You are hereArtikel Misi / Pekerjaan Global Allah

Pekerjaan Global Allah


By admin - Posted on 23 April 2021

Di seluruh dunia, jumlah orang yang mengaku Kristen terus meningkat. Center for the Study of Global Christianity kini memperkirakan bahwa jumlah orang-orang percaya Injili dan Protestan akan tumbuh sebesar 50 persen dari hampir satu miliar menjadi lebih dari 1,5 miliar pada tahun 2050. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengantisipasi pertumbuhan populasi global yang akan terus meningkat, dengan meramalkan bahwa dua miliar jiwa lebih akan menghuni planet ini saat kita berlomba menuju 9,8 miliar orang dalam tiga puluh tahun mendatang. Hebatnya, lebih dari 50 persen dari pertumbuhan ini akan berasal hanya dari sembilan negara.

Selama beberapa tahun terakhir, tanggung jawab pelayanan saya telah membawa saya ke lima benua yang berbeda untuk bertemu dengan para pendeta dan berbagai pemimpin pelayanan, para hamba yang setia menghidupi panggilan mereka dalam ketaatan kepada Amanat Agung. Banyak dari mereka lelah dalam pekerjaan mereka, bekerja keras dengan kekurangan sumber daya di tengah situasi yang menggelora dan seringkali tidak bersahabat. Mayoritas dari mereka belum dilatih secara formal. Kurangnya institusi akademis ditambah dengan keuangan yang minim seringkali mengharuskan mereka mempelajari apa pun yang dapat mereka temukan. Namun, melalui kuasa Roh Kudus, mereka dengan setia menjaga rahasia-rahasia Allah (1 Kor. 4:1–2) di antara mereka yang Dia hitung di antara bintang-bintang ketika Dia memberkati Abraham (Kej. 15:5). Terlepas dari keadaan mereka, firman Allah benar-benar memenuhi tujuan-Nya (Yes. 55:11). Yesus sedang membangun gereja-Nya.

dunia

Belum lama ini, saya menghadiri pertemuan rahasia para pendeta dan pemimpin yang melayani di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pertemuan itu berlaku hanya dengan undangan, memerlukan pemeriksaan latar belakang untuk memastikan keamanan semua peserta. Kesaksian tentang anugerah Allah sering dibagikan dengan latar belakang penganiayaan. Pemukulan, pemenjaraan, kehilangan pekerjaan, dan hubungan keluarga yang rusak hanyalah beberapa dari kesulitan yang dialami saudara-saudara kita di dalam Kristus. Banyak dari mereka yang hadir mempertaruhkan hukuman penjara atau kematian jika esensi pelayanan Kristen mereka diketahui oleh penguasa tiran Islam di negara asal mereka. Banyak yang meninggalkan keluarga dan mata pencaharian untuk menghindari hukuman mati yang dikenakan pada mereka sejak mereka menjadi Kristen. Beberapa tinggal di negara-negara di mana mereka dapat menyembah Kristus tanpa takut mati, tetapi terus membagikan Injil kepada orang muslim yang juga melarikan diri dari kondisi kehidupan yang kejam. Kesaksian mereka yang penuh trauma dibentuk oleh keberanian yang serius di dalam Tuhan. Kesaksian mengerikan mereka tentang niat jahat musuh menjadi tanah subur di mana mereka meninggikan maksud rancangan Allah (Kej. 50:20). Mereka tidak lagi menderita sendirian, melainkan ambil bagian dalam penderitaan Kristus (2 Kor. 1:5).

Saya mendapatkan kesempatan istimewa bertemu dengan seorang pendeta Maroko yang membagikan kisahnya menggembalakan banyak gereja rumah. Karena pembatasan pemerintah Islam, orang Kristen Maroko hanya dapat berkumpul di rumah. Sebaliknya, orang asing Kristen dapat berkumpul dan beribadah di depan umum selama pendetanya juga orang asing. Dengan demikian, orang Kristen Maroko tidak diizinkan untuk terlihat di depan umum atau beribadah dengan saudara dan saudari asing mereka di dalam Kristus. Lebih lanjut, kekurangan ruang di rumah membatasi pertemuan menjadi kelompok-kelompok kecil, dan oleh karena itu pendeta biasanya menggembalakan pertemuan rumah yang terdiri dari sepuluh hingga dua puluh lima orang. Untuk pendeta khusus ini, biasanya hari Minggu dimulai jauh sebelum matahari terbit dan berakhir hingga malam, yang memungkinkan dia untuk melayani tiga pertemuan pada waktu yang berbeda. Dia menceritakan kisah pedih tentang beberapa anggota gerejanya yang telah ditangkap dan diinterogasi karena menjadi Kristen. Terlepas dari keadaan pelayanan yang sulit, dia menjadi terlihat emosional saat mengenali melihat anugerah Allah yang menyelamatkan bekerja di gereja-Nya. Meskipun jumlah orang Kristen asing masih dianggap melebihi jumlah orang Kristen Maroko, diperkirakan bahwa Kekristenan terus meningkat meskipun ada undang-undang yang melarang penginjilan di negara tersebut. Menjadi seorang Kristen dan melakukan percakapan yang -- mengguncang keimanan seorang muslim -- adalah tindak pidana yang diancam hukuman enam bulan sampai tiga tahun penjara.

Dalam pertemuan lainnya, seorang pendeta Aljazair memberikan laporan yang mencengangkan tentang status gereja di negaranya. Sejak akhir 2019, pemerintah telah melancarkan serangan publik terhadap agama Kristen Protestan, dan menutup beberapa gereja tanpa batas waktu. Kurang dari lima puluh gereja Protestan terdaftar secara publik di Aljazair. Masing-masing harus mendaftar berdasarkan hukum, dan yang disetujui secara resmi ditambahkan ke Gereja Protestan di Aljazair, sebuah denominasi nasional. Pada tahun 2012, suatu undang-undang disahkan yang mewajibkan semua gereja untuk mendaftar lagi setiap tahun untuk mempertahankan status disetujui. Ketika pemerintah terakhir mengambil kendali, mereka mengambil kesempatan untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Islam dengan mengambil posisi yang lebih keras melawan Kristen. Akibatnya, banyak gereja yang ditolak pendaftarannya. Namun demikian, gereja-gereja ini terus mengadakan pertemuan untuk kebaktian bersama, dengan mengetahui risiko dari atmosfer yang semakin tidak menentu. Ketika penutupan gereja dimulai, sering terjadi penggerebekan di tengah kebaktian Minggu pagi, sehingga menjadi tontonan publik yang dimaksudkan untuk mempermalukan semua anggota gereja. Siapa pun yang melawan akan ditangkap. Akibatnya, beberapa gereja terpaksa dibubarkan ketika pejabat lokal mengunci dan merantai pintu gereja, yang seringkali menempatkan personel militer bersenjata berjaga-jaga sebagai peringatan visual tentang otoritas Islam. Lebih dari beberapa pendeta telah ditahan oleh polisi, dan orang-orang Kristen yang terkait dengan gereja-gereja ini telah mengalami peningkatan jumlah ancaman dari komunitas yang lebih besar. Secara keseluruhan, lebih dari selusin gereja telah ditutup, dengan banyak yang masih ditutup pada saat penulisan ini. Terlepas dari kesulitan ini, selama dekade terakhir diperkirakan jumlah orang yang mengaku Kristen di Aljazair telah meningkat dari sepuluh ribu menjadi lebih dari setengah juta. Itu adalah peningkatan 5.000 persen di negara Arab terpadat kedua di dunia.

Kurang dari setahun yang lalu, saya mengunjungi negara El Salvador yang indah. Seperti pada bagian lain Amerika Tengah, rencana penebusan Allah dinyatakan di tengah malapetaka seiring dengan geng dan kartel yang menggunakan pengaruh sistemik mereka. Setiap level pemerintahan telah disusupi dan dipengaruhi oleh suap dan pemerasan. Penculikan, perdagangan narkoba dan seks, dan pembunuhan tanpa ampun antar geng hanyalah beberapa kejahatan yang membuat orang menjadi korban. Remaja dan praremaja menjadi target perekrutan, karena lebih dari 60 persen anggota geng bergabung sebelum usia lima belas tahun. Yang lebih mencengangkan adalah bahwa satu studi memperkirakan setidaknya 10 persen dari 6,5 juta warga El Salvador terlibat dalam aktivitas geng dalam berbagai bentuk.

Saya mendapat hak istimewa untuk bertemu dengan seorang pendeta yang menggembalakan jemaat Reformed di tengah San Salvador sementara juga melayani pendeta lain di hutan dan desa Guatemala dan Honduras. Selama hampir dua dekade, Tuhan telah memakai pendeta ini untuk memperlengkapi murid-murid dalam memuridkan dan merintis gereja sambil memberinya banyak kesempatan untuk mengajar pendeta yang tidak terlatih — beberapa bahkan menjadi percaya kepada Kristus setelah mendengar dan memercayai Injil untuk pertama kalinya. Di komunitasnya sendiri, dia memulai sekolah Kristen klasik menggunakan kurikulum akademis dan Alkitab yang ketat yang dikombinasikan dengan seni rupa. Sekolah ini pada dasarnya memiliki kapasitas untuk semua usia mulai TK hingga kelas 12, dengan hampir tiga ratus siswa bertemu di ruang yang besarnya setara dengan sebagian besar gimnasium sekolah menengah di Amerika. Beberapa siswa meninggalkan rumah mereka pada pukul lima pagi, menavigasi sistem transportasi umum yang berbahaya dan kemacetan lalu lintas untuk memulai kelas mereka paling awal pukul tujuh pagi. Fasilitas sekolah tidak akan ideal menurut kebanyakan standar Barat, tetapi kebijaksanaan menjadi hal yang tepat dalam memenuhi kebutuhan. Para administrator menemukan cara untuk memperbaiki tiga bangunan yang berdekatan, bekas tempat tinggal, untuk menjadi kelas mereka. Seminggu sebelum kedatangan saya merupakan Pekan Reformasi. Banyak di antara siswa yang sangat ingin mengekspresikan kecintaan mereka pada teologi Reformed dengan menunjukkan spanduk Post Tenebras Lux (setelah gelap, terang) yang mereka buat untuk memperingati pemasangan 99 Dalil oleh Martin Luther. Interaksi yang tak terlupakan dengan para siswa ini membangkitkan dan meneguhkan teladan Allah yang bekerja saat Dia menggunakan Firman-Nya untuk menerangi mereka yang diliputi kegelapan.

Di banyak wilayah paling gelap di seluruh dunia, terang Injil bersinar. Di semua tempat ini, saudara dan saudari di dalam Kristus bekerja bagi Tuhan, dan pekerjaan mereka tidak sia-sia.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Di tengah perjalanan, saya kadang-kadang teringat dengan karya klasik C.S. Lewis, "The Lion, the Witch, and the Wardrobe", ketika Mr. Beaver memberi tahu keempat anak itu, -Mereka bilang Aslan sedang bergerak — mungkin sudah sampai.- Meskipun Aslan tidak mereka kenal, pengaruh kekuasaan misterius namanya untuk pertama kalinya menghasilkan reaksi yang tidak terduga dan emosional pada setiap anak. Berkali-kali, saya mendengar kesaksian berharga dari saudara dan saudari kita di dalam Kristus, dan emosi saya mengingatkan saya akan hal ini: Yesus sedang bergerak. Yesus sedang membangun gereja-Nya, para tawanan dibebaskan, dan gereja-Nya diutus ke ujung bumi (Kis. 1:8). Injil akan menyebar kepada yang terkecil dan terbesar. Orang Kristen memikul salib mereka dan mengikuti Kristus di tengah penganiayaan yang hampir pasti. Pikiran sedang diperbarui (Roma 12:2) melalui pemberitaan dan pengajaran Firman Allah yang setia dan hal-hal biasa dari anugerah Allah yang luar biasa.

Saat saya mengingat cerita mereka, itu seperti air dingin untuk jiwa saya yang haus, kabar baik dari negara-negara yang jauh (Ams. 25:25). Bersemangatlah. Jadilah teguh. Bertindaklah. Berdoalah untuk saudara dan saudari kita di dalam Kristus. Di beberapa wilayah paling terbatas di dunia, pekerjaan Allah sedang berkembang pesat. Di banyak wilayah paling gelap di seluruh dunia, terang Injil bersinar. Di semua tempat ini, saudara dan saudari di dalam Kristus bekerja bagi Tuhan, dan pekerjaan mereka tidak sia-sia (1 Kor. 15:58). Meskipun demikian, meskipun panen banyak, pekerja tetap sedikit (Lukas 10:2). (t/N.Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ligonier.org
URL : https://www.ligonier.org/blog/gods-global-work/
Judul asli artikel : God’s Global Work
Penulis artikel : J.D. Bridges