Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| negara 25
dari 46 negara

N E P A L

Nepal -- Meski aksi pemberontak masih berlanjut, gereja-gereja di Nepal terus bertumbuh. IN Network di Nepal percaya bahwa tugas pendirian gereja berada di tangan penduduk lokal. Terlepas dari pelatihan penginjilan yang sukses, Rody Rodeheaver dari IN Network menambahkan bahwa Pelatihan Kerja Lydia membekali wanita-wanita Kristen dengan keterampilan kerja. "Kami juga membekali mereka dengan keterampilan seperti pertolongan pertama, kebidanan, dan macam-macam sanitasi supaya mereka dapat meningkatkan kehidupan desanya sekaligus juga gereja, dan menjadi pelayan bagi masyarakat yang sangat terisolasi itu," terangnya. "Mengajarkan penduduk asli yang Kristen untuk memiliki iman artinya seperti sebuah gereja baru telah berdiri lewat sebuah hubungan pengasuhan," lanjut Rodeheaver. "Setiap wanita itu kemudian berkomitmen untuk mewartakan Kabar Keselamatan dengan banyak wanita lain selama setahun masa pelatihan. Sungguh menakjubkan melihat apa yang Allah telah dan sedang lakukan untuk memenangkan jiwa baru bagi Kristus.
[Sumber: Mission Network News, November 2006]

Pokok Doa:

  • Mari bersyukur untuk pertumbuhan gereja di Nepal, meski di tengah situasi pemberontakan yang berkelanjutan di negara ini. Doakan agar Pelatihan Kerja Lydia tidak hanya dapat membekali pesertanya dengan keterampilan kerja, tapi juga membekali mereka dengan dasar iman yang kokoh.
  • Berdoalah agar gereja di Nepal memiliki hubungan yang baik dengan penduduk di sekitar gereja, agar mereka menjadi terang dan garam.

e-JEMMi 46/2006


Sebuah organisasi misi yang melayani suku Nepal melaporkan keberhasilan yang baru-baru ini mereka capai dalam melakukan penginjilan dan pelatihan kepemimpinan. Laporan yang diterima minggu lalu mengindikasikan bahwa dimulai dari pertobatan seorang pemimpin agama tradisional di suku tersebut selanjutnya ada 12 petobat baru yang dibaptis. Kemudian ada 8 petobat baru lagi yang dibaptis di sebuah gereja perintisan baru yang ada di wilayah Nepal bagian tengah. Pertemuan-pertemuan yang diadakan di wilayah-wilayah India Utara dan di Mumbai (Bombay) mengakibatkan Injil bisa disharingkan kepada ratusan suku Nepal. Informasi tambahan, ada sejumlah 68 orang pria dan wanita yang mengikuti kursus pelatihan pemuridan yang berlangsung selama 8 hari di Nepal Tengah. Para peserta kursus diharapkan dapat menyelesaikan kursus korespondensi Alkitab dan mereka memancarkan kerinduan untuk menjadi saksi-saksi Injil yang efektif di komunitas mereka masing-masing. Sampai saat ini, ada lebih dari 290.000 penduduk Nepal yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus dasar yang memang dirancang secara khusus untuk mengenalkan Kristus kepada penduduk Nepal.

[Sumber: Mission Insider, January 22, 2004]

Pokok Doa:

  1. Doakan organisasi misi yang saat ini melayani di Nepal dalam menjalankan pelayanannya untuk mengenalkan Kristus kepada penduduk Nepal, mengembangkan kursus pelatihan kepemimpinan, dan mengefektifkan kursus Alkitab yang dilakukannya.
  2. Berdoa untuk petobat baru di Nepal dan mereka yang mengikuti kursus pelatihan kepemimpinan dan kursus Alkitab, supaya kerinduan mereka untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif dalam komunitas mereka semakin dipermantap.

e-JEMMi 06/2004


Para pemberontak Maoist di Nepal terus berusaha untuk memperkokoh paham Marxist di wilayah tersebut. Lebih dari lima tahun terakhir ini diperkirakan sebanyak 3000 orang meninggal akibat tindak kekerasan setelah paham itu mulai disebarluaskan. Baru-baru ini, parlemen Nepal menyetujui dana anti-terorisme. Dana itu akan membuat terorisme kejahatan di hukum seumur hidup, dan dana ini dianggap sebagai cara untuk meredam pemberontakan Maoist. Bagaimana peran Every Home for Christ (EHC) di Nepal? EHC dapat menembus Nepal dengan berita Injil. Dapat dimengerti bahwa kerusuhan yang terjadi di Nepal telah menghambat usaha-usaha EHC untuk menyebarkan Injil secara strategis. Sebagai akibat dari parahnya kondisi politik di Nepal, seorang pekerja EHC menuliskan: "Adanya larangan keras untuk mendistribusikan traktat/literatur Injil ke rumah-rumah. Bahkan pembawa traktat-traktat itu pun perlu berhati-hati karena adanya pengawasan yang sangat ketat. Dengan kondisi seperti ini melayani dari satu desa ke desa lain menjadi tidak mudah. Di tengah-tengah situasi yang sulit ini, penginjilan secara pribadi kepada penduduk Nepal terus berjalan. Hasilnya, banyak jiwa dimenangkan dan mengenal Yesus. Para pekerja EHC telah menyebarkan 8,3 juta buklet Injil ke seluruh Nepal sejak usaha-usaha penginjilan dirintis pertama kalinya tahun 1982.

Sumber: April 2002 Fax of the Apostles

  • Bersyukur karena lebih dari 254.000 orang telah memberikan respon kepada Injil dan sekitar 7000 kelompok persekutuan telah terbentuk di desa-desa di Nepal!
  • Doakan EHC, untuk setiap program dan pelayananya di Nepal dan di berbagai wilayah di dunia termasuk di Indonesia.

e-JEMMi 25/2002


Nepal terus berjuang untuk melawan para pemberontak Maoist ketika pemerintah sedang berusaha untuk mengatur stabilitas politik lebih dari setahun sesudah terjadinya pembunuhan besar-besaran keluarga kerajaan. Pemberontakan yang terjadi di negara ini mempersulit pemberitaan Injil yang sistimatis, tetapi para pekerja EHC (Every Home for Christ) terus berjalan. "Atas nama segenap dewan dan staf, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan saya kepada semua partner doa, para donor dan teman-teman," ungkap direktur EHC, Solon Karthak.

"Dukungan Anda semua memampukan kami untuk memberitakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus kepada ribuan jiwa yang tidak terjangkau di Nepal. Sangatlah berbahaya untuk mengadakan penginjilan dan pelayanan follow-up di Nepal." "Juga sangat sulit mengunjungi para lulusan kursus korespondensi Alkitab untuk mengadakan proses follow up, terutama di daerah-daerah pinggiran dengan meningkatnya pemberontakan. Hal ini membutuhkan banyak doa untuk meminta perlindungan Allah bagi para staf. Banyak orang desa yang menjadi kontak EHC dan para petobat baru telah meninggalkan desa dalam beberapa bulan terakhir ini untuk menghindari bertambah buruknya pemberontakan. Perlu banyak hikmat untuk meneruskan pelayanan penginjilan di Nepal ini."

Meskipun proses kemajuan mengalami banyak hambatan, Solon melaporkan bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 256.000 penduduk Nepal memberikan respon terhadap Injil yang diberitakan oleh para misionaris perintis.

Sumber: Fax of The Apostles, July 2002

  • Berdoa untuk penduduk Kristen dan petobat baru di Nepal agar mereka dapat mempertahankan iman mereka di tengah-tengah situasi yang menghambat pertumbuhan iman mereka.
  • Doakan tim EHC yang melakukan pelayanan di Nepal baik untuk para staf-nya maupun sarana-sarana yang dipakai untuk mengadakan penginjilan.

e-JEMMi 41/2002


Pemberontak Maoist menjadi semakin aktif di Nepal. Aktivitas yang mereka lakukan telah memaksa sepasang misionaris dievakuasi. Demikian laporan dari perwakilan Association of Baptists for World Evangelism. "Kami telah memutuskan alasan-alasan keselamatan agar bisa mengeluarkan pasangan misionaris tersebut dari Nepal, setidaknya untuk 6 bulan sampai huru-hara di Nepal mereda. Akivitas Maoist semakin memanas. Yang menjadi target mereka adalah wilayah- wilayah di lembah Katmandu." Kami sebenarnya merasa kecewa karena harus merelokasikan misionaris tersebut karena keberhasilan pelayanan mereka dalam menjangkau penduduk Nepal yang belum mengenal Kristus. "Kedua misionaris itu terlibat dalam sebuah pelayanan perintisan gereja. Kami bisa melihat pertumbuhan gereja tersebut mulai dari sejumlah kecil jemaat hingga sekarang telah berkembang menjadi jemaat yang sangat besar. Bahkan, gereja ini sudah mulai merintis sebuah gereja baru. Misionaris ini juga ikut memulai pelayanan yatim piatu di Nepal."
Sumber: Mission Network News, November 10, 2004

  • Doakan agar aktivitas Maoist yang menyebabkan berbagai huru hara di lembah Katmandu dapat diatasi oleh pemerintah Nepal.
  • Berdoa agar pasangan misionaris yang dievakuasi bisa kembali lagi melayani di Nepal.

e-JEMMi 47/2004


Sebuah guncangan yang terjadi dalam pemerintahan Nepal bisa mempersulit pelayanan di Nepal. Sistem komunikasi akhirnya dipulihkan minggu ini, setelah raja memutuskan untuk menutup Nepal sementara waktu dan mengumumkan negara dalam keadaan bahaya, serta mengganti kabinetnya. Permasalahan berawal dari pemberontakan Mao yang terus berlanjut dan ketidakmampuan pemerintah untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Perwakilan dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa ada tanda-tanda kesuraman. "Sekarang, setelah raja mengambil alih pemerintahan dan mengumumkan keadaan darurat, maka kebebasan majelis dan pers dicabut. Ada kemungkinan bahwa orang-orang Kristen juga dilarang mengadakan persekutuan. Sungguh berat mengungkapkan tentang penganiayaan-penganiyaan yang akan mereka alami selama raja kembali memegang kendali kekuasaan. Perwakilan tersebut juga mengatakan, walaupun berada dalam pergolakan, Open Doors tidak mengharapkan terjadinya perubahan besar pada pelayanannya. "Pelayanan Open Doors di Nepal tidaklah terlalu besar. Kami mempunyai beberapa kontak relasi yang bekerjasama dengan kami dalam melakukan penyebaran literatur Kristen. Sejauh ini, orang- orang Kristen di Nepal mendukung pelayanan tersebut. Karena itu terlalu dini untuk kuatir dan mengatakan apakah kondisi pemerintahan sekarang akan berdampak bagi pelayanan kami."
Sumber: Mission Network News, February 10th 2005

  • Berdoa bagi pemerintah Nepal yang baru, yang dikendalikan oleh raja, agar bertindak bijaksana dalam menjalankan pemerintahan.

  • Doakan pelayanan yang dilakukan di Nepal dan para pekerja misinya, karena perubahan dapat berpengaruh pada cara pelayanan mereka. Namun ucapkan syukur karena umat Kristen di Nepal boleh diteguhkan oleh penyertaan Tuhan bagi anak-anak-Nya.

e-JEMMi 08/2005


Di Nepal, aparat dilaporkan masih bertempur menghadapi pemberontak Maois. Aksi ini terutama banyak terjadi di daerah pedesaan, dan mengancam keselamatan penduduk daerah tersebut. Menghadapi krisis seperti ini membuat orang-orang mulai memberi tanggapan terhadap Injil. Wakil dari Talking Bibles International, Paul Hoekstra, menyampaikan bahwa pihaknya sedang digerakkan untuk memproduksi versi audio dari Perjanjian Baru dalam bahasa Lhomi (lohmee), yang dipakai oleh mereka yang tinggal di Nepal bagian Timur. "Situasi yang mereka alami sangat khas. Alkitab versi terjemahan telah diterbitkan. Perjanjian Baru telah dicetak, tapi sebagian besar dari orang-orang itu tidak dapat membaca. Jadi, untuk membuat mereka dapat mengetahui isi Alkitab, adalah dengan memperdengarkannya." Penganiayaan mungkin bisa menghalangi proses distribusi di masa mendatang. Hoekstra menjelaskan bahwa saat ini mereka bekerja dibawah pengawasan, agar tidak menarik perhatian dari para pemberontak. "Kami berharap proses produksi dapat selesai untuk 2 atau 3 bulan ke depan. Proses pembacaan dilakukan oleh seorang penduduk lokal, dari daerah Katmandu ini. Saat proses pembacaan selesai, kami akan mengemasnya, mengubah ke format Talking Bible, dan kemudian, orang-orang akan dapat membawanya kembali ke Nepal."
Sumber: CMDNet Weekly Update, August 20, 2005

  • Mengucap syukur untuk satu lagi Alkitab dalam bahasa suku yang boleh diterjemahkan. Berdoa supaya melalui pelayanan Talking Bibles International, Injil juga dapat didengarkan dalam bahasa Lhomi, khususnya bagi mereka yang tidak dapat membaca.

  • Doakan keamanan para pekerja selama mengerjakan proyek Alkitab audio serta minta penyertaan Roh Kudus bagi mereka senantiasa. Berdoa agar proses produksi bisa cepat selesai.

e-JEMMi 38/2005



|




 Ke atas 
© 2003 YLSA