BIMBINGAN LANJUTAN: CORAKNYA
Bimbingan lanjutan ("Follow Up") adalah bimbingan yang diberikan
kepada seseorang setelah ia dilayani untuk menerima Yesus Kristus
atau karena sesuatu persoalan rohani yang lain. Dalam Bimbingan
Lanjutan ini ia dibimbing supaya hidupnya sungguh berakar dalam
Firman Tuhan. Sebenarnya langkah pertama dari Bimbingan Lanjutan ini
telah dilaksanakan pada waktu bimbingan pertama, yaitu pada waktu ia
memperoleh kepastian selamat berdasarkan nats-nats tertentu dari
Firman Tuhan.
A. KETAHUILAH TUJUAN DAN BATASNYA
Setelah seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamatnya, ada suatu
jangka waktu (selama beberapa minggu) yang sangat berfaedah untuk
pelayanan rohani. Menyesal sekali bahwa kesempatan ini seringkali
disia-siakan berhubung si pembimbing tidak tahu apa yang harus
dilaksanakannya. Saudara harus mengetahui maksud bimbingan lanjutan
ini, supaya kesempatan itu dimanfaatkan bagi Tuhan Yesus.
Saudara harus mengetahui batas pelayanan ini juga. Pada hakekatnya,
bimbingan lanjutan ini berjalan serentak dengan pelayanan yang
diberikan dari pihak gereja. Dengan demikian ada kalanya usaha
pelayanan dari saudara akan disalah pahami dan dicurigai. Asal
saudara jelas mengenai maksud dan batas-batas pelayanan ini, saudara
dapat memberikan jawaban yang tepat tanpa perlu terjadi bentrokan
dengan para rohaniwan.
1. Hubungan dengan gereja.
Sangat luas jenis-jenis pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan. Gereja
mempunyai tugas pelayanan sebagai gereja dan mungkin saudara turut
mengambil bagian dalam pelayanan itu sebagai anggota gereja. Tetapi
sebagai pribadi saudara mempunyai tugas pelayanan juga.
Untuk melihat batas-batas bimbingan pribadi itu betapa baiknya kita
merenungkan "Amanat Yesus" dan Injil Matius 28:19, 20. Dalam ayat-ayat itu dapat dibedakan tiga fungsi dari pelayanan, yaitu: tugas
"menjadikan murid," tugas "membaptiskan" dan tugas "mengajar".
Seorang penginjil pribadi hanya menjalankan tugas yang pertama saja
dengan menyerahkan tugas yang kedua dan sebagian dari tugas ketiga
itu kepada pelayanan gereja.
Meskipun pelayanan saudara hanya mencakup sebagiannya saja, tetapi
seharusnya saudara membedakan dua segi dari tugas tersebut. Tugas
pelayanan saudara itu mencakup:
- Membawa seorang kepada penerimaan Kristus sebagai Juruselamat.
- Membawanya kepada Yesus sebagai Tuhan.
Biasanya kedua fungsi itu dibedakan dengan istilah-istilah
"Penginjilan" dan "Peneguhan". Penginjilan berarti bahwa saudara
akan memperkenalkan seseorang kepada Kristus sehingga ia lahir baru
dan menjadi bayi rohani. Fungsi yang kedua, "Peneguhan" berarti
bahwa saudara akan membimbing orang itu sampai ia dapat berjalan
dengan teguh atas dasar Firman Allah.
Tugas saudara belum boleh dianggap selesai sebelum orang yang
dilayani itu dihubungkan kepada suatu gereja supaya dapat
dilangsungkan tugas-tugas kedua dan ketiga dari amanat Yesus itu.
Kalau ia belum mengikuti gereja belum boleh dikatakan bahwa ia telah
diteguhkan dalam Alkitab.
2. Peneguhan bukan pelajaran Sidi.
Setelah orang yang dibimbing secara pribadi itu diserahkan kepada
suatu gereja, ia akan diberi pengajaran yang disebut "Sidi". Dalam
"Sidi" ia belajar tentang Tuhan Allah, dan tentang
pertanggungjawabannya sebagai seorang Kristen dan sebagai anggota
Gereja setempat. Biasanya pokok-pokok pertumbuhan iman kurang
dibicarakan dalam pelajaran sidi.
Pokok-pokok pertumbuhan iman itu harus dipertanggungjawabkan oleh
saudara sendiri sebagai penginjil pribadi. Walaupun gereja saudara
menegaskan pokok-pokok tersebut, janganlah terlalu lekas meletakkan
tugas bimbingan lanjutan itu, sebelum saudara pertimbangkan hal-hal
berikut:
- Seperti telah dijelaskan maksud dari bimbingan lanjutan bukan
semata-mata mengajar, tetapi untuk meneguhkan.
- Biasanya orang yang baru diinjili itu belum mempunyai ikatan
dengan suatu gereja. Belum tentu gereja saudara yang paling tepat
bagi dia. Ia harus diteguhkan lalu digabungkan dengan salah satu
sidang jemaat.
- Biasanya rohaniwan setempat, yaitu pendeta-pendeta dan anggota-
anggota majelis, demikian sibuk dengan urusan-urusan lainnya
sehingga mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk berkunjung
kepada petobat-petobat baru.
- Kalau seorang bayi rohani langsung diserahkan kepada salah satu
gereja dengan maksud supaya gereja itu meneruskan bimbingan, maka
hal itu tidak tepat sebab kadang-kadang ia terpaksa menunggu
sampai 6 atau 10 bulan, baru dimulai kelas-kelas baru untuk
calon-calon anggota. Dan tentu saja peneguhan ini tidak boleh
ditunda sedemikian lama.
B. CORAK-CORAK BAGI PELAYANAN YANG BAIK
Saudara mempunyai tugas yang sangat penting. Dan tentu saja saudara
ingin mempunyai perincian atas tugas tersebut. Bahan apakah yang
harus diberikan? Apakah filsafat pendekatan terhadap tugas ini?
Apakah yang diperlukan seorang bayi rohani supaya ia dapat mewakili
Kristus dalam lingkungannya yang penuh dosa itu?
1. Corak "Pengenalan".
Kalau kita memeriksa kembali pengalaman rohani kita sendiri, maka
akan menjadi nyata bahwa "pengenalan" lebih penting dari
"pengetahuan". Banyak orang mempunyai pengetahuan yang baik, tetapi
memusuhi Yesus Kristus. Mungkin tidak pernah ada seorang Kristen
yang lebih mengetahui isi Alkitab dari pada si iblis itu. Karl Marx
tidak dididik dalam jurusan sosial politik. Charles Darwin tidak
dididik dalam ilmu pengetahuan alam. Kedua-duanya memperoleh gelar
dalam ilmu theologia. Tetapi mereka memusuhi Yesus Kristus.
Pengetahuan itu hanyalah merupakan barang mati, kalau belum
dihidupkan melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Pengetahuan yang
sedikit akan dimanfaatkan oleh iman, tatapi pengetahuan yang banyak
akan sia-sia kalau tidak ada ketaatan.
Kalau seseorang yang hatinya tergerak untuk taat kepada Yesus
sebagai Tuhannya, maka ia akan memanfaatkan segala sesuatu yang
telah diajarkan kepadanya. Tambahan pula kalau ia menemukan hal-hal
yang belum diselidikinya, maka ia sendiri akan mencari-cari
jawabannya dari Alkitab.
Oleh karena itu corak pelayanan saudara haruslah merupakan pelayanan
yang mengikut sertakan jiwa-jiwa kepada Kristus. Pengikutsertaan
memerlukan beberapa kesadaran, yaitu:
- Mengenal Tuhan Yesus.
Yang terutama dalam semua bahan bimbingan lanjutan adalah harus
menonjolkan Tuhan Yesus Kristus. Dalam setiap pelajaran carilah
contoh-contoh dari kehidupan dan perkataan Tuhan Yesus. Inilah
corak yang harus menggariskan setiap langkah peneguhan, terhadap
pokok-pokok pelajaran manapun.
Orang itu harus demikian mengenal Yesus sehingga nama Yesus
selalu dihargainya. Dorongan terbesar untuk menjaga kesucian
hidup ialah perasaan takut kalau-kalau sesuatu akan menajiskan
nama Yesus.
- Pelajaran-pelajaran tentang penyaliban Yesus akan membangunkan
rasa terima kasih dan pengucapan syukur.
- Pelajaran tentang kebangkitan Yesus akan memberikan kepastian
selamat serta ketegasan dalam melawan pencobaan-pencobaan.
- Pelajaran tentang perumpamaan-perumpamaan dan peristiwa-
peristiwa dalam kehidupan Yesus, akan meletakkan dasar untuk
mengambil keputusan-keputusan sehari-hari.
Suatu gejala bahwa seseorang sungguh-sungguh mengenal Tuhan Yesus
ialah, keinginan untuk memperkenalkan teman-temannya kepada-Nya.
Gejala lain lagi ialah keinginan dan kerinduan untuk lebih
mengenal Yesus melalui Alkitab.
- Mengenal diri sendiri.
Setiap orang Kristen harus mengenal diri sendiri. Inilah kunci
yang mensukseskan hidup dengan berkemenangan. Ada dua kesadaran
yang dibutuhkan, yaitu kesadaran mengenai "waktu dahulu" dan
"waktu sekarang".
- Waktu dahulu: Dengan Alkitab sebagai dasarnya ia harus melihat
dan mengaku bahwa sebelum ia menerima Yesus Kristus ia adalah
seorang berdosa yang sesat. Seandainya ia meninggal dunia pada
waktu itu, pastilah ia telah terbuang ke neraka. Tidak ada
suatu jasa apapun yang ia perbuat dalam hidupnya yang lama
itu. Semuanya termasuk kesalahannya dimurkai Allah
(Efesus 2:1-3). Setiap orang yang belum menerima Yesus tetap
dalam kesesatan dan kesia-siaan itu.
- Waktu sekarang: Ia harus mengetahui dan mengakui bahwa ia
telah menjadi seorang anak Allah melalui iman kepada Yesus.
Meskipun dari waktu ke waktu ia masih melihat dosa dalam
dirinya, namun ia tetap mempunyai kedudukan sebagai anak Allah
(Efesus 2:4-10; 1Yohanes 1:5--2:2).
Keyakinan tentang kesesatannya yang dahulu itu mendorong
pengucapan terima kasih dan penghargaan kepada Yesus.
Pengetahuan tentang kedudukannya sebagai seorang anak Allah
(Roma 8:15) memberanikan dia untuk memanfaatkan segala berkat
yang telah disediakan oleh Allah Bapa.
- Mengenal sifat dunia ini.
Banyak orang Kristen tidak menampilkan ciri-ciri kehidupan
rohani, karena mereka belum mengakui sifat yang sebenarnya dari
dunia ini. Mereka masih berharap akan pahala-pahala duniawi.
Untuk orang yang percaya hanya ada satu pengharapan yang benar,
yaitu Tuhan Yesus.
Seseorang yang baru percaya harus menyadari bahwa dunia ini akan
membencinya. Dunia yang penuh dengan dosa tentu tidak akan senang
bergaul dengan seseorang yang memihak kepada Yesus yang suci.
Yesus sudah berkata bahwa Ia datang "membawa pedang"
(Yohanes 15:18-27; Matius 10:34-39).
Kalau seseorang sungguh insyaf bahwa dunia ini adalah medan
peperangan antara Yesus dengan iblis, maka ia akan menjadi
berhati-hati untuk memihak kepada dunia atau berharap kepada
pahala dunia (1Yohanes 2:15-17). Kalau ia tahu bahwa segala
barang yang fana ini akan dihanguskan dengan api (2Petrus 3:10)
pada Hari Kiamat, maka ia akan tahu juga bahwa semua tawaran
dunia itu kosong belaka.
Janganlah saudara sangka bahwa kesadaran ini akan melemahkan
seorang bayi rohani, tetapi sebaliknya pengetahuan ini pasti akan
menguatkannya. Makin cepat ia sadar tentang sifat sebenarnya dari
dunia ini, makin cepat ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik.
Juga Iblis mengetahui hal itu dan akan berusaha menjatuhkan dia
sebelum imannya berakar dalam Alkitab. Kalau saudara kurang
berterus terang dalam pelayanan, berarti saudara akan
membahayakan jiwa baru itu. Tetapi kalau ia didasarkan tentang
daya upaya iblis dan kesia-siaan dunia ini, ia akan berlindung
kepada Yesus melalui persekutuan dengan anak-anak Allah yang
lain.
2. Corak "Pengetahuan".
Dasar obyektif untuk kehidupan rohani yang stabil adalah Alkitab.
Tugas bimbingan lanjutan bukan semata-mata mengajarkan tentang isi
Alkitab, melainkan juga membiasakan orang itu untuk menggunakan
Firman. Kalau saudara hanya mempunyai kesempatan satu atau dua kali
saja untuk bertemu dengan orang yang dilayani itu, maka itu sudah
cukup untuk memberi contoh yang baik. Asal ia sudah tahu bagaimana
caranya untuk menyelidiki satu bagian dari Alkitab, maka ia dapat
menggunakan cara yang sama itu terhadap bagian-bagian yang lain.
Bagaimanakah contoh yang baik itu, yang dapat diteladaninya di
kemudian hari? Yaitu janganlah saudara loncat dari satu ayat ke ayat
yang lain menurut suatu pokok melainkan ambillah satu bagian
tertentu dan batasilah pada nats tersebut. Kalau saudara berpindah-pindah saja, maka Alkitab akan dianggapnya sabagai teka-teki di mana
ia sendiri belum mempunyai kunci pengertiannya. Jangan lupa juga
bahwa Allah lebih tahu dari kita. Kebijaksanaan Allah dalam menyusun
suatu kitab tidak boleh dilupakan.
Supaya jangan sampai Alkitab itu terlalu asing baginya, berilah
penjelasan tentang kitab-kitab yang terdapat dalam Perjanjian Baru.
Setelah beberapa pelajaran saja, segera, tuntun orang itu untuk
mulai menyelidiki satu Kitab tertentu. Kitab-kitab yang baik untuk
orang-orang yang baru percaya adalah: Injil Matius, Injil Yohanes,
Galatia, 1Petrus dan 1Yohanes. Janganlah memulainya dengan
Perjanjian Lama. Ia membutuhkan dua atau tiga tahun untuk menguasai
isi Perjanjian Baru sebelum mulai menguasai Perjanjian Lama.
Jauhkanlah segala tafsiran-tafsiran yang memakai kiasan. Pakailah
arti yang nyata dan jelas saja.
Padamkanlah segala kecenderungan untuk mempersoalkan karena kemudian
hari bagian Alkitab yang lain akan menerangkan ayat itu juga.
3. Corak "Rahmat".
Banyak sekali orang memeriksa Alkitab untuk melihat syarat-syarat
yang perlu dipenuhi, untuk memperoleh berkat-berkat tertentu.
Janganlah memakai cara itu. Pengertian itu keliru sekali, sebab
saudara mempunyai tugas untuk mengutamakan rahmat dan bukan "Torat".
Apakah arti rahmat itu? Dan apakah yang ia harus ketahui mengenai
rahmat itu?
- Bahwa segala sesuatu yang dibutuhkannya telah tersedia pada
Yesus.
- Bahwa setiap berkat itu dapat dinikmatinya melalui iman tanpa
syarat-syarat tambahan.
Dengan menerima Yesus ia sudah diberi hak untuk menikmati setiap
berkat yang ada di Alkitab. Janganlah mengajak ia "berusaha"
memperoleh sesuatu berkat. Asal ia sadar bahwa sesuatu berkat telah
tersedia dalam Yesus, dengan sendirinya ia akan menikmati berkat
tersebut.
Satu segi lain dari rahmat perlu dijelaskan. Kalau mengalami
kesulitan, janganlah sekali-kali dibiarkan memeriksa diri tentang
kemungkinan adanya dosa-dosa tertentu yang mengakibatkan
persoalannya itu. Cara itu sangat bertentangan dengan Firman Tuhan.
Itulah sejenis ketidakpercayaan. Banyak kesulitan dialami akibat
lingkungan yang berdosa dan bukan karena ketidakberesan pribadinya.
Satu contoh ialah penyakit-penyakit yang hubungannya bukan langsung
dengan dosa, melainkan dengan kuman.
Artikel diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Penginjilan dan Pelayanan Pribadi |
Judul Artikel | : | Bimbingan Lanjutan: Coraknya (Pelajaran 8) |
Pengarang | : | W. Stanley Heath, Ph.D., M.Div. |
Penerbit | : | YAKIN, Surabaya |
Halaman | : | 70 - 77 |
e-JEMMi 08/2003