You are heree-JEMMi No. 09 Vol.21/2018 / Bersukacita Jika Dianiaya karena Kristus
Bersukacita Jika Dianiaya karena Kristus
Ketika mendengar kalimat "penganiayaan terhadap orang Kristen", apa yang terpikir dalam benak kita? Apakah kita menganggapnya sebagai suatu perbuatan buruk/tidak adil yang dilakukan terhadap orang-orang Kristen? Atau, kita berpikir bahwa itu adalah suatu peristiwa yang terjadi sebagai konsekuensi atas ketaatan kepada Kristus? Yang pertama menjadi pernyataan yang kurang tepat, tetapi pernyataan kedua memiliki pemahaman yang lebih tepat. Kita tidak dapat selalu mengatakan bahwa penderitaan atau perlakuan tidak menyenangkan atau tidak adil yang terjadi terhadap orang-orang Kristen adalah penganiayaan. Dunia adalah tempat manusia berdosa, tempat konflik, penderitaan, dan ketidakadilan menjadi hal yang akan dialami setiap orang, termasuk orang percaya. Namun, ketika orang percaya mengalami penderitaan dalam upayanya melakukan pengabdian atau tindakan ketaatan kepada Kristus, di situlah kata penganiayaan memiliki definisi yang tepat. Kristus menderita dan mengalami perlakuan yang tidak adil karena Dia taat kepada Allah. Demikian juga dengan para rasul dan martir-martir iman yang mengalami persekusi saat mereka memilih untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Kristus. Hal ini sudah dikatakan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya sebelum Dia menyerahkan nyawa-Nya. Seorang hamba tidak lebih besar daripada Tuannya. Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita memilih dengan sadar untuk menyangkal diri dan memilih jalan salib itu? Sudahkah kita benar-benar bersedia untuk mengalami penderitaan demi ketaatan kepada Kristus? Jika sudah, berbahagialah kita, sebab kita beroleh bagian untuk ikut serta dalam penderitaan-Nya. Upah di surga, seperti yang dinyatakan dalam Matius 5:12, tersedia bagi kita. Bersukacitalah.
|
Pemimpin Redaksi e-JEMMi, |
- Login to post comments
- 2261 reads