You are hereArtikel / Pelayanan Penggembalaan untuk Misionaris
Pelayanan Penggembalaan untuk Misionaris
Peperangan Rohani dalam Misi
Sebagaimana kita percayai dalam dunia spiritual, tampak jelas kepada kita bahwa ada perlawanan terhadap kehidupan yang Yesus tawarkan. Ia menawarkan dnegan cuma-cuma, tetapi IA mengatakan sebuah himbauan - seorang pencuri -- untuk diwaspadai, yang datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Petrus, Puulus, dan Yohanes mengatakan dengan jelas mengenai personifikasi lawan tersebut -- penguasa kegelapan. Di atas semuanya, selalu ada kerusakan umat manusia yang senantiasa mencari kekuasaan dan ingin mengeksploitasi orang lain demi kesenangan dan keuntungan. Kita telah mendapati personifikasi semacam itu di ladang misi, dan kita menghadapinya sebagai suatu realita dan realita yang nyata untuk dihadapi.
Pikirkanlah hal berikut: Wahyu 12 mengatakan dengan bahasa sejarah dan apokalipsis, memperingatkan akan adanya pergumulan hidup dan mati bagi mereka yang berpegang teguh pada kesaksian Yesus; perang habis-habisan terhadap mereka telah dikumandangkan dan musuh dari kehidupan yang diberikan oleh Yesus, dan itu adalah persiapan kematian untuk mengalahkan semua orang yang mengasihi Dia.
Karena hal ini, kita merasakan bahwa pekerjaan misi secara khusus penuh dengan konflik spiritual. Jangankan segala naik turun kesulitan yang mewarnai kehidupan -- para pekerja lintas budaya dan relasi mereka. Mereka yang melayani dan mengasihi Allah dengan harapan bahwa hati mereka akan disaksikan dan dikenal oleh orang-orang yang dilayani, kita percaya, mereka terutama dipilih oleh kerajaan kegelapan. Oleh sebab itu, sama seperti pernikahan, kita tidak seharusnya memasuki pekerjaan misi dengan remeh. Para pekerja yang miskin persiapan bisa merasa muak, sakit, tertekan, merasa kalah, atau diperburuk lagi karena serangan musuh jiwa kita dan pasukan kegelapan rohaninya. Maka dari itu, kami menasihatkan dan mendorong para misionaris dengan sungguh-sungguh untuk mengalami dan terlibat dalam peperangan rohani. Sangat sedikit yang tidak merasa terganggu oleh kerajaan kegelapan. Faktanya, sebagian besar merasakannya sebagai pergumulan sepanjang hidup sampai pada titik ini.
Yang Harus Dipercayai tentang Peperangan Rohani
Berikut ini beberapa pertanyaan penting yang harus diajukan apabila Anda mempertimbangkan perkara serius seperti peperangan rohani: Apa yang diyakini Yesus tentangnya? Apa yang diyakini para Rasul tentangnya? Apa yang diyakini gereja mula-mula tentangnya? Apa yang terus dipercayai Gereja sebagai satu kesatuan tentang hal tersebut? Apa yang diajarkan Kitab Suci tentang itu?
Setelah menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita percaya bahwa memahami peperangan rohani sangatlah mendesak bagi semua orang Krusten, dan terutama, semua misionaris. Suatu keyakinan bahwa sedang terjadi sesuatu yang lebih daripada yang kelihatan oleh mata amatlah penting dalam dunia misi. Pengertian yang terus bertumbuh mengenai peranan dan otoritas dalam dunia roh sangat krusial. Memahami peranan dan pentingnya penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yess, dapat memberikan dasar dan pengertian yang akan memberikan landasan untuk keterlibatan yang penuh keyakinan melawan si jahat dan kuasa gelapnya, yang bertekad untuk mengalahkan dan menghancurkan seluruh pekerjaan Allah dan mereka yang mengasihi Dia.
Dalam hal ini, perlu ditambahkan, bahwa kita mengetahui beberapa denominasi dalam kekristenan yang tidak memiliki pengertian yang bertumbuh tentangnya, atau percaya akan adanya peperangan rohani, atau teologi yang mengakui adanya entitas yang jahat seperti Setan. Maka dari itu, kita menemui sejumlah misionaris yang tidak memeiliki pengertian mengenai realita dunia roh, yang secara spiritual beraksi dengan brutal di ladang misi. Mereka menjumpai kasus kerasukan setan dan tindakan dari kuasa spiritual, tetapi tidak mampu mengenalinya oleh karena keyakinan teologia dan kepercayaan mereka. Sebagian misionaris ini masih trauma dengan apa yang pernah mereka temui. Banyak dari mereka sekarang telah melihat realita hal-hal tersebut dan sedang diperlengkapi untuk menghadapinya kembali
.
Jika Anda menjadi bagian dari denominasi yang yang tidak mempunyai pemahaman yang kuat dan jelas tentang peperangan rohani, ijinkan kami menasihati dan mengingatkan Anda untuk mempelajarinya sendiri. Di sini, kami akan mencoba memberi penjelasan ringkas mengenao peperangan rohani, serta beberapa sumber yang dapat Anda akses atau teliti dengan lebih lengkap. Janganlah berpikir untuk pergi ke ladang misi tanpa pemehaman tentang realita kegelapan spiritual dan peperangan rohani melawan kegelapan tersebut dan tujuannya (lihat Wahyu 12, Yohanes 10, 1 Petrus 5, Efesus 6, Kolose 2, 2 Raja-raja 6:13-17).
Peranan Penyaliban, Kebangkitan, dan Kenaikan Yesus dalam Peperangan Rohani
Kita telah melihat bahwa mengerti peranan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus merupakan inti pemahaman kita sebagai orang Kristen. Di dalam dan melalui penyaliban Kristus, dalam kekristenan kita percaya bahwa Yesus telah mengalahakan baik maut maupun setan dengan kematian-Nya di kayu salib. Kita percaya bahwa di atas kayu salib, darah-Nya yang tidak bersalah dicurahkan, dan dengan darah itu Ia mengatasi maut dan kubur. Bukan hanya harganya lunas dibayar untuk menebus umat manusia yang rusak dan berdosa, kemenangan telak juga telah terjadi atas raja kegelapan.
Melalui kebangkitan, kuasa Kristus ditampilkan untuk dilihat secara langsung oleh manusia, memberi mereka bukti kemenangan yang diketahui dalam dunia roh melalui kematian Yesus di atas kayu salib. Karena Ia hidup kembali, Ia mematahkan kuasa maut dan kubur, dan Ia memberikan kemenangan kepada semua yang percaya dalam nama-Nya. kemenangan itu adalah hidup Kristus, serta kuasa-Nya atas kuasa gelap spiritual.
Kenaikan Yesus Kristus ke surga, di mana Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, merupakan salah satu tindak perwujudan otoritas terbesar yang kita ketahui. Ia mengalahkan maut dan iblis, kemudian ditempatkan di atas segala segala sesuatu, dengan otoritas atas segala sesuatu. Kenaikan-Nya ke sebelah kanan Bapa penting bagi kita sebab Ia mengenakan jubah otoritas-Nya kepada para pengikut-Nya saat Ia mengutus mereka dan memberikan Amanat Agung. Rasul Paulus mencatat bahwa kita telah didudukkan bersama dengan Yesus, dalam dimensi surgawi, dengan kuasa atas kuasa gelap yang bekerja dalam kehidupan ini. Paulus menyatakan ini secara langsung ddalam surat-surat penggembalaannya, khususnya Efesus dan Kolose.
Bagaimana Akhirnya
Dengan kebajikan dalam mempercayai Kristus, kita percaya bahwa pengikut-Nya dijadikan duta besar kerajaan-Nya (2 Korintus 5), dan sebagai duta besar kita diperintahkan untuk bertindak dalam nama-Nya dengan otoritas-Nya kepada yang melawan Dia. Otoritas dan kuasa atas kuasa gelap iblis yang matian-matian menghancurkan segala milik Allah dan murid-murid Kristus. Dan, dalam otoritas itu, kita harus bertindak dengan penuh kepercayaan dan keberanian untuk mematahkan rantai yang mengikat orang-orang dalam kegelapan; jiwa seluruh umat manusia. Tampaknya jelas bagi kita bahwa ada peperangan terhadap hati manusia. Melihat seluruh kehancuran dan penderitaan di sekeliling kita di dunia ini, orang-orang dieksploitasi dan disiksa, hal ini menguatkan keyakinan kita akan kepercayaan tersebut.
Sampai di sini kita percaya bahwa Ia yang tinggal dalam kita lebih besar dari kuasa mana pun di dunia (1 Yohanes 4), dan bahwa kita memikul misi Kristus sebagai misionaris dan hidup dengan hati-Nya bagi dunia, sangat jelas dinyatakan dalam identifikasi Kristus dalam Yesaya 61 pada permulaan pelayanan publik-Nya.(t/Joy)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Pastoral Care for Missionaries.org |
Alamat | : | http://www.pastoralcareformissionaries.org/spiritual-warfare-in-missions.html |
Judul asli artikel | : | Spiritual Warfare in Missions |
Penulis | : | Derek dan Dorothy Washington |
Tanggal akses | : | 14 November 2016 |
- Login to post comments
- 1826 reads