Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Mengenal lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
Profil Bangsa
Profil Bangsa di Dunia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| artikel 25
dari 163 artikel

BIMBINGAN LANJUTAN: CORAKNYA

Bimbingan lanjutan ("Follow Up") adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang setelah ia dilayani untuk menerima Yesus Kristus atau karena sesuatu persoalan rohani yang lain. Dalam Bimbingan Lanjutan ini ia dibimbing supaya hidupnya sungguh berakar dalam Firman Tuhan. Sebenarnya langkah pertama dari Bimbingan Lanjutan ini telah dilaksanakan pada waktu bimbingan pertama, yaitu pada waktu ia memperoleh kepastian selamat berdasarkan nats-nats tertentu dari Firman Tuhan.

A. KETAHUILAH TUJUAN DAN BATASNYA

Setelah seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamatnya, ada suatu jangka waktu (selama beberapa minggu) yang sangat berfaedah untuk pelayanan rohani. Menyesal sekali bahwa kesempatan ini seringkali disia-siakan berhubung si pembimbing tidak tahu apa yang harus dilaksanakannya. Saudara harus mengetahui maksud bimbingan lanjutan ini, supaya kesempatan itu dimanfaatkan bagi Tuhan Yesus.

Saudara harus mengetahui batas pelayanan ini juga. Pada hakekatnya, bimbingan lanjutan ini berjalan serentak dengan pelayanan yang diberikan dari pihak gereja. Dengan demikian ada kalanya usaha pelayanan dari saudara akan disalah pahami dan dicurigai. Asal saudara jelas mengenai maksud dan batas-batas pelayanan ini, saudara dapat memberikan jawaban yang tepat tanpa perlu terjadi bentrokan dengan para rohaniwan.

1. Hubungan dengan gereja.

Sangat luas jenis-jenis pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan. Gereja mempunyai tugas pelayanan sebagai gereja dan mungkin saudara turut mengambil bagian dalam pelayanan itu sebagai anggota gereja. Tetapi sebagai pribadi saudara mempunyai tugas pelayanan juga.

Untuk melihat batas-batas bimbingan pribadi itu betapa baiknya kita merenungkan "Amanat Yesus" dan Injil Matius 28:19, 20. Dalam ayat-ayat itu dapat dibedakan tiga fungsi dari pelayanan, yaitu: tugas "menjadikan murid," tugas "membaptiskan" dan tugas "mengajar". Seorang penginjil pribadi hanya menjalankan tugas yang pertama saja dengan menyerahkan tugas yang kedua dan sebagian dari tugas ketiga itu kepada pelayanan gereja.

Meskipun pelayanan saudara hanya mencakup sebagiannya saja, tetapi seharusnya saudara membedakan dua segi dari tugas tersebut. Tugas pelayanan saudara itu mencakup:

  1. Membawa seorang kepada penerimaan Kristus sebagai Juruselamat.
  2. Membawanya kepada Yesus sebagai Tuhan.

Biasanya kedua fungsi itu dibedakan dengan istilah-istilah "Penginjilan" dan "Peneguhan". Penginjilan berarti bahwa saudara akan memperkenalkan seseorang kepada Kristus sehingga ia lahir baru dan menjadi bayi rohani. Fungsi yang kedua, "Peneguhan" berarti bahwa saudara akan membimbing orang itu sampai ia dapat berjalan dengan teguh atas dasar Firman Allah.

Tugas saudara belum boleh dianggap selesai sebelum orang yang dilayani itu dihubungkan kepada suatu gereja supaya dapat dilangsungkan tugas-tugas kedua dan ketiga dari amanat Yesus itu. Kalau ia belum mengikuti gereja belum boleh dikatakan bahwa ia telah diteguhkan dalam Alkitab.

2. Peneguhan bukan pelajaran Sidi.

Setelah orang yang dibimbing secara pribadi itu diserahkan kepada suatu gereja, ia akan diberi pengajaran yang disebut "Sidi". Dalam "Sidi" ia belajar tentang Tuhan Allah, dan tentang pertanggungjawabannya sebagai seorang Kristen dan sebagai anggota Gereja setempat. Biasanya pokok-pokok pertumbuhan iman kurang dibicarakan dalam pelajaran sidi.

Pokok-pokok pertumbuhan iman itu harus dipertanggungjawabkan oleh saudara sendiri sebagai penginjil pribadi. Walaupun gereja saudara menegaskan pokok-pokok tersebut, janganlah terlalu lekas meletakkan tugas bimbingan lanjutan itu, sebelum saudara pertimbangkan hal-hal berikut:

  1. Seperti telah dijelaskan maksud dari bimbingan lanjutan bukan semata-mata mengajar, tetapi untuk meneguhkan.
  2. Biasanya orang yang baru diinjili itu belum mempunyai ikatan dengan suatu gereja. Belum tentu gereja saudara yang paling tepat bagi dia. Ia harus diteguhkan lalu digabungkan dengan salah satu sidang jemaat.
  3. Biasanya rohaniwan setempat, yaitu pendeta-pendeta dan anggota- anggota majelis, demikian sibuk dengan urusan-urusan lainnya sehingga mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk berkunjung kepada petobat-petobat baru.
  4. Kalau seorang bayi rohani langsung diserahkan kepada salah satu gereja dengan maksud supaya gereja itu meneruskan bimbingan, maka hal itu tidak tepat sebab kadang-kadang ia terpaksa menunggu sampai 6 atau 10 bulan, baru dimulai kelas-kelas baru untuk calon-calon anggota. Dan tentu saja peneguhan ini tidak boleh ditunda sedemikian lama.

B. CORAK-CORAK BAGI PELAYANAN YANG BAIK

Saudara mempunyai tugas yang sangat penting. Dan tentu saja saudara ingin mempunyai perincian atas tugas tersebut. Bahan apakah yang harus diberikan? Apakah filsafat pendekatan terhadap tugas ini? Apakah yang diperlukan seorang bayi rohani supaya ia dapat mewakili Kristus dalam lingkungannya yang penuh dosa itu?

1. Corak "Pengenalan".

Kalau kita memeriksa kembali pengalaman rohani kita sendiri, maka akan menjadi nyata bahwa "pengenalan" lebih penting dari "pengetahuan". Banyak orang mempunyai pengetahuan yang baik, tetapi memusuhi Yesus Kristus. Mungkin tidak pernah ada seorang Kristen yang lebih mengetahui isi Alkitab dari pada si iblis itu. Karl Marx tidak dididik dalam jurusan sosial politik. Charles Darwin tidak dididik dalam ilmu pengetahuan alam. Kedua-duanya memperoleh gelar dalam ilmu theologia. Tetapi mereka memusuhi Yesus Kristus. Pengetahuan itu hanyalah merupakan barang mati, kalau belum dihidupkan melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Pengetahuan yang sedikit akan dimanfaatkan oleh iman, tatapi pengetahuan yang banyak akan sia-sia kalau tidak ada ketaatan.

Kalau seseorang yang hatinya tergerak untuk taat kepada Yesus sebagai Tuhannya, maka ia akan memanfaatkan segala sesuatu yang telah diajarkan kepadanya. Tambahan pula kalau ia menemukan hal-hal yang belum diselidikinya, maka ia sendiri akan mencari-cari jawabannya dari Alkitab.

Oleh karena itu corak pelayanan saudara haruslah merupakan pelayanan yang mengikut sertakan jiwa-jiwa kepada Kristus. Pengikutsertaan memerlukan beberapa kesadaran, yaitu:

  1. Mengenal Tuhan Yesus.
    Yang terutama dalam semua bahan bimbingan lanjutan adalah harus menonjolkan Tuhan Yesus Kristus. Dalam setiap pelajaran carilah contoh-contoh dari kehidupan dan perkataan Tuhan Yesus. Inilah corak yang harus menggariskan setiap langkah peneguhan, terhadap pokok-pokok pelajaran manapun.

    Orang itu harus demikian mengenal Yesus sehingga nama Yesus selalu dihargainya. Dorongan terbesar untuk menjaga kesucian hidup ialah perasaan takut kalau-kalau sesuatu akan menajiskan nama Yesus.

    • Pelajaran-pelajaran tentang penyaliban Yesus akan membangunkan rasa terima kasih dan pengucapan syukur.
    • Pelajaran tentang kebangkitan Yesus akan memberikan kepastian selamat serta ketegasan dalam melawan pencobaan-pencobaan.
    • Pelajaran tentang perumpamaan-perumpamaan dan peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Yesus, akan meletakkan dasar untuk mengambil keputusan-keputusan sehari-hari.

    Suatu gejala bahwa seseorang sungguh-sungguh mengenal Tuhan Yesus ialah, keinginan untuk memperkenalkan teman-temannya kepada-Nya. Gejala lain lagi ialah keinginan dan kerinduan untuk lebih mengenal Yesus melalui Alkitab.

  2. Mengenal diri sendiri.
    Setiap orang Kristen harus mengenal diri sendiri. Inilah kunci yang mensukseskan hidup dengan berkemenangan. Ada dua kesadaran yang dibutuhkan, yaitu kesadaran mengenai "waktu dahulu" dan "waktu sekarang".
    1. Waktu dahulu: Dengan Alkitab sebagai dasarnya ia harus melihat dan mengaku bahwa sebelum ia menerima Yesus Kristus ia adalah seorang berdosa yang sesat. Seandainya ia meninggal dunia pada waktu itu, pastilah ia telah terbuang ke neraka. Tidak ada suatu jasa apapun yang ia perbuat dalam hidupnya yang lama itu. Semuanya termasuk kesalahannya dimurkai Allah (Efesus 2:1-3). Setiap orang yang belum menerima Yesus tetap dalam kesesatan dan kesia-siaan itu.


    2. Waktu sekarang: Ia harus mengetahui dan mengakui bahwa ia telah menjadi seorang anak Allah melalui iman kepada Yesus. Meskipun dari waktu ke waktu ia masih melihat dosa dalam dirinya, namun ia tetap mempunyai kedudukan sebagai anak Allah (Efesus 2:4-10; 1Yohanes 1:5--2:2).

      Keyakinan tentang kesesatannya yang dahulu itu mendorong pengucapan terima kasih dan penghargaan kepada Yesus. Pengetahuan tentang kedudukannya sebagai seorang anak Allah (Roma 8:15) memberanikan dia untuk memanfaatkan segala berkat yang telah disediakan oleh Allah Bapa.

  3. Mengenal sifat dunia ini.
    Banyak orang Kristen tidak menampilkan ciri-ciri kehidupan rohani, karena mereka belum mengakui sifat yang sebenarnya dari dunia ini. Mereka masih berharap akan pahala-pahala duniawi. Untuk orang yang percaya hanya ada satu pengharapan yang benar, yaitu Tuhan Yesus.

    Seseorang yang baru percaya harus menyadari bahwa dunia ini akan membencinya. Dunia yang penuh dengan dosa tentu tidak akan senang bergaul dengan seseorang yang memihak kepada Yesus yang suci. Yesus sudah berkata bahwa Ia datang "membawa pedang" (Yohanes 15:18-27; Matius 10:34-39).

    Kalau seseorang sungguh insyaf bahwa dunia ini adalah medan peperangan antara Yesus dengan iblis, maka ia akan menjadi berhati-hati untuk memihak kepada dunia atau berharap kepada pahala dunia (1Yohanes 2:15-17). Kalau ia tahu bahwa segala barang yang fana ini akan dihanguskan dengan api (2Petrus 3:10) pada Hari Kiamat, maka ia akan tahu juga bahwa semua tawaran dunia itu kosong belaka.

    Janganlah saudara sangka bahwa kesadaran ini akan melemahkan seorang bayi rohani, tetapi sebaliknya pengetahuan ini pasti akan menguatkannya. Makin cepat ia sadar tentang sifat sebenarnya dari dunia ini, makin cepat ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik. Juga Iblis mengetahui hal itu dan akan berusaha menjatuhkan dia sebelum imannya berakar dalam Alkitab. Kalau saudara kurang berterus terang dalam pelayanan, berarti saudara akan membahayakan jiwa baru itu. Tetapi kalau ia didasarkan tentang daya upaya iblis dan kesia-siaan dunia ini, ia akan berlindung kepada Yesus melalui persekutuan dengan anak-anak Allah yang lain.

2. Corak "Pengetahuan".

Dasar obyektif untuk kehidupan rohani yang stabil adalah Alkitab. Tugas bimbingan lanjutan bukan semata-mata mengajarkan tentang isi Alkitab, melainkan juga membiasakan orang itu untuk menggunakan Firman. Kalau saudara hanya mempunyai kesempatan satu atau dua kali saja untuk bertemu dengan orang yang dilayani itu, maka itu sudah cukup untuk memberi contoh yang baik. Asal ia sudah tahu bagaimana caranya untuk menyelidiki satu bagian dari Alkitab, maka ia dapat menggunakan cara yang sama itu terhadap bagian-bagian yang lain.

Bagaimanakah contoh yang baik itu, yang dapat diteladaninya di kemudian hari? Yaitu janganlah saudara loncat dari satu ayat ke ayat yang lain menurut suatu pokok melainkan ambillah satu bagian tertentu dan batasilah pada nats tersebut. Kalau saudara berpindah-pindah saja, maka Alkitab akan dianggapnya sabagai teka-teki di mana ia sendiri belum mempunyai kunci pengertiannya. Jangan lupa juga bahwa Allah lebih tahu dari kita. Kebijaksanaan Allah dalam menyusun suatu kitab tidak boleh dilupakan.

Supaya jangan sampai Alkitab itu terlalu asing baginya, berilah penjelasan tentang kitab-kitab yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Setelah beberapa pelajaran saja, segera, tuntun orang itu untuk mulai menyelidiki satu Kitab tertentu. Kitab-kitab yang baik untuk orang-orang yang baru percaya adalah: Injil Matius, Injil Yohanes, Galatia, 1Petrus dan 1Yohanes. Janganlah memulainya dengan Perjanjian Lama. Ia membutuhkan dua atau tiga tahun untuk menguasai isi Perjanjian Baru sebelum mulai menguasai Perjanjian Lama.

Jauhkanlah segala tafsiran-tafsiran yang memakai kiasan. Pakailah arti yang nyata dan jelas saja.

Padamkanlah segala kecenderungan untuk mempersoalkan karena kemudian hari bagian Alkitab yang lain akan menerangkan ayat itu juga.

3. Corak "Rahmat".

Banyak sekali orang memeriksa Alkitab untuk melihat syarat-syarat yang perlu dipenuhi, untuk memperoleh berkat-berkat tertentu. Janganlah memakai cara itu. Pengertian itu keliru sekali, sebab saudara mempunyai tugas untuk mengutamakan rahmat dan bukan "Torat".

Apakah arti rahmat itu? Dan apakah yang ia harus ketahui mengenai rahmat itu?

  1. Bahwa segala sesuatu yang dibutuhkannya telah tersedia pada Yesus.
  2. Bahwa setiap berkat itu dapat dinikmatinya melalui iman tanpa syarat-syarat tambahan.

Dengan menerima Yesus ia sudah diberi hak untuk menikmati setiap berkat yang ada di Alkitab. Janganlah mengajak ia "berusaha" memperoleh sesuatu berkat. Asal ia sadar bahwa sesuatu berkat telah tersedia dalam Yesus, dengan sendirinya ia akan menikmati berkat tersebut.

Satu segi lain dari rahmat perlu dijelaskan. Kalau mengalami kesulitan, janganlah sekali-kali dibiarkan memeriksa diri tentang kemungkinan adanya dosa-dosa tertentu yang mengakibatkan persoalannya itu. Cara itu sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Itulah sejenis ketidakpercayaan. Banyak kesulitan dialami akibat lingkungan yang berdosa dan bukan karena ketidakberesan pribadinya. Satu contoh ialah penyakit-penyakit yang hubungannya bukan langsung dengan dosa, melainkan dengan kuman.

Artikel diedit dari sumber:
Judul Buku : Penginjilan dan Pelayanan Pribadi
Judul Artikel: Bimbingan Lanjutan: Coraknya (Pelajaran 8)
Pengarang : W. Stanley Heath, Ph.D., M.Div.
Penerbit : YAKIN, Surabaya
Halaman : 70 - 77

e-JEMMi 08/2003


 
  |  



 Ke atas 
© 2003 YLSA