You are hereFB Grup. Misi / Diskusi Grup Facebook e-JEMMi: Menjangkau Dunia yang Berubah dengan Firman Tuhan yang Tidak Berubah
Diskusi Grup Facebook e-JEMMi: Menjangkau Dunia yang Berubah dengan Firman Tuhan yang Tidak Berubah
Oleh: N. Risanti
"Dunia berubah, tetapi Firman Allah tidak. Untuk menjadi efektif dalam pelayanan, kita harus belajar untuk hidup dengan ketegangan di antara keduanya." Berangkat dari kata-kata dari Rick Warren dalam artikelnya "Menjangkau Dunia yang Berubah dengan Firman Tuhan yang Tidak Berubah" yang sudah dimuat dalam publikasi e-JEMMi edisi 01/Januari 2018, maka tim publikasi e-JEMMi bersepakat untuk mengangkat artikel ini menjadi tema diskusi FB Grup e-JEMMi pada Juli 2018. Melalui artikel tersebut, kami rindu agar peserta diskusi semakin menyadari tentang pentingnya gereja beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk dapat menjangkau generasi baru. Hal tersebut penting karena gereja tidak dapat terus mempertahankan model-model konvensional dalam pelayanan pada zaman ketika peranan teknologi semakin mengemuka. Tentu saja hal-hal yang harus dilakukan oleh gereja seperti penyembahan, persekutuan, pemuridan, pelayanan, dan penginjilan tidak boleh ditinggalkan. Akan tetapi, cara atau metode-metode lawas yang sudah tidak efektif untuk menjangkau setiap generasi, terutama generasi muda, harus senantiasa diperbarui. Sejarah selalu mencatat bahwa segala sesuatu yang bersifat kaku atau tidak adaptif, tidak akan bertahan atau ditinggalkan. Gereja yang tidak adaptif, dengan demikian juga akan ditinggalkan.
Dengan jumlah peserta 24 orang, diskusi pun mulai berlangsung pada tanggal 23 Juli. Ini untuk pertama kalinya saya berperan sebagai moderator dalam diskusi FB grup e-JEMMi, sehingga menjadi pengalaman yang cukup membawa banyak pelajaran juga, terutama agar semakin baik ke depan. Bersyukur bahwa diskusi berjalan dengan cukup baik dan ramai meski cukup disayangkan hal itu terjadi pada awal-awal diskusi saja. Pada pertengahan hingga akhir diskusi, banyak peserta yang tidak lagi aktif mengikuti jalannya diskusi. Di atas semua itu, peserta tampaknya cukup dapat menangkap pembelajaran yang ingin disampaikan melalui diskusi bahwa gereja perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dalam pelayanannya.
Berikut adalah beberapa pendapat peserta diskusi yang menarik dalam diskusi FB grup e-JEMMi tahun ini:
Hindra Tanjaya: Gereja itu dinamis tidak boleh kaku dengan perkembangan zaman, dan harus peka dengan keadaan yang makin berkembang. Kalau gereja terlalu idealis, akan tergilas dengan kemajuan walaupun dinamis harus tetap mengacu pada firman Tuhan.
Eliya Panda: Gereja memang seharusnya mengikuti perkembangan zaman supaya bisa masuk dalam generasi yang akan datang dan bisa menjangkau orang yang terhilang lebih banyak dan membagikan kabar baik tentang penginjilan. Gereja harus tetap relevan, tetapi bukan berarti harus berubah, gereja harus sesuai dengan firman Allah atau alkitabiah, tidak berubah, bahkan nilai-nilainya harus taat dengan firman Tuhan tidak melenceng, sebagaimana gereja mula-mula yang tetap menjunjung tinggi firman Allah. Gereja tetap harus mengingatkan manusia akan dosa dan tidak berkompromi tentang dosa apalagi zaman "now" yang makin banyak perkembangan sehingga menyebabkan banyak gereja melonggarkan aturan dengan menyesuaikan dengan tradisi, budaya dll.. Alkitab adalah pijakan, semua tradisi, aturan harus berdasarkan pada firman Allah yang selalu relevan sepanjang zaman.
Hendra Wijaya: Menurut saya, berita Alkitab atau Injil tetap relevan sampai dengan saat ini. Hanya, gereja harus bisa memberitakan atau menyampaikannya sesuai dengan konteks zaman tanpa mengurangi esensi dari nilai firman itu sendiri. Mungkin hal-hal yang perlu disesuaikan seperti metode-metode yang dipakai dalam memberitakan firman itu sendiri, seperti zaman sekarang media bisa menjadi sarana untuk memberitakan firman.
Christina Simanjuntak: gereja harus seimbang dalam: penyembahan, persekutuan, pemuridan, pelayanan, dan penginjilan, semuanya mengarah kepada satu tujuan menjangkau dunia yang berubah dengan firman Tuhan yang tidak berubah. Sekarang, kita ambil contoh saja kehidupan kita sendiri apakah waktu kita masih anak-anak, remaja dewasa, dan kemudian ketika kita menjadi orang tua apakah semua sama? Pasti berubah, tetapi apakah Firman yang kita baca berubah? Masih tetap sama ... tetapi apa yang berubah? Yaitu pola pikir kita akan mengikuti terus sesuai dengan diri kita. Demikian juga dengan zaman yang berubah dengan adanya internet dan smartphone contohnya adalah melalui aplikasi You Version Bible. Aplikasi ini dibuat oleh sebuah gereja lokal dengan tujuan memanfaatkan teknologi untuk melibatkan orang dalam firman Allah. Aplikasi ini sekarang memiliki lebih dari 110 versi dan diterjemahkan dalam lebih dari 40 bahasa. Lebih dari 19 juta orang telah mendownload Bible App (3,5 juta dalam 2 bulan terakhir). Dan, lebih dari 5 miliar menit orang-orang telah membaca di Alkitab yang tidak terikat dengan kertas ini. Ini adalah bentuk budaya "connecting" dan berhasil melibatkan orang-orang “di manapun mereka berada” dengan perangkat mobile mereka. Gereja seperti ini akan lebih mudah menjangkau jiwa-jiwa yang akan dilayani (dimenangkan) bagi Kristus. Kita semua harus selalu update dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, namun tetap mempertahankan nilai-nilai kebenaran Kristus.
Kiranya setiap peserta diskusi dapat memperoleh berkat dari artikel serta proses diskusi yang sudah berlangsung, dan yang terlebih penting lagi, dapat mengaplikasikannya dalam pelayanan di gereja maupun dalam komunitas pelayanannya.
Sampai jumpa dalam diskusi Misi selanjutnya. To God be The Glory!
- admin's blog
- Login to post comments
- 2164 reads