginjilan di Mesir pada akhir tahun 2005
          nanti.

          Sumber: FridayFax, December 24, 2004

          • Bersyukur untuk perkembangan pesat yang dialami gereja-gereja
            Pantekosta di Mesir. Doakan supaya perkembangan ini memberikan
            dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar gereja-
            gereja tersebut.
          • Berdoa untuk rencana dan persiapan outreach penginjilan yang akan
            dilakukan oleh pendeta senior dari Gereja Joong-Ang di Seoul.



          • e-JEMMi 02/2005

            Mesir Tahun 2007

            Seorang awak SAT-7 baru-baru ini terjebak dalam perang antarsuku ketika sedang mengerjakan film dokumenter di Mesir. Tim ini sedang membawa sebuah situs arkeologi terpencil pada saat pengambilan gambar untuk sebuah dokumenter berjudul "Christian Roots". Hany dari SAT-7 mengatakan, "Dua suku Arab di daerah ini terlibat konflik atas tanah ini. Mereka mengira kami dari suku lain dan mereka tidak mengizinkan kami untuk membuat film ini sehingga kami harus berhenti mengambil gambar, mengemasi barang-barang kami, dan pergi secepatnya." Interupsi ini tidak menghalangi mereka, meskipun mereka harus menggunakan gambar yang telah mereka ambil sebelumnya. Hany mengatakan bahwa program ini mempunyai suatu pesan penting: belajarlah dari sejarahmu. "Ketika orang-orang Kristen bersatu, mereka dapat menghadapi berbagai masalah. Mereka memelihara iman mereka dan melindungi iman mereka selama masa-masa sulit. Sekarang kami melihat beberapa konflik antardenominasi, antarpemimpin, yang akan sangat berdampak bagi keberadaan orang-orang Kristen di Timur Tengah." Tim ini sekarang dalam proses praproduksi dokumenter dan berharap tahun ini bisa menayangkannya. [Sumber: Mission Network News, Januari 2007]

            Pokok Doa:

            • PI dapat dilakukan lewat berbagai media, salah satunya adalah dengan menggunakan televisi. SAT-7 sudah lama melakukan pelayanan ini di daerah Timur Tengah. Bersyukurlah karena selama ini Tuhan terus menjaga dan memelihara SAT-7.
            • Teruslah berdoa, memohon perlindungan dan keamanan dari Allah kepada para pekerja SAT-7. Doakan juga agar SAT-7 tidak hanya semakin menguatkan iman orang-orang percaya, namun juga dapat menjangkau setiap orang yang belum percaya.

            Mesir Tahun 2008

            Akhir Minggu lalu, Mahkamah Agung Mesir memutuskan bahwa dua belas mualaf boleh kembali memeluk agama Kristen.

            "Permohonan kami benar-benar dikabulkan," tutur HB, seorang pemimpin Egyptian Initiative for Personal Rights -- suatu kelompok yang bermarkas di Kairo yang mengajukan kasus tersebut bersama Pemerhati Hak Asasi Manusia, menurut New York Times. "Kedua belas orang tersebut akan mendapat kartu identitas sebagai orang Kristen." Keputusan pengadilan hari Sabtu ini berlawanan dengan putusan pengadilan tingkat di bawahnya pada April 2007 yang tidak mengabulkan permohonan mereka.

            Bulan lalu, pengadilan yang sama menentang perizinan atas MAH, seorang pria yang berpindah memeluk agama Kristen, untuk secara sah mengubah status agamanya menjadi Kristen. MAH adalah orang pertama yang bertobat menjadi Kristen, yang menggugat pemerintah Mesir karena menolak permohonannya untuk mengubah status agamanya secara resmi di kartu identitasnya.

            "Putusan pengadilan hari Sabtu tersebut merupakan sebuah langkah besar bagi terwujudnya kebebasan beragama di Mesir. Namun kebebasan beragama benar-benar bisa terwujud saat ada seorang dari agama lain yang dapat bertobat menjadi Kristen," tutur RN, seorang pengacara yang memerjuangkan kasus kedua belas mualaf yang bertobat, demikian dilansir New York Times

            Penduduk Mesir terdiri dari 90% orang Islam dan 10% orang Kristen, kebanyakan orang Kristen Koptik. (t/Setyo)

            Diterjemahkan dari:

            Judul buletin : Body Life, Edisi Maret 2008, Volume 26, No. 3
            Judul asli artikel : Supreme Court Allows Return to Christianity
            Halaman : 1

            Pokok doa:

            • Bersyukur atas terkabulnya permohonan dua belas orang petobat baru untuk memiliki identitas resmi sebagai orang Kristen. Doakan supaya kasus ini mendorong semakin banyak orang di Mesir untuk berani memerjuangkan kebebasan beragama mereka.

            • Mari berdoa bagi para pejabat pemerintah Mesir, khususnya para pejabat di pengadilan, supaya Tuhan menyentuh mereka melalui kesaksian orang-orang yang berani menyaksikan imannya tersebut.

            e-JEMMi 33/2008

            Mesir Tahun 2009

            Seorang wanita Kristen Koptik asal Mesir dijatuhi hukuman 3 tahun penjara karena gagal menegakkan identitas agama non-Kristen-nya -- identitas yang dimilikinya selama empat dekade tanpa disadarinya.

            Dua bersaudara S dan B, keduanya berusia hampir 50-an, warga kota kecil East Delta, MitGhamr, ditangkap dan diadili karena mengklaim agama Kristen sebagai identitas agama resmi mereka. Tanpa sepengetahuan mereka, identitas agama mereka diganti secara resmi 46 tahun yang lalu karena ayah mereka tiba-tiba menjadi non-Kristen. Keduanya buta aksara.

            S diadili karena menyatakan diri sebagai Kristen pada akta pernikahannya dan dihukum 3 tahun penjara pada tanggal 21 November 2007. Setelah 2 bulan berlalu, dia dibebaskan. Tanggal 23 September yang lalu, seorang hakim juga menghukum B dengan hukuman 3 tahun penjara karena "memalsukan" akta pernikahannya dengan menyatakan bahwa agamanya adalah agama Kristen.

            Ayah mereka, N, masuk non-Kristen tahun 1962 saat terjadi perselisihan rumah tangga agar bisa menceraikan istrinya dan memperoleh hak asuh anak-anak perempuannya. (t/Setya)

            Diterjemahkan dari:

            Nama buletin : Body Life, edisi November 2008 Volume 26, nomor 11.
            Nama kolom : World Christian Report
            Judul asli artikel : Egypt: Father's Briefs Conversion Traps Daughters in Islam
            Penerbit : 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
            Halaman : 4

            Pokok doa:

            • Doakan untuk S dan B karena keberanian mereka menyatakan iman mereka di muka umum yang menyebabkan mereka harus dipenjara, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka serta memberikan hikmat kepada mereka dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh pihak berwajib kepada mereka.
            • Mengucap syukur atas dibebaskannya S dari penjara. Doakan agar pengakuan hukum atas kekristenannya, memberanikannya untuk bersaksi bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
            • Berdoa juga untuk pihak pengadilan yang sedang menangani kasus ini, agar Tuhan memberi simpati kepada mereka dalam menyelesaikan kasus ini.

            e-JEMMi 07/2009