Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| negara 27
dari 46 negara


P H I L I P I N A

Saya meraih jam di samping ranjang. "Masa ini sudah jam 2.45 pagi?" saya bertanya pada Chris, yang sudah bangun di samping saya.

Nyanyian bersahut-sahutan dengan suara-suara malam dari hutan. Itu artinya kami tidak akan bisa tidur malam ini. Pada bulan-bulan awal hidup di hutan, kami mulai menyukai suara serangga yang mengerik sebagai lagu pengantar tidur kami.

Tapi kemarin malam, suara-suara itu dikalahkan oleh nyanyian dan tarian. Bahkan anjing-anjing pun terdiam karena suasana yang tidak biasa ini.

Suasana ini dimulai sekitar pukul 4.30 sore. Seorang laki-laki tua dari suku X bernyanyi dengan nada staccato, dan diikuti oleh sekelompok orang yang berjalan maju dengan langkah teratur menuju ke tempat pertemuan di tengah-tengah desa -- tepat di sebelah kanan rumah kami.

Ketika malam menjelang, cahaya yang temaram menyinari sisi rumah yang terbuka. Di situlah nampak orang-orang X yang berdempetan di lantai di bawah selimut atau melangkahi orang-orang yang berdesakan itu.

Seperti pelari estafet mengoperkan tongkatnya, para penyanyi bersahut-sahutan mengumandangkan lagu selama sekitar dua puluh menit sampai suara menjadi pelan dan lirih. Ini merupakan sinyal bagi sang pemimpin untuk mulai mengambil alih.

Kami tidak dapat memalingkan pandangan yang terlihat dari jendela kamar kami, tempat yang tepat karena tidak terlihat dan tidak menganggu.

Pada pukul empat pagi, nyanyian itu mulai sedikit meninggi. Sekelompok pria dan wanita keluar dari selimut untuk ikut menari, mengelilingi para penyanyi, seraya berusaha menjaga langkah mereka agar tidak menganggu orang yang tidur berjejeran di lantai.

Tidak bosan-bosannya kami mendengarkan alunan kata-kata dan tarian orang-orang itu. Acara itu berakhir pada pukul 11.30 keesokan harinya. Orang-orang meninggalkan rumah pertemuan itu untuk makan dan beristirahat.

Karena pengalaman baru ini, kami berdoa agar Tuhan menolong kami untuk tetap tekun mempelajari bahasa baru ini. Kami hanya mengerti beberapa kata yang terdengar dari jendela kamar kami malam itu. Hati kami tergetar karena kata-kata itu ternyata mengenai Allah dan Putra-Nya, Yesus dan karya dari darah-Nya yang tercurah di kayu salib.

Nyanyian tersebut adalah pujian dan ucapan syukur kepada Allah Roh Kudus yang mengajar hati mereka melalui firman Tuhan dan menuntun mereka dalam menyembah Tuhan.

Kami tidak banyak mendengar pembicaraan mengenai roh jahat yang menguasai hidup mereka di masa lalu. Dan mungkin kami tidak betul-betul tahu mengenai apakah seluruh nyanyian itu pernah sangat menyakitkan bagi mereka atau apa tujuan mereka melakukannya.

Suku X memiliki generasi kedua umat percaya. Puji Tuhan karena Ia telah menyatakan kasih-Nya dan memberikan tujuan yang baru untuk bernyanyi.
[Sumber: New Tribes Mission, November 2006]

Pokok Doa:

  • Tim NTM yang berada di antara suku X sedang mempelajari bahasa suku ini. Dukunglah mereka dalam doa agar mereka dapat mempelajari dan mengenal bahasa dan budaya orang-orang Banwaon.
  • Puji Tuhan karena orang-orang X sudah mengenal keselamatan dan kasih Kristus. Berdoalah agar mereka semakin bertumbuh sebagai orang Kristen yang dewasa dalam iman dan percaya, serta dapat membagikan Kabar Baik kepada orang-orang di sekitar mereka yang belum percaya.

e-JEMMi 47/2006


Evangelical Free Church di Filipina sedang terlibat dalam sejumlah proyek-proyek sekolah. Melalui bagian pengembangan komunitas yang mereka miliki, mereka bekerja sama dengan gereja-gereja di Manila untuk membuka pusat-pusat pendidikan. Melalui pusat-pusat pendidikan ini mereka bisa membantu anak-anak miskin untuk mendapatkan pendidikan. Semua program ini membutuhkan banyak buku, namun dana lokal yang tersedia cukup terbatas. Anak-anak di Amerika Utara telah memberikan komitmen untuk menolong anak-anak di Filipina ini -- yang kebanyakan bukan berasal dari keluarga Kristen.

Sumber: Mission Network News, February 10th, 2003

  • Doakan pelayanan Evangelical Free Church supaya Allah mencukupkan setiap kebutuhan untuk menjalankan pelayanan mereka.
  • Berdoa untuk anak-anak miskin di Filipina agar dapat dijangkau melalui program pendidikan ini sehingga memungkinkan mereka untuk mengenal kasih Allah.

e-JEMMi 09/2003


Di beberapa tempat di Filipina, banyak anak menjadi pemulung untuk membantu keluarga mereka dalam mempertahankan hidup. Jodie Nelson, dari Operation Blessing International mengatakan bagaimana mereka menjangkau keluarga-keluarga yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah.

"Kami telah mengunjungi wilayah-wilayah pembuangan sampah dan menyediakan pendidikan, makanan, serta pelayanan kesehatan. Bagi anak-anak pemulung yang telah terdaftar dalam program yang kami adakan, kami juga membantu keluarga termasuk orangtua mereka. Kami berusaha mencarikan pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi keluarga mereka."
Nelson mengatakan bahwa ada banyak resiko yang harus dihadapi tim mereka terutama saat mensharingkan tentang pengharapan kepada Kristus. Namun mereka pantang mundur.
"Kami juga menjadi sponsor bagi anak-anak yang tinggal di wilayah Mindanao. Pelayanan kami terutama dilakukan melalui para dokter, perawat dari Filipina dan para relawan. Mereka memiliki lebih banyak akses untuk melayani daerah mereka daripada orang-orang Barat yang ada di negara tersebut."
Sumber: Mission Network News, October 1st, 2002
  • Bersyukur untuk Operation Blessing International yang telah melayani di Filipina dengan menjangkau anak-anak pemulung.
  • Doakan agar melalui pelayanan yang mereka lakukan, banyak penduduk Filipina yang boleh mengenal kasih Yesus.

e-JEMMi 42/2002


Banyak gereja baru didirikan di Filipina dan hal itu menyebabkan meningkatnya permintaan Alkitab. Seorang perwakilan dari Bible League menyatakan bahwa mereka baru saja menerjemahkan Alkitab Penuntun Hidup Sehari-hari (Daily Study Bible) ke dalam bahasa Cebuano [say-BWAH-noh] yang digunakan oleh 15 juta penduduk -- semula mereka tidak memiliki Alkitab dan Alkitab penuntun dalam bahasa yang mereka gunakan. Segera setelah selesai diterjemahkan, Alkitab Penuntun ini dapat digunakan oleh para pendeta, pemimpin Kristen, dan juga pemimpin kelompok persekutuan. Alkitab Penuntun tersebut dapat menjadi sarana pengajaran yang tepat bagi pertumbuhan gereja, penginjilan, dan bagi jemaat. Dengan diluncurkannya Alkitab ini dharapkan akan segera terjadi aktivitas penginjilan dan munculnya kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari Alkitab dengan lebih bersemangat.

Sumber: Mission Network News, April 18th, 2002

  • Berdoa agar Alkitab dan Alkitab Penuntun dalam bahasa Cebuano ini dapat menolong banyak penduduk Filipina untuk lebih mengenal Allah.
  • Doakan proses memperbanyak dan mendistribusikan Alkitab Penuntun tersebut kepada pendeta/pemimpin Kristen/PA Filipina.

Sebuah pelayanan Kristen di Pakistan telah merintis lebih dari 2.000 gereja sejak tahun 1974 -- rata-rata sekitar 70 gereja dirintis setiap tahunnya -- dan kecepatan langkah pelayanan ini terus berlanjut. William Johnson, seorang penduduk asli Pakistan, telah memulai Pakistan Gospel Assemblies tahun 1974. Pada tahun 1990, dia bertanggung jawab karena telah merintis 325 gereja. Tahun berikutnya, Allah memberinya visi untuk menjangkau 50.000 komunitas yang belum memiliki kesaksian Injil. Sejak itu, Johnson dan beberapa pekerja telah merintis 2.000 gereja dengan total jemaat sebanyak 100.000 orang. Sebagian besar gereja mengadakan kebaktiannya di rumah-rumah atau menyewa tempat. Tim misionaris Pakistan merencanakan untuk merintis 500 gereja perumahan lagi sampai akhir tahun ini. Tahun 1997, Johnson juga merintis lembaga pelayanan kemanusiaan untuk para pengungsi, yatim piatu, dan para korban bencana alam/penganiayaan. Pelayanan ini juga bekerja sama dengan proyek-proyek pengembangan sosial bagi pendidikan anak, perawatan kesehatan dan pelayanan medis keliling bagi orang-orang miskin dan tuna wisma. Baru-baru ini, pelayanan kemanusiaan membawakan bantuan untuk para pengungsi Afganistan di Pakistan; menyediakan makanan, selimut untuk 1000 keluarga di Shilman Afghan Refugee Camp pada bulan Januari dan untuk 2000 keluarga pengungsi di Akora Khattak pada bulan Mei.

Sumber: Christian Aid Mission, June 21, 2002

  • Bersyukur untuk pelayanan dan perintisan gereja yang telah dilakukan William Johnson dan timnya untuk melayani kebutuhan rohani orang-orang di Pakistan.
  • Doakan agar melalui pelayanan-pelayanan kemanusiaan banyak penduduk Pakistan dan para pengungsi dapat mengenal kasih Yesus.

e-JEMMi 36/2002


Sekitar 50 wanita bergabung dalam kampanye musim panas yang dilakukan Operation Mobilization di Pakistan. Sesudah mengikuti pelatihan, para wanita itu dibagi menjadi beberapa tim kecil yang melayani di 14 kota yang berbeda. Beberapa diantara tim tersebut melihat buah-buah yang nyata saat sejumlah wanita dan anak-anak mereka memberikan respon terhadap Injil. Di Islamabad, satu tim mensharingkan tentang Yesus dalam sebuah pertemuan wanita dan ada 13 orang yang membuka hatinya untuk menerima Yesus.

Sumber: Mission Network News, August 1st, 2002

  • Doakan agar para petobat baru tersebut dapat dimuridkan dan semakin mengenal Yesus secara pribadi.
  • Berdoa untuk Operation Mobilization dan semua tim-nya yang melayani di Pakistan dan sekitarnya supaya Allah senantiasa menyertai setiap aktivitas yang mereka lakukan.

e-JEMMi 33/2002


Lima orang Kristen yang di putus bersalah oleh pengadilan karena dituduh mengebom sebuah masjid di Chichawatni, Pakistan, telah dibebaskan setelah 12 hari mendekam di penjara. Polisi dan para pemimpin Islam menyatakan bahwa keputusan tersebut salah. "Seluruh masyarakat Kristen bersatu di dalam doa dan perbuatan", kata Uskup Katolik John Joseb. "Tak seorangpun bertanya apakah orang yang dipenjarakan tersebut orang Katolik, Presbiterian, atau anggota Bala Keselamatan, namun keputusan yang salah dan pembebasan kelima orang Kristen tersebut mendorong umat Kristen di sana untuk menyelenggarakan ibadah ucapan syukur antar denominasi pada tanggal 25 Januari di Chichawatni.

Sumber : Barbara B. Baker

e-JEMMi 02/2002

Berdoalah agar umat Kristen yang tinggal di Pulau Mindanao bagian Barat dapat menjadi alat yang tepat di tangan Tuhan dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang menaruh peduli untuk membangun suasana damai di kalangan saudara sepupu di daerah-daerah yang terkena dampak pertikaian bersenjata antara pemerintah dan pemberontak Abu Sayaf. (13 April)

e-JEMMi 15/2002


Seorang pendeta lokal penduduk Filipina, yang telah dilatih oleh OC International, merasa tertantang untuk menjangkau suku-suku terabaikan di Filipina. Pendeta ini mendengar beberapa statistik yang mengatakan bahwa di wilayahnya ada 500 desa yang tidak memiliki gereja dimana berita Injil bisa disebarkan. Dia memutuskan kembali ke gerejanya dan memobilisasi jemaatnya untuk terlibat dalam perintisan gereja. Para jemaatnya menangkap visi tersebut. Kemudian gerakan perintisan 70 gereja di 70 desa yang ada di Filipina mulai dilakukan. OCI telah melatih ratusan ribu pendeta tahun lalu. Namun jumlah ini belum bisa memenuhi kebutuhan yang ada. "Kami terbatas dengan sumber daya manusia dan sumber-sumber materi yang bisa mendukung kami untuk melakukan pelayanan. Banyak hal yang perlu segera dilakukan. Kami sungguh membutuhkan doa dan kerjasama yang lebih banyak dan dari banyak orang."
[Sumber: Mission Network News, May 3rd, 2004]

Pokok Doa:

  • Bersyukur untuk 70 gereja yang telah dirintis di 70 desa. Doakan supaya mereka bisa menjadi pusat untuk memberitakan Injil dan bisa menyediakan follow-up bagi para jemaatnya.
  • Berdoa untuk pelayanan OCI khususnya untuk kebutuhan sumber daya manusia, jalinan kerjasama, dan sumber-sumber materi yang diperlukan untuk mendukung dan memperlancar pelayanan mereka.

e-JEMMi 20/2004


Penculikan, pemboman, dan bentuk kekerasan lain telah mewabah di wilayah bagian Selatan Filipina yang paling banyak dihuni oleh populasi Muslim. Filipina juga menjadi fokus dari 40 Hari Doa bagi Bangsa-bangsa, panduan doa untuk membantu umat Kristen dalam mendoakan suku-suku terabaikan dan umat non-Kristen di seluruh dunia. Ada sekitar 30 kelompok masyarakat Muslim, atau kira-kira 6 juta jiwa, merupakan penduduk asli wilayah Selatan Filipina. Masing- masing mempunyai bahasa sendiri, wilayah suku sendiri, tradisi sendiri dan mereka sangat butuh mengenal Berita Keselamatan.
[Sumber: Mission Network News, November 4th, 2004]

Pokok Doa:

  • Doakan agar Allah mempersiapkan para pekerja Kristen yang akan dipanggil untuk melayani orang-orang Muslim di wilayah bagian Selatan Filipina.
  • Berdoa supaya Allah memberikan hikmat, kekuatan hati, dan perlindungan kepada para pekerja Kristen untuk melihat pintu-pintu yang terbuka bagi Injil.

e-JEMMi 47/2004


|




 Ke atas 
© 2003 YLSA